View
238
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan berkah Nyalah penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus kepaniteraan klnik bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan di
RSUD Kota Cilegon yang berjudul “Placenta Inkreta”. Tujuan dari penyusunan laporan kasus
ini adalah untuk memenuhi tugas yang didapat saat kepaniteraan di RSUD Cilegon. Dari laporan
kasus ini saya mendapat banyak hal dan dapat lebih memahami terapi dan keadaan pasien.
Dalam menyusun laporan kasus ini tentunya tidak lepas dari pihak-pihak yang
membantu saya. Saya mengucapkan terima kasih pada dr. Zainuri M., Sp.OG atas bimbingan,
saran, kritik dan masukan dalam menyusun laporan kasus ini. Saya juga mengucapkan terima
kasih pada orangtua yang selalu mendoakan dan teman-teman dan pihak-pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam pembuatan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan untuk membuat laporan kasus ini lebih baik. Terima kasih.
Cilegon, 9 September 2015
Penulis
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG..………………………………………………………………..……………………..
DIAGNOSIS
RENCANA PENATALAKSAAN
PROGNOSIS
FOLLOW UP
LAPORAN PEMBEDAHAN SECTIO CESARIA
DISKUSI
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
ANALISA KASUS
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
PENCEGAHAN
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS
Tanggal masuk RSUD : 04 September 2015
Jam : 20.40 WIB
I. Identifikasi
1) Nama : Ny. U
2) Umur : 34 tahun
3) Agama : Islam
4) Pendidikan : SMEA
5) Pekerjaan : IRT
6) Alamat : Link. Jombang Cemara, RT/RW 01/06, Jombang Wetan
7) Nama suami : Tn. A
8) Pekerjaan suami : Wirasuwsta
9) Pendidikan suami : SMA
10) No. CM : 57xxxx
II. Anamnesis
2.1 Keluhan
Utama : Pasien datang dengan keluhan mulas-mulas (+) namun masih
jarang, pusing (+), air-air (+)
Tambahan : Tekanan darah ↑
2.2 Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : 1Bulan 1kali
Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Lama : 7 hari
2.3 Riwayat Perkawinan
Menikah 2 kali, sejak 1 tahun yang lalu.
2.4 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD kebidanan RSUD Cilegon pada tanggal 4 September 2015
dengan keluhan mulas-mulas namun masih hilang tibul dan pusing . Pasien sedang hamil
anak keempat, dan sudah masuk bulannya. Gerakan janin masih dirasakan aktif,
keluarnya darah lendir (+), air-air disangkal. Pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke
bidan dan puskesmas. Pasien mengatakan pernah 1 kali meminum jamu selama
kehamilan ini. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
2.5 Riwayat Kehamilan dan Persalinan Terdahulu
Pasien G4P3A0 Hidup : 2
No. Tahun partusTempat
partus
Umur
hamil
Jenis
persalinan
Penolong
persalinanPenyulit
JK/
BB/PB
Keadaan
sekarangKB
1. 2003 BPS Aterm spontan Bidan - P/-/- Hidup -
2. 2009 Rumah Pre-term spontan Bidan - L/2900/- Meninggal -
3. 2010 BPS Pre-term Presbo Bidan - L/3000/- Hidup -
4. Hamil saat ini
2.6 Riwayat Penyakit Terdahulu
- Pasien tidak pernah dirawat maupun dioperasi dan belum pernah sakit seperti ini
sebelumnya
2.7 Riwayat Penyakit Keluarga
- Pasien mengaku dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit seperti pasien.
Riwayat penyakit asma, hipertensi, kencing manis, penyakit jantung, ginjal, hepatitis, dan
pengobatan TB paru pada keluarga disangkal.
2.8 Riwayat Haid
- Pasien menarche pada usia 15 tahun, teratur, tidak pernah merasa sakit, siklus 28 hari,
lama haid 7 hari, HPHT tanggal 2 Desember 2014, taksiran persalinan tanggal 9
September 2015
2.9 Riwayat Kontrasepsi
Pasien belum pernah menggunakan KB
III. Pemeriksaan Fisik, 26 agustus 2015
1. Status Pasien
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tek. Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36,70C
BB : -
TB : -
2. Status Generalis
Kepala : Normocephal, rambut hitam, rontok (-)
Mata : tidak terdapat konjungtiva anemis, sklera ikterik, tidak cekung, dan mata
eksofthalmus (-).
THT : dalam batas normal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid
Dada : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Jantung : Ictus cordis tidak teraba dan tidak terlihat
bunyi jantung I-II reguler, murmur dan gallop (-)
Paru : suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : buncit simetris, supel, bising usus (+) normal
Ekstremitas : edema superior dan inferior (-/-), varises (-/-)
akral hangat, turgor kulit baik
3. Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi : Adanya warna kehitaman pada daerah wajah ( cloasma gravidarum)
Turgor kulit baik
Mata cekung (-), bibir kering (-), mukosa mulut kering (-)
Tampak abdomen buncit simetris
Abdomen :
Pelapis TFU : 34 cm
Letak punggung : Puki
Presentasi : Kepala
TBJ : 3410 gr
Auskultasi : DJJ 156 x/menit teratur
His : 1-2 x/10 menit /15”
Pemeriksaan Dalam
Inspeksi : Bloodslime (+)
Vaginal Toucher : vulva vagina TAK, portio tebal lunak, pembukaan 1cm, ketuban (+)
IV. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium ( 4 September 2015)
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 11,1 g/dl P: 14-18 g/dl W: 12-16 g/dl
Leukosit 8.700 /UL 5000-10.000/UL
Hematokrit 36,3 % 37-43
Trombosit 293.000 /Ul 150.000-450.000
Gol Darah O
Rhesus Rh+
Masa perdarahan 2 menit 1-6
Masa pembekuan 10 menit 5-15
Glukosa darah
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
GDS 97 mg/dl < 200 mg/dl
Fungsi liver
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
SGOT 11 U/dl P: <37, W: <31 u/l
SGPT 16 U/dl P: <41, W: <31 u/l
Fungsi Ginjal
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Ureum 18 mg/dL 17-43 mg/dL
Kreatinin 0,6 g/dL P 0,7-1,1 W 0,6-0,9
Imuno serologi
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
HIV Non reactive Non reactive
HBsAg strip Non reactive Non reactive
(5 September 2015)
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 6.7 g/dl P: 14-18 g/dl W: 12-16 g/dl
Leukosit 25.710/UL 5000-10.000/UL
Hematokrit 21.7% 37-43
Trombosit 355.000/Ul 150.000-450.000
(6 September 2015)
Urin Lengkap
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Warna Kuning
Kekeruhan Keruh
Berat Jenis g/ml 1.015 – 1.03
Protein Positive* Negative
Glukosa Negative Negative
Keton Positive * Negative
Bilirubin urine Negative Negative
Urobilinogen 0.3 0.1-1
Nitrit Negative Negative
Darah samar Negative Negative
Sedimen urin:
Epitel
Eritrosit
Kristal
Kristal Ca Oxalat
Kristal Cystin
Kristal T Phospat
Leukosit
Silinder
Bakteri
Jamur
Positive
0-1
Negative
Negative
Negative
Negative
2-6
Negative
Positive +3
Negative
Positive
0-1
Negative
Negative
Negative
Negative
1-5
Negative
Negative
Negative
Faal Ginjal
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Kreatinin 2.4 mg/dl 0.6 – 12 mg/dl
Ureum 53 mg/dl 17 – 43 mg/dl
Faal Hati
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
SGPT 8 U/L <31 U/L
SGOT 15U/L <31 U/L
V. Diagnosis
Awal masuk RS : G4P3A0H2 hamil aterm, imparu kala I fase laten dengan HDK
Pulang dari RS : P4A0 post SC+MOW a/i gagal induksi, HDK, Placenta Inkreta, cukup
anak
VI. Rencana Penatalaksanaan
1. Observasi KU, TTV, dan DJJ
2. IVFD RL 20 tpm
3. Cytotec ¼ tab/vagina
VII. Prognosis
Ibu : ad bonam
Janin : ad bonam
VIII. FOLLOW UP
4 September 2015
Jam 20.40
Jam 22.00
5 Septemer 2015
Jam 05.00
Jam 07.20
Pra-Operasi
S: Pasien mengeluh mulas-mulas (+) namun masih
jarang, pusing (+), air-air (+)
O: KU: Baik, KS: CM, TD: 140/90, N: 84, S : 36oC,
RR : 20
A: G4P3A0 hamil aterm, imparu kala I fase laten
dengan HDK
P:
Co. dr. Zainuri M. ,SpOG menunggu
instruksi
S: Os tiba di VK
O: KU : Baik, KS : CM, TD: 150/90, DJJ : 142 , His
(+) jarang
A: G4P3A0 hamil aterm, imparu kala I fase laten
dengan HDK
P: G2P1A0 Hamil 38 minggu dengan HDK
observasi VK
Cytotec ¼ tab/vagina
VT ulang : Portio tebal, pembukaan 1cm, ketuban +,
kepala H1
S: Os mengatakan mulas masih jarang.
O: KU: Baik, KS: CM, TD: 160/80, N: 82, S:36,7oC,
DJJ : 142 , His (+) jarang
A: G4P3A0 (A.H: 2) H. aterm, gagal induksi, pro SC
P: obs k/u, obs ttv, obs his+djj, obs tanda persalinan
Jam 12.00
Jam 14.00
dr. Zainuri M. Sp.OG visit, instruksi →
Rencana SC a/i Induksi gagal, HDK, G4P3A0 aterm
Post Operasi
S: Pasien datang dari R. OK telah melahirkan anak
ke 4 secara SC, kedua kaki masih terasa berat
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
luka op (+), Hb pre op: 11,1 g/dl, HbsAg/HIV “NR”.
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta H0
P: mengatur posisi yang nyaman, memberikan terapi
sesuai order
Th/ Cetriaxon 2x1gr, Ketorolac 3x1amp
Mengukur TPRS
TD: 120/80 RR: 20
HR: 80 S : 36,5oC
Os mengeluh sesak dan badan terasanya
TD: 90/70, SpO2: 97, RR: 24, O2: 3 liter/ menit
Lapor dr. Wenny → loading RL 500ml, cek TD
ulang
I: 500ml O: 300ml
S: Ibu mengeluh nyeri luka operasi
O:KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
ma/mi (-), mob (-), TFU sepusat, Hb pre op:
11,1g/dl, leuko: 8,700, trombo: 293.000, nyeri (+).
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta H0
P: Ceftriaxone 2x1gr, Ketorolac 3x1amp
6 September 2015
Jam 05.30
Jam 08.00
S: Ibu mengeluh sesak sedikit dan nyeri luka op
O:KU: Sedang, KS: CM, TD: 140/100, N: 100, R:
24, S: 36,7oC, IVFD (+), DC (+), PPV (+), ma/mi (-),
mob (-), TFU sepusat, Hb pre op: 11,1g/dl, leuko:
8,700, trombo: 293.000, nyeri (+).
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta H0
P: Ceftriaxone 2x1gr, Ketorolac 3x1amp
Lapor dokter jaga (dr. Yurila), instruksi
Furosemid inj. Ekstra 1 amp, cek urin lengkap.
S: Ibu mengeluh nyeri luka operasi dan perut
kembung
O: KU: Baik, KS: CM, TD: 110/80, N: 84, R: 20, S:
36,5oC, Hb pre op: 11,1g/dl, leuko: 8,700, trombo:
293.000, nyeri (+).
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta H1
P: Inj. Ceftriaxone 1gr/IV, cek lab post op & urine
lengkap.
S: Ibu mengeluh perut kembung dan luka operasi
terasa nyeri.
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
mob (+), ma/mi (+), Hb post op : 6,7g/dl, leukosit :
25.710, Trombosit 355.000, alb urine “+1”.
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta H1
P: obs KU, PPV, TTV
Memberi support mental,
Memberikan th/ Ketorolac 1 amp
Jam 18.00
Jam 21.00
7 september 2015
Jam 06.00
Menganjurkan mob jalan
TPRS :TD: 120/80 R: 23x
N: 84x S: 36,5o-C
S: Ibu mengeluh perut kembung dan luka operasi
terasa nyeri, dan kaki terasa benkak
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
mob (+), ma/mi (+),
TPRS :TD: 140/80 R: 23x
N: 96x S: 36,4o-C
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta H1
P: obs KU, PPV, TTV
Memberi support mental,
Memberikan th/ Ketorolac 1 amp
S: Ibu mengeluh perut kembung dan luka operasi
terasa nyeri, dan kaki terasa benkak
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
mob (+), ma/mi (+), hb post op : 6,7g/dl ,
leukosit : 25.710 albumin urin +1 ur/cr : 2,4/58
TPRS : TD: 140/80 R: 23x
N: 96x S: 36,4o-C
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta, anemia H1
P: obs KU, PPV, TTV
Memberi support mental,
S: Ibu mengeluh seluruh badan nyeri dan luka
operasi terasa nyeri,
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
Jam 14.00
Jam 18.00
mob (+), ma/mi (+), hb post op : 6,7g/dl ,
leukosit : 25.710 albumin urin +1 ur/cr : 53/2,
TPRS : TD: 130/80 R: 20x
N: 128x S: 36,9o-C
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta, anemia H2
P: obs KU, PPV, TTV
Ceftriaxone 2x1, Ketorolac 3x1, pro renal3x1
Bicnat 3x1, hemafort 2x1, transusi 1 kolf
S: Ibu mengeluh pusing
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
mob (+), ma/mi (+), hb post op : 6,7g/dl , ht 22,7%
leukosit : 25.710 albumin urin +1
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta, anemia H2
P: obs KU, PPV, TTV
Ceftriaxone 2x1, Ketorolac 3x1, pro renal3x1
Bicnat 3x1, hemafort 2x1, transusi 1 kolf, alinamin
3x1
S: Ibu mengeluh pusing
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
mob (+), ma/mi (+), hb post op : 6,7g/dl , ht 22,7%
leukosit : 25.710 albumin urin +1
TPRS : TD: 150/80 R: 20x
N: 90x S: 37,4-C
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta, anemia H2
P: obs KU, PPV, TTV
Ceftriaxone 2x1, Ketorolac 3x1, pro renal3x1
Jam 22.00
8 september 2015
Jam 05.30
Jam 07.00
Bicnat 3x1, hemafort 2x1, transusi 1 kolf, alinamin
3x1
TPRS : TD: 150/90 R: 23x
N: 90x S: 37-C
S: Ibu mengeluh pusing
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
mob (+), ma/mi (+), hb post op : 6,7g/dl , ht 22,7%
leukosit : 25.710 albumin urin +1
TPRS : TD: 170/80 R: 23x
N: 72x S: 36,3o-C
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta, anemia H3
P: obs KU, PPV, TTV
Ceftriaxone 2x1, Ketorolac 3x1, pro renal3x1
Bicnat 3x1, hemafort 2x1, transusi 2 kolf, alinamin
3x1
S: Ibu mengeluh pusing
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
mob (+), ma/mi (+), hb post op : 6,7g/dl , ht 22,7%
leukosit : 25.710 albumin urin +1
TPRS : TD: 170/80 R: 23x
N: 72x S: 36,3o-C
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta, anemia H3
P: obs KU, PPV, TTV
Ceftriaxone 2x1, Ketorolac 3x1, pro renal3x1
Bicnat 3x1, hemafort 2x1, transusi 2 kolf, alinamin
3x1
Jam 18.00
Jam 19.40
Jam 24.00
09 september 2015
Jam 06.00
Jam 08.00
TPRS : TD: 150/90 R: 20x
N: 88x S: 36,7o-C
S/ pasien mengeluhkan mual
0/ TPRS : TD: 190/80 R: 20x
N: 120x S: 38-C
p/ paracetamol 500mg
TPRS : TD: 130/80 R: 20x
N: 83x S: 36,4-C
S: Ibu mengeluh pusing, mual
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
TPRS : TD: 150/90 R: 23x
N: 86x S: 36,3o-C
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta, anemia H4
S: Ibu mengatakan tak ada keluhan
O: KU: Baik, KS: CM, IVFD (+), DC (+), PPV (+),
mob (+), ma/mi (+), hb post transfusi 3 kolf :
7,7g/dl , ht 22,7% leukosit : 25.710 albumin urin +1
TPRS : TD: 150/90 R: 23x
N: 86x S: 36,3o-C
A: P4A0 post SC+MOW a/i H. aterm, gagal induksi,
HDK, plasenta inkreta, anemia H4
P: BLPL
Amoxilin 3x1, follic acid 2x1, prorenal 3x1, bicnat
3x1, hemafort 2x1
Laporan Pembedahan
Teknik : Sectio Caesar
- Pasien terlentang dengan anastesi spinal
- Dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol kemudian betadin pada daerah operasi
- Daerah operasi kemudian dipersempit dengan duk steril
- Insisi kulit secara pfanenstiel sepanjang ±10cm kemudian perdalam secara tajam dan
tumpul sampai cavum peritoneum terbuka
- Insisi diperdalam secara tumpul lapis demi lapis hingga mencapai peritoneum dan
tampak uterus
- Plica vesica uterina disayat melintang
- Insisi diperlebar secara melintang ke lateral secara tumpul dengan jari
- Selaput ketuban dipecahkan didapat kepala dan lahir bayi dengan jenis kelamin laki-laki
pada pukul 11.15 BB 3000 gr PB 45 cm A/S 8/9
- Plasenta dikeluarkan secara manual
- Uterus dijahit jelujur, terkunci, kontrol perdarahan, dijahit plica vesica uterina
- Cavum abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan
- Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
- Luka ditutup dengan kassa
- Operasi selesai
DISKUSI KASUS
I. IDENTIFIKASI
Pasien G4P3A0 datang dari IGD kandungan RSUD Cilegon pada tanggal 4 September
2015 jam 22.40 WIB dengan keluhan mules-mules namun masih jarang, dan pusing.
Lendir bercampur darah (+). Tekanan darah ↑.
II. ANALISA KASUS
Teori Kasus
Plasenta previa adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga menutupi seluruh
atau sebagian dari ostium uteri internum.
Gejala utama plasenta previa adalah
perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri
dan berulang (painless, Causeless,
Recurrent Bleeding) darah berwarna
merah segar.
Ny.F G2P1A0 datang dari IGD
kandungan RSUD Cilegon pada tanggal
26 Agustus 2015 jam 22.30 WIB dengan
keluhan keluar darah dari kemaluan sejak
pukul 19.00 WIB berwarna merah segar
dan telah ganti pembalut sebanyak 2x.
Pasien tidak merasakan mules namun dan
nyeri. Pasien pernah di USG sebelumnya
dan gambarannya menunjukkan plasenta
previa totalis. Pada pemeriksaan
inspekulo terlihat darah dari ostium uteri
eksterna, portio kuncup, vt tidak
dilakukan.
Pemeriksaan inspekulo:
Dengan memakai spekulum secara hati-
hati dilihat dari mana asal perdarahan,
apakah dari dalam uterus, atau dari
kelainan serviks, vagina, varises pecah,
dan lain-lain.
Pada pemeriksaan inspekulo: Tampak
porsio licin, lividae (-), k/a (-). Tampak
darah menggenang di introitus vagina,
dibersihkan kesan mengalir darah dari
OUI, stoll cell (+).
Placenta previa totalis adalah placenta
yang menutupi seluruh ostium uteri
internum
Placenta previa parsialis : placenta
yang menutupi sebagian ostium uteri
internum
Placenta previa marginalis : placenta
yang tepinya berada pada pinggir tepi
ostium uteri internum
Placenta letak rendah : placenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga tepi bawahnya
berada pada jarak lebih kurang 2cm dari
ostium uteri internum
Pemeriksaan dalam pada pasien ini tidak
dilakukan. Pada pemeriksaan USG :
didapati plasenta corpus posterior
menutupi seluruh OUI yang
menunjukkan plasenta previa totalis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis (sifat perdarahan),
pemeriksaan inspekulo, dan USG
Pada anamnesis, pasien datang dengan
keluar darah dari kemaluan, nyeri (-),
riwayat keluar darah dari kemaluan Pada
tanggal 26 Agustus 2015 dari jam 19.00
WIB, Pada pemeriksaan inspekulo
dijumpai : Tampak darah menggenang
di introitus vagina, dibersihkan kesan
mengalir darah dari OUI, stoll cell (+).
Pada USG dijumpai kesan : Plasenta
Previa Totalis + PG + KDR (35w2d)
Penatalaksanaan plasenta previa salah THERAPY
Pada pasien ini dilakukan SC keesokan
satunya penanganan aktif dengan kriteria:
Umur kehamilan ≥ 37 minggu,
BB janin ≥ 2500 gram
Perdarahan banyak, 500 cc
ataulebih
Ada tanda-tanda persalinan
Keadaan umum tidak baik, ibu
anemi, Hb< 8 gr %
Penanganan plasenta previa totalis
untuk menghindari perdarahan yang
banyak maka dengan janin hidup atau
meninggal, tindakan yang paling baik
adalah Terminasi Kehamilan segera
diakhiri sebelum terjadi perdarahan
yang membawa maut, misalnya:
kehamilan cukup bulan, perdarahan
banyak, parturien, dan janin mati
(tidak selalu) dengan cara seksio
sesarea.
harinya untuk terminasi kehamilannya
dengan mempertimbangkan usia
kehamilan 34 minggu
Dengan melakukan
- Observasi keadaan umum dan
tanda vital
- Observasi his, djj dan
perdarahan
- IVFD RL 20 tpm
- Nifedipin 10mg
- Inj. Asam traneksamat 3 amp
x 1 / iv (menghentikan
perdarahan)
- Inj. Dexamethason 2 amp x
1 / iv (pematangan paru)
(Pada hari sebelumnya)
Dilakukan SC karena letak Placenta
Previa Totalis dan bayi lahir dengan
keadaan Partus Prematurus Iminens
Hepatitis adalah peradangan hati yang
dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
parasit. Seseorang yang terinfeksi virus
hepatitis B (VHB) dapat menderita sakit
yang bersifat sementara atau menahun
dengan tanda klinisnya bervariasi dari
tanpa gejala, gejala ringan tidak khas
(contoh: mual, lemas), gejala nyata dan
khas yang sering disebut sebagai sakit
kuning atau hepatitis) atau menjadi suatu
Pada pasien Ny. F saat datang ke IGD
dan dilakukan pemeriksaan umum dari
sklera ikterik (-/-), Kulit tidak ikterik,
mual muntah (-) pasien hanya merasa
lemas karena perdarahan yang keluar dari
jalan lahir
keadaan hepatitis yang berat dan fatal
Diagnosis Hepatitis dapat dilakukan
dengan pemeriksaan serologis dengan
Adanya HBsAg dalam serum tanpa
adanya gejala klinik menunjukkan bahwa
penderita adalah pembawa HBsAg, yang
merupakan sumber yang penting untuk
penularan. Adanya anti HBsAg
menunjukkan adanya penyembuhan dan
resiko penularan menjadi berkurang dan
akan memberi perlindungan pada infeksi
baru.
Dari hasil Laboraturium yang di lakukan
Ny F, Hasil pemeriksaan immune
serologi :
HbsAg strip Reactive (+)
HIV Non Reactive
Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat di
simpulkan sebelumnya Ny. F mengidap
penyakit Hepatitis yang bisa menular
Preeklampsia adalah kelainan malfungsi
endotel pembuluh darah atau vaskular
yang menyebar luas sehingga terjadi
vasospasme setelah usia kehamilan 20
minggu, mengakibatkan terjadinya
penurunan perfusi organ dan pengaktifan
endotel yang menimbulkan terjadinya
hipertensi, edema
Ny. F mengatakan tekanan darahnya
meningkat dari bulan ke 6 kehamilan
sampai sekarang, karena Ny. F rutin
memeriksakan kandungannya ke klinik
ataupun rumah sakit
Pre eklampsia ringan
Kriteria diagnostik :
1. Tekanan darah 140/90 mmHg
yang diukur pada posisi telentang;
atau kenaikan sistolik 30
mmHg; atau kenaikan tekanan
diastolik 15 mmHg.
2. Cara pengukuran sekurang-
kurangnya pada dua kali
pemeriksaan dengan jarak periksa
Pada pemeriksaan tanda vital Ny. F di
dapatkan tekanan darah 150/90 diukur
pada posisi telentang
Dari hasil pemeriksaan labnya
Di dapatkan hasil pemeriksaan urinnya
Proteinuria (+2), terlihat edema pada
kedua tungkai
1 jam, sebaiknya 6 jam.
3. Proteinuria kuantitatif 0,3
gram/liter; kualitatif 1+ atau 2+
pada urin kateter atau mid stream
4. edema: lokal pada tungkai tidak
dimasukkan dalam kriteria
diagnostik kecuali anasarka.
Pengelolaan preeklampsia dan eklampsia berat mencakup pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan, pelayanan terhadap penyulit organ yang terlibat, dan saat yang tepat untuk persalinan
- Pengobatan medikamentosa
Monitoring input dan output cairan
Harus dilakukan pengukuran secara tepat
berapa jumlah cairan yang dimasukkan
baik melalui oral atau infus dan yang
dikeluarkan melalui urin.
- Pemberian obat anti kejang
Obat terpilih untuk anti kejang pada
preeklampsia dan eklampsia adalah
MgSO4
- Diuretik
Diuretik tidak diberikan secara rutin,
kecuali bila ada edema paru, payah
jantung kongestif atau anasarka.
Diuretik yang dipakai ialah furosemid
- Pemberian antihipertensi
Anti hipertensi lini pertama : nifedipin
Pada pasien Ny. F ketika datang ke IGD
dan masuk ke bangsal pasien di berikan
terapi berupa :
- IVFD RL 20 tpm
- Nifedipin 10mg
- Inj. Asam traneksamat 3 amp
x 1 / iv (menghentikan
perdarahan)
- Inj. Dexamethason 2 amp x
1 / iv (pematangan paru)
- Inj. Furosemide (pantau
balance cairan, TD 130/80)
- MgSo4 tidak diberikan
(dosis 10 – 20 mg per oral diulangi
setelah 30 menit; maksimum 120 mg
dalam 24 jam). Nifedipin tidak boleh
diberikn sublingual karena efek
vasodilatasi sangat cepat, sehingga hanya
boleh diberikan per oral
- Glukokortikoid
Pemberian glukokortikois untuk
pematangan paru hanin tidak akan
merugikan ibu. Diberikan pada
kehamilan 32-34 minggu, 2x 24 jam.
a. Apakah penegakan diagnosis pada kasus ini sudah tepat?
Belum tepat
Karena pada penjelasan diatas Pada pasien ini dilakukan SC keesokan harinya untuk terminasi
kehamilannya dengan mempertimbangkan usia kehamilan 34 minggu, dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu mengalami kontraksi yang teratur, setidaknya sekali setiap 10 menit,
Seharusnya bayi lahir dengan keadaan Partus Prematurus Iminens sedangkan pada Ny. F ini
hanya didiagnosis dengan Plasenta Previa Totalis
Indonesia Raya
Ciptaan : W.R. Supratman / Wage Rudolf Supratman
Indonesia tanah airkuTanah tumpah darahkuDisanalah aku berdiriJadi pandu ibukuIndonesia kebangsaankuBangsa dan Tanah AirkuMarilah kita berseruIndonesia bersatu
Hiduplah tanahkuHiduplah negrikuBangsaku Rakyatku semuanyaBangunlah jiwanyaBangunlah badannyaUntuk Indonesia Raya
Indonesia RayaMerdeka MerdekaTanahku negriku yang kucinta
Indonesia RayaMerdeka MerdekaHiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang muliaTanah kita yang kayaDi sanalah aku berdiri Untuk slama-lamanyaIndonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanyaMarilah kita mendoa Indonesia bahagia
Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanyaBangsanya Rakyatnya semuanyaSadarlah hatinya Sadarlah budinyaUntuk Indonesia Raya Indonesia RayaMerdeka MerdekaTanahku negriku yang kucinta
Indonesia RayaMerdeka MerdekaHiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri 'njaga ibu sejatiIndonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangiMarilah kita berjanji Indonesia abadi
Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranyaPulaunya lautnya semuanyaMajulah Negrinya Majulah PandunyaUntuk Indonesia Raya
Indonesia RayaMerdeka MerdekaTanahku negriku yang kucinta
Indonesia RayaMerdeka MerdekaHiduplah Indonesia Raya
Indonesia RayaMerdeka MerdekaTanahku negriku yang kucinta
Indonesia RayaMerdeka MerdekaHiduplah Indonesia Raya
Recommended