View
242
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KREDIBILITAS PERUSAHAAN DAN KREDIBILITAS
ENDORSER TERHADAP CITRA MEREK DAN SIKAP MEREK
(Studi Kasus Dalam Iklan New Honda Blade)
Oleh
Aprilian Hapsanto
106081002387
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
PENGARUH KREDIBILITAS PERUSAHAAN DAN KREDIBILITAS
ENDORSER TERHADAP CITRA MEREK DAN SIKAP MEREK
(Studi Kasus Dalam Iklan New Honda Blade)
Oleh
Aprilian Hapsanto
106081002387
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Aprilian Hapsanto
No Induk Mahasiswa : 106081002387
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkannya
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan
bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 1 April 2013
Yang Menyatakan,
Aprilian Hapsanto
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Aprilian Hapsanto
Tempat tgl lahir : Bekasi, 19 April 1987
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bali 2 No. 341 RT/RW 002/011
Perumnas 3, Bekasi Timur
No Tlp/Hp : 087888601975
E-mail : aprilian.hapsanto@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
SD Negeri 06 Bekasi 1993 - 1999
SLTP Negeri 11 Bekasi 1999 - 2002
SMA Negeri 8 Bekasi 2002 - 2005
PENGALAMAN ORGANISASI
OSIS SLTP Negeri 11 Bekasi, Periode 2000-2002
Ketua Karya Ilmiah Remaja SMA Negeri 8 Bekasi, Periode 2003-2004
Tim Sepakbola Putra SMA Negeri 8 Bekasi, Periode 2002-2005
Tim Olympiade Fisika SMA Negeri 8 Bekasi, Periode 2003-2004
iii
ABSTRACT
The aim of this research is to know influence of corporate credibility and
endorser credibility on brand image and brand attitude in New Honda Blade
television advertisement. The two type of source credibility used in this research
suggested can influence consumer reaction on brand images and shape their
brand attitudes. First is corporate credibility which is the overall reputation of
company’s honest and expertise. Second is endorser credibility, it is another type
of source credibility that form by expertise, trustworthiness, and likeability.
The data in this research were analyzed using Structural Equation
Modelling (SEM) methode with amos 18 program. The result of research shows
that both of source credibility has significant effect on brand image. Corporate
credibility has critical ratio 2,808 (> 2,56), and probability shows 0,005 (< 0,01).
Endroser credibility has critical ratio 2,992 (> 2,56), and probability shows 0,003
(<0,01). Unfornetely, two type of source credibility used in this research, found
that just corporate credibility can influence consumer attitude towards the brand
with critical value 2,676 (> 2,56), and probability shows 0,007 (< 0,01).
Endorser credibility is not enough to influence brand attitude with critical ratio
0,671 (>0.01), probability shows 0,502 (> 0,01). The other side, shape brand
image on product can influence on brand attitude with critical ratio 2,614 (>
2,56), and probability shows 0,009 (< 0,01).
Keywords : Corporate Credibility, Endorser Credibility, Brand Image, Brand
Attitude, Structural Equation Modelling (SEM)
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredibilitas
perusahaan dan kredibilitas endorser terhadap citra merek dan sikap merek dalam
iklan televisi New Honda Blade. Dua tipe kredibilitas sumber digunakan dalam
penelitian ini, yang diduga dapat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap citra
merek dan sikap merek. Pertama, yaitu kredibilitas perusahaan yang terbentuk
berdasarkan reputasi perusahaan berupa kejujuran dan keahlian perusahaan.
Kedua, kredibilitas endorser yang merupakan tipe lain dari kredibilitas sumber
terbentuk berdasarkan keahlian, kepercayaan, dan daya tarik.
Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan metode
Structural Equation Modelling (SEM) dengan program amos 18. Hasil penelitian
ini menunujukkan bahwa kedua sumber kredibilitas mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap citra merek. Kredibilitas perusahaan memiliki critical ratio
sebesar 2,808 (> 2,56), dan probabilitas menunjukkan nilai 0,005 (< 0,01).
Sedangkan kredibilitas endorser memiliki critical ratio sebesar 2,992 (> 2,56),
dan probabilitas menunjukkan nilai 0,003 (< 0,01). Namun, dari dua tipe
kredibilitas sumber yang digunakan dalam penelitian ini, menemukan hanya
kredibilitas perusahaan yang dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap
merek dengan nilai critical ratio sebesar 2,676 (> 2,56), dan probabilitas
menunujukkan nilai 0,007 (< 0,01). Kredibilitas endorser tidak cukup
mempengaruhi sikap merek dengan nilai critical ratio 0,671 (< 2,56), probabilitas
menunjukkan nilai 0,502 (> 0,01). Di sisi lain, pembentukan citra merek pada
produk dapat mempengaruhi sikap merek dengan nilai critical ratio 2,614 (>
2,56), dan nilai probabilitas menunjukkan 0,009 (< 0,01).
Kata Kunci : Kredibilitas Perusahaan, Kredibilitas Endorser, Citra Merek,
Sikap Merek, Structural Equation Modelling (SEM)
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan
petunjuk-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Kredibilitas Perusahaan
dan Kredibilitas Endorser Terhadap Citra Merek dan Sikap Merek (Studi Kasus
dalam Iklan New Honda Blade)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku, khusus untuk Almarhum Ayahku yang tidak sempat
menyaksikan anaknya yang bandel dan keras kepala ini agar menyelesaikan
studi S1.
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk terselesaikannya skripsi
ini. Bapak Ade Suherlan, SE. MBA, selaku dosen pembimbing kedua yang
telah membantu memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk
terselesaikannya skripsi ini.
3. Semua bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mentransfer ilmu kepada semua
mahasiswa khususnya penulis.
4. Para tepokers Al-Barkah Badminton Club, Arif, Hadi, Rusdi, Imam, Epay,
Heri, Adrian, Deden, Abe, Rival, Usop, yang tidak hentinya mensupport.
5. Teruntuk sahabat sejatiku almarhum Hana Rosdiana SE yang selalu memaki
saya karena belum-belum lulus juga hahaha..!!! Merasa bersalah sekali diri ini
vi
pernah janji kepada kawanku ini jika wisuda nanti harus mengundangnya.
Semoga amal-ibadahmu diterima di sisi Allah SWT, kawan...!!!
Semoga semua pihak yang penulis sebutkan diatas diberikan balasan pahala
oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan dan memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 1 April 2013
Aprilian Hapsanto
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ ii
ABSTRACT ...................................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 9
1. Tujuan Penelitian ................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 11
A. Periklanan ...................................................................................... 11
B. Unsur Kredibilitas Sumber Informasi ........................................... 15
1. Kredibilitas Perusahaan.......................................................... 17
2. Kredibilitas Endorser ............................................................. 21
C. Merek ............................................................................................ 26
D. Asosiasi Merek .............................................................................. 28
1. Citra Merek ............................................................................ 30
2. Sikap Merek ........................................................................... 33
E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 38
F. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 42
G. Hipotesis ........................................................................................ 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 45
viii
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 45
1. Populasi .................................................................................. 45
2. Sampel .................................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 47
1. Data Primer ............................................................................ 47
2. Data Sekunder ........................................................................ 47
D. Metode Analisis Data .................................................................... 48
1. Statistik Deskriptif ................................................................. 48
2. Uji Validitas Konstruk Teoritis (Measurement Model) ......... 48
a. Convergent Validity ........................................................ 49
b. Average Variance Extracted ........................................... 49
c. Construct Reliability ....................................................... 50
d. Discriminant Validity ...................................................... 51
3. Analisis SEM ......................................................................... 51
E. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 58
1. Variabel Eksogen ................................................................... 58
a. Konstruk Kredibilitas Perusahaan ................................... 59
b. Konstruk Kredibilitas Endorser ...................................... 59
2. Variabel Endogen ................................................................... 60
a. Konstruk Citra Merek ..................................................... 61
b. Konstruk Sikap Merek .................................................... 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 66
A. Statistik Deskriptif ........................................................................ 66
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 67
2. Karakteristik Reponden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir .................................................................................. 67
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................. 68
B. Uji Validitas Konstruk Teoritis (Measurement Model) ................ 68
1. Convergent Validity ............................................................... 70
2. Average Variance Extracted .................................................. 70
3. Construct Reliability .............................................................. 73
ix
4. Discriminant Validity ............................................................. 75
C. Evaluasi Asumsi SEM dan Uji Model Persamaan
Struktural ...................................................................................... 76
1. Evaluasi Asumsi SEM ........................................................... 76
a. Evaluasi Asumsi Kecukupan Sampel ............................. 77
b. Evaluasi Normalitas Data ............................................... 77
c. Evaluasi Outlier .............................................................. 78
d. Evaluasi Multikolinearitas .............................................. 85
2. Uji Model Persamaan Struktural ............................................ 87
D. Uji Hipotesis.................................................................................. 88
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .................................................... 93
A. Kesimpulan ................................................................................... 93
B. Saran .............................................................................................. 94
1. Bagi perusahaan ..................................................................... 93
2. Bagi Peneliti ........................................................................... 94
3. Bagi Akademisi ...................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 95
LAMPIRAN ..................................................................................................... 100
x
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
Halaman
1.1 Data Produksi, Penjualan, dan Ekspor Sepeda Motor
Hingga Tahun 2011
4
1.2 Data Penjualan Sepeda Motor Masing-Masing Produsen
Semester I/2012
6
1.3 Data Penjualan Sepeda Motor New Honda Blade dan
Jupiter Z Semester I/2012
8
2.1 Penelitian Terdahulu 38
2.2 Keterangan Gambar Kerangka Pemikiran 43
3.1 Kriteria Goodness of Fit 55
3.2 Konstruk, Indikator, dan Skala Pengukuran 62
4.1 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit (Measurement Model) 69
4.2 Standardized Regression Weights 69
4.3 Evaluasi Nilai AVE 72
4.4 Evaluasi Construct Reliability 74
4.5 Nilai Korelasi Antar Konstruk 75
4.6 Perbandingan Nilai √AVE dan Nilai Korelasi Antar
Konstruk
75
4.7 Uji Normalitas Data Univariate dan Multivariate 77
4.8 Evaluasi Univariate Outlier 78
4.9 Mahalanobis Distance 79
4.10 Matriks Korelasi 85
4.11 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit (Model Persamaan
Struktural)
88
4.12 Estimasi Parameter Regression Weights Variabel Laten 87
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 42
3.1 Diagram Jalur Penelitian 53
4.1 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 66
4.2 Grafik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 66
4.3 Grafik Responden Berdasarkan Pekerjaan 67
4.4 Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Kendaraan
Operasional
67
4.5 Uji Measurement Model 68
4.6 Uji Model Persamaan Struktural 86
xii
Daftar Lampiran
No
Keterangan Halaman
1 Kuesioner Penelitian 100
2 Data Primer Responden 104
3 Output AMOS 18 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Lingkungan bisnis seringkali sulit diprediksi, banyak fenomena yang
memberikan tantangan serius yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan.
Ketatnya kompetisi yang terjadi sekarang ini menuntut perusahaan untuk
mengoptimalkan sumber daya dan kemampuan yang tersedia agar mampu
memperoleh hasil yang maksimal, survive dan memperoleh keunggulan
kompetitif. Menurut Porter dalam Utama (2007: 122) faktor utama yang harus
dimiliki perusahaan adalah penguasaan dan kemampuan dalam penerapan
teknologi, keinginan dan keberanian dalam mengambil resiko, kemampuan
analisa kebutuhan pasar dan tingkat persaingan, serta bagaimana dalam
memformulasikan strategi besaing yang meliputi low cost strategy, diferensiasi
dan fokus.
Didasari atas persaingan yang semakin sengit ini perusahaan-perusahaan
mulai menyadari perlunya suatu integrasi strategis dari alat-alat promosi. Hal
inilah yang mendorong adanya pergeseran ke arah Integrated Marketing
Communication (IMC) yang melibatkan pengkoordinasian dari berbagai elemen
promosi dan aktivitas pemasaran lainnya untuk berkomunikasi dengan konsumen
(Belch dan Belch, 2003: 9). Salah satu elemen penting dari bauran promosi
(promotional mix) dalam IMC adalah periklanan yang merupakan semua bentuk
komunikasi non-personal yang memerlukan pembayaran mengenai organisasi,
2
produk, jasa, atau ide oleh sponsor tertentu (Kotler, 2012: 495). Melalui
periklanan, perusahaan dapat menciptakan hubungan interaksi jangka panjang
yang menguntungkan antara perusahaan dangan konsumen (Durianto dan Liana,
2004: 36).
Periklanan merupakan salah satu elemen bauran promosi yang paling
sering dipergunakan. Periklanan digunakan untuk mempengaruhi perasaan,
pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk
atau merek (Dominanto, 2008: 67). Periklanan juga berperan penting sebagai
salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu produk, meskipun pemberian informasi dapat
dilakukan melalui packaging produk, brosur, peragaan, dan lain-lain, namun
periklanan masih dianggap paling efektif untuk pemberian informasi kepada
konsumen (Durianto dan Liana, 2004: 36).
Dalam menyampaikan iklan pemasar hendaknya mempertimbangkan
pemilihan media promosi dengan memahami karakteristik media, kekuatan dan
kelemahan media-media promosi agar efektivitas penyampaian iklan tercapai.
Dalam pemilihan media promosi, memahami karakteristik media, kekuatan dan
kelemahannya ditujukan untuk membantu perusahaan dalam memprediksi biaya
dan ketetapan sasaran promosi pada segmentasi yang dituju, dan meminimalkan
penghamburan biaya pada aktivitas promosi yang tidak penting (Soemanagara,
2008: 86). Media promosi yang umum digunakan oleh pengiklan adalah media
cetak seperti surat kabar dan majalah; media siaran seperti radio dan televisi; dan
media pamer seperti reklame dan poster (Machfoedz, 2010: 8). Namun, hingga
3
kini pengiklanan di media televisi masih dianggap cara paling efektif dalam
mempromosikan produk terutama di Indonesia yang masyarakatnya masih brand
minded dimana merek yang pernah muncul di iklan ditelevisi lebih digemari
daripada yang tidak diiklankan di televisi (Hapsari, 2007: 2). Selain itu Rhenald
Kasali menyatakan bahwa mengiklankan produk di televisi juga merupakan
cerminan bonafiditas pengiklan, karena konsumen lebih percaya pada perusahaan
yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali
(Durianto dan Liana, 2004: 40).
Lebih lanjut konsumen pada umumnya berusaha mengidentifikasi sumber
pemberi pesan pada iklan. Machfoedz (2010: 8) menyatakan bahwa pesan yang
disampaikan oleh sumber yang dapat dipercaya akan bersifat lebih persuasif. Oleh
karena itu, beberapa penelitan mencoba mengungkap peranan penggunaan nama
perusahaan dan endorser dalam sebuah iklan terhadap pembentukan citra merek
dan sikap konsumen terhadap merek. Dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan ditemukan bahwa penggunaan nama perusahaan dan endorser dalam
sebuah merek mampu membentuk citra merek dan mempengaruhi sikap merek
secara langsung atau pun tidak langsung. Maka peneliti menduga terdapat indikasi
bahwa konsumen dalam mengolah informasi dalam iklan cenderung
memperhatikan sumber pemberi pesan sebelum menilai merek tersebut
baik/menguntungkan atau bahkan tidak baik/tidak menguntungkan di mata
konsumen.
Konsumen cenderung mempercayai produsen dan juru bicara (endorser)
yang kredibel dibandingkan sumber pesan yang belum diketahui kredibilitasnya.
4
Oleh karena itu, sebagaimana yang telah dikonsepkan oleh Sallam (2011:63)
dalam penelitiannya, maka salah satu strategi kreatif yang dipergunakan dalam
beriklan untuk membentuk citra merek serta merubah sikap konsumen terhadap
merek adalah dengan menggunakan bintang iklan yang memiliki kredibilitas
tinggi dan ditunjang pula dengan kredibilitas perusahaan yang tinggi.
Pemaparan yang telah disampaikan di atas tercermin pada persaingan
industri motor yang ada di Indonesia. Sedikitnya ada empat nama besar yang
merajai industri sepeda motor di Indonesia, yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, dan
Kawasaki. Ke-empat produsen sepeda motor tersebut berlomba-lomba
menawarkan produknya kepada konsumen di Indonesia yang memang dikenal
memiliki pangsa pasar besar bagi industri sepeda motor. Dari data yang dihimpun
dari tahun 1996-2011 tentang data produksi, penjualan, dan ekspor sepeda motor
di Indonesia sendiri cukup mencengangkan. Pada tahun 2011 saja jumlah
produksi mencapai 8.006.293 unit, dan penjualan mencapai 8.043.535 unit.
Tabel 1.1
Data Produksi, Penjualan, dan Ekspor Sepeda Motor Hingga Tahun 2011
Year Production Wholesales Exports
1996 1,425,373 1,376,647 50,255
1997 1,861,111 1,801,090 51,816
1998 519,404 433,551 84,363
1999 571,953 487,751 99,651
2000 982,38 864,144 115,278
2001 1,644,133 1,575,822 74,948
2002 2,318,241 2,265,474 52,517
2003 2,814,054 2,809,896 13,806
2004 3,897,250 3,898,744 1,774
5
2005 5,113,487 5,074,186 15,308
2006 4,458,886 4,428,274 42,448
2007 4,722,521 4,688,263 25,632
2008 6,264,265 6,215,831 64,968
2009 5,884,021 5,881,777 29,815
2010 7,395,390 7,398,644 29,395
2011 8,006,293 8,043,535 31,357
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), 2012.
Data di atas menunjukkan bahwa pangsa pasar sepeda motor di Indonesia
merupakan salah satu yang menggiurkan bagi produsen-produsen sepeda motor
dari berbagai negara untuk berlomba-lomba memasarkan produksi sepeda motor
mereka di Indonesia. Sebagai contoh, produsen-produsen motor negara Cina
pernah mencoba masuk dan memasarkan produk mereka di Indonesia. Pada era
tersebut motor Cina sempat booming hingga banyak yang memprediksi bahwa
motor-motor produksi Jepang akan digilas habis oleh motor-motor Cina.
Sebagaimana trade mark barang-barang produksi Cina, motor-motor produksi
Cina ini mempunyai keunggulan persaingan berupa harga yang jauh di bawah
motor-motor Jepang.
Namun, dalam keyataannya motor-motor produksi Cina hanya booming
sesaat bahkan lenyap akibat tidak mampu bersaing dengan motor-motor produksi
Jepang di Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa meskipun dari data penjualan
sepeda motor di Indonesia terlihat sangat menggiurkan, namun amatlah tidak
mudah memasuki dan ikut bersaing dengan produsen-produsen sepeda motor asal
Jepang yang telah masuk ke pasar Indonesia jauh lebih lama.
6
Produsen-produsen motor Jepang telah menancapkan pengaruhnya di
Indonesia, khususnya produsen motor Honda yang pada tahun 2012 pun tetap
memimpin penjualan sepeda motor di Indonesia. Dari data penjualan yang peneliti
berhasil himpun dalam kurun waktu semester I tahun 2012 diperoleh data sebagai
berikut.
Tabel 1.2
Data Penjualan Sepeda Motor Masing-Masing Produsen
Semester I/2012
Merek Penjualan (Wholesales) 2012
Januari Februari Maret April Mei Juni Honda 382.635 355.766 325.994 344.349 362.127 332.272
Yamaha 206.704 258.481 247.103 236.185 201.589 167.661
Suzuki 53.337 44.366 40.026 50.385 40.859 36.532
Kawasaki 8.563 10.734 12.196 9.717 13.093 12.138
TVS 1.362 1.440 1.370 2.293 1.827 1.865
Total 652.601 670.757 626.689 622.929 619.540 550.468
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), 2012.
Penjualan sepeda motor Honda di Indonesia jauh melampaui pesaing-
pesaing atau merek sepeda motor yang lain. Pencapaian yang dilakukan Honda ini
merupakan hal yang mengagumkan dan harus tetap dipertahankan oleh Honda
lewat PT. Astra Honda Motor sebagai perusahaan perakitan motornya di
Indonesia.
PT Astra Honda Motor (AHM) sendiri merupakan pelopor industri sepeda
motor di Indonesia. Di mana selama kurun waktu 30 tahun ini pasar sepeda motor
domestik dikuasai oleh Honda, sebagai satu-satunya pemain dengan pangsa pasar
lebih dari 50% sehingga menciptakan pasar oligopoli yang dominan (www.astra-
honda.com). Pengalaman bertahun-tahun Honda sebagai produsen motor di
7
Indonesia inilah yang menjadi modal utama kepercayaan konsumen terhadap
kualitas produk-produk Honda.
Pada saat ini konsumen tidak hanya memandang sepeda motor sebagai
sarana angkutan, tetapi lebih sebagai identitas pribadi yang mampu mewakili citra
pengendaranya disamping memperhitungkan kemampuan mesinnya. Hal ini
dibuktikan dengan maraknya fenomena motor bebek sporty yang mulai banyak
digandrungi oleh konsumen khususnya kawula muda. Kondisi ini coba
dimanfaatkan pesaing dekat Honda yaitu Yamaha dengan serius menggarap
kategori sepeda motor bebek sporty dengan mengembangkan produk Jupiter Z
dengan harapan mampu merebut pangsa pasar motor bebek Honda. Hal tersebut
merupakan ancaman serius bagi eksistensi Honda khususnya pangsa pasar motor
bebeknya.
PT. Astra Honda Motor menjawab ancaman tersebut dengan
mengeluarkan inovasi produk terbarunya yaitu sepeda motor New Honda Blade.
Sepeda motor New Honda Blade memiliki tampilan model yang sporty dengan
fitur seperti bentuk sayap yang aerodinamis, velg racing, dan rem cakram ganda
pada kedua rodanya, serta streaping yang mengadopsi motor balap Moto GP dari
Tim Repsol Honda. Tampilan fisik yang dimiliki sepeda motor New Honda Blade
mencitrakan sepeda motor ini adalah sepeda motor bebek sporty yang memiliki
mesin dengan akselerasi yang handal serta cocok untuk gaya kawula muda
khususnya kaum adam. Sepeda motor New Honda Blade ini diharapkan mampu
menjadi “Jupiter Killer” dan mempertahankan pangsa pasar Honda pada kategori
motor bebek (www.tempo.co.id).
8
Pada awal peluncuran sepeda motor New Honda Blade, MURI sempat
mencatat rekor penjualan New Honda Blade yang menembus 915 unit dalam
sehari (www.kompas.com). Sepeda motor New Honda Blade pun sukses sebagai
“Jupiter Killer” dengan mengalahkan sepeda motor Jupiter Z dari segi penjualan
pada semester 1, tahun 2012.
Tabel 1.3
Data Penjualan Sepeda Motor New Honda Blade dan Jupiter Z
Semester I/2012
Bulan Penjualan (Unit)
New Honda Blade Jupiter Z1
Januari 22.536 1.302
Februari 21.088 1.010
Maret 19.702 1.419
April 15.255 1.072
Mei 18.220 5.391
Juni 13.589 903
Total Penjualan 110.390 11.097
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), 2012
Maka guna mendongkrak penjualan sepeda motor New Honda Blade dan
melindungi dari ancaman Yamaha, PT. Astra Honda Motor terus mengeluarkan
strategi-strategi khusus dan salah satunya adalah dengan merekrut pembalap Dani
Pedrosa sebagai bintang iklan televisi New Honda Blade. Dani Pedrosa adalah
pembalap papan atas Moto GP dari Tim Repsol Honda yang juga merupakan juara
dunia arena balap Moto GP yang banyak diidolakan kawula muda khususnya laki-
laki. Dani Pedrosa diharapkan dapat mewakili karakteristik sepeda motor New
Honda Blade sebagai sepeda motor yang memiliki akselerasi mesin handal, serta
cocok dengan gaya kawula muda khususnya kaum adam sehingga citra merek dan
sikap konsumen dapat berubah terhadap sepeda motor New Honda Blade.
9
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas maka
peneliti menetapkan judul penelitian sebagai berikut: “PENGARUH
KREDIBILITAS PERUSAHAAN DAN KREDIBILITAS ENDORSER
TERHADAP CITRA MEREK DAN SIKAP MEREK (Studi Kasus Dalam
Iklan Televisi New Honda Blade)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diulas diatas maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kredibilitas perusahaan dalam pembentukan citra
merek?
2. Bagaimana pengaruh kredibilitas endorser dalam pembentukan citra
merek?
3. Bagaimana pengaruh kredibilitas perusahaan terhadap pembentukan
sikap merek?
4. Bagaimana pengaruh kredibilitas endorser terhadap pembentukan
sikap merek?
5. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap sikap merek?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
1. Untuk mengukur pengaruh kredibilitas perusahaan terhadap
pembentukan citra merek.
10
2. Untuk mengukur pengaruh kredibilitas endorser terhadap
pembentukan citra merek.
3. Untuk mengukur pengaruh kredibilitas perusahaan terhadap
pembentukan sikap merek.
4. Untuk mengukur pengaruh citra merek terhadap sikap merek
5. Untuk mengukur pengaruh kredibilitas endorser terhadap sikap
merek.
2. Manfaat Penelitian:
1. Bagi Peneliti.
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
keilmuan mengenai pengaruh kredibilitas endorser dan
kredibilitas perusahaan terhadap sikap merek dan citra merek.
2. Bagi akademisi.
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan dan
menyajikan informasi mengenai kredibilitas endorser, kredibilitas
perusahaan, citra merek, dan sikap merek.
3. Bagi perusahaan.
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam mengeksekusi kampanye iklan..
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Periklanan
Periklanan didefinisikan sebagai semua bentuk terbayar atas presentasi
nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler,
2008: 202). Moriarty, Mitchel, dan Wells (2009: 9) mendefinisikan periklanan
sebagai bentuk komunikasi berbayar yang menggunakan media massa dan media
interaktif untuk menjangkau audiens yang luas dalam rangka menghubungkan
sponsor yang jelas dengan pembeli dan memberikan informasi tentang produk.
Menurut Stanton dalam Simamora (2008: 305) periklanan adalah segala kegiatan
yang dilibatkan dalam mempresentasikan sesuatu kepada audiens secara non –
personal, dengan sponsor yang jelas dan biaya – suatu pesan tentang produk atau
organisasi dalam.
Dari definisi periklanan diatas dapat ditarik kesimpulan adanya empat
karakteristik iklan, yaitu:
1. Menjangkau audiens yang luas.
2. Sponsor dapat diidentifikasi.
3. Diluncurkan melalui satu atau beberapa media.
4. Sponsor membayar media untuk menampilkan iklan.
Simamora (2008: 305) menyatakan pengembangan program periklanan
dimulai dengan menjawab pertanyaan: Siapa pasar sasaran dan apa motivasi
12
pembeli? Siapa yang menjadi audiens? Setelah itu barulah dibuat lima keputusan
yang dikenal dengan 5M, yaitu:
1. Mission (tujuan periklanan).
2. Money (uang yang dapat dibelanjakan).
3. Message (pesan yang disampaikan).
4. Media (media yang akan digunakan).
5. Measurement (evaluasi & analisis)
Oleh karena itu, tahap awal dari setiap iklan harus memiliki tujuan yang
didefinisikan secara jelas agar kesuksessan iklan dapat dicapai. Tujuan dan
sasaran iklan ini tumbuh dari strategi pemasaran secara keseluruhan perusahaan
dan tugas promosi yang ditetapkan untuk pengiklanan.
Menurut Simamora (2008: 305) tujuan utama periklanan yaitu untuk
memberitahukan (to inform), membujuk (to persuade), dan mengingat (to
remind). Selanjutnya Bhowmick (2012: 970) menyatakan bahwa tujuan utama
periklanan pada dasarnya adalah membujuk, merubah atau memodifikasi sikap
konsumen terhadap merek. Periklanan sendiri dalam prakteknya telah dianggap
sebagai manajemen citra – menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam
benak konsumen (Durianto dan Liana, 2004: 38). Selain sebagai brand bulding,
periklanan juga membantu untuk membentuk dan menjaga image perusahaan
(Maer, dkk., 2007: 64). Roslina (2010: 340) menyatakan bahwa periklanan juga
mampu membantu mengembangkan pengenalan merek, kesadaran dan citra yang
pada akhirnya memperkuat kepemimpinan merek. Lebih lanjut Ghorban (2012:
32) menyatakan bahwa periklanan merupakan salah satu bagian terpenting dari
13
bauran pemasaran yang menunjukkan hubungan yang signifikan untuk
mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan memainkan
peranan penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Perusahaan dapat
membujuk konsumen dengan bentuk pesan-pesan persuasif yang terkandung
dalam iklan. Kandungan pesan-pesan persuasif pada iklan dapat meningkatkan
perhatian konsumen terhadap produk yang diiklankan, yang mampu membentuk
citra merek dan juga mampu merubah sikap konsumen terhadap merek yang
diiklankan.
Soemanagara (2008: 82) menyatakan bahwa dalam kajian advertising,
media periklanan yang dapat digunakan perusahaan dalam beriklan terdiri dari
media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line).
1. Media lini atas (above the line).
Media ini ditujukan untuk khalayak ramai atau massa. Seperti televisi,
radio, cinema, dan surat kabar.
2. Media lini bawah (below the line).
Media yang ditujukan untuk kalangan tertentu atau mungkin juga
ditujukan kepada individu. Seperti poster, brosur, multimedia.
Dari berbagai media yang disebutkan diatas, televisi dikenal sebagai media
iklan paling kuat dan menjangkau spektrum konsumen yang luas (Kotler, 2008:
205). Dari segi bonafiditas pengiklan sendiri kebanyakan (calon) konsumen lebih
“percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada
tidak sama sekali (Durianto dan Liana, 2004: 40). Alasan keluasan dan bonafiditas
14
inilah sehingga media televisi menjadi favorit dari beberapa pemasar untuk
mengiklankan produk barang dan jasa mereka melalui media televisi.
Salah satu media yang digunakan dalam periklanan adalah televisi.
Televisi memiliki karakteristik yang paling menonjol sebagai media iklan, yakni
kombinasi gambar dan suara (Machfoedz, 2010: 150). Kombinasi gambar dan
suara pada iklan televisi membuat iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata,
sehingga pengiklan dapat menunjukkan dan memamerkan kelebihan dan
keunggulan produknya secara detil (Jefkins, 1997: 110). Kesan realistis yang
diberikan iklan televisi diharapkan dapat menggambarkan keunggulan dan
kelebihan yang ingin ditampilkan pemasar sehingga konsumen dapat menangkap
informasi yang diberikan.
Seperti media-media lain yang digunakan dalam periklanan, televisi juga
memiliki kekuatan dan keterbatasan. Kotler (2008: 206) menyimpulkan kekuatan
dan keterbatasan iklan televisi sebagai berikut:
1. Iklan televisi bisa menjadi sarana efektif untuk mendemonstrasikan
atribut produk dengan jelas dan secara persuasif menjelaskan manfaat
bagi konsumen.
2. Iklan televisi bisa menggambarkan pengguna dan citra penggunaan,
kepribadian merek, atau hal tak berwujud lainnya secara dramatis.
Keterbatasan:
1. Sifat iklan yang singkat dan seringnya ditemukan elemen kreatif yang
mengganggu di dalamnya, pesan yang berhubungan dengan produk
dan merek itu sendiri dapat terlewatkan.
15
2. Volume iklan yang tinggi dan bahan nonprogram pada televisi
menciptakan kerumunan yang mempermudah konsumen mengabaikan
atau melupakan iklan.
3. Biaya produksi dan pemasangan iklan yang mahal.
B. Unsur Kredibilitas Sumber Informasi.
Unsur kredibilitas menurut Clow dan James (2011: 25) amat penting bagi
efektivitas iklan khususnya berkaitan dengan pelayanan, hal ini dikarenakan
ketidakmampuan konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu kualitas layanan
untuk dikonsumsi. Belch dan Belch (2003: 169) menyatakan informasi dari
sumber yang kredibel mempengaruhi keyakinan, opini, sikap, dan perilaku
terhadap proses yang dikenal sebagai internalisasi, yang mana terjadi ketika
penerima informasi mengadopsi opini dari keahlian pemberi pesan dan sejak itu
konsumen mempercayai bahwa informasi dari sumber ini adalah akurat.
Mahfoedz (2010: 8) juga menyatakan bahwa pesan yang disampaikan oleh
sumber yang kredibel akan bersifat lebih persuasif bagi konsumen. Maka jelas
dapat dikatakan bahwa untuk mempengaruhi pandangan konsumen terhadap
barang dan jasa yang ditawarkan konsumen pemberi pesan iklan haruslah
dianggap kredibel di mata konsumen.
Unsur kredibilitas sendiri didifinisikan sebagai keyakinan terhadap
endorser, juru bicara, atau seseorang dalam sebuah iklan (Clow dan James, 2011:
25). Unsur kredibilitas merupakan kemampuan dan karakteristik penyampai pesan
untuk dapat mempengaruhi penerima pesan (Rao, 2012: 18) Sedangkan Mowen
16
dan Minor (2002: 402) menyatakan unsur kredibilitas mengacu pada sejauh mana
sumber informasi dipandang memiliki keahlian dan dipercaya. Lebih lanjut
menurut Belch dan Belch (2003: 168) kredibilitas adalah tingkat di mana
penerima pesan memandang sumber informasi memiliki pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kepercayaan yang relevan dalam memberikan
informasi yang objektif dan tidak memihak.
Menurut Belch dan Belch (2003: 168) terdapat dua dimensi penting dalam
konsep kredibilitas yaitu:
1. Expertise
Sumber informasi dipandang memiliki pengetahuan yang memadai.
Menurut Rodriguez (2008: 89) dimensi expertise dapat dijabarkan melalui
beberapa elemen seperti sumber informasi memiliki pengetahuan,
berpengalaman, ahli, terlatih, dan memenuhi syarat.
2. Trustworthiness
Sumber informasi dipandang terpercaya. Menurut Rodriguez (2008: 89)
dimensi trustworthiness dapat dijabarkan melalui beberapa elemen seperti
sumber dapat diandalkan, dapat dipercaya, dan jujur, .
Namun, lebih lanjut dalam konteks periklanan Kotler (2012: 485) menambahkan
dimensi likeability ke dalam konsep kredibilitas bila melibatkan juru bicara
(endorser) sebuah produk atau jasa, yaitu sejauh mana suatu sumber pesan
dianggap memiliki daya tarik (attractiveness) oleh khalayak.
Meskipun berbagai dimensi pembentuk kredibilitas dalam berbagai
penelitian telah banyak diberikan, tetapi banyak peneliti menyatakan bahwa
17
expertise dan trustworthiness adalah komponen terpenting dalam kredibilitas
sumber (Sallam, 2011: 3).
Maka, dimensi kredibilitas sumber terdiri dari tiga komponen pembentuk,
yaitu:
1. Expertise.
2. Trustworthiness.
3. Likeability (bila menggunakan endorser/juru bicara dalam
penyampaian informasi).
Menurut Goldsmith (2000: 304), Sallam (2011: 63) serta Rao (2012: 18)
kredibilitas sumber penyampai informasi dikonsepkan menjadi dua bentuk yaitu
kredibilitas perusahaan dan kredibilitas endorser. Lebih lanjut Bhowmick (2012:
970) menjelaskan bahwa kredibilitas perusahaan bersama-sama dengan
kredibilitas endorser memainkan peranan yang sangat signifikan terhadap kulitas
periklanan yang disampaikan.
Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan beserta endorser merupakan
elemen yang penting dalam proses penyampaian periklanan. Periklanan yang
ditunjang dengan perusahaan/produsen dan endorser yang kredibel di mata
konsumen akan lebih dapat mempengaruhi penerimaan dan kepercayaan
konsumen terhadap kualitas pesan yang disampaikan dalam periklanan.
1. Kredibilitas Perusahaan.
Komunikasi keorganisasian memainkan peran yang semakin besar dalam
lingkungan bisnis karena harus melaksanakan pengamanan brand image,
perusahaan dengan pengamanan brand image yang memadai selanjutnya akan
18
berkembang menjadi reputasi perusahaan (Hardjana, 2008: 1). Fombrun dalam
Goldsmith (2000: 305) menyatakan bahwa reputasi perusahaan memberikan
kontribusi besar terhadap kesuksessan yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini
menyiratkan perusahaan mutlak harus memiliki reputasi di mata konsumen agar
sukses dalam pasar.
Peranan reputasi perusahaan untuk kesuksessan dalam persaingan pasar
begitu penting sehingga Goldsmith (2000: 305) menekankan bahwa komponen
penting yang harus diperhatikan dalam membangun reputasi perusahaan adalah
kredibilitas perusahaan. Hal senada juga dinyatakan oleh Li, Wang dan Yang
(2011: 58) bahwa wilayah penelitian terpenting untuk memahami bagaimana
membangun reputasi perusahaan yaitu dengan memfokuskan pada unsur
kredibilitas yang dimiliki perusahaan.
Kredibilitas perusahaan didefinisikan sebagai seberapa jauh konsumen
percaya bahwa suatu perusahaan bisa merancang dan menghadirkan produk atau
jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Kotler, 2012:
203). Kredibilitas perusahaan juga didefinisikan sebagai persepsi konsumen
terhadap kejujuran dan keahlian pemangku kepentingan perusahaan, dan
merupakan intensitas keyakinan dan komunikasi pada waktu tertentu (Goldsmith,
2000: 304).
Merek perusahaan yang kredibel dapat digunakan konsumen untuk
mengevaluasi produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut (Li, Wang,
dan Yang, 2011: 60). Oleh karena itu, Hardjana (2008: 10) menyatakan bahwa
kredibilitas perusahaan menentukan tingkat efektivitas komunikasi, karena
19
mengandung intensitas makna relasional dan berfungsi sebagai kerangka
pemahaman komunikasi. Bromley dalam Roslina (2010: 335) menjelaskan bahwa
kerangka pemahaman komunikasi akan terbentuk berdasarkan akumulasi
pengalaman konsumen terhadap organisasi/perusahaan.
Lau dan Lee dalam Rafiq (2009: 34) mengungkapkan bahwa bahwa ketika
suatu satuan dipercaya, maka satuan yang lebih kecil cenderung ikut dipercaya
dengan baik, karena mereka termasuk satuan yang lebih besar tersebut. Teori Lau
dan Lee dapat dianalogikan dengan pengertian bahwa ketika konsumen percaya
terhadap perusahaan/produsen tertentu maka produk atau merek yang dihasilkan
perusahaan/produsen tersebut juga akan ikut dipercaya oleh konsumen. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Suharyanti (2011: 12) bahwa
kredibilitas yang dimiliki perusahaan dapat memperkuat asosiasi yang ada pada
merek atau produk yang dihasilkan perusahaan.
Bhowmick (2012: 970) menjelaskan bahwa sumber pembentuk citra
merek yang kuat salah satunya dipengaruhi oleh nama perusahaan yang ikut serta
ke dalam merek tersebut. Hal ini diungkapkan pula oleh Aaker dan Joachimsthaler
dalam Li, Wang, dan Yang (2011: 60) bahwa nama perusahaan yang kredibel dan
kuat serta positif mampu meningkatkan citra merek atau produk secara
keseluruhan dan mempunyai pengaruh positif terhadap ekuitas merek, sehingga
berpengaruh terhadap minat beli yang tinggi pula terhadap produk atau merek
yang dihasilkan. Pendapat Aaker dan Joacmisthaler diperkuat lewat hasil
penelitian yang dilakukan oleh Emari, Jafari, dan Mogaddam (2012: 5700) yang
menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan seharusnya memperkuat nama
20
perusahaan mereka, karena dengan mengikutsertakan nama perusahaan yang kuat
pada produk atau jasa akan menghasilkan citra kualitas yang dimiliki oleh suatu
produk atau jasa.
Dalam kaitannya dengan sikap konsumen terhadap merek beberapa
penelitian seperti yang dilakukan oleh Sallam (2011: 70) dan Goldsmith (2000:
311) ditemukan kenyataan bahwa kredibilitas perusahaan dapat mempengaruhi
sikap konsumen terhadap merek. Hal senada diungkapkan pula oleh Bhowmick
(2012: 970) bahwa kredibilitas perusahaan mampu mempengaruhi sikap
konsumen terhadap merek tertentu.
Maka dapat disimpulkan perusahaan dengan kredibilitas tinggi dapat
memanfaatkannya untuk mempengaruhi respon konsumen terhadap iklannya
sehingga membentuk citra merek atau produk yang dihasilkannya dan juga dapat
mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek.
Goldsmith dkk. (2000: 304) serta Newell dkk. (2001: 235) menyatakan
bahwa penilaian kredibilitas perusahaan serupa tetapi tidak sama dengan
kredibilitas juru bicara yang melibatkan selebritis atau orang biasa. Sebagai
gambaran, beberapa penelitian dan teori seperti yang dikemukakan oleh Kotler
(2012: 485) menyatakan bahwa dimensi likeability termasuk ke dalam kredibilitas
juru bicara atau endorser, seperti seberapa “lucu” atau “tampan” juru bicara
tersebut yang mana tidak mewakili karakteristik kredibilitas perusahaan.
Maka Newell dkk. (2001: 235), dan Sallam (2011: 65) mengemukakan
bahwa dimensi pembentuk dari kredibilitas perusahaan adalah :
21
1. Corporate Expertise.
Sejauh mana perusahaan dinilai ahli oleh konsumen dalam
memproduksi barang/jasa.
2. Corporate Trustworthiness.
Sejauh mana perusahaan dinilai jujur oleh konsumen dalam
memasarkan barang/jasa.
2. Kredibilitas Endorser.
Seberapa kuat atau terkenalnya perusahaan di mata konsumen tetap saja
dalam proses penyampaian informasi semacam iklan, perusahaan memerlukan
sosok, figur, atau bintang iklan yang dapat mewakili perusahaan tersebut untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak ramai. Sosok, figur, dan bintang iklan
digunakan oleh para pemasar untuk menjelaskan kelebihan produk mereka kepada
konsumen.
Soemanagara (2008:118) menjelaskan pengertian maskot, figur profesi dan
penampilan tokoh masyarakat sebagai berikut:
1. Maskot.
Maskot merupakan simbolisasi terhadap sesuatu yang mampu
merepresentatifkan suatu keinginan, hasrat, atau kebutuhan dapat
dengan mudah mengaktifkan rangsangan kepada audience agar dapat
menyimpulkan arti dari simbolisasi secara sederhana atau umum.
22
2. Figur Profesi.
Iklan yang berhubungan dengan kesehatan cenderung menggunakan
figur dokter atau mirip dengan dokter, walaupun hal ini dilarang keras
namun kenyataannya kejadian ini terus berlangsung.
3. Penampilan Tokoh Masyarakat
Penampilan tokoh masyarakat biasanya mampu menarik perhatian
audience, karena tokoh ini merupakan publik figur, atau figur yang
selalu menjadi panutan publik.
Penggunaan endorser pada iklan diharapkan dapat memberikan asosiasi
positif antara produk dengan endorser (Hapsari, 2008: 2). Sosok endorser iklan
suatu produk atau merek bisa berasal dari kalangan selebriti dan non-selebriti.
Namun, beberapa pengiklan lebih memilih menggunakan selebriti (celebrity
endorser) pada iklan mereka yang digunakan untuk mengembangkan citra positif
produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena untuk
melakukannya diperlukan sosok/figur yang kuat (Wiryawan dan Pratiwi, 2009:
242).
Erfgen menyatakan (2011: 2) bahwa selebriti endorser dalam iklan dapat
mempengaruhi pembentukan citra merek melalui sebuah transfer nilai dari
endorser kepada merek. Maka merek atau produk yang diiklankan oleh endorser
akan mempunyai image yang serupa dengan image yang dimiliki oleh endorser
sendiri. Penelitian yang dilakukan Wiryawan dan Pratiwi (2009: 262) serta
Hapsari (2008: 15) yang menyatakan bahwa kredibilitas yang dimiliki endorser
dapat mempengaruhi citra merek suatu produk.
23
Maka dapat disimpulkan bahwa kredibilitas yang dimiliki oleh endorser
yang mewakili suatu merek atau produk dapat mempengaruhi pembentukan citra
merek suatu produk.
Sedangkan dalam kaitannya dengan sikap terhadap merek selebriti
endorser juga mampu mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek. Hal ini
dibuktikkan lewat penelitian yang dilakukan oleh Ranjbarian (2010: 404) dan
Goldsmith (2000: 311) bahwa selebriti endorser dapat mempengaruhi secara
langsung sikap konsumen terhadap merek. Bhowmick (2012: 970) juga
menyatakan bahwa selebriti endorser dapat mempengaruhi sikap konsumen
terhadap merek.
Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan selebriti endorser dalam
periklanan dapat mempengaruhi pembentukan citra merek serta mampu
mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek tertentu.
Selebriti endorser sendiri didefinisikan sebagai pandangan umum
konsumen terhadap seseorang yang dikenal publik sebagai sumber informasi yang
dapat dipercaya tentang suatu produk atau perusahaan yang mereka dukung
(Amos, 2008: 214). Istilah lain diberikan oleh Friedman dan Friedman dalam
Sallam (2011: 84) bahwa selebriti endorser merujuk kepada seseorang yang
dikenal oleh publik, seperti aktor, atlit, entertainer dan orang lain dengan prestasi
yang telah dicapai di bidangnya masing-masing dan kemudian mendukung produk
tertentu. Sedangkan McCracken dalam Bhowmick (2012: 968) menyatakan
bahwa selebriti endorser adalah seseorang yang memliki pamor di mata publik
24
dan menggunakan kepamorannya untuk mendukung suatu produk dengan tampil
di dalam suatu periklanan.
Belch dan Belch (2003: 175) menjelaskan proses transformasi nilai dari
selebriti endorser ke dalam sebuah produk yang diiklankan melalui tiga tahap.
Tahap-tahap tersebut adalah:
1. Tahap pertama.
Konsumen akan melihat iklan yang didukung suatu selebriti dengan
menerjemahkan atau mengasosiasikan pencitraan, karakteristik dan
nilai tambah dari selebriti itu sendiri.
2. Tahap kedua.
Selebriti mentransfer pencitraan, karakteristik, dan nilai yang
dikandung dalam diri selebriti ke dalam iklan dan produk yang
didukung oleh selebriti.
3. Tahap ketiga.
Merupakan tahap terpenting dari semua tahap adalah konsumen
mengasosiasikan citra, karakteristik, dan nilai yang dikandung
selebriti sama dengan produk yang diiklankan.
Kredibilitas endorser sendiri didefinisikan sebagai gambaran kepercayaan
juru bicara atau pendukung di dalam sebuah iklan, terhadap daya tarik, keahlian,
dan kejujuran juru bicara atau pendukung iklan tersebut (Goldsmith, 2000: 304).
Sedangkan menurut Belch dan Belch (2003: 168) kredibilitas endorser
menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian, pengetahuan. dan
pengalaman yang relevan yang dimiliki endorser mengenai merek produk yang
25
diiklankan serta kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan
informasi yang tidak biasa dan objektif. Hal ini menyiratkan bahwa endorser yang
memiliki kredibilitas akan membentuk kepercayaan konsumen terhadap produk
atai merek yang mereka dukung.
Belch dan Belch (2003: 175) mengutarakan bahwa dalam menggunakan
selebriti para pengiklan harus mencocokkan atribut produk, citra perusahaan, dan
karakteristik target pasar dengan kepribadian selebritis, karena citra selebritis
terhadap konsumen adalah hal yang penting bagi kemampuan selebritis untuk
menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu, pemilihan celebrity endorser dalam
iklan merupakan hal yang krusial dan harus memenuhi beberapa persyaratan.
Agar informasi yang disampaikan dapat dipercaya oleh konsumen maka
Kotler (2012: 485) dan Machfoedz (2010: 8) memberikan dimensi pembentuk
kredibilitas endorser sebagai berikut:
1. Expertise.
Merupakan pengetahuan khusus yang dimiliki komunikator untuk
melakukan klaim terhadap iklan.
2. Trustwothiness.
Menunjukkan seberapa efektif dan jujur orang tersebut di mata publik.
3. Likeability.
Sejauh mana suatu sumber memiliki daya tarik (attractiveness) di
mata publik.
26
C. Merek.
UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Mahendratama dan
Zain (2012: 11) menyatakan merek sebagai tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. American Marketing Association dalam Kotler (2012: 241)
mendefinisikan merek sebagai sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang bertujuan untuk mengidentifikasi
barang dan layanan dari suatu penjual atau kelompok penjual dan untuk
membedakannya dari para pesaing. Merek juga didefinisikan sebagai internalisasi
sejumlah kesan yang diterima oleh para pelanggan dan konsumen yang
mengakibatkan adanya suatu posisi khusus dalam ingatan mereka terhadap
manfaat-manfaat emosional dan fungsional yang dirasakan (Knapp, 2001: 6).
Sedangkan Soemanagara (2008: 100) menyatakan merek merupakan nama,
simbol, desain, atau kombinasi dari kesemuanya yang mengidentifikasikan produk
atau pelayanan suatu perusahaan.
Maka dapat disimpulkan merek adalah produk atau jasa yang dimensinya
mendeferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa
lainnya yang dirancang untuk kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa
fungsional, rasional, atau nyata – berhubungan dengan kinerja produk dari merek.
Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata –
berhubungan dengan apa yang dipresentasikan merek.
27
Menurut Kotler (2008: 259) merek mengidentifikasikan sumber atau
pembuat produk dan memungkinkan konsumen–bisa individual atau organisasi–
untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor
tertentu. Merek juga memainkan peranan penting sehingga konsumen mampu
mengidentifikasi produk/layanan dari suatu perusahaan dan mampu
membedakannya dengan kompetitor yang lainnya (Wang dan Yang, 2010:177).
Hal ini menyiratkan bahwa merek memainkan peranan yang sangat penting bagi
konsumen untuk mengidentifikasikan sebuah produk terhadap perusahaan
pembuatnya. Konsumen akan mudah mengidentifikasikan kemampuan suatu
produk dengan melihat siapa produsen/perusahaan yang menghasilkan
produk/jasa tersebut.
Lebih lanjut Kotler (2008: 259) menjelaskan dengan rinci fungsi dan
menfaat merek bagi perusahaan, yaitu:
1. Merek menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.
2. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
3. Merek menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan-
perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk. Nama merek
dapat dilindungi melalui nama dagang terdaftar; proses manufaktur
dapat dilindungi melalui hak paten; dan kemasan dapat dilindungi
melalui hak cipta dan rancangan hak milik.
4. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang
puas dapat dengan mudah memilih produk tertentu.
28
Keberhasilan merek sendiri dapat dinilai dengan seberapa suatu merek
sering menempati posisi unik dalam ingatan konsumen (Knapp, 2001: 116). Hal
ini dikarenakan merek secara signifikan lebih dari hanya sekedar produk, merek
mengekspresikan hubungan yang istimewa dan ikatan yang dimiliki dengan
konsumen (Stinjak dan Tumpal, 2005: 169).
Maka keberhasilan suatu merek dalam pasar ditentukan oleh seberapa jauh
konsumen mengasosiasikan suatu merek sehingga merek tersebut diingat oleh
konsumen dan dipersepsikan positif oleh konsumen sebagai produk atau merek
yang dirasa sesuai sebagai solusi pemecahan suatu permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari konsumen.
D. Asosiasi Merek.
Menurut Mahendratama dan Zain (2012: 19) asosiasi merek didefinisikan
dengan segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Kotler (2010:
164) menjelaskan bahwa asosiasi merek terdiri dari segala hal tentang merek –
yang menggambarkan ide, perasaan, persepsi, citra, pengalaman, keyakinan,
sikap, dan semua yang melekat pada merek. Asosiasi merek juga didefinisikan
sebagai informasi yang terserap dan melekat di dalam memori terhadap merek
yang terkandung pada merek tertentu (Low dan Lamb, 2000: 351). Sedangkan
Rangkuti dalam Maer, Tanudjaja dan Banindro (2007: 65) menyatakan bahwa
asosiasi merek merupakan segala atribut yang ada di dalam merek itu dan
memiliki suatu tingkat kekuatan.
29
Roslina (2010: 335) menyatakan bahwa asosiasi merek yang terbentuk
dalam pikiran dan benak konsumen dapat membantu konsumen dalam meringkas
fakta dan spesifikasi yang sulit diproses dan diakses, sehingga konsumen dapat
menghasilkan informasi yang penting dan memberikan cara untuk
mendapatkannya. Low dan Lamb (2000: 351) juga menyatakan bahwa asosiasi
merek dapat membantu konsumen untuk memproses, mengumpulkan, mengingat
kembali informasi suatu produk ke dalam ingatan serta membantu konsumen
dalam membuat keputusan pembelian. Asosiasi-asosiasi yang terbentuk terhadap
suatu merek memberikan peranan yang penting dalam strategi bersaing karena
asosiasi merek merupakan refleksi dari citra merek dan juga memainkan peran
dalam pembentukan ekuitas merek (Pramudito. 2005: 198).
Kwun dan Oh (2007: 82) menyatakan bahwa pada umumnya para peneliti
mengkonsepkan asosiasi merek ke dalam empat dimensi pembentuk yaitu kualitas
yang dirasakan (perceived quality), citra merek (brand image), kesadaran merek
(brand awareness), dan sikap merek (brand attitude). Begitu pula Low dan Lamb
(2000: 352) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa dalam asosiasi merek
terbentuk dari tiga konsep multidimensional dan saling berhubungan, yang terdiri
dari citra merek (brand image), sikap merek (brand attitude), dan kualitas yang
dirasakan (perceived quality). Maka dapat disimpulkan bahwa citra merek dan
sikap merek merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembentukan
asosiasi merek.
30
1. Citra Merek.
Keller dalam Tseng dan Lee (2011: 3) mendefiniskan citra merek sebagai
kekhasan yang dimiliki suatu merek dan reputasi yang dimiliki merek tersebut,
yang meliputi karakteristik, konsep, dan konsumen rasakan terhadap suatu merek.
Selanjutnya Kotler (2008: 268) mendefinisikan citra merek sebagai penggambaran
sifat ekstrinsik produk atau jasa, termasuk dimana mereka berusaha memenuhi
kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan. Sedangkan Stinjak dan Tumpal
(2005: 172) menyatakan bahwa citra merek merupakan personalitas, simbol,
proporsi, nilai, brand essence, dan posisi suatu merek.
Menurut Roslina (2010: 334) citra merek tersusun dari asosiasi merek
yang diorganisir menjadi suatu yang berarti. Selanjutnya menurut Stinjak dan
Tumpal (2005: 172) konsumen membentuk citra melalui sintetis dari semua sinyal
atau asosiasi yang dihasilkan suatu merek. Hal ini sejalan dengan pendapat
Mahendratama dan Zain (2012: 19) bahwa berbagai asosiasi yang diingat
konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand
image di dalam benak konsumen.
Maka menurut Hapsari (2007: 6) karakteristik citra merek dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Citra merek merupakan pemahaman konsumen mengenai merek
secara keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap merek dan
bagaimana pandangan konsumen tentang merek.
2. Citra merek tidak semata ditentukan oleh bagaimana pemberian nama
yang baik kepada sebuah produk, tetapi juga dibutuhkan bagaimana
31
cara memperkenalkan produk tersebut agar dapat menjadi sebuah
memori bagi konsumen dalam membentuk suatu persepsi akan sebuah
produk.
3. Citra merek sangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan
pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu merek.
4. Citra merek dapat dianggap jenis asosiasi yang muncul di benak
konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut
secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra
tertentu yang dikaitkan pada suatu merek.
5. Citra merek yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu
produk dengan merek yang bersangkutan di kemudian hari, sedangkan
bagi produsen citra merek yang baik akan menghambat kegiatan
pemasaran pesaing.
6. Citra merek merupakan faktor yang penting yang dapat membuat
konsumen mengeluarkan keputusan untuk mengkonsumsi bahkan
sampai kepada tahap loyalitas di dalam menggunakan suatu merek
produk tertentu, karena citra merek mempengaruhi hubungan
emosional antara konsumen dengan suatu merek, sehingga merek
yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih untuk
dikonsumsi.
Kwun dan Oh (2007: 92) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa
dalam keadaan tertentu perhatian konsumen terhadap produk dengan citra merek
yang baik, akan mempengaruhi secara positif dan kuat sikap konsumen terhadap
32
merek. Begitu pula dalam penelitian yang dilakukan oleh Tseng dan Lee (2011:
223) menemukan bahwa semakin positif citra merek maka semakin positif pula
pembentukan sikap merek konsumen.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembentukan citra merek suatu
produk atau merek dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek yang
pada akhirnya mempertimbangkan konsumen untuk membeli suatu merek
tertentu.
Janonis dan Virvilaite (2007: 79) menyatakan bahwa citra merek berasal
dari berbagai elemen identitas merek dimana periklanan adalah salah satu elemen
yang sangat penting yang memberitahukan kepada konsumen tentang manfaat
suatu produk dan menempatkan suatu produk dalam pikiran konsumen. Berkaitan
dengan manfaat yang dberitahukan di dalam iklan, Durianto (2004: 2)
menegaskan kembali tentang pentingnya penyampaian manfaat merek yaitu
meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen sebenarnya
membeli manfaat (benefit) dari produk tersebut. Sebagai gambaran dari pendapat
Durianto tersebut dapat dianalogikan dengan atribut harga pada produk atau
merek yang “mahal” cenderung diterjemahkan sebagai manfaat emosional
sehingga konsumen merasa dirinya penting dan dihargai oleh orang lain. Maka,
Roslina (2010: 334) menyimpulkan bahwa manfaat (benefit) adalah jenis
informasi yang dirasakan relevan dan berhubungan dengan dugaan bahwa
persepsi citra merek sangat subjektif dan dibentuk berdasarkan interpretasi
konsumen.
33
Janonis dan Virvilaite (2007: 87) serta Roslina (2010: 344) dalam
penelitiannya mengemukakan pembentukan citra merek pada umumnya diukur
dari tiga dimensi berdasarkan manfaat (benefit) suatu produk atau merek, yaitu:
1. Manfaat fungsional.
Didesain untuk memuaskan kebutuhan konsumen dalam rangka
memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsumsi.
2. Manfaat simbolis.
Didesain untuk memenuhi keinginan konsumen untuk mempertinggi
diri (self enhancement), posisi peran (role position), keanggotaan
dalam suatu kelompok (group membership), atau identifikasi ego (ego
identification).
3. Manfaat pengalaman.
Didesain untuk memenuhi keinginan konsumen yang berkaitan
dengan kesukaan sensori (sensory pleasure), keanekaragaman
(variety), dan stimulasi kognitif (cognitive stimulation).
2. Sikap Merek.
Konsep sikap sangat luas dan banyak perbedaan konteks yang menjelaskan
tentang ini. Namun, Kotler (2008: 186) mendefinisikan sikap (attitude) sebagai
evaluasi dalam waktu yang lama tentang yang disukai atau tidak disukai
seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa
objek atau ide. Sikap menurut Ahmadi dkk. (2010: 133) merupakan suatu
kecendrungan individu untuk berperilaku secara konsisten terhadap objek yang
dimaksud. Brakus dkk. (2009: 53) menyatakan sikap adalah evaluasi secara
34
menyeluruh didasari terhadap keyakinan atau reaksi perasaan yang spontan. Sikap
juga didefinisikan suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikir (neural) yang
dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek, yang diorganisir
melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan atau secara dinamis
pada perilaku (Dharmmesta dan Handoko, 2011: 93).
Kotler (2012: 168) menyatakan bahwa sikap menempatkan kita dalam
kerangka pemikiran: menyukai atau tidak menyukai suatu objek, bergerak menuju
atau beralih darinya, dan sikap menuntun kita untuk berperilaku dalam cara yang
cukup konsisten terhadap objek yang sama. Dharmmesta dan Handoko (2011: 94)
menambahkan bahwa sikap konsumen berdasarkan kepada pandangan konsumen
terhadap produk dan proses belajar baik dari pengalaman ataupun dari yang lain.
Ranjbarian dkk., (2010: 401) menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga
komponen dasar pembentuk yaitu:
1. Affektive
Berkaitan dengan kesukaan atau perasaan kita terhadap objek. Belch
dan Belch (2003: 150) mendifinisikan pula affective kepada tingkat
perasaan (menyukai atau tidak menyukai) produk atau merek tertentu.
2. Cognitive
Keyakinan atau kepercayaan yang timbul dari diri kita terhadap suatu
objek. Menurut Belch dan Belch (2003: 150) keyakinan meliputi
atribut, karakteristik atau manfaat suatu produk atau merek tertentu.
35
3. Behavioral/Conative
Komponen yang mendorong kita mengambil tindakan terhadap suatu
objek. Belch dan Belch (2003: 150) juga mendefinisikan conative atau
behavioral sebagai tindakan yang konsumen ambil terhadap produk
atau merek tertentu, yang meliputi pembelian, pengadopsian, atau
menolak produk atau merek tertentu.
Namun, Barata (2007: 67) mengungkapkan bahwa dalam bidang pemasaran
berkaitan dengan konsumen, komponen conative biasanya diungkapkan dengan
niat beli konsumen dimana niat beli konsumen lebih dekat kepada perilaku
daripada sikap. Dominanto (2008: 69) pun menyatakan bahwa niat membeli
merupakan rencana konatif konsumen untuk membeli barang atau merek tertentu.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa sikap merupakan elemen
pendorong atau sebagai pedoman seseorang terhadap suatu objek atau fenomena
yang terjadi di lingkungan sekitar orang tersebut untuk berperilaku terhadap objek
atau fenomena yang orang tersebut temukan. Sedangkan komponen kognitif serta
perasaan atau afeksi seseorang terhadap sebuah objek, maka inilah yang disebut
sikap.
Fungsi sikap menurut Mowen dan Minor (2002: 319) terdiri dari empat
fungsi, yaitu:
1. Fungsi utilitarian.
Mengacu pada ide bahwa orang mengekspresikan perasaan untuk
memaksimalkan penghargaan demi meminimalkan hukuman yang
mereka terima dari orang lain.
36
2. Fungsi pembelaan.
Melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau
dari kenyataan kekejaman dunia luar.
3. Fungsi pengetahuan.
Sebagai standar yang membantu sesorang untuk memahami dunia
mereka.
4. Fungsi nilai–ekspresif.
Mengacu pada bagaimana seseorang mengekspresikan nilai sentral
mereka kepada orang lain.
Dalam kaitannya dalam membangun ekuitas merek, pendekatan yang
umum dilakukan adalah dengan membangun sikap merek yang positif (Sweldens,
2010: 1). Kwun dan Oh (2007: 84) menyatakan pula bahwa keseluruhan sikap
konsumen terhadap merek adalah basis utama pembentukan asosiasi merek yang
merupakan konsep inti dari kekuatan suatu merek. Sikap positif konsumen
terhadap merek akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian sedangkan
sikap negatif konsumen terhadap merek akan menghalangi konsumen dalam
melakukan pembelian (Rizky dan Pantawis, 2011: 184). Bagitu pula dengan yang
dikemukakan oleh Sallam (2011: 64) bahwa sikap terhadap merek memainkan
peranan yang penting dalam mempengaruhi niat beli konsumen.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat mengarahkan konsumen
melakukan pembelian, basis utama yang harus dilakukan oleh pemasar adalah
merubah sikap konsumen agar positif terhadap produk atau merek mereka.
37
Sikap terhadap merek didefinisikan sebagai proses pengevaluasian merek
dengan memperhatikan kemampuan anggapannya untuk memenuhi kebutuhan
yang relevan saat ini (Kotler, 2012: 483). Emari dkk. (2012: 5693) mendefinisikan
sikap terhadap merek sebagai perasaan yang terbentuk dari pengevaluasian
konsumen terhadap suatu merek. Sikap terhadap merek juga didefinisikan sebagai
penilaian yang dilakukan konsumen dari evaluasi secara menyeluruh terhadap
merek tertentu didasarkan keyakinan terhadap suatu merek, dapat berupa
keyakinan terhadap atribut produk (Ranjbarian, 2010: 401). Sedangkan Stinjak
dan Tumpal (2005: 173) mendefinisikan sikap merek sebagai evaluasi secara
keseluruhan terhadap merek dalam konteks kualitas dan kepuasan terhadap merek.
Dari definisi para pakar tentang sikap merek diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sikap merek merupakan hasil evalusi konsumen terhadap
produk atau merek. Dalam riset konsumen, evaluasi yang dilakukan konsumen
dilakukan dengan membandingkan nama merek dengan stimulus yang dapat
membangkitkan respon perasaan yang menguntungkan, seperti selebriti endorser,
gambar yang menyenangkan, atau musik terkenal (Sweldens, 2010: 2). Hal ini
sejalan dengan Suh dan Yi (2006: 147) nyatakan bahwa evaluasi konsumen
terhadap merek dilakukan melalui repon kognitif dan afektif konsumen terhadap
pesan-pesan yang dibangun produsen. Peran respon kognitif dan afektif konsumen
ini dipercaya sebagai konsep umum sikap merek yang mengindikasikan bahwa
respon tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas, komunikasi, dan
pengalaman terhadap merek tertentu (Ghorban, 2012: 31). Yoo dan MacInnis
(2005: 1397) pun menyatakan bahwa sejumlah penelitian telah
38
mengidentifikasikan bahwa respon kognitif dan afektif dapat memprediksi sikap
konsumen terhadap merek.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk memprediksi sikap konsumen
terhadap merek dapat ditentukan dengan respon kognitf dan afektif konsumen
terhadap produk atau merek tertentu. Respon kognitif ini merupakan kepercayaan
konsumen terhadap atribut yang dibawa oleh produk atau merek, dan respon
afektif berkaitan dengan perasaan yang timbul terhadap produk atau merek
tertentu.
E. Penelitian Terdahulu.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Peneliti dan Tahun
Penelitian Hasil Penelitian
1. The Influence of
Corporate Credibility on
Consumer Attitudes and
Purchase Intent.
Goldsmith dkk.
(2001)
a. Kredibilitas
perusahaan dan
kredibilitas
endorser secara
bersama-sama
mempengaruhi
sikap konsumen
terhadap iklan,
sikap terhadap
merek dan minat
membeli.
b. Kredibilitas
endorser memiliki
pengaruh yang
lebih kuat terhadap
sikap konsumen
terhadap iklan
dibandingkan
kredibilitas
persuahaan.
c. Kredibilitas
Perusahaan
39
memiliki pengaruh
yang lebih kuat
dalam
pembentukan sikap
terhadap merek
dibandingkan
dengan kredibilitas
endorser.
2. Consumer’s Evaluation
of Brand Portfolio
Kwun dan Oh (2007) a. Perceived quality,
brand awareness,
dan brand image
memiliki hubungan
positif yang kuat
terhadap brand
attitude.
b. Dari ketiga
komponen yang
diteliti, brand
image merupakan
komponen paling
kuat dalam
mempengaruhi
brand attitude.
3. Analisis Perbandingan
Penggunaan Celebrity
Endorser Dan Typical-
Person Endorser Iklan
Televisi Dan
Hubungannya Dengan
Brand Image Produk.
(2008)
Hapsari (2008) endorser memiliki
hubungan yang sedang
terhadap brand image
akan tetapi celebrity
endorser memiliki
hubungan yang sedikit
lebih erat
dibandingkan dengan
typical-person
endorser. Hal ini
terjadi karena
penggunaan celebrity
endorser lebih sering
ditayangkan di televisi
dibandingkan dengan
typical-person
endorser.
4. Analisis Pengaruh
Selebriti Endorser
terhadap Brand Image
pada Iklan Produk Kartu
Prabayar XL Bebas di
Wiryawan dan
Pratiwi (2009)
Variabel yang paling
membedakan persepsi
konsumen atau yang
paling besar
pengaruhnya atas
40
Bandar Lampung. Brand Image XL
Bebas adalah
Celebrity
Attractiveness. Hal ini
menunjukkan daya
tarik selebriti
merupakan faktor yang
paling membedakan
persepsi konsumen
atas ketiga grup Brand
Image XL Bebas.
5. Celebrity Endorser
Influence on Attitude
Toward Advertisement
and Brands
Ranjbarian dkk
(2010)
a. Selebriti endorser
mampu
mempengaruhi sikap
konsumen terhadap
iklan.
b. Selebriti endorser
mampu
mempengaruhi sikap
konsumen terhadap
merek.
c. Sikap konsumen
terhadap iklan
mampu
mempengaruhi sikap
konsumen terhadap
merek
d. Selebriti endorser
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
minat membeli.
6 The Impact of Source
Credibility on Saudi
Consumer’s Attitude
toward Print
Advertisement: The
Moderating Role of
Brand Familiarity.
Sallam (2011) a. Kredibilitas
perusahaan
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap sikap
terhadap iklan,
sikap terhadap
merek, dan minat
membeli.
b. Kredibilitas
endorser
memeiliki
41
pengaruh yang
signifikan
terhadap sikap
terhadap iklan,
sikap terhadap
merek, dan minat
membeli.
c. Komponen
trustworthiness
dalam kredibilitas
perusahaan
merupakan
komponen yang
paling signifikan
dalam
mempengaruhi
konsumen.
d. Komponen
attractiveness
dalam kredibilitas
endorser
merupakan
komponen yang
paling signifikan
dalam
mempengaruhi
konsumen.
7. How Brand Image,
Congruency Between
Celebrity Endorser and
Brand, and Brand
Attitude can Influence
Tweens’ purchase
Intention through Peer
Conformity.
Tseng dan Lee
(2011)
a. Citra merek yang
baik akan
menimbulkan
sikap merek yang
baik pula.
b. Citra merek
mempengaruhi
minat membeli
melalui sikap
merek.
c. Kemiripan
endorser dengan
merek
mempengaruhi
minat membeli
melalui sikap
merek.
8. The mediatory impact of
brand loyalty and brand
Emari dkk (2012) a. Mengikutsertakan
nama perusahaan
42
image on brand equity. yang kuat pada
produk atau jasa
akan
menghasilkan
citra yang dimiliki
oleh suatu produk
atau jasa.
b. Perusahaan harus
mengembangkan
pembangunan
merek secara
menyeluruh untuk
menghasilkan
pengalaman
merek kepada
pelanggan.
F. Kerangka Pemikiran.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Sumber : diolah peneliti
Kredibilitas
Perusahaan
X1 X2
Kredibilitas
Endorser
X3 X5 X4
Citra
Merek
Y1
Y2
Y3
Kredibilitas
Endorser
Z1 Z3 Z2
Ha1
Ha5
Ha4
Ha3
Ha2
43
Gambar 2.1 di atas merupakan kerangka pemikiran dari penelitian ini yang
dibangun berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu yang dianggap relevan
sebagai acuan untuk digunakan dalam penelitian ini.
Adapun keterangan-keterangan kerangka pemikiran di atas dijelaskan
dalam tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1
Keterangan Gambar Kerangka Pemikiran
Simbol Penjelasan Simbol
X1 Corporate Expertise.
X2 Corporate Trustworthiness.
X3 Endorser Expertise.
X4 Endorser Trustworthiness.
X5 Endorser Likeability.
Y1 Manfaat Fungsional.
Y2 Manfaat Simbolik.
Y3 Manfaat Pengalaman.
Z1 Kognitif.
Z2 Afektif.
Ha1 Diduga terdapat pengaruh antara kredibilitas perusahaan
terhadap citra merek.
Ha2 Diduga terdapat pengaruh antara kredibilitas endorser terhadap
citra merek.
Ha3 Diduga terdapat pengaruh antara kredibilitas perusahaan
terhadap sikap merek.
Ha4 Diduga terdapat pengaruh antara citra merek terhadap sikap
merek
Ha5 Diduga terdapat pengaruh antara kredibilitas endorser terhadap
sikap merek
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab-akibat
dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Hamid, 2007: 27).
Hipotesis juga merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
44
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010: 64).
Berdasarkan tinjaun pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikembangkan maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H01 : Kredibilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap citra merek.
Ha1 : Kredibilitas perusahaan memiliki pengaruh terhadap citra merek.
H02 : Kredibilitas endorser tidak memiliki pengaruh terhadap citra merek.
Ha2 : Kredibilitas endorser memiliki pengaruh terhadap citra merek.
H03 : Kredibilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap sikap
merek.
Ha3 : Kredibilitas perusahaan memiliki pengaruh langsung terhadap sikap
merek.
H04 : Citra merek tidak memiliki pengaruh terhadap sikap merek.
Ha4 : Citra merek memiliki pengaruh terhadap sikap merek.
H05 : Kredibilitas endorser tidak memiliki pengaruh langsung terhadap sikap
merek.
Ha5 : Kredibilitas endorser memiliki pengaruh langsung terhadap sikap merek.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian Manajemen
Pemasaran, bertujuan untuk menganalisis pengaruh kausalitas yang menjelaskan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan pengaruh variabel
dependen yang menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang lain
(variabel intervening ), yaitu Pengaruh Kredibilitas Perusahaan dan Kredibilitas
Endorser terhadap Citra Merek dan Sikap Merek.
B. Metode Penentuan Sampel.
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang
telah ditetapkan (Nazir, 2011: 271). Sedangkan menurut Riduwan dan Kuncoro
(2011: 38) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di
Kelurahan Desa Segaran, Karawang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang hanya sebagian dari populasi saja
yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
46
dikehendaki dari populasi (Nazir, 2011: 271). Sampel juga merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:
81). Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan
Desa Segaran, Karawang yang pernah menggunakan dan menyaksikan iklan
sepeda motor New Honda Blade.
Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah non probability
sampling, yakni elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang
sama untuk terpilih menjadi sampel (Indrianto, 1999: 130). Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling yakni teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar
(Sugiyono, 2010: 85).
Pedoman penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada
pendapat Ramadiani (2010: 16) yang menyatakan bahwa syarat jumlah sampel
minimum dalam penelitian dengan menggunakan metode Structural Equation
Modelling (SEM) harus sesuai dengan jumlah variabel yang teramati (observed
variable) dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah Sampel
Minimum =
K (K + 1)
2
dalam rumus diatas variabel yang teramati (observed variable) disimbolkan
dengan huruf K. Dalam penelitian ini jumlah observed variable yang digunakan
sebanyak 16. Maka, jumlah sampel minimum yang harus diperoleh dalam
penelitian ini adalah:
47
Jumlah Sampel
Minimum =
16 (16 + 1)
2
=
272
2 Jumlah Sampel
Minimum = 136 sampel
C. Metode Pengumpulan Data.
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (Indrianto, 1999: 147). Data primer juga didefinisikan sebagai
data yang yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,
2010: 225).
Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner
yang dibagikan kepada responden. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data
dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan dan pernyataan untuk
diisi oleh responden (Sugiyono, 2010: 142).
Dalam penelitian ini instrumen penelitian diukur dengan menggunakan
skala likert. Skala likert dianggap peneliti tepat digunakan dalam penelitian ini,
karena skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan dan
Kuncoro, 2011: 20).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (Indrianto, 1999: 147). Data
48
Sekunder juga dapat didefinisikan sebagai data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2010: 225). Dalam hal ini, data sekunder diperoleh dari literatur
perpustakaan, jurnal, artikel, majalah, internet, dan data kependudukan Kantor
Kelurahan Desa Segaran, Kabupaten Karawang.
D. Metode Analisis Data.
1. Statistik Deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara menjelaskan gambaran data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya atau aslinya tanpa bermaksud untuk membutakan kesimpulan yang
berlaku secara umum (Sugiyono, 2010: 147). Statistik deskriptif merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan (Indriyanto, 1999: 170).
2. Uji Validitas Konstruk Teoritis (Measurement Model)
Sugiyono (2010: 2) menyatakan bahwa uji validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang
dapat dikumpulkan oleh peneliti. Sedangkan Ghazali (2008: 69) menyatakan uji
validitas adalah ukuran sampai sejauh mana suatu indikator secara akurat
mengukur apa yang hendak ingin diukur.
Untuk uji validitas dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis
faktor dengan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). Dalam penelitian
dengan metode Structural Equation Modelling (SEM), Confirmatory Factor
Analysis (CFA) digunakan untuk menilai measurement model (validitas konstruk
49
dari measurement theory yang diusulkan) sebelum mengestimasi ke dalam model
persamaan struktural (Weston dan Gore, 2006: 739) dan (Ghazali, 2008: 134).
Terdapat 4 ukuran penilaian validitas konstruk yaitu convergent validity,
variance extracted, reliability, dan discriminant validity (Ghazali, 2008:134).
a. Convergent Validity.
Menurut Ghazali (2008: 134) item-item atau indikator suatu konstruk laten
harus converge atau share (berbagi) proporsi varian yang tinggi dan ini disebut
convergent validity. Sedangkan menurut Hult dkk. (2006: 400) convergent
validity adalah suatu ukuran yang menggambarkan seberapa baik item/indikator
converge atau berkontribusi secara bersama-sama terhadap konstruk latennya.
Ghazali (2008: 135) menyatakan bahwa nilai standarized estimate loading
suatu item/indikator yang memiliki nilai ≥0,50 berarti memiliki convergent
validity yang baik.
b. Average Variance Extracted.
Perhitungan nilai Average Variance Extracted untuk suatu konstruk sering
pula digunakan untuk penilaian convergent validity (Hult dkk., 2006:400). Dalam
analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA), rata-rata nilai Variance Extracted
(AVE) antar item atau indikator suatu konstruk laten merupakan ringkasan
konvergen indikator (Ghazali, 2008: 135).
Menurut Ghazali (2008: 135) dan Ramadiani (2010: 17) nilai AVE ≥0,50
menunjukkan adanya convergent validity yang baik, dan harus dihitung untuk
setiap konstruk laten dengan menggunakan nilai standarized estimate loading
dengan rumus sebagai berikut:
50
AVE =
∑ Kuadrat Standar Loading
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ Kesalahan Pengukuran
c. Construct Reliability.
Menurut Sinuraya (2009: 25) reliabilitas merupakan ukuran mengenai
konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan
derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah
konstruk yang umum. Uji realibilitas juga digunakan untuk menguji instrumen
penelitian yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010: 121).
Dalam analisis SEM uji reliabilitas yang paling tepat adalah dengan
menggunakan construct reliability bukan dengan cronbrach alpha (Shook dkk.,
2004: 400). Perbedaan paling mendasar antara construct reliability dengan
cronbrach alpha adalah adanya asumsi tau equivalency, atau dengan kata lain
construct reliability tidak berasumsi bahwa tiap item/observed variable
mempunyai kontribusi (loadings) yang sama terhadap variabel laten (construct)
seperti dalam cronbrach alpha (Achjari, 2003: 286). Ghazali (2008: 137) lebih
lanjut menjelaskan bahwa penggunaan cronbrach alpha sebagai pengukuran
reliabilitas dalam kenyataannya memberikan reliabilitas yang lebih rendah (under
estimate) bila dibandingkan dengan construct reliability.
51
Shook dkk. (2006: 400) dan Ghazali (2008: 69) menyatakan nilai construct
reliability ≥0,70 menunjukkan reliabilitas yang baik, sedangkan untuk
menghitung construct reliability dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Construct Reliability =
(∑ Standar Loading)2
(∑ Standar Loading)2 + ∑ Kesalahan Pengukuran
d. Discriminant Validity.
Discriminant validity digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
suatu konstruk benar-benar berbeda dari konstruk lainnya (Ghazali, 2008: 138)
dan (Hult dkk., 2006: 400).
Menurut Ghazali (2008: 138) nilai discriminant validity yang tinggi
memberikan bukti bahwa suatu konstruk adalah unik dan mampu menangkap
fenomena yang unilk, dan cara mengujinya adalah dengan membandingkan nilai
akar kuadrat dari AVE (√AVE) dengan nilai korelasi antar konstruk.
3. Analisis SEM
Maruyama dalam Wijaya (2009: 1) menyebutkan SEM sebagai sebuah
model statistik yang memberikan perkiraan perhitungan dari kekuatan hubungan
hipotesis di antara variabel dalam sebuah model teoritis, baik secara langsung atau
melalui variabel antara. Sedangkan Ghazali (2008: 3) menyatakan bahwa
Structural Equation Modelling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode
statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) serta persamaan
simultan.
52
Segala (2011: 7) menemukan bahwa untuk memulai model penelitian
dengan teknik analisis SEM disarankan menggunakan faktor-faktor dan variabel-
variabel yang sederhana terlebih dahulu, karena semakin banyak faktor-faktor dan
variabel yang terlibat dalam model akan menyebabkan semakin besar nilai chi-
square yang berakibat pada semakin tinggi peluang dan penolakan dari sebuah
model. Oleh karena itu, indikator-indikator untuk mengukur variabel laten dalam
penelitian ini akan menggunakan indikator yang relatif sederhana terlebih dahulu
yaitu dibatasi masing-masing variabel memiliki 4 indikator.
Selanjutnya, Ghozali (2008: 61) mengajukan tahapan pemodelan dan
analisis menjadi 7 langkah dan pemenuhan asumsi dasar bila menggunakan SEM,
yaitu:
1. Pengembangan Model Berbasis Teori.
Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas,
dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada
perubahan variabel lainnya. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua
variabel yang diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode
analisis yang dipilih, tetapi terletak pada justifikasi (pembenaran)
secara teoritis untuk mendukung analisis. Jadi jelas bahwa hubungan
antar variabel dalam model merupakan deduksi dari teori.
2. Menyusun Diagram Jalur.
Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam tahap ini yaitu menyusun
model persamaan struktural yaitu menghubungkan antar konstruk
laten baik endogen maupun eksogen, dan menyusun measurement
53
model yaitu menghubungkan kontruk laten endogen atau eksogen
dengan variabel indikator atau manifest. Ketika measurement model
telah terspesifikasi, maka peneliti harus menentukan reliabilitas dari
indikator. Reliabilitas indikator dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu (1) diestimasi secara empiris atau (2) dispesifikasi.
Gambar 3.1
Diagram Jalur Penelitian
γ3
γ4
Sumber: diolah untuk penelitian
ß1
γ2
γ1
Kredibilitas
Endorser
KE1
KE2
KE3
KE4
Kredibilitas
Perusahaan
KP1
KP2
KP3
KP4
Citra
Merek
CM1
CM2
CM3
CM4
Sikap
Merek
SM4 SM3 SM2 SM1
e1
e2
54
3. Menyusun Model Persamaan Struktural SEM.
Dari model diagram jalur yang telah dikembangkan di atas maka
model persamaan struktural SEM adalah sebagai berikut:
1. Sub struktur persamaan 1
Citra Merek = γ1 Kredibilitas Perusahaan+ γ2 Kredibilitas
Endorser +e1
2. Sub struktur persamaan 2
Sikap Merek = γ3 Kredibilitas Perusahaan + γ4 Kredibilitas
Endorser + β1 Citra Merek + e2
3. Memilih Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan.
Model persamaan struktural berbeda dari teknik analisi multivariate
lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik
varian/kovarian atau matrik korelasi. Jadi dapat disimpulkan peneliti
harus menggunakan input matrik varian/kovarian untuk menguji teori.
Namun demikian jika peneliti hanya ingin melihat hubungan dan tidak
melihat total penjelasan yang diperlukan, maka penggunaan matrik
korelasi dapat diterima.
4. Menilai Identifikasi Model Struktural.
Pada langkah kelima ini dapat dilakukan dengan melihat standar error
yang besar untuk satu atau lebih koefisien dan korelasi yang tinggi
(≥0,90) di antara koefisien estimasinya.
55
5. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit.
Langkah yang harus dilakukan sebelum menilai kelayakan dari model
struktural adalah menilain apakah data yang akan diolah memenuhi
asumsi model persamaan struktural. Kriteria Goodness of Fit
mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya (matrik
kovarian atau korelasi) dengan prediksi dari model yang diajukan
(proposed model). Adapun kriteria Goodnes-of-Fit untuk kesesuaian
model yang umum dipakai dalam berbagai penelitian disajikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Kriteria Goodness of Fit
Kriteria Goodness of Fit Cut off Value
Chi – Square Statistics Sekecil Mungkin
P-Value ≥ 0,05
Chi-Square/df ≤ 3,00
CFI ≥ 0,90
GFI ≥ 0,90
AGFI ≥ 0,80
TLI ≥ 0,90
RMSEA ≤ 0,08
Sumber : Emari, dkk. (2012: 5699), Ghazali (2008: 66) dan Rao (2012: 22)
Penjelasan dari masing-masing kriteria Goodness of fit dalam tabel 3.1
diatas adalah sebagai berikut:
a. Chi-Square Statistics dan P-Value.
Chi-Square adalah alat uji yang menggambarkan ukuran sampel.
Model dikategorikan baik jika mempunyai chi-square = 0 yang
56
berarti tidak ada perbedaan antara model dengan data. Namun,
Bishop dan Hertenstein (2004: 6), Lee dan Scott (2004: 251)
serta Ghazali (2008: 220) menyatakan bahwa uji chi-square dan
P-Value sangat sensitif terhadap ukuran sampel sehingga akan
ada kecendrungan nilai chi-square selalu signifikan, maka jika
nilai chi-square signifikan dianjurkan untuk mengabaikannya
dan melihat ukuran goodness of fit lainnya.
b. Chi-Square/df
Merupakam ukuran yang diperoleh dari nilai chi-square dibagi
dengan degree of freedom. Nilai yang direkomendasikan
menurut Emari dkk. (2012: 5699) adalah ≤ 3.
c. CFI (Comparative Fit Index)
Merupakan indeks kesesuaian incremental yang juga
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah null
model. Nilai yang direkomendasikan adalah ≥ 0,90 (Ghazali,
2008: 66) dan (Rao, 2012: 22).
d. GFI (Goodness Of Fit Index)
digunakan untuk menghitung proporsi tertimbang dari varians
dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks
kovaians populasi yang terestimasikan. Nilai yang
direkomendasikan adalah ≥ 0,90 (Ghazali, 2008: 67) dan (Rao,
2012: 22).
57
e. AGFI (Adjusted Goodness Of Fit Index)
merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan
degree of freedom yang tersedia untuk meguji diterima tidaknya
suatu model. Nilai yang direkomendasikan menurut Emari dkk.
(2012: 5699) dan Rao (2012: 22) adalah ≥ 0,80.
f. TLI (Tucker Lewis Index)
Merupakan indeks kesesuaian incremental yang juga
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah
baseline model. Nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90 (Ghazali,
2008: 68).
g. RMSEA (Root Mean Square Error Adjusted)
menunjukkan goodness of fit yang diharapkan bila model
diestimasikan dalam populasi. Nilai yang direkomendasikan ≤
0,08 (Ghazali, 2008: 66).
Selanjutnya dalam mengevaluasi kriteria goodness of fit, Solimun dalam
Aryani dan Rosinta (2010: 119) menyatakan bahwa jika satu atau lebih
hasil kriteria goodness of fit memenuhi cut off value yang disyaratkan
maka model telah fit secara menyeluruh.
6. Interpretasi dan modifikasi model.
Ketika model telah dinyatakan diterima, maka peneliti dapat
mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki
penjelasan teoritis atau Goodness-of-Fit. Modifikasi dari model awal harus
dijelaskan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi,
58
maka model tersebut harus di cross-validated (diestimasi dengan data
terpisah) sebelum model modifikasi diterima.
7. Asumsi Dasar.
Analisis SEM mensyaratkan data berdistribusi normal untuk menghindari
bias dalam analisis data. Jika data tidak normal, maka fit index seperti
Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI) menghasilkan
nilai yang underestimate. Data dikatakan normal apabila nilai critical ratio
skewness (kemencengan) semua indikator dan nilai critical ratio
multivariate memiliki nilai pada rentang ±2,58 (signifikansi pada 1%)
(Ghazali, 2008: 84).
E. Definisi Operasional Variabel.
Menurut Sugiyono (2005: 2) variabel penelitian adalah suatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian juga
didefinisikan sebagai konsep abstrak yang dapat diukur (Ghazali, 2008: 11).
Ghazali (2008: 11) menyatakan bahwa dalam konsep dasar SEM, konsep
abstrak yang dapat diukur terdiri dari dua jenis yaitu: (1) Konsep abstrak yang
langsung dapat diukur atau disebut observed variable (manifest), dan (2) Konsep
abstrak yang tidak dapat diukur langsung atau sering disebut laten/konstruk. Maka
jelas dalam konsep dasar SEM variabel laten/konstruk diukur melalui observed
variable/manifest melalui seperangkat pertanyaan atau pernyataan melalui skala
pengukuran.
59
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut konstruk beserta observed
variable/manifest dan skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Variabel Eksogen.
Variabel eksogen/independen merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
endogen/dependen (Sugiyono, 2010: 39). Variabel eksogen di dalam penelitian ini
terdiri dari 2 konstruk/laten yaitu Kredibilitas Perusahaan dan Kredibilitas
Endorser.
a. Konstruk Kredibilitas Perusahaan.
Menurut Newel (2001:235) dan Sallam (2011: 65) kredibilitas perusahaan
terdiri dari dua dimensi pembangun, yaitu:
1. Corporate Expertise.
Corporate expertise adalah sejauh mana perusahaan dinilai ahli oleh
konsumen dalam memproduksi barang/jasa. Indikator pengukuran
dimensi corporate expertise dikembangkan dari dua sub variabel yaitu
berpengalaman, dan terlatih (Rodriguez, 2008: 89).
2. Corporate Trustworthiness.
Corporate Trustworthiness adalah sejauh mana perusahaan dinilai
jujur oleh konsumen dalam memasarkan barang/jasa. Indikator
pengukuran dimensi corporate trustworthiness dikembangkan dari
dua sub variabel yaitu dapat dipercaya, dan jujur (Rodriguez, 2008:
89).
60
b. Konstruk Kredibilitas Endorser.
Menurut Kotler (2012: 485) dan Machfoedz (2010: 8) kredibilitas
endorser dibangun dari tiga dimensi pembangun, yaitu:
1. Expertise.
Expertise merupakan pengetahuan khusus yang dimiliki komunikator
untuk melakukan klaim terhadap iklan. Indikator pengukuran dimensi
expertise dikembangkan dari sub variabel ahli (Rodriguez, 2008: 89).
2. Trustwothiness.
Trustwothiness menunjukkan seberapa efektif dan jujur orang tersebut
di mata publik. Indikator pengukuran dimensi trustwothiness
dikembangkan sub variabel jujur Rodriguez (Rodriguez, 2008: 89).
3. Likeability.
Likeability menunjukkan sejauh mana suatu sumber memiliki daya
tarik (attractiveness) di mata publik. Indikator pengukuran dimensi
likeability diukur dari pengembangan teori mengagumi penampilan
fisik dan bakat endorser (Belch dan Belch, 2003: 172). Penampilan
fisik dijabarkan lebih lanjut melalui sub variabel tampan (Rodriguez,
2008: 89). Sedangkan bakat didijabarkan lebih lanjut melalui sub
variabel teori bakat dari Kismato dan Kusrini (2011: 4) yaitu suka
bersaing.
2. Variabel Endogen.
Variabel endogen/dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Riduwan dan Kuncoro, 2011: 39).
61
Variabel terikat (endogen/dependen variabel) dalam penelitian ini terdiri dari
Konstruk Citra Merek dan Konstruk Sikap Merek.
a. Konstruk Citra Merek
Menurut Roslina (2010: 344) serta Janonis dan Virvilaite (2007: 87) citra
merek dapat diukur dengan tiga dimensi pembentuk citra merek, yaitu:
1. Manfaat fungsional.
Manfaat fungsional didesain untuk memuaskan kebutuhan konsumen
dalam rangka memecahkan masalah yang berhubungan dengan
konsumsi. Pengukuran manfaat fungsional mengadopsi 2 item
indikator pernyataan Tseng dan Lee (2011: 217) yaitu high quality.
2. Manfaat simbolis.
Manfaat simbolis didesain untuk memenuhi keinginan konsumen
untuk mempertinggi diri (self enhancement), posisi peran (role
position), keanggotaan dalam suatu kelompok (group membership),
atau identifikasi ego (ego identification). Pengukuran manfaat
simbolis mengadopsi 1 item indikator pernyataan Tseng dan Lee
(2011: 217) yaitu a lot of friends have products of this brand,
products of this brand is fashionable
3. Manfaat pengalaman
Didesain untuk memenuhi keinginan konsumen yang berkaitan
dengan kesukaan sensori (sensory pleasure), keanekaragaman
(variety), dan stimulasi kognitif (cognitive stimulation). Pengukuran
62
manfaat simbolis diukur mengadopsi 1 item indikator pernyataan
comfortable feeling (Tseng dan Lee, 2011: 217).
b. Konstruk Sikap Merek.
Menurut Ghorban (2012: 33) serta Kwun dan Oh (2007: 84) sikap merek
terbentuk dari 2 dimensi pembangun, yaitu:
1. Kognitif.
Komponen kognitif merupakan keyakinan atau kepercayaan yang
timbul dari diri kita terhadap suatu objek. Pengukuran variabel
manifest kognitif mengacu kepada teori kepercayaan terhadap atribut
utama (salient atribute) produk (Mowen dan Minor, 2002: 332)
dengan menggunakan indikator dari penelitian Ghorban (2012: ) yaitu
favourable (menguntungkan).
2. Afektif.
Komponen afektif berkaitan dengan kesukaan atau perasaan kita
terhadap objek. Indikator pengukuran variabel manifest afektif
dikembangkan melalui indikator preferensi (lebih menyukai) (Belch
dan Belch, 2003: 150).
Tabel 3.1
Konstruk, Indikator, dan Skala Pengukuran
Konstruk Acuan Teori Indikator Skala
Pengukuran
Kredibilitas
Perusahaan
Newel (2001:235) dan
Sallam (2011: 65)
1. PT. Astra Honda Motor
berpengalaman dalam
Ordinal
63
memproduksi sepeda motor.
2. PT. Astra Honda Motor terlatih
dalam memproduksi berbagai
jenis sepeda motor.
3. Kualitas produksi sepeda motor
PT. Astra Honda Motor dapat
dipercaya.
4. PT. Astra Honda Motor jujur
dalam penyampaian iklan
sepeda motor New Honda
Blade.
Kredibilitas
Endorser.
Kotler (2012: 485) dan
Machfoedz (2010: 8)
1. Dani Pedrosa adalah pembalap
yang ahli.
2. Menurut saya Dani Pedrosa
jujur di dalam penyampaian
pesan iklan New Honda Blade.
3. Dani Pedrosa adalah pembalap
dengan wajah yang tampan
4. Saya mengagumi Dani Pedrosa
sebagai pembalap yang selalu
bersaing untuk menjadi juara.
Ordinal
64
Citra
Merek.
Roslina (2010: 344)
serta Janonis dan
Virvilaite (2007: 87)
1. Sepeda motor New Honda
Blade mempunyai kualitas yang
tinggi.
2. Motor New Honda Blade
memiliki desain yang
trendi/keren
3. Saya mencoba sepeda motor
New Honda Blade karena Dani
Pedrosa dalam iklan New
Honda Blade
4. Saya merasa nyaman saat
mengendarai sepeda motor
New Honda Blade
Ordinal
Sikap
Merek.
Ghorban (2012: 33)
serta Kwun dan Oh
(2007: 84)
1. Saya percaya striping racing
sepeda motor New Honda
Blade memberikan keuntungan
saya bergaya seperti pembalap.
2. Saya percaya mesin sepeda
motor New Honda Blade
memberikan keuntungan
akselerasi dalam berkendara.
Ordinal
65
3. Saya lebih menyukai sepeda
motor New Honda Blade
karena sosok Dani Pedrosa
dalam iklan New Honda Blade.
4. Saya lebih menyukai sepeda
motor New Honda Blade
karena diproduksi oleh P.T
Astra Honda Motor.
Sumber: Diolah peneliti.
66
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif.
Objek penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di Kelurahan
Desa Segaran, Kabupaten Karawang, Kecamatan Batu Jaya yang pernah
menggunakan dan menyaksikan iklan sepeda motor New Honda Blade. Dari data
jumlah penduduk secara keseluruhan dan jumlah penduduk dewasa yang
diperoleh dari Kantor Kelurahan Desa Segaran diperoleh data sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk Kelurahan Desa Segaran :
Laki-laki : 4.467 jiwa
Perempuan : 4.357 jiwa
Jumlah : 8.824 jiwa
b. Jumlah penduduk dewasa Kelurahan Desa Segaran :
Laki-laki : 3.172 jiwa
Perempuan : 3.329 jiwa
Jumlah : 6.301 jiwa
Dalam penelitian ini telah diperoleh sebanyak 162 kuisioner. Selanjutnya
162 kuisioner yang terkumpul akan dilakukan screaning untuk mengetahui
karakteristik responden yaitu berupa jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Dari grafik 4.1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah laki-laki sebesar 76%, sedangkan wanita hanya 24%.
67
Sumber: diolah oleh peneliti
Grafik 4.1
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: diolah oleh peneliti
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Dari grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini pendidikan
terakhir responden didominasi oleh lulusan SMA sebesar 79%.
Grafik 4.2
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Laki-Laki 76%
Wanita 24%
SD 2%
SMP 0%
SMA 79%
Sarjana/Diploma 19%
68
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Dari grafik 4.3 dibawah ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas pekerjaan
responden dalam penelitian ini didominasi oleh karyawan swasta sebesar 58%
diikuti jenis pekerjaan yang lain.
Grafik 4.3
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber: diolah oleh peneliti.
B. Uji Validitas Konstruk Teoritis (Measurement Model).
Untuk menguji model serta validitas data yang dibangun dalam penelitian
ini akan dilakukan dengan teknik analisis faktor dengan metode Confirmatory
Factor Analysis (CFA). Sedangkan input data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data berbentuk matriks korelasi, dan estimasi yang digunakan adalah
Maximum Likelihood Estimation (ML) yang lebih efisien dan unbiased.
Berikut ini hasil uji CFA model penelitian yang dibangun dengan estimasi
Maximum Likelihood :
Karyawan Swasta 58%
PNS/TNI/POLRI 17%
Pelajar/Mahasiswa
15%
Wiraswasta 8%
Lain-Lain 2%
69
Sumber: output amos 18
Gambar 4.5
Uji Measurement model
Dari keterangan gambar 4.5 di atas, evaluasi terhadap kecocokan model
(Goodness of Fit) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit (Measurement Model)
Kriteria Cut of Value Hasil Model Kesimpulan
Chi-Square 133,475 (df=98) 117,343 Fit
ChiSquare/df ≤ 3,00 1,197 Fit
P-Value ≥ 0,05 0,089 Fit
CFI ≥ 0,90 0,981 Fit
GFI ≥ 0,90 0,917 Fit
AGFI ≥ 0,80 0,885 Fit
TLI ≥ 0,90 0,977 Fit
RMSEA ≤ 0,08 0,035 Fit
Sumber: diolah oleh peneliti
70
1. Convergent Validity.
Peniliaian convergent validity dapat dilakukan dengan melihat nilai
loading factor dalam bentuk standar atau standardized regresion weight untuk
tiap item indikator. Menurut Ghazali (2008: 135) nilai loading factor ≥ 0,50
menunjukkan convergent validity yang baik. Nilai loading factor tiap item
indikator dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada indikator yang
dibawah 0,50 yang mengindikasikan bahwa tiap indikator memiliki convergent
validity yang baik.
Tabel 4.2
Standardized Regression Weights
Estimate
KP4 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,783
KP3 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,673
KP2 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,761
KP1 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,820
KE4 <--- Kredibilitas_Endorser ,772
KE3 <--- Kredibilitas_Endorser ,644
KE2 <--- Kredibilitas_Endorser ,602
KE1 <--- Kredibilitas_Endorser ,845
CM4 <--- Citra_Merek ,706
CM3 <--- Citra_Merek ,706
CM2 <--- Citra_Merek ,715
CM1 <--- Citra_Merek ,749
SM4 <--- Sikap_Merek ,840
SM3 <--- Sikap_Merek ,702
SM2 <--- Sikap_Merek ,803
SM1 <--- Sikap_Merek ,790
Sumber: Output amos 18
2. Average Variance Extracted (AVE).
Dalam analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA), persentase rata-rata
nilai Variance Extracted (AVE) antar item atau indikator suatu set konstruk laten
71
merupakan ringkasan convergent indikator. Menurut Ghazali (2008: 135) nilai
AVE dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
AVE =
∑ Kuadrat Standar Loading
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ Kesalahan Pengukuran
Nilai AVE untuk konstruk Kredibilitas Perusahaan (KP) adalah sebagai
berikut:
AVE KP = ∑ Kuadrat Standar Loading
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar Loading))
= 2,2913
2,2913 + 1,7086
= 2,2913
3,9999
= 0,5793
Nilai AVE untuk konstruk Kredibilitas Endorser (KE) adalah sebagai
berikut:
AVE KE = ∑ Kuadrat Standar Loading
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar Loading))
= 2,0871
2,0871 + 1,9281
= 2,0871
3,9999
= 0,6010
72
Nilai AVE untuk konstruk Citra Merek (CM) adalah sebagai berikut:
AVE CM = ∑ Kuadrat Standar Loading
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar Loading))
= 2,2692
2,2692 + 1,7307
= 2,2913
3,9999
= 0,5179
Nilai AVE untuk konstruk Sikap Merek (SM) sebagai berikut:
AVE SM = ∑ Kuadrat Standar Loading
∑ Kuadrat Standar Loading + ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar Loading))
= 2,4673
2,4673 + 1,5326
= 2,467313
3,9999
= 0,6168
Selanjutnya menurut Ramadiani (2010: 17) nilai konstruk AVE ≥ 0,50
menunjukkan convergent validity yang baik. Tabel 4.3 di bawah ini merupakan
evaluasi hasil perhitungan nilai AVE tiap konstruk.
Tabel 4.3
Evaluasi Nilai AVE
Konstruk Cutt of Value Hasil Kesimpulan
Kredibilitas Perusahaan
≥ 0,50
0,5793 Valid
Kredibilitas Endorser 0,6010 Valid
Citra Merek 0,5179 Valid
Sikap Merek 0,6168 Valid
Sumber: diolah oleh peneliti
73
3. Construct Reliability.
Reliabilitas juga merupakan salah satu indikator convergent validity.
Menurut Ghazali (2008: 69) construct reliability dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Construct Reliability =
(∑ Standar Loading)2
(∑ Standar Loading)2 + ∑ Kesalahan Pengukuran
Berdasarkan rumus tersebut construct reliability dari konstruk Kredibilitas
Perusahaan adalah sebagai berikut:
Construct Reliability = (∑ Standar Loading)
2
(∑ Standar Loading) 2
+ ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar
Loading))
= (3,037)2
(3,037)2 + 1,682
= 9,223
10,905
= 0,845
Construct reliability dari konstruk Kredibilitas Endorser adalah sebagai
berikut:
Construct Reliability = (∑ Standar Loading)
2
(∑ Standar Loading) 2
+ ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar
Loading))
= (2,863) 2
(2,863) 2
+ 9,792
= 8,196
8,196 + 9,792
= 0,837
74
Construct reliability dari konstruk Citra Merek adalah sebagai berikut:
Construct Reliability = (∑ Standar Loading)
2
(∑ Standar Loading) 2
+ ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar
Loading))
=
(2,876) 2
(2,876) 2
+ 1,5326
= 8,271
8,271 + 1,930
= 0,8107
Construct reliability dari konstruk Sikap Merek (SM) adalah sebagai
berikut:
Construct Reliability = (∑ Standar Loading)
2
(∑ Standar Loading) 2
+ ∑ (1-(∑ Kuadrat Standar
Loading))
= (3,135) 2
(3,135) 2
+ 1,532
= 9,828
11,360
= 0,865
Selanjutnya menurut Shook dkk. (2006: 400) dan Ghazali (2008: 69)
menyatakan nilai construct reliability ≥0,70 menunjukkan reliabilitas yang baik.
Tabel 4.4 dibawah merupakan evaluasi dari perhitungan construct reliability dari
masing-masing konstruk yang digunakan dalam penelitian ini.
75
Tabel 4.4
Evaluasi construct reliability
Konstruk Cutt of Value Hasil Kesimpulan
Kredibilitas Perusahaan
≥ 0,70
0,8457 Reliabel
Kredibilitas Endorser 0,8316 Reliabel
Citra Merek 0,8109 Reliabel
Sikap Merek 0,8650 Reliabel
4. Discriminant Validity.
Pengujian discriminant validity dilakukan dengan cara membandingkan
nilai akar kuadrat AVE (√AVE) dengan nilai korelasi antar konstruk (Ghazali,
2008: 138). Berdasarkan hal tersebut maka √AVE dari masing-masing konstruk
adalah sebagai berikut:
Kredibilitas Perusahaan = √0,5728 = 0,7611
Kredibilitas Endorser = √0,6010 = 0,7752
Citra Merek = √0,5172 = 0,7192
Sikap Merek = √0,6168 = 0,7853
Sedangkan nilai korelasi antar konstruk dapat dilihat pada tabel 4.5 di
bawah ini:
Tabel 4.5
Nilai Korelasi Antar Konstruk
Estimate
Kredibilitas_Perusahaan <--> Kredibilitas_Endorser ,106
Kredibilitas_Perusahaan <--> Citra_Merek ,293
Kredibilitas_Perusahaan <--> Sikap_Merek ,334
Kredibilitas_Endorser <--> Citra_Merek ,318
Kredibilitas_Endorser <--> Sikap_Merek ,175
Citra_Merek <--> Sikap_Merek ,367
Sumber: Output amos 18
76
Dari kedua informasi yaitu nilai √AVE dari masing-masing konstrukdan
nilai korelasi antar konstruk dapat disusun tabel sebagai perbandingan untuk
menentukan evaluasi discriminant validity yang disajikan pada tabel 4.7 dibawah
ini :
Tabel 4.6
Perbandingan Nilai √AVE dan Nilai Korelasi Antar Konstruk
KONSTRUK Kredibilitas
Perusahaan
Kredibilitas
Ebdorser Citra Merek Sikap Merek
Kredibilitas
Perusahaan 0,761173272
Kredibilitas
Endorser 0,106 0,775276402
Citra Merek 0,293 0,318 0,719217978
Sikap Merek 0,334 0,175 0,367 0,785384142
Sumber: data diolah oleh peneliti
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai √AVE
masing-masing konstruk lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi antar konstruk
yang menunjukkan adanya discriminant validity yang baik (Ghazali, 2008: 139).
C. Evaluasi Asumsi SEM, dan Uji Model Persamaan Struktural.
1. Evaluasi Asumsi SEM.
a. Evaluasi Asumsi Kecukupan Sampel.
Penetapan ukuran sampel dalam penelitian ini mengacu kepada pendapat
Ramadiani (2010: 16) yang menyatakan bahwa syarat jumlah sampel minimum
dalam penelitian dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling
(SEM) harus sesuai dengan jumlah variabel yang teramati (observed variable)
dengan rumus sebagai berikut:
77
Jumlah Sampel
Minimum =
K (K + 1)
2
Dalam penelitian ini jumlah observed variable yang digunakan sebanyak
16. Maka, jumlah sampel minimum yang harus diperoleh dalam penelitian ini
adalah sebanyak 136 sampel. Dari kuisioner yang terkumpul dan dapat diolah oleh
peneliti menunjukkan bahwa sebanyak 162 sampel dapat diolah. Maka, asumsi
kecukupan sampel dinyatakan telah terpenuhi.
b. Evaluasi Normalitas Data.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1% (0,01).
Maka mengacu pada pendapat Ghazali (2008: 84) bahwa pada tingkat signifikansi
1% (0,01) data dikatakan normal secara univariate apabila nilai critical ratio
skewness (kemencengan) semua indikator pada rentang ±2,58, dan data dikatakan
normal secara multivariate apabila nilai critical ratio multivariate memiliki nilai
pada rentang ±2,58.
Hasil uji normalitas data univariate dan multivariate dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.7
Uji Normalitas Data Univariate dan Multivariate
Variable Min max skew c.r. kurtosis c.r.
SM1 3,000 5,000 -,079 -,411 -,399 -1,038
SM2 3,000 5,000 -,204 -1,057 -,703 -1,826
SM3 2,000 5,000 -,258 -1,340 -,709 -1,842
SM4 3,000 5,000 -,056 -,290 -,370 -,962
CM1 2,000 5,000 -,100 -,518 -,539 -1,401
CM2 2,000 5,000 -,308 -1,602 -,256 -,666
CM3 3,000 5,000 -,061 -,317 -,452 -1,175
CM4 2,000 5,000 -,185 -,962 ,232 ,604
KE1 2,000 5,000 -,366 -1,903 ,451 1,171
78
Variable Min max skew c.r. kurtosis c.r.
KE2 2,000 5,000 -,170 -,885 -,660 -1,714
KE3 2,000 5,000 -,356 -1,851 ,148 ,384
KE4 2,000 5,000 -,070 -,366 -,380 -,988
KP1 2,000 5,000 -,468 -2,433 -,252 -,654
KP2 3,000 5,000 -,138 -,720 -,509 -1,323
KP3 2,000 5,000 -,258 -1,339 -,390 -1,013
KP4 3,000 5,000 -,045 -,233 -,460 -1,195
Multivariate
3,769 ,999
Sumber: output amos 18
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa data terdistribusi normal secara
univariate dengan nilai critical ratio skewness (kemencengan) pada masing-
masing indikator masih pada rentang ±2,58. Sedangkan secara critical ratio
multivariate memberikan nilai 0,999 juga masih pada rentang ±2,58 yang
menunjukkan data secara multivariate terdistribusi normal.
c. Evaluasi Outlier.
Outlier adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
lainnya (Weston dan Gore, 2006: 735) serta (Ghazali, 2008: 227).
Deteksi terhadap univariate outlier dilakukan dengan mengkonversi data
ke dalam z-score yang memiliki nilai means = 0 dan standar deviasi = 1, nilai z-
score antara 3 sampai 4 dinyatakan outlier (Ghazali, 2007: 37).
Maka untuk mendeteksi adanya univariate outlier dalam penelitian ini
akan dilakukan konversi data terlebih dahulu ke dalam nilai z-score dengan
ketentuan mean = 0 dan standar deviasi = 1. Berikut ini adalah deteksi terhadap
univariate outlier dalam penelitian ini:
79
Tabel 4.8
Evaluasi Univariate Outlier
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Zscore(KP1) 162 -3,35469 1,11210 ,0000000 1,00000000
Zscore(KP2) 162 -1,93441 1,31299 ,0000000 1,00000000
Zscore(KP3) 162 -3,11393 1,31113 ,0000000 1,00000000
Zscore(KP4) 162 -1,69216 1,49540 ,0000000 1,00000000
Zscore(KE1) 162 -2,99782 1,55512 ,0000000 1,00000000
Zscore(KE2) 162 -2,37312 1,39595 ,0000000 1,00000000
Zscore(KE3) 162 -2,65808 1,57742 ,0000000 1,00000000
Zscore(KE4) 162 -2,59272 1,64992 ,0000000 1,00000000
Zscore(CM1) 162 -2,89346 1,47369 ,0000000 1,00000000
Zscore(CM2) 162 -3,24086 1,27220 ,0000000 1,00000000
Zscore(CM3) 162 -1,73966 1,46290 ,0000000 1,00000000
Zscore(CM4) 162 -3,32767 1,55828 ,0000000 1,00000000
Zscore(SM1) 162 -2,07233 1,33597 ,0000000 1,00000000
Zscore(SM2) 162 -1,81773 1,24969 ,0000000 1,00000000
Zscore(SM3) 162 -2,92785 1,24498 ,0000000 1,00000000
Zscore(SM4) 162 -1,79361 1,47116 ,0000000 1,00000000
Valid N (listwise)
162
Sumber: Output PASW Statistics 18
Deteksi terhadap multivariate outlier dapat dilakukan dengan
memperhatikan nilai Mahalanobis Distance, dengan kriteria yang digunakan
adalah berdasarkan nilai Chi-Suares pada derajat kebebasan (degree of freedom)
yaitu jumlah indikator pada tingkat signifikansi P < 0,001 (Ghazali, 2008: 228).
80
Maka kriteria yang dipakai untuk deteksi multivariate outlier pada
penelitian ini adalah nilai Chi-Squares dengan 16 indikator pada tingkat
signifikansi P < 0,001 yaitu (16, 0.001) = 39,252. Hal ini berarti nilai mahalonobis
distance lebih besar dari nilai 39,252 adalah multivariate outlier.
Berikut Tabel 4.9 yang digunakan untuk mendeteksi multivariate outlier
dalam penelitian ini:
Tabel 4.9
Mahalanobis Distance
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
119 34,332 ,005 ,549
161 31,982 ,010 ,485
136 30,801 ,014 ,408
112 30,747 ,014 ,209
57 29,987 ,018 ,171
37 29,827 ,019 ,089
117 27,416 ,037 ,395
80 25,947 ,055 ,668
87 25,021 ,069 ,799
147 24,221 ,085 ,888
60 24,068 ,088 ,853
35 23,955 ,090 ,804
31 23,779 ,094 ,769
20 22,926 ,116 ,906
22 22,922 ,116 ,854
81
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
102 22,822 ,119 ,815
146 22,479 ,128 ,844
66 22,193 ,137 ,860
33 22,029 ,142 ,847
118 21,899 ,146 ,826
95 21,851 ,148 ,776
106 21,803 ,150 ,722
131 21,664 ,154 ,701
158 21,593 ,157 ,652
61 21,211 ,171 ,739
123 21,145 ,173 ,694
142 20,882 ,183 ,735
21 20,326 ,206 ,874
58 20,185 ,212 ,871
17 20,166 ,213 ,830
24 20,046 ,218 ,821
96 19,957 ,222 ,801
38 19,729 ,233 ,833
160 19,705 ,234 ,790
84 19,550 ,241 ,798
110 19,502 ,244 ,763
138 19,411 ,248 ,745
11 19,331 ,252 ,722
82
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
114 19,271 ,255 ,689
69 19,188 ,259 ,666
125 19,159 ,260 ,614
82 18,964 ,271 ,655
92 18,931 ,272 ,606
135 18,905 ,274 ,553
99 18,841 ,277 ,521
124 18,701 ,284 ,536
162 18,600 ,290 ,528
155 18,449 ,298 ,552
50 18,430 ,299 ,495
25 18,375 ,302 ,461
101 18,188 ,313 ,510
51 18,167 ,314 ,455
78 18,161 ,315 ,393
159 18,031 ,322 ,409
107 17,981 ,325 ,375
115 17,971 ,326 ,319
28 17,806 ,335 ,356
133 17,715 ,341 ,350
151 17,714 ,341 ,291
134 17,654 ,345 ,270
72 17,622 ,346 ,234
83
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
43 17,331 ,364 ,342
48 17,281 ,368 ,314
55 17,232 ,371 ,286
88 17,106 ,379 ,304
139 17,055 ,382 ,279
47 17,002 ,385 ,255
148 16,941 ,389 ,238
145 16,870 ,394 ,226
15 16,757 ,401 ,236
71 16,753 ,402 ,193
83 16,660 ,408 ,193
116 16,633 ,410 ,164
63 16,530 ,417 ,169
41 16,507 ,418 ,141
100 16,227 ,437 ,230
153 16,185 ,440 ,205
77 16,170 ,441 ,170
143 16,118 ,445 ,154
126 16,086 ,447 ,131
56 16,055 ,449 ,111
54 16,041 ,450 ,088
23 15,982 ,454 ,080
45 15,907 ,459 ,077
84
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
140 15,823 ,465 ,076
19 15,719 ,473 ,080
152 15,543 ,485 ,108
10 15,422 ,494 ,120
91 15,384 ,497 ,103
68 15,310 ,502 ,099
26 15,220 ,509 ,101
130 15,185 ,511 ,086
9 15,163 ,513 ,069
150 14,761 ,542 ,186
108 14,549 ,558 ,258
1 14,481 ,563 ,248
103 14,391 ,570 ,252
29 14,357 ,572 ,223
137 14,336 ,574 ,189
120 14,259 ,579 ,185
Sumber: output amos 18
Dari tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara univariate terdapat
outlier dalam data penelitian yaitu pada indikator KP1 (-3,35), KP3 (-3,113),
CM2 (-3,240), dan CM4 (-3,327). Namun, Ghazali (2007: 38) menyatakan bahwa
data outlier secara filosifi harus dipertahankan bila data outlier itu memang
85
representasi dari populasi yang diteliti. Atas dasar ini peneliti memutuskan untuk
tidak membuang data outlier, dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel dalam
penelitian ini telah terpenuhi dan nilai Chi-Square dalam kriteria Goodness of Fit
menunjukkan nilai 117,343 yang mengindikasikan model yang diusulkan cocok
atau fit dengan data observasi. Maka, data dalam penelitian ini dapat dikatakan
telah merepresentasikan populasi.
Sedangkan pada tabel 4.9 secara multivariate menunjukkan bahwa tidak
terdapat nilai mahalanobis distance yang melebihi 39,252. Hal ini
mengindikasikan bahwa data dalam penelitian ini terbebas dari multivariate
outlier.
d. Evaluasi Multikolinearitas.
Weston dan Gore (2006: 735) serta Lei dan Wu (2007: 34) menyatakan
bahwa evaluasi multikolinearitas data dalam SEM dapat dilakukan dengan cara
melihat nilai matriks korelasi, dimana nilai korelasi antar observed variable >0,85
menunjukkan adanya multikolinearitas pada data.
Dalam penelitian ini deteksi terhadap multikolinearitas dalam data
menggunakan bantuan program PASW Statistic 18. Data yang telah terkumpul
akan disusun ke dalam matriks korelasi agar dapat dicek kekuatan hubungan antar
observed variable dengan ketentuan nilai korelasi >0,85 dinyatakan terdapat
multikolinearitas pada data.
Dari tabel 4.10 dibawah ini dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan
nilai korelasi antar observed variable >0,85. Maka disimpulkan tidak terdapat
multikolinearitas pada data.
87
2. Uji Model Persamaan Struktural (SEM)
Hasil uji model persamaan struktural SEM dalam penelitian ini disajikan
dalam gambar 4.11 di bawah:
Gambar 4.2
Uji Model Persamaan Struktural
Sumber: Output amos 18
Dari hasil pengujian output Amos 18 di atas maka model persamaan
strukturalnya dapat disusun sebagai berikut:
Citra Merek = (0,26) Kredibilitas Perusahaan+ (0,29) Kredibilitas Endorser
+ e1
88
Sikap Merek = (0,25) Kredibilitas Perusahaan + (0,06) Kredibilitas Endorser
+ (0,27) Citra Merek + e2
Sedangkan evaluasi kelayakan model (goodness of fit) dari model
persamaan struktural dirangkum dalam tabel 4.11 dibawah ini:
Tabel 4.11
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit (Model Persamaan Struktural)
Kriteria Cut of Value Hasil Kesimpulan
Chi-Square 133,475 (df=98) 117,343 Fit
ChiSquare/df ≤ 3,00 1,197 Fit
P-Value ≥ 0,05 0,089 Fit
CFI ≥ 0,90 0,981 Fit
GFI ≥ 0,90 0,917 Fit
AGFI ≥ 0,80 0,885 Fit
TLI ≥ 0,90 0,977 Fit
RMSEA ≤ 0,08 0,035 Fit
Sumber: data diolah peneliti
D. Uji Hipotesis.
Terdapat 5 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Pengujian
hipotesis disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.12
Estimasi Parameter Regression Weights Variabel Laten
Sumber: output amos 18
Estimate S.E. C.R. P Label
Citra_Merek <--- Kredibilitas_Perusahaan ,231 ,083 2,784 ,005 par_17
Citra_Merek <--- Kredibilitas_Endorser ,230 ,077 2,992 ,003 par_18
Sikap_Merek <--- Kredibilitas_Perusahaan ,258 ,096 2,688 ,007 par_14
Sikap_Merek <--- Kredibilitas_Endorser ,059 ,087 ,672 ,502 par_15
Sikap_Merek <--- Citra_Merek ,326 ,124 2,626 ,009 par_16
89
Hipotesis pertama menyatakan:
H01 : Kredibilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap citra
merek.
Ha1 : Kredibilitas perusahaan memiliki pengaruh terhadap citra merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan kredibilitas perusahaan
terhadap citra merek memberikan nilai critical ratio sebesar 2,784 (>2,58) dan
nilai signifikan sebesar 0,005 (P< 0,01). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara kredibilitas perusahaan terhadap citra merek, sehingga
dapat disimpulkan bahwa H01 ditolak dan Ha1 diterima.
Maka penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Emari dkk. (2012: 5700), serta teori Aaker dan Joachmistaller
dalam Li, Wang dan Yang (2011: 60) dan teori Bhowmick (2012: 970) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi kredibilitas perusahaan maka akan semakin
tinggi pula pembentukan citra merek.
Hipotesis kedua menyatakan:
H02 : Kredibilitas endorser tidak memiliki pengaruh terhadap citra
merek.
Ha2 : Kredibilitas endorser memiliki pengaruh terhadap citra merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan kredibilitas endorser
terhadap citra merek memberikan nilai critical ratio sebesar 2,992 (>2,58) dan
nilai signifikan sebesar 0,003 (P< 0,01). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara kredibilitas endorer terhadap citra merek, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H02 ditolak dan Ha2 diterima.
90
Maka penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wiryawan dan Pratiwi (2009: 262), Hapsari (2008: 16) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi kredibilitas endorser maka akan semakin tinggi
pula citra merek.
Hipotesis ketiga menyatakan:
H03 : Kredibilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh langsung
terhadap sikap merek.
Ha3 : Kredibilitas perusahaan memiliki pengaruh langsung terhadap
sikap merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan kredibilitas perusahaan
terhadap sikap merek memberikan nilai critical ratio sebesar 2,688 (>2,58) dan
nilai signifikan sebesar 0,007 (P< 0,01). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara citra merek terhadap sikap merek, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H03 ditolak dan Ha3 diterima.
Penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Goldsmith dkk. (2000: 311) serta Sallam (2011: 71) yang menyatakan bahwa
kredibilitas perusahaan dapat mempengaruhi secara signifikan sikap konsumen
terhadap merek.
Hipotesis keempat menyatakan:
H04 : Citra merek tidak memiliki pengaruh terhadap sikap merek.
Ha4 : Citra merek memiliki pengaruh terhadap sikap merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan citra merek terhadap sikap
merek memberikan nilai critical ratio sebesar 2,626 (>2,58) dan nilai signifikan
91
sebesar 0,009 (P< 0,01). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara kredibilitas endorer terhadap citra merek, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H04 ditolak dan Ha4 diterima.
Penelitian ini mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Tseng dan Lee (2011: 224) serta Kwun dan Oh (2007: 92) yang menyatakan
bahwa citra merek yang terbentuk dapat mempengaruhi secara signifikan sikap
konsumen terhadap merek tersebut.
Hipotesis kelima menyatakan:
H05 : Kredibilitas endorser tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
sikap merek.
Ha5 : Kredibilitas endorser memiliki pengaruh langsung terhadap sikap
merek.
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan antara kredibilitas endorser
terhadap sikap merek memberikan nilai critical ratio sebesar 0,672 (<2,58) dan
nilai signifikan sebesar 0,502 (P>0,01). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kredibilitas endorer terhadap sikap merek,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H05 diterima dan Ha5 ditolak.
Penelitian ini tidak dapat mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Goldsmith dkk. (2001: 311) dan Sallam (2011: 71) yang
menyatakan bahwa kredibilitas endorser dapat mempengaruhi secara signifikan
sikap konsumen terhadap merek.
Namun, Belch dan Belch (2003: 160) mengungkapkan hubungan endorser
terhadap sikap merek sebagai berikut:
92
When involvement was low, a celebrity endorser had a significant
effect on attitudes. When the receiver’s involvement was high,
however, the use of a celebrity had no effect on brand attitudes.
Maka, kemungkinan terbesar mengapa hasil dalam penelitian ini
tidak dapat mengkonfimasi hubungan yang signifikan antara kredibilitas
endorser terhadap sikap merek konsumen adalah sebagai berikut:
1. Responden dalam penelitian ini memiliki memiliki keterlibatan
yang tinggi dalam mengolah informasi yang disampaikan dalam
iklan sepeda motor New Honda Blade. Sehingga responden
cenderung tidak percaya dengan penyampaian informasi yang
dilakukan endorser dalam iklan.
2. Produk sepeda motor merupakan produk yang dapat
dikategorikan sebagai produk-produk dengan keterlibatan tinggi.
Maka, konsumen cenderung lebih mempercayai informasi dari
sumber yang lain selain endorser dalam iklan. Salah satunya
adalah dengan mengetahui produsen/perusahaan penghasil
produk dalam iklan tersebut.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
IV sebelumnya. Maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hubungan antara Kredibilitas Perusahaan terhadap Citra Merek.
Semakin tinggi kredibilitas yang dimiliki perusahaan di mata
konsumen maka akan semakin tinggi pula pembentukan citra merek
dari produk perusahaan tersebut,
2. Hubungan antara Kredibilitas Endorser terhadap Citra Merek.
Semakin tinggi kredibilitas yang dimiliki endorser suatu merek maka
akan semakin tinggi pula pembantukan citra merek dari produk
tersebut.
3. Hubungan antara Kredibilitas Perusahaan terhadap Sikap Merek.
Semakin tinggi kredibilitas yang dimiliki perusahaan di mata
konsumnen maka akan semakin tinggi pula pembentukan sikap
konsumen terhadap merek tersebut.
4. Hubungan antara Citra Merek terhadap Sikap Merek.
Semakin tinggi pembentukan citra merek dari suatu produk maka akan
semakin tinggi pula pembentukan sikap konsumen terhadap merek
suatu produk.
94
5. Hubungan antara Kredibilitas Endorser terhadap Sikap Merek.
Kredibilitas endorser dalam iklan tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap pembentukan sikap konsumen terhadap merek.
B. Saran.
Dari kesimpulan penelitian yang dipaparkan di atas, saran dalam penelitian
ini dapat digunakan oleh beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan.
Dalam produk-produk keterlibatan tinggi konsumen lebih
mempercayai nama perusahaan yang kredibel. Maka disarankan bagi
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam produk-produk
keterlibatan tinggi untuk memperkuat nama perusahaan mereka,
dalam hal ini kredibilitas perusahaan. Sedangkan endorser dalam iklan
hanya dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek hanya
bila mampu membentuk citra merek terlebuh dahulu.
2. Bagi Peneliti.
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan pengembangan penelitian
selanjutnya kelak oleh pribadi peneliti sendiri khususnya mengenai
kredibilitas perusahaan dan kredibilitas endorser sebagai penentu
kekuatan merek.
3. Bagi akademisi.
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi tambahan bagi penelitian
selanjutnya mengenai penentu kekuatan merek yaitu kredibilitas
95
perusahaan dan kredibilitas endorser sebagai ujung tombaknya. Dalam
penelitian ini variabel yang dilibatkan masih sangat sederhana dan
jumlah sampel yang dipergunakan masih belum cukup besar. Maka,
diharapkan pula pada penelitian selanjutnya untuk dikembangkan ke
dalam model yang lebih kompleks, dengan menambah variabel baik
independent atau dependent, serta diharapkan menggunakan sampel
yang lebih besar agar penelitian dapat lebih representative dengan
kondisi populasi agar dapat digunakan estimasi GLS atau ADF yang
tidak sensitif terhadap data yang tidak normal.
95
DAFTAR PUSTAKA
Achjari, Didi, 2003, Pelaporan Statistik Structural Equation Modelling: Temuan
Dari Tiga Jurnal Bisnis, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Universitas
Gadjah Mada.
Ahmadi, Antofany Yusticia, dkk., 2010, Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap
Atribut Produk Pada Sikap Terhadap Produk Dan Niat Pembelian Ulang:
Studi Empirik Pengambilan Keputusan pada Kategori Produk Daging
Olahan Beku, Buletin Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Amos, Clinton, dkk., 2008, Exploring the relationship between celebrity endorser
effects and advertising effectiveness A quantitative synthesis of effect size,
International Journal of Advertising, The World Advertising Research.
Aryani, Dwi dan Rosinta, Febrina, 2010, Pengaruh Kualitas Layanan terhadap
Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan, Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi, Vol. 17 No. 2, Universitas Indonesia.
Barata, Dion Dewa, 2007, Pengaruh Penggunaan Strategi Brand Extention Pada
Intensi Membeli Konsumen, Jurnal Manajemen, Universitas Pelita Harapan,
Jakarta.
Belch, dan Belch, 2003, Advertising and Promotion, The McGraw-Hill.
Bhowmick, Tanusree, 2012, Celebrity Endorsement: A Stratagem to influence
Perception and Behavior towards Brands, Durgapur Society of
Management Science.
Bishop, David I, dan Hertenstein, Matthew J, 2004, A Confirmatory Factor
Analysis Of The Structure Of Temperament Questionnaire, Educational
and Psychological Measurement, Vol. 64 No. 6, Sage Publications
Brakus, J. Josko, dkk., 2009, Brand Experience: What Is It? How Is It Measured?
Does It Affect Loyalty?, Journal of Marketing, American Marketing
Association.
Clow, Kenneth E, dan James, Karen E, 2011, Source Credibility, Visual Strategy
and the Model in Print Advertisements, Journal of Marketing Development
and Competitiveness, University of Louisiana.
96
Dominanto, Nedi Nugrah, 2008, Perbedaan Sikap Terhadap Iklan, Merek Dan
Niat Beli Konsumen Pada Iklan Dengan Fear Appeal Tinggi Dan Rendah
Pada Partisipan Wanita, Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Durianto, Darmadi, 2004, Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar, Gramedia,
Jakarta.
Durianto, Darmadi, dan Liana, Cecilia, 2004, Analisis Efektivitas Iklan Televisi
“Softener Soft & Fresh” Di jakarta Dan Sekitarnya Dengan
Menggunakan Consumer Decision Model, Jurnal Ekonomi Perusahaan.
Emari, Hossien, dkk., 2012, The mediatory impact of brand loyalty and brand
image on brand equity, African Journal of Business Management.
Erfgen, Carsten, 2011, Impact of Celebrity Endorsement on Brand Image: A
Communication Process Perspective on 30 Years of Empirical Research
Impact of Celebrity Endorsement on Brand Image: A Communication
Process Perspective on 30 Years of Empirical Research, Hamburg
University.
Ghorban, Zahra Seyed, 2012, Brand Attitude, Its Antecedents and Consequences.
Investigation into Smartphone Brands in Malaysia, IOSR Journal of
Business and Management, Kuala Lumpur.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analilsis Multivariate dengan Program SPSS, BP
UNDIP, Semarang.
Ghozali, Imam, 2008, Model Persamaan Structural Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS 18, BP UNDIP, Semarang.
Goldsmith, Ronald E, dan Lafferty, Barbara A, 2001, The Influence of Corporate
Credibility on Consumer Attitudes and Purchase Intent, Henry Stewart
Publication.
Hamid, Abdul, 2007, Pedoman Penulisan Skripsi, FEIS UIN Jakarta.
Hapsari, Ajeng Peni, 2008, Analisis Perbandingan Penggunaan Celebrity
Endorser Dan Typical-Person Endorser Iklan Televisi Dan Hubungannya
Dengan Brand Image Produk, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Universitas
Padjajaran, Bandung.
Hardjana, Andre A, 2008, Komunikasi dalam Manajemen Reputasi Korporasi,
Jurnal Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
97
Hult, G. Tomas M, 2006, An Assessment Of The Use Of Structural Equation
Modeling In International Business Research, Elsevier Ltd.
Indrianto, Nur, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan
Manajemen, BPFE, Yogyakarta
Janonis, Vytautas, dan Virvilaitė, Regina, 2007, Brand Image Formation, Kauno
Technologijos Universitetas.
Jefkins, Frank, 1997, Periklanan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kismanto, Arie, dan Kusrini, Dwi Endah, 2011, Pengukuran Bakat Berdasarkan
Faktor-Faktor Yang Membentuk Bakat Pada Pekerja Dengan
Menggunakan Structural Equation Modeling, Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya.
Knapp, Duane E, 2001, The Brand Mindset, Andi, Yogyakarta.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 2, Erlangga,
Jakarta, 2008.
Kotler, Philip, dan Lane, Keller, 2012, Marketing Management, Prentice Hall,
New Jersey.
Kwun, David Joon-Wuk, dan Oh, Haemoon, 2007, Consumers’ evaluation of
brand portfolios, Elsevier Ltd.
Lee, Jin-Hyung, dan Scott, David, 2004, Measuring Birding Specialization: A
Confirmatory Factor Analysis, Taylor & Francis Inc.
Li, Yongqiang, dan Wang, Xuehua, 2011, The Effects of Corporate-Brand
Credibility, Perceived Corporate-Brand Origin, and Self-Image
Congruence on Purchase Intention: Evidence From China’s Auto Industry,
Journal of Global Marketing, Taylor & Francis Group.
Low, George S, dan Lamb ,Charles W, 2000, The measurement and
dimensionality of brand associations, Journal Of Product & Brand
Management, Mcb University Press.
Maer, Bernadette Dian Arini dkk., 2007, Analisis Efektivitas Iklan-Iklan Tv
Bertema Local Content Di Indonesia Tahun 2004, Universitas Kristen
Petra, Surabaya.
98
Mahendratama, Dyan Prakosa, dan Zain, Djumilah, 2012, Pengaruh Langsung
Dan Tidak Langsung Antara Kesadaran Merek Serta Asosiasi Merek
Terhadap Ekuitas Merek (Studi Pada Pelanggan Hypermarket Di Kota
Malang), Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.
Moriarty, Sandra, Mitchell, Nancy, dan Wells, William, 2009, Advertising,
Prenada Media Group, Jakarta.
Mowen, John C, dan Minor, Michael, 2002, Perilaku Konsumen, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Nazir, Moh, 2011, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor
Newell, Stephen J, dan Goldsmith, Ronald E, 2001, The Development of a Scale
to Measure Perceived Corporate Credibility, Elsevier Ltd.
Pramudito, Anindyo, 2005, Analisis Asosiasi Merek Handphone Nokia, Siemens
Dan Sony Ericsson Di Kotamadia Yogyakarta, Jurnal Siasat Bisnis.
Rafiq, Muhammad, 2009, Pengaruh Kepercayaan Konsumen Pada Merek
Terhadap Loyalitas Merek, Jurnal Optimal, Universitas Islam 45, Bekasi.
Ramadiani, 2010, Structural Equation Model Untuk Analisis Multivariate
Menggunakan Lisrel, Jurnal Informatika Mulawarman.
Ranjbarian, Bahram dkk., 2010, Celebrity Endorser Influence on Attitude Toward
Advertisements and Brands, The University of Isfahan.
Rao, Roopesh, 2012, Brand Credibility and Brand Involvement as an antecedent
of Brand Equity: An Empirical Study, Asia-Pacific Journal of Business,
Kangwon National University.
Rizky, Aditya, dan Pantawis, Setyo, 2011, Pengaruh Citra Dan Sikap Merek
Terhadap Ekuitas Merek (Studi Pada Pasar Handphone Nokia Di Kota
Semarang), Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, STIE Bank BPD Jateng.
Rodriguez, Karina P, 2008, Apparel Brand Endorsers And Their Effects On
Purchase Intentions: A Study Of Philippine Consumers, National Cheng
Kung University, Taiwan.
Roslina, 2010, Citra Merek: Dimensi, Proses Pengembangan Serta
Pengukurannya, Jurnal Bisnis Dan Manajemen, Universitas Lampung.
99
Sagala, Saut, 2011, Penggunaan Structural Equation Model untuk Penelitian
Perencanaan Wilayah dan Kota, Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia,
Semarang.
Sallam, Methaq Ahmed Abdulmajid, 2011, The Impact of Source Credibility on
Saudi Consumer’s Attitude toward Print Advertisement: The Moderating
Role of Brand Familiarity, Canadian Center of Science and Education.
Shook, Christopher L, 2004, An Assessment Of The Use Of Structural Equation
Modeling In Strategic Management Research, Strategic Management
Journal, Wiley InterScience.
Simamora, Bilson, 2008, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan.
Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sinuraya, Candra, 2009, Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap
Kinerja Manajer: Peran Kecukupan Anggaran dan Job-Relevant
Information sebagai Variabel Intervening, Jurnal Akuntansi, Univ.
Kristen Maranatha, Bandung.
Sitinjak, Tony, dan Tumpal, 2005, Pengaruh Citra Merek dan Sikap Merek
Terhadap Ekuitas Merek, Jurnal Ekonomi Perusahaan.
Soemanagara, Rd, 2008, Strategic Marketing Communication, Alfabeta, Bandung
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung
Suh, Jung-Chae dan Yi, Youjae, 2006, When Brand Attitudes Affect the Customer
Satisfaction-Loyalty Relation: The Moderating Role of Product
Involvement, Journal Of Consumer Psychology, Seoul National University.
Suharyanti, 2011, Pengaruh Persepsi Kecocokan Dan Kredibilitas Perusahaan
Terhadap Asosiasi Merek Dan Intensi Membeli (Studi Pada Pt Multi
Bintang Indonesia), Journal Communication Spectrum, Universitas
Bakrie, Jakarta.
Sweldens, Steven, dkk., 2010, Evaluative Conditioning Procedures and the
Resilience of Conditioned Brand Attitudes, Journal Of Consumer Research,
Inc.
100
Tseng, Li-Yu, dan Lee, Tian-Shyug, 2011, How Brand Image, Congruency
Between Celebrity Endorser And Brand, And Brand Attitude Can
Influence Tweens’ Purchase Intention Through Peer Confirmity, Fu Jen
Catholic University.
Wang, Xuehua, dan Yang, Zhilin, 2010, The Effect of Brand Credibility on
Consumers’ Brand Purchase Intention in Emerging Economies: The
Moderating Role of Brand Awareness and Brand Image, Journal of Global
Marketing, Taylor & Francis Group.
Weston, Rebecca, dan Gore, Paul A, 2006, A Brief Guide to Structural Equation
Modeling, The Counseling Psychologist.
Wiryawan, Driya, dan Pratiwi, Anisa, 2009, Analisis Pengaruh Selebriti Endorser
Terhadap Brand Image Pada Iklan Produk Kartu Prabayar Xl Bebas Di
Bandar Lampung, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Universitas Lampung.
Yoo, Changjo, dan MacInnis, Deborah, 2005, The brand attitude formation
process of emotional and informational ads, Journal of Business Research,
Elsevier Ltd.
100
LAMPIRAN 1
Kepada
Yth. Bapak/Ibu
di
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penelitian, bersama ini saya mohon kesediaan bantuan
Bapak/Ibu sebagai responden dalam penelitian ini (angket terlampir).
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang telah disediakan. Sehubungan hal tersebut jawaban responden
diharapkan objektif agar penelitian ini mampu memberikan hasil yang cermat dan
mampu manggambarkan fenomena yang sebenarnya terjadi.
Judul dari penelitian ini adalah “PENGARUH KREDIBILITAS
PERUSAHAAN DAN KREDIBILITAS ENDORSER TERHADAP CITRA
MEREK DAN SIKAP MEREK.” Yang bermaksud mengetahui gambaran
kemampuan perusahaan beserta endorser produknya dalam periklanan di mata
konsumen.
Demikian pengantar ini saya buat, atas perhatian serta bantuannya saya
ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Jakarta, Januari
2013
Hormat saya,
Aprilian Hapsanto
101
DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN
Dimohon kesediaan Saudara/i untuk terlebih dahulu mengisi data diri pada form
di bawah ini:
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki ( )
Wanita ( )
Pekerjaan : Karyawan Swasta ( ) Lain-lain ( )
PNS/TNI/POLRI ( )
Pelajar/Mahasiswa ( )
Wiraswasta ( )
Pendidikan Terakhir : SD ( ) Sarjana ( )
SMP ( )
SMA ( )
Diploma ( )
102
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Pilihlah dengan membuat tanda ceklis (√) pada kotak jawaban yang telah
disediakan.
Bentuk jawaban bervariasi mulai dari:
1. STS = Sangat Tidak Setuju.
2. TS = Tidak Setuju
3. R = Ragu-ragu.
4. S = Setuju
5. SS = Sangat Setuju.
Kod
e
Pernyataan Alternatif Jawaban
Kredibilitas Perusahaan
1 2 3 4 5
ST
S TS R S SS
KP 1 P.T Astra Honda Motor berpengalaman
memproduksi sepeda motor.
KP 2 PT. Astra Honda Motor terlatih dalam
memproduksi berbagai jenis sepeda motor.
KP 3 Kualitas produksi sepeda motor PT. Astra
Honda Motor dapat dipercaya.
KP 4
PT. Astra Honda Motor jujur dalam
penyampaian iklan sepeda motor New Honda
Blade.
Kredibilitas Endorser
1 2 3 4 5
ST
S TS R S SS
KE 1 Dani Pedrosa adalah pembalap yang ahli.
KE 2 Menurut saya Dani Pedrosa jujur di dalam
penyampaian pesan iklan New Honda Blade.
KE 3 Dani Pedrosa adalah pembalap dengan wajah
yang tampan
KE 4
Saya mengagumi Dani Pedrosa sebagai
pembalap yang selalu bersaing untuk menjadi
juara
103
Citra Merek
1 2 3 4 5
ST
S TS R S SS
CM
1
Sepeda motor New Honda Blade mempunyai
kualitas yang tinggi.
CM
2
Motor New Honda Blade memiliki desain
yang trendi/keren
CM
3
Saya mencoba sepeda motor New Honda
Blade karena Dani Pedrosa dalam iklan New
Honda Blade.
CM
4
Saya merasa nyaman saat mengendarai motor
New Honda Blade.
Sikap Merek
1 2 3 4 5
ST
S TS R S SS
SM
1
Saya percaya striping racing sepeda motor
New Honda Blade memberikan keuntungan
saya bergaya seperti pembalap..
SM
2
Saya percaya mesin sepeda motor New
Honda Blade memberikan keuntungan
akselerasi dalam berkendara..
SM
3
Saya lebih menyukai sepeda motor New
Honda Blade karena sosok Dani Pedrosa
dalam iklan New Honda Blade.
SM
4
Saya lebih menyukai sepeda motor New
Honda Blade karena diproduksi oleh P.T
Astra Honda Motor..
104
LAMPIRAN 2
DATA PRIMER RESPONDEN
KP1 KP2 KP3 KP4 KE1 KE2 KE3 KE4 CM1 CM2 CM3 CM4 SM1 SM2 SM3 SM4
4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 5 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3
3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
3 4 4 3 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4
4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4
4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5
5 4 4 3 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4
5 4 4 4 3 5 4 3 3 3 4 4 5 5 5 5
5 4 5 5 3 5 4 3 3 3 3 3 4 5 4 4
4 5 5 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
4 4 3 3 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 4 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
5 4 4 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 5 5
4 4 4 4 3 3 3 3 4 5 5 4 4 3 3 3
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4
4 4 5 4 4 2 3 4 4 5 5 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 3 4 5 4 3 3 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4
2 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4
5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4
5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4
105
4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4
5 5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4
5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4
5 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 2 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
5 5 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 3 3 3
5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4
5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4
5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 3 3
5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4
4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3
4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4
5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
5 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5
5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4
4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4
5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 5
5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 3 3
4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4
5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4
106
5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 3 4 3
5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
5 4 5 5 3 3 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4
5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4
5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4
4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4
5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5
5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4
4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 5 4 3 3 3
5 5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4
5 4 4 3 5 5 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4
4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5
4 5 5 3 3 2 2 2 4 5 4 4 4 5 3 4
4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5
5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3
5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 5 3 5 5 5 5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5
4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4
5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
5 4 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 3
5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4
5 4 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4
4 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4
4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3
5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3
3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4
4 4 4 4 2 3 4 2 4 5 4 4 5 5 4 4
5 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5
5 5 4 5 3 3 4 3 4 5 4 4 5 5 5 5
5 5 4 5 4 3 3 4 3 3 4 3 5 5 5 5
5 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5
4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4
5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5
107
5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
5 5 5 5 3 4 4 3 4 5 4 5 5 5 5 5
3 3 3 3 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4
4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4
5 5 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 5 5
4 4 5 4 2 2 2 2 4 4 4 5 4 4 2 4
3 3 3 3 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4
108
LAMPIRAN 3
OUTPUT AMOS 18
Your model contains the following variables (Group number 1)
Observed, endogenous variables
KP4
KP3
KP2
KP1
KE4
KE3
KE2
KE1
CM4
CM3
CM2
CM1
SM4
SM3
SM2
SM1
Unobserved, exogenous variables
Kredibilitas_Perusahaan
e1
e2
e3
e4
Kredibilitas_Endorser
e5
e6
e7
e8
Citra_Merek
e9
e10
e11
e12
Sikap_Merek
e13
e14
e15
e16
109
Variable counts (Group number 1)
Number of variables in your model: 36
Number of observed variables: 16
Number of unobserved variables: 20
Number of exogenous variables: 20
Number of endogenous variables: 16
Parameter summary (Group number 1)
Weights Covariances Variances Means Intercepts Total
Fixed 20 0 0 0 0 20
Labeled 0 0 0 0 0 0
Unlabeled 12 6 20 0 0 38
Total 32 6 20 0 0 58
Assessment of normality (Group number 1)
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
SM1 3,000 5,000 -,079 -,411 -,399 -1,038
SM2 3,000 5,000 -,204 -1,057 -,703 -1,826
SM3 2,000 5,000 -,258 -1,340 -,709 -1,842
SM4 3,000 5,000 -,056 -,290 -,370 -,962
CM1 2,000 5,000 -,100 -,518 -,539 -1,401
CM2 2,000 5,000 -,308 -1,602 -,256 -,666
CM3 3,000 5,000 -,061 -,317 -,452 -1,175
CM4 2,000 5,000 -,185 -,962 ,232 ,604
KE1 2,000 5,000 -,366 -1,903 ,451 1,171
KE2 2,000 5,000 -,170 -,885 -,660 -1,714
KE3 2,000 5,000 -,356 -1,851 ,148 ,384
KE4 2,000 5,000 -,070 -,366 -,380 -,988
KP1 2,000 5,000 -,468 -2,433 -,252 -,654
KP2 3,000 5,000 -,138 -,720 -,509 -1,323
KP3 2,000 5,000 -,258 -1,339 -,390 -1,013
KP4 3,000 5,000 -,045 -,233 -,460 -1,195
Multivariate
3,769 ,999
Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
119 34,332 ,005 ,549
161 31,982 ,010 ,485
136 30,801 ,014 ,408
110
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
112 30,747 ,014 ,209
57 29,987 ,018 ,171
37 29,827 ,019 ,089
117 27,416 ,037 ,395
80 25,947 ,055 ,668
87 25,021 ,069 ,799
147 24,221 ,085 ,888
60 24,068 ,088 ,853
35 23,955 ,090 ,804
31 23,779 ,094 ,769
20 22,926 ,116 ,906
22 22,922 ,116 ,854
102 22,822 ,119 ,815
146 22,479 ,128 ,844
66 22,193 ,137 ,860
33 22,029 ,142 ,847
118 21,899 ,146 ,826
95 21,851 ,148 ,776
106 21,803 ,150 ,722
131 21,664 ,154 ,701
158 21,593 ,157 ,652
61 21,211 ,171 ,739
123 21,145 ,173 ,694
142 20,882 ,183 ,735
21 20,326 ,206 ,874
58 20,185 ,212 ,871
17 20,166 ,213 ,830
24 20,046 ,218 ,821
96 19,957 ,222 ,801
38 19,729 ,233 ,833
160 19,705 ,234 ,790
84 19,550 ,241 ,798
110 19,502 ,244 ,763
138 19,411 ,248 ,745
11 19,331 ,252 ,722
114 19,271 ,255 ,689
69 19,188 ,259 ,666
125 19,159 ,260 ,614
82 18,964 ,271 ,655
92 18,931 ,272 ,606
135 18,905 ,274 ,553
99 18,841 ,277 ,521
124 18,701 ,284 ,536
162 18,600 ,290 ,528
111
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
155 18,449 ,298 ,552
50 18,430 ,299 ,495
25 18,375 ,302 ,461
101 18,188 ,313 ,510
51 18,167 ,314 ,455
78 18,161 ,315 ,393
159 18,031 ,322 ,409
107 17,981 ,325 ,375
115 17,971 ,326 ,319
28 17,806 ,335 ,356
133 17,715 ,341 ,350
151 17,714 ,341 ,291
134 17,654 ,345 ,270
72 17,622 ,346 ,234
43 17,331 ,364 ,342
48 17,281 ,368 ,314
55 17,232 ,371 ,286
88 17,106 ,379 ,304
139 17,055 ,382 ,279
47 17,002 ,385 ,255
148 16,941 ,389 ,238
145 16,870 ,394 ,226
15 16,757 ,401 ,236
71 16,753 ,402 ,193
83 16,660 ,408 ,193
116 16,633 ,410 ,164
63 16,530 ,417 ,169
41 16,507 ,418 ,141
100 16,227 ,437 ,230
153 16,185 ,440 ,205
77 16,170 ,441 ,170
143 16,118 ,445 ,154
126 16,086 ,447 ,131
56 16,055 ,449 ,111
54 16,041 ,450 ,088
23 15,982 ,454 ,080
45 15,907 ,459 ,077
140 15,823 ,465 ,076
19 15,719 ,473 ,080
152 15,543 ,485 ,108
10 15,422 ,494 ,120
91 15,384 ,497 ,103
68 15,310 ,502 ,099
26 15,220 ,509 ,101
112
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
130 15,185 ,511 ,086
9 15,163 ,513 ,069
150 14,761 ,542 ,186
108 14,549 ,558 ,258
1 14,481 ,563 ,248
103 14,391 ,570 ,252
29 14,357 ,572 ,223
137 14,336 ,574 ,189
120 14,259 ,579 ,185
Computation of degrees of freedom (Default model)
Number of distinct sample moments: 136
Number of distinct parameters to be estimated: 38
Degrees of freedom (136 - 38): 98
Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square = 117,343
Degrees of freedom = 98
Probability level = ,089
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
KP4 <--- Kredibilitas_Perusahaan 1,000
KP3 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,928 ,111 8,377 *** par_1
KP2 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,954 ,102 9,319 *** par_2
KP1 <--- Kredibilitas_Perusahaan 1,121 ,112 10,001 *** par_3
KE4 <--- Kredibilitas_Endorser 1,000
KE3 <--- Kredibilitas_Endorser ,836 ,118 7,088 *** par_4
KE2 <--- Kredibilitas_Endorser ,877 ,133 6,618 *** par_5
KE1 <--- Kredibilitas_Endorser 1,020 ,099 10,248 *** par_6
CM4 <--- Citra_Merek 1,000
CM3 <--- Citra_Merek 1,017 ,138 7,391 *** par_7
CM2 <--- Citra_Merek 1,096 ,144 7,615 *** par_8
CM1 <--- Citra_Merek 1,187 ,146 8,107 *** par_9
SM4 <--- Sikap_Merek 1,000
SM3 <--- Sikap_Merek ,981 ,104 9,445 *** par_10
SM2 <--- Sikap_Merek 1,017 ,091 11,178 *** par_11
SM1 <--- Sikap_Merek ,901 ,084 10,712 *** par_12
113
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Citra_Merek <--- Kredibilitas_Perusahaan ,206 ,074 2,808 ,005 par_17
Citra_Merek <--- Kredibilitas_Endorser ,230 ,077 2,992 ,003 par_18
Sikap_Merek <--- Kredibilitas_Perusahaan ,208 ,078 2,676 ,007 par_14
Sikap_Merek <--- Kredibilitas_Endorser ,053 ,079 ,671 ,502 par_15
Sikap_Merek <--- Citra_Merek ,294 ,112 2,614 ,009 par_16
KE4 <--- Kredibilitas_Endorser 1,000
KE3 <--- Kredibilitas_Endorser ,836 ,118 7,088 *** par_1
KE2 <--- Kredibilitas_Endorser ,877 ,133 6,618 *** par_2
KE1 <--- Kredibilitas_Endorser 1,020 ,099 10,248 *** par_3
CM4 <--- Citra_Merek 1,000
CM3 <--- Citra_Merek 1,017 ,138 7,391 *** par_4
CM2 <--- Citra_Merek 1,096 ,144 7,615 *** par_5
CM1 <--- Citra_Merek 1,187 ,146 8,107 *** par_6
SM1 <--- Sikap_Merek 1,000
SM2 <--- Sikap_Merek 1,129 ,108 10,454 *** par_7
SM3 <--- Sikap_Merek 1,088 ,122 8,953 *** par_8
SM4 <--- Sikap_Merek 1,110 ,104 10,712 *** par_9
KP1 <--- Kredibilitas_Perusahaan 1,000
KP2 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,851 ,086 9,843 *** par_10
KP3 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,828 ,099 8,355 *** par_11
KP4 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,892 ,089 10,001 *** par_12
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
KP4 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,783
KP3 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,673
KP2 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,761
KP1 <--- Kredibilitas_Perusahaan ,820
KE4 <--- Kredibilitas_Endorser ,772
KE3 <--- Kredibilitas_Endorser ,644
KE2 <--- Kredibilitas_Endorser ,602
KE1 <--- Kredibilitas_Endorser ,845
CM4 <--- Citra_Merek ,706
CM3 <--- Citra_Merek ,706
CM2 <--- Citra_Merek ,715
CM1 <--- Citra_Merek ,749
SM4 <--- Sikap_Merek ,840
SM3 <--- Sikap_Merek ,702
SM2 <--- Sikap_Merek ,803
SM1 <--- Sikap_Merek ,790
114
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Kredibilitas_Perusahaan <--> Kredibilitas_Endorser ,028 ,025 1,121 ,262 par_13
Kredibilitas_Perusahaan <--> Citra_Merek ,062 ,022 2,876 ,004 par_14
Kredibilitas_Perusahaan <--> Sikap_Merek ,084 ,025 3,387 *** par_15
Kredibilitas_Endorser <--> Citra_Merek ,075 ,025 3,021 ,003 par_16
Kredibilitas_Endorser <--> Sikap_Merek ,049 ,027 1,844 ,065 par_17
Citra_Merek <--> Sikap_Merek ,081 ,023 3,513 *** par_18
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Kredibilitas_Perusahaan <--> Kredibilitas_Endorser ,106
Kredibilitas_Perusahaan <--> Citra_Merek ,293
Kredibilitas_Perusahaan <--> Sikap_Merek ,334
Kredibilitas_Endorser <--> Citra_Merek ,318
Kredibilitas_Endorser <--> Sikap_Merek ,175
Citra_Merek <--> Sikap_Merek ,367
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Kredibilitas_Perusahaan
,240 ,043 5,517 *** par_19
Kredibilitas_Endorser
,296 ,056 5,323 *** par_20
Citra_Merek
,187 ,040 4,670 *** par_21
Sikap_Merek
,263 ,042 6,206 *** par_22
e1
,151 ,024 6,414 *** par_23
e2
,250 ,033 7,644 *** par_24
e3
,159 ,023 6,794 *** par_25
e4
,147 ,026 5,683 *** par_26
e5
,201 ,032 6,258 *** par_27
e6
,292 ,040 7,216 *** par_28
e7
,402 ,053 7,542 *** par_29
e8
,124 ,028 4,369 *** par_30
e9
,188 ,027 6,926 *** par_31
e10
,194 ,029 6,740 *** par_32
115
Estimate S.E. C.R. P Label
e11
,215 ,032 6,811 *** par_33
e12
,206 ,033 6,241 *** par_34
e13
,110 ,019 5,719 *** par_35
e14
,261 ,034 7,692 *** par_36
e15
,150 ,023 6,543 *** par_37
e16
,129 ,019 6,663 *** par_38
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
SM1
,624
SM2
,644
SM3
,493
SM4
,705
CM1
,562
CM2
,511
CM3
,499
CM4
,499
KE1
,714
KE2
,362
KE3
,415
KE4
,596
KP1
,672
KP2
,579
KP3
,452
KP4
,613
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 38 117,343 98 ,089 1,197
Saturated model 136 ,000 0
Independence model 16 1134,605 120 ,000 9,455
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,027 ,917 ,885 ,661
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,120 ,434 ,359 ,383
Baseline Comparisons
116
Model NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2 CFI
Default model ,897 ,873 ,981 ,977 ,981
Saturated model 1,000
1,000
1,000
Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,817 ,732 ,801
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1,000 ,000 ,000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 19,343 ,000 50,704
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1014,605 910,446 1126,204
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model ,729 ,120 ,000 ,315
Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000
Independence model 7,047 6,302 5,655 6,995
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,035 ,000 ,057 ,860
Independence model ,229 ,217 ,241 ,000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 193,343 202,315 310,671 348,671
Saturated model 272,000 304,111 691,913 827,913
Independence model 1166,605 1170,382 1216,006 1232,006
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model 1,201 1,081 1,396 1,257
Saturated model 1,689 1,689 1,689 1,889
Independence model 7,246 6,599 7,939 7,269
117
HOELTER
Model HOELTER
.05
HOELTER
.01
Default model 168 184
Independence model 21 23
Recommended