View
230
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI PAI
DI SMP NEGERI 1 AMBARAWA KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
ISNA ATIK WILDAYATI NIM: 083111072
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, akan tetapi terdapat bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 28 Maret 2012
Saya yang menyatakan,
Isna Atik Wildayati NIM: 083111072
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan
Telp. 7601295 Fax. 7615987 Semarang 50185
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan; Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi
Belajar Peserta Didik Bidang Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 27 Juni 2012
DEWAN PENGUJI
Penguji I, Penguji II, Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag Mufidah, S.Ag., M.Pd NIP. 19580805 198703 1 002 NIP. 19690707 199703 2 001
Penguji III, Penguji IV, Prof. Dr. H. M. Erfan Soebahar, M.Ag Fakrur Rozi, M.Ag NIP. 19560624 198703 1 002 NIP. 19691220 199503 1 001
Pembimbing I, Pembimbing II H. Mursid, M.Ag Dr. H. Hamdani Mu’in, M.Ag NIP: 19670305 200112 1 001 NIP: 19720405 199903 1 001
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 Maret 2012 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi
Belajar Peserta Didik Bidang Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
H. Mursid, M.Ag NIP: 19670305 200112 1 001
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 Maret 2012 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi
Belajar Peserta Didik Bidang Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
Dr. H. Hamdani Mu’in, M.Ag NIP: 19720405 199903 1 001
vi
ABSTRAK Judul : Pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi
belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012
Penulis : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Skripsi ini membahas pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua
terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui tingkat pendidikan formal orang tua peserta didik di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. (2) Untuk mengetahui prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. (3) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 40 peserta didik dari 186 peserta didik kelas IX di SMP N 1 Ambarawa atau 20% dari keseluruhan populasi. Adapun dalam pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik dengan menggunakan rumus analisis regresi satu prediktor. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pendidikan ayah dan ibu tidak sama tingkatannya. Untuk tingkat
pendidikan ayah yang lulus SD/MI ada 14 orang, lulus SMP/MTs ada 8 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 13 orang, dan lulus peguruan tinggi ada 5 orang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu yang lulus SD/MI ada 16 orang, lulus SMP/MTs ada 10 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 11 orang, dan lulus perguruan tinggi ada 3 orang.
(2) Prestasi studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang adalah sedang. Hal ini dibuktikan dari mean (rata-rata) nilai peserta didik yaitu 81,175 yang berada pada kategori sedang, karena berada pada nilai dengan rentang 80-84.
(3) Tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan prestasi peserta didik pada bidang studi PAI di SMP N 1 Ambarawa tahun ajaran 2011/2012. Hal itu dibuktikan dari hasil analisis regresi satu prediktor, diperoleh Freg = 0,033. Kemudian dikonsultasikan dengan Ft pada taraf signifikansi 5% (Ft = 4,08) dan pada taraf signifikansi 1% (Ft =7,31), jadi Freg < Ft yang artinya tidak signifikan. Sedang besar pengaruhnya setelah melewati uji statistik dengan koefesien determinasi diketahui variabel X (tingkat pendidikan orang tua) berpengaruh 1,3% terhadap variabel Y (prestasi belajar peserta didik) sedangkan sisanya variabel Y dipengaruh oleh variabel-variabel lain. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
informasi dan masukan bagi orang tua dan guru dalam membimbing anak dan peserta didiknya dalam belajar, khususnya bagi orang tua peserta didik dan guru di SMP N 1 Ambarawa.
vii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada
SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor:
158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-]
disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
Ń ط a ا
J ظ b ب
‘ ع t ت
g غ ś ث
f ف j ج
q ق {h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م Ŝ ذ
n ن r ر
w و z ز
s Q h س
’ ء sy ش
y ي ş ص
{d ض
Bacaan Mad: Bacaan Diftong:
a> = a panjang َاْو = au
i> = I panjang َاْي = a
ū = u panjang
viii
MOTTO
YZ آ` ن ^[\ل bdّة اf^fه hiا : jا hkّl jل ا\mل ر`oZpk Yq `q ،skّmو bbd `tuّv^و bd اfwّx^و bdدا\ّz^ {ا\i|} ةf~ا�� hkZ �� \^ �ّد ا\�\q ) روا���(
“Dari Abi Hurairah sesungguhnya dia berkata: Rasulullah saw. bersabda,
Tidaklah setiap bayi yang lahir kecuali dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua
orang tuanyalah yang dapat menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Muslim(HR. Muslim(HR. Muslim(HR. Muslim))))
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan
limpahan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar
studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan atas junjungan kita, Nabi
Muhammad yang telah diutus oleh Allah SWT membina dan mengajarkan ilmu
dan nilai-nilai kemanusiaan. Juga para sahabat dan tabi’in, para ulama’ dan para
mushonnif yang telah rela menyumbangkan tenaga dan fikirannya demi
kelangsungan perjuangan menegakkan kalimat Allah SWT dimuka bumi ini.
Amin Ya Robbal Alamin.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari hambatan dan
rintangan, terkadang harus berhenti sebentar karena membutuhkan pemikiran dan
analisa yang matang untuk menentukan langkah dan strategi yang tepat agar
penelitian berjalan sesuai dengan harapan.
Penulis mensyukuri sepenuhnya bahwa terselesainya skripsi ini bukan semata-
mata usaha penulis, namun melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang yang telah merestui pembahasan skripi ini.
2. Bapak H. Mursid, M.Ag dan Bapak Dr. H. Hamdani Mu’in, M.Ag, selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. H. M. Erfan Soebahar, M.Ag, Bapak Dr. H. Syaifudin Zuhri,
M.Ag, Bapak Fakrur Rozi, M.Ag dan Ibu Mufidah, S.Ag., M.Ag, selaku
penguji yang telah membantu membimbing guna penyempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Sumardi Azis, S.Pd., M.Pd, selaku Kepala Sekolah, Ibu Wagirah,
S.Ag, selaku guru Pendidikan Agama Islam, dan para staf tata usaha SMP N
x
1 Ambarawa yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian
guna mendapatkan data dalam menyusun skripsi ini.
5. Ayahanda Masrur dan Ibunda Markonah, selaku orang tua yang selalu
mendoakan dan mendorongku untuk selalu optimis selama hidupku.
6. Keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang dan dorongan untuk
selalu bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Muhamad Faris Suprobo yang telah rela berkorban banyak dan selalu
memberi semangat dan dorongan selama perkuliahan, terima kasih juga atas
doanya.
8. Keluarga kecil kos yang selalu memberi semangat.
9. Teman-teman PAI-B angkatan 2008.
10. Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga skripsi ini tersusun yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 28 Maret 2012
Penulis
Isna Atik Wildayati
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................ ..... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
TRANSLITERASI ............................................................................................. vii
MOTTO ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 4
BAB II PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DAN PRESTASI
BELAJAR
A. Kajian Pustaka ........................................................................... 6
B. Kerangka Teoritik ..................................................................... 9
1. Pendidikan Orang Tua ........................................................ 9
2. Prestasi Belajar .................................................................... 16
3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi
Belajar ................................................................................. 20
C. Rumusan Hipotesis .................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 27
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 27
D. Variabel dan Indikator Penelitian ............................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 30
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 31
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 35
1. Sejarah SMP N 1 Ambarawa .............................................. 35
2. Visi dan Misi SMP N 1 Ambarawa ..................................... 39
3. Guru dan Karyawan ............................................................ 40
B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 42
1. Data tentang Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden ... 42
2. Data Tentang Prestasi Responden ....................................... 44
C. Analisis Pendahuluan ............................................................... 46
1. Memberi Code Data Variabel X (Tingkat Pendidikan Formal
Orang Tua) .......................................................................... 46
2. Variabel Y (Prestasi Belajar) .............................................. 48
D. Analisis Uji Hipotesis ............................................................... 50
E. Analisis Lanjut .......................................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 56
B. Saran-saran ................................................................................ 57
C. Penutup ...................................................................................... 57
DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Pendidikan adalah kesadaran untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan luar sekolah dan berlangsung seumur hidup”,1 yang
dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Suatu
lembaga pendidikan pasti mengharapkan tercapainya tujuan pendidikan yang
mana dapat membantu terwujudnya tujuan nasional.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan
pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian dan kemampuan anak. Untuk
mencapai tujuan tersebut dapat melalui pendidikan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Keterpaduan pendidikan baik keluarga, sekolah dan masyarakat sangat
menentukan keberhasilan dalam dunia pendidikan. Keluarga merupakan
lembaga pendidikan tertua, yang pertama dan utama dialami oleh anak dan
lembaga pendidikan yang bersifat kodrat.2 Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal hakekatnya merupakan lembaga yang mendapat
kepercayaan dari orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan tanggung
jawab yang terbatas, sesuai dengan fungsi dan tujuan lembaga pendidikan
tersebut.
Orang tua mempunyai andil keberhasilan anaknya. Kadang-kadang
tanggung jawab itu kurang disadari oleh orang tua sehingga sering timbul
bahwa kurangnya keberhasilan anaknya merupakan akibat dari kurangnya
perhatian dan tanggung jawab pengelola pendidikan.
Orang tua adalah pendidik pertama, utama dan kodrat.3 Prestasi belajar
anak bukan semata-mata merupakan hasil proses belajar di sekolah saja.
1 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), cet.
2., hlm. 70.
2 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1982), cet. 1., hlm. 66. 3 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan., hlm. 90.
2
Melainkan ditunjang dari peran orang tua di rumah. Peran orang tua terhadap
anak terasa sekali bilamana didukung oleh latar belakang pendidikan yang
memadai. Karena keberhasilan pendidikan anak tidak semata-mata hanya
ditentukan oleh sekolah saja.
Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan di dalam
keluarga. Orang tua secara langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik
bersifat sebagai pemelihara, sebagai pengasuh, sabagai pembimbing, sabagai
pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. Ini
adalah tugas kodrati dari tiap-tiap manusia.
Anak menyerap norma-norma pada anggota keluarga, baik ayah ibu
maupun kanak-kanaknya. Maka orang tua di dalam keluarga harus dan
merupakan kewajiban kodrati untuk memperhatikan anak-anak serta
mendidiknya, sejak anak-anak itu kecil, bahkan sejak anak itu masih dalam
kandungan. Jadi tugas orang tua mendidik anak-anaknya itu terlepas sama
sekali dari kedudukan, keahlian atau pengalaman dalam bidang pendidikan
yang legal. Bahkan menurut Imam Ghozali, “anak adalah suatu amanat Tuhan
kepada ibu bapaknya”. Anak adalah anggota keluarga, dimana orang tua adalah
pemimpin keluarga, sebagai penanggung jawab atas keselamatan warganya di
dunia dan khususnya di akhirat.4
Dalam hal ini, peranan orang tua selaku pendidik dalam keluarga adalah
pangkal ketentraman dan kedamaian hidup. Untuk menjaga keselamatan
keluarga, keluarga berkewajiban mendidik anak-anaknya agar terhindar dari
kehancuran dan api neraka.
Dari pernyataan di atas, orang tualah yang paling besar tanggung
jawabnya terhadap pendidikan anak-anaknya dari segi pandangan agama Islam.
Kewajiban mendidik itu secara tegas dinyatakan Allah SWT. dalam firman-
Nya (Q.S. al-Tahrim/66:6):
$ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (# þθ è% ö/ ä3|¡ à�Ρr& ö/ ä3‹ Î=÷δ r&uρ # Y‘$ tΡ . . .
4 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, hlm. 177.
3
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka ...”.5
Seperti yang ada di SMP Negeri 1 Ambarawa, tingkat pendidikan orang
tua peserta didik dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
Dikarenakan peserta didik yang mempunyai orang tua dengan tingkat
pendidikannya lebih tinggi seharusnya akan mendapat prestasi yang lebih baik
dibandingkan dengan yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikan
lebih rendah.
Tingkat pendidikan yang dialami orang tua berpengaruh terhadap
pengetahuan orang tua, keyakinan, nilai, dan tujuan tentang pengasuhan,
sehingga berbagai perilaku orang tua berkaitan berkaitan secara tidak langsung
dengan prestasi sekolah anak-anak. Sebagai contoh, tingkat pendidikan yang
lebih tinggi dapat meningkatkan ‘fasilitas’ orang tua untuk terlibat dalam
pendidikan anak-anak mereka, dan juga memungkinkan orang tua untuk
memperoleh model keterampilan sosial dan strategi pemecahan masalah yang
kondusif bagi sekolah untuk keberhasilan anak-anak. Dengan demikian, peserta
didik yang orang tuanya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi
mungkin memiliki hal untuk kesempurnaannya belajar, keyakinan akan
kemampuan yang lebih positif, orientasi kerja yang kuat, dan mereka mungkin
menggunakan strategi belajar yang lebih efektif daripada anak-anak dengan
orang tua yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah.
Dari uraian dan pengamatan sementara dari penulis terhadap latar
belakang pendidikan formal orang tua peserta didik SMP N 1 Ambarawa Kab.
Semarang Tahun Ajaran 2011/2012 terutama dalam pencapaian keberhasilan
prestasi belajar peserta didik. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh latar
belakang pendidikan formal orang tua terhadap pencapaian prestasi belajar
peserta didik, maka penulis hendak meneliti masalah tersebut dan mengambil
judul “Pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar
5 Departemen Agama RI, AL-JUMANATUL ‘ALI Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung:
CV Penerbit J-ART, 2005), hlm. 560.
4
studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran
2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana
yang diharapkan, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat pendidikan formal orang tua peserta didik di SMP
Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Bagaimanakah prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa
Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012?
3. Adakah pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi
bidang studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun
Ajaran 2011/2012?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tingkat pendidikan formal orang tua peserta didik di
SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
b. Untuk mengetahui prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1
Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
c. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua
terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab.
Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti
antara lain:
a. Secara Teoritis
1) Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori dengan tema
dan judul yang serupa.
2) Bagi orang tua peserta didik, sebagai bahan pemikiran untuk
meningkatkan diri dalam bidang pendidikan, pengetahuan dan
5
pengalamannya agar dapat membimbing anaknya untuk memperoleh
prestasi belajar yang baik.
b. Secara Praktis
Penelitian ini berguna bagi warga sekolah dan teknisi pendidikan
lainnya yaitu sebagai berikut:
1) Bagi peserta didik, akan memberikan motivasi peserta didik untuk
belajar dengan atau tanpa peran orang tua.
2) Bagi guru, sebagai tolak ukur dalam pembelajaran kepada siswa.
3) Bagi sekolah, sebagai bahan masukan mengenai pentingnya tingkat
pendidikan orang tua bagi peserta didik sehingga dapat membantu
dalam membuat kebijaksanaan yang berkaitan dengan tugas-tugas
pengajar dalam pembelajaran.
6
BAB II
PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam
penelitian untuk mencari dasar pijakan atau informasi untuk memperoleh dan
membangun landasan teori, kerangka berfikir, dan menentukan dugaan
sementara atau sering pula disebut dengan hipotesis penelitian, sehingga
dengan adanya hal itu maka para peneliti dapat mengerti, melokasikan,
mengorganisasikan dan kemudian mengunakan variasi kepustaka dalam
bidangnya. Dengan kajian pustaka atau studi kepustakaan peneliti mempunyai
pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah-masalah yang
hendak diteliti.1
Berdasarkan pegamatan kepustakaan yang penulis lakukan, kajian
mengenai pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar
peserta didik bidang studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang,
belum ada yang mengkaji. Akan tetapi sudah ada hasil karya yang relefan yang
penulis teliti hanya objek yang dikaji sangat berbeda.
Pertama skripsi Bukhori (073111617) mahasiswa jurusan PAI Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, berjudul “Pengaruh Motivasi Orang Tua
terhadap Prestasi Belajar Al Quran Hadits Siswa Kelas V A MI Al-Khoiriyah 2
Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009”. Hipotesis yang diajukan adalah
“Adanya pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar Al Quran
Hadits siswa kelas V A MI Al-Khoiriyah 2 Semarang tahun pelajaran
2008/2009. Hasil analisa dengan menggunakan rumus persentase diperoleh
hasil bahwa motivasi orang tua dalam kategori baik dengan persentase 57,14%,
sedangkan prestasi belajar Al Quran Hadits siswa kelas V A dlm kategori
sedang dengan persentase 33,33%. Sedangkan analisa dengan rumus korelasi
product moment diperoleh hasil -0,038 dan ini kurang dari rtabel product
1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 6., hlm. 34.
7
moment pada taraf signifikan 5% (90,433) dan 1% (0,549) terdapat korelasi
negatif dan tidak signifikan antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar
Al Quran Hadits siswa kelas V A MI Al-Khoiriyah 2 Semarang tahun pelajaran
2008/2009.
Kedua skripsi Anis Farochatin (573111579) mahasiswa jurusan PAI
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang , berjudul “Studi Korelasi antara
Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Pembinaan Akhlak Anak dalam
Keluarga di Desa Bawu kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun 2009”.
Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat korelasi antara tingkat pendidikan
orang tua dengan pembinaan akhlak anak dalam keluarga di desa Bawu
kecamatan Batealit Kabupaten Jepara tahun 2009 ”. Adapun hasil akhirnya,
Tidak terdapat korelasi atau hubungn antara tingkat pendidikan orang tua
dengan pembinaan akhlak anak dalam keluarga, dengan kata lain tidak
signifikan”. Hal ini, mungkin disebabkan karena sedikitnya waktu orang tua
terhadap pembinaan akhlak bagi yang berpendidikan tinggi karena kesibukan
kerja atau karena pendidikan yang tinggi tidak menjamin akhlak orang tua
menjadi baik pula.
Ketiga skripsi Siti Mutmainah (073111469) mahasiswa jurusan PAI
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dengan judul “Hubungan antara
Bimbingan Orang Tua dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Siswa MI Nurul Qu’ran Tegalwero Kecamatn Pucakwangi Kabupaten Pati
Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian ini meggunakan metode survei dengan
teknik korelasional, dan menggunakan teknik proporsional random sampling.
Untuk pengumpulan data menggunakan teknik analisis deskriptif dan
inferensial. Dengan hasil akhir menunjukkan (1) Hubungan bimbingan orang
tua dalam keluarga dengan hasil belajar mata pelajarn akidah akhlak siswa MI
Nurul Qu’ran Tegalwero Kecamatn Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Ajaran
2008/2009 berdasarkan perhitungan sudah cukup baik. Hal ini terbukti dari
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 26 responden ada 12% kategori
sngat tinggi, 46% kategori tinggi, 26% kategori sedang dan 12% kategori
rendah. Dengan demikian jelaslah bahwa hubungan bmbingan orang tua dalam
8
keluarga dengan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa MI Nurul
Qu’ran Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Ajaran
2008/2009 sudah cukup baik. (2) Hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak
siswa MI Nurul Qu’ran Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati
Tahun Ajaran 2008/2009 dapat dikatakan baik. Hal tersebut tercermin dari nilai
rata-rata yang diperoleh sebesar 79,26. (3) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rxy = 0,525 lebih tinggi atau lebih besar dari rt = 0,388 dalam taraf
signifikansi 5% dan 0,496 pada taraf signifikansi 1% sehinga dapat dikatakan
ada hubungan positif antara bimbingan orang tua dalam keluarga dengan hasil
belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa MI Nurul Qu’ran Tegalwero
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2008/2009.
Keempat skripsi Ima Mariyaningsih (073111446) mahasiswa jurusan PAI
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dengan judul “Pengaruh
Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa
Kelas III SDN Maron I Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo”. Tujuan dri
penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perhatian orang tua siswa di SDN
Maron I Loano Purworejo (2) Prestasi belajar siswa SDN Maron I Kecamatan
Loano Kabupaten Purworejo (3) Pengaruh perhatian orang tua terhadap
prestasi belajar siswa di SDN Maron I Kecamatan Loano Kabupaten
Purworejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana lebih
menekankan analisisnya pada data–data numerical (angka) yang diolah dengan
metode statistik, dengan menggunakan analisis korelasi product moment.
Adapun pengujian penelitian menunjukkan bahwa “Terdapat pengaruh secara
positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI
siswa kelas III SDN Maron I Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo”, hal ini
ditunjukkan oleh data yang telah diolah dengan hasil antara ro dengan rt
diperoleh ro > rt yaitu 0,530077 > 0,349 dalam taraf signifikansi 5% dan
0,530077 > 0,499 dalam taraf signifikansi 1%.
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya terutama yang
merupakan hasil karya dari Anis Farochatin, pada variabel X-nya tiu tingkat
pendidikan orang tua secara keseluruhan dan variabel Y-nya adalah pembinaan
9
akhlak anak, penulis akan melakukan penelitian tentang tingkat pendidikan
formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI. Selanjutnya penulis
memilih judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua terhadap
Prestasi Belajar Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun
Ajaran 2011/2012”. Penulis mengumpulkan data dengan angket dan
dokumentasi, dengan hipotesis ada pengaruh antara tingkat pendidikan formal
orang tua dengan prestasi belajar studi PAI. Untuk menguji benar ada tidaknya
hipotesa tersebut penulis menggunakan Analisis Regresi.
B. Kerangka Teoritik
1. Pendidikan Orang Tua
Dapat kita ketahui bahwa setiap orang tua mempunyai tingkat
kehidupan yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari keluarga mampu, dan
ada yang berasal dari keluarga kurang mampu. Ada yang berasal dari
keluarga berpendidikan tinggi, ada pula yang berasal dari keluarga
berpendidikan rendah. Kesemuanya itu mengakibatkan perbedaan tingkat
pendidikan yang dialami seseorang. Bagi mereka yang berasal dari keluarga
mampu banyak mendapatkan kesempatan yang setinggi-tingginya untuk
sekolah, karena biaya mendukung. Dan sebaliknya pula bagi mereka yang
berasal dari keluarga yang kurang mampu, tidak banyak mendapatkan
kesempatan yang tinggi untuk sekolah karena biaya yang tidak mendukung.
Demikian juga bagi mereka yang berasal dari keluarga berpendidikan
tinggi,merekapun mungkin akan memperoleh kesempatan untuk sekolah
yang tinggi karena orang tuanya akan mempunyai tanggung jawab terhadap
anak-anaknya. Akan tetapi, bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang
pendidikannya, mungkin mereka kurang banyak mendapat kesempatan
untuk sekolah karena orang tua kurang tahu akan tanggung jawabnya pada
pendidikan anak-anaknya.
Oleh karena itu pengalaman yang dialami seseorang khususnya
pengalaman pendidikan berbeda-beda, baik dilihat dari jalur maupun
10
jenjang pendidikannya. Untuk lebih jelasnya, maka penulis uraikan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, antara lain:
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan pada umumnya berarti bimbingan yang diberikan oleh
seseorang terhadap perkembangan orang lain, menuju kearah suatu cita-
cita tertentu.2 Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat
kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk
menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat
berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal
seperti di sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya.3
“Education is a process of overcoming natural inclination and
subtituting in its place habits acquired under external pressure”.4
(Pendidikan adalah proses mengatasi kecenderungn alami dan
menggantikannya dalam kebiasaan yang diperoleh dengan keadaan
tertekan).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah arahan dan bimbingan kepada seseorang dan
merupakan pengaruh dari pengalaman belajar yang terus-menerus
dialami seseorang untuk mencapai sutu tingkat kedewasaan.
b. Pengertian Orang Tua
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-
anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan. Dengan demikian bentuk utama dari pendidikan terdapat
dalam kehidupan keluarga.
2 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1982), cet. 1.,
hlm. 6.
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 15., hlm. 11.
4 John Dewey, Experience and Education, 1
st. Ed., (New York: Touchstone
Rockefeller Center, 1997), hlm. 17.
11
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan
berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari
pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan
strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi
pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan
dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang
tua dan anak.
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang anak
lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya. Oleh karena itu ia
meniru perangai dan biasanya, seorang anak lebih cinta kepada ibunya,
apabila itu menjalankan tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang
yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya dan
mula-mula dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu dapat
dimanfaatkannya, kecuali apabila ia ditinggalkan. Dengan memahami
segala sesuatu yang terkandung di dalam hati anaknya, juga jika anak
telah mulai agak besar, disertai kasih sayang, dapatlah ibu mengambil
hati anaknya untuk selama-lamanya.
Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Di mata anaknya ia
seorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai diantara orang-orang
yang dikenalnya. Cara ayah melakukan pekerjaannya sehari-hari
berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong
utama, lebih-lebih bagi anak yang agak besar, baik laki-laki maupun
perempuan, bila mau mendekati dan dapat memahami hati anaknya.
Pada dasarnya kenyataan-kenyataan yang dikemukakan di atas itu
berlaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga dengan yang
bagaimanapun juga keadaannya. Hal itu menunjukkan ciri-ciri dari
watak rasa tanggung jawab dari setiap orang tua atas kehidupan anak-
anak mereka untuk masa kini dan masa mendatang, bahkan para orang
tua umumnya merasa bertanggung jawab atas segala dari kelangsungan
hidup anak-anaknya. Karenanya tidaklah diragukan bahwa tanggung
12
jawab pendidikan secara mendasar terpikul kepada orang tua. Apakah
tanggung jawab pendidikan itu diakuinya secara sadar atau tidak,
diterima dengan sepenuh hatinya atau tidak, hal itu adalah merupakan
“fitrah” yang telah dikodratkan Allah SWT, kepada setiap orang tua.
Mereka tidak bisa mengelakkan tanggung jawab itu karena telah
menjadi amanah Allah SWT yang dibebankan kepada mereka.5
Di tilik dari hubungan dan tanggung jawab orang tua kepada
anak, maka tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa
dipikulkan kepada orang lain, sebab guru dan pemimpin umat
umpamanya, dalam memikul tanggung jawab pendidikan yang dipikul
oleh para pendidik selain orang tua adalah merupakan pelimpahan dari
tanggung jawab orang tua yang karena satu dan lain hal tidak mungkin
melaksanakan pendidikan anaknya secara sempurna.6
c. Jalur Pendidikan
Pendidikan Formal
Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling
memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling
mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan masyarakat.7 Biasanya lembaga formal ini berbentuk
sekolah-sekolah.
Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan
segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut
kurikulum.
1) Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar,
memperbaiki dan memperdalam/memperluas, tingkah laku
anak/peserta didik yang dibawa dari keluarga serta membantu
pengembangan bakat.
5 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
cet. 9, hlm. 36.
6 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 38.
7 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2007), cet. 2., hlm 162.
13
2) Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar:
a) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan dengan
temannya sendiri dan masyarakat sekitar.
b) Peserta didik belajar taat kepada peraturan/tahu disiplin.
c) Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat
berdasarkan norma-norma yang berlaku.8
d. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.9
Jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia sebagimana
disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Repubik Indonesia, dibagi menjadi tiga,
yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi:10
1) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar
berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau
bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP)
dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Jenjang pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejujuran. Pendidikan menengah
berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madarsah aliyah (MA),
sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan
(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
8 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, hlm. 162-163.
9 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
hlm. 4.
10 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naasional,
hlm. 12.
14
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
yang terdiri atas pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan
pendidikan profesi. Pendidikan tinggi berbentuk akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut dan universitas.
Dengan demikian bentuk tingkat pendidikan orang tua dapat
dikategorikan menjadi tiga, yaitu tungkat pendidikan dasar (SD, MI,
atau yang sederajat serta SMP, MTs, atau yang sederajat), tingkat
pendidikan menengah (SMA, MA, SMK, MAK atau yang sederajat),
pendidikan tinggi (perguruan tinggi, akademi, institut atau
universitas).
e. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, tingkat pendidikan
adalah jenjang pendidikan yang dialami dalam suatu lembaga formal
(maupun informal). Sedangkan orang tua diartikan ayah-ibu kandung.11
Adapun tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud disini
adalah jenjang pendidikan formal yang dialami orang tua yaitu tingkat
pendidikan dasar (lulusan SD/MI dan SMP/MTs), tingkat pendidikan
menengah (SMA/MA/SMK atau lainnya yang sederajat) dan tingkat
pendidikan tinggi (perguruan tinggi, diploma atau sarjana), jenjang
pendidikan informal dan jenjang pendidikan non formal.
f. Fungsi Tingkat Pendidikan Orang Tua
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-
anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dri pendidikan terdapat
dalam kehidupan keluarga.12 Kegagalan orang tua dalam membina anak
untuk menjadikan anak yang baik tidak akan terjadi manakala orang
11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet. 3., hlm. 802.
12 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 35.
15
tuanya menjalankan fungsi atau perannya sebagai orang tua yang
bertanggung jawab terhadap anaknya.
Dalam keluarga, orang tua mempunyai peranan yang sangat vital
terhadap kemajuan keluarganya yang meliputi pendidikan anak-
anaknya. Sehingga menurut M. Ngalim Purwanto, orang tua dapat
dikatakan sebagai pendidik sejati, pendidik karena kodratnya.13
Setiap orang tua memiliki keinginan agar anak-anaknya tumbuh
berkembang menjadi anak-anak yang berprestasi dalam pendidikan.
Orang tua ingin agar anak-anak mereka dapat meraih prestasi yang
maksimal di sekolah. Mereka pun mengharapka agar anak-anaknya
memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia yang dicintai oleh banyak
orang.
Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan
pengalaman yang banyak tentunya akan mempengaruhi gaya
kepemimpinannya di dalam keluarga. Sebab semakin tinggi tingkat
pendidikan orang tua maka akan bertambah luas pandangan dan
wawasannya, termasuk dalam mengatur keuarganya.
Bahkan di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa antara orang yang
“tahu” (berilmu dan tingkat pendidikannya tinggi)berbeda dengan orang
yang “tidak tahu” (sedikit ilmunya dan berpendidikan rendah) dalam
cara berpikirnya. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam (Q.S. az-
Zumar/39:9):
ö≅è% ... ö≅ yδ “ Èθ tGó¡o„ t Ï%©!$# tβθçΗs>ôètƒ tÏ% ©!$#uρ Ÿω tβθ ßϑn=ôètƒ 3 $ yϑ‾ΡÎ) ã� ©.x‹tGtƒ (#θ ä9 'ρé&
É=≈t7 ø9 F{$# ∩∪
... Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.14
13 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2000), cet. 13., hlm. 80.
14 Departemen Agama RI, AL-JUMANATUL ‘ALI Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), hlm. 459.
16
Di dalam ayat lain juga dijelaskan bahwa manusia yang beriman
dan berilmu (tinggi) akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Di
dalam al-Quran Allah SWT. telah berfirman dalam (Q.S. al-
Mujadalah/58:11):
Æìsùö� tƒ ... ª!$# tÏ%©!$# (#θãΖtΒ#u öΝä3ΖÏΒ tÏ%©!$#uρ (#θ è?ρé& zΟù=Ïè ø9 $# ;M≈ y_ u‘yŠ 4 ª! $#uρ $ yϑÎ/
tβθ è=yϑ÷ès? ×��Î7 yz ∩⊇⊇∪
... “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.15
Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi tingkat
pendidikan orang tua dalam keluarga adalah akan dapat memajukan
kepemimpinannya dalam keluarga, terutama dalam mendidik anak-
anaknya.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.16 Sedangkan belajar
adalah serangakaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.17
Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan
terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang
dinyatakan dengan skore setelah mengikuti kegiatan belajar. Dapat pula
15 Departemen Agama RI, AL-JUMANATUL ‘ALI Al-Qur’an dan
Terjemahnya, hlm. 543.
16 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.
3, hlm. 895.
17 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Ed. 2, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm. 13.
17
diambil kesimpulan bahwa prestasi seseorang itu tidak selalu
merupakan gambaran dari kemampuan yang sebenarnya dari orang
yang bersangkutan. Dengan kata lain, prestasi belajar tidak selalu sama
dengan kecakapan sebenarnya hanya merupakan sebagian dari unsur-
unsur pembentukan suatu prestasi.
رو� ( .C*D آA @?*4 <=>+*; ا50*4 9: 19 ّن،ا50*4 و0) 12 0/.- اا +*()
CFG.)0(18ا
“Carilah ilmu walau di negeri Cina, sesungguhnya mencari
ilmu wajib atas setiap muslim.” (H.R.Al Baihaqi)
Berdasarkan hadits diatas, menunjukkan bahwa belajar adalah
sesuatu yang sangat ditekankan dan dianjurkan bahkan diwajibkan bagi
kaum muslim. Sehingga kecakapan yang tinggi bukan jaminan yang
mutlak atas tercapainya prestasi yang tinggi. Sebaliknya kecakapan
yang rendah tidak selalu menghasilkan prestasi yang rendah pula.
b. Ranah Prestasi Belajar
Prestasi belajar ini dilihat dari tiga ranah yang meliputi:19
1) Ranah cipta (kognitif), menitik beratkan pada kecerdasan dan
kemampuan akal dalam menguasai pengetahuan yang diterima.
Meliputi:
a) Pengamatan: dapat menunjukkan, dapat membandingkan dan
dapat menghubungkan.
b) Ingatan: dapat menyebutkan dan dpat menunjukkan kembali.
c) Pemahaman: dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan
dengan lisan sendiri.
d) Penerapan: dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan
secara tepat.
e) Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti): dapat
menguraikan dan dapat mengklasifikasikan/memilah-milah.
18 Imam Abi Bakar Ahmad bin Husain Al Baihaqi, Syu’bul Iman, Juz. 2.,
(Libanon: Darul Kutub Al Ilmiyah, 384-458 H), hlm. 254
19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 148-
150.
18
f) Sintesis (membuat paduan baru dan utuh): dapat
menghubungkan, dapat menyimpulkan dan dapat
menggeneralisasikan (membuat prinsip umum).
2) Ranah rasa (afektif), yang menyangkut pada bidang sikap.
Meliputi:
a) Penerimaan: menunjukkan sikap menerima dan menunjukkan
sikap menolak
b) Sambutan: kesediaan berpartisipasi dan kesediaan
memanfaatkan.
c) Apresiasi (sikap menghargai): menganggap penting dan
bermanfaat, menganggap indah dan harmonis dan mengagumi.
d) Internalisasi (pendalaman): mengakui dan meyakini, dan
mengingkari.
e) Karakterisasi (penghayatan): melembagakan atau meniadakan
dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.
3) Ranah karsa (psikomotor), menekankan pada ketrampilan atau
skill. Meliputi:
a) Keterampilan bergerak dan bertindak: mengkoordinasikan gerak
mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.
b) Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal: mengucapkan dan
membuat mimik dan gerakan jasmani.
Dari ketiga ranah tersebut yang lebih penting adalah ranah afektif,
karena walaupun mempunyai kecerdasan yang tinggi dan ketrampilan
yang memadai, namun dalam diri anak itu tidak mempunyai sifat yang
terpuji, tentunya kedua ranah yang lain tidak berfungsi.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:20
20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 129-
136.
19
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek
psikologis) siswa.
a) Aspek fisiologis, seperti:
(1) Tonus (tegangan otot): yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dalam mengikuti
pelajaran.
(2) Mata dan telinga.
b) Aspek psikologis, meliputi:
(1) Inteligensi siswa: kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat.
(2) Sikap siswa: gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek
orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif.
(3) Bakat siswa: kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
(4) Minat siswa: kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
(5) Motivasi siswa: keadaan internal organisme, baik manusia
ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
a) Lingkungan sosial, meliputi orang tua dan keluarga, tenaga
pendidik dan kependidikan, teman sebaya, dan masyarakat.
b) Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar yang digunakan.
20
3) Faktor pendekatan belajar (appoarch to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-
materi pelajaran.
3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar
a. Keluarga sebagai lembaga pendidikan
Keluarga merupakan kelompok sosial dimana ia belajar
mengatakan dirinya sebagai manusia sosial. Kehidupan sosial dalam
keluarga ini sangat mempengaruhinya bila kelak ia berhubungan atau
berinteraksi dengan orang luar lingkungan keluarga. Orang tua dituntut
berbagai macam kebutuhan yang antara lain adalah kebutuhan akan
pendidikan. Maka pengaruh keluarga besar sekali atas perkembangan
anak. Dasar-dasar kelakuan daripada anak didik tertanam sejak dalam
keluarga, juga sikap hidup dan kebiasaanya. Didalam keluargalah anak
itu hidup sebagian dari waktunya. Jelaslah bahwa pendidikan dalam
keluarga merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Pada dasarnya, dalam lingkungan keluarga telah terjadi proses
pendidikan bagi pembentukan kepribadian anak. Hal ini karena segala
sesuatu yang ada dalam keluarga, sangat berpengaruhdan menentukan
corak perkembangan anak.
Keluarga memiliki karakteristik tersendiri, terhadap bagaimana
fungsi dan perannya sehingga dominasi dalam pembinaan anak,
kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tualah sebagai pendidik pertama
dan utama, dituntut agar pandai mensiasati dan bertanggung jawab atas
keberhasilan pendidikan putra-putrinya agar mencapai kebahagiaan.
b. Kedudukan orang tua dalam keluarga
Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan berpangkal
tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan
mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya
21
memberikan kemungkinan-kemungkinan alami membangun situasi dan
interaksi pendidikan di dalam lingkungan keluarga.
Bukan hal yang aneh bila dikatakan bahwa orang tua adalah segala-
galanya bagi anak, sebagai pelindung, figur yang harus ditiru tingkah
lakunya, termasuk pula pengalaman akademisnya. Orang tua memiliki
andil yang besar dalam kemajuan pendidikan anak. Karena kemungkinan
adanya kemampuan membeikan bantuan yang sangat diperlukan anak,
baik sebagai pembimbing dalam belajar dan dalam memecahkan
kesulitan belajar maupun sebagai motivator, sebagai tumpahan bertanya
dan sebagai sumber informasi bagi anak.
Di samping itu, hal yang perlu disebutkan meskipun kurang begitu
dominan bagi anak, yaitu bahwa orang tua yang memiliki tingkat
pendidikan yang baik dapat juga mempengaruhi proses identifikasi anak
dengan dengan orang tuanya. Identifikasi itu sendiri dapat diarikan
sebagai dorongan untuk menjadi atau sama dengan orang lain.
Dalam kedudukannya memang sudah seharusnya orang tua
melaksanakan pendidikan dan pengajaran terhadap anak. Maka dalam hal
ini jelas orang tua harus mampu bertindak seperti guru untuk mendidik
dan mengajar sebaik-baiknya kepada anak mengenai bekal utama dalam
mengarungi bahtera kehidupan kelak setelah ia dewasa.
Orang tua sebagai kepala keluarga bertanggung jawab untuk
mencukupi segala kebutuhan hidup. Demikian pula orang tua
berkewajiban untuk menjaga keselamatan diri dalam keluarga dari segala
macam ancaman dan gangguan agar dapat mencapai kebahagiaan,
ketentraman, ketenangan, kesejahteraan hidup baik di dunia maupun di
akhirat. Sebagimana firman Allah SWT dalam (Q.S. At-Tahrim/66: 6):
$ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (# þθ è% ö/ ä3|¡ à�Ρr& ö/ ä3‹ Î=÷δ r&uρ # Y‘$ tΡ . . .
22
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka”.21
Dalam hadits juga disebutkan bahwa orang tualah yang paling
berperan dalam pendidikan anaknya, yaitu hadis yang berbunyi:
-Dل(F< آ1 ن PQّه:>:ة ا C24، @1 @- @)0)د : ا*ّVو P.*D Wا C*ّX Wل ا(V1ل رZPQ 1?[ّ\<و PQ ا:/ّ]<و PQدا(ّG< ^ة 9_2)ا:`a0ا C*D b0 (< cّا ) ^22)@?*4روا
“Dari Abi Hurairah sesungguhnya dia berkata: Rasulullah saw.
bersabda, Tidaklah setiap bayi yang lahir kecuali dalam keadaan fitrah
(suci), maka kedua orang tuanyalah yang dapat menjadikan Yahudi,
Nasrani, atau Majusi.” (HR. Muslim)
Maksud dari ayat dan hadits di atas, ditetapkan secara kodrati
bahwa tanggung jawab pendidikan terletak pada orang tua. Dengan
demikian orang tua harus dapat memberikan bimbingan, pengarahan, dan
tauladan yang baik terhadap anaknya baik dalam bentuk ucapan maupun
sikap. Karena pada hakekatnya sikap dapat dibentuk dalam beberapa
suasana dan lingkungan.
c. Kewajiban orang tua terhadap anaknya
Anak adalah buah kasih sayang keluarga, buah cinta suami istri.
Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Seperti diketahui, anak
dilahirkan dalam sutu lingkungan keluarga. Keluarga merupakan wadah
yang pertama-tama dan merupakan dasar yang fundamental bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak. Kebiasaan dan jalan hidup orang
tua memberikan dasar terhadap pembentukan kepribadian anak. Dan ini
dapat menjurus kearah yang positif/baik dan kearah negatif/buruk.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan bersifat
alamiah. Dalam lingkungan keluarga dipersiapkan, anak jalani tingkatan
perkembangan untuk memasuki dunia orang dewasa dalam bahasa adat
istiadat dan kebiasaan, ibu dan bapak saling melengkapi, isi mengisi
dalam menerima dan mengolah proses pembudayan itu. Maka orang
21 Departemen Agama RI, AL-JUMANATUL ‘ALI Al-Qur’an dan
Terjemahnya, hlm. 560.
22 Imam Abi Husain Muslim bin Hujad Ibnu Muslim Al Khusairi An Naisa
Nuri, Jami’ As sahih, Juz. 7., (Libanon: Darul Fikr, t.t), hlm. 52.
23
tualah menjadi pendidik utama dan pertama. Karena dari merekalah anak
mula-mula menerima pendidikan. Dan pendidikan orang tua akan
menetukan baik buruknya anak.
“In more and more families today, both parents hold full-time or
part-time jobs outside the home. This means that these parents must
make special arrangements for the needs of their children”.23 (Dalam
keluarga semakin banyak hari ini, baik orang tua memiliki pekerjaan
penuh waktu atau paruh waktu dari luar rumah. Ini berarti bahwa orang
tua harus membuat pengaturan khusus untuk kebutuhan anak-anak
mereka. Semakin banyak perempuan memasuki dunia kerja, maka perlu
cara-cara kreatif untuk memberikan perawatan yang berkualitas dalam
program pendidikan anak-anak).
Oleh karena itu, orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya
dalam semua bidang, apakah itu ilmu pengetahuan umum, agama, adab,
moral, kepribadian serta perilaku yang utama. Berhasil tidaknya proses
pendidikan anak, tergantung bagaimana cara orang tuanya dalam
memberikan arahan dan bimbingan. Adapun kewajiban orang tua
terhadap anak-anaknya tidak cukup dengan bekal pendidikan formal.
Pendidikan formal dapat dilakukan lembaga pemerintah maupun swasta,
adapun tujuan pendidikan formal adalah untuk memberikan bekal bagi
kehidupa anak-anak dimasa mendatang sehingga akan menjadi anak yang
berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.
d. Perlunya kebijakasanaan orang tua dalam mendidik anak
Keluarga merupakan lingkungan yang primer dan bersifat
fundamental. Di dalam keluargalah anak dibesarkan untuk memperoleh
penemuan-penemuan dan belajar yang memungkinkan dirinya untuk
perkembangan lebih lanjut.
23 Hildebrand, Parenting and Teaching Young Children, from The Home Ec
Professionals Webster/ Mc Grow-Hill, hlm. 345.
24
Sebagai orang tua yang bertangung jawab mengasuh dan mendidik
aankanya, segala keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan
tanggung jawab tidak lepas dari tudingan mereka. Berbagai macam cara
mendidik yang dilakukan oleh orang tua antara satu dengan yang lain
tidak sama sesuai dengan prinsip mereka masing-masing. Namun banyak
juga yang sering mengeluh keadaan anak-anaknya, misalnya saja nakal,
tidak mau belajar, tidah patuh dan sebagainya. Sehingga tidak semua cara
dan taknik mendidik yang dilaksanakan orang tua dalam mendidik anak
dalam keluarga bisa menghasilkan sesuai yang diharapkan. Adapun sifat-
sifat kepemimpinan orang tua di dalam keluarga meliputi:24
1) Sifat kepemimpinan otoriter
Orang tua adalah pemegang peranan utama dan semua kekuasan
ada padanya. Sedang anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk
mengemukakan pendapat. Anak selalu dianggap sebagai anak kecil
dan tidak mendapat kesempatan untuk bereksplorasi dan
berexperimen sendiri. Karena semuanya ditentukan oleh orang tua,
akibatnya tidak pernah terpenuhi semua kebutuhan anak yang
akhirnya merupakan tekanan jiwa anak.
Sebagai akibat yang lebih jauh akan berpengaruh kepada sifat-
sifat kepribadaian anak. Sehingga kemungkinan sifat anak dari
keluarga otoriter adalah kurang inisiatif, gugup, ragu-ragu, suka
membangkang, menentang kewibawaan orang tua, penakut, dan
penurut.
2) Sifat kepemimpinan yang liberal
Pimpinan orang tua di dalam keluarga kurang begitu tegas.
Anak menentukan sendiri apa yang dikehendaki, karena orang tua
memberikan kebebasan kepada anaknya.orang tua tidak memegang
fungsi sebagai pemimpi yang berwibawa, sehingga suasana keluarga
menjadi bebas. Karena tidak adanya norma-norma yang harus dianut.
24 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, 1984), hlm. 123.
25
Keadaan yang demikian mempunyai pengaruh yang negatif
kepada perkembangan kepribadian anak. Anak tidak mengenal tata
tertib, tidak dapat mematuhi pimpinan, tidak dapat memimpin tidak
dapat untuk dipimpin. Anak tidak dapat menghargai orang lain
sehingga anak selalu mementingkan diri sendiri. Sehingga
kemungkinan sifat anak adalah agresif, menentang atau tak dapat
bekerja sama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu
berekspresi bebas dan selalu mengalami kegagalan karena tidak ada
bimbingan.
3) Sifat kepemimpinan yang demokratis
Keluarga seperti ini memandang anak sebagai individu yang
sedang berkembang. Sebab itu perlu adanya kewibawaan yang
memimpinnya atau pendidikannya (orang tua), tetapi bukan kekuasaan
otoriter. Pimpinan ini disesuaikan dengan taraf-taraf perkembangan
anak dengan cita-citanya, minatnya, kecakapan-kecakapan dan
pengalamannya. Anak mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan
aktif, sehingga anak mempunyai sifat terbuka dan bersedia
mendengarkan pendapat orang lain. Anak dapat dipimpin dan dapat
memimpin, dengan penuh kreatif dan aktif.
Sifat-sifat pribadi dari keluarga yang demokrasi antara lain anak
aktif di dalam hidupnya, penuh inisiatif, percaya pada diri sendiri,
perasaan sosial, penuh tanggung jawab, menerima kritik dengan
terbuka, emosi lebih stabil, dan mudah menyesuaikan diri.
Meskipun demikian namun sulit bahkan tidak mungkin diterapkan
satu persatu dalam mendidik anak secara tepat. Karena mengingat bahwa
anak selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka
pertumbuhan luas artinya mencakup mengenai perkembangan jiwa,
penguasaan ilmu, penguasaan diri terhadap lingkungan sosial.
26
C. RUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.25
Berdasarkan dari pengertian dan landasan teori sebagaimana telah
diuraikan di atas serta permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini,
maka penulis mengajukan hipotesis adanya pengaruh antara tingkat pendidikan
formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1
Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed.
Rev., (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. 14., hlm. 110.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dimaksudkan disini adalah jenis penelitian lapangan
(field research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian lapangan merupakan
suatu penelitian untuk memperoleh data yang benar terjadi di lapangan.
Sedangkan penelitian kuantitatif sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr.
Sugiyono adalah:
Penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1
Jadi penelitian ini adalah penelitian kuantitatif lapangan yang tidak
sekedar untuk memperoleh data, akan tetapi juga untuk membuktikan ada
tidaknya pengaruh tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar peserta
didik bidang studi PAI di SMP N 1 Ambarawa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMP N 1 Ambarawa Kabupaten
Semarang. Tepatnya di Jl. Bandungan 42 Baran Telp. (0298) 591093
Ambarawa 50651.
Adapun waktu penelitian, dilakukan peneliti dari bulan November
sampai dengan bulan Desember 2011.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. 11., hlm. 14.
28
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Sedangkan populasi
menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IX di SMP N 1
Ambarawa Kab. Semarang yang berjumlah 186 siswa.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu.4
Menurut Suharsimi Arikunto, jika populasi dalam penelitian kurang dari
100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil diantara 10%-
15% atau 20%-25% atau lebih.5
Karena populasi cukup banyak, sedang waktu, tenaga, dan dana terbatas,
maka penelitian ini hanya meneliti sebagian populasi atau disebut penelitian
sampel. Adapun sampel yang diambil peneliti adalah 20% dari jumlah
keseluruhan 186 siswa yaitu 40 siswa.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dengan proportionate stratified random sampling, yakni bila populasi
mempunyai anggota atau unsur yag tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.6 Oleh karena itu, yang diambil dari penelitian yaitu (20%) dari
jumlah populasi yang ada sehingga sampelnya menjadi 40 siswa yang ada di
kelas IX SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang sebanyak 186 siswa.
2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 117. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. rev., (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2010), cet. 14., hlm. 173.
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 118.
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed. rev., (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2002), cet. 12., hlm. 112.
6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 120.
29
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu peneliti.7 Sedangkan indikator merupakan sub-variabel yaitu kategori-
kategori yang dipecahkan dari variabel.8 Variabel yang akan dikaji peneliti
terbagi dalam dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependent
sebagai berikut:
a. Variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).9 Adapun yang menjadi variabel bebasnya adalah
“tingkat pendidikan orang tua”, dengan indikator:
1.) Untuk orang tua yang SD/sederajat
2.) Untuk orang tua yang SMP/sederajat
3.) Untuk orang tua yang SMA/sederajat
4.) Untuk orang tua yang PT/sederajat.
b. Variabel dependent atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.10
Dalam hal ini
variabel terikatnya adalah “prestasi belajar peserta didik”,
indikatornya:
1.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 91-100
2.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 81-90
3.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 71-80
4.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 61-70
5.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 51-60.
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. rev., cet. 14.,
hlm. 161.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. rev., cet. 14.,
hlm. 163.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 61.
10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm.61.
30
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian
lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun
langsung ke obyek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini
penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Teknik pemgumpulan data seperti ini cocok
digunakan untuk bila jumlah responden cukup besar atau tersebar diwilayah
yang luas.11
Dengan angket ini peneliti mempersiapkan sejumlah pertanyaan
tertentu, kemudian disebarkan kepada responden, untuk mendapatkan
jawaban yang diperlukan secara langsung. Angket diberikan kepada peserta
didik untuk diisi untuk dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui
tingkat pendidikan orang tua dan prestasi siswa.
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.12
Metode dokumen ini digunakan untuk mendapatak data mengenai profil
sekolah seperti visi dan misi, dan juga untuk mendapatkan data nama-nama
peserta didik.
Setelah data-data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan
pengolahan data-data, menafsirkan dan menginterpretasikan hasil penelitian.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 199.
12 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 329.
31
F. Teknik Analisis Data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya
analisa data yaitu mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden,
menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan.13
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah
statistik. Adapun peneliti menggunakan statistik probabilitas yaitu teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi.14
Tahap-tahap untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:
a. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan
oleh para responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan diserahkan
kembali kapada peneliti, kemudian peneliti memeriksa satu persatu angket
tersebut. Tujuan editing yang peneliti lakukan adalah untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang
diselesaikan.15
b. Cooding
Pengcodean terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam
angket, dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam penghitungan data.
Tanda-tanda code dapat disesuaikan dengan pengertian yang lebih
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 207.
14 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 209.
15 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1999), cet. 4., hlm. 77.
32
menguntungkan peneliti, sehingga bisa dibuat oleh peneliti sendiri karena
berguna untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa.16
Adapun pengkodean dalam tingkat pendidikan orang tua (variabel X)
adalah sebagai berikut :
1) Untuk orang tua yang SD/sederajat adalah 2
2) Untuk orang tua yang SMP/sederajat adalah 3
3) Untuk orang tua yang SMA/sederajat adalah 4
4) Untuk orang tua yang PT/sederajat adalah 5.
c. Tabulating
Tabulating adalah mengolah data dengan memindahkan jawaban-
jawaban yang terdapat dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam
bentuk table frekuensi. Tujuannya untuk mudah dibaca dan maknanya
segera dipahami.17
d. Analisis Uji Hipotesa
Analisis yang dipergunakan untuk mengetahui atau membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang diajukan, maka perlu dianalisis dengan
menggunakan metode statistik dengan rumus Analisis Regresi Satu
Prediktor dengan persamaan:18
Y = aX + K
Keterangan:
Y : kriterium
a : bilangan koefisien
X : prediktor
K : bilangan konstan.
Untuk mengoperasikan rumus-rumus di atas, masih dibutuhkan
rumus-rumus pembantu dengan metode skor kasar:19
(1) ΣXY = aΣX2 + KΣX
16
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, cet. 4., hlm. 78.
17 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, cet. 4., hlm. 79.
18 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: ANDI, 2001), cet. 8., hlm. 1.
19 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, hlm. 6.
33
(2) ΣY = aΣX +NK
Dari hasil rumus diatas diteruskan dengan mencari nilai Freg untuk
menguji signifikansi pengaruh tersebut dengan rumus-rumus dibawah ini:20
Sumber
Variasi
db JK RK Freg
Regresi 1
N
YYKXYa
2)(Σ−Σ+Σ
reg
reg
db
JK
res
reg
RK
RK
Residu (N-2) YKXYaY Σ−Σ−Σ2
res
res
db
JK
Total N-1
N
YY
22 )(Σ−Σ
Keterangan:
Freg : harga bilangan
RKreg : rerata kuadrat regresi
RKres : rerata kuadrat residu
JKreg : jumlah kuadrat regresi
JKres : jumlah kuadrat residu
db : derajat bebas
a : bilangan koefisien
K : bilangan konstan
N : number of casses
ΣXY : jumlah perkalian skor variabel X dan Y
ΣX : jumlah skor variabel X
ΣY : jumlah skor variabel Y
ΣX2
: jumlah penguadratan skor variabel X
ΣY2 : jumlah penguadratan skor variabel Y.
Selanjutnya untuk mencari berapa persen variabel X berpengaruh
terhadap variabel Y digunakan koefisien determinasi dengan rumus:21
20
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, hlm. 18.
34
rdeterminasi = (r)2 x 100%
Untuk memperoleh nilai r digunakan rumus product moment dengan
perhitungan sebagai berikut:22
])(][)([
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Keterangan:
rxy : Angka indeks Korelasi “r” Product Moment
N : Number of Cases
ΣX : Jumlah seluruh skor X
ΣY : Jumlah seluruh skor Y
ΣX² : Jumlah penguadratan seluruh skor X
ΣY² : Jumlah penguadratan seluruh skor Y
ΣXY : Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y.
e. Analisis Lanjut
Analisis ini merupakan analisis pengolahan lebih lanjut dari hasil-hasil
analisis uji hipotesis. Dalam analisis ini peneliti membuat interpretasi dari
hasil analisis regresi dengan skor kasar yang telah diketahui dengan cara
membandingkan antara Freg dengan Ft 1% dan 5% dengan kemungkinan
sebagai berikut:
a. Jika Freg lebih besar atau sama dari Ft 1% dan 5%, maka Freg yang
diperoleh signifikan (Hipotesis diterima)
b. Jika Freg lebih kecil dari Ft 1% dan 5%, maka Freg yang diperoleh non
signifikan (Hipotesis ditolak).
21
Sudjana, Metoda Statistika, Ed. 6., (Bandung: PT Tarsito, 2005), Cet. 3., hlm. 369.
22 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Ed. 19., (Rajawali Pers, 2009), hlm.
206.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah SMP N 1 Ambarawa
Sekolah Tehnik Negeri II Ambarawa yang berlokasi di Jalan Pemuda
No.6 Ambarawa diganti menjadi SMP Negeri, pada tanggal 17 Februari
1979. Adapun sekolah Tehnik sendiri didirikan pada tahun 1956. Dengan
seiring kemajuan bangsa SMP di Ambarawa mulai bertambah, sehingga
pada tahun 1982 SMP Negeri Ambarawa diganti menjadi SMP Negeri 1
Ambarawa. Tahun 1982 sebagian peserta didik sudah menempati lokasi
baru SMP Negeri Ambarawa di Jalan Bandungan 42 Baran Ambarawa.
Proses pembangunan dan perpindahan proses belajar mengajar dilaksanakan
secara bertahap mulai tahun 1982 sampai dengan tahun 1988. Lokasi
gedung sekolah SMP Negeri 1 Ambarawa di Jalan Bandungan 42 Baran
Ambarawa mulai ditempati penuh mulai tahun 1988 sampai dengan
sekarang.
Bangunan di SMP Negeri 1 Ambarawa pada mulanya tahun 1982
hanya terdiri dari 2 ruang kelas saja, sehingga saat itu sampai dengan tahun
1988 menjadi 8 kelas. SMP Negeri 1 Ambarawa membangun berbagai
fasilitas belajar mengajar hingga dapat ditempati sepenuhnya oleh semua
warga SMP Negeri 1 Ambarawa. Karena banyaknya peserta didik yang
berminat bersekolah di SMP N 1 Ambarawa, kembali membangun ruang
kelas baru sehingga menjadi 12 kelas.
Tiap tahun ajaran baru SMP Negeri 1 Ambarawa selalu menolak
beberapa calon pesrta didik yang mendaftar karena keterbatasan ruang kelas.
Dan dari tahun ke tahun jumlah peserta yang ditolak semakin bertambah.
Maka pada tahun 2003, bekerja dengan komite sekolah dan orang tua/wali
murid, membangun fasilitas ruang kelas karu sebanyak 2 ruang dan toilet
siswa 1 lokal. Dan pada tahun 2004 membangun 1 ruang kelas, 1 lokal toilet
siswa dan ruang musik dibangun atas bantuan Komite Sekolah dan Orang
36
Tua/Wali Murid, dan dari bantuan pengadaan ruang kelas baru, dapat
membangun 1 ruang kelas. Tahun 2005 membangun juga ruang kelas baru
dari bantuan ruang kelas baru dan tahun 2006 membangun 1 ruang kelas
baru dari bantuan Imbal Swadaya. Dan Tahun 2008 membangun 1 ruang
kelas baru dari bantuan dana APBD II.
Untuk menambah fasilitas sekolah pada tahun 2007 membangun
Laboratorium Bahasa dari bantuan dana pemerintah daerah kabupaten
Semarang, pada tahun 2009 membangun 1 ruang labortorium IPA dan
tahun 2010 membangun ruang bimbingan dan konseling dari dana bantuan
orang tua/wali murid. Sampai dengan tahun pelajaran 2010/2011 SMP
Negeri 1 Ambarawa memiliki 19 ruang kelas.
Pada tahun 2004, SMP Negeri 1 Ambarawa mendapat penilaian
akresitasi : A berlanjut sampai dengan sekarang. Dan tahun 2007 mendapat
predikat Sekolah Standar Nasional (SSN) yang mulai tahun 2010 menjadi
Sekolah Standar Nasional (SSN) Mandiri.1
a. Letak Geografis
SMP Negeri 1 Ambarawa berlokasi di Jalan Bandungan 42 Baran
Ambarawa 50651. Lokasi tersebut berada disebelah Jalan Raya
Ambarawa-Bandungan. Lokasi dimana SMP Negeri 1 Ambarawa berada
adalah merupakan tempat yang strategis. Karena bila dilihat dari segi
tempat lokasi tersebut berada jauh dari keramaian kota dan bila dilihat
dari segi transportasi maka lokasi tersebut mudah dijangkau karena dekat
dengan jalan raya.2
b. Sarana/Fasilitas Belajar Mengajar
Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan perlu adanya sarana dan
prasarana/fasilitas pendukung. Adapun di SMP Negeri 1 Ambarawa
mempunyai fasilitas atau sarana pendidikan sebagaimana dalam tabel
berikut ini:
1 http://smp1ambarawa.sch.id//page431.htm. 05-02-2012//13:22.
2 http://smp1ambarawa.sch.id//page1083.htm. 05-01-2012//13:25.
37
Tabel 1
Sarana Ruang dan Lapangan SMP Negeri 1 Ambarawa3
No Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1. Kepala Sekolah 1 Baik
2. Guru 1 Baik
3. Tata Usaha 1 Baik
4. Tamu 1 Baik
5. Kelas 18 Baik
6. Perpustakaan 1 Baik
7. Lab. IPA 1 Baik
8. Lab. Bahasa 1 Baik
9. Lab. Komputer 1 Baik
10. Ketrampilan 1 Baik
11. Muitimedia 1 Baik
12. Kesenian 1 Baik
13. Gudang 1 Baik
14. Dapur 1 Baik
15. KM/WC Guru 3 Baik
16. KM/WC Siswa 21 Baik
17. BK 1 Baik
18. UKS 1 Baik
19. OSIS 1 Baik
20. Lap. Upacara 1 Baik
21. Lap. Bola Basket 1 Baik
22. Lap. Bola Volley 1 Baik
23. Lap. Lompat Jauh 1 Baik
24. Lap. Sepak bola 1 Baik
25. Pos jaga 1 Baik
Tabel 2
Perabot Sekolah SMP Negeri 1 Ambarawa4
No Jenis Barang Jumlah Kondisi
1. Meja Siswa 453 Baik
2. Kursi Siswa 701 Baik
3. Papan Tulis 38 Baik
4. Meja Perpustakaan 14 Baik
5. Kursi Perpustakaan 24 Baik
6. Almari/rak buku perpustakaan 10 Baik
7. Meja Lab. IPA 14 Baik
3 Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa.
4 Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa.
38
8. Kursi Lab. IPA 40 Baik
9. Almari/rak alat Lab. IPA 11 Baik
10. Meja ruang ketrampilan 3 Baik
11. Kursi ruang ketrampilan 40 Baik
12. Almari/rak alat ruang ketrampilan 1 Baik
13. Meja multimedia 11 Baik
14. Kursi multimedia 11 Baik
15. Almari ruang multimedia 1 Baik
16. Meja Lab. Bahasa 43 Baik
17. Kursi Lab. Bahasa 44 Baik
18. Meja Lab. Komputer 28 Baik
19. Kursi Lab. Komputer 40 Baik
20. Almari Lab. Komputer 2 Baik
21. Meja ruang kesenian 1 Baik
22. Kursi ruang kesenian 1 Baik
23. Meja ruang Kepala Sekolah 5 Baik
24. Kursi ruang Kepala Sekolah 4 Baik
25. Almari/rak buku ruang Kepsek 3 Baik
26. Meja guru 27 Baik
27. Kursi guru 25 Baik
28. Almari/rak buku guru 4 Baik
29. Meja TU 9 Baik
30. Kursi TU 12 Baik
31. Almari/rak buku TU 14 Baik
32. Meja tamu 2 Baik
33. Kursi tamu 5 Baik
34. Almari ruang tamu 1 Baik
35. Meja BK 2 Baik
36. Kursi BK 8 Baik
37. Almari/rak buku ruang BK 1 Baik
38. Meja UKS 1 Baik
39. Kursi UKS 2 Baik
40. Almari ruang UKS 1 Baik
41. Tempat tidur UKS 2 Baik
42. Kotak P3K 2 Baik
43. Meja OSIS 2 Baik
44. Kursi OSIS 3 Baik
45. Almari/rak buku ruang OSIS 1 Baik
46. Meja koperasi 5 Baik
47. Kursi koperasi 6 Baik
48. Almari/rak alat koperasi 4 Baik
49. Meja pos jaga 1 Baik
50. Kursi pos jaga 1 Baik
51. Komputer perpustakaan 1 Baik
39
52. TV 1 Baik
Tabel 3
Data Buku Perpustakaan SMP Negeri 1 Ambarawa5
No. Jenis Jumlah Kondisi
Rusak Baik
1. Buku pelajaran 1.761 12 1.749
2. Buku bacaan 1.346 60 1.286
3. Buku penunjang (kamus,
ensiklopedia)
364 11 353
4. Jurnal 668 15 653
5. Majalah 92 10 82
6. Surat kabar 186 20 166
Tabel 4
Data Alat/Bahan Laboratorium dan Media Pendidikan SMP Negeri
1 Ambarawa6
No. Alat/Bahan Jumlah Kondisi
≤
25%
25%-
50%
50%-
75%
75%-
100%
1. Lab. IPA = Baik
2. Lab. Bahasa = Baik
3. Lab. Komputer = Baik
4. Ketrampilan = Baik
5. Kesenian = Baik
2. Visi dan Misi SMP N 1 Ambarawa
a. Visi
Lingkungan Berbudaya pembentuk manusia berkualitas.
b. Misi
Mewujudkan:
• Pelaksanaan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
• Peningkatan Kompetensi kelulusan
5 Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa.
6 Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa.
40
• Peningkatan prestasi akademik
• Peningkatan prestasi non akademik.
• Penyusunan kurikulum (KTSP)
• Peningkatan silabus dan RPP
• Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
• Pengembangan dan pemenuhan sarana dan prasarana minimal
• Pengembangan dan pemenuhan keuangan dan pembiayaan
• Terselenggaranya penyusunan penataan pengembangan struktur
organisasi sekolah dan mekanisme kerja.7
3. Guru dan Karyawan
a. Keadaan Guru
Dalam lembaga tertentu tidak lepas adanya tenaga pengajar sebagai
guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik. Dalam hal
ini SMP Negeri 1 Ambarawa mempunyai tenaga pengajar sebanyak 39
orang guru. Untuk lebih jelasnya dapat diihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 5
Daftar Guru di SMP Negeri 1 Ambarawa8
No. Nama Pendidikan Mapel Status
1. Sumardi Azis, S.Pd.,
M.Pd
S.2 IPA PNS
2. Yuni Astuti, S.Pd S.1 OR PNS
3. Nurchayati, S.Pd S.1 IPA PNS
4. Dra. Indah D. S.1 IPA PNS
5. Ratna Meiana, S.Sn S.1 Seni
budaya
PNS
6. Dwi Suparlan, S.Pd S.1 B. Ing PNS
7. Sumidah, S.Th S.1 Ag.
Kristen
PNS
8. Susilarini Wijayantidewi D.3 BK PNS
9. Suratmin S.1 BK PNS
10. Sarwo Endah Sari, S.Pd S.1 BK CPNS
7 http://smp1ambarawa.sch.id//page1083.htm. 05-01-2012//13:25
8 Dokumentasi, Data Guru PNS/CPNS dan Non PNS SMP Negeri 1 Ambarawa.
41
11. Haryati, S.Pd S.1 IPA PNS
12. Sujarwo, S.Pd S.1 B. Ing PNS
13. A. Iwan Sugiyanto,
A.Md
D.3 TIK GTT
14. Parmini D.3 Pustaka
wan
PNS
15. H. Sugiyono, S.Pd S.1 Seni
budaya
PNS
16. Lilik Mulyati, S.Ag S.1 Ag.
Katolik
GTT
17. Dwi Slamet Subagyo D.1 OR PNS
18. Ndaru Nur W, SE S.1 IPS GTT
19. Riswanti Fauziyah, S.Pd S.1 PKn PNS
20. Sri Mulani Esti M, S.Pd S.1 B. Indo PNS
21. Riana Subekti, S.Pd S.1 PKn PNS
22. Muchamad Guntjahyo D.3 Mtk PNS
23. Tutik Yuliati, S.Pd S.1 IPS PNS
24. Merta Irawan, S.Pd S.1 IPS PNS
25. Sri Suprapti, S.Pd S.1 B.Ing PNS
26. Endah Tri W, S.Com S.1 TIK CPNS
27. Sri Wahyuni, S.Pd S.1 B. Jawa PNS
28. Triasanti Novi H, S.Pd S.1 IPA GTT
29. Dyah Purnamawati D.3 TIK PNS
30. Harliana Mike R, S.Pd S.1 B.Indo PNS
31. Onny Setianingsih, S.Pdi S.1 Ag.
Islam
GTT
32. Eni Lestari, S.Pd S.1 Mtk GTT
33. Endang Sulastri, S.Pd S.1 B. Jawa PNS
34. Sri Sudaryani S.1 Mtk PNS
35. Wagirah, S.Ag S.1 Ag.
Islam
PNS
36. Siti Kamimah, S.Pd S.1 B. Indo PNS
37. Retno P, S.Pd S.1 IPS PNS
38. Mintarsih, S.Pd S.1 Mtk PNS
39. Ita Anggreany, S.Pd S.1 B.Ing GTT
b. Keadaan karyawan
Untuk memperlancar administrasi pendidikan, SMP Negeri 1
Ambarawa mempunyai 15 tenaga tata usaha yang mengurus keuangan
sekolah, administrasi pendidikan, perpustakaan siswa dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnnya disajikan dalam tabel berikut:
42
Tabel 6
Keadaan karyawan SMP Negeri 1 Ambarawa9
No Nama Pendidikan Tugas
1. Setiaji, S.Pd S.1 Kepala TU
2. Junaidi SMA Kepegwaian 1/Sarpras
3. Ngartiman Kepegawaian
2/Bendahara BOS
4. Yuning Setiyowati SMK Pemb. Bend.
BOS/SSN/
GRANT/KOMITE/Ad
m Keuangan
5. Murdiana Sari SMU Kesiswaan/Surat
menyurat/Agendaris
6. Sutrismiyati SMK Kop. Siswa/Pembantu
Umum
7. Sri Idayati, S.Pd S.1 Perpustakaan
8. Sri Ratnawati SMK Pembantu
Sarpras/Perlengkapan
9. Suwanti Rajabani SMU Pemb. Adm.
Kurikulum/Lab. IPA
10. Fitri Eliyah SMK Perpustakaan
11. Subardi SMP Petugas Kebersihan
Siang/Satpam/Jaga
malam
12. Iwan Amunarto SLTA Petugas
Kebersihan/Jaga
malam
13. Fajar Wibowo Tidak Lulus
SD
Petugas
Kebersihan/Jaga siang
14. Achmad Rifa’i SMP Petugas
Kebersihan/Jaga
malam
15. Ervan Murtiadi SMP Jaga malam/Foto copy
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data tentang Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya (dalam Bab III, populasi
dan sampel penelitian) bahwa dalam penelitian ini penulis mengambil
9 Dokumentasi, Tata Usaha SMP Negeri 1 Ambarawa.
43
sampel penelitian sejumlah 40 peserta didik, pemilihan dilakukan secara
acak dari kelas IX di SMP N 1 Ambarawa Kabupaten Semarang.
Dalam mengumpulkan data tentang tingkat pendidikan orang tua,
peneliti menggunakan angket. Angket penelitian ini diberikan dan diambil
langsung oleh peneliti kepada para responden untuk menjaga keotentikan
data yang diperoleh. Sehingga benar-benar dapat diyakini bahwa data
tersebut diisi oleh responden.
Adapun gambaran mengenai data tentang tingkat pendidikan orang tua
peserta didik yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Keadaan Pendidikan Orang Tua Responden
No Nama
Responden
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Ayah Ibu
1 Adila NR. SD SLTP
2 Afni S. SD SMP
3 Agrees Eka Desta PN. SLTA SLTA
4 Annisa’ Nur Hidayah SI SMA
5 Ayu Asti Noor Rochmah MA MTs
6 Citra Alia Y. SD MA
7 Dania Almas Ghaisani SI SLTP
8 Deygo Benino N. SMA SMA
9 Diah Ayu Ningtyas MA MTs
10 Dinda Nuraeni SD SD
11 Era Roichatul Jannata MA SD
12 Eva Yuliana SMP SD
13 Febriana DS. SD SMP
14 Fitriana Kusumaning Dewi SD SMP
15 Gita Dwi Sari SMP SMA
16 Hanifa SI SI
17 Ika Aprilia SMA SD
18 Indri Setiyoningsih SD SMP
19 Intan Dwi Marcelina MI SLTP
20 Laelatul Nazila SD SD
21 L. Dama J. SLTP MI
22 Malik Kurnia Putra Pratama SI SLTA
23 Maulidya Vyanidhea K. SMA SD
24 Meisya DC. SLTA SLTA
25 Ninda Arum I. SLTP SLTA
26 Nisak Jamilatus Sakila SD MI
44
27 Nurma Yunita SD SD
28 Purwanti SD SD
29 Putri Kusuma W. SLTA SLTA
30 Ragil Tri H. SLTP SD
31 Rara Sita Rosa SLTA SLTA
32 Ratna Hapsari Putri SLTA SI
33 Rochmah Yulika M. MA SD
34 Romandina A. SMP SD
35 Rona Setiana SLTA SLTA
36 Shintara KWP. SI SI
37 Ulin Nasekhah SLTP SD
38 Utari Nurjanah SLTP SD
39 Wildan Maulana Aksan SD SLTP
40 Yusuf Alfaqih SD SD
Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa masing-masing peserta
didik yang menjadi responden antara pendidikan ayah dan ibu tidak pasti
sama tingkatannya. Untuk tingkat pendidikan ayah yang menempuh
pendidikan informal/non formal tidak ada, lulus SD/MI ada 14 orang, lulus
SMP/MTs ada 8 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 13 orang, dan lulus
peguruan tinggi ada 5 orang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu yang
menempuh pendidikan informal/non formal tidak ada, lulus SD/MI ada 16
orang, lulus SMP/MTs ada 10 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 11
orang, dan lulus peguruan tinggi ada 3 orang.
2. Data Tentang Prestasi Responden
Dalam mengumpulkan data tentang prestasi peserta didik, peneliti
menggunakan angket. Angket penelitian ini diberikan dan diambil langsung
oleh peneliti kepada para responden untuk menjaga keotentikan data yang
diperoleh. Sehingga benar-benar dapat diyakini bahwa data tersebut diisi
oleh responden.
Adapun gambaran mengenai data tentang prestasi peserta didik yang
menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut:
45
Tabel 8
Data Nilai Rata-rata Prestasi Responden
No Nama Responden Nilai rata-rata
1 2 3
1 Adila NR. 82
2 Afni S. 76
3 Agrees Eka Desta PN. 88
4 Annisa’ Nur Hidayah 70
5 Ayu Asti Noor Rochmah 90
6 Citra Alia Y. 75
7 Dania Almas Ghaisani 81
8 Deygo Benino N. 79
9 Diah Ayu Ningtyas 79
10 Dinda Nuraeni 78
11 Era Roichatul Jannata 89
12 Eva Yuliana 85
13 Febriana DS. 75
14 Fitriana Kusumaning Dewi 92
15 Gita Dwi Sari 77
16 Hanifa 86
17 Ika Aprilia 83
18 Indri Setiyoningsih 79
19 Intan Dwi Marcelina 83
20 Laelatul Nazila 80
21 L. Dama J. 75
22 Malik Kurnia Putra Pratama 79
23 Maulidya Vyanidhea K. 89
24 Meisya DC. 76
25 Ninda Arum I. 82
26 Nisak Jamilatus Sakila 87
27 Nurma Yunita 79
28 Purwanti 80
29 Putri Kusuma W. 83
30 Ragil Tri H. 81
31 Rara Sita Rosa 73
32 Ratna Hapsari Putri 95
33 Rochmah Yulika M. 79
34 Romandina A. 70
35 Rona Setiana 80
36 Shintara KWP. 84
37 Ulin Nasekhah 93
38 Utari Nurjanah 74
39 Wildan Maulana Aksan 76
40 Yusuf Alfaqih 79
46
C. Analisis Pendahuluan
1. Memberi Code Data Variabel X (Tingkat Pendidikan Formal Orang
Tua)
Untuk memberikan skor data dari tingkat pendidikan orang tua, di sini
penulis menggunakan pedoman kriteria penilaian yang telah ditentukan
sebelumnya yaitu:
a. Untuk orang tua yang SD/sederajat diberi code 2
b. Untuk orang tua yang SMP/sederajat diberi code 3
c. Untuk orang tua yang SMA/sederajat diberi code 4
d. Untuk orang tua yang PT/sederajat diberi code 5.
Adapun hasil pemberian code tingkat pendidikan orang tua
selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 9
Skor Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua
No.
Resp.
Tingkat Pendidikan Code Jumlah
Skor Ayah Ibu Ayah Ibu
1 SD SLTP 2 3 5
2 SD SMP 2 3 5
3 SLTA SLTA 4 4 8
4 SI SMA 5 4 9
5 MA MTs 4 3 7
6 SD MA 2 4 6
7 SI SLTP 5 3 8
8 SMA SMA 4 4 8
9 MA MTs 4 3 7
10 SD SD 2 2 4
11 MA SD 4 2 6
12 SMP SD 3 2 5
13 SD SMP 2 3 5
14 SD SMP 2 3 5
15 SMP SMA 3 4 7
16 SI SI 5 5 10
17 SMA SD 4 2 6
18 SD SMP 2 3 5
19 MI SLTP 2 3 5
20 SD SD 2 2 4
47
21 SLTP MI 2 2 4
22 SI SLTA 5 4 9
23 SMA SD 4 2 6
24 SLTA SLTA 4 4 8
25 SLTP SLTA 3 4 7
26 SD MI 2 2 4
27 SD SD 2 2 4
28 SD SD 2 2 4
29 SLTA SLTA 4 4 8
30 SLTP SD 3 2 5
31 SLTA SLTA 4 4 8
32 SLTA SI 4 5 9
33 MA SD 4 2 6
34 SMP SD 3 2 5
35 SLTA SLTA 4 4 8
36 SI SI 5 5 10
37 SLTP SD 3 2 5
38 SLTP SD 3 2 5
39 SD SLTP 2 3 5
40 SD SD 2 2 4
Tabel 10
Frekuensi Jumlah Skor Tingkat Pendidikan Orang Tua
Skor X f fX
4 7 28
5 12 60
6 5 30
7 4 28
8 7 56
9 3 27
10 2 20
N=40 ΣΣΣΣfX=249
Dengan demikian, dari tabel di atas sudah dapat diketahui skor tingkat
pendidikan orang tua para responden penelitian yang selanjutnya akan
dikorelasikan dengan skor prestasi PAI para responden.
48
2. Variabel Y (Prestasi Belajar)
Dari tabel mengenai data nilai peserta didik, dapat diketahui bahwa
skor atau nilai peserta didik bervariasi. Dari skor tersebut selanjutnya akan
mencari milai mean (rata-rata) maka dilakukan tabulating sebagai berikut:
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Skor Y f fY
70 2 140
73 1 73
74 1 74
75 3 225
76 3 234
77 1 77
78 1 78
79 7 553
80 3 240
81 2 162
82 2 164
83 3 249
84 1 84
85 1 85
86 1 86
87 1 87
88 1 88
89 2 178
90 1 90
92 1 92
93 1 93
95 1 95
N=40 ΣΣΣΣfY=3241
Sehingga nilai yang diperoleh adalah:
My (Mean) = ΣfY
N
= 3241
40
= 81,025.
49
Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang
telah didapat peneliti membuat interval kategori dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
i
R = 10 → 20
10
Keterangan :
i : Interval class
R : Range
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :
R = H - L + 111
Keterangan:
H : Skor nilai tertinggi
L : Skor nilai terendah
1 : Bilangan konstan
R = H – L + 1
= 95 - 70
= 26
i = 5
26
= 5,2
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 5,2 sehingga interval yang
diambil bisa kelipatan 5, sehingga untuk mengkategorikannya dapat
diperoleh interval sebagai berikut :
No Interval Kategori
1 90 – 95 Sangat baik
2 85 – 89 Baik
3 80 – 84 Sedang
4 75 – 79 Kurang
5 70 – 74 Sangat kurang
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Ed. 19., (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
hlm. 53.
11 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 52.
50
Tabel di atas menunjukkan mean variabel Y (prestasi belajar)
adalah 81,025, dan termasuk berkategori sedang karena masuk dalam
interval (80 – 84).
D. Analisis Uji Hipotesis
Analisis dipergunakan untuk mengetahui atau membuktikan benar atau
tidaknya hipotesisi yang diajukan, maka perlu dianalisis dengan menggunakan
metode statistik dengan rumus analisis regresi satu prediktor dengan skor
kasar, dengan ringkasan rumus sebagai berikut:
Sumber
Variasi
db JK RK Freg
Regresi 1
N
YYKXYa
2)(Σ−Σ+Σ
reg
reg
db
JK
res
reg
RK
RK
Residu (N-2) YKXYaY Σ−Σ−Σ2
res
res
db
JK
TotaL N-1
N
YY
22 )(Σ−Σ
Untuk mengoperasikan rumus-rumus di atas, masih dibutuhkan rumus
pembantu Y = aX + K dimana harga a dan K diperoleh dengan:
(1) ΣXY = aΣX2 + KΣX
(2) ΣY = aΣX +NK.
Untuk memulai perhitungan langkah pertama adalah membuat tabel kerja
regresi satu prediktor, berikut tabel kerja regresi untuk X pada Y:
Tabel 12
Tabel Kerja Regresi Satu Prediktor
No. Resp X Y X² Y² XY
1 2 3 4 5 6
1. 5 82 25 6724 410
2. 5 76 25 5776 380
3. 8 88 64 7744 704
4. 9 70 81 4900 630
51
1 2 3 4 5 6
5. 7 90 49 8100 630
6. 6 75 36 5625 450
7. 8 81 64 6561 648
8. 8 79 64 6241 632
9. 7 79 49 6241 553
10. 4 78 16 6084 312
11. 6 89 36 7921 534
12. 5 85 25 7225 425
13. 5 75 25 5625 375
14. 5 92 25 8464 460
15. 7 77 49 5929 539
16. 10 86 100 7396 860
17. 6 83 36 6889 498
18. 5 79 25 6241 395
19. 5 83 25 6889 415
20. 4 80 16 6400 320
21. 4 75 16 5625 300
22. 9 79 81 6241 711
23. 6 89 36 7921 534
24. 8 76 64 5776 608
25. 7 82 49 6724 574
26. 4 87 16 7569 348
27. 4 79 16 6241 316
28. 4 80 16 6400 320
29. 8 83 64 6889 664
30. 5 81 25 6561 405
31. 8 73 64 5329 584
32. 9 95 81 9025 855
33. 6 79 36 6241 474
34. 5 70 25 4900 350
35. 8 80 64 6400 640
36. 10 84 100 7056 840
37. 5 93 25 8649 465
38. 5 74 25 5476 370
39. 5 76 25 5776 380
40. 4 79 16 6241 316
N=40 249 3241 1679 264015 20224
Dari tebel kerja tersebut di atas dapat diketahui bahwa :
ΣX = 249 ΣY² = 264015
ΣY = 3241 ΣXY = 20224
ΣX² = 1679
52
Sebelum data dimasukkan dalam rumus analisis regresi satu prediktor
dengan skor mentah Y = aX + K, maka harus mencari harga a dan K dengan
rumus-rumusnya sebagai berikut:
(1) ΣXY = aΣX2 + KΣX
(2) ΣY = aΣX +NK
(1) 20224 = a 1679 + K 249
(2) 3241 = a 249 + 40 K
dengan penyelesaian persaman simultan akan ketemukan (dengan membagi
persamaan 1 dengan 249 dan persamaan 2 dengan 40):
(3) 81,2209 = 6,742972 a + K
(4) 81,025 = 6,225 a + K -
(5) 0,195884 = 0,517972 a
a = 0,378174
(4) 81,025 = (6,225) (0,378174) + K
K = 81,025 – 2,354134
= 78,67087
Sehingga dari persamaan Y = aX + K diperoleh Y = 0,378 X + 78,671.
Sedang untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan
formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP N 1 Ambarawa
adalah dengan perhitungan berikut:
JKreg = N
YYKXYa
2)(Σ−Σ+Σ
= (0,378174) (20224) + (78,67087) (3241) – (3241)2
40
= 7648,192285 + 254972,2782 – 10504081
40
= 7648,192285 + 254972,2782 – 262602,025
= 18,44544001
JKres = YKXYaY Σ−Σ−Σ2
= 264015 – (0,378174) (20224) – (78,67087) (3241)
= 264015 – 7648,192285 – 254972,2782
53
= 1394,52956
RKreg = reg
reg
db
JK
= 1
118,4454400
= 18,44544001
RKres = res
res
db
JK
= 2-40
1394,52956
= 36,69814632
Freg = res
reg
RK
RK
= 236,6981463
118,4454400
= 0,502625932
Ft 1% (0,01) = (regresi 1 prediktor pada N=40) adalah 7,31
Ft 5% (0,05) = (regresi 1 prediktor pada N=40) adalah 4,08
Jadi Freg = 0,503 ≤ Ft 1% (0,01)
Freg = 0,503 ≤ Ft 5% (0,05)
Selanjutnya untuk mencari berapa persen variabel X berpengaruh
terhadap variabel Y digunakan koefisien determinasi dengan rumus:
rdeterminasi = (r)2 x 100%
Untuk memperoleh nilai r digunakan rumus product moment dengan
perhitungan sebagai berikut
])(][)([
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
](3241)-(264015) 40][(249)-(1679) 40[
(3241) (249)- (20225) 40
22=xyr
54
)10504081010560600)(6200167160(
807009809000
−−
−=xyr
19)(5159)(565
1991=xyr
291581521
1991=xyr
75828,17075
1991=xyr
rxy = 0,116598043
Selanjutnya untuk mencari berapa persen variabel X berpengaruh
terhadap variabel Y digunakan koefisien determinasi dengan rumus:
(r)2 x 100% = (0,116)
2 x 100%
= 0.013 x 100%
=1,3%
E. Analisis Lanjut
Sebagai langkah akhir dalam menganalisis data dari penelitian lapangan
ini adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian adalah adanya pengaruh antara tingkat pendidikan formal
orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab.
Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
Analisis ini menguji kebenaran hipotesis tersebut, sehingga apabila data
lapangan dapat menjawab hipotesis yang diajukan tersebut maka diterima
(signifikan), tetapi apabila data lapangan tidak dapat menjawab berarti
hipotesis yang diajukan ditolak (non signifikan).
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka langkahnya adalah
mengkonsultasikan antara Fregresi (Freg) dengan F pada tabel (Ft). jika hasilnya
menunjukkan Freg lebih besar atau sama dengan Ft, maka Freg yang diperoleh
signifikan. Ini artinya rumusan hipotesis yang diajukan diterima. Sebaliknya
jika Freg tersebut lebih kecil dari Ft berarti non signifikan yang artinya hipotesis
ditolak.
55
Adapun untuk mengetahui nilai Freg tersebut signifikan atau tidak, adalah
dengan menguji pada taraf signifikansi 5% dan 1% dengan operasionalnya
sebagai berikut:
- Pada taraf signifikansi 5% diperoleh Freg= 0,503 dan Ft= 4,08; Jadi Freg
< Ft artinya Freg tidak signifikan.
- Sedang pada taraf signifikansi 1% diperoleh Freg= 0,503 dan Ft =7,31:
jadi Freg < Ft artinya Freg tidak signifikan.
Dikarenakan variabel X hanya mempengaruhi 1,3% terhadap variabel Y
(atau tingkat pendidikan formal orang tua mempengaruhi 1,3% terhadap
prestasi belajar studi PAI di SMP N 1 Ambarawa). Sedangkan sisanya yaitu
100% - 1,3% = 98,7% variabel Y (pretasi belajar peserta didik) dipengaruhi
oleh variabel-variabel lain.
Berdasarkan hasil analisis lanjut di atas membuktikan bahwa baik dalam
taraf signifikansi 1% dan signifikansi 5% keduanya menunjukkan tidak adanya
kesesuaian, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yaitu “adanya
pengaruh antara tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar
studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”
ditolak.
Dengan ditolaknya hipotesis yang diajukan oleh penulis, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa tingkat pendidikan formal orang tua tidak
mempengaruhi prestasi belajar pada studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab.
Semarang.
Kenyataan bahwa tidak terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan
orang tua yang berpendidikan tinggi dengan prestasi belajar peserta didik yang
lebih baik, mungkin disebabkan karena sedikitnya waktu orang tua terhadap
anak bagi orang tua yang berpendidikan tinggi karena kesibukan kerja atau
karena pendidikan orang tua yang tinggi tidak menjamin prestasi anak menjadi
baik pula. Sebab prestasi peserta didik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
lain, seperti kesibukan orang tua, kurangnya perhatian orang tua, lingkungan
sekolah dan lain sebagainya. Artinya tingkat pendidikan orang tua bukan satu-
satunya faktor yang mempengaruhi prestasi peserta didik di sekolah.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh
tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP
Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012” dari hasil data
dilapangan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan ayah dan ibu tidak sama tingkatannya. Untuk tingkat
pendidikan ayah yang lulus SD/MI ada 14 orang, lulus SMP/MTs ada 8
orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 13 orang, dan lulus peguruan tinggi ada
5 orang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu yang lulus SD/MI ada 16
orang, lulus SMP/MTs ada 10 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 11
orang, dan lulus perguruan tinggi ada 3 orang.
2. Prestasi bidang studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang adalah
sedang. Hal ini dibuktikan dari mean (rata-rata) nilai peserta didik yaitu
81,025 yang berada pada kategori sedang, karena berada pada nilai dengan
rentang 80-84.
3. Tingkat pendidikan formal orang tua tidak mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan dengan prestasi bidang studi PAI di SMP N 1
Ambarawa tahun ajaran 2011/2012. Hal itu dibuktikan dari hasil analisis
regresi satu prediktor, diperoleh Freg = 0,503. Kemudian dikonsultasikan
dengan Ft pada taraf signifikansi 5% (Ft = 4,08) dan pada taraf signifikansi
1% (Ft =7,31), jadi Freg < Ft yang artinya tidak signifikan. Sedangkan besar
pengaruhnya setelah melewati uji statistik dengan koefesien determinasi
diketahui variabel X (tingkat pendidikan formal orang tua) berpengaruh
1,3% terhadap variabel Y (prestasi belajar) sedangkan sisanya, variabel Y
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.
57
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang diperoleh, maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya dalam belajar
di rumah. Karena keberhasilan seorang anak dalam belajar sangat
berpengaruh pada aspek-aspek lain seperti pelajaran agama di sekolah,
menghormati guru di sekolah, menghormati orang tua, dan menghormati
sesama.
2. Kepada orang tua untuk meningkatkan diri dalam bidang pendidikan,
pengetahuan dan pengalamannya agar dapat membimbing anaknya untuk
memperoleh prestasi belajar yang baik.
3. Kepada sekolah, lebih mendorong peserta didik agar lebih giat dalam belajar
terutama mata pelajaran PAI.
C. Kata Penutup
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih layak
menerima penyempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan
ide, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak agar skripsi ini
menjadi lebih baik.
Akhirnya, semoga apa yang penulis lakukan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Amin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2007, cet. 2.
Al Baihaqi, Imam Abi Bakar Ahmad bin Husain, Syu’bul Iman, Juz. 2., Libanon:
Darul Kutub Al Ilmiyah, 384-458 H.
An Naisa Nuri, Imam Abi Husain Muslim bin Hujad Ibnu Muslim Al Khusairi,
Jami’ As sahih, Juz. 7., Libanon: Darul Fikr, t.t.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed. rev.,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, cet. 12.
_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed. rev., Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010, cet. 14.
Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, 1984.
Daradjat, Zakiah, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, cet.
9.
Departemen Agama RI, AL-JUMANATUL ‘ALI Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005.
Dewey, John, Experience and Education, 1st. Ed., New York: Touchstone
Rockefeller Center, 1997.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Ed. 2, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Dokumentasi, Data Guru PNS/CPNS dan Non PNS SMP Negeri 1 Ambarawa.
Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa.
Dokumentasi, Tata Usaha SMP Negeri 1 Ambarawa.
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: ANDI, 2001, cet. 8.
Hildebrand, Parenting and Teaching Young Children, from The Home Ec
Professionals Webster/ Mc Grow-Hill.
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, Jakarta: Bumi
Aksara, 1999, cet. 4.
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000, cet. 13.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Ed. 19, Jakarta: Rajawali Pers,
2009.
Sudjana, Metoda Statistika, Ed. 6, Bandung: PT Tarsito, 2005, Cet. 3.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&G, Bandung: Alfabeta, 2010, cet. 11.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:
Bumi Aksara, 2008, cet. 6.
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1982, cet. 1.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010, cet. 15.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3,
Jakarta: Balai Pustaka, 2005, cet. 3.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta: Sinar Grafika, 2003.
http://smp1ambarawa.sch.id//page431.htm.
http://smp1ambarawa.sch.id//page1083.htm.
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sarana Ruang dan Lapangan SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 2 Perabot Sekolah SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 3 Data Buku Perpustakaan SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 4 Data Alat/Bahan Laboratorium dan Media Pendidikan SMP Negeri
1 Ambarawa.
Tabel 5 Daftar Guru di SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 6 Keadaan karyawan SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 7 Keadaan Pendidikan Orang Tua Responden.
Tabel 8 Data Nilai Rata-rata Prestasi Responden.
Tabel 9 Skor Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua.
Tabel 10 Frekuensi Jumlah Skor Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua.
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar.
Tabel 12 Tabel Kerja Regresi Satu Prediktor.
ANGKET PENELITIAN
A. Tujuan dan Petunjuk
1. Angket ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka
studi kesarjanaan (SI) di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Mohon dijawab dengan jujur, demi pentingnya penelitian ini!
3. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
4. Selamat mengisi!
B. Biodata Responden
1. Nama :
2. Kelas/Semester :
3. Nama Ibu Kandung :
Pendidikan terakhir :
4. Nama Ayah Kandung :
Pendidikan terakhir :
5. Nilai Mid Semester :
ANGKET PENELITIAN
A. Tujuan dan Petunjuk
1. Angket ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka
studi kesarjanaan (SI) di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Mohon dijawab dengan jujur, demi pentingnya penelitian ini!
3. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
4. Selamat mengisi!
B. Biodata Responden
1. Nama :
2. Kelas/Semester :
3. Nama Ibu Kandung :
Pendidikan terakhir :
4. Nama Ayah Kandung :
Pendidikan terakhir :
5. Nilai Mid Semester :
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987 Semarang 50185
No. : In.06.3/D.1/TL.00/4921/2011 Semarang, 5 Desember 2011
Lamp. : 1 (bendel) Proposal
Hal. : Surat Pengantar Riset
A.n. : Isna Atik Wildayati
NIM : 083111072
Kepada Yth.
Kepala SMP Negeri 1 Ambarawa
di Ambarawa
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka melengkapi bahan-bahan umtuk menyusun proposal/skripsi, maka
bersama ini kami hadapkan kepada bapak/ibu/saudara :
Nama : Isna Atik Wildayati
NIM : 083111072
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Keperluan : Mohon bantuan untuk memberikan keterangan tentang,
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar
Peserta Didik Bidang Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Tahun
Pelajaran 2011/2012
Demikian atas bantuan bapak/ibu/saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
An. Dekan,
Pembantu Dekan I
Drs. H. Shodiq, M.Ag
NIP. 19681205 199403 1 003
Tembusan:
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan, Semarang, Telp. (024)7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Nomor : In.06.3/J.1/PP.00.9/4654/2011 Semarang, 11 Oktober 2011
Lamp : -
Hal : Penunjukan Pembimbing Skripsi
Kepada Yth.:
Sdr.
1. H. Mursid, M.Ag
2. Dr. H. Hamdani Muin, M.Ag
di Semarang.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Berdasarkan hasil pembahasan usulan judul penelitian di Jurusan Pendidikan Agama Islam, maka
fakultas Tarbiyah menyetujui judul skripsi mahasiswa:
Nama : Isna Atik Wildayati
NIM : 083111072
Judul : PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK BIDANG STUDI PAI DI SMP
NEGERI 1 AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
dan menunjuk Saudara:
1. H. Mursid, M.Ag (sebagai Pembimbing I)
2. Dr. H. Hamdani Muin, M.Ag (sebagai Pembimbing II)
Demikian penunjukan pembimbing skripsi ini disampaikan dan atas kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
A.n Dekan,
Sekretaris Jurusan PAI
H. Mursid, M.Ag NIP. 19670305 200112 1 001
Tembusan:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo sebagai laporan
2. Mahasiswa yang bersangkutan
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 AMBARAWA SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
Jl Bandungan 42 Telp. (0298) 591093 Ambarawa 50651 Email : smpsatu_ambarawa@yahoo.com Website : smp1ambarawa.sch.id
SURAT KETERANGAN Nomor : 800/271/2011
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Sekolah SMP N 1 Ambarawa Kab.
Semarang menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa:
Nama : Isna Atik Wildayati
NIM : 083111072
Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 4 September 1990
Alamat : Dusun Ngawinan Rt.01 Rw.IV No.21 Desa Jetis
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
PT/Fak. : IAIN Walisongo Semarang/Tarbiyah
Telah melaksanakan tugas riset di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang mulai tanggal
26 November 2011 sampai dengan 3 Desember 2011 sebagai persyaratan penulisan karya
ilmiah (skripsi) dengan tema ”Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi
belajar peserta didik bidang studi PAI”, untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam di IAIN
Walisongo Semarang.
Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Ambarawa, 3 Desember 2011
Kepala SMP N 1 Ambarawa
SUMARDI AZIS, S. Pd, M. Pd
NIP. 19561105 197711 1 001
Foto-foto
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Isna Atik Wildayati
2. Tempat& Tgl. Lahir : Kab. Semarang, 4 September 1990
3. NIM : 083111072
4. Alamat Rumah : Dusun Ngawinan Rt.01 Rw.IV No.21 Desa Jetis
Kec. Bandungan Kab. Semarang.
HP : 085740608434
E-mail : isnawilda@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal:
a. MI Jetis Lulus 2002
b. SMP N 1 Ambarawa Lulus 2005
c. SMA N 1 Ungaran Lulus 2008
d. IAIN Walisongo Semarang S1 Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan
Agama Islam angkatan 2008
2. Pendidikan Non Formal
a. TPQ Uswatun Khasanah Lulus 2002
Semarang, 28 Maret 2012
Isna Atik Wildayati
NIM: 083111072
Recommended