View
77
Download
6
Category
Preview:
DESCRIPTION
Laporan
Citation preview
I. Judul :Pertumbuhan Pucuk
II. Tujuan :Untuk mengetahui letak daerah morfologi mana yang
terutama terjadi pertumbuhan pucuk tumbuhan
III. Tinjauan Pustaka :
Pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang melangsungkan
kehidupannya.Seluruh organisme yang masih hidup melakukan pertumubuhan
guna menambah massa, volume maupun tinggi tubuh organisme. Tidak terkecuali
pada tanaman.Tanaman juga melakukan pertumbuhan sebagai salah satu ciri
makhluk hidup. Tumbuhan tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari
satu sel zigot menjadi embriokemudian menjadi satu individu yang mempunyai
akar, batang dan daun (Prawinata, W.2011).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang
tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara irreversible yaitu tidak dapatkembali ke bentuk semula. Perkembangan
adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuhdan tingkat kedewasaan
(Subowo.2009).
Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh
bagiantubuh yang secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam
berat atau ukurandari seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan
merupakan bertambahnyafungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh,
kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh
(Latunra, A. Ilham. 2012).
Perkembangan adalah penjumlahan seluruh perubahan secara progresif
merincikantubuh organism. Zigot tumbuhan adlah sebuah sel tunggal yang tidak
memiliki kemiripanapapun dengan organisme yang akan dibentuknya nanti. Tiga
proses perkembangan yangsaling tumpang tidih merubah sel telur yang dibuahi itu
menjadi sebuah tumbuhan : pertumbuhan, morfogenesis dan diferensiasi seluler
(Prawinata, W.2011).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor
dalamdan faktor luar. Faktor dalam adalah faktor yang terdapat di dalam tubuh
organisme, antaralain faktor genetic yaitu :
1. Gen
Gen penentu pertumbuhan dan perkembangan terdapat didalam sel. Sel
merupakan kesatuan hereditas karena didalamnya terdapat gen yang
bertanggung jawab dalam pewarisan sifat keturunan atau hereditas. Gen
juga berperan sebagai pembawa kode untuk pembentukan protein,enzim
dan hormon. Enzim dan hormon mempengaruhi berbagai reaksi
metabolisme untuk mengatur dan mengendalikan pertumbuhan. Setiap sel
hidup yang terdapat dalam organisme akan memperoleh kelengkapan
genetik yang diturunkan dari induknya dan merupakan sumber informasi
untuk melaksanakan pertumbuhan dan perkembangan
2. Hormon
Hormon tumbuhan sering disebut fitohormon. Hormon tumbuhan adalah
suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan dan
kemudian diangkut ke bagian lain,yang dengan konsentrasi rendah
menyebabkan suatu dampak fisiologis, Peran hormon adalah merangsang
pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel dan ada yang
menghambat pertumbuhan (Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L.
Mitchell. 1991).
Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat
meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah
lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris. Selanjutnya sel-sel dekat
ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan
pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan
zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan
turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium
dan meristem dasar (Campbell et al. 1999).
Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan
sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel
bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Disini sel-sel memanjang sampai
sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke
depan. Meristem akan mandukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan
menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut. Proses
pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di
bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan
pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus
menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas (Campbell
et al. 1999).
Pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih
jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa
sentimeter dibawah ujung (tunas). Sedangkan pertambahan panjang tiap lokus
pada akar tidak diketahui pertambahan panjang terbesar dikarenakan kecambah
mati (Subowo.2009).
Menurut Mashudi et al. (2008: 3) mengatakan pemangkasan pada bagian
atas tanaman akan menstimulasi tumbuhnya tunas-tunas baru pada bagian aksiler
batang. Jumlah tunas yang tumbuh dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur
pohon, ukuran pohon, tinggi pangkasan, kondisi lingkungan, jarak tanam, waktu
dan stimulasi hormon. Semakin tua umur tanaman maka kemampuan untuk
menghasilkan trubusan berkurang. Selain itu, kondisi lingkungan sangat
mempengaruhi pertumbuhan tunas antara lain kelembaban, status unsur
hara/kesuburan media dan penyinaran cahaya matahari (Subowo.2009).
Pembentukan cabang merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan
luas daun per tanaman. Kemampuan membentuk cabang akan menurunkan
sensitivitas hasil tanaman terhadap jumlah populasi yang dalam hal ini terkait
dengan luas daun. Namun demikian, pembuangan tunas ketiak secara visual
mempengaruhi postur tanaman. Tanaman tanpa tunas ketiak memperlihatkan
postur yang jangkung. Tanaman mengompensasi pemangkasan tunas ketiak
kepada pertumbuhan cabang ke atas, sehingga tanaman menjadi sangat tinggi.
Sebaliknya, tanaman dengan tunas ketiak memiliki postur yang lebih pendek
(Hatta, 2012: 83).
Menurut Adinugraha et al. (2012: 100) mengatakan terdapat 3 fase
perkembangan tunas yang dilalui yaitu pembentukan kalus, perkembangan
kambium lebih lanjut dan pembentukan jaringan pengangkut (vascular).
Perbedaannya nampak pada laju perkembangannya, yang selanjutnya akan
mempengaruhi laju pertumbuhan tunasnya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan sambungan tanaman yaitu jenis tanaman,
kelembaban udara dan suhu. Keberadaan fitohormon sangat berperan dalam
pembentukan kalus. Jumlah tunas yang dapat tumbuh tergantung pada jumlah ruas
batang atas yang digunakan, karena pada setiap ruasnya terdapat 2 calon tunas
yang dapat tumbuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi akar, yaitu:
1. Genotipe, karakteristik akar secara kuantitatif akan diturunkan ke generasi
selanjutnya dan dikendalikan oleh gen, perbedaan genetik ini lalu akan
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Persaingan, kompetisi spesies tumbuhan mengeluarkan bahan panghambat
oleh akar disebut alelopati.
3. Penghilangan daun, pemotongan daun dapat mengurangi pertumbuhan
akar dan pucuk.
4. Atmosfer tanah, kandungan CO2 yang lebih banyak dari O2 dalam
rhizospere akan merangsang pertumbuhan akar.
5. pH, dalam pH kurang dari 6 akan membatasi pertumbuhan akar karena
meningkatkan kelarutan Al, Mn, Fe.
6. Temperatur tanah, temperatur optimum pertumbuhan akar lebih rendah
dari bagian pucuk.
7. Kesuburan tanah, pertumbuhan dan perkembangan akar memerlukan
sumber mineral yang cukup.
8. Air, akar tidak akan tumbuh melalui lapisan tanah yang kering.
9. Daya mekanik dan fisik, akar mngalami resistensi mekanik terhadap
pertumbuhan dari bermacam-macam sebab, misal ukuran partikel,
kurangnya penggumpalan, kompaksi tanah dan lain-lain (Kaufman, P. B.,
J. Labavitch, A. A. Prouty, dan N. S. Ghosheh. 1975).
Pertumbuhan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Pertumbuhan Primer
Yaitu pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas pembelahan sel-sel yang
berada di dareah meristematik baik di daerah ujung tunas dan ujung akar.
Sifat dari pertumbuhan ini adalah vertikal, dengan memperlihatkan
perpanjangan pada bagian ujung tunas dan ujung akar. Biasanya dijumpai
pada tanaman secara umum, seperti Monokotil.
2. Pertumbuhan Sekunder
Yaitu pertumbuhan yang terjadi akibat dari aktivitas pembelahan sel-sel
contoh : jaringan kambium pada bagian kortex. Jaringan kambium
mempunyai sifat membelah kedua arah, ke arah dalam akan membentuk
jaringan Xylem dan ke arah luar akan membentuk jaringan floem
(Kaufman, P. B., J. Labavitch, A. A. Prouty, dan N. S. Ghosheh. 1975).
Sifat Pertumbuhan
Sifat pertumbuhan adalah secara horizontal, dengan memperlihatkan
pertambahan ukuran diameter pada daerah batang. Biasanya dapat dijumpai pada
tanaman Gymnospermae dan Dikotil(Prawinata, W.2011).
Pertumbuhan Lingkaran Tahun
Merupakan akibat dari proses pertumbuhan jaringan kambium yang
membentuk suatu lingkaran pada bagian batang tumbuhan. Lingkaran tahun ini
dapat digunakan untuk mengetahui lamanya usia atau umur suatu tumbuhan
dengan melihat besarnya diamater batang. Jaringan kambium pada setiap
tumbuhan sangat berbeda dan ditentukan oleh kondisi lingkungan tempat
tumbuhan itu berada serta iklim/musim yang terjadi. Untuk pertumbuhan jaringan
kambium di negara 4 musim, jaringan kambium yang terbentuk tidak begitu
kentara sekali lingkarannya, sedangkan di negera dengan 2 musim akan telihat
sangat jelas. Untuk negara di 2 musim itu juga ada perbedaan yang nyata antara
musim penghujan dengan musim kemarau (Prawinata, W.2011).
Lingkaran Tahun yang terbentuk pada musim penghujan, selnya
cenderung untuk membelah lebih giat dan menghasilkan sel dengan ukuran yang
besar. Keberadaan sel satu dengan lainnya saling rapat sehingga akan membentuk
lingkaran tahun yang nyata/kentara sekali. Sedangkan Lingkaran Tahun yang
terbentuk pada musim kemarau, selnya cenderung lebih lambat dalam
membelah.Sel yang dihasilkan cenderung lebih kecil dan keberadaannya lebih
renggang satu dengan yanag lain. Akibatnya lingkaran tahun yang terbentuk
menjadi tipis/tidak begitu jelas/samar dan kadang terputus (Salisbury, J.W. dan
Ross.2010).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting
dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu species. Pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,tergantung
pada tersedianya merisitem, hasil asimilasi, hormone dan substansi pertumbuhan
lainnya, serta lingkunganyang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman
dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan ( internal dan
eksternal ). Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan daripada di defenisikan.
Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua proses ini
memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik
(Salisbury, J.W. dan Ross.2010).
Pada tumbuhan tingkat tinggi, pertumbuhan merupakan gabungan antara
pembentangan dan perbanyakan sel. Tempat berlangsungnya pertumbuhan hanya
di meristem, sel dewasa yang tumbuh kembali dinamakan meristem sekunder.
Perbedaan akurat diantara organ-organ yang struktur anatominya sama dapat
terjadi sebagai akibat sejumlah persyaratan, antara lain mampu membentuk
sendiri hormon tubuh serta lingkungan tumbuh, serta lingkungan yang sesuai
yaitu ada air,oksigen (zat hara) dan temperatur tepat. Semua faktor yang disebut
tadi selain menjadi syarat terjadinya pertumbuhan juga mempengaruhi
pertumbuhan (Prawinata, W.2011).
Pada jaringan meristem apical, titik tumbuh hanya terbatas pada pucuk
atau ujung,sedangkan jaringan baru berada di bawahnya. Pola tumbuh yang
demikian disebut tumbuh acretinary, pucuk tumbuh batang dan akar selalu
embrional dan berpotensi tumbuh untuk jangka waktu lama (Salisbury, J.W. dan
Ross.2010).
IV. Metode Penelitian
Alat Dan Bahan
Alat
Bak atau pot
Alat penyiram (handprayer)
Jangka sorong
Bahan
Benih kacang hijau
Tinta hitam dan spidol transparan
Kapas, air
4.2 Cara Kerja
Mengisi gelas aqua yang dengan kapas yang sudah dibasahi secukupnya
Menanam biji kacang hijau sebanyak 5 biji tiap bak.menyiram dengan
secukupnya
Meletakkan ditempat gelap selama 5 hari
Memberi 10 tanda pada epikotilnya dengan interval 2 mm yang dimulai
dari pucuk tumbuhan . Meletakkan kembali ke tempat gelap
Setelah 48 jam mengukur jarak diantara interval dan menghitung nilai
rata-rata panjang pada masing-masing nomor interval
Mengamati pada nomor interval mana yang mengalami pertumbuhan
tercepat dan paling lambat
V. Hasil Pengamatan
Kel tumb 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 15,7 0,5 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2
2 4,2 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
3 17 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
2 1 0,9 0,7 0,6 0,7 0,3 0,3 0,1 0,1 0 0
2 5,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,1 0,1 0 0 0
3 1,1 0,4 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
3 1 1,3 4,8 2,8 4,1 0,6 0,3 0,2 0,1 0 0
2 0,8 2,3 1,4 1 0,4 0,3 0,2 0,4 0,1 0
3 2,8 1,6 0,5 0,3 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0
4 1 2,1 3,4 1,9 1,1 0,6 0,5 0,3 0,3 0,3 0,3
2 1,3 2,7 1,2 0,9 0,9 0,4 0,2 0,1 0,1 0,1
3 0,7 7,3 1,7 0,6 0,5 0,5 0,3 0,3 0,3 0,3
5 1 1,8 3,6 2 1,2 0,7 0,5 0,3 0,3 0,25 0,3
2 1,7 1,8 1,1 0,7 0,4 0,2 0,3 0,3 0,2 0,3
3 1,8 2,2 ,9 0,4 0,3 0,2 0,15 0,2 0 0
6 1 1 2,2 2,2 1 0,7 0,7 0,4 0,4 0,3 0,3
2 1,6 2,1 1,5 0,7 0,5 0,5 0,4 0,4 0,3 0,2
3 0,4 1,5 1,2 0,7 0,6 0,6 0,6 0,4 0,4 0,5
V. Pembahasan
Pada acara praktikum kali ini yang berjudul “Pertumbuhan Pucuk “
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui letak daerah morfologi mana yang
terutama terjadi pertumbuhan pucuk tumbuhan. Pada paraktikum kali ini
praktikan menggunakan biji kacang hijau yang ditanam pada gelas aqua yang
sudah diberi kapas yang basah dengan air. Pemilihan biji kacang hijau sebagai
bahan praktikum dikarenkan biji ini memiliki pertumbuhan yang cepat yang
memudakan praktikan dalam proses pengamatan serta penggunaan waktu yang
lebih efisien.
Pada praktikum kali ini seminggu sebelum praktikum dilaksanakan,
praktikan menanam biji kacang hijau pada 3 gelas aqua yang sudah diberi kapas
yang dibasahi dengan air. Setalah itu praktikan meletakkan 5 biji kacang hijau
tiap-tiap gelas aqua. Setelah itu praktikan meletakkan gelas aqua ditempat gelap.
5 hari setelah penanaman praktikan memberi 10 tanda pada epikotilnya dengan
interval 2 mm yang dimulai dari pucuk tumbuhan. Setelah itu praktikan
meletakkan masing-masing gelas tersebut ketempat semula yaitu gelas
ditempatkan ditempat yang gelap.
Setelah beberapa hari kacang hijau yang diletakkan di kapas basah pada
gelas aqua. Biji kacang hijau mengalami perkecambahan. Perkecambahan
merupakan permulaan aktif dari embrio yang menghasilkan pecahnya kulit biji
dan munculnya tanaman yang mampu mencukupi kebutuhan nutrisinya sendiri.
Proses perkecambahan biji ini di awali oleh proses imbibisi, imbibisi yaitu
masuknya air dalam biji yang menyebabkan kulit biji tidak mampu menahan air
yang masuk, sehingga kulit biji pecah. Setelah proses imbibisi ini selesa
selanjutnya yaitu prose germinasi. Setalah biji mengimbibisi air, embrio
melepaskan giberelin. Hormon ini nantinya akan mengirim sinyal ke aleuron
yaitu lapisan luar endosperm yang tipis. Selanjutnya aleuron ini akan merespon
hormon giberelin dengan menyintesis dan menyekresikan enzim-enzim
pencernaan. Enzim ini nantinya akan menghidrolisis nutrien yang tersimpan
dalam endosperm. Salah satunya yaitu alfa amilase yang dapat menghidrolisi
pati. Pati ini nantinya akan digunakan oleh kecambah sebagai makanan selama
tumbuhan tersebut belum bisa melakukan fotosintesis. Pati atau gula ini akan
diserap oleh skutelum (kotiledon) selama proses perkecambahan.
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil yaitu pada biji kacang hijau
yang diletakkan ditempat gelap yaitu pada kelompok 1 pada tumbuhan
1memiliki interval :15,7;0,5;0,4;0,3;0,3;0,3;0,3;0,2;0,2;0,2 pada tumbuhan 2
memiliki interval :14,2;0,3;0,3;0,2;0,2;0,2;0,2;0,2;0,2;0,2 pada tumbuhan 3
dengan interval :17;0,3;0,2;0,2;0,2;0,2;0,2;0,2;0,2;0,2;0,2.pada kelompok 2 pada
tumuhan 2 memiliki interval 0,9;0,7;06;0,7;0,3;0,3;0,1;0,1;0,0.pada tumbuhan 2
memiliki interval 5,5;0,3;0,3;0,1;0,2;0,1;0,1,0;0;0. Pada tumbuhan ke 3 memiliki
interval 1,2;0,4;0,1;0,1;0,1;0,1;0,1;0,1;0,1;0,1.pada kelompok pada tumbuhan 1
memiliki interval:1,3;4,8;2,8;4,1;0,6;0,3;0,2;0,1;0;0. Pada tumbuhan 2 memiliki
interval 0,8;2,3;1,4;1;0,4;0,3;0,2;0,4;0,1;0.pada tumbuhan 3 memiliki interval
2,8;,6;0,5;0,3;0,1;0,1;0,1;0,1;0,1,0.pada kelompok 4 pada tumbuhan 1 memiliki
interval :2,1’3,4;1,9;1,1;0,6;0,5;0,3;0,3;0,3;0,3. Pada tumbuhan 2 dengan
interval 1,3;2,7;1,2;0,9;0,9;0,4;0,2;0,1;0,1;0,1 pada tumbuhan 3 dengan interval
0,7;7,3;1,7;0,6;0,5;0,5;0,3;0,3;0,3;0,3.pada kelompok 5 pada tumbuhan 1
memiliki interval :1,8;3,6;2;1,2;0,7;0,5;0,3;0,3;0,3;0,25;0,3.pada tumbuhan 2
dengan interval 1,7;1,8;1,1;0,7;0,4;0,2;0,3;0,3;0,2;0,3.pada tumbuhan 3
memiliki interval 1,8;2,2;1,9;0,4;0,3;0,2;0,15;0,2;0;0.pada kelompok 6 pada
tumbuhan 1 memiliki interval:1;2,2;2,2;0,7;0, 7;0,4;0,4;0,3;0,3.pada tumbuhan
ke 2 memiliki interval 1,6;2,1;1,5;0,7;0,5;0,5;0,4;0,4;0,3;0,2.pada tumbuhan 3
memiliki interval 0,4;1,5;1,2;0,7;0,6;0,6;0,6;0,4;0,4;0,5.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa sebagian besar pertumbuhan
pucuk paling cepat yaitu terdapat pada interval yang pertama yaitu interval yang
berada pada daerah pucuk. Hal ini dikarenakan pada bagian pucuk merupakan
bagian dimana terdapat jaringan meristem yaitu meristem apikal. Jaringan
meristem merupakan jaringan embrional yang masih aktif membelah.
Pembelahan ini menyebabkan penambahan jumlah sel sehingga dapat
menyebabkan pemanjangan sel pada bagian ujung. Selain itu pada bagian ujung
batang terdapat hormon auksin yaitu suatu hormon yang memacu pemanjangan
akar.
Mekanisme kerja auksin dalam pucuk tumbuhan adalah sebagi berikut, hormon
auksin akan bisa bekerja jika ada pompa proton. Pompa proton berperan utama
di dalam respon pertumbuhan sel-sel terhadap auksin. Pada daerah pemanjangan
tunas, auksin merangsang pompa proton (H+) di membran plasma. Pemompaan
H+ meningkatkan voltase di kedua sisi membran (potensial membran) dan
menurunkan pH didalam dinding sel dalam waktu beberapa menit. Pengasaman
dinding sel mengaktivasi enzim-enzim yang disebut ekpansin yang mematahkan
tautan silang (ikatan hidrogen) antara miofibril-miofibril selulosa dan penyusun-
penyusun dinding sel. Peningkatan potensial membran akan menambah
pengambilan ion ke dalam sel, yang menyebabkan pengambilan osmotik air dan
peningkatan turgor. Turgor dan plastisitas dinding sel yang meningkat
memungkinkan sel untuk memanjang.
Selain itu jika dilihat dari hasil pengamatan bahwa pemanjangan interval
di bawah interval utama atau dibawah pucuk lebih pendek dari pada
pemanjangan interval pada bagian pucuk. Hal ini dikarenakan, jaringan
meristematis apikal titik tumbuhnya hanya terbatas pada bagian pucuk atau
ujung sedangkan jaringan baru berada dibawahnya. Hal ini menyebabkan
jaringan di bawah jaringan meristem apikal mengalami pemanjangan yang lebih
lama dari pada jaringan pada bagian apikal atau bagian pucuk.
Pemanjangan pada bagian interval 1 atau interval yang pertama disebut
pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer merupakan rtumbuhan yang terjadi
akibat aktivitas pembelahan sel-sel yang berada di dareah meristematik baik di
daerah ujung tunas dan ujung akar. Sifat dari pertumbuhan ini adalah vertikal,
dengan memperlihatkan perpanjangan pada bagian ujung tunas dan ujung akar.
Pada jaringan meristem apical, titik tumbuh hanya terbatas pada pucuk atau
ujung,sedangkan jaringan baru berada di bawahnya. Pola tumbuh yang demikian
disebut tumbuh acretinary, pucuk tumbuh batang dan akar selalu embrional dan
berpotensi tumbuh untuk jangka waktu lama
Pada biji kacang hijau yang ditumbuhkan pada tempat yang gelap, akan
mengalami etiolasi dimana batang lebih panjang namun batang relatif merunduk,
diameternya kecil serta memiliki warna daun yang pucat. Batang yang
merunduk ini di sebabkan oleh gerak fototropisme yaitu sutu gerak tumbuhan
untuk mencari cahaya matahri. Dikarenakan cahaya matahari sangat jauh dari
dimana tumbuhan biji kacang hijau ditanam sehinga biji kacang hijau akan
melakukan gerakan fototropisme terus-menerus sehingga batanganya akan
sangat panjang. Cahaya matahari merupakan salah satu yang menyebabkan
hormon auksin move on atau berpindah dari bagian pucuk ke bagian batang
yang lain. Dikarenkan pada tempat gelap tidak ada cahaya matahari sehingga
hormon auksin dapat bekerja secara maksimal yang menyebabkan perpanjangan
batang juga maksimal. Auksin juga dapat mengubah eksresi gen dengan cepat
sehingga menyebabkan sel-sel didaerah pemanjangan juga mengalami
pemanjangan yang cepat.
VI. Penutup
Kesimpulan
Pertumbuhan pucuk paling cepat yaitu terdapat pada interval yang
pertama yaitu interval yang berada pada daerah pucuk karna pada bagian
pucuk terdapat jaringn meristem. Jaringan meristem merupakan jaringan
embrional yang masih aktif membelah. Pembelahan ini menyebabkan
penambahan jumlah sel sehingga dapat menyebabkan pemanjangan sel pada
bagian ujung. Selain itu pada bagian ujung batang terdapat hormon auksin
yaitu suatu hormon yang memacu pemanjangan akar.
Pemanjangan interval di bawah interval utama atau dibawah pucuk
lebih pendek dari pada pemanjangan interval pada bagian pucuk. Hal ini
dikarenakan, jaringan meristematis apikal titik tumbuhnya hanya terbatas
pada bagian pucuk atau ujung sedangkan jaringan baru berada dibawahnya.
Hal ini menyebabkan jaringan di bawah jaringan meristem apikal
mengalami pemanjangan yang lebih lama dari pada jaringan pada bagian
apikal atau bagian pucuk
Saran
Sebaiknya pada saat praktikum praktikan membaca literature selain
modul untuk menambah pengetahuan tentang pertumbuhan pucuk dan
factor yang mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, Mahfudz, Muchtiari, Huda. 2012. Pertumbuhan Perkembangan Tunas Pada
Bibit Nyamplung Hasil Pembiakan Dengan Teknik Sambung. Jurnal
Pemuliaan Tanaman Hutan. Vol. 6 (2): 100
Campbell, N. A, J. B. Reece and L. E. Mitchell. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Hatta, Muhammad. 2012. Pengaruh Pembuangan Pucuk Dan Tunas Ketiak Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai. Jurnal Floratek. Vol . 7 (7): 83.
Kaufman, P. B., J. Labavitch, A. A. Prouty, dan N. S. Ghosheh. 1975. Laboratory
Experiment in Plant Physiology. New York: Macmillan Publishing Co.,
Inc.
Latunra, A. Ilham. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan
Biologi Faklutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Hasanuddin.
Mashudi, Adinugraha, Setiadi, Ariani. 2008. Pertumbuhan tunas tanaman pulai pada
beberapa tinggi pangkasan dan dosis pupuk NPK. Jurnal Pemuliaan
Tanaman Hutan. Vol. 2 (2): 3.
Prawinata, W.2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB.
Salisbury, J.W. dan Ross.2010. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB.
Subowo.2009. Biologi Sel. Bandung : Angkasa.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“PERTUMBUHAN PUCUK”
OLEH
RUMBI RIZKY FAUZIAH
120210103113
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Recommended