View
267
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
PERAN DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN
KOTA TANJUNGPINANG DALAM PENGELOLAAN RUANG
TERBUKA HIJAUDI KOTA TANJUNGPINANG
(Studi Terhadap Keberadaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang)
NASKAH PUBLIKASI
SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh
LEA ELISABETH PATURUAN
NIM: 100565201265
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2015
HALAMAN MOTTO
“Berani melangkah adalah jalan menuju sukses.”
Lukas 6:31
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian
kepada mereka.”
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk
S. Saragih, Bapak saya
dan
M. Br.Sinaga, Mamak saya
Yang tetap sabar dan murah hati.
PERAN DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN
KOTA TANJUNGPINANG
DALAM PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA
TANJUNGPINANG
(Studi Terhadap Keberadaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang)
ABSTRAK
LEA ELISABETH PATURUAN
NIM. 1005656201265
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 menyebutkan, proporsi ruang terbuka
hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah
kota, 20 (dua puluh) persen diantaranya adalah ruang terbuka hijau publik.
Proporsi tersebut, termasuk di dalamnya adalah Taman Kota, yang dilengkapi
dengan fasilitas rekreasi dan olahraga, dengan minimal ruang terbuka hijau 80-
90%, dan mampu mewujudkan fungsi ekologis, sosial budaya, ekonomi dan
estetika. Keberadaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang sangat penting, seiring
berkembangnya penduduk Kota Tanjungpinang. Dibutuhkan peran pemerintah
Kota Tanjungpinang, yaitu Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang dalam pengelolaan Taman Kota yang ada di Kota Tanjungpinang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi taman
kota yang ada di Kota Tanjungpinang dan untuk mengetahui peran Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam pengelolaan
Taman Kota, yaitu dalam penyelenggaraan perencanaan, pembangunan,
pengembangan, penataan, pemeliharaan dan pembinaan Taman Kota. Berdasarkan
pemaparan tersebut permasalahan penelitian ini adalah bagaimana peran Dinas
Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam pengelolaan
Taman Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif merupakan penelitian yang menggambarkan fenomena sosial tanpa ada
perbandingan dan menjawab hipotesa.
Hasil penelitian ini adalah belum maksimal peran yang dilakukan oleh
Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam
penyelenggaraan perencanaan, pembangunan, pengembangan, penataan,
pemeliharaan dan pembinaan Taman Kota. Pengawasan serta evaluasi yang
dilakukan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman belum maksimal. Saran
dari penelitian ini adalah Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang, lebih mengevaluasi dan meningkatkan perannya dalam
pengelolaan setiap kebijakan yang dilaksanakan, terutama dalam penyelenggaraan
perencanaan, penataan, pembangunan, pemeliharaan, serta peningkatan
pengawasan yang lebih rutin dan dilakukan terus menerus.
Kata Kunci: Peran Pemerintah, Pengelolaan, Taman Kota
THE ROLE OF TANJUNGPINANG GARDENING AND FUNERAL
CLEANLINESS’ DEPARTEMENT IN MANAGING GREEN SPACE IN
TANJUNGPINANG
(The Study of City Garden’s Existances in Tanjungpinang City
ABSTRACT
LEA ELISABETH PATURUAN
NIM. 100565201265
Law No.26 year 2007 mentioned that, open green space in city region at
least 30 percen of the city area, 20 percen of them is public open green space.
That proportion include city garden, which is completed with recreation and sport
facilities which it open green space at least 80 – 90 percen, and it able to create
ecology function, social culture, economy, and aesthetics. The existence of the city
garden in Tanjungpinang is very important, along with the development of the
citizen in Tanjungpinang. The goverment role of Tanjungpinang city, gardening
and funeral cleanliness’ department, is consucted in managing city garden in
Tanjungpinang city.
The purpose of this research is to find out the condition of the city garden
in Tanjungpinang city and to find out the role of Tanjungpinang gardening and
funeral cleanliness’ in managing city garden, in planning organization, building,
developing, structuring, maintaining, and founding city garden. Based on that
explanation this research problem is how is the role of Tanjungpinang gardening
and funeral cleanliness’ Department in managing city garden research method
used is qualitative description which this describes social phenomenon without
any comparison and answering comparison.
The result of this research is role of Tanjungpinang gardening and funeral
cleanliness’ Department in managing city garden, in planning organization,
building, developing, structuring, maintaining, and founding city garden is not
maximum yet.
Suggestions from this research is Tanjungpinang gardening and funeral
cleanliness’ Department need to evaluated increase the role in managing every
policy which is run firstly in planning organization, building, developing,
structuring, maintaining, and increasing suvervision which is more routine and
continue.
Key Words: Goverment role, Managing, City Garden.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................... ii
Abstrak Bahasa Indonesia ................................................................................. xii
Abstract Bahasa Inggris .................................................................................... xiii
Daftar Isi ............................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 1
1.3 Metode Penelitian ............................................................................ 2
1.4 Teknik Analisa Data ........................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Peran .................................................................................. 3
2.2 Otonomi Daerah .............................................................................. 3
2.3 Konsep Pengelolaan ........................................................................ 4
2.4 Konsep Ruang Terbuka Hijau .......................................................... 4
2.4.1 Ruang ..................................................................................... 4
2.4.2 Ruang Terbuka Hijau ............................................................. 5
2.4.2.1 Taman Kota.................................................................... ..... 5
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Kota Tanjungpinang......................................................................... 7
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Taman Kota di Kota Tanjungpinang ................................................. 8
4.2 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam
Pengelolaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang ............................. 9
4.2.1 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
dalam Penyelenggaraan Perencanaan Taman Kota ............. ..... 9
4.2.2 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
dalam Pembangunan Taman Kota ..............................................10
4.2.3 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
dalam Pengembangan Taman Kota.. ........................................... 11
4.2.4 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
dalam Penataan taman Kota ........................................................ 12
4.2.5 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
dalam Pemeliharaan Taman Kota …………………………….. 13
4.2.6 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
dalam Pembinaan Taman Kota …………………................. .. 14
4.3 Hambatan dan Kendala Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman Dalam Pengelolaan Taman Kota ..................... . 15
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 17
5.2 Saran .... ............................................................................................ 17
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota terbentuk sejak adanya kerumunan tempat tinggal manusia yang
relatif padat suatu kawasan tertentu dibanding kawasan disekitarnya. Besarnya
Daya Dorong Desa (push faktor) dibandingkan Daya Tarik Kota (pull factor).
Yaitu lahan pertanian yang terbatas, jenis pekerjaan yang terbatas, serta besar
pendapatan yang terbatas mendorong penduduknya mencari alternatif pekerjaan
yang lebih beragam yang lebih menjanjikan di kota (Paulus Hariyono, 2007:102).
Proporsi jumlah penduduk yang semakin cepat secara langsung
berimplikasi pada beberapa permasalahan yang terjadi di perkotaan. Mulai dari
pembangunan infrastruktur dasar dan pelayanan publik, kurangnya pelayanan air
bersih, sistem sanitasi yang baik, penyediaan rumah, pengangguran, transportasi
yang baik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan Kota dan termasuk di
dalamnya aspek lingkungan. Aspek lingkungan merupakan salah satu
permasalahan perkotaan yang sering terjadi. Dibutuhkan sebuah ruang terbuka
publik, yang mampu mengakomodirnya, yaitu terdapatnya ruang terbuka hijau.
Permasalahan keberadaan ruang terbuka hijau merupakan salah satu
masalah yang terjadi di Kota Tanjungpinang. Hal tersebut ditandai dengan masih
belum teratasinya masalah banjir dan kekeringan, dikarenakan kurang tersedianya
kawasan resapan air yang terjadi di Kota Tanjungpinang berupa ruang terbuka
hijau. Keberadaan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Tanjungpinang antara
lain, taman kota, hutan kota, jalur hijau yaitu media jalan dan jalur pejalan kaki,
ruang terbuka hijau sempadan sungai dan ruang terbuka hijau sempadan pantai.
Taman kota di Kota Tanjungpinang, dijadikan sebagai pusat rekreasi oleh
seluruh lapisan masyarakat Kota Tanjungpinang. Taman Kota adalah Taman
umum pada skala Kota, yang peruntukkannya sebagai fasilitas untuk rekreasi,
olahraga, dan sosialisasi masyarakat di kota yang bersangkutan.
Peran Pemerintah Kota Tanjungpinang khususnya Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang sangat dibutuhkan untuk
mengelola ruang terbuka hijau khususnya Taman Kota Tanjungpinang, sehingga
lebih terarah dan tercipta kembali fungsi utama dari Taman Kota, serta terjadinya
pemerataan pembangunan Taman Kota yang ada di Kota Tanjungpinang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Taman Kota yang ada di Kota Tanjungpinang ?
2. Bagaimana peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam
mengelola ruang terbuka hijau, khusunya taman kota yang ada di Kota
Tanjungpinang ?
3. Apa saja hambatan dan kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan
Pertamanan Dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam mengelola
ruang terbuka hijau, khusunya Taman Kota yang ada di Kota
Tanjungpinang ?
1.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
1.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif, yaitu hanya
memaparkan situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung. Metode ini
menggambarkan atau menjelaskan suatu hal kemudian diklasifikasikan sehingga
dapat diambil suatu kesimpulan.
1.3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di taman Kota Tanjungpinang dan Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang.
1.3.3 Jenis Data : Data Primer dan Data Sekunder.
1.3.4 Informan
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Seksi Penataan Dan Peningkatan Taman
2. Kepala Seksi Pemeliharaan Taman
3. Staf Tekhnik Seksi Pertamanan dan Pemakaman
4. Staff Pengelola pembibitan
5. Penjaga taman kota
6. Masyarakat Kota Tanjungpinang
1.3.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
Wawancara, Observasi (pengamatan), Dokumen.
1.3.6 Teknik Analisa Data Reduksi data; Penyajian Data;Penarikan kesimpulan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Peran
Gaebler Daam Djohan (Labolo Muhadam 2007:29) berpendapat bahwa:
“Peran pemerintah lebih sebagai pelayan masyarakat (Customer – driven
government) yang tidak bertujuan memperoleh kentungan atau profit, sehingga
haruslah “meeting needs of the customer, not the bureaucracy” (dimana lebih
mementingkan terpenuhinya kepuasaan pelanggan (Customer) dan akan
memenuhi apa yang menjadi kemauan birokrasi itu sendiri”.
Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat
sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan
masyarakat. Karena itu, kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum
(public services) sangat strategis karena akan sangat menentukan sejauhmana
pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat,
yang dengan demikian akan menentukan sejauhmana negara telah menjalankan
perannya dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya.
Soerjono Soekanto, (2002: 243) peran adalah merupakan aspek dinamis
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Pemimpin
memiliki peran informasional merupakan peran yang pada saat tertentu pemimpin
bertindak sebagai komunikator atau pemberi informasi (sender) penerima
informasi (receiver) dari bawahannya. Dalam melaksanankan informasional,
pemimpin berperan sebagai “pemonitor” (monitor) merekam dan meganalisis
informasi secara terus menerus, dan memanfaatkan informasi sebaik mungkin
untuk operasi organisasi dan sebagai pembagi (disseminator) menyebarkan
informasi penting kepada bawahan dan atasan atau kepada orang lain, dan sebagai
“Juru bicara” (spokesman, spokesperson), yang memberi informasi keluar
organisasi. (Silalahi Ulber, 2002:54).
Berdasarkan beberapa konsep di atas dapat disimpulkan bahwa peran
merupakan seperangkat kegiatan atau serangkaian perbuatan yang diharapkan
dilakukan atau dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok orang atau lembaga
karena kedudukannya dalam suatu masyarakat, dengan memberikan pelayanan
terbaik, sehingga mampu mencapai tujuan yang terbaik.
2.2 Otonomi Daerah
Undang–Undang Pemerintah Daerah, yakni UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 1 Ayat 5 menyebutkan
“Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang – undangan”.
Selanjutnya pada Pasal 1 ayat 6 menyatakan pengertian dari daerah
otonom adalah:
“Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
mayarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Fesler dan Leemans (Kaloh J, 2007:9) Otonomi Daerah adalah upaya
untuk mengatur kewenangan pemerintahan sehingga serasi dan terfokus pada
tuntutan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Otonomi
Daerah merupakan wewenang yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada
daerah baik kabupaten maupun kota untuk mengatur, mengurus, mengendalikan
dan mengembangkan serta mengoptimalkan sumber daya lokal sehingga dapat
dimanfaatkan sebesar – besarnya untuk kemajuan masyarakat di daerah sesuai
dengan peraturan perundang – undangan. Adapun tujuan dari Otonomi Daerah,
untuk meningkatkan pelayanan langsung pada masyarakat di daerah,
mensejahterakan masyarakat, serta memberikan ruang, agar masyarakat lebih
mengoptimalkan lagi sumber – sumber yang ada pada derahnya masing– masing.
2.3. Konsep Pengelolaan
Istilah pengelolaan dalam bahasa Inggris adalah managing, sebuah
perbuatan pengelolaan yang dilakukan. Pengelolaan adalah management.
Management juga dapat berarti kepemimpinan, ketatalaksanaan, kepengurusan,
pembinaan, penguasaan. Oleh karena itu, penulis menggunakan istilah
kepengurusan dan penguasaan untuk membahas konsep pada penelitian ini.
Berdasarkan Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2008:444) pengelolaan
adalah proses, cara, perbuatan mengelola; proses melakukan kegiatan tertentu
dengan menggerakkan tenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan
kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada
semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
2.4 Konsep Ruang Terbuka Hijau
2.4.1 Ruang
Konsep ruang kehidupan ini (biosphere) ini belakangan diubah atau
disesuaikan batasnya menjadi ruang yang didasarkan pada kemampuan teknologi
manusia dalam mengakses dan memanfaatkan sumber daya yang ada di alam,
sehingga menjangkau ruang yang jauh melebihi batasan–batasan alamiah
sebelumnya.
Ruang juga merupakan tempat berlangsungnya ekosistem. Dengan
demikian, ruang terdiri dari unsur–unsur berbagai ekosistem. Dengan demikian,
ruang terdiri dari unsur – unsur berbagai ekosistem seperti ekosistem hutan,
ekosistem pantai, ekosistem Kota, ekosistem pemukiman, dan seterusnya.
(Siahaan, N.H.T, 2004:07).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang bab 1 ketentuan umum ayat 1 ruang adalah
wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ruang adalah sebuah wadah
yang terdapat pada sebuah wilayah, dimana ruang tersebut terdapat kehidupan dan
manfaat bagi kelangsungan hidup manusia.
2.4.2 Ruang Terbuka Hijau
Chafid Fandeli (2004, dikutip Siahaan, N.H.T,2004:12 ) berpendapat
Ruang Terbuka Hijau Kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang
berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan
kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau
kegiatan olah raga, kawasan hijau pekarangan. Ruang Terbuka Hijau
diklasifikasikan berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan
struktur vegetasinya. Ruang Terbuka Hijau bertujuan untuk menjaga ketersediaan
lahan sebagai kawasan resapan air.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan
menyebutkan bahwa pengertian Ruang Terbuka Hijau adalah area
memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa pengertian Ruang
Terbuka Hijau kawasan perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu
kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi, dan estetika.
2.4.2.1 Taman Kota
Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras
dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan
dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan
luar ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman
yang sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman lingkungan, taman
bermain, taman rekreasi, taman botani.
Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang
sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung,
semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi. Dimana
Taman Kota adalah ruang yang berfungsi antara lain sebagai tempat bermain aktif
untuk anak-anak dan dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan
sebagai areal konservasi lingkungan hijau.
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.05/PRT/M/2008, Taman Kota adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan
estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat
kota. Taman Kota dapat menumbuhkan rasa sosialis yang tinggi di dalam
lingkungan perkotaan yang kini mengarah pada individualis. Menumbuhkan rasa
toleransi, tidak hanya terhadap sesama manusia melaikan terhadap mahkluk hidup
lainnya. Taman yang baik merupakan cerminan kota dengan manusia
(masyarakat) yang baik. Manusia (masyarakat) merupakan aspek penting dalam
sebuah kota, sehingga kualitas manusia (masyarakat) akan mempengaruhi kualitas
sebuah kota.
Taman Kota merupakan ruang di dalam Kota yang ditata untuk
menciptakan keindahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi
penggunanya. Selain itu, Taman Kota difungsikan sebagai paru-paru Kota,
pengendali iklim mikro, konservasi tanah dan air, dan habitat berbagai flora dan
fauna.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Kota Tanjungpinang
Kota Tanjungpinang adalah ibu kota dari provinsi Kepulauan Riau yang
terdiri dari beberapa pulau yang merupakan keistimewaan tersendiri bagi Kota
Tanjungpinang. Pulau penyengat merupakan salah satu ikon yang terkenal dari
Kota Tanjungpinang.
Kota Administratif Tanjungpinang terbentuk tanggal 18 oktober 1983
yang terdiri atas 2 kecamatan yaitu kecamatan Tanjungpinang Timur dan
kecamatan Tanjungpinang Barat. Seiring dengan perkembangan waktu, pada
tahun 2001 sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2001 tanggal 21 Juni 2001, kota Administratif Tanjungpinang berubah menjadi
Kota Tanjungpinang yang terdiri atas 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Empat
kecamatan tersebut adalah kecamatan Tanjungpinang barat, Tanjungpinang Kota,
Bestari dan Tanjungpinang timur.
3.2 Iklim di Kota Tanjungpinang
Wilayah Kota Tanjungpinang beriklim tropis basah, dengan temperatur
berkisar antara 18 - 30C. Rata-rata kelembaban udara sekitar 86 %, sedangkan
yang tertinggi dapat mencapai tingkat kelembaban 99 % dan yang terendah di
persentase 58 %. Gugusan kepulauan di Kota Tanjungpinang mempunyai curah
hujan cukup dengan iklim basah, berkisar antara 2000 - 2500 mm/th. Rata-rata
curah hujan per hari ± 17,0 milimeter, dengan jumlah hari hujan sebanyak ± 16,8
hari per bulan. Curah hujan rata – rata adalah berkisar pada angka 324,4 mm.
Wilayah Kota Tanjungpinang memiliki 4 (empat) macam perubahan arah
angin sepanjang tahun yaitu:
1. Bulan Desember-Februari : Angin Utara
2. Bulan Maret-Mei : Angin Timur
3. Bulan Juni-Agustus : Angin Selatan
4. Bulan September-November : Angin Barat
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Taman Kota Di Kota Tanjungpinang
Taman Kota adalah tempat yang paling disenangi oleh masyarakat Kota
tempat bersantai menghilangkan penat setelah bekerja seharian. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 adalah, ketersediaan
ruang terbuka hijau pada taman kota paling sedikit 80-90 persen dari luas taman
kota tersebut. Taman Kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Daftar Ruang Terbuka Hijau Taman Kota tahun 2014
No Nama Taman / Kecamatan Lokasi
Luas (Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecamatan Tanjungpinang Barat
Taman Gurindam
Taman Bestari
Taman Fisabillah Melayu square
Taman Anjung Cahaya
Taman Ocean Coerner
Taman Proklamasi
Taman Tugu Hiu
Taman Diponegoro
Taman Sulaiman Abdullah
Taman Tugu Pensil
Jl. Kartini
Jl. Hangtuah
Jl. Hangtuah
Jl. Hangtuah
Jl. Hangtuah
Jl. Hangtuah
Jl. Kamboja
Jl. Diponegoro
Jl. Sulaiman Abdullah
J. H. Agus salim
0,509
1,7
1,957
0,451
0,26
0,083
0,016
0,03
0,15
0,67
Jumlah 5,826
1
2
3
4
5
Kecamatan Bukit Bestari
Taman Pamedan A. Yani
Taman Simpang Pemuda
Taman Pemuda
Taman Seijang
Taman Tapal Batas Moco
Jl. Basuki Rahmat
Jl. Pemuda
Jl. MT. Haryono
Perum Sei jang
Jl. Wacopek
1,4
0,08
0,062
0,15
0,013
Jumlah 1,705
1
2
Kecamatan Tanjungpinang Kota
Taman Budaya
Taman Sei carang
Jl. Senggarang
Jl. Daek Celak
3,014
0,073
Jumlah 3,087
1 Kecamatan Tanjungpinang Timur
Taman Tugu Nomed
0,049
Jumlah 0,049
Total 10,667
Sumber: Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Kota Tanjungpinang 2014
4.2 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Dalam
Pengelolaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang
Undang–undang No. 26 Tahun 2007 pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa
proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota 30 (tiga puluh) persen dari luas
wilayah kota, dan pada ayat 3 menyebutkan bahwa Proporsi ruang terbuka hijau
publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah
kota. Proporsi ruang terbuka hijau dua puluh persen tersebut, termasuk
didalamnya Taman Kota.
Hasil wawancara dengan kepala Seksi Penataan dan Peningkatan Taman
bapak Bobby Deworianto di dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman
menerangkan bahwa :
“Sampai saat ini, Kota Tanjungpinang baru mencapai Ruang Terbuka
Hijau Publik 13, 154%, dan Ruang terbuka privat 28,336%. Namun
Ruang terbuka hijau privat masih dalam tahap perencanaan, dalam arti
kata belum dipantau secara pasti jumlah ruang terbuka hijau privat yang
ada di Kota Tanjungpinang.”
(Wawancara tanggal 6 November 2014, pukul 15.00 wib).
Keterangan dari hasil wawancara peneliti dengan informan, yaitu kepala
seksi Penataan dan Peningkatan Taman bapak Bobby Deworianto di dinas
Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman, menunjukkan bahwa secara data yang
akurat, kota Tanjungpinang belum mencapai 30% ruang terbuka hijau. Hal ini
disebabkan untuk ruang terbuka hijau privat, belum ada data yang akurat, dan
masih dalam tahap perencanaan. 13,154 persen ruang terbuka hijau publik yang
dimana didalamnya adalah Taman Kota di Kota Tanjungpinang.
Peran Pemerintah sangat diperlukan dalam penyediaan Taman Kota di
Kota Tanjungpinang, dikarenakan begitu banyak manfaat yang terbuang begitu
saja dengan kurangnya ketersediaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang.
4.2.1 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Dalam
Penyelenggaraan Perencanaan Taman Kota
Undang–undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada Bab 1
Ketentuan Umum pasal 1 menyebutkan bahwa perencanaan tata ruang adalah
suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
Hasil wawancara dengan kepala seksi Pemeliharaan Taman Ibu Syahfitri
Handayani Sarno di dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman menerangkan
bahwa :
“Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman pada bidang
Pertamanan Dan Pemakaman melaksanakan perencanaan antara lain:
Perencanaan Peningkatan Penataan Taman Kota, dan Taman Median
jalan, Perencanaan Tapal Batas Kota, Perencanaan Gedung Fasilitas
Pendukung Taman Kota, Perencanaan Penataan Taman Lingkungan dan
Taman Bermain.”
(Wawancara, 7 November 2014, pukul 14.30 wib).
Hasil dari sebuah perencanaan adalah rencana (plan). Satu rencana adalah
satu pernyataan tentang cara yang diharapkan untuk mencapai sasaran. Sasaran
juga sering dipertukarkan dengan istilah tujuan, tujuan adalah satu target masa
yang akan datang atau hasil akhir yang akan dicapai. Jadi satu rencana memuat
tujuan yang akan dicapai dan strategi serta taktik yang digunakan untuk
mencapainya.(Silalahi Ulber, 2002:159).
Peran Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemakaman, khususnya Bidang
Pertamanan Dan Pemakaman dalam hal penyelenggaraan perencanaan Taman
Kota sebaiknya lebih bagus lagi dengan mengikuti langkah – langkah perencanaan
secara sistematis dan sekuesiensial. Ini penting karena perencanaan adalah suatu
proses, dimana yang menenetukan tujuan akhir dari sasaran yang akan dicapai.
4.2.2 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Dalam
Pembangunan Taman Kota
Fungsi sekunder pemerintah salah satunya adalah fungsi pembangunan,
dijalankan apabila kondisi masyarakat melemah dan pembangunan akan dikontrol
ketika kondisi masyarakat membaik (menuju taraf yang lebih sejahtera). (Labolo
Muhadam, 2007:36). Pembangunan yang pesat adalah ciri dari kesukseksesan dari
sebuah wilayah/ daerah, begitu juga dengan pembangunan Taman Kota. Banyak
manfaat dan fungsi yang didapatkan dari pembangunan Taman Kota, seperti
fungsi sosial dan budaya, dan fungsi estetika.
Pada bab–bab sebelumnya, sudah diketahui bahwa taman kota di Kota
Tanjungpinang masih kurang keberadaannya, sekitar 3,74 Ha. Hal ini didasarkan
pada Permen PU No. 5/PRT/M/2008, yaitu, penyediaan Taman Kota berdasarkan
jumlah penduduk, seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6
Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
No
Unit Lingkungan
Tipe RTH Luas minimal
/unit
Luas
Minimal
Kapita (m2)
Lokasi
1 250 jiwa Taman RT 250 1,0 Ditengah
lingkungan RT
2 2.500 jiwa Taman RW 1.250 0,5 Di pusat kegiatan
RW
3 30.000 jiwa Taman
Kelurahan
9.000 0,3 Dikelompokkan
dengan
sekolah/pusat
kecamatan
4 120.000 jiwa Taman
kecamatan
24.000 0,2 Dikelompokkan
dengan sekolah/
pusat kecamatan
Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar
5 480.000 jiwa Taman Kota 144.000 0,3 Dipusat / wilayah
Kota
Hutan kota Disesuaikan 4,0 Didalam/
kawasan
pinggiran.
Untuk fungsi-
fungsi tertentu.
Disesuaikan 12,5 Disesuaikan
dengan
kebutuhan.
Sumber : Lampiran: Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum No : 05/PRT/M/2008
Pembangunan Taman Kota, khususnya di Kota Tanjungpinang sangat
dibutuhkan. Hasil wawancara dengan kepala seksi Pemeliharaan Taman Ibu
Syahfitri Handayani Sarno di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
menuturkan bahwa:
“Bidang Pertamanan Dan Pemakaman akan melakukan beberapa
pembangunan untuk menambah keindahan taman, antara lain:
pembangunan tapal batas kota, pembangunan gedung fasilitas
pendukung Taman Kota, serta pembangunan taman kota yang ada di tepi
laut.”
(Wawancara, 2 Juli 2015, pukul 11.35 Wib).
Pembangunan fasilitas pendukung Taman Kota, bagi beberapa Taman
Kota seperti Taman Kota pamedan Ahmad Yani Pamedan sudah terealisasi
dengan baik, seperti penambahan pergola, pembangunan dalam rangka merehab
gazebo dan kolam. Hal tersebut tidak dilakukan secara merata, terlihat dari
penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan, terlihat bahwa masih banyak
fasilitas–fasilitas pendukung Taman Kota, yang sudah tidak layak pakai, seperti
kursi–kursi dan sarana permainan anak, bahkan toilet yang ada di taman Tugu
Pensil, dan di taman–taman lainnya
Peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam pengelolaan
Taman Kota, dalam hal pembangunan Taman Kota, belum terlalu efektif dan
efisien. Butuh sebuah rencana jangka panjang, dalam pembangunan Taman Kota,
agar ruang interaksi sosial dalam bentuk ruang publik yang akan menjadi perekat
bagi tumbuhnya rasa kebersamaan dan kekentalan komunitas perkotaan, yang ada
di Kota Tanjungpinang, dapat dirasakan masyarakat Kota Tanjungpinang secara
merata.
4.2.3 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Dalam
Pengembangan Taman Kota
Otonomi Daerah Menurut Fesler dan Leemans Otonomi Daerah adalah
upaya untuk mengatur kewenangan pemerintahan sehingga serasi dan terfokus
pada tuntutan kebutuhan masyarakat. (Kaloh J, 2007:9). Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang seharusnya mampu
menjalankan sebuah kewenangann sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota
Tanjungpinang, salah satunya adalah pengembangan Taman Kota.
Begitu juga dengan pengembangan Taman Kota di Kota Tanjungpinang.
Pertambahan penduduk setiap tahunnya, dengan seiring bertambahnya kendaraaan
yang tentu menimbulkan lebih banyak lagi polusi udara, yang memicu terjadinya
pencemaran udara, pembangunan infrastrukutur yang meningkat, tentunya
membutuhkan ruang terbuka hijau, terkhusus Taman Kota, yang mampu
memfasilitasi semua masalah tersebut.
Pertumbuhan penduduk di Kota Tanjungpinang, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini: Tabel 4.7
Pertumbuhan Penduduk Kota Tanjungpinang.
Wilayah Jumlah Penduduk ( Jiwa )
2010 2011 2012 2013 2014
Tanjungpinang 188 309.00 191 287.00 194 099.00 196 980.00 199 723 .00
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau 2014
Peran Bidang Pertamanan dan Pemakaman dalam pengembangan taman
kota, menurut Bapak Boby Deworianto, S.Sos kepala seksi Penataan dan
peningkatan Taman di dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman
menuturkan bahwa :
“Bidang Pertamanan dan Pemakaman melakukan pengembangan
dengan, melakukan pengembangan Nursey (bibit), menambah tanaman
pada Taman–taman kota yang sudah ada, mengganti tanaman yang
mati.”
(Wawancara, tanggal 24 Juni 2015, pukul 11.00 Wib).
Pembibitan dilakukan oleh Bidang Pertamanan Dan Pemakaman (dapat
dilihat pada dokumentasi). Ibu Istir Syadah, Staff Pengelola Pembibitan
menambahkan bahwa:
“Pembibitan kami lakukan dengan cara stek tanaman yang ada. Adapun
tanaman yang kami bibitkan adalah tanaman daun – daunan, seperti
tanaman perdu, tanaman merambat, tanaman hias, melati jepang,
bougenvil.”
(Wawancara, tanggal 24 Juni 2015, Pukul 11.15Wib).
Pengembangan Taman Kota yang baik, sangat diharapkan, dengan
terjadinya penambahan fungsi yang ada. Sebuah organisasi yang sudah memiliki
wewenang dalam melaksanakan tugasnya, sudah seharusnya mampu menjalankan
perannya dengan baik, dalam segala bidang secara keseluruhan. Sehingga
pengembangan Taman Kota, dapat berjalan dengan baik.
4.2.4 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Dalam
Penataan Taman Kota Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.05/PRT/M/2008, Taman Kota adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan
estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat
Kota. Taman Kota dapat menumbuhkan rasa sosialis yang tinggi di dalam
lingkungan perkotaan yang kini mengarah pada individualis. Menumbuhkan rasa
toleransi, tidak hanya terhadap sesama manusia melaikan terhadap mahkluk hidup
lainnya. Dibutuhkan penataan sebuah Taman Kota yang mampu memfasilitasinya.
Konsep penataan Taman Kota disesuaikan dengan fungsinya sebagai
penunjang aktivitas masyarakat, yaitu kombinasi antara adanya ruang terbuka dan
area teduh. Penambahan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan aktivitas masyarakat (area duduk, area permainan anak, area seni, fasilitas
olah raga, fasilitas penerangan, fasilitas informasi dan fasilitas kebersihan yang
memadai).
Penggunaan perkerasan dengan material perpaduan antara bahan buatan
dan alami untuk memudahkan penyerapan air (grass block) Penggunaan vegetasi
lokal yang mampu menyerap polusi dan debu dengan tajuk pohon yang rapat
untuk menciptakan area teduh (Beringin, Mahoni, Johar dan pohon Asem).
Menurut Bapak Bobby Deworianto, S.sos, penataan taman yang dilakukan
oleh Bidang Pertamanan Dan Pemakaman adalah:
“Penataan dan revitalisasi kawasan tepi laut, penatan taman lingkungan,
penataan taman bermain”
(Wawancara, 15 Juni 2015, pukul 15.00 Wib)
Peran pemerintah khususnya Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman, oleh Bidang Pertamanan Dan Pemakaman, dalam pengelolaan
penataan Taman Kota bukan hanya pada tanamannya saja, atau ruang terbuka
hijau yang ada pada Taman Kota. Melainkan mencakup semua fasilitas – fasilitas
umum yang ada pada Taman Kota di Kota Tanjungpinang.
4.2.5 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Dalam
Pemeliharaan Taman Kota Pemeliharaan Taman Kota yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan
Pertamanan Dan Pemakaman, khusunya oleh Bidang Pertamanan dan
Pemakaman, dibawah naungan kepala Seksi Pemeliharaan Taman Ibu Syahfitri
Handayani Sarno, menuturkan bahwa :
“Pemeliharaan yang dilakukan pada Taman Kota dengan, pemeliharaan
pengecatan dinding taman, pemeliharaan pengecatan besi, pemeliharaan
pebaikan elemen keras, pemeliharaan perbaikan sarana bermain, dan
pemeliharaan pagar taman. Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin,
yaitu sekali dalam setahun. Satu, sampai tiga Taman Kota setiap
tahunnya. Namun dilakukan secara rolling pada setiap Taman Kota.
Sedangkan untuk Penebangan, pemangkasan rumput, penyiraman,
pembibitan, dilakukan setiap 2 kali sehari, pagi dan sore, dan juga
dilakukakn secara bergantian pada setiap taman kota.setiap taman kota
memiliki petugas kebersihan. Jumlah pegawai tergantung dengan luas
Taman Kota. Paling banyak 2 orang yang bertugas dalam 1 taman.
Taman yang kecil, cukup satu orang. Mereka tinggal berdekatan dengan
Taman Kota yang ditugaskan padanya”.
(Wawancara, tanggal 16 Juni 2015, pukul 14.00 Wib).
Hasil observasi yang dilakukan peneliti, di lapangan, oleh seorang petugas
kebersihan dan pemeliharaan Taman Kota Pamedan Ahmad yani tentang
pemeliharaan tanaman yaitu bapak Arun menuturkan bahwa:
“Setiap Taman Kota memiliki 2 pekerja. Bukan di Taman Pamedan aja, di
Bestari Melayu Square, dan lainnya juga ada. Saya dan teman saya budi,
tinggal di rumah yang ada di belakang panggung, dan setiap hari pagi
dan sore kami membersihkan, memotong dan mengecek tanaman yang ada
di Taman. Kami buruh harian. Gajinya lumayan koq mbak. Diatas satu
juta. ”
(Wawancara, tanggal 16 Juni 2015, pukul 14.10 Wib).
Keseriusan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam
memelihara Taman Kota di Kota Tanjungpinang sangat dibutuhkan sebuah
konsisten dalam pengawasan akan tugas dan tanggungjawabnya. Jika hal ini
dibiarkan terus–menerus, maka tidak mungkin Taman Kota di Kota
Tanjungpinang, hanya sebagai wadah yang tidak berfungi apa–apa.
Disinilah dibutuhkan adanya evaluasi kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan secara rutin dan konsisten. Pemerintah bisa melihat, apakah sesuai
jumlah pekerja dengan luas Taman Kota yang ditugaskan kepadanya. Konsisten
dan rutinitas dalam sebuah kegiatan, khususnya dalam hal pemeliharaan, adalah
sebuah hal yang sangat dibutuhkan dalam peran Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman dalam pemeliharaan Taman Kota.
4.2.6 Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Dalam
Pembinaan Taman Kota
Pemerintah memiliki Fungsi Primer merupakan fungsi pemerintah yang
berjalan terus-menerus dan memiliki hubungan positif dengan kondisi masyarakat
yang diperintah (Labolo Muhadam, 2007:36). Salah satunya adalah dengan
adanya pembinaan terhadap masyarakat, khusunya masyarakat Kota
Tanjungpinang, dalam pembinaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang.
Pembinaan merupakan strategi akhir yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Kota tanjungpinang, khususnya Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman secara konsisten atau terus menerus dalam mengevaluasi dan
mempertahankan pengelolaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang agar tetap
dalam pengawasan Pemerintah Kota.
Pembinaan yang dilakukan Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman kota Tanjungpinang, khususnya Bidang Pertamanan dan Pemakaman
menurut kepala Seksi Penataan Dan Peningkatan Taman, Bapak Bobby
Deworianto, S.sos, menuturkan bahwa :
“Pembinaan adalah perbuatan membina yang dilakukan secara efisien
dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan yang kami
lakukan adalah, setiap pejalan kaki dilarang berjalan dan merusak di
taman kota dan jalur hijau, melakukan perbuatan yang dapat merusak
jalur hijau atau Taman Kota, setiap orang dilarang melompat atau
menerobos pagar yang ada di sepanjang jalur hijau atau taman kota,
dilarang memanfaatkan jalur hijau, taman kota dan tempat umum yang
tidak sesuai dengan fungsinya kecuali mendapat izin dari pejabat yang
berwenang. Dilarang menyimpan barang–barang bangunan atau benda –
benda lain disepanjang jalur hijau Taman Kota dan tempat umum kecuali
atas ijin pejabat yang berwenang.”
(Wawancara, tanggal 10 Juli 2015, pukul 10.00 Wib).
Pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman khususnya Bidang Pertamanan Dan Pemakaman, sudah bagus.
Namun menaati peraturan, mulai dari hal–hal yang kecil, merupakan salah satu
hal yang sangat berpengaruh dalam Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman Dalam Pembinaan Taman Kota. Pembinaan yang memberikan contoh
yang baik, akan menghasilkan yang tujuan yang akan dicapai oleh Dinas
Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman.
4.3 Hambatan Dan Kendala Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang Dalam Pengelolaan Taman Kota
Hambatan dan kendala Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman
Kota Tanjungpinang dalam pengelolaan Taman Kota adalah:
4.3.1 Situasi dan kondisi alam yang kurang mendukung
Faktor cuaca, dengan adanya pergantian iklim, merupakan salah hambatan
dan kendala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam pengelolaan
Taman Kota. Situasi dan kondisi alam yang kurang mendukung adalah salah satu
hambatan dan kendala bagi Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang dalam mengelola Taman Kota.
4.3.1.1 Penyelenggaraan perencanaan dan pembangunan Taman Kota.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan yaitu Bapak
Bobby Deworianto menyebutkan bahwa:
“Salah satu hal yang menghambat terealisasinya perencanaan yang
dilakukan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang adalah kondisi yang tidak mendukung. Terkadang musim
hujan yang terjadi di Kota Tanjungpinang selama beberapa bulan mau
tidak mau membuat perencanaan tersebut terhambat. Tidak itu saja, salah
satunya kendala yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam pembangunan Taman Kota yang
ada di kawasan tepi laut kecamatan Tanjungpinang Barat, adalah kondisi
tanah timbunan yang kondisinya masih labil. Khawatir jika pembangunan
gedung tersebut dipaksakan dapat menimbulkan hal yang negatif.”
(Wawancara tanggal 6 Agustus 2015, pukul 13.35 Wib).
Tidak bisa dipungkiri bahwa situasi dan kondisi alam yang kurang
mendukung untuk perencanaan yang di lapangan sudah menjadi hambatan yang
tidak dapat diatasi, khusunya dalam perencanaan taman kota yaitu perencanaan
peningkatan penataan taman kota, perencanaan pembangunan taman kota, gedung
fasilitas pendukung taman kota, perencanaan penataan taman lingkungan taman
bermain dan perencanaan peningkatan penataan taman kota,
4.3.1.2 Pemeliharaan Taman Kota
Ibu Syahfitri Handayani Sarno kepala Seksi Pemeliharaan Taman
menuturkan bahwa:
“Tujuan dan sasaran yang diharapkan dari kegiatan pemeliharaan Taman
Kota adalah tercapainya kota Tanjungpinang yang asri, hijau dan indah
serta mewujudkan menjadi kota yang berestetika, hijau dan berwawasan
lingkungan. Hambatan untuk pemeliharaan Taman Kota adalah masalah
waktu tanam yang tidak tepat serta pemeliharaan tanaman juga harus
diperhatikan dengan baik. Jenis tanaman/tumbuhan yang ditanam masih
ada yang kurang sesuai dengan kondisi lahan sehingga masih harus kami
perbaiki kembali.”
(Wawancara, tanggal 6 Agustus 2015, pukul 14.00 Wib).
4.3.2 Lahan kosong yang kurang tersedia
Lahan kosong yang kurang tersedia adalah hambatan utama bagi Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam
pembangunan Taman Kota, sehingga seluruh pembangunan Taman Kota berpusat
di Kecamatan Tanjungpinang barat kawasan tepi laut, selain faktor sudah
dibangunnya taman kota–taman kota tersebut sejak awal oleh Dinas Pekerjaan
Umum sebelumnya.
Pernyataan tersebut dinyatakan oleh Ibu Syahfitri Handayani Sarno, kepala
seksi Pemeliharaan Taman di Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman
yang menuturkan bahwa:
“Rencana pembangunan Taman Kota yang dilakukan di kawasan tepi
laut, disebabkan karena penduduk yang ada di Kecamatan Tanjungpinang
Barat, lebih banyak, dan jika dibangun di kawasan Tanjungpinang Timur
atau Tanjungpinang Kota, disana juga kurang ketersediaan lahan.”
(Wawancara, 3 Juli 2015, pukul 11.00 Wib)
4.3.3 Masalah Pendanaan
Masalah pendanaan merupakan salah satu faktor yang sangat sensitif dan
sangat menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan sebuah kegiatan. Begitu
juga halnya dengan terwujudnya peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam mengelola Taman Kota di Kota
Tanjungpinang.
4.3.4 Sanksi Administrasi yang kurang tegas
Papan peringatan yang dipasang oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang pada Taman–taman Kota yang berisikan
larangan seakan tidak diindahkan oleh masyarakat yang tidak bertanggungjawab.
Ibu Syahfitri Handayani Sarno, kepala seksi Pemeliharaan Taman di Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang menuturkan bahwa:
“Masih kurangnya sanksi administrasi dalam rangka memonitoring
tanaman–tanaman dan tumbuhan–tumbuhan yang sudah ada. Karena
masih banyaknya tangan–tangan usil yang merusak taman kota.”
(Wawancara, tanggal 6 Agustus 2015, Pukul 14.15 Wib)
4.3.5 Kurangnya kesadaran masyarakat
Pembinaan terhadap masyarakat terhadap pentingnya menjaga dan
memelihara ruang terbuka hijau khususnya Taman Kota sudah dilakukan oleh
Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang khususnya
Bidang Pertamanan dan Pemakaman, dengan adanya kegiatan rutin membagi–
bagikan bibit kepada masyarakat setiap bulannya, dan mensosilisasikan
pentingnya menjaga dan memelihara ruang terbuka hijau, khususnya taman kota.
Pemerintah Kota Tanjungpinang, khususnya Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam pengelolaan Taman
Kota, tidak dapat mampu menjaga dan bergerak sendiri, tanpa adanya bantuan dan
kesadaran masyarakat Kota Tanjungpinang ikut serta dalam menjaga dan
memelihara Taman Kota.
BAB V
PENUTUP
Pada Bab IV telah diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Dalam Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (Studi Terhadap Keberadaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang).
Dalam Bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan serta saran-saran yang
berhubungan dengan hasil penelitian.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran Dinas Kebersihan
Pertamanan Dan Pemakaman Dalam Mengelola Ruang Terbuka Hijau khususnya
Taman Kota di Kota Tanjungpinang , maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Taman kota di Kota Tanjungpinang, belum berfungsi dengan baik,
sesuai dengan fungsinya yaitu fungsi ekologis, fungsi sosial budaya,
dan fungsi estetika. Taman Kota yang berada di Kecamatan
Tanjungpinang Barat dan Bukit Bestari kurang terpelihara dengan
baik, dilihat dari rusaknya beberapa fasilitas yang ada pada Taman
Kota, dan kebersihan Taman Kota yang kurang, bahkan tidak terjaga
dengan baik.
Taman Kota yang ada di Kecamatan Tanjungpinang Kota, yaitu
Taman Budaya dan taman Sei Carang, sangat terlantar dan tidak
terpelihara.
Masih adanya beberapa pembangunan Taman Kota yang terbengkalai,
yaitu Taman Kota yang akan dibangun di kawasan tepi laut Kecamatan
Tanjungpinang Barat, dan Taman Tugu Nomed di Kecamatan
Tanjungpinang Timur.
2. Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman, oleh bidang
Pertamanan Dan Pemakaman, belum mampu melakukan perannya
sebagai fasilitator dalam pengelolaan Taman Kota, sesuai dengan tugas
dan wewenangnya berdasarkan Peraturan Walikota Tanjungpinang
No. 12 Tahun 2015, yaitu dalam penyelenggaraan perencanaan Taman
Kota, pembangunan Taman Kota, Pengembangan taman kota,
penataan Taman Kota, pemeliharaan Taman Kota, dan pembinaan
Taman Kota.
3. Hambatan dan kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan Pertamanan
Dan Pemakaman kota Tanjungpinang dalam pengelolaan Taman Kota
adalah situasi dan kondisi alam yang kurang mendukung, lahan
kososng yang kurang tersedia, masalah pendanaan, sanksi administrasi
yang kurang tegas, kurangnya kesadaran masyarakat.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Sebaiknya Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang, oleh bidang Pertamanan dan Pemakaman, lebih fokus
dalam menjalankan tugasnya, dengan lebih memperhatikan keberadaan
Taman Kota secara merata. Bukan hanya Taman Kota Yang berada di
Kecamatan Tanjungpinang Barat dan Bukit Bestari saja, tetapi juga
Taman Kota yang di Kecamatan Tanjungpinang Kota dan
Tanjungpinang Timur, serta mampu mengembalikan fungsi Taman Kota
yang sesungguhnya, dengan terus menerus dan giat dalam mengawasi
dan mengevaluasi kembali kinerja yang telah dilakukan dalam
pengelolaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang.
2. Perlunya keseriusan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
dalam melaksankan perannya sebagai pengelola Taman Kota di Kota
Tanjungpinang. Khususnya dalam hal penyelenggaran perencanaan
yang matang. Perihal pemeliharaan dan kebersihan, khususnya
pemeliharaan elemen keras, Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman, sebaiknya merevisi ulang jadwal pemeliharaan, sehingga
lebih efektif dan efisien lagi.
Perlunya pengawasan dan evaluasi yang lebih rutin lagi, yang dilakukan
oleh Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman, dalam
pemeliharaan taman kota di Kota Tanjungpinang.
Sebaiknya pembinaan yang dilakukan Dinas Kebersihan Pertamanan
Dan Pemakaman lebih konsisten dan terprogram lagi, sehingga lebih
memotivasi masyarakat akan kesadaran dalam menjaga dan memelihara
taman kota.
3. Untuk memperkecil hambatan dan kendala yang dihadapi oleh Dinas
Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam
pengelolaan Taman Kota di Kota Tanjungpinang, dibutuhkan
perencanaan yang tepat, dan kerjasama yang baik antara Pemerintah
Kota, pihak swasta, dan tentunya masyarakat Kota Tanjungpinang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku- Buku :
Abdullah, Rozali, 2005, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala
Daerah Secara Langsung, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arifin, H. S. dan N. H. S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman (Edisi Revisi),
Jakarta: Penebar Swadaya.
Arifin, H. S, A. Munandar, N.H.S. Arifin, Q. Pramukanto, V.D. Damayanti.
2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau: Buku Panduan Penataan Taman
Umum, Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah dan Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: Penebar Swadaya
Arikunto, Suharsimi, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rhineka Cipta.
Biddle, B.J dan Thomas, E.J., 1966, Role Theory Councept and Research, New
York: Wiley.
Bratakusmah, Supriady Deddy, dan Dadang Solihin, 2004, Otonomi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Jakarta: Gramedia Pustaka
-------------, 2006, Penyelenggaraan Kewenangan dalam Konteks Otonomi
Daerah, Jakarta: Gramedia Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta Balai: Pustaka.
Dunn William, 2003, Analisis kebijakan, Yogyakarta: Gajah mada Press.
Dwikola, Bambang, 2005, Teknik Menulis Karya lmiah, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Jakarta:Data Publisher.
E.St Harahap, dkk, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung: Balai
Pustaka.
Haris, syamsudin(ed), 2007, Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Jakarta: LIPI
Press.
Hariyono, Paulus, 2007, Sosiologi Kota Untuk Arsitektur, Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Kaloh, J, 2007, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.
Kansil, C.S.T, Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Jakarta: Penerbit Sinar
Grafika.
Kuncoro, Mudrajad, 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Labolo Muhadam, 2007, Memahami Ilmu Pemerintahan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Lexy J. Moleong, M.A, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.
RemajaRosdakarya Offset.
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta:
Andi.
Ndraha, Talidzuhu, 2000, Ilmu Pemerintahan Jilid I – IV, Jakarta: Institut Ilmu
Pemerintahan.
--------------, 2003, Kybernology 1(Ilmu Pemerintahan Baru, Jakarta : PT. Asdi
Mahasatya.
--------------, 2005, Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama, Tangerang: Sirao
Credentia Center
Nurmandi, Achmad, 2014, Manejemen Perkotaan, Yogyakarta: Jusuf Kalla
School of Government Universitas Muhammadiyah.
Nurcholis, Hanif, 2007, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah,
Jakarta: Gramedia.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, 2010, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Provinsi kepulauan Riau 2010-2015, Tanjungpinang:
Tanjungpinang.
Rasyid, Muhammad Ryaas, 2000, Makna Pemerintahan – Tinjauan dari segi
Etika dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Mutiara Sumber Widya.
Rasyid,Ryas, 2002, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Riwu Kaho, Josef, 1997, Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik
Indonesia, Jakarta: Raja grafindo persada.
Rivai, veithzal, 2003, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Siahaan,N.H.T, 2004, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Silalahi, Ulber, 2002, Pemahaman praktis asas-asas manajemen, Bandung:
Penerbit CV. Mandar maju.
Siswanto, 2007, Operations Research, Jakarta: Erlangga.
Soerjono, Soekanto, 1993, Kamus Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
--------------, 2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada
SubagyoJoko, P, 2005, Hukum Lingkungan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kualitatif,
Kualitatif, dan R. Surabaya: Insan Cendekia.
Suryaningrat,Bayu, 1992, Mengenal Ilmu Pemerintahan, Jakarta: PT.rineka
Cipta.
Tachjan, H, 2006, Implementasi Kebijakan Publik, Bandung: Penerbit AIPI.
Terry, George R. dan Rue, Leslie W, 2005, Dasar–Dasar Manajemen, Jakarta:
Bumi Aksara
Widjaja, HAW, 2007, Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Zulkarimen Nasution, 2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan
Penerapannya), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
b. Internet, Jurnal, Majalah
Hendrady Agus, M.Si,dkk, 2011, Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian
dan Skripsi Serta Ujian Sarjana, Tanjungpinang : Universitas Maritim raja
Ali Haji.
Kementrian Dalam Negeri, 2011, Kabupaten Kota Tanjungpinang,
(http://tanjungpinangkota.go.id, diakses 9 April 2014, 20.00 Wib)
Rosmidyatmoko Dwihatmojo, 2000, Ruang Terbuka Hijau Yang Semakin
Terpinggirkan, (http//:www.bakosurtanal.go.id, diakses 9 April 2014,
20.30 Wib)
Kaswanto, 2000, Dasar–dasar Arsitektur Lanskap ARL 200,
(http//:www.nsarifin.staff.ipb.ac.id, diakses 9 Juli 2015, 15.15 Wib).
Area Kepri. 2015. Warta Area Kepulauan Riau. (http//:www.areakepri.com,
diakses 13 Juli 2015, 13.50 Wib)
Metode Pengumpulan Data.
c. Peraturan Perundang – Undangan
Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Uraian Tugas
Pokok Dan Fungsi Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kebersihan,
Pertamanan Dan Pemakaman.
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotaan
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
1. Nama : Syafitri Handayani Sarno, S.Sos
2. Instansi : Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
Kota Tanjungpinang
3. Jabatan : Kepala Seksi Pemeliharaan Taman
4. Hari/Tanggal : Jumat, 7 November 2014; Rabu, 10 Juni 2015;
Selasa, 16 Juni 2015;Kamis, 2 Juli 2015;
Jumat, 3 Juli 2015;Kamis, 9 Juli 2015;
Kamis 6 Agustus 2015
B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana struktur dan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman kota Tanjungpinang ?
“SOTK (Struktur Organisasi Tata Kerja), tugas pokok dan fungsi Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dapat dilihat dalam Peraturan
Walikota Kota Tanjungpinang Nomor 12 Tahun 2015.”
2. Bagaimana peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam
peneyelenggaraan perencanaan taman kota ?
“Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman pada bidang
Pertamanan Dan Pemakaman melaksanakan perencanaan antara lain:
Perencanaan Peningkatan Penataan Taman Kota, dan Taman Median
jalan, Perencanaan Tapal Batas Kota, Perencanaan Gedung Fasilitas
Pendukung Taman Kota, Perencanaan Penataan Taman Lingkungan dan
Taman Bermain.”
3. Apakah Bidang Pertamanan dan Pemakaman memprogramkan rencana
terhadap sasaran atau tujuan yang dicapai dalam selesainya pembangunan
taman kota yang dicapai ?
“Untuk kapan selesainya, atau sasaran selesainya, rencana taman kota
tersebut, kami tidak tahu secara pasti. Hanya menunggu perintah dari
atasan saja. Sedangkan untuk luas pembangunan Taman Kota tersebut saja,
kami belum mengetahui secara pasti. Kami hanya melakukan perintah dari
atasan.”
4. Bagaimana peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam
pembangunan taman kota ?
“Bidang Pertamanan Dan Pemakaman akan melakukan beberapa
pembangunan untuk menambah keindahan taman, antara lain :
pembangunan tapal batas kota, pembangunan gedung fasilitas pendukung
Taman Kota, serta pembangunan taman kota yang ada di tepi laut”.
5. Jumlah taman kota di kawasan tepi laut kecamatan Tanjungpinang Barat
sudah mencapai 55,5 persen. Namun masih diadakannya pembangunan. Apa
alasan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman kembali melakukan
pembangunan di kawasan tepi laut kecamatan Tanjungpinang Barat ?
“Pembangunan Taman Kota yang ada di kawasan tepi laut, selain fungsi
utama taman kota, juga akan digunakan sebagai ikon kebudayaan Melayu
di Kota Tanjungpinang. ”
6. Mengapa pembangunan taman kota tidak dilakukan di 3 kecamatan lainnya,
yaitu kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang Kota dan Bukit
Bestari?
“Rencana pembangunan taman kota yang dilakukan di kawasan tepi laut,
disebabkan karena penduduk yang ada di kecamatan Tanjungpinang barat,
lebih banyak, dan jika dibangun di kawasan Tanjungpinang Timur atau
Tanjungpinang Kota, disana juga kurang ketersediaan lahan.”
7. Bagaimana peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam
pemeliharaan taman kota dan kapan dilakukannya pemeliharaan tersebut ?
“Pemeliharaan yang dilakukan pada taman kota dengan, pemeliharaan
pengecatan dinding taman, pemeliharaan pengecatan besi, pemeliharaan
pebaikan elemen keras, pemeliharaan perbaikan sarana bermain, dan
pemeliharaan pagar taman. Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin,
yaitu sekali dalam setahun. Satu, sampai tiga taman kota setiap tahunnya.
Namun dilakukan secara rolling pada setiap taman kota”.
8. Siapa yang bertugas melaksanakan pemeliharaan tanaman di taman kota ?
“Sedangkan untuk Penebangan, pemangkasan rumput, penyiraman,
pembibitan, dilakukan setiap 2 kali sehari, pagi dan sore, dan juga
dilakukakn secara bergantian pada setiap taman kota.setiap taman kota
memiliki petugas kebersihan. Jumlah pegawai tergantung dengan luas
taman kota. Paling banyak 2 orang yang bertugas dalam 1 taman. Taman
yang kecil, cukup satu orang. Mereka tinggal berdekatan dengan taman
kota yang ditugaskan padanya”.
9. Bagaimana pengawsan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman dalam pemeliharaan taman kota ?
“Pengawasan yang kami lakukan pada taman – taman kota di Kota
Tanjungpinang, tergantung laporan dari petugas kebersihan dan
pemeliharaan taman. Jika mereka melapor perihal kekurangan sesuatu
atau ada tanaman yang perlu diganti atau di tamabah, baru pengawas
turun ke lapangan, melihat kebenarannya.”
10. Apa program yang dilakukan secara langsung kepada masyarakat perihal
pembinaan taman kota ?
“Kami punya program setiap sekali sebulan membagi – bagikan bibit
tanaman secara gratis kepada masyarakat. Kami melakukan pembibitan
(dapat dilihat di dokumentasi). Selain mengganti tanaman di taman kota,
kami membagikan bibit secara gratis, dengan mensosialisaikan langsung
kepada masyarakat.”.
11. Apa saja hambatan dan kendala Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman dalam pemeliharaan taman kota ?
“Tujuan dan sasaran yang diharapkan dari kegiatan pemeliharaan
taman kota adalah tercapainya kota Tanjungpinang yang asri, hijau dan
indah serta mewujudkan menjadi kota yang berestetika, hijau dan
berwawasan lingkungan. Hambatan untuk pemeliharaan taman kota
adalah masalah waktu tanam yang tidak tepat serta pemeliharaan
tanaman juga harus diperhatikan dengan baik. Jenis tanaman/tumbuhan
yangbditanam masih ada yang kurang sesuai dengan kondisi lahan
sehingga masih harus kami perbaiki kembali”.
12. Apa hambatan dan kendala Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman dalam penyelenggaraan perencanaan taman kota ?
“Salah satu hal yang menghambat terealisasinya perencanaan yang
dilakukan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang adalah kondisi yang tidak mendukung. Terkadang
musim hujan yang terjadi di kota Tanjungpinang selama beberapa
bulan mau tidak mau membuat perencanaan tersebut terhambat. tidak
itu saja, salah satunya kendala yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam
pembangunan taman kota yang ada di kawasan tepi laut kecamatan
Tanjungpinang Barat, adalah kondisi tanah timbunan yang
kondisinya masih labil. Khawatir jika pembangunan gedung tersebut
dipaksakan dapat menimbulkan hal yang negatif.”
13. Bagaimana perihal anggaran yang dikucurkan dalam pemeliharaan
taman kota ?
“Berbicara soal anggaran atau pendanaan bukan tupoksi saya untuk
memaparkannya. Namun menurut saya, untuk pemeliharaan taman,
khususnya pemeliharaan elemen keras anggaran yang dikucurkan
terbatas. Sehingga kami tidak bisa maksimal melakukan pemeliharaan
elemen keras seperti pengecatan, perbaikan, dan lainnya pada titik –
titik taman kota yang seharusnya sudah dilakukan pengecatan atau
pemeliharaan, seperti tembok taman kota yang sudah dicoret oleh
individu yang tidak bertanggungjawab, fasilitas penerang yang sudah
tidak layak pakai. Contohnya pada tembok taman gurindam, bestari,
dan taman fisabillah melayu square, tepatnya di tugunya. Sehingga
pemeliharaan dilakukan secara bergantian.”
14. Menurut Ibu, apakah ada hal lain yang menjadi kendala dan hambatan
dalam pemeliharaan taman kota ?
“Masih kurangnya sanksi administrasi dalam rangka memonitoring
tanaman – tanaman dan tumbuhan – tumbuhan yang sudah ada.
Karena masih banyaknya tangan – tangan usil yang merusak taman
kota.”
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
1. Nama : Boby Deworianto S.Sos
2. Instansi : Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
3. Jabatan : Kepala Seksi Penataan dan Peningkatan Taman
4. Hari/Tanggal : Kamis, 6 November 2014; Senin, 15 Juni 2015
Jumat, 10 Juli 2015
B. Daftar Pertanyaan
1. Berapa persen ruang terbuka hijau yang sudah ada di kota Tanjungpinang ?
“Sampai saat ini, Kota Tanjungpinang baru mencapai Ruang Terbuka Hijau
Publik 13, 154%, dan Ruang terbuka privat 28,336%. Namun Ruang
terbuka hijau privat masih dalam tahap perencanaan, dalam arti kata
belum dipantau secara pasti jumlah ruang terbuka hijau privat yang ada di
Kota Tanjungpinang.”
2. Bagaimana peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
khususnya bidang pertamanan dan pemakaman dalam pengembangan
taman kota ?
“Bidang Pertamanan dan Pemakaman melakukan pengembangan dengan,
melakukan pengembangan Nursey (bibit), menambah tanaman pada taman
– taman kota yang sudah ada, mengganti tanaman yang mati.”
3. Bagaimana peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman khususnya
bidang pertamanan dan pemakaman dalam penataan taman kota ?
“Penataan dan revitalisasi kawasan tepi laut, penatan taman lingkungan,
penataan taman bermain”
4. Bagaimana peran Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dalam
melakukan pembinaan taman kota terhadap masyarakat ?
“Pembinaan adalah perbuatan membina yang dilakukan secara efisien
dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan yang kami
lakukan adalah, setiap pejalan kaki dilarang berjalan dan merusak di
taman kota dan jalur hijau, melakukan perbuatan yang dapat merusak
jalur hijau atau taman kota, setiap orang dilarang melompat atau
menerobos pagar yang ada di sepanjang jalur hijau atau taman kota,
dilarang memanfaatkan jalur hijau, taman kota dan tempat umum yang
tidak sesuai dengan fungsinya kecuali mendapat izin dari pejabat yang
berwenang. Dilarang menyimpan barang – barang bangunan atau benda
– benda lain disepanjang jalur hijau taman kota dan tempat umum kecuali
atas ijin pejabat yang berwenang.”
5. Bagaimana Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
mensosialisasikan tentang pentingnya menjaga dan memelihara RTH
khusunya taman kota di kota Tanjungpinang ?
“Pembinaan yang kami lakukan ke masyarakat adalah dengan
memberikan informasi akan pentingnya Ruang Terbuka Hijau dan
mengharapkan peran serta masyarakat berupa menanam pohon tanaman
di halaman / pekarangan rumah dan dapat menciptakan kawasan hijau
disekitar tempat tinggal, menjaga ruang terbuka hijau yang sudah ada,
menggunakan lahan sesuai peruntukkannya serta tidak menebang pohon
secara illegal.”
6. Apa yang menjadi hambatan dan kendala dalam melaksanakan
penyelenggaraan perencanaan taman kota di kota Tanjungpinang ?
“Salah satu hal yang menghambat terealisasinya perencanaan yang
dilakukan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang adalah kondisi yang tidak mendukung. Terkadang musim
hujan yang terjadi di kota Tanjungpinang selama beberapa bulan mau
tidak mau membuat perencanaan tersebut terhambat. tidak itu saja, salah
satunya kendala yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang dalam pembangunan taman kota yang
ada di kawasan tepi laut kecamatan Tanjungpinang Barat, adalah kondisi
tanah timbunan yang kondisinya masih labil. Khawatir jika pembangunan
gedung tersebut dipaksakan dapat menimbulkan hal yang negatif.”
7. Apa yang menjadi hambata dan kendala Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman dalam pembangunan tugu nomed ?
“Salah satu contoh yang dekat adalah pembangunan taman tugu nomed
yang belum rampung, selain itu juga terhambatnya pengembangan taman
kota adalah anggaran yang disediakan terbatas. Sebagai kepala seksi,
hanya sekedar menjalankan dan bertanggungjawab akan perintah
atasan”.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
1. Nama : Mona
2. Instansi : Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
3. Jabatan : Staf Tekhnik Seksi Pertamanan dan Pemakaman
4. Hari/Tanggal : Jumat, 7 November 2014; Kamis, 11 Juni 2015
B. Daftar Pertanyaan
1. Apakah ada program rencana terhadap penyelenggaraan perencanaan taman
kota ?
“Penyelenggaraan Perencanaan yang sudah ada berupa rencana disebut
rencana pengelolaan ruang terbuka hijau. Untuk Perencanaan Peningkatan
Penataan Taman Kota program yang sudah terealisasi seperti peningkatan
kualitas taman kota seperti penambahan pergola, merehab gazebo, rehab
kolam dan lain sebagainya di taman kota Pamedan Ahmad Yani. Namun
ada juga perencanaan yang masih dalam tahap realisasinya, salah satunya
adalah rencana pembangunan taman kota yang ditepi laut yang sudah
terealisasi, namun belum selesai, karena pembangunan dilakukan secara
bertahap, mulai dari rencana penataan dan pot – pot, pagar dan lain
sebagainya.”
2. Bagaimana perihal pembangunan taman kota yang tidak sesuai dengan
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 ?
“Memang pembangunan taman kota di Kota Tanjungpinang, banyak yang
tidak sesuai dengan Permen PU No. 5/PRT/M/2008. Dulunya, yang
membangun adalah Dinas Pekerjaan Umum. Baru akhir – akhir ini,
diberikan kepada Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman.
mengurus taman kota secara keseluruhan. Jadi kami hanya tinggal
melanjutkan saja, taman kota yang sudah ada.”
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
1. Nama : Istir Syadah
2. Instansi : Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
3. Jabatan : Staff Pengelola Pembibitan
4. Hari/Tanggal : Rabu, 24 Juni 2015
B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana pengembangan taman kota melalui pembibitan dilakukan ?
“Pembibitan kami lakukan dengan cara stek tanaman yang ada. Adapun
tanaman yang kami bibitkan adalah tanaman daun – daunan, seperti
tanaman perdu, tanaman merambat, tanaman hias, melati jepang,
bougenvil.”
Informan:
Masyarakat I: penduduk sekitar
1. Bagaimana menurut anda perihal fasilitas penerangan yang ada di taman
Bestari ?
2. Bagaimana menurut anda perihal fasilitas penerangan yang ada di taman
Gurindam ?
3. Bagaimana pendapat anda perihal pembangunan taman kota di kawasan tepi
laut kecamatan Tanjungpinang Barat ?
4. Apa yang anda harapkan dari taman kota di kota Tanjungpinang ?
5. Apa yang anda harapkan dari pembangunan taman kota di kota
Tanjungpinanang?
Masyarakat II: penjaga taman kota
1. Apa tugas anda ?
2. Bagaiamana anda melaksanakan tugas anda ?
3. Apakah penghargaan yang anda dapatkan dari Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman cukup memuaskan ?
Wawancara dengan Informan
DOKUMENTASI
Kepala Seksi Pemeliharaan Taman Kepala Seksi Penataan dan Peningkatan Taman
Staff Tekhnik Seksi Pertamanan dan Pemakaman
Staff Pengelola Pembibitan
Penjaga Taman Pamedan Ahmad Yani
Taman Kota di Kota Tanjungpinang
Taman Gurindam
Taman Fisabililah Melayu Square
Taman Budaya
Taman Pamedan Ahmad Yani
Taman Proklamasi
Taman Bestari
Taman Tugu Nomed
Taman Tugu Pensil
Beberapa Fasilitas Taman Kota yang Tidak Terpelihara
Dengan Baik
Taman Pamedan Ahmad Yani
Taman Budaya
Taman Sei Carang
Taman Fisabililah Melayu Square
Taman Gurindam
Kebersihan dan Kerapian Taman Kota Yang Tidak
Terpelihara Dengan Baik
Taman Gurindam
Taman Tugu Pensil
Taman Pamedan Ahmad Yani
Taman Tugu Pensil
Taman Pamedan Ahmad Yani
Taman Budaya
Taman Budaya
Taman Budaya
Taman Pamedan Ahmad Yani
Taman Kota kawasan tepi laut (kec. Tanjungpinang Barat)
Taman Tugu Nomed
Taman Kota Dalam Tahap Pembangunan
Pembibitan yang di lakukan Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Lea Elisabeth Paturuan
Nim : 100565201265
Tempat/tanggal lahir : Jakarta/15 Mei 1987
Hobi : Membaca dan memasak
Agama : Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Bapak : S. Saragih
Nama Ibu : M. br Sinaga
Alamat : Jln. D.I Panjaitan Km 7 Gg Putri Balkis III
Tanjungpinang
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 091358 Haranggaol, Sumatera Utara (Tahun 1995 - 2000)
2. SMP Swasta RK Cinta Rakyat Haranggaol, Sumatera Utara
(Tahun 2000 - 2003)
3. SMK Negeri 1 Pematangsiantar (Tahun 2003 - 2006)
4. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang (Tahun 2010 - 2015)
Recommended