View
237
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, diungkapkan yang dimaksud dengan
pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar pserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara” (UU
RI No 20 Tahun 2003) dari defenisi pendidikan tersebut, dengan jelas
terungkap bahwa pendidikan indonesia adalah pendidikan yang usaha sadar
dan terencana, untuk mengembangkan potensi individu demi tercapainya
kesejahteraan pribadi, masyarakat dan negara.
Menurut Prof. Dr. Yusuf Enoch, Perencanaan Pendidikan, adalah
suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan
bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan
usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di
bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara. Menurut
Beeby, C.E perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa
depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan
biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada
dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi
system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik
yang dilayani oleh system tersebut. Menurut Guruge (1972) Perencanaan
Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam
bidang pembangunan pendidikan. Menurut Albert Waterson (Don Adam
1975) Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat
dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas
pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial. Menurut Coombs
1 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
(1982) Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis
sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu
lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
para peserta didik dan masyarakat. Menurut Y. Dror (1975) Perencanaan
Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk
kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-
tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social
secara menyeluruh dari suatu negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari
beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta
memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi
(taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-
keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-
bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis
kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului.
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat
ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga
nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses di
dalamnya oleh kegiatan lain.
Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan
pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang
memegang kekuasaan, siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor
apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Terutama
dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu
memperoleh perhatian, misalnya mengenai system kenegaraan yang
merupakan bentuk dan system manajemennya, bagaimana dan siapa atau
kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan itu.
Juga masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan
pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil system dari
2 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana
pendidikan.
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat
dimaklumi bahwa masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk
menyiapkan suatu konsep keputusan yang akan dilaksanakan di masa depan.
Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam pelaksanaan tidak dapat
diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup lama,
khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif,
apalagi dari sudut kepentingan.
Dalam hal ini, perencanaan pendidikan yang dimaksudkan adalah
perencanaan pengembangan pendidikan dalam pembangunan gedung sekolah
yang diperlukan oleh penduduk usia SD (7-12 tahun) di Kabupaten Gresik
dan kebutuhan guru yang mengisi setiap sekolah. Satu gedung SD di
kabupaten terdiri dari 6 kelas dimana 1 tingkatan kelas biasanya terdiri dari
kelas A dan B sehingga jika kelas 1 SD ada kelas 1 A dan kelas 1 B. Kelas
yang cukup kondusif adalah berjumlah 40 siswa (dianggap tidak terlalu
sedikit dan tidak terlalu banyak). Maka jika dikalkukalsikan jumlah siswa satu
kelas dikalikan dengan 2 (karena ada kelas A dan B), kemudian dikalikan
dengan 6 kelas, hasilnya adalah 480. Kesimpulan dari perhitungan tersebut
adalah satu gedung sekolah memiliki kuota 480 siswa. 1 gedung sekolah
memerlukan 17 guru yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 wali kelas, 1 guru
bahasa Inggris, 1 guru Olahraga, 1 guru kesenian, 1 guru muatan lokal, 1 guru
bahasa Jawa, dan 5 guru bantu.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui jumlah gedung Sekolah Dasar yang diperlukan di Kabupaten
Gresik.
1.2.2 Mengetahui jumlah guru Sekolah Dasar yang diperlukan di Kabupaten Gresik.
3 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi pemerintah Kabupaten Gresik adalah bisa digunakan sebagai
perencanaan pembangunan pendidikan untuk Kabupaten Gresik.
1.4 Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan adalah jumlah gedung dan guru yang didapatkan dari
rangkaian hasil perhitungan melalui perhitungan evaluasi data, perapian data, dan
pemecahan kelompok umur.
4 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
BAB II
LANGKAH PERENCANAAN
2.1 Evaluasi Data
Evaluasi data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengetahui berapa
besar kesalahan pencacahan (coverage errors). Kesalahan pencacahan timbul karena
beberapa orang lalai dari sensus tanpa dapat dihindari, misalnya gelandangan, sedang
berpergian, atau over look out oleh pencacah atau pewawancara. Kesalahan
pencacahan juga dapat terjadi akibat kegagalan dalam melaporkan atau mencacat
umur dari penduduk yang dihitung dalam sensus atau karena umur yang dilaporkan
salah. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa besar kesalahan tersebut perlu
diadakan evaluasi terhadap distribusi umur sebelum digunakan dalam perhitungan
untuk dasar suatu kebijaksanaan. Untuk mengadakan evaluasi terhadap umur, serta
perapianya, sebelum data digunakan dalam perhitungan proyeksi penduduk atau
ukuran demografi yang lain ada beberapa metode evaluasi yaitu:
2.1.1 Index gabungan (Joint Score Index)
Salah satu metode yang digunakan dalam evaluasi data yaitu Joint Score Index
(Indeks Gabungan). Cara ini dilakukan agar perbedaan Ratio Sex, antara rasio umur
penduduk laki-laki dan perempuan tidak begitu besar sehingga diharapkan jumlah
penduduk pada umur tertentu tidak akan besar perbedaannya dengan jumlah
penduduk pada umur berdekatan sehingga perbedaan ratio umur penduduk laki-laki
maupun perempuan pada tiap-tiap golongan umur adalah kecil.
Data yang diperlukan dalam perhitungan Joint Score Indeks adalah distribusi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin dengan interval umur 5 tahun. Sedangkan
tahap perhitungannya adalah sebagai berikut, menghitung Ratio Sex (RS),
menghitung Ratio Umur Penduduk Laki-Laki maupun Perempuan (RUL/RUP),
menghitung Indeks Ratio Sex (IRS), menghitung Indeks Ratio Umur Penduduk Laki-
Laki maupun Perempuan, menghitung Indeks Gabungan. Metode perhitungan yang
dipakai adalah dengan menggunakan metode kolom yaitu, kolom (1) merupakan
distribusi umur dengan interval 5 tahun, kolom (2) jumlah penduduk laki-laki, kolom
5 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
(3) jumlah penduduk perempuan, kolom (4) adalah resiko sex antara penduduk laki-
laki dengan perempuan, kolom (5) merupakan selisih rasio sex dari umur yang
berdekatan, kolom (6) adalah rasio umur penduduk laki-laki dengan umur yang
berdekatan, kolom (7) merupakan selisih rasio umur dengan bilangan konstanta “K”
yaitu 100, untuk penduduk laki-laki, kolom (8) adalah rasio umur penduduk
perempuan dengan umur yang berdekatan, kolom (9) merupakan selisih rasio umur
dengan bilangan konstanta “K” yaitu 100, untuk penduduk perempuan. Berikut ini
hasil evaluasi data dengan perhitungan Joint Score Index:
Umur
Jumlah Penduduk
(SR)
selisih SR yg
berurutan
ratio LK
selisih dg 100
ratio PR
selisih dg 100laki-laki perempuan
0 - 4 45434 42951 105,785 - 9 46659 43635 106,93 1,15 103,18 3,18 103,37 3,37
10 - 14 45005 41477 108,51 1,58 92,03 7,97 87,46 12,5415 - 19 51145 51216 99,86 8,64 109,29 9,29 108,47 8,4720 - 24 48591 52957 91,76 8,11 96,38 3,62 102,34 2,3425 - 29 49691 52274 95,06 3,30 106,05 6,05 105,48 5,4830 - 34 45117 46164 97,73 2,67 100,61 0,61 99,37 0,6335 - 39 39992 40642 98,40 0,67 100,00 0,00 102,01 2,0140 - 44 34865 33521 104,01 5,61 102,61 2,61 103,48 3,4845 - 49 27963 24146 115,81 11,80 105,92 5,92 92,65 7,3550 - 54 17936 18600 96,43 19,38 84,56 15,44 92,88 7,1255 - 59 14461 15905 90,92 5,51 93,25 6,75 91,70 8,3060 - 64 13081 16088 81,31 9,61 113,29 13,29 117,72 17,7265 - 69 8632 11428 75,53 5,78 89,21 10,79 92,22 7,7870 -74 6271 8695 72,12 3,41 96,75 3,25 96,27 3,7375 + 4331 6635 65,28 6,85 138,13 38,13 152,62 52,62
94,06 126,92 142,91
SRS=Jumlah selisih SR yang berurutan/N= 94.0606272/15
6,2707
ARL=Jumlah selisih dengan 100 (laki)/N= 126.92063/15
8,4614
ARF=Jumlah selisih dengan 100 (pr)/N= 142.9122243/15
9,5275
JSI= (3xSRS)+ARL+ARF= 36,80098239
6 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Kesimpulannya adalah kualitas data jelek karena hasil perhitungannya lebih dari 30
2.1.2 Mayers Index
Setelah dihitung besarnya nilai index gabungan perlu juga diketahui apakah
ada semacam ruangan bahwa penduduk lebih cenderung memilih angka-angka akhir
tertentu di dalam memberikan jawaban mengenai umur. Angka-angka akhir yang
mana disenangi oleh penduduk seperti halnya umur untuk akhir: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
Untuk mengetahui pola kecenderungan angka akhir yang disenangi dapat dihitung
dengan Index Mayers (The Methods and matherials of Demography, 1973 : 26-208)
yaitu suatu angka dapat memperlihatkan besarnya kesalahan dalam pelaporan serta
pencatatan umur penduduk. Berikut ini hasil evaluasi data dengan menggunakan
perhitungan Indeks Mayer
K21 5
0 9
1 82 7
3 6
4 55 4
6 37 2
8 1
9 0Total 7199714 100 11,80330774
0,259071402
71101 51127 10 711010 0 711010 9,87553 0,124468833
9,94078 0,05921624172279 50808 9 650511 50808 701319 9,7409375808 54622 8 606464 109244 715708
69233 49747 7 484631 149241 633872 8,80413 1,195872503
0,988530933
99058 78818 6 594348 315272 909620 12,6341 2,634112966
8,83002 1,169982585
73699 56061 5 368495 280305 648800 9,01147
74037 56598 4 296148 339588 63573678172 60930 3 234516 426510 661026 9,18128 0,818718632
3,26754090575471 59557 2 150942 476456 627398 8,71421 1,285792741
9 10111943 93698 1 111943 843282 955225 13,2675
2 3 4 6=2X4 7=3X5 8
Indeks yg dibaurkan% Selisih dg 10%P10+a-P60+aP20+a-P60+a K1 ∑ pend. dlm bil. a dg f pengali
Angka Akhir∑Penduduk∑Penduduk Bilangan PengaliHasil kali antara
2.2 Level Mortality
Level of Mortality adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung data-
data demografi, misalnya, data untuk perapian penduduk, proyeksi penduduk. Ada
dua metode yang digunakan dalam perhitungan Level of Mortality, yaitu metode
Brass dan metode Sullivan.
2.2.1 Level Of Mortality Metode Brass
7 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Metode ini memerlukan data jumlah penduduk wanita pada usia produktif,
jumlah anak yang dilahirkan hidup dalam pengolongan umur, jumlah anak yang
masih hidup dalam pengolongan umur. Cara perhitungan metode Brass adalah,
menghitung rata-rata jumlah anak lahir hidup (ALH) serta anak masih hidup (AMH)
pada tiap golongan umur, menghitung proporsi wanita yang pernah kawin tiap
golongan umur, menghitung proporsi rata-rata anak meninggal
I = AMH/ALH
menghitung besarnya nilai faktor pengali yaitu P1/P2
Jika P1/P2 dapat diketahui tinggal menghitung faktor pengali dimana
harganya sering tidak tepat sehingga memerlukan interpolasi, merapikan proporsi
anak yang meninggal dengan faktor pengali, tiap-tiap kelompok tersebut dihitung
anak yang masih hidup, menghitung besarnya Level of Mortality dengan cara
interpolasi. Metode ini memiliki beberapa kelemahan yaitu hasil perhitungan yang
diperoleh kadang tidak akurat, sehingga sering terjadi kesalahan pada perhitungan
tahap yang selanjutnya.
Namun untuk perhitungan level of Mortality pedesaan kabupaten Gresik
terhambat karena ketidak baikan data yang diperoleh dari BPS. Ketidak baikan data
yang dimaksud adalah rata-rata banyaknya anak yang dilahirkan hidup dan anak yang
masih hidup per wanita menurut kecamatan dan golongan umur 15-19 adalah sama-
sama 0,07, kemudian saat mencari faktor pengali dan lx(l-qo) lo angka yang
diperoleh jauh di bawah angka yang tertera di tabel sehingga tidak bisa diinterpolasi
dan ditemukan hasilnya.
2.2.2 Level Of Mortality Metode Sullivan
Metode ini lebih sederhana daripada metode Brass. Tingkat keakuratan
metode ini lebih tinggi apabila dibandingkan metode Brass. Cara perhitungan Metode
Sullivan lebih sederhana daripada metode Brass yaitu, menggunakan persaman
regresi
q/D = A+B (P2/P3)
8 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
untuk menghitung besarnya Level of Mortality menggunakan rumus
x = I0 (1-q).
Dari Perhitungan Level of Mortality Kabupaten Situbondo daerah pedesaan
diperoleh level 19. Data ini yang akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya.
LEVEL OF MORTALITY WILAYAH PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN GRESIK TAHUN 2000 MENGGUNAKAN METODE SULLIVAN
Umur ∑WPK ∑ ALH ∑ AMH ∑ AYM DX PX1 2 3 4 5 6=5/3 7=3/2
20-24 5705 342,3 285,25 57,05 0,167 0,06025-29 30069 1804,14 1503,45 300,69 0,167 0,06030-34 44353 2661,18 2217,65 443,53 0,167 0,060
Perhitungan Level Of Mortality Menggunakan Metode Sullivan Kabupaten Gresik Tahun 2010 Wilayah Perdesaan dan Perkotaan
Q2= 0,126667 q3= 0,128333 q5 0,133333lx= 87333,33 lx= 87166,67 lx 86666,67L2= 14,95019 L3= 15,5145 l5 11,55772
Rata-rata= 14,00747
Maka Level of Mortality wilayah pedesaan dan perkotaan kabupaten Gresik tahun
2000 dengan menggunakan metode Sullivan adalah level 14
2.3 Smoothing Data (Perapian Data)
2.1.1 Smoothing Data
Setelah data dievaluasi, maka dapat diketahui seberapa besar kesalahannya,
walaupun belum dapat diketahui secara pasti letak kesalahannya. Perapian data perlu
dilakukan untuk mengurangi bahkan kalau mungkin untuk menghilangkan dari
kesalahan-kesalahan sebelum data digunakan dalam perhitungan ukuran-ukuran
Demografi. Terdapat dua metode dalam perapian data, yaitu:
Pertama, Metode Graduasi. Metode ini digunakan untuk merapikan data
distribusi umur dengan interval lima tahunan dengan memperhatikan mortalitas
daerah bersangkutan. Pada prinsipnya, di dalam perapian penduduk dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu:
9 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
a. Perapian penduduk golongan umur 15-19 tahun sampai 65-69 tahun. Untuk
perapian penduduk kelompok ini cara perhitungannya baik laki-laki maupun
perempuan menggunakan smothing of recorder age distribution.
b. Perapian penduduk golongan umur 0-4, 5-9 dan 10-14 tahun. Untuk ini kita
mencari jumlah kelahiran bayi perempuan yaitu dengan mengalikan tingkat
fertilitas dengan penduduk perempuan yang ditimbang, kemudian dengan
memperhatikan tingkat mortalitas, akan diketahui jumlah penduduk perempuan
setelah perapian. Untuk penduduk laki-laki, digunakan rumus:
Rumus = Lx (M) x 1,05 x Jumlah perempuan tahun tersebut
Lx (F)
c. Perapian penduduk umur 70-74 dan 75+. Untuk ini terlebih dahulu mencari
CGR (R), kemudian R dipakai sebagai dasar pencarian prosentase penduduk
golongan ini terhadap jumlah penduduk keseluruhan.
Perapian pertama ini kemudian hasilnya dirapikan kembali kedua kalinya, atau
dikenal dengan istilah perapian kedua. Pada perapian kedua, jumlah penduduk hasil
perapian II harus sama dengan jumlah penduduk sebelum dirapikan.
Tahap perhitungan pada perapian penduduk adalah, menghitung tingkat
mortalitas dengan metode Brass dan Sullivan (Level of Mortality), merapikan data
komposisi penduduk dari golongan umur 10-69 dengan rumus :
Menghitung proyeksi penduduk (Level of Mortality) dengan penduduk
perempuan ditimbang, menghitung tingkat fertilitas (Level of fertility) dengan
penduduk perempuan ditimbang, menghitung fertilitas dengan survival ratio diman
hasil dari perhitungan tersebut digunakan untuk merapikan data golongan umur 0-4,
5-9, dan 10-14 untuk penduduk perempuan dan laki-laki, merapikan data komposisi
penduduk golongan umur 70-74 tahun dan 75 tahun + dengan metode penduduk
stabil.
Kedua, Metode Graduate Reorientation. Digunakan untuk merpikan data
dengan memecah golongan umur tertentu kemudian dikelompokkan kembali seperti
pada semula, tanpa memperhatikan tingkat mortalitas seperti pada metode
10 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
sebelumnya. Dalam metode ini kelompok umur yang berakhir dengan angka 0 dan 5
diletakkan ditengah-tengah masing-masimg kelompok sesuai dengan pola
kecenderungan angka akhir yang memilih kelompok umur.
PENDUDUK PERAPIAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN
GRESIK TAHUN 2000 MENGGUNAKAN METODE GRADUASI
Umur
Jumlah Penduduk Sebelum Dirapikan
Penduduk Perapian I
Penduduk Perapian II
Laki-laki Perempuan Laki-laki
Perempuan
Laki-laki Perempuan
0 - 4 45434 42951 47401 42677 48905 447815 – 9 46659 43635 41952 37365 43284 39208
10 – 14 45005 41477 35905 31514 37044 3306815 – 19 51145 51216 49343 49624 50909 5207120 – 24 48591 52957 49946 53493 51531 5613125 – 29 49691 52274 48788 51710 50336 5426030 – 34 45117 46164 45403 46677 46844 4897835 – 39 39992 40642 40137 40546 41411 4254640 – 44 34865 33521 34839 33100 35944 3473245 – 49 27963 24146 27274 24587 28139 2580050 – 54 17936 18600 18819 18537 19417 1945155 – 59 14461 15905 14505 16389 14965 1719760 – 64 13081 16088 12436 15182 12831 1593165 – 69 8632 11428 9059 11930 9346 1251870 -74 6271 8695 4679 5773 4827 605875 + 4331 6635 3336 3433 3442 3602
499174 506334 483820 482538 499174 506334
11 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Umur ∑ Penduduk Perempuan P(x) ∑ Penduduk Perempuan P(x) ∑ Penduduk Perempuan P(x) ∑ Penduduk Perempuan2000 Level 20 1995 Level 19 1990 Level 18 1985
1 2 3 4 5 6 7 815 - 19 24021,125 0,99254 25168,38112 0,99036 24863,49661 0,98803 23268,9304720 - 24 24980,625 0,99053 24623,8125 0,98794 22990,40138 0,98518 20836,206725 - 29 24390,625 0,9888 22713,13714 0,98590 20527,41412 0,98281 17838,2963730 - 34 22458,75 0,98649 20237,97758 0,98328 17531,65606 0,97990 14162,1680535 - 39 19964,5625 0,98294 17238,52677 0,97951 13877,50847 0,97592 11423,4046240 - 44 16944,4375 0,97710 13593,15833 0,97352 11148,32904 0,96981 10613,0790145 - 49 13281,875 0,96755 10853,12129 0,96347 10292,67015 0,95928 10481,3221150 - 54 10500,9375 0,95294 9916,678909 0,94796 10054,5226755 - 59 9450 0,92919 9531,28531360 - 64 8856,37565 - 69 7018,4375Total 181867,75 153876,0789 131285,9985 108623,4073
Golongan Wx Pmx WxPmx ASFBRUmur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101985-1990 1990-1995 1995-2000 1985-1990 1990-1995 1995-2000
15 - 19 22420,060 23355,969 24223,203 1,19524857 0,02107 0,02518803 564,7171426 588,2908557 610,134777120 - 24 20772,505 22178,435 23156,711 1,000 0,23956 0,239563064 4976,324875 5313,133932 5547,49274925 - 29 18849,253 20494,495 21940,405 0,935 0,68820 0,643465688 12128,84753 13187,50415 14117,8977530 - 34 16372,426 18555,559 20236,496 0,853 0,91555 0,780966536 12786,3167 14491,27063 15804,0264735 - 39 12926,232 16073,355 18276,368 0,685 0,97347 0,666827561 8619,567597 10718,15605 12187,1860240 - 44 10047,367 12641,325 15773,961 0,349 0,98632 0,344225275 3458,557737 4351,463519 5429,79621445 - 49 8694,079 9764,257 12332,327 0,051 0,98956 0,050467671 438,7699145 492,7793004 622,383834
Jumlah= 42973,1015 49142,59844 54318,91781Jumlahx5= 214865,5075 245712,9922 271594,589
PERHITUNGAN LEVEL OF FERTILITY PENDUDUK KABUPATEN GRESIK PEDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2000Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Laki-laki
Pertengahan Periode Yang Ditimbang
12 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Golongan Wx Pmx WxPmx ASFBRUmur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101985-1990 1990-1995 1995-2000 1985-1990 1990-1995 1995-2000
15 - 19 24066,214 25015,939 24594,753 1,11074964 0,14179 0,157489006 3790,164056 3939,735354 3873,40321920 - 24 21913,304 23807,107 24802,219 1,000 0,65847 0,658471734 14429,2913 15676,30698 16331,5599825 - 29 19182,855 21620,276 23551,881 0,935 0,89244 0,834433249 16006,81222 18040,67683 19652,4726430 - 34 15846,912 18884,817 21348,364 0,853 0,95979 0,818701385 12973,88885 15461,02569 17477,9350135 - 39 12650,457 15558,018 18601,545 0,685 0,98113 0,672077412 8502,086097 10456,19222 12501,6779840 - 44 10880,704 12370,744 15268,798 0,349 0,98797 0,344799826 3751,664849 4265,430264 5264,67885745 - 49 10386,996 10572,896 12067,498 0,051 0,99146 0,050564471 525,2129693 534,6128837 610,1866654
Jumlah= 59979,12035 68373,98022 75711,91434Jumlahx5= 299896 341870 378560
Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah Penduduk Perempuan Pertengahan Periode Yang Ditimbang
Golongan Umur
Penduduk Perempuan 1985
P (X) Level 18 Penduduk Perempuan 1990
P (X) Level 19
Penduduk Perempuan 1995
P (X) Level 20 Penduduk Perempuan 2000
0 19451 0,93024 20529 0,94282 20152 0,95486 -0 – 4 - - 20910 0,98514 21774 0,98981 211055 – 9 - - - - 21225 0,99554 21998
14 – 10 - - - - - 0,99491 21320
PERHITUNGAN FERTILITAS KABUPATEN GRESIK PEDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 1985-2000
Perhitungan :Kelahiran = Pf 00 (0–4) = 21105 = 221031995-2000 SBL 20 0,95486
Kelahiran = Pf 95 (5-9) = 21998 = 235721990-1995 SRL 20 (5-9).SBLn 0,98981 x 0,94282
Kelahiran Pf 90 (10-14) = 21320 = 233691985-1990 SRL 20(10-14).SBLn 0,99554 x 0,98514 x0,93024 L1 B 95-00= B 95-00 = 20152 = 0,05323337
5 WP 95-00 378560
L2 B 90-95 B 90-95 = 20529 = 0,060049165 wp 90-95 341870
L3 B 85-90 B 85-90 19451 = 0,064859245 WP 85-90 299896
Rata-rata = 0,05323337 + 0,06004916 + 0.06485924 = 0,059380587 (LOF)
13 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
PERHITUNGAN UNTUK PERAPIAN PENDUDUK GOLONGAN UMUR 0 –
4, 5 – 9, 10 – 14 PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN GRESIK TAHUN 2000
Kelahiran Perempuan :
1985-1990 Lf x 5WP 1985-1990= 0.059380587 x 299896= 17808
1990-1995 Lf x 5WP 1990-1995= 0.059380587 X 341870= 20300
1995-2000 Lf x 5WP 1995-2000= 0.059380587 X 378560= 22479
Perapian penduduk perempuan 0 – 4, 5 – 9, 10 – 14
Pf2000, 0-4 = FB 05 – 10 x SB L 20
= 22479 x 0.95486= 21464,40783= 21464
Pf2000, 5-9 = FB 00-05 x SB L 19 x SR 0 – 4 L 20
= 20300 x 0.94282 x 0.98981= 18944,62895= 18944
Pf2000,10-14=
FB 95-00 x SB L 18 x SR 0 – 4 L 19 x SR 5 – 9 L 20
= 17808 x 0.93024 x 0.98514 x 0.99554= 16246,76275= 16246
Perapian penduduk laki-laki 0 – 4, 5 – 9, 10 – 14
Rumus = Lx (M) x 1,05 x jumlah perempuan 2010Lx (F)
Pm 0 – 4 = (22372x1.05) x 2146421105
= 23890,1795= 23890
14 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Pm 5– 9 = (23305 x 1,05) x 1894421998
= 21073,02555 = 21073
Pm 10 – 15 = (23326 x 1,05) x 16246
21320= 18664,19184= 18664
PERHITUNGAN PERAPIAN PENDUDUK USIA 70 – 74 TAHUN ;
75TAHUN+ PERHITUNGAN % KUMULATIF PENDUDUK PEREMPUAN
PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2000Golongan Penduduk
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Bwh Umur Jumlah %0 - 4 22372 21105 43477 5 21105 8,255 – 9 23305 21998 45303 10 43103 16,8510 – 14 23326 21320 44646 15 64423 25,1915 – 19 25768 24813 50581 20 89236 34,8920 – 24 22613 24447 47060 25 113683 44,4525 – 29 23083 24862 47945 30 138545 54,1730 – 34 20949 22160 43109 35 160705 62,8435 – 39 18999 19985 38984 40 180690 70,6540 – 44 17251 17201 34452 45 197891 77,3845 – 49 14276 12999 27275 50 210890 82,4650 – 54 10015 10675 20690 55 221565 86,6455 – 59 7974 8999 16973 60 230564 90,1660 – 64 7625 9526 17151 65 240090 93,8865 – 69 5032 6595 11627 70 246685 96,4670 – 74 3734 5259 8993 75 251944 98,5275 + 2423 3796 6219 80 255740 100,00
248.745 255.740
Jumlah Penduduk Penduduk P Kumulatif
Untuk mencari Crude Grawth Rate (CGR = R) Kab. Gresik Pedesaan tahun 2000,
dengan tingkat mortalitas (level of mortalitas) 14 sebagai dasar perhitungan diambil penduduk
perempuan umur 30 – 34 yang dapat mewakili umur yang lain (angka ideal tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah)
Langkah-langkah perhitungan:
1. Memperhatikan % kumulatif pada tabel di atas yaitu 65,31
2. Dalam regional Life Table model west Level 20 angka % kumulatif 65,31 di
bawah umur 35 tahun terlihat antara R 20-25, maka interpolasinya yaitu:
15 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
CGR (30-34) = 15 + 62.84 - 62.54 x(20-15) 66.84-62.54
= 15,34883721
Maka perhitungan jum perempuan umur 70-74 CGR (R) sudah ditetapkan 21,61 %. R (21,61)
terletak antara R 20.00-2.00 maka intepolasi dapat ditentukan.
% Pend. perempuan 70 – 74 = 1.80 + (15.34-15) x(2.24-1.80) % Pend. perempuan 75+ =1.19 + (15.34-15) x(1.52-1.19)20-15 20-15
= 1,82992 = 1,213023256
Jumlah penduduk perempuan 70 – 74 tahun = 1.82992 x 255740100
= 4679,837408= 4780
Jumlah penduduk perempuan 75 +tahun = 1,213023256 x 255740100
= 3102,185674= 3102
Untuk perhitungan penduduk Laki-laki R dianggap tetap = (-4.91) % yaitu:
% Penduduk laki-laki 70 – 74 = 1.91 + (15.34-15) x(1.91-1.53)20-15
= 1,93584
% Penduduk laki-lakI 75 + = = 1.21 + (15.34-15) x(1.21-0.94)20-15
= 1,22836
Jumlah penduduk laki-laki 70 – 74 tahun = 1.93584 x 248745100
= 4815,305208= 4815
Jumlah penduduk laki-laki 75 + tahun = 1,22836x 248745100
= 3055,484082= 3055
16 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
BAB III
KEADAAN PENDUDUK KABUPATEN
3.1 Jumlah, Kepadatan dan Persebaran Penduduk
3.1.1 Jumlah Penduduk
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN GRESIK WILAYAH
PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2000
Umur Pedesaan Perkotaan
Pedesaan+Perkotaan
0 - 4 43477 44908 883855 – 9 45303 44991 90294
10 – 14 44646 41836 8648215 – 19 50581 51780 10236120 – 24 47060 54488 10154825 – 29 47945 54021 10196630 – 34 43109 48173 9128235 – 39 38984 41650 8063440 – 44 34452 33934 6838645 – 49 27275 24834 5210950 – 54 20690 15846 3653655 – 59 16973 13393 3036660 - 64 17151 11955 2910665 - 69 11627 8433 2006070 -74 8993 5972 1496575 + 6219 4746 10965
TOTAL 504485 500975 1005460
3.1.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu daerah per satuan luas.
Kepadatan penduduk disuatu daerah bisa dihitung dengan rumus :
Kepadatan penduduk : Jumlah penduduk total / Luas wilayah
Dalam demografis, dikenal dengan kepadatan penduduk fisiologis dan
kepadatan penduduk agaris:
17 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
a. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah
penduduk total dengan luas lahan pertanian
b. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan jumlah penduduk petani
dan luas lahan pertanian.
Ada dua cara mengukur kepadatan penduduk:
a. Kepadatan penduduk aritmatik
Adalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata penduduk menempati setiap
1 kilometer persegi (km2) permukaan bumi atau jumlah semua penduduk dalam suatu
wilayah atau negara dibagi dengan luas seluruh wilayahnya.
KPA = Jumlah penduduk jiwa / Luas wilayah (km2)
b. Kepadatan penduduk netto
Adalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata penduduk yang menempati
setiap 1 Km2 wilayah agraris atau pertanian atau jumlah semua penduduk dalam
suatu wilayah atau Negara dibagi dengan luas lahan pertaniannya.
KA = Jumlah penduduk (jiwa) / (Luas wilayah – Luas wilayah pertanian).
Dalam hal ini penulis menghitung kepadatan penduduk aritmatik yaitu
membandingkan jumlah penduduk dengan luas wilayah. Luas wilayah kabupaten
Gresik adalah 1.191,25/Km² dengan rincian luas per kecamatan sebagai berikut:
Kecamatan Satuan Luas
Wringinanom Km2 62,62
Driyorejo Km2 51,29
Kedamean Km2 65,95
Menganti Ha 6.871,35
Cerme Km2 71,73
Benjeng Km2 61,26
Balongpanggang Km2 63,88
Duduksampeyan Km2 74,29
Kebomas Km2 30,06
Gresik Ha 3.006
Manyar Km2 95,42
18 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Kecamatan Satuan Luas
Bungah Km2 79,44
Sidayu Km2 47,13
Dukun Km2 59,09
Panceng Km2 62,59
Ujungpangkah Km2 94,82
Sangkapura Km2 118,72
Tambak Km2 78,70
Berdasarkan data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Sosial Kabupaten
Gresik jumlah penduduk Kabupaten Gresik pada akhir tahun 2012 sebesar 1.307.995
jiwa yang terdiri dari 658.786 laki-laki dan 649.209 perempuan, Dibandingkan
dengan jumlah penduduk tahun 2011 sebesar 1.270.351 jiwa, maka terjadi kenaikan
jumlah penduduk sebesar 37.644 jiwa atau 2,9%.Dengan luas wilayah Kabupaten
Gresik sebesar 1.191,25/Km² maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Gresik
tahun 2012 adalah 1.098 jiwa/Km².
Sedangkan pada tahun 2000 kepadatan penduduk kabupaten Gresik adalah
844,03777 jiwa/Km² karena pada tahun 2000 jumlah penduduk kabupaten Gresik
masih 1.005.460 jiwa. Menurut BPS Gresik (2000) Kepadatan tersebut meningkat
dari tahun 1990 yaitu 754 jiwa/Km²
3.1.3 Persebaran Penduduk
Menurut Dewi (2009) Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk
penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut
tersebar merata atau tidak.
PERSEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN WILAYAH
19 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
PERKOTAAN DAN PEDESAAN TAHUN 2000
Wilayah Pedesaan Perkotaan Perdesaan dan PerkotaanJumlah 504485 500975 1005460
% 50,17454697 49,82545303 100
Berdasarkan sebaran penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk di
pedesaan masih lebih besar dibandingkan perkotaan, yaitu mencapai 50,18 %,
sedangkan sisanya sekitar 49,82 % berada di perkotaan. Menurut BPS Gresik (2000)
jika dibandingkan dengan hasil SP90, maka terdapat penurunan persentase penduduk
yang berada di perdesaan sekitar 23,96 %. Penurunan persentase penduduk di
pedesaan antara lain disebabkan terjadinya perubahan status wilayah administrasi dari
pedesaan menjadi perkotaan dan terjadinya perpindahan penduduk dari pedesaan ke
perkotaan. Perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan disebabkan oleh
semakin tingginya industrialisasi yang terpusat di wilayah perkotaan. Hal itu turut
dibuktikan oleh tabel sebaai berikut:
PERSEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN WILAYAH
KECAMATAN TAHUN 2012
Kecamatan Jumlah Penduduk %Wringinanom 70.734 5,40782
Driyorejo 102.213 7,81448Kedamean 61.117 4,67257Menganti 118.888 9,08933
Cerme 78.066 5,96837Benjeng 66.157 5,05789
Balongpanggang 59.576 4,55476Duduksampeyan 51.257 3,91875
Kebomas 101.526 7,76196Gresik 93.659 7,1605Manyar 108.784 8,31685Bungah 66.200 5,06118Sidayu 42.915 3,28098Dukun 68.368 5,22693
Panceng 51.685 3,95147
20 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Ujungpangkah 50.463 3,85804Sangkapura 74.970 5,73167
Tambak 41.417 3,16645Total 1.307.995 100
Dari data tersebut diketahui bahwa penduduk kabupaten Gresik cenderung
menetap di kecamatan yang memiliki banyak industry, dibuktikan dengan kecamatan
Menganti sebesar 9,08933 %, Manyar sebesar 8,31685%, dan Driyorejo sebesar
7,81448 %. Kecamatan Menganti, Manyar, dan Driyorejo adalah kecamatan yang
banyak didirikan industry seperti PT Novapharin di Menganti, PT Maspion dan PT
Wilmar di kecamatan Manyar, serta PT Wings Food, PT Garuda Food, dan PT
Miwon di kecamatan Driyorejo. Minat penduduk untuk menjadi pegawai di industry
sangat besar karena UMK yang ditetapkan sangat besar yaitu Rp2.195.000 (Arfani,
2013). Maka persebaran penduduk antar kecamatan lebih dipengaruhi oleh motif
ekonomi khususnya menjadi pegawai di suatu industry.
Sedangkan dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecamatan Tambak
adalah kecamatan yang memiliki persentase paling sedikit karena kecamatan Tambak
berada di pulau Bawean sehingga akses antara kecamatan ini dengan kecamatan lain
di kota Gresik termasuk sulit, dengan akses yang sulit maka arus migrasi pun
terhambat. Ditambah lagi kecamatan Tambak merupakan kecamatan dengan
lingkungan yang masih alami dan belum dibangun industry sehingga tidak ada
migran yang datang ke tempat tersebut untuk menetap dengan motif ekonomi, migran
yang ada hanyalah migran secara komutasi dimana migran tersebut hanyalah
bermaksud untuk berwisata karena di kecamatan Tambak mempunyai keindahan laut
dan keindahan lingkungannya kemudian dalam waktu yang sangat singkat migran
tersebut pulang kembali ke daerah asal.
3.2 Komposisi Penduduk
3.2.1 Umur dan Jenis Kelamin
21 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN WILAYAH
PERDESAAN DAN PEKOTAAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2000
UmurLaki-laki Perempuan
0 - 4 45434 429515 – 9 46659 43635
10 – 14 45005 4147715 – 19 51145 5121620 – 24 48591 5295725 – 29 49691 5227430 – 34 45117 4616435 – 39 39992 4064240 – 44 34865 3352145 – 49 27963 2414650 – 54 17936 1860055 – 59 14461 1590560 – 64 13081 1608865 – 69 8632 1142870 -74 6271 869575 + 4331 6635
499174 506334
3.3 Pertumbuhan Penduduk
Menurut BPS Gresik (2000) dibandingkan dengan tahun 1990 (SP 90), maka
jumlah penduduk Kabupaten Gresik mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 1,68
persen per tahun. Berdasarkan struktur penduduk, nampaknya Kabupaten Gresik
mempunyai struktur penduduk muda. Hal ini ditunjukkan dari persentase penduduk
umur tua (65 tahun ke atas) yang kurang dari 6 persen yaitu sebesar 4,58 persen pada
tahun 2000.
Dampak sosial yang paling dirasakan oleh suatu wilayah akibat dari
pertambahan penduduk yang tinggi adalah tingkat kepadatan yang melebihi batas
kemampuan dan daya dukung suatu wilayah. Tahun 1990 tingkat kepadatan
penduduk di Kabupaten Gresik mencapai 754 jiwa/Km2, sedangkan pada tahun 2000
angka tersebut meningkat menjadi 844 jiwa/Km2. Jumlah penduduk yang besar
22 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
tersebut tentunya akan menjadi modal pembangunan jika kualitas manusianya baik
dan sebaliknya mereka akan menjadi beban pembangunan apabila kualitas
manusianya rendah.
BAB IV
PERENCANAAN KEBUTUHAN GEDUNG DAN GURU
4.1 Jumlah Siswa SD
Untuk mengetahui jumlah siswa SD maka bisa dilihat dari jumlah penduduk
laki-laki dan perempuan dari usia 7 sampai 12, namun karena di dalam tabel yang
disajikan adalah kelompok umur maka kelompok umur tersebut perlu dipecah
terlebih dahulu.
Berikut adalah pemecahan kelompok umur usia SD
MID PANELN1= P0-4 93687N2= P5-9 82491N3= P10-14 70112N4= P15-19 102980N5= P20-24 107662
n1 P10=14041,7049
1
n2 p11=13036,0276
8
n3 p12=12893,3744
1
n4 p13=14071,5924
2
n5 p14=16069,6304
4
70112,32987
FIRST NEXT TO END PANELN1= P0-4 93687N2= P5-9 82491N3= P10-14 70112N4= P15-19 102980
n1 p5=18100,3706
6n2 p6= 17345,927
n3 p7=16507,7286
7
n4 p8=15660,0635
8n5 p9= 14877,2196
82491,3095
4.2 Kebutuhan Gedung SD
Jumlah anak usia SD(7-12)= 87016,12 = 870161 Gedung sekolah memiliki kuota 480 murid maka87016:480 = 181,2833 = 181Di Kabupaten Gresik membutuhkan 181 gedung sekolah
23 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
4.3 Kebutuhan Guru SD1 Gedung sekolah ada 17 guru maka17x92= 3077Di Kabupaten Gresik membutuhkan 3077 guru
24 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Evaluasi data sensus penduduk wilayah pedesaan dan perkotaan kabupaten
Gresik tahun 2000 diperoleh kesimpulan bahwa kualitas data tersebut menurut
perhitungan Joint Score Index adalah buruk sedangkan menurut Index Mayer adalah
baik.
Menurut perhitungan level of mortality diperoleh level sebesar 20, level of
mortality ini kemudian digunakan untuk perhitungan smoothing data (perhitungan
data) pada tahap selanjutnya.
Jumlah penduduk Kabupaten Gresik menurut BPS Gresik berdasarkan Sensus
Penduduk tahun 2000 wilayah perdesaan adalah sebesar 499174 penduduk laki-laki
dan 506334 penduduk perempuan, namun setelah dilakukan proses perhitungan
perapian data maka didapatkan hasil yang sudah bisa dipertanggung jawabkan yaitu
sejumlah 499174 penduduk laki-laki dan 506334 penduduk perempuan. Data ini
untuk kemudian bisa digunakan untuk perencanaan pembangunan salah satunya
adalah perencanaan pembangunan pendidikan Sekolah Dasar yang ada di wilayah
perdesaan kabupaten Gresik.
Merujuk pada jumlah penduduk wilayah pedesaan hasil perapian data maka
didapatkan jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) adalah sebesar 87016, sehingga
diperlukan 181 gedung sekolah dan 3077 guru.
5.2 Implikasi Kebijakan
Pertambahan penduduk yang meningkat secara cepat memerlukan perencanaan
dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan masalah kependudukan, utamanya
adalah masalah pendidikanyan merupakan tonggak dasar perkembangan penduduk ke
arah masa depan yang lebh maju, maka diharapkan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan
pada Kabupaten Gresik.
25 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Perencanaan pendidikan harus disesuaikan dengan jumlah peserta didik pada
tahun-tahun yang akan datang. Perencanaan tersebut meliputi persiapan jumlah guru
dan persiapan jumlah gedung sekolah guna menampung jumlah siswa dalam masa
sekarang dan masa yang akan datang. Perbaikan mutu pendidikan dapat dilakukan
dengan meningkatkan kualitas guru yang dilakukan dengan sertifikasi guru dan
pengadan sarana dan pra sarana yang menunjang pendidikan. Perencanaan
pendidikan pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa agar tidak tertinggal dengan bangsa
lain. Kualitas pendidikan yang baik akan mempengaruhi kesejahteraan hidup suatu
bangsa dan kemajuan peradabannya. Maka dalam perencanaan pendidikan diperlukan
peran serta berbagai pihak yang saling terkait. Serta diperlukan pula kesadaran dan
pertisipasi masyarakat dalam memajukan pendidikan.
26 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
DAFTAR RUJUKAN
Arfani, Faqih. 2013. Gubernur Jatim Resmi Tetapkan UMK. (Online),
(http://www.antarajatim.com/lihat/berita/121809/gubernur-jatim-resmi-tetapkan-
umk-2014). Diakses tanggal 28 Oktober 2014.
Badan Pusat Statistik Gresik. 2000. Hasil Sensus Penduduk 2000 Kabupaten Gresik.
Gresik: BPS
Budijanto. 2004. Analisis Demografi Teknik. Malang: Universitas Negeri Malang
Budijanto. 2012. Analisis Sosio Demografi. Malang: Universitas Negeri Malang
Badan Pusat Statistik Gresik. 2012. Luas Wilayah Menurut Kecamatan. (Online),
(http://gresikkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel_cetak&id=2). Diakses tanggal 28
Oktober 2014.
Dewi, Aprilia Candra. 2009. Persebaran dan Kepadatan Penduduk. (Online),
(http://signup.clicksor.com/new_aa_site.php?srid=24386589). Diakses tanggal
28 November 2014.
Pemerintah Daerah Gresik. 2012. Demografi. (Online),
(http://gresikkab.go.id/profil/demografi). Diakses tanggal 28 November 2014.
Permata, Dita. 2013. Kepadatan Penduduk. (Online),
(http://ditapermatadewi.blogspot.com/). Diakses tanggal 28 November 2014.
Yasinta, Ika Umaya. Perencanaan Pendidikan. 2014. (Online),
(http://umayaika.wordpress.com/perencanaan-pendidikan/). Diakses tanggal 18
November 2014.
27 | G E O G R A F I P E N D U D U K D A N D E M O G R A F I
Recommended