View
188
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
SUBTITUSI TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG DEDAK DENGAN
AMPAS TAHU YANG TELAH DIFERMENTASIKAN KE DALAM
PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA
LARASATI (Oreochromis niloticus var.)
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
ARIEF VRAHMANA FAUZI (K2B 009 066/ Angkatan 2009)
HAYU ANINDYA ABINT (K2B 009 054/ Angakata 2009)
JUMANTO (K2B 007 025/ Angkatan 2007)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
HALAMAN PENGESAHANUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul : Subtitusi Tepung Kedelai dan Tepung Dedak Dengan Ampas Tahu yang Telah Difermentasikan Ke Dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Nila Larasati (Oreochromis Niloticus Var.)
2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan (√) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
4. Ketua Pelaksana Kegiatan a) Nama Lengkap : Arief Vrahmana Fauzib) NIM : K2B 009 066c) Jurusan : Perikanand) Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoroe) Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Jln. Ulin Utara I no : 244,
Perumnas Banyumanik, Semarang, No HP : 085641842029
f) Alamat email : ariefvrahmana@rocketmail.com5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang6. Dosen Pendamping
a) Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir.Subandiyono, M.App.Scb) NIP : 19620122 198803 1 002c) Alamat Rumah dan No Telp/HP : Maospati I No. F 160 Perum
Selamarta, Babadan Semarang 08158794655
7. Biaya Kegiatan Total : a) Dikti : Rp. 7.029.500,-b) Sumber lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Semarang,
MenyetujuiKetua Jurusan Perikanan
(Dr. Ir. Ign Boedi Hendrarto, M.Sc)NIP. 19520504 197803 1 004
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Arief Vrahmana Fauzi)NIM. K2B 009 066
Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan
(Drs. Warsito, SU) NIP. 19540202 198103 1 014
Dosen Pendamping
(Dr. Ir. Subandiyono, M.App.Sc)NIP. 19620122 198803 1 002
A. JUDUL
Subtitusi Tepung Kedelai dan Tepung Dedak Dengan Ampas Tahu yang Telah
Difermentasikan Ke Dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Nila Larasati
(Oreochromis Niloticus Var.)
B. LATAR BELAKANG
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang mempunyai prospek
yang baik untuk dikembangkan karena banyak digemari oleh masyarakat. Hal ini disebabkan
ikan nila merah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis ikan air tawar
lainnya, yaitu mudah dibudidayakan, memiliki daging yang tebal dengan rasa dan memiliki
duri yang sedikit sehingga dapat diolah menjadi berbagai produk olahan lainnya (Aswar,
1995).
Penyusunan ransum ikan sebaiknya digunakan protein yang berasal dari sumber nabati
dan hewani secara bersama-sama untuk mencapai keseimbangan nutrisi dengan harga relatif
murah (Mudjiman, 2002). Pakan yang diberikan pada ikan hendaknya bermutu baik sesuai
dengan kebutuhan ikan, tersedia setiap saat, dapat menjamin kesehatan dan harganya murah
(Amri, 2006). Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan dalam membuat pakan adalah
dedak. Dedak merupakan bahan yang paling sering digunakan dalam pembuatan pakan karena
mudah diperoleh dan harganya relatif murah. Namun, pemanfaatan dedak sekarang ini
bersaingan dengan usaha peternakan yaitu dalam pembuatan pakan ternak.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan alternatif pakan
lainnya, seperti ampas tahu. Ampas tahu merupakan hasil limbah hasil olahan kacang kedelai
pada proses pembuatan tahu, dan masih memiliki nilai gizi yang dapat memenuhi kebutuhan
ikan, yaitu sekitar 27% (Prabowo, 1983). Menurut data statistik industri (BPS, 2001) pada
tahun 1999 perusahaan besar yang memproduksi tahu di Indonesia mencapai 116 perusahaan.
Selain itu ampas tahu banyak terdapat di daerah Semarang dan sekitarnya, sehingga mudah
dalam mencarinya.
Kelemahan ampas tahu yaitu memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga umur
simpannya relatif pendek dan penggunaannya terbatas. Ampas tahu tidak tahan lama disimpan
karena aktivitas mikroba-mikroba perusak seperti bakteri, kapang dan ragi. Sifat ampas tahu
yang tidak tahan lama disimpan mengakibatkan penggunaan ampas tahu tidak bisa lebih dari
sehari atau langsung diberikan pada ikan. Penggunaan ampas tahu akan lebih efisien jika
dilakukan suatu cara pengawetan. Pengeringan merupakan cara pengawetan namun
memerlukan waktu dan tempat sehingga tidak aman dari kontaminan (jika dijemur), dan
energi (jika dioven). Pembuatan fermentasi merupakan cara pengawetan yang lebih ekonomis,
aman, dan tidak banyak merubah bentuk dan nilai gizi ampas tahu tersebut.
C. PERUMUSAN MASALAH
Budidaya nila memerlukan nutrisi yang berasal dari pakan buatan. Pakan yang diberikan
hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh nila, sehingga ikan tersebut dapat tumbuh
secara maksimal. Salah satu bahan utama dalam pembuatan pakan adalah tepung dedak.
Pemanfaatan tepung dedak sekarang bersaing dengan peternakan yaitu dalam pembuatan
pakan ternak, sehingga diperlukan bahan alternatif sebagai pengganti tepung dedak, yaitu
dengan menggunakan fermentasi ampas tahu sebagai pengganti tepung dedak. Adapun skema
pendekatan masalah dapat dilihat pada Gambar 1.
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+) (-)
Gambar 1. Skema Pendekatan Masalah
Keterangan:
TKPA : Tingkat konsumsi pakan aktualSR : Survival ratepH : Puisance negatif de HDO : Dissolved oxygen
Pakan
Substitusi tepung dedak dengan fermentasi ampas tahu
Konsumsi Kualitas Air
- DO- pH- Suhu
Biomassa nila
Pertumbuhan
SR
Efisiensi Pakan
AirTawar
Ikan
Benih
?TKPAAA
?optim
al
?Efisie
n
D. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan tepung ampas tahu yang
telah difermentasikan ke dalam pakan buatan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan
bahan lokal yaitu ampas tahu yang telah difermentasikan menjadi bahan alternatif dalam
pembuatan pakan buatan untuk ikan.
F. KEGUNAAN
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat menggantikan pakan buatan untuk ikan
dengan pakan alternatif seperti ampas tahu. Selain itu dapat mengurangi pencemaran yang
ditimbulkan oleh ampas tahu karena dapat dijadikan bahan alternatif pakan untuk ikan.
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1. Biologi Ikan Nila
G.1.1. Taksonomi
Menurut Khairuman dan Amri (2003), ikan nila larasati termasuk ke dalam filum
chordata, kelas osteichtyes, sub kelas Acanthopterigi, sub ordo Percoidea, ordo perciformes,
famili cichlidae, genus Oreochromis, spesies Oreochromis niloticus var.
G.1.2. Morfologi
Larasati adalah singkatan dari Nila Merah Strain Janti. Larasati merupakan nila hasil
perekayasaan yang dilakukan PBIAT Janti, Klaten. Ikan ini merupakan persilangan antara nila
hitam dengan nila merah.
Bentuk tubuh ikan nila merah adalah kompres secara lateral dengan sirip punggung
yang panjang. Bagian depan sirip punggung sangat tajam. Intensitas warna tubuhnya sering
kali dipengaruhi oleh asal induk, faktor lingkungan, tingkat kematangan gonadnya, dan
sumber pakan (Popma dan Masser, 1999).
Ikan nila biasa dan nila merah (nirah) termasuk genus Oreochromis atau golongan
tilapia dan mengerami telur dan larva dalam mulut induk betina, oleh karena itu, nama ikan
nila mengalami 3 kali pergantian. Ikan nila pada mulanya bernama Tillapia niloticus,
kemudian menjadi Saroterodon dan akhirnya diberi nama Oreochromis niloticus (Sucipto dan
Eko, 2005).
G.1.3. Habitat dan tingkah laku ikan nila
Ikan nila dikenal sebagai ikan yang tahan terhadap perubahan lingkungan. Ikan nila
dapat hidup diperairan yang dalam dan luas maupun dikolam yang sempit dan dangkal. Ikan
ini juga dapat hidup di sungai yang tidak terlalu deras alirannya, seperti waduk, danau, rawa,
sawah, tambak air payau dan tergolong relatif mudah dalam pemeliharaannya. Meskipun
demikian budidaya ikan nila tetap memerlukan penanganan yang baik dan terencana agar
hasil yang diperoleh bisa optimal (Khairuman dan Amri, 2005).
Kondisi lingkungan yang ideal untuk mendukung perkembangan ikan nila secara
optimal adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 140C – 380C, dan suhu optimal
antara 250C – 300C. Keadaan suhu yang rendah yaitu suhu kurang dari 140C ataupun suhu
yang terlalu tinggi diatas 300C akan menghambat pertumbuhan nila. Ikan nila memiliki
toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan hidup. Keadaan pH air antara 5 – 11
dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan ikan nila adalah 7 – 8 (Rukmana, 1997).
G.1.4. Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan tahu yang banyak terdapat di
Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Oleh karena itu untuk menghasilkan ampas tahu tidak
terlepas dari proses pembuatan tahu. Pembuatan tahu terdiri dari dua tahapan: (1) Pembuatan
susu kedelai, dan (2) penggumpalan protein dari susu kedelai sehingga selanjutnya tahu
dicetak menurut bentuk yang diinginkan (Rachimanto et al., 1981).
Kandungan protein maupun zat nutrisi lainyya dari ampas tahu kering cukup baik,
mengandung protein kasar 21,40%, lemak kasar 6,12%, serat kasar 22,65% (BBPBAP Jepara,
2009). Menurut Cullison (1978), ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro
maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co
kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm. Di samping memiliki kandungan zat gizi yang baik,
ampas tahu juga memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu penyerapan
mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya
untuk unggas perlu hati-hati.
H. METODE PELAKSANAAN
H.1. Hipotesa
Hipotesa dari penelitian ini adalah:
H0 = Subtitusi tepung dedak dengan tepung ampas tahu yang telah difermentasikan ke
dalam pakan buatan dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata
terhadap pertumbuhan, efisiensi pemanfaatan pakan, protein efisiensi rasio, dan
kelulushidupan.
H1 = Subtitusi tepung dedak dengan tepung ampas tahu yang telah difermentasikan ke
dalam pakan buatan dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan, efisiensi pemanfaatan pakan, protein efisiensi rasio, dan
kelulushidupan.
Menurut Srigandono (1981), kaidah pengambilan keputusan untuk menguji hipotesa
seperti diatas dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut:
Kriteria pengambilan keputusan hipotesa di atas adalah:
≥ F tabel (0,05 ; 0,01) Tolak H0
Terima H1
F hitung
Terima H0
< F tabel (0,05 ; 0,01) Tolak H1
H.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Universitas Diponegoro
Semarang. Penelitian ini dilaksanakan dengan lama pemeliharaan 42 hari.
H.3. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H.3.1. Hewan uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan nila larasati. Bobot
benih ikan nila larasati yang digunakan berukuran 2 hingga 3 g, sedangkan kepadatan saat
perlakuan adalah 1 ekor/liter (Bereza, 2001). Hewan uji yang digunakan dalam setiap
perlakuan adalah 10 ekor/wadah. Benih ikan nila tersebut diperoleh dari Satker PBIAT Janti.
Prosedur persiapan hewan uji meliputi pengadaptasian terhadap pakan yang akan diberikan
pada saat penelitian dan prosedurnya dapat dilihat pada lampiran
H.3.2. Pakan uji
Pembuatan pakan adalah sebagia berikut:
a. Fermentasi ampas tahu dengan bioboost.
b. Penentuan formulasi pakan dengan kadar protein 25% serta jumlah ampas tahu hasil
fermentasi.
c. Penyiapan bahan baku serta penimbangan bahan baku sesuai komposisi dan perlakuan
yang telah ditetapkan.
d. Pembuatan pakan dengan mencampur semua bahan pakan secara merata mulai dari bahan
yang persentasenya paling kecil hingga besar.
e. Penambahan air panas sedikit demi sedikit sampai kalis dan tidak legket di tangan.
f. Pakan digiling dengan pencetak pelet ikan.
g. Pakan dimasukkan dalam oven dengan suhu 400C sampai kering.
h. Masing-masing pakan uji dipisah dan diberi label.
Komposisi pakan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi bahan baku yang digunakan dalam pakan uji.
No. Komposisi Bahan Baku Penyusun Pakan
Pakan
A B C D E
1. Tepung ampas tahu*) 0,00 12,5 25 37,5 50
2. Tepung dedak 25 18,75 12,5 6,25 0,00
3. Tepung ikan 25 18,75 12,5 6,25 0,00
4. Tepung kedelai 32 32 32 32 32
5. Tepung gandum 8 8 8 8 8
6. Minyak ikan 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
7. Minyak jagung 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
8. Vit Min Mix 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
9. CMC 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Jumlah 100 100 100 100 100
Ket:*) Tepung ampas tahu yang telah difermentasi
H.3.3. Media dan wadah pemeliharaan
Media pemeliharaan untuk ikan uji berasal dari air tandon. Wadah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ember plastik bervolume 10 l dengan kepadatan 1 ekor/l. Prosedur
persiapan media dan wadah pemeliharaan tersaji pada lampiran dan posisi wadah dapat dilihat
dapat dilihat pada lampiran.
H.3.4. Rancangan Percobaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan skala
laboratoris. Metode eksperimental adalah suatu metode penelitian untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dengan menggunakan
satu perlakuan/ lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL. Menurut
Sudjana (1991), bahwa RAL digunakan pada penelitian yang bersifat homogen (perlakuan
tunggal) dan perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak terhadap unit-unit eksperimen.
Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali,
susunan perlakuannya adalah sebagai berikut:
Perlakuan A: Pakan dengan perbandingan antara bobot fermentasi ampas tahu dengan tepung
dedak sebesar 0% : 100%
Perlakuan B: Pakan dengan perbandingan antara bobot fermentasi ampas tahu dengan tepung
dedak sebesar 25% : 75%
Perlakuan C: Pakan dengan perbandingan antara bobot fermentasi ampas tahu dengan tepung
dedak sebesar 50% : 50%
Perlakuan D: Pakan dengan perbandingan antara bobot fermentasi ampas tahu dengan tepung
dedak sebesar 75% : 25%
Perlakuan E: Pakan dengan perbandingan antara bobot fermentasi ampas tahu dengan tepung
dedak sebesar 100% : 0%
H.3.5. Metode Pengukuran Data
Data yang dikumpulkan meliputi pengukuran relative growth rate (RGR), efisiensi
pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER), kelulushidupan dan kualitas air.
I. JADWAL KEGIATAN
ItemBulan Bulan Bulan Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis
Laporan Final
J. RANCANGAN BIAYA
Rancangan biaya yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bahan Habis PakaiNo Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Tepung Ikan 1 kg Rp. 7000 Rp. 7000
2 Tepung Kedelai 1 kg Rp. 7000 Rp. 7000
3 Dedak 1 kg Rp. 3000 Rp. 3000
4 Tepung Gandum 1 kg Rp. 9000 Rp. 9000
5 Minyak Ikan 1 ℓ Rp. 200.000 Rp. 200.000
6 Minyak Jagung 1 ℓ Rp. 38.000 Rp. 38.000
7 CMC 1 ons Rp. 3000 Rp. 3000
8 Vitamin&Mineral 1 kg Rp. 70.000 Rp. 70.000
9 Eceng gondok 1 kg Rp. 600 Rp. 6.000
b. Peralatan PenunjangNo Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Blender 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000
2 Gilingan daging 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
3 Sprayer 1 Rp. 21.500 Rp. 21.500
4 Bio boost 1 ℓ Rp. 80.000 Rp. 80.000
5 Perlengkapan aerasi:
- Selang aerasi 100 m Rp. 550 Rp. 55.000
- Batu aerasi
- Pengatur gelembung
- Sambungan T
- Blower
100 buah
20 buah
20 buah
1 buah
Rp. 1000
Rp. 1000
Rp. 500
Rp. 1.600.000
Rp. 100.000
Rp. 20.000
Rp. 10.000
Rp. 1.600.000
6 Akuarium 25 buah Rp. 100.000 Rp. 2.500.000
c. PerjalananNo Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Transportasi PP
Semarang-Klaten
- Rp. 50.000 Rp. 100.000
2 Penginapan 2 hari Rp. 200.000 Rp. 400.000
d. KultivanNo Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Ikan Nila 1000 ekor Rp. 100 Rp. 100.000
e. Lain-lainNo Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Analisa Proksimat
- tepung-tepungan
- pakan jadi
5 jenis tepung
5 jenis pakan
Rp. 100.000
Rp. 100.000
Rp. 500.000
Rp. 500.000
2 Analisa Kualitas Air 20 sampel air Rp. 15.000 Rp. 300.000
Total Rp. 7.029.500,-
K. DAFTAR PUSTAKA
Amri, M. 2006. Pengaruh Penggunaan Bungkil Inti Sawit dalam Pakan Terhadap Performa Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Universitas Bung Hatta. 1 – 5 hlm.
Balai Pusat Statistik. 2001. Statistik Industri Besar dan Sedang. Badan Pusat Statistik Jawa Barat.
Cullison, E.A. 1978. Feeds and Feeding. Prentice Hall of India Private Limited. New Delhi.
Khairuman dan Amri, K. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 72 hlm.
. 2005. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Mudjiman, A.2002. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 100 – 151 hlm.
Prabowo, A., D. Samaih dan M. Rangkuti. 1983. Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Makanan Tambahan dalam Usaha Penggemukan Domba Potong. Prosiding Seminar. Lembaga Kimia Nasional. LIPI. Bandung.
Rachmimanto, D. Daulay, Harjo dan Endang S. Sunarya. 1981. Pengaruh Kondisi Proses Pengolahan Tradisional Terhadap Mutu Tahu yang Dihasilkan. Buletin Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengan 3:26 – 35. Pusbangtapa-FTDC IPB, Bogor.
Rukmana, R. 1997. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius. Yogyakarta.
Sucipto, A dan Eko, P. 2005. Pembesaran Nila Merah Bangkok. Penebar Swadaya. Jakarta. 155 hlm.
L. LAMPIRAN
1. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Arief Vrahmana Fauzi
b. NIM : K2B 009 066
c. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. No HP : 085641842029
f. Email : ariefvrahmana@rocketmail.com
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Arief Vrahmana Fauzi)NIM. K2B 009 066
2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Hayu Anindya Abint
b. NIM : K2B 009 054
c. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. No HP : 08562731970
f. Email : hayuanindyaabint@rocketmail.com
Anggota Pelaksana Kegiatan
(Hayu Anindya Abint)NIM. K2B 009 054
3. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Jumanto
b. NIM : K2B 007 025
c. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. No HP : 08568295910
f. Email : tomsmithjenifer@gmail.com
Anggota Pelaksana Kegiatan
(Jumanto)NIM. K2B 007 025
2. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dr. Ir.Subandiyono, M.App.Sc
b. NIP : 19620122 198803 1 002
c. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Bidang Keahlian : Nutrisi Biota LautDosen Pendamping
(Dr. Ir. Subandiyono, M.App.Sc) NIP. 19620122 198803 1 002
Recommended