View
38
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendekatan inkuiri” ini .
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar
pembelajaran fisika. Dan dalam menyusun makalah ini, penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kami, kepada dosen pengampuh Bapak M.yusup, M.Pd. dan
Bapak Dr. Ketang wiyono, tak lupa kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Besar harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat, khusunya bagi kami
kelompok DELAPAN dan umumnya bagi pembaca serta diharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kepentingan dunia pendidikan. Terimakasih
Salam semangat dari penulis.
| 2
Indralaya, 4 maret 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................4
Rumusan masalah......................................................................................5
Tujuan........................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................6
Pengertian inkuiri.......................................................................................6
Prinsip pendekatan inkuiri........................................................................10
Jenis pendekatan inkuiri..........................................................................12
Langkah-langkah pendekatan inkuiri........................................................18
Kelebihan dan kekurangan pendekatan inkuiri........................................20
PENUTUP..............................................................................................................23
Kesimpulan...............................................................................................23
| 3
PENDEKATAN INKUIRI
I. PENDAHULUAN
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan
sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan
kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk
mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan
indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus
berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki
manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari
hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara –cara mengajar yang
dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian
yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di
dalam kelas, baik secara individual maupun kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap,
dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin
efektif pula pencapaian tujuan (Ahmadi, 2005 : 52).
Pendekatan inkuiri pada prinsipnya telah lama digunakan dalam kehidupan
manusia. Tidak sedikit penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dapat berguna untuk memperbaiki kehidupan manusia. Dalam kehidupannya, seseorang
dalam keluarga sejak masa kanak-kanak sering menanyakan sesuatu, mencoba
melakukan sesuatu, sehingga ia memperoleh kejelasan atau menemukan jawabannya
dari apa yang ingin diketahuinya. Jadi, sebenarnya potensi untuk menyelidiki dan
menemukan sesuatu telah banyak dimiliki seseorang sejak kecil, namun sering terhambat
oleh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang memadai.
Pada makalah ini akan dibahas pengertian inkuiri, prinsip pelaksanaan pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri, jenis-jenis pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, langkah-
langkah pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, dan kelebihan dan kekurangan
pendekatan inkuiri.
| 4
1.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana siswa memahami pendekatan inkuiri?
2. Bagaimana prinsip pelaksanaan pembelajaran degan pendekatan inkuiri?
3. Apa saja jenis-jenis pendekatan nkuiry dalam pembelajaran?
4. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan inkuiri?
1.2 Tujuan
1. Dapat memahami pengertian pendekatan inkuiri
2. Dapat mengetahui prinsip pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
3. Dapat mengetahui jenis-jenis pendekatan inkuiri dalam pembelajaran
4. Dapat memahami langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
5. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran
| 5
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inkuiri
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia
menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi
siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait
dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk
membangun kemampuan itu.
Pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode pembelajaran yang dikembangkan
sejak tahun 1960. Metode pembelajaran ini dikembangkan untuk menjawab kegagalan
bentuk pengajaran tradisonal, di mana siswa dikehendaki untuk mengingat fakta-fakta
muatan bahan pengajaran. Pembelajaran inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif,
di mana kemajuan dinilai dengan bagaimana siswa mengembangkan keterampilan
eksperimental dan analitik dari pada seberapa banyak pengetahuan yang mereka miliki.
Pembelajaran berbasis inkuiri atau sains berbasis inkuiri pada intinya mencakup
keinginan bahwa pembelajaran seharusnya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan
siswa. Pembelajaran menginginkan siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah
daripada menerima pengajaran langsung dari guru. Guru dipandang sebagai fasilitator
dalam pembelajaran daripada bejana bagi pengetahuan. Pekerjaan guru dalam
lingkungan pembelajaran inkuiri adalah bukan menawarkan pengetahuan melainkan
membantu siswa selama proses mencari pengetahuan mereka sendiri.
Penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dilandasi pandangan
konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus
aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang
hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk
| 6
menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang
akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri.
Dengan istilah ini, dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada
pada siswa.
Pembelajaran berbasis inkuiri telah berpengaruh besar dalam pendidikan sains,
dan biasa disebut sains berbasis inkuiri. Para ilmuwan biasanya menggunakan proses
inkuiri dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dunia alam. Mereka
menggunakan prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori untuk memahami dan
menjelaskan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta. Ketika siswa sedang belajar
dengan menggunakan proses inkuiri, mereka menggunakan ide-ide yang sama seperti
ilmuwan gunakan bila mereka melakukan penelitian. Siswa akan menjadi ilmuwan kecil.
Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak mengkomunikasikan
pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk belajar bagi mereka sendiri, kemudian topik,
masalah yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan
dapat ditentukan oleh siswa, dapat ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama
oleh siswa dan guru. Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis
dari belajar. Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi kelompok.
Inkuiri juga didefinisikan sebagai usaha mencari kebenaran, informasi, atau
pengetahuan dengan bertanya. Proses inkuiri memulai dengan mengumpulkan informasi
dan data dengan melibatkan panca indera seperti melihat, mendengar, menyentuh,
merasakan dan mencium. Sistem pendidikan tradisional telah terlaksana dalam cara yang
menghilangkan semangat proses alami dari inkuiri. Siswa menjadi cenderung kurang
mengajukan pertanyaan. Dalam pengajaran tradisional, siswa belajar bukan untuk
bertanya banyak pertanyaan, melainkan mendengar dan mengulang jawaban yang
diharapkan.
Beberapa kehilangan semangat proses belajar sains muncul dari kurang
pemahaman tentang hakekat dari pembelajaran berbasis inkuiri. Bahkan hal ini
cenderung memandang sebagai kegagalan pembelajaran. Inkuiri yang efektif lebih
| 7
daripada hanya bertanya. Suatu proses yang kompleks terlibat bila setiap siswa berusaha
untuk mengubah informasi dan data ke dalam pengetahuan yang berguna. Penerapan
pembelajaran inkuiri melibatkan beberapa faktor seperti suatu konteks untuk
pertanyaan, kerangka pertanyaan, fokus pertanyaan, dan tingkat perbedaan pertanyaan.
Pembelajaran inkuiri yang dirancang baik menghasilkan bentuk pengetahuan yang dapat
diterapkan secara luas.
Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada
aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan
inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,
tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan
siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan
syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar
menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
Pendekatan inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan
siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Menurut Sund (1975),
inkuiri adalah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan
prinsip-prinsip. Contoh konsep: inti sel, kecepatan, panas, energi, masyarakat, demokrasi,
tragedi, reaksi, segitiga, dan lain-lain; contoh prinsip: logam bila dipanasi memuai, atau
lingkungan berpengaruh terhadap organisme; contoh proses-proses mental: mengamati,
| 8
menggolong-golongkan, membuat dugaan/menduga, menjelaskan, mengukur, menarik
kesimpulan, dan sebagainya.
Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pembelajaran
dan akan lebih tertarik terhadap pembelajaran jika mereka dilibatkan secara aktif dalam
“melakukan” penyelidikan. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang
punggung pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk
memahami konsep-konsep dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa.
Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah
tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif
siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap pelajaran
fisika, khususnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang
belajar, peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan
kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan
dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber
belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru
masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah
harus dikurangi.
Dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan sebagai
konselor, konsultan dan teman yang kritis. Guru harus dapat membimbing dan
merefleksikan pengalaman kelompok melalui tiga tahap: (1) Tahap problem solving atau
tugas; (2) Tahap pengelolaan kelompok; (3) Tahap pemahaman secara individual, dan
pada saat yang sama guru sebagai instruktur harus dapat memberikan kemudahan bagi
| 9
kerja kelompok, melakukan intervensi dalam kelompok dan mengelola kegiatan
pengajaran.
Metode pembelajaran inkuiri memiliki beberapa komponen. Sebagaimana yang
dikemukakan Garton (2005:23) bahwa
Pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu
1) Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang
memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena.
2) Student Engangement. Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu
keharusan dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep.
3) Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau
dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.
4) Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk
membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai
permasalahan yang sedang dipecahkan. Melalui produk-produk ini guru melakukan
evaluasi.
5) Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar,
misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain
sebagainya.
2.2 Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan yang menekankan
kepada pengembangan intelektual peserta didik. Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran inkuiri:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian pendekatan pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dan
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh
| 10
sejauh mana peserta didik dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana
peserta didik beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari sesuatu yang
harus ditemukan oleh peserta didik melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat
ditentukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus
dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
b. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara
peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru bahkan interaksi antar peserta
didik dengan lingkungannya. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru
untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak
oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri.
c. Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran
inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan peserta didik untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh
sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat
diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu
bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak,
bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
d. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik
otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan
penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak
kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat
anak dalam posisi kering dan hampa. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional
| 11
perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur
yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang
menyenangkan dan menggairahkan.
e. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu
mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba
sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang
bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
2.3 Jenis-jenis Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Metode penemuan (inkuiri) terdiri atas beberapa jenis. Ada jenis metode
penemuan yang masih banyak dibimbing atau diarahkan guru, tetapi ada pula jenis
metode penemuan di mana siswa banyak diberi kebebasan dan dilepas oleh guru dalam
melakukan kegiatan kegiatan belajarnya. Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis
berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang
diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:
1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing
siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada
suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-
tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang
kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa
belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat
memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada
tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun
secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan
secara mandiri.
| 12
Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh
pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan
bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi,
sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang
diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat
menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu,
bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama
berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga
guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang
diperlukan oleh siswa.
2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach).
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman
belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini
menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi
kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan
masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak
diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya
kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif
pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka
mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara
dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang
diselidiki.
Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara
lain:
1) waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga
melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum,
| 13
2) karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang
diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada
dalam kurikulum,
3) ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda,
sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang
diperoleh siswa,
4) karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada
kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang
diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan
sebagaimana yang diharapkan.
3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri
sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas.
Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan
atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa
tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun
siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk
dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih
sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar
siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat
menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat
menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung
dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi,
atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.
Berdasarkan pengertian dan uraian dari ketiga jenis pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri, penulis memilih Pendekatan Inkuiri Terbimbing yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Pemilihan ini penulis lakukan dengan pertimbangan bahwa
| 14
penelitian yang akan dilakukan terhadap siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama
(SMP), dimana tingkat perkembangan kognitif siswa masih pada tahap peralihan dari
operasi konkrit ke operasi formal, dan siswa masih belum berpengalaman belajar dengan
pendekatan inkuiri serta karena siswa masih dalam taraf belajar proses ilmiah, sehingga
penulis beranggapan pendekatan inkuiri terbimbing lebih cocok untuk diterapkan.
ditetapkan dalam silabus kurikulum matematika, sehingga siswa tidak perlu mencari atau
menetapkan sendiri permasalahan yang akan dipelajari.
Moh. Amin menguraikan jenis-jenis inkuiri yang dapat dilakukan seperti berikut:
1. Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
Pembelajaran dengan pendekatan guided inquiry sebagian besar perencanaan
dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk
yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema,
sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat
diberikan oleh guru.
Umumnya guided inquiry dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. problema untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai pertanyaan atau
pernyataan biasa.
b. konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan
belajar harus dituliskan dengan jelas dan tepat.
c. alat/bahan harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, untuk
melakukan kegiatan
d. diskusi pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa
(kelas) untuk didiskusikan sebelum para siswa melakukan kegiatan inkuiri
e. kegiatan metode inkuiri oleh siswa berupa kegiatan percobaan penyelidikan yang
dilakukan oleh siswa untuk menemukan konsep-konsep dan atau prinsip-prinsip
yang telah ditetapkan oleh guru
f. proses berpikir kritis dan ilmiah menunjukkan tentang mental operation siswa yang
diharapkan selama kegiatan berlangsung
| 15
g. pertanyaan yang bersifat open-ended harus berupa pertanyaan yang mengarah
kepada pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh
siswa
h. catatan guru berupa catatan-catatan yang meliputi:
penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari kegiatan
kegiatan/pelajaran
isi/materi pelajaran yang relevan dengan kegiatan
faktor-faktor variabel yang dapat mempengaruhi hasil-hasilnya terutama penting
sekali apabila kegiatan percobaan/penyelidikan tidak berjalan (gagal).
2. Modified inquiry
Dalam metode ini guru hanya memberikan problema saja. Biasanya disediakan
pula bahan atau alat-alat yang diperlukan, kemudian siswa diundang untuk
memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian
untuk memperoleh jawabannya. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya
sendiri secara kelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong,
narasumber (resourse person), dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk
menjamin kelancaran proses belajar siswa. Kegiatan-kegiatan belajar siswa terutama
ditekankan dengan eksplorasi, merancang, dan melaksanakan eksperimen.
Pada waktu siswa melakukan proses belajarnya untuk mencari pemecahan atau
jawaban masalah itu, bantuan yang dapat diberikan guru ialah dengan teknik-teknik
pertanyaan, bukan berupa penjelasan. Ini dimaksudkan agar siswa tetap dirangsang
berpikir untuk mencari dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat. Untuk itu
berikanlah pertanyaan-pertanyaan pengarah kepada pemecahan masalah yang perlu
dilakukan siswa.
3. Invitation into inquiry
Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan problema sebagaimana cara-cara yang lazim
diikuti oleh ilmuwan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada
siswa, dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati
| 16
mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin semua
kegiatan berikut:
a. Merancang eksperimen
b. Merumuskan hipotesis
c. Menetapkan kontrol
d. Menentukan sebab dan akibat
e. Menginterpretasi data
f. Membuat grafik
g. Menentukan peranan diskusi dan simpulan dalam merencanakan penelitian
h. Mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkin dapat dikurangi atau
diperkecil
4. Pictorial riddle
Pendekatan dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah satu teknik atau
metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam situasi kelompok kecil
maupun besar. Gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan
untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle biasanya berupa
gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi,
kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle tersebut.
Dalam membuat rancangan (design) suatu riddle, guru harus mengikuti langkah sebagai
berikut:
a. Memilih beberapa konsep atau prinsip yang akan diajarkan atau didiskusikan
b. Melukiskan suatu gambar, menunjukkan ilustrasi, atau menggunakan foto (gambar)
yang menunjukkan konsep, proses, atau situasi
c. Suatu proses bergantian adalah untuk menunjukkan sesuatu yang tidak sewajarnya,
dan kemudian meminta siswa untuk mencari dan menemukan mana yang salah
dengan riddle tersebut. Misalnya, tunjukkan suatu masyarakat petani di mana semua
prinsip ekologi disalahgunakan. Kemudian ajukan pertanyaan kepada siswa mengenai
hal-hal apa yang keliru atau salah dalam hubungan dengan segala sesuatu yang telah
dilakukan di dalam komunitas tersebut.
| 17
d. Membuat pertanyaan-pertanyaan berbentuk divergen yang berorientasi proses dan
berkaitan dengan riddle (gambar dan sebagainya) yang akan membantu siswa
memperoleh pengertian tentang konsep atau prinsip apakah yang terlibat di dalamnya.
2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah pendekatan pembelajaran inkuiri, guru
merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pendekatan pembelajaran inkuiri
sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya
dalam memecahkan masalah.
Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah,
| 18
mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang
siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan
masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam pendekatan inkuiri, oleh sebab melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam inkuiri
adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau
potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.
Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka ia sampai pada posisi yang dapat mendorong untuk
berpikir lebih lanjut.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pendekatan pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi
yang kuat dalam belajar tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan
| 19
ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Bahwa yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban
yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan akhir dalam
proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri
Kelebihannya:
Beberapa kelebihan metode ini ialah:
1. Strategi (model atau siasat) pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian
informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses
mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses
pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi
dengan kadar proses mental yang lebih tinggi atau lebih banyak.
| 20
2. Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered. Guru tidak lagi
mendominasi sepenuhnya kegiatan belajar siswa, tetapi lebih banyak bersifat
membimbing dan memberikan kebebasan belajar kepada siswa.
3. Keuntungan metode ini adalah:
a. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan dalam transfer kepada situasi-situasi
proses belajar yang baru
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri
e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik
f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
4. Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang siswa menuju kepada
pembentukan manusia seutuhnya ( a fully functioning person); misalnya di dalam
situasi inkuiri, siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip,
tetapi ia juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung
jawab, komunikasi sosial.
5. Proses belajar melalui kegiatan inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan self-
concept pada diri siswa. Dengan demikian, secara psikologis diri peserta didik akan
merasa aman, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, berkeinginan untuk
selalu mengambil dan mengeksplorasi (menjelajahi) kesempatan-kesempatan yang
ada, lebih kreatif, dan umumnya memiliki mental yang sehat.
6. Menambah tingkat penghargaan siswa. Tidak sedikit siswa yang mengeluh karena
dia tidak dapat mengerjakan soal-soal dari guru, atau prestasi belajarnya tidak baik.
Akan tetapi dengan inkuiri mungkin saja dia dapat mengerjakan soal-soal itu atau
prestasi belajarnya meningkat. Sering kita dengar siswa berkata bahwa ia dapat
mengerjakan tugas-tugas dengan caranya sendiri. Ini berarti ada hal-hal tertentu
yang ditemukannya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu.
7. Penggunaan inkuiri memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya
sumber belajar.
8. Metode ini dapat mengembangkan bakat/kecakapan individu.
| 21
9. Metode ini dapat menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal) dan
memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk mengumpulkan dan mengolah
informasi.
10. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga
retensinya (tahan lama dalam ingatan) menjadi lebih baik.
Kekurangannya:
Kekurangan metode ini adalah:
1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara berpikir siswa yang menerima informasi dari
guru secara apa adanya, kalau guru tidak ada tidak belajar, ke arah membiasakan
belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri.
Mengubah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah
bertahun-tahun dilakukan.
2. Guru juga dituntut mengubah kebiasaan mengajarnya yang umumnya sebagai
pemberi atau penyaji informasi menjadi sebagai fasilitator, motivator, dan
pembimbing siswa dalam belajar. Inipun merupakan pekerjaan yang tidak gampang
karena pada umumnya guru belum mengajar dan belum puas kalau tidak banyak
menyajikan informasi (ceramah).
3. Metode ini banyak memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar, tetapi
kebiasaan itu tidak berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan baik dalam arti
mengerjakannya dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah.
4. Metode ini dalam pelaksanaannya memerlukan penyediaan berbagai sumber belajar
dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu mudah disediakan.
5. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik
seperti pada waktu siswa melakukan penyelidikan dan sebagainya. Dalam kondisi
siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana
dengan baik.
6. Pemecahan masalah mungkin saja dapat bersifat mekanistis, formalitas, dan
membosankan. Apabila hal ini terjadi tidak menjamin penemuan yang penuh arti.
| 22
IV. PENUTUP
Inkuiri juga didefinisikan sebagai usaha mencari kebenaran, informasi, atau
pengetahuan dengan bertanya. Proses inkuiri memulai dengan mengumpulkan informasi
dan data dengan melibatkan panca indera seperti melihat, mendengar, menyentuh,
merasakan dan mencium. Sistem pendidikan tradisional telah terlaksana dalam cara yang
menghilangkan semangat proses alami dari inkuiri. Siswa menjadi cenderung kurang
mengajukan pertanyaan. Dalam pengajaran tradisional, siswa belajar bukan untuk
bertanya banyak pertanyaan, melainkan mendengar dan mengulang jawaban yang
diharapkan.
Terdapat berbagai prinsip yang digunakan untuk menerapkan pendekatan inkuiri,
dan berbagai langkah nya, dan jenis jenis pendekatan inkuiri yang sering kita dengar yaitu
dibagi menjadi tiga yaitu : inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri termodifikasi.
Setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan, termasuk jenis pendekatan
inkuiri ini, selain mempunyai banyak kelebihan juga tedapat beberapa kekurangan nya.
| 23
DAFTAR PUSTAKA
| 24
Recommended