View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KONTROL DIRI, KONFORMITAS, RELIGIUSITAS DAN
PELEPASAN MORAL (MORAL DISENGAGEMENT ) TERHADAP
AGRESIVITAS SUPORTER SEPAK BOLA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Disusun Oleh :
Fadilah Soraya
11150700000040
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
ii
PENGARUH KONTROL DIRI, KONFORMITAS, RELIGIUSITAS DAN
PELEPASAN MORAL (MORAL DISENGAGEMENT) TERHADAP
AGRESIVITAS SUPORTER SEPAK BOLA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
Fadilah Soraya
NIM: 11150700000040
Pembimbing
Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si.
NIP. 19561223 198303 2 001
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2019 M
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Oktober 2019
Fadilah Soraya
NIM: 11150700000040
v
MOTTO
“Less Talk, Do More”
“Teruslah Berusaha Menjadi Orang Baik, Tulus, dan Ikhlas.
Maka Rezeki dan Keberkahan akan Menyertaimu”
vi
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi
(B) Agustus 2019
(C) Fadilah Soraya
(D) Pengaruh Kontrol Diri, Konformitas, Religiusitas, dan Pelepasan Moral
(Moral Disengagement) terhadap Agresivitas Suporter Sepak Bola
(E) xiv + 90 halaman + 3 lampiran
(F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kontrol diri,
konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral terhadap agresivitas suporter
sepak bola. Populasi dalam penelitian ini adalah suporter yang tinggal di
Jakarta yang jumlahnya tidak dapat diketahui secara pasti. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 200 orang, diambil dengan menggunakan teknik non
probability sampling (purposive sampling). Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala agresivitas (The Aggression Questionnaire), skala
kontrol diri, skala konformitas, skala IIUM Religiosity Scale, Moral
Disengagement Scale. Uji alat ukur dilakukan dengan menggunakan
Confirmatory Factor Analysis (CFA). Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini menggunakan Multiple Regression Analysis melalui IBM SPSS statistics
v23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral
terhadap agresivitas suporter sepak bola dengan kontribusi sebesar 0.305.
Berdasarkan hasil uji multiple regresi terhadap dimensi terdapat dua variabel
yang berpengaruh secara signifikan yaitu compliance dari konformitas dan
blaming dari pelepasan moral. Saran untuk penelitian selanjutnya
menggunakan independent variabel tipe kepribadian dan disarankan
mengembangkan instrumen religiusitas dalam aspek sosial serta meneliti
variabel kontrol diri sebagai satu variabel. Temuan dari penelitian ini
menyarankan agar melakukan pembinaan moral oleh struktur kepengurusan
sepak bola untuk suporter sepak bola, dan tidak mudah terprovokasi oleh
orang lain, serta suporter sepak bola diharapkan mampu meredam emosinya
agar tidak mudah menyalahkan orang lain.
(G) Daftar bacaan : 57 ; buku : 10 + jurnal : 37 + skripsi : 4 + artikel : 6
vii
ABSTRACT
(A) Faculty of Psychology
(B) August, 2019
(C) Fadilah Soraya
(D) Influence of Self Control, Conformity, Religiosity, and Moral Disengagement
on the aggressiveness of football fans
(E) xii + 90 pages + 3 appendix
(F) This study aims to determine whether there is an influence of self-control,
conformity, religiosity, and moral release on the aggressiveness of football
fans. The population in this study are supporters who live in Jakarta whose
numbers cannot be known with certainty. The sample in this study amounted
to 200 people, taken using non-probability sampling (purposive sampling)
techniques. Measuring instruments used in this study were the Aggression
Questionnaire, self-control scale, conformity scale, IIUM Religiosity scale,
Moral Disengagement Scale. Measuring instrument testing is done using
Confirmatory Factor Analysis (CFA). Testing the hypothesis in this study was
done using Multiple Regression Analysis through IBM SPSS statistics v23.
The results of this study indicated that there is a significant influence of self
control, conformity, religiosity, and moral release on the aggressiveness of
football supporters with a contribution of 0.305. Based on the results of the
multiple regression test on dimensions there are two variables that
significantly influence the compliance of conformity and blaming of moral
release. Suggestions for future research can use independent variables such
as personality types, and it is recommended to develop measuring instruments
of religiosity in social aspects as well as examine self-control variables as one
variable. The findings of this study suggested that the soccer management
structure to conduct moral coaching for the football fans, and not easily
provoked by others, and football supporters are expected to be able to reduce
their emotions so as not to easily blame others.
(G) Reading material : 57 ; books : 10 + journals : 37 + thesis : 4 + articles : 6
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kontrol Diri,
Konformitas, Religiusitas dan Pelepasan Moral (Moral Disengagement)
Terhadap Agresivitas Suporter Sepak Bola”. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman kegelapan menuju zaman yang lebih baik.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah M.Si., Dekan Psikologi Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta Wakil Dekan dan jajarannya.
2. Ibu Dr. Fadhilah Suralaga M.Si, dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu, mengarahkan, membimbing, berbagi ilmu
pengetahuan, serta memberi motivasi selama penyusunan skripsi ini.
3. Miftahuddin, M.Si., dosen pembimbing akademik yang telah membantu,
mendukung, dan memberi motivasi selama masa perkuliahan.
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.
5. Staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu dalam memberikan informasi perkuliahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh responden yang berada di Jakarta atas kesediaan dan partisipasinya,
maka penelitian ini dapat diselesaikan.
ix
7. Orang tua dan keluarga, yang selalu mendukung, memberi motivasi,
memberi perhatian dan mendo’akan selama melaksanakan penyusunan
skripsi.
8. Usus 12 jari (Hanifah, Ranza, Arin, Farida, Vivi, Tisa, Syahra, Dina, Dita,
Anggi, dan Farida) dan Rizqi Kurnia yang selalu mendo’akan, ada di saat
suka maupun duka, memberi motivasi, menghibur, mendukung,
menyemangati selama masa perkuliahan.
9. Muhammad Ilham Handaulah Pahsya atas do’a, support, motivasi, waktu,
bantuan, dan menghibur selama ini.
10. Teman-teman psikologi angkatan 2015 yang tidak mungkin disebutkan satu
persatu.
11. Rekan, sahabat, dan berbagai pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
setiap bantuan dan do’a yang telah diberikan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skrpsi ini. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat menunjang pembuatan karya yang lebih baik lagi dikemudian hari. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 25 Juli 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ............................................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. iv MOTTO ............................................................................................................................. v ABSTRAK ........................................................................................................................ vi ABSTRACT ..................................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii DAFTAR ISI...................................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1 1.2 Pembatasan Masalah ................................................................................................. 8 1.3 Perumusan Masalah .................................................................................................. 9 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 10 1.5 Manfaat penelitian .................................................................................................. 11 1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 14
2.1 Agresivitas .............................................................................................................. 14 2.1.1 Definisi Agresivitas.......................................................................................... 14 2.1.2 Dimensi Agresivitas ......................................................................................... 15 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas .............................................. 15 2.1.4 Pengukuran Agresivitas ................................................................................... 20
2.2 Kontrol Diri ............................................................................................................. 21 2.2.1 Definisi Kontrol Diri ........................................................................................ 21 2.2.2 Dimensi Kontrol Diri ....................................................................................... 22 2.2.3 Pengukuran Kontrol diri ................................................................................... 23
2.3 Konformitas ............................................................................................................ 24 2.3.1 Definisi Konformitas........................................................................................ 24 2.3.2 Dimensi Konformitas ....................................................................................... 25 2.3.3 Pengukuran Konformitas ................................................................................. 26
2.4 Religiusitas .............................................................................................................. 26 2.4.1 Definisi Religiusitas ......................................................................................... 26 2.4.2 Dimensi Religiusitas ........................................................................................ 28 2.4.3 Pengukuran Religiusitas ................................................................................... 28
2.4 Pelepasan Moral ...................................................................................................... 31 2.4.2 Definisi pelepasan moral .................................................................................. 31
xi
2.4.3 Dimensi pelepasan moral ................................................................................. 31 2.4.4 Pengukuran pelepasan moral ............................................................................ 33
2.5 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 33 2.7 Hipotesis Penelitian ................................................................................................ 38
2.7.1 Hipotesis Mayor ............................................................................................... 38 2.7.2 Hipotesis Minor ............................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 39 2.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 39 3.2 Variabel Penelitian .................................................................................................. 40
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................................ 40 3.2.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................................... 41
3.3 Pengumpulan Data .................................................................................................. 42 3.3.1 Teknik pengumpulan data ................................................................................ 42 3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................... 43
3.4 Uji Validitas Konstruk ............................................................................................ 48 3.4.1 Uji Validitas Konstruk Agresivitas .................................................................. 48 3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kontrol Diri ................................................................ 50 3.4.3 Uji Validitas Konstruk Konformitas ................................................................ 51 3.4.4 Uji Validitas Konstruk Religiusitas ................................................................. 53 3.4.5 Uji Validitas Konstruk Pelepasan Moral.......................................................... 54
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................... 58 3.6 Prosedur penelitian .................................................................................................. 61
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................................... 63 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................................... 63 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ......................................................................................... 64 4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .................................................................... 65 4.4 Uji Hipotesis ........................................................................................................... 68
4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ................................................................ 68 1.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-masing Independent Variable terhadap
Dependent Variable .................................................................................................. 74
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN ................................................................ 78 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 78 5.2 Diskusi .................................................................................................................... 78 5.3 Saran ....................................................................................................................... 82
5.3.1 Saran Teoritis ................................................................................................... 83 5.3.2 Saran Praktis .................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 85 LAMPIRAN..................................................................................................................... 91
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert............................................................................... 43
Tabel 3.2 Blue Print Skala Agresivitas..................................................... 44
Tabel 3.3 Blue Print Skala Kontrol Diri................................................... 45
Tabel 3.4 Blue Print Skala Konformitas................................................... 46
Tabel 3.5 Blue Print Skala Religiusitas.................................................... 47
Tabel 3.6 Blue Print Skala Pelepasan Moral............................................ 48
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Agresivitas............................................... 49
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Kontrol Diri.............................................. 51
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Compliance............................................... 52
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Conversion.............................................. 53
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Religiusitas............................................. 54
Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Cognitive Restructuring......................... 55
Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Minimizing Agency................................. 56
Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Distortion of Negative Consequences..... 57
Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Blaming.................................................. 58
Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian......................................... 63
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian..................................... 64
Tabel 4.3 Norma Skor Variabel Penelitian................................................ 66
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian....................................... 66
Tabel 4.5 R-Square.................................................................................... 69
Tabel 4.6 ANOVA..................................................................................... 69
Tabel 4.7 Koefisien Regresi....................................................................... 71
Tabel 4.8 Proporsi Varian Masing-Masing Independent Variable............ 75
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1...................................................................................... 37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Online.............................................. 91
Lampiran 2 Syntax dan Path Diagram.................................................. 106
Lampiran 3 Output Analisis Regresi Berganda.................................... 116
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, terdapat individu dengan berbagai macam
cara yang berbeda dalam mengemukakan pendapatnya seperti misalnya individu
yang tidak mampu mengemukakan pendapatnya, individu yang mampu
mengemukakan pendapatnya dengan cara sopan, serta ada juga individu yang
mengemukakan pendapatnya dengan cara yang memaksa agar pendapatnya
didengar dan dilaksanakan misalnya dengan cara kekerasan, mengeluarkan kata-
kata kasar jika orang lain tidak sependapat dengan dirinya, dan menjelek-jelekan
pendapat orang lain agar pendapatnya dinilai lebih bagus oleh orang lain. Perilaku
ini sering diikuti dengan melakukan penyerangan terhadap orang lain, baik secara
fisik maupun verbal untuk mengekspresikan perasaan negatifnya seperti kemarahan
dan permusuhan yang biasa disebut dengan agresivitas (Buss & Perry, 1992).
Menurut Buss & Perry (1992) agresivitas meliputi aspek agresi fisik, agresi
verbal, kemarahan, dan permusuhan. Agresi fisik dan verbal merupakan wujud
agresi dalam bentuk perilaku. Agresivitas adalah perilaku yang dilakukan seseorang
untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain (Marwan, 2018). Sedangkan kemarahan
dan permusuhan merupakan wujud agresi dalam bentuk sikap.
2
Berdasarkan penelitian Pratama (2010) agresivitas diawali oleh banyaknya
kasus kericuhan yang terjadi pada saat menonton pertandingan sepak bola yang
dilakukan oleh suporter sepak bola di Indonesia, di mana dari fenomena kericuhan
yang terjadi di hampir setiap pertandingan selalu terdapat kekerasan maupun
kerusuhan. Selain itu, di Kota Bandung terjadi kasus pengeroyokan yang dilakukan
oleh beberapa suporter dari klub sepak bola Persib Bandung terhadap salah satu
supporter dari klub sepak bola Persija Jakarta yang menjadi lawan pertandingan di
hari itu (Detiknews, 2018).
Pada kasus tersebut, Ramadhan (dalam Detiknews, 2018) mengungkapkan
bahwa korban tewas dikeroyok oleh oknum Bobotoh saat akan menonton
pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Selanjutnya menurut
Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana (dalam Detiknews,
2018) peristiwa pengeroyokan terjadi sebelum pertandingan digelar di Stadion
Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung tepatnya pukul 13.00 WIB. Ketika
korban datang bersama temannya, beberapa oknum Bobotoh langsung melakukan
sweeping. Kemudian hingga pengeroyokan berlangsung, aksi pengeroyokan tidak
henti dilakukan sampai korban meninggal dunia, ada yang menggunakan tangan,
alat, maupun kaki. Dari insiden pengeroyokan, polisi menetapkan sebanyak delapan
tersangka penganiayaan. Aksi bentrok antar supporter klub sepak bola memang
sering terjadi dan pada tahun 2018, aksi bentrok masih terjadi sampai
menghilangkan nyawa seseorang.
Selanjutnya, Sammy (dalam Republika, 2012), mengungkapkan bahwa
terjadi bentrok pada tanggal 27 Mei 2012. Peristiwa bentrok terjadi dalam laga
3
terbesar sepak bola Indonesia Persija Jakarta VS Persib Bandung yang
menyebabkan adanya tiga orang korban tewas. Pada tahun yang sama dalam
Banjarmasinpost, pada tanggal 13 Mei 2012 terjadi bentrok antara supporter
Persipura Jayapura dengan aparat keamanan di lapangan Mandala Jayapura.
Bentrok tersebut disebabkan oleh rasa kecewa atas kekalahan tim mereka melawan
Persija Jakarta dengan skor tipis yaitu 0-1 (Sammy, 2012).
Berdasarkan data dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Save Our Soccer (SOS) dalam artikel kompas, tercatat bahwa sejak tahun 1994-
2018 sejumlah 76 suporter tewas dengan penyebab yang berbeda-beda ; 22 orang
mengalami pengeroyokan, 17 orang jatuh dari kendaraan, 14 orang tertusuk benda
tajam, 11 orang mendapat pukulan benda keras, 6 orang terinjak, 2 orang terkena
gas air mata, 2 orang jatuh dari tribune, 1 orang tertembak, dan 1 orang terkena
petasan.
Pada penelitian Marwan (2018) diperoleh bahwa agresivitas suporter dari
100 responden, 62% suporter hanya sekedar datang untuk memberi dukungan di
setiap pertandingan, 28% suporter berpartisipasi dalam bernyanyi menggunakan
kata-kata yang tidak baik, menyalakan kembang api, tetapi tidak terlibat dalam
perkelahian, dan 10% suporter berpartisipasi dalam bernyanyi menggunakan kata-
kata yang tidak baik, tetapi tidak terlibat dalam perkelahian.
BolaSport.com dan SuperBall.id merangkum dari berbagai sumber,
termasuk Liga Indonesia Baru sebagai pelaksana kompetisi mengenai jumlah
suporter dari klub sepak bola di Liga 1 2018. Salah satunya diperoleh data bahwa
4
Persija Jakarta menempati peringkat pertama dengan jumlah penonton terbanyak
dengan total 84.721 penonton dan jika dirata-rata, dalam setiap pertandingan,
terdapat 42.360 penonton di stadion. Munculnya agresivitas dapat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, baik dari internal maupun eksternal. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Sinatrya dan Darminto (2013) diperoleh faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku agresif supporter khususnya Persebaya yaitu frustasi
(kekecewaan karena tim kalah dan wasit yang tidak fair), pihak ketiga (wasit,
official, dan lawan main), lingkungan (cuaca panas), dan provokasi (agresi verbal
aktif tidak langsung dari suporter lain). Selain itu, menurut penelitian Fauziah &
Diana (2015) menunjukkan bahwa trait kepribadian big five berpengaruh secara
signifikan terhadap agresivitas. teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap agresivitas. Kemudian, menurut Putri (2013) didapatkan hasil bahwa
identitas sosial berpengaruh negatif terhadap agresivitas. Diantara banyak faktor
yang dapat mempengaruhi agresivitas, dalam penelitian ini penulis memilih dan
membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas yaitu kontrol diri,
konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral.
Ketika seseorang memiliki agresivitas yang tinggi, akan menimbulkan
konsekuensi-konsekuensi negatif seperti perilaku agresiviitas dari suporter sepak
bola dapat membuat mutu dan kualitas pertandingan menjadi hilang dan permainan
tidak lagi fair play tetapi menjadi sesuatu yang kacau dan anarkis (Sinatrya &
Darminto, 2013). Selain itu, perilaku agresivitas juga dapat menimbulkan korban
jiwa. Kasus yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2012 dalam laga terbesar sepak bola
Indonesia Persija Jakarta VS Persib Bandung. Peristiwa tersebut menyebabkan
5
adanya 3 orag korban tewas (Republika, 2012). Didukung penelitian yang
dilakukan oleh Utomo & Warsito (2012) menunjukkan perilaku agresi suporter bola
dapat mengakibatkan bentrok antar suporter, pelemparan barang ke dalam lapangan
dan dapat merusak fasilitas pada stadion.
Kontrol diri dapat mengantarkan individu untuk berperilaku baik maupun
buruk. Kontrol diri yang tinggi dalam diri individu dapat menghasilkan perilaku-
perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan sosial yang ada di masyarakat.
Sedangkan sebaliknya, kontrol diri yang rendah dalam diri individu dapat
menghasilkan perilaku-perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan
aturan sosial yang ada di masyarakat.
Penelitian DeWall, Finkel, dan Denson (2011) menyatakan bahwa
kegagalan kontrol diri memiliki peran dalam banyak tindakan agresi dan kekerasan.
Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Situmorang, Pratiwi, dan Dimas
(2018) menjadikan kontrol diri sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku agresi pada remaja. Di dalam jurnal Situmorang, dkk dijelaskan bahwa
peran Ayah dan kontrol diri secara bersama-sama memiliki kontribusi atau berperan
terhadap kecenderungan perilaku agresif pada remaja siswa SMU di Yogyakarta.
Jika dilihat secara terpisah, faktor kontrol diri secara langsung juga berhubungan
dengan kecenderungan perilaku agresif remaja siswa SMU di Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh Auliya & Desi (2014) menunjukkan bahwa kontrol
diri memiliki hubungan negatif yang cukup kuat dengan perilaku agresi, artinya
semakin rendah kontrol diri, maka semakin tinggi perilaku agresi.
6
Konformitas menjadi salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi
agresivitas. Dasar utama dari konformitas adalah ketika individu melakukan
aktivitas di mana terdapat tendensi yang kuat untuk melakukan sesuatu yang sama
dengan yang lainnya, walaupun tindakan tersebut merupakan cara-cara yang
menyimpang (Siswati & Masykur, 2011). Didukung oleh penelitian Wilujeng &
Meita (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan
konformitas terhadap perilaku agresi siswa SMK PGRI 7 Surabaya. Pengaruh
antara konformitas dan perilaku agresi menunjukkan pengaruh yang positif, artinya
semakin tinggi konformitas seseorang maka akan semakin tinggi juga perilaku
agresi yang dimilikinya.
Selain itu, Palinoan (2015) melakukan penelitian mengenai agresivitas pada
kelompok geng motor di Samarinda dengan sampel terbesar yaitu sebanyak 43
anggota geng motor yang berusia 17-19 tahun, menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara konformitas dengan agresivitas pada geng motor yang berada di
Samarinda. Kemudian penelitian lain yang dilakukan oleh Fauziah & Diana (2015)
menunjukkan bahwa konformitas teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap agresivitas anak punk di Jabodetabek.
Selain itu, peneliti mengambil variabel religiusitas sebagai variabel yang
dapat mempengaruhi agresivitas. Nilai religiusitas sendiri merupakan sistem nilai
yang terbentuk dan dianggap bermakna bagi manusia. Sistem ini dibentuk melalui
belajar dan besosialisasi, hal tersebut dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi
pendidikan dan masyarakat luas (Nadzir & Wulandari, 2013). Sovinia & Nailul
(2014) melakukan penelitian mengenai hubungan antara religiusitas dengan
7
agresivitas pada remaja. Hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara religiusitas dengan agresivitas. Dalam hal ini, semakin
rendah tingkat religiusitas dalam diri seseorang, maka semakin tinggi agresivitas.
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat religiusitas dalam diri seseorang, maka semakin
rendah agresivitas.
. Penelitian yang mendukung dilakukan oleh Dana & Sabzi (2013) yaitu
mengenai hubungan religiusitas dan agresivitas pada atlet professional di Provinsi
Lorestan (Iran). Hasil tersebut membuktikan terdapat hubungan negatif dan
signifikan antara religiusitas dengan agresivitas. Artinya, semakin tinggi tingkat
religiusitas dalam diri seseorang, semakin rendah agresivitasnya.
Peneliti mengambil pelepasan moral sebagai independet variable yang
dapat mempengaruhi agresivitas. Menurut teori pelepasan moral, orang biasanya
mengadopsi standar moral untuk menghalangi mereka terlibat dalam perilaku tidak
bermoral. Namun, beberapa orang meyakinkan diri mereka sendiri bahwa standar
moral tidak berlaku bagi mereka dalam konteks tertentu, sehingga menciptakan
versi realitas di mana perilaku tercela menjadi diterima secara moral (Gabbidiani,
et. al, 2013). Paciello, dkk (2008) melakukan penelitian tentang kestabilan dan
perubahan pelepasan moral pada 366 remaja usia 14 sampai 20 tahun melalui studi
longitudinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepasan moral berpengaruh
positif terhadap agresivitas yaitu remaja yang mempertahankan tingkat pelepasan
moral yang tinggi lebih cenderung menunjukkan tindakan agresif pada remaja
akhir.
8
Gini, dkk (2014) melakukan penelitian melalui meta analisis untuk
merangkum literatur tentang hubungan antara pelepasan moral dengan perilaku
agresif diantara anak-anak usia sekolah dan remaja. Hasilnya menunjukkan bahwa
pelepasan moral secara signifikan berkorelasi positif terhadap agresivitas diantara
anak-anak dan remaja. Selanjutnya pada individu yang memiliki pelepasan moral
yang tinggi dalam bermain video game kekerasan akan meningkatkan kecurangan
dan agresi (Gabbiadini, et. al, 2013).
Peneliti mengambil kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan
moral sebagai independent variable yang dapat mempengaruhi agresivitas
dikarenakan sebagai penelitian lanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
menggabungkan keseluruhan independent variable tesebut secara bersama
diharapkan dapat mempengaruhi agresivitas.
Berdasarkan fenomena agresivitas yang telah dipaparkan di atas, agresivitas
yang dilakukan oleh supporter sepak bola telah memakan korban jiwa. Dengan
demikian, agresivitas yang tinggi mampu membahayakan orang disekitarnya. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk meneliti agresivitas dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pengaruh kontrol
diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral terhadap agresivitas suporter
sepak bola.
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti mengenai perilaku agresi suporter
sepak bola. Adapun batasan dari variabel yang diteliti adalah:
9
a. Agresivitas adalah perilaku atau kecenderungan perilaku yang disengaja
untuk menyerang orang lain, baik secara fisik maupun verbal untuk
mengekspresikan perasaan negatifnya seperti kemarahan dan permusuhan
(Buss & Perry, 1992).
b. Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengendalikan perilaku,
kognitif, dan keputusan (Averill, 1973).
c. Konformitas merupakan perilaku yang muncul hasil dari norma maupun
aturan dari orang lain (Wiggins, Wiggins, dan Zanden, 1994).
d. Religiusitas adalah ikatan, cara hidup (al-din) atau jalan (tarqat) antara
Tuhan sebagai Realitas Tertinggi dengan manusia sebagai salah satu
ciptaan-Nya yang mencakup semua amalan, kepercayaan, dan diri seorang
Muslim (Mahudin, 2016).
e. Pelepasan moral adalah penggunaan mekanisme kognitif di mana individu
dapat membuat keputusan tidak karena proses regulasi diri moral yang tidak
aktif (Bandura, 2002).
f. Suporter sepak bola yang diteliti yaitu suporter remaja - dewasa yang
menonton pertandingan secara langsung minimal tiga kali dalam enam
bulan terakhir dikarenakan dengan karakteristik tersebut menandakan
suporter bola yang aktif menonton pertandingan, sehingga memungkinkan
untuk melakukan agresivitas dan bertempat tinggal di Jakarta.
1.3 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
10
1. Apakah ada pengaruh signfikan variabel kontrol diri, konformitas,
religiusitas, dan pelepasan moral terhadap agresivitas supporter sepak
bola?
2. Apakah ada pengaruh signifikan variabel kontrol diri terhadap
agresivitas suporter sepak bola?
3. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi compliance dari konformitas
terhadap agresivitas suporter sepak bola?
4. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi conversion / internalization
dari konformitas terhadap agresivitas suporter sepak bola?
5. Apakah ada pengaruh signifikan variabel religiusitas terhadap
agresivitas suporter sepak bola?
6. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi cognitive restructuring dari
pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola?
7. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi minimizing agency dari
pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola?
8. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi distortion of negative
consequences dari pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak
bola?
9. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi blaming / dehumanizing the
victim dari pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk membuktikan :
11
1. Pengaruh variabel kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan
moral terhadap agresivitas supporter sepak bola.
2. Pengaruh variabel kontrol diri terhadap agresivitas suporter sepak bola.
3. Pengaruh dimensi compliance dari konformitas terhadap agresivitas
suporter sepak bola.
4. Pengaruh dimensi conversion / internalization dari konformitas terhadap
agresivitas suporter sepak bola.
5. Pengaruh variabel religiusitas terhadap agresivitas suporter sepak bola.
6. Pengaruh dimensi cognitive restructuring dari pelepasan moral terhadap
agresivitas suporter sepak bola
7. Pengaruh dimensi minimizing agency dari pelepasan moral terhadap
agresivitas suporter sepak bola.
8. Pengaruh dimensi distortion of negative consequences dari pelepasan moral
terhadap agresivitas suporter sepak bola.
9. Pengaruh dimensi blaming / dehumanizing the victim dari pelepasan moral
terhadap agresivitas suporter sepak bola.
1.5 Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi pengembangan teori psikologi sosial, khususnya terkait dengan
agresivitas dan bermanfaat bagi peneliti lain yang hendak meneliti
agresivitas.
2. Manfaat praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan bagi suporter sepak bola untuk dapat lebih mengontrol
12
diri dan selektif dalam konformitas kelompok, juga para
penyelenggara pertandingan maupun struktur kepengurusan untuk
memahami perilaku dari para suporter untuk meminimalisir tingkat
agresivitas suporternya.
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari 3 Bab, yang setiap bab mempunyai sub bab tersendiri
sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian
ini.
BAB 2 : KAJIAN TEORI
Pada bab ini berisi uraian teori mengenai agresivitas, kontrol diri, konformitas,
religiusitas, pelepasan moral, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang uraian mengenai populasi, sampel penelitian, teknik
pengambilan sampel, identifikasi variabel penelitian, definisi variabel
penelitian, teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan data, uji valitas
konstruk, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.
BAB 4 : HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang uraian mengenai gambaran umum subjek penelitian,
hasil analisis deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, dan uji hipotesis.
BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
14
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi uraian teori mengenai agresivitas, kontrol diri, konformitas,
religiusitas, pelepasan moral, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
2.1 Agresivitas
2.1.1 Definisi Agresivitas
Bushman & Anderson (2001) mendefinisikan agresivitas sebagai perilaku yang
diarahkan pada individu lain yang dilakukan dengan maksud membahayakan
seseorang secara langsung. Menurut Baron & Byrne (2005) agresivitas adalah
tingkah laku yang diarahkan kepada tujuan menyakiti makhluk hidup lain yang
ingin menghindari perlakuan semacam itu. Buss & Perry (1992) agresivitas adalah
perilaku atau kecenderungan perilaku yang disengaja untuk menyerang orang lain,
baik secara fisik maupun verbal untuk mengeskpresikan perasaan negatifnya seperti
kemarahan dan permusuhan. Selanjutnya menurut Franzoi (2006) agresivitas
adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai
seseorang, diri sendiri, atau objek.
Menurut Myers (2008) agresivitas adalah perilaku fisik atau verbal yang
bertujuan menyakiti terwujud dalam dua bentuk yaitu hostile aggression dan
instrumental aggression. Hostile aggression tumbuh dari emosi seperti marah, dan
instrumental aggression yang bertujuan untuk menyakiti sebagai alat untuk sesuatu
yang lain.
15
Berdasarkan pemaparan mengenai definisi agresivitas, penulis memilih
untuk menggunakan teori dari Buss & Perry (1992) agresivitas adalah perilaku atau
kecenderungan perilaku yang disengaja untuk menyerang orang lain, baik secara
fisik maupun verbal untuk mengeskpresikan perasaan negatifnya seperti kemarahan
dan permusuhan.
2.1.2 Dimensi Agresivitas
Buss & Perry (1992) membagi agresivitas menjadi 4 dimensi, diantaranya yaitu
pertama, agresi fisik adalah kecenderungan individu untuk melakukan serangan
secara fisik sebagai ekspresi kemarahan. Kedua, agresi verbal adalah kemaraha.
Ketiga, kemarahan adalah representasi emosi berupa dorongan afektif sebagai tahap
awal agresi sehingga dapat menimbulkan agresi fisik maupun verbal. Keempat,
permusuhan adalah perasaan sakit hati dan merasakan ketidakadilan sebagai
representasi dari proses berpikir atau kognitif dan sering diikuti dengan kebencian,
dan kecurigaan terhadap motif orang lain.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Buss & Perry (1992)
yang terdiri dari empat dimensi yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan
permusuhan karena sesuai dengan agresivitas yang hendak diukur.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas
Menurut Baron & Byrne (2005), seseorang berperilaku agresi dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti, pertama, pola perilaku
tipe A Pola perilaku tipe A (Type A behavior pattern) memiliki karakteristik: (1)
sangat kompetitif, (2) selalu terburu-buru, dan (3) mudah tersinggung serta agresif
16
(Glass, 1977; Strube, 1989 dalam Baron & Byrne, 2005). Sedangkan pola perilaku
tipe B (Type B behavior pattern) memiliki karakteristik: (1) sangat tidak kompetitif,
(2) yang tidak selalu bertanding melawan waktu, dan (3) tidak mudah kehilangan
kendali.
Dalam sebuah temuan, terindikasi bahwa Tipe A cenderung terlibat dalam
agresi hostile (hostile aggression) daripada Tipe B yaitu agresi dengan tujuan
utamanya adalah untuk melakukan suatu kekerasan pada korban (Strube dkk., 1984
dalam Baron & Byrne, 2005). Kemudian sebaliknya, Tipe A cenderung tidak
terlibat dalam agresi instrumental (instrumental aggression) daripada Tipe B yaitu
agresi yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan lain disamping menyakiti korban,
seperti mengontrol sumber-sumber daya yang berharga atau pujian dari orang lain
karena telah bersikap “tegas”.
Kedua, yaitu gender / jenis kelamin. Dalam sebuah observasi, diperoleh
bahwa pria lebih banyak melakukan perilaku agresif daripada wanita (Harris, 1994,
1996 dalam Baron, 2005). Namun di sisi lain, kadar perbedaan ini tampak bervariasi
pada berbagai situasi. (1) pria secara signifikan lebih cenderung agresif daripada
wanita untuk melakukan agresi terhadap orang lain ketika orang lain tersebut tidak
memprovokasi mereka dalam cara apa pun (Betancourt & Miller, 1996 dalam
Baron & Byrne, 2005). Dalam situasi-situasi di mana provokasi memang terjadi,
terutama ketika provokasinya intens, maka wanita sama agresifnya dengan pria.
(2) dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa pria lebih cenderung
daripada wanita untuk terlibat dalam berbagai bentuk agresi langsung yaitu
17
tindakan yang ditujukan secara langsung pada target dan yang secara jelas datang
dari agresor seperti kekerasan fisik, mendorong, menampik, melempar sesuatu pada
orang lain, berteriak, mengejek (Bjorkqvist, Osterman, & Hjelt-Back, 1994 dalam
Baron & Byrne, 2005).
Namun, wanita lebih cenderung untuk terlibat dalam berbagai bentuk agresi
tidak langsung dibanding pria yaitu tindakan yang memungkinkan agresor untuk
menutupi identitasnya dari korban. Sehingga, pada beberapa kasus, membuat
korban sulit mengetahui bahwa mereka telah menjadi target dari tindakan kekerasan
yang disengaja. Tindakan ini termasuk menyebarkan rumor mengenai target,
bergosip di belakang target tersebut, memberitahu orang lain untuk tidak
berhubungan dengan target, mengarang cerita sehingga target mendapat masalah,
dan lain-lain (Baron & Byrne, 2005).
Ketiga, yaitu kontrol diri. Kontrol diri dapat mempengaruhi agresivitas
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2018) yang menunjukkan
bahwa kontrol diri memiliki pengaruh terhadap perilaku agresif pada remaja SMP.
Keempat, yaitu religiusitas. Religiusitas juga menjadi salah satu faktor yang
berasal dari dalam diri individu. Berdasarkan studi longitudinal di wilayah
Columbia (New York) yang dilakukan oleh Huessmann, Dubow, dan Boxer (2010)
menunjukkan bahwa partisipasi agama berbanding terbalik dengan agresivitas dari
waktu ke waktu dan generasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh negatif dari religiusitas terhadap agresivitas pada satu generasi terhadap
generasi selanjutnya. Artinya, semakin tinggi tingkat religiusitas dalam diri
18
seseorang, maka akan semakin rendah munculnya agresivitas. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat religiusitas dalam diri seseorang, maka akan semakin tinggi
munculnya agresivitas.
Kelima, yaitu pelepasan moral. Berdasarkan penelitian Luthfie (2014) tentang
aggressive driving diperoleh hasil yaitu self-control dan moral disengagement
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving dengan nilai
proporsi varian sebesar 0,412 atau 41,2%.
Selain faktor internal di atas, terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi
agresivitas seperti pertama, provokasi. Agresi merupakan hasil dari provokasi
(provocation) fisik atau verbal dari orang lain. Ketika kita sedang menerima suatu
bentuk agresi dari orang lain—kritik yang menurut kita tidak adil, ungkapan
sarkatis, atau kekerasan fisik—kita jarang mengalah. Sebaliknya, kita cenderung
untuk membalas, memberikan agresi sebanyak yang telah kita terima—atau
mungkin sedikit lebih, terutama jika kita merasa pasti bahwa orang lain tersebut
bermaksud untuk menyakiti kita (Chermack, Berman, & Taylor, 1997; Ohbuchi &
Kambara, 1985 dalam Baron & Byrne 2005)
Kedua, yaitu pemaparan tentang kekerasan di media. Terdapat banyak
penelitian yang telah dilakukan untuk menguji antara pemaparan tentang kekerasan
di media (media violence) yang dapat meningkatkan agresi diantara anak-anak atau
orang dewasa. Hasilnya yang diperoleh yaitu pemaparan tentang kekerasan di
media mungkin memang merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada
tingginya tingkat kekerasan di negara-negara di mana materi-materi tersebut dilihat
19
oleh sejumlah besar orang (Anderson, 1997; Berkowitz, 1993; Paik & Comstock,
1994; Wood, Wong & Cachere, 1991 dalam Baron & Byrne, 2005).
Terdapat sejumlah kemungkinan mengenai dampak pemaparan tentang
kekerasan di media. (1) individu mungkin belajar cara baru untuk melakukan agresi
dari menonton program televisi dan film—cara-cara yang tidak mereka bayangkan
sebelumnya. (2) “Copycat crimes” yaitu suatu kejahatan yang dilaporkan di media
kemudian ditiru oleh orang-orang lain di lokasi yang jauh, memperlihatkan bahwa
dampak seperti ini nyata. Ketiga, efek desensitisasi yaitu setelah menonton banyak
adegan kekerasan, individu menjadi acuh terhadap kesakitan dan penderitaan orang
lain sehingga memungkinkan untuk mengurangi pertahanan diri sendiri untuk
menolak terlibat dalam agresi.
Ketiga, yaitu lingkungan. Lingkungan dalam berbagai eksperimen, dapat
memicu munculnya keterangsangan yang berasal dari sumber yang bervariasi
seperti partisipasi dalam permainan kompetitif (Christy, Gelfand & Hartmann,
1971), olahraga keras (Zillmann, 1979), dan bahkan tipe musik tertentu (Rogers &
Ketcher, 1979) ditemukan dapat meningkatkan agresi (dalam Baron & Byrne,
2005).
Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa karena keterangsangan fisiologis
cenderung hilang secara perlahan seiring dengan waktu, sebagian dari
keterangsangan tersebut kemungkinan masih tetap ada sejalan dengan bergeraknya
individu dari satu situasi ke situasi lain. Selain itu, dampak yang terjadi pada orang
yang terlibat yaitu relatif tidak menyadari adanya keterangsangan emosi yang
20
tersisa—merupakan suatu hal yang biasa, karena keterangsangan kecil sulit untuk
disadari (Zillmann, 1994 dalam Baron & Byrne, 2005).
Keempat, yaitu konformitas. Berdasarkan penelitian Kurniawan dan Rois
(2009) menunjukkan adanya perbedaan signifikan terkait konformitas pada
kelompok teman sebaya antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat
tawuran. Siswa yang terlibat tawuran memiliki konformitas terhadap kelompok
teman sebaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak terlibat tawuran.
2.1.4 Pengukuran Agresivitas
Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur agresivitas, antara
lain :
1. The Aggression Questionnaire yang dikembangkan oleh Buss & Perry
(1992). Alat ukur tersebut mengukur agresivitas yang terdiri dari 4 faktor
yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan dengan jumlah
29 pernyataan.
2. The Reactive-Proactive Aggression Questionnaire yang dikembangkan oleh
Raine, et. al. (2006). Alat ukur ini untuk mengukur agresivitas reactive dan
agresivitas proactive yang terdiri dari 23 item
3. Aggressive Provocation Questionnaire (APQ) dikembangkan oleh
O’Connor, Archer, dan Wu (2001). Alat ukur ini bertujuan untuk
mengembangkan, mengujicoba, dan memvalidasi ukuran skenario spesifik
tergantung dari jenis kelamin terhadap agresi dengan menggunakan sketsa
yang relevan secara budaya untuk laki-laki. Setiap sketsa atau skenario
21
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi situasional
yang sesuai di mana peserta dapat secara wajar menentukan bagaimana ia
akan menanggapi. Dengan cara ini, mengukur agresi yang melibatkan
serangkaian situasi provokasi khusus, daripada pernyataan yang terlibat
dalam pengukuran kuesioner.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur The Aggression
Questionnaire yang dikembangkan oleh Buss & Perry (1992) untuk mengukur
aspek agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan yang terdiri dari 29
item. Alat ukur ini dipilih karena memiliki dimensi dan pernyataan yang sesuai
dengan agresivitas yang hendak diukur.
2.2 Kontrol Diri
2.2.1 Definisi Kontrol Diri
Kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan tingkah laku,
kognitif, dan keputusan (Averill, 1973). Baumeister (2002) mengemukakan bahwa
kontrol diri merupakan kemampuan untuk mengubah kondisi dan respon.
Kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengesampingkan
atau mengubah respon batin seseorang, serta untuk menekan kecenderungan
perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari tindakan tersebut (Tangney et
al., 2004). Galliot, et., al (2007) mengemukakan bahwa kontrol diri adalah
kemampuan untuk mengendalikan pikiran, emosi, dorongan, dan perilaku
seseorang.
22
Berdasarkan pemaparan mengenai definisi kontrol diri, penulis memilih
untuk menggunakan teori dari Averill (1973), kontrol diri adalah kemampuan
individu dalam mengendalikan tingkah laku, kognitif, dan keputusan.
2.2.2 Dimensi Kontrol Diri
Averill (1973) membagi kontrol diri menjadi 3 dimensi, diantaranya yaitu pertama,
kontrol perilaku (behavior control). Dalam berbagai situasi, seseorang tidak
memiliki cara lain selain menanggulangi potensi stimulus yang berbahaya.
Stimulus-stimulus yang diperoleh individu dapat dicegah sepenuhnya, dihentikan
sebelum waktunya, atau dimodifikasi oleh beberapa bentuk tindakan langsung.
Dengan demikian, kontrol perilaku merupakan kemampuan dalam diri individu
untuk mengendalikan tindakan langsung pada lingkungan. Kontrol perilaku terbagi
menjadi 2 yaitu regulated administration dan stimulus modification.
Regulated administration adalah kemampuan individu dalam menentukan
siapa yang mengendalikan kondisi keadaan dirinya sendiri atau sesuatu di luar
dirinya. Dengan demikian, individu yang mampu mengontrol dirinya, akan mampu
untuk mengatur kondisi keadaan dirinya sendiri atau sesuatu di luar dirinya.
Sedangkan stimulus modification adalah kemampuan individu untuk mengetahui
bagaimana dan kapan stimulus yang tidak diinginkan akan ditemukan.
Kedua, yaitu kontrol kognitif (cognitive control). Kontrol kognitif merupakan
kemampuan dalam diri individu untuk mengolah informasi dengan cara
menginterpretasikan, menilai, dan menghubungkan sebuah peristiwa dalam suatu
23
kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan.
Kontrol kognitif terbagi menjadi dua yaitu information gain dan appraisal.
Information gain adalah sebuah antisipasi terhadap keadaan melalui berbagai
pertimbangan yang dilakukan oleh individu ketika mengetahui informasi tentang
sesuatu yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Sedangkan appraisal adalah sebuah
usaha menilai keadaan yang ada dengan cara memperhatikan sisi positif secara
subjektif.
Ketiga, yaitu kontrol keputusan (decisional control). Kontrol keputusan
merupakan kemampuan dalam diri individu untuk dapat memilih suatu tindakan
berdasarkan sesuatu yang diyakini atau disetujuinya serta memiliki pilihan di antara
berbagai alternatif tindakan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Averill (1973) yang
terdiri dari tiga dimensi yaitu kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol
keputusan.
2.2.3 Pengukuran Kontrol diri
Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur kontrol diri, antara
lain :
1. The Self Control Questionnaire yang dikembangkan oleh Brandon, Oescher
& Loftin, 1990 (dalam Tangney, Baumeister, & Boone, 2004) yang
merupakan skala pengendalian diri. Penekanan dari Brandon, dkk adalah
pada pengendalian diri terhadap perilaku kesehatan.
24
2. The Self Control Behavior Inventory yang dikembangkan oleh Fagen, Long
& Stevens, 1975 (dalam Tangney, Baumeister, & Boone, 2004). Pada
dasarnya skala ini adalah daftar periksa untuk penilaian perilaku yang
sedang diteliti atau observasional. Pengamatan perilaku memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan pengukuran laporan self-report. Tetapi,
jauh lebih sulit untuk digunakan karena membutuhkan pengamatan yang
terlatih dan sampel perilaku yang cukup besar untuk diamati.
Pada penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen yang telah
dikembangkan dan digunakan oleh Serena (2014) berdasarkan teori Averill (1973)
yang terdiri dari 3 dimensi dan 16 item untuk mengukur kontrol diri dikarenakan
penulis hanya menggunakan item-item yang sudah valid dalam alat ukur tersebut
serta penulis memodifikasi item agar sesuai dengan tujuan penelitian untuk kontrol
diri suporter sepak bola
2.3 Konformitas
2.3.1 Definisi Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau keyakinan sebagai akibat dari tekanan
kelompok yang nyata atau yang dibayangkan (Myers, 2012). Konformitas terjadi
ketika individu sudah yakin tentang apa yang tepat dan benar, sehingga perilaku
orang lain sebagian besar tidak akan relevan dan dengan demikian tidak
berpengaruh (Hogg & Vaughan, 2010).
Selanjutnya, konformitas merupakan perubahan dari perilaku seseorang
untuk lebih mendekati dengan perilaku suatu grup (Santrock, 2005). Menurut
25
Taylor, Sears, dan Peplau (2009) konformitas adalah sebuah tindakan yang
dilakukan secara sukarela karena orang lain juga melakukannya. Konformitas
adalah perilaku yang muncul hasil dari norma maupun aturan dari orang lain
(Wiggins, Wiggins, dan Zanden, 1994).
Dengan demikian, konformitas dapat terjadi ketika individu yakin tentang
apa yang tepat dan benar menurut dirinya sendiri dengan tujuan agar dapat diterima
oleh kelompoknya, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan norma sosial yang
ada.
Berdasarkan pemaparan mengenai definisi konformitas, penulis memilih
untuk menggunakan teori dari Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994), konformitas
adalah perilaku yang muncul hasil dari norma maupun aturan dari orang lain.
Penulis memilih menggunakan teori dari Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994)
karena sesuai dengan konformitas yang hendak diukur.
2.3.2 Dimensi Konformitas
Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994) membagi konformitas ke dalam 2 dimensi
seperti, pertama, compliance. Konformitas compliance merupakan konformitas
yang terjadi ketika individu berkumpul bersama kelompoknya dan kemudian
berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapan kelompok. Perilaku tersebut
dilakukan untuk mendapatkan reward atau untuk mengindari punishment.
Kemudian, dalam konformitas compliance, seorang individu membutuhkan orang
lain agar dapat mengikuti perilakunya.
26
Kedua, yaitu conversion / internalization. Konformitas conversion
merupakan konformitas yang terjadi ketika individu menerapkan perilaku
kelompoknya karena menganggap benar apa yang kelompoknya lakukan serta
sesuai dengan keuginannya. Jadi, individu melakukan konformitas ketika ada atau
tidak adanya kelompoknya tersebut
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep dari Wiggins, Wiggins,
dan Zanden (1994) yang terdiri dari dua dimensi yaitu compliance dan conversion.
2.3.3 Pengukuran Konformitas
Pada penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen yang telah dikembangan dan
digunakan oleh Choirunnisha Mega Prana (2016) berdasarkan teori Wiggins,
Wiggins, dan Zanden (1994) yang terdiri dari 2 dimensi dan 17 item untuk
mengukur konformitas.
2.4 Religiusitas
2.4.1 Definisi Religiusitas
Menurut Huber & Huber (2012) religiusitas merupakan wujud keyakinan atau
keberagamaan individu yang meliputi pengetahuan individu tentang agama yang
dianut (intelectual). keyakinan mengenai ajaran yang dianut (ideology), praktik
keagamaan yang bersifat komunal (public practice), praktik keagamaan yang
bersifat pribadi (private practice), dan pengalaman kontak komunikasi dengan
Tuhan (religious experience).
Selain itu, menurut Johnson (2001) religiusitas merupakan sejauh mana
seorang individu berkomitmen terhadap agama yang ia anut dan ajarannya, seperti
27
sikap dan perilaku individu yang mencerminkan komitmen tersebut. Sedangkan
menurut Fetzer (1999), religiusitas merupakan wujud keyakinan atau
keberagamaan individu melalui pengalaman beragama dalam kehidupan sehari-hari
(daily spiritual experience), makna (meaning), mengekspresikan agama yang
dianut sebagai sebuah nilai (values), meyakini ajaran agamanya (beliefs),
memaafkan (forgiveness), melakukan praktik agama secara pribadi (private
religious practice), menggunakan agama sebagai coping (religious/spiritual
coping), mendapat dukungan dari sesama penganut agama (religious support),
mengalami sejarah keagamaan (religious/spiritual history) komitmen beragama
(commitment), mengikuti organisasi/kegiataan keagamaan (organizational
religiousness), dan meyakini pilihan agamanya (religious preference).
Religiusitas adalah ikatan, cara hidup (al-din) atau jalan (tarqat) antara
Tuhan sebagai Realitas Tertinggi dengan manusia sebagai salah satu ciptaan-Nya
yang mencakup semua amalan, kepercayaan, dan diri seorang Muslim (Mahudin,
2016).
Nadzir dan Wulandari (2013) berpendapat bahwa religiusitas merupakan
suatu keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorong untuk bertingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama atau
religinya.
Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan teori dari
Mahudin, dkk (2016), religiusitas adalah ikatan, cara hidup (al-din) atau jalan
28
(tarqat) antara Tuhan sebagai Realitas Tertinggi dengan manusia sebagai salah satu
ciptaan-Nya yang mencakup semua amalan, kepercayaan, dan diri seorang Muslim.
2.4.2 Dimensi Religiusitas
Dalam artikel yang berjudul Religiosity Among Muslims: A Scale Development And
Validation Study, Mahudin, dkk (2016) mengembangkan dimensi dan
mengklasifikasikan menjadi tiga dimensi yang terdiri dari, pertama, dimensi Islam.
Dimensi Islam mengacu pada perilaku atau aktivitas manusia yang meliputi praktik
keagamaan seperti ibadah dan ritual (misalnya shalat, zakat, ziarah, haji) dan
kewajiban sosial lainnya.
Kedua, yaitu dimensi Iman. Dimensi Iman mengacu pada benak atau
pemahaman tentang Tuhan yang melibatkan pemahaman dan kepercayaan pada
Tuhan, para Nabi, Malaikat, Al-Qur’an, dan Hari kebangkitan.
Ketiga, yaitu dimensi Ihsan. Dimensi Ihsan mengacu pada semangat untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dan kebaikan yang meliputi aktualisasi sifat-sifat
kebajikan seperti menolong orang lain dan bersyukur terhadap segala sesuatu yang
telah Allah berikan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Mahudin, dkk (2016)
yang terdiri dari tiga dimensi yaitu Iman, Islam, Ihsan.
2.4.3 Pengukuran Religiusitas
Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur religiusitas, antara
lain :
29
1. Multidimensional Measurement of Religiousness/Spiritually yang
dikembangkan oleh Fetzer institute (1999). Dalam alat ukut ini terdapat dua
belas sub skala pengukuran yaitu merasakan pengalaman beragama dalam
kehidupan sehari-hari (daily spiritual experience), makna (meaning),
mengekspresikan agama yang dianut sebagai sebuah nilai (values),
meyakini ajaran agamanya (beliefs), memaafkan (forgiveness), melakukan
praktik agama secara pribadi (private religious practice), menggunakan
agama sebagai coping (religious/spiritual coping), mendapat dukungan dari
sesama penganut agama (religious support), mengalami sejarah keagamaan
(religious/spiritual history) komitmen beragama (commitment), mengikuti
organisasi/kegiataan keagamaan (organizational religiousness), dan
meyakini pilihan agamanya (religious preference).
2. Religious Orientation Scale yang dikembangkan oleh Allport dan Ross
(1967). Alat ukur ini membagi religiusitas menjadi dua orientasi yaitu
orientasi instrinsik dan orientasi ekstrinsik. Terdapat dua puluh item dalam
skala ini dan menggunakan model skala Likert.
3. The Centrality of Religiousity Scale (CRS) yang dikembangkan oleh Huber
& Huber (2012) dengan mengembangkan lima dimensi Glock & Stark
(1965) adalah ukuran sentralitas, kepentingan atau arti-penting makna
keagamaan dalam kepribadian yang telah diterapkan dalam lebih dari 100
studi dalam sosiologi agama, psikologi agama dan studi agama di 25 negara
dengan total lebih dari 100.000 peserta. Alat ukur ini mengukur intensitas
umum dari lima dimensi inti yang didefinisikan teoritis dari religiusitas.
30
Dimensi CRS terdiri dari praktik publik, praktik pribadi, pengalaman
religius, ideologi, dan dimensi intelektual. Dengan demikian, CRS berasal
dari lima ukuran dimensi yang merupakan gabungan ukuran sentralitas
religiusitas yang juga cocok untuk studi antaragama. Makalah ini
menyajikan landasan teori dan dasar pemikiran dari konstruksinya dengan
berbagai versi CRS dalam 20 bahasa dengan nilai-nilai norma untuk 21
negara.
4. IIUM Religioisity Scale (IIUMReIS) yang dikembangkan oleh Mahudin,
dkk (2016) untuk mengukur religiusitas pada Muslim. IIUMReIS didasari
oleh perspektif Islam dan terdiri dari tiga dimensi bersifat unidimensional
antara lain yang berpusat pada perilaku atau aktivitas manusia (Islam),
benak atau pemahaman tentang Tuhan (Iman), dan semangat aktualisasi
nilai-nilai kebaikan (Ihsan) dengan jumlah 10 item.
Pada penelitian ini, penulis memodifikasi alat ukur IIUM Religiosity Scale
(IIUMReIS) yang dikembangkan oleh Mahudin, dkk (2016) untuk mengukur aspek
benak atau pemahaman tentang Tuhan (Iman), perilaku atau aktivitas manusia
(Islam), dan semangat aktualisasi nilai-nilai kebaikan (Ihsan) dengan
menambahkan jumlah 10 item menjadi 15 item. Alat ukur ini dipilih karena
memiliki dimensi dan pernyataan yang sesuai dengan religiusitas yang hendak
diukur.
31
2.4 Pelepasan Moral
2.4.2 Definisi pelepasan moral
Bandura (2002) mendefinisikan pelepasan moral merupakan penggunaan
mekanisme kognitif di mana individu dapat membuat keputusan tidak etis karena
proses regulasi diri moral tidak aktif. Hymel (2005) mendefinisikan pelepasan
moral sebagai proses sosio-kognitif di mana individu mampu melakukan tindakan
yang tidak etis terhadap orang lain. Selanjutnya,. Bussey (2015) dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa pelepasan moral adalah perilaku seseorang
yang mem-bully orang lain secara moral dan tidak terikat dengan standar moral.
Pelepasan moral merupakan mekanisme kognitif dimana seseorang memiliki
keyakinan di dalam dirinya bahwa perilaku yang bertentangan dengan moral dapat
diterima (Meter & Bauman, 2016).
Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan teori dari Bandura
(2002), pelepasan moral merupakan penggunaan mekanisme kognitif di mana
individu dapat membuat keputusan tidak etis karena proses regulasi diri moral tidak
aktif.
2.4.3 Dimensi pelepasan moral
Dimensi pelepasan moral menggunakan dimensi dari Bandura (2002) yang telah
dikembangkan oleh Hymel, et. al (2005) yang terdiri dari 4 dimensi yaitu pertama,
cognitive restructuring. Cognitive restructuring mengacu pada keyakinan dan
argumen yang berfungsi untuk membingkai perilaku berbahaya secara positif
melalui hal-hal seperti "moral justification (pembenaran moral)" (menggambarkan
perilaku sebagai bentuk dari tujuan yang layak atau tujuan moral tertentu),
32
"euphemistic labelling (pelabelan eufemistik)" (menggunakan bahasa yang
membuat negatif tindakan terdengar kurang negatif), dan "advantageous
comparisons (perbandingan yang menguntungkan)" (membuat tindakan negatif
tampak kurang negatif dengan membandingkannya dengan tindakan yang jauh
lebih negatif).
Kedua, yaitu minimizing agency. Minimizing agency mengacu pada strategi
kognitif yang menggantikan atau menyebar tanggung jawab atas tindakan negatif
dengan meminimalkan tanggung jawab pribadi seseorang untuk menghormati
otoritas yang lebih tinggi atau tanggung jawab kelompok.
Ketiga, yaitu distortion of negative consequences. Distortion of negative
consequences melibatkan strategi yang membantu untuk menjauhkan diri dari
bahaya atau untuk menekankan hasil positif daripada hasil negatif yang terkait
dengan perilaku tersebut.
Keempat, yaitu blaming / dehumanizing the victim. Blaming / dehumanizing
the victim merupakan proses kognitif untuk menyalahkan korban atau tidak
memanusiakan korban dengan berpikir korban sebagai seseorang yang layak
mendapatkan balasan atas tindakan merugikan ini, atau ikut bertanggung jawab atas
perbuatan penganiayaan semacam itu.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Hymel, dkk (2005) yang
terdiri dari empat dimensi yaitu cognitive restructuring, minimizing agency,
distortion of negative consequences, dan blaming / dehumanizing the victim, karena
33
di dimensi dari Bandura (2002) sudah tercakup dalam keempat dimensi Hymel, dkk
(2005)
2.4.4 Pengukuran pelepasan moral
Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi alat ukur Moral Disengagement Scale
yang dikembangkan oleh Hymel, dkk (2005) yang mengacu pada teori Bandura
(2002) untuk mengukur aspek cognitive restructuring, minimizing agency,
distortion of negative consequences, dan blaming / dehumanizing the victim yang
terdiri dari 18 item. Alat ukur ini dipilih karena sesuai dengan karakteristik sampel
penelitian.
2.5 Kerangka Berpikir
Individu dalam kehidupannya sehari-hari dapat bersikap dan berperilaku baik
maupun buruk. Dapat dengan mudah untuk bersikap dan berperilaku baik, namun
tidak dapat dipungkiri untuk lebih mudah dalam bersikap dan berperilaku buruk.
Wujud dari perilaku tersebut didukung oleh unsur-unsur yang terdapat di dalam diri
setiap individu. Salah satunya yaitu agresivitas.
Agresivitas merupakan perilaku yang disengaja dengan tujuan untuk
menyerang maupun melukai orang lain. Agresivitas di kalangan suporter sepak bola
meliputi memukul, mencela, melemparkan benda kepada supporter lain, mencoret-
coret dinding tembok rumah orang lain dengan tulisan-tulisan nama klub sepak bola
yang didambakan, dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik terhadap supporter
lain yang menjadi lawan pertandingan, bahkan sampai menghilangkan nyawa orang
lain. Selain itu, adanya sikap kemarahan dan permusuhan seperti rasa iri terhadap
34
supporter dari klub sepak bola lain ketika klub yang didambakan tidak memperoleh
kemenangan atau kejuaraan. Namun agresivitas tidak selamanya buruk.
Agresivitas berada dan dimiliki oleh setiap individu. Agresivitas memiliki
sisi positif dan negatif. Sisi positif dari agresivitas yaitu sebagai alat untuk
melindungi diri dari bahaya orang disekitar kita. Tetapi, sisi negatif dari agresivitas
yaitu mampu membahayakan orang lain dan mampu berdampak fatal untuk orang
lain.
Di dalam lingkungan, terdapat banyak stimulus yang dapat memicu
munculnya agresivitas dalam diri. Ketika individu mampu mengendalikan diri,
kognitif, dan keputusannya untuk tidak ikut terlibat dalam tindak agresi tersebut,
maka agresivitasnya akan rendah. Dengan demikian, kontrol diri dapat menjadi
faktor penting yang berasal dari dalam diri terhadap agresivitas seseorang di
lingkungannya.
Selanjutnya, konformitas yang tinggi di lingkungan, mampu membuat
tingkat agresivitas menjadi tinggi karena individu mengikuti perilaku-perilaku
kelompoknya yang sesuai dengan apa yang diyakininya dan sesuai dengan
keinginannya. Konformitas merupakan perilaku individu yang disebabkan oleh
peniruan terhadap perilaku orang disekitar. Individu meniru perilaku orang lain,
baik yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal sebelumnya. Ketika individu
terlibat dalam aksi pegeroyokan atau tawuran yang disebabkan karena individu
secara sukarela melakukan hal tersebut karena orang lain juga melakukannya
meskipun mereka belum saling mengenal dekat satu sama lain. Selain itu, karena
35
adanya keinginan untuk dapat diterima oleh kelompok maupun untuk mengindari
hukuman dari kelompoknya, maka agresivitasnya akan tinggi. Sehingga
konformitas yang ada dalam diri seseorang mampu mempengaruhi agresivitas yang
ada dalam dirinya.
Kemudian, ketika seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, maka
tingkat agresivitasnya akan rendah. Hal ini dikarenakan agama mengajarkan
umatnya untuk melakukan kebaikan, seperti saling tolong menolong antar sesama
umat manusia, tidak bertindak kasar kepada orang lain, sopan santun terhadap orang
yang usianya lebih tua, sabar dalam arti mampu mengendalikan emosi ketika
mendapat stimulus yang tidak menyenangkan dari lingkungan, dan lain sebagainya.
Ketika seseorang yakin terhadap ajaran agamanya tersebut, maka individu tersebut
akan melaksanakan kebaikan-kebaikan dan akan berusaha untuk menghindari
perbuatan-perbuatan yang buruk, maka agresivitasnya akan rendah. Dengan
demikian akan mempengaruhi agresivitas yaitu mengurangi tingkat agresivitas
yang ada di dalam diri seseorang.
Pelepasan moral merupakan proses sosio-kognitif di mana individu mampu
melakukan tindakan yang mengerikan terhadap orang lain Ketika seseorang
menganggap bahwa orang lain bukan hal yang salah, maka agresinya akan tinggi.
Dengan demikian, diduga semakin tinggi pelepasan moral seseorang, maka akan
semakin tinggi agresivitasnya. Sebaliknya, semakin rendah pelepasan moral
seseorang, maka akan rendah juga agresivitasnya.
36
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat diduga bahwa
kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan pelepasan moral memiliki kontribusi
terhadap agresivitas seseorang. Jika digambarkan pada sebuah bagan, maka
kerangka berpikirnya akan terlihat sebagai berikut :
37
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Konformitas
Compliance
Conversion
Pelepasan
Moral
Cognitive
Restructuring
Minimizing
Agency
Distortion of
Negative
Consequences
Agresivitas
Kontrol Diri
Religiusitas
Blaming /
Dehumanizing
the Victim
38
2.7 Hipotesis Penelitian
2.7.1 Hipotesis Mayor
Ha: Ada pengaruh yang signifikan dari variabel kontrol diri, konformitas,
religiusitas, dan pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.
2.7.2 Hipotesis Minor
Ha1: Ada pengaruh yang signifikan dari variabel kontrol diri terhadap agresivitas
suporter sepak bola.
Ha2: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi compliance pada konformitas
terhadap agresivitas suporter sepak bola.
Ha3: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi conversion pada konformitas
terhadap agresivitas suporter sepak bola.
Ha4: Ada pengaruh yang signifikan dari variabel religiusitas terhadap agresivitas
suporter sepak bola.
Ha5: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi cognitive restructuring pada
pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.
Ha6: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi minimizing agency pada pelepasan
moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.
Ha7: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi distortion of negative
consequences pada pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.
Ha8: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi blaming / dehumanizing the victim
pada pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas tentang metode penelitian yang terdiri dari populasi, sampel,
teknik pengambilan sampel, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional
variabel, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, uji validitas
konstruk, teknik analisis data dan prosedur penelitian.
2.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah suporter sepak bola yang tinggal di Jakarta.
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui secara pasti. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 200 orang yang ditetapkan dengan
teknik non probability sampling (purposive sampling). Adapun karakteristik
sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Suporter laki-laki atau perempuan dari klub sepak bola tertentu.
2. Remaja – dewasa.
3. Beragama Islam.
4. Menonton pertandingan secara langsung minimal sebanyak 3 kali dalam
6 bulan terakhir.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel dengan kriteria suporter
bola remaja - dewasa dikarenakan ketika di lapangan pertandingan (lingkungan
massal), tidak hanya remaja yang dapat bertindak agresif, tetapi orang dewasa juga
memiliki kemungkinan untuk bertindak agresif dan agresivitas yang akan dilihat
40
berdasarkan agresivitas yang muncul pada saat menonton pertandingan secara
langsung di lapangan.
Penulis menggunakan google-form sebagai alat untuk menyebar kuesioner.
Penulis membagikan link kuesioner kepada beberapa agen suporter yang tergabung
dalam group untuk mereka bantu sebar link tersebut ke groupnya. Selain itu, penulis
juga membagikan link kuesioner kepada teman-teman lain untuk mereka bantu
sebar link tersebut melalui media sosial masing-masing. Sampel yang terjangkau
sebanyak 232 responden tetapi hanya 200 jawaban responden yang diolah karena
responden lainnya yang tidak sesuai dengan kriteria penelitian.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Dependent Variable: Agresivitas
2. Independent Variable:
a) Kontrol diri (kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol
keputusan)
b) Konformitas (compliance dan conversion)
c) Religiusitas (Iman, Islam, Ihsan)
d) Pelepasan moral (cognitive restructuring, minimizing
agency, distortion of negative consequences, blaming /
dehumanizing the victim).
41
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Agresivitas merupakan perilaku atau kecenderungan perilaku yang
disengaja untuk menyerang orang lain, baik secara fisik maupun
verbal untuk mengekspresikan perasaan negatifnya seperti
kemarahan dan permusuhan. Agresivitas dalam penelitian ini diukur
menggunakan adaptasi dari alat ukur The Aggression Questionnaire
yang dikembangkan oleh Buss & Perry (1992). Alat ukur tersebut
mengukur agresivitas yang terdiri dari 4 faktor yaitu agresi fisik,
agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan dengan jumlah 29 item.
2. Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengendalikan
perilaku, kognitif, dan keputusan. Kemudian, kontrol diri dalam
penelitian ini diukur menggunakan instrumen yang telah
dikembangkan dan digunakan oleh Serena (2015) berdasarkan teori
Averill (1973) yang mencakup 3 aspek yaitu kontrol perilaku,
kontrol kognitif, dan kontrol keputusan dengan jumlah 16 item.
3. Konformitas merupakan perilaku hasil dari norma maupun aturan
dari orang lain. Pengukuran konformitas dalam penelitian ini
menggunakan instrumen yang telah dikembangkan dan digunakan
oleh Prana (2016) berdasarkan teori Wiggins, Wiggins, dan Zanden
(1994) yang mencakup 2 aspek yaitu compliance dan conversion
dengan jumlah 17 item.
42
4. Religiusitas adalah ikatan, cara hidup (al-din) atau jalan (tarqat)
antara Tuhan sebagai Realitas Tertinggi dengan manusia sebagai
salah satu ciptaan-Nya yang mencakup semua amalan, kepercayaan,
dan diri seorang Muslim. Selanjutnya, religiusitas dalam penelitian
ini diukur menggunakan modifikasi dari alat ukur IIUM Religiosity
Scale (IIUMReLS) yang dikembangkan oleh Mahudin, et. al (2016)
yang mencakup 3 aspek yaitu Iman, Islam, dan Ihsan dengan jumlah
15 item.
5. Pelepasan moral adalah penggunaan mekanisme kognitif di mana
individu mampu membuat keputuan tidak etis karena proses regulasi
diri moral tidak aktif. Pengukuran pelepasan moral dalam penelitian
ini menggunakan modifikasi alat ukur yang dikembangkan oleh
Hymel, et. al (2005) berdasarkan teori moral disengagement
Bandura (2002) yang mencakup 4 aspek yaitu cognitive
restructuring, minimizing agency, distortion of negative
consequences, dan blaming dehumanizing dengan jumlah 18 item.
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik pengumpulan data
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan alat ukur dari masing-masing variabel.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner.
Kemudian, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan model skala Likert. Pernyataan atau item dibuat dengan dua kategori
yaitu pernyataan positif (favorable) dan (unfavorable). Untuk pernyataan
43
favorable, skor tertinggi diberikan pada pilihan jawaban “Sangat Setuju” dan skor
terendah diberikan pada pilihan jawaban “Sangat Tidak Setuju”. Kemudian
sebaliknya, untuk pernyataan unfavorable, skor tertinggi diberikan pada pilihan
jawaban “Sangat Tidak Setuju” dan skor terendah diberikan pada pilihan jawaban
“Sangat Setuju”.
Tabel 3.1
Skala Likert
Pilihan Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala dan kuesioner yang terdir dari:
1. Isian biodata subjek penelitian: Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai
biodata responden seperti nama / inisial, usia, jenis kelamin, nomor HP,
group sepak bola favorit, dan jumlah menonton pertandingan sepak bola
Nasional secara langsung sebanyak 3 kali dalam 6 bulan terakhir.
2. Skala Agresivitas
Dalam penelitian ini, skala agresivitas diperoleh dari alat ukur yang disusun
oleh penulis dengan mengadaptasi skala agresivitas Buss & Perry (1992)
yang terdiri dari 29 item. Agresivitas yang diukur berdasarkan bentuk-
bentuk yaitu agresi fisik (physical agrression), agresi verbal (verbal
aggression), kemarahan (anger), dan permusuhan (hostility).
44
Tabel 3.2
Tabel Blue Print Skala Agresivitas Buss & Perry
No Dimensi Indikator Fav Unfav Total
1 Agresi fisik
(Physical
aggression)
Memukul orang
lain
Menyerang orang
lain secara fisik
Merusak fasilitas
2, 3, 10
1, 4, 6, 8
19
7 4
4
1
2 Agresi verbal
(Verbal
aggression)
Memiliki sifat
argumentatif
Membalas
ucapan orang
lain secara
agresif
5, 11, 13,
27
12
4
1
3 Kemarahan
(Anger) Mudah marah
Tempramen
24, 9, 20,
21
16, 17,
18 5
2
4 Permusuhan
(Hostility) Menunjukkan
rasa iri hati
Merasa curiga
pada orang lain
Merasa
kehidupan yang
dialami tidak
adil
22, 15
26, 14, 28,
29
23, 25
2
4
2
Jumlah 29
3. Skala Kontrol Diri
Dalam penelitian ini, skala kontrol diri diperoleh dari alat ukur yang disusun
oleh penulis dengan memodifikasi instrumen kontrol diri yang telah
dikembangkan dan digunakan oleh Serena (2014) berdasarkan teori Averill
(1973) yang terdiri dari 16 item. Kontrol diri yang diukur berdasarkan
aspek-aspek yaitu kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol keputusan.
45
Tabel 3.3
Tabel Blue Print Skala Kontrol Diri
No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah
1 Kontrol
perilaku
(Behavior
control)
Mengatur
pelaksanaan
Memodifikasi
stimulus
1, 2
11
10, 12 4
1
2 Kontrol
kognitif
(Cogitive
control)
Memproses
informasi yang
diperoleh
Melakukan
penilaian
13, 16
3, 14, 15
5, 7
2
5
3 Kontrol
keputusan
(Decisional
control)
Mengantisipasi
peristiwa
Mampu memilih
tindakan
4, 8
9
6
2
2
Jumlah 16
4. Skala Konformitas
Dalam penelitian ini, skala konformitas diperoleh dari alat ukur yang
disusun oleh penulis dengan memodifikasi instrumen konformitas yang
telah dikembangkan dan digunakan oleh Choirunnisha Mega Prana (2016)
berdasarkan teori Wiggin, Wiggins, dan Zanden (1994) yang terdiri dari 17
item. Konformitas yang diukur berdasarkan aspek-aspek yaitu compliance
dan conversion.
46
Tabel 3.4
Tabel Blue Print Skala Konformitas
No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah
1 Compliance Berperilaku sesuai
dengan harapan
kelompok.
Berperilaku intuk
mendapatkan reward
/ menghindari
punishment.
Tidak menyetujui
perilaku tertentu.
4, 9, 7
1, 11,
16
14, 5
3
3
2
2 Conversion /
internalization Mengikuti perilaku
kelompoknya karena
menganggap benar
apa yang
kelompoknya
lakukan dan sesuai
dengan keinginnnya.
2, 6,
8, 10,
12,
13,
15, 17
3 9
Jumlah 17
5. Skala Religiusitas
Dalam penelitian ini, skala religiusitas diperoleh dari alat ukur yang disusun
oleh penulis dengan memodifikasi skala religiusitas Mahudin (2016) yang
terdiri dari 15 item. Religiusitas yang diukur berdasarkan aspek-aspek yaitu
Iman, Islam, dan Ihsan.
47
Tabel 3.5
Tabel Blue Print Skala Religiusitas
No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah
1 Islam Mengerjakan semua
perintah Allah atau
melakukan aktivitas
sesuai ajaran agama
Islam
1, 2, 3 4, 5 5
2 Iman Mempelajari dan
memahami tentang
Tuhan
6, 7, 9 8, 10 5
3 Ihsan Mengaktualisasikan
sifat kebajikan
11, 12, 13 14, 15 5
Jumlah 15
6. Pelepasan moral
Dalam penelitian ini, skala pelepasan moral diperoleh dari alat ukur yang
disusun oleh penulis dengan memodifikasi skala pelepasan moral Hymel,
et. al (2005) berdasarkan teori Bandura (2002) yang terdiri dari 18 item.
Pelepasan moral yang diukur berdasarkan aspek-aspek yaitu cognitive
restructuring, minimizing agency, distortion of negative consequences, dan
blaming / dehumanizing the victim.
48
Tabel 3.6
Tabel Blue Print Skala Pelepasan Moral
No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah
1. Cognitive
restructuring Mewajarkan mencela
orang lain.
Mewajarkan berkelahi.
Mewajarkan bersikap
kasar.
1
3, 5
4
2
1
3
1
2. Minimizing
agency Menyerahkan tanggung
jawab kepada orang lain
6, 8 7 3
3. Distortion of
negative
consequences
Meremehkan perilaku
agresif.
Merasionalkan alasan
untuk berperilaku agresif.
9, 11
10, 12
2
2
4. Blaming /
dehumanizing
the victim
Menyalahkan orang lain
atas perilaku agresif.
13, 14,
15, 16,
17, 18
6
Jumlah 18
3.4 Uji Validitas Konstruk
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Agresivitas
Peneliti menguji apakah 29 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur agresivitas. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 1927.27, df = 377, P-
value = 0.00000, RMSEA = 0.144. Sehingga peneliti melakukan modifikasi
terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan
berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka
diperoleh model fit dengan Chi-Square = 246.19, df = 257, P-value = 0.67516,
RMSEA = 0.000. Artinya model satu faktor dapat diterima, di mana seluruh item
hanya mengukur satu faktor saja yaitu agresivitas.
49
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak
yang dilihat dalam pengujian CFA. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor. Apabila nilai t > 1.96, artinya item tersebut
signifikan dalam mengukur faktor yang hendak diukur. Sedangkan jika nilai t <
1.96, item tersebut tidak signifikan dan perlu di drop atau dihilangkan. Adapun
koefisien muatan faktor untuk item-item agresivitas dijelaskan pada tabel 3.7
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Muatan Faktor Item agresivitas
Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan
1 0.36 0.04 10.03 √
2 0.50 0.03 16.22 √
3 0.45 0.03 14.61 √
4 0.59 0.03 19.13 √
5 -0.02 0.03 -0.73 X
6 0.41 0.03 14.25 √
7 0.44 0.03 13.14 √
8 0.58 0.03 17.36 √
9 0.71 0.03 25.43 √
10 0.24 0.03 7.66 √
11 0.40 0.03 13.56 √
12 0.66 0.03 21.82 √
13 0.48 0.03 16.15 √
14 0.36 0.03 11.52 √
15 0.38 0.03 11.43 √
16 0.69 0.03 21.34 √
17 0.70 0.03 21.69 √
18 0.60 0.03 18.67 √
19 0.64 0.03 19.98 √
20 0.61 0.03 19.81 √
21 0.74 0.03 22.51 √
22 0.45 0.03 13.86 √
23 0.49 0.03 15.85 √
24 0.75 0.03 23.05 √
25 0.43 0.04 11.27 √
26 0.39 0.03 11.55 √
27 0.37 0.03 11.92 √
28 0.44 0.03 13.88 √
29 0.40 0.03 12.15 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
50
Pada tabel 3.7, terdapat satu item yang tidak memiliki nilai t > 1.96. Hal ini
berarti bahwa dari dua puluh sembilan item agresivitas terdapat satu item yang
harus di-drop atau dihilangkan dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kontrol Diri
Peneliti menguji apakah enam belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya
seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel kontrol diri. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan
Chi-Square = 693.19, df = 104, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.169. Sehingga
peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan
modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 80.68,
df = 65, P-value = 0.09089, RMSEA = 0.035. Artinya model satu faktor dapat
diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu kontrol diri.
Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item kontrol diri dijelaskan pada tabel
3.8 sebagai berikut:
51
Tabel 3.8
Muatan Faktor Item Kontrol Diri
Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan
1 0.53 0.07 7.72 √
2 0.74 0.06 12.13 √
3 0.23 0.07 3.22 √
4 0.56 0.07 8.19 √
5 -0.64 0.06 -9.87 X
6 -0.69 0.07 -10.13 X
7 -0.79 0.06 -13.46 X
8 0.75 0.07 11.40 √
9 0.70 0.07 10.45 √
10 -0.55 0.07 -8.30 X
11 0.50 0.07 7.35 √
12 -0.53 0.07 -7.69 X
13 0.66 0.06 10.32 √
14 0.45 0.07 6.58 √
15 0.73 0.06 11.40 √
16 0.77 0.06 12.48 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
Pada tabel 3.8, terdapat lima item yang tidak memiliki nilai t > 1.96. Hal ini
berarti bahwa dari enam belas item kontrol diri terdapat lima item yang harus di-
drop atau dihilangkan dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Konformitas
3.4.3.1 Uji Validitas Dimensi Compliance
Peneliti menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional, artinya
seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel compliance. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan
Chi-Square = 170.90, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.195. Sehingga
peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan
modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 13.70,
52
df = 10, P-value = 0.18705, RMSEA = 0.043. Artinya model satu faktor dapat
diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu compliance.
Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item compliance dijelaskan pada tabel
3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.9
Muatan Faktor Item compliance
Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan
1 0.57 0.07 8.40 √
2 0.73 0.07 10.30 √
3 0.53 0.08 6.29 √
4 0.61 0.07 9.26 √
5 0.30 0.07 4.17 √
6 0.90 0.06 13.88 √
7 0.49 0.08 6.45 √
8 0.71 0.06 10.94 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
Pada tabel 3.9, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa
tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan
dalam analisis selanjutnya
3.4.3.2 Uji Validitas Dimensi Conversion
Peneliti menguji apakah sembilan item yang ada bersifat unidimensional, artinya
seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel conversion. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan
Chi-Square = 274.20, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.214. Sehingga
peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan
modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 17.57,
53
df = 12, P-value = 0.12934, RMSEA = 0.048. Artinya model satu faktor dapat
diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu conversion.
Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item conversion dijelaskan pada tabel
3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10
Muatan Faktor Item conversion
Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan
1 0.17 0.07 2.54 √
2 -0.42 0.11 -3.89 X
3 0.53 0.08 6.55 √
4 -0.10 0.07 -1.52 X
5 -0.07 0.07 -1.06 X
6 0.48 0.08 6.01 √
7 0.00 0.07 -0.03 X
8 0.09 0.07 1.27 X
9 0.95 0.11 8.65 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
Pada tabel 3.10, terdapat lima item yang tidak memiliki nilai t > 1.96. Hal
ini berarti bahwa dari sembilan item conversion terdapat lima item yang harus di-
drop atau dihilangkan dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya
3.4.4 Uji Validitas Konstruk Religiusitas
Peneliti menguji apakah lima belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya
seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel religiusitas. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan
Chi-Square = 854.99, df = 90, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.207. Sehingga
peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan
modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 52.03,
54
df = 38, P-value = 0.06422, RMSEA = 0.043. Artinya model satu faktor dapat
diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu religiuistas.
Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item religiusitas dijelaskan pada tabel
3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.11
Muatan Faktor Item Religiusitas
Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan
1 0.85 0.06 14.03 √
2 0.61 0.07 8.46 √
3 0.73 0.06 11.75 √
4 -0.83 0.06 -13.63 X
5 -0.33 0.08 -4.40 X
6 0.76 0.06 12.72 √
7 0.77 0.06 12.86 √
8 -0.08 0.08 -1.09 X
9 0.73 0.06 11.59 √
10 -0.50 0.07 -7.27 X
11 0.30 0.08 4.00 √
12 0.25 0.07 3.57 √
13 0.69 0.06 11.12 √
14 -0.45 0.07 -6.40 X
15 -0.57 0.06 -8.78 X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
Pada tabel 3.11, terdapat enam item yang tidak memiliki nilai t > 1.96. Hal
ini berarti bahwa dari lima belas item religiusitas terdapat satu enam item yang
harus di-drop atau dihilangkan dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya
3.4.5 Uji Validitas Konstruk Pelepasan Moral
3.4.5.1 Uji Validitas Dimensi Cognitive Restructuring
Peneliti menguji apakah lima item yang ada bersifat unidimensional, artinya seluruh
item benar-benar hanya mengukur variabel cognitive restructuring. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan
Chi-Square = 21.37, df = 5, P-value = 0.00069, RMSEA = 0.128. Sehingga peneliti
55
melakukan modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan
modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 2.90, df
= 3, P-value = 0.40783, RMSEA = 0.000. Artinya model satu faktor dapat diterima,
di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu cognitive restructuring.
Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item cogniive restructuring dijelaskan
pada tabel 3.12 sebagai berikut:
Tabel 3.12
Muatan Faktor Item Cognitive Restructuring
Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan
1 0.59 0.07 8.68 √
2 0.61 0.07 8.81 √
3 0.89 0.06 14.11 √
4 0.68 0.08 8.86 √
5 0.77 0.06 12.00 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
Pada tabel 3.12, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa
tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan
dalam analisis selanjutnya
3.4.5.2 Uji Validitas Dimensi Minimizing Agency
Peneliti menguji apakah tiga item yang ada bersifat unidimensional, artinya seluruh
item benar-benar hanya mengukur variabel minimizing agency. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata langsung fit
dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000. Artinya
model satu faktor dapat diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor
56
saja yaitu minimizing agency. Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item
minimizing agency dijelaskan pada tabel 3.13 sebagai berikut:
Tabel 3.13
Muatan Faktor Item Minimizing Agency
Item Faktor Loading Standar Error T-Value Signifikan
1 0.70 0.21 3.42 √
2 0.34 0.12 2.90 √
3 0.37 0.12 2.99 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
Pada tabel 3.13, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa
dari tiga item minimizing agency tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan
dan sisanya disertakan dalam analisis selanjutnya.
3.4.5.3 Uji Validitas Dimensi Distortion Of Negative Consequences
Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya
seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel distortion of negative
consequences. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu
faktor, ternyata langsung fit dengan Chi-Square = 2.93, df = 2, P-value = 0.23160,
RMSEA = 0.048. Artinya model satu faktor dapat diterima, di mana seluruh item
hanya mengukur satu faktor saja yaitu distortion of negative consequences. Adapun
koefisien muatan faktor untuk item-item distortion of negative consequences
dijelaskan pada tabel 3.14 sebagai berikut:
57
Tabel 3.14
Muatan Faktor Item Distortion Of Negative Consequences
Item Faktor Loading Standar Error T-value Signifikan
1 0.49 0.07 6.61 √
2 0.77 0.07 11.11 √
3 0.63 0.07 8.79 √
4 0.78 0.07 11.20 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
Pada tabel 3.14, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa
tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan
dalam analisis selanjutnya
3.4.5.4 Uji Validitas Dimensi Blaming / Dehumanizing The Victim
Peneliti menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional, artinya
seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel blaming / dehumanizing the
victim. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,
ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 96.34, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA
= 0.221. Sehingga peneliti melakukan modifikasi terhadap model, di mana
kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square = 3.77, df = 4, P-value = 0.43736, RMSEA = 0.000. Artinya
model satu faktor dapat diterima, di mana seluruh item hanya mengukur satu faktor
saja yaitu blaming / dehumanizing the victim. Adapun koefisien muatan faktor
untuk item-item blaming / dehumanizing the victim dijelaskan pada tabel 3.15
sebagai berikut:
58
Tabel 3.15
Muatan Faktor Item Blaming / Dehumanizing The Victim
Item Faktor Loading Standar Error T-value Signifikan
1 0.54 0.07 7.64 √
2 1.06 0.07 14.64 √
3 0.69 0.07 9.74 √
4 0.35 0.07 5.27 √
5 0.79 0.08 9.62 √
6 0.33 0.06 5.09 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan (t < 1.96)
Pada tabel 3.15, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa
tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan
dalam analisis selanjutnya
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh
kontrol diri, konformitas, dan religiusitas terhadap agresivitas pada supporter sepak
bola. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam mengolah data adalah
multiple regression analysis atau analisis regresi berganda. Analisis regresi
berganda merupakan analisis regresi dengan satu variabel dependen dan lebih dari
satu variabel independen. Rumus regresi berganda pada penelitian ini adalah:
Y = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 + 𝑏5𝑋5 + 𝑏6𝑋6 + 𝑏7𝑋7 + 𝑏8𝑋8 + 𝑏9𝑋9
+ 𝑏10𝑋10 + e
Keterangan :
Y = Nilai prediksi Y (Agresivitas)
a = Intercept (kostan)
b = Koefisien regresi
𝑋1 = Kontrol Perilaku dari kontrol diri
59
𝑋2 = Kontrol Kognitif dari kontrol diri
𝑋3 = Kontrol keputusan dari kontrol diri
𝑋4 = Compliance dari konformitas
𝑋5 = Conversion dari konformitas
𝑋6 = Iman dari religiusitas
𝑋7 = Islam dari religiusitas
𝑋8 = Ihsan dari religiusitas
𝑋9 = Cognitive restructuring dari pelepasan moral
𝑋10 = Minimizing agency dari pelepasan moral
𝑋11 = Distortion of negative consequences dari pelepasan moral
𝑋12 = Blaming / dehumanizing the victim dari pelepasan moral
Penilaian terhadap model regresi yang dihasilkan ditinjau pada beberapa pengujian
berikut:
1. 𝑅2 (Koefisien Determinasi)
Nilai 𝑅2 menunjukkan besarnya proporsi pengaruh independent variable terhadap
dependent variable. Dalam melihat proporsi, 𝑅2 dikalikan dengan 100% sehingga
didapatkan nilai proporsi pengaruh dalam bentuk persen. Sisa dari persentasi 𝑅2
merupakan faktor lain yang mempengaruhi dependent variable yang tidak diuji
dalam penelitian ini. Tabel model summary dalam SPSS juga menunjukkan nilai
Standart Error of Estimate dimana semakin kecil nilai SEE, maka model regresi
semakin tepat dalam memprediksi dependent variable. Nilai 𝑅2 diperoleh dari
rumus berikut:
𝑅2 = 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔
𝑆𝑆𝑦
60
2. Uji F
Pada tabel ANOVA akan diperoleh nilai F dan nilai signifikasi (sig.). Nilai Sig <
0.05 menunjukkan bahwa keseluruhan independent variable secara simultan
memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Nilai Sig < 0.05 juga
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (𝑅2) signifikan. Rumus dalam
perhitungan nilai F sebagai berikut:
F = 𝑅2/𝑘
(1−𝑅2)/(𝑁−𝑘−1)
K merupakan jumlah IV dan N merupakan jumlah sampel.
3. Uji t
Interpretasi koefisen parameter independent variable dapat dilakukan dengan
menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized coeffiecients.
Nilai koefisien yang didapatkan dari masing-masing dimensi pada variabel
menunjukkan arah hubungan serta besaran koefisien masing-masing dimensi pada
model regresi. Adapun terdapat nilai signifikansi untuk mengetahui apakah masing-
masing dimensi berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable. Uji t
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
t = 𝑏
𝑆𝑏
Nilai b pada rumus tersebut adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard error
dari b.
61
3.6 Prosedur penelitian
Terdapat beberapa prosedur dalam melakukan penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Mencari fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sosial yang
menarik untuk dijadikan latar belakang penelitian.
2. Setelah memperoleh fenomena, kemudian merumuskan masalah
penelitian yang akan dijadikan topik dalam penelitian ini.
3. Melakukan studi pustaka untuk menentukan variabel-variabel yang akan
diteliti yang sesuai dengan fenomenana yang dijadikan latar belakang
dalam penelitian ini, serta faktor-faktor yang mempengaruhi variabel
terikat.
4. Menentukan populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian ini.
5. Menentukan dan mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan yang
sesuai dengan teori yang digunakan. Setelah menentukan alat ukur yang
sesuai, peneliti menerjemahkan dan memodifikasi alat ukur baku yang
digunakan dalam penelitian. Kemudian peneliti meminta expert
judgment yaitu dosen pembimbingan untuk mengecek dan menentukan
apakah pengklasifikasian item-item sudah tepat berdasarjan teori yang
dugunakan.
6. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian,
kemudian membuat google-form sebagai alat yang digunakan untuk
menyebar kuesioner. Setelah itu, menyebarkan link google-form kepada
62
beberapa agen suporter yang tergabung dalam group dan menitipkan
kepada teman-teman yang lain untuk dibantu dalam menyebar kuesioner.
7. Setelah data diperoleh, peneliti melakukan skoring terhadap hasil data
yang telah diperoleh. Kemudian peneliti melakukan analisis data
menggunakan metode statistik. Setelah itu, peneliti melakukan
interpretasi, membuat kesimpulan, dan membahas hasil yang diperoleh
melalui analisis statistik berdasarkan teori yang digunakan sebagai
acuan.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Pada bagian ini, peneliti memaparkan gambaran data responden seperti usia, jenis
kelamin, dan frekuensi menonton pertandingan. Subjek dalam penelitian ini adalah
200 suporter sepak bola yang bertempat tinggal di Jakarta. Berikut ini merupakan
gambaran responden secara keseluruhan
Tabel 4.1
Gambaran umum subjek penelitian
Usia Frekuensi Pesentase (%)
16 – 19 73 36.5%
20 – 23 108 54%
24 – 27 19 9.5%
Jenis kelamin %
Laki-laki 193 96.5%
Perempuan 7 3.5%
Frekuensi menonton
dalam 6 bulan terakhir
%
3 – 5 kali 115 57.5%
6 – 10 kali 68 34%
> 10 kali 17 8.5%
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa pada rentang usia 16 – 19 tahun
berjumlah 73 orang atau sebanyak 36.5%, rentang usia 20 - 23 tahun berjumlah 108
orang atau sebanyak 54%, dan rentang usia 24 – 27 tahun berjumlah 19 orang atau
sebanyak 9.5%. Kemudian, responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah
193 orang atau sebanyak 96.5% dan perempuan berjumlah 7 orang atau sebanyak
3.5%. Selanjutnya, responden dengan frekuensi menonton pertandingan sepak bola
64
sebanyak 3 -5 kali berjumlah 115 orang atau 57.5%, 6 – 10 kali berjumlah 68 orang
atau 34%, dan lebih dari 10 kali berjumlah 17 orang atau 8.5%.
4.2 Hasil Analisis Deskriptif
Hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai maksimum, minimum, mean,
standar deviasi, serta kategorisasi tinggi dan rendah skor variabel penelitian. Nilai
mean akan digunakan untuk menentukan kategorisasi skor variabel penelitian.
Deskripsi data penelitian disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Statistik deksriptif variabel penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AGRESIVITAS 200 22,73 77,45 50,0000 9,49321
KONTROL_DIRI 200 21,34 68,82 50,0000 9,05341
COMPLIANCE 200 30,90 74,34 50,0000 8,91668
CONVERSION 200 19,94 66,93 50,0000 8,43399
RELIGIUSITAS 200 28,83 62,83 50,0000 9,65461
COGNITIVE_RESTRUCTUR
ING 200 37,48 80,07 50,0000 8,91910
MINIMIZING_AGENCY 200 22,93 60,70 50,0000 6,43144
DONC 200 37,22 74,66 50,0000 8,52805
BLAMING 200 35,31 72,12 50,0000 9,04538
Valid N (listwise) 200
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa subjek penelitian berjumlah
200 orang. Nilai mean pada penelitian ini dibuat konstan pada angka 50 dengan
tujuan untuk menghilangkan skor negatif pada data. Variabel agresivitas memiliki
nilai minimum sebesar 22.73 dan nilai maksimum sebesar 77.45. Variabel kontrol
diri memiliki nilai minimum sebesar 21.34 dan nilai maksimum sebesar 68.82.
Variabel compliance memiliki nilai minimum sebesar 30.90 dan nilai maksimum
65
sebesar 74.34. Variabel conversion memiliki nilai minimum sebesar 19.94 dan nilai
maksimum sebesar 66.93. Variabel religiusitas memiliki nilai minimum sebesar
28.83 dan nilai maksimum sebesar 62.83. Variabel cognitive restructuring memiliki
nilai minimum sebesar 37.48 dan nilai maksimum sebesar 62.83. Variabel
minimizing agency memiliki nilai minimum sebesar 22.93 dan nilai maksimum
sebesar 60.70. Variabel distortion of negative consequences memiliki nilai
minimum sebesar 37.22 dan nilai maksimum sebesar 74.66. Variabel
blaming/dehumanizing the victim memiliki nilai minimum sebesar 35.31 dan nilai
maksimum sebesar 72.12. Dapat diketahui dan disimpulkan bahwa variabel
conversion memiliki nilai minimum terendah dibandingkan dengan variabel
lainnya. Variabel cognitive restructuring memiliki nilai maksimum tertinggi
dibandingkan dengan variabel lainnya.
4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian
Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasarkan atribut yang diukur.
Kategorisasi skor variabel dilakukan dengan menggunakan norma tertentu.
Peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari setiap variabel. Penelitian ini
menggunakan norma rendah, sedang, dan tinngi seperti yang tercantum pada tabel
4.3 sebagai berikut:
66
Tabel 4.3
Norma skor variabel
Kategori Rumus
Rendah X < (M – 1SD)
Tinggi X > (M + 1SD)
Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah norma kategorisasi tersebut
didapatkan adalah dengan melakukan kategorisasi skor variabel penelitian dan
menjelaskan perolehan nilai presentase kategorisasi untuk variabel agresivitas,
kontrol diri, compliance, conversion, religiusitas, cognitive restructuring,
minimizing agency, distortion of negative consequences, dan
blaming/dehumanizing the victim pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Kategorisasi skor variabel penelitian
Variabel Frekuensi
Rendah Tinggi Agresivitas 97 (48.5%) 103 (51.5%) Kontrol diri 106 (53.0%) 94 (47.0%) Compliance 94 (47.0%) 106 (53.0%) Conversion 74 (37.0%) 126 (63.0%) Religiusitas 123 (61.5%) 77 (38.5%) Cognitive restructuring 94 (47.0%) 106 (53.0%) Minimizing agency 124 (62.0%) 76 (38.0%) Distortion of negative consequences
104 (52.0%) 96 (48.0%)
Blaming 104 (52.0%) 96 (48.0%)
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini variabel
agresivitas memiliki skor tinggi berjumlah 103 orang atau 51.5% dan skor rendah
berjumlah 97 orang atau 48.5%, skor cenderung lebih tinggi. Dapat disimpulkan
bahwa tingkat agresivitas dari seluruh responden cenderung lebih tinggi.
67
Variabel kontrol diri memiliki skor tinggi berjumlah 94 orang atau 47.0%
dan skor rendah berjumlah 106 orang atau 53.0%, skor cenderung lebih rendah.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat kontrol diri dari seluruh responden cenderung
lebih rendah.
Variabel compliance memiliki skor tinggi berjumlah 106 orang atau 53.0%
dan skor rendah berjumlah 94 orang atau 47.0%, skor cenderung lebih tinggi. Dapat
disimpulkan bahwa tingkat compliance dari seluruh responden cenderung lebih
tinggi.
Variabel conversion memiliki skor tinggi berjumlah 126 orang atau 63.0%
dan skor rendah berjumlah 74 orang atau 37.0%, skor cenderung tinggi. Dapat
disimpulkan bahwa tingkat conversion dari seluruh responden cenderung lebih
tinggi.
Variabel religiusitas memiliki skor tinggi berjumlah 77 orang atau 38.5%
dan skor rendah berjumlah 123 orang atau 61.5%, skor cenderung lebih rendah.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat religiusitas dari seluruh responden cenderung
lebih rendah.
Variabel cognitive restructuring memiliki skor tinggi berjumlah 106 orang
atau 53.0% dan skor rendah berjumlah 94 orang atau 47.0%, skor cenderung lebih
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa tingkat cognitive restructuring dari seluruh
responden cenderung lebih tinggi.
Variabel minimizing agency memiliki skor tinggi berjumlah 76 orang atau
38.0% dan skor rendah berjumlah 124 orang atau 62.0%, skor cenderung lebih
68
rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat minimizing agency dari seluruh
responden cenderung lebih rendah.
Variabel distortion of negative consequences memiliki skor tinggi
berjumlah 96 orang atau 48.0% dan skor rendah berjumlah 104 orang atau 52.0%,
skor cenderung lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat distortion of
negative consequences dari seluruh responden cenderung lebih rendah.
Variabel blaming/dehumanizing the victim memiliki skor tinggi berjumlah
96 orang atau 48.0% dan skor rendah berjumlah 104 orang atau 52.0%, skor
cenderung lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat blaming/dehumanizing
the victim dari seluruh responden cenderung lebih rendah.
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Uji hipotesis berguna untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV terhadap DV
dalam penelitian ini, analisisnya digunakan dengan menggunakan teknik Multiple
Regression Analysis dengan menggunakan software SPSS v.23. Dalam melakukan
analisis regresi, mengukur 3 hal yaitu besaran R-Square untuk mengetahui seberapa
besar varian DV dijelaskan oleh IV. Kedua, melihat keseluruhan IV berpengaruh
secara signifikan terhadap DV. Terakhir, melihat signifikan atau tidaknya koefisien
regresi dari masing-masing IV. Tabel di bawah melihat besaran R-Square untuk
mengetahui berapa varians DV yang dapat dijelaskan oleh IV. Tabel R-Square
dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
69
Tabel 4.5
R-Square
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,553a ,305 ,276 8,07570 ,305 10,499 8 191 ,000
a. Predictors: (Constant), BLAMING, MINIMIZING_AGENCY, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COMPLIANCE, KONTROL_DIRI, COGNITIVE_RESTRUCTURING, DONC
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan nilai R-Square dalam penelitian ini
sebesar 0.305 atau 30.5%. Artinya, proporsi pengaruh variabel kontrol diri,
konformitas (compliance dan conversion), religiusitas, dan pelepasan moral
(cogntive restructuring, minimizing agency, distortion of negative consequences,
blaming/dehumanizing the victim) adalah sebesar 30.5% sedangkan 69.5% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua, peneliti
melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh independent variable kontrol
diri, konformitas, religiusitas, dan moral disengagement memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap dependent variable yaitu agresivitas. Adapun hasil uji F dapat
dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Anova Signifikansi Pengaruh Seluruh Independent Variable Terhadap
Dependent Variable
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5477,646 8 684,706 10,499 ,000b
Residual 12456,432 191 65,217
Total 17934,078 199
a. Dependent Variable: AGRESIVITAS
70
b. Predictors: (Constant), BLAMING, MINIMIZING_AGENCY, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COMPLIANCE, KONTROL_DIRI, COGNITIVE_RESTRUCTURING, DONC
Berdasarkan uji F pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari
keseluruhan independent variable terhadap dependent variable sebesar 0.000.
Adapun nilai Sig.<0.05 menunjukkan bahwa pengaruh yang ada signifikan.
Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari variabel kontrol diri, konformitas,
religiusitas, dan moral disengagement terhadap agresivitas.
Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah dengan melihat nilai
koefisien regresi tiap independent variable. Jika nilai Sig.<0.05, maka koefisien
regresi tersebut signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa independent variable
memiliki dampak yang signifikan terhadap dependent variable. Adapun analisis
nilai koefisien regresi pada tiap variabel penelitian ditampilkan pada tabel 4.7
sebagai berikut:
71
Tabel 4.7
Koefisien regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15,822 8,827 1,793 ,075
KONTROL_DIRI -,068 ,076 -,064 -,887 ,376
COMPLIANCE ,184 ,075 ,172 2,459 ,015*
CONVERSION ,068 ,071 ,061 ,958 ,340
RELIGIUSITAS -,023 ,070 -,024 -,335 ,738
COGNITIVE_RESTRUCTURING ,137 ,091 ,129 1,506 ,134
MINIMIZING_AGENCY ,010 ,092 ,007 ,106 ,916
DONC ,185 ,101 ,167 1,832 ,068
BLAMING ,190 ,087 ,181 2,192 ,030*
a. Dependent Variable: AGRESIVITAS
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7, dapat disimpulkan persamaan regresi
sebagai berikut:
Agresivitas = 15.822 – 0.068 Kontrol Diri + 0.184 Compliance + 0.068
Conversion – 0.023 Religiusitas + 0.137 Cognitive Restructuring + 0.010
Minimizing Agency + 0.185 Distortion Of Negative Consequences + 0.190
Blaming/dehumanizing the victim.
Untuk melihat apakah signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang
dihasilkan dapat dilihat pada nilai Sig. pada kolom di atas. Apabila Sig.<0.05, maka
pengaruh koefisien regresi yang dihasilkan bernilai signifikan terhadap agresivitas
dan begitupun sebaliknya. Pada tabel 4.7, terdapat dua koefisien regresi yang
signifikan yaitu compliance dan blaming. Adapun variabel lainnya menghasilkan
72
koefisien regresi yang tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang
diperoleh pada masing-masing independent variable adalah sebagai berikut:
1. Variabel kontrol diri
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.064 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.376 (Sig>0.05), yang berarti bahwa kontrol diri secara negatif
tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai koefisien regresi
sebesar -0.064, hal ini menunjukkan kecenderungan kontrol diri yang tinggi
akan diikuti dengan agresivitas yang rendah. Hanya saja pengaruh tersebut
tidak signifikan.
2. Variabel konformitas dimensi compliance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.172 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.015 (Sig<0.05), yang berarti bahwa compliance secara positif
memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Artinya, semakin tinggi
compliance, maka semakin tinggi juga agresivitas.
3. Variabel konformitas dimensi conversion
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.061 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.340 (Sig>0.05), yang berarti bahwa conversion secara positif tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai koefisien regresi
sebesar 0.061, hal ini menunjukkan kecenderungan conversion yang tinggi
akan diikuti dengan agresivitas yang tinggi. Hanya saja pengaruh tersebut
tidak signifikan.
4. Variabel religiusitas
73
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.024 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.738 (Sig>0.05), yang berarti bahwa religiusitas secara negatif
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai koefisien
regresi sebesar -0.024, hal ini menunjukkan kecenderungan religiusitas
yang tinggi akan diikuti dengan agresivitas yang rendah. Hanya saja
pengaruh tersebut tidak signifikan.
5. Variabel pelepasan moral dimensi cognitive restructuring
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.129 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.134 (Sig>0.05), yang berarti bahwa cognitive restructuring secara
positif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai
koefisien regresi sebesar 0.129, hal ini menunjukkan kecenderungan
cognitive restructuring yang tinggi akan diikuti dengan agresivitas yang
tinggi. Hanya saja pengaruh tersebut tidak signifikan.
6. Variabel pelepasan moral dimensi minimizing agency
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.007 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.916 (Sig>0.05), yang berarti bahwa minimizing agency secara
positif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Nilai
koefisien regresi sebesar 0.007, hal ini menunjukkan kecenderungan
minimizing agency yang tinggi akan diikuti dengan agresivitas yang tinggi.
Hanya saja pengaruh tersebut tidak signifikan.
7. Variabel pelepasan moral dimensi distortion of negative consequences
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.167 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.068 (Sig>0.05), yang berarti bahwa distortion of negative
74
consequences secara positif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
agresivitas. Nilai koefisien regresi sebesar 0.167, hal ini menunjukkan
kecenderungan distortion of negative consequences yang tinggi akan diikuti
dengan agresivitas yang rendah. Hanya saja pengaruh tersebut tidak
signifikan.
8. Variabel moral disengagement dimensi blaming/dehumanizing the victim
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.181 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.030 (Sig<0.05), yang berarti bahwa blaming secara positif
memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas. Artinya, semakin tinggi
blaming, maka semakin tinggi juga agresivitas.
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui independent variable yang
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Dalam penelitian ini, independent
variable yang berpengaruh signifikan terhadap agresivitas yaitu compliance dan
blaming.
1.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-masing Independent Variable
terhadap Dependent Variable
Hal selanjutnya yang dilihat dalam analisis regresi adalah proporsi varians dari
masing-masing independent variable (kontrol diri, compliance, conversion,
religiusitas, cognitive restructuring, minimizing agency, distortion of negative
consequences, dan blaming) terhadap dependent variable yaitu agresivitas.
Proporsi varians masing-masing independent variable dilihat dari nilai Sig. F
Change. Apabila Sig. F Change < 0.05, maka sumbangan proporsi varians
75
signifikan. Adapun nilai dari proporsi varians masing-masing independent variable
terdapat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Proporsi Varians Masing-masing Indepedent Variable
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,271a ,073 ,069 9,16108 ,073 15,691 1 198 ,000*
2 ,403b ,162 ,154 8,73410 ,089 20,832 1 197 ,000*
3 ,417c ,174 ,161 8,69360 ,012 2,840 1 196 ,094
4 ,429d ,184 ,168 8,66150 ,010 2,455 1 195 ,119
5 ,505e ,255 ,236 8,29915 ,071 18,400 1 194 ,000*
6 ,506f ,256 ,233 8,31447 ,001 ,286 1 193 ,594
7 ,537g ,288 ,262 8,15530 ,032 8,607 1 192 ,004*
8 ,553h ,305 ,276 8,07570 ,017 4,804 1 191 ,030*
a. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI
b. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE
c. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION
d. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS
e. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COGNITIVE_RESTRUCTURING
f. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY
g. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY, DONC
h. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY, DONC, BLAMING
Berdasarkan tabel 4.8, proporsi varians masing-masing independent variable dan
signifikansinya dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel kontrol diri memberikan sumbangan proporsi varian sebesar 0.073
atau 7.3% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel kontrol diri
pengaruhnya signifikan dengan F Change = 15.691, df1 = 1, df2 = 198 dan
Sig. F Change = 0.000 (P Value < 0.05).
2. Variabel compliance memberikan sumbangan proporsi varian sebesar 0.089
atau 8.9% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel compliance
76
pengaruhnya signifikan dengan F Change = 20.832, df1 = 1, df2 = 197 dan
Sig. F Change = 0.000 (P Value < 0.05).
3. Variabel conversion memberikan sumbangan proporsi varian sebesar 0.012
atau 1.2% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel conversion
pengaruhnya tidak signifikan dengan F Change = 2.840, df1 = 1, df2 = 196
dan Sig. F Change = 0.094 (P Value > 0.05)
4. Variabel religiusitas memberikan sumbangan proporsi varian sebesar 0.010
atau 1.0% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel religiusitas
pengaruhnya tidak signifikan dengan F Change = 2.455, df1 = 1, df2 = 195
dan Sig. F Change = 0.119 (P Value > 0.05)
5. Variabel cogntive restructuring memberikan sumbangan proporsi varian
sebesar 0.071 atau 7.1% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel cognitive
restructuring pengaruhnya signifikan dengan F Change = 18.400, df1 = 1,
df2 = 194 dan Sig. F Change = 0.000 (P Value < 0.05)
6. Variabel minimizing agency memberikan sumbangan proporsi varian
sebesar 0.001 atau 0.1% terhadap agresivitas. Sumbangan variabel
minimizing agency pengaruhnya tidak signifikan dengan F Change = 0.286,
df1 = 1, df2 = 193 dan Sig. F Change = 0.594 (P Value > 0.05)
7. Variabel distortion of negative consequences memberikan sumbangan
proporsi varian sebesar 0.032 atau 3.2% terhadap agresivitas. Sumbangan
variabel distortion of negative consequences pengaruhnya signifikan
dengan F Change = 8.607, df1 = 1 , df2 = 192 dan Sig. F Change = 0.004 (P
Value < 0.05)
77
8. Variabel blaming/dehumanizing the victim memberikan sumbangan
proporsi varian sebesar 0.017 atau 1.7% terhadap agresivitas. Sumbangan
variabel blaming pengaruhnya signifikan dengan F Change = 4.804, df1 =
1, df2 = 191 dan Sig. F Change = 0.030 (P Value < 0.05)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa independent variable yang
signifikan memberikan sumbangan terhadap agresivitas yaitu kontrol diri,
compliance, cognitive restructuring, distortion of negative consequences, dan
blaming.
78
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini
adalah terdapat pengaruh yang signifikan kontrol diri, konformitas, religiusitas, dan
pelepasan moral terhadap agresivitas suporter sepak bola. Dilihat dari signifikansi
koefisien regresi dari masing-masing independent variable yang telah diuji,
terdapat dua variabel yang secara signifikan mempengaruhi agresivitas suporter
sepak bola yaitu compliance dari variabel konformitas dan blaming/dehumanizing
the victim dari variabel pelepasan moral. Sedangkan variabel kontrol diri,
conversion dari variabel konformitas, variabel religiusitas, serta cognitive
restructuring, minimizing agency, dan distortion of negative consequences dari
variabel pelepasan moral tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas
seseorang.
5.2 Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab 4, diperoleh hasil yaitu
terdapat pengaruh yang signifikan dari kontrol diri, konformitas (compliance dan
conversion), religiusitas, dan moral disengagement (cognitive restructuring,
minimizing agency, distortion of negative consequences, dan
blaming/dehumanizing the victim) terhadap agresivitas dengan signifikansi sebesar
0.000 dan nilai kontribusi independent variable (IV) terhadap dependent variable
79
(DV) sebesar 0.305 atau 30.5%. Dengan demikian 69.5% lainnya dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini.
Hasil penelitian berdasarkan koefisien regresi pada masing-masing
independent variable (IV) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dari compliance dan blaming/dehumanizing the victim terhadap agresivitas.
Sedangkan variabel kontrol diri, conversion, religiusitas, cognitive restructuring,
minimizing agency, dan distortion of negative consequences tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.
Dalam penelitian ini, variabel kontrol diri memiliki nilai koefisien regresi
sebesar -0.064 dan signifikansi sebesar 0.376 (Sig. > 0.05), variabel kontrol diri
memiliki pengaruh terhadap agresivitas tetapi tidak signifikan. Nilai koefisien
regresi menunjukkan arah negatif, hal ini berarti ada kecenderungan bahwa semakin
tinggi kontrol diri seseorang, maka semakin rendah agresivitas yang dilakukan.
Kontrol diri tidak signifikan berpengaruh, artinya baik orang yang memiliki
kontrol diri tinggi atau rendah bisa menjadi agresif. Hal ini dimungkinkan karena
agresivitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan agresivitas suporter sepak
bola di lapangan pertandingan. Agresivitasnya merupakan perilaku massa yang
lebih dipengaruhi oleh konformitas yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas (compliance)
berpengaruh signifikan. Pengaruh signifikan konformitas (compliance) sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wilujeng & Meita (2012) yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari konformitas
80
dengan perilaku agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Selain itu, penelitian ini juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauziah & Diana (2015) yang
menunjukkan bahwa konformitas teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap agresivitas anak punk di Jabodetabek. Artinya semakin tinggi konformitas,
maka semakin tinggi agresivitas yang dilakukan.
Dimensi kedua dari konformitas adalah conversion, yang memperoleh nilai
0.061 dan signifikansi sebesar 0.340 (Sig. >0.05). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dimensi conversion tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
agresivitas. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti berasumsi bahwa perilaku suporter
sepak bola mengikuti apa yang kelompoknya lakukan adalah lebih disebabkan agar
tetap diakui atau sama dengan perilaku orang lain meskipun pada dasarnya mereka
tidak menginginkannya.
Dalam penelitian ini, variabel religiusitas memiliki nilai koefisien regresi
sebesar -0.024 dan signifikansi sebesar 0.738 (Sig. >0.05), artinya secara negatif
variabel religiusitas memiliki pengaruh terhadap agresivitas tetapi tidak signifikan.
Hal ini berarti ada kecenderungan bahwa semakin tinggi religiusitas seseorang,
maka semakin rendah agresivitasnya.
Religiusitas tidak signifikan berpengaruh dikarenakan religiusitas yang
diukur dalam penelitian ini merujuk pada religiusitas yang berkaitan dengan ibadah
dan keyakinan secara individual dan belum mengukur religiusitas yang berkaitan
dengan perilaku moral atau dalam lingkungan sosial.
81
Variabel terakhir yang diteliti dalam penelitian yaitu variabel pelepasan
moral. Variabel ini merujuk pada proses sosio-kognitif yang di mana individu
mampu melakukan perbuatan yang tidak etis terhadap orang lain. Dalam penelitian
ini, variabel pelepasan moral memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
agresivitas. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Paciello, dkk yang melakukan penelitian tentang kestabilan dan perubahan
pelepasan moral pada 366 remaja usia 14 sampai 20 tahun melalui studi
longitudinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepasan moral berpengaruh
positif terhadap agresivitas yaitu remaja yang memiliki tingkat pelepasan moral
yang tinggi lebih cenderung menunjukkan tindakan agresif pada remaja akhir.
Selanjutnya pada individu yang memiliki pelepasan moral yang tinggi dalam
bermain video game kekerasan akan meningkatkan kecurangan dan agresi
(Gabbiadini, et. al, 2013). Artinya semakin tinggi pelepasan moral, maka semakin
tinggi agresivitas.
Dimensi blaming pada variabel moral disengagement dalam penelitian ini
memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.181 dan signifikansi sebesar 0.030
(Sig. < 0.005). Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara positif dimensi blaming
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Artinya semakin tinggi blaming maka
semakin tinggi juga agresivitas seseorang. Dalam hal ini, suporter yang berperilaku
agresif terhadap orang lain dengan melakukan pelepasan moral yaitu dengan
menyalahkan korban dan kondisinya untuk membebaskan diri atas tindakan
berbahaya yang dia lakukan atau berpikir bahwa korban layak mendapat balasan
atas tindakan merugikan tersebut dan membagi kesalahannya dengan korban.
82
Berdasarkan banyaknya respon dari sampel penelitian, diperoleh hasil agresivitas
suporter sepak bola cenderung mengarah pada agresi fisik.
Dimensi lainnya dalam pelepasan moral yaitu cognitive restructuring
memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.129 dan signifikansi sebesar 0.134
(Sig. > 0.05), minimizing agency memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.007
dan signifikansi sebesar 0.916 (Sig. > 0.05), dan distortion of negative
consequences memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.167 dan signifikansi
sebesar 0.068 (Sig. > 0.05). Dimensi lain dari pelepasan moral yaitu cognitive
restructuring, minimizing agency, dan distortion of negatuve consequences tidak
berpengaruh signifikan karena terwakili oleh blaming dan kuatnya pengaruh
tersebut diantara dimensi lainnya dari pelepasan moral. Keterbatasan dalam
penelitian ini adalah responden yang sesuai dengan kriteria penelitian tetapi tidak
dapat dikontrol sesuai dengan kriteria dikarenakan penyebaran kuesioner melalui
google-form.
5.3 Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti menyadari terdapat kekurangan di dalamnya. Oleh
karena itu, peneliti membagi menjadi 2 bagian saran yaitu saran teoritis dan saran
praktis. Peneliti memberi saran teoritis dengan harapan dapat memberikan
kontribusi untuk perkembangan penelitian selanjutnya. Selain itu, peneliti memberi
saran praktis dengan harapan dapat menjadi referensi bacaan untuk menambah
informasi, terutama bagi pembaca yang berniat melakukan penelitian.
83
5.3.1 Saran Teoritis
1. Untuk penelitian agresivitas selanjutnya yang ingin meneliti religiusitas
sebagai independent variable, disarankan untuk mengembangkan instrumen
penelitian religiusitas yang tidak hanya terkait dengan religiusitas secara
individual (privat), tetapi juga yang berkaitan dengan religiusitas dalam
aspek sosial.
2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk meneliti kembali variabel
kontrol diri sebagai satu variabel.
3. Untuk penelitian agresivitas selanjutnya, disarankan untuk menggunakan
independent variable seperti misalnya tipe kepribadian, provokasi
langsung, kecerdasan emosi, dan suhu / cuaca.
5.3.2 Saran Praktis
1. Melakukan pembinaan moral yang diselenggarakan oleh struktur
kepengurusan klub sepak bola untuk suporter sepak bola melalui pendidikan
moral seperti kegiatan bimbingan, pengarahan atau pembiasaan disiplin,
cara bersopan santun atau bersikap terhadap suporter lain, dan tidak
membuat kerusuhan untuk menyeimbangkan kekuatan pribadi dengan
konformitas.
2. Pihak penyelenggara pertandingan atau aparat keamanan membuat aturan
dan sanksi bagi suporter yang memprovokasi maupun membuat kericuhan
pada saat di lapangan pertandingan.
3. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa compliance berkontribusi terhadap
tingkat agresivitas. Dengan demikian, bagi suporter sepak bola diharapkan
84
untuk menurunkan tingkat compliance dengan cara konsisten terhadap
tujuan awal menonton sepak bola untuk memberi dukungan kepada tim
yang didukung, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh orang lain agar
tidak menimbulkan kemarahan, permusuhan, perkelahian fisik maupun
verbal
4. Hasil penelitian ditemukan bahwa blaming berkontribusi terhadap tingkat
agresivitas. Dengan demikian, suporter sepak bola diharapkan menurunkan
tingkat blaming dengan cara lebih mengintropeksi diri sendiri setiap
melakukan perbuatan sehingga dapat lebih mudah meredam emosinya agar
tidak mudah mengeluarkan perkataan buruk untuk menyalahkan orang lain
85
DAFTAR PUSTAKA
Allport, G. W., Ross. J.M (1967). Personal Religious Orientation and Prejudice.
Journal of Personality and Social Psychology, 5 (4), 432-443.
Auliya, M., Desi, N. (2014). Hubungan Kontrol Diri dengan Perilaku Agresi pada
Siswa SMA Negeri 1 Padangan Bojonegoro. Jurnal Character. 2 (3).
Averill, J. R. Personal Control Over Aversive Stimuli and Its Relationship to Stress.
(1973). Journal of Psychological Bulletin, 80 (4), 286-303.
Bandura, Albert. (2002). Selective Moral Disengagement In The Exercise Of Moral
Agency. Journal Of Moral Education Ltd, 31 (2).
Banjarmasinpost. (2012). Kecewa Persipura Kalah Suporter Rusuh. Diakses
tanggal 15 November 2018 dari http://banjarmasin.tribunnews.com
/index.php/2012/05/13/kecewa-persipura-kalah-suporter-rusuh
Baron, R. A., Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial: Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Erlangga.
Baumeister, Roy. F. (2002). Yielding to Temptation: Self-Control Failure,
Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior. Journal Of Consumer
Research, 28.
BolaSport.com. (2018). Empat Klub Teratas Liga 1 2018 dengan Penonton
Terbanyak di Stadion hingga Pekan Keempat. Diakses tanggal 24 Januari
2019 dari https://superball.bolasport.com/read/331441565/empat-klub-
teratas-liga-1-2018-dengan-penonton-terbanyak-di-stadion-hingga-pekan-
keempat?page=2
Buss, Arnold. A., Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of
Personality and Social Psychological Association, 63 (3), 452-459.
Bussey, Kay., et, al. (2015). The Role Of Moral Disengagement And Self-Efficacy
In Cyberbullying. Journal Of School Violence, 14 (1).
86
Dana, A., & Amir. H. S. (2013). The Relationship between Religiosity and Athletic
Aggression in Professional Athletes. Iranian Journal of Social and
Humanities Research, 01-05 (2013).
Detik. (2018). Ini Penyebab Haringga Ketahuan Bobotoh Sebagai The Jak Mania.
Diakses tanggal 24 September 2018 dari https://news.detik.com/berita-jawa-
barat/d-4226253/ini-penyebab-haringga-ketahuan-bobotoh-sebagai-the-jak-
mania
Detik. (2018). Oknum Boboth Pengeroyok Haringga Jadi Tersangka. Diakses
tanggal 24 September 2018 dari https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-
4226230/8-oknum-bobotoh-pengeroyok-haringga-jadi-tersangka
DeWall. C. N., et all. (2011). Self Control Inhibits Agression. Journal of Social and
Personality Psychology Compass, 5/7 (2011), 458-472.
Fauziah, S., & Mutiah, D. (2015). Pengaruh Trait Kepribadian Big Five dan
Konformitas Terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek. Raheema, 2
(2)
Fetzer institute and National Institute on Aging Working Group. (1999).
Multidimensional Measurement of Religiousness, Spiritually for Use in
Health Research. Fetzer institute on aging, Kalamazoo. MI: Fetzer Institute.
Franzoi, S. L. (2006) Social Psychology. New York: McGraw-Hill.
Gabbiadini, Alessandro., et., al. (2014). Interactive Effect of Moral Disengagement
and Violent Video Games on Sel-Control, Cheating, and Aggression. Social
Psychological and Personality Science, 5 (4).
Galliot, Matthew. T., et., al. (2007). Self-Control Relies on Glucose as a Limited
Energy Source: Willpower Is More Than a Metaphor. Journal of Personality
and Social Psychology, 92 (2).
87
Gini, Gianluca., et., al. (2014). Moral Disengagement Among Children and Youth:
A Meta-Analytic Review of Links to Aggressive Behavior. Aggresive
Behavior, 40 (1).
Hogg, M.A., & Vaughan, G. M. (2010). Essentials of Social Psychology. England:
Pearson.
Huber, S., Huber, S. (2012). The Centrality of Religiosity Scale (CRS). Religions.
3, 710-724.
Huesmann, L. R., Dubow, E. F., & Boxer, P. (2010). The Effect of Religious
Participation on Aggression Over One’s Lifetime and Across Generations.
na.
Hymel, Shelley., et., al. (2005). Moral Disengagement: A Framework For
Understanding Bullying Among Adolescents. Journal of Social Sciences, 8
(1).
Jeba, M. N. (2018). A Study on Aggressive Behaviour and Emotional Maturity of
Adolescent Student. International Journal of Research., 6 (7).
Johnson, B. R., et all. (2001). Does Adolescent Religious Commitment Matter? A
Reexamination of the Effects of Religiosity on Delinquency. Journal of
Research in Crime and Delinquency, 38 (1), 22-44
Kompas. (2018). Sudah 76 Suporter Tewas Sebab Terbanyak Karena
Pengeroyokan. Diakses tanggal 23 Desember 2018 dari
https://bola.kompas.com/read/2018/09/26/07585208/sudah-76-suporter-tewas-
sebab-terbanyak-karena-pengeroyokan
Kurniawan, S., Rois, A. M. M. (2009). Tawuran, Prasangka Terhadap Kelompok
Siswa Sekolah Lain, Serta Konformitas pada Kelompok Teman Sebaya.
Jurnal Proyeksi, 4 (2), 85-94.
Luthfie, Adam. (2014). Pengaruh Self-Control Dan Moral Disengagement
Terhadap Aggressive Driving pada Pengemudi Sepeda Motor. Skripsi, 81.
88
Mahudin, Nor. D. M., et., al. (2016). Religiosity Among Muslims: A Scale
Development And Validation Study. Makara Hubs-Asia, 20 (2).
Marwan, Iis. (2018). Aggressive Behavior Supporter in Liga Indonesia.
International Journal of Sport and Physical Education (IJSPE), 4 (1), 14-18
Meter, D. J., Bauman, S. (2018). Moral Disengagement About Cyberbullying And
Parental Monitoring: Effects On Traditional Bullying And Victimization Via
Cyberbullying Involvement. Journal Of Early Adolescence, 38 (3).
Myers, David. G. (2012). Psikologi Sosial: Social Psychology. Jakarta: Salemba.
Myers, David. G. (2008). Social Psychology. New York : McGraw-Hill.
Nadzir, Ahmad. I., Wulandari, N. W. (2013). Hubungan Religiusitas dengan
Penyesuaian Diri Siswa Pondok Pesantren. Jurnal Psikologi Tabularasa, 8
(2), 689-707
O’Connor, D. B., et all. (2001). Measuring Aggression: Self-Reports, Partner
Reports, and Responses to Provoking Scenarios. Aggressive Behavior, 27, 79-
101.
Paciello, Marinella., et., al. (2008). Stablity and Change of Moral Disengagement
and Its Impact on Aggression and Violence in Late Adolescence. Child
Development, 79 (5).
Palinoan, E. L. (2015). Pengaruh Konformitas dengan Agresivitas pada Kelompok
Geng Motor di Samarinda. eJournal Psikologi, 4 (1), 79-94.
Prana, Choirunnisha. M. (2016). Pengaruh Self-Control, Konformitas Peer Group
dan Jenis Kelamin Terhadap Agresivitas Remaja. Skripsi, 44, 56, 58.
Pratama, A. Y. (2010). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Agresivitas pada
Remaja Awal Pendukung Persija (The Jak Mania). Skripsi, 13, 16, 79 .
Putri, Kadek. R. A. (2013). Hubungan Identitas Sosial dan Konformitas dengan
Perilaku Agresi pada Suporter Sepakbola Persisam Putra Samarinda.
eJournal Psikologi, 1 (3).
89
Rahayu, L.P. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Kontrol Diri Terhadap
Perilaku Agresif pada Remaja SMP Negeri 27 Samarinda. Jurnal
Psikoborneo, 6 (2), 317-329.
Raine, Adrian., et all. (2006). The Reactive-Proactive Aggression Questionnaire:
Differential Correlates of Reactive and Proactive Aggression in Adolescent
Boys. Aggresive Behavior, 32, 159-171.
Republika. (2012). Bara di Balik Kostum Sepak Bola. Diakses tanggal 15
November 2018 dari https://www.republika.co.id/berita/sepakbola/
ligaindonesia/12/05/30/m4t7pk-bara-di-balik-kostum-sepak-bola.
Santrock, J. W. (2005). Psychology, Updated Seventh Edition. New York:
McGraw-Hill.
Serena, Megatasya. K. (2014). Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Self-Control
Terhadap Agresivitas Remaja Pengguna Game Online. Skripsi, 52, 74, 77, 80.
Sinatrya, Y.E., & Eko, D. (2013). Agresivitas Suporter Sepak Bola Persebaya
Surabaya pada Saat Pertandingan Berlangsung. Jurnal Character, 01 (02).
Siswati, Sukmawati., Masykur, A. M. (2011). Konsep Diri dengan Konformitas
terhadap Kelompok Teman Sebaya pada Aktivitas Clubbing. Jurnal
Psikologi. Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
Situmorang, N. Z., dkk. (2018). Peran Ayah dan Kontrol Diri Sebagai Prediktor
Kecenderungan Perilaku Agresif Remaja. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
Humaniora, dan Seni. 2 (1).
Sovinia, L., & Nailul. F. (2014). Hubungan Antara Religiusitas dengan Agresivitas.
Empati, 3 (4), 661-671
Susantyo, B. (2011). Memahami Perilaku Agresif: Sebuah Tinjauan Konseptual.
Jurnal Informasi. 16 (03).
90
Tangney, J.P., et all. (2004). High Self-Control Predicts Good Adjusment, Less
Pathology, Better Grades, and Interpersonal Success. Journal of Personality,
72 (2).
Taylor, S.E., Peplau, L. A., Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial: Edisi Kedua
Belas. Jakarta: Kencana.
Utomo, Heri., Hadi, Warsito. (2013). Hubungan antara Frustasi dan Konformitas
dengan Perilaku Agresi pada Suporter Bonek Persebaya. Character: Jurnal
Penelitian Psikologi, 1 (2)
Wiggins, J. A., et all. (1994). Social Psychology: Fifth Edition. New York:
McGraw-Hill.
Wilujeng, Puput., Meita. S. B. (2012). Pengaruh Konformitas pada Geng Remaja
Terhadap Perilaku Agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Character: Jurnal
Penelitian Psikologi, 1 (2)
91
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian Online
Formulir kuesioner online ini diambil dengan menggunakan handphone
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Perkenalkan saya Fadilah Soraya, mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas
akhir (skripsi). Saya mohon bantuan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Terdapat sekumpulan pernyataan yang harus dijawab sesuai dengan apa yang Anda
rasakan atau Anda alami. Tidak ada jawaban benar maupun salah dalam setiap
pernyataan. Data yang Anda berikan dijamin kerahasiaannya karena kuesioner ini
akan dipergunakan hanya untuk kepentingan penelitian.
92
Kesediaan Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini sangat berarti bagi keberhasilan
penelitian saya. Atas bantuan Anda menjadi partisipan penelitian ini, saya ucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kriteria responden yang dicari:
1. Suporter klub sepak bola tertentu
2. Remaja - dewasa.
3. Beragama Islam.
4. Bertempat tinggal di Jakarta.
5. Menonton pertandingan sepak bola antar klub Nasional secara langsung
minimal sebanyak 3 kali dalam 6 bulan terakhir.
93
Data diri responden
Nama / Inisial :
Usia (angka) :
Jenis kelamin :
No HP :
Group sepak bola favorit :
Berapa kali pernah menonton pertandingan sepak bola Nasional secara langsung
(tuliskan dalam bentuk angka) :
94
Skala 1
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di
bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah
satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan
jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.
No Pernyataan STS TS S SS
1. Saya jarang bisa
mengendalikan
keinginan untuk
menyerang orang
lain.
2. Dengan cukup
provokasi, saya
mungkin memukul
orang lain.
3. Jika seseorang
memukul saya, saya
membalas.
4. Saya sering terlibat
perkelahian
dibandingkan orang-
orang pada
umumnya.
5. Saya memberi tahu
teman-teman saya
secara terbuka
ketika saya tidak
setuju dengan
mereka.
6. Saya berkelahi
karena diajak oleh
teman
95
7. Saya tidak punya
alasan yang tepat
untuk memukul
seseorang
8. Saya pernah ingin
memukul orang
yang saya kenal
9. Beberapa teman
saya berpikir bahwa
saya pemarah.
10. Jika saya harus
menggunakan
kekerasan untuk
melindungi hak-hak
saya, maka saya
akan melakukannya.
11. Saya sering merasa
tidak setuju dengan
pendapat orang lain.
12. Ketika ada orang
yang mengganggu,
saya membentaknya
13. Saya tidak bisa
menahan diri untuk
berdebat ketika
orang lain tidak
setuju dengan saya.
14. Saya merasa curiga
terhadap orang asing
yang terlalu ramah.
15. Saya merasa orang
lain lebih beruntung
daripada saya
16. Ketika frustrasi,
saya membiarkan
kemarahan saya
muncul.
17. Kadang saya merasa
seperti dinamit yang
siap meledak
18. Saya adalah orang
yang pemarah.
19. Ketika saya marah,
saya merusak
barang-barang.
96
20. Terkadang saya
marah-marah tanpa
alasan yang jelas
21. Saya sulit
mengendalikan
emosi.
22. Terkadang saya
merasa cemburu
23. Kadang saya merasa
bahwa saya
menerima
kesepakatan yang
tidak saya senangi
dalam hidup
24. Saya mudah marah
(meledak-ledak),
tapi saya juga
mudah meredamnya
25. Terkadang saya
merasa tidak
beruntung pada
berbagai hal
26. Saya tahu bahwa
"teman-teman"
membicarakan
tentang saya di
belakang saya.
27. Teman-teman saya
mengatakan bahwa
saya suka berdebat.
28. Terkadang saya
merasa orang-orang
menertawakan saya
di belakang saya
29. Ketika orang-orang
bersikap baik, saya
menerka-nerka apa
yang mereka
inginkan
97
Skala 2
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di
bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah
satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan
jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya selalu bertanggung jawab apabila melakukan
kesalahan
2 Jika ada masalah, saya tetap berusaha untuk
menyelesaikannya
3 Jika saya tidak tahu, lebih baik saya diam daripada
pura-pura tahu
4 Saya membuat rencana tentang apa yang akan saya
lakukan
5 Saya sulit untuk mengakui kesalahan
6 Saya mengabaikan kesalahan yang saya perbuat
7 Saya sulit untuk mengakui kekalahan
8 Saya akan menyelesaikan masalah pribadi saya
agar tidak menjadi beban
98
9 Ketika saya berbuat kesalahan, saya akan langsung
meminta maaf
10 Saya akan marah kepada teman yang membuat saya
kesal
11 Saya membujuk teman saya untuk tidak berkelahi
12 Saya cuek dengan masalah yang sedang saya
hadapi
13 Saya akan lebih teliti mempelajari apa yang akan
saya lakukan
14 Saya tidak suka bila teman saya bersikap tidak
sopan terhadap orang lain
15 Saya cepat menyadari ketika yang akan saya
lakukan adalah perbuatan yang salah
16 Setelah saya melakukan kesalahan, saya
memikirkan cara untuk memperbaikinya
99
Skala 3
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di
bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah
satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan
jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya rela melakukan apa saja agar tidak dijauhi
oleh kelompok saya
2 Menurut saya, mengikuti aturan dalam kelompok
adalah hal yang menyenangkan
3 Saya merasa kelompok lain lebih baik dari
kelompok saya
4 Saya mengikuti teman-teman saya agar disukai
oleh mereka
5 Saya memilih untuk berpakaian sesuai dengan
keinginan saya meskipun berbeda dengan
kelompok saya
6 Saya bergabung ke dalam suatu kelompok karena
mereka sesuai dengan diri saya
7 Saya melakukan hal yang disenangi kelompok
saya, meskipun saya merasa tidak nyaman
100
8 Saya lebih percaya pada omongan teman
dibandingkan dengan kata hati saya sendiri
9 Saya diterima dalam kelompok karena saya
mengikuti kegiatan teman-teman saya
10 Saya ikut tawuran/berkelahi bersama kelompok
saya, karena ingin mencobanya
11 Agar tidak dijauhi oleh teman-teman, saya rela
melakukan apa yang mereka inginkan
12 Saya mengikuti gaya hidup kelompok karena sesuai
dengan saya
13 Saya akan membela kelompok saya, meskipun hal
yang mereka lakukan itu salah
14 Saya menghindari kegiatan yang tidak saya sukai,
meskipun diperintahkan oleh teman-teman saya
15 Dengan senang hati saya akan mengikuti gaya
berpakaian kelompok saya
16 Meskipun terpaksa, saya mengikuti kemauan
kelompok saya agar tidak dimusuhi
17 Saya mengikuti teman-teman saya karena apa yang
mereka lakukan sesuai dengan diri saya
101
Skala 4
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di
bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah
satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan
jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya berjuang untuk urusan duniawi dan akhirat
seperti yang disarankan oleh Nabi Muhammad
(SAW)
2 Saya menghindari perilaku yang akan dihukum
ketika saya di akhirat
3 Saya merasa semakin banyak pengetahuan yang
saya miliki, semakin saya harus menjadi rendah
hati
4 Saya dapat memperkuat hubungan saya dengan
Allah di setiap titik waktu dalam hidup
5 Saya melakukan segala cara untuk memenuhi
kesenangan pribadi
6 Saya mengingatkan anggota keluarga saya tentang
kebesaran Allah
7 Saya mengingatkan anggota keluarga saya untuk
selalu mengingat Allah
102
8 Saya mampu melakukan segala sesuatu tanpa
pertolongan siapapun
9 Saya percaya segala perbuatan baik maupun buruk
akan mendapat balasan dari Allah
10 Saya lebih memilih kegiatan lain dibandingkan
mengikuti kegiatan kajian keagamaan
11 Saya merasa buruk melakukan sesuatu yzng
dilarang walaupun orang lain juga melakukannya
12 Saya merasa bersyukur dengan apa yang saya
miliki
13 Saya akan selalu mengatakan yang sebenarnya
karena takut kepada Allah
14 Saya berbuat kebaikan jika mendapat imbalan
15 Saya hanya menolong orang terdekat saya
103
Skala 5
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di
bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan dirI Anda. Pilihlah
satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Bila Anda ingin merubah jawaban, langsung berikan tanda titik pada pilihan
jawaban yang baru dan jawaban Anda sebelumnya akan hilang.
No Pernyataan STS TS S SS
1. Mencela orang lain
merupakan hal yang
wajar
2. Berkelahi merupakan
tindak kriminal
3. Bukan merupakan hal
yang salah jika saya
bergabung dengan
teman untuk berkelahi
4. Tidak apa jika saya
bersikap kasar kepada
orang yang
menyebalkan
5. Menurut saya dan
teman-teman,
menyerang orang lain
adalah hal yang wajar
6. Seharusnya orang
dewasa menjadi
pelindung tindakan
agresif
104
7. Ketika saya melihat
anak lain berkelahi,
saya hanya bisa diam
dan melihatnya saja
8. Saya memiliki
tanggung jawab untuk
menghentikan /
memisahkan saat ada
yang berkelahi
9. Perilaku agresif
membuat esksitensi
kelompok meningkat
10. Memukul orang lain
membuat seseorang
menjadi lebih tangguh
11. Beberapa orang perlu
dipukul agar mereka
mendapat pelajaran
12. Berkelahi merupakan
cara yang baik untuk
menyelesaikan
masalah
13. Saya mencela orang
lain karena mereka
berbeda dengan saya
14. Saya menyerang
orang lain karena
mereka pantas
menerimanya
15. Saya menendang
orang karena mereka
menyakiti orang lain
16. Melakukan tindakan
agresif kepada orang
yang lemah adalah hal
yang biasa
17. Jika anak tertentu
dapat melawan
temannya, mereka
105
akan terhindar dari
pukulan
18. Siswa yang dipukuli
merupakan akibat dari
perilaku mereka
sendiri
106
Lampiran 2
Hasil CFA Konstruk Agresivitas
UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS
DA NI=29 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19
X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29
PM SY FI=AGRESIVITAS.COR
MO NX=29 NK=1 LX=FR TD=SY AD=OFF ME=UL
LK
AGRESIVITAS
FR TD 28 26 TD 23 22 TD 25 15 TD 7 6 TD 28 7 TD 10 3 TD 6 2 TD 24 22 TD
27 13 TD 4 3 TD 29 10 TD 20 1 TD 17 3 TD 6 4 TD 29 19 TD 21 13 TD 25 21 TD
23 10 TD 27 9 TD 24 14 TD 18 15 TD 19 1 TD 2 1 TD 25 4 TD 17 2 TD 20 7 TD
17 13 TD 18 6 TD 6 1 TD 18 8 TD 15 1 TD 15 9 TD 22 2 TD 11 3 TD 28 15 TD
26 20 TD 26 19 TD 26 14 TD 28 5 TD 26 8 TD 14 1 TD 29 26 TD 23 5 TD 29 28
TD 29 15 TD 17 12 TD 25 17 TD 17 7 TD 28 19 TD 21 19 TD 27 19 TD 25 18 TD
27 22 TD 29 27 TD 27 10 TD 17 16 TD 8 2 TD 21 14 TD 26 12 TD 18 12 TD 18
10 TD 29 3 TD 8 3 TD 10 8 TD 28 25 TD 25 7 TD 28 4 TD 28 1 TD 16 1 TD 4 1
TD 25 16 TD 26 25 TD 29 25 TD 21 20 TD 22 10 TD 5 2 TD 25 22 TD 25 23 TD
24 23 TD 22 7 TD 7 2 TD 23 11 TD 23 16 TD 23 14 TD 9 7 TD 16 4 TD 21 11 TD
22 18 TD 22 15 TD 23 15 TD 23 18 TD 29 22 TD 29 24 TD 26 10 TD 28 10 TD
24 2 TD 24 8 TD 8 1 TD 21 8 TD 24 15 TD 28 22 TD 15 7 TD 11 1 TD 20 14 TD
17 14 TD 26 3 TD 20 19 TD 27 17 TD 27 18 TD 29 16 TD 26 1 TD 26 11 TD 7 1
TD 13 1 TD 19 8 TD 25 24 TD 21 16 TD 24 12 TD 20 13 TD 18 11 TD 10 8 TD
16 3 TD 29 11 TD 21 12 TD 11 8 TD 27 16 TD 20 4 TD 12 10 TD 6 3 TD 12 8 TD
13 9 TD 6 3 TD 10 5 TD 19 5 TD 22 4 TD 13 7 TD 13 4 TD 21 3
PD
OU TV SS MI
108
Hasil CFA Konstruk Kontrol Diri
UJI VALIDITAS KONSTRUK KONTROL DIRI
DA NI=16 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16
PM SY FI=KD.COR
MO NX=16 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
KONTROL DIRI
FR TD 2 1 TD 7 5 TD 16 12 TD 6 5 TD 7 6 TD 8 5 TD 5 1 TD 5 3 TD 16 5 TD 11
8 TD 12 2 TD 10 6 TD 14 6 TD 6 2 TD 8 6 TD 6 3 TD 14 10 TD 16 9 TD 9 8 TD
12 8 TD 12 6 TD 9 4 TD 7 4 TD 12 1 TD 11 4 TD 9 7 TD 14 7 TD 8 4 TD 16 13
TD 15 2 TD 15 8 TD 14 12 TD 15 9 TD 16 15 TD 14 13 TD 10 4 TD 13 4 TD 4 3
TD 14 11
PD
OU TV SS MI
109
Hasil CFA Konstruk Konformitas
1. Compliance
UJI VALIDITAS KONSTRUK COMPLIANCE
DA NI=8 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
PM SY FI=COMPLIANCE.COR
MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
COMPLIANCE
FR TD 8 7 TD 7 2 TD 5 2 TD 5 4 TD 3 1 TD 6 3 TD 6 2 TD 3 2 TD 7 5
TD 7 6
PD
OU TV SS MI
110
2. Conversion
UJI VALIDITAS KONSTRUK CONVERSION
DA NI=9 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
PM SY FI=CONVERSION.COR
MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
CONVERSION
FR TD 7 4 TD 7 5 TD 9 2 TD 8 6 TD 7 2 TD 8 4 TD 5 3 TD 8 1 TD 5 4
TD 3 1 TD 8 2 TD 8 5 TD 8 7 TD 6 5 TD 7 6
PD
OU TV SS MI
111
Hasil CFA Konstruk Religiusitas
DA NI=15 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15
PM SY FI=RELIGIUS.COR
MO NX=15 NK=1 LX=FR TD=SY ADD=OFF
LK
RELIGIUSITAS
FR TD 7 6 TD 15 14 TD 14 9 TD 10 9 TD 9 8 TD 2 1 TD 12 6 TD 5 2 TD 11 2
TD 4 2 TD 15 6 TD 13 4 TD 3 2 TD 15 10 TD 8 4 TD 13 6 TD 12 10 TD 7 3 TD
11 4 TD 14 1 TD 14 10 TD 15 4 TD 12 4 TD 8 6 TD 14 2 TD 11 1 TD 15 5 TD 5
4 TD 5 3 TD 4 3 TD 13 2 TD 12 3 TD 9 1 TD 11 5 TD 6 4 TD 13 12 TD 4 1 TD
9 2 TD 9 5 TD 14 5 TD 5 1 TD 11 10 TD 11 9 TD 14 11 TD 11 8 TD 10 7 TD 12
5 TD 15 12 TD 15 8 TD 14 8 TD 10 8 TD 8 7
PD
OU TV SS MI
112
Hasil CFA Konstruk Moral Disengagement
1. Cognitive Restructuring
UJI VALIDITAS KONSTRUK COGNTIVE RESTRUCTURING
DA NI=5 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5
PM SY FI=COGNITIVE.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
COGNITIVE RESTRUCTURING
FR TD 4 2 TD 4 3
PD
OU TV SS MI
113
2. Minimizing Agency
UJI VALIDITAS KONSTRUK MINIMIZING AGENCY
DA NI=3 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3
PM SY FI=MINIMIZING.COR
MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
MINIMIZING AGENCY
PD
OU TV SS MI
114
3. Distortion Of Negative Consequences
UJI VALIDITAS KONSTRUK DISTORTION OF NEGATIVE
CONSEQUENCES
DA NI=4 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4
PM SY FI=DISTORTION.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
DISTORTION OF NEGATIVE CONSEQUENCES
PD
OU TV SS MI
115
4. Blaming / Dehumanizing The Victim
UJI VALIDITAS KONSTRUK BLAMING
DA NI=6 NO=200 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6
PM SY FI=BLAMING.COR
MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
BLAMING
FR TD 4 1 TD 5 2 TD 6 3 TD 4 3 TD 6 4
PD
OU TV SS MI
116
Lampiran 3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AGRESIVITAS 200 22,73 77,45 50,0000 9,49321
KONTROL_DIRI 200 21,34 68,82 50,0000 9,05341
COMPLIANCE 200 30,90 74,34 50,0000 8,91668
CONVERSION 200 19,94 66,93 50,0000 8,43399
RELIGIUSITAS 200 28,83 62,83 50,0000 9,65461
COGNITIVE_RESTRUCTU
RING 200 37,48 80,07 50,0000 8,91910
MINIMIZING_AGENCY 200 22,93 60,70 50,0000 6,43144
DONC 200 37,22 74,66 50,0000 8,52805
BLAMING 200 35,31 72,12 50,0000 9,04538
Valid N (listwise) 200
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,553a ,305 ,276 8,07570 ,305 10,499 8 191 ,000
a. Predictors: (Constant), BLAMING, MINIMIZING_AGENCY, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COMPLIANCE, KONTROL_DIRI, COGNITIVE_RESTRUCTURING, DONC
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5477,646 8 684,706 10,499 ,000b
Residual 12456,432 191 65,217
Total 17934,078 199
a. Dependent Variable: AGRESIVITAS
b. Predictors: (Constant), BLAMING, MINIMIZING_AGENCY, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COMPLIANCE, KONTROL_DIRI, COGNITIVE_RESTRUCTURING, DONC
117
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15,822 8,827 1,793 ,075
KONTROL_DIRI -,068 ,076 -,064 -,887 ,376
COMPLIANCE ,184 ,075 ,172 2,459 ,015
CONVERSION ,068 ,071 ,061 ,958 ,340
RELIGIUSITAS -,023 ,070 -,024 -,335 ,738
COGNITIVE_RESTRUCTURING ,137 ,091 ,129 1,506 ,134
MINIMIZING_AGENCY ,010 ,092 ,007 ,106 ,916
DONC ,185 ,101 ,167 1,832 ,068
BLAMING ,190 ,087 ,181 2,192 ,030
a. Dependent Variable: AGRESIVITAS
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,271a ,073 ,069 9,16108 ,073 15,691 1 198 ,000
2 ,403b ,162 ,154 8,73410 ,089 20,832 1 197 ,000
3 ,417c ,174 ,161 8,69360 ,012 2,840 1 196 ,094
4 ,429d ,184 ,168 8,66150 ,010 2,455 1 195 ,119
5 ,505e ,255 ,236 8,29915 ,071 18,400 1 194 ,000
6 ,506f ,256 ,233 8,31447 ,001 ,286 1 193 ,594
7 ,537g ,288 ,262 8,15530 ,032 8,607 1 192 ,004
8 ,553h ,305 ,276 8,07570 ,017 4,804 1 191 ,030
a. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI
b. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE
c. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION
d. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS
e. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COGNITIVE_RESTRUCTURING
f. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY
g. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY, DONC
h. Predictors: (Constant), KONTROL_DIRI, COMPLIANCE, CONVERSION, RELIGIUSITAS,
COGNITIVE_RESTRUCTURING, MINIMIZING_AGENCY, DONC, BLAMING
Recommended