View
16
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN
(STUDI PEMAHAMAN AYAT-AYAT SYIFĀ‟ PADA
MASYARAKAT DI DESA TALANG SEGEGAH)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh
MAYA SARI
NIM: UT 150211
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟ĀN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Dan Kami turunkan dari Al Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur‟ān itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”
(QS.Al-Isra‟:82)
vi
PERSEMBAHAN
Bismillāhirraḥmānirrāḥīm
KUpersembahkan Skripsi ini kepada:
Ayahku (Muhammad Hakim) dan Ibuku (Nurbaiti) tercinta, yang telah berjasa
mendidikku, memberiku semangat dalam belajar serta do‟a yang tak pernah
terputus untuk putra-putrinya,
Adikku (Hijrah Muhammad Saputra) tersayang, yang memberiku semangat dalam
belajar dan menimba ilmu,
Abangku (Rusmanto, S.Kom.I) terkasih, yang telah berjasa membantuku dalam
menyelesaikan pendidikan di UIN STS Jambi,
Guru-guruku di manapun berada, yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang
tak terhingga kepada anak didiknya,
Seluruh anggota keluarga lainnya, yang turut memberikan semangat untuk terus
berjuang dan pantang menyerah,
Sahabat-Sahabat seperjuangan di Pondok Pesantren Assalam Al-Islami, yang
terus menghiburku di kala sedih serta memotivasiku untuk bangkit kembali,
Teman-teman seperjuangan IAT Angkatan Tahun 2015, yang tak pernah sungkan
untuk memberikan pertolongan semasa kuliah di UIN STS Jambi,
Pembaca yang budiman,
Dan, Almamaterku.
vii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengobatan dengan Ayat Al-Qur‟ān (Studi
Pemahaman Ayat-Ayat Syifā‟ pada Masyarakat di Desa Talang Segegah)”.
Pembahasan ini dilatar belakangi oleh keingintahuan penulis terhadap pengobatan
yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Talang Segegah,
sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
permasalahan tersebut. Adapun penulisan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana asal-usul dan system praktek pelaksanaan pengobatan
dengan ayat al-Qur‟ān di Desa Talang Segegah. Serta dapat memberikan
pemahaman baru bagi masyarakat bahwa pengobatan tersebut harus berdasarkan
etika dan ketentuan yang disyari‟atkan dalam ajaran Islam. Dalam pengobatan
tersebut, pasien harus yakin dan percaya bahwa segala macam penyakit hanya
bisa disembuhkan atas izin Allah SWT. Sementara, bacaan ayat al-Qur‟ān , dzikir,
do‟a dan lainnya hanya dijadikan sebagai perantara. Dalam melakukan penelitian
ini, penulis menjadikan populasi adalah seluruh masyarakat yang berdomisili atau
bertempat tinggal di Desa Talang Segegah. Dengan harapan, mereka mampu
menerapkan pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān yang berlandaskan syari‟at Islam.
Kata Kunci: Ayat, Al-Qur‟ān , Syifā‟, Pengobatan, Talang Segegah
viii
Kata Pengantar
Alhamdulillāh, puji syukur tiada henti-hentinya kehadirat Allah SWT, yang
telah menganugerahi penulis dengan sedikit ilmu pengetahuan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul
kita, yakni Nabi Muhammad saw, Seorang manusia mulia sebagai rahmat untuk
sekalian alam.
Adapun maksud dan tujuan penulis ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟ān dan
Tafsir pada Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tak lupa
pula rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hasbullah, M.A sebagai Pembimbing I dan bapak Hayatul
Islami, S.Th.I.M.SI sebagai Pembimbing II yang telah sabar membantu
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ermawati, S.Ag, M.A selaku ketua jurusan program studi Ilmu Al-
Qur‟ān dan Tafsir fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Abdul Ghaffar, M.Ag, Bapak Dr. Masiyan, M.Ag, Bapak H.
Abdullah Firdaus, Lc.,MA.,Ph.D, Bapak Dr. Pirhat Abbas, M.Ag, selaku
Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, MA.Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang
Akademik dan Pengembangan Lembaga, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd
selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan
Keuangan, dan Ibu Dr. HJ. Fadhillah, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi Fakultas Ushuluddin yang memberi pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan Ibu Pimpinan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi beserta staf-stafnya.
ix
9. Teman-teman seperjuangan Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir yang telah
memberikan motivasi kepada penulis.
10. Kedua orangtua tercinta yang selalu melimpahkan kasih sayang, perhatian,
dukungan baik moral maupun do‟a yang tiada hentinya sehingga peneliti
mampu menyelesaikan pendidikan hingga saat ini.
11. Serta semua pihak yang membantu, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan teimakasih yang tiada terhingga, semoga Allah SWT membalasnya.
Akhirnya, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jambi, 10 Maret 2019
Penulis,
Maya Sari
NIM. UT150211
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................. iii
PENGESAHAN ................................................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Permasalahan .................................................................................... 7
C. Batasan Masalah .............................................................................. 8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 8
E. Metode Penelitian ............................................................................ 9
F. Kerangka Teori ............................................................................... 12
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 14
H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 16
BAB II DESKRIPSI DESA TALANG SEGEGAH
A. Asal Nama Talang Segegah ............................................................ 18
B. Pejuang yang Menentang Penjajah ................................................. 18
C. Batas-Batas Desa ............................................................................ 19
D. Nama-Nama Pemimpin Talang Segegah ........................................ 21
E. Sistem Pemerintahan ...................................................................... 23
F. Agama dan Kepercayaan Masyarakat ............................................ 25
G. Peristiwa Penting di Desa Talang Segegah .................................... 26
xi
BAB III PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN AYAT AL-QUR‟ĀN
A. Makna dan Definisi Syifā‟ .............................................................. 29
B. Macam-macam Penyakit ................................................................ 33
C. Pengertian Pengobatan dengan al-Qur‟ān ..................................... 37
D. Tata Cara Pengobatan ..................................................................... 38
E. Ayat-Ayat Syifā‟ Dalam Al-Qur‟ān .............................................. 49
1. Surat at-Taubah ayat 14-15 ........................................................ 49
2. Surat Yunus ayat 57 ................................................................... 50
3. Surat al-Nahl ayat 67-69 ............................................................ 51
4. Surat al-Isra‟ ayat 82 .................................................................. 52
5. Surat as-Syu‟ara ayat 75-80 ...................................................... 53
6. Surat al-Fusshilat ayat 44 ........................................................... 54
F. Pandangan Ulama tentang Syifā‟ ................................................... 57
BAB IV PENGGUNAAN AYAT AL-QUR‟ĀN SEBAGAI PENGOBATAN
DI DESA TALANG SEGEGAH
A. Pemahaman Masyarakat Desa Talang Segegah tentang Ayat-Ayat Syifā‟
......................................................................................................... 59
B. Implementasi Ayat-Ayat Syifā‟ sebagai Media Pengobatan di Desa
Talang Segegah ............................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 77
B. Saran-saran ...................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
ṭ ط „ ا
ẓ ظ B ب
„ ع T ت
Gh غ Ts ث
F ف J ج
Q ق ḥ ح
K ك Kh خ
L ل D د
M م Dz ذ
N ن R ر
H ه Z ز
W و S س
, ء Sy ش
Y ي ṣ ص
ḍ ض
B. Vokal dan Harakat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
ī اى Ā ا A ا
Aw ا و Á ا ى U ا
Ay ا ى Ū ا و I ا
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah-satu faktor utama yang dapat mempengaruhi
kebugaran dan penampilan tubuh, serta harta yang paling berharga yang tidak
pernah bisa diukur dengan apapun. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai:
“keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari
penyakit dan cacat, secara produktif ekonomi dan sosial.”1 Oleh karena itu, setiap
orang tentu mendambakan hidup sehat bahagia dan selalu ingin tampak sehat,
bugar, penampilan yang bagus dan awet muda. Namun, hal itu tidak dapat
dirasakan apabila seseorang mengalami suatu penyakit.
Penyembuhan ialah upaya untuk mencapai kesembuhan, dengan
bermacam cara, baik itu melalui do‟a, mantra, pijat, ramuan jamu, obat-obatan,
terapi maupun normalisasi.2 Namun, di antara cara penyembuhan tersebut ada
yang sesuai dengan anjuran Islam, dan adapula yang tidak sesuai dengan etika dan
syari‟at-syari‟at Islam yang telah ditetapkan.
Ṭibbun Nabawī merupakan tata cara dan kaidah medis yang banyak
dicontohkan oleh rasulullah saw yang diwariskan melalui para sahabatnya yang
mulia. Jika umat Islam pada masa sekarang ini mau mempelajari dan meneliti
Ṭibbun Nabawī dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, rasanya bukan suatu yang
mustahil jika umat Islam akan dapat mengembangkan teknologi pengobatan yang
luar biasa hebat yang akan membawa kemaslahatan untuk umat.3
1 Ahmad Syafiq, Tinjauan Atas Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini, Bappenas, Jurnal,
(Jakarta: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKMUI, 2007), 1. Diakses melalui alamat:
http://staff.ui.ac.id, pada tanggal 15 November 2018. 2 Lutfiyah, Kesehatan Jasmani Dalam al-Qur‟ān (Studi Tematik Ayat-ayat Syifa‟ Dalam al-
Qur‟ān), Skripsi, (Semarang: Program Sarjana Institut Agama Islam Walisongo, 2012), 24. 3 Muhammad Ihsan, Pengobatan Ala Rasulullah Saw Sebagai Pendekatan Antropologis
Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat, Jurnal, Volume 4 Nomor 2,
156. Diakses melalui alamat: https://media.neliti.com, Publications, tanggal 11 November 2018.
2
Ṭibbun Nabawī meliputi banyak hal, diantaranya adalah madu, jintan
hitam, air mawar, cuka buah, air zam-zam, kurma dan berbagai jenis makanan dan
minuman yang menyehatkan lainnya. Selain itu, ada pengobatan dengan bekam
yaitu pengobatan yang berfungsi mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh
dengan cara disayat atau ditusuk dengan jarum, pengobatan Ruqyah yaitu
pengobatan atau terapi dengan bacaan al-Qur‟ān , ada juga system kompres,
karantina dan masih banyak lagi lainnya.
Salah-satu nama al-Qur‟ān adalah asy-Syifā‟ yang berarti penyembuh.4
Selain menjadi obat penyembuh bagi penyakit hati dan jiwa, al-Qur‟ān juga
penyembuh bagi penyakit fisik. Menurut Asy-Syinqithi dalam kitabnya yang
berjudul Tafsir Al-Adhwa‟ Al-Bayan mengatakan, “al-Qur‟ān adalah obat
penyembuh yang mencakup obat bagi penyakit hati dan jiwa seperti: keraguan,
kemunafikan, dan perkara lainnya.”5
Al-Qur‟ān sebagai obat telah memenuhi prinsip-prinsip pengobatan,
karena di dalamnya dijelaskan bahwa Allah SWT yang menyembuhkan segala
penyakit.6 Sebagaimana ucapan nabi Ibrahim as yang diabadikan dalam al-Qur‟ān
berikut:
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS. asy-
Syu‟ara: 80)7
Salah-satu contoh tanaman yang dijadikan sebagai obat di dalam al-Qur‟ān
adalah pohon zaitun. Sebagaimana ats-Tsa‟labi menuturkan, “al-Qur‟ān telah
mengungkapkan pohon Zaitun dengan sangat menarik, bahkan namanya disebut-
sebut oleh Allah SWT. Pohon zaitun merupakan pohon dunia. Zaitun sangat
4 Mashuri Sirojuddin Iqbal dan A Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Angkasa,
2009), 6. 5 M Quraish Shihab dkk, Sejarah & Ulum Al-Qur‟ān, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), 114.
6 Umar Latif, Al-Qur‟ān Sebagai Sumber Rahmat dan Obat Penawar (Syifa) Bagi Manusia,
(Jurnal Al-Bayan, 2014), 85. 7
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,( Bandung: Syaamil Al-Qur‟ān, 2005), 370.
3
istimewa dan terdapat banyak manfaat di dalamnya”. Sebagaimana firman Allah
SWT berikut:
"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun” (QS. Al-Tin:1)8
Adapun khasiat minyak zaitun dalam menyembuhkan penyakit sangat
menakjubkan. Setelah dibacakan Ruqyah minyak zaitun dioleskan pada bagian
tubuh yang sakit atau dioleskan pada bagian tubuh yang terserang sihir.9
DR. Hasan Syumaisi mengungkapkan tentang khasiat minyak zaitun. Ia
menyebutkan betapa banyak khasiat minyak zaitun dari sisi ilmiah kedokteran. Ia
berkhasiat melembabkan kulit tubuh yang kering dan melembutkannya serta bisa
menyembuhkan kulit tangan dan kaki yang pecah-pecah. Minyak zaitun yang
memiliki khasiat menghindari penyakit jantung koroner, dan menjaga tekanan
darah serta menjaga fungsi kandung empedu. Minyak zaitun juga berfungsi
mengobati penyakit kencing manis dan dipakai sebagai pengganti makanan (yang
banyak mengandung gula). Disamping itu, minyak zaitun juga mampu mengobati
kolesterol.10
Rasulullah saw. bersabda:
عن عمر بن الخطاب قال: قال رسول الله صلى الله عليو وسلم:
(كلواالزيت وادىنوابو, فانو من شجرة مباركة )رواه الترمذى و ابن ماجو
“Makanlah minyak (zaitun) dan oleskan (badan) dengannya karena ia
merupakan pohon yang mengandung barokah.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu
Majah)11
8
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,... 597. 9 Abdul Mundzir Khalil, Pengobatan Syar‟iyyah dari gangguan Jin, Sihir dan Penyakit
Jiwa, (Jakarta: Penerbit Pustaka Progresif, 2005), 122. 10
Ibid, 123. 11
Muhammad Isa bin Saurata al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, Kitab Makanan, Bab 43,
(Riyadh: Maktabah al-Ma‟arif Linastsr Wa al-Tauzi‟, 1823), 425.
4
Oleh karena itu, orang yang sakit dianjurkan untuk diolesi dengan minyak
zaitun yang sudah dibacakan ayat-ayat al-Qur‟ān sebagai pelengkap disamping
minum air zam-zam dan mandi dengan air tersebut (setelah dibacakan Ruqyah).
Allah SWT berfirman sebagai berikut:
“Dan kami turunkan dari al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur‟ān itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-
Isra‟:82)12
Ahmad Mustafa al-Maraghi, menafsirkan ayat di atas yaitu orang-orang
zalim itu tidak mengambil manfaat dari firman ini, tidak menghafal dan tidak
memperhatikannya, karena Allah menjadikan al-Qur‟ān ini sebagai obat penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.13
Kemudian firman-Nya berikut ini:
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS.
Yunus:57)14
12
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,... 290.
13
Ahmad Mustafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir AL-Maraghi, (Semarang: PT Karya Toha
Putra, 1993), 169. 14
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,... 215.
5
Ibnu Katsir, menafsirkan ayat di atas sebagai pengingat bagi manusia
karena Allah SWT yang telah memberi karunia dengan menurunkan al-Qur‟ān
kepada rasul-Nya, Muhammad saw. yang mengandung pelajaran, pencegah
perbuatan keji, penyembuh dari penyakit ragu-ragu dan was-was yang berada di
dada, petunjuk kepada jalan yang lurus dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang
beriman.15
Tumbuhan atau tanaman obat tradisional merupakan tanaman yang dapat
dipergunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tanaman yang
tumbuh secara liar. Tanaman tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk diramu dan
disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.16
Berdasarkan pengamatan penulis, di Desa Talang Segegah, Kecamatan
Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Terdapat suatu alternatif
pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun, seperti
pembacaan surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas terhadap penyakit
demam panas. Ketika seseorang terkena penyakit demam, maka si penderita akan
diusap dengan air yang sudah diremas dengan daun rambutan muda dan telah
dibacakan surah-surah pendek tersebut. Jika airnya berwarna kecoklatan kental
dan berlendir berarti pertanda si penderita keteguran.17
Oleh sebab itu, surah al-
Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas diyakini memiliki keutamaan yang dapat
menyembuhkan suatu penyakit.
Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa daun rambutan memiliki
khasiat dalam segi kesehatan. Pemanfa‟atan ektrak daun rambutan menjadi pilihan
peneliti dengan pertimbangan daun rambutan (Naphelium lappaceum L)
mengandung senyawa tanin dan saponin. Saponin yang bersifat menghancurkan
15
Ibnu Katsir, Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005),
238.
16
Mutimanda Dwisatyadini, “Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Pencegahan dan
Pengobatan Penyakit Degeratif”, diakses melalui alamat http://www. repository.ut.ac.id, tanggal
20 Juni 2018. 17
Menurut pemahaman masyarakat Desa Talang segegah, Kecamatan Renah Pembarap,
Kabupaten Merangin, Jambi. Keteguran memiliki makna “Seseorang yang disapa atau ditegur oleh
arwah yang telang meninggal dunia, sehingga menyebabkan orang tersebut mengalami demam
tinggi atau meriang pada anggota tubuhnya.”
6
butir darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah
dingin dan banyak di antaranya digunakan sebagai racun ikan. Serangga termasuk
hewan yang berdarah dingin, salah-satu serangga yang sering mengganggu
kehidupan manusia adalah nyamuk. Hal ini dapat diketahui pada stadium larva
pertumbuhannya banyak dipengaruhi suhu lingkungan. Selain itu, dari hasil uji
pendahuluan yang dilakukan oleh Fajriansyah (2015) bahwa ekstrak daun
rambutan efektif untuk membunuh larva Aedes Aegypti18
pada konsentrasi 5 ml
dengan rata-rata kematian sebesar 19,7 pada konsentrasi 10 ml jumlah kematian
larva sebesar 43,7. 19
Desa Talang Segegah merupakan desa yang penduduknya mayoritas
beragama Islam. Mereka masih memegang tradisi yang turun-temurun dari nenek
moyang mereka. Salah-satu tradisi tersebut ialah melakukan pengobatan
tradisional dengan menggunakan tumbuhan. Meskipun begitu, mereka juga
percaya pengobatan medis dapat menyembuhkan suatu penyakit yang mereka
derita. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Bahare, warga Desa
Talang Segegah yang menggunakan pengobatan ektrak daun rambutan dengan
bacaan ayat al-Qur‟ān ialah sebagai berikut:
“Pengobatan demam panas yang dilakukan masyarakat Desa Talang
Segegah sudah dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang kami.
Pengobatan ini biasanya menggunakan daun rambutan yang masih muda
yang dibacakan ayat al-Qur‟ān (dalam hal ini surah al-Fatihah, al-Ikhlas,
al-Falaq dan al-Nas). Adapun terjadinya penyembuhan tehadap reaksi
pengobatan ini, kami menganggapnya karena adanya keterkaitan antara
bacaan ayat al-Qur‟ān dan khasiat daun rambutan yang mampu
18
Ialah nama nyamuk yang menyebabkan penyakit demam berdarah. Lihat Haryanto, Ilmu
Pengetahuan Alam, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2003), 83. 19
Rahmi Amir dan Yanti Widiastuti, “Implementasi Ekstrak Daun Rambutan (Naphelium
lappaceum L) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Larva Nyamuk Aedes Aegypti”, Jurnal Ilmiah, 1,
No.1 (2018), 54-55.
7
menyembuhkan suatu penyakit. Lalu, pengobatan ini biasanya hanya
digunakan bagi penderita demam panas.”20
Pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān memberikan pengaruh positif kepada
masyarakat secara zohir dan bathin serta menambah keimanan kepada Allah
SWT. Salah-satunya dengan metode Ruqyah21
dengan dikomparasikan pada jenis
tumbuhan tertentu. Namun, penulis menemukan sebuah kejanggalan pada suatu
pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat desa Talang Segegah, hal ini terlihat
pada jampi-jampi22
yang dikhususkan pada pengobatan tertentu. Di satu sisi,
Ruqyah merupakan pilihan pengobatan yang dapat dijadikan solusi dalam
penyembuhan, seperti kesurupan atau pengaruh sihir lainnya. Namun, di sisi lain
Ruqyah dapat menimbulkan kesyirikan jika dalam proses pengobatan tersebut,
diiringi dengan mantra atau jampi-jampi.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
jauh dan mendalam tentang bagaimana pengobatan alternatif di atas, dalam
sebuah karya ilmiah berbentuk Skripsi yang berjudul: “Pengobatan dengan Ayat
Al-Qur‟ān (Studi Pemahaman Ayat-Ayat Syifā‟ Pada Masyarakat Di Desa Talang
Segegah)”
B. Permasalahan
Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
implementasi surah dalam al-Qur‟ān sebagai sarana pengobatan alternatif di Desa
Talang Segegah? Pokok masalah ini lebih jauh dapat dirumuskan dalam beberapa
pertanyaan penelitian, yaitu:
20
Hasil wawancara dengan Ibu Bahare, warga Desa Talang Segegah pada tanggal 04
September 2018. 21
Menurut warga Desa Talang Segegah, Ruqyah ialah pengobatan dengan bacaan ayat al-
Qur‟ān pada media tertentu, seperti: air, daun rambutan, ataupun tumbuhan lainnya. 22
Menurut warga Desa Talang Segegah, jampi-jampi yaitu bacaan mantra atau pantun lama
untuk mengobati penyakit tertentu.
8
1. Apa yang dimaksud pengobatan dengan menggunakan ayat al-Qur‟ān ?
2. Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Talang Segegah terhadap ayat
al-Qur‟ān yang digunakan sebagai pengobatan?
3. Bagaimana bentuk dan pelaksanaan pengobatan alternatif dengan ayat al-
Qur‟ān yang dilakukan oleh masyarakat Desa Talang Segegah?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengambil tentang pengobatan dengan ayat-
ayat al-Qur‟ān dikarenakan hal ini menarik untuk dikaji lebih mendalam. Dalam
hal ini, penulis memberikan batasan-batasan secara tegas terhadap permasalahan,
penulis hanya fokus pada masalah pengobatan yang berkaitan dengan ayat al-
Qur‟ān . Penulis mencoba meneliti beberapa ayat Syifā‟, diantaranya adalah
Surah at-Taubah ayat 14-15, Surah Yunus ayat 57, Surah an-Nahl ayat 67-69,
Surah al-Isra‟ ayat 82, Surah as-Syu‟ara ayat 75-80, dan Surah al-Fushilat ayat
44.
Tulisan ini membahas penyakit yang dikomparasikan dengan ayat-ayat al-
Qur‟ān sehingga dapat dihasilkan konsep-konsep al-Qur‟ān tentang penyakit dan
pengobatan syar‟iyyah. Selain itu, penelitian ini juga dibatasi dengan suatu tempat
yang akan diteliti yaitu Desa Talang Segegah. Penulis memilih lokasi di Desa
Talang Segegah dikarenakan rasa penasaran penulis terhadap pengobatan yang
dilakukan masyarakat terhadap beberapa jenis pengobatan, di antaranya
menggunakan ayat al-Qur‟ān , dan di sisi lain terdapat penggunaan bacaan jampi-
jampi pada penyakit tertentu.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini, secara umum diupayakan untuk mengetahui bentuk
pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Talang Segegah dalam rangka
mengaplikasikan al-Qur‟ān dalam kehidupan sehari-hari, yakni implementasi
ayat-ayat Syifā‟ dalam segi pengobatan. Sedangkan secara khusus, penelitian ini
ditujukan untuk:
9
1. Untuk mengetahui sejauh mana al-Qur‟ān dijadikan sebagai media
pengobatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi al-Qur‟ān dalam segi
pengobatan alternatif di Desa Talang Segegah.
3. Untuk mengetahui landasan-landasan pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān .
Lebih jauh, penelitian ini juga diharapkan dapat mencapai kegunaan yang
bersifat teoritis dan juga praktis, yaitu:
1. Memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkaya khasanah
keilmuan Islam tentang i‟jaz al-Qur‟ān dalam segi pengobatan bagi dunia
akademik.
2. Menjadikan kontribusi keilmuan penulis terhadap UIN STS Jambi yang
tengah mengembangkan paradigma keilmuan yang berwawasan global
dalam bentuk Universitas Islam.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dalam teknis deskriptif
kualitatif eksploratif. Tujuannya adalah pencarian ide-ide baru dalam kerangka
penemuan teori baru. Sesuai dengan datanya, maka metode yang digunakan
adalah Living Qur‟ān , yang berupaya menjelaskan dan melakukan peninjauan di
lapangan terhadap pemahaman masyarakat tentang i‟jaz al-Qur‟ān sebagai
pengobatan dalam rangka membumikan al-Qur‟ān yang berlokasi di Desa Talang
Segegah. Adapun penulis menggunakan pendekatan Sosio-fenomenologis
berdasarkan fenomena-fenomena sosial yang terjadi di tengah masyarakat, serta
perlu ditinjau kembali dari segi keilmuan Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir yang
bertujuan untuk mendatangkan kekuatan magis (supranatural) atau terapi
pengobatan. Kajian ini lebih menekankan pada aspek respon masyarakat terhadap
kehadiran al-Qur‟ān yang kemudian disebut living al-Qur‟ān .
10
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian adalah di Desa Talang Segegah, Kecamatan Renah
Pembarap, Kabupaten Merangin. Pemilihan setting didasarkan atas pertimbangan
rasional bahwa masyarakat Desa Talang Segegah mayoritas menggunakan bacaan
ayat–ayat Syifā‟ sebagai media pengobatan.
Subjek penelitian berpusat pada tradisi pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān
yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat Desa Talang Segegah.
3. Sumber dan Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena itu sumber data
dalam penelitian ini masih bersifat mentah, yang diolah berdasarkan dari data-data
literature, dokumentasi, berbagai sumber tertulis ilmiah lainnya, observasi dan
wawancara.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat penulis
klasifikasi dalam dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data literatur yang secara langsung didapatkan dari hasil penelitian
lapangan dan data lain yang memiliki keterkaitan dengan topik bahasan
penelitian.23
Adapun sumber data sekunder merupakan data yang memiliki keterkaitan
dengan pokok bahasan dalam penelitian ini.24
Data tersebut umumnya merupakan
karya-karya atau dokumentasi serta peristiwa yang berbicara tentang pengobatan
dengan al-Qur‟ān baik dari lisan maupun tulisan.
4. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi.
23
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 45. 24
Ibid, 45.
11
a. Observasi yaitu penulis terjun ke lokasi penelitian yang mana hal tersebut
dilakukan sebagai penjajakan awal dalam pelaksanaan penelitian. Dengan
melihat dan mengetahui bagaimana realita yang ada di wilayah Desa Talang
Segegah Kec Renah Pembarap Kab Merangin.
b. Wawancara yaitu penulis langsung meninjau lokasi yang akan diteliti dalam
rangka mengidentifikasi dan menganalisis penelitian yang akan diteliti lebih
lanjut yaitu di Desa Talang Segegah. Wawancara sebagai cara pengumpulan
data yang cukup efektif bagi peneliti dan kualitas sumbernya termasuk
dalam data primer. Agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
memperoleh jawaban yang valid dan akurat, maka diharapkan peneliti
menentukan key person (tokoh-tokoh kunci) yang akan dimintai keterangan
sesuai interview guide, sehingga data yang diperlukan seorang peneliti bisa
didapat secara reliabel dan orisinal.25
c. Dokumentasi yaitu didapatkan dari catatan rutinitas suatu kelompok dengan
dilengkapi oleh dokumentasi secara baik dalam bentuk foto, rekaman atau
bahan cetakan. Dengan ini, peneliti bisa secara leluasa melihat seluruh
rekaman aktivitas keseharian, sehingga bisa ditafsirkan dan dianalisis secara
hati-hati dan mendalam.26
5. Metode Analisis Data
Dalam hal ini, penulis menganalisis data dengan beberapa teknik yaitu:
a. Reduksi data (data reduction), merupakan analisa melalui proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan data mentah atau
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan.27
25 Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur‟ān dan Hadis, (Yogyakarta: TH-
Press, 2007), 60. 26 Ibid, 60. 27
Didi Junaedi, “Living Qur‟ān: Sebuah pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur‟ān (Studi
kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasa Desa Kalimukti Kec Pabedilan Kab Cirebon”,
diakses melalui alamat: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/journal-of-quran-and-
hadith/article/view/2392. tanggal 25 Juni 2018.
12
b. Penyajian data (data display), merupakan penyusunan informasi yang
kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih
selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan data dan pengambilan tindakan.
c. Kesimpulan (conclusion drawing), penulis mengutarakan kesimpulan dari
data-data yang telah diperoleh dari observasi, interview dan dokumentasi.
F. Kerangka Teori
Teori merupakan serangkaian pernyataan sistematik yang bersifat abstraks
tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa pemikiran, pendapat, nilai-nilai,
norma-norma, pranata-pranata sosial, peristiwa-peristiwa dan perilaku manusia.28
Adapun kerangka teori ini berdasarkan pada hal berikut ini:
1. Living Qur‟ān
Living Qur‟ān memiliki makna “Teks al-Qur‟ān yang hidup di tengah
masyarakat”. M Mansur berpendapat bahwa pengertian the living Qur‟ān
sebenarnya bermula dari fenomena Qur‟ān in Every Day Life, yang tidak lain
adalah “makna dan fungsi al-Qur‟ān yang riil dipahami dan dialami masyarakat
muslim.” Living Qur‟ān adalah kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai
peristiwa sosial terkait dengan kehadiran al-Qur‟ān atau keberadaan al-Qur‟ān di
sebuah komunitas Muslim tertentu.29
Penelitian ilmiah di sini perlu dikemukakan
untuk menghindari dimasukkannya tendensi keagamaan yang tentu dengan
tendensi ini berbagai peristiwa tersebut akan dilihat dengan kacamata ortodoksi
yang akhirnya berupa vonis hitam putih sunnah bid‟ah, syar‟iyyah, ghairu
syar‟iyyah atau meminjam istilah yang agak berimbang dengan istilah living
Qur‟ān , maka peristiwa tersebut sebetulnya lebih tepat disebut the dead Qur‟ān .
Artinya, jika dilihat dengan kacamata keislaman (sebagai agama), tentu peristiwa
sosial dimaksud berarti telah membuat teks-teks al-Qur‟ān tidak berfungsi,
28 Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,... 58. 29
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur‟ān dan Hadis,...8.
13
karena “hidayah” Qur‟ān terkandung di dalam tekstualitasnya dan hanya dapat
diaktualisasikan secara benar jika bertolak dari pemahaman akan teks dan
kandungannya. Sementara banyak dari praktek perlakuan atas al-Qur‟ān dalam
kehidupan kaum Muslim sehari-hari tidak bertolak dari pemahaman yang benar
(secara agama) atas kandungan teks al-Qur‟ān .
2. Dalil dari Al-Qur‟ān
Allah SWT berfirman sebagai berikut:
“Dan kami turunkan dari al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur‟ān itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-
Isra‟:82)30
Kemudian firman-Nya berikut ini:
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS.
Yunus:57)31
3. Dalil dari Hadits
Sebagaimana hadits berikut ini:
30
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,... 290. 31 Ibid, 215.
14
حديث عائشة ان رسول الله صلى الله عليو وسلم كان اذاشتكى يقرا على نفسو ا اشتد وجعو كنت اقرا عليو وامسح بيده رجاء ب ركتها ذات وينفث ف لم بالمعو
خرجو البخاري في كتاب فضائل القران باب المعوذاتا Aisyah ra. Berkata: “Jika rasulllah saw merasa sakit, lalu beliau
membacakan pada dirinya sendiri surat al-Ikhlās, al-Falaq, Al-Nās, dan
meniup di bagian yang terasa sakit. Ketika penyakit makin berat, maka aku
yang membacakan dan aku menghapuskan tangan nabi saw ke badannya
karena mengharap berkahnya.”(Dikeluarkan oleh Bukhari, kitab keutamaan
al-Qur‟ān , bab surat-surat mu‟awwidzat)32
G. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya
yang memiliki hampir sama dengan pengobatan dengan al-Qur‟ān yang dijadikan
penelitian. Namun, tidak ada buku ataupun skripsi yang membahas tentang
masalah ini secara khusus, tetapi hal ini dapat didukung oleh beberapa literature
yang menyinggung sedikit tentang permasalahan ini, di antaranya:
1. Buku yang berjudul “Terapi al-Qur‟ān menghindari kefakiran agar rezeki
berlimpah materi dan non-materi”, karya Shalahudin Said Penerbit Pustaka
IIman Bandung Tahun 2007. Penulis menjelaskan kiat-kiat untuk
memperoleh rezeki yang berlimpah dengan berlandaskan pada al-Qur‟ān .
Ketika seseorang rajin membaca al-Qur‟ān dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari, maka ia dapat mendatangkan rizki dari sisi Allah SWT
yang tak terhingga.
2. Buku yang berjudul “Pengobatan Syar‟iyah dari Gangguan Jin, Sihir dan
Penyakit Jiwa”, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin Penerbit
Pustaka Progresif Jakarta Tahun 2005. Buku ini, lebih menekankan kepada
realitas penyakit yang disebabkan oleh gangguan jin dan penyakit jiwa yang
32
M Fuad bin Abdul Baqi, Hadits Shahih Bukhari Muslim Himpunan Hadits Tershahih
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, (Jawa Barat: PT Fathan Prima Media, 2016), 618.
Lihat juga Abu Abdullah Muhammad, Shohih Al-Bukhari, Jilid 3, Kitab keutamaan al-Qur‟ān, Bab
Mu‟awwizat, (Cairo: Darul Fikri, 2005), 105.
15
dapat diatasi dengan pengobatan secara Ruqyah dan membentengi diri dengan
keimanan kepada Allah SWT.
3. Skripsi yang berjudul “Konsep Penyembuhan Penyakit Hati Menurut Imam
Al-Ghazali”, karya Hosoen Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Bimbingan
Penyuluhan Islam IAIN STS Jambi Tahun 2011. Penulis menyatakan bahwa
penyakit hati itu dapat diatasi dengan ketenangan dan kedamaian jiwa.
Karena jiwa yang suci dapat menghilangkan kegelisahan pada diri seseorang.
4. Skripsi yang berjudul “Penyakit-Penyakit Hati Dalam Perspektif Al-Qur‟ān
(Kajian Tafsir Tematik)”, karya Muhammad Rasyid bin Ab Karim Fakultas
Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits IAIN STS Jambi Tahun 2012. Dalam
skripsi ini, Penulis menjelaskan seputar bahaya penyakit-penyakit hati dalam
perspektif Al-Qur‟ān . Penyakit-penyakit hati dapat merusak keimanan
seseorang, maka al-Qur‟ān menjadi solusi dalam mengatasi penyakit hati
tersebut.
5. Skripsi yang berjudul “Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit
Non Medis”, karya Muhammad Faiz Bin Mohd Nazri Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah UIN Ar-Raniry Darussalam Banda
Aceh Tahun 2018. Penulis menjelaskan maksud penyakit non medis ialah
penyakit yang disebabkan oleh gangguan jin dan setan, seperti histeria, hantu
tindih, sawan, tangkal pengasih, sihir pemisah, was-was, jin mencintai
manusia, darah istihadah, halangan bersetubuh, serta mandul atau keguguran.
Penyakit-penyakit tersebut, dapat dicegah dengan amalan dan bacaan Ruqyah
dzātiyyah (Ruqyah mandiri) yang disyari‟atkan Islam. Adapun fungsi
pengobatan Ruqyah, penulis simpulkan menjadi: sebagai terapi pengobatan
bagi orang yang sakit gangguan jin (non medis) atau sihir, fisik dan psikis
(stress atau gila), dan sebagai terapi pencegah serangan dan gangguan segala
makhluk, termasuk jin dan setan, binatang buas dan manusia yang punya
hasad dengki.
16
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang
pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān . Hal itu dikarenakan karya tulis yang
disebutkan di atas memiliki tanggapan yang berbeda dengan yang akan penulis
teliti. Karya- karya tersebut menjelaskan tentang pengobatan dengan al-Qur‟ān
yang berkaitan dengan penyakit jiwa dan rohani, sedangkan yang akan penulis
teliti mengenai pengobatan dengan al-Qur‟ān yang berkaitan dengan penyakit
fisik.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mensistematisasi penulisan dan menjawab pertanyaan dalam
penelitian ini, maka penelitian merujuk pada tekhnik penulisan yang disepakati
pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi. Penelitian ini akan
dibagi dalam beberapa bab, yaitu dengan rincian berikut ini:
Bab I, membahas tentang latar belakang masalah, permasalahan, batasan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan kepustakaan, metode
penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II, mendeskripsikan Desa Talang Segegah menyangkut kondisi
geografis, sejarah, agama, sistem pemerintahan desa dan kehidupan
masyarakatnya.
Bab III, membahas masalah Syifā‟ yang meliputi tentang makna dan definisi
Syifā‟, macam-macam penyakit, pengertian pengobatan dengan al-Qur‟ān ,
tata cara pengobatan, menguraikan ayat-ayat Syifā‟ yang terdapat di dalam
al-Qur‟ān , dan pandangan ulama tentang Syifā‟.
Bab IV, menjelaskan pemahaman masyarakat Desa Talang Segegah tentang
ayat-ayat Syifā‟, menguraikan cara penerapan ayat-ayat Syifā‟ sebagai
sarana pengobatan di Desa Talang Segegah.
Bab V, merupakan penutup penelitian, berisikan bahasan tentang
kesimpulan akhir penelitian, saran-saran penulis berkaitan dengan gagasan
17
pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān , serta kata penutup yang akan
mengakhiri penelitian.
18
BAB II
DESKRIPSI DESA TALANG SEGEGAH
A. Asal Nama Talang Segegah
Talang artinya ladang, pergi menalang artinya pergi berladang, yaitu pergi
membuka lahan baru dan menetap sementara maupun lama dilahan tersebut
untuk bercocok tanam atau mengolah sawah. Adapun ladang yang sudah ditanami
disebut “umo”. Segegah artinya kalimat yang asal katanya sigagah yaitu gagah
atau tampan, gagah atau tampan ini adalah sebutan kepada makhluk halus jin
Islam yang lebih dulu menghuni kawasan ini yang selalu menampakkan diri
seperti manusia gagah atau tampan dan berpakaian jubah bersorban besar
berwarna hitam. Jin tersebut sering terlihat oleh penduduk hingga datangnya
ulama-ulama yang dapat memindahkan jin tersebut, pada masa itu sang jin selalu
mondar-mandir di sore hari antara lubuk taman sungai segegah, lubuk telun (air
terjun Talang Segegah) dan duduk di batu gedang (batu besar) sekarang dekat
masjid Talang Segegah, batu tersebut tertimbun pembangunan jalan pada tahun
1994.33
Segegah juga dipakai untuk nama dua sungai yang melintas di tengah-
tengah desa Talang Segegah, yaitu Sungai Batang Segegah Gedang (Batang gah
gedang) dan sungai segegah kecik (Batang gah kecik).
B. Pejuang yang Menentang Penjajah
Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, pernah ada warga desa Talang
Segegah yang menentang penjajahan Belanda dengan ikut berperang di
Pengantung bersama pejuang-pejuang dari daerah lain untuk menghambat
perjalanan pasukan Belanda yang menyusuri sungai Mesumai dari timur menuju
barat (pengantung adalah nama suatu tempat di pinggir sungai Mesumai di desa
33
Hasil wawancara dengan salah-satu tokoh masyarakat Desa Talang Segegah yang
bernama Ustad Abdullah, pada tanggal 20 Desember 2018.
19
Muaro Bantan, kecamatan Renah Pembarap). Pahlawan yang sangat dikenal itu
bernama:
1. Haji Qulub itam, pahlawan ini tewas di medan tempur.
2. Latung ijuk, tidak diketahui nama aslinya oleh karena badannya hitam dan
rambutnya kasar seperti ijuk, latung itu artinya gulung atau gumpalan.
Latung ijuk berarti gulungan ijuk. Beliau selamat dan meninggal dunia dan
dimakamkan di dusun Muaro segegah.
Persenjataan masa lalu yang masih tersimpan di masyarakat adalah seperti :
keris pusako sarung perak, sekin ulu gading gajah, tombak daun umbai dan lain-
lain. Dalam rangka merebut kemerdekaan serta mempertahankannya ada putra
talang segegah yang terjun di medan perang bergabung dengan TKR (Tentara
Keamanan Rakyat), beliau adalah Abdul Wahab bin Tahir terdaftar sebagai
veteran Republik Indonesia, beliau dilahirkan tahun 1917 dan wafat tahun 1993.
C. Batas-Batas Desa
Berdasarkan Instruksi Mendagri Nomor: 26/1966 bagian satu ayat 3 dalam
satu marga dibentuk Dewan Permusyawaratan Marga yang terdiri dari tuo-tuo
tengganai, cerdik pandai dan alim ulama yang terpandang dalam masyarakat
marga tersebut dan ditambah dengan kepala-kepala dusun yang ada dalam marga
itu yang merupakan Dewan Permusyawaratan Marga.34
Desa Talang Segegah masih merasa terikat secara adat di dalam wilayah
Marga Tanah Renah yang merupakan satu nenek moyang keturunan, maka batas
desa yang ditentukan adalah batas marga35
Tanah renah dengan marga lain, dalam
hal ini Talang Segegah hanya satu sisi yang berbatas dengan marga lain yaitu
dengan Desa Nalo, maka batasnya menurut adat raja Depati Setyo Nyato adalah
34
Lembaga Adat Provinsi Jambi dan Pemerintahan Daerah Tingkat 1 Jambi, Buku
Pedoman Adat Jambi, (Jambi: Lemabaga Adat Jambi, 1994), 3. 35
Op.Cit, 3. Marga ialah kesatuan masyarakat hukum yang berdasarkan tempat tinggal
dengan menggabungkan beberapa dusun yang terdapat dalam Derah Hukum Marga tersebut yang
mempunyai daerah sendiri, harta sendiri/ harta benda sendiri, dan juga Kepala pemerintahan
sendiri.
20
“Sungai yang mengalir ke batang Nalo milik Nalo, sedangkan yang mengalir ke
batang Mesumai milik marga Tanah renah. “Adapun desa-desa yang sebelumnya
satu marga adalah tanpa ada batas, dengan kata adat “Ke air samo ber-ikan ke
darat samo berkayu” artinya jika penduduk sama-sama satu marga boleh saja
mengambil lahan yang belum dimiliki orang lain begitu juga hasil sungainya.
Sebagai buktinya banyak warga desa lain dalam satu marga yang mengambil
lahan dalam wilayah Talang Segegah, seperti warga desa Muaro Panco, Desa
Durian Betakuk dan lain-lain, begitu juga sebaliknya.
Secara astronomis, Desa Talang Segegah terletak pada titik koordinat
antara 102001‟55.38” BT dan 2
006‟10.15”LS.
36
Sedangkan secara geografis, Talang Segegah mempunyai batas wilayah
tertentu yang seluruhnya seluas 18.000 Ha, membentang empat persegi panjang
yaitu:
36 Alkistolani, Pembelajaran Orang Dewasa di Persinggahan Simpang Empat di Desa
Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin Tahun 2015, Skripsi,
(Bangko:Program Sarjana STKIP Merangin, 2016), 30.
21
Sebelah Barat Laut : Batu Kukuh
Sebelah Barat Daya : Sungai Melintang
Sebelah Tenggara : Batu Lesung
Sebelah Timur Laut : Bukit Kayu Lawang.
Batas-batas di atas, sebagaimana ditegaskan oleh Mukhtar bin HM.
Thoyib mantan Kepala kampung Talang Segegah pada tahun 1990 beliau
menjabat dua periode tahun 1959-1975.37
Penuturan di atas penulis dapatkan dari
data Desa Talang Segegah yang dipegang oleh Sekretaris Desa.
D. Nama-Nama Pemimpin Desa Talang Segegah
No. Nama Jabatan Periode Keterangan
1 Ma‟ad bin Husin
Kepala
kampung
1930-1936 Dibawah
Cinto berajo
2 H. Sya‟ri bin H. Ibrohim
Kepala
Kampung
1937-1940 Dibawah
Cinto berajo
3 HM. Thoyib bin H.
Abdurrahman
Kepala
kampung
1941-1949 Dibawah
Cinto berajo
4 Mukhtib bin H. Ibrohim Kepala
kampung
1950-1958 Dibawah
Cinto berajo
5 Mukhtar bin HM.
Thoyib
Kepala
kampung
1959-1975 Dibawah
Camat
6 Busri bin Suhul Kepala
kampung
1976-1983 Dibawah
Camat
7 Bukri bin Rasyid Kepala
desa
1984-1989 Dibawah
Camat
8 Mohd. Asnawi bin
M.Sofi
Pjs. Kepala
desa
1990-1993 Dibawah
Camat
37
Diakses melalui alamat: http://talangsegegah.blogspot.com/2012/08/batas-batas-
desa.html?m=1, tanggal 15 November 2018. Dilanjutkan dengan wawancara dengan pak Asnawi
pada tanggal 05 Februari 2019.
22
9 M. Hakim bin Ali Mesir Kepala
desa
Agustus
1993-2002
Dibawah
Camat
10 Zulkifli bin Ali Mesir Kepala
desa
2003-Mei
2008
Dibawah
Camat
11 M. Nazir bin M. Kasim Pjs. Kepala
desa
Juni-Des
2008
Dibawah
Camat
12 Mohd. Sahir bin Rasid Kepala
desa
2009-2017 Dibawah
Camat
13 Ismail bin Kasim Kepala
desa
2017-Sampai
sekarang
Dibawah
Camat
Gambar Data penduduk Desa Tahun 2019
Sarana dan Prasarana Desa
Kantor
Desa
Posyandu Sekolah/
Madrasah
Masjid/
Musholla
Jalan
Kec.
Jalan
Desa
Irigasi Lapangan
Badminton
2 1 3 ¼ 2 Km 2 Km 500 m 1
23
Di Desa Talang Segegah, mayoritas menggunakan pengobatan dengan
ayat al-Qur‟ān atau dikenal istilah obat kampung dikarenakan tidak adanya
fasilitas puskesmas, bisa dikatakan tidak ada dokter di Desa ini. Kebanyakan
mengambil jurusan kebidanan atau perawat. Makanya, mereka memilih
pengobatan tradisional sebagai langkah pertama pengobatan.
E. Sistem Pemerintahan Desa
Pada zaman Depati Setyo Nyato,38
Talang Segegah masih merupakan
ladang Belanda masuk, saat itu talang sudah disebut Kampung Talang Segegah
dipimpin seorang kepala kampung berada dibawah seorang Cinto berajo. Cinto
berajo ini memegang lima buah kampung, yaitu Tanah renah, Durian betakuk,
Muara bantan, Marus dan Talang Segegah. Cinto berajo berada dibawah Pasirah39
yaitu Kepala marga Tanah renah distric Sungai manau. Sejak pemilu pertama RI
Tahun 1955, Cinto berajo dihapus. Maka kedudukan kepala kampung langsung
berada dibawah Pasirah. Perubahan kampung menjadi Desa berdasarkan undang-
undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Salah-satu prinsip dasar
undang-undang ini adalah bahwa undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 hanya
mengatur Desa/Kelurahan di segi pemerintahannya saja. Hal ini berarti undang-
undang ini tidak bermaksud mengatur adat istiadat, namun eksistensi adat istiadat
tetap diakui, bahkan perlu dibina dan dikembangkan selaras dengan kepentingan
pembangunan, kesatuan dan persatuan bangsa.40
Maka nama kampung diubah
menjadi desa yaitu Desa Talang Segegah berada dibawah Camat, kecamatan
Sungai manau. Kemudian ada pemekaran kecamatan sesuai letak geografisnya
membuat Talang Segegah berada di wilayah kecamatan baru, yaitu kecamatan
38 Berdasarkan cerita warga Desa Talang Segegah, Depati Setyo Nyato adalah seorang raja
yang dikenal bertempat tinggal di Tanah Renah (Sekarang Desa Muaro PancoTimur Kecamatan
Renah Pembarap) lebih kurang tahun 1780 mengajak warganya mencari lahan baru untuk
dijadikan sawah maupun ladang. Lihat juga Skripsi Alkistolani, Pembelajaran Orang Dewasa di
Persinggahan Simpang Empat di Desa Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten
Merangin Tahun 2015, Skripsi, (Bangko:Program Sarjana STKIP Merangin, 2016), 25. 39 Pasirah ialah kepala adat untuk pembagian daerah-daerah administratif di daerah
bawahan. Lihat Lembaga Adat Provinsi Jambi dan Pemerintahan Daerah Tingkat 1 Jambi, Buku
Pedoman Adat Jambi, (Jambi: Lembaga Adat Jambi, 1994), 2. 40
Lembaga Adat Provinsi Jambi dan Pemerintahan Daerah Tingkat 1 Jambi, Buku
Pedoman Adat Jambi,...7.
24
Renah Pembarap. Di dalam wilayah desa Talang Segegah terdapat 3 kelompok
pemukiman dan disebut dusun. Setiap dusun dipimpin seorang Kepala dusun yang
bertanggung jawab kepada Kepala Desa.41
Adapun dusun-dusun yang dimaksud
ialah:
1. Dusun Talang satu
2. Dusun Talang dua
3. Dusun Muaro Segegah
Gambar Desa Talang Satu
Pada tahun 2004, terjadi pemekaran dan penambahan dusun yaitu:
1. Dusun Talang satu menjadi dua dusun, yaitu dusun kampung surau dan
dusun kampung masjid, sehingga nama dusun talang satu dihilangkan.
Sebagaimana disinggung di atas.
2. Dusun Hijran baru adalah dusun yang baru terbentuk dari perpindahan
penduduk dalam satu desa. Sedangkan nama Hijran baru, diambil dari nama
41
Hasil wawancara dengan pak Asnawi, mantan sekretaris desa tahun 1990-1993 pada
tanggal 05 Februari 2019.
25
pondok pengajian jumpo di pangkal jembatan Mesumai desa Talang
Segegah, oleh karena pimpinan terakhir pondok pengajian tersebut Mohd.
Sofi meninggal dunia tahun 1990, pondok tersebut ditutup dan tanahnya
dikembalikan ke pemilik.
F. Agama dan Kepercayaan Masyarakat
Agama dan kepercayaan penduduk desa Talang Segegah dari dulu hingga
sekarang memeluk agama Islam, sejak masuknya peladang-peladang42
ke Talang
Segegah dari Tanah Renah. Ci-kal bakal penduduk desa Talang Segegah, hal ini
dapat dibuktikan dengan:
1. Tata letak batu nisan pada semua kuburan zaman dulu hingga sekarang yang
ada di beberapa tempat dalam wilayah desa, semuanya mengarah ke utara
selatan termasuk makam Setyo Nyato ini menamakan makam umat Islam.
2. Ditemukan susunan batu besar di tepian langsat persis di tepi sungai, diatur
demikian rupa memanjang arah timur–barat, diduga batu-batu ini digunakan
untuk tempat shalat setelah selesai beraktivitas.
3. Ada nama “Rumah surau” di dusun kampung surau sekarang, meskipun
bangunan tersebut tidak ada lagi, nama surau sudah dipastikan tempat
beribadah.
4. Terdapat makam Syeikh Maulana Qory (orang tuo keramat) penyebar Islam
provinsi Jambi, berada di pinggir jalan masuk desa Talang Segegah atau
berada di perbatasan desa Talang Segegah dengan Muaro panco timur
sekarang.
5. Mayoritas masyarakat desa Talang Segegah, menyekolahkan anak-anaknya
ke pondok pesantren, hal itu disebabkan keinginan dan harapan orang tua
42 Istilah bagi pekebun atau yang sering pergi berladang untuk bercocok tanam dan
biasanya tinggal di kebun tersebut hingga waktu tertentu (menjelang panen), pengertian ini penulis
ambil dari bahasa warga desa Talang Segegah, Kec Renah Pembarap, Kab Merangin, Prov Jambi.
26
mereka, agar anak-anaknya memiliki bekal ajaran agama dalam kehidupan
dunia dan akhirat.
6. Terdapat nama ulama besar yang tinggal dan lahir di Desa ini yaitu H.
Abdurrahman.
Adapun KH Abdurrahman (Haji Sayo) wafat tahun 1890, memiliki 2 putra
dan 3 putri. Anak beliau yang pertama KH. M Thoyib pernah belajar di Mekkah
selama 10 tahun wafat di Talang Segegah pada tahun 1970. Anak beliau kedua
bernama KH. Jalaluddin pernah belajar di Mekkah selama 12 tahun, wafat di
Talang segegah tahun 1973. KH. Jalaluddin memiliki anak bernama KH.
Sibawaihi pendiri pondok pesantren Haqqul Yaqin Desa Muaro panco. Dan salah-
satu anak beliau adalah Drs. Ahmad Tirmidzi, MHI, Yang sekarang menjabat
ketua majelis ulama (MUI) Kota Jambi, Prov Jambi sekaligus dosen Fakultas
FEBI di UIN STS Jambi. Dari 3 anak putrinya KH. Abdurrahman (Haji Sayo)
anaknya yang paling bungsu bernama Hj. Siti Fatimah mempunyai cucu bernama
KH. Satar Shaleh, pendiri yayasan STAI Syaikh Maulana Qori dan pimpinan
Ponpes SMQ Titian teras, Bangko, Merangin. Dan ketua Majelis ulama
kabupaten merangin, Prov. Jambi.43
G. Peristiwa Penting di Desa Talang Segegah
Untuk mengenang peristiwa penting yang pernah terjadi di Desa Talang
Segegah yang bersifat sensasional, menggemparkan, menggembirakan ataupun
menyedihkan yang pernah terjadi dalam sejarah.44
Antara lain sebagai berikut:
a. Tahun 1930, Belanda membagikan kupon hadiah bagi warga yang memiliki
kebun karet. Kupon tersebut dapat ditukar dengan uang. Jumlah kupon
disesuaikan dengan luas kebun karet yang dimiliki, maka masa ini disebut
zaman kupon.
43 Hasil wawancara dengan pak Asnawi, mantan sekretaris desa Tahun 1990-1993 pada
tanggal 05 Februari 2019. 44 Hasil wawancara dengan pak Zulkifli pada tanggal 06 Februari 2019.
27
b. Tahun 1942, tentara Jepang menyuruh kaki tangannya datang ke desa, yang
disebut “Raja Kiding” mengangkut padi dari lumbung-lumbung masyarakat,
padi tersebut dibawa entah kemana, yang tersisa adalah padi yang
disembunyikan dalam tanah. Masa ini masayarakat jatuh melarat, sehingga
pakaian pun harus terbuat dari kulit terap, makan gadung dan biji para (buah
karet).
c. Tahun 1973, pertama kali jembatan gantung Mesumai dibangun, satu-
satunya akses masuk ke Talang Segegah, diresmikan oleh bupati Sarko yaitu
M Syukur. Saat inilah pertama kalinya sepeda motor memasuki Talang
Segegah.
d. Tahun 1976, jembatan gantung Mesumai yang dibangun tahun 1973 putus
dilanda banjir. Warga masyarakat yang hendak keluar desa, terpaksa
menyeberang menggunakan rakit bambu, namun setahun kemudian sudah
diperbaiki kembali. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
e. Tahun 1984, Kepala desa dipilih oleh masyarakat secara langsung,
sebelumnya kepala desa ditunjuk oleh tokoh masyarakat.
f. Tahun 1993, melalui proyek P2D Dana APBN dibangun jembatan beton
Mesumai dan jalan roda 4 menuju Talang Segegah, masyarakat menyambut
dengan suka-cita, setiap hari pengerjaan jalan atau jembatan tersebut
ditonton banyak warga. Pada tanggal 17 Juli 1993, mobil angkutan umum
pertama masuk ke Talang Segegah.
g. Tahun 1994, peletakan batu pertama Masjid al-Fatah, setelah masjid lama
yang terbuat dari batu kapur dirobohkan, pembangunan masjid yang baru ini
diprakarsai oleh KH. Satar Shaleh.
h. Tahun 1997, terjadi kebakaran hutan di Renah Sedang45
lebih kurang seluas
50 Ha disebabkan oleh kemarau panjang atau dikenal dengan gejala “El
nino”,46
masyarakat bergotong-royong memadamkan api. Tidak ada korban
jiwa maupun kerugian materi dalam kejadian ini.
45
Nama suatu tempat di Desa Talang Segegah. 46 Ialah fenomena dari perubahan iklim global diakibatkan karena memanasnya suhu pada
permukaan di air laut Pasifik timur. Diakses melalui alamat:
https://www.artiini.com/2016/03/pengertian-el-nino-dan-dampaknya.html?m=1,
28
i. Tahun 1995, duku gedang milik keluarga Hj. Sawiah dinobatkan oleh bupati
Sarko, Zainul Imron sebagai pohon duku terbesar di Kabupaten Sarko saat
itu, yaitu lingkaran batang 2,60 m pada 150 cm dari tanah.
j. Tahun 1999, Listrik PLN pertama kali masuk ke desa Talang Segegah.
k. Tahun 2002, Bupati Merangin yaitu Rotani Yutaka meresmikan pemakaian
Masjid al-Fatah, meskipun belum selesai keseluruhan pembangunannya,
dalam peresmian ini dilakukan lelang dalam rangka mencari tambahan dana
pembangunan kubah Masjid, saat itu bupati membeli lemang ketan 2 batang
seharga Rp 2 juta, ditambah waqaf semen 100 zak, inilah lemang termahal
yang pernah ada.
l. Tahun 2004, diresmikan lubuk larangan pertama dalam sejarah desa Talang
Segegah, yaitu “Lubuk kendo” di Dusun Muaro segegah oleh Bupati
Merangin, Rotani Yutaka.
m. Tahun 2012, sebanyak 142 warga menandatangani surat penolakan
perusahaan penanaman HTI untuk disampaikan kepada bupati Merangin,
karena khawatir perusahaan akan mengambil tanahnya.47
tanggal 15 November 2018.
47 Hasil wawancara dengan pak Zulkifli pada tanggal 05 Februari 2019.
29
BAB III
PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN AYAT AL-QUR‟ĀN
A. Makna dan Definisi Syifā‟
Kata Syifā‟ mengandung beberapa makna di dalam al-Qur‟ān , antara lain:
1. Aḥsana )احسن( artinya mengadakan perbaikan,48
sebagaimana firman-Nya:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”. (QS. al-
Isra‟ (17):7)49
2. Aṣlaha )اصلح( artinya melakukan perbaikan,50
sebagaimana firman-Nya:
“Maka barang siapa bertaubat (diantara pencuri-pencuri itu) sesudah
melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah
SWT menerima taubatnya, Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”.(QS.Al-Maidah (5):39)51
3. Zakká )زكى( artinya mensucikan, membersihkan dan memperbaiki,
sebagaimana firman-Nya:
48 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1990), 35. 49
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,( Bandung: Syaamil Al-Qur‟ān, 2005), 282. 50 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...219. 51
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...114.
30
“Ya Tuhan kami, utuslah mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang
akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka al-Kitab (al-Qur‟ān ) dan al-Hikmah (al-Sunnah) serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana”. (QS. al-Baqarah (2):129)52
4. Ṭaḥara طهر() artinya mensucikan dan membersihkan,53
sebagaimana
firman-Nya:
“Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah
SWT menyukai orang-orang yang bersih”. (QS. at-Taubah (9):108)54
5. Akhraja )اخرج( artinya mengeluarkan, mengusir, membuang atau
meniadakan.55
Sebagaimana firman-Nya:
ا
“Allah SWT pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang
yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan
52
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...20. 53 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...241. 54
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...204. 55 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...115.
31
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah (2):257)56
6. Syaraḥa )شرح( artinya menjelaskan, membuka, meluaskan dan
melapangkan,57
sebagaimana firman-Nya:
“Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?” (QS. al-Insyirah
(94):1)58
7. Waḍa‟a „an )وضع عن( artinya menghilangkan, mencabutkan dan
menurunkan, sebagaimana firman-Nya:
“Dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu. Yang memberatkan
punggungmu.” (QS. al-Insyirah (94):2-3)59
8. Ghafara )غفر( artinya menutupi, mengampuni dan memperbaiki,60
sebagaimana firman-Nya:
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah SWT, ikutilah aku,
niscaya Allah SWT mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. ali
Imran (3):31)61
56
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...34. 57 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...194. 58
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...596. 59
Ibid, 596. 60
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...298. 61
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...54.
32
9. Kaffara artinya menyelubungi, menutupi, mengampuni dan )كفر(
menghapuskan,62
sebagaimana firman-Nya:
“Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah SWT) dan mengerjakan
amal-amal yang shaleh serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan
kepada Muhammad dan itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah SWT
menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan
mereka.” (QS. Muhammad (47): 2)63
10. Naza‟a نزع() artinya mencabut, memecat, melepaskan, mengeluarkan dan
menjauhkan,64
sebagaimana firman-Nya:
“Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,
sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-
dipan. (QS.al-Hijr (15): 47)65
Adapun kata الاستشفاء yang berasal dari kata شفاء -يشفى-شفى , yang
artinya menyembuhkan. Seperti yang telah digunakan oleh Muhammad Abdul
Aziz al-Khalidiy dalam kitabnya “al-Isytisyfa‟ bil Qur‟ān ” الاستشفاء بالقران() .66
Di dalam kamus Asasul Balaghoh disebutkan bahwa "شفي: شفي مريضهم و
."استشفى من علتو artinya Allah SWT menyembuhkan dari penyakitnya dan dari
urusannya.67
62 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...378. 63
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...507. 64 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...447. 65
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...264. 66 Nurul Hikmah, Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat al-Isra (17):82, Q.S.
Yunus(10):57 dan Q.S.an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir al-Misbah), Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah,2010),14.
33
Adapun arti penyembuh atau Syifā‟ yang terdapat dalam al-Qur‟ān
menunjukkan bahwa al-Qur‟ān itulah pengobatan dan penyembuhan bagi siapa
saja yang meyakininya.
B. Macam-Macam Penyakit
Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan atau pengobatan dari
Syifa ini adalah seorang manusia (insan) secara utuh, yakni yang berkaitan dengan
gangguan pada:
1. Mental, yaitu yang berhubungan dengan fikiran, akal, ingatan atau proses yang
berasosiasi dengan fikiran, akal dan ingatan seperti mudah lupa, malas berfikir
tidak mampu berkonsentrasi, tidak dapat mengambil suatu keputusan dengan
baik dan benar, bahkan tidak memiliki kemampuan untuk membedakan antara
yang halal dan haram, yang bermanfaat dan mudharat serta antara yang haq
dan yang bathil.68
Gangguan kesehatan mental dapat mempengaruhi:
a. Perasaan: misalnya cemas, takut, iri dengki, sedih tak beralasan, marah oleh
hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah, sombong, tertekan atau frustasi,
pesimis, putus asa dan sebagainya.
b. Pikiran: Kemampuan berfikir berkurang, sulit memusatkan perhatian, mudah
lupa, tidak dapat melanjutkan rencana yang telah dibuat.
c. Kelakuan: nakal, pendusta, menganiaya diri atau orang lain, menyakiti badan
orang atau hatinya dan lainnya.
d. Kesehatan tubuh: penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh gangguan pada
jasmani.
67
Abu Qasim Jarullah Mahmud bin Umar bin Ahmad Az-Zamakhsyari, Asasul Balaghoh,
(Beirut: Darul Kutubul Ilmiyyah, 1998), Juz 1, 515. 68
Nurul Hikmah, Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat al-Isra (17):82, Q.S.
Yunus(10):57 dan Q.S.an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir al-Misbah),...18.
34
2. Spritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat atau jiwa
religius yang berhubungan dengan agama, keimanan, keshalehan dan
menyangkut nilai-nilai transendental. Seperti syirik (menduakan Allah SWT),
nifaq, fasiq dan kufur, lemah keyakinandan tertutup atau terhijabnya alam ruh,
semua itu akibat dari kedurhakaan dan pengingkaran kepada Allah SWT.69
Penyakit spritual atau bathiniyah ini sulit untuk disembuhkan atau diobati,
karena ia sangat tersembunyi dalam diri setiap orang. Oleh karena itu, tanpa ada
pertolongan Allah SWT, rasul-Nya yakni Muhammad saw, malaikat jibril dan
hamba-hamba-Nya yang haq, maka penyakit itu tidak akan pernah disembuhkan
dengan mudah.70
3. Fisik (Jasmaniyah), penyakit ini bisa dilihat dari fisik atau non fisik, yaitu:
Pertama, sakit secara fisik, dapat disebabkan oleh suatu hal yang sifatnya
kronologis, seperti sakit flu dan pilek disebabkan oleh udara dan cuaca yang
buruk serta makanan.
Kedua, sakit secara non fisik, yang disebabkan karena accident atau suatu
kejadian bisa dilihat dari kecelakaan dan bencana alam, atau dapat disebabkan
seperti halnya kecemasan muncul dari rasa khawatir, takut, gelisah, cemas, dan
tidak bisa tidur. Rasa cemas itu selalu berorientasi pada masa depan. Timbullah
depresi menyangkut pada keluhan dan penyesalan.
Tetapi, penyakit pada umumnya disebabkan oleh gangguan fisik. Kondisi-
kondisi fisik yang tidak sehat, seperti terkena stroke, sakit jantung, dan liver juga
bisa dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Namun, kondisi kejiwaan juga bisa
mempengaruhi kondisi badan. Badan dan jiwa itu saling mempengaruhi. Perilaku
manusia cerminan dari pikiran dan perasaan. Jiwa terdiri dari tiga unsur, yaitu
alam pikiran (akal), alam perasaan, dan perilaku. Hal inilah, yang mengantar pada
kesadaran religius. Agama diturunkan oleh para nabi untuk memperbaiki akhlak
69
Ibid, 19-20. 70
Ibid, 21.
35
manusia itu meliputi perilaku, perbuatan dan tingkah laku yang merupakan
cerminan dari pikiran dan perasaan.71
Jika dilihat dari dari kondisinya, penyakit dibagi menjadi 2 macam:
Pertama, penyakit ringan, yaitu penyakit dengan mudah dapat segera
disembuhkan, seperti influenza, demam dan lain-lain.
Kedua, penyakit berat, yaitu penyakit yang membutuhkan waktu lama
penyembuhannya atau bahkan sama sekali tidak dapat disembuhkan.
Adapun penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh setan adalah:
a. Schizophrenia, sebuah penyakit pada otak yang sangat berbahaya, di mana
para ahli jiwa mengobatinya dengan tablet atau suntikan, sangat sedikit
pasien yang sembuh secara total.
b. Hyipochondriaris, (was-was, cemas dan sedih yang tidak beralasan) adalah
suatu penyakit yang terkadang disebabkan oleh jin (karena jin tersebut
berusaha memutuskan hubungan hamba dengan penciptanya).
Sakitnya tubuh adalah saat ia tidak dalam keadaan sehat dan baik, yaitu
tubuh berada di luar kenormalannya dikarenakan kerusakan yang menimpanya
yang berdampak rusaknya indra dan gerak motoriknya. Adakalanya menjadi
hilang sama sekali fungsi indranya, seperti menjadi buta, tuli, atau lumpuh dan
adakalanya melemah kekuatannya meskipun indranya masih berfungsi, juga
adakalanya ia mengindra sesuatu namun yang tampak adalah hal yang sebaliknya,
seperti manis yang dirasakannya pahit, jelek dipandangnya baik, atau baik
dipandangnya jelek.72
71
Ibid, 24-25. 72
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Thibbul Qulub Klinik Penyakit Hati, (Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2018), 44.
36
Ketidaknormalan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Karena kekurangan materi, sehingga perlu ditambah atau mungkin karena
kelebihan sehingga perlu untuk dikurangi.
b. Karena kelebihan suhu panas, dingin, lembab, kering, atau bisa juga karena ia
kekurangan dari kadar normalnya, sehingga membutuhkan pengobatan sesuai
dengan kadarnya.
Kesehatan akan diperoleh dengan cara: menjaga kekuatan, memelihara
diri dari gangguan, dan menghilangkan sumber-sumber kerusakan.73
Tiga pokok inilah yang menjadi konsentrasi para dokter, yang mana
ketiganya terkandung dalam al-Qur‟ān yang ditunjukkan oleh Allah SWT sebagai
obat dan rahmat yang menciptakannya, prinsip inilah yang menjadi konsentrasi
para dokter dalam analisis diagnosanya.
Dalam hal menjaga kekuatan, Allah SWT memerintahkan kepada musafir
dan orang sakit agar berbuka puasa di bulan Ramadhan. Bagi musafir, diwajibkan
untuk menggantikan puasanya saat ia sampai, sedang bagi orang sakit wajib
menggantikannya pada saat ia sudah sembuh dari sakitnya. Hal seperti itu, agar
kekuatan keduanya tetap terjaga, dikarenakan puasa akan menambah lemah bagi
orang sakit, dan bepergian merupakan kegiatan yang membutuhkan kekuatan
ganda dalam menempuh perjalanan yang berat.74
Dalam hal memelihara diri dari gangguan, Allah SWT mencegah orang
sakit untuk menggunakan air dingin dalam berwudhu dan mandi jika hal itu
membahayakannya. Allah SWT memerintahkan mereka untuk bertayamum yang
dapat mencegah bagian luar tubuhnya dari terserang dari hal yang
membahayakan. Jika demikian perhatian Allah SWT terhadap hal bersifat
lahiriah, apa lagi perhatian Allah SWT terhadap hal yang bersifat bathiniyah.
73 Ibid, 45. 74
Ibid, 45.
37
Adapun dalam hal menghilangkan sumber-sumber yang merusak, maka
Allah SWT membolehkan kepada muhrim (orang yang sedang ihram) yang
memiliki penyakit di kepalanya untuk mencukur rambutnya, sehingga ia
menghilangkan bau busuk yang mengganggunya. Mencukur merupakan salah-
satu cara yang paling mudah dan paling ringan dalam menghilangkan gangguan
tersebut.
C. Pengertian Pengobatan dengan Al-Qur‟ān
Kata pengobatan berasal dari bahasa latin yaitu ars medicena yang berarti
seni penyembuhan. Jadi, pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan. 75
Sedangkan pengobatan dengan al-Qur‟ān ialah pengobatan dengan
menggunakan ayat-ayat al-Qur‟ān sebagai wasilah dalam mendapatkan
kesembuhan dari suatu penyakit.
Menurut Mustamir,76
al-Qur‟ān di samping dapat mengobati penyakit
ruhani juga dapat mengobati penyakit jasmani. Menurutnya, ada 4 hal yang
menjadi mekanisme al-Qur‟ān dalam mengobati penyakit fisik, yaitu: Pertama,
al-Qur‟ān mengajarkan cara bernafas yang baik. Kedua, huruf-huruf al-Qur‟ān
ketika dibaca dapat melatih organ-organ di hidung, mulut, tenggorokan, bahkan
organ-organ dada dan perut. Ketiga, bacaan al-Qur‟ān yang merdu dapat berperan
sebagai terapi musik. Keempat, dengan konsep religiopsikoneoruimonologi (seni
penyembuhan dengan menggabungkan antara dimensi ruhani, psikologis dan
fisik).77
75 Fransiskus Samuel Rinaldi, “Arti pengobatan”, diakses dengan alamat
https://sites.google.com/site/fransiskussamuelrenaldi/my-notes-on-introductions-to-information-
technology/arti-pengobatan, pada tanggal 21 Februari 2019. 76 Mustamir adalah seorang dokter muda yang telah menguji kemuliaan mukjizat al-Qur‟ān
dalam bidang kesehatan. Dengan konsep terbarunya yakni dengan metode
religiopsikoneoruimonologi yang mengupas secara mendalam tentang beragam manfaat al-Qur‟ān
bagi kesehatan tubuh dan jiwa. Lihat Syamsyuri Ali, Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif
hukum Islam, Jurnal, dengan alamat https://media.neliti.com/media/publications/57585-ID-
pengobatan-alternatif-dalam-perspektif-h.pdf, tanggal 21 Februari 2019. 77
Syamsyuri Ali, Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif hukum Islam, Jurnal, dengan
alamat https://media.neliti.com/media/publications/57585-ID-pengobatan-alternatif-dalam-
perspektif-h.pdf, tanggal 21 Februari 2019.
38
Namun, adapula yang melakukan pengobatan dengan al-Qur‟ān dengan
cara Ruqyah, Yaitu bacaan-bacaan untuk pengobatan yang syar‟i (berdasarkan
nash-nash yang pasti dan shahih yang terdapat dalam al-Qur‟ān dan al-Sunnah)
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan tata cara yang telah disepakati oleh
ulama”.78
D. Tata Cara Pengobatan
Apabila seorang hamba diuji terserang sihir, maka hendaknya ia bertaqwa
kepada Allah SWT. Bertawakal pada-Nya dan menyerahkan semua perkara
kepada Allah SWT dan menggunakan senjata dengan selalu berdo‟a dan bertobat
dengan cara-cara yang disyari‟atkan. Di antara penyembuhan yang disyari‟atkan
hendaknya ia pergi ke seseorang yang agamanya kuat serta bagus ketaqwaannya,
minta padanya supaya diruqyah dengan al-Qur‟ān . 79
Perhatikan ungkapan al-Qur‟ān pada kata Syifā‟un yang berarti penawar
dan tidak mengunakan kata Dawa‟un yang berarti obat. Sebab nyatanya,
terkadang dengan obat orang bisa sembuh dan terkadang tidak mempunyai
pengaruh.80
Di antara syarat agar obat bermanfaat bagi seseorang yang sakit
adalah sikapnya yang menerima obat tersebut dan meyakini manfaatnya bagi
kesembuhan dirinya).
Syaikh Ibnu Thaimiyyah berkata, “Ruqyah artinya memohon
perlindungan. Al-Istirqa‟ adalah memohon dirinya agar diruqyah. Ruqyah
termasuk bagian dari do‟a.”81
Syaikh Saad Muhammad Shadiq berkata: “Ruqyah
Syar‟iyyah pada hakikatnya adalah berdo‟a dan bertawassul untuk memohon
78
Muhammad Faiz bin Mohd Nazri, Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit
Non Medis, Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2018), 9. 79
Abul Mundzir Khalil, Pengobatan Syar‟iyyah dari ganguan Jin, Sihir dan Penyakit
Jiwa,(Jakarta: Pustaka Progressif, 2005), 183. 80
Abdullah al-Sadhan, Cara Pengobatan dengan al-Qur‟ān, Penerjemah Muzaffar Sahidu,
(Islamhouse.com, 2009), 24. 81
Ibnu Thaimiyyah, Majmu‟ al-Fatawa, (Cairo:1965), Jilid 10, 195.
39
kepada Allah SWT akan kesembuhan orang yang sakit dan menghilangkan
gangguan jin dan setan.”82
Adapun cara dalam melakukan pengobatan atau penyembuhan terhadap
gangguan penyakit di atas, ialah dengan menggunakan bacaan ayat-ayat al-Qur‟ān
pada penderita penyakit. Adapun fungsi dari Ruqyah yang disebutkan di atas yaitu
pertama, sebagai terapi pengobatan bagi orang yang sakit gangguan jin atau sihir,
fisik dan psikis (stress atau gila) dan kedua, sebagai terapi pencegah searangan
dan gangguan segala makhluk, termasuk jin dan setan, binatang buas dan manusia
yang punya hasad dan dengki.83
Disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad,84
dari Usamah bin Syarik,
bahwasanya nabi saw bersabda:
فاء علمو من علمو وجهلو من جهلو ان الله لم ينزل داء الا انزل لو ش “Sesungguhnya Allah SWT tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan
Dia juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak
diketahui oleh orang lain.”
Ṭibbun Nabawī merupakan tata cara dan kaidah medis yang banyak
dicontohkan oleh rasulullah saw yang diwariskan melalui para sahabatnya yang
mulia. Jika umat Islam pada masa sekarang ini mau mempelajari dan meneliti
Ṭibbun Nabawī dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, rasanya bukan suatu yang
mustahil jika umat Islam akan dapat mengembangkan teknologi pengobatan yang
luar biasa hebat yang akan membawa kemaslahatan untuk umat.85
82
Muhammad Faiz bin Mohd Nazri, Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit
Non Medis,... 10-11. 83
Ibid, 61. 84 Al-Musnad (IV/278), Diriwayatkan juga oleh al-Humaidi (no, 824), Ibnu Syaibah
(VIII/2), Ibnu majah ( no, 3436), Abu Dawud (no, 3855), at-Tirmidzi (no, 2038), dan al-Bukhari
dalam al-Adabul Mufrad (no, 291), sanadnya Shahih. Terdapat pula riwayat sanad dari Ibnu
Mas‟ud. 85 Muhammad Ihsan, Pengobatan Ala Rasulullah Saw Sebagai Pendekatan Antropologis
Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat, Jurnal, Volume 4 Nomor 2,
156. Diakses melalui alamat: https://media.neliti.com, Publications, tanggal 11 November 2018.
40
Ṭibbun Nabawī meliputi banyak hal, diantaranya adalah madu, jintan
hitam, air mawar, cuka buah, air zam-zam, kurma dan berbagai jenis makanan dan
minuman yang menyehatkan lainnya. Selain itu, ada pengobatan dengan bekam
yaitu pengobatan yang berfungsi mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh
dengan cara disayat atau ditusuk dengan jarum, pengobatan ruqiyah yaitu
pengobatan atau terapi dengan bacaan al-Qur‟ān , ada juga system kompres,
karantina dan masih banyak lagi lainnya.
Namun, ada satu permasalahan yang harus diperhatikan di sini. Dzikir-
dzikir, ayat-ayat, do‟a-do‟a, atau obat-obatan yang digunakan untuk Ruqyah serta
penyembuhan, walaupun pada hakikatnya ia bermanfaat dan mampu
menyembuhkan, namun tetap mempunyai ketergantungan terhadap keadaan tubuh
penderita dan kuatnya pengaruh yang mengobati.
Jika terjadi keterlambatan dalam penyembuhan, hal itu disebabkan oleh
lemahnya pengaruh dan semangat dari pihak yang mengobati, dan lemahnya
tubuh, atau bisa jadi karena kuatnya faktor penghalang yang mencegah efek
penyembuhan dari do‟a tersebut.86
Hal ini sebagaimana terjadi pada obat-obatan dan penyakit fisik. Efek
penyembuhannya terkadang hilang disebabkan fisik penderita yang tidak sesuai
dengan obat tersebut, atau bisa jadi disebabkan oleh adanya suatu penghalang.
Jika kondisi fisik seseorang mampu menerima obat tersebut, tentulah tubuhnya
juga akan mendapatkan manfaat dari obat tersebut sesuai dengan kadarnya.
Demikian pula Ruqyah. Jika jiwa penderita mampu menerima Ruqyah dan
ta‟awudz tersebut dengan sempurna, sementara pihak yang meruqyah memiliki
pengaruh dan semangat kuat, maka Ruqyah tentu akan memberikan efek positif
dalam menghilangkan penyakit.
Hal yang sama juga terjadi pada do‟a maupun pengobatan lewat
kemampuan dokter dan pengaruh obat. Adapun do‟a termasuk sebab yang paling
86
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ad-Daa‟wa Ad-Dawaa‟, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i,
2009), 10.
41
kuat untuk mendapatkan keinginan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
dikehendaki. Meskipun demikian, terkadang do‟a tidak memberikan efek apapun,
begitupula dokter. Hal ini bisa terjadi disebabkan do‟a itu pada dasarnya memang
lemah, misalnya do‟a yang tidak disuka Allah SWT karena mengandung
kezhaliman, atau karena kelemahan hati orang yang berdo‟a serta tidak adanya
ketundukan pada Allah SWT. Mungkin juga hal itu disebabkan sesuatu yang
mengahalangi terkabulnya do‟a tersebut, seperti mengonsumsi makanan haram,
berbuat kezhaliman, tertutupnya hati dengan maksiat, serta kondisi jiwa yang
terkuasai dan terkalahkan oleh kelalaian juga oleh nafsu syahwat.87
ني الضر وانت ار حم الر احمين اني مس“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau
adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang.”
Do‟a tersebut merupakan do‟a ketika nabi Ayyub as sedang diderita
penyakit. Tidak tahan menahan rasa sakit yang dideritanya, ia kemudian berhajat
kepada Allah SWT, untuk kesembuhan penyakitnya. Di tengah kelemahannya
dalam menghadapi penyakit, ia berdo‟a kepada Allah SWT, “Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan yang Maha
Penyayang di antara semua Penyayang.” Seketika itu, Allah SWT mengabulkan
permintaan nabi Ayyub as.88
Kita tahu bahwa do‟a tersebut langsung dicuplikkan dari salah-satu ayat al-
Qur‟ān . Maka, sudah tentu keampuhan do‟a ini tidak bisa diragukan. Dalam al-
Qur‟ān telah dijelaskan bahwa al-Qur‟ān adalah Syifā‟un limā fiṣ ṣudur. Secara
tidak langsung, penggalan ayat tersebut menjadi do‟a nabi Ayyub as seakan
menegaskan jika al-Qur‟ān adaalah obat bagi apa yang terdapat dalam dada.
Penyebutan “ṣudur” dapatlah diartikan dengan hati. Hal ini menunjukkan
bahwa wahyu-wahyu Allah SWT itu berfungsi mengobati berbagai penyakit. Hati
87 Ibid, 10. 88
Muhammad Luthfi Zamani, Pasti Mustajab Koleksi Doa Penyembuh dan Pelindung dari
Penyakit, (Yogyakarta: Laksana, 2017), 187.
42
sebagai wadah yang menampung rasa cinta dan benci. Ia berkehendak dan
menolak. Dengan demikian, do‟a tersebut tidak hanya berlaku untuk satu jenis
penyakit, melainkan untuk mengobati berbagai jenis penyakit lainnya.89
Do‟a adalah obat yang amat bermanfaat dan bencana bagi musuh. Ia akan
memerangi, mengobati, mencegah, menghilangkan, ataupun meringankan
bencana yang menimpa.90
Ketika bersanding dengan musibah, do‟a mempunyai tiga kondisi sebagai
berikut:
1). Do‟a lebih kuat daripada musibah. Maka dari itu, do‟a mampu mencegah
terjadinya musibah.
2). Do‟a lebih lemah daripada musibah. Akibatnya, ia terkalahkan sehingga
musibah pun menimpa orang yang bersangkutan. Akan tetapi, do‟a bisa
meringankan musibah tersebut meski hanya sedikit.
3). Satu sama lain saling menyerang dan saling menghilangkan.
Orang yang salah persepsi menyangka bahwa rahasia terkabulnya do‟a tadi
ada pada lafazh do‟a yang digunakan. Maka, ia pun memakai lafazh itu, tetapi
mengabaikan berbagai perkara serta kondisi yang menyertai orang yang do‟anya
dikabulkan tadi.
Hal ini sama seperti orang yang menggunakan obat yang manjur, pada
waktu dan cara yang tepat, hingga obat itu bermanfaat baginya. Kemudian, orang
lain menyangka dapat memperoleh manfaat serupa hanya dengan memakai obat
yang sama (sementara ia mengabaikan berbagai segi lainnya yang menyertai
penggunaan obat tersebut). Orang seperti ini benar-benar telah salah persepsi.
Memang, banyak orang yang salah memahami permasalahan ini.91
89 Ibid, 188. 90
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ad-Daa‟wa Ad-Dawaa‟,...15. 91
Ibid, 29.
43
Pengobatan syar‟iyyah ialah penyembuhan yang berdasarkan syari‟at-
syari‟at agama Islam, hal yang tidak mengandung unsur kesyirikan atau hal-hal
yang bertentangan dengan ajaran Islam. Salah-satu contoh penyembuhan yang
bertentangan ialah azimat. Di sini, penulis menemukan sebuah kutipan amalan
mahabbah, yakni:
Di dalam kitab Mujarobat karya Syekh Ahmad Dairobi al-Kabir
menyebutkan bahwa beliau mendapatkan azimat mahabbah dan meluluhkan hati
seseorang dari sahabatnya. Caranya adalah dengan mencampur nama orang yang
dituju dengan al-aḥruf an-nariyah, berikut:
ا ه ط م ف ش ذKemudian, ambillah satu huruf dari al-aḥruf an-nariyah di atas, lalu ambil
pula satu huruf dari nama orang yang dituju dengan syarat, yang diambil terlebih
dahulu adalah satu huruf dari al-aḥruf-an-nariyah dan satu huruf dari nama orang
yang dituju. Amalan ini harus diawali dengan al-aḥruf an-nariyah dan diakhiri
dengan selain huruf al-aḥruf an-nariyah. Selain itu, tulisan tersebut ditulis pada
21 kertas dan dalam kertas itu terdapat kemenyan Arab (hashwah lubban dzakar).
Kemudian, letakkan kertas-kertas tersebut di atas api dan bacakan surah al-fatihah
padanya terus-menerus hingga asap hasil bakaran kertas itu tidak muncul lagi.92
Setelah itu,bacalah bacaan berikut ini:
ام لوا يا خد الاحروف النارية بقضاء حاجتي من فلان . والقاء محبتي ت وك ومودتي او محبة فلان في قلبو )قلبها( بحق ما ت لوتو عليكم
“Bertawakallah wahai para khadam (pelayan dari makhluk gaib) dari
huruf-huruf an-nariyah untuk memenuhi hajatku pada (...) dan untuk
menyampaikan cintaku dan kasihku (atau untuk menyampaikan
cinta...(disebutkan nama pembacanya) ke dalam hatinya, dengan
kebenaran dari apa yang aku bacakan pada kalian.”
92
Ahmad Dairobi al-Kabir, Kitab Mujarobat Referensi Terlengkap
Ilmu pengobatan dan Penyembuhan Islam, (Jakarta: Wali Pustaka, 2015), 17.
44
Amalan ini telah dicoba berkali-kali dan berhasil, dengan disertai
keyakinan yang bagus.93
Selain itu, disebutkan pula bahwa surah al-Nisa ayat 148 mempunyai
khasiat untuk mendapatkan melindungi diri dari orang yang zalim. Yaitu dengan
cara ayat tersebut ditulis di atas kertas, kemudian dibawa untuk menemui orang
zalim, seraya membacanya berkali-kali, orang zalim ini tidak akan
membahayakan melalui kezalimannya. Bahkan, ia tidak akan mampu berkata-kata,
kecuali dengan perkataan yang benar dan engkau tidak akan mendapatkan
kesusahan disebabkan kezalimannya.94
“Allah SWT tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus
terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah SWT adalah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Nisa‟:148)
Lalu adapula yang menyebutkan bahwa di antara khasiat surah al-Insyirah
dan surah al-Fil adalah sebagaimana dikutip oleh Imam Ghazali dari sebagian
orang shaleh, “Barang siapa membaca dua surah tersebut dalam dua rakaat shalat
Fajar, al-Insyirah pada rakaat pertama dan al-Fil pada rakaat kedua, akan
terlindungi dari musuhnya dan mereka tidak mampu lagi mencari jalan guna
mencelakakannya.” Al-Ghazali menambahkan, “Amalan ini mujarab dan
terbukti.”95
Hal yang tidak diperbolehkan ialah menggunakan ayat al-Qur‟ān sebagai
azimat, seperti percaya pada sesuatu dan melupakan kekuatan Allah SWT.
Disebutkan bahwa “Barangsiapa menulis surah Hijr kemudian mengalungkan
93
Ibid, 18. 94
Ibid, 131. 95
Ibid, 99.
45
tulisan itu pada dirinya, ia akan mendapatkan banyak rezeki dan keuntungan
dalam jual beli, serta dicintai manusia yang menginginkan bergaul dengannya.”96
Cara membentengi diri dari pengaruh sihir, yaitu:
1. Membentengi diri dengan keimanan
2. Selalu mengamalkan dzikir di waktu pagi dan petang
3. Mengkonsumsi jus kurma (kurma Madinah)
4. Janganlah mendatangi tukang sihir (dukun)
Berikut Terapi Kesehatan ala Rasulullah saw:
a. Penyembuhan dengan nutrisi
Proses konversi-transformasi makanan dari musim dingin ke musim panas
memberikan dampak negatif, seperti membantu berkembangbiaknya bakteri dan
mikrob yang mengakibatkan makanan tidak layak disimpan dan cepat menjadi
basi serta menjamur.97
Cara menjaga kesehatan yang paling sederhana ialah:
1. Pada jam-jam tertentu di siang hari diharuskan makan.
2. Tidak boleh berlebihan makan, tetapi tetap menjaga agar tidak
terlambat makan.
3. Tidak makan makanan antara dua makanan wajib, kecuali buah-
buahan.
4. Makanan harus dikunyah dengan baik dan benar.
5. Dilarang memperbanyak atau mempersedikit minum ketika
makan.
96
Ahmad Dairobi al-Kabir, Kitab Mujarobat Referensi Terlengkap
Ilmu pengobatan dan Penyembuhan Islam,...125. 97
Abdul Basit Muhammad Sayyid, Rahasia Kesehatan Nabi, judul asli at-Tagziah an-
Nabawiyah Fi Tsamaniyah, (Solo:Tiga Serangkai, 2008), 240.
46
6. Mengutamakan makanan yang mengandung gizi sempurna.
Penyakit liver dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi keju dari susu
murni dan minyak zaitun, usus buntu denagn mengonsumsi buah-buahan yang
mengandung zat susu, minum sedikit air dan tidak boleh menyentuh makanan
yang memabukkan.
b. Penyembuhan dengan tumbuh-tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan terdiri atas berbagai macam zat yang terkumpul di
dalamnya, bukan hanya zat yang ingan seperti yang diketahui khalayak ramai.
Tumbuh-tumbuhan kaya akan berbagai vitamin sekaligus pengganti berbagai
macam vitamin alami dan buatan yang dapat memudahkan fungsi kontraksi tubuh.
Tumbuh-tumbuhan sangat berperan aktif karena terdiri atas zat-zat penting yang
dibutuhkan bagi perkembangan manusia, seperti oksigen, belerang, nitrogen,
arsen, fosfor, karbon, mineral, kalium dan lain–lain. Hal ini membuktikan bahwa
sebagian besar penyakit berkaitan erat dengan kekurangan zat-zat yang
dibutuhkan tubuh seperti terjadinya penyakit infeksi persendian serta alergi yang
disebabkan kekurangan zat besi dan kalium.98
c. Penyembuhan dengan pijat tulang
Penelitian dan eksperimentasi laboratorium telah membuktikan bahwa
cepat atau lambat kelainan yang terjadi pada otot, tulang, dan tulang punggung
akan menyebabkan cacat tulang punggung, proses fungsi organ tubuh (fisiologi)
juga dapat merusak tulang punggung.
Pijat tulang mempunyai fungsi utama yang spesifik, terutama menyangkut
organ tubuh yang berfungsi membersihkan zat yang berbahaya bagi tubuh dan
organ tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan dan metabolisme tubuh, seperti
ginjal, hati dan limfa.99
98
Ibid, 242. 99
Ibid, 245.
47
Segala macam bentuk pengobatan, hanyalah sebagai wasīlah untuk
mendapatkan kesembuhan. Sedangkan kesembuhan itu terjadi karena izin Allah
SWT, karena Rabb yang memberikan suatu penyakit, maka ia pula lah yang dapat
menyembuhkannya.
Ternyata, pengobatan dengan menggunakan ayat al-Qur‟ān sudah pernah
dilakukan pada masa rasulullah saw. Hal ini dilihat dari fungsi al-Qur‟ān yang
dijadikan sebagai wasīlah. Setiap kali rasulullah saw mengalami rasa sakit pada
tubuhnya, ia menggunakan bacaan surah al-Ikhlāṣ, al-Falaq dan al-Nās yang
ditiupkan pada bagian yang terasa sakit. Sebagaimana hadits nabi saw berikut ini:
اذاشتكى يقرا على حديث عائشة ان رسول الله صلى الله عليو وسلم كان ا اشتد وجعو كنت اقرا عليو وامسح بيده رجاء ذات وينفث ف لم نفسو بالمعو
ب ركتها اخرجو البخاري في كتاب فضائل القران باب المعوذاتAisyah ra. Berkata: “Jika rasulllah saw merasa sakit, lalu beliau
membacakan pada dirinya sendiri surat al-Ikhlas, al-Falaq, Al-Nas, dan
meniup di bagian yang terasa sakit. Ketika penyakit makin berat, maka aku
yang membacakan dan aku menghapuskan tangan nabi saw ke badannya
karena mengharap berkahnya.” Dikeluarkan oleh Bukhari, kitab
keutamaan al-Qur‟ān bab, bab surat-surat mu‟awwidzat)100
Maka, masyarakat Desa Talang Segegah mengambil keyakinan adanya
khasiat sebagai penyembuh dari ayat-ayat al-Qur‟ān . Adapun ayat yang sering
digunakan oleh Masyarakat Desa Talang Segegah dalam media pengobatan ialah
sebagai berikut:
100
M Fuad bin Abdul Baqi, Hadits Shahih Bukhari Muslim Himpunan Hadits Tershahih
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, (Jawa Barat: PT Fathan Prima Media, 2016), 618.
Lihat juga Abu Abdullah Muhammad, Shohih Al-Bukhari, Jilid 3, Kitab keutamaan al-Qur‟ān, Bab
Mu‟awwizat, (Cairo: Darul Fikri, 2005), 105.
48
1. Surah al-Fatihah
“1. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. 3. Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5.
Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus. 7. (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”101
2. Surah al-Nas
“1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. 5. Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia. 6. Dari (golongan) jin dan
manusia.”102
3. Surah al-Falaq
“1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. 2.
Dari kejahatan makhluk-Nya. 3. Dan dari kejahatan malam apabila telah
101 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...1. 102
Ibid, 604.
49
gelap gulita. 4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang
menghembus pada buhul-buhul. 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia
dengki."103
4. Surah al-Ikhlas
“1. Katakanlah: "Dia-lah Allah SWT, yang Maha Esa. 2. Allah SWT
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada
beranak dan tidak pula diperanakkan. 4. Dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia."104
5. Surah al-Lahab
“1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan
binasa. 2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia
usahakan. 3. Kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. 4. Dan
(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. 5. Yang di lehernya ada tali
dari sabut.”105
E. Ayat-Ayat Syifā‟ Dalam Al-Qur‟ān
1. Surat at-Taubah ayat 14-15
103
Ibid, 604. 104 Ibid, 604. 105 Ibid, 603.
50
”Perangilah mereka, niscaya Allah SWT akan menghancurkan mereka
dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah SWT akan menghinakan
mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-
orang yang beriman. Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin.
dan Allah SWT menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Allah
SWT Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-Taubah (9):14-
15)106
Asbab Al-Nuzul:
Abu Syaikh meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata “Dituturkan kepada
kami bahwa ayat ini turun tentang suku Khuzaa‟ah ketika mereka membunuhi
Bani Bakr di Madinah.”107
Abu asy-Syaikh meriwayatkan dari Ikrimah, ia berkata,”Ayat tersebut turun
mengenai Khuza‟ah.”
Abu asy-Syaikh meriwayatkan dari as-Suddi,”Serta melegakan hati orang-
orang yang beriman.” Ia berkata,”Mereka adalah Khuza‟ah, sekutu nabi saw,
Allah SWT melegakan hati mereka dari Bani Bakar.”
Penafsiran Ayat:
Menurut Ibnu Katsir, kata Yasyfi pada ayat 14, mengandung arti
melegakan hati. Ayat sebelumnya merupakan himbauan dan anjuran kepada
orang-orang mukminin untuk memerangi orang-orang musyrikin yang telah
melanggar perjanjian dan merusak sumpah mereka sendiri, bahkan pernah
berusaha sekuat hati untuk mengeluarkan rasulullah saw dari Makkah. Kemudian
pada ayat 14 ini, Allah SWT membesarkan hati orang-orang mukmin dan
106
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...189. 107
Imam asy-Syuyuthi, Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān, (Jakarta:
Qisthi Press, 2018), 211.
51
memperteguh semangat mereka. Penutup ayat, Allah menerima taubat hamba-
hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dia berbuat apa yang dikehendaki, dan
menakdirkan apa yang diinginkan.108
2. Surat Yunus ayat 57
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus
(10): 57)109
Asbabun Nuzul: Tidak ditemukan
Penafsiran Ayat:
Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan kata Syifā‟un ialah
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada. Ayat ini
mengingatkan manusia bahwa Dia telah memberi karunia-Nya dengan
menurunkan “al-Qur‟ān ” kepada rasul-Nya, Muhammad saw yang mengandung
pelajaran, pencegah perbuatan jahat, penyembuh dari penyakit-penyakit ragu dan
was-was yang berada di dada, petunjuk kepada jalan yang lurus dan sebagai
rahmat bagi orang-orang yang beriman.110
Menurut KH. Abdul Malik Amrullah, al-Qur‟ān adalah suatu obat bagi
apa yang ada dalam dada. Baik dalam bahasa Arab ataupun dalam bahasa kita
Indonesia (Melayu) dan seluruh bahasa di dunia ini, diakui orang tentang adanya
hati. Disebut juga hati sanubari, hati nurani. Kadang-kadang disebut juga dia
jantung. Tetapi, yang dimaksud dengan hati itu bukanlah semata-mata segumpal
108 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005), 19-
21. 109
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...215. 110 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4,...238.
52
daging yang terletak di dada sebelah kiri itu, sebagai pusat perjalanan darah yang
beredar tiap detik di dalam tubuh kita.111
Maka yang dimaksud dengan hati dalam
pemakaian bahasa itu ialah akal, budi, ilmu pengetahuan, dan perasaan halus.
Maka kebiasaan manusia itulah yang disebut oleh al-Qur‟ān sebagai dada atau
hati, sebagai pusat daripada gejala-gejala perasaan. Hati senang, hati susah, hati
kecewa, hati gembira, dan teranglah bahwa segala yang mengenai perasaan,
terpusatlah ke dalam nama hati atau dada.
Kemajuan pengetahuan Kedokteran tentang penyakit hati ini telah sampai
pada kesimpulan, bahwa sakit dalam hati dapat mempengaruhi juga kepada badan.
Bisa timbul penyakit-penyakit yang lain pada tubuh, karena ada penyakit dalam
hati. Misalnya sesak nafas, darah tinggi, darah rendah, penyakit gula, dan
sebagainya. Dan apabila timbul penyakit maka timbullah perasaan sedih yang
berkepanjangan. Makanya di dalama ayat ini, Allah SWT menyatakan unsur al-
Qur‟ān ialah suatu obat bagi yang dalam dada.112
3. Surat al-Nahl ayat 67-69
“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang
memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah SWT) bagi orang yang memikirkan. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-
sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibikin manusia", Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-
111
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura; Pustaka Nasional PTE LTD), Jilid 5, 3315. 112 Ibid, 3316-3317.
53
buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS.al-Nahl
(16):67-69)113
Asbab Al-Nuzul: Tidak ditemukan
Penafsiran Ayat:
Menurut Ibnu Katsir, kata Syifā‟un pada ayat 69 ialah obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Ayat ini menjelaskan tentang kehidupan lebah,
binatang yang lemah-lembut itu, betapa Allah SWT telah mengilhamkan
kepadanya cara membangun sarangnya, mencari makannya kemudian
menghasilkan madu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, terdapat
tanda kebesaran Allah SWT penciptanya dan pencipta seru sekalian alam.114
4. Surat al-Isra‟ ayat 82
“Dan Kami turunkan dari al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur‟ān itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. al-Isra
(17):82)115
Asbab Al-Nuzul: Tidak ditemukan
Penafsiran Ayat:
Menurut M Quiraish Shihab, ketika menafsirkan kata Syifā‟un yaitu yang
biasa diartikan kesembuhan atau obat dan dapat digunakan juga dalam arti
keterbatasan dari kekurangan, atau ketiadaan aral dalam memperoleh manfaat.
Bukan penyakit jasmani, melainkan ia adalah suatu penyakit ruhani (jiwa) yang
113
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...274. 114 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4,...620. 115
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...290.
54
berdampak pada jasmani. Ia adalah psikosomatik. Menurutnya, tidak jarang
seseorang merasa sesak nafas atau dada bagaikan tertekan karena adanya
ketidakseimbangan ruhani.116
5. Surat as-Syu‟ara ayat 75-80
“Ibrahim berkata: "Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang
selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? Karena
Sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan
semesta alam, (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, Maka Dialah
yang menunjuki aku, Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum
kepadaku, Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.”
(QS.as-Syu‟ara (26):75-80)117
Asbab Al-Nuzul: Tidak ditemukan
Penafsiran Ayat:
Menurut Ibnu Katsir, kata Yasyfīn mengandung arti menyembuhkan. Ayat
ini menceritakan tentang lanjutan dialog antara nabi Ibrahim as dengan ayahnya.
Ibrahim berkata: “Aku tidak menyembah Tuhan yang menciptakan aku dan yang
menunjukkan jalan bagiku, yang memberi makan dan minum kepadaku dan
apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkan penyakitku.”118
6. Surat al-Fusshilat ayat 44
116 M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟ān, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 531. 117
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...370. 118 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 6,...58.
55
“ Dan Jikalau Kami jadikan al-Qur‟ān itu suatu bacaan dalam bahasa selain
Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?" Apakah (patut al-Qur‟ān ) dalam bahasa asing sedang (rasul
adalah orang) Arab? Katakanlah: "al-Qur‟ān itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman
pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur‟ān itu suatu kegelapan
bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang
jauh.” (QS. al-Fusshilat (41):44)119
Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi
petunjuk bagi mereka.
Asbab Al-Nuzul:
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa‟id bin Jubair, bahwa
orang-orang Quraisy berkata, “Mengapa al-Qur‟ān itu tidak diturunkan dengan
bahasa „Ajam dan bahasa Arab?”. Maka turunlah ayat ini sebagai jawaban kepada
mereka, bahwa walaupun al-Qur‟ān itu diturunkan bukan dalam bahasa Arab,
pasti mereka akan menolak dengan meminta perincian lebih lanjut dengan bahasa
„Ajam dan bahasa Arab. Kemudian turunlah ayat selanjutnya (Surat Fushsilat ayat
45 yang menegaskan bahwa apapun yang diturunkan oleh Allah SWT, akan
diperselisihkan oleh mereka sebagaimana terjadi pada Kitab Taurat Musa).120
Penafsiran Ayat:
Menurut M Quraish Shihab, kata Syifā‟un berarti penyembuh. Salah-satu
yang dikatakan oleh orang kafir menyangkut al-Qur‟ān adalah bahwa:”Hati kami
berada dalam tutupan dari apa yang engkau seru kami kepadanya” (ayat 5),
sedang sebelum itu Allah SWT telah menegaskan bahwa al-Qur‟ān adalah “Kitab
119
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Woman,...481. 120
Imam asy-Syuyuthi, Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān,...382.
56
yang dirinci ayat-ayatnya” (ayat 2). Nah, di sini para pendurhaka itu dikecam oleh
ayat di atas dengan menyatakan: Sungguh kami telah menurunkan al-Qur‟ān
dalam bahasa yang mereka mengerti dan jika seandainya kami menjadikannya
yakni al-Qur‟ān itu suatu bacaan dalam bahasa non Arab atau bahasa Arab yang
tidak jelas bagi orang-orang kafir itu maknanya, tentulah mereka
mengatakan: ”Mengapa tidak dijelaskan dan dirinci ayat-ayatnya?” Komentar
kaum musyrikin dibantah bahwa: Apakah patut al-Qur‟ān dalam bahasa asing,
sedang rasul yang menyampaikannya adalah orang Arab dan masyarakat pertama
yang ditemuinya adalah masyarakat berbahasa Arab: Katakanlah: Ia yakni al-
Qur‟ān itu secara khusus bagi orang-orang yang beriman adalah petunjuk yang
dapat menyingkap kebingungan dan penyembuh segala macam penyakit kejiwaan.
Mata dan telinga mereka terbuka lebar memperhatikan dan mendengarkannya.
Dan orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada sumbatan, karena
itu mereka tidak memperoleh manfaat dari kehadiran al-Qur‟ān sedang ia yakni
al-Qur‟ān ini bagi mereka secara khusus adalah suatu kebutaan yakni mereka itu
adalah seperti orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh sehingga tidak
heran jika mereka tidak mendengar.121
Syaikh Wahbah Zuhaili menggunakan ayat-ayat Syifā‟ di atas sebagai
wasilah untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit. Adapun caranya ialah
dengan membacakan Surah al-Isra‟ ayat 82, Surah an-Nahl ayat 69, Surah
Fusshilat ayat 44, Surah Yunus ayat 57, Surah at-Taubah ayat 14, Surah al-
Mukminun ayat 115-118 dan Surah Hasyr ayat 21-24. Kemudian bacakan ayat-
ayat tersebut berurutan dengan niat memperoleh kesembuhan. Bisa pula
dibacakan pada anggota badan yang sakit atau orang lain yang sedang sakit. In
syaa allah, anda akan mendapatkan kesembuhan. Apabila sakit itu semakin parah
121
M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟ān, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 428-429.
57
hingga menimbulkan kematian, maka in syaa allah dosa-dosanya akan
diampuni.122
F. Pandangan Ulama Tentang Syifā‟
Perkataan ulama di sini adalah orang-orang yang telah ahli dan menguasai
ilmu yang haq, baik pemahamannya, pengamalannya dan pengalamannya.
Ulama ialah seorang hamba Allah SWT yang sangat takut dan taat kepada-
Nya, ia memiliki potensi kenabian yang telah Allah SWT anugerahkan kepadanya
sebagai ahli waris para nabi-Nya. Dengan potensi itulah ia mampu dan mahir
untuk menjalankan, meneruskan, mengembangkan dan memelihara esensi ajaran
keimanan, keislaman, keihsanan dan ketauhidan secara baik, utuh dan
sempurna.123
Pada hakikatnya, Allah SWT lah yang Maha Penyembuh, Maha Obat dan
Maha Penyehat. Dan adakalanya dalam proses secara langsung (pribadi),
adakalanya diutus dengan seorang malaikat-Nya atau nabi-Nya atau ahli waris
nabi-Nya. Mereka itu adalah sebagai berikut:
1. Syaikh Imam Abil Qasim al-Qusyairi yang menerangkan bahwa “Suatu waktu
anaknya yang sedang mengalami sakit yang mengkhawatirkan, sehingga beliau
merasa putus asa. Kemudian, dalam tidurnya beliau langsung bermimpi
bertemu dengan rasulullah saw, lalu beliau bertanya:”Apakah ada suatu
penyakit yang telah diderita seorang anaknya?” Kemudian rasulullah saw
berkata:”Apakah engkau tidak mengetahui suatu ayat Syifā‟ (ayat-ayat
penyembuh)?”. Tatkala aku bangun dari tidur, maka kubuka al-Qur‟ān dan
kuperhatikan. Maka terdapat ayat-ayat Syifā‟. Kemudian, segera kutulis diatas
kertas, lalu kuberikan minuman air tersebut kepada anakku.” Tidak beberapa
122 Muhammad Zaairul Haq, Kumpulan Khasiat dan Keutamaan Surah-Surah Al-Qur‟ān
Untuk Pengobatan dan Mengatasi Persoalan hidup Sehari-hari, (Jakarta: Wali Pustaka, 2014), 95-
99. 123
Nurul Hikmah, Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat al-Isra (17):82, Q.S.
Yunus(10):57 dan Q.S.an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir al-Misbah),...27.
58
lama, anak yang sedang mengalami kesakitan itu berangsur sembuh, hingga
akhirnya ia benar-benar sembuh dari penyakitnya.124
2. Ibnu al-Hajj menerangkan dalam kitabnya al-Madkhal, sebagai berikut:”Tidak
mengapa melakukan pengobatan dengan Nasyrah, yaitu melunturkan suatu
tulisan ayat-ayat al-Qur‟ān yang dituliskan di atas kertas atau bejana dengan
sebuah air dan kemudian langsung meminum air tersebut.”125
124
Ibid, 30. 125
Ibid, 30.
59
BAB IV
PENGGUNAAN AYAT AL-QUR‟ĀN
SEBAGAI PENGOBATAN DI DESA TALANG SEGEGAH
A. Pemahaman Masyarakat Desa Talang Segegah tentang Ayat-Ayat Syifa
Mayoritas masyarakat Desa Talang Segegah adalah beragama Islam.
Hampir dipastikan setiap anak di Desa Talang Segegah setelah menyelesaikan
pendidikan SD, mereka melanjutkan pendidikan mereka ke pondok pesantren
untuk memperdalam ilmu agama mereka. Masyarakat Desa Talang Segegah
masih memegang tradisi dan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya fakta bahwa mereka masih menggunakan
pengobatan dengan menggunakan ayat al-Qur‟ān , do‟a dan perantara dengan
menggunakan tumbuh-tumbuhan maupun air. Berhubungan dengan hal itu, hanya
ada beberapa orang saja yang mengetahui cara melakukan pengobatan tersebut,
sehingga biasanya mereka meminta bantuan kepada orang tersebut.
Ada sebagian warga yang mempunyai kepercayaan bahwa dengan
meletakkan tebu selama beberapa hari di kuburan yang dianggap keramat dapat
memberikan obat atau yang dimaksud disini ialah obat penerang hati agar anak
mereka dimudahkan dalam menuntut ilmu. Namun, seiring waktu pula
kepercayaan tersebut mulai memudar dan hilang hingga sekarang. Saat ini,
mereka lebih percaya kepada pengobatan dokter maupun do‟a dengan disertakan
bacaan ayat al-Qur‟ān .126
Namun, terkadang disamping bacaan tersebut, ada juga
diselingi dengan jampi-jampi yang dianggap bisa memudahkan proses
penyembuhan. Ternyata, tidak semua penyakit dilakukan bacaan jampi-jampi. Hal
ini dapat dilihat dari beberapa keterangan tentang pengobatan penyakit yang
disampaikan oleh Ibu Muslimah. Biasanya bacaan jampi-jampi itu didapatkan
secara turun-temurun, dan dari mulut ke mulut. Hal ini dilakukan pula oleh dukun
kampung yang dianggap mampu menangani penyakit, bahkan obat guna-guna
126 Hasil wawancara dengan bu Muslimah pada tanggal 03 Februari 2019.
60
atau pengasih lainnya. Jadi, tidak semua masyarakat memakai jampi-jampi dalam
proses pengobatan, umumnya mereka hanya menggunakan bacaan do‟a, shalawat
dan ayat al-Qur‟ān . Karena mereka berkeyakinan bahwa al-Qur‟ān adalah
penyembuh segala macam penyakit.
Dapat diketahui pula, bahwa dulunya ada sebagian orang yang
menggunakan mantra sebagai ilmu pengasih. Adapun di antara mantra tersebut
ialah sebagai berikut:
“Teruntuk undang-undang di muho, aku pakai penunduk ke undang
burung cinto kasih kepada...Bulan taburo di keningku pindang taburo
di mukoku, budak kecik tuo mudo becinto di mukoku kasih sayang, aku
pakai kelapo nio, asyhadu alla ila ha illallah, wa asy hadu anna
muhammadar rosulullah.”
Terjemahan: “Aku pakai obat pemikat cinta kasih kepada si Fulan... Bulan
purnama terletak di keningku yang bercahaya, anak kecil, tua ataupun
muda, semua mencintaiku, aku pakai kelapa, aku bersaksi tiada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad utusan Allah”.
Mantra di atas dibaca pada proses pembuatan minyak kelapa atau yang
disebut minyak gilo. Disebut minyak gilo karena minyak tersebut dapat menjadi
pengasih atau timbulnya kasih sayang bagi seseorang yang memakainya. Entah itu
dari usia muda maupun tua. Siapapun dapat mencintai si pemakainya. Nampaknya
masih ada orang tertentu yang menggunakan mantra ini. Jika dilihat dari sisi
agama, tentu hal seperti ini dilarang dan dianggap syirik. Syirik merupakan dosa
besar dan tidak terampuni oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sebaiknya hal seperti
ini dihindari.
Segala bentuk pantun dan mantra lama, mulai ditinggalkan sebagai media
pengobatan sejak Tahun 1984. Waktu itu, Abu Yazid yang dianggap sebagai
kepala adat mendapat teguran dari seseorang yang bernama Ustad Hilmi, beliau
lulusan Al-Azhar, Mesir. Ketika menyebutkan mantra-mantra pengobatan tersebut
kepada beliau, ia pun tertawa dan merasa ada sesuatu yang mengganjal dan perlu
61
ditinggalkan. Makanya, ia menyuruh warga sekitar untuk menggantikan media
pengobatan dengan mantra, diganti dengan bacaan ayat al-Qur‟ān , do‟a, dzikir,
ataupun shalawat nabi saw.127
a. Bentuk Pengobatan Masyarakat Desa Talang Segegah
Berdasarkan pengamatan penulis, mayoritas masyarakat Desa Talang
Segegah menggunakan pengobatan yang disebutkan di atas. Biasanya salah
seorang dari keluarga si penderita mendatangi rumah seseorang yang dianggap
bisa melakukan ramuan pengobatan tersebut, dalam hal ini yang dimaksud ialah
pengobatan untuk penyakit demam panas atau disapa, angin duduk dan lain-lain.
Namun, ada pula bagi beberapa orang yang melakukan ramuan tersebut sendiri di
rumah karena pernah tahu dari seseorang. Pengobatan yang mereka lakukan lebih
dominan menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan. Pengobatan ini
lebih menunjukkan pada penyembuhan penyakit fisik.128
Gambar Sekilas Proses Pengobatan di Desa Talang Segegah
Adapun pelaksanaan pengobatan yang disebutkan di atas, dilakukan di
rumah si penderita, yang mengoleskan obat-obatan tersebut ialah anggota
keluarga sendiri, sesama perempuan atau sesama lelaki. Selain itu, juga
127 Hasil wawancara dengan Abu Yazid pada tanggal 03 Februari 2019. 128 Hasil wawancara dengan bu Muslimah pada tanggal 03 Februari 2019.
62
menggunakan kain yang menutup aurat si penderita. Hal tersebut dilakukan agar
tidak terjadinya fitnah dalam proses pengobatan tersebut.
Ada beberapa ramuan dalam mengobati beberapa jenis penyakit yang
digunakan dalam pengobatan di Desa Talang Segegah. Hal tersebut ialah sebagai
berikut:
1. Obat Demam Panas
Biasanya dalam hal ini menggunakan daun rambutan yang tidak terlalu tua
sebagai wasilah penyembuhan. Daun rambutan tersebut dipotong pangkalnya, lalu
diiris dan diremas ke dalam air. Sambil membaca surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-
Falaq, al-Nas dan shalawat nabi saw. Shalawatnya ialah:
د وعلى آلو وصحبو وبارك د ومولانا محم اللهم صل على سيدنا محم وسلم
“ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu
Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan
keselamatan”
Setelah air menyatu dengan rambutan yang telah menjadi berlendir dan
berwarna kecoklatan, berarti penderita mengalami keteguran. Setelah itu, air
rambutan tersebut diusap pada bagian kepala, wajah, rata ke tubuh lainnya.
Gambar Obat daun rambutan
63
Selain itu, juga bisa menggunakan perantara kunyit, kapur, pinang muda
atau bawang merah. Dengan membacakan surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, al-
Nas dan Shalawat seperti yang disebutkan di atas. Caranya: bahan itu di belah dua,
setelah itu dibacakan ayat dan shalawat yang dimaksud, lalu tiup pada bahan yang
disatukan. Setelah itu, bahan itu diletakkan keduanya di atas tangan, jika yang
satu telentang dan yang lain telungkup berarti penderita mengalami keteguran.
Kemudian, bahan tersebut diratakan pada bagian kanan bagi yang telentang,
kenakan dari ujung rambut sampai kaki, begitu pula sebaliknya. Lalu, bahan
tersebut di buang secara terpisah.129
2. Obat Luka Lebam (biasa dikenal tepung setawa sedingin)
Biasanya obat ini digunakan pada penderita yang terjatuh atau luka lebam
pada anggota tubuhnya.
Bahan:
Kencur
Beras
Kunyit
Daun setawa sedingin
Air biasa
Cara menggunakan:
Bahan tersebut digilingkan dan diaduk rata. Setelah itu, oleskan pada
bagian yang lebam atau terluka sambil membaca surah al-Fatihah 3x, surah al-
Ikhlas 3x, dan shalawat, berikut:
د وعلى آلو وصحبو وبارك وسلم د ومولانا محم اللهم صل على سيدنا محم“ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu
Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan
keselamatan”
Biasanya dalam adat melayu Jambi, obat ini dilakukan oleh si majikan
tempat penderita bekerja, atau kecelakaan kerja.
129 Hasil wawancara dengan bu Muslimah pada tanggal 03 Februari 2019.
64
3. Obat menghilangkan angin (dikenal penyakit angin duduk)
Dengan menggunakan minyak sayur atau minyak tanah. Kemudian,
dioleskan ke tubuh sambil membaca:
اسال الله العظيم رب العرش العظيم ان يشفيك “Aku memohon kepada Allah SWT yang Maha Agung, Tuhan Pencipta
singgasana „Arsy yang Agung, agar berkenan menyembuhkanku.”
Adapun bagi penderita yang mengalami penyakit angin duduk, maka
cukup gunakan minyak yang diurut dari atas ke bawah pada bagian perut sambil
membaca do‟a tersebut.130
Menurut pengamatan penulis, ternyata ada sebuah penelitian dari Dr.
Dhiyak al-Haj Husen. Ia adalah seorang pakar kesehatan bidang rematik di Inggris,
anggota Asosiasi Pengobatan Sakit Punggung dan Akupuntur Inggris, dan anggota
Asosiasi Pengobatan Sakit Punggung dengan menggunakan Laser di Amerika.
Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan, ia mencoba menggabungkan metode
pengobatan modern dengan metode nabi Muhammad saw (Ṭibbun Nabawī).
Penelitian ini bertujuan mengetahui dengan pasti sejauh mana efektifitas laser
yang diiringi do‟a dalam mengobati penyakit punggung atau tulang belakang yang
diderita pasiennya.131
Dr. Dhiyak menerapkan metode tersebut kepada 40 pasien berumur sekitar
30 sampai 65 tahun. Mereka adalah penderita penyakit punggung yang lebih dari
tiga bulan. Para pasien tersebut dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama
disembuhkan dengan menggunakan sinar laser ringan saja di tempat-tempat atau
titik-titik akupuntur sebanyak 40 titik di semua tubuh mereka. Kelompok kedua
adalah disembuhkan dengan cara yang sama, namun ditambah dengan do‟a yang
diajarkan oleh rasulullah saw,132
sebagaimana yang telah penulis sebutkan di atas.
Do‟a tersebut dibaca sebanyak 7 kali pada titik akupuntur saat
menggunakan laser, tanpa didengar dan diketahui oleh sang pasien bahwa Dr.
Dhiyak menggunakan do‟a tersebut, agar terhindar dari terjadi mispersepsi.
130 Hasil wawancara dengan nenek Bahare pada tanggal 27 Januari 2019. 131
Muhammad Luthfi Zamani, Pasti Mustajab Koleksi Doa Penyembuh dan Pelindung
dari Penyakit,...22. 132
Ibid, 23.
65
Penilaian tingkat rasa sakit dan sejauh mana kemampuan pasien untuk
membungkuk (rukuk) dilakukan langsung setelah selesai terapi. Kemudian,
dilakukan lagi secara bertahap 4 minggu, 8 minggu, 12 minggu, dan 6 bulan
setelah terapi.
Hasilnya, sangat mengagumkan. Kelompok kedua yang menggunakan
do‟a ternyata sudah mengalami proses kesembuhan secara signifikan sejak selesai
terapi, dan terus meningkat kesembuhannya sampai setelah 6 bulan berikutnya.
Sedangkan yang tidak menggunakan do‟a hanya mengalami sedikit perubahan
sejak selesai terapi, dan setelah beberapa pekan saja. Setelah 2 bulan, rasa sakit itu
kemudian datang kembali.133
4. Obat Sakit Telinga
Bahan yang digunakan ialah minyak kelapa hijau, sarang laba-laba yang
terdapat di rumah yang tidak pernah ada orang meninggal di dalamnya.
Campurkan minyak kelapa hijau tersebut dengan sarang laba-laba. Kemudian,
oleskan pada bagian telinga yang terasa sakit, sambil membaca surah al-Fatihah
dan shalawat:
د وعلى آلو وصحبو وبارك اللهم صل د ومولانا محم على سيدنا محم
وسلم “ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu
Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan
dan keselamatan”.
133 Ibid, 24.
66
5. Obat Sakit Terkilir
Gambar Daun Jelipuk
Pada sakit ini, biasanya menggunakan daun jelipuk. Daun tersebut didadar
di atas api hingga layu, kemudian dibalut pada bagian yang terkilir, sambil
membaca surah al-Fatihah dan shalawat:
د وعلى آلو وصحبو وبارك اللهم صل على د ومولانا محم سيدنا محم
وسلم “ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu
Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan
keselamatan”
6. Obat Orang Luka Terkena Barang Tajam (Dipampeh ganti rugi dalam istilah
Melayu Jambi)
Obat ini dilakukan pada orang yang terluka parah di tempat kerja atau
kecelakaan kerja, sehingga majikan harus ganti rugi atau dalam istilah adat bayar
pampeh. Bahan dan alat: tombak, batang pisang dan parang. Adapun prosesnya
ialah dilakukan pada waktu habis magrib di rumah majikan kerja. Diawali dengan
pepatah adat yang sambil bersaut satu sama lain oleh pemuka adat yang berbunyi:
67
“Luka luki lembam balu luko bapampeh lembam tepung tawa mati bebangun”
kemudian pemilik rumah atau tengganai luka mengulurkan tombak dengan orang
yang di bawah tangga, lalu orang yang menerima tombak langsung memancung
batang pisang yang telah ditanam di bawah tangga sebelum proses dilakukan.
Setelah itu, orang yang berada di bawah tangga naik ke rumah dan memercikkan
air tepung tawa kepada orang yang terluka di tubuh yang terluka parah tersebut.134
Adapun pengobatan ini, hanya tinggal 2 orang yang mewarisi sebagai tukang
pampeh, yaitu Ismail dan Dam, warga Desa Talang Segegah.
7. Obat Sakit Pinggang pada Anak Kecil
Adapun ramuan obat untuk anak kecil yang mengalami sakit pinggang,
antara lain: daun ubi kayu, daun pare, dan empedu ayam hitam.
Caranya ialah semua bahan yang disebutkan di atas dicampur menjadi satu,
sebelumnya daun ubi didadar di atas api terlebih dahulu, lalu diremas. Setelah
ketiga bahan dicampur, lalu tambah air matang ke dalamnya. Sambil dibaca surah
al-Fatihah dan shalawat nabi saw.
د وعلى د ومولانا محم آلو وصحبو وبارك اللهم صل على سيدنا محم وسلم
“Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu
Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan
keselamatan”
Apabila seorang hamba itu membentengi dirinya dengan dzikir, do‟a,
wirid, membaca al-Qur‟ān , beramal shaleh, membersihkan diri dari perbuatan
haram, menjauhkan diri dari alat-alat musik, nyanyian, gambar dan film yang
dapat membangkitkan hawa nafsu, serta berbagai bentuk najis baik yang dapat
dilihat maupun yang tidak dapat dilihat. Maka dengan izin Allah SWT, ia akan
terjaga dari tipu daya serta penguasaan jin dan setan. Dan kapan pun ia diuji
dengan nyanyian, alat musik, kesenangan dan hiburan permainan, maka Allah
SWT akan menjadikannya mudah dikuasai oleh jin dan setan sehingga dia akan
134 Hasil wawancara dengan Abu Yazid pada tanggal 03 Februari 2019.
68
musah terpengaruh oleh sihir serta perbuatan guna-guna, pelet, dukun dan
semisalnya.135
Tidak diragukan juga bahwa penyakit-penyakit non medis tidak dapat
diobati oleh para dokter dan ahli bedah. Ia hanya bisa diobati dengan bacaan al-
Qur‟ān , do‟a dan wirid al-Ma‟tsurat (yang diajarkan Allah SWT dan nabi saw
dalam al-Qur‟ān dan hadits).136
Jin adalah sejenis makhluk berwujud udara sedangkan manusia lubang
bulu roma. Oleh karena itu, mereka dapat masuk ke dalam tubuh manusia dari
bagian manapun.
Dalam hal ini Ibnu Abbas berkata: Yaitu dari hujung nyalanya api,
sedangkan hujung nyalanya api adalah merupakan udara panas yang keluar dari
api. Ketika jin masuk ke dalam tubuh manusia, makhluk ini langsung menuju otak,
melalui otak ini mereka dapat mempengaruhi bagian mana saja yang mereka sukai
dari tubuh manusia. Para dokter telah mengkaji dan membuktikan bahwa orang
yang terkena penyakit non medis (gangguan jin dan setan) memiliki gelombang
otak yang sangat halus dan sangat aneh yang ada di dalam otaknya. Ditambah lagi
dengan keterangan dari orang yang ahli tentang cara pengobatan orang yang
terkena penyakit non medis, bahwa jin itu memberitahukannya bahwa mereka ada
di otak mereka.137
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama meningkatkan keyakinan kita
kepada Allah SWT sebagai tempat berlindung dan penyembuh dari segala macam
penyakit. Hanya perlindungan-Nya yang dapat menyelamatkan kita daripada
gangguan yang tidak kita inginkan. Dan yakinlah bahwa segala sesuatu terjadi
atas izin Allah SWT, termasuk menyembuhkan dan menyehatkan hamba-hamba-
Nya.
b. Media Pengobatan Masyarakat Desa Talang Segegah
Berikut media yang digunakan dalam pengobatan yang dilakukan
masyarakat Desa Talang Segegah:
135 Muhammad Faiz, “Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit Non Medis”,
Skripsi, (Banda Aceh, UIN ar-Raniry Darussalam, 2018), 48. 136 Ibid, 48. 137 Ibid, 49.
69
1. Air
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Air ikut berpengaruh dalam proses
mengobati tubuh yang kekurangan cairan. Air yang biasa dijadikan wasīlah
pengobatan ini ialah air putih biasa, air yang sudah dibacakan surah yasin,
dan air zam-zam. Namun, air zam-zam jarang digunakan karena hanya bisa
diperoleh dari orang telah pulang dari tanah suci (Makkah). Kebanyakan
hanya air putih biasa lalu dibacakan ayat al-Qur‟ān atau do‟a.
2. Tumbuh-tumbuhan
Jenis-tumbuh-tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan tertentu, seperti
kunyit, daun rambutan, bawang merah, daun ubi kayu, buah pinang muda,
daun jelipuk, daun setawa sedingin, daun puding, daun jarak, kelapa dan lain
sebagainya.
3. Ayat al-Qur‟ān
Ayat al-Qur‟ān yang biasakan digunakan masyarakat Desa Talang
segegah sebagai media pengobatan ialah surah Yasin, surah al-Fatihah, surah
al-Falaq, surah al-Ikhlas dan surah al-Nas.
4. Shalawat nabi saw
Shalawat yang dijadikan wasīlah ialah berikut:
د وعلى آلو وصحبو وبارك وسلم اللهم صل عل د ومولانا محم ى سيدنا محم “ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu
Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan
keselamatan”
5. Do‟a
Do‟a ini disesuaikan dengan sakit yang diderita, seperti do‟a untuk
menghilangkan debu pada anggota badan ialah:
اسال الله العظيم رب العرش العظيم ان يشفيك
Artinya:
“Aku memohon kepada Allah SWT yang Maha Agung, Tuhan Pencipta
singgasana „Arsy yang Agung, agar berkenan menyembuhkanku.”
70
6. Mantra atau pantun lama
Mantra atau pantun lama, masih digunakan pada pengobatan pampeh,
namun pada pengobatan lainnya sudah ditinggalkan.
Mayoritas masyarakat Desa Talang Segegah menggunakan beberapa
wasīlah dalam penyembuhan suatu penyakit. Di antara wasīlah itu ialah bacaan
ayat al-Qur‟ān , do‟a, dzikir, shalawat nabi saw, air, tumbuh-tumbuhan ataupun
mantra. Wasīlah-wasīlah tersebut dianggap hanya sebagai syarat atau perantara
saja, sedangkan yang berkuasa menyembuhkan penyakit adalah Allah SWT.
B. Implementasi Ayat-Ayat Al-Qur‟ān sebagai Media Pengobatan di Desa Talang
Segegah
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara pada informan di
Desa Talang Segegah. Berikut sekilas pemaparan wawancara tersebut:
1. Nama : Pak Abdullah
Umur : 78 Tahun
Penyakit : Luka lebam
Penyembuhan : Tepung Setawa sedingin
Tanggal wawancara : 03 Februari 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara: Apa kabar Pak bo?
Narasumber: “Alhamdulillāh, sekarang sehat.”
Pewawancara: Saya ada yang mau ditanya, Pak bo. Obat luka lebam itu apa
pak bo?
Narasumber: : “Gunakanlah tepung setawa sedingin. Biasanya itulah yang
dipakai orang dusun ini.”
Pewawancara: Pak bo, pernah nyoba itu?
71
Narasumber: “Iya ada, waktu jatuh terpeleset di kebun. Jatuh, yang terluka
tangan ini menjadi lebam, sampai di rumah, saya minta tolong
untuk dibuatkan obat setawa sedingin.”
Pewawancara: Sehat Pak bo?
Narasumber: “Iya sehat. Kita yakin, allah lah yang sembuhkan, obat ini
perantara saja lah.”
Pewawancara: Iyalah, Pak bo. Terima kasih waktunya.
Narasumber: “Iya, sama-sama.”138
2. Nama : Bu Muslimah
Umur : 55 Tahun
Penyakit : Demam panas
Penyembuhan : Pakai obat daun rambutan
Tanggal wawancara : 03 Februari 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara: Apakah ibu pernah melakukan pengobatan dengan ayat al-
Qur‟ān ?
Narasumber: “Iya, pernah. Waktu terkena penyakit demam. Saya ini jarang
berobat ke dokter, kalau sakit biasanya hanya pakai obat
kampung. Kalau demam, pakai obat daun rambutan, nanti
ambil daun rambutan yang kira-kira tidak terlalu tua, dan tidak
pula terlalu muda. Potong daunnya, lalu dimasukkan ke dalam
air biasa, sambil diremas-remas baca al-Fatihah, sama 3 Qul.
Kalau berubah warna kecoklatan dan berlendir, biasanya kena
teguran, lalu air itu diusap pada bagian kepala.”
138
Hasil wawancara dengan Abdullah pada tanggal 03 Februari 2019.
72
Pewawancara: Sembuh, Bu. Penyakit demam tadi?
Narasumber : “Iya sembuh, demam panas tadi turun biasanya. Jelang
beberapa jam bereaksi obatnya tadi.”139
3. Nama : Bu Fatmawati
Umur : 41 Tahun
Penyakit : Terkilir
Penyembuhan : Pakai Daun Jelipuk
Tanggal wawancara : 03 Februari 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara : Maaf cik, jika mengganggu. Dulu cik pernah terkilir kan?
Narasumber : “Iya, udah lama kejadiannya.”
Pewawancara : Lalu, pakai obat apa cik, sehingga bisa sehat lagi?
Narasumber : “Oh, pakai daun jelipuk. Daun jelipuknya didadar di atas api,
hingga teksturnya berubah warna, lalu diremas pakai minyak
sayur. Ketika hendak menempelkannya di bagian yang
terkilir, baca al-Fatihah sama shalawat. Kita kan hanya ambil
syarat, kita yakin yang menyembuhkan tadi Allah lah.”140
4. Nama : Nenek Liho
Umur : 70 Tahun
Penyakit : Angin Duduk
Penyembuhan : Obat Bawang
139
Hasil wawancara dengan Muslimah pada tanggal 03 Februari 2019. 140
Hasil wawancara dengan Fatmawati pada tanggal 03 Februari 2019.
73
Tanggal wawancara : 04 Februari 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara : Nek, sayo ke sini mau tanya, tentang obat angin duduk, itu
bagaimana?
Narasumber : “Dulu nenek pernah terkena penyakit angin duduk. Sakit
nian, susah buat bernafas. Mungkin kalau tidak cepat diobat
tidak tahu lagi lah. Dulu Suami nenek, cepat-cepat ambil
bawang dibaca al-Fatihah...”
Pewawancara : Nenek yakin karena bawang sembuh tadi apa ayat al-
Qur‟ān ?
Narasumber : “Oh, itu hanya sebagai syarat, kita kan usaha, yang
menyembuhkan Allah.“141
5. Nama : Nenek Diba
Umur : 65 Tahun
Penyakit : Demam panas
Penyembuhan : Obat Daun Rambutan
Tanggal wawancara : 05 Februari 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara: Maaf mau tanya sebentar nek. Nenek pernah pakai obat kampung?
Narasumber: “Iya pernah, biasanya nenek pakai obat kampung lah. Nenek ini
jarang sakit, biasanya Cuma terkena demam. Kalau sudah demam,
langsung lah pakai daun rambutan sebagai obat.”
Pewawancara: Obat daun rambutan kebanyakan kayak orang itu ya nek?
141
Hasil wawancara dengan nenek Liho pada tanggal 04 Februari 2019.
74
Narasumber: “Iya, daun rambutan yang diremas ke dalam air, sambil baca al-
Fatihah dan 3 Qul itu.”
Pewawancara: Sembuh nek?
Narasumber: “Sembuh, Alhamdulillāh, kita kan usaha. Allah yang
menyembuhkan penyakitnya.”142
6. Nama : Nino Sawiyah
Umur : 75 Tahun
Penyakit : Demam panas
Penyembuhan : Obat Buah Pinang Muda
Tanggal wawancara : 05 Februari 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara: Nek, kalau demam, pakai obat apa biasanya?
Narasumber : “Nenek pakai obat sapa, yang putik buah pinang muda biasanya.
pinang mudanya dibelah dua, terus bacakan al-Fatihah dan
shalawat. Tapi juga ada yang pakai kunyit atau bawang merah.”
Pewawancara: Kalau penyakit yang terluka parah, itu pakai obat apa nek?
Narasumber : “Oh, itu ada obat pampeh, Pak bo Yazid, tau biasanya.”
Pewawancara: Sehat nek, jadinya?
Narasumber : “Alhamdulillāh sehat, itu ada anak ngah Maimun yang pakai itu
dulu, dia jatuh dari motor, sampai tidak bisa jalan. Setelah itu, ia
pakailah obat pampeh. Akhirnya, sekitar 3 hari, sembuh, bisa
jalan lagi.”143
142
Hasil wawancara dengan nenek Diba pada tanggal 05 Febrauari 2019. 143
Hasil wawancara dengan nino Sawiyah pada tanggal 05 Februari 2019.
75
Pada tanggal 03 Februari 2019, wawancara dengan Abu Yazid sebagai
tokoh adat di Desa Talang Segegah, yang menyatakan:”Dulunya obat di Desa ini
banyak menggunakan pantun lama pusaka usang. Saya ini, dapat bacaan-bacaan
pantun pusaka usang dari kebiasaan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Awalnya, macam-macam lah bacaannya, mungkin aneh. Namun kini, sudah
mulai ditinggalkan, karena mulai sadar, digantilah dengan bacaan yang pantas,
yaitu dengan membaca ayat al-Qur‟ān , seperti al-Fatihah, al-Falaq, al-Nas, al-
Ikhlas dan lainnya. Saya juga pernah ditegur, oleh ustadz Hilmi yang sekarang di
Malaysia, beliau menyuruh ganti bacaan-bacaan tersebut. Mulai kini, ada banyak
pantun lama ditinggal sebagai obat. Kita ini, menggunakan bacaan tadi sebagai
media, sedangkan yang menyembuhkan itu Allah SWT. Ini hanya usaha dengan
harapan penyakit itu bisa disembuhkan.”
Gambar Wawancara dengan Abu Yazid sebagai Tokoh Adat Desa Talang Segegah
Dari sekilas wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pengobatan
dengan ayat al-Qur‟ān hanya sebagai perantara dalam penyembuhan, serta adanya
khasiat al-Qur‟ān sebagai Syifā‟. Sehingga memberikan kesembuhan bagi yang
meyakininya. Namun, warga Talang Segegah berkeyakinan bahwa pengobatan ini
dapat menyembuhkan penyakit jasmani, sementara al-Qur‟ān menjelaskan
76
penyakit yang berhubungan dengan jiwa dan rohani. Tentu saja, sekilas tidak
terjadi sinkronisasi antara pengobatan yang dilakukan warga desa Talang Segegah
dengan apa yang dicantumkan dalam al-Qur‟ān . Namun, penyakit rohani yang
dimaksud warga Desa Talang Segegah bisa berdampak pada kesehatan fisik
seseorang.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa:
1. Yang dimaksud pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān ialah pengobatan dengan
menggunakan ayat-ayat al-Qur‟ān sebagai wasīlah dalam mendapatkan
kesembuhan dari suatu penyakit dengan tidak mengubah bacaan-bacaan ayat
al-Qur‟ān dari nash aslinya.
2. Pemahaman masyarakat desa Talang Segegah meyakini bahwa al-Qur‟ān
memiliki khasiat sebagai Syifā‟ (penyembuh). Namun, yang dimaksud
penyembuh bagi masyarakat Desa Talang Segegah adalah penyembuh bagi
penyakit fisik. Sementara al-Qur‟ān menyebutkan tentang penyakit-penyakit
yang berkaitan dengan jiwa, seperti keraguan, kegelisahan, dan sebagainya.
Jika dipahami, ternyata antara jiwa dan fisik saling memberikan dampak satu
sama lain. Apabila seseorang mengalami penyakit jiwa, akan memberikan
dampak bagi kesehatan fisik tubuh. Masyarakat desa Talang Segegah hanya
menjadikan ayat al-Qur‟ān sebagai media pengobatan dalam rangka ingin
menghidupkan al-Qur‟ān di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga al-
Qur‟ān akan dibaca terus-menerus dalam segi pengobatan.
3. Dalam proses pelaksanaan pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān hanya
dilakukan oleh orang yang pernah diberi tahu tentang ramuan obat tersebut.
Biasanya bisa dilakukan seperti Ruqyah (dibacakan) pada ramuan, yang
dilakukan oleh orang itu sendiri, atau pergi kepada orang yang mengetahui
pengobatan tersebut. Adapun waktunya dilakukan ketika seseorang
mengalami sakit saja, tidak dilakukan proses pengobatan secara massal.
Sedangkan hal ini dilakukan sesama mahromnya, atau orang lain yang tidak
berlawan jenis.
78
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut:
Penulis berharap kepada para pembaca dan khususnya bagi penulis, tulisan
ini dijadikan suatu bahan peringatan bahwa kajian Syifā‟ ini sangat luas. Untuk itu
juga, penulis perlu untuk mengkaji ulang dan terus menerus dilakukan evaluasi,
agar kajian tentang Syifā‟ ini dapat menjadi lebih baik. Maka dari itu, penulis
sangat menyarankan kepada pembaca untuk dapat menerapkan hal yang sama
dimaksud, agar dapat melanjutkan penulisan seperti ini, bahkan pada skala yang
lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. Ad-Daa‟wa Ad-Dawaa‟. Jakarta: Pustaka Imam
Syafi‟i, 2009.
Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. Thibbul Qulub Klinik Penyakit Hati. Jakarta: Pustaka
al-Kautsar, 2018.
Al-Kabir, Ahmad Dairobi. Kitab Mujarobat Referensi Terlengkap Ilmu
Pengobatan dan Penyembuhan Islam. Jakarta: Wali Pustaka, 2015.
Al-Kistolani. Pembelajaran orang Dewasa di Persinggahan Simpang Empat di
Desa Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin
Tahun 2015. Skripsi. Bangko: Program Sarjana STKIP Merangin, 2016.
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT Karya
Toha Putra, 1993.
Al-Tirmidzi, Muhammad Isa bin Saurata. Sunan al-Tirmidzi. Riyadh: Maktabah
al-Ma‟arif Linastsr Wa al-Tauzi‟, 1823.
Asy-Syayuti, Imam. Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān .
Jakarta: Qisthi Press, 2018.
Az-Zamakhsyari, Abu Qasim Jarullah Mahmud bin Umar bin Ahmad. Asasul
Balaghoh. Beirut: Darul Kutubul Ilamiyyah, 1998.
Baqi‟, M Fuad bin Abdul. Hadits Shahih Bukhari Muslim Himpunan Hadits
Tershahih yang Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Jawa Barat: PT
Fathan Prima Media, 2016.
Hamka. Tafsir al-Azhar. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD.
Haq, Muhammad Zairul. Kumpulan Khasiat dan Keutamaan Surah-Surah Al-
Qur‟ān untuk Pengobatan dan Mengatasi Persoalan Hidup Sehari-hari.
Jakarta: Wali Pustaka, 2014.
Haryanto. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakata: Erlangga, 2003
Hikmah, Nurul. Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat al-Isra (17):82,
Q.S Yunus (10):57 dan Q.S an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir al-Misbah).
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,2010.
Iqbal, M Sirojudin dan A Fadluli. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung: Angkasa,
2009.
Katsir, Ibnu. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir. Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005
Khalil, Abdul Mundzir. Pengobatan Syar‟iyyah dari Gangguan Jin, Sihir dan
Penyakit Jiwa. Jakarta: Pustaka Progresif, 2005.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia. Al-Qur‟ān
dan Terjemahnya Special For Woman. Bandung: Syaamil Al-Qur‟ān , 2005.
Latif, Umar. Al-Qur‟ān Sebagai Sumber Rahmat dan Obat Penawar (Syifa) Bagi
Manusia. Jurnal Bayan, 2014.
Lembaga Adat Provinsi Jambi Dan Pemerintahan Daerah Tingkat 1 Jambi. Buku
Pedoman Adat Jambi. Jambi: Lembaga Adat Jambi, 1994.
Lutfiyah. Kesehatan Jasmani dalam Al-Qur‟ān (Studi Tematik Ayat-Ayat Syifā‟)
dalam Al-Qur‟ān ). Skripsi. Semarang: Program Sarjana Institut Agama
Islam Wali Songo, 2012.
Muhammad, Abu Abdullah. Shahih al-Bukhari. Cairo: Darul Fikri, 2005.
Nazri, Muhammad Faiz bin Mohd. Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah dalam Mengobati
Penyakit Non Medis. Skripsi. Bnada Aceh: UIN ar-Raniry, 2018.
Rahmi Amir dan Yanti Widiastuti. Implementasi Ekstrak Daun Rambutan
(Naphelium Lappaceum L) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Larva
Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Ilmiah. I. No. I. 2018.
Sayid, Abdul Basit Muhammad. Rahasia Kesehatan Nabi. Judul asli at-Tagziah
an-Nabawīyah Fi Tsamaniyah. Solo: Tiga Serangkai, 2008.
Shihab, M Quraish dkk. Sejarah dan Ulum Al-Qur‟ān . Jakarta: Pustaka Firdaus,
2008.
Shihab, M Quraish. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟ān .
Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Syamsuddin, Sahiron. Metodologi Penelitian Living Qur‟ān dan Hadis.
Yogyakarta: TH-Press, 2007.
Thaimiyyah, Ibnu. Majmu‟ al-Fatawa. Cairo: 1965.
Tim Penyusun. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Uhuluddin
IAIN STS Jambi. Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016.
Y Nukman, Eva dan Wahyu, Edi. Etika Pengobatan Islam Penjelajahan Seorang
Neomodernis. Judul Asli Health and Medicine in The Islamic Tradition:
Cange and Identity karya Fazlurrahman. Bandung: Mizan, 1999.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hida Karya Agung,1990.
Zamani, Muhammad Luthfi. Pasti Mustajab Koleksi Doa Penyembuh dan
Pelindung dari Penyakit. Yogyakarta: Laksana, 2017.
Internet
Ali, Syamsyuri. Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif hukum Islam. Jurnal.
https://media.neliti.com/media/publications/57585-ID-pengobatan-
alternatif-dalam-perspektif-h.pdf, tanggal 21 Februari 2019.
Arti el-nino https://www.artiini.com/2016/03/pengertian-el-nino-dan-
dampaknya.html?m=1, tanggal 15 November 2018.
Dwisatyadini, Mutimanda. “Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Pencegahan dan
Pengobatan Penyakit Degeratif”. http://www. repository.ut.ac.id, tanggal
20 Juni 2018.
https://sites.google.com/site/fransiskussamuelrenaldi/my-notes-on-introductions-
to-information-technology/arti-pengobatan, pada tanggal 21 Februari 2019.
Ihsan, Muhammad. Pengobatan Ala Rasulullah Saw Sebagai Pendekatan
Antropologis Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra
Barat. Jurnal. Volume 4 Nomor 2. 156. https://media.neliti.com,
Publications. tanggal 11 November 2018.
Junaedi, Didi. “Living Qur‟ān : Sebuah pendekatan Baru dalam Kajian Al-
Qur‟ān (Studi kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasa Desa Kalimukti
Kec Pabedilan Kab Cirebon”. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/journal-
of-quran-and-hadith/article/view/2392. tanggal 25 Juni 2018.
Rinaldi, Fransiskus Samuel. “Arti pengobatan”.
Syafiq, Ahmad. Tinjauan Atas Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini. Bappenas.
Jurnal. (Jakarta: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat. FKMUI, 2007). 1.
http://staff.ui.ac.id, pada tanggal 15 November 2018.
Talang Segegah http://talangsegegah.blogspot.com/2012/08/batas-batas-
desa.html?m=1, tanggal 15 November 2018.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN (STUDI PEMAHAMAN
AYAT-AYAT SYIFĀ‟ PADA MASYARAKAT DI DESA TALANG
SEGEGAH)”
NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1.
-Letak Geografis Desa
Talang Segegah
-Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
-Setting
-Dokumen Geografis
-Perangkat Desa
2.
-Sejarah DesaTalang
Segegah
-Nama Pemimpin
-Wawancara
-Dokumentasi
-Perangkat Desa
-Dokumen Sejarah
Desa
3.
pemerintahan Desa Talang
Segegah
-Dokumentasi
-Dokumentasi Desa
4.
-Pemahaman masyarakat
Talang Segegah tentang
pengobatan dengan al-
Qur‟ān
-Wawancara
-Observasi
-Warga Desa Talang
segegah
-Tokoh Masyarakat
5.
-Impelementasi masyarakat
tentang pengobatan ayat al-
Qur‟ān
-Dokumentasi
-Wawancara
-Dokumentasi
-Dokumen Implementasi
-Praktik Implementasi
No Nama Usia Penyakit Ramuan Obat Sembuh Alamat Keterangan
1 Abdullah 45 Demam Daun rambutan Muaro Segegah
2 Abu Yazid 70 Lebam Tepung setawa Talang atas
3 Bustami 45 Terkilir Daun jelipuk - Kampung surau
4 Dayah 57 Demam Daun rambutan Talang atas
5 Fauziah 27 Demam Daun rambutan - Talang atas
6 Fiqoh 43 Lebam Tepung setawa - Muaro Segegah
7 Ganun 43 Lebam Tepung setawa Hijran baru
8 Gayah 60 Terkilir Daun jelipuk - Kampung surau
9 Humairoh 27 Demam Daun rambutan - Talang a tas
10 Ida 57 Terkilir Daun jelipuk Kampung Masjid
11 Jawe 57 Demam Daun rambutan - Talang atas
12 Juki 48 Demam Daun rambutan - Muaro segegah
13 Khalil 48 Lebam Tepung setawa Hijran baru
14 M Jamal 60 Lebam Tepung setawa - Hijran baru
15 M Yatim 60 Demam Daun rambutan - Talang a tas
16 Maryam 44 Demam Daun rambutan Talang a tas
17 Musa 57 Lebam Tepung setawa Muaro Segegah
18 Muslimah 56 Demam Daun rambutan Kampung surau
19 Nenek Bahare 75 Demam Daun rambutan Kampung surau
20 Nenek Liho 75 Masuk
angin Minyak tanah Kampung surau
21 Nino Sawiyah 80 Masuk
angin Minyak tanah Talang atas
22 Nuar 57 Demam Daun rambutan - Muaro segegah
23 Nur Simah 47 Demam Daun rambutan - Muaro segegah
24 Siti 23 Demam Daun rambutan - Talang atas
25 Siti Fatmawati 38 Lebam Tepung setawa - Kampung surau
26 Subai 47 Demam Daun rambutan Muaro segegah
27 Suhaili 48 Demam Daun rambutan Kampung surau
28 Timut 55 Demam Daun rambutan Muaro segegah
29 Yusuf 26 Masuk
angin Minyak tanah Hijran baru
30 Zara‟i 55 Lebam Tepung setawa - Hijran baru
Tabel Wawancara warga Desa Talang Segegah
CURRICULUM VITAE
Informasi Diri
Maya Sari dilahirkan di Desa Talang Segegah, Kecamatan Renah Pembarap,
Kabupaten Merangin, Jambi pada 28 Desember 1994. Putra dari Muhammad
Hakim dan Nur baiti. Adik Maya Sari adalah Hijrah Muhammad Saputra.
Riwayat Pendidikan
Lulusan UIN STS Jambi pada Tahun 2019
Alumni Pondok Pesantren Assalam Al-Islami, Palembang pada
Tahun 2014
Alumni MTS S Nurul Huda, Mendalo Darat pada Tahun 2010
Alumni SDN 73/IX Jaluko, pada Tahun 2007
Recommended