View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH MENGHAFAL AL-QUR’AN
TERHADAP TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL (SQ)
SANTRI MADRASATUL QUR’AN
PONDOK PESANTREN EDI MANCORO TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
\
Oleh :
HIDAYAH
23010-15-0081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
i
ii
PENGARUH MENGHAFAL AL-QUR’AN
TERHADAP TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL (SQ)
SANTRI MADRASATUL QUR’AN
PONDOK PESANTREN EDI MANCORO TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
\
Oleh :
HIDAYAH
23010-15-0081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iii
iv
v
vi
MOTTO
آخرة علام، ومنا أراد الا يا فعلياه با لا نا منا أراد الد
علام م، ومنا أرادهما فعلياه بالا علا فعلياه بالاArtinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka
wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka
wajib baginya memiliki ilmu”.
(HR. Turmudzi)
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Robbil „Alamiin, atas rahmat dan ridho Allah SWT karya skripsi
yang sederhana ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibuku tercinta, Bapak Suwadji (Alm) dan Ibu Djuwariyah. Beliau-
beliau adalah sepasang malaikat penjagaku di bumi-Nya, yang selalu
mendoakan dan memberikan banyak kasih sayang dan berkorban untukku
sehingga aku dapat seperti sekarang. Semoga suatu saat nanti, saya bisa
membawa mereka sampai ke Baitullah. Amiin..
2. Kakak saya Erna Kusuma Wati dan adik saya Imam yang selalu memberikan
motivasi di kala saya sedang jenuh. Aku sayang kalian.
3. Almaghfurlah Romo K. H. Mahfudz Ridwan dan Ibu Nyai Hj. Nafisah yang
saya ta‟dzimi, orang tua kedua di pondok pesantren Edi Mancoro. Ilmu-ilmu
yang telah beliau berikan takkan mampu kubalas dengan materi apapun.
Semoga surga menemukan kita.
4. Kyai Muhamad Hanif M. Hum. dan Ibu Nyai Rosyidah Lc. yang selalu
memberikan nasehat dan kasih sayang dan selalu mendoakan saya.
5. Para guru dan dosen, khususnya Bapak Dr. M. Gufron, M.Ag. yang selalu
membimbing demi terselesainya skripsiku.
6. Pak Ali, Pak Manaf, Pak Slamet, Pak Makhasin, Pak Zuhdi, Pak Shofari, dan
semua asatidz pondok pesantren Edi Mancoro. Terima kasih atas ilmu yang
telah diberikan.
viii
7. Keluarga besar pondok pesantren Edi Mancoro, khususnya kamar 15, kamar
16 dan PPEM 15 yang selalu menghiburku disaat sedang gundah dan selalu
memberikan dukungan di kala sedang terpuruk.
8. Seseorang yang masih dalam rahasia Allah SWT, semoga segera
dipertemukan.
9. Teman-temanku PPL SMKN 1 Tengaran yang saya sayangi.
10. Siswa-Siswi SMKN 1 Tengaran yang saya sayangi.
11. Teman-temanku KKN Desa Surojoyo Posko 147 yang saya sayangi.
12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2015.
13. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.
14. Dan untuk semuanya terima kasih.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga,
sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. M. Gufron, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi, yang
berkenan mengoreksi dan mengarahkan judul skripsi di tengah padatnya
tugas.
4. Bapak Dr. H. Achmad Maimun, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik,
beserta bapak ibu dosen yang telah berkenan membimbing penulis selama
masa studi.
5. Orang tuaku tercinta yang selalu memberikan dukungan, inspirasi, aspirasi
dan nasehat bagi penulis.
x
6. Kyai Muhamad Hanif M. Hum. yang telah memberikan izin kepada penulis
dalam melaksanakan penelitian.
7. Santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah
meluangkan waktunya untuk penulis ketika melakukan penelitian skripsi.
8. Semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullah Khoir al-jaza‟.
Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.
Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas semua amal
baik yang telah diberikan penulis.
Akhirnya, dari karya tulis ini penulis berharap kemanfaatan bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Salatiga, 15 Agustus 2019
Penulis
xi
ABSTRAK
Hidayah, 2019, Pengaruh Menghafal Al-Qur‟an Terhadap Tingkat Kecerdasan
Spiritual (SQ) Santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro
Tahun 2019. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing : Dr. M. Gufron, M.Ag.
Kata Kunci : Menghafal Al-Qur’an, Kecerdasan Spiritual (SQ)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an dan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) santri Madrasatul
Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro serta untuk mengetahui berapa besar
pengaruh kemampuan menghafal Al-Qur‟an terhadap tingkat kecerdasan spiritual
(SQ) santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2019.
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Edi Mancoro, dengan
menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan
instrument angket tertutup untuk mengumpulkan data X dan Y. Subjek penelitian
yaitu keseluruhan santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro yang
berjumlah 70 orang. Data yang terkumpul, selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistic regresi linier sederhana dan menggunakan
tabel Product Moment.
Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
menghafal Al-Qur‟an terhadap tingkat kecerdasan spiritual (SQ) santri Madrasatul
Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro Tahun 2019. Hal ini terbukti dengan
dengan hasil yang lebih besar dari , yaitu sebesar 0,820 yang
mana dengan N 70 diperoleh pada taraf signifikan 5% sebesar 0,235 dan
pada taraf signifikan 1% sebesar 0,306 sehingga hipotesis dapat diterima
kebenarannya. Sedangkan pada uji linearitas menunjukkan bahwa :
maka H0 ditolak, terdapat pengaruh kuat positif antara
menghafal Al-Qur‟an terhadap tingkat kecerdasan spiritual santri Madrasatul
Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2019.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN BERLOGO .............................................................................. i
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN DEKLARASI DAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................. v
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
xiii
E. Definisi Operasional ......................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 15
A. Landasan Teori .................................................................................. 15
1. Kecerdasan Spiritual .................................................................... 15
a. Pengertian Kecerdasan Spiritual ............................................ 15
b. Tanda-Tanda Orang Yang Memiliki Kecerdasan Spiritual ..... 17
c. Cara Mengembangkan Kecerdasan Spiritual ......................... 20
2. Menghafal Al-Qur‟an ................................................................. 22
a. Pengertian Menghafal Al-Qur‟an .......................................... 22
b. Metode Menghafal Al-Qur‟an ................................................ 25
c. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menghafal............ 27
d. Faedah Menghafal Al-Qur‟an ................................................. 31
3. Menghafal Al-Qur‟an dan Pengaruhnya Terhadap
Kecerdasan Spiritual (SQ) ........................................................... 32
B. Kajian Pustaka .................................................................................. 34
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 37
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 37
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 38
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 39
E. Instrument Penelitian ......................................................................... 40
xiv
F. Uji Coba Instrument Penelitian .......................................................... 40
G. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 41
H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 43
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ............................................ 45
A. Deskripsi Data ................................................................................... 45
1. Data Responden ........................................................................... 45
2. Data Jawaban Angket Menghafal Al-Qur‟an ................................ 47
3. Data Jawaban Angket Kecerdasan Spiritual ................................. 49
B. Analisis Data .................................................................................... 52
1. Uji Coba Instrument .................................................................... 52
2. Analisis DAta .............................................................................. 55
a. Analisis Data Menghafal Al-Qur‟an ...................................... 55
b. Analisis Data Kecerdasan Spiritual ....................................... 61
c. Analsis Lanjutan ................................................................... 66
3. Uji Hipotesis................................................................................ 71
4. Uji Asumsi .................................................................................. 72
5. Pembahasan ................................................................................. 74
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 76
A. Kesimpulan ...................................................................................... 76
B. Saran ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78
LAMPIRAN – LAMPIRAN ......................................................................... 80
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar responden santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro
Tabel 2 : Hasil angket tentang kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Tabel 3 : Hasil angket tentang kecerdasan spiritual
Tabel 4 : Validitas kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Tabel 5 : Validitas kecerdasan spiritual
Tabel 6 : Reliabilitas kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Tabel 7 : Reliabilitas kecerdasan spiritual
Tabel 8 : Nominasi kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Tabel 9 : Distribusi frekuensi kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Tabel 10 : Nominasi kecerdasan spiritual
Tabel 11 ; Distribusi frekuensi kecerdasan spiritual
Tabel 12 ::Koefisien korelasi kemampuan menghafal Al-Qur‟an (x) dengan
kecerdasan spiritual (y) santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren
Edi Mancoro
Tabel 13 : Tabel Product Moment
Tabel 14 : Tabel Uji Normalitas
Tabel 15 : Tabel Uji Linearitas
Tabel 16 : Tabel Uji Homogenitas
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 : Lembar Konsultasi
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup Peneliti
Lampiran 6 : Ringkasan Skripsi dalam Bentuk Power Point
Lampiran 7 : Pedoman Wawancara
Lampiran 8 : Angket Kemampuan Menghafal Al-Qur‟an
Lampiran 9 : Angket Kecerdasan Spiritual
Lampiran 10 : Distribusi r tabel Signifikansi 5% dan 1%
Lampiran 11 : Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi t
Lampiran 12 : Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi F
Lampiran 13 : Biodata Pengasuh Santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren
Edi Mancoro
Lampiran 14 : Foto-foto Penelitian
Lampiran 15 : Lembar SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) merupakan temuan
mutakhir secara ilmiah yang pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Iaan
Marshall, masing-masing dari Harvard University dan Oxford University
melalui serangkaian penelitian yang sangat komprehensif. Dalam bukunya
yang sangat terkenal SQ Spiritual Intelligence-The Ultimate Intelligence,
Danah Zohar dan Iaan Marshall menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan
persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan
hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain (Desmita, 2013:174).
Lebih lanjut dikemukakan bahwa Spiritual Intelligence mengajak
mendalami dan mempelajari hakikat kasih sayang yang justru akan bermakna
dari diri kita sendiri atau hati kita. Michal Levin mengemukakan bahwa SQ
akan merupakan perpaduan tentang apa yang kita hayati perihal rasa kasih
sayang yang bersumber dari hati kita dengan segala yang berkaitan dengan
mentalitas kita.
Adapun yang termasuk nilai-nilai spiritual yang umum ialah kebenaran,
kejujuran, kesederhanaan, kepedulian, kerja sama, kebebasan, kedamaian,
2
cinta, pengertian, amal baik, tanggung jawab, tenggang rasa, integritas, rasa
percaya, kebersihan hati, kerendahan hati, kesetiaan, kecermatan, kemuliaan,
keberanian, kesatuan, rasa syukur, humor, ketekunan, kesabaran, keadilan,
parsamaan, keseimbangan, ikhlas, hikmah, dan keteguhan (Aizid, 2016: 58).
Selama ini, kita cenderungmemahami kecerdasan dengan barometer IQ.
Sehingga seseorang dikatakan cerdas bila mendapat IQ diatas 100, misalnya
nilai 9 di sekolah atau mendapat IP 4,0 di perguruan tinggi atau orang
memandang kecerdasan dengan pendekatan EQ sehingga seseorang
digolongkan cerdas bila punya komitmen, bersikap loyal, empati atau sabar.
Kedua kecerdasan itu, tidak cukup dalam menghadapi kompleksitas persoalan
hidup. Kita butuh kemampuan diri untuk menggunakan kecerdasan ketiga,
SQ, yakni pengetahuan akan kesabaran diri, makna hidup, tujuan hidup, atau
nilai-nilai tertinggi. Kecerdasan ini berupa kemampuan mengelola “suara hati”
sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif, yang memungkinkan kita
bekerja sama dengan lancar menuju sasaran yang lebih luas dan bermakna
(Nasution. 2009: 4).
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa "kecerdasan spiritual melahirkan
kemampuan untuk menemukan makna hidup, serta memperhalus budi pekerti"
(Shihab, 2005: 136). Seseorang dapat memberi makna hidupnya dalam
kapasitas apapun yang dimilikinya. Seseorang tak perlu menunggu untuk
mencapai kedudukan atau pendidikan yang tinggi baru memberi makna
kehidupannya, dengan kata lain setiap orang berpeluang yang sama untuk
memberi makna dalam hidupnya apapun kapasitasnya. Seperti dikemukakan
3
oleh Ary Ginanjar Agustian, kecerdasan spiritual adalahkemampuan untuk
memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan serta
mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif (Agustian, 2006:
47).
Kecerdasan spiritual perlu dibimbing dan dikembangkan, sehingga akan
memiliki keteguhan hati dalam hidupnya, tidak mudah pesimis dan mengerti
makna kehidupan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menghafal Al-Qur‟an.
Menghafal Al-Qur‟an merupakan pekerjaan yang mulia, Al-Qur‟an
mampu memberikan ketenangan terhadap hati yang membacanya. Para
penghafal Al-Qur‟an mampu mengendalikan dirinya untuk senantiasa
berlomba-lomba dalam hal kebaikan di hadapan Allah Swt serta menjaga
interaksi dengan baik terhadap orang lain.
Al-Qur‟an Al-karim adalah kalamullah yang diturunkan kepada penutup
para rasul, Muhammad SAW. Allah telah menurunkan Al-Qur‟an Al-karim
dengan berbahasa arab melalui lisan nabi muhammad SAW. Allah telah
menjadikan Al-Qur‟an Al-karimsebagai mukjizat dalam penjelasan (Hasibuan,
2007: 15). Allah SWT berfirman :
ادعا نىب عه عجدوب فأرا ثعزح مه مثه ب وص ت مم إن كىزم ف ز
إن كىزم صبدقه داءكم مه دن للا نه رفعها فبرقا )23( ش فإن نم رفعها
انحجبزح أعدد نهكبفسه ) ب انىبض قد (42انىبز انز
4
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja)
yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar (23). Maka jika kamu tidak dapat
membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya),
peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu,
yang disediakan bagi orang-orang kafir (24).[Al-Baqarah: 23-24]
(Departemen Agama RI, 2015: 4)
Termasuk keistimewaan terbesar Al-Qur‟an adalah menjadi satu-satunya
kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tak satupun
kitab suci yang dihafalkan bagian surat, kalimat, huruf, dan bahkan
harakatnya, seperti Al-Qur‟an. Ia diingat di dalam hati dan pikiran para
penghafalnya. Ini dapat dibuktikan sekaligus dimaklumi, karena Al-Qur‟an
adalah kitab yang terjaga bahasanya dan telah dijamin oleh Allah SWT akan
selalu dijaga serta dipelihara (Muhith, 2013: 13) . Firman Allah SWT :
إوب ن نحبفظن نىب انركس )9( إوب وحه وص
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya. [Al-Hijr:9](Departemen Agama RI,
2015: 262)
Selain itu, Allah SWT telah menjadikan Al-Qur‟an Al-karimmudah dihafal
dan dipahami. Allah SWT berfirman :
م مه مدكس نقد عسوب انقسآن نهركس ف )17(
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka
adakah orang yang mengambil pelajaran? [Al-Qamar: 17](Departemen
Agama RI, 2015: 529)
5
Jika kita adalah penghafal Al-Qur‟an, maka dalam kesempatan dan
kesibukan semacam apapun kita tetap bisa melantunkan ayat-ayat Allah SWT
tanpa harus membuka mushaf atau membuka alat elektronik lain untuk
membaca Al-Qur‟an digital. Dengan menjadi penghafal Al-Qur‟an, kita bisa
berlama-lama berdiri menghadap Allah SWT di dalam shalat kita, dengan
melantunkan bacaan surat-surat panjang yang kita hafal di dalam shalat.
Tentu ini merupakan sebuah tujuan yang mulia bagi penghafal Al-Qur‟an.
Tidak ada seorang pun yang mustahil menjadi penghafal Al-Qur‟an.
Kesibukan apapun tidak dapat menghalangi niat dan azam seseorang untuk
menghafal Al-Qur‟an. Usia, pekerjaan, kesibukan, tuntutan ekonomi, bahkan
sewaktu negara dalam keadaan perang, tetap muncul para penghafal Al-
Qur‟an.
Kenyataan dalam salah satu pondok pesantren, tepatnya di Pondok
Pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang. Pesantren
ini merupakan pondok pesantren yang mengkaji kitab-kitab salaf atau yang
biasa disebut kitab kuning. Kajian kitab salaf yang terdapat di pesantren ini
dinamakan dengan programKulliyatud Dirosah Al-Islamiyah Wa Al-
Ijtima‟iyah (KDII). Program KDII dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu Khos,
Awwaliyah, Wustho dan Ulya yang masing-masing tingkatan terdiri dari 2
kelas. Kajian kitab yang di pelajari pun berbeda-beda sesuai tingkatan kelas
masing-masing. Di samping program KDII, pondok pesantren edi mancoro
juga membuka program tahfidz yang dinamakan Madrasatul Qur‟an
(MQ).Walaupun pesantren inibelum lama membuka program tahfidzul
6
Qur‟an, sudah banyak santri yang menghafalkan Al-Qur‟an di Pesantren
tersebut. Berdasarkan hasil observasi langsung dengan santri yang
menghafalkan Al-Qur‟an di Pesantren tersebut, santri Madrasatul Qur‟an
dituntut minimal dalam satu semester mampu menghafal 4 juz.
Namun realita di era globalisasi ini tidak sedikit para penghafal Al-Qur‟an
yang terlena dengan gudjet, sehingga tidak lagi Al-Qur‟an yang dibawa
melainkan gudjet-lah yang senantiasa menjadi pegangannya, hal ini tentu
berdampak pada aktivitas ibadahnya terhadap Allah SWT. Selain itu, tidak
sedikit penghafal Al-Qur‟an yang mengikuti daurah hafidz Qur‟an dalam
waktu singkat, namun setelah memperoleh gelar Al-Hafidz ia tidak kembali
menjaga hafalannya, rendahnya dalam menyadari dosa besar yang akan
diterima bila melupakan apa yang sudah dihafal, serta rendahnya rasa
tanggungjawab terhadap dirinya sendiri maupun rasa tanggungjawabnya
terhadap Allah SWT.
Menghafal Al-Qur‟an memerlukan jiwa yang bersih termasuk niat dan
tekad yang suci, karena hafal lafadz-lafadz Al-Qur‟an bukanlah tujuan satu-
satunya, menghafal pun bukan hanya berbicara mengenai kecerdasan
intelektual saja, namun juga tentang bagaimana ia bisa menggunakan
kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual dengan baik.
Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam Q.S Ar-Ra‟du ayat 28 :
أ م ثركس للا رطمئه قهث رطمئه انقهة انره آمىا )28( ال ثركس للا
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenteram”. (Departemen Agama RI, 2015: 252)
7
Menghafal Al-Qur‟an dapat memperbaiki aktifitas ibadah penghafalnya,
karena hakikatnya Al-Qur‟an dapat menerangi hati. ”Rasa tenang akan selalu
menemani orang yang membaca Al-Qur‟an”. Ketika seorang hafidz
dihadapkan dengan suatu masalah maka ia tidak akan mengeluh dan
menyalahkan orang lain karena di dalam hati dan jiwa nya telah ada penawar.
Pembetukan pribadi para penghafal Al-Qur‟an ini tentu tidak lepas dari
adanya pengaruh pendidikan agama, dalam hal ini pendidikan Al-Qur‟an
yang diterapkan dalam dirinya. Seseorang yang menghafal Al-Qur‟an
diharapkan tidak hanya mahir menghafal Al-Qur‟an saja melainkan
berkepribadian akhlak karimah. Kepribadian serta akhlak tersebut merupakan
cara pengelolaan kecerdasan spiritual yang di dapat nya melalui menghafal Al
Qur‟an.
Berdasarkan inilah peneliti sangat tertarik mengkaji lebih lanjut melalui
skripsi yang berjudul ”PENGARUH MENGHAFAL AL-QUR’AN
TERHADAP TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) SANTRI
MADRASATUL QUR’AN PONDOK PESANTREN EDI MANCORO
TAHUN 2019”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pembatasan terhadap masalah agar
penelitian tidak menyebar kemana-mana dan penulisan lebih terfokus pada
masalah yang akan diteliti. Setelah melihat latar belakang masalah tersebut,
maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
8
1. Bagaimana tingkat kemampuan menghafal Al-Qur‟an santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro ?
2. Seberapa tinggi tingkat kecerdasan spiritual yang dimiliki santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro ?
3. Adakah pengaruh menghafal Al-Qur‟an terhadap tingkat kecerdasan
spiritual santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian yang
akan dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan menghafal Al-Qur‟an santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro.
2. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual yang dimiliki santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro.
3. Untuk mengetahui pengaruh menghafal Al-Qur‟an terhadap tingkat
kecerdasan spiritual santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro.
D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti, terdapat pula kegunaan
dalam penelitian ini, antara lain:
9
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi dalam ilmu tarbiyah dan diharapkan sebagai sarana memperluas
pengetahuan peneliti khususnya dan orang yang berinteraksi langsung
dengan pendidikan pada umumnya sehingga meningkatkan mutu
pendidikan dalam menghafal Al-Qur‟an serta dapat meningkatkan
kualitas para calon penghafal Al-Qur‟an menjadi lebih baik.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini sebagai sumbagan serta masukan bagi seluruh
lembaga pendidikan khususnya lembaga Tahfidzul Qur‟an tentang
pentingnya kecerdasan spiritual. Sekaligus menjadi konstribusi yang
positif bagaimana mendesain terciptanya suasana belajar menghafal di
pondok pesantren yang inovatif. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat
memberi manfaat diantaranya sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan karya
ilmiah, serta sebagai salah satu cara untuk mengembangkan wawasan
khususnya pengetahuan mengenai pengaruh menghafal Al-Qur‟an
terhadap tingkat kecerdasan spiritual (SQ) santri Madrasatul Qur‟an
Pondok Pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang, Kabupaten
Semarang.
10
b. Bagi lembaga yang diteliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Ustadzah
(guru) dan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan di lembaga
pesantren untuk merumuskan kebijakan yang menyangkut pengaruh
menghafal Al-Qur‟an terhadap tingkat kecerdasan spiritual (SQ) santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro, Gedangan,
Tuntang, Kabupaten Semarang.
c. Bagi santri diharapkan untuk menghafal Al-Qur‟an guna memperbaiki
kualitas Hablun min Allah dan Hablun min An-Naas.
d. Bagi masyarakat umum, dapat bermanfaat sebagai tambahan
informasi untuk memperluas wawasan guna memikirkan masa depan
anak sebagai generasi Qur‟ani.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam menafsirkan kata-kata
istilah yang digunakan oleh penulis, maka penulis menjelaskan beberapa
definisi sebagai berikut :
1. Menghafal Al-Qur‟an
Pengertian Al-hifzh (menghafal) secara bahasa (etimologi) adalah
lawan daripada lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa. Penghafal adalah
orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sederetan kaum yang
menghafal.Menghafal sesuatu yakni mengungkapkan satu demi satu
dengan tepat. Kata hifzh dalam Al-Qur‟an dapat berarti banyak hal, sesuai
11
dengan pemahaman konteks, sebagaimana misalnya firman Allah SWT
dalam surat Yusuf: 65 (Nawabuddin, 1991: 23-24).
وحفع أخبوب...) 56)
“... dan kami akan dapat memelihara saudara kami...” [yusuf:
65](Departemen Agama RI, 2015: 243).
Disini diartikan memelihara dan menjaga. Dalam surat Al-
Mukminun: 5, Allah berfirman:
م حبفظن) انره م نفسج 5(
“ dan orang-orang yang menjaga kemaluannya” [Al-Mukminun:
5](Departemen Agama RI, 2015: 342).
Di sini berarti menahan diri yang tidak dihalalkan Allah SWT.
dalam surat Al-Anbiya ayat 32. Allah SWT berfirman:
ب معسضن) م عه آبر جعهىب انعمبء ظقفب محفظب 24)
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang
mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat
padanya.” [Al-Anbiya: 32](Departemen Agama RI, 2015: 324).
Di sini artinya terangkat atau menggantung. Dalam kaitan ini,
menghafal Al-Qur‟an, memeliharanya serta menalarnya haruslah
memperhatikan tiga unsur pokok berikut:
a. Menghayati bentuk-bentuk visual sehingga bisa diingat
kembali meski tanpa naskah..
b. Membacanya secara rutin ayat-ayat yang dihafalkan.
c. Mengingat-ingatnya (Nawabuddin, 1991: 25).
12
Al-Hifzh secara istilah (terminologi). Pada hakikatnya pengertian
“hafalan” tidaklah berbeda baik secara bahasa (etimologi) maupun secara
istilah (terminologi), dari segi pengungkapannya dan menalarnya. Namun,
ada dua perkara asasi yang membedakan antara penghafal Al-Qur‟an
dengan penghafal lainnya yaitu:
a. Penghafal Al-Qur‟an dituntut untuk menghafal secara
keseluruhan baik hafalan maupun ketelitian. Sebab itu tidaklah
disebut penghafal yang sempurna orang yang menghafal Al-
Qur‟an setengahnya saja atau sepertiganya dan tidak
menyempurnakannya. Dalam konteks ini, istilah penghafal Al-
Qur‟an atau pemangku keutuhan Al-Qur‟an hampir-hampir
tidak dipergunakan kecuali bagi orang yang hafal semua ayat
Al-Qur‟an dengan hafalan yang tepat dan berkompeten untuk
mengajarkannya kepada orang lain dengan berlandaskan
kaidah-kaidah tilawah dan asas-asas tajwid yang benar.
b. Menekuni, merutinkan, dan mencurahkan segenap tenaga untuk
melindungi hafalan dari kelupaan. Maka barangsiapa yang
telah (pernah) menghafal Al-Qur‟an kemudian lupa sebagian
atau seluruhnya, karena disepelekan dan diremehkan tanpa
alasan seperti ketuaan atau sakit, tidaklah dinamakan
penghafal. Orang seperti itu tidaklah bisa disebut pemangku
keutuhan Al-Qur‟an (Nawabuddin, 1991: 26-27).
13
2. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan spiritual atau spiritual quotient (SQ) kecerdasan ini
adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat
internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat
makna yang ada dibalik sebuah kenyataan atau kejadian tertentu. (Azzet,
2014: 27).
Danah Zohar dan Iaan Marshall menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan
untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang
lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan
hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Desmita,
2013: 174).
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematikanya sebagai
berikut:
Bab I, pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah,
rumusanmasalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,
dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II, penulis menjabarkan landasan teori tentang pengertian kecerdasan
spiritual, tanda-tanda orang yang memiliki kecerdasan spiritual, cara
mengembangkan kecerdasan spiritual, pengertian menghafal Al-Qur‟an,
14
metode menghafal Al-Qur‟an, faktor pendukung dan penghambat dalam
menghafal Al-Qur‟an, faedah menghafal Al-Qur‟an, kajian pustaka dan
hipotesis penelitian.
Bab III, metode penelitian yang membahas tentang jenis penelitian yang
digunakan, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV, deskripsi dan analisis data tentang kecerdasan spiritual dan
menghafal Al-Qur‟an, sekaligus pengaruh antar kedua variabel dengan subyek
penelitian santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro.
Selanjutnya adalah pengujian hipotesis.
Bab V, penutup berisi kesimpulan dan saran-saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kecerdasan Spiritual (SQ)
a. Pengertian Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) merupakan
temuan mutakhir secara ilmiah yang pertama kali digagas oleh Danah
Zohar dan Iaan Marshall, masing-masing dari Harvard University dan
Oxford University melalui serangkaian penelitian yang sangat
komprehensif. Dalam bukunya yang sangat terkenal SQ Spiritual
Intellignce-The Ultimate Intelligence, Danah Zohar dan Iaan
Marshall menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan
persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang leihh luas dan
kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Desmita,
2013: 174).
Kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang tertinggi
karena erat kaitanya dengan kesadaran seseorang untuk bisa
memaknai segala sesuatu dan merupakan jalan untuk bisa merasakan
sebuah kebahagiaan. Bila ditinjau dari segi kebutuhan manusia,
Abraham Maslow juga menggolongkan kebutuhan spiritual sebagai
16
kebutuhan tertinggi dalam kehidupan manusia. Selengkapnya, urutan
kebutuhan manusia menurut Maslow seperti yang
dikutipolehAzzetdalambukunyaadalah:
1) Kebutuhan fisiologis, meliputi kebutuhan sandang, pangan,
papan, maupun kebutuhan biologis.
2) Kebutuhan keamanan, meliputi bebas dari rasa takut dan
merasa aman di mana pun berada.
3) Kebutuhan rasa memiliki sosial dan kasih sayang, meliputi
kebutuhan berkeluarga, persahabatan, dan menjalin interaksi
serta berkasih sayang.
4) Kebutuhan akan penghargaan, meliputi kebutuhan akan
kehormatan, status, harga diri, maupun mendapatkan perhatian
dari orang lain.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi kebutuhan untuk eksistensi
diri dalam kehidupan. Kebutuhan aktualisasi diri ini adalah
kebutuhan yang erat dengan kejiwaan dan merupakan
kebutuhan spiritual seorang manusia (Azzet, 2014: 27).
Meskipun kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang
paling tinggi, ternyata ia juga dibangun dari dua kecerdasan
sebelumnya, yakni kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
(Azzet, 2014: 28).
17
b. Tanda-Tanda Orang yang Memiliki Kecerdasan Spiritual
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual, ketika menghadapi
persoalan dalam hidupnya, tidak hanya dihadapi dan dipecahkan
dengan rasional dan emosional saja, tetapi ia menghubungkannya
dengan makna kehidupan secara spiritual. Dengan demikian,
langkah-langkahnya lebih matang dan bermakna dalam kehidupan.
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, seperti yang dikutipAzzet,
setidaknya ada sembilan tanda orang yang mempunyai kecerdasan
spiritual, yakni sebagai berikut (Azzet, 2014: 37) :
1) Kemampuan bersikap fleksibel.
Orang yang bersikap fleksibel lebih mudah menyesuaikan
diri dalam berbagai macam situasi dan kondisi. Orang yang
fleksibel juga tidak mau dalam memaksakan kehendak dan tak
jarang tampak mudah mengalah dengan orang lain. Meskipun
demikian, ia mudah untuk bisa menerima kenyataan dengan
hati yang lapang.
2) Tingkat kesadaran yang tinggi
Orang yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi
berarti ia mengenal dengan baik siapa dirinya. Orang yang
demikian lebih mudah mengendalikan diri dalam berbagai
situasi dan keadaan, termasuk dalam mengendalikan emosi.
Dengan mengenal diri sendiri dengan baik, seseorang lebih
18
mudah pula dalam memahami orang lain. Dalam tahap spiritual
selanjutnya, lebih mudah baginya untuk mengenal Tuhannya.
3) Kemampuan menghadapi penderitaan
Kemampuan menghadapi penderitaan ini didapatkan karena
seseorang mempunyai kesadaran bahwa penderitaan ini terjadi
sesungguhnya untuk membangun dirinya agar menjadi manusia
yang lebih kuat. Ia juga mempunyai kesadaraan bahwa orang
lain yang lebih menderita darinya ternyata masih banyak.
Ternyata, ia tidak sendirian dalam menghadapi penderitaan.
Lebih dari itu, ia juga menemukan hikmah dan makna hidup
dari penderitaan yang sedang dihadapinya.
4) Kemampuan menghadapi rasa takut
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi akan
bisa menghadapi dan mengelola rasa takut dengan baik.
Dengan sabar, ia akan menghadapi segala sesuatu. Kesabaran
dalam banyak hal memang bisa bermakna sebagai keberanian
seseorang dalam menghadapi kehidupan. Hal ini bisa terjadi
karena orang yang mempunyai kecerdasan spiritual juga
mempunyai sandaran yang kuat dalam keyakinan jiwanya.
5) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai
Mempunyai visi dan nilai yang disandarkan keyakinan
kepada Tuhan, atau yang berangkat dari pengalaman hidup.
Visi dan nilai yang dimiliki oleh seseorang bisa membuat
19
hidupnya terarah, tidak goyah ketika menghadapi cobaan, dan
lebih mudah dalam meraih kebahagiaan.
6) Enggan menyebabkan kerugian yang tidak perlu
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang baik
akan enggan bila kepuusan atau langkah-langkah yang
diambilnya bisa menyebabkan kerugian yang tidak perlu. Hal
ini bisa terjadi karena ia bisa berfikir lebih selektif dalam
mempertimbangkan berbagai hal.
7) Cenderung melihat keterkaitan berbagai hal
Agar keputusan dan langkah yang diambil oleh seseorang
dapat mendekati keberhasilan, diperlukan kemampuan dalam
melihat keterkaitan antara berbagai hal. Agar hal yang sedang
dipertimbangkan itu menghasilkan kebaikan, sangat perlu
melihat keterkaitan antara berbagai hal dalam sebuah masalah.
Inilah cara pandang yang holistik.
8) Cenderung bertanya “Mengapa” atau ”Bagaimana jika”
Pertanyaan “Mengapa” atau ”Bagaimana jika” biasanya
dilakukan oleh seseorang untuk mencari jawaban yang
mendasar. Inilah tanda bagi orang yang mempunyai kecerdasan
spiritual yang tinggi. Dengan demikian, ia dapat memahami
masalah dengan baik, tidak secara parsial, dan dapat
mengambil keputusan dengan baik pula.
20
9) Pemimpin yang penuh pengabdian dan bertanggungjawab
(Azzet, 2014: 37-42).
c. Cara Mengembangkan Kecerdasan Spiritual (SQ)
1) Membimbing anak menemukaan makna hidup.
Menemukan makna hidup adalah sesuatu yang sangat penting
agar seseorang dapat meraih sebuah kebahagiaan. Orang-orang
yang tidak bisa menemukan makna hidup biasanya merasakan
jiwanya yang hampa. Hari-hari yang dijalaninya mengalir begitu
saja tanpa adanya semangat yang membuat hidupnya lebih
berarti. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilatihkan
oleh orang tua kepada anak-anaknya:
a) Membiasakan diri berfikir positif
b) Memberikan sesuatu yang terbaik
c) Menggali hikmah di setiap kejadian
2) Mengembangkan lima latihan penting
Tony Buzanseperti yang dikutipAzzet, seorang ahli yang telah
menulis lebih dari delapan puluh buku mengenai otak dan
pembelajaran, menyebutkan ciri-ciri orang yang mempunyai
kecerdasan spiritual. Ciri-ciri tersebut adalah senang berbuat baik,
senang menolong orang lain, menemukan tujuan hidup, turut
merasa memikul sebuah misi yang mulia kemudian merasa
terhubung dengan sumber kekuatan, dan mempunyai selera
humor yang baik (Azzet, 2014: 49-65).
21
3) Melibatkan anak dalam beribadah
Kecerdasan spiritual sangat erat kaitannya dengan
kejiwaan. Demikian pula dengan kegiatan ritual keagamaan atau
ibadah. Keduanya bersinggungan erat dengan jiwa atau batin
seseorang. Apabila jiwa atau batin seseorang mengalami
pencerahan, sangat mudah baginya mendapatkan kebahagiaan
dalam hidup.
4) Menikmati pemandangan alam yang indah
Alam raya yang di ciptakan oleh Tuhan ini begitu luas. Bila
manusia benar-benar memerhatikan alam, akan menimbulkan
kekaguman yang luar biasa. Betapa kita terasa menjadi kecil di
tengah bentangan alam yang begitu luas. Belum lagi, bila
diperhatikan secara detail di tempat-tempat tertentu, ternyata alam
mempunyai keindahan yang sungguh memesonakan jiwa. Inilah
sebabnya, menikmati alam juga termasuk metode dalam rangka
meningkatkan kecerdasan spiritual bagi manusia.
5) Mengunjungi saudara yang berduka
Ada senang dan ada susah, begitulah proses kehidupan
yang sudah dipahami oleh setiap manusia. Namun, ketika
menghadapi proses tidak senang atau duka itu seorang diri, hanya
orang-orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang bisa
menghadapinya dengan baik. Oleh karena itu, agar anak-anak kita
dapat menemukan makna dalam hidupnya dan dapat mempunyai
22
kecerdasan spiritual yang baik meski saat duka menjelang, perlu
bagi kita selaku orang tua untuk mengajaknya mengunjungi
saudara yang sedang berduka.
6) Mencerdaskan spiritual melalui kisah
Kecerdasan spiritual anak dapat ditingkatkan melalui kisah-
kisah agung, yakni kisah dari orang-orang dalam sejarah yang
mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi. Metode ini dinilai
sangat efektif karena anak-anak pada umumnya sangat menyukai
cerita. Di samping anak-anak memang sangat dekat dengan segala
hal yang bernuansa imajinatif, pengembaraan, hal lain yang
bersifat luar biasa, juga anak sangat senang dengan segala sesuatu
yang baru dan disampaikan dengan cara bercerita. Di sinilah
sesungguhnya orang tua dapat berperan aktif menceritakan
kepada anak-anak tentang kisah-kisah agung agar kecerdasan
spiritualnya dapat berkembang dengan baik.
7) Melejitkan kecerdasan spiritual dengan sabar dan syukur(Azzet,
2014: 65-100).
2. Menghafal Al-Qur‟an
a. Pengertian Menghafal Al-Qur‟an
Pengertian Al-hifzh (menghafal) secara bahasa (etimologi) adalah
lawan daripada lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa. Penghafal
adalah orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sederetan
kaum yang menghafal. Menghafal sesuatu yakni mengungkapkan satu
23
demi satu dengan tepat. Kata hifzh dalam Al-Qur‟an dapat berarti
banyak hal, sesuai dengan pemahaman konteks, sebagaimana
misalnya firman Allah SWT dalam surat Yusuf: 65 (Nawabuddin,
1991: 23-24).
وحفع أخبوب...) 56)
“... dan kami akan dapat memelihara saudara kami...” [yusuf:
65](Departemen Agama RI, 2015: 243).
Di sini diartikan memelihara dan menjaga. Dalam surat Al-
Mukminun: 5, Allah berfirman:
انره م حبفظن) (6م نفسج
“ dan orang-orang yang menjaga kemaluannya” [Al-Mukminun:
5](Departemen Agama RI, 2015: 342).
Di sini berarti menahan diri yang tidak dihalalkan Allah SWT.
dalam surat Al-Anbiya ayat 32. Allah SWT berfirman:
جعهىب ب معسضن) م عه آبر (24انعمبء ظقفب محفظب
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang
mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat
padanya.” [Al-Anbiya: 32](Departemen Agama RI, 2015: 324).
Di sini artinya terangkat atau menggantung. Dalam kaitan ini,
menghafal Al-Qur‟an, memeliharanya serta menalarnya haruslah
memperhatikan tiga unsur pokok berikut:
24
d. Menghayati bentuk-bentuk visual sehingga bisa diingat
kembali meski tanpa naskah..
e. Membacanya secara rutin ayat-ayat yang dihafalkan.
f. Mengingat-ingatnya (Nawabuddin, 1991: 25).
Al-Hifzh secara istilah (terminologi). Pada hakikatnya pengertian
“hafalan” tidaklah berbeda baik secara bahasa (etimologi) maupun
secara istilah (terminologi), dari segi pengungkapannya dan
menalarnya. Namun, ada dua perkara asasi yang membedakan antara
penghafal Al-Qur‟an dengan penghafal lainnya yaitu:
c. Penghafal Al-Qur‟an dituntut untuk menghafal secara
keseluruhan baik hafalan maupun ketelitian. Sebab itu tidaklah
disebut penghafal yang sempurna orang yang menghafal Al-
Qur‟an setengahnya saja atau sepertiganya dan tidak
menyempurnakannya. Dalam konteks ini, istilah penghafal Al-
Qur‟an atau pemangku keutuhan Al-Qur‟an hampir-hampir
tidak dipergunakan kecuali bagi orang yang hafal semua ayat
Al-Qur‟an dengan hafalan yang tepat dan berkompeten untuk
mengajarkannya kepada orang lain dengan berlandaskan
kaidah-kaidah tilawah dan asas-asas tajwid yang benar.
d. Menekuni, merutinkan, dan mencurahkan segenap tenaga untuk
melindungi hafalan dari kelupaan. Maka barangsiapa yang
telah (pernah) menghafal Al-Qur‟an kemudian lupa sebagian
atau seluruhnya, karena disepelekan dan diremehkan tanpa
25
alasan seperti ketuaan atau sakit, tidaklah dinamakan
penghafal. Orang seperti itu tidaklah bisa disebut pemangku
keutuhan Al-Qur‟an (Nawabuddin, 1991: 26-27).
b. Metode Menghafal Al-Qur‟an
Penelitian mengungkapkan bahwa tidak ada metode baku dalam
menghafal Al-Qur‟an. Hal ini disebabkan kemampuan menghafal
seseorang memang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Adapun metode menghafal Al-Qur‟an menurut Sugianto (2004:77-80)
antara lain:
1) Metode menghafal dengan pengulangan penuh.
a) Menyiapkan materi hafalan. Boleh 1 halaman, ½ halaman, 1/3
halaman, ¼ halaman atau lainnya, bebas sesuai kemampuan.
b) Materi yang telah ada, dibaca berulang-ulang dengan melihat
mushaf ± 40 kali atau sampai lancar dan jelas.
c) Materi tersebut diulangi kembali, sesekali melihat mushaf dan
sesekali tidak melihat. Hal ini juga dilakukan berulang-ulang
hingga hafal dengan sendirinya.
d) Jika telah hafal, lakukan pengulangan tanpa melihat mushaf
sebanyak ± 40 kali atau sampai benar-benar lancar.
2) Metode menghafal dengan tulisan
Metode menghafal dengan tulisan ini banyak dipakai oleh para
penghafal Al-Qur‟an di negara-negara Timur Tengah. Tahapannya
yaitu:
26
a) Menyiapkan materi hafalan. Boleh 1 halaman, ½ halaman, 1/3
halaman, ¼ halaman atau lainnya.
b) Materi yang telah ada, ditulis pada buku atau lembaran kertas
yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c) Materi hafalan yang telah ditulis, dibaca di depan guru
sampaidinyatakan baik, benar, dan lancar.
d) Materi tersebut dihafalkan ayat per ayat dengan cara dibaca
berulang-ulang hingga hafal secara lancar.
3) Metode menghafal dengan memahami makna.
a) Menyiapkan materi hafalan. Boleh 1 halaman, ½ halaman, 1/3
halaman, ¼ halaman atau lainnya.
b) Memahami makna per kalimat dalam materi yang telah
dipersiapkan.
c) Jika sudah memahami makna atau arti per kalimat,
selanjutnyadibaca berulang-ulang sembari dihafalkan hingga
hafal secara lancar.
d) Adapun cara menyambung ayat per ayat yaitu dengan cara
menghubungkan antar ayat sesuai makna yang telah difahami.
4) Metode menghafal dengan bimbingan guru.
Metode menghafal dengan bimbingan guru ini banyak
digunakan oleh penyandang tunanetra. Langkahnya sebagai
berikut:
27
a) Menyiapkan materi hafalan. Boleh 1 halaman, ½ halaman, 1/3
halaman, ¼ halaman atau lainnya.
b) Guru membacakan materi hafalan yang telah dipersiapkan dan
ditirukan oleh murid.
c) Murid menghafalkan setiap ayat dengan cara menirukan
berulang kali apa yang telah dibacakan guru sampai
hafalannya melekat. Demikian seterusnya hingga materi yang
telah dipersiapkan selesai dihafal secara lancar.
5) Metode menghafal dengan bantuan tape recorder (kaset)
Selain menggunakan metode menghafal dengan bimbingan guru,
para tunanetra tidak jarang mendengarkan kaset berisi murattal Al-
Qur‟an untuk memperlancar hafalannya. Cara ini terutama
ditempuh ketika memuraja‟ah atau mengulang hafalan. Di sini,
meskipun murattal Al-Qur‟an yang diperdengarkan mampu
menjadi pengganti fungsi guru, hafalan Al-Qur‟an tetap harus
ditashihkan di depan guru secara langsung.
c. Faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal
Banyak faktor yang menjadikan seseorang mempunyai alasan
untuk terus bersemangat menghafal Al-Qur‟an, baik faktor dari dalam
diri sendiri maupun dari luar. Dalam hal ini, Wiwi Alawiyah Wahid
(2010:139-142) membagi faktor pendukung dalam menghafal Al-
Qur‟an menjadi lima faktor, seperti yang telah dirangkum di bawah
ini:
28
1) Faktor kesehatan
Kesehatan menjadi faktor yang penting bagi seorang
penghafal, sebab jika tubuh sehat maka proses menghafal akan
menjadi lebih mudah tanpa adanya penghambat dari dalam
tubuh. Maka dari itu, penghafal Al-Qur‟an sangat dianjurkan
untuk menjaga kesehatan sehingga ketika proses menghafal itu
berlangsung tidak ada kendala yang bersifat keluhan karena
rasa sakit.
2) Faktor psikologis
Selain kesehatan tubuh, kesehatan yang tidak kalah penting
adalah kesehatan dari sisi psikologi. Faktor psikologis yang
mampu mendukung dalam menghafal Al-Qur‟an ini mencakup
ketenangan jiwa, baik dari segi pikiran maupun hati. Untuk
menjaga kestabilan psikologis, penghafal Al-Qur‟an perlu
memperbanyak dzikir, melakukan kegiatan positif sehingga
tidak lagi mendapati permasalahan yang membuat risau hingga
berakibat pada hafalan Al-Qur‟annya.
3) Faktor kecerdasan
Kecerdasan setiap orang memang berbeda-beda, sehingga
faktor ini cukup mempengaruhi proses menghafal yang
dijalani. Meskipun demikian, kurangnya kecerdasan bukanlah
alasan untuk kehilangan semangat dalam menghafal Al-Qur‟an,
29
sebab yang paling dibutuhkan untuk merawat kecerdasan yang
dimiliki adalah kerajinan dan keistiqomahan.
4) Faktor motivasi
Para penghafal Al-Qur‟an sangat membutuhkan motivasi
dari orang-orang terdekat, karena dengan adanya motivasi ini,
semangat seseorang dalam menghafal Al-Qur‟an akan terjaga.
Selain motivasi dari keluarga, sahabat, lingkungan dan kerabat
dekat, tentu motivasi yang berasal dari dalam dirilah yang perlu
dijadikan prioritas dalam menghafal.
5) Faktor usia
Pada dasarnya, mencari ilmu tidaklah mengenal waktu dan
usia. Begitupun dengan menghafal Al-Qur‟an. Aktivitas ini
bisa dilakukan kapan saja dan oleh usia berapapun. Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa semakin dewasa usia seseorang,
maka akan semakin kompleks permasalahan yang dipikirkan.
Dengan alasan itulah usia yang dianjurkan untuk menghafal Al-
Qur‟an adalah mereka yang sedang menempuh usia produktif.
Selanjutnya, terdapat faktor penghambat dalam menghafal Al-
Qur‟an. Beberapa faktor yang menyebabkan proses menghafal Al-
Qur‟an menjadi terhambat antara lain:
1) Terlalu berambisi menambah hafalan baru.
Ambisi ini bisa saja berdampak positif, dengan syarat
bertambahnya hafalan baru diiringi dengan meningkatnya
30
intensitas muraja‟ah. Namun seringkali yang terjadi justru para
penghafal ingin segera menuntaskan hafalannya, bahkan
sebelum hafalan tersebut dhabit dan lancar ia tergesa-gesa
berpindah ke materi hafalan selanjutnya. Hal ini
mengakibatkan hafalan yang sebelumnya menjadi kacau
(Wahid, 2010:138).
2) Tidak mengulang hafalan secara rutin.
Dalam menghafal Al-Qur‟an, hendaknya seseorang
memiliki jadwal khusus untuk muraja‟ah, baik itu di dalam
shalat maupun di luar shalat. Untuk itulah para penghafal Al-
Qur‟an harus pandai mengatur waktu, karena apabila seorang
penghafal dilanda malas untuk mengulang, maka hafalannya
akan cepat memudar (Wahid, 2010:135). Sesuai sabda Nabi
berikut:
أشد ر " د ثدي ن انر وفط محم دا انقسآن ف فهزب مه أحدكم مه اإلثم مه رعب
ب " عقه
“Jagalah Al-Qur‟an, demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, Al-
Qur‟an itu lebih cepat lepas dari hati para penghafalnya
daripada lepasnya seekor unta dari ikatan.” (H.R. Bukhari
Muslim No.1317)
3) Tidak mau memperdengarkan hafalannya kepada orang lain
(Al-Kahil, 2010:90).
Jika Nabi Muhammad saja sering meminta Malaikat Jibril
untuk menyimak hafalan pada tiap tahun bulan Ramadhan,
31
maka sebagai manusia biasa hendaknya kita tidak terlampau
percaya kepada diri sendiri sebab diri sendiri seringkali salah.
Dan apabila tidak disimak oleh orang lain, maka penghafal
tidak akan tahu di mana letak kesalahannya (Sugianto,
2004:105).
d. Faedah Menghafal Al-Qur‟an
Para ulama menyebutkan berbagai faedahmenghafal Al-Qur‟an
diantaranya adalah:
1) Kemenangan di dunia dan di akhirat, jika disertai dengan amal
shaleh dan menghafalnya.
2) Tajam ingatannya dan cemerlang pemikirannya. Karena itu para
penghafal Al-Qur‟an lebih cepat mengerti, teliti dan lebih apik
karena banyak latihan untuk mencocokkan ayat serta
membandingkannya ke porosnya.
3) Bahtera ilmu, dan ini sangat terperhatikan dalam hafalan. Di
samping itu, menghafal bisa mendorong seseorang untuk
berprestasi lebih tinggi daripada teman-teman mereka yang tidak
hafal dalam banyak segi, sekalipun umur, kecerdasan dan milliue
mereka berdekatan.
4) Memiliki identitas yang baik dan berperilaku jujur.
Fasih dalam berbicara, ucapannya benar, dan dapat mengeluarkan
fonetik Arab dari landasannya secara tabi‟i (alami) (Nawabuddin,
1991: 21)..
32
3. Menghafal Al-Qur‟an dan Pengaruhnya terhadap Kecerdasan Spiritual
(SQ)
Seperti yang diuraikan di halaman sebelumnya, bahwa salah satu
cara mengembangkan kecerdasan spiritual adalah melibatkan anak dalam
beribadah. Sebab, di dalam setiap bentuk ibadah selalu terkait dengan
keyakinan yang tidak kasat mata, yakni keimanan. Kekuatan dari
keimanan inilah yang membuat seseorang bisa mempunyai kecerdasan
spiritual yang luar biasa (Azzet, 2010: 68).
Kecerdasan spiritual sangat erat kaitannya dengan kejiwaan.
Demikian pula dengan kegiatan ritual keagamaan atau ibadah. Keduanya
bersinggungan erat dengan jiwa atau batin seseorang. Apabila jiwa atau
batin seseorang mengalami pencerahan, sangat mudah baginya mendapat
kebahagiaaan dalam hidupnya (Azzet, 2010: 65).
Selain melibatkan anak dalam beribadah, cara lain dalam
mengembangkan kecerdasan spiritual adalah senang berbuat baik dan
senang menolong orang lain (Azzet,2010:56-58). Kedua hal tersebut juga
merupakan perbuatan yang dianjurkan kepada para penghafal Al-Qur‟an,
karena para penghafal Al-Qur‟an harus bisa membentengi diri dari jerat-
jerat dosa. Hati yang selalu dicekoki dengan kecintaan terhadap dosa dan
maksiat tidak akan dapat memahami dan berinteraksi dengan Al-Qur‟an.
Setiap kali seorang hamba melakukan dosa, setiap kali pula hatinya akan
semakin terpengaruh (teracuni). Jika hati semakin teracuni, potensi untuk
menghafal Kitab yang mulia akan melemah dan menurun
33
(Khaliq,2007:71). Logikanya, Al-Qur‟an yang hendak kita tanamkan di
dalam hati sebagai sesuatu yang kita hafal itu adalah bacaan yang mulia
dan suci. Bagaimana mungkin hati yang penuh kotoran dan hitam dengan
dosa, bisa ditempati oleh bacaan yang maha suci itu?(Muhith,2013:60)
Rasulullah SAW bersabda:
سح عه زظل للا »قبل -ملسو هيلع هللا ىلص-عه أث س إن انعجد إذا أخطأ خطئخ وكزذ ف قهج
ب حز رعه إن عبد شد ف ربة ظقم قهج اظزغفس وصع داء فإذا وكزخ ظ
) كل ان انر ذكس للا انس م مب كبوا كعجن( قهج «ثم زان عه قهث
“Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, beliau
bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka
dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya
dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia
kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga
menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah
sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), „Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka‟(HR. Tirmidzi No.3334, Ibnu Majah No.4244)
Dari teori-teori di atas menunjukkan bahwa para penghafal Al-
Qur‟an hendaknya mempunyai kecakapan ibadah dalam kehidupan
sehari-harinya dan menjauhi segala bentuk perbuatan dosa. Sehingga,
seseorang yang menghafalkan Al-Qur‟an pastinya mempunyai
kecerdasan spiritual yang tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak
menghafalkan Al-Qur‟an, karena Al-Qur‟an merupakan kitab yang suci
yang hanya dapat bersemayam di hati yang suci pula.
34
B. Kajian Pustaka
Berdasarkan pengamatan penulis dalam penelitian ini, penulis mengacu
pada beberapa literature serta penelitian yang sejenis, diantaranya adalah :
Pertama, skripsi Wahyu Rahma Zulaeha Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga yang berjudul: “Pengaruh Kecerdasan
Majemuk Terhadap Kemampuan Menghafal Al-Qur‟an Santri Tahfidz Pondok
Pesantren Edi Mancoro Tahun 2016”. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa ada
pengaruh positif antara kecerdasan majemuk terhadap kemampuan menghafal
santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro.
Kedua, skripsi Nur Sikhatun Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul: “Hubungan antara
Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Menghafal Santri Pondok
Pesantren Tahfidz Asy-Syarifah Brumbung Mranggen Demak”.Dalam skripsi
ini dijelaskan bahwasemakin tinggi tingkat kecerdasan emosional santri maka
semakin tinggi pula tingkat kemampuan menghafal santri, dan sebaliknya
semakin rendah tingkat kecerdasan emosional santri, maka semakin rendah
pula tingkat kemampuan menghafal santri Pondok Pesantren Tahfidz Asy-
Syarifah Brumbung Mranggen.
Ketiga, Skripsi Endah Wildani Johari Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung yang berjudul: “Pengaruh Menghafal Al-Qur‟an Terhadap
Kecerdasan Emosional (Penelitian Terhadap Mahasiswi Rumah Qur‟an Uin
Sunan Gunung Djati Bandung)”. Dalam skripsi ini dijelskan bahwa kegiatan
35
menghafal Al-Qur‟an pada mahasiswi Rumah Qur‟an berpengaruh pada
tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki oleh mahasiswi.
Keempat, Skripsi Futikhaturrohmah Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
yang berjudul: “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kecepatan
Menghafal Al-Qur‟an Santri Asrama Mahasiswi Komplek Vi Pondok
Pesantren Sunan Pandanaran”. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa ada
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kecepatan menghafal AL-Qur‟an
dan berkorelasi positif, artinya kedua variable X dan Y berhubungan dan
berpengaruh secara signifikan.
Setelah menelaah penelitian di atas maka penelitian yang dilakukan oleh
peneliti memiliki persamaan yaitu menyangkut kegiatan menghafal Al-Qur‟an
hubungannya dengan kecerdasan yang dimiliki oleh penghafalnya. Sedangkan
perbedaan judul peneliti dengan peneliti terdahulu yakni belum ada yang
mendalami mengenai hubungan antara menghafal Al-Qur‟an dengan
kecerdasan spiritual (SQ). Oleh karena itu peneliti memfokuskan pada
pengaruh menghafal Al-Qur‟an terhadap kecerdasan spiritual (SQ) santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang,
Kabupaten Semarang.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
36
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2010: 96). Jadi,
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Berdasarkan penjelasandi atas, maka hipotesis penelitian (Ha) yang
hendak dibuktikan oleh peneliti ialah :Terdapat pengaruh menghafal Al-
Qur‟an terhadap tingkat kecerdasan spiritual (SQ) santri Madrasatul Qur‟an
Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2019.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut bidang, tujuan,
metode, tingkat eksplanasi (level of explanation) dan waktu. Dari segi
bidang, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian akademis,
profesional, dan institusional. Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan
menjadi penelitian murni dan terapan. Dari segi metode penelitian, dapat
dibedakan menjadi penelitian survey, expostfacto, eksperimen,
naturalistik, policy research, evaluation research, action research, sejarah
dan research and development (R&D). Dari level of explanation dapat
dibedakan menjadi penelitian deskriptif, komparatif dan asosiatif. Dari
segi waktu dapat dibedakan menjadi penelitian cross sectoral dan
longitudinal (Sugiyono, 2010: 6).
Berdasarkan jenis-jenis penelitian di atas, yang termasuk dalam
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian eksperiment dan survey
(Sugiyono, 2010: 12). Jadi,jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti
adalah penelitian eksperiment dan survey atau metode kuantitaif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Pondok Pesantren Edi Mancoro yang
beralamat di Dsn. Bandungan, RT 02 RW 01, Ds. Gedangan, Kec.
Tuntang, Kab. Semarang, Jawa Tengah.
38
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal yaitu dari Mei
2019 dan ditargetkan selesai Insya Allah pada bulan Agustus 2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono,
2010: 117).
Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro yang berjumlah 70yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 62
orang perempuan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
39
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2010: 118).
Mengingat jumlah santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro kurang dari 100, maka sampel penelitian ini yaitu
keseluruhan populasi atau disebut total sampling.
D. Variabel Penelitian
Dalam setiap penelitian, seorang peneliti pasti akan melibatkan
variabel. Oleh karenanya jika ada pertanyaan tentang apa yang akan
diteliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penlitian. Oleh
karena itu, secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan
yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Sesuatu dinamakan
variabel karena terdapat variasinya. Pada intinya adalah, variabel
penelitian merupakan apa yang menjadi fokus dalam sebuah penelitian.
Variabel dalam penelitian sering digambarkan dengan X dan Y. X
umumnya untuk menunjukkan variabel (independent variable) bebas
sedangkan Y untuk menunjukkan variabel terikat (dependent
variable)(Machali, 2016: 57).
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 2 variabel saja.
Variabel bebas (independent variable) atau disebut X dan variabel terikat
40
(dependent variable)atau disebut Y, variabel X dalam penelitian ini adalah
menghafal Al-Qur‟an dan variabel Y adalah Kecerdasa Spiritual (SQ).
E. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (1998:135), instrumen adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh menghafal Al-Qur‟an terhadap tingkat
kecerdasan spiritual santri madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro.
Adapun instrumen penelitian (angket) yang peneliti buat, mengacu
pada variabel-variabel di bawah ini :
Variabel pengaruh (x): variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah
pengaruh menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an Pondok
Pesantren Edi Mancoro.
Variabel pengaruh (y): variabel terhadap dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual (SQ) santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro.
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas instrumen peneliian. Validitas instrumen berarti
sejauhmana ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Validitas juga biasa diartikan sebagai keadaan yang menggambarkan
41
tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan
diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen adalah konsistensi atau keajegan,
ketepatan, kestabilan, dan keandalan. Sebuah instrumen penelitian
memiliki tingkat atau nilai reliablitas tinggi jika hasil tes dari instrumen
tersebut memiliki hasil yang konsisten atau memiliki keajegan terhadap
sesuatu yang hendak diukur (Machali, 2016:185).
G. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Kuesioner/angket
Angket sering juga disebut kuesioner, yaitu suatu daftar yang
berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam
suatu bidang (koentjaraningrat, 1994: 173). Angket atau kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan dalam pribadinya atau hal-hal yang ia
ketahui (Arikunto,1991:124), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data denagn cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawabnya (Sugiono,
2010:199).
Pengumpulan angket/kuesioner merupakan hal yang pokok untuk
mengumpulkan data. Hasil kuesioner tersebut dirumuskan dalam
angka, tabel-tabel,analisi statistik, dan uraia serta kesimpulan dari hasil
penelitian. Pengumpulan angket/kuesioner dalam penelitian ini sendiri
42
bertujuan untuk mendapatkan data tentang kemampuan menghafal
santri Madrasatul Qur‟an dan kecerdasan spiritual.
2. Wawancara/interview
Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data atau peneliti
terhadap narasumber atau sumber data. Orang yang mewawancarai
disebut interviewer dan orang yang diwawancarai disebut interviewee
(Machali, 2016: 64).
Di sini wawancara digunakan untuk mengumpulka data yang
berkaitan dengan keadaan santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren
Edi Mancoro. Adapun narasumber dari wawancara ini yaitu santri
Madrasatul Qur‟an (MQ), pengurus MQ dan pengurus OSEM
(Organisasi Santri Ed Mancoro).
3. Observasi/pengamatan
Observasi/pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengann
cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamat
disebut observer, yang diamati disebut observe .observasi dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: observasi berpartisipasi
(participant observation), observasi yang secara terang-terangan atau
tersamar (overt observation atau covert observatio), dan observasi
yang takberstruktur(unstructed observation) (Machali, 2016:63).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi
partisipatif yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang
43
kegiatan santri Madrasatul Qur‟an, proses santri Madrasatul Qur‟an
dalam menghafalkan Al-Qur‟an serta lokasi penelitian yaitu di Pondok
Pesantren Edi Mancoro.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dapat menjadi sumber data atau informasi penting
dalam proses pengmpulan data. Dengan melihat atau menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang
lain tentang subjek tersebut dapat menginformasikan tentang kejadian-
kejadian di masa lampau (Machali, 2016:67).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data santri serta
profil lokasi penelitian. Adapun langkah yang ditempuh peneliti yaitu
dengan menghubungi pengurus MQ (Madrasatul Qur‟an) Pondok
Pesantren Edi Mancoro untuk memperoleh arsip-arsip terkait secara
kolektif, selanjutnya menyajikan apa yang ada dalam arsip tersebut
dalam bentuk narasi.
H. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, tersusun dan tersaji dengan baik maka
langkah statistik berikutnya adalah mengolah atau menganalisis data
(Machali, 2016:71). Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan
untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik
inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik
nonparametris (Sugiyono, 2010:207).
44
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis regresi
linier sederhana, regresi linier sederhana atau regresi linier menyatakan
bahwa satu variable dipengaruhi (dependent) oleh variable lainnya.
Variable yang mempengaruh biasa disebut dengan variable bebas
(independent). Kemudian, variable yang dipengaruhi biasa disebut
variable terikat atau disebut juga variable kriterium. Untuk mengetahui
permasalahan garis regresi yaitu dengan rumus:
45
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Data Responden
Adapun responden di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1: Daftar responden santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren
Edi Mancoro
No Nama Jenis Kelamin
1. Siti Fatimah Perempuan
2. Mawaddah Ani Fitria Perempuan
3. Izza Lu‟atussilmi N Perempuan
4. Navis Perempuan
5. Mar‟atul Khusniyah Perempuan
6. Asiskha Avitanty Perempuan
7. Ainiatul azizah Perempuan
8. Lia Istifaya Perempuan
9. Arina Rosyada Perempuan
10. Zulfa Rofi‟ah Perempuan
11. Azifa Mulda Nuril Kafila Perempuan
12. Mustafidah Perempuan
13. Rossa Kamila Perempuan
14. Salma Dhihnina Perempuan
15. Dina Zahrotun Nisa Perempuan
16. Siti Inayatul U Perempuan
17. Alfia R Perempuan
18. Siti Mariyam Perempuan
19. Anna Rahmawati Perempuan
20. Sutri Handayani Perempuan
21. Ririn Indah Lestari Perempuan
22. Ma‟rifatul Fadhilah Perempuan
23. Nailatul M Perempuan
24. Risadatul Uluwiyah Perempuan
25. Siti Kholisoh Perempuan
46
26. Anis Maulidah Perempuan
27. Ismi Farihatul W Perempuan
28. Fira Faizatim M Perempuan
29. Laila Rahmawati Perempuan
30. Siti Nurul Faizah Perempuan
31. Anis Marzuqoh Perempuan
32. Uswatun Khasanah Perempuan
33. Dinda Sekar Perempuan
34. Mauizhotun Nafiah Perempuan
35. Muyassarotul Minnah Perempuan
36. Risydiana Tsani Perempuan
37. Mar‟atul Baroroh Perempuan
38. Fida Munawaroh Perempuan
39. Dina Vita Ulfa Perempuan
40. Syafira Ulfah Izatunnisa‟ Perempuan
41. Ummi Syakiroh Perempuan
42. Mihshof Aqliya Perempuan
43. Nur Chilsha Perempuan
44. Ulfa Maghfiroh Perempuan
45. Kuni Muftihatun N Perempuan
46. Vina Mazdudatun N Perempuan
47. Lu‟lu‟il Maknun Perempuan
48. Risalatul Mu‟arifah Perempuan
49. Athiyyah R Perempuan
50. Ulfa Nurul M Perempuan
51. Siti Jamilatul K Perempuan
52. Ilya Mahmudah Perempuan
53. Qurrotul Ain Perempuan
54. Umi Sa‟adatul Maulidiyah Perempuan
55. Ngindana Zulfa Perempuan
56. Aisye Perempuan
57. Lu‟lu Thufa‟ilah Perempuan
58. Lana Chaerotun Perempuan
59. Rina Maryamah Perempuan
60. Salsadila Aulia Wardhani Perempuan
61. Emma Asyirotul Umami Perempuan
62. Lala Kemala Sari Perempuan
63. Riski Surya R Laki-Laki
64. Muhammad Zulfikar Laki-Laki
47
2. Data jawaban angket tentang kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Untuk mengetahui variasi kemampuan menghafal Al-Qur‟an pada
samtri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro, penulis
memperoleh data dari hasil angket yang telah diisi oleh responden.
Angket tentang kemampuan menghafal Al-Qur‟an tersebut terdiri dari
sepuluh (10) item pertanyaan, yang setiap pertanyaan terdiri dari empat
(4) pilihan jawaban alternatif, yaitu: TP = Tidak Pernah, K = Kadang-
kadang, S = Sering, dan SS = Sangat sering. Dengan bobot penilaian
sebagai berikut :
a. Alternatif jawaban (TP) nilai 1
b. Alternatif jawaban (K) nilai 2
c. Alternatif jawaban (S) nilai 3
d. Alternatif jawaban (SS) nilai 4
Tabel 2 hasil angket tentang kemampuan menghafal Al-Qur‟an
NO Nama Hasil Jawaban Skor
Jumlah TP K S SS 1 2 3 4
1 Siti Fatimah - 3 3 4 0 6 9 16 31
2 Mawaddah Ani Fitria - 4 3 3 0 8 9 12 29
3 Izza Lu‟atussilmi N - 4 2 4 0 8 6 16 30
4 Navis - 5 5 - 0 10 15 0 25
5 Mar‟atul Khusniyah - 4 3 3 0 8 9 12 29
65. Andri Winarco Laki-Laki
66. Husni Abdani Laki-Laki
67. Ismail C B Laki-Laki
68. M Lukman Hakim Laki-Laki
69. Wahyu Khoirurrohman Laki-Laki
70. A Zahir Bahar D Laki-Laki
48
6 Asiskha Avitanty - 7 2 1 0 14 6 4 24
7 Ainiatul azizah - 4 5 1 0 8 15 4 27
8 Lia Istifaya - 3 5 2 0 6 15 8 29
9 Arina Rosyada 2 7 1 - 2 14 3 0 19
10 Zulfa Rofi‟ah - 9 1 - 0 18 3 0 21
11 Azifa Mulda Nuril K - 4 4 2 0 8 12 8 28
12 Mustafidah - 6 4 - 0 12 12 0 24
13 Rossa Kamila - 5 5 3 0 10 15 12 37
14 Salma Dhihnina - 4 4 2 0 8 12 8 28
15 Dina Zahrotun Nisa 2 4 1 3 2 8 3 12 25
16 Siti Inayatul U - 7 2 1 0 14 6 4 24
17 Alfia R - 6 - 4 0 12 0 16 28
18 Siti Mariyam - 2 5 3 0 4 15 12 31
19 Anna Rahmawati 1 4 5 - 1 8 15 0 24
20 Sutri Handayani - 4 5 1 0 8 15 4 27
21 Ririn Indah Lestari 2 2 3 3 2 4 9 12 27
22 Ma‟rifatul Fadhilah 1 6 2 1 1 12 6 4 23
23 Nailatul M - 5 3 2 0 10 9 8 27
24 Risadatul Uluwiyah 2 6 1 1 2 12 3 4 21
25 Siti Kholisoh 1 8 - 1 1 16 0 4 21
26 Anis Maulidah - 4 4 2 0 8 12 8 28
27 Ismi Farihatul W - 5 4 1 0 10 12 4 26
28 Fira Faizatim M - 6 4 - 0 12 12 0 24
29 Laila Rahmawati 2 3 3 2 2 6 9 8 25
30 Siti Nurul Faizah - 4 3 3 0 8 9 12 29
31 Anis Marzuqoh - 9 - 1 0 18 0 4 22
32 Uswatun Khasanah - 4 4 2 0 8 12 8 28
33 Dinda Sekar - 5 1 4 0 10 3 16 29
34 Mauizhotun Nafiah - 5 5 - 0 10 15 0 25
35 Muyassarotul Minnah - 5 3 2 0 10 9 8 27
36 Risydiana Tsani - 4 5 1 0 8 15 4 27
37 Mar‟atul Baroroh - 5 5 - 0 10 15 0 25
38 Fida Munawaroh - 7 2 1 0 14 6 4 24
39 Dina Vita Ulfa - 3 4 3 0 6 12 12 30
40 Syafira Ulfah I - 5 4 1 0 10 12 4 26
41 Ummi Syakiroh - 4 6 - 0 8 18 0 26
42 Mihshof Aqliya - 4 5 1 0 8 15 4 27
43 Nur Chilsha - 3 6 1 0 6 18 4 28
44 Ulfa Maghfiroh - 6 3 1 0 12 9 4 25
49
45 Kuni Muftihatun N - 6 2 2 0 12 6 8 26
46 Vina Mazdudatun N - 5 2 3 0 10 6 12 28
47 Lu‟lu‟il Maknun - 7 1 2 0 14 3 8 25
48 Risalatul Mu‟arifah - 7 3 - 0 14 9 0 23
49 Athiyyah R - 7 1 2 0 14 3 8 25
50 Ulfa Nurul M - 6 3 1 0 12 9 4 25
51 Siti Jamilatul K - 6 4 - 0 12 12 0 24
52 Ilya Mahmudah - 10 - - 0 20 0 0 20
53 Qurrotul Ain - 7 3 - 0 14 9 0 23
54 Umi Sa‟adatul M - 3 5 2 0 6 15 8 29
55 Ngindana Zulfa - 3 5 2 0 6 15 8 29
56 Aisye - 6 2 2 0 12 6 8 26
57 Lu‟lu Thufa‟ilah - 3 5 2 0 6 15 8 29
58 Lana Chaerotun - 5 4 1 0 10 12 4 26
59 Rina Maryamah - 5 2 3 0 10 6 12 28
60 Salsadila Aulia W - 4 3 3 0 8 9 12 29
61 Emma Asyirotul U - 3 4 3 0 6 12 12 30
62 Lala Kemala Sari - 6 4 - 0 12 12 0 24
63 Riski Surya R - 5 2 3 0 10 6 12 28
64 Muhammad Zulfikar - 8 2 - 0 16 6 0 22
65 Andri Winarco - 10 - - 0 20 0 0 20
66 Husni Abdani - 1 6 3 0 2 18 12 32
67 Ismail C B 1 5 1 3 1 10 3 12 26
68 M Lukman Hakim - - 8 2 0 0 24 8 32
69 Wahyu Khoirurrohman - 4 4 2 0 8 12 8 28
70 A Zahir Bahar D 1 8 1 - 1 16 3 0 20
3. Data jawaban angket tentang kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui variasi kecerdasan spiritual pada santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro, penulis
memperoleh data dari hasil angket yang telah diisi oleh responden.
Angket tentang kecerdasan spiritual tersebut terdiri dari sepuluh (24)
item pertanyaan, yang setiap pertanyaan terdiri dari empat (4) pilihan
jawaban alternatif, yaitu: TP = Tidak Pernah, K = Kadang-kadang, S =
50
Sering, dan SS = Sangat sering. Dengan bobot penilaian sebagai
berikut :
a. Alternatif jawaban (TP) nilai 1
b. Alternatif jawaban (K) nilai 2
c. Alternatif jawaban (S) nilai 3
d. Alternatif jawaban (SS) nilai 4
Tabel 3 hasil angket tentang kecerdasan spiritual
NO Nama Hasil Jawaban Skor
Jumlah TP K S SS 1 2 3 4
1 Siti Fatimah - 5 14 5 0 10 42 20 72
2 Mawaddah Ani Fitria - 6 12 6 0 12 36 24 72
3 Izza Lu‟atussilmi N - 5 15 4 0 10 45 16 71
4 Navis - 12 11 1 0 24 33 4 61
5 Mar‟atul Khusniyah - 4 7 13 0 8 21 52 81
6 Asiskha Avitanty - 10 14 - 0 20 42 0 62
7 Ainiatul azizah - 10 8 6 0 20 24 24 68
8 Lia Istifaya - 5 13 6 0 10 39 24 73
9 Arina Rosyada - 14 9 1 0 28 27 4 59
10 Zulfa Rofi‟ah - 12 12 - 0 24 36 0 60
11 Azifa Mulda Nuril K - 2 19 3 0 4 57 12 73
12 Mustafidah - 12 12 - 0 24 36 0 60
13 Rossa Kamila - - 1 23 0 0 3 92 95
14 Salma Dhihnina - 5 13 6 0 10 39 24 73
15 Dina Zahrotun Nisa - 13 7 4 0 26 21 16 63
16 Siti Inayatul U - 12 10 2 0 24 30 8 62
17 Alfia R - 2 19 3 0 4 57 12 73
18 Siti Mariyam - 7 14 3 0 14 42 12 68
19 Anna Rahmawati 1 12 9 2 1 24 27 8 60
20 Sutri Handayani - 3 17 4 0 6 51 16 73
21 Ririn Indah Lestari - 2 9 13 0 4 27 52 83
22 Ma‟rifatul Fadhilah - 6 14 4 0 12 42 16 70
23 Nailatul M - - 24 - 0 0 72 0 72
24 Risadatul Uluwiyah - 15 9 - 0 30 27 0 57
51
25 Siti Kholisoh 2 14 4 4 2 28 12 16 58
26 Anis Maulidah - 4 16 4 0 8 48 16 72
27 Ismi Farihatul W - 11 12 1 0 22 36 4 62
28 Fira Faizatim M - 13 10 1 0 26 30 4 60
29 Laila Rahmawati - 12 12 - 0 24 36 0 60
30 Siti Nurul Faizah - 6 9 9 0 12 27 36 75
31 Anis Marzuqoh - 20 4 - 0 40 12 0 52
32 Uswatun Khasanah - 6 14 4 0 12 42 16 70
33 Dinda Sekar - 7 8 9 0 14 24 36 74
34 Mauizhotun Nafiah - 6 16 2 0 12 48 8 68
35 Muyassarotul Minnah - 12 7 5 0 24 21 20 65
36 Risydiana Tsani - 9 12 3 0 18 36 12 66
37 Mar‟atul Baroroh - 5 19 - 0 10 57 0 67
38 Fida Munawaroh - 15 5 4 0 30 15 16 61
39 Dina Vita Ulfa - 6 9 9 0 12 27 36 75
40 Syafira Ulfah I - 7 7 10 0 14 21 40 75
41 Ummi Syakiroh - 5 13 6 0 10 39 24 73
42 Mihshof Aqliya - 3 17 4 0 6 51 16 73
43 Nur Chilsha - 5 11 8 0 10 33 32 75
44 Ulfa Maghfiroh - 10 10 4 0 20 30 16 66
45 Kuni Muftihatun N - 7 17 - 0 14 51 0 65
46 Vina Mazdudatun N - 5 8 11 0 10 24 44 78
47 Lu‟lu‟il Maknun - 6 16 2 0 12 48 8 68
48 Risalatul Mu‟arifah - 8 14 2 0 16 42 8 66
49 Athiyyah R 1 6 11 6 1 12 33 24 70
50 Ulfa Nurul M - 9 12 3 0 18 36 12 66
51 Siti Jamilatul K - 9 15 - 0 18 45 0 63
52 Ilya Mahmudah - 24 - - 0 48 0 0 48
53 Qurrotul Ain - 7 17 - 0 14 51 0 65
54 Umi Sa‟adatul M - - 24 - 0 0 72 0 72
55 Ngindana Zulfa - 5 15 4 0 10 45 16 71
56 Aisye - 1 13 10 0 2 39 40 81
57 Lu‟lu Thufa‟ilah - 6 10 8 0 12 30 32 74
58 Lana Chaerotun - 10 11 3 0 20 33 12 65
59 Rina Maryamah - 5 14 5 0 10 42 20 72
60 Salsadila Aulia W - - 23 1 0 0 69 4 73
61 Emma Asyirotul U - - 5 19 0 0 15 76 91
62 Lala Kemala Sari - 7 12 5 0 14 36 20 70
63 Riski Surya R - - 7 17 0 0 21 68 89
52
64 Muhammad Zulfikar - 20 4 - 0 40 12 0 52
65 Andri Winarco - 24 - - 0 48 0 0 48
66 Husni Abdani - - 3 21 0 0 9 84 93
67 Ismail C B - 5 18 1 0 10 54 4 68
68 M Lukman Hakim - 2 17 5 0 4 51 20 75
69 Wahyu Khoirurrohman - 3 15 6 0 6 45 24 75
70 A Zahir Bahar D 1 14 7 2 1 28 21 8 58
B. Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan
SPSS 16 dengan 70 responden. Untuk uji validitas pada tabel
“Corrected Item Total Correlation”.
Berikut ini tabel hasil pada Corrected Item Total Correlation
1) Validitas kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Tabel 4 validitas kemampuan menghafal Al-Qur‟an
No Item r hitung r tabel keterangan
1 0,613 0,235 Valid
2 0,456 0,235 Valid
3 0,413 0,235 Valid
4 0,273 0,235 Valid
5 0,523 0,235 Valid
6 0,442 0,235 Valid
7 0,480 0,235 Valid
8 0,428 0,235 Valid
9 0,560 0,235 Valid
10 0,561 0,235 Valid
53
2) Validitas kecerdasan spiritual
Tabel 5 Validitas kecerdasan spiritual
No Item r hitung r tabel keterangan
1 0,398 0,235 Valid
2 0,491 0,235 Valid
3 0,463 0,235 Valid
4 0,505 0,235 Valid
5 0,575 0,235 Valid
6 0,654 0,235 Valid
7 0,557 0,235 Valid
8 0,528 0,235 Valid
9 0,602 0,235 Valid
10 0,531 0,235 Valid
11 0,484 0,235 Valid
12 0,562 0,235 Valid
13 0,591 0,235 Valid
14 0,702 0,235 Valid
15 0,698 0,235 Valid
16 0,663 0,235 Valid
17 0,590 0,235 Valid
18 0,686 0,235 Valid
19 0,508 0,235 Valid
20 0,588 0,235 Valid
21 0,607 0,235 Valid
22 0,582 0,235 Valid
23 0,535 0,235 Valid
24 0,526 0,235 Valid
Berdasarkan hasil pada table di atas dapat diketahui
menggunakan cara analisis product moment dari pearson.
Penentuan hasil validitas berdasarkan r Tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan jumlah N 70 r tabel yaitu 0,235. N
merupakan jumlah responden yang dijadikan dalam Try Out
54
angket. Jika butir pernyataan dengan skor total kurang dari
0,235 maka, butir pernyataan dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid atau gugur, begitupun sebaliknya jika
butir pernyataan dengan skor total > 0,235 maka butir
pernyataan dalam instrumen dinyatakan valid.
b. Uji Realibilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya. Instrument yang
reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Uji
realibilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 16 dapat dilihat
dari hasil Cronbach‟s Alpha.
1) Realibilitas kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Tabel 6 validitas kemampuan menghafal Al-Qur‟an
Variabel r tabel r hitung Keterangan
Angket kemampuan
menghafal Al-Qur‟an
0,235 0,747 Reliabel
Berdasarkan hasil tabel di atas, penentuan reliabilitas
berdasarkan r Tabel pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah
N 70 r Tabel yaitu 0,235. N merupakan jumlah responden yang
dijadikan dalam Try Out angket. Hasil perhitungan analisis
reliabilitas untuk kemampuan menghafal Al-Qur‟an sebesar
0,747 sehingga dapat dinyatakan reliabel.
55
2) Realibilitas kecerdasan spiritual
Tabel 7 validitas kecerdasan spiritual
Variabel r tabel r hitung Keterangan
Angket kecerdasan
spiritual
0,235 0,704 Reliabel
Berdasarkan hasil tabel diatas, penentuan reliabilitas
berdasarkan r Tabel pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah
N 70 r Tabel yaitu 0,235. N merupakan jumlah responden yang
dijadikan dalam Try Out angket. Hasil perhitungan analisis
reliabilitas untuk kecerdasan spiritual sebesar 0,704 sehingga
dapat dinyatakan reliabel.
2. Analisis Data
a. Analisis data kemampuan menghafal al-qur‟an
Analisis data ini merupakan jawaban dari rumusan masalah
yang pertama yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren
Edi Mancoro.Untuk memperoleh tujuan ini, ditempuh langkah:
1) Menentukan Interval
Untuk menentukan lebar interval, penulis mengunakan rumus:
I= R+1
K
I =Interval
56
R =Range (batas nilai tertinggi dikurangi batas nilai terendah)
K =Jumlah kelas
Maka, setelah melihat dari data yang ada, dapat
dimasukkan ke dalam rumus, bahwa lebar interval yaitu :
I= R+1 = (37-18)+1 = 20 = 5
K 4 4
Jadi, lebar interval sesuai kelasnya adalah :
No. Interval
1. 18 – 22
2. 23 – 27
3. 28 – 32
4. 33 - 37
2) Klasifikasi
Dari interval yang telah diperhitungkan, maka dapat
diklasifikasikan kriteria sebagai berikut :
a) Jumlah skor antara 18 – 22 berarti nilai tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an termasuk
dalam kategori Kurang (D).
b) Jumlah skor antara 23 – 27 berarti nilai tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an termasuk
dalam kategori Cukup (C).
c) Jumlah skor antara 28 – 32 berarti nilai tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an termasuk
dalam kategori Baik (B).
57
d) Jumlah skor antara 33 – 37 berarti nilai tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an termasuk
dalam kategori Sangat Baik (A).
Selanjutnya, untuk mengetahui masing-masing nominasi
tingkat kemampuan menghafal santri Madrasatul Qur‟an,
dibuat tabel nominasi A (Sangat Baik), B (Baik), C
(Cukup), D (Kurang), sebagai berikut :
Tabel 8: Nominasi kemampuan menghafal Al-Qur‟an
NO Nama Jumlah Kategori Nominasi
1 Siti Fatimah 31 Baik B
2 Mawaddah Ani Fitria 29 Baik B
3 Izza Lu‟atussilmi N 30 Baik B
4 Navis 25 Cukup C
5 Mar‟atul Khusniyah 29 Baik B
6 Asiskha Avitanty 24 Cukup C
7 Ainiatul azizah 27 Cukup C
8 Lia Istifaya 29 Baik B
9 Arina Rosyada 22 Kurang D
10 Zulfa Rofi‟ah 21 Kurang D
11 Azifa Mulda Nuril K 28 Baik B
12 Mustafidah 24 Cukup C
13 Rossa Kamila 37 Sangat Baik A
14 Salma Dhihnina 28 Baik B
15 Dina Zahrotun Nisa 25 Cukup C
16 Siti Inayatul U 24 Cukup C
17 Alfia R 28 Baik B
18 Siti Mariyam 31 Baik B
19 Anna Rahmawati 24 Cukup C
20 Sutri Handayani 27 Cukup C
21 Ririn Indah Lestari 27 Cukup C
22 Ma‟rifatul Fadhilah 23 Cukup C
23 Nailatul M 27 Cukup C
58
24 Risadatul Uluwiyah 21 Kurang D
25 Siti Kholisoh 21 Kurang D
26 Anis Maulidah 28 Baik B
27 Ismi Farihatul W 26 Cukup C
28 Fira Faizatim M 24 Cukup C
29 Laila Rahmawati 25 Cukup C
30 Siti Nurul Faizah 29 Baik B
31 Anis Marzuqoh 22 Kurang D
32 Uswatun Khasanah 28 Baik B
33 Dinda Sekar 29 Baik B
34 Mauizhotun Nafiah 25 Cukup C
35 Muyassarotul Minnah 27 Cukup C
36 Risydiana Tsani 27 Cukup C
37 Mar‟atul Baroroh 25 Cukup C
38 Fida Munawaroh 24 Cukup C
39 Dina Vita Ulfa 30 Baik B
40 Syafira Ulfah I 26 Cukup C
41 Ummi Syakiroh 26 Cukup C
42 Mihshof Aqliya 27 Cukup C
43 Nur Chilsha 28 Baik B
44 Ulfa Maghfiroh 25 Cukup C
45 Kuni Muftihatun N 26 Cukup C
46 Vina Mazdudatun N 28 Baik B
47 Lu‟lu‟il Maknun 25 Cukup C
48 Risalatul Mu‟arifah 23 Cukup C
49 Athiyyah R 25 Cukup C
50 Ulfa Nurul M 25 Cukup C
51 Siti Jamilatul K 24 Cukup C
52 Ilya Mahmudah 18 Kurang D
53 Qurrotul Ain 23 Cukup C
54 Umi Sa‟adatul M 29 Baik B
55 Ngindana Zulfa 29 Baik B
56 Aisye 26 Cukup C
57 Lu‟lu Thufa‟ilah 29 Baik B
58 Lana Chaerotun 26 Cukup C
59 Rina Maryamah 28 Baik B
60 Salsadila Aulia W 29 Baik B
61 Emma Asyirotul U 30 Baik B
62 Lala Kemala Sari 24 Cukup C
59
Jadi, kesimpulan dari klasifikasi di atas adalah :
No Interval Nominasi Jumlah santri
1 Sangat Baik A 1
2 Baik B 26
3 Cukup C 34
4 Kurang D 9
3) Analisis
Setelah diketahui jumlah santri yang berada pada masing-
masing kategori, kemudian dicari prosentasenya dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
Sehingga hasil akhirnya adalah :
a) Untuk kategori kurang perihal kemampuan menghafal Al-
Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro terdapat 9 responden, dengan prosentase :
63 Riski Surya R 28 Baik B
64 Muhammad Zulfikar 22 Kurang D
65 Andri Winarco 20 Kurang D
66 Husni Abdani 32 Baik B
67 Ismail C B 26 Cukup C
68 M Lukman Hakim 32 Baik B
69 Wahyu Khoirurrohman 28 Baik B
70 A Zahir Bahar D 20 Kurang D
60
b) Untuk kategor cukup perihal kemampuan menghafal Al-
Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro terdapat 34 responden, dengan prosentase :
c) Untuk kategori baik perihal kemampuan menghafal Al-
Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro terdapat 26 responden, dengan prosentase :
d) Untuk kategori sangat baik perihal kemampuan menghafal
Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro terdapat 1 responden, dengan prosentase :
Untuk lebih jelasnya, hasil dan analisis tingkat kemampuan
menghafal santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro ini penulis sajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi di bawah ini :
Tabel 9 : Distribusi frekuensi kemampuan menghafal Al-
Qur‟am
No Interval Kategori Jumlah responden Prosentase
1 18 – 22 Kurang 9 12,86%
2 23 – 27 Cukup 34 48,60%
61
3 28 – 32 Baik 26 37,14%
4 33 – 37 Sangat Baik 1 1,40%
Jumlah 100 %
b. Analisis data kecerdasan spiritual
Analisis data ini merupakan jawaban dari rumusan masalah
yang kedua yang bertujuan untuk mengetahui kecerdasan spiritual
santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro.Untuk
memperoleh tujuan ini, ditempuh langkah:
1) Menentukan Interval
Untuk menentukan lebar interval, penulis mengunakan rumus:
I= R+1
K
I =Interval
R =Range (batas nilai tertinggi dikurangi batas nilai terendah)
K =Jumlah kelas
Maka, setelah melihat dari data yang ada, dapat
dimasukkan ke dalam rumus, bahwa lebar interval yaitu :
I= R+1 = (95-48)+1 = 48 = 12
K 4 4
Jadi, lebar interval sesuai kelasnya adalah :
No. Interval
1. 48 – 59
2. 60 – 71
3. 72 – 83
4. 84 - 95
2) Klasifikasi
Dari interval yang telah diperhitungkan, maka dapat
diklasifikasikan kriteria sebagai berikut :
62
a) Jumlah skor antara 48 – 59 berarti nilai tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an termasuk
dalam kategori Kurang (D).
b) Jumlah skor antara 60 – 71 berarti nilai tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an termasuk
dalam kategori Cukup (C).
c) Jumlah skor antara 72 – 83 berarti nilai tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an termasuk
dalam kategori Baik (B).
d) Jumlah skor antara 84 – 95 berarti nilai tingkat kemampuan
menghafal Al-Qur‟an santri Madrasatul Qur‟an termasuk
dalam kategori Sangat Baik (A).
Selanjutnya, untuk mengetahui masing-masing nominasi
tingkat kecerdasan spiritual santri Madrasatul Qur‟an,
dibuat tabel nominasi A (Sangat Baik), B (Baik), C
(Cukup), D (Kurang), sebagai berikut :
Tabel 10: Nominasi kecerdasan spiritual
NO Nama Jumlah kategori nominasi
1 Siti Fatimah 72 Baik B
2 Mawaddah Ani Fitria 72 Baik B
3 Izza Lu‟atussilmi N 73 Baik B
4 Navis 61 Cukup C
5 Mar‟atul Khusniyah 81 Baik B
6 Asiskha Avitanty 62 Cukup C
7 Ainiatul azizah 68 Cukup C
63
8 Lia Istifaya 73 Baik B
9 Arina Rosyada 59 Kurang D
10 Zulfa Rofi‟ah 60 Cukup C
11 Azifa Mulda Nuril K 73 Baik B
12 Mustafidah 60 Cukup C
13 Rossa Kamila 95 Sangat Baik A
14 Salma Dhihnina 73 Baik B
15 Dina Zahrotun Nisa 63 Cukup C
16 Siti Inayatul U 62 Cukup C
17 Alfia R 73 Baik B
18 Siti Mariyam 68 Cukup C
19 Anna Rahmawati 60 Cukup C
20 Sutri Handayani 73 Baik B
21 Ririn Indah Lestari 83 Baik B
22 Ma‟rifatul Fadhilah 70 Cukup C
23 Nailatul M 72 Baik B
24 Risadatul Uluwiyah 57 Kurang D
25 Siti Kholisoh 58 Kurang D
26 Anis Maulidah 72 Baik B
27 Ismi Farihatul W 62 Cukup C
28 Fira Faizatim M 60 Cukup C
29 Laila Rahmawati 60 Cukup C
30 Siti Nurul Faizah 75 Baik B
31 Anis Marzuqoh 52 Kurang D
32 Uswatun Khasanah 70 Cukup C
33 Dinda Sekar 74 Baik B
34 Mauizhotun Nafiah 68 Cukup C
35 Muyassarotul Minnah 65 Cukup C
36 Risydiana Tsani 66 Cukup C
37 Mar‟atul Baroroh 67 Cukup C
38 Fida Munawaroh 61 Cukup C
39 Dina Vita Ulfa 75 Baik B
40 Syafira Ulfah I 75 Baik B
41 Ummi Syakiroh 73 Baik B
42 Mihshof Aqliya 73 Baik B
43 Nur Chilsha 75 Baik B
44 Ulfa Maghfiroh 66 Cukup C
45 Kuni Muftihatun N 65 Cukup C
46 Vina Mazdudatun N 78 Baik B
64
47 Lu‟lu‟il Maknun 68 Cukup C
48 Risalatul Mu‟arifah 66 Cukup C
49 Athiyyah R 70 Cukup C
50 Ulfa Nurul M 66 Cukup C
51 Siti Jamilatul K 63 Cukup C
52 Ilya Mahmudah 48 Kurang D
53 Qurrotul Ain 65 Cukup C
54 Umi Sa‟adatul M 72 Baik B
55 Ngindana Zulfa 71 Cukup C
56 Aisye 81 Baik B
57 Lu‟lu Thufa‟ilah 74 Baik B
58 Lana Chaerotun 65 Cukup C
59 Rina Maryamah 72 Baik B
60 Salsadila Aulia W 73 Baik B
61 Emma Asyirotul U 91 Sangat Baik A
62 Lala Kemala Sari 70 Cukup C
63 Riski Surya R 89 Sangat Baik A
64 Muhammad Zulfikar 52 Kurang D
65 Andri Winarco 48 Kurang D
66 Husni Abdani 93 Sangat Baik A
67 Ismail C B 68 Cukup C
68 M Lukman Hakim 75 Baik B
69 Wahyu Khoirurrohman 75 Baik B
70 A Zahir Bahar D 58 Kurang D
Jadi, kesimpulan dari klasifikasi di atas adalah :
No Kategori Nominasi Jumlah
santri
1 Sangat Baik A 4
2 Baik B 27
3 Cukup C 31
4 Kurang D 8
3) Analisis
Setelah diketahui jumlah santri yang berada pada masing-
masing kategori, kemudian dicari prosentasenya dengan rumus
sebagai berikut :
65
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
Sehingga hasil akhirnya adalah :
a) Untuk kategori kurang perihal kecerdasan spiritual santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro terdapat
8 responden, dengan prosentase :
b) Untuk kategor cukup perihal kecerdasan spiritual santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro terdapat
31 responden, dengan prosentase :
c) Untuk kategori baik perihal kecerdasan spiritual santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro terdapat
27 responden, dengan prosentase :
d) Untuk kategori sangat baik perihal kecerdasan spiritual
santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro
terdapat 4 responden, dengan prosentase :
66
Untuk lebih jelasnya, hasil dan analisis kecerdasan spiritual
santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro
ini penulis sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi di
bawah ini :
Tabel 11 : Distribusi frekuensi kecerdasan spiritual
No Interval Kategori Jumlah
responden Prosentase
1 48 – 59 Kurang 8 11,42%
2 60 – 71 Cukup 31 44,28%
3 72 – 83 Baik 27 38,60%
4 84 – 95 Sangat Baik 4 5,70 %
Jumlah 100 %
c. Analisis lanjutan
Tabel 12 : Koefisien korelasi kemampuan menghafal Al-Qur‟an (x)
dengan kecerdasan spiritual (y) santri madrasatul qur‟an Pondok
Pesantren Edi Mancoro :
NO Nama X Y X2 Y2 XY
1 Siti Fatimah 31 72 961 5184 2232
2 Mawaddah Ani Fitria 29 72 841 5184 2088
3 Izza Lu‟atussilmi N 30 73 900 5329 2190
4 Navis 25 61 625 3721 1525
5 Mar‟atul Khusniyah 29 81 841 6561 2349
6 Asiskha Avitanty 24 62 576 3844 1488
7 Ainiatul azizah 27 68 729 4624 1836
8 Lia Istifaya 29 73 841 5329 2117
9 Arina Rosyada 22 59 484 3481 1298
10 Zulfa Rofi‟ah 21 60 441 3600 1260
11 Azifa Mulda Nuril K 28 73 784 5329 2044
12 Mustafidah 24 60 576 3600 1440
67
13 Rossa Kamila 37 95 1369 9025 3515
14 Salma Dhihnina 28 73 784 5329 2044
15 Dina Zahrotun Nisa 25 63 625 3969 1575
16 Siti Inayatul U 24 62 576 3844 1488
17 Alfia R 28 73 784 5329 2044
18 Siti Mariyam 31 68 961 4624 2108
19 Anna Rahmawati 24 60 576 3600 1440
20 Sutri Handayani 27 73 729 5329 1971
21 Ririn Indah Lestari 27 83 729 6889 2241
22 Ma‟rifatul Fadhilah 23 70 529 4900 1610
23 Nailatul M 27 72 729 5184 1944
24 Risadatul Uluwiyah 21 57 441 3249 1197
25 Siti Kholisoh 21 58 441 3364 1218
26 Anis Maulidah 28 72 784 5184 2016
27 Ismi Farihatul W 26 62 676 3844 1612
28 Fira Faizatim M 24 60 576 3600 1440
29 Laila Rahmawati 25 60 625 3600 1500
30 Siti Nurul Faizah 29 75 841 5625 2175
31 Anis Marzuqoh 22 52 484 2704 1144
32 Uswatun Khasanah 28 70 784 4900 1960
33 Dinda Sekar 29 74 841 5476 2146
34 Mauizhotun Nafiah 25 68 625 4624 1700
35 Muyassarotul Minnah 27 65 729 4225 1755
36 Risydiana Tsani 27 66 729 4356 1782
37 Mar‟atul Baroroh 25 67 625 4489 1675
38 Fida Munawaroh 24 61 576 3721 1464
39 Dina Vita Ulfa 30 75 900 5625 2250
40 Syafira Ulfah I 26 75 676 5625 1950
41 Ummi Syakiroh 26 73 676 5329 1898
42 Mihshof Aqliya 27 73 729 5329 1971
43 Nur Chilsha 28 75 784 5625 2100
44 Ulfa Maghfiroh 25 66 625 4356 1650
45 Kuni Muftihatun N 26 65 676 4225 1690
46 Vina Mazdudatun N 28 78 784 6084 2184
47 Lu‟lu‟il Maknun 25 68 625 4624 1700
48 Risalatul Mu‟arifah 23 66 529 4356 1518
49 Athiyyah R 25 70 625 4900 1750
50 Ulfa Nurul M 25 66 625 4356 1650
51 Siti Jamilatul K 24 63 576 3969 1512
68
52 Ilya Mahmudah 18 48 324 2304 864
53 Qurrotul Ain 23 65 529 4225 1495
54 Umi Sa‟adatul M 29 72 841 5184 2088
55 Ngindana Zulfa 29 71 841 5041 2059
56 Aisye 26 81 676 6561 2106
57 Lu‟lu Thufa‟ilah 29 74 841 5476 2146
58 Lana Chaerotun 26 65 676 4225 1690
59 Rina Maryamah 28 72 784 5184 2016
60 Salsadila Aulia W 29 73 841 5329 2117
61 Emma Asyirotul U 30 91 900 8281 2730
62 Lala Kemala Sari 24 70 576 4900 1680
63 Riski Surya R 28 89 784 7921 2492
64 Muhammad Zulfikar 22 52 484 2704 1144
65 Andri Winarco 20 48 400 2304 960
66 Husni Abdani 32 93 1024 8649 2976
67 Ismail C B 26 68 676 4624 1768
68 M Lukman Hakim 32 75 1024 5625 2400
69 Wahyu Khoirurrohman 28 75 784 5625 2100
70 A Zahir Bahar D 20 58 400 3364 1160
Jumlah 1838 4826 49002 338698 128445
Dari tabel di atas dapat diketahui :
∑ = 1838
∑ = 4826
∑ 2 = 49002
∑ 2 = 338698
∑ = 128445
Langkah selanjutnya, untuk menentukan seberapa besar tingkat
pengaruh antar dua variabel, maka digunakan rumus persamaan
regresi linier sederhana dengan rumus , di mana
dapat dicari dengan :
69
(∑ ) (∑ )(∑ )
∑ (∑ )
( )( ) ( )( )
( )( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
Sedangkan yaitu :
(∑ ) (∑ )
( ) ( )
( )
Persamaan regresi linier sederhana :
Menghitung nilai korelasi r (product moment):
70
(∑ ) (∑ ∑ )
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )
( ) ( )
√ ( ) ( )
( ) ( )
√
√
Selanjutnya, menghitung koefisien determinasi untuk mengetahui
seberapa besar sumbangan (konstribusi) yang diberikan variabel X
terhadap perubahan variabel Y menggunakan rumus :
( )
( )
Menghitung nilai
√
√ ( )
√
√ ( )
√
Menentukan nilai
= (
)( )
(
)( )
( )( )
Membandingkan dan berdasarkan kaidah pengujian
71
Ternyata =11,8437> =1,995 , maka H0 ditolak.
Mengambil keputusan : karena > , maka Ha pun
diterima. Dengan demikian, terdapat pengaruh signifikan antara
menghafal Al-Qur‟an terhadap tingkat kecerdasan spiritual santri
Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro.
3. Uji Hipotesis
Dengan diperoleh nilai product moment (r) di atas, didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 13 : Tabel Product Moment
N Tabel Signifikasi
5% 1%
70 0,235 0,306
Setelah didapat yaitu 0,8207 kemudian dikonsultasikan
dengan tabel Product Moment taraf signifikasi 5% diperoleh
0,235, dan taraf signifikasi 1% diperoleh
0,306, maka 0,8207 lebih besar dari 0,235. Artinya
terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara menghafal Al-
Qur‟an dengan kecerdasan spiritual santri madrasatul qur‟an Pondok
Pesantren Edi Mancoro.
Jika menggunakan taraf signifikasi 5%, maka lebih
besar dari . Dengan demikian, hipotesis kerja dalam penelitian
yang berbunyi terdapat pengaruh menghafal Al-Qur‟an terhadap
72
tingkat kecerdasan spiritual (SQ) santri Madrasatul Qur‟an Pondok
Pesantren Edi Mancoro, diterima. Dengan kata lain, semakin tinggi
tingkat kemampuan menghafal Al-Qur‟an , maka semakin tinggi pula
tingkat kecerdasan spiritual santri madrasatul qur‟an Pondok Pesantren
Edi Mancoro.
4. Uj Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang bersangkutan berdistribusi normal atau tidaknya. Kaidah uji
signifikansi adalah > 0,05. Untuk uji normalitas menggunakan
SPSS 16 for windows.
Tabel 14: Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
menghafal kecerdasan
N 70 70
Normal Parametersa Mean 26.19 68.94
Std. Deviation 3.251 9.309
Most Extreme Differences Absolute .092 .143
Positive .092 .143
Negative -.088 -.072
Kolmogorov-Smirnov Z .765 1.199
Asymp. Sig. (2-tailed) .602 .113
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
73
Tabel di atas menunjukkan bahwa data menghafal Al-Qur‟an (X)
dan kecerdasan spiritual (Y) memiliki tingkat signifikansi di atas
0,05, yakni menghafal 0,602 > 0,05 dan kecerdasan spiritual
0,113 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel
tersebut normal.
b. Uji Linearitas
Uji lineritas digunakan untuk mengetahui apakah dua
variabel tersebut mempunyai hubungan yang linier secara
signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat
hubungan yang linier antara pengaruh kecerdasan emosioanal (X)
terhadap kecepatan menghafal Al-Qur‟an(Y). Hasil analisis ini
dbantuan dengan menggunakan SPSS 23 sebagai berikut:
Tabel 15: Uji Linearitas
Hasil uji linieritas di atas menunjukka bahwa nilai signifikansi
pada baris linearity diperoleh F= 151,817 dan p+ 0,000 (p < 0,05)
karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sedangkan pada
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
kecer
dasan
*
meng
hafal
Between
Groups
(Combined) 4520.589 14 322.899 12.171 .000
Linearity 4027.782 1 4027.782 151.817 .000
Deviation from Linearity 492.807 13 37.908 1.429 .176
Within Groups 1459.183 55 26.531
Total 5979.771 69
74
baris deviation from linearity diperoleh F=1,429 dan p= 0,176 (p >
0,05) pada taraf signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
antara variabel menghafal Al-Qur‟an (X) dengan kecerdasan
spiritual (Y) terdapat hubungan yang linier.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distributor atau lebih. Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam varabel X dan Y
bersifat homogen atau tidak.
Tabel 16 :Test of Homogeneity of Variances
Test of Homogeneity of Variances
menghafal
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.841 15 44 .629
Berdasarkan hasil uji homogenitas di atas, diketahui bahwa
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau nilai signifikansi 0,629
> 0,05 maka distribusi data adalah homogen, dapat disimpulkan
bahwa data vaiabel X dan Y dinyatakan homogen.
5. Pembahasan
Setelah peneliti melakukan penelitian pada santri Madrasatul
Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro hasil data dari penelitian ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kemampuan menghafal
qur‟an terhadap kecerdasan spiritual santri Madrasatul Qur‟an Pondok
75
Pesantren Edi Mancoro. Hasil perhitungan regresi linier sederhana
dengan uji F maka di ketahui hasil F hitung sebesar 140,27 sedangkan
F tabel sebesar 3,98 dengan demikian Ha diterima Ho ditolak. Jadi, ada
pengaruh kemampuan menghafal qur‟an terhadap kecerdasan spiritual
santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kemampuan
menghafal qur‟an dan kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh
sebesar 67,35%, sedangkan sisanya 32,65% adalah faktor lain yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual. Berhubung masih ada faktor lain
sebesar 32,65% yang mempengaruhi kecerdasan spiritual, tentu hal ini
menjadi rekomendasi bagi peneliti yang nantinya berminat meneliti
lebih lanjut dengan tema yang berkaitan dengan kecerdasan spiritual.
Dengan demikian Ha, “terdapat pegaruh antara kemampuan
menghafal qur‟an terhadap kecerdasan spiritual santri Madrasatul
Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro” diterima. Sedangkan Ho,
“tidak ada pegaruh antara kemampuan menghafal qur‟an terhadap
kecerdasan spiritual santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro” ditolak.
76
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang, “Pengaruh Menghafal Al-
Qur‟an Terhadap Tingkat Kecerdasan Spiritual Santri Madrasatul Qur‟an
Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2019” sebagaimana telah dijabarkan
pada bab-bab sebelumnya dan sesuai dengan rumusan masalah yang
tertera pada bab 1, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Dari variasi kemampuan menghafal Al-Qur‟an yang telah dianalisis,
maka santri yang tergolong kategori sangat baik (A) sebanyak 1
responden atau 1,40 %,, santri yang tergolong kategori baik (B)
sebanyak 26 responden atau 37,14 %, santri yang tergolong kategori
cukup (C) sebanyak 34 responden atau 48,60 %., dan santri yang
tergolong kurang (D) sebanyak 9 responden atau 12,86 %.
2. Dari variasi tingkat kecerdasan spiritual yang telah dianalisis, maka
santri yang tergolong kategori sangat baik (A) sebanyak 4 responden
atau 5,70 %,, santri yang tergolong kategori baik (B) sebanyak 27
responden atau 38,60 %, santri yang tergolong kategori cukup (C)
sebanyak 31 responden atau 44,28 %., dan santri yang tergolong
kurang (D) sebanyak 8 responden atau 11,42 %.
3. Analisis data yang didapat dari rumus product moment menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan
77
variabel Y pada santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro. Artinya, ada pengaruh positif antara menghafal Al-Qur‟an
dengan kecerdasan spiritual santri Madrasatul Qur‟an Pondok
Pesantren Edi Mancoro. Hal ini terbukti karena > , yaitu
=11,8437> =1,995, maka H0 ditolak dan Ha pun diterima.
Dengan demikian, terdapat pengaruh signifikan antara menghafal Al-
Qur‟an terhadap kecerdasan spiritual santri Madrasatul Qur‟an
Pondok Pesantren Edi Mancoro.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, kiranya penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Hendaknya para santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi
Mancoro selalu menjaga dan menjauhkan diri dari dosa-dosa kecil
serta lebih bersungguh-sungguh dalam menghafal Al-Qur‟an, karena
orang yang menghafal Al-Qur‟an merupakan orang yang istimewa di
hadapan Allah SWT, menjadi salah satu manusia pilihan Allah SWT
untuk menjaga dan menghafalkan kalam-Nya (Al-Qur‟an). Sehingga ,
orang yang menghafal Al-Qur‟an menjadi lebih dekat dengan Allah
SWT.
2. Para pengasuh santri tahfidzul Qur‟an hendaknya selalu memberikan
motivasi yang membangun kepada santri Madrasatul Qur‟an agar
selalu memiliki semangat yang tinggi dalam menghafalkan Al-Qur‟an.
78
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, A Ginanjar. 2006. ESQ Emotional Spiritual Quotient. Jakarta: Arga.
Aizid, Rizem. 2016.Tartil Al-Quran Untuk Kecerdasan Dan Kesehatanmu:
Pengaruh Irama Bacaan Al-Qur‟an Untuk Meningkatkan Daya Ingat
Dan Daya Tahan Tubuh. Yogyakarta: Diva Press.
Al-Kahil, Abdud Daim. 2010. Hafal Al-Qur‟an Tanpa Nyantri. Solo: Pustaka
Arafah.
Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azzet, A Muhaimin. 2014. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak.
Yogyakarta: Katahati.
Departemen Agama RI. 2015. Al-Qur‟an danTerjemahnya. Solo: Qomari.
Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Khaliq, A Abdul. 2007. Cara Cerdas Hafal Al-Qur‟an. Solo: Aqwam.
Koentjaraningrat. 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia.
Machali, Imam. 2016. Statistik Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara.
Muhith. Nur Faizin. 2013. Semua Bisa Hafal Al-Qur‟an. Surakarta: Al-
Qudwah Publishing.
79
Nasution. A, Taufik. 2009. Melejitkan SQ Dengan Prinsip 99 Asmaul Husna:
Merengkuh Puncak Kebahagiaan Dan Kesuksesan Hidup. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Nawabuddin. 1991. Teknik Menghafal Al-Qur‟an: Kaifa Tahfazhul Qur‟an.
Bandung: Sinar Baru.
Shihab.M, Quraish. 2005. Dia Dimana-Mana: “Tangan” Tuhan Dibalik
Setiap Fenomena. Jakarta: Lentera Hati.
Sugianto, Ilham Agus. 2004. Kiat Praktis Menghafal Al-Qur‟an. Bandung:
Mujahid Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kulaitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wahid, Wiwi Alawiyah. 2010. Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur‟an.
Yogyakarta: DIVA Press.
80
LAMPIRAN
81
82
83
84
85
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
Nama : Hidayah
Tempat, Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 26 Juni 1997
Agama : Islam
Alamat : Dusun Kalipare RT01/RW06 Desa Gogodalem,
Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, 50772
Riwayat Pendidikan : TK Gogodalem (2001-2003)
SDN Gogodalem 2 (2003-2009)
SMPN 1 Bringin (2009-2012)
SMAN 1 Bringin (2012-2015)
IAIN Salatiga (2015-2019)
E-mail hidayah.assiddiq@gmail.com ,
hidayah.iainsalatiga@gmail.com
No. HP : 085640686995
86
87
88
89
90
PEDOMAN WAWANCARA
Nara Sumber : BPH Madrasatul Qur‟an (MQ)
Tempat : Pondok Pesantren Edi Mancoro
Waktu :
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana kegiatan keseharian santri Madrasatul Qur‟an?
2. Apa saja proker dari lembaga Madrasatul Qur‟an dalam satu tahun ini?
3. Apa Visi dan Misi dari lembaga Madrasatul Qur‟an ini?
4. Bagaimana sejarah terbentuknya lembaga Madrasatul Qur‟an?
5. Bagaimana perkembangan jumlah santri Madrasatul Qur‟an pada tiap
tahunnya?
91
Kuesioner (Angket) Variabel X Untuk Mengukur Kemampuan Menghafal Santri
Madrasatul Qur‟an (MQ) Pondok Pesantren Edi Mancoro Tahun 2019
Nama : ...................................................
Petunjuk Pengisian :
1. Awali dengan membaca Basmalah
2. Tulis nama pada tempat yang sudah disediakan
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di dalam angket dengan cara memberi
tanda silang (X) atau cek (√) pada kolom yang dianggap paling sesuai.
4. Akhiri dengan hamdalah
Daftar Pertanyaan :
No. Pertanyaan TP K S SS
1. Menghafal Al-Qur‟an semata-mata untuk
memperoleh ridho Allah SWT
2. Selalu menyempatkan waktu untuk membaca Al-
Qur‟an
3. Menambah hafalan dan menyetorkan hafalan setiap
hari kepada pengasuh tahfidz
4. Mendengarkan murotal setiap hari guna memperkuat
ayat yang telah dihafal
5. Muroja‟ah hafalan setiap hari kepada pengasuh
ataupun kepada teman
6. Menggunakan ayat yang telah dihafal dalam shalat
7. Mengulang hafalan hingga lancar sebelum menambah
hafalan baru
8. Selalu membawa muhsaf dan membacanya
kemanapun pergi
9. Menjalankan Amar Ma‟ruf Nahi Munkar
10. Tasmi‟ (memperdengarkan) juz yang telah dihafal
kepada teman
Keterangan:
1. = Tidak Pernah (TP)
2. = Kadang-kadang (K)
3. = Sering (S)
4. = Sangat sering (Selalu) (SS)
Jumlah Skor Rerata
Skor Klasifikasi Sikap Individu Kelompok
10-17,5 680-1190 1,0-1,75 Tidak Pernah
17,51-25 1191-1700 >1,75-2,5 Kadang-Kadang
25,1-32,5 1701-2210 >2,5-3,25 Sering
32,51-40 2211-2720 >3,25-4,0 Sangat Sering (Selalu)
92
Kuesioner (Angket) Variabel Y Untuk Mengukur Kecerdasan Spiritual (SQ) Santri
Madrasatul Qur‟an (MQ) Pondok Pesantren Edi Mancoro Tahun 2019
Nama : ......................................................
Petunjuk Pengisian :
1. Awali dengan membaca Basmalah
2. Tulis nama pada tempat yang sudah disediakan
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di dalam angket dengan cara memberi
tanda silang (X) atau cek (√) pada kolom yang dianggap paling sesuai.
4. Akhiri dengan hamdalah
Daftar Pertanyaan :
No. Pertanyaan TP K S SS
1. Tidak pernah memaksakan kehendak dan lebih sering
mengalah dengan orang lain
2. Mudah menyesuaikan diri dalam berbagai macam situasi dan
kondisi
3. Selalu optimis dalam menjalani hidup dan tidak mudah putus
asa
4. Mampu mengendalikan emosi (tidak mudah marah)
5. Tidak mudah mengeluh dalam menghadapi cobaan dari Allah
SWT
6. Mampu mengambil hikmah di setiap kejadian
7. Tawakal (Berserah Diri) kepada Allah SWT saat diuji oleh
Allah SWT
8. Memiiki keberanian untuk berpendirian pada sebuah
kebenaran
9. Mempunyai visi dan misi dalam mencapai tujuan hidup
10. Selalu mengevaluasi (nuhasabah) diri dalam segala tindakan
11. Tidak mengharapkan pujian ataupun imbalan ketika menolong
orang lain
93
12. Tidak berbuat yang semena-mena
13. Berpandangan luas dalam berbagai hal
14. Mengambil hal positif dalam berbagai hal
15. Menjaga dan menyampaikan amanah dengan baik
16. Selalu menjalankan kewajiban yang harus dilaksanakan dan
tidak hanya menuntut hak
17. Husnudzhon kepada Allah SWT ketika ditimpa musibah
18. Selalu semangat dalam meraih cita-cita (Optimis)
19. Shalat tepat waktu
20. Menjalankan ibadah sunnah, seperti shalat sunnah ataupun
puasa sunnah
21. Menjadikan Al-Qur‟an dan Hadits sebagai pedoman dalam
hidup
22. Menerapkan nilai-nilai islami dalam kehidupan sehari-hari
23. Mampu mencairkan suasana yang tegang
24. Tidak mudah tersinggung dengan perkataan teman saat
bercanda
Keterangan:
1. = Tidak Pernah (TP)
2. = Kadang-kadang (K)
3. = Sering (S)
4. = Sangat sering (Selalu) (SS)
Jumlah Skor Rerata
Skor Klasifikasi Sikap Individu Kelompok
24-42 1632-2856 1,0-1,75 Tidak Pernah
43-60 2857-4080 >1,75-2,5 Kadang-Kadang
61-78 4081-5304 >2,5-3,25 Sering
79-96 5305-6528 >3,25-4,0 Sangat Sering (Selalu)
94
95
96
97
98
Biodata Pengasuh santri Madrasatul Qur‟an Pondok Pesantren Edi Mancoro
Nama : Rosyidah
Tempat, Tanggal Lahir : Mekah, 30 Agustus 1984
Alamat Asal : Jalan Cileduk Nomor 107, Garut
Alamat Sekarang : Dsn. Bandungan, Ds.Gedangan, RT02/RW01,
Kec.Tuntang, Kab. Semarang.
Riwayat Pendidikan : MI Al-Khoiriyah lulus tahun 1996
SMP Al-Muayyad lulus tahun 1999
Gontor Putri lulus tahun 2006
Al-Ahgaff University lulus tahun 2011
Guru Al-Qur‟am : K.H. Mufid Mas‟ud (Alm)
Pekerjaan : Kepala Sekolah TK Al-Qur‟an Edi Mancoro
99
Foto-fotoHasilPenelitian
Gedungpondokputri
Gedungbaruputri
100
Gedungkantor KDII
Gedungpondokputra
101
Gedungbaruputras
Sima‟anrutinsabtupahingputra
102
Simaansabtupahingputri
KajianmetodeUmmi
103
ImtihanUmmi
104
Simaanmingguan
Doakhataman
105
Imtihantulis
Simaanakbar
106
SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)
Nama :Hidayah Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
NIM :23010-15-0081 Dosen P A : Dr. H. Achmad Maimun, M.Ag.
No. Nama Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. Asramanisasi Ramadhan 1437
Hijriah PP. Edi Mancoro dengan
tema: “Meningkatkan Kreativitas,
Intelektualitas, dan Spiritualitas di
Bulan Berkualitas”
6-27 Juni 2016 Peserta 22
2. Asramanisasi Ramadhan dan Halal
Bihalal Santri PP. Edi Mancoro
dengan tema: “Aktualisasi Jiwa
Khodimmul Ummah dalam
Pendekatan Diri pada Ilahi di Bulan
yang Suci”
17 Mei – 8 Juni
2018
Peserta 22
3. Ijazah Kulliyatud Dirosah Al
Islamiyah Wal Ijtima‟iyah (KDII)
PP. Edi Mancoro tahun ajaran
2018/2019
27 April 2019 Peserta 15
4. Seminar Nasional dengan tema:
“Pembangunan Karakter Bangsa
Upaya Mewujudkan Generasi Muda
yang Berbudaya untuk Indonesia
Bermartabat”
9 April 2016 Peserta 8
5. Seminar Internasional dengan tema:
“Petani untuk Negeri”
18 September
2016
Peserta 8
6. Seminar Nasional dengan tema:
“Dengarkan Bisikan Alam Tentang
Manusia”
29 April 2017 Peserta 8
7. Seminar Nasional Hari Santri 26 Oktober 2017 Peserta 8
107
dengan tema: “Santri dalam Kancah
Geopolitik Global”
8. Seminar Nasional dengan tema:
“Keep Our Forest, Keep Our Life”
24 Maret 2018 Peserta 8
9. Seminar Nasional dengan tema:
“Pemuda Ayo Kerja”
28 Oktober 2018 Peserta 8
10. Seminar Nasional dengan tema:
“Konsumsi Makanan Halal, Jaminan
Hidup Sehat”
31 Maret 2019 Peserta 8
11. Syahadah telah menyelesaikan 30
Juz Binnadzar PP. Edi Mancoro
Angkatan ke 8
27 April 2019 Peserta 8
12. Peringatan Hari Lahir PP. Edi
Mancoro ke-27 dengan tema:
“Mewujudkan Peran Santri yang
Berkarakter Khodimmul Ummah”
10 November-27
Desember 2016
Panitia 6
13. Pelatihan Perawatan Jenazah untuk
Menyiapkan Kader-Kader
Khodimmul Ummah Santri PP. Edi
Mancoro 2017
30 Januari 2017 Panitia 6
14. Syahadah telah khatam Juz 30
Bilghoib PP. Edi Mancoro Angkatan
ke 5
14 Mei 2016 Peserta 4
15. Syahadah SIBA UPTPB IAIN
Salatiga 2016
22 Februari – 10
Juni 2016
Peserta 4
16. OPAK FTIK IAIN Salatiga 2015
dengan tema: “Integrasi Pendidikan
Karakter Mahasiswa Melalui
Kampus Edukatif Humanis dan
Religius”
13 Agustus 2015 Peserta 3
108
17. OPAK IAIN Salatiga 2015 dengan
tema: “Penguatan Nilai-Nilai Islam
Indonesia Menuju Negara yang
Aman dan Damai”
14 Agustus 2015 Peserta 3
18. UPT Perpustakaan IAIN Salatiga
dengan tema: “Library User
Education”
21 Agustus 2015 Peserta 3
19. Seminar Training Makalah dan
Motivasi Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Fathir Ar-Rasyid IAIN
Salatiga
12 September
2015
Peserta 3
20. Sarasehan Santri PP. Edi Mancoro
dengan tema: “Meneguhkan Peran
Santri sebagai Generasi Penerus
Bangsa”
18 Oktober 2015 Peserta 3
21. Bedah Buku UPT Perpustakaan PP.
Edi Mancoro yang berjudul:
“Ulama-Ulama Aswaja Nusantara
yang Berpengaruh di Negeri Hijaz”
21 Februari 2016 Peserta 3
22. Bedah Novel UPT Perpustakaan PP.
Edi Mancoro yang berjudul: “Gus
Dur dan Sinta (Sebuah Romansa
tentang Buku, Bangsa dan Cinta)”
17 Mei 2016 Peserta 3
23. Course Certificatte Longman
TOEFL Prediction Test
31 Mei 2016 Peserta 3
24. Pelatihan Karya Ilmiah Santri PP.
Edi Mancoro 2017
24 Januari 2017 Peserta 3
25. Pelatihan TOEFL dan TOAFL Santri
PP. Edi Mancoro 2017
12 Februari 2017 Peserta 3
26. Seminar dengan tema: “Peran Santri 24 April 2017 Peserta 3
109
Recommended