View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGARUH FDR, BOPO, NPF, NOM
TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN CAR
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
TAHUN 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
KUSTIYANI
NIM 63010150068
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
PENGARUH FDR, BOPO, NPF, NOM
TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN CAR
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
TAHUN 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
KUSTIYANI
NIM 63010150068
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
viii
MOTTO
Lakukanlah yang terbaik, sampai engkau tidak bisa menyalahkan diri
sendiri atas semua yang terjadi.
“ Dan bahwasanya seseorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya). Kemudian akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna.” (QS. An-Najm 39-41)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk Ayah dan Ibu saya tercinta, semoga
senantiasa diberi kesehatan, kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat kelak.
Aamiin
Yang kedua skripsi ini saya persembahkan untuk kakak- kakak saya serta seluruh
keluarga besarku yang senantiasa menemani, memberi dukungan, memberikan
doanya dan menjadi motivator terbesar dalam hidupku.
Teman-temanku tercinta Azizatul Maslamah, Laini Lutifiati, Endah Hidayati,
Ratna Novita, Siti Masruroh, Nur’aini dan Aida Nur Rohmah terimakasih untuk
semua waktu, doa serta dukungan kalian.
Bapak Qi Mangku Bahjatullah yang tak pernah lelah memberi bimbingan dalam
penyelesaian skripsi ini, terimakasih bapak.
Dan untuk semua teman dan pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Terimakasih semuanya... tanpa kalian semua skripsi ini bukanlah apa-apa
Terimakasih
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah atas segala limpahan rahmat, karuniia serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “Pengaruh
Financing to Deposit Ratio, Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, Non Performing Financing, Net Operating Margin terhadap
Profitabilitas (ROA) dengan CAR sebagai variabel Intervening pada Perbankan
Syariah di Indonesia Tahun 2014-2018”. Dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat yang telah menunjukkan
jalan kebenaran dengan perantara agama islam.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi. Segala proses dalam penulisan skripsi ini tentu tidak
terlepas dari bantuan, arahan, bimbingan, serta doa dari berbagai pihak.
Bersama ini penulis hantarkan ucapan terima kasih, kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiaga.
3. Bapak Ari Setiawan, M. M selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah
S1.
4. Bapak Qi Mangku Bahjatullah, Lc., M.SI. selaku pembimbing skripsi
yang selalu sabar membimbing dan memberikan saran dan motivasi agar
skripsi ini terselesaikan dengan baik
xi
5. Seluruh dosen Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan wawasan
kepada penulis selama perkuliahan.
6. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisani Islam
IAIN Salatiga atas pelayanannya
7. Kedua orang tuaku dan kakak-kakakku yang selalu mendoakanku,
memberikan saran-saran serta dukungan finansial.
8. Sahabat-sahabatku (Azizatul Maslahah, Siti Masruroh, Laini Lutfhiati,
Endah Hidayati dan Ratna) yang telah mendukungku dan memotivasiku
selama proses mengerjakan skripsi ini.
9. Teman-temanku Perbankan Syariah angkatan 2015 yang telah
memberikan dukungan, saran dan masukan dalam penyusunan
10. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bentuk dedikasi,
motivasi dan juga inspirasi.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian
selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Salatiga, 11 September 2019
Penulis
Kustiyani
xii
ABSTRAK
Kustiyani. 2019. Pengaruh FDR, BOPO, NPF, NOM terhadap
Profitabilitas dengan CAR sebagai variabel Intervening pada
Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2014-2018. Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan
Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Qi Mangku Bahjatullah, Lc.,
M.SI.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk time series
data tahunan Return on Assets (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR),
Non Performing Financing (NPF), Net Operating Margin (NOM), dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perbankan Syariah di Indonesia
periode tahun 2014-2018. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan alat bantu aplikasi SPSS 16. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel FDR, NOM dan
CAR bepengaruh positif tidak signifikan terhadap Return on Assets (ROA).
Sedangkan BOPO dan berpengaruh negatif terhadap Return on Asset
(ROA). Secara simultan FDR, BOPO, NPF dan NOM berpengaruh
signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Untuk hasil analisis jalur
diperoleh hasil Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak dapat
memediasi dalam pengaruh FDR,BOPO,NPF tetapi dapat memdiasi NOM
terhadap Return on Asset (ROA).
Kata Kunci : Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Permorming Financing
(NPF), (NIM), Capital Adequacy Ratio (CAR) , Return on Assets (ROA)
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN KELULUSAN ............................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ......... vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................... vii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI……………………………...…..…………………………………xiv
DAFTAR TABEL………………………….……………………………………xv
DAFTAR GAMBAR…………………………......…………………………….xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan ............................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10
A. Telaah Pustaka...................................................................................... 10
xiv
B. Kerangka Teori ..................................................................................... 32
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 39
D. Hipotesis ............................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 49
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................... 49
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 49
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 49
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 52
E. Definisi Konsep dan Operasional ......................................................... 52
F. Metode Analisis ................................................................................. 560
G. Alat Analisis..........................................................................................61
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 61
A. Deskriptif Statistik ............................................................................... 61
B. Analisis Data ........................................................................................ 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 79
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 93
A. Kesimpulam ......................................................................................... 93
B. Saran ..................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 101
xv
DAFTAR TABEL
1.1. Perubahan Profitabilitas Perbankan Syariah ................. ............................2
2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 13
2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 15
2.3. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 18
2.4. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 20
2.5. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 23
2.6. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 25
2.7. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 27
2.8. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 30
2.9. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 32
2.10. Hipotesis .................................................................................................. 49
3.1. Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah .......................................... 52
4.1. Hasil Uji Deskriptif Statistik ..................................................................... 62
4.2. Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 64
4.3. Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 65
4.4. Hasil Uji Park ............................................................................................ 67
4.5. Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 68
xvi
4.6. Hasil Uji R2 ............................................................................................... 69
4.7. Hasil Uji F ................................................................................................. 70
4.8. Hasil Uji t ROA ......................................................................................... 71
4.9. Hasi Uji t CAR .......................................................................................... 73
4.10. Hasil Persamaan Pertama ........................................................................ 75
4.11. Analisis Regresi Persamaan Pertama ...................................................... 76
4.12. Hasil Persamaan Kedua .......................................................................... 77
4.13. Analisis Regresi Persamaan Kedua ......................................................... 78
4.14. Hasil Penelitian ....................................................................................... 93
xvii
DAFTAR GAMBAR
2.1. Kerangka Penelitian .................................................................................. 40
4.1. Scatterplot ................................................................................................. 66
4.2. Hasil Analisis Jalur ................................................................................... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak, berikut definisi bank menurut Undang-undang
Nomor 21 tahun 2008. Ada tiga macam Bank menurut fungsinya yang
beroperasi di Indonesia, yakni Bank Sentral, Bank Umum dan Bank
Pengkreditan Rakyat. Dalam menjalankan usaha, dibagi lagi menjadi Bank
konvensional dan Bank yang menggunakan prinsip syariah.
Saat ini, pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi keuangan
berlandaskan Syariah Islam di Indonesia berkembang sangat pesat. Oleh
karena itu salah satunya Indonesia berpenduduk mayoritas muslim. Kita
dapat melihat langsung maupun mendengar di berbagai media sosial yang
ada mengenai kegiatan usaha syariah. Indonesia telah diprediksi pula oleh
para ekonom syariah bahwa kondisi usaha syariah akan lebih unggul dari
pada Malaysia di masa yang akan datang Hakiim (2016:2).
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk
mengukur kinerja suatu bank. Pada umumya ukuran profitabilitas yang
digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA memfokuskan kemampuan
manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset
perusahaan yang dimiliki. Dalam menentukan tingkat kesehatan bank yang
2
pada akhirnya dapat mencerminkan keberlanjutan kinerja keuangan suatu
bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya laba
berdasarkan ROA karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan assets yang sebagian besar
dananya dihimpun dari simpanan masyarakat Dendawijaya (2005).
Undang-undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008 menyatakan
bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat
syariah.
Tabel 1.1
Perubahan Profitabilitas (ROA) pada perbankan Syariah di Seluruh
Indonesia periode Tahun 2014 – 2018.
Tahun ROA % BUS ROA % UUS
2014 0,41% 1,97%
2015 0,49% 1,81%
2016 0,63% 1,77%
2017 0,63% 2,47%
2018 1,28% 2,24%
Sumber data www.ojk.go.id
3
Financing to Deposit Ratio (FDR) digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Lemiyana dan Litriani
(2016). Hasil penelitian dari Azizah dkk 2019) dan (Febriyanti, Megawati
:2017) yang meyatakan bahwa FDR berpengaruh negatif dan sifnifikan
terhadap Return On Asset (ROA).
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan
untuk menilai kemapuan manajerial pengurus bank dalam menjalankan
usaha sesuai dengan prinsip manajemen umum, kecukupan manajemen
risiko dan kepatuhan bank terhadap ketentuan baik yang terkait dengan
prinsip kehati – hatian maupun kepatuhan. Rasio ini adalah perbandingan
antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya. Hasil penelitian dari zulifiah, Joni susilowibowo (2014) dan
Oktaviana dan Syaichu (2016) yang menyatakan bahwa BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang digunakan
untuk pengukuran tingkat risiko pembiayaan yang disalurkan oleh
perbankan kepada masyarakat dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan
macet dengan jumlah keseluruhan pendanaan yang disalurkan kepada pihak
ketiga (Isnaini Arofatul Azizah dkk : 2019). Hasil penelitian dari Agustin
dan Darmawan (2018) dan Muh.Sabir (2012) menyatakan bahwa NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
4
Net Operating Margin (NOM) merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan suatu bank dalam memanfaatkan aktiva
produktif yang dimilikinya dengan baik guna menghasilkan pendapatan
bagi hasil bersih bank syariah tersebut (Pramudhito, 2012). Bank syariah
yang memiliki tingkat rasio NOM tinggi mengindikasikan bahwa bank
tersebut mampu menghasilkan pendapatan bagi hasil yang lebih tinggi
daripada biaya bagi hasil yang dikeluarkan untuk pengelolaan pembiayaan
yang disalurkan. Penelitian yang dilakukan Mawardi (2005), Sabir, Ali dan
Hamid (2012), menunjukan bahwa NOM berpengaruh positif terhadap
ROA
CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki
bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko,
misalnya kredit yang diberikan Dendawijaya (2005:121). Hasil penelitian
Widiyanti dkk (2015) dan Welta,Lemiyana (2017) CAR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan dari penelitian terdahulu, adapun perbeda penelitian ini
dengan hasil penelitian terdahulu diantaranya yaitu, Objek penelitian
mengacu kepada seluruh perbankan syariah di Indonesia periode 2014-
2018. Adanya variabel intervening yang ikut mempengaruhi hubungan
antara variable dependen dengan variabel independen .
CAR sebagai variabel mediasi (intervening) dari pengaruh FDR
BOPO NPF dan NOM terhadap profitabilitas, hal ini dikarenakan CAR
yang rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki
5
bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,
misalnya resiko kredit yang diberikan Dendawijaya (2005).
Berdasarkan uraian latar belakang dan adanya penelitian-penelitian
sebelumnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Finance (NPF) dan Net
Operating Margin (NOM) terhadap Profitabilitas dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR) sebagai variabel Intervening Perbankan Syariah di Indonesia
Tahun 2014–2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada latar belakang, maka
pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia ?
2. Bagaimana Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia ?
3. Bagaimana pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap
profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia ?
4. Bagaimana pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap
profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia ?
6
5. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia ?
6. Bagaimana Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan Syariah di Indonesia ?
7. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Perbankan Syariah di Indonesia ?
8. Bagaimana Pengaruh Non Performing Finance (NPF), terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR) Perbankan Syariah di Indonesia ?
9. Bagaimana pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap CAR
Perbankan Syariah di Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap
Perbankan Syariah di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia ?
7
5. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia.
6. Untuk mengetahui Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan Syariah di
Indonesia.
7. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Perbankan Syariah di Indonesia.
8. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan Syariah di Indonesia.
9. Untuk mengetahui pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan Syariah di Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis
Penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran dalam
penerapan antara teori yang didapat pada saat perkuliahan dengan
praktik yang terjadi di lapangan.
b. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu bahan
informasi mengenai pengaruh FDR, BOPO, NPF, NOM terhadap
Profitabilitas dengan CAR sebagai variabel intervening pada Perbankan
Syariah di Indonesia Tahun 2014-2018.
8
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal
pengembangan ilmu ekonomi manajemen keuangan, dan diharapkan
dapat mendukung penelitian selanjutnya sebagai rujukan apabila topik
penelitian sama yang berkaitan dengan rasio keuangan pada perbankan
syariah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. BAB I merupakan pendahuluan, dalam bab ini berisi penjelasan
mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
2. BAB II merupakan landasan teori, dalam bab ini terdapat empat bagian
yaitu pertama landasan teori yang berisi urian telaah pustaka, referensi,
jurnal, artikel, dan lain – lain, yang berkaitan dengan topik penelitian
ini. Referensi ini juga digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis
terdapat masalah. Kedua penelitian dan pengkajiaan yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas dalam penelitian ini. Ketiga kerangka pemikiran berisi
kesimpulan dari telaah pustaka yang digunakan untuk menyusun asumsi
atau hipotesis. Dan bagian keempat adalah hipotesis yang dikemukakan.
3. BAB III merupakan metode penelitian, dalam bab ini menguraikan
tentang metode pengkajian masalah, data penelitian yang berisi antara
lain variabel penelitian, karakterisktik data, populasi dan sampel,
9
disertai penjelasan tentang prosedur pengumpulan data, serta teknik
analisis data.
4. BAB IV adalah analisis data, dalam bab ini dibahas secara lebih
mendalam tentang uraian penelitian yang berisi deskripsi objek
penelitian dan analisis data serta pembahasan hasil dan interprestasi
yang diperoleh dari penelitian.
5. BAB V adalah penutup, bab ini merupakan penutup dari penulisan
penelitian dan berisi tentang kesimpulan dari pembahasan bab-bab yag
telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang dapat diberikan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian ini menggunakan variabel dependen Return on Assets
(ROA), variabel independen Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing
Finance (NPF), Net Operating Margin (NOM) dan variabel intervening
Capital Adequacy Ratio (CAR).
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return on Assets (ROA).
Hasil penelitian Mokoagow (2015) tentang Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil
penelitian ini diketahui bahwa variabel Financing to depisot ratio (FDR)
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum
Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya FDR tidak
terbukti dapat berdampak pada meningkatnya ROA Bank Umum
Syariah.
Hakiim (2016) dengan judul “Pengaruh Internal Capital
Adequency Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR),dan Biaya
Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO) dalam peningkatan
profitabilitas industri bank syariah di indonesia” yang menjelaskan
secara parsial FDR berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini
11
menunjukan bahwa tingi rendahnya FDR tidak selalu
berdampak pada peningkatan ROA.
Astor (2016) dengan judul “Pengaruh Capital Adequancy Ratio
(CAR) dan Financing To Deposit Ratio terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di Indonesia dengan Inflasi sebagai variabel
Pemoderasi” menjelaskan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap
profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa NPF yang semakin tinggi akan
mengakibatkan profitabilitas menurun.
Penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Profitabilitas Perbankan Di Indonesia” yang dilakukan oleh Widowati
(2015) menjelaskan bahwa variable LDR tidak berpengaruh terhadap
ROA. Kondisi tinggi maupun rendah LDR perbankan tidak akan
mempengaruhi nasabah dalam menggunakan jasa perbankan tersebut
dalam peningkatan pendapatan perbankan.
Rizkika dkk (2017) dengan judul “Analisis Faktor–faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”
menjelaskan dalam penelitian bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
12
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Financing to Deposit
Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA).
Mokoagow,
2015
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia”
Financing to
depisot ratio
memiliki
pengaruh positif
tidak signifikan
terhadap ROA
Hakiim, 2016
Pengaruh Internal Capital
Adequency Ratio
(CAR),Financing to Deposit
Ratio (FDR),dan BIaya
Operasional Per Pendapatan
Operasional (BOPO)dalam
peningkatan profitabilitas
industri bank syariah di
indonesia.
FDR berpengaruh
negatif terhadap
ROA.
Astor, 2016 Pengaruh Capital
Adequancy Ratio (CAR) dan
Financing To Deposit Ratio
terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di
Indonesia dengan Inflasi
sebagai variabel Pemoderasi.
FDR berpengaruh
positif terhadap
Profitabilitas
Widowati,
2015
Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Profitabilitas
Perbankan Di Indonesia
Loan deposit ratio
tidak berpengaruh
terhadap ROA
Rizkika dkk,
2017
Analisis Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas
Bank Umum Syariah di
Indonesia.
FDR tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA
13
2. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Return on Assets (ROA).
Berikut penelitian terdahulu terkait variabel Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional terhadap profitabilitas :
Penelitian yang dil akukan oleh Pransajaya dan Ramantha
(2013) dengan judul ”Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR dan
ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar di BEI”
menjelaskan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ROA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar BOPO maka
profitabilitas bank akan mengalami penurunan.
Hartini (2016) dengan judul “Pengaruh Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Syariah
di Indonesia” menjelaskan bawha BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Profitabilitas. Hal ini berarti penelitian
menunjukkan bahwa semakin besar BOPO maka akan semakin kecil
tingkat profitabilitas.
Sabir, dkk (2012) dengan judul “Pengaruh Rasio Kesehatan
Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank
Konvensional di Indonesia” menjelaskan bahwa Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA. Hal ini menunjukan bahwa semakin kecil BOPO
menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas
usahanya.
14
Penelitian Ubaidillah (2016) dengan judul “Analisis Faktor–
faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”
menjelaskan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.
Hal ini berarti semakin tingkat BOPO menurun akan meningkatkan
ROA yang akan didapat.
Zulfikar ( 2014) denga judul “Pengaruh CAR, LDR, NPL,
BOPO dan NIM terhadap Kinerja Profitabilitas (ROA) Bank
Perkreditan Rakyat di Indonesia” menjelaskan bahwa NIM berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA.
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas
(ROA)
Prasanjaya dan
Ramantha, 2013
Analisis Pengaruh Rasio
CAR, BOPO, LDR dan
ukuran Perusahaan terhadap
Profitabilitas Bank yang
Terdaftar di BEI
BOPO memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
ROA
Hartini, 2016
Pengaruh Biaya
Operasional dan
Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap
Profitabilitas Bank Syariah
di Indonesia .
BOPO
berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
Profitabilitas.
Zulfikar , 2014
Pengaruh CAR, LDR, NPL,
BOPO dan NIM terhadap
Kinerja Profitabilitas
(ROA) Bank Perkreditan
Rakyat di Indonesia.
BOPO
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA.
15
3. Non Performing Finance (NPF) terhadap Return on Assets (ROA).
Berikut penelitian terdahulu terkait variabel Non Performing
Finance terhadap profitabilitas :
Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Syaichu (2013)
dengan judul ”Analisis pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO,
NPF terhadap Profitabilitas Bank Syariah” menjelaskan dalam
penelitian bahwa Non Performing Finance (NPF) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Berarti kondisi NPF yang
lebih besar tidak secara langsung memberikan penurunan laba.
Ma’isyah dan Mawardi (2015) dengan judul “Pengaruh
Kecukupan Modal, Fungsi Intermediasi, Efesiensi Operasional, dan
Pembiayaan Bermasalah terhadap Profitabilitas Studi pada Bank
Syariah Periode Januari 2010 – Juli 2014” menjelaskan bahwa Non
Performing Finance (NPF) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ROA. Hal ini menunukan semakin tinggi NPF semakin besar ROA yang
didapatkan.
Sabir dkk, 2012
Pengaruh Rasio Kesehatan
Bank terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum
Syariah dan Bank
Konvensional.
BOPO berpegaruh
negatif dan
signifikan terhadap
ROA.
Ubaidillah, 2016
Analisi Faktor – faktor yang
mempengaruhi
Profitabilitas Bank Syariah
di Indonesia.
BOPO
berpengaruh
negatif terhadap
Profitabilitas
16
Agustin dan Darmawan (2018) dengan judul pengaruh “rasio
keuangan terhadap kinerja keuangan bank syariah” menjelaskan hasil
penelitiannya bahwa Non Performing Finance (NPF) berpengaruh
signifikan secara negatif terhadap ROA. Hal ini dapat diartikan apabila
penyaluran pembiayaan bagi hasil mengalami kenaikan maka akan
berpengaruh terhadap penurunan ROA.
Zulifiah dan Susilowibowo (2014) dengan judul “Pengaruh
Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Finance (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap profitabilitas bank umum syariah periode 2008-2012”
menjelaskan dalam penelitiannya bahwa Non Performing Finance
(NPF) memiliki pengaruh posistif terhadap ROA. Hal ini menunjukan
bahwa semakin tinggi nilai NPF mengakibatkan semakin tinggi ROA.
Raniati dan Ratnawati (2014) dengan judul “Pengaruh
Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, Non performing financing Terhadap
Return on Asset Perbankan Syariah di Indonesia 2009-2013: Penerapan
Model Simultan” menemukan bahwa variable non performing financing
(NPF) berpengaruh signifikan dengan tanda negatif, yang berarti bila
nilai NPF naik maka nilai ROA akan turun.
17
Tabel 2.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Non Performing
Finance (NPF) terhadap Profitabilitas (ROA)
Wibowo dan
Syaichu, 2013
Analisis pengaruh Suku
Bunga, Inflasi, CAR,
BOPO, NPF terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah
Non Performing
Finance (NPF)
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
ROA.
Ma’isyah dan
Mawardi, 2015
Pengaruh Kecukupan
Modal, Fungsi
Intermediasi, Efesiensi
Operasional, dan
Pembiayaan Bermasalah
terhadap Profitabilitas
Studi pada Bank Syariah
Periode Januari 2010 –
Juli 2014
Non Performing
Finance (NPF)
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap ROA.
Agustin dan
Darmawan, 2018
Rasio keuangan terhadap
kinerja keuangan bank
syariah
Non Performing
Finance (NPF)
berpengaruh
signifikan secara
negatif terhadap
ROA.
Zulifiah dan
Susilowibowo,
2014
Pengaruh Inflasi, BI
Rate, Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non
Performing Finance
(NPF), Biaya
Operasional dan
Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap
profitabilitas bank umum
syariah periode 2008-
2012.
CAR berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
ROA.
18
4. Net Operating Margin (NOM) terhadap Return on Assets (ROA).
Berikut penelitian terdahulu terkait variabel Net Operating Margin
(NOM) terhadap Profitabilitas.
Dalam penelitian Yusuf dan Wahyuni (2017) yang berjudul
“Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR terhadap ROA yang di mediasi oleh
NOM”, menjelaskan NOM berpengaruh positif signifikan terhadap
ROA, hal ini dapat dijelaskan bahwa peningkatan pendapatan bersih
dari pinjaman dalam bentuk bagi hasil sejalan dengan peningkatan laba
sebelum pajak.
Yogiyanta (2013) dalam judul “Analisis pengaruh CAR, NIM,
LDR, NPL dan BOPO terhdap Profitabilitas Studi pada Bank Umum
yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2010”.
Menyatakan bahwa NOM tidak berpengaruh terhadap ROA.
Penelitian yanb berjudul “Analisis Pengaruh variabel Spesifik Bak
terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (studi pada Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2010-
2013)” oleh Lindasari dan Pengestuti (2016) menjelaskan bahwa NOM
berpengaruh positif terhadap ROA Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
Raniati dan
Ratnawati, 2014
Pengaruh Pembiayaan,
Dana Pihak Ketiga, Non
performing financing
Terhadap Return n Asset
Perbankan Syariah di
Indonesia 2009-2013.
non performing
financing
berpengaruh
signifikan dengan
tanda negatif
terhadap ROA.
19
Penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia” oleh Marginingsih
(2018) menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif terhadap ROA.
Yusuf (2017) dalam penelitian yang berjudul “Dampak Indikator
Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”. Menunjukkan bahwa NOM berpengaruh signifikan
terhadap ROA pada bank umum syariah.
Tabel 2.4
Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Net Operating Margin
(NOM) terhadap Profitabilitas (ROA)
Wibisono dan
Wahyuni, 2017
Pengaruh CAR, NPF,
BOPO, FDR terhadap
ROA yang di mediasi
oleh NOM.
NOM berpengaruh
positif signifikan
terhadap ROA.
Yogianta, 2013
Analisis pengaruh CAR,
NIM, LDR, NPL dan
BOPO terhdap
Profitabilitas Studi pada
Bank Umum yang Go
Publik di Bursa Efek
Indonesia Periode 2002-
2010.
NOM tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
Lindasari dan
Pengestuti, 2016.
Analisis Pengaruh
variabel Spesifik Bak
terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di
Indonesia (studi pada
Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah di
NOM berpengaruh
positif terhadap
ROA Bank Umum
Syariah dan Unit
Usaha Syariah.
20
5. Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Assets (ROA).
Berikut penelitian terdahulu terkait variabel Capital Adequacy
Ratio terhadap profitabilitas.
Mainata dan Ardiani (2017) dengan Judul “Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Return On Aset (ROA) Pada Bank
Umum” menjelaskan bawha CAR memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ROA. Hal ini dikarenakan semakin tinggi CAR maka semakin
kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
kredit/ aktiva produktif yang berisiko.
Penelitian yang berjudul “Pengaruh CAR, NPF, dan FDR
terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia” yang dilakukan oleh
Alumunawwaroh dan Marliana (2018). Hasil penelitian dapat diketahui
Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya CAR tidak
berdampak pada peningkatan Profitabilitas bank syariah.
Indonesia periode 2010-
2013).
Marginingsih,
2018
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia.
NOM berpengaruh
posistif terhadap
ROA.
Yusuf, 2017 Dampak Indikator Rasio
Keuangan terhadap
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia.
NOM berpengaruh
positif terhadap
rasio Profitabilitas.
21
Wityasari dan Pangestuti (2014) dengan judul “Analisis
Pengaruh CAR, Dana Pihak Ketiga (DPK), NPL, dan LDR terhadap
Profitabilitas Perbankan dengan LDR sebagai Variabel Intervening”
hasil penelitian menjelaskan Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini berarti
bank dengan CAR yang tinggi cenderung memiliki ROA yang tinggi.
Penelitian berjudul “Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL
dan BOPO terhadap Profitabilitas Studi pada Bank Umum yang Go
Publik di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2002 – 2010” yang
dilakukan oleh Yogianta (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
CAR tidak ada pengaruh positif terhadap ROA. Hal ini berarti
peningkatan ataupun penurunan CAR selama periode penelitian tidak
mempengaruhi kenaikan atau penurunan ROA secara signifikan.
Harianto (2017) dengan judul “Rasio Keuangan dan
pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah di Indonesia” dalam penelitiannya menunjukkan bahwa CAR
tidak berpengaruh terhadap rasio profitabilitas. Hal ini berarti semakin
tinggi rasio CAR kemungkinan Bank mengalami kodisi bermasalah
akan semakin kecil.
22
Tabel 2.5
Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)
Mainata dan
Ardiani, 2017
Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Terhadap Return On Aset
(ROA) Pada Bank
Umum
CAR memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
ROA.
Almunawwaroh
dan Marliana,
(2018)
Pengaruh CAR, NPF,
dan FDR terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah di Indonesia.
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
berpengaruh negatif
terhadap
profitabilitas.
Wityasari dan
Pangestuti, 2014
Analisis Pengaruh CAR,
Dana Pihak Ketiga
(DPK), NPL, dan LDR
terhadap Profitabilitas
Perbankan dengan LDR
sebagai Variabel
Intervening.
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
berpengaruh positif
terhadap Return on
Assets (ROA).
Yogianta, 2013
Analisis Pengaruh CAR,
NIM, LDR, NPL dan
BOPO terhadap
Profitabilitas Studi pada
Bank Umum yang Go
Publik di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun
2002–2010.
CAR tidak ada
pengaruh positif
terhadap ROA
Harianto, 2017 Rasio Keuangan dan
pengaruhnya terhadap
Profitabilitas pada Bank
Pembiayaan Rakyat
Syariah di Indonesia.
CAR tidak
berpengaruh
terhadap rasio
Profitabilitas
23
6. Pengaruh FDR terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Penelitian yang berjudul “pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas
terhadap Kecukupan Modal pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008 –
2013” yang dilakukan oleh Maolany dan Helliana (2015). Hasil
penelitian menunjukan Financing to Deposit Ratio (FDR) memliki
pengaruh yang positif terhadap CAR. Hal ini berarti FDR yang
meningkat maka CAR akan meningkat.
Fatimah (2013) dengan judul “Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi
dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”
menjelaskan bahwa FDR memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap CAR. Hal ini berarti Financing to Deposit Ratio (FDR) tinggi
maka CAR akan menurun, begitupun sebaliknya saat FDR turun CAR
akan naik. Hal ini dikarenakan jumlah pembiayaan yang disalurkan
sangat tinggi sehingga terjadi ekspansi pembiayaan yang mengharuskan
bank menambahkan dananya melalui modal sendiri untuk membiayai
jumlah pembiayaan yang disalurkan dan memenuhi likuiditasnya.
Penelitian oleh Andhika dan Suprayogi (2017) yang berjudul
”Faktor–faktor yang Memprngaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR)
Bank Umum Syariah di Indonesia”. Dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa FDR memiliki pengaruh signifikan positif terhadap CAR. Berarti
setiap FDR meningkat akan juga meningkatkan CAR.
Basse dan Mulazid (2017) dengan judul “Analisa Pengaruh
Kualitas Aset, Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas terhadap
24
Rasio Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah Periode 2012-
2015” menunjukkan bahwa FDR berpengaruh negatif terhadap CAR.
Fitrianto dan Mawardi (2006) dengan judul “Analisa Pengaruh
Kualitas Aset, Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas terhadap
Rasio Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah Periode 2012-
2015” yang menujukan FDR berpengaruh negatif terhadap CAR.
Tabel 2.6
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Financing to Deposit
Ratio (FDR terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Maolany dan
Helliana, 2015
Pengaruh Likuiditas dan
Profitabilitas terhadap
Kecukupan Modal pada
Bank Syariah Mandiri
Periode 2008 – 2013
FDR memiliki
pengaruh yang
positif terhadap
CAR
Fatimah, 2013 Pengaruh Rentabilitas,
Efisiensi dan Likuiditas
terhadap Kecukupan
Modal Bank Umum
Syariah
FDR berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
CAR
Andhika dan
Suprayog, 2017
Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Bank Umum Syariah di
Indonesia.
FDR memiliki
pengaruh signifikan
positif terhadap
CAR.
Fitrianto dan
Mawardi, 2006
Analisis Pengaruh
Kualitass Aset,
Likuiditas, Rentabilitas,
dan Efisiensi Terhadap
Rasio Kecukupan Modal
LDR berpengaruh
negatif terhadap
CAR.
25
7. BOPO terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Hasil penelitian Yuliana dkk (2015) dengan judul “Pengaruh
Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return On
Asset (ROA) dan Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)” menunjukkan bahwa
BOPO berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Berarti Jika BOPO naik maka CAR akan mengalami penurunan dan
demikian sebaliknya jika BOPO turun maka CAR akan mengalami
peningkatan.
Oktaviana dan Syaichu (2016) dengan judul “Analisi Pengaruh
Size, ROA, FDR, NPF dan BOPO terhadap Capital Adequacy Ratio
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010–2014”
menunjukan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap CAR.
Basse dan Mulazid (2017) dengan judul “Analisa Pengaruh
Kualitas Aset, Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas terhadap
Rasio Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah Periode 2012-
2015” menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap CAR.
Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta.
Basse dan Mulazid,
2017
Analisa Pengaruh
Kualitas Aset, Likuiditas,
Efensiensi Usaha dan
Profitabilitas terhadap
Rasio Kecukupan Modal
pada Bank Umum
Syariah Periode 2012-
2015
FDR berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
tingkat Kecukupan
Modal (CAR)
26
Penelitian berjudul ”Pengaruh NIM, NPL, ROA, LDR dan
BOPO terhadap Capital Addequacy Ratio (CAR)” yang dilakukan oleh
Pratama (2018). Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa BOPO
berpengaruh negati dan signifikan terhadap CAR.
Fatimah (2013) dengan judul “Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi
dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”
menjelaskan BOPO berpengaruh signifikan positif terhadap CAR.
Tabel 2.7
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Capital Adequacy
Ratio (CAR)
Yuliana dkk, 2015 Pengaruh Loan to
Deposit Ratio (LDR),
Non Performing Loan
(NPL), Return On Asset
(ROA) dan Biaya
Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR).
BOPO berpengaruh
negatif terhadap
Capital Adequacy
Ratio (CAR).
Oktaviana dan
Syaichu, 2016
Analisi Pengaruh Size,
ROA, FDR, NPF dan
BOPO terhadap Capital
Adequacy Ratio pada
Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2010-
2014.
BOPO berpengaruh
negatif terhadap
CAR.
27
8. Pengaruh NPF terhadap CAR.
Penelitian berjudul “Pengaruh NPF Dan FDR Terhadap CAR
dan Dampaknya Terhadap ROA Pada Perbankan Syariah Di Indonesia”
yang dilakukan oleh Pravasanti (2018). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini
disebabkan karena pembiayaan bermasalah tidak mempengaruhi jumlah
pendapatan yang akan diterima oleh bank, sehingga bank akan
menggunakan modal yang ada untuk membiayai kegiatan
operasionalnya.
Andhika dan Suprayogi (2017) dengan judul “faktor – faktor
yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum
Syariah di Indonesia” yang menunjukkan bahwa NPF berpengaruh
Basse dan Mulazid,
2017
Analisa Pengaruh
Kualitas Aset, Likuiditas,
Efensiensi Usaha dan
Profitabilitas terhadap
Rasio Kecukupan Modal
pada Bank Umum
Syariah Periode 2012-
2015.
BOPO berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
tingkat Kecukupan
Modal (CAR).
Pratama, 2018. Pengaruh NIM, NPL,
ROA, LDR dan BOPO
terhadap Capital
Addequacy Ratio (CAR).
BOPO berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
CAR.
Fatimah, 2013 Pengaruh Rentabilitas,
Efisiensi dan Likuiditas
terhadap Kecukupan
Modal Bank Umum
Syariah.
BOPO berpengaruh
signifikan positif
terhadap CAR.
28
negatif dan signifikan terhadap CAR, yang berarti kenaikan NPF akan
mengurangi modal yang dimiliki.
Oktaviana dan Syaichu (2016) dengan judul “Analisi Pengaruh
Size, ROA, FDR, NPF dan BOPO terhadap Capital Adequacy Ratio
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010–2014”
menunjukkan bahwa bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
CAR.
Basse dan Mulazid (2017) dengan judul “Analisa Pengaruh
Kualitas Aset, Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas terhadap
Rasio Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah Periode 2012-
2015” menunjukkan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
CAR.
Oktaviana dan Syaichu (2016) dengan judul “Analisi Pengaruh
Size, ROA, FDR, NPF dan BOPO terhadap Capital Adequacy Ratio
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010–2014”
menunjukkan bahwa bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap CAR.
Fitrianto dan Mawardi, 2006 dengan judul “Analisa Pengaruh
Kualitas Aset, Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas terhadap
Rasio Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah Periode 2012-
2015” yang menujukan NPLberpengaruh negatif terhadap CAR.
29
Tabel 2.8
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Non Performing
Financing (NPF) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Pravasanti, 2018. Pengaruh NPF Dan FDR
Terhadap CAR dan
Dampaknya Terhadap
ROA Pada Perbankan
Syariah Di Indonesia.
NPF tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
CAR.
Andhika dan
Suprayogi, 2017
faktor – faktor yang
mempengaruhi Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Bank Umum Syariah di
Indonesia. NPF
berpengaruh negatif dan
signifikan
NPF berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
CAR.
Basse dan Mulazid,
2017
Analisa Pengaruh
Kualitas Aset,
Likuiditas, Efensiensi
Usaha dan Profitabilitas
terhadap Rasio
Kecukupan Modal pada
Bank Umum Syariah
Periode 2012-2015
NPF tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
tingkat Kecukupan
Modal (CAR)
Oktaviana dan
Syaichu , 2016
Analisi Pengaruh Size,
ROA, FDR, NPF dan
BOPO terhadap Capital
Adequacy Ratio pada
Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2010–
2014
NPF berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
CAR
Fitrianto dan Wisnu
Mawardi, 2006
Analisis Pengaruh
Kualitass Aset,
Likuiditas, Rentabilitas,
dan Efisiensi Terhadap
Rasio Kecukupan Modal
Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta.
NPL berpengaruh
negatif terhadap
CAR.
30
9. Pengaruh NOM terhadap CAR
Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Bank Sulut-GO Tahun 2002.1-
2017 oleh Hengkeng (2018) menunjukkan bahwa NIM berpengaruh
positif dan signifikan terhadap CAR. Semakin tinggi NIM menunjukkan
semakin efektif bank dalam penempatan aktiva. NIM mampu digunakan
sebagai indikator untuk memprediksi kesehatan bank (salah satunya
diproksi melalui CAR). Semakin tinggi NIM yang dicapai oleh bank
menunjukkan kinerja bank semakin baik, sehingga CAR semakin
meningkat.
Penelitian yang berjudul “pengaruh Net Interest Margin (NIM) dan
Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, oleh Magdalena & Lizabeth (2018)
menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Yadnya (2018) dengan
judul “Pengaruh Size, Likuiditas, Risiko Kredit dan Rentabilitas
Terhadap Rasio Kecukupan Modal”, yang menunjukkan bahwa NIM
berpngaruh positif dan signifikan terhadap CAR.
Penelitian yang dilakukan Putri (2016), yang berjudul “Pengaruh
LDR, APB, NPL, PDN, BOPO,ROA, NIM terhadap CAR pada Bank
Pemerintah”, menunjukkan bahwa NIM berpengaruh tidak signifikan
terhadap CAR.
31
Anjani dan Purnawati (2013) dengan judul “Pengaruh Non
Performing Loan (NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio
Kecukupan Modal” menunjukkan NIM berpengaruh positif terhadap
CAR.
Tabel 2.9
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul penlitian Hasil penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Net Operating Margin
(NOM) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Hengkeng (2018) Analisis Faktor-faktor
yang mempengaruhi
Capital Adequacy Ratio
Bank Sulut-GO Tahun
2002.1-2017. IV
NIM berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
CAR.
Magdalena dan
Lizabeth, 2018
“pengaruh Net Interest
Margin (NIM) dan
Likuiditas Terhadap
Capital Adequacy Ratio
(CAR) Pada Bank Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”,
NIM berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
CAR.
Dewi dan Yadnya
(2018
Pengaruh Size,
Likuiditas, Risiko Kredit
dan Rentabilitas
Terhadap Rasio
Kecukupan Modal
NIM berpengaruh
signifikan terhadap
tingkat Kecukupan
Modal (CAR)
Putri, 2016 Pengaruh LDR, APB,
NPL,PDN, BOPO,ROA,
NIM terhadap CAR pada
Bank Pemerintah
NIM berpengaruh
tidak signifikan
terhadap CAR.
32
Berdasarkan paparan di atas terdapat beberapa penelitian yang
dilakukan untuk menguji pengaruh FDR, BOPO, NPF, NOM terhadap
Return on Assets (ROA). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-
penelitian sebelumnya adalah penelitian ini lebih difokuskan pada
profitabilitas perusahaan agar terus meningkat sehingga perusahaan dapat
lebih berkembang. Dimana Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan
sebagai variabel intervening yang dapat digunakan untuk mengisi perbedaan
hasil tersebut.
B. Kerangka Teori
1. Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi tanpa mengandalkan
bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/
perbankan yang oprasional dan produknya dikembangkan berdasarkan
Al-Quran dan hadis. Ada 2 dua pengertian, yaitu bank islam dan bank
yang beroprasi dengan prinsip syariat islam. Bank Islam adalah bank
yang beroprasi dengan syariat islam dan tata cara beroprasinya mengacu
pada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan hadis (Antonio dan
Perwataatmadja: 2016).
Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
pasal 1 disebutkan bahwa “Perbankan syariah adalah segala yang
Anjani dan
Purnawati , 2013
Pengaruh Non
Perforfing Loan (NPL),
Likuiditas dan
Rentabilitas terhadap
Rasio Kecukupan
Modal.
NIM berpengaruh
positif terhadap
CAR.
33
menyangkut bank syariah dan usaha syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya” .
2. Profitabilitas
Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya
laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah
menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru dapat
diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aset atau
modal yang menghasilkan laba tersebut. Return on assets (ROA)
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba
dari pengelolaan asset yang dimiliki (Kasmir, 2014). ROA digunakan
untuk mengukur profitabilitas bank karena Bank Indonesia sebagai
pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank, diukur dengan asset yang dananya sebagian
besar dari dana simpanan masyarakat ( Dendawijaya, 2009).
Diketahuinya kinerja bank yang baik maka tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap bank akan meningkat, dan sebaliknya, jika kinerja
bank menurun maka tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank juga
akan berkurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank
diantaraya ialah faktor permodalan, likuiditas, kualitas aktiva, efisiensi
operasional serta tata kelola perusahaan. Suwarno dan Muthohar (2018).
34
Rumus ROA sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐴 =Laba Sesudah Pajak
Total Aset 𝑋 100%
3. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Rasio (FDR) digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau
kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio ini menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar pembiayaan maka
pendapatan yang diperoleh juga akan naik, karena pendapatan naik
secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan. Dengan kata lain
seberapa jauh pemberian pembiayaan kepada nasabah dapat
mengimbangi kewajiban bank untuk segera memnuhi permintaan
deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan
oleh bank untuk memberikan pembiayaan Dasih, 2014 (lemiyana dan
Litriani).
Menurut Sutan (2007:177) ditetapkannya maksimum pemberian
kredit (pembiayaan) dan FDR harus diperhatikan oleh bank syariah,
maka bank syariah tidak dapat begitu saja serampangan melakukan
ekspansi pembiayaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya atau untuk secepatnya dapat membesarkan jumlah
asetnya. Karena hal itu akan membahayakan kelangsungan hidup bank
35
tersebut dan akan membahayakan dana simpanan para nasabah
penyimpan dana dari bank.
Kenaikan dan penurunan FDR dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya :
1) Tingkat biaya dana
2) Margin yang diinginkan
3) Biaya Operasional
4) Tingkat resiko kredit
Rasio FDR dapat dihitung dengan rumus berikut:
FDR =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑛
Total Deposit + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑋 100%
4. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO atau sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasi terhadap pendapatan operasionalnya. Biaya operasi merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas
usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya
pemasaran, dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi merupakan
pendapatan utama bank, yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari
penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya.
Semakin tinggi angka pada rasio ini adalah menunjukkan semakin tidak
efisiensinya suatu bank dalam menjalankan operasionalnya. Ketidak
36
efisienan ini menimbulkan alokasi biaya yang lebih tinggi sehingga
dapat men urunkan pendapatan bank (Yogiyanto, 2013).
Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2003:268) :
BOPO =Biaya Operasional
Pendapatan Operasional 𝑋 100%
5. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) berkaitan dengan risiko
Kredit. NPF merupakan perbandingan antara pembiayaan yang
bermasalah dengan total pembiayaan yang ada. Apabila semakin rendah
NPF maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan,
sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami
kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.
Menurut Aryani (2010: 111) implikasi bagi pihak bank sebagai
akibat dari timbulnya pembiayaan bermasalah tersebut dapat berupa
berikut ini:
1) Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari
kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan
berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank.
2) Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR
(bad debt ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan
terjadinya situasi yang memburuk.
37
3) Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva
produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal
ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan
sangat berpengaruh terhadap CAR (Capital Adequacy Ratio).
4) Return On Assets (ROA) mengalami penurunan.
Rasio NPF dapat di Hitung dengan Rumus :
NPF =Total Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaan X 100%
6. Non Operating Margin (NOM)
NOM merupakan Rasio yang menujukkan kemampuan bank
menghasilkan pendapatan dari (Margin, bagi hasil) dengan melihat
kinerja bank dalam menyalurkan pembiayaan Yusuf, (Riyadi, 2006).
Semakin besar NOM/NIM yang diperoleh oleh bank, maka pendapatan
bank meningkat sehingga ROA akan ikut meningkat.
Pada bank konvensional digunakan istilah Net Interest Margin
(NIM). Net Interest Margin (NIM) mencerminkan risiko pasar yang
timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut
dapat merugikan bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu
proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antar
suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang
diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total
biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman (Safitri,
2015:42).
38
NOM =pendapatan Operasional Bersih
Rata − rata Aktiva Produktif X 100%
7. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan sberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri
bank, disamping memperoleh dana – dana dari sumber-sumber di luar
bank (Dendawijaya, 2005).
Faktor utama yag mempengaruhi jumlah modal bank adalah
jumlah modal minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia. CAR
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ini mengacu pada ketentuan
International yang dikeluarkan oleh Banking for International
Settlement (BIS).
CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang
harus dimiliki ileh bank. CAR merupakan indikator kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. CAR dapat
menunjukkan seberapa besar modal bank untuk menunjang
kebutuhannya dan semakin besar CAR maka akan semakin besar daya
tahan bank yang bersangkutan dan menunjukkan semakin sehat bank
tersebut.
39
CAR dapat dihitung dengan membandingkan modal terhadap
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
𝐶𝐴𝑅 =Modal
ATMR 𝑋 100
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan landasan teori diatas,
maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian.
FDR (X1)
NPF (X3)
BOPO (X2)
CAR (Z) ROA (Y)
NOM (X4)
H1
H5
H3
H4
H2
H7
H6
H9
H8
40
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, penelitian terdahulu, teori,
dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas
Dalam penelitian Rahmani (2016) Financing to Deposit Ratio
(FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai sumber likuiditas. Semakin tinggi FDR, maka laba perusahaan
yang akan dihasilkan akan semakin tinggi. Kemudian, dengan
meningkatkan laba perusahaan akan meningkatkan pula kinerja
perusahaan.
Penelitian ini didukung oleh Almunawaroh dan Marliana
(2018) dan penelitian Asthor (2016) yang menyatakan bahwa Financing
to Depisot Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
dirumuskan hipotesis berikut:
H1 : Financing to Depisot Ratio (FDR) memiliki berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA.
2. Pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas
Dalam penelitian Yogianto (2013) BOPO atau sering disebut
rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengendalikan biaya operasi terhadap pendapatan
41
operasionalnya. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya
bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya).
Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank, yaitu
pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk
kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin tinggi angka pada rasio
ini adalah menunjukkan semakin tidak efisiensinya suatu bank dalam
menjalankan operasionalnya.Ketidak efisienan ini menimbulkan alokasi
biaya yang lebih tinggi sehingga dapat menurunkan pendapatan bank.
Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam
mengelola kegiatannya sehingga dapat menurunkan biaya dan laba akan
meningkat.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
dirumuskan hipotesis berikut:
H2 : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh Negatif terhadap ROA.
3. Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas
Dalam penelitian Martadireja (2014). NPF adalah jumlah
pembiayaan yang bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih,
semakin besar nilai NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut
(Setiawan, 2009). Apabila porsi pembiayaan bermasalah (NPF)
membesar, maka hal tersebut pada akhirnya berpengaruh pula pada
kemungkinan terjadinya penurunan besarnya keuntungan/pendapatan
42
yang diperoleh bank. Penurunan pendapatan ini akan mampu
mempengaruhi besarnya perolehan laba bank syariah. Dan pada
akhirnya, akan mempengaruhi besarnya profitabilitas yang tercermin
dengan Return on Assets (ROA) yang diperoleh bank syariah.
Dalam penelitian Agustin dan Darmawan (2018) menjelaskan
hasil penelitiannya bahwa Non Performing Finance (NPF) berpengaruh
signifikan secara negatif terhadap ROA. Hal ini dapat diartikan apabila
penyaluran pembiayaan bagi hasil mengalami kenaikan maka akan
berpengaruh terhadap penurunan ROA.
H3 : Non Performing Financing (FDR) berpengaruh Negatif terhadap
ROA.
4. Pengaruh NOM terhadap Profitabilitas.
NOM adalah perbandingan antara interest income (pendapatan
operasional bank yang diperoleh) dikurangi interest expense (biaya
operasional bank yang menjadi beban) dibagi dengan average interest
earning assets (rata – rata aktiva produktif yang digunakan). Rasio ini
menggambarkan tingkat jumlah pendapatan operasional bersih yang
diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki oleh
bank. Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan
operasional yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola bank
sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Almila dan Herdiningtyas (2005).
H4: NOM berpengaruh positif terhadap Profitabilitas.
43
5. Pengaruh CAR terhadap Profitabilitas
Rasio Capital Adequancy Ratio (CAR) ini digunakan untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya
pembiayaan yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
pembiayaan atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi
(sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 14%) berarti bahwa
bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang
menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas bank yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian teori dan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat dirumuskan hipotesis yaitu:
H5 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap
Return On Asset(ROA).
6. Pengaruh FDR terhadap CAR
Dalam penelitian Oktaviani dan Syaichu (2016) menyatakan
bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan perbandingan
antara tingkat pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah terhadap
dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Sehingga
bank memiliki peran sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana
yang diperoleh dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan pihak yang
membutuhkan dana yaitu yang disalurkan melalui pembiayaan. Dengan
44
menyalurkan pembiayaan, pihak bank dapat memperoleh keuntungan.
Apabila rasio FDR tinggi, maka dapat diartikan bahwa jumlah
pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah lebih besar. Semakin
besar pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada nasabah, akan
meningkatkan keuntungan bank tersebut. Keuntungan bank syariah
tersebut akan dialokasikan pada modal, sehingga semakin besar
pembiayaan maka modal yang diperoleh juga semakin meningkat.
Dalam penelitian Maolany dan Helliana (2015) menyatakan
bahwa FDR berpengaruh posistif terhadap CAR, artinya setiap FDR
mengalami peningkatan maka CAR juga akan mengalami peningkatan.
Berdasarkan uraian teori dan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat dirumuskan hipotesis yaitu:
H6 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap
CAR.
7. Pengaruh BOPO terhadap CAR
Dalam penelitian Yuliana dkk (2016) Semakin besar nilai BOPO
mencerminkan kurangnya efisiensi bank dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya.Semakin besar rasio BOPO menunjukkan bank yang
kurang efisien dalam mengendalikan biaya operasionalnya. Sedangkan
semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien bank tersebut dalam
mengendalikan biaya operasionalnya. BOPO yang besar mengandung
arti biaya operasional yang ditanggung lebih besar daripada pendapatan
operasional sehingga kemungkinan modal digunakan untuk menutupi
45
biaya operasional tersebut. Untuk itu BOPO yang besar akan
menurunkan Capital Adequacy Ratio (CAR), dan BOPO yang rendah
akan meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) .
Dalam penelitian Oktaviani dan Syaichu (2016) menyatakan
bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
merupakan rasio rentabilitas (earnings). Rasio BOPO digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi suatu bank dan kemampuan bank dalam
melaksanakan kegiatan operasionalnya. Semakin besar nilai BOPO
mencerminkan kurangnya efisiensi bank dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Hal tersebut disebabkan karena biaya operasional yang
harus ditanggung lebih besar daripada jumlah pendapatan operasional
yang diterima sehingga terdapat kemungkinan, modal digunakan untuk
menutupi biaya operasional yang tidak tertutup oleh pendapatan
operasional. Dengan kata lain, semakin besar BOPO, akan
menyebabkan pada penurunan modal (diproksikan dengan CAR) suatu
bank.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
dirumuskan hipotesis berikut:
H7 : Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
46
8. Pengaruh NPF terhadap CAR
Dalam penelitian Dahlan Siamat (2004) Non Performing
Financing (NPF) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank, semakin
tinggi rasio NPF, maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank
yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar.
Dengan demikian, kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
tinggi dan kemungkinan pencapain laba semakin rendah. pembiayaan
dalam hal ini adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga
tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain.
Semakin tinggi NPF, maka modal yang tersedia di bank semakin
menipis karena meningkatnya jumlah pembiayaan yang macet tentu saja
akan mempengaruhi jumlah modal yang tersedia untuk membiayai
kegiatan operasional bank. pembiayaan macet membuat berkurangnya
pendapatan yang akan diterima oleh bank, sehingga bank akan
menggunakan modal yang ada untuk membiayai kegiatan
operasionalnya. Semakin sering kemacetan terjadi, maka modal bank
kelamaan akan terkikis dan habis.
Penelitian ini diperkuat dengan penelitian oleh Andhika dan
Suprayogi (2017), Oktaviana dan Syaichu (2016) dan Fitrianto dan
Mawardi, (2006) dengan judul “Analisa Pengaruh yang menyatakan
bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap CAR.
47
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
dirumuskan hipotesis berikut:
H8 : Non performing financing memiliki pengaruh negative signifikan
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
9. Pengaruh NOM terhadap CAR
NOM merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan operasional bersih. Semakin besar rasio ini maka
meningkatkan pendapatan bagi hasil atas aktiva produktif, sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil
Nurvinda (2017). Semakin tinggi NOM menunjukkan bank semakin
efektif dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan.
NOM/NIM mampu digunakan sebagai indikator untuk memprediksi
kesehatan bank (salah satunya diproksi melalui CAR). Semakin tinggi
NOM yang dicapai bank menunjukkan kinerja bank semakin baik,
sehingga CAR semakin meningkat Krisna (2008).
Penelitian ini diperkuat oleh penelitian Dewi dan Yadnya (2018) dan
Anjani dan Purnawati (2013) ,yang menunjukkan bahwa NIM
berpngaruh positif dan signifikan terhadap CAR.
H9 : Non Operating Margin berpengaruh positif terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR).
48
Tabel 2.10
Hipotesis
No Hipotesis
H1 Financing to Depisot Ratio memiliki berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA.
H2 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
berpengaruh Negatif terhadap ROA.
H3 Non Performing Financing berpengaruh Negatif terhadap
ROA.
H4 NOM berpengaruh positif terhadap Profitabilitas.
H5 Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif
terhadap Return On Asset(ROA).
H6 Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif
terhadap CAR.
H7 Beban operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO) berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy
Ratio (CAR).
H8 Non performing financing memiliki pengaruh negative
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
H9 Non Operating Margin berpengaruh positif terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR).
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan data sekunder baik variabel Financing To Deposit Ratio
(FDR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non
Performing Financing (NPF), Net Operating Margin (NOM), Capital
Adequacy Ratio (CAR), maupun Return on Asset (ROA) Perbankan Syariah
di Indonesia. Data ini terdapat pada laporan Statistik Perbankan Syariah
periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perbankan Syariah di Indonesia pada
tahun 2014-2018, melalui akses internet ke situs resmi Otoritas Jasa
Keuangan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,
2006:80). Populasi dalam penelitian ini 34 Perbankan Syariah yaitu 14 Bank
Umum Syariah dan 20 Unit Usaha Syariah di Indonesia.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
50
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari di sampel, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili) Sugiono (20016:81).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitianini adalah teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016: 85) sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive
sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan
suatu kriteria tertentu.Suatu sampel diambil apabila memenuhi kriteria
berikut:
a. Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan pada kurun waktu penelitian periode 2014-2018.
b. Tersedia laporan keuangan, rasio-rasio serta data keuangan lainnya
pada laporan keuangan tahunan yang tersedia dan dipublikasikan pada
masing-masing Bank selama 5 tahun 2014-2018.
Berdasarkan data diatas jumlah sampel yang terseleksi dengan
menggunakan metode purposive sampling sebanyak 24 bank syariah yaitu
10 Bank Umum Syariah meliputi Bank BNI Syariah, Bank Muamalat
Indonesia, Bank Victoria Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten
Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Panin Dubai
Syariah, Bank Syariah Bukopin, dan BCA Syariah dan 14 Unit Usaha
Syariah meliputi Bank Danamon Indonesia, Bank Permata, Bank CIMB
Niaga, Bank OCBC NISP, Bank Sinarmas, Bank Tabungan Negara (
51
Persero), BPD Daerah Istimewa Yogyakarta, BPD Sumatera Utara, BPD
Jambi, BPD Sumatera Barat, BPD Riau dan Kepulauan Riau, BPD
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, , BPD Kalimatan Barat, dan BPD
Kalimantan Timur.
Tabel 3.1 Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia
NO Bank Umum Syariah
1 PT. Bank BNI Syariah
2 PT. Bank Muamalat Indonesia
3 PT. Bank Victoria Syariah
4 PT. Bank BRI Syariah
5 PT. Bank Jabar Banten Syariah
6 PT. Bank Syariah Mandiri
7 PT. Bank Mega Syariah
8 PT. Bank Panin Dubai Syariah
9 PT. Bank Syariah Bukopin
10 PT. BCA Syariah
No Unit Usaha Syariah
1 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
2 PT. Bank Permata, Tbk
3 PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
4 PT. Bank OCBC NISP, Tbk
5 PT. Bank Sinarmas
6 PT. Bank Tabungan Negara ( Persero),
Tbk
7 PT. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta
8 PT. BPD Sumatera Utara
9 PT. BPD Jambi
10 PT. BPD Sumatera Barat
11 PT. BPD Riau dan Kepulauan Riau
12 PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung
13 PT. BPD Kalimatan Barat
14 PT. BPD Kalimantan Timur
52
D. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan
bersifat siap pakai serta mampu memberikan informasi dalam pengambilan
keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut. Data sekunder diperoleh
melalui studi kepustakaan yang di dapat melalui artikel-artikel yang ada
baik itu dari jurnal, buku maupun Laporan. Data sekunder didapat melalui
studi kepustakaan yang bisa didapat melalui artikel-artikel, baik dari buku,
jurnal maupun informasi yang bersumber dari internet yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan
data melalui observasi tidak langsung yaitu dengan mengumpulkan data-
data laporan keuangan tahunan (Annual Report) perbankan tahun 2014-
2018.
E. Definisi Konsep dan Operasional
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berusaha
mencari hubungan antara variable independen terhadap variable dependen.
Dalam penelitian ini terdapat tambahan variable mediasi yang digunakan
untuk mengetahui hubungan secara langsung maupun tidak langsung
terhadap variable independen dan variable dependen.
53
Rasio keuangan yang digunakan sebagai variable independen,
sebagai berikut:
a. Variabel Independen.
1) Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana bank mampu untuk
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya (Rahmani : 2017).
Untuk mengukur rasio ini digunakan rumus:
FDR =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑛
Total Deposit + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑋 100%
2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank syariah dalam melakukan
kegiatan operasionalnya (Hartini : 2016).
Secara matematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:
BOPO =Biaya Operasional
Pendapatan Operasional 𝑋 100%
3) Non Performing Financing (NPF).
Non Performing Financing merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kredit bermasalah yang ada pada bank syariah.
Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah
tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya
54
kepada bank seperti yang telah diperjanjikan (Setiawan dan Indriani
: 2016).
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
NPF =Total Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaan 𝑋 100%
b. Variabel Dependen
Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas (ROA) yang
dijadikan sebagai variabel dependen. Return on Assets (ROA)
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank
dalam menghasilkan laba dari pengelolaan asset yang dimiliki. Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank, dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan
asset (Hartini : 2016).
ROA di rumuskan sebagai berikut ini:
ROA =Laba Bersih
Total Asset 𝑋 100%
c. Variabel intervening
Dalam penelitian ini, variabel intervening yang digunakan
adalah rasio Capital Adequacy Ratio. Capital Adeqiacy Ratio (CAR)
adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan resiko Rahmani (2017).
Untuk menghitung rasio ini digunakan rumus :
𝐶𝐴𝑅 =Modal
ATMR 𝑋 100%
55
F. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis linier berganda. Metode analisis linier berganda bertujuan untuk
menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua
atau lebih variabel bebas.
Apabila dinyatakan dalam persamaan matematika, model regresi
linier berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃𝟑𝑿𝟑 + 𝒃𝟒𝑿𝟒 + 𝒃5𝑿𝟓 + 𝒆
Keterangan:
Y = Variabel dependen (ROA)
a = Konstanta
b1 – b5 = Koefisien regresi variabel independent
X1 = Financing Deposit Ratio (FDR)
X2 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
X3 = Non Performing Financing (NPF)
X4 = Net Operating Margin (NOM)
X5 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
e = Standar Error
Regresi linier berganda harus memenuhi asumsi-asumsi yang
ditetapkan agar menghasilkan nilai-nilai koefisien sebagai penduga yang
56
tidak bias. Pelanggaran asumsi-asumsi tersebut dapat dideteksi dengan cara
melakukan:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan agar memperoleh model regresi
yang dapat dipertanggung jawabkan.
a. Normalitas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakan
residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data
tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem dalam data yang diambil
(Suliyanto, 2005:63). Metode pengujian uji normalitas ada dua cara
yaitu dengan analisis grafik untuk melihat normalitas residual
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan
cara kedua dengan uji statistik dengan uji Kolmoglorov-Smirnov, uji
statistik non-parametik K-S.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang sempurna
atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang independen
dari model yang ada. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan kolerasi antar variabel bebas.
Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas (Ghozali, 2005 dalam Sujarweni, 2015:226-
57
227). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu
modal regresi yaitu dengan melihat (Ghozali:2013) :
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, namun secara induvidual variabel-variabel bebas
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel independen. Jika antara
variabel bebas memiliki korelasi yang umumnya diatas 90, maka
hal ini merupakan indikasi adanya multikolonearitas.
3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari tolerance dan varian
inflation (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variable
manakah yang dijelaskan oleh variabel independenya. Nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi ( karena
VIF =1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonearitas yaitu tolerance > 0,10
atau sama dengan VIF <10.
c. Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada
periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk data time series
autokorelasi sering terjadi. Mendeteksi autokorelasi dengan
menggunakan nilai Durbin-Watson dengan kriteria : (Nachrowi dan
Usman, 2002 dalam Nurvinda, 2017).
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
58
2) Angka D-W di antara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3) ngka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Penelitian ini menggunakan Run test, Runs test adalah
bagian dari uji statistik non parametrik yang digunakan untuk
menguji apakah antar residual ada korelasi yang tinggi. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dikatakan bahwa
residual terjadi secara random atau tidak sistematis (Ghozali,
2011:87).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu suatu keadaan jika varians
kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel
independen.Pengujian ini bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lainJika variance dari residual satu pengamatan
lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas.
Kriteria : jika hasil uji r >0.05 tidak ada terjadi heteroskedastisitas
dan sebaliknya jika uji r <0.05berarti terjadi heteroskedastisitas.
Uji dalam penelitian ini menggunakan uji scatter plotdan uji
park. Suatu model dinyatakan tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar dengan pola tidak
jelas di atas ayau di bawah angka nol pada suatu sumbu Y (Priyatno,
2011:288). Selain uji scatter plotdigunakan uji park untuk melihat
59
apakah data terjadi heteroskedastisitas atau tidak. Jika signifikan
korelasi nilai residual dengan masing-masing variabel independen <
0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013).
2. Uji Regresi
Uji regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji regresi digunakan
untuk menganalisis nialai variabel dependen (Y) terhadap variabel
independen yang lebih dari satu (Bawono,2006).
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen/terikat.
Pada pengujian ini juga menggunakan tingkat signifikansi sebesar
5% atau 0,05 (Syah:2018).
b. Uji Parsial (Uji t)
Tujuan dari uji parsial adalah untuk mengetahui seberapa
jauh pengaruh dari variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y) secara parsial. Pengujian hipotesis akan dilakukan
dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α = 5%)
atau tingkat keyakinan sebesar 0,95 (Syah:2018).
60
c. Uji koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada dasarnya mengukur seberapa
jauh kemampuan sebuah model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Syah:2018).
3. Uji Path Analysis
Cara pengujian regresi dengan variabel intervening yaitu dengan
analisis jalur. Analisis jalur (Path Analysis) merupakan perluasan dari
analisis regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan
analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variable
(model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori
(Ghozali, 2013: 249).
G. Alat Analisis
Penelitian ini merupakan data kuantitatif dimana data dinyatakan
dalam bentuk angka, maka akan mudah untuk diaplikasikan ke data SPSS
16 yang merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi
untuk membantu dalam memproses data statistik secara tepat dan cepat,
serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh pengambil
keputusan.
61
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Statistik
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum mengenai objek
penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian yang dilakukan. Pada
tabel 4.1 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan pada
penelitian ini, meliputi jumlah sampel (n), rata – rata sampel (mean), nilai
maksimum, nilai minimum serta standar deviasi untuk masing – masing
variabel. Hasil output yang tersedia pada tabel 4.1 adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 1
Hasil Uji Deskriptif Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dx_FDR 116 -22.92 25.00 -.3133 7.87709
Dx_BOPO 110 -35.32 20.82 -.3908 7.56008
Dx_NPF 113 -5.41 3.33 -.0014 1.10395
Dx_NOM 117 -5.30 7.20 .0480 1.43244
Dx_CAR 113 -13.94 11.64 -.0135 3.88287
Dx_ROA 110 -1.95 2.33 -.0197 .68517
Valid N (listwise) 93
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.1 diatas meunjukkan bahwa jumlah data yang
digunakan pada penelitian ini berjumlah 93 sampel data yang diambil dari
laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
periode 2014 sampai dengan 2018 yang terdaftar di Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan.
62
Pada tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa dalam kurun waktu 2014–
2018 variabel FDR memiliki nilai tertinggi 25,00% dan nilai minimum
sebesar -22,92% dengan nilai rata-rata sebesar -0,3133%. Pada variabel
BOPO memiliki nilai tertinggi sebesar 20,80% dan nilai minimum sebesar
-35,32% dengan nilai rata-rata sebesar -0,3908%. Pada variabel NPF
memiliki nilai tertinggi sebesar 3,33% dan nilai minimum sebesar -5,41%
dengan nilai rata-rata sebesar -0,0014%. Pada variabel NOM memiliki nilai
tertinggi sebesar 7,20% dan nilai minimum sebesar -5,30% dengan rata-rata
sebesar 0,480%. Pada variabel CAR memiliki nilai tertinggi sebesar 11,64%
dan nilai minimum sebesar -13,94% dengan nilai rata-rata sebesar -
0,0135%. Pada variabel ROA memiliki nilai tertinggi sebesar 2,33% dan
nilai minimum sebesar -1,95% dengan rata-rata sebesar -0,0197%.
B. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolonearitas, uji
autokorelasi, uji heterokedastisitas, dan uji normalitas.
a. Uji Multikolonearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang
tidak memiliki korelasi antar sesama variabel bebas.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Suatu model regresi menunjukkan adanya
63
Multikolinearitas jika: nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10
(Ghozali, 2011). Hasil output yang tersedia pada tabel 4. 2 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -.005 .037 -.124 .901
Dx_FDR .001 .006 .015 .226 .822 .801 1.248
Dx_BOPO -.076 .007 -.799 -11.237 .000 .713 1.402
Dx_NPF -.008 .041 -.013 -.185 .853 .763 1.310
Dx_NOM .015 .029 .036 .527 .599 .785 1.273
Dx_CAR .010 .010 .065 1.041 .301 .933 1.072
a. Dependent Variable: Dx_ROA
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji multikolonieritas dapat
disimpulkan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance
lebih besar dari 0.10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat Multikolonieritas antar variabel independen dalam model
regresi.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
64
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem Autokorelasi. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi,
diantaranya yaitu Uji run test. Run test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak random
atau terjadi autokorelasi antar residual (Ghozali, 2013). Hasil output
yang tersedia pada tabel 4. 3 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4. 3 hasil uji autokorelasi dengan statistic
non-parametrik Runs-Test menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,175. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,175 >
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.03943
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 47
Total Cases 93
Number of Runs 54
Z 1.357
Asymp. Sig. (2-tailed) .175
a. Median
65
0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
autokorelasi dalam model regresi.
c. Uji Heterokedostis
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas (titik-titik menyebar) maka tidak terjadi
heteroskedastisitas(Astuti, 2014:66).
Uji dalam penelitian ini menggunakan uji scatterplot. Suatu
model dinyatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila
titik-titik menyebar dengan pola tidak jelas di atas atau di bawah
angka nol pada suatu sumbu Y (Priyatno, 2011: 288).
Gambar 4.1 Scatterplot
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019
66
Pada gambar grafik scatter plot menunjukkan bahwa titik-
titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu dan titik tersebut
berada di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat
disimpulkan penelitian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Sedangkan untuk mengetahui nilai signifikansinya apakah terjadi
heteroskedastisitas atau tidak maka dilakukan uji park. Jika
signifikan korelasi nilai residual dengan masing-masing variabel
independen < 0.05 maka pada model regresi terjadi masalah
heteroskedastisitas. Hasil uji park sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Park
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.027 .223 -9.088 .000
Dx_FDR -.023 .033 -.132 -.692 .494
Dx_BOPO -.009 .036 -.049 -.245 .808
Dx_NPF .066 .222 .063 .297 .768
Dx_NOM -.117 .150 -.134 -.785 .438
Dx_CAR .000 .051 -.003 -.019 .985
a. Dependent Variable: LN_ROA
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.4 hasil output di atas dijelaskan bahwa
untuk kelima variabel independen (FDR = 0,494, BOPO = 0,808,
NPF = 0,768, NOM= 0,438, CAR = 0,985 ) bernilai signifikan >
67
0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat
heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji scatter plot.
d. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah terdapat variabel penganggu atau residual yang memiliki
distribusi normal dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji
normalitas menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-
Smirnov (K-S) dengan kriteria :
1) Jika nilai Asymp. Sig. (2.tailed). 0,05 data berdistribusi normal.
2) Jika nilai Asymp. Sig. (2.tailed). 0,05 data tidak berdistribusi
normal.
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 93
Normal
Parametersa,,b
Mean .0000000
Std.
Deviation .34733338
Most Extreme
Differences
Absolute .138
Positive .134
Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z 1.330
Asymp. Sig. (2-tailed) .058
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
68
Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-
SmirnovTest diperoleh nilai KSZ sebesar 1,330 dengan Asymp. Sig.
(2.tailed) sebesar 0,058. Karena nilai Asymp. Sig. (2.tailed) lebih
besar dari 0,05 maka keputusannya adalah menerima H1 yang
berarti bahwa data berdistribusi normal. Berarti asumsi normalitas
data terpenuhi.
2. Analisis Linier Berganda
Uji regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji regeresi berganda
digunakan untuk menganalisa nilai variabel dependen (Y) dengan
variabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006).
a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013: 98). Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.6
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .829a .687 .669 .35717 2.544
a. Predictors: (Constant), Dx_Z, Dx_X4, Dx_X3, Dx_X1, Dx_X2
b. Dependent Variable: Dx_Y
69
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji R2, diperoleh nilai Adj. R2
sebesar 0,669. Artinya bahwa kontribusi variabel independen (FDR,
BOPO, NPF, dan NIM) mempengaruhi variabel dependen kinerja
keuangan (ROA) sebesar 57,7% sedangkan sisanya 42,3%
dijelaskan oleh faktor di luar model.
b. Uji F (Uji Signifikan Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat. Uji ini dilakukan dengan cara melihat besarnya Sig. Jika nilai
Sig. lebih kecil dari 0.05 berarti variabel independen bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hasil output
yang tersedia pada tabel 4.7 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji F (Uji Signifikan Simultan)
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.314 5 4.863 38.117 .000a
Residual 11.099 87 .128
Total 35.412 92
a. Predictors: (Constant), Dx_Z, Dx_X4, Dx_X3, Dx_X1, Dx_X2
b. Dependent Variable: Dx_Y
70
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan F hitung sebesar
38.117 dengan nilai signifikan 0.000 dimana nilai signifikan ini
kurang dari nilai alpha sebesar 0.05 sehingga memberikan
keputusan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
c. Uji t
Uji t atau uji signifikansi parsial dilakukan untuk mengetahui
tingkat signifikansi atau pengaruh variabel bebas (independen)
terhadap variabel terikat (dependen) secara parsial. Hasil output
yang tersedia pada tabel 4.8 dan 4.9 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Uji t (Uji Signifikan Parsial) Variabel ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) -.005 .037 -.124 .901
Dx_FDR .001 .006 .015 .226 .822 .801 1.248
Dx_BOPO -.076 .007 -.799 -11.237 .000 .713 1.402
Dx_NPF -.008 .041 -.013 -.185 .853 .763 1.310
Dx_NOM .015 .029 .036 .527 .599 .785 1.273
Dx_CAR .010 .010 .065 1.041 .301 .933 1.072
a. Dependent Variable: Dx_ROA
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
71
Berdasarkan hasil pengolahan uji statistik diatas dapat
disimpulkan bahwa :
1) Nilai t hitung Financing Deposit Ratio ( FDR) sebesar 0.226
dengan nilai signifikasi 0.882 maka dapat disimpulkan
bahwa Financing Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
2) Nilai t hitung Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) sebesar -11.237 dengan nilai signifikan
<0.05 maka model regresi dapat disimpulkan bahwa Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
(ROA).
3) Nilai t hitung Non Performing Financing (NPF) sebesar -
0.185 dengan nilai signifikasi 0.857 maka model regresi
dapat disimpulkan bahwa Non Performing Financing
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
4) Nilai t hitung Net Operating Margin (NOM) sebesar 0.527
dengan nilai signifikasi 0.599 maka model regresi dapat
disimpulkan bahwa Net Operating Margin (NOM)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
72
5) Nilai t hitung Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 1.041
dengan nilai signifikan 0.301 maka model regresi dapat
disimpulkan bahwa capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
Tabel 4.9
Uji t (Uji Signifikan Parsial) Variabel CAR
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil pengolahan uji statistik diatas dapat
disimpulkan bahwa :
1) Nilai t hitung Financing Deposit Ratio (FDR) sebesar 0.770
dengan nilai signifikasi 0.443 maka dapat disimpulkan bahwa
Financing Deposit Ratio berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -.217 .389 -.559 .577
Dx_FDR .045 .059 .089 .770 .443 .764 1.308
Dx_BOPO -.127 .060 -.250 -2.117 .037 .738 1.355
Dx_NPF -.251 .430 -.067 -.584 .560 .786 1.272
Dx_NOM -.262 .297 -.100 -.882 .380 .804 1.244
a. Dependent Variable: Dx_CAR
73
2) Nilai t hitung Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) sebesar -2.117 dengan nilai signifikan
<0.05 yaitu 0.037 maka model regresi dapat disimpulkan bahwa
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Capital Adequacy
Ratio (CAR).
3) Nilai t hitung Non Performing Financing (NPF) sebesar -0.585
dengan nilai signifikasi 0.560 maka model regresi dapat
disimpulkan bahwa Non Performing Financing berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR).
4) Nilai t hitung Net Operating Margin (NOM) -0.882 dengan nilai
signifikasi 0.380 maka model regresi dapat disimpulkan bahwa
Net Operating Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
3. Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode
analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis linear berganda, analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresiuntuk menaksir hubungan kuasalitas antar variabel (model
casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali,
2013).
74
a. Hasil Persamaan Regresi Pertama
Hasil persamaan pertama analisis jalur dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4.10:
Tabel 4.10
Hasil Persamaan Pertama
Ssumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Menunjukkan nilai R2 (R Square) sebesar 0.074, nilai R2 ini
digunakan dalam penghitungan nilai e1. e1 merupakan varian
variabel CAR yang tidak dijelaskan oleh FDR, BOPO, NPF dan
NOM. Besarnya e1=√1 − 𝑅2 = √1 − 0.074 = √0. 926 = 0.962.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .272a .074 .033 3.76236 2.500
a. Predictors: (Constant), Dx_NOM, Dx_NPF, Dx_FDR, Dx_BOPO
b. Dependent Variable: Dx_CAR
75
Tabel 4.11
Hasil Analisi Regresi Persamaan Pertama
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan keterangan tabel 4.12 dapat diketahui
persamaan regresinya sebagai berikut:
𝑪𝑨𝑹 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃𝟑𝑿𝟑 + 𝒃𝟒𝑿𝟒 + 𝒆
ROA = 0.410 + 0.002 FDR + 0.032 BOPO + (-0.351) NPF +
0.183 NOM + 0.962
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa:
1) Konstanta 0.410 menyatakan bahwa jika rata-rata variabel
independen konstan, maka rata-rata tingkat ROA akan
meningkat sebesar 0.410.
2) Setiap terjadi kenaikan FDR, akan diikuti dengan
peningkatan CAR sebesar 0.002.
3) Setiap terjadi kenaikan BOPO, akan diikuti dengan
peningkatan CAR sebesar 0.032.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .410 .181 2.270 .028
Dx_FDR .002 .025 .010 .061 .951
Dx_BOPO .032 .029 .179 1.107 .274
Dx_NPF -.351 .251 -.228 -1.401 .168
Dx_NOM .183 .271 .106 .676 .502
a. Dependent Variable: LN_CAR
76
4) Setiap terjadi kenaikan NPF, akan diikuti dengan penurunan
CAR sebesar -0.351
5) Setiap terjadi kenaikan NOM, akan diikuti dengan
peningkatan CAR sebesar 0.183.
b. Hasil Persamaan Kedua
Tabel 4.12
Hasil Persamaaan Kedua
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .829a .687 .669 .35717 2.544
a. Predictors: (Constant), Dx_CAR, Dx_NOM, Dx_NPF, Dx_FDR, Dx_BOPO
b. Dependent Variable: Dx_ROA
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Menunjukkan nilai R2 (R Square) sebesar 0.687. Nilai R2 ini
digunakan dalam penghitungan nilai e2. E2 merupakan varian
variabel ROA yang tidak dijelaskan oleh FDR, BOPO, NPF dan
NOM. Besarnya 𝑒2 = √1 − 𝑅2 = √1 − 0.687 = √0.313 = 0.559.
77
Tabel 4.13
Analisis Regresi Persamaan kedua
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.027 .223 -9.088 .000
Dx_FDR -.023 .033 -.132 -.692 .494
Dx_BOPO -.009 .036 -.049 -.245 .808
Dx_NPF .066 .222 .063 .297 .768
Dx_NOM -.117 .150 -.134 -.785 .438
Dx_CAR .000 .051 -.003 -.019 .985
a. Dependent Variable: LN_ROA
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan keterangan tabel 4.14 dapat diketahui persamaan
regresinya sebagai berikut:
𝑹𝑶𝑨 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃𝟑𝑿𝟑 + 𝒃𝟒𝑿𝟒 + 𝒃𝟒𝟓𝑿𝟓 + 𝒆
ROA = -2.027 + (-0.023) FDR + (-0.009) + 0.066 NPF + (-
0.117) NOM + 0.000 CAR + 0.559
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa:
1) Konstanta -2.027 menyatakan bahwa jika rata-rata variabel
independen konstan, maka rata-rata tingkat ROA akan turun
sebesar -2.027.
2) Setiap terjadi kenaikan FDR, akan diikuti dengan penurunan
ROA sebesar -0.023.
78
3) Setiap terjadi kenaikan BOPO, akan diikuti dengan
penurunan ROA sebesar -0.009.
4) Setiap terjadi kenaikan NPF, akan diikuti dengan kenaikan
ROA sebesar 0.066
5) Setiap terjadi kenaikan NOM, akan diikuti dengan
penurunan ROA sebesar 0.090.
6) Setiap terjadi kenaikan CAR, akan diikuti dengan kestabilan
ROA sebesar 0.000.
Gambar 4.2
Hasil Analisi Jalur
FDR
(X1)
NPF (X3)
BOPO
(X2)
CAR (Z) ROA (Y)
NOM
(X4)
0.066
-0.117
-0.009
0.032
0.002
-0.351
0.183
e1 -0.009
e2 0.559
-0.023
79
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar 0.226 dengan nilai signifikasi
0.882 maka keputusannya adalah H1 ditolak berarti FDR berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap ROA.
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan perbandingan
antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga
yang dihimpun dari masyarakat. Dalam hal penilaian kesehatan, bank
yang sehat adalah bank yang tingkat FDR nya tinggi.Ini berarti bank
tersebut cukup aktif dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi FDR suatu bank tidak
menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank untuk memperoleh
keuntungan yang tinggi. FDR yang bernilai positif dan tidak
berpengaruh terhadap ROA, mengindikasikan bahwa besarnya
pemberian kredit tidak didukung dengan kualitas kredit. Kualitas kredit
yang buruk akan meningkatkan risiko terutama bila pemberian kredit
dilakukan dengan tidak menggunakan prinsip kehati-hatian dan
ekspansi dalam pemberian kredit yang kurang terkendali, sehingga bank
akan menanggung risiko yang lebih besar pula.
Penelitian ini di dukung oleh peneliti Defri (2012) yang
menyatakan bahwa likuiditas (LDR) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap profitabilitas. Hal tersebut berarti bahwa semakin
80
tinggi LDR suatu bank tidak menjadi tolak ukur keberhasilan
manajemen bank untuk memperoleh keuntungan yang tinggi.
Mokoagow (2015) yang menunjukkan bahwa variabel Financing To
Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA
Perbankan Syariah. Artinya bahwa tinggi rendahnya FDR tidak terbukti
dapat berdampak pada meningkatnya ROA Perbankan Syariah.
2. Pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar -11.237 dengan nilai signifikan
<0.05 maka keputusannya adalah H2 diterima berarti Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Penelitian ini di dukung oleh penelitian Hartini (2016),
Prasanjaya (2013), Wibowo (2013). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa variabel BOPO Menunjukkan pengaruh negatif
dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Dan juga penelitian ini
sama dengan teori Menurut penelitian A.A Yogi Prasanjaya (2013:240)
yang menunjukkan bahwa semakin besar Biaya Operasional Pada
Pendapatan Operasional (BOPO) maka profitabilitas bank akan
mengalami penurunan. Jika bank dalam menjalankan operasinya dengan
cara efisien yaitu memperkecil Biaya Operasional Pada Pendapatan
Operasional (BOPO) maka pendapatan yang diperoleh bank tentu akan
meningkat dan juga diimbangi meningkatnya profitabilitas.
81
Dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang negatif
terhadap profitabilitas, karena biaya yang semakin besar akan
menurunkan nilai pendapatan, maka dari itu diharapkan perbankan
mampu menjalankan oprasinya secara efesien yaitu jangan sampai biaya
lebih besar dari pada pendapatan agar profitabilitas bank tersebut akan
meningkat.
3. Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar -0.185 dengan nilai signifikasi
0.857 maka keputusannya adalah H3 ditolak berarti Non Performing
Financing (NPF) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa NPF tidak membawa
pengaruh terhadap Profitabilitas, setiap kenaikan NPF tidak serta merta
diikuti oleh penurunan ROA. Non Performing Financing (NPF)
meningkat maka ROA juga mengalami penurunan. Oleh karena itu
Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva
produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut
untuk senantiasa dapat memantau dan menganalisis kualitas aktiva
produktif yang dimilikinya. Kualitas aktiva produktif menunjukan
kualitas aset sehubungan dengan resiko Pembiayaan yang dihadapi oleh
bank akibat pemberian kredit dan investasi dari bank. Aktiva produktif
yang dinilai kualitasnya meliputi penanaman dana baik dalam rupiah
82
maupun dalam valuta asing, dalam bentuk Pembiayaan dan surat
berharga.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Raniati dan ratnawati
(2014) yang menunjukan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap
Profitabilitas.
4. Pengaruh NOM terhadap Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar 0.527 dengan nilai signifikasi
0.599 maka keputusannya adalah H4 ditolak berarti Net Operating
Margin berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas
(ROA).
Dalam penelitian ini NOM tidak berpengaruh terhadap ROA
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah membuktikan bahwa
semakin besar tingkat NOM maka semakin besar kemampuan aktiva
produktif untuk menghasilkan pendapatan operasional bersih tetapi
tidak diikuti akan meningkatkan laba. Hal ini menunjukkan tidak
kemampuan bank dalam mengelola penyaluran pembiayaan kepada
nasabah dan biaya operasionalnya sehingga kualitas aktiva produktif
terjaga dan tidak selalu diikuti peningkatan pendapatan.
5. Pengaruh CAR terhadap Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar 1.041 dengan nilai signifikan
0.301 maka keputusannya adalah H5 ditolak berarti Capital Adequacy
83
Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas
(ROA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. Hal ini disebabkan karena
bank-bank yang beroperasi tidak mengoptimakan modal yang dimiliki.
mengindikasikan bahwa besar kecilnya kecukupan modal bank (CAR)
belum tentu menyebabkan besar kecilnya keuntungan bank. Bank yang
memiliki modal besar namun tidak dapat menggunakan modalnya
secara efektif untuk menghasilkan laba maka modal pun tidak akan
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Dengan adanya
upaya bank syariah untuk menjaga kecukupan modal bank, maka bank
tidak mudah mengeluarkan dana mereka untuk pendanaan karena hal
tersebut dapat memberikan risiko yang besar.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Hantono (2017) dan Sabir, dkk (2012) menunjukkan bahwa
variable CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
(ROA).
6. Pengaruh FDR terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar 0.770 dengan nilai signifikan
0.443 maka keputusannya adalah H6 ditolak berarti Financing Deposit
Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR).
84
Hal ini menunjukan bahwa tingkat likuiditas yang tercermin
dalam FDR memberi pengaruh yang tidak signifikan terhadap CAR
atau dengan kata lain tinggi rendahnya tingkat likuiditas bank tidak
selalu memberikan kontribusi terhadap perubahan kecukupan modal
bank tersebut. Hal ini berarti ketika jumlah pembiayaan bank syariah
lebih tinggi maka akan semakin besar pembiayaan yang akan diberikan
ke nasabah, sehingga keuntungan semakin besar namun semua
keuntungan tidak dialokasikan ke modal.
7. Pengaruh BOPO terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar -2.117 dengan nilai signifikan
<0.05 maka keputusannya adalah H7 diterima berarti bahwa Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori sebelumnya yang
menyatakan bahwa adanya pengaruh negatif mengindikasikan, hasil
pengujian yang menunjukkan bahwa, adanya pengaruh antara rasio
BOPO terhadap CAR ini, mengingat BOPO adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur risiko operasional. Apabila bank kurang
efisien dalam mengendalikan biaya operasional jika dibandingkan
dengan perolehan pendapatan operasionalnya. Maka kondisi tersebut
akan menyebabkan laba operasional bank akan menjadi rendah dan
tentunya salah satu aspek yang dapat memperbesar nilai CAR akan
85
rendah. Dengan rendahnya laba operasional maka nilai CAR akan
rendah pula. Begitupula sebaliknya, dengan adanya tingkat efisiensi
biaya yang tinggi yang dilakukan bank maka laba yang diperoleh bank
akan semakin besar. Sehingga hal tersebut akan menyebabkan laba yang
diperoleh juga tinggi, dan kondisi ini akan menyebabkan nilai CAR juga
akan naik. Oleh karena itu, meningkatnya BOPO akan menurunkan nilai
CAR bank, dan sebaliknya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratama (2018) yang
menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap
CAR. Yuliana dkk (2015) dan Oktaviana, Syaichu (2016) juga
menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap
8. Pengaruh NPF tehadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar -0.585 dengan nilai signifikan
0.560 maka keputusannya adalah H8 ditolak berarti bahwa Non
Performing Financing berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Hasil ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Anjani dan
Purnawati (2013) dan Fitrianto dan Mawardi (2006), yang menyatakn
bahwa NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap CAR. Hal ini
dikarenakan rata-rata rasio NPL -0.0014 dibawah batas maksimum yang
ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu 5% menunjukkan tingkat kredit/
pembiayaan bermasalah yang rendah. Sehingga tidak mempengaruhi
86
penurunan CAR secara signifikan sebab bank tidak perlu membentuk
CKPN yang besar yang dapat mengurangai modal bank.
9. Pengaruh NOM terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) diperoleh nilai hitung sebesar -0.882 dengan nilai signifikan
0.380 maka keputusannya adalah H9 ditolak berarti bahwa Net
Operating Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR).
Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan bank yang diperoleh
dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pembiayaan dialokasikan
untuk stabilitas bank dengan melakukan restrukturisasi pembiayaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widjanarko (2005) dan Bahtiar Usman (2003) yang menunjukkan hasil
bahwa NIM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR.
6. Pengaruh Langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total
Analisis jalur memperhitungkan pengaruh langsung dan pengaruh
tidak langsung. Berdasarkan diagram jalur dapat ditunjukkan bagaimana
pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut dan dari analisis dapat
disusun kesimpulan analisis secara menyeluruh sebagai berikut:
87
a. Pengaruh Langsung (Direct Effect)
Pengaruh langsung merupakan pengaruh dari satu variable
independen (x) ke variable dependen (Y) tanpa melalui variable lainnya.
1) Financing Deposit Ratio terhdap ROA (X1 terhadap Y)
Nilai t hitung Financing Deposit Ratio sebesar 0.226 dengan
nilai signifikasi 0.882 maka dapat disimpulkan bahwa Financing
Deposit Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap ROA (X2 terhadap Y)
Nilai t hitung Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) sebesar -11.237 dengan nilai signifikan <0.05
maka model regresi dapat disimpulkan bahwa Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
3) Non Performing Financing terhadap ROA (X3 terhadap Y)
Nilai t hitung Non Performing Financing sebesar -0.185
dengan nilai signifikasi 0.857 maka model regresi dapat disimpulkan
bahwa Non Performing Financing berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
4) Net Operating Margin terhadap ROA (X4 terhadap Y)
Nilai t hitung Net Operating Margin sebesar 0.527 dengan
nilai signifikasi 0.599 maka model regresi dapat disimpulkan bahwa
88
Net Operating Margin berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas (ROA).
5) Capital Adequacy Ratio terhadap ROA (X1 terhadap Y)
Nilai t hitung Capital Adequacy Ratio sebesar 1.041 dengan
nilai signifikan 0.301 maka model regresi dapat disimpulkan bahwa
capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas (ROA).
b. Pengaruh tidak langsung
Pengaruh tidak langsung merupakan situasi dimana variable independen
mempengaruhi variabel dependen melalui variable yang lain yang
disebut variable intervening.
1) FDR terhadap ROA melalui CAR
Pada persamaan regresi pertama, nilai koefisien FDR sebesar
0.010 dengan signifikansi 0.951 dan pada persamaan regresi kedua
nilai koefisien CAR sebesar -0.003 dengan signifikansi 0.985. Nilai
koefisien 0.010 dan -0.003 merupakan nilai jalur path 0,.010 dan -
0.003 sehingga pengaruh tidak langsung FDR terhadap ROA
melalui CAR adalah sebesar 0.010 x -0.003= -0.00003 . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa FDR berpengaruh positif
terhadap CAR dan CAR berpengaruh negative terhadap ROA.
89
2) BOPO terhadap ROA melalui CAR
Pada persamaan regresi pertama, nilai koefisien BOPO
sebesar 0.179 dengan signifikansi 0.274 dan pada persamaan regresi
kedua nilai koefisien CAR sebesar -0.003 dengan signifikansi 0.985.
Nilai koefisien 0.179 dan -0.003 merupakan nilai jalur path 0.179
dan -0.003 sehingga pengaruh tidak langsung BOPO terhadap ROA
melalui CAR adalah sebesar 0.179 x -0.003= -0.00054. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh positif
terhadap CAR dan CAR berpengaruh negative terhadap ROA.
3) NPF terhadap ROA melalui CAR
Pada persamaan regresi pertama, nilai koefisien NPF sebesar
-0.228 dengan signifikansi 0.168 dan pada persamaan regresi kedua
nilai koefisien CAR sebesar -0.003 dengan signifikansi 0.985. Nilai
koefisien 0,121 dan -0,012 merupakan nilai jalur path 0.121 dan -
0,012 sehingga pengaruh tidak langsung NPF terhadap ROA melalui
CAR adalah sebesar -0.228 x -0.003 = 0.000684. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap CAR
dan CAR berpengaruh positif terhadap ROA.
4) NOM terhadap ROA melaui CAR
Pada persamaan regresi pertama, nilai koefisien NOM sebesar
0.106 dengan signifikansi 0.502 dan pada persamaan regresi kedua
nilai koefisien CAR sebesar -0.003 dengan signifikansi 0.985. Nilai
koefisien 0.106 dan -0.003 merupakan nilai jalur path 0.106 dan -
90
0.003 sehingga pengaruh tidak langsung NOM terhadap ROA
melalui CAR adalah sebesar 0.106 x -0.003= -0.000402.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa NOM berpengaruh positif
terhadap CAR dan CAR berpengaruh negative terhadap ROA.
c. Pengaruh Total
1) FDR terhadap ROA melalui CAR
Berdasarkan hasil pengujian pada persamaan pertama dan kedua
menunjukkan pengaruh total dari FDR terhadap ROA dan FDR
terhadap ROA melalui CAR sebesar p1 + (p2 x P3) = -0.132+ (-
0.00003) = -0.13203.
Hasil ini menunjukan bahwa pengaruh keseluruhan dari
FDR terhadap ROA melalui CAR sebesar -0.13203. Oleh karena
pengaruh langsung variable FDR terhadap ROA sebesar -0.132
lebih besar dari -0.13203 maka dalam meningkatkan profitabilitas
memilih jalur langsung dari pada jalur tidak langsung.
2) BOPO terhadap ROA melaui CAR.
Berdasarkan hasil pengujian pada persamaan pertama dan kedua
menunjukkan pengaruh total dari BOPO terhadap ROA dan BOPO
terhadap ROA melalui CAR sebesar p2 + (p2 x P3) = -0.049+ (-
0.00054) = -0.04954.
Hasil ini menunjukan bahwa pengaruh keseluruhan dari
BOPO terhadap ROA melalui CAR sebesar 0.1319. Oleh karena
pengaruh langsung variable FDR terhadap ROA sebesar -0.049
91
lebih besar dari -0.04954 maka dalam meningkatkan profitabilitas
memilih jalur langsung dari pada jalur tidak langsung.
3) NPF terhadap ROA melalui CAR
Berdasarkan hasil pengujian pada persamaan pertama dan
kedua menunjukkan pengaruh total dari NPF terhadap ROA dan
NPF terhadap ROA melalui CAR sebesar p3 + (p2 x p3) = 0.063 +
0.000684 = 0.063684.
Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh keseluruhan dari
NPF terhadap ROA melalui CAR sebesar 0.063684 . Oleh karena
pengaruh langsung variable NPF terhadap ROA sebesar 0.063 lebih
besar dari 0.063684, maka dalam meningkatkan profitabilitas dipilih
jalur langsung yaitu melalui CAR.
4) Pengaruh NOM terhadap ROA melaui CAR
Berdasarkan hasil pengujian pada persamaan pertama dan
kedua menunjukkan pengaruh total dari NOM terhadap ROA dan
NOM terhadap ROA melalui CAR sebesar p4 + (p2 x P3) = -0.134+
0.000402= -0.1336.
Hasil ini menunjukan bahwa pengaruh keseluruhan dari
NOM terhadap ROA melalui CAR sebesar -0.1336. Oleh karena
pengaruh langsung variable NOM terhadap ROA sebesar -0.134
lebih kecil dari -0.1336 maka dalam meningkatkan profitabilitas
memilih jalur tidak langsung.
92
Tabel 4.14.
Hasil Penelitian
No Hipotesis Hasil
H1 FDR berpengaruh positif signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA)
Ditolak
H2 BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Profitabilitas (ROA).
Diterima
H3 NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA).
Ditolak
H4 NOM berpengaruh positif signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA).
Ditolak
H5 CAR berpengaruh positif signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA)
Ditolak
H6 FDR berpengaruh positif terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR).
Ditolak
H7 BOPO berpengaruh negatif terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR). Diterima
H8 NPF berpengaruh negatif terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR).
Ditolak
H9 NOM berpengaruh positif terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR).
Ditolak
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dan pembahasan
mengenai pengaruh langsung maupun tidak langsung FDR, BOPO, NPF,
NOM terhadap profitabilitas dengan CAR sebagai variabel intervening
Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2014-2018, sebagai berikut:
1. Variable Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti besar kecilnya rasio
financing to deposit ratio atau besar kecilnya penyaluran pembiayaan
kepada masyarakat tidak akan mempengaruhi profitabilitas perbankan.
2. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hal
ini berati semakin besar BOPO maka profitabilitas bank akan
mengalami penurunan. Jika bank dalam menjalankan operasinya dengan
cara efisien yaitu memperkecil BOPO (Biaya Operasional Pada
Pendapatan Operasional) maka pendapatan yang diperoleh bank tentu
akan meningkat dan juga diimbangi meningkatnya profitabilitas.
3. Variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hal ini berarti bahwa
NPF tidak membawa pengaruh terhadap Profitabilitas, setiap kenaikan
NPF tidak serta merta diikuti oleh penurunan ROA.
94
4. Variabel Net Operating Margin (NOM) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Profitabilitas,
5. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Profitabilitas, bahwa besar kecilnya kecukupan
modal bank (CAR) belum tentu menyebabkan besar kecilnya
keuntungan bank.
6. Variabel FDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap CAR,
Kenaikan FDR tidak selalu diikuti peningkatan pada CAR.
7. Variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR,
meningkatnya BOPO akan menurunkan nilai CAR bank.
8. Variabel NPF berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap CAR,
dengan naiknya NPF tidak serta merta menurunkan CAR.
9. Variabel NOM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap CAR,
dengan naiknya NOM tidak serta merta kenaikan pada CAR.
B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini adapun keterbatasan penelitian yang perlu
dikembangkan ole para peneliti selanjutnya :
1. Terbatasnya objek penelitian yang hanya menggunakan 24 Perbankan
Syariah dari 34 Perbankan Syariah yang ada.
2. Terbatasnya teori dan jurnal yang memperkuat pengaruh FDR terhadap
CAR.
95
C. Saran
Peneliti menyarankan beberapa hal terkait dengan penelitian ini, dimana
dalam penelitian ini yang masih memiliki banyak kelemahan dalam hasil
penelitian dan pembahasanya, antara lain:
1. Bank syariah harus tetap meningkatkan Return on Asset agar dapat
meningkatkan laba operasional dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya, sehingga profiabilitas bank syariah semakin tinggi. Bank
diharapkan lebih mengoptimalkan aktiva yang dimiliki dengan
menyalurkan ke berbagai pembiayaan yang menghasilkan margin bagi
hasil yang tinggi.
2. Ketika bank syariah ingin mendapatkan keuntungan yang tinggi
hendaknya bank menyalurkan dana yang dihimpun kepada pihak yang
membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut
menjalankan fungsinya dengan baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh semua
rasio kesehatan bank terhadap ROA. Selain itu, diharapkan peneliti
selanjutnya dapat menggunakan laporan keuangan yang sudah diaudit
sebagai sumber datanya, serta dapat memperluas jumlah sampel
penelitian.
96
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Priska Trias dan Ari Darmawan. 2018 . Pengaruh Rasio Keuangan
terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah (Studi pada Bank Umum Syariah
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Tahun 2014-
2016). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB,|Vol. 64 No. 1, November 2018.
Alumunawwaroh, Medina dan Rina Marliana . 2018 .Pengaruh CAR, NPF, dan
FDR terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Amwaluna, Vol. 2
No.1 (Januari, 2018), Hal 1- 17.
Andhika, Yeano Dwi dan Noven Suprayogi. 2017 .Faktor–faktor yang
Memprngaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Syariah di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol. 4 No. 4, April
2017.
Anjani, Dewa Ayu dan Ni Ketut Purnawati. 2013 . Pengaruh Non Perforfing Loan
(NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal.
Denpasar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Aryani, Desi. 2010 . Analisis Pengaruh Car, Fdr, Bopo Dan Npf Terhadap
Profitabilitas Pada Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jurnal Al-Iqtishad:
Vol. II, No. 1, Januari.
Astor .2016. Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) dan Financing To Deposit
Ratio terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia dengan Inflasi
sebagai variabel Pemoderasi. Among Makarti, Vol.9 No.18, Desember 2016.
Azizah, Isnaini Arofatul, Nur Diana, Junaidi. 2019 . Pengaruh Financing to Deposit
Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Tingkat Profitabilitas
(studi empiris pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2017). E-JRA, Vol. 08 No. 03, Februari 2019.
Basse, Intannes Putri, Ade Sofyan Mulazid. 2017. Analisa Pengaruh Kualitas Aset,
Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas terhadap Rasio Kecukupan
Modal pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015. Al-Tijary Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 2, No. 2, tahun 2017, Hal. 109-123.
Bawono, Anton. (2006). Multivariabel Analisis dengan SPSS. Salatiga: STAIN:
Salatiga Press.
Defri. 2012. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi
Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di BEI. Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor01, September 2012.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, (Bogor :Ghalia
Indonesia).
97
Dewi, Ayusta Riana dan I Putu Yadnya, Pengaruh Size, Likuiditas, Risiko Kredit
dan Rentabilitas Terhadap Rasio Kecukupan Modal. E-Jurnal Manajemen
Unud, Vol. 7, No. 7, 2018.
Fatimah, Siti. 2013 . Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap
Kecukupan Modal Bank Umum Syariah.
Febriyanti dan Sri Megawati. Analisis Determinasi Profitabilitas Bank Umum
Syariah periode 2011-2015.
Fitrianto, Hendra dan Wisnu Mawardi. 2006 . Analisa Pengaruh Kualitas Aset,
Likuiditas, Efensiensi Usaha dan Profitabilitas terhadap Rasio Kecukupan
Modal pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2015. Jurnal Studi
Manajemen & Organisasi, Volume 3, Nomor 1, Januari, Tahun 2006,
Halaman 1.
Ghozali, I. 2011. Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Ed. Ke-5).
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
-----------. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Edisi
Tujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hakiim, Ningsukma dan Haqiqi Rafsanjani. 2016 . Pengaruh Internal Capital
Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya
Operasional Per Pendapatan Opperasional (BOPO dalam Peningkatan
Profitabilitas Industri Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Perbankan
Syariah, Vol. 1 No. 1 , Mei 2016.
Hantono. 2017. Effect Of Capital Adequacy Ratio (Car), Loan To Deposit Ratio
(Ldr) And Non Performing Loan (Npl) To Return On Assets (Roa) Listed In
Banking In Indonesia Stock Exchange. International Journal of Education
and Research , Vol. 5 No. 1 January halaman 69-80.
Harianto. Syawal. 2017 . Rasio Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Profitabilitas
pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Jurnal Bisnis dan
Manajemen, Volume 7 (1) , April 2017.
Hartini, Titin. 2016 . Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. I-Finance, Vol.
2. No. 1, Juli 2016.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Krisna, Yansen. 2008 . Faktor-faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio
(Studi Pada Bank-bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2003-2006).
Tesis. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
98
Lemiyana dan Erdah Litriani. 2016 . Pengaruh NPF, FDR, BOPO terhadap Return
on Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah. I-Economic, Vol. 2 No. 1, Juli
2016.
Ma’isyah, Rifqul dan Imron Mawardi. 2015 .Pengaruh Kecukupan Modal, Fungsi
Intermediasi, Efesiensi Operasional, dan Pembiayaan Bermasalah terhadap
Profitabilitas Studi pada Bank Syariah Periode Januari 2010 – Juli 2014.
JESTT Vol. 2 No. 3 Maret 2015.
Magdalena, Ananaria dan Lizabeth . 2018 .Pengaruh Net Interest Margin (NIM)
dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, . Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan,
Vol. 6 No.1, 2018.
Mainata,Dedy dan Addien Fahma Ardiani. 2017 . Pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR) Terhadap Return On Aset (ROA) Pada Bank Umum . Al-Tijary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, Hal. 19- 28.
Maolany, Rizal Moch dan Nurhayati Heliana. 2015 . Pengaruh Likuiditas dan
Profitabilitas terhadap Kecukupan Modal pada Bank Syariah Mandiri
periode 2008-2013. Bandung : Ekonomi Akutansi Universitas Islam
Bandung.
Marginingsih, Ratnawaty. 2018 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas
Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ecodemica, Vol. 2 No. 1, April
2018.
Martadireja, Ismaya. 2014. Pengaruh Non Performing Finance (NPF), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM) terhadap Profitabilitas
Bank (Studi kasus Pda Bank Muamalat Indonesia, periode 2006-2013).
Universitas Komputer Indonesia.
Mokoagowa, Sri Windarti (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas
Bank Umum Syariah di Indonesia. EBBANK, Vol. 6, No. 1, Juli 2015
Halaman : 33 – 62.
Nurvarida, Nike. 2017. Analisis Pengaruh BOPO, CAR, NPF, FDR dan NOM
Terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah Periode 2012-
2016. Skripsi. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Oktaviani, Rheza dan Muhammad Syaichu. 2016 . Analisis Pengaruh Size, ROA,
FDR, NPF dan BOPO terhadap Capital Adequacy Ratio pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2010-2014. Diponegor Journal of
Management, Vol. 5 No. 4, tahun 2016.
Prasanjaya, Yogi dan Wayan Ramantha. 2013 .Analisis Pengaruh CAR, BOPO,
LDR dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar di
BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 230-245.
99
Pratama, Prasetya Adi. 2018 . Pengaruh NIM, NPL, ROA, LDR, dan BOPO
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) (Studi Empiris pada Perusahaan
Sub Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
22013-2017).Skripsi. Jakarta :Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Putri, Fani Awaliana Putri. 2016 . Pengaruh LDR, APB, NPL, PDN, BOPO,ROA,
NIM terhadap CAR pada Bank Pemerintah. Skripsi. Surabaya : Sekolah
tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Rahmani, Nur Ahmadi Bi. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) dan
Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Bank Umum Syariah di
Indonesia. Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.
Sabir, Muh, M, Muhammad Ali,Adb, hamid Habbe. 2012. Pengaruh Rasio
Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank
Konvensional di Indonesia. Jurnal Analisis, Vol. 1 No. 1, Juni 2012.
Setiawan, Ulin Nuha Aji dan Astiwi Indriani. 2016 . Pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing
(NPF) terhadap Profitabilitas Bank Syariah dengan Pembiayaan sebagai
Variabel Intervening. Diponegoro Journal of Management, Vol. 5 No. 4,
tahun 2016 hal 1-11.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Syah, Toufan Aldian. 2018 . Pengaruh Inflasi, BI Rate, NPF, dan BOPO terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam,
Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2018.
Ubaidillah. 2016 . Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam (Islamic Economics Journal),
Vol.4, No.1, Januari - Juni 2016.
Welta, Fretty dan Lemiyana. 2017 . Pengaruh CAR, Inflasi, Nilai Tukar terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah. I-Finance, Vol.1 No. 1, Juli 2017.
Wibisono, Muhammad Yusuf dan Salamah Wahyuni. 2017 . Pengaruh CAR, NPF,
BOPO, FDR terhadap ROA yang di mediasi oleh NOM. Jurnal Bisnis &
Manajemen, Vol. 17, No. 1, 2017 : 41 – 62.
Wibowo, Edhi Satriyo,&Muhammad Syaichu. 2013. Analisis Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-10.
100
Widowati, Sari Ayu. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas
Perbankan Di Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6.
Wityasari, Meryta dan Irene Rini Demi Pangestuti. 2014 . Analiss Pengaruh CAR,
Dana Pihak Ketiga (DPK), NPL dan LDR terhadap Profitabilitas Perbankan
Syariah dengan LDR sebagai Variabel Intervening. Diponegoro Journal of
Management, Vol.., No.. ,tahun 2014.
Yogianta, Catur Wahyu Endra. 2013 . Analisis pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL
dan BOPO terhdap Profitabilitas Studi pada Bank Umum yang Go Publik
di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2010. Jurnal Bisnis STRATEGI, Vol.
22 No. 2, Des. 2013.
Yuliani, Kadek Puspa, Desak Nyoman Sri Werastuti, Dr. Edy Sujana. 2015 .
Pengaruh Loan to Deposit Ratio(LDR), Non Performing Loan (NPL),
Return On Asset (ROA) dan Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Jurusan Akuntansi
program S1, Vol. 3 No. 1, Tahun 2015.
Yusuf, Muhammad. 2017 . Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol 13 No. 2 Juni 2017: 141-151
Zulfiah, Fitri dan Joni Susilowibowo. 2014. Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance (NPF), Biaya Operasional
dan Pendapatan Operasional terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Periode 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajeme, Vol. 2 No. 3, Juli 2014.
Zulfikar. 2014. Pengaruh CAR, LDR, NPL, BOPO dan NIM terhadap Kinerja
Profitabilitas (ROA) Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia.
www.ojk.co.id
www.bi.go.id
101
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran Data Penelitian Laporan Keuangan Tahunan
Perbankan Syariah Periode 2014-2018
BANK TAHUN FDR BOPO NPF NOM CAR ROA
BNIS
2014 92.60 89.80 1.04 0.47 16.26 1.27
2015 91.94 89.63 1.46 0.67 15.48 1.43
2016 84.57 86.88 1.64 1.01 14.92 1.44
2017 80.21 87.62 1.50 0.71 20.14 1.31
2018 79.62 85.37 1.52 0.81 19.31 1.42
BMI
2014 84.14 97.33 4.85 3.36 13.91 0.17
2015 90.30 97.36 4.20 4.09 12.00 0.20
2016 95.13 97.76 1.40 3.21 12.74 0.22
2017 84.41 97.68 2.75 2.48 13.62 0.11
2018 73.18 98.24 2.58 2.22 12.34 0.08
BVS
2014 95.19 143.31 4.75 0.41 15.27 -1.87
2015 95.29 119.19 4.82 0.39 16.14 -2.36
2016 100.67 131.34 4.35 0.38 15.98 -2.19
2017 83.57 96.02 4.08 0.52 19.29 0.36
2018 82.78 96.38 3.46 0.60 22.07 0.32
BRIS
2014 93.90 99.77 3.65 6.04 12.89 0.08
2015 84.16 93.79 3.89 6.38 13.94 0.77
2016 81.42 91.33 3.19 6.37 20.63 0.95
2017 71.87 95.34 4.75 5.84 20.05 0.51
2018 75.49 95.32 4.97 5.36 29.72 0.43
BJBS
2014 84.02 91.01 5.30 4.88 15.78 0.72
2015 104.75 98.78 4.60 5.68 22.53 0.25
2016 98.73 122.77 7.91 8.25 18.25 -8.09
2017 91.03 134.63 2.04 6.25 16.25 -5.69
2018 89.85 94.63 4.58 6.43 16.43 0.54
BSM
2014 81.92 100.6 4.29 6.22 14.12 -0.04
2015 81.99 94.78 4.05 6.54 12.85 0.56
2016 79.19 94.12 3.13 6.75 14.01 0.59
2017 77.66 94.44 2.71 7.35 15.89 0.59
2018 77.25 90.68 1.56 6.56 16.26 0.88
90.88
2014 93.61 97.61 1.81 8.33 19.26 0.29
2015 98.49 99.51 3.16 9.34 18.74 0.30
2016 95.24 88.16 2.81 7.56 23.53 2.63
2017 91.05 89.16 2.75 6.03 22.19 1.56
2018 93.84 1.96 5.52 20.54 0.93
BPDS
2014 94.04 68.47 0.29 5.88 25.69 1.99
2015 96.43 89.29 1.94 0.86 20.3 1.14
2016 91.99 96.17 1.86 0.05 18.17 0.37
2017 86.95 217.4 4.83 0.02 11.51 -10.77
2018 88.82 99.57 3.84 0.01 23.15 0.26
BSB
2014 92.89 96.77 3.34 0.39 14.8 0.27
2015 90.56 91.99 2.74 0.27 16.31 0.79
2016 88.18 109.62 4.66 -1.67 15.15 -1.12
2017 82.44 99.2 4.18 -0.40 19.2 0.02
2018 93.40 99.45 3.65 -0.38 19.31 0.02
BCAS
2014 91.20 92.90 0.10 0.80 29.60 0.80
2015 91.40 92.50 0.52 1.00 34.30 1.00
2016 90.10 92.20 0.21 1.20 36.70 1.10
2017 88.50 87.20 0.04 1.20 29.40 1.20
2018 89.00 87.40 0.28 1.20 24.30 1.20
BDI
2014 92.60 76.40 1.30 8.40 17.90 1.90
2015 87.50 83.37 1.90 8.20 19.70 1.70
2016 91.00 77.30 1.80 8.90 20.90 2.50
2017 93.30 72.10 1.80 9.30 22.10 3.10
2018 95.00 70.90 1.90 8.90 22.20 3.10
PERMATA
2014 89.10 89.80 0.60 3.60 13.60 1.20
2015 87.80 89.90 1.40 4.00 15.00 0.20
2016 80.50 150.80 2.20 3.90 15.60 -4.90
2017 87.50 94.80 1.70 4.00 18.10 0.60
2018 90.10 93.40 1.70 4.10 19.40 0.80
BMI
2014 92.67 92.94 1.48 4.76 15.76 0.68
2015 86.14 90.77 2.42 4.84 15.17 1.01
2016 88.92 86.02 2.28 5.18 16.77 1.60
2017 88.12 85.97 1.72 5.17 17.53 1.48
2018 96.46 83.47 1.50 5.24 19.04 1.74
CIMB
2014 99.46 87.86 1.94 5.36 15.58 1.33
2015 97.98 97.38 1.59 5.21 16.28 0.47
2016 98.38 90.07 2.16 5.64 17.96 1.09
2017 96.24 83.48 2.16 5.60 18.6 1.70
2018 97.18 80.97 1.55 5.12 19.66 1.85
OCBC
2014 93.59 79.46 0.80 4.15 18.74 1.79
2015 98.05 80.14 0.78 4.07 17.32 1.68
2016 89.86 79.84 0.77 4.62 18.28 1.85
2017 93.42 77.07 0.72 4.47 17.51 1.96
2018 93.51 74.43 0.82 4.15 17.63 2.10
SINARMAS 2014 83.88 94.54 2.56 5.87 18.38 1.02
2015 78.04 91.67 2.99 5.77 14.37 0.95
2016 77.47 86.23 1.47 6.44 16.7 1.72
2017 80.57 88.94 2.34 6.46 18.31 1.26
2018 84.24 97.62 2.73 7.61 117.6 0.25
BTN
2014 108.6 88.97 2.76 4.47 14.64 1.14
2015 108.78 84.83 2.11 4.87 16.97 1.61
2016 102.66 82.48 1.85 4.98 20.34 1.76
2017 103.13 82.06 1.66 4.76 18.87 1.71
2018 83.94 85.58 1,83 4.32 18.21 1.34
BPD DIY
2014 80.34 72.64 0.36 7.83 16.61 2.88
2015 80.99 71.98 0.51 7.50 20.22 2.94
2016 80.84 70.15 2.47 7.52 21.61 3.05
2017 81.18 70.12 2.29 7.21 19.97 2.88
2018 83.94 70.13 1.51 7.31 19.41 2.84
BPD SUMUT
2014 96.11 80.3 1.79 8.14 14.38 2.6
2015 94.08 82.16 1.54 7.26 14.41 2.31
2016 93.89 79.54 1.19 7.89 16.42 2.74
2017 89.14 77.85 1.44 7.44 15.85 2.65
2018 97.91 82.37 1.35 7.36 17.85 2.09
BPD JAMBI
2014 100.83 71.45 0.15 6.52 29.48 3.14
2015 106.00 77.26 0.65 5.36 28.43 2.43
2016 103.09 71.89 0.20 5.92 20.90 2.92
2017 100.75 66.48 0.10 5.92 21.00 3.65
2018 100.64 75.84 0.12 8.04 24.44 3.06
BPD RIAU
2014 77.72 70.59 0.19 7.54 18.27 3.37
2015 112.61 83.86 0.29 6.08 20.78 1.69
2016 125.19 75.44 0.12 7.15 18.39 2.74
2017 94.10 78.10 0.09 5.48 22.43 2.30
2018 98.05 79.58 0.19 5.81 20.35 1.97
BPD SS & BB
2014 85.97 81.54 7.10 7.91 16.82 2.13
2015 95.43 81.44 4.38 7.77 18.64 2.18
2016 88.92 80.97 6.17 7.99 17.79 2.23
2017 78.97 80.81 6.38 7.29 23.18 1.83
2018 71.36 78.8 5.51 7.70 22.24 1.93
BPD KALBAR
2014 87.09 71.77 0.10 8.95 19.21 3.19
2015 82.70 73.20 0.12 8.81 21.76 2.91
2016 86.69 72.80 0.15 8.21 20.66 2.88
2017 77.59 71.84 0.17 8.24 21.59 2.94
2018 82.46 72.63 0.15 7.22 24.31 2.71
BPD KALTIM 2014 78.54 80.39 2.55 4.95 18.06 2.61
2015 103.54 85.30 1.64 6.03 19.85 1.56
2016 101.17 78.97 1.98 7.28 24.50 2.99
2017 89.71 78.70 2.00 7.32 25.89 2.72
2018 72.64 71.91 1.85 5.42 21.15 2.40
Lampiran Hasil Uji Data
1. Statistik Diskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dx_FDR 116 -22.92 25.00 -.3133 7.87709
Dx_BOPO 110 -35.32 20.82 -.3908 7.56008
Dx_NPF 113 -5.41 3.33 -.0014 1.10395
Dx_NOM 117 -5.30 7.20 .0480 1.43244
Dx_CAR 113 -13.94 11.64 -.0135 3.88287
Dx_ROA 110 -1.95 2.33 -.0197 .68517
Valid N (listwise) 93
2. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -.005 .037 -.124 .901
Dx_FDR .001 .006 .015 .226 .822 .801 1.248
Dx_BOPO -.076 .007 -.799 -11.237 .000 .713 1.402
Dx_NPF -.008 .041 -.013 -.185 .853 .763 1.310
Dx_NOM .015 .029 .036 .527 .599 .785 1.273
Dx_CAR .010 .010 .065 1.041 .301 .933 1.072
a. Dependent Variable: Dx_ROA
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heterokedasitas
Uji Scatterplot
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.03943
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 47
Total Cases 93
Number of Runs 54
Z 1.357
Asymp. Sig. (2-tailed) .175
a. Median
Uji Park
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.027 .223 -9.088 .000
Dx_FDR -.023 .033 -.132 -.692 .494
Dx_BOPO -.009 .036 -.049 -.245 .808
Dx_NPF .066 .222 .063 .297 .768
Dx_NOM -.117 .150 -.134 -.785 .438
Dx_CAR .000 .051 -.003 -.019 .985
a. Dependent Variable: LN_ROA
5. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 93
Normal
Parametersa,,b
Mean .0000000
Std.
Deviatio
n
.34733338
Most Extreme
Differences
Absolute .138
Positive .134
Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z 1.330
Asymp. Sig. (2-tailed) .058
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
6. Uji Simultan (uji F)
7. Uji Parsial (uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) -.005 .037 -.124 .901
Dx_FDR .001 .006 .015 .226 .822 .801 1.248
Dx_BOPO -.076 .007 -.799 -11.237 .000 .713 1.402
Dx_NPF -.008 .041 -.013 -.185 .853 .763 1.310
Dx_NOM .015 .029 .036 .527 .599 .785 1.273
Dx_CAR .010 .010 .065 1.041 .301 .933 1.072
a. Dependent Variable: Dx_ROA
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.314 5 4.863 38.117 .000a
Residual 11.099 87 .128
Total 35.412 92
a. Predictors: (Constant), Dx_Z, Dx_X4, Dx_X3, Dx_X1, Dx_X2
b. Dependent Variable: Dx_Y
8. Koefisien Determinasi (R2)
9. Path Analysis
a. Persamaan 1
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .829a .687 .669 .35717 2.544
a. Predictors: (Constant), Dx_Z, Dx_X4, Dx_X3, Dx_X1, Dx_X2
b. Dependent Variable: Dx_Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .272a .074 .033 3.76236 2.500
a. Predictors: (Constant), Dx_NOM, Dx_NPF, Dx_FDR, Dx_BOPO
b. Dependent Variable: Dx_CAR
b. Persamaan 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .410 .181 2.270 .028
Dx_FDR .002 .025 .010 .061 .951
Dx_BOPO .032 .029 .179 1.107 .274
Dx_NPF -.351 .251 -.228 -1.401 .168
Dx_NOM .183 .271 .106 .676 .502
a. Dependent Variable: LN_CAR
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI :
Nama : KUSTIYANI
Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 15 November 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No. HP : 0857-1323-4473
Email : Kustiyani1511@gmail.com
Alamat Asal : Dsn. Sengon RT/RW 02, ds.
Manggihan, Kec. Getasan, Kab. Semarang,
Jawa Tengan
RIWAYAR HIDUP :
2003 – 2009 : SDN Manggihan
2009 – 2012 : SMPN 1 Getasan
2012 – 2015 : SMAN 1 Getasan
Recommended