View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA
SEPTEMBER 2014
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
ACEH Angin Puting
Beliung
KALTENG Kebakaran
Hutan
SUMSEL Kecelakaan
Transportasi
Kabut Asap
JAWA BARAT Tanah Longsor Kebakaran Kecelakaan
Transportasi
JAWA TIMUR Tanah Longsor Kecelakaan
Transportasi
SULSEL Angin Puting
Beliung Kebakaran
SUMUT Ledakan
Banjir
SUMBAR Gempa Bumi
NTB Kecelakaan
Transportasi
MALUKU UTARA Kecelakaan Transportasi
KALSEL Kecelakaan
Transportasi
DKI JAKARTA Kebakaran
JAWA TENGAH Tanah Longsor Kebakaran Kecelakaan Transportasi Keracunan
MALUKU KLB Campak
RIAU Kabut Asap
NTT Kebakaran
BAB I GAMBARAN KEJADIAN UMUM KRISIS KESEHATAN
Jumlah total kejadian krisis kesehatan sampai dengan bulan September 2014 sebanyak 326 kali
kejadian dengan korban meninggal sebanyak 713 orang, luka berat/rawat inap sebanyak 1.623
orang, luka ringan/rawat jalan sebanyak 663.641 orang yang hilang sebanyak 223 orang serta
jumlah pengungsi sebanyak 814.334 orang.
Pada Bulan September 2014 terjadi 36 kali kejadian krisis kesehatan yang disebabkan oleh
bencana alam dan bencana non alam.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan melakukan pemantauan selama 24 jam dan menyediakan
informasi penanggulangan krisis kesehatan. Dari hasil pemantauan kejadian krisis kesehatan
selama bulan September 2014 di peroleh gambaran sebagai berikut:
1. Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan
Jumlah kejadian krisis kesehatan pada bulan September 2014 sebanyak 36 kejadian jika
dibandingkan dengan kejadian krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 sebanyak 34
kejadian, maka pada bulan September 2014 terjadi peningkatan jumlah kejadian krisis
kesehatan sebesar 2 kejadian (12%).
A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Kejadian krisis kesehatan pada bulan September 2014 disebabkan oleh 11 jenis bencana,
seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Jenis Kejadian Krisis kesehatan pada Bulan September dan Agustus 2014 di Indonesia
SEPTEMBER 2014 AGUSTUS 2014
1. Banjir 1. Banjir
2. Angin Puting Beliung 2. Banjir Bandang
3. Kebakaran hutan 3. Angin Puting Beliung
4. Kebakaran 4. Kebakaran
5. Ledakan 5. Ledakan
6. Keracunan 6. Keracunan
7. Kecelakaan Transportasi 7. Kecelakaan Transportasi
8. Tanah Longsor 8. Tanah Longsor
9. Gempa Bumi
10. Kabut Asap
11. KLB
2
Kejadian krisis kesehatan pada Bulan September 2014 paling banyak disebabkan oleh Kebakaran
sebanyak 13 kejadian (36%), diikuti oleh kecelakaan Transportasi sebanyak 7 kejadian (19%) serta
Tanah Longsor sebanyak 4 kejadian (11%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 dan 2
berikut :
Grafik 1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan September 2014
Berdasarkan Jenis Bencana
Grafik 2 Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan September 2014
Berdasarkan Jenis Bencana
0
5
10
1513
7 4
2 2 2 2 1 1 1 1
36%
19%
11%
5%
5%
6%
6%
3% 3%
3% 3% Kebakaran
Kecelakaan Transportasi
Tanah Longsor
Angin Puting Beliung
Banjir
Kabut Asap
KLB
Kebakaran Hutan
Gempa Bumi
Keracunan
Ledakan
Kejadian krisis kesehatan pada bulan September 2014 disebabkan oleh : 1. Bencana Alam sebanyak 9 kejadian, terdiri dari Banjir (2 kejadian), Angin Puting Beliung (2
kejadian), Tanah Longsor (4 kejadian) dan Gempa Bumi (1 kejadian)
2. Bencana Non Alam sebanyak 27 kejadian, terdiri dari Kebakaran (13 kejadian), Kecelakaan Transportasi (7 kejadian), Kabut asap (2 kejadian), KLB (2 Kejadian), Kebakaran Hutan (1 Kejadian), Ledakan (1 kejadian) dan Keracunan (1 kejadian)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3 di bawah ini :
Grafik 3
Jumlah dan Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan September 2014 Berdasarkan Jenis Bencana
9; 25%
27; 75%
Bencana Alam
Bencana Non Alam
4
B. Berdasarkan Provinsi
Kejadian Krisis Kesehatan pada bulan September 2014 terjadi di 16 provinsi. Jika dibandingkan
dengan bulan Agustus 2014 (18 Provinsi) maka pada bulan September 2014 terdapat penurunan
jumlah provinsi yang mengalami kejadian krisis kesehatan sebanyak 2 provinsi.
Kejadian krisis kesehatan pada bulan September 2014 terbanyak terjadi di Provinsi Sulawesi
Selatan dengan 6 kejadian, diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah dengan 5 kejadian dan Provinsi DKI
Jakarta dengan 4 kejadian. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan
menurut provinsi di Indonesia pada bulan September 2014 dapat dilihat pada Grafik 4 dan Tabel 2
berikut.
Tabel 2 Frekuensi Kejadian dan Jenis Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi di Indonesia
NO PROVINSI
JENIS KRISIS KESEHATAN
An
gin P
uttin
g B
eliu
ng
BA
njir
KEb
akaran
Ke
bakaran
H
utan
Tanah
Lon
gsor
Ke
celakaan
Transp
ortasi
GEm
pa B
um
i
Kab
ut A
sap
Ke
racun
an
KLB
LEdakan
JUMLAH
1 ACEH 1 1
2 SUMATERA UTARA 2 1 3
3 RIAU 1 1
4 SUMATERA BARAT 1 1
5 SUMATERA SELATAN 1 1 2
6 DKI JAKARTA 4 4
7 JAWA BARAT 1 1 1 3
8 JAWA TENGAH 1 2 1 1 5
9 JAWA TIMUR 1 1 2
10 NUSA TENGGARA BARAT 1 1 2
11 NUSA TENGGARA TIMUR 1 1
12 KALIMANTAN SELATAN 1 1
13 KALIMANTAN TENGAH 1 1
14 SULAWESI SELATAN 1 5 6
15 MALUKU 1 1
16 MALUKU UTARA 2 2
JUMLAH 2 3 13 1 4 6 1 1 1 2 2 36
Grafik 2
Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi
0
2
4
66
5 4
3 3 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Kejadian krisis kesehatan pada bulan September 2014 terjadi di wilayah 9 PPK Regional dan 1 PPK
Sub Regional. Wilayah PPK Regional yang paling banyak mengalami kejadian krisis kesehatan
adalah PPK Regional DKI Jakarta dan PPK Regional Sulawesi Selatan masing-masing sebanyak 7
kejadian. Krisis kesehatan di PPK Regional DKI Jakarta terjadi di Provinsi DKI Jakarta 4 kejadian dan
Jawa Barat 3 kejadian, sedangkan di PPK Regional Sulawesi Selatan terjadi di Provinsi Sulawesi
Selatan 6 kejadian dan Maluku 1 kejadian.
Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut PPK Regional/Sub
Regional di Indonesia pada bulan September 2014 dapat dilihat pada Grafik 3 berikut:
Grafik 3 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan
Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
01234567
5
1 2
7
5
2 3
2 2
7
6
BAB II GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI AKIBAT KRISIS KESEHATAN
Krisis kesehatan menimbulkan permasalahan di bidang kesehatan yang diakibatkan oleh jatuhnya
korban manusia baik meninggal, hilang dan luka-luka serta mengakibatkan pula adanya
pengungsian penduduk.
Jumlah korban akibat krisis kesehatan pada bulan September 2014 sebesar 2.773 orang. Jika
dibandingkan dengan jumlah korban krisis kesehatan pada bulan Agustus 2014 sebanyak 888
orang, pada bulan September 2014 terjadi peningkatan jumlah korban krisis kesehatan sebesar
1.885 orang (212%).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Krisis kesehatan di Indonesia
Bulan Agustus dan September 2014
No Korban dan Pengungsi Agustus 2014 September 2014
1 Korban 888 2.773
Meninggal 50 61 Luka berat/ Rawat inap 119 71 Luka ringan/Rawat jalan
Hilang 683 36
2622 19
2 Pengungsi 1.600 4.504
1. Korban Meninggal
Dari tabel 3 di atas tampak bahwa jumlah korban meninggal pada bulan September 2014 sebanyak
61 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban meninggal pada bulan Agustus 2014 sebesar
50 orang, maka pada bulan September 2014 terdapat penambahan jumlah korban meninggal
sebanyak 11 orang (22%).
A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Korban meninggal pada bulan September 2014 terbanyak diakibatkan oleh kecelakaan
transportasi sebanyak 34 orang (56%), diikuti oleh kejadian kebakaran sebanyak 14 orang
(23%), KLB sebanyak 7 orang (11%). Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal
berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 3 dan 4 berikut.
Grafik 3 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan
Bulan September 2014
Grafik 4 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan
Bulan September 2014
0
5
10
15
20
25
30
35
Kebakaran Tanah Longsor KecelakaanTransportasi
KLB
14
6
34
7
23%
10%
56%
11%
Kebakaran
Tanah Longsor
Kecelakaan Transportasi
KLB
8
B. Berdasarkan Provinsi Korban meninggal pada bulan September 2014 paling banyak terdapat di Provinsi Maluku Utara
sebanyak 28 orang (46%), yang seluruhnya diakibatkan oleh kecelakaan transportasi Laut. Korban
meninggal terbanyak berikutnya terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 10 orang (16%)
dan Provinsi Jawa Barat sebanyak 8 orang (13%). Korban meninggal paling sedikit terdapat di
Provinsi Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan masing-masing sebanyak 1 orang. Untuk lebih
jelasnya, jumlah dan proporsikorban meninggal berdasarkan jenis provinsi dapat dilihat pada
grafik 5 dan 6 berikut.
Grafik 5 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi
Bulan September 2014
Grafik 6 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi
Bulan September 2014
0
5
10
15
20
25
3028
10 8 7
2 2 2 1 1
46%
16%
13%
12%
3% 3% 3% 2% 2%
MALUKU UTARA
SULAWESI SELATAN
JAWA BARAT
MALUKU
JAWA TENGAH
JAWA TIMUR
NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN SELATAN
SUMATERA SELATAN
C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Jumlah korban meninggal pada bulan September 2014 paling banyak terdapat di wilayah PPK
Regional Sulawesi Utara sebanyak 28 orang (46%) seluruh korban berasal dari provinsi Maluku
Utara akibat kejadian kecelakaan transportasi laut. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi
korban meninggal berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada grafik 7 dan 8
berikut.
Grafik 7
Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan September 2014
Grafik 8 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Bulan September 2014
0
5
10
15
20
25
30
REGIONALSULAWESI
UTARA
REGIONALSULAWESISELATAN
REGIONAL DKIJAKARTA
REGIONAL JAWATENGAH
REGIONAL JAWATIMUR
REGIONAL BALI REGIONALSUMATERA
SELATAN
REGIONALKALIMANTAN
SELATAN
28
17
8
2 2 2 1 1
46%
28%
13%
3% 3% 3% 2% 2%
REGIONAL SULAWESI UTARA
REGIONAL SULAWESI SELATAN
REGIONAL DKI JAKARTA
REGIONAL JAWA TENGAH
REGIONAL JAWA TIMUR
REGIONAL BALI
REGIONAL SUMATERA SELATAN
REGIONAL KALIMANTAN SELATAN
10
2. Korban Luka Berat/Rawat Inap
Korban Luka Berat/Rawat Inap akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan September 2014
sebanyak 71 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka berat/rawat inap bulan Agustus
2014 sebanyak 119 orang, maka pada bulan September 2014 terdapat penurunan sebanyak 48
orang (68 %).
A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Korban luka berat/rawat inap pada bulan September 2014 terbanyak disebabkan oleh
kecelakaan transportasi sebanyak 49 orang (69%), diikuti oleh kebakaran sebanyak 17 orang
(24%). Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi korban luka berat/rawat inap
berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 9 dan 10.
Grafik 9
JumlahKorban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Bulan September2014
Grafik 10 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap
Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan September2014
0
10
20
30
40
50
KecelakaanTransportasi
Kebakaran KLB Tanah Longsor Ledakan
49
17
3 1 1
37%
24%
10%
7%
7%
6% 4% 4% 1% JAWA BARAT
SUMATERA SELATAN
MALUKU UTARA
DKI JAKARTA
SULAWESI SELATAN
NUSA TENGGARA TIMUR
JAWA TENGAH
NUSA TENGGARA BARAT
SUMATERA UTARA
B. Berdasarkan Provinsi Korban luka berat/rawat inap pada bulan September 2014 terbanyak terdapat di Provinsi Jawa
Barat sebanyak 26 orang (37%) yang diakibatkan oleh kecelakaan transportasi darat sebanyak 25
orang dan kebakaran (1 orang). Korban luka berat/rawat inap paling sedikit terdapat di Provinsi
Sumatera Utara sebanyak 1 orang akibat kejadian ledakan. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban
luka berat/rawat inap berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 11 dan 12 berikut ini.
Grafik 11 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi
Bulan September2014
Grafik 12 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi
Bulan September2014
0
5
10
15
20
25
30
JAWABARAT
SUMATERASELATAN
MALUKUUTARA
DKIJAKARTA
SULAWESISELATAN
NUSATENGGARA
TIMUR
JAWATENGAH
NUSATENGGARA
BARAT
SUMATERAUTARA
26
17
7 5 5 4 3 3
1
87%
5%
4% 1% 1%
1% 1% 0% 0% 0%
0% RIAU
NUSA TENGGARA BARAT
SUMATERA UTARA
SUMATERA SELATAN
MALUKU UTARA
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
SULAWESI SELATAN
SUMATERA BARAT
DKI JAKARTA
ACEH
12
C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Korban luka berat/rawat inap pada bulan September 2014 terbanyak terdapat di Wilayah PPK
Regional DKI Jakarta sebanyak 31 orang (44%), terdiri dari Provinsi Jawa Barat (26 orang) dan
Provinsi DKI Jakarta (5 orang). Korban luka berat/rawat inap paling sedikit terdapat di wilayah PPK
Regional Sumatera utara sebanyak 1 orang yaitu berasal dari Provinsi Sumatera Utara. Untuk lebih
jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat
dilihat pada Grafik 13 dan 14 berikut ini.
Grafik 13 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Bulan September2014
Grafik 14 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Bulan September 2014
05
101520253035
REGIONALDKI JAKARTA
REGIONALSUMATERA
SELATAN
REGIONALBALI
REGIONALSULAWESI
UTARA
REGIONALSULAWESISELATAN
REGIONALJAWA
TENGAH
REGIONALSUMATERA
UTARA
31
17
7 7 5 3 1
44%
24%
10%
10%
7%
4% 1% REGIONAL DKI JAKARTA
REGIONAL SUMATERA SELATAN
REGIONAL BALI
REGIONAL SULAWESI UTARA
REGIONAL SULAWESI SELATAN
REGIONAL JAWA TENGAH
REGIONAL SUMATERA UTARA
3. Korban Luka Ringan/Rawat Jalan
Korban luka ringan/rawat jalan pada bulan September 2014 sebanyak 2.622 orang. Jika
dibandingkan dengan jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan Agustus 2014 sebanyak
683 orang maka jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan September 2014 mengalami
peningkatan sebanyak 1.939 orang (284 %).
A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Korban luka ringan/rawat jalan pada bulan September 2014 paling banyak disebabkan oleh kabut
asap sebanyak 2.267 orang (86,5%), diikuti oleh KLB sebanyak 141 orang (5,4 %). Untuk lebih
jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan jenis kejadian krisis kesehatan dapat
dilihat pada Grafik 15 dan 16 berikut ini.
Grafik 15
Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan September2014
Grafik 16 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan
Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan September2014
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
Kabut Asap KLB Banjir KecelakaanTransportasi
Keracunan Kebakaran Gempa Bumi TanahLongsor
Ledakan Angin PutingBeliung
2.267
141 89 79 23 10 5 3 3 2
90%
0% 1% 1% 1%
6%
1% 0%
REGIONAL SUMATERAUTARA
SUB REGIONAL SUMATERABARAT
REGIONAL SUMATERASELATAN
REGIONAL DKI JAKARTA
14
B. Berdasarkan Provinsi Jumlah korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di Provinsi Riau akibat Kabut Asap
sebanyak 2.267 orang (86,46%). Jumlah korban luka ringan/rawat jalan paling kecil terdapat di
Provinsi Aceh sebanyak 2 orang akibat Angin Puting Beliung (0,08%). Untuk lebih jelasnya, jumlah
korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 17 dan 18 berikut
ini.
Grafik 17
Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Bulan September 2014
Grafik 18 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi
Bulan September 2014
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
RIAU NUSATENGGARA
BARAT
SUMATERAUTARA
SUMATERASELATAN
MALUKUUTARA
JAWATENGAH
JAWABARAT
SULAWESISELATAN
SUMATERABARAT
DKIJAKARTA
ACEH
2.267
141 92 32 31 26 17 5 5 4 2
87%
5% 4% 1% 1%
1% 1% 0% 0% 0% 0% RIAU
NUSA TENGGARA BARAT
SUMATERA UTARA
SUMATERA SELATAN
MALUKU UTARA
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
SULAWESI SELATAN
SUMATERA BARAT
DKI JAKARTA
ACEH
C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di wilayah PPK Regional Sumatera Utara
sebanyak 2.361 orang (90.4%) yang terdiri dari Provinsi Riau sebanyak 2.267 orang, Provinsi
Sumatera Utara sebanyak 92 orang dan Provinsi Aceh sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya,
jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada
Grafik 19 dan 20 berikut ini.
Grafik 19 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan
Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan September 2014
Grafik 20 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan
Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan September 2014
0
500
1000
1500
2000
2500
REGIONALSUMATERA
UTARA
SUB REGIONALSUMATERA
BARAT
REGIONALSUMATERA
SELATAN
REGIONAL DKIJAKARTA
REGIONALJAWA TENGAH
REGIONALBALI
REGIONALSULAWESI
UTARA
REGIONALSULAWESISELATAN
2361
5 32 21 26 141
31 5
90%
0%
1% 1%
1% 6% 1%
0% REGIONAL SUMATERA UTARA
SUB REGIONAL SUMATERA BARAT
REGIONAL SUMATERA SELATAN
REGIONAL DKI JAKARTA
REGIONAL JAWA TENGAH
REGIONAL BALI
REGIONAL SULAWESI UTARA
REGIONAL SULAWESI SELATAN
16
4. Korban Hilang
Jumlah korban hilang pada bulan September 2014 sebanyak 19 orang. Jika dibandingkan dengan
jumlah korban hilang pada bulan Agustus 2014 sebanyak 36 orang korban hilang maka jumlah
korban hilang pada bulan September 2014 mengalami penurunan sebanyak 17 orang (89%).
A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban hilang pada bulan September 2014 disebabkan oleh kecelakaan transportasi laut sebanyak
19 orang.
B. Berdasarkan Provinsi Jumlah korban hilang pada bulan September 2014 terbanyak terdapat di Provinsi Maluku Utara
sebanyak 14 orang (74%), provinsi Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur sebanyak 2 orang (11%)
Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban hilang berdasarkan provinsi dapat dilihat pada
grafik 23 dan 24 di bawah ini.
Grafik 23
JumlahKorban Hilang Berdasarkan Provinsi Bulan September 2014
Grafik 24
Proporsi Korban Hilang Berdasarkan Provinsi Bulan September 2014
0
5
10
15
MALUKUUTARA
JAWA TIMUR NUSATENGGARA
BARAT
JAWA TENGAH
14
2 2 1
5% 10%
11%
74%
REGIONAL JAWA TENGAH
REGIONAL JAWA TIMUR
REGIONAL BALI
REGIONAL SULAWESI UTARA
C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Korban hilang akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan September 2014 terdapat di wilayah
PPK Regional Bali, PPK Regional Jawa Tengah, PPK Regional Jawa Timur dan PPK Regional
Sumatera Utara. Jumlah korban hilang pada bulan September 2014 paling banyakterdapat di
Wilayah PPK Regional Sulawesi Utara sebanyak 14 orang (74%) yaitu di Provinsi Maluku Utara.
Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban hilang berdasarkan provinsi dapat dilihat pada
grafik 25 dan 26 di bawah ini.
Grafik 25
Jumlah Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan September 2014
Grafik 26 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Bulan September 2014
0
2
4
6
8
10
12
14
REGIONAL JAWATENGAH
REGIONAL JAWATIMUR
REGIONAL BALI REGIONALSULAWESI
UTARA
1 2 2
14
5% 10%
11%
74%
REGIONAL JAWA TENGAH
REGIONAL JAWA TIMUR
REGIONAL BALI
REGIONAL SULAWESI UTARA
18
5. Pengungsi
Kejadian krisis kesehatan di bulan September 2014 mengakibatkan terjadinya pengungsi sebanyak
4.504 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bulan Agustus 2014 sebanyak 2.555
jiwa, pada bulan September 2014 terdapat kenaikan jumlah pengungsi sebanyak 1. 949 jiwa
(76%).
A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Jumlah pengungsi pada bulan September 2014 disebabkan oleh banjir yang mengakibatkan 3.048
jiwa mengungsi (68%), serta kejadian kebakaran pemukiman sebanyak 1.283 jiwa (28%). Untuk
lebih jelasnya gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan jenis kejadian krisis
kesehatan dapat dilihat pada grafik 27 dan 28berikut.
Grafik 27 Jumlah Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan September 2014
Grafik 28 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan September 2014
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
Banjir Kebakaran Angin PutingBeliung
Gempa Bumi
3.048
1.283
113 60
3.048
1.283
113 60
Banjir
Kebakaran
Angin Puting Beliung
Gempa Bumi
B. Berdasarkan Provinsi
Jumlah pengungsi pada bulan September 2014 terbanyak terdapat di Provinsi Sumatera Utara
sebanyak 3.048 Jiwa (36%) yang disebabkan oleh banjir di Kabupaten Langkat pada tanggal 15
September 2014. Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan
provinsi dapat dilihat pada grafik 29 dan 30 berikut.
Grafik 29
Jumlah Pengungsi Berdasarkan Provinsi BulanSeptember2014
Grafik 30 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Provinsi
Bulan September 2014
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
SUMATERAUTARA
SULAWESISELATAN
DKIJAKARTA
ACEH SUMATERABARAT
3.048
1.143
140 113 60
68%
25%
3% 3% 1%
SUMATERA UTARA
SULAWESI SELATAN
DKI JAKARTA
ACEH
SUMATERA BARAT
20
C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Jumlah pengungsi pada bulan September 2014 terbanyak terdapat di PPK Regional Sumatera
Utara sebanyak 3161 orang (70%), Regional Sulawesi Selatan sebanyak 1.143 (25%), Regional DKI
Jakarta sebanyak 140 orang (3 %). Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi pengungsi
berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 27, sebagai berikut :
Grafik 31 Jumlah Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Bulan September 2014
Grafik 32 Proporsi Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional
Bulan September 2014
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
REGIONAL SUMATERAUTARA
SUB REGIONALSUMATERA BARAT
REGIONAL DKIJAKARTA
REGIONAL SULAWESISELATAN
3.161
60 140
1.143
70% 1%
3%
26%
REGIONAL SUMATERA UTARA
SUB REGIONAL SUMATERA BARAT
REGIONAL DKI JAKARTA
REGIONAL SULAWESI SELATAN
BAB III GAMBARAN KERUSAKAN SARANA KESEHATAN AKIBAT KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
DAN UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN YANG DILAKUKAN
1. Kerusakan Fasilitas Kesehatan
Terjadi kerusakan di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Padang Panjang dan
Puskesmas Gunung, Puskesmas Kebun Sikolos dan Puskesmas Koto Katik (Kota
Padang Panjang) Akibat kejadian Gempa Bumi di Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang
Panjang Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 11 September 2014.
2. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Yang Dilakukan
Upaya penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan pada bulan September berupa :
Evakuasi korban krisis kesehatan
Memberikan pelayanan kesehatan kepada korban krisis kesehatan di Puskesmas dan
Rumah Sakit.
Berkoordinasi dengan unit-unit lintas program dan sektor terkait penanggulangan krisis
kesehatan
Secara umum permasalahan kesehatan akibat kejadian krisis kesehatan yang terjadi selama
bulan September 2014 masih dapat diatasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
dengan beberapa dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi serta Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan maupun PPK Regional/Sub Regional.
Plt. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
drg. Oscar Primadi, MPH NIP. 196110201988031013
Recommended