View
245
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAHDAN MANAJEMEN SARANA PRASARANA
TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERISE-SUBRAYON SIBABANGUN
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TESIS
Oleh:
PINTER TUA MANIKNIM: 19072
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalammendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKANPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG2013
ABSTRACT
Pinter Tua Manik, 2013. The Contribution of the Headmaster’s Leadershipand the Management of Facilities and Infrastructure toward the Teachers’Work Performance in SMP Negeri sub-Rayon Sibabangun KabupatenTapanuli Tengah. Thesis. Graduate Program of Padang State University.
Based on the previous survey conducted in SMP Negeri sub-RayonSibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah, it was found that the teachers’ workperformance was not optimal yet. The researcher assumed that this was coused bythe headmaster’s leadership which was still not optimal yet and management offacilities and infrastructure which was still unsatisfied.
The aims of this research were to test the three hypotheses which were: (1)the headmaster’s leadership had a contribution toward the teachers' workperformance, (2) management of facilities and infrastructure had a contributiontoward the teachers’ work performance, and (3) the headmaster’s leadership andmanagement of facilities and infrastructure simultaneously had a contributiontoward the teachers’ work performance.
This research used correlational quantitative approach. The population ofthis research was all of teachers teaching in SMP Negeri sub-Rayon SibabangunKabupaten Tapanuli Tengah consisting of 97 teachers. By using proportionatestratified random sampling technique, 52 teahers were chosen as the sample.Thedata was collected by using questionnaire of Likert scale which had been tested itvalidity and reliability. The data then was analyzed by using simple and multipleregression.
The result of descriptive analysis showed that the work performance of theteachers was in enough category (79,03%), the headmaster’s Leadership was inenough category (78,42%), and management of facilities and infrastructure wasalso in enough category (74,70%). These findings strengthen result of theprevious survey.
Then, the data analysis used confidence level in 95% shows that: (1)headmaster’s leadership contributed about 36,40% of toward the teachers’ workperformance, (2) management of facilities and infrastructure contributed about13,00% toward the teachers' work performance, and (3) headmaster’s leadershipand management of facilities and infrastructure simultaneously contributed about44,40% toward the teachers' work performance. The results of this researchrevealed that the work performance of the teachers can be improved throughimproving headmaster’s leadership and management of facilities andinfrastructure.
i
ABSTRAK
Pinter Tua Manik, 2013. “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah danManajemen Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah”, Tesis, ProgramPascasarjana, Universitas Negeri Padang.
Berdasarkan pra survey di SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun KabupatenTapanuli Tengah tergambar bahwa kinerja guru belum optimal. Guru-guru yangmemiliki kinerja belum optimal tersebut, berdasarkan pengamatan peneliti,disebabkan oleh kepemimpinan kepala sekolah yang masih belum optimal danmanajemen sarana prasarana yang belum baik.
Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis bahwa; (1) kepemimpinan kepalasekolah berkontribusi terhadap kinerja guru, (2) manajemen sarana prasaranaberkontribusi terhadap kinerja guru, dan (3) kepemimpinan kepala sekolah danmanajemen sarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerjaguru.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional,dengan populasi seluruh guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun KabupatenTapanuli Tengah sebanyak 97 orang. Penarikan sampel dilakukan denganmenggunakan teknik Stratified Proportional Random Sampling. Sampel yangterpilih sebanyak 52 orang. Data dikumpulkan dengan angket skala Likert yangtelah di uji validitas dan realiabilitasnya. Data dianalisis dengan tehnik regresisederhana dan regresi berganda.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kinerja guru “cukup” dengantingkat ketercapaian 79,03%, kepemimpinan kepala sekolah “cukup” dengantingkat ketercapaian 78,42%, dan manajemen sarana prasarana juga “cukup”dengan tingkat ketercapaian 74,70%, hasil tersebut sejalan dengan pra surveyyang dilakukan oleh peneliti.
Selanjutnya analisis data dengan signifikansi taraf kepercayaan 95%menunjukkan bahwa; 1) kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi sebesar36,40% terhadap kinerja guru, 2) manajemen sarana prasarana berkontribusisebesar 13,00% terhadap kinerja guru, dan 3) kepemimpinan kepala sekolah danmanajemen sarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi sebesar 44,40%terhadap kinerja guru. Hasil Penelitian ini mengungkapkan bahwa untukmeningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinankepala sekolah dan manajemen sarana prasarana yang baik.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
program studi administrasi pendidikan, pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Padang. Adapun judul tesis ini adalah : “Kontribusi Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Manajemen Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Guru SMP
Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah”
Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bimbingan,
bantuan, dorongan, serta pengorbanan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan
Bapak Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dari awal penelitian hingga selesainya
penulisan tesis ini.
2. Bapak Dr. Yahya, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd, dan
Bapak Prof. Dr. Mukhaiyar sebagai dosen kontributor yang telah memberikan
sumbangan pengetahuan dan pemikiran berupa saran dan kritikan dalam
penyempurnaan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Mukhaiyar, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri
Padang dan seluruh Pimpinan Program Pascasarjana Unerversitas Negeri
Padang yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas demi kelancaran
perkuliahan dan penelitian sampai selesainya penulisan tesis ini dengan baik.
4. Para dosen dan segenap karyawan Program Pasacasarjana Universitas Negeri
Padang yang telah membimbing dan memberikan pelayanan terbaik kepada
penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah memberikan
izin dalam penelitian ini.
6. Kepala sekolah beserta majelis guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun
Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah memberi kesempatan, izin dan
vi
bantuan serta meluangkan waktu dalam mengisi angket penelitian tesis ini
dengan baik.
7. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi Adminitrasi
Pendidikan Universitas Negeri Padang angkatan 2010 khusunya Saikhul
Hakim dan Bungasih Marpaung, serta teman-teman yang tidak dapat saya
sebutkan namanya satu persatu yang telah ikut memberikan saran-saran dan
masukan dalam penyelesaian tesis ini.
8. Istri tercinta Teti Kadi Simamora dan putra-putriku tersayang; Pande Raja
Manik, Eflin Putri Manik, dan Ratih Putri Manik yang senantiasa memberikan
doa dan semangat serta motivasinya selama perkuliahan dan penyelesaian
tesis ini.
9. Ibunda tercinta Sanna Simamora yang selalu mendoakan ananda.
Akhirnya, kepada Tuhan Yang Maha Esa jualah semua dikembalikan,
semoga rahmat dan anugerah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat
dalam ilmu pengetahuan bidang administrasi pendidikan, Amin.
Padang, 30 April 2013
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ................................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
PERSETUJUAN AKHIR ............................................................................. iii
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ............................................... iv
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 9
D. Perumusan Masalah .................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ......................................................................... 12
1. Kinerja Guru ........................................................................ 12
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah........................................... 24
3. Manajemen Sarana Prasarana ............................................. 36
B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................ 48
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 50
D. Hipotesis ................................................................................... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 54
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 54
viii
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 55
D. Defenisi Operasional ................................................................. 59
E. Pengembangan Instrumen ......................................................... 60
1. Proses Penyusunan Instrumen ............................................. 61
2. Uji Coba Instrumen .............................................................. 63
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 67
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 68
1. Analisis Deskriptif Data ...................................................... 68
2. Uji Persyaratan Analisis ...................................................... 69
3. Teknik Analisis Hipotesis ................................................... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .......................................................................... 72
B. Pengujian Persyaratan Analisis.................................................. 80
C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 84
1. Uji Hipotesis Pertama .......................................................... 85
2. Uji Hipotesis Kedua ............................................................. 87
3. Uji Hipotesis Ketiga ............................................................. 90
D. Pembahasan .............................................................................. 95
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 100
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 101
B. Implikasi Penelitian ................................................................... 102
A. Saran ......................................................................................... 105
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 109
LAMPIRAN.................................................................................................... 112
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun ................................. 55
2. Penyebaran Strata Guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun ......... 56
3. Besaran Kelompok Strata ......................................................................... 58
4. Jumlah Sampel Berdasarkan Strata Sertifikasi dan Pendidikan ........ 59
5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................. 62
6. Jumlah Sampel Ujicoba ............................................................................ 64
7. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................................. 66
8. Klasifikasi Tingkat Pencapaian Responden ............................................ 69
9. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru ................................................ 73
10. Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ................. 75
11. Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Sarana Prasarana ................... 76
12. Tingkat Ketercapaian Ketiga Variabel Penelitian ................................. 77
13. Ketercapaian Kinerja Guru ..................................................................... 78
14. Ketercapaian Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................................... 79
15. Ketercapaian Manajemen Sarana Prasarana ......................................... 79
16. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Y, X1, X2 ...................................... 81
17. Hasil Uji Independensi Variabel X1 dengan X2 ...................................... 83
18. Rangkuman Hasil Analisis Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y....... 83
19. Rangkuman Hasil Analisis Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y....... 84
20. Rangkuman Analisis Korelasi Variabel X1 dengan Y............................ 85
21. Uji Anova X1 dengan Y ............................................................................. 86
22. Uji Koefisien Regresi X1 terhadap Y ....................................................... 86
23. Rangkuman Analisis Korelasi Variabel X2 dengan Y........................... 88
24. Uji Anova X2 dengan Y ............................................................................. 89
25. Uji Koefisien Regresi X2 terhadap Y ....................................................... 89
26. Diterminasi X1 dan X2 terhadap Y ........................................................... 91
27. Uji Anova X1,2 dengan Y ........................................................................... 92
28. Uji Koefisien Regresi X1,2 terhadap Y ..................................................... 92
29. Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif X1,2 terhadap Y .................. 94
30. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial ........................................... 94
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ................................ 9
2. Bagan Kerangka Penelitian ...................................................................... 53
3. Grafik Histogram Kinerja Guru (Y) ....................................................... 73
4. Grafik Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ....................... 75
5. Grafik Histogram Managemen Sarana Prasarana (X2) ........................ 77
6. Garis Prediksi Sumbangan Kepemimpinan Kepala sekolah (X1)terhadap Kinerja Guru (Y) ...................................................................... 86
7. Garis Prediksi Sumbangan Managemen Sarana Prasarana (X2)terhadap Kinerja Guru (Y) ...................................................................... 90
8. Garis Prediksi Sumbangan Kepemimpinan Kepala sekolah (X1)dan Managemen Sarana Prasarana (X2) secara bersama-samaterhadap Kinerja Guru (Y) ...................................................................... 92
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Uji Coba Penelitian ............................................................... 112
2. Data Skor Perolehan Angket Ujicoba Kinerja Guru ........................... 126
3. Data Skor Perolehan Angket Ujicoba Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1) .............................................................................................. 127
4. Data Skor Perolehan Angket Ujicoba Managemen SaranaPrasarana (X2) .......................................................................................... 128
5. a. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Kinerja Guru .............................. 129
b. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Kepemimpinan KepalaSekolah (X1) .......................................................................................... 130
c. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Managemen SaranaPrasarana (X2) ..................................................................................... 131
6. Instrumen Penelitian ............................................................................... 133
7. Rekapitulasi Skor Penelitian Kinerja Guru (Y) .................................. 147
8. Rekapitulasi Skor Penelitian Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) .... 148
9. Rekapitulasi Skor Penelitian Managemen Sarana Prasarana (X2) .... 149
10. Data Penelitian ......................................................................................... 150
11. Perhitungan Statistik Dasar dan Penyusunan Tabel DistribusiFrekuensi …………………………….....………………..…………..... 151
12. Uji Normalitas …………….…………....…………………..………....... 154
13. Uji Homogenitas Varian ………………...……….………….……........ 155
14. Uji Independensi antara Variabel X1 dengan X2 …......……..….......... 156
15. Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ……………….....……..…........ 157
16. Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ………………….....…….......... 158
17. Uji Hipotesis Pertama ………………………………………....….......... 159
18. Uji Hipotesis Kedua ……………………………………………............. 160
19. Uji Hipotesis Ketiga ……………………………………...……….......... 161
20. Uji Korelasi Parsial ………………………………………..……............ 162
21. Perhitungan Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif …...…........... 163
22. Rangkuman Tabel t, F dan Chi Kuadrat …………………….............. 165
23. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………............. 167
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya mewujudkan bangsa Indonesia yang cerdas yang memiliki Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan
harus dibenahi secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
merupakan tuntutan pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Pendidikan
diharapkan dapat memecahkan masalah dan menjawab tantangan di masa yang
akan datang dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Pemerintah dan masyarakat menyadari betapa penting membangun sumber
daya manusia Indonesia maka pemerintah bersama masyarakat berupaya
mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan
yang lebih berkualitas. Namun kenyataan yang ada upaya tersebut belum cukup
berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mutu pendidikan masih tampak
tidak mengalami peningkatan yang berarti. Mutu pendidikan yang masih rendah
bukan hanya muncul saat ini saja, melainkan sudah berlangsung lama. Pendapat
ini senada dengan Weinata S. dalam Kunandar (2011: 15) menyatakan bahwa ada
beberapa permasalahan yang dari dulu sampai saat ini dihadapi sektor pendidikan,
antara lain pertama, pemerataan dan perluasan pendidikan dasar dan menengah,
kedua, rendahnya mutu pendidikan, ketiga, relevansi pendidikan yang belum
maksimal, keempat, manajemen pendidikan yang masih rendah, dan kelima,
pembiayaan pendidikan yang belum memadai.
2
Tilaar dalam Kunandar (2011: 14-15) menyatakan bahwa ada beberapa
masalah pokok dalam sistem pendidikan nasional, yaitu (1) menurunnya akhlak
dan moral peserta didik; (2) pemerataan kesempatan belajar; (3) masih rendahnya
efisiensi internal sistem pendidikan; (4) status kelembagaan; (5) manajemen
pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional; (6) sumber daya
manusia yang belum profesional. Melihat persoalan di atas maka timbul
pertanyaan mendasar, apakah proses kegiatan pendidikan dikerjakan atas dasar
manajerial dan personel yang memiliki ketrampilan manajemen pula?. Pertanyaan
ini perlu dikaji dan ditemukan jawabannya serta dicari solusinya.
Kajian yang dilakukan oleh Depdiknas, Bappenas dan Bank Dunia dalam
Tim Dosen Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2009: 311) menemukan
bahwa guru merupakan kunci penting dalam keberhasilan memperbaiki mutu
pendidikan. Guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pendidikan,
dan mereka menjadi kunci keberhasilan setiap usaha peningkatan mutu
pendidikan. Apapun usaha tersebut, apakah itu pembaharuan kurikulum,
pengembangan metode-metode mengajar, peningkatan pelayanan belajar,
penyediaan buku teks, hanya akan berarti apabila melibatkan guru.
Guru dipandang sebagai salah satu faktor penentu mutu pendidikan karena
mereka berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pada prinsipnya bermula pada persoalan bagaimana guru meberikan fasilitas yang
tepat dan benar bagi peserta didik. Persoalan bagaimana guru memberikan
fasilitas bagi peserta didik merupakan hasil analisis proses pembelajaran oleh guru
sehingga terjadi proses pembelajaran yang efektif dan yang pada gilirannya dapat
mencapai hasil sesuai harapan atau tujuan.
3
Guru sebagai tenaga pendidik sangat berperan dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran disekolah ditentukan oleh kinerja
guru disekolah tersebut, bila guru mempunyai kinerja atau performance yang baik
maka hasil pembelajaran cenderung akan baik. Hal ini akan berpengaruh pada
mutu pendidikan. Dalam hal ini bahwa betapapun baik dan lengkapnya
kurikulum, metoda, media, sumber, sarana prasarana, namun keberhasilan
pendidikan terletak pada kinerja guru.
Kinerja guru menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan yang
diperlihatkan sekolah. Istilah kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 570) mendefinisikan, “kinerja adalah (1) sesuatu yang dicapai (2)
prestasi yang diperlihatkan, dan (3) kemampuan kerja. Dengan demikian
kinerja terwujud pada kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi
kerjanya". Jika kinerja dikaitkan dengan kinerja guru maka kinerja guru adalah
kemampuan kerja pada kegiatan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar. Karena menurut
Mulyasa (2011: 14) guru berperan sebagai perencana (designer), pelaksana
(implementer), dan penilai (evaluator) pembelajaran.
Adanya kesenjangan antara teori dan tujuan pendidikan yang diharapkan
dengan kenyataan di lapangan merupakan akibat dari berbagai kendala yang ada,
baik yang berupa perangkat lunak/kebijakan, perangkat keras/sarana prasarana,
maupun perangkat pelaksana/tenaga kependidikan. Keberhasilan tujuan
pendidikan pada berbagai jenjang sekolah, diduga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain; (1) tersedia tenaga kependidikan yang profesional, (2) tersedia
4
sarana prasarana pendidikan yang memadai, (3) tersedia sumber dana yang
memadai, dan (4) tersedia dukungan masyarakat yang dinamis.
Dua hal yang paling menarik bagi penulis antara lain adalah faktor
pelaksana pendidikan dan sarana prasarana pendidikan. Dalam hal ini, unsur
kepala sekolah sebagai pemegang kebijaksanaan di lapangan, unsur guru sebagai
pelaksana kebijakan dan fasilitas sekolah sebagai unsur penunjang untuk
pelaksanaan pendidikan tersebut. Agar sekolah mampu melaksanakan tugas secara
efektif, maka seorang kepala sekolah harus memiliki pola kepemimpinan yang
sesuai dan dinamis yang mampu memberikan motivasi bagi tenaga pendidik.
Dalam hal ini, guru dan ketersediaan sarana prasarana serta pengelolaannya
sebagai pendukung dalam proses terlaksananya pendidikan dan pembelajaran
merupakan tanggungjawab kepala sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengamati pada tahun terakhir ini di
sekolah SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah masih
terdapat kesenjangan sehubungan dengan kinerja guru sebagai berikut. Pertama,
kurang optimalnya perhatian guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam hal
proses pembelajaran yang diikuti. Hal ini terlihat dari masih adanya sekitar 40%
guru melaksanakan proses pembelajaran terkesan hanya memenuhi tugas semata
tanpa peduli dengan keberhasilan peserta didiknya. Kedua, kurang optimalnya
guru membuat perencanaan pembelajaran, terlihat dari masih adanya guru (sekitar
30%) masuk ke kelas hanya membawa buku sumber seadanya tanpa dilengkapi
dengan perangkat pembelajaran. Akibatnya pembelajaran tidak sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran sedangkan perangkat pembelajaran hanya
sekedar barang bukti jika diminta oleh kepala atau pengawas sekolah.
5
Ketiga, kurang optimalnya guru dalam mengelola pembelajaran, baik dari segi
waktu maupun fasilitas (sarana prasarana) yang digunakan. Hal ini terlihat dari
masih adanya sekitar 35% guru melaksanakan proses pembelajaran berlangsung
tidak terarah dan pemanfaatan waktu tidak efisien serta proses pembelajaran tidak
menggunakan media maupun alat pembelajaran. Keempat, kurang optimalnya
guru dalam mengelola penilaian dan evaluasi pembelajaran. Hal ini terlihat dari
masih adanya sekitar 35% guru melaksanakan penilaian tidak mengacu pada
indikator yang telah ditetapkan dalam rencana pengajaran dan tidak
memanfaatkan hasil penilaian sebagai acuan dalam proses pembelajaran
berikutnya. Dan kelima, kurang optimalnya guru berpartisipasi dalam perawatan
sarana prasarana sekolah. Hal ini terlihat dari partisipasi guru yang hanya sekitar
65% peduli dengan kebersihan dan keteraturan penggunaan serta pemeliharaan
sarana prasarana sekolah. Fenomena yang dikumpulkan dan disusun ini didapat
dari pengamatan penulis dan informasi yang diberikan rekan-rekan guru. Secara
umum didapat bahwa di sekolah yang menjadi obyek pra survey penelitian
terdapat sekitar 65% guru yang betul-betul mempersiapkan diri dalam
perencanaan, dan proses pembelajaran, serta dalam penilaian dan evaluasi
pembelajaran.
Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di suatu sekolah sangat
ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah secara
kreatif dan inovatif. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah perlu memiliki
kemampuan serta kreativitas dalam mengembangkan berbagai kegiatan
pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga merupakan penanggung jawab
tertinggi dalam pelaksanaan berbagai kebijakan dalam rangka mencapai tujuan
6
yang sudah ditetapkan. Selain itu, kepala sekolah merupakan pengelola semua
sumberdaya yang ada pada satuan pendidikan yang dipimpinnya dan yang sangat
menentukan berhasil tidaknya suatu lembaga pendidikan.
Kepala sekolah sebagai pemegang kebijaksanaan tertinggi di sekolah
dituntut untuk memiliki kemampuan yang efektif dalam menjembatani kebijakan
yang diterima dari atasannya. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk dapat
menyampaikan informasi atau kebijakan yang diterima dari atasannya secara
bijak, sehingga dapat diterima oleh semua stafnya.
Tugas kepemimpinan kepala sekolah menyangkut bagaimana mengelola
seluruh sumber daya yang ada di sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki
kemampuan yang peka untuk dapat menyusun prioritas dari berbagai masalah
yang tumbuh dan berkembang di lingkungannya. Kepala sekolah juga dituntut
untuk memiliki kemampuan mendelegasikan tugas dan wewenangnya secara
tepat. Hal inilah yang merupakan tugas yang harus diemban oleh seorang kepala
sekolah.
Seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya harus
berpegang pada filosofi “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut
wuri handayani” Artinya seorang pemimpin harus dapat memberi contoh dalam
berbuat sesuatu, seorang pemimpin harus selalu membangkitkan semangat seluruh
staf untuk mengajukan gagasan, dan kemudian mewujudkannya, serta mendorong
dan mendukung setiap staf untuk tampil menunjukkan kemampuannya
(kinerjanya).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana
7
prasarana dalam peningkatan kinerja guru. Berdasarkan uraian tersebut penulis
memilih judul penelitian: “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Manajemen Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru SMP Negeri se-Subrayon
Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah”.
B. Identifikasi Masalah
Setiap guru mempunyai kemampuan berdasar pada pengetahuan dan
ketrampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, motivasi kerja, dan
kepuasan kerja. Namun, guru juga mempunyai kepribadian, sikap, dan perilaku
yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Oleh karena itu berbagai faktor diduga
dapat meningkatkan kinerja guru.
Menurut Mulyasa (2006: 102), berbagai factor yang diduga dapat
meningkatkan kinerja guru adalah: (1) dorongan untuk bekerja, (2) tanggung
jawab, (3) penghargaan, (4) minat, (5) peluang untuk berkembang, (6) perhatian
dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal sesama guru, (8) kelompok
diskusi terbimbing, dan (9) layanan perpustakaan. Sedangkan menurut Anoraga
(2009: 71) ada delapan faktor yaitu: disiplin ilmu, insentif, komunikasi, motivasi,
kepemimpinan, kompetensi guru, pengambilan keputusan dan pelaksanaan
supervisi. Selanjutnya Pidarta (2004: 12) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah: 1) kepemimpinan kepala sekolah, 2) iklim sekolah,
3) harapan-harapan, dan 4) kepercayaan personalia sekolah.
Kalau kita perhatikan begitu banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
guru, maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa memilah-milah faktor-
faktor manakah yang mungkin penyebab terjadinya penurunan kinerja di sekolah
8
yang dipimpinnya. Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2011: 100)
mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja, antara lain: 1) Personal
factors, 2) Leadership factor, 3) Team factors, 4) System factors, 5) Contextual/
situational factors.
Uraian rincian faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut jika
dikaitkan dengan kinerja guru adalah sebagai berikut:
1. Personal factors (Faktor personal/individual) meliputi unsur
pengetahuan, keterampilan (skill), kompetensi yang dimiliki,
kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap
individu guru.
2. Leadership factor (Faktor kepemimpinan) meliputi kualitas dorongan,
bimbingan, arahan, semangat dan dukungan yang dilakukan manajer
dan team leader terhadap kerja pada guru.
3. Team factors (Faktor tim) meliputi kualitas dukungan dan semangat
yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap
sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim.
4. System factors (Faktor sistem) meliputi sistem kerja, fasilitas kerja
(sarana prasarana) yang dikelola sekolah, proses organisasi sekolah
dan kultur kerja dalam organisasi sekolah.
5. Contextual/situational factors (Faktor kontekstual/situasional) meliputi
tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas diduga bahwa kinerja guru
dipengaruhi beberapa faktor. Gambar 1 berikut memperlihatkan beberapa faktor
yang diduga berpengaruh terhadap kinerja guru.
9
Gambar 1: Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kinerja guru.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan di atas, diduga banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
guru. Namun, atas pertimbangan urgensi dan fenomena yang ada, maka penelitian
ini akan dibatasi pada dua faktor yakni kepemimpinan kepala sekolah dan
manajemen sarana prasarana.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka
masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut.
1. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi signifikan terhadap
kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli
Tengah ?
KinerjaGuru
Komunikasiinterpersonal
Iklimorganisasi
Kepemimpinan
Inteligensi
Kompetensiyang
dimiliki
ManajemenSarana
prasarana
Disiplin,Motivasi dan
tanggung jawab
Peluanguntuk
berkembang
Supervisidan
pengawasan
10
2. Apakah manajemen sarana prasarana berkontribusi signifikan terhadap
kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli
Tengah ?
3. Apakah kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana
secara bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru SMP
Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah ?
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan tentu mempunyai maksud dan tujuan.
Adapun tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten
Tapanuli Tengah.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi manajemen sarana prasana
terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten
Tapanuli Tengah.
3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah
dan manajemen sarana prasarana secara bersama-sama terhadap kinerja guru
SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretik
Kegunaan secara teoretik dari penelitian ini adalah:
a. Mengkaji sejauh mana kontribusi kemimpinan kepala sekolah dan
manajemen sarana prasarana pendidikan terhadap kinerja guru yang
diharapkan berdampak bagi peningkatan mutu proses pembelajaran.
11
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi
untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktik
Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan penulis, antara
lain:
a. Bagi peneliti, dapat menambah dan memperluas wawasan pengetahuan
peneliti tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen
sarana prasarana dalam meningkatkan kinerja guru.
b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan
guru-guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah
tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana
prasarana dalam meningkatkan kinerjanya.
c. Bagi kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah,
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dalam
upaya meningkatkan kinerja guru.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja
Banyak kalangan berpendapat bahwa kinerja dapat diartikan sebagai unjuk
kerja dan ada pula yang menyebutkan sebagai performance kerja. Istilah ini,
walaupun berbeda dalam pengungkapan akan tetapi mempunyai maksud yang
sama. Dalam Saud (2010: 44) tersirat bahwa kinerja adalah suatu tindakan yang
mengekspresikan kompetensi. Ini sesuai dengan pengertian kinerja menurut Hoy
(1978: 116) yakni suatu kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Dalam hal ini
kinerja dapat juga disamakan dengan “performance”. Unjuk kerja atau suatu
tindakan yang mengekspresikan kompetensi merupakan kulminasi dari elemen-
elemen yang saling berkaitan yakni: ketrampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi
external.
Ketrampilan merupakan bahan mentah yang dibawa oleh seseorang
ketempat kerja berupa pengalaman, kemampuan-kemampuan, kecakapan-
kecakapan interpersonal serta kecakapan teknik. Sedangkan elemen upaya sifat
keadaan dapat diartikan sebagai motivasi yang diperlihatkan seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian kondisi eksternal dapat diartikan sebagai
kondisi yang berasal dari luar seseorang untuk mendukung produktivitas kerja.
Dengan demikian secara sederhana dapat diperoleh pengertian bahwa kinerja
12
13
merupakan kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sesuai
dengan sikap, pengetahuan tugas dan keterampilan serta motivasi kerja.
Kinerja memiliki beberapa karakteristik antara lain: 1) melaksanakan tugas
sesuai dengan harapan organisasi, 2) personal yang menggunakan peralatan yang
tersedia, 3) personal mempunyai semangat tinggi, 4) personal mempunyai
hubungan baik dengan atasan maupun dengan teman sejawatnya, 5) personal
dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas rutin yang
dilaksanakan setiap hari. Sehingga kinerja dapat diartikan sebagai suatu tingkat
kemampuan dimana seseorang melaksanakan tugas dengan kriteria yang telah
ditentukan. Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kinerja adalah
kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya
dengan mengekspresikan keahlian yang dimilikinya, guna tercapainya tujuan
organisasi (kelompok) dalam suatu unit kerja tertentu.
b. Pengertian Kinerja Guru
Pengertian kinerja guru dari simpulan kinerja tersebut di atas adalah
kemampuan guru dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan
mengekspresikan keahlian yang dimiliki guna tercapainya tujuan organisasi
(sekolah), yang tampak dari seluruh proses tugasnya sebagai guru. Untuk
mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengembangkan seluruh
kompetensi yang dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan situasi
yang ada di lingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dari sudut tinjauan pendidikan, Sutisna (1989:18) mendefenisikan “kinerja
sebagai performance, yakni kemampuan pendidik dalam berbagai ketrampilan,
mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu mengajar,
14
berkomunikasi dengan peserta didik, keterampilan menyusun persiapan kegiatan,
perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi, dan lain-lain”.
Sebagai tolak ukur dari kemampuan kinerja guru yang profesional adalah:
pemahaman terhadap kurikulum yang berlaku, kemampuan dalam mengelola
proses pembelajaran termasuk pendekatan, strategi, metode, teknik yang
digunakan, penguasaan terhadap kegiatan evaluasi, penilaian dalam rangka
mengukur proses dan hasil belajar siswa.
Kinerja guru berkaitan erat dengan kompetensi yang dimiliki guru dalam
pelaksanaan tugasnya. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 pada pasal 1 ayat 10
berbunyi kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Kaitan kompetensi dengan kinerja guru
dikemukakan oleh Kunandar (2011:55) yakni pengertian kompetensi guru adalah
seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat
mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
Selanjutnya, Surya dalam Kunandar (2011:55) menyatakan bahwa:
Kompetensi guru meliputi: pertama, kompetensi intelektual, yaituberbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yangdiperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru.Kedua, kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yangdiperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalambarbagai situasi. Ketiga, kompetensi pribadi, yaitu perangkatperilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalammewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukantransformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri. Kompetensipribadi meliputi kemampuan-kemampuan dalam memahami diri,mengelola diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri. Keempat,kompetensi sosial, yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakandasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan darilingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif.Kompetensi sosial meliputi kemampuan interaktif, dan pemecahanmasalah kehidupan sosial. Kelima, kompetensi spiritual, yaitu
15
pemahaman, penghayatan, serta pengamalan kaidah-kaidahkeagamaan.
Ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru menurut PP No. 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan, yaitu (1) kompetensi pedagogis, (2)
kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional.
Keempat kompetensi ini dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus dapat
ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan dan sikap guru dalam
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.
Adapun penjelasan dari masing-masing kompetensi tersebut:
a. Kompetensi pedagogis, adalah mengenai bagaimana kemampuanguru dalam mengajar. Menurut Badan Standar NasionalPendidikan dalam Musfah (2011:30), yang dimaksud dengankompetensi pedagogis adalah: kemampuan dalam pengelolaanpeserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan ataulandasan kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran;(e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f)evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian, berperan sebagai guru memerlukankepribadian yang unik. Kepribadian guru ini meliputi kemampuankepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Seorangguru harus mempunyai peran ganda. Peran tersebut diwujudkansesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adakalanya guruharus berempati pada siswanya dan adakalanya guru harusbersikap kritis. Berempati maksudnya guru harus dengan sabarmenghadapi keinginan siswanya juga harus melindungi danmelayani siswanya tetapi disisi lain guru juga harus bersikap tegasjika ada siswanya berbuat salah.
c. Kompentensi sosial, berkaitan dengan kemampuan diri dalammenghadapi orang lain. Dalam peraturan pemerintah RI No.19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskankompensasi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagiandari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektifdengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,orang tua peserta pendidikan, dan masyarakat sekitar. Kompetensisosisal seorang guru merupakan modal dasar guru yangbersangkutan dalam menjalankan tugas keguruan.
16
d. Kompetensi profesional, pekerjaan seorang guru adalahmerupakan suatu profesi yang tidak bisa dilakukan olehsembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukankeahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan sertifikasi dalambentuk ijazah (Unggul, 2012: 5).
c. Kajian Kinerja Guru ditinjau dari Kompetensi Pedagogik
Penelitian yang dilakukan ini dikhususkan meneliti tentang kinerja guru
sebagai perwujudan dari kompetensi pedadogik. Peneliti tidak bermaksud
mengesampingkan makna dari kinerja guru yang dilihat dari kompetensi
kepribadian, sosial, dan profesional. Namun dari hasil pengamatan peneliti
dilapangan (tempat penelitian dilaksanakan) bahwa kinerja guru dari kompetensi
pedagogik inilah yang banyak bermasalah, seperti yang telah dikemukakan pada
latar belakang penelitian ini. Oleh karena itu pembahasan lebih dikhususkan pada
kinerja guru yang ditinjau dari kompetensi pedagogik.
Apa sebenarnya pedagogik itu?. Elfindri (2010: 2-3) mengemukan bahwa
kata pedagogi berasal dari kata Yunani. Pais (anak) dan agogos
(pembimbingan/penjaga). Memang secara etimologis mengacu kepada proses
pendampingan yang dilakukan oleh kaum dewasa terhadap anak remaja. Secara
historis menurut Kusuma kata pedagogi merupakan fungsi edukatif yang
diberikan kepada orang-orang yang diberikan fungsi edukatif. Selanjutnya
pedagogi adalah salah satu istilah yang menyebabkan pemahaman orang lebih
tertuju pada bagaimana proses seseorang bisa menjadi pendidik yang mutakhir
dan terkenal. Segala tindakan yang digunakan, mulai persiapan, penguasaan,
metoda penyampaian merupakan kemasan dari pedagogik.
Tindakan di atas harus dilaksakan oleh orang-orang yang sudah
dipersiapkan sebelumnya oleh lembaga pendidikan tenaga keguruan. Calon guru
17
yang telah dibekali dengan berbagai kompetensi inilah yang diharapkan dapat
melaksanakan dan mengembangkannya. Kompetensi itu sendiri adalah
seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat
mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Senada dengan itu Saud
(2010:75) menyatakan bahwa kompetensi pada dasarnya menunjukkan kepada:
(1) kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan, (2)
merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten), ialah yang
memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran
(keterampilan), pengetahuan, dan sebagainya untuk mengerjakan apa yang
diperlukan, dan (3) menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat
mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat)
yang diharapkan.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru menurut Nurhala dan Radito
dalam Kunandar (2011: 56-57) adalah: pertama, memiliki pengetahuan tentang
belajar dan tingkah laku manusia. Kedua, Mempunyai sifat yang tepat tentang
diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya. Ketiga,
menguasai bidang studi yang diajarkan. Keempat, mempunyai keterampilan
mengajar.
Keterampilan mengajar menurut Suprayekti dalam Kunandar (2011:57)
adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara
profesional.
... Kinerja guru tersebut diperlihatkan dari: (1) keterampilanmembuka pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan suasanayang menjadikan siswa siap mental sekaligus menimbulkanperhatian siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari;(2) keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan guru untukmengakhiri proses belajar mengajar; (3) keterampilan menjelaskan,
18
yaitu usaha penyajian materi pembelajaran yang diorganisasikansecara sistematis; (4) keterampilan mengelolah kelas, yaitu kegiatanguru untuk menciptakan siklus belajar yang kondusif; (5)keterampilan bertanya, yaitu usaha guru untuk mengoptimalkankemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepadasiswa; (6) keterampilan memberikan penguatan, yaitu suatu responpositif yang diberikan guru kepada siswa yang melakukan perbuatanbaik atau kurang baik; (7) keterampilan memberikan variasi, yaituusaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerimapelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, polainteraksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik,kontak mata, dan semangat).
Hal ini adalah bagian dari tahapan pelaksanaan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran. Karena Sukmadinata dalam Mulyasa (2011:98) mengemukakan ada
tiga tahapan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, yakni perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
Dalam Kemendiknas (2011: 43) terdapat 7 (tujuh) butir indikator yang
menjadi bahan penilaian untuk melihat kinerja guru dari kompentensi
pedagogiknya, yaitu: (1) menguasai karakterristik peserta didik, (2) menguasai
teori belajar dan prisip-prinsip pembelajaran, (3) pengembangan kurikulum, (4)
kegiatan pembelajaran yang mendidik, (5) pengembangan potensi peserta didik,
(6) komunikasi dengan peserta didik, dan (7) penilaian dan evaluasi.
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan hal tersebut di atas (Kemendiknas,
2011: 44-50), antara lain:
1) menguasai (mengenal) karakteristik peserta didik
Menjalankan fungsinya sebagai tenaga pembelajar dan pendidik guru dituntut
menguasai (mengenal) karakteristik peserta didik, guna mempermudah guru
dalam proses pembelajaran dalam memberhasilkan peserta didik yang menjadi
tanggungjawabnya di kelas. Tampak di kelas bahwa guru mampu memastikan
semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
19
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan
kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. Guru juga harus
mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah
agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya. Guru dapat
membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik,
memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak
termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb).
2) menguasai teori belajar dan prisip-prinsip pembelajaran
Dengan menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran di kelas guru
pasti dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. Guru selalu memastikan
tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan
menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut. Kemudian menjelaskan alasan pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda
dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran. Selanjutnya, mampu
menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta
didik. Sebelumnya, guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran yang
saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran
maupun proses belajar peserta didik. Serta guru memperhatikan respon peserta
20
didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan
menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.
3) pengembangan kurikulum
Salah satu tugas guru adalah dalam pengembangan kurikulum. Guru
diharapkan dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum. Dan
merancang rencana pembelajaran sesuai dengan silabus untuk membahas
materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan. Menyusun rencana pembelajaran tentu mengikuti urutan materi
pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran. Guru harus lihai
memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan tujuan pembelajaran, b)
tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar
peserta didik, d) dapat dilaksanakan di kelas, dan e) sesuai dengan konteks
kehidupan sehari-hari peserta didik.
4) kegiatan pembelajaran yang mendidik
Pada kegiatan pembelajaran yang mendidik ini fokusnya adalah guru
melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah
disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan
bahwa guru mengerti tentang tujuannya. Melaksanakan aktivitas pembelajaran
bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji
sehingga membuat peserta didik tidak merasa tertekan. Pada kesempatan ini
guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. Menyikapi
kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran,
bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan
21
mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan
jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yang
benar.
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik, dengan
melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan
belajar untuk mempertahankan perhatian peserta didik.
Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara
produktif. Mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang
dengan kondisi kelas. Memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain.
Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah
informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi
sebelumnya. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan guru mampu
menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
5) pengembangan potensi peserta didik
Pengembangan potensi peserta didik diawali dengan menganalisis hasil belajar
berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk
mengetahui tingkat kemajuan masing-masing peserta didik. Kemudian guru
22
merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta
didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing.
Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
Selanjutnya, guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. Dengan
demikian guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat,
potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. Setelah itu,
memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara
belajarnya masing-masing. Dan memusatkan perhatian pada interaksi dengan
peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan
informasi yang disampaikan.
6) komunikasi dengan peserta didik
Guna melancarkan proses pembelajaran guru harus lihai dalam berkomunikasi
dengan peserta didiknya dengan berbagai cara, antara lain: (1) guru
menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga
partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang
menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
(2) guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk
membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. (3) guru
menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai
tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. (4) guru
menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang
23
baik antar peserta didik. (5) guru mendengarkan dan memberikan perhatian
terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap
salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. (6) guru memberikan
perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap
dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.
7) penilaian dan evaluasi
Dalam penilaian dan evaluasi guru harus mampu: (1) menyusun alat penilaian
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu
seperti yang tertulis dalam RPP. (2) melaksanakan penilaian dengan berbagai
teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,
dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang
tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan
dipelajari. (3) menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan
masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan. (4)
memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui
catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan
sebagainya. (5) memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan
rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa
kinerja guru adalah kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran dengan
mempergunakan keahlian/ketrampilan yang dimilikinya dalam mendidik dan
membina peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu bagaimana
24
seorang guru berperan sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer),
dan penilai (evaluator) pembelajaran. Dan berdasarkan pendapat yang dikemukan
di atas, dapat dikatakan bahwa kinerja guru dapat diukur melalui kemampuan
kerjanya dalam: (1) mengenal karakteristik anak didik, (2) menguasai teori belajar
dan prisip-prinsip pembelajaran, (3) pengembangan kurikulum, (4) kegiatan
pembelajaran yang mendidik, (5) memahami dan mengembangkan potensi, (6)
komunikasi dengan peserta didik, dan (7) penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepemimpinan
Berbicara tentang kepemimpinan tidak terlepas dari kata
“memimpin” dan “pemimpin”. Memimpin mempunyai arti memberikan
bimbingan, menuntun, mengarahkan, dan berjalan didepan (precede)
(Wahjosumidjo,2008:104). Orang yang memimpin disebut dengan pemimpin.
Dan menurut Rivai (2012:127) pemimpin ialah setiap orang yang mempunyai
bawahan atau dengan kata lain adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi bawahannya dan atau orang lain dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Dalam kenyataan berorganisasi kita sering melihat bahwa pemimpin
dianggap mewakili aspirasi anggota, pemimpin dapat memperjuangkan
kepentingan anggota, dan pemimpin dapat mewujudkan harapan sebagian besar
anggota. Ini merupakan beberapa faktor yang mendasari lahirnya pemimpin. Dan
pada kenyataannya pemimpin mempunyai kecerdasan dan wawasan yang lebih
luas dibandingkan dengan rata-rata pengikutnya, sehingga wajar kehadiran
25
pemimpin sangat dirindukan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi
oleh anggota atau kelompoknya.
Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat
atau dihunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lain yang
selanjutnya disebut pemimpin. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul
istilah kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Wahyudi (2009:120) adalah
sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan, mengarahkan, sekaligus
mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam
bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. “Maka kepemimpinan adalah
penggunaan kekuasaan secara terampil dan mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi orang lain” (Rivai,2012:127).
Kepemimpinan (leadership) merupakan titik sentral dari suatu organisasi,
karena menyangkut hubungan antara pimpinan dengan anggota kelompok.
Komponen dari kepemimpinan merupakan suatu proses untuk memengaruhi
bawahannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Apabila kita kaitkan
dengan manajemen, kepemimpinan itu adalah inti dari manajemen tersebut karena
keberhasilan suatu organisasi akan tergantung pada kemampuan pemimpin dalam
menggerakkan dan mengelola segala sumber daya dan dana yang ada dalam
organisasi yang dipimpinnya.
Kepemimpinan mencakup hubungan antar manusia, yaitu hubungan
mempengaruhi dan hubungan kepatuhtaatan para pengikut/bawahan karena dipe-
ngaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para bawahan terkena pengaruh kekuatan
dari pimpinannya, dan bangkit secara spontan rasa ketaatan pada pimpinannya.
26
Dari pengertian kepemimpinan tersebut di atas dapat dikemukakan empat
hal penting, yaitu: (1) bahwa kepemimpinan itu melibatkan orang lain, (2)
kepemimpinan itu melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara
pemimpin dan anggota kelompok, (3) kepemimpinan itu menggerakkan
kemampuan dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk
mempengaruhi tingkah laku bawahan, dan (4) kepemimpinan adalah menyangkut
nilai.
b. Kepala sekolah sebagai pemimpin
Sejalan dengan pengertian yang diutarakan di atas, Koontz dalam
Wahjosumidjo (2008: 103) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
kepemimpinan secara umum, merupakan pengaruh, seni atau proses
mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke
arah tercapainya tujuan organisasi. Sekolah adalah organisasi yang dipimpin oleh
kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin menurut pengertian di atas
harus mampu membujuk (to induce) dan menyakinkan (persuade) bawahan.
Hal ini berarti apabila seorang kepala sekolah ingin berhasil
menggerakkan para guru, staf dan para siswa berperilaku sesuai dengan tujuan
sekolah yang hendak dicapai, maka kepala sekolah harus:
1. menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau
bertindak keras terhadap para guru, staf dan siswa;
2. sebaliknya kepala sekolah harus mampu melakukan perbuatan yang
melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya
diri terhadap para guru, staf dan siswa, dengan cara :
27
1) membujuk (induce), berusaha mempengaruhi para guru, staf dan siswa
untuk melakukan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan
sekolah yang telah ditetapkan.
2) meyakinkan (persuade), berusaha agar para guru, staf, dan siswa
percaya bahwa apa yang dilakukan adalah benar.
Untuk dapat membimbing maupun menggerakkan orang lain, seorang
pemimpin atau kepala sekolah harus memiliki kelebihan daripada orang yang
dipimpinnya, serta harus ada penerimaan secara sukarela dari seluruh bawahan
dalam sekolah yang dipimpinnya. Agar dapat berhasil dalam memimpin
bawahannya, selain harus memiliki kualitas maupun sifat yang baik, juga dituntut
untuk dapat mempengaruhi dan mengarahkan bawahannya. Menurut Rivai
(2012:128) seorang pemimpin harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan, diantaranya: koordinasi, pengambilan keputusan, komunikasi, dan
perhatian kepada bawahan.
Selanjutnya, fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut dapat dijelaskan.1. Koordinasi, adalah aktivitas membawa orang-orang, materiil,
pikiran-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-tujuan kedalamhubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatutujuan. Untuk dapat menggerakkan bawahan, seorang pemimpinharus dapat melakukan koordinasi, yaitu menghubungkan,menyatupadukan, dan menyelaraskan hubungan antara orang-orang, pekerjaan-pekerjaan, dan satuan-satuan organisasi yangsatu dengan yang lain sehingga semuanya berjalan denganharmonis.
2. Pengambilan Keputusan, merupakan proses utama dalammengelola organisasi. Proses pengambilan keputusan padadasarnya merupakan penetapan suatu alternatif pemecahanmasalah yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Untukitu diperlukan teknik pengambilan keputusan dengan membuatlangkah-langkah yang logis dan sistematis, yang meliputi:merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, memilihpemecahan yang paling layak dan melaksanakan keputusan.
3. Komunikasi, komunikasi akan terjadi jika seseorang inginmenyampaikan informasi kepada orang lain, dan komunikasi
28
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat jika dalampenyampaiannya dapat dilaksanakan dengan baik, dan penerimainformasi dapat menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.Proses dasar komunikasi terjadi bila terdapat unsur-unsurkomunikator, pesan, saluran, dan komunikan. Komunikatormenyampaikan pesan kepada komunikan, dan komunikanmerangkap atau menerima pesan melalui pesan melalui saluran(penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasaan).Dalam kehidupan organisasi, pencapaian tujuan dengan segalaproses membutuhkan komunikasi yang efektif sehingga seorangpemimpin dalam menyampaikan informasi berupa perintah, ataubawahan menyampaikan laporan baik secara lisan maupuntulisan dapat mencapai sasaran dengan persepsi yang sama.
4. Perhatian pada Bawahan, unsur manusia merupakan unsuryang menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuanorganisasi. Oleh karena itu, perlu dibina hubungan antarmanusia yang sebaik-baiknya sehingga merupakan tim yangdapat bekerja sama dengan penuh kesadaran diantara merekatanpa adanya paksaan. Dengan demikian, pemimpin harusmemberikan perhatian kepada bawahan didalam melaksanakanpekerjaan, agar bawahan merasa diperlukan kehadirannya danbukan dianggap sebagai alat atau mesin dalam organisasi(Rivai,2012:128).
Koordinasi yang baik merupakan indikator bahwa kepemimpinan
seorang pemimpin baik. Melalaui koordinasi yang baik, pembagian kerja akan
lebih jelas sehingga bawahan akan lebih memahami apa yang harus dikerjakan
dan tidak menimbulkan salah persepsi serta keragu-raguan dalam melaksanakan
pekerjaan. Seorang pemimpin harus mampu mengoodinasikan segala aktivitas
yang menjadi tanggung jawabnya.
Kemudian pengambilan keputusan merupakan kunci bagi kegiatan yang
dilakukan oleh para pemimpin. Dimana pengambilan keputusan merupakan
serangkaian kegiatan memilih, dan pilihan ini mencerminkan alternatif tindakan
yang terbaik bagi penyelesaian masalah. Apakah keputusan yang diambil tepat,
maka akan mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam upaya mencapai
tujuan. Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang selalu dilakukan oleh
29
seorang pemimpin. Seorang pemimpin sering menghadapi berbagai masalah
karenanya ia harus mengambil tindakan yang tepat. Inilah yang disebut proses
pengambilan keputusan.
Selanjutnya, kemampuan berkomunikasi seorang pemimpin memegang
peranan penting dalam keberhasilan kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan
berhadapan dengan bermacam pribadi, watak maupun latar belakang yang
berbeda. Hal ini perlu disadari oleh seorang pemimpin, sehingga pemimpin
berusaha berkomunikasi dengan memahami pribadi serta watak maupun latar
belakang bawahannya. Komunikasi yang dilakukan oleh seorang pemimpin dapat
berbentuk instruksi atau perintah, saran, bimbingan, petunjuk, nasihat maupun
kritik yang sifatnya membangun. Disamping komunikasi dari atas yang dilakukan
oleh pemimpin, maka komunikasi dari bawah juga sangat penting untuk
diperhatikan. Komunikasi dari bawah bisa berupa laporan, keluhan, harapan-
harapan serta penyampaian ide-ide yang perlu mendapat perhatian, karena hal
semacam ini sering lepas dari perhatian pimpinan.
Dan yang tak kalah pentingnya adalah perhatian pemimpin pada
bawahannya. Pemimpin harus bisa membantu bawahan apabila mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, memberikan rangsangan yang berupa
pujian apabila bawahan bekerja dengan berhasil, dan juga memberikan
rangsangan yang berupa insentif bila bawahan mempunyai prestasi atau hasil
kerja yang baik. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus berusaha memberikan
fasilitas bagi pencapaian tujuan para bawahannya.
Pelaksanaan dalam penerapan fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut
secara berkualitas untuk mengelola sekolah sering tidak terwujud. Hal ini
30
disebabkan oleh kurangnya kompetensi kepemimpinan kepala sekolah.
Rendahnya pemberdayaan sumber daya manusia di sekolah pada dasarnya
disebabkan oleh pola pikir, mengatur, dan menganalisa pendidikan tidak
sistematis. Banyak posisi di sekolah diberikan kepada orang-orang yang kurang
memiliki keahlian yang cukup.
Padahal, menjadi kepala berarti menduduki status. Berdasarkan suratpengangkatan sebagai kepala sekolah seseorang memiliki status:kepala, pemimpin, pengelola, pembina, administrator, figur. Kepalasekolah sebaiknya jangan dijabat seseorang yang lemah, terutamadalam mengambil keputusan, menentukan kebijakan, atau seseorangyang berprinsip pokoknya jalan. Banyak perkerjaan yang harusdikerjakan olehnya. Posisi atau jabatan kepala sekolah sebaiknyadijabat oleh orang yang memiliki dinamika, yang memiliki ide,pengetahuan, dan pengalaman melakukan sharing. Sebagaipemimpin pendidikan kepala sekolah diharapkan mampumelaksanakan tugas sebagai “Educational Statemenship” (Hagmandalam Mulyasa, 2012:55).
Kaitannya dengan kepemimpinan, kepala sekolah harus memiliki visi dan
misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada
mutu. Strategi ini dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu (MMT). MMT
merupakan usaha sistemik dan terkoordinasi secara terus menerus memperbaiki
kualitas layanan, sehingga fokusnya diarahkan kepada peserta didik, orangtua,
pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat (Mulyasa,2012:8).
Ada lima dimensi pokok yang menentukan kualitas penyelenggaraanpendidikan yang harus dilaksanakan sekolah, yaitu:1) keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan secara tepat waktu, akurat, dan memuaskan.Beberapa contoh diantaranya: pengembangan bahan pembelajaransesuai dengan kebutuhan (misalnya tuntutan ... kurikulum danperkembangan peserta didik); jadwal kegiatan pembelajaran danujian yang akurat; pembelajaran yang berlansung lancar,bimbingan yang lancar dan cepat; kepastian studi lanjut tenagakependidikan yang terencana dan terlaksana dengan baik; danapenelitian tenaga kependidikan, dan kegiatan peserta didik dapatdilakukan secara tepat waktu dan tepat sasaran, sesuai denganyang dijanjikan.
31
2) daya tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan para tenagakependidikan untuk membantu para peserta didik danmemberikan pelayanan dengan tanggap. Dengan demikian, kepalasekolah harus mudah ditemui; guru juga harus gampang ditemuipeserta didik untuk keperluan konsultasi; proses pembelajaranhendaknya diupayakan interaktif dan memungkinkan para pesertadidik mengembangkan seluruh kapasitas, kreativitas, dankapabilitasnya; fasilitas pelayanan yang ada (perpustakaan,komputer, lab, dan ruang olahraga) harus mudah diakses olehsetiap insan sekolah; prosedur administrasi penerimaan pesertadidik baru harus sederhana, tidak ‘birokrasi’ atau berbelit belit.Bila terjadi salah pelayanan, kemampuan untuk melakukanperbaikan secara tepat dan profesional bisa menciptakan persepsikualitas yang sangat positif. Sebagai contoh, jika ada komputeryang rusak di lab komputer, harus segera menginformasikannyakepada peserta didik, dan segera memperbaikinya.
3) keterjaminan (assurance), mencakup pengetahuan kompetensi,kesopanan, respek terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercayayang dimiliki para tenaga kependidikan; bebas dari bahaya, risikoatau keragu-raguan. Sebagai contoh, seluruh tenaga kependidikanharus benar-benar kompeten dibidangnya; reputasi penyelenggarapendidikan yang positif dimata masyarakat; sikap dan perilakuseluruh tenaga kependidikan mencerminkan profesionalisme dankesopanan.
4) perhatian (empaty), meliputi kemudahan dalam melakukanhubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, danmemahami kebutuhan para pelanggan. Misalnya, guru mengenalnama para peserta didik yang menempuh mata pelajaran yang diajar; wali kelas bisa benar-benar berperan sesuai fungsinya; setiapguru bisa dihubungi dengan mudah, baik diruang kerja, viatelepon, maupun e-mail.
5) bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,tenaga kependidikan, dan sarana komunikasi. Misalnya berupagedung, fasilitas komputer, fasilitas perpustakaan, ruang kelas,ruang guru, ruang seminar, media pembelajaran, kantin, tempatparkir, jurnal ilmiah sekolah, sarana ibadah, fasilitas olahraga,laboratorium, penampilan, busana tenaga kependidikan(Mulyasa,2012:167-168).
Untuk dapat mewujudkan kelima sifat layanan seperti tersebut di atas,
maka sudah barang tentu diperlukan adanya tenaga-tenaga pendidikan yang
handal, terutama seorang kepala sekolah yang kreatif dan inovatif. Penting untuk
digaris bawahi mengapa diperlukan seorang kepala sekolah yang kreatif dan
inovatif. Hal ini karena seorang kepala sekolah adalah “decison maker” di tingkat
32
sekolah. Baik atau buruknya serta didukung atau tidaknya sebuah ide/gagasan jika
hal itu datangnya dari seorang kepala sekolah maka ide tersebut akan berpeluang
besar untuk dapat dijalankan sebagai suatu kebijakan.
c. Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala Sekolah sebagai pemegang kebijakan tertinggi di sekolah dituntut
untuk memiliki kemampuan yang efektif dalam menjembatani kebijakan yang
diterima dari atasannya, dan guru menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini
kepala sekolah dituntut untuk dapat menyampaikan informasi atau kebijakan yang
diterima dari atasannya secara bijak, sehingga dapat diterima oleh semua stafnya.
Kepala sekolah yang ideal harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan
kelompok yang dipimpinnya, sekaligus ada kesadaran di dalam dirinya bahwa
dia memiliki kelemahan. Adapun mengenai persyaratan atau sifat-sifat seseorang
yang menjalankan fungsi kepemimpinan menurut Danim (2006:205-206) adalah:
1. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.2. memiliki intelegensi yang tinggi.3. memiliki fisik yang kuat.4. berpengetahuan luas.5. percaya diri.6. dapat menjadi anggota kelompok.7. adil dan bijaksana.8. tegas dan berinisitif.9. berkapasitas membuat keputusan.10. memiliki kestabilan emosi.11. sehat jasmani dan rohani.12. bersifat proaktif.
Sehubungan dengan persyaratan atau sifat-sifat seseorang yang
menjalankan fungsi kepemimpinan di atas, kepala sekolah sebagai pemimpin
harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat
dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-
masing. Seorang kepala sekolah juga harus mampu memberikan bimbingan dan
33
mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu
dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam
mencapai tujuan sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah adalah salah satu perwujudan
kepemimpinan nasional yaitu kepemimpinan pancasila, yakni satu potensi atau
kekuatan yang mampu memberdayakan segala sumber daya masyarakat dan
lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila pancasila untuk mencapai tujuan nasional
dalam situasi apapun.
Tugas kepemimpinan kepala sekolah menyangkut bagaimana mengelola
seluruh sumber daya yang ada di sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki
kemampuan yang peka untuk dapat menyusun prioritas dari berbagai masalah
yang tumbuh dan berkembang di lingkungannya. Kepala Sekolah juga dituntut
untuk memiliki kemampuan mendelegasikan tugas dan wewenangnya secara
tepat. Hal inilah yang merupakan tugas yang diemban oleh seorang kepala
sekolah.
Oleh karena itu kepala sekolah yang berperan sebagai pemimpin sekolah,
sebaiknya bertindak sebagai:
1. Pemegang Kendali Organisasi, Ia merupakan pemimpin tertinggi.Ia merencanakan, menentukan, dan sekaligus melaksanakan tujuanorganisasi. Ia bersama-bersama dengan staf (guru, staf administrasi,komite sekolah) mengambil keputusan tentang apa yang perludilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
2. Katalisator, Ia melaksanakan tugas menghubungkan sekolahdengan dunia luar/lingkungan sekitarnya. Ia bertindak sebagai jurubicara sekolah dalam memperjuangkan kepentingan sekolah. Dariperan sebagai katalisator inilah keberhasilan sekolah dapatditentukan.
3. Integrator, artinya pimpinan sekolah mengintegrasikan sejumlahtugas-tugas pengelolaan sekolah seperti: program instruksional,kemuridan, sumber dana dan sumber daya serta hubungan antarsekolah dengan masyarakat.
34
4. Bapak, dalam peran ini pimpinan sekolah melaksanakan tugassebagai primus interpares. Ia merupakan pimpinan keluarga dalamsekolahnya. Ia memberikan tuntutan, bimbingan terhadap keluargadalam sekolahnya yang bersifat kebapaan. Ia adalah orang yangdianggap dan dituakan sehingga diharapkan daripadanya teladandan contoh yang baik.
5. Pendidik, pimpinan sekolah melaksanakan tanggung jawab sebagaiseorang yang penuh kasih memerhatikan kebutuhan dankepentingan anggota-anggota sekolahnya. Ia memerhatikankemajuan para stafnya (guru dan staf administrasi) dan muridnya.Ia berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dankecakapannya baik sebagai staf maupun secara pribadi(Rivai,2008:315).
Kepala sekolah sangat berperan dalam menggali dan mengembangkan
berbagai sumber daya baik yang ada di dalam sekolah (internal) maupun di luar
sekolah (eksternal). Sumber-sumber daya tersebut bisa berupa sumber daya
manusia, uang, serta barang yang datang baik dari pemerintah maupun
masyarakat. Di lihat dari fungsi-fungsi manajemen yaitu planing (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuiting serta controling (pengawasan) maka
kepala sekolah harus berperan sebagai: (1) planer, (2) organisator, (3)
akselerator, dan (4) evaluator (Permadi, 2001:51).
Selanjutnya, seorang pimpinan harus memiliki dan menguasaai
pengetahuan dasar dan pengertian yang harus diamalkan dalam bentuk:
a) pengetahuan (knowlegdge), merupakan hasil berpikir (intelektualpower) yang diperoleh dari pengalaman dan kemampuan, analisisdan sintesis dalam menguasai dan memecahkan sesuatupermasalahan secara jelas dan pasti, sehingga dapat dimanfaatkansecara aktif dan positif.
b) kecakapan dan keterampilan (ability and skills), merupakanpencerminan dan penguasaan intelektual dan keberanian bertindakyang sangat perlu sebagai pendorong ke arah keberhasilan.
c) budi luhur (morality), pada hakikatnya adalah watak dan budipekerti yang mengandung kemampuan dan kebebasan bertindak dijalan kebenaran dan keadilan.
d) sikap pribadi dan sosial (personal and social attitude), merupakantanggapan dan reaksi terhadap sesuatu kondisi dan situasi dan
35
merupakan pengendapan (resultante) dari pertimbangankepentingan pribadi dan kepentingan sosial diserap dan terpadumenjadi sikap dewasa, bertumbuh menjadi sikap sosial yangmendasari tatalaku (behaviour), serta mengejawantah pada cipta,rasa, karsa, kata dan karya (Andi,2012:3).
Seorang pemimpin yang mempunyai ketajaman akal dan pengetahuan
yang luas, kecakapan, keterampilan dan keberanian yang tinggi, akan tetapi jika
tidak dilandasi budi luhur (morality), akan sangat berbahaya. Karena ia akan
berprilaku lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Berdasarkan hal tersebut
maka pemimpin merupakan salah satu faktor dominan dalam menajemen. Oleh
karena itu seorang pemimpin haruslah memiliki: pengenalan watak dan sifat dari
seseorang serta dampak watak dan sifat itu terhadap orang lain dalam pergaulan;
kemampuan mendiagnosis situasi dan kondisi lingkungan; pemahaman tujuan
bekerja dan keperluan para pegawai dalam organisasi; pengenalan struktur, sifat
dan tujuan organisasi tempat bekerja; kemampuan mengadaptasi/menyesuaikan
gaya kepemimpinan dengan situasi, kondisi lingkungan; kecakapan mengadakan
komunikasi; kemampuan mempengaruhi prilaku bawahan; dan memiliki
kelebihan dalam berbagai bidang; serta memperoleh kesepakatan dari bawahan.
Berdasarkan uraian di atas, kepemimpinan kepala sekolah adalah
penggunaan status (kedudukan atau jabatan) untuk memimpin sekolah secara
terampil dan mempunyai kemampuan untuk menggerakkan segala sumber daya
persekolahan sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dan indikator kepemimpinan kepala sekolah yang
ditetapkan dalam penelitian ini adalah dari dimensi: koordinasi, pengambilan
keputusan, komunikasi, dan perhatian kepada bawahan.
36
3. Manajemen Sarana Prasarana
a. Konsep dan Pengertian Manajemen
Istilah manajemen memiliki banyak arti, bergantung pada orang yang
mengartikannya. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia Universitas
Pendidikan Indonesia (2009:87) berpendapat bahwa manajemen merupakan
kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan atau bersama orang lain atau
melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif,
efektif dan efisien. Difinisi lain dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia (2009: 87) yang dikemukakan
American Sosiety of Mechanical Engineers: manajemen merupakan Ilmu dan seni
mengorganisai dan memimpin usaha manusia, menerapkan pengawasan dan
pengendalian tenaga serta memanfaatkan bahan alam bagi kebutuhan manusia.
Dikatakan sebagai ilmu, karena manajemen dipandang sebagai suatu
bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang bekerja sama (Gullick dalam Fattah, 2006:1). Sedangkan Follet
dalam Fattah (2006:1) mengatakan bahwa ”Manajemen sebagai suatu kiat, karena
manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain
menjalankan tugas-tugasnya, dipandang sebagai profesi, karena manajemen
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer”. Senada
dengan pengertian tersebut, Bottinger (dalam Fattah, 2006:3) menguraikan bahwa
”Manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu: pandangan,
pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsur tesebut terkandung dalam
manajemen”.
37
Meskipun mengarah pada suatu fokus tertentu, para ahli manajemen masih
berbeda pandangan dalam mendefinisikan manajemen dan karenanya belum dapat
diterima secara universal. Namun demikian, terdapat consensus bahwa
manajemen menyangkut derajat keterampilan tertentu. Fattah (2006:1)
mengemukakan bahwa:
dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yangditampilkan oleh seorang manajer/ pimpinan, yaitu: perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading),dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu manajemendiartikan sebagai merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agartujuan organisasi tercapai secara efisien dan efektif.
Lebih lanjut Fattah (2006:2) menjelaskan bahwa ”Fungsi perencanaan
antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk
pencapaian tujuan tertentu”. Hal tersebut dilakukan dengan mengkaji kekuatan
dan kelemahan suatu organisasi, menentukan kesempatan dan ancaman,
menentukan strategi, kebijakan, taktik, dan program. Kesemuanya itu dilakukan
berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.
Sedangkan mengenai fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi,
hubungan, dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi
garis, staf, dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang,
sedangkan struktur dapat berupa horizontal maupun vertikal. Semua itu
memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk
mengimplementasikan rencana.
Masih menurut Fattah (2006:2) beliau mengemukakan bahwa ”Fungsi
pemimpin mengambarkan bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi
para bawahan, bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial
38
dengan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama”.
Sementara itu, fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi, dan
mengukur pelaksanaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan
organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat kaitannya dengan perencanaan,
karena melalui pengawasan inilah efektivitas manajemen dapat diukur.
Jika dikaitkan manajemen dengan pendidikan, maka dapat dikatakan
manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kerja sama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu
dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen yang dikemukakan Mulyasa (2011:20-
21), yaitu mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan.
Selanjutnya, keempat fungsi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilankeputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yangakan datang. Perencanaan juga merupakan kumpulan kebijakanyang secara sistematik disusun dan dirumuskan berdasarkan datayang dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dipergunakansebagai pedoman kerja. Perencanaan program pendidikansedikitnya memiliki dua fungsi utama: pertama, perencanaanmerupakan upaya sistematik yang menggambarkan penyusunanrangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuanorganisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan;kedua, perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan ataumenggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien danefektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan, merupakan kegiatan merealisasikan rencana menjaditindakan nyata dalam rangkah mencapai tujuan secara efektif danefisien. Rencana yang telah disusun akan memiliki nilai jikadilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan setiaporganisasi harus memiliki kekuatan yang mantap dan menyakinkansebab jika tidak kuat maka proses pendidikan seperti yangdiinginkan sulit terealisasi.
3. Pengawasan, dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamatisecara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberipenjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yangkurang tepat; serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan,merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses
39
manajement, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu, dan tidakterbatas pada ha-hal tertentu.
4. Pembinaan, merupakan rangkaian upaya pengendalian secaraprofesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimanamestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksanasecara efektif dan efisien.
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa
manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal,
efektif dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan
manajemen yang efektif dan efisien. Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran
akan pentingnya manajemen berbasis sekolah, yang memberi kewenangan penuh
kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran,
merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggungjawabkan,
mengatur, serta memimpin sumber-sumber daya insani serta barang-barang untuk
membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah.
Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil penelitian Balitbangdikbud (1991) dalam
Mulyasa (2011 : 21) menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen secara langsung
akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai
peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian
upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan
manajemen sekolah, di samping peningkatan kualitas guru dan pengembangan
sumber belajar.
Mengadaptasi pengetian manajemen penulis mengambil kesimpulan
bahwa manajemen pendidikan adalah suatu ilmu atau sistem pengelolaan dan
40
penataan seluruh sumber daya pendidikan yang meliputi peserta didik, kurikulum,
tenaga kependidikan, serta sarana prasarana, pendanaan, dan lingkungan
pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif.
Penataan mengandung makna mengatur, memimpin, mengelola atau
mengadministrasikan dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi
manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.
b. Manajemen Sarana Prasarana
Sarana prasarana pendidikan seharusnya tersedia dengan layak dan
dikelola dengan baik pula. Pengelolaan sarana prasarana tentu tidak terlepas dari
standar nasional pengelolaan pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan pendidikan oleh
satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan melalui Permendiknas nomor
19 tahun 2007. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah yang ditujukan
dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, efisisien, efektif, dan
akuntabel. (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemendiknas dan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, 2011:8).
Manajemen sarana prasarana menurut Rugaiyah (2011:63) adalah kegiatan
pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya
menunjang seluruh kegiatan, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain
41
sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar. Mulyasa (2012:87)
menjelaskan:
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secaralangsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,khususya proses pembelajaran ... . Sedangkan prasarana pendidikanadalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannyaproses pembelajaran ... . Tetapi jika hal tersebut dimanfatkan secaralangsung untuk proses pembelajaran, seperti taman sekolah untukpembelajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapanganolahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan
menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan
ini menurut meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,
penyimpanan inventaris dan penghapusan serta penataan (Mulyasa,2011:49).
Sedangkan menurut Rugaiyah (2011:63) manajemen sarana dan prasarana
meliputi: perencanaan/analisis kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, pendistri-
busian dan pemamfaatan, pemeliharaan dan pemusnahan terhadap barang-barang
bergerak dan tidak bergerak, perabot sekolah, alat-alat belajar, dan lain-lain.
Penjelasan mengenai kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana
persekolahan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan, merupakan suatu proses kegiatan untukmenggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakankemudian dalam rangka mencapain tujuan yang telahditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksud adalahmerinci rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusiatau pembuatan peralatan dan perlengkapan sesuai dengankebutuhan. Demikian perencanaan sarana dan prasaranapersekolahan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan prosesperkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan danperlengkapan yang sesuai dangan kebutuhan sekolah (DirektoratTenaga Kependidikan,2007:6).
42
2. Pengadaan, pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsioperasional pertama dalam manajemen sarana dan prasaranapendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakanserangkaian kegiatan untuk menyedidkan sarana dan prasaranapendidikan persekolahan sesuai dangan kebutuhan, baikberkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupuntempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2007:14).
3. Penggunaan, penggunaan sarana dan prasarana adalahpemamfaatan segala jenis barang yang bsesuai dangankebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam hal pemamfaatansarana, harus mempertimbangkan hal berukut: 1) tujuan yangakan dicapai, 2) kesesuaian antara media yang digunakandangan materi yang akan dibahas, 3) tersedia sarana danprasarana penunjang. 4) karakteristik siswa (Rugaiyah,2011:66).
4. Pengawasan, pengawasan sarana dan prasarana merupakankegiatan pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadappelaksanaan penggunaan/pemanfaatan sarana dan prasaranapendidikan di sekolah. Hal ini untuk menghindari penyimpanan,penggelapan atau penyalahgunaan. Pengawasan dilakukan untukmengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan.Apabila dari hasil pengawasan/pemeriksaan terdapatkekurangan-kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukantindakan-tindakan perbaikan dan penyelesaiannya (Soetjipto,2009:173).
5. Perawatan, perawatan merupakan kegiatan memelihara danmenyimpan barang-barang sesuai dangan bentuk-bentuk jenisbarangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama sertadapat digunakan secara berulang dalam waktu lama. Yangterlibat dalam perawtan barang adalah semua warga sekolahyang terlibat dalam pemamfaatan barang tersebut. Dalamperawatan, ada hal-hal khusus yang harus dilakukan olehpetugas khusus pula, seperti pemeliharaan alat kesenian (piano,angklung, gitar dan lain-lain). Kegiatan lain adalah penghapusanbarang inventaris yakni pelepasan suatu barang dari kepemilikandan tanggung jawab pengurusnya oleh pemerintah ataupunswasta. Penghapusan barang dapat dilakukan dengan lelang danpemusnahan. Adapun syarat-syrat penghapusan: 1) barang-barang dalam keadaan rusak berat; 2) perbaikan suatu barangmemerlukan biaya yang besar; 3) secara teknis dan ekonomiskegunaannya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan(Rugaiyah 2011:66).
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan
sekolah yang bersih dan rapih, indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk berada di sekolah. Di samping
43
itu, diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara
kuantitatif dan kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh
guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai pembelajar.
Pengelolaan fasilitas seharusnya dilakukan oleh sekolah mulai dari
pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan hingga pengembangannya. Hal ini
didasari oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling mengetahui kebutuhan
fasilitas baik kecukupan, kesesuaian dan kemutakhirannya terutama fasilitas yang
sangat erat kaitannya secara langsung dengan proses belajar mengajar. Fungsi ini
telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan barang yang didahului oleh analisis
skala prioritas, perbaikan/penggantian sarana dan prasarana belajar termasuk
pengembangannya dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan.
Permendiknas nomor 24 tahun 2007 menyatakan bahwa standar sarana dan
prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi dan komunikasi. (Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Kemendiknas dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Kemenag RI, 2011:7).
Sarana dan prasarana sekolah adalah hal yang penting untuk menunjang
proses dan kegiatan di sekolah. Tanpa sarana dan prasarana yang baik maka akan
sulit kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kinerja sekolah dan mutu sekolah.
44
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan juga wajib
memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Kemendiknas dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI,
2011:7).
Sarana penunjang proses pembelajaran lainnya meliputi: peralatan/perabot
kantor, buku-buku perpustakaan, alat pelajaran (alat peraga, alat praktek, dan
media pendidikan). Sedangkan prasarana penunjang proses pembelajaran lainnya
meliputi: perpustakaan, BP/BK, UKS, PMR, PKS, OSIS, Kopsis, sanggar. Ruang
penunjang administrasi sekolah (aula, koperasi guru, gudang, kamar mandi, WC,
dan lain-lain).
Standar lahan di SMP dinyatakan dalam rasio luas lahan per peserta didik,
yaitu untuk SMP rasio luas ruang kelas per peserta didik adalah satu peserta didik
sekurang-kurangnya membutuhkan 1,6 m2 (Dirjen Dikdasmen Depdiknas,
2005:3). Pada bagian lain dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan di SMP
sekurang-kurangnya 90% sekolah telah memiliki sarana prasarana minimal dan
100% siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap setiap mata pelajaran.
45
Selanjutnya, dijelaskan indikator keberhasilan sarana prasarana yaitu 90%
sekolah memiliki sarana prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang
ditetapkan secara nasional. Sarana prasarana yang ada disekolah secara umum
dapat mempengaruhi penampilan fisik sekolah. Jika dijabarkan, adapun yang
termasuk sarana dan prasarana lingkungan sekolah yang perlu dikelola dengan
baik adalah:
1. Kondisi fisik lingkungan sekolah, yang meliputi: Lokasi sekolah yang aman,
nyaman, dan kondusif; Jalan dan saluran air dalam lingkungan sekolah terawat
baik; Prasarana lingkungan sekolah didayagunakan dengan baik; dan
Penghijauan di sekolah cukup memuaskan.
2. Situasi lingkungan sekolah, yang meliputi: Tidak terletak di lingkungan yang
kurang baik; Keadaan masyarakat sekitar: tidak mengganggu proses
pembelajaran, taat mengikuti peraturan yang berlaku, merawat keindahan dan
keadaan lingkungan, berpartisipasi dalam usaha dan kegiatan sekolah.
3. Pagar dan halaman sekolah, yang meliputi: Pagar sekolah: bunga pagar hidup
dipangkas secara teratur; pagar kayu/besi dicat rapih, pagar tidak mudah
diterobos dan dipanjat, pagar dipelihara dan dirawat secara kontinu; Pintu
pagar dapat tertutup dan terkunci; Halaman sekolah: tidak dilalui tegangan
listrik tinggi, bebas dari benda-benda yang membahayakan, bersih dari sampah
dan kotoran, diatur sesuai dengan keperluaannya dan digunakan sesuai
fungsinya, dipelihara dan di rawat secara rutin.
Kemudian, sarana dan prasarana gedung sekolah yang perlu mendapat
perhatian, yaitu:
46
1. Kondisi bangunan secara umum, yang meliputi: memiliki data pendukung
kepemilikan tanah dan bangunan sekolah, kontruksi bangunan kokoh dan utuh,
Bangunan sekolah: memiliki ruang kelas, ruang praktek/laboratorium, ruang
TU, dan ruang lainnya, pengaturan tata letak ruang yang memenuhi syarat,
bersih dari sampah dan kotoran lainnya, atapnya tidak bocor, dibangun sesuai
dengan fungsinya, dan komponen-komponen bangunan lengkap dan berfungsi.
2. Ruang kelas/ teori: dindingnya bersih, langit-langit utuh, komponen-komponen
ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, di dalam ruangan tersedia
kelengkapan PBM, luas ruangan sesuai dengan standar, jumlah siswa tiap
ruangan cukup memadai, dan pendayagunaan ruangan sesuai dengan
fungsinya.
3. Ruang praktek/laboratorium: dindingnya utuh, langit-langitnya utuh,
komponen-komponen ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, di dalam
ruangan tersedia kelengkapan praktek, luas ruangan sesuai dengan standar,
jumlah siswa tiap ruangan cukup memadai, dan pendayagunaan ruangan sesuai
dengan fungsinya.
4. Ruang Kepala Sekolah: dindingnya utuh, langit-langitnya utuh, komponen-
komponen ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, luas ruangan sesuai
dengan standar; dan pendayagunaan ruangan sesuai dengan fungsinya.
5) Ruang guru: dindingnya utuh, langit-langitnya utuh, komponen-komponen
ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, di dalam ruangan tersedia
kelengkapan praktek, luas ruangan sesuai dengan standar, jumlah kursi dan
meja sesuai dengan keadaan guru, dan pendayagunaan ruangan sesuai dengan
fungsinya.
47
6) Ruang Administrasi/TU: dindingnya utuh, langit-langitnya utuh, komponen-
komponen ruangan lengkap, ruangan cukup ventilasi, di dalam ruangan
tersedia kelengkapan praktek, luas ruangan sesuai dengan standar, tersedia alat
administrasi, dan pendayagunaan ruangan sesuai dengan fungsinya.
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif bila seluruh komponen
yang berpengaruh dalam pembelajaran saling mendukung dalam rangka mencapai
tujuan. Misalnya guru termotivasi untuk menyampaikan materi dengan menarik,
tujuan yang jelas dan dirasakan manfaatnya oleh peserta didik karena
terpenuhinya sarana dan prasarana dalam menunjang pembelajaran tersebut.
Senada hal diatas, peningkatan mutu pendidikan melalui kinerja guru juga
tidak lepas dari pengaruh sarana prasarana yang ada. Betapapun hebatnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki guru, tanpa didukung
oleh sarana prasarana yang memadai maka hasil yang diharapkan tidak dapat
dicapai secara maksimum. Disamping itu, media pembelajaran dan alat-alat
pembelajaran digunakan sebagai salah satu usaha untuk menghilangkan
verbalisme dalam situasi belajar anak dan usaha-usaha ke arah pencapaian tujuan
pembelajaran itu sendiri.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan
sekolah yang bersih dan rapih, indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk berada di sekolah. Di samping
itu, diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara
kuantitatif dan kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan.
48
Kelengkapan sumber belajar belum menjamin terlaksananya kegiatan
pembelajaran yang optimal. Kepala sekolah perlu memanage sumber belajar
tersebut dengan kepemimpinan yang efektif, sehingga sumber belajar yang ada
dapat berfungsi menunjang guru dalam melaksanakan tugasnya.
Simpulan penulis tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan
adalah merupakan pengelolaan yang bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti
pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan
perencanaan, pengadaan, penggunaan, pengawasan dan perawatan (penyimpanan
inventaris dan penghapusan serta penataan pemeliharaan dan perbaikan).
B. Kajian Penelitian yang Relevan.
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelian ini, antara lain:
penelitian yang dilakukan oleh Eko Djatmiko, dengan judul ”Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Guru
SMP Negeri Kota Semarang”. Penelitian ini menggunakan dua model analisis
regresi yaitu regresi sederhana dan regresi ganda. Jumlah sampel yang diambil 35
respon (sekolah) dengan teknik proporsional statified random sampling dan
menggunakan kuesioner untuk memperoleh data.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri Kota Semarang sebesar
58,4%. Sarana Prasarana berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 36,9%.
Sedangkan hasil variabel kepemimpinan kepala sekolah dan sarana prasarana
memiliki pengaruh terhadap kinerja guru sebesar 65,1%. Penelitian tersebut
menyatakan kurang maksimalnya kinerja guru SMP Negeri di kota semarang,
49
bukan semata-mata karena pangkat/golongan yang dimiliki, tetapi dipengaruhi
oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah terhadap kondisi guru dan karyawan.
Kebersihan ruang kelas dan ruang pendidikan lainnya serta keindahan dan
kenyamanan dalam bekerja juga ikut berpengaruh terhadap kinerja guru.
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Widodo
dengan judul: “Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah, Sarana Prasarana, dan
Kondisi Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Di Kabupaten
Karanganyar”. Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun, 2006.
Penelitian yang dilakukan mengkaji seberapa jauh hubungan antara faktor-faktor
tersebut terhadap kinerja guru, dan untuk mengetahui mana yang paling dominan.
Sebagai obyek dalam penelitian tersebut adalah sejumlah guru SMPN di
Kabupaten Karanganyar. Populasi semua guru adalah sebanyak 1.378 orang, yang
terdiri dari kepala sekolah, wali kelas, dan guru pengampu. Sampel dalam
penelitian dipilih secara acak sebanyak 155 guru yang ditetapkan sebagai random
sampling.
Dari penelitian dapat disimpulkan, pada dasarnya bahwa uji validitas dan
reliabilitas semua kuesioner telah memenuhi persyaratan. Uji secara bersama-
sama ketiga variabel mempunyai pengaruh secara signifikan. Dari uji parsial,
variabel supervisi kepala sekolah dengan nilai t hitung sebesar 3,846, dan kondisi
lingkungan kerja t hitung sebesar 6,909, dibanding nilai tabel α= 0,01 sebesar
2,576, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap kinerja guru, sedangkan untuk variabel sarana
prasarana dengan nilai t hitung sebesar 1,383 atau lebih kecil dengan t tabel
sebesar 2,576, dapat disimpulkan bahwa tidak mempunyai pengaruh secara
50
signifikan terhadap kinerja guru. Besarnya pengaruh dari masing masing variabel
adalah, supervisi kepala sekolah sebesar b= 0,319, sarana prasarana sebesar b=
0,093, dan kondisi lingkungan kerja sebesar b= 0,647, sehingga variabel yang
paling besar pengaruhnya terhadap kinerja guru adalah variabel kondisi
lingkungan kerja.
Penelitian yang pertama di atas menyatakan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah, sarana prasarana dan secara bersama-sama antara kepemimpinan kepala
sekolah dan sarana prasarana berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP
Negeri di Kota Semarang. Namun jika kita bandingkan dengan penelitian yang di
lakukan oleh Widodo ada perbedaan hasil pada variabel sarana prasarana yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMP N di Kabupaten
Karanganyar. Hal ini menurut penulis perlu diteliti karena hasil ini cenderung
berbeda dengan pendapat lain pada umumnya. Berdasarkan penelitian diatas
penulis semakin tertarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kontribusi
variabel kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana terhadap
kinerja guru di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah khusunya di SMP Negeri se-
Subrayon Sibabangun.
C. Kerangka Berpikir
Kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat di
jelaskan menjadi kerangka pemikiran, kerangka pemikiran penelitian ini adalah:
1. Kontribusi kepemimpnan kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Peningkatan mutu pendidikan melalui kinerja guru tidak lepas dari
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah. Kepekaan rasa kepala sekolah terhadap
individu yang dipimpin akan membangkitkan kinerja gurunya. Kepala sekolah
51
jangan menutup mata dan telinga terhadap situasi kritis yang terjadi di arus
bawah, mereka harus aktif turun menemui dan menyapa bawahannya. Keefektifan
kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki sikap dan perilaku yang baik akan
mempengaruhi respek guru. Kinerja dan kepatuhan guru didasarkan pada nilai
kepemimpinan kepala sekolah yang memperlihatkan pemahaman terhadap dunia
pendidikan. Musfah (2011,14) menyatakan “pemahaman kepala sekolah terhadap
dunia pendidikan akan sangat membantu munculnya komitmen terhadap
perbaikan mutu pendidik”.
Disamping itu, jika fungsi-fungsi kepemimpinan dimiliki dan terapkan
oleh kepala sekolah dengan baik sebagai salah satu usaha untuk meng”inspirasi”
guru dalam kelangsungan proses pembelajaran di sekolah dengan sendirinya
kinerja guru-guru akan mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Misalnya guru termotivasi untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas
dengan baik karena terpenuhinya harapan-harapan guru dari hasil kepemimpinan
kepala sekolahnya. Dari sini terlihat bahwa kepemimpinan kepala sekolah
berperan dalam menunjang kinerja guru, dan dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi terhadap kinerja guru.
2. Kontribusi manajemen sarana prasarana terhadap kinerja guru
Menurut Komariah (2004:56) Manajemen sarana dan prasarana oleh
kepala sekolah meliputi ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar bagi guru,
ketersediaan ... dan pemanfaatan sumber belajar oleh siswa, dan penataan
ruangan-ruangan yang dimiliki. Sarana dan prasarana yang dikelola dengan baik
akan menampilkan kenyamanan, keindahan, dan kemudahan dalam
menggunakanya.
52
Peningkatan mutu pendidikan melalui kinerja guru juga tidak terlepas dari
pengaruh manajemen sarana prasarana. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki guru, didukung oleh manajemen sarana prasarana yang
baik ikut menunjang kinerja guru terlaksana secara maksimal. Sarana prasarana
dan pemanfaatannya yang dikelola sasuai peruntukan, penjadwalan pemakaian
dan pengawasan serta perawatan memungkinkan guru dapat menggunakan sarana
prasaraan tersebut dengan baik tanpa kendala sesuai dengan perencanaan dan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Media pembelajaran dan alat-alat
pembelajaran digunakan sebagai salah satu usaha untuk menghilangkan
verbalisme dalam situasi belajar anak dan usaha-usaha ke arah pencapaian tujuan
yang ditetapkan. Guru berpeluang besar menyampaikan materi dengan menarik
dan menyenangkan, dengan metoda dan teknik yang tepat selaras dengan tujuan,
karena terpenuhinya sarana prasarana yang terkelola dengan baik. Dengan adanya
peluang penyampaian materi pembelajaran tanpa kendala guru tersebut tampil
termotivasi menunjukkan kemampuan terbaikknya. Dari sini terlihat bahwa
manajemen sarana prasarana berperan dalam menunjang kinerja guru, dan dapat
disimpulkan apabila manajemen sarana prasarana di suatu sekolah baik maka akan
berkontribusi positif terhadap kinerja guru.
3. Kontribusi kepemimpnan kepala sekolah dan manajemen saranaprasarana secara bersama-sama terhadap kinerja guru
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan manajemen sarana
prasarana yang dikelola dengan baik pula seharusnya berdampak positif terhadap
kinerja yang di perlihatkan oleh guru. Dari uraian dan literatur yang sudah
dikemukakan diatas maka didapat kerangka berpikir bahwa kepemimpinan kepala
sekolah dan manajemen sarana prasarana baik secara sendiri-sendiri maupun
53
secara bersama-sama akan berkontribusi terhadap kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya. Maka didapat kerangka penelitian seperti berikut:
Gambar 2. Bagan Ke
D. Hipotesis
Dari kerangka pemikiran di atas,
berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolah berkontr
2. Manajemen sarana prasarana berkontrib
3. Kepemimpinan kepala sekolah dan
bersama-sama berkontribusi signifikan
Manajemen Sarana dan
Prasarana (X2)
Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1)
p
i
u
t
Kinerja Guru(Y)
rX1Y
rX1X2Y
rangka Penelitian
enulis merumuskan hipotesis sebagai
busi signifikan terhadap kinerja guru.
si signifikan terhadap kinerja guru.
manajemen sarana prasarana secara
erhadap kinerja guru.
rX2Y
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif
korelasional, yaitu suatu penelitian yang mengkorelasikan satu variabel dengan
variabel yang lainnya. Karakteristik yang akan diukur dalam penelitian ini
adalah kontribusi kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas satu
(Variabel X1) dan manajemen sarana prasarana sebagai variabel bebas dua
(Variabel X2) serta kinerja guru sebagai variabel terikat (Variabel Y).
Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut
menentukan perubahan (KBBI, 2002:1001). Variabel dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah faktor atau hal atau unsur yang dianggap dapat
menentukan variabel lainnya. Sedangkan variabel terikat adalah gejala yang
muncul atau berubah dalam pola yang teratur dan bisa diamati, atau berubahnya
variabel lain (KBBI, 2002:1001).
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menganalisis mengenai
kepemimpinan kepala sekolah, manajemen sarana prasarana, serta kinerja guru
di SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah dilaksanakan di SMP Negeri se-subrayon
Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah, yakni: SMP Negeri 1 Sibabangun,
SMP Negeri 2 Sibabangun, SMP Negeri 3 Sibabangun dan SMP Negeri 4
Sibabangun Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi
55
Sumatera Utara Kode Pos 22654. Lokasi penelitian ini berada dibagian selatan
dan berjarak ± 45 Km dari Pandan (ibu kota kabupaten Tapanuli Tengah).
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan oktober sampai dengan bulan
nopember 2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber
pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang
berkaitan dengan masalah penelitian (KBBI, 2002: 695). Sedangkan populasi
menurut Sutrisno Hadi (1986:70) adalah semua individu untuk setiap kenyataan-
kenyataan yang diperoleh dari sampel untuk digeneralisasikan.
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah semua guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli
Tengah tahun 2011. Banyaknya populasi adalah 97 orang yang tersebar di empat
SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah dengan
perincian seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel. 1. Data Guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun
No Nama SekolahJumlah Guru SMP
Lk Pr Jumlah
1 SMP Negeri 1 Sibabangun 11 16 27
2 SMP Negeri 2 Sibabangun 11 15 26
3 SMP Negeri 3 Sibabangun 14 14 28
4 SMP Negeri 4 Sibabangun 8 8 16
Total Populasi 44 53 97
Sumber: Survei langsung ke sekolah masing-masing.
Peneliti perlu mengambil sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut dengan tehnik Stratified Proportional Random
56
Sampling dalam menentukan besar jumlah sampel dalam penelitian. Tehnik ini
digunakan karena populasi yang yang akan diteliti jelas mempunyai unsur yang
tidak homogen, berstrata secara proporsional dan untuk menjamin terdapatnya
sampel yang representatif.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel, yakni: (1)
identifikasi dan pengelompokan populasi berdasarkan strata, (2) mencari
proporsi, sub proporsi berdasarkan strata, (3) menentukan ukuran sampel dan (4)
menentukan subjek penelitian secara random.
a. Identifikasi dan pengelompokan populasi berdasarkan strata
Strata yang dipertimbangkan dalam pengambilan sampel adalah: (1)
berdasarkan sertifikasi guru (sudah sertifikasi/ belum sertifikasi), (2)
berdasarkan pendidikan terakhir, yaitu sarjana (S1, S2, dan S3) dengan kode S1
dan belum sarjana dengan kode S0. Pengelompokan strata di atas dengan asumsi
bahwa ada perbedaan guru yang sudah sertifikasi dengan guru yang belum
tersertifikasi, demikian juga dengan guru yang sudah sarjana berbeda dengan
guru yang belum sarjana, dan masing-masing strata tersebut memiliki
keterwakilan dalam sampel secara poporsional.
Tabel 2. Penyebaran Guru SMPN se-Subrayon Sibabangun Berdasarkan Strata
NO Nama SekolahSudah Sertifikasi
Belumsertifikasi Jumlah
PopulasiS1 So S1 So
1 SMP Negeri 1 Sibabangun 10 3 10 4 27
2 SMP Negeri 2 Sibabangun 10 1 12 3 26
3 SMP Negeri 3 Sibabangun 11 0 13 4 28
4 SMP Negeri 4 Sibabangun 2 0 13 1 16
Jumlah 33 4 48 12 97
Sumber data: Data sekolah masing-masing pada bulan mei 2012.
57
b. Menetapkan proporsi, sub porsi berdasarkan strata
Berdasarkan strata populasi di atas, maka proporsi masing-masing strata
dapat ditentukan sebagai berikut;
1) Strata Sertifikasi, dengan rumus;
Proporsi Sertifikasi (S) : pl = n1/N
Proporsi Belum Sertifikasi (BS) : ql = 1 – pl
Perhitungan;
S = 37 orang; proporsinya ; 37/97 = 0,38
BS = 60 orang; proporsinya ; 1- 0,38 = 0,62
2) Strata Pendidikan, dengan rumus;
Proporsi Sarjana (S1) ; ≥ S1 : p2 = n2/N
Proporsi Belum Sarjana (So) ; < S1 : q2 = 1 – p2
Perhitungan;
S1 = 81 orang; proporsinya ; 81/97 = 0,84
So = 16 orang; proporsinya ; 1- 0,83 = 0,16
c. Menentukan Ukaran Sampel
Untuk menentukan besarnya ukuran sampel dapat digunakan rumus
Cochran (penerjemah Rudiansyah 1991:85) sebagai berikut;
2d
. pq2ton
N
1-on1
on
n
Keterangan
no = besarnya sampel tahap pertama (sebelum koreksi)
58
t = taraf kepercayaan dalam penelitian ditetapkan 95% maka
besarnya Z=1,96
p = besar proporsi kelompok dalam strata
q = (1 – p)
d = batas toleransi kekeliruan sampling ditentukan 10%
n = besarnya sampel tahap kedua (setelah dikoreksi)
N = jumlah populasi penelitian
Tabel. 3 Besaran Kelompok Strata
NO Strata Populasi P Q No N
1 Sertfikasi 0,38 0,62 90,51 47,07*
2 Pendidikan 0,84 0,16 51,63 33,92
*) Jumlah Sampel yang dipilih
Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas diperoleh n (besar sampel
setelah dikoreksi) yang terbesar terdapat pada strata sertifikasi yaitu 47,07
dibulatkan menjadi 47, dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari
populasi adalah (47/97) x 100% = 48,45% dibulatkan menjadi 48%.
d. Menentukan sampel penelitian secara random
Ukuran sampel telah ditentukan sebanyak 48% dari masing masing strata
pada populasi dengan perhitungan pembulatan keatas, maka didapatkan jumlah
sampel 52 orang guru yang akan dipilih secara acak dengan menggunakan
sistem undian dan setiap anggota memiliki peluang yang sama untuk terpilih
menjadi sampel. Proporsi penyebaran sampel pada setiap strata dapat dilihat
pada tabel berikut;
59
Tabel 4. Porporsi Jumlah Sampel Berdasarkan Strata Sertifikasi dan Pendidikan
Nama Sekolah Sertifikasi PendidikanJumlah
PopulasiSampel(48 %)
SampelPembulatan
SMP Negeri 1Sibabangun
SudahS1 10 4,80 5
S0 3 1,44 2
BelumS1 10 4,80 5
S0 4 1,92 2
SMP Negeri 2Sibabangun
SudahS1 10 4,80 5
S0 1 0,48 1
BelumS1 12 5,76 6
S0 3 1,44 2
SMP Negeri 3Sibabangun
SudahS1 11 5,28 6
S0 0 0 0
BelumS1 13 6,24 7
S0 4 1,92 2
SMP Negeri 4Sibabangun
SudahS1 2 0,96 1
S0 0 0 0
BelumS1 13 6,24 7
S0 1 0,48 1
Total 97 52
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penafsiran judul penelitian,
penulis paparkan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Adapun
istilah-istilah yang digunakan adalah sebagai berikut;
1. Kinerja Guru adalah kemampuan nyata yang diperlihatkan guru dalam
proses pelaksanaan tugas pembelajaran bagi peserta didik sebagai perwujudan
kompetensi pedagogiknya. Dengan kata lain kinerja guru adalah merupakan
ketrampilan/kemampuan yang diperlihatkan guru dalam menyelesaiakan tugas
sebagai tenaga pembelajaran bagi peserta didik. Penulis menetapkan indikator
kinerja guru pada penelitian ini dari dimensi indikator pedagogik yaitu (1)
pengembangan kurikulum, (2) menguasai teori belajar dan prisip-prinsip
60
pembelajaran, (3) mengenal karakterristik anak didik, (4) kegiatan pembelajaran
yang mendidik, (5) memahami dan mengembangkan potensi, (6) komunikasi
dengan peserta didik, dan (7) penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
2. Kepemimpinan kepala sekolah adalah penggunaan status (kedudukan atau
jabatan) untuk memimpin sekolah secara terampil dan mempunyai kemampuan
untuk menggerakkan segala sumber daya persekolahan sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perihal memimpin sekolah oleh kepala sekolah. Dan indikator kepemimpinan
kepala sekolah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah dari dimensi:
koordinasi, pengambilan keputusan, komunikasi, dan perhatian kepada bawahan.
3. Manajemen sarana prasarana pendidikan adalah kegiatan pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat dipergunakan secara optimal pada
jalannya proses pendidikan di sekolah. Kegiatan yang menjadi indikator pada
pengelolaan ini meliputi kegiatan dari dimensi perencanaan, pengadaan,
penggunaan, pengawasan dan perawatan (penataan, pemeliharaan, perbaikan,
penyimpanan inventaris dan penghapusan).
E. Pengembangan Instrumen
Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian skala
likert., Menurut Ridwan (2007:20) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang terhadap suatu objek, kejadian dan gejala
tertentu. Instrumen skala likert ini dipandang tepat digunakan untuk mengukur
kepemimpinan kepala sekolah, manajemen sarana prasarana dan kinerja guru.
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
61
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyususn
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan-pernyataan.
Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini memiliki 5 alternatif
jawaban yaitu ; (1) sangat mampu (SM), (2) mampu (M), (3) cukup mampu
(CM), (4) kurang mampu (KM), dan (5) sangat tidak mampu (STM). Dan untuk
menjaring data frekwensi yang bersifat opini menggunakan alternatif jawaban ;
(1) sangat setuju (SS), (2) setuju (S), (3) kurang setuju (KS), (4) tidak setuju
(TS), (5) sangat tidak setuju (STS). Skor untuk pernyataan positif sebagai
berikut; jawaban (SM)/(SS) = 5, jawaban (M)/(S) = 4, jawaban (CM)/(KS) = 3,
jawaban (KM)/(TS) = 2, dan jawaban (STM)/(STS) = 1. Sebaliknya untuk
pernyataan negatif pemberian skor sebagai berikut; jawaban (SS) = 1, jawaban
(S) = 2, jawaban (KS) = 3, jawaban (TS) = 4, dan jawaban (STS) = 5.
1. Proses Penyusunan Instrumen
Instrumen masing-masing variabel dikembangkan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut: (1) pembuatan kisi-kisi instrumen berdasarkan
indikator setiap variabel, (2) menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan
indikator, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan
indikator aspek yang diukur, serta bahasa pernyataan angket yang benar, (4)
melakukan uji coba instrumen untuk mendapatkan validitas dan reliabelitas
instrumen yang disusun. Penyusunan instrumen perlu memperhatikan
kemudahan pengisian oleh responden, dengan berusaha menghindari pernyataan
yang membingungkan, menghindari kata-kata abstrak, dan tidak menggunakan
kata-kata yang menimbulkan antipati dari responden.
62
Berikut ini penulis deskripsikan kisi-kisi instrumen penelitian pada tabel
di bawah ini.
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BANYAKBUTIR
JUMLAH
Kinerja Guru
(Variabel Y)
1. Kompetensi
Pedagogik
1. Mengenal karakteristikanak didik
6
52
2. Menguasai teori belajardan prinsip-prinsippembelajaran
7
3. Pengembangankurikulum
8
4. Kegiatan pembelajaranyang mendidik
11
5. Memahami danmengembangkan potensi
7
6. Komunikasi denganpeserta didik
6
7. Penilaian dan evaluasi 7
KepemimpinanKepala Sekolah
(Variabel X1)
1. Koordinasi
1. Mengkoordinasikanhubungan antara guru-guru, staf pegawai, siswadan masyarakat
5
56
2. Mengkoordinasikanhubungan antar tugasmasing-masing guru danstaf pegawai
5
3. Mengkoordinasikanhubungan antar satuan-satuan organisasi sekolah
5
2. PengambilanKeputusan
1. Pengambilan keputusandilakukan secarapartisipatif
6
2. Pengambilan keputusansecara logis dansistematis
8
3. Komunikasi
1. Berkomunikasi secaraefektif 6
2. Berkomunikasi denganmemahami pribadi danwatak
9
4. Perhatiankepadabawahan
1. Pembina hubungan antarakepala sekolah, guru, stafdan siswa
6
2. Perhatian kepala sekolahkepada guru, staf , dansiswa
6
63
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BANYAKBUTIR
JUMLAH
ManajemenSaranaPrasarana(Variabel X2)
1. Perencanaan
1. Mengidentifikasikebutuhan sarana danprasarana pendidikan disekolah.
6
46
2. Menetapkan prioritaskebutuhan sarana danprasarana pendidikan.
5
3. Menuangkan dalam bentukprogram.
6
2. Pengadaan
1. Mengusulkan pengadaansarana dan prasaranapendidikan kepada pihakterkait.
4
2. Mengadakan sarana danprasarana pendidikansesuai dengan prioritasdan kemampuan sekolah.
5
3. Penggunaan
1. Mendistribusikan danpendayagunaan saranaprasarana secara optimal
6
4. Pengawasan
1. Melaksanakanpengawasan saranaprasarana pendidikansecara optimal.
3
5. Perawatan
1. Melaksanakan perawatandan pemeliharaan saranadan prasarana pendidikansecara teratur danberkesinambungan.
11
2. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah dibuat perlu diujicobakan terlebih dahulu, agar
instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang harus diukur sehingga
memperoleh data yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian. Hal-hal pokok
yang menjadi tujuan uji coba intrumen adalah: (1) melihat keterbacaan kuisioner
oleh responden, (2) melihat durasi waktu yang digunakan oleh responden dalam
mengisi kuisioner, (3) mengetahui kesulitan-kesulitan yang muncul dari
responden dalam menjawab kuisioner, (4) melihat validitas dan reliabelitas
instrumen.
64
a. Menentukan Responden Uji Coba
Uji coba instrumen diberikan kepada anggota populasi yang tidak terpilih
sebagai sampel yaitu 45 orang guru. Dari 45 orang guru tersebut kita ambil
sampel uji coba secara acak dan tetap memperhatikan keterwakilan populasi
yang tidak homogen yaitu perolehan sertifikasi dan pendidikan terakhir. Dengan
demikian keaslian dan karakteristik sampel uji coba dan sampel penelitian
sangat terjaga.
Tabel 6. Jumlah Sampel Ujicoba
Nama Sekolah Sertifikasi PendidikanJumlahPopulasiUjicoba
JumlahPopulasiUjicoba
SMP Negeri 1 SibabangunSudah
S1 5 3S0 1 1
BelumS1 5 3S0 2 1
SMP Negeri 2 SibabangunSudah
S1 5 3S0 0 0
BelumS1 6 4S0 1 1
SMP Negeri 3 SibabangunSudah
S1 5 3S0 0 0
BelumS1 6 4S0 2 2
SMP Negeri 4 SibabangunSudah
S1 1 0S0 0 0
BelumS1 6 5S0 0 0
Total 45 30
Sedangkan jumlah sampel uji coba secara keseluruhan peneliti tetapkan
30 orang, jumlah ini sesuai dengan pendapat Roscoe (dalam Sugiyono 2010:103)
menyatakan; (1) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 s/d
500, (2) bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10
65
kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dalam penilitian ini terdapat 3 variabel
penelitian (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel : 10 x 3 = 30.
b. Analisis Data Hasil Uji Coba
Setiap butir pernyataan dalam kuisioner akan dianalisis kesahihannya
(validity) dan keandalannya (reliability), untuk menguji kesahihan instrumen
menggunkan rumus statistik pearson produck moment, sedangkan untuk menguji
reliabelitas instrumen menggunakan rumus alpha cronbach. Semua analisis data
hasil uji coba instrumen dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS.
Menurut Arikunto (2000:72) butir instrumen dapat dikatan valid jika
terdapat dukungan yang besar terhadap skor total. Kriteria yang digunakan untuk
menguji validitas instrumen adalah sebagai berikut:
1) Jika koefisien (rxy) lebih besar atau sama dengan dari harga r tabel (taraf
a= 0,05) instrumen dinyatakan valid atau sahih.
2) Jika koefisien (rxy) lebih kecil dari harga r tabel (taraf a= 0,05) instrumen
dinyatakan tidak valid atau tidak sahih.
Sedangkan untuk uji reliabeliitas instrumen digunakan tehnik Alpha
Cronbach dengan cara membandingkan koefisien keterandalan (rtt) dengan
angka pada t tabel dengan taraf signifikan 0,05. Menurut sunarto (1987:89) jika
angka koefisien keterandalan (rtt) lebih besar dari angka pada t tabel pada taraf
signifikasi 0,05, maka instrumen dinyatakan andal/ reliabel. Sebaliknya jika
angka koefisien keterandalan (rtt) lebih kecil dari angka pada t tabel pada taraf
signifikasi 0,05, maka instrumen dinyatakan tidak andal atau tidak reliabel.
66
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BANYAK
BUTIR
NOMORYANG
GUGUR
JLHVALID
Kinerja Guru
(Variabel Y)
1. Kompetensi
Pedagogik
1. Mengenal karakteristikanak didik
6 - 6
2. Menguasai teori belajardan prinsip-prinsippembelajaran
7 11 6
3. Pengembangankurikulum
8 - 8
4. Kegiatan pembelajaranyang mendidik
11 - 11
5. Memahami danmengembangkanpotensi
7 - 7
6. Komunikasi denganpeserta didik
6 - 6
7. Penilaian dan evaluasi 7 46, 51 5
Jumlah 52 3 49
KepemimpinanKepala Sekolah
(Variabel X1)
1. Koordinasi
1. Mengkoordinasikanhubungan antara guru-guru, staf pegawai,siswa dan masyarakat
5 - 5
2. Mengkoordinasikanhubungan antar tugasmasing-masing gurudan staf pegawai
5 9 4
3. Mengkoordinasikanhubungan antar satuan-satuan organisasisekolah
5 -5
2.PengambilanKeputusan
1. Pengambilan keputusandilakukan secarapartisipatif
6 20 5
2. Pengambilan keputusansecara logis dansistematis
8 - 8
3. Komunikasi
1. Berkomunikasi secaraefektif
6 - 6
2. Berkomunikasi denganmemahami pribadi danwatak
9 - 9
4. Perhatiankepadabawahan
1. Pembina hubunganantara kepala sekolah,guru, staf dan siswa
6 - 6
2. Perhatian kepala sekolahkepada guru, staf , dansiswa
6 - 6
Jumlah 56 2 54
67
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR BANYAK
BUTIR
NOMORYANG
GUGUR
JLHVALID
ManajemenSarana
Prasarana(Variabel X2)
1. Perencanaan
1. Mengidentifikasikebutuhan sarana danprasarana pendidikan disekolah.
6-
6
2. Menetapkan prioritaskebutuhan sarana danprasarana pendidikan.
5 - 5
3. Menuangkan dalambentuk program 6 - 6
2. Pengadaan
1. Mengusulkan pengadaansarana dan prasaranapendidikan kepadapihak terkait.
4-
4
2. Mengadakan sarana danprasarana pendidikansesuai dengan prioritasdan kemampuansekolah.
5 26 4
3. Penggunaan1. Mendistribusikan dan
pendayagunaan saranaprasarana secaraoptimal
6 27, 28 4
4. Pengawasan
1. Melaksanakanpengawasan saranaprasarana pendidikansecara optimal.
3-
3
5. Perawatan
1. Melaksanakanperawatan danpemeliharaan saranadan prasaranapendidikan secarateratur danberkesinambungan.
11 - 10
Jumlah 46 3 43
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Penyebaran angket
dilakukan dalam bentuk lembar tertulis, teknik ini digunakan untuk
pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden untuk
diolah. Dalam hal ini yang dijadikan responden adalah guru-guru yang ada di
SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
68
Data dalam penelitian ini adalah jawaban responden terhadap pernyataan
kuisioner yang terdiri dari tiga permasalahan pokok dari penelitian ini; bagian
satu tentang kinerja guru, bagian dua tentang kepemimpinan kepala sekolah, dan
bagian ketiga tentang manajemen sarana prasarana. Agar pengumpulan data
berlangsung secara teratur, ada beberapa langkah yang dilakukan yakni: (1)
menyiapkan instrumen secara lengkap, (2) menetapkan responden yang telah
diambil secara acak dengan teknik Stratified Proportional Random Sampling,
(3) menyiapkan pelaksana pengunpul data, (4) Melakukan pengumpulan data
secara langsung (responden mengisi dalam pengawasan pelaksana dan
diselesaikan saat itu juga).
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini akan melihat hubungan fungsional antara variabel bebas
terhadap variabel terikat, yaitu seberapa besar kontribusi variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y), maka tehnik yang digunakan adalah tehnik regresi.
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk mneganailis data yang telah
terkumpul yaitu: (1) membuat deskripsi data, (2) pengujian persyaratan analisis,
dan (3) pengujian hipotesis penelitian.
1. Analisis Deskriptif Data
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi
frekwensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada
masing-masing variabel dengan rumus :
Skor rata-rataTingkat ketercapain responden = x 100 %
Sekor maksimal ideal
Pengelompokan nilai pencapaian responden dilakukan dengan menggunakan
klasifikasi sudjana (1991), dapat lihat pada tabel 8.
69
Tabel 8. Klasifikasi Tingkat Pencapaian Responden
NO KLASIFIKASI KATEGORI
1 90 – 100 % Sangat Baik2 80 – 89 % Baik3 65 – 79 % Cukup4 55 – 64 % Kurang Baik5 0 – 54 % Tidak baik
2. Uji Persyaratan Analisis
Dalam upaya memilih tehnik analisis data yang relevan dalam penggunaan
rumus statistik yang bersifat inferensial, maka peneliti melakukan Uji
persyaratan analisis yang terdiri dari; Uji Normalitas data, Uji Homogenitas
data (sampel), dan Uji Independensi Data antar Variabel bebas. Seluruh
pengujian menggunakan bantuan komputer program SPSS 19.
a. Uji Normalitas Data
Data yang terkumpul nantinya merupakan data Interval dan sampel
tersebut dalam jumlah besar (data bergolong), maka uji normalitas akan
menggunan Uji chi kuadrat (X2) dengan rumus;
h
2ho2
f
)f(fX Keterarangan : X2 = Nilai Chi-kuadrat
f o = frekueansi yang diperoleh berdasarkan data
f h = frekuensi yang diharapkan
b. Uji Homogenitas Data
Dalam uji homogenitas sampel, peneliti memilih tes Bartlett sehubungan
yang kita uji lebih dari 2 varian variabel pada 4 sekolah, dengan langkah-
langkah sebagai berikut;
a) Menentukan harga-harga yang diperlukan tes Bartlett
b) Menentukan harga varian gabungan dari semua sampel
70
)1N(
S)1(N
i
2i2S
c) Menentukan harga satuan B, dengan rumus:
B = (log S2) Σ (Ni – 1 )
d) Menentukan nilai chi-kuadrat.
X2 = 2,3026 x { B - Σ (Ni – 1 ) log Si2 }
c. Uji Independensi X1 dan X2
Untuk mengetahui apakah data variabel bebas (X1 dan X2) dalam keadaan
independen, peneliti menggunakan rumus product moment dan uji t, yaitu;
)2
2)(2
1(
21x
21xx
xxxr
2r-1
2-nrt
3. Teknik Analisis Hipotesis
Untuk mengetahui kebenaran hipotesis awal maka data yang diperoleh diolah
dengan analisis regresi tunggal dan regresi ganda, serta uji linearitas regresi
dan keberartian regresi dengan bantuan komputer program SPSS 19. Untuk
menguji linearitas dan keberartian regresi kontribusi varibel kepemimpinan
kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y), dan manajemen sarana
prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y), serta secara bersama-sama
kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana (X1X2)
berkontribusi terhadap kinerja guru (Y), dengan menggunakan pengujian
distribusi probabilitas yaitu distribusi F.
1) Pengujian Hipotesis Linearitas Regresi, dengan rumusan hipotesis
linearitas sebagai berikut;
Ho = Regresi linear (Varibel X berkontribusi terhadap Y)
Ha = Regresi tidak linear (Varibel X tidak berkontribusi terhadap Y)
71
JK (TC)/k-2Dengan rumus perhitungan: Fh =
JK (G)/n-k
Keterangan: Fh = F hitung
JK (TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
JK (G) = Jumlah kuadrat Galat
K = Jumlah kelas interval
n = jumlah sampel
2) Pengujian Hipotesis Keberartian Regresi, dengan rumusan hipotesis
keberartian regresi, sebagai berikut;
Ho = Regresi Tidak berarti (Varibel X tidak berkontribusi nyata
terhadap Y)
Ha = Regresi berarti (Varibel X berkontribusi nyata terhadap Y)
JK (b/a)Dengan rumus perhitungan: Fh =
JK (S)/n-2
Keterangan: Fh = F hitung
JK (b/a) = Jumlah Kuadrat regresi (b/a)
JK (S) = Jumlah kuadrat sisa
n = jumlah sampel
3) Kriteria Pungujian, F hasil perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel
dengan kriteria sebagai berikut:
Tolak Ho, jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel ( Fh > Ft)
Terima Ho, jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel ( Fh < Ft)
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskipsi Data
Data penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu variabel kinerja guru
sebagai variabel terikat (Y), variabel kepemimpinan kepala sekolah sebagai
varibel babas kesatu (X1), dan variabel manajemen sarana prasarana sebagai
variabel bebas kedua (X2). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
data yang ada, dapat diungkapkan informasi tentang skor total, skor tertinggi,
skor terendah, rata-rata, rentang, simpangan baku, skor yang banyak muncul,
dan skor tengah. Berikut ini ditampilkan perhitungan statistik dasar ketiga data
variabel tersebut.
1. Variabel Kinerja Guru (Y).
Data kinerja guru diperoleh dari hasil penyebaran angket yang terdiri dari
49 butir item pernyataan yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Skor
minimum angket kinerja guru adalah 49 dan skor maksimum adalah 245. Angket
ini diberikan kepada 52 orang guru yang menjadi responden yang telah dipilih
secara acak berstrata, yang meliputi strata pendidikan akhir guru dan strata
sertifikasi. Dari jawaban responden diperoleh skor tertinggi 230 dan skor
terendah 160. Hasil pengolahan data kinerja guru diperoleh skor rata-rata (mean)
sebesar 193,63, median sebesar 193,50 dan modus sebesar 229,00 dengan
simpang baku (standard deviation) sebesar 19,717 (Lampiran 11, kolom Y).
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa selisih skor rata-rata dan median
tidak melebihi satu simpang baku, berarti distribusi data skor variabel kinerja
72
73
guru cenderung normal. Ditribusi frekuwensi data dapat dilihat pada Tabel 9 dan
gambar 3.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru
Kelas Interval Frekuensi (f)Persentasi f
(%f)
Frekuensi
Komulatif fk
Persentasi fk
(%fk)
160-170 5 9,6 5 9,6
171-181 10 19,2 15 28,8
182-192 11 21,2 26 50,0
193-203 12 23,1 38 73,1
204-214 6 11,5 44 84,6
215-225 5 9,6 49 94,2
226-236 3 5,8 52 100,0
Total 52 100,0
Gambar 3. Grafik
Pada Tabel 9 dapat dilihat
pada kelas interval skor rata-rata
atas kelas interval skor rata-rata
berada di bawah kelas interval
kinerja guru, antara skor yang
5
3
12
5
10
6
11
159,5 170,5 225,5181,5 192,5 203,5 214,5 236,5
Histogram Kinerja Guru (Y)
bahwa perolehan skor kinerja guru yang berada
adalah 23,1%, skor kinerja guru yang berada di
adalah 26,9 % dan skor kinerja guru yang
skor rata-rata adalah 50,0%. Ini berarti skor
berada diatas rata-rata kelas interval dan skor
Kelas Interval
74
yang berada dibawah rata-rata kelas interval hampir seimbang. Jika dilihat dari
skor ideal yang diharapkan adalah 245 sedangkan skor perolehan rata-rata
kinerja guru adalah 122,61 dapat dihitung tingkat ketercapaian variabel kinerja
guru adalah (193,63:245) x 100% = 79,03%. Ini berarti bahwa tingkat
ketercapaian variabel kinerja guru di lokasi penelitian termasuk kategori cukup.
2. Variabel Kepemimpinan kepala sekolah (X1).
Data kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil penyebaran
angket yang terdiri dari 54 butir item pernyataan yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya dengan skor minimum 54 dan maksimum 270 yang diberikan
pada 52 orang guru yang menjadi responden, dari jawaban responden diperoleh
skor tertinggi 253 dan skor terendah 140. Hasil pengolahan data varibel
kepemimpinan kepala sekolah diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 211,73,
median sebesar 216,00 dan modus sebesar 229,00 dengan simpang baku
(standard deviation) sebesar 27,789 (Lampiran 11, Kolom X1). Hasil
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa selisih skor rata-rata dan median tidak
melebihi satu simpang baku, berarti distribusi data skor variabel kepemimpinan
kepala sekolah cenderung normal.
Pada Tabel 10 dapat lihat bahwa perolehan skor kepemimpinan kepala
sekolah yang berada pada kelas interval skor rata-rata adalah 38,5%, skor
kepemimpinan kepala sekolah yang berada di atas kelas interval skor rata-rata
adalah 21,1%, dan skor kepemimpinan kepala sekolah yang berada di bawah
kelas interval skor rata-rata adalah 40,4%. Ini berarti skor kepemimpinan kepala
sekolah lebih banyak berada di atas kelas interval skor rata-rata dibandingkan
dengan skor yang berada di bawah kelas interval. Jika dilihat dari skor ideal
75
yang diharapkan adalah 270 sedangkan skor perolehan rata-rata kepemimpinan
kepala sekolah adalah 211,73 dapat dihitung tingkat pencapaian variabel
kepemimpinan kepala sekolah adalah (211,73 : 270) x 100% = 78,42%. Ini
berarti bahwa tingkat pencapaian variabel kepemimpinan kepala sekolah di
lokasi penelitian termasuk kategori cukup. Ditribusi frekuensi data dapat dilihat
pada Tabel 10 dan gambar 4.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kelas IntervalFrekuensi
(f)Persentasi f
(%f)Frekuensi
Komulatif fkPersentasifk (%fk)
140-157 2 3,8 2 3,8
158-175 4 7,7 6 11,5
176-193 5 9,7 11 21,2
194-211 10 19,2 21 40,4
212-229 20 38,5 41 78,9
230-247 6 11,5 47 90,4
248-265 5 9,6 52 100,0
Total 52 100,0
Gambar 4. Grafik Kep
2
45
65
10
20
139,5 157,5 175,5 193,5 211,5 229,5 247,5 265,5
emimpinan Kepala Sekolah (X1)
Kelas Interval
76
3. Variabel Manajemen sarana prasarana (X2).
Data manajemen sarana prasarana diperoleh dari hasil penyebaran angket
yang terdiri dari 43 butir item pernyataan yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya dengan skor minimum 43 dan maksimum 215 yang diberikan
pada 52 orang guru yang menjadi responden, dari jawaban responden diperoleh
skor tertinggi 193 dan skor terendah 107. Hasil pengolahan data varibel
manajemen sarana prasarana diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 160,60,
median sebesar 162,50 dan modus sebesar 160,00 dengan simpang baku
(standard deviation) sebesar 21,614 (Lampiran 11, Kolom X2). Hasil
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa selisih skor rata-rata dan median tidak
melebihi satu simpang baku, berarti distribusi data skor variabel manajemen
sarana prasarana cenderung normal. Ditribusi frekuwensi data dapat dilihat pada
Tabel 11 dan gambar 5.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Sarana Prasarana
Kelas IntervalFrekuensi
(f)
Persentasi
f (%f)
Frekuensi
Komulatif
fk
Persentasi
fk (%fk)
107-119 2 3,8 2 3,8
120-132 3 5,8 5 9,6
133-145 5 9,6 10 19,2
146-158 13 25,0 23 44,2
159-171 15 28,9 38 73,1
172-184 8 15,4 46 88,5
185-197 6 11,5 52 100,0
Total 52 100,0
Pada Tabel 11 dapat lihat bahwa perolehan skor manajemen sarana
prasarana yang berada pada kelas interval skor rata-rata adalah 28,9%, skor
manajemen sarana prasarana yang berada di atas kelas interval skor rata-rata
adalah 26,9%, dan skor manajemen sarana prasarana yang berada di bawah kelas
77
interval skor rata-rata adalah 44,2%. Ini berarti skor manajemen sarana
prasarana lebih banyak yang berada di bawah kelas interval skor rata-rata
dibandingkan dengan skor yang berada di atas kelas interval.
Gambar 5. Grafik Manajemen Sarana Prasarana
Jika dilihat dari skor ideal yang diharapkan adalah
perolehan rata-rata manajemen sarana prasarana adalah 1
tingkat pencapaian variabel manajemen sarana prasarana a
100% = 74,70%. Ini berarti bahwa tingkat pencapaian
sarana prasarana di lokasi penelitian termasuk kategori
kategori ketercapaian ketiga variabel dapat dilihat pada Tab
Tabel 12. Tingkat ketercapaian ketiga varibel peneliti
VARIABEL Skor IdealRata-rataPerolehan
skor
Tngkatketercapaian
Y 245 193,63 79,03%
X1 270 211,73 78,42%
X2 210 160,60 74,70%
13
15
5
8
2
3
6
106,5 119,5 132,5 145,5 158,5 171,5
Kelas Interval
184,5
197,5
(X2)
215 sedangkan skor
60,60 dapat dihitung
dalah (160,60:215) x
variabel manajemen
cukup. Kesimpulan
el 12.
an
Kategori
Cukup
Cukup
Cukup
78
Untuk melihat lebih dalam lagi tingkat ketercapaian dari masing-masing
variabel dapat dilihat melalui ketercapain tiap-tiap indikatornya pada Tabel 13,
Tabel 14 dan Tabel 15, rincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10,11,
dan 12.
Tabel 13. Ketercapaian Kinerja Guru
IndikatorSkorIdeal
SkorRata-rata
Ketercapaian(%)
Kategori
1. Mengenal karakteristik anakdidik
30,00 23,8 79,4 Cukup
2. Menguasai teori belajar danprinsip-prinsip pembelajaran
30,00 23,8 79,4 Cukup
3. Pengembangan kurikulum 40,00 31,5 78,7 Cukup
4. Kegiatan pembelajaran yangmendidik
55,00 43,5 79,0 Cukup
5. Mengembangkan potensipeserta didik
35,00 26,8 76,5 Cukup
6. Komunikasi dengan pesertadidik
30,00 24,9 83,1 Baik
7. Evaluasi pembelajaran 25,00 19,3 77,4 Cukup
TOTAL 245 193,63 79,03 Cukup
Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Tabel 13 bahwa hanya satu indikator
kinerja guru berada pada kategori baik yakni komunikasi dengan peserta didik,
namun selebihnya masih pada kategori cukup dan yang paling perlu mendapat
perhatian untuk perbaikan diantaranya adalah mengembangkan potensi, dan
kegiatan evaluasi pembelajaran.
79
Tabel 14. Ketercapaian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dimensi IndikatorSkorIdeal
SkorRata-rata
Ketercapaian(%)
Kategori
1. Koordinasi 70 56 80 Baik
2. Pengambilan Keputusan 65 50,6 77,9 Cukup
3. Komunikasi 75 58,9 78,5 Cukup
4. Perhatian kepada bawahan 60 46,3 77,1 Cukup
TOTAL 270 211,73 78,42 Cukup
Ketercapaian kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari keempat dimensi
indikator tersebut, pada Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa hanya pada
dimensi koordinasi yang kategori pencapaiannya baik selebihnya masih kategori
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah masih
tergolong kurang optimal dan masih perlu ditingkatkan terutama pada dimensi
perhatian kepada bawahan.
Tabel 15. Ketercapaian Manajemen Sarana Prasarana
Dimensi IndikatorSkorIdeal
SkorRata-rata
Ketercapaian(%)
Kategori
1. Perencanaan 85 63,9 75,2 Cukup
1. Pengadaan 40 30,8 76,9 Cukup
3. Penggunaan 20 14,5 72,4 Cukup
4. Pengawasan 15 11,4 76,3 Cukup
5. Perawatan 55 40 72,7 Cukup
TOTAL 210 160,60 74,70 Cukup
80
Hasil yang ditunjukkan oleh tabel 15 bahwa dari semua dimensi indikator
manajemen sarana prasarana masih perlu diperbaiki karena semuanya masih
dalam kategori cukup, dan yang paling perlu mendapat perhatian adalah dari
dimensi perencanaan, perawatan, dan penggunaan.
Dengan demikian fenomena dan dugaan awal peneliti dalam latar
belakang masalah terbukti benar berdasarkan data deskriptif hasil penelitian,
sebagai mana tercantum dalam kategori dari Tabel 13, Tabel 14, dan Tabel 15.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Data ketiga variabel penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik
regresi menurut Sarwono (2011:205) mengemukakan bahwa teknik ini dapat
digunakan hanya bila terpenuhi sejumlah persyaratan. Persyaratan-persyaratan
itu adalah bahwa : (1) data bersumber sari sampel yang dipilih secara acak, (2)
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, (3) data bersumber dari
sampel yang homogen, (4) variabel-variabel bebas tidak berkorelasi secara
signifikan (independen), dan (5) variabel bebas dan variabel terikat berhubungan
secara linear. Sebagian besar uji persyaratan analisis menggunakan program
bantu statistic SPSS 19, menurut Riduwan (2007:278) menggunakan kaidah
keputusan sebagai berikut;
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima, artinya tidak
signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak, artinya signifikan.
81
1. Sumber Data dari Sampel yang Dipilih Secara Acak.
Prosedur pengambilan sampel telah dilakukan secara acak terhadap
populasi dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling dari 97
populasi didapatkan 52 sampel (lihat Tabel 4 pada bab III) dengan demikian
syarat pertama telah terpenuhi.
2. Uji Normalitas Data.
Uji Normalitas merupakan persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam
analisis regresi, karena bila data yang digunakan tidak berasal dari data yang
berdistribusi normal, maka pengolahan data dengan menggunakan analisis
regresi tidak terpenuhi. Pengujian normalitas data dilakukan dengan teknik Uji
Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Uji ini dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 19 taraf signifikansi 5%, dengan hipotesis menurut Sarwono
(2011:238) seperti berikut ini:
Ho = Data berdistribusi normal
H1= Data tidak berdistribusi normal
Kriteria uji hipotesis sebagai berikut;
Jika nilai sig. ≤ 0,05 Ho ditolak, H1 diterima
Jika nilai sig. ≥ 0,05 Ho diterima, H1 ditolak
Hasil hitung uji normalitas dapat dilihat pada pada Lampiran 15, secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Y, X1 dan X2
VariabelNilai Sig.
ProbabilitiNilai Taraf
Signifikan 5%Distribusi
Y 0,406 0,05 Normal
X1 0,355 0,05 Normal
X2 0,123 0,05 Normal
82
Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel
ternyata lebih besar dari α (0,05), artinya data berdistribusi normal. Dengan
demikian persyaratan kedua yaitu normalitas data sudah terpenuhi.
3. Uji Homogenitas Sampel berdasarkan Strata
Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji Chi Kuadrat Bartlett
( x2). Hipotesis yang digunakan adalah HO = variansi kelompok homogen, dan
H1 = variansi kelompok tidak homogen dengan kriteria, jika hasil
x2
hitung ≤ dari pada x2
Tabel, maka H0 diterima (Irianto, 2010:281). Hasil analisis
menunjukkan bahwa hasil hitung x2Barlett = 3,189 dan x
2table dengn dk=3
dan α sebesar 0,05 diperoleh angka 7,812 (Lampiran 13). Dengan demikian
3,189 < 7,812, maka H0 di terima yang berarti variansi kelompok homogen.
4. Uji Independensi Antar Variabel Bebas (X1 dengan X2).
Pemeriksaan persyaratan lain yang perlu dipenuhi untuk penggunaan
analisis korelasi dan regresi ganda adalah uji independensi antar variabel bebas.
Hal ini untuk memastikan bahwa tidak terjadi hubungan yang kuat atau berarti
antara varibel X1 dengan X2. Pengujian indepedensi dilakukan dengan teknik Uji
Korelasi Pearson. Uji ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19,
dengan hipotesis menurut Riduwan (2007:278) seperti berikut ini:
Ho = Variabel X1 tidak mempunyai hubungan secara signifikan denganvariabel X2
Ha = Variabel X1 mempunyai hubungan secara signifikan denganvariabel X2
Kriteria uji hipotesis sebagai berikut;
Jika t hitung > t Tabel Ho ditolak, artinya signifikan
Jika t hitung < t Tabel Ho diterima, artinya tidak signifikan
83
Hasil hitung uji indepedensi dapat dilihat pada pada Lampiran 14, secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil uji independensi variabel X1 dengan X2
KorelasiKoefisieanKorelasi (r)
tNilai
Signifikansi(Sig.)
Keterangan
Rx1x2 0,133 0,949 0,347 Independen
Pada Tabel 17 dapat terlihat bahwa koefisien korelasi X1 dengan X2
memiliki nilai t hitung sebesar 0,949 sedangkan t Tabel dengan df 51 dan α (0,05)
=1,675, maka 0,949 ≤ 1,675, Ho diterima, artinya tidak signifikan. Ini berarti
variable kepemimpinan kepala sekolah (X1) tidak berkorelasi secara signifikan
dengan varibel manajemen sarana prasarana (X2). Dengan kata lain, masing-
masing variabel bebas tersebut bersifat independen.
5. Uji Linieritas Garis Regresi
Uji linieritas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah masing-
masing data variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan manajemen sarana
prasarana (X2) cenderung membentuk distribusi garis linear terhadap variabel
kinerja guru (Y). Hasil uji linearitas menggunakan ANOVA melalaui teknik
analisis Compare Mean dalam Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 19
dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 16, rangkuman hasil perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 18 dan Tabel 19.
Tabel 18. Rangkuman hasil analisis uji linieritas varibel X1 terhadap Y
Sumber DkRata-rata Jumlah
KuadratF Sig.
Linieritas 1 7224,352 22,817 0,000
Deviasi linier 25 187,445 0,592 0,902
Dalam Kelompok 25 316,623Total 51
84
Tabel 19. Rangkuman hasil analisis uji linieritas varibel X2 terhadap Y
Sumber dkRata-rata Jumlah
KuadratF Sig.
Linieritas 1 2568,969 8,911 0,007
Deviasi linier 25 393,576 1,365 0,226
Dalam Kelompok 25 288,284Total 51
Semakin besar angka F pada linieritas menunjukkan sejauh mana variabel
dependen diprediksi berbaring persis di garis lurus dengan varibel independen
sedangkan nilai Sig. akan semakin kecil (Sig. < 0,05). Idealnya semua kasus
terletak tepat pada garis lurus sehingga tidak ada penyimpangan (deviasi), maka
angka F pada deviasi linier menunjukkan semakin mendekati nilai nol semakin
linear data tersebut, maka nilai Sig. semakin besar (nilai Sig. pada deviasi linier
> 0,05).
Dari Tabel 18 menunjukkan Sig. linieritas (X1Y) adalah 0,000, dengan
demikian 0,000 < 0,05, artinya varibel X1 terdapat hubungan linier terhadap
variabel Y, dan nilai Sig. deviasi linier (X1Y) adalah 0,902, dengan demikian
0,902 > 0,05, artinya hubungan linier X1 terhadap Y signifikan. Dari Tabel 19
menunjukkan Sig. linieritas (X2Y) adalah 0,007, dengan demikian 0,007 <
0,050, artinya variabel X2 terdapat hubungan linear terhadap variabel Y, dan
nilai Sig. deviasi linier (X2Y) adalah 0,226, dengan demikian 0,226 > 0,05,
artinya hubungan linier X1 terhadap Y cukup kuat dan signifikan.
C. Pengujian Hipotesis
Uji persyaratan analisis telah terpenuhi kelima-limanya. Peneliti dapat
melanjutkan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan, dengan menggunakan
uji statistik teknik regresi sederhana dan regresi ganda. Uji regresi minimal
85
melalui empat tahap; 1) Uji korelasi, 2) Mencari koefisien diterminasi, 3) Uji
Anova, dan 4) Uji Koesfien Regresi. Hasil uji yang dilakukan sebagai berikut;
1. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang diajukan adalah kepemimpinan kepala sekolah
berkonstribusi terhadap kinerja guru. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap
variabel kinerja guru (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Uji Korelasi
Untuk melakukan uji regresi, hubungan kedua variabel tersebut harus
memiliki korelasi yang signifikan. Hasil perhitungan pada Tabel 20 (Lampiran
17) menunjukkan bahwa koofisien korelasi r(x1y) = 0,604 dengan nilai Sig. =
0,00 < 0,05. Ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
kepemimpinan kepala sekolah dan variabel kinerja guru sebesar 0,604.
Tabel 20. Rangkuman Analisis Korelasi Antara Variabel KepemimpinanKepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)
KorelasiKoefisienKorelasi
KoefesienDeterminasi (r2)
Sig. Keterangan
r(x1y) 0,604 0,364 0,00 korelasi signifikan
b. Menentukan Koefisien Determinasi
Lebih lanjut untuk menunjukkan besarnya koefisien determinasi, yang
berfungsi untuk mengetahui besarnya persentase variabel terikat kinerja guru,
dapat diprediksi dengan menggunakan variabel bebas kepemimpinan kepala
sekolah dengan cara mengkalikan angka koefisien diterminasi (angka korelasi
yang dikuadratkan atau angka r2) dengan 100%. Dari Tabel 20 diatas diperoleh
angka determinasi 0,364 x 100% adalah 36,4%, yang berarti bahwa sebesar
36,4% kinerja guru dapat dijelaskan dengan kepemimpinan kepala sekolah.
86
c. Uji Anova
Uji Anova mengahasilkan angka F sebesar 28,664 dengan tingkat
signifikansi (angka probabilitas) sebesar 0,000, angka probabilitas 0,000 < 0,05
maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi kinerja
guru. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 21 Uji Anova (Lampiran 17).
Tabel 21. Uji Anova X1 dengan Y
SumberJumlah
Kuadrat (JK)Dk
Rata-rata JumlahKuadrat (RJK)
F hitung Sig.
Regresi 7224,352 1 7224,352 28,664 0,000
Residu 12601,706 50 252,0034
Total 19826,058 51
d. Uji Koefisien Regresi
Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi (Lampiran 17).
Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini.
Tabel 22. Uji Koefisien Regresi X1 terhadap Y
Sumber Koefisien T Sig.
Konstanta 102,952 6,028 ,000
Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,428 5,354 ,000
Gambar 6. Garis Prediksi Sumbangan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)terhadap Kinerja Guru (Y)
87
Dari Tabel 22 di atas diperoleh persamaan regresi Ŷ = 102,952 + 0,428X1,
model regresi tersebut menjelaskan bahwa setiap peningkatan kepemimpinan
kepala sekolah sebesar 1 satuan akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja
guru sebesar 0,428 satuan. Sementara nilai kinerja guru sudah ada sebesar
102,952 tanpa sumbangan kepemimpinan kepala sekolah. Sebagai contoh,
seorang Guru memiliki skor kepemimpinan kepala sekolah sebesar 100 satuan,
maka kinerja guru selanjutnya diprediksi sebesar 102,952 + (0,428x100) =
145,752 (lihat gambar 6).
Lebih lanjut, untuk meyakinkan keberartian regresi yang telah ada,
dilakukan uji t. Sebelum melakukan uji signifikansi regresi, ditentukan hipotesis
sebagai berikut;
Ho = Variabel kepemimpinan kepala sekolah tidak berkontribusi
terhadap variabel kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon
Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
H1 = Variabel kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi terhadap
variabel kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun
Kabupaten Tapanuli Tengah.
Dengan keputusan, jika t hitung < t Tabel maka Ho diterima, sebaliknya jika t
hitung > t Tabel maka Ho ditolak. Nilai t Tabel pada dk (52-2) didapat t Tabel =
1,676 dan t hitung = 5,354, dengan demikian hasil t hitung (5,354) > t Tabel
(1,676), maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel kepemimpinan
kepala sekolah berkontribusi terhadap variabel kinerja guru SMP Negeri se-
Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah secara signifikan.
2. Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang diajukan adalah manajemen sarana prasarana
berkonstribusi terhadap kinerja guru. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
88
ada tidaknya kontribusi variabel manajemen sarana prasarana (X2) terhadap
variabel kinerja guru (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Uji Korelasi
Hubungan antara variabel manajemen sarana prasarana dan variabel
kinerja guru adalah sebesar 0,360 dan signifikan (lihat Lampiran 18). Dari Tabel
23 dapat dibaca bahwa angka signifikansi (Sig) sebesar 0,004 yang lebih kecil
dari 0,05. Jika angka Sig < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara
kedua variabel tersebut.
Tabel 23. Rangkuman Analisis Korelasi antara Variabel Manajemen SaranaPrasarana (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
KorelasiKoefisienKorelasi
KoefesienDeterminasi
(r2)Sig. Keterangan
r(x2y) 0,360 0,130 0,004Korelasi
signifikan
b. Menentukan Koefisien Determinasi
Lebih lanjut untuk menunjukkan besarnya koefisien determinasi yang
berfungsi untuk mengetahui besarnya persentase variabel terikat kinerja guru
yang dapat diprediksi dengan menggunakan variabel bebas manajemen sarana
prasarana dengan cara mengkalikan angka koefisien determinasi (angka korelasi
yang dikuadratkan atau angka r2) dengan 100%. Dari Tabel 23 diatas angka r2 =
0,130 x 100% adalah 13,0%, yang berarti bahwa sebesar 13,0% kinerja guru
dapat dijelaskan dengan manajemen sarana prasarana.
c. Uji Anova
Uji Anova menghasilkan angka F sebesar 7,443 dengan tingkat
signifikansi (angka probabilitas sig) sebesar 0,009 angka probabilitas 0,009 <
0,05 maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi
89
kinerja guru. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 24 Uji Anova
(Lampiran 18).
Tabel 24. Uji Anova X2 dengan Y
SumberJumlah
Kuadrat (JK)Dk
Rata-rata Jumlah
Kuadrat (RJK)F hitung Sig.
Regresi 2568,969 1 2568,969 7,443 .009
Residu 17257,089 50 345,142
Total 19826,058 51
d. Uji Koefisien Regresi
Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi. Rangkuman hasil
analisis dapat dilihat pada Tabel 25 (Lampiran 18).
Tabel 25. Uji Koefisien Regresi X2 terhadap Y
Sumber Koefisien T Sig.
Konstanta 140,899 7,225 0,000
Manajemen sarana prasarana 0,360 2,728 0,009
Sebelum melakukan uji regresi, ditentukan hipotesis sebagai berikut;
Ho = Variabel manajemen sarana prasarana tidak berkontribusiterhadap variabel kinerja guru SMP Negeri se-SubrayonSibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
H1 = Variabel manajemen sarana prasarana berkontribusi terhadapvariabel kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon SibabangunKabupaten Tapanuli Tengah.
Dari Tabel 25 di atas diperoleh persamaan regresi Ŷ = 140,899 + 0,360X2,
model regresi tersebut menjelaskan bahwa setiap peningkatan manajemen sarana
prasarana sebesar 1 satuan akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja guru
sebesar 0,360 satuan. Sementara nilai kinerja guru sudah ada sebesar 140,899
tanpa sumbangan manajemen sarana prasarana. Sebagai contoh, seorang guru
memiliki skor manajemen sarana prasarana sebesar 100 satuan, maka kinerja
90
guru selanjutnya diprediksi sebesar 140,899 + (0,360x100) = 176,899 (lihat
gambar 7).
Lebih lanjut, untuk meyakinkan keberartian regresi yang telah ada,
dilakukan uji t. Dengan keputusan, jika t hitung < t Tabel maka Ho diterima,
sebaliknya jika t hitung > t Tabel maka Ho ditolak. Pada t Tabel dengan df (52-
2) didapat angka = 1,676 dan t hitung = 2,728. Karena t hitung (2,728) > t Tabel
(1,676), maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel manajemen sarana
prasarana berkontribusi terhadap variabel Kinerja Guru SMP Negeri se-
Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah secara signifikan.
Gambar 7. Garis Prediksi Sumbangan Manajemen Sarana Prasarana (X2)terhadap Kinerja Guru (Y)
3. Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diajukan adalah kepemimpinan kepala sekolah dan
manajemen sarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi terhadap
kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi
kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan variabel manajemen sarana prasarana
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
0 20 40 60 80 100 120
K
i
n
e
r
j
a
G
u
r
u
Manajemen Sarana Prasarana (X2)
91
(X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) secara bersama sama, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menentukan Koefisien Determinasi
Hipotesis ketiga ini merupakan regresi ganda, sehingga X1 dan X2 telah
diketahui memiliki regresi yang signifikan, maka langkah analisis langsung
menentukan koefisien determinasi yang berfungsi untuk mengetahui besarnya
persentase variabel terikat kinerja guru yang dapat diprediksi dengan
menggunakan variabel bebas kepemimpinan kepala sekolah bersama manajemen
sarana prasarana dengan cara mengkalikan angka koefisien determinasi (angka
korelasi yang dikuadratkan atau angka r2) dengan 100%. Perhitungan regresi
ganda ini dapat dilihat pada Lampiran 19, dan rangkuman perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Determinasi X1 dan X2 terhadap Y
KorelasiKoefisienKorelasi
KoefesienDeterminasi (r2)
Sig. Keterangan
r(x12y) 0,666 0,444 0,000 Korelasi signifikan
Dari Tabel 26 diatas angka determinasi (0,444) x 100% adalah 44,4%, hal
ini menunjukkan pengertian bahwa kinerja guru (Y) dipengaruhi sebesar 44,4%
oleh variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan manajemen sarana
prasarana (X2).
b. Uji Anova
Uji Anova menghasilkan angka F sebesar 19,563 dengan tingkat
signifikansi (angka probabilitas) sebesar 0,000. angka probabilitas 0,000 < 0,05
maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi kinerja
guru dengan prediktor kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana
prasarana secara bersama-sama.
92
Tabel 27. Uji Anova X12 dengan Y
SumberJumlah
Kuadrat (JK)Dk
Rata-rata JumlahKuadrat (RJK)
F hitung Sig
Regresi 8802,412 2 4401,206 19,563 0.000Residu 11023,646 49 224,972Total 19826,058 51
b. Uji Koefisien Regresi
Sebelum melakukan uji regresi, ditentukan hipotesis sebagai berikut;
Ho = Variabel kepemimpinan kepala sekolah dan variabel manajemensarana prasarana secara bersama-sama tidak berkontribusiterhadap variabel kinerja guru SMP Negeri se-SubrayonSibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
H1 = Variabel kepemimpinan kepala sekolah dan variabel manajemensarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi terhadapvariabel kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon SibabangunKabupaten Tapanuli Tengah.
Gambar 8. Garis Prediksi Sumbangan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) danManajemen Sarana Prasarana (X2) secara bersama-sama terhadapKinerja Guru (Y)
Tabel 28. Uji Koefisien Regresi X12 terhadap Y
Sumber Koefisien T Sig.
Konstanta 66,942 3,172 0,003
Kepemimpinan kepala sekolah 0,401 5,264 0.000
Manajemen sarana prasarana 0,260 2,648 0.011
0
20
40
60
80
100
120
140
0 20 40 60 80 100 120
K
i
n
e
r
j
a
G
u
r
u
Kepemimpinan kepala Sekolah (X1) dan Manajemen SaranaPrasarana (X2)
93
Dari Tabel 28 diperoleh persamaan regresi Ŷ = 66,942 + 0,401X1 +
0,260X2, model regresi tersebut menjelaskan bahwa setiap peningkatan
kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara bersama-
sama sebesar 1 satuan akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja guru
sebesar 0,661 satuan. Sementara nilai kinerja guru sudah ada sebesar 66,942
tanpa sumbangan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana
prasarana secara bersama-sama. Sebagai contoh, seorang Guru memiliki skor
kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara bersama-
sama 100 satuan, maka kinerja guru selanjutnya diprediksi sebesar 66,942 +
(0,401x100) + (0,260x100) = 133,042 (lihat gambar 8).
Lebih lanjut, untuk meyakinkan keberartian regresi yang telah ada,
dilakukan uji t. Dengan keputusan, jika t hitung < t Tabel maka Ho diterima,
sebaliknya jika t hitung > t Tabel maka Ho ditolak. Pada t Tabel dengan df (52-
2) didapat angka = 1,676 dan t hitung varibel X1 = 5,264 dan X2 = 2,648.
Karena t hitung (X1=5,264 dan X2 = 2,648) > t Tabel (1,676), maka Ho ditolak
dan H1 diterima, artinya variabel kepemimpinan kepala sekolah dan varibel
manajemen sarana prasarana secara bersama-sama berkontribusi terhadap
variabel kinerja guru.
Untuk mengetahui besarnya Kontribusi Relatif (KR)) dan Kontibusi
Efektif (KE) masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
dilihat pada Tabel 29 (Lampiran 21), diperoleh besar kontribusi efektif varibel
kepemimpinan kepala sekolah guru (X1) terhadap kinerja guru (Y) adalah 32,71
Dan kontribusi efektif varibel manajemen sarana prasarana (X2) terhadap kinerja
guru (Y) sebesar 11,69%. Dapat dijelaskan bahwa secara bersama-sama
kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan manajemen sarana
94
prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 44,40% diperoleh dari
32,71% kepemimpinan kepala sekolah dan 11,69% dari manajemen sarana
prasarana (X2).
Tabel 29. Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif X1 dan X2 terhadap Y
VariabelKontribusi Relatif
(KR)%Kontribusi Efektif
(KE)%Kepemimpinan kepala sekolah (X1) 73,68 32,71Manajemen sarana prasarana (X2) 26,32 11,69Total 100,00 44,40
d. Korelasi Parsial
Pada uji hipotesis ketiga (uji regresi ganda) terdapat koefisien korelasi
ganda yang masih bersifat umum. Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari
masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) dengan
mempertimbangkan besaran kontaminasi yang terjadi antara kedua variabel
bebas tersebut diperlukan analisis korelasi parsial.
Tabel 30. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial
Korelasi ParsialKoefisien
Korelasi (r)Koefisien
Determinasi (r2)Sig.
rX1Y (control X2) 0,601 0,361 0,000rX2Y (control X1) 0,354 0,125 0,011
Hasil analisis korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 30 (Lampiran 20)
didapatkan bahwa kontribusi kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap
kinerja guru (Y) ketika manajemen sarana prasarana dalam keadaan konstan
adalah 36,12%, dengan probabilitas sig 0,000 < 0,050 berarti signifikan.
Sedangkan kontribusi efektif varibel kepemimpinan kepala sekolah (X1)
terhadap kinerja guru (Y) ketika manajemen sarana prasarana tidak dalam
keadaan konstan adalah 32,71%. Hal ini menggambarkan kontaminasi varibel
kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap manajemen sarana prasarana (X2)
sebasar 3,41%.
95
Kontribusi manajemen sarana prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y)
varibel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dalam keadaan konstan adalah
12,53%, dengan probabilitas sig 0,011 < 0,05 berarti signifikan, sedangkan
kontribusi efektif manajemen sarana prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y)
ketika varibel kepemimpinan kepala sekolah (X1) tidak dalam keadaan konstan
adalah 11,69%. Hal ini menggambarkan kontaminasi manajemen sarana prasa-
rana (X2) terhadap varibel kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebasar 0,84%.
Besaran Kontaminasi 0,84% adalah relatif kecil, dapat diabaikan,
sedangkan kontaminasi 3,41% dari 44,40% tidak membatalkan uji regresi ganda,
karena independensi varibel X1 terhadap X2 telah teruji tidak memiliki hubungan
secara signifikan (lihat Tabel 17). Atas dasar perhitungan statistik, mulai dari uji
persyaratan analisis sampai uji hepotesis, penelitian ini diterima dalam taraf
kepercayaan 95%.
D. Pembahasan
1. Kinerja guru
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja guru SMP se-Subrayon
Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki
kategori cukup yaitu 79,03%, namun ada indikator yang perlu ditingkatkan
yaitu; indikator mengembangkan potensi peserta didik dengan ketercapaian
76,5% dan indikator kegiatan evaluasi pembelajaran 77,40%. Dua indikator
tersebut, cukup penting dalam pelaksanaan pembelajaran, karena untuk
memperoleh hasil belajar siswa pada tingkat optimal, guru hendaknya
mengembangkan potensi peserta didik dan melakukan kegiatan evalauasi
pembelajaran dengan baik dan benar.
96
Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa kinerja guru yang kurang
optimal tersebut diatas, dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah sebesar
36,40% dan dipengaruhi oleh manajemen sarana prasarana sebesar 13,00 %.
Dengan kata lain untuk meningkatkan kinerja guru yang kurang optimal tersebut
dapat dilakukan dengan meningkatkan fungsi kepemimpinan kepala sekolah,
juga memperbaiki manajemen sarana prasarana agar mencapai optimal. Secara
khusus dibahas dalam bab V sub bab Implikasi.
2. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
Banyak tokoh berpendapat, salah satunya menurut Rivai Veithzal (2012:
128) seorang pemimpin harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan, diantaranya: koordinasi, pengambilan keputusan, komunikasi,
dan perhatian kepada bawahan. Kartono (2011:6) berpendapat bahwa
kepemimpinan adalah masalah relasi dan mempengaruhi antara pemimpin dan
yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil
dari interaksi otomatis di antara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin.
Kepemimpinan itu bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk
mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang lain guna melakukan
sesuatu demi pencapaian suatu tujuan tertentu. Karena yang dipimpin adalah
guru maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
berkontribusi terhadap kinerja guru di sekolah.
Berkaitan dengan pendapat di atas, ternyata hipotesis pertama dalam
penelitian ini membuktikan bahwa faktor kepemimpinan kepala sekolah
berkontribusi terhadap kinerja guru sebasar 36,40% (lihat Tabel 20), dan
selebihnya yakni 63,60% lagi dipengaruhi oleh faktor diluar kepemimpinan
97
kepala sekolah. Sedangkan nilai prediksi kontribusi kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru adalah Ŷ = 102,952 + 0,428X1 (lihat Tabel 22).
Dapat diprediksi, sebelum dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, nilai
kinerja guru sebesar 102,952satuan, disaat kepemimpinan kepala sekolah memberi
pengaruh 1satuan, maka nilai kinerja menjadi 103,380satuan. Dengan demikian hasil
penelitian ini menguatkan teori yang telah ada dan mendukung penelitian
terdahulu.
Berdasarkan analisis deskriptif data pada Tabel 12 diperoleh tingkat
ketercapaian responden pada variabel kinerja guru (Y) adalah 79,03% dengan
kategori cukup, dan kepemimpinan kepala sekolah (X1) tingkat ketercapaiannya
78,42% dengan kategori cukup, dan indikator yang perlu mendapatkan perhatian
khusus adalah indikator perhatian kepada bawahan 77,10%. Hasil ini
meyakinkan kebenaran fenomena yang ditulis peneliti pada latar belakang
bahwa kinerja guru yang belum optimal disebabkan oleh kepemimpinan kepala
sekolah yang kurang optimal. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja
guru dapat ditempuh dengan meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah.
3. Kontribusi manajemen sarana prasarana terhadap kinerja guru
Soetjipto (2004:170) mengartikan sarana prasarana pendidikan adalah
semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk
menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pendapat Komariah (2004:56) bahwa manajemen sarana
oleh kepala sekolah meliputi ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar bagi
guru, ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar oleh siswa, serta penataan
ruangan-ruangan yang dimiliki. Sarana yang diatur dengan baik akan menam-
98
pilkan kenyamanan, keindahan, dan kemudahan dalam menggunakanya. Salah
satu komponen penting di sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses
belajar adalah sarana prasarana, yang tentunya berkonribusi pada kinerja guru.
Berkaitan dengan pendapat tersebut bahwa Hasil uji Regresi terhadap
hipotesis kedua, membuktikan faktor manajemen sarana prasarana berkontribusi
terhadap kinerja guru sebesar 13,00% (lihat Tabel 23) dan 87,00% lagi
dipengaruhi oleh faktor diluar manajemen sarana prasarana. Nilai prediksi
kontribusi manajemen sarana prasarana terhadap kinerja guru adalah Ŷ =
140,899 + 0,360X2 (lihat Tabel 25). Dan dapat diprediksi, nilai kinerja guru
sebelum dipengaruhi oleh manajemen sarana prasarana sebesar 140,899satuan,
disaat manajemen sarana prasarana memberi pengaruh 1satuan, maka nilai kinerja
menjadi 141,249satuan. Dengan demikian hasil penelitian ini menguatkan teori
yang telah ada, juga mendukung penelitian terdahulu.
Berdasarkan analisis deskriptif data pada Tabel 12 diperoleh tingkat
ketercapaian responden pada variabel Kinerja Guru (Y) adalah 79,03% dengan
kategori cukup, dan manajemen sarana prasarana (X2) tingkat ketercapaiannya
74,70% dengan kategori cukup, dan beberapa dimensi managemen sarana dan
prasarana yang perlu mendapat perhatian adalah dimensi penggunaan (72,40%)
dan dimensi perawatan (72,70%).
Data di atas menunjukkan bahwa kinerja guru yang belum optimal
disebabkan oleh manajemen sarana prasarana yang belum optimal. Data tersebut
juga membenarkan fenomena yang ditulis oleh peneliti pada latar belakang.
Dengan demikian untuk memperbaiki kinerja guru dapat ditempuh dengan
memperbaiki manajemen sarana prasarana.
99
4. Kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasaranasecara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru
Hasil uji regresi ganda terhadap hipotesis ketiga adalah kinerja guru (Y)
dipengaruhi sebesar 44,40% (Tabel 26) oleh variabel kepemimpinan kepala
sekolah (X1) dan manajemen sarana prasarana (X2) secara bersama-sama. Hal ini
menunjukkan bahwa kontribusi dua variabel bebas secara bersama-sama
terhadap kinerja guru lebih besar dari pada kontribusi dari masing-masing
variabel bebas secara sendiri-sendiri. Nilai prediksi kontribusi kepemimpinan
kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara bersama-sama terhadap
kinerja guru adalah Ŷ = 66,942 + 0,401X1 + 0,260X2. Ini berarti bahwa X1 dan
X2 sebelum mempengaruhi Y, nilai prediksi Y sudah ada sebesar 66,942. Saat
X1 dan X2 secara bersama-sama memberikan pengaruh 1satuan , maka nilai Y
akan berubah sebasar 66,942 + 0,401 + 0,260 = 67,603satuan. Juga dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi lebih besar
dibandingkan manajemen sarana prasarana terhadap kinerja guru. Hasil prediksi
sumbangan kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0,401satuan dan sumbangan
manajemen sarana prasarana sebesar 0,260satuan.
Hasil uji hipotesis ketiga ini mendukung teori bahwa sinergi antara
kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan manajemen sarana prasarana yang
baik akan mampu menjadi stimulus luar biasa bagi peningkatan kinerja guru
secara keseluruhan. Serta membenarkan dugaan awal peneliti bahwa kinerja
guru SMP se-subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah yang kurang
optimal tersebut dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah dan
manajemen sarana prasarana.
100
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan dengan cermat berdasarkan metode dan
prosedur yang sesuai dengan jenis penelitian. Namun kesempurnaan hasil
merupakan hal yang tidak mudah untuk diwujudkan. Inilah hasil optimal yang
dapat dilakukan dengan keterbatasan dan kelemahan ada. Keterbatasan dan
kelemahan diantaranya, kesungguhan dan kejujuran responden dalam mengisi
atau merespon butir-butir pernyataan angket, sulit dikontrol oleh peneliti.
Instrumen telah dirancang dengan baik dan diuji validitas dan
realibilitasnya, namun responden bisa saja mengisi instrumen penelitian tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, karena adanya kecemasan responden
bahwa hasil pengisian mempengaruhi kondisi mereka jika menjawab sesuai
dengan keadaan sebenarnya. Peneliti telah menjelaskan tujuan dan fungsi
penelitian ini, serta untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak
meminta mencantumkan identitas pribadi dalam instrumen kecuali tingkat
pendidikan dan status sertifikasi yang dimiliki. Maka peneliti berasumsi bahwa
respon yang diberikan terhadap butir-butir pernyataan instrumen sudah dapat
memberikan gambaran yang sebenarnya sesuai dengan apa yang hendak
diungkapkan melalui instrumen penelitian.
101
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di
atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi signifikan terhadap kinerja
guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
Dengan kata lain kinerja guru terbukti dikontribusi oleh faktor
kepemimpinan kepala sekolah secara positif, artinya makin tinggi tingkat
kepemimpinan kepala sekolah maka kinerja guru juga tinggi.
b. Manajemen sarana prasarana berkontribusi signifikan terhadap kinerja
guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
Dengan kata lain kinerja guru terbukti dikontribusi oleh faktor
manajemen sarana prasarana secara positif, artinya makin baik
manajemen sarana prasarana di sebuah sekolah makin tinggi pula kinerja
guru di sekolah tersebut.
c. Kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara
bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru SMP
Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah. Dengan
kata lain kinerja guru terbukti dikontribusi oleh faktor kepemimpinan
kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana secara bersama-sama
dengan berkontribusi positif, artinya makin tinggi tingkat kepemimpinan
kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana makin tinggi pula
kinerja guru-guru di sekolah tersebut.
101
102
B. Implikasi Penelitian
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya,
sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek ”guru”.
Ironisnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja guru SMP Negeri se-
Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki kategori cukup, jika
hal ini tidak diperbaiki akan berdampak negatif terhadap kualitas lulusan siswa
atau dapat dikatakan mutu pendidikan SMP Negeri di subrayon tersebut akan
menurun. Solusi dan tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja guru sesuai dengan
kajian penelitian ini adalah dengan meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah
yang baik dan menciptakan managemen sarana prasarana yang baik.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa kinerja guru SMP Negeri se-Subrayon
Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah masih berada pada kategori cukup.
Implikasinya adalah meningkatkan kinerja guru dilihat dari indikator: mengenal
karakteristik anak didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran,
pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengembang-
kan potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, dan evaluasi pembe-
lajaran. Ternyata hanya satu indikator kinerja guru berada pada kategori baik
yakni komunikasi dengan peserta didik, namun selebihnya masih pada kategori
cukup dan yang paling perlu mendapat perhatian sebagai sasaran harapan
tertingkatkannya kinerja guru adalah dalam kegiatan pengembangan potensi
peserta didik dan kegiatan evaluasi pembelajaran.
Berpatokan pada hasil tingkat ketercapaian pada variabel Y (kinerja guru)
tersebut, yakni dimensi mengembangkan potensi peserta didik, dan kegiatan
103
evaluasi pembelajaran yang berada pada kategori cukup dengan ketercapaian
persentasi terendah. Maka perlu dijelaskan indikator-indikator terendah tersebut.
Indikator dari dimensi pengembangan potensi peserta didik, antara lain:
1. mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan
kesulitan belajar masing-masing peserta didik,
2. memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan
cara belajarnya masing-masing, dan
3. merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta
didik.
Kemudian dari indikator dimensi evaluasi pembelajaran, antara lain:
1. memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya,
2. menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi
dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-
masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan, dan
3. Melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah.
Dan satu butir indikator dari dimensi kegiatan pembelajaran yang mendidik
yang tingkat ketercapaiannya paling rendah, yaitu: menggunakan alat bantu
mengajar, audio-visual (termasuk TIK) dalam meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah bila dilihat
104
dari dimensi koordinasi, pengambilan keputusan, komunikasi, dan perhatian
kepada bawahan, hanya pada dimensi koordinasi yang kategori pencapaiannya
baik selebihnya masih kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah masih tergolong kurang optimal dan masih perlu
perbaikan terutama pada dimensi perhatian kepada bawahan, sehingga diharapkan
kinerja guru akan meningkat.
Adapun indikator dari dimensi perhatian kepada bawahan yang tingkat
ketercapaiannya paling rendah atau dalam hal ini kepala sekolah kurang optimal
dalam hal berikut:
1. memenuhi fasilitas kebutuhan guru dalam bertugas,
2. memberikan perhatian secara khusus kepada guru yang berkemampuan
tinggi,
3. memberikan sanksi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin dan
aturan yang berlaku,
4. melakukan supervisi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan
5. menyelesaikan konflik yang terjadi diantara guru.
Temuan pada penelitian ini juga berimplikasi bahwa jika manajemen sarana
prasarana sekolah baik akan meningkat kinerja guru. Manajemen sarana
prasarana sekolah SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli
Tengah masih kategori cukup dilihat dari dimensi perencanaan, dimensi
pengadaan, dimensi penggunaan, dimensi pengawasan, dan dimensi perawatan.
Dimensi indikator manajemen sarana prasarana masih perlu diperbaiki karena
semuanya masih dalam kategori cukup, dan yang paling perlu mendapat perhatian
adalah dari dimensi penggunaan dan perawatan. Untuk meningkatkan kinerja guru
105
SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah dapat
dilakukan dengan membangun dan memperbaiki managemen sarana prasarana
sekolah hingga mencapai kategori baik dan sangat baik.
Adapun indikator dimensi penggunaan sarana prasarana yang tingkat
ketercapaiannya paling rendah (belum optimal), adalah dalam hal berikut:
1. ketersediaan penjadwalan dan tata tertib penggunaan sarana prasarana,
2. ketersediaan personil/petugas profesional pengelola sarana prasarana
dalam hal pendistribusian dan penggunaan fasilitas sekolah, dan
3. ketersediaan aturan dan tatacara pemanfaatan sarana prasarana dengan
baik.
Kemudian dari indikator dimensi perawatan yang belum optimal, ialah:
1. keterciptaan tertib administrasi sarana prasarana sekolah,
2. kebersihan semua sarana prasarana sekolah,
3. ketersusunan program perawatan sekolah,
4. kerapian, keteraturan dan ketertataan sarana prasana,
5. usia pakai peralatan sekolah,
6. ketersediaan jadwal kegiatan perawatan untuk setiap bagian peralatan
dan fasilitas sekolah, dan
7. keberadaan tim pelaksana perawatan sekolah.
C. Saran-saran
Berpatokan pada hasil analisis data bahwa untuk meningkatkan kinerja guru
SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah perlu upaya
106
perbaikan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana
sekolah. Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan beberapa saran berikut ini.
1. Bagi kepala sekolah SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun KabupatenTapanuli Tengah.
a. Memperbaiki kepemimpinan kepala sekolah guna meningkatkan kinerja
guru dengan berupaya memberikan perhatian yang baik kepada bawahan,
dengan cara:
1) memenuhi fasilitas yang menunjang tugas guru, staf dan keperluan
siswa dalam proses pembelajaran.
2) memberikan perhatian secara khusus kepada guru yang
berkemampuan tinggi.
3) memberikan sanksi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin dan
aturan yang berlaku.
4) melakukan supervisi secara berkala untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
5) berperan aktif menyelesaikan konflik yang terjadi diantara guru.
b. Memperbaiki manajemen sarana prasarana untuk meningkatkan kinerja
guru dengan upaya perbaikan pengelolaan penggunaan sarana prasarana
yang masih kurang optimal, dengan cara:
1) membuat penjadwalan dan tata tertib penggunaan sarana prasarana
dengan baik.
2) pengadaan personil/petugas profesional pengelola sarana prasarana
dalam hal pendistribusian dan penggunaan fasilitas sekolah.
3) membuat aturan dan tatacara pemanfaatan sarana prasarana dengan
baik.
107
Kemudian, upaya perbaikan pengelolaan perawatan sarana prasarana
yang masih kurang optimal, dengan cara:
1. menciptakanan tertib administrasi sarana prasarana sekolah.
2. mengusahakan semua sarana prasarana sekolah tampak selalu bersih.
3. menyusun program perawatan sekolah.
4. mengusahakan sarana prasarana sekolah tampak rapi, teratur dan
tertata.
5. mengusahakan pengoptimalan usia pakai peralatan sekolah.
6. membuat jadwal kegiatan perawatan untuk setiap bagian peralatan dan
fasilitas sekolah.
7. membentuk tim pelaksana perawatan sekolah.
2. Bagi guru-guru SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun
Agar memiliki kinerja yang baik dalam pengembangan potensi peserta didik
hendaknya guru berusaha meningkatkan kemampuannya, dengan cara:
1. mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan
belajar masing-masing peserta didik.
2. memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara
belajarnya masing-masing.
3. merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan
daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
Kemudian, berusaha meningkatkan kemampuan dalam kegiatan evaluasi
pembelajaran, dengan cara:
1. memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya.
108
2 menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi
dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-
masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan.
3 melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain
penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,
4. berusaha meningkatkan kemampuan dalam kegiatan pembelajaran yang
mendidik, dengan cara: menggunakan alat bantu mengajar, audio-visual
(termasuk TIK) dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan
5. turut mendukung kepemimpinan kepala sekolah serta mendukung
terciptanya manajemen sarana prasarana sekolah dengan baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan untuk menggali lebih dalam faktor-faktor yang belum diteliti pada
penelitian ini yang berkaitan dengan kinerja guru. Karena, berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh mengisyaratkan bahwa selain faktor kepemimpinan
kepala sekolah dan manajemen sarana prasarana ada foktor-faktor lain yang
diduga ikut mempengaruhi kinerja guru.
109
DAFTAR RUJUKAN
Andi, Valentinus. 2012. Dimensi Kepemimpinan untuk Sebuah Bangsa di MasaDepan. (Online). Vol.-. (www.google.com.valentinusandi.blogspot.com,di akses 26 Oktober 2012).
Anoraga, Pandji. 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Cochran, William G. (Penerjemah Rudiansyah). 1991. Tehnik Penarikan Sampel.Jakarta: UI-Press.
Danim, Sadirman. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdikbud. 1998. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Depdiknas. 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
_________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003.Jakarta: Depdiknas.
_________. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
_________. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta: Dirjen PMP-TKDepdiknas.
Elfindri. dkk. 2010. Soft Skills untuk Pendidik. - : Baduose Media.
Fattah, Nanang. 2006. Landasan manajemen Pendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya.
Hoy, Wayne K and Cecil G. Miskel. 1978. Educational Administration: Theory,Research And Practice. Toronto: Random House, Inc.
Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah KepemimpinanAbnormal itu?. Jakarta: Grafindo Persada.
Kemendiknas, 2011. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru )-Buku 2. Jakarta: Dirjen PMP-TK.
Kemendiknas dan Kemenag RI. 2011. Peningkatan Manajemen MelaluiPenguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah. Jakarta:
109
110
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemendiknas dan Direktur JenderalPendidikan Islam Kemenag RI.
Komariah, Aan et. Al. 2004. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kunandar. 2011. GURU PROFESIONAL. Implementasi Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:Rajawali Pers.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya.
_________. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: RemajaRosdakarya.
_________. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatifdan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
_________. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekoah. Jakarta: BumiAksara.
Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana – PrenadaMedia Group.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang StandarKualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Diknas.
Peraturan Mentri Negera PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang JabatanFungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Diknas.
Permadi, Dadi. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah Dan Kepemimpinan MandiriKepala Sekolah. Bandung: Sarana Panca Karya.
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Rivai, Vaithzal dan Sylviana Murni. 2010. Education Management: Analisis Teoridan Praktek. Jakarta: Rajawali Pers.
Rivai, Vaithzal dan Deddy Mulyadi. 2012. Kepemimpinan dan Organisasi.Jakata: Rajawali Pers – PT Raja Grafindo Persada.
Riduan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan,Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Rugaiyah. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.
111
Saud Udin Syaefudin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CVAlfabeta.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: PT AsdaMahasatya
Sondang P. Siagian. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara.
Sudjana. 1991. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sunarto. 1987. Tehnik Sampling. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK, DirjenPendidikan Tinggi.
Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis untuk PraktekProfesional. Bandung: Angkasa.
Sutrisno Hadi. 1986. Metodologi Research I. Yogyakarta: UGM.
Tim Dosen Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. ManajemenPendidikan. Bandung: Alfabeta.
Timpe A Dale. 1993. Kinerja (Penerjemah Sofyan Cikmat) Jakarta: PT GramediaAsri Mulia.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Bandung: Citra Umbara.
Unggul, Zulfikar Robbayani Wicaksono. 2012. Peningkatan Kinerja Guru.(Online). Vol.-, (http://www.Zulfikar-robbayani.blogspot.com, diakses 03April 2012)
Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
112
Lampiran 1. Instrumen Uji Coba Penelitian
Sibabangun, Nopember 2012
Hal : Mohon Bantuan PengisianAngket Uji Coba Penelitian
Kepada Yth. Bapak/Ibu Guru:
1. SMP Negeri 1 Sibabangun2. SMP Negeri 2 Sibabangun3. SMP Negeri 3 Sibabangun4. SMP Negeri 4 Sibabangun
di
Tempat
Dengan Hormat.
Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu, bahwa saya bermaksud
melakukan penelitian di SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten
Tapanuli Tengah termasuk sekolah tempat Bapak/Ibu mengajar. Penelitian ini
dilaksanakan dalam rangka penulisan tesis sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi pada Program Studi Administrasi Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Sehubungan dengan itu, saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu
untuk mengisi angket yang saya ajukan demi lancarnya penelitian ini. Jawaban
yang Bapak/Ibu berikan tidak ada pengaruhnya dengan status ataupun jabatan
Bapak/Ibu. Apapun jawaban Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya.
Akhirnya atas kesediaan dan peran serta Bapak/Ibu untuk mengisi semua
angket penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,Peneliti
Pinter Tua Manik
113
A. Identitas Responden No. Responden
(Diisi oleh peneliti)
Nama Sekolah:
Tingkat Pendidikan Sarjana
Belum sarjana
Sertifikasi Sudah sertifikasi
Belum sertifikasi
Catatan: Silahkan Bapak/Ibu beri tanda silang (X) pada kolom yang sesuaidengan kondisi Bapak/Ibu yang sesungguhnya.
B. Petunjuk Pengisian Instrumen
Bacalah pernyataan dengan seksama, selanjutnya Bapak/Ibu disilahkanmemilih salah satu jawaban dari lima alternatif jawaban yang tersedia. Sayasangat mengharapkan jawaban dari Bapak/Ibu terhadap seluruh pernyataan yangada dalam angket ini dengan cara membubuhkan tanda silang (X) pada kolomjawaban sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Setiap pernyataan ada lima kemungkinan jawaban seperti di bawah ini:Kemampuan Opini/Pendapat5 = Sangat mampu (SM) 5 = Sangat Setuju (SS)4 = Mampu (M) 4 = Setuju (S)3 = Cukup Mampu (CM) 3 = Kurang Setuju (KS)2 = Kurang Mampu (KM) 2 = Tidak Setuju (TS)1 = Sangat Tidak Mampu (STM) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Untuk memudahkan Bapak/Ibu dalam memberikan pilihan, berikut inidiberikan contoh yaitu:
No Pernyataan 5 4 3 2 11. Menyusun silabus sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. SM M C K SK
Jika Bapak/Ibu memilih SM pada contoh di atas, berarti bapak/Ibu “sangatmampu” menyusun silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Jika Bapak/Ibuingin mengganti pilihan maka lingkari ( ) jawaban yang keliru tersebut.Selanjutnya pilihlah alternatif lain yang tersedia dengan memberi tanda ( X ).
Angket ini merupakan satu paket pernyataan yang terdiri dari 3 bagianyang meliputi: bagian pertama kinerja guru, bagian kedua kepemimpinan kepalasekolah dan bagian ketiga manajemen sarana prasarana.
114
INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN
A. Angket Kinerja Guru ( Y )
KeteranganAlternatif Jawaban
RespondenSM=Sangat Mampu, M=Mampu, CM=Cukup Mampu,KM=Kurang Mampu, STM=Sangat Tidak Mampu.
SM M CM KM STM
No Pernyataan 5 4 3 2 1
Menurut Bapak/Ibu, seberapa mampukah saudara dalam hal berikut :
Dimensi Kompetensi Pedagogi
A. Mengenal karakteristik anak didik
1Mengenal karakteristik setiap peserta didik dikelas.
SM M CM KM STM
2Memastikan semua peserta didik mendapatkesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktifdalam kegiatan pembelajaran.
SM M CM KM STM
3
Mengatur kelas untuk memberikan kesempatanbelajar yang sama pada semua peserta didik denganmemperhatikan kelainan fisik dan kemampuanbelajar yang berbeda.
SM M CM KM STM
4Mengetahui penyebab penyimpangan perilakupeserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebuttidak merugikan peserta didik lainnya.
SM M CM KM STM
5Membantu mengembangkan potensi dan mengatasikekurangan peserta didik.
SM M CM KM STM
6
Memperhatikan peserta didik dengan kelemahantertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).
SM M CM KM STM
B. Menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
7
Memberi kesempatan kepada peserta didik untukmenguasai materi pembelajaran sesuai usia dankemampuan belajarnya melalui pengaturan prosespembelajaran yang bervariasi.
SM M CM KM STM
8Memastikan tingkat pemahaman peserta didikterhadap materi pembelajaran tertentu.
SM M CM KM STM
9Menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnyaberdasarkan tingkat pemahaman sebelumnya.
SM M CM KM STM
10Menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan yangdilakukan, terkait keberhasilan pembelajaran.
SM M CM KM STM
11Merencanakan kegiatan pembelajaran yang salingterkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuanpembelajaran maupun proses belajar peserta didik.
SM M CM KM STM
115
12Menggunakan berbagai teknik pembelajaran untukmemotiviasi kemauan belajar peserta didik.
SM M CM KM STM
13
Memperhatikan respon peserta didik yangbelum/kurang memahami materi pembelajaran yangdiajarkan sebagai acuan memperbaiki rancanganpembelajaran berikutnya.
SM M CM KM STM
C. Pengembangan kurikulum
14Menyusun silabus sesuai dengan kurikulum yangberlaku.
SM M CM KM STM
15
Merancang rencana pembelajaran yang sesuaidengan silabus untuk membahas materi ajar tertentuagar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasaryang ditetapkan.
SM M CM KM STM
16Mengikuti urutan materi pembelajaran denganmemperhatikan tujuan pembelajaran.
SM M CM KM STM
17Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengantujuan pembelajaran.
SM M CM KM STM
18Memilih materi pembelajaran yang tepat danmutakhir.
SM M CM KM STM
19Memilih materi pembelajaran yang sesuai denganusia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik.
SM M CM KM STM
20Memilih materi pembelajaran yang dapatdilaksanakan di kelas.
SM M CM KM STM
21Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengankonteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
SM M CM KM STM
D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
22Melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai denganrancangan yang telah disusun secara lengkap.
SM M CM KM STM
23
Melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuanmembantu proses belajar peserta didik, bukan untukmenguji sehingga membuat peserta didik tidakmerasa tertekan.
SM M CM KM STM
24Mengkomunikasikan informasi baru (misalnyamateri tambahan) sesuai dengan usia dan tingkatkemampuan belajar peserta didik.
SM M CM KM STM
25Menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didiksebagai tahapan proses pembelajaran.
SM M CM KM STM
26Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isikurikulum dan mengkaitkannya dengan kontekskehidupan sehari-hari peserta didik.
SM M CM KM STM
27Melakukan aktivitas pembelajaran dengan carabervariasi untuk mempertahankan perhatian pesertadidik.
SM M CM KM STM
28Mengelola kelas dengan efektif agar semua pesertadidik dapat memanfaatkan waktu secara produktif.
SM M CM KM STM
29Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yangdirancang dengan kondisi kelas.
SM M CM KM STM
116
30Memberikan banyak kesempatan kepada pesertadidik untuk bertanya, mempraktekkan danberinteraksi dengan peserta didik lain.
SM M CM KM STM
31Mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secarasistematis dan tepat waktu.
SM M CM KM STM
32
Menggunakan alat bantu mengajar dan audio-visual(termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasibelajar peserta didik dalam mencapai tujuanpembelajaran.
SM M CM KM STM
E. Mengembangkan potensi peserta didik
33Menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentukpenilaian untuk mengetahui tingkat kemajuanmasing-masing peserta didik.
SM M CM KMSTM
34
Merancang dan melaksanakan aktivitaspembelajaran yang mendorong peserta didik untukbelajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajarmasing-masing.
SM M CM KMSTM
35Merancang dan melaksanakan aktivitaspembelajaran untuk memunculkan daya kreativitasdan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
SM M CM KMSTM
36Membantu peserta didik secara aktif dalam prosespembelajaran dengan memberikan perhatian kepadasetiap individu.
SM M CM KMSTM
37Mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat,potensi, dan kesulitan belajar masing-masing pesertadidik.
SM M CM KMSTM
38Memberikan kesempatan belajar kepada pesertadidik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
SM M CM KMSTM
39Memusatkan perhatian pada interaksi peserta didikdan mendorongnya untuk memahami danmenggunakan informasi yang disampaikan.
SM M CM KMSTM
F. Komunikasi dengan peserta didik
40
Menggunakan pertanyaan untuk mengetahuipemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik,termasuk memberikan pertanyaan terbuka yangmenuntut peserta didik untuk menjawab dengan idedan pengetahuan mereka.
SM M CM KMSTM
41
Meperhatikan dan mendengarkan semua pertanyaandan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,kecuali jika diperlukan untuk membantumengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
SM M CM KMSTM
42Menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran danisi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
SM M CM KMSTM
43Menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapatmenumbuhkan kerja sama yang baik antar pesertadidik.
SM M CM KMSTM
117
44
Mendengarkan dan memberikan perhatian terhadapsemua jawaban peserta didik baik yang benarmaupun yang dianggap salah untuk mengukurtingkat pemahaman peserta didik.
SM M CM KMSTM
45
Memberikan perhatian terhadap pertanyaan pesertadidik dan meresponnya secara lengkap dan relevanuntuk menghilangkan kebingungan pada pesertadidik.
SM M CM KMSTM
G. Evaluasi Pembelajaran
46Menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuanpembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentuseperti yang tertulis dalam RPP.
SM M CM KMSTM
47Melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik danjenis penilaian, selain penilaian formal yangdilaksanakan sekolah.
SM M CM KMSTM
48
Mengumumkan hasil penilaian serta implikasinyakepada peserta didik, tentang tingkat pemahamanterhadap materi pembelajaran yang telah dan akandipelajari.
SM M CM KMSTM
49
Menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasitopik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahuikekuatan dan kelemahan masing-masing pesertadidik untuk keperluan remedial dan pengayaan.
SM M CM KMSTM
50Memanfaatkan masukan dari peserta didik danmerefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaranselanjutnya.
SM M CM KMSTM
51
Merefleksikan masukan dari perserta didik danmembuktikannya melalui catatan, jurnalpembelajaran, rancangan pembelajaran, materitambahan, dan sebagainya.
SM M CM KMSTM
52Memanfatkan hasil penilaian sebagai bahanpenyusunan rancangan pembelajaran yang akandilakukan selanjutnya.
SM M CM KMSTM
118
INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN
B. Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ( X1 )
KeteranganAlternatif Jawaban
RespondenSS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju.
SS S KS TS STS
No Pernyataan 5 4 3 2 1
Bagaimanakah opini saudara tentang kepala sekolah saudara, dalam halberikut:1. Dimensi KoordinasiA. Mengkoordinasikan hubungan antara guru-guru, staf pegawai, siswa
dan masyarakat sekitar.1 Kepala sekolah menciptakan hubungan yang
harmonis dan terkendali melalui sistem informasimanajemen sekolah.
SS S KS TS STS
2 Kepala sekolah menyediakan sistem informasimanajemen yang bisa diakses oleh seluruh wargasekolah.
SS S KS TS STS
3 Kepala sekolah menjalankan kepemimpinan secaraterbuka.
SS S KS TS STS
4 Kepala sekolah mengembangkan budaya demokrasidi lingkungan sekolah.
SS S KS TS STS
5 Kepala sekolah melibatkan seluruh pemangkukepentingan dalam penyusunan program sekolah.
SS S KS TS STS
B. Mengkoordinasikan hubungan antara tugas masing-masing guru danstaf pegawai.
6 Kepala sekolah menyusun Pembagian tugas guru,staf pegawai, sesuai dengan bidang dan keahlianmasing-masing.
SS S KS TS STS
7 Kepala sekolah menyusun pembagian tugas danjadwal tugas guru, staf pegawai, selesai tepat waktu.
SS S KS TS STS
8 Kepala sekolah mendelegasikan tugas dengan jelasdan bertanggungjawab.
SS S KS TS STS
9 Kepala sekolah mendelegasikan tugas terkesan asaljadi dan tanpa pertimbangan.
STS TS KS S SS
10 Kepala sekolah mengawasi dan mengendalikanprogram pembelajaran.
SS S KS TS STS
C. Mengkoordinasikan hubungan antara satuan-satuan organisasisekolah (bid. kesiswaan, kurikulum, sapras, ketatausahaan danlainnya).
11 Kepala sekolah mendelegasikan tugas dan fungsipada masing-masing satuan organisasi sekolahdengan jelas dan bertanggungjawab.
SS S KS TS STS
12 Kepala sekolah melibatkan seluruh satuan-satuanorganisasi sekolah dalam penyusunan programpengembangan sekolah.
SS S KS TS STS
119
13 Kepala sekolah mengadakan rapat-rapat koordinasiantar satuan-satuan organisasi sekolah.
SS S KS TS STS
14 Kepala sekolah mengawasi dan mengendalikanprogram/strategi pengembangan sekolah sesuaidengan visi dan misi sekolah.
SS S KS TS STS
15 Kepala sekolah mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dari atasannya atau dari pemerintahdengan handal.
SS S KS TS STS
2. Dimensi Pengambilan Keputusan
A. Pengambilan keputusan secara partisipatif16 Kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam
menyusun progran kerja sekolah tahunan ataurencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) melaluirapat komite.
SS S KS TS STS
17 Kepala sekolah memberikan kesempatan yang samakepada semua guru dan staf dalam memberipendapat.
SS S KS TS STS
18 Kepala sekolah menyampaikan danmensosialisasikan visi dan misi sekolah kepadaseluruh warga sekolah.
SS S KS TS STS
19 Kepala sekolah meminta dan menerima pendapatbapak/ibu guru-guru dalam membuat keputusan.
SS S KS TS STS
20 Kepala sekolah mengambil keputusan denganterkesan bersikap memaksa dan bertindak keras.
STS TS KS S SS
21 Kepala sekolah mengikut sertakan guru-guru dalammemecahkan masalah di sekolah.
SS S KS TS STS
B. Pengambilan keputusan secara logis dan sistematis22 Kepala sekolah merumuskan masalah dengan
menerapkan analisis SWOT (analisis kekuatan,kelemahan, peluang, dan ancaman) pada sekolah.
SS S KS TS STS
23 Kepala sekolah mengumpulkan informasi denganberbasis data.
SS S KS TS STS
24 Kepala sekolah memilih dan menetapkan keputusanrelevan dengan kondisi guru.
SS S KS TS STS
25 Kepala sekolah melaksanakan putusan yangditetapkan dengan konsisten.
SS S KS TS STS
26 Kepala sekolah membagi tugas guru dan staf denganadil dan sesuai bidang keahliannya.
SS S KS TS STS
27 Kepala sekolah melaksanakan pengembanganpendidik dan tenaga kependidikan berdasarkankebutuhan sekolah.
SS S KS TS STS
28 Kepala sekolah menilai kinerja guru yang dilakukandengan prinsip objektifitas yang tinggi. SS S KS TS STS
29 Kepala sekolah melakukan evaluasi kinerja gurudengan mempergunakan dokumen pendidik dantenaga kependidikan berupa daftar atau bukukonsultasi.
SS S KS TS STS
120
3. Dimensi Komunikasi
A. Berkomunikasi secara efektif
30 Kepala sekolah berkomunikasi dengan baik, baiksecara lisan maupun tulisan dengan bawahannya.
SS S KS TS STS
31 Kepala sekolah berkomunikasi dengan tidak dalambentuk distorsi (komunikasi yang menyebabkanpengertian yang menyimpang dari arti sebenarnya).
SS S KS TS STS
32 Kepala sekolah menginformasikan berbagai programdan kegiatan sekolah dengan baik misalnya visi danmisi sekolah dalam pertemuan warga sekolah.
SS S KS TS STS
33 Kepala sekolah memilih metode berkomunikasiyang sesuai dengan relevansi, respons dan skil sipenerima.
SS S KS TS STS
34 Kepala sekolah berkomunikasi dengan tepat waktu,situasi dan kondisi.
SS S KS TS STS
35 Kepala sekolah sebagai komunikator yang dapatdipercaya.
SS S KS TS STS
B. Berkomunikasi dengan memahami pribadi serta watak.
36 Kepala sekolah berkomunikasi dengan ramah tamah,sopan dan sentuhan kasih sayang.
SS S KS TS STS
37 Kepala sekolah menggunakan komunikasi yangmenunjukkan pemahaman tentang kepribadian danwatak seseorang.
SS S KS TS STS
38 Kepala sekolah memastikan bahwa semua wargasekolah mendapat kesempatan yang sama untukberkomunikasi aktif.
SS S KS TS STS
39 Kepala sekolah memberikan perhatian danmendengarkan semua pertanyaan, usulan dantanggapan bawahan.
SS S KS TS STS
40 Kepala sekolah menanggapi pernyataan wargasekolah secara tepat, benar, dan mutakhir tanpamempermalukannya.
SS S KS TS STS
41 Kepala sekolah memberi masukan untuk membantumengembangkan potensi dan mengatasi kelemahanindividu.
SS S KS TS STS
42 Kepala sekolah menyajikan komunikasi yang dapatmenumbuhkan kerja sama yang baik antar wargasekolah.
SS S KS TS STS
43 Kepala sekolah mendengarkan dan memberikanperhatian terhadap pernyataan warga sekolah baikyang benar maupun yang dianggap salah untukmengukur tingkat pemahaman warga sekolah.
SS S KS TS STS
44 Kepala sekolah merespon secara lengkap danrelevan setiap pernyataan untuk menghilangkankebingungan warga sekolah.
SS S KS TS STS
121
4. Perhatian kepada bawahan.A. Pembinaan hubungan antara Kepala sekolah dengan guru, staf, dansiswa.45 Kepala sekolah membina keakraban antara kepala
sekolah, guru, staf, dan siswa.SS S KS TS STS
46 Kepala sekolah menciptakan hubungan kekeluargaanyang harmonis antara kepala sekolah guru, staf dansiswa.
SS S KS TS STS
47 Kepala sekolah menerima dengan senang hati jikabawahannya memberikan masukan/ kritikanterhadap pekerjaan yang dilakukannya.
SS S KS TS STS
48 Kepala sekolah menciptakan lingkungan dimanaseluruh guru dapat menyumbangkankemampuannya.
SS S KS TS STS
49 Kepala sekolah bertukar pikiran dengan guru demikemajuan sekolah.
SS S KS TS STS
50 Kepala sekolah memberikan sanksi dan hukumanbagi yang melanggar disiplin dan aturan yangberlaku.
SS S KS TS STS
B. Perhatian kepala sekolah kepada guru, staf, pegawai dan siswa.
51 Kepala sekolah memiliki perhatian terhadappengembangan karier bagi setiap guru.
SS S KS TS STS
52 Kepala sekolah memberikan perhatian secara khususkepada guru yang berkemampuan tinggi.
SS S KS TS STS
53 Kepala sekolah memenuhi fasilitas kebutuhan gurudalam bertugas.
SS S KS TS STS
54 Kepala sekolah menyelesaikan konflik yang terjadidiantara guru.
SS S KS TS STS
55 Kepala sekolah membangkitkan semangat kerja guruuntuk meningkatkan prestasi kerja.
SS S KS TS STS
56 Kepala sekolah melakukan supervisi untukmeningkatkan kualitas pembelajaran.
SS S KS TS STS
122
INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN
C. Angket Manajemen Sarana Prasarana ( X2 )
Keterangan dan Alternatif Jawaban Responden
SS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,TS = Tidak Setuju, ST S= Sangat Tidak Setuju.
SS S KS TS STS
No Pernyataan 5 4 3 2 1
Bagaimana opini atau pendapat saudara tentang manajemen saranaprasarana sekolah saudara dalam hal berikut:
1. Dimensi PerencanaanA. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah.
1Kepala sekolah mengikutsertakan berbagai elemensekolah dalam mengidentifikasi kebutuhan saranaprasarana.
SS S KS TS STS
2
Kepala sekolah menerima masukan dalammengidentifikasi kebutuhan sarana prasarana dariberbagai bidang keahlian masing-masing elemensekolah.
SS S KS TS STS
3Pencatatan dan pendaftaran dalam identifikasikebutuhan sarana prasarana sekolah tertib danteratur.
SS S KS TS STS
4Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai kebutuhan pengembangan sekolah. SS S KS TS STS
5Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai kebutuhan sekarang maupun yangakan datang.
SS S KS TS STS
6Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranamengutamakan fasilitas penunjang kelancaran prosespembelajaran.
SS S KS TS STS
B. Menetapkan prioritas kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.
7Kepala sekolah megikutsertakan berbagai elemensekolah dalam menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana sekolah.
SS S KS TS STS
8Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana berdasarkan atas kesepakatan dankeputusan bersama.
SS S KS TS STS
9Penetapan kebutuhan sarana prasarana sesuaikebutuhan pengembangan sekolah yang realistis,artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.
SS S KS TS STS
10
Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana dengan megikuti skala prioritas,sesuai pedoman standar: kesesuaian, jenis, kuantitasdan kualitas.
SS S KS TS STS
123
11Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana dengan mengutamakan fasilitaspenunjang kelancaran proses pembelajaran.
SS S KS TS STS
C. Menuangkan dalam bentuk program.
12Kepala sekolah membuat program/perencanaanjangka panjang, menengah dan jangka pendek(tahunan) sarana prasarana sekolah.
SS S KS TS STS
13Kepala sekolah membuat program yang memuatpersonil penanggungjawab yang memimpin setiapprogram perencanaan sarana prasarana.
SS S KS TS STS
14Kepala sekolah membuat program yang memuatsasaran dari setiap program perencanaan saranaprasarana.
SS S KS TS STS
15Kepala sekolah mempunyai program yang memuatkegiatan kongkrit dari setiap program perencanaansarana prasarana.
SS S KS TS STS
16Kepala sekolah membuat program yang memuatjadwal/batas waktu dari setiap program perencanaansarana prasarana.
SS S KS TS STS
17Kepala sekolah membuat program yang memuatalokasi anggaran dari setiap program perencanaansarana prasarana.
SS S KS TS STS
2. Dimensi PengadaanA. Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan kepadapihak terkait.
18Kepala sekolah mengadakan rapat dengan berbagaielemen sekolah dalam usul pengadaan saranaprasarana.
SS S KS TS STS
19Kepala sekolah membuat masukan/usul untukpengadaan sarana prasarana.
SS S KS TS STS
20Kepala sekolah menerima masukan/usul untukpengadaan sarana prasarana dari berbagai bidangkeahlian masing-masing elemen sekolah.
SS S KS TS STS
21Kepala sekolah membuat proposal pengadaan saranaprasarana yang ditujukan kepada pemerintah ataukekomite sekolah atau pihak terkait lainnya.
SS S KS TS STS
B. Mengadakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan prioritasdan kemampuan sekolah.
22 Pengadaan sarana prasarana telah sesuai denganprioritas kebutuhan sekolah.
SS S KS TS STS
23
Pengadaan sarana prasarana biasanya telah sesuaidengan yang direncanakan dalam kesesuaian jenis,jumlah, waktu maupun tempat, harga dansumbernya.
SS S KS TS STS
24 Pengadaan sarana prasarana biasanya telah sesuaidengan prosedur dan proses yang berlaku dan yangdisepakati.
SS S KS TS STS
124
25
Pengendalian dalam pengadaan sarana prasaranadilakukan dengan baik, dilakukan denganpengecekan dan pencatatan serta pengontrolanmasuknya sarana prasarana.
SS S KS TS STS
26Ketersediaan sarana prasarana sekolah dalamkenyataanya belum memadai.
STS TS KS S SS
3. Dimensi PenggunaanMendistribusikan dan pendayagunaan sarana prasarana secaraoptimal.
27Sekolah mampu mengadakan atau menyediakansarana prasarana tetapi tidak mampu menggunakan.
STS TS KS S SS
28Sarana prasarana yang tersedia hanya disimpankarena takut rusak atau tidak tahu carapenggunaannya.
STS TS KS S SS
29Sekolah memberi kesempatan yang sama kepadasemua guru untuk menggunakan fasilitas sekolah.
SS S KS TS STS
30Tersedia penjadwalan dan tata tertib penggunaansarana prasarana dengan baik.
SS S KS TS STS
31Tersedia aturan dan tatacara pemanfaatan saranaprasarana dengan baik.
SS S KS TS STS
32Mempunyai personil/petugas profesional pengelolasarana prasarana dalam hal pendistribusian danpenggunaan fasilitas sekolah.
SS S KS TS STS
4. Dimensi PengawasanMelaksanakan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan secaraoptimal
33Kepala sekolah melaksanakan pengawasanpengadaan sarana prasarana agar sesuai denganstandar yang direncanakan.
SS S KS TS STS
34Kepala sekolah melaksanakan pengawasanpenggunaan sarana prasarana sekolah agartermanfaatkan secara optimal.
SS S KS TS STS
35Pengawasan sarana prasarana terlaksana maksimal,terbukti dengan terpeliharanya sarana prasaranasekolah.
SS S KS TS STS
5. Dimensi Perawatan
Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasaranapendidikan secara teratur dan berkesinambungan.
36Semua sarana prasarana sekolah tampak selalubersih.
SS S KS TS STS
37Sarana prasana sekolah tampak rapi, teratur dantertata.
SS S KS TS STS
38Penempatan mobiler sekolah berada pada tempatyang seharusnya.
SS S KS TS STS
39 Usia pakai peralatan sekolah sangat optimal. SS S KS TS STS
125
40 Tersusun program perawatan sekolah dengan baik. SS S KS TS STS
41 Terbentuk tim pelaksana perawatan sekolah. SS S KS TS STS
42Tersedia jadwal kegiatan perawatan untuk setiapbagian peralatan dan fasilitas sekolah.
SS S KS TS STS
43 Tercipta tertib administrasi sarana prasarana sekolah. SS S KS TS STS
44Terlaksana perawatan sarana prasarana sekolahdengan baik
SS S KS TS STS
45
Akibat dari tidak pernahnya dilaksanakan kegiatanpenghapusan sarana prasarana yang tidak terpakailagi karena kerusakan/termakan usia maka sekolahkami tampak penuh dengan tumpukan barang-barang rusak (barus).
STS TS KS S SS
46
Sekolah memberikan penghargaan kepada merekayang berhasil meningkatkan kinerja peralatan ataumeningkatkan kesadaran dalam merawat saranaprasana sekolah.
SS S KS TS STS
Sekian dan Terimakasih
126
Lam
pir
an2.
Dat
aP
erol
ehan
Skor
An
gket
Uji
cob
aK
iner
jaG
uru
(Y)
Pen
eliti
:P
inte
rT
uaM
anik
KG1
KG2
KG3
KG4
KG5
KG6
KG7
KG8
KG9
KG10
KG11
KG12
KG13
KG14
KG15
KG16
KG17
KG18
KG19
KG20
KG21
KG22
KG23
KG24
KG25
KG26
KG27
KG28
KG29
KG30
KG31
KG32
KG33
KG34
KG35
KG36
KG37
KG38
KG39
KG40
KG41
KG42
KG43
KG44
KG45
KG46
KG47
KG48
KG49
KG50
KG51
KG52
14
54
45
35
45
45
54
54
54
44
44
54
43
44
44
45
34
44
33
44
54
45
43
33
34
43
42
45
45
44
43
34
44
54
43
43
45
54
44
54
55
45
54
54
45
35
55
45
44
33
44
44
44
34
44
44
44
44
44
45
44
44
44
44
55
54
55
55
55
45
55
55
44
44
55
54
43
45
43
44
44
44
44
43
44
44
44
44
44
44
44
44
44
43
44
44
44
33
33
44
34
44
44
44
44
44
54
44
33
33
33
44
44
44
44
43
43
44
43
44
43
44
34
44
33
33
33
33
33
44
44
44
46
44
44
44
34
44
44
33
34
44
43
33
34
44
44
44
44
34
44
33
44
44
44
44
33
43
33
73
34
43
43
43
34
44
54
43
34
32
43
44
53
44
33
24
33
43
33
44
34
43
43
43
33
48
55
44
44
44
43
45
54
44
44
44
44
33
34
45
43
43
55
44
34
43
35
54
44
44
54
44
94
44
44
34
44
45
43
33
33
34
44
34
33
34
44
43
24
44
44
33
33
44
44
44
33
44
410
45
55
35
44
43
45
54
44
44
45
45
54
44
55
45
54
44
44
44
55
55
44
43
44
44
34
115
53
44
45
54
45
55
54
55
44
55
44
44
44
55
54
34
44
44
44
55
54
44
34
44
43
412
44
44
34
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
42
44
44
34
45
55
44
43
44
44
34
135
54
45
55
55
55
54
55
44
54
55
45
44
54
45
45
45
54
55
55
44
55
45
44
55
44
514
44
44
43
44
44
44
44
44
44
44
34
44
44
34
44
43
44
33
43
44
44
44
44
44
44
44
154
44
44
44
44
44
44
44
44
34
44
44
44
44
44
44
44
44
33
33
43
33
33
44
44
44
416
44
44
34
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
43
34
34
45
55
45
55
44
44
45
174
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
55
54
44
44
44
33
418
45
44
44
44
43
45
54
44
44
44
44
33
34
45
43
43
55
44
34
43
35
54
44
44
44
44
194
44
44
34
44
45
43
33
33
34
44
34
33
34
44
43
24
44
44
34
43
44
44
43
33
44
420
45
44
35
44
43
45
54
44
44
45
45
54
44
55
45
54
44
44
44
55
55
55
55
55
54
44
214
54
45
35
45
45
54
54
54
44
44
54
43
44
44
45
34
44
33
44
54
45
43
33
34
43
422
44
44
44
43
44
44
44
44
44
44
44
44
44
43
44
44
44
33
33
44
34
44
44
44
44
44
234
44
33
33
33
44
44
44
44
43
43
44
43
44
43
44
34
44
33
33
33
33
33
44
44
44
424
44
44
44
34
44
44
33
34
44
43
33
34
44
44
44
44
34
44
33
44
44
44
44
33
43
33
254
34
43
43
43
34
44
54
43
34
32
43
44
53
44
33
24
33
43
33
44
34
43
43
43
33
426
55
44
44
44
43
45
54
44
44
44
44
33
34
45
43
43
55
44
34
43
35
54
44
44
54
44
274
44
44
34
44
45
43
33
33
34
44
34
33
34
44
43
24
44
44
33
33
44
44
44
33
44
428
44
44
34
24
43
44
44
44
44
44
44
34
44
44
43
44
54
45
43
35
44
33
55
55
43
45
294
55
54
54
55
54
45
55
55
54
45
45
55
54
55
54
54
45
54
45
55
55
55
44
54
44
530
45
55
45
45
55
44
55
55
55
44
54
55
55
45
55
45
44
55
44
55
55
55
54
45
44
45
No.
Resp
Sek
orT
iap
Item
Per
nyat
aan
127
Lam
pira
n3.
Dat
aPe
role
han
Skor
Ang
ketU
jicob
aK
epem
impi
nan
Kep
ala
Seko
lah
(X1)
Pene
liti:
Pin
ter
Tua
Man
ik
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
KP17
KP18
KP19
KP20
KP21
KP22
KP23
KP24
KP25
KP26
KP27
KP28
KP29
KP30
KP31
KP32
KP33
KP34
KP35
KP36
KP37
KP38
KP39
KP40
KP41
KP42
KP43
KP44
KP45
KP46
KP47
KP48
KP49
KP50
KP51
KP52
KP53
KP54
KP55
KP56
13
22
22
44
33
33
22
22
22
33
23
22
23
32
32
33
33
22
44
22
23
32
23
43
32
32
32
22
32
43
43
45
54
14
44
33
33
44
41
44
34
44
44
34
44
43
34
44
33
44
44
45
44
34
34
43
43
34
44
55
55
41
44
44
44
55
55
14
44
45
55
54
54
54
33
44
44
45
54
45
55
45
44
44
44
44
44
33
44
44
44
44
44
34
44
44
44
44
45
44
44
44
44
44
44
55
45
44
55
54
54
44
44
44
54
33
44
44
31
43
43
33
34
34
14
33
43
33
32
42
23
33
33
33
43
33
33
33
33
33
23
43
36
42
44
34
33
33
43
33
43
44
43
44
34
43
43
44
34
44
44
44
44
34
44
34
44
43
44
44
44
73
24
34
44
52
44
43
33
34
34
23
33
34
43
43
42
33
43
44
33
33
43
34
53
33
33
33
33
38
53
44
45
55
14
44
44
43
45
51
54
44
45
45
44
45
44
45
54
44
54
55
44
54
53
53
44
43
93
23
32
33
34
33
32
32
24
33
33
23
33
34
43
54
33
33
33
33
23
33
34
33
33
43
33
33
310
55
43
54
44
34
33
44
43
43
43
34
44
44
44
44
44
44
45
45
55
55
55
44
44
44
33
33
33
114
33
33
55
44
44
43
44
34
34
44
33
34
44
44
44
34
44
44
44
34
43
44
44
44
44
43
33
412
45
44
44
33
24
44
44
44
44
33
34
33
33
44
44
44
44
35
53
43
44
44
44
44
33
43
33
44
135
43
44
55
51
44
55
54
24
54
14
44
44
54
54
52
55
44
54
43
44
53
45
54
45
34
33
54
514
43
34
44
44
34
43
44
44
44
44
54
45
45
44
45
44
45
45
54
54
44
44
44
54
54
44
44
44
153
33
34
44
44
33
33
44
34
44
23
33
33
33
33
43
33
33
44
43
33
33
32
34
33
34
33
33
316
43
33
34
44
24
44
44
44
44
33
34
33
34
44
44
44
44
34
44
43
34
44
44
33
33
43
44
44
174
44
44
44
44
44
44
44
33
54
51
44
44
44
44
54
44
44
55
55
55
44
45
55
55
34
34
44
418
32
22
24
43
33
32
22
22
23
32
32
22
33
23
23
33
32
24
42
22
33
22
34
33
23
23
22
23
194
34
34
55
41
44
43
33
34
44
14
43
44
44
43
44
44
33
44
43
34
44
44
54
43
43
44
34
320
44
45
55
54
14
44
44
45
55
51
44
44
55
55
45
45
43
34
44
44
55
44
55
54
54
44
44
44
214
43
34
44
44
44
44
43
44
44
44
44
44
54
44
44
44
44
44
45
54
54
45
55
45
44
44
44
422
43
34
44
43
14
34
33
33
43
41
43
34
33
33
24
22
33
33
33
34
33
33
33
33
33
32
34
33
234
24
43
43
33
34
33
34
34
44
34
43
44
34
34
43
44
44
44
44
43
44
43
44
44
34
44
44
424
32
43
44
45
24
44
33
33
43
42
33
33
44
34
34
23
34
34
43
33
34
33
45
33
33
33
33
33
255
34
44
55
51
44
44
44
34
55
15
44
44
54
54
44
54
44
55
44
45
45
54
45
45
35
34
44
326
32
33
23
33
43
33
23
22
43
33
32
33
33
44
35
43
33
33
33
32
33
33
43
33
34
33
33
33
275
54
35
44
43
43
34
44
34
34
33
44
44
44
44
44
44
44
54
55
55
55
54
44
44
43
33
33
328
54
44
45
55
44
44
43
44
55
54
54
44
45
44
44
45
44
45
55
54
44
44
44
34
43
44
23
44
295
45
55
55
51
45
55
55
55
55
15
44
54
55
44
55
45
55
54
45
45
54
45
55
55
45
44
55
430
54
55
55
55
54
55
55
55
55
55
54
45
45
54
45
54
55
55
44
54
55
44
55
55
54
54
45
54
No.
Resp
Sko
rT
iap
Item
Pern
yata
an
128
Lam
pir
an4.
Dat
aP
erol
ehan
Sk
orA
ngk
etU
jico
ba
Man
ajem
enS
aran
aP
rasa
ran
a(X
2)P
enel
iti
:Pin
ter
Tua
Man
ik
SR1
SR2
SR3
SR4
SR5
SR6
SR7
SR8
SR9
SR10
SR11
SR12
SR13
SR14
SR15
SR16
SR17
SR18
SR19
SR20
SR21
SR22
SR23
SR24
SR25
SR26
SR27
SR28
SR29
SR30
SR31
SR32
SR33
SR34
SR35
SR36
SR37
SR38
SR39
SR40
SR41
SR42
SR43
SR44
SR45
SR46
12
32
33
23
23
33
23
33
22
33
32
22
33
23
23
33
23
33
22
23
33
32
33
32
44
44
45
35
44
44
55
44
44
43
54
44
51
22
55
54
55
45
45
35
54
54
54
34
44
44
44
44
44
55
55
55
44
44
44
34
34
35
34
44
44
44
44
44
43
44
34
44
44
54
44
44
55
44
44
34
44
44
44
34
33
53
44
44
44
44
44
55
44
44
54
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
23
33
23
33
44
44
33
33
33
26
44
44
34
44
43
34
44
43
44
44
44
34
44
32
43
44
44
34
44
43
33
34
32
72
33
32
32
33
22
32
33
23
23
33
33
33
32
33
33
23
33
33
33
22
33
33
28
55
55
44
45
55
54
54
55
55
55
55
55
53
21
33
33
44
44
45
54
44
54
54
93
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
34
33
44
33
33
33
33
33
33
33
310
35
44
44
33
33
34
44
44
45
55
54
44
43
33
33
33
33
34
44
43
33
33
33
113
34
44
33
33
34
33
43
43
44
45
44
44
33
44
44
44
44
44
44
44
44
45
312
44
44
45
54
34
43
33
33
33
33
34
33
32
22
53
33
33
44
44
43
33
34
43
132
44
54
33
34
54
44
44
44
55
55
55
54
32
14
44
44
45
55
53
55
44
44
214
44
44
44
44
44
44
43
33
33
44
44
44
43
43
53
44
44
44
44
44
43
34
43
153
23
33
33
34
33
44
33
44
33
33
44
44
32
34
34
43
34
44
44
44
42
33
216
33
44
34
33
33
34
43
34
44
43
34
44
43
22
43
34
44
44
44
43
33
34
43
174
44
44
44
44
44
44
44
44
34
44
44
44
32
14
44
44
44
44
44
44
33
35
318
23
23
32
32
33
32
33
32
23
33
22
23
32
32
33
32
33
32
22
33
33
23
33
194
44
44
53
54
44
45
54
44
44
35
44
45
12
25
55
45
54
54
53
55
45
45
420
44
44
44
44
44
45
55
55
54
44
44
43
43
43
53
44
44
44
44
44
44
34
43
214
44
45
44
44
45
54
44
43
44
44
44
43
43
35
34
44
44
44
44
45
54
44
422
43
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
32
33
32
33
34
44
43
33
33
32
234
44
43
44
44
33
44
44
34
44
44
43
44
43
24
34
44
43
44
44
33
33
43
224
23
33
23
23
32
23
23
32
32
33
33
33
33
23
33
32
33
33
33
32
23
33
32
255
55
54
44
55
55
45
45
55
55
55
55
55
32
13
33
34
44
44
55
44
45
45
426
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
43
34
43
33
33
33
33
33
33
33
273
54
44
43
33
33
44
44
44
55
55
44
44
33
33
33
33
33
44
44
33
33
33
328
54
44
44
54
44
44
44
44
45
55
24
44
42
21
43
34
44
42
33
33
44
23
32
295
43
44
43
44
44
44
53
45
44
54
54
43
22
44
54
45
45
54
44
44
44
54
230
54
44
44
34
44
44
45
35
45
44
54
54
43
22
43
44
45
44
44
44
44
45
42
No.
Res
p
Sko
rT
iap
Item
Per
nyat
aan
129
Lampiran 5 : Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian
a. Ujicoba Instrumen Kinerja Guru
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
KG1 202.60 279.352 .370 .953KG2 202.37 269.551 .732 .951KG3 202.63 279.964 .360 .953KG4 202.63 275.551 .585 .952KG5 202.90 278.645 .269 .953KG6 202.80 269.269 .681 .951KG7 202.83 272.902 .494 .952KG8 202.73 273.995 .553 .952KG9 202.70 272.079 .623 .952KG10 202.87 277.223 .351 .953KG11 202.47 284.533 -.016 .954KG12 202.40 278.179 .392 .953KG13 202.53 268.809 .663 .951KG14 202.60 274.179 .451 .953KG15 202.77 272.185 .700 .951KG16 202.67 275.678 .461 .953KG17 202.77 272.047 .709 .951KG18 202.83 271.040 .698 .951KG19 202.77 281.840 .304 .953KG20 202.67 272.989 .609 .952KG21 202.83 264.557 .766 .951KG22 202.70 275.045 .467 .952KG23 202.77 269.151 .655 .952KG24 202.80 275.545 .476 .952KG25 202.93 273.926 .491 .952KG26 202.60 276.317 .433 .953KG27 202.67 276.575 .471 .952KG28 202.43 273.495 .552 .952KG29 202.60 272.731 .726 .951KG30 202.67 271.609 .564 .952KG31 202.63 270.861 .628 .952KG32 203.33 265.195 .638 .952KG33 202.53 278.326 .332 .953KG34 202.63 277.895 .364 .953KG35 202.80 274.579 .530 .952KG36 202.77 272.116 .522 .952KG37 203.20 273.614 .503 .952KG38 203.10 268.369 .773 .951KG39 202.77 265.633 .816 .951KG40 202.53 270.671 .507 .952KG41 202.80 269.200 .556 .952KG42 202.40 265.283 .764 .951KG43 202.50 271.017 .596 .952KG44 202.67 273.609 .575 .952
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.953 52
130
KG45 202.77 270.875 .577 .952KG46 202.80 286.234 -.110 .955KG47 202.90 278.645 .302 .953KG48 202.77 271.426 .601 .952KG49 202.70 272.631 .594 .952KG50 202.90 279.334 .367 .953KG51 203.07 283.168 .066 .954KG52 202.60 275.559 .545 .952
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
206.70 284.493 16.867 52
b. Ujicoba Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
KP1 204.20 860.028 .777 .979KP2 205.00 854.966 .658 .979KP3 204.67 863.126 .693 .979KP4 204.67 859.540 .690 .979KP5 204.43 852.944 .731 .979KP6 203.93 871.720 .603 .979KP7 204.03 871.413 .507 .979KP8 204.27 864.616 .624 .979KP9 205.70 897.734 -.079 .982KP10 204.47 877.223 .623 .979KP11 204.47 867.844 .750 .979KP12 204.53 863.775 .657 .979KP13 204.73 847.306 .903 .978KP14 204.63 855.757 .820 .979KP15 204.70 853.597 .815 .979KP16 204.93 854.133 .716 .979KP17 204.23 865.426 .670 .979KP18 204.30 855.528 .766 .979KP19 204.20 863.821 .738 .979KP20 205.77 877.357 .184 .981KP21 204.50 868.121 .455 .979KP22 204.70 856.355 .852 .979KP23 204.83 860.282 .895 .979KP24 204.53 857.568 .801 .979KP25 204.47 868.947 .717 .979KP26 204.20 851.683 .824 .979KP27 204.40 855.972 .841 .979KP28 204.30 869.666 .615 .979KP29 204.73 856.340 .851 .979KP30 204.00 874.897 .537 .979KP31 204.67 863.195 .582 .979
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.979 56
131
KP32 204.43 855.840 .741 .979KP33 204.43 861.702 .871 .979KP34 204.57 859.495 .747 .979KP35 204.73 857.582 .821 .979KP36 204.00 865.793 .677 .979KP37 204.17 875.799 .497 .979KP38 204.47 858.395 .756 .979KP39 204.40 846.455 .831 .979KP40 204.60 854.455 .700 .979KP41 204.33 852.368 .815 .979KP42 204.17 856.489 .837 .979KP43 204.53 858.189 .741 .979KP44 204.47 856.671 .795 .979KP45 204.23 859.771 .712 .979KP46 204.00 868.897 .556 .979KP47 204.23 853.633 .803 .979KP48 204.47 861.223 .862 .979KP49 204.37 839.964 .895 .978KP50 204.77 882.185 .360 .979KP51 204.57 854.599 .811 .979KP52 204.87 872.878 .551 .979KP53 204.83 867.937 .626 .979KP54 204.67 860.989 .698 .979KP55 204.63 856.378 .859 .979KP56 204.70 873.114 .588 .979
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
208.23 893.289 29.888 56
c. Ujicoba Instrumen Managemen Sarana Prasarana
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
SR1 161.27 524.409 .661 .973SR2 161.13 530.878 .682 .972SR3 161.20 526.855 .837 .972SR4 161.07 530.064 .862 .972SR5 161.27 527.857 .790 .972SR6 161.20 528.993 .720 .972SR7 161.47 538.947 .452 .973SR8 161.27 523.789 .811 .972SR9 161.23 531.978 .787 .972SR10 161.33 525.402 .806 .972SR11 161.27 523.582 .817 .972SR12 161.13 525.361 .797 .972SR13 161.07 520.616 .863 .972SR14 161.07 527.099 .772 .972
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.973 46
132
SR15 161.23 531.564 .682 .972SR16 161.23 517.564 .859 .972SR17 161.20 525.752 .729 .972SR18 161.10 524.300 .719 .972SR19 161.00 529.448 .735 .972SR20 161.07 531.513 .606 .973SR21 161.07 518.478 .776 .972SR22 161.07 523.651 .874 .972SR23 161.17 523.592 .838 .972SR24 161.13 533.085 .717 .972SR25 161.13 532.257 .687 .972SR26 162.03 554.171 -.002 .975SR27 162.17 560.764 -.187 .975SR28 162.50 561.638 -.191 .976SR29 161.00 532.552 .567 .973SR30 161.50 546.052 .262 .974SR31 161.23 540.392 .486 .973SR32 161.50 526.259 .748 .972SR33 161.17 530.764 .783 .972SR34 161.17 530.902 .778 .972SR35 161.20 534.510 .706 .972SR36 161.07 528.271 .696 .972SR37 161.13 532.878 .724 .972SR38 161.00 524.897 .820 .972SR39 161.13 540.671 .504 .973SR40 161.33 526.161 .784 .972SR41 161.23 523.426 .784 .972SR42 161.33 534.851 .668 .973SR43 161.53 525.223 .707 .972SR44 161.23 534.392 .700 .972SR45 161.13 527.499 .737 .972SR46 162.03 538.861 .440 .973
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
164.87 554.671 23.551 46
133
Lampiran 6. Instrumen Penelitian
Sibabangun, Nopember 2012
Hal : Mohon Bantuan PengisianAngket Penelitian
Kepada Yth. Bapak/Ibu Guru:
5. SMP Negeri 1 Sibabangun6. SMP Negeri 2 Sibabangun7. SMP Negeri 3 Sibabangun8. SMP Negeri 4 Sibabangun
diTempat
Dengan Hormat.
Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu, bahwa saya melakukan
penelitian di SMP Negeri se-Subrayon Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah
termasuk sekolah tempat Bapak/Ibu mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dalam
rangka penulisan tesis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada
Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri
Padang.
Sehubungan dengan itu, saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu
untuk mengisi angket yang saya ajukan demi lancarnya penelitian ini. Jawaban
yang Bapak/Ibu berikan tidak ada pengaruhnya dengan status ataupun jabatan
Bapak/Ibu. Apapun jawaban Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya.
Akhirnya atas kesediaan dan peran serta Bapak/Ibu untuk mengisi semua
angket penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,Peneliti
Pinter Tua Manik
134
C. Identitas Responden No. Responden
(Diisi oleh peneliti)
Nama Sekolah:
Tingkat Pendidikan Sarjana
Belum sarjana
Sertifikasi Sudah sertifikasi
Belum sertifikasi
Catatan: Silahkan Bapak/Ibu beri tanda silang (X) pada kolom yang sesuaidengan kondisi Bapak/Ibu yang sesungguhnya.
D. Petunjuk Pengisian Instrumen
Bacalah pernyataan dengan seksama, selanjutnya Bapak/Ibu disilahkanmemilih salah satu jawaban dari lima alternatif jawaban yang tersedia. Sayasangat mengharapkan jawaban dari Bapak/Ibu terhadap seluruh pernyataan yangada dalam angket ini dengan cara membubuhkan tanda silang (X) pada kolomjawaban sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Setiap pernyataan ada lima kemungkinan jawaban seperti di bawah ini:Kemampuan Opini/Pendapat5 = Sangat mampu (SM) 5 = Sangat Setuju (SS)4 = Mampu (M) 4 = Setuju (S)3 = Cukup Mampu (CM) 3 = Kurang Setuju (KS)2 = Kurang Mampu (KM) 2 = Tidak Setuju (TS)1 = Sangat Tidak Mampu (STM) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Untuk memudahkan Bapak/Ibu dalam memberikan pilihan, berikut inidiberikan contoh yaitu:
No Pernyataan 5 4 3 2 11. Menyusun silabus sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. SM M C K SK
Jika Bapak/Ibu memilih SM pada contoh di atas, berarti bapak/Ibu.“sangatmampu” menyusun silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Jika Bapak/Ibuingin mengganti pilihan maka lingkari ( ) jawaban yang keliru tersebut.Selanjutnya pilihlah alternatif lain yang tersedia dengan memberi tanda ( X ).
Angket ini merupakan satu paket pernyataan yang terdiri dari 3 bagianyang meliputi: bagian pertama kinerja guru, bagian kedua kepemimpinan kepalasekolah dan bagian ketiga manajemen sarana prasarana.
135
INSTRUMEN PENELITIAN
A. Angket Kinerja Guru ( Y )
KeteranganAlternatif Jawaban
RespondenSM=Sangat Mampu, M=Mampu, CM=Cukup Mampu,KM=Kurang Mampu, STM=Sangat Tidak Mampu.
SM M CM KM STM
No Pernyataan 5 4 3 2 1
Menurut Bapak/Ibu, seberapa mampukah saudara dalam hal berikut :
Dimensi Kompetensi PedagogiA. Mengenal karakteristik anak didik
1Mengenal karakteristik setiap peserta didik dikelas.
SM M CM KM STM
2Memastikan semua peserta didik mendapatkesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktifdalam kegiatan pembelajaran.
SM M CM KM STM
3
Mengatur kelas untuk memberikan kesempatanbelajar yang sama pada semua peserta didik denganmemperhatikan kelainan fisik dan kemampuanbelajar yang berbeda.
SM M CM KM STM
4Mengetahui penyebab penyimpangan perilakupeserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebuttidak merugikan peserta didik lainnya.
SM M CM KM STM
5Membantu mengembangkan potensi dan mengatasikekurangan peserta didik.
SM M CM KM STM
6
Memperhatikan peserta didik dengan kelemahantertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).
SM M CM KM STM
B. Menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
7
Memberi kesempatan kepada peserta didik untukmenguasai materi pembelajaran sesuai usia dankemampuan belajarnya melalui pengaturan prosespembelajaran yang bervariasi.
SM M CM KM STM
8Memastikan tingkat pemahaman peserta didikterhadap materi pembelajaran tertentu.
SM M CM KM STM
9Menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnyaberdasarkan tingkat pemahaman sebelumnya.
SM M CM KM STM
10Menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan yangdilakukan, terkait keberhasilan pembelajaran.
SM M CM KM STM
11Menggunakan berbagai teknik pembelajaran untukmemotiviasi kemauan belajar peserta didik.
SM M CM KM STM
12
Memperhatikan respon peserta didik yangbelum/kurang memahami materi pembelajaran yangdiajarkan sebagai acuan memperbaiki rancanganpembelajaran berikutnya.
SM M CM KM STM
136
C. Pengembangan kurikulum
13Menyusun silabus sesuai dengan kurikulum yangberlaku.
SM M CM KM STM
14
Merancang rencana pembelajaran yang sesuaidengan silabus untuk membahas materi ajar tertentuagar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasaryang ditetapkan.
SM M CM KM STM
15Mengikuti urutan materi pembelajaran denganmemperhatikan tujuan pembelajaran.
SM M CM KM STM
16Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengantujuan pembelajaran.
SM M CM KM STM
17Memilih materi pembelajaran yang tepat danmutakhir.
SM M CM KM STM
18Memilih materi pembelajaran yang sesuai denganusia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik.
SM M CM KM STM
19Memilih materi pembelajaran yang dapatdilaksanakan di kelas.
SM M CM KM STM
20Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengankonteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
SM M CM KM STM
D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
21Melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai denganrancangan yang telah disusun secara lengkap.
SM M CM KM STM
22
Melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuanmembantu proses belajar peserta didik, bukan untukmenguji sehingga membuat peserta didik tidakmerasa tertekan.
SM M CM KM STM
23Mengkomunikasikan informasi baru (misalnyamateri tambahan) sesuai dengan usia dan tingkatkemampuan belajar peserta didik.
SM M CM KM STM
24Menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didiksebagai tahapan proses pembelajaran.
SM M CM KM STM
25Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isikurikulum dan mengkaitkannya dengan kontekskehidupan sehari-hari peserta didik.
SM M CM KM STM
26Melakukan aktivitas pembelajaran dengan carabervariasi untuk mempertahankan perhatian pesertadidik.
SM M CM KM STM
27Mengelola kelas dengan efektif agar semua pesertadidik dapat memanfaatkan waktu secara produktif.
SM M CM KM STM
28Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yangdirancang dengan kondisi kelas.
SM M CM KM STM
29Memberikan banyak kesempatan kepada pesertadidik untuk bertanya, mempraktekkan danberinteraksi dengan peserta didik lain.
SM M CM KM STM
30Mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secarasistematis dan tepat waktu.
SM M CM KM STM
137
31
Menggunakan alat bantu mengajar dan audio-visual(termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasibelajar peserta didik dalam mencapai tujuanpembelajaran.
SM M CM KM STM
E. Mengembangkan potensi peserta didik
32Menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentukpenilaian untuk mengetahui tingkat kemajuanmasing-masing peserta didik.
SM M CM KMSTM
33
Merancang dan melaksanakan aktivitaspembelajaran yang mendorong peserta didik untukbelajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajarmasing-masing.
SM M CM KMSTM
34Merancang dan melaksanakan aktivitaspembelajaran untuk memunculkan daya kreativitasdan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
SM M CM KMSTM
35Membantu peserta didik secara aktif dalam prosespembelajaran dengan memberikan perhatian kepadasetiap individu.
SM M CM KMSTM
36Mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat,potensi, dan kesulitan belajar masing-masing pesertadidik.
SM M CM KMSTM
37Memberikan kesempatan belajar kepada pesertadidik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
SM M CM KMSTM
38Memusatkan perhatian pada interaksi peserta didikdan mendorongnya untuk memahami danmenggunakan informasi yang disampaikan.
SM M CM KMSTM
F. Komunikasi dengan peserta didik
39
Menggunakan pertanyaan untuk mengetahuipemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik,termasuk memberikan pertanyaan terbuka yangmenuntut peserta didik untuk menjawab dengan idedan pengetahuan mereka.
SM M CM KMSTM
40
Meperhatikan dan mendengarkan semua pertanyaandan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,kecuali jika diperlukan untuk membantumengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
SM M CM KMSTM
41Menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran danisi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
SM M CM KMSTM
42Menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapatmenumbuhkan kerja sama yang baik antar pesertadidik.
SM M CM KMSTM
43
Mendengarkan dan memberikan perhatian terhadapsemua jawaban peserta didik baik yang benarmaupun yang dianggap salah untuk mengukurtingkat pemahaman peserta didik.
SM M CM KMSTM
138
44
Memberikan perhatian terhadap pertanyaan pesertadidik dan meresponnya secara lengkap dan relevanuntuk menghilangkan kebingungan pada pesertadidik.
SM M CM KMSTM
G. Evaluasi Pembelajaran
45Melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik danjenis penilaian, selain penilaian formal yangdilaksanakan sekolah.
SM M CM KMSTM
46
Mengumumkan hasil penilaian serta implikasinyakepada peserta didik, tentang tingkat pemahamanterhadap materi pembelajaran yang telah dan akandipelajari.
SM M CM KMSTM
47
Menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasitopik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahuikekuatan dan kelemahan masing-masing pesertadidik untuk keperluan remedial dan pengayaan.
SM M CM KMSTM
48Memanfaatkan masukan dari peserta didik danmerefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaranselanjutnya.
SM M CM KMSTM
49Memanfatkan hasil penilaian sebagai bahanpenyusunan rancangan pembelajaran yang akandilakukan selanjutnya.
SM M CM KMSTM
139
INSTRUMEN PENELITIAN
B. Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ( X1 )
KeteranganAlternatif Jawaban
RespondenSS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju.
SS S KS TS STS
No Pernyataan 5 4 3 2 1
Bagaimanakah opini saudara tentang kepala sekolah saudara, dalam halberikut:1. Dimensi KoordinasiA. Mengkoordinasikan hubungan antara guru-guru, staf pegawai, siswa
dan masyarakat sekitar.1 Kepala sekolah menciptakan hubungan yang
harmonis dan terkendali melalui sistem informasimanajemen sekolah.
SS S KS TS STS
2 Kepala sekolah menyediakan sistem informasimanajemen yang bisa diakses oleh seluruh wargasekolah.
SS S KS TS STS
3 Kepala sekolah menjalankan kepemimpinan secaraterbuka.
SS S KS TS STS
4 Kepala sekolah mengembangkan budaya demokrasidi lingkungan sekolah.
SS S KS TS STS
5 Kepala sekolah melibatkan seluruh pemangkukepentingan dalam penyusunan program sekolah.
SS S KS TS STS
B. Mengkoordinasikan hubungan antara tugas masing-masing guru danstaf pegawai.
6 Kepala sekolah menyusun Pembagian tugas guru,staf pegawai, sesuai dengan bidang dan keahlianmasing-masing.
SS S KS TS STS
7 Kepala sekolah menyusun pembagian tugas danjadwal tugas guru, staf pegawai, selesai tepat waktu.
SS S KS TS STS
8 Kepala sekolah mendelegasikan tugas dengan jelasdan bertanggungjawab.
SS S KS TS STS
9 Kepala sekolah mengawasi dan mengendalikanprogram pembelajaran.
SS S KS TS STS
C. Mengkoordinasikan hubungan antara satuan-satuan organisasisekolah (kesiswaan, bid.kurikulum, bid.sapras, ketatausahaan danlainnya).
10 Kepala sekolah mendelegasikan tugas dan fungsipada masing-masing satuan organisasi sekolahdengan jelas dan bertanggungjawab.
SS S KS TS STS
11 Kepala sekolah melibatkan seluruh satuan-satuanorganisasi sekolah dalam penyusunan programpengembangan sekolah.
SS S KS TS STS
12 Kepala sekolah mengadakan rapat-rapat koordinasiantar satuan-satuan organisasi sekolah.
SS S KS TS STS
140
13 Kepala sekolah mengawasi dan mengendalikanprogram/strategi pengembangan sekolah sesuaidengan visi dan misi sekolah.
SS S KS TS STS
14 Kepala sekolah mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dari atasannya atau dari pemerintahdengan handal.
SS S KS TS STS
2. Dimensi Pengambilan Keputusan
A. Pengambilan keputusan secara partisipatif15 Kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam
menyusun progran kerja sekolah tahunan ataurencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) melaluirapat komite.
SS S KS TS STS
16 Kepala sekolah memberikan kesempatan yang samakepada semua guru dan staf dalam memberipendapat.
SS S KS TS STS
17 Kepala sekolah menyampaikan danmensosialisasikan visi dan misi sekolah kepadaseluruh warga sekolah.
SS S KS TS STS
18 Kepala sekolah meminta dan menerima pendapatbapak/ibu guru-guru dalam membuat keputusan.
SS S KS TS STS
19 Kepala sekolah mengikut sertakan guru-guru dalammemecahkan masalah di sekolah.
SS S KS TS STS
B. Pengambilan keputusan secara logis dan sistematis20 Kepala sekolah merumuskan masalah dengan
menerapkan analisis SWOT (analisis kekuatan,kelemahan, peluang, dan ancaman) pada sekolah.
SS S KS TS STS
21 Kepala sekolah mengumpulkan informasi denganberbasis data.
SS S KS TS STS
22 Kepala sekolah memilih dan menetapkan keputusanrelevan dengan kondisi guru.
SS S KS TS STS
23 Kepala sekolah melaksanakan putusan yangditetapkan dengan konsisten.
SS S KS TS STS
24 Kepala sekolah membagi tugas guru dan staf denganadil dan sesuai bidang keahliannya.
SS S KS TS STS
25 Kepala sekolah melaksanakan pengembanganpendidik dan tenaga kependidikan berdasarkankebutuhan sekolah.
SS S KS TS STS
26 Kepala sekolah menilai kinerja guru yang dilakukandengan prinsip objektifitas yang tinggi. SS S KS TS STS
27 Kepala sekolah melakukan evaluasi kinerja gurudengan mempergunakan dokumen pendidik dantenaga kependidikan berupa daftar atau bukukonsultasi.
SS S KS TS STS
3. Dimensi Komunikasi
A. Berkomunikasi secara efektif28 Kepala sekolah berkomunikasi dengan baik, baik
secara lisan maupun tulisan dengan bawahannya.SS S KS TS STS
141
29 Kepala sekolah berkomunikasi dengan tidak dalambentuk distorsi (komunikasi yang menyebabkanpengertian yang menyimpang dari arti sebenarnya).
SS S KS TS STS
30 Kepala sekolah menginformasikan berbagai programdan kegiatan sekolah dengan baik misalnya visi danmisi sekolah dalam pertemuan warga sekolah.
SS S KS TS STS
31 Kepala sekolah memilih metode berkomunikasiyang sesuai dengan relevansi, respons dan skil sipenerima.
SS S KS TS STS
32 Kepala sekolah berkomunikasi dengan tepat waktu,situasi dan kondisi.
SS S KS TS STS
33 Kepala sekolah sebagai komunikator yang dapatdipercaya. SS S KS TS STS
B. Berkomunikasi dengan memahami pribadi serta watak.
34 Kepala sekolah berkomunikasi dengan ramah tamah,sopan dan sentuhan kasih sayang.
SS S KS TS STS
35 Kepala sekolah menggunakan komunikasi yangmenunjukkan pemahaman tentang kepribadian danwatak seseorang.
SS S KS TS STS
36 Kepala sekolah memastikan bahwa semua wargasekolah mendapat kesempatan yang sama untukberkomunikasi aktif.
SS S KS TS STS
37 Kepala sekolah memberikan perhatian danmendengarkan semua pertanyaan, usulan dantanggapan bawahan.
SS S KS TS STS
38 Kepala sekolah menanggapi pernyataan wargasekolah secara tepat, benar, dan mutakhir tanpamempermalukannya.
SS S KS TS STS
39 Kepala sekolah memberi masukan untuk membantumengembangkan potensi dan mengatasi kelemahanindividu.
SS S KS TS STS
40 Kepala sekolah menyajikan komunikasi yang dapatmenumbuhkan kerja sama yang baik antar wargasekolah.
SS S KS TS STS
41 Kepala sekolah mendengarkan dan memberikanperhatian terhadap pernyataan warga sekolah baikyang benar maupun yang dianggap salah untukmengukur tingkat pemahaman warga sekolah.
SS S KS TS STS
42 Kepala sekolah merespon secara lengkap danrelevan setiap pernyataan untuk menghilangkankebingungan warga sekolah.
SS S KS TS STS
4. Perhatian kepada bawahan.
A. Pembinaan hubungan antara kepala sekolah dengan guru, staf, dansiswa.
43 Kepala sekolah membina keakraban antara kepalasekolah, guru, staf, dan siswa. SS S KS TS STS
142
44 Kepala sekolah menciptakan hubungan kekeluargaanyang harmonis antara kepala sekolah guru, staf dansiswa.
SS S KS TS STS
45 Kepala sekolah menerima dengan senang hati jikabawahannya memberikan masukan/ kritikanterhadap pekerjaan yang dilakukannya.
SS S KS TS STS
46 Kepala sekolah menciptakan lingkungan dimanaseluruh guru dapat menyumbangkankemampuannya.
SS S KS TS STS
47 Kepala sekolah bertukar pikiran dengan guru demikemajuan sekolah.
SS S KS TS STS
48 Kepala sekolah memberikan sanksi dan hukumanbagi yang melanggar disiplin dan aturan yangberlaku.
SS S KS TS STS
B. Perhatian kepala sekolah kepada guru, staf, pegawai dan siswa.
49 Kepala sekolah memiliki perhatian terhadappengembangan karier bagi setiap guru.
SS S KS TS STS
50 Kepala sekolah memberikan perhatian secara khususkepada guru yang berkemampuan tinggi.
SS S KS TS STS
51 Kepala sekolah memenuhi fasilitas kebutuhan gurudalam bertugas.
SS S KS TS STS
52 Kepala sekolah menyelesaikan konflik yang terjadidiantara guru.
SS S KS TS STS
53 Kepala sekolah membangkitkan semangat kerja guruuntuk meningkatkan prestasi kerja.
SS S KS TS STS
54 Kepala sekolah melakukan supervisi untukmeningkatkan kualitas pembelajaran.
SS S KS TS STS
143
INSTRUMEN PENELITIAN
C. Angket Manajemen Sarana Prasarana ( X2 )
Keterangan dan Alternatif Jawaban Responden
SS = Sangat Setuju, S = Setuju, KS = Kurang Setuju,TS = Tidak Setuju, ST S= Sangat Tidak Setuju.
SS S KS TS STS
No Pernyataan 5 4 3 2 1
Bagaimana opini atau pendapat saudara tentang manajemen saranaprasarana sekolah saudara dalam hal berikut:
1. Dimensi Perencanaan
A. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan disekolah.
1Kepala sekolah mengikutsertakan berbagai elemensekolah dalam mengidentifikasi kebutuhan saranaprasarana.
SS S KS TS STS
2
Kepala sekolah menerima masukan dalammengidentifikasi kebutuhan sarana prasarana dariberbagai bidang keahlian masing-masing elemensekolah.
SS S KS TS STS
3Pencatatan dan pendaftaran dalam identifikasikebutuhan sarana prasarana sekolah tertib danteratur.
SS S KS TS STS
4Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai kebutuhan pengembangan sekolah. SS S KS TS STS
5Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranasekolah sesuai kebutuhan sekarang maupun yangakan datang.
SS S KS TS STS
6Pengidentifikasian kebutuhan sarana prasaranamengutamakan fasilitas penunjang kelancaran prosespembelajaran.
SS S KS TS STS
B. Menetapkan prioritas kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.
7Kepala sekolah megikutsertakan berbagai elemensekolah dalam menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana sekolah.
SS S KS TS STS
8Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana berdasarkan atas kesepakatan dankeputusan bersama.
SS S KS TS STS
9Penetapan kebutuhan sarana prasarana sesuaikebutuhan pengembangan sekolah yang realistis,artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.
SS S KS TS STS
10
Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana dengan megikuti skala prioritas,sesuai pedoman standar: kesesuaian, jenis, kuantitasdan kualitas.
SS S KS TS STS
144
11Kepala sekolah menetapkan rencana kebutuhansarana prasarana dengan mengutamakan fasilitaspenunjang kelancaran proses pembelajaran.
SS S KS TS STS
C. Menuangkan dalam bentuk program.
12Kepala sekolah membuat program/perencanaanjangka panjang, menengah dan jangka pendek(tahunan) sarana prasarana sekolah.
SS S KS TS STS
13Kepala sekolah membuat program yang memuatpersonil penanggungjawab yang memimpin setiapprogram perencanaan sarana prasarana.
SS S KS TS STS
14Kepala sekolah membuat program yang memuatsasaran dari setiap program perencanaan saranaprasarana.
SS S KS TS STS
15Kepala sekolah mempunyai program yang memuatkegiatan kongkrit dari setiap program perencanaansarana prasarana.
SS S KS TS STS
16Kepala sekolah membuat program yang memuatjadwal/batas waktu dari setiap program perencanaansarana prasarana.
SS S KS TS STS
17Kepala sekolah membuat program yang memuatalokasi anggaran dari setiap program perencanaansarana prasarana.
SS S KS TS STS
2. Dimensi Pengadaan
A. Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan kepadapihak terkait.
18Kepala sekolah mengadakan rapat dengan berbagaielemen sekolah dalam usul pengadaan saranaprasarana.
SS S KS TS STS
19Kepala sekolah membuat masukan/usul untukpengadaan sarana prasarana.
SS S KS TS STS
20Kepala sekolah menerima masukan/usul untukpengadaan sarana prasarana dari berbagai bidangkeahlian masing-masing elemen sekolah.
SS S KS TS STS
21Kepala sekolah membuat proposal pengadaan saranaprasarana yang ditujukan kepada pemerintah ataukekomite sekolah atau pihak terkait lainnya.
SS S KS TS STS
B. Mengadakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan prioritasdan kemampuan sekolah.
22 Pengadaan sarana prasarana telah sesuai denganprioritas kebutuhan sekolah.
SS S KS TS STS
23
Pengadaan sarana prasarana biasanya telah sesuaidengan yang direncanakan dalam kesesuaian jenis,jumlah, waktu maupun tempat, harga dansumbernya.
SS S KS TS STS
24 Pengadaan sarana prasarana biasanya telah sesuaidengan prosedur dan proses yang berlaku dan yangdisepakati.
SS S KS TS STS
145
25
Pengendalian dalam pengadaan sarana prasaranadilakukan dengan baik, dilakukan denganpengecekan dan pencatatan serta pengontrolanmasuknya sarana prasarana.
SS S KS TS STS
3. Dimensi Penggunaan
Mendistribusikan dan pendayagunaan sarana prasarana secaraoptimal.
26Sekolah memberi kesempatan yang sama kepadasemua guru untuk menggunakan fasilitas sekolah. SS S KS TS STS
27Tersedia penjadwalan dan tata tertib penggunaansarana prasarana dengan baik. SS S KS TS STS
28Tersedia aturan dan tatacara pemanfaatan saranaprasarana dengan baik.
SS S KS TS STS
29
Mempunyai personil/petugas profesional pengelolasarana prasarana dalam hal pendistribusian danpenggunaan fasilitas sekolah.
SS S KS TS STS
4. Dimensi Pengawasan
Melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan secaraoptimal
30Kepala sekolah melaksanakan pengawasanpengadaan sarana prasarana agar sesuai denganstandar yang direncanakan.
SS S KS TS STS
31Kepala sekolah melaksanakan pengawasanpenggunaan sarana prasarana sekolah agartermanfaatkan secara optimal.
SS S KS TS STS
32Pengawasan sarana prasarana terlaksana maksimal,terbukti dengan terpeliharanya sarana prasaranasekolah.
SS S KS TS STS
5. Dimensi Perawatan
Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasaranapendidikan secara teratur dan berkesinambungan.
33Semua sarana prasarana sekolah tampak selalubersih.
SS S KS TS STS
34Sarana prasana sekolah tampak rapi, teratur dantertata.
SS S KS TS STS
35Penempatan mobiler sekolah berada pada tempatyang seharusnya.
SS S KS TS STS
36 Usia pakai peralatan sekolah sangat optimal. SS S KS TS STS
37 Tersusun program perawatan sekolah dengan baik. SS S KS TS STS
38 Terbentuk tim pelaksana perawatan sekolah. SS S KS TS STS
146
39Tersedia jadwal kegiatan perawatan untuk setiapbagian peralatan dan fasilitas sekolah.
SS S KS TS STS
40 Tercipta tertib administrasi sarana prasarana sekolah. SS S KS TS STS
41Terlaksana perawatan sarana prasarana sekolahdengan baik
SS S KS TS STS
42
Akibat dari tidak pernahnya dilaksanakan kegiatanpenghapusan sarana prasarana yang tidak terpakailagi karena kerusakan/termakan usia maka sekolahkami tampak penuh dengan tumpukan barang-barang rusak (barus).
STS TS KS S SS
43
Sekolah memberikan penghargaan kepada merekayang berhasil meningkatkan kinerja peralatan ataumeningkatkan kesadaran dalam merawat saranaprasana sekolah.
SS S KS TS STS
Sekian dan Terimakasih
150
Lampiran 10. Data Penelitian
Sertifikasi Pendidikan X1 X2 Y1 Sudah ≥S1 140 143 198 4812 Sudah ≥S1 203 162 189 5543 Sudah ≥S1 234 187 229 6504 Sudah ≥S1 221 162 195 5785 Sudah ≥S1 172 160 171 5036 Sudah ≥S1 199 173 176 5487 Sudah ≥S1 182 131 175 4888 Sudah ≥S1 229 167 199 5959 Sudah ≥S1 163 148 164 47510 Sudah ≥S1 215 163 189 56711 Sudah ≥S1 202 175 181 55812 Sudah ≥S1 203 160 192 55513 Sudah ≥S1 226 159 229 61414 Sudah ≥S1 223 114 199 53615 Sudah ≥S1 176 177 168 52116 Sudah ≥S1 199 193 229 62117 Sudah ≥S1 222 193 199 61418 Sudah <S1 140 169 161 47019 Sudah <S1 203 117 177 49720 Sudah <S1 234 163 189 58621 Belum ≥S1 221 177 196 59422 Belum ≥S1 172 156 176 50423 Belum ≥S1 199 178 184 56124 Belum ≥S1 182 177 171 53025 Belum ≥S1 229 178 197 60426 Belum ≥S1 163 175 165 50327 Belum ≥S1 215 163 197 57528 Belum ≥S1 224 176 211 61129 Belum ≥S1 253 181 229 66330 Belum ≥S1 253 131 160 54431 Belum ≥S1 215 160 183 55832 Belum ≥S1 253 165 229 64733 Belum ≥S1 243 187 195 62534 Belum ≥S1 205 188 215 60835 Belum ≥S1 205 154 185 54436 Belum ≥S1 217 185 226 62837 Belum ≥S1 229 178 206 61338 Belum ≥S1 181 117 172 47039 Belum ≥S1 183 107 175 46540 Belum ≥S1 233 177 211 62141 Belum ≥S1 222 133 177 53242 Belum ≥S1 238 160 181 57943 Belum ≥S1 221 158 197 57644 Belum ≥S1 214 177 182 57345 Belum ≥S1 205 114 186 50546 Belum <S1 245 151 213 60947 Belum <S1 229 175 209 61348 Belum <S1 229 160 198 58749 Belum <S1 225 158 198 58150 Belum <S1 253 133 214 60051 Belum <S1 253 160 230 64352 Belum <S1 215 146 192 553
NOResponden Variabel Total
151
Lampiran 11. Perhitungan Statistik Dasar dan Penyusunan Tabel DistribusiFrekuensi
Statistics
X1 X2 Y
N Valid 52 52 52
Missing 0 0 0
Mean 211,73 160,60 193,63
Median 216,00 162,50 193,50
Mode 229a
160 229
Std. Deviation 27,789 21,614 19,717
Variance 772,240 467,147 388,746
Range 113 86 70
Minimum 140 107 160
Maximum 253 193 230
Sum 11010 8351 10069
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Perhitungan distribusi Frekuensi dalam kelompok interval kelas sebagai beriku:
A. Data Kinerja Guru
1. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log (52)
= 1 + 3,3 (1,716)
= 1 + 5,663
= 6,663 dibulatkan = 7
2. Rentang Interval =sBanyakKela
Range
=7
70
= 10
152
3. Distribusi Data Kinerja Guru
Kelas Interval Fx %fx Fk %fk
160-170 5 9,6 5 9,6
171-181 10 19,2 15 28,8
182-192 11 21,2 26 50,0
193-203 12 23,1 38 73,1
204-214 6 11,5 44 84,6
215-225 5 9,6 49 94,2
226-236 3 5,8 52 100,0
Total 52 100,0
B. Data Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log (52)
= 1 + 3,3 (1,716)
= 1 + 5,663
= 6,663 dibulatkan = 7
2. Rentang Interval =sBanyakKela
Range
=7
113
= 16,143 dibulatkan = 17
3. Distribusi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kelas Interval Fx %fx Fk %fk
140-157 2 3,8 2 3,8
158-175 4 7,7 6 11,5
176-193 5 9,7 11 21,2
194-211 10 19,2 21 40,4
212-229 20 38,5 41 78,9
230-247 6 11,5 47 90,4
248-265 5 9,6 52 100,0
Total 52 100,0
153
C. Data Manajemen Sarana Prasarana
1. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log (52)
= 1 + 3,3 (1,716)
= 1 + 5,663
= 6,663 dibulatkan = 7
2. Rentang Interval =sBanyakKela
Range
=7
86
= 12,286 dibulatkan = 13
3. Distribusi Data Managemen Sarana Prasarana
Kelas Interval fx %fx Fk %fk
107-119 2 3,8 2 3,8
120-132 3 5,8 5 9,6
133-145 5 9,6 10 19,2
146-158 13 25,0 23 44,2
159-171 15 28,9 38 73,1
172-184 8 15,4 46 88,5
185-197 6 11,5 52 100,0
Total 52 100,0
154
Lampiran 12. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 52 52 52Normal Parameters
a,bMean 211,73 160,60 193,63Std. Deviation 27,789 21,614 19,717
Most Extreme Differences Absolute ,129 ,164 ,124Positive ,069 ,076 ,124Negative -,129 -,164 -,084
Kolmogorov-Smirnov Z ,928 1,181 ,891Asymp. Sig. (2-tailed) ,355 ,123 ,406
a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.
a. Histogram Data Variabel Kinerja Guru
b. Histogram Data Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
c. Histogram Data Managemen Sarana Prasarana
155
Lampiran 13. Uji Homogenitas Varian
Tabel Bantu Hitung Chi Kuadrat Barlett
Klp N dk Sd Sd2 dk.(Sd2) dk.log(Sd2)1 17 16 51,979 2701,87 43229,88 54,91
2 3 2 60,699 3684,33 7368,667 7,13
3 25 24 53,669 2880,39 69129,44 83,03
4 7 6 28,314 801,67 4810 17,42
Total 52 48 124537,99 162,49
S2 =dk
sddk
).( 2
=48
124537,99
= 2594,54
b = (logS2).∑(dk)
= log 2594,54 x 48
= 3,414 x 48
= 163,8749
X2hitung = (In 10){b-∑ dk.log(Sd2)}
= 2,3026 x (163,8749-162,49)
= 3,1885
X2tabel dengan dk = 3 dan α = 0,05 adalah 7,812
Dengan demikian X2hitung < X2
tabel, atau 3,1885 < 7,812 yaitu Homogen
Keterangan:
Klp 1 = Kelompok Sudah Sertifikasi dan Pendidikan S1 keatas
Klp 2 = Kelompok Sudah Sertifikasi dan Pendidikan belum S1
Klp 3 = Kelompok Belum Sertifikasi dan Pendidikan S1 keatas
Klp 4 = Kelompok Belum Sertifikasi dan Pendidikan belum S1
156
Lampiran 14: Uji Independensi
Correlations
X1 X2
X1 Pearson Correlation 1 ,133
Sig. (2-tailed) ,347
N 52 52
X2 Pearson Correlation ,133 1
Sig. (2-tailed) ,347
N 52 52
Nilai Korelasi Pearson = 0,133
Nilai Sig, 0,347 > 0,05 artinya tidak signifikan
Dengan demikian Variabel X1 dan X2 independen.
Atau dengan menggunakan rumus product moment dan uji t.
thitung=
r
nr2
1
2
=0177,01
252133,0
=991,0
941,0
thitung= 0,949
t tabel= 1,675
157
Lampiran 15. Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Y * X1 52 100,0% 0 ,0% 52 100,0%
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square
Y * X1 Between Groups (Combined) 11910,474 26 458,095
Linearity 7224,352 1 7224,352
Deviation from Linearity 4686,123 25 187,445
Within Groups 7915,583 25 316,623
Total 19826,058 51
ANOVA Table
F Sig.
Y * X1 Between Groups (Combined) 1,447 ,180
Linearity 22,817 ,000
Deviation from Linearity ,592 ,902
Within Groups
Total
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Y * X1 ,604 ,364 ,775 ,601
158
Lampiran 16. Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Y * X2 52 100,0% 0 ,0% 52 100,0%
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square
Y * X2 Between Groups (Combined) 13195,524 28 471,269
Linearity 2568,969 1 2568,969
Deviation from Linearity 10626,556 27 393,576
Within Groups 6630,533 23 288,284
Total 19826,058 51
ANOVA Table
F Sig.
Y * X2 Between Groups (Combined) 1,635 ,116
Linearity 8,911 ,007
Deviation from Linearity 1,365 ,226
Within Groups
Total
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Y * X2 ,360 ,130 ,816 ,666
159
Lampiran 17. Uji Hipotesis Pertama
Correlations
Y X1
Pearson Correlation Y 1,000 ,604
X1 ,604 1,000
Sig. (1-tailed) Y . ,000
X1 ,000 .
N Y 52 52
X1 52 52
Variables Entered/Removedb
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 X1a
. Enter
a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 ,604a
,364 ,352 15,876
a. Predictors: (Constant), X1b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7224,352 1 7224,352 28,664 ,000a
Residual 12601,706 50 252,034
Total 19826,058 51
a. Predictors: (Constant), X1b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 102,952 17,080 6,028 ,000
X1 ,428 ,080 ,604 5,354 ,000
a. Dependent Variable: Y
160
Lampiran 18. Uji Hipotesis Kedua
Correlations
Y X2
Pearson Correlation Y 1,000 ,360
X2 ,360 1,000
Sig. (1-tailed) Y . ,004
X2 ,004 .
N Y 52 52
X2 52 52
Variables Entered/Removedb
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 X2a
. Enter
a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 ,360a
,130 ,112 18,578
a. Predictors: (Constant), X2b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2568,969 1 2568,969 7,443 ,009a
Residual 17257,089 50 345,142
Total 19826,058 51
a. Predictors: (Constant), X2b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 140,899 19,500 7,225 ,000
X2 ,328 ,120 ,360 2,728 ,009
a. Dependent Variable: Y
161
Lampiran 19. Uji Hipotesis Keiga
Correlations
Y X1 X2
PearsonCorrelation
Y 1,000 ,604 ,360
X1 ,604 1,000 ,133
X2 ,360 ,133 1,000
Sig. (1-tailed) Y . ,000 ,004
X1 ,000 . ,173
X2 ,004 ,173 .
N Y 52 52 52
X1 52 52 52
X2 52 52 52
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 ,666a
,444 ,421 14,999
a. Predictors: (Constant), X2, X1b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8802,412 2 4401,206 19,563 ,000a
Residual 11023,646 49 224,972
Total 19826,058 51
a. Predictors: (Constant), X2, X1b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 66,942 21,102 3,172 ,003
X1 ,401 ,076 ,566 5,264 ,000
X2 ,260 ,098 ,285 2,648 ,011
a. Dependent Variable: Y
Variables Entered/Removedb
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 X2, X1a
. Enter
a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: Y
162
Lampiran 20. Uji Korelasi Parsial
Correlations
Control Variables Y X1
X2 X1 Correlation 1,000 ,601
Significance (2-tailed) . ,000
df 0 49
Y Correlation ,601 1,000
Significance (2-tailed) ,000 .
df 49 0
Correlations
Control Variables Y X2
X1 Y Correlation 1,000 ,354
Significance (2-tailed) . ,011
df 0 49
X2 Correlation ,354 1,000
Significance (2-tailed) ,011 .
df 49 0
163
Lampiran 21. Perhitungan Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif
A. Kontribusi Relatif (KR)
1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
KR =2)
2(2)
1(
)1
( 2
yrxyrx
yrx
x 100%
=)130,0()364,0(
)364,0(
x 100%
=494,0
364,0x 100%
= 0,7368 x 100%
= 73,68%
2. Varibel Managemen Sarana Prasarana (X2)
KR =2)
2(2)
1(
)1
( 2
yrxyrx
yrx
x 100%
=)130,0()364,0(
)130,0(
x 100%
=494,0
130,0x 100%
= 0,2632 x 100%
= 26,32%
164
B. Kontribusi Efektif (KE)
1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
KE = KR x Koefisien determinasi (R2X12Y)
= 73,68% x 0,444
= 32,71%
2. Varibel Managemen Sarana Prasarana (X2)
KE = KR x Koefisien determinasi (R2X12Y)
= 26,32% x 0,444
= 11,69%
C. Kontaminasi Variabel X1 dan X2
1. Koefisien diterminasi Korelasi Parsial X1Y (X2 konstanta)
r2 parsial = 0,6012 = 0,3612,
Diterminasi = 0,3612 x 100 %
= 36,12%
Kontaminasi = 36,12% - 32,71%
= 3,41%
2. Koefisien diterminasi Korelasi Parsial X2Y (X1 konstanta)
r2 parsial = 0,3542 = 0,1253,
Diterminasi = 0,1253 x 100 %
= 12,53%
Kontaminasi = 12,53% - 11,69%
= 0,84%
165
Lampiran 22. Rangkuman Tabel t, F dan Chi Kuadrat
Taraf Kepercayaan 95%
df Tabel_t Tabel_F(df1) Tabel_F(df2) Tabel_Chi df Tabel_t Tabel_F(df1) Tabel_F(df2) Tabel_Chi
1 6,314 161,448 199,5 3,841 45 1,679 4,057 3,204 61,656
2 2,92 18,513 19,00 5,991 46 1,679 4,052 3,2 62,83
3 2,353 10,128 9,552 7,815 47 1,678 4,047 3,195 64,001
4 2,132 7,709 6,944 9,488 48 1,677 4,043 3,191 65,171
5 2,015 6,608 5,786 11,07 49 1,677 4,038 3,187 66,339
6 1,943 5,987 5,143 12,592 50 1,676 4,034 3,183 67,505
7 1,895 5,591 4,737 14,067 51 1,675 4,03 3,179 68,669
8 1,86 5,318 4,459 15,507 52 1,675 4,027 3,175 69,832
9 1,833 5,117 4,256 16,919 53 1,674 4,023 3,172 70,993
10 1,812 4,965 4,103 18,307 54 1,674 4,02 3,168 72,153
11 1,796 4,844 3,982 19,675 55 1,673 4,016 3,165 73,311
12 1,782 4,747 3,885 21,026 56 1,673 4,013 3,162 74,468
13 1,771 4,667 3,806 22,362
14 1,761 4,6 3,739 23,685
15 1,753 4,543 3,682 24,996
16 1,746 4,494 3,634 26,296
17 1,74 4,451 3,592 27,587
18 1,734 4,414 3,555 28,869
19 1,729 4,381 3,522 30,144
20 1,725 4,351 3,493 31,41
21 1,721 4,325 3,467 32,671
22 1,717 4,301 3,443 33,924
23 1,714 4,279 3,422 35,172
24 1,711 4,26 3,403 36,415
25 1,708 4,242 3,385 37,652
26 1,706 4,225 3,369 38,885
27 1,703 4,21 3,354 40,113
28 1,701 4,196 3,34 41,337
29 1,699 4,183 3,328 42,557
30 1,697 4,171 3,316 43,773
31 1,696 4,16 3,305 44,985
32 1,694 4,149 3,295 46,194
33 1,692 4,139 3,285 47,4
34 1,691 4,13 3,276 48,602
35 1,69 4,121 3,267 49,802
36 1,688 4,113 3,259 50,998
37 1,687 4,105 3,252 52,192
38 1,686 4,098 3,245 53,384
39 1,685 4,091 3,238 54,572
40 1,684 4,085 3,232 55,758
41 1,683 4,079 3,226 56,942
42 1,682 4,073 3,22 58,124
43 1,681 4,067 3,214 59,304
44 1,68 4,062 3,209 60,481
Recommended