View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADASISWA KELAS X IPA 1 DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
(Skripsi)
Oleh
HELDA SIREGAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARIJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA
KELAS X IPA 1 DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Oleh
HELDA SIREGAR
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran tari bedana pada siswa kelas X IPA 1 di
MAN 1 Bandar Lampung. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori
pembelajaran dan seni budaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Sumber data yaitu guru, peran guru, siswa, ragam gerak tari, sarana
prasarana. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penilaian yaitu instrumen
penilaian peran guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Data dianalaisis dengan
cara reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Berdasarkan analisis data yang
dilakukan selama 5 pertemuan aspek peran guru yang terlaksana ada 12 aspek, yaitu
korektor, inspirator, informator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing,
demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, evaluator, dan aspek yang tidak
terlaksana yaitu aspek organisator. Aktivitas siswa memperoleh nilai rata-rata baik
dengan nilai (66), dan hasil belajar siswa memperoleh kriteria cukup dengan nilai
rata-rata (65).
Kata Kunci: peran guru, pembelajaran, tari bedana.
ABSTRACT
TEACHER’S ROLE IN LEARNING BEDANA DANCE FOR X IPA 1
STUDENTS AT MAN 1 BANDAR LAMPUNG
2015/2016 ACADEMIC YEAR
BY
HELDA SIREGAR
The aims of this research were to describe teacher’s role, student’s activity, and
student’s result of learning process in Bedana dance for X IPA 1 student’s at MAN 1
Bandar Lampung. The teories used in this research were the learning theory and the
art theory. This research was used qualitative descriptive method. The data were
collected by using observation, interview, and documentation. The source of the data
were techer, teacher’s role, students, variety dance, and facilities. This research used
3 scoring instrument there were student’s scoring instrument for teacher’s role,
student’s activity, and the result. The data was analyzed by using data reduction, data
presenation, and conclusion. Based on the data analysis for 5 meetings, aspect of the
role teacher has been completed there are 12 aspect, such as corrector, inspirator,
informator, motivator, initiator, facilitator, guide, demonstrator, managing class,
mediators, supervisor, evaluator, and the aspect that did not take place was aspect of
the organizers. Student’s activity got a good score with the score was 66, and
student’s result got proper with the average score was 65.
Keywords: teacher’s role, learning, bedana dance.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA
SISWA KELAS X IPA 1 DI MAN 1 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh
HELDA SIREGAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Kota Banda r Lampung pada tanggal 14
April 1992, anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak
Sarasian Siregar dan Ibu Nuraini. Pendidikan yang ditempuh
penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) Aisiyah Bustahnul
Athfal II Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1998. Sekolah Dasar Negeri 1
Kaliawi Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004. Sekolah Menengah Pertama
25 Bandar Lampung. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Bandar Lampung
diselesaikan pada tahun 2010. Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari.
PERSEMBAHAN
Puji syukur ku ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nyalah skripsi
ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad
Rasulullah SAW atas ilmu yang diberikannya bagi umat manusia di bumi ini.
Dari lubuk hati yang paling dalam ku persembahkan karya ini dengan cinta dan kasih
sayang kepada :
1. Ibunda tercinta Nuraini yang senantiasa merawatku sejak kecil hingga sekarang,
menyayangiku, mengasihi dan mendoakanku serta Ayahanda tersayang Sarasian
Siregar yang selalu memberikan nasihat, dukungan dan menyemangati untuk
keberhasilanku.
2. Adik-adikku tersayang, Helsa Astria Siregar, (alm) Akmal Baihaqi Siregar dan Rio
Khadafi Siregar yang selalu memberikan doa, keceriaan, semangat serta
motivasiku untuk membahagiakan kalian.
3. Bapak Yatin, S,Pd dan para pendidik yang selalu mendorong dan memberikanku
semangat hingga sekarang untuk keberhasilanku.
4. Sahabat dan teman-teman tersayang.
5. Almamater tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat;
orang yang menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang
diberikan kepadanya sama dengan para nabi”
(QS. HR Dailani)
“Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah
sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga
kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. An-Anfal 8:53)
SANWACANA
AssalammualaikumWr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang menjadi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, motivasi, kritik dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih seluruhnya kepada :
1. Agung Kurniawan, S.Sn.,M.Sn yang telah bersedia menjadi pembimbing 1 dan memberikan
bimbingan, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Susi Wendaningsih, S.Pd.,M.Pd yang telah bersedia menjadi pembimbing 2 dan
memberikan bimbingan, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Riyan Hidayatullah, S.Pd.,M.Pd yang telah bersedia menjadi pembahas serta memberikan
bimbingan, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Patuan Raja Dekan FKIP Universitas Lampung.
5. Fitri Daryanti, S.Sn.,M.Sn. terimakasih atas bimbingan dan dukungannya.
6. Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Seni Tari.
7. Kepala Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Antoni Iswantoro, M.Ed
8. Guru-guru MAN 1 Bandar Lampung Dra. Supiah, S.Pd, Yuliana, S.Pd.
9. Ibunda Nuraini dan Ayahanda Sarasian Siregar, Saudaraku Helsa Astria Siregar, Akmal
Baihaqi Siregar (Alm), Rio Khadafi Siregar, Baiti Tiara Sella serta keluarga besarku
terimakasih atas doa, dukungan, semangat untuk keberhasilanku.
10. Rita Sabet, Clara PuspitaSetiadi, Thomas Pratama Setiadi, terimakasih atas doa, dukungan,
keceriaan dan semangat untuk keberhasilanku.
11. Yoga Andreaz Muchtar dan Ibu Sawiyah, terimakasih atas bimbingan dan dukungannya.
12. Kakak-kakak tersayang IndraBulan, S.Pd., MA, Rr Tri Arum, S.Pd, Sendy Annisa, S.Pd,
Nova Delyanti, S.Pd, Gery Faliandra, S.E terimakasih atas doa, dukungan dan semangat
untuk keberhasilanku.
13. Sahabatku Ferlita Rora Sumeta,S.Pd, Resa Dwi Cahyani, S.Pd, Rien Gusmi Marissa, S.Pd,
Retno Wulandari, A.Md, Mutiara Ngepah, Nara, terimakasih atas kebersamaan, keceriaan,
doa, semangat dan dukungannya selama ini.
14. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011.
15. Kakak tingkat 2008, 2009, 2010, adik-adikkku Nurul, Atika, Dirga, Muthia dan Lyra serta
adik-adik tingkat 2012,2013 dan 2014 semoga sukses.
16. Mas Jaya, Mb Eva, Mbah Bari, Pak Heru dan seluruh Staf TU Program Pendidikan Seni Tari
Universitas Lampung.
17. Keluarga KKN tercinta Nurdiana, S.Pd, Nourma Ervitasari,S.Pd, Elva Retnawati, S.Pd,
Marshela Ridanti,S.Pd, Choirul Umam,S.Pd, Megyan Pratama,S.Pd, Afif Suryatama, Nova
Indahyani, S.Pd,terimakasih atas kebersamaan, keceriaan, semangat, doa dan dukungan
untuk keberhasilanku.
18. Keluarga besar Wellington school yang selalu menantikan keberhasilanku.
19. Keluarga PLL tersayang Bang Danil, Bang Maul, Bang Dam, Bang Randy, Bang Ridho,
Ucup, Whira, Bagas, NdutRvp, Beny, Ochi, Racka, Agung, Soster, Budi, Dico, Bogel,
Nando, Dandi dan seluruhnya terimakasih banyak atas kebersamaan, keceriaan, kerjasama
doa dan dukungan kalian.
20. Seluruh sahabat dan teman-temanku terimakasih atas doa, semangat dan dukungannya.
Bandar Lampung,Februari 2019
Penulis
Helda Siregar
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
MOTTO
PERSEMBAHAN
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... ..8
2.2 Pembelajaran .............................................................................................. 10
2.3 Peran Guru .................................................................................................. 11
2.4 Seni Tari ..................................................................................................... 17
2.4.1 Seni .................................................................................................... 17
2.4.2 Tari .................................................................................................... 18
2.5 Tari Bedana ................................................................................................ 21
2.5.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana ................................................... 38
2.5.2 Alat Musik Pengiring Tari Bedana ................................................... 42
2.6 Aktivitas Siswa Dalam Belajar ................................................................... 43
2.7 Evaluasi Hasil Belajar Siswa ...................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ........................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................................
.....................................................
.........................................................................................
.............................................................
...........................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
LAMPIRAN
48
3.2 Sumber Data ............................................................................................... 49
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 50
3.4 Teknik Analisis Data .................................................................................. 59
62
4.1.1 Sejarah MAN 1 Bandar Lampung 63
4.2 Permohonan Izin 66
4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan Peran Guru ........................................... 67
4.3.1 Deskripsi Pertemuan Pertama ........................................................... 69
4.3.2 Deskripsi Pertemuan Kedua .............................................................. 72
4.3.3 Deskripsi Pertemuan Ketiga .............................................................. 77
4.3.4 Deskripsi Pertemuan Keempat .......................................................... 82
4.3.5 Deskripsi Pertemuan Kelima 87
4.4 Aktivitas Siswa 93
4.5 Hasil Belajar Siswa ..................................................................................108
...............................................................................................110
5.1.1 Peran Guru ......................................................................................110
5.1.2 Aktivitas Siswa Dalam Proses Belajar ...........................................111
5.1.3 Hasil Belajar Siswa ........................................................................111
5.2 Saran .........................................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................113
.......................................................................................................115
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ragam Gerak Tari Bedana ..............................................................................233.1 Penilaian Peran Guru.......................................................................................523.2 Pengamatan Aktivitas Siswa...........................................................................543.3 Penilaian Hasil Belajar Siswa .........................................................................573.4 Penentu Patokan Dengan Skala Lima .............................................................604.1 Daftar Pertemuan Penelitian ...........................................................................674.2 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama ..................................924.3 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua.....................................954.4 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketiga ....................................984.5 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keempat...............................1004.6 Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kelima .................................1034.7 Rata-rata Aktivitas Siswa..............................................................................1064.8 Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa .............................................................107
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Aktivitas Pertemuan Pertama..........................................................................944.2 Aktivitas Pertemuan Kedua.............................................................................974.3 Aktivitas Pertemuan Ketiga ..........................................................................1004.4 Aktivitas Pertemuan Keempat.................................................................... ..1024.5 Aktivitas Pertemuan Kelima ...................................................................... ..105
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Guru Memperkenalkan Diri ............................................................................1262. Siswa Memperkenalkan Diri...........................................................................1263. Guru Memberikan Materi Seni Budaya ..........................................................1274. Guru Melakukan Penilaian..............................................................................1275. Siswa Mengerjakan Soal .................................................................................1286. Guru Membentuk Kelompok Siswa................................................................1287. Guru dan Siswa Melakukan Pemanasan .........................................................1298. Guru dan Siswa Mempraktikan Ragam Gerak Khesek Injing ........................1299. Guru dan Siswa Mempraktikan Ragam Gerak Ayun Gantung .......................13010. Guru dan Siswa Mempraktikan Ragam Gerak Tahtim .................................13011. Siswa Melakukan Latihan Dengan Kelompok Masing-masing....................13112. Guru Melakukan Evaluasi.............................................................................13113. Guru Menuntun Siswa Mempraktikan Ragam Gerak Gelek.........................13214. Guru dan Siswa Mempraktikan Ragam Gerak Humbak Moloh....................13215. Guru dan Siswa Mempraktikan Ragam Gerak Ayun ....................................13316. Guru Membantu Memperbaiki Kesalahan Siswa Pada Proses Latihan ........13317. Guru Memotivasi Siswa Untuk Semangat & Fokus Belajar.........................13418. Guru dan Siswa Mempraktikan Ragam Gerak Khesek Gantung ..................13419. Guru Menuntun Satu Persatu Siswa Mempraktikkan Ragam Jimpang ........13520. Guru Bersama Siswa Mempraktikan Ragam Gerak Belitut..........................135
DAFTAR LAMPIRAN
Diagram Halaman
1. Silabus .............................................................................................................1142. RPP..................................................................................................................1203. Foto .................................................................................................................1264. Penilaian Peran Guru.................................................................................... ..1365. Penilaian Aktivitas Siswa............................................................................. ..1376. Penilaian Hasil Belajar Siswa ...................................................................... ..140
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia memiliki hak untuk memperoleh pendidikan yang layak karena
pendidikan merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia agar manusia
memiliki kualitas dan kemampuan di dalam diri masing-masing setiap manusia.
Sesuai dengan pendapat Hamalik pada yang menyatakan bahwa, pendidikan
merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan
bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
pembangunan sektor ekonomi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan
berlangsung dengan bersama-sama (Hamalik, 2014:1).
Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan memiliki wadah atau ruang untuk terlaksananya proses pendidikan,
baik pendidikan formal ataupun non formal. Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam
2
lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan bebagai kesempatan
bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar (Hamalik, 2011: 3).
Sekolah memiliki tahapan-tahapan atau proses dalam membelajarkan peserta
didik karena proses pembelajaran akan menentukan berhasil tidaknya materi yang
diajarkan oleh guru kepada peserta didik. Berbicara tentang proses pembelajaran,
peran guru pun sangat penting di dalam keberhasilan peserta didik agar mereka
dapat menguasai materi, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
kenyamanan peserta didik dalam bertanya hal-hal yang belum mereka ketahui di
dalam proses pembelajaran. Guru merupakan seseorang yang memiliki tugas
menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan, selain itu
guru juga memiliki wewenang mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga
pengajar (Hamalik, 2012: 9). Berdasarkan pendapat hamalik tentang guru,
penelitian ini memfokuskan pada peran guru sebagai pendidik bidang studi seni
budaya dalam proses pembelajaran tari bedana di MAN 1 Bandar Lampung.
Seorang guru juga dituntut untuk menjadi tenaga pengajar yang profesional dalam
proses belajar mengajar untuk memiliki keprofesionalan tersebut guru memiliki
metode atau cara mengajar di dalam proses pembelajaran, agar materi yang
disampaikan kepada siswa dapat efektif dan sesuai dengan yang diharapkan dalam
tujuan pembelajaran. Selain metode mengajar, guru juga wajib memiliki Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
3
tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber
belajar (Rusman, 2012: 4).
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung berdiri pada tahun 1979
dengan kampus beralamatkan di Jl. Letkol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar
Lampung merupakan sekolah umum yang bercirikhas Agama Islam. Di dalam
upayanya meningkatkan mutu pendidikan, MAN 1 Bandar Lampung telah
dijadikan sebagai Madrasah di Provinsi Lampung sejak tahun 1998.
Pada tahun 2014 sekolah ini mengubah nama menjadi MAN 1 Bandar Lampung,
yang sebelumnya nama sekolah ini adalah MAN 1 model Bandar Lampung.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru seni budaya MAN 1
Bandar Lampung Yuliana, S.Pd pada tanggal 10 maret 2015, pembelajaran seni
budaya yang diajarkan meliputi empat cabang seni, yaitu seni tari, seni musik,
seni rupa dan seni teater yang dilaksanakan secara intrakulikuler sejak tahun 2013.
Pembelajaran seni budaya sebelumnya hanya dilakukan pada kegiatan
ekstrakulikuler dan siswa yang berminat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tari
sebagian besar hanya siswa perempuan. Sejak dilaksanakannya pembelajaran seni
budaya pada kegiatan intrakulikuler seluruh siswa laki-laki dan perempuan wajib
mengikuti pembelajaran seni budaya termasuk seni tari, guru seni budaya
memiliki kesulitan untuk menarik minat siswa khususnya siswa laki-laki untuk
belajar seni tari. Berdasarkan masalah yang dihadapi, guru diharapkan dapat
berperan secara maksimal untuk manrik minat seluruh siswa agar dapat mengikuti
mata pelajaran seni budaya dengan maksimal. Dengan masalah yang dihadapi
oleh guru maka hal inilah yang menjadi alasan untuk memilih judul penelitian
4
yaitu, “Peran Guru Dalam Pembelajaran Tari Bedana pada siswa kelas X IPA 1
MAN 1 Bandar Lampung”. Penelitian tentang “peran guru dalam pembelajaran
tari bedana pada siswa kelas X IPA 1 di MAN 1 Bandar Lampung” ini dirasa
penting karena peneliti menyadari bahwa sebagai calon guru, merupakan hal yang
paling utama bagi pendidik untuk dapat mengetahui bagaimana peran guru
sebenarnya untuk menjadi guru yang profesional agar dapat membentuk
kepribadian, minat dan kemampuan anak didik yang baik serta berkarakter dengan
mencintai budaya bangsa melalui mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari,
adanya pengetahuan tentang peran guru yang harus dimiliki oleh pendidik,
diharapkan agar dapat menarik minat siswa untuk belajar tari khususnya siswa
laki-laki yang selama ini kurang diminati oleh mereka.
Pembelajaran merupakan suatu perubahan perilaku yang realatif tetap dan
merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna
bahwa subjek belajar harus di belajarkan bukan diajarkan. Pembelajaran
membutuhkan sebuah proses yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan
mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan informasi yang
kemudian disimpan dalam memori dan organisasi kognitif (Thobroni, 2011: 19).
Pada tahun 2012 dan 2014, judul penelitian dari Eka Mayasari dan Hanna Difetra
Alfath, membahas tentang peran guru dalam pembelajaran seni tari, namun pada
penelitian yang dituliskan oleh Eka Mayasari, membahas 12 aspek peranan guru,
kemudian penelitian yang dituliskan oleh Hanna Difetra Alfath, membahas 13
aspek peran guru. Penelitian ini juga membahas 13 aspek peran guru, yang
5
membedakan penelitian ini yaitu meneliti guru yang berlatar belakang dari
pendidikan seni, sedangkan dari kedua penelitian sebelumnya adalah meneliti
guru yang bukan berlatar dari belakang pendidikan seni, dan pada penelitian
sebelumnya guru masih menggunakan kurikulum KTSP sedangkan penelitian ini
guru menggunakan kurikulum 2013.
Berdasarkan uraian di atas maka dipilih pembelajaran seni tari pada kelas X IPA 1
pada semester ganjil dan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan peran
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari. Judul
penelitian yang akan dilakukan yaitu “Peran Guru Dalam Pembelajaran Tari
Bedana Pada Siswa Kelas X IPA 1 Di MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2015/2016”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja peran guru yang terlaksana
dalam proses pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas X IPA 1 di MAN 1
Bandar Lampung yang sebelumnya hanya dilakukan pada proses pembelajaran
ekstrakulikuler?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Mendeskripsikan tentang peran guru dalam pembelajaran tari Bedana pada
siswa kelas X IPA 1 di MAN 1 Bandar Lampung
2. Mendeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
tari Bedana
6
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi guru seni budaya MAN 1 Bandar Lampung, agar dapat menggunakan
hasil penelitian sebagai referensi untuk meningkatkan keefektifan proses
pembelajaran tari Bedana supaya peserta didik dapat memperoleh hasil
belajar yang lebih baik.
2. Bagi siswa diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menambah referensi
dalam pembelajaran tari Bedana.
3. Bagi mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan agar dapat memanfaatkan
hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan dalam pembelajaran.
1.5 Ruang lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa kelas X IPA 1
yang berjumlah 40 siswa di MAN 1 Bandar Lampung.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah 13 peran guru dalam pembelajaran tari
Bedana.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Juli-Agustus tahun
pelajaran 2015/2016.
7
1.1 Waktu Penelitian
Keterangan :
X : Satu kali pertemuan/satu hari
No Kegiatan BulanJanuari Maret Mei Juli Agustus November Februari1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PengajuanJudul
X
2 BimbingandanKoreksi
X X X X
3 SeminarProposal
X
4 Penelitian X X X X X5 Bimbingan
danKoreksi
X X X X X
6 SeminarHasil
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan hasil penelitian sebelumnya yaitu :
1. Eka Mayasari (2008), penelitian berjudul peran guru pada siswa kelas VII
dalam pembelajaran tari selendang di SMP Negeri 1 Kota Agung Kabupaten
Tanggamus tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri, peneliti sebagai guru dan sebagai
sumber data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa peran guru
pada pembelajaran tari selendang tergolong baik karena dari 12 aspek peran
guru ada 3 peran sebagai guru tergolong cukup mampu, yaitu sebagai
motivator, inisiator, dan mediator serta 1 aspek yang tergolong kurang
mampu, yaitu sebagai inspirator, pada aspek lainnya peran guru sebagai guru
tergolong mampu, yaitu sebagai informator, organisator, pengelola kelas,
fasilitator, pembimbing, supervisor, evaluator, dan demonstrator.
Peran guru pada siswa alam pembelajaran tari selendang juga berdampak
pada evaluasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil tes
pembelajaran tari selendang oleh siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Kotaagung
tahun pelajaran 2011/2012 secara kseluruhan mencapai 80,10%, tergolong
9
dalam kategori baik yang dihasilkan dari membagi keseluruhan aspek, yaitu
untuk aspek teknik kaki persentasenya adalah 80,52% tergolong baik. Aspek
kreativitas gerak komposisi adalah 77,36% tergolong baik. Aspek kesesuaian
gerak tari selendang dengan iringan musik persentasenya adalah 84,21%
tergolong baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada umumnya
setiap aspek memperoleh rata-rata persentase baik. Jika digunakan tolak ukur
penilaian maka kemampuan menari tari selendang pada siswa kelas VII D
SMP Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2011/2012 tergolong baik karena
80,10% berada pada interval 75-84%.
2. Hanna Difetra Alfath (2010), penelitian berjudul peranan guru dalam
pembelajaran tari bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar
Lampung tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri, peneliti sebagai guru dan sebagai
sumber data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Peranan guru dalam pembelajaran tari bedana pada siswa kelas VIII di SMP
Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 mendapatkan kriteria
cukup dengan nilai 60 dari 13 aspek peran guru, 3 aspek memperoleh nilai
baik sekali yaitu korektor, organisator, dan evaluator. Nilai cukup untuk lima
aspek yaitu inspirator, informator, motivator, fasilitator, dan pengelola kelas.
Nilai kurang untuk lima aspek, yaitu inisiator, pembimbing, demonstrator,
mediator, dan supervisor.
Aktivitas siswa dalam belajar memperoleh nilai baik yaitu 71 dan hasil
belajar siswa memperoleh nilai rata-rata cukup, yaitu 63.
10
2.2 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pemebelajaran pada setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik
(Rusman, 2012: 134). Sistem pembelajaran di MAN 1 Bandar Lampung yang
memiliki ciri khas islami merupakan pembelajaran yang baik, baik dari segi
pengetahuan agama ataupun dari pengetahuan umum.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa,
guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-
buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, film, audio, dan video tape. Fasilitas dan
perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer.
Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian,
dan sebagainya. (Hamalik, 2012: 57). Pembelajaran di MAN 1 sudah memfasilitasi
siswa untuk tercapainya pembelajaran yang maksimal. Beberapa fasilitas yang
mulai dilengkapi di sekolah seperti media pembelajaran misalnya LCD, sarana
dan prasarana seperti misalnya panggung pertunjukan seni, dan sarana prasarana
lainya yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.
11
Unsur – unsur pembelajaran minimal yang harus ada dalam sistem pembelajaran
adalah seorang siswa, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai
tujuan. Salah satu unsur belajar ialah motivasi belajar, motivasi belajar menuntut
sikap tanggap dari pihak guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi
dengan berbagai upaya pembelajaran (Hamalik, 2012:66). Motivasi yang
diberikan oleh kepala sekolah MAN 1 Bandar Lampung, selain meningkatkan
sarana prasarana, kepala sekolah juga berupaya meningkatkan kualitas kinerja
guru, misalnya kepala sekolah mengadakan pelatihan wali kelas kegiatan ini rutin
dilakukan setiap setiap seminggu sekali setiap hari Sabtu, kegiatan ini telah
dilaksanakan sejak tahun pelajaran baru 2015/2016.
2.3 Peran Guru
Guru merupakan orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak
didik. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha
membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang
yang berguna bagi nusa dan bangsa. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik
merupakan tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru
sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan
keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.
Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban
tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali anak didik dalam jangka waktu
tertentu (Djamarah, 2010:37). Berhubungan dengan fumgsinya sebagai
12
“pengajar”, “guru” dan “pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan
pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah
laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang
terutama), sesama guru maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan
interaksi belajar mengajar dapat dipandang sebagai sentral bagi perannya, sebab
baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak
dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan
siswanya (Sardirman, 2012: 143).
Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik atau siapa saja yang
telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru
seperti diuraikan sebagai berikut :
1) Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana
nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam
kehidupan di masyarakat. Latar belakang anak didik yang berbeda-beda sesuai
dengan sosio-kultural masyarakat di mana anak didik tinggal akan mewarnai
kehidupannya. Semua nilai yang baik harus dipertahankan dan semua nilai yang
buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik. Bila guru
membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan peranannya sebagai korektor,
yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan peserta
didik (Djamarah, 2010: 43).
13
2) Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar
yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Petunjuk tidak mesti harus bertolak
dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik. Yang terpenting bukan teorinya, tetapi
bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik (Djamarah, 2010:
44).
3) Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata
pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan
efektif diperlukan dari guru. Untuk menjadi informator yang baik dan efektif,
penguasaaan bahasalah sebaga kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang
akan diberikan kepada anak didik.informator yang baik adalah guru yang mengerti
apa kebutuhan anak didik dan mengabdi untuk anak didik (Djamarah, 2010: 45).
4) Organisator
Peran guru sebagai organisator merupakan sisi lain dari pernan yang diperlukan
dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan
akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik. Semuanya
diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar
pada diri anak didik (Djamarah, 2010: 45).
14
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran
dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa (Sardirman, 2012: 144).
Beberapa kegiatan akademik yang dilakukan guru dalam organisator yaitu:
membuat silabus dan rencanan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,
standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian proses, hasil dan sumber belajar.
5) Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar semangat
dan aktif dalam belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan
menurun prestasinya di sekolah. Peran guru sebagai motivator sangat penting
dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang
membutuhkan kemahiran sosial (Djamarah, 2010: 45). Peran guru sebagai
motivator juga sangat penting artinya agar dapat meningkatkan kegairahan dan
pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan dorongan
untuk menemukan serta memaksimalkan hasil belajar siswa, menumbuhkan
aktivitas dan daya cipta (kreativitas). Peran guru sebagai motivator ini sangat
penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan
mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial (Sardirman, 2012: 145).
15
6) Inisiator
Peran guru sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan
dalam pendidikan dan pengajaran. Sebagai inisiator guru sebaiknya mengikuti
perkembangan zaman dalam menggunakan keterampilan media pendidikan dan
pengajaran (Djamarah, 2010: 45). Proses interaksi edukatif yang ada sekarang
harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pendidikan. Guru harus menjadikan dunia pendidikan, khususnya interaksi
edukatif agar lebih baik bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi
bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran.dalam hal ini guru sebagai penceteus
ide-ide merupakan ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya (Sardirman,
2012: 145)
7) Fasiliator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang
tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang
berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas
belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas,
sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik
(Djamarah, 2010: 46). Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan
memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya
dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa serasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara
efektif (Sardirman, 2012: 146).
16
8) Pembimbing
Peran guru sebagai pembimbing sangat penting, peran ini ialah kehadiran seorang
guru di sekolah untuk membimbing anak didik menjadi manusia yang dewasa.
Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perkembangan dirinya. Kekurang mampuan anak didik menyebabkan lebih
banyak tergantung pada bantuan guru (Djamarah, 2010: 46).
9) Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami.
Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha
membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan, sehingga apa yang
guru inginkan akan sejalan dengan pemahaman anak didik. Tujuan pengajaran
pun dapat tercapai dengan efektif dan efisien (Djamarah, 2010: 46). Guru
hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan
mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang
akan dicapai oleh siswa. Sebagai pengajar guru harus membantu perkembangan
siswa untuk dapat menerima, memahami serta menguasai ilmu pengetahuan.
Untuk itu guru hendaknya menyampaikan fakta-fakta atau cara-cara secara cepat
tepat dan menarik kepada siswa, sehingga penyampaian materi pelajaran oleh
siswa dapat lebih oiptimal (Rusman, 2012: 62).
17
10) Pengelola Kelas
Peran guru dalam mengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan
baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam
rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik
akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, jika kelas yang tidak
dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pembelajaran. Jadi, maksud dari
pengelolaan kelas adalah agar anak didik merasa nyaman berada di dalam kelas
dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar (Djamarah, 2010: 47). Guru
sebagai pengelola kelas hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas,
karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini
diatur dan diawasi agar kegiatan pembelajaran terarah kepada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah
yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa
aman, dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas belajar siswa
dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain yaitu guru, hubungan
pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam
kelas. Tujuan umum mengelola kelas ialah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk berbagai kegiatan pembelajaran agar mencapai hasil yang
maksimal. Sedangkan tujuan khususnya ialah mengembangkan kemampuan siswa
dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk
memperoleh hasil yang diharapkan (Rusman, 2012: 63).
18
11) Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Media
berfungsi sebagai alat komunikasi guru mengefektifkan proses interaksi edukatif.
Guru sebagai mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media (Djamarah,
2010: 48).
12) Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu memperbaiki, dan menilai
secara kritis terhadap proses pengajaran. Untuk itu, kelebihan yang dimiliki
supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan
tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, dan juga
keterampilan-keterampilan yang dimilikinya. Dengan semua kelebihan yang
dimiliki, ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang
(Djamarah, 2010: 48).
13) Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan
jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan
intrinsik. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran),
tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran). Dari kedua kegiatan ini akan
mendapatkan umpan balik tentang pelaksanaan interaksi edukatif yang telah
dilakukan (Djamarah, 2010: 49).
19
2.4 Seni Tari
2.4.1 Seni
Seni adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menyampaikan perasaan-
perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, dengan menggunakan simbol-
simbol tertentu. Jadi, seni adalah bahasa komunikasi antara seniman dan
penanggapnya. Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan
kecakapan yang luar biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah.
Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat
menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan
manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
Menurut Aristoteles dalam Mulyadi (2014: 150). Seni merupakan penyampaian,
komunikasi, ungkapan jiwa yang dituangkan melalui karya seni. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa seni merupakan aktivitas jiwa yang
diapresiasikan melalui raga manusia yang dapat menciptakan perasaan bagi
seniman ataupun bagi penikmat karya seni itu sendiri.
2.4.2 Tari
Tari tak sekedar gerak-gerak bermakna dan simbolis yang indah. Agar lebih
menarik hati yang melihatnya, tari memerlukan unsur pendukung keindahannya
(Tim Abdi Guru, 2006: 114). Untuk memahami dan memaknai nilai seni tari,
yang pertama harus ada wujud dan bentuk dari tarian itu sendiri. Tubuh manusia
sangat bisa membuat pola gerak pada waktu dan ruang tertentu, namun membuat
tarian yang unik menggambarkan tarian yang bernilai, secara tradisional maupun
modern (Mustika, 2012: 44).
20
Tari tradisional merupakan tari yang berasal dari daerah tertentu tanpa belum ada
perubahan gerak, gerak banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif
serta imitatif yang telah diperhalus (Tim Abdi Guru, 2006: 121). Tari kreasi
merupakan ungkapan ekspresi yang dituangkan melalui gerak dengan
mengutamakan unsur-unsur kebebasan. Tari kreasi memiliki dua macam bentuk,
yaitu tari kreasi baru dan tari kreasi non-etnik. Tari kreasi dengan pola tradisi
merupakan bentuk tari yang mengutamakan unsur kebebasan dalam
mengungkapkannya dan tidak bertumpu pada suatu unsur tari etnik (Wibowo,
2012: 54).
Tari tradisional maupun tari kreasi, keduanya memiliki akar yang sama, yakni
gerak tubuh dan anggota tubuh manusia sebagai media pengungkapan gagasan.
Hal yang membedakan kedua jenis tarian ini adalah cara pengutaraan sehingga
membentuk gerak-gerak tari. pada jenis tari tradisi yang bersumber dari keraton,
gerak-gerak tari dibatasi oleh aturan atau pakem yang tidak boleh dilanggar.
Aturan ini biasanya didasarkan kepada nilai-nilai estetika, etika, dan norma yang
hidup dan melingkungi jenis tarian tersebut. Pada tari kreasi atau modern,
pengaturan gerak lebih luas dan ekspresif. Hal ini disebabkan oleh karakteristik
tari modern yang bersifat eksploratif eksperimental (Mulyadi, 2014: 107).
Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang seniman kepada
orang lain (penonton atau penikmat) sebagai alat ekspresi, tari merupakan untaian
gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan
terjadi disekitamya, sebab tari adalah ungkapan, pernyataan dan ekspresi memuat
komunitas realitas kehidupan yang bisa merasuk dibenak penikmatnya setelah
21
pertunjukkan selesai. Tari adalah gerak indah oleh anggota tubuh manusia yang
mempunyai maksud dan sesuai dengan iringan musik pengiring. Ruang lingkup
mata pelajaran tari meliputi pengetahuan tari, wiraga, wirama, wirasa (Tim abdi
guru, 2006: 8).
1) Wiraga merupakan keterampilan penari di ukur melalui indeks yang
menentukan kualitastarinya. Kualitas menyangkut kepada bentuk sikap dan
geraknya secara berkesinambungan dan memenuhi standar kualitas
penghayatan gerak.
2) Wirama merupakan kemampuan penguasaan irama, baik hubungan dengan
gerak dan musiknya. Kepekaan tari menentukan kualitas penghayatan atas
gerak dan musiknya.
3) Wirasa yaitu, t1ari melalui simbol gerak direpresentasikan membawa misi.
Misi inilah yang digunakan oleh wirasa untuk disampaikan kepada penonton.
Oleh sebab itu, wujud penghayatan atas wirasa lebih ditekankan pada
penghayatan karakter peran, gerak yang dilakukan, dan ekspresi yang
ditampilkan menjadi bagian dari wirasa tari (Setiawati, 2008: 87).
Seni tari merupakan gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau
ekspresi manusia yang didalamnya terdapat untur keindahan wiraga/tubuh,
wirama/irama, wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud. Seni tari adalah karya seni
yang disampaikan dengan media gerak, misalnya seni tari, senam irama, dan
sendratari. Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang
berirama sebagaiungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat
unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi (Mustika, 2012: 22).
22
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tari merupakan bentuk
gerak dan ekspresi jiwa manusia yang indah yang didemonstrasikan sesuai dengan
irama dan jiwa yang diungkapan si pencipta. Pembelajaran seni tari merupakan
upaya membelajarkan siswa terhadap bentuk gerak yang indah disertai dengan
iringan. Semua jenis kesenian terdapat struktur seni yang merupakan tata
hubungan sejumlah unsur – unsur seni yang membentuk suatu kesatuan karya seni
yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni tari adalah wiraga, wirama,
wirasa.
a) Wiraga
Wiraga adalah Raga atau tubuh, yaitu gerak kaki sampai kepala, merupakan
media pokok gerak tari. Gerak tari di rangkai sesuai dengan bentuk yang tepat
misalnya seberapa jauh badan merendah, tangan merentang, kaki diangkat atau
ditekuk,dan seterusnya (Mustika, 2013:22).
b) Wirama
Wirama adalah ritme (tempo) atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang
harmonis. Seberapa lamanya rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan
perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari alat
musik yang mengiringi (Mustika, 2013:22).
c) Wirasa
Wirasa adalah tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang
diekspresikan lewat raut wajarh dan gerak. Keseluruhan gerak tersebut
menjelaskan jiwa dan emosi tarian. Seperti sedih, gembira, tegas, marah
(Mustika,2013:23).
23
2.5 Tari Bedana
Tari Bedana merupakan tari tradisional dari daerah Lampung yang mencerminkan
tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat,
agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Menurut sejarah,
diperkirakan tari Bedana ini hidup berkembang di daerah Lampung seiring
dengan masuknya agam islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain
di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga
memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan.
Di daerah Sumatera bagian timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari
ini terkenal dengan tari Zapin atau Jepen. Sedangkan di daerah Sumatera Selatan
dan Bengkulu di kenal dengan tari Dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa
Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku, tari ini dikenal dengan nama tari
Dana-Dini. Dari penjelasan di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan tari Bedana ialah :
1. Tari tradisional kerakyatan yang telah berakar dirasakan sebagai suatu hasil
budaya bernapaskan Islam, yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya,
sebagai suatu simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam
lingkungan yang ramah dan terbuka.
2. Merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai
budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan,
persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat di terima oleh pewaris
generasi ke generasi (Firmansyah dkk, 1996:4).
24
Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Bedana
No RagamGerak
Hitungan Gerak Keterangan
1 Tahtim
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Kaki kananmelangkah kedepan
Gerak tari yangmenggambarkansikap sembah/hormat sebagaipersembahanditampilkan padaawal dan akhirtarian. Sikap badanmenghadap kedepan dengansedikit mendhak(merendah) denganpandanganmengarah ke depandan tersenyum
2(Foto, Helda Siregar:
2015)
Kaki kirimelangkah kedepan
3(Foto, Helda Siregar:
2015)
Kaki kananmelangkah kedepan,
25
4(Foto, Helda Siregar:
2015)
Mundur kakikiri danmembalikkanbadan ke kiri,
5(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan
6(Foto, Helda Siregar:
2015)
Membalikkanbadan ke kiriangkat kakikanan jinjit
7(Foto, Helda Siregar:
2015)
Maju kaki kiribadan merendahkaki kananjinjit,
26
8(Foto, Helda Siregar:
2015)
Menarik kakikanan kesebelah kiriditeruskandengan berjinjit(perempuan)dan jongkok(laki-laki)
2 KhesekGantung
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan ke depan
Inti gerakanterletak padahitungan ke-3 danke-4
2(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri
3(Foto, Helda Siregar:
2015)
Ayunkan kakikanan kesamping kanandengan sikapkaki jinjitkemudian sikaptangandisikukan kearah kanansejajar bahu.
27
4(Foto, Helda Siregar:
2015)
sikap kakikanan ditekukke depandisikukan rata-rata air dengansikap tangandikayuhkan(kimbang)diteruskandengan kakikanan merapatkaki kiri
3 KhesekInjing
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan ke depan
Gerak inti tariterletak padahitungan ke 3
2(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri
3(Foto, Helda Siregar:
2015)
Sikap kakikanan jinjit dandiletakkan disamping kakikiri kemudiansikap tangankimbang,sedangkanpandanganmengarah kebawah ataumendhak
28
4(Foto, Helda Siregar:
2015)
Sikap kakikanan dibukakesampingkananpandangankembalimenghadap kesamping dantersenyum
4 Ayun
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan
Inti gerakan ayunterletak pada sikapmengayun dankeluasan dalambergerak. Sikaptangan pada ragamini yaitu kimbangdengan sikapmengayun akantetapi lemahgemulai dantersenyum. Ragamgerak ayunmemiliki ketepatanempat hitungan kearah kanan dan kiri
2(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri ke arahdiagonal kanan
3(Foto, Helda Siregar:
2015)
Mundur kakikanan
29
4(Foto, Helda Siregar:
2015)
Angkat kaki kirilalu diayunkan
5 AyunGantung
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan
Inti gerakan ayungantung terdapatpada sikapmengayun danmenarik kaki yangdiayun ke bawahdan ke atas. Ragamgerak ayungantung memilikiketepatan empathitungan ke arahkanan lalu hitungankelima diayun kebawah danhitungan keenamke atas dan diulanglagi pada hitunganketujuh dankedelapan,kemudian ke arahkiri
2(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri ke arahdiagonal kanan
3(Foto, Helda Siregar:
2015)
Mundur kakikanan
30
4(Foto, Helda Siregar:
2015)
Angkat kaki kirilalu diayunkan
(Foto, Helda Siregar:2015)
5,6,7 & 8(Foto, Helda Siregar:
2015)
Diayunkan kebawah dan keatas sebanyakdua kali
6 HumbakMoloh
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Kaki kananmelangkah kearah kanan
Gerak humbakmolohmengambarkansikap kaki dantangan mengalunsebagaiperumpamaanombak yangsedangbergelombangdengan lembut danindah. Ragamgerak humbak
31
2 diulangi pada hitungan3 dan 4
(Foto, Helda Siregar:2015)
Kaki kirimelangkahmengikutidengan alunanlalu berjinjit
moloh memilikiketepatan empathitungan ke arahkanan kemudianempat hitungan kearah kiri
Gerakan tangandiukel, tangankanan ke arahsamping dantangan kirimenghadap kedepan denganlemah gemulaikemudian ke arahkiri
7 Gelek
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Angkat lalumengayunkankaki kanan keatas
Inti gerakan gelekterletak pada sikapkaki yang dikayuhkemudiandilangkah dandisilangkankemudian kakimerapat kembaliterlihat sangatindah denganekspresi tersenyummenghadap kedepan
2(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan
32
3(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri
4(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan membukake arah kanan
5(Foto, Helda Siregar:
2015)
Mundur kakikiri
33
6(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikananmenyilang kakikiri depan
7(Foto, Helda Siregar:
2015)
Kaki kananmerapat kakikiri kemudianberjinjit
8(Foto, Helda Siregar:
2015)
34
8 Belitut
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri menyilangkaki kanan kesamping kanan
Jinjit kaki kiri disamping kakikanan sikap badanmendhak,kemudian diikutigerakan kesamping kiri
2(Foto, Helda Siregar:
2015)
Kaki kananmembuka kesamping kanan
3& 4(Foto, Helda Siregar:
2015)
Mengulanggerakanhitungan 1 dan2
35
5(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri ke arah kiri
6(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan berputarke arah kiri
7(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan
36
8(Foto, Helda Siregar:
2015)
Jinjit kaki kanandi samping kakikiri sikap badanmendhak,kemudiandiikuti gerakankesamping kiri
9 Jimpang
1(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan ke arahdigonal kanan
Ragam gerakjimpang memilikiketepatan delapanhitungan diagonalarah kanankemudian delapanhitungan diagonalarah kiri, sikaptangan kimbangmengikuti alunangerak kaki danpandanganmengrah ke depandan tersenyum
2(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri
37
3(Foto, Helda Siregar:
2015)
Mundur kakikanan
4(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri
5(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan berputarke arah kiribelakang
38
6(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikiri menghadapke belakang
7 & 8(Foto, Helda Siregar:
2015)
Langkah kakikanan berputarke arah kirimenghadap kedepan, angkatkaki kirimerapat kakikanan dengankaki kiriberjinjit
39
2.5.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana
Gambar 2.1 Baju Kurung Digunakan Penari Wanita
(Foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.2 Kain Tapis Digunakan Penari Wanita
(Foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.3 Gelang Pipih Digunakan Penari Wanita
(Foto, Helda Siregar: 2015)
40
Gambar 2.4 Kalung Digunakan Penari Wanita
(Foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.5 Gaharu Digunakan Pada Sanggul Penari Wanita
(Foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.6 Sanggul Digunakan Penari Wanita
(Foto, Helda Siregar: 2015)
41
Gambar 2.7 Pending Digunakan Penari Wanita Pada Bagian Pinggang
(Foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.8 Penekan Digunakan Pada Dahi Penari Wanita
(Foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.9 Anting-anting Penari Wanita
(Foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.10 Melati Digunakan Pada Sanggul Wanita Bagian Belakang
(Foto, Helda Siregar: 2015)
42
Gambar 2.11 Busana Penari Pria
(Foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.12 Kain Betumpal Penari Pria
(foto, Helda Siregar: 2015)
Gambar 2.13 Topi Penari Pria
(Foto, Helda Siregar: 2015)
43
2.5.2 Alat Musik Pengiring Tari Bedana
Gambar 2.14 Gambus Lunik(Foto, Google: 2015)
Gambar 2.15 Kerenceng(Foto, Google: 2015)
Gambar 2.16 Gong Kecil(Foto, Google: 2015)
Gambar 2.17 Ketipung(Foto, Google: 2015)
44
2.6 Aktivitas Siswa Dalam Belajar
Dibutuhkan adanya aktivitas siswa proses belajar, dikarenakan tanpa adanya
aktivitas proses belajar pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik. Pada
proses aktivitas belajar harus melibatkan seluruh aspek peserta didik baik jasmani
maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat
mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor
(Hanafiah, 2010: 23). Aktivitas belajar merupakan aktivitas yang berupa fisik
maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas ini harus saling berkaitan.
Hanafiah menjelaskan bahwaaktivitas belajar dapat memberikan nilai tambah bagi
peserta didik, berupa hal-hal seperti berikut ini :
1. Peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya
motivasi internal untuk belajar sejati.
2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang
dapat memeberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.
3. Peserta didik belajar menurut minat dan kemampuannya.
4. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis
di kalangan peserta didik.
5. Pemebelajaran dilaksanakam secara konkret sehingga dapat menumbuhkan
pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari terjadinya verbalisme.
6. Mengembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah
menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan di masyarakat sekitar.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah. Para ahli
mencoba mengadakan klasifikasi, Paul D. Dierich membagi kegiatan belajar yaitu
sebagai berikut :
45
1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misal, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan, orang lain. Visual
activities ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan
guru ketika guru menerangkan tari Bedana.
2. Oral Activities, ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang aktif dalam
menjawab maupun bertanya serta mengeluarkan pendapat tentang
pembelajaran tari Bedana di dalam kelas.
3. Motor Activities, ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang melakukan
percobaan menggerakkan ragam gerak tari Bedana yang telah diajarkan oleh
guru.
4. Emotional Activities, aktivitas siswa dilihat dari minatnya dalam
pembelajaran tari Bedana di kelas. Dapat pula dilihat tentang aktivitas siswa
yang senang, semangat, bergairah, berani, tenang atau bahkan gugup dalam
pembelajaran tari Bedana di kelas (Sardirman, 2012:101).
Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti di uraikan di atas, menunjukan bahwa
aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam
kegiatan tersebut dapat di ciptakan di sekolah, tentu sekolah–sekolah akan lebih
dinamis, tidak membosankan dan benar–benar pusat aktivitas belajar yang
maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan
transformasi kebudayaan. Tetapi sebaliknya ini semua merupakan tantangan yang
menuntut jawaban dari para guru. Aktivitas guru mutlak diperlukan agar dapat
merencanakan kegiatan siswa yang sangat bervariasi itu.
46
2.7 Evaluasi Hasil Belajar Siswa
Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan
sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementsi kurikulum. Sebagai upaya
untuk menciptakan belajar di kelas. Evaluasi belajar siswa adalah keseluruhan
kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran,
dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi
belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat
perubahan tingkah laku siswa (Hamalik, 2012: 159).
Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah
psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar
yang berupa kemampuan gerak tari bedana yang prosesnya dalam penerapan
kurikulum 2013. Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas terkait dengan
kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah proses penghimpun fakta-fakta dan
dokumen belajar siswa untuk melakukan perbaikan program pembelajaran (Sani,
2014: 201).
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling
melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian autentik
merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai
dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian
autentik dalam kurikulum 2013 terdapat beberapa macam seperti: portofolio,
ulangan, penilaian proses, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan penilaian
47
ceklis (Hosnan, 2014: 393). Penilaian autentik meminta peserta didik untuk
menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan
penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna. Adapun
pengertian dari macam-macam penilaian autentik adalah:
1. Portofolio
Portofolio adalah penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan
proses belajar peserta didik, termasuk penugasan perseorangan dan/ atau
kelompok di dalam dan/atau di luar kelas, khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan. Portofolio kumpulan dari berbagai keterampilan ide, minat, dan
keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu.
2. Ulangan
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan Akhir
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua
kompetensi dasar pada semester tersebut (Hosnan, 2014: 407).
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu peran guru dalam pembelajaran tari bedana
pada siswa kelas X IPA 1 di MAN 1 Bandar Lampung, maka metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dipilihnya
metode deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini menjabarkan tentang
segala informasi dan hasil dari pengamatan secara apa adanya dan sesuai dengan
data-data yang didapatkan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yag sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Peneliti
hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti,
kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan lugas, seperti apa
adanya (Arikunto, 2010: 3). Metode penelitian kualitatif disebut juga metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(Sugiyono, 2013: 14). Karakterisik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan
Biklen (1982) adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
48
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan proses daripada produk atau outcome.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
(Sugiyono, 2013: 22). Hal yang dideskripsikan adalah peran guru dalam
pembelajaran tari bedana pada siswa kelas X IPA 1 di MAN 1 Bandar
Lampung.
Adapun rancangan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengamati guru dalam mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
pada pembelajaran tari bedana sebelum memasuki langkah pelaksanaan
pembelajaran.
2. Mengamati 13 peran guru dalam proses pembelajaran tari bedana di setiap
pertemuan.
3. Mengamati aktivitas siswa dan hasil belajar siswa serta kondisi yang terjadi
pada pelaksanaan pembelajaran tari bedana.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah peran guru dalam proses pembelajaran
tari yaitu guru, sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari bedana, dan siswa kelas
X IPA 1 MAN 1 Bandar Lampung yang mengikuti pembelajaran tari bedana.
Sumber data diuraikan seperti berikut ini :
49
Variable 1 : Peran guru
Variable 2 : Pembelajaran tari bedana
Variable 3 : X IPA 1 MAN 1 Bandar Lampung
1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas X IPA 1 MAN 1 Bandar Lampung
yang berjumlah 40 siswa yaitu 22 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.
2. Objek Penelitian : Peran guru dalam pembelajaran tari bedana.
3. Responden : Kepala sekolah, guru seni budaya, benda hal atau orang
yang dapat memberikan data atau informasi pada penelitian.
4. Sumber Data : guru, 13 peran guru, ragam gerak tari, fasilitas, sarana dan
prasarana, benda hal, atau tempat dimana peneliti mengamati, membaca, atau
bertanya tentang data.
Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a. Person (orang) : Kepala sekolah, guru seni budaya dan orang yang dapat
memberikan informasi
b. Paper (kertas) : surat izin penelitian, surat permohonan iziin, dokumen,
dan RPP
c. Place (tempat) : Kelas X IPA 1 dan panggung pertunjukan seni MAN 1
Bandar Lampung.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang di tetapkan (Sugiyono, 2013: 224). Maka
50
pengumpulan data merupakan tugas yang penting dalam penelitian. Penelitian ini
menggunakan empat teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara,
dokumentasi, dan nontes. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2013: 145). Dalam penelitian ini,
observan terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,
dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data
penelitian peran guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa
2. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2013: 137). Wawancara
merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya
jawab kepada informan. Semua informasi yang telah diperoleh dicatat dalam
suatu catatan yang telah di sediakan maupun dalam alat perekam. Adapun
informan yang dipilih antara lain guru seni budaya dan peserta didik kelas I
IPA 1 MAN 1 Bandar Lampung.
3. Dokumentasi sebagai kelengkapan data, penelitian ini dibutuhkan adanya
bukti-bukti otentik seperti data-data yang di dapat dari buku-buku, foto, serta
tulisan. Penelitian ini dokumen yang dikumpulkan berupa tulisan, gambar
51
dan video agar data dari peran guru dalam pembelajaran tari bedana pada
siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Bandar Lampung yang diperoleh lebih akurat.
4. Tes Praktik
Tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari
bedana. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek-
aspek penilaian yang sudah ditentukan.
5. Non-tes
Teknik non-tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan
memperoleh data penelitian tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran tari bedana.
52
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Peran Guru :
No Aspek Peran Guru P1 P2 P3 P4 P51 Korektor
Guru menilai dan mengoreksi sikap, tingkah laku danperbuatan siswa dalam pembelajaran di kelas.
2 InspiratorGuru memberikan inspriasi bagi kemajuan belajarsiswa.
3 InformatorGuru memberikan informasi tentang tari bedana sertamenguasai materi dan menggunakan bahasa yangbaik.
4 OrganisatorGuru membuat perangkat pembelajaran danmemberikan materi pelajaran sesuai dengan RPP yangtelah dibuat.
5 MotivatorGuru memotivasi siswa agar bersemangat dalampembelajaran tari bedana.
6 InisiatorGuru dapat mencetuskan ide-ide inovasi bagikemajuan pembelajaran tari bedana.
7 FasilitatorGuru meyediakan fasilitas untuk kemudahan kegiatanbelajar siswa.
8 PembimbingGuru dapat membimbing dan mengarahkan siswayang sedang mengalami kesulitan maupun tidakmengalami kesulitan dalam proses belajar.
9 DemonstratorGuru dapat memeragakan materi pendukungpembelajaran tari bedana dengan baik.
10 Pengelola kelasGuru dapat menunjang jalannya interakasi dengansiswa selama pembelajaran berlangsung.
11 MediatorGuru dapat menjadi penengah dan mengatur jalannyaproses pembelajaran saat siswa mengalami masalah.
12 SupervisorGuru membantu, memperbaiki, dan menilai secarakritis terhadap pembelajaran tari bedana.
13 EvaluatorGuru menilai hasil dan proses pembelajaran siswa.
(Modifikasi dari Djamarah 2010 dan Sardirman 2012)
53
Keterangan :
P.1 = Pertemuan pertama
P.2 = Pertemuan kedua
P.3 = Pertemuan ketiga
P.4 = Pertemuan keempat
P.5 = Pertemuan kelima
Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas peran guru yang dilakukan
pada proses pembelajaran berlangsung setiap pertemuan. Apabila telah dilakukan
maka kolom-kolom ini akan diberi chek list sebagai penanda.
54
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
No Aspek Indikator Skor SkorMaks
1 VisualActivities
Siswa yang memperhatikan guru pada saat
proes pembelajaran tari Bedana ada 33-40
siswa.
5
Siswa yang memperhatikan guru pada saat
proes pembelajaran tari Bedana ada 25-32
siswa.
4
Siswa yang memperhatikan guru pada saat
proes pembelajaran tari Bedana ada 17-24
siswa.
3
Siswa yang memperhatikan guru pada saat
proes pembelajaran tari Bedana ada 9-16
siswa.
2
Siswa yang memperhatikan guru pada saat
proes pembelajaran tari Bedana ada 1-8
siswa.
1
2 OralActivities
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 33-40
siswa.
5
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 25-32
siswa.
4
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 17-24
siswa.
3
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 9-16 siswa.
2
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 1-8 siswa.
1
55
3 MotorActivities
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 33-40
siswa.
5
Siswa yang ada melakukan kegiatan
praktik dan mempelajari gerakan tari
Bedana dalam proses pembelajaran 25-32
siswa.
4
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 17-24
siswa.
3
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 9-16
siswa.
2
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 1-8 siswa.
1
4 EmotionalActivities
Siswa yang semangat dan serius dalam
pembelajaran ada 33-40 siswa.
5
Siswa yang semangat dan serius dalam
pembelajaran ada 25-32 siswa.
4
Siswa yang semangat dan serius dalam
pembelajaran ada 17-24 siswa.
3
Siswa yang semangat dan serius dalam
pembelajaran ada 9-16 siswa.
2
Siswa yang semangat dan serius dalam
pembelajaran ada 1-8 siswa.
1
(Yuliana : 2015)
56
Kriteria Penilaian:
1=Gagal
2=Kurang
3=Cukup
4=Baik
5=Baik Sekali
Setelah skor didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai
berdasarkan empat aspek yang akan dijadikan indikator penilaian pembelajaran
bagi siswa yaitu visual activities, oral activities, motor activities, dan emotional
activities. Pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang
sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian proses pembelajaran yang
memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor diperoleh maka diolah
menjadi nilai.
57
Tabel 3.3 Lembar Penilaian Hasil Belajar Siswa
No Aspek Skor SkorMaks
1 Bentuk Gerak
Siswa mampu memeragakan 9 ragam gerak tari Bedana.
5
Siswa mampu memeragakan 7 ragam gerak tari Bedana. 4
Siswa mampu memeragakan 5 ragam gerak tari Bedana. 3
Siswa mampu memeragakan 3 ragam gerak tari Bedana. 2
Siswa mampu memeragakan <3 ragam gerak tari
Bedana.
1
2 Hafalan Gerak
Siswa mampu menghafal 9 ragam gerak tari Bedana.
5
Siswa mampu menghafal 7 ragam gerak tari Bedana. 4
Siswa mampu menghafal 5 ragam gerak tari Bedana. 3
Siswa mampu menghafal 3 ragam gerak tari Bedana.. 2
Siswa mampu menghafal <3 ragam gerak tari Bedana. 1
3 Ekspresi pada saat menari
Siswa memeragakan tari Bedana dengan senyuman dan
pandangan sesuai dengan ragam gerak yang dilakukan
tanpa ragu.
5
Siswa memeragakan tari Bedana dengan senyuman
tetapi pandangan menunduk.
4
Siswa memeragakan ragam gerak tari Bedana tidak
senyum tetapi pandangan ke depan..
3
Siswa memeragakan ragam gerak tari Bedana tidak
senyum dan menunduk.
2
Siswa memeragakan tari Bedana dengan tidak senyum
dan pandangan tidak sesuai dengan ragam gerak yang
dilakukan dan ragu-ragu.
1
(Yuliana : 2015)
58
Kriteria Penilaian:
1 = Gagal
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali
Hasil belajar gerak tari sigeh penguten siswa dapat diukur dengan lembar
pengamatan tes praktik dengan total skor keseluruhan berjumlah 10 sehingga hasil
belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan nilai untuk
skala lima.
3.4 Teknik Analisis Data
Data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan
data tang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus
sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2012: 243).
Langkah-langkah analisis data :
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, melihat, hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting.
2. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
59
3. Conclusion Drawing/Verification
Tahap terakhir pada analisis data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi,
kesimpulan tersebut merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih belum jelas, setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Dalam penelitian ini langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuisioner
(angket)
2. Membuat instrumen penilaian untuk menilai peran guru, aktivitas siswa dan
hasil belajar siswa.
3. Mengamati peran guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa serta kondisi
yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan.
4. Memberi nilai pada instrumen penilaian peran guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar siswa dengan rumus :
Nilai Siswa = Skor SiswaSkor Maksimum x 1005. Menganalisis nilai dari instrumen penilaian peran guru, aktivitas siswa dan
hasil belajar siswa
6. Menentukan hasil dari masing-masing instrumen penilaian, kemudian diukur
menggunakan tolak ukur sebagai berikut :
60
Tabel 3.4 Penentu Patokan Dengan Skala Lima
Interval Tingkat Penguasaan Keterangan
80-100Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39Gagal
(Arikunto, 2008: 246)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal
yang berkaitan dengan peran guru dalam pembelajaran tari bedana pada siswa kelas
X IPA di 1 MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah sebagai
berikut.
1. Peran Guru
Berdasarkan analisis data yang dilakukan selama 5 pertemuan aspek peran guru yang
terlaksana ada 12 aspek, yaitu korektor, inspirator, informator, motivator, inisiator,
fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor,
evaluator, dan aspek yang tidak terlaksana yaitu aspek organisator. Tidak
terlaksananya aspek organisator karena dalam proses pembelajaran seni budaya sudah
terlaksana, tetapi guru belum membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
110
2. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Pada pembelajaran tari bedana pada siswa kelas X IPA di 1 MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2015/2016 aktivitas belajar siswa sesuai dengan kiteria aktivitas
siswa yang dijelaskan yaitu visual activities, oral activities, motor activities, dan
emotional activities memperoleh kriteria baik dengan nilai 66.
3. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa memperoleh kriteria cukup dengan nilai 65. Hasil belajar siswa
diperoleh dari nilai keseluruhan siswa yang diberikan oleh guru seni budaya yang
kemudian seluruh nilai dibagi dengan sejumlah siswa kelas X IPA 1 yaitu 40 siswa
sesuai pada lampiran lembar penilaian hasil belajar siswa pada halaman 140.
5.2 Saran
1. Guru seni budaya MAN 1 Bandar Lampung agar dapat menggunakan hasil
penelitian sebagai refrensi dan bahan koreksi pada guru agar dapat menciptakan
pembelajaran seni budaya yang lebih efektif dan mengembangkan kemampuan
untuk memberikan ilmu seni budaya kepada siswa, juga agar dapat menggunakan
fasilitas sekolah dengan baik seperti misalnya LCD dan Proyektor yang
disediakan oleh sekolah. Diharapkan juga agar guru dapat meningkatkan peran
nya sebagai guru juga melaksanakan peran guru yang belum dilaksanakan.
111
2. Bagi siswa diharapkan agar dapat mengikuti proses pembelajaran lebih tertib,
mendengarkan dan memperhatikan pada saat proses pembelajaran sedang
berlangsung.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti peran guru, karena sangat penting
bagi calon pendidik maupun pendidik mengetahui dan memahami peranan guru
untuk menciptakan siswa yang berkualitas dan sadar akan budaya yang kita
miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT BumiAksara.
, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Firmansyah, dkk. 1996. “Mengenal Tari Bedana”. Bandar Lampung: GunungPesagi.
Mayasari, Eka. 2008. Peran guru pada siswa kelas VII dalam pembelajaran tariselendang di SMP Negeri 1 Kota Agung Kabupaten Tanggamus tahunpelajaran 2011/2012. Skripsi Untuk Meraih Derajat S1 Program PendidikanSeni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni Universitas Lampung. TidakDiterbitkan
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
, 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah, Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: RefikaAditama
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: GhaliaIndonesia.
Diefetra, Hanna. 2010. Peranan guru dalam pembelajaran tari bedana padasiswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran2013/2014. Skripsi Untuk Meraih Derajat S1 Program Pendidikan Seni TariJurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni Universitas Lampung. TidakDiterbitkan
Mulyadi, Yadi. 2014. Seni Budaya untuk SMA-MA/SMK Kelas XI. Bandung:
Yrama Widya.
Mustika. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: AnugrahUtama Raharja.
. 2013. Tari Muli Siger. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sani, Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardirman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Setiawati, Rahmida. 2008. Seni Budaya 2. Jakarta: Ghalia Indonesia Printing.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Thobroni,Muhammad. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-RUZ-MEDIA.
Tim Abdi Guru. 2006. Seni Budaya untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah UniversitasLampung. Bandar lampung: Universitas Lampung.
Wibowo, Bambang. 2014. Seni Budaya. Solo: PT Tiga Serangkai PustakaMandiri.
Recommended