View
228
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN
EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI SUMBER BELAJAR
SISWA SMA PADA MATERI EKOSISTEM
Skripsi disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Nurul Karimah
4401406055
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang
berjudul “ Pengembangan Video Pembelajaran Ekosistem Mangrove sebagai
Sumber Belajar Siswa SMA pada Materi Ekosistem” disusun berdasarkan hasil
penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di
perguruan tinggi manapun.
Semarang, September 2010
Nurul Karimah NIM. 4401406055
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
Pengembangan Video Pembelajaran Ekosistem Mangrove sebagai Sumber
Belajar Siswa SMA pada Materi Ekosistem
Disusun oleh:
Nama : Nurul Karimah
NIM : 4401406055
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada 16
September 2010
Panitia Ujian:
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S., M. S Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP. 19511115 1979 03 1 001 NIP. 196712171993032001
Penguji Utama
Andin Irsadi, S.Pd, M.Si NIP. 19740310 2000 03 1 001
Anggota penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu Drs. Kukuh Santosa Ir. Nana Kariada TM, M.Si NIP. 19490809 1976 03 1 002 NIP. 19660316 1993 10 2 001
iv
ABSTRAK
Karimah, Nurul. 2010. Pengembangan Video Pembelajaran Ekosistem Mangrove sebagai Sumber Belajar Siswa SMA pada Materi Ekosistem. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Drs. Kukuh Santosa dan Ir. Nana Kariada TM, M.Si.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Selain itu, pembelajaran dapat dirancang oleh guru dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru biologi dan siswa di SMA N 1 Batang diketahui bahwa guru menggunakan powerpoint terus-menerus dalam pembelajaran, hal tersebut membuat siswa cenderung bosan menerima materi pelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa tidak optimal. Selain itu, mengingat sekolah yang letaknya tidak jauh dari ekosistem mangrove serta peran fungsi ekosistem mangrove yang sangat penting bagi kehidupan, guru mempunyai keinginan untuk memberikan materi mengenai ekosistem mangrove. Oleh karena itu, pada penelitian ini dikembangkan video pembelajaran ekosistem mangrove untuk memfasilitasi belajar siswa serta dapat digunakan sebagai pengetahuan awal siswa mengenai ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian video pembelajaran ekosistem mangrove dengan SK dan KD pembelajaran dari BSNP serta mengetahui keefektifan video tersebut untuk diterapkan di sekolah sebagai sumber belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Metode Research and Development (R&D). Populasi dalam penelitian ini adalah guru biologi SMAN 1 Batang dan seluruh siswa kelas X SMAN 1 Batang. Sampel yang digunakan untuk penilaian video dilakukan pada guru biologi kelas X di SMAN 1 Batang. Uji coba pelaksanaan pembelajaran dilakukan di kelas X.1 dan kelas X.4 SMAN 1 Batang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata penilaian pakar terhadap video pembelajaran yang dikembangkan adalah sebesar 88,89% atau mencapai kriteria sangat sesuai, hasil tanggapan guru terhadap video pembelajaran adalah 100% dengan kriteria tanggapan guru adalah sangat baik. Selama uji coba pemakaian didapatkan rata-rata hasil belajar kelas X.1 adalah 79,2 dan kelas X.4 adalah 72.37 dengan ketuntasan belajar klasikal kelas X.1 dan kelas X.4 masing-masing adalah 93.8% dan 77.42% serta hasil aktivitas siswa secara klasikal kelas X.1 100% dan X.4 adalah 96.77% siswa mencapai kriteria baik dan sangat baik, selain itu 100% siswa menyatakan video pembelajaran ekosistem mangrove yang dikembangkan bermanfaat bagi mereka.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove sesuai dengan SK dan KD pembelajaran dari BSNP serta efektif diterapkan dalam pembelajaran sebagai sumber belajar siswa SMA pada materi Ekosistem. Kata kunci : Pengembangan video pembelajaran, ekosistem mangrove, sumber
belajar.
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena
atas segala berkat rahmat dan hidayahnya, skripsi yang berjudul “Pengembangan
Video Pembelajaran Ekosistem Mangrove sebagai Sumber Belajar Siswa SMA
pada Materi Ekosistem” dapat Penulis selesaikan dengan baik.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah Penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan
kelancaran administrasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kelancaran administrasi
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Drs. Kukuh Santosa, selaku dosen pembimbing I yang telah mencurahkan
pikiran dan waktu serta senantiasa memberikan saran, kritik dan motivasi
kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ir. Nana Kariada TM, M. Si, selaku dosen pembimbing II yang telah
mencurahkan pikiran dan waktu serta senantiasa memberikan saran, kritik dan
motivasi kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Andin Irsadi, S.Pd, M. Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SMA N 1 Batang, yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk mengadakan penelitian.
8. Pralambang, S.P Guru mata pelajaran Biologi, yang senantiasa membimbing
Peneliti saat melaksanakan penelitian.
vi
9. Siswa-siswi kelas X. 1, X. 4 dan X.6 tahun ajaran 2009/2010 SMA N 1
Batang terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Keluarga besar SMA N 1 Batang yang telah membantu kelancaran Penulis
dalam melaksanakan penelitian.
11. Pak’e, Ma’e, mbak Hid, mbak Yul, de’ Arif, de’ Fidhul dan de’ Kesya yang
memberikan do’a, bimbingan, dukungan moral, material, motivasi serta
semangatnya.
12. Mas Aziz terima kasih atas bantuan, dukungan, bimbingan, perhatian dan
kebersamaannya.
13. Sahabatku Plapty & Lusy, Keluarga besar Green Community, mahasiswa
Pendidikan Biologi 2006, Bee Community, yang senantiasa membuatku
termotivasi untuk menjadi lebih baik.
14. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu kelancaran dan kemudahan
dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya atas kebaikan semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, kritik dan
saran dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga karya sederhana ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Semarang, September 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................... 4
C. Penegasan Istilah ............................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
E. Manfaat penelitian ............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Sumber belajar dan pembelajaran biologi..................... 7
2. Media pembelajaran ..................................................... 10
3. Hasil belajar ................................................................. 13
4. Ekosistem mangrove ..................................................... 14
5. Materi ekosistem pada pelajaran biologi ...................... 15
B. Hipotesis ……………………………………………......... 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ….…………………………………... 17
B. Faktor yang Diteliti ……………………………………. 17
C. Rancangan Penelitian ………………………………...... 17
viii
D. Prosedur Penelitian …………………………………...... 17
E. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data .............. 19
F. Metode Analisis Data ..................................................... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………….. 27
B. Pembahasan ..……………………………………….… 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………….….. 49
B. Saran …………………………………………….……. 49
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..……… 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………..………… 54
ix
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Soal ................................... 21
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Soal .......................... 22
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ..................... 23
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Keterpakaian Soal .......... ................... 23
Tabel 5. Soal Digunakan dan Tidak Digunakan dalam Penelitian .............. 23
Tabel 6. Perhitungan Batas Atas dan Bawah Kriteria Aktivitas Siswa ........ 25
Tabel 7. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Penilaian Pakar ................................ 27
Tabel 8. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa ........................................ 28
Tabel 9. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru …………… ...................... 29
Tabel 10. Hasil Aktivitas Siswa …………. ................................................ 30
Tabel 11. Hasil Belajar Siswa ................................................... .................. 30
Tabel 12. Kinerja Guru pada Kegiatan Pembelajaran ................................... 31
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir.................. .................................................. 16
Gambar 2. Prosedur Penelitian .................................................................... 18
Gambar 3. Foto penelitian........ ................................................................ 154
Gambar 4. Foto penelitian .......... ............................................................. 154
Gambar 5. Foto penelitian ......... ............................................................... 154
Gambar 6. Foto penelitian ........ ................................................................ 155
Gambar 7. Foto penelitian .......... .............................................................. 155
Gambar 8. Foto penelitian ........ ................................................................ 155
xi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1. Silabus Pembelajaran .......... ................................................................. 55
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 57
3. Kisi-kisi soal uji coba evaluasi ................................................................. 62
4. Soal uji coba evaluasi .............................................................................. 65
5. Kunci jawaban soal uji coba ................................................................ 72
6. Lembar hasil analisis soal ..................................................................... 74
7. Kisi-kisi soal evaluasi .......................................................................... 83
8. Soal evaluasi ........................................................................................ 85
9. Kunci jawaban soal evaluasi................................................................. 88
10. Daftar nama siswa ............................................................................... 89
11. Hasil diskusi siswa ............................................................................... 90
12. Rubrik penilaian hasil diskusi siswa ..................................................... 96
13. Hasil ulangan siswa .............................................................................. 101
14. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas X.1 ............................................. 103
15. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas X.4 ............................................. 104
16. Hasil penilaian pakar .......................................................................... 105
17. Rubrik penskoran penilaian pakar ........................................................ 111
18. Rekapitulasi penilaian pakar ................................................................. 115
19. Hasil observasi aktivitas siswa ............................................................. 116
20. Rubrik penskoran observasi aktivitas siswa .......................................... 124
21. Rekapitulasi hasil aktivitas siswa kelas X.1 .......................................... 126
22. Rekapitulasi hasil aktivitas siswa kelas X.4 ......................................... 127
23. Rekapitulasi aktivitas siswa .................................................................. 128
24. Hasil tanggapan siswa .......................................................................... 129
25. Rekapitulasi angket tanggapan siswa per aspek kelas X.1 .................... 131
26. Rekapitulasi angket tanggapan siswa per aspek kelas X.4 .................... 132
27. Rekapitulasi tanggapan siswa per siswa kelas X.1 ............................... 133
28. Rekapitulasi tanggapan siswa per siswa kelas X.4 ................................ . 134
29. Hasil tanggapan guru............................................................................ 135
xii
30. Rekapitulasi tanggapan guru ................................................................ 137
31. Hasil kinerja guru ................................................................................. 138
32. Rekapitulasi hasil kinerja guru di kelas X.1 .......................................... 142
33. Rekapitulasi hasil kinerja guru di kelas X.4 .......................................... 143
34. Dokumentasi kegiatan ........................................................................ 144
35. Lembar Surat Penetapan Pembimbing .................................................. 146
36. Surat ijin penelitian Dinas Pendidikan ................................................. 147
37. Surat Rekomendasi dari Dinas Pendidikan .......................................... 148
38. Surat ijin penelitian Sekolah ................................................................ 149
39. Surat keterangan telah melakukan penelitian ...................................... 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMAN 1 Batang merupakan salah satu SMA di Kabupaten Batang yang
berlokasi di kawasan Pantai Utara Jawa Tengah. Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan, di SMAN 1 Batang diketahui bahwa proses belajar mengajar biologi
yang berlangsung di kelas telah memanfaatkan media pembelajaran yang ada.
Pemanfaatan media oleh guru telah dilakukan dengan baik yaitu dengan
menggunakan tayangan slide power point yang dibuat sendiri oleh guru,
penggunaan power point dilakukan pada proses pembelajaran yang dibarengi
dengan metode ceramah dari guru. Guru menggunakan power point untuk
menyampaikan materi yang berasal dari buku paket pelajaran secara terus
menerus tanpa adanya variasi menggunakan media atau sumber belajar yang lain,
sehingga siswa cenderung merasa bosan dalam proses pembelajaran dan akibatnya
hasil belajar siswa tidak optimal.
Ketidakoptimalan hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil ulangan
semester sebelumnya untuk pelajaran biologi dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 64, hanya 30% siswa yang nilainya melebihi 70, 49% siswa
mendapatkan nilai hasil belajar 64, dan 21% siswa nilainya belum mencapai
KKM sehingga perlu mengikuti remidi terlebih dahulu agar nilainya dapat
mencapai KKM. Selain itu, aktivitas siswa cenderung rendah. Hanya 33% siswa
2
yang aktif dalam diskusi kelas dan mengeluarkan pendapat untuk bertanya
maupun menjawab pada saat presentasi, padahal apabila melihat kemampuan
siswa dan guru pada saat pembelajaran di kelas yang dapat dikatakan baik, hal
tersebut tidak mungkin terjadi apabila ditunjang pula dengan media yang baik.
Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa mengenai media
yang diinginkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran, lebih dari 68%
siswa menginginkan media film atau media audio visual sebagai media
pembelajaran, 22% siswa menginginkan media power point, 6,5% siswa
menginginkan gambar/foto, 3,2% siswa menginginkan kartu bergambar, dan tidak
ada satu pun siswa yang menginginkan penggunaan CD interaktif dan chart untuk
digunakan dalam pembelajaran.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru dituntut untuk
lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa.
Selain itu, pembelajaran dapat dirancang oleh guru dan disesuaikan dengan
kondisi masing-
masing sekolah, sehingga ada keleluasaan tersendiri bagi guru untuk lebih
mengembangkan potensi daerah maupun potensi yang dimiliki oleh peserta didik
atau siswa. Mengingat lokasi sekolah yang berada di kawasan Pantai Utara
dimana terdapat lokasi ekosistem mangrove, seharusnya siswa lebih dikenalkan
dengan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut, tetapi pada kenyataanya dari
hasil angket yang diberikan kepada siswa, dapat diketahui masih banyak siswa
yang belum mengenal ekosistem mangrove.
3
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diketahui bahwa guru
berkeinginan untuk mengenalkan ekosistem mangrove kepada siswa dan ingin
membelajarkan materi tersebut langsung di lokasi ekosistem mangrove. Akan
tetapi hal tersebut tidak mungkin untuk dilakukan pada saat pembelajaran di
sekolah karena akan membutuhkan banyak waktu dan mengganggu proses belajar
mengajar di sekolah.
Oleh karena itu dalam penelitian ini dikembangkan Video pembelajaran
ekosistem mangrove sebagai sumber belajar bagi siswa pada materi ekosistem,
untuk menambah pengetahuan siswa dan memfasilitasi belajar siswa serta
menggantikan pengamatan langsung ekosistem mangrove di lapangan. Video
pembelajaran yang dimaksud yaitu media audio visual yang sengaja dibuat dan
disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar untuk
mempermudah penyampaian materi dalam proses belajar mengajar di kelas.
Dipilihnya media video dibandingkan media yang lain dalam kegiatan
pembelajaran dikarenakan keunggulan media video tersebut, yaitu dapat
menjembatani keterbatasan pengalaman peserta didik terhadap objek yang
langkahnya terlalu cepat atau lambat, serta memberikan pengalaman nyata kepada
peserta didik. Selain itu, keunggulan media video yang lain adalah memicu
keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, mendorong munculnya
pola pembelajaran yang bervariasi, dan sekaligus membuat pesan yang
disampaikan sulit dilupakan oleh peserta didik ( Warsita 2008).
Ekosistem mangrove dipilih sebagai sumber belajar siswa dikarenakan
keunikan yang dimiliki oleh ekosistem mangrove, antara lain yaitu pada ekosistem
4
mangrove dapat ditemukan berbagai organisme dari organisme unisellular (alga)
sampai dengan organisme multisellular, mulai dari mikrobia, phytoplankton,
zooplankton, protista, monera, jamur, animalia hingga plantae. Berbagai jenis
biota yang hidup pada ekosistem mangrove dapat berasal dari darat maupun dari
laut hal ini dikarenakan ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan
antara ekosistem darat dengan ekosistem laut. Selain itu ekosistem mangrove
merupakan tempat hidup bagi tumbuhan khas yang hanya hidup pada kawasan
pasang surut dan mempunyai struktur yang berbeda dibandingkan dengan
tumbuhan darat maupun tumbuhan laut. Oleh karena itu ekosistem mangrove
dapat digunakan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran biologi khususnya
pada materi ekosistem untuk mempelajari komponen-komponen penyusun
ekosistem mangrove, hubungan dan aliran energi yang ada pada ekosistem
mangrove serta gangguan keseimbangan pada ekosistem mangrove.
Lokasi ekosistem mangrove yang ditampilkan pada video pembelajaran
merupakan lokasi ekosistem mangrove yang berada di Pantai Utara Jawa Tengah
tepatnya di Kecamatan Tugu Semarang dan Pantai Semat di Jepara. Dipilihnya
lokasi tersebut dikarenakan kondisi yang baik dan keberadaan ekosistem
mangrove yang masih komplek serta layak digunakan sebagai percontohan
ekosistem mangrove di Pantai Utara Jawa Tengah.
Di dalam video gambar atau film yang ditampilkan sama dengan keadaan
aslinya di lingkungan, terlihat nyata sehingga siswa akan merasa berada langsung
di ekosistem mangrove tersebut dan siswa dapat dengan mudah mempelajarinya.
Dengan menggunakan video pembelajaran, siswa dapat lebih mengenal objek
5
yang dimaksud melalui gambar yang ditampilkan dalam video, selain itu
diharapkan siswa tidak merasa jenuh dan bosan karena yang ditampilkan dalam
video bukan hanya gambar diam tanpa suara tapi gambar bergerak dengan suara
dan gambar yang sama dengan aslinya di lingkungan. Dengan video pembelajaran
ekosistem mangrove ini, diharapkan siswa mampu meningkatkan motivasi untuk
memahami materi ekosistem yang disampaikan dengan baik dan mendapatkan
nilai yang baik karena dapat memahami materi sesuai dengan kompetensi dasar
yang diharapkan dari sekolah. Dengan video ini para siswa dikenalkan dengan
ekosistem mangrove, komponen penyusun ekosistem mangrove, faktor biotik dan
abiotik yang ada di dalamnya, dan mengenai kerusakan lingkungan hubunganya
dengan ekosistem mangrove.
B. Permasalahan
Dengan melihat latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah video pembelajaran ekosistem mangrove yang dikembangkan sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran
dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berdasarkan penilaian ahli
pembelajaran dan ahli media?
2. Apakah video pembelajaran ekosistem mangrove efektif diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah sebagai sumber belajar siswa pada pelajaran biologi
materi ekosistem di SMA kelas X semester genap?
6
C. Penegasan Istilah
1. Pengembangan Video Pembelajaran
Pengembangan dalam hal ini merupakan proses pembuatan video
pembelajaran. Pengembangan Video pembelajaran yang dimaksud adalah
pembuatan video yang di sesuaikan dengan SK dan KD pembelajaran untuk
memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Video pembelajaran yang
dikembangkan yaitu video atau film mengenai komponen-komponen yang ada
pada ekosistem mangrove, hubungan komponen-komponen dalam ekosistem
mangrove, gangguan keseimbangan pada ekosistem mangrove serta aliran energi
yang terjadi pada ekosistem mangrove.
Video pembelajaran yang telah dikembangkan disimpan atau direkam
dalam bentuk Videodisk. Matsushita (2007), menjelaskan pengertian Videodisc
secara lengkap bahwa videodisc yang juga disebut laserdisc merupakan
lempengan bentuk bulat yang berisi video dan informasi audio, tetapi mempunyai
kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan compact dist. Menurut Arsyad
(1997) Video Compact disc merupakan sistem penyimpanan dan rekaman video,
signal audio visual direkam pada disk plastic, bukan pada pita magnetik.
2. Ekosistem mangrove
Ekosistem mangrove yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu daerah
muara sungai atau estuarin sehingga merupakan daerah tujuan akhir dari partikel-
partikel organik ataupun endapan lumpur yang terbawa dari daerah hulu akibat
adanya erosi. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang unik, peralihan
antara ekosistem darat dengan ekosistem laut, sebab itulah ekosistem mangrove
7
mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi baik dari jenis tumbuhan maupun
golongan hewan yang dapat berasal dari darat maupun dari laut. Ekosistem
mangrove dapat digunakan sebagai sumber belajar pada materi ekosistem
dikarenakan pada ekosistem mangrove terdapat komponen penyusun ekosistem
yang lengkap, hubungan antar komponen dan aliran energi pada ekosistem yang
jelas, serta gangguan keseimbangan lingkungan yang terjadi pada ekosistem.
3. Materi pokok Ekosistem
Materi yang dimaksud adalah materi yang diberikan di kelas X semester
genap pada KTSP. Dengan Standar Kompetensi menganalisis hubungan antara
ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam
keseimbangan ekosistem, dan dengan Kompetensi Dasar mendiskripsikan peran
komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur Biogeokimia serta pemanfaatan
komponen ekosistem bagi kehidupan. Materi pembelajaran meliputi komponen
ekosistem, hubungan komponen-komponen dalam ekosistem, gangguan
keseimbangan ekosistem serta aliran energi.
4. Keefektifan video pembelajaran
Video pembelajaran efektif dan dapat diterapkan sebagai sumber belajar
siswa di sekolah apabila mendapatkan nilai dari ahli mencapai kriteria sesuai yaitu
dengan rata-rata > 75%, dan mendapat nilai tanggapan guru dan siswa rata-rata >
75%, serta ketika uji coba di lapangan diperoleh ≥ 70% siswa mencapai keaktifan
individual dengan kategori baik dan hasil belajar siswa mencapai ketuntasan
klasikal >75 % dengan nilai ketuntasan individual ≥70.
8
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kesesuaian video pembelajaran ekosistem mangrove yang
dikembangkan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pembelajaran dari BSNP berdasarkan penilaian ahli materi pembelajaran dan
ahli media pembelajaran.
2. Mengetahui keefektifan video pembelajaran ekosistem mangrove untuk
diterapkan sebagai sumber belajar siswa pada materi Ekosistem di SMA kelas
X semester genap.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa, yaitu:
a. Siswa mudah memahami pelajaran dengan baik, karena menggunakan
video pembelajaran yang menarik dan membuat mereka tidak terlalu jenuh
menerima materi pelajaran
b. Siswa mendapatkan pengetahuan tambahan tentang ekosistem yang berada
di sekitar mereka yang mempunyai manfaat sangat penting bagi kehidupan
darat maupun kehidupan laut.
2. Bagi guru
Guru lebih mudah menjelaskan karena dibantu dengan gambar yang jelas
yang hampir sama dengan keadaan sebenarnya di alam.
9
3. Bagi sekolah/lembaga
Sekolah mendapatkan masukan untuk memilih media dan sumber belajar
yang baik contohnya video pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Sumber belajar dan pembelajaran biologi
Menurut Warsita (2008) Belajar adalah suatu proses yang komplek dan
terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup. Konsep belajar sebagai
suatu upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi
peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada disekitarnya. Proses
belajar pada hakikatnya terjadi dalam peserta didik yang bersangkutan, walaupun
prosesnya berlangsung dalam kelompok, bersama orang lain.
Sedangkan sumber belajar menurut Majid (2006) merupakan segala
tempat atau lingkungan sekitar, benda dan orang yang mengandung informasi
yang dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku. Selain itu, Achmad (2004) menyatakan bahwa sumber
belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan
guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan
belajar mengajar guna mencapai efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Sumber
belajar dapat juga berarti satu set bahan atau situasi yang sengaja diciptakan untuk
menunjang peserta didik belajar.
Menurut Warsita (2008) sumber belajar meliputi enam jenis, antara lain
adalah:
11
1) Pesan (message) merupakan informasi pembelajaran yang akan disampaikan
yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai dan data. Pesan ini berupa seluruh
mata pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.
2) Orang (people) merupakan manusia yang berperan sebagai pencari,
penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Contohnya: guru, dosen,
tutor,bahkan termasuk peserta didik itu sendiri.
3) Bahan (material/software) merupakan perangkat lunak yang mengandung
pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu
ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya: buku teks, modul, transparansi, film
dan lain-lain.
4) Alat (device/hardware) merupakan perangkat keras yang disajikan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya: OHP,
komputer, video/ CD player.
5) Teknik (technique) merupakan prosedur atau langkah-langkah tertentu yang
disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk
menyampaikan pesan. Contohnya: demonstrasi, diskusi, pratikum dan lain-
lain.
6) Lingkungan (setting) merupakan situasi di sekitar terjadinya proses
pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran.
Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik cntohnya gedung, sekolah,
perpustakaan, laboratorium dan lain-lain. Sedangkan lingkungan nonfisik
12
contohnya adalah tata ruang belajar, ventilasi, cuaca, suasana lingkungan
belajar dan lain-lain.
Belajar biologi adalah belajar mengenai mahluk hidup dan lingkungan
sekitarnya. Sebagai bagian dari IPA, biologi merupakan ilmu yang lahir dan
berkembang berdasarkan pengalaman, pengamatan dan eksperimen (Prasetyo
2010).
Menurut Saptono (2003) Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami tentang alam secara sistematis sehingga Biologi bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Jika kita
belajar Biologi dan selama proses belajar hanya memperoleh pemahaman terbatas
tentang suatu konsep Biologi, maka sebenarnya kita belum belajar tentang
Biologi.
Pendidikan Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung, karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh
indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan
selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan secara
beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji
gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (Puskur-Balitbang 2000).
13
Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara
yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan Biologi
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri
dan alam sekitarnya (Puskur-Balitbang 2001).
Menurut Mulyasa (2004) dalam pemanfaatan strategi identifikasi
lingkungan pembelajaran disusun berdasar hubungan dan faedahnya. Isi dan
prosedur disusun sehingga mempunyai makna dan ada hubungan antara peserta
didik dengan lingkungannya. Kompetensi yang dikembangkan harus memberi
jalan keluar bagi peserta didik dalam menanggapi lingkungannya. Pendekatan ini
berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik bila
apa yang dipelajari diangkat dari lingkungannya, sehingga apa yang dipelajari
berhubungan dengan kehidupan, dan berfaedah bagi lingkungan.
Dalam pembelajaran biologi, interaksi antara siswa dengan lingkungannya
sangat penting dan belajar biologi bukan sekedar belajar tentang fakta ataupun
konsep, karena di dalam pembelajaran biologi juga terdapat kumpulan proses dan
nilai yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata.
Terdapat beberapa prinsip yang diterapkan dalam pembelajaran biologi untuk
mencapai kompetensi tertentu yaitu student centered learning, learning by doing,
joyful learning, meaningful learning, dan the daily life problem solving. Dalam
pembelajaran biologi, guru harus mempertimbangkan adanya keseimbangan
14
antara perolehan produk (konsep) dan kemampuan yang berkembang selama
proses belajar (Saptono 2009).
Lingkungan digunakan sumber belajar biologi, lingkungan diperlukan
untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan dan mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Lingkungan
dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran biologi karena pada hakekatnya
lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari biologi itu sendiri.
Melalui penggunaan media belajar yang memanfaatkan lingkungan, siswa
dapat secara langsung mengamati fenomena faktual yang ada di sekitarnya.
Namun perlu diingat bahwa penggunaan media bukan berarti mengganti
kedudukan guru secara keseluruhan. Penggunaan media hanya sebagai alat yang
membantu efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian
Media Pembelajaran adalah sesuatu yang dapat menyampaikan pesan
pembelajaran sekaligus mampu merangsang perhatian, pikiran dan perasaan siswa
sehingga terjadi proses pembelajaran ( Santoso 2004).
Menurut Munadi ( 2008) Media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta suatu belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secar efisien dan efektif.
15
Secara umum media mempunyai kemampuan /potensi tertentu yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan guru (Raharjo 1984 dalam Santosa 2004) yaitu
sebagai berikut:
1) Membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit.
2) Menampilkan objek yang berbahaya atau langka ke dalam situasi belajar.
3) Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat untuk diamati.
5) Mempersingkat perkembangan yang memakan waktu.
6) Memberikan keseragaman persepsi, karena fokus dan sudut pandangan
yang sama.
7) Memberi kesan perhatian individual.
8) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang tanpa
kenal jemu kapanpun diminta.
9) Menyajikan informasi atau kesan belajar secara serempak mengatasi
batasan waktu dan tempat.
Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber
belajar siswa secara individu maupun kelompok.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Pengelompokkan media bermacam-macam, ada yang mengelompokkan
menjadi media cetak dan non cetak atau media elektronik dan non elektronik,
media proyesi dan non proyesi. Bahkan adapula yang membedakan menjadi
media sederhana ( little media) dan media yang canggih ( big media).
16
Gerlach dan Donal (1980) dalam Santosa (2004) membagi media dalam
beberapa tipe, (1) gambar diam, (2) rekaman audio, (3) gambar bergerak, (4)
televisi, (5) benda asli, replica maupun model, (6) pengajaran terprogram dengan
komputer. Sedangkan menurut Santosa (2004), secara umum media pembelajaran
dapat dikelompokkan sebagai berikut ini:
1) Media pandang dengar gerak, contohnya: program video ( DVD/VCD), film
bersuara, komputer multi media.
2) Media pandang dengar diam, contohnya: slide suara (film bingkai), slide
power point.
3) Media pandang gerak
4) Media benda asli
5) Media pandangan diam, contohnya : OHT, slide/foto, gambar, chart, poster.
6) Media dengar, contohnya: radio, rekaman audio, piringan hitam.
7) Media cetak, contohnya: buku ajar.
8) Multi media, contohnya: power point.
Rudi Bretz (1983) dalam Munadi (2008) membagi media berdasarkan
indera yang terlibat, sehingga ia memilih 3 unsur pokok media yaitu suara, visual,
dan gerak. Unsur suara adalah unsur yang melibatkan indera pendengaran. Unsur
visual adalah unsur yang melibatkan indera penglihatan. Pada klasifikasinya, juga
dibedakan antara media siar (telecommunication) dengan media rekam
(recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yakni: media audio visual
gerak, audio visual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak,
audio, dan media cetak.
17
Bila dilihat dari intensitasnya, maka indera yang paling banyak membantu
manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah indera penglihatan dan indera
pendengaran. Kedua inderawi ini adakalanya bekerja sendiri-sendiri adakalanya
bekerja bersama-sama. Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran
(telinga) saja disebut sebagai media audio. Media yang melibatkan indera
penglihatan (mata) saja disebut dengan media visual. Media yang melibatkan
keduanya dalam proses pembelajaran disebut dengan media audio visual.
Kemudian, apabila dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera
dalam arti tidak hanya telinga dan mata saja maka demikian itu dinamakan
multimedia. Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual,
media audio visual dan multimedia.
Belajar akan lebih efektif jika dalam pembelajaran dibantu dengan media,
jika dibanding dengan memperjelas penjelasan secara lisan (Sudjana 1987).
Melalui penggunaan media, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih mudah dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa mencapai
tujuan pengajaran yang lebih baik (Sudjana dan Rivai 2005).
c. Video Pembelajaran
Media audio visual atau sering disebut dengan video mempunyai potensi
tinggi dalam penyampaian pesan maupun kemampuannya dalam menarik minat
dan perhatian peserta didik. Media video telah terbukti memiliki kemampuan yang
efektive (penetrasi lebih dari 70%) untuk penyampaian informasi, hiburan dan
18
pendidikan (Warsita 2008). Dengan demikian, salah satu media pembelajaran
yang efektif dan efisien dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran
adalah video pembelajaran. Dengan kata lain video pembelajaran adalah program
video yang dirancang, dikembangkan, dan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Program video dan film suara mempunyai kelebihan antara lain adalah:
1) Memiliki kemampuan yang dimiliki oleh media audio, visual dan gerak.
2) Memiliki efek menarik yang tidak dimiliki oleh media lain.
3) Dapat menyajikan pesan yang bahaya, sukar, langka, dan karena telah
direkam terlebih dahulu.
4) Tidak memerlukan ruangan gelap.
5) Dapat menampilkan unsur gerak yang dipadu dengan suara untuk
menampilkan suatu peristiwa.
6) Dapat digunakan untuk belajar kelompok besar, kecil bahkan individual.
7) Memiliki nilai konsistensi sajian yang tinggi.
Selain mempunyai kelebihan, program video juga memiliki kelemahan.
Kelemahannya antara lain sebagai berikut:
1) Proses pembuatan yang sukar karena harus disesuaikan dengan tujuan dan
kompetensi yang harus dicapai.
2) Format kaset yang bervariasi akan menyulitkan penggunaan.
3) Harganya mahal.
Selain itu, media video pembelajaran mempunyai potensi antara lain
memperbesar objek yang sangat kecil dan bahkan yang tidak tampak secara kasat
mata ( misalnya perkembangan sel atau virus penyakit) menjadi terlihat oleh mata,
menyajikan objek yang terletak jauh sekali (misalnya kawah di bulan, hujan salju
di daerah kutub) yang tadinya hanya dapat dikira-kira menjadi tampak nyata,
19
menyajikan peristiwa yang rumit, berlangsung sangat cepat dan berbahaya (
misalnya operasi jantung, meletusnya gunung merapi, radiasi nuklir dan lain-lain)
dapat diamati dengan baik (Suparman dan Zuhairi 2004)
Berdasarkan berbagai studi yang dilaksanakan di berbagai negara,
dampak/pengaruh positif media video yang signifikan di kalangan peserta didik
adalah bahwa program audiovisual dapat (a) meningkatkan pengetahuan; (b)
menumbuhkan keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan lebih lanjut; (c) meningkatkan perbendaharaan kosakata, istilah, dan
kemampuan berbahasa secara verbal dan non verbal; (d) meningkatkan daya
imaginasi dan kreativitas peserta didik; (e) meningkatkan kekritisan daya pikir
peserta didik karena dihadapkan pada dua realitas gambar dunia; dan (f) memicu
minat baca dan motivasi belajar peserta didik (Sendjaja 1999).
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang diperlajari oleh peserta didik. Oleh karena itu
apabila pesera didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran,
perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan
aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi
produk yang menunjukkan bahwa pembelajaran telah terjadi (Rifa’i dan Catharina
2009).
20
Benyamin S. Blom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan
ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah
kognitif berkaiatan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran
intelektual. Ranah kognitif mencakup katagori pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, penilaian. Ranah afektif berkaiatan dengan perasaan,
sikap, minat dan nilai. Katagori tujuan pembelajaran efektif adalah penerimaan,
penanggapan, penilaian, pengorganisasian, pembentukan pola hidup. Ranah
pasikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik
dan saraf, keterampilan memanipulasi objek dan koordinasi saraf.
4. Ekosistem Mangrove
Sebagian besar garis pantai perairan Indonesia merupakan daratan rendah
dan tertutupi hutan tropis atau hutan mangrove. Menurut Odum ( 1983) mangrove
berasal dari kata Mangal yang menunjukkan suatu komunitas tumbuhan.
Sedangkan menurut Nybakken (1988) hutan bakau atau mangal adalah sebutan
umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai
tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau
semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin..
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan atau ekoton antara
komunitas laut dengan komunitas perairan tawar di pantai dan daratan, sehingga
memiliki kekhasan tersendiri (Dahuri dkk. 1996). Komunitas ini sangat berbeda
dengan komunitas laut, namun memiliki beberapa persamaan dengan komunitas
daratan dengan terbentuknya rawa-rawa air tawar sebagai zona antara.
21
Tumbuhan mangrove mempunyai karakteristik yang khas dibandingkan
dengan tumbuhan yang lain. Mangrove dapat bertahan hidup pada kondisi pasang
surut air laut. Hal ini dikarenakan tumbuhan mangrove yang mempunyai
perakaran khusus untuk bertahan dan bernafas pada kondisi pasang surut tersebut.
Meskipun tumbuhan mangrove mempunyai perakaran yang sedemikian rupa
untuk memenuhi keperluannya terhadap udara ketika dalam keadaan pasang,
mangrove tentunya pernah mengalami kekurangan air, ini dibuktikan dengan
adannya tunas adventif yang dimiliki oleh tumbuhan yang menyesuaikan diri
untuk menghadapi kekeringan (Saparinto 2007).
Hutan mangrove merupakan ekosistem produktif yang mendukung
sejumlah besar kehidupan melalui rantai makanan yang dimulai dari tumbuh-
tumbuhan. Daun tumbuhan mangrove, sebagaimana semua tumbuhan hijau,
menggunakan sinar matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi senyawa
organik melalui proses fotosintesis. Karbon yang diserap tumbuhan selama
fotosintesis, bersama-sama dengan nutrien yang diambil dari tanah, menghasilkan
bahan baku untuk pertumbuhan. Pertumbuhan pohon mangrove sangat penting
bagi keberlanjutan hidup semua organisme. Terurainya daun, batang, dan akar
mangrove yang mati menghasilkan karbon dan nutrien yang digunakan oleh
organisme lain (Clough 1992 dalam Lovelock 1993 dalam Ng dan Sivasothi
2001).
Tidak ada yang menjadi sampah dalam ekosistem mangrove. Tumbuhan
mangrove merupakan lumbung sejumlah besar daun yang kaya nutrien yang akan
diuraikan oleh fungi dan bakteri atau langsung dimakan kepiting. Material organik
22
yang mati diuraikan menjadi partikel-partikel kecil (detritus) oleh bakteri yang
kaya protein. Detritus merupakan sumber makanan bagi beberapa spesies
moluska, kepiting, udang dan ikan, yang selanjutnya dimakan hewan yang lebih
besar.
5. Materi Ekosistem pada Mata Pelajaran Biologi
Materi ekosistem dipelajari di SMA kelas X semester genap. Pokok
bahasan ini membahas mengenai lingkungan khususnya hubungan makhluk hidup
dengan makhluk hidup yang lain dan hubungan makhluk hidup dengan makhluk
tak hidup pada lingkungan. Materi pembelajaran meliputi komponen ekosistem,
hubungan komponen-komponen dalam ekosistem, gangguan keseimbangan
ekosistem, aliran energi dan daur biogeokimia.
Pada pokok bahasan ini hendaknya guru memberikan informasi kepada
siswa sejelas-jelasnya agar siswa benar-benar dapat memahami materi yang
diberikan. Penggunaan sumber belajar dipilih semenarik mungkin di lingkungan.
Tidak ada salahnya siswa belajar di luar ruangan untuk belajar tentang ekosistem
ini. Tetapi tidak semua ekosistem dapat dijumpai di lingkungan sekolah mereka.
Salah satunya adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan
ekosistem yang terletak paling dekat dengan ekosistem pantai dan ekosistem laut.
Komponen biotik dan abiotiknya sangatlah lengkap. Tapi keberadaanya sudah
sangatlah jarang ditemui karena sudah tergusur oleh keberadaan tambak-tambak
para nelayan, padahal begitu berhargannya ekosistem mangrove bagi manusia.
Keberadaan ekosistem ini sangat memprihatinkan, sehingga tidak ada salahnya
23
siswa dikenalkan dengan ekosistem ini lewat media, salah satunya menggunakan
video pembelajaran.
B. Hipotesis Untuk menyusun hipotesis, disusun kerangka berfikir berdasarkan latar
belakang dan tinjauan pustaka sebagai berikut:
Gambar 1. Alur kerangka berfikir penelitian
Media Pembelajaran Menggunakan Power Point
Aktivitas dan hasil belajar siswa tidak optimal
Siswa menginginkan media pembelajaran yang lebih
menarik
Video Pembelajaran Ekosistem Mangrove Sebagai Sumber
Belajar Siswa
Nilai aktivitas siswa ≥ 70% & hasil belajar siswa mencapai
ketuntasan klasikal >75%
Nilai Pendapat ahli media dan ahli pembelajaran
mencapai kriteria sesuai yaitu >75%
Video pembelajaran sesuai SK&KD pembelajaran dan dapat diterapkan di
sekolah
Ekosistem Mangrove Sebagai Sumber Belajar Siswa
Pembelajaran langsung di lokasi pada jam pelajaran mengganggu
KBM Di Sekolah
Media Pembelajaran yang relevan dan menarik sesuai
dengan kondisi sebenarnya di lingkungan
24
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, hipotesis yang diajukan oleh
peneliti adalah hasil pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove
menurut penilaian ahli dikatakan sesuai dengan SK dan KD pembelajaran dari
BSNP serta efektif diterapkan sebagai sumber belajar siswa SMA pada Materi
Ekosistem.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah guru biologi SMAN 1 Batang dan
seluruh siswa kelas X SMAN 1 Batang.
2. Sampel
Sampel yang digunakan untuk penilaian video dilakukan pada guru biologi
yang mengajar kelas X di SMAN 1 Batang dan uji coba pelaksanaan
pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada kelas X.1 dan kelas X.4 SMAN
1 Batang.
B. Faktor yang diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah kesesuaian video dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK dan KD) Pembelajaran dari BSNP
serta keefektifan video pembelajaran untuk diterapkan di sekolah.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan Research and
Development (R & D). Metode penelitian R&D digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektivan produk tersebut ( Sugiyono 2006).
26
Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sumber
belajar dalam bentuk video pembelajaran. Sumber belajar yang sudah ada dalam
bentuk buku pelajaran dicoba untuk dikembangkan menjadi bentuk lain yakni
bentuk video pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini diacu dari
Sukmadinata 2006 dan divariasi oleh peneliti dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram alir prosedur pelaksanaan penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi awal
Pengembangan produk Validasi pakar
Revisi I
Uji coba lapangan
Identifikasi masalah
Perencanaan
Revisi II Produk jadi
Analisis data
Observasi awal
Hasil akhir
27
Dilakukan pengamatan proses belajar mengajar yang terjadi di kelas,
kemudian dilakukan identifikasi kekurangan pada saat pembelajaran biologi
yang berlangsung di kelas. Selain melakukan pengamatan proses belajar
mengajar yang terjadi di kelas, juga dilakukan wawancara dengan guru mata
pelajaran, pembagian angket untuk diisi oleh siswa serta pengumpulan arsip
nilai siswa.
2. Perencanaan
Meliputi studi pustaka ekosistem mangrove, survai tempat untuk
pengambilan gambar video, perijinan lokasi pengambilan gambar,
penyusunan instrumen penelitian yang berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), pembuatan soal evalusi, uji coba instrumen soal serta
pembuatan naskah video pembelajaran
3. Pengembangan produk
Membuat sumber belajar siswa dalam bentuk video pembelajaran ekosistem
mangrove. Proses pembuatan ini meliputi beberapa tahap antara lain yaitu
Pengambilan gambar video, pemrosesan gambar, editing, pemberian narasi
dan lain-lain.
4. Validasi produk oleh ahli
Tahapan dimana video pembelajaran yang telah dikembangkan diuji apakah
layak digunakan sebagai sumber belajar siswa. Penilaian mengenai
kesesuaian video dengan SK dan KD pembelajaran dilakukan oleh ahli yaitu
dosen.
28
5. Revisi I
Dilakukan setelah diadakan penilaian oleh ahli media dan ahli pembelajaran.
Hasil catatan ahli digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki dan
mengevaluasi produk yang dikembangkan.
6. Uji coba lapangan
Uji kelayakan produk yang telah dikembangkan ( video pembelajaran)
kepada siswa di sekolah.
7. Revisi II
Tahap evaluasi secara keseluruhan kekurangan yang ada pada video
pembelajaran dan penyempurnaan produk akhir (video pembelajaran)
berdasarkan masukan dari uji lapangan.
8. Produk jadi
Merupakan produk hasil akhir pengembangan yang telah disempurnakan
9. Pengolahan data
Dilakukan setelah semua data diperoleh dari sumber data. Data dapat diolah
secara analisis baik kualitatif maupun kuantitatif.
10. Hasil akhir
Tahapan semua data sudah diolah dan telah didapatkan suatu kesimpulan dari
hasil penelitian yang dilakukan dan menguraikannya dalam bentuk laporan
E. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
a. Sumber data
29
1. Data utama berupa data penilaian ahli (dosen) mengenai kesesuaian video
ekosistem mangrove terhadap SK dan KD pembelajaran dari BSNP.
2. Data tambahan meliputi data tanggapan dari guru biologi serta siswa terhadap
hasil pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove yang
digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran mata pelajaran biologi
di sekolah, data dari siswa mengenai hasil belajar serta aktivitas siswa setelah
memanfaatkan video sebagai sumber belajar pada materi pokok Ekosistem.
b. Pengumpulan Data penelitian menggunakan beberapa cara, sebagai berikut:
1. Data penilaian ahli (dosen) diperoleh dengan lembar penilaian ahli.
2. Angket diberikan kepada siswa dan guru untuk mengukur tanggapan guru
dan siswa mengenai video pembelajaran ekosistem mangrove sebagai sumber
belajar yang telah dikembangkan.
3. Test diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa dari aspek kognitif
4. Observasi diberikan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran.
5. Dokumentasi berupa foto dan gambar aktivitas siswa, serta daftar nilai siswa.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan beberapa cara
yaitu sebagai berikut:
1. Analisis data persiapan penelitian
30
Analisis data persiapan penelitian meliputi analisis data butir soal instrument
penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Validitas butir soal
Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi biseral.
Rumus :
rpbis = qp
SMM
t
qp −
Keterangan :
Mp = rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt = rata-rata skor total
St = standar deviasi skor total
P = proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Setelah didapat nilai rpbis, kemudian disesuaikan dengan nilai r tabel.
Apabila harga rpbis > r tabel maka soal dikatakan valid.
Berdasarkan analisis data soal uji coba dapat diketahui hasilnya sebagai
berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis validitas soal uji coba Instrument Jumlah soal Jumlah soal Kriteria validitas Valid Tidak valid Valid Tidak valid Soal uji coba 40 soal 37 soal 3 soal Nomor soal 2, 3, 1, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Data selengkapnya disajikan pada lampiran 6
31
b. Reliabilitas
Rumus :
r11 = ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
− kVtMkM
kk )(1
1
Keterangan :
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
M = skor rata-rata
Vt = varians total
Setelah r diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel. Apabila r11
> rtabel maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan analisis data dari uji coba soal didapatkan r11 yaitu 0.895 dengan
r tabel 0.355, sehingga diketahui r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa soal
uji coba tersebut adalah reliabel.
c. Daya pembeda
Rumus :
DP = B
B
B
A
JB
JB
− = PA - PB
Keterangan :
DP = daya beda soal
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
32
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
DP = 0,00-0,20 = jelek
DP =0,21-0,40 = cukup
DP = 0,41-0,70 = baik
DP = 0,71-1,00 = sangat baik
DP negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai
DP negatif sebaiknya dibuang (Arikunto 2002).
Berdasarkan analisis data dari soal uji soal dapat diketahui hasilnya sebagai
berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda pada soal uji coba Instrumen Jumlah Kriteria daya pembeda soal Soal Jelek Cukup Baik Sangat baik Soal uji coba 40 soal 1, 4, 5, 19, 3, 6, 8, 11, 13, 2, 7, 9, 10, 12, 14, 40 23, 24, 15, 18, 20, 21, 16, 17, 22, 25, 26,
27, 29, 36, 39, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38 (6 soal) (13 soal) (20 soal) (1 soal)
Data selengkapnya disajikan pada lampiran 6
d. Tingkat kesukaran butir soal
Rumus :
P = JSB
Keterangan :
33
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
Berdasarkan analisis data soal uji coba diketahui hasilnya sebagai berikut.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran pada soal uji coba Instrumen Jumlah Kriteria tingkat kesukaran soal Soal Mudah Sedang Sukar Soal uji coba 40 soal 1, 4, 5, 10, 11, 2, 3, 6, 7, 9,12, 8, 20, 21,
16, 17,19, 23, 13, 14, 15, 18, 28, 31, 35, 24, 25, 26, 34, 22, 27, 29, 30, 39 36, 37 32, 33, 38, 40 (15 soal) (18 soal) (7 soal)
Data selengkapnya disajikan pada lampiran 6
Berdasarkan analisis yang diperoleh dari soal uji coba maka didapatkan hasil
keterpakaian soal sebagai berikut.
Tabel 4. Rekapitulasi keterpakaian soal uji coba No. Soal Keterangan No. Soal Keterangan 1, 4, 5, 19, 23, 24 Soal harus 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10 Soal dipakai (6 soal) dibuang, atau 11, 12, 13, 14, 15, atau dapat di gunakan
Soal tidak dapat 16, 17, 18, 20, 21, untuk evaluasi akhir digunakan 22, 25, 26, 27, 28, untuk evaluasi 29, 30, 31, 32, 33, akhir 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 (34 soal)
Data selengkapnya disajikan pada lampiran 6
34
Dari hasil rekapitulasi keterpakaian soal uji coba yang telah dilakukan, soal
yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid,
mempunyai daya pembeda dengan kriteria cukup, baik dan baik sekali, reliabel,
serta taraf kesukaran yang mudah, sedang, sukar.
Tabel 5. Soal digunakan dan tidak digunakan dalam penelitian Instrumen Jumlah Soal Soal Digunakan Tidak digunakan Soal 20 soal 3, 6, 8, 10, 11, 13, 14, 1, 2, 4, 5, 7, 9, 12, 17, 19, Penelitian 15, 16, 18, 22, 25, 26, 20, 21, 23, 24, 28, 29, 31,
27, 30, 32, 33, 36, 38, 34, 35, 37, 39 40
(20 soal) (20 soal) Data selengkapnya disajikan pada lampiran 6
2. Analisis data penelitian
a. Data Utama
Skor data penilaian pakar/ahli (dosen) terhadap video pembelajaran yang
dikembangkan menggunakan rumus sebagai berikut:
%100xNkkN =
Keterangan: N = jumlah persentase aspek
k = skor yang dicapai
Nk = skor maksimal
Kriteria:
Sangat sesuai = 86, 66% ≤ N < 100%
Sesuai = 73, 32% ≤ N < 86, 66%
Cukup sesuai = 59, 99% ≤ N < 73, 32%
Kurang sesuai = 46, 65% ≤ N < 59, 99%
35
Tidak sesuai = 33, 33% ≤ N < 46, 65%
(Adi Gunawan diacu dalam Jamil 2006 )
b. Data Tambahan
1) Data tentang angket tanggapan guru dan siswa diukur dengan skor:
a) Jawaban ya skor 1
b) Jawaban tidak skor 0
Dianalisis dengan menggunakan rumus :
Persentase % = Jumlah skor yang diperoleh x 100% Jumlah skor maksimal
Hasil perhitungan presentase ditafsirkan dengan ketentuan sebagai berikut:
Sangat baik = 80% ≤ P < 100%
Baik = 60% ≤ P < 80%
Cukup baik = 40% ≤ P < 60%
Kurang baik = 20% ≤ P < 40%
tidak baik = < 20%
2) Data hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dianalisis dengan cara
deskriptif kuantitatif. Langkah-langkahnya meliputi memberikan skor tiap-tiap
item, menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap-tiap siswa dan menentukan
kriteria aktivitas siswa. Penentuan kriteria menggunakan skala lima yang
diadaptasi dari Ridlo (2005) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari skor maksimal ideal (SMI) yaitu skor yang dicapai apabila semua
pernyataan tiap-tiap aitem muncul dalam kegiatan yaitu dengan menghitung jumlah
item yang diberikan kali bobot aitem. SMI pada penelitian ini adalah 15.
36
b. Membuat pedoman konversi
Tingkat aktivitas kriteria
81% - 100% Sangat baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup baik
21% - 40% Kurang baik
0 - 20% Tidak baik
Dengan SMI dan tingkat aktivitas tersebut kemudian dapat dibuat pedoman
konversinya untuk batas atas dan batas bawah masing-masing kriteria.
Tabel 6. Perhitungan batas atas dan batas bawah kriteria aktivitas siswa Tingkat Aktivitas Batas Bawah Batas Atas Kriteria 81% - 100% 81% X 15 = 12 100% X 15 = 15 Sangat baik 61% - 80% 61% X 15 = 9 80% X 15 = 11 Baik 41% - 60% 41% X 15 = 6 60% X 15 = 8 Cukup baik 21% - 40% 21% X 15 = 3 40% X 15 = 5 Kurang baik 0 - 20% 0% X 15 = 0 20% X 15 = 2 Tidak baik Pedoman konversi
Skor kriteria
12 – 15 Sangat baik
9 – 11 baik
6 – 8 Cukup baik
3 – 5 kurang baik
0 – 2 tidak baik
3) Data hasil belajar siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Nilai hasil belajar siswa = (1 LDS+ 3 nilai evaluasi) x 10*
4
(* angka 10 bukan merupakan rumus, tetapi angka yang digunakan untuk
merubah dari satuan menjadi puluhan)
37
2. Penentuan hasil belajar siswa adalah ≥ 70
3. Analisis ketuntasan belajar siswa secara klasikal untuk menentukan
ketuntasan belajar siswa secara klasikal ditentukan dengan rumus :
Keterangan :
P = Ketuntasan belajar siswa secara klasikal
ni = jumlah siswa tuntas belajar individual
n = jumlah total siswa
Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dicapai jika ≥ 75% siswa mencapai
ketuntasan belajar secara individual (Sudjiono 2003).
P = ni x 100% n
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil validasi dan penilaian video pembelajaran oleh pakar
Pakar dalam penelitian ini meliputi pakar materi pembelajaran dan pakar
media pembelajaran. Pakar materi pembelajaran adalah Dosen Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
yang mempunyai disiplin ilmu dibidang lingkungan dan pakar media
pembelajaran yaitu dosen yang berkompeten dalam bidang media pembelajaran.
Tabel 7. Rekapitulasi hasil penilaian pakar terhadap video pembelajaran No. Aspek yang dinilai Skor Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3
1. Rekayasa perangkat lunak 1. Maintainable 2 3 3 2. Usability 3 3 3 3. Kompatibilitas 2 2 2 4. Reusable 2 3 3
2. Komunikasi audio visual 1. Kreatif 2 3 3 2. Audio jelas 3 3 3 3. Visual jelas 2 2 3 4. Media bergerak jelas 3 3 3
3. Desain Pembelajaran 1. Kejelasan tujuan pembelajaran 2 3 3 2. Relevansi tujuan dengan SK & KD 2 3 2 3. Kesesuaian materi dengan tujuan 2 2 3 4. Kemudahan untuk dipahami 3 3 3 5. Sistematika runut logika jelas 3 3 3 6. Kejelasan uraian pembahasan 2 3 3
Jumlah ( ∑ ) 33 39 40 Skor maksimal yang harus dicapai 42 42 42 (%) penilaian pakar 33 x100% 39 x100% 40 x 100% 42 42 42 78,57% 92,86% 95,24%
39
Kriteria penilaian pakar Sesuai Sangat Sangat (Sesuai = 73,32% - < 86, 66%) sesuai sesuai (Sangat sesuai = > 86,66% - 100%) (%) Rata-rata penilaian pakar 88,89% Kriteria rata-rata penilaian pakar Sangat sesuai Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 16
Tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian video pembelajaran oleh
pakar memperoleh nilai rata-rata 88,89% dengan kriteria penilaian sangat sesuai.
Penilaian pakar tersebut mempunyai arti hasil pengembangan video pembelajaran
sangat sesuai dengan SK dan KD pembelajaran dari BSNP karena hasil penilaian
dari pakar > 86,66% - 100% serta dapat digunakan sebagai sumber
belajar siswa karena mendapatkan nilai dari pakar > 75%.
2. Hasil tanggapan siswa dan guru terhadap video pembelajaran
Hasil tanggapan guru dan siswa diperoleh dengan menganalisis lembar
angket tanggapan guru dan siswa terhadap video pembelajaran.
a. Data hasil tanggapan siswa terhadap video pembelajaran
Tanggapan siswa terhadap penggunaan video pembelajaran dalam proses
pembelajaran di kelas diperoleh melalui angket. Data hasil pendapat siswa dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8. Rekapitulasi rata-rata hasil angket tanggapan siswa kelas X1 dan X4 No. Uraian Jawaban Kriteria Ya (%) Tidak (%) 1. Video pembelajaran Ekosistem Mangrove bermanfaat 100% 0% Sangat baik
sebagai sumber belajar materi Ekosistem 2. Video ekosistem mangrove sesuai dengan pokok 97% 3% Sangat baik
bahasan yang diajarkan guru 3. Pembelajaran menggunakan video pembelajaran 98,50% 1,5% Sangat baik
ekosistem mangrove sesuai dengan tujuan pembelajaran
40
4. Video pembelajaran yang digunakan dalam 96,83% 3,17% Sangat baik pembelajaran menarik untuk dipelajari
5. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran dengan 93,65% 6,35% Sangat baik menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove
6. Siswa dapat memahami materi Ekosistem yang 95,22% 4,78% Sangat baik disampaikan dengan menggunakan Video pembelajaran ekosistem mangrove
7. Siswa dapat dengan baik mengikuti pelajaran 76,16% 23,84% Baik menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove
8. Siswa termotivasi mengikuti pembelajaran 93,7% 6,3% Sangat baik materi Ekosistem menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove
Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 24, 25, 26, 27, 28
Tabel 8 menunjukkan bahwa siswa mempunyai tanggapan yang baik dan
sangat baik terhadap penggunaan video pembelajaran ekosistem mangrove
sebagai sumber belajar siswa pada materi ekosistem.
b. Data hasil angket tanggapan guru terhadap video pembelajaran
Hasil angket tanggapan guru disajikan dalam tabel di bawah ini. No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Materi ekosistem memerlukan media 2. Video ekosistem mangrove menarik 3. Video pembelajaran tepat digunakan sebagai media dan sumber belajar 4. Perangkat pembelajaran sesuai KTSP 5. Video dapat menumbukan sikap tanggap terhadap kerusakan lingkungan 6. Setuju video pembelajaran sebagai sumber belajar pada materi ekosistem 7. Video pembelajaran membangkitkan daya tarik belajar siswa 8. Video pembelajaran memberikan kontribusi dalam pemahaman siswa 9. Video pembelajaran sudah cukup baik 10.Video pembelajaran sesuai, baik dan layak sebagai sumber belajar siswa
1 01 01 01 01 01 01 01 01 0
1 0 Jumlah (∑) 10 0
Skor total instrumen = 10 (10/10) x 100%
Persentase (%) 100% kriteria Sangat baik
Tabel 9. Hasil angket tanggapan guru terhadap video pembelajaran
Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 29
41
Tabel 9 menunjukkan bahwa tanggapan guru terhadap video pembelajaran
ekosistem mangrove yang dikembangkan adalah sangat baik. Dibuktikan dengan
hasil angket tanggapan guru yang mendapatkan nilai 100% dengan kriteria
tanggapan adalah sangat baik atau semua pertanyaan serta pernyataan mengenai
video pembelajaran yang diberikan kepada guru mendapatkan jawaban ya dari
guru.
3. Hasil uji coba pemakaian video pembelajaran
Uji coba pemakaian video pembelajaran dilakukan di kelas X.1 dan kelas
X.4 SMAN 1 Batang. Data hasil uji coba pemakaian video pembelajaran berupa
data hasil belajar siswa, data aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan
menggunakan video pembelajaran.
Adapun data hasil uji coba pemakaian ditampilkan sebagai berikut.
a. Data hasil aktivitas siswa
Hasil observasi aktivitas siswa menggambarkan tingkat keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
disajikan pada Tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10. Hasil observasi aktivitas siswa kelas X1 dan X 4 selama pembelajaran No. Kriteria aktivitas X 1 (32 siswa) X 4 (31 siswa) 1. Sangat baik 28 (87,5%) 24 (77,42%)
Baik 4 (12,5%) 6 (19,35%) Cukup baik 0 (0%) 1 (3,23%) Kurang baik 0 (0%) 0 (0%) Tidak baik 0 (0%) 0 (0%) 2. Persentase siswa yang termasuk 100% 96,77% kriteria aktivitas sangat baik dan baik 3. Rata-rata aktivitas siswa kriteria baik 98,38%
dan sangat baik kedua kelas Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 19
42
Berdasarkan Tabel 10 di atas, menunjukkan bahwa siswa terlibat aktif di
kelas, yang ditunjukkan oleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai
ketuntasan klasikal lebih besar dari 70% dengan rata-rata kriteria keaktifan
individual adalah sangat aktif.
b. Data hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa diperoleh melalui penjumlahan nilai Lembar Diskusi
Siswa (LDS) dan hasil tes evaluasi akhir dengan perbandingan 1 : 3. Lalu hasil
penjumlahan diubah dalam bentuk puluhan yaitu dengan mengalikan nilai hasil
penjumlahan dengan angka 10 dan kemudian dibagi 4.
Tabel 11. Hasil belajar siswa kelas X 1 dan X 4 No. Data Kelas X 1 Kelas X 4 1. Interval nilai < 70 2 7 70 – 80 19 18 >80 – 90 10 6 >90 - 100 1 0 2. Jumlah Siswa 32 31 3. Nilai Terendah 66,5 44,25 4. Nilai Tertinggi 90,5 85,25 5. Rata-rata nilai 79,2 72,37 6. ∑ Siswa Tuntas 30 24 7. ∑ Siswa Tidak Tuntas 2 7 8. ∑ siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 30 24 9. Persentase siswa yang memperoleh 93,75% 77,42% nilai ≥ 70 (ketuntasan klasikal) 10. Rata-rata ketuntasan klasikal kedua kelas 85,59% Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 14 dan 15
Tabel di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan video
pembelajaran memberikan hasil belajar yang sangat baik, hal tersebut terlihat dari
jumlah siswa yang tuntas belajar pada kelas X1 sebanyak 93,8% dan untuk kelas
X4 sebanyak 77,42%.
43
c. Data hasil kinerja guru
Hasil observasi kinerja guru menunjukkan kinerja guru selama proses
pembelajaran. Hasil observasi kinerja guru disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 11 . Kinerja guru pada kegiatan pembelajaran di kelas No. Pertemuan Persentase nilai Kriteria
Kelas X.1 Kelas X.4 1. I 100% 87,5% Sangat baik 2. II 87,5% 87,5% Sangat baik Rata-rata 93,75% 87,5% Sangat baik Data selengkapnya disajikan pada lampiran 31
Kinerja guru diobservasi untuk digunakan sebagai data pendukung dalam
penelitian, dikarenakan guru ikut berperan dalam proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini rata-rata kinerja guru dari kedua kelas menunjukkan kriteria yang
sangat baik.
B. Pembahasan
Penelitian pengembangan Video Pembelajaran Ekosistem mangrove
sebagai sumber belajar siswa telah dilaksanakan menggunakan metode Reseach
and Development ( R&D). Pengembangan dilakukan pada video pembelajaran
ekosistem mangrove yang digunakan sebagai sumber belajar siswa materi
Ekosistem di SMA N 1 Batang. Lebih lanjut penelitian ini berusaha
mendeskripsikan (1) Pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove; (2)
Penilaian pakar, tanggapan guru, tanggapan siswa terhadap video pembelajaran
yang dikembangkan; (3) Penerapan video pembelajaran ekosistem mangrove yang
digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa. Masing-masing akan dijelaskan
sebagai berikut.
44
1. Proses pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove
Pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove merupakan
pembuatan video pembelajaran yang disesuaikan dengan SK dan KD
pembelajaran dari BSNP. Untuk menghasilkan video pembelajaran yang sesuai
dengan SK dan KD pembelajaran dan dapat digunakan sebagai sumber belajar
sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru serta efektif digunakan di sekolah
terlebih dahulu harus melewati tahapan-tahapan dalam pengembangan bahan ajar.
Tahap pertama adalah observasi awal, bertujuan untuk mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan pada proses pembelajaran biologi. Observasi awal
penelitian dilakukan di SMAN 1 Batang pada bulan Desember - Januari 2010.
Pada observasi awal, dilakukan pengamatan proses belajar mengajar di kelas,
wawancara dengan guru serta pembagian angket kepada siswa mengenai
pembelajaran biologi dan media pembelajaran yang diinginkan siswa untuk
digunakan dalam pembelajaran.
Hasil dari observasi awal yang dilakukan dapat diketahui bahwa
pembelajaran di kelas masih menggunakan ceramah dibantu dengan media power
point yang dibuat oleh guru. Hasil analisis angket yang diberikan kepada siswa
dapat diketahui siswa menginginkan pembelajaran yang tidak membosankan di
kelas dan menggunakan film pada saat pembelajaran dikarenakan media film
lebih menarik dan penjelasan yang diberikan lebih mudah untuk dipahami. Selain
itu, dari wawancara dengan guru didapatkan hasil bahwa guru mempunyai
keinginan untuk mengenalkan ekosistem mangrove pada siswa dikarenakan
pentingnya ekosistem mangrove bagi kehidupan.
45
Setelah mengetahui keinginan guru dan siswa serta kekurangan pada
proses pembelajaran yang dilakukan di kelas, tahap selanjutnya adalah
perencanaan. Pada tahap perencanaan, dilakukan studi pustaka mengenai materi
ekosistem kelas X SMA serta mengenai ekosistem mangrove, survai tempat untuk
pengambilan gambar video, perijinan lokasi pengambilan gambar, penyusunan
instrumen penelitian yang meliputi pembuatan silabus, RPP, soal evaluasi, uji
coba soal, serta pembuatan naskah video pembelajaran.
Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui karakteristik materi ekosistem
di SMA menggunakan bahan ajar dari sekolah. Bahan ajar yang digunakan adalah
Buku Biologi untuk SMA kelas X karangan Pratiwi terbitan dari penerbit
Erlangga. Selain studi pustaka mengenai materi ekosistem SMA, juga dilakukan
studi pustaka mengenai ekosistem mangrove disesuaikan dengan pokok bahasan
materi yang biasa diberikan oleh guru di sekolah. Sesuai dengan SK dan KD
pembelajaran dari BSNP, pada materi ekosistem membahas mengenai komponen-
komponen yang ada pada ekosistem, hubungan antar komponen, keseimbangan
lingkungan, aliran energi yang terjadi pada ekosistem serta daur biogeokimia,
sehingga studi pustaka mengenai ekosistem mangrovepun disesuaikan dengan
pokok bahasan materi ekosistem tersebut.
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah penyusunan desain video
pembelajaran. Desain video pembelajaran harus sesuai dengan SK dan KD
pembelajaran dari BSNP, dibuat menarik dan mudah dipahami oleh siswa dengan
gambar dan penjelasan yang jelas. Penyusunan desain video pembelajaran ini
merupakan suatu tahap dimana dilakukan pengambilan gambar video, editing dan
46
pemberian narasi. Pengambilan gambar video dilakukan di Dukuh Tapak
kelurahan Tugu Rejo kecamatan Tugu Semarang pada hari Sabtu tanggal 6 Maret
2010. Setelah dilakukan proses pengambilan gambar, selanjutnya dilakukan
proses editing serta pemberian narasi yang dilakukan di Pusat Pengembangan
Media Pendidikan Universitas Negeri Semarang (PPMP UNNES) pada awal
bulan April 2010.
Video pembelajaran ekosistem mangrove yang telah disusun kemudian
divalidasi dan dinilai oleh pakar media pembelajaran dan pakar materi
pembelajaran dari jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang dengan
jumlah responden tiga orang. Pakar yang memvalidasi dan menilai video
pembelajaran hasil pengembangan yaitu Siti Alimah, S.Pd, M. Pd. Ada pula pakar
yang hanya menilai video pembelajaran hasil pengembangan yaitu Drs. Kukuh
Santosa serta Ir. Nana Kariada, M.Si.
Video pembelajaran yang telah divalidasi dan dinilai oleh pakar tersebut
ternyata memiliki beberapa kekurangan sehingga dilakukan perbaikan atau revisi.
Bagian yang perlu direvisi menurut pakar yang memvalidasi yaitu terdapat pada
background yang kurang kontras dengan tulisan yang berisi penjelasan sehingga
tulisan tidak begitu jelas ketika dibaca. Berdasarkan penilain dari pakar tersebut
kemudian dilakukan revisi yaitu dengan mengganti background menggunakan
warna yang lebih kontras sehingga tulisan dapat dibaca dengan jelas.
Video pembelajaran yang telah melewati proses revisi kemudian dibawa
ke sekolah untuk dilihat bersama dengan guru mata pelajaran biologi yang akan
mengajar di kelas, dimintakan masukan dan pendapat dari guru serta dilakukan
47
diskusi dengan guru mengenai materi yang ada dalam video, kesesuaian dengan
silabus dan RPP serta segala sesuatu yang berhubungan dengan ekosistem
mangrove yang akan dijelaskan kepada siswa. Setelah berdiskusi dengan guru
mengenai hasil pengembangan video pembelajaran dapat diketahui bahwa guru
memberikan tanggapan sangat baik dan guru tidak memberikan kritik sama sekali
terhadap hasil pengembangan video pembelajaran, karena menurut guru isi dari
video pembelajaran ekosistem mangrove yang dikembangkan sudah sesuai
dengan pokok bahasan materi ekosistem yang diajarkan oleh guru.
Video pembelajaran yang telah dinilai oleh ahli dan telah dilakukan revisi
serta telah diperlihatkan dan didiskusikan dengan guru, kemudian diterapkan atau
diujicobakan di kelas X.1 dan kelas X.4 SMA N 1 Batang dengan jumlah siswa 63
siswa. Uji coba dilakukan selama 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan yaitu pada
tanggal 18 dan 25 Mei 2010. Selama pelaksanaan uji coba, ternyata ditemukan
satu kelemahan atau kekurangan pada video pembelajaran yang dikembangkan
yaitu masih ada sebagian penjelasan yang berupa tulisan yang muncul dengan
durasi cepat, setelah dilakukan revisi pada bagian tersebut maka video
pembelajaran dapat dikatakan sebagai produk jadi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah atau menganalisis
data yang didapatkan dari siswa, guru serta data dari ahli. Analisis data ini
dilakukan untuk mendapatkan simpulan akhir mengenai video pembelajaran,
apakah hasil pengembangan video pembelajaran sesuai dengan SK dan KD
pembelajaran dari BSNP serta efektif untuk diterapkan sebagai sumber belajar di
sekolah.
48
Video pembelajaran efektif dan dapat diterapkan sebagai sumber belajar
siswa di sekolah apabila mendapatkan nilai dari ahli mencapai kriteria sesuai yaitu
dengan rata-rata > 75%, dan mendapat nilai tanggapan guru dan siswa rata-rata >
75%, serta ketika uji coba di lapangan diperoleh ≥ 70% siswa mencapai keaktifan
individual dengan kategori baik dan hasil belajar siswa mencapai ketuntasan
klasikal >75 % dengan nilai ketuntasan individual ≥70.
Analisis data dari penilaian ahli mengenai video pembelajaran
mendapatkan nilai rata-rata 88,89 % dengan kriteria sangat sesuai yang artinya
bahwa hasil pengembangan video pembelajaran sangat sesuai dengan SK dan KD
pembelajaran dari BSNP. Analisis data tanggapan dari guru terhadap penggunaan
video pembelajaran memperoleh nilai 100% dengan kriteria sangat baik dan hasil
analisis data tanggapan siswa terhadap penggunaan video pembelajaran
memperoleh nilai rata-rata > 90% dengan kriteria sangat baik. Analisis hasil
aktivitas dan belajar siswa dapat diketahui bahwa > 75% siswa mencapai
ketuntasan klasikal serta > 75% siswa mencapai rata-rata aktivitas sangat baik.
Tahap akhir dalam proses pengembangan video pembelajaran adalah
mengambil kesimpulan dari semua data yang telah dianalisi. Dari analisis data
penilaian ahli, guru dan siswa dapat disimpulakan bahwa hasil pengembangan
video pembelajaran sesuai dengan SK dan KD pembelajaran dari BSNP dan
efektif diterapkan sebagai sumber belajar siswa di sekolah.
Menurut Sadiman et al. (2007) Suatu media pembelajaran yang baik
adalah media yang memuat tujuan instruksional tertentu, sesuai dengan materi
pembelajaran, logis, mudah dipahami dan membantu siswa untuk mencapai tujuan
49
yang telah ditetapkan. Apabila masih ada bagian dari video yang sulit untuk
dipahami oleh siswa maka video tersebut belum dapat dikatakan baik, sehingga
diperlukan perbaikan agar siswa dapat memahami pesan yang disampaikan dalam
video dengan lebih baik serta dapat tercapainya tujuan pembelajaran.
Video pembelajaran ekosistem mangrove merupakan salah satu alternatif
media pembelajaran yang sekaligus dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi
siswa. Penggunaan video pembelajaran dalam pembelajaran dapat berpengaruh
positif kepada siswa karena penggunaan video pembelajaran dapat memberikan
suasana yang lebih hidup dan penampilannya menarik, hal ini sesuai dengan
pendapat Ibrahim & Syaodih (2003) yang menyatakan bahwa keuntungan dari
penggunaan video pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah dapat
memberikan suasana lebih hidup, penampilannya lebih menarik serta dapat
memperlihatkan suatu proses tertentu secara lebih nyata.
2. Penilaian pakar, tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap video
pembelajaran
a. Penilaian video pembelajaran oleh pakar
Dalam penelitian ini, video pembelajaran yang dikembangkan dimintakan
penilaian kepada pakar media dan pakar materi pembelajaran untuk diketahui
kesesuaian video pembelajaran terhadap SK dan KD pembelajaran serta
kelayakan video pembelajaran untuk digunakan sebagai media dan sumber belajar
siswa di sekolah. Pakar terdiri dari dosen mata kuliah lingkungan serta dosen yang
50
berkompeten dalam bidang media pembelajaran di Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Semarang.
Penilaian kesesuaian video pembelajaran dengan SK dan KD
pembelajaran dari BSNP dilakukan melalui lembar penilaian yang diberikan
kepada pakar. Lembar penilaian yang digunakan merupakan modifikasi dari
aspek-aspek penilaian kelayakan media pembelajaran oleh Wahono (2006).
Berdasarkan hasil analisis penilaian pakar didapatkan persentase penilaian dari
pakar I adalah 78,57% dengan pencapaian kriteria sesuai, dari hasil penilaian
pakar II dengan nilai 92,86% mencapai kriteria sangat baik, dan hasil penilaian
dari pakar III mendapat nilai 95,24% dengan kriteria sangat sesuai, sehingga
diperoleh rata-rata hasil penilaian pakar yaitu sebesar 88,89% dengan kriteria
penilaian adalah sangat sesuai. Kriteria penilaian dari pakar mempunyai arti
bahwa hasil pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove menurut
pakar adalah sangat sesuai dengan SK dan KD pembelajaran dari BSNP dan dapat
digunakan sebagai sumber belajar siswa.
Penilaian yang dilakukan oleh pakar meliputi 3 aspek utama yaitu
penilaian rekayasa perangkat lunak, komunikasi audio visual, dan desain
pembelajaran, yang masing-masing dijabarkan menjadi beberapa komponen. Pada
aspek yang pertama adalah aspek rekayasa perangkat lunak. Pada komponen
maintainable, hasil penilaian pakar pertama berbeda dengan hasil penilaian pakar
kedua dan pakar ketiga, pakar kedua dan ketiga menyatakan bahwa video
pembelajaran yang dikembangkan dapat dipelihara atau dikelola dengan mudah
tanpa perawatan khusus, biaya tinggi dan tidak membutuhkan tenaga ahli dalam
51
perawatan. Menurut pakar pertama, video pembelajaran memerlukan perawatan
khusus hal ini disebabkan apabila kaset yang berisi film ini tidak sering
dibersihkan atau tidak dirawat maka akan mengakibatkan kerusakan pada keping
kaset.
Dalam konteks usability, ketiga pakar menilai bahwa video pembelajaran
yang dikembangkan mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya
sehingga tidak memerlukan ahli untuk membantu dalam pengoperasian video
pembelajaran tersebut. Komponen lainnya adalah kompatibilitas atau dapat
tidaknya video diinstalasi atau dijalankan di berbagai hardware dan software yang
ada. Ketiga pakar menilai bahwa video pembelajaran yang dikembangkan
memerlukan hardware khusus untuk menjalankan video tersebut. Hal ini
disebabkan karena film disimpan dalam bentuk Digital Video Disk (DVD)
sehingga tidak sembarang hardware dapat menjalankannya tetapi diperlukan
hardware khusus yang disebut dengan DVD player untuk menjalankan video
pembelajaran yang telah dikembangkan. Hal ini tidak menjadi masalah karena
komputer atau laptop yang digunakan saat ini sudah dilengkapi dengan DVD
player tersebut. Komponen yang lain adalah reusable, hasil penilaian pakar
menunjukkan bahwa video pembelajaran yang dikembangkan bersifat reusable,
artinya tahan lama, tidak mudah rusak serta dapat digunakan berkali-kali.
Aspek kedua adalah aspek komunikasi audio visual meliputi kreatif dalam
ide dan penuangan gagasan, audio, visual dan media bergerak. Pakar menilai
bahwa komponen-komponen dalam aspek ini sudah baik. Dalam pengembangan
video pembelajaran yang baik perlu diperhatikan mengenai audio visual yang
52
akan ditampilkan. Gambar atau visual dalam video atau film berfungsi sebagai
sarana utama. Oleh karena itu visual dalam suatu video pembelajaran harus
mampu menyampaikan informasi kepada siswa karena visual mempunyai daya
tarik tersendiri dalam suatu video pembelajaran. Selain visual, keberadaan audio
merupakan penunjang untuk memperkuat atau mempertegas informasi yang akan
disampaikan melalui bahasa visual dalam video pembelajaran. Hal tersebut
menurut Widagdo (2007) disebabkan sarana gambar belum mampu menjelaskan
atau kurang efektif dan efisien.
Selain itu, pakar juga menilai bahwa video pembelajaran mudah untuk
dipelajari, sistematis, runut dan mempunyai alur logika yang jelas. Video
pembelajaran juga dinilai memiliki kejelasan uraian dan pembahasan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Video pembelajaran hasil pengembangan mudah dipelajari dikarenakan
video dibuat dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Hal tersebut
dapat dilihat pada sumber belajar berbentuk video yang menggunakan bahasa
sesuai dengan perkembangan diri siswa, kalimat-kalimatnya efektif, dan menarik
sehingga siswa dapat dengan mudah memahami informasi yang ingin
disampaikan dalam video tersebut. Sesuai dengan Hamalik (2004) yang
menyatakan bahwa pendidikan yang mengabaikan prinsip-prinsip perkembangan
akan mengalami hambatan-hambatan dan kegagalan.
Video pembelajaran yang dikembangkan tersusun atas topik-topik atau
subtopik tertentu. Tiap topik atau sub topik mengandung ide-ide pokok yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Ide-ide pokok tersebut disajikan
53
dengan urutan yang jelas sehingga siswa dapat memahami dengan mudah materi
yang disajikan.
Video pembelajaran ekosistem mangrove yang digunakan di kelas
bertujuan untuk memudahkan siswa memahami materi mengenai ekosistem
khususnya ekosistem mangrove dan memudahkan siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu video pembelajaran ini didesain
sedemikian rupa dengan keterangan yang jelas, gambar yang jelas, logis serta alur
berfikir yang jelas agar menarik, mudah dipahami oleh siswa dan tetap
disesuaikan dengan SK dan KD dari BSNP, hal tersebut dibuktikan dengan
penilaian pakar yang hasilnya adalah video pembelajaran sangat sesuai dengan
BSNP dan sesuai pula untuk digunakan sebagai sumber belajar di SMA. Selain
itu, Sesuai dengan Sanjaya (2006) yang menyatakan kriteria media pembelajaran
yang baik adalah media digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, sesuai dengan materi pembelajaran, sesuai
dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa, media yang digunakan harus efektif
dan efisien, media yang digunakan mudah dioperasikan.
b. Hasil angket tanggapan guru
Selain penilaian pakar, tanggapan guru terhadap penggunaan video
pembelajaran menunjukkan bahwa video pembelajaran yang dikembangkan
merupakan video pembelajaran yang baik, sesuai dengan SK dan KD
pembelajaran dari BSNP. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis tanggapan guru
biologi SMA N 1 Batang terhadap video pembelajaran menunjukkan
semua pertanyaan maupun pernyataan memperoleh tanggapan positif terhadap
54
pengembangan dan penerapan video ekosistem mangrove sebagai sumber belajar
siswa dalam pembelajaran.
Menurut tanggapan guru, penggunaan video pembelajaran sangat baik
karena memberikan beberapa keuntungan dan keunggulan. Diantaranya
keunggulan pertama adalah video pembelajaran dapat meningkatkan daya tarik
siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas, kedua siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran, ketiga dapat menumbuhkan sikap tanggap terhadap
kerusakan lingkungan. Selain itu guru juga memberikan pendapatnya antara lain
yaitu video ekosistem mangrove menarik untuk dipelajari, sesuai dengan
kurikulum, dan baik digunakan sebagai sumber belajar siswa di sekolah. Hal
tersebut sesuai dengan Munadi (2008) karakteristik video diantaranya adalah
menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa, memperjelas hal-hal yang
abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik, sangat kuat
mempengaruhi emosi peserta didik, pesan lebih mudah di ingat, serta dapat
digunakan untuk belajar oleh semua siswa baik siswa yang pandai maupun kurang
pandai.
Penggunaan video pembelajaran dengan pemberian kesempatan kepada
siswa untuk melakukan diskusi kelompok memecahkan suatu masalah tertentu
memberikan dampak yang positif bagi siswa, hasil tersebut sesuai dengan
beberapa kelebihan media dan sumber belajar dalam bentuk audio visual
diantaranya penggunaan media dan sumber belajar secara tepat dan bervariasi
dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Selain itu, menurut Munadi (2008)
55
penggunaan video sebagai media sekaligus sumber belajar dapat menumbuhkan
minat dan motivasi belajar peserta didik.
Penggunaan video pembelajaran ekosistem mangrove sebagai sumber
belajar pada materi ekosistem dapat mengatasi masalah yang berhubungan dengan
waktu dan dapat memberikan informasi yang serempak pada semua siswa tentang
ekosistem mangrove. Dalam hal ini video termasuk dalam media pembelajaran
dan sesuai dengan pernyataan Raharjo (1989) yang mengatakan bahwa
penggunaan media pembelajaran dapat menyajikan informasi atau kesan belajar
secara serempak mengatasi batasan waktu dan tempat. Dengan video
pembelajaran ekosistem mangrove ini siswa secara serempak tahu lokasi
ekosistem mangrove tanpa harus belajar langsung di lokasi ekosistem mangrove.
c. Hasil angket tanggapan siswa
Berdasarkan hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap video
pembelajaran ekosistem mangrove, diketahui bahwa penggunaan video
pembelajaran ekosistem mangrove sebagai sumber belajar siswa pada materi
ekosistem ditanggapi sangat baik oleh siswa. Berdasarkan hasil analisis data ≥
90% siswa menyatakan bahwa video pembelajaran ekosistem mangrove
bermanfaat sebagai sumber belajar, menarik, mudah dipahami, serta dapat
memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas.
Siswa memberikan tanggapan positif yang menyatakan video
pembelajaran Ekosistem Mangrove bermanfaat sebagai sumber belajar materi
Ekosistem dikarenakan dalam video tersebut menampilkan satu ekosistem yang
unik dan oleh sebagian siswa belum mengenal ekosistem tersebut, sehingga dapat
56
menambah pengetahuan siswa, hal ini sesuai dengan Nuryani (2005) yang
menyatakan bahwa pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang lebih
banyak membutuhkan pengalaman belajar dibandingkan dengan hafalan, terutama
belajar pada materi lingkungan. Dengan menggunakan video pembelajaran
ekosistem mangrove ini siswa diberikan pengalaman belajar secara langsung
sesuai dengan materi yang diajarkan yang disajikan dalam bentuk lain yaitu dalam
bentuk media audio visual berupa film.
Dapat diketahui pula siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran dengan
menggunakan video pembelajaran. Ketertarikan dan tanggapan positif yang
ditunjukkan siswa ini dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada
saat pembelajaran. Kegiatan diskusi dapat menggugah semangat siswa karena
siswa dapat berkreasi menyampaikan ide-idenya secara leluasa dengan teman
sekelompoknya dan tidak monoton jika dibandingkan dengan duduk
mendengarkan penjelasan guru. Keterampilan proses mengajukan pertanyaan juga
dapat tersalurkan karena guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi sehingga potensi yang dimiliki siswa akan lebih berkembang dan siswa
berada dalam kondisi yang menyenangkan ketika pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sanjaya (2006) yang menyatakan bahwa seluruh potensi siswa
dapat berkembang ketika siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan.
Meskipun demikian, dari data dari hasil tanggapan siswa terhadap video
pembelajaran, terdapat 23.84% siswa tidak setuju bahwa mereka dapat dengan
baik mengikuti pelajaran menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove.
Menurut siswa, hal ini dapat disebabkan karena di dalam video pembelajaran yang
57
diberikan masih ada sebagian penjelasan yang berupa tulisan yang muncul dengan
durasi sangat cepat, sehingga siswa tidak bisa membacanya dengan baik. Hal ini
terjadi karena dalam satu kelas siswa bersifat heterogen, terdapat siswa yang
memiliki proses berfikir cepat sehingga mudah menangkap pesan yang
disampaikan dalam video pembelajaran dan sebaliknya ada siswa yang lambat
dalam menangkap dan memahami pesan yang disampaikan melalui video
tersebut, sesuai dengan prinsip perbedaan individu dalam proses belajar seperti
yang dikemukakan oleh Ibrahim & Syaodih (2003) bahwa dalam belajar terdapat
prinsip perbedaan individu. Tiap orang memiliki pembawaan yang berbeda,
menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarga masing-masing juga berbeda. Hal
yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara
menghentikan video pembelajaran beberapa saat bertujuan memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat membaca dan memahami penjelasan yang
berupa tulisan secara keseluruhan sehingga siswa dapat dengan baik mengikuti
pelajaran dengan menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove. Satu
lagi kelebihan dari penggunaan video pembelajaran dalam proses belajar mengajar
karena dapat dihentikan kapan saja serta dapat diputar ulang sesuai keinginan
sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
Faktor lain yang menyebabkan siswa tidak dapat dengan baik mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove
adalah faktor penggunaan media. Siswa sebelumnya belum pernah menggunakan
film sebagai media pembelajaran, sehingga butuh penyesuaian untuk memahami
materi yang disajikan dalam media film tersebut, sesuai dengan prinsip
58
penyesuaian pada proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sudjana &
Rivai (2005) penyesuaian diri terhadap sesuatu yang baru dalam belajar adalah hal
yang wajar dan biasa terjadi.
Mengatasi masalah tersebut, diharapkan agar guru lebih bervariasi dalam
menggunakan media pembelajaran sehingga siswa dapat dengan mudah mengikuti
dan menyesuaikan diri apabila suatu saat diberikan inovasi media pembelajaran
yang baru.
3. Hasil uji coba pemakaian video pembelajaran
a. Hasil aktivitas siswa
Penilaian hasil aktivitas siswa diperoleh dari kegiatan observasi dalam
pembelajaran materi ekosistem menggunakan video pembelajaran yang telah
dikembangkan. Penilaian aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi mengenai aktivitas yang dilakukan siswa selama proses belajar di kelas.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menggunakan video
pembelajaran ekosistem mangrove sebagai sumber belajar siswa dapat dilihat
dalam dua kegiatan yaitu diskusi kelompok dan diskusi kelas. Aktivitas siswa
yang diamati adalah aktivitas siswa dalam melakukan diskusi kelompok,
kemampuan siswa bekerjasama dalam diskusi kelompok, aktivitas siswa dalam
memperhatikan video pembelajaran, kegiatan siswa saat presentasi hasil diskusi,
serta aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan dari guru.
Siswa melakukan diskusi kelompok dari Lembar Diskusi Siswa (LDS)
yang diberikan oleh guru. Pertanyaan yang diberikan dalam LDS disesuaikan
59
dengan materi yang ada pada video pembelajaran ekosistem mangrove. Dapat
diketahui 96,30% siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok dan
keaktifan siswa tergolong dalam kriteria sangat baik. Aktivitas dalam diskusi
kelompok terjadi ketika siswa melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, tidak
membuat kegaduhan dan sibuk sendiri dengan kegiatan yang tidak berhubungan
dengan diskusi serta ketika siswa mampu memberikan ide, pendapat serta
masukan ketika proses diskusi kelompok dilakukan. Proses diskusi tidak hanya
dilakukan dalam kelompok kecil antara siswa dengan siswa, tetapi kegiatan
diskusi juga dilakukan dalam kelompok besar yaitu antara guru dengan siswa.
Pada pertemuan kedua kegiatan diskusi dilakukan antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa lain.
Saat pembelajaran berlangsung, interaksi siswa dan guru terjadi ketika
guru memberikan penjelasan materi yang dipelajari, siswa memperhatikan dan
membuat catatan. Terbukti sebesar 73,5% siswa mendengarkan penjelasan guru.
Interaksi antara guru dan siswa juga terjadi ketika para siswa mengalami kesulitan
dalam memahami materi serta memahami pertanyaan yang ada dalam lembar
diskusi siswa (LDS) pada saat diskusi berlangsung.
Keaktifan siswa dalam kegiatan presentasi hasil diskusi termasuk dalam
kriteria baik karena 76,20% siswa aktif terlibat langsung dalam kegiatan bertanya,
mengeluarkan pendapat maupun pada saat memperhatikan teman lain yang
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran ditentukan oleh jumlah siswa
yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan baik. Hasil observasi aktivitas siswa
60
dikatakan optimal apabila seluruh siswa atau setidaknya ≥ 70% siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran, minimal dengan kriteria aktivitas baik. Berdasarkan Tabel
10, persentase siswa yang termasuk dalam kriteria aktivitas baik dan sangat baik
di kelas X.1 mencapai 100%, sedangkan persentase siswa kelas X.4 yang
mencapai kriteria baik dan sangat baik sebesar 96.77%. Hal ini mengindikasikan
bahwa video pembelajaran ekosistem mangrove yang dikembangkan sebagai
sumber belajar siswa pada materi ekosistem di SMA N 1 Batang efektif
diterapkan di sekolah karena dapat mengoptimalkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa siswa kelas X.1 dan
X.4 terlibat aktif dalam pembelajaran. Pada kelas X.1, 28 siswa termasuk dalam
kriteria sangat baik dan 4 siswa termasuk dalam kriteria baik sedangkan di kelas
X.4, 24 siswa termasuk dalam kriteria sangat baik, 6 siswa termasuk dalam
kriteria baik dan 1 siswa termasuk dalam kriteria cukup baik.
Perbedaan data tersebut merupakan hal yang tidak wajar mengingat pada
kelas X.1 maupun kelas X.4 diberikan perlakuan yang sama dan seharusnya dapat
menghasilkan data yang sama atau hampir sama. Perbedaan data aktivitas tersebut
dapat terjadi antara lain disebabkan oleh waktu kegiatan pembelajaran yang
dialami siswa berbeda. Pada kelas X.1 pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada
waktu pagi sebelum istirahat pertama ( 08.30 WIB), siswa masih bersemangat
untuk menerima meteri pembelajaran di kelas. Sedangkan untuk kelas X.4
pembelajaran dilakukan pada siang hari setelah istirahat kedua ( 12.00 WIB). Pada
kondisi ini semangat, motivasi dan konsentrasi siswa untuk menerima materi
pembelajaran di kelas sudah menurun bahkan siswa cenderung jenuh dalam
61
menerima pelajaran siang hari dikarenakan kondisi fisik siswa yang kelelahan
setelah belajar di kelas dari pagi. Hal ini sesuai dengan Chaplin (1972) dalam
Syah (2007) yang menyatakan penyebab kejenuhan yang paling umum adalah
keletihan yang melanda siswa, karena keletihan dapat menjadi penyebab
munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan. Selain itu, kejenuhan
juga dapat terjadi karena proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan
jasmaniahnya karena bosan dan keletihan. Winkel (1996) juga menyatakan
motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk
melibatkan diri dalam pembelajaran sedangkan motivasi belajar sangat
dipengaruhi oleh suasana dalam kelas pada saat pembelajaran.
Penggunaan video pembelajaran ekosistem mangrove sebagai sumber
belajar siswa pada materi ekosistem merupakan upaya guru untuk melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan KTSP yaitu berbasis pada potensi daerah yang
dimiliki masing-masing sekolah. Upaya ini bertujuan untuk membantu siswa
untuk menemukan makna pembelajaran, memudahkan siswa untuk memahami
materi yang diajarkan dan membentuk sikap positif siswa terhadap lingkungan.
Pencapaian nilai aktivitas siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah media pembelajaran. Hasil analisis tersebut sesuai dengan
beberapa kegunaan media yaitu diantaranya penggunaan media pendidikan dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman peserta didik seperti yang dijelaskan oleh
Koyo (1983) bahwa media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
62
Selain itu, penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi
dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media berguna untuk
menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung
antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, memungkinkan anak didik
belajar sendiri menurut kemampuan dan minat (Sadiman et al. 2007). Hasil
penelitian Kariadinata (2009) mengungkapkan bahwa pembelajaran menggunakan
multimedia Video CD memungkinkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dikarenakan proses belajar yang menarik dan bermakna, selain itu pembelajaran
dengan video mampu menimbulkan rasa senang selama pembelajaran berlangsung
sehingga akan menambah motivasi dan aktivitas belajar. Sama halnya dengan
Mulyasa (2005) yang mengemukakan bahwa iklim belajar yang menyenangkan
akan mengakibatkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas
peserta didik, sehingga peserta didik lebih mudah dalam menangkap materi suatu
pelajaran.
Guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan selalu
menunjukkan kinerja yang baik misalnya dalam memberikan motivasi,
mengadakan variasi dalam pembelajaran dan mengelola kelas dengan sangat
responsif sehingga mendorong aktivitas siswa yang berkualitas dalam
pembelajaran.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap hasil observasi
aktivitas siswa maka dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran ekosistem
mangrove yang telah dikembangkan sebagai sumber belajar siswa SMA pada
63
materi ekosistem dapat membantu siswa mencapai kategori aktivitas baik dan
sangat baik.
b. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
mencerminkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil pengolahan nilai akhir
menunjukkan ketuntasan klasikal kelas X.1 sebesar 93,75% dengan rata-rata nilai
hasil belajar siswa 79,20, ketuntasan klasikal 77,42% dengan rata-rata hasil
belajar siswa 72,37 untuk kelas X.4. Pencapain KKM untuk ketuntasan kedua
kelas tersebut adalah 85,61%. ini menunjukkan bahwa ≥75% siswa memperoleh
hasil belajar ≥70. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan video
pembelajaran ekosistem mangrove sebagai sumber belajar siswa pada materi
ekosistem efektif diterapkan dalam pembelajaran dan membantu siswa dalam
memahami materi lingkungan.
Meskipun demikian penggunaan video pembelajaran ekosistem mangrove
belum dapat mengoptimalkan hasil belajar peserta didik pada kelas X.4 karena
pada kelas X.4 terdapat 22,5 % siswa atau 7 orang siswa yang memperoleh hasil
belajar belum tuntas. Setelah ditelusuri penyebab ketidaktuntasan hasil belajar
siswa kelas X.4, dari hasil tanggapan siswa terhadap penggunaan video
pembelajaran dapat diketahui 5 siswa dari 7 siswa yang belum tuntas memberikan
pendapat tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik menggunakan video
pembelajaran ekosistem mangrove. Upaya yang dilakukan guru kepada siswa
yang mendapatkan nilai hasil belajar belum tuntas adalah melakukan kegiatan
64
remidi untuk materi ekosistem. Kegiatan remidi dilakukan setelah pelajaran di
sekolah selesai di dalam laboratorium komputer. Seorang siswa dihadapkan
langsung dengan seperangkat komputer, sehingga siswa dapat berkonsentrasi dan
mempelajari video pembelajaran secara individu, selanjutnya siswa diberikan soal
yang sama dengan soal ulangan sebelumnya hanya dengan nomor urut soal yang
dibedakan.
Perbedaan hasil belajar dari kedua kelas tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor baik dari dalam diri peserta didik maupun dari lingkungan sekitar
peserta didik. Faktor tersebut antara lain yaitu perbedaan waktu pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Kelas X.1 melakukan pembelajaran di kelas pada jam
pelajaran 3 - 4 ketika kondisi fisik siswa masih segar belum lelah sehingga dapat
dengan mudah menerima materi pelajaran. Sedangkan kelas X.4 melakukan
pembelajaran di kelas pada jam pelajaran 7 - 8 atau pada jam pelajaran terakhir
ketika siswa sudah lelah dan jenuh sehingga sulit untuk menerima materi
pembelajaraan yang disampaikan.
Sardiman (2007) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran identik dengan termotivasinya siswa dalam mengikuti pembelajaran
sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang meningkat pula. Tapi pada
penelitian ini pernyataan tersebut tidak sesuai. Dapat diketahui dalam penelitian
ini ada 9 siswa dari 63 siswa yang nilai hasil belajarnya belum tuntas, 6 siswa
tersebut mempunyai nilai aktivitas siswa sangat baik dan 3 siswa lainnya
mempunyai hasil aktivitas siswa dengan kriteria baik. Meskipun demikian nilai
hasil belajar siswa belum mencapai KKM, hal ini antara lain dapat disebabkan
65
oleh kesiapan peserta didik dalam melakukan evaluasi. Peserta didik yang tidak
belajar atau tidak mengikuti pembelajaran dengan baik tidak dapat menangkap
materi yang disampaikan secara maksimal sehingga tidak dapat menjawab soal-
soal evaluasi yang diberikan. Selain itu, juga pengaruhi oleh faktor kurangnya
waktu siswa di kelas X.4 saat pelaksanaan evaluasi akhir pembelajaran, ini terjadi
dikarenakan ketidaktepatan guru mengelola waktu pada kegiatan pembelajaran
pertemuan kedua hal tersebut menyebabkan terjadinya kekurangan waktu
mengerjakan soal evaluasi akhir oleh siswa, sehingga ada sebagian siswa yang
belum menjawab beberapa soal pada evaluasi akhir, akibatnya nilai evaluasi akhir
siswa kurang baik.
Ketidaktepatan guru dalam mengelola waktu pembelajaran di kelas
disebabkan guru harus menunggu siswa yang belum masuk kelas setelah istirahat,
yang menyebabkan terjadinya kemunduran waktu memulai pembelajaran di
kelas. Selain itu, banyaknya pertanyaan siswa kepada guru mengenai materi yang
disampaikan merupakan salah satu penyebab ketidaktepatan guru dalam
mengelola waktu pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan
berbagai cara antara lain yaitu guru datang ke kelas 5 menit sebelum pelajaran
dimulai, mengingat di sekolah menggunakan moving class yang kelasnya tidak
tetap terkadang pembelajarannya di kelas, di laboratorium biologi dan terkadang
juga dilakukan di laboratorium komputer seharusnya guru sudah memberitahukan
kelas yang akan dipakai pada pelajaran biologi sebelum pelajaran dimulai atau
pada saat istirahat kepada ketua kelas agar pada saat tanda masuk pelajaran
dibunyikan siswa langsung dapat menuju ke kelas yang akan digunakan untuk
66
pembelajaran. Selain itu, cara mengantisipasi kekurangan waktu yang lain adalah
guru menjelaskan materi pembelajaran hanya pada intinya saja, siswa diberikan
penugasan untuk mencari pengetahuan yang lain lewat buku atau internet.
Sedangkan untuk pertanyaan yang terlalu banyak dapat diantisipasi oleh guru
dengan mengintruksikan kepada siswa yang ingin bertanya untuk menulis
pertanyaannya di kertas dan menjawabnya bersama-sama pada pertemuan
selanjutnya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar seorang siswa, meliputi faktor interen maupun eksteren. Faktor
interen adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar meliputi
kondisi tubuh, kecerdasan, sikap, bakat dan minat, sedangkan faktor eksteren
adalah faktor yang ada di luar individu meliputi guru dan teman (Sardiman 2007).
Menurut Syah (2007) ada tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar,
faktor pertama adalah faktor internal siswa yaitu kondisi fisik siswa, tingkat
kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa. Faktor kedua adalah faktor
eksternal siswa antara lain yaitu guru, staf administrasi dan teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa, orang tua dan keluarga, teman
sepermainan, tetangga, masyarakat dan lingkungan sekitar tempat tinggal siswa,
letak rumah tempat tinggal siswa, lokasi sekolah, alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan oleh siswa. Faktor pendekatan belajar juga dapat
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa, sehingga
pendekatan belajar termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
67
Berdasarkan analisis data pada lampiran 14 dan 15, siswa yang
mendapatkan nilai ≥ 80 adalah siswa yang termasuk dalam kriteria keaktifan
sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran
mempengaruhi hasil belajar siswa. Sesuai dengan pernyataan Rifa’i dan Catharina
(2009) bahwa hasil belajar siswa merupakan tingkah laku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Jika aktivitas belajar baik maka
hasil belajar yang diperoleh juga baik. Meskipun demikian ada 7 orang siswa
kelas X.4 yang mendapatkan nilai aktivitas belajar baik namun tidak mendapatkan
hasil belajar yang baik pula. Hal ini dimungkinkan karena kekurangsiapan siswa
dalam menghadapi ulangan atau tes akhir pembelajaran karena siswa tidak dapat
dengan baik mengikuti pembelajaran menggunakan video pembelajaran seperti
tanggapan yang diberikan pada angket tanggapan siswa serta kurangnya waktu
siswa dalam mengerjakan soal evaluasi.
Penggunaan video dalam pembelajaran dapat berpengaruh dalam
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan penggunaan video dalam
pembelajaran lebih realistis, video dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai
dengan kebutuhan sehingga hal yang bersifat abstrak menjadi lebih jelas (Sadiman
et al. 2007). Video dapat menggunakan tekhnik-tekhnik seperti warna, animasi,
dan sebagainya untuk menampilkan point-point tertentu. Menurut Arsyad (2005)
semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima atau mengolah
informasi semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan
dapat dipertahankan dalam ingatan. Semakin kongkrit pengalaman yang diberikan
68
akan lebih menjamin terjadinya proses belajar dan berpengaruh dalam
peningkatan hasil belajar.
Penggunaan video dalam pembelajaran masih menemui beberapa
kelemahan, diantaranya kurang bisa memberi pengalaman secara langsung kepada
siswa. Selain itu, video pembelajaran ini belum bersifat interaktif sehingga masih
terdapat siswa yang hasil belajarnya dan aktivitasnya belum optimal.
c. Hasil kinerja guru
Kinerja guru bukan merupakan data utama dalam penelitian ini, kinerja
guru diobservasi digunakan sebagai data faktor eksteren yang sangat berpengaruh
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis observasi kinerja guru pada
proses pembelajaran, kinerja guru pada kelas X.1 dan X.4 tergolong dalam kriteria
sangat baik pada pertemuan I dan kriteria sangat baik dengan rata-rata nilai
kinerja guru pada saat mengajar di kelas X.1 adalah 93,75% dan 87,5% untuk
kinerja guru pada saat mengajar di kelas X.4.
Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar siswa.
Menurut Sardiman (2007), guru sebagai fasilitator bertugas memberikan fasilitas
atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan menciptakan
suasana belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa,
sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. Selain itu,
guru juga sebagai motivator dalam kegiatan pembelajaran selalu memberikan
motivasi kepada siswa, melalui motivasi ini diharapkan menimbulkan
69
keingintahuan siswa sehingga siswa lebih berminat dalam mengikuti
pembelajaran di kelas.
Hal ini ternyata terbukti pada saat pemutaran video pembelajaran
ekosistem mangrove siswa sangat antusias dalam memperhatikan video
pembelajaran. Guru memberikan penegasan mengenai materi yang ditampilkan
pada video pembelajaran sehingga membangkitkan ketertarikan siswa baik pada
saat memperhatikan video pembelajaran maupun pada saat diskusi kelompok atau
diskusi kelas. Semakin baik kinerja guru misalnya dalam memberikan motivasi
kepada siswa, mengelola kelas dengan sangat responsif maka akan semakin baik
pula kualitas aktivitas belajar siswa (Sardiman 2007).
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
1. Hasil pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove menurut
penilaian ahli telah sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
pembelajaran dari BSNP
2. Hasil pengembangan video pembelajaran ekosistem mangrove efektif
diterapkan dalam pembelajaran sebagai sumber belajar siswa pada materi
ekosistem di SMA.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan adalah:
1. Video pembelajaran ekosistem mangrove sebaiknya bersifat interaktif agar
dapat mengoptimalkan aktivitas siswa.
2. Pelaksanaan uji coba lapangan sebaiknya menggunakan sampel yang lebih
banyak.
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2005. Media Pengajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Bretz, R. 1983. Media For Interactive Communication. Di dalam: Munadi , Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Pres.
Clough, B.F. 1992. Primary productivity and growth of mangrove forests. In Robertson A.I. and D.M. Alongi (ed.). Coastal and Estuarine Studies: Tropical Mangrove Ecosystems. Washington DC.: American Geophysical Union.
Dahuri R, J. Rais, S.P.Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: P.T. Saptodadi.
Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, O. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Ibrahim dan Syaodih. 2003. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Jamil, A. 2006. Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Mandiri ( Self E – Learning material) Berbasis Web Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Pokok Bahasan Sistem Tata Surya ( Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Kariadinata, R. 2009. Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia. Jurnal Pendidikan, Online at :http://educare.e-Fkipunla.net/index.Php?Option=com_content& task=view&id=83&itemid= 30 [accesed Juli 2010]
Koyo, K. 1983. Pusat Sumber Belajar. Jakarta: Depdikbud
Lovelock, C. 1993. Field Guide to the Mangroves of Queensland. Queensland: Australian Institute of Marine Science. www.aims.gov.au
Matsushita. 2007. Videodisc. http: //en.wikipedia.org/wiki/videodisc. Video-CD.
72
Majid, A. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda
Mulyasa, E. 2004. KBK : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya.
2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Pers.
Ng, P.K.L. and N. Sivasothi (ed.). 2001. A Guide to Mangroves of Singapore. Volume 1: The Ecosystem and Plant Diversity and Volume 2: Animal Diversity. Singapore: The Singapore Science Centre.
Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT Gramedia.
Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. Sounders College Publishing.
Prasetyo E. 2010. Pengaruh Model Student Facilitator and Explaining terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Materi Invertebrata di SMA 1 Boja. (Skripsi). Semarang: Unnes.
Puskur-Balitbang. 2000. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ” Mata pelajaran Biologi sekolah lanjutan tingkat atas”. Jakarta: Depdiknas.
2001. Kurikulum berbasis kompetensi ” Mata pelajaran Biologi sekolah lanjutan tingkat pertama”. Jakarta: Depdiknas.
Ridlo S. 2005. Diktat Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang: Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Rifa’i, A & Catharina T. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Rohani, A. 1987. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman, A S., R. Rahardjo, Anung H,Hardjito. 1986. Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
2007. Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
73
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santosa, K. 2004a. Mengenal dan Membuat Media Pembelajaran. Semarang: UNNES
2004b. Pengantar Ilmu Lingkungan. Semarang: UNNES.
Saparinto, C. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Semarang: Dahara prize.
Saptono, S. 2003. Pembelajaran Biologi Dengan Mengoptimalkan Kompetensi Siswa. Makalah. Disajikan dalam Seminar regional PIBT VIII tentang pendidikan.
2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang : UNNES Press
Sardiman A. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sendjaja, S Dj. 1999. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka
Setyawan, D A. 2002. Ekosistem Mangrove sebagai Kawasan Peralihan Ekosistem Perairan Tawar dan Perairan Laut. Surakarta: Lemlit UNS
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, N. 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar
Baru Algensindo.
Sudjana, N & A. Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung : PT. Sinar Baru
Algensindo.
Sudjiono A. 2003. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D ). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N S. 2006. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata & N Sudjana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
74
Sukorini, D. 2007. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar pada Pusdiklat SDM Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Jakarta: Jurnal Teknodik, No. 21/XI/ Teknodik/Agustus/2007.
Suparman, M. A. 2004. Desain Instruksional. Jakarta: PAU Universitas Terbuka.
Suparman , M. A, & Aminudin Zuhairi.2004. Pendidikan Jarak Jauh Teori dan Praktek. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syah, M. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
Tomlinson, C.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge: Cambridge University Press.
Wahono RS. 2006. Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. On line at, http://romisatriowahono.net/2006/06/21/Aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/. (accesed Januari 2010)
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Widagdo, M. B, & Winastwan Gora. 2007. Bikin Film Indie itu Mudah. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo
75
Lampiran 1. Silabus SMA N 1 Batang.
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Batang Mata Pelajaran : Biologi Kelas : X (sepuluh) Semester : Genap Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem Kompetensi Dasar
Materi pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi waktu
Sumber / bahan/ alat
4.1 Mendiskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur Biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan
Komponen ekosistem meliputi: Pengertian ekosistem, Komponen abiotik dan biotik, pola-pola hubungan dalam ekosistem, Suksesi dan klimaks. Aliran energi
Memperhatikan tayangan ekosistem mangrove melalui video pembelajaran dan menjelaskan komponen-komponen yang menyusun ekosistem tersebut Menjelaskan hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta hubungan antara biotik dan biotik dalam ekosistem mangrove
Menjelaskan komponen penyusun ekosistem mangrove berdasarkan tayangan video pembelajaran Mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta komponen biotik dengan komponen biotik lainnya. menjelaskan mekanisme aliran energi yang terjadi
Jenis tagihan: Tugas kelompok (LDS), ulangan harian. Bentuk instrumen: Lembar hasil diskusi siswa, pengamatan aktivitas siswa, tes pilihan ganda dan tes uraian.
4x 45 menit
Sumber: Video Pembelajaran Ekosistem Mangrove karya Nurul Karimah produksi PPMP Pratiwi,D.A,dkk. 2007. Buku Biologi SMA kelas 55
76
Meliputi: Rantai makanan, jaring-jaring makanan,piramida ekologi.
Mendeskripsikan dan menemukan rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang ada pada ekosistem mangrove yang ditayangkan Mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan berkaitan dengan pemulihan ketidakseimbangan lingkungan.
pada ekosistem mangrove Menjelaskan faktor-faktor pendukung terjadinya keseimbangan ekosistem mangrove. Menganalisis jika terjadi ketidakseimbangan hubungan antar komponen (karena faktor alami dan akibat perbuatan manusia Memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk pemulihan ketidakseimbangan lingkungan
X. Jakarta:Erlangga (halaman 20-33) Syamsuri, Istamar. 2007. Buku Biologi 1 SMA Kelas X. Jakarta:Erlangga (halaman 105-146) Alat: Computer/laptop, LCD Bahan: LDS
56
57
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN 1 BATANG Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas : X Alokasi Waktu : 4 X 45 menit (4 jam pelajaran, 2 kali pertemuan ) Standart Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen
ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.1 Mendiskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur Biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan
Indikator 1. Menjelaskan komponen penyusun ekosistem mangrove berdasarkan tayangan
video pembelajaran 2. Mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta
komponen biotik dengan komponen biotik lainnya. 3. menjelaskan mekanisme aliran energi yang terjadi dalam ekosistem mangrove 4. Menjelaskan faktor-faktor pendukung terjadinya keseimbangan ekosistem
mangrove 5. Menganalisis jika terjadi ketidakseimbangan hubungan antar komponen
(karena faktor alami dan akibat perbuatan manusia) 6. Memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk pemulihan ketidakseimbangan
lingkungan I. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan komponen penyusun ekosistem mangrove 2. Mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dan abiotik, serta komponen
biotik dengan komponen biotik lainnya 3. Menjelaskan mekanisme aliran energi yang terjadi dalam ekosistem mangrove 4. Menjelaskan faktor-faktor pendukung terjadinya keseimbangan ekosistem
mangrove 5. Menganalisis jika terjadi ketidakseimbangan hubungan antar komponen (karena
faktor alami dan akibat perbuatan manusia) 6. Memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk pemulihan ketidakseimbangan
lingkungan
II. Materi Pembelajaran A. Pengertian ekosistem B. Komponen Ekosistem
1. Komponen Biotik Produsen, konsumen, pengurai 2. komponen abiotik udara, cahaya, suhu, keasaman, kadar garam, air.
58
C. Interaksi sistem komponen dalam sistem lingkungan 1. Interaksi antar individu membentuk populasi 2. Interaksi antar populasi membentuk komunitas 3. Interaksi komunitas dengan komponen abiotik membentuk sistem
lingkungan atau ekosistem 4. Interaksi antar ekosistem dipermukaan bumi membentuk biosfer
D. aliran energi 1. Rantai makanan 2. Jaring-jaring makanan 3. Piramida ekologi
III. Metode Pembelajaran Diskusi presentasi, tanya jawab.
IV. Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan I
1. Pendahuluan (15 menit)
a) Guru memasuki kelas dengan mengucapkan salam
b) Guru menanyakan kepada siswa adakah siswa yang tidak masuk pada hari ini?
c) Siswa ditanya oleh guru apakah siswa pernah ke pesisir pantai atau ke area
pertambakan? apa saja yang siswa temukan disana?
d) Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan apa saja yang mereka temukan
di pesisir pantai atau area pertambakan
2. Kegiatan inti ( 65 menit)
a) Siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya minggu sebelumnya,
tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa
b) Siswa diberikan Lembar Diskusi Siswa
c) Siswa diputarkan film dari video pembelajaran ( durasi 20 menit)
d) Siswa berdiskusi secara berkelompok
e) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
f) Siswa diberikan penjelasan mengenai hasil diskusi siswa
g) Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang telah diajarkan
h) Siswa diberikan penguatan oleh guru
3. Penutup ( 10 menit)
a) siswa dibimbing guru menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dilakukan
b) guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu rajin belajar
c) guru menutup pelajaran dengan salam
59
Pertemuan II
1. Pendahuluan / kegiatan awal (5 menit)
a) Guru memasuki ruangan dengan mengucapkan salam
b) Guru menanyakan adakah siswa yang tidak berangkat hari ini?
c) Guru membagikan hasil diskusi yang telah dikumpulkan minggu kemaren
2. Kegiatan inti ( 45 menit )
a) Guru menayangkan kembali video pembelajaran kepada siswa
b) Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang telah diajarkan
c) Guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah diajarkan
3. Kegiatan Evaluasi ( 30 menit)
a) Siswa mengerjakan soal evaluasi materi ekosistem
4. Kegiatan Penutup ( 10 menit)
a) guru memberikan lembar tanggapan siswa mengenai video pembelajaran yang
telah digunakan
b) Guru memotivasi siswa agar lebih rajin dalam belajar
c) Guru menutup pelajaran dengan salam
V. Sumber Belajar • Video Pembelajaran Ekosistem Mangrove karya Nurul Karimah Produksi
PPMP UNNES • Pratiwi, D.A,dkk. 2007. Buku Biologi SMA kelas X. Jakarta:Erlangga (halaman
20-33) • Syamsuri, Istamar. 2007. Buku Biologi 1 SMA Kelas X. Jakarta:Erlangga
(halaman 105-146) • Lembar Diskusi Siswa
VI. Penilaian Hasil Belajar Siswa
1. Teknik Penilaian Aspek kognitif: Hasil Lembar Diskusi Siswa (LDS), ulangan harian Aspek afektif: keaktifan siswa pada saat melakukan diskusi kelas.
2. Bentuk Instrumen Lembar Diskusi Siswa (LDS), soal ulangan harian
Lembar observasi siswa (untuk mengamati ativitas siswa).
Mengetahui, Guru Kelas Peneliti
Pralambang, S.P Nurul Karimah
NIP. 197207202008011004 NIM. 4401406055
57
Lampiran 3. Kisi-kisi uji coba soal
KISI-KISI UJI COBA SOAL EVALUASI Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara koponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam
keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar
Indikator Materi pokok No soal
Aspek Kunci jawab
an
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
4.1. mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energy dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan
Menjelaskan komponen penyusun ekosistem mangrove berdasarkan tayangan video pembelajaran
Komponen penyusun ekosistem
A1 A2 A6 A7 A8 A11 A12 A16 A21 A27 A39
V V V V V
V V
V
V V
V
A C B A C B A C B B C
11
Mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta komponen biotik dengan komponen biotik lainnya.
Interaksi sistem komponen dalam sistem lingkungan
A14 A17 A19 A25 A30 A31 A36
V
V
V V
V V
V
E B A A E E B
7
menjelaskan Aliran Energi A4 V D
62
58
mekanisme aliran energi yang terjadi dalam ekosistem mangrove
A5 A9 A10 A13 A18 A20 A22 A23 A24 A26 A28 A29 A33 A34 A35
V V V
V V V V V V V
V
V V V V
A A A C A B C C B D A E C D B
16
Menjelaskan faktor-faktor pendukung terjadinya keseimbangan ekosistem.
Suksesi dan klimaks
A3 V B 1
Menganalisis jika terjadi ketidakseimbangan hubungan antar komponen (karena faktor alami dan akibat perbuatan manusia
Interaksi sistem komponen dalam sistem lingkungan
A15 A32 A37 A38 A40 B1
V
V V V
V
V
B D B A D
6
Memberikan solusi Ketidakseimbang B2 V
63
59
yang dapat dilakukan untuk pemulihan ketidakseimbangan lingkungan
an lingkungan 1
Presentase tiap aspek
21.4%
28.6%
11.9%
26.2%
7.1 %
4.8%
64
65
Lampiran 4. Soal Uji coba evaluasi siswa.
SOAL EVALUASI (UJI COBA) Mata Pelajaran : Biologi Sub Pokok Bahasan : Ekosistem Kelas/ Semester : X/ Genap Waktu : 45 Menit
I. Pilihan Ganda
PETUNJUK: Pilihlah jawaban yang paling tepat antara a, b, c, d, atau e dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban!
1. Kesatuan antara makhluk hidup dengan faktor abiotik pada suatu lingkungan disebut….. a. ekosistem d. komunitas b. suksesi e. nisia c. habitat terrestrial
2. Kumpulan teritip berada pada tumbuhan Rhizophora dan memakan batang rhizophora tersebut sedikit demi sedikit, kumpulan teritip tersebut merupakan suatu…. a. spesies d. komunitas b. kingdom e. masyarakat c. populasi
3. Proses perubahan ekosistem mangrove dari ekosistem mangrove yang rusak karena gelombang tsunami menjadi ekosistem mangrove yang kompleks dapat dikatakan ekosistem mangrove tersebut mengalami proses….. a. adaptasi d. eutrofikasi b. suksesi e. predasi c. homeostatis
4. Yang disebut sebagai produsen primer dalam ekosistem mangrove adalah…….. a. matahari d. bakteri b. tumbuhan hijau e. hewan c. matahari dan tumbuhan hijau
5. Pada ekosistem mangrove ditemukan adanya organisme : 1. alga hijau 4. ular 2. ikan 5. burung kuntul 3. kodok 6. manusia agar ekosistem stabil, maka organisme yang biomasanya paling tinggi adalah organisme nomor…… a. 1 d. 1, 2, 3,4, dan 5 b. 2, 3, 4 e. 6 c. 5 dan 6
6. Dalam rantai makanan ekosistem mangrove yang berperan sebagai produsen adalah…. a. fitoplankton dan zooplankton d. tumbuhan hijau dan fitoplankton b. tumbuhan hijau dan zooplankton e. zooplankton dan bakteri c. jamur dan bakteri
7. Sekelompok organisme yang dapat dikatakan sebagai populasi adalah………. a. Kumpulan teritip pada batang bakau d. katak di kolam b. Ikan di tambak e. burung di taman burung c. ular di sawah
66
8. Organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat anorganic dengan bantuan energi cahaya disebut………. a. autotrof d. fotoheterotrof b. heterotrof e. kemoautotrof c. fotoautotrof
9. Energi yang diperlukan oleh tumbuhan untuk mengubah zat anorganic menjadi zat organic adalah……. a. foton dari matahari d. N2 dari udara b. mineral di dalam tanah e. humus c. CO2 dari udara
10. Dalam suatu rantai makanan ekosistem mangrove : phytolankton → udang → ikan →burung kuntul → burung elang pengurai, energi terbesar terdapat pada… a. phytoplankton d. burung elang b. udang e. Pengurai c. burung kuntul
11. Suatu hutan di daerah tropis ditumbuhi oleh tumbuhan Avicennia dan Rhizophora, ekosistem ini merupakan…… a. ekosisten hutan hujan tropis d. hutan produksi b. ekosistem mangrove e. hutan tanaman industri c. ekosistem hutan pantai
12. makhluk hidup yang termasuk pengurai dalam ekosistem mangrove adalah…. a. jamur, bakteri dan cacing tanah d. bakteri dan ganggang biru b. bakteri dan ganggang e. rayap dan colembola c. jamur, bakteri dan rayap
13. dalam ekosistem mangrove terdapat 1. Rhizophora 4. burung elang 2. Udang 5. Ikan besar 3. Ikan kecil 6. cacing rantai makanan pada ekosistem tersebut urutanya adalah…… a. 1-2-3-4-5-6 d. 1-2-6-3-5-4 b. 2-1-3-5-4-6 e. 2-1-6-3-5-4 c. 1-2-3-5-4-6
14. Pada suatu hari seorang petani tambak memanen udang hasil tambak miliknya, tetapi hasilnya tidak memuaskan, setelah diselidiki ternyata ada seekor bandeng yang hidup pada tambak tersebut dan memangsa udang. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa ikan bandeng bagi udang merupakan ……… . a. Pengurai d. dekomposer b. consumer e. predator c. produser
15. Pembasmian sebagian komponen biotik akan membahayakan keseimbangan ekosistem, sebab dapat mengakibatkan……….. a. meningkatnya populasi komponen biotic predatornya b. terputusnya rantai makanan dan aliran energi c. menurunnya populasi komponen biotic yang menjadi makanannya d. terancamnya produktivitas produser dalam ekosistem e. merusak habitat yang merupakan tempat hidupnya
16. Di sebuah ekosistem mangrove yang terbuka, terlihat tumbuhan mangrove kecil yang tumbuh dengan cepat, sedangkan di lokasi yang lain yang berada dalam kondisi mangrove
67
lebih rindang terlihat tumbuhan mangrove yang tumbuh lebih lambat, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah ….. a. suhu d. kelembaban b. iklim e. pH c. cahaya matahari
17. Jika semua mikroorganisme pengurai dimatikan, kemungkinan yang akan terjadi adalah…….. a. tumbuhan menjadi subur d. predator semakin banyak b. sampah-sampah bertimbunan e. scavenger semakin banyak c. konsumen akan semakin banyak
18. Pernyataan berikut yang salah adalah….. a. di dalam proses makan dan dimakan, populasi pemakan adalah populasi dominan b. di dalam proses makan dan dimakan terjadi perpindahan makanan dan energi c. semakin komplek jaring-jaring makanan, semakin mantap ekosistem tersebut d. karnivor puncak merupakan spesies yang rawan punah e. proses makan dimakan terhenti apabila herbivore punah
19. Misalkan semua produser di bumi musnah, sedangkan semua konsumer dan pengurai tidak, hal yang tidak mungkin terjadi adalah……….. a. daya biak karnivor meningkat b. tidak ada makanan bagi herbivore c. konsentrasi oksigen menurun d. konsentrasi CO2 meningkat e. siklus oksigen dan CO2 terhenti
20. Organisme yang berada pada tingkat trofik tinggi bersifat rawan punah karena……… a. jumlah organisme semakin sedikit b. organisme tersebut lebih banyak diburu manusia c. mengalami tekanan lingkungan lebih berat d. energi yang didapat makin kecil e. terbatasnya pilihan makanan dari tingkat tropik yang terendah
21. Organisme yang bukan merupakan detritivor…… a. kutu kayu d. keluwing b. jamur e. cacing tanah c. rayap
22. Dalam suatu ekosistem mangrove, musnahnya konsumer III dapat menyebabkan……..
a. populasi konsumer IV meningkat b. populasi konsumer II menurun c. populasi konsumer II meningkat d. populasi konsumer I menurun e. populasi konsumer I punah
23. Pada rantai makanan, konsumen II ditempati oleh….. a. autotrof d. herbivor b. fotoautotrof e. predator c. karnivor
24. Dalam rantai makanan yang terdiri atas tumbuhan-ulat-burung kecil-mati dimakan pengurai. Jumlah energi matahari terbesar berada pada .... a. pengurai d. burung kecil b. tumbuhan e. pengurai dan tumbuhan
68
c. ulat 25. Contoh saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik dalam
ekosistem mangrove adalah .... a. Rhizophora hidup pada tanah yang berlumpur b. Bandeng yang memakan udang c. Burung yang bertengger pada dahan avicennia d. Teritip pada batang rhizophora e. Kepiting akar bakau Untuk menjawab soal nomor 26 – 29, perhatikan ilustrasi singkat berikut!
26. Berikut ini yang merupakan konsumen I adalah .... a. Tanaman rhizophora d. kepiting, ulat, dan udang b. kepiting, burung kuntul, dan ular e. ikan bandeng c. jamur dan bakteri
27. Berikut ini yang merupakan produsen adalah ....
a. Tanaman rhizophora d. alga dan jamur b. Tanaman rhizophora dan alga e. kepiting,udang, ikanbandeng c. Udang dan ikan
28. Berikut ini yang mendapatkan aliran energi terkecil adalah .... a. elang d. alga b. ikan, burung kuntul, dan ular e. tanaman rhizophora dan alga c. jamur dan bakteri
29. Di bawah ini yang termasuk dalam konsumen II adalah .... a. Burung kuntul d. ular b. alga e. ikan bandeng c. elang
30. Hubungan yang terjadi antara Rhizophora dan Avicennia dalam suatu ekosistem mangrove adalah . . . . a. portokooperasi d. parasitisme b. alelopati e. kompetisi c. simbiosis
31. Dua organisme yang menempati wilayah yang sama dapat dikatakan sebagai satu spesies apabila .... a. memiliki cara perkembangbiakan yang sama b. memiliki bentuk tubuh dan organ tubuh yang bersesuaian c. dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang steril d. memiliki jenis makanan dan cara makan yang tidak jauh beda e. dapat saling kawin dan dapat menghasilkan keturunan yang fertile
32. Pada suatu ekosistem mangrove terdapat keseimbangan antara fitoplankton, ikan herbivora, ikan karnivora, dan burung pemakan ikan. Perburuan liar burung pemakan ikan akan menyebabkan .... a. semua populasi ikan meningkat b. populasi produsen meningkat c. populasi fitoplankton meningkat
Dalam suatu ekosistem mangrove terdapat: tanaman Rhizophora, ulat, kepiting, ikan bandeng, burung kuntul, ular, elang, jamur, bakteri, udang, dan alga.
69
d. populasi ikan karnivora meningkat e. populasi ikan herbivora meningkat
33. Hubungan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan adalah . . . . a. jaring makanan menyusun rantai makanan b. memiliki organisme yang sama c. rantai makanan merupakan penyusun dari jaring-jaring makanan d. memiliki penyusun berbeda, namun tetap saling berhubungan e. terdapat dalam ekosistem yang sama
34. Transfer energi matahari yang diterima makhluk hidup dengan urutan sebagai berikut . . a. tumbuhan- matahari- herbivora- karnivora- omnivora- pengurai b. matahari- pengurai- tumbuhan-herbivora- karnivora- omnivore c. matahari- herbivora- karnivora-pengurai- tumbuhan- omnivore d. matahari- tumbuhan- herbivora- karnivora- omnivora- pengurai e. matahari- omnivora- tumbuhan- herbivora- karnivora- pengurai
35. Perhatikan contoh di bawah ini!
Contoh tersebut menunjukkan rantai makanan .... a. perumput d. detritivor b. detritus e. produsen c. parasit
36. Hidup bersama antara dua makhluk hidup berlainan jenis yang salah satu diuntungkan dan satunya dirugikan disebut simbiosis ....
a. mutualisme d. antibiosis b. parasitisme e. predator c. komensalisme
37. berikut ini adalah perbuatan manusia untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem mangrove, diantaranya adalah….. a. membuang sampah di sembarang tempat b. menggunakan kertas seefektif mungkin karena akan menghemat bahan baku kertas c. menggunakan air sebanyak-banyaknya d. penebangan pohon di hutan mangrove tanpa melakukan penanaman kembali e. menggunakan pestisida yang berlebih supaya tanaman subur
38. tindakan manusia yang mendukung terjadinya keseimbangan lingkungan adalah………. a. menggunakan pupuk hijau b. menggalakkan industri kayu c. membuka tanah pertanian baru d. menggalakkan perdagangan hewan langka e. menggunakan pestisida dan herbisida
39. apabila ekosistem mangrove berubah menjadi ekosistem tambak, maka factor yang diprioritaskan untuk diadakan agar produktivitas ekosistem tersebut dapat dinikmati manusia adalah….. a. fitoplankton d. ikan mujaer b. zooplankton e. dekomposer c. udang
40. keseimbangan lingkungan dapat terjadi karena beberapa hal sebagai berikut, kecuali……….. a. komponen-komponen penyusun lingkungan berperan sebagai mana mestinya b. siklus biogeokimia berjalan dengan baik
Sampah daun → cacing tanah → burung → ular
70
c. aliran energi berlangsung dengan lancar d. terputusnya rantai makanan e. berlangsungnya pemindahan materi dan daur materi dengan baik
II. Essai
PETUNJUK: jawablah pertanyaan berikut dengan jawapan yang tepat dan jelas! Penebangan pohon pada ekosistem mangrove dan pembuangan limbah pabrik di sungai
akan merusak dan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove dan membawa dampak buruk bagi masyarakat. 1. Berikanlah pendapat anda tentang hal tersebut dan alasan yang mendasari pendapat anda! 2. Berikanlah solusi untuk permasalahan tersebut !
Lampiran 5. Kunci Jawaban Soal Uji coba evaluasi siswa. KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SISWA I. Soal Pilihan Ganda No. Jawaban 1 A. Ekosistem 2 C. Populasi 3 B. Suksesi 4 B. Tumbuhan 5 A. 1. alga hijau 6 D. Tumbuhan hijau dan fitoplankton 7 A. Teritip pada batang bakau 8 C. Fotoautotrof 9 A. Foton dari matahari 10 A. Phytoplankton 11 B. Ekosistem mangrove 12 A. Jamur, bakteri, cacing tanah 13 C. 1,2,3,5,4,6 14 E. Predator 15 B. Terputusnya rantai makanan dan aliran energi 16 C. cahaya matahari 17 B. Sampah-sampah bertimbuhan
18 A. Di dalam proses makan dan dimakan, populasi pemakan adalah populasi
dominan 19 A. Daya biak karnivor meningkat 20 B. organisme tersebut lebih banyak diburu manusia 21 B. Jamur 22 C. populasi consumer II meningkat 23 C. Karnivor 24 B. Tumbuhan 25 A. Rhizophora hidup pada tanah yang berlumpur 26 D. kepiting, ulat, udang
71
27 B. Rhizophora dan alga 28 A. Elang 29 E. ikan bandeng 30 E. Kompetisi 31 E. Dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil 32 D. Populasi ikan karnivor meningkat 33 C. rantai makanan merupakan penyusun dari jaring-jaring makanan 34 D. matahari- tumbuhan- herbivora- karnivora- omnivora- pengurai 35 B. detritus 36 B. parasitisme 37 B. menggunakan kertas seefektif mungkin akan menghemat bahan baku kertas 38 A. menggunakan pupuk hijau 39 C. udang 40 D. terputusnya rantai makanan
II. Jawaban essay
Jawaban terbuka, sesuai dengan isi dari video pembelajaran dan pengalaman siswa sehari-hari.
65
Lampiran 7. Kisi-kisi soal evaluasi
KISI-KISI SOAL EVALUASI SISWA Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara koponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam
keseimbangan ekosistem. Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok No
soal Aspek Kunci
jawaban
Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5 C6
4.1. mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energy dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan
Menjelaskan komponen penyusun ekosistem mangrove berdasarkan tayangan video pembelajaran
Komponen penyusun ekosistem
A2
A4
A5
A9
A14
V
V
V
V
V
B
C
B
C
B
5
Mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dan
Interaksi sistem komponen dalam sistem lingkungan
A7
V
E
66
abiotik serta komponen biotik dengan komponen biotik lainnya.
A12
A15
A18
V
V
V A
E
B
4
menjelaskan mekanisme aliran energi yang terjadi dalam ekosistem mangrove
Aliran Energi
A3
A6
A10
A11
A13
A17
V
V
V
V
V
V
A
C
A
C
D
C
6
Menjelaskan faktor‐faktor pendukung terjadinya keseimbangan ekosistem.
Suksesi dan klimaks A1 V B
1
83
67
Menganalisis jika terjadi ketidakseimbangan hubungan antar komponen (karena faktor alami dan akibat perbuatan manusia)
Interaksi sistem komponen dalam sistem lingkungan
A8
A16
A19
A20
B1
V
V
V
V
V
B
D
A
D
5
Memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk pemulihan ketidakseimbangan lingkungan
Ketidakseimbangan lingkungan
B2 V
1
Presentase tiap aspek
18.2%
22.7%
18.2%
27.3%
4.5% 9.1%
68
84
85
Lampiran 8. Soal evaluasi akhir
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Biologi Sub Pokok Bahasan : Ekosistem Kelas/ Semester : X/ Genap
Waktu : 30 Menit
I. Pilihan Ganda PETUNJUK: Pilihlah jawaban yang paling tepat antara a, b, c, d, atau e dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban!
1. Proses perubahan ekosistem mangrove dari ekosistem mangrove yang rusak karena gelombang tsunami menjadi ekosistem mangrove yang kompleks dapat dikatakan ekosistem mangrove tersebut mengalami proses….. a. adaptasi d. eutrofikasi b. suksesi e. predasi c. homeostatis
2. Dalam rantai makanan ekosistem mangrove yang berperan sebagai produsen adalah…. a. fitoplankton dan zooplankton d. tumbuhan hijau dan fitoplankton b. tumbuhan hijau dan zooplankton e. zooplankton dan bakteri c. jamur dan bakteri
3. Dalam suatu rantai makanan ekosistem mangrove : phytolankton → udang → ikan →burung kuntul → burung elang pengurai, energi terbesar terdapat pada… a. phytoplankton d. burung elang b. udang e. pengurai c. burung kuntul
4. Organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat anorganic dengan bantuan energi cahaya disebut………. a. autotrof d. fotoheterotrof b. heterotrof e. kemoautotrof c. fotoautotrof
5. suatu hutan di daerah tropis ditumbuhi oleh tumbuhan Avicennia dan Rhizophora, ekosistem ini merupakan…… a. ekosisten hutan hujan tropis d. hutan produksi b. ekosistem mangrove e. hutan tanaman industri c. ekosistem hutan pantai
6. Dalam ekosistem mangrove terdapat 4. Rhizophora 4. burung elang 5. udang 5. Ikan besar 6. ikan kecil 6. cacing rantai makanan pada ekosistem tersebut urutanya adalah…… d. 1-2-3-4-5-6 d. 1-2-6-3-5-4 a. 2-1-3-5-4-6 e. 2-1-6-3-5-4 b. 1-2-3-5-4-6
7. Pada suatu hari seorang petani tambak memanen udang hasil tambak miliknya, tetapi hasilnya tidak memuaskan, setelah diselidiki ternyata ada seekor bandeng yang hidup pada
86
tambak tersebut dan memangsa udang. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa ikan bandeng bagi udang merupakan ……… a. Pengurai d. dekomposer b. consumer e. predator c. produser
8. Pembasmian sebagian komponen biotik akan membahayakan keseimbangan ekosistem, sebab dapat mengakibatkan……….. a. meningkatnya populasi komponen biotic predatornya b. terputusnya rantai makanan dan aliran energi c. menurunnya populasi komponen biotic yang menjadi makanannya d. terancamnya produktivitas produser dalam ekosistem e. merusak habitat yang merupakan tempat hidupnya
9. Di sebuah ekosistem mangrove yang terbuka, terlihat tumbuhan mangrove kecil yang tumbuh dengan cepat, sedangkan di lokasi yang lain yang berada dalam kondisi mangrove lebih rindang terlihat tumbuhan mangrove yang tumbuh lebih lambat, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah ….. a. suhu d. kelembaban b. iklim e. pH c. cahaya matahari
10. Pernyataan berikut yang salah adalah….. a. di dalam proses makan dan dimakan, populasi pemakan adalah populasi dominan b. di dalam proses makan dan dimakan terjadi perpindahan makanan dan energi c. semakin komplek jaring-jaring makanan, semakin mantap ekosistem tersebut d. karnivor puncak merupakan spesies yang rawan punah e. proses makan dimakan terhenti apabila herbivore punah
11. Dalam suatu ekosistem mangrove, musnahnya konsumer III dapat menyebabkan…….. a. populasi konsumer IV meningkat b. populasi konsumer II menurun c. populasi konsumer II meningkat d. populasi konsumer I menurun e. populasi konsumer I punah
12. Contoh saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik dalam ekosistem mangrove adalah .... a. Rhizophora hidup pada tanah yang berlumpur b. Bandeng yang memakan udang c. Burung yang bertengger pada dahan avicennia d. Teritip pada batang rhizophora e. Kepiting akar bakau Untuk menjawab soal nomor 13 – 14, perhatikan ilustrasi singkat berikut!
13. Berikut ini yang merupakan konsumen I adalah ....
a. Tanaman rhizophora d. kepiting, ulat, dan udang b. kepiting, burung kuntul, dan ular e. ikan bandeng c. jamur dan bakteri
Dalam suatu ekosistem mangrove terdapat: tanaman Rhizophora, ulat, kepiting, ikan bandeng, burung kuntul, ular, elang, jamur, bakteri, udang, dan alga.
87
14. Berikut ini yang merupakan produsen adalah .... a. Tanaman rhizophora d. alga dan jamur b. Tanaman rhizophora dan alga e. kepiting,udang, ikanbandeng c. Udang dan ikan
15. Hubungan yang terjadi antara Rhizophora dan Avicennia dalam suatu ekosistem mangrove adalah . . a. portokooperasi d. parasitisme b. alelopati e. kompetisi c. simbiosis
16. Pada suatu ekosistem mangrove terdapat keseimbangan antara fitoplankton ikan herbivore ikan karnivora burung pemakan ikan. Perburuan liar burung pemakan ikan akan menyebabkan .... a. semua populasi ikan meningkat b. populasi produsen meningkat c. populasi fitoplankton meningkat d. populasi ikan karnivora meningkat e. populasi ikan herbivora meningkat
17. Hubungan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan adalah . . . . a. jaring makanan menyusun rantai makanan b. memiliki organisme yang sama c. rantai makanan merupakan penyusun dari jaring-jaring makanan d. memiliki penyusun berbeda, namun tetap saling berhubungan e. terdapat dalam ekosistem yang sama
18. Hidup bersama antara dua makhluk hidup berlainan jenis yang salah satu diuntungkan dan satunya dirugikan disebut simbiosis .... a. mutualisme d. antibiosis b. parasitisme e. predator c. komensalisme
19. Tindakan manusia yang mendukung terjadinya keseimbangan lingkungan adalah………. a. menggunakan pupuk hijau b. menggalakkan industri kayu c. membuka tanah pertanian baru d. menggalakkan perdagangan hewan langka e. menggunakan pestisida dan herbisida
20. Keseimbangan lingkungan dapat terjadi karena beberapa hal sebagai berikut, kecuali……….. a. komponen-komponen penyusun lingkungan berperan sebagai mana mestinya b. siklus biogeokimia berjalan dengan baik c. aliran energi berlangsung dengan lancar d. terputusnya rantai makanan e. berlangsungnya pemindahan materi dan daur materi dengan baik
III. Essai PETUNJUK: jawablah pertanyaan berikut dengan jawapan yang tepat dan jelas! Penebangan pohon pada ekosistem mangrove dan pembuangan limbah pabrik di sungai akan
merusak dan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove dan membawa dampak buruk bagi masyarakat. 1. Berikanlah pendapat anda tentang hal tersebut dan alasan yang mendasari pendapat anda!
88
2. Berikanlah solusi untuk permasalahan tersebut !
89
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal evaluasi siswa.
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SISWA I. Soal Pilihan Ganda
No. Jawaban 1 B. Suksesi 2. D. Tumbuhan hijau dan fitoplankton 3. A. Phytoplankton 4. C. Fotoautotrof 5. B. Ekosistem mangrove 6. C. 1,2,3,5,4,6. 7. E. Predator 8. B. Terputusnya rantai makanan dan aliran energi 9. C. cahaya matahari
10. A. Di dalam proses makan dan dimakan, populasi pemakan adalah populasi dominan
11 C. populasi consumer II meningkat 12. A. Rhizophora hidup pada tanah yang berlumpur 13. D. kepiting, ulat, udang 14. B. Rhizophora dan alga 15. E. Kompetisi 16. D. Populasi ikan karnivor meningkat 17. C. rantai makanan merupakan penyusun dari jaring-jaring makanan 18. B. parasitisme 19. A. menggunakan pupuk hijau 20. D. terputusnya rantai makanan
II. Jawaban essay Jawaban terbuka, sesuai dengan isi dari video pembelajaran dan pengalaman siswa sehari-hari.
90
Lampiran 10. Daftar nama siswa Daftar nama siswa kelas X.1 Daftar nama siswa kelas X.4
kode Nama kode Nama UC‐01 Achmad Setyono UK‐01 Ade Kurniawati UC‐02 Adhe Dwiki D UK‐02 Akhmat abdul Aziz UC‐03 ammar Khasan UK‐03 Ari Tri Yuniar UC‐04 Asna Arif S UK‐04 Azlikha Rahma A UC‐05 Aughina Nur N UK‐05 Citra Utami UC‐06 Bayu Rah P UK‐06 Dennis Ginanjar UC‐07 Bramantya Panji UK‐07 Dewi Ikmah UC‐08 Dewi Ekowati UK‐08 Dian Christia UC‐09 Dhania Fitratiara UK‐09 Eftiane Festicita UC‐10 Emilda Rozac Ok UK‐10 Erwin Aji P UC‐11 Evas Oryzoan UK‐11 Herti Guruh UC‐12 Hadis UK‐12 Hesti Wahyu D UC‐13 Heidy Arvito UK‐13 Intan Prawesti UC‐14 Inayatul Maghfiro UK‐14 Jamal Akrom UC‐15 Indah Ari Utami UK‐15 Karina Ferbrioni UC‐16 Irfan Aribowo UK‐16 Khusnul Khotimah UC‐17 Karina Adelia P UK‐17 Lailatul Fitri UC‐18 Laini Inayatullah UK‐18 Megawati Wisnu UC‐19 Lia Lestari UK‐19 Milaili Rif'atul UC‐20 Lia Rahmayanti UK‐20 Muhammad Danang UC‐21 M.Chaerur R UK‐21 M. Sakhowi UC‐22 M. Ali Mahrus UK‐22 Priyo Adi W UC‐23 M. Firmansyah UK‐23 Radha Irjayani UC‐24 Puji Iman Nur S UK‐24 Retza Bachtiar UC‐25 Puput Hariadi UK‐25 Rizki Indriyani UC‐26 Redi Kuncoro K UK‐26 Roy Wirgiawan UC‐27 Retti Rosita Dewi UK‐27 Saifur Rohman UC‐28 Rudy Priyo D UK‐28 Saka Teguh A P UC‐29 Sonia Tiarafany UK‐29 Tarohim UC‐30 Sonia Zakia UK‐30 Ummul Farikhah UC‐31 Vita Aristina R UK‐31 Yudistira Marsya P UC‐32 Yogi Indra G
91
Lampiran 12. Rubrik penilaian Lembar Diskusi Siswa
Pertanyaan 1
Komponen penyusun ekosistem mangrove terdiri dari 2 komponen
komponen biotik
komponen abiotik
Ekosistem merupakan suatu bentuk hubungan timbal balik antara komponen hidup (biotik) meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan dan komponen tak hidup (abiotik) yang meliputi sinar matahari, iklim, suhu, kelembapan, air dan tanah dengan lingkungannya.
siapa yang tahu?????
Jelaskan dan berilah contohnya!
Lembar jawab
Komponen biotik yaitu segala makhluk hidup yang ada pada ekosistem mangrove, baik flora maupun fauna, mulai dari makhluk hidup bersel satu dan makhluk hidup bersel banyak. komponen biotik yang hidup pada ekosistem mangrove antara lain adalah: protista ( alga hijau), jamur, animalia (vertebrata: ikan glodok, ular, kadal, burung, kalong atau kelelawar, orang hutan. avertebrata: udang, kepiting, kerang, mollusca), plantae ( Rhizophora, avicennia,excoecaria dll).
Komponen abiotik pada ekosistem mangrove yaitu: keasaman atau pH, kadar garam atau salinitas, kelembaban dan suhu udara, pasang surut air laut.
(SKOR MAKSIMAL 5 )
96
92
Pertanyaan 2
P eranan komponen biotik pada ekosistem mangrove??
sebutkan pula penyebabnya!
siapa yang tahu????
PRODUSEN KONSUMEN
Jawab di sini y!!!
semua makhluk hidup yang tidak mempunyai zat warna hijau daun masuk dalam golongan konsumen. konsumen mendapat energi atau makanan dari produsen, dengan adanya konsumen yang dapat membantu proses fotosintesis produsen dengan CO2 yang dihasilkan pada saat konsumen berespirasi. dengan adanya konsumen, keseimbangan lingkungan akan tercipta karena dapat mengontrol pertumbuhan produsen dengan memakannya. SKOR : 2
Peran dan fungsi produsen dilakukan oleh tumbuhan hijau dan oleh organisme yang mempunyai zat warna hijau daun.
semua organisme berhijau daun atau berklorofil mampu mensintesis gula dari zat-zat an organik yang berasal dari lingkunganya dengan bantuan cahaya atau disebut dengan fotosintesis. untuk menghasilkan bahan organik untuk makhluk hidup lain. SKOR MAX: 2
pengurai, menguraikan sisa-sisa bahan organik yang ada pada lingkungan agar dapat dimanfaatkan oleh produsen. pengurai contohnya jamur, bakteri. dengan adanya pengurai maka samapah-sampah pada lingkungan dapat berkurang dan h
PRODUSEN KONSUMEN
PENGURAI
93
Pertanyaan 3
Mari berfikir…..!!!!
Interaksi dalam ekosistem dapat terjadi antara komponen biotik
dan abiotik, interaksi ini terjadi, baik antar individu dalam populasi
Lembar jawab
1. interaksi antar individu populasi tumbuhan mangrove misalnya tanaman rhizophora, berkompetisi dengan tumbuhan rizophora lainnya dalam mencari unsure hara yang ada pada lumpur, berkompetisi mendapatkan cahaya matahari dari udara. Skor maksimal : 2
2. interaksi antar populasi populasi teritip dengan populasi tumbuhan bakau teritip menempel pada tumbuhan bakau, semakin lama tumbuhan bakau akan bolong-bolong (parasitisme) : skor maksimal 2
3. interaksi komunitas dengan komponen abiotik interaksi antara tumbuhan mangrove, populasi ikan glodok, populasi kerang, kepiting dengan tanah, dengan air yang berkadar garam tinggi, dll. skor maksimal 2
Tuliskan interaksi makhluk hidup yang mungkin terjadi pada ekosistem mangrove!
94
Rantai makanan merupakan pengalihan energi dari tumbuhan melalui beberapa makhluk hidup melalui proses makan dan
dimakan.
Sedangkan jaring-jaring makanan merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan yang kompleks.
Siapa yang Tahu??????
Rantai makanan 1. Matahari→ tumbuhan bakau → ulat → burung → manusia 2. matahari → tumbuhan bakau (avicennia) → manusia 3. matahari → ganggang / alga → udang → manusia 4. matahari → alga → ikan kecil → bandeng → burung → pengurai
Jaring-jaring makanan 1. matahari → rhizophora → ulat → burung kecil →burung elang phytoplankton/ ganggang → ikan → burung pemakan ikan manusia mati pengurai unsur hara
Seperti apakah rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang dapat terjadi pada ekosistem mangrove?? tulis nama organismenya ya!!!!
Jawabnya disini!
Pertanyaan 4
skor maksimal 6
95
Pertanyaan 5
Mari kita renungkan !!!
Yang menjadi sebab ketidakseimbangan ekosistem mangrove apabila pohon mangrove ditebang oleh manusia atau pohon mangrove rubuh terkena ombak. Dengan tidak adanya pohon mangrove yang berfungsi sebagai sumber makanan atau produsen, maka makanan akan berkurang di ekosistem mangrove sehingga hewan ataupun organism lain tidak akan mendapat makanan sehingga keberadaan atau hidup makhluk hidup lain akan terancam bahkan mati. Dengan matinya makhluk hidup lain maka ekosistem mangrove semakin lama akan jauh dari produktif. Solusi Antara lain tidak menebang hutan mangrove, tidak membuang sampah disungai karena akan terbawa ke laut, menanam tumbuhan mangrove dengan pemeliharaan. SKOR MAKSIMAL : 7
Jawab di sini
Ekosistem mangrove yang ada di Jawa tengah banyak yang telah rusak karena ulah tangan manusia, pohon-pohon mangrove di tebang sehingga air laut dengan mudahn masuk ke wilayah daratan ketika air laut pasang. Padahal keberadaan ekosistem mangrove sangat penting bagi makhluk hidup yang bertempat tinggal disana, seperti burung, ikan, udang dan lain-lain.
Apakah yang akan terjadi apabila kerusakan ekosistem mangrove dibiarkan terus menerus? bagaimana organisme didalamnya?
Apakah yang menjadi penyebab ketidakseimbangan lingkungan yangterjadi pada ekosistem mangrove??
Berikanlah solusi yang dapat dilakukan untuk pemulihan kerusakan ekosistem mangrove tersebut!!!
96
Lampiran 14. Daftar hasil belajar siswa kelas X.1
No. Kode siswa LDS Evaluasi
Nilai Akhir( ( 1x LDS)+( 3x evaluasi)x 10)/ 4 Keterangan
1 UC- 01 8.3 7.9 80 Tuntas 2 UC- 02 8.3 7.3 75.5 Tuntas 3 UC- 03 8.3 6.9 72.5 Tuntas 4 UC- 04 8.3 7.2 74.75 Tuntas 5 UC- 05 8.6 7.8 80 Tuntas 6 UC- 06 8.6 9.2 90.5 Tuntas 7 UC- 07 8.6 7.2 75.5 Tuntas 8 UC- 08 8.6 8.9 88.25 Tuntas 9 UC- 09 8.3 7.6 77.75 Tuntas
10 UC- 10 8.3 7.5 77 Tuntas 11 UC- 11 8.3 7.6 77.75 Tuntas 12 UC- 12 8.3 6.1 66.5 Tidak Tuntas 13 UC- 13 8.3 7.8 79.25 Tuntas 14 UC- 14 8.3 8.8 86.75 Tuntas 15 UC- 15 8.3 8.8 86.75 Tuntas 16 UC- 16 8.3 7.7 78.5 Tuntas 17 UC- 17 8.3 7.8 79.25 Tuntas 18 UC- 18 8.3 7.2 74.75 Tuntas 19 UC- 19 8.3 8 80.75 Tuntas 20 UC- 20 8.3 6.6 70.25 Tuntas 21 UC- 21 8.3 6.7 71 Tuntas 22 UC- 22 8.3 8.7 86 Tuntas 23 UC- 23 8.3 6.6 70.25 Tuntas 24 UC- 24 8.6 8.6 86 Tuntas 25 UC- 25 8.6 8 81.5 Tuntas 26 UC- 26 8.6 7.8 80 Tuntas 27 UC- 27 8.6 8.5 85.25 Tuntas 28 UC- 28 9 9 90 Tuntas 29 UC- 29 9 8.6 87 Tuntas 30 UC- 30 9 7.6 79.5 Tuntas 31 UC- 31 8.3 7.3 75.5 Tuntas 32 UC- 32 8.6 6.3 68.75 Tidak Tuntas
Rata-rata 79.2
97
Tuntas (%) 93.8% ( 30 siswa) Tidak Tuntas (%) 6.25% ( 2 siswa)
Nilai tertinggi 90.5 Nilai Terendah 66.5
Lampiran 15. Daftar hasil belajar siswa kelas X.4
No. Nama LDS Evaluasi
Nilai Akhir( ( 1x LDS)+( 3x evaluasi)x 10)/ 4 Keterangan
1 UK- 01 7 7.6 74.5 Tuntas 2 UK- 02 7 7.2 71.5 Tuntas 3 UK- 03 7 5.2 56.5 Tidak Tuntas 4 UK- 04 7 7.4 73 Tuntas 5 UK- 05 8.3 8.2 82.25 Tuntas 6 UK- 06 8.3 8.7 86 Tuntas 7 UK- 07 8.3 8.6 85.25 Tuntas 8 UK- 08 8.3 8.4 83.75 Tuntas 9 UK- 09 8 6.8 71 Tuntas
10 UK- 10 8 7.1 73.25 Tuntas 11 UK- 11 8 7.4 75.5 Tuntas 12 UK- 12 8 8.1 80.75 Tuntas 13 UK- 13 8.6 5.7 64.25 Tidak Tuntas 14 UK- 14 8.6 7.2 75.5 Tuntas 15 UK- 15 8.6 5.3 61.25 Tidak Tuntas 16 UK- 16 8.6 5.1 59.75 Tidak Tuntas 17 UK- 17 7.3 8.4 81.25 Tuntas 18 UK- 18 7.3 7.8 76.75 Tuntas 19 UK- 19 7.3 8.2 79.75 Tuntas 20 UK- 20 7.3 8.2 79.75 Tuntas 21 UK- 21 7 7.7 75.25 Tuntas 22 UK- 22 7 7.9 76.75 Tuntas 23 UK- 23 7 7.1 70.75 Tuntas 24 UK- 24 7 7.2 71.5 Tuntas 25 UK- 25 6.3 3.8 44.25 Tidak Tuntas 26 UK- 26 6.3 6.3 63 Tidak Tuntas 27 UK- 27 6.3 6.1 61.5 Tidak Tuntas 28 UK- 28 6.3 7.4 71.25 Tuntas 29 UK- 29 7.3 7 70.75 Tuntas 30 UK- 30 7.3 7.3 73 Tuntas 31 UK- 31 7.3 7.4 73.75 Tuntas
Rata-rata 72.37 Tuntas (%) 77.42%
98
Tidak Tuntas (%) 22.58% Nilai tertinggi 85.25 Nilai Terendah 44.25
Lampiran 17. Rubrik penskoran penilaian pakar
RUBRIK PENSKORAN PENILAIAN VIDEO PEMBELAJARAN OLEH PAKAR A. Rubrik Penskoran Penilaian Pakar Untuk Video Pembelajaran Dari Segi Media I. Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
1. Maintainable ( dapat dipelihara atau dikelola dengan mudah) Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni:
a. Tidak memerlukan perawatan khusus b. Tidak membutuhkan biaya yang tinggi c. Tidak membutuhkan tenaga ahli dalam perawatan
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
2. Usability ( mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya) Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni :
a. Tidak butuh ahli dalam pengoperasiannya b. Program mudah dioperasikan c. Program mudah digunakan
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
3. Kompatibilitas ( media pembelajaran dapat dijalankan diberbagai hardware atau software yang ada) Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni :
a. Tidak memerlukan player khusus b. Player yang digunakan mudah ditemukan c. Player mudah digunakan
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
4. Reusable ( dapat dimanfaatkan kembali) Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni :
a. Tahan lama b. Tidak mudah rusak c. Dapat digunakan berkali-kali
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
II. Komunikasi audio visual 1. Kreatif dalam ide dan gagasan
Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni :
99
a. Menggunakan ilustrasi b. Ilustrasi yang digunakan sesuai materi c. Ilustrasi jelas
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
2. Audio jelas ( narasi, sound effect, back sound, music) Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni :
a. Suara jelas b. Narasi sesuai dengan gambar c. Backsound tidak mengganggu
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
3. Visual ( lay out design, typografi, warna) Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni :
a. Warna latar belakang kontras b. Keterangan jelas c. Gambar jelas dilihat
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
4. Media bergerak ( animasi, movie)
Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni : a. Memenuhi unsur tujuan pembelajaran b. Sesuai materi c. Menggunakan gambar yang jelas dan menarik
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
B. Rubrik Penskoran Penilaian Pakar Untuk Video Pembelajaran Dari Segi Kesesuaian
terhadap SK dan KD pada materi ekosistem I. Desain Pembelajaran 1. Kejelasan tujuan pembelajaran
Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni : a. Tujuan pembelajaran lengkap b. Tujuan pembelajaran jelas c. Tujuan pembelajaran komunikatif
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK dan KD
Skor 3 apabila seluruh tujuan pembelajaran sesuai KD Skor 2 apabila sebagian tujuan pembelajaran sesuai KD Skor 1 apabila ada satu tujuan pembelajaran sesuai KD
3. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
100
Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni : a. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Materi mencakup indikator pembelajaran c. Materi sesuai SK dan KD
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
4. Kemudahan untuk dipahami Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni :
a. Gambar jelas b. Ilustrasi dan keterangan tidak memggangu pemahaman c. Bahasa yang komunikatif
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
5. Sistematika, runut, logika jelas
Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni : a. Materi yang disampaikan runut b. Materi yang disampaikan sistematis c. Gambar jelas
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
6. Kejelasan uraian pembahasan
Skor 3 : apabila memenuhi 3 hal, yakni : a. Menggunakan bahasa komunikatif b. Simulasi jelas c. Gambar jelas
Skor 2 : apabila memenuhi 2 hal (dari a, b, c) Skor 1 apabila memenuhi 1 hal (dari a, b, c)
101
Lampiran 18. Rekapitulasi penilaian video pembelajaran dari pakar No. Aspek yang dinilai Skor Penilai 1 2 3
4. Rekayasa perangkat lunak 5. Maintainable 2 3 3 6. Usability 3 3 3 7. Kompatibilitas 2 2 2 8. Reusable 2 3 3
5. Komunikasi audio visual 5. Kreatif 2 3 3 6. Audio jelas 3 3 3 7. Visual jelas 2 2 3 8. Media bergerak jelas 3 3 3
6. Desain Pembelajaran 7. Kejelasan tujuan pembelajaran 2 3 3 8. Relevansi tujuan dengan SK & KD 2 3 2 9. Kesesuaian materi dengan tujuan 2 2 3 10. Kemudahan untuk dipahami 3 3 3 11. Sistematika runut logika jelas 3 3 3 12. Kejelasan uraian pembahasan 2 3 3
Jumlah ( ∑ ) 33 39 40 Skor Total Instrumen = 42 33 x100% 39 x100% 40 x 100% 42 42 42 Persentase (%) 78.57% 92.86% 95.24%
Rata-rata penilaian pakar 88.89% (sangat sesuai)
102
Lampiran 20. Rubrik penskoran observasi aktivitas siswa
RUBRIK PENSKORAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA 1. Melakukan diskusi kelompok
Skor 3 : apabila pada saat diskusi melakukan 3 aspek kegiatan, yakni: a. Melakukan diskusi dengan baik dan sungguh-sungguh b. Memberikan pendapat dan ide dalam kelompok saat berdiskusi c. Tidak membuat kegaduhan atau tidak melakukan kegiatan yang tidak
berhubungan dengan diskusi Skor 2 : apabila pada saat diskusi melakukan 2 aspek kegiatan ( dari a, b, c ) Skor 1 : apabila pada saat diskusi melakukan 1 aspek kegiatan ( dari a, b, c )
2. Kerjasama dalam diskusi kelompok Skor 3 : kerjasama dilakukan 3 aspek kegiatan, yakni:
a. Aktif berinteraksi b. Membantu menyelesaikan tugas diskusi c. Mendengarkan pendapat teman satu kelompok
Skor 2 : apabila melakukan 2 aspek kegiatan ( dari a, b, c ) Skor 1 : apabila melakukan 1 aspek kegiatan ( dari a, b, c )
3. Melihat dan memperhatikan video pembelajaran Skor 3 : memperhatikan video pembelajaran dilakukan 3 aspek kegiatan, yakni:
a. Melihat b. Memperhatikan c. Membuat catatan atau meresum
Skor 2 : apabila melakukan 2 aspek kegiatan ( dari a, b, c ) Skor 1 : apabila melakukan 1 aspek kegiatan ( dari a, b, c )
4. Kegiatan dalam presentasi hasil diskusi Skor 3 : apabila melakukan 3 aspek kegiatan, yakni:
a. Menjelaskan hasil diskusi di depan kelas b. Memperhatikan teman lain yang presentasi c. Mengeluarkan pendapat
Skor 2 : apabila melakukan 2 aspek kegiatan ( dari a, b, c ) Skor 1 : apabila melakukan 1 aspek kegiatan ( dari a, b, c )
5. Memperhatikan penjelasan dari guru dan sumber belajar Skor 3 : apabila melakukan 3 aspek kegiatan, yakni:
a. Memperhatikan penjelasan guru atau sumber belajar dengan seksama b. Mencatat hal-hal penting c. Tidak membuat kegaduhan
Skor 2 : apabila melakukan 2 aspek kegiatan ( dari a, b, c ) Skor 1 : apabila melakukan 1 aspek kegiatan ( dari a, b, c )
103
Lampiran 21. Rekapitulasi Aktivitas siswa kelas X.1 pada saat pembelajaran di
kelas Aktivitas siswa yang diamati
No. Kode siswa 1 2 3 4 5 Skor Kriteria
1 UC- 09 3 3 3 3 3 15 Sangat Baik 2 UC- 10 3 3 3 3 3 15 Sangat Baik 3 UC- 11 3 3 3 3 3 15 Sangat Baik 4 UC- 24 3 3 3 3 3 15 Sangat Baik 5 UC- 31 3 3 3 3 3 15 Sangat Baik 6 UC- 08 3 3 3 3 2 14 Sangat Baik 7 UC- 14 3 3 3 2 3 14 Sangat Baik 8 UC- 15 3 3 3 2 3 14 Sangat Baik 9 UC- 25 3 3 3 2 3 14 Sangat Baik
10 UC- 30 3 3 3 3 2 14 Sangat Baik 11 UC- 27 3 3 3 2 3 14 Sangat Baik 12 UC- 01 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 13 UC- 02 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 14 UC- 05 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 15 UC- 06 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 16 UC- 13 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 17 UC- 20 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 18 UC- 22 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 19 UC- 28 3 3 3 3 1 13 Sangat Baik 20 UC- 29 3 3 3 3 1 13 Sangat Baik 21 UC- 32 3 3 2 3 2 13 Sangat Baik 22 UC- 03 3 3 2 2 2 12 Sangat Baik 23 UC- 04 3 3 2 2 2 12 Sangat Baik 24 UC- 26 3 3 2 2 2 12 Sangat Baik 25 UC- 19 3 3 3 2 1 12 Sangat Baik 26 UC- 21 3 2 3 2 2 12 Sangat Baik 27 UC- 23 3 2 3 2 2 12 Sangat Baik 28 UC- 07 3 3 2 2 2 12 Sangat Baik 29 UC- 17 3 2 3 2 1 11 Baik 30 UC- 18 3 2 3 2 1 11 Baik 31 UC- 12 2 2 2 2 2 10 Baik 32 UC- 16 3 1 3 2 1 10 Baik
Jumlah 95 89 90 74 67per aspek (%) 98.96 91.67 93.75 77.08 69.79Keaktifan tertinggi = 15 keaktifan terendah = 10
104
Lampiran 22. Rekapitulasi Aktivitas siswa kelas X.4 pada saat pembelajaran di
kelas Aktivitas siswa yang diamati
Kriteria No. Kode Siswa 1 2 3 4 5 skor 1 UK- 15 3 3 3 3 3 15 Sangat Baik 2 UK- 29 3 3 3 3 3 15 Sangat Baik 3 UK- 31 3 3 3 3 3 15 Sangat Baik 4 UK- 03 3 3 2 3 3 14 Sangat Baik 5 UK- 12 3 3 3 3 2 14 Sangat Baik 6 UK- 13 3 3 2 3 3 14 Sangat Baik 7 UK- 14 3 3 3 3 2 14 Sangat Baik 8 UK- 19 3 3 2 3 3 14 Sangat Baik 9 UK- 23 3 3 3 2 3 14 Sangat Baik
10 UK- 11 3 3 2 3 2 13 Sangat Baik 11 UK- 01 3 3 2 2 3 13 Sangat Baik 12 UK- 05 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 13 UK- 07 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 14 UK- 08 3 3 3 2 2 13 Sangat Baik 15 UK- 16 3 3 2 3 2 13 Sangat Baik 16 UK- 24 3 2 3 2 3 13 Sangat Baik 17 UK- 30 3 3 3 3 1 13 Sangat Baik 18 UK- 02 2 3 3 2 2 12 Sangat Baik 19 UK- 04 3 3 2 2 2 12 Sangat Baik 20 UK- 09 3 2 2 2 3 12 Sangat Baik 21 UK- 17 2 3 3 2 2 12 Sangat Baik 22 UK- 18 2 3 3 2 2 12 Sangat Baik 23 UK- 26 3 3 2 2 2 12 Sangat Baik 24 UK- 28 3 3 2 2 2 12 Sangat Baik 25 UK- 06 2 3 2 2 2 11 Baik 26 UK- 10 2 2 2 2 3 11 Baik 27 UK- 21 3 2 2 2 2 11 Baik 28 UK- 25 3 3 1 2 2 11 Baik 29 UK- 27 3 3 1 2 2 11 Baik 30 UK- 22 3 2 2 1 2 10 Baik 31 UK- 20 2 1 2 1 2 8 Cukup baik
Jumlah 87 86 74 71 72Per aspek (%) 93.54 92.47 79.56 76.34 79.56keaktifan tertinggi = 15 keaktifan terendah = 8
85
Lampiran 23. Rekapitulasi aktivitas siswa per aspek pengamatan
No. aspek yang diamati Skor max
skor total max
skor yang didapat
Persentase(%) kriteria
1 Melakukan diskusi kelompok 3 189 182 96.30% sangat baik 2 Kerjasama dalam diskusi kelompok 3 189 175 92.60% sangat baik 3 Memperhatikan video pembelajaran 3 189 164 86.77% sangat baik
4 Kegiatan saat presentasi hasil diskusi
3 189 145 76.20% baik
5 Memperhatikan penjelasan dari guru
3 189 139 73.54% baik
86
Lampiran 25. Rekapitulasi hasil angket tanggapan siswa terhadap video pembelajaran kelas X.1
No. Pernyataan Ya Tidak % Ya %Tidak Kriteria
1 Video pembelajaran ekosistem mangrove bermanfaat sebagai sumber belajar pada materi ekosistem 32 0 100% 0% sangat baik
2 Video ekosistem mangrove sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan guru 32 0 100% 0% sangat baik
3 Pembelajaran menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove sesuai dengan tujuan pembelajaran 32 0 100% 0% sangat baik
4 Video pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menarik untuk dipelajari 31 1 96.88% 3.12% sangat baik
5 Siswa tertarik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove 30 2 93.75% 6.25% sangat baik
6
Siswa dapat memahami materi ekosistem yang disampaikan dengan menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove 31 1 96.88% 3.12% sangat baik
7 Siswa dapat dengan baik mengikuti pelajaran menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove 25 7 78.13% 21.87% baik
8 Siswa termotivasi mengikuti pembelajaran materi ekosistem menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove? 29 3 90.63% 9.37% sangat baik
Rata-rata tanggapan siswa kelas X.1 terhadap video pembelajaran ekosistem mangrove 30 2 94.53% 6.25% sangat baik
128
87
Lampiran 26 . Rekapitulasi hasil angket tanggapan siswa terhadap video pembelajaran kelas X.4
No. Pernyataan Ya Tidak % Ya %Tidak Kriteria
1Video pembelajaran ekosistem mangrove bermanfaat sebagai sumber belajar pada materi ekosistem
31 0 100% 0% sangat baik
2Video ekosistem mangrove sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan guru 29 2 94% 6% sangat baik
3Pembelajaran menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove sesuai dengan tujuan pembelajaran 30 1 97% 3% sangat baik
4Video pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menarik untuk dipelajari 30 1 96.77% 3.23% sangat baik
5Siswa tertarik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove 29 2 93.55% 6.45% sangat baik
6Siswa dapat memahami materi ekosistem yang disampaikan dengan menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove 29 2 93.55% 6.45% sangat baik
7Siswa dapat dengan baik mengikuti pelajaran menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove 23 8 74.19% 25.81% baik
8 Siswa termotivasi mengikuti pembelajaran materi ekosistem menggunakan video pembelajaran ekosistem mangrove 30 1 96.77% 3.23% sangat baik
Rata-rata tanggapan siswa kelas X.4 terhadap video pembelajaran ekosistem mangrove 29 2 93.22% 6.87% sangat baik
131
88
132
85
Lampiran 27. Rekapitulasi hasil angket tanggapan siswa kelas X.1 terhadap video pembelajaran
No. Kode siswa Nilai tanggapan siswa Jml
% tnggpn kriteria
1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 2 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 3 UC-29 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 4 UC-31 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 5 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 6 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 7 UC-07 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 8 UC-27 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 9 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik
10 UC-10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 11 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 12 UC-32 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 13 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 14 UC-14 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 15 UC-15 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 16 UC-24 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 17 UC-17 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 18 UC-18 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 19 UC-19 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 20 UC-20 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 21 UC-25 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 22 UC-26 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 23 UC-08 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 24 UC-16 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 25 UC-21 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 26 UC-22 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 27 UC-23 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 28 UC-28 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 29 UC-30 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 30 UC-03 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75% baik 31 UC-04 1 1 1 1 0 1 1 0 6 75% baik 32 UC-12 1 1 1 0 1 1 1 0 6 75% baik
Jumlah 32 32 32 31 30 31 25 30 243 3041% Rata-rata per aspek (%) 100 100 100 96.88 93.75 96.88 78.13 90.63
94.53%
kriteria SB SB SB SB SB SB B SB sangat baik
85
Lampiran 28. Rekapitulasi hasil angket tanggapan siswa kelas X.4 terhadap video pembelajaran
No. Kode siswa Nilai. Tanggapan Jml
% tggapn kriteria
1 UK-01 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 2 UK-02 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 3 UK-21 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 4 UK-04 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 5 UK-05 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 6 UK-06 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 7 UK-07 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 8 UK-08 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 9 UK-09 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik
10 UK-10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 11 UK-11 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 12 UK-12 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 13 UK-13 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 14 UK-22 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 15 UK-28 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 16 UK-30 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 17 UK-17 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 18 UK-18 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 19 UK-19 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 20 UK-20 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100% sangat baik 21 UK-27 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 22 UK-23 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 23 UK-24 1 0 1 1 1 1 1 1 7 88% sangat baik 24 UK-16 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 25 UK-03 1 1 1 1 1 1 0 1 7 88% sangat baik 26 UK-14 1 0 1 1 1 1 0 1 6 75% baik 27 UK-15 1 1 0 1 1 1 0 1 6 75% baik 28 UK-25 1 1 1 1 1 0 0 1 6 75% baik 29 UK-26 1 1 1 0 0 1 1 1 6 75% baik 30 UK-29 1 1 1 1 0 0 1 1 6 75% baik 31 UK-31 1 1 1 1 1 1 0 0 6 75% baik
Jumlah 31 29 30 30 29 29 23 30 231 2888%
rata-rata per aspek(%) 100 94 97 96.77 93.55 93.55 74.19 96.77 93.22% kriteria SB SB SB SB SB SB B SB Sangat baik
85
Lampiran 30. Rekapitulasi tanggapan guru terhadap video pembelajaran No. Aspek yang diamati Ya Tdk
1 Materi ekosistem memerlukan media 1 02 Video ekosistem mangrove menarik 1 0
3 Video pembelajaran tepat digunakan sebagai media dan sumber belajar 1 04 Perangkat pembelajaran sesuai KTSP 1 0
5 Video dapat menumbukan sikap tanggap terhadap kerusakan lingkungan 1 0
6 Setuju video pembelajaran digunakan sebagai sumber belajar pada materi ekosistem 1 0
7 Video pembelajaran membangkitkan daya tarik belajar siswa 1 0
8 Video pembelajaran memberikan kontribusi dalam pemahaman siswa 1 09 Video pembelajaran sudah cukup baik 1 0
10 Video pembelajaran sesuai, baik dan layak sebagai sumber belajar siswa 1 0 Jumlah (∑) 10 0
Skor total instrumen = 10 (10/10)x 100%
Persentase (%) 100% kriteria Sangat baik
lxxxvi
Lampiran 32. Rekapitulasi Kinerja guru di kelas X.1 saat pembelajaran No Aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak 1 KOMPETENSI PAEDAGOGIG
A. Mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran
B. Menghargai dan Menanggapi pertanyaan dan tanggapan siswa
C. Mengelola waktu pembelajaran dengan baik D. Pemberian penguatan atau penghargaan kepada
siswa E. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
materi pembelajaran
V V
V V V
- - - - -
V V
V V -
- - - - V
2 KOMPETENSI PROFESIONAL A. Penguasaan materi yang diajarkan B. Kemampuan membuka pelajaran C. Kemampuan bertanya D. Kemampuan mengadakan variasi pembelajaran E. Kejelasan dalam penyajian materi F. Kemampuan mengelola kelas G. Kemampuan menutup pelajaran H. Ketepatan antara waktu dan materi pembelajaran
V V V V V V V V
- - - - - - - -
V V V V V V - V
- - - - - - V -
3 KOMPETENSI SOSIAL A. Kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik
V
-
V
-
4. KOMPETENSI KEPRIBADIAN A. Penampilan sopan B. Tutur kata baik
V V
- -
V V
- -
Jumlah 100% 87.5% Rata-rata kinerja guru 93.75% ( sangat baik)
lxxxvii
Lampiran 33. Rekapitulasi Kinerja guru di kelas X.4 saat pembelajaran No Aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak 1 KOMPETENSI PAEDAGOGIG
A. Mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran
B. Menghargai dan Menanggapi pertanyaan dan tanggapan siswa
C. Mengelola waktu pembelajaran dengan baik D. Pemberian penguatan atau penghargaan kepada
siswa E. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
materi pembelajaran
V V
V V -
- - - - V
- V - V V
V -
V - -
2 KOMPETENSI PROFESIONAL A. Penguasaan materi yang diajarkan B. Kemampuan membuka pelajaran C. Kemampuan bertanya D. Kemampuan mengadakan variasi pembelajaran E. Kejelasan dalam penyajian materi F. Kemampuan mengelola kelas G. Kemampuan menutup pelajaran H. Ketepatan antara waktu dan materi pembelajaran
V V V V V V - V
- - - - - - V -
V V V V V V V V
- - - - - - - -
3 KOMPETENSI SOSIAL A. Kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik
V
-
V
-
4. KOMPETENSI KEPRIBADIAN A. Penampilan sopan B. Tutur kata baik
V V
- -
V V
- -
87.5% 87.5% 87.5% ( Sangat baik)
lxxxviii
Lampiran 34. Dokumentasi kegiatan uji coba video pembelajaran di sekolah
Gambar 3. Guru memulai pelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran
Gambar 4. Siswa memperhatikan video pembelajaran
Gambar 5. Siswa berdiskusi kelompok
lxxxix
Gambar 6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Gambar 7. Aktivitas saat presentasi hasil diskusi (mengeluarkan pendapat)
Gambar 8. Siswa mengerjakan evaluasi akhir pembelajaran
Recommended