View
221
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENGARUH KONSENTRASI ADSORBAT, TEMPERATUR, DAN
TEGANGAN PERMUKAAN PADA PROSES ADSORPSI
GLISEROL OLEH KARBON AKTIF
Disusun oleh:
DWI NGANDAYANI
M0305026
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
MARET, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta telah mengesahkan skripsi mahasiswa:
Dwi Ngandayani NIM M03050
Temperatur, dan Tegangan Permukaan
Aktif”
Pembimbing I
Yuniawan Hidayat, M.
NIP. 19790605 200501 1001
Dipertahankan
Hari
Tanggal
Anggota Tim Penguji:
1. Drs. Patiha, M. S
NIP. 19490131 198103 1001
2. Dr. rer. nat. Fajar Rakhman Wibowo, M. Si
NIP. 19730605 200003 1001
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. Sentot B.R., Ph.
NIP.
HALAMAN PENGESAHAN
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta telah mengesahkan skripsi mahasiswa:
NIM M0305026, dengan judul “Pengaruh Konsentrasi A
, dan Tegangan Permukaan pada Proses Adsorpsi Gliserol oleh
Skripsi ini dibimbing oleh :
Pembimbing I
Yuniawan Hidayat, M. Si
NIP. 19790605 200501 1001
Pembimbing II
Dr. rer. nat. Atmanto Heru W, M
NIP. 19740813 200003 1001
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada :
Hari : Senin
Tanggal : 7 Maret 2011
1. ……………….
19490131 198103 1001
Dr. rer. nat. Fajar Rakhman Wibowo, M. Si 2. ……………….
19730605 200003 1001
Ketua Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. Sentot B.R., Ph. D
NIP. 19560507 198601 1001
ii
2
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Adsorbat,
liserol oleh Karbon
rer. nat. Atmanto Heru W, M. Si
NIP. 19740813 200003 1001
1. ……………….
2. ……………….
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul
“PENGARUH KONSENTRASI ADSORBAT, TEMPERATUR, DAN
TEGANGAN PERMUKAAN PADA PROSES ADSORPSI GLISEROL OLEH
KARBON AKTIF” adalah benar-benar hasil penelitian sendiri dan belum pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga belum pernah ditulis atau dipublikasikan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Surakarta, 7 Maret 2011
DWI NGANDAYANI
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PENGARUH KONSENTRASI ADSORBAT, TEMPERATUR, DAN
TEGANGAN PERMUKAAN PADA PROSES ADSORPSI GLISEROL
OLEH KARBON AKTIF
DWI NGANDAYANI
Jurusan Kimia. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi adsorbat, temperatur, dan tegangan permukaan pada proses adsorption gliserol oleh karbon aktif. Karbon aktif yang digunakan pada proses adsorpsi gliserol ditingkatkan aktivitasnya dengan cara merendam karbon aktif dalam larutan H2SO4 10% selama 12 jam dilanjutkan pemanasan selama tiga jam pada temperatur 500oC dengan dialiri gas N2. Selanjutnya, identifikasi dan karakterisasi terhadap karbon aktif dilakukan dengan infrared spectroscopy (IR) dan uji keasaman dengan metode gravimetri. Kondisi adsorpsi gliserol oleh karbon aktif dilakukan menggunakan metode batch dengan waktu kontak ±12 jam pada variasi konsentrasi adsorbat atau rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 2, 1 : 3, 1 : 4, dan 1 : 5, serta variasi temperatur 20, 30, 40, 50, dan 60oC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas pada karbon aktif akan meningkatkan keasaman dari 0,5 mmol/gram menjadi 2,7 mmol/gram. Semakin besar konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol, maka cenderung semakin banyak gliserol yang teradsorp oleh karbon aktif. Semakin kecil tegangan permukaan akibat naiknya temperatur menyebabkan adsorpsi gliserol meningkat. Kata kunci: Adsorpsi, Gliserol, Konsentrasi adsorbat, Temperatur, Tegangan
permukaan, Karbon Aktif.
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
THE EFFECT OF ADSORBATE CONCENTRATION, TEMPERATURE, AND
SURFACE TENSION ON ADSORPTION PROCESS OF GLYCEROL
BY ACTIVATED CARBON
DWI NGANDAYANI
Department of Chemistry. Mathematic and Natural Science Faculty. Sebelas
Maret University
ABSTRACT
The effect of adsorbate concentration, temperature, and surface tension on adsorption process of glycerol by activated carbon have been conducted in this research. Activated carbon was used to adsorption process of glycerol increased its activity by soaking activated carbon in H2SO4 10% solution for 12 hours followed heating at a temperature of 500oC under N2 gas flow for 3 hours. Furthermore, the identification and characterization of activated carbon were done by infrared spectroscopy (IR) and gravimetric method acidity test. Conditions of adsorption of glycerol by activated carbon were carried out using batch method with ±12 hours of contact time on the variation of adsorbate concentration or the ratio glycerol : water (v/v) 1 : 2, 1 : 3, 1 : 4, and 1 : 5, as well as variations in temperature 20, 30, 40, 50, and 60oC.
The result showed that increased activity of activated carbon increased acidity from 0.5 mmol/gram to 2.7 mmol/gram. The greater concentration of adsorbate on adsorption process , then glycerol more adsorbed. The lower surface tension because higher temperature was cause adsorption of glycerol is increased. Key words: Adsorption, Glycerol, Adsorbate concentration, Temperature,
Surface tension, Activated Carbon.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
MOTTO
“Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi : energi yang Anda berikan
kepada dunia tidak akan pernah hilang. Energi itu akan kembali kepada Anda
dalam bentuk lain. Kebaikan yang Anda lakukan pasti akan kembali kepada Anda
dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, perasaan bermakna maupun kepuasan
batin yang mendalam.” (Arvan P)
“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul
ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh bahkan ia menenteramkan amarah ombak
dan gelombang itu .” (Marcus Aurelius)
“Keberhasilan tidak hanya diukur dari apa yang telah Anda raih, namun kegagalan
yang telah Anda hadapi dan keberanian yang membuat Anda tetap berjuang
melawan rintangan yang datang bertubi-tubi.” (Orison Swett Marden)
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah S. W. T., Karya kecilku yang
penuh perjuangan dan kesabaran ini kupersembahkan untuk
:
Bapak dan Ibu tercinta yang tiada henti-hentinya mencurahkan
kasih sayang, memberikan nasihat dan semangat .......…
Mas Wawan dan Dek TriN, saudaraku yang aku
banggakan,yang selalu perhatian dan pengertian……
“my angel21” yang selalu setia menemaniku saat suka maupun
duka, dan senantiasa memberikan semangat dan nasihat untuk
tetap sabar dan pantang menyerah.…..
Seluruh sahabat ’05 tercinta, teruslah kejar cita-cita kalian…
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah S. W. T. atas limpahan rahmat,
hidayah dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “PENGARUH KONSENTRASI ADSORBAT,
TEMPERATUR, DAN TEGANGAN PERMUKAAN PADA PROSES
ADSORPSI GLISEROL OLEH KARBON AKTIF” untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Sains dari Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari banyak pihak, oleh
karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph. D., selaku Dekan FMIPA UNS.
2. Bapak Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph. D., selaku Ketua Jurusan Kimia.
3. Bapak I. F. Nurcahyo, M. Si., selaku Ketua Laboratorium Kimia Dasar
FMIPA UNS.
4. Bapak Dr. rer. nat. Atmanto Heru Wibowo, M. Si., selaku Ketua Sub
Laboratorium Kimia, Laboratorium Pusat FMIPA UNS dan pembimbing II.
5. Bapak Yuniawan Hidayat, M. Si., selaku Pembimbing I.
6. Bapak Maulidan Firdaus, M. Si., Ibu Desi Suci Handayani, M. Si., Ibu
Venty Suryanti, Mphil., dan Bapak Edi Pramono, M. Si ., selaku Pembimbing
Akademik.
7. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Jurusan Kimia FMIPA UNS atas semua
ilmu yang bermanfaat.
8. Seluruh staf dan laboran Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS dan Sub
Laboratorium Kimia, Laboratorium Pusat FMIPA UNS.
9. Seluruh staf Laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM Yogyakarta.
10. Teman-teman Adsorpsi Gliserol (Syarief, Wahyu, Sulis, Arini, mb Pram, mas
Jo), Delaks (Erma, Lenia, Kurnia), Rina, Erna, Nirub, Ida, Hani, Sofi,
Rahmad dan teman angkatan ’05 lainnya atas bantuan dan kerjasamanya.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
11. Keluarga ”MESS UFO” (Mb Ien, Epin, Dayu, Bella, Ntep, Isna, Sri, Nyuzz,
Rahma. Tina, Rina, Upik) atas keceriaan, canda tawa, kekeluargaan dan
bantuannya selama ini.
12. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu hingga selesainya
penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah S. W. T. membalas jerih payah dan pengorbanan yang telah
diberikan dengan balasan yang lebih baik. Penulis menyadari banyak kekurangan
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakannya. Namun demikian, penulis berharap semoga
karya kecil ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semuanya.
Amin.
Wa’alaikumsalam wr. wb.
Surakarta, Maret 2011
DWI NGANDAYANI
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK............................................................................. iv
HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... v
HALAMAN MOTTO.................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................... ........ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiv
TABEL LAMPIRAN.................................................................................. xv
GAMBAR LAMPIRAN............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 3
1. Identifikasi Masalah ............................................................ 3
2. Batasan Masalah ................................................................. 3
3. Rumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 5
1. Karbon Aktif ....................................................................... 5
2. Gliserol ................................................................................ 6
3. Adsorpsi .............................................................................. 6
a. Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi) ....................................... 7
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi) .......................................... 7
4. Uji Keasaman ...................................................................... 10
5. Kromatografi Gas ................................................................ 11
6. Spektroskopi Infra Merah ................................................... 12
B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 13
C. Hipotesis ..................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 15
A. Metode Penelitian....................................................................... 15
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 15
C. Alat dan Bahan ........................................................................... 15
1. Alat ...................................................................................... 15
2. Bahan .................................................................................. 16
D. Prosedur Penelitian..................................................................... 17
1. Peningkatan Aktivitas Karbon Aktif ................................... 17
2. Uji Keasaman ...................................................................... 17
3. Pembuatan Kurva Standar Gliserol ..................................... 17
4. Adsorpsi Gliserol oleh Karbon Aktif .................................. 18
5. Penentuan Tegangan Permukaan ........................................ 19
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data .................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 21
1. Peningkatan Aktivitas serta Identifikasi dan Karakterisasi
Karbon Aktif……………………………………………… 21
2. Pengaruh Konsentrasi Adsorbat pada Adsorpsi Gliserol
oleh Karbon Aktif ............................................................... 22
3. Pengaruh Temperatur terhadap Tegangan Permukaan dan
Adsorpsi Gliserol oleh Karbon Aktif .................................. 24
BAB V PENUTUP...................................................................................... 26
A. Kesimpulan ................................................................................ 26
B. Saran ........................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 27
LAMPIRAN ................................................................................................ 30
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi pada Spektroskopi
Inframerah............……….............................. 13
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Gaya-gaya intermolekul dalam cairan…………………....... 8
Gambar 2. Spektrum IR karbon aktif setelah ditingkatkan aktivitasnya
dengan H2SO4……………………………………………… 21
Gambar 3. Grafik hubungan jumlah gliserol yang teradsorp (A)
dengan konsentrasi (C) awal larutan gliserol....................... 23
Gambar 4. Grafik hubungan tegangan permukaan dengan temperatur
dan jumlah gliserol yang teradsorp…………………………. 24
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Uji Keasaman Sampel Karbon Aktif
tanpa Peningkatan Aktivitas dan dengan Peningkatan
Aktivitas.....................................…………………… 30
Lampiran 2. Perhitungan Kurva Standar dengan Variasi
Konsentrasi…………………………………………... 31
Lampiran 3. Perhitungan Konsentrasi Gliserol Awal (Co), Pasca
Adsorpsi (Ceq), dan Jumlah Gliserol yang Teradsorp
(A) → Variasi Konsentrasi…………………............. 32
Lampiran 4. Perhitungan Konsentrasi Gliserol Pasca Adsorpsi
(Ceq) dan Jumlah Gliserol yang Teradsorp(A) →
Variasi Temperatur……………………………........ 35
Lampiran 5. Perhitungan dalam Penentuan Tegangan Permukaan
→ Variasi Temperatur……………………………….. 37
Lampiran 6. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 0,5 M........................... 40
Lampiran 7. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 1 M………………….... 41
Lampiran 8. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 1,5 M…………………. 42
Lampiran 9. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 2 M………………........ 43
Lampiran 10. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 2,3 M………………… 44
Lampiran 11. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 2,8 M………………… 45
Lampiran 12. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 3 M………………........ 46
Lampiran 13. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 3,4 M………………… 47
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Lampiran 14. Data Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
Larutan Gliserol Konsentrasi 4,5 M………………… 48
Lampiran 15. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Rasio Gliserol : Akuades (v/v) 1 : 2….... 49
Lampiran 16. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Rasio Gliserol : Akuades (v/v) 1 : 3…… 50
Lampiran 17. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Rasio Gliserol : Akuades (v/v) 1 : 4…… 51
Lampiran 18. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Rasio Gliserol : Akuades (v/v) 1 : 5…… 52
Lampiran 19. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Variasi Temperatur 20oC…………….... 53
Lampiran 20. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Variasi Temperatur 30oC……………… 54
Lampiran 21. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Variasi Temperatur 40oC……………… 55
Lampiran 22. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Variasi Temperatur 50oC……………… 56
Lampiran 23. Data Gas Chromatography (GC) Pasca Adsorpsi
(Ceq) dengan Variasi Temperatur 60oC……………… 57
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
TABEL LAMPIRAN
Halaman
Tabel 1. Hasil Uji Keasaman Sampel Karbon Aktif tanpa
Peningkatan Aktivitas dan dengan Peningkatan
Aktivitas............................................................................... 30
Tabel 2. Hasil Analisis Gas Chromatography (GC) Kurva Standar
dengan Variasi Konsentrasi................................................ 31
Tabel 3. Penentuan Massa Jenis (ρ)……………………………... 37
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
GAMBAR LAMPIRAN
Halaman
Gambar 1. Grafik hubungan persen area dengan konsentrasi
sebelum penambahan propanol ................................. 31
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gliserol merupakan suatu produk samping cukup besar yang dihasilkan
dari proses produksi biodiesel. Gliserol yang dihasilkan pada setiap proses
produksi biodiesel mencapai 10%. Pencucian gliserol pada limbah biodiesel
menggunakan air (rasio 1:2, 1:3, 1:4 dan 1:5) dan dilanjutkan dengan proses
pemisahan gliserol merupakan suatu proses penting berkaitan dengan kualitas
biodiesel yang dihasilkan agar bisa memenuhi persyaratan SNI oleh suatu
biodiesel (Karaosmanoglu et al., 1996).
Pemisahan gliserol dapat dilakukan dengan beberapa proses seperti:
destilasi, adsorpsi, dan ekstraksi. Dalam proses ekstraksi padat-cair diperlukan
kontak yang sangat lama antara pelarut dan padatan, sedangkan destilasi
memerlukan energi yang tinggi, sehingga yang paling efektif adalah pemisahan
dengan adsorpsi. Proses adsorpsi adalah salah satu metode pengolahan limbah
yang sederhana dan banyak dipakai untuk limbah organik (Slamet dkk.,2006).
Proses adsorpsi gliserol pada pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa macam adsorben, seperti: karbon aktif, lempung mineral
(tanah liat), zeolit alam, zeolit sintetis, silika ,alumina dan lain sebagainya. Namun
diantara beberapa macam adsorben tersebut karbon aktif paling mudah ditemukan
dan memiliki luas permukaan paling besar, sehingga kemampuan untuk
mengadsorp juga paling besar (Sri Wahyuni dkk.,2005).
Karbon aktif adalah suatu bentuk arang yang sudah diaktifkan dengan
menggunakan gas CO2, uap air, atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya
terbuka (Jacob, 1949). Karbon aktif selain memiliki sistem pori juga memiliki
sedikit situs aktif pada permukaannya. Situs aktif tersebut akan berinteraksi
dengan molekul gliserol yang mempunyai tiga gugus –OH serta rantai karbon
C3, sehingga akan terjadi proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif.
Kemampuan adsorpsi karbon aktif dapat ditingkatkan dengan cara
peningkatan aktivitasnya, untuk membuka pori-pori karbon dari zat pengotor agar
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
luas permukaan karbon semakin besar, sehingga banyak molekul yang dapat
teradsorp (Yunianto, 2002). Proses peningkatan aktivitas dibagi menjadi dua
macam yaitu secara fisika dan kimia. Peningkatan aktivitas secara fisika
dilakukan dengan pemanasan sehingga senyawa-senyawa yang tidak diinginkan
akan hilang, sedangkan peningkatan aktivitas secara kimia dilakukan dengan
merendam dalam larutan kimia kemudian dipanaskan, maka senyawa-senyawa
organik lain akan terbawa oleh zat pengaktif, sehingga dapat memperluas
permukaan sehingga jumlah zat yang teradsorp semakin meningkat .
Pohan dan Tjiptahadi (1987) menyatakan bahwa proses adsorpsi dapat
dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: konsentrasi adsorbat, temperatur, dan
tegangan permukaan. Konsentrasi adsorbat yang semakin meningkat,
menyebabkan terjadinya interaksi antara adsorben dengan adsorbat menjadi
lebih besar. Hal tersebut memungkinkan proses adsorpsi berlangsung lebih baik.
Adsorpsi mengalami penurunan secara linier dengan meningkatnya
temperatur (Oscik, 1982). Akan tetapi, hal tersebut kemungkinan tidak dapat
berlaku secara mutlak dikarenakan adanya faktor tegangan permukaan, dimana
tegangan permukaan menurun apabila temperatur semakin tinggi maka
menyebabkan interaksi antara adsorbat-adsorbat serta adsorben-adsorbat menjadi
lebih besar sehingga akan memungkinkan proses adsorpsi berlangsung lebih baik.
Karbon aktif memiliki luas permukaan paling besar dibanding dengan
jenis adsorben yang lain (Sri Wahyuni dkk, 2005). Akan tetapi, kemampuan
karbon aktif sebagai adsorben gliserol hingga saat ini belum maksimal diteliti,
sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
adsorbat, temperatur, dan tegangan permukaan pada proses adsorpsi gliserol
oleh karbon aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Sistem pori dan situs-situs aktif yang terdapat pada setiap adsorben yang
digunakan dapat berpengaruh terhadap proses adsorpsi (Syarief,2009). Karbon
aktif memiliki sistem pori dan sedikit situs aktif pada permukaannya yang
menyebabkan karbon aktif mampu mengadsorp gliserol. Peningkatan aktivitas
karbon aktif dapat memperluas permukaan dan situs aktif, sehingga diharapkan
jumlah gliserol yang teradsorp juga semakin meningkat (Yunianto, 2002).
Kemampuan adsorpsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
konsentrasi adsorbat, temperatur, dan tegangan permukaan (Pohan dan
Tjiptahadi,1987). Semakin besar konsentrasi adsorbat, maka menyebabkan
adsorpsi semakin meningkat.
Adsorpsi mengalami penurunan secara linier dengan meningkatnya
temperatur (Oscik, 1982). Akan tetapi berdasarkan faktor tegangan permukaan,
tegangan permukaan menurun akibat meningkatnya temperatur sehingga
menyebabkan adsorpsi meningkat. Hal ini dikarenakan interaksi antara adsorbat
dengan adsorbat serta adsorben dengan adsorbat menjadi lebih besar dengan
menurunnya tegangan permukaan akibat meningkatnya temperatur, sehingga
adsorpsi meningkat.
Gliserol yang teradsorp dapat dianalisis dengan berbagai macam metode,
antara lain: specific gravity, titrasi periodat, serta gas chromatography (GC)
(Snyder and Filipasic, 1983).
2. Batasan Masalah
a. Adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi gliserol adalah karbon aktif.
b. Variasi konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi dilakukan dengan
menggunakan rasio gliserol : akuades (v/v) yaitu: 1 : 2; 1 : 3; 1 : 4, dan 1 : 5.
c. Variasi temperatur yang digunakan pada proses adsorpsi adalah 20, 30, 40, 50,
dan 60oC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
d. Penentuan nilai tegangan permukaan dilakukan pada konsentrasi larutan
gliserol yang menghasilkan kondisi adsorpsi maksimum serta dengan variasi
temperatur.
e. Proses analisis gliserol yang teradsorp dilakukan dengan metode gas
chromatography (GC) menggunakan senyawa standar pembanding propanol.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol oleh
karbon aktif?
b. Bagaimana pengaruh tegangan permukaan akibat perubahan temperatur pada
proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif?
C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol oleh
karbon aktif.
2. Mengetahui pengaruh tegangan permukaan akibat perubahan temperatur pada
proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Secara praktis, dapat memberikan metode alternatif dalam proses pemisahan
gliserol pada pembuatan biodiesel.
2. Secara teoritis, dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan karbon aktif
sebagai salah satu adsorben dalam proses adsorpsi gliserol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah suatu bentuk arang yang sudah diaktifkan dengan
menggunakan gas CO2, uap air, atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya
terbuka dengan demikian daya adsorbsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat
warna dan bau (Jacob, 1949). Proses peningkatan aktivitas dibagi menjadi dua
macam yaitu secara fisika dan kimia. Peningkatan aktivitas secara fisika
dilakukan dengan pemanasan sehingga senyawa-senyawa yang tidak diinginkan
akan hilang, sedangkan peningkatan aktivitas secara kimia dilakukan dengan
merendam dalam larutan kimia kemudian dipanaskan, maka senyawa-senyawa
organik lain akan terbawa oleh zat pengaktif, sehingga dapat memperluas
permukaan (Yunianto, 2002).
Banyak penelitian yang mempelajari tentang manfaat karbon aktif sebagai
adsorben senyawa organik, baik tanpa modifikasi maupun dengan modifikasi
untuk digunakan pada proses adsorpsi. Mohddin dan Hameed (2010)
menggunakan karbon aktif sebagai adsorben zat warna (methyl violet). Prawira
(2008) juga menggunakan karbon aktif untuk menurunkan kadar minyak pada
limbah bengkel (oli pelumas) sedangkan Terzyk dan Rychlicki (2000)
menggunakan karbon aktif sebagai adsorben acetaminophen (paracetamol).
Karbon aktif yang dimodifikasi dengan H2SO4 memberikan hasil adsorpsi
acetaminophen (paracetamol) yang lebih baik dibanding karbon aktif yang
dimodifikasi dengan HNO3 maupun amonia. Salamanca., et al (2010) melakukan
penelitian adsorpsi mercapthan pada karbon aktif sedangkan Arivoli (2009)
menggunakan karbon aktif yang dimodifikasi dengan asam sebagai adsorben
rhodamin B. Pal., et al (2006) menggunakan karbon aktif sebagai adsorben asam
sianurit, turunan triazin yang berfungsi sebagai herbisida. Karbon aktif yang
dimodifikasi dengan asam maupun basa memberikan hasil adsorpsi asam sianurit
yang lebih baik dibanding karbon aktif tanpa modifikasi.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Gliserol
Istilah gliserol hanya berlaku pada senyawa kimia murni 1, 2, 3-
propanatriol. Sedangkan, istilah gliserin berlaku untuk produk yang dimurnikan,
biasanya mengandung >95% gliserol. Gliserol merupakan suatu senyawa jernih
dan kental. Gliserol bersifat higroskopis pada temperatur ruangan di atas titik
didihnya. Gliserol terlarut dalam air dan alkohol; sedikit terlarut dalam dietil eter,
etil asetat, dan dioksan; serta tidak terlarut dalam hidrokarbon (Knothe et al.,
2005). Pengembangan gliserol yang merupakan suatu produk samping industri
biodiesel sangat menjanjikan. Hal ini dikarenakan luasnya aplikasi gliserol pada
berbagai industri. Beberapa aplikasi gliserol dalam industri antara lain: sebagai
kosmetik; dental cream; untuk membuat nitrogliserin sebagai bahan dasar
peledak; sebagai solven emulsifier, conditioner, freeze preventer, dan coating
dalam industri makanan dan minuman; untuk antibiotik, capsule dalam industri
farmasi; sebagai plasticizing pada fotografi dan resin (Depari, 2009).
Banyak penelitian yang mempelajari tentang adsorpsi gliserol maupun
senyawa yang mirip dengan gliserol. Syarief (2010) telah melakukan penelitian
adsorpsi gliserol dengan menggunakan alumina. Chinn dan King (1999)
melaporkan adsorpsi senyawa yang mengandung gugus –OH yang banyak (glikol,
gliserol, glukosa, sukrosa, dsb) pada karbon aktif. Pereeboom., et al (2007)
meneliti tentang adsorpsi gliserol dan propilen glikol pada karbon aktif.
Karabacakoglu.,et al (2008) telah melakukan adsorpsi fenol dengan menggunakan
karbon aktif yang berasal dari bagasse.
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah suatu peristiwa fisik yang terjadi pada permukaan suatu
padatan. Adsorpsi terjadi jika gaya tarik-menarik antara zat terlarut dengan
permukaan penyerap dapat mengatasi gaya tarik-menarik antara pelarut dengan
permukaan penyerap (Oscik, 1982). Zat atau molekul yang terserap ke permukaan
disebut adsorbat, sedangkan zat atau molekul yang menyerap disebut adsorben
(Sukardjo, 1985).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Jenis adsorpsi yang umum dikenal adalah adsorpsi kimia (kemisorpsi) dan
adsorpsi fisika (fisisorpsi).
a. Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi)
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh
reaksi kimia (Alberty, 1997). Pada adsorpsi kimia, hanya satu lapisan gaya yang
terjadi. Besarnya energi adsorpsi kimia ±100 kj/mol. Adsorpsi jenis ini
menyebabkan terbentuknya ikatan secara kimia sehingga diikuti dengan reaksi
kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi berupa senyawa
yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat kuat mengikat
molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan sehingga sangat sulit untuk
dilepaskan kembali (irreversibel). Hal itu dapat diartikan bahwa pelepasan
kembali molekul yang terikat di adsorben pada kemisorpsi sangat kecil (Alberty,
1997).
b. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi)
Adsorpsi fisika terjadi karena adanya gaya-gaya fisika (Atkins, 1990).
Pada adsorpsi fisika, terjadi beberapa lapisan gas. Besarnya energi adsorpsi fisika
±10 kj/mol. Molekul-molekul yang diadsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada
permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel), sehingga
mudah untuk diganti dengan molekul yang lain. Adsorpsi fisika didasarkan pada
gaya Van Der Waals serta dapat terjadi pada permukaan yang polar dan non polar.
Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion. Permukaan
padatan dapat mengadsorpsi ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran
ion. Oleh karena itu, ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya
dapat bertukar tempat dengan ion-ion adsorbat. Mekanisme pertukaran ini
merupakan penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan fisisorpsi, karena
adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan ikatan secara
kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepaskan kembali untuk dapat terjadinya
pertukaran ion (Atkins, 1990).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adsorpsi antara lain (Pohan dan
Tjiptahadi, 1987):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Karakteristik fisika dan kimia dari adsorben, antara lain: luas permukaan,
ukuran pori, dan komposisi kimia.
2. Karakteristik fisika dan kimia dari adsorbat, antara lain: luas permukaan,
polaritas, dan komposisi kimia.
3. Konsentrasi adsorbat di dalam fasa cair.
4. Karakteristik fasa cair, antara lain: pH dan temperatur.
5. Sistem waktu adsorpsi.
Apabila kita ingin menunjukkan jumlah yang teradsorp/kapasitas adsorpsi,
A, maka dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (1):
A = ( Co Ceq )
Dimana V adalah volume (ml) dari larutan yang digunakan pada pengukuran,
dan Ceq adalah konsentrasi (g/100
larutan dan saat kesetimbangan adsorpsi,
(Kobayashi et al., 1989).
Arivoli et al (2009), Sari dan Widiastuti (2010), dan Prawira (2008)
menyatakan bahwa kemampuan adsorpsi meningkat seir
konsentrasi awal adsorbat. Hal ini dikarenakan
konsentrasi, maka interaksi antara adsorben dengan adsorbat
sehingga menyebabkan adsorpsi
Suatu sifat yang berhubungan dengan gay
cairan adalah tegangan permukaan. Gambar 1
molekul pada permukaan cairan berbeda dengan lingkungan molekul di bagian
bawahnya.
Gambar 1. Gaya-gaya intermolekul dalam cairan (Petrucci, 1985)
V
m
Karakteristik fisika dan kimia dari adsorben, antara lain: luas permukaan,
ukuran pori, dan komposisi kimia.
Karakteristik fisika dan kimia dari adsorbat, antara lain: luas permukaan,
posisi kimia.
Konsentrasi adsorbat di dalam fasa cair.
Karakteristik fasa cair, antara lain: pH dan temperatur.
kita ingin menunjukkan jumlah yang teradsorp/kapasitas adsorpsi,
, maka dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (1):
(Persamaan 1)
adalah volume (ml) dari larutan yang digunakan pada pengukuran,
adalah konsentrasi (g/1000 ml) dari komponen pada keadaan awal
larutan dan saat kesetimbangan adsorpsi, m adalah berat dari adsorben (g)
(2009), Sari dan Widiastuti (2010), dan Prawira (2008)
menyatakan bahwa kemampuan adsorpsi meningkat seiring dengan meningkatnya
konsentrasi awal adsorbat. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya
interaksi antara adsorben dengan adsorbat semakin besar
menyebabkan adsorpsi cenderung meningkat.
Suatu sifat yang berhubungan dengan gaya-gaya intermolekul dalam
lah tegangan permukaan. Gambar 1 menyatakan bahwa lingkungan
molekul pada permukaan cairan berbeda dengan lingkungan molekul di bagian
gaya intermolekul dalam cairan (Petrucci, 1985)
8
Karakteristik fisika dan kimia dari adsorben, antara lain: luas permukaan,
Karakteristik fisika dan kimia dari adsorbat, antara lain: luas permukaan,
kita ingin menunjukkan jumlah yang teradsorp/kapasitas adsorpsi,
Persamaan 1)
adalah volume (ml) dari larutan yang digunakan pada pengukuran, Co
ml) dari komponen pada keadaan awal
adalah berat dari adsorben (g)
(2009), Sari dan Widiastuti (2010), dan Prawira (2008)
ing dengan meningkatnya
semakin bertambahnya
semakin besar
gaya intermolekul dalam
menyatakan bahwa lingkungan
molekul pada permukaan cairan berbeda dengan lingkungan molekul di bagian
gaya intermolekul dalam cairan (Petrucci, 1985)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pada Gambar 1 molekul di bagian dalam mengalami gaya tarikan dari molekul-
molekul tetangganya di segala arah. Molekul pada permukaan ditarik hanya oleh
molekul permukaan lainnya serta molekul di bawah permukaan.
Energi diperlukan untuk meningkatkan permukaan cairan. Tegangan
permukaan adalah ukuran terhadap energi yang diperlukan. Untuk air, tegangan
permukaan pada 25oC adalah 72,0 dyne/cm (7,20 x 10-2 J/m2). Keefektifan gaya-
gaya intermolekul dalam menimbulkan tegangan permukaan berkurang apabila
intensitas gerakan molekul meningkat. Hal ini berarti bahwa tegangan permukaan
berkurang dengan meningkatnya temperatur (Petrucci, 1985).
Persamaan Eötvös menunjukkan hubungan linier antara tegangan
permukaan dan temperatur dimana tegangan permukaan menurun dengan
kenaikan temperatur, dan akan mencapai nilai 0 pada temperatur kritis. Hubungan
tegangan permukaan dan temperatur menurut Eötvös::
Dimana V adalah volume molar zat yang, Tc adalah suhu kritis dan k adalah
konstanta (k = 2,1 x 10 -7 [JK -1mol-2 / 3 ]). Untuk air dapat menggunakan V = 18
ml/mol dan Tc = 374°C (Kensington,1941).
Temperatur meningkat akan menurunkan tegangan permukaan dimana
dengan menurunnya tegangan permukaan akan mengakibatkan proses adsorpsi
cenderung meningkat (Oscik,1982). Adsorpsi dan tegangan permukaan
mempunyai hubungan linier dimana tegangan permukaan menurun akan
menyebabkan adsorpsi meningkat. Hal ini karena pada tegangan permukaan yang
rendah maka luas permukaan adsorbat yang berinteraksi dengan adsorben lebih luas
mengakibatkan interaksi antara adsorbat-adsorbat serta adsorben-adsorbat menjadi
lebih besar sehingga proses adsorpsi mengalami peningkatan. Isoterm Gibbs
menyatakan bahwa:
(Persamaan 2)
(Persamaan 3)
γV2/3 = k ( Tc – T )
Γ = - RT
1 ∂γ
∂ ln C ( ) T,P
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dimana Γ dikenal sebagai konsentrasi permukaan, itu merupakan kelebihan zat
terlarut per satuan luas permukaan dengan satuan mol / m 2. C adalah konsentrasi
zat dalam larutan. R adalah tetapan gas dan T adalah suhu.
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh temperatur terhadap proses
adsorpsi acetaminophen (paracetamol ) oleh karbon akif pada variasi temperatur
27, 37 dan 47oC. Proses adsorpsi meningkat seiring dengan meningkatnya
temperatur dan adsorpsi maksimum terjadi pada temperatur 47oC (Terzyk dan
Rychlicki, 2000). Mohddin dan Hameed (2010) juga melaporkan pengaruh
temperatur pada proses adsorpsi methyl violet oleh karbon aktif yang
dimodifikasi dengan H2SO4 pada variasi temperatur 30, 40 dan 50oC . Proses
adsorpsi mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya temperatur dan
adsorpsi maksimum terjadi pada temperatur 50oC. Hal ini dikarenakan interaksi
antara adsorbat dengan adsorbat serta adsorben dengan adsorbat menjadi lebih
besar dengan meningkatnya temperatur, sehingga adsorpsi meningkat dengan
meningkatnya temperatur. Arivoli (2009) menggunakan karbon aktif yang
dimodifikasi dengan asam sebagai adsorben rhodamin B pada variasi temperatur
30, 40, 50 dan 60oC dan proses adsorpsi juga meningkat dengan meningkatnya
temperatur.
4. Uji keasaman
Menurut Bronsted-Lowry, asam didefinisikan sebagai zat atau materi
pemberi proton, sedangkan basa adalah zat atau materi penerima proton.
Sedangkan, Lewis mendefinisikan asam sebagai zat atau materi akseptor pasangan
elektron dan basa didefinisikan sebagai zat atau materi pendonor pasangan
elektron.
Definisi asam-basa dapat digunakan untuk menerangkan pengertian
tentang gejala asam-basa yang ditunjukkan sebagai sifat permukaan padatan
karbon aktif. Hal ini diperlukan untuk menerangkan gugus aktif pada padatan
tersebut, baik berupa gugus asam maupun basa. Untuk menentukan letak gugus
aktif ini sangat rumit, namun konsep paling sederhana diperoleh dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menghubungkan sifat permukaan dengan adanya ikatan terhadap asam atau basa
yang teradsorp.
Pengertian keasaman permukaan padatan meliputi aspek kekuatan asam
dan jumlah gugus asamnya serta pusat asam dari berbagai macam padatan. Jumlah
asam pada permukaan biasanya dinyatakan sebagai banyaknya molekul/jumlah
basa yang dapat teradsorp dalam satuan berat sampel/satuan luas permukaan
padatan.
Jumlah basa yang teradsorp secara kimia pada permukaan padatan
menunjukkan banyaknya gugus asam aktif pada pada permukaan padatan. Basa
yang sering digunakan sebagai zat teradsorp pada permukaan padatan adalah
kuinolin, piridin, piperidin, trimetilamin, n-butilamin, pirol, dan amonia (NH3).
Trisunaryanti (1986) menyatakan bahwa basa yang paling baik digunakan adalah
amonia.
Metode gravimetri dapat digunakan untuk mengukur jumlah mol basa
yang teradsorp pada permukaan padatan. Metode ini lebih sederhana dan murah
dibandingkan dengan metode pengukuran keasaman dengan analisis termal
maupun dengan spektrofotometer IR. Jumlah basa yang teradsorp ditimbang
dengan membandingkan berat sampel sebelum mengadsorp dan setelah
mengadsorp basa. Dari sini akan diperoleh berat basa yang teradsorp sehingga
jumlah mmol gugus asam dari padatan dapat ditentukan. Rumus dalam
menentukan keasaman padatan dengan menggunakan persamaan (4):
Keasaman = (�呛�)� 梗耕米 骨 ǴŖȖƼϜ (ƼȖǴĖl Ƽ(Ϝ垢k x 1000 mmol/berat sampel (g) (Persamaan 4)
Dimana: A = berat krus + sampel setelah adsorpsi (g)
B = berat krus + sampel mula-mula (g) BM NH3 = 17,03 g/mol m karbon aktif = massa karbon aktif (1 g)
5. Kromatografi Gas
Gliserol dapat dianalisis antara lain dengan menentukan nilai specific
gravity dari campuran antara gliserol-air. Analisis gliserol juga dapat dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
melalui proses oksidasi terhadap gliserol dengan sodium periodat untuk
membentuk asam formiat, kemudian dititrasi menggunakan basa yang cocok.
Disamping itu, gliserol dapat dianalisis menggunakan gas chromatography (GC).
Metode ini merupakan metode analisis yang cepat dan dapat dipercaya (Snyder
and Filipasic, 1983).
Kromatografi gas-cair yang sering disebut dengan kromatografi gas
didasarkan pada partisi dari larutan diantara fase gerak berupa gas dan suatu
fase cairan yang tertahan pada permukaan suatu padatan inert. Konsep
kromatografi gas-cair pertama kali diperkenalkan pada tahun 1941 oleh Martin
dan Synge, dan juga mengembangkan kromatografi partisi cair-cair (Skoog et
al., 1998).
Kromatogram gas digunakan secara luas untuk mengetahui kriteria
kemurnian suatu senyawa organik. Secara teori, waktu retensi seharusnya
berguna untuk mengidentifikasi komponen atau senyawa dalam suatu
campuran. Namun pada kenyataannya, kemampuan diaplikasikannya data
seperti itu terbatas oleh jumlah variabel yang harus diatur dengan tujuan untuk
memperoleh hasil yang dapat diulang. Meskipun demikian, kromatografi gas
merupakan suatu metode yang baik dalam menetapkan ada atau tidaknya
senyawa yang diperkirakan dalam suatu campuran (Skoog et al., 1998).
6. Spektroskopi Infra Merah
Frekuensi infra merah biasanya dinyatakan dalam satuan bilangan
gelombang yang didefinisikan sebagai banyaknya gelombang per cm. Instrumen
biasa memindai (scan) pada kisaran sekitar 700-5000 cm-1, senilai dengan energi
sekitar 2-12 kkal/mol. Jumlah energi ini cukup untuk mempengaruhi getaran
(vibrasi) ikatan tetapi sangat kurang untuk memutus ikatan (Hart, 2003).
Spektroskopi infra merah terutama bermanfaat untuk menetapkan jenis
ikatan yang ada dalam molekul (dengan menggunakan daerah gugus fungsi) (Hart,
2003). Serapan khas beberapa gugus fungsi ditunjukkan pada tabel 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Tabel 1. Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi pada Spektroskopi Inframerah
Jenis ikatan Gugus Golongan senyawa Kisaran frekuensi Ikatan tunggal dengan
hidrogen
C–H Alkana 2850-3000 =C–H Alkena 3020-3080
Aromatik 3000-3100
O–H alkohol dan fenol 3500-3700 (bebas) 3200-3500
(berikatan hidrogen) O–H asam karboksilat 2500-3000
Ikatan rangkap
C=C Alkena 1600-1700
Aromatik 1450-1600
C=O aldehida, keton, ester dan asam karboksilat
1650-1780
B. Kerangka Pemikiran
Proses adsorpsi dapat dipengaruhi antara lain oleh karakteristik sifat
adsorben dan adsorbat, sistem waktu adsorpsi, karakteristik fase cair (antara lain:
pH dan temperatur), tegangan permukaan dan lain-lain. Variasi konsentrasi
adsorbat pada proses adsorpsi gliserol akan memberikan pengaruh terhadap proses
adsorpsi dimana konsentrasi adsorbat yang semakin meningkat, menyebabkan
terjadinya interaksi antara adsorben dengan adsorbat menjadi lebih besar. Hal
tersebut memungkinkan proses adsorpsi akan meningkat, sesuai dengan
penelitian Arivoli et al (2009), Sari dan Widiastuti (2010), dan Prawira (2008).
Variasi temperatur pada proses adsorpsi gliserol juga akan memberikan
pengaruh terhadap proses adsorpsi dimana tegangan permukaan akan menurun
apabila temperatur semakin tinggi, sesuai dengan persamaan 2, sehingga interaksi
antara adsorbat-adsorbat serta adsorben-adsorbat menjadi lebih besar
mengakibatkan jumlah gliserol yang teradsorp juga semakin meningkat, sesuai
dengan persamaan 3.
(Hart, 2003)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
C. Hipotesis
1. Semakin besar konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol, maka akan
semakin banyak gliserol yang teradsorp.
2. Semakin kecil tegangan permukaan akibat naiknya temperatur pada proses
adsorpsi gliserol, maka semakin banyak gliserol yang teradsorp.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental di
dalam laboratorium. Tahap pertama dari penelitian ini adalah melakukan
penigkatan aktivitas karbon aktif dengan asam. Tahap kedua adalah identifikasi
dan karakterisasi terhadap karbon aktif meliputi analisis gugus fungsi
menggunakan spektroskopi Infra Merah (IR) dan uji keasaman dengan metode
gravimetri yaitu adsorpsi terhadap basa amonia (NH3).
Tahap ketiga adalah analisis terhadap gliserol dengan variasi konsentrasi
adsorbat serta temperatur menggunakan kromatografi gas (propanol digunakan
sebagai senyawa pembanding). Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
intensitas (% area) gliserol setelah proses adsorpsi serta pengaruh variasi
konsentrasi adsorbat dan temperatur pada proses adsorpsi gliserol oleh karbon
aktif. Tahap keempat adalah penentuan tegangan permukaan larutan gliserol pada
konsentrasi maksimum dengan variasi temperatur untuk mengetahui pengaruh
temperatur terhadap tegangan permukaan serta pengaruh tegangan permukaan
pada proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Universitas Sebelas Maret
Surakarta Sub Laboratorium Kimia, Laboratorium Kimia Dasar FMIPA
Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Laboratorium Kimia FMIPA UGM
Yogyakarta selama 6 bulan mulai dari bulan Januari 2010 sampai dengan bulan
Juli 2010.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
1) Gelas beker 150 mL Pyrex
2) Pipet volume 25 mL Pyrex
3) Labu leher 3 100 mL Duran
4) Konektor
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5) Selang
6) Botol kaca
7) Termometer alkohol 100oC
8) Penangas
9) Glasfirn
10) Magnetic stirrer
11) Hot plate Daiki
12) Shaker
13) Krus dan Tang krus
14) Pompa vakum
15) Desikator
16) Corong penyaring
17) Piknometer 25 mL
18) Penggaris
19) Pipa kapiler
20) Termokontrol
21) Heater
22) Furnace
23) IR Shimadzu FTIR Prestige 21
24) Neraca analitik AND GF-300
25) Oven merk Memmert
26) Gas Chromatography (GC) HP 5890 series II
2. Bahan
1) Gliserol p. a. (Brataco)
2) NH3 p. a. (E. merk)
3) Karbon aktif (E. merk)
4) H2SO4 p.a (E.merk)
5) 2-Propanol p. a. (E. merk)
6) Kertas saring Whatman 42
7) Gas N2
8) Akuades (Laboratorium Pusat MIPA UNS)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
D. Prosedur Penelitian
1. Peningkatan Aktivitas Karbon Aktif
Lima puluh gram karbon direndam dalam larutan 500 mL H2SO4 10%
kemudian campuran diaduk dengan waktu kontak 12 jam. Kemudian disaring,
dicuci dengn akudes sampai filtrat netral (pH ±7) kemudian residu dikeringkan
pada suhu 110ºC dan dipanaskan pada suhu 500ºC selama 3 jam dengan dialiri
gas N2.
2. Uji Keasaman
Penentuan keasaman dilakukan dengan metode gravimetri. Enam buah
krus masing-masing berisi 3 gram karbon aktif yang telah dilakukan peningkatan
aktivitasnya serta 3 gram karbon aktif yang tidak dilakukan peningkatan
aktivitas (setiap krus berisi 1 gram karbon aktif) dipanaskan dalam oven pada
temperatur 110oC selama 1 jam. Selanjutnya, ditimbang hingga beratnya konstan
kemudian dimasukkan dalam desikator yang telah divakum. Uap amonia (NH3)
dialirkan melalui selang menuju desikator sehingga terjadi kontak antara uap
amonia dengan karbon aktif selama 24 jam. Kemudian desikator dibuka selama 2
jam untuk membebaskan amonia yang tidak teradsorp ke udara dan karbon aktif
ditimbang secara teliti. Berat amonia yang teradsorp dapat dihitung dari selisih
berat sebelum dan setelah proses adsorpsi. Persamaannya adalah sebagai berikut:
Keasaman = (�呛�)� 梗耕米 骨 辜 (ƼȖǴĖl Ƽ(Ϝ垢k x 1000 mmol/berat sampel (g)
Dimana: A = berat krus + sampel setelah adsorpsi (g) B = berat krus + sampel mula-mula setelah oven (g) BM NH3 = 17,03 g/mol m karbon aktif = massa karbon aktif (1 g)
3. Pembuatan Kurva Standar Gliserol
Seri larutan gliserol dibuat dengan konsentrasi: 0,5; 1,0; 1,5, 2,0; 2,3; 2,7;
3,0; 3,4 dan 4,5 M. Selanjutnya, ke dalam masing-masing larutan ditambahkan
larutan propanol dengan volume yang konstan sebanyak 5 mL dan diaduk selama
±1 jam. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Gas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Chromatography (GC) HP 5890 series II dengan kondisi sebagai berikut: gas
pembawa He, detektor Flame Ionization Detector (FID), suhu detektor 300oC,
suhu injektor 280oC, kolom CBP5 25 m. Dari data yang diperoleh, dibuat kurva
hubungan antara intensitas (persen area) dengan konsentrasi.
4. Adsorpsi Gliserol oleh Karbon Aktif
Gliserol dan akuades dicampur dengan rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 2
dalam gelas beker, sehingga diperoleh volume total 30 mL. Proses tersebut
disertai pengadukan menggunakan stirrer dan magnetic stirrer selama ±1 jam.
Kemudian dari 30 mL larutan gliserol yang diperoleh, diambil sebanyak 20 mL.
Selanjutnya, dilakukan proses adsorpsi gliserol metode perendaman (batch)
dengan cara 0,5 g karbon aktif yang telah ditingkatkan aktivitasnya dimasukkan
ke dalam gelas beker yang berisi 20 mL larutan gliserol pada temperatur kamar
(28oC) dan kemudian diaduk ±12 jam. Dilakukan proses penyaringan
menggunakan kertas saring Whatman 42 dan diambil sebanyak 10 mL larutan
hasil penyaringan. Selanjutnya, ke dalam gelas beker tersebut ditambahkan larutan
propanol dengan volume yang konstan sebanyak 5 mL dan diaduk selama ±1 jam.
Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Gas
Chromatography (GC) HP 5890 series II dengan kondisi sebagai berikut: gas
pembawa He, detektor Flame Ionization Detector (FID), suhu detektor 300oC,
suhu injektor 280oC, kolom CBP5 25 m. Langkah-langkah di atas juga dilakukan
untuk variasi rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 3, 1 : 4, dan 1 : 5. Dari langkah
tersebut diperoleh data konsentrasi adsorbat atau rasio gliserol : akuades (v/v)
yang menghasilkan adsorpsi maksimum terhadap gliserol. Selanjutnya,
konsentrasi adsorbat yang menghasilkan adsorpsi maksimum tersebut digunakan
pada proses adsorpsi gliserol menggunakan variasi temperatur dengan langkah
yang sama seperti pada perlakuan variasi konsentrasi. Variasi temperatur yang
digunakan pada proses adsorpsi adalah 20, 30, 40, 50, dan 60oC. Hasil yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography (GC).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
5. Penentuan Tegangan Permukaan
Mula-mula ditentukan terlebih dahulu nilai massa jenis larutan gliserol
pada masing-masing variasi temperatur dengan metode piknometer. Larutan
gliserol dibuat dengan rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 2, sehingga diperoleh
volume total 30 mL. Piknometer kosong ditimbang dan dicatat. Setelah itu, ke
dalam piknometer kosong tersebut dimasukkan larutan gliserol pada temperatur
20oC dan ditimbang massanya. Sebelum proses tersebut dilakukan, terlebih dulu
piknometer kosong serta piknometer berisi akuades pada temperatur 20oC
ditimbang massanya (sebagai pembanding). Langkah-langkah di atas tersebut juga
dilakukan untuk variasi temperatur larutan gliserol dan akuades: 30, 40, 50, dan
60oC. Setelah diketahui massa jenis larutan gliserol pada masing-masing variasi
temperatur, kemudian ditentukan nilai tegangan permukaannya dengan metode
kenaikan kapiler. Larutan gliserol dibuat dengan rasio gliserol : akuades (v/v) 1 : 2,
sehingga diperoleh volume total 30 mL pada temperatur 20oC. Selanjutnya, ke
dalam larutan tersebut dimasukkan sebuah pipa kapiler dan diamati serta dicatat
tinggi kenaikan larutan pada pipa kapiler. Sebelum proses tersebut dilakukan,
terlebih dulu diamati dan dicatat tinggi kenaikan akuades dengan temperatur 20oC
pada pipa kapiler (sebagai pembanding). Langkah-langkah di atas tersebut juga
dilakukan untuk variasi temperatur larutan gliserol dan akuades: 30, 40, 50, dan
60oC.
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa frekuensi puncak-puncak
yang dihasilkan pada spektrum IR karbon aktif yang telah dilakukan peningkatan
aktivitas untuk identifikasi gugus fungsi. Data nilai keasaman diperoleh dari
padatan karbon aktif tanpa peningkatan aktivitas dan yang telah ditingkatkan
aktivitasnya dalam mmol/g dengan menggunakan metode gravimetri (adsorpsi
terhadap uap amonia) untuk karakterisasi karbon aktif. Data berupa kromatogram
GC diperoleh dari proses analisis gliserol setelah proses adsorpsi (persen area)
dengan menggunakan variasi konsentrasi adsorbat atau variasi rasio gliserol :
akuades (v/v) serta temperatur masing-masing yaitu: 1 : 2, 1 : 3, 1 : 4, dan 1 : 5
serta 20, 30, 40, 50, dan 60oC. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pengaruhnya pada proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif. Namun, terlebih
dahulu dilakukan pembuatan kurva standar gliserol dengan variasi konsentrasi:
0,5; 1,0; 1,5, 2,0; 2,3; 2,7; 3,0; 3,4 dan 4,5 M. Dari hasil penelitian ini juga
diperoleh nilai tegangan permukaan larutan gliserol pada konsentrasi maksimum
dengan variasi temperatur 20, 30, 40, 50, dan 60oC untuk mengetahui pengaruh
temperatur terhadap tegangan permukaan serta pengaruh tegangan permukaan
pada proses adsorpsi gliserol oleh karbon aktif. Dari data yang diperoleh, dapat
diketahui grafik hubungan antara jumlah gliserol yang teradsorp dengan
konsentrasi adsorbat serta grafik hubungan temperatur dengan tegangan
permukaan dan jumlah gliserol yang teradsorp.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Peningkatan Aktivitas serta Identifikasi dan Karakterisasi Karbon Aktif
Proses peningkatan aktivitas akan meningkatkan daya adsorbsi karbon
aktif karena zat yang masih menutupi pori-pori permukaan akan dihilangkan
dengan aktivator H2SO4, sehingga hilangnya zat tersebut dari permukaan
karbon aktif akan menyebabkan semakin besar pori dari karbon aktif (Subadra
dkk, 2005). Besarnya pori karbon aktif berakibat meningkatnya luas
permukaan karbon aktif. Hal ini akan meningkatkan kemampuan adsorpsi dari
karbon aktif.
Sifat adsorpsi karbon aktif tidak hanya ditentukan oleh sistem pori tetapi
juga dipengaruhi oleh komposisi kimia dari karbon aktif berupa gugus fungsi yang
merupakan gugus aktif dari karbon aktif (Hendra, 1983). Penentuan gugus aktif
karbon aktif dilakukan dengan menggunakan spektrofoskopi IR. Hasil analisis
gugus fungsi dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.
OH
C = O
C = C aromatik
C - O - H
HSO3
Gambar 2. Spektrum IR karbon aktif setelah ditingkatkan aktivitasnya dengan
H2SO4.
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pada Gambar 2 terlihat adanya pita serapan pada 1667-1505 cm-1
menunjukkan ikatan C=C dari gugus aromatik. Adanya ikatan C=O karbonil
terlihat pada daerah 1870-1540 cm-1. Serapan melebar pada daerah 3550-3200
cm-1menunjukkan adanya O-H terikat. Serapan pada 1381,03 cm-1 menunjukkan
adanya ikatan C-O-H. Sedangkan serapan gugus HSO3 pada daerah 1157,29 cm-1
sebagai pengaruh dari proses peningkatan aktivitas dengan H2SO4.
Karakterisasi terhadap sampel karbon aktif dilakukan dengan uji
keasaman. Hasil analisis uji keasaman menunjukkan nilai keasaman karbon aktif
tanpa penigkatan aktivitas sebesar 0,5 mmol/g dan karbon aktif dengan
peningkatan aktivitas sebesar 2,7 mmol/g. Perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 1. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh peningkatan aktivitas secara
kimia dengan perendaman dalam H2SO4 10% dan pemanasan pada temperatur
500oC selama 3 jam dengan dialiri gas N2 akan meningkatkan kemampuan situs-
situs aktif adsorpsi serta memperluas pori-pori karbon aktif. Oleh karena itu,
permukaan karbon aktif menjadi lebih efektif dalam menyerap basa amonia
sehingga dapat meningkatkan keasaman. Dengan meningkatnya keasaman, maka
kemampuan karbon aktif dalam mengadsorp gliserol diharapkan juga akan
semakin meningkat.
2. Pengaruh Konsentrasi Adsorbat terhadap Adsorpsi Gliserol oleh Karbon
Aktif
Data adsorpsi yang diperoleh dari analisis menggunakan GC dengan
variasi konsentrasi adsorbat ditunjukkan pada Gambar 3 yang merupakan
hubungan jumlah gliserol yang teradsorp pada karbon aktif baik pada
permukaan maupun pori-pori. Berdasarkan data pada Gambar 3, dapat
diketahui bahwa semakin bertambahnya konsentrasi larutan gliserol maka
jumlah gliserol yang teradsorp semakin meningkat. Adsorpsi gliserol paling
besar/maksimum pada karbon aktif berada pada variasi konsentrasi dengan
perbandingan 1 : 2 (4,5 M). Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 3. Grafik hubungan jumlah gliserol yang teradsorp (A (g/g)) dengan konsentrasi (C) awal larutan gliserol
Prawira (2008) mengemukakan bahwa pada konsentrasi rendah, jumlah
adsorbat yang terserap pada adsorben sedikit, sedangkan pada konsentrasi tinggi
jumlah adsorbat yang terserap pada adsorben semakin banyak. Hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Prawira yang menyatakan
bahwa semakin bertambahnya konsentrasi, maka interaksi antara adsorben dengan
adsorbat dalam proses adsorpsi semakin besar. Hal tersebut menyebabkan
adsorpsi cenderung meningkat. Hasil tersebut juga sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Langmuir dan Freundlich, bahwa jumlah zat yang teradsorp
akan sebanding dengan tekanan atau konsentrasi yang ditambahkan (Oscik, 1982).
Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian Syarief (2010) yang menyatakan
semakin bertambahnya konsentrasi gliserol maka jumlah gliserol yang terserap
pada γ-alumina semakin meningkat. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan
bahwa dalam konsentrasi yang sama, jumlah gliserol yang teradsorp pada alumina
lebih besar jika dibanding dengan karbon aktif yaitu sebesar 7,4 g/g. Hal ini
kemungkinan disebabkan alumina yang memiliki keasaman lebih tinggi
dibandingkan dengan karbon aktif.
Proses terjadinya adsorpsi disebabkan gliserol (memiliki tiga gugus –OH
yang bersifat polar) membentuk ikatan kimia dengan situs-situs aktif pada
permukaan adsorben. Dari analisis IR, diketahui bahwa gugus aktif pada karbon
2.1842.969
6.1556.892y = 2.1955x - 2.5541
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0
A (g/g)
Konsentrasi awal (M)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
aktif antara lain adalah karbonil dan hidroksil sehingga kemungkinan proses
adsorpsi yang terjadi adalah melalui ikatan hidrogen. Cohen et al. (1996)
menyatakan bahwa alkohol kemisorpsi dapat terjadi melalui ikatan hidrogen
dengan atom oksigen pada permukaan.
3. Pengaruh Temperatur terhadap Tegangan Permukaan dan Adsorpsi Gliserol
oleh Karbon Aktif
Hasil pengukuran tegangan permukaan pada variasi temperatur dan hasil
adsorpsi pada variasi temperatur tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.
Gambar 4. Grafik hubungan tegangan permukaan (γ(dyne/cm)) dengan temperatur (T(oC)) dan jumlah gliserol yang teradsorp (A(g/g)).
Grafik hubungan tegangan permukaan dengan temperatur dan hasil
adsorpsinya seperti yang tercantum pada Gambar 4, menunjukkan bahwa
tegangan permukaan semakin kecil akibat naiknya temperature. Tegangan
permukaan pada kebanyakan cairan atau larutan akan semakin kecil dengan
meningkatnya temperatur dalam suatu bentuk yang mendekati linier (Adamson,
1990). Hal ini dikarenakan panas yang berhubungan dengan proses memberikan
entropi permukaan sehingga menurunkan tegangan permukaan (Fahriyati, 2007).
Tegangan permukaan (dyne/cm)
A(g/g)
Tegangan permukaan (dyne/cm A (g/g)
Temperatur (oC)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Larutan gliserol merupakan campuran antara gliserol dengan akuades pada
rasio (v/v) 1 : 2. Berdasarkan literatur, tegangan permukaan dari akuades lebih
besar daripada tegangan permukaan gliserol. Oleh karena itu, akuades
kemungkinan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tegangan
permukaan larutan gliserol. Jika jumlah akuades dalam larutan berkurang karena
lebih banyak terdistribusi dalam fase gas maka tegangan permukaan total larutan
akan menurun secara signifikan.
Semakin kecil tegangan permukaan me akibat naiknyanya temperatur juga
disebabkan karena ketika temperatur meningkat, molekul cairan bergerak
semakin cepat sehingga pengaruh interaksi antar molekul cairan berkurang
sehingga menyebabkan nilai tegangan permukaan mengalami penurunan.
Semakin kecil tegangan permukaan kemungkinan gliserol untuk teradsorp pada
permukaan adsorben akan semakin besar.
Proses adsorpsi akan semakin meningkat dengan menurunnya tegangan
permukaan (Oscik, 1982). Oleh karena itu, proses adsorpsi akan mengalami
peningkatan dengan menurunnya tegangan permukaan akibat meningkatnya
temperatur (Gambar 4). Hal ini karena pada tegangan permukaan yang rendah
maka luas permukaan adsorbat yang berinteraksi dengan adsorben lebih luas
mengakibatkan interaksi antara adsorbat-adsorbat serta adsorben-adsorbat menjadi
lebih besar sehingga proses adsorpsi mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin besar konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol, maka
cenderung semakin banyak gliserol yang teradsorp.
2. Semakin kecil tegangan permukaan akibat naiknya temperatur pada proses
adsorpsi gliserol, maka semakin banyak gliserol yang teradsorp.
B. Saran
1. Perlu dilakukan analisa SAA untuk mengetahui luas permukaan dari karbon
aktif.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut proses adsorpsi gliserol pada campuran
yang mengandung senyawa gliserol, metanol, akuades, katalis (H2SO4/KOH),
serta sabun.
26
Recommended