View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI ANTIBIOTIKA
DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTATAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Mahendra Agil Kusuma
NIM : 078114133
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAPTINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI ANTIBIOTIKA DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA
YOGYAKARTA TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Mahendra Agil Kusuma
NIM : 078114133
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Halaman Persembahan
Ketika pintu yang ada didepanmu tertutup maka percayalah bahwa akan ada pintu lain yang terbuka.........
Aku bermimpi tinggi , ketika aku lelah aku menutup mata dan membayangkan mimpiku akan menjadi nyata,
Aku bisa terbang tinggi, aku percaya itu, Aku bisa pergi ke langit dan membuka sayapku terbang tinggi melebihi yang lain.......
Aku butuh keberanian yang akan membuatku berdiri ketika aku terjatuh, dan percaya pada diriku sendiri sekali lagi, percaya pada
kepercayaanku, bertaruh segalanya, dan aku akan pergi melompati sebuah dinding yang lebih tinggi dari pada aku.... aku percaya itu.....
(OST Dreamhigh)
Jika kamu takut melangkah, lihatlah bagaimana seorang bayi yang mencoba berjalan. Niscaya akan kau temukan, bahwa setiap manusia pasti akan jatuh. Hanya manusia terbaiklah yang mampu bangkit dari kejatuhannya..
Percayalah bahwa apapun yang terjadi TUHAN pasti akan selalu ada untuk kita...... Aku percaya itu........
Karya ini kupersembahkan untuk:Tuhan Yesus Kristus
Papa dan Mama tercintaKakak-kakakku tersayang
Teman-temanku danAlmamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala kemuliaanNya yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Mengenai Antibiotika di Kecamatan Umbulharjo Kotamadya
Yogyakarta” ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm.) dalam Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung antara lain berupa materil, waktu, tenaga, moral, maupun spiritual.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, Apt., M. Kes. selaku dosen pembimbing dan
dosen penguji atas segala kesabaran, bimbingan, waktu, tenaga, dan masukan
yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
2. Kepala Dinas Perijinan Kota Yogyakarta dan staff yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian, Kepala dan para staf Kecamatan
Umbulharjo Yogyakarta atas izin dan bantuan selama proses pengambilan data,
Kepala dan para staf Kelurahan Giwangan, Sorosutan, Pandeyan, Tahunan,
Muja-muju, Warungboto, dan Semaki atas izin dan bantuan selama proses
pengambilan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
3. Semua responden yang berada di Kecamatan Umbulharjo yang telah bersedia
berpartisipasi dalam penelitian.
4. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt dan Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt
selaku dosen penguji skripsi atas segala bimbingannya.
5. Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma dan sebagai dosen atas segala bimbingan dan pengajarannya
selama penulis melakukan proses pembelajaran di Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang juga turut
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat
menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................................. vii
PRAKATA................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL..................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii
INTISARI.................................................................................................. xix
ABSTRACT ................................................................................................ xx
BAB I PENGANTAR .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
1. Permasalahan........................................................................... 3
2. Keaslian penelitian ................................................................. 4
3. Manfaat penelitian................................................................... 5
B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1. Tujuan umum .......................................................................... 5
2. Tujuan khusus ......................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ....................................................... 7
A. Pendidikan .................................................................................... 7
B. Pengetahuan .................................................................................. 8
C. Antibiotika .................................................................................... 10
1. Pengertian umum antibiotika ................................................. 10
2. Prinsip umum penggunaan antibiotika ................................... 11
3. Distribusi antibiotika .............................................................. 12
4. Resistensi antibiotika .............................................................. 13
D. Sumber Informasi ......................................................................... 14
1. Media massa elektronik .......................................................... 14
2. Media cetak ............................................................................ 15
E. Landasan Teori ............................................................................. 15
F. Hipotesis........................................................................................ 16
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 17
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 17
B. Variabel dan Definisi Operasional ................................................ 17
1. Variabel ................................................................................... 17
2. Definisi operasional ................................................................ 18
a. Tingkat pendidikan............................................................ 18
b. Tingkat pengetahuan ......................................................... 18
c. Kriteria pengetahuan ........................................................ 18
d. Penilaian terhadap responden mengenai antibiotika ......... 18
e. Kriteria responden penelitian ............................................ 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Lokasi Penelitian .......................................................................... 19
D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 19
1. Pertanyaan mengenai fakta ..................................................... 19
2. Pertanyaan-pertanyaan informatif........................................... 20
E. Subyek Penelitian ......................................................................... 20
F. Tata Cara Penelitian ...................................................................... 21
1. Analisis situasi ........................................................................ 21
2. Penentuan sampel.................................................................... 21
3. Uji pemahaman bahasa ........................................................... 22
4. Uji validitas instrumen ............................................................ 22
5. Uji reliabilitas instrumen......................................................... 23
6. Penyebaran kuesioner.............................................................. 23
7. Pengumpulan data....................................................... ............ 23
8. Analisis hasil ........................................................................... 24
a. Data coding ....................................................................... 24
b. Uji normalitas.................................................................... 24
c. Uji hipotesis.......................................................... ............ 25
G. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 26
A. Karakteristik Demografi Responden............................................. 26
1. Usia ......................................................................................... 26
2. Jenis kelamin .......................................................................... 27
B. Tingkat Pendidikan ...................................................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Pengetahuan Mengenai Antibiotika .............................................. 29
1. Pengertian umum antibiotika ................................................. 29
2. Cara memperoleh antibiotika ................................................. 30
3. Tempat mendapatkan antibiotika........................................... 32
4. Cara penggunaan antibiotika ................................................. 34
5. Aturan penggunaan antibiotika.............................................. 35
6. Resistensi antibiotika................................................... .......... 36
7. Pengetahuan secara umum mengenai antibiotika............. ..... 37
D. Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Antibiotika ............ 38
E. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan
mengenai antibiotika.................................................................... 39
F. Sumber Perolehan Informasi Masyarakat.................................... 40
1. Perolehan informasi melalui media interpersonal ................. 40
2. Perolehan informasi melalui media cetak.............................. 41
3. Perolehan informasi melalui media elektronik...................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 44
A. Kesimpulan ................................................................................. 44
B. Saran ............................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 46
LAMPIRAN ............................................................................................. 50
BIOGRAFI PENULIS.................................................................. ............ 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pembagian nomor berdasarkan pernyataan-pernyataan pada
kuesioner .....................................................…………………... 20
Tabel II. Uji Normalitas Pada Variabel Tingkat Pendidikan dan Tingkat
Pengetahuan................................................................................. 24
Tabel III. Perbandingan responden berdasarkan tinggi, rendah, sedang dari
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Antibiotika 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perbandingan usia responden berdasarkan kelas interval........... 27
Gambar 2. Presentase jenis kelamin responden ...................................... 27
Gambar 3. Perbandingan jumlah responden berdasarkan Tingkat
Pendidikan Terakhir.……………….…………….......…........... 28
Gambar 4. Perbandingan responden yang tahu mengenai pengertian umum
antibiotika …......................................………...................... 29
Gambar 5. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan
mengenai pengertian umum antibiotika...................................... 30
Gambar 6. Jumlah responden yang mengetahui mengenai cara
memperoleh antibiotika........................................................... 31
Gambar 7. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan
mengenai cara memperoleh antibiotika....................................... 32
Gambar 8. Jumlah responden yang mengetahui mengenai tempat
memperoleh antibiotika............................................................... 32
Gambar 9. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan
mengenai tempat mendapatkan antibiotika................................. 33
Gambar 10. Jumlah responden yang dianggap tahu mengenai cara
penggunaan antibiotika................................................................ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 11. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan
mengenai tempat mendapatkan antibiotika ................................ 35
Gambar 12. Jumlah responden yang dianggap tahu mengenai aturan
penggunaan antibiotika............................................................... 36
Gambar 13. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan
mengenai aturan penggunaan antibiotika ................................... 36
Gambar 14. Jumlah responden yang dianggap tahu mengenai resistensi
antibiotika................................................................................... 37
Gambar 15. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan
mengenai resistensi antibiotika................................................... 37
Gambar 16. Jumlah rata-rata jawaban responden mengenai pengetahuan
tentang antibiotika secara umum................................................. 38
Gambar 17. Media interpersonal yang digunakan responden sebagai sumber
informasi responden mengenai antibiotika................................... 41
Gambar 18. Media interpersonal yang digunakan responden sebagai sumber
informasi responden mengenai antibiotika.................................. 42
Gambar 19. Media interpersonal yang digunakan responden sebagai sumber
informasi responden mengenai antibiotika................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar pernyataan kuesioner penelitian………....……………..... 51
Lampiran 2. Hasil Rekapitulasi Kuesioner ...............................………….... 54
Lampiran 3. Hasil Uji Realibilitas …………............................................... 55
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas.............................................................. 55
Lampiran 5. Hasil Uji Korelasi................................................................... 57
Lampiran 6. Surat izin menuju lokasi penelitian yang diterbitkan Dinas
Perizinan Kota Yogyakarta…………………........................... 60
Lampiran 7. Cap stempel lurah desa setempat.............................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Antibiotika adalah salah satu obat yang digunakan yang digunakan oleh masyarakat dalam pengobatan mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan masyarakat mengenai antibiotika. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode non-eksperimental, dengan desain analitik deskriptif dan pendekatan cross sectional, serta jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebesar 150 responden. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari 40 pernyataan mengenai antibiotika, dan uji spearman rank.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan responden (n=150) terdiri dari: SD sebesar 20,67%, SMP sebesar 21,33%, SMA sebesar 32,00%, dan Perguruan tinggi sebesar 26%. Tingkat pengetahuan mengenai antibiotika: 33,33% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 64,00% responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 2,67% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai antibiotika. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat mengenai antibiotika di Kecamatan Umbulharjo KotaYogyakarta.
Kata Kunci: tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT
Antibiotic is one of medicine used by public in self-medication. This study is aimed at evaluation the influencing of educational level to the study participants’ knowledge of antibiotic. This study was done at Umbulharjo Subdistric Yogyakarta Municipality Indonesia.
As non-experimental method, this study using descriptive analytic design and cross sectional approach, with 150 participants involved. Participants were recruited using purposive sampling. Data were collected by the list of questionnaires which is consisted 40 questions about antibiotic, and spearman rank test was used to analyze the data.
Results of the study show the educational level of participants (n=150) are Elementary School level 20,67%, Junior High School level 21,33%, Senior High School level 32,00% and University Graduated level 26%. Level of knowledge about antibiotic: 33,33% good, 64,00% fair, and 2,67% poor. In conclusion, educational level of participants does not affect the level of participants’ knowledge about antibiotic.
Keywords: educational level, knowledge level, antibiotic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Penelitian
Antibiotika merupakan substansi kimiawi yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme, yang mempunyai kemampuan untuk menghambat atau
membunuh mikroorganisme lain. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional
dapat menimbulkan terjadinya resistensi antibiotika. Resistensi antibiotika
merupakan kejadian dimana antibiotika kekurangan kemampuannya untuk
mengontrol atau membunuh pertumbuhan mikrobia (APUA, 2010). Timbulnya
mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotika disebabkan oleh tidak
rasionalnya pemakaian antibiotika seperti kurangnya dosis, penggunaan yang
terlalu singkat atau terlalu lama, pemilihan jenis antibiotika yang kurang tepat,
dan sebagainya (Refdanita, 2004).
Pada penelitian yang dilakukan oleh I Made Arya Sutama dan Rita
Suhadi di daerah Pasar Kembang Yogyakarta menunjukkan bahwa sebagian besar
subyek tidak mengetahui aturan pakai obat antibiotika yaitu 63,5% dari 63
responden dan yang mengakui mengetahui adalah 36,5% dari 63 responden. Hal
tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan penduduk di daerah
pasar kembang Yogyakarta tentang antibiotika (Sutama dan Suhadi, 2005).
Pada tahun 2009 pernah dilakukan penelitian di Kota Medan mengenai
hubungan antara karakteristik masyarakat dengan penggunaan antibiotika yang
diperoleh secara bebas. Karakteristik disini diantaranya mencakup tentang tingkat
pendidikan masyarakat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
antara tingkat pendidikan terhadap penggunaan antibiotika secara bebas. (Djuang,
2009).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang dan
salah satunya adalah tingkat pendidikan. Seseorang dengan pendidikan tinggi
akan memiliki cakupan pengetahuan yang lebih luas sehingga membentuk
perilaku yang baik (Notoatmodjo, 2002)
Menurut penelitian di Amerika diketahui kaitan antara tingkat pendidikan
dengan kesehatan secara umum ada tiga. Pertama kesehatan yang buruk
dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan yang pernah ditempuh. Kedua
adalah faktor tambahan, seperti keadaan keluarga, perbedaan individu dan edukasi
yang baik dapat meningkatkan tingkat kesehatan. Ketiga yaitu peningkatan tingkat
pendidikan secara langsung dapat meningkatkan tingkat kesehatan. (Cutler &
Muney, 2007).
Di kecamatan Umbulharjo sendiri berdasarkan data gudang farmasi
selama periode 1 Januari sampai dengan 30 September 2010 menunjukkan ada
sekitar 108.912 antibiotika yang didistribusikan ke puskesmas setempat. Dari
108.912 antibiotika yang ada, amoksilin merupakan antibiotika dengan jumlah
paling banyak yaitu sekitar 79.186.
Melihat fakta tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh tingkat
pendidikan dengan pengetahuan masyarakat Yogyakarta mengenai antibiotika.
Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan memiliki
pengetahuan yang lebih luas, termasuk mengenai antibiotika. Kota Yogyakarta
disebut kota pelajar, karena di Yogyakarta terdapat banyak institusi pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dari berbagai tingkatan, mulai dari SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Kota
Yogyakarta sendiri terbagi menjadi 14 Kecamatan, salah satu Kecamatan di Kota
Yogyakarta adalah Kecamatan Umbulharjo. Kecamatan Umbulharjo merupakan
kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan paling banyak, yaitu 7 kelurahan dan
memiliki jumlah penduduk sekitar 75.014 jiwa dengan berbagai tingkat
pendidikan. Keadaan inilah yang menjadi pertimbangan dipilihnya kecamatan
Umbulharjo sebagai lokasi penelitian.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan beberapa
permasalahan penelitian sebagai berikut ini.
a. Seperti apakah karakteristik demografi mayarakat Kecamatan
Umbulharjo?
b. Seperti apakah tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Umbulharjo?
c. Apa yang diketahui masyarakat Kecamatan Umbulharjo tentang
antibiotika secara umum?
d. Seperti apakah tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Umbulharjo
tentang antibiotika?
e. Apakah tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh terhadap
pengetahuan mengenai antibiotika?
f. Dari mana masyarakat Kecamatan Umbulharjo mendapat informasi
mengenai antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang mirip dengan penelitian ini antara lain :
a. Penelitian oleh Nina Munawarih Damanik pada tahun 2009 mengenai
hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-
40 tahun mengenai deteksi dini kanker payudara yang menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pengetahuan tentang
deteksi dini kanker payudara.
b. Penelitian oleh Michell Hendriani Djuang tahun 2009 mengenai
hubungan karakteristik dengan penggunaan antibiotika di Medan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terletak pada subjek yang diteliti, tempat dan waktu pelaksanaan
penelitian.
c. “Studi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika di Kalangan Pekerja Seks
Komersial di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2005”, yang
dilakukan oleh I Made Arya Sutama dan Rita Suhadi. Perbedaan
penelitian antara peneliti dengan penelitian dari I Made adalah penelitian
ini dilakukan dengan menghubungkan pengetahuan mengenai antibiotika
dengan tingkat pendidikan terakhir masyarakat; sedangkan I Made tidak
menghubungkannya dengan tingkat pendidikan terakhir masyarakat.
Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan tingkat
pendidikan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat mengenai antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Manfaat penelitian
a. Bagi masyarakat
Meningkatkan motivasi untuk memanfaatkan sumber informasi mengenai
obat, khususnya antibiotika sebagai penunjang kesehatan.
b. Bagi Dinas Kesehatan
Untuk Dinas Kesehatan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
evaluasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi distribusi dan
pelayanan informasi mengenai antibiotika.
c. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan
materi edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan
penelitian sehubungan dengan pengetahuan masyarakat tentang
antibiotika
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan masyarakat tentang antibiotika di Kecamatan Umbulharjo.
2. Tujuan khusus
Untuk mencapai tujuan umum tersebut, penelitian ini secara khusus ditujukan
untuk :
a. Mendapat gambaran karakteristik demografi masyarakat di Kecamatan
Umbulharjo.
b. Mengukur tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Umbulharjo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Mendapat gambaran tentang pemahaman masyarakat Umbulharjo
mengenai antibiotika.
d. Mengukur tingkat pengetahuan masyarakat Umbulharjo mengenai
antibiotika.
e. Mengukur korelasi antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai antibiotika di Kecamatan Umbulharjo.
f. Identifikasi sumber informasi mengenai antibiotika yang diperoleh
masyarakat Kecamatan Umbulharjo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pendidikan
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional
yang dimaksud dengan pendidikan adalah, usaha sadar terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan antibiotika
(Argadireja, 2003).
Tingkat pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik serta
keluasan dan kedalaman bahan pengajaran. Tingkat pendidikan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang sering disebut pendidikan
persekolahan, berupa jenjang pendidikan yang telah baku mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Berdasarkan Lembaga Data
Statistik Indonesia yang dimaksud dengan tingkat pendidikan tertinggi (TPT)
adalah persentase jumlah penduduk, baik yang masih sekolah ataupun tidak
sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan (Gardiner,
2003).
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima hal-
hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut, semakin tinggi
pendidikan maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya (Widiawaty, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang berkenaan
dengan hasil (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Pengetahuan didapatkan
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan dapat terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Akan tetapi, sebagaian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Notoatmodjo, tingkat pendidikan dan fasilitas-fasilitas sebagai
sumber informasi (misal: radio, televisi, majalah, koran dan buku) dapat
mempengaruhi wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang
yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan dengan orang yang pendidikannya lebih rendah. Semakin banyak
fasilitas yang dimiliki memungkinkan seseorang memperoleh informasi yang
lebih banyak sehingga pengetahuan yang dimilikinya pun akan meningkat
(Notoatmodjo,2003).
Menurut penelitian, di Amerika diketahui kaitan antara tingkat
pendidikan dengan kesehatan secara umum ada tiga. Pertama kesehatan yang
buruk dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan yang ditempuh. Kedua
adalah faktor tambahan, seperti keadaan keluarga, perbedaan individu dan edukasi
yang baik dapat meningkatkan tingkat kesehatan. Ketiga tingkat pendidikan
secara langsung dapat meningkatkan tingkat kesehatan (Cutler & Muney, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Pada tahun 2009 dilakukan penelitian di kota Medan mengenai hubungan
antara karakteristik masyarakat dengan penggunaan antibiotika yang diperoleh
secara bebas. Karakteristik disini diantaranya mencakup tentang tingkat
pendidikan masyarakat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan
antara karakteristik masyarakat terhadap penggunaan antibiotika secara bebas.
(Djuang, 2009).
Pengetahuan mengenai antibiotika dikalangan masyarakat masih rendah,
dapat dilihat 52,4% masyarakat tidak mengetahui adanya resistensi antibiotika
yaitu suatu keadaan dimana antibiotika yang digunakannya tidak berefek lagi
(Suhadi, Sutama, 2005).
Menurut Notoatmodjo (2002), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
2. Umur
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara
umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah.
3. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.
5. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu
untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman-kedalaman yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan
tingkat-tingkat pengetahuan di atas (Notoatmodjo, 2007)
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi apabila ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau
surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang
(Hendra, 2011).
C. Antibiotika
1. Pengertian umum antibiotika
Antibiotika adalah zat atau senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lainnya (BPOM, 2008). Selain berasal dari makhluk hidup,
antibiotika juga dapat diproduksi secara sintetis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk membunuh atau
melemahkan pertumbuhan bakteri dan beberapa jamur (National Institute of
Allergy and Infectious Deseases, 2009). Antibiotika dapat digunakan untuk
menyembuhkan infeksi, termasuk penyakit menular yang mengancam kehidupan.
Namun, antibiotika dapat menimbulkan kerugian jika digunakan secara tidak
benar. Antibiotika hanya digunakan untuk menangani infeksi bakteri, jamur dan
beberapa parasit. Antibiotika tidak digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang
disebabkan oleh virus (American Academy of Family Physicians, 2009).
Antibiotika umunya hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter dan harus
diminum sampai habis.
2. Prinsip umum penggunaan antibiotika
Prinsip umum penggunaan antibiotika sama seperti obat-obat lainnya,
yaitu dapat memenuhi kriteria sebagai berikut: antibiotika diberikan sesuai dengan
indikasi penyakit, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat lama pemberian, mutu
terjamin dan aman, serta antibiotika tersedia setap saat dengan harga yang
terjangkau (WHO, 2001).
Antimikrobia yang digunakan harus memiliki toksisitas selektif yang
tinggi. Artinya, obat tersebut harus bersifat sangat toksik untuk mikroba namun
relatif tidak toksik untuk inang (tidak membahayakan inang). Umumnya,
toksisitas selektif bersifat relatif dan tidak mutlak. Hal ini menyatakan bahwa
konsentrasi obat yang toleran terhadap inang mungkin merusak mikroorganisme
penyebab infeksi. Toksisitas selektif mungkin merupakan fungsi reseptor spesifik
yang merupakan tempat melekatnya obat (site of action) atau karena adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hambatan kimia yang bisa terjadi bagi organisme namun tidak pada inang (Brooks
dkk., 2005).
3. Distribusi antibiotika
Menurut UU obat keras St. No.419 tanggal 22 Desember 1949,
antibiotika termasuk dalam daftar obat G (obat-obat berbahaya). Peraturan
mengenai distribusi obat tertera dalam Direktorat Jenderal Pelayanan kefarmasian
dan Alat Kesehatan yakni: penyerahan bahan-bahan G yang menyimpang dari
resep Dokter, Dokter Gigi, Dokter Hewan dilarang. Larangan ini tidak berlaku
bagi penyerahan kepada Pedagang Besar yang diakui, Apoteker, Dokter dan
Dokter Hewan (pasal 3).
Obat-obat antibiotika hanya dapat diperoleh dengan resep dokter di
apotek dan harus diminum sampai habis walaupun kondisi pasien sudah membaik.
Antibiotika sisa dari pengobatan sebelumnya tidak boleh digunakan tanpa
persetujuan dokter. Jika tetap digunakan, mungkin antibiotika tidak dapat bekerja
maksimal dan jika berfungsi pun belum tentu dapat melemahkan atau membunuh
semua bakteri yang ada di dalam tubuh (American Academy of Family Physicians,
2009).
Beberapa jenis antibiotika dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu
antibiotika yang masuk dalam daftar obat wajib apotek (OWA). OWA adalah obat
keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep
dokter. Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan No.347 tanggal 16 Juli 1990
tentang obat wajib apotek, terdapat beberapa jenis antibiotika yang termasuk
dalam daftar OWA sehingga dapat diperoleh tanpa resep dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
di apotek tanpa resep dokter. Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 924/Menkes/Per/X/1993.
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria OWA yang
dapat diserahkan adalah obat yang bisa digunakan untuk pengobatan sendiri
dengan obat yang dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan, Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang
prevalensinya tinggi di Indonesia. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat
keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Salah
satu contoh obat OWA adalah neomicin salep.
4. Resistensi antibiotika
Resistensi bakteri terhadap antibiotik adalah kemampuan alamiah bakteri
untuk mempertahankan diri terhadap efek antibiotik. Antibiotik menjadi kurang
efektif dalam mengontrol atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Bakteri yang
menjadi target operasi antibiotik beradaptasi secara alami untuk menjadi kebal
dan tetap melanjutkan pertumbuhan demi kelangsungan hidup meski dengan
kehadiran antibiotika ( Todar, 2011 ).
Resistensi antibiotika merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti penyalahgunaan antibiotika. Penyalahgunaan
antibiotika pada dasarnya dipengaruhi oleh pengetahuan , komunikasi yang efektif
antara dokter dan pasien, tingkat ekonomi, karakteristik dari sistem kesehatan
suatu negara, dan peraturan lingkungan. Jika dilihat dari faktor pasien, hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mendasari terjadinya penyalahgunaan antibiotika dikarenakan banyak pasien
percaya bahwa keluaran obat baru lebih baik dibandingkan obat keluaran lama
(WHO, 2001).
Pencegahan resistensi bakteri terhadap antibiotika dapat dilakukan
dengan cara mematuhi dan menjalankan petunjuk dokter salah satunya adalah
dengan meminum antibiotika sampai habis dan sesuai dosis. Penggunaan
antibiotika sesuai dengan resep dokter dan dikonsumsi sampai habis dapat
membantu menurunkan kemungkinan terjadinya resistensi bakteri terhadap
antibiotika (American Academy of Family Physicians, 2009).
D. Sumber Informasi
1. Media massa elektronik
Secara garis besar, media massa elektronik dibagi atas radio, televise dan
internet. Media massa ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan media massa
cetak atau media massa lainnya, seperti; lebih menarik, jangkauannya lebih luas,
dan tidak memerlukan keahlian khusus. Sedangkan kekurangannya adalah :
informasi yang ditampilkan hanya sekilas, biaya yang diperlukan untuk
memasukkan informasi mahal, dan waktu yang diperlukan untuk mendengar atau
melihat informasi sangat berharga (Dyandra, 2010).
Media massa elektronik yang paling mudah digunakan sebagai media
informasi adalah internet. Dalam pencarian informasi internet dapat diakses
selama 24 jam, kecepatan perolehan informasi cepat dibandingkan dengan radio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan televisi. Selain itu biaya yang digunakan relative lebih murah (Dyandra,
2010).
2. Media cetak
Media cetak merupakan sebuah media untuk menyampaikan informasi
yang disampaikan secara tertulis. Kelebihan dari media cetak antara lain;
repeatable (dapat dibaca berulang-ulang) dan analisa yang ditampilkan lebih tajam
sehingga ketika dibaca benar-benar dapat dipahami dengan lebih mendalam.
Sedangkan kekurangan dari media cetak yaitu; lambat dalam menyampaikan
berita yang terbaru dan biaya produksi yang mahal (Dyandra, 2010).
E. Landasan Teori
Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual seseorang.
Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan dan cara berpikir.
Sehingga semakin tinggi pendidikan formal akan semakin baik pengetahuan
tentang kesehatan.
Pengetahuan tentang antibiotika seseorang diperoleh dari pengalaman
yang berasal dari macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, dan media poster. Selain media-media yang
disebutkan diatas pengetahuan mengenai antibiotika juga dapat diperoleh dengan
cara mengikutu seminar mengenai obat antibiotika. Pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
F. Hipotesis
Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai antibiotika di Kecamatan Umbulharjo Kotamadya
Yogyakarta, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula
tingkat pengetahuan masyarakat mengenai antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif yang bersifat non
eksperimental dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian bersifat non
eksperimental karena peneliti tidak memberikan perlakuan atau intervensi pada
responden penelitian. Metode yang digunakan adalah analitik deskriptif karena
data yang diperoleh kemudian dianalisis dan selanjutnya dideskripsikan dengan
metode statistik dan deskripsi kualitatif (Umar, 2010). Penelitian ini dilakukan
oleh empat orang peneliti dengan instrumen penelitian, variabel penelitian,
rancangan penelitian dan analisis data yang sama. Perbedaan terletak pada
responden penelitian dan lokasi penelitian.
B. Variabel dan Definisi operasional
1. Variabel
a. variabel bebas : Tingkat pendidikan masyarakat
b. variabel tergantung : Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai
antibiotika
c. variabel pengacau terkendali : Informasi mengenai antibiotika yang
didapat secara formal maupun non formal sebelumnya seperti kursus,
seminar, sekolah, penyuluhan.
d. variabel pengacau tak terkendali : informasi mengenai antibiotika yang
telah diperoleh masyarakat sebelumnya melalui penjelasan dari dokter,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
atau ketika membeli obat maupun media (televisi, radio, internet, surat
kabar).
2. Definisi operasional
a. Tingkat pendidikan masyarakat merupakan jenjang pendidikan terakhir
dari responden yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
b. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai antibiotika dibagi dalam tiga
tingkat yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
1) Tingkat pengetahuan mengenai antibiotika dikatakan tinggi jika
responden mampu mendapatkan nilai antara 71 hingga 100% dari
setiap kriteria pengetahuan.
2) Tingkat pengetahuan mengenai antibiotika dikatakan sedang jika
responden mendapatkan nilai antara 50-70% dari setiap kriteria
pengetahuan.
3) Tingkat pengetahuan mengenai antibiotika dikatakan rendah jika
responden hanya mendapatkan nilai kurang dari 50% dari setiap
kriteria pengetahuan.
c. Kriteria pengetahuan yang digunakan terdiri dari : pengertian umum
antibiotika (3 pernyataan), cara memperoleh antibiotika (5 pernyataan),
tempat memperoleh antibiotika (8 pernyataan), cara penggunaan (3
pernyataan), aturan penggunaan antibiotika (4 pernyataan), resistensi
antibiotika (2 pernyataan).
d. Responden dianggap tahu tentang antibiotika jika mampu menjawab
dengan benar mengenai pengertian umum antibiotika, cara memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
antibiotika, tempat memperoleh antibiotika, cara penggunaan antibiotika,
aturan penggunaan antibiotika, resistensi antibiotika yang dinilai dari
jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner.
e. Responden yang akan digunakan adalah responden yang sesuai dengan
kriteria inklusi di kecamatan Umbulharjo.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Umbulharjo Kotamadya Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan ini terdiri dari 7 kelurahan yaitu :
Kelurahan Tahunan, Kelurahan Pandeyan, Kelurahan Muja-muju, Kelurahan
Semaki, Kelurahan Warungboto, Kelurahan Giwangan, dan Kelurahan Sorosutan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: Lembar kuesioner
yang berisi daftar yang berisikan 40 pertanyaan mengenai pengertian antibiotika,
cara memperoleh antibiotika, cara penggunaan antibiotika, aturan pakai
antibiotika dan lama penggunaan antibiotika tanpa resep dokter.
Pertanyaan pada kuesioner ini terbagi menjadi dua hal yaitu :
1. Pertanyaan mengenai fakta
Bagian ini berisi mengenai fakta-fakta data demografi responden
yang ada pada saat pengisian kuesioner. Bagian ini diantaranya terdiri dari
nama responden, rukun tetangga (RT)/kampung/dusun/desa tempat responden
tinggal, tingkat pendidikan terakhir responden, dan usia responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Pertanyaan informatif
Pertanyaan informatif digunakan untuk mencari tahu informasi atau
pengetahuan responden mengenai antibiotika. Pertanyaan informatif
kuesioner pada penelitian ini berjumlah 40 soal yang mewakili beberapa jenis
pertanyaan dan pernyataan, penjabarannya dapat dilihat seperti pada tabel
berikut
Tabel I. Pembagian nomor berdasarkan pernyataan-pernyataan pada kuesioner
No. Pernyataan
1,2,13 Pengertian Umum Antibiotika
3, 4, 20, 23, 25 Cara Memperoleh Antibiotika
5-12 Tempat Memperoleh Antibiotika
14, 18, 19 Cara Penggunaan Antibiotika
16-17 Resistensi Antibiotika
15, 21, 22, 24 Aturan Penggunaan Antibiotika
26-33 Sumber informasi Interpersonal
34-37 Sumber Informasi media cetak
38-40 Sumber Informasi media elektronik
E. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan adalah masyarakat Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta baik laki-laki atau perempuan dengan tingkat
pendidikan yang telah ditamatkan minimal SD, dan bisa membaca dan menulis..
Kriteria eksklusi subyek meliputi: masyarakat yang sedang atau telah menempuh
pendidikan yang berkaitan dengan ilmu kesehatan (dokter, dokter gigi, dokter
hewan, apoteker, perawat, ahli gizi, analis kesehatan, bidan) dan masyarakat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
telah memperoleh informasi mengenai antibiotika dari pendidikan non formal
(penyuluhan, seminar, kursus).
F. Tata Cara Penelitian
1. Analisis situasi
Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai
kemungkinan diadakannya penelitian dan melihat keseharian subyek sebelum
sebelum dilakukan penelitian.
Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi ke beberapa
wilayah dan meminta izin untuk melakukan penelitian di kecamatan yang
berangkutan. Izin ini didapatkan melalui dinas perizinan di kantor Walikota
Yogyakarta. Izin penelitian dimulai dari bulan Maret hingga bulan Juni 2011,
kemudian ijin tersebut juga harus diketahui oleh pejabat-pejabat kelurahan
yang ada di kecamatan Umbulharjo. Kecamatan Umbulharjo sendiri terdiri
dari 7 kelurahan yaitu : Kelurahan Tahunan, Kelurahan Pandeyan, Kelurahan
Warungboto, Kelurahan Muja-muju, Kelurahan Semaki, Kelurahan
Sorosutan, dan Kelurahan Giwangan.
2. Penentuan sampel
Penentuan sampel dilakukan secara random dengan metode cluster
sampling. Pertama-tama dihitung jumlah RT secara keseluruhan dalam
kecamatan tersebut. Dari total jumlah RT, akan diambil sebanyak 10%. Dari
setiap RT yang terpilih akan diambil 10% populasi yang memenuhi kriteria
inklusi untuk dijadikan sampel uji. Jumlah RT di Kecamatan Umbulharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
secara total adalah sebanyak 329 RT sehingga akan diambil 33 RT untuk
dijadikan lokasi pengambilan sampel.
Sampel diambil dari 7 kelurahan yang ada di Kecamatan Umbulharjo
yaitu : Kelurahan Tahunan (RT 7, 11, 20, 23, 42, 46), Kelurahan Pandeyan
(RT 16, 20, 32, 46), Kelurahan Warungboto (RT 6, 8, 22, 26, 27), Kelurahan
Muja-muju (RT 20, 28, 37, 39, 40), Kelurahan Semaki (RT 10, 24, 30),
Kelurahan Sorosutan (RT 2, 5, 14, 26, 54), dan Kelurahan Giwangan (RT 19,
25, 29, 31, 40). Dari ketujuh kelurahan itulah sampel diambil dan didapatkan
responden sebanyak 150 orang yang diambil secara purposive sampling.
3. Uji pemahaman bahasa
Uji bahasa kuesioner dilakukan dengan mengujikan kuesioner yang
sudah dibuat kepada 15 orang dengan kriteria inklusi yang ditetapkan yaitu
pendidikan terakhir minimal SD. Uji pemahaman bahasa ini tidak dilakukan di
lokasi penelitian. Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman responden terhadap maksud atau tujuan pernyataan yang
dibuat oleh peneliti. Hasil uji pemahaman bahasa diketahui bahwa bahasa
yang digunakan dalam kuesioner tersebut dapat dimengerti oleh responden.
4. Uji validitas instrumen
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(Content Validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui Professional
Judgement, dalam penelitian ini ahli dimaksud adalah apoteker sehingga nilai
yang akan diukur tidak keluar dari batasan tujuan (Azwar, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Validitas isi yang dicapai oleh tes tergantung pada penilaian
subjektif individual. Hal ini dikarenakan validitas isi tidak memerlukan
perhitungan statistik namun menggunakan analisis rasional. Validitas ini
didasarkan pada penilaian ahli bidang tersebut (Azwar, 2007).
5. Uji reliabilitas instrumen
Pengukuran realibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien alpha (α) dari Cronbach. Reliabilitas instrumen
dihitung menggunakan alat ukur uji statistik Cronbach Alpha dan didapatkan
nilai Cronbach Alpha 0,650. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberi
nilai koefisien Cronbach Alpha > 0,60. Nilai batas yang digunakan untuk
menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah dengan nilai
koefisien reliabilitas 0,70, walaupun angka tersebut bukanlah sebuah ukuran
mati. Nilai reliabilitas dari instrumen penelitian ini adalah 0,759 lebih besar
dari nlai r-tabelnya yaitu 0,361 sehingga instrumen penelitian ini cukup
reliabel untuk digunakan.
6. Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi responden
yang digunakan sebagai subyek penelitian dengan ditunggui oleh peneliti.
7. Pengumpulan data
Kuesioner dapat langsung dikumpulkan setelah responden mengisi
pada saat itu juga, sehingga jumlah kuesioner yang disebar sama dengan
jumlah kuesioner yang kembali. Proses ini merupakan tahap langsung setelah
penyebaran kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
8. Analisis hasil
a. Data Coding.
Setelah responden menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti, peneliti melakukan pengkodean data dengan cara scoring yaitu
dengan memberikan skor pada jawaban “Ya” dan “Tidak”. Pada
penelitian ini, setiap jawaban yang dinilai benar diberi skor 1 (satu) dan
jawaban yang dinilai salah diberi skor 0 (nol) pada kuesioner no 1-25
sedangkan untuk kuesioner 26-40 diberikan nilai 1 (satu) pada jawaban
“Ya” dan nilai 0 (nol) pada jawaban “Tidak”.
b. Uji normalitas
Sebelum dilakukan analisis untuk mencari korelasi antar kedua
variabel penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji
normalitas,.Berikut merupakan interpretasi dari pengujian yang
dilakukan pada data penelitian.
Uji normalitas yang dilakukan pada data penelitian ini guna
mengetahui apakah data dalam penelitian ini normal atau tidak.
Pengujian normalitas pada data ini dengan menggunakan statistic
nonparametric yaitu dengan menggunakan teknik Kolmogorof-Smirnov.
Tabel II. Uji Normalitas Pada Variabel Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan.
Variabel Z Sig. (ρ) KeteranganTingkat
Pendidikan2,315 0.000 Tidak normal
Tingkat Pengetahuan
1,510 0,021 Tidak normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dari tabel di atas, sebaran data pada tingkat pendidikan dan
tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki nilai
signifikansi ρ <0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran data pada
variabel tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan terdistribusi tidak
normal.
c. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan menggunakan uji Spearman karena sebaran data
yang diperoleh tidak normal (Umar, 2010).
G. Keterbatasan Penelitian
1. Karena di lokasi penelitian terdiri dari beberapa kelurahan yang terpisah-
pisah, serta merupakan Kecamatan di Kota Yogyakarta yang memiliki luas
wilayah paling besar mengakibatkan kuesioner yang dibagikan tidak merata.
2. Penelitian ini hanya meneliti tentang hubungan tingkat pendidikan dengan
pengetahuan masyarakat mengenai antibotika dan sedikit meninjau pengaruh
informasi terhadap pengetahuan masyarakat; padahal, selain faktor
pendidikan masih ada faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan sesorang
antara lain: pengalaman, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Demografi Responden
1. Usia
Usia responden berkisar antara 20 tahun sampai 62 tahun. Usia
masyarakat Kecamatan Umbulharjo dikelompokkan menjadi 3 kelas, dengam
masing-masing kelas memiliki jarak umur 15 tahun, seperti tersaji dalam
gambar I di bawah.
Semakin tua umur seseorang akan meningkatkan pengetahuan yang
dimilikinya karena banyaknya pengalaman yang diperoleh (Suparlan, 1995).
Secara umum responden yang berusia diatas 34 tahun sekitar 66,00%,
sehingga diharapkan hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan
responden mengenai antibiotika yang tinggi karena sebagian besar responden
dianggap telah memiliki banyak pengalaman.
Kelompok usia terbanyak yang berpartisipasi pada penelitian ini
adalah 35-49 tahun (47,33 %), pada usia ini merupakan usia yang produktif,
sedangkan kelompok usia 50 – 64 tahun merupakan yang paling sedikit.
Kelompok umur 50 – 64 paling sedikit karena pada usia tersebut merupakan
usia masyarakat untuk pensiun dari pekerjaan sehingga kebanyakan dari
mereka tinggal bersama dengan anggota keluarga lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1
2. Jenis kelamin
Peneliti tidak membatasi jenis kelamin responden yang digunakan
untuk penelitian. Pada penelitian ini diketahui
lebih banyak berjenis kelamin perempuan daripada laki
berbanding 49,33%.
antara siang hingga sore hari, sehingga kebanyakan yang berada di lokasi
penelitian adalah perempuan.
Pada dasarnya perempuan
kaum pria sehingga pengetahuan yang dimilikinya mengenai kesehatan pun
lebih banyak dibanding pria (Anna, Chandra, 2011). Responden wanita pada
penelitian ini lebih banyak dari
optimal.
Gambar 2
Gambar 1. Perbandingan Usia responden berdasarkan
iti tidak membatasi jenis kelamin responden yang digunakan
Pada penelitian ini diketahui responden yang digunakan
lebih banyak berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki yakn
berbanding 49,33%. Penyebaran kuesioner dilakukan pada rentang waktu
antara siang hingga sore hari, sehingga kebanyakan yang berada di lokasi
h perempuan.
Pada dasarnya perempuan lebih peduli terhadap kesehatan dibanding
kaum pria sehingga pengetahuan yang dimilikinya mengenai kesehatan pun
lebih banyak dibanding pria (Anna, Chandra, 2011). Responden wanita pada
penelitian ini lebih banyak daripada responden pria sehingga diharapkan hasil
Gambar 2. Perbandingan jenis kelamin responden.
34.00%
47.33%
18.67%
49.33%50.67% Laki-laki
Perempuan
27
berdasarkan
iti tidak membatasi jenis kelamin responden yang digunakan
responden yang digunakan
laki yakni 50,67 %
Penyebaran kuesioner dilakukan pada rentang waktu
antara siang hingga sore hari, sehingga kebanyakan yang berada di lokasi
lebih peduli terhadap kesehatan dibanding
kaum pria sehingga pengetahuan yang dimilikinya mengenai kesehatan pun
lebih banyak dibanding pria (Anna, Chandra, 2011). Responden wanita pada
pada responden pria sehingga diharapkan hasil
20-34
35-49
50-64
laki
Perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tingkat pendidikan terakhir responden yang dimaksud disini adalah
strata pendidikan terakhir yang sudah pernah ditempuh oleh
responden minimal memiliki tingkat pendidikan setidak
(SD), hal ini juga dipastikan dengan adanya sedikit wawancara
pendidikan responden. Tingkat pendidikan terbagi menjadi 4 tingkatan yakni; SD
(Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah
Atas), dan PT (Perguruan TInggi), dap
Gambar 3Tingkat
Tiga puluh dua persen responden pada penelitian
terakhir SMA, dan merupakan presentasi yang tertinggi jika dibanding dengan
tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) sekitar 20,67%, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sebanyak 21,33%, dan Perguruan Tinggi (PT) yaitu 26,00%.
Secara umum 58% responden memiliki pendidikan diatas SMP, sejatinya semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula t
pengetahuannya (Widianti, 2007
B. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir responden yang dimaksud disini adalah
strata pendidikan terakhir yang sudah pernah ditempuh oleh responden, maka
responden minimal memiliki tingkat pendidikan setidak-tidaknya Sekolah Dasar
(SD), hal ini juga dipastikan dengan adanya sedikit wawancara
. Tingkat pendidikan terbagi menjadi 4 tingkatan yakni; SD
r), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah
Atas), dan PT (Perguruan TInggi), dapat dilihat pada gambar III.
Gambar 3. Perbandingan jumlah responden berdasarkanTingkat Pendidikan Terakhir.
Tiga puluh dua persen responden pada penelitian ini memiliki tingkat pendidikan
terakhir SMA, dan merupakan presentasi yang tertinggi jika dibanding dengan
tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) sekitar 20,67%, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sebanyak 21,33%, dan Perguruan Tinggi (PT) yaitu 26,00%.
umum 58% responden memiliki pendidikan diatas SMP, sejatinya semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula t
pengetahuannya (Widianti, 2007).
20,67 %
21,33 %32,00 %
26,00 %
28
Tingkat pendidikan terakhir responden yang dimaksud disini adalah
responden, maka
tidaknya Sekolah Dasar
mengenai
. Tingkat pendidikan terbagi menjadi 4 tingkatan yakni; SD
r), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah
Perbandingan jumlah responden berdasarkan
ini memiliki tingkat pendidikan
terakhir SMA, dan merupakan presentasi yang tertinggi jika dibanding dengan
tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) sekitar 20,67%, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sebanyak 21,33%, dan Perguruan Tinggi (PT) yaitu 26,00%.
umum 58% responden memiliki pendidikan diatas SMP, sejatinya semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat
SD
SMP
SMA
PT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C.
1. Pengetahuan responden m
Dari tiga pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengertian
umum antibiotika, sebagian besar masyarakat ternyata belum mengetahui
bahwa antibiotika tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi virus. Dari
data diketahaui bahwa hanya sekitar
antibiotika tidak bisa digunakan untuk infeksi oleh virus.
masyarakat tahu bahwa antibiotika memang digunakan untuk mengobati luka
akibat infeksi bakteri.
Gambar pengertian
Sebagian besar dari responden
digunakan untuk mengobati in
beranggapan bahwa antibiotika bisa untuk mengobati infeksi karena bakter
maupun virus, padahal
2009 antibiotika hanya digunakan pada infeksi bakteri sedangkan untuk
infeksi virus digunakan antivirus.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
Jum
lah
Resp
onde
n (%
)
C. Pengetahuan Mengenai Antibiotika
Pengetahuan responden mengenai pengertian umum antibiotika
Dari tiga pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengertian
umum antibiotika, sebagian besar masyarakat ternyata belum mengetahui
bahwa antibiotika tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi virus. Dari
data diketahaui bahwa hanya sekitar 40% responden yang tahu bahwa
antibiotika tidak bisa digunakan untuk infeksi oleh virus. Sedangkan
bahwa antibiotika memang digunakan untuk mengobati luka
akibat infeksi bakteri.
mbar 4. Perbandingan responden yang tahu engertian umum antibiotika.
ebagian besar dari responden belum bisa membedakan apakah antibiotika
digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri atau virus karena mereka
beranggapan bahwa antibiotika bisa untuk mengobati infeksi karena bakter
maupun virus, padahal berdasarkan American Academy of Family Physicians
antibiotika hanya digunakan pada infeksi bakteri sedangkan untuk
infeksi virus digunakan antivirus.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
Bakteri Virus Luka Bernanah
67.33%
40.00%
68.00%
29
ntibiotika.
Dari tiga pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengertian
umum antibiotika, sebagian besar masyarakat ternyata belum mengetahui
bahwa antibiotika tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi virus. Dari
responden yang tahu bahwa
Sedangkan 67,33 %
bahwa antibiotika memang digunakan untuk mengobati luka
tahu mengenai
belum bisa membedakan apakah antibiotika
karena mereka
beranggapan bahwa antibiotika bisa untuk mengobati infeksi karena bakteri
American Academy of Family Physicians,
antibiotika hanya digunakan pada infeksi bakteri sedangkan untuk
Luka Bernanah
68.00%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari data juga dapat diperoleh informasi mengenai tinggi, sedang,
atau rendahnya tingkat pengetahuan responden mengenai pengertian
antibiotika secara umum sep
diketahui bahwa kebanyakan responden termasuk pada tingkat pengetahuan
yang rendah yaitu sekitar 41,33%.
Gambar 5pengetahuan mengenai pengertian umum antibiotika
2. Pengetahuan responden m
Pada bagian ini terdapat 5 pertanyaan yang ada pada kuesioner yang
mewakili bagaimana cara responden
pertanyaan tersebut
memiliki tingkat pengetahuan tinggi, sedang, maupun rendah.
Dari data juga dapat diperoleh informasi mengenai tinggi, sedang,
rendahnya tingkat pengetahuan responden mengenai pengertian
antibiotika secara umum seperti dapat dilihat pada gambar 5. Dari hasil dapat
diketahui bahwa kebanyakan responden termasuk pada tingkat pengetahuan
yang rendah yaitu sekitar 41,33%.
Gambar 5. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai pengertian umum antibiotika.
Pengetahuan responden mengenai cara memperoleh antibiotika
Pada bagian ini terdapat 5 pertanyaan yang ada pada kuesioner yang
mewakili bagaimana cara responden memperoleh antibiotika. Dari kelima
t dapat dirangkum menjadi berapa banyak responden yang
memiliki tingkat pengetahuan tinggi, sedang, maupun rendah.
27.33%
31.33%
41.33%
30
Dari data juga dapat diperoleh informasi mengenai tinggi, sedang,
rendahnya tingkat pengetahuan responden mengenai pengertian
. Dari hasil dapat
diketahui bahwa kebanyakan responden termasuk pada tingkat pengetahuan
Perbandingan responden berdasarkan tingkat .
ntibiotika.
Pada bagian ini terdapat 5 pertanyaan yang ada pada kuesioner yang
memperoleh antibiotika. Dari kelima
yak responden yang
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 6. Jumlahmemperoleh antibiotika
Cara memperoleh antibiotika yang dimaksud terdiri dari:a = Antibiotika oral hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.b = Antibiotika topikal dapat diperoleh tanpa resep dokter.c = Amoksisilin
dokter.d = Neomicin salep bisa diperoleh di Apotek tanpa resep
dokter.e = Tetrasiklin Salep, Gentamicin Salep
Apotek tanpa resep dokter
Dari data diketahui kebanyakan responden (36,67%) belum tahu
bahwa amoksisilin merupakan antibiotika yang ha
dokter di apotek. Pada
obat keras sehingga hanya dapat diperoleh d
dalam penggolongan OWA, ada beberapa jenis antibiotika topikal yang
tergolong dalam obat wajib apotek. Antibiotika yang tergolong dalam OWA
seperti neomicin salep
sedangkan obat topikal lain yang tidak tergolong OWA hanya dapat diperoleh
dengan resep dokter.
antibiotika oral, oleh karena itu seharusnya
dokter, akan tetapi sebagian besar responden tidak mengetahui akan hal
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
Jum
lah
Resp
onde
n (%
)
Gambar 6. Jumlah responden yang mengetahui mengenai caramemperoleh antibiotika.
Cara memperoleh antibiotika yang dimaksud terdiri dari:Antibiotika oral hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.Antibiotika topikal dapat diperoleh tanpa resep dokter.Amoksisilin tidak bisa diperoleh di Apotek tanpa resep dokter.Neomicin salep bisa diperoleh di Apotek tanpa resep dokter.Tetrasiklin Salep, Gentamicin Salep bisa diperoleh di Apotek tanpa resep dokter
Dari data diketahui kebanyakan responden (36,67%) belum tahu
bahwa amoksisilin merupakan antibiotika yang harus dibeli dengan resep
Pada prinsipnya, semua antibiotika oral tergolong dalam
obat keras sehingga hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, s
dalam penggolongan OWA, ada beberapa jenis antibiotika topikal yang
obat wajib apotek. Antibiotika yang tergolong dalam OWA
seperti neomicin salep ini dapat diperoleh dari apotek tanpa resep dokter
sedangkan obat topikal lain yang tidak tergolong OWA hanya dapat diperoleh
dengan resep dokter. Perlu diketahui bahwa amoksisilin merupakan salah satu
oral, oleh karena itu seharusnya hanya bisa diperoleh dengan resep
dokter, akan tetapi sebagian besar responden tidak mengetahui akan hal
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
a b c d e
61.33%67.33%
36.67%
73.33%
48.67%
31
engenai cara
Cara memperoleh antibiotika yang dimaksud terdiri dari:Antibiotika oral hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.Antibiotika topikal dapat diperoleh tanpa resep dokter.
bisa diperoleh di Apotek tanpa resep
Neomicin salep bisa diperoleh di Apotek tanpa resep
bisa diperoleh di
Dari data diketahui kebanyakan responden (36,67%) belum tahu
rus dibeli dengan resep
, semua antibiotika oral tergolong dalam
, sedangkan
dalam penggolongan OWA, ada beberapa jenis antibiotika topikal yang
obat wajib apotek. Antibiotika yang tergolong dalam OWA,
ini dapat diperoleh dari apotek tanpa resep dokter
sedangkan obat topikal lain yang tidak tergolong OWA hanya dapat diperoleh
ilin merupakan salah satu
dengan resep
dokter, akan tetapi sebagian besar responden tidak mengetahui akan hal
48.67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut. Karena responden bukan dari latar belakang kesehatan, maka
sebagian besar responden mendapatkan ataupun membeli antibiotika hanya
berdasarkan pengalaman maupun saran dari orang lain.
rendahnya tingkat pengetahuan mengenai cara memperoleh antibioti
dilihat pada gambar 7
Gambar pengetahuan mengenai cara memperoleh antibiotika
3. Pengetahuan responden m
Bagian ini memberi informasi
memperoleh antibiotika
Gambar 8. Jumlah responden yang mengetahuitempat memperoleh antibiotika.
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
Karena responden bukan dari latar belakang kesehatan, maka
sar responden mendapatkan ataupun membeli antibiotika hanya
berdasarkan pengalaman maupun saran dari orang lain. Tinggi, sedang, dan
rendahnya tingkat pengetahuan mengenai cara memperoleh antibioti
dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai cara memperoleh antibiotika.
Pengetahuan responden mengenai tempat mendapatkan antibiotika
Bagian ini memberi informasi tentang darimana saja responden
memperoleh antibiotika seperti terlihat pada gambar 8.
Gambar 8. Jumlah responden yang mengetahuimemperoleh antibiotika.
28.67%
34.67%
36.67%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%94.00%
95.33%
61.33%
94.00% 87.33%
47.33%64.67%
68.67%
32
Karena responden bukan dari latar belakang kesehatan, maka
sar responden mendapatkan ataupun membeli antibiotika hanya
Tinggi, sedang, dan
rendahnya tingkat pengetahuan mengenai cara memperoleh antibiotika dapat
responden berdasarkan tingkat .
ntibiotika.
tentang darimana saja responden bisa
mengenai
Tinggi
Sedang
Rendah
68.67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apotek dan rumah sakit menjadi tempat umumnya responden mendapatkan
antibiotika, hal ini ditunjukkan dengan presentase yang tinggi yaitu
dan 95, 33%. Kenyataan ini selaras dengan penelitian oleh Sutama yang
menyatakan kalau sebagian besar masyarakat di daerah Pasar Kembang
mendapatkan antibio
Beberapa responden juga ternyata diketahui pernah mendapatkan
antibiotika melalui tempat lain selain apotek dan rumah sakit
diketahui bahwa responden masih bisa mendapatkan antibiotika dari bidan
dengan angka yang cukup tinggi yaitu 52,67%
bahwa antibiotika tidak bisa didapatkan dari
peraturan diketahui bahwa antibiotika hanya boleh didapatkan di apotek
dengan resep dokter ataupun rumah sakit yang mempunyai instalasi farmasi
(American Academy of Family Physicians
dikarenakan respond
antibiotika tidak boleh dijual atau dipasarkan secara bebas.
Gambar 9pengetahuan mengenai
Apotek dan rumah sakit menjadi tempat umumnya responden mendapatkan
antibiotika, hal ini ditunjukkan dengan presentase yang tinggi yaitu
dan 95, 33%. Kenyataan ini selaras dengan penelitian oleh Sutama yang
menyatakan kalau sebagian besar masyarakat di daerah Pasar Kembang
mendapatkan antibiotika dari dokter dan apotek.
Beberapa responden juga ternyata diketahui pernah mendapatkan
antibiotika melalui tempat lain selain apotek dan rumah sakit, dari data
diketahui bahwa responden masih bisa mendapatkan antibiotika dari bidan
dengan angka yang cukup tinggi yaitu 52,67% (pada gambar yang tahu
bahwa antibiotika tidak bisa didapatkan dari bidan 47,33% ), padahal dari
diketahui bahwa antibiotika hanya boleh didapatkan di apotek
dengan resep dokter ataupun rumah sakit yang mempunyai instalasi farmasi
American Academy of Family Physicians, 2009). Hal ini mungkin
dikarenakan responden maupun pemasok belum mengetahui bahwa
antibiotika tidak boleh dijual atau dipasarkan secara bebas.
Gambar 9. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai tempat mendapatkan antibiotika
72.00%
27.33%
0.67%
33
Apotek dan rumah sakit menjadi tempat umumnya responden mendapatkan
antibiotika, hal ini ditunjukkan dengan presentase yang tinggi yaitu 94,00%
dan 95, 33%. Kenyataan ini selaras dengan penelitian oleh Sutama yang
menyatakan kalau sebagian besar masyarakat di daerah Pasar Kembang
Beberapa responden juga ternyata diketahui pernah mendapatkan
, dari data
diketahui bahwa responden masih bisa mendapatkan antibiotika dari bidan
pada gambar yang tahu
, padahal dari
diketahui bahwa antibiotika hanya boleh didapatkan di apotek
dengan resep dokter ataupun rumah sakit yang mempunyai instalasi farmasi
. Hal ini mungkin
en maupun pemasok belum mengetahui bahwa
Perbandingan responden berdasarkan tingkat antibiotika.
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Pengetahuan responden m
Sebagian responden pada bagian ini memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase responden yang
menjawab benar kuesioner
pertanyaan ternyata yang masih
penggunaan antibiotika tidak dihentikan bila gejala penyakit sudah sembuh
Dari situ terlihat bahwa responden yang tahu bahwa antibiotika itu harus
dilanjutkan meskipun gejala sudah hilang ada sekitar 66,67% artinya
sepertiga dari responden ternyata belum tahu tentang hal tersebut.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh informasi yang diberikan oleh pihak
yang memberikan antibiotika ketika responden mendapatkan antibiotika,
ataupun dari informasi orang
sendiri.
Gambar 10cara penggunaan
Cara penggunaan antibiotika ini meliputi: a = Antibiotika harus diminum sampai habis.b = Penggunaan antibiotika
penyakit hilang.c = Penggunaan antibiotika dihentikan bila obatnya sudah
habis.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Pengetahuan responden mengenai cara penggunaan antibiotika
Sebagian responden pada bagian ini memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase responden yang
kuesioner yang berada diatas 50%. Namun dari ketiga
pertanyaan ternyata yang masih cukup rendah adalah pada bagian
penggunaan antibiotika tidak dihentikan bila gejala penyakit sudah sembuh
Dari situ terlihat bahwa responden yang tahu bahwa antibiotika itu harus
dilanjutkan meskipun gejala sudah hilang ada sekitar 66,67% artinya
ga dari responden ternyata belum tahu tentang hal tersebut.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh informasi yang diberikan oleh pihak
yang memberikan antibiotika ketika responden mendapatkan antibiotika,
ataupun dari informasi orang-orang yang pernah menggunakan antibiotika itu
Gambar 10. Jumlah responden yang dianggap tahu mcara penggunaan antibiotika.
Cara penggunaan antibiotika ini meliputi: Antibiotika harus diminum sampai habis.Penggunaan antibiotika tidak dihentikan bila gejala penyakit hilang.Penggunaan antibiotika dihentikan bila obatnya sudah habis.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
a b c
84.00%
66.67%73.33%
34
ntibiotika.
Sebagian responden pada bagian ini memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase responden yang
yang berada diatas 50%. Namun dari ketiga
cukup rendah adalah pada bagian
penggunaan antibiotika tidak dihentikan bila gejala penyakit sudah sembuh.
Dari situ terlihat bahwa responden yang tahu bahwa antibiotika itu harus
dilanjutkan meskipun gejala sudah hilang ada sekitar 66,67% artinya
ga dari responden ternyata belum tahu tentang hal tersebut.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh informasi yang diberikan oleh pihak
yang memberikan antibiotika ketika responden mendapatkan antibiotika,
akan antibiotika itu
responden yang dianggap tahu mengenai
dihentikan bila gejala
Penggunaan antibiotika dihentikan bila obatnya sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tinggi, sedang, dan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai
penggunaan antibiotika, mayoritas responden ternyata memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi mengenai penggunaan antibiotika (50,67%), seperti
tersaji pada gambar
Gambar pengetahuan mengenai
5. Pengetahuan responden mengenai aturan penggunaan antibiotika
Penggunaan antibiotika yang sesuai aturan akan membantu mengurangi
dampak terjadinya resiko resist
yang tinggi mengenai aturan penggunaan antibiotika mutlak dibutuhkan
untuk mencegah resistensi antibiotika.
bahwa kebanyakan re
aturan penggunaan antibiotika (diatas 50%)
Berdasarkan tinggi, sedang, dan rendahnya tingkat pengetahuan
mengenai penggunaan antibiotika, mayoritas responden ternyata memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai penggunaan antibiotika (50,67%),
seperti tersaji pada gambar 13
Berdasarkan tinggi, sedang, dan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai
penggunaan antibiotika, mayoritas responden ternyata memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi mengenai penggunaan antibiotika (50,67%), seperti
tersaji pada gambar 11.
Gambar 11. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai tempat mendapatkan antibiotika
Pengetahuan responden mengenai aturan penggunaan antibiotika
Penggunaan antibiotika yang sesuai aturan akan membantu mengurangi
dampak terjadinya resiko resistensi antibiotika, oleh karenanya pengetahuan
yang tinggi mengenai aturan penggunaan antibiotika mutlak dibutuhkan
untuk mencegah resistensi antibiotika. Dari hasil penelitian ternyata diketahui
bahwa kebanyakan responden mampu menjawab dengan benar mengena
gunaan antibiotika (diatas 50%) seperti terlihat pada gambar 12
Berdasarkan tinggi, sedang, dan rendahnya tingkat pengetahuan
mengenai penggunaan antibiotika, mayoritas responden ternyata memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai penggunaan antibiotika (50,67%),
seperti tersaji pada gambar 13.
50.67%30.67%
18.67%Tinggi
Sedang
Rendah
35
Berdasarkan tinggi, sedang, dan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai
penggunaan antibiotika, mayoritas responden ternyata memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi mengenai penggunaan antibiotika (50,67%), seperti
Perbandingan responden berdasarkan tingkat antibiotika.
Pengetahuan responden mengenai aturan penggunaan antibiotika
Penggunaan antibiotika yang sesuai aturan akan membantu mengurangi
ensi antibiotika, oleh karenanya pengetahuan
yang tinggi mengenai aturan penggunaan antibiotika mutlak dibutuhkan
Dari hasil penelitian ternyata diketahui
sponden mampu menjawab dengan benar mengenai
seperti terlihat pada gambar 12.
Berdasarkan tinggi, sedang, dan rendahnya tingkat pengetahuan
mengenai penggunaan antibiotika, mayoritas responden ternyata memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai penggunaan antibiotika (50,67%),
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 12aturan penggunaan
Aturan penggunaan yang dimaksud terdiri daria = Antibiob = Amoksisilin diminum 3c = Amoksisilin diminum minimal selama 3 harid = Neomisin
Gambar 13. pengetahuan mengenai
6. Pengetahuan responden
Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa
belum mengerti mengenai terjadinya resistensi bakteri akibat penggunaan
antibiotika secara tidak tepat. Bahka
resistensi dari penggunaan an
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
Gambar 12. Jumlah responden yang dianggap tahu maturan penggunaan antibiotika.
Aturan penggunaan yang dimaksud terdiri dariAntibiotika diminum 3-4 x sehariAmoksisilin diminum 3-4x sehariAmoksisilin diminum minimal selama 3 hariNeomisin salep digunakan 3-4x sehari
Gambar 13. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai aturan penggunaan antibiotika
onden mengenai resistensi antibiotika.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa responden ternyata
belum mengerti mengenai terjadinya resistensi bakteri akibat penggunaan
antibiotika secara tidak tepat. Bahkan yang mengetahui tentang
dari penggunaan antibiotika yang tidak tepat tidak sampai setengah
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
a b c d
59.33% 67.33% 56.67%74.00%
58.00%25.33%
16.67%
Tinggi
Sedang
Rendah
36
responden yang dianggap tahu mengenai
Perbandingan responden berdasarkan tingkat antibiotika.
responden ternyata
belum mengerti mengenai terjadinya resistensi bakteri akibat penggunaan
n yang mengetahui tentang risiko
tidak sampai setengah
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau kurang dari 50%
responden membeli atau mendapatkan antibiotika tidak ada informasi yang
disampaikan mengenai resistensi bakteri yang mungkin terjadi.
Gambar 14resistensi
Resistensi bakteri sendiri merupakan
mempertahankan diri terhadap efek antibiotik. Antibiotik menjadi kurang
efektif dalam mengontrol atau menghentikan pertumbuhan bakteri.
Gambar 15pengetahuan mengenai
7. Pengetahuan responden secara umum mengenai antibiotika
Secara umum dari beberapa pertanyaan
antibiotika tadi dapat dirangkum sesuai gambar
43.00%
43.50%
44.00%
44.50%
45.00%
45.50%Ju
mla
h re
spon
den
(%)
50% dari responden. Hal ini mungkin dikarenakan pada saat
responden membeli atau mendapatkan antibiotika tidak ada informasi yang
disampaikan mengenai resistensi bakteri yang mungkin terjadi.
Gambar 14. Jumlah responden yang dianggap tahu mresistensi antibiotika.
Resistensi bakteri sendiri merupakan kemampuan alamiah bakteri untuk
mempertahankan diri terhadap efek antibiotik. Antibiotik menjadi kurang
efektif dalam mengontrol atau menghentikan pertumbuhan bakteri.
Gambar 15. Perbandingan responden berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai resistensi antibiotika.
Pengetahuan responden secara umum mengenai antibiotika
Secara umum dari beberapa pertanyaan-pertanyaan mengenai
antibiotika tadi dapat dirangkum sesuai gambar 16.
43.00%
43.50%
44.00%
44.50%
45.00%
45.50%
penyebab resistensi pengertian resistensi
45.33%
44.00%
37.33%
14.67%
48.00%
37
. Hal ini mungkin dikarenakan pada saat
responden membeli atau mendapatkan antibiotika tidak ada informasi yang
responden yang dianggap tahu mengenai
kemampuan alamiah bakteri untuk
mempertahankan diri terhadap efek antibiotik. Antibiotik menjadi kurang
Perbandingan responden berdasarkan tingkat
pertanyaan mengenai
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 16pengetahuan tentang antibiotika secara umum.
Keseluruhan pengetahuan meliputi:a = Pengetahuan mengenai pengertian umum antibiotikab = Pengetahuan mengenai cara memperoleh antibiotikac = Pengetahud = Pengetahuan mengenai cara penggunaan antibiotikae = Pengetahuan mengenai aturan penggunaan antibiotikaf = Pengetahuan mengenai resistensi antibiotika
Dari gambar dapat disimpulkan bahwa ternyata
paling rendah terdapat pada bagian mengenai resistensi antibiotika
(44,67%), sedangkan pengetahuan responden paling tinggi terdapat pada
bagian mengenai tempat mendapatkan antibiotika (76,58%).
D. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan responden dalam penelitian ini digolongkan
menjadi 3 tingkatan, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dimaksud tingkat
pengetahuan rendah jika responden memiliki n
tingkat pendidikan sedang jika re
untuk pengetahuan tinggi jika responden memiliki nilai antara 71
maksimal adalah 100 dan nilai minimal adalah 0 (nol). Berikut ini merupakan
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
Peng
etah
uan
resp
onde
n (%
)
Gambar 16. Jumlah rata-rata jawaban responden mengenai pengetahuan tentang antibiotika secara umum.
seluruhan pengetahuan meliputi:Pengetahuan mengenai pengertian umum antibiotikaPengetahuan mengenai cara memperoleh antibiotikaPengetahuan mengenai tempat mendapatkan antibiotikaPengetahuan mengenai cara penggunaan antibiotikaPengetahuan mengenai aturan penggunaan antibiotikaPengetahuan mengenai resistensi antibiotika
Dari gambar dapat disimpulkan bahwa ternyata pengetahuan responden
paling rendah terdapat pada bagian mengenai resistensi antibiotika
(44,67%), sedangkan pengetahuan responden paling tinggi terdapat pada
bagian mengenai tempat mendapatkan antibiotika (76,58%).
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Antibiotika
Tingkat pengetahuan responden dalam penelitian ini digolongkan
menjadi 3 tingkatan, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dimaksud tingkat
pengetahuan rendah jika responden memiliki nilai dibawah atau sama dengan
ndidikan sedang jika responden memiliki nilai antara 50-70, sedangkan
untuk pengetahuan tinggi jika responden memiliki nilai antara 71-
maksimal adalah 100 dan nilai minimal adalah 0 (nol). Berikut ini merupakan
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
a b c d e f
58.44% 57.47%
76.58%74.67%
64.33%
44.67%
38
rata jawaban responden mengenai
Pengetahuan mengenai pengertian umum antibiotikaPengetahuan mengenai cara memperoleh antibiotika
an mengenai tempat mendapatkan antibiotikaPengetahuan mengenai cara penggunaan antibiotikaPengetahuan mengenai aturan penggunaan antibiotika
pengetahuan responden
paling rendah terdapat pada bagian mengenai resistensi antibiotika
(44,67%), sedangkan pengetahuan responden paling tinggi terdapat pada
Masyarakat Mengenai Antibiotika
Tingkat pengetahuan responden dalam penelitian ini digolongkan
menjadi 3 tingkatan, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dimaksud tingkat
ilai dibawah atau sama dengan 50,
70, sedangkan
-100. Nilai
maksimal adalah 100 dan nilai minimal adalah 0 (nol). Berikut ini merupakan
44.67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tabel mengenai tingkat pengetahuan masyarakat Umbulharjo mengenai
antibiotika.
Tabel III. Perbandingan responden berdasarkan tinggi, rendah, sedang dari Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Antibiotika.
Tingkat Pengetahuan
Jumlah Presentase (%)
Tinggi 50 33,33Sedang 96 64,00Rendah 4 2,67Total 150 100
Secara umum dari 150 responden yang berada di Kecamatan Umbulharjo
hanya sekitar 2,67% yang memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai
antibiotika, sedangkan 97,33% memiliki tingkat pengetahuan sedang dan tinggi
mengenai antibiotika. Hal ini dapat disebabkan karena meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan sehingga masyarakat lebih peduli terhadap
isu-isu mengenai kesehatan yang ada dan mengumpulkan informasi mengenainya.
Selain itu, saat ini di masyarakat tersedia banyak sumber informasi yang mudah di
akses oleh semua kalangan masyarakat yaitu dari dokter, apoteker, bidan, tenaga
kesehatan yang lain, kader kesehatan maupun mahasiswa kesehatan.
E. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Mengenai Antibiotika
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji korelasi
Spearman. Uji ini dilakukan karena diketahui bahwa data penelitian menunjukkan
distribusi yang tidak normal.. Dari hasil uji hipotesis didapatkan hasil bahwa
hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan mengenai antibiotika
memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0,121 dengan taraf signifikansi (P) 0,141.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Nilai p yang didapatkan mempunyai nilai lebih besar dari 0,05
menunjukkan bahwa hipotesis awal ditolak. Artinya tingkat pengetahuan
seseorang mengenai antibiotika tidak ditentukan oleh tingginya tingkat pendidikan
atau semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang belum tentu tingkat pengetahuan
mengenai antibiotikanya juga tinggi, begitu pula sebaliknya. Hasil ini tidak sesuai
dengan pernyataan oleh Widiawaty yang mengatakan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah
menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut. sehingga semakin tinggi pendidikan
maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya, tetapi hasil penelitian ini ternyata
sama dengan hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh Damanik dan
Juang yaitu bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengetahuan
seseorang mengenai suatu hal, dalam kasus ini adalah pengetahuan mengenai
antibiotika secara umum.
F. Sumber Perolehan Informasi Responden
Sumber informasi responden pada bagian ini terbagi menjadi 3 bagian
yakni: sumber informasi melalui media interpersonal, sumber informasi melalui
media cetak, dan sumber informasi melalui media elektronik.
1. Sumber informasi melalui media interpersonal
Sumber informasi media interpersonal terdiri dari dokter, apoteker,
perawat/bidan, mahasiswa, tokoh masyarakat, kader, mantri, dan sesama
masyarakat. Sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai
antibiotika ini dari dokter, sesama masyarakat, dan apoteker (86,67%,
64,00%, dan 63,33%). Sedangkan media interpersonal lain seperti informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari perawat/bidan, mahasiswa, tokoh masyarakat, kader dan mantra
tampaknya kurang popul
Gambar 17. Media interpersonal yang digunakan responden sebagai sumber
Dari gambar dapat disimpulkan bahwa peranan dokter masih yang terbesar
sebagai sumber informasi interpersonal dalam memberikan keterangan
tentang antibiotika hal ini sejalan dengan peran seorang dokter seharusnya
yang juga harus paham mengenai penyakit dan obat
dan sesama masyarakat juga tidak dapat dikesampingkan d
informasi mengenai antibiotika.
2. Sumber informasi melalui media cetak
Sebesar 34,00 % dari 150 responden memperoleh informasi
mengenai antibiotika dari koran/surat kabar, 28,00 % dari 150 responden
mengaku mendapatkan informasi mengenai
sedangkan 23,33 %
Majalah kesehatan juga merupakan salah satu media cetak yang paling
memberikan informasi tentang antibiotika, hal ini ditunjukkan dengan 54,67
% dari 150 responden yang mengaku mereka mendapatkan informasi tentang
0.00%
50.00%
100.00%
jum
lah
resp
onde
n (%
)
dari perawat/bidan, mahasiswa, tokoh masyarakat, kader dan mantra
aknya kurang populer di kalangan masyarakat.
Gambar 17. Media interpersonal yang digunakan responden sebagai sumber informasi responden mengenai antibiotika
Dari gambar dapat disimpulkan bahwa peranan dokter masih yang terbesar
informasi interpersonal dalam memberikan keterangan
tentang antibiotika hal ini sejalan dengan peran seorang dokter seharusnya
yang juga harus paham mengenai penyakit dan obat-obatan. Peranan apoteker
dan sesama masyarakat juga tidak dapat dikesampingkan dalam memberikan
informasi mengenai antibiotika.
Sumber informasi melalui media cetak
Sebesar 34,00 % dari 150 responden memperoleh informasi
mengenai antibiotika dari koran/surat kabar, 28,00 % dari 150 responden
mengaku mendapatkan informasi mengenai antibiotika dari bro
sedangkan 23,33 % responden memperoleh informasi antibiotika dari leaflet.
Majalah kesehatan juga merupakan salah satu media cetak yang paling
memberikan informasi tentang antibiotika, hal ini ditunjukkan dengan 54,67
sponden yang mengaku mereka mendapatkan informasi tentang
0.00%
50.00%
100.00%86.67%
63.33%
27.33%32.00%
14.00%26.67%
14.00%
64.00%
Sumber Informasi
41
dari perawat/bidan, mahasiswa, tokoh masyarakat, kader dan mantra
Gambar 17. Media interpersonal yang digunakan responden informasi responden mengenai antibiotika.
Dari gambar dapat disimpulkan bahwa peranan dokter masih yang terbesar
informasi interpersonal dalam memberikan keterangan
tentang antibiotika hal ini sejalan dengan peran seorang dokter seharusnya
obatan. Peranan apoteker
alam memberikan
Sebesar 34,00 % dari 150 responden memperoleh informasi
mengenai antibiotika dari koran/surat kabar, 28,00 % dari 150 responden
antibiotika dari brosur,
responden memperoleh informasi antibiotika dari leaflet.
Majalah kesehatan juga merupakan salah satu media cetak yang paling
memberikan informasi tentang antibiotika, hal ini ditunjukkan dengan 54,67
sponden yang mengaku mereka mendapatkan informasi tentang
64.00%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antibiotika dari majalah kesehatan.
besar karena memang di dalam majalah kesehatan banyak disinggung
mengenai penyakit-
Gambar 18sebagai sumber
3. Sumber informasi melalui media elektronik
Di era globalisasi seperti sekarang ini media elektronik sudah
berkembang sangat pesat. Banyak informasi yang
media-media elektronik sekarang ini, salah satunya mengenai antibiotika.
Sumber informasi antibiotika dari media elektronik dikelompokkan menjadi
tiga sumber informasi yang utama yaitu radio, internet dan televisi (TV).
Gambar 19sebagai sumber
Sebanyak 15,33 % dari 150 responden mengaku mereka pernah mendapatkan
informasi mengenai antibiotika dari radio, dan 34,00 % dari 150 responden
mengatakan mereka mendapat informasi t
jum
lah
resp
onde
n (%
)ju
mla
h re
spon
den
(%)
antibiotika dari majalah kesehatan. Majalah kesehatan mempunyai peranan
besar karena memang di dalam majalah kesehatan banyak disinggung
-penyakit dan juga obat-obatan.
Gambar 18. Media interpersonal yang digunakan responden sebagai sumber informasi responden mengenai antibiotika
Sumber informasi melalui media elektronik
Di era globalisasi seperti sekarang ini media elektronik sudah
berkembang sangat pesat. Banyak informasi yang bisa kita dapatkan dari
media elektronik sekarang ini, salah satunya mengenai antibiotika.
Sumber informasi antibiotika dari media elektronik dikelompokkan menjadi
tiga sumber informasi yang utama yaitu radio, internet dan televisi (TV).
19. Media interpersonal yang digunakan responden sebagai sumber informasi responden mengenai antibiotika
Sebanyak 15,33 % dari 150 responden mengaku mereka pernah mendapatkan
informasi mengenai antibiotika dari radio, dan 34,00 % dari 150 responden
akan mereka mendapat informasi tentang antibiotika dari televis
0.00%
100.00%
koran brosur leaflet majalah kes
34.00% 28.00% 23.33%54.67%
resp
onde
n (%
)
sumber media
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
radio internet TV
15.33% 22.00%
34.00%
Sumber Media
42
Majalah kesehatan mempunyai peranan
besar karena memang di dalam majalah kesehatan banyak disinggung
Media interpersonal yang digunakan responden informasi responden mengenai antibiotika.
Di era globalisasi seperti sekarang ini media elektronik sudah
bisa kita dapatkan dari
media elektronik sekarang ini, salah satunya mengenai antibiotika.
Sumber informasi antibiotika dari media elektronik dikelompokkan menjadi
tiga sumber informasi yang utama yaitu radio, internet dan televisi (TV).
Media interpersonal yang digunakan responden informasi responden mengenai antibiotika.
Sebanyak 15,33 % dari 150 responden mengaku mereka pernah mendapatkan
informasi mengenai antibiotika dari radio, dan 34,00 % dari 150 responden
entang antibiotika dari televisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
(TV). Sedangkan sebanyak 22,00 % dari responden pernah mendapatkan
informasi mengenai antibiotika ini dari internet. Televisi paling banyak
digunakan masyarakat sebagai sumber informasi karena merupakan media
utama yang bisa ditemukan dengan mudah dalam masyarakat. Notoatmodjo
(2007) mengungkapkan bahwa sebagian besar pengetahuan yang dimiliki
oleh manusia diperoleh melalui penginderaan yang telah dilakukan oleh mata
dan telinga.
Hal lain yang juga menjadi alasan bagi masyarakat lebih memilih
TV adalah di televisi banyak ditemukan inovasi-inovasi yang menarik dalam
bentuk iklan yang membuat masyarakat tertarik, termasuk iklan layanan
masyarakat, namun kekurangan dari TV adalah untuk menayangkan sebuah
iklan di Televisi memerlukan biaya yang tidak sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karakteristik demografi masyarakat Kecamatan Umbulharjo menunjukkan
bahwa usia 35-49 merupakan usia terbanyak dengan persentase 47,33% dan
masyarakat berjenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan persentase
50,67%.
2. Tingkat pendidikan responden di Kecamatan Umbulharjo terdiri dari: SD
sebesar 20,67 %, SMP sebesar 21,33 %, SMA sebesar 32,00 %, dan
Perguruan Tinggi sebesar 26,00 %.
3. Pengetahuan responden mengenai antibiotika paling rendah terdapat pada
bagian mengenai resistensi antibiotika (44,67%), sedangkan pengetahuan
responden paling tinggi terdapat pada bagian mengenai tempat mendapatkan
antibiotika (76,58%).
4. Sebanyak 33,33% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 64,00%
sedang, dan 2,67% memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai
antibiotika.
5. Tingkat pendidikan responden tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai antibiotika.
6. Televisi dan majalah kesehatan merupakan media informasi elektronik dan
media cetak yang paling banyak dimanfaatkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi mengenai antibiotika, sedangkan dokter masih
menjadi yang teratas sebagai sumber informasi secara interpersonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Saran
1. Memaksimalkan pemberian informasi mengenai antibiotika oleh apoteker
karena apoteker merupakan sarana yang dianggap paling mengerti mengenai
obat-obatan termasuk antibiotika.
2. Memanfaatkan sarana media televisi untuk memberikan pelayanan informasi
mengenai antibiotika kepada masyarakat karena televisi merupakan media
banyak digunakan masyarakat.
3. Untuk peneliti selanjutnya dapat dilakukan penelitian mengenai identifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan mengenai antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Daftar Pustaka
AAFP, 2009, Controlling Antibiotic Resistance: Will We Someday See Limited Prescribing Autonomy?, American Academy of Family Physicians, http://www.aafp.org/afp/2001/0315/p1034.html, diakses tanggal 13 November 2010.
Anna, L.K., Chandra, A., 2011, Kaum Lelaki Kurang Peduli Kesehatan, http://health.kompas.com/read/2011/02/17/15371631/www.kompas.com, diakses tanggal 31 Oktober 2011.
APUA, 2010, What is Antibiotic Resistance and Why is it a problem?, Alliance for The Prudent Use of Antibiotic, http://www.tufts.edu/med/apua/about_issue/antibiotic_res.shtml, diakses tanggal 16 November 2010.
Argadireja, 2003, Program Pembangunan Kesehatan Tahun 2003. Jakarta: Sekretariat Jendral Departemen Kesehatan.
Azwar, S., 2007, Reliabilitas dan Validitas, Edisi ke-3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 45.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan POM RI, Jakarta.
Broewer, 1993, Pola Pikir Pendidikan, Dinas Pendidikan, Yogyakarta, hal. 7-10.
Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), edisi pertama, diterjemahkan dan diedit oleh Mudihardi, H.E., Kuntaman, Wasito, E.B., Mertaniasih, N.M., Harsono, S., Alimsardjono, L., Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal. 228-229.
Cutler, D & Lleras-Muney, A., 2007 Education and Health, National Poverty Center, The University Of Michigan, USA
Damanik, 2009, Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 tahun di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, hal. 41.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 204.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 204.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Djuang, 2009, Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat dengan Penggunaan Antibiotik yang Diperoleh Secara Bebas di Medan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 23.
Dyandra, 2010, Media Massa Elektronik, http://dyandra17.student.umm.ac.id/2010/07/13/media-massa-elektronik.pdf/, diakses tanggal 8 november 2011Harkness, R., 1989, Interaksi Obat, diterjemahkan oleh Agoes, G., Widianto, M.B., Penerbit ITB, Bandung, hal. 17-18.
Hendra, AW. (2008). Pengetahuan. Diambil tanggal 11 September 2009 dari http://ajangberkarya.org/2008/06/07/konsep-pengetahuan/
Judarwanto, W., 2006, Penggunaan Antibiotika Irasional Pada Anak, ISSN : 2085-871X | Edisi Vol.8/XVIII/November 2006 – KESEHATAN, inovasi online, ppi jepang, diakses tanggal 22 november 2010.
Kuncoro, M., 2009, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi (Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis?), Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 188.
National Institute of Allergy and Infectious Deseases, 2009, Antimicrobial (Drug)Resistance, http://www.niaid.nih.gov/topics/antimicrobialResistance/Understanding/Pages/definitions.aspx, diakses tanggal 24 september 2010.
Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, 2nd ed. Jakarta: Rineka cipta.
Notoatmodjo, S., 2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta
Notoadmomojo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Ketiga, Jakarta, Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., 2007, Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.
Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Oey-Gardiner, M., 2003 Pendidikan, http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/700/700/ diakses tanggal 29 September 2010.
Patria, B., 2010, Uji Normalitas, http://inparametric.com/bhinablog/download/ujinormalitas.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Prastiwi, 2009, Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Akseptor KB Tentang Kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, hal. 31-32.
Refdanita, Maksum, R., Nurgani, A., dan Endang, P., 2004. Faktor yang Mempengaruhi Ketidaksesuaian Penggunaan antibiotika dengan UjiKepekaan di Ruang Intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 20012002. Makara, Kesehatan 8 (1):21-26.
Suhadi R., Sutama I.M.A., 2005,Studi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika Di Kalangan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Suparlan, P., 1995, Masyarakat Terasing dalam Masyarakat Indonesia, Ed. 1, , Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hal. 214.
Todar, Kenneth., 2011, Online Textbook of Bacteriology.http://textbookofbacteriology.net/bacteriology.html diakses tanggal 5 Oktober 2011.
Tirtarahardja, U., La Sulo, S.L., 2008, Pengantar Pendidikan, Edisi Revisi, PT Rineka Cipta, Jakarta, hal. 76-77.
Umar, H., 2010, Desain Penelitian Manajemen Strategik (Cara Mudah Meneliti Masalah-Masalah Manajemen Strategik untuk Skripsi, Tesis, dan Praktik Bisnis), Seri Desain Penelitian Bisnis-No.3, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 8, 68.
Undang-Undang Obat Keras St. No. 419 tgl. 22 Desember 1949. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2, 1989, Sistem Pendidikan Nasional, http://www.dikti.go.id/Archive2007/uu_no2_1989.htm, diakses tanggal 23 November 2010.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS 2003).
Widiawaty, Nanik, 2009, Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara Di Dukuh Ngambak Lipuro Bekonang Sukoharjo, Http://Www.Digilib.Uns.Ac.Id/Upload/Dokumen/150991808201003361.Pdf, diakses tanggal 10 November 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Widianti, E., Sriati, A., dan Hernawaty, T., 2007, Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikomatik dan Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut, Laporan Penelitian, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran, Bandung.
World Heath Organization, 2001. Antimicrobial Resistance. Available from: http://www.who.int/csr/resources/publications/drugresist/WHO_CDS_CSR_DRS2001_2_EN/en/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 1.
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI ANTIBIOTIKA DI KECAMATAN UMBULHARJO
KOTAMADYA YOGYAKARTA
Data Responden
Nama Responden : _______________________Rukun Tetangga (RT) : _______________________Kampung/Dusun : _______________________Desa : _______________________
I. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden a) SDb) SMPc) SMAd) PT
II. Umur Responden : ……… tahun
III. Tingkat pengetahuan mengenai antibiotika
PERNYATAANRespon
Ya Tidak 1. Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
2. Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus.
3. Antibiotika oral hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
4. Antibiotika topikal dapat diperoleh tanpa resep dokter.
5. Antibiotika dapat diperoleh dari sisa obat anggota keluarga yang lain.
6. Antibiotika bisa diperoleh dari Apotek.
7. Antibiotika bisa diperoleh dari Rumah sakit.
8. Antibiotika bisa diperoleh dari Toko obat.
9. Antibiotika bisa diperoleh dari Warung.
10. Antibiotika bisa diperoleh dari Pengecer obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
11. Antibiotika bisa diperoleh dari Bidan.
12. Antibiotika bisa diperoleh dari Mantri.
13. Antibiotika digunakan untuk mengobati luka bernanah.
14. Cara penggunaan antibiotika yang benar adalah antibiotika harus
diminum sampai habis sesuai petunjuk dokter.
15. Aturan penggunaan antibiotika yang benar adalah diminum tiga
sampai empat kali sehari.
16. Penggunaan antibiotika secara tidak teratur dapat menimbulkan
resistensi bakteri.
17. Resistensi bakteri adalah kekebalan bakteri terhadap antibiotika.
18. Penggunaan antibiotika dihentikan bila gejala penyakit sudah hilang.
19. Penggunaan antibiotika dihentikan bila obatnya sudah habis.
20. Amoksisilin bisa diperoleh di Apotek tanpa resep dokter.
21. Amoksisilin digunakan/diminum 3-4 x sehari.
22. Amoksisilin digunakan/diminum minimal selama 3 hari.
23. Neomisin salep bisa diperoleh di Apotek tanpa resep dokter.
24. Neomisin salep digunakan/dioleskan 3-4 x sehari.
25. Antibiotika selain Neomisin salep yang dapat dibeli tanpa resep
dokter adalah Tetrasiklin salep, Kloramfenikol salep, Gentamisin
salep, dan Eritromisin salep.
26. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari dokter.
27. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari apoteker.
28. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari perawat/bidan.
29. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari mahasiswa
kesehatan (kedokteran, farmasi atau keperawatan).
30. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari tokoh
masyarakat.
31. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari kader
kesehatan.
32. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari mantri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
33. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari sesama
masyarakat baik secara formal maupun tidak.
34. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari surat kabar
(koran).
35. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari brosur tentang
obat atau kesehatan.
36. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari brosur/leaflet
tentang obat-obatan atau kesehatan.
37. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari majalah
kesehatan.
38. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari radio.
39. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari media internet.
40. Saya memperoleh informasi mengenai antibiotika dari televisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 2.
REKAPILUTASI KUESIONER
Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan Antibiotika
NoJawaban
BenarJawaban
SalahNo
Jawaban Benar
Jawaban Salah
1 101 49 14 126 242 60 90 15 89 613 92 58 16 68 824 101 49 17 66 845 103 47 18 100 506 141 9 19 110 407 143 7 20 55 958 92 58 21 101 499 141 9 22 85 6510 131 19 23 110 4011 71 79 24 111 3912 97 53 25 73 7713 102 48
Jawaban Responden Mengenai Sumber Informasi Mengenai Antibiotika
Sumber Informasi
JumlahSumber
InformasiJumlah
Dokter 130 Koran 51
Apoteker 95 Brosur 42
Perawat/Bidan 41 Leaflet 35
Mahasiswa 48Majalah
Kesehatan82
Tokoh Masyarakat
21 Radio 23
Kader 40 Internet 33
Mantri 21 TV 51
Sesama Masyarkat
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 3.
Nilai Uji Reabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.759 40
Lampiran 4.
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=pendidikan skortotal
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 27-Jun-2011 08:08:26
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 150
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=pendidikan skortotal
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.015
Elapsed Time 00:00:00.023
Number of Cases Alloweda 157286
a. Based on availability of workspace memory.
[DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pendidikan skortotal
N 150 150
Normal Parametersa Mean 2.59 21.85
Std. Deviation 1.062 3.505
Most Extreme Differences Absolute .189 .123
Positive .172 .123
Negative -.189 -.062
Kolmogorov-Smirnov Z 2.315 1.510
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .021
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 5.
NONPAR CORR
/VARIABLES=pengetahuan pendidikan
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations
Notes
Output Created 01-Jul-2011 11:17:54
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
150
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax NONPAR CORR
/VARIABLES=pengetahuan pendidikan
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.004
Number of Cases Allowed 174762 casesa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Notes
Output Created 01-Jul-2011 11:17:54
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
150
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax NONPAR CORR
/VARIABLES=pengetahuan pendidikan
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.004
Number of Cases Allowed 174762 casesa
a. Based on availability of workspace memory
[DataSet0]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Correlations
pengetahuan pendidikan
Spearman's rho pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .121
Sig. (2-tailed) . .141
N 150 150
pendidikan Correlation Coefficient .121 1.000
Sig. (2-tailed) .141 .
N 150 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BIOGRAFI PENULIS
Penulis yang memiliki nama lengkap Mahendra Agil
Kusuma merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara
dari pasangan Sony Sumarsono dan Sri Mardiyati,
S.Pd. Penulis lahir di Gunungkidul pada tanggal 24
Oktober 1989.
Penulis telah menempuh pendidikan di TK Dharma
Bakti Wonosari pada tahun 1993-1995, SD Negeri V
Wonosari pada tahun 1995-2001, SMP Negeri 9 Yogyakarta pada tahun 2001-
2004, SMA Negeri 6 Yogyakarta pada tahun 2004-2007, dan kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2007. Semasa di bangku kuliah, penulis bergabung dan
aktif dalam kegiatan kepanitiaan sie perlengkapan Pelepasan Wisuda 2007, sie
perlengkapan KIO, sie perlengkapan Pharmacy Performance n Event Cup 2008,
sie Perlengkapan TITRASI 2009. Selain itu penulis pernah menjadi anggota sie
Humas Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF) Farmasi 2007-2008, co
divisi UKF Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Farmasi 2008-2009.
Penulis juga pernah menjadi asisten dosen praktikum Botani Dasar tahun 2010,
dan juga pratikum Farmasi Fisika II pada tahun 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended