View
25
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PERSEPSI MAHASISWA MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN
BENGKULU TERHADAP PENGGUNAAN
AL-QUR’AN DIGITAL
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperolehi Gelar
Sarjana Dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
JULIET NURHIDAYATI
NIM: 1611210181
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2021
ii
NOTA PEMBIMBING
iii
LEMBARAN PENGESAHAN
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur dan mengharap ridho Allah
SWT yang Maha Esa. Berkat segala rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta Shalawat dan salam untuk Nabi
besar kekasih Allah, tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW serta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Dengan ini ku
persembahkan karya kecil ini kepada:
� Bapakku (Agusmir) dan Ibuku (Idarwati) tercinta, yang selalu berjuang dan
berdoa di setiap tetesan keringat demi tercapainya impianku. Yang selalu
membangkitkan semangat juangku dengan motivasi di setiap langkahku.
� Teruntuk adikku (Iklima) dan kakakku (Arib) yang selalu memberikan
dukungan dan semangat untukku.
� Keluarga besar Nuh Rio yang turut mendo ’akan keberhasilanku selama ini.
� Sejatinya Wendy Fajar Aldiansah yang selalu mensuport dalam penyelesaian
skripsi ini dan terima kasih juga kepada Filza Juniarti yang membatu dalam
proses penyelesaian perkuliahan ini.
� Teruntuk sahabatku Indah Permata Sari dan Nur Rabiatun yang telah
mendo’akan dan memberi solusi dalam masalah yang dihadapi pada
kehidupan ini.
� Sahabat seperjuangan angkatan 2016 mahasiswa PAI.
� Almamater hijau tercinta.
v
MOTTO
خَيْرُ النَاسِ أنَْفعَهُُمْ لِلناسِ
Artinya : “Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang
Lain” (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-
Silsilah As-Shahiha)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Juliet Nurhidayati
NIM : 1611210181
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah Dan Tadris
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul
“Persepsi Mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu Terhadap Penggunaan
Al-Qur’an Digital”. Adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan
plagiasi dari karya orang lain. Apabila dikemudian hari diketahui bahwa skripsi
ini adalah hasil plagiasi maka saya siap dikenakan sanksi akademik.
Bengkulu, 2021 Yang menyatakan,
Juliet Nurhidayati NIM. 1611210181
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya jualah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Persepsi Mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu terhadap
Penggunaan Al-Qur'an Digital” dengan baik. Shalawat beriring salam semoga
tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para
pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman nanti.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam Jurusan Tarbiyah Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M. Ag, MH selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, yang telah memberi fasilitas dalam menimba
ilmu pengetahuan di kampus IAIN Bengkulu.
2. Bapak Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Tadris IAIN Bengkulu beserta Staf dan Dosen Pendidikan Agama Islam
3. Ibu Nurlaili, S.Ag., M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Tarbiyah IAIN Bengkulu,
yang memberikan kemudahan dalam administrasi akademik.
4. Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Bapak Adi Saputra
M.Pd.I, yang telah membantu dalam pengurusan skripsi ini.
viii
5. Bapak Drs. H. Rizkan A. Rahman,. M. Pd selaku pembimbing akademik,
yang selalu menjadi penasihat dalam proses perkuliahan di IAIN bengkulu.
6. Bapak Dr. H. M. Nasron HK. M.Pd.I selaku pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberi dorongan, bimbingan dan pengarahan
selama proses skripsi ini sampa selesai.
7. Bapak Hamdan Effendi M. Pd. I selaku pembimbing II yang telah sabar
membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu yang
telah mengajarkan serta memberi berbagai ilmunya dengan penuh keikhlasan.
9. Seluruh Staf perpustakaan IAIN Bengkulu yang telah bersusah payah dalam
menyediakan buku-buku sebagai referensi di dalam penulisan skripsi.
10. Kedua orang tua yang selalu mendoakan kesuksesan penulisan skripsi ini.
11. Informan peneliti yang telah memberikan waktu dan informasinya secara
terbuka, dan;
12. Semua pihak yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini.
Atas segala bantuan yang tiada ternilai harganya, semoga Allah SWT
membalas dengan pahala yang berlipat ganda, aamiin. Akhirnya, kepada Allah
SWT penulisan memohon semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan untuk
penelitian selanjutnya, dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bengkulu, Februari 2021 Penulis Juliet Nurhidayati NIM. 1611210181
ix
ABSTRAK
Juliet Nurhidayati, November, 2020, “Persepsi Mahasiswa Ma’had Al-
Jami’ah IAIN Bengkulu Terhadap Penggunaan Al-Qur’an Digital”, Skripsi :
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiah dan Tadris,
IAIN Bengkulu. Pembimbing :1. DR. H. M. Nasron HK, M. Pd. I, 2. Hamdan
Effendi, M. Pd. I
Kata kunci: Persepsi, Al-Qur’an Digital.
Perkembangan digital memungkinkan kita menjangkau dunia menjadi lebih mudah melalui berbagai media, salah satunya yaitu perkembangan aplikasi digital, hal ini mempengaruhi ke semua dunia, termaksud dunia Islam yaitu Al-Qur’an yang sangat terasa dari segi penulisannya, sehingga dapat diakses dalam satu genggaman yaitu Al-Qur’an digital. Penelitian dengan judul” Persepsi Mahasiswa Terhadap Al-Qur’an Digital (Studi Kasus Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu)” memiliki rumusan masalah bagaimana persepsi mahasiswa terhadap Al-Qur’an digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap Al-Qur’an digital terhadap pendidikan agama Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang sedang diamati. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu: Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 point penting dalam persepsi mahasiswa terhadap pendidikan agama Islam yaitu penyerapan terhadap rangsangan atau objek, pengertian atau pemahaman, dan penilaian atau evaluasi yang mempengaruhi persepsi. Dari analisis wawancara, diketahui bahwa persepsi mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu terhadap Al-Qur’an digital sangat lah bagus digunakan karena banyak sekali fitur-fitur yang berkaitan dengan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam salah satunya mengetahui hukum tajwid, Al-Qur’an digital wajib dimiliki sebagai seorang muslim.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Batasan Masalah .............................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi ............................................................................................ 7
1. Pengertian Persepsi ................................................................... 7
2. Indikator-indikator Persepsi ..................................................... 8
3. Syarat- syarat Terjadinya Persepsi .......................................... 9
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi Persepsi ......................... 10
5. Proses terjadinya persepsi ...................................................... 12
B. Al-Qur’an ...................................................................................... 15
1. Pengertian Al-Qur’an ............................................................. 15
2. Fungsi Al-Qur’an ................................................................... 18
xi
3. Tujuan Pokok di Turunnya Al-Qur,an ................................... 19
4. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ........................................... 21
5. Adab-Adab Bagi Pembaca Al-Qur’an .................................... 23
C. Al-Qur’an Digital .......................................................................... 25
1. Perkembangan Al-Qur’an Digital. ......................................... 25
2. Al-Qur’an Digital dari Perspektif Ulama’ Fiqih. ................... 30
D. Pendidikan agama Islam ................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 38
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 38
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 39
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 40
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Fakta Temuan Penelitian. .............................................................. 42
1. Sejarah Ma’had IAIN Bengkulu. ............................................ 42
2. Visi, Misi dan Tujuan. ............................................................ 44
3. Letak Geografis Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu. ........... 45
4. Program dan Kegiatan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu. . 46
5. Kepengurusan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu. ............. 49
6. Struktur Pengurus Ma’had Al-Jami’an IAIN Bengkulu. ........ 49
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 50
1. Profil Informan. ...................................................................... 50
2. Persepsi Mahasiswa Terhadap Al-Qur’an Digital. ................. 51
3. Analisis Penelitian .................................................................. 72
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................. 78
B. SARAN.......................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 .......................................................................................................................... 49 Tabel 4. 2 .......................................................................................................................... 49 Tabel 4. 3 .......................................................................................................................... 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan, berisi
tentang petunjuk bagi umat manusia, serta penjelasan tentang petunjuk
tersebut. Di dalamnya terkandung pula kriteria atau tolak ukur yang
membedakan segala sesuatu. Di dalam surat al-baqarah ayat 185 mengandung
tiga komponen, pertama, bahwa Al-Qur’an sebuah kitab yang berisikan
petunjuk, pedoman atau pimpinan, disebut huda; kedua, Al-Qur’an
memberikan penjelasan atau bayan mengenai petunjuk itu; ketiga, petunjuk
itu sekaligus merupakan kriteria atau tolak ukur untuk menilai segala sesuatu,
terutama untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, yang buruk
dan yang baik.1
Membaca Al-Qur’an menjadi sangat penting karena Allah
menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengeluarkan
umat Islam dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam, sehingga
menjadi benar-benar umat Islam yang baik dan terbaik yang pernah ada
dimuka bumi. Diantara ciri khas atau keistimewaan yang dimiliki Al-Qur’an
adalah ia bisa memberi syafa’at pada hari kiamat bagi orang yang membaca
dan mengkajinya.2 Dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
1 Yusron Masduki, Sejarah Turunnya Al-Qur’an Penuh Fenomenal (Muatan Nilai-
nilai Psikologi Dalam Pendidikan). Medina-Te, Vol.16, No.1, Juni 2017. h.40 2 Ridwan, Fungsi Al-Qur’an dan Pentingnya membaca Al- Qur’an, diakses dari
https://ridwan202.wordpress.com/2009/03/06/fungsi-al-qur’an-dan-pentingnya-membaca-al-qur’an/, pada tanggal 30 November 2019.
2
ù& t�ø%$# ÉΟó™$$ Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t, n=y{ ∩⊇∪ t, n=y{ z≈|¡Σ M}$# ôÏΒ @, n=tã ∩⊄∪ ù& t�ø%$# y7 š/u‘uρ ãΠ t� ø.F{ $# ∩⊂∪
“Ï% ©!$# zΟ̄=tæ ÉΟn=s)ø9 $$ Î/ ∩⊆∪ zΟ ¯=tæ z≈ |¡ΣM}$# $ tΒ óΟs9 ÷Λs>÷ètƒ ∩∈∪
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.3
Perintah membaca sendiri adalah perintah utama dari wahyu pertama
Nabi Muhammad saw., kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang
sebanyak dua kali dalam rangka wahyu yang pertama. Sangat mengherankan
jika perintah tersebut ditujukan pertama kali kepada seorang yang tidak pernah
membaca suatu tulisan sampai akhir hayatnya. Namun keheranan ini akan sirna
jika dipahami kata iqra’ bahwa perintah ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi
Muhammad saw. semata-mata, tapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah
kemanusiaan.4
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semangkin pesat, semangkin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan dari hasil-hasil teknologi.5 Al-Qur’an pun tidak lepas dari dampak
perkembangan teknologi ini. Sekarang ini sofeware computer dan aplikasi
mobile mulai digunakan oleh Al-Qur’an digital, yaitu sebuah program Al-
Qur’an dalam bentuk digital yang bisa di operasikan menggunakan computer
dan smarphone. Program ini dapat menampilkan ayat-ayat, arti, Asbabun
3 Depertemen Agama RI. AL-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro,,
200) , h.597. 4 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, ( Bandung: Mizan, 1994), h.167. 5 Azhar Arsyad, Media Pembelajara, ( Jakarta: PT raja Grafindo Persada, 2009), h. 2.
3
nuzul, tafsir, serta dapat memainkan suara (audio) sesuai ayat atau surat yang
sudah ditentukan atau dipilih sehingga seseorang dapat lebih memahami
bacaan Al-Qur’an.
Al-Qur’an digital sangat membantu ketika seseorang ingin
meningkatkan kemampuan membaca dan muroja’ah hafalan Al-Qur’annya.
Karena selain dibaca juga dapat didengarkan bacaannya yang benar, Al-Qur’an
digital juga merupakan salah satu media yang sering digunakan untuk
kelancaran membaca dan menghafal, karena Al-Qur’an lebih praktis dan
mudah digunakan serta dibawa, terutama yang menggunakan smarphone,
cukup menginstal aplikasi Al-Qur’an digital di playstore atau appstore yang
sudah lengkap dan terdapat mushaf, audio, arti, tafsir, dan Asbabun nuzul
dalam satu aplikasi.
Dalam kasus ini, Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu memiliki salah
satu visi sebagai pusat Tahfizh Al-Qur’an. Kegiatan keseharian mahasantri
tidak lepas dari Al-Qur’an, yang digunakan untuk membaca dan menghafal
ayat-ayat Al-Qur’an, sebagai bentuk peningkatan iman mereka. Tidak jarang
mahasiswa ma’had menggunakan Al-Qur’an digital dalam kegiatan sehari-hari
mereka baik di ma’had maupun pada saat proses belajar di kelas.
Dalam pemaparan di atas, penulis akan melakukan sebuah penelitian
untuk mengetahui pendapat mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu
tentang perkembangan teknologi Al-Qur’an digital, penelitian yang akan
dilaksanakan tersebut berjudul “Persepsi Mahasiswa Ma’had Al-Jamiah IAIN
Bengkulu Terhadap Penggunaan Al-Quran Digital”
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis telah
berhasil mengidentifikasi 3 masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Al-Qur’an menjadi dampak dari perkembangan teknologi.
2. Kurangnya keafdhalan dalam membaca Al-Qur’an digital.
3. Adanya perbedaan pendapat ulama terhadap adab membaca Al-Qur’an
digital tidak diwajibkan berwudu terlebih dahulu.
4. Al-Qur’an digital bisa di buka dan dibaca kapan saja.
C. Batasan Masalah
Dari berbagai macam masalah yang telah teridentifikasi tersebut
diatas, juga keterbatasan penulis untuk memfokuskan permasalahan, maka
masalah akan dibatasi pada masalah- masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan aplikasi tersebut adalah aplikasi Al-Qur’an digital yang
terdapat pada smarphone yang digunakan oleh mahasiswa ma’had Al-
Jami’ah IAIN Bengkulu.
2. Peneliti hanya memfokuskan pada mahasiswa putri ma’had Al-Jami’ah
IAIN Bengkulu.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian berdasarkan batasan masalah
diatas yaitu: Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap Al-Qur’an digital
dalam pendidikan agama Islam ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa
terhadap Al-Qur’an digital dalam pendidikan agam Islam.
F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, yang penulis
bagi dalam penelitian ini menjadi dua bagian, yaitu:
5
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat
memperkaya khazanah dalam ruang lingkup teknologi yang lebih khusus
pengetahuan tentang Al-Qur’an digital. Manfaat lain adalah untuk
memberikan gambaran bagaimana penggunaan teknologi Al-Qur’an
digital dalam keseharian mahasiswa.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang bisa diperoleh dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis, untuk memperkaya khazanah keilmuan pribadi
khususnya Pendidikan Islam.
b. Bagi mahasiswa, untuk menambah referensi tentang perkembangan
teknologi dalam bidang pendidikan Islam khususnya tentang
perkembangan dan kegunaan Al-Qur’an.
c. Bagi pihak pengelola Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Tadris (IAIN
Bengkulu) untuk menambah karya ilmiah yang berbasis
perkembangan teknologi dalam ruang lingkup Pendidikan Islam.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini maka
disusunlah sistematika pembahasannya sebagai berikut:
BAB I : Merupakan bab pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
sistematika penulisan.
6
BAB II: Merupakan bab kerangka teori, yang meliputi, pembahasan
mengenai Al-Qur’an, dan Al-Qur’an digital.
BAB III: Merupakan bab metode penelitian, yang meliputi jenis dan
pendekatan penelitian, penjelasan judul penelitian, tempat dan
lokasi penelitian, subjek/informan penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik keabsahan data, dan analisis data.
BAB IV: Merupakan bab hasil penelitian yang meliputi fakta temuan yang
berisi profil umum tentang Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu.
Serta menjabarkan hasil penelitian yang berisi hasil wawancara,
observasi dan analisis penelitian.
BAB V : Merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dari keseluruhan
yang dijabarkan secara singkat dan jelas, dan saran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi sebagai suatu proses pengenalan atau identifikasi
sesuatu dengan menggunakan Panca indra. Persepsi sendiri adalah
sebuah istilah yang sudah sangat familiar didengar dalam percakapan
sehari-hari. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata persepsi berarti
tanggapan (penerimaan) secara langsung dari sesuatu, serapan atau
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui Panca indranya.1
Bagi hampir semua orang sangatlah mudah melakukan perbuatan
melihat, mendengar, membau, merasakan, dan menyentuh, yakni proses-
proses yang sudah semestinya ada. Namun, informasi yang datang dari
organ-organ indra kiranya perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan
diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti, dan proses ini dinamakan
persepsi (perception).2
Menurut Walgito persepsi merupakan suatu proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses
sensoris, kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga
individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindra itu, dan proses
ini disebut persepsi.3
1Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT.Gramedia
PustakaUtama, 2008), h.106 2Malcolm Hardy dan Steve Heyes, Pengantar Psikologi (Jakarta: Erlangga, 1988),
h.83. 3BimoWalgito, Pengantar Psikologi Umum, (yogyakarta: CV. Andi Offset,2010),
h.54.
8
Dari berbagai pengertian persepsi di atas, dapat disimpulkan
bahwa persepsi adalah cara individu dalam memandang, mengartikan,
memaknai, menyimpulkan dan memberikan reaksi kepada suatu objek
yang diperoleh melalui proses pengindraan, pengorganisasian, dan
penginterpretasian objek.
Menurut Bimo walgito persepsi di bagi menjadi dua macam yaitu
positif dan negatif, persepsi positif merupakan penilaian individu
terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan yang sesuai
dengan objek yang dipersepsikan. Sedangkan persepsi negatif merupakan
persepsi individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan
pandangan yang tidak sesuai dengan objek yang di persepsikan.9
2. Indikator-indikator Persepsi
Dalam pembentukan persepsi ada beberapa indikator- indikator,
Menurut Bimo Walgito persepsi memiliki indikator-indikator sebagai
berikut:
a. Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu.
Rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh Panca
indra, baik penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pengecap
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan
atau penerimaan oleh alat-alat indra tersebut akan mendapatkan
gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak. Gambaran tersebut
dapat tunggal maupun jamak, tergantung objek persepsi yang diamati.
Didalam otak terkumpul gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik
9 BimoWalgito, Pengantar Psikologi Umum, h. 57
9
yang lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran
tersebut tergantung dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indra
dan waktu, baru saja atau sudah lama.
b. Pengertian atau pemahaman
Setelah terjadi gambaran-gambaran atau kesan-kesan di dalam
otak, maka gambaran tersebut diorganisir, digolong-golongkan
(diklasifikasikan), dibandingkan dan diinterpretasi sehingga terbentuk
pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya pengertian atau
pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Pengertian yang terbentuk
tergantung juga pada gambaran-gambaran lama yang telah dimiliki
individu sebelumnya (disebut apersepsi).
c. Penilaian atau evaluasi
Setelah terbentuk pengertian atau pemahaman, terjadilah
penilaian dari individu. Individu membandingkan pengertian atau
pemahaman yang baru diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma
yang dimiliki individu secara subjektif. Penilaian individu berbeda-
beda meskipun objeknya sama. Oleh karena itu persepsi bersifat
individual.10
3. Syarat- syarat Terjadinya Persepsi
Sebuah persepsi terjadi apabila syarat-syaratnya terpenuhi .Berikut
merupakan syarat-syarat terjadinya sebuah persepsi:
a) Adanya objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra
(reseptor). Stimulus datang dari luar dan langsung mengenai alat
10BimoWalgito, Pengantar Psikologi Umum, h. 54-55.
10
indra yaitu syaraf penerima (sensorik) yang bekerja sebagai
reseptor.
b) Adanya indra (reseptor) yang menerima stimulus dan meneruskan ke
pusat syaraf (otak) sebagai pusat kesadaran, seterusnya direspon
oleh syaraf motorik.
c) Adanya perhatian yang merupakan langkah awal sebagai persiapan
dalam mengadakan persepsi karena tanpa persiapan tidak akan
terjadi persepsi.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi Persepsi
Dalam persepsi individu mengorganisasikan dan menerjemahkan
stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti
bagi individu yang bersangkutan. Persepsi sendiri lebih bersifat
psikologis dan tidak hanya sebuah proses pengindraan saja maka ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ada 4 faktor yang
mempengaruhi persepsi antara lain yaitu:11
a. Perhatian yang Selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak
sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak
harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya untuk itu,
individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang
tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak
akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan. Perhatian
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.
11 Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002), h. 96–97.
11
Faktor eksternal penarik perhatian ditentukan oleh faktor-
faktor situasional dan personal. Faktor situasional terkadang disebut
sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik
perhatian. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang
menonjol, antara lain:
1). Gerakan seperti organism yang lain, manusia secara visual tertarik
pada objek-objek yang bergerak.
2). Intensitas stimuli, kita akan memperhatikan stimuli yang lebih
menonjol dari stimuli yang lain. Warna merah pada latar belakang
putih, tubuh jangkung di tengah-tengah orang pendek, suara keras
dimalam sepi, iklan setengah halaman dalam surat kabar, atau
tawaran pedagang yang paling nyaring dipasar malam, sukar lolos
dari perhatian kita.
3). Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang
berbeda, akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga
membuktikan stimuli yang luar biasa, yang berbeda, akan
menarik perhatian. Beberpa eksperimen juga membuktikan
stimuli yang luar biasa lebih mudah dipelajari atau diingat.
4). Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai
dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian. Di sini, unsure
“familiarity” (yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsure
“novelty” (yang baru kita kenal). Perulangan juga mengandung
unsure sugesti yaitu mempengaruhi bawah sadar kita.
12
b. Set
Set adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul.
Misalnya pada seorang pelari yang sudah siap digaris start, terdapat
set bahwa akan terdengar bunyi pistol disaat ia harus berlari,
perbedaan set tersebut dapat menyebabkan persepsi. Misalnya, A
biasa membeli telur dengan harga Rp. 15,- sebutir, sedangkan B biasa
membelinya dengan harga Rp. 10,-sebutir. Kalau A dan B bersama-
sama membeli telur di suatu tempat dan harga telur di tempat itu
adalah Rp. 12,50, maka bagi A telur ini murah tetapi bagi B terlalu
mahal.
c. Ciri Kepribadian
Ciri kepribadian akan pula mempengaruhi persepsi, misalnya
dua orang yang bekerja di perusahaan yang sama akan
menganggap/memersepsi atasannya dengan persepsi yang berbeda.
Bagi orang yang penakut dan pemalu, atasan itu dianggapnya tokoh
yang menakutkan dan perlu dijauhi. Sebaliknya bagi orang yang
pemberani dan percaya diri akan menganggapnya seorang tokoh yang
biasa diajak bergaul seperti orang yang biasa lainnya.
d. Gangguan Kejiwaan
Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi
yang disebut dengan halusinasi.
5. Proses terjadinya persepsi
Ada beberapa tahapan dalam proses terjadinya persepsi pada
individu, yaitu obyek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat
13
indra atau reseptor. Perlu diketahui bahwa antara objek dan stimulus itu
berbeda, tetapi ada kalanya objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya
hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga
akan terasa tekanan tersebut.
Sedangkan tahapan-tahapan dalam proses terjadinya persepsi
adalah sebagai berikut :
a. Proses fisik atau kealaman, maksudnya adalah tanggapan tersebut
dimulai dengan obyek yang menimbulkan stimulus dan akhirnya
stimulus itu mengenai alat indra atau reseptor.
b. Proses fisiologis, yaitu stimulus yang diterima oleh alat indra
kemudian dilanjutkan oleh syaraf sensorik ke otak.
c. Proses psikologis, yaitu proses yang terjadi dalam otak sebagai pusat
kesadaran sehingga individu dapat menyadari apa yang dilihat dan
didengar, atau diraba dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari
stimulus yang diterimanya.
Bimo walgito menyatakan bahwa:
“proses terjadinya persepsi dimulai dari adanya objek yang menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indra. Stimulus yang diterima alat indra diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam benuk. objek sikap akan dipersepsi oleh individu dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dengan demikian hasil persepsi seseorang akan berhubungan dengan sikap yang dimunculkan seseorang tersebut”12
12 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, h.55.
14
Proses persepsi dilalui dengan proses penerimaan stimulus pada
reseptor yaitu indera, yang tidak langsung berfungsi setelah dia lahir,
tetapi akan berfungsi sejalan dengan perkembangan fisiknya. Di dalam
Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang maknanya berkaitan dengan
panca indera yang dimiliki manusia, anatara lain dalam QS. An-Nahl: 78
ª!$#uρ Νä3y_ t� ÷zr& .ÏiΒ Èβθ äÜ ç/ öΝä3ÏF≈ yγ ¨Βé& Ÿω šχθßϑn=÷ès? $ \↔ø‹ x© Ÿ≅yèy_ uρ ãΝä3s9
yìôϑ¡¡9 $# t�≈ |Á ö/F{$#uρ nοy‰Ï↔øùF{ $#uρ öΝä3ª=yès9 šχρã� ä3ô±s? ∩∠∇∪
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.13
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tahap terakhir dari
terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya
apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu
stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses
terakhir dalam persepsi dan merupakan persepsi yang sebenarnya.
Dalam proses persepsi individu tidak hanya dikenai satu stimulus
saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan
oleh keadaan sekitarnya. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau
mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu
yang bersngkutan.
13Depertemen Agama RI. AL-Quran dan Terjemahnya, (Cet. XVII; Jakarta:
Yayasan penyelenggara Penterjemah Al-Quran, 2014), h.485.
15
B. Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-
macam, salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca,
dipelajari.14 Adapun menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam
memberikan definisi terhadap Al-Qur’an. Ada yang mengatakan bahwa
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan
maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir;
membacanya merupakan ibadah; dimulai dengan surah al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas.15
Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril sebagai
mukjizat dan berfungsi sebagai hidayah (petunjuk).16 Yang lain
mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang diriwayatkan
kepada kita yang ada pada kedua kulit mushaf. Yang lain mengatakan:
Al-Qur’an adalah kalamullah yang ada pada kedua kulit mushaf yang
dimulai dari surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas. Yang
lain mengatakan: Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad yang dinukil atau diriwayatkan secara mutawatir dan
membacanya bernilai ibadah.
14 Aminudin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2005), h. 45. 15 M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Al-Qur‟an, (Jakarta: Pusataka
Firdaus,2008), h. 13. 16 Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya..., h. 7.
16
Ada juga yang mengatakan: Al-Qur’an adalah kalamullah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, dengan bahasa Arab, yang
sampai kepada kita secara mutawatir, yang ditulis di dalam mushaf,
dimulai dari Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Nas,
membacanya berfungsi sebagai ibadah, sebagai mukjizat bagi Nabi
Muhammad dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia.
Dari beberapa definisi yang disebutkan, dapat dikatakan bahwa
unsur-unsur utama yang melekat pada Al-Qur’an adalah:
a. Kalamullah
b. Diturunkan kepada Nabi Muhammad
c. Melalui Malaikat Jibril
d. Berbahasa Arab
e. Menjadi mukjizat Nabi Muhammad
f. Berfungsi sebagai “hidayah” (petunjuk, pembimbing) bagi
manusia.17
Jadi dari penjelasan di atas penulis dapat menarik sebuah
kesimpulan bahwa Al-Qur’an ialah sebuah wahyu yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat
Jibril dengan/sebagai mukjizat yang diturunkan secara mutawatir untuk
dijadikan petunjuk dan pedoman hidup bagi setiap umat Islam yang ada
di penjuru dunia.
Umat Muslim percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung
oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, berangsur-
17 Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya..., h. 8.
17
angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23
tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadan, saat Nabi Muhammad berumur
40 tahun hingga wafat pada tahun 632. Umat Muslim menghormati Al-
Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad, sebagai salah
satu tanda dari kenabian, dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci
(wahyu) yang diturunkan oleh Allah sejak Nabi Adam dan diakhiri
dengan Nabi Muhammad. Kata "Quran" disebutkan sebanyak 70 kali di
dalam Al-Qur'an itu sendiri.18
Tujuan utama mempelajari Al-Qur’an berkisar pada empat
perkara berikut:
a. Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan yang lurus menuju Allah
b. Membentuk kepribadian muslim yang seimbang diantaranya adalah:
1) Menanamkan iman yang kuat;
2) Membekali akal dengan ilmu pengetahuan;
3) Memberi arahan untuk dapat memanfaatkan potensi yang
dimiliki dan sumber-sumber kebaikan yang ada di dunia; dan
4) Menetapkan undang-undang agar setiap muslim mampu
memberikan sumbangsih dan kreatif untuk mencapai kemajuan.
c. Membentuk masyarakat muslim yang betul-betul Qur’an, yaitu
masyarakat yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang
merupakan penjelmaan Al-Qu’ran dalam setiap gerak kehidupannya.
Masyarakat yang diasuh dan dibimbing dengan arahan Al-Qur’an,
18 Yusron Masduki, Sejarah Turunnya Al-Qur’an Penuh Fenomenal (Muatan Nilai-
nilai Psikologi Dalam Pendidikan). Medina-Te, Vol.16, No.1, Juni 2017. h.41
18
hidup di bawah naungan-Nya, dan berjalan di bawah cahayaNya,
seperti masyarakat sahabat.
d. Membimbing umat dalam memerangi kejahiliyahan.
2. Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an al karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri
dan sifat, ia merupakan kitab Allah yang selalu dipelihara. Al-Qur’an
mempunyai sekian banyak fungsi diantaranya:
a. Menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW bukti
kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya
bertahap.
1) Menantang siapapun yang meragukannya untuk
menyusun semacam Al-Qur’an secara keseluruhan.
2) Menantang mereka untuk menyusun sepuluh surat semacam Al-
Qur’an.
3) Menantang mereka untuk menyusun satu surat saja semacam
Al-Qur’an.
4) Menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau
lebih kurang sama dengan satu surah dari Al-Qur’an.19
b. Menjadi petunjuk untuk seluruh umat manusia. Petunjuk yang
dimaksud adalah petunjuk agama atau yang biasa disebut dengan
syariat.
c. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW untuk
membuktikan kenabian dan kerasulannya dan Al-Qur’an adalah
19 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an..., hal. 36.
19
ciptaan Allah bukan ciptaan nabi. Hal ini didukung dengan firman
Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 88:
≅è% ÈÈ⌡ ©9 ÏM yèyϑtGô_ $# ߧΡM}$# ÷ Éfø9 $#uρ #’n? tã βr& (#θ è?ù' tƒ È≅ ÷VÏϑÎ/ #x‹≈yδ Èβ#uö� à)ø9 $#
Ÿω tβθ è?ù' tƒ Ï&Î#÷W ÏϑÎ/ öθs9 uρ šχ%x. öΝåκÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7 Ï9 # Z�� Îγsß ∩∇∇∪
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk menciptakan yang serupa dengan qur’an niscaya mereka tidak akan dapat membuatnya sekalipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain”.20
d. Sebagai hidayat. Al-Qur’an diturunkan Allah kepada nabi
Muhammad bukan sekedar untuk dibaca tetapi untuk dipahami
kemudian untuk diamalkan dan dijadikan sumber hidayat dan
pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Untuk itu kita dianjurkan untuk menjaga dan
memeliharanya.
Dari sini dapat dimengerti bahwa Al-Qur’an merupakan sumber
yang harus dijadikan dasar hukum atau pedoman dalam hidup dan
kehidupan umat manusia.
3. Tujuan Pokok di Turunnya Al-Qur,an
Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur’an adalah sumber utama
dan pertama dari ajaran agama Islam. Berbeda dengan kitab suci agama
lain, Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad tidak hanya
mengandung pokok-pokok agama. Isinya mengandung segala sesuatu
yang diperlukan bagi kepentingan hidup dan kepentingan manusia yang
20 Habsi Ash Siddieqy, Tafsir Al Bayan, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1966) h.767.
20
bersifat perseorangan dan kemasyarakatan, baik berupa nilai-nilai moral
dan norma-norma hukum yang mengatur hubungan dengan kholiqnya,
maupun yang mengatur hubungan manusia dengan makhluk lainnya.
Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh
dari mempelajari sejarah turunnya. Untuk itu Al-Qur’an mempunyai tiga
tujuan pokok yaitu:21
a. Petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia
yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan
kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan
menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti
oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan
menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh
manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau
dengan kata lain
d. yang lebih singkat, “Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh umat
manusia ke jalan kebajikan yang harus ditempuh demi kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat”.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa Al-Qur’an mengandung
petunjuk bagi umat manusia ke jalan kebajikan yang harus ditempuh jika
seseorang mendambakan kebahagiaan dan menghindari kejahatan jika
seseorang tidak ingin terjerumus ke lembah kesengsaraan.
21 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an..., h. 40.
21
4. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim,
setiap muslim dianjurkan untuk membacanya serta memahami isi dari
kandungan ayat tersebut. Maka dari itu perlu bagi kita untuk mempelajari
Al-Qur’an, baik belajar membaca, menulis maupun mempelajari isi dari
kandungan Al-Qur’an tersebut.
Bagi orang yang beriman, kecintaannya kepada Al-Qur’an akan
bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin bersemangat
membacanya setiap waktu, mempelajari isi kandungan dan
memahaminya. Selanjutnya, akan mengamalkan Al-Qur’an dalam
kehidupannya sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT
maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Ada beberapa fadhilah membaca Al-Qur’an, sebagaimana di
bawah ini.22
a. Menjadi manusia yang terbaik
Orang yang membaca Al-Qur’an adalah manusia yang
terbaik dan manusia yang paling utama. Tidak ada manusia diatas
bumi ini yang lebih baik daripada orang yang mau belajar dan
mengajarkan Al-Qur’an. Dengan demikian, profesi pengajar Al-
Qur’an adalah profesi yang terbaik diantara sekian banyak profesi.
Hadist Nabi yang diriwayatkan dari Utsman, bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar dan
mengajarkan Al-Qur’an” (HR. Al-Bukhari)
22 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at: Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at
Ashim dari Hafash (Jakarta: Amzah, 2013), h. 55-59.
22
b. Mendapat kenikmatan tersendiri
Membaca Al-Qur’an adalah kenikmatan yang luar biasa.
Seseorang yang sudah merasakan kenikmatan membacanya, tidak
akan bosan sepanjang malam dan siang.
c. Derajat yang tinggi
Seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an dan
mengamalkannya adalah mukmin yang harum lahir dan batin,
maksudnya adalah orang tersebut mendapat derajat yang tinggi baik
disisi Allah maupun disisi manusia.
d. Bersama para malaikat
Orang yang membaca Al-Qur’an dengan fashih dan
mengamalkannya, akan bersama dengan para malaikat yang mana
sangat dekat dengan Allah. Sehingga segala do’a dan hajatnya akan
dikabulkan oleh Allah.
e. Syafa’at Al-Qur’an
Al-Qur’an akan memberikan syafa’at bagi seseorang yang
membacanya dengan benar dan baik, serta memperhatikan
adabadabnya. Diantaranya yaitu merenungkan makna-maknanya dan
mengamalkannya. Maksud dari syafa’at adalah memohon
pengampunan bagi pembacanya dari segala dosa yang ia lakukan.
f. Kebaikan membaca Al-Qur’an
Seseorang yang membaca Al-Qur’an mendapat pahala yang
berlipat ganda, satu huruf diberi pahala sepuluh kebaikan.
g. Keberkahan Al-Qur’an
23
Orang yang membaca Al-Qur’an, baik dengan hafalan
maupun dengan melihat mushaf akan membawa kebaikan atau
keberkahan dalam hidupnya bagaikan sebuah rumah yang dihuni
oleh pemiliknya dan tersedia segala perabotan dan peralatan yang
diperlukan.
5. Adab-Adab Bagi Pembaca Al-Qur’an
Di dalam membaca Al-Qur’an terdapat adab-adab yang harus
diperhatikan agar bacaannya diterima dan mendapatkan pahala,
diantaranya:23
a. Ikhlas kepada Allah dalam membacanya, dengan meniatkan untuk
mendapatkan ridha Allah dan pahala dari-Nya.
b. Suci dari hadats, baik besar maupun kecil.
c. Ketika membaca Al-Qur’an, tangannya dijaga dari hal yang sia-sia
dan matanya dijaga dari memalingkannya tanpa ada kebutuhan.
d. Bersiwak (gosok gigi) dan membersihkan mulutnya, karena hal itu
merupakan jalan dalam membaca Al-Qur’an.
e. Ketika membaca Al-Qur’an, hal yang utama adalah menghadap
kiblat, karena itu adalah arah yang paling mulia.
f. Berlindung diri kepada Allah dari setan terkutuk (membaca
ta‟awwudz).
g. Membaca “bismillahirrahmanirrahim” jika memulai dari awal surat.
23 Abdud Daim Al-Kahil, Easy Metode Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Etoz
Publishing, 2010) h. 122.
24
h. Membaca dengan tartil, membacanya dengan biasa dan pelan, karena
maksud dalam membaca adalah tadabbur (memahami) dan tadabbur
tidak akan tercapai jika dengan tergesa-gesa.
i. Menggunakan pikiran dan pemahamannya hingga mengetahui
maksud dari bacaan Al-Qur’an yang sedang dibacanya.
j. Memohon kepada Allah ketika membaca ayat-ayat rahmah (kasih
sayang), berlindung kepada Allah ketika membaca ayat-ayat adzab,
bertasbih ketika membaca ayat-ayat pujian dan bersujud ketika
diperintahkan untuk sujud.
k. Melaksanakan hak setiap hurufnya hingga ucapannya menjadi jelas
dengan lafal yang sempurna, karena setiap hurufnya mengandung
sebanyak sepuluh kebaikan.
l. Tetap kontinyu dalam kekhusyukan dan sakinah serta tenteram
ketika tilawah.
m. Membaca sesuai kaidah tajwid.
n. Tidak mengomentari bacaan Al-Qur’an dengan perkataan sendiri,
seperti ucapan sebagian mereka yang mengatakan, “Allah, Allah
atau ulangi-ulangi atau yang semisal dengan itu. Kemudian yang
dituntut dari pendengar Al-Qur’an adalah mentadabburinya, diam
(tenang), dan khusyuk dalam menyimak.
o. Tidak memutuskan bacaan dengan perkataan yang tidak ada
faedahnya.
p. Menjaga Al-Qur’an dengan selalu membacanya dan berusaha agar
jangan sampai melupakannya. Maka, hendaknya tidak melewatkan
25
seharipun tanpa membaca sebagian Al-Qur’an hingga tidak
melupakannya dan jangan sampai menjauhkan diri dari mushaf.
Kemudian lebih bagus lagi jika setiap hari membaca tidak kurang
dari satu juz Al-Qur’an dan mengkhatamkannya dalam sebulan
minimal sekali khataman.
q. Sebisa mungkin membacanya dengan suaranya yang paling bagus.
r. Wajib mendengar dan diam ketika ada yang membaca Al-Qur’an.
s. Menghormati mushaf, sehingga jangan diletakkan di atas tanah atau
jangan meletakkan sesuatu di atasnya dan jangan melemparkannya
kepada teman yang ingin mengambilnya (meminjam).
t. Hendaknya berkumpul dan berdo’a ketika telah khatam Al-Qur’an,
karena hal itu disunnahkan.24
Senantiasa mengamalkannya dalam membaca Al-Qur’an, niscaya
bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibaca akan diterima dan
mendapat pahala dari Allah SWT.
C. Al-Qur’an Digital
1. Perkembangan Al-Qur’an Digital.
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, dan juga
merupakan pedoman hidup bagi setiap manusia. Al-Qur’an bukan
sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya,
tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Dengan demikian, untuk
24 Abdud Daim Al-Kahil, Easy Metode Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Etoz
Publishing, 2010) h. 126.
26
dapat memahami ajaran Islam secara sempurna, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah memahami Al-Qur’an.
Al-Qur’an, sebagaimana diketahui, diturunkan dalam bahasa
Arab, baik lafal maupun uslubnya. Namun demikian, tidaklah berarti
bahwa semua orang Arab, atau orang yang mahir dalam bahasa Arab,
dapat memahami Al-Qur’an secara rinci. Bahkan menurut Ahmad Amin
para Sahabat sendiri tidak sanggup memahami kandungan Al-Qur’an
dengan hanya sekedar mendengarkannya dari Rasulullah saw, karena
menurut beliau, memahami Al-Qur’an tidak cukup dengan menguasai
bahasa Arab saja.25
Al-Qur’an yang diturunkan selama lebih dari dua puluh tahun
secara berangsur-angsur merupakan jawaban langsung terhadap
problematika yang muncul saat itu. Sebagai kitab petunjuk bagi umat
manusia Al-Qur’an hanya memberikan prinsip-prinsip dasar dan umum,
sehingga Al-Qur’an mampu menjawab problem yang muncul pada masa
pewahyuan. Peristiwa-peristiwa yang melatar belakangi pewahyuan
tersebut dapat dijadikan pedoman untuk menemukan prinsip-prinsip
umum yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Namun demikian
setiap mufassir tidak harus mencari sebab turun setiap ayat, karena tidak
semua ayat Al-Qur’an diturunkan karena timbulnya suatu peristiwa dan
kejadian sebagaimana dijelaskan di atas.26
25 Wahyudidn & M.Saifullah, Ulum Al-Qur’an, Sejarah dan Perkembangannya,
Jurnal Sosial Humaniora, Vol 6 No. 1, 2013, h.20 26 Abd. Kholik, Legalitas Riwayat Asbab Al-Nuzul Telaah Historis Konteks
Turunnya Ayat Al-Qur’an, Jurnal Teologia, Vol.24 No.1, 2013, h.22-23
27
Al-Qur’an al-Karim ditulis sepenuhnya pada zaman
Rasullah.SAW. Penulisan pada zaman Rasulullah ini meliputi 30 juz
namun ia tidak dikumpul dalam satu mushaf seperti Al- Qur’an pada saat
ini. Kedudukan surah-surah pada ketika saat itu tidak tersusun begitu
juga urutan ayat-ayatnya. Bukti jelas yang menunjukkan bahwa Al-
Qur’an ditulis sepenuhnya pada zaman Rasulullah ialah setiap kali wahyu
diturunkan Rasulullah akan memanggil penulis wahyu supaya mereka
mencatat wahyu tersebut.
Pengumpulan Al-Qur’an yang pertama berlaku pada zaman Abu
Bakar al-Siddiq r.a dengan sebab ramai para sahabat yang menghafaz Al-
Qur’an menemui syahid dalam peperangan Yamamah dan peperangan
menentang golongan yang ingkar mengeluarkan zakat. Abu bakar r.a
telah mengambil langkah ini dalam mengumpulkan Al-Qur’an karena
menerima pandangan Umar r.a dan beliau telah melantik dua orang yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan melulis Al-Qur’an yaitu Zaid ibn
Thabit r.a dan Umar Ibn Khattab r.a.27
Dunia telah menyaksikan peredaran zaman dan sistem kehidupan
manusia telah berubah dari masa ke masa dengan penemuan teknologi
demi teknologi. Mereka telah menggunakan teknologi ini untuk
memudahkan urusan harian dan pergerakan mereka semangkin pantas.
Contoh tegnologi yang mengalami perubahan ialah seperti penulisan.
Dahulu penulisan dilakukan pada pelepah tamar, belulang, kepingan
tulang, dll. Namun penemuan teknologi telah menyaksikan proses
27 Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, h.295-296
28
membentukkan kertas dan berkembang dan manusia telah menciptakan
kemputer dan smartphon.28
Jika pada era Sebelum 1980-an media diandalkan terutama pada
media cetak dan analog seperti koran, bioskop, televisi, dan radio,CD
seperti yang dilakukan oleh AA Gym dalam dakwah Islam,pada era
sekarang muncul apa yang disebut “New Media”. New Media yang
dimaksudkan adalah digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi
dan komunikasi di akhir abad ke-20.29
Ada tiga transformasi dalam media Islam yang berhubungan
dengan perkembangan Al-Qur’an. Pertama, pada pertengahan abad ke
delapan, kaum Muslim pertama mengenal kertas dari peradaban Cina.
Pada masa itu, banyak pengetahuan Islam yang dituangkan dalam sebuah
kertas sehingga dapat diakses. Kedua, saat masyarakat Muslim mulai
mengenal adanya percetakan. Mulai saat inilah banyak Al-Qur’an dicetak
untuk disebarluaskan. Ketiga, pada era digitalisasi pada saat dewasa ini
banyak Al-Qur’an dicetak secara digital baik dalam bentuk CD, aplikasi
dalam komputer dan smartphone.30
Al-Qur’an digital sebenarnya muncul dari semangat zaman yang
terus ingin maju dan maju ke arah perubahan yang semakin memudahkan
urusan manusia. Perkembangan zaman yang semakin maju didorong
dengan majunya teknologi di dalam segala bidang tentunya akan
28 Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh,...
h.297 29 Tati Rahmayani, Pergeseran Otoritas Agama dalam Pembelajaran Al-Qur,an,
Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol.3, No.2, 2018, h.191 30 Tati Rahmayani, Pergeseran Otoritas Agama dalam Pembelajaran Al-Qur,an, ....
h.192
29
memberikan gambaran bahwa Al-Qur’an digital di masa mendatang juga
akan terus berkembang, baik dari segi ragam, kualitas dan kuantitasnya.
Kemajuan Al-Qur’an digital di masa datang tentunya akan sangat erat
kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.31
Pada era globalisasi saat ini dimana kemajuan teknologi sangat
pesat, hampir semua orang mempunyai apa yang disebut smartphone.
Kemanapun seorang pergi maka ia takkan lupa membawa handphone
bersamanya. Dengan smartphone dan internet, ia dapat mencari dan
mendapatkan segala sesuatu dengan mudah. Hampir semua yang
dibutuhkan tersedia disana. Al-Qur’anjuga saat ini dapat diakses di
internet. Dengan membuka internet dan mencari aplikasi Al-Qur’an, akan
ditemukan aplikasi Al-Qur’an untuk smartphone. Aplikasi di smartphone
tidak hanya menampilkan ayat Al-Qur’an 30 juz namun juga terdapat
terjemah dan qira‟at para imam.32
Selain untuk aplikasi yang murni aplikasi Al-Qur’an digital,
terdapat pula aplikasi Al-Qur‟an yang ada di microsoft word. Bagi para
mahasiswa, peneliti ataupun seseorang yang menginginkan untuk
mengetik Al-Qur’an, hal tersebut akan sangat memudahkannya. Aplikasi
Al-Qur’an in Word pun dilengkapi dengan terjemahan. Namun, Al-
Qur’an dalam MS Word hanya untuk keperluan penulisan, tidak dapat
mucul secara keseluruhan. 33
31 Syarif Hidayat, Al-Qur’an Digital (Ragam Pembahasan dan Masa Depan), Jurnal
Studi Islam, Vol.1 No.1, 2016, h.2 32 Tati Rahmayani, Pergeseran Otoritas Agama dalam Pembelajaran Al-Qur,an,..
h.199 33 Tati Rahmayani, Pergeseran Otoritas Agama dalam Pembelajaran Al-Qur,an,
Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol.3, No.2, 2018, h.199
30
Terdapat pula Al-Qur’an bagi orang yang sedang menghafal Al-
Qur’an yang sering disebut dengan Al-Qur’an Bahriyah. Salah satu Al-
Qur’an yang biasanya digunakan untuk menghafalkan Al-Qur’an adalah
Al-Qur’an pojok. Al-Qur’an pojok adalah Al-Qur’an yang pada setiap
akhir dari halaman terdapat akhir ayat. Salah satu contoh Al-Qur’an
pojok adalah Al-Qur’an Kudus.
Dengan adanya cetakan Al-Qur’an dalam berbagai macam dan
bentuk seperti AlQur’an yang dilengkapi tajwid, terjemahan dan asbabul
wurud, kini orang yang ingin belajar Al-Qur’an tidak lagi harus pergi
kepada seorang guru atau kiyai. Terlepas dari berbagai macam cetakan
Al-Qur’an yang ada, terdapat pula metode pembelajaran Al-Qur’an
secara online dan manual.34
2. Al-Qur’an Digital dari Perspektif Ulama’ Fiqih.
Dalam perkembangannya di era modern sekarang ini, telah
berkembang Al-Qur’an berbasis digital. Ada enam jenis Al-Qur’an dalam
peralatan elektronik, yaitu E-hajj. Dapat berfungsi untuk memudahkan
muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji, sekaligus mempermudah
mereka dalam beribadah. Kedua, Projek Quranic Multimedia Program
Digital ( PQMPD), yang unik dari Al-Qur’an ini adalah juz amma’nya.
Jenis ketiga yakni Al-Qur’an Digital bertajwid Al-Muneer, adalah hasil
kreatif dan inovasi warga Siriah, Subhi Taha. Cara menggunakannya
dengan mendengar dan melihat skrin menggunakan butang alat kawalan
jauh.
34 Tati Rahmayani, Pergeseran Otoritas Agama dalam Pembelajaran Al-Qur,an,,..
Vol.3, No.2, 2018, h.195
31
Keempat kitab Al-Qur’an versi 8.0 yaitu adalah program dalam
komputer yang menggabungkan dengan mushaf Al-Qur’an dan
terjemahnya ke dalam delapan bahasa. Kelima Al-Mukri sebuah Al-
Qur’an yang berbentuk audio dan bisa didengarkan pada saat bekerja.
Keenam yaitu Al-Muhaffizh yang dikeluarkan oleh serikat Korea selatan,
Imex Corporation.35
Dari keenam mushaf Al-Qur’an tersebut ada beberapa ulama’
Fiqih yang berpendapat mulai dari memegang hingga menjualnya.
Berikut ini adalah beberapa pendapat dari para ulama’ Fiqih:
a. Hukum Memegang Al-Qur’an Berbentuk Digital.
Ada dua pendapat di kalangan ulama’ tentang hal ini, yakni:36
1) Pendapat pertama
Merupakan jumhur ulama’ dari keempat mazhab
menyatakan bahwa haram bagi seorang yang berhadas kecil
menyentuh Al-Quran secara keseluruhan atau sebagiannya.
Pendapat ini bersandarkan kepada dalil-dalil dari Al-Qur’an,
Sunnah dan Ijma’. Dalam surat Al-Waqiah ayat 77-80,
menjelaskan bahwa Allah melarang manusia untuk
menyentuhnya dalam keadaan berhadas kecil dan besar, karena
Al-Qur’an diperuntukkan untuk orang-orang yang suci.
Sedangkan dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Hakim Bil
Hizam:
35Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, h. 297-298 36 Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, h. 299
32
“Bahwa Rasulullah SAW ketika mengutus saya ke Yaman sebagai gubernur, Rasulullah bersabda: jangan sentuh Al-Qur’an melainkan kamu dalam keadaan suci.”
Sedangkan menurut Ijma’ para sahabat bersepakat bahwa
Al-Qur’an tidak boleh disentuh oleh orang yang berhadas.
Syekh al-Islam ibn Taimiyyah ketika mengulas Athar ini
menyebutnya tidak adanya perselisihan diakalangan sahabat dan
tabi’ tabi’in.37
2) Pendapat ke dua.
Bagi seorang yang berhadas kecil menyentuh Al-Qur’an,
pendapat ini di pelopori oleh ibn Abbas Al-sya’ib Al-Dhahhak,
dan Dud Al-Zohiri. Pendapat ini menjadi pegangan mazhab Al-
Zohiriyah, mereka menggunakan Hadist Bukhari dan Muslim
dan Qiyas ibn Rusyd.38
b. Hukum Membawa Al-Qur’an ke Tempat Kotor.
Sudah dijelaskan oleh jumhur ulama’ bahwa untuk menjaga
kesucian dan kehormatan Al-Qur’an orang yang berhadas tidak
boleh menyentuhnya diharamkan baginya. Hukum ini bisa di jadikan
tolak ukur bahwa Al-Qur’an tidak boleh di bawa ke tempat yang
kotor, dan hukumnya haram. Kecuali dalam keadaan darurat.39
Al-Qur’an digital dalam konteksnya berbeda dengan kitab
Al-Qur’an, karna secara zahirnya tersembunyi dalam suatu peralatan
37 Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, h.300 38 Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, h.301 39 Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, 305
33
yang mana ketika kita buka dan lihat peralatan tersebut maka kita
tidak akan langsung melihat ayat Al-Qur’an yang tertulis seperti
dalam kitab Al-Qur’an. Hal ini di perkuat oleh fatwa ulama’ yaitu
Syekh Muhammad Soleh Al-Munjid menyatakan “ tidak haram
membawa telefon yang mengandung program Al-Qur’an di
dalamnya, karena Al-Qur’an tersebut adalah tersembunyi dan bukan
tulisan secara Zahir oleh karena itu hukumnya bukan seperti mushaf
Al-Qur’an.40
c. Hukum Memberi Al-Qur’an Digital Kepada Orang Kafir.
Ulama’ bersepakat Mushaf Al-Qur’an tidak boleh disentuh
atau di pegang oleh orang kafir, karena orang kafir berhadas dan
tidak suci. Mafhum mukhalafah dalam surat Al-Waqi’ah ayat 79
menunjukkan “bahwa orang yang boleh menyentuh Al-Qur’an
hannyalah orang yang suci saja, yaitu dari pada hadas kecil dan
besar. Manakala hukum memberi Al-Qur’an yang di tulis dengan
terjemahannya adalah haram karena orang kafir boleh melakukan
apa saja terhadap nas Al-Qur’an itu. Maka terlebih baik jika ingin
berdakwah kepada bukan orang Islam dan ingin menunjukkan Al-
Qur’an kepada mereka ialah dengan menunjukkan Al-Qur’an tanpa
memberikannya sebagai hadiah.41
40 Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, 305 41Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, h.306
34
d. Hukum Menjual Al-Qur’an Digital.
Dalam konteks ini, ada dua hukum dalam memperjual beli
Al-Qur’an, yaitu:
1) Menjual kepada orang Islam.
Dalam fatwah Al-Lajnah Al-Dimah menyatakan bahwa
hukum menjual kepada orang Islam adalah harus, karena ia
merupakan satu usaha untuk menyebar kebaikan dan tolong-
menolong. Selain itu juga sebagai jalan memudahkan dan
membantu orang Islam yang ingin menghafal atau membaca Al-
Qur’an.42
2) Menjual kepada orang kafir.
Hukum menjual Al-Qur’an terhadap orang bukan Islam
adalah haram. Ini disebkan karena mereka berhadas, begitu pula
dalam konteks Al-Qur’an digital itu seperti halnya hukum
memberi hadiah kepada orang non muslim.
D. Pendidikan agama Islam
Keberhasilan pendidikan dapat ditunjukkan dari kualitas pendidikan
yang ada, dimana kualitas pendidikan itu meliputi kualitas proses maupun
kualitas lulusan. Jadi pendidikan dikatakan berhasil apabila proses belajar-
mengajarnya berjalan dengan baik serta menghasilkan output yang
berkualitas. Di dalam peningkatan mutu pendidikan perlu efisiensi
pendidikan, yang mempunyai arti bahwa proses pendidikan harus mencapai
hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar. Dalam pandangan yang lebih
42 Khairul Anwar & Mushaddad, Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif Fiqh, Vol.
9 No 10, 2014, h.307
35
luas efisiensi pendidikan berkaitan dengan profesionalisme dan manajemen
pendidikan yang di dalamnya mengandung disiplin, kesetiaan dan etos
kerja.43
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi
manusia; aspek rohaniah, dan jasmaniah, juga harus berlangsung secara
bertahap. Sebab tidak ada satupun makhluk ciptaan Allah yang secara
langsung tercipta dengan sempurna tanpa melalui suatu proses. Demikian
pula yang diharapkan oleh pendidikan agama Islam . Muhaimin berpendapat
bahwa pendidikan agama Islam bermakna upaya mendidikkan agama Islam
atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan sikap hidup
seseorang.44
Adapun definisi pendidikan agama Islam menurut pendapat beberapa
pakar adalah sebagai berikut: 45
1. Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam buku Pendidikan
Agama Islam Berbasis Kompetensi bahwa Pendidikan agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama
Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Dalam hal ini, pendidikan
agama Islam merupakan suatu aktivitas yang disengaja untuk
43 Siti Maesaroh, Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam, Jurnal Kependidikan, Vol. 1 No. 2013, h.151 44 Abdul Rahman, Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam - Tinjauan
Epistemologi Dan Isi – Materi, Jurnal Eksis, Vol.8 No.1, Mar 2012, h. 2055 45 Elihami & Abdullah Syahid, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami, Jurnal Edumaspul, 2 (1), 2018, h.84-85
36
membimbing manusia dalam memahami dan menghayati ajaran agama
Islam serta dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut
agama lain.
2. Menurut Zakiyah Daradjat bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan,
yang pada akhirnya mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup. Di sini, pendidikan agama Islam tidak hanya bertugas
menyiapkan peserta didik dalam rangka memahami dan menghayati
ajaran Islam namun sekaligus menjadikan Islam sebagai pedoman
hidup.46
3. Menurut Azizy bahwa esensi pendidikan yaitu adanya proses transfer
nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua kepada generasi
muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu ketika kita
menyebut pendidikan agama Islam, maka akan mencakup dua hal (a)
mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai- nilai atau akhlak
Islam; (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam
subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.47
4. Menurut Ahmad Supardi bahwa pendidikan agama Islam merupakan
pendidikan yang berdasarkan Islam atau tuntunan agama Islam dalam
membina dan membentuk pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah
SWT, cinta kasih sayang pada orang tuanya dan sesama hidupnya dan
46 Elihami, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Pribadi Yang Islami, h.84 47 Elihami, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Pribadi Yang Islami,, h.84
37
juga kepada tanah airnya sebagai karunia yang diberikan oleh Allah
SWT. Dalam hal ini pendidikan Islam adalah suatu bimbingan yang
dilakukan untuk membentuk pribadi muslim yang cinta kepada tanah air
dan sesama hidup.48
Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
guru dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami,
dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
48 Elihami, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Karakter Pribadi Yang Islami,, h.85
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok.49 Penelitian yang dimaksudkan
adalah untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian. Penelitian ini menghasilkan data dalam bentuk deskriptif berupa
katakata dalam bentuk lisan dan tertulis dari orang-orang dan perilaku mereka
yang diamati. Jadi, penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yakni penulis
menganalisis dan menggambarkan secara objektif dan akurat tentang
kegiatan, peristiwa, dan keadaan penelitian.50 Dalam hal ini penulis berusaha
mendiskripsikan tentang kegunaan Al-Qur’an Digital Bagi Mahasantri
Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu.
B. Lokasi Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini memilih Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Bengkulu sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa Ma’had Al-
Jami’ah merupakan lembaga Pusat tahfizh Al-Qur’an yang mana
mahasantrinya sangat dekat dengan Al-Qur’an, maka dari itu peneliti yakin
bahwa persepsi dari mahasantri lebih logis dan real.
49
Bactiar, Menyakinkan Validitas Data Melalui Tiangulasi pada Penelitian Kualitatif,
Jurnal Teknologi Pendididkan, Vol. 10, No.1, 2010, h. 50 50 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi
Kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.130.
39
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan
dalam mengumpulkan data penelitian yang terdiri dari:
1. Observasi,
Cara pengambilan data dengan mengamati dan mendengar dalam
rangka memahami, mencari jawab, mencari bukti terhadap fenomena
sosial selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang di
observasi dengan mencatat, merekam dan memotret fenomena tersebut
guna penemuan data analisis.51 Observasi dilakukan dengan maksud
melihat fenomena yang berkaitan dengan Al-Qur’an Digital Bagi
Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu.
2. Wawancara
Percakapan dengan maksud tertentu.52 Suatu proses untuk
memperoleh keterangan tentang penelitian dengan cara tanya-jawab,
sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan tentang penelitian.
3. Dokumentasi
Suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
dokumen, yakni catatan peristiwa yang telah berlalu baik berupa tulisan
maupun gambar yang digunakan sebagai pelengkap penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian.53
51 Imam Suprayogo dan Thobroni, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama, h. 167. 52 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, h. 186. 53 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 240.
40
D. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, instrument penelitian merupakan alat
dalam mengumpulkan data.54 Instrumen utama dalam penelitian kualitatif
adalah peneliti sendiri, yakni peneliti yang berperan sebagai perencana,
pelaksana, menganalisis, menafsirkan data hingga pelaporan hasil penelitian.
Dalam penelitian ini diperlukan data Primer dan data sekunder. Yang
dimaksud data primer adalah data yang diperoleh dari sumber yang asli atau
orang yang menjadi informan dari penelitian, yang menjadi data primer dalam
penelitian ini adalah mahasiswa ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh selain dari sumber asli,
seperti orang lain atau berbagai media seperti jurnal, laporan penelitian,
makalah, dan publikasi lainnya.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Jadi teknik analisis data
adalah metode yang digunakan dalam menganalis data-data penelitian yang
telah dikumpulkan.
54Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneliti Suatu PendekatanPraktek (Jakarta:Rineka
Cipta, 2006), h.68
41
Adapun metode yang peneliti gunakan dalam teknik analisis data
dalam penelitian ini adalah model interaktif Miles dan Huberman yakni
analisis data dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
pengumpulan data dalam periode tertentu.55
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu merangkum dan memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mencari tema yang dianggap
penting dan relevan dengan kegunaan Aplikasi Al-Qur’an Digital Bagi
Mahasantri.
2. Display atau Penyajian Data
Display yaitu penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan
dan sejenisnya yang merupakan lanjutan setelah data direduksi dan melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga semakin mudah untuk dipahami.
3. Verifikasi dan kesimpulan
Verifikasi adalah penarikan kesimpulan yakni setelah data
dipolakan, difokuskan dan disusun secara sistematik dalam bentuk naratif,
maka melalui metode induksi, data tersebut disimpulkan. Sehingga makna
data dapat ditemukan dalam bentuk tafsiran dan argumentasi. Kesimpulan
juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan yang diambil
apabila masih terdapat kekurangan akan ditambahkan.
55 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 246.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Fakta Temuan Penelitian.
1. Sejarah Ma’had IAIN Bengkulu.
Ma’had Al-Jami’ah adalah lembaga pendidikan internal IAIN
Bengkulu yang program pendidikannya menitikberatkan pada keilmuan
Al-Qur’an, yaitu di segi lafzan, ma’nan wa ‘amalan. Sesuai dengan
fungsi Al-Qur’an terhadap orang-orang yang bertaqwa. Ma’had Al-
Jami’ah sebagai institusi pendidikan dan pengajaran ingin membentuk
dan menjadikan manusia yang muttaqin (bertaqwa) melalui Al-Qur’an.
Islam memandang bahwa mahasiswa merupakan komunitas yang
terhormat dan terpuji karena ia merupakan komunitas yang menjadi cikal
bakal lahirnya ilmuwan (‘ulama) yang diharapkan mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan penjelasan pada
masyarakat dengan pengetahuannya itu.
Pesantren Mahasiswa IAIN Bengkulu yang kemudian lebih
dikenal Ma’had a -Jami’ah memang belum begitu lazim dikenal oleh
masyarakat luas, bahkan warga kampus sendiri masih ambigu dengan
kata yang lebih familier dengan Ma’had Al-Jami’ah, dapat dimaklumi
karena secara nasional memang belum semua Perguruan Tinggi Agama
Islam (PTAI) menerapkan sistem ini, walaupun sudah ada peraturan
kementerian dan dirjen perguruan tinggi.
Seiring waktu, dengan komitmen dan konsistensi serta tekad yang
tidak pernah lekang oleh terpaan badai, secara perlahan Ma’had Al-
43
Jami’ah mulai menampakkan konsistensinya dan dapat mempengaruhi
perubahan peta politik internal kampus serta ikut mempengaruhi suasana
perkuliahan mahasiswa di kampus, di sisi lain munculnya berbagai citra
positif yang berimplementasi langsung terhadap mahasiswa setiap
fakultas dan jurusan. Hal ini terlihat dari kiprah para mahasantri yang
dapat ikut bersaing dalam berbagai Even yang diadakan pihak internal
maupun eksternal kampus, walaupun secara formal mereka tidak tampil
mengatas namakan ma’had, tapi terlihat dari mayoritas utusan fakultas
secara tidak langsung notabene adalah mahasantri, pengurus ma’had
maupun alumni ma’had.
Lahirnya Ma'had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu diharapkan dapat
mewujudkan sebagai pusat pemantapan iman dan Taqwa, peningkatan
akhlak mulia dan amal Shalih, pengembangan ilmu keislaman dan yang
terpenting lagi merupakan pusta kajian ilmu-ilmu Al-Qur’an. Terciptanya
central Islamic civitalizen terbentuknya lntelektual muslim yang
komunikatif, terampil, kreatif dan inovatif.
IAIN Bengkulu senantiasa berbenah diri dan terus berinovasi,
mengupdate serta meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa.
Langkah tersebut dilakukan dengan meluncurkan program Ma’had Al-
Jami’ah bagi mahasiswa dan mahasiswi (selanjutnya disebut mahasantri)
untuk dididik dan dibina pembentukan karakter, mental, spritual,
keilmuan dan pemahaman para peserta dalam menghadapi kondisi sosial
kemasyarakatan.
44
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu secara resmi lahir pada
Tahun 2010 berdasarkan Surat Keputusan Ketua STAIN Bengkulu
Nomor 0587 Tahun 2010 tertanggal 3 Agustus 2010 dengan menetapkan
Drs. M. Syakroni, M.Ag. dan Ismail Jalili, MA., sebagai Mudir dan
Sekretaris Ma’had Al-Jami’ah STAIN Bengkulu yang pertama,
kemudian pada tahun 2012 berdasarkan Surat Keputusan Ketua STAIN
Bengkulu Nomor 0294 Tahun 2012 tertanggal 15 Maret 2012
menetapkan Ismail Jalili, MA., sebagai Mudir Ma’had Al-Jami’ah
STAIN Bengkulu periode kedua, dan pada tahun 2013 berdasarkan Surat
Keputusan Rektor IAIN Bengkulu Nomor 0486 Tahun 2013 tertanggal
24 April 2013 menetapkan Drs. H. M. Nasron HK., M.Pd.I., sebagai
Direktur Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu periode pertama sejak alih
status STAIN Bengkulu menjadi IAIN Bengkulu pada Tahun 2013
hingga sekarang.
2. Visi, Misi dan Tujuan.
a) Visi
Mewujudkan Ma’had Al-Jami’ah sebagai pusat pengembangan
ilmu keislaman, Tahfizh Al-Qur’an dengan berbasis pembinaan Akhlak
Al-Karimah.
b) Misi
1) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an dan ilmu
terkait secara intensif
2) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran Bahasa Arab dan
Inggris secara intensif
45
3) Melaksanakan pendidikan dan pengamalan ajaran-ajaran agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari dan pendalaman spiritual
keagamaan.
c) Tujuan
1) Mewujudkan lulusan mahasantri yang mampu menghafal Al-
Qur’an dan menguasai ilmu terkait secara utuh.
2) Mewujudkan lulusan mahasantri yang menguasai Bahasa Arab
dan Inggris secara baik.
3) Mewujudkan lulusan mahasantri yang mampu mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dan
memiliki kedalaman spiritual keagamaan.
3. Letak Geografis Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu.
Ma’had Al-Jami’ah putri IAIN Bengkulu, Terletak di Jl. Raden
Fatah tepatnya di dalam area IAIN Bengkulu. Jika dari gedung DPRD
Provinsi Bengkulu, lurus menuju Jl. Kapuas Raya, setelah itu lurus
menuju Jl. Sungai Rupat. Kemudian belok kiri menuju Jl. RE.
Martadinata, kemudian lurus ke Jl. Raden Fatah, kemudian belok ke
kanan memasuki pintu gerbang IAIN Bengkulu, kemudian lurus sekitar
120 m dan belok ke kiri. Kemudian lurus sekitar 360 m dan ma’had Al-
jami’ah putri IAIN bengkulu berada di sebelah kiri jalan.
Jika dari arah Betungan, lurus melintasi Jl. Depati Payung
Negara, sekitar 5,6 Km belok kanan menuju jl. Telaga Dewa. Terus lurus
sekitar 1,5 Km kemudian belok kanan ke jl. Raden Fatah, kemudian
masuk ke pintu gerbang IAIN Bengkulu. Sekitar 120 m dan belok ke kiri.
46
Kemudian lurus sekitar 360 m dan ma’had Al-jami’ah putri IAIN
bengkulu berada di sebelah kiri jalan.
Sedangkan dari arah pasar tradisional Panorama kota Bengkulu,
lurus dari jl. Salak Raya menuju jl. Kedondong, kemudian lurus menuju
jl. Hibrida. Sekitar 3 Km, belok kiri menuju jl. Raden Fatah, kemudian
lurus, sekitar 450 m belok ke kanan menuju pintu gerbang IAIN
Bengkulu, Sekitar 120 m dan belok ke kiri. Kemudian lurus sekitar 360
m dan ma’had Al-jami’ah putri IAIN bengkulu berada di sebelah kiri
jalan.
Jika dari arah pom bensin Air Sebakul, lurus melintasi jl. Raden
Fatah, kemudian sekitar 3,4 Km belok kiri memasuki pintu gerbang IAIN
Bengkulu. Sekitar 120 m dan belok ke kiri. Kemudian lurus sekitar 360
m dan ma’had Al-jami’ah putri IAIN bengkulu berada di sebelah kiri
jalan.
4. Program dan Kegiatan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu.
a) Pengembangan Al-Qur’an
Pengembangan dan pendalaman ilmu Al-Qur’an di Ma’had
Al-Jami’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu
berlangsung dengan proses pembelajaran yang diawali dari bin-
nazhar, memastikan bahwa mahasantri sudah bisa membaca dengan
baik, benar dan lancar (tahsin).
Tahfizh Al-Qur’an adalah program unggulan di Ma’had Al-
Jami’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, karena
semua mahasantrinya diwajibkan untuk menghafal Al-Qur’an dan
47
menyetorkan hafalannya kepada Ustadz/ustadzah ma’had yang
sudah dipercayakan untuk membimbing mahasantri dalam
menghafalkan Al-Qur’an.
b) Pengembangan Bahasa.
Bidang pengembangan bahasa asing (arab, inggris), di
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu pada pembelajaran formalnya
ter jadwalkan sebanyak 3 (tiga) kali dalam setiap minggunya.
Pendalaman kebahasaan tersebut dilaksanakan dengan jadwal; untuk
bahasa inggris (Grammar and Conversation) dilaksanakan setiap
hari Sabtu pukul 06.00 s.d 07.40 WIB. Bahasa Arab (Muhadatsah)
dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul 06.00 s.d 07.40 WIB. Dan
Pendalaman ilmu Nahwu dan Sharaf dilaksanakan setiap hari Kamis
pukul 15.50.00 s.d 17.30 WIB.
c) Pengembangan Kesenian dan Muhadarah.
Bidang kesenian dan bahasa di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Bengkulu tidak bisa lepas dari peran serta kegiatan muhadharah
sebagai media dalam pelaksanaannya. Mahasantri ma’had saat ini di
bidang seni telah mendalami seni rebana, marawis, drama, serta
nasyid. Pengembangan seni dan bahasa mahasantri ma’had juga
selalu ditampilkan pada program Muhadharah yang dilaksanakan
setiap hari kamis (malam jum’at) mulai ba’da Shalat isya. Dalam
muhadharah tersebut beberapa yang ditampilkan adalah Pidato
bahasa Arab, Inggris dan Indonesia, pentas seni Rebana dan Nasyid,
seni Drama, Pantomim dan lain-lain.
48
d) Pengembangan Ibadah.
Bidang pengembangan dan pengawasan ibadah harian
(mahdhah) mahasantri setiap harinya dikontrol oleh pengasuh
ma’had dan dibantu oleh Musyarif dan Musyrifah ma’had selama 24
jam. Shalat berjamaah lima waktu adalah kegiatan yang wajib dan
mutlak diikuti oleh semua mahasantri. Pengawasan sholat berjamaah
dilakukan dengan mengabsen semua mahasantri setelah selesai
shalat. Untuk shalat dhuhur dan asar, mahasantri mendapatkan
toleransi karena pada waktu-waktu tersebut masih banyak
mahasantri yang masih mengikuti kegiatan perkuliahan di kampus.
Peningkatan ibadah lainnya yang cukup membanggakan
adalah bahwa setiap ba’da shalat maghrib dan subuh semua
mahasantri memiliki rutinitas tadarus Al-Qur’an di mushalla ma’had.
Satu kali tadarus membaca 3 halaman, setiap harinya membaca Al-
Qur’an sebanyak 6 halaman, dan setiap 4 bulan Alhamdulillah
melalui rutinitas ini khataman Al-Qur’an berhasil dilaksanakan.
e) Olahraga
Bidang olah raga, Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu
memiliki beberapa fasilitas olah raga yang biasanya dimanfaatkan
oleh mahasantri pada hari Sabtu atau ahad pagi. Fasilitas penunjang
olah raga yang dimiliki oleh ma’had adalah lapangan bulu tangkis,
lapangan voli, lapangan sepak bola, dan tenis meja. Kegiatan olah
raga di ma’had juga dilengkapi dengan jadwal senam pagi setiap hari
ahad pagi, pada hari yang sama biasanya pengasuh ma’had juga ada
49
yang berolah raga tenis lapangan di lapangan tenis milik IAIN
Bengkulu.
5. Kepengurusan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu.
Adapun keadaan pengurus di ma’had Al-Jami’an Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu, sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Kepengurusan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu
No Nama Jabatan
1 H. Sirajuddin Pelindung
2 • H. Zulkarnain • Moh. Dahlan • H.Zulkarnain Dali
Pembina
3 H. M. Nasron Mudir/Direktur
4 Anwar Junadi Sekretaris
5 • Muhammad Jordy • Muhammad Yusuf
Staf bidang ibadah dan spiritual
6 Syahidin Staf bidang Ta’lim
7 Iwan Ramadhan Sitorus Staf bidang bahasa dan adm. Umum
8 Kurniawan Staf bidang Al-Qur’an dan humas
9 Esti Wahyu Kurniyawati
Staf bidang santri dan adm. Keuangan
6. Struktur Pengurus Ma’had Al-Jami’an IAIN Bengkulu.
Berikut ini adalah struktur Ma’had Al-Jami’ah Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu.
Tabel 4. 2 Struktur Pengurus Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu
REKTOR
Prof. Dr. H. Sirajudin. M.,
M.Ag. MH
DIREKTUR MA’HAD
50
Dr. H. M. Nasron. HK.,
M.Pd.I.
SEKRETARIS Anwar Junaidi, SE., M.Si.
STAF BID. IBADAH
DAN SPIRITUAL
STAF BID. SANTRI
DAN ADM. KEUANGA
N
STAF BID. AL-QUR’AN
DAN HUMAS
STAF BID. BAHASA
DAN ADM.
UMUM
STAF BID.
TA’LIM
1. Muhammad Jordy,
S.Ag.
Esti Wahyu Kurniawati,
M.Pd.
Kurniawan, M.Pd.
Dr. Iwan Ramadhan
Sitorus, MHI
H. Syahidin,
LC., MA.Hum
. 2. Muhamm
ad Yusuf
MUSYRIF/MUSYRIFAH MAHASANTRI
B. Hasil Penelitian
1. Profil Informan.
Untuk mengetahui mahasiswa terhadap Al-Qur’an Digital di
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu, maka peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan kepada informan. Maka dapat diperolah jawaban-jawaban
terhadap masalah yang penulis teliti, yaitu bagaimana persepsi
mahasiswa terhadap Al-Qur’an Digital.
Tabel 4. 3 Profil informan
No Nama Prodi/ Jurusan Semester Umur 1. Mira Ardita IQT/ Ushuludin VII 22 2. Yetri Agrisa KPI/ Dakwah VII 21 3. Siti Nurjanah Perbankan Syariah VII 21 4. Siti Khusnul Khatimah IQT/ Ushuludin VII 21 5. Winarni PBA/ Tarbiyah VII 21
51
2. Persepsi Mahasiswa Terhadap Al-Qur’an Digital.
Berikut ini adalah data dari hasil penelitian penulis di Ma’had Al-
Jami’ah IAIN Bengkulu, terkait dengan hasil wawancara dan observasi
dengan Mira Ardita selaku santri mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah, Yetri
Agrisa selaku santri mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah, Siti Nurjanah selaku
santri mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah, Siti Khusnul Khatimah selaku
santri mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah, Winarni selaku santri mahasiswa
Ma’had Al-Jami’ah.
a. Penyerapan terhadap Al-Qur’an digital.
1) Penggunaan Al-Qur’an Digital
Dari hasil wawancara dari 5 Mahasantri Ma’had Al-
Jami’ah IAIN Bengkulu yang diwawancarai menjelaskan bahwa
mereka semua menggunakan Al-Qur’an Digital, dan dua di
antaranya menjawabnya, seperti yang di sampaikan oleh Siti
Khusnul Khotimah, selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Bengkulu menyatakan bahwa :
“Saya menggunakan Al-Qur’an digital yang ada di smartphone, saya sering menggunakan Al-Qur’an Digital ketika saya dalam perjalanan atau bepergian, selain itu saya menggunakan Al-Qur’an Digital ketika di kelas pada saat saya tidak membawa Al-Qur’an.56
Pernyataan senada pun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
56
Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
52
“iya, saya menggunakan aplikasi Al-Qur’an Digital, saya menggunakannya hanya ketika dibutuhkan saja, seperti saat pembelajaran dikilas dan ketika saat bepergian pada saat itu tidak membawa mushaf Al-Qur’an.57 berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan,
tentang penggunaan Al-Qur’an Digital bahwa seluruh
narasumber yang penulis wawancarai mengatakan bahwa
mereka menggunakannya, namun hanya dua diantaranya yang
menjawab pertanyaan tersebut. Jadi bisa di simpulkan bahwa
rata-rata mahasiswa Ma’had IAIN Bengkulu menggunakan Al-
Qur’an Digital sebagai kebutuhan dalam pembelajaran maupun
untuk menghafal.
2) Versi Al-Qur’an Digital yang digunakan
Hasil wawancara pada informan Siti Khusnul Khotimah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
Al-Qur’an Digital yang saya gunakan adalah Al-Qur’an Indonesia, Panduan Muslim, dan Qur’an For Android. Gambaran dari penggunaan Al-Qur’an itu lebih mudah untuk digunakan, dengan tersedianya fitur pencarian perkata. Ketika kita menuliskan sebuah kata di halaman pencarian maka akan muncul ayat-ayat yang bersangkutan dengan kata yang kita cari. Kedua ada pengingat waktu Shalat, yang ditandai dengan adanya suara adzan, Selain itu adanya penunjuk arah kiblat. Aplikasi Al-Qur’an Digital selanjutnya yang digunakan adalah aplikasi Panduan Muslim. Yang di dalamnya ada pemberitahuan Hadist-Hadist harian, kata-kata mutiara, serta ada Tashbih yang dapat digunakan untuk Berdzikir, dan aplikasi tersebut dilengkapi juga dengan kisah-kisa para Nabi yang bisa kita baca secara gratis. Aplikasi
57
Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
53
selanjutnya adalah Qur’an For Android biasanya saya gunakan untuk menghafal karena tampilannya menyerupai Al-Qur’an Mushaf Utsmani.58
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Winarni, selaku
santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan bahwa :
“Aplikasi Al-Qur’an Digital yang saya gunakan adalah Mesin Pencari Sunnah. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melihat ayat-ayat dan terjemahan pada Al-Qur’an yang ingin kita cari dan ketahui. Selain itu terdapat pengingat waktu Shalat, dan ada juga fitur untuk pembelajaran Tajwid, serta artikel-artikel tentang Agama Islam. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan kamus terjemah Arab ke Indonesia maupun sebaliknya. Dan yang terakhir adanya dzikir pagi dan petang.59 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Yetri Agrisa,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Biasanya saya menggunakan aplikasi Qur’an For
Android, saya gunakan untuk mendengarkan Murotal, selain itu digunakan juga untuk mencari terjemahan Al-Qur’an baik per ayat maupun jumlah surat yang ingin kita cari dan lihat artinya.”60
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Aplikasi yang saya gunakan namanya Al-Qur’an, aplikasi ini sering saya gunakan ketika saya kuliah. Pada saat saya ingin mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi perkuliahan yang saya ikuti. Selain itu saya gunakan untuk mendengarkan murotal
58
Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
59 Winarni, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 60
Yetri Agrisiah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
54
saat uzur (haid), agar saya dapat selalu menjaga hafalan saya.61
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Siti Nurjanah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi Al-Qur’an Indonesia, aplikasi ini saya gunakan untuk mendengarkan murotal. Serta biasanya saya gunakan ketika perkuliahan tentang Tahfiz Al-Qur’an ketika saya lupa membawa Al-Qur’an, karena diwajibkan untuk seluruh mahasiswa membawa Al-Qur’an pada saat perkuliahan berlangsung.62 berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan,
tentang versi Al-Qur’an yang digunakan oleh mahasiswa
ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu dalam pendidikan agama
Islam ialah aplikasi Al-Qur’an digital yang ada pada playstore
ataupun IOS. Adapun aplikasi yang mereka gunakan diantaranya
yakni, aplikasi Al-Qur’an Indonesia, Al-Qur’an, Mesin Pencari
Sunnah, Qur’an For Android, Panduan Muslim. Mereka
biasanya menggunakan aplikasi tersebut di tempat-tempat
umum, seperti kelas, kantin, serta mereka gunakan juga ketika
sedang bepergian. Dengan adanya fitur-fitur seperti pengingat
waktu Shalat, mesin pencari baik terjemahan maupun per ayat.
Bahkan mereka gunakan sebagai muroja’ah maupun menghafal
dengan cara mendengarkan hasil rekaman para ulama-ulama
61
Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
62
Siti Nurjanah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
55
besar yang ada di dunia. Selain itu masih banyak fitur-fitur
lainnya yang mendukung para mahasiswa dalam pembelajaran
terutama tentang agama Islam.
3) Fitur Al-Qur’an Digital yang Digunakan
Hasil wawancara pada informan Siti Khusnul Khotimah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“semua fitur saya suka, tapi fitur yang sering saya gunakan yaitu sesuai dengan kondisinya, ketika saya ingin menghafal menggunakan aplikasi Qur’an For Android yang tampilannya menyerupai mushaf ustmani. Ketika saya ingin membaca dan ingin mengetahui terjemahan dari suatu ayat, maka saya menggunakan aplikasi Al-Qur’an yang ada terjemahannya.”63 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Winarni, selaku
santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan bahwa :
“Fitur yang saya sukai adalah fitur kamus terjemah, karena fitur yang ada dalam aplikasi ini dapat membantu saya untuk mencari sebuah terjemahan, dengan menggunakan kata kunci baik per ayat maupun perkata.”64 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Yetri Agrisa,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Fitur yang saya sukai itu mendengarkan murotal yang berfungsi untuk menghafal dan muroja’ah, selanjutnya ada terjemahan Al-Qur’an yang saya gunakan ketika ingin mengetahui makna dari ayat yang saya baca.”65
63 Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu),
Wawancara 09 Oktober 2020. 64 Winarni, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 65 Yetri Agrisa, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020.
56
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Penggunaannya lebih suka digunakan pada saat perkuliahan berlangsung, terus digunakan untuk mendengarkan murotal ketika sedang berada dalam keadaan berudzur.”66 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Siti Nurjanah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Sebenarnya fitur-fiturnya sangat bagus, namun saya sering menggunakannya dengan kebutuhan saya. Misalnya saya ingin mencari ayat dan terjemahannya maka saya menggunakan fitur pencarian agar lebih mudah dan efisien.”67 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan,
tentang fitur Al-Qur’an yang digunakan oleh mahasiswa
biasanya sesuai dengan kebutuhan, namun ada beberapa fitur
yang memang sering digunakan mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah
yakni, fitur pencarian dan murotal. Karena dari fitur tersebut
sering digunakan dalam pembelajaran baik dalam kelas maupun
tidak. Serta dengan kedua fitur tersebut sangat membantu para
mahasiswa dalam melakukan pembelajaran di bidang agama
Islam.
66 Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 67 Siti Nurjanah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 07
Oktober 2020.
57
4) Penggunaan Al-Qur’an Digital Pertama kali.
Hasil wawancara pada informan Siti Khusnul Khotimah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“saya menggunakan Aplikasi Al-Qur’an digital sejak awal saya mempunyai HP Android, sekitar semester dua tahun 2018, aplikasi Al-Qur’an digital sangat bagus, terutama untuk seorang muslim harus memiliki aplikasi ini di Handphone Nya. 68 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Saya menggukan Al-Qur’an digital sejak tahun 2017, ketika awal-awal saya masuk perkuliahan.”69 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan
tentang penggunaan Al-Qur’an Digital pertama kali pada
mahasiswa Ma’had IAIN Bengkulu sudah cukup lama yakni
pada tahun 2017. Penggunaannya dapat membantu para santri
dalam melakukan pendidikan. Al-Qur’an digital pertama kali
yang di terbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia
pada tahun 2016, dalam proses penerbitannya membutuhkan
waktu yang lumayan cukup lama. Pada era saat ini Al-Qur’an
Digital banyak diminati dan digunakan oleh muslim di seluruh
dunia.
68
Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
69 Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020.
58
5) Ketertarikan menggunakan Al-Qur’an Digital.
Hasil wawancara pada informan Siti Khusnul Khotimah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“yang membuat saya tertarik terhadap Al-Qur’an digital ini karena pada aplikasi Al-Qur’an digital tidak hanya mushaf digital saja tapi terdapat juga hal yang lain seperti Sirah Nabawi, kompas arah kiblat, dll.”70 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Yetri Agrisa,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“saya tertarik menggunakan Al-Qur’an digital karena dimana pun kita berada tanpa membawa mushaf, kita bisa terasa lebih dekat dengan Al-Qur’an.”71 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Hal yang menarik dari aplikasi Al-Qur’an digital yaitu proses pencarian ayatnya lebih mudah, kita cukup mengetik kata kuncinya maka ayat yang kita cari akan muncul.”72 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan
tentang ketertarikan menggunakan Al-Qur’an Digital yang di
tanggapi oleh narasumber yakni, penggunaannya cukup
membantu baik dalam belajar maupun menghafal dan
70
Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
71 Yetri Agrisiah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 72
Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
59
mengulang hafalan. Selain itu dengan adanya fitur-fitur yang
ada pada aplikasi Al-Qur’an Digital dapat mempermudah
mereka untuk menggunakannya. Dalam satu aplikasi terdapat
banyak fitur yang dapat disesuaikan dengan penggunanya, mulai
dari pencarian kata kunci, murotal, pengingat Shalat lima waktu,
sirah nabawiyah, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis dapat
menyimpulkan bahwa, penyerapan terhadap rangsangan atau objek
dari luar individu menurut mahasiswa terhadap Al-Qur’an digital,
bahwasannya Al-Qur’an digital itu digunakan dari kalangan orang-
orang yang baru mengerti manfaat teknologi. Selain itu Al-Qur’an
digital memiliki banyak fitur dan memberikan kemudahan terhadap
penggunanya. Fitur-fitur yang biasanya digunakan oleh mahasiswa
adalah fitur pencarian yang bisa mencari satu kata atau kalimat dari
ayat atau terjemahan Al-Qur’an, maka dari itu kata-kata yang kita
cari akan muncul. Selain penampilan Al-Qur’an digital yang
menyerupai mushaf ustmani juga membantu dan memudahkan
mahasiswa dalam menghafal serta muroja’ah.
Al-Qur’an digital digunakan untuk membantu dan menambah
tingkat ibadah mahasiswa. Aplikasi Al-Qur’an digital dirancang
sedemikian praktis serta memuat banyak sekali fitur keagamaan di
dalamnya, seperti MP3/murotal, tasbih digital, pengingat waktu
Shalat, hadist-hadist harian, pencarian perkata atau per ayat dan
lainnya. Dari banyak fitur yang diberikan sehingga ada respons dari
60
indra mahasiswa yang membuat ketertarikan untuk menggunakan
aplikasi Al-Qur’an sesuai kebutuhan mereka. Selain itu dengan
adanya fitur yang dapat mempermudah mahasiswa dalam
pembelajaran agama Islam membuat mereka menggunakan aplikasi
tersebut, terutama dalam hal mencari sumber-sumber atau hukum-
hukum Islam.
b. Pengertian Atau Pemahaman Al-Qur’an Digital.
1) Penggunaan Al-Qur’an Digital bagi Mahasiswa
Hasil wawancara pada informan Siti Khusnul Khotimah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Mempermudah kita untuk membaca Al-Qur’an pada saat kita berada ditempat umum, seperti kelas, kantin dan tempat-tempat umum lainya. Serta dilengkapi dengan fitur-fitur yang bermanfaat, selain itu aplikasi ini memiliki banyak faedah untuk selalu membaca Al-Qur’an. Saya biasanya menggunakan Qur’an For Android karena sudah sesuai dengan kebutuhan saya dalam menghafal Al-Qur’an, selain itu saya menggunakan aplikasi Al-Qur’an pedoman muslim. Karena memiliki fitur-fitur yang menarik seperti pengingat waktu Shalat dengan memberikan notifikasi suara adzan. Perbedaannya menurut saya lebih nyaman menggunakan mushaf Al-Qur’an dikarenakan jika menggunakan Al-Qur’an digital itu cahaya yang dipantulkan sangat terang dan dapat merusak mata. Serta bisa membuat pandangan pada mata tidak nyaman ketika terlalu lama menggunakannya.”73 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Winarni, selaku
santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan bahwa :
73
Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
61
“Dalam perkembangan Al-Qur’an Digital memberikan kemudahan serta membantu penggunanya pada saat ingin membaca Al-Qur’an. Selain itu lebih efektif ketika dibawa bepergian kemanapun. Perbedaan dari keduanya terletak pada sudut pandangan mata, jika Al-Qur’an digital yang terletak pada Hand Phone itu terdapat radiasi yang bisa merusak mata, sehingga tidak efektif untuk digunakan terus menerus. Jika menggunakan mushaf Al-Qur’an pandangan mata akan terlihat lebih nyaman, dan tidak adanya radiasi yang dapat merusak mata ketika kita membacanya, serta nyaman digunakan ketika membaca dan menghafal.”74
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Yetri Agrisa,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Menurut saya pribadi perkembangan Al-Qur’an Digital ini sangat bagus, dan sangat membantu sekali terutama bagi wanita yang sedang mengalami datang bulan. Karena dapat digunakan untuk muroja’ah hafalan ketika tidak diperbolehkan untuk memegang mushaf Al-Quran. Aplikasi yang saya gunakan adalah Qur’an For Android, karena ada salah seorang teman saya yang memberikan rekomendasi untuk menggunakan Al-Qur’an tersebut. Jika dalam segi membaca saya lebih nyaman menggunakan mushaf Al-Qur’an, karena bisa lebih fokus dan khusyuk pada saat membacanya. Sedangkan Al-Qur’an digital itu ketika saya menggunakannya tidak bisa fokus apa lagi ketika ada notifikasi Whatsapp
masuk, maka pandangan akan teralihkan pada Whatsapp bukan pada Al-Qur’an.”75 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Menurut saya perkembangan Al-Qur’an digital ini sudah sangat cukup baik, karena dilengkapi oleh berbagai fitur yang mempermudah penggunanya dalam
74
Winarni, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
75 Yetri Agrisiah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020.
62
melakukan sesuatu menggunakan Al-Qur’an Digital. Contohnya seperti saya ingin mencari ayat yang berkaitan dengan pendidikan maka saya hanya perlu menuliskan kata kuncinya saja, dan tidak harus membuka berlembar-lembar dan membaca ayat per ayat dalam Al-Qur’an. Kalau untuk membaca sama bagusnya, tapi jika untuk menghafal saya lebih suka menggunakan mushaf Al-Qur’an usmani.”76 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Siti Nurjanah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Al-Qur’an Digital itu sangat simpel, dan mudah di bawa kemana-mana terutama aplikasi yang ada di Smart
Phone, karena perkembangan teknologi sehingga orang banyak menggunakan smartphone untuk memudahkan dalam menyelesaikan aktivitas dan kegiatan mereka. Maka dari itu banyak orang yang menggunakan aplikasi Al-Qur’an atau Al-Qur’an Digital sebagai alternatif mereka dalam membaca maupun menghafal. Saya menggunakan aplikasi Al-Qur’an Indonesia, awalnya saya pernah menggunakan aplikasi lain yang tampilannya per ayat dan perterjemaahan. Suatu ketika saya melihat teman yang menggunakan Al-Qur’an digital yang tampilannya menyerupai tampilan mushaf Al-Qur’an, kemudian saya tertarik untuk menggunkanya.”77 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan
tentang pesan terhadap penggunaan Al-Qur’an Digital yakni,
dengan dilengkapinya fitur-fitur yang menarik dan belum ada di
dalam kitab Al-Qur’an biasa, sehingga Al-Qur’an digital mudah
untuk digunakan, dan dengan simpel dapat di bawa kemanapun
terutama jika sedang bepergian jauh. Al-Qur’an Digital juga
dilengkapi dengan berbagai fitur yang bermanfaat, baik dari sisi
76
Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
77
Siti Nurjanah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
63
keilmuan maupun dari sisi kebutuhan kita sebagai muslim.
Namun dengan banyaknya kelebihan dari Al-Qur’an Digital ada
beberapa kekurangan yang terdapat pada medianya yakni smart
phone yang mana hasil radiasi sinar yang dipantulkan atau di
berikan ke mata jika terlalu lama dapat merusak mata dan tidak
efektif jika untuk digunakan dalam jangka waktu panjang.
Selain itu ada beberapa orang yang tidak bisa fokus karena
iritasi dari sinarnya sehingga mata menjadi sakit.
2) Manfaat Penggunaan Al-Qur’an Digital.
Hasil wawancara pada informan Siti Khusnul Khotimah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Manfaat Al-Qur’an Digital bagi saya adalah untuk membantu saya dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an ketika berada ditempat umum tanpa harus membawa mushaf Al-Qur’an serta dapat digunakan di dalam keramaian seperti kelas, kantin dan tempat-tempat umum lainnya.”78 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Winarni, selaku
santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan bahwa :
“Manfaatnya yaitu mempermudah untuk menghafal dan membaca ketika berada ditempat umum. Selain itu Al-Qur’an digital memiliki fitur pengingat waktu Shalat dengan bunyi notifikasi suara azan dan ini sangat bermanfaat ketika kita berada di perjalanan. Selain itu Al-Qur’an digital mempermudah kita mencari terjemahan maupun ayat-ayat yang ingin kita ketahui.”79
78 Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu),
Wawancara 09 Oktober 2020. 79 Winarni, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020.
64
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Yetri Agrisa,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Manfaatnya menggunakan Al-Qur’an digital adalah dapat mempermudah saya dalam menghafal ataupun muroja’ah. Ketika saya ingin mengulang hafalan saya biasanya saya mendengarkan murotal yang tersedia dalam Al-Qur’an digital. Selain membaca hafalan kita akan lebih baik jika mendengarkannya.”80 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Manfaatnya bagi saya yaitu membantu saya dalam pembelajaran perkuliahan. Biasanya saya menggunakan fitur pencarian ayat untuk menyelesaikan tugas kuliah serta membantu saya dalam menghafal dan mengulang hafalan saya ketika berada di dalam kelas.”81
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Siti Nurjanah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Saya menggunakan Al-Qur’an digital ketika saya berada di kelas pada saat jam perkuliahan, selain itu saya menggunakan Al-Qur’an digital untuk menghafal karena Al-Qur’an yang ada dalam handphone sangat praktis untuk dibawa kemana-mana.”82 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan
tentang manfaat dari penggunaan Al-Qur’an Digital yakni Al-
80 Yetri Agrisiah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 81 Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 82 Siti Nurjanah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 07
Oktober 2020.
65
Qur’an Digital selain memilik fitur yang beragam juga memilik
manfaat yang sangat besar baik untuk mempermudah dalam
menghafal Al-Qur’an dengan cara membaca dan
mendengarkannya melalui rekaman murotal. Selain itu Al-
Qur’an Digital juga dapat membantu dalam menunjang
pendidikan agama seperti mencari ayat-ayat Al-Qur’an dengan
menggunakan kata kunci, ilmu tafsir, tajwid, sejarah, serta
tulisan-tulisan ilmiah tentang Islam, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis dapat
menyimpulkan bahwa, tentang pengertian dan pemahaman terhadap
perkembangan Al-Qur’an Digital bahwasannya Al-Qur’an digital itu
merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi dari sisi
keagamaan. Perkembangannya berdampak positif bagi penggunanya,
karena penggunaan Al-Qur’an Digital ini mempermudah pengguna
untuk beribadah terutama untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Selain itu banyak sekali fitur-fitur yang ada pada Al-Qur’an Digital
sehingga pengguna cukup menginstal salah satu Al-Qur’an Digital,
pengguna sudah bisa memanfaatkan beberapa fitur yang ada di
dalamnya. Contohnya aplikasi pedoman muslim yang mana terdapat
beberapa fitur di dalamnya, diantaranya pemberitahuan hadist-hadist
harian, tasbih digital yang digunakan untuk berzikir dan masih
banyak fitur-fitur lainnya.
Mereka menggunakan Al-Qur’an digital dikarenakan sesuai
dengan kebutuhan mereka dalam menyelesaikan materi perkuliahan
66
mereka. Sehingga menimbulkan rasa membutuhkan untuk
menggunakan Al-Qur’an digital tersebut baik dalam perkuliahan
maupun dalam hal menghafal Al-Qur’an. Setiap aplikasi memiliki
ciri dan kelebihannya masing-masing sesuai yang dibutuhkan oleh
penggunanya, diantaranya aplikasi Qur’an For Android yang
digunakan mahasiswa untuk menghafal Al-Qur’an karena
tampilannya seperti mushaf ustmani. Selain itu dalam Al-Qur’an
digital ada juga yang menggunakan fitur pencarian yang digunakan
untuk mencari suatu kata atau ayat yang ingin diketahui, selain itu
fitur murotal untuk mengulang menghafal, dan ada juga yang
menggunakan fitur kamus penterjemahan untuk mencari kosakata
bahasa arab untuk pembelajaran pada saat perkuliahan. Sehingga Al-
Qur’an Digital bermanfaat baik dalam hal beribadah maupun dalam
proses pembelajaran ilmu pendidikan Agama Islam.
c. Penilaian dan Evaluasi
1) Penilaian Terhadap Aplikasi Al-Qur’an Digital.
Hasil wawancara pada informan Siti Khusnul Khotimah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Menurut saya pribadi Al-Qur’an digital sudah cukup bagus, selain itu Al-Qur’an digital cukup membantu saya dalam proses pembelajaran agama, dan bisa digunakan kapan pun.83
83
Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
67
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Winarni, selaku
santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan bahwa :
“Menurut saya Al-Qur’an digital itu sangat bagus karena dalam satu aplikasi terdapat beberapa fitur yang sangat bermanfaat. 84 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Yetri Agrisa,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Menurut saya aplikasi Al-Qur’an digital ini bagus sekali, karena sangat membantu saya dalam menghafal, membaca maupun mengulangi hafalan saya. Biasanya saya mengulangi hafalan dengan cara membacanya maupun dengan mendengarkan murotal-murotal yang sudah tersedia pada aplikasi tersebut.85 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Menurut saya Al-Qur’an digital itu sudah bagus karena dalam keadaan tertentu dapat membantu saya bahkan setiap hanphone seorang muslim harus memiliki Al-Qur’an digital. Terkadang ketika ingin membaca Al-Qur’an ditempat umum takutnya dikatakan orang lain kita riya’.”86 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Siti Nurjanah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
84
Winarni, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
85 Yetri Agrisiah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 86
Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
68
“Al-Qur’an digital itu lebih praktis, karena setiap orang mempunyai HandPhone Android sehingga mudah untuk di bawa kemanapun.”87 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan
tentang penilaian terhadap aplikasi Al-Qur’an Digital, jawaban
dari narasumber sangat bagus untuk penilaiannya, karena selain
memiliki banyak fitur, Al-Qur’an Digital juga praktis dan
bermanfaat bagi penggunanya. Hanya dengan menggunakan
satu aplikasi mereka sudah bisa mendapatkan banyak layanan
yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Jadi tidak harus
memiliki banyak alat atau buku untuk melakukan pencarian
mengenai pembelajaran Agama Islam, namun cukup dengan
menggunakan satu aplikasi saja kita sudah dapat mengakses
dengan fitur-fitur yang ada di dalamnya.
2) Keunggulan dan kekurangan Al-Qur’an Digital.
Hasil wawancara informasi pada informan Siti Khusnul
Khotimah, selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu
menyatakan bahwa :
“Al-Qur’an digital mudah untuk dibawa kemana-mana, yang memudahkan kita saat sedang uzur atau tidak suci bisa membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf. Kekurangan Al-Qur’an digital yaitu memerlukan memori handphone yang besar, karena semuanya harus di download dan harus di perbaharui.”88
87
Siti Nurjanah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
88 Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu),
Wawancara 09 Oktober 2020.
69
Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“keunggulan Al-Qur’an digital yaitu mudah dibawa kemana-mana, dan mudah digunakan dalam satu aplikasi terdapat beberapa fitur seperti murotal, penunjuk arah kiblat dan masih banyak lainnya. Untuk kekurangan Al-Qur’an digital yaitu berbeda keafdhalannya dengan membaca mushaf.”89 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Yetri Agrisa,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“selain mudah dibawa kemana-mana, Al-Qur’an digital juga bisa mendengar dan membacanya kapan saja dan dimana saja. Kekurangannya ada sebagian huruf dan harakat itu salah atau terlalu rapat jadi susah untuk membacanya.90 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan
tentang keunggulan dan kekurangan Al-Qur’an Digital yakni,
Al-Qur’an Digital adalah sebuah aplikasi smart phone yang
dibuat untuk mempermudah umat Islam dalam menghafal dan
membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an Digital memiliki banyak
kelebihan yakni selain mudah di bawa dan digunakan
dimanapun, kapan pun, serta kemanapun kita pergi tanpa harus
memakan banyak tempat. Jadi lebih praktis dan mudah untuk
membawanya. Selain itu banyak fitur yang terdapat dalam satu
aplikasi baik berupa penunjuk arah kiblat, pengingat adzan,
89
Winarni, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09 Oktober 2020.
90 Yetri Agrisiah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020.
70
sirah nabawiyah, dan masih banyak lagi fitur-fitur yang bisa
digunakan dan nikmati oleh kita.
Sedangkan kekurangannya yakni terdapat beberapa
aplikasi yang penulisannya masih sulit di baca sehingga
menimbulkan banyak kesulitan ketika membacanya. Selain itu
harus menggunakan banyak biaya karena ada beberapa aplikasi
yang diharuskan mendownload terlebih dahulu fitur-fitur yang
ingin kita gunakan.
3) Harapan kedepannya terhadap perkembangan Al-Qur’an Digital.
Hasil wawancara pada informan Siti Khusnul Khotimah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Harapan saya tingkatkan lagi fiturnya untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan Al-Qur’an Digital misalnya ketika pengguna ingin mendengarkan murotal seharusnya tidak perlu mengunduh MP3nya terlebih dahulu.”91 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Winarni, selaku
santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan bahwa :
“Untuk harapan kedepanya, dalam Al-Qur’an Digital agar bisa menambahkan lebih banyak murotal dari suara imam-imam terutama imam-imam Indonesia.”92 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Yetri Agrisa,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
91 Siti Khusnul Khatimah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu),
Wawancara 09 Oktober 2020. 92 Winarni, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020.
71
“Saya berharap di dalam Al-Qur’an Digital dapat di tambah berbagai macam Qori’ terutama yang ada di Indonesia. Karena untuk saat ini murotal Al-Qur’an Digital masih didominasi oleh Qori’ dari timur tengah.”93 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Mira Ardita,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
“Harapan saya untuk kedepannya untuk Al-Qur’an digital terutama, terutama di fitur murotalnya ditambah oleh Qori’ dan Qoriah Indonesia terutama dikalangan anak-anak.”94 Pernyataan senadapun dinyatakan oleh Siti Nurjanah,
selaku santri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu menyatakan
bahwa :
Harapannya saya untuk Al-Qur’an digital ini agar menjadi lebih bagus, dan mempermudah penggunanya agar tidak mengunduh MP3 murotal terlebih dahulu.”95
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan,
tentang harapan kedepannya terhadap perkembangan Al-Qur’an
Digital yakni meningkatkan lagi pelayanan dan fitur-fitur yang
ada di dalamnya, terutama dalam fitur murotalnya yang harus
mendownload terlebih dahulu sebelum kita mendengarkannya.
Sehingga membutuhkan banyak biaya dan penyimpanan. Selain
itu dalam fitur murotal yang biasanya hanya diisi oleh Qori’ dari
timur tengah, seharusnya Al-Qur’an digital juga menambahkan
para Qori’ yang berasal dari Indonesia. Karena lebih mudah
93 Yetri Agrisiah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 94 Mira Ardita, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020. 95 Siti Nurjanah, (Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah IAIN Bengkulu), Wawancara 09
Oktober 2020.
72
untuk dipelajari dalam hal membaca Al-Qur’an menggunakan
irama.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, penulis dapat
menyimpulkan bahwa penilaian dan hasil evaluasi tentang Al-Qur’an
Digital yang memiliki nilai yang positif dari penggunanya. Selain dengan
fitur-fitur yang dapat memudahkan penggunanya Al-Qur’an Digital juga
praktis untuk dibawa kemana-mana tanpa harus memakan bayak tempat
dan beban. Selain itu Al-Quran Digital juga bisa menjadi alternatif bagi
para wanita yang sedang melaksanakan haid, ketika sedang pembelajaran
hukum-hukum Agama Islam yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an Digital banyak sekali terkandung nilai-nilai
Islam yang mudah kita dapatkan hanya dengan mengakses fitur-fitur dari
Al-Qur’an Digital tersebut. Dan masih banyak lagi keunggulan dari Al-
Qur’an Digital tersebut. Walau banyak keunggulannya namun masih ada
kekurangan dari Al-Qur’an in, yakni kurang efektif jika digunakan dalam
jangka panjang, dan memakan banyak biaya. Harapan yang diinginkan
oleh penggunanya terutama mahasiswa Ma’had IAIN Bengkulu adalah
menambahkan para Qori’ untuk mengisi murotalnya, terutama Qori’ dari
Indonesia.
3. Analisis Penelitian
Bagaimana persepsi Mahasiswa Terhadap Al-Qur’an Digital dalam
Pendidikan Agama Islam? Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis
lakukan, selanjutnya penulis melakukan analisis terhadap hasil penelitian
dalam bentuk deskriptif analisis yaitu, dengan cara menggambarkan data
73
yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Untuk menganalisis hasil
penelitian penulis perlu menginterpresentasikan sebuah kesan, pendapat,
atau pandangan sesuatu dari hasil wawancara penulis dengan beberapa
informan yang telah penulis laksanakan, yaitu: Bagaimana Persepsi
mahasiswa terhadap Al-Qur’an digital dalam pendidikan agama Islam.
Persepsi adalah sebagai suatu proses pengenalan atau identifikasi
sesuatu dengan menggunakan panca indera. Persepsi sendiri adalah
sebuah istilah yang sudah sangat familiar didengar dalam percakapan
sehari-hari. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata persepsi berarti
tanggapan (penerimaan) secara langsung dari sesuatu, serapan atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.96 Menurut
Walgito persepsi merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris, kemudian
diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan
mengerti tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut persepsi.97
Sedangkan pendidikan agama Islam Menurut Abdul Majid dan
Dian Andayani dalam buku Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi bahwa Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan pesertadidik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
96 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT.Gramedia
PustakaUtama, 2008), h.106 97 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, h.54
74
persatuan bangsa. Dalam hal ini, pendidikan agama Islam merupakan
suatu aktivitas yang disengaja untuk membimbing manusia dalam
memahami dan menghayati ajaran agama Islam serta dibarengi dengan
tuntutan untuk menghormati penganut agama lain.
Menurut Azizy yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian
Andayani mengemukakan bahwa esensi pendidikan yaitu adanya proses
transfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua kepada
generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu ketika
kita menyebut pendidikan agama Islam, maka akan mencakup dua hal (a)
mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak
Islam; (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam
subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.98
Adapun hasil temuan yang penulis temukan di lapangan, bahwa
ada tiga unsur pada persepsi mahasiswa terhadap Al-Qur’an digital dalam
pendidikan agama Islam, sebagai berikut:
1. Penyerapan Terhadap Al-Qur’an Digital dalam Pendidikan Agama
Islam.
Rangsang atau objek yang diserap dan diterima oleh panca
indera, baik penglihatan, pendengaran, perabaan, pencium, dan
pengecap secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.99 Dalam
konteks penelitian ini, penyerapan terhadap Al-Qur’an Digital dalam
pendidikan agama Islam adalah penggunaan aplikasi Al-Qur’an
98 Elihami & Abdullah Syahid, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami, Jurnal Edumaspul, 2 (1), 2018, h.84 99 BimoWalgito, Pengantar Psikologi Umum, h. 55
75
Digital untuk melakukan pembelajaran di kelas dapat disesuaikan
dengan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi tersebut.
Selain mempermudah aplikasi Al-Qur’an Digital juga menjadi
sebuah tempat atau wadah untuk pembelajaran pendidikan Agama
Islam, yang di dukung oleh fitur kajian sirah Nabawiyah, hukum
Tajwid, Tafsir, artikel-artikel yang mengkaji tentang Islam, dan masih
banyak lagi fitur-fitur lainya yang berkaitan dengan pendidikan agama
Islam. Al-Qur’an Digital digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan
rujukan dalam proses perkuliahan terutama dalam bidang Agama
Islam.
2. Pengertian atau Pemahaman Terhadap Al-Qur’an Digital dalam
Pendidikan Agama Islam.
Pemahaman adalah suatu gambaran atau kesan yang ada di
dalam otak kemudian gambaran tersebut di organisir dan digolongkan,
dibandingkan, serta diinterpretasi sehingga terbentuk pengertian dan
pemahaman.100 Dalam konteks ini pengert ian atau pemahaman
terhadap Al-Qur’an Digital dalam pendidikan Agama Islam adalah
dengan berkembangnya teknologi, Al-Qur’an mulai menyesuaikan
agar pemahaman tentang nilai-nilai pendidikan Agama Islam tetap
terjaga. Selain itu menimbulkan efek yang besar terhadap peradaban
Islam dan memberikan kemudahan bagi penggunanya.
Pengguna Al-Qur’an Digital menyesuaikan fungsi dan manfaat
untuk melakukan proses pembelajaran Agama Islam. Sehingga
100 BimoWalgito, Pengantar Psikologi Umum, h.55
76
pemahaman tersebut berubah menjadi sebuah jalan dalam menerapkan
suatu nilai yang terkandung didalam-Nya, yakni menerapkan yang ada
pada Al-Qur’an Digital terhadap diri kita dalam membentuk moral
yang sesuai dengan Pendidikan Agama Islam.
Dalam pendidikan agama Islam kita belajar tentang aqidah dan
akhlak yang mengatakan bahwa tuhan itu satu yaitu Allah SWT.
Dalam konteks tersebut kita bisa menggunakan Al-Qur’an digital
sebagai alat pencarian ayat yang menjelaskan bahwa tuhan itu satu
beserta tafsirnya.
3. Penilaian atau Evaluasi Terhadap Al-Qur’an Digital dalam Pendidikan
Agama Islam.
Penilaian adalah sesuatu yang terbentuk dari pemahaman
individu yang membandingkan antara yang satu dengan yang lain
sehingga memperoleh kriteria yang dimiliki secara subjektif, serta
hasil akhir dari penyerapan dan pemahaman.101
Dalam konteks ini penilaian atau evaluasi terhadap Al-Qur’an
Digital dalam pendidikan Agama Islam adalah penilaian yang
dimilikinya terhadap pendidikan agama Islam sanggatlah positif,
dengan banyak sekali kelebihan yang dimiliki oleh Al-Qur’an digital,
baik itu secara kasat mata atau tidak. Keunggulan yang sangat
dirasakan dari penggunaan Al-Qur’an digital yakni memudahkan
penggunanya untuk melakukan pembelajaran dan hafalan secara
praktis serta menghemat beban dan tempat.
101 BimoWalgito, Pengantar Psikologi Umum, h.55
77
Kekurangan dari Al-Qur’an digital ialah tidak bisa digunakan
dalam jangka waktu yang panjang karena Al-Qur’an digital
menggunakan media hanphone, ketika kita menggunakannya terlalu
lama maka akan merusak kesehatan mata dan ada beberapa dari
mereka yang tidak bisa fokus serta terlalu lama melihat layar
smartphone. Sedangkan harapan dengan adanya Al-Qur’an digital
terhadap pendidikan agama Islam dibidang dunia teknologi yaitu
memberitahu bahwasannya Islam saat ini dalam dunia pendidikan
sudah mengalami perkembangan dan kemajuan serta dapat
memotivasi para ilmuan-ilmuan muda Islam lainnya untuk
mengembangkan dan menjaga agama Islam agar bisa maju seperti
dinasti Abasyiah pada masa lalu.
78
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang penulis lakukan
mengenai persepsi mahasiswa terhadap Al-Qur’an digital dalam pendidikan
agama Islam, dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga indikator penting
yang menimbulkan persepsi seseorang terhadap sebuah objek, yakni;
penyerapan terhadap rangsangan atau objek dari luar individu. Dimana dalam
hal ini Al-Qur’an digital yang menjadi objeknya, sehingga timbullah
penyerapan rangsangan dari penggunaan aplikasi Al-Qur’an digital.
Mahasiswa menggunakan Al-Qur’an digital karena sesuai dengan kebutuhan
mereka. Dalam aplikasi Al-Qur’an digital terdapat fitur-fitur islami yang
sangat bermanfaat bagi mereka, seperti tampilan Al-Qur’an digital yang
menyerupai mushaf Al-Qur’an pojok yang digunakan saat mereka menghafal,
selain itu fitur murotal yang bisa diputar kapan saja, fitur petunjuk arah kiblat
yang bisa mereka gunakan ketika ingin Shalat pada saat lagi bepergian, dan
masih banyak lainnya.
Hal penting selanjutnya yaitu pengertian dan pemahaman terhadap
Al-Qur’an digital. Yang mana adanya faktor external yang mengakibatkan
seseorang dapat memahami nilai-nilai Islam melalui Al-Qur’an digital. Dalam
hal ini mahasiswa paham terhadap manfaat dari penggunaan Al-Qur’an
digital. Pada saat ini aplikasi Al-Qur’an digital harus dimiliki oleh setiap
muslim karena fitur-fiturnya sesuai dengan kebutuhan sebagai seorang
79
muslim. Banyak sekali manfaat dari Al-Qur’an digital seperti memberi
pemahaman ilmu tajwid, berzikir, dan lainnya.
Selanjutnya penilaian dan evaluasi terhadap Al-Qur’an digital
memiliki banyak sekali keunggulannya bagi pengguna, diantaranya mudah
dibawa pada saat bepergian selain itu mengingat kita ketika datangnya waktu
Shalat dan bisa digunakan saat wanita sedang haid. Al-Qur’an digital juga
memiliki kekurangan yaitu tidak bisa digunakan terlalu lama karena dapat
menyebabkan kerusakan pada mata dan kurang khusyuk’ dalam membaca Al-
Qur’an digital. Harapan kedepannya Al-Qur’an digital selalu
mengembangkan fitur-fitur dan mudah digunakan bagi seorang muslim.
B. SARAN
Saran penulis yang dapat utarakan, terutama ditujukan untuk
pengembang Al-Qur’an digital, agar dapat meningkatkan fiturnya, sesuai
dengan keinginannya yang hendak dicapai. Seperti aplikasi yang
mengembang banyak fitur tetapi ayat Al-Qur’an nya buram dan tidak jelas
sehingga membuat mata pembaca sakit, untuk apa, lebih baik fitur sedikit tapi
dapat membaca Al-Qur’an dengan jelas.
Sementara untuk insan akademis, dapat memperkaya bahasanya
seputar topik penggunaan Al-Qur’an digital, agar kemudian memperkaya
rujukan masyarakat tentang bagaimana baiknya ketika dihadapkan pada Al-
Qur’an digital apakah memposisikannya sebagai mushaf atau
menganggapnya hanya sebagai aplikasi saja.
80
DAFTAR PUSTAKA
Al-Kahil, Abdud Daim. 2010. Easy Metode Mudah Menghafal Al-Qur’an. Etoz Publishing
Aminudin. 2005. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ammar, Abu & Abu Fatiah Al-Adnani. 2018. Negeri-Negeri Penghafal Al-
Qur’an. Solo: Al-Wafi.
Anwar, Khairul & Mushaddad. 2014. Status Al-Qur’an digital Dari Perspektif
Fiqh. Vol. 9 No 10.
Arsyad, Azhar. 2009 Media Pembelajara. Jakarta: PT raja Grafindo Persada.
Bahasa, Pusat. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Elihami & Abdullah Syahid. 2018. Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami. Jurnal Edumaspul, 2 (1).
Hidayat, Syarif. 2016. Al-Qur’an Digital (Ragam Pembahasan dan Masa Depan). Jurnal Studi Islam. Vol.1 No.1.
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Kholik, Abd. 2013. Legalitas Riwayat Asbab Al-Nuzul Telaah Historis Konteks
Turunnya Ayat Al-Qur’an. Jurnal Teologia. Vol.24 No.1.
Khon, Abdul Majid. 2013. Praktikum Qira’at: Keanehan Bacaan Al-Qur’an
Qira’at Ashim dari Hafash. Jakarta: Amzah.
Maesaroh,Siti. 2013. Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Jurnal Kependidikan. Vol. 1.
Malcolm Hardy, Steve Heyes. 1988. Pengantar Psikoogi. Jakarta: Erlangga.
Masduki,Yusron. Sejarah Turunnya Al-Qur’an Penuh Fenomenal (Muatan Nilai-
nilai Psikologi Dalam Pendidikan). Medina-Te. Vol.16. No.1.
Moleong, Lexy. J . 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. nilai Psikologi Dalam Pendidikan). Medina-Te, Vol.16, No.1, Juni 2017. h.40
Rahman, Abdul. Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam - Tinjauan
Epistemologi Dan Isi – Materi. Jurnal Eksis. Vol.8 No.1.
Rahmayani, Tati. 2018. Pergeseran Otoritas Agama dalam Pembelajaran Al-
Qur’an. Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Vol.3, No.2.
81
RI, Kementrian Agama. 2014. Al-QuAl-Qur’anran Dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penterjemah Al-Qur’an.
Ridwan. Fungsi Al-Qur’an dan Pentingnya membaca Al-Qur’an, diakses dari https://ridwan202.wordpress.com/2009/03/06/fungsi-al-qur’an-dan-pentingnya-membaca-al-qur’an/. pada tanggal 30 November 2019.
Shihab, Quraish. 2008. Sejarah dan Ulum Al-Qur’an. Jakarta: Pusataka Firdaus.
Shihab,Quraish. 1994. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.
Siddieqy, Habsi. 1966. Ash Tafsir Al Bayan. Bandung: PT Al-Ma’arif.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprayogo, Imam dan Thobroni. Metodologi Penelitian Sosial dan Agam.
Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyudidn & M.Saifullah. 2013. Ulum Al-Qur’an, Sejarah dan
Perkembangannya. Jurnal Sosial Humaniora. Vol.6 No.1
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Recommended