View
232
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP AKSESIBILITAS
UMKM DALAM MENJANGKAU SUMBER PEMBIAYAAN LKM
SYARI’AH
(Studi Kasus pada BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu)
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)
Oleh:
ABDILLAH RIZALDI MUKRAMIN
NIM : 109046100107
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI MU’AMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Agustus 2014
Abdillah Rizaldi Mukramin
iii
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP AKSESIBILITAS
UMKM DALAM MENJANGKAU SUMBER PEMBIAYAAN LKM
SYARI’AH
(Studi Kasus pada BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)
Oleh:
Abdillah Rizaldi Mukramin
NIM: 109046100107
Di bawah Bimbingan :
Pembimbing
Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM NIP. 195406181981031005
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI MU’AMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP
AKSESIBILITAS UMKM DALAM MENJANGKAU SUMBER
PEMBIAYAAN LKM SYARI’AH (STUDI KASUS PADA BMT MASJID AL-
AZHAR PASAR MINGGU) telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 26 Agustus 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy.) pada Program Studi
Mu’amalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 26 Agustus 2014
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum,
v
ABSTRAK
ABDILLAH RIZALDI MUKRAMIN. NIM 109046100107. PENGARUH
BAURAN PEMASARAN TERHADAP AKSESIBILITAS UMKM DALAM
MENJANGKAU SUMBER PEMBIAYAAN LKM SYARI’AH (STUDI KASUS
PADA BMT MASJID AL-AZHAR PASAR MINGGU). Program Studi
Mu’amalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syari’ah, Fakultas Syari’ah
Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H / 2014
M.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
produk, harga, promosi dan tempat terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu baik
secara parsial maupun simultan, dan untuk mengetahui faktor manakah yang
paling dominan berpengaruh terhadap aksesibilitas UMKM dalam menjangkau
sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu diantara ke empat
faktor diatas.
Sampel yangdigunakandalam penelitianinisebanyak 100 responden.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknikNon Probability
Sampling dengancara PurposiveSampling.Jenis
penelitianiniadalahpenelitianlapangan,teknik pengumpulan data menggunakan
angket dengan membagikan pada nasabah pembiayaan mudharabah dan
murabahah BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu. Metode analisis dan datanya
menggunakan uji asumsi klasik, regresi linear berganda
danujihipotesis(ujitdanujiF), pengolahan datanya menggunakan SPSS 21for
Windows.
Dari uji asumsi klasik diketahui bahwamodel regresi ini sesuaidengan
asumsi klasik.Dari hasil penelitian data didapatkan model regresi Y = 3.356 +
0.259 X1 + 0.177 X2 + 0.234 X3 + 0.165 X4. Darikoefisien determinasi diketahui
bahwa 32.2% variasi aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan
LKM Syari’ah dapatdijelaskanolehfaktorproduk, harga, promosi dan
tempatsedangkan sisanyasebesar67.8% dipengaruhiolehfaktorlainyangdalam
halinitidakmenjadibahan penelitian penulis. Uji t menunjukkanbahwa masing-
masing variabel independen berpengaruh
positifdansignifikan.DariujiFsebesar12.780yang mengandung arti bahwa terdapat
pengaruh positif antara variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan LKM Syari’ah.Dan
dari model regresi tersebut dapat diketahui bahwa produk (X1) merupakan faktor
yang paling dominan yang mempengaruhi aksesibilitas UMKM dalam menjangkau
sumber pembiayaan LKM Syari’ah.
KataKunci : Aksesibilitas, Bauran Pemasaran, UMKM, LKM Syari’ah.
Pembimbing : Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM.
Daftar Pustaka : Tahun 1994 sampai dengan tahun 2011.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Aksesibilitas UMKM Dalam
Menjangkau Sumber Pembiayaan LKM Syari’ah (Studi Kasus Pada BMT
Masjid Al-Azhar Pasar Minggu)”.
Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW yang telah membawa umat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang
terang benderang dan penuh khazanah keilmuan saat sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat do’a,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Bapak Moch. Aminurrasjid dan Ibu Faulinawaty yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang, do’a, dukungan, bimbingan dan kesabaran bagi
anak-anaknya serta mbak Eka, kak Ipan, mbak Win, mas Mul dan mas Toten
yang selalu memberikan semangat moral dan material kepada penulis.
2. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. JM. Muslimin, M.A.
vii
3. Ketua Program Studi Mu’amalat, Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.,
M.H., yang telah memberikan ilmunya.
4. Sekretaris Jurusan Perbankan Syari’ah, Bapak Abdurrauf, Lc, M.A., yang
telah memberikan ilmu, informasi dan membimbing penulis selama kuliah.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM., yang
telah memberikan ilmu, motivasi, saran dan dengan sabar membimbing
penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu yang telah bersedia menjadi tempat
penelitian dan Bapak Dwi Cahyono, A.Md. sebagai Spv. Pembiayaan beserta
para staf dan karyawan BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu yang telah
memberikan bantuan, informasi dan ilmunya kepada penulis.
7. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syari’ah dan Hulum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmunya selama ini.
8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Syari’ah dan Hukum
yang telah menyediakan buku-buku yang diperlukan penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
9. Yang sangat saya cintai, almh. Raisha Iftika Khairina dan almh. Ayu Rizky
Khairani serta sahabat-sahabat yang sudah lebih dulu meninggalkan penulis
(alm. Adit, almh. Nia dan alm. Fahmi), semoga kalian mendapatkan tempat
terbaik di sisi Allah SWT, insya Allah penulis akan melanjutkan perjuangan
kalian di dunia ini.
viii
10. Teh Melody Nurramdhani Laksani dan Ratu Vienny Fitrilya serta segenap
member JKT48 yang selalu memberikan hiburan dan semangat bagi penulis
saat penulis sedang merasa suntuk (terkadang sampai penulis lupa dengan
skripsi), semoga kalian sukses dalam menggapai mimpi-mimpi kalian.
11. Sahabat 3 Idiot (Danis dan Mufti) dan sahabat Kepompong (Ichun, Yudi,
Gurfan, Baim, Ewing, Romi, Deni, Riyan, Hadi dan Apis) yang sudah penulis
anggap seperti saudara sendiri. Serta segenap rekan-rekan dari komunitas
Kaskus (H2H, Tongkrongan Taman Barito, Warkopsu dll.) yang selalu
menyindir penulis dengan pertanyaan “kapan lulus?” namun menjadi
dorongan semangat tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman PS C 2009 dan seluruh teman-teman di UIN Syarif
Hidayatullah yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas
dukungan dan bantuan kalian.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak
yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.Tak lupa penulis
mengucapkan mohon maaf, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna karena berbagai keterbatasan dan kemampuan penulis,
baik kemampuan akademik maupun kemampuan teknik penulisan.
Jakarta, 26 Agustus 2014
Abdillah Rizaldi Mukramin
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 7
E. Review Studi Terdahulu .............................................................................. 8
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORITIS ....................................................................... 14
A. Aksesibilitas .............................................................................................. 14
B. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah .......................................................... 15
1. Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah .................................................. 18
C. Teori Bauran Pemasaran ........................................................................... 19
D. Pembiayaan ............................................................................................... 29
x
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 35
B. Jenis Penelitian .......................................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 36
D. Variabel Penelitian .................................................................................... 37
1. Variabel Dependen ............................................................................. 37
2. Variabel Independen .......................................................................... 38
E. Indikator Kuesioner .................................................................................... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 42
G. Pengujian Instrumen Penelitian................................................................. 43
1. Uji Validitas ....................................................................................... 43
2. Uji Reliabilitas.................................................................................... 43
H. Metode Analisis ........................................................................................ 44
1. Analisis Deskriptif.............................................................................. 44
2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 44
3. Analisis Regresi Linear Berganda ...................................................... 46
4. Uji Hipotesis ....................................................................................... 47
I. Skema Penelitian ....................................................................................... 49
J. Hipotesis .................................................................................................... 50
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 53
A. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................ 53
1. Sejarah Berdirinya BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu................. 53
2. Profil BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu...................................... 55
xi
B. Analisis Data ............................................................................................. 62
1. Deskripsi Data Responden ................................................................. 62
2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Penelitian ....................... 67
3. Pengujian Instrumen Penelitian .......................................................... 72
a. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 72
1) Uji Validitas ......................................................................... 72
2) Uji Reliabilitas ..................................................................... 74
b. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 75
1) Uji Normalitas ...................................................................... 75
2) Uji Multikolinearitas ............................................................ 76
3) Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 77
4) Uji Autokorelasi ................................................................... 78
4. Analisis Regresi Linear Berganda ...................................................... 79
5. Uji Hipotesis ....................................................................................... 81
a. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 81
b. Uji Parsial (t) ............................................................................... 82
c. Uji Simultan (F) .......................................................................... 85
C. Pembahasan ............................................................................................... 86
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 91
A. Kesimpulan ............................................................................................... 91
B. Saran .......................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94
LAMPIRAN ......................................................................................................... 97
xii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1. Review Studi Terdahulu .............................................................................. 9
2.1. Karakteristik Utama Dari UMKM Di Negara Sedang Berkembang ......... 16
3.1. Skala Likert ............................................................................................... 42
4.1. Pengalaman Kerjasama BMT Masjid Al-Azhar ....................................... 61
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................... 63
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 64
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha .................................. 64
4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pembiayaan ..................... 65
4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengajuan Pembiayaan ................ 66
4.7. Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Produk Yang Ditawarkan Oleh
BMT Masjid Al-Azhar .............................................................................. 68
4.8. Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Harga Yang Ditetapkan Oleh
BMT Masjid Al-Azhar .............................................................................. 69
4.9. Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Promosi Yang Dilakukan Oleh
BMT Masjid Al-Azhar .............................................................................. 70
4.10. Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Tempat BMT Masjid
Al-Azhar .................................................................................................... 70
4.11. Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Aksesibilitas UMKM Dalam
Menjangkau Sumber Pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar ....................... 71
4.12. Hasil Analisis Uji Validitas ....................................................................... 73
4.13. Hasil Analisis Uji Reliabilitas ................................................................... 75
xiii
4.14. Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 77
4.15. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 79
4.16. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ................................................... 80
4.17. Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 81
4.18. Hasil Uji Parsial ........................................................................................ 83
4.19. Hasil Uji Simultan ..................................................................................... 86
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
3.1. Skema Penelitian ....................................................................................... 49
4.1. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 76
4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu pelaku usaha yang memiliki eksistensi penting namun kadang
dianggap “terlupakan” dalam percaturan kebijakan di negeri ini adalah Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).Padahal jika kita mengenal lebih jauh dan
dalam, peran UMKM bukanlah sekedar pendukung dalam kontribusi ekonomi
nasional.UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan
strategis, yaitu sebagai mesin penyerap tenaga kerja terbesar dan juga berperan
penting dalam ekspor.1
Meski proporsi UMKM mendominasi struktur perekonomian nasional
serta memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian
nasional, tetapi kesempatan atau akses mereka terhadap sumber pembiayaan yang
berasal dari institusi perbankan dan keuangan formal masih sangat
terbatas.Mereka dianggap sebagai kelompok yang tidak bankable sehingga tidak
layak menerima kucuran kredit. Perkreditan perbankan yang selama ini harus
dihadapi UMKM yaitu:2
1. Prosedur dan persyaratan perbankan yang terlalu rumit sehingga pinjaman
yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan, baik dalam hal jumlah
maupun waktu.
1Marzuki Alie, “Urgensi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro Bagi Penguatan
Usaha Menengah, Kecil dan Mikro,” makalah disampaikan pada Kongres Nasional BMT dan RAT
ke-9 Inkopsyah BMT, diselenggarakan di Surabaya, 12 Maret 2013, slide ke-5. 2Ibid., slide ke-7.
2
2. Kebanyakan perbankan masih menempatkan agunan material sebagai salah
satu persyaratan dan cenderung mengesampingkan kelayakan usaha.
3. Persoalan pembiayaan UMKM yang berlaku di Bank Konvensional selama
ini adalah relatif tingginya tingkat suku bunga yang dibebankan.
4. Kurangnya pembinaan, khususnya dalam manajemen keuangan, seperti
perencanaan keuangan, penyusunan proposal dan lain sebagainya, sehingga
meskipun dimasa lalu pemerintah telah memberikan berbagai skim kredit
bagi UMKM, tetap saja skim-skim tersebut tidak terjangkau.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah solusi bagi UMKM agar dapat
menjangkau sumber pembiayaan.Lembaga keuangan yang dapat langsung
menjawab kebutuhan masyarakat diperankan oleh Lembaga Keuangan Mikro
(LKM).Walaupun masih mencari bentuk dan belum terjamah pembinaan dan
penataan secara memadai, keberadaan LKM sering dipandang sebagai solusi
akibat ketidakberhasilan sistem perbankan dalam menutup kesenjangan sektor
bankable dan non-bankable.
Lembaga Keuangan Mikro yang akhir-akhir ini tumbuh pesat adalah
lembaga keuangan syari’ah yang penyelenggaraannya sesuai dengan prinsip-
prinsip syari’at islam. LKM Syari’ah menjadi sebuah alternatif dari solusi
pembiayaan UMKM. Keunggulan yang terdapat pada LKM Syari’ah antara lain:3
1. Keberpihakan kepada sektor riil terutama usaha menengah kebawah.
2. Tidak mengharapkan bunga SBI sebagaimana bank-bank konvensional
lainnya.
3Ali Said, “Kendala dan Tantangan Pengusaha UMKM dalam Mengakses Pembiayaan”
http://www.ekonomisyariah.org/download/artikel/Materi%20Microfinance%20syariah%20Ali%20
Said%202%20new.pdf, di akses pada tanggal 6 Juni 2013.
3
3. Ikut mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat dengan mengangkat
taraf ekonomi rakyat ke arah yang lebih baik.
4. Pendekatan feasible dan bukan bankable dapat diterapkan melalui lembaga
ini.
5. LKMSyari’ah yang tersebar di berbagai wilayah yang sangat potensial bagi
penguatan UMKM.
Salah satu LKM Syari’ah yang sedang berkembang pada saat ini adalah
BMT (Baitul Maal wat Tamwil).BMT sebagai lembaga keuangan perlu
mengkomunikasikan setiap produk yang mereka tawarkan yaitu dengan
menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran adalah proses manajerial
dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.4 Secara umum,
pemasaran lembaga keuangan adalah suatu proses untuk menciptakan dan
mempertukarkan produk atau jasa lembaga keuangan yang diajukan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Untuk dapat mengetahui bagaimana
sumber pembiayaan BMT tersebut dapat dikenal dan diminati oleh nasabah agar
menggunakan produk pembiayaan BMT yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan nasabah, maka diperlukan strategi bauran pemasaran.
Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat variabel-
variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran.5
Dalam hal ini,
bagaimanastrategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh BMT dalam
4Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999), h. 4.
5Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, Alih Bahasa: Wilhemus W. Bakowatun,
(Jakarta: FEUI, 1987), cet. ke-8, h. 23.
4
menyampaikan maksud dari strategi pemasaran mereka untuk dapat diterima dan
dimengerti oleh nasabah.
Variabel dari bauran pemasaran diantaranya:
Variabel Produk
Suatu perusahaan seringkali menjual atau memasarkan tidak hanya
satu macam produk saja akan tetapi banyak macamnya. Begitu pula dengan
LKM Syari’ah, mereka memiliki berbagai macam produk pembiayaan yang
ditawarkan kepada masyarakat, diantaranya produk pembiayaan
murabahah, ijarah, mudharabah dan musyarakah.
Variabel Harga
Dalam praktik perbankan syari’ah, variabel harga dapat dilihat dari
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam pengajuan
pembiayaan, jumlah pembayaran angsuran maupun margin keuntungan atau
bagi hasil yang harus dibayarkan, potongan bagi hasil/margin keuntungan
untuk nasabah yang melunasi sebelum jatuh tempo maupun denda
keterlambatan pembayaran angsuran.
Variabel Promosi
Promosi adalah alat-alat yang dapat dipergunakan untuk
mempromosikan suatu produk, diantaranya iklan atau advertensi, promosi
penjualan, publisitas dan personal selling.
Variabel Tempat
Setelah produk yang dipasarkan didesain dengan bagus, disertai
dengan harga yang menarik dan didukung oleh promosi yang menggebu,
5
maka perlu diimbangi dengan penyediaan tempat/saluran distribusi agar
produk tersebut mudah diperoleh oleh konsumen.
Dengan diterapkannya strategi Bauran Pemasaran oleh LKM Syari’ah
tersebut seharusnya bisa menguntungkan nasabah, terutama UMKM yang
membutuhkan sumber pembiayaan karena syarat-syarat dan prosedur pengajuan
pembiayaan di LKM Syari’ah lebih mudah jika dibandingkan dengan perbankan
pada umumnya. LKM Syari’ah itu sendiri tentu memahami situasi dan kondisi di
sekitar mereka dimana banyak sekali pelaku usaha mikro, kecil dan menengah
yang berada di tempat tersebut, sehingga UMKM dengan mudah menjangkau
sumber pembiayaan dan memperoleh informasi-informasi penting mengenai
LKM Syari’ah tersebut.
Namun ada juga nasabah yang memilih untuk menggunakan produk dan
jasa tanpa mempertimbangkan bauran pemasaran yang diterapkan oleh LKM
Syari’ah. Ada faktor lain yang mempengaruhi mereka dalam memilih produk di
LKM Syari’ah tersebut seperti kepuasan pribadi karena telah menggunakan
produk syari’ah, berharap mendapatkan pahala karena telah menggunakan prinsip
syari’ah, ada kerabat yang bekerja di LKM Syari’ah terkait sehingga nasabah
memilih untuk menggunakan produk di LKM Syari’ah tersebut dan masih banyak
lagi faktor-faktor lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua jenis
nasabah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yaitu nasabah yang
mempertimbangkan bauran pemasaran LKM Syari’ah dan yang tidak. Penelitian
ini bermaksud untuk meneliti apakah bauran pemasaran yang diterapkan oleh
6
LKM Syari’ah berpengaruh terhadap aksesibilitas UMKM dalam menjangkau
sumber pembiayaan.Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP
AKSESIBILITAS UMKM DALAM MENJANGKAU SUMBER
PEMBIAYAAN LKMSYARI’AH (STUDI KASUS PADA BMT MASJID AL-
AZHAR PASAR MINGGU)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melihat beberapa faktor yang
terkait dalam pembahasan penelitian ini, yaitu:
1. Sulitnya UMKM dalam mengakses sumber pembiayaan di institusi
perbankan dan keuangan formal karena mereka dianggap sebagai kelompok
yang tidak bankable.
2. Selain faktor-faktor seperti kepuasan pribadi, berharap mendapatkan pahala,
keadaan darurat dan lainnya, diduga ada faktor lain yang mempengaruhi
pelaku UMKM dalam mengakses sumber pembiayaan di LKM Syari’ah,
salah satunya adalah faktor bauran pemasaran yang diterapkan oleh LKM
Syari’ah tersebut.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan hanya pada
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan Lembaga Keuangan
Mikro Syari’ah.Dimana penelitian ini dilakukan dengan BMT Masjid Al-Azhar
7
Pasar Minggu sebagai objeknya. Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah pengaruh bauran pemasaran (marketing mix) terhadap
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan di Masjid Al-Azhar
Pasar Minggu.
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, serta untuk
dapat memberikan suatu gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang akan
diteliti, penulis membuat rumusan masalah dengan beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apakah faktor produk, harga, promosi dan tempat secara parsial
berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam menjangkau
sumber pembiayaan di LKM Syari’ah?
2. Apakah faktor produk, harga, promosi dan tempatsecara bersama-sama
(simultan)berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan di LKM Syari’ah?
3. Apakah faktor yang paling dominan dari keempat variabel tersebut?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah faktor produk, harga, promosi dan tempat secara
parsial berpengaruh terhadap aksesibilitas UMKM dalam menjangkau
sumber pembiayaan di LKM Syari’ah.
8
2. Untuk mengetahui apakah faktor produk, harga, promosi dan tempat secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau sumber pembiayaan di LKM Syari’ah.
3. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dari keempat variabel
tersebut.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah
ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/i khususnya prodi Mu’amalat
mengenai Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Aksesibilitas UMKM
Dalam Menjangkau Sumber Pembiayaan LKM Syari’ah (Studi Kasus pada
BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu).
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan
bagi peneliti, institusi terkait maupun pengguna jasa tentangPengaruh
Bauran Pemasaran Terhadap Aksesibilitas UMKM Dalam Menjangkau
Sumber Pembiayaan LKM Syari’ah.
E. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu
No. Nama dan
Judul
Variabel Hasil Perbedaan
1 Eka Juliana
Ariatny, dengan
judul “Strategi
Dilakukan dengan
pendekatan
kualitatif untuk
Formulasi strategi
yang dilakukan oleh
KBMT Ikhlashul-
Pada penulisan
skripsi, penulis
menggunakan
9
KBMT Ikhlashul-
Ummah Dalam
mengembangkan
UMKM Di
Kecamatan
Pamijahan
Kabupaten
Bogor” (tahun
2012).
mengetahui tentang
fenomena apa yang
dialami oleh subjek
penelitian.
Menggunakan
pendekatan
formulasi strategi
(strategi di tingkat
korporasi, strategi
fungsional dan
strategi induk),
strategi generik dan
strategi umum
(citra dan kerja
sama dengan
lembaga lain).
Ummah dalam
mengembangkan
UMKM adalah
dengan penguatan
jaringan untuk
mengakses modal
dari bank dan
lembaga keuangan
lainnya, memberikan
pelayanan yang lebih
mudah bagi UMKM,
membiayai mitra
sebanyak-banyaknya
dan untuk
melaksanakan
program yang telah
direncanakan KBMT
harus
memaksimalkan sisi
keuangan dan
struktur modal.
pendekatan kuantitatif
non-parametrik
dengan metode
analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan teori
bauran pemasaran
(produk, harga,
promosi dan tempat),
serta memfokuskan
penelitian pada
aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau
sumber pembiayaan
pada LKM Syari’ah.
2 Fitri Audhitd,
dengan judul
“Strategi KBMT
El-Umma Dalam
Mengembangkan
UMKM Di
Bogor” (tahun
2010).
Dilakukan dengan
pendekatan
kualitatif untuk
mengetahui
fenomena apa yang
dialami oleh subjek
penelitian.
Menggunakan
pendekatan strategi
pengembangan
UMKM (aspek
manajemen, aspek
lingkungan dan
aspek sosial
budaya) dan
strategi pengolahan
dana (sumber dana
dan pengelolaan
dana).
Strategi yang
dilakukan KBMT
El-Umma adalah
dengan melihat
pendekatan strategi
pengembangan
UMKM dan
pengelolaan dana,
dan mengidentifikasi
hal-hal yang
mempengaruhi
KBMT El-Umma
dapat dilihat dari
aspek manajemen,
aspek lingkungan
dan aspek sosial
budaya.
Pada penulisan
skripsi, penulis
menggunakan
pendekatan kuantitatif
non-parametrik
dengan metode
analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan teori
bauran pemasaran
(produk, harga,
promosi dan tempat),
serta memfokuskan
penelitian pada
aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau
sumber pembiayaan
pada LKM Syari’ah.
10
3 Neneng Lailatul
Qodriah dengan
judul “Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Strategi
Penyaluran
Pembiayaan
Terhadap
UMKM” (tahun
2012).
Dilakukan dengan
pendekatan
kuantitatif dan
analisis faktor.
Menggunakan
variabel strategi
penyaluran
pembiayaan yang
dibagi menjadi dua
macam, yaitu
faktor internal bank
(X1) dan faktor
eksternal bank
(X2).
Dari 24 faktor yang
ada, terdapat 6 faktor
yang mempengaruhi
strategi penyaluran
pembiayaan UMKM
yakni: harga dan
prosedur,
manajemen, lokasi
dan budaya, kondisi
ekonomi dan
teknologi, promosi
dan pelayanan.
Pada penulisan
skripsi, penulis
menggunakan
pendekatan kuantitatif
non-parametrik
dengan metode
analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan teori
bauran pemasaran
(produk, harga,
promosi dan tempat),
serta memfokuskan
penelitian pada
aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau
sumber pembiayaan
pada LKM Syari’ah.
4 Chriswulandari,
dengan judul
“Bauran
Pemasaran
Produk Deposito
Mudharabah BPR
Syari’ah Karta
Insan Karimah
Bekasi Cabang
Jakarta Pusat”
(tahun 2010).
Dilakukan dengan
pendekatan
kualitatif untuk
mengetahui
fenomena apa yang
terjadi pada subjek
penelitian.
Menggunakan
analisis SWOT dan
Bauran Pemasaran.
BPR Syariah untuk
memajukan
usahanya
memerlukan
komunikasi dengan
nasabah, melayani
nasabah dengan
kekeluargaan,
memberikan brosur
dan kartu nama di
setiap kegiatan,
menawarkan bagi
hasil yang
menguntungkan,
mendapat penilaian
“bank sehat” dari
Bank Indonesia dan
mendapat citra yang
baik dari BSM.
Pada penulisan
skripsi, penulis
menggunakan
pendekatan kuantitatif
non-parametrik
dengan metode
analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan teori
bauran pemasaran
(produk, harga,
promosi dan tempat),
serta memfokuskan
pada aksesibilitas
UMKM dalam
menjangkau sumber
pembiayaan pada
LKM Syari’ah.
11
5 Faiz, dengan
judul “Analisis
Pengaruh
Internal,
Eksternal dan
Bauran
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Nasabah Dalam
Menggunakan
Jasa BMT” (tahun
2010).
Dilakukan dengan
pendekatan
kuantitatif.
Menggunakan
variabel internal
(motivasi, persepsi,
keadaan ekonomi
dan keadaan latar
belakang
demografi),
eksternal
(kelompok
referensi dan
keluarga) dan
bauran pemasaran
(produk, harga,
proses, place,
promosi, karyawan,
sarana fisik).
Variabel yang
memiliki koefisien
regresi sebesar
14.630, hasil Uji F
menyimpulkan
bahwa kedua
variabel bebas secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap keputusan
nasabah
menggunakan jasa.
Nilai
R2menunjukkan
bahwa faktor
internal, eksternal
dan bauran
pemasaran dapat
mempengaruhi
keputusan nasabah.
Pada penulisan
skripsi, penulis
menggunakan
pendekatan kuantitatif
non-parametrik
dengan metode
analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan teori
bauran pemasaran
(produk, harga,
promosi dan tempat)
dan memfokuskan
pada aksesibilitas
UMKM dalam
menjangkau sumber
pembiayaan pada
LKM Syari’ah.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian ini akan disajikan dalam sistematika
penulisan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, isi dan akhir. Bagian
awal berisi halaman judul, lembar pernyataan, lembar persetujuan pembimbing,
lembar pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar
gambar.
Selanjutnya bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan dan menjadi kerangka pemikiran yang berisi
latar belakang masalah.Latar belakang masalah menjelaskan alasan
12
dipilihnya Aksesibilitas, Bauran Pemasaran, UMKM dan LKMSsebagai
kata kunci dalam penelitian ini.Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah faktor produk, harga, promosi dan tempat berpengaruh
positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber
pembiayaan LKMS. Pada bab ini juga diuraikan tujuan dan manfaat
yang akan didapat dari penelitian ini, dan juga telaah pustaka yang
berisikan penelitian-penelitian terkait.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Merupakan landasan teoritis.Bab ini menjelaskan tentang landasan teori
yang menguraikan tentang teori akses, UMKM, teori bauran pemasaran
dan pembiayaan.
BAB III METODE PENELITIAN
Merupakan metode penelitian.Bab ini berisi tentang pendekatan
penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,
teknik pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian dan metode
analisis.Bab ini juga menjelaskan secara singkat tentang skema
penelitian dan pengembangan hipotesis.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Merupakan pemaparan tentang analisis dan pembahasan.Bab ini berisi
gambaran umum objek penelitian, yaitu BMT Masjid Al-Azhar Pasar
Minggu, serta analisis data dan pembahasan.
13
BAB V PENUTUP
Berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian yang menjadi jawaban
dari rumusan masalah dalam penelitian ini, serta saran-saran.
Kemudian pada bagian akhir berisi daftar pustaka berupa jurnal
penelitian, buku-buku dan sumber lain yang membantu penulisan skripsi ini, serta
lampiran yang memuat dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini.
14
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Aksesibilitas
Aksesibilitas (accessibility) didefinisikan oleh Warpani sebagai tingkat
kemampuan untuk mencapai atau mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan.
Menurut Parkesit, akses adalah tingkat kesulitan atau kemudahan penduduk
untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
Peluso dan Ribot mendefinisikan akses sebagai kemampuan
menghasilkan keuntungan dari sesuatu, termasuk diantaranya objek material,
perorangan, institusi dan simbol.Dengan memfokuskan pada kemampuan
dibandingkan dengan kepemilikan yang ada dalam teori properti, formulasi ini
memberikan perhatian pada wilayah yang lebih luas pada hubungan sosial yang
mendesak dan memungkinkan orang untuk mendapatkan keuntungan dari
sumber daya tanpa memfokuskan diri pada hubungan properti semata.6
Singkatnya, aksesibilitas adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan sejauh mana produk, perangkat, layanan atau lingkungan yang
tersedia untuk orang sebanyak mungkin. Aksesibilitas juga dapat dilihat sebagai
“kemampuan untuk mengakses”.
6 Jesse C. Ribot dan Nancy Lee Peluso, A Theory of Access: Rural Sociology Vol. 68
Number 2(2003), h. 153.
15
B. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain
itu, kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam guncangan krisis
ekonomi.
Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
telah diatur sesuai dengan Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Kecil, Mikro dan Menengah:7
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.Usaha Mikro memiliki
kriteria asset maksimal sebesar 50 juta rupiah dan omzet sebesar 300
juta rupiah.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini. Usaha Kecil memiliki kriteria asset sebesar 50 juta rupiah sampai
dengan 500 juta rupiah dan omzet sebesar 300 juta rupiah
sampaidengan 2,5 miliar rupiah.
7Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil, Mikro
dan Menengah.
16
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria asset
sebesar 500 juta rupiah sampai dengan 10 miliar rupiah dan omzet
sebesar 2,5 miliar rupiah sampai dengan 50 miliar rupiah.
Tambunan dalam bukunya menyebutkan bahwa UMKM memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dari masing-masing usahanya, baik itu dari usaha
mikro, kecil ataupun menengah. Beberapa perbedaan karakteristik dari usaha
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1Karakteristik Utama Dari UMKM di Negara Sedang Berkembang8
No. Aspek Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
1. Formalitas Beroperasi di sektor
informal; usaha tidak
terdaftar; tidak/jarang
bayar pajak.
Beberapa beroperasi
di sektor formal;
beberapa tidak
terdaftar; sedikit yang
bayar pajak.
Semua di sektor
formal; terdaftar dan
bayar pajak.
2. Organisasi
&
manajemen
Dijalankan oleh
pemilik; tidak
menerapkan
pembagian tenaga
kerja internal (ILD),
manajemen & struktur
organisasi formal
Dijalankan oleh
pemilik; tidak ada
ILD, MOF dan ACS.
Banyak yang
mempekerjakan
manajer profesional;
menerapkan ILD,
MOF dan ACS.
8
Tulus T. H. Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.5.
17
(MOF) dan sistem
pembukuan formal
(ACS).
3. Sifat dari
kesempatan
kerja
Kebanyakan
menggunakan
anggota-anggota
keluarga.
Beberapa memakai
Tenaga Kerja (TK)
yang digaji.
Semua memakai TK
yang digaji dan
memiliki sistem
perekrutan formal.
4. Pola/sifat
dari proses
produksi
Derajat mekanisme
sangat rendah
(umumnya manual);
tingkat teknologi
sangat rendah.
Beberapa memakai
mesin-mesin terbaru.
Banyak yang
mempunyai derajat
mekanisme yang
tinggi.
5. Orientasi
pasar
Umumnya menjual ke
pasar lokal untuk
kelompok
berpendapatan rendah.
Banyak yang menjual
ke pasar domestik dan
ekspor, dan melayani
kelas menengah ke
atas.
Semua menjual ke
pasar domestik dan
banyak yang
mengekspor, dan
melayani kelas
menengah ke atas.
6. Profil
ekonomi &
sosial dari
pemilik
usaha
Pendidikan rendah &
dari rumah tangga
(RT) miskin; motivasi
utama: survisal.
Banyak berpendidikan
baik & dari RT
nonmiskin; banyak
yang bermotivasi
bisnis/profit oriented.
Sebagian besar
berpendidikan baik
dan dari RT makmur;
motivasi utama:
profit.
7. Sumber-
sumber
bahan baku
Kebanyakan pakai
bahan baku lokal dan
uang sendiri.
Beberapa memakai
bahan baku impor dan
punya akses ke kredit
formal.
Banyak yang
memakai bahan baku
impor dan punya
akses ke kredit formal.
8. Hubungan-
hubungan
eksternal
Kebanyakan tidak
punya akses ke
program-program
pemerintah dan tidak
punya hubungan
bisnis dengan Usaha
Besar (UB).
Banyak yang punya
akses ke program-
program pemerintah
dan punya hubungan
bisnis dengan UB
(termasuk PMA).
Sebagian besar punya
akses ke program-
program pemerintah
dan banyak yang
punya hubungan
bisnis dengan UB
(termasuk PMA).
9. Wanita
pengusaha
Rasio dari wanita
terhadap pria sebagai
pengusaha sangat
tinggi.
Rasio dari wanita
terhadap pria sebagai
pengusaha cukup
tinggi.
Rasio dari wanita
terhadap pria sebagai
pengusaha sangat
rendah.
18
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah
Menurut Asia Development Bank, Lembaga Keuangan Mikro (micro
finance) adalah lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan, kredit,
pembayaran berbagai transaksi jasa serta transfer uang yang ditujukan bagi
masyarakat miskin dan pengusaha kecil. Lembaga keuangan mikro di Indonesia
menurut Bank Indonesia dibagi menjadi dua kategori, yaitu:9
a. Lembaga keuangan mikro yang berbentuk bank, seperti BRI unit desa,
BPR dan BKD (Badan Kredit Desa).
b. Lembaga keuangan mikro yang berbentuk non-bank, seperti Koperasi
Simpan Pinjam, Unit Simpan Pinjam, Lembaga Dana Kredit Pedesaan,
Lembaga Swadaya Masyarakat, Credit Union dan Baitul Maal wat
Tamwil (BMT).
Karena penelitian ini mengambil BMT sebagai tempat penelitian, maka
dibawah ini akan diuraikan mengenai BMT.
BMT atau padanan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu adalah lembaga
keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil,
menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat
derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara
konseptual, BMT memiliki dua fungsi, yaitu:
a. Baitul Maal, yaitu menerima titipan dana zakat, infaq dan shodaqoh,
serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya.
9 Ani Murwani Muhar, “Kebijakan dan Stratejik Pengembangan Lembaga Keuangan
Mikro,” Inovasi, Vol. 6 No. 4 (Desember 2009), h. 237.
19
b. Baitut Tamwil, yaitu melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
Secara kelembagaan, BMT didampingi atau didukung oleh Pusat
Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).PINBUK sebagai lembaga primer karena
mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil.Dalam
praktiknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan
usaha kecil.10
C. Teori Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan salah satu ide yang dominan dalam
pasaran modern.Bauran pemasaran didefinisikan sebagai perangkat alat
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tujuan
pemasarannya.Bauran pemasaran dilakukan oleh berbagai macam perusahaan
untuk mempengaruhi permintaan produk.
Bauran pemasaran itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu bauran
pemasaran pada produk barang dan bauran pemasaran pada produk jasa. Bauran
pemasaran pada produk barang mencakup product, price, place dan promotion
(4P), ditambah tiga indikator lagi untuk produk jasa yaitu people, process dan
10 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, Edisi
3 (Yogyakarta: Ekonisia, 2008), h. 103.
20
physical evidence.11
McCarthymengklasifikasikan bauran pemasaran menjadi
empat kelompok besar yang disebut 4P, yaitu product (produk), price (harga),
promotion (promosi) dan place (tempat).12
1. Product (produk)
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, diperoleh, digunakan ataupun dikonsumsi yang dapat
memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.Produk tidak hanya
berupa barang nyata.Produk terdiri dari objek fisik, jasa, ide, gagasan,
ataupun gabungan dari hal-hal tersebut.13
Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh
perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya.
Strategi produk tidak hanya berkaitan dengan produk yang dipasarkan
akan tetapi berhubungan dengan hal-hal atau atribut lain yang melekat
pada produk tersebut.
Suatu perusahaan seringkali menjual atau memasarkan tidak
hanya satu macam produk saja akan tetapi banyak macam produk yang
dipasarkan. Begitu pula dengan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah,
mereka memiliki berbagai macam produk yang ditawarkan kepada
masyarakat, diantaranya produk simpanan, produk pinjaman
11 Lupiyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik (Jakarta: Salemba
Empat, 2001), h. 58. 12
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi ke-12 Jilid 1
(Indonesia: PT Indeks, 2007), h. 23.
13
Philip Kotler dkk.,Principles of Marketing, 2nd European Edition (Eropa: Prentice
Hall, 1999), h. 110.
21
(pembiayaan) dan produk jasa.Setiap produk pun memiliki pemilihan
akad yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
2. Price (harga)
Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk sebuah
produk atau jasa, atau total nilai yang pelanggan tukarkan untuk
keuntungan-keuntungan dalam memiliki atau menggunakan produk
atau jasa.14
Penetapan harga jual barang yang tepat tidak selalu berarti
bahwa harga haruslah ditetapkan rendah atau serendah mungkin.
Variabel harga dapat berupa syarat-syarat kredit, periode
pembayaran angsuran, rabat/diskon, daftar harga maupun potongan
harga khusus.15
Dalam praktik perbankan syari’ah, variabel harga
dapat dilihat dari syarat-syarat yang dipenuhi oleh nasabah dalam
pengajuan pembiayaan (termasuk didalamnya jumlah biaya yang
dikeluarkan dalam rangka pengajuan pembiayaan dan
agunan/jaminan), jumlah pembayaran angsuran maupun margin
keuntungan atau bagi hasil yang harus dibayarkan, potongan bagi
hasil/margin keuntungan untuk nasabah yang melunasi sebelum jatuh
tempo maupun denda keterlambatan pembayaran angsuran.
3. Promotion (promosi)
Upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen
merupakan awal dari kegiatan promosi.Promosi adalah aktivitas yang
mengkomunikasikan produk atau jasa dan mejelaskan keunggulan
14
Ibid.
15
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi ke-12 Jilid 1
(Indonesia: PT Indeks, 2007), h. 23.
22
produk/jasa mereka kepada sasaran pelanggan dan membujuk mereka
untuk membeli/menggunakan produk atau jasa yang mereka
tawarkan.16
Adapun alat-alat yang dapat dipergunakan untuk
mempromosikan suatu produk dapat dipilih beberapa cara (biasa
dikenal dengan bauran promosi), yaitu:17
1) Iklan atau Advertensi
Iklan atau advertensi merupakan alat utama bagi
pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Iklan dapat
dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, poster, spanduk,
pamflet, media massa ataupun media-media lain. Dengan
membaca, melihat atau mendengar iklan tersebut, diharapkan
para calon konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk
membeli produk yang diiklankan tersebut.
2) Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan kegiatan perusahaan
untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa
sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan
dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk
tersebut akan menarik perhatian konsumen.
16
Philip Kotler dkk.,Principles of Marketing, 2nd European Edition (Eropa: Prentice
Hall, 1999), h. 110.
17
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, edisi pertama (Yogyakarta: BPFE –
Yogyakarta, 1994), h. 237.
23
3) Publisitas
Cara ini dilakukan dengan memuat berita tentang
produk atau perusahaan yang menghasilkan produk tersebut di
media massa. Dengan memuat berita tersebut maka pembaca
secara tidak sadar telah dipengaruhi oleh berita tersebut.Yang
membedakan publisitas dengan iklan adalah bahwa publisitas
lebih bersifat komersial karena perusahaan yang memasang
iklan harus membayar untuk keperluan iklan tersebut.
4) Personal Selling
Personal selling merupakan kegiatan perusahaan
untuk melakukan kontak langsung dengan para calon
konsumennya. Dengan kontak langsung, diharapkan akan terjadi
hubungan atau interaksi yang positif antara perusahaan dengan
calon konsumennya. Yang termasuk dalam kategori personal
selling adalah door to door selling, mail order, telephone selling
dan direct selling.
4. Place (tempat/saluran distribusi)
Setelah produk yang dipasarkan telah didesain dengan bagus,
disertai dengan harga yang menarik dan didukung oleh promosi yang
menggebu, maka perlu diimbangi dengan penyediaan tempat/saluran
distribusi agar produk tersebut mudah diperoleh oleh konsumen.
Tempat atau saluran distribusi menurut Kotler adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk
24
menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau
dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna jasa.18
Adapun tiga indikator tambahan yang terkait dengan bauran pemasaran
pada produk jasa, yaitu:
1. People (sumber daya manusia)
Kesuksesan pemasaran suatu jasa sangat tergantung pada
seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Para
karyawan dilatih dengan sungguh-sungguh untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen. Karyawan merupakan bagian yang utama
dan harus setiap waktu memastikan bahwa konsumen mendapat
pelayanan yang menyenangkan. Aturan-aturan berpakaian dan
bertingkah laku harus dijaga dengan ketat agar para karyawan
memenuhi standar yang ditetapkan.
Pentingnya karyawan dalam pemasaran jasa mengarah pada
minat yang lebih besar dalam pemasaran internal. Ini menyadari
pentingnya memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas
karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan yang
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan konsumen.
Pemasaran internal bertujuan untuk menguatkan perilaku efektif para
karyawan yang akan menarik konsumen ke perusahaan-perusahaan
yang dinilai sebagai intensitas yang mengutamakan pelayanan.
18
Philip Kotler dkk.,Principles of Marketing, 2nd European Edition (Eropa: Prentice
Hall, 1999), h. 110.
25
Salah satu aspek penting dalam memandang karyawan sebagai
unsur bauran pemasaran adalah memahami berbagai peranan dimana
staf mempengaruhi tugas pemasaran dan layanan konsumen. Bitner
menjelaskan pengertian people sebagai “all human actors who play a
part in service delivery and thus influences the buyer’s perceptions.”19
Maksudnya adalah semua orang (karyawan) yang berperan dalam
memberikan layanan dapat mempengaruhi persepsi pembelian yang
dilakukan konsumen.
2. Process (proses)
Dalam hal ini, proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-
jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk atau
jasa disampaikan kepada konsumen. Bitner menjelaskan proses
sebagai “the actual procedure, mechanism and flow of activities by
which the service is delivered – the service delivery and operating
system.”20
Maksudnya adalah proses prosedur yang dilakukan,
mekanisme dan arus aktivitas dari layanan yang diberikan.
Identifikasi manajemen proses sebagai kegiatan terpisah
merupakan persyaratan bagi perbaikan kualitas jasa. Pentingnya unsur
ini secara khusus disoroti dalam bisnis jasa dimana persediaan tidak
dapat disimpan. Meskipun unsur karyawan sangat penting dalam
bauran pemasaran jasa, namun jika tidak ada jumlah perhatian dari staf
yang dapat mengatasi berlajurnya kinerja proses yang tidak
19
Bitner, Valarie A. Zeithaml M.Jo., Service Marketing (2000), h. 19.
20
Ibid.
26
memuaskan dan proses-proses yang mendukung penyampaian jasa
tidak dilakukan dengan baik, maka akan mengakibatkan tidak puasnya
konsumen. Hal ini menegaskan bahwa kerjasama yang baik diperlukan
antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen
proses.
3. Physical Evidence (lingkungan fisik)
Unsur terakhir dari bauran pemasaran jasa adalah physical
evidence. Bitner mengartikan physical evidence sebagai “the
environment in which the service is delivered and where the firm and
customer interact, and any tangible component that facilitate
performance or communication of the service.”21
Maksudnya adalah
lingkungan dimana perusahaan memberikan layanannya dan tempat
dimana perusahaan dapat berinteraksi dengan konsumen, serta
berbagai komponen yang nampak (tangible) dalam menunjang kinerja
dari fasilitas atau komunikasi untuk melayani konsumen.
Strategi Bauran Pemasaran Syari’ah
Pemasaran syari’ah merupakan sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan nilai dari satu inisiator
kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad
dan prinsip-prinsip mu’amalah dalam islam.22
Muhammad SAW dalam melakukan
aktivitasnya selalu mengedepankan akhlak dan moral yang baik.Beliau juga
21Ibid.
22
Muhammad Nadratuzzaman Hosen dkk.,Lembaga Bisnis Syari’ah (Jakarta: PKES
Publishing, 2008), h. 52.
27
menggunakan konsep-konsep dagang, yang apabila dikembangkan lebih dalam
akan menjadi konsep dasar dari marketing mix yang kita kenal sekarang. Adapun
konsep-konsep tersebut adalah:23
a. Konsep produk yang digunakan oleh Muhammad SAW
Konsep produk yang dilakukan oleh Muhammad SAW adalah
selalu menjelaskan dengan baik kepada para pembelinya akan
kelebihan dan kekurangan produk yang Beliau jual. Kejujuran adalah
kunci utama dalam perniagaan Muhammad SAW.Tenaga pemasar
tidak diperkenankan menyembunyikan cacat/aib suatu barang ketika
melakukan jual beli.
b. Konsep harga yang digunakan oleh Muhammad SAW
Pedagang haruslah berbuat jujur dan adil dalam memberikan
informasi dan aktualitasnya kepada pelanggan, misalnya dalam
menyatakan kualitas barang, kebenaran takaran dan timbangan barang,
tidak bohong dengan harga serta amanah dan menepati janji.
Pelanggan yang merasa puas biasanya akan kembali berbelanja
atau menjadi pelanggan tetap di tempat tersebut. Bisa saja pelanggan
tersebut memberi tahu teman beserta kenalannya.Keberhasilan
Muhammad SAW dalam berdangan disebabkan Beliau berdagang
secara jujur, adil serta amanah.
23Ucik Sriwahyuni, “Penerapan Strategi Bauran Pemasaran dalam Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada Usaha Kecil Sari Buah Apel “Mia” di Desa Wonosari –
Pasuruan)”, skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (2009), h. 35.
28
c. Konsep promosi yang digunakan oleh Muhammad SAW
Dalam melakukan kegiatan promosi, Muhammad SAW
menekankan agar pemasar tidak melakukan sumpah palsu. Dinamakan
bersumpah palsu menurut Beliau adalah usaha yang dilakukan untuk
melariskan barang dagangannya dengan cara yang tercela. Sumpah
palsu ini meliputi kebohongan besarnya modal dan keuntungan,
kondisi barang dagangan dan yang lainnya.
d. Konsep saluran distribusi yang digunakan oleh Muhammad SAW
Banyak kecenderungan yang ada pada masa Muhammad SAW
dalam pemasaran, salah satunya yaitu memotong jalur distribusi.
Muhammad SAW melarang mencegat (menyongsong) pedagang
(sebelum tiba di pasar) dan melarang orang kota membeli dagangan
orang desa. Inti dari pelarangan tersebut adalah untuk menghindarkan
adanya tengkulak (perantara). Muhammad SAW menekankan bahwa
sebuah proses distribusi harus sesuai dengan peraturan yang telah
disepakati bersama dan tidak ada pihak yang dirugikan baik dari pihak
produsen, distributor, agen, penjual eceran ataupun konsumen.
Seorang pemasar Lembaga Keuangan Syari’ah hendaknya
menghindari transaksi-transaksi yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip mu’amalah, diantaranya:24
Gharar atau taghrir (ketidakpastian) dan tadlis (penipuan) dalam
kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan.
24 Muhammad Nadratuzzaman Hosen dkk.,Lembaga Bisnis Syari’ah (Jakarta: PKES
Publishing, 2008), h. 59.
29
Transaksi najasy (iklan dan promosi palsu).
Mengingkari perjanjian.
Banyak bersumpah untuk meyakinkan pembeli.
Bersifat memaksa dan menekan.
Talaqqi rukban (sabotase harga oleh para tengkulak).
Menjual sesuatu yang hukumnya haram.
D. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyedia dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan
defisit unit atau pihak yang membutuhkan. Dalam menyalurkan dana kepada
nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syari’ah terbagi ke dalam tiga
kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu:
a. Memiliki Barang (Prinsip Jual Beli)
Transaksi pembiayaan dengan prinsip jual beli diperbolehkan
dalam islam, seperti dalam Firman Allah SWT:
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba.[QS Al Baqarah (2):275]
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan
bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang
30
dijual. Transaksi jual-beli dibedakan berdasarkan bentuk
pembayarannya dan waktu penyerahan barang, antara lain:
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah merupakan jenis jual beli dengan ketentuan
yang lebih spesifik dibanding dengan jual beli pada umumnya.
Dasar hukum dari jenis pembiayaan ini adalah:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu.Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.[QS An-Nisā’ (4):29]
Sebagaimana jual beli pada umumnya, akad ini
meniscayakan adanya barang yang akan dijual. Disamping itu,
akad murabahah merupakan akad jual beli yang memiliki
spesifikasi tertentu, yaitu keharusan adanya penyampaian harga
semula secara jujur oleh penjual kepada calon pembeli sekaligus
keuntungan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.25
Pola
pembayaran barang yang ditransaksikan bisa dengan cara di
angsur, cash atau tangguh. Di perbankan syari’ah Indonesia,
25 M. Yazid Afandi, Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan
Syari’ah, Cetakan Pertama (Yogyakarta: Logung Pustaka, Desember 2009), h. 86.
31
praktik akad murabahah didasarkan pada Fatwa DSN MUI No.
04/DSN-MUI/IV/2000.
2) Pembiayaan Salam
Akad salamadalah akad pesanan dengan pembayaran di
depan dan barang diserahkan di kemudian hari.26
Hal ini diperjelas
dalam Fatwa DSN MUI No. 05/DSN-MUI/IV/2000.Pembayaran
harus dilakukan pada saat kontrak disepakati, sedangkan
penyerahannya dilakukan kemudian.Sekilas transaksi ini mirip
jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga
dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
3) Pembiayaan Istishna’
Istishna’ adalah akad yang mengandung tuntutan atau
permintaan agar produsen membuatkan suatu barang (pesanan)
dari pemesan dengan ciri-ciri dan harga tertentu. Dalam
istishna’,bahan baku atau modal pembuatannya dari pihak
produsen, sedangkan konsumen adalah pemesan barang dengan
ciri, bentuk, jumlah, jenis dan lain-lain yang sesuai dengan apa
yang dikehendakinya.27
Pembayaran dilakukan sesuai dengan
kesepakatan dan penyerahan barang dilakukan kemudian.Apabila
terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan,
pemesan memiliki hak khiyar (memilih) untuk melanjutkan atau
membatalkan akad.
26Ibid.,h. 159.
27
Ibid., h. 169.
32
Di perbankan syari’ah Indonesia, praktik istishna’
didasarkan pada Fatwa DSN MUI N. 06/DSN-MUI/IV/2000.
b. Mendapatkan Jasa (Prinsip Sewa)
Dalam konsep awalnya yang sederhana, akad ijarah adalah
akad sewa sebagaimana yang telah terjadi di masyarakat pada
umumnya. Hal yang harus diperhatikan dalam akad ini adalah bahwa
pembayaran oleh penyewa merupakan imbal balik dari manfaat yang
telah ia nikmati.28
Adapun yang menjadi dasar hukum ijarah adalah:
Maka tidak ada dosa atas keduanya.Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan.[QS Al-Baqarah (2):233]
Pada perkembangan selanjutnya, akad ijarah mengalami
perluasan pemahaman dimana dalam akad ijarah yang terkait dengan
pemanfaatan sebuah benda, seorang penyewa pada akhirnya tidak saja
dapat mengambil manfaat atas bendanya, namun juga dapat
memilikinya. Akad ini banyak dikenal dengan namaal-ijarah al-
muntahiyah bi al-tamlik.29
28Ibid., h. 179.
29
Ibid., h. 180.
33
Fatwa tentang praktik ijarah dalam perbankan syari’ah
Indonesia didasarkan pada Fatwa DSN MUI No. 09/DSN-
MUI/IV/2000.Sedangkan fatwa tentang praktik IMBT didasarkan
pada Fatwa DSN MUI No. 27/DSN-MUI/III/2002.
c. Usaha Kerja Sama (Prinsip Bagi Hasil)
1) Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau
lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul maal)
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.Bentuk ini
menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari
shahibul maal dan keahlian dari mudharib.
Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang
disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang
produktif. Jika dari usaha tersebut mendapatkan keuntungan,
keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan.Namun
apabila terjadi kerugian dalam usaha, kerugian tersebut
ditanggung oleh pemilik modal, dan pengelola tidak berhak atas
upah dari usahanya.30
Di perbankan syari’ah Indonesia, praktik mudharabah
didasarkan pada Fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000.
2) Musyarakah
30Ibid., h. 101.
34
Sama dengan akad mudharabah, akad musyarakah adalah
akad kerjasama dengan kedua belah pihak atau lebih. Akad
musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
perjanjian.
Secara spesifik, bentuk kontribusi dari pihak yang
bekerjasama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading
asset), kewiraswastaan (entrepreneurship), kepandaian (skill),
kepemilikan (property), peralatan (equipment), kepercayaan atau
reputasi (credit worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat
dinilai dengan uang.31
Fatwa tentang praktik musyarakah dalam perbankan
syari’ah di Indonesia didasarkan pada Fatwa DSN MUI No.
08/DSN-MUI/IV/2000.
31 Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah, Cetakan IV (Jakarta: PKES
Publishing, 2007), h. 38.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang
digunakan dalam penelitian yaitu metode survey.Penelitian survey menurut Masri
Singarimbun adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Penelitian survey digunakan untuk tujuan penjajakan (eksplorasi),
deskriptif, penjelasan (eksplanatori), evaluasi, prediksi dan pengembangan
sosial.32
Dalam hal ini, penelitian bermaksud mendeskripsikan pengaruh bauran
pemasaran terhadap aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan
LKM Syari’ah.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian verificative
causality, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-
variabel melalui pengujian hipotesis.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode survey
yaitu dalam pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diberikan
langsung kepada para responden yang terdiri dari nasabah UMKM pada BMT
Masjid Al-Azhar Pasar Minggu.
32
Masri Singarimbun dkk., Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 2011), h. 5.
36
Survey merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk
meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu.Survey adalah suatu desain
yang digunakan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan
prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi.Pada
survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan
seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku dan nilai.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.33
Populasi merupakan
keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah BMT
Masjid Al-Azhar Pasar Minggu. Karena populasi keseluruhan nasabah BMT
Masjid Al-Azhar diketahui dalam jumlah besar, maka peneliti mengkhususkan
pada populasi nasabah pembiayaan saja, yaitu sebanyak 132 nasabah.
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang memiliki karakteristik
sama dengan populasinya. Sampel diambil dengan metode purposive sampling,
yaitu cara pengambilan sampel yang sudah dipilih secara cermat, dengan ciri-ciri
tertentu sehingga relevan dengan rancangan penelitian.
Ciri-ciri dalam pengambilan sampel antara lain:
1. Menjadi nasabah pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu.
2. Memiliki usaha dalam bidang UMKM.
33Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabetam, 2010), h. 61.
37
3. Menggunakan pembiayaan yang berakad mudharabah dan murabahah.
4. Bukan nasabah yang masuk dalam kriteria pembiayaan macet.
Untuk menetapkan jumlah sampel, maka peneliti menggunakan rumus
Slovin, yaitu n=N/1+Nα2,,,, , dimana n adalah besar sampel, N adalah jumlah
popilasi dan αadalah tingkat signifikansi. Diketahui bahwa populasi sebesar 132,
dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (0.05), maka:
n = N / 1 + Nα2
n = 132 / 1 + 132(0.05)2
n = 132 / 1.33
n = 99.248 ≈100
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel independen. Adapun variabel
dependen dalam penelitian ini adalah aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan yang diberikan oleh LKM Syari’ah.
Peluso dan Ribot mendefinisikan akses sebagai kemampuan
menghasilkan keuntungan dari sesuatu, termasuk diantaranya objek material,
perorangan, institusi dan simbol.Dengan memfokuskan pada kemampuan
dibandingkan dengan kepemilikan yang ada dalam teori properti, formulasi
ini memberikan perhatian pada wilayah yang lebih luas pada hubungan sosial
n=N/1+Nα2
38
yang mendesak dan memungkinkan orang untuk mendapatkan keuntungan
dari sumber daya tanpa memfokuskan diri pada hubungan properti semata.34
Dalam penelitian ini, aksesibilitas yang dimaksud adalah
kemampuan UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan yang diberikan
oleh LKM Syari’ah, yang mana BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu
dijadikan sebagai studi kasusnya.
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
strategi bauran pemasaran yang biasa dikenal dengan istilah 4P, yaitu Product
(produk), Price (harga), Promotion (promosi) dan Place (tempat).
a. Product (Produk)
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, diperoleh, digunakan ataupun dikonsumsi yang dapat
memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Produk tidak hanya
berupa barang nyata, tetapi juga termasuk didalamnya berupa jasa.
Strategi bauran pemasaran produk menurut Kotler dan Keller dapat
dilakukan dengan menciptakan keragaman produk, meningkatkan
kualitas, design, ciri nama merk, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi
dan imbalan.35
34 Jesse C. Ribot dan Nancy Lee Peluso, A Theory of Access: Rural Sociology Vol. 68
Number 2 (2003), h. 153.
35
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi ke-12 Jilid I (PT
Indeks: Indonesia, 2006), h. 23.
39
b. Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk sebuah
produk atau jasa, atau total nilai yang pelanggan tukarkan untuk
keuntungan-keuntungan dalam memiliki atau menggunakan produk atau
jasa. Kotler dan Keller mengemukakan bahwa untuk melakukan strategi
bauran pemasaran harga dapat dilakukan dengan mencantumkan daftar
harga, pemberian rabat/diskon, pemberian potongan harga khusus,
periode pembayaran dan syarat kredit yang mudah.36
c. Promotion (Promosi)
Promosi adalah aktivitas mengkomunikasikan produk atau jasa
dan menjelaskan keunggulan produk/jasa mereka kepada sasaran
pelanggan dan membujuk mereka untuk membeli/menggunakan produk
atau jasa yang mereka tawarkan. Strategi bauran pemasaran promosi
menurut Kotler dan Keller dapat dilakukan dengan cara memberikan
promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, kehumasan dan
pemasaran langsung.37
Promosi dalam penelitian ini lebih menekankan kepada tenaga
pemasar. Hal ini dikarenakan promosi yang mereka lakukan lebih
mengena kepada nasabah dibandingkan melalui media massa.
d. Place (Tempat)
Tempat adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang membuat
produk atau jasa tersedia bagi sasaran pelanggan. Salah satu syarat yang
36Ibid.
37
Ibid.
40
ideal lokasi BMT bagi masyarakat pada umumnya maupun UMKM pada
khususnya adalah tempat yang mudah dijangkau oleh transportasi, baik
dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kotler dan Keller
menjelaskan untuk menerapkan strategi bauran pemasaran tempat,
perusahaan dapat melalui saluran pemasaran, cakupan pasar,
pengelompokan, lokasi, persediaan dan transportasi.38
E. Indikator Kuesioner
Setelah diperoleh definisi konseptual mengenai Aksesibilitas UMKM dan
Bauran Pemasaran, maka pengaruh bauran pemasaran terhadap aksesibilitas
UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar dapat
dioperasionalkan ke dalam lima dimensi pengukuran, yaitu:
1. Produk yang ditawarkan oleh BMT Masjid Al-Azhar, indikatornya adalah:
a. Memiliki akad yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan nasabah.
b. Tahapan yang harus dilalui tidak berbelit-belit.
c. Perolehan bagi hasil sesuai dengan harapan.
d. Memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk BMT
lain.
2. Harga yang ditetapkan oleh BMT Masjid Al-Azhar, indikatornya adalah:
a. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh pembiayaan
mudah dipenuhi oleh nasabah.
38Ibid.
41
b. Besarnya angsuran dan bagi hasil yang harus dibayarkan tidak
merugikan nasabah.
c. Pihak BMT memberikan potongan angsuran bagi nasabah.
d. Denda yang dikenakan tergolong ringan.
3. Promosi yang dilakukan oleh BMT Masjid Al-Azhar, indikatornya adalah:
a. Petugas selalu datang untuk mengambil angsuran.
b. Pihak BMT memberikan respon yang baik ketika nasabah
berkonsultasi.
c. Petugas bersedia mengambil angsuran diluar waktu pembayaran.
d. Pihak BMT memberikan arahan dalam menjalankan usaha.
4. Tempat BMT Masjid Al-Azhar, indikatornya adalah:
a. Lokasi BMT mudah dijangkau oleh alat transportasi.
b. BMT berdekatan dengan fasilitas umum.
c. Tata ruang BMT menimbulkan rasa nyaman.
d. BMT selalu menyediakan papan informasi yang update.
5. Aksesibilitas UMKM dalam menjangkau pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar,
indikatornya adalah:
a. Jarak tidak menjadi halangan nasabah.
b. Pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar adalah solusi yang tepat bagi
nasabah UMKM.
c. BMT Masjid Al-Azhar memudahkan nasabah dalam memenuhi syarat
pembiayaan.
d. Nasabah merasa puas.
42
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang sudah disiapkan dan ditulis
sebelumnya oleh peneliti untuk dimintakan jawabannya dari responden, yaitu
nasabah pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu yang telah dipilih
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Distribusi kuesioner dilakukan
secara langsung, yaitu peneliti bertemu dengan responden untuk memberikan
daftar pertanyaan dan menerima jawabannya.
Kuesioner ini menggunakan pengukuran skala lima atau skala Likert.
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi sesorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.39
Tabel 3.1 Skala Likert
Bobot Kategori
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Netral/Ragu-ragu
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Skala Likert dikatakan ordinal karena pernyataan “sangat setuju”
mempunyai tingkat atau preferensi yang lebih tinggi dari “setuju”, dan “setuju”
lebih tinggi dari “ragu-ragu” dan seterusnya.40
39 Ety Rochaety dkk, Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS (Jakarta:PT Mitra
Wacana Media, 2009), h. 43.
43
G. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu akan dilaksanakan uji
instrumen yang digunakan sebagai alat ukur. Uji ini meliputi uji validitas dan
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner
tersebut.41
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n − 2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka
butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (ả). Suatu konstruk
40Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), h. 45.
41
Ibid., h. 49.
44
atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>
0.60.42
H. Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang
responden dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis kelamin, tingkat
pendidikan, jenis usaha dan lain-lain yang berkaitan dengan responden
penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah setiap variabel
dalam model memiliki variabel pengganggu atau residual yang
berdistribusi normal. Apabila uji ini dilanggar, uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel yang kecil.43
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen.44
Multikolinearitas dapat dilihat dari:
1) Nilai tolerance dan lawannya.
42 Ibid., h. 45.
43
Ibid., h. 147.
44
Ibid., h. 95.
45
2) Variance Inflation Factor(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai
tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10. Jika nilai VIF tidak
ada yang melebihi 10, maka dapat dikatakan bahwa multikolinearitas
yang terjadi tidak berbahaya (lolos uji).
c. Uji Heteroskedastisitas45
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residualsatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID.
Dasar analisis:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi
antar observasi satu dengan observasi lain yang berlainan
45Ibid., h. 125.
46
waktu.46
Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi
adalah variance sample tidak dapat menggambarkan variance
populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat
digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel
independen tertentu.
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson
(DW Test). Adapun cara mendeteksi terjadinya autokorelasi secara
umum dapat diambil patokan sebagai berikut:47
Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
Angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Jika semua uji asumsi klasik telah dilakukan dan model dapat
digunakan, maka regresi dapat dilakukan. Model regresi yang akan digunakan
adalah regresi linear berganda dengan empat variabel independen. Model ini
dituliskan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4
Keterangan:
Y = aksesibilitas UMKM.
a = konstanta yang menunjukkan besar nilai Y jika X = 0.
46
Agus Widarjono, Ekonometrika Teori dan aplikasinya (Yogyakarta: Ekonsia. 2005) h.
177. 47
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: elex media
komputindo 2000), h. 218.
47
b1-b4 = koefisien regresi parsial, yaitu konstanta yang menunjukkan
besar peran X dalam menentukan besar Y.
X1 = produk pembiayaan BMT.
X2 = harga pembiayaan BMT.
X3 = promosi pembiayaan BMT.
X4 = tempat BMT.
4. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Koefisian determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilainya adalah
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi mempunyai kelemahan, yaitu bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat
walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu, nilai yang akan digunakan untuk
mengevaluasi model regresi adalah nilai adjusted R2atau R
2 yang
disesuaikan.48
48Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), h. 87.
48
b. Uji Statistik t49
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Risiko kesalahan yang akan digunakan adalah 5%.
Jika tingkat kesalahan yang dihasilkan lebih dari 5% maka Ho akan
diterima dan hipotesis alternatif ditolak
c. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji
hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan
sebagai berikut:50
Jika nilai F hitung lebih besar daripada F tabel maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain hipotesis
alternatif diterima yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
Jika besar tingkat kesalahan model kurang dari 5%, dapat
disimpulkan bahwa model yang dibuat tepat dan mengandung
kesalahan yang kecil.
49Ibid.
50
Ibid., h. 88.
49
I. Skema Penelitian
Gambar 3.1 Skema Penelitian
BMT Masjid Al-Azhar
menerapkan strategi pemasaran
Bauran Pemasaran
(marketing mix)
Product (X1)
- Pembiayaan Mudharabah
- Pembiayaan Murabahah
Price (X2)
- Besarnya
angsuran yang
harus dibayar
- Pemberian
potongan angsuran
- Denda
Promotion (X3)
- Tenaga
Pemasar
Place (X4)
- Lokasi
- Saluran
Pemasaran
- Cakupan Pasar
Hipotesis:
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan pada
setiap variabel X1 X2 X3 X4 terhadap
variabel Y
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan
pada setiap variabel X1 X2 X3 X4 terhadap
variabel Y
Uji validitas dan reliabilitas, serta
analisis regresi linear berganda
diantaranya uji asumsi klasik,
persamaan regresi linear berganda,
Uji t dan Uji F.
Aksesibilitas UMKM (Y)
apakah UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan
LKMS berdasarkan faktor 4P atau tidak
50
J. Hipotesis
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah memiliki berbagai macam produk
yang ditawarkan kepada masyarakat dengan berbagai macam akad dan
persyaratan. Adanya perbedaan alur penerimaan penghasilan UMKM dengan
yang lain, dimana usaha UMKM tidak selalu mendapatkan keuntungan,
mengharuskan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah untuk menawarkan produk
yang sesuai dengan keadaan UMKM. Semakin sesuai produk yang ditawarkan,
maka semakin mudah pula UMKM untuk mengakses sumber pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah. Semakin mudah (tidak berbelit-belit)
tahapan yang harus dilalui nasabah dalam pengajuan pembiayaan, semakin cepat
pembiayaan tersebut dicairkan, maka akses UMKM pun semakin mudah.
Ha1: Produk pembiayaan BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
Ho1: Produk pembiayaan BMT tidak berpengaruh terhadap aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
`Salah satu masalah klasik pemberdayaan UMKM adalah masalah
kekurangan modal, namun kebanyakan UMKM enggan datang ke bank karena
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh fasilitas kredit dari perbankan
terbilang cukup sulit. Persyaratan yang harus dipenuhi terkadang tidak sesuai
dengan keadaan UMKM, oleh karena itu diperlukan persyaratan yang sesuai
dengan keadaan UMKM agar akses UMKM dalam menjangkau sumber
pembiayaan akan menjadi lebih mudah.
51
Ha2: Harga pembiayaan BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
Ho2: Harga pembiayaan BMT tidak berpengaruh terhadap aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
Dibutuhkan promosi yang “mengerti” UMKM agar akses UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah semakin
mudah. Promosi ini erat kaitannya dengan tenaga pemasar. Kebanyakan UMKM
hanya memiliki sedikit karyawan sehingga dibutuhkan tenaga pemasar dari
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah yang aktif. Dengan aktifnya tenaga pemasar,
maka mereka tidak perlu meninggalkan tempat usahanya untuk pengurusan
pembiayaan (misalnya membayar angsuran), sehingga mereka bisa menjalankan
usaha dengan lancar. Semakin giat promosi yang digencarkan oleh pihak
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, maka akses UMKM dalam menjangkau
sumber pembiayaan pun juga semakin mudah.
Ha3: Promosi BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
Ho3: Promosi BMT tidak berpengaruh terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
Terkadang untuk melakukan pencairan pembiayaan, UMKM harus
datang ke Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah yang dimaksud. Tidak semua
UMKM memiliki kendaraan pribadi, sehingga sebagian dari mereka
52
menggunakan jasa transportasi umum. Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah yang
memiliki lokasi yang mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan
umum (dilewati jalur transportasi umum) akan semakin memudahkan UMKM
untuk mendatangi lokasi tersebut. Semakin mudah lokasi Lembaga Keuangan
Mikro Syari’ah dijangkau, maka UMKM pun semakin mudah dalam mengakses
pembiayaan.
Ha4: Tempat BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
Ho4: Tempat BMT tidak berpengaruh terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
53
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
I. Deskripsi Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu
KSBMT Masjid Al-Azhar merupakan lembaga keuangan yang
mendasarkan operasionalnya dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip
ekonomi Islam. Dalam usahanya, KS BMT Masjid Al-Azhar berperan
sebagai lembaga perantara (intermediary) antara mereka yang memiliki dana
berlebih tetapi tidak memiliki kemampuan untuk berniaga dengan mereka
yang memiliki kemampuan berniaga tetapi tidak memiliki dana. KS BMT
Masjid Al-Azhar terdiri dari dua lembaga, yaitu:
a. Baitul Maal, yaitu lembaga yang bertugas menghimpun dana
anggota dan masyarakat dalam bentuk zakat, infak, sedekah dan
hibah serta mendistribusikannya kepada yang berhak (8 asnaf).
b. Baitul Tamwil, yaitu lembaga yang bertugas menghimpun dana dari
anggota dan calon anggota/masyarakat dalam bentuk simpanan
pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan berjangka dan
produk jasa pembiayaan. Dana yang disimpan di KS BMT Masjid
Al-Azhar merupakan amanah yang harus ditunaikan oleh KS BMT
Masjid Al-Azhar untuk mengembangkan usaha sehingga
menghasilkan keuntungan. Selain itu karena BMT diberi amanah
menggunakan dana tersebut untuk memperoleh keuntungan, maka
54
BMT memberikan bagi hasil atau bonus kepada para
penabung/penyimpan sesuai dengan pendapatan yang diperoleh
BMT setiap bulannya.
KS BMT Masjid Al-Azhar berdiri pada tanggal 36 Agustus 1995 M/29
Rabiul Awal 1416 H. Adapun para pendiri dan penggagas berdirinya KS
BMT Masjid Al-Azhar adalah dari pengurus dan pembina Masjid Al-Azhar
Pasar Minggu, yaitu Bp. H. Moh. Ali Moe’is, Bp. DR. KH. Mas’ud Saiful
Alam dan Bp. Arifin. Dukungan juga datang dari seluruh jama’ah pengajian
Majelis Ta’lim Al-Azhar Pasar Minggu. Pada awalnya KS BMT Masjid Al-
Azhar hanya memiliki asset sebesar Rp. 34.284.950,- dengan modal dasar
pendirian sebesar Rp. 19.965.000,-.
Pada saat awal operasionalnya, KS BMT Masjid Al-Azhar hanya
berbentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dibawah binaan PINBUK
(Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) yaitu sebuah LPSM (Lembaga
Pembinaan Sosial Masyarakat) yang dibentuk oleh BMI (Bank Muamalat
Indonesia), MUI (Majelis Ulama Indonesa) dan ICMI (Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia), di mana lembaga ini ditunjuk untuk membina dan
mengawasi BMT-BMT yang ada di seluruh Indonesia. Kerja sama antara
Bank Indonesia (BI) dengan PINBUK yang tertuang dalam MOU No.
003/MOU/PHBK-PINBUK/VIII/95 (tertanggal 27 September 1995) dan
didukung dalam Program Gerakan BMT Nasional yang dicanangkan oleh
Presiden Republik Indonesia saat itu (Bapak Soeharto) tanggal 7 Desember
1995.
55
Pada tahun ke-4 beroperasi, tepatnya bulan September 1999, KS BMT
Al-Azhar menjadi ber-Badan Hukum Koperasi Syari’ah dengan Nomor :
357/BH/KDK.9.4/IX/1999 (tertanggal 14 September 1999), dengan sedikit
perubahan nama yang terdaftar dalam Lembaga Negara Republik Indonesia
melalui Depkop (Departemen Koperasi) dan PKM (Program Kreativitas
Mahasiswa) menjadi “BMT MASJID AL-AZHAR”. Hal tersebut sudah
mendapat persetujuan dari Musyawarah Anggota Tahunan (Pemegang
Saham) KS BMT Masjid Al-Azhar pada tanggal 18 Juli 1999 yang tertuang
dalam Notulen Rapat Nomor : 03/NR-RTAT/VII/99 (tertanggal 20 Juli 1999).
Sampai saat ini, BMT Masjid Al-Azhar memiliki satu cabang di daerah
Tangerang dengan total asset sekitar 11M rupiah. Dengan ini, BMT Masjid
Al-Azhar telah menjadi sebuah lembaga keuangan alternatif yang dapat
memberikan pembiayaan/kredit kepada para pedagang kecil dan masyarakat
yang mempunyai usaha ekonomi produktif karena sulitnya mereka dalam
mendapatkan jasa lembaga keuangan formal.
2. Profil BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu
1) IDENTITAS BADAN USAHA
1. Nama Badan Usaha : BMT Masjid Al-Azhar
2. Tahun Pendirian : 26 Agustus 1995
3. Bentuk Badan Hukum : Koperasi Syari’ah
4. Nomor Badan : 357/BH/KDK.9.4./IX/1999
5. Alamat/Domisili Usaha :Komp. Masjid Al-Azhar
Jl. Mujair INo.24A RT.03/09
56
Pasar Minggu, Jakarta Selatan - 12520
Tlp. 021-7802650 / Fax. 78844740
6. Alamat Kantor Cabang : Komp. Ruko Tirtayasa Permai
Jl. Sultan Ageng Tirtayasa No. 51E RT.2/3
Sudimara Pinang, Tangerang
Tlp. 021-7326657/ Fax. 7324539
7. Website : bmtalazhar.co.id
8. Email : bmt.alazhar@yahoo.co.id
2) LEGALITAS USAHA
1. Akta Pengesahan : No. 357/BH/KDK.9.4/IX/1999
2. SIUP : No. 00781/P.I/1.824.271
3. TDP : No. 09.03.2.51.00804
4. NPWP : No. 02.314.297.9-17.000
3) VISI DAN MISI
Visi
Menjadi BMT yang Profesional, Modern, Terdepan dan Terpercaya.
Misi
1. Membangun dan memberdayakan ekonomi umat.
2. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
3. Menumbuhkembangkan prinsip ekonomi syari’ah.
4. Profesional dalam melayani dan berorientasi pada ekonomi
mikro.
5. Mencari keridho’an Allah SWT.
57
4) PRODUK
Baitul Maal
1. Penghimpunan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah.
2. Penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam program:
- Bantuan modal kerja lewat dana Qardhul Hasan.
- Pemberian beasiswa dan santunan terhadap anak yatim piatu
dan anak keluarga miskin.
3. Melakukan pembinaan dan pengajian.
4. Kegiatan sosial keagamaan lainnya.
Baitul Tamwil
1. Produk Jasa Simpanan Anggota
a. Simpanan Amanah, merupakan jenis simpanan yang dapat
ditarik dan disetor setiap saat.
b. Simpanan Pendidikan, merupakan tabungan untuk
merencanakan dana pendidikan pasti anak-anak di masa
mendatang.
c. Simpanan Hari Raya, merupakan jenis simpanan kolektif
yang jumlah setoran dan saat penarikannya telah ditentukan,
untuk mempersiapkan kebutuhan hari raya.
d. Simpanan Walimah, merupakan jenis simpanan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pernikahan,
penyetoran dapat dilakukan setiap saat dan penarikan hanya
58
dapat dilakukan menjelang hari walimah dari penyimpan
yang bersangkutan.
e. Simpanan Haji, merupakan jenis simpanan yang diperlukan
bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji,
penarikannya hanya dilakukan satu kali.
f. Simpanan Wadi’ah, merupakan jenis simpanan dengan model
titipan yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi
penyimpanan dan penarikan dananya setiap saat.
g. Simpanan Berjangka, merupakan jenis simpanan yang
mempunyai masa tenggang waktu dan hanya bisa di transaksi
setelah batas waktu akad perjanjian.
2. Produk Jasa Pembiayaan
a. Pembiayaan Murabahah, merupakan jenis pembiayaan untuk
jual-beli dengan pembayaran jatuh tempo.
b. Pembiayaan Mudharabah, merupakan jenis pembiayaan
modal usaha penuh dari BMT kepada nasabah untuk
mengelola sebuah usaha dan bagi hasilnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
c. Pembiayaan Ijarah Multi Jasa, merupakan jenis pembiayaan
dimana bank memberikan pembiayaan kepada nasabah dalam
rangka memperoleh manfaat atas suatu jasa, untuk biaya
pendidikan dan kesehatan.
59
d. Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah, merupakan jenis
akad pembiayaan yang mencantumkan persyaratan-
persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh
pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara
usaha dan objek investasinya.
e. Pembiayaan Dana Talangan Umroh, merupakan jenis
pembiayaan untuk membantu para nasabah yang
berkeinginan untuk melakukan ibadah umrah.
f. Pembiayaan lainnya yang sesuai dengan sistem syari’ah.
5) STRATEGI PEMASARAN
Upaya Meningkatkan Pemasaran
1. Mempertahankan pendekatan dengan calon nasabah yang belum
closing dan menjalin hubungan baik dengan calon nasabah
tersebut.
2. Mempertahankan hubungan baik dengan nasabah, misal apabila
nasabah menikah maka kita memberi ucapan selamat dan bila
nasabah terkena musibah maka kita tengok.
3. Bertanggung jawab dan amanah dalam mengelola dana-dana dari
nasabah sehingga BMT memperoleh citra yang baik dari
masyarakat.
4. Silaturahmi bertujuan untuk menjalin suatu kekeluargaan yang
akan menciptakan suatu kepercayaan bagi nasabah atau calon
nasabah.
60
5. Mengadakan pertemuan rutin setiap satu bulan sekali dengan
masing-masing cabang BMT, guna mendiskusikan mengenai
pengalaman di lapangan.
6. Mendatangkan motivator pemasaran sehingga dapat memotivasi
para marketing di BMT dan dapat memberikan solusi-solusi dalam
proses pemasaran.
Strategi Pemasaran Yang Harus Dilakukan BMT
1. Menggunakan pola pemasaran dengan sistem jemput bola.
2. Promosi melalui brosur, sehingga nasabah mengetahui produk-
produk yang ditawarkan BMT, baik produk dana maupun
pembiayaan dan calon nasabah bisa mengetahui keberadaan BMT.
3. Melakukan sosialisasi secara langsung untuk promosi kepada calon
nasabah.
4. Menentukan target baru atau sasaran baru.
5. Mengajukan proposal penawaran kerjasama dalam pengelolaan
tabungan dan pembiayaan dengan sekolah-sekolah, mulai dari TK
sampai SMA.
6) CAKUPAN WILAYAH
1. Pasar Minggu
2. Pasar Mampang
3. Pasar Pondok Labu
4. Pasar Ariyad
5. Pasar Pela Mampang
61
6. Wilayah Sekitar
7) PENGALAMAN KERJASAMA
Tabel 4.1 Pengalaman Kerjasama BMT Masjid Al-Azhar
Nama Perusahaan Bentuk Kerjasama
PNM BTN Pinjaman pembiayaan bergulir
Departemen Koperasi & UMKM Pinjaman pembiayaan bergulir
Sekolah dan Perguruan Tinggi Studi banding, magang, skripsi,
penelitian dan Praktik Kerja Lapangan
(PKL)
Bank Permata Syari’ah Sistem Payment Point
Bank Syari’ah Mandiri Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Barokah
Bank Muammalat Penempatan dana BMT Masjid Al-
Azhar (Tabungan)
Bank Mega Syari’ah Penyaluran dana Qardhul Hasan
Laznas BMT ICMI Perkuatan Baitul Maal
Notaris Eko Putranto, SH Pengikatan Akad Pembiayaan Anggota
Asuransi Jiwasraya Asuransi jiwa anggota pembiayaan dan
Asuransi Pensiun Karyawan
Jamsostek Asuransi Kesehatan & Hari Tua untuk
Karyawan
62
8) SISTEM KOMPUTERISASI DAN SISTEM OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP)
Sistem operasional BMT Masjid Al-Azhar telah menggunakan
sistem informasi komputer syari’ah, yaitu sebuah program aplikasi
komputer yang berorientasi pada penanganan kegiatan operasional dan
administrasi BMT yang berazas syari’ah, berbahasa Indonesia, fleksibel,
berfasilitas dan berdayaguna tinggi, berbasis sistem operasi Windows 95 /
98 / ME / 2000 / XP / NT.
Seluruh transaksi telah menggunakan sistem aplikasi komputer
syari’ah dan bagian satu dengan lainnya dilakukan dengan online.Dalam
menjalankan seluruh aktivitas kerja, BMT Masjid Al-Azhar telah
menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP), dimana seluruh
kegiatan mengacu kepada standar operasi tersebut.
J. Analisis Data
1. Deskripsi Data Responden
Berikut ini akan dikemukakan gambaran umum tentang responden
yang menjadi objek dalam penelitian ini. Data penelitian diperoleh dari
penyebaran kuesioner yang telah dilakukan pada tanggal 2 Juni 2014 sampai
25 Juni 2014. Responden dalam penelitian ini adalah nasabah pembiayaan di
BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu, yang dipilih dengan kriteria yang telah
ditentukan oleh peneliti. Kuesioner yang disebar sebanyak 100 kuesioner.
63
Kuesioner yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif
mengenai gambaran umum responden.
a. Responden berdasarkan jenis kelamin
Gambaran umum mengenai responden dalam penelitian di BMT
Masjid Al-Azhar Pasar Minggu berdasarkan jenis kelamin dapat
ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 41 41%
Perempuan 59 59%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 4.2 di atas menunjukkan responden berjenis kelamin
perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki. Hal ini berarti
pelaku UMKM kebanyakan adalah perempuan. Responden perempuan
biasanya memiliki usaha dagang, misalnya dagang sayur, dagang
sembako dan lainnya. Responden laki-laki kebanyakan memiliki usaha
jasa, misalnya bengkel dan studio.
b. Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan mencerminkan tingkat intelektualitas dari
seseorang. Kondisi ini seringkali juga mencerminkan pemilihan sumber
pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Gambaran umum
64
mengenai responden BMT Masjid Al-Azhar berdasarkan kelompok
pendidikan dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
SD/sederajat 12 12%
SMP/sederajat 27 27%
SMA/sederajat 49 49%
Diploma/Sarjana 12 12%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel di atas, diketahui bahwa kebanyakan responden
memiliki tingkat pendidikan SMA/sederajat yaitu sebanyak 49 orang. Hal
ini berarti sebagian besar mereka sudah memiliki pengetahuan dasar
mengenai ilmu ekonomi di masa SMA.
c. Responden berdasarkan jenis usaha
Gambaran mengenai jenis usaha nasabah BMT Masjid Al-Azhar
yang menjadi responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi
dua, yaitu usaha dagang dan usaha jasa.
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Jenis Usaha Jumlah Persentase
Dagang 74 74%
Jasa 26 26%
Jumlah 100 100%
65
Sumber: Data Primer Diolah
Sebagian besar responden memiliki usaha dalam bidang
perdagangan. Hal ini dikarenakan letak BMT yang dekat dengan tempat-
tempat strategis bagi para pedagang, seperti pasar, Taman Wisata Setu
Babakan dan tempat-tempat umum lainnya. Ada juga sebagian yang
memilih untuk berdagang karena sejak awal mereka memang ingin
berdagang.
d. Responden berdasarkan jumlah pembiayaan
Responden yang selanjutnya didasarkan pada jumlah pembiayaan
yang mereka terima dari BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu.
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pembiayaan
Jumlah Pembiayaan Jumlah Persentase
Rp 1.000.000,- s/d Rp 3.000.000,- 23 23%
Rp 3.000.000,- s/d Rp 6.000.000,- 40 40%
Rp 6.000.000,- s/d Rp 10.000.000,- 20 20%
> Rp 10.000.000,- 17 17%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Sebanyak 40% dari keseluruhan responden menerima pembiayaan
yang berkisar pada Rp 3.000.000,- sampai dengan Rp 6.000.000,-.
Biasanya, pembiayaan dari Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 6.000.000,-
diambil dari responden yang berjualan di sekitar pasar. Sedangkan
pembiayaan lebih dari Rp 6.000.000,- diambil dari responden yang
66
membuka usaha percetakan, toko listrik, bengkel dan usaha-usaha
lainnya yang membutuhkan modal yang cukup besar.
e. Responden berdasarkan pengalaman mengajukan pembiayaan
Gambaran mengenai pengalaman mengajukan pembiayaan dilihat
dari berapa kali responden mengajukan pembiayaan kepada BMT Masjid
Al-Azhar. Responden yang lebih dari satu kali pengajuan pembiayaan
biasanya tidak mengalami kesulitan dalam pengajuan pembiayaan
selanjutnya.
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengajuan Pembiayaan
Pengajuan Pembiayaan Jumlah Persentase
Belum pernah 7 7%
1 kali – 2 kali 44 44%
3 kali – 4 kali 42 42%
> 5 kali 7 7%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Sebagian besar responden pernah mengajukan pembiayaan ke
BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu. Nasabah yang telah memiliki
pengalaman pengajuan pembiayaan lebih dari satu kali, biasanya
dimudahkan dalam proses pembiayaan selajutnya karena mereka sudah
berpengalaman dan lebih paham tentang prosedur pengajuan
pembiayaan.
67
2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan di deskripsikan hasil penelitian yang diperoleh
dari angket berupa jawaban nasabah UMKM yang mengajukan pembiayaan
kepada BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu terhadap variabel-variabel
penelitian. Variabel ini merupakan variabel independen yaitu produk, harga,
promosi dan tempat serta variabel dependen yaitu aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar.
Dalam angket, responden diberikan pertanyaan mengenai sikap
mereka terhadap item-item pertanyaan tersebut yang sudah disediakan
alternatif jawaban dengan kategori: Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Netral/Ragu-ragu (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Item pertanyaan ini merupakan tanggapan/sikap responden terhadap hal-hal
yang ada dalam item pertanyaan berdasarkan apa yang mereka alami atau
rasakan serta yang dapat memudahkan akses mereka dalam menjangkau
sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu.
a. Tanggapan Responden Terhadap Produk Yang Ditawarkan Oleh BMT
Masjid Al-Azhar
Variabel Produk ini diwakili oleh empat item pertanyaan, yaitu
tanggapan responden terhadap produk yang sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan nasabah, tahapan yang harus dilalui tidak berbelit-belit,
perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan dan keunggulan produk
BMT Masjid Al-Azhar dibandingkan dengan produk BMT lain. Adapun
68
pendapat responden terhadap item-item variabel Produk dapat dijelaskan
pada tabel berikut:
Tabel 4.7Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Produk Yang Ditawarkan Oleh
BMT Masjid Al-Azhar
NO. DAFTAR PERTANYAAN
SS S N TS STS
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
1 Produk yang ditawarkan oleh pihak
BMT memiliki akad yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan
nasabah.
67 33 0 0 0
2 Tahapan yang harus dilalui sejak
proses permohonan pembiayaan
hingga realisasi pembiayaan kepada
nasabah tidak berbelit-belit.
62 38 0 0 0
3 Perolehan bagi hasil sesuai dengan
harapan.
46 48 6 0 0
4 Produk yang ditawarkan oleh pihak
BMT Masjid Al-Azhar memiliki
nilai yang lebih baik dibandingkan
dengan produk BMT lain.
47 48 5 0 0
Sumber: Hasil Data Diolah
b. Tanggapan Responden Terhadap Harga Yang Ditetapkan Oleh BMT
Masjid Al-Azhar
Variabel Harga ini diwakili oleh empat item pertanyaan, yaitu
tanggapan responden terhadap persyaratan yang mudah dipenuhi,
angsuran yang harus dibayarkan tidak merugikan nasabah, potongan
angsuran yang diberikan oleh BMT dan denda yang dikenakan oleh
pihak BMT tergolong ringan. Adapun pendapat responden terhadap item-
item variabel Harga dapat dijelaskan pada tabel berikut:
69
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Harga Yang Ditetapkan Oleh BMT
Masjid Al-Azhar
NO. DAFTAR PERTANYAAN
SS S N TS STS
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
1 Ketentuan/persyaratan yang harus
dipenuhi untuk memperoleh
pembiayaan mudah dipenuhi oleh
nasabah.
27 62 11 0 0
2 Besarnya angsuran dan bagi hasil
yang harus dibayarkan tidak
merugikan nasabah.
68 32 0 0 0
3 Pihak BMT memberikan potongan
angsuran bagi nasabah yang selalu
membayar tepat waktu.
56 32 12 0 0
4 Jika nasabah terlambat dalam
membayar angsuran, denda yang
dikenakan tergolong ringan.
75 24 1 0 0
Sumber: Hasil Data Diolah
c. Tanggapan Responden Terhadap Promosi Yang Dilakukan Oleh BMT
Masjid Al-Azhar
Variabel Promosi ini diwakili oleh empat item pertanyaan, yaitu
tanggapan responden terhadap petugas yang selalu datang untuk
mengambil angsuran, respon yang baik ketika nasabah berkonsultasi
pada petugas, petugas bersedia berkomunikasi lewat telepon apabila
nasabah tidak dapat membayar tepat waktu dan pihak BMT memberikan
arahan kepada nasabah dalam menjalankan usaha. Adapun pendapat
responden terhadap item-item variabel Promosi dapat dijelaskan pada
tabel berikut:
70
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Promosi Yang Dilakukan Oleh
BMT Masjid Al-Azhar
NO. DAFTAR PERTANYAAN
SS S N TS STS
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
1 Petugas selalu datang untuk
mengambil angsuran.
80 19 1 0 0
2 Pihak BMT selalu memberikan
respon yang baik ketika nasabah
berkonsultasi pada petugas.
78 22 0 0 0
3 Petugas bersedia tidak mengambil
angsuran ketika waktu pembayaran
angsuran dan bersedia mengambil
angsuran meski bukan waktu
pembayaran angsuran
(berkomunikasi lewat telepon).
70 29 1 0 0
4 Pihak BMT memberikan arahan
dalam menjalankan usaha agar
berjalan dengan semestinya dan hasil
yang didapat sesuai dengan harapan.
53 44 3 0 0
Sumber: Hasil Data Diolah
d. Tanggapan Responden Terhadap Tempat BMT Masjid Al-Azhar
Variabel tempat ini diwakili leh empat item pertanyaan, yaitu
tanggapan responden terhadap lokasi BMT yang mudah dijangkau oleh
transportasi, lokasi BMT yang berdekatan dengan pasar dan fasilitas
umum lainnya, tata ruang BMT yang menimbulkan rasa nyaman dan
papan informasi BMT yang selalu update. Adapun pendapat responden
terhadap item-item variabel Tempat dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Tempat BMT Masjid Al-Azhar
NO. DAFTAR PERTANYAAN
SS S N TS STS
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
1 Lokasi BMT mudah dijangkau oleh
transportasi, baik transportasi pribadi
maupun transportasi umum.
16 64 12 8 0
71
2 Lokasi BMT berdekatan dengan
fasilitas umum lainnya seperti pasar.
18 66 16 0 0
3 Tata ruang BMT menimbulkan rasa
nyaman.
30 61 9 0 0
4 BMT menyediakan papan informasi
yang selalu update.
29 61 10 0 0
Sumber: Hasil Data Diolah
e. Tanggapan Responden Terhadap Aksesibilitas UMKM Dalam
Menjangkau Sumber Pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar
Variabel ini diwakili oleh empat item pertanyaan, yaitu tanggapan
responden terhadap jarak yang tidak menjadi halangan dalam proses
pembiayaan, BMT Masjid Al-Azhar merupakan solusi yang tepat bagi
nasabah UMKM dalam menggunakan produk pembiayaan, BMT Masjid
Al-Azhar yang memudahkan nasabah dalam memenuhi persyaratan dan
kepuasan nasabah setelah menjadi nasabah BMT Masjid Al-Azhar.
Adapun pendapat responden terhadap item-item variabel ini dapat
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Berkaitan Dengan Aksesibilitas UMKM Dalam
Menjangkau Sumber Pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar
NO. DAFTAR PERTANYAAN
SS S N TS STS
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
Jml.
(%)
1 Jarak bukanlah menjadi halangan
saya dalam proses pembiayaan.
40 53 7 0 0
2 BMT Masjid Al-Azhar adalah solusi
yang tepat bagi nasabah UMKM
dalam menggunakan produk
pembiayaan.
57 42 1 0 0
3 BMT Masjid Al-Azhar memudahkan
saya dalam memenuhi syarat
pembiayaan.
69 31 0 0 0
4 Saya merasa puas setelah menjadi 74 26 0 0 0
72
nasabah BMT Masjid Al-Azhar.
Sumber: Hasil Data Diolah
3. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai tingkat validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki tingkat
validitas yang rendah.51
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
teknik korelasi, yaitu dengan membandingkan hasil koefisien
korelasi rhitung dengan rtabel. Jika koefisien korelasi rhitung lebih besar
dari rtabel, maka butir-butir penelitian ini dikatakan valid. Dengan
menggunakan df = (N - 2) = (100 - 2) = 98 dan tingkat signifikansi
uji satu arah 0.05 didapatkan rtabel = 0.1654. Dari hasil uji validitas
diperoleh kesimpulan seperti tabel berikut:
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 211.
73
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Validitas
Variabel/Item r hitung r tabel Keterangan
Variabel Produk
Produk 1 0.455 0.1654 Valid
Produk 2 0.461 0.1654 Valid
Produk 3 0.403 0.1654 Valid
Produk 4 0.454 0.1654 Valid
Variabel Harga
Harga 1 0.212 0.1654 Valid
Harga 2 0.260 0.1654 Valid
Harga 3 0.454 0.1654 Valid
Harga 4 0.454 0.1654 Valid
Variabel Promosi
Promosi 1 0.426 0.1654 Valid
Promosi 2 0.400 0.1654 Valid
Promosi 3 0.521 0.1654 Valid
Promosi 4 0.454 0.1654 Valid
Variabel Tempat
Tempat 1 0.425 0.1654 Valid
Tempat 2 0.441 0.1654 Valid
Tempat 3 0.470 0.1654 Valid
Tempat 4 0.467 0.1654 Valid
74
Variabel Aksesibilitas UMKM
Akses 1 0.323 0.1654 Valid
Akses 2 0.563 0.1654 Valid
Akses 3 0.519 0.1654 Valid
Akses 4 0.538 0.1654 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Seperti yang terlihat pada tabel diatas, semua pertanyaan
pada kuesioner dinilai valid karena nilai rhitung untuk uji validitas
pada setiap variabel nilainya lebih besar dari rtabel(0.1654).
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu.52
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan
program SPSS, yaitu dengan uji statistik Cronbach Alpha (ả). Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha> 0.60. Dari hasil uji reliabilitas diperoleh
kesimpulan seperti tabel berikut:
52Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), h. 45.
75
Tabel 4.13 Hasil Analisis Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha
if Item Deleted
Keterangan
Produk 0.703 Reliabel
Harga 0.697 Reliabel
Promosi 0.711 Reliabel
Tempat 0.763 Reliabel
Aksesibilitas 0.691 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah
Seperti yang terlihat pada tabel diatas, semua pertanyaan
pada kuesioner dinilai reliabel karena nilai Cronbach Alpha untuk uji
reliabilitas pada setiap variabel nilainya > 0.60.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji
regresi berganda bisa digunakan atau tidak. Bila tidak terdapat masalah
dalam pengujian asumsi klasik, maka alat uji regresi berganda bisa
digunakan.
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, karena data yang
bagus adalah data yang berdistribusi normal. Salah satu cara untuk
mendeteksi normalitas adalah dengan melihat tabel Histogram dan
76
Normal P-Plot pada hasil print out analisis data program komputer
SPSS versi 21.0for Windows.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal
atau grafik histogram.Jadi, data menunjukkan pola distribusi normal
dan berbentuk simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri.
2) Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dilakukan
dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) pada output SPSS
versi 21.0. Pada umumnya apabila nilai tolerance lebih dari 0.1 dan
nilai VIF kurang dari 10 (VIF < 10) maka variabel tersebut tidak
mempunyai masalah multikolinearitas.
77
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 4.14 diperoleh bahwa nilai tolerance untuk
variabel bebasnya lebih dari 0.1 dan nilai VIF untuk variabel bebas
lebih kecil dari 10 (VIF < 10), sehingga persamaan regresi ini
terbebas dari asumsi multikolinearitas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui
ketidaksamaan varians dalam suatu fungsi regresi. Salah satu cara
untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat
Scatterplot pada print out SPSS. Data yang baik adalah ketika titik
sampel pada tabel Scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola
yang jelas, serta titik-titik harus menyebar di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.356 2.294
1.463 .147
SKORX1 .259 .088 .269 2.963 .004 .832 1.202
SKORX2 .177 .088 .173 2.011 .047 .920 1.087
SKORX3 .234 .096 .222 2.422 .017 .817 1.224
SKORX4 .165 .070 .219 2.356 .021 .794 1.259
a. Dependent Variable: SKORY
78
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer Diolah
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (daerah positif dan negatif)
serta tidak membentuk pola yang jelas.Jadi, dapat diambil
kesimpulan bahwa persamaan regresi terbebas dari asumsi
heteroskedastisitas.
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menggunakan nilai pada Durbin-Watson
untuk mendeteksi apakah di dalam data yang digunakan untuk
sebuah penelitian mengandung autokorelasi.Konsekuensi dari
adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah model regresi
tidak dapat digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai
variabel independen tertentu.Data yang baik adalah data yang tidak
mengandung autokorelasi di dalamnya.Untuk mendiagnosis adanya
79
autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian
terhadap nilai Uji Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-Watson berada
di antara -2 dan +2, maka tidak ada masalah autokorelasi pada data
tersebut.
Tabel 4.15Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .591a .350 .322 1.221 1.864
a. Predictors: (Constant), SKORX4, SKORX2, SKORX1, SKORX3
b. Dependent Variable: SKORY
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 4.15 di atas, nilai Durbin-Watson yang ada dalam
hasil print out pada tabel model summary menunjukan angka 1.864.
Karena data berada di antara -2 sampai dengan +2, artinya data di
dalam penelitian ini tidak mengandung autokorelasi.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi linear untuk pembuktian hipotesis penelitian, yaitu untuk
menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
Analisis ini menggunakan input berdasarkan data primer yang diperoleh dari
lembar kuesioner yang telah disebar ke 100 responden. Perhitungan statistik
dalam penelitian ini menggunakan aplikasi berbasis Windows yaitu SPSS
versi 21.0.
80
Tabel 4.16Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat diperoleh hasil persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Y = 3.356 + 0.259 X1 + 0.177 X2 + 0.234 X3 + 0.165 X4
a. Nilai konstanta (a) sebesar 3.356 dapat diartikan bahwa nilai Y akan
bernilai 3.356 jika semua variabel independen, yaitu Produk (X1),
Harga (X2), Promosi (X3) dan Tempat (X4) masing-masing bernilai
nol.
b. Koefisien regresi untuk X1, yaitu produk sebesar 0.259 menyatakan
bahwa setiap kenaikan variabel produk sebesar 1 akan menaikkan
aksesibilitas sebesar 0.259. Semakin meningkat variabel produk
maka akan diikuti dengan meningkatnya aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan LKM Syari’ah.
c. Koefisien regresi untuk X2, yaitu harga sebesar 0.177 menyatakan
bahwa setiap kenaikan variabel harga sebesar 1 akan menaikkan
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.356 2.294
1.463 .147
SKORX1 .259 .088 .269 2.963 .004 .832 1.202
SKORX2 .177 .088 .173 2.011 .047 .920 1.087
SKORX3 .234 .096 .222 2.422 .017 .817 1.224
SKORX4 .165 .070 .219 2.356 .021 .794 1.259
a. Dependent Variable: SKORY
81
aksesibilitas sebesar 0.177. Semakin meningkat variabel harga maka
akan diikuti dengan meningkatnya aksesibilitas UMKMdalam
menjangkau sumber pembiayaan LKM Syari’ah.
d. Koefisien regresi untuk X3, yaitu promosi sebesar 0.234 menyatakan
bahwa setiap kenaikan variabel promosi sebesar 1 akan menaikkan
aksesibilitas sebesar 0.234. Semakin meningkat variabel promosi
maka akan diikuti dengan meningkatnya aksesibilitas UMKMdalam
menjangkau sumber pembiayaan LKM Syari’ah.
e. Koefisien regresi untuk X4, yaitu tempat sebesar 0.165 menyatakan
bahwa setiap kenaikan variabel tempat sebesar 1 akan menaikkan
aksesibilitas sebesar 0.165. Semakin meningkat variabel tempat
maka akan diikuti dengan meningkatnya aksesibilitas UMKMdalam
menjangkau sumber pembiayaan LKM Syari’ah.
5. Uji Hipotesis
1) Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas, yaitu Produk
(X1), Harga (X2), Promosi (X3) dan Tempat (X4) terhadap Aksesibilitas
UMKM (Y) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .591a .350 .322 1.221 1.864
a. Predictors: (Constant), SKORX4, SKORX2, SKORX1, SKORX3
b. Dependent Variable: SKORY
Sumber: Data Primer Diolah
82
Berdasarkan uji koefisien determinasi, besar koefisien determinasi
adalah 0.350, sedangkan besar Adjusted R Squareadalah 0.322.Ini
menunjukkan bahwa 32.2% variasi variabel aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah
dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen, yaitu bauran
pemasaran (produk, harga, promosi dan tempat). Sedangkan sisanya,
yaitu sebesar 67.8% mungkin dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
penelitian.
2) Uji Parsial (t)
Uji parsial atau uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen (bauran pemasaran) dalam menerangkan variasi
variabel dependen (aksesibilitas UMKM).
a) Hipotesis Pertama
Ha1: Produk pembiayaan BMT berpengaruh positif terhadap
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
Ho1: Produk pembiayaan BMT tidak berpengaruh terhadap
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
b) Hipotesis Kedua
Ha2: Harga pembiayaan BMT berpengaruh positif terhadap
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
83
Ho2: Harga pembiayaan BMT tidak berpengaruh terhadap
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau pembiayaan
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
c) Hipotesis Ketiga
Ha3: Promosi BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas
UMKM dalam menjangkau pembiayaan Lembaga
Keuangan Mikro Syari’ah.
Ho3: Promosi BMT tidak berpengaruh terhadap aksesibilitas
UMKM dalam menjangkau pembiayaan Lembaga
Keuangan Mikro Syari’ah.
d) Hipotesis Keempat
Ha4: Tempat BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas
UMKM dalam menjangkau pembiayaan Lembaga
Keuangan Mikro Syari’ah.
Ho4: Tempat BMT tidak berpengaruh terhadap aksesibilitas
UMKM dalam menjangkau pembiayaan Lembaga
Keuangan Mikro Syari’ah.
Hasil uji t ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.356 2.294
1.463 .147
SKORX1 .259 .088 .269 2.963 .004 .832 1.202
84
Sumber: Data Primer Diolah
a. Variabel Produk
Dilihat dari hasil print out nilai thitung Produk = 2.963
dengan tingkat signifikansi untuk variabel Produk sebesar 0.004
yang menandakan lebih kecil dari 0.05. Nilai thitung> ttabel atau 2.963
> 1.661.Hal ini berarti bahwa Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, artinya
Produk pembiayaan BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas
UMKM dalam menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro
Syari’ah.
b. Variabel Harga
Dilihat dari hasil print out nilai thitung Harga = 2.011 dengan
tingkat signifikansi untuk variabel Harga sebesar 0.047 yang
menandakan lebih kecil dari 0.05. Nilai thitung> ttabel atau 2.011 >
1.661.Hal ini berarti bahwa Ha2 diterima dan Ho2 ditolak, artinya
Harga pembiayaan BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas
UMKM dalam menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro
Syari’ah.
c. Variabel Promosi
Dilihat dari hasil print out nilai thitung Promosi = 2.422
dengan tingkat signifikansi untuk variabel Promosi sebesar 0.017
yang menandakan lebih kecil dari 0.05. Nilai thitung> ttabel atau 2.422
SKORX2 .177 .088 .173 2.011 .047 .920 1.087
SKORX3 .234 .096 .222 2.422 .017 .817 1.224
SKORX4 .165 .070 .219 2.356 .021 .794 1.259
a. Dependent Variable: SKORY
85
> 1.661.Hal ini berarti bahwa Ha3 diterima dan Ho3 ditolak, artinya
Promosi BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
d. Variabel Tempat
Dilihat dari hasil print out nilai thitung Tempat = 2.356
dengan tingkat signifikansi untuk variabel Tempat sebesar 0.021
yang menandakan lebih kecil dari 0.05. Nilai thitung> ttabel atau 2.963
> 1.661.Hal ini berarti bahwa Ha4 diterima dan Ho4 ditolak, artinya
Tempat BMT berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.
3) Uji Simultan (F)
Untuk menguji apakah model regresi tersebut sudah benar dan
layak maka dilakukan pengujian hubungan secara bersama-sama antara
variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan tempat (X4) terhadap
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan Lembaga
Keuangan Mikro Syari’ah (Y). Untuk menemukan pengaruh secara
simultan maka dibuat hipotesis sebagai berikut:
Ha: Produk, harga, promosi dan tempat secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro
Syari’ah.
Ho: Produk, harga, promosi dan tempat secara bersama-sama tidak
berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
86
menjangkau sumber pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro
Syari’ah.
Tabel 4.19 Hasil Uji Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 76.185 4 19.046 12.780 .000b
Residual 141.575 95 1.490
Total 217.760 99
a. Dependent Variable: SKORY
b. Predictors: (Constant), SKORX4, SKORX2, SKORX1, SKORX3
Sumber: Data Primer Diolah
Dilihat dari hasil print out ANOVA, diperoleh nilai Fhitung= 12.780
dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel
(12.780 > 2.47) dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau sumber pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro
Syari’ah atau dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran yang diterapkan
oleh BMT Masjid Al-Azhar Pasar minggu secara bersama-sama
berpengaruh terhadap aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber
pembiayaan yang diberikan oleh BMT Masjid Al-Azhar Pasar Minggu.
Hal ini berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
K. Pembahasan
Penelitian ini menguji pengaruh variabel bauran pemasaran terhadap
aksesibilitas UMKM dalam memperoleh pembiayaan yang diberikan oleh BMT
Masjid Al-Azhar Pasar Minggu, dengan menggunakan empat macam variabel
87
bauran pemasaran sebagai variabel independen. Variabel ini antara lainproduct
(produk), price (harga), promotion (promosi) dan place (tempat).Berdasarkan
hasil analisis regresi, diperoleh Adjusted R Square sebesar 0.322. Hal ini berarti
32.2% variasi variabel independen yang terdiri dari produk, harga, promosi dan
tempat dapat menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar. Sedangkan
sisanya sebesar 67.8% dijelaskan oleh variabel lain di luar bauran pemasaran. Ada
kemungkinan faktor-faktor yang termasuk dalam 67.8% ini diantaranya kepuasan
pribadi karena telah menggunakan prinsip ekonomi syari’ah, berharap
mendapatkan pahala karena telah menegakkan prinsip syari’ah, ada kerabat yang
bekerja di BMT tersebut dan lainnya.
Setelah dilakukan pengujian secara parsial, ternyata semua variabel
independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar.Hal ini dapat
diketahui dari tingkat kesalahannya yang semuanya lebih rendah dari 0.05.
Adapun analisis pembahasan secara parsial dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Produk
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel
Produk dengan aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber
pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar, diperoleh hasil bahwa aksesibilitas
UMKM dipengaruhi oleh Produk.Hal ini dimungkinkan karena produk
pembiayaan yang ditawarkan oleh pihak BMT memiliki akad yang sesuai
88
dengan keadaan dan kebutuhan nasabah. Selain itu, tahapan yang harus
dilalui sejak proses permohonan pembiayaan hingga realisasi pembiayaan
kepada nasabah tidak berbelit-belit.
2. Variabel Harga
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel Harga
dengan aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan BMT
Masjid Al-Azhar, diperoleh hasil bahwa aksesibilitas UMKM dipengaruhi
oleh Harga.Hal ini dimungkinkan karena ketentuan/persyaratan yang harus
dipenuhi untuk memperoleh pembiayaan mudah dipenuhi oleh nasabah.
Dalam proses pengajuan pembiayaan, biaya yang dikeluarkan oleh
calon nasabah tidaklah terlalu besar dan biasanya biaya tersebut dibebankan
pada jumlah pencairan yang akan mereka dapatkan sehingga hal tersebut
mempermudah akses UMKM dalam memperoleh pembiayaan. Selain itu,
BMT tidak membebani nasabah apabila mereka terlambat membayar
angsuran atau membayar lebih sedikit dari angsuran yang seharusnya.
3. Variabel Promosi
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel
Promosi dengan aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber
pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar, diperoleh hasil bahwa aksesibilitas
UMKM dipengaruhi oleh Promosi.Hal ini dimungkinkan strategi promosi
yang diterapkan BMT dilakukan dengan baik karena para tenaga pemasar
dari BMT Masjid Al-Azhar bersikap pro aktif.Petugas selalu datang untuk
89
mengambil angsuran dan memberikan respon yang baik ketika nasabah
berkonsultasi pada petugas.
Kecakapan petugas dalam melakukan tugasnya sebagai marketing
menjadi faktor pendukung kemudahan akses UMKM dalam menjangkau
sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar. Ketika peneliti menanyakan
bagaimana kesan responden terhadap petugas, mereka mengapresiasi
dengan baik.Misalnya, ketika nasabah terpaksa tidak bisa membayar
angsuran pada tanggal penarikan, mereka cukup SMS kepada
petugas.Begitu pula ketika mereka memiliki rejeki untuk membayar
angsuran diluar waktu yang ditentukan.
4. Variabel Tempat
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial antara variabel
Tempat dengan aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber
pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar, diperoleh hasil bahwa aksesibilitas
UMKM dipengaruhi oleh Tempat.Hal ini dimungkinkan karena lokasi
BMT yang cukup strategis dan tata ruangnya yang menimbulkan rasa
nyaman.Lokasi BMT mudah diketahui karena letaknya bersebelahan
dengan SD Islam Al-Azhar 2 yang tidak terlalu jauh dari jalan raya.
Secara simultan, variabel bauran pemasaran sebagai variabel independen
berpengaruh terhadap variabel independen, yaitu aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar.Pengaruh yang paling
dominan adalah variabel produk.Ini menandakan bahwa diantara ke empat
variabel independen yang diuji pengaruhnya, variabel ini lah yang memberikan
90
kontribusi paling besar yaitu 25.9%.Karena positif, semakin baik produk
pembiayaan yang ditawarkan oleh pihak BMT (sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan nasabah) maka tingkat aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber
pembiayaan BMT semakin tinggi.
91
BAB V
PENUTUP
G. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang di bahas, maka penulis menarik
kesimpulan, yaitu:
1. Faktor produk berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan di LKM Syari’ah. Hal ini dimungkinkan
karena produk pembiayaan yang ditawarkan oleh pihak BMT memiliki akad
yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan nasabah. Selain itu, tahapan
yang harus dilalui sejak proses permohonan pembiayaan hingga realisasi
pembiayaan kepada nasabah tidak berbelit-belit.
2. Faktor harga berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan di LKM Syari’ah. Hal ini dimungkinkan
karena ketentuan/persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh
pembiayaan mudah dipenuhi oleh nasabah. Selain itu, BMT tidak
membebani nasabah apabila mereka terlambat membayar angsuran atau
membayar lebih sedikit dari angsuran yang seharusnya.
3. Faktor promosi berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan di LKM Syari’ah. Hal ini dimungkinkan
strategi promosi yang dilakukan BMT dilakukan dengan baik karena para
tenaga pemasar dari BMT Masjid Al Azhar bersikap pro aktif. Petugas
selalu datang untuk mengambil angsuran dan memberikan respon yang baik
ketika nasabah berkonsultasi pada petugas.
92
4. Faktor tempat berpengaruh positif terhadap aksesibilitas UMKM dalam
menjangkau sumber pembiayaan di LKM Syari’ah. Hal ini dimungkinkan
karena lokasi BMT yang cukup strategis dan tata ruangnya yang
menimbulkan rasa nyaman. Lokasi BMT mudah diketahui karena letaknya
bersebelahan dengan SD Islam Al-Azhar 2 yang tidak terlalu jauh dari jalan
raya.
5. Semua faktor secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
aksesibilitas UMKM dalam menjangkau sumber pembiayaan di LKM
Syari’ah. Hal ini dapat diketahui dari tingkat kesalahannya yang semuanya
lebih rendah dari 0.05 atau 5%.
6. Faktor yang paling dominan adalah faktor Produk, yaitu kontribusinya
sebesar 25.9%. Kemudian diikuti oleh faktor Promosi (23.4%), faktor Harga
(17.7%) dan faktor Tempat (16.5%).
H. Saran
Dari ke empat variabel yang di teliti, variabel yang paling rendah
pengaruhnya adalah variabel Place (Tempat). Hal ini disebabkan oleh letak BMT
Masjid Al-Azhar Pasar Minggu yang bukan merupakan jalan utama atau tidak
dilalui oleh angkutan transportasi umum. Saran peneliti, karena letak BMT berada
di dalam area komplek, sebaiknya BMT menyiasati dengan membuat papan
reklame yang cukup besar di depan jalan masuk dan terlihat jelas oleh masyarakat
umum yang sedang melintas. Kemudian karena BMT ini berada dibawah naungan
nama besar Al-Azhar, mungkin kedepannya BMT dapat memperluas jaringan
93
dengan membuka cabang baru, mengingat sampai saat ini BMT Masjid Al-Azhar
hanya memiliki satu kantor cabang di Tangerang.
Selanjutnya diharapkan BMT bersedia untuk menambah tenaga kerja di
bagian surveyor, karena peniliti menilai bahwa setidaknya dibutuhkan dua atau
tiga orang yang menempati bagian surveyor.Peneliti melihat tenaga surveyor
sangat kerepotan dengan tugasnya yang menumpuk karena sampai saat ini BMT
Masjid Al-Azhar Pasar Minggu hanya memiliki satu tenaga surveyor.
94
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber-Sumber Tercetak
Al-Qur’an.
Al-Hadits.
Afandi, M. Yazid. Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syari’ah, cet. pertama. Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009.
Alie, Marzuki. “Urgensi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro Bagi
Penguatan Usaha Menengah, Kecil dan Mikro.” Kongres Nasional BMT
dan RAT Inkopsyah BMT.” No. 9 (Maret 2013): slide 5-7.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi
2010. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Assauri, Sofyan. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep & Strategi.Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2004.
Berry, Leonard. Strategi dan Konsep-Konsep Pemasaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004.
Bungin,M.Burhan.Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu sosial Lainnya. Jakarta:Kencana,2005.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, cet. IV.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.
Gitosudarmo, Indriyo. Manajemen Pemasaran, edisi pertama. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 1994.
Hosen, Muhammad Nadratuzzaman, dkk. Lembaga Bisnis Syari’ah. Jakarta:
PKES Publishing, 2008.
Kotler, Philip. Dasar-Dasar Manajemen (Alih Bahasa: Wilhemus W. Bakowatun),
cet. ke-8. Jakarta: FEUI, 1997.
95
__________, Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999.
__________, dkk. Principles of Marketing, 2nd European edition. Eropa: Prentice
Hall, 1999.
Kotler, Philip dan Kevil Lane Keller. Manajemen Pemasaran Jilid 1, edisi ke-12.
Indonesia: PT Indeks, 2007.
Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. Jakarta:
Salemba Empat, 2001.
Muhammad. Manajemen Bank Syari’ah.Yogyakarta: AMPYKPN, 2002.
__________,Manajemen Pembiayaan Mudharabah.Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Muhar, Ani Murwani. Kebijakan dan Stratejik Pengembangan Lembaga
Keuangan Mikro, vol. 6 no. 4. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2009.
Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah. Perbankan Syariha, cet. IV. Jakarta: PKES
Publishing, 2007.
Ribot, Jesse C. Dan Nancy Lee Peluso. A Theory of Access: Rural Sociology,
vol.68 number 2. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2003.
Rochaety, Ety, dkk. Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: PT
Mitra Wacana Media, 2009.
Saladin, Djaslim.Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan.Bandung: Linda
Karya, 2004.
Singarimbun, Masri, dkk. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 2011.
Sriwahyuni, Ucik. “Penerapan Strategi Bauran Pemasaran dalam Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada Usaha Kecil Sari Buah Apel
“Mia” di Desa Wonosari – Pasuruan).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,
edisi 3. Yogyakarta: Ekonisia, 2008.
96
Sugiyono.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2005.
__________, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2010.
Suhendi, Hendi, dkk.BMT dan Bank Islam.Bandung: Pustaka Bani Quraisy,2004.
Supardi.Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta: UII Press, 2005.
Tambunan, Tulus T. H. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Tjiptono, Fandy.Strategi Pemasaran.Yogyakarta: Andi Press, 2001.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil,
Mikro dan Menengah.
Zeithaml, Valarie A. dan Mary Jo Bitner. Service Marketing. Eropa: McGraw-
Hill, 2000.
B. Sumber-Sumber Internet
Said, Ali. “Kendala dan Tantangan Pengusaha UMKM dalam
MengaksesPembiayaan”. Artikel diakses pada 6 Juni 2013 dari
http://www.ekonomisyariah.org/download/artikel/Materi%20Microfinan
ce%20syariah%20Ali%20Said%202%20new.pdf.
97
LAMPIRAN
98
ANGKET
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP
AKSESIBILITAS UMKM DALAM MENJANGKAU SUMBER
PEMBIAYAAN BMT MASJID AL-AZHAR PASAR MINGGU
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin : a. Laki – laki b. Perempuan
4. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA d. Sarjana e.
……………
5. Jenis Usaha :
6. Lama Usaha : a. < 1 tahun b. 1 – 2 tahun c. 2 – 3 tahun d.
> 3 tahun
7. Jumlah Karyawan : ….. orang
8. Penghasilan/bulan : Rp
9. Jumlah Pembiayaan Yang Diajukan : Rp
10. Jangka Waktu Realisasi Pembiayaan : ………. hari
11. Jangka Waktu Angsuran : ………. bulan
12. Berapa Kali Mengajukan Pembiayaan : ………. kali
B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Berilahtanda(√)padakolomBapak/Ibu/Sdr/ipilihsesuaikeadaanyang
sebenarnya, dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Netral (N)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
99
1. Pertanyaan berikut berkaitan dengan produk yangditawarkan
oleh BMT Masjid Al-Azhar
NO
DAFTAR PERTANYAAN ALTERNATIF JAWABAN
SS S N TS STS
1. Produk yang ditawarkan oleh pihak
BMT memiliki akad yang sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan nasabah
2. Tahapan yang harus dilalui sejak proses
permohonan pembiayaan hingga
realisasi pembiayaan kepada nasabah
tidak berbelit – belit
3. Perolehan bagi hasil sesuai dengan
harapan
4. Produk yang ditawarkan oleh pihak BMT
Masjid Al Azhar memiliki nilai yang
lebih baik dibandingkan dengan produk
BMT lain
2. Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan harga yang
ditetapkan oleh BMT Masjid Al-Azhar
NO
DAFTAR PERTANYAAN ALTERNATIF JAWABAN
SS S N TS STS
1. Ketentuan/persyaratan yang harus
dipenuhi untuk memperoleh pembiayaan
mudah dipenuhi oleh nasabah
2. Besarnya angsuran dan bagi hasil yang
harus dibayarkan tidak merugikan
nasabah
3. Pihak BMT memberikan potongan
angsuran bagi nasabah yang selalu
membayar tepat waktu
4. Jika anda terlambat dalam membayar
angsuran, denda yang dikenakan oleh
pihak BMT tergolong ringan
100
3. Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan promosi yang
dilakukan oleh BMT Masjid Al-Azhar
NO
DAFTAR PERTANYAAN ALTERNATIF JAWABAN
SS S N TS STS
1. Petugas selalu datang untuk mengambil
angsuran
2. Pihak BMT selalu memberikan respon
yang baik ketika nasabah berkonsultasi
pada petugas
3. Petugas bersedia tidak mengambil
angsuran ketika waktu pembayaran
angsuran dan bersedia mengambil
angsuran meski bukan waktu
pembayaran angsuran (berkomunikasi
lewat telepon)
4. Pihak BMT memberikan arahan dalam
menjalankan usaha agar berjalan dengan
semestinya dan hasil yang didapat sesuai
dengan harapan
4. Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan tempat BMT Masjid
Al-Azhar
NO
DAFTAR PERTANYAAN ALTERNATIF JAWABAN
SS S N TS STS
1. Lokasi BMT mudah dijangkau oleh
transportasi, baik transportasi pribadi
maupun transportasi umum
2. Lokasi BMT berdekatan dengan fasilitas
umum lainnya seperti pasar
3. Tata ruang BMT menimbulkan rasa
nyaman
4. BMT menyediakan papan informasi yang
selalu update
101
5. Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan aksesibilitas UMKM
dalam menjangkau pembiayaan BMT Masjid Al-Azhar
NO
DAFTAR PERTANYAAN ALTERNATIF JAWABAN
SS S N TS STS
1. Jarak bukanlah menjadi halangan saya
dalam proses pembiayaan (mulai dari
pengajuan sampai pembayaran
angsuran)
2. BMT Masjid Al Azhar adalah solusi
yang tepat bagi nasabah UMKM dalam
menggunakan produk pembiayaan
3. BMT Masjid Al Azhar memudahkan
saya dalam memenuhi syarat
pembiayaan
4. Saya merasa puas setelah menjadi
nasabah BMT Masjid Al Azhar
102
HASIL UJI VALIDITAS
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 84.58 28.226 .455 . .839
P2 84.63 28.114 .461 . .839
P3 84.85 27.806 .403 . .841
P4 84.83 27.577 .454 . .839
H1 85.09 29.012 .212 . .850
H2 84.57 29.197 .260 . .846
H3 84.83 27.577 .454 . .839
H4 84.75 27.745 .454 . .839
PR1 84.46 28.574 .426 . .841
PR2 84.47 28.777 .400 . .842
PR3 84.56 27.825 .521 . .837
PR4 84.75 27.745 .454 . .839
T1 85.37 26.761 .425 . .842
T2 85.23 27.674 .441 . .840
T3 85.04 27.473 .470 . .838
T4 85.06 27.451 .467 . .838
A1 84.92 28.297 .323 . .845
A2 84.69 27.408 .563 . .835
A3 84.56 27.966 .519 . .837
A4 84.51 28.030 .538 . .837
103
HASIL UJI RELIABILITAS
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SKOR V1 71.14 20.707 .548 .378 .703
SKOR V2 71.49 21.828 .581 .453 .697
SKOR V3 70.49 21.788 .530 .329 .711
SKOR V4 72.95 19.381 .432 .231 .763
SKOR Y5 70.93 20.652 .585 .343 .691
HASIL UJI NORMALITAS
104
HASIL UJI NORMALITAS
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.356 2.294
1.463 .147
SKORX1 .259 .088 .269 2.963 .004 .832 1.202
SKORX2 .177 .088 .173 2.011 .047 .920 1.087
SKORX3 .234 .096 .222 2.422 .017 .817 1.224
SKORX4 .165 .070 .219 2.356 .021 .794 1.259
a. Dependent Variable: SKORY
105
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
HASIL UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .591a .350 .322 1.221 1.864
a. Predictors: (Constant), SKORX4, SKORX2, SKORX1, SKORX3
b. Dependent Variable: SKORY
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.356 2.294
1.463 .147
SKORX1 .259 .088 .269 2.963 .004 .832 1.202
SKORX2 .177 .088 .173 2.011 .047 .920 1.087
SKORX3 .234 .096 .222 2.422 .017 .817 1.224
SKORX4 .165 .070 .219 2.356 .021 .794 1.259
a. Dependent Variable: SKORY
106
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .591a .350 .322 1.221 1.864
a. Predictors: (Constant), SKORX4, SKORX2, SKORX1, SKORX3
b. Dependent Variable: SKORY
HASIL UJI PARSIAL
HASIL UJI SIMULTAN
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 76.185 4 19.046 12.780 .000b
Residual 141.575 95 1.490
Total 217.760 99
a. Dependent Variable: SKORY
b. Predictors: (Constant), SKORX4, SKORX2, SKORX1, SKORX3
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.356 2.294
1.463 .147
SKORX1 .259 .088 .269 2.963 .004 .832 1.202
SKORX2 .177 .088 .173 2.011 .047 .920 1.087
SKORX3 .234 .096 .222 2.422 .017 .817 1.224
SKORX4 .165 .070 .219 2.356 .021 .794 1.259
a. Dependent Variable: SKORY
107
108
109
Recommended