View
223
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
AKSES DAN PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Studi Kasus : SMA Negeri 6, SMA Negeri 8, SMA Negeri 9,
SMA Negeri 10, dan SMA BOPKRI I Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
ANTONIUS SUDIBYO NIM : 051324023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Maret 2010
Penulis
Antonius Sudibyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Antonius Sudibyo Nomor Mahasiswa : 051324023 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : AKSES DAN PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal, 13 Maret 2010
Yang Menyatakan
Antonius Sudibyo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
”Jangan katakan apa yang telah anda lakukan,
Tetapi tunjukkan apa yang dapat anda lakukan”
(Justin Herald)
”Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,
dan bertekunlah dalam doa”
(Roma 12:12)
”Berjuanglah atau pulang saja”
(JustinHerald)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Halaman Persembahan
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,
Terima kasih atas berkat, cinta dan bimbingannya
hingga terselesaikannya skripsi ini.
Bapak dan Ibu tercinta atas dukungan, kasih sayang,
moril dan materiil selama studi sampai lulus.
Kakakku Anna dan yulius yang baik,
terimakasih atas dukungannya.
Teman-teman PE’2005 atas
kebersamaan dan kekeluargaan selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
AKSES DAN PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Studi Kasus: SMA Negeri 6, SMA Negeri 8, SMA Negeri 9,
SMA Negeri 10, dan SMA BOPKRI I Yogyakarta
Oleh: ANTONIUS SUDIBYO
051324023 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Akses siswa terhadap buku sekolah elektronik, dan (2) Penggunaan buku sekolah elektronik dalam pembelajaran di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Responden dalam penelitian ini adalah siswa dari lima Sekolah Menegah Atas di Yogyakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 100 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi diketahui bahwa: (1) Dari 100 orang siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, hanya (28%) siswa yang melakukan pengaksesan buku sekolah elektronik, dan (72%) siswa tidak melakukan pengaksesan. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya siswa yang tidak mengetahui cara mengakses, sarana untuk mengakses masih kurang, tidak semua mata pelajaran menggunakan buku sekolah elektronik, dan banyaknya hambatan dalam mengakses buku sekolah elektronik terutama sosialisasi mengenai akses buku sekolah elektronik. (2) Dari 100 orang siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa penggunaan buku sekolah elektronik sangat tidak optimal, hanya (8%) siswa yang menggunakan materi buku sekolah elektronik dalam pembelajaran, (20%) siswa kegiatan pembelajarannya menggunakan buku sekolah elektronik, dan (10%) siswa menggunakan latihan-latihan soal yang ada didalam buku sekolah elektronik, hal ini dikarenakan guru juga tidak menggunakan buku sekolah elektronik serta sosialisasi untuk menggunakan buku sekolah elektronik masih kurang (38,53%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE ACCESSMENT AND THE APPLICATION OF ELECTRONIC SCHOOL BOOKS IN HIGH SCHOOL LEARNING PROCESS ACTIVITIES
By:
ANTONIUS SUDIBYO 051324023
Sanata Dharma University Yogyakarta
2010
This research aims to find out: (1) the students’ accessment upon the electronic school books and (2) the application of electronic school books in school learning process activities.
It is a case study research. The respondents of this research are the students of five high schools in Yogyakarta. The numbers of respondents involved in this research were 100 students. This research used interview and documentation techniques to collect data. Frequency Distribution technique was used for analyzing the data.
Based on data analysis, the results of the research are: (1) from 100 students who become the respondents in this research, only 28% of the students have accessed electronic school books, and 72% of the students have never accessed electronic school books. Factors that influence the results are lots of students still do not know the way to access electronic school books, besides the facilities to make an accessment are still insufficient. Not all school subjects use electronic school books, and lots of obstacles in accessing electronic school books especially related to the socialization of electronic school books still happened ; (2) from 100 students who become the respondents in this research, can be concluded that the application of electronic school books has not been optimal. Only 8% of the students use electronic school books subjects in their learning process, 20% of the students use electronic school books for their study, and 10% of the students use exercises inside the electronic school books since the teachers do not use electronic school books as well and the socialization of electronic school books is still insufficient (38,53%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di Surga atas
terselesaikannya penyusunan skripsi dengan judul “ Akses dan Penggunaan Buku
Sekolah Elektronik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas”.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah guna memenuhi tugas dan syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi.
4. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang dengan
sabar telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto. Selaku Dosen Pembimbing II yang juga dengan
sabar telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Indra Darmawan, S. E., M. Si, atas bimbingan yang diberikan pada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PE atas bimbingannya kepada penulis
selama studi.
8. Sekretariat PE Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam perijinan
untuk penyusunan skripsi ini.
9. Kepala Sekolah SMA N 6, SMA N 8, SMA N 9, SMA N 10, dan SMA BOPKRI
I Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melakukan
penelitian.
10. Para siswa dari SMA N 6, SMA N 8, SMA N 9, SMA N 10, dan SMA BOPKRI
I Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
sehingga terselesaikannya skripsi ini.
11. Kepala BAPEDA DIY, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
12. Walikota Yogyakarta, yang telah memberikan ijin pada penulis melakukan
penelitian.
13. Dinas Pendidikan, yang telah memberikan ijin pada penulis melakukan penelitian.
14. Kepal Dinas Pemuda dan Olahraga, yang telah memberikan ijin pada penulis
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Bapak dan Ibuku tercinta, atas doa dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi
ini.
16. Kakak-kakakku dan seluruh keluarga besar yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
17. Temen-temen PE 2005, joe, rinto, hendri, ige, bung darwis, ari, dan lain-lain,
terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan serta kekompakan kita selama
ini.
18. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Dalam penulisan dan penyajian skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... v
MOTTO ..................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. x
DAFTAR ISI.............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Batasan Masalah .................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Peraturan Pemerintah Tentang Buku Teks Ajar .................... 8
B. Pengertian dan Arti Penting Buku Teks ................................ 11
C. Era Teknologi Informasi ....................................................... 12
D. Buku Sekolah Elektronik (BSE) ........................................... 14
E. Kelebihan, Kekurangan Serta Manfaat BSE ......................... 16
F. Akses dan Penggunaan .......................................................... 18
G. Penelitian Sebelumnya .......................................................... 20
H. Kerangka Berfikir ................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 23
B. Lokasi, Alasan, dan Waktu Penelitian.................................. 23
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 24
D. Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 25
E. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian...................... 27
G. Data yang Diperlukan ........................................................... 28
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 28
I. Teknik Analisis Data ............................................................ 30
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. SMA Negeri 6 Yogyakarta ................................................ 33
1. Sejarah Singkat ............................................................. 33
2. Visi dan Misi ................................................................. 35
3. Fasilitas Sekolah ........................................................... 38
B. SMA Negeri 8 Yogyakarta ................................................. 39
1. Sejarah Singkat ............................................................. 39
2. Visi dan Misi ................................................................. 40
3. Program Studi ............................................................... 40
4. Kegiatan Ekstrakurikuler .............................................. 40
5. Fasilitas Sekolah ........................................................... 41
C. SMA Negeri 9 Yogyakarta ................................................. 42
1. Sejarah Singkat ............................................................. 42
2. Visi dan Misi ................................................................. 44
3. Fasilitas Sekolah ........................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
D. SMA Negeri 10 Yogyakarta ............................................... 45
1. Sejarah Singkat ............................................................. 45
2. Visi dan Misi ................................................................. 47
3. Fasilitas Sekolah ........................................................... 49
E. SMA BOPKRI I Yogyakarta .............................................. 50
1. Sejarah Singkat ............................................................. 50
2. Visi dan Misi ................................................................. 55
3. Tujuan Sekolah ............................................................. 55
4. Fasilitas Sekolah ........................................................... 56
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 57
B. Deskripsi Responden .......................................................... 58
C. Analisis Data dan Pembahasan ........................................... 61
1. Akses Buku Sekolah Elektronik ................................... 61
2. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik ......................... 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................... 90
B. Saran ................................................................................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 95
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingginya biaya pendidikan yang terjadi saat ini sedikit banyak
mempengaruhi dunia pendidikan di Negara Indonesia. Sejalan dengan hal ini
pemerintah pun tidak henti-hentinya melakukan perubahan sistem pendidikan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Perubahan sistem pendidikan
nasional yang dilakukan pemerintah secara terus menerus tersebut pada dasarnya
merupakan konsekuensi logis dari pelaksanaan cita-cita luhur proklamasi
kemerdekaan Indonesia, yang sebagaimana telah diamanatkan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam prakteknya, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang nomor 20
tahun 2003, yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang
tersebut dinyatakan secara tegas mengenai kebijakan pemerintah dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 3
Undang-Undang sebagai berikut: ”Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 11).
Pada tahun 2008, Pemerintah telah melakukan kebijakan baru yaitu
dengan membeli hak cipta buku pelajaran dari penulis yang merupakan hasil dari
penilaian yang dilakukan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), yang
telah ditetapkan pada Permendiknas No 2 Tahun 2008 pasal 11 disebutkan bahwa
koperasi sekolah hanya diperbolehkan menjual buku yang hak ciptanya dibeli
Pemerintah. Adapun buku-buku yang hak ciptanya masih dimiliki penerbit tidak
boleh diperjualbelikan di sekolah. Hal ini diharapkan agar harga buku bisa lebih
murah, sehingga dapat membantu sekolah-sekolah untuk memberikan fasilitas
yang lebih lengkap bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kebijakan buku
sekolah elektronik tersebut kemudian di upload oleh pemerintah dalam bentuk
file berbentuk PDF di Internet untuk lebih mempermudah semua kalangan
pendidikan untuk dapat mengakses.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di zaman modern,
untuk memasuki era globalisasi dan masa sulit dalam perekonomian yang terjadi
di Indonesia. Pendidikan di Indonesia sudah banyak mengalami perkembangan,
salah satu contohnya adalah perkembangan teknologi yang menunjang pendidikan
seperti madia internet. Walaupun banyak kalangan pendidik yang masih
menganggap penggunaan teknologi menimbulkan beberapa masalah. Ada sekolah
yang sudah memiliki fasilitas penunjang kelancaran pendidikan yang lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tetapi ada juga sekolah yang hanya memiliki fasilitas terbatas. Letak sekolah yang
berada di daerah terpencil jauh dari perkotaan juga menjadi salah satu hal yang
menghambat untuk mengakses kemajuan teknologi. Padahal biaya pendidikan
yang semakin tinggi diharapkan dapat diimbangi dengan tersedianya fasilitas
yang menunjang bagi anak didik.
Kegiatan belajar mengajar sebaiknya ditunjang dengan fasilitas-fasilitas
yang mendukung, seperti buku pelajaran, tenaga pendidik yang ahli, laboratorium,
perpustakaan, dan fasilitas yang up date sekarang adalah jaringan internet.
Pengadaan fasilitas jaringan internet ini membutuhkan dana yang besar. Saat ini
pemerintah ataupun Depdiknas mempunyai kebijakan untuk membuat buku ajar,
yaitu buku pelajaran dengan berbasis internet, yang dapat di download oleh setiap
instansi pendidikan melalui layanan internet. Untuk dapat mengakses serta
mendownload buku sekolah elektronik ini siswa maupun pihak sekolah dapat
langsung membuka di http:/bse.depdiknas.go.id/. Buku Sekolah Elektronik
(BSE) menurut Depdiknas bisa lebih efektif bagi pembelajaran di sekolah. Karena
dapat diakses oleh siapa saja tanpa harus membeli buku, dapat menyeragamkan
materi yang diterima oleh seluruh siswa di Indonesia hanya dengan mengakses
buku elektronik. Namun usaha Pemerintah (Depdiknas) untuk menggunakan buku
sekolah elektronik belum memberikan hasil yang baik, karena menurut sekolah
membutuhkan biaya lebih mahal dan yang terpenting adalah membutuhkan
fasilitas penunjang yang belum mereka punya, misalnya komputer yang
dilengkapi dengan jaringan internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Jaringan internet saat ini sudah merambah kepelosok wilayah di
Indonesia, hanya saja belum sepenuhnya orang mengerti cara dan manfaat dari
penggunaan internet itu. Apabila penerapan BSE (Buku Sekolah Elektronik)
diwajibkan, bagaimana nasib sekolah-sekolah yang ada di daerah terpencil yang
belum memiliki fasilitas internet dan unit komputer yang memadai. Keadaan
sekolah di perkotaan juga sama dengan daerah terpencil, walaupun memiliki
akses internet yang baik, tetapi mereka belum bisa 100% menggunakan layanan
tersebut. Hal ini disebabkan pendownloadan memakan waktu yang begitu lama
dan juga terbentur masalah biaya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana akses siswa terhadap buku sekolah elektronik (BSE) dalam
pembelajaran di sekolah?
2. Bagaimana penggunaan buku sekolah elektronik (BSE) dalam pembelajaran
di sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis akses buku sekolah elektronik (BSE) dalam
pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Untuk menganalisis penggunaan buku sekolah elektronik (BSE) di Sekolah
Menengah Atas (SMA).
D. Batasan Masalah
Permasalahan perbukuan di dunia pendidikan Indonesia, di dalamnya
terkandung berbagai persoalan yang menyertainya. Disamping potensi pasarnya
yang sangat besar, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa dunia perbukuan di
Indonesia menyimpan persoalan yang sangat kompleks, mulai dari penilaian,
produksi, distribusi, dan pengguanaanya oleh guru dan siswa disekolah. Dimana-
mana terjadi benturan kepentingan antara stakeholders perbukuan: pemerintah,
penerbit swasta, penyalur buku, pejabat pendidikan di daerah, siswa dan orang
tuanya, serta sekolah yaitu guru dan kepala sekolahnya. Diantara persoalan yang
muncul, Supriadi (2001:vii) menggaris bawahi bahwa dari segi produksi,
distribusi, dan pemanfaatannya oleh siswa dan guru, masih banyak yang harus
dibenahi. Termasuk dari segi pengedarannya kesekolah dan pembeliannya oleh
orang tua siswa, sering pula terjadi kontroversi.
Sejalan dengan persoalan yang dikemukakan oleh Supriadi diatas,
penulis kemudian meringkas menjadi dua macam persoalan yaitu persoalan akses
dan penggunaannya. Dengan kata lain, dari kedua macam persoalan tersebut
sebenarnya didalamnya mengandung persoalan-persoalan yang lebih kompleks.
Misalnya pada fenomena akses buku sekolah elektronik, didalamnya terkandung
persoalan-persoalan nilai dari persoalan distribusi dan prosedural, sampai pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
arti pentingnya buku sekolah elektronik bagi kepentingan pembelajaran.
Selanjutnya terkait dengan penggunaan buku sekolah elektronik, akan memuat
persoalan mengenai bagaimana efektifitas buku tersebut bagi sekolah maupun
peserta didik dan orang tua siswa.
Dari kedua batasan masalah ini, diharapkan bahwa dari kegiatan
penelitian yang terbatas ini akan dapat menghasilkan informasi yang spesifik dan
esensial bagi kepentingan umum terhadap upaya-upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional, umumnya terkait dengan persoalan akses dan penggunaan
buku sekolah elektronik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat
berkeinginan untuk meneliti, menganalisis fenomena akses dan penggunaan
buku sekolah elektronik dalam pembelajaran sebagai upaya pengganti
pengguanaan buku teks yang telah dibeli hak ciptanya oleh pemerintah.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Pemerintah, dalam hal ini pusat Perbukuan Depdiknas
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui akses dan
penggunaan buku sekolah elektronik dalam pembelajaran di sekolah, juga
dapat pula dijadikan alat kontrol terhadap hasil pendistribusian buku sekolah
elektronik dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Bagi Siswa dan Guru
Dapat memberi informasi tentang penggunaan BSE (Buku Sekolah
Elektronik) dalam proses pembelajaran, bukan hanya buku teks saja.
3. Bagi Dunia Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk
mengembangkan penelitian tindak lanjut atas persoalan yang serupa di
kemudian hari.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberi informasi tentang akses dan
penggunaan BSE (Buku Sekolah Elektronik) dan dapat dijadikan masukan
untuk bahan pertimbangan terkait dengan upaya-upaya meningkatkan layanan
pendidikan yang bermutu dalam rangka pembentukan SDM yang berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peraturan Pemerintah Tentang Buku Teks Ajar
Pada tahun 2005 yang lalu, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
Menteri Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Buku Teks Pelajaran. Peraturan menteri
tersebut terdiri dari 14 pasal. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran,
pengertian buku teks pelajaran itu sendiri adalah buku acuan wajib untuk
digunakan sekolah yang memuat materi pelajaran dalam rangka peningkatan
keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik
dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Peraturan
menteri tersebut dikeluarkan dengan maksud untuk mengatur penggunaan dan
segala hal yang berkaitan dengan buku teks pelajaran. Dasar dikeluarkannya
Peraturan Menteri tersebut adalah:
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (lembaran negara tahun 2003 nomor 78, tambahan lembaran
negara nomor 4301)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (lembaran Negara tahun 2005 nomor 41, tambahan lembaran
Negara nomor 4496)
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2005 tentang
kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan, organisasi dan tata kerja
departemen.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M tahun 2004
mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu.
Keputusan dikeluarkannya Peraturan Menteri tersebut dilakukan dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a. Bahwa buku teks pelajaran berperan penting dan strategis dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah, sehingga perlu ada
kebijakan pemerintah mengenai buku teks pelajaran bagi peserta didik.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, Pemerintah perlu
menetapkan Peraturan Menteri Tentang Buku Teks Pelajaran.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Nomor 11 tahun 2005 ini,
tujuannya adalah agar tidak ada lagi penyalahgunaan segala macam hal yang
berkaitan dengan buku teks ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Seperti
yang tertera dalam penjelasan
”Pasal 11 Ayat: 1. Pengawasan terhadap pengadaan buku teks pelajaran dilakukan oleh
pengawas fungsional, komite sekolah, dan/atau masyarakat. 2. Pengawas fungsional, komite sekolah, dan/atau masyarakat
melaporkan kepada pejabat yang berwenang apabila menemukan penyimpangan dalam pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.”
Dalam pasal 11 ini pihak-pihak yang ikut serta dalam pengawasan buku
teks pelajaran adalah komite sekolah, dan masyarakat. Apabila terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penyimpangan maka pihak komite sekolah, dan masyarakat yang menjadi
pengawas fungsional harus melaporkan kepada pejabat yang berwenang, hal ini
dilakukan agar dapat mengurangi terjadinya penyimpangan. Selain itu bila dalam
pengawasan pihak pengawas menemukan dan melakukan penyimpangan maka
harus melapor atau ditindaklanjuti oleh pejabat yang berwenang.
”Pasal 12 Ayat: 1. Guru, tenaga kependidikan, satuan pendidikan, atau komite sekolah
yang terbukti memaksa dan/atau melakukan penjualan buku kepada peserta didik dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Penerbit yang melanggar ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini, dikenakan sanksi administratif oleh Menteri berupa pencabutan rekomendasi hasil penilaian.”
Penjualan buku terhadap peserta didik tidak boleh memaksa, apabila
terjadi pemaksaan akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Selain itu, dalam ayat 2 jika penerbit melanggar
ketentuan misalnya menjual buku teks pelajaran yang tidak lolos dalam penilaian
pihak Dirjen Dikdasmen akan dikenakan sanksi administratif oleh Menteri berupa
pencabutan rekomendasi hasil penilaian yang sudah dilakukan.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini, diharapkan tidak terjadi
lagi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada pengawasan buku teks ajar,
karena sudah jelas tertera dalam pasal 11 dan 12 bahwa jika terjadi
penyelewengan maka ada sanksi yang akan dikenakan kepada pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Pengertian dan Arti Penting Buku Teks
Pengertian buku dalam konteks penelitian ini adalah untuk menunjuk
buku pendidikan yang digunakan disekolah-sekolah. Untuk memahami pengertian
buku teks, sebaiknya mengenali anatomi buku sekolah yang berlaku di Indonesia.
Pada tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA macam buku sekolah yang
digunakan terdiri dari 4 jenis, yaitu (1) buku pelajaran atau buku teks, (2) buku
bacaan, (3) buku sumber, (4) buku pegangan guru yang biasanya mendampingi
buku teks, dan belum lama ini pemerintah mengeluarkan satu buku lagi yaitu BSE
(buku sekolah elektronik).
Buku teks ini terdiri dari buku teks pokok dan buku teks pelengkap
(Supriadi (2001:1)). Selanjutnya ditegaskan bahwa buku teks pokok yang
disediakan oleh pemerintah/Depdiknas dapat juga disebut sebagai buku paket.
Mengapa bisa disebut sebagai buku paket, dikarenakan buku teks pokok
merupakan kemasan buku yang ditangani oleh pemerintah dan selanjutnya
diedarkan dalam bentuk paket secara cuma-cuma untuk kepentingan
pembelajaran ke sekolah-sekolah, utamanya untuk buku pegangan belajar siswa.
Perbedaan buku teks pokok atau yang sering disebut sebagai buku paket
dengan jenis-jenis buku yang lain, seperti halnya buku teks pelengkap dapat
dijelaskan dengan pengertian bahwa buku teks pelengkap adalah buku-buku
terbitan swasta yang dibeli oleh sekolah atau siswa berdasarkan pilihan setempat.
Pengertian ”setempat” disini bisa sekolah atau daerah. Dalam hal ini apabila
sekolah yang menentukan pilihan, maka sekolah itulah yang menentukan buku-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
buku pilihan yang akan dipakainya. Adapun pengertian jenis buku bacaan adalah
buku-buku yang dimaksudkan untuk mendorong minat baca siswa. Selanjutnya
pengertian buku sumber adalah buku-buku yang dijadikan referensi oleh guru
maupun siswa, terdiri atas kamus, ensiklopedia, dan atlas/map. Sebagian buku
sumber ini juga diadakan oleh pemerintah.
Dengan demikian buku teks pokok dapat dibedakan dengan jenis buku-
buku lain sekalipun dalam pengadaannya juga merupakan proyek pemerintah.
Maka dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan buku teks pokok dalam
penelitian ini adalah buku sekolah yang disediakan oleh pemerintah untuk
pegangan siswa dalam pembelajaran di sekolah, berfungsi sebagai buku pelajaran
pokok.
C. Era Teknologi Informasi
Era teknologi informasi adalah era dimana informasi bisa didapatkan
dengan teknologi yang ada secara mudah. Teknologi informasi adalah suatu
produk dan proses yang telah berkembang sedemikian rupa sehingga
mempengaruhi segenap kehidupan kita dalam berbagai bentuk aplikasi.
Pelaksanaan adanya teknologi informasi sekarang ini terlihat dari
penggunaan komputer dan penggunaan internet untuk pencarian dan pemindahan
informasi. Bahkan perubahan teknologi telah membawa anak untuk lebih
tergantung pada dunia digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dampak positif dari penggunaan teknologi informasi yaitu memberikan
kemudahan mencari informasi sehingga terjadinya komunikasi, dan secara tidak
langsung dapat memaksa penggunanya untuk mempelajari teknologi komputer.
Selain ada dampak positif juga ada dampak negatif dalam penggunaan teknologi
informasi yaitu informasi yang tidak layak untuk umum, fasilitas game yang
membuat orang kecanduan, dan ketergantungan bagi penggunanya (Andre, 2008).
Salah satu bukti perkembangan teknologi informasi adalah adanya
penggunaan internet. Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang
mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk
sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan
melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya.
Dengan memanfaatkan internet pemakain komputer diseluruh dunia
dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan pemakaian bersama informasi
dengan cara saling melakukan pengiriman E-mail.
Fasilitas-fasilitas yang dapat dimanfaatkan pada jaringan internet adalah:
1. Web adalah fasilitas hypertexts untuk menampilkan data berupa teks, gambar,
bunyi, animasi, dan data mulitimedia lainnya.
2. E-mail (electronic mail), merupakan fasilitas yang dapat digunakan untuk
mengirim dan menerima surat elektronik pada atau dari pemakai komputer
lain yang terhubung di internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Newsgroup, fasilitas ini digunakan untuk mendistribusikan artikel, berita,
tanggapan, surat penawaran atau file kepemakai internet lain yang tegabung
dalam kelompok diskusi.
4. Browser, merupakan program aplikasi yang digunakan untuk memudahkan
konsumen melakukan navigasi berbagai data dan informasi pada WWW.
(http:kelompok9.blogspot.com)
D. Buku Sekolah Elektronik (BSE)
Sistem pendidikan Indonesia dewasa ini tengah mengalami kemajuan.
Melalui kemajuan teknologi informasi saat ini, proses belajar mengajar dapat
dimudahkan dengan adanya buku elektronik yang dapat diakses oleh masyarakat
melalui internet. Buku yang merupakan syarat wajib dalam proses belajar
mengajar memang dirasa sering kali menjadi kendala bagi masyarakat untuk
dapat mengaksesnya. Buku merupakan salah satu sarana penting dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu permasalahan perbukuan dalam era
otonomi daerah dewasa ini adalah ketersediaan buku yang memenuhi standar
nasional pendidikan dengan harga murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat
luas. Untuk mengatasi hal tersebut, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
telah membeli hak cipta buku teks pelajaran dari penulis, selanjutnya buku-buku
tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik dengan nama Buku Sekolah
Elektronik (BSE). Visi dan Misi Depdiknas membuat buku sekolah elektronik ini
adalah untuk menyediakan buku sekolah yang memenuhi standar, bermutu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
murah dan mudah diperoleh. Sasaran yang ingin dituju dalam penyediaan buku
sekolah elektronik ini adalah siswa, guru, dan seluruh masyarakat Indonesia.
Buku Sekolah Elektronik adalah wadah penunjang bagi program massal
buku teks pelajaran murah, dimana Pemerintah dalam hal ini Kementrian
Pendidikan Nasional telah membeli hak cipta buku-buku teks pelajaran tertentu
dari penulisnya langsung. Sementara buku elektonik atau e book adalah salah satu
teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi
multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis, dimana di dalamnya dapat
diintegrasikan tayangan, suara, grafik, gambar, animasi, maupun film (movie)
sehingga informasi lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional (Ucup,
2008). Buku elektronik atau E Book juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk
buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer, yang bentuk filenya
memiliki format bermacam-macam.
Buku-buku yang dibeli hak ciptanya yang kemudian menjadi buku
sekolah elektronik tentu saja telah dinilai kelayakanya oleh Badan Nasional
Standarisasi Pendidikan (BSNP) sesuai dengan Permendiknas No. 46/2007,
Permendiknas No. 12/2008, Permendiknas 34/2008, dan Permendiknas No.
41/2008. Dengan Buku Sekolah Elektronik, buku teks pelajaran dapat diunduh
oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja melalui situs http://bse.depdiknas.go.id
baik perorangan, kelompok maupun Badan Hukum dapat memperbanyak dan
memperdagangkan buku tersebut dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi
(HET) yang telah ditetapkan Pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
E. Kelebihan, Kekurangan Serta Manfaat Buku Sekolah Elektronik (BukuAjar)
Dalam pelaksanaanya penerapan buku sekolah elektronik di Sekolah
Menengah Atas (SMA) memang memiliki kelebihan dan kekurangan diantaranya:
1. Kelebihan
a. Penggunaan BSE (Buku Sekolah Elektronik) menurut beberapa kalangan
jauh lebih hemat dibandingkan dengan buku teks yang berbentuk hard
copy, karena nantinya siswa tidak perlu lagi membeli buku paket, karena
materinya sudah disediakan dalam bentuk digital, tinggal diakses saja.
b. Penggunaan BSE juga dapat membantu siswa untuk mempelajari lebih
jauh mengenai internet, walaupun sebenarnya selama ini telah diberikan
materi, namun sifatnya hanya pengetahuan saja.
c. Dapat mendorong siswa untuk lebih aktif, selain siswa dapat mencari
buku-buku pelajaran yang di referensikan, mereka juga bisa mencari
informasi tambahan yang berhubungan dengan materi yang sedang
dipelajari.
d. Dapat melatih guru untuk lebih aktif dan lebih akrab dalam menggunakan
media elektronik seperti komputer dan layanan jaringan internet.
2. Kekurangan
a. Banyak yang beranggapan penggunaan buku teks yang berbentuk hard
copy lebih hemat dibandingkan menggunakan BSE (buku sekolah
elektronik), karena buku teks telah tersedia di toko-toko buku, sementara
BSE masih harus mendownload.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Sering terjadi kendala pada saat pendownloadan, karena file buku tersebut
cukup besar.
c. Kurang memadainya sarana dan prasarana yang mendukung untuk
berjalannya buku elektronik tersebut.
d. Kurang sosialisasi yang diberikan pemerintah terhadap cara penggunaan
buku elektronik tersebut, sehingga sering terjadi kesimpangsiuran
informasi mengenai buku elektronik.
Dengan melihat kelebihan dan kekurangan buku sekolah elektronik ini,
sebenarnya pihak sekolah maupun pemerintah dapat bekerja sama untuk
menindaklanjuti perkembangan penggunaan buku sekolah eletronik ini.
Istilah ”Manfaat” dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer
mempunyai kesepadanan arti dengan ”faedah” atau ”guna”. Berdasarkan arti
kamus tersebut maka pemanfaatan buku paket dalam pembelajaran dalam
prakteknya merupakan pembuatan memanfaatkan buku paket agar mempunyai
faedah bagi kepentingan pembelajaran. Adapun kepentingan pembelajaran adalah
untuk mencapai tujuan kurikulum pendidikan. Jadi pengertian pemanfaatan buku
paket adalah proses mendayagunakan buku paket untuk kepentingan
pembelajaran dan tercapainya tujuan kurikulum pendidikan yang keberhasilannya
bergantung pada kualitas buku sebagai sumber informasi dan kemampuan daya
serap siswa dan guru sebagi sumber daya manusia (SDM) yang
memanfaatkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dari uraian diatas maka manfaat buku ajar maupun buku sekolah
elektronik adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menunjang kebutuhan
SDM dalam melaksanakan pembangunan nasional, sebagai penunjang
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, mempermudah peserta didik maupun
guru pengajar untuk menangkap serta menjelaskan materi yang akan
disampaikan, dan dapat menciptakan manusia yang berwawasan luas.
F. Akses dan Penggunaan
Arti Akses menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah jalan masuk
atau terusan, atau proses, cara, atau runtutan perubahan peristiwa, perkembangan
sesuatu, rangkai tindakan yang menghasilkan produk. Sementara penggunaan
adalah proses, perbuatan atau cara menggunakan sesuatu yang nantinya dapat
menjadi berguna atau bermanfaat. Selain itu definisi lain yang membahas
mengenai akses dan penggunaan mengatakan, Akses adalah melacak data atau file
yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pengguna, sementara Penggunaan
adalah suatu data yang sudah ditemukan melalui mengakses atau mencari yang
kemudian digunakan untuk kepentingan tertentu.
Akses dan penggunaan buku elektronik ini memang lebih menekankan
pada penggunaan internet, caranya cukup mengakses di
http:/bse.depdiknas.go.id/, di sana terdapat 95 judul buku teks pelajaran
SD/Madrasah Ibtidaiyah, 72 judul buku teks SMP/Madrasah Tsanawiyah, 24
judul buku teks SMA/Madrasah Aliyah dan 216 judul buku teks SMK. Buku-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
buku itu meliputi pelajaran matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan
pendidikan kewarganegaraan, juga bahasa Inggris, mata pelajaran adaptif, mata
pelajaran produktif, dan mata pelajaran normatif untuk jenjang SMK
(depdiknas:2008).
Penggunaan buku ini pemerintah menargetkan setidaknya terdapat 295
judul buku sekolah elektronik yang telah diresmikan oleh Presiden RI pada bulan
Agustus 2008, selanjutnya sudah mulai digunakan di sekolah-sekolah yang
memiliki fasilitas dan media yang memadai. Departemen Pendidikan Nasional
juga membagikan seluruh buku tersebut ke dinas pendidikan di daerah-daerah
dalam bentuk hard disk yang diharapkan dapat mendistribusikannya ke sekolah-
sekolah di daerahnya (lilik:2008).
Penggunaan buku elektronik (BSE) memang tidak diwajibkan,
Pemerintah berharap dengan semakin seringnya sosialisasi, keinginan
menggunakan buku yang dapat digunakan secara gratis dan bebas tersebut
muncul di masyarakat.
Bertolak dari paparan diatas menunjukkan dalam memahami pengertian
buku paket dan buku sekolah elektronik, didalamnya terkandung berbagai
implikasi-implikasi yaitu menyangkut keterlibatan mulai dari penulis,
pendistribusian, sampai dengan siswa dan guru sebagai pengguna yang
memanfaatkan buku pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
G. Penelitian Sebelumnya
Judul : Akses dan Pemanfaatan Buku Paket Dalam Pembelajaran
Peneliti : Natalia Rindang Riana
Desain Penelitian : Penelitian yang bersifat Deskriptif, dan studi kasus
Teknik analisis data :
1. Kuantitatif terdapat tiga komponen utama yang saling berkaitan, saling
berinteraksi, dan tidak dapat dipisahkan.
2. Pengolahan data dengan teknik model analisis interaktif yang dilakukan
dengan langsung turun kelapangan yang kemudian data yang didapatkan
ditelaah dengan mereduksi data, sajian data, dan penarikan
simpulan/verifikasi.
Hasil Penelitian :
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Pangkal Pinang, yang meneliti
tentang akses dan pemanfaatan buku paket dalam pembelajaran di SMP tersebut.
Dilihat dari segi akses bahwa dalam memperolah buku paket semua siswa
mendapatkan pinjaman dari sekolah dengan rasio peminjam 1: 1 artinya 1 buah
buku dipinjamkan untuk 1 orang siswa. Tetapi untuk buku paket pelajaran
sejarah dan geografi, rasio penggunaannya adalah 1 : 2 yang artinya 1 buku paket
dipergunakan untuk 2 orang siswa.
Dalam pemanfaatannya buku paket dalam pembelajaran yang
berlangsung di SMP Negeri 6 Pangkalpinang adalah sebagai buku ajar yang
paling mendasar dan wajib dimiliki, sebagai sumber latihan yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
untuk mengukur seberapa dalam penguasaan siswa terhadap materi yang
dipelajari, sebagai petunjuk pembelajaran yang memberikan arah bagi guru dan
siswa dalam mempelajari setiap materi pelajaran. Namun yang belum
dimanfaatkan adalah daftar bacaan yang ada di dalam buku paket masih belum
digunakan siswa dalam mencari referensi yang dibutuhkan, dan uraian isi dari
buku paket terkadang hanya berisi konsep tanpa penjelas lebih lanjut sehingga
terkadang membuat siswa kesulitan untuk memahaminya.
H. Kerangka Berfikir
Biaya pendidikan yang tinggi sedikit banyak mempengaruhi dunia
pendidikan Nasional. Pemerintah tidak henti-hentinya melakukan perubahan
pada sistem Pendidikan Nasional secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. Usaha Pemerintah untuk menyelenggarakan sistem
pengajaran Nasional pun diatur dengan Undang-Undang yaitu Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003.
Tahun 2008 kemarin Pemerintah melakukan kebijakan baru yaitu
dengan membeli hak cipta untuk buku pelajaran dari penulis yang merupakan
hasil dari penilaian yang dilakukan oleh BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan). Teknologi pun sekarang sudah berkembang, hal ini terlihat dari
banyaknya fasilitas-fasilitas yang dapat dipergunakan untuk pendidikan, misalnya
komputer yang sudah dihubungkan dengan fasilitas internet. Melihat
berkembangnya fasilitas penunjang untuk pendidikan tersebut Pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
melakukan terobosan baru dengan membuat kebijakan buku seragam untuk
sekolah-sekolah di Indonesia terlebih sekolah yang sudah memiliki fasilitas
komputer dan jaringan internet. Kebijakan tersebut berbentuk Buku sekolah
Elektronik (BSE). Dengan adanya buku sekolah elektronik pemerintah
beranggapan bahwa buku sekolah elektronik dapat meringankan beban siswa
untuk membeli buku pelajaran yang dirasa cocok untuk kegiatan belajar
mengajar. Sehingga nantinya dapat dilihat bagaimanakah siswa mengakses dan
menggunakan buku sekolah elektronik dalam pembelajaran di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu hanya terbatas pada
usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga
hanya sekedar mengungkapkan fakta (Wasito, 1986).
Jenis penelitian deskriptif yang digunakan peneliti adalah studi
eksplorasi, yaitu dengan memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut,
memberikan pemahaman dan pengertian secara mendalam terhadap objek.
Informasi yang terdapat dalam jenis riset eksplorasi ini sifatnya sangat longgar,
fleksibel dan tidak terstruktur. Jumlah sampelnya tidak perlu banyak dan analisis
data primer lebih bersifat kualitatif. Penelitian ini berguna apabila peneliti tidak
banyak mengetahui/sedikit sekali mengetahui informasi mengenai suatu masalah.
(Amirullah, 2002 : 73).
B. Lokasi, Alasan, dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di lima sekolah menengah atas yaitu
SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 8
Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, dan SMA Negeri 10 Yogyakarta,
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang setelah dilakukan observasi melalui media internet sekolah-sekolah ini
sudah mulai menggunakan Buku Sekolah Elektronik (BSE).
2. Alasan Pemilihan Lokasi
Alasan peneliti dalam pemilihan lokasi di SMA BOPKRI 1
Yogyakarta, SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 8 Yogyakarta, SMA
Negeri 9 Yogyakarta, dan SMA Negeri 10 Yogyakarta,
- karena setelah melakukan observasi melalui jaringan internet sekolah-
sekolah ini sudah mulai menggunakan Buku Sekolah Elektronik (BSE).
- karena sekolah ini letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti.
Penelitian ini diharapkan memberi evaluasi terhadap akses serta
penggunaan BSE di sekolah lain.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2009 - Januari 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek adalah orang atau tempat yang diamati untuk kepentingan
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta, SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 8
Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, dan SMA Negeri 10 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Objek Penelitian
Objek adalah orang atau perkara atau benda yang menjadi pokok
pembicaraan. Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah akses dan
penggunaan BSE di SMA BOPKRI 1, SMA Negeri 6, SMA Negeri 8, SMA
Negeri 9, dan SMA Negeri 10 Yogyakarta.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang dimiliki suatu atau
beberapa ciri atau karakteristik yang sama (Dajan: 1984). Dalam penelitian ini
populasinya adalah siswa dari 5 Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Yogyakarta yaitu SMA BOPKRI 1, SMA Negeri 6, SMA Negeri 8, SMA
Negeri 9, dan SMA Negeri 10 Yogyakarta.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 siswa dari 5 SMA di
Yogyakarta yaitu: 20 siswa SMA BOPKRI 1, 20 siswa SMA Negeri 6, 20
siswa SMA Negeri 8, 20 siswa SMA Negeri 9, dan 20 siswa SMA Negeri 10
Yogyakarta.
Untuk perbandingan jika penentuan ukuran sampel dengan
menggunakan Tabel Krecjie dan Nomogram Harry King adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Jumlah siswa (populasi) dari 5 Sekolah Menegah Atas berjumlah 3626 terdiri
atas SMA Negeri 6 jumlah siswanya 766, SMA Negeri 8 jumlah siswanya
760, SMA Negeri 9 jumlah siswanya 780, SMA Negeri 10 jumlah siswanya
600, dan SMA BOPKRI I jumlah siswanya 720.
Jumlah populasi sebanyak 3626. Bila kesalahan 5%, maka jumlah
sampelnya berjumlah 351 dengan demikian masing-masing sampel harus
proporsional sesuai dengan populasi. Berikut tabel masing-masing sampel
berdasarkan letak sekolah:
Tabel III. 1 Gambaran Jumlah Populasi dan Sampel
Populasi Sampel SMA Negeri 6 = 766 SMA Negeri 8 = 760 SMA Negeri 9 = 780 SMA Negeri 10 = 600 SMA BOPKRI I = 720
74 73 76 58 70
Mengapa peneliti dalam penelitian ini hanya mengambil 100 orang
responden dan masing-masing sekolah hanya diambil sebanyak 20 orang
siswa, dikarenakan adanya pertimbangan-pertimbangan yaitu pemilihan
sampel hanya menjadi sebuah pilihan dan kebijakan peneliti, hal ini
dikarenakan perlakuan sekolah terhadap semua siswa sama sehingga
homogenitasnya tinggi dan dianggap sudah mewakili seluruh siswa dari tiap
sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
pengambilan sampel Non Probabilitas yaitu untuk teknik penentuan sekolah atau
populasi menggunakan sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan untuk penentuan
sampel menggunakan sampling aksidental yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2003). Sampling aksidental dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
F. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati
(Sugiyono, 2003). Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah:
1. Akses Buku Sekolah Elektronik
Akses adalah melacak data atau file yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
2. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik
Penggunaan adalah suatu data yang sudah ditemukan melalui
mengakses atau mencari yang kemudian digunakan untuk kepentingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tertentu, misalnya dalam penelitian ini adalah file atau data Buku Sekolah
Elektronik.
G. Data yang Diperlukan
Data yang diperlukan atau dicari oleh peneliti antara lain:
• Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden
melalui wawancara.
a. Data mengenai bagaimana pengaksesan Buku Sekolah Elektronik (BSE).
b. Data mengenai bagaimana penggunaan Buku Sekolah Elektronik (BSE) di
sekolah.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk
memperoleh data-data yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan peneliti adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Dengan
demikian wawancara dimaksud untuk memperoleh data berupa jawaban-
jawaban responden dengan urutan pertanyaan, kata-kata, dan cara penyajianya
sama untuk setiap responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Ada pun kisi-kisi panduan wawancara yang akan digunakan adalah:
Tabel III. 2 Kisi-Kisi Panduan Wawancara
Variabel Indikator Nomor soal
Akses Buku Sekolah
Elektronik
1. Pengaksesan dan
kepemilikan BSE
siswa
2. Bentuk soft
copy/hard copy
3. Sarana pengaksesan
sekolah
4. Porsi yang
memanfaatkan
5. Hambatan dalam
mengakses
1, 2, 3
4
5, 6
7
8
Penggunaan Buku Sekolah
Elektronik
1. Rujukan materi
(utama, tambahan,
tidak)
2. Rujukan kegiatan
(utama, tambahan,
tidak)
3. Rujukan latihan
(utama, tambahan,
tidak)
4. Manajemen guru
dan siswa dalam
9, 10
11
12
13, 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memanfaatkan buku
sekolah eletronik
5. Kekurangan dan
kelebihan dalam
penggunaan buku
sekolah elektonik.
6. Hambatan dalam
penggunaan
15, 16, 17
18
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan catatan
atau dokumen yang telah ada yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti.
I. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data statistik
deskriptif, yaitu statistik mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan
nilai-nilai statistik, pembuatan diagram atau gambar mengenai suatu hal, statistik
deskriptif mengusahakan agar data disajikan dalam bentuk yang lebih berguna,
lebih mudah dipahami atau dibaca dan lebih mudah dimengerti. Untuk
memudahkan dan mempercepat memahaminya maka data disusun lebih teratur di
dalam distribusi frekuensi. Disrtibusi frekuensi adalah suatu daftar yang membagi
data yang ada kedalam beberapa kelas. Distribusi frekuensi yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
adalah distribusi frekuensi kategorial, yaitu distribusi frekuensi yang pembagian
kelas-kelasnya berdasarkan atas macam-macam data atau yang dilakukan secara
kualitatif.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain (Moeleong: 2007).
Tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Konsep dasar analisis data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
2. Menemukan tema dan merumuskan hipotesis
Sejak menganalisis data di lapangan, peneliti langsung melakukan analisis
secara intensif, tema dan hipoteisis kerja lebih diperkaya, diperdalam, dan
ditelaah lagi dengan menggabungkan data dari sumber-sumber lainnya.
3. Menganalisis berdasarkan hipotesis
Sesudah memformulasikan hipotesis, kemudian mengalihkan pekerjaan
analisisnya dengan mencari dan menemukan apakah hipotesis itu didukung
atau ditunjang oleh data dan apakah data itu benar. Dengan demikian peneliti
akan mengubah, menggabungkan, atau membuang hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Apabila telah menemukan seperangkat hipotesis dasar, maka pekerjaan
selanjutnya adalah menyusun kode tersendiri atas dasar hipotesis dasar
tersebut dan data yang telah disusun dikelompokkan berdasarkan hipotesis
dasar tersebut (Moeleong: 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 6 Yogyakarta
Sekolah ini mula-mula didirikan untuk menutupi kekurangan
tenaga pamong praja di negara bagian Yogyakarta pada tahun 1950.
Mengingat sejak Jakarta ditetapkan menjadi Ibu Kota Republik Indonesia
Serikat (RIS) pada tahun 1949, maka kegiatan pemerintah pusat berangsur-
angsur dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta, bersama-sama dengan
pegawai pamong prajanya. Untuk mengatasi kekurangan atau bahkan
kekosongan pegawai ini, digelar pertemuan antar tokoh-tokoh Universitas
Gadjah Mada (UGM) dengan para pendidik yang ada, merumuskan upaya apa
yang tepat dan dapat dilaksanakan, untuk mengisi kekosongan formasi
pamong praja tersebut. Sehingga diputuskan untuk mendirikan sebuah
sekolah.
Pada awalnya sekolah baru ini dinamai SMA Yuridis Ekonomi.
Siswanya diambil dari pegawai-pegawai yang berijazah SMP/SLTP dan ex-
TP (tentara pelajar). Karena pada saat itu jenis SMA yang ada adalah SMA/A
dan SMA/B maka akhirnya SMA Yuridis Ekonomi berubah nama menjadi
SMA/C, sesuai dengan SK Pendirian (Instillingen Besluit) yang diterbitkan
oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan pada 01 Juli 1950.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pada saat itu, SMA Negeri C terbagi menjadi 2 sekolah yaitu SMA IC masuk
siang dan SMA IIC masuk pagi dalam satu lokasi yang sama.
Beberapa tahun kemudian, ada perubahan nama sesuai urutan
jumlah SMA Negeri yang berada di kota Yogyakarta pada waktu itu, maka
SMA IC berubah menjadi SMA 5C dan SMA IIC menjadi SMA 6C. Seiring
dengan perkembangan waktu itu, SMA 5C memisahkan diri dari SMA 6C
kemudian menempati gedung baru di Jl. Nyi Pembayun Kota Gede sedangkan
SMA 6C tetap bertahan di Jl. Cornelis Simanjuntak 2 sampai saat ini. Karena
kekhasan nama SMA 6 huruf ”C”, naka hingga saat ini pun masyarakat lebih
sering menyebut SMA N 6 Yogyakarta dengan sebutan ”SMA Namche”.
Kepala sekolah yang pertama adalah alm. R.M. Poespokoesoemo. Namun
beliau hanya menjabat kurang lebih setahun saja (31 Maret 1950 - 01
Desember 1951). Lalu beliau digantikan oleh alm. R.A. Djoko Tirtono, SH.
(01 Desember 1951 - 01 Juni 1968). Kemudian saat ini dipimpin oleh Drs.
Rubiyatno. Sampai saat ini, SMA Negeri 6 Yogyakarta telah memiliki 14.000
orang alumni. Pada tahun ajaran 2007/2008, sekolah ini telah membuka dua
kelas bertaraf Internasional.
Untuk mengimbangi kerja pikir para siswa, sekolah mengadakan
berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang jumlahnya 15 macam, dan siswa
memilih sesuai dengan minatnya untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan dan
mengembangkan sekolah, telah didirikan suatu yayasan dengan nama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Yayasan SISWO UTOMO yang didirikan oleh alumni SMA Negeri 6
Yogyakarta pada tanggal 7 April 1991 yang tujuannya antara lain memberikan
bantuan untuk kemajuan sekolah serta beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
Kerja sama yang kompak antara pengurus komite sekolah dengan
kepala sekolah dan para guru/karyawan sangat menunjang untuk kemajuan
sekolah. Dari prestasi akademik maupun nonakademik (kegiatan dan
kreativitas) yang telah dicapai selama ini, SMA Negeri 6 Yogyakarta
menduduki peringkat yang cukup terhormat di Yogyakarta.
2. Visi dan Misi SMA Negeri 6 Yogyakarta
Visi: Terwujudnya insan unggul dalam iptek yang berlandaskan imtaq.
a. Unggul dalam IPTEK adalah insan yang tajam pikirannya, cerdas, pandai,
tanggap, berpengetahuan luas, terampil, berpikir ilmiah, kreatif, inovatif
dan logis.
b. Berlandaskan IMTAQ adalah insan yang mengerti siapa dirinya, masa
depannya, berpikiran ke depan, punya rasa percaya diri, berpandangan
terbuka, berbudi luhur, taat menjalankan agamanya, sopan santun,
memiliki perasaan hati yang bersih, murni dan mendalam.
Misi:
a. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara terjadwal, efektif,
efisien dan intensif.
b. Mampu menghasilkan lulusan yang terampil komputer, mandiri, kreatif,
dan inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
c. Mensosialisasikan dan menumbuhkan semangat keunggulan secara
intensif kepada seluruh warga sekolah.
d. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya
sehingga dapat berkembang secara optimal.
e. Membentuk dan melatih secara intensif kegiatan ekstrakurikuler seperti
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dan bahasa Inggris sehingga mampu
berkompetisi pada tingkat lokal, nasional, dan internasional.
f. Menumbuhkan dan mengembangkan wawasan pengetahuan yang cerdas
sebagai dasar untuk menjadi insan mandiri, bertakwa, berkepribadian,
berakhlak, bermoral, berketerampilan dan berbudaya.
g. Membangun budaya sekolah yang mendorong siswa melaksanakan 7 K
(kebersihan, keindahan, ketertiban, kerindangan, kedisiplinan, kerapian
dan kekeluargaan)
h. Menumbuhkan budaya sekolah yang mendorong sikap profesional dengan
kemampuan melakukan penelitian pada seluruh warga sekolah.
i. Mengembangkan sistem komunikasi sekolah berbasis teknologi informasi.
j. Menerapkan manajemen terbuka dan peran aktif seluruh warga sekolah.
k. Mendorong kepedulian masyarakat sebagai pendukung suksesnya
program sekolah.
l. Mendorong seluruh komponen sekolah meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT sesuai dengan agamanya masing-masing.
Tujuan dari SMA Negeri 6 Yogyakarta adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
a. Meningkatnya rata-rata nilai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional
b. Meningkatnya jumlah siswa yang diterima di PTN terkemuka baik di
dalam negeri maupun di luar negeri sesuai minat masing-masing.
c. Meningkatnya proses pembelajaran sehingga dihasilkan lulusan yang
mandiri, kreatif dan inovatif.
d. Meningkatnya keterampilan seluruh siswa dalam pengoperasian
komputer.
e. Meningkatnya kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris sebagai bahasa
internasional.
f. Meningkatnya potensi akademik siswa sehingga dapat berkiprah dalam
Olimpiade Sains.
g. Meningkatnya semangat dan kemauan siswa untuk melaksanakan 7 K di
sekolah.
h. Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan sehingga memiliki
kemampuan meneliti serta profesional dalam melaksanakan tugas.
i. Meningkatnya peran aktif seluruh komponen untuk memajukan sekolah
malalui manajemen terbuka, terpercaya, dan terukur.
j. Meningkatnya hubungan yang kondusif antara masyarakat dan sekolah
dengan berbasis teknologi informasi.
k. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, oleh seluruh
komponen sekolah, sesuai dengan agamanya masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Fasilitas Sekolah
a. Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 6 Yogyakarta dilengkapi dengan lebih
dari 5000 eksemplar koleksi buku sastra, filosofi, pengetahuan alam,
pengetahuan sosial, agama dan ensiklopedia serta ditunjang dengan
berlangganan majalah serta beberapa surat kabar lokal. Ruang
perpustakaan juga dilengkapi dengan TV dan VCD player serta 4 unit
komputer yang terhubung dengan internet.
Tabel IV. 1 Jumlah Buku dalam Tiap Mata Pelajaran
Buku Pegangan
Guru Teks Siswa Penunjang No. Mata Pelajaran Jml. Judul
Juml. Eks.
Jml. Judul
Juml. Eks.
Jml. Judul
Juml. Eks.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. PPKn 12 32 3 745 12 96 2. Pend. Agama 4) 9 27 3 760 22 95 3. Bhs. dan Sastra
Indonesia 10 48 3 844 30 120
4. Bhs. Inggris 16 48 3 280 25 125 5. Sejarah Nasional
dan Umum 8 24 3 770 8 80
6. Pend. Jasmani 9 27 3 110 6 60 7. Matematika 18 36 3 710 9 75 8. IPA (khusus SMP/
MTs) a. Fisika b. Biologi c. Kimia
24 27 26
48 64 72
3
3 3 3
650
650 570 670
12 12 15
120 125 150
9. IPS (khusus SMP/ MTs) a. Ekonomi b. Sosiologi c. Geografi d. Sejarah Budaya
12 12 9
10
46 36 27 20
3 3 3 3
530 300 540 30
12 3 3 3
120 30 40 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
e. Tata Negara f. Antropologi
11 6
24 18
3 1
280 100
12 13
72 36
b. Laboratorium Komputer
Dua (2) Ruang Lab. Komputer dasar dengan 20 unit komputer
Pentium IV dengan ruang ber AC, yang terhubung dengan internet.
B. SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA
1. Sejarah Singkat SMA N 8 Yogyakarta
Riwayat singkat SMA Negeri 8 Yogyakarta tidak dapat
meninggalkan riwayat SMPP 10 Yogyakarta, karena secara kelembagaan
SMA Negeri 8 Yogyakarta adalah nama baru SMPP 10 Yogyakarta.
Perubahan nama berdasarkan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.0353/O/1985 tertanggal 08 Agustus 1985, tentang perubahan
nama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) menjadi Sekolah
Menengah Atas (SMA). Selanjutnya dengan instruksi Kepala Kantor Wilayah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 01/F/96 tertanggal 17
Januari 1986 tentang perubahan nama SMPP 10 Yogyakarta menjadi SMA
Negeri 8 Yogyakarta.
Dengan perjuangan sekuat tenaga baik kepala sekolah, guru,
karyawan, siswa, selangkah demi selangkah prestasi SMA Negeri 8
Yogyakarta terus meningkat baik prestasi akademik maupun non akademik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
hal ini terlihat dari rata-rata nem EBTANAS maupun keberhasilan dalam
menempuh UMPTN dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
2. Visi dan Misi SMA N 8 Yogyakarta
a. Visi SMA Negeri 8 Yogyakarta
Dengan semangat perjuangan dan pengabdian SMA Negeri 8 Yogyakarta
bertekad untuk mempersiapkan dan mengantarkan anak didik mencapai
cita-cita luhur.
b. Misi SMA Negeri 8 Yogyakarta
1. Meningkatkan mutu pembelajaran
2. Memberdayakan siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya
3. Meningkatkan komitmen tenaga kependidikan terhadap tugasnya
4. Menciptakan lingkungan yang kondusif
3. Program Studi di SMA N 8 Yogyakarta
Program pengajaran di SMA Negeri 8 Yogyakarta, terdiri dari:
a. Program Reguler: terdiri dari Kelas X, XI IPA-IPS, XII IPA-IPS
b. Program Akselerasi: Kelas percepatan belajar selama 2 tahun
c. Program SBI: Kelas Berbasis Internasional
Dalam rangka lebih meningkatkan prestasi akademik, khusus kelas XII
diadakan pendalaman materi khusus.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun kegiatan-kegiatan Ekstrakurikuler terdiri dari:
Bidang keterampilan: Komputer, Bridge Bidang Keilmuan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. English Study Club (ESC)
b. Intensive Speaking Program (ISP)
c. Kecakapan Berbahasa Prancis
d. Kecakapan Berbahasa Jerman
e. Kecakapan Berbahasa Jepang
f. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
Bidang Organisasi/Sosial:
a. Pramuka
b. Palang Merah Remaja (PMR)
c. Pecinta Alam dan Lingkungan (IPA)
d. Peleton Inti (PBB/Tonti)
5. Fasilitas Sekolah
a. Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 8 Yogyakarta dilengkapi dengan lebih
dari 6.080 eksemplar koleksi buku paket, referensi, non fiksi, fiksi,
majalah, dan deposit.
Tabel IV. 2 Jumlah Koleksi Buku
No. Buku Jumlah Judul Jumlah Eksemplar 1. Paket 181 27.805 2. Referensi 727 1.547 3. Non-Fiksi 1 167 454 2 164 229 3 455 741 4 554 1.732
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
5 419 1.790 6 885 3.194 7 397 2.159 8 312 713 9 453 854 10 177 520
4. Fiksi 609 1.855 5. Majalah 370 2.012 6. Deposit 13 13
Jumlah 6080 45.618
b. Laboratorium Komputer
Dua (2) Ruang Lab. Komputer dasar dengan ruang lab pertama
berjumlah 40 unit komputer Pentium IV dan ruang lab kedua berjumlah
20 unit komputer pentium IV, dengan ruang ber AC.
C. SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 9 Yogyakarta
Pada awalnya sekolah ini bernama SMA ABC pedagogik yang
didirikan oleh beberapa tokoh dari Fakultas Sastra Gadjah Mada jurusan
pedagogik, yaitu pada tanggal 1 September 1952 dengan SK Menteri
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia no 38115/kab,
pada tanggal 21 Oktober 1952. Kemudian sekolah ini berkembang sehingga
dapat menempati gedung milik yayasan Pancasila di jalan Sagan no. 1
Yogyakarta
Pada awal berdirinya kepemimpinan dipegang oleh Prof. Drs.
Abdullah Sigit tahun 1956 pimpinan digantikan oleh Broto Hamidjojo. Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1958 jurusan B dipindah ke Sekip, sehubungan dengan perkembangan
sekolah, jurusan AC tetap di jalan Sagan 1 dipimpin oleh Broto Hamidjojo
sampai tahun 1966. Tahun 1960 SMA AC pedagogik di pimpin oleh Sutanto
dan tahun 1963 digantikan oleh Drs. Ramelan, kemudian pada tahun 1964
SMA pedagogik ini berganti nama manjadi SMA FIP UGM dan mengikuti
program gaya baru jurusan Paspal SosBud.
Pada tahun 1975 di lingkungan kanwil P dan K menggunakan
kurikulum 1975 dengan PPSP maka SMA 1 IKIP memakai kurikulum PPSP
klasikal dengan jurusan Palma (pengetahuan alam matematika) IPA dan
Sosba (sosial bahasa IPS) hingga tahun 1983. Dengan SK Mendikbud No
0709/b/1986 tanggal 10 Oktober 1986, SMA 1 IKIP berubah nama menjadi
SMA Negei 9 Yogyakarta, Rektor IKIP Yogyakarta pada tanggal 22 Januari
1987 menyerahkan kepada kepala Kanwil Debdikbud Propinsi Yogyakarta.
Kemudian pada tanggal 1 Februari 1987 sekolah ini resmi menggunakan
nama SMA Negeri 9 Yogyakarta.
Perlu dicatat pula bahwa secara bertahap mulai tahun pelajaran
1983 sampai tahun 1993 diterapkan kurikulum 1984 telah dilaksanakan
kurikulum 1994. Dan terakhir kurikulum 1994 telah disempurnakan. Tahun
1997 sejalan dengan perubahan program pendidikan menengah yang terbagi
menjadi 2 program yaitu SMU dan SMK maka SMA Negeri 9 Yogyakarta
berubah menjadi SMU Negeri 9 Yogyakarta. Mulai 1 April 2004 berubah
nama kembali menjadi SMA Negeri 9 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Visi dan Misi SMA Negeri 9 Yogyakarta
Visi: terwujudnya SMA Negeri 9 Yogyakarta sebagai institusi
pendidikan yang menjadi idaman dan terpercaya bagi peserta didik maupun
masyarakat untuk menimba ilmu yang berdasar akhlakul karimah.
Misi:
a. Membangun generasi muda yang memiliki keunggulan intelektual
kecerdasan emosional kecakapan/keterampilan budi pekerti luhur, iman
dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Menciptakan dan mengembangkan masyarakat belajar yang kondusif,
kreatif dan inovatif, dan agamis
c. Mewujudkan hubungan harmonis antar warga sekolah, komite sekolah,
perguruan tinggi dan masyarakat.
Indikator tercapainya Visi dan Misi
a. Peningkatan prestasi dan nilai akademik
b. perilaku dan budi pekerti luhur
c. kedisiplinan
d. Aktivitas keagamaan
e. keberhasilan menembus PT pilihan
f. Peningkatan prestasi sekolah non akademik dan kreatifitas siswa
g. Pencapaian standar kompetensi
Tujuan yaitu meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan di SMAN 9
Yogakarta dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Fasilitas Sekolah
a. Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 9 Yogyakarta dilengkapi dengan lebih
dari 10.297 jumlah buku, dan 3.250 judul buku yang terbagi atas koleksi
buku fiksi, non fiksi, referensi, dan majalah. Di dalam ruang perpustakaan
juga dilengkapi dengan 4 buah komputer yang terhubung dengan jaringan
internet.
b. Laboratorium Komputer
Ruang Lab. Komputer dasar berjumlah kurang lebih 30 sampai 40
unit komputer Pentium IV, dengan ruang ber AC .
D. SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 10 Yogyakarta
Pada awalnya sekolah ini bernama SMA ABC Fakultas pedagogik
yang didirikan oleh Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Jurusan
Pedagogik, pada tanggal 01 September 1952 dengan SK Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 38115/Kab, tanggal 21
Oktober 1952 terus berkembang hingga menempati gedung di wijilan milik
Yayasan Pancasila.
Pada awal berdirinya pimpinan di pegang oleh Prof. Drs. Sutedjo
Brodjonegoro (alm) dan tokoh-tokoh lainnya, antara lain Prof. Drs. Abdullah
Sigit. Dan tahun 1958 jurusan B dipindahkan ke Sekip sehubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
perkembangan sekolah, jurusan AC tetap di jalan Sagan 1 Yogyakarta
dipimpin oleh Broto Hamidjojo sedangkan jurusan B di jalan Sekip juga
dipegang oleh Broto Hamidjojo, sampai tahun 1966. Pada tahun 1965 berganti
nama lagi menjadi SMA FIP IKIP Yogyakarta dipimpin oleh Drs. Soetomo
hanya 1 tahun. Tahun 1967 pimpinan dipegang oleh Hardjono. Tahun 1969
berganti nama lagi menjadi SMA Percobaan II IKIP Yogyakarta, karena
sekolah ini dijadikan percobaan ujian sekolah seperti halnya 8 SMA IKIP
lainnya di Indonesia. Pada tahun 1971 dengan SK No. 173/1971 tanggal 21
September 1971 berganti nama lagi menjadi SMA Pembangunan dan
melaksanaan tugas Proyek Perintis Sekolah Menengah Pembangunan (PPSP)
yang dimulai tahun 1972 terdiri dari jalur stream Akademik, stream
Vokasional, stream Kesektretariatan, stream Tata Niaga, dan stream
Ketehnikan. Pada tanggal 28 Agustus 1973 SMA Pembangunan pindah dari
Sagan ke jalan Gadean No. 5 Ngupasan Yogyakarta, tahun 1974 berganti
nama lagi menjadi SMA II IKIP Jurusan Eksakta masih dalam program PPSP,
maka SMA IKIP memakai kurikulum PPSP klasikal dengan jurusan
Pengetahuan Alam, Matematika, IPA (Palma) hingga tahun 1983. SMA II
IKIP Yogyakarta menurut SK Mendikbud No. 0710/10/0/1986 tanggal 10
Oktober 1986 SMA II IKIP manjadi SMA 10 Yogyakarta.
Rektor IKIP Yogyakarta menyerahkan kepada Kepala Kanwil
Depdikbud Prop. Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 22 Januari 1987.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tanggal 01 Februari 1987 sekolah ini resmi menggunakan nama SMA Negeri
10 Yogayakarta.
Nama-nama Kepala Sekolah yang pernah menjabat sejak berdirinya adalah:
Tahun 1953 - 1954 : Prof. Dr. Sutedjo Brojonegoro
Tahun 1954 - 1966 : Broto Hamidjojo
Tahun 1966 - 1967 : Drs. Soetomo
Tahun 1967 - 1989 : Hardjono
Tahun 1989 - 1991 : Harsono
Tahun 1991 - 1997 : Drs. H. Prasetyo
Tahun 1997 - 02 Agustus 1999 : Drs. Antun Saidjo
Tahun 2000 - 2001 : Dra. Hj. Sri Ruspita Murni
Tahun 2001 : Drs. Mawardi
Sekarang : Drs. Timbul Mulyono, M. Pd.
2. Visi dan Misi SMA Negeri 10 Yogyakarta
Visi: Terwujudnya generasi yang beriman, berilmu, terampil dan berakhlak
mulia (GEMA MULIA)
Misi:
a. Menumbuhkan iman dan taqwa untuk menghayati dan mengamalkan
ajaran agama sesuai dengan yang dianutnya
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
c. Memotivasi dan membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya
sehingga dapat berkembang secara optimal
d. Menerapkan managemen keteladanan, partisipan, transparan dan
akuntabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
e. Menumbuhkan semangat bersaing dalam bidang Imtaq dan Iptek
f. Menumbuhkan semangat bersaing dalam bidang olah raga, seni dan
budaya
g. Menumbuhkan rasa cinta budaya, tanah air dan lingkungan
Startegi untuk mewujudkan Visi dan Misi :
a. Mengadakan siraman rohani rutin ( 2 Minggu sekali, menggiatkan sholat
berjamaah bagi siswa, guru dan karyawan Muslim)
b. Bekerjasama dengan instansi lain dalam rangka meningkatkan dan
menambah wawasan tentang Imtaq, Iptek, Bhs asing dan olah raga
c. Meningkatkan SDM guru mata pelajaran, guru BK, dan karyawan
d. Mengoptimalkan penggunaan sarana prasarana pendidikan
e. Memberikan pendalaman materi bagi siswa kelas III
f. Memberikan pelayanan kepada siswa kelas I dan II yang membutuhkan
pelajaran tambahan
g. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan
minat siswa
h. Mengikuti berbagai kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh Dinas P
dan P atau instansi terkait
i. Membentuk kelompok KIR, olimpiade IPA, dan kelompok pengguna
bahasa asing yang mampu tampil bersaing di tingkat propinsi
j. Membentuk tim sepak bola dan bola basket yang mampu menjadi finalis
di tingkat propinsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
k. Mengadakan peringatan Hari Besar Keagamaan dan Hari Besar Nasional
dengan penekanan pada lomba atau kegiatan yang terprogram
l. Melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin pada minggu pertama
dan ketiga, untuk menumbuhkan disiplin dan rasa cinta tanah air
m. Mengadakan kegiatan-kegiatan terprogram yang menumbuhkan rasa cinta
tanah air, budaya, dan lingkungan
3. Fasilitas Sekolah
a. Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 10 Yogyakarta dilengkapi dengan lebih
dari 2.464 eksemplar buku, dan 126 judul buku yang terbagi dalam setiap
mata pelajaran.
Tabel IV. 3 Jumlah Buku dalam Tiap Mata Pelajaran
Buku Pegangan
Guru Teks Siswa Penunjang No. Mata Pelajaran Jml. Judul
Juml. Eks.
Jml. Judul
Juml. Eks.
Jml. Judul
Juml. Eks.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. PPKn 5 321 5 321 19 93 2. Pend. Agama 4) 6 93 6 93 10 413 3. Bhs. dan Sastra
Indonesia 10 178 10 178 25 266
4. Bhs. Inggris 7 175 7 175 20 228 5. Sejarah Nasional
dan Umum 11 287 11 287 26 234
6. Pend. Jasmani 3 66 3 66 31 113 7. Matematika 18 338 18 338 33 360 8. IPA (khusus SMP/
MTs) d. Fisika e. Biologi f. Kimia
8 9
11
138 115 147
8 9
11
138 115 147
29 46 51
334 461 465
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
9. IPS (khusus SMP/ MTs) g. Ekonomi h. Sosiologi i. Geografi j. Sejarah Budaya k. Tata Negara l. Antropologi
12 3 6
212 58
117
12 3 6
212 58
117
16 21 13 4 1 9
218 145 210 48 44 17
10. 11. 12. 13. 14. 15.
TI Komputer Pendidikan Seni Bahasa asing lain Bimbingan Muatan lokal Kesenian
12 3
2
142 37
40
12 3
2
142 37
40
6 5
10 3 2
14
12 145 13 3 5
20
b. Laboratorium Komputer
SMA Negeri 10 Yogyakarta memiliki Ruang Lab. Komputer dasar
dengan 24 unit komputer Pentium IV dengan ruang ber AC, yang
digunakan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar.
E. SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA
1. Sejarah Singkat SMA Bopkri 1 Yogyakarta
Bentuk awal SMU BOPKRI 1 adalah SMA BOPKRI pagi yang
terdiri dari tiga jurusan, yaitu A (Bahasa), B (Pasti-Alam), dan C (Sosial-
Ekonomi) yang menempati bekas gedung Hollands Chinesche School di
Gemblakan 42 (sekarang Mas Suharto 42). Siang harinya di gedung yang
sama diselenggarakan SMA BOPKRI siang (cikal bakal SMU BOPKRI 2).
Kedua SMA itu berdiri pada awal Agustus 1946 di bawah naungan Yayasan
BOPKRI (Badan Oesaha Pendidikan Kristen Repoeblik Indonesia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Yayasan BOPKRI sendiri berdiri pada tanggal 18 Desember 1945
dengan akte notaris RM. Wiranto dan pengurusnya lima orang yaitu: IP
Simandjuntak (ketua), Poedjosoeseno (sekretaris), dan para anggota yang
terdiri dari M. Hutauruk, Soemarto Elifas, serta S. Subanu. Untuk pertama
kali IP Simandjuntak merangkap jabatan sebagai kepala SMP dan SMA.
Tetapi pada tahun 1946 itu pula sebagai kepala SMA pagi dan siang ditunjuk
Margono Paulus.
Pada perang kolonial II (19 Desember 1948-29 Juni 1949) Belanda
berhasil menduduki Yogyakarta yang menjadi ibukota RI sejak Januari 1946-
27 Desember 1949. BOPKRI memutuskan untuk menutup sekolah-
sekolahnya yang ada di dalam kota. Sebagian guru dan siswa ikut bergerilya
di luar kota. Para pelajar tergabung dalam Brigade 17, sebagai TP (Tentara
Pelajar). Akhirnya Belanda angkat kaki dari kota Yogyakarta pada tanggal 29
Juni 1949 (Yogya Kembali). Tidak lama kemudian Sri Sultan HB IX selaku
Mentri Negara/Koordinator Keamanan pada tanggal 5 Juli 1949 menyarankan
agar sekolah-sekolah dibuka kembali. Menagggapi seruan itu BOPKRI
membuka kembali sekolah-sekolahnya pada tanggal 15 Juli 1949. SMA
BOPKRI pagi menempati gedung di Gondokusuman 29 (sekarang Jendral
Sudirman 57) dan SMA BOPKRI sore bertempat di Gondolayu 24 (sekarang
Jendral Sudirman 24). Para siswa banyak yang bekas TP. Karena ditinggal
perang gedung-gedung itu kebanyakan kosong atau meubelairnya rusak
sehingga para siswa mencari meja kursi sendiri seadanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Karena para pengurus Yayasan kebanyakan sudah meninggalkan
Yogyakarta, maka S. Subanu yang masih tinggal berinisiatif membentuk
pengurus baru dengan ketua Ds. Drs. Sudarmo. Bersamaan dengan itu
Yayasan BOPKRI mendapat hibah tanah, gedung dan peralatan dari
Vereneging Schoolen m/d Bijbel (penyelenggara sekolah kristen zaman
Belanda) memalui ketua dan sekretarisnya yaitu Ds. FL. Bakker dan Ds.
Rulman yang beru kembali dari interniran Jepang, pada rapat tanggal 11 Juni
1950. Kemudian S. Subanu, atas nama Yayasan BOPKRI mengajukan
permohonan kepada Pemerintah/Menteri Pekerjaan Umum untuk dapat
menerima kembali gedung-gedung sekolah Zending (sekolah yang
diselenggarakan gereja-gereja Nederland di Indonesia) dan Vereneging
Schoolen m/d Bijbel dari Pemerintah RI. Permohonan itu dikabulkan oleh
Pemerintah/Menteri Pekerjaan Umum (Ir. Putuhena).
Salah satu gedung yang diserahkan yang nantinya menjadi gedung
SMA BOPKRI 1 terletak di jalan Pogung (sekarang Jalan Wardani Nomor 2).
Gedung tersebut adalah bekas Christelijke MULO School (SMP Kristen) yang
berdiri pada tahun 1935. Pada zaman kemerdekaan gedung itu ditempati oleh
Militer Akademi Yogyakarta (MA Yogya) dari Mei 1946-Desember 1948.
Pada tahun pengajaran 1952/1953 SMA BOPKRI pagi diberi mana SMA
BOPKRI 1 dengan kepala Margono Paulus, SMA BOPKRI sore disebut SMA
BOPKRI 2 dengan kepala Natanael Daldjuni (kemudian masuk pagi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada tahun pelajaran 1964/1965 SMA Negeri 6 pindah ke jalan
Jati sehingga SMA BOPKRI 1 dapat menempati gedung di jalan Pogung
seluruhnya pada pagi hari dan SMA BOPKRI 2 dapat menempati gedung di
Gondokusuman 29. Gedung di jalan Pogung pada sore hari masih ditempati
oleh SMA Negeri 5. Tetapi SMA inipun akhirnya pindah ke kota Gede pada
tahun 1973. Sehingga seluruh gedung dapat digunakan oleh SMA BOPKRI 1
pada waktu pagi maupun sore hari, hanya saja meja dan kursi seluruhnya
dibawa oleh SMA Negeri 5 sehingga SMA BOPKRI 1 harus mengusahakan
meja dan kursi dalam waktu cepat.
Pada tahun 1971 Margono Paulus sebagai kepala sekolah
memasuki usia pensiun, walaupun tetap mengajar sebagai guru di jurusan
bahasa. Pengganti Margono Paulus secara berturut-turut adalah: Budisatrijo
D. SH (1971-1974), JM. Hoedijoewono (1974-1975), Poerwanto (1975-1995)
dan Samuel Soeharto (1995-1999). Pada era kepemimpinan Margono Paulus
jumlah kelas adalah 18, yang kemudian berkembang menjadi 30 kelas pada
era Poerwanto. Pembangunan sarana-prasarana fisik secara besar-besaran
dilakukan pada masa kepemimpinan Poerwanto dan Samuel Suharto. Tetapi
pembanguna fisik dibatasi oleh pemerintah karena gedung SMA BOPKRI 1
termasuk lima puluh gedung yang dilindungi oleh suaka peninggalan
purbakala di Yogyakarta (termasuk gedung bersejarah), jadi arsitekturnya
tidak boleh diubah. Pada era kepemimpinan Margono Paulus SMA BOPKRI
1 sangat terkenal karena prestasi akademik dan olahraganya. Banyak alumni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
SMA BOPKRI 1 yang berhasil baik dilingkungan perguruan tinggi, ditingkat
pemerintahan, bidang kewiraswastaan, seni, keagamaan dan masyarakat. Pada
masa kepemimpinan Poerwanto prestasi di bidang akademik terutama
didukung oleh tingkat kedisiplinan yang tinggi sehingga SMA BOPKRI 1
menjadi sekolah swasta favorit di Yogyakarta, dan banyak juga lulusannya
diterima di PTN dan PTS favorit dan banyak juga yang melanjutkan ke PT di
luar negeri. Prestasi di olahraga terutama basket mencapai kejuaraan se Jawa-
Bali (piala Menpora), di bidang seni prestasi yang menonjol terutama di
bidang seni suara (perorangan dan group) selalu menjuarai di tingkat propinsi
maupun regional bahkan pernah tingkat nasional. Lomba bahasa Prancis yang
diselenggarakan oleh PBB pernah memperoleh juara II Internasional (finalnya
di New York dan Paris).
Era kepemimpinan Samuel Suharto belum terlalu lama
dibandingkan Margono Paulus dan Poerwanta. Tetapi dibidang pembangunan
fisik dan sarana prasarana sangat menonjol. Di bidang ekstra kurikuler basket
putri prestasinya sangat meningkat dengan kejuaraan di tingkat propinsi. Di
bidang jurnalistik SMA BOSA sering memperoleh juara 1 majalah dinding di
tingkat propinsi dan regional, demikian pula di bidang vokal group dan
paduan suara. Laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) telah ditambah
dengan laboratorium Bahasa, IPS, Komputer dan kini laboratorium internet.
Yang masih menjadi cita-cita adalah pembangunan litbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Visi dan Misi SMA Bopkri 1 Yogyakarta
Visi : Menuju pendidikan profesional dengan didukung tenaga kependidikan
yang mampu melayani setiap peserta didik dengan dasar kasih dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan untuk membentuk manusia kritis,humanis dan
berwawasan global.
Misi :
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara inovatif, efektif dan efisien.
b. Memberi kesempatan setiap warga sekolah untuk saling mengenali potensi
diri dan mengembangkan secara optimal.
c. Membentuk manusia berbudi luhur dan memiliki kompetensi tinggi serta
berwawasan global.
d. Saling memberikan yang terbaik kepada sesama.
e. Menghasilkan lulusan yang berkualitas, mandiri, mampu menanggapi dan
menjawab setiap perubahan kini dan masa depan.
3. Tujuan Sekolah
Dalam jangka waktu 1-5 tahun ke depan (2005-2010) berhasil:
Memiliki standarisasi kurikulum/silabi dan sistem penilaian dengan
indikator ketercapaian berskala Lokal, Nasional, Global.
Menetapkan standar profil sekolah dan kegiatan akademisnya yang
memberi rasa aman dan nyaman untuk proses aktualisasi diri dan potensi
bagi setiap warga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Meletakkan dasar yang kokoh berintikan kebenaran dan keadilan untuk
membentuk pribadi-pribadi yang memiliki keahlian bestandar Lokal,
Nasional, Global.
Memiliki jejaring pelayanan kependidikan bermutu prima baik intern,
ekstern maupun antarwaktu.
Meningkatkan jumlah lulusan berkualitas, baik untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi maupun terjun ke dunia kerja.
4. Fasilitas Sekolah
a. Perpustakaan
Perpustakaan SMA BOPKRI I Yogyakarta dilengkapi dengan
koleksi buku paket, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, agama dan
ensiklopedia serta ditunjang dengan berlangganan majalah serta beberapa
surat kabar lokal. Ruang perpustakaan juga dapat memberi kenyamanan
kepada siswa karena memiliki suasana tenang, sehingga mampu
menunjang kegiatan siswa dalam pembelajaran.
b. Laboratorium Komputer
Ruang Lab. Komputer dasar dengan 42 unit komputer Pentium IV
multimedia dengan ruang ber AC dan terdapat juga laboratorium internet
untuk menunjang siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dimulai pada bulan
November 2009 - Januari 2010. Untuk memperoleh data, penulis melakukan
wawancara kepada responden sebanyak 100 orang siswa yang tersebar dari 5
Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta yaitu SMA Negeri 6, SMA Negeri 8,
SMA Negeri 9, SMA Negeri 10, dan SMA BOPKRI I Yogyakarta. Di mana dari
masing-masing sekolah tersebut diambil 20 orang siswa untuk menjadi
responden.
Untuk pengumpulan data, penulis melakukan wawancara dengan 100
orang responden dari masing masing sekolah sebanyak 20 orang. Sampel diambil
dengan menggunakan teknik Purposive Sampling atau sampel bertujuan untuk
menentukan letak sekolah dan teknik aksidental untuk proses wawancara.
Pedoman wawancara yang dibagikan kepada responden terbagi dalam
3 (tiga) bagian yaitu: bagian pertama, berupa daftar pertanyaan-pertanyaan
tentang identitas responden. Bagian kedua, berisi daftar pertanyaan-pertanyaan
tentang akses buku sekolah elektronik. Bagian ketiga, berisi daftar pertanyaan-
pertanyaan mengenai penggunaan buku sekolah elektronik.
Proses pengumpulan data primer dilakukan penulis dengan cara
bertemu langsung dengan siswa yang menjadi responden yang dilakukan di
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekolah masing-masing pada jam istirahat dan pulang sekolah atau jam pelajaran
berakhir. Hal ini dilakukan penulis agar dapat memperoleh data yang sesuai dan
tidak mengganggu siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Deskripsi Responden
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil wawancara oleh 100 orang responden, berikut ini
dapat dijelaskan profil responden dalam penelitian ini yaitu:
Tabel V. 1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 43 43%
2. Perempuan 57 57%
Total 100 100%
Dari tabel V. 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa dari 5
Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 57%,
sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki memiliki persentase sebesar 43%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Grafik V. 1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
0
10
20
30
40
50
60
Pria Wanita
PriaWanita
2. Asal Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara oleh 100 orang responden, berikut ini
dapat dijelaskan profil responden berdasarkan asal sekolah yaitu:
Tabel V. 2 Profil Responden Berdasarkan Asal Sekolah
No. Asal Sekolah Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. SMA N 6
Yogyakarta
Laki-laki
Perempuan
4
16
4%
16%
2. SMA N 8
Yogyakarta
Laki-laki
Perempuan
7
13
7%
13%
3. SMA N 9
Yogyakarta
Laki-laki
Perempuan
5
15
5%
15%
4. SMA N 10
Yogyakarta
Laki-laki
Perempuan
10
10
10%
10%
5. SMA BOPKRI I Laki-laki 17 17%
Jum
lah
Jenis Kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Yogyakarta Perempuan 3 3%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel V. 2 dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini
sebagian besar responden adalah perempuan yaitu sebesar 57%. Seperti dapat
dilihat dari tabel V.2 jumlah responden perempuan di SMA Negeri 6
Yogyakarta 16 orang (16%), SMA Negeri 8 Yogyakarta 13 orang (13%),
SMA Negeri 9 Yogyakarta 15 orang (15%). Terkecuali di SMA Negeri 10
Yogyakarta jumlah responden berimbang yaitu 10 orang (10%) perempuan
dan 10 orang (10%) laki-laki, dan SMA BOPKRI I Yogyakarta jumlah
responden perempuan sebanyak 3 orang (3%).
Grafik V. 2 Profil Responden Berdasarkan Asal Sekolah
02468
1012141618
Pria Wanita
SMA N 6SMA N 8SMA N 9SMA N 10SMA BOPKRI I
Jum
lah
Jenis Kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Akses Buku Sekolah Elektronik
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama tentang akses siswa
terhadap Buku Sekolah Elektronik, digunakan teknik analisis data statistik
deskriptif yaitu distribusi frekuensi. Sebanyak 100 orang responden yang
dijadikan sampel diambil dari 5 Sekolah Menengah Atas yaitu, 20 orang dari
SMA Negeri 6, 20 orang dari SMA Negeri 8, 20 orang dari SMA Negeri 9, 20
orang dari SMA Negeri 10, dan 20 orang dari SMA BOPKRI I Yogyakarta.
Peneliti mengajukan 8 item pertanyaan yang harus dijawab responden.
Item pertama, responden yang melakukan akses terhadap buku sekolah
elektronik dapat ditampilkan dalam tabel dan grafik V. 3 sebagai berikut:
Tabel V. 3 Responden yang Mengakses Buku Sekolah Elektronik
No. Akses BSE Jumlah Persentase
1. Ya 28 28%
2. Tidak 72 72%
Total 100 100%
Dari tabel V. 3 dapat dijelaskan bahwa responden yang melakukan
akses terhadap buku sekolah elektronik berjumlah 28 orang dengan persentase
sebesar 28% dan yang tidak mengakses buku sekolah elekronik berjumlah 72
orang dengan persentase sebesar 72% dari total responden 100 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Grafik V.3 Responden yang Mengakses Buku Sekolah Elektronik
01020304050607080
Ya Tidak
YaTidak
Item kedua, mengenai responden yang mengetahui bagaimana cara
mengakses buku sekolah elektronik dapat dilihat pada tabel dan grafik V. 4
sebagai berikut:
Tabel V. 4 Responden yang Mengetahui Cara Mengakses BSE
No. Akses BSE Jumlah Persentase
1. Ya 42 42%
2. Tidak 58 58%
Total 100 100%
Dari tabel V. 4 dapat dijelaskan bahwa responden yang mengetahui
cara mengakses buku sekolah elektronik berjumlah 42 orang dengan
persentase sebesar 42% dan yang tidak mengetahui cara pengaksesan buku
sekolah elektronik berjumlah 58 orang dengan persentase sebesar 58%, dari
total responden 100 orang.
Jum
lah
Pengaksesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Grafik V. 4 Responden yang Mengetahui Cara Mengakses BSE
0
10
20
30
40
50
60
Ya Tidak
YaTidak
Item ketiga, jumlah dan persentase responden yang memiliki buku
sekolah elektronik dapat dilihat pada tabel dan grafik V. 5 sebagai berikut:
Tabel V. 5 Responden yang Memiliki BSE
No. Akses BSE Jumlah Persentase
1. Ya 19 19%
2. Tidak 81 81%
Total 100 100%
Dari tabel V. 5 dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki buku
sekolah elektronik berjumlah 19 orang dengan persentase sebesar 19% dan
yang tidak memiliki buku sekolah elektronik berjumlah 81 orang dengan
persentase sebesar 81%, dari total responden 100 orang.
Jum
lah
Cara Mengakses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Grafik V. 5 Responden Yang Memiliki BSE
0102030405060708090
Ya Tidak
YaTidak
Item keempat, bagaimana bentuk buku sekolah elektronik yang dapat
diakses di sekolah dapat dilihat pada tabel dan grafik V. 6 sebagai berikut:
Tabel V. 6 Bentuk Buku Sekolah Elektronik yang dapat diakses
No. Akses BSE Jumlah Persentase
1. Softcopy 47 47%
2. Hardcopy 9 9%
3. Tidak punya 44 44%
Total 100 100%
Dari tabel V. 6 dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki buku
sekolah elektronik yang berbentuk softcopy berjumlah 47 orang dengan
persentase sebesar 47%, responden yang memiliki buku sekolah elektronik
yang berbentuk hardcopy berjumlah 9 orang dengan persentase 9%, dan
responden yang tidak memiliki buku sekolah elektronik berjumlah 44 orang
dengan persentase sebesar 44%, dari total responden 100 orang.
Jum
lah
Memiliki BSE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Grafik V. 6 Bentuk Buku Sekolah Elektronik yang dapat diakses
0
10
20
30
40
50
Softcopy Hardcopy Tidak
SoftcopyHardcopyTidak
Item kelima, penyediaan sarana yang disiapkan sekolah untuk
mengakses buku sekolah elektronik dapat dilihat pada tabel dan grafik V. 7
sebagai berikut:
Tabel V. 7 Sarana yang disiapkan Sekolah untuk Mengakses BSE
No. Akses BSE Jumlah Persentase
1. Ya 52 52%
2. Tidak 48 48%
Total 100 100%
Dari tabel V.7, dapat dijelaskan responden yang menjawab bahwa
sekolah menyediakan sarana untuk mengakses buku sekolah elektronik
berjumlah 52 orang dengan persentase sebesar 52% dan responden yang
menjawab sekolah tidak menyediakan sarana untuk mengakses buku sekolah
Jum
lah
Bentuk BSE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
elektronik berjumlah 48 orang dengan persentase sebesar 48%, dari total 100
orang responden.
Grafik V. 7 Sarana yang disiapkan Sekolah untuk Mengakses BSE
46
47
48
49
50
51
52
Ya Tidak
YaTidak
Item keenam, mengenai jumlah sarana yang tersedia mencukupi
kebutuhan siswa untuk mengakses buku sekolah elektronik dapat dilihat pada
tabel dan grafik V. 8 sebagai berikut:
Tabel V. 8 Jumlah Sarana yang Tersedia Mencukupi Akses BSE
No. Akses BSE Jumlah Persentase
1. Ya 40 40%
2. Tidak 60 60%
Total 100 100%
Dari tabel V. 8, dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab
jumlah sarana yang tersedia mencukupi kebutuhan siswa berjumlah 40 orang
dengan persentase sebesar 40% dan responden yang menjawab jumlah sarana
Jum
lah
Sarana Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa berjumlah 60 orang dengan
persentase sebesar 60%, dari total responden 100 orang.
Grafik V. 8 Jumlah Sarana yang Tersedia Mencukupi Akses BSE
0
10
20
30
40
50
60
Ya Tidak
YaTidak
Item ketujuh, mengenai apakah semua mata pelajaran di sekolah
menggunakan akses buku sekolah elektronik, dapat dilihat pada tabel dan
grafik V. 9 sebagai berikut:
Tabel V. 9 Semua Mata Pelajaran Menggunakan Akses BSE
No. Akses BSE Jumlah Persentase
1. Tidak 92 92%
2. Sebagian 8 8%
Total 100 100%
Dari tabel V. 9 dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab
tidak semua mata pelajaran di sekolah menggunakan akses buku sekolah
elektronik berjumlah 92 orang dengan persentase sebesar 92%, dan yang
Jum
lah
Sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menjawab hanya sebagian mata pelajaran di sekolah yang menggunakan akses
buku sekolah elektronik berjumlah 8 orang dengan persentase sebesar 8%,
dari total 100 orang responden.
Grafik V. 9 Semua Mata Pelajaran Menggunakan Akses BSE
0
20
40
60
80
100
Tidak Sebagian
TidakSebagian
Item kedelapan, mengenai hal-hal yang menjadi penghambat dalam
mengakses buku sekolah elektronik dapat dilihat pada tabel dan grafik V.10
sebagai berikut:
Tabel V. 10 Hambatan dalam Mengakses BSE
No. Akses BSE Jumlah Persentase
1. Sarana Kurang 38 38%
2. Sosialisasi Kurang 26 26%
3. Kurang Menarik/Malas 17 17%
4. Download Lama 10 10%
5. Biaya Mahal 5 5%
6. Tidak dianjurkan Guru 4 4%
Total 100 100%
Jum
lah
Mata Pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari tabel V.10 dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab hal
yang menghambat dalam mengakses buku sekolah elektronik seperti sarana
kurang berjumlah 38 orang dengan persentase sebesar 38%, kurang
menarik/malas berjumlah 17 orang dengan persentase sebesar 17%, waktu
yang dibutuhkan untuk mendownload lama berjumlah 10 orang dengan
persentase sebesar 10%, tidak dianjurkan guru berjumlah 4 orang dengan
persentase sebesar 4%, sosialisasi kurang berjumlah 26 orang dengan
persentase sebesar 26%, dan yang menjawab hambatan dalam mengakses
buku sekolah elektronik yaitu dikarenakan biaya mahal berjumlah 5 orang
dengan persentase sebesar 5%, dari total 100 orang responden.
Grafik V. 10 Hambatan dalam Mengakses BSE
05
10152025303540
SK SOS KM DL BM TG
Sarana Kurang
Sosialisasi Kurang
Kurang Menarik
Download Lama
Biaya Mahal
Tidak dianjurkanGuru
Jum
lah
Hambatan dalam Mengakses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hasil penelitian mengenai akses buku sekolah elektronik yang
dilakukan peneliti terhadap 100 siswa dari 5 Sekolah Menengah Atas (SMA)
di Yogyakarta menunjukkan bahwa siswa yang mengakses buku sekolah
elektronik sangat rendah, walaupun sarana dan prasarana di sekolah sudah
tersedia tetapi sebagian besar siswa tidak mengakses buku sekolah elektronik
terbukti (72%) siswa tidak mengakses buku sekolah elektronik. Alasan yang
membuat siswa tidak mengakses buku sekolah elektronik karena tidak
mengetahui cara mengakses (58%), kurangnya sosialisasi yang diberikan
kepada siswa baik dari pihak sekolah maupun pihak Pemerintah Pusat dan
Daerah sangat berpengaruh terhadap minat siswa untuk mengakses buku
sekolah elektronik, walaupun sebenarnya siswa sangat membutuhkan buku
referensi yang lebih banyak untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di
sekolah namun, kebiasaan menggunakan buku teks sangat berpengaruh
terhadap minat siswa untuk menggunakan buku sekolah elektronik dalam
kegiatan belajar mengajar.
Banyak juga siswa yang tidak ingin memiliki buku sekolah elektronik
terlihat (81%) siswa tidak memiliki buku sekolah elektronik, alasan siswa
tidak memiliki buku sekolah elektronik karena siswa lebih senang
menggunakan buku teks, selain itu kebanyakan sekolah tidak menyediakan
buku sekolah elektronik dalam bentuk hardcopy sehingga membuat siswa
malas untuk mengakses dan tidak tersedianya sarana yang cukup untuk
mengakses buku sekolah elektronik. Hal lain yang membuat siswa lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
senang menggunakan buku teks karena tidak semua mata pelajaran
menggunakan buku sekolah elektronik (92%).
Hambatan lain yang membuat siswa tidak mengakses buku sekolah
elektronik adalah sarana yang disediakan sekolah masih kurang, soasialisasi
yang diberikan kepada siswa mengenai cara mengakses buku sekolah
elektronik masih kurang. Bagi siswa yang sudah pernah mengakses, buku
sekolah elektronik kurang menarik sehingga membuat siswa malas untuk
mengakses, waktu yang dibutuhkan untuk mendownload buku sekolah
elektronik juga sangat lama sehingga biaya yang dikeluarkan cukup mahal,
dan hambatan yang membuat siswa memilih untuk tidak mengakses buku
sekolah elektronik adalah kebanyakan guru tidak menganjurkan siswa untuk
mengakses.
2. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua tentang penggunaan
Buku Sekolah Elektronik dalam pembelajaran di sekolah, digunakan teknik
analisis data statistik deskriptif yaitu distribusi frekuensi. Sebanyak 100
responden yang dijadikan sampel diambil dari 5 Sekolah Menengah Atas
yaitu 20 orang dari SMA Negeri 6, 20 orang dari SMA Negeri 8, 20 orang
dari SMA Negeri 9, 20 orang dari SMA Negeri 10, dan 20 orang dari SMA
BOPKRI I Yogyakarta. Peneliti mengajukan 10 item pertanyaan yang harus
dijawab responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Item pertama, mengenai materi dalam buku sekolah elektronik
menjadi buku utama dalam kegiatan belajar mengajar digunakan atau tidak,
dapat dilihat pada tabel dan grafik V. 11 sebagai berikut:
Tabel V. 11 Materi dalam BSE Menjadi Materi Utama
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. Ya 8 8%
2. Tidak 82 82%
3. Pelengkap 10 10%
Total 100 100%
Dari tabel V. 11 dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab
materi dalam buku sekolah elektronik sebagai materi utama dalam kegiatan
belajar mengajar berjumlah 8 orang dengan persentase sebesar 8%, responden
yang menjawab materi dalam buku sekolah elektronik tidak digunakan
sebagai materi utama dalam kegiatan belajar mengajar berjumlah 82 orang
dengan persentase sebesar 82%, dan responden yang menjawab materi dalam
buku sekolah elektronik hanya sebagai materi pelengkap dalam kegiatan
belajar mengajar berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 10%, dari
total 100 responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Grafik V. 11 Materi dalam BSE Menjadi Materi Utama
0102030405060708090
Ya Tidak Pelengkap
YaTidakPelengkap
Item kedua, mengenai buku sekolah elektronik digunakan sebagai
sumber belajar atau tambahan, dapat dilihat pada tabel dan grafik V.12
sebagai berikut:
Tabel V. 12 BSE Sebagai Sumber Belajar Utama
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. Utama 4 4%
2. Tambahan 61 61%
3. Tidak 35 35%
Total 100 100%
Dari tabel V.12 dapat diketahui bahwa menurut sebagian besar
responden buku sekolah elekronik hanya sebagai tambahan dalam sumber
belajar, hal itu terlihat dari jumlah responden yang menjawab buku sekolah
elektronik hanya sebagai tambahan yaitu berjumlah 61 orang dengan
persentase sebesar 61%, sisanya yang menjawab buku sekolah elektronik
Jum
lah
Materi BSE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sebagai sumber belajar utama berjumlah 4 orang dengan persentase 4%, dan
yang menjawab buku sekolah elektronik tidak digunakan sebagai sumber
belajar utama berjumlah 35 orang dengan persentase 35%, dari total 100
responden. Dapat juga dilihat dalam grafik berikut ini:
Grafik V. 12 BSE Sebagai Sumber Belajar Utama
010203040506070
Utama Tambahan Tidak
UtamaTambahanTidak
Item ketiga, mengenai kegiatan pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar merujuk atau mengacu pada buku sekolah elektronik atau tidak,
dapat dilihat pada tabel dan grafik V.13 sebagai berikut:
Tabel V. 13 Kegiatan Pembelajaran Mengacu pada BSE
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. BSE 20 20%
2. Buku Lain 46 46%
3. Sebagian 11 11%
4. Tidak 23 23%
Total 100 100%
Jum
lah
Sumber Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dari tabel V.13 dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab
kegiatan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar mengacu pada buku
sekolah elektronik berjumlah 20 orang dengan persentase sebesar 20%, buku
lain berjumlah 46 orang dengan persentase sebesar 46%, yang menjawab
sebagian berjumlah 11 orang dengan persentase sebesar 11%, dan yang
menjawab tidak sama sekali berjumlah 23 orang dengan persentase sebesar
23%, dari total 100 responden. Dapat juga ditampilkan dalam grafik berikut
ini:
Grfaik V. 13 Kegiatan Pembelajaran Mengacu pada BSE
0
10
20
30
40
50
BSE Lain Sebagian Tidak
BSELainSebagianTidak
Item keempat, mengenai latihan soal-soal dalam semua mata pelajaran
diambil dari buku sekolah elektronik atau buku lainnya, dapat dilihat pada
tabel dan grafik V. 14 sebagai berikut:
Jum
lah
Kegiatan Mengacu Pada BSE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel V. 14 Latihan Soal-soal diambil dari BSE atau Buku lain
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. BSE 10 10%
2. Buku Lain 47 47%
3. Sebagian 11 11%
4. Tidak 32 32%
Total 100 100%
Dari tabel V.14 dapat dijelaskan bahwa latihan soal-soal dalam semua
mata pelajaran diambil dari buku lain, terlihat dari sebagian besar jawaban
responden yaitu berjumlah 47 orang dengan persentase 47%, kemudian yang
menjawab tidak menggunakan buku sekolah elektronik berjumlah 32 orang
dengan persentase sebesar 32%, responden yang menjawab sebagian
berjumlah 11 orang dengan persentase sebesar 11%, dan yang menjawab
menggunakan buku sekolah elektronik berjumlah 10 orang dengan persentase
sebesar 10%, dari total 100 responden. Dapat juga dilihat dalam grafik berikut
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Grafik V. 14 Latihan Soal-soal diambil dari BSE atau Buku lain
0
10
20
30
40
50
BSE Buku lain Sebagian Tidak
BSEBuku lainSebagianTidak
Item kelima, mengenai guru menggunakan buku sekolah elektronik
sebagai buku utama dalam kegiatan belajar mengajar atau tidak, dapat dilihat
pada tabel dan grafik V.15 sebagai berikut:
Tabel V. 15 Guru Menggunakan BSE Sebagai Buku Utama
dalam Kegiatan Belajar Mengajar
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. Ya 8 8%
2. Tidak 82 82%
3. Kadang-kadang 10 10%
Total 100 100%
Dari tabel V.15 dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab
guru telah menggunakan buku sekolah elektronik sebagai buku utama dalam
kegiatan belajar mengajar berjumlah 8 orang dengan persentase sebesar 8%,
responden yang menjawab tidak berjumlah 82 orang dengan persentase
Jum
lah
Latihan Soal-soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sebesar 82%, dan yang menjawab guru hanya menggunakan buku sekolah
elektronik pada waktu tertentu berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar
10%. Dapat juga ditampilkan dalam grafik berikut ini:
Grafik V. 15 Guru Menggunakan BSE Sebagai Buku Utama
dalam Kegiatan Belajar Mengajar
0102030405060708090
Ya Tidak Kadang
YaTidakKadang-kadang
Item keenam, mengenai responden sudah menggunakan buku sekolah
elektronik sebagai buku utama dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat
pada tabel dan grafik V.16 sebagai berikut:
Tabel V. 16 Responden Menggunakan BSE Sebagai Buku Utama
dalam Kegiatan Belajar Mengajar
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. Ya 3 3%
2. Tidak 89 89%
3. Kadang-kadang 6 6%
4. Lainnya 2 2%
Total 100 100%
Jum
lah
Penggunaan BSE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dari tabel V.16 dapat diketahui bahwa menurut sebagian besar
responden, menjawab belum menggunakan buku sekolah elektronik sebagai
buku utama dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini terlihat dari jumlah
jawaban responden yaitu berjumlah 89 orang dengan persentase sebesar 89%,
yang menjawab sudah menggunakan buku sekolah elektronik sebagai buku
utama berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 3%, dan yang menjawab
kadang-kadang berjumlah 6 orang dengan persentase sebesar 6%, dan yang
menjawab lain-lain berjumlah 2 orang dengan persentase sebesar 2%, dari
total 100 responden. Dapat juga ditampilkan dalam grafik berikut ini:
Grfaik V. 16 Responden Menggunakan BSE Sebagai Buku Utama
dalam Kegiatan Belajar Mengajar
0102030405060708090
Ya Tidak Kadang Lain
YaTidakKadang-kadangLainnya
Item ketujuh, mengenai kelebihan digunakannya fasilitas buku sekolah
elektronik bagi responden di sekolah, dapat dilihat pada tabel dan garfik
V.17 sebagai berikut:
Jum
lah
BSE Sebagai Buku Utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel V. 17 Kelebihan digunakannya Fasilitas BSE di Sekolah
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. Praktis 44 31,4%
2. Hemat 42 30%
3. Lebih Lengkap 22 15,72%
4. Mudah diakses 17 12,16%
5. Tidak tahu 15 10,72%
Total 140 100%
Dari tabel V.17 dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab
kelebihan digunakannya fasilitas buku sekolah elektronik di sekolah lebih
praktis berjumlah 44 orang dengan persentase sebesar 31,4%, yang
menjawab hemat berjumlah 42 orang dengan persentase sebesar 30%, buku
sekolah elektronik lebih lengkap berjumlah 22 orang dengan persentase
sebesar 15,72%, mudah diakses berjumlah 17 orang dengan persentase
12,16%, dan yang menjawab tidak tahu berjumlah 15 orang dengan
persentase sebesar 10,72%.
Mengapa total responden yang menjawab mencapai 140 padahal
jumlah keseluruhan responden hanya 100 orang responden, dikarenakan
bentuk pertanyaan wawancara dalam penelitian ini bersifat terbuka sehingga
satu orang responden dapat menjawab pertanyaan lebih dari satu jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Grafik V. 17 Kelebihan digunakannya Fasilitas
BSE di Sekolah
05
1015202530354045
Praktis Hemat Lengkap Mudah Tidak
PraktisHematLebih lengkapMudah diaksesTidak tahu
Item kedelapan, mengenai kekurangan dari penggunaan fasilitas buku
sekolah elektronik yang disediakan sekolah bagi responden, dapat dilihat
pada tabel dan grafik V.18 sebagai berikut:
Tabel V. 18 Kekurangan dari Penggunaan Fasilitas BSE
yang di sediakan Sekolah
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. Sosialisasi kurang 28 27,45%
2. Tidak menarik 21 20,59%
3. Download lama 20 19,60%
4. Sarana kurang 19 18,63%
5. Materi kurang 5 4,90%
6. Jumlah buku sedikit 5 4,90%
7. Bentuk softcopy 3 2,95%
8. Biaya mahal 1 0,98%
Total 102 100%
Jum
lah
Kelebihan BSE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Dari tabel V.18 dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab
sosialisasi yang dilakukan sekolah kurang berjumlah 28 orang dengan
persentase 27,45%, buku sekolah elektronik tidak menarik berjumlah 21
orang dengan persentase 20,59%, pendownloadan yang dilakukan memakan
waktu lama berjumlah 20 orang dengan persentase 19,60%, sarana yang
disediakan sekolah masih kurang berjumlah 19 orang dengan persentase
18,63%, materi di dalam buku sekolah elektronik kurang berjumlah 5 orang
dengan persentase 4,90%, jumlah buku sekolah elektronik yang disediakan
sedikit berjumlah 5 orang dengan persentase 4,90%, responden yang
menjawab bentuk buku sekolah elektronik hanya berbentuk softcopy
berjumlah 3 orang dengan persentase 2,95%, dan responden yang menjawab
biaya yang dikeluarkan lebih mahal berjumlah 1 orang dengan persentase
0,98%. Mengapa total responden yang menjawab mencapai 102 padahal
jumlah keseluruhan responden hanya 100 orang responden, dikarenakan
bentuk pertanyaan wawancara dalam penelitian ini bersifat terbuka sehingga
satu orang responden dapat menjawab pertanyaan lebih dari satu jawaban.
Dapat juga ditampilkan dalam grafik berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Grfaik V. 18 Kekurangan dari Penggunaan Fasilitas BSE
yang di sediakan Sekolah
0
5
10
15
20
25
30
SSK TM DL SK MK JBS BSF BM
Sosialisasi kurangTidak menarikDownload lamaSarana kurangMateri kurangJumlah buku sedikitBentuk softcopyBiaya mahal
Item kesembilan, mengenai bagaimana penggunaan buku sekolah
elektronik dapat meringankan responden dalam biaya pembelian buku teks
atau buku acuan lainnya, dapat dilihat pada tabel dan grafik V. 19 sebagai
berikut:
Tabel V. 19 Penggunaan BSE dapat Meringankan Responden
dalam Biaya Pembelian Buku Teks atau Acuan Lainnya
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. Ya 60 60%
2. Tidak 34 34%
3. Mungkin 6 6%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel V. 19 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar
responden menjawab bahwa penggunaan buku sekolah elektronik dapat
Jum
lah
Kekurangan BSE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
meringankan biaya pembelian buku teks atau buku acuan lainnya, hal itu
terlihat dari total 100 orang responden 60 orang (60%) menjawab ya,
disusul 34 orang (34%) responden yang menjawab penggunaan buku
sekolah elektronik tidak meringankan biaya pembelian buku teks atau buku
acuan lainnya, dan resonden yang menjawab mungkin berjumlah 6 orang
(6%), dari total 100 responden. Dapat juga ditampilkan dalam grafik berikut
ini:
Grafik V. 19 Penggunaan BSE dapat Meringankan Responden
dalam Biaya Pembelian Buku Teks atau Acuan Lainnya
0
10
20
30
40
50
60
Ya Tidak Mungkin
YaTidakMungkin
Item kesepuluh, mengenai hambatan apa saja yang responden alami
dalam menggunakan fasilitas buku sekolah elektronik, dapat dilihat pada
tabel dan grafik V. 20 sebagai berikut:
Tabel V. 20 Hambatan Responden dalam Menggunakan Fasilitas BSE
No. Penggunaan BSE Jumlah Persentase
1. Sosialisasi kurang 42 38,53%
Jum
lah
Biaya Pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Sarana dan prasarana kurang 35 32,11%
3. Loading lama 17 15,60%
4. Biaya mahal 10 9,17%
5. Kurang variatif 5 4,59%
Total 109 100%
Berdasarkan tabel V. 20 dapat dijelaskan hambatan yang dialami
responden dalam menggunakan fasilitas buku sekolah elektronik sesuai
dengan jawaban responden adalah:
Pertama, sosialisasi yang dilakukan untuk pengenalan terhadap buku
sekolah elektronik kurang berjumlah 42 orang dengan persentase 38,53%.
Kedua, sarana dan prasarana yang disediakan sekolah kurang berjumlah 35
orang dengan persentase sebesar 32,11%.
Ketiga, loading untuk mendownload dibutuhkan waktu yang lama
berjumlah 17 orang dengan persentase 15,60%.
Keempat, biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan buku sekolah
elektronik lebih mahal dari pada mendapatkan buku teks lainnya berjumlah
10 orang dengan persentase sebesar 9,17%.
Kelima, buku sekolah elektronik kurang variatif berjumlah 5 orang dengan
persentase sebesar 4,59%. Mengapa total responden yang menjawab
mencapai 109 padahal jumlah keseluruhan responden hanya 100 orang
responden, dikarenakan bentuk pertanyaan wawancara dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
bersifat terbuka sehingga satu orang responden dapat menjawab pertanyaan
lebih dari satu jawaban. Dapat juga ditampilkan pada grafik berikut ini:
Grafik V. 20 Hambatan Responden dalam Menggunakan Fasilitas BSE
05
1015202530354045
SK SPK LL BM KV
Sosialisasi kurang
Sarana danprasarana kurangLoading lama
Biaya mahal
Kurang variatif
Hasil penelitian mengenai penggunaan buku sekolah elektronik yang
dilakukan peneliti pada 100 siswa dari 5 Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Yogyakarta ternyata tidak optimal, karena materi pelajaran dalam buku
sekolah elektronik tidak menjadi materi utama dalam proses belajar mengajar.
Buku sekolah elektronik digunakan hanya sebagai buku pelengkap dan
bahkan ada yang sama sekali tidak menggunakan buku sekolah elektronik
terlihat (82%) guru tidak menggunakan materi pelajaran dalam buku sekolah
elektronik. Buku sekolah elektronik juga hanya digunakan sebagai tambahan
dalam sumber belajar siswa (61%), yang membuat guru tidak menggunakan
buku sekolah elektronik sebagai buku utama dalam sumber belajar
dikarenakan buku teks lebih praktis dan sesuai dengan kebutuhan serta
terbatasnya jumlah buku sekolah elekronik yang dapat di download.
Jum
lah
Hambatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kemungkinan mengapa penggunaan buku sekolah elektronik tidak optimal,
juga tidak terlepas dari sumber daya manusia yang kurang terampil. Masih
banyak guru yang tidak bisa menggunakan komputer, apalagi internet.
Sedangkan untuk mengakses dan menggunakan buku digital diperlukan
pengetahuan dan keahlian tambahan dalam menggunakan komputer, sehingga
banyak guru tidak dapat menghilangkan kebiasaan-kebiasaan menggunakan
buku teks dalam kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran juga tidak mengacu pada buku sekolah
elektronik, tetapi menggunakan buku pegangan lainnya terbukti (46%). Hal
ini dikarenakan sebagian besar siswa tidak memiliki buku sekolah elektronik,
serta sarana pendukung untuk menggunakan buku sekolah elektronik sangat
kurang. Alasan lain yang membuat siswa tidak menggunakan buku sekolah
elektronik dalam kegiatan pembelajaran disebabkan karena jika menggunakan
buku sekolah elektronik, siswa harus mencetak buku sekolah elektronik
terlebih dahulu kebentuk hardcopy.
Latihan soal-soal dalam proses belajar mengajar pun diambil dari buku
teks lain, bahkan guru di 5 Sekolah Menengah Atas tersebut menggunakan
buku sekolah elektronik sebagai buku tambahan bukan buku utama dalam
proses belajar mengajar (82%). Dari 100 siswa yang menjadi responden
ternyata hampir semua tidak menggunakan buku sekolah elektronik dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan siswa lebih memilih
menggunakan buku teks yang ada di perpustakaan dan sesuai dengan anjuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
guru jika dibandingkan dengan menggunakan buku sekolah elektronik. Selain
itu alasan mengapa siswa tidak menggunakan buku sekolah elektronik untuk
latihan soal-soal dikarenakan latihan soal-soal yang ada di dalam buku
sekolah elektronik tidak jauh berbeda dengan latihan soal-soal yang ada di
buku teks lainnya.
Walaupun tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh sekolah, siswa,
dan guru, buku sekolah elekronik memiliki kelebihan-kelebihan yaitu telihat
dari jawaban siswa mengenai kelebihan buku sekolah elektronik, pertama
praktis di mana buku sekolah elektronik mudah dibawa oleh siswa karena
tidak mesti berbentuk hardcopy tetapi bisa juga berbentuk softcopy, kedua
hemat yang mana dengan memiliki buku sekolah elektronik siswa tidak perlu
lagi membeli buku teks lainnya untuk referensi mereka dalam belajar, ketiga
buku sekolah elektronik lebih lengkap dibandingkan dengan buku-buku
lainnya, keempat buku sekolah elektronik mudah diakses tidak hanya pada
saat di sekolah melainkan diluar jam sekolah pun bisa diakses.
Selain kelebihan, buku sekolah elektronik juga memiliki kekurangan
tetapi jika dilihat dari jawaban responden kelebihan buku sekolah elektronik
lebih sedikit dibandingkan dengan kekurangannya secara garis besar siswa
menjawab kekurangan dari buku sekolah elektronik adalah bentuk bukunya
tidak menarik dan relatif sama dengan buku teks lainnya, materi didalam buku
sekolah elektronik kurang, jumlah buku mata pelajaran yang dapat diakses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sangat sedikit, dan biaya yang dikeluarkan mahal karena harus mencetak dan
mendownload dalam waktu yang cukup lama.
Pada dasarnya penggunaan buku sekolah elektronik dapat
meringankan biaya terbukti (60%) siswa menjawab penggunaan buku sekolah
elektronik dapat meringankan biaya pembelian buku teks lainnya. Hambatan
yang dialami siswa dalam menggunakan buku sekolah elektonik adalah lagi-
lagi sosialisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah dan Pemerintah masih
kurang, sarana dan prasarana yang tersedia untuk menggunakan buku sekolah
elektronik masih kurang. Jika harus menggunakan, loading yang dilakukan
untuk membuka buku sekolah elektronik sangat lama, dan isi dari buku
sekolah elektronik masih dirasa kurang variatif karena hampir sama dengan
buku teks lainnya yang mudah didapat tanpa harus mengunduh terlebih
dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Akses Buku Sekolah Elektronik dalam Pembelajaran di Sekolah
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat ditarik
kesimpulan bahwa akses buku sekolah elektronik dalam pembelajaran di
sekolah sangat kurang. Sebagian besar siswa tidak pernah dan tidak
mengetahui bagaimana mengakses buku sekolah elektronik dengan prosentase
72%, selain itu banyak juga siswa yang tidak ingin memiliki buku sekolah
elektronik dengan prosentase 81% dikarenakan tidak semua mata pelajaran
menggunakan akses buku sekolah elektronik. Terlalu minimnya akses buku
sekolah elektronik ini dipengaruhi oleh sarana yang kurang (38%), serta
sosialisasi yang diberikan terhadap siswa kurang (26%) sehingga membuat
siswa malas mendownload dan tidak direkomendasikan oleh guru untuk
menggunakan akses buku sekolah elektronik dalam kegiatan belajar mengajar
yang terjadi di lingkungan sekolah.
2. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik dalam Pembelajaran di Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan buku sekolah elektronik dalam pembelajaran di sekolah secara
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
keseluruhan tidak optimal, materi yang terdapat pada buku sekolah elektronik
tidak digunakan sama sekali terlihat dengan prosentase 82%. Buku sekolah
elektronik juga hanya sebagai buku tambahan dalam sumber belajar siswa
(61%), sementara kegiatan pembelajaran (20%), dan latihan soal-soal (10%)
juga sama tidak menggunakan buku sekolah elektronik melainkan hanya
sebagai buku tambahan.
Guru yang merupakan sumber utama bagi siswa untuk mendapatkan
materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar juga tidak menggunakan
buku sekolah elektronik, hal ini terlihat dengan jawaban siswa dengan
prosentase 82%. Alasan ini lah yang juga membuat siswa untuk tidak
menggunakan buku sekolah elektronik (89%) dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah, walaupun buku sekolah elektronik memiliki kelebihan,
tetapi dari hasil penelitian penggunaan buku sekolah elektronik lebih banyak
kekurangan dibandingkan dengan kelebihannya.
Hampir sama dengan akses buku sekolah elektronik, dapat
disimpulkan bahwa hambatan utama mengapa penggunaan buku sekolah
elektronik kurang optimal, dikarenakan sosialisasi yang diberikan kepada
siswa kurang (38,53%), sehingga penggunaan buku sekolah elektronik sangat
minim untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
B. Saran
Setelah melaksanakan penelitian dan analisis data hasil penelitian
mengenai ”Akses dan Penggunaan Buku sekolah Elektronik dalam Pembelajaran
di Sekolah Menengah Atas”, maka penulis ingin menyampaikan saran yang
diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perkembangan dunia pendidikan.
1. Bagi Pemerintah, dalam hal ini Pusat Perbukuan Depdiknas
Berdasarkan hasil penelitian telah disimpulkan tentang Akses dan
Penggunaan Buku Sekolah Elektronik dalam Pembelajaran di Sekolah
Menengah Atas, dapat dideskripsikan bahwa akses dan penggunaan buku
sekolah elektronik dalam pembelajaran di sekolah sangat tidak optimal.
Kurangnya sosialisasi serta kurang seriusnya Pemerintah mengenalkan buku
sekolah elektronik secara lebih baik menyebabkan siswa tidak memanfaatkan
buku sekolah elektronik.
Sosialisasi buku sekolah elektronik sangat penting bagi siswa,
sehingga para siswa dapat memiliki lebih banyak referensi buku yang baik
dan lulus penilaian dari BSNP, dan nantinya dapat menambah wawasan yang
lebih bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal lain yang dibutuhkan
siswa adalah menambah jumlah buku sekolah elektronik yang dapat di akses
siswa serta memberikan buku yang variatif dan lebih menarik sehingga dapat
menarik minat siswa untuk membaca dan memiliki buku sekolah elektronik,
dan mengubah format buku sekolah elektronik yang ada. Hal ini dikarenakan
format buku sekolah elektronik yang berbentuk PDF menyebabkan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
untuk mendowload agak lama, sebaiknya Pemerintah memikirkan untuk
mengganti format yang lebih ringan dan mudah sehingga bagi siswa maupun
guru jika ingin mendownload tidak memakan waktu yang lama.
2. Bagi Sekolah
Dari hasil penelitian ini dapat di ketahui bahwa akses dan penggunaan
buku sekolah elektronik sangat kurang, dikarenakan sosialisasi yang diberikan
guru dan sarana prasarana yang di miliki sekolah masih kurang.
Perkembangan dunia pendidikan terlebih mengenai teknologi informasi (TI),
sebaiknya sekolah memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan
sarana prasarana yang ada di sekolah untuk kepentingan pendidikan, terutama
kepentingan mengenai materi pelajaran yang dirasa oleh siswa referensi dari
buku teks kurang bisa membantu dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Selain itu sebaiknya sekolah mencetak buku sekolah elektronik
tersebut dengan menggunakan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang
kemudian menggandakannya untuk kepentingan siswa dalam menunjang
kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi Siswa
Dari hasil penelitian ini mengenai akses dan penggunaan buku sekolah
elektronik, tidak diragukan lagi bahwa buku sekolah elektronik dapat
meringankan biaya untuk pembelian buku teks lainnya. Untuk itu, gunakan
pengetahuan mengenai teknologi internet untuk mencari referensi buku yang
berguna bagi siswa sendiri, sehingga tidak hanya mengandalkan buku teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
yang dianjurkan oleh guru maupun sekolah saja, karena Pemerintah sudah
menyiapkan buku murah dan telah lulus penilaian oleh BSNP dalam bentuk
buku sekolah elektronik yang dapat didownload melalui jaringan internet
dengan alamat website: http:/bse.depdiknas.go.id/.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam penelitian, namun
Penelitian ini hanya berfokus pada siswa dan hanya melihat bagaimana akses dan
penggunaan buku sekolah elektronik yang dilakukan siswa, tidak melihat akses
dan penggunaan buku sekolah elektronik yang dilakukan oleh guru dan pihak
sekolah, sehingga hasil yang didapatkan pun hanya berpatokan pada upaya
mengungkapkan mengenai akses dan penggunaan buku sekolah elektronik yang
dilakukan oleh siswa saja. Penulis juga menyadari ada keterbatasan dalam
penelitian ini yaitu jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian
yang hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan
sebagaimana adanya, sehingga hanya sekedar mengungkapkan fakta yang ada
tentang subjek tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Graha Ilmu
Andre. 2008. Tentang E-Book. http://www.geocities.com/kbaklub/tentang_ebook.htm
Dajan, Anto. 1984. Pengantar Metode Statistik Jilid II. LPPPES: Jakarta
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed 3. Jakarta: Balai Pustaka
Depdiknas. 2005. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Buku. http://www.dikdasdki.go.id/download/standarbuku/peraturan_mendiknas_11_
2005_buku.pdf Depdiknas. 2010. Buku Sekolah Elektronik. http://bse.depdiknas.go.id/item/guide.php Endang. 2008. Pengertian akses. http://www.total.or.id/info.php Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Cet XXI. Yogyakarta: Andi Offset.
Irwinday. 2008. Buku Sekolah Elektronik . http://www.irwinday.web.id Lilik. 2008. Laman Buku Sekolah Elektronik Bisa di Akses Pada Domain Lain. http://www.penapendidikan.com Moeleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. 1. Bandung: Remadja Karya CV Moeleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Ed.Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Parvian. 2008. Buku Sekolah Elektronik. http://www.parvian.wordpress.com
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Riana, Natalia Rindang. 2008. ”Akses dan Pemanfaatan Buku Paket dalam Pembelajaran”. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Riyanto, Geger. 2007. Teknologi Informasi, Inovasi Bagi Dunia Pendidikan. http://farady2ba.dominico.blogspot.com.com/2007/11/internet-solusi-
pembel.htm Salim, Peter dan Yenny salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta.
Modern English Press Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Cet.5. Bandung: CV Alfa Beta.
Stikompti. 2007. Pengertian Internet. http:/kelompok9.blogspot.com/
Supriadi, Dedi. 2001. Anatomi Buku sekolah di Indonesia Problematika Penilaian, Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan, dan Buku Sumber. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Ucup. 2008. Buku Elektronik atau E-book. http://www.geocities.com/kbaklub/tentang_ebook.htm Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Jakarta 2003 Takdir, Muhammad. 2008. Buku Sekolah Elektronik. http://www.sinjai.go.id Yuwono, Tri. 2007. Buku murah versi pemerintah, mungkinkah?. Medan : Harian Global http://www.harian-global.com/news.php?.item.10228.32 Wasito, Hermawan. 1992. Pengantar Metode Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA
I. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah pertanyaan berikut ini:
1. Nama : ...............................
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Sekolah : ...............................
II. PERTANYAAN
A. Akses Buku Sekolah Elektronik
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Apakah saudara melakukan pengaksesan buku sekolah elektronik?
Jawaban: .............................................................................................................
2. Apakah saudara mengetahui cara mengakses buku sekolah elektronik?
Jawaban: .............................................................................................................
3. Apakah saudara sudah memiliki buku sekolah elektronik?
Jawaban: .............................................................................................................
4. Bagaimanakah bentuk Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang dapat diakses di
sekolah? (hard copy/softcopy).
Jawaban: .............................................................................................................
5. Apakah sekolah menyediakan sarana untuk mengakses buku sekolah
elektronik?
Jawaban: .............................................................................................................
6. Apakah jumlah sarana yang tersedia mencukupi kebutuhan siswa?
Jawaban: ............................................................................................................
7. Apakah semua mata pelajaran di sekolah menggunakan akses buku sekolah
elektronik?
Jawaban: ............................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Hal apa saja yang menjadi penghambat dalam mengakses buku sekolah
elektronik?
Jawaban: .............................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
B. Penggunaan Buku Sekolah Elektronik
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
9. Apakah materi dalam buku sekolah elektronik menjadi materi utama dalam
kegiatan belajar mengajar?
Jawaban: ............................................................................................................
10. Apakah buku sekolah elektronik sebagai sumber belajar?jika ia apakah
termasuk buku utama atau tambahan!
Jawaban: .............................................................................................................
11. Apakah kegiatan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
merujuk/mengacu pada buku sekolah elektronik atau buku lainnya?
Jawaban: .............................................................................................................
12. Apakah latihan soal-soal dalam semua mata pelajaran diambil dari buku
sekolah elektronik atau buku lainnya?
Jawaban: .............................................................................................................
13. Apakah guru menggunakan buku sekolah elektronik sebagai buku utama
dalam kegiatan belajar mengajar?
Jawaban: .............................................................................................................
14. Apakah saudara menggunakan buku sekolah elektronik sebagai buku utama
dalam kegiatan belajar mengajar?
Jawaban: .............................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Apakah keuntungan/kelebihan digunakannya fasilitas buku sekolah elektronik
bagi saudara di sekolah?
- ................................................................................
- ................................................................................
- ................................................................................
16. Apakah kekurangan dari penggunaan fasilitas buku sekolah elektronik yang
disediakan sekolah bagi saudara?
- ................................................................................
- ................................................................................
- ................................................................................
17. Apakah penggunaan buku sekolah elektronik meringankan saudara dalam
biaya pembelian buku teks/acuan lainnya?
Jawaban: .............................................................................................................
18. Hambatan apa saja yang saudara alami dalam menggunakan fasilitas buku
sekolah elektronik?
- .................................................................................
- .................................................................................
- .................................................................................
- Terima Kasih -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended