View
24
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN
IMPOR DALAM KEMASAN
(STUDI KASUS MAHASISWA FEBI UIN STS JAMBI)
SKRIPSI
DWI SINTA ANGGRAINI
EES. 160357
PEMBIMBING:
Prof. Dr.Subhan, M.Ag
Efni Anita, M.E.Sy
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1441 H/2020 M
ii
PERNYATAAN ORSINILITAS TUGAS AKHIR
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dwi SintaAnggraini
NIM :EES160357
Jurusan : EkonomiSyariah
Fakultas : Ekonorni dan BisnisIslam
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh
Labelisasi Halal dan harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Makarian
Impor dalam Kemasan (Studi Kasus Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi) adalah
hasil karya pribadi
yangtidakmengandungplagiarismedantidakberisimateriyangdipublikasikanatau
ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai
dengan ketentuan yang dibenarkan secarailmiah.
Apabilapemyataaninitidakbenar,makapenelitisiapmempertanggungjawabkannya
sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
termasuk Pencabutan gelar yang sayaperoleh.
Jambi, April 2020
YangMenyatakan
Dwi Sinta Anggraini
EES160357
iii
Pembimbing 1 : Prof. Dr. Subhan. M.Ag
Pembimbing II : Efni Anita, M.E.Sy
Alamat : Jln. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi 36122
Telp/Fax : (0741) 65600
Jambi, Februari 2020
Kepada Yth,
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamualaikum.wr.wb
Setelah membaca dan melakukan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudari Dwi Sinta Anggraini yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal dan Harga
terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan Impor dalam Kemasan (Studi
Kasus Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi)” telah disetujui dan dapat diajukan
untuk dimunaqasyahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana
(S.1) dalam ilmu Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah Kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Subhan, M.Ag Efni Anita, M.E.Sy
NIP. 1964092719931001 NIP. 198607172015032004
iv
PENGESAHAN SKRIPSI Nomor : B- 27/D.V/PP.00.9/06/2020
Skripsi dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian Produk Makanan Impor dalam Kemasan (Studi Kasus Mahasiswa FEBI UIN STS
Jambi)” yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Dwi Sinta Anggraini
NIM : EES160357
Tanggal Ujian Skripsi : 28 April 2020
Nilai Munaqasyah : 85,3 (A)
Dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/Sarjana Strata Satu (S.1)
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Tim Munaqasyah/Tim Penguji
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi 36122 Telp./fax: (0741) 65600 website:febi-iainjambi.ac.id
KetuaSidang
Dr. Rafidah, SE., M.EI
NIP. 19710515199103 2 001
SekretarisSidang,
Mellya Embun Baining, SE., M.EI
NIP. 19840517 201101 2 012
Penguji I
Dr. Novi Mubyarto, ME
NIP. 19790309200312 1 001
Pembimbing II
Efni Anita, M.E.Sy
NIP. 19860717 201503 2 004
Pembimbing I
Prof. Dr. Subhan, M.Ag
NIP. 196409271993021001
Penguji II
M. Yunus, M.Si
NIP. 19920717 201801 1 002
Jambi, 28April 2020
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi
Dekan
Dr. A.A. Miftah, M.Ag
NIP: 19731125 199603 1 001
v
MOTTO
نُ ْحَسَٰ ِن إَِّلا ٱْْلِ ْحَسَٰ َهْل َجَزآُء ٱْْلِ
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)
(QS. Ar-Rahman: 60)1
1 Ar-Rahman (55): 60.
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmannirrahim
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang Mu telah
memberiku kekuaan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.
Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah
Muhammad SAW
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang tuaku yang sangat ku hormati, kasihi, dan
sayangi Ibundaku (Misnah) dan Ayahandaku (Sucipto). Sebagai tanda bakti, hormat, dan
tanda terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu dan ayah
yang telah memberi kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga
yang tidak mungkin aku balas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan
persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna
ku sadar, selama ini belum bisa berbuat lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku
termotivasi dan selalu menyiramiku kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku
menjadi lebih baik.
Terimakasih untuk keluarga besarku dan kakak tersayang (Selvia Meriyanti, AMKL)
yang selalu memberi semangat, motivasi dan memberikan dorongan yang besar serta menjadi
contoh baik bagiku dalam menyelesaikan skripsi ini
Untuk Dosen pembimbing yang selalu memberikan bantuan dan bimbingan yang tiada
batasnya diberikan oleh Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku pembimbing I dan
Ibu Efni Anita, M.E.Sy Selaku Pembimbing II, terimakasih atas
bimbingannya selama ini.
Untuk teman-teman seperjuanganku khususnya lokal C, ekonomi syariah 2016
terimakasih untuk berbagi keceriaan, suka dan duka dalam menimba ilmu. Tiada hari yang
indah tanpa kalian semua
vii
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh labelisasi halal dan harga
terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan (studi kasus
mahasiswa FEBI UIN STS Jambi). Sebagai tujuan di antaranya untuk mengetahui
pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam
kemasan, dan untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk
makanan impor dalam kemasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
deskriptif dengan metode pengumpulan data angket (kuesioner), wawancara, dan
dokumentasi. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa FEBI UIN STS Jambi dan
sampel sebagai responden penelitian akan diambil menggunakan teknik non probability
sampling dengan rumus slovin yaitu 100 mahasiswa yang ditemui pada saat penelitian.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan program SPSS 21.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 31,724 lebih besar
dari F tabel 3,09, yang berarti secara simultan terdapat pengaruh pada labelisasi halal (X1)
dan harga (X2) terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan.
Secara parsial terlihat bahwa semua variabel bebas berpengaruh terhadap keputusan
pembelian, yaitu variabel labelisasi halal (X1) sebesar 7,554 lebih besar dari t tabel sebesar
1,984 dan harga (X2) sebesar 2,074 lebih besar dari nilai t tabael 1,984.
Berdasarkan hasil yang dillihat dari koefisien beta, variabel yang paling
berpengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian ialah variabel Labelisasi Halal yang
memiliki koefisien beta sebesar 0,597 lebih besar dari koefisien beta variabel harga yang
hanya sebesar 0,164.
Kata Kunci : Labelisasi Halal, Harga dan Keputusan Pembelian
viii
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang mana dalam menyelesaikan skripsi ini penulis selalu di berikan kesehatan
dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu,
tidak lupa pula shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan nabi besar
muhammadsaw.
Skripsi ini diberi judul “Pengaruh Labelisasi Halal dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Makanan Impor dalam Kemasan (Studi Kasus
Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi“.
Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan
dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam
penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan
dan bimbingan yang di berikan oleh dosen pembimbing yaitu : Bapak Prof. Dr.
Subhan, M.Ag dan Ibu Efni Anita, M.E.Sy selaku pembimbing I dan II. Maka skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan
adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama sekali kepada yangterhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy'ari, MA., Ph.D, Selaku Rektor UIN STSjambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.AgSelaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi
3. Ibu Dr. Rafidah, SE, M.EI, Selaku Wakil Dekan I Bidang Bidang Akedemik
Fakultas Ekonomi Dan BisnisIslam.
4. Bapak Dr. Novi Mubiarto, SE, ME, Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum Dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan BisnisIslam.
5. Ibu Dr. Sucipto, MASelaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dan Kerja
Sama Luar Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN STSJambi.
6. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si Dan Bapak M. Yunus, M.Si, Selaku Ketua
Dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN STSJambi.
7. Bapak Dan Ibu Dosen, Asisten Dosen Dan Seluruh Karyawan / Karyawati
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN STSJambi.
8. Semua Pihak Yang Terlibat Dalam Penyusunan Skripsi Ini, Baik Langsung
Maupun Tidak Langsung.
ix
ix
Disamping itu, Disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh Karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi memperbaiki skripsi ini. Kepada Allah swt. kita
memohon ampunan-nya dan kepada manusia kita memohon kemanfaatanya.
Semoga amal kebajikan kita seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, 6 Februari 2020
Penulis
Dwi Sinta Anggraini
EES 160357
x
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ............................................................................................. i
SURAT PENYATAAN ORSINALISASI SKRIPSI ............................................ ii
NOTA DINAS. ..................................................................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... x
DAFTAR TEBEL DAN GAMBAR. .................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah. ................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian. ..................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian. ................................................................... 13
E. Batasan Masalah. ...................................................................... 14
F. Kerangka Teori. ........................................................................ 14
G. Tinjauan Pustaka. ..................................................................... 46
H. Kerangka Pemikiran. ................................................................ 48
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 51
B. Jenis dan Sumber Data.............................................................. 51
C. Instrumen Pengumpulan Data. .................................................. 52
D. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel. ................................... 54
E. Operasional Variabel. ............................................................... 56
F. Uji Coba Statistik. .................................................................... 58
G. Teknik Analisa Data. ................................................................ 61
H. Sistem Penulisan. ..................................................................... 63
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. ............................... 65
xi
xi
B. Latar Belakang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. ................. 65
C. Visi dan Misi. ........................................................................... 67
D. Tujuan. ..................................................................................... 68
E. Sasaran. .................................................................................... 68
F. Strategi Pencapaian. ................................................................. 69
G. Tahapan Strategi. ...................................................................... 72
H. Jurusan dan Gelar. .................................................................... 73
I. Kompetensi Jurusan. ................................................................. 74
J. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. .......... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden. .................................................... 76
2. Uji Coba Statistik................................................................ 79
3. Uji Asumsi Klasik. ............................................................. 83
B. Pembahasan
1. Labelisasi Halal Berpengaruh Terhadap Keputusan
Pembelian. .......................................................................... 92
2. Harga Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian. .......... 92
3. Labelisasi Halal dan Harga Berpengaruh Terhadap
Keputusan Pembelian. ........................................................ 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. ............................................................................. 94
B. Saran. ....................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
xii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
A. Daftar Tabel
Tabel 1 : Perkembangan Impor Berbagai Makanan Olahan
Tabel 2 : Produk Makanan Impor yang Dikonsumsi oleh Mahasiswa FEBI UIN
STS JAMBI
Tabel 3 : Daftar Produk Makanan Impor dalam Kemasan yang Memiliki Label
Halal
Tabel 4 : Daftar Produk Makanan Impor dalam Kemasan yang tidak memiliki
Label Halal
Tabel 5 : Daftar Badan Seritikasi Halal Aset yang Diakui MUI
Tabel 6 : Tinjauan Pustaka
Tabel 7 : Operasional Variabel
Tabel 8 : Jurusan dan Gelar
Tabel 9 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 10 : Karakteristik Responden Berdaarkan Usia
Tabel 11 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan
Tabel 12 : Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Labelisasi Halal (X1)
Tabel 13 : Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Harga (X2)
Tabel 14 : Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 15 : Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Variabel Labelisasi Halal (X1)
Tabel 16 : Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Variabel Harga (X2)
Tabel 17 : Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 18 : Hasil Pengujian Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
Tabel 19 : Hasil Pengujian Uji Multikolineritas
Tabel 20 : Hasil Pengujian Persamaan Regresi Linier Berganda
Tabel 21 : Hasil Pengujian Uji t
Tabel 22 : Hasil Pengujian Uji F
Tabel 23 : Hasil Pengujian Uji R Square
B. Gambar
Gambar 1 : Logo Halal
Gambar 2 : Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Gambar 3 : Hasil Pengujian Uji Normalitas dengan Probability Plot
Gambar 4 : Hasil Pengujian Uji Heterokedastisita
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pesatnya perkembangan media saat ini, arus informasi
yang diperoleh konsumen akan semakin banyak. Perkembangan zaman yang
semakin modern berdampak terhadap kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh
masyarakat. Perkembangan zaman tersebut membuat semakin beragamnya
kebutuhan yang harus dipenuhinya.Bahkan tak jarang masyarakat membeli
barang-barang yang tidak mereka butuhkan atau hanya mengikuti trend walaupun
harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.2
Pergeseran pola hidup seperti itu biasaya terjadi pada generasi millenial,
yaitu mereka yang memasuki tahap usia dewasa muda (18-35 tahun) pada dekade
diatas 2000-an. Mereka adalah konsumen dengan gaya hidup kelas menengah ke
atas. Biasanya, mereka tidak segan mengucurkan banyak uang untuk belanja
produk fashion atau kosmetik terbaru, gadget berteknologi termutakhir, otomotif
teranyar, sewa jasa transportasi premium online, atau makan di cafe dan
mengkonsumsi makanan kekinian. Mereka beranggapan dengan terus mengikuti
gaya hidup kekinian, hal tersebut akan menunjang karier mereka dan membuka
peluang networking yang lebih baik.3
2 Tengku Putri Lindung Bulan, “Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan
Pembelian Sosis di Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang” Jurnal Manajemen Dan Keuangan,
Vol.5, No.1, (Mei 2016), hlm.430. 3Tri Puji Astuti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ips Fitk Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (2018), Hlm.2.
1
Generasi milenial atau generasi digital native, yaitu generasi yang tumbuh
dalam lingkungan yang serba digital. Menurut Hilman Fajrian millenial bersifat
optimis, goal oriented, independen, penuh harapan, terobsesi pada kesuksesan,
percaya diri, mementingkan gaya hidup dan tergantung pada teknologi 58%
millenial suka berbelanja, 65% suka kuliner dan 20%, gemar traveling.4
Dengan Digitalisasi sekarang cukup mengubah karakter dan perilaku
konsumen yang besar dan lahir di era ini. Generasi baru yang punya selera dan
perilaku yang berbeda dalam pembelian produk, dan cara mereka mengkonsumsi.
Generasi milenial sangat konsumtif sehingga mereka menjadi sasaran yang sangat
potensial. Mengenai knowledgeableproduk, milenial punya segudang info
sebelum membeliSearching costsebuah produk menjadi sangat mudah. Untuk
membandingkan sebuah produk, generasi milenial tidak perlu lagi datang dari satu
toko ke toko lain, atau dari menghubungi satu penyedia jasa ke yang lainnya.
Mereka hanya tinggal buka internet, mencari di mesin pencari, maka semua
informasi lengkap mulai dari harga hingga review dari pengalaman konsumen
sebelumnya. Generasi milenial lebih mementingkan pengalaman dalam
mengkonsumsi, dan cerita dibalik sebuah produk. Mereka menghargai
pengalaman unik, yang ditawarkan oleh sebuah barang atau jasa.5
Pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, menyebabkan
minat konsumen untuk membeli produk impor semakin tinggi. Akibat dari
4 Lucky Radi Rinandiyana dkk, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Oleh Generasi Milenial Pada Industri Kuliner Di Kota Tasikmalaya”, Jurnal Ekonomi
Manajemen, Vol. 3, No.1 (Mei 2017), hlm.18. 5Rasyid Sarwono, “Memahami 10 Perilaku Konsumen Milenial”
https://sarwono.my.id/lifestyle/memahami-10-perilaku-konsumen-milenial, akses 23 November
2019
https://sarwono.my.id/lifestyle/memahami-10-perilaku-konsumen-milenial
tingginya minat terhadap produk impor, kini produk-produk impor mulai
membanjiri pasar tanah air. Kemasan yang menarik, citra produk impor yang
dianggap unggul, harga yang bersaing dengan produk lokal serta strategi promosi
pemasaran yang baik mengakibatkan kebutuhan konsumen terhadap produk-
produk impor semakin tinggi.
Tabel 1
Perkembangan Impor Berbagai Makanan Olahan
Periode: 2014-2018 (Nilai : Juta US$)
No Tahun Impor
1 2014 2.755.089.342,00
2 2015 2.343.425.634,00
3 2016 3.016.346.042,00
4 2017 2.829.600.615,00
5 2018 4.188.697.359,00
Sumber:BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi,
Kementerian Perdagangan
Mahasiswa merupakan generasi milenial, karena memasuki tahap usia
dewasa muda (18-35 tahun) pada dekade diatas 2000-an.6 Mahasiswa kerap kali
membeli produk-produk impor dikarenakan desakan kebutuhan atau hanya untuk
gaya hidup semata. Berdasarkan hasil pra survei melalui wawancara dengan
beberapa orang mahasiswa FEBI UIN STS Jambi, mereka tertarik untuk membeli
produk makanan impor karena melihat berbagai review di sosial media dan tergiur
untuk membeli dan mencoba, ada juga yang melakukan pembelian produk
makanan impor karena sekedar ingin coba karena sedang trend. Lalu beberapa
6Tri Puji Astuti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ips Fitk Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (2018), Hlm.2.
orang mengatakan jika produk makanan impor berkualitas baik dan memiliki cita
rasa yang nikmat dengan harga yang bersahabat. Ada juga mahasiswa yang
tertarik untuk membeli karena produk buatan luar negeri, namun tetap memiliki
label halal.7
Tabel 2
Beberapa Produk Makanan Impor yang Dikonsumsi
oleh Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi
No Nama Produk Gambar
Produk No Nama Produk
Gambar
Produk
1 Samyang
Green
Samyang
Ramen Spicy
6 Glico Pocky
2 Samyang
Green Hot
Chicken
Ramen Cheese
Flavor
7 Naraya Oat
Choco
3 Cadbury Dairy
Milk (Milk
Chocolate)
8 Day Day
Bidr’s Nest
4 Nestle Kit Kat
(Finger)
9 Appolo Bolu
Pandan
5 Lotte Choco
Pie
10 Nestle Milo
Sumber : Wawancara Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi
Sebagai konsumen yang cerdas, masyarakat muslim haruslah meneliti
barang yang akan dikonsumsi sebelum membelinya, karena setiap individu
memiliki hak pribadi secara perorangan untuk memutuskan membeli atau tidak
membeli suatu barang. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan
7 Wawancara, Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi, 18 November 2019.
individu yang secara langsung terlibat dalam pembelian dan penggunaan barang
yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Amstrong mengemukakan bahwa
keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara
aktual melakukan pembelian produk.8
Produk impor sering kali diyakini oleh sebagian besar masyarakat sebagai
produk yang mempunyai kualitas unggul, karena disertai dengan persyaratan-
persyaratan yang sudah standar mengenai proses produksi, packaging, maupun
pemasarannya. Realitanya, ada beberapa produk impor yang tidak memenuhi
standar persyaratan, sehingga produk impor yang dibeli konsumen berkualitas
rendah, bahkan membahayakan keselamatan konsumen. Bagi umat muslim
kesalahan dalam memilih produk makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan
kerugian lahir dan batin, secara lahir mengkonsumsi produk yang mengandung
bahan berbahaya dapat mengganggu kesehatan, sedangkan secara batin
mengkonsumsi produk yang tidak halal dapat menimbulkan dosa. Keharusan
seorang muslim untuk mengkonsumsi sesuatu yang halal dijelaskan dalam al-
Qur’an diantaranya dalam surah al-Baqarah ayat 168
ا فِي اْْلَْرِض َحََلَّلا َطي ِباا َوََّل تَتابِعُوا ُخُطَواِت يَا أَيَُّها النااُس ُكلُوا ِمما
ْم َعدُوٌّ ُمبِين الشاْيَطاِن ۚ إِناهُ لَكُ
8Usman Efendi, Psikologi Konsumen, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016),
hlm.248.
Artinya: “Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat dibumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-lankah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu”.9
Hal tersebut mengharuskan masyarakat muslim mencari informasi tentang
produk yang akan dikonsumsi tersebut, salah satunya cara adalah dengan melihat
labelisasi halal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh konsumen sebelum
mengkonsumsi suatu produk adalah memahami bahasa/tulisan, nomor
pendaftaran, nama produk, produsen dan alamat produksi dan label halal.10
Label merupakan ciri lain dari produk yang perlu diperhatikan. Label
adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang
produk atau tentang penjualannya. Label bisa merupakan bagian sebuah kemasan,
atau merupakan etiket-lepas yang ditempelkan pada produk. Sewajarnya jika
antara kemasan, label, dan merek terjalin suatau hubungan yang erat sekali.11
Sedangkan label halal merupakan salah satu informasi yang dicantumkan
pada produksi makanan oleh produsen untuk mengetahui apakah produk yang
dihasilkannya benar kehalalannya atau keharamannya. Aturan umum yang sudah
berlaku mengenai pencantuman label halal pada produk makanan haruslah melalui
pemeriksaan dan sertifikasi halal terlebih dahulu oleh pihak yang berwenang
9 Al-Baqarah (2): 168. 10 Wiku Adisasmito, “Analisis Kebijakan Nasional MUI dan BPOM dalam Labeling Obat
dan Makanan” Naskah Publikasi Universitas Indonesia (2008), hlm.6. 11 Yohanes Lamarto, Fundemental of Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1984), Hlm.282.
agardiketahui kehalalan komposisi dan asal usul serta cara memproduksi makanan
yang di produksinya.12
Tabel 3
Daftar Produk Makanan Impor dalam Kemasan
yang Memiliki Label Halal
No Nama Produk No. Sertifikasi
Halal
Asal Negara
Impor
Status
1 Samyang Green
Buldak Noodle
00090084950917 Korea Berlabel Halal
2 Samyang Green Hot
Chicken Ramen
Cheese Flavor
00090084950917 Korea Berlabel Halal
3 Nongshim Farmer’s
Heart Kimchi
Ramyun/Noodle
00090089380618 Korea Berlabel Halal
4 Cadbury Dairy Milk
(Milk Chocolate)
00110068180214 Malaysia Berlabel Halal
5 Cadbury Black Forest 00110068180214 Malaysia Berlabel Halal
6 Cadbury Dairy Milk
Caramello
00110068180214 Malaysia Berlabel Halal
7 Cadburry Dairy Milk
Cashew & Cookies
00110068180214 Malaysia Berlabel Halal
8 Cadbury Dairy Milk
Panned Almond Nuts
00110068180214 Malaysia Berlabel Halal
9 Apollo 1766 Cheker
Milk Bar/Wafer Isis
dan Salut Krim Susu
00100067830114 Malaysia Berlabel Halal
10 Apollo 1047 Pandan
Stick Wafer/Wafer
Stick Rasa Pandan
00100067830114 Malaysia Berlabel Halal
11 Apollo 1075 Roka
Koko/Wafer Bentuk
Bola Berlapis
00100067830114 Malaysia Berlabel Halal
12 Apollo 1010 Milk
Wafer Cream/Wafer
Salut
00100067830114 Malaysia Berlabel Halal
13 Nestle Honey Star 00190019790402 Philipines Berlabel Halal
14 Nestle Kit Kat
(Finger)
00110020380502 Malaysia Berlabel Halal
12M. Erick Fernando Anosa, “Penerbitan Label Halal Pada Produk Makanan Kemasan
Berdasarkan Prinsip Hukum Islam Di Bandar Lampung” Skripsi Universitas Lampung (2018),
hlm. 15-16
15 Nestle Kit Kat Bites
Green tea
00110020380502 Malaysia Berlabel Halal
16 Nestle Kit Kat Tablet
Hazelnut
00110020380502 Malaysia Berlabel Halal
17 Oran C Calamansi
Can
00120090650918 Korea Berlabel Halal
18 Oran C Orange Can 00120090650918 Korea Berlabel Halal
19 Oran C Pinapple Can 00120090650918 Korea Berlabel Halal
20 Ollate Apple Can 00120090650918 Korea Berlabel Halal
21 Ollate Peach Can 00120090650918 Korea Berlabel Halal
22 Ollate Pear (original)
Can
00120090650918 Korea Berlabel Halal
23 Pringles Bites
American Style Sour
Cream & Union
00100097280719 Malaysia Berlabel Halal
24 Pringles Bites British
Style Cheesy Cheese
00100097280719 Malaysia Berlabel Halal
25 Pringles Potato Crips
Hot And Spicy
00100097280719 Malaysia Berlabel Halal
26 Lotte Choco Pie Keik
Mashmellow
0020006779014 Korea Berlabel Halal
27 Glico Pocky
Chocolate
00100078150816 Thailand Berlabel Halal
28 Glico Pocky Cookie
& Cream
00100078150816 Thailand Berlabel Halal
29 Glico Pocky Double
Choco
00100078150816 Thailand Berlabel Halal
30 Glico Pocky Matcha 00100078150816 Thailand Berlabel Halal
31 Glico Pocky
Strawberry
00100078150816 Thailand Berlabel Halal
32 Ovaltine Choco Malt
Drink
00120048951105 Thailand Berlabel Halal
33 Ovaltine Flake 00120048951105 Thailand Berlabel Halal
34 Ovaltine Fen For
UHT
00120048951105 Thailand Berlabel Halal
35 Naraya Bird's Nest
Flavoured Drink with
Jelly Bits
00120067960114 Malaysia Berlabel Halal
36 Naraya Oat Choco
Chocolate
00110080291216 Malaysia Berlabel Halal
40 Nestle Milo 00040030590704 Singapore Berlabel Halal
41 Starway Soya
Chocolate
00120084450817 Malaysia Berlabel Halal
Sumber: Survei Pra-riset
Tabel 4
Daftar Produk Makanan Impor dalam Kemasan
yang Tidak Memiliki Label Halal
No Nama Produk Asal Negara
Impor
Status
1 Samyang U-dong Korea Tidak Ada Label Halal
2 Samyang Ramen Kimchi Korea Tidak Ada Label Halal
3 Nongshim Shim Ramyun
Black
Korea Tidak Ada Label Halal
4 Sinar Cookie Sbb Home Style Malaysia Tidak Ada Label Halal
5 Kracks Potato Chips Original Singapore Tidak Ada Label Halal
6 Kracks Potato Chips Paprika Singapore Tidak Ada Label Halal
7 Omypop Popcorn SKS Food
Honey Cheese Flavor
Malaysia Tidak Ada Label Halal
8 Omypop Popcorn SKS Food
Signature Caramel
Malaysia Tidak Ada Label Halal
9 Lotte Pepero Almond &
Chocolate
Korea Tidak Ada Label Halal
10 Lotte Pepero Stick Biskuit &
Chocolate
Korea Tidak Ada Label Halal
11 Paldo Bulnak Spicy Octopus
Ramen
Korea Tidak Ada Label Halal
12 Paldo Volcano Chicken
Noodle
Korea Tidak Ada Label Halal
13 Master Kim Hot & Spicy
Mini Potato Stick
Malaysia Tidak Ada Label Halal
14 Whole Kernel Corn Global
Brand
Thailand Tidak Ada Label Halal
15 Chern-Chim BBQ Crispy
Fish
Thailand Tidak Ada Label Halal
16 Fu-Chung Beancurd China Tidak Ada Label Halal
17 Lobo Tom Yum Pate Thailand Tidak Ada Label Halal
18 Elvan Today Croissant Turkey Tidak Ada Label Halal
19 CV Mallow Masrhmallow
Assorted
Malaysia Tidak Ada Label Halal
20 Appel Cider Vinegar USA Tidak Ada Label Halal
Sumber: Survei Pra-Riset
Pemerintah mewajibkan seluruh produk yang beredar di Indonesia harus
bersertifikasi halal, memiliki label halal dan memang terbukti dalam proses
perolehannya, produk tersebut mengikuti produksi halal.13
Ketentuan UU Nomer 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU
JPH), pada pasal 4 berbunyi: “Produk yang masuk, beredar, dan
diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikasi halal.” Ketetapan itu
berimplikasi bahwa semua atau setiap produk (makanan, minuman, obat-obatan
dan kosmetika) yang masuk dan beredar, dan diperdagangkan di wilayah
Indonesia wajib bersertifikasi halal.14
Dan dalam pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 69 Tahun 1999
tentang Label dan Iklan Pangan menyatakan bahwa: “Setiap orang yang
memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah
Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal
bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan
wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label.”15
Norma yang terdapat pada beberapa ketentuan tersebut menunjukkan
bahwa pelaku usaha seharusnya tahu bahwa dilarang memperdagangkan barang
yang tidak mengikuti syariat Islam dan harus bertanggung jawab atas
semua/setiap yang diperdagangkann. Tetapi pada kenyataanya masih
ditemukan adanya produk dan makanan yang tidak memiliki sertifikat/label
halal. Produk berlabel halal dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan
13Farid Wajdi, Jaminan Produk Halal Di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi
Halal (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm. 18. 14 Undang Undang RI Nomor 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal, Pasal 4 15Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 1999 tentang label dan iklan pangan, Pasal
10 Ayat (1)
keamanan bagi setiap konsumen yang menggunkan atau mengonsumsi produk
makanan.16
Selain label halal halal, salah satu persoalan konsumen dalam memilih
produk adalah harga dari produk itu sendiri. Harga juga merupakan salah satu
faktor konsumen untuk menentukan keputusan pembelian pada produk. Dimana
harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau
jumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut. Pengaruh harga terhadap keputusan
pembelian sangatlah penting, karena dengan tingkat harga yang ditetapkan oleh
perusahaan dapat menjadikan tolak ukur akan permintaan suatu produk.
Penetapan harga yang salah atas suatu produk dapat mengakibatkan jumlah
penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan penjualan
menurun dan pangsa pasarnya berkurang. Oleh sebab itu, dalam penetapan harga
perusahaan harus dapat menentukan harga penjualan sesuai dengan pangsa pasar
yang dituju agar penjualan produk dan pangsa pasar semakin meningkat.17
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas
serta disertai bukti ilmiah yang konkrit mengenai bagaimana pengaruh labelisasi
halal dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen (kategori masyarakat
muslim) terhadap suatu produk impor. UIN STS Jambi merupakan institusi
pendidikan yang keseluruhan mahasiswa dan dosennya beragama Islam,
menjadikan UIN tepat untuk dijadikan sebagai objek penelitian, sedangkan
16Wajdi, Jaminan Produk Halal Di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi Halal,
hlm. 18. 17Tri Widodo, “Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Pada Produk Indomie (Studi Kasus Mahasiswa universitas Muhammadiyah
Surakarta)” Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta (2015), hlm.3.
populasi yang diambil adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
STS JAMBI. Dari latar belakang tersebut maka penulis teratarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Makanan Impor Dalam Kemasan (Studi
Kasus Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh labelisasi halal dan harga secara pasrsial terhadap
keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan pada
mahasiswa FEBI UIN STS Jambi ?
2. Bagaimana pengaruh labelisasi halal dan harga secara simulatan terhadap
keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan pada
mahasiswa FEBI UIN STS Jambi ?
3. Variabel mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian
produk makanan impor dalam kemasan pada mahasiswa FEBI UIN STS
Jambi ?
C. Tujuan Peneliatian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal dan harga secara parsial
terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan
pada mahasiswa FEBI UIN STS Jambi.
2. Untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal dan harga secara simultan
terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan
pada mahasiswa FEBI UIN STS Jambi.
3. Untuk mengetahu variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan
pembelian produk makanan impor dalam kemasan pada mahasiswa FEBI
UIN STS Jambi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yaitu manfaat
teoritis/akademis maupun manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi
pengembangan ilmu ekonomi sebagai sumber referensi yang dapat
memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini dan
menambah sumber pustaka yang telah ada.
2. Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan
dapat mengetahui pengaruh labelisasi halal dan harga produk terhadap
keputusan pembelian konsumen. Informasi ini sebagai bahan masukan
bagi pimpinan perusahaan untuk memberi label halal dan harga
produk.
b. Bagi para akademis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
pengetahuan dan informasi guna menciptakan kemampuan
pemahaman mengenai labelisasi halal, harga dan keputusan pembelian.
c. Bagi penulis penelitian ini berguna sebagai syarat akademis untuk
menyelesaikan strata 1 jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
E. Batasan Masalah
Agar pembahasan ini lebih terarah, dan tidak ada perluasan yang tidak
fokus pada rumusan masalah, maka penulis merasa perlu untuk memberikan
batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini difokuskan pada variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap keputusan mahasiswa dalam keputusan pembelian produk impor
dalam kemasan.
2. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS
Jambi.
F. Kerangka Teori
1. Teori Labelisasi Halal
a. Pengertian Label
Label merupakan ciri lain dari produk yang perlu diperhatikan. Label
adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang
produk atau tentang penjualannya. Label bisa merupakan bagian sebuah kemasan,
atau merupakan etiket-lepas yang ditempelkan pada produk. Sewajarnya jika
antara kemasan, label, dan merek terjalin suatau hubungan yang erat sekali.18
Label adalah bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi
mengenai produk dan penjual. Sebuah label biasa merupakan bagian dari
kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada
produk.19
Label yaitu bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata)
tentang barang tersebut atau penjualnya. Jadi, sebuah label itu mungkin
merupakan bagian daripembungkusnya, atau mungkin merupakan suatu etiket
yang tertempel secara langsung pada suatu barang.20
Label juga bisa berupa gantungan sederhana yang ditempelkan pada
produk atau gambar yang dirancang secara rumit dan menjadi bagian dari
kemasan. Label bisa membawa nama merek saja, atau sebagian besar dari
informasi mengenai sebuah produk. Bahkan jika penjual memilih label sederhana,
hukum mungkin mensyaratkan lebih banyak. Label juga melaksanakan beberapa
fungsi yaitu:21
1) Label mengidentifikasi produk atau merek- misalnya, nama sunkist yang
diletakan pada jeruk.
2) Label juga dapat memperingkat produk, buah peach kalengan diberi
peringkat A, B, dan C.
18Yohanes Lamarto, Fundemental of Marketing, (Erlangga, Jakarta, 1984), Hlm. 282. 19 Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Edisi 2, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 1997), hlm.
107. 20 Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1984), hlm. 141. 21Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga,
2008), hlm. 276.
3) Label dapat menggambarkan produk, siapa yang membuatnya, dimana
produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, apa isinya, bagaimana cara
penggunaannya, dan bagaimana menggunakannya dengan aman.
4) Label dapat mempromosikan produk melalui grafis yang menarik.
Teknologi baru memungkinkan label dibungkus-susutkan 360 derajat
untuk membungkus wadah dengan grafis yang terang dan mengakomodasi
informasi produk yang lebih banyak pada kemasan, mengganti label kertas
yang diletakan pada kaleng dan botol.
Ada beberapa macam label yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan,
yaitu:22
1) Grade label.Grade label ialah keterangan yang mencantumkan ciri barang
secara garis besar.
2) Descriptive label. Descriptive label ialah penempatan
keteranganketerangan secara rinci seperti unsur kimia, ukuran, warna,
presentase campuran, penggunaan produk dan sebagainya, yang sering
dijumpai pada bungkus obat.
3) Informative label.Informative label sama dengan deskriptive labeling
hanya memuat keterangan yang lebih lengkap.
Setiap produk memiliki label pada kemasannya. Seperti pengemasan,
pelabelan dapat membantu memasarkan produknya, pertama label
mengidentifikasi produk atau merek. Label juga mempromosikan produk dengan
menarik perhatian konsumen seperti warna dan grafik yang menarik memberikan
22 Buchari Alma, Dasar-dasar Bisnis dan Pemasaran, (Bandung: Alfabeta, 1992,
Hal.172.
petunjuk visual bagi produk yang sesungguhnya mungkin tidak terlalu
diperhatikan di rak. Akhirnya, label juga menggambarkan produk yang
memberikan informasi tentang kandungan nutrisi, petunjuk penggunaan, cara
membuat yang tepat dan keamanan.23
b. Pengertian Halal
Kata halal (halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab dalam agama Islam
yang berarti "diizinkan" atau "boleh". Secara etimologi, halal berarti hal-hal yang
boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-
ketentuan yang melarangnya.24
Kata halal berasal dari bahasa Arab yang berarti “melepaskan” dan “tidak
terikat”, secara etimolgis halâl berarti halhal yang boleh dan dapat dilakukan
karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuanketentuan yang melarangnya.
Atau diartikan segala sesuatu yang bebas dari bahaya duniawi dan ukhrawi.25
Halal menurut departemen agama yang dimuat dalam KEPMENEG RI
No. 518 Tahun 2001 tentang pemeriksaan dan penetapan pangan halal adalah:
Halal adalah produk pangan, obat, kosmetika dan produk lain yang tidak
mengandung unsure atau bahan yang haram atau dilarang untuk konsumsi oleh
23 Ricky W, Graffin dan Ronald J. Ebert, Bisnis Edisi Ke-8, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hlm. 318. 24 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, (Surakarta: Era Intermedia, 2007),
hlm.5. 25 Panji Adam Agus Putra, “Kedudukan Sertifikasi Halal Dalam Sistem Hukum Nasional
Sebagai Upaya Perlindungan Konsumen Dalam Hukum Islam”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan
Syariah Vol.1 No. 1, (Januari 2017), hlm. 150.
umat Islam, dan pengolahannya atau proses produksinya tidak bertentangan
dengan syariat Islam.26
Adapun yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang
memenuhi kehalalan sesuai dengan syariat islam. Dalam Al-Qur’an, Allah
memerintahkan agar manusia mengkonsumsi makanan dan minuman yang
sifatnya halalan thayiban.27
Produk halal adalah produk yang tidak mengandung unsur atau barang
haram dalam proses pembuatannya, serta dilarang untuk dikonsumsi umat muslim
baik yang menyangkut bahan baku, bahan tambahan, bahan pembantu lainnya
termasuk bahan produksi yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan
iradiasi yang pengolahannya dilakukan sesuai dengan syariat Islam serta dapat
memberikan manfaat yang lebih dari pada madharat (efeknya).
Proses pembuatan atau proses produksi suatu perusahaan yang sudah
menggunakan label halal hendaknya harus tetap menjaga hal-hal sebagai
berikut:28
1) Binatang yang hendak dibersihkan, binatang yang sudah mati karena
disembelih.
2) Bahan campuran yang digunakan dalam proses produksi tidak terbuat dari
barang-barang atau bahan yang haram dan turunannya.
26Eri Agustina H, “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello”, Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan Vol. 1
No. 2, (2013). Hlm. 171 27 Apriyanto, Anto, Panduan Belanja dan Konsumsi Halal, (Jakarta: Khairul Bayan,
2003), hlm. 98. 28Eri Agustina H, “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello”, Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan Vol. 1
No. 2, (2013). Hlm. 172
3) Air yang digunakan untuk membersihkan bahan hendaklah air mutlak atau
bersih dan mengalir.
4) Dalam proses produksi tidak tercampur atau berdekatan dengan barang
atau bahan yang najis atau haram.
Bahan baku produk adalah bahan utama yang digunakan dalam kegiatan
proses produksi, baik berupa bahan baku, bahan setengah jadi, maupun bahan
jadi. Sedangkan bahan tambahan produk adalah bahan yang tidak digunakan
sebagai bahan utama yang ditambahkan dalam proses teknologi produksi. Bahan
pembantu atau bahan penolong adalah bahan yang tidak termasuk dalam kategori
bahan baku ataupun bahan tambahan yang berfungsi untuk membantu
mempercepat atau memperlambat proses produksi termasuk proses rekayasa.
Barang yang halal tidak boleh terlepas dari tujuan syariat Islam yaitu: mengambil
maslahah dan menolak madarat atau bahaya. Jika menurut kesehatan suatu jenis
produk dapat membahayakan jiwa, maka produk tersebut haram digunakan.29
c. Pengertian Labelisasi Halal
Gaya hidup halal dapat dimulai dengan menekankan pentingnya
memastikan produk makanan halal dijamin dengan melihat ada tidaknya label
halal yang ditunjukkan. Label halal pada suatu produk makanan dapat digunakan
sebagai panduan bagi konsumen muslim untuk memilih atau membeli produk
makanan atau minuman.30
29Rif’atul Faridah, “Pengaruh Ekuitas Merek dan Labelisasi Halal Terhadap Loyalitas
Konsumen Roti Han’s di kota Kudus”, (2014), Hlm. 25-26. 30 Farid Wajdi, Jamninan Produk Halal di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi
Halal, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm.31.
Secara faktual, logo halal biasanya dicetak dalam kemasan, baik iu di
dalam kemasan (inner packaging) maupun di luar kemasan (outer packaging)
seperti karton box/kardus. Logo halal memang merupakan jaminan bagi
konsumen bahwa produk yang dalam kemasannya terdapat cetakan logo halal
berarti produk makanan tersebut hukumnya “halal”.
Label halal dikeluarkan oleh lembaga yang mempunyai otoritas yakni
BPOM (kini Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal/BPJPH). Menurut
Mohd Khan Ayob fungsi label halal adalah untuk menghindari keraguan
konsumen.
Ahmad Redzuman Mohd Yunus mengatakan bahwa konsumen muslim
perlu memastikan label halal yang ada pada barang yang akan dimakannya yaitu
dengan mengidentifikasi label halal yang resmi. Pentingnya label halal yang resmi
supaya tidak bimbang lagi dengan adanya label halal yang digunakan pihak tidak
bertanggung jawab untuk membuat laris produknya.
RA. Laksmi Priti M menekankan agar terhindar dari label halal palsu,
konsumen muslim penting untuk mengidentifikasi suatu produk makanan. Halal
atau tidaknya makanan/barang dijamin dengan melihat ada tidaknya logo halal
yang tercantum pada produk makanan dan barang itu. Logo halal pada suatu
produk makanan dapat digunakan sebagai panduan bagi konsumen muslim untuk
memilih/membeli produk tertentu.31
31Farid Wajdi, Jamninan Produk Halal di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi
Halal, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm. 43.
Tak kalah penting adanya produk-produk pangan impor ilegal lainnya
biasanya tak dilengkapi dengan keterangan bahasa Indonesia. Menyangkut produk
tanpa izin edar di Indonesia sampai saat ini masih banyak.
Persoalan kehalalan harus dipahami bukanlah masalah privat masyarakat
saja. Tetapi label halal berada di ranah publik, dan pemerintah terlibat di
dalamnya. Sertifikasi halal mencegah manipulasi atas nama apa pun adalah tindak
kejahatan.32
Gambar 1
Logo Halal
Tabel 5
Daftar Badan Sertifikasi Halal Aset yang Diakui MUI
No Name of Halal
Certification
Bodies
Country Status Logo
Asia
1 Majelis Ugama
Islam Singapore
(MUIS)
Singapore Expired
2020/06/08
2 Jabatan Kemajuan
Islam Malaysia
(JAKIM)
Malaysia Expired
2020/06/08
3 Bahagian Kawalan
Makanan Halal
Jabatan Hal Ehwah
Syariah
Brunei
Darussalam
Expired
2020/06/08
32Farid Wajdi, Jamninan Produk Halal di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi
Halal, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm. 43.
4 Muslim
Professional Japan
Association
(MPJA)
Japan Expired
2021/10/16
5 The Japan Moslem
Association (JMA)
Japan Expired
2020/09/29
6 Taiwan Halal
Integrity
Development
Association
(THIDA)
Taiwan Expired
2020/09/27
7 Jamiat Ulama Halal
Foundation
India Expired
2020/06/08
8 Jamiat Ulama I-
Hind Halal Trust
India Expired
2020/06/08
9 Asia Pacifik Halal
Council Co Ltd
(APHC)
Hongkong Expired
2019/10/02
10 The Central Islamic
Council of Thailand
(CICOT)
Thailand Expired
2020/09/27
11 Halal Development
Insitute of the
Philipines (HDPI)
Philippines Expired
2021/10/16
12 Halal Certification
Agency (HCA)
Vietnam Expired
2021/10/16
13 Halal Accreditation
Council (Guarantee)
Limited
Sri Lanka Expired
2019/05/26
14 NPO Japan Halal
Associati
Japan Expired
2021/10/16
Australia & New Zealand
15 The Islamic
Coordinating
Council of Victoria
(ICCV)
Australia Expired
2020/06/08
16 Supreme Islamic
Council of Halal
Meat in Australia
Inc. (SICHMA)
Australia Expired
2020/09/27
17 Ustralian Halal
Development &
Accreditation
(AHDAA)
Australia Expired
2019/08/31
18 Global Halal Trade
Center Pty Ltd
(GHTC Pty.Ltd)
Australia Expired
2020/08/07
19 Westren Australian
Halal Authority
(WAHA)
Austraalia Expired
2020/08/08
20 Australian Halal
Authority &
Advisers (AHAA)
Australia Expired
1010/09/12
21 Global Autralian
Halal Certification
(GAHC)
Australia Expired
2020/09/18
22 Asia Pasifik Halal
Services-New
Zealand, Pty 2011
Limited (APHS-
NZ-Pty 2011 ltd)
New
Zealand
Expired
2020/06/08
23 New Zealand
Islamic
Development Trust
(NZIDT)
New
Zealand
Expired
2020/09/27
24 The Federation of
Islamic Association
of New Zealand Inc
(FIANZ)
New
Zealand
Expired
2019/10/02
Europe
25 Halal Food Council
of Europe (HFCE)
Belgium Expired
2020/09/28
26 The Muslim
Religious Union of
Poland (MRU)
Poland Expired
2020/06/08
27 Halal Quality
Control (HQC)
-Netherland
-Germany
-Denmark
-Austria
Expired
2020/06/08
28 Instituto Halal De
Junta Islamica
(Halal Institute of
Spain)
Spain Expired
2020/09/28
29 World Halal
Authority (WHA)
Italy Expired
2021/10/16
30 Total Quality Halal
Correct
Certification
(TQHCC)
-Netherland
-Germany
Expired
2021/10/16
31 Halal Certification
Europe (HCE)
England Expired
2020/09/27
32 Halal food
Authority (HFA)-
UK
UK Expired
2021/10/16
33 Halal Feed and
Food Inspection
Authority (HFFIA)
Netherland Expired
2021/03/28
34 Halal Certification
Services (HCS)
-
Switzerland
-Germany
-Spain
Expired
2020/09/27
35 Eurisa Halal
Services Center
Turkey Expired
2019/10/02
36 HAFSA Halal
Certification and
Food Imp&Exp Ltd
Turkey Expired
2021/10/16
37 Islamic Foundation
of Ireland (IFI)
Ireland Expired
2020/09/11
America
38 Islamic Services of
America (ISA)
USA Expired
2020/09/27
39 Halal Transaction
of Omaha
USA Expired
2020/06/08
40 The Islamic Food
and Nutrition
Council of America
(IFANCA)
USA Expired
2020/06/08
41 Halal Food Council
USA (HFC USA)
USA Expired
2020/09/27
42 American Halal
Foundation (AHF)
USA Expired
2020/09/27
43 Federation of
Muslims
Association in
Brazil (FAMBRAS)
Brazil Expired
2020/09/12
44 Islamic
Dissemination
Centre for Latin
America (CDIAL)
Brazil
Brazil Expired
2020/09/27
South Africa
45 National
Independent Halal
Trust (NIHT)
South
Africa
Expired
2019/05/26
Sumber: Lembaga Pengkajian Pangan Obat obatan dan Kosmetika Majelis
Ulama Indonesia (LPPOM MUI)
Label halal adalah label yang memuat keterangan halal dengan standar
halal menurut agama Islam.33 Berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia
Nomor 69 Tahun 1999 tentang label dan iklan pangan menyebutkan, label adalah
setiap keterangan mengenai suatu produk yang berbentuk gambar, tulisan,
kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada produk, dimasukkan
ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan produk34:
1) Gambar, merupakan hasil dari tiruan berupa bentuk atau pola (hewan,
orang, tumbuhan dsb.) dibuat dengan coretan alat tulis.
2) Tulisan, merupakan hasil dari menulis yang diharapkan bisa untuk dibaca.
3) Kombinasi gambar dan tulisan, merupakan gabungan antara hasil gambar
dan hasil tulisan yang dijadikan menjadi satu bagian.
4) Menempel pada kemasan, dapat diartikan sebagai sesuatu yang melekat
33 Nurlaili, Evi Ekawati, Any Eliza, Program Sosialisasi Label Halal/Sertifikat Halal Pada
Produk Makanan Siap Saji, (Lampung: LP2M Raden Intan Lampung, 2014), hlm. 18. 34 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, Pasal 1
ayat 3
(dengan sengaja atau tidak sengaja) pada kemasan (pelindung suat
produk).
d. Dasar Hukum Halal dalam Al-Qur’an dan Hadist
Firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 168:
ا فِي اْْلَْرِض َحََلَّلا َطي ِباا َوََّل تَتابِعُوا ُخُطَواِت يَا أَيَُّها النااُس ُكلُوا ِمما
َعدُوٌّ ُمبِين الشاْيَطاِن ۚ إِناهُ لَُكْم
Artinya: “Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat dibumi dan janganlah kamu mngikuti langkah-lankah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu”.35
Dalam surat An-Nahl ayat 114 yang berbunyi:
اشْ ُ َحٰلًلا َطي ِباۖا وَّ ا َرَزقَُكُم ّٰللاه ِ اِْن ُكْنتُْمِايَّافَُكلُْوا ِممَّ هُ تَْعبُُدْونَ ُكُرْوا نِْعَمَت ّٰللاه
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah
diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya
menyembah kepada-Nya.”36
Halal adalah sesuatu yang diperbolehkan menurut ajaran islam, seperti
yang telah terkandung dalam firman Allah surah Al-Maidah ayat 88:
َلا َطي ِباا ۚ َوٱتاقُ ُ َحلََٰ ا َرَزقَكُُم ٱَّللا َ َوُكلُو۟ا ِمما ٱلاِذٓى أَنتُم بِهِۦ ُمْؤِمنُونَ و۟ا ٱَّللا
Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya”37
Di antara ayat yang menyebutkan makanan atau hewan yang diharamkan
adalah firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 3:
ِ بِِه َواْلُمْنَخنِقَةُ َواْلمَ َمْت َعلَْيُكُم اْلَمْيتَةُ َوالداُم َولَْحُم اْلِخْنِزيِر َوَما أُِهلا ِلغَْيِر َّللاا ْوقُوذَةُ ُحر ِ
يَةُ َوالناِطيَحةُ َوَما أََكَل السابُُع إَِّلا َما ذَكاْيتُْم َوَما ذُبَِح َعلَى النُُّصبِ َوا ْلُمتََرد ِ
35 Al-Baqarah (2): 168. 36An-Nahl (16): 114.
37 Al-Maidah (5): 88.
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala.”.38
Adapun Hadist yang membahas tentang halal yaitu hadist dari
AbuAbdullah An Nu’man bin Basyir ‘Anhuma, dia berkata “Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda39:
َعِن أَبِْي َعْبِد هللاِ النُّْعَماِن ْبِن بَِشْيٍر َرِضَي هللاُ َعْنُهَما قَاَل: َسِمْعُت َرُسوَل هللاِ
، َوبَْينَُهَما أُُمْور َصلاى هللاُ َعلَْيِه َوَسلاَم يَقُوُل: )) إِنا اْلَحَلََل بَ يِ ن َوإِنا اْلَحَراَم بَيِ ن
، َّلَ يَْعلَُمُهنا َكِثير ِمَن النااِس، فََمِن اتاقَى الشُّبَُهاِت فَقَِد اْستَْبَرأَ ِلِدينِِه ُمْشتَبَِهات
اِعي يَْرَعى حَ ْوَل اْلِحَمى َوِعْرِضِه، َوَمْن َوقََع فِي الشُّبَُهاِت َوقََع فِي اْلَحَراِم َكالرا
ى، أََّلَ َوإِنا ِحَمى هللاِ َمَحاِرُمهُ، أََّلَ َوإِنا يُوِشُك أَْن يَْرتََع فِيِه، أََّلَ َوإِنا ِلُكِل َمِلٍك ِحما
فِي اْلَجَسِد ُمْضغَةا إِذَا َصلََحْت َصلََح اْلَجَسدُ ُكلُّهُ، َوإِذَا فََسدَْت فََسدَ اْلَجَسدُ ُكلُّهُ أََّلَ
.َوِهَي اْلقَ ْلُب ((. رواه البخاري ومسلم، وهذا لفظ مسلم
Artinya: “Dari Abu ‘Abdillah Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhuma
berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah
jelas pula. Sedangkan di antaranya ada perkara syubhat (samar-samar) yang
kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)-Nya. Barangsiapa yang
menghindari perkara syubhat (samar-samar), maka ia telah membersihkan
agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang jatuh ke dalam perkara yang
samar-samar, maka ia telah jatuh ke dalam perkara yang haram. Seperti
penggembala yang berada di dekat pagar larangan (milik orang) dan
dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, bahwa setiap raja
memiliki larangan (undangundang). Ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa
38 Al-Maidah(5): 3. 39Al Minhah Ar Robbaniyah fii Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, Syaikh Dr. Sholih bin
Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, terbitan Darul ‘Ashimah, cetakan pertama, tahun 1429 H.
yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat
segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya; dan jika ia
rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu
adalah hati. (Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim).
Hadist tersebut menyebutkan bahwa hukum ada tiga macam yaitu40:
1) Yang jelas Halal, seperti minum air putih, makan buah-buahan, memakai
pakaian yang pantas dan tertutup aurat, berbaur baik, berkata yang baik
dan lainnya.
2) Yang haram itu jelas, seperti zina, judi, mencuri makan riba, babi,
minuman khamar, membunuh jiwa tanpa hak, durhaka kepada orang tua,
sumpah palsu dan lainnya.
3) Yang masih samar (syubhat) statusnya, yang terjadi karena dalilnya ada
tetapi multi tafsir, atau jelas maknanya namun lemah riwayatnya, atau kuat
riwayatnya tapi tidak jelas dan tegas maksudnya.
e. Pengaruh Label Halal dalam Menumbuhkan Minat Beli
Pencantuman label halal produk dilakukan untuk memberikan
perlindungan kepada konsumen muslim, dikarenakan banyaknya permasalahan
labelisasi halal pada produk-produk yang mengandung bahan-bahan yang haram
untuk dikonsumsi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dalam proses produksi
diperlukannya ketentuan-ketentuan syariat kehalalan suatu produk secara syara.
Dengan adanya label halal yang tercantum pada kemasan produk, maka
secara langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen khususnya
masyarakat muslim untuk menggunakan produk tersebut munculnya rasa aman
40 Al-Qardhawi Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, (Bandung: PTSPublising House,
2016), Hlm. 56.
dan nyaman untuk mengonsumsi produk tersebut akan meningkatkan kepercayaan
serta minat membeli.41
2. Teori Harga
a. Definisi Harga
Dalam arti paling sempit, harga (price) adalah jumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah dari
seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut. Di masa lalu, harga telah menjadi faktor
penting yang mempengaruhi pilihan pembeli. Hal ini masih berlaku dalm negara-
negara miskin, di antara orang-orang miskin dan pada produk-produk
komoditas.42
Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya hanya mewakili harga. Bila
suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar
dibandingkan manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk
tersebut memiliki nilai negative. Konsumen mungkin akan menganggap sebagai
nilai yang buruk kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap produk tersebut.
Bila manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut
memiliki nilai positif. Harga memiliki dua peranan utama dalam pengambilan
keputusan yaitu43:
41 Burhanuddin Susanto, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat Halal,
(Malang: UIN-Maliki Pres, 2011), hlm. 111. 42 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm.439. 43 Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),
hlm. 131.
1) Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga
dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan
daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli
membandingkan harga dari berbagai alternativeyang tersedia, kemudian
memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam memberi tahu
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti, kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalalami kesulitan
untuk menilai faktor-faktor atau manfaat secara objektif.
b. Fungsi Harga
Secara umum, harga dapat berfungsi sebagai berikut44:
1) Sumberp pendapatan atau keuntungan perusahaan untuk mencapai tujuan
produsen.
2) Pengendali tingkat permintaan dan penawaran.
3) Mempengaruhi program pemasaran dan fungsi bisnis lainnya bagi
perusahaan.
c. Faktor Penentu Harga
Penentuan harga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.45 Faktor
internal meliputi:
1) Tujuan pemasaran (biaya, penguasaan pasar, dan usaha)
44Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),
hlm. 130. 45Danang Sunyonto, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: CAPS, 2013), hlm. 182.
2) Strategi marketing-mix (aspek harga dan non harga)
3) Organisasi (struktur, skala dan tipe)
Sedangkan faktor eksternal meliputi:
1) Elastisitas permintaan dan kondisi persaingan pasar.
2) Harga pesaing dan reaksi pesaing terhadap perubahan harga.
3) Lingkungan eksternal lain, yaitu lingkungan makro (pemasok, penyalur,
asosiasi, masyarakat dan lingkungan makro (pemerintah, cadangan sumber
daya dan keadaan sosial).
d. Strategi Harga
1) Strategi Harga berorientasi pada Biaya
Strategi harga yang berorientasi pada biaya didasarkan pada
perhitungan biaya (tetap dan variabel) dan penentuan target keuntungan
yang diinginkan (target pengembalian investasi) untuk dapat menetapkan
harga. Penentuan harga dilakukan berdasarkan hal-hal berikut46:
a) Harga ditentukan menurut perhitungan biaya target keuntungan yang
diharapkan.
b) Besarnya keuntungan merupakan presentase dari biaya (cost-plus),
harga perolehan (mark-up), atau harga jualnya.
c) Melalui perilaku biaya (tetap ataupun variabel) dapat diperhitungkan
tingkat atau volume penjualan impas (break event point).
46Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),
hlm. 182.
Teori ekonomi menyatakan bahwa tingkat keuntungan maksimum
dicapai pada keadaan marginal pendapatan sama dengan marginal biaya.
Metode yang digunakan untuk mencapai target tersebut adalah dengan:47
a) Clos Plus Pricin, yaitu penetapan harga dengan menambahkan
sejumlah (presentase) tertentu dari harga jual atau biaya sebagaia
keuntungannya.
b) Mark-up Pricing, yaitu penetapan harga dengan menambahkan
sejumlah (presentase) tertentu dari harga jual atau harga perolehan
barang dagangannya.
c) Break Event Analys, yaitu penetapan harga dengan mempertimbangkan
tingkat kuantitas penjualan perusahaan, yaitu penerimaan sama dengan
pengeluaran biayanya (biaya tetap variabel).
d) Maksimum Profit, yaitu penetapan harga bertujuan mencari
keuntungan maksimal, keuntungan maksimal dicapai pada tingkat
marginal pendapatan (MR) sama dengan marginal biaya (MC).
2) Strategi Harga Berorientasi pada Permintaan
Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan akan
mempertimbangkan kondisi permintaan pasar. Harga akan diserap apabila
ada permintaan, dengan kata lain harga dapat ditetapkan sesuai menurut
tingkat permintaannya. Dengan demikian perusahaan perlu memahami
tingkat permintaan terhadap barang yang terbentuk.
47Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),
hlm. 183.
Dengan mempertimbangkan permintaan pasar, strategi harga dapat
diarahkan untuk mencapai tingkat atau penumbuhan penjualan (market-
share) mencakup:
a) Diskriminasi harga
b) Perceived value pricing
3) Strategi Harga Berorientasi pada Persaingan
Harga dapat bertahan di pasar apabila produsen memperhatikan harga-
harga pesaingnya (price competition), terutama leadernya. Produsen dapat
menentukan harga yang sama, di atas atau di bawah harga pesaingnya
(going rate pricing). Adapun pada penawaran pekerjaan secara lelang,
harga ditetapkan dengan memperkirakan harga pesaingnya.48
e. Penetapan Harga Menurut Islam
Setelah perpindahan (hijrah) Rasulullah SAW ke Madinah, maka beliau
menjadi pengawas pasar (muhtasib). Pada saat itu, mekanisme pasar sangat
dihargai, salah satu buktinya yaitu Rasulullah SAW menolak untuk memberikan
kebijakan dalam penetapan harga, pada saat itu harga sedang naik karena
dorongan permintaan dan penawaran yang dialami.49
Dalam hadist tersebut diriwayatkan sebagai berikut: Manusia berkata saat
itu, “Wahai Rasulullah harga (saat itu) naik, maka tentukanlah harga untuk kami
‘Rasulullah SAW bersabda : ‘Sesungguhnya Allah adalah penentu harga, ia
adalah penahan, pencurah serta pemberi rezeki. Sesungguhnya aku mengharapkan
48Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),
hlm. 182. 49 Siti Nur Fatoni, Pengantar Ilmu Ekonomi (Dilengkapi Dasar Ekonomi Islam),
(Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm. 61.
dapat menemui Tuhanku di mana salah seorang diantara kalian kalian tidak
menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta.50
Mekanisme penentuan harga dalam Islam sesuai dengan Maqashid al-
Syariah, yaitu merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara
manusia. Seandainya Rasulullah saat itu langsung menetapkan harga maka akan
kontradiktif dengan mekanisme pasar.51
Inilah teori ekonomi islam mengenai harga. Rasulullah SAW dalam hadist
tersebut tidak menentukan harga. Ini menunjukkan bahwa ketentuan harga itu
diserahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah dan impersonal. Rasulullah
menolak tawaran itu dan mengatakan bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan.
f. Indikator Harga
Menurut Kotler dan Amstrong, terdapat emapt indikator yang mencirikan
harga, yaitu:
1) Keterjangkauan harga, yaitu konsumen bisa menjangkau harga yang telah
ditetapkan perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dala satu
merek dan harganya juga berbeda dari termurah sampai termahal.
2) Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga, yaitu konsumen sering
membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya. Dalam hal ini
mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh
konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.
50 Ahmad Mustaq, Etika Bisnis dala Islam, Terjemahan Zainal Arifin, (Jakarta: Gema
Insani Pers, 2013), hlm.110. 51Ahmad Mustaq, Etika Bisnis dala Islam, Terjemahan Zainal Arifin, (Jakarta: Gema
Insani Pers, 2013), hlm.89.
3) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan harga
yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kualitas produk
yang dapat diperoleh konsumen.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek penetapan harga
yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat yang
diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.52
3. Teori Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah memiliki
pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji
untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa.53 Pengambilan keputusan konsumen adalah proses perintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu diantaranya.54
Keputusan pembelian adalah megidentifikasi semua pilihan yang mungkin
untuk memecahkan persoalan itu dan memilih pilihan-pilihan secara sistematis
dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta
kerugiannya masing-masing.55
52 Riyono dan Gigih Erik Budiharja, “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan
Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Produk Aqua Di Kota Pati”, Jurnal STIE Semarang,
Vol 8 No 2, (Juni 2016), hlm 101. 53 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia,
2002), hlm.202 54 Dimas Prasetio, “Pengaruh Persepsi Harga, Fitur Produk, Dan Word Of Mounth
Terhadap Keputusan Pembelian Smarthphone Android (Studi mahasiswa Ekonomi Universitas
Negri Yogyakarta)”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, (2016), hlm. 31 55 Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert Bisnis edisi ke-8, hlm. 31.
Menurut Kotler keputusan membeli yaitu beberapa tahapanyangdilakukan
oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk.56
Menurut Munandar pengambilan keputusan membeli adalah proses pengenalan
masalah(problem recognition), pencarian informasi, evaluasi (penilaian) dan
seleksidari alternatif produk, seleksi saluran distribusi dan pelaksanaan
keputusanterhadap produk yang akan digunakan atau dibeli oleh konsumen.
b. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Dalam proses pengambilan keputusan atau proses pembelian yang spesifik
terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca
pembelian.57
Proses Pengambilan Keputusan
Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap
dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain,
faktor situasi tidak diantisipasi, dan risiko yang dirasakan dapat mempengaruhi
keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca pembelian konsumen
dan tindakan pasca pembelian di pihak perusahaan. Pelanggan yang puas akan
56 Kotler dan Amstrong, “Dasar-Dasar Pemasaran” , (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1996), hlm., 36. 57 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan
penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.16.
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Mengenali Kebutuhan
terus melakukan pembelian, pelanggan yang tidak puas akan menghentikan
pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita
tersebut pada teman-teman mereka. Karena itu, perusahaan harus berusaha
memastikan kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian.
Gambar di atas, menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap
seluruhnya pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang lebih rutin,
konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Seorang
wanita yang membeli pasta gigi merek yang sudah biasa akan mengenali
kebutuhan dan langsung ke keputusan pembelian, melompati tahap pencarian
informasi dan evaluasi. Model tersebut menunjukkan semua pertimbangan untuk
muncul ketika konsumen menghadapi situasi membeli yang kompleks dan baru.
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:58
1) Pengenalan masalah. Proses membeli diawali saat pembeli menyadari
adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara
kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan ini
dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari
kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks meningkat
hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Atu suatu
kebutuhan dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal seseorang
yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti yang baru dibakar dapat
merangsang rasa lapar.
58Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan
penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.16.
2) Pencarian Informasi. Seorang konsumen yang timbul minatnya akan
terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan
dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang
saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi
secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-
temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari
yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan
meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecah
masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.
Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber
informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh
relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan
membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok :59
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan
pameran
c. Sumber umum: media massa, organisasi konsumen
d. Sumber pengalaman: pernah mengalami, menguji, menggunakan
produk.
Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu
produk dari sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang
59Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan
penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.17.
didominasi oleh pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif
justru berasal dari sumber-sumber pribadi. Setiap sumber informasi
melaksanakan suatu fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi
keputusan membeli. Informasi komersial umumnya melaksanakan fungsi
memberitahu, sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi
atau evaluasi.60
3) Evaluasi Alternatif. Bagaimana konsumen memperoleh informasi tentang
pilihan merek untuk membuat putusan akhir ? Ternyata tidak ada proses
evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau
bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa
proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi
konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen
sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada
pertimbangan yang sadar dan rasional.
Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek
tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing, kepercayaan
merek menimbulkan citra merek.
4) Keputusan membeli. Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk
preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan.
Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang
paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat mempengaruhi
tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap
60 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan
penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.17-18.
orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mempengaruhi alternatif
pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: (1) Intensitas sikap
negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan (2)
Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.61
Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin
dekat hubungan orang lain tersebut dengan konsumen, maka semakin
besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.
Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang
tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan
faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang
diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen
ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul
dan mengubah tujuan membeli.
5) Perilaku sesudah pembelian. Sesudah pembelian produk yang dilakukan
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesuadah
pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pasar.
Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli,
tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.
c. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
penting. Faktor-faktor ini sangat penting untuk diketahui bagi pemasar agar dapat
61Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan
penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.18.
menentukkan strategi yang akan ditetapkan. Seperti yang telah dikemukakan oleh
Philip Kotler bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Tujuan konsumen adalah mencapai
kepuasan yang optimal. Sedangkan tujuan perusahaan adalah memperoleh
keuntungan yang optimal. Kepuasan yang optimal bagi konsumen dicapai dengan
proses yang benar.62
1) Faktor Budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang sanagt luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen, mencakup budaya, sub budaya, kelas
sosial konsumen. Budaya adalah suatu nilai-nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan tingkah laku dari keluarga dan instansi lainnya. Setiap
perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai sistem nilai dan norma
budaya yang berlaku pada suatu daerah tertentu.
2) Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
sosial konsumen. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki
pengaruhi langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau tungkah
laku seseorang. Seperti teman, saudara, tetangga dan kerja.
3) Faktor Pribadi
Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
Recommended