View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH STORE IMAGE, STORE ATMOSPHERICS, DAN STORE THEATRICS TERHADAP KECENDERUNGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN REMAJA PUTRI UNTUK BERBELANJA KEMBALI DI MALL
Studi Kasus Pada Remaja Putri yang Berbelanja di Galeria Mall Jln. Jenderal Sudirman No. 99 – 101 Yogyakarta.
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Nama : Evan Ch. A. Kotualubun NIM : 04 2214 134
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PENGARUH STORE IMAGE, STORE ATMOSPHERICS, DAN STORE THEATRICS TERHADAP KECENDERUNGAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN REMAJA PUTRI UNTUK BERBELANJA KEMBALI DI MALL
Studi Kasus Pada Remaja Putri yang Berbelanja di Galeria Mall Jln. Jenderal Sudirman No 99 – 101 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Nama : Evan Ch. A. Kotualubun NIM : 04 2214 134
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
TUHAN TOLONGLAH UNTUK SELALU MENGINGATKANKU BAHWA TIDAK ADA SESUATU PUN YANG AKAN TERJADI PADAKU HARI INI YANG ENGKAU
DAN AKU TIDAK DAPAT MENYELESAIKANNYA BERSAMA – SAMA
” Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan – perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak – injak para lawan kita”
Mazmur 60 : 14
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus
Papa dan mama tercinta
Adik – adikku tersayang Tessa dan
Carlo
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Evan Ch. A. Kotualubun Nomor Mahasiwa : 04 2214 134 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Pengaruh Store Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics terhadap Kecenderungan Pengambilan Keputusan Remaja Putri untuk Berbelanja Kembali di Mall. Studi Kasus Pada Remaja putri yang Berbelanja di Galeria Mall Jln. Jenderal Sudirman No : 99 – 101 Yogyakarta. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 19 November 2008
Yang menyatakan, Evan Ch. A. Kotualubun
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 01 September 2008
Penulis
Evan Ch. A.Kotualubun
vi
ABSTRAK
PENGARUH STORE IMAGE, STORE ATMOSPHERICS, DAN STORE THEATRICS TERHADAP KECENDERUNGAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN REMAJA PUTRI UNTUK BERBELANJA KEMBALI DI MALL
Studi Kasus Pada Remaja Putri yang Berbelanja di Galeria Mall Jln. Jenderal Sudirman No 99 – 101 Yogyakarta
Evan Ch. A. Kotualubun Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Pengaruh Store Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics secara simultan dan parsial terhadap kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri untuk berbelanja kembali di Mall.
Penelitian ini adalah studi kasus pada Galeria Mall. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah remaja putri yang pernah berbelanja di Galeria Mall. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Spearman Brown. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda, Uji F dan Uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1) Secara simultan variabel Store Image, Store Atmospherics dan Store Theatrics berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri untuk berbelanja kembali di Mall. 2) Secara parsial variabel Store Atmospherics, dan Store Theatrics berpengaruh secara signifikan terhadap kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri untuk berbelanja kembali di Mall, sedangkan variabel Store Image tidak berpengaruh terhadap kecenderungan pengambilan keputusan remaja putrid untuk berbelanja kembali di Mall.
vii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF STORE IMAGE, STORE ATMOSPHERICS, AND STORE THEATRICS TOWARD THE TENDENCYOF FEMALE
TEENAGERS’ DECISION MAKING IN SHOPPING AGAIN AT THE MALL
A Case Study at Galeria Mall Jln. Jenderal Sudirman No 99 – 101 Yogyakarta
Evan Ch. A. Kotualubun Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The purpose of this research is to know: 1) the influence of Store Image, Store Atmospherics, and Store Theatrics simultaneously and partially towards the tendency of female teenagers’ decision to shop again at Galeria Mall. This research was a case study on Galeria Mall. The data were obtained by distributing questionnaires to the respondents. The populations of this research were female students who have shopped at Galeria Mall. The sample used in the research was 100 respondents. The sampling technique used was Purposive Sampling. The validity was tested using Product Moment correlation technique and the reliability was tested using Spearman Brown’s calculation. The data analysis technique used in the research was Multiple Linear Regression Analysis, F test and t test in the significance level of 5%. Based on the result of the data analysis it was found that 1) Simultaneously the Store Image, Store Atmospherics, and Store Theatrics variables significantly influenced female teenagers’ decision making in re-shopping at the Mall. 2) Partially, Store Atmospherics and Store Theatrics variables significantly influenced the tendency of female teenagers’ decision in re-shopping at Galeria Mall, whereas Store Image variable was not significant.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa di
Surga atas segala berkat, kasih serta anugrahNya yang senantiasa penulis rasakan dari
awal sampai akhir penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Store Image, Store
Atmospherics, dan Store Theatrics terhadap Kecenderungan Pengambilan
Keputusan Remaja Putri Untuk Berbelanja Kembali di Mall: Studi Kasus pada
Remaja Putri yang Berbelanja di Galeria Mall Jln. Jenderal Sudirman No 99 –
101 Yogyakarta. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rama Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Bapak Drs. YP. Supardiyono , M.Si. Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A, selaku Kepala Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
ix
4. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi
ini.
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang
sangat berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.
7. Pimpinan Galeria Mall beserta staff, terlebih kepada mbak Ika selaku Public
Relation yang telah memberi ijin dan membantu penulis dalam mengumpulkan
data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini
8. Papa dan Mama tercinta atas semua doa, nasihat, dukungan, dan pengorbanannya
selama ini.
9. Kedua adikku tersayang : Tessa dan Carlo, terimakasih buat doa dan
dukungannya.
10. Sahabat terbaikku Cicilia Wahyu Riana Dewie, terimakasih buat doa, bantuan,
dan semangatnya.
11. Gregorius Dadang Rohendra yang selalu memberi semangat, perhatian, dan
bantuannya.
12. Mbak Tika dan Mbak Widya yang selalu menemaniku dan banyak memberi
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
13. Siska, Maargie, Remco, dan keluarga besarku di Saumlaki, terimakasih buat
dukungan dan doanya.
14. Mas Wawan, Reo, Maya, Tika, Meta, Aris, Yor , terimakasih buat bantuan dan
dukungannya selama ini.
15. Teman – teman MPT Pak Alex (Agnes, Arda, Erna, Laras, Suster Elisabet, Yulia,
Icha, Enggar, dan Guntur), dan semua teman – teman Manajemen angkatan 04. .
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis percaya bahwa kasih dan kemurahan Allah selalu menyertai dan
memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya
dalam skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan menfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Yogyakarta, 1 September 2008
Penulis
Evan Ch. A. Kotualubun
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................vi ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ...................................................................................ix DAFTAR ISI................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Batasan Masalah ....................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan………………………………………… 4
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 6
A. Pengertian Pemasaran ............................................................... 6
B. Konsep Pemasaran .................................................................... 9
C. Perilaku Konsumen .................................................................. 11
D. Pengambilan Keputusan........................................................... 16
E. Usaha Eceran............................................................................ 18
xii
F. Elemen – elemen Lingkungan Toko ....................................... 23
G. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 27
H. Hipotesis .................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 30
A. Jenis Penelitian......................................................................... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 30
C. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................. 30
D. Variabel Penelitian ................................................................... 31
E. Pengukuran Variabel Penelitian............................................... 32
F. Populasi dan Sampel ................................................................ 32
G. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 33
H. Teknik Pengujian Instrumen ................................................... 33
I. Defenisi Operasional ............................................................... 35
J. Metode Analisis Data .............................................................. 36
K. Uji Asumsi Klasik.................................................................... 37
L. Pengujian Hipotesis.................................................................. 41
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...................................... 48
A. Sejarah Singkat Galeria Mall ................................................... 48
B. Sumber Daya Manusia ............................................................ 51
C. Sistem Manajemen……………………………………………52
xiii
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 62
A. Karakteristik Responden .......................................................... 63
B. Analisis Data ............................................................................ 68
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ................ 79
A. Kesimpulan .............................................................................. 79
B. Saran......................................................................................... 81
C. Keterbatasan Penelitian............................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 84
LAMPIRAN.................................................................................................. 86
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Penggolongan Karyawan Galeria Mall Berdasarkan
Pendidikan Terakhir ………………………………………... 51
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden......... 63
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pedidikan
Terakhir………………………………………………………...64
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku
Per bulan Responden………………………………………… 64
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran
Berbelanja .............................................................................…. 65
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi
Berbelanja………………………………………………………66
Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berbelanja
Dalam Sebulan………………………………………………….67
Tabel V.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian................................. 69
Tabel V.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas.............................. 70
Tabel V.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi.................................... 73
Tabel V.10 Hasil Olah Data Regresi ……………………………………. 74
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Teoritis................................................ 27
Gambar III. 2 Uji F satu sisi………………………………………………. 44
Gambar III. 3 Uji t dua sisi ……………………………………………….. 46
Gambar IV. 4 Struktur Organisasi Galeria Mall…………………………. 58
Gambar V. 5 Grafik Histogram ………………………………………….. 72
Gambar V.6 Normal Probability Plots ………………………………….. 73
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini segmentasi pasar penting diketahui oleh pemasar dalam
usaha untuk mengembangkan produknya, segmen yang populer adalah segmen
remaja. Remaja disini dikelompokkan berdasarkan umur berkisar 16-19 tahun.
Dalam penelitian ini, remaja yang akan diulas khusus adalah remaja putri karena
remaja putri dinilai senang berbelanja selain itu remaja putri banyak
menghabiskan uang sakunya untuk membeli berbagai produk seperti pakaian,
sepatu, perhiasan, dan kosmetik. Salah satu tempat yang sering dikunjungi remaja
tersebut adalah mall karena menawarkan kepraktisan dalam berbelanja serta
memadukan unsur berbelanja sekaligus rekreasi. Konsep yang ditawarkan yaitu
one stop shooping menyediakan berbagai kebutuhan konsumen dalam satu
tempat, mulai dari toko olahraga sampai toko kebutuhan sehari-hari, restoran,
salon, studio foto, dan arena bermain terdapat di mall. Mereka banyak
menghabiskan waktu di mall baik untuk berbelanja maupun sekedar jalan-jalan
atau cuci mata setelah pulang sekolah maupun pada hari libur. Mall juga menjadi
tempat bermain setelah mereka merasa bosan dengan kegiatan sekolah dan
aktivitas dirumah.
Pada abad modern seperti sekarang ini, keberadaan mall (pusat
perbelanjaan) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, bahkan mall
sudah banyak dijumpai. Fenomena pusat perbelanjaan (mall) ini banyak ditemui
1
2
di kota-kota besar seperti : Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, dan kota-kota besar lainnya. Di Yogyakarta sendiri terdapat empat
mall yang sering dikunjungi orang, yaitu : Ambarukmo Plaza, Galeria Mall,
Mallioboro Mall, dan Ramai mall.
Dengan semakin pesatnya perkembangan tempat perbelanjaan saat ini
mengakibatkan persaingan diantara tempat-tempat perbelanjaan semakin
kompetitif masing-masing tempat perbelanjaan menawarkan keunggulan baik dari
faktor kelengkapan produk, tata letak produk, desain toko, suasana toko, even-
even yang diselenggarakan, pelayanan yang memuaskan sampai tempat parkir
yang luas. Pengelola tempat perbelanjaan dituntut untuk mengikuti perkembangan
pasar tersebut agar dapat memenuhi kepuasan konsumen dan membuat konsumen
berbelanja kembali ke tempat tersebut.
Konsumen saat ini mulai kritis untuk memilih pusat perbelanjaan yang
dikunjunginya dan pada akhirnya dapat mempengaruhi konsumen untuk
berbelanja ditempat tersebut. Proses keputusan mengenai pilihan pusat
perbelanjaan (mall) oleh konsumen pada dasarnya merupakan proses interaksi
antara strategi pemasaran pengecer dengan karakteristik individual dan situasional
dari pembeli. Hal inilah yang harus disadari pemasar dalam merancang strategi
pemasarannnya dalam menarik pembeli atau konsumen. Berdasarkan uraian
tersebut, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul:
Pengaruh Store Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics terhadap
Kecenderungan Pengambilan Keputusan Remaja Putri untuk Berbelanja
3
Kembali di Mall, Studi Kasus Pada Remaja Putri yang Berbelanja di Galeria
Mall Jln. Jenderal Sudirman No 99-101 Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah store image, store atmospherics, dan store theatrics berpengaruh
secara simultan terhadap kecenderungan pengambilan keputusan remaja
putri untuk berbelanja kembali di mall.
2. Apakah store image, store atmospherics, dan store theatrics berpengaruh
secara individual terhadap kecenderungan pengambilan keputusan
remaja putri untuk berbelanja kembali di mall.
C. .Batasan Masalah
1. Terdapat 3 faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Store image
b. Store atmospherics
c. Store theatrics
2. Responden dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berusia 16-19
tahun dan mereka berbelanja di mall.
3. Responden yang diteliti 100 orang
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor store image, store atmospherics, dan store
theatrics secara simultan berpengaruh terhadap kecenderungan
pengambilan keputusan remaja putri untuk berbelanja kembali di mall.
4
2. Untuk mengetahui store image, store atmospherics, dan store theatrics
secara individual berpengaruh terhadap kecenderungan pengambilan
keputusan remaja putri untuk berbelanja kembali di mall.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan saran kepada
perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat lebih memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat belanja.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan ilmiah dan
tambahan referensi untuk penelitian ilmiah lainnya.
3. Bagi penulis
Penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang didapat
dibangku kuliah pada situasi yang sesungguhnya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat garis besar isi penelitian ini. Dalam bab ini diuraikan
latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan pengertian pemasaran, konsep pemasaran,
perilaku konsumen, teori perilaku konsumen, pengambilan keputusan, usaha
5
eceran, elemen-elemen lingkungan toko, kerangka pemikiran teoritis, dan
hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang terdiri dari
jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian,
variabel penelitian, pengukuran variabel penelitian, populasi dan sampel,
metode pengumpilan data, teknik pengujian instrumen, defenisi operasional,
dan metode analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan tentang Galeria Mall yang terdiri dari
sejarah singkat Galeria Mall, Sumber Daya Manusia, dan Sistem Manajemen
Galeria Mall.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan analisis data dan pembahasannya yang
mengacu pada teori – teori yang penulis gunakan serta interpretasinya.
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Dalam bab ini diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian ini dan
saran – saran, serta keterbatasan hasil penelitian ini
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Bila kita berbicara mengenai pemasaran, pasti tidak terlepas dari
pelanggan. Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemasaran
pemikiran modern dalam praktik. Dua tujuan utama pemasaran adalah
menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan dengan memberikan
kepuasan.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang penting yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan hidupnya, berkembang,
dan memperoleh laba. Menurut Kotler, (2002:9) mendefenisikan pemasaran
sebagai berikut :
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Wiliam J. Stanton (dikutip dalam Basu Swastha & T. Hani Handoko,
1997:4) pemasaran didefenisikan sebagai berikut :
Pemasaran adalah sistem keseluruhan kegiatan usaha yang dirancang
untuk merencanakan, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa agar dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli saat ini maupun
pembeli potensial
6
7
Dari kedua defenisi tersebut, dapat didefenisikan bahwa pemasaran
adalah kegiatan perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan
kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak
diproduksi, menentukan harga yang sesuai, menentukan cara promosi dan
penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi kegiatan pemasaran adalah
kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
Defenisi pemasaran bersumber pada konsep-konsep inti pemasaran
berikut ini (Kotler & Armstrong, 2001:8):
1. Kebutuhan (needs)
Kebutuhan adalah pernyataan dari perasaan kekurangan. Kebutuhan
meliputi kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian, kehangatan dan
rasa aman, kebutuhan sosial akan rasa memiliki dan kasih sayang serta
kebutuhan individual dan ekspresi diri.
2. Keinginan (wants)
Keingianan adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan
kepribadian seseorang. Manusia memiliki keinginan yang hampir tidak
terbatas, hanya memiliki sumber daya yang terbatas.
3. Permintaan (demand)
Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung dengan daya beli.
Dengan keinginan dan sumber daya yang dimiliki, manusia dapat meminta
produk dengan manfaat yang memberi kepuasan terbesar.
8
4. Produk (product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsep produk tidak
terbatas pada obyek fisik.
5. Nilai, kepuasan dan mutu
Pelangan biasanya menghadapi sederetan produk dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan tertentu. Konsumen membuat pilihan
pembelian berdasarkan persepsi mereka terhadap nilai yang melekat pada
berbagai produk dan jasa. Nilai pelanggan (consumer value) merupakan
selisih antara nilai yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan
menggunakan suatu produk dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh suatu produk tersebut. Pelanggan sering mengukur nilai
produk dan biaya tidak secara akurat atau objektif. Mereka bertindak
berdasarkan nilai perkiraan.
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) tergantung pada
perkiraan kinerja produksi dalam memberikan nilai relatif terhadap
harapan pembeli. Jika kinerja pembeli melebihi yang diharapkan pembeli,
maka pembeli merasa lebih senang. Pelanggan yang merasa puas akan
kembali membeli dan mereka akan memberitahu orang lain akan
pengalaman baik mereka dengan produk tersebut.
9
6. Pertukaran,transaksi, dan hubungan
Pemasaran terjadi ketika manusia memutuskan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran. Pertukaran (exchange)
adalah suatu tindakan untuk memperoleh objek yang diharapkan dari
seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya. Kalau
pertukaran adalah konsep inti pemasaran, sebuah transakasi merupakan
ukuran pemasaran. Suatu transakasi mengandung pertukaran nilai antara
dua pihak, dimana pihak yang satu memberikan X kepada pihak yang lain
dan akan mendapatkan Y sebagai penggantinya. Transaksi pemasaran
merupakan bagian dari gagasan yang lebih besar mengenai hubungan
pemasaran (relationship marketing). Hubungan pemasaran adalah proses
menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan timbal balik
dengan pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan.
7. Pasar (market)
Pasar adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari suatu produk
atau jasa. Ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan
kebutuhan dan memiliki sumber-sumber daya dalam pertukaran yang
mereka inginkan.
B. Konsep Pemasaran
Perusahaan diharapkan menyadari arti penting dari pemasaran sebagai
kunci untuk memperoleh laba dan menjual produknya sesuai kebutuhan dan
keinginan konsumen. Agar tercapai tujuan pemasaran maka perusahaan harus
dapat mengelola dan mengkoordinasi kegiatan pemasaran dengan baik. Agar
10
tercapai tujuan tersebut maka dapat digunakan suatu konsep yang berfungsi
sebagai sarana pendekatan dalam menjalankan kegiatan pemasaran. Konsep
tersebut disebut sebagai konsep pemasaran (marketing consept).
Menurut Kotler & Armstrong (2000:23) konsep pemasaran dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Konsep pemasaran adalah falsafah manajemen pemasaran yang
mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada
penentuan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target
market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dibanding pesaing.
Dalam konsep pemasaran, ada tiga unsur yang mendasar (Swastha dan
Handoko, 1997:6-8) yaitu :
1. Orientasi pada konsumen
Perusahaan yang ingin memenuhi kepuasan konsumen harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang akan
dilayani dan dipenuhi
b. Menentukan kelompok pembeli sebagai sasaran dalam penjualannya
c. Menentukan produk dan program sasarannya
d. Mengadakan penelitian terhadap konsumen untuk mengukur, menilai,
dan menafsirkan keinginan, sifat dan perilaku konsumen
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik apakah menitik
beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang rendah atau model yang
menarik
11
2. Penyusunan kegiatan
Setiap bagian perusahaan mempunyai tanggung jawab agar tercapainya
tujuan perusahaan dengan mmberikan kepuasan konsumen melalui
koordinasi dalam kegiatan pemasaran
3. Kepuasan konsumen
Faktor yang penting bagi perusahaan dalam memperoleh laba adalah
banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi. Maka
perusahaan harus dapat memperhatikan tanggapan konsumen terhadap
produk yang dihasilkan
C. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah suatu hal yang sulit untuk diperkirakan oleh
perusahaan sebagai pemasar, karena perilaku konsumen dapat berubah-
ubah. Defenisi Perilaku Konsumen menurut American Marketing
Association yang dikutip dari Peter dan Olson, 1999:6
Perilaku Konsumen (consumer behavior) adalah : Interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Sedangkan pengertian tentang perilaku konsumen menurut ( James F ,
Engel, Roger D. Blackwell dan Paul. W. Miniard, 1994:3 )
Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini.
12
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler &
Armstrong, 2001:200)
1) Faktor Budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam
perilaku konsumen. Pemasar perlu memahami peranan yang
dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.
a) Budaya
Budaya adalah penyebab dasar keinginan dan perilaku
konsumen. Perilaku manusia sebagian besar merupakan hasil
proses belajar.
b) Subbudaya
Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya, atau kelompok-
kelompok orang yang memliki sistem nilai yang sama
berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
Subbudaya meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras,
dan daerah geografis yang serupa.
c) Kelas sosial
Kelas sosial adalah: pembagian kelompok masyarakat yang
relatif teratur dimana anggota-anggotanya memiliki nilai,
minat, dan perilaku yang serupa.
13
2) Faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti :
kelompok kecil, keluarga,peran sosial, dan status yang melingkupi
konsumen tersebut.
a) Kelompok
Perilaku Konsumen banyak dipengaruhi oleh kelompok-
kelompok kecil. Kelompok-kelompok adalah: dua atau lebih
sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan
individu atau tujuan bersama.
b) Keluarga
Anggota keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap
perilaku pembeli. Keluarga merupakan organisasi pembelian
di masyarakat tempat konsumen berada.
c) Peran dan Status
Seseorang merupakan bagian dari beberapa kelompok
keluarga, klub, dan organisasi. Posisi orang tersebut dalam
tiap kelompok dapat didefenisikan berdasarkan peran dan
statusnya.
3) Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti: umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi
ekonomi, gaya hidup. Kepribadian, dan konsep diri.
14
a) Umur dan Tahap Siklus Hidup
Sepanjang hidupnya, orang akan mengubah barang dan jasa
yang dibelinya. Selera terhadap makanan, pakaian, perabotan,
rekreasi sering terkait dengan umur. Pembelian juga dibentuk
oleh tahap siklus hidup keluarga (tahap-tahap yang dilalui
oleh suatu keluarga hingga menjadi matang).
b) Pekerjaan
Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan
jasa.
c) Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk. Jika
indikator ekonomi menunjukkan titik resesi, pemasar akan
mengambil langkah untuk mendesain ulang, mereposisi, dan
mengganti harga produk mereka dengan cepat.
d) Gaya Hidup
Gaya hidup adalah : pola hidup seseorang yang tergambarkan
psikografisnya. Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang
lebih dari kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya
hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi
seseorang di dunia.
15
e) Kepribadian dan Konsep diri
Setiap kepribadian yang berbeda-beda pada tiap-tiap orang
mempengaruhi perilaku pembelian orang tersebut.
Kepribadian adalah : karakteristik psikologis yang
menghasilkan tanggapan yang secara konsisten dan terus-
menerus terhadap lingkungannya.
4) Faktor Psikologis
Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologis utama :
motivasi, Persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
a) Motivasi
Motif (dorongan) adalah : kebutuhan yang mendorong
seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan
tersebut.
b) Persepsi
Persepsi adalah: proses menyeleksi, mengatur, dan
menginterprestasikan informasikan informasi guna
membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
c) Pembelajaran
Saat seseorang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran
menunjukkan perubahan perilaku seseorang karena
pengalaman.
16
d) Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah: pemikiran deskriptif yang dipertahankan
seseorang mengenai sesuatu.
Sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, kecenderungan
yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang
terhadap objek atau ide. .
D. Pengambilan Keputusan
a. Pengertian pengambilan keputusan konsumen (Peter & Olson, 1999:162)
Pengambilan Keputusan Konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.
b. Proses pengambilan keputusan
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalam pembelian konsumen. Proses pengambilan keputusan merupakan
pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari beberapa tahap.
Ada beberapa tahapan dalam proses pembelian yang dilakukan oleh
konsumen (Kotler, 2000:211). Yaitu :
1) Menganalisis kebutuhan dan keinginan konsumen
Penganalisaan kebutuhan dan keinginan konsumen ini ditujukan
terutama untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan
konsumen yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan
17
tersebut belum terpenuhi, maka konsumen akan segera memahami
adanya kebutuhan yang belum segara dipenuhi atau masih bisa
ditunda pemenuhannya serta kebutuhan yang sama-sama harus
segera dipenuhi.
2) Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber
Pencarian informasi dapat aktif atau pasif, internal atau eksternal.
Penilaian sumber-sumber pembelian yang diperoleh dari berbagai
informasi berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang
tersedia untuk membeli.
3) Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian
Tahap ini meliputi dua kegiatan, yaitu menetapkan tujuan
pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif
pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Setelah tujuan
pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan
alternatif-alternatif pembeliannya. Pengidentifikasian alternatif
pembelian tersebut tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber-
sumber yang dimiliki (waktu, uang, dan informasi) maupun resiko
keliru dalam pemilihan.
4) Keputusan pembelian
Keputusan untuk membeli dalam hal ini merupakan proses dalam
proses pembelian yang nyata. Konsumen harus mengambil
keputusan untuk membeli atau tidak membeli. Bila konsumen
memutuskan untuk membeli, maka konsumen akan menghadapi
18
serangkaian keputusan yang harus diambil, yang menyangkut jenis
produk, merek, kuantitas, waktu pembelian, dan cara pembayaran.
5) Perilaku sesudah pembelian
Ada kemungkinan bahwa pembeli tidak memliki ketidaksesuaian
sesudah ia melakukan pembelian karena harganya terlalu mahal,
atau mingkin karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran
konsumen sebelumnya tentang produk tersebut.
E. Usaha Eceran
a. Pengertian Usaha Eceran
Menurut Kotler (1998:170), pengertian usaha eceran adalah meliputi
semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara
langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.
Sedangkan menurut Bilson Simamora (2003:162), pengertian eceran
adalah meliputi semua kegiatan yang dilibatkan dalam penjualan barang
atau layanan secara langsung kepada konsumen akhir, yang membeli
untuk kepentingan pribadi tidak untuk di bisniskan.
b. Pengertian Pengecer atau Toko Eceran
Menurut Kotler & Armstrong (2001:61), pengertian pengecer adalah
: bisnis yang penjualan utamanya diperoleh dari mengecer.
Sedangkan menurut Bilson Simamora (2003:162), pengecer adalah
setiap organisasi bisnis yang sumber utama penjualannya berasal dari
eceran.
19
Menurut Wiliam J. Stanton pengecer atau toko eceran adalah sebuah
lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada
konsumen akhir untuk keperluan pribadi (non bisnis). (dalam Basu
Swastha & Irawan, 2003:291)
c. Jenis-jenis pengecer
Bilson Simamora (2003:162), secara garis besar, pengecer dapat
dibedakan menjadi eceran toko (store retailing) dan eceran bukan toko
(non store retailing).
1. Eceran toko (Store Retailing)
Eceran toko atau toko eceran ditandai oleh terdapatnya tempat untuk
memamerkan produk secara tetap. Eceran toko tidak harus berupa
toko, akan tetapi bisa berupa warung, toko, toko spesial (toko material,
toko musik, toko olahraga, dan lain-lain), supermarket, departement
store, pusat perkulakan, dan hypermarket.
2. Eceran bukan toko (Non Store Retailing)
Eceran bukan toko ditandai dengan produknya tidak di-dispalay
dengan kata lain, pemajagan produk secara tetap tidak menjadi bagian
eceran. Eceran bukan toko termasuk di antaranya adalah:
telemarketing, internet marketing, direct selling, direct marketing, dan
multilevel marketing.
Kotler & Armstrong, 2001:61-76, mengklasifikasikan jenis-jenis
pengecer menjadi dua, yaitu :
a) Pengecer toko (store retailing)
20
Jenis-jenis toko pengecer toko dibagi dalam delapan (8) kategori,
antara lain :
(a) Toko khusus
Toko khusus adalah toko eceran yang menjual lini produk yang
sempit dengan bauran produk yang mendalam untuk setiap lini
yang dijual
(b) Department store
Department store adalah suatu oraganisasi pengecer yang
menjual lini produk yang sangat bervariasi, biasanya pakaian,
peralatan rumah tangga, dan furniture. Setiap lini dioperasikan
oleh department terpisah yang dikelola oleh bagian pembelian
khusus
(c) Supermarket
Supermarket adalah toko besar, berbiaya rendah, bermarjin
rendah, bervolume tinggi, dan swalayan yang menjual variasi
bahan makanan , laundry, dan produk rumah tangga yang
(d) Toko barang kebutuhan harian
Toko barang kebutuhan harian adalah toko kecil, berlokasi
didaerah pemukiman, jam buka lebih lama dari tujuh hari
seminggu serta menjual sejumlah kecil lini barang – barang
kebutuhan harian dengan tingkat perputaran tinggi
21
(e) Superstore
Superstore adalah toko dengan ukuran hamper dua kali ukuran
supermarket umumnya, yang menjual bauran bahan makanan
dan bukan makanan yang rutin dibeli, dan menyediakan jasa
seperti binatu, kantor pos, pencucian foto, pencairan cek,
pembayaran tagihan, gerai makanan, perawatan mobil, dan
perawatan binatang peliharaan
(f) Pembunuhan kategori
Pembunuhan kategori adalah toko khusus raksasa yang menjual
bauran yang sangat dalam dari lini – lini tertentu dan dikelola
oleh karyawan yang ahli
(g) Toko diskon
Toko diskon adalah sebuah institusi eceran yang menjual
barang – barang standar pada harga yang lebih rendah dengan
cara memotong marjin dan menjual pada yang lebih tinggi
(h) Pengecer Off – Price
Pengecer Off – Price adalah pengecer yang membeli dengan
harga perusahaan perkulakan yang lebih rendah dari umumnya
dan manjual pada tingkat harga eceran lebih rendah.
Contohnya adalah : Factory outlet, independen, dan warehouse
club.
22
- Pengecer off – price independen
Pengecer off – price independen yang dimiliki dan
dioperasikan baik oleh wirausahawan ataupun salah
satu divisi dari korporasi pengecer yang lebih besar
- Factory outlet
Factory outlet adalah pengecer off- price yang dimiliki
dan dioperasikan oleh produsen dan yang biasanya
menjual barang – barang kelebihan produksi, tidak
diproduksi lebih lanjut, atau cacat dari produsennya
- Warehouse club
Warehouse club adalah pengecer off – price yang
menjual bahan makanan, peralatan, pakaian, dan
campuran barang – barang bermerk lainnya dengan
diskon yang cukup besar kepada anggota yang
membayar iuran keanggotaan tahunan
(i) Catalog showroom
Catalog showroom adalah operasi pengeceran yang menjual
ragam barang mahal dan bermerk, perputaran tinggi, dengan
harga diskon
b) Pengecer bukan toko
(a) Pemasaran langsung (direct marketing)
23
Pemasaran langsung adalah pemasaran yang dilakukan dengan
cara komunikasi langsung dengan individu yang dibidik dengan
cermat untuk mandapatkan respons yang segera
(b) Pengeceran dari pintu ke pintu (door to door retailing)
Pengeceran pintu ke pintu adalah menjual dari pintu ke pintu,
kantor ke kantor. Misalnya : produk kosmetik
(c) Penjualan otomatis (automatic vending)
Penjualan otomatis adalah menjual melalui mesin penjual
(automatic machine) yang dapat dilakukan dengan
menggunakan koin. Contoh : mesin penjual minuman ringan
(soft drink), ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
F. Elemen-elemen Lingkungan Toko
Menurut Bilson Simamora, 2003 168-173, lingkungan toko di bagi menjadi
tiga yaitu:
a. Store Image
Store image adalah : kepribadian sebuah toko. Kepribadian atau
store image menggambarkan apa yang dilihat konsumen terhadap toko
tertentu. Bagi konsumen, kepribadian ini juga mewakili suatu gambaran
yang utuh atas retailer. Oleh karena itu, retailer harus mampu
mengetahui dan merancang apa yang mereka ingin konsumen lihat dan
rasakan.
24
Store image merupakan salah satu alat yang terpenting bagi
retailer untuk menarik dan memenuhi kepuasan konsumen. Konsumen
menilai sebuah toko berdasarkan pengalaman mereka atas toko tersebut.
Dan sebagai hasilnya, beberapa toko akan menetap dalam benak
konsumen apabila ia merasa puas akan toko tersebut sementara toko
yang lain tidak akan pernah dipertimbangkan sama sekali.
Walaupun begitu, menciptakan sebuah citra yang baik bagi
konsumen adalah tugas yang tidak mudah. Citra adalah suatu bayangan
atau gambaran yang ada dalam benak seseorang yang timbul karena
emosi dan reaksi terhadap lingkungan di sekitarnya. Adapun citra
konsumen terhadap sebuah toko terdiri dari kesan terhadap eksterior
toko dan kesan terhadap interior toko.
- External Impressions yaitu: penempatan lokasi toko, desain toko,
desain arsitek, tampak muka toko, penempatan toko, pintu masuk,
dan etalase muka.
- Internal Impressions yaitu: warna toko, ukuran toko, bentuk toko,
penempatan departemen, pengaturan lalu lintas pengunjung,
pengaturan penempatan display, pengaturan lampu, dan pemilihan
perlengkapan.
b. Store Atmospherics
Untuk mencipatakan atmosfer yang merangsang pembelian,
sebuah retailer harus mampu membangkitkan niat atau keinginan untuk
berbelanja dalam benak konsumen. Seseorang yang punya prinsip hemat
25
pun akan lebih menyukai atmosfer toko yang dapat merangsangnya
untuk berbelanja. Atmosfer toko adalah keseluruhan efek emosional
yang diciptakan oleh atribut fisik toko. Pada umunya, setiap orang akan
lebih tertarik pada toko yang dapat menawarkan lingkungan berbelanja
yang aman dan nyaman. Dan atmosfer toko harus mampu memuaskan
kedua belah pihak yang terkait, yaitu retailer itu sendiri itu sendiri dan
para konsumennya. Sebuah retailer pasti akan berusaha mempengaruhi
perasaan konsumen dengan menciptakan suatu atmosfer toko yang
mendorong minat membeli. Atmosfer berbelanja yang menyenangkan
adalah atmosfer dengan atribut yang dapat menarik kelima indra
manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran. Penciuman, peraba, dan
perasa.
- Sight Appeal, yaitu: suatu proses menyebabkan stimuli yang dapat
menimbulkan hubungan visual dengan yang dilihat. Ukuran, bentuk,
dan warna adalah tiga stimuli yang utama.
- Sound Appeal, yaitu : suara yang dapat menciptakan suasana,
penarik perhatian ataupun sebagai pemberi informasi.
- Scent Appeal, yaitu : menghindari bau yang tidak sedap dan
mensiptakan yang menyenangkan konsumen sehingga mereka
merasa nyaman dalam berbelanja.
- Touch Appeal, yaitu : bagaimana konsumen melakukan inspeksi
pada produk yang dilihatnya seperti : memegang, meremas, ataupun
memeluknya.
26
c. Store Theatrics
Retailing bukan hanya sekedar menjual produk tetapi lebih
merupakan suatu pameran atau pagelaran produk yang memicu
konsumen untuk membeli produk yang dipamerkan. Store theatrics
dapat merupakan senjata yang ampuh bagi kebanyakan retailer untuk
mendapatkan competitive advantage yang mampu membedakan antara
satu retailer dengan yang lainnya.
Dewasa ini konsumen memandang bahwa pergi ke suatu toko
atau mall bukan sekedar untuk berbelanja tetapi lebih merupakan suatu
interaksi. Oleh karena itu sebuah retailer harus mampu menyediakan
konsep toko yang tidak hanya menekankan pada fungsi tempat
berbelanja tetapi juga sebagai tempat rekreasi dan hiburan, bahkan
sebagai tempat bersosialisasi
Store theatrics dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : decor
themes dan store events.
- Décor Themes, yaitu : penciptaan dekor toko secara internal maupun
eksternal yang dapat menarik perhatian konsumen.
- Store Events, yaitu : peristiwa specisial, seperti : display produk,
acara hiburan, demontrasi produk, program promosi, program
kemanusiaan atau perayaan.
27
G. Kerangka Pemikiran Teoritis
Menurut Uma Sekaran, 2000:114, kerangka teoritis adalah : model
konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk
masalah. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antar variabel independen dan dependen. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian. Dari
penjelasan tersebut maka kerangka teoritis dari penelitian Pengaruh Store
Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics terhadap kecenderungan
pengambilan keputusan remaja putri untuk berbelanja kembali di Mall adalah
sebagai berikut :
Store Image (X1)
Store Atmospherics (X2)
Store Theatrics (X3)
Kecenderungan pengambilan
keputusan berbelanja kembali
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
28
Keterangan gambar:
Secara individual :
Secara simultan :
Penjelasan kerangka teoritis :
Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau merek dari
pengecer atau toko tertentu berhubungan erat. Konsumen kadang-kadang sekedar
pergi berbelanja tanpa produk atau merek spesifik dalam pikirannya. Hal ini
mungkin untuk mencerminkan suatu keinginan untuk keluar dari rumah, untuk
melihat-lihat toko atau untuk mengahabiskan waktu senggang bersama keluarga.
Analisis perilaku konsumen sering digunakan oleh manajeman untuk mengetahui
apa yang terdapat dalam benak konsumen, bagaimana orang memutuskan untuk
memasuki toko tertentu, dan apa yang mereka lakukan di toko tersebut.
Memilih toko adalah proses interaksi antara strategi pemasaran pengecer
dengan karakteristik individual dan situsional dari pembeli. Beberapa toko
mempunyai pelanggan dengan profil tertentu, sementara toko lain menarik profil
pembelanjaan yang berbeda. Proses keputusan mengenai pilihan toko ini
dipengaruhi oleh demografi dan psikografi serta citra pengecer (Engel, 1995:
252).
Proses pemilihan toko merupakan fungsi dari karakteristik konsumen dan
karakteristik toko, atau dengan kata lain, setiap pangsa pasar akan memilih citra
tersendiri. Determinan keputusan tentang pilihan toko bervariasi menurut pangsa
pasar dan kelas produk. Determinan atau atribut yang mencolok tentang keputusan
pilihan toko, menurut Engel, 1995:257 dapat dikategorikan sebagai berikut:
lokasi, sifat dan kualitas keragaman barang, harga, iklan dan promosi, personel
29
penjualan, pelayanan yang diberikan, atribut fisik toko, sifat pelanggan toko,
atmosfer toko, serta pelayanan dan kepuasan sesudah transaksi.
H Hipotesis
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis yang merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diteliti.
1. Faktor Store Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics secara
simultan berpengaruh terhadap kecenderungan pengambilan keputusan
remaja putri untuk berbelanja kembali di mall.
2. Faktor Store Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics secara
individual berpengaruh terhadap kecenderungan pengambilan keputusan
remaja putri untuk berbelanja kembali di mall.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu suatu penelitian pada
tempat tertentu yang mana hasil temuannya hanya berlaku pada tempat
penelitian tersebut.
B. Lokasi dan Waktu
1. Lokasi penelitian yaitu pada pusat perbelanjaan Galeria Mall Jln.
Jenderal Sudirman No 99-101 Yogyakarta.
2. Waktu penelitian yaitu pada bulan Mei- Juni tahun 2008.
C Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah konsumen remaja putri yang pernah berbelanja
di pusat perbelanjaan Galeria Mall.
2. Objek penelitian adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kecenderungan pengambilan keputusan untuk berbelanja kembali di
mall, meliputi :
1) Store image
2) Store atmospherics
3) Store theatrics
30
31
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independen)
a. Store Image
Store image adalah kepribadian suatu toko. Secara eksternal meliputi :
penempatan lokasi toko, desain arsitek, tampak muka toko,
penempatan logo, pintu masuk, serta etalase muka. Secara internal
meliputi : warna toko, bentuk toko, ukuran toko, penempatan
departemen, pengaturan lalu lintas pengunjung, pengaturan
penempatan display, penggunaan lampu, serta pemilihan perlengkapan
toko.
b. Store Atmospherics
Atmosfer berbelanja yang menyenangkan adalah atmosfer dengan
atribut yang dapat menarik kelima indra manusia, yaitu: penglihatan,
pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa.
c. Store Theatrics
Store Thetrics dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : decor themes,
dan store events.
2. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecenderungan pengambilan
keputusan untuk berbelanja kembali di Galeria mall.
32
E. Pengukuran Variabel Penelitian
Metode pengukuran variabel adalah dengan menggunakan Skala Likert.
Menurut Soehardi Sigit (2003:135) Skala Likert adalah : kuesioner berisi
pernyataan-pernyataan (statement), Skala Likert berisi setuju atau tidak setuju
yang dibagi ke dalam lima bagian skala terhadap pernyataan-pernyataan.
Pernyataan Skor
SS : Sangat Setuju 5
S : Setuju 4
N : Netral 3
TS : Tidak Setuju 2
STS : Sangat Tidak Setuju 1
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti (Noegroho
Bedjoewono, 2001:130). Populasi dalam penelitian ini tidak terbatas
karena jumlah remaja putri yang berbelanja di Galeria Mall tidak
diketahui.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. .
33
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah Purposive Sampling
( teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu) yang artinya
pengambilan sampel hanya untuk remaja putri dengan umur 16-19 tahun.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan
sistimatis atas gejala-gejala (fenomena-fenomena yang sedang diteliti).
2. Metode wawancara
Metode wawancara adalah : penulis mengajukan pertanyaan secara lisan
kepada bagian yang berwewenang atau pemilik terhadap masalah yang
diteliti, yaitu tentang jumlah karyawan, latar belakang dan lain-lain.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah: cara pengumpulan data dengan mengunakan daftar
pertanyaan yang diajukan kepada konsumen yang akan diteliti.
Kuesioner ini dibuat untuk mendapatkan data primer.
H. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Menurut Sutrisno Hadi (1991:1) validitas atau kesahihan dibatasi sebagai
tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sasaran
pokok pengukuran yang dilakukan oleh instrumen tersebut. Suatu
instrumen dinyatakan sahih jika instrumen itu mampu mengukur apa saja
34
yang hendak diukur, mampu mengungkapkan apa saja yang hendak
diungkap dan mampu menembak dengan jitu sasaran yang ditembak.
Menurut Soehardi Sigit (2003:143) alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data harus sahih atau valid. Sahih atau valid yang
dimaksud ialah bahwa alat ukur benar-benar memang yang
sesungguhnya.
Rumus yang digunakan adalah Korelasi Product Moment
( ) ( )( )
( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑∑∑
−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNRxy
Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi setiap pertanyaan
N = Populasi
X = Nilai dari tiap pertanyaan
Y = Nilai total dari semua pertanyaan
Instrumen dikatakan valid apabila rhitung (Rxy) > rtabel
2. Reliabilitas
Menurut Soehardi Sigit (2003 : 146) keandalan atau reliabilitas alat ukur
adalah kemampuannya untuk mengukur tanpa kesalahan dan hasilnya
selalu konsisten (tetap sama), meskipun digunakan oleh orang lain atau
ditempat lain untuk hal yang sama.
Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Spearman-
Brown.
35
)1(
2rxy
rxyRgg +=
Keterangan :
Rgg = Koefisien reliabilitas
rҳү = Koefisien korelasi
Instrumen dikatakan relabel atau andal apabila r hitung (Rġġ) > r tabel.
I. Defenisi Operasional
Defenisi Operasional adalah : suatu defenisi yang dinyatakan dalam kriteria
atau operasi yang dapat diuji secara khusus ( Donald R . Cooper dan C.
William Emery, 1996 : 37 )
1. Store Image adalah : kepribadian suatu toko, yang menggambarkan apa
yang dilihat dan apa yang dirasakan oleh konsumen terhadap toko tertentu
2. Store Atmospherics adalah : keseluruhan efek emosional yang diciptakan
oleh atribut fisik toko
3. Store Theatrics adalah : konsep toko yang mampu membedakan antara
satu retailer dengan yang lainnya
4. Pengambilan keputusan konsumen adalah : seleksi terhadap dua pilihan
alternatif atau lebih
5. Remaja adalah : orang yang berusia 16 – 19 tahun
6. Galeria Mall adalah : suatu group bisnis eceran yang direncanakan,
dibangun, dimiliki,dan dikelola sebagai satu unit
36
J. Metode Analisis Data
Dalam menghitung pengaruh variabel bebas (X) dalam hal ini Store
Image (X1), Store Atmospherics (X2), dan Store Theatrics (X3) tehadap
variabel terikat (Y) dalam hal ini kecenderungan pengambilan keputusan
remaja untuk kembali berbelanja di Mall, dapat mengunakan alat analisis
Regresi Berganda.
Untuk menghitung pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y) digunakan persamaan regresi berganda yaitu dengan tiga variabel
bebas berikut :
Rumus :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3
di mana :
Y = Kecenderungan pengambilan keputusan
α = Konstanta
b1 = Koefisien regresi Store Image
b2 = Koefisien regresi Store Atmospherics
b3 = Koefisien regresi Store Theatrics
X1 = Variabel Store Image
X2 = Variabel Store Atmospherics
X3 = Variabel Store Theatrics
37
K. Uji Asumsi Klasik Model Regresi Berganda
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi
linier berganda dalam menganalisis telah memenuhi asumsi klasik. Model
regresi linier berganda akan lebih tepat digunakan, jika memenuhi asumsi
berikut ini ( Sunyoto, 2007 : 89-105) :
1. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda
yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas / independent variable ( X1,
X2, X3), dimana akan di ukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan /
pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi
(r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar
variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3) lebih besar dari 0,60 (pendapat lain:
0,50 dan 0.90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien
korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).
Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat
digunakan cara lain yaitu dengan :
a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan
secara statistik (α).
b. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat.
Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari
dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :
38
1) Besar nilai tolerance (α) :
α = I / VIF
1) Besar nilai variance inflation factor (VIF) :
VIF = I / α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika :
α hitung < α dan VIF hitung > VIF
Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika :
α hitung > α dan VIF hitung < VIF
2. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi barganda perlu juga diuji mengenai sama
atau tidak variansi dari residual observasi yang satu dengan observasi yang
lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi
homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama/berbeda disebut terjadi
heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui
grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel
babas ( sumbu X = Y hasil prediksi ) dan nilai residunya (SRESID)
merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil).
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di
atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola tertentu.
39
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun
bergelombang-gelombang.
3. Uji Asumsi Klasik Normalitas
Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas, uji
asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data
variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang
dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas
dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama
sekali. Uji asumsi klasik normalitas dalam diktat ini ada dua cara yang
dibahas yaitu :
a. Cara Statistik
Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat
berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai
kemiringan kurva (skewnesss = α3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis =
α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.
Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :
Z skewness = skewness / √ 6 / N atau Zα3 = α3 / √ 6 / N Rumus nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) : Z kurtosis = kurtosis / √ 24 / N atau Zα4 = α4 / √ 24 / N
di mana N = banyak data
40
Ketentuan analisis :
1) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung
(Zα3 atau Zα4) < Z tabel.
Misal diketahui 25 % = 1,96 ( Z tabel) lebih besar dari Z hitung
atau dengan kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96),
dapat dituliskan Z hitung < 1,96.
2) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Z α3 atau
Zα4) > Z tabel.
Misal no (1), dapat ditulis Z hitung > 1,96.
b. Grafik Histogram dan Normal Probability Plots
Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi
normal atau tidak, cukup membandingkan antara data riil/nyata dengan
garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau memang
normal sam sekali. Jika data riil membentuk garis kurva cenderung tidak
simetri terhadap mean (U), maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak
normal dan sebaliknya. Cara grafik histogram lebih sesuai untuk data yang
relatif banyak, dan tidak cocok untuk banyak data yang sedikit, karena
interpretasinya dapat menyesatkan.
Cara normal probability plot lebih handal daripada cara grafik
histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data distribusi
normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif. Suatu data dikatakan
berdistribusi normal jika garis data rill mengikuti garis diagonal.
41
4. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi
tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru
timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t
(berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW <-2)
b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan
+2 atau -2 ≤ DW ≤ +2
c. Terjadi outokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW >
+2.
L. Pengujian Hipotesis
1. Uji Global (Uji F)
Uji F dimaksudkan untuk melihat menyeluruh dari variabel bebas
yaitu Store Image (X1), Store Atmospherics (X2), dan Store Theatrics (X3)
untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman
variabel terikat dalam hal ini kecenderungan pengambilan keputusan (Y).
Uji F juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
memiliki koefisien regresi sama dengan nol.
42
Untuk melakukan pengujian secara bersama-sama (simultan), maka
ada beberapa langkah yang diperlukan (Suharyadi dan Purwanto, 2004 :
524-525), yaitu :
a. Menyusun Hipotesis
Hipotesis yang ingin diuji adalah kemampuan variabel
bebas menjelaskan tingkah laku variabel terikat, apabila variabel
bebas tidak dapat mempengaruhi, variabel bebas dapat dianggap
nilai koefisien regresinya sama dengan nol, sehingga berapapun
nilai variabel bebas tidak akan berpengaruh terhadap variabel
terikat.
Untuk menguji apakah keseluruhan model regresi dapat
menjelaskan perubahan variabel dependen ataukah tidak.
Ho : Faktor store image, store atmospherics, dan store theatrics
secara keseluruhan tidak menjelaskan perubahan variabel
dependen (kecenderungan pengambilan keputusan remaja
putri untuk berbelanja kembali).
Ha : Faktor store image, store atmospherics, dan store theatrics
secara keseluruhan menjelaskan perubahan variabel
dependen atau minimal ada satu variabel independen
yang menjelaskan perubahan variabel dependen.
Ho : B1 = B2 = B3 = 0
Ha : B1 ≠ B2 ≠ B3 ≠ 0 minimal salah satu tidak sama dengan
nol
43
b. Menentukan daerah keputusan hipotesis
Untuk uji ini digunakan tabel F. untuk mencari nilai F tabel
perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas
penyebut pada baris dan taraf nyata. Umumnya ada 2 taraf nyata
dipakai yaitu 1 % dan 5%. Untuk ilmu pasti lebih baik digunakan
1% sedang ilmu sosial dapat digunakan 5%. Untuk derajat
pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurang 1.
untuk derajat penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah sampel
dikurangi dengan jumlah variabel.
c. Menentukan nilai F-hitung
Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
)3/()1(
)1/(2
2
−−−
=nR
kRF
di mana :
F = Nilai F-hitung
R² = Nilai koefisien
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
d. Menentukan daerah keputusan
Menentukan wilayah Ho dan Ha, serta membandingkan
dengan nilai F-hitung untuk mengetahui apakah menerima Ho atau
menerima Ha. Berikut gambar uji F satu sisi :
44
F-hitung
Daerah Ho diterima
Daerah Ho ditolak
Gambar III. 2 Uji F satu sisi kanan
e. Memutuskan hipotesis
Nilai F-hitung > dari F-tabel dan berada di daerah terima Ha. Ini
menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti untuk menolak Ho dan
menerima Ha. Kesimpulan dari diterimanya Ha adalah nilai
koefisien regresi tidak sama dengan nol, dengan demikian variabel
bebas dapat menerangkan variabel tidak bebas, atau dengan kata
lain variabel bebas yaitu X1, X2, dan X3 pengaruhnya secara
bersama-sama nyata terhadap variabel tidak bebasnya yaitu
kecenderungan pengambilan keputusan.
Catatan : Dalam pelaksanaan pemrosesan akan digunakan alat
bantu SPSS.
2. Uji Signifikan Parsial atau Individual (Uji-t)
Uji signifikan parsial atau individual adalah untuk menguji apakah
suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat. (Suharyadi dan Purwanto, 2004 : 525-527).
45
Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh
nyata atau tidak, digunakan uji-t atau t-student. Untuk melakukan uji-t ada
beberapa langkah yang dipelukan sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis
Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya
sama dengan nol, sedangkan variabel bebas akan berpengaruh nyata
apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. Hipotesis selengkapnya
adalah sebagai berikut :
Untuk menguji apakah ada pengaruh variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen
Ho : Variabel independen tertentu secara individual tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen
Ha :Variabel independen tertentu secara individual berpengaruh tarhadap
variabel dependen
Ho : B1 = 0 ; B2 = 0 ; B3 = 0
Ha : B1 ≠ 0 ; B2 ≠ 0 ; B3 ≠ 0
b. Menentukan daerah kritis
Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu
n-k, dan taraf nyata α 5 %.
c. Menentukan nilai t-hitung
Nilai t-hitung untuk koefisien b1, b2, dan b3 dapat dirumuskan
sebagai berikut : :
46
Rumus :
t-hitung = 211
rnr−
−
di mana :
t-hitung = nilai yang dicari
r = koefisien korelasi antara hipotesis 1 dan hipotesis 2
dengan kecenderungan pengambilan keputusan
n = jumlah sampel
d. Menentukan daerah keputusan
Daerah keputusan untuk menerima Ho atau menolak Ho dengan
derajat bebas yaitu n-k, dengan taraf nyata 5 %, ditunjukkan dengan
gambar:
Tolak H0 Terima H0 Tolak H0
Gambar III.3 Uji t dua sisi
e. Menentukan keputusan
1) Apabila t-hitung ≥ t-tabel pada α 5 % atau t-hitung pada P-value
< α 5 %, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya : variabel
independen tertentu secara individual berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) Apabila t-hitung < t-tabel pada α 5 % atau t-hitung pada P-value
> α 5 %, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya : variabel
47
independen tertentu secara individual tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Catatan : Dalam pelaksanaan pemrosesan akan digunakan alat bantu SPSS.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Galeria Mall
Menjadi pionir selama satu dasawarsa tidaklah mudah, jika tanpa
mendapat sambutan dan kepercayaan masyarakat luas. PT Sawokembar
Galeria Mall yang lebih dikenal dengan Galeria Mall ini mulai dibangun pada
tahun 1993 dan selesai pada tahun 1995 kini telah melewati satu dasawarsa
itu. Setelah melalui soft opening saat itu, maka pada tanggal 8 Desember 1995
dilakukan grand opening yang diresmikan oleh Gubernur DIY Paku Alam
VIII sekaligus menandai dibukanya Mall Galeria untuk umum. Perusahaan ini
bergerak di bidang persewaan, lebih tepatnya pengelolaan lokasi perbelanjaan.
Dengan visi perusahaan menjadi Mall modern dengan citarasa kultur budaya
Jawa (Jogja) yang paling diminati keluarga dan masyarakat, dan misi dari
Galeria Mall adalah mengutamakan kenyamanan pelanggan dengan
mengedepankan kualitas layanan dan keamanan serta membangun atmosfer
yang familiar dan menjadi pilihan pertama keluarga serta masyarakat
Yogyakarta sehingga menguntungkan bagi seluruh stakeholder dan
shareholder. Semenjak didirikan Galeria Mall ini, segmen yang disasar adalah
middle-up namun dengan berjalannya waktu berubah menjadi teenager, dan
biasanya pada hari minggu atau hari libur kebanyakan dikunjungi oleh
keluarga.
48
49
Pemilihan lokasi bagi Galeria Mall dilakukan dengan perencanaan yang
matang dengan dipilihnya daerah komersial yang sangat strtegis di tengah kota
Jogja : berada di area bisnis distrik dan dekat dengan daerah residential serta
perguruan tinggi. Galeria Mall menempati lokasi yang mendapat akses penuh
dari semua arah, yaitu di persimpangan Jalan Prof. Yohanes, Jalan Jenderal
Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo, dan Jalan Dr. Wahidin Sudirohisodo. Lokasi
ini sangat menguntungkan karena berada diantara pusat-pusat perdagangan.
Kehadiran Galeria Mall pada saat itu dilandasi oleh keinginan untuk
melengkapi kehidupan kota Yogyakarta, khususnya disektor ekonomi, bahkan
sosial budaya, dengan menggalang media kerjasama yang saling
menguntungkan bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan sistem
perdagangan dari yang masih tradisional ke standar profesional sehingga
kehadiran Galeria Mall waktu itu diharapkan dapat mendorong motivasi agar
pengembangan produk lokal menjadi lebih baik dan kompetitif. Di samping
itu, kehadiran Galeria Mall juga memberikan alternatif dalam pemecahan
kejenuhan kegiatan usaha di wilayah tertentu dan dapat menyediakan sarana
berbelanja yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera masyarakat di lokasi
prospektif yang baru. Sampai saat ini, dengan berjalannya waktu, sepuluh
tahun sudah Galeria Mall memimpin sebagai pionir Mall di Yogyakarta dan
tetep konsisten dengan apa yang diinginkan pada saat awal pembukannya
dengan tetap memperhatikan serta mengikuti trend yang terus berkembang
hingga saat ini.
50
Galeria, the unique family shopping mall, berdiri ditengah lokasi yang
memiliki akses penuh dari segala arah. Ke sisi barat melewati Jalan Jend.
Sudirman terdapat beberapa hotel berbintang, perbankan, serta rumah sakit.
Ke utara melalui jalan Prof. Yohanes hingga UGM merupakan daerah
pengembangan sentra bisnis dan pendidikan yang potensial, ke selatan
melewati jalan Dr. Wahidin terdapat UKDW, sementara di sisi timur adalah
jalan Urip Sumoharjo (jalan solo) yang merupakan pusat pertokoan yang
menjadi titik tolak perencanaan tata kota dalam pengembangan wilayah
perdagangan baru. Kemegahan arsitektur yang merupakan perpaduan antara
arsitektur tradisional dan modern serta keberadaan toko-toko yang mempunyai
arah pandang langsung ke dua atrium diakui menjadikan keunikan tersendiri
bagi Galeria Mall. Di Galeria pengunjung dapat menyaksikan event/kegiatan
di atrium dari setiap lantai gedung yang terdiri dari 5 lantai. Dalam bentuk
fisik bangunan yang nyaman ini, sesuai dengan hasil survei yang dilakukan
oleh sebuah lembaga independent, terbukti bahwa di Yogyakarta, Galeria Mall
mampu menarik minat masyarakat sehingga merupakan tempat anak muda
serta keluarga berbelanja, bersosialiasi dan berekreasi. Berangkat dari
keunggulan tersebut, konsep pemasaran Galeria Mall dirancang terpadu
dengan mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan customer, baik tenant
(penyewa) maupun pengunjung (pembeli). Dalam hal ini, berdasarkan
demografis dan psikografisnya, konsep pemasaran Galeria Mall berorientasi
kepada segmen customer dan trend yang sedang menjadi kebutuhan customer.
Dengan demikian, pengaturan product mix tenant sangat diperlukan guna
51
menyikap hal tersebut. Analisis dan riset selalu dilakukan sebagai dasar
pengembangan strategi pemasaran sehingga dari waktu ke waktu akan terus
berubah sesuai kondisi terkini, tanpa harus menyimpang terlalu jauh dari
strategi jangka panjangnya.
B. Sumber Daya Manusia
Salah satu kunci penting bagi Galeria Mall dalam mengantisipasi
persaingan adalah ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas dan
dapat diandalkan. Pengalaman mengelola sebuah pusat perbelanjaan selama
lebih dari 10 tahun adalah modal yang sangat berharga. Dalam masa tersebut,
terbukti telah tercipta sebuah koordinasi antardivisi yang baik dan mekanisme
evaluasi serta pengembangan prosedur. Pelaksanaan kerja yang menunjang
kelancaran kegiatan tenant serta keamanan dan kenyamanan customer dalam
berbelanja. Jumlah karyawan Galeria Mall adalah 125 orang, yang terdiri dari
20 orang di bagian management office, dan yang lain di bagian cleaning
service dan security. Berikut ini adalah penggolongan karyawan Galeria Mall
berdasarkan pendidikan terakhir yaitu :
Tabel IV. 1 Penggolongan Karyawan Galeria Mall Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Jumlah
1 S2 1 Orang
2 S1 9 Orang
3 D3 13 Orang
4 SMA 94 Orang
52
5 SMP 8 Orang
Total 125 Orang
Jam kerja karyawan Galeria Mall untuk bagian management office yaitu
dari jam 8 pagi sampai jm 5 sore, sedangkan untuk cleaning service dan
security diatur berdasarkan shift. Sistem pengupahan karyawan Galeria Mall
berdasarkan kinerja dan prestasi karyawan. Karyawan Galeria Mall juga
diberikan tunjangan hari raya, tunjangan sosial, dan asuransi kesehatan.
Pembinaan terhadap 125 orang karyawan di lingkungan Galeria Mall
senantiasa dilakukan, antara lain dengan mengikutkan pada kursus-kursus
singkat di berbagai bidang yang terkait dengan teknologi informasi, customer
relation, dan pelayanan umum termasuk security/pengamanan yang
diselenggarakan oleh berbagai institusi, serta mengikuti program-program
pelatihan berkelanjutan dan seminar yang diselanggarakan oleh Asosiasi Pusat
Perbelanjaan Indonesia (APPBI). Program internal remuneration/penggajian
serta pemberian bonus/award maupun punishment juga dilakukan untuk
mendukung peningkatan kualitas kerja karyawan perusahaan.
C. Sistem Manajemen
Galeria Mall dikelola oleh para profesional di bidang masing-masing.
Dengan struktur perusahaan yang sederhana dan simple dimaksudkan untuk
menunjang fleksibilitas guna mengantisipasi dinamika perubahan yang
senantiasa melekat pada usaha pengelolaan pusat perbelanjaan. Dengan
menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
53
Governance), kinerja perusahaan dilandaskan pada visi, misi, dan strategi
pencapaiannya sekaligus dengan menetapkan standar/prosedur pencapaian dan
penilaian kerja dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard. Dalam
menerapkan manajemen kualitas demi menghadapi persaingan yang semakin
ketat, Galeria Mall selalu melakukan pemantauan, evaluasi, dan peningkatan
kualitas meliputi pelayanan, fisik gedung, dan fasilitasnya. Pengelolaan
perusahaan juga dilakukan dengan mengindahkan kesehatan dan keselamatan
kerja sesuai standar Depnaker, baik yang terkait dengan karyawan perusahaan,
karyawan tenant, maupun pengunjung pusat belanja Galeria. Masyarakat di
sekitar lokasi pusat perbelanjaan Galeria juga merupakan partner yang tidak
dapat ditinggalkan, baik sebagai rekanan dalam menciptakan keamanan lokasi,
maupun dalam menjaga lingkungan agar tetap nyaman sehingga customer dan
pelaku usaha merasa nyaman di lingkungan Galeria Mall. Dalam hal ini,
pembinaan dan pengelolaan lingkungan di Galeria selalu dilakukan secara
khas, antara lain dengan mengikuti dan melibatkan diri dalam kegiatan
masyarakat sekitar, baik di tingkat RT/RW, kelurahan, maupun kecamatan;
melibatkan masyarakat di lingkungan dalam setiap kegiatan sosial yang
diselenggarakan oleh Galeria; dan melibatkan masyarakat sekitar dalam
pengendalian keamanan dan ketertiban, termasuk di dalamnya menyangkut
masalah perparkiran dan penyediaan fasilitas umum. Secara luas, Galeria juga
dikenal sebagai mall yang peduli dengan pelestarian dan pengembangan
budaya lokal serta permasalahan sosial seperti yang tercermin pada event
promosi dan pameran yang rutin dilaksanakannya. Dengan semua upaya
54
tersebut, Galeria Mall saat ini merupakan tempat pengembangan usaha yang
nyaman dan kondusif, terbukti dengan banyaknya keberhasilan usaha yang
terjadi di Galeria, baik dari sisi tenant, maupun pihak lain yang terkait seperti
EO dan sponsor.
Di samping itu, ada enam (6) Culture Management yang sedang
dibangun sebagai langkah antisipasi terhadap kondisi perkembangan Pusat
Perbelanjaan di Yogyakarta sekaligus sebagai acuan bagi Managemant dalam
mengelola Galeria kedepan dengan tujuan akhir “to be different”
Adapun 6 Culture tersebut adalah :
1. Small is Beautifull
Bahwa Galeria mempunyai rentable area yang tidak besar (small) adalah
kenyataan, namun dengan kecilnya menjadikan Galeria compact sehingga
pengunjung dapat dengan mudah menelusuri, mencari yang dibutuhkan serta
menebar pandang ke setiap sudut Galeria.
2. Smart
Setelah sebelas tahun Management mengelola maka berharap semakin terpola
untuk selalu berfikir secara cerdas bagaimana mengelola Galeria pada setiap
perkembangan jaman yang terjadi, tanpa meninggalkan kultur keramahan
budaya jawa.
3. Hightech
Berharap menjadi pioneer khususnya di Yogyakarta dalam mengelola Mall
berbasis Technology Modern, diantaranya yang telah dilakukan adalah :
55
- WebSite, galeriajogja.com. adalah Website Galeria yang dapat
diakses oleh setiap pengguna internet yang ingin mengetahui
profile Galeria.
- Memanfaatkan teknologi operator seluler melalui program “Web
2 SMS” untuk memaintain customer dengan penyampaian-
penyampaian informasi mengenai event-event atau apapun yang
ingin disampaikan kepada para customer melalui SMS corporate.
- Menggunakan kecanggihan Monitor CCTV (Closed Circuit
Television) untuk pengawasan keamanan di dalam gedung
khususnya di 16 titik plubic area sehingga Security Guard lebih
diarahkan sebagai fungsi pelayanan, dengan demikian diharapkan
customer merasa lebih aman dan nyaman berada di Galeria.
- Hot Spot, sebagai sarana bagi pengunjung untuk berkomunikasi
lewat internet dengan sistem wireless Fidelity Connection, sarana
tersebut saat ini cukup populer dan menjadikan tuntutan tersendiri
bagi pengelola public area.
- Customer Service (CS) berbasis IT . Sedang dikembangkan
konsep tersebut terhadap para personel Customer Service (CS)
dimana diharapkan CS dapat berfungsi lebih maksimal khususnya
dalam memaintain customer melalui “computerized database
customer” bahkan nantinya sebagai “the first marketing
line”dengan menggunakan teknologi modern.
56
- Local Area Networking. Di internal antar departement khususnya
Departement Finance & Accounting serta Marketing & Promosi
telah terhubung secara online dengan menggunakan LAN atau
Local Area Networking.
4. Elegance
Meskipun kecil namun dengan arsitektur yang unik dan bercita rasa seni yang
tinggi berikut seluruh kemasan dan atmosphere didalamnya Galeria tetap
elegance berada diantara Mall-Mall besar yang mempunyai design megah dan
modern.
5. Wellcome
Upaya-upaya pembenahan yang dilakukan oleh managemant meliputi sikap
dan pelayanan dari jajaran karyawan, aktifitas, event, penataan tenant, lay out
dan seluruh kemasan serta atmosfer di dalam gedung tidak lain tujuan kami
adalah agar lebih wellcome terhadap seluruh kalangan baik customer, tenant
maupun masyarakat luas lainnya.
6. Hommy
Hasil akhir yang kami harapkan dari Culture-Culture yang sedang dibangun
adalah customer merasa betah dan nyaman serasa berada di rumah sendiri
(Homy) ataupun menjadi second home bagi mereka sehingga diharapkan
semakin banyak loyal customer.
Adapun tenant-tenant (penyewa) yang terdapat di dalam Galeria
Mall yaitu : Thousand Taste, Es Teler 77, Depot jogja, Mie Nusantara,
Kentucky Fried Chicken, Matahari, Lily Kasoem, The Bodyshop, Excelso
57
Kafe, Bellagio, Donnini, Rotelli, Giordano, Athlete’s Foot, Gosh, Optic seis,
Rajawali Selular, Daily Bread Café, 360, Elite Collection, Daimaru,
Guardians, Winetta, Kassaya, Yopie Salon, Hanna Music, Cool, Surabaya
Silver, it’s A Store, Mahkota, swagaya Foto, Galeri FS, JohnnyAndrean, Julia,
Rose Diamond, Beauty Shop, Artha Photo, The Bclub & Go West, Manhattan,
Surf Girl, Martha Tilaar, Thai Express Restaurant, Planet Surf, Pondok Pujian,
Queen BoutiQue, Margaria, Tulip, Best Collection, Mangga 2, Q Pee, Mode
Collection,Gold Mart, Wendy’s, Startech, Fantasia, Kids Fun, Cool Pool, M
Photo Studio, V Resto.
58
Gam
bar I
V.4
St
rukt
ur O
rgan
isas
i PT.
Saw
okem
bar G
aler
ia M
all
59
1. Board Of Directors
Memegang kekuasaan tertinggi, bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan
semua kegiatan perusahaan secara umum, dan membawahi General Manager
2. General Manager
Tugas dan kewajiban General Manager adalah :
a. Menetapkan kewajiban umum perusahaan
b. Memutuskan rencana-rencana cara kerja perusahaan
c. Mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pada semua bagian
d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan perusahaan ke Board
Of Directors
General Manager membawahi IT, Marketing Promotion, Leasing, Finance
Accounting, Utility & Service, dan Security.
3. Secretariat
Tugas bagian ini adalah : mengatur keperluan General Manager dan sebagai
penghubung manajer lini dengan manajer operasional serta menyeleksi
surat-surat yang masuk khususnya untuk General Manager
4. IT
Tugas bagian ini adalah : mengatur Web Site, Hot Spot, Monitor CCTV, dan
lain-lain yang berhubungan dengan teknologi informasi
5. Marketing Promotion
Tugas bagian ini adalah : mencari tenant-tenant untuk melakukan Follow Up
(penawaran untuk masuk ke Galeria)
60
Dalam marketing Promotion ada 3 bagian yaitu : Marketing, Promotion,
Public Relation, dan Customer Service. Yang tugas dari masing-masing
adalah :
a. Marketing Promotion, tugasnya adalah : mengatur sewa-menyewa
atrium, membuat program-program, dan even-even
b. Public Relation, tugasnya adalah : bagian ini bergerak atau bekerja jika
ada even-even, Public Relation akan memberi informasi-informasi ke
radio, koran, dan media komunikasi yang lain
c. Customer Service, tugasnya adalah : menampung keluhan dalam hal
sewa-menyewa, dan keluhan-keluhan dari pelanggan Galeria
6. Leasing
Tugas bagian ini adalah : mengatur sewa-menyewa toko.
Dalam leasing ada 3 bagian yaitu : Kontrak, Fitting out, dan Tenant Relation
yang tugas dari masing-masing adalah :
a. Kontrak tugasnya adalah : mengatur urusan kontrak mengkontrak
b. Fitting Out tugasnya adalah : mengatur renovasi toko – toko
c. Tenant Relation tugasnya adalah : memberikan informasi kepada
tenant-tenant jika ada even-even, program atau promosi
7. Finance Accounting
Tugas bagian ini adalah : mengatur keuangan perusahaan
Dalam finance Accounting ada 3 bagian yaitu : Finance Accounting, SDM,
dan Purchasing yang tugas dari masing-masing adalah :
61
a. Finance Accounting tugasnya adalah : mengatur alur keuangan, dan
pembayaran sewa-menyewa gedung
b. SDM tugasnya adalah : mengatur atau mengurus masalah ketenaga
kerjaan
c. Purchasing tugasnya adalah : menangani pembayaran jika ada order
barang keluar dari Galeria
8. Utility dan Service
Dalam Utility dan Service ada 2 bagian yaitu : Engineering dan Hause
Keeping, yang tugasnya adalah :
a. Engineering tugasnya adalah : mengatur maintenance gedung (listrik
dan air)
b. Hause Keeping tugasnya adalah : mengatur perawatan gedung
(Cleanning Service)
9. Security
Tugas bagian ini adalah : menjaga keamanan di dalam Mall dan di sekitar
Mall
Dalam bagian Security ini, ada 3 bagian yaitu :
a. Security
b. Ticketing
c. Parking
Parkir dikelola sendiri oleh Galeria Mall.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan deskripsi tentang karakteristik responden dan
analisis kuantitatif data penelitian. Karakteristik responden yang dibahas meliputi
usia, pendidikan terakhir, pendapatan atau uang saku, pengeluaran rata-rata setiap
kali berbelanja, frekuensi berbelanja, dan frekuensi berbelanja dalam sebulan.
Analisis kuantitatif terdiri atas uji instrumen (Validitas dan Reliabilitas
instrumen), uji Asumsi Klasik, analisis Regresi Linier Berganda, uji F dan uji t.
Penelitian ini menguji pengaruh variabel bebas yang meliputi Store Image (X1),
Store Atmospherics (X2), dan Store Theatrics (X3) terhadap variabel terikat yaitu
Kecenderungan Pengambilan Keputusan Remaja Putri Untuk Berbelanja Kembali
di Mall (Y). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
(software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) 12.0 for Windows
(Evaluation Version).
Uji validitas instrument dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien
korelasi Product Moment (pearson) antara skor item total tehadap nilai r tabel.
Sementara rumus Spearman Brown digunakan untuk menguji reliabilitas
instrumen.
62
63
A. Karakteristik Responden
Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh
gambaran tentang karakteristik responden yang diteliti, kemudian dilakukan
pengolahan terhadap data kasar melalui perhitungan statistik deskriptif. Data
analisis responden ini diklasifikasikan berdasarkan
1. Usia Responden
Dalam penelitian ini usia responden dikelompokkan menjadi tiga
kelompok usia, seperi yang tercantum pada Tabel V.1 berikut ini :
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
< 15 tahun 18 18% 15 tahun – 17 tahun 54 54% 18 tahun – 20 tahun 28 28% Total 100 100% Sumber : Data Primer diolah, 2008.
Berdasarkan Tabel V.1 di atas dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh kelompok umur 15 – 17 tahun, yaitu 54 (54%) responden,
yang disusul oleh kelompok umur 18 – 20 tahun, yaitu 28 (28%)
responden, dan yang kurang dari 15 tahun yaitu 18 (18%) responden.
64
2. Pendidikan Terakhir Responden
Dalam penelitian ini pendidikan terakhir responden dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, seperti yang tercantum pada Tabel V.2 berikut ini :
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
Lulusan SD 22 22% Lulusan SMP 53 53% Lulusan SMA 25 25% Total 100 100% Sumber : Data Primer diolah, 2008.
Berdasarkan Tabel V.2 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan
pendidikan terakhir, responden didominasi oleh kelompok yang lulusan
SMP, yaitu 53 (53%) responden, disusul kelompok yang lulusan SMA
yaitu 25 (25%) responden, dan yang lulusan SD yaitu 22 (22%).
3. Uang Saku Per bulan Responden
Berdasarkan uang saku per bulan, responden dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok seperti yang tercantum pada Tabel V.3 berikut
ini
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per bulan Responden
Uang Saku Per bulan Jumlah Persentase Kurang dari Rp 300.000,- 30 30% Rp 300.000 – Rp 499.000,- 34 34% Rp 500.000 – Rp 1.000.000,- 29 29% Lebih dari Rp 1.000.000,- 7 7% Total 100 100% Sumber : Data Primer diolah, 2008.
65
Berdasarkan Tabel V.3 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan
uang saku per bulan, responden didominasi oleh kelompok yang uang
saku per bulannya sebesar Rp 300.000 – Rp 499.000,- yaitu 34 (34%)
responden, yang disusul oleh kelompok dengan uang saku per bulannya
sebesar kurang dari Rp 300.000, - yaitu 30 (30%) responden, uang saku
per bulan sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000,- yaitu 29 (29%) responden,
dan uang saku lebih dari Rp 1.000.000,- yaitu 7 (7%) responden.
4. Pengeluaran Rata-rata Responden Setiap Kali Berbelanja
Berdasarkan pengeluaran rata-rata setiap kali berbelanja,
responden dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, seperti yang
tercantum pada Tabel V.4 berikut ini :
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Berbelanja
Pengeluaran Rata-rata Jumlah Persentase
Kurang dari Rp 50.000,- 20 20% Rp 50.000 – Rp 99.900,- 41 41% Rp 100.000 – Rp 300.000,- 17 17% Lebih dari Rp 300.000,- 22 22% Total 100 100% Sumber : Data Primer diolah, 2008.
Berdasarkan Tabel V.4 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan
pengeluaran rata-rata setiap kali berbelanja, responden didominasi oleh
kelompok pengeluaran rata-rata sebesar Rp 50.000 – Rp 99.900,- yaitu 41
(41%) responden, yang disusul oleh kelompok pengeluaran rata-rata
66
sebesar lebih dari Rp 300.000,- yaitu 22 (22%) responden, pengeluaran
rata-rata kurang dari Rp 50.000,- yaitu 20 (20%) responden, dan kelompok
pengeluaran rata-rata sebesar Rp 100.000- Rp 300.000,- yaitu 17 (17%)
responden.
5. Frekuensi Berbelanja Responden
Berdasarkan frekuensi berbelanja, responden dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok seperti yang tercantum pada
Tabel V.5 berikut ini :
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berbelanja
Frekuensi Berbelanja Jumlah Persentase
Sering 11 11% Jarang 45 45% Kadang-kadang 44 44% Total 100 100% Sumber : Data Primer diolah, 2008.
Berdasarkan Tabel V.5 di atas dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh kelompok frekuensi berbelanja yang jarang yaitu 45
(45%) responden, yang disusul oleh kelompok dengan frekuensi
berbelanja kadang-kadang yaitu 44 (44%) responden, dan kelompok yang
sering yaitu 11 (11%) responden.
67
6. Frekuensi Berbelanja Dalam Sebulan
Berdasarkan frekuensi berbelanja dalam sebulan, responden dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok seperti yang tercantum pada
Tabel V.6 berikut ini :
Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan frekuensi Berbelanja dalam
Sebulan Frekuensi Berbelanja
dalam sebulan Jumlah Persentase
1 kali 5 5% 2 kali 49 49% 3 kali 35 35% Lainnya…...X 11 11%
Total 100 100% Sumber : Data Primer diolah, 2008.
Berdasarkan Tabel V.6 di atas dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh kelompok dengan frekuensi berbelanja 2 kali dalam
sebulan yaitu 49 (49%) responden, yang disusul oleh kelompok dengan
frekuensi berbelanja 3 kali dalam sebulan yaitu 35 (35%) responden,
frekuensi berbelanja di atas 3 kali sebulan yaitu 11 (11%) responden, dan
kelompok dengan frekuensi berbelanja 1 kali dalam sebulan yaitu 5 (5%)
responden.
68
B. Analisis Data
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan kemampuan
instrumen dalam mengukur kebenaran hasil penelitian secara cermat dan
tepat, yang sekaligus membuktikan bahwa suatu instrumen yang dalam hal
ini adalah kuesioner sahih atau valid bila digunakan dalam penelitian. Uji
ini dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. .
Pengujian validitas ini dilakukan dengan taraf signifikansi 5% dan
derajat kebebasannya n-2 atau 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239 (lampiran).
Apabila r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka
butur-butir pernyataan tersebut dinyatakan valid (sahih). Namun jika r hitung
lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka butir-butir
pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Berikut adalah tabel V.7 hasil uji validitas instrumen penelitian
tentang pengaruh store image, store atmospherics, dan store theatrics
terhadap kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri untuk
berbelanja kembali di Mall :
69
Tabel V.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel r item-total r tabel Status
Store Image (X1) X1 X2 X3 X4
0,736 0,559 0,677 0,692
0,239 0,239 0,239 0,239
Valid Valid Valid Valid
Store Atmospherics(X2)
X5 X6
X7 X8
0, 502 0, 451 0, 680 0, 607
0,239 0,239 0,239 0,239
Valid Valid Valid Valid
Store Theatrics(X3) X9 X10 X11
0, 475 0, 677 0, 692
0,239 0,239 0,239
Valid Valid Valid
Kecenderungan Pengambilan Keputusan
Berbelanja (Y) X12 X13 X14 X15
0, 732 0, 345 0, 316 0, 491
0,239 0,239 0,239 0,239
Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data Primer diolah, 2008.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
Spearman Brown. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 5%,
artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila r hitung lebih besar dari r tabel.
Namun jika r hitung lebih kecil dari r tabel. Maka instrumen dapat dikatakan
tidak reliabel.
70
Dari hasil olah data diperoleh r hitung = 0, 858. Ini menunjukkan
bahwa r hitung > r tabel, yaitu 0, 858 > 0, 239. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir pernyataan dinyatakan reliabel.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Menurut Sunyoto (2007 : 89 – 105), persamaan regresi yang baik
adalah persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut : tidak
terjadi Multikolinieritas, tidak terjadi Heteroskedastisitas, data berdistribusi
normal, dan tidak terjadi Autokorelasi.
Berdasarkan pendapat Sunyoto di atas maka model dalam penelitian
ini akan dilihat sejauh mana persamaan regresi tersebut memenuhi atau
tidak memenuhi asumsi-asumsi.
a. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Tabel V.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Collinearity Statistics Variabel Tolerance VIF
Faktor store image Faktor store atmospherics
Faktor store theatrics
.247
.325
.311
4.052 3.080 3.211
Sumber : Data Primer diolah, 2008.
Jika menggunakan alpha / tolerance = 5% atau 0,05, dengan VIF =
5. Dari output besar VIF hitung (VIF Faktor store image = 4,052, VIF
Faktor store atmospherics = 3,080, VIF Faktor store theatrics = 3,211)
71
di bawah 5, maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak
terjadi Multikolinieritas.
b. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil pengolahan data (gambar Scatterplot)
menggunakan SPSS 12.0 For Windows (Evaluation Version) didapatkan
titik-titik menyebar di bawah dan di atas sumbu Y, dan tidak mempunyai
pola yang teratur, jadi kesimpulannya variabel bebas tidak terjadi
Heteroskedastisitas atau bersifat Homoskedastisitas.
c. Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas
Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 12.0 For Windows
(Evaluation Version) diperoleh grafik histogram yang menunjukkan garis
kurva normal, berarti data yang diteliti berdistribusi normal. Demikian
juga dari normal probability plots menunjukkan berdistribusi normal
juga karena garis (titik-titik) mengikuti garis diagonal. Jadi dapat
disimpulkan bahwa data variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi
normal.
Menurut Danang Sunyoto (2007:102) cara grafik histogram dalam
menentukan suatu data berdistribusi normal atau tidak, cukup
membandingkan antara data riil/nyata dengan garis kurva yang terbentuk,
apakah mendekati normal atau memang normal sama sekali. Jika data riil
membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean (U),
maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal dan sebaliknya.
72
Cara normal probability plot lebih handal dari pada cara grafik
histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data
distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif. Suatu data
dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis
diagonal.
Berdasarkan hasil olah data uji asumsi klasik normalitas maka
diperoleh gambar grafik histogram yang terlihat pada gambar V.5
berikut:
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
12
Frequ
ency
Mean = -7.63E-17Std. Dev. = 0.985N = 100
Dependent Variable: x19
Histogram
Gambar V.5 Grafik Histogram
Berdasarkan gambar V.5 di atas terlihat bahwa grafik histogram
menunjukkan garis kurva normal, berarti data yang diteliti berdistribusi
normal.
73
Berikut gambar V.6 yang menunjukkan hasil olah data uji asumsi
klasik normalitas berdasarkan normal probability plots.
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
bDependent Variable: x19
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar V.6
Normal Probability Plots
Berdasarkan gambar V.6 di atas terlihat bahwa normal probability
plots menunjukkan berdistribusi normal, karena garis (titik – titik)
mengikuti garis diagonal.
d. Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Tabel V.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Model Durbin-Watson 1 1,968
Sumber : Data Primer diolah, 2008.
74
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 12.0 For
Windows (Evaluation Version) diperoleh nilai Durbin-Watson (DW)
sebesar 1,968. Karena nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW
≤ +2, maka dapat disimpulkan tidak terjadi Autokorelasi.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 12.0 For Windows
(Evaluation Version) diperoleh persamaan Y = 5,795 a - 0,033 X1 + 0,280
X2 + 0,451 X3 . Yang terlihat dalam tabel V.10 berikut ini :
Tabel V.10 Tabel hasil Olah Data Regresi
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 5.795 1.051 5.514 .000
Store Image -.033 .118 -.044 -.279 .781
Store atmospherics
.280 .115 .336 2.429 .017
1
Store Theatrics .451 .166 .384 2.720 .008
Sumber : Data Primer diolah, 2008.
5. Pengujian Pengaruh secara bersama – sama (Simultan) dengan Uji F
Hasil pengujian pengaruh bersama-sama (simultan) ketiga variabel
X1, X2, dan X3, dengan uji F menghasilkan nilai p value = 0,000. Karena
nilai p value < 0,05 maka ketiga variabel bebas ( Store image, store
atmospherics, store theatrics) secara bersama-sama memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat Y (kecenderungan berbelanja
75
kembali di mall) atau minimal salah satu dari variabel independen yaitu :
store image, store atmospherics, dan store theatrics berpengaruh terhadap
variabel dependen (kecenderungan berbelanja kembali di mall).
Dari hasil analisis regresi berganda tiga variabel bebas diperoleh
koefisien determinasi R2 sebesar 0,385. Besaran R2 ini menunjukkan
bahwa 0,385 atau sekitar 38,5% perubahan-perubahan pada Y yaitu
kecenderungan berbelanja kembali di mall dapat dijelaskan oleh ketiga
variabel bebas yaitu store image, store atmospherics, store theatrics.
6. Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 12.0 For Windows
(Evaluation Version), diperoleh nilai p value store image = 0,781. Karena
nilai p value > 0,05 berarti variabel bebas X1 (Stor Image) secara
individual tidak berpengaruh terhadap Y (kecenderungan berbelanja
kembali di mall). Yang dimaksud dengan store image adalah : kepribadian
suatu toko. Lebih jauh store image dalam penelitian ini meliputi : Desain
arsitektur Galeria Mall yang mampu mendukung citra Galeria Mall
sebagai pusat perbelanjaan yang mewah untuk kalangan menengah,
penempatan pintu masuk Galeria Mall yang memudahkan orang untuk
masuk ke dalam Mall, lokasi Galeria Mall yang sangat strategis karena
mudah dijangkau, dan logo Galeria Mall yang tampak jelas dan menarik
perhatian tidak dapat mempengaruhi kecenderungan remaja putri
berbelanja kembali di mall. Dengan demikian store image bila tidak
76
bersama – sama dengan variabel store atmospherics dan store theatrics
maka tidak dapat mempengaruhi kecenderungan remaja putri berbelanja
kembali di mall. Dengan kata lain, store image tidak dapat mempengaruhi
variabel Y jika variabel store atmospherics dan variabel store theatrics
dianggap tetap.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 12.0 For Windows
(Evaluation Version), diperoleh nilai p value = 0.017. Karena p value <
0,05 berarti variabel bebas X2 (store atmospherics) secara individual
berpengaruh terhadap Y (kecenderungan berbelanja kembali di mall).
Store atmospherics yang dimaksud adalah : keseluruhan efek emosional
yang diciptakan oleh atribut fisik toko. Lebih jauh store atmospherics
dalam penelitian ini meliputi : Alunan musik di dalam ruang GaleriaMall
memberikan suasana nyaman, setiap ruangan dalam Galeria Mall memiliki
aroma yang tidak menganggu sehingga merasa nyaman dan betah di
dalam, semua informasi yang diperlukan tersedia dan mudah didapat, dan
merasa bebas melihat – lihat, menyentuh, mencoba, dan membaui produk
yang ditawarkan dapat mempengaruhi kecenderungan pengambilan
keputusan remaja putri berbelanja kembali di mall. Dengan demikian, jika
store atmospherics tidak bersama – sama dengan variabel store image dan
variabel store theatrics tetap dapat mempengaruhi kecenderungan remaja
putri berbelanja kembali di mall. Dengan kata lain store atmospherics
dapat mempengaruhi variabel Y ( kecenderungan remaja putri berbelanja
77
kembali di mall) jika variabel store image dan variabel store theatrics
dianggap tetap.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 12.0 For Windows
Evaluaton Version), diperoleh nilai p value = 0,008. Karena p value < 0,05
berarti variabel bebas X3 (StoreTheatrics) secara individual berpengaruh
terhadap Y (kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri
berbelanja kembali di mall). Store theatrics yang dimaksud adalah :
konsep toko yang mampu membedakan antara satu retailer dengan yang
lainnya. Lebih jauh store theatrics dalam penelitian ini meliputi : Dekorasi
Galeria Mall yang tertata secara kreatif, variasi dekorasi Galeria Mall
mengikuti even/tema yang menarik, dan even/program yang
diselenggarakan Galeria Mall beragam terkait dengan hal –hal penting
dapat mempengaruhi kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri
berbelanja kembali di mall. Dengan demikian jika store theatrics tidak
bersama – sama dengan dengan store image dan store atmospherics maka
dapat mempengaruhi kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri
berbelanja kembali di mall. Dengan kata lain store theatrics dapat
mempengaruhi variabel Y (kecenderungan pengambilan keputusan remaja
putri berbelanja kembali di mall) jika variabel store image dan variabel
store atmospherics dianggap tetap.
Karena store image tidak berpengaruh secara individual terhadap
kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri untuk berbelanja
kembali di mall. Maka Galeria Mall diharapkan dapat meningkatkan
78
image Galeria Mall, jika ingin meningkatkan store image maka sebaiknya
store atmospherics dan store theatrics juga harus ditingkatkan karena
secara bersama – sama (simultan) terbukti berpengaruh terhadap
kecenderungsn pengambilan keputusan remaja putri berbelanja kembali di
mall.
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil analisis data penelitian
tentang pengaruh variabel bebas (Store Image, Store Atmospherics, dan Store
Theatrics) terhadap variabel terikat (Kecenderungan Pengambilan Keputusan
Remaja Putri untuk Berbelanja kembali di Mall). Dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian pengaruh secara bersama - sama (simultan)
Ketiga variabel bebas (store image, store atmospherics, dan store
theatrics) secara bersama – sama memiliki pengaruh dan signifikan (p
value < 0,05) terhadap variabel terikat (kecenderungan pengambilan
keputusan remaja putri untuk berbelanja kembali di mall). Hasil analisis
regresi berganda menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R²) sebesar
0,385, hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel
independen (store image, store atmospherics, dan store theatrics) terhadap
variabel dependen (kecenderungan pengambilan keputusan remaja putri
untuk berbelanja kembali di mall) sebesar 38,5% atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model (store image, store
atmospherics, dan store theatrics) mampu menjelaskan sebesar 38,5%
79
80
variasi variabel dependen (kecenderungan pengambilan keputusan remaja
putri untuk berbelanja kembali di mall).
2. Variabel Store Image (X1 ) secara individual tidak berpengaruh (p value >
0,05) terhadap Y (Kecenderungan Pengambilan Keputusan Remaja Putri
untuk Berbelanja kembali di mall), sedangkan variabel Store Atmospherics
(X2) dan variabel Store Theatrics (X3 ) secara individual berpengaruh (p
value < 0,05) terhadap Y (Kecenderungan Pengambilan Keputusan
Remaja Putri untuk Berbelanja Kembali di Mall).
81
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, ada beberapa saran
yang dapat dikemukakan penulis bagi pihak perusahaan dan juga bagi pihak
peneliti selanjutnya. Saran tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ketiga variabel
bebas (Store Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics) secara
simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Kecenderungan
Pengambilan Keputusan Remaja Putri untuk Berbelanja Kembali di Mall,
namun secara individual (parsial) Store Image tidak berpengaruh terhadap
Kecenderungan Pengambilan Keputusan Remaja Putri untuk Berbelanja
Kembali di Mall, sedangkan variabel yang lain yaitu Store Atmospherics
dan Store Theatrics dapat membentuk pengaruh terhadap Kecenderungan
Pengambilan Keputusan Remaja Putri untuk Berbelanja Kembali di Mall.
Maka Galeria Mall diharapkan dapat meningkatkan Image Galeria Mall
sebagai pusat perbelanjaan yang modern dengan citarasa kultur budaya
Jawa (Jogja) yang paling diminati keluarga dan masyarakat di Yogyakarta,
jika ingin meningkatkan store image maka sebaiknya store atmospherics
dan store theatrics juga harus ditingkatkan karena secara bersama – sama
(simultan) terbukti berpengaruh terhadap kecenderungan pengambilan
keputusan remaja putri berbelanja kembali. Meningkatkan Image Galeria
bisa juga dengan menambah tenant (penyewa) yang bisa menarik perhatian
82
konsumen , sehingga Galeria tetap menjadi Pusat perbelanjaan yang
banyak dikunjungi remaja, keluarga, dan yang lain.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Pada penelitian ini diketahui bahwa variabel Store Image, Store
Atmospherics, dan Store Theatrics hanya berpengaruh 38,5 % terhadap
Kecenderungan Pengambilan Keputusan Remaja Putri untuk Berbelanja
Kembali di Mall, sedangkan 61,5 % dipengaruhi oleh variabel lain, maka
peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti variabel lainnya yang dapat
mempengaruhi Pengambilan Keputusan Remaja Putri untuk Berbelanja
Kembali di Mall.
83
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari akan keterbatasan yang peneliti lakukan dalam penelitian
ini yaitu :
1. Hasil dari penelitian ini belum sempurna, karena keterbatasan peneliti
dalam hal waktu dan pengetahuan. Disamping itu penulis belum
mempunyai pengalaman dalam mnulis karya ilmiah, maka dalam hal
pengkajian teori, pengolahan data, dan menganalisis data, penulisan
skripsi ini jauh dari sempurna.
2. Dalam penelitian ini penulis tidak dapat memastikan kebenaran data yang
diperoleh dari responden, karena data diperoleh dengan membagikan
kuesioner kepada responden sehingga kemungkinan dalam memberikan
jawaban kurang maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam
mengisi kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Bismoko J. & A. Supratiknya. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Boedijoewono, Noegroho. 2001. Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Cooper, Donald R. & C. William, Emory. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Jilid 2 .
Jakarta : Erlangga. Engel, Blackwell & Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1 Jakarta : Binarupa
Aksara. . 1995. Perilaku Konsumen. Jilid 2 Jakarta : Binarupa
Aksara Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset.
Husein Umar. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Prehallindo. . 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Prehallindo. . 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Prehallindo. Kotler, Philip & Gary, Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran.Edisi 8. Jilid 2.
Jakarta: Erlangga. Peter, Paul & Olson. 1999. Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. . 2000. Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
84
85
Sigit, Soehardi. 2003. Metodologi Penelitian Sosial Bisnis Manajemen .Yogyakarta: Pena Persada Offset.
Simamora, Bilson . 2003 . Membongkar Kotak Hitam Konsumen . Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama . Suharyadi, dan S.K., Purwanto. 2004. Statistika Untuk Eekonomi dan Keuangan
modern. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Sunyoto, Danang. 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta : Amara
Books. Swastha, Basu dan T, Handoko . 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku
Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE . Swastha,Basu & Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta :
Liberty
Uma, Sekaran. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4 Jilid 1. Jakarta :
Salemba Empat.
86
Kepada Yth Saudari
Konsumen Galeria Mall
Jln. Jenderal Sudirman No 99-101 Yogyakarta
Dengan hormat,
Dengan ini saya, mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, memohon dengan hormat kesediaan saudari konsumen
Galeria Mall untuk meluangkan waktu guna mengisi daftar pertanyaan ini. Daftar
pertanyaan ini, saya maksudkan sebagai penelitian untuk membuat skripsi dengan judul
Pengaruh Store Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics Terhadap
Kecenderungan Pengambilan Keputusan Remaja Putri untuk Berbelanja Kembali
Di Mall.
Jawaban saudari atas semua pertanyaaan tersebut merupakan masukan yang
sangat berguna bagi penelitian saya. Besar harapan saya agar hasil penelitian ini juga
dapat membantu konsumen Galeria Mall.
Atas perhatian dan kerja sama saudari saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Mei 2008
Hormat saya,
Evan Ch. A. Kotualubun
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH STORE IMAGE, STORE
ATMOSPHERICS, dan STORE THEATRICS TERHADAP KECENDERUNGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN REMAJA PUTRI UNTUK BERBELANJA
KEMBALI di MALL
Studi Kasus : Galeria Mall JLn. Jenderal Sudirman No 99-101 Yogyakarta
A. Identitas Responden
Petunjuk : Isilah atau silanglah (X) huruf didepan pertanyaan yang sesuai dengan
keadaan saudari sesungguhnya.
1. Usia anda saat ini :
a) < 15 tahun
b) 15 -17 tahun
c) 18- 20 tahun
2. Pendidikan terakhir anda :
a) Lulusan SD
b) Lulusan SMP
c) Lulusan SMA
3. Pendapatan atau uang saku anda setiap bulan :?
a) < Rp 300.000
b) Rp 300.000 – Rp 499.000
c) Rp 500.000 – Rp 1.000.000
d) > Rp 1.000.000
4. Rata-rata berapakah pengeluaran anda setiap kali berbelanja di Galeria
Mall?
a) < Rp 50.000
b) Rp 50.000 – Rp 99.900
c) Rp 100.000 – Rp 300.000
d) > Rp 300.000
5. Seberapa sering anda berbelanja di Galeria Mall?
a) Sering
b) Jarang
c) Kadang-kadang
d) Tidak pernah
6. Rata-rata sebulan berapa kali anda berkunjung di Galeria Mall?
a) 1 X
b) 2 X
c) 3 X
d) Lainnya……X
B. Pertanyaan Berdasarkan Variabel Penelitian
Petunjuk Pengisian : :
Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan pilihan anda dengan memberikan tanda
centang (√ ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia adalah sebagai
berikut :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
N = Netral
1. Faktor Store Image
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Desain Arsitektur Galeria Mall mampu
mendukung citra Galeria Mall sebagai pusat
perbelanjaan yang mewah untuk kalangan
menengah
2. Penempatan pintu masuk Galeria Mall
memudahkan orang untuk masuk kedalam Mall
3. Lokasi Galeria Mall sangat strategis karena mudah
dijangkau
4. Logo Galeria Mall tampak jelas dan menarik
perhatian
2. Faktor Store Atmospherics
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Alunan musik di dalam ruang Galeria Mall
memberikan suasana nyaman bagi anda
2 Setiap Ruangan dalam Galeria Mall memiliki
aroma yang tidak mengganggu anda sehingga anda
merasa nyaman dan betah di dalam
3 Semua informasi yang anda perlukan tersedia dan
mudah anda dapat, misalnya : petunjuk ruangan,
informasi harga, dan informasi ruangan
4 Anda merasa bebas melihat-lihat, menyentuh,
mencoba, dan membaui produk yang ditawarkan
3. Faktor Store Theatrics
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Dekorasi Galeria Mall tertata secara kreatif
2. Variasi dekorasi Galeria Mall mengikuti event/tema
yang menarik
3. Even/ program yang diselenggarakan Galeria Mall
beragam terkait dengan hal-hal penting
4. Kecenderungan pengambilan keputusan
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Anda merasa senang berbelanja di Galeria Mall
2. Setiap anda ingin berbelanja barang-barang tertentu
maka anda cenderung berbelanja di Galeria Mall
3. Galeria Mall adalah tempat favorit anda dalam
berbelanja
4. Ada dorongan dalam diri anda untuk berbelanja
lagi kesana
Uji Validitas dan Reliabilitas
Case Processing Summary
30 85.75 14.3
35 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.8578a
.7817b
15
.752
.858
.859
.842
ValueN of Items
Part 1
ValueN of Items
Part 2
Total N of Items
Cronbach's Alpha
Correlation Between Forms
Equal LengthUnequal Length
Spearman-BrownCoefficient
Guttman Split-Half Coefficient
The items are: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8.a.
The items are: x8, x9, x10, x11, x12, x13, x14, x15.b.
Item Statistics
3.80 .847 303.93 .980 303.57 .728 303.83 .791 303.63 .890 303.47 .776 303.57 .858 303.63 .890 303.37 .809 303.57 .728 303.83 .791 303.50 .938 303.77 .679 303.63 .765 303.43 .898 30
x1x2x3x4x5x6x7x8x9x10x11x12x13x14x15
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
50.73 53.651 .736 .88550.60 54.455 .559 .89250.97 55.620 .677 .88850.70 54.769 .692 .88750.90 56.024 .502 .89451.07 57.582 .451 .89650.97 54.171 .680 .88750.90 54.714 .607 .89051.17 57.040 .475 .89550.97 55.620 .677 .88850.70 54.769 .692 .88751.03 52.654 .732 .88450.77 59.426 .345 .89950.90 59.197 .316 .90051.10 56.093 .491 .895
x1x2x3x4x5x6x7x8x9x10x11x12x13x14x15
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
29.43 23.013 4.797 8a
25.10 13.748 3.708 7b
54.53 63.499 7.969 15
Part 1Part 2Both Parts
Mean Variance Std. Deviation N of Items
The items are: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8.a.
The items are: x9, x10, x11, x12, x13, x14, x15.b.
Output Karakteristik
Frequencies
Statistics
100 100 100 100 100 1000 0 0 0 0 0
ValidMissing
NUsia
Pendidikanterakhir Uang saku Pengeluaran Frequensi
frequensisebulan
Frequency Table
Usia
18 18.0 18.0 18.054 54.0 54.0 72.028 28.0 28.0 100.0
100 100.0 100.0
<15 tahun15-18 tahun18-20 tahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendidikan terakhir
22 22.0 22.0 22.053 53.0 53.0 75.025 25.0 25.0 100.0
100 100.0 100.0
lulusan sdlulusan smplulusan smaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Uang saku
30 30.0 30.0 30.034 34.0 34.0 64.029 29.0 29.0 93.0
7 7.0 7.0 100.0100 100.0 100.0
< Rp 300.000,-Rp 300.000-Rp 499.000Rp 500.000-Rp 1.000.000> Rp 1.000.000Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengeluaran
20 20.0 20.0 20.041 41.0 41.0 61.017 17.0 17.0 78.022 22.0 22.0 100.0
100 100.0 100.0
< Rp 50.000Rp 50.000-Rp 100.000Rp 100.000-Rp 300.000> Rp 300.000Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Frequensi
11 11.0 11.0 11.045 45.0 45.0 56.044 44.0 44.0 100.0
100 100.0 100.0
seringjarangkadang-kadangTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
frequensi sebulan
5 5.0 5.0 5.049 49.0 49.0 54.035 35.0 35.0 89.011 11.0 11.0 100.0
100 100.0 100.0
1x2x3xlainnya.....xTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Uji Asumsi Klasik Normalitas (Cara Grafik Histogram & Normal Probability Plots)
Regression
Variables Entered/Removedb
storetheatrics,storeatmospherics,storeimage
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
Model Summarya
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Coefficientsa
.247 4.052
.325 3.080
.311 3.211
storeimagestoreatmosphericsstoretheatrics
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Coefficient Correlationsa
1.000 -.263 -.541-.263 1.000 -.512-.541 -.512 1.000.027 -.005 -.011
-.005 .013 -.007-.011 -.007 .014
storetheatricsstoreatmosphericsstoreimagestoretheatricsstoreatmosphericsstoreimage
Correlations
Covariances
Model1
storetheatricsstoreatmospherics storeimage
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Collinearity Diagnosticsa
3.969 1.000 .00 .00 .00 .00.019 14.351 .90 .07 .04 .01.007 23.908 .01 .05 .80 .42.005 28.343 .10 .89 .16 .57
Dimension1234
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) storeimagestoreatmospherics storetheatrics
Variance Proportions
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Residuals Statisticsa
12.12 17.04 14.15 1.310 100-1.552 2.209 .000 1.000 100
.185 .601 .310 .091 100
12.05 17.19 14.15 1.305 100-3.660 3.042 .000 1.592 100-2.264 1.882 .000 .985 100-2.327 1.936 -.001 1.010 100-3.865 3.220 -.003 1.674 100-2.383 1.965 -.003 1.017 100
.300 12.705 2.970 2.431 100
.000 .084 .013 .019 100
.003 .128 .030 .025 100
Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
210-1-2-3
Regression Standardized Residual
12
10
8
6
4
2
0
Fre
qu
ency
Mean = -7.63E-17Std. Dev. = 0.985N = 100
Dependent Variable: berbelanjakembali
Histogram
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Dependent Variable: berbelanjakembali
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
UJi Asumsi Klasik Autokorelasi
Regression
Variables Entered/Removedb
storetheatrics,storeatmospherics,storeimage
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
Model Summaryb
.635a .404 .385 1.617 1.968Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), storetheatrics, storeatmospherics, storeimagea.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
ANOVAb
169.870 3 56.623 21.667 .000a
250.880 96 2.613420.750 99
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), storetheatrics, storeatmospherics, storeimagea.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
Coefficientsa
5.795 1.051 5.514 .000-.033 .118 -.044 -.279 .781.280 .115 .336 2.429 .017.451 .166 .384 2.720 .008
(Constant)storeimagestoreatmosphericsstoretheatrics
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Residuals Statisticsa
12.12 17.04 14.15 1.310 100-3.660 3.042 .000 1.592 100-1.552 2.209 .000 1.000 100-2.264 1.882 .000 .985 100
Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Uji Asumsi Klasik Heteroskedasitas
Regression
Variables Entered/Removedb
storetheatrics,storeatmospherics,storeimage
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
Model Summarya
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Coefficientsa
.247 4.052
.325 3.080
.311 3.211
storeimagestoreatmosphericsstoretheatrics
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Coefficient Correlationsa
1.000 -.263 -.541-.263 1.000 -.512-.541 -.512 1.000.027 -.005 -.011
-.005 .013 -.007-.011 -.007 .014
storetheatricsstoreatmosphericsstoreimagestoretheatricsstoreatmosphericsstoreimage
Correlations
Covariances
Model1
storetheatricsstoreatmospherics storeimage
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Collinearity Diagnosticsa
3.969 1.000 .00 .00 .00 .00.019 14.351 .90 .07 .04 .01.007 23.908 .01 .05 .80 .42.005 28.343 .10 .89 .16 .57
Dimension1234
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) storeimagestoreatmospherics storetheatrics
Variance Proportions
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Residuals Statisticsa
12.12 17.04 14.15 1.310 100-1.552 2.209 .000 1.000 100
.185 .601 .310 .091 100
12.05 17.19 14.15 1.305 100-3.660 3.042 .000 1.592 100-2.264 1.882 .000 .985 100-2.327 1.936 -.001 1.010 100-3.865 3.220 -.003 1.674 100-2.383 1.965 -.003 1.017 100
.300 12.705 2.970 2.431 100
.000 .084 .013 .019 100
.003 .128 .030 .025 100
Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Charts
210-1-2
Regression Standardized Predicted Value
2
1
0
-3
-1
-2
Reg
ress
ion
Stu
den
tize
d R
esid
ual
Dependent Variable: berbelanjakembali
Scatterplot
Uji Asumsi Klasik Muktikolineritas
Regression
Variables Entered/Removedb
storetheatrics,storeatmospherics,storeimage
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
Coefficientsa
.247 4.052
.325 3.080
.311 3.211
storeimagestoreatmosphericsstoretheatrics
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Coefficient Correlationsa
1.000 -.263 -.541-.263 1.000 -.512-.541 -.512 1.000.027 -.005 -.011
-.005 .013 -.007-.011 -.007 .014
storetheatricsstoreatmosphericsstoreimagestoretheatricsstoreatmosphericsstoreimage
Correlations
Covariances
Model1
storetheatricsstoreatmospherics storeimage
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Collinearity Diagnosticsa
3.969 1.000 .00 .00 .00 .00.019 14.351 .90 .07 .04 .01.007 23.908 .01 .05 .80 .42.005 28.343 .10 .89 .16 .57
Dimension1234
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) storeimagestoreatmospherics storetheatrics
Variance Proportions
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Analisis Regresi Linier Berganda
Regression
Variables Entered/Removedb
storetheatrics,storeatmospherics,storeimage
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
Model Summaryb
.635a .404 .385 1.617Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), storetheatrics,storeatmospherics, storeimage
a.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
ANOVAb
169.870 3 56.623 21.667 .000a
250.880 96 2.613420.750 99
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), storetheatrics, storeatmospherics, storeimagea.
Dependent Variable: berbelanjakembalib.
Coefficientsa
5.795 1.051 5.514 .000-.033 .118 -.044 -.279 .781.280 .115 .336 2.429 .017.451 .166 .384 2.720 .008
(Constant)storeimagestoreatmosphericsstoretheatrics
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Residuals Statisticsa
12.12 17.04 14.15 1.310 100-3.660 3.042 .000 1.592 100-1.552 2.209 .000 1.000 100-2.264 1.882 .000 .985 100
Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: berbelanjakembalia.
Recommended