View
233
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW
PARA SANTRI
(Studi Kasus di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro
Kecamatan Demak Kabupaten Demak Tahun 2011/ 2012)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Oleh
TRISNO EKO RIYANTO
072411081
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat) eks
Hal : Naskah Skripsi
An. Sdr Trisno Eko Riyanto
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah
IAIN Walisongo
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan melakukan perbaikan seperlunya
bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara:
Nama : Trisno Eko Riyanto
NIM : 072411081
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul : PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH
FLOW PARA SANTRI. (Studi Kasus Di Koperasi
Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro
Kecamatan Demak Kabupaten Demak)
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat
segera di munaqosahkan.
Demikian harap menjadikan maklum
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Djohan Masruhan, MM H. Ahmad Furqon, LC, MA.
NIP. 19510510 198203 1 002 NIP. 19751218 200501 1 002
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka Telp./Fax. (024) 7601291. 7615387 Semarang
50185
3
4
ABSTRAK
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi
satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha,koperasi
mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
anggota-anggotanya. Dan mengenai koperasi sangat berkaitan dengan ekonomi,
mengingat ekonomi sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban
yang memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis
dan membangun koperasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran koperasi dalam
mengatur cash flow para santri di Pondok Pesantren At-Taslim, yang diteliti
adalah pondok pesantren At-Taslim. Penelitian ini termasuk jenis penelitian
lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang meneliti obyek di lapangan
untuk mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal
yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti. Dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif
analisis yaitu sebuah metode analisis dengan mendiskripsikan suatu situasi atau
area populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat, dengan
teknik pengumpulan data, interview, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran koperasi dalam mengatur
cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim adalah ikut serta
dalam pendidika manajemen keuangan para santri, hal tersebut sesuai dengan
tujuan dari didirikannya pondok pesantren At-Taslim yaitu mendidik para santri
dengan ilmu agama dan juga ilmu perekonomian. Diberikannya fasilitas
pembiayaan diluar konsumtif bagi para santri, pembiayaan ini diberikan apabila
ada kekurangan atau keterlambatan pemberian/pengiriman uang dari orang tua.
Pengabilan simpanan dengan syarat menunjukkan kartu tanda anggota pondok
pesantren dan pengurus koperasi menanyakan buat keperluan apa uang tersebut,
apabila untuk berfoya-foya atau untuk hal yang penting maka koperasi tidak akan
mencairkan uangnya. Pemberian/pengiriman uang dari orang tua untuk santri
langsung masuk ketabungan, hal tersebut dilakukan agar orang tua tidak
kecolongan dalam mentasarubkannya. Pengelolaan simpanan para santri menjadi
satu dengan simpanan yang lainnya untuk di putar. Pemberian hibah dari koperasi
langsung di masuk ketabungan, untuk pengambilannya terserah para santri mau di
ambil kapan, dan untuk menjaga keuangan para santri agar tidak boros.
Kata Kunci: Peran Koperasi, Mengatur Cash Flow
5
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang
telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam
referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 30 Desember 2011
Deklarator,
Trisno Eko Riyanto
Nim. 072411081
6
MOTTO
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
(QS. Al-Maidah: 2)
7
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis
persembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibunda tercinta (Sururi, dan Hidayah Dien Fatimah) yang telah
memberikan segalanya bagi penulis, terima kasih atas segala kasih sayang
serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya. Tiada yang
dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya sekuntum
do’a yang dapat penulis berikan. Jazakumullah khoirukum khoirol jaza,’
semoga Allah SWT. membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang
berlipat ganda, Amin.
2. Adik-adikku tercinta Tri Wahyuni dan Robbiatus Shofiyah, yang menjadi
penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi dan menjalani hidup ini.
3. Para Guru dan Dosen yang senantiasa selalu penulis harapkan barokah
ilmunya.
4. Sahabat-sahabat dan teman-teman Prodi Ekonomi Islam angkatan 2007,
khususnya paket EIB’07 (Ekonomi Islam kelas B angkatan 2007) yang selalu
berbagi dalam suka maupun duka.
5. Teman dekatku yang selalu mensuport serta membantuku.
6. Almamater dan Pengelola Prodi Ekonomi Islam Fakultas Syariah IAIN
Walisongo Semarang.
7. Kepada semua pihak yang telah bersedia dengan tulus ikhlas mendo’akan dan
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT selalu
memberi limpahan rahmat dan hidayah serta kesabaran dan ketabahan kepada
semua dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
8
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih dan maha
penyanyang, yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA
SANTRI” (Studi Kasus di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa
Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak), dengan baik dan lancar,
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat dan para pengikut beliau.
Kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penulisan skripsi
ini, penulis hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tinginya, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Dr. Ali Murtadlo, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur
Fatoni, M.Ag selaku Sekjur Ekonomi Islam.
4. Drs. H. Djohan Masruhan, MM, selaku Dosen Pembimbing I, serta H.
Ahmad Furqon, LC, MA, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap civitas akademika Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang,
para dosen, karyawan beserta staf-stafnya.
6. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membesarkan penulis, atas segala
kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya.
7. Semua sahabat dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
8. Pihak Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
9
9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan
skripsi ini.
Teriring do’a semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, dan mudah–mudahan apa yang
penulis tuangkan dalam skripsi ini dapat menambah informasi dan bermanfaat
bagi semua pihak.
Semarang, 30 Desember 2011
Penulis
Trisno Eko Riyanto
Nim. 072411081
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. iv
HALAMAN DEKLARASI .......................................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................ viii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... x
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 9
F. Metode Penelitian ................................................................. 12
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 16
BAB II : KETENTUAN UMUM TENTANG KOPERASI DAN CASH
FLOW
A. Koperasi ................................................................................ 18
1. Pengertian Koperasi Secara Umum .............................. 18
2. Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan, Prinsip, dan Manajemen
Koperasi ........................................................................ 19
3. Landasan Hukum Islam Tentang Koperasi ................... 26
4. Koperasi dalam Teori Prinsip Syari’ah ......................... 30
11
B. Al- Wadi’ah .......................................................................... 32
1. Pengertian Al-Wadi’ah .............................................. 32
2. Dasar Hukum Al-Wadi’ah ......................................... 35
3. Rukun dan Syarat Al-Wadi’ah .................................. 36
4. Hukum Menerima Benda Titipan .............................. 36
C. Koperasi Pondok Pesanteren ................................................ 37
1. Kolektifitas Pondok Pesantren .................................. 37
2. Bidang Usaha Koperasi Pondok Pesantren ............... 45
D. Sisa Hasil Usaha ................................................................... 46
1. Pengertian Sisa Hasil Usaha ...................................... 46
2. Pembagian Sisa Hasil Usaha ..................................... 46
E. Cash Flow ............................................................................. 48
1. Pengertian Cash Flow .............................................. 48
2. Keterbatasan Cash Flow ........................................... 49
3. Manfaat Cash Flow .................................................. 50
4. Langkah-Langkah Penyusunan Cash Flow .............. 50
F. Kewajiban dan Hak Anggota Koperasi ................................ 51
1. Kewajiban Anggota Koperasi.................................... 51
2. Hak Anggota Koperasi .............................................. 51
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Letak Geografis Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim...... 53
B. Sejarah Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim . 53
C. Organisasi dan Manajemen Koperasi Pondok Pesantren
At-Taslim .............................................................................. 55
1. Keanggotaan .................................................................... 55
2. Pengurus, Pengawas dan Penasehat ................................ 55
D. Unit-Unit Usaha.................................................................... 55
1. Unit Simpan Pinjam Syari’ah .......................................... 55
2. Unit Usaha Warung Telkom ............................................ 56
3. Unit Usaha Perkayuan ..................................................... 56
12
4. Unit Usaha Grosir ............................................................ 56
5. Unit Usaha Bengkel dan Sparepart ................................. 57
6. Unit Usaha Warung Serba Ada LPNU (WASERDA
LPNU)…………………………………………………... 57
7. Unit Usaha Depo Isi Ulang Air Minum (DAMIU
QIA)................................................................................ 57
E. Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim ........ 58
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Terhadap Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow
Para Santri (Studi Kasus Di Koperasi Pondok Pesantren At-
Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten
Demak).. ............................................................................... 60
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 64
B. Saran-saran ........................................................................... 65
C. Penutup ................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Akta Pendirian Koperasi.
Lampiran 2 : Struktur Organisasi Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim.
Lampiran 3 : Nama Anggota Dan SHU Simpanan Anggota Koperasi Pondok
Pesantren At-Taslim.
Lampiran 4 : Surat Perjanjian Akad Pinjaman Dan Akad Nadzar.
Lampiran 5 : Neraca Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Tahun 2007-2010.
Lampiran 6 : Laporan Rugi/Laba Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Tahun
2007-2010.
Lampiran 7 : Daftar Perincian SHU Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim
Tahun 2007-2010.
Lampiran 8 : Daftar Pertanyaan Pengantar Wawancara.
14
MOTO
1. Berlomba-lombalah untuk mencari ilmu, jangan harta yang kita cari, karena
ilmulah yang akan mengatur kita, sedangkan harta kitalah yang mengatur.
2. Jadilah orang yang baik, dan jangan jadi orang yang sekedar kelihatan baik.
3. Teruslah berusaha untuk mencapai cita-cita, pantang menyerah, semangat dan
janganlah mudah putus asa.
4. Tiada pernah suatu kejadian menimpa tanpa ada pelajaran yang dapat kita
ambil darinya.
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok Pesantren (Ponpes) adalah salah satu lembaga pendidikan
Islam tertua di Indonesia, keberadaan dan perannya dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa telah diakui oleh masyarakat. Dalam perkembangannya
Pondok Pesantren berfungsi sebagai pusat bimbingan dan pengajaran ilmu-
ilmu agama Islam (tafaqquh fi al din) yang telah banyak melahirkan ulama,
tokoh masyarakat dan mubaligh. Seiring dengan laju pembangunan dan
tuntutan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Ponpes
telah melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan peran dan sekaligus
memberdayakan potensinya bagi kemaslahatan lingkungannya. Salah satu
bentuk adaptasi nyata yang telah dilaksanakan adalah pendirian koperasi di
lingkungan Ponpes dan dikenal dengan sebutan koperasi pondok pesantren
(Kopontren).
Keberadaan gerakan koperasi di kalangan pesantren sebenarnya
bukanlah cerita baru, sebab pendiri koperasi pertama di bumi Nusantara
adalah Patih Wiriatmadja, seorang muslim yang sadar dan menggunakan dana
masjid untuk menggerakan usaha simpan pinjam dalam menolong jama’ah
yang membutuhkan dana. Tumbuhnya gerakan koperasi di kalangan santri
merupakan salah satu bentuk perwujudan dari konsep ta‟awun (saling
16
menolong), ukhuwah (persaudaraan), tholabul ilmi (menuntut ilmu) dan
berbagai aspek ajaran Islam lainnya.1
Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian.
Kerjasama ini diadakan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan jenis
kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan
kebutuhan sehari-sehari, yang mereka butuhkan. Untuk mencapai tujuan itu
diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung terus, oleh sebab itu
dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerjasama itu.2
Bentuk kerjasama tersebut untuk mewujudkan pembangunan Nasional
yang dilakukan oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Pembangunan tersebut
merupakan bentuk pembangunan manusia seutuhnya yang dilakukan
bersama-sama bertujuan untuk mewujudkan Undang-Undang Dasar 1945.
Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan
nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi
perekonomian rakyat.
Kebijaksanaan Pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945 pasal
33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Di dalam penjelasan UUD 1945
tersebut diungkapkan bahwa membangun usaha yang sesuai adalah koperasi.3
Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan
pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang
1 Azra Azyumardi, Pesantren, Kontinuitas dan Perubahan, dalam Bilik-bilik Pesantren :
Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: paramadina, 1997, h. 1. 2 Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2007,
h. 1. 3 Ibid, h. 9.
17
dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar
dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
sekitar pada umumnya.
Ninik Widiyanti berpendapat bahwa koperasi bersifat terbuka untuk
umum. Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau
agama orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang
merupakan salah satu wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah
ekonominya, untuk bekerjasama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf
hidup mereka.4
Pernyataan ini sesuai dengan asas usaha koperasi pondok pesantren
yang notabennya koperasi yang berlandaskan syari’ah Islam yakni;
berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh salah satu
orang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh
maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama rata dan
proporsional.
Pada permulaanya kita mengenal 3 (tiga) jenis bentuk koperasi yang
didasarkan pada bidang-bidang usahanya, yaitu koperasi konsumsi, koperasi
produksi, dan koperasi kredit. Selanjutnya terjadi perkembangan usaha yang
juga memerlukan perkembangan struktur organisasi, sehingga penjenisan
koperasi seperti di atas terasa kurang tepat dan perlu dikembangkan pula.
Perkembangan usaha koperasi berlangsung serba cepat dan luas mengikuti
kemajuan ekonomi dan tingkat kepentingan/ kebutuhan para anggotanya, ini
4 Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1989, h. 4.
18
berarti bahwa usaha-usaha dan pelayanan-pelayanannya telah meningkat,
walaupun demikian gerak organisasinya tetap bertahan dengan kuat pada
sendi-sendi yang khas, yaitu: Mengutamakan kesejahteraan para anggotanya
dengan gerakan cepat dan tepat.5
Sehubungan dengan perkembangan-perkembangan seperti diatas maka
untuk mengusahakan pengelompokan yang lebih jelas tentang fungsi-fungsi
koperasi menurut jenis dan berbagai bidang usahanya, orang-orang banyak
tertarik untuk membagi koperasi sebagai berikut:6 Pertama berdasarkan
fungsi usahanya (koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi kredit,
koperasi jasa, dan lain-lain), Kedua berdasarkan kelompok orang-orang yang
secara homogen mempunyai kelompok yang sama (koperasi pegawai negeri,
koperasi ABRI, PEPABRI, koperasi nelayan, koperasi petani, koperasi
pelajar/ mahasiswa, koperasi pesantren, dan lain-lain, Ketiga berdasarkan
jenis barang yang diolah atau dijadikan objek kegiatan (koperasi kopra,
koperasi batik, koperasi garam rakyat, koperasi tembakau, koperasi
perikanan/ peternakan, dan lain-lain).
Selanjutnya untuk mendukung terwujudnya iklim yang sehat (kondusif)
dalam pengembangan perkoperasian, pemerintah juga telah mengeluarkan
Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang pelarangan monopoli dan praktek
persaingan yang tidak sehat. Disamping itu juga didukung dengan berbagai
peraturan, antara lain Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi, Peraturan
5 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2005, h. 1.
6 Ibid, h. 3.
19
Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang modal penyertaan pada koperasi.
Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan koperasi dapat
berkembang seperti badan usaha yang lain.7
Selain Peraturan Pemerintah tersebut, untuk memacu pemerataan dan
memperluas kesempatan berusaha melalui koperasi, pemerintah
mengeluarkan Instruksi Presiden No. 18 tahun 1998 tentang peningkatan
pembinaan dan pengembangan perkoperasian. Inti dari kebijakan tersebut
adalah masyarakat akan memiliki kemudahan dan kebebasan untuk
mendirikan dan mengembangkan koperasi sesuai dengan potensi, keinginan
dan kemampuannya dalam mengelola potensi ekonomi. Tentu saja setiap
koperasi yang didirikan harus tetap dalam koridor yang menerapkan asas,
prinsip dan semangat murni yang dianut dan dikembangkan oleh koperasi.
Dengan kondisi ini diharapkan akan tumbuh koperasi-koperasi sejati (genuine
co-operatives) bukan koperasi yang direkayasa (pseudo cooperatives) oleh
pemerintah atau siapapun.8
Dalam GBHN 1988 juga menyatakan bahwa koperasi sebagai gerakan
ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka
mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi
lembaga ekonomi rakyat yang mandiri, yang pertumbuhannya berakar di
dalam masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan kesadaran, kegairahan
7Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren, Jakarta: Deartemen
Agama RI, 2003, h. 1. 8 Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori Dan Praktik,Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2007, h. 342
20
dan kemampuan masyarakat luas untuk berkoperasi, antara lain melalui
pendidikan, penyuluhan dan pembinaan pengelolaan koperasi.9
Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi,
sehingga setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang rasional
akan berprinsip pada prinsip ekonomi yaitu menggunakan sumber yang
terbatas untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk terlaksananya proses
ekonomi dalam sebuah koperasi yang baik maka faktor lain yang sangat
menentukan adalah terciptanya suatu koperasi dengan pengelolaan organisasi
yang lebih efektif.
Terutama dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang
baik, yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam
mengelola proses ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pondok
pesantren ini memberikan arahan bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan
kegiatan itu dijadikan sebagai media pendidikan bagi para santri, tujuannya
untuk memberikan arahan bagi santri tentang cara memilih berbagai alternatif
yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Yang mana
dengan adanya koperasi pesantren kebutuhan santri dapat terpenuhi dan
koperasi pondok pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi
bukan hanya pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini juga memberikan
kebebasan kepada masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi
sesuai dengan kebutuhan mereka.
9 Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara,1989, h. 5
21
Bila suatu koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk
kepada anggotanya dibanding dengan nonkoperasi maka dengan sendirinya
anggota akan bertransaksi dengan koperasi. Demikian halnya dengan koperasi
pondok pesantren, jika koperasi pondok pesantren mempunyai keunggulan
dalam menawarkan alternatif investasi kepada investor, maka investor akan
menanamkan dananya kepada koperasi pondok pesantren. Dengan demikian,
bisa dikatakan bahwa anggota dan masyarakat dapat dianggap sebagai
konsumen potensial atau investor potensial yang sewaktu-waktu dapat ditarik
oleh unit usaha dalam rangka hubungan bisnis.10
Dari jenisnya koperasi pondok pesantren At-Taslim termasuk jenis
koperasi fungsional karena usaha yang di geluti adalah jasa simpan pinjam,
anggotanya terdiri dari santri, alumni dan masyarakat di sekitar pondok
pesantren. Penelitian ini akan membahas tentang peran koperasi dalam
mengatur cash flow para santri.
Karena dulu pernah ada kejadian seorang santri kehilangan uang, untuk
mencegah kejadian tersebut terjadi kembali koperasi bekerja sama dengan
pengurus pondok pesantren untuk mewajibkan para santri menyimpan
uangnya di koperasi, hal tersebut dilakukan agar keamanan uang para santri
dapat terjamin, sebab hampir seluruh santri sekolahnya tidak di dalam
lingkungan pondok pesantren tapi sekolahnya diluar lingkungan pondok
pesantren, kalau di simpan di kamar takutnya nanti bisa hilang atau dicuri
orang, dan menurut ibu Hidayah Dien Fatimah pengurus Koperasi Pegawai
10
Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta : FE-UI,1999, Cet. Kelima, h. 7
22
Negeri Kecamatan Guntur berpendapat bahwa pendapatan sisa hasil usaha itu
tergantung pada setoran awalnya, apabila setoran awalnya besar maka
pendapatan sisa hasil usahanya juga besar dan sebaliknya apabila setoran
awalnya kecil maka pendapatan sisa hasil usahanya juga kecil.
Atas dasar pertimbangan yang telah dikemukanan di atas, maka peneliti
memberi judul “Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow Para
Santri” (Studi Kasus di Koperasi Pondok pesantren At-Taslim Desa
Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak).
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka permasalaha yang akan
diteliti adalah:
Bagaimana peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di
koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak
Kabupaten Demak?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka tujuan yang yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui bagaimana peran koperasi dalam mengatur cash flow
para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan
Demak Kabupaten Demak.
23
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagi koperasi pondok pesantren di kabupaten Demak
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai saran dan
pertimbangan bagi pengurus koperasi pondok pesantren dalam menarik
minat anggota untuk menabung dan pemberian sisa hasil usaha (SHU)
demi tercapainya tujuan koperasi yang bersangkutan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah pengetahuan atau
cakrawala berfikir dalam hal wawasan dibidang ekonomi dan
perkoperasian, khususnya koperasi pondok pesantren serta sebagai ajang
ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah
dalam praktek di lapangan.
3. Bagi pembaca dan almamater
Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi pembaca dalam
rangka pemenuhan informasi dan referensi atau bahan kajian dalam
menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya perkoperasian pondok
pesantren.
E. Telaah Pustaka
Telah menjadi sebuah ketentuan di dunia akademis, bahwa tidak ada
satupun bentuk karya seseorang yang terputus dari usaha intelektual yang
dilakukan generasi sebelumnya, yang ada adalah kesinambungan pemikiran
24
dan kemudian dilakukan perubahan yang signifikan. Penulisan ini juga
merupakan mata rantai dari karya-karya ilmiah yang lahir sebelumnya.
Namun sejauh informasi yang penulis ketahui penelaahan terhadap masalah
yang penulis angkat belum pernah penulis temui.
Hal tersebut tercermin dalam hasil penelitian yang relevan dengan
permasalahan penelitian ini, antara lain skripsi-skripsi yang ada kaitannya
dengan tema skripsi penulis diantaranya adalah:
1. Skripsi yang yang ditulis oleh Agus Taufik Ismail yaitu “ pengaruh
partisipasi anggota tehadap sisa hasil usaha di Koperasi Pegawai
Negeri Republik Indonesia (KPRI) Tumbal Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamis” dalam skripsi ini Menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Pengujian dengan
menggunakan analisis ratio, analisis regresi sederhana dengan uji
koefisien korelasi dan uji koefisien determinasi.11
2. Skripsi yang disusun oleh Reni Anggraeni yaitu “ Manfaat Pengelolaan
Koperasi Pesantren Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri
(Studi Komparatif di Koperasi Pondok Pesantren Assalam Sukabumi)”
dalam skripsi ini dijelaskan tentang Pengelolaan Koperasi Pesantren
sangat bermanfaat dan melatih tanggung jawab santri terhadap suatu
pekerjaan, Minat santri dalam mengelola koperasi pesantren sangat baik
11
Agus Taufik Ismail, Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi
Pegawai Negeri Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang, 2007
25
dan pengelolaan koperasi pesantren yang berkualitas dapat menambah
media pendidikan bagi para santri.12
3. Thesis yang disusun oleh Nur Azizah yaitu “ Pengaruh Modal Terhadap
Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI Al-Ikhlas MAN
Semarang “ dalam skripsi ini dijelaskan bahwa modal secara nyata
berpengaruh positif terhadap peningkatan perolehan SHU KPRI Al-
Ikhlas MAN I Semarang dengan menggunakan analisis regresi di peroleh
thitung sebesar 3,514 > ttabel (2,00) dengan probabilitas 0,001 < 0,05 yang
berarti ada pengaruh positif perkembangan modal terhadap peningkatan
perolehan SHU anggota KPRI Al Ikhlas MAN I Semarang.13
4. Skripsi yang disusun oleh Galih Tri Purnomo yaitu “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Di Surakarta” dalam skripsi ini disimpulkan
bahwa modal sendiri mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI, diketahui nilai t statistik
variabel modal sendiri sebesar 2,037214. Modal luar mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI,
diketahui nilai t statistik variabel modal luar sebesar -5,385923. Jumlah
anggota tidak mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya SHU yang
diperoleh KPRI. Volume usaha mempunyai pengaruh yang positif
12
Reni Anggraeni yaitu, Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren Sebagai Media
Pendidikan Ekonomi Para Santri (Studi Komparatif di Koperasi Pondok Pesantren Assalam
Sukabumi), Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 13
Nur Azizah yaitu, Pengaruh Modal Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada
KPRI Al-Ikhlas MAN Semarang, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2005
26
terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI, diketahui nilai t statistik
variabel volume usaha sebesar 4,632199.14
Dari penelaahan di atas, maka dapat jelaslah pokok permasalahan yang
akan penulis kaji dalam penulisan skripsi ini berbeda dengan penulisan atau
penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini penulis mencoba meneliti
peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok
pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
F. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan suatu metode
guna memperoleh data-data tertentu sebagai suatu cara pendekatan ilmiah
agar diperoleh suatu hasil yang baik, sehingga dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Jenis penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research), yaitu suatu penelitian yang meneliti obyek di lapangan untuk
mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal
yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.15
14
Galih Tri Purnomo yaitu , Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Surakarta, Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret, 2009
15
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 1992, h. 18
27
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang peran koperasi
dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-
Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, yakni
penelitian yang bermaksud memahami fenomena-fenomena yang
menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.16
2. Sumber data
Adapun sumber data dalam penelitian ini, adalah :
a. Sumber data primer
Yaitu sumber data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber pertama.17
Data yang penulis butuhkan adalah data yang
terkait dengan peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri
di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan
Demak Kabupaten Demak, data ini penulis uraikan di bab III. Data
primer ini sangat menentukan pembahasan skripsi ini adapun data
primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa informasi dari
pengurus koperasi dan anggota koperasi pondok pesantren At-
Taslim.
16
Anselm Straus, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Surabaya: PT Bina Ilmu offset,
1997, h. 11
19 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995,
h. 84
20 Ibid., h. 85
28
b. Sumber data sekunder
Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data.18
Data sekunder yang dibutuhkan dalam
penelitian ini dapat berupa dokumen yang ada pada koperasi pondok
pesantren At-Taslim.
c. Pengumpulan data
Agar diperoleh data yang valid, penulis menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1) Wawancara (Interview)
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud
untuk mengkonstruksikaan mengenai orang, kejadian, kegiatan
organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan
dua pihak antara pewawancara dengan orang yang
diwawancarai.19
Wawancara ini dilakukan peneliti untuk
memperoleh informasi yang mendalam mengenai peran koperasi
dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok
pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak
Kabupaten Demak.
2) Observasi
Observasi peneliti gunakan untuk melakukan pengamatan
dan penyelidikan terhadap obyek sebagai instrumen penelitian
18
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung, Alfa Beta, cv,
2011, h. 225 19
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007, h. 155
29
untuk mendapatkan data yang akurat.20
Adapun alat
pengumpulan datanya disebut panduan observasi, yang
digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan baik
terhadap benda, kondisi, situasi, kegiatan, proses, penampilan
atau tingkah laku yang ada di koperasi pondok pesantren At-
Taslim.21
3) Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya
barang-barang tertulis.22
Dokumentasi ini digunakan untuk
menggali data tentang laporan keuangan, laporan pembagian
sisa hasil usaha, data jumlah anggota, akta pendirian, anggaran
dasar, surat perjanjian akad pinjaman dan akad nadzar koperasi
pondok pesantren At-Taslim.
3. Analisis data
Secara garis besar, analisis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analisis, yakni sebuah metode analisis
dengan mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat
factual secara sistematis dan akurat.23
Deskriptif analisis yaitu
mendeskripsikan pelaksanaan, dalam hal ini difokuskan pada peran
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998, h. 204 21
Sanapiah Faisal, Format-format penelitian sosial, Dasar-dasar dan aplikasi, Jakarta,
CV. Rajawali, 1992, h. 136 22
Suharsimi Arikunto, Op. cit, h. 135 23
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm. 41
30
koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok
pesantren At-Taslim, analisis ini akan digunakan pada bab IV.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapat gambaran yang mudah dimengerti, maka sebelum
memasuki materi permasalahan, terlebih dahulu akan penulis uraikan tentang
sistematika penulisan yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: PEMBAHASAN UMUM TENTANG KOPERASI
Bab ini akan membahas tentang pengertian koperasi, koperasi
dalam teori islam dan teori umum, koperasi pondok pesantren, sisa
hasil usaha, cash flow, serta hak dan kewajiban anggota koperasi.
BAB III: GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum koperasi
pondok pesantren At-Taslim, meliputi sejarah koperasi, letak
geografis koperasi, pengurus koperasi, dan struktur organisasi di
koperasi pondok pesantren At-Taslim.
31
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai Analisis terhadap peran
koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok
pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten
Demak.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
32
BAB II
PEMBAHASAN UMUM TENTANG KOPERASI
A. Koperasi
1. Pengertian Koperasi secara umum
Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : cooperation (latin), atau
cooperation, atau co-operatie (belanda), dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai: bekerja bersama, atau bekerja sama, atau kerjasama, merupakan
koperasi.24
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian bahwa pengertian koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.25
Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah menciptakan
kesejahteraan para anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan
barang dan jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah, menyediakan
fasilitas produksi atau menyediakan dana untuk pinjaman dengan bunga
yang sangat rendah.26
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dan ikut serta
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
24
Sudarsono dan Edilius, Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Renika Cipta,
2005, h. 1. 25
G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, h.
10 26
Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, h. 19.
33
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang dasar 1945.
2. Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan, Prinsip, dan Manajemen Koperasi
a. Asas Koperasi
Menurut Undang-Undang No.25/1992, pasal 2 menetapkan
bahwa kekeluargaan sebagai asas koperasi, hal tersebut sejalan dengan
penegasan ayat 1 pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya.27
Hal tersebut juga menurut pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila bahwa manusia Indonesia memang mengakui
kodrat kemanusiaannya sebagai mahluk pribadi yang mempunyai
potensi, inisiatif, daya kreasi yang harus dikembangkan secara selaras,
serasi, dan seimbang di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan
kesadaran mengenai kodrat manusia seperti itu, maka setiap manusia
Indonesia percaya bahwa dirinya tidak akan dapat berkembang dengan
baik bila ia tidak bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Kesadaran seperti itulah yang kemudian mendorong tumbuhnya
sikap mental yang mengarah kepada semangat kekeluaegaan. Dengan
diangkatnya semangat kekeluargaan sebagai asas koperasi, maka ia
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masung orang
yang terlibat dalam organisasi koperasi, untuk senantiasa bekerja sama
27
Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia, Yogyakarta, BPFE, 1997, h. 45
34
dengan anggota-anggota koperasi lainnya dengan rasa setia kawan yang
tinggi.28
Rasa setia kawan yang tinggi sangatlah penting artinya bagi
perkembangan usaha koperasi, sebab hal tersebut akan mendorong
setiap anggota koperasi untuk merasa sebagai satu keluarga besar yang
senasib dan sepenanggungan dalam memenuhi kebutuhan hajat
hidupnya.
Dalam pengembangan koperasi rasa setia kawan tersebut harus
didukung oleh unsur penting lainnya, yaitu adanya kesadaran akan
harga diri dan kepercayaan pada diri sendiri, ketiga unsur itu, rasa setia
kawan, kesadaran akan harga diri dan kepercayaan pada diri diharapkan
akan saling memperkuat setiap anggota koperasi dalam melakukan
usaha untuk meningkatkan kemakmuran bersama.29
b. Landasan Koperasi
Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1992 tentang pokok-pokok
perkoperasian, mengemukakan bahwa landasan idiil koperasi Indonesia
adalah Pancasila, landasan Struktural: UUD 1945 dan landasan
geraknya: Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, beserta penjelasannya, landasan
mentalnya: Setia kawan dan kesadaran berpribadi.30
Menurut Panji Anaroga dan Nanik Widiyanti, landasan koperasi
merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi
tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-
28
Ibid. h. 46 29
Ibid. h. 47 30
Ibid. h. 43
35
usaha untuk mencapai tujuan dan cita-cita. Koperasi mempunyai tiga
landasan yaitu sebagai berikut:
1) Landasan idiil koperasi berupa pancasila
2) Landasan Struktural koperasi UUD 1945 dan landasan geraknya
pasal 33 ayat UUD 1945 beserta penjelasannya
3) Landasan mentalnya koperasi setia kawan dan kesadaran berpribadi.
Setiakawan merupakan landasan untuk bekerjasama berdasarkan
pada azaz kekeluargaan sedangkan kesadaran pribadi mempunyai
harga diri pada diri sendiri.31
c. Fungsi Koperasi
Fungsi-fungsi koperasi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
situasi dan kondisi, dari latar belakang budaya serta latar belakang
sejarah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yaitu:
1) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat
Indonesia dibidang ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan
kedudukan ekonominya serata melaksanakan pasal 33 UUD 1945
serta penjelasannya.
2) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat
Indonesia untuk mewujudkan demokrasi ekonomi nasional
Indonesia.
31
Ibid. h. 44
36
3) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai gerakan masyarakat
untuk mensukseskan pembangunan nasional Indonesia serta
menjamin hari esok yang sejahtera dan bahagia.
4) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai soko guru ekonomi
nasional Indonesia yang menjamin kemajuan serta kemakmuran
bersama rakyat Indonesia.
5) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat pemersatu rakyat
Indonesia yang miskin dan lemah ekonominya untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila
dan UUD 1945.32
d. Tujuan Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992 koperasi bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan
pada pancasila dan UUD 1945.33
e. Prinsip Koperasi
Menurut UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi meliputi: (1)
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, (2) Pengelolaan dilakukan
secara demokratis, (3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, (4) Pemberian
32
Ibid. h. 48-49 33
Ibid. h. 47
37
balas jasa yang terbatas pada modal, (5) Kemandirian, (6) Pendidikan
koperasi, (7) Kerjasama antar koperasi.34
f. Manajemen Koperasi
Manajemen adalah suatu rangkaian tindakan sistematik untuk
mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai
berikut:
1) Perencanaan (planning)
Fungsi ini mengidentifikasi bahwa dalam pengelolaan perlu
ada perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai target yang
ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek yaitu
pembuatan program-program kegiatan serta sarana yang diperlukan.
2) Pengorganisasian (organizing)
Fungsi ini memfokuskan pada cara agar target yang
dicanangkan dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan
wadah/perangkat organisasi yang inti seperti:
a) Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas berbagai
lapisan atau kelompok dan jenis tugas yang diperlukan.
b) Memperhatikan rentang kendali.
c) Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan
kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan.
34
Sukanto Reksohadiprodjo, Menejemen Koperasi, Yogyakarta: BPFE, 1988, h. 2.
38
3) Pelaksanaan (actuating)
Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia wadah
yang berupa organisasi dengan uraian tugas dan hirarkinya belum
akan berjalan aktif tanpa dicetuskan mengenai pelaksanaan dari
tugas dalam organisasi tersebut, Terry menyebutkan actuating means
move to action.
4) Pengawasan (controlling)
Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal ini para
anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk suatu badan
di luar pengurus yang bertugas memantau atau meneliti tentang
pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan kepada pengurus.
Prinsip controlling ini harus dijabarkan dalam organisasi
koperasi. Selain controlling tersebut dilakukan oleh pengawas,
pengurus wajib menciptakan suatu sistem pengendali atau bisa
disebut build in control, sistem kerja yang mengandung build in
control ini perlu dijabarkan dalam organisasi.35
Dalam pengelolaan koperasi perlu adanya manajemen koperasi yang
sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi manajemen koperasi yang terdiri
atas fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan
fungsi pengawasan. Kemudian dalam garis besarnya fungsi manajemen
koperasi dapat dibedakan atas:
35
Titik Sartika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004, cet 2.
h. 66
39
a) Manajemen operasi
Manajemen operasi adalah salah satu aspek dari manajemen
koperasi yang memusatkan perhatianya terhadap pengelolaan variabel-
variabel kunci yang menentukan tercapainya efisiensi dan efektifitas
kegiatan utama koperasi secara optimal.36
b) Manajemen keuangan
Pusat perhatian manajemen keuangan adalah terhadap pengelolaan
berebagai aspek keuangan suatu usaha sebagai salah satu sumber daya
strategis untuk menjalankan usaha, maka masalah pengelolaan
keuangan ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup koperasi.37
c) Manajemen keuangan
Pada hakikatnya manajemen keuangan adalah mengupayakan
tercapainya keseimbangan antara kebutuhan dana dan penggunaannya.
Pengertian seimbang dalam hal ini adalah keseimbangan antara sisi
aktiva dengan pasiva di neraca, dengan keseimbangan tersebut maka
koperasi dapat di katakana sehat dilihat dari segi liquiditas, solvabilitas,
dan rentabilitas.38
Liquiditas adalah kemampuan untuk menyediakan dana dalam
jumlah yang cukup untuk membiayai semua transaksi usaha koperasi.
Solvabilitas adalah kemampuan dalam memenuhi semua kewajiban
keuangan kepada pihak ketiga, baik utang jangka pendek maupun
jangka panjang. Sedangkan rentabilitas adalah kemampuan dalam
36
Revrisond Baswir, Op.cit. h. 194 37
Ibid. h. 195 38
Ibid. h. 196
40
menghasilkan keuntungan, baik dengan menggunakan dana eksternal
maupun dengan menggunakan dana internal.39
d) Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu proses atau usaha yang
dilakukan koperasi untuk menimbulkan permintaan terhadap barang
dan jasa yang di hasilkan.40
3. Ladasan Hukum Islam Tentang Koperasi
a. Koperasi Melalui Pendekatan Sistem Syari’ah
1) Sistem ekonomi Islam yang integral dan merupakan suatu
kumpulan dari barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja
secara bersama-sama sebagai suatu keseluruhan, seperti firman
Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 208 yang bunyinya:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)
2) Bagian dari nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mengatur
bidang perekonomian umat yang tidak terpisahkan dari aspek-
aspek lain dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan
integral, seperti firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 3
yang bunyinya:
39
Ibid. h. 197 40
Ibid. h. 202
41
Artinya: pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-
Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.
(QS. Al-Maidah: 3)
b. Tujuan Sistem Koperasi Syariah
1) Mensejahterakan Ekonomi Anggota sesuai norma dan moral
Islam, sesuai firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 168 yang
bunyinya:
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik
dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168)41
Dan surat al-Maidah ayat 87-88 yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan
bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. dan makanlah makanan yang halal
lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya. (QS. Al-Maidah: 87-88)
41
Http//bmt-syari’ah, blogspot. Com/2009/II/ landasan - dasar - system - koperasi-
syari’ah. h. 1
42
Dan juga surat Al-Jumuah ayat 10 yang bunyinya:
Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
(Q.S Al-Jumuah: 13)
2) Persaudaraan dan Keadilan Bersama, sesuai firman Allah SWT
dalam surat al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS. Al-Hujarat: 13)
3) Distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata dan Agama
Islam mentolerir kesenjangan kekayaan dan penghasilan karena
manusia tidak sama dalam hal karakter, kemampuan,
kesungguhan dan bakat. Perbedaan diatas tersebut merupakan
penyebab perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan. Hal ini
dapat terlihat pada Al Qur’an surat al-An’am ayat 165 yang
bunyinya:
43
Artinya: Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa
di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Hujarat: 165)
4) Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan
pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk
kepada Allah, hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surat Ar Ra’d
ayat 36 yang bunyinya:
Artinya: Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk
menyembah Allah dan tidak mempersekutukan
sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru
(manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali" (Q.S
Ar Ra’d: 36).
c. Kaidah Ushul Fiqih Yang Dipakai
1) Kemaslahatan masyarakat lebih besar harus didahulukan dari pada
kemaslahatan individu yang lebih sempit.
2) Meskipun “menghilangkan bahaya kesukaran” dan “mendorong
kemaslahatan” kedua-duanya merupakan tujuan pokok syari’ah,
namun yang pertama harus lebih didahulukan.
3) Kerugian yang lebih besar tidak dapat ditimpakan untuk
menghindari kerugian yang lebih sempit atau kemaslahatan yang
lebih besar tidak dapat dikorbankan untuk mendapatkan
kemaslahatan yang lebih kecil.42
42
Ibid. h. 2
44
4. Koperasi Dalam Teori Prinsip Syari’ah
a. Pengertian Baitul Mal Wa Tamwil
Dalam prinsip syari’ah koperasi dinamakan baitul mal wa
tamwil (BMT), baitul mal wa tamwil secara harfiyah/ lughowi baitul
mal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha, dari
pengertia tersebut dapat ditarik pengertian yang menyeluruh bahwa
BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial.43
b. Visi Dan Misi Baitul Mal Wa Tamwil
1) Visi Baitul Mal Wa Tamwil
Mewujudkan lembaga yang profesional dan dapat
meningkatkan kualitas ibadah yang mencakup aspek ritual
peribadatan dan segala aspek kehidupan.
2) Misi Baitul Mal Wa Tamwil
Membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian
Indonesia dan struktur masyarakat madani yang adil
berkemakmuran-berkemajuan, serta makmur-maju berkeadilan
berlandaskan syari’ah dan ridho Allah SWT.44
c. Tujan, Prinsip dan Fungsi Baitul Mal Wa Tamwil
1) Tujuan baitul mal wa tamwil
43
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Yogyakarta, UII Press, 2004,
h. 126 44
Ibid., h. 127
45
Tujuan baitul mal wa tamwil adalah meningkatkan kualitas
usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.45
2) Prinsip Baitul Mal Wa Tamwil
Dalam melaksanakan usahanya BMT berpegang teguh pada
prinsip utama yaitu sebagai berikut:
a) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b) Keterpaduan, yakni menggerakan dan mengarahkan etika bisnis
yang dinamis, proaktif, progresif adil dan berakhlaq mulia.
c) Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi.
d) Kebersamaan, yakni kesatuan pola piker, sikap, dan cita-cita antar
semua elemen BMT.
e) Kemandirian, yakni mandiri diatas semua golongan politik.
f) Profesionalime, yakni semangat kerja yang tinggi („amalus
sholihah/ahsnu amala), yakni di landasi dengan dasar keimanan.
g) Istiqomah; konsisten, konsekuen, kontinuitas/ berkelajutan tanpa
henti dan tanpa pernah putus asa.46
3) Fungsi Baitul Mal Wa Tamwil
Dalam rangka untuk mencapai tujuannya, baitul mal wa tamwil
berfungsi:
45
Ibid., h. 128 46
Ibid, h. 130
46
a) Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong
dan mengembangkan kemampuan potensi ekonomi anggota.
b) Meningkatkan kualitas SDM anggota.
c) Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota
d) Menjadi perantara keuangan (financial inter mediary) antara
agniya sebagai shohibul maal dengan du‟afa sebagai
mudhorib.47
d. Asas dan landasan Baitul Mal Wa Tamwil
Baitul mal wa tamwil (BMT) berasaskan pancasila dan UUD1945
serta berlandaskan prinsip syari’ah islam, keimanan, keterpaduan
(kaffah), kekeluargaan/ koperasi, kebersamaan, kemandirian, serta
profesionalisme.48
B. Al-Wadi’ah
1. Pengertian Al-Wadi‟ah
Secara bahasa al-wadi‟ah memiliki dua makna, yaitu memberikan
harta untuk dijaganya dan penerimaannya (I‟tho‟u al-Mal Liyahfadzahu
wa fi Qobulihi), menurut istilah al-wadi’ah dijelaskan oleh para ulama
sebagai berikut:
47
Ibid, h. 131 48
Ibid, h. 130
47
a. Menurrut Malikiyah al-wadi‟ah memiliki dua arti, yang pertama ibarah
perwakilan untuk pemeliharaan harta secara mujarad.49
dan yang kedua
ibarah pemindahan pemeliharaan sesuatu yang dimiliki secara mujarad
yang sah dipindahkan kepada penerima titipan.
b. Menurut Hanafiyah al-wadi‟ah berarti al-Ida‟ yaitu ibarah seseorang
menyempurnakan harta kepada yang lain untuk dijaga secara jelas atau
dilalah, dan sesuatu yang ditinggalkan pada orang terpercaya supaya
dijaganya.
c. Menurut Syafi’iyah yang dimaksud dengan al-Wadi‟ah ialah akad yang
dilaksanakan untuk Mengatur sesuatu yang dititipkan.
d. Menurut Hanabilah yang dimaksud dengan al-Wadi‟ah ialah
titipan,perwakilan dalam pemeliharaan sesuatu secara bebas.50
Al-Wadi‟ah juga dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga
dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.51
Akad berpola al-
Wadiah di bagi menjadi dua yaitu al-Wadi‟ah yad al-amanah dan al-
Wadi‟ah yad adh-dhamanah, pada awalnya al-Wadi‟ah muncul dalam
bentuk yad al-Amanah, yang kemudian dalam perkembangannya
memunculkan yadh-dhamanah (tanagn penanggung). Akad al-Wadi‟ah
yadh-dhamanah ini akhirnya banyak dipergunakan dalam aplikasi
perbankan syari’ah dalam produk-produk pendanaan.
49
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Pustaka, 2002, h. 179 50
Ibid, h. 180 51
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari‟ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema
Insani, 2009, h. 85
48
Secara umum al-Wadi‟ah yad amanah (tangan amanah) adalah
titipan murni dari pihak penitip (muwaddi‟) yang mempunyai barang/ asset
kepada pihak penyimpan (mustawda‟) yang diberi amanah/ kepercayaan,
baik individu maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus
dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan
dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki.52
Dalam hal ini si
penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan
yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau
kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan.53
Dari prinsip yad al-Amanah (tangan amanah) kemudian
berkembang prinsip al-Wadi‟ah yad adh-dhamanah (tangan penanggung)
yang berarti bahwa pihak penyimpan dana bertanggung jawab atas segala
kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang/ asset titipan,54
dan
barang/ asset yang dititipkan seperti simpanan giro, tabungan, dan deposito
berjangka dapat dimanfaatkan oleh pihak bank untuk kepentingan
masyarakat dan kepentingan negara.55
Sebagai konsekuensinya semua keuntungan yang dihasilkan dari
dana titipan tersebut menjadi milik si penerima titipan, dalam hal ini yang
dimaksud si penerima titipan adalah Bank, BMT atau koperasi simpan
pinjam yang menggunakan prinsip syari’ah, dan sebagai imbalannya si
52
Ascarya, Akad & Produk Bank Syari‟ah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h.
42 53
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2003, h. 180 54
Ascarya, op.cit., h. 43 55
Kasmir, op.cit., h. 180
49
penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya.56
Dan juga
mendapat fasilitas-fasilitas seperti insentif atau bonus, artinya si penerima
titipan tidak dilarang untuk memberikan jasa atas pemakaian uangnya
berupa insentif atau bonus dengan catatan tanpa perjanjian dimuka atau
terlebih dahulu baik nominal maupun persentasenya dan ini murni
merupakan kebijakan Bank, BMT, atau koperasi simpan pinjam yang
menggunakan prinsip syari’ah sebagai pengguna uang (dana).57
2. Dasar Hukum Al-Wadi’ah
Al-Wadi‟ah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan dan ia
wajib mengembalikannya pada waktu pemilik meminta kembali, seperti
firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 58 yang bunyinya:
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya. (QS. an-Nisa:58).58
Dan surat al-Baqarah ayat 283 yang bunyinya:
Artinya: akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya.
(QS Al-Baqarah: 283).59
Dan hadits nabi juga menyebutkan, diriwayatkan oleh Abu Hurairah
Rasulullah SAW bersabda “sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada
yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang
56
Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit, h. 87 57
Kasmir, op.cit., h. 181 58
Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit., h. 85 59
Hendi Suhendi, op.cit., h. 182
50
yang telah mengkhianatimu”. (HR Abu Dawud).60
Diriwayatkan juga oleh
Imam Dar al-Quthni dan Aarar bin Syu’aib, dari kakeknya bahwa Nabi
SAW bersabda “siapa saja yang dititipi, Ia tidak berkewajiban
menjamin”, (Riwayat Daruquthni). Dan “tidak ada kewajiban menjami
untuk orang yang diberi amanat”. (Riwayat al-Baihaqi).61
3. Rukun dan Syarat al-Wadi’ah
Menurut Hanafiyah bahwa rukun al-Wadi’ah adalah satu, yaitu ijab
dan qobul, adapun yang lainnya adalah termasuk syarat dan tidak termasuk
rukun. Sedangkan menurut Syafi’iyah bahwa al-Wadi’ah memiliki tiga
rukun, yaitu:
a. Barang yang dititipkan, syarat pada barang yang dititipkan adalah
barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut
syara’.
b. Yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan pada penitip
dan yang menerima titipan sudah baligh, berakal serta syarat-syarat lain
yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil.
c. Shigat ijab dan qabul al-Wadi’ah, disyaratkan pada ijab qabul ini
dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar.62
4. Hukum Menerima Benda Titipan
Dijelaskan oleh Sulaiman Rasyid, bahwa hukum menerima benda-
benda titipan ada empat macam yaitu sunat, haram, wajib, dan makruh,
secara lengkap dijelaskan sebagai berikut:
60
Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit, h. 86 61
Hendi Suhendi, op.cit, h. 182 62
Ibid., h. 183
51
a. Sunat, disunatkan menerima titipan bagi orang yang percaya kepada
dirinya bahwa dia sanggup untuk Mengatur benda-benda yang
dititipkan kepadanya.
b. Wajib, diwajibkan menerima benda-benda titipan bagi seseorang yang
percaya bahwa dirinya sanggup menerima dan Mengatur benda-benda
tersebut, sementara tidak ada orang lain yang dapat dipercaya untuk
memelihara benda-benda tersebut.
c. Haram, apabila seseorang tidak kuasa dan tidak sanggup memelihara
benda-benda titipan, maka bagi orang seperti ini diharamkan menerima
benda-benda titipan, sebab dengan menerima benda-benda titipan
berarti memberikan kesempatan (peluang) kepada kerusakan atau
hilangnya benda-benda titipan, sehingga akan menyulitkan pihak yang
menitipkan.
d. Makruh, dimakruhkan menerima benda-benda titipan bagi orang yang
percaya pada dirinya sendiri bahwa dia mampu Mengatur benda-benda
titipan, tetapi dia kurang yakin (ragu) pada kemampuannya.63
C. Koperasi Pondok Pesantren
1. Kolektifitas pondok pesantren
Tujuan koperasi pondok pesantren yang utama adalah memenuhi
kebutuhan hidup anggota-anggotanya, dengan jalan menyelenggarakan
aktivitas ekonomi secara bersama-sama. Kolektifitas (kekuatan koperasi)
63
Ibid., h. 184
52
adalah modal sosial (social capital) yang menentukan maju mundurnya
sebuah koperasi, maka dari itu harus dijaga dan dipertahankan seoptimal
mungkin agar jangan sampai terjadi perpecahan dalam koperasi. Hal
demikian sesuai dengan yang diajarkan dalam ajaran Islam sebagaimana
dinyatakan dalam surat al-Hasyr ayat 14 berikut:
Artinya: Mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu,
kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik
tembok. permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat.
kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah.
yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang
tidak mengerti. (QS. Al-Hasyr: 14)
Maju mundurnya sebuah koperasi ditentukan oleh seberapa mampu
para anggota mempertahankan kolektivitas itu. Kolektivitas (jama’ah) juga
merupakan anjuran syari’ah sebagaimana dinyatakan dalam surat Ali
Imran ayat 103 yang bunyinya:
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
53
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. (QS. Ali Imran: 103)64
Betapa pentingnya kolektivitas itu sehingga dalam ibadah ritual pun
seperti shalat lima waktu, umat muslim diperintahkan untuk
mengerjakannya secara bersama-sama. Kolektivitas adalah modal sosial
yang amat diperlukan untuk mencapai kemajuan.65
Adapun prinsip-prinsip
kolektivitas dalam koperasi yaitu:
a. Keterbukaan, bahwa siapapun bisa menjadi anggota koperasi tanpa
memandang agama, etnis, politik dan perbedaan lainnya. Prinsip ini
adalah perwujudan dari perintah syari’ah agar perbuatan manusia
menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal ini sesuai dengan firman Allah
yang merangkap konsep keseimbangan dasar ekonomi islam, yang
tercantum dalam QS. al Hujarat: 13 yang bunyinya:
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal. (QS al Hujarat: 13)66
Pesan ayat diatas berhubungan dengan prinsip keterbukaan, bahwa
antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya harus saling
64
Abdul Bashith, Islam Dan Manajemen Koperasi, Malang, UIN-Malang Press, 2008, h.
10 65
Ibid. h. 11 66
Ibid. h. 12
54
mengenal, saling berinteraksi, dan saling bekerja sama. Ini mengisyaratkan
adanya prinsip ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.67
b. Keadilan, bahwa distribusi manfaat ekonomi dikalangan anggota harus
sesuai dengan intensitas si anggota dalam menggunakan jasa koperasi.
Dengan kata lain, dalam koperasi setiap orang memperoleh hasil
ekonomi sesuai dengan usahanya, bukan berdasarkan proporsi modal
anggota dalam koperasi. Hal ini sesuai firman Allah dalam QS. al-
Ibrahim: 51
Artinya: Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang
terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha
cepat hisab-Nya. (QS. al-Ibrahim: 51)68
c. Penghormatan terhadap kemanusiaan. Dalam syari’ah, manusia adalah
makhluk paling mulia. Karena itu, kerja sebagai wujud kemanusiaan,
harus lebih dihargai dibanding modal sebagai wujud harta. Dalam
koperasi, prinsip ini diberlakukan dengan cara membatasi keuntungan
dari saham yang ditanam anggota di koperasi. Dengan prinsip ini,
pengaruh harta dibatasi, tetapi tidak dengan pengaruh kerja. Anggota
memperoleh manfaat dari koperasi sebanding dengan kerjanya,
disamping dengan modal yang disimpan di koperasi. Firman Allah
dalam QS. Al-Zumar: 39 dan QS. Al-Insyiqqaq: 6, didalamnya
menerangkan tentang kesejahteraan ekonomi untuk bersama.
67
Ibid. h. 13 68
Ibid. h. 16
55
Artinya: Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan
keadaanmu, Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka
kelak kamu akan mengetahui. (QS. Al-Zumar: 39)
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan
sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan
menemui-Nya. (QS. Al-Insyiqqaq: 6)69
d. Otonomi, yaitu anggota mengendalikan sepenuhnya kearah mana dan
bagaimana usaha koperasi diselenggarakan. Otonomi adalah bentuk lain
dari kemerdekaan atau kebebasan. Syari’ah memandang kemerdekaan
atau kebebasan sebagai bagian asasi dalam kehidupan manusia. Ini
tidak terdapat dalam perusahaan kapitalistik, dimana pada umumnya
kebebasan hanya dimiliki majikan, sementara buruh terikat oleh
berbagai peraturan yang wajib dipenuhi, yang tidak jarang peraturan itu
rendahkan derajat kemanusiaan mereka. Allah SWT memberikan
kebebasan kepada manusia itu sendiri, apakah mereka lebih suka
memilih jalan kefasikan atau jalan ketaqwaan, seperti firman Allah
dalam QS. Al-Syams: 8 dan QS. Al-Jin: 14 yang bunyinya:
Artinya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan
dan ketakwaannya. (QS. Al-Syams: 8)
Artinya: Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat
dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan yang lurus. (QS. Al-Jin: 14)70
e. Kebebasan mengemukakan pendapat atau keinginan. Dalam koperasi
prinsip ini disebut satu orang satu suara. Prinsip ini tidak berarti segala
69
Ibid. h. 17-18 70
Ibid. h. 19
56
keputusan diambil dengan jalan voting. Justru kecenderungan dalam
koperasi, prinsip satu orang satu suara ini diterapkan melalui
musyawarah mufakat yang melibatkan seluruh anggotanya. Keadaan ini
hanya bisa berlaku jika ada kesetaraan.
f. Pendidikan anggota, yaitu pendidikan untuk menanamkan karakter
positif seperti sifat tekun, pantang menyerah, aktif melakukan inovasi,
solider terhadap sesama, serta karakter lain yang diperlukan untuk
kemajuan, sekaligus pendidikan untuk mengasah wawasan dan keahlian
anggota dalam mengelola koperasiny, seperti firman Allah dalam QS.
Al-Mukmin: 83 dan QS. Al-Mujaadalah: 11 yang berbunyi:
Artinya: Maka tatkala datang kepada mereka Rasul-rasul (yang diutus
kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan,
mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada
mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu
mereka perolok-olokkan itu. (QS. Al-Mukmin: 83)
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.( QS. Al-Mujaadalah: 11)71
71
Ibid. h. 21
57
g. Kerjasama aktif antar sesama koperasi. Ikhtiar untuk mencapai
perbaikan ekonomi pasti menghadapi banyak tantangan. Semakin berat
tantangannya akan semakin sulit dihadapi sendirian. Karena itu satu
koperasi harus merapatkan barisan dan mengembangkan kerjasama
yang solid dengan koperasi lainnya. Merapatkan barisan, atau bersatu
dengan pengorganisasian yang baik, adalah prinsip syari’ah yang utama
dalam kehidupan sosial. Syari’ah sama sekali tidak menganjurkan
prinsip yang sebaliknya, yaitu pecah-belah, apalagi persaingan untuk
saling menjatuhkan, namun menganjurkan untuk menjalin persatuan,
seperti firman Allah dalam QS. Yunus: 19 dan QS. Al-Baqarah: 148
yang bunyinya:
Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka
berselisih kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah
ada dari Tuhanmu dahulu pastilah telah diberi keputusan di
antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
(QS. Yunus: 19)72
Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia
menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.
Al-Baqarah: 148)
72
Ibid. h. 23
58
Komitmen islam yang demikian mendalam terhadap
persaudaraan dan keadilan menyebabkan konsep kesejahteraan
(falah) bagi semua umat manusia sebagai suatu pokok ajaran islam.
Kesejahteraan ini meliputi kepuasan fisik sebab kedamaian mental
dan kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui realisasi yang
seimbang antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas
manusia.73
Ketujuh prinsip koperasi tersebut nyata-nyata merupakan
perwujudan dari syari’ah islam, Undang-undang tentang koperasi
No. 25 tahun 1990 dibangun dari UUD 1945, konstitusi tersebut
memuat akidah ketuhanan yang maha esa yang merupakan landasan
dari ketauhidan. Selain itu juga banyak bukti telah menunjukkan
bahwa kemanfaatan koperasi telah dirasakan masyarakat di berbagai
belahan dunia. Kolektivitas menjadi prinsip dasar yang memberi
banyak keuntungan bagi para anggota koperasi. Secara tegas
keberadaan prinsip tersebut membuat koperasi menjadi sama sekali
berbeda dari lembaga ekonomi berbasis kapitalis.74
2. Bidang Usaha Koperasi Pondok Pesantren
Koperasi pondok pesantren dapat melakukan kegiatan disemua
bidang usaha, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan anggotanya untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya sesuai anggaran dasar dan
73
M. Umer Chapra, Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: Gema Insani, 2005, h. 7. 74
Abdul Bashith, Op.cit., h. 23
59
anggaran rumah tangga. Kegiatan usaha yang dapat dikelola oleh koperasi
pondok pesantren antara lain:
a. Unit usaha warung telekomunikasi (sesuai kesepakatan bersama antara
Dirjen Pos dan telekomunikasi dengan Dirjen Kelembagaan Agama
Islam).
b. Unit usaha warung pangan dan toko pangan (sesuai kesepakatan
bersama antara Mentri Negara Urusan Pangan/ Kabulog dengan induk
koperasi pondok pesantren).
c. Unit usaha agrobisnis (sesuai naska kerjasama antara Induk Koperasi
Pondok Pesantren, yayasan pusat pendidikan latihan swadaya
masyarakat, dan pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian,
Departemen Agama, Departemen Koperasi dan PPK dan Departemen
dalam Negeri).
d. Unit usaha perbankan dengan Sistem Syariah Islam (sesuai dengan
kesepakatan bersama antara Mentri Agama, Mentri Koperasi dan PPK,
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, tentang
Pemasyarakatan Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Di lingkungan
Pondok Pesantren). Antara lain; 1) Unit usaha simpan pinjam. 2) Unit
usaha angkutan. 3) Unit usaha perbengkelan. 4) Unit usaha percetakan.
5) Unit usaha konveksi. 6) Unit usaha lainnya.75
75
Deartemen Agama RI, Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pondok
Pesantren, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003, h. 54
60
D. Sisa Hasil Usaha
1. Pengertian Sisa hasil Usaha
Dalam Undang-undang no. 25/ 1992 pasal 34 ayat (1) menyebukan
bahwa, sisa hasil usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh
di dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan, dan biaya-
biaya dari tahun buku yang bersangkutan. Dan dari pasal yang sama ayat
(2) juga menyebutkan bahwa sisa hasil usaha berasal dari usaha yang
diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota.76
2. Pembagian sisa Hasil Usaha (SHU)
Adapun cara dan besarnya pembagian sisa hasi usaha (SHU) di atur
dalam UU. No. 12/1967 yang bunyinya bahwa dan besarnya pembagian
sisa hasi usaha (SHU) diserahkan kepada kesepakatan para anggota
koperasi saat rapat akhir anggota (RAT) yang kemudian dituangkan dalam
AD/ ART koperasi.
Selain itu pendapatan yang diperoleh dari pelayanan anggota dan
pelayanan pihak ketiga harus dipisahkan, karena SHU yang diperoleh dari
pelayanan pihak ketiga itu tidak di bagikan untuk anggota tetapai untuk
cadangan koperasi, dana pengurus, pegawai/ karyawan, pendidikan, sosial,
dan dana pembangunan daerah kerja.77
Dengan demikian pembagian sisa hasil usaha koperasi supaya diatur
sebagai berikut:
76
Sudarsono dan Edilius, op. cit., h. 112 77
Ibid., h. 115
61
a. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk
anggota dibagi untuk :
1) Cadangan koperasi.
2) Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan.
3) Dana pengurus.
4) Dana pegawai atau karyawan.
5) Dana pendidikan koperasi.
6) Dana sosial
7) Dana pembangunan daerah kerja.
b. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan bukan
anggota dibagi untuk :
1) Cadangan koperasi
2) Dana pengurus
3) Dana pegawai / karyawan
4) Dana pendidikan
5) Dana sosial
6) Dana pembangunan daerah kerja.78
Dan juga di jelaskan dalam Undang-Undang koperasi Nomor 25 tahun
1992 pasal 5, bahwa pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing
anggota koperasi kepada koperasinya. Artinya, dalam pembagian sisa hasil
usaha koperasi kepada para anggota ini tidak semata-mata melihat besar/
78
Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. h. 157
62
kecilnya modal yang dimasukan/ diserahkan anggota koperasi melainkan
harus sebanding atau seimbang dengan transaksi usaha dan partisipasi
modal yang diberikan anggota kepada koperasinya. Penetapan besarnya
pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya keperluan lain
ditetapkan dalam rapat anggota.79
E. Cash Flow
1. Pengertian Cash Flow
Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar
dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain
adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan
aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam
mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang
kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu
terbagi menjadi tiga yaitu:
e. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif
tanpa ada pengurangan investasi awal.
79
Hendrojogi, Koperasi, Asas-asas, Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007, h. 343
63
f. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan
relatif cepat.
g. Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi
menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya;
pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal
dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas
yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya
umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash
out flow).
c. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal
kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
2. Keterbatasan Cash Flow
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain:
a. Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash
flow hanya yang bersifat tunai.
64
b. Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang
fleksibel.
c. Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal
dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk
dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena
manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi
ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi
kewajibanya.
3. Manfaat Cash Flow
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam
perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement.
Diantaranya:
a. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan
dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan
perubahan kas.
b. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan
datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
c. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
d. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kredit yang diberikan kepadanya.
4. Langkah-Langkah Penyusunan Cash Flow
Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow yaitu:
a. Menentukan minimum kas.
65
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari utang yang dibutuhkan
untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari
pihak ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya fransaksi financial dan budget kas yang final.80
F. Kewajiban Dan Hak Anggota Koperasi
1. Kewajiban Anggota Koperasi
Sebagaimana ditegaskan di dalam pasal 20 Undang-undang No. 25/
1992, kewajiban-kewajiban anggota koperasi meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta
semua keputusan yang telah di sepakati besama dalam rapat anggota.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
koperasi.
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas
kekeluargaan.81
2. Hak anggota koperasi
Seperti halnya dengan kewajiban anggota, hak anggota koperasi
juga sudah di tetapkan di dalam undang-undang koperasi dan ada pula
80
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/05/24/manajemen-keuangancash-flow,
Rabu, 2 Februari 2012, Jam 16.07 WIB 81
Revrisond Baswir, op.cit, h. 129
66
yang diatur di dalam AD/ ART koperasi. Hak-hak anggota koperasi
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Hak berbicara dalam rapat anggota untuk mengemukakan usul dan
pendapat.
b. Hak memilih dan di pilih sebagai anggota pengurus, maupun anggota
badan pemeriksa.
c. Hak meminta diadakan rapat anggota koperasi menurut ketentuan-
ketentuan dalam anggaran dasar.
d. Hak mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota dalam
koperasi.82
e. Hak mengawasi jalannya organisasi dan usaha Koperasi menurut
ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar koperasi.83
f. Hak untuk mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi
menurut ketentuan dalam anggaran dasar.84
82
Ninik Widyawati, dan Y.W Sunindhia, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia,
Jakarta, PT. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara, 2003, h. 121 83
Ibid., h. 122 84
Revrisond Baswir, op.cit., h. 130
67
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Letak Geografis Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim
Letak kantor koperasi pondok pesantren At-Taslim berada di jantung
kota, tepatnya di sebelah timur pasar Bintoro Desa Bintoro Kecamatan
Demak Kabupaten Demak atau di Jalan Kalijajar No. 9 Bintoro Kecamatan
Demak Kabupaten Demak kode pos 59511 kurang lebih 400 m dari alun-alun
Kabupaten Demak. Letak kantor koperasi pondok pesantren At-Taslim sangat
strategis karena berada dipinggir jalan raya yang mudah dijangkau dengan
semua jenis kendaraan, di samping letaknya berada dijantung kota Demak
koperasi pondok pesantren At-Taslim letaknya juga dekat dengan pasar
tradisional yaitu pasar Bintoro. Hal ini sangatlah membantu jalannya
perekonomian disana. Koperasi pondok pesantren At-Taslim buka setiap hari
mulai dari jam 08.00 sampai jam 16.00 kecuali hari minggu dan hari-hari
besar umat islam libur.
B. Sejarah Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim
Pondok pesantren At-Taslim merupakan Lembaga Pendidikan yang
didirikan oleh Romo KH. Sa’dullah Taslim Al Hafidh sekaligus sebagai
wakif dan putra beliau adalah KH. Muhammad Nurul Huda, MA yang
ditunjuk sebagai nadhir pada tanggal 11 Maret 1986. Di samping bidang
pendidikan keagamaan (Tarbiyyah Diniyyah) yang dikembangkan oleh
68
pesantren, pondok pesantren At-Taslim juga mengembangkan bidang
pendidikan Ekonomi (Tarbiyyah Iqtishodiyyah) untuk meningkatkan
kesejahteraan para santri dan masyarakat sekitarnya, pendidikan tersebut di
berikan kepada santri sebagai bekal ketrampilan berwira usaha bagi para
santri.
Dalam pengembangan di bidang pendidikan ekonomi, pondok
pesantren mendirikan perkoprasian (Syirkah) dan koperasi tersebut diberi
nama koperasi pondok pesantren At-Taslim, pada awal pendiriannya
koperasi pondok pesantren At-Taslim kegiatan usaha yang didirikan adalah
pertokoan yang menyediakan alat-alat tulis, kitab-kitab dan kebutuhan
sehari-hari bagi santri, koperasi pondok pesantren At-Taslim berdiri pada
tahun 1986 dan sampai sekarang masih aktif, pada awal pendirian koperasi
saham yang di tanamkan sebesar Rp. 5000,- tiap anggota. Karena koperasi
terus mengalami perkembangan dengan baik, pada akhir tahun 1995
tepatnya pada tanggal 6 Desember 1995 koperasi pondok pesantren At-
Taslim resmi terdaftar secara hukum dengan mendapatkan badan hukum
dengan Nomor 125/ BH/ KWK.11/ XII/ 1995.
Berdirinya koperasi pondok pesantren At-Taslim itu tidak terlepas dari
peraturan perkoperasian No. 12 tahun 1967 yang berbunyi bahwa koperasi
Indonesia bekerja sama, bergotong royong berdasarkan persamaan derajat,
hak dan kewajiban, karena hal tersebut sesuai dengan arah dan tujuan
pondok pesantren At-Taslim.85
85
Profil Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim, h. 1
69
C. Organisasi Dan Manajemen Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim
1. Keanggotaan
Anggota koperasi pondok pesantren At-Taslim terdiri dari para
santri, pengasuh, dewan guru, karyawan, alumni, dan masyarakat di sekitar
pondok pesantren, Alhamdulillah sampai RAT ke- 6 anggota koperasi
pondok pesantren At-Taslim sudah mencapai 358 anggota yaitu 227 laki-
laki dan 131 perempuan.
2. Pengurus, Pengawas, dan Penasehat
Perjalanan koperasi pondok pesantren At-Taslim secara organisasi
di kelola oleh:
Penasehat : KH. Muhammad Nurul Huda, MA
Pengawas : Bapak Rochwan
Bapak Drs. Murman. M
Bapak Yatin Ch.
Ketua : Bapak Karyono
Sekretaris : Bapak Hariri
Bendahara : Bapak Nur Sa’id.86
D. Unit – Unit Usaha
1. Unit Simpan Pinjam Syari’ah
Unit usaha simpan pinjam At-Taslim adalah sebuah lembaga yang
bergerak di bidang keuangan yang berlandaskan pada aturan-aturan
86
Ibid. h. 2
70
syari’at islam, bertempat di Jl. Kalijajar No. 9 Bintoro Demak yang
dikelola oleh Bapak Nur Sa’id dengan tiga karyawan berasset Rp.
849.439.295,00.
2. Unit Usaha Warung Telkom
Unit usaha yang bergerak di bidang jasa Telekomunikasi
memberikan pelayanan komunikasi kepada masyarakat umum, bertempat
di Jl. Sultan fatah No. 01 Bintoro Demak yang dikelola oleh Bapak Hariri
dengan tiga karyawan berasset Rp. 32.000.000,00, tetapi setelah
banyaknya masyarakat yang mempunyai handpone unit tersebut
mengalami kemunduran dan akhirnya di tutup.
3. Unit Usaha Perkayuan
Unit usaha ini diberi nama mu’awanah bergerak di bidang penjualan
kayu Kalimantan bagi masyarakat umum, usaha ini dikembangkan di dua
tempat, mu’awanah I bertempat di Desa Wonosalam yang dikelola oleh
Bapak Nur Hamid dengan empat karyawan yang memiliki asset sebesar
Rp. 120.000.000,00. Sedangkan mu’awanah II bertempat di Desa Karang
Melati yang dikelola oleh Bapak Ali Efendy dengan empat karyawan yang
mempunyai asset sebesar Rp. 90.000.000,00.
4. Unit Usaha Grosir
Unit usaha ini berlokasi di lantai I kantor pusat koperasi pondok
pesantren At-Taslim di Jl. Kalijajar No. 9 Bintoro Demak yang bergerak di
bidang penjualan kebutuhan sehari-hari (sembako dll) kepada para santri
maupun masyarakat umum dengan harga grosir (bakul), usaha ini dikelola
71
oleh Bapak Subhan dengan dua karyawan yang berasset sebesar Rp.
90.000.000,00.
5. Unit Usaha Bengkel dan Spareparts
Unit usaha ini bergerak di bidang jasa perbaikan (servis) kendaraan
roda dua (motor) dan roda empat (mobil) dan penjualan onderdil, usaha ini
diberi nama Bintoro Bangkit yang berlokasi di Jl. Raya Demak-Bonang
sebelah makam pahlawan Demak, yang dikelola oleh Bapak S. Riyadi
dengan tiga karyawan, modal yang ditanamkan pada unit usaha ini sebesar
Rp. 32.000.000,00.
6. Unit Usaha Warung Serba Ada Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama
(WASERDA LPNU)
Warung serba ada LPNU Kabupaten Demak adalah mitra usaha
koperasi pondok pesantren At-Taslim yang bertempat di Ruko Bintoro No.
17-18 Kabupaten Demak (depan pasar Bintoro). Lembaga usaha ini
bermodalkan dari saham warga Nadhiyin Kabupaten Demak yang
pengelolanya didukung oleh koperasi pondok pesantren At-Taslim
sebanyak delapan karyawan, modal yang ditanamkan sebesar Rp.
200.000.000,00. Lembaga perekonomian nahdlatul ulama adalah badan
otonom dibawah naungan organisasi nahdlatul ulama yang bergerak di
bidang persoalan ekonomi.
7. Unit Usaha Depo Isi Ulang Air Minum (DAMIU QIA)
Unit ini bergerak di bidang usaha isi ulang dan penjualan air minum
bagi santri dan masyarakat umum, usaha ini di kembangkan di dua tempat
72
unit usaha yang DAMIU QIA I bertempat di sebelah utara kantor pusat
koperasi pondok pesantren At-Taslim Jl. Kalijajar No. 9 Bintoro Demak
yang di kelola oleh Bapak M. Nasih Syarifudin dengan tiga karyawan
dengan modal yang ditanamkan sebesar Rp. 15.000.000,00. Sedangkan
DAMIU QIA II bertempat di Desa Wonosalam yang dikelola oleh Bapak
Nakhrowi dengan tiga karyawan modal yang di tanamkan juga sebesar Rp.
15.000.000,00, unit usaha ini di buka setiap hari mulai jam 08.00 sampai
jam 21.00 WIB.87
E. Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren A-Taslim
Sejak berdirinya koperasi pondok pesantren At-Taslim pada tahun 1986
Alhamdulillah koperasi pondok pesantren At-Taslim terus mengalami
peningkatan walaupun sedikit, yang agak kelihatan terjadi pada tahun 1996
saat membuka unit usaha simpan pinjam yang berprisip syari’ah yaitu prinsip
Nadzar Hibah, karena usaha tersebut tidak hanya untuk para santri tetapi juga
untuk masyarakat umum.
Maksud dari prinsip nadzar hibah adalah pengurus koperasi boleh
menggunakan dana dari anggota untuk kegiatan perekonomian dan
bertanggung jawab atas dana yang di gunakan, dan apabila mendapatkan
keuntungan pengurus bernadzar memberikan hibah kepada anggota, dan
hibah yang di berikan terserah dari pengurus besar kecilnya, prinsip tersebut
hampir sama dengan akad Wadi‟ah yadh dhamanah, yaitu bahwa pihak
87
Ibid. h. 3
73
penyimpan dana bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kehilangan
yang terjadi pada barang/asset titipan, dan apabila mendapat keuntungan si
penitip atau pemilik dana mendapatkan bonus dari pihak penyimpan dana,
nominal pemberian bonus atas dana yang digunakan itu terserah dari pihak
penyimpan dana, dalam hal ini penyimpan dana adalah bank, BMT dan KSP
yang menggunakan prinsip syari’ah.
Setelah membuka unit usaha simpan pinjam yang berprinsip syari’ah
Alhamdulillah koperasi pondok pesantren At-Taslim bisa membuka unit
usaha yang lain seperti warung TELKOM, perkayuan, grosir, bengkel dan
spareparts, WASERDA (warung serba ada), dan DAMIU QIA (depo air
minum aqua), walaupun perkembangannya kurang begitu pesat jumlah
anggota pada tahun 2009 sudah mencapai 373 orang dengan jumlah asset
yang di miliki koperasi mencapai Rp. 2.183.953.617,00. Dan pada tahun 2010
jumlah anggota 358 orang dan assetnya sebesar Rp. 1.878.874.415,00.
Koperasi pondok pesantren At-Taslim berusaha mengembangkan unit
usahanya sesuai dengan prinsip yang dimiliki koperasi yaitu hari ini harus
lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari pada hari ini yang
didasari dengan kejujuran dan amanah. Dan berbekal semangat kebersamaan
serta adanya dorongan dari pemerintah khususnya kantor koperasi, usaha
kecil dan menengah dan masyarakat sekitar pesantren, dengan secerca
harapan kami akan gapai kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.88
88
Bapak Nur Said, Jum’at, 18 November 2011, Jam 10.00
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Terhadap Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow di
Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak
Kabupaten Demak
Koperasi adalah suatu badan yang mengelola kegiatan usaha.
Pengertian lain dari koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
perorang atau badan berlandaskan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Kegiatan usaha koperasi, merupakan penjabaran dari Undang Undang Dasar
(UUD) 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 pasal
33 ayat (1), koperasi berkedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional,
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi
ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi
memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut
terbatas, maka untuk mengembangkannya koperasi harus mengutamakan
kepentingan anggota. Dan koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin
untuk menjalankan prinsip-perinsip koperasi serta kaedah-kaedah ekonomi,89
untuk menjalankan hal-hal yang diuraikan di atas maka koperasi memerlukan
anggota, karena apabila suatu koperasi tidak ada anggotanya maka koperasi
89
Http//koperasi&UKM,blogspot.Com/2009/II/peran-koperasi-dalam-perekonomian-
indonesia, h. 1
75
tidak akan bisa berjalan dengan baik, bisa-bisa koperasi tersebut akan gulung
tikar.
Dari beberapa data yang peneliti peroleh di lapangan khususnya di
koperasi pondok pesantren At-Taslim ternyata peran yang dilakukan koperasi
dalam mengatur cash flow para santri sangatlah bagus, karena yang dilakukan
koperasi dapat melatih para santri untuk menghemat uang dan melatih para
santri agar menggunakan uangnya dalam hal yang penting atau kebutuhan-
kebutuhan yang di perlukan saja untuk sekolah, makan, membeli kitab dan
lain-lain.
Dan juga rata-rata para santri di pondok pesantren At-Taslim masih di
bangku SMA dan SMP kalau mengelola uangnya sendiri dengan baik belum
bisa. Hal tersebut dilakukan karena merujuk pada tujuan dari pendirian
pondok pesantren yaitu mendidik santri-santri ilmu agama dan ilmu
perekonomian agar suatu saat setelah para santri keluar dari pondok dapat
menggunakan ilmu tentang agama dan perekonomian yang santri dapat di
daerah asal para santri, misalnya untuk wira usaha atau yang lainnya.
Di koperasi pondok pesantren At-Taslim peran yang dilakukan dalam
Mengatur cash flow para santri adalah:
1. Ikut serta dalam pendidikan manajemen keuangan para santri.90
Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari di dirikannya pondok pesantren
At-Taslim yaitu mendidik para santri dengan ilmu agama dan ilmu
perekonomian.
90
Wawancara dengan Bapak Karyono (Selasa, 30 januari 2012, Pukul 08.30 WIB),
Bapak Nur Hamid (Selasa, 30 Januari 2012, Pukul 10.30 WIB), Bapak Usman (Kamis, 1 Februari
2012, Pukul 08.30), dan Bapak Noor Said (Kamis, 1 Februari 2012, Pukul 10.00 WIB)
76
2. Diberikannya fasilitas pembiayaan di luar konsumtif bagi para
santri.91
Fasilitas tersebut diberikan apabila ada kekurangan atau
keterlambatan pemberian/pengiriman uang dari orang tua.
3. Apabila para santri mau mengambil simpanannya dari pihak
koperasi menanyakan untuk keperluan apa uang tersebut dengan
syarat menunjukkan kartu tanda anggota pondok pesantren At-
Taslim, jika uang tersebut akan di gunakan dalam hal konsumtif
atau berhura-hura maka koperasi tidak akan mencairkan uang para
santri.92
4. Pemberian/pengiriman uang dari orang tua untuk para santri
langsung masuk kekoperasi (tabungan) baik bagi santri yang
rumahnya dekat maupun yang jauh.93
5. Pengelolaan simpanan para santri menjadi satu dengan penyimpan
yang lain (alumni maupun masyarakat) untuk diputarkan.94
6. Untuk pemberian hibah dari koperasi langsung di masuk
kesimpanan atau tabungan.95
Untuk pengambilan hibahnya terserah para santri mau
diambil kapan, asalkan di gunakan untuk biaya sekolah maupun
91
Wawancara dengan Bapak Noor Said (Jum’at, 2 Februari 2012, Jam 10.00 WIB) 92
Wawancara dengan Bapak Usman (Kamis, 1 Februari 2012, Pukul 08.30), dan Bapak
Nur Hamid (Selasa, 30 Januari 2012, Pukul 10.30 WIB) 93
Wawancara dengan Bapak Noor Said (Jum’at, 2 Februari 2012, Jam 10.00 WIB), dan
Bapak Karyono (Selasa, 30 januari 2012, Pukul 08.30 WIB) 94
Wawancara dengan Bapak Noor Said, Op.cit. 95
Wawancara dengan Bapak Nur Hamid (Selasa, 30 Januari 2012, Pukul 10.30 WIB),
dan Bapak Noor Said (Jum’at, 2 Februari 2012, Jam 10.00 WIB)
77
untuk biaya pondok pesantren misalnya untuk membayar SPP
pondok pesantren, makan dan pembelian kitab.
7. Untuk menjaga keuangan para santri agar tidak boros.96
Kalau boleh memberi masukan untuk pengurus koperasi para santri
juga diberikan kesempatan untuk menjadi pengurus koperasi agar dapat
mempraktekkan ilmunya yang diperoleh di pesantren dan untuk daftar
anggota yang khusus santri tolong dipisah walaupun dalam memutarkan uang
simpanannya dijadikan satu dengan anggota yang lain agar apabila lain kali
ada peneliti yang mau minta data tentang berapa jumlah santri yang
menabung dapat langsung di dapat. Kemudian terus dipertahankan dan
ditingkatkan tentang pengelolaan simpanan baik yang dari santri maupun
yang bukan dari santri.
96
Wawancara dengan Bapak Karyono, Op.cit
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian yang telah penulis sajikan di bab IV, merupakan
hasil penelitian lapangan yang kemudian dilengkapi dengan dokumen-
dokumen yang ada terhadap peran koperasi dalam mengatur cash flow para
santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim. Dengan demikian dapat
penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok
pesantren At-Taslim adalah ikut serta dalam pendidika manajemen
keuangan para santri. Diberikannya fasilitas pembiayaan diluar konsumtif
bagi para santri. Pengabilan simpanan dengan syarat menunjukkan kartu
tanda anggota pondok pesantren dan pengurus koperasi menanyakan buat
keperluan apa uang tersebut, apabila untuk berfoya-foya maka koperasi
tidak akan mencairkan uangnya. Pemberian/pengiriman uang dari orang
tua untuk santri langsung masuk ketabungan. Pengelolaan simpanan para
santri menjadi satu dengan simpanan yang lainnya untuk di putar.
Pemberian hibah dari koperasi langsung di masuk ketabungan, dan untuk
menjaga keuangan para santri agar tidak boros.
79
B. Saran-saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk koperasi pondok pesantren At-Taslim supaya lebih meningkatkan
koperasi baik di bidang usaha maupun sumber daya manusianya, untuk
prinsip yang di gunakan segera di perjelas dan didaftarkan ke Dinas
Perkoperasian Kabupaten Demak.
2. Bagi masyarakat jangan takut untuk bekerjasama dengan koperasi, karena
dengan bekerjasama dengan koperasi bisa memperbaiki perekonomian
masyarakat dan berbondong-bondonglah mendatangi koperasi dan menjadi
anggotanya.
3. Untuk peneliti selanjutnya, supaya bisa lebih menyempurnakan skripsi ini
dan teruslah berusaha.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: ”PERAN
KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA SANTRI” (Studi
Kasus di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan
Demak Kabupaten Demak). Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya
kelak di hari kiamat.
80
Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah berusaha
semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan
dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan
datang untuk mencapai kesempurnaan.
Semoga skripsi ini dapat diterima guna melengkapi syarat-syarat
memperoleh gelar strata 1 (satu). Akhirnya penulis hanya berharap semoga
skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin.
81
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti Dinamika Koperasi, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2007.
Antonio, Muhammad Syafi’I Bank Syari‟ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta:
Gema Insani, 2009.
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998.
Ascarya, Akad & Produk Bank Syari‟ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
Azyumardi, Azra Pesantren, Kontinuitas dan Perubahan, dalam Bilik-bilik
Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: paramadina, 1997.
Bashith, Abdul Islam Dan Manajemen Koperasi, Malang: UIN-Malang Press,
2008.
Baswir, Revrisond Koperasi Indonesia, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1997.
Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi ke
Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007.
Basu, Swastha Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002.
Chapra, M. Umer Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: Gema Insani,
2005.
Danim, Sudarwan Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
DEPAG RI, Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pondok
Pesantren, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003.
Faisal, Sanapiah Format-format penelitian sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi,
Jakarta: CV. Rajawali. 1992.
Kartasapoetra, G Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT RINEKA CIPTA,
2005.
Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta : FE-UI. Cet. Kelima, 1999.
Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori Dan Praktik, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007.
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo
82
Persada, 2003.
Reksohadiprodjo, Sukanto Menejemen Koperasi, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
1988.
Ridwan, Muhammad Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press,
2004.
Partomo, Titik Sartika Ekonomi Dan Koperasi, Bogor: Ghalia Indonesia, cet 2,
2004.
Sudarsono dan Edilius Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2005.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: CV. Alfa
Beta, 2011.
Suhendi, Hendi Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 2002.
Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 1992.
Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1995.
Straus, Anselm Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya: PT Bina Ilmu
Offset, 1997.
UU RI No 25 tahun 1992 pasal 5
Widiyanti, Ninik Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Bina Aksara,
1989.
Widiyanti, Ninik Manajemen Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Widyawati, Ninik dan Y.W Sunindhia Koperasi Dan Perekonomian Indonesia,
Jakarta: PT. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara, 2003.
Http//bmt-syari’ah, blogspot. Com/2009/II/ landasan - dasar - system - koperasi-
syari’ah.
83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Trisno Eko Riyanto
Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 02 Oktober 1988
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Golongan Darah : -
Alamat : Desa Temuroso Rt 05 Rw 04 Kecamatan
Guntur Kabupaten Demak
Riwayat Pendidikan
SDN 1 Temuroso Tahun 2000/2001
SLTP Negeri 1 Guntur Tahun 2003/2004
MAN Semarang 1 Tahun 2007/2008
Organisasi yang pernah diikuti :
Ketua Rebana Nahdlotul Fata Tahun 2010-Sekarang
Sekertaris jamaah mauludiyah putra dukuh perbalan
Seksi humas jamaah manaqibiyah dukuh perbalan,
Seksi futsal UKM Binora
Seksi Rebana UKM JQH.
Recommended