View
266
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
PERENCANAAN PROYEK PIPANISASI BBM SURABAYA-
KRATON-MALANG DAN CASH FLOW ANALYSIS-NYA
Oleh:
Rizally Nur Aditya
9108.201.418
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Pujawan M.Eng., Ph.D.
LATAR BELAKANGKebutuhan Minyak Indonesia (ESDM, 2011)
LATAR BELAKANGKebutuhan BBM Jawa Timur 2010
Menurut Asisten Manager External Relation Pertamina UPMS V Eviyanti Rofraida seperti dikutip Riau Pos tanggal 20 Nopember 2010, penyaluran premium untuk periode Januari-Oktober 2010 sebesar 2,635 juta KL. Untuk solar, pada 10 bulan pertama 2009 sebesar 1,44 juta KL. Rata-rata konsumsi premium saat ini di Jawa Timur mencapai 8.800 KL per hari dan 5.000 KL solar per hari
Kebutuhan BBM kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu dengan kebutuhan rata-rata harian total sekitar 1.860 kilo liter.
LATAR BELAKANGPT PERTAMINA (Persero)
Menyediakan dan mendistribusikan BBM dan gas bumi ke seluruh negeri adalah sebagai tugas pelayanan kepada publik (public service obligation) yang dalam kurun berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1971 menjadi tugas Pertamina. Setelah UU itu berganti dengan UU Nomor 22 Tahun 2001, tugas PSO berada di tangan Pemerintah (BPH Migas) dan pelaksanaannya ditenderkan kepada perusahaan migas setiap tahunnya. Dalam beberapa tahun terakhir Pertamina memegang pelimpahan tugas PSO.
http://www.pertamina.co.id/index.php/detail/view/media_pertamina/7330/pso-2010
LATAR BELAKANGKondisi Riil di Lapangan
BANJIR!
Taspat (Batas Kecepatan) untuk KA Pengangkut BBM hanya 5 km/jam
MACET!
LATAR BELAKANGBatas Rangkaian Kereta BBM
Distribusi BBM menggunakan kereta api dilayani oleh rangkaian dengan kombinasi kereta (gerbong) KKW berkapasitas 30 ton untuk mengangkut premium, solar, dan kerosin dan KR berkapasitas 10 ton untuk mengangkut avtur. Dari 22 gerbong yang dibawa dari Surabaya, di Bangil rangkaian panjang ini dipecah menjadi beberapa rangkaian pendek karena keterbatasan kemampuan lokomotif CC201 series yang digunakan sejak tahun 1978 dalam menempuh lintasan bergradien tinggi antara Bangil-Lawang-Malang.
Sebuah rangkaian pendek KA BBM menuju Malang selepas stasiun Bangil. Terlihat bahwa jumlah gerbong yang bisa dibawa menyusut menjadi hanya sekitar 8 gerbong saja!
LATAR BELAKANGPipanisasi
Keamanan suplai, karena tidak seperti cara penyaluran yang lain yang mengandalkan moda transportasi, seperti truk tangki, kapal tanker, dan kereta api, jalur pipa tidak akan terpengaruh oleh kondisi cuaca dan kondisi lalu lintas.
Tingkat kualitas/mutu BBM. Karena BBM dalam pipa terisolasi dari faktor luar, maka kontaminasi yang ada bisa ditekan sampai pada batas maksimal yang diijinkan.
Losses BBM. Rendahnya penguapan dan kerugian pada saat bongkar muat mengurangi kerugian akibat losses.
PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
Jadwal Perencanaan Proyek
Pengadaan Material
Analisis Finansial
Lintasan Kritis Proyek
Jadwal Pengadaan
Membandingkan Cash Inflow dan OutFlow selama Proyek Berjalan
Proyek tepat waktu/tidak
Pengadaan baik, tidak terlambat
Menunjukkan apakah perusahaan berpotensi rugi/tidak selama proyek
BATASAN
Kontraktor Rekanan
Pipanisasi dan Infrastruktur
ASUMSI
Biaya satuan bahan baku dan tenaga kerja tetap
Laju bunga dan pajak tetap
Manajemen Proyek
Aplikasi pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill), alat bantu (tools) dan teknik (techniques) pada aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek itu sendiri. (Williams, 2008)
Ciri Proyek Tujuan
Suatu proyek biasanya adalah suatu aktifitas yang berlangsung dalam waktu tertentu dengan hasil akhir tertentu. Proyek dapat dibagi dalam sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan proyek secara keseluruhan.
KompleksitasProyek biasanya melibatkan beberapa fungsi organisasi (pemasaran, personalia, engineering, produksi, keuangan) karena diperlukan bermacam-macam ketrampilan dan bakat dari berbagai disiplin ilmu.
Lanjutan Keunikan
Setiap proyek mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari apa yang sudah pernah dikerjakan sebelumnya. Suatu proyek adalah suatu pekerjaan yang sekali terjadi, tidak pernah terulang dengan sama persis.
Siklus hidupProyek adalah suatu proses bekerja untuk mencapai tujuan, selama proses proyek akan melewati beberapa fase yang disebut siklus hidup proyek. Tugas-tugas, organisasi, orang dan sumber daya lain akan berubah bila proyek memasuki satu fase baru.
Lanjutan Tidak permanen
Organisasi sementara (panitia / Timpro) dibentuk untuk mengelola personalia, material dan fasilitas untuk mencapai tujuan tertentu, biasanya dalam jadwal tertentu, dan sekali tujuan tercapai, organisasi sementara tersebut akan dibubarkan
Ketidakbiasaan (unfamiliar)Proyek biasanya mengunakan metode / teknologi baru dan memiliki elemen yang tidak pasti dan beresiko. Kegagalan suatu proyek bisa berakibat buruk bagi tim.
(Program Evaluation and Review Technique) PERT (Program Evaluation and Review Technique)
dikembangkan pada dekade 50-an. Aplikasi awal dari PERT dibuat oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk merencanakan dan menjadwalkan proyek riset untuk mengembangkan rudal balistik Polaris.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang terdiri dari beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.
Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas
Tujuan Penjadwalan Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya
dan terhadap keseluruhan proyek. Mengidentifikasikan hubungan yang harus
didahulukan di antara kegiatan. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang
realistis untuk tiap kegiatan. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang
dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek
Lintasan Kritis
Lintasan kritis (Critical Path) melalui aktivitas-aktivitas yang jumlah waktu pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan (Ardian, 2005).
Proses Manajemen Pengadaan Procurement adalah pengadaan barang atau
komoditas yang dilakukan oleh perusahaan, organisasi, institusi, atau orang perorangan. Pada hakikatnya adalah pembelian barang dari pemasok pada harga termurah yang paling dimungkinkan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah membiarkan para supplier di luar organisasi mereka untuk saling bertarung agar pengeluaran pihak pembeli menjadi minimum. (Schwalbe, 2003)
Proses Manajemen Pengadaan PT XXX adalah sebuah kontraktor PT PERTAMINA
(Persero), dimana perusahaan ini memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari PT PERTAMINA (Persero) sebagai rekanan. SKT Pertamina hanya berlaku di lingkungan Pertamina. Fungsi Surat Keterangan Terdaftar ini adalah sebagai pembuktian bahwa Perusahaan tersebut sudah menjadi Vendor Terdaftar dan semua data-data perusahaannya sudah masuk dalam data base dan tidak termasuk dalam kelompok yang terkena sanksi sesuai Surat Keputusan Direksi PERTAMINA No. Kpts139/C0000/99SO tanggal 02 September 1999 atau perubahannya.
Analisa Discounted Cash Flow Analisis Discounted Cash Flow (DCF) adalah teknik
pembuatan model keuangan yang didasarkan pada asumsi mengenai prospek pendapatan dan biaya atas suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan kuantitas, kualitas, variabilitas, waktu serta durasi arus kas masuk dan arus kas keluar yang didiskontokan ke nilai kini.
http://penilaianproperty.blogspot.com/2009/07/panduan-penerapan-penilaian-indonesia-9.html
Nilai Kini Bersih Nilai Kini Bersih
Nilai Kini Bersih (NPV) adalah ukuran selisih antara pendapatan atau arus kas masuk dengan biaya atau arus kas keluar yang telah didiskonto, dalam analisis DCF. Penilaian dilakukan untuk memperoleh Nilai Pasar, dimana penerimaan, pengeluaran dan tingkat diskonto diperoleh dari data pasar yang berlaku saat ini. NPV yang dihasilkan harus menjadi indikasi Nilai Pasar bagi pendekatan pendapatan.
Rumus:NPV = I0 + I1/(1+r) + I2/(1+r)2 + I3/(1+r)3 +...+ In/(1+r)n
dimana: I0 adalah investasi tahun ke-0In merupakan net income tahun ke-1, 2, 3, .nr merupakan discount rate
Metodologi Penelitian Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan secara langsung untuk melihat lokasi tempat akan dibangunnya jalur pipa distribusi BBM untuk melihat kondisi riil lapangan. Ditambah dengan komunikasi langsung kepada petinggi perusahaan dan manajer yang berpengalaman dengan proyek. Wawancara juga dilakukan dengan pihak-pihak yang berkompeten dan memiliki pengalaman yang baik pada hal yang berkaitan dengan proyek-proyek di bidang perminyakan.
Mengidentifikasi Masalah Pada tahap ini dicari sumber pustaka yang berhubungan dengan penelitian meliputi, data time schedule, buku, internet, skripsi, literatur pendukung dan sebagainya, ditelaah sehingga akan memunculkan ide atau gagasan yang pada akhirnya akan dikaji oleh peneliti sebagai landasan dalam melakukan penelitian.
Lanjutan Merumuskan Tujuan Penelitian
Berdasarkan ide yang diperoleh, dirumuskan masalah perencanaan proyek pembangunan jalur distribusi BBM ini dari sisi pengadaan material dan analisis finansial dari kontraktor pelaksananya selama proyek itu sedang berlangsung. Dengan mempertimbangkan hasil analisis finansial tersebut maka akan ditinjau kemungkinan untuk mendapatkan penjadwalan pelaksanaan proyek dengan lebih baik. Untuk merancang jadwal pelaksanaan proyek digunakan software Microsoft Project dan analisa finansial menggunakan softwareMicrosoft Excel
Lanjutan Studi Literatur
Studi literatur adalah membaca jurnal, mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan perencanaan proyek, lintasan kritis, proses pengadaan, serta analisa finansial, kemudian menerapkannya pada data hasil penelitian.
Metode Pengumpulan Data Rencana proyek dan Kontrak kerja di dapat dari arsip proyek PT XXX Data pipa didapat dari arsip proyek yang sudah dilakukan oleh PT XXX dan
dari literatur Ludwig’s Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants 4th Edition
Data pompa didapat dari arsip proyek yang sudah dilakukan oleh PT XXX, dari literatur Ludwig’s Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants 4th Edition, dan dari arsip proyek pembangunan kilang minyak Bandar Abbas, Iran. Pompa yang digunakan adalah suction booster pump berkapasitas 250KL/jam dan 500KL/jam.
Data tangki/vessel didapat dari arsip proyek yang sudah dilakukan oleh PT XXX, dari literatur Ludwig’s Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants 4th Edition, dan dari arsip proyek pembangunan kilang minyak Bandar Abbas, Iran.
Data sistem utilitas didapat dari arsip proyek PT XXX.
Lanjutan Pengolahan dan Analisa Data
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap penyelesaian masalah yang diperoleh dengan membuat uraian kerja, rangkaian lintasan kritis dari proyek yang sedang berlangsung dan menentukan material mana yang harus disediakan untuk tiap bulan berjalan, serta seberapa banyak biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor setiap bulannya dibandingkan dengan pembayaran yang diterima sehingga bisa ditentukan bagaimana aliran kas dan seberapa menguntungkan proyek itu bagi kontraktor.
Urutan pengolahan dan analisa data akan dilakukan sesuai urutan berikut:
Membuat Work Breakdown Structure
Membuat Hubungan Ketergantungan Antar
AktivitasMembuat Network
Menemukan Lintasan Kritis
Membuat Kebutuhan Resources
Menentukan Biaya Proyek dan Material
Menghasilkan Cash Flow dan Analisa Finansialnya
Crashing Schedule Project Cek Ulang Hasil Analisa
Lanjutan Penarikan Simpulan
Penarikan simpulan dilakukan setelah dapat menentukan rencana pelaksanaan proyek dan analisa finansialnya. Jika cash flow perusahaan selama proyek tetap positif, maka perencanaan penjadwalan ulang akan digunakan untuk memperbesar keuntungan perusahaan.
Jadwal Penyusunan TesisBerikut ini adalah jadwal penyusunan tesis.
Rencana Jalur Pipanisasi BBM
Prinsip Distribusi BBM menggunakan Pipa Pada prinsipnya, dari tangki timbun di kilang pengolahan, BBM akan
disedot oleh tiga pompa sentrifugal melalui dua pipa berukuran 12 inci yang ditanam di dalam tanah dengan kedalaman berkisar antara 3-6 kaki, dengan pilihan kedalaman yang paling baik sekitar 5 kaki (McAllister, 1993), dimana salah satu pipa digunakan untuk menyalurkan premium, dan satu pipa yang lain digunakan bergantian antara solar dan kerosin, dan di lokasi tujuan BBM menuju tangki timbun untuk nantinya akan didistribusikan sesuai kebutuhan.
Jika jarak terlalu jauh atau jalur pipa harus melalui kondisi geografis yang memungkinkan bagi terjadinya penurunan tekanan cairan, maka dibutuhkan sebuah stasiun pompa yang biasa disebut sebagai Booster. Sebagai contoh pada jalur pipa distribusi BBM Cilacap-Rewulu terdapat Booster yang berlokasi di Kutowinangun. Booster ini sendiri terdiri atas surge vessel dan tiga pompa sentrifugal paralel yang dipasang pada jalur pipa distribusi BBM tersebut.
Resources
Material Lokal Material Impor Material USD lokal
Pengadaan Resources Material Lokal
Kontraktor bersama PERTAMINA menawarkan kepada shortlisted vendor untuk mengikuti tender
Kontraktor mengirim daftar kebutuhan kepada vendor terpilih untuk dikirim sesuai waktu
Pesan dahulu, bayar setelah inspeksi dan pemasangan
Tagihan dikirim ke PERTAMINA Kontraktor mendapat keuntungan dari
pengadaan material
Lanjutan
Material USD Lokal Sama seperti Material Lokal Vendor dicek secara berkala oleh
PERTAMINA
Lanjutan
Material Impor Tidak mengeluarkan biaya material, tetapi
sales agreement, pabean, shipping and handling serta penyimpanan
LC dibuka setelah kontraktor memberi Rencana Impor Barang kepada PERTAMINA
Vendor dibayar setelah 6 bulan
Lintasan Kritis
pekerjaan tanah dan dinding penahan tanah Kraton – pondasi tangki dan pompa – Pekerjaan Mekanikal pondasi dan pompa – Inspeksi, Ujicoba, dan Sertifikasi
Komponen Biaya
Cash Inflow Disbursement Biaya Jasa Pengadaan
Material Disbursement Biaya Jasa Pengerjaan
Proyek
Cash Outflow Biaya Jasa Proyek Biaya Tetap/General Expenses
Lanjutan
Working Capital Awal Bulan, yaitu biaya awal pengerjaan proyek yang harus disediakan oleh kontraktor sebelum melakukan pengerjaan proyek di awal bulan, mulai bulan ke-0 sampai bulan ke-n dimana pada saat itu sudah dicapai batas minimum progres pekerjaan untuk bisa didapatkan klaim/disbursement
Lanjutan
Working Capital Akhir Bulan, yaitu kondisi akhir keuangan kontraktor yang menjadi landasan sebagai modal kerja di awal bulan berikutnya.
Skenario Awal 30 bulanProgress Cash In Cash Out Cash Flow
0 Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00
0,47 Rp0,00 Rp224.995.932,68 (Rp224.995.932,68)
1,10 Rp0,00 Rp295.636.154,51 (Rp295.636.154,51)
1,70 Rp0,00 Rp279.760.049,66 (Rp279.760.049,66)
2,34 Rp0,00 Rp299.985.193,86 (Rp299.985.193,86)
3,19 Rp1.035.737.188,60 Rp388.908.270,47 Rp646.828.918,12
3,98 Rp35.552.662,97 Rp360.745.073,85 (Rp325.192.410,88)
4,76 Rp32.777.191,74 Rp358.000.534,44 (Rp325.223.342,71)
5,95 Rp32.506.718,53 Rp531.539.871,98 (Rp499.033.153,46)
9,01 Rp1.157.155.155,92 Rp1.317.829.298,67 (Rp160.674.142,75)
14,48 Rp1.352.293.608,98 Rp2.337.446.798,17 (Rp985.153.189,19)
20,12 Rp2.421.413.111,00 Rp2.410.113.756,79 Rp11.299.354,21
26,85 Rp2.497.608.020,02 Rp2.870.816.363,09 (Rp373.208.343,08)
33,66 Rp2.980.677.544,88 Rp2.902.779.691,20 Rp77.897.853,69
40,40 Rp3.014.192.679,18 Rp2.875.292.073,50 Rp138.900.605,68
47,73 Rp2.985.370.549,16 Rp3.119.893.869,70 (Rp134.523.320,54)
54,94 Rp3.241.847.660,11 Rp3.076.234.581,37 Rp165.613.078,73
60,85 Rp3.196.068.731,62 Rp2.523.315.451,18 Rp672.753.280,44
66,71 Rp2.616.305.609,25 Rp2.500.176.872,84 Rp116.128.736,41
72,60 Rp2.592.043.662,63 Rp2.514.406.254,04 Rp77.637.408,58
78,18 Rp2.606.963.874,33 Rp2.386.130.704,79 Rp220.833.169,54
83,61 Rp2.472.460.600,89 Rp2.318.783.930,24 Rp153.676.670,64
87,59 Rp2.401.844.168,65 Rp1.710.762.893,60 Rp691.081.275,04
91,25 Rp1.764.303.965,36 Rp1.574.464.844,55 Rp189.839.120,80
94,08 Rp1.621.388.703,12 Rp1.222.361.551,18 Rp399.027.151,93
96,07 Rp1.252.190.942,34 Rp866.289.231,60 Rp385.901.710,74
97,92 Rp82.598.356,73 Rp810.173.956,76 (Rp727.575.600,03)
98,68 Rp1.616.224.916,92 Rp351.286.968,83 Rp1.264.937.948,08
99,33 Rp31.845.099,45 Rp302.814.180,63 (Rp270.969.081,18)
99,85 Rp27.068.126,47 Rp245.558.866,35 (Rp218.490.739,87)
100,01 Rp21.425.639,23 Rp119.985.632,81 (Rp98.559.993,58)
Rp563.766.197,58 Rp0,00 Rp563.766.197,58
Cash Flow 30 bulan
(Rp1.000.000.000,00)
(Rp500.000.000,00)
Rp0,00
Rp500.000.000,00
Rp1.000.000.000,00
Rp1.500.000.000,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Bulan
Cash Flow Proyek 30 Bulan
Analisa Finansial
Cash Flow Discount Factor PV
Rp0,00 0,0083 Rp0,00
(Rp224.995.932,68) 0,0083 (Rp224.935.708,58)
(Rp295.636.154,51) 0,0083 (Rp295.477.911,31)
(Rp279.760.049,66) 0,0083 (Rp279.450.664,39)
(Rp299.985.193,86) 0,0083 (Rp299.653.441,71)
Rp646.828.918,12 0,0083 Rp645.934.885,61
(Rp325.192.410,88) 0,0083 (Rp324.653.117,01)
(Rp325.223.342,71) 0,0083 (Rp324.594.193,69)
(Rp499.033.153,46) 0,0083 (Rp497.930.007,15)
(Rp160.674.142,75) 0,0083 (Rp160.274.619,38)
(Rp985.153.189,19) 0,0083 (Rp982.431.757,68)
Rp11.299.354,21 0,0083 Rp11.265.023,73
(Rp373.208.343,08) 0,0083 (Rp371.971.524,06)
Rp77.897.853,69 0,0083 Rp77.618.224,58
Rp138.900.605,68 0,0083 Rp138.363.715,24
(Rp134.523.320,54) 0,0083 (Rp133.966.285,76)
Rp165.613.078,73 0,0083 Rp164.881.690,35
Rp672.753.280,44 0,0083 Rp669.596.981,22
Rp116.128.736,41 0,0083 Rp115.551.935,94
Rp77.637.408,58 0,0083 Rp77.230.423,95
Rp220.833.169,54 0,0083 Rp219.614.775,77
Rp153.676.670,64 0,0083 Rp152.786.525,97
Rp691.081.275,04 0,0083 Rp686.888.272,21
Rp189.839.120,80 0,0083 Rp188.635.119,68
Rp399.027.151,93 0,0083 Rp396.386.768,32
Rp385.901.710,74 0,0083 Rp383.242.149,16
(Rp727.575.600,03) 0,0083 (Rp722.361.434,51)
Rp1.264.937.948,08 0,0083 Rp1.255.525.419,02
(Rp270.969.081,18) 0,0083 (Rp268.878.384,06)
(Rp218.490.739,87) 0,0083 (Rp216.744.980,45)
(Rp98.559.993,58) 0,0083 (Rp97.745.448,17)
(Rp1.000.000.000,00)
(Rp500.000.000,00)
Rp0,00
Rp500.000.000,00
Rp1.000.000.000,00
Rp1.500.000.000,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Bulan
Present Value Proyek 30 Bulan
NPV untuk pelaksanaan proyek selama 30 bulan adalah Rp. 133.870.787,75
Crashing Crashing pada lintasan kritis, karena dengan
memotong/memperpendek lintasan kritis, maka durasi kegiatan lain akan menyesuaikan dengan jadwal pada lintasan kritis.
Crashing jadwal proyek akan membawa konsekuensi penambahan biaya pada aktivitas yang di-crash, terutama pada pengadaan material dan tenaga kerja. Oleh karenanya, crashing jadwal proyek harus mengutamakan pada aktivitas dengan biaya termurah terlebih dahulu, baru aktivitas lain.
Crashing jadwal proyek juga harus mempertimbangkan lead time material, terutama material impor, karena untuk procurement material impor, ada batasan minimum yang tidak bisa diatur oleh tim proyek. Seperti pompa suction booster yang baru bisa didatangkan pada bulan ke 16.
Skenario Crash 1 bulan
(Rp1.500.000.000,00)
(Rp1.000.000.000,00)
(Rp500.000.000,00)
Rp0,00
Rp500.000.000,00
Rp1.000.000.000,00
Rp1.500.000.000,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Bulan
Cash Flow Proyek 29 Bulan
Untuk aktivitas Inspeksi, Ujicoba, dan Sertifikasi (WW), sebesar Rp. 8.908.927,89Untuk aktivitas mobilisasi/demobilisasi, komunikasi, kendaraan, dan air kerja (F) sebesar Rp.159.862,37Untuk pekerjaan lain-lain 3 (ZZ) sebesar Rp 122.041,88
Cash Flow Discount Factor PV
(Rp225.639.140,12) 0,0083 (Rp225.576.730,93)
(Rp296.279.361,94) 0,0083 (Rp296.115.489,68)
(Rp280.403.257,10) 0,0083 (Rp280.170.652,50)
(Rp300.628.401,30) 0,0083 (Rp300.295.937,83)
Rp578.137.229,51 0,0083 Rp577.338.141,12
(Rp325.772.230,49) 0,0083 (Rp325.231.975,07)
(Rp325.803.162,32) 0,0083 (Rp325.172.891,63)
Rp474.266.355,06 0,0083 Rp473.217.957,43
(Rp1.268.800.170,74) 0,0083 (Rp1.265.645.242,96)
(Rp506.289.702,25) 0,0083 (Rp504.891.104,79)
Rp11.330.581,66 0,0083 Rp11.296.156,30
(Rp373.177.115,62) 0,0083 (Rp371.940.400,09)
Rp77.929.081,14 0,0083 Rp77.649.339,93
Rp138.931.833,13 0,0083 Rp138.394.821,99
(Rp134.492.093,09) 0,0083 (Rp133.935.187,62)
Rp165.644.306,19 0,0083 Rp164.912.779,89
Rp672.784.507,89 0,0083 Rp669.628.062,17
Rp116.159.963,87 0,0083 Rp115.583.008,29
Rp77.668.636,04 0,0083 Rp77.261.487,70
Rp220.864.397,00 0,0083 Rp219.645.830,93
Rp153.707.898,10 0,0083 Rp152.817.572,55
Rp691.112.502,50 0,0083 Rp686.919.310,20
Rp189.870.348,25 0,0083 Rp188.666.149,08
Rp399.058.379,39 0,0083 Rp396.417.789,14
Rp385.932.938,19 0,0083 Rp383.273.161,39
(Rp728.155.419,65) 0,0083 (Rp722.937.098,85)
Rp1.126.199.844,69 0,0083 Rp1.117.819.679,65
Rp123.457.194,38 0,0083 Rp122.504.644,37
Rp229.630.139,45 0,0083 Rp227.795.375,28
Rp96.969.569,76 0,0083 Rp96.168.168,36
PV Skenario Crash 1 bulan
Dari tabel PV didapatkan NPV yaitu Rp. 657.998.543,05. Karena NPV>0, maka perusahaan akan mendapat keuntungan jika melaksanakan proyek dengan crashing 1 bulan.
Skenario Crash 2 bulan
(Rp1.400.000.000,00)(Rp1.200.000.000,00)(Rp1.000.000.000,00)
(Rp800.000.000,00)(Rp600.000.000,00)(Rp400.000.000,00)(Rp200.000.000,00)
Rp0,00Rp200.000.000,00Rp400.000.000,00Rp600.000.000,00Rp800.000.000,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Bulan
Cash Flow Proyek 28 Bulan
Untuk aktivitas Inspeksi, Ujicoba, dan Sertifikasi (WW), sebesar Rp. 8.908.927,89Untuk aktivitas mobilisasi/demobilisasi, komunikasi, kendaraan, dan air kerja (F) sebesar Rp.359.724,73Untuk pekerjaan lain-lain 3 (ZZ) sebesar Rp 122.041,88
Cash Flow Discount Factor PV
Rp0,00 0,0083 Rp0,00
(Rp226.374.234,33) 0,0083 (Rp226.309.463,08)
(Rp297.014.456,16) 0,0083 (Rp296.844.514,15)
(Rp281.138.351,32) 0,0083 (Rp280.897.098,50)
(Rp277.971.575,08) 0,0083 (Rp277.653.573,49)
Rp633.672.292,41 0,0083 Rp632.766.264,65
(Rp320.154.559,61) 0,0083 (Rp319.605.327,90)
(Rp337.074.964,68) 0,0083 (Rp336.400.425,66)
Rp462.943.334,34 0,0083 Rp461.884.718,85
(Rp1.278.365.298,89) 0,0083 (Rp1.275.077.117,33)
(Rp495.649.550,52) 0,0083 (Rp494.233.199,46)
Rp11.845.956,64 0,0083 Rp11.808.726,30
(Rp372.661.740,65) 0,0083 (Rp371.384.219,69)
Rp78.444.456,11 0,0083 Rp78.153.172,88
Rp139.447.208,11 0,0083 Rp138.889.655,78
(Rp133.976.718,11) 0,0083 (Rp133.402.857,69)
Rp166.159.681,16 0,0083 Rp165.400.633,20
Rp673.299.882,87 0,0083 Rp670.032.357,60
Rp116.675.338,84 0,0083 Rp116.075.891,58
Rp78.184.011,01 0,0083 Rp77.760.066,64
Rp221.379.771,97 0,0083 Rp220.116.365,29
Rp154.223.273,07 0,0083 Rp153.299.250,94
Rp691.627.877,47 0,0083 Rp687.287.312,57
Rp190.385.723,23 0,0083 Rp189.136.755,48
Rp399.573.754,36 0,0083 Rp396.838.894,13
Rp247.067.935,25 0,0083 Rp245.306.684,19
Rp110.974.398,71 0,0083 Rp110.151.779,29
Rp502.946.560,54 0,0083 Rp499.075.532,18
(Rp128.952.567,55) 0,0083 (Rp127.923.445,90)
Rp537.717.953,24 0,0083 Rp533.274.003,21
PV Skenario Crash 1 bulan
Dari tabel PV didapatkan NPV yaitu Rp.754.098.184,22. Karena NPV>0, maka perusahaan akan mendapat keuntungan jika melaksanakan proyek dengan crashing 2 bulan
Perbandingan NPV Ketiga Skenario
Crashing Bulan Nominal NPV Durasi
0 Rp557.141.832,26 Rp133.870.787,75 30 bulan
1 Rp1.164.215.651,55 Rp657.998.543,05 29 bulan
2 Rp1.267.235.392,41 Rp754.098.184,22 28 bulan
Kesimpulan Lintasan Kritis proyek berada pada jalur pekerjaan
tanah & dinding penahan tanah – pondasi tangki dan pompa – Pekerjaan Mekanikal tangki dan pompa – inspeksi, ujicoba, dan sertifikasi
Untuk pengadaan material lokal dan USD lokal dipesan langsung 1 bulan sebelum aktivitas yang membutuhkannya dimulai, sedangkan untuk material impor, pengadaannya dilakukan langsung oleh PERTAMINA, dimana kontraktor hanya mempersiapkan agreement, urusan pabean, shipping and handling setelah sampai, serta penyimpanan.
Lanjutan Direncanakan selama proyek berlangsung, cash flow
diindikasikan positif dengan kumulatif cash flow sebesar Rp. 557.141.832,26, dan analisa cash flow menggunakan Discounted Cash Flow memberi nilai NPV sebesar Rp. 133.870.787,79. Oleh karenanya, proyek akan memberikan keuntungan jika dilaksanakan.
Dalam skenario crashing proyek selama 1 bulan, didapatkan cash flow kumulatif sebesar Rp. 1.164.215.651,55 dan analisa cash flow menggunakan Discounted Cash Flow memberikan NPV sebesar Rp.657.998.543,05. Dalam skenario crashing proyek selama 2 bulan, didapatkan cash flow kumulatif sebesar Rp. 1.267.235.392,41 dan analisa cash flow menggunakan Discounted Cash Flow memberikan NPV sebesar Rp. 754.098.184.22.
Saran
Crashing jadwal pelaksanaan peoyek selain menghemat waktu juga memberikan keuntungan kepada kontraktor,
Jika mungkin, dalam penelitian berikutnya bisa disampaikan kemungkinan mengubah cash flow untuk crashing proyek dengan waktu yang lebih lama lagi
Daftar Pustaka
Ardian, Y. (2005), Manajemen Proyek Perencanaan Pembangunan Gedung, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Coker, A. (2007), Ludwig’s Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants, 4th Edition, Gulf Professional Publishing, Burlington.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2010), Refleksi Kinerja Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010, No. 73, Humas KESDM, Jakarta.
Mehrotra, K., Chai, J., dan Pillutla, S., (1996), A Study of Approximating the Moments of the Job Completion Time in PERT Networks, Journal of Operations Management, Vol. 14, hal. 277-289.
McAllister, E. W. (1993), Pipe Lines Rules of Thumb Handbook, 3rd Edition, Gulf Publishing Company, Houston.
Park, H.K., Han, S. H., dan Russel, J. S., (2005), Cash Flow Forecasting Model for General Contractor using Moving Weight of Cost Categories, Journal of Management in Engineering, hal 164-172.
Peters, M. dan Timmerhaus, K., (1968), Plant Design and Economics for Chemical Engineers, 2nd Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Tokyo.
PMI, (2008), A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), 4th Edition, Project Management Institute, Inc., Pennsylvania.
Riau Pos, (2010), Hatta: 2011, Konsumsi BBM Harus Dibatasi, [Online], http://riaupos.com/news/2010/11/20/hatta-2011-konsumsi-bbm-harus-dibatasi/ [Diakses tanggal 5 Januari 2011]
Schwalbe, K. (2003), Information Technology Project Management, Course Technology, Thomson Learning.
Vidianti, S. (2009), Model Matematika untuk Optimisasi Penyediaan BBM di Indonesia,Department of Mathematics, Institut Teknologi Bandung.
Williams, M. (2008), The Principles of Project Management, 1st Edition, Site Point Pty. Ltd., Australia
TERIMA KASIH
Recommended