View
223
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, OPINI AUDIT, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)
(SKRIPSI)
Oleh
Oftika Sari
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, OPINI AUDIT, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)
Oleh
Oftika Sari
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh financial distress, opini
audit, dan profitabilitas terhadap audit report lag (studi empiris pada perusahaan
perbankan dan perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2016). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
dengan data sekunder dari Bursa Efek Indonesia, penelitian ini memiliki 53
perusahaan sampel dalam pemilihan berdasarkan teknik purposive sampling pada
tahun 2012-2016. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik dengan
software SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial distress
tidak berpengaruh terhadap audit report lag, opini audit berpengaruh negatif
terhadap audit report lag, dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit
report lag. Implikasi praktis dari penelitian ini sebagai pertimbangan bagi
perusahaan dalam merencanakan pekerjaan lapangan dengan sebaik-baiknya
sehingga dapat memperbaiki ketepatan pelaporan keuangan ataupun mempercepat
publikasi laporan auditan.
Kata kunci: audit report lag, financial distress, opini audit, profitabilitas.
ABSTRACT
THE EFFECT OF FINANCIAL DISTRESS, AUDIT OPINION, AND
PROFITABILITY TO AUDIT REPORT LAG (EMPIRICAL STUDY AT
BANKING COMPANIES AND LEASING COMPANIES LISTED ON
INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2012-2016)
By
Oftika Sari
This research aims to investigate the effect of financial distress, audit opinion,
and profitability to audit report lag (empirical study on banking companies and
leasing companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2012-2016). The method
used in this study is quantitative with secondary data from Indonesia Stock
Exchange, this research has 53 sample companies in the selection based on
purposive sampling technique in 2012-2016. Data analysis used logistic
regression analysis with SPSS 23 software. The result of this research shows that
financial distress does not effect audit report lag, audit opinion has negative effect
on audit report lag, and profitability has negative effect on audit report lag.
Practical implications of this research as a consideration for the company in
planning the field work as well as possible so as to improve the accuracy of
financial reporting or accelerate the publication of audited statements.
Keywords: audit opinion, audit report lag, financial distress, profitability.
PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, OPINI AUDIT, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)
Oleh
Oftika Sari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27
Oktober 1996 sebagai putri bungsu dari empat bersaudara,
pasangan Bapak Barudin dan Ibu Nuryanah. Pendidikan
yang ditempuh penulis diawali pada tahun 2000 di TK
Kartini 2 Bandar Lampung. Pada tahun 2001 penulis
melajutkan pendidikan di SD Negeri 3 Palapa Bandar
Lampung dan lulus tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 25 Bandar Lampung sampai dengan tahun 2010, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 4 Bandar Lampung jurusan akuntansi.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif di beberapa organisasi internal kampus
maupun eksternal kampus, diantaranya yaitu UKM Merpati Putih Universitas
Lampung sebagai Bendahara Umum periode 2015/2016 dan Ketua Umum periode
2016/2017, UKMF Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung sebagai Sekretaris Bidang 2 periode 2015/2016, Himpunan
Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sebagai
Anggota Bidang 1 periode 2015/2016, Komunitas Investor Saham Pemula sebagai
ISP Ambassador tahun 2017, Ikatan Akuntan Indonesia sebagai Anggota Muda
tahun 2017 sampai dengan sekarang.
Penulis pernah mengikuti berbagai lomba diantaranya Try Out PPS Betako
Merpati Putih Kota Bandar Lampung tahun 2016, Kejuaraan Nasional PPS
Betako Merpati Putih di Malang tahun 2016, Trading Saham – Kompas, LCT
Akuntansi – Accounting Day Provinsi Lampung tahun 2017, Gajah Mada
Accounting Day tahun 2017 dan lainnya. Selain itu penulis juga mendapatkan
dana hibah dari berbagai kegiatan yaitu Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
Universitas Lampung tahun 2017, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Kemenristekdikti RI tahun 2017, dan
Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Direktorat Jenderal Penguatan
Inovasi - Kemenristekdikti RI tahun 2018.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat beriring salam
selalu disanjungagungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih sayang yang tulus
kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Barudin dan Ibunda Nuryanah yang
telah merawat, membesarkan, mendidik dan selalu mendo’akan untuk
keberhasilan dan kesuksesan anaknya.
Kakak-kakaku tersayang Andri Hardiansyah, Juni Yanto, Tri Yuliani yang
selalu membantu dan mendukung adiknya.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
-QS Al Insyirah ayat 5-
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya
-QS Al Baqarah ayat 286-
Waktu Bagaikan pedang, jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik maka
ia akan memanfaatkanmu
-HR Muslim-
Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya,
hiduplah seakan kau akan mati hari ini
-James Dean-
SANWACANA
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Financial Distress, Opini Audit, dan Profitabilitas
Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan dan
Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2016)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Einde Evana, SE., M.Si., CPA., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Utama atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan nasihat
yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Ninuk Dewi K, SE., M.Sc., CA., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Pendamping. Terimakasih untuk kesediaannya memberikan waktu,
bimbingan, arahan, masukan dengan penuh kesabaran selama proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, SE., M.Si. Akt. selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai pengetahuan
untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.S. Ak., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama penulis menjadi
mahasiswa.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta pembelajaran selama
proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
10. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Barudin dan Ibunda Nuryanah yang
telah memberikan kasih sayang yang paling tulus, doa yang tiada henti,
dukungan serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku. Terimakasih untuk
segala kepercayaan yang tiada pernah henti.
11. Kakak-kakakku terkasih, Andri Hardiansyah, Juni Yanto, dan Tri Yuliani.
Terimakasih untuk segala kasih sayang, pengertian, doa, dan canda tawa
selama ini.
12. Seluruh keluarga besarku, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah diberikan.
13. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung. Terimakasih untuk pengalaman berharga selama
di kampus.
14. Keluarga besar UKM – F Kelompok Studi Pasar Modal Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Kak Robi, Kak Sigit, Kak Arum,
Kak Rifka, Kak Nina, Kak Adit, Aji, Ikhsan, Chatia, Rindang, Yanto, Umi,
Wuri, Destty, Ardita, Famela, Rona, Anin, Nidy, Ocha dan lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
15. Keluarga besar UKM – U Merpati Putih Universitas Lampung, Refi, Raras,
Tangkas, Yani, Regha, Sandi, Mas Novan, Mas Arifin, Mas Benny, Mas
Fajar, dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
16. Keluarga besar akuntansi 2014. Terimakasih untuk kebersamaan dan
kekompakan sampai saat ini.
17. CV Velato Food, Kak Yasin, Umi, Dani. Terimakasih telah menjadi tim
terbaikku.
18. Inkubator Bisnis – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Lampung. Terimakasih untuk arahan, bimbingan, dan
pembelajaran berharga.
19. Future Accountants, Umi, Amel, Rara, Faila, Rona, Dewi, Agro, Teguh,
Sobri, Mocho, Amin, Yanto, Robert. Terimakasih telah menjadi teman,
sahabat, keluarga yang sesalu ada disaat suka maupun duka.
20. Sobat aing, Bang Aggil, Bang Gading, Jerry, Rexiki, Indi, Novita, Putri,
Amel. Terimakasih untuk canda tawa dan nasihat selama ini.
21. Keluarga KKN Desa Kesuma Jaya, Bang Sugeng, Kak Lintang, Kak Firda,
Selvi, Yogi, dan Ditho. Terimakasih untuk kerja sama dan pengalaman hidup
selama 40 hari. Semoga kesuksesan telah menanti kalian di kemudian hari.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 16 Juli 2018
Penulis,
Oftika Sari
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 7
1.4.1 Manfaat Praktis ........................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
2.1 Landasan Teori ...................................................................................... 9
2.1.1 Teori Keagenan ........................................................................... 9
2.1.2 Signalling Theory ...................................................................... 10
2.1.3 Laporan Keuangan .................................................................... 11
2.1.4 Audit Report Lag ....................................................................... 12
2.1.5 Financial Distress ..................................................................... 13
2.1.6 Opini Audit ................................................................................ 13
2.2 Model Penelitian ................................................................................. 17
2.3 Pengembangan Hipotesis .................................................................... 17
2.3.1 HubunganFinancial Distress Terhadap Audit Report Lag ........ 17
2.3.2 Hubungan Opini Audit Terhadap Audit Report Lag ................. 18
2.3.3 Hubungan Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag ................ 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 21
3.1 Populasi dan Sampel ........................................................................... 21
3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 21
ii
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................................... 22
3.3.1 Variabel Dependen .................................................................... 22
3.3.2 Variabel Independen ................................................................. 22
3.4 Metode Analisis Data .......................................................................... 24
3.4.1 Statistik Deskriptif..................................................................... 24
3.4.2 Uji Hipotesis .............................................................................. 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 28
4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 28
4.2 Statistik Deskriptif ............................................................................. 29
4.3 Hasil Uji Analisis Regresi Logistik ..................................................... 31
4.3.1Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ............. 31
4.3.2 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) 31
4.3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)......... 32
4.3.4 Hasil Matriks Klasifikasi ........................................................... 32
4.4 Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan..................................... 33
4.4.1 Pengujian Hipotesis ................................................................... 33
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 34
4.5.1 Pengaruh Financial Distress Terhadap Audit Report Lag ........ 34
4.5.2 Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Report Lag ................... 35
4.5.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag ................. 36
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 37
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 37
5.2 KeterbatasanPenelitian ..................................................................... 38
5.3 Saran .................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Go Public yang Terlambat Menyampaikan
Laporan Keuangan Periode 2012-2016 ................................................... 3
Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ................................................................... 28
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 29
Tabel 4.3 Klasifikasi Nilai Z-score ........................................................................ 30
Tabel 4.4 Uji Kelayakan Model ............................................................................. 31
Tabel 4.5 Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ....................................................... 31
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi ..................................................................... 32
Tabel 4.7 Hasil Matriks Klasifikasi ....................................................................... 32
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 33
Tabel 4.9 Kesimpulan Hasil Penelitian .................................................................. 34
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 KerangkaPemikiran ............................................................................ 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2017),
tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
pengguna laporan keuangan sehingga dapat digunakan untuk membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Laporan
keuangan yang baik memiliki karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2017), terdapat empat karakteristik kualitatif
pokok, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
Ketepatan waktu pelaporan keuangan termasuk dalam salah satu kualitas laporan
keuangan yang memiliki peranan penting dalam pembuatan keputusan (Shukeri
dan Nelson, 2011). Laporan keuangan perusahaan yang ditutup per tanggal 31
Desember tidak dapat selesai pada tanggal itu juga. Perusahaan masih
memerlukan waktu untuk menyelesaikan laporan keuangan tersebut sampai
dengan penyerahan kepada auditor untuk dilakukan audit. Lamanya waktu
penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut
dipublikasikan dan mempengaruhi manfaat informasi laporan keuangan. Rentang
2
waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya
laporan audit disebut Audit report lag (Juanita, 2012). Semakin panjang audit
report lag, semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Berdasarkan data per November 2017 terdapat 558 perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, hal ini menunjukan bahwa terjadi penambahan jumlah
perusahaan go public setiap tahunnya. Seiring dengan bertambahnya perusahaan
yang terdaftar di BEI tersebut maka semakin banyak pula kebutuhan laporan audit
atas laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Berdasarkan
Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: KEP 431/BL/2012 tentang
Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahan Publik yang menyatakan
bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
wajib menyampaikan laporan tahunan kepada BAPEPAM dan Lembaga
Keuangan selambat-lambatnya 120 hari setelah tahun buku berakhir.
Lamanya audit report lag mempengaruhi nilai laporan keuangan yang telah
diaudit. Karena keterlambatan penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit
mengindikasikan sinyal buruk dari perusahaan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Hal ini berimbas pada kenaikan atau penurunan harga saham
perusahaan. Menurut Haryani dan Wiratmaja (2014) perusahaan yang mengalami
audit report lag yang berkepanjangan akan merugikan beberapa pihak, bagi
perusahaan audit report lag ini akan menghilangkan citra baik di mata investor
perusahaan tersebut, sedangkan bagi investor terlambatnya publikasi laporan
keuangan tersebut maka akan mempersulit mereka dalam mengambil keputusan
terhadap laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Dengan
3
demikian seorang auditor diharapkan dalam mengerjakan laporan auditnya selesai
dengan tepat waktu agar pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan
tersebut tidak merasa dirugikan.
Berbagai upaya dilakukan oleh BAPEPAM dalam rangka meminimalisir
keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan Keputusan Direksi
PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00085/BEI/10-2011 perusahaan yang
terlambat menyampaikan laporan keuangan dapat dikenakan saksi bertahap
berupa teguran tertulis, peringatan tertulis, denda sebanyak-banyaknya
Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), larangan sementara melakukan aktivitas
perdagangan di bursa (suspensi) bagi anggota bursa efek, pencabutan persetujuan
memperdagangkan efek tertentu, hingga pencabutan persetujuan keanggotaan
bursa efek. Namun pada kenyataannya, banyak emiten yang terdaftar di BEI tidak
mampu tepat waktu dalam publikasi laporan keuangannya sebagaimana
diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Go Public yang Terlambat Menyampaikan
Laporan Keuangan Periode 2012-2016
Tahun Buku Jumlah Perusahaan
2012 52
2013 49
2014 52
2015 63
2016 70
Sumber :Data diolah (2018)
Tabel tersebut menjelaskan bahwa terdapat peningkatan jumlah perusahaan yang
terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan seiring dengan bertambahnya
jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, sedangkan berbagai
regulasi telah diupayakan oleh BEI terkait sanksi bagi perusahaan yang melanggar
4
aturan tersebut. Hal ini membuktikan perlunya penelitian mengenai penyebab
keterlambatan pelaporan laporan keuangan. Audit report lag dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu financial distress, opini audit, dan profitabilitas.
Financial distress pada perusahaan dapat terjadi karena faktor internal dan
eksternal. Secara internal terjadi karena adanya kesalahan profesional yang
dilakukan oleh para pengelola perusahaan. Faktor eksternal terjadi karena kondisi
persaingan yang sangat kapitalistis, di mana hanya perusahaan yang memiliki
modal dan sumber modal yang sangat besar saja yang sanggup bertahan meskipun
hanya mendapatkan margin keuntungan yang relatif kecil. Perusahaan yang
umumnya sangat rawan dengan kondisi faktor internal dan eksternal untuk
terjadinya financial distress, adalah perusahaan yang bergerak di sektor keuangan
khususnya perusahaan perbankan dan perusahaan pembiayaan. Jenis perusahaan
ini umumnya membiayai atau mendanai konsumsi yang bersifat pembayaran
tunda (cicilan), di mana performance pembayaran sangat bergantung pada
performance konsumen dalam membayar. Hal ini sangat bergantung pada kondisi
ekonomi yang terjadi.
Opini yang dihasilkan oleh auditor dapat mempengaruhi lama dari keluarnya
laporan audit. Pemberian unqualified opinion merupakan good news yang
membuat calon investor tertarik melakukan investasi sehingga perusahaan akan
lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya dan cenderung audit
report lag yang lebih pendek (Parwati dan Suhardjo, 2009). Namun hasil yang
berbeda diungkapkan oleh Halim (2010) menyebutkan bahwa opini auditor tidak
berpengaruh terhadap audit report lag.
5
Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana perusahaan bisa
mendapatkan keuntungan. Tinggi rendahnya profitabilitas mempengaruhi lama
atau cepatnya penyampaian laporan keuangan seperti penelitian yang telah
Listiana dan Susilo (2012), yang menyatakan bahwa profibilitas berpengaruh
negatif terhadap audit report lag. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Rachmawati (2008) menyatakan sebaliknya, yaitu profitabilitas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap audit report lag. Perusahaan yang melaporkan
terjadinya rugi dalam usahanya cenderung memiliki waktu publikasi laporan
keuangan yang lebih lambat.
Banyak penelitian telah dilakukan terkait audit report lag, namun hasil dari
beberapa penelitian tersebut masih beragam. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan variabel independen yang diteliti, periode pengamatan, metode
penelitian yang digunakan, dan sektor perusahaan yang diteliti. Sehingga ditinjau
dari pentingnya informasi yang terkandung dalam laporan keuangan masih
memberikan ruang untuk dikaji kembali.
Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian Sumartini dan Widhiyani
(2014). Variabel yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu opini audit,
profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran KAP. Pada penelitian ini mengganti
variabel solvabilitas dan ukuran KAP dengan variabel financial distrees. Hal ini
dikarenakan solvabilitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Ini kembali lagi kepada kinerja perusahaan tersebut dalam mempertahankan
reputasinya kepada kreditor dan keinginan perusahaan untuk tetap going concern.
Ukuran KAP juga tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian
6
ini menunjukkan perusahaan dalam satu industri yang diaudit oleh KAP spesialis
industri memiliki jangka waktu penyelesaian audit yang tidak jauh berbeda
dengan yang diaudit KAP non spesialis industri. Sedangkan variabel financial
distress merupakan salah satu berita buruk dalam laporan keuangan. Maka untuk
menghindari kualitas laporan keuangan yang buruk seringkali perusahaan
berusaha untuk memperbaikinya. Upaya perbaikan ini membutuhkan waktu
sehingga akan menambah audit report lag perusahaan. Sampai saat ini belum
banyak penelitian yang menggunakan variabel financial distress sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi audit report lag.
Penelitian ini menganalisis sektor keuangan yang bergerak di bidang perbankan
dan bidang pembiayaan, karena perusahaan ini merupakan salah satu saham yang
aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dibandingkan dengan perusahaan
yang lainnya. Masing-masing perusahaan yang datanya dianalisis adalah
perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Rentang tahun data yang
dianalisis adalah 5 tahun buku, sejak 2012 hingga 2016 (per Desember), yang
telah diaudit dan diumumkan pada website resmi Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut, maka judul penelitian ini adalah PENGARUH
FINANCIAL DISTRESS, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS
TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris pada Perusahaan
Perbankan dan Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016).
7
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diungkapkan di atas, maka yang menjadi maslah pokok
dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah financial distress berpengaruh terhadap audit report lag?
2. Apakah opini audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan uraian perumusan masalah dan hipotesis diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengivestigasi apakah financial distress berpengaruh terhadap audit
report lag.
2. Untuk menginvestigasi apakah opini audit berpengaruh negatif terhadap audit
report lag.
3. Untuk menginvestigasi apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
audit report lag.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat:
1. Menambah studi literatur mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
audit report lag.
8
2. Memberikan landasan bagi penelitian selanjutnya yang sama di masa yang
akan datang dimana bukti empiris tersebut dapat dijadikan tambahan wawasan
dalam penelitian berikutnya.
3. Memberikan pemahaman atau gambaran tentang lamanya audit report lag pada
sektor keuangan khususnya perusahaan perbankan dan perusahaan pembiayaan
yang terdaftar di BEI.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat:
1. Membantu memberikan tambahan pengetahuan mengenai audit report lag dan
memanfaatkan informasi tersebut guna kepentingan pengambilan keputusan.
2. Memberikan informasi agar mampu merencanakan pekerjaan lapangan dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat memperbaiki ketepatan pelaporan keuangan
ataupun mempercepat publikasi laporan auditan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling (dalam Azhari, 2014) teori keagenan
mendefinisikan hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (prinsipal)
mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa, kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Pada
penelitian ini teori keagenan menjelaskan hubungan pemegang saham (principal)
yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan dengan manajemen
(agent) yang mengelola kekayaan perusahaan serta menyusun laporan keuangan.
Menurut Raharjo (2007) hal yang penting dalam teori agensi adalah kewenangan
yang diberikan pemilik kepada agen untuk melakukan suatu tindakan dalam hal
kepentingan pemilik tersebut antara manajer dengan pemilik yang merupakan
suatu rintangan.
Dalam proses audit, teori keagenan menjelaskan hubungan antara manajemen
(principal) dengan auditor independen (agent). Di dalam hubungan keagenan
terdapat suatu kontrak yang dalam hal ini satu orang atau lebih (manajemen atau
principal) memerintah orang lain (auditor independen atau agent) untuk
melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi masukan dalam
10
pengambilan keputusan. Bahasan audit report lag berkaitan erat dengan teori
keagenan di mana perusahaan dapat meminta auditor untuk memeriksa lebih
lanjut mengenai kewajiban jangka panjang dan laba rugi perusahaan yang
berperan penting dalam laporan keuangan. Pemeriksaan lebih lanjut ini
memerlukan waktu lebih dan akan mempengaruhi audit report lag.
2.1.2 Signalling Theory
Signalling theory menjelaskan tentang suatu pihak (agent) menyampaikan
informasi tentang dirinya sendiri kepada pihak lain (Connelly, 2012). Informasi
ini merupakan sebuah sinyal. Sinyal yang dimaksud adalah tindakan yang diambil
oleh manajemen perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih
lengkap dan akurat mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa
depan daripada pihak investor. Oleh karena itu, manajer berkewajiban
memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada para stakeholder. Sinyal
yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti
publikasi laporan keuangan. Manajer melakukan publikasi laporan keuangan
untuk memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon
informasi tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news. Sinyal yang
diberikan akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham perusahaan.
Jika sinyal manajemen mengindikasikan good news, maka dapat meningkatkan
harga saham. Namun sebaliknya, jika sinyal manajemen mengindikasikan bad
news dapat mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan. Oleh karena itu,
sinyal dari perusahaan merupakan hal yang penting bagi investor guna
pengambilan keputusan.
11
2.1.3 Laporan Keuangan
PSAK No.1 (2017) paragraf 9 menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Menurut Kieso, et al. (2011) tujuan pelaporan keuangan adalah untuk:
1. Memberikan informasi yang berguna dalam keputusan investasi, kredit, dan
keputusan serupa yang rasional bagi investor serta kreditur saat ini atau
potensial dan para pemakai lainnya.
2. Memberikan informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas, jumlah
penepatan waktu, dan ketidakpastian penerimaan.
3. Menggambarkan dengan jelas sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber
daya, dan perubahan dalam sumber daya tersebut.
Kualitas komunikasi yang dicapai tergantung pada kualitas laporan keuangan.
Menurut IAI (2017) laporan keuangan yang baik harus memenuhi karakteristik
kualitatif laporan keuangan sebagai berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas informasi dalam laporan keuangan dapat dilihat dari kemudahan
laporan untuk dipahami oleh para pengguna yang diasumsikan memiliki
pengetahuan memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, dan
kemauan mempelajari informasi.
2. Relevan
Informasi dalam laporan keuangan dikatakan relevan jika mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna. Informasi yang terkandung dalam laporan
keuangan harus memiliki predictive value yang dapat mengevaluasi keadaan
masa lalu maupun yang akan datang.
12
3. Keandalan
Informasi dikatakan andal (reliable) jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan salah saji yang material, serta dapat diandalkan pengguna
sebagai penyajian yang jujur dan wajar (faithful representation).
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan pada
setiap periode untuk mengidentifikasi tren posisi keuangan. Implikasinya,
pengguna mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam susunan laporan keuangan, perubahan kebijakan, serta pengaruhnya.
2.1.4 Audit Report Lag
Audit report lag adalah rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit
hingga tanggal diterbitkannya laporan audit (Juanita, 2012). Tanggal laporan
auditan harus sama dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan karena
menunjukkan batas tanggung jawab auditor untuk menjelaskan hal-hal penting
yang terjadi (Agoes, 2012). Rata-rata lamanya audit report lag berbeda-beda di
setiap negara tergantung dengan peraturan yang berlaku. Lamanya audit report
lag disebabkan oleh auditor yang harus menemukan bukti-bukti audit serta
mengkonsultasikannya dengan auditor senior dan menegoisasikannya dengan
pihak manajemen.
Menurut Dyer dan Mchugh (dalam Hilmi dan Ali, 2008) membagi keterlambatan
atau lag menjadi:
a. Auditor’s report lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
13
b. Reporting lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan auditor
ditandatangani sampai tanggal pelaporan dipublikasikan oleh bursa.
c. Total lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
2.1.5 Financial Distress
Menurut Plat dan Plat (dalam Endri, 2009), kesulitan keuangan (financial distress)
adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum perusahaan
dinyatakan bangkrut. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kondisi kesulitan
keuangan atau sering disebut sebagai financial distress adalah kondisi di mana
perusahaan mengalami keuntungan bersih yang negatif. Dalam artian ini, laporan
keuangan perusahaan membukukan rugi dalam nilai buku perusahaan. Kesulitan
keuangan (financial distress) merupakan salah satu berita buruk dalam laporan
keuangan yang merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan dan
apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan menyebabkan perusahaan
mengalami kebangkrutan. Perusahaan yang mengalami keadaan financial distress
memiliki penyebab yang berbeda dari satu situasi ke situasi yang lain, penyebab
suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan disebabkan melalui faktor
internal maupun eksternal.
2.1.6 Opini Audit
Opini audit merupakan kesimpulan yang didapat dari proses audit yang dilakukan
dalam bentuk pendapat mengenai laporan keuangan. Pendapat auditor biasanya
disampaikan dalam bentuk tertulis yang umumnya berupa laporan audit. Pendapat
14
auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang
membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan karena laporan auditor dapat
menambah kredibilitas laporan keuangan.
Dalam hal pemberian opini, standar pelaporan keempat dalam SPAP (IAI, 2009)
memaparkan bahwa laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan
tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk
yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Menurut Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) bahwa terdapat 5 (lima) opini audit yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
Pendapat ini diberikan ketika audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar
Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan kesalahan material secara
keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku (SAK). Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat
keadaan berikut:
a. Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan
auditor telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat
memastikan kerja lapangan telah ditaati.
b. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja.
c. Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang lazim yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan pula secara
15
konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula penjelasan
yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain
dari laporan keuangan.
d. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material
uncertainties) mengenai perkembangan di masa mendatang yang tidak
dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan.
2. Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified
unqualified opinion).
Pendapat ini diberikan ketika suatu keadaan tertentu yang tidak berpengaruh
langsung terhadap pendapat wajar. Keadaan tertentu dapat terjadi apabila:
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor independen
lain.
b. Karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan dibuat
menyimpang dari SAK.
c. Laporan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang
hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit.
d. Terdapat keraguan yang besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
e. Diantara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material dalam
penerapan prinsip akuntansi.
f. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun tidak
disajikan.
16
3. Opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
Pendapat ini diberikan ketika laporan keuangan dikatan wajar dalam hal yang
material, tetapi terdapat sesuatu penyimpangan/ kurang lengkap pada pos
tertentu, sehingga harus dikecualikan. Dari pengecualian tersebut yang dapat
mungkin terjadi, apabila:
a. Bukti kurang cukup
b. Adanya pembatasan ruang lingkup
c. Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
umum (SAK). Menurut SAK 508 paragraf 20 (IAI, 2017), jenis pendapat
ini diberikan apabila:
1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan
keuangan secara keseluruhan.
2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi
tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak
memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
4. Opini tidak wajar (adverse opinion).
Pendapat ini diberikan ketika laporan secara keseluruhan ini dapat terjadi
apabila auditor harus memberi tambahan paragraf untuk menjelaskan
ketidakwajaran atas laporan keuangan, disertai dengan dampak dari akibat
ketidakwajaran tersebut, pada laporan auditnya.
17
5. Opini tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).
Pendapat ini diberikan ketika ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi,
sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar
auditing yang ditetapkan IAI. Pembuatan laporannya auditor harus memberi
penjelasan tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan
auditor tidak memberi pendapat.
2.2 Model Penelitian
H1
H2 (-)
H3 (-)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Hubungan Financial Distress Terhadap Audit Report Lag
Financial distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi
dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan berupa
kebangkrutan, kegagalan, ketidakmampuan melunasi hutang, dan default
(Muniroh dan Suharsono, 2016). Berdasarkan penelitian Praptika dan Rasmini
(2016) semakin tinggi nilai rasio financial distress maka perusahaan tersebut
dianggap sedang mengalami kesulitan keuangan dan akan menambah lamanya
waktu penyelesaian audit. Pihak manajemen akan berusaha mengurangi berita
buruk ini sehingga akan memakan waktu lebih banyak.
Financial Distress(FD)
Opini Audit (OP)
Profitabilitas (PROFIT)
Audit Report Lag(Y)
18
Kondisi financial distress yang terjadi pada perusahaan dapat meningkatkan risiko
audit pada auditor independen khususnya risiko pengendalian dan risiko deteksi.
Dengan meningkatnya risiko itu maka auditor harus melakukan pemeriksaan
risiko (risk assessment) sebelum menjalankan proses audit, tepatnya pada fase
perencanaan audit (audit planning). Sehingga hal ini dapat mengakibatkan
lamanya proses audit dan berdampak pada bertambahnya audit report lag.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Financial distress berpengaruh pada audit report lag.
2.3.2 Hubungan Opini Audit Terhadap Audit Report Lag
Pemberian unqualified opinion merupakan good news yang membuat calon
investor tertarik melakukan investasi sehingga perusahaan akan lebih cepat dalam
menyampaikan laporan keuangannya dan cenderung audit report lag yang lebih
pendek (Parwati dan Suhardjo, 2009). Pada perusahaan yang menerima opini
selain unqualified opinion akan terjadi negoisasi antara auditor dengan perusahaan
tersebut, selain itu auditor juga perlu berkonsultasi dengan auditor yang lebih
senior atau staf lain untuk semakin meyakinkan opininya akibatnya audit report
lag akan relatif lebih lama (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Pada perusahaan yang
mendapatkan unqualified opinion biasanya audit report lag semakin singkat
karena tidak perlu negosiasi dengan klien dan auditor senior.
Menurut Aditya dan Anisykurlillah (2014) arah hubungan yang ditimbulkan
antara opini audit terhadap audit report lag adalah negatif, karena apabila
perusahaan mendapat opini unqualified (wajar tanpa pengecualian) maka audit
report lag akan berkurang daripada perusahaan yang mendapatkan opini selain
19
unqualified. Hal ini sejalan dengan penelitian Prabowo dan Marsono (2013)
mendapatkan hasil bahwa opini auditor ini berpengaruh negatif terhadap audit
report lag. Perusahaan yang hasil laporan auditnya mendapatkan opini unqualified
opinion tentu saja ingin agar hasil opini tersebut segera diketahui oleh publik.
Perusahaan yang mendapatkan opini selain unqulified opinion tentunya
memerlukan waktu untuk berdiskusi kembali dengan auditor dan hal ini akan
memperpanjang audit report lag. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Opini audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
2.3.3 Hubungan Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag
Menurut Anastasia (2007) profitabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari kegiatan operasinya dan sering digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan. Oleh karena itu sangat diperlukan
ketepatwaktuan penyerahan laporan keuangan hasil audit sebagai alat untuk
menaksir kinerja perusahaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh
perusahaan maka semakin singkat audit report lag, sebab perusahaan ingin
menyampaikan good news tersebut kepada pemegang sahamnya. Hal ini sejalan
dengan penelitian Rachmawati (2008) yang menunjukkan profitabilitas
berpengaruh terhadap audit report lag. Tinggi rendahnya profitabilitas
mempengaruhi lama atau cepatnya penyampaian laporan keuangan seperti
penelitian yang telah dilakukan oleh Rachmawati (2008), yang menyatakan bahwa
profibilitas berpengaruh terhadap audit report lag.
20
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Lianto dan Kusuma (2012)
menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif antara profitabilitas dengan audit
report lag. Penelitian Parwati dan Suhardjo (2009) juga menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Besar kecilnya nilai rasio
profitabilitas dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja manajemen.
Profitabilitas yang tinggi menggambarkan kinerja manajemen yang baik. Hal ini
akan mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya.
Kinerja baik merupakan berita baik bagi reputasi perusahaan di mata publik, maka
manajemen akan segera melaporkan berita baik itu. Berdasarkan uraian tersebut
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H3: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor perbankan
dan sektor pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2012-2016. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling yang dipilih
berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan dan perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016.
2. Perusahaan perbankan dan perusahaan pembiayaan yang mengunggah Laporan
Tahunan dan/atau Laporan Keuangan ke dalam website BEI tahun 2012-2016.
3. Perusahaan perbankan dan perusahaan pembiayaan yang memiliki informasi
yang dibutuhkan secara lengkap tahun 2012-2016.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, sedangkan sumber
datanya merupakan data sekunder. Data-data tersebut diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah laporan tahunan perusahaan (annual report) yang dipublikasikan melalui
website Bursa Efek Indonesia (BEI): www.idx.co.id.
22
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah audit report lag. Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM-
LK Nomor: KEP 431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten
atau Perusahan Publik yang menyatakan bahwa bagi setiap perusahaan publik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan
tahunan kepada BAPEPAM dan Lembaga Keuangan selambat-lambatnya 4
(empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Oleh karena itu apabila perusahaan
mempublikasikan laporan keuangan lebih dari 120 hari maka perusahaan tersebut
mengalami audit report lag. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel
dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang mengalami audit report lag,
sedangkan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak mengalami audit report lag
(Sianipar, 2010).
3.3.2 Variabel Independen
1. Financial Distress
Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan
kesulitan keuangan. Dalam penelitian ini variabel financial distress diproksikan
dengan model Altman Z-Score yang dimodifikasi pada tahun 1995 sebagai
berikut:
Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4
23
Keterangan:
Z= financial distress index
X1 = working capital/total asset
X2 = retained earnings / total asset
X3 = earning before interest and taxes/total asset
X4 = book value of equity/book value of total liabilities
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
model Altman modifikasi yaitu:
a. Jika nilai Z < 1,1 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial
distress.
b. Jika nilai 1,1< Z < 2,6 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah
perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).
c. Jika nilai Z > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak mengalami financial
distress.
2. Opini Audit
Opini audit merupakan pendapat yang diberikan auditor atas kewajaran laporan
keuangan suatu perusahaan. Terdapat lima jenis opini auditor menurut SPAP,
yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with explanatory
language), opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak wajar
(adverse opinion) dan tidak memberikan opini (disclaimer). Variabel ini diukur
dengan variabel dummy. Jika perusahaan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion) maka diberi nilai 1, dan sebaliknya jika
mendapat opini selain unqualified opinion diberi nilai 0 (Che-Ahmad dan
Shamharir, 2008).
24
3. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas
suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA). ROA
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan (Muhardi, 2011). Hasil
perhitungan rasio ini menunjukkan efektivitas dari manajemen dalam
menghasilkan profit yang berkaitan dengan ketersediaan aset perusahaan. ROA
diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Muhardi (2011)
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk
tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan
ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan
grafik. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis
kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh dengan
menggunakan analisis logistik untuk menggambarkan fenomena atau karakteristik
dari data, yaitu dengan memberikan gambaran tentang pengaruh faktor-faktor
yang mempengaruhi audit report lag.
𝑅𝑂𝐴 =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
25
Statistik deskriptif menunjukkan jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata, dan standar deviasi (Ghozali, 2016). Metode analisis data akan
dilakukan dengan bantuan program aplikasi komputer SPSS 23. Berdasarkan data
olahan SPSS yang meliputi financial distress, profitabilitas dan opini audit
terhadap audit report lag sehingga dapat diketahui nilai maksimum, nilai
minimum, rata-rata dan standar deviasi dari setiap variabel.
3.4.2 Uji Hipotesis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Menurut
Ghozali (2016) metode ini cocok digunakan untuk penalitian yang variabel
dependennya bersifat kategorikal (nominal atau metrik). Regresi logistik
digunakan untuk menguji apakah variabel financial distress, opini audit, dan
profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana :
Y = Audit Report Lag
α = Konstanta
FD =Financial Distress
OP = Opini Audit
PROFIT= Profitabilitas
β1, β2, β3= Koefisien regresi
e = error
Menurut Ghozali (2016) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
analisis pengujian dengan menggunakan regresi logistik, yaitu:
1. Menilai kelayakan model regresi perhatikan output dari Hosmer and Lemeshow
dengan hipotesis:
Y = α + β1FD+ β2OP + β3PROFIT + e
26
H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H1 = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dasar pengambilan keputusan adalah dengan memperhatikan nilai goodness of
fit yang diukur dengan nilai chi – square pada bagian bawah uji hosmer and
lemeshow. Jika profitabilitas >0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika
profitabilitas <0,05 maka H0 ditolak.
2. Menilai keseluruhan model (Overall model fit)
Perhatikan angka -2 log likelihood (LL) pada awal (block number = 0) dan
angka -2 log likelihood (LL) pada block number = 1. Jika terjadi penurunan
angka -2 log likelihood (block number = 0 - block number = 1) menunjukan
model regresi yang baik. Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan
pengertian “some of square error” pada model regresi sehingga penurunan log
likelihood menunujukan model regresi yang baik
3. Uji Koefisien Determinasi
Cox and Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R²
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood
dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan.
Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell
untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) samapai 1 (satu). Hal
ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R² dengan nilai
maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R² dapat diintrepretasikan seperti nilai R²
pada multiple regression. Nilai nagelkerke’s R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat sangat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan
27
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
4. Uji Matriks Klasifikasi
Uji matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi terjadinya audit report lag. Kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan
dalam persen.
5. Menguji koefisien regresi beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji
koefisien regresi adalah tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5%.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada significant p-
value (profitability value). Jika p-value (significant)>5%, maka hipotesis
alternatif ditolak. Sebaliknya, jika p-value<5%, maka hipotesis alternatif
diterima.
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016
Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI 30 37 41 43 44
Perusahaan pembiayaan yang terdaftar di
BEI
15 16 17 17 17
Perusahaan perbankan yang tidak
mengunggah Laporan Tahunan dan/atau
Laporan Keuangan ke dalam website BEI
(0) (2) (3) (1) (3)
Perusahaan pembiayaan yang tidak
mengunggah Laporan Tahunan dan/atau
Laporan Keuangan ke dalam website BEI
(1) (2) (0) (2) (1)
Perusahaan perbankan yang tidak memiliki
informasi yang dibutuhkan secara lengkap
(5) (3) (2) (4) (5)
Perusahaan pembiayaan yang tidak memiliki
informasi yang dibutuhkan secara lengkap
(2) (1) (3) (1) (2)
Jumlah perusahaan yang memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian
36 45 50 52 50
Total akhir sampel penelitian 233
Sumber: Data olahan (2018)
Berdasarkan tabel diatas, total sampel akhir yang digunakan dalam penelitian ini
sejumlah 233 sampel dengan jumlah sampel per tahun yang tidak sama, sehingga
data sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel yang tidak
seimbang (unbalanced).
29
4.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range kurtosis dan skewness (Ghozali, 2016). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi financial distress, opini audit, dan profitabilitas sebagai
variabel independen serta audit report lag sebagai variabel dependen.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 233 data observasi
yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (5 tahun; dari tahun 2012
sampai dengan 2016). Hasil statistik deskriptif dari variabel-variabel penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Diskriptif
Variabel (N = 233) Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Financial Distress -1,9 81,8 3,226 8,6284
Opini Audit 0 1 0,64 0,480
Profitabilitas -0,07580 0,14490 0,0228215
0,0248832
4
Audit Report Lag 0 1 0,16 0,370
Sumber: Data olahan (2018)
Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.2 di atas mempresentasikan statistik
deskriptif dari keseluruhan sampel penelitian untuk masing-masing variabel.
Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, berikut penjabaran penjelasannya:
1. Variabel financial distress yang dihitung menggunakan z-score dengan jumlah
data 233 memiliki nilai terendah -1,9 pada PT Wahana Ottomitra Multiartha
Tbk dan nilai tertinggi pada Danasupra Erapasific Tbk sebesar 81,8 dengan
nilai rata-rata 3,22 dan standar deviasinya sebesar 8,62
30
2. Variabel opini audit memiliki nilai terendah 0 dan nilai tertingginya sebesar 1
(menggunakan variabel dummy), dengan nilai rata-rata sebesar 0,64 dan
standar deviasinya sebesar 0,48.
3. Variabel profitabilitas yang dihitung menggunakan ROA memiliki nilai
terendah -0,075 pada PT Bank JTrust Indonesia Tbk dan nilai tertinggi pada
Danasupra Erapacific Tbk sebesar 0,144 dengan nilai rata-rata 0,022 dan
standar deviasinya sebesar 0,024.
4. Variabel audit report lag memiliki nilai terendah 0 dan nilai tertingginya
sebesar 1 (menggunakan variabel dummy), dengan nilai rata-rata sebesar 0,16
dan standar deviasinya sebesar 0,37.
Tabel 4.3 Klasifikasi Nilai Z-score
Klasifikasi nilai
Z-score
Kategori Jumlah
Sampel
Z < 1,1 Mengalami financial distress 36
1,1 < Z < 2,6 Grey Area 150
Z > 2,6 Tidak mengalami financial distress 47
Total sampel 233
Sumber: Data olahan (2018)
Tabel diatas menjelaskan klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut
didasarkan pada nilai Z-score model Altman modifikasi. Dari total sampel yang
berjumlah 233, sampel yang termasuk kategori financial distress dengan nilai Z-
score <1,1 berjumlah 36, sampel yang termasuk kategori grey area dengan nilai
Z-score 1,1< Z< 2,6 berjumlah 150, dan sampel yang termasuk kategori tidak
mengalami financial distress dengan nilai Z-score >2,6 berjumlah 47.
31
4.3 Hasil Uji Analisis Regresi Logistik
4.3.1 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)
Tabel 4.4 Uji Kelayakan Model
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 3,674 8 ,885
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 23
Berdasarkan penilaian kelayakan model regresi (Goodness of Fit) pada tabel
diatas nilai signifikansi Hosmer and Lemeshow test menunjukan angka sebesar
0,885. Dengan demikian nilai tersebut lebih besar daripada tingkat signifikansi
alpha 5%. Hal ini menunjukan bahwa model dapat diterima atau layak dalam
menjelaskan variabel penelitian.
4.3.2 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Tabel 4.5 Uji Kesesuaian Keseluruhan Model
-2 Log Likehood Iteration History
Block 0 201,398
Block 1 195,343
6,055
Sumber: Data olahan (2018)
Berdasarkan tabel diatas nilai -2 Log Likehood awal adalah sebesar 201,398 dan
nilai -2 Log Likehood akhir sebesar 195,343. Dari hasil tersebut dilihat bahwa
nilai -2 Log Likehood mengalami penurunan sebesar 6,055. Artinya menunjukkan
model regresi baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan
data. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi logistik secara keseluruhan
layak digunakan.
32
4.3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi
Step -2 Log
likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke R
Square
1 195,343a ,050 ,085
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 23
Berdasarkan tabel nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,085 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel
independen adalah sebesar 8,5% dan sisanya sebesar 91,5% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar model penelitian.
4.3.4 Hasil Matriks Klasifikasi
Tabel 4.7 Hasil Matriks Klasifikasi
Observed Tidak Mengalami
Audit Report Lag
Mengalami Audit
Report Lag
Percentage
Correct
Tidak Mengalami
Audit Report Lag 193 2 99,0
Mengalami Audit
Report Lag 36 2 5,3
Overall Percentage 83,7
Sumber: Data olahan (2018)
Berdasarkan hasil uji matrik klasifikasi menunjukkan bahwa perusahaan
perbankan dan perusahaan pembiayaan yang tidak mengalami audit report lag
adalah 195 perusahaan, sedangkan hasil observasinya adalah 193 perusahaan jadi
ketepatan klasifikasi 99% (193/195). Sedangkan perusahaan yang mengalami
audit report lag terdapat 38 perusahaan dan hasil observasi hanya 2 perusahaan
jadi ketepatan klasifikasi 5,3% (2/36). Nilai overall percentage adalah 83,7%
yang berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 83,7 %.
33
4.4 Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.4.1 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis logistik dapat dilakukan dengan melihat tabel uji koefisien
logistik pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai signifikansi yang
digunakan α = 5%. Apabila tingkat signifikansi <0,05, maka hipotesis terdukung.
Jika tingkat signifikansi >0,05, maka hipotesis tidak terdukung.
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Variabel B Sig.
Financial Distress 0,020 0,282
Opini Audit -0,755 0,041
Profitabilitas -20,313 0,021
Sumber: Data olahan (2018)
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel dua dari tiga variabel independen
memiliki uji signifikansi <0,05 yaitu opini audit sebesar 0,041 dan profitabilitas
sebesar 0,021. Penjelasan mengenai variabel independen terhadap variabel
dependen sebagai berikut:
1. Variabel financial distress (FD) menunjukkan koefisiensi regresi positif
sebesar 0,020 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,282 (lebih besar dari α
= 5%). Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis
pertama (H1) dari penelitian ini yang menyatakan bahwa financial distress
berpengaruh pada audit report lag tidak terdukung. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap audit
report lag.
2. Variabel opini auditor (OP) menunjukkan koefisiensi regresi negatif sebesar
-0,755 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,041 (lebih kecil dari α = 5%).
Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis kedua
34
(H2) dari penelitian ini yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh
negatif terhadap audit report lag terdukung. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa opini audit berpengaruh negatif terhadap audit report
lag.
3. Variabel profitabilitas (PROFIT) menunjukkan koefisiensi regresi negatif
sebesar -20,313 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,021 (lebih kecil
dari α = 5%). Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka
hipotesis ketiga (H3) dari penelitian ini yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag terdukung.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap audit report lag.
Tabel 4.9 Kesimpulan Hasil Peneliatian
H Pernyataan Hipotesis Hasil Penelitian
H1 Financial distress berpengaruh terhadap audit
report lag Tidak Terdukung
H2 Opini audit berpengaruh negatif terhadap
audit report lag Terdukung
H3 Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
audit report lag Terdukung
Sumber: Data olahan (2018)
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1 Pengaruh Financial Distress Terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan hasil pengujian statistik hipotesis membuktikan bahwa financial
distress memiliki B sebesar 0,020 dan nilai signifikansi sebesar 0,282 (lebih besar
dari α = 5%) yang artinya financial distress tidak berpengaruh terhadap audit
report lag. Penjelasan yang dapat dikemukakan adalah bahwa tidak semua
perusahaan yang mengalami financial distress akan mengalami audit report lag,
35
sebab auditor yang bekerja secara profesional akan bekerja sesuai jadwal
penyelesaian laporan audit yang disepakati sebelumnya. Sehingga auditor dapat
meminimalisir resiko audit yang akan mempengaruhi audit report lag. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Budiasih dan Saputri (2014)
yang menyatakan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap audit
report lag. Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Praptika
dan Rasmini (2016) financial distress berpengaruh positif pada audit report lag.
4.5.2 Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan hasil pengujian statistik hipotesis membuktikan bahwa opini audit
memiliki B sebesar -0,755 dan nilai signifikansi sebesar 0,041 (lebih kecil dari α =
5%) yang artinya setiap peningkatan satu satuan variabel opini audit memiliki
pengaruh negatif sebesar 0,755 terhadap audit report lag. Perusahaan yang hasil
laporan auditnya mendapatkan opini unqualified opinion tentu saja ingin agar
hasil opini tersebut segera diketahui oleh publik sehingga audit report lag
semakin singkat karena tidak perlu negosiasi dengan klien dan auditor senior.
Pemberian unqualified opinion merupakan good news yang membuat calon
investor tertarik melakukan investasi sehingga perusahaan akan lebih cepat dalam
menyampaikan laporan keuangannya dan cenderung audit report lag yang lebih
pendek (Parwati dan Suhardjo, 2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Aditya dan Anisykurlillah (2014) serta Prabowo dan Marsono
(2013) yang menyatakan bahwa opini auditor ini berpengaruh negatif terhadap
36
audit report lag. Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tiono dan Jogi (2013) serta Trianto, et al. (2014) yang menyatakan bahwa opini
audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
4.5.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag
Berdasarkan hasil pengujian statistik hipotesis membuktikan bahwa profitabilitas
memiliki B sebesar -20,313 dan nilai signifikansi sebesar 0,021 (lebih kecil dari α
= 5%) yang artinya setiap peningkatan satu satuan variabel profitabilitas
memiliki pengaruh negatif sebesar 20,313 terhadap audit report lag. Profitabilitas
yang tinggi menggambarkan kinerja manajemen yang baik. Hal ini akan
mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya. Kinerja
baik merupakan berita baik bagi reputasi perusahaan di mata publik, maka
manajemen akan segera melaporkan berita baik itu. Semakin besar keuntungan
yang diperoleh perusahaan maka semakin singkat audit report lag, sebab
perusahaan ingin menyampaikan good news tersebut kepada pemegang
sahamnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Rachmawati (2008) yang
menunjukkan profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Tinggi
rendahnya profitabilitas mempengaruhi lama atau cepatnya penyampaian laporan
keuangan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2012) serta
Parwati dan Suhardjo (2009) juga menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap audit report lag. Namun bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Azhari (2014) serta Tiono dan Jogi (2013) yang menyatakan
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
37
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh financial distress, opini
audit, dan profitabilitas terhadap audit report lag pada perusahaan perbankan dan
pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016. Berdasarkan
hasil pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Financial distress tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Hal ini
dikarenakan auditor yang bekerja secara profesional akan bekerja sesuai jadwal
rencana penyelesaian laporan audit yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Opini audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Perusahaan yang
hasil laporan auditnya mendapatkan opini unqualified opinion tentu saja ingin
agar hasil opini tersebut segera diketahui oleh publik sehingga audit report lag
semakin singkat karena tidak perlu negosiasi dengan klien dan auditor senior.
3. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Semakin besar
keuntungan yang diperoleh perusahaan maka semakin singkat audit report lag,
sebab perusahaan ingin menyampaikan good news tersebut kepada pemegang
sahamnya.
38
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya menggunakan populasi dari perusahaan yang bergerak
pada perusahaan perbankan dan perusahaan pembiayaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sehingga tidak dapat dibandingkan dengan perusahaan
sektor lainnya.
2. Penelitian ini hanya menggunakan periode 2012-2016 sehingga sampel yang
digunakan sedikit.
5.3 Saran
1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperluas sampel dari
sektor lain seperti manufaktur, pertambangan, dan sektor lainnya atau dengan
menggunakan sampel dari semua jenis sektor yang ada sehingga mempu
mencerminkan keseluruhan populasi atas audit report lag.
2. Disarankan untuk memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode
penelitian dengan menambahkan tahun penelitian, juga memperbanyak sampel
untuk penelitian yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Alifian Nur dan Indah Anisykurlillah. 2014. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Accounting Analysis Journal. 3(3):
334-342.
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan oleh Akuntan
Publik Edisi Keempat. Jakarta. Salemba Empat.
Anastasia, Thio. 2007. Analisis Skala Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit,
Pos Luar Biasa, dan Umur Perusahaan atas Audit Delay. Akuntabilitas. 144-
156
Azhari, Muhammad. 2014. Faktor- Faktor yang Mempengarruhi Audit Delay
(Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. 3(10).
Bapepam-LK. 2012. Peraturan Bapepam X.K.6 (Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor Kep 431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012). Penyampaian
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Jakarta. Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Budiasih, I Gusti Ayu Nyoman dan P. Dwi Aprisia Saputri. 2014. Corporate
Governance dan Financial Distress pada Kecepatan Publikasi Laporan
Keuangan. KINERJA. 18(2): 157-167.
Che-Ahmad, Ayoib dan Abidin Shamharir. 2008. Audit Delay of Listed
Companies: A Case of Malaysia. International Business Research. 1(4): 32-
39.
Connelly, Brian L. 2012. Signalling theory: A Review and Assessment.
Journal Citation Reports. 37(1): 39-67.
Endri. 2009. Prediksi Kebangkrutan Bank Menghadapi dan Mengelola
Perubahan Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman’s Z-Score. Jakarta.
ABFI Perbanas.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM
SPSS 23. Cetakan VIII. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Varianada. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report
Lag: Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. 2(1): 63-75.
Haryani, Jumratul dan I Wiratmaja. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Komite Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan
Kepemilikan Publik pada Audit Report Lag. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. 6(1): 63-74.
Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Pelaporan Keuangan (Studi
Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di BEJ). Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta.
Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Jakarta. Salemba Empat.
Iskandar, Meylisa Januar dan Estralita Trisnawati. 2010. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 12(3): 175-186.
Juanita, Greta. 2012. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan,
Laba Rugi, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. 14(1): 31-40.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., dan Warfield, T. D. 1995. Akuntansi
Intermediate. Binarupa Aksara. Jakarta. Erlangga.
Lianto, Novice dan Budi Hartono Kusuma. 2012. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 12(2):
97-106.
Listiana, Lisa dan Tri Pujadi Susilo. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Reporting Lag Perusahaan..Media Riset Akuntansi. 2(1): 48-64.
Muhardi, Werner R. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Surabaya. Salemba
Empat.
Muniroh dan Agus Suharsono. 2016. Klasifikasi Dynamic Financial Distress
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2014 Menggunakan Regresi Logistik Biner dan Classification Analysis dan
Regression Tree (CART). Jurnal Sains dan Seni ITS. 5(2).
Parwati, Lina Anggraeni dan Yohanes Suhardjo. 2009. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL). SOLUSI. 8(3): 29-42.
Prabowo, Pebi Putra Tri dan Marsono. 2013. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Report Lag. Diponegoro Journal of Accounting. 2(1): 1-
11.
Praptika, Putu Yulia Hartanti dan Ni Ketut Rasmini. 2016. Pengaruh Audit
Tenure, Pergantian Auditor Dan Financial Distress Pada Audit Delay pada
Perusahaan Consumer Goods. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
15(3): 2052-2081.
Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Audit Report Lag dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
10(1): 1-10.
Raharjo, E. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif
Akuntansi. Dalam Fokus Ekonomi. 2(1): 37-46.
Shukeri, S. N. dan Nelson, S. P. 2011. Timeliness of Annual Audit Report:
Some Empirical Evidence from Malaysia. Entrepreneurship and Management
International Conference (EMIC) 2. Kangar, Perlis Malaysia.
Sianipar, Charles V. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Mpu Tantular. 10(1): 1-26.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV Alfabeta.
Sumartini, Ni Komang Ari dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2014. Pengaruh Opini
Audit, Solvabilitas, Ukuran Kap dan Laba Rugi pada Audit Report Lag. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9(1): 392-409.
Tiono, Ivena dan Yulius Jogi. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag di Bursa Efek Indonesia. BUSINESS ACCOUNTING REVIEW.
2(2): 286-297.
Trianto, Imam., R. Adri Satriawan dan Yuneita Anisma. 2014. Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jom
FEKON. 1(2).
www.idx.co.id diakses pada tanggal 27 November 2017 pukul 15.30
Recommended