View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Pengaruh Stakeholder Engagement dan Pengungkapan CSR Terhadap Cost of Equity pada Perusahaan Terbuka di Indonesia Periode 2011-2013
Atiqah Amanda Siregar dan Galih Pandekar
Departemen Manajemen, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: atiqah.amanda@ui.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ikatan dengan pemangku kepentingan (stakeholder engagement) dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan. Penelitian ini juga melihat apakah terdapat perbedaan cost of equity antara perusahaan yang termasuk ke dalam Indeks SRI-KEHATI dan yang tidak. Dengan menggunakan metode panel, penelitian dilakukan pada perusahaan terbuka di Indonesia yang terdaftar di lembaga scoring CSR, yaitu CSRHub. Periode penelitian dilakukan selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2011 hingga 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikatan yang baik antara perusahaan dengan stakeholder-nya justru meningkatkan cost of equity perusahaan. Sementara, pengungkapan CSR yang baik terbukti dapat menurunkan cost of equity perusahaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan cost of equity antara perusahaan yang terdaftar di Indeks SRI-KEHATI dan yang tidak. The Influence of Stakeholder Engagement and CSR Disclosure Toward Cost of Equity
in Indonesian Public Companies for the Period of 2011-2013
Abstract
This paper aims to analyze the influence of stakeholder engagement and corporate social responsibility disclosure toward cost of equity capital in companies. This study also examines whether there is difference of cost of equity in companies which listed and unlisted in SRI-KEHATI Index. Using panel method, this research is conducted to Indonesian public companies which listed in CSR scoring board, named CSRHub, from 2011 to 2013. The result shows that greater stakeholder engagement increases cost of equity. Otherwise, firms with better CSR disclosure exhibit cheaper equity financing. I also find that there is no difference between listed and unlisted firms in SRI-KEHATI Index.
Key words: Stakeholder Theory; Corporate Social Responsibility; Cost of Equity Capital; SRI-KEHATI Index
Pendahuluan
Beberapa puluh tahun terakhir, manajer mendapatkan banyak tekanan yang meminta agar
perusahaan memperbaiki kinerja sosial perusahaan, serta mengintegrasikan faktor-faktor
lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik ke dalam praktik bisnisnya (Humphrey et al.,
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
2012). Jumlah perusahaan yang melakukan integrasi sosial dan lingkungan ke dalam strategi
perusahaan juga cenderung meningkat, walaupun masih relatif kecil (Eccles et al., 2013).
Perkembangan CSR juga didukung oleh perkembangan yang pesat dari institusi, mutual
funds, dan jenis publikasi online yang dapat mendorong perusahaan menjadi lebih
bertanggung jawab secara sosial (Bassen et al., 2006). Berdasarkan hasil dari UN Global
Compact – Accenture CEO Study on Sustainability (2013), 93 persen dari 1000 CEO yang
menjadi partisipan menyatakan bahwa CSR merupakan sebuah faktor yang berperan penting
bagi keberhasilan perusahaan di masa depan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bassen et al. (2006), CSR secara tidak
langsung berhubungan melalui risiko perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bukti yang
kuat bahwa kinerja CSR yang baik akan menurunkan risiko perusahaan secara keseluruhan
dan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang melakukan CSR
merupakan perusahaan yang terbuka karena mengungkapkan lebih banyak informasi,
sehingga hal ini dapat meningkatkan likuiditas saham perusahaan dan juga dapat menurunkan
tingkat risiko yang diestimasi oleh investor (Petrova et al., 2012). Penelitian lain juga
menyimpulkan bahwa perusahaan yang tidak bertanggung jawab secara sosial memiliki
kemungkinan berhadapan dengan klaim eksplisit di masa depan (Waddock & Graves, 1997).
Para investor akan meminta tingkat imbal hasil yang lebih tinggi karena harus menanggung
risiko klaim tersebut, sehingga cost of equity perusahaan akan meningkat. Ini menunjukkan,
investor memiliki pandangan bahwa perusahaan yang tidak bertanggung jawab secara sosial
memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cheng et al. (2014) menghasilkan temuan
bahwa perusahaan yang melakukan CSR akan memperoleh cost of equity yang lebih rendah
karena penurunan kemungkinan terjadinya agency problem dan asymmetric information. Dari
sisi agency problem, Cheng et al. (2014) menyimpulkan bahwa ikatan dengan para pemangku
kepentingan (stakeholder engagement), jika didasarkan pada tingkat kepercayaan yang tinggi
dan kerjasama yang baik, akan mengurangi potensi terjadinya agency cost, dimana para
manajer didorong untuk lebih fokus pada tujuan jangka panjang perusahaan. Beberapa
peneliti melihat kesejahteraan para pemangku kepentingan sebagai sebuah bentuk investasi
yang krusial bagi kelangsungan perusahaan. Dengan memperhatikan hal tersebut, perusahaan
dapat memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang (Zingales, 2000; Jensen, 2001
dalam Jiao, 2010).
Sedangkan dari sisi information asymmetry, perusahaan dengan performa CSR yang lebih
baik cenderung dianggap lebih terbuka dalam hal pengungkapan informasi, sehingga menarik
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
minat investor, berdampak pada cost of equity menjadi rendah (Dhaliwal et al., 2011).
Pelaporan CSR dapat menciptakan positive feedback, yaitu a) meningkatkan transparansi
mengenai dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan, sosial dan tatakelola
perusahaan, serta b) dapat mengubah praktik manajemen internal perusahaan dengan cara
menciptakan insentif bagi perusahaan agar senantiasa memperbaiki hubungan dengan para
pemangku kepentingan, seperti karyawan, investor, konsumen, pemasok, regulator, dan
masyarakat umum (Ioannou dan Serafeim, 2011).
Selain perkembangan CSR yang pesat, trend global yang terjadi saat ini adalah mulai
dimasukkannya pertimbangan perusahaan yang melaksanakan CSR dalam aktivitas pasar
modal (Solihin, 2009). Sebagai contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones
Sustainability Index, London Stock Exchange memiliki Socially Responsible Investment (SRI)
Index, dan ini juga diikuti oleh Hangseng Stock Exchange dan Singapore Stock Exchange.
Adanya indeks-indeks ini memicu investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
yang terdaftar dalam indeks tersebut. Bursa Efek Indonesia, bekerjasama dengan Yayasan
KEHATI, juga telah meluncurkan sebuah indeks berdasarkan Sustainable and Responsible
Investment (SRI), yang dikenal dengan nama Indeks SRI-KEHATI. Berdasarkan
Pengumuman BEI No. Peng-00066/BEI.PSH/06-2009 tentang Indeks SRI-KEHATI, indeks
ini diciptakan sebagai barometer agar investor dapat menginvestasikan dananya di perusahaan
yang memiliki kesadaran yang baik terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Dengan metode purposive sampling, penelitian dilakukan pada 15 perusahaan yang
secara konsisten terdaftar di CSRHub selama periode 2011 hingga 2013. CSRHub merupakan
lembaga independen yang melakukan scoring terhadap kinerja CSR perusahaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan skor stakeholder engagement tinggi justru
menanggung cost of equity yang tinggi. Sementara, perusahaan dengan skor pengungkapan
CSR yang tinggi memiliki cost of equity yang lebih rendah. Selain itu, penelitian ini
menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan cost of equity antara perusahaan yang termasuk
dan tidak termasuk ke dalam Indeks SRI-KEHATI.
Penelitian ini memberikan dua kontribusi. Pertama, penelitian memaparkan bagaimana
pengaruh stakeholder engagament dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap
cost of equity perusahaan di Indonesia. Kedua, penelitian ini melihat perbedaan cost of equity
yang ditanggung antara perusahaan yang termasuk dan tidak termasuk ke dalam Indeks SRI-
KEHATI.
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
Pembahasan selanjutnya dalam artikel ini tersusun sebagai berikut. Bagian 2 adalah studi
literatur, bagian 3 metode penelitian, bagian 4 analisis dan pembahasan, dan bagian 5
kesimpulan.
Studi Literatur
Pada tahun 1984, R. Edward Freeman dalam Jones (1995) memperkenalkan stakeholder
theory dan berpendapat bahwa aktivitas yang bertanggung jawab secara sosial dapat
membantu perusahaan dalam membangun hubungan yang lebih kuat dengan pihak yang
memiliki kepentingan dengan perusahaan (stakeholders). Hal ini menyebabkan manajer harus
bertindak untuk kepentingan seluruh stakeholders, tidak terbatas hanya kepada shareholders.
Manajemen stakeholder bertujuan untuk menemukan sebuah metode pengelolaan grup
yang sangat besar dan menjaga hubungan yang ada dalam level strategis (Freeman & McVea,
2001). Manajer perlu memahami perhatian dari para pemegang saham, karyawan, konsumen,
pemasok, serta masyarakat secara luas agar dapat mengembangkan tujuan yang didukung oleh
stakeholders. Dukungan ini sangat diperlukan untuk keberlangsungan perusahaan dalam
jangka panjang. Sehingga, manajemen perusahaan harus secara aktif menjaga hubungan baik
dengan seluruh stakeholder perusahaan agar dapat mengembangkan strategi bisnis perusahaan
yang sesuai.
Konsep CSR mencakup hubungan antara perusahaan dan lingkungan sosial. Seluruh
stakeholders yang mendukung kelangsungan perusahaan termasuk ke dalam pengertian
lingkungan sosial. Harold Bowen (1953) dalam Schwartz (2011) mendefinisikan konsep CSR
sebagai berikut, “CSR merupakan kewajiban dari para pelaku bisnis untuk menerapkan
kebijakan, melakukan pengambilan keputusan atau melakukan aktivitas yang sesuai dengan
tujuan dan nilai yang berlaku di masyarakat.”
Argumen rasional mengapa perusahaan perlu melakukan kegiatan corporate social
responsibility karena kegiatan ini dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya pembatasan
dalam kegiatan operasional perusahaan di masa depan. Perusahaan menyadari bahwa
melakukan tindakan yang bertanggung jawab secara sosial merupakan tindakan yang tepat
untuk menghindari segala bentuk masalah yang mungkin terjadi di masa depan. Selain itu,
CSR juga membantu perusahaan untuk merefleksikan kebutuhan dari para stakeholders
perusahaan. Sehingga, perusahaan dapat menyesuaikan kegiatan operasionalnya dengan nilai
dan ekspektasi masyarakat yang terus berkembang.
Cheng et al. (2014) pernah melakukan penelitian mengenai hubungan corporate social
responsibility dengan akses pendanaan pada perusahaan-perusahaan di 49 negara, termasuk
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
Indonesia. Cheng et al. (2014) menemukan bahwa corporate social responsibility yang baik
dapat menurunkan keterbatasan modal (financial constraint) perusahaan. CSR yang baik
dikaitkan dengan stakeholder engagement yang unggul, yang secara signifikan dapat
menurunkan potensi agency cost karena manajer dituntut untuk mengutamakan tujuan jangka
panjang. Jika potensi terjadinya agency cost tinggi dan jumlah modal yang dibutuhkan untuk
investasi lebih besar dibandingkan dengan nilai perusahaan, penyedia modal akan meminta
kompensasi atas information cost dan/atau monitoring cost dengan tingkat imbal hasil yang
lebih tinggi. Selain itu, stakeholder engagement yang baik juga dapat meningkatkan potensi
pendapatan dan keuntungan perusahaan karena kualitas hubungan yang baik dengan
konsumen, rekan bisnis, dan karyawan.
Banyak peneliti yang melakukan penelitian dengan menganalisis ethical investing dan
pengaruhnya terhadap cost of capital (COE) perusahaan. Namun, belum terdapat model
keseimbangan (equilibrium model) dari penelitian-penelitian tersebut. Heinkel et al. (2001)
melakukan penelitian untuk menemukan model keseimbangan tersebut. Dalam penelitian ini,
Heinkel et al. (2001) membagi investor menjadi dua jenis, yaitu neutral investors dan green
investors. Neutral investors adalah investor yang tidak mempertimbangkan ethical investing
dalam pembentukan portofolio, sementara green investors menolak untuk menginvestasikan
dananya pada perusahaan yang tidak memenuhi kriteria etika tertentu. Selain itu, perusahaan
juga diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu perusahaan dengan teknologi ramah
lingkungan, perusahaan dengan teknologi tidak ramah lingkungan (polluting firms), dan
perusahaan yang tidak ramah lingkungan, namun sudah memperbaharui teknologi perusahaan
dengan teknologi yang ramah lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saham
dari polluting firms hanya dibeli oleh sedikit investor karena green investors cenderung
menghindari saham tersebut.
Dampak positif dari CSR pada kinerja perusahaan (corporate performance) sejalan
dengan pandangan yang menyatakan bahwa CSR melambangkan investasi pada aset tak
berwujud (intangible asset), seperti reputasi dan SDM perusahaan, yang berkontribusi dalam
meningkatkan daya saing perusahaan (Jiao, 2010).
Ghoul et al. (2011) melakukan penelitian terkait dengan analisis hubungan CSR dengan
cost of equity pada perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat. Perusahaan dengan low CSR
cenderung memiliki jumlah investor yang sedikit karena preferensi investor dan information
asymmetry. Jumlah investor yang sedikit juga berarti bahwa risiko yang ditanggung oleh
masing-masing investor menjadi lebih besar (Heinkel et al., 2001; Ghoul et al., 2011). Kedua
hal tersebut dapat menyebabkan COE perusahaan menjadi tinggi. Hasil penelitian ini
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
menunjukkan bahwa perusahaan dengan CSR yang lebih baik mendapatkan pembiayaan
ekuitas yang lebih murah. Penelitian ini juga menemukan bahwa perbaikan pada hubungan
dengan karyawan (employee relations), kebijakan lingkungan (environmental policies), dan
strategi produk (product strategies) secara khusus berkontribusi dalam menurunkan cost of
equity perusahaan. Penemuan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan
bahwa perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial memiliki valuasi yang lebih tinggi
dan risiko yang lebih rendah.
Perusahaan dengan kinerja CSR yang baik cenderung melakukan publikasi terhadap
kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga lebih transparan dan bertanggung
jawab (accountable). Tingkat transparansi yang lebih tinggi dapat menurunkan asimetri
informasi antara perusahaan dengan investor, sehingga dapat memitigasi risiko (Cheng et al.,
2014).
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data panel. Metode
pemilihan sampel didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu terdaftar di lembaga scoring
CSRHub, memiliki data hasil scoring CSRHub yang dibutuhkan, memiliki saham yang aktif
diperdagangkan, serta menyediakan data laporan tahunan yang lengkap dan dibutuhkan
selama periode 2011-2013.
Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel, yaitu variabel dependen (dependent
variable), variabel independen (independent variable), dan variabel kontrol. Terdapat tiga
variabel independen dalam penelitian ini, yaitu stakeholder engagement, pengungkapan CSR
dan indeks SRI-KEHATI (dummy variable, untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang
termasuk ke dalam indeks dan yang tidak). Sementara itu, variabel kontrol dalam penelitian
ini adalah risiko sistematik (beta), ukuran perusahaan (size), rasio book-to-market dan tingkat
leverage.
Dalam penelitian ini, cost of equity perusahaan dihitung dengan menggunakan metode
CAPM. Dalam penelitian Ghoul et al. (2011), cost of equity dihitung dengan cara mencari
rerata dari empat model perhitungan. Namun karena keterbatasan data yang tersedia di
Indonesia dan kemudahannya untuk dihitung, penulis memilih metode CAPM untuk
menghitung cost of equity (COE) perusahaan. Rumus dari CAPM adalah:
COE = Rf + β (RM – Rf)
dimana:
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
COE : cost of equity, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan oleh perusahaan dari
sebuah saham
Rf : risk free rate, tingkat pengembalian yang didapatkan dari instrumen investasi bebas
risiko, dihitung dengan menggunakan proksi rerata tingkat suku bunga SBI 90 hari
β : market beta, sensitivitas harga saham perusahaan terhadap perubahan harga yang
terjadi di pasar, diperoleh dari hasil regresi antara tingkat pengembalian saham selama
dua tahun dengan menggunakan data harian
RM : market return, tingkat pengembalian dari pasar saham secara keseluruhan
Pada tahun 2011 – 2013, fluktuasi harga saham di Indonesia cukup signifikan hingga
menyebabkan market risk premium (RM – Rf) bernilai negatif. Ini tentu tidak sesuai dengan
interpretasi dari model. Seharusnya, jika risiko perusahaan meningkat (beta), maka tingkat
imbal hasil yang diminta oleh investor (market risk premium) juga meningkat. Agar tetap
sesuai dengan kaidah tersebut, peneliti memilih untuk menggunakan country risk premium
untuk mengganti market risk premium. Nilai dari country risk premium ini diperoleh dari
dataset yang disediakan oleh Damodaran (2013).
Variabel independen dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu stakeholder
engagement, pengungkapan CSR dan variabel dummy Indeks SRI-KEHATI. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan data dari sebuah perusahaan yang menghitung skor CSR
perusahaan, yaitu CSRHub. CSRHub melakukan penilaian pada 12 indikator dari empat
kategori yang berbeda, yaitu employee, environment, community, dan governance. CSRHub
melakukan pengembangan terhadap database, namun tetap menganut standar yang diterima
secara internasional, yaitu pedoman dari Global Reporting Initiative (GRI) G3.1. Subkategori
CSRHub dipetakan terhadap deskripsi indikator kinerja GRI terangkum dalam lampiran.
Skor dari stakeholder engagement nantinya akan dihitung melalui rerata dari empat
kategori (dengan masing-masing subkategori), yaitu tata kelola perusahaan (dewan pengurus
dan etika kepemimpinan), community (community development & philanthropy, products,
human rights & supply chain), employees (compensation & benefits, diversity & labor rights,
training, safety, and health), serta environment (energy & climate change dan resource
management). Sehingga, dapat dituliskan sebagai rumus:
!"!,! = !!,! !" !"!"# !"
dimana:
Xi,tSC SE : skor dari setiap subkategori yang termasuk dalam perhitungan stakeholder
engagement untuk perusahaan i pada waktu t
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
nSC SE : jumlah subkategori yang termasuk dalam perhitungan stakeholder engagement
Skor dari CSR disclosure dalam penelitian ini diperoleh dari rerata skor subkategori
Transparency & Reporting dalam kategori Governance, subkategori Human Rights & Supply
Chain dalam kategori Community dan subkategori Environment Policy & Reporting dalam
kategori Environment.
!"#$!,! = !!,! !" !"#$!"# !"#$
dimana:
Xi,tSC CSRD : skor dari setiap subkategori yang termasuk dalam penghitungan CSR
disclosure untuk perusahaan i pada waktu t
nSC CSRD : jumlah subkategori, yaitu 3 subkategori untuk semua perusahaan
Dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikan perusahaan menjadi kelompok
perusahaan yang masuk ke dalam Indeks SRI-KEHATI dan perusahaan yang tidak masuk ke
dalam indeks. Hal tersebut direpresentasikan oleh variabel dummy, dimana skor 1 untuk
perusahaan yang ada di dalam indeks dan skor 0 untuk perusahaan yang tidak termasuk dalam
indeks. Penelitian ini akan melihat apakah terdapat perbedaan pada cost of equity antara
perusahaan yang termasuk dan tidak termasuk ke dalam Indeks SRI-KEHATI.
DUMMYit = 1; untuk perusahaan yang termasuk ke dalam Indeks SRI-KEHATI
DUMMYit = 0; untuk perusahaan yang tidak termasuk ke dalam Indeks SRI-KEHATI
Dengan menggunakan variabel dependen dan variabel independen yang telah dijelaskan
di atas, maka penulis menggunakan model penelitian yang merupakan kombinasi dari
beberapa penelitian sebelumnya, dengan melakukan penyesuaian terhadap kondisi perusahaan
di Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
COEi,t = α + β1SEi,t + β2CSRDi,t + β3INDEXi,t + β4BETAi,t + β5SIZEi,t + β6BTMi,t + β7LEVi,t
+ ei,t
dimana:
COEi,t = Tingkat pengembalian yang diharapkan investor dari perusahaan i pada
periode t
SEi,t = Stakeholder engagement perusahaan i pada periode t
CSRDi,t = CSR disclosure (pengungkapan CSR) perusahaan i pada periode t
INDEXi,t = 1; jika perusahaan merupakan salah satu dari 25 perusahaan yang ada dalam
Indeks SRI-KEHATI
0; jika perusahaan tidak termasuk dalam daftar 25 perusahaan yang ada dalam
Indeks SRI-KEHATI
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
BETAi,t = Sensitivitas saham perusahaan i terhadap pasar pada periode t
SIZEi,t = Ukuran perusahaan i pada periode t
BTMi,t = Rasio book-to-market perusahaan i pada periode t
LEVi,t = Tingkat leverage perusahaan i pada periode t
Analisis dan Pembahasan
Di bawah ini merupakan tabel yang berisikan hasil statistik deskriptif dari setiap variabel,
dengan cost of equity (COE) sebagai variabel dependen, stakeholder engagement (SE),
pengungkapan CSR (CSRD), dan dummy Indeks SRI-KEHATI (INDEX) sebagai variabel
independen, serta systematic risk (BETA), ukuran perusahaan (SIZE), rasio book-to-market
(BTM) dan tingkat leverage (LEV) sebagai variabel kontrol.
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Variabel Obs. Mean Median Max. Min. Std. Dev.
COE 180 0,0989 0,1012 0,1242 0,0571 0,0135 SE 180 48,411 49,000 61,000 25,000 5,7980 CSRD 180 50,127 49,000 71,000 31,000 8,0778 INDEX 180 0,8000 1,0000 1,0000 0,0000 0,4011 BETA 180 1,085
4 1,1850 1,6100 -0,0100 0,3591
SIZE 180 24,995 24,710 27,320 23,060 1,2170 BTM 180 0,3916 0,3250 1,3400 0,000 0,2530 LEV 180 0,1592 0,1291 0,4953 0,000 0,1364
Tabel ini merepresentasikan statistik deskriptif untuk regresi sampel sebanyak 180 observasi dari tahun 2011-2013
Tabel 2. Ringkasan Hasil Regresi Pooled Least Square
Tabel ini merupakan ringkasan hasil output regresi yang diperoleh dengan menggunakan metode pooled least square
Variabel Coefficient t-statistic Prob. SE 0,000610 4,724001 0,0000***
CSRD -0,000691 -6,892460 0,0000*** INDEX 0,000829 0,681690 0,4964 BETA 0,032325 25,54044 0,0000*** SIZE -0,001505 -3,492842 0,0006*** BTM 0,006207 3,133806 0,0020*** LEV 0,000794 0,226859 0,8208
Constanta 0,103372 8,748444 0,0000*** Adjusted R-squared 0,831582
Prob > F 0,000000 * signifikan pada α = 10%; ** signifikan pada α = 5%; *** signifikan pada α = 1%
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
Berdasarkan hasil regresi, nilai dari prob > F lebih kecil dari α = 5%, yaitu 0,00000. Hal
ini menunjukkan bahwa model ini sudah baik untuk digunakan dalam penelitian. Nilai
adjusted R-squared dari model penelitian ini, yaitu 83,15%. Angka ini menunjukkan bahwa
seluruh variabel independen secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi pergerakan
variabel cost of equity sebesar 83,15%.
Variabel stakeholder engagement berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of
equity perusahaan. Stakeholder engagement menunjukkan ikatan yang terjadi antara
perusahaan dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan, seperti pemegang
saham (shareholders), karyawan, konsumen, dan masyarakat. Hubungan perusahaan dengan
pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan yang didasarkan pada kepercayaan dan
kerjasama yang baik akan mengurangi terjadinya agency cost (Cheng et al., 2014). Hal ini
karena perusahaan akan lebih memikirkan orientasi jangka panjang, sehingga dapat
menurunkan cost of equity. Namun, penelitian ini memberikan hasil yang berbeda dimana
semakin baik ikatan yang terjalin antara perusahaan dengan stakeholder-nya, maka akan
meningkatkan cost of equity perusahaan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di
Indonesia masih lebih mengutamakan kepentingan para pemegang saham dibandingkan
dengan para pemangku kepentingan lainnya. Terbukti dengan hasil penelitian yang
menunjukkan jika perusahaan memiliki hubungan yang lebih baik dengan stakeholder
lainnya, para pemegang saham merasa kepentingannya tidak lagi diutamakan, sehingga
cenderung menaikkan imbal hasil yang diharapkan dan berarti kenaikan dari cost of equity
dari perusahaan.
Variabel pengungkapan corporate social responsibility (CSR) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap cost of equity perusahaan. Semakin baik tingkat pengungkapan CSR
perusahaan dapat menurunkan cost of equity perusahaan. Penelitian teoritis memiliki dua
pendapat yang mendukung bahwa tingkat pengungkapan (disclosure level) memiliki
hubungan yang negatif dengan cost of equity perusahaan. Pendapat pertama menyebutkan
bahwa tingkat pengungkapan yang lebih tinggi dapat meningkatkan likuiditas pasar saham,
sehingga menurunkan cost of equity perusahaan, apakah dengan menurunkan biaya transaksi
atau dengan meningkatkan permintaan dari sekuritas perusahaan (Amihud dan Mendelson,
1986; Diamond dan Verrecchia, 1991 dalam Botosan, 1997). Sementara itu, pendapat kedua
menyatakan bahwa tingkat pengungkapan yang lebih tinggi dapat menurunkan cost of equity
melalui penurunan estimasi risiko yang tidak bisa didiversifikasi. Estimasi risiko ini
merupakan tingkat ketidakpastian (uncertainty) yang harus ditanggung oleh perusahaan. Jika
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
estimasi risiko tidak dapat didiversifikasi, setiap investor akan menghendaki kompensasi atas
tambahan risiko yang harus ditanggung.
Variabel Indeks SRI-KEHATI secara statistik tidak berpengaruh signifikan, sehingga
tidak terdapat perbedaan cost of equity yang ditanggung oleh perusahaan yang terdaftar di
indeks dan yang di luar indeks. Ini mungkin disebabkan karena investor Indonesia belum
memperhatikan apakah perusahaan termasuk ke dalam indeks SRI-KEHATI atau tidak
sebagai pertimbangan dalam pembelian saham. Sehingga, hal ini tidak mempengaruhi cost of
equity perusahaan.
Variabel beta memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap cost of equity
perusahaan. Beta merupakan representasi dari risiko sistematik perusahaan. Semakin tinggi
nilai beta, hal ini berarti bahwa semakin tinggi risiko sistematik dari perusahaan. Semakin
tinggi risiko perusahaan akan menaikkan imbal hasil yang diharapkan oleh para pemegang
saham dan juga berarti kenaikan dari cost of equity perusahaan. Systematic risk berhubungan
dengan sensitivitas return perusahaan terhadap kondisi perekonomian dan politik suatu
negara, yang dapat mempengaruhi seluruh perusahaan dan aset keuangan (Megginson, 1997).
Variabel size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cost of equity perusahaan.
Perusahaan dengan size yang kecil cenderung melakukan aktivitas yang mengutamakan
kepentingan dari investor karena perusahaan kecil masih membutuhkan pendanaan untuk
perkembangan perusahaan. Sehingga, semakin besar ukuran perusahaan, cost of equity
cenderung menurun. Model keseimbangan dari Heinkel et al. (2001) juga menunjukkan
bahwa ketika jumlah investor yang memiliki saham dari suatu perusahaan lebih sedikit,
kesempatan perusahaan untuk melakukan diversifikasi risiko semakin rendah, sehingga
mengakibatkan naiknya cost of capital perusahaan.
Variabel book-to-market berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity
perusahaan. Fama dan French (1992) dalam penelitiannya menemukan bahwa prospek
pendapatan perusahaan berkaitan dengan risiko tingkat pengembaliannya. Selain itu,
penelitian dari Lam (2002) menunjukkan bahwa perusahaan dengan harga saham rendah dan
rasio book-to-market yang tinggi, disinyalir memiliki prospek yang buruk oleh pasar,
sehingga cost of equity capital perusahaan menjadi tinggi. Sehingga, semakin tinggi nilai
buku perusahaan, semakin tinggi juga cost of equity yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Variabel leverage berpengaruh positif namun secara statistik tidak signifikan terhadap
cost of equity perusahaan. Hasil penelitian Fama dan French (1992) dan Lam (2002)
menemukan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi dalam struktur
modalnya, memiliki risiko default yang tinggi karena pembiayaan dari aset perusahaan sangat
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
bergantung pada hutang. Hal ini menyebabkan perusahaan rentan terhadap perubahan dari
tingkat suku bunga (interest rate). Risiko default perusahaan yang tinggi akan mengakibatkan
investor mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi sebagai kompensasi karena
menanggung risiko perusahaan yang tinggi.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari stakeholder engagement
dan pengungkapan CSR terhadap cost of equity pada 15 perusahaan yang terdaftar di lembaga
independen CSRHub selama periode 2011-2013. Selain itu, penelitian ini juga melihat apakah
terdapat perbedaan cost of equity yang ditanggung oleh perusahaan yang terdaftar di
perusahaan yang termasuk ke dalam Indeks SRI-KEHATI dan perusahaan yang tidak
termasuk ke dalam indeks. Penelitian ini menemukan tiga penemuan yang dapat disimpulkan
sebagai berikut.
Pertama, perusahaan yang lebih mengutamakan kepentingan stakeholders kemungkinan
besar akan menggunakan dana yang seharusnya dialokasikan untuk shareholders. Para
pemegang saham merasa bahwa hal tersebut merupakan sebuah ancaman dan akan meminta
kompensasi, sehingga hal ini menyebabkan cost of equity perusahaan menjadi lebih tinggi.
Kedua, bagi para shareholders, pengungkapan CSR menunjukkan keseriusan perusahaan
untuk mengutamakan tujuan jangka panjang perusahaan. Sehingga, pengungkapan CSR dapat
menurunkan cost of equity perusahaan. Terakhir, investor di Indonesia cenderung tidak
melihat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang termasuk ke dalam Indeks SRI-
KEHATI dengan perusahaan yang tidak termasuk ke dalam indeks.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian sejenis. Penelitian
ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu
agar perusahaan terus memperbaiki kinerja sosialnya. Selain itu, menjadi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan bagi para investor yang akan menginvestasikan dananya. Pemerintah
juga diharapkan dapat ikut terlibat dalam bentuk penegakan peraturan mengenai CSR sebagai
regulator di Indonesia.
Berikut merupakan beberapa masukan yang dapat diberikan oleh penulis atas kekurangan
dari penelitian ini. Pertama, menambah jumlah periode dan jumlah perusahaan yang diteliti
dengan mengambil data dari sumber lain yang lebih lengkap. Kedua, melakukan penelitian
bagaimana pengaruh stakeholder engagement dan pengungkapan CSR secara khusus bagi
perusahaan BUMN dan swasta, serta bagaimana pengaruh dua komponen tersebut terhadap
indikator keuangan lainnya.
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
Daftar Referensi
Bassen, A., Michael, H. H., Schlange, J. (2006). The Influence of Corporate Responsibility on the Cost of Capital: an Empirical Analysis. Working Paper, Schlange & Co., Hamburg, Universitӓt Hamburg, Deutsche Bank.
Botosan, C. A. (1997). Disclosure level and the cost of equity capital. The Accounting Review 72, 323-349.
Carroll, A. B. (1979). A three-dimensional conceptual model of corporate performance. The Academy of Management Review 4, 497-505.
Cheng, B., Ioannis, I., and Serafeim, G. (2014). Corporate social responsibility and access to finance. Strategic Management Journal 35, 1-23.
Damodaran, A. (2013). Equity Risk Premiums (ERP): Determinants, Estimation, and Implication – The 2013 Edition. Research Paper, Stern School of Business.
Dhaliwal, D. S., Zhen Li, O., Tsang, A., George, Y. Y. (2011). Voluntary nonfinancial disclosure and the cost of equity capital: The initiation of corporate social responsibility reporting. Accounting Review 86, 59-100.
Diyah, H. S. (2011). Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Performa
Finansial Perusahaan pada Emiten Bursa Efek Indonesia yang Termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI Periode 2006-2009. Skripsi Program Studi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Eccles, R. G., Ioannou, I., Serafeim, G. (2013). The Impact of Corporate Sustainability on Organizational Processes and Performance. Working Paper, Harvard Business School.
El Ghoul, S., Guedhami, O., C.Y, K, Chuck., Mishra, D. R. (2011). Does corporate social responsibility affect the cost of capital?. Journal of Banking and Finance 35, 2388-2406.
Fama, E.F., French, K.R., 1992. The cross section of expected stock returns. Journal of Finance 47, 427–466.
Freeman, R. E., McVea, J. (2001).A Stakeholder Approach to Strategic Management.
Working Paper, University of Virginia.
Friedman, M. (1970, September 13). The Social Responsibility of Business Is to Increase Its Profits. New York Times Magazine. Gujarati, D. N., 2009. Basic Econometrics 5th edition. Singapore: McGraw-Hill.
Heinkel, R., Kraus, A., Zachner, J. (2001). The effect of green investment on corporate behavior. Journal of Financial and Quantitative Analysis 36, 431-449.
Herrera, E. B., Maria., L. Roman, F. (2011). Corporate Social Responsibility in Southeast Asia: An Eight Country Analysis. Research Report, Asian Institute of Management.
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
Heraldo, Dhany. (2013). Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan dan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Skripsi Program Studi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Humphrey, J. E., D. Lee, Da., Shen Y. (2012). Does it cost to be sustainable?. Journal of Corporate Finance 18, 626-639.
Ioannou, I., and Serafeim, G. (2011). Consequences of Mandatory Corporate Sustainability Reporting. Working Paper, Harvard Business School.
Jiao, Y. (2010). Stakeholder welfare and firm value. Journal of Banking and Finance 34, 2549-2561.
Jones, TM. (1995). Instrumental stakeholder theory: a synthesis of ethics and economics. Academy of Management Review 20: 404-437.
KY Chan, Gary., TL Shenoy, George. (2011). Ethics and Social Responsibility: Asian and Western Perspective (2nd edition). Singapore: McGraw-Hill Education (Asia).
Koestoer, Y.T. (2007, January). Corporate social responsibility in Indonesia: Building
internal corporate values to address challenges in CSR implementation. Paper presented at the Seminar on Good Corporate and Social Governance in Promoting ASEAN’s Regional Integration, Jakarta, Indonesia.
Larasati, D. V. (2013). Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan Terbuka pada Sektor Industri Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi di Indonesia Periode 2005-2010. Skripsi Program Studi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Lam, K. S. K. (2002). The relationship between size, book-to-market equity ratio, earning-price ratio, and return for the Hong Kong stock market. Global Finance Journal 13, 163-179.
Megginson, W. L. (1997). Corporate Finance Theory. United States: Addison-Wesley
Educational Publishers Inc.
Morelli, D. (2007). Beta, size, book-to-market equity and returns: A study based on UK data. Journal of Multinational Financial Management 17, 257-272.
Petrova, E., Georgakopoulos, G., Sotiropoulos, I., Vasileiou, K. Z. (2012). Relationship between cost of equity capital and voluntary corporate disclosure. International Journal of Economics and Finance 4, 83-96.
Porter, M. E., Kramer, M. R. (2006, December). Strategy and society: the link between competitive advantage and corporate social responsibility. Harvard Business Review, 78-92.
Roberts, R. W. (1992). Determinants of corporate social responsibility disclosure: An application of stakeholder theory. Accounting Organizations and Society 17, 595-612.
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
Ross, S. A., Westerfield, R. W., Jordan, B. D. (2010). Fundamentals of Corporate Finance (9th edition). New York: McGraw-Hill Irwin.
Schwartz, M. S. (2011). Corporate Social Responsibility: An Ethical Approach. Canada:
Broadview Press.
Sharfman, M. P., Fernando, C. S. (2008). Environmental risk management and the cost of capital. Strategic Management Journal 29, 569-592.
Sharpe, W. F. (1964). Capital asset prices: A theory of market equilibrium under condition of
risk. Journal of Finance 19, 425-442. Solihin, I. (2009). Corporate Social Responsibility: from Charity to Sustainability. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat. Tandiawan, W. (2012). Analisis Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility) Terhadap Akses Pendanaan. Disertasi Program Studi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara.
Utama, C. A. (2003, Januari). Tiga bentuk ‘masalah keagenan (agency problem)’ dan
alternatif pemecahannya: Bagian II dari 2 tulisan. Majalah Manajemen Usahawan, 18-24.
Waagstein, P. R. (2011). The mandatory corporate social responsibility in Indonesia: problems and implications. Journal of Business Ethics 98, 455-466.
Waddock, S. A., Graves, S. B. (1997). The corporate social performance-financial performance link. Strategic Management Journal 18, 303-319.
Werther, W. B., Chandler, D. (2011). Strategic Corporate Social Responsibility: Stakeholders in a Global Environment (2nd edition). Singapore: SAGE Publication Asia-Pacific Pte. Ltd.
Wibowo, A. J. (2012, July). Interaction between corporate social responsibility disclosure and profitability of Indonesian firms. Paper presented at the International Annual Symposium on Sustainability Science and Management, Terengganu, Malaysia.
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
Lampiran
CSRHub subcategories mapped to GRI Performance Indicator Descriptions
Kode Indikator Kinerja
GRI
Deskripsi Indikator Kinerja GRI Skema
Subkategori CSRHub
EC1 EC2 EC3 EC4 EC5 EC6 EC7 EC8 EC9
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa, karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah. Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas organisasi. Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti. Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah. Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan. Kebijakan, praktik, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan. Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan. Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan publik secara komersial, natura atau pro bono. Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya.
Community Development & Philanthropy Energy & Climate Change Human Rights & Supply Chain Transparency & Reporting Compensation & Benefit, Diversity & Labor Rights Human Rights & Supply Chain Board Community Development & Philanthropy All
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
(Lanjutan)
EN1 EN2 EN3 EN4 EN5 EN6 EN7 EN8 EN9 EN10 EN11 EN12
Penggunaan bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume. Persentase penggunaan bahan daur ulang. Penggunaan energi langsung dari sumber daya energi primer. Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber primer. Penghematan energi melalui konservasi dan peningkatan efisiensi. Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif tersebut. Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai. Total pengambilan air per sumber. Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air. Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang. Lokasi dan ukuran tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di dalam atau yang berdekatan dengan daerah yang dilindungi atau daerah-daerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang dilindungi. Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang
Resource Management Resource Management Energy & Climate Change Energy & Climate Change Energy & Climate Change Energy & Climate Change Energy & Climate Change Resource Management Resource Management Resource Management Policy & Reporting Policy & Reporting
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
(Lanjutan)
EN13 EN14 EN15 EN16 EN17 EN18 EN19 EN20 EN21 EN22 EN23 EN24
dilindungi dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang dilindungi. Perlindungan dan pemulihan habitat. Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati. Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak operasi. Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat. Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat. Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya. Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting substances/ODS) diperinci berdasarkan berat. NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat. Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan. Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan. Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan. Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap
Policy & Reporting Policy & Reporting Policy & Reporting Energy & Climate Change Energy & Climate Change Energy & Climate Change Energy & Climate Change Energy & Climate Change Resource Management Resource Management Policy & Reporting Resource Management
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
(Lanjutan)
EN25 EN26 EN27 EN28 EN29 EN30 LA1 LA2
berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase limbah yang diangkut secara internasional. Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor. Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut. Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori. Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan. Dampak lingkungan yang signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain, serta material yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan pengangkutan dari para tenaga kerja. Jumlah pengeluaran dan investasi berdasarkan jenis untuk proteksi lingkungan Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah. Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
Resource Management Product Product Policy & Reporting, Community Development & Philanthropy, Leadership Ethics Product Environmental Policy & Reporting, Community Development & Philanthropy, Leadership Ethics Diversity & Labor Rights Diversity & Labor Rights
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
(Lanjutan)
LA3 LA4 LA5 LA6 LA7 LA8 LA9 LA10 LA11
Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya. Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut. Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut. Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan jabatan. Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah. Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya. Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan serikat karyawan. Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan. Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang
Compensation & Benefit Compensation & Benefit Compensation & Benefit Training, Health & Safety Diversity & Labor Rights, Training, Health & Safety Training, Health & Safety Training, Health & Safety Diversity & Labor Rights, Training, Health & Safety Training, Health & Safety
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
(Lanjutan)
LA12 LA13 LA14 LA15 HR1 HR2 HR3 HR4 HR5
yang menunjang kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier. Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karier secara teratur. Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator lain. Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan. Rasio kembali bekerja setelah cuti berdasarkan jenis kelamin. Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia. Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi atas aspek HAM. Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenai kebijakan dan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani pelatihan. Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan. Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.
Diversity & Labor Rights, Training, Health & Safety Diversity & Labor Rights Compensation & Benefit, Diversity & Labor Rights Compensation & Benefit, Diversity & Labor Rights Human Rights & Supply Chain Human Rights & Supply Chain Human Rights & Supply Chain Training, Health & Safety Diversity & Labor Rights Diversity & Labor Rights
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
(Lanjutan)
HR6 HR7 HR8 HR9 HR10 HR11 SO1 SO2 SO3
Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak. Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib. Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi. Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil. Persentase dan jumlah pekerjaan yang sesuai dengan tinjauan hak asasi manusia dan/atau dampak penilaian. Jumlah pengaduan berkaitan dengan hak asasi, ditujukan dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi. Persentase pekerjaan Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, baik pada saat memulai, pada saat beroperasi, dan pada saat mengakhiri. Persentase pegawai yang diberikan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi oleh perusahaan.
Diversity & Labor Rights Diversity & Labor Rights Human Rights & Supply Chain, Training, Health & Safety Human Rights & Supply Chain Human Rights & Supply Chain, Transparency & Reporting Human Rights & Supply Chain Community Development & Philanthropy Transparency & Reporting Human Rights & Supply Chain, Training, Health & Safety
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
(Lanjutan)
SO4 SO5 SO6 SO7 SO8 SO9 SO10 PR1 PR2 PR3
Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi. Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi. Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi. Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik. Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi. Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya. Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan. Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut. Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk. Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut.
Transparency & Reporting Transparency & Reporting Transparency & Reporting Transparency & Reporting Transparency & Reporting Community Development & Philanthropy Community Development & Philanthropy Product Product Product
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
(Lanjutan)
PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 PR9
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk. Praktik yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasaan pelanggan. Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship. Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya. Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan. Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa.
Product Product Leadership Ethics Leadership Ethics Leadership Ethics Leadership Ethics, Product
Analisis pengaruh…, Atiqah Amanda Siregar, FE UI, 2014
Recommended