Citation preview
EKONOMI MIKRO ISLAMSEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM
Pertanyaan yang selalu menyertai teori seberapa jauh teori tersebut
benar (mampu mengungkkapkan kenyataan yang hidup didunia
nyata/bukti empiris). pola pikir ini mendominasi hampir setiap
proses penentuan kebenaran semua cabang ilmu pengetahuan
Ini yang disebut induksi ilmuwan menguji hipotesis secara berulang
sehingga hipotesis ditolak atau diterima.
Proses pengujian seperti ini masih dimungkinkan adanya kesalahan
sehingga kesimuplan keliru (dalam statistika kesalahan tipe pertama
(type I error)) kekeliruan akibat representasi yang berasal dari
keterbatasan sampel
sesuatu yang dikatakan benar belum tentu benar secara mutlak
demikian sebaliknya bisa muncul fakta baru dikemudian waktu.
Proses ini juga dapat memunculkan divergensi antara kebenaran vs
kebaikan. Teori benar tapi dari moral tidak baik. Prinsip baik
tetapi tidak ada fakta empiris dianggap tidak benar. teori benar
tidak selalu baik, teori baik belum tentu benar menurut
fakta.
Dalam Islam kebenaran dan kebaikan mutlak hanya berasal dari Allah
baik ayat qauliyah & kauniyah
Ayat qauliyah sebagian langsung dapat dipahami, sebagian butuh
tafsir yang sahih.
Ayat kauniyah sebagai pendukung dan penguat kebenaran ayat
qauliyah. Kebenaran ayat ni masih dipengaruhi oleh penafsiran
manusia terhadap fenomena sosial dan alam kebenaran empiris tidak
mutlak
Metodologi Ilmu Alam versus Metodologi Ilmu Sosial
Objek Ekonomi Islam
Metodologi Ilmu Alam versus Metodologi Ilmu Sosial
Metode diatas cocok untuk ilmu alam karena karakter subjek ilmu
bersifat pasti (aturan jagad raya yang sifatnya pasti mengikuti
sunatullah (hukum tuhan) mereka taat aturan dan hukum Allah.
Prilakunya konsisten teori yang benar. Kalau keliru karena
keterbatasan ilmu manusia.
Kekeliruan juga tidak menimbulkan divergensi antara kebenaran vs
kebaikan teori tidak merekomendasikan tindakan yang tidak
baik.
Tidak demikian pada ilmu sosial kesalahan terbesar metodologi ilmu
ekonomi selama ini adalah mengidentifikasikan ekonomi dengan proses
yang terjadi dalam ilmu fisika (Dr. Chapra, 2000). hubungan antar
variabel dipercayai sebagai pola yang pasti IE terjebak dalam
perangkap determinisme.
Resepon seseorang terhadap fenomena dipengaruhi oleh decision rule
kumpulan pengalaman, logika, rasio (histori, filsafat, bahasa, dan
pandangan hidup) dan juga input. sehingga kesimpulan logis menurut
A tapi tidak untuk orang lain. keputusan ini yang menjadi objek
IE.
Manusia punya pilihan untuk taat atau tidak jika tidak taat prilaku
ini yang diamati oleh Ekonom ketika diuji teori yang tidak berdasar
hukum Allah dianggap benar.
Isalm menolak metode ini karena kekeliruan akibat kegagalan sampel
merepresentasikan seluruh populasi yang ada.
Objek Ekonomi Islam
Objek Ekonomi Islam
Prilaku ideal atau paling tidak mendekati ideal (sesuai ajaran
Islam) dapat diobservasi betapapun sedikit jumlahnya tetap diyakini
sebagai kebenaran sekaligus ilmu.
EI merupakan manifestasi ajaran Islam dalam prilaku ekonomi baik
mulai penentuan tujuan, sikap, analsisi, dan respon terhadap
fenomena.
Dalam tataran empiris prilaku EI secara parsial dapat dijumpai pada
sekelompok masyarakat Muslim ataupun non muslim.
Kerangka Metodologis EI (3)
konsumen, produsen dan pemerintah
konsumen, produsen dan pemerintah
kerja atau tidak ?:
Jika perusahaan menaikkan
kan oleh pesaing ?)
BAGAIMANA MANUSIA MEMBUAT KEPUTUSAN
DALAM ISLAM PENGETAHUAN DIPEROLEH DARI DUA SUMBER:
PETUNJUK ALLAH
dihadapkan pada kendala kelangkaan relatif (relative
scarcity)
EKONOMI ISLAM
Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Islam
Basis Kebijakan Ekonomi Islam
Paradigma Ekonomi Islam
Karakteristik Ekonomi Islam
STIE DARMA ANDALAS
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi (2001) ketika kita berbicara tentang
nilai dan akhlak dalam ekonomi dan muamalah Islam, maka tampak
secara jelas empat nilai utama, yaitu:
Ekonomi Rabbaniyah (Ilahiyah)
Nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi
ekonomi Islam.
Nilai dan Karakteristik Ekonomi Islam
STIE DARMA ANDALAS
Ekonomi Ilahiyah (1)
Ekonomi Ilahiyah karena titik berangkatnya dari Allah, tujuannya
mencari ridla Allah dan cara-caranya tidak bertentangan dengan
syariatnya.
Kegiatan ekonomi, baik produksi, konsumsi, dan distribusi,
diikatkan pada prinsip Ilahiah dan pada tujuan Ilahi.
Seorang muslim merasa ketika menanam, bekerja, ataupun berdagang,
maka dengan amalnya itu maka ia beribadah kepada Allah.
Ketika mengkonsumsi dan memakan dari sebaik-baiknya rizqi,ia merasa
tengah memenuhi perintah Allah.
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah
di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan
Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (Al-Mulk
(67): 15).
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu. (Al-Baqarah (2): 168).
(((( ((((((( (((((( (((((( (((((((( ((((((( ((((((((((( (((
(((((((((((( ((((((((( ((( (((((((((( ( (((((((((( ((((((((((
((((
((((((((((( (((((((( ((((((( ((((( ((( (((((((( ((((((( ((((((((
---
( ((((((((( ((((((( ((((((( ((((((((((( ((((( ((((( ((((((((
((((((((( ((((((((((((( (((( (((((((((((( ( ((((((( (( ((((((
((((((((((((((( ((((
STIE DARMA ANDALAS
Ekonomi Ilahiyah (2)
Ekonomi dalam pandangan Islam bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi
merupakan kebutuhan bagi manusia dan sarana yang lazim baginya agar
bisa hidup dan bekerja untuk mencapai tujuannya yang tinggi.
Ekonomi penunjang dan pensupport bagi Aqidah dan risalahnya.
Dalam ekonomi Islam pengawasan internal dan hati nurani, yang
ditumbuhkan oleh iman di dalam hati seorang muslim, dan menjadikan
pengawas bagi dirinya.
Muslim yang takut dan takwa kepada Allah akan meninggalkan semua
usaha yang meragukan menuju usaha yang tidak meragukan.
Dalam ekonomi Islam nilai yang menetapkan bahwa sesungguhnya
manusia memiliki itu adalah “wakil” dalam harta Allah. Manusia
adalah wakil dan pemegang amanah terhadap harta tersebut.
Dan Hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi..(An-Najm (53): 31).
((( ((( ((( ((((((((((((( ((((( ((( (((((((( ((((
((((( ((( ((( ((((((((((((( ((((( ((( (((((((( ((((( (((((((((((
((((( (((((( ((((((((( (((
Ekonomi Akhlak
Antara ekonomi dan akhlak, dalam sistem Islam tidak pernah terpisah
sama sekali (seperti halnya ilmu dan akhlak, politik dan akhlak,
dan antara perang dan akhlak). Akhlak adalah daging dan urat nadi
kehidupan Islami.
( (((( ((((((((((( ((((((((((((( ((((( (((((((((((( (((( ((((((((
((((((((( (((((((((((((( (((((( (((((((((((( (((((((((( ( (((((
((((((((((( (((((( (((( (((( (((((( ((((((((((((( ((((((( (((((((
((((
((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((( ((((((( ((((((((((( (((
(((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((( (((((( (((( (((((((((
(((((((((( ( ((((((((( (((((( (((((( ((( ((((((( (((((((((((
(((
Manusia dalam sistem ekonomi Islam adalah sasaran sekaligus
sarana.
Tujuan dan sasaran utama Islam adalah merealisasikan “kehidupan
yang baik” bagi manusia dengan segala unsur dan pilarnya.
Ekonomi Islam juga bertujuan untuk memungkinkan manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya yang disyari’atkan. Manusia perlu hidup dengan
pola kehidupan yang Rabbani dan sekaligus manusiawi sehingga ia
mampu melaksanakan kewajibannya kepada Tuhannya, kepada dirinya,
kepada keluarganya, dan kepada manusia secara umum.
Nilai kemanusiaan tersebut seperti kemuliaan, keadilan,
persaudaraan, saling mencintai dan saling tolong menolong.
Memerangi sifat permusuhan, dengki dan saling membenci. Menyayangi
seluruh manusia terutama yang lemah.
Oleh karenanya Islam mengakui kepemilikan pribadi yang sah. Menurut
Islam kehidupan yang baik terdiri dari dua unsur: Materi dan
Ruhani
Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan
itu (agama Islam), benar-benar kami akan memberi minum kepada
mereka air yang segar (rezki yang banyak). (Al-Jin: 16).
(((((((( (((((((((((((( ((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((
((((((( ((((
(((((( (((( (((((( (((((((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((((((
((((((((( ((((((((( ((((( ((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((((
(((((((((((((( ((((( (((((((( ((((((((((( ((((
Tercermin dalam keseimbangan yang adil yang ditegakkan di antara
individu dan masyarakat, sebagaimana ditegakkanya konsep
‘berpasangan’ lainnya (dunia & akhirat, jasmani & ruhani,
akal dan ruh, idealisme & fakta, “polisi iman” dan “polisi
penguasa”, dll). Pertengahan antara indvidualisme dengan
kolektivisme, antara kapitalisme dengan sosialisme.
Pertengahan dalam mengabungkan kepentngan duniawi dan ukhrawi. Di
dalam individu juga diseimbangkan antara jasmani dan ruhani, antara
akal dan hati, antara idealita dan fakta.
Nilai pertengahan dan keseimbangan terpenting adalah berkaitan
dengan: (1) harta dan (2) kepemilikan.
Dan konsep harta, Islam tidak mengikuti mereka yang menolak dunia
secara keseluruhan dunia dianggap buruk, seperti pandangan fislafat
Barahimah, Budha, Manawiah di Persia, dan Kependetaan Nasrani.
Islam juga menolak kelompok yang menjadikan dunia ‘sembahan’ bagi
mereka seperti kaum materialis dan kaum dahriyyah.
Kepemilikan individu dibolehkan tetapi juga ditetapkan pemilikan
bersama pada benda-benda yang bersifat dharuri bagi semua manusia.
“Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal: rumput,air, dan api” (HR.
Abu Daud). Di hadits yang lain juga masuk: garam. Ulama’
meng-qiyaskan pada pada semua jenis barang tambang (syarat:
kebutuhan manusia dan mudah didapat).
((((((((((( ((((((((((((( (((((( ((((((( ((((((((((((( ((((((((((
((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( (((((((((( ((((((((
STIE DARMA ANDALAS
Mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu
tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayah thoyibah).
Maslahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu
agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (’aql), keturunan (nasl),
dan material (maal). Kelima maslahah sarana hayah thoyibah
Masalahah dicapai jika hidup manusia dalam keseimbangan
(equlibrium) sunatullah.
Seimbang antara dimensi:
Tujuan Ekonomi Islam
STIE DARMA ANDALAS
Moral menempati posisi penting dalam Islam Rasulullah diutus untuk
ini.
Implikasi tauhid peran Allah dalam aktivitas ekonomi menjadi
sentral
Segala hal dalam EI bersumber dari Allah (min Allah) cara atau
metode sesuai aturan Allah mencari ridha Allah (Ilallah)
Menjalankan rukun Islam yang juga berkaitan dengan EI.
Moral EI :
STIE DARMA ANDALAS
Nilai paling asasi dalam Islam risalah para Rasul-Nya (QS.
57:25)
Diletakkan sederajat dengan kebajikan dan ketaqwaan (QS. 5:8)
Nilai turunan:
Persamaan hukum dalam transaksi semua orang diperlakukan
sama.
Moderat keputusan yang sesuai
Proporsional sesuai denga ukuran.
Kebenaran
Kejujuran
Keberanian
STIE DARMA ANDALAS
Tangungjawab berprilaku ekonomi dengan cara yang benar SDA dikelola
secara benar.
Tangungjawab untuk mewujudkan maslahah secara maksimum monopoli
SDA.
Tangungjawab perbaikan kesejahteraan setiap individu yang kelebihan
berbagi kepada pihak yang kekurangan
Takaful social insurance material & maknawi
Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam (2)
STIE DARMA ANDALAS
Jaminan setiap individu untuk menikmati hasil pembangunan dan
output
Jaminan setiap individu untuk membangun keluarga sakinah
Jaminan untuk amar ma’ruf nahi munkar
Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam (3)
STIE DARMA ANDALAS
Kompensasi hak sesuai
STIE DARMA ANDALAS
Paradigma serangkaian padangan yang menghubungkan idealisme yang
abstrak dengan gambaran praktik yang tampak.
Paradigma EI mencerminkan padangan dan prilaku yang mencerminkan
falah.
Paradigma EI bisa dilihat dari: (1) paradigma berfikir dan
berprilaku (behavior paradigm) spirit dan pedoman (nilai-niali EI);
(2) paradigma umum (grand pattern) gambaran yeng mencerminkan
keadaan suatu masy yang berpengang teguh pada paradigma prilaku
sehingga muncul pattern.
Paradigma yang terbentuk dari kapitalis individual materialisme
dalam berfikir dan paradigam mekanisme pasar dalam prilaku
ekonomi
Paradigma EI
Perekonomian yang Harmoni (Madani)
Hal ini bisa dicerminkan dengan adanya kesempatan pada setiap
individu untuk mendapatkan haknya secara penuh dan proporsional dan
adanya iklim yang sinergis antar anggota mas untuk saling mendukung
(harmonis) mewujudkan falah secara bersama-sama
Paradigma Ekonomi Islam
STIE DARMA ANDALAS
Elemen kunci sietem ekonomi: hak kepemilikan, mekanisme provisi dan
koordinasi keputusan, metode pengambilan keputusan, dan sistem
insentif (Gregory dan Stuart (1985).
Kepemilikan Dalam Islam
Pasar yang Adil Sebagai Media Komunikasi
Pelaku Ekonomi Dalam Islam
Rancang Bangun Ekonomi Islam
Hak milik individual (milkiyah fardiyah/private ownership)
Atas sumber daya ekonomi Fitrah manusia harus dihormati dan dijaga
prasyarat mendasar untuk mencapai falah menciptakan motivasi dan
memberi ruang pemanfaatan optimal
Batasan : perolehan dan penggunaan sesuai syariah dan tidak
menimbulkan mafsadat (kerugian) bagi diri maupun pihak lain.
Hak milik umum atau publik (milkiyah ‘ammah/public ownership)
benda peruntukan pemanfaatan untuk umum Dalam Islam tidak dibatasi
sesuai dengan kondisi negara.
Karakteristik: (1) meruapakan fasilitas umum kalau tidak ada akan
sengketa; (2) bahan tambang terbatas jumlah; (3) SDA yang sifat
pembentukannya menghalangi untuk dimiliki; (4) Harta Wakaf.
Hak milik negara (milkiyah daulah/state ownership)
Asalnya bisa milik individu atau umum
Dikelola pemerintah representasi kepentingan rakyat sekaligus
mengemban misi kekhalifahan Allah di muka bumi.
Hak negara dapat dialihkan kepilikannya subsidi.
Hak umum tidak bisa dialihkan ke Individu meski bsia dikelola
pemerintah
Bertolak dari konsep hak milik maka Sistem EI ekonomi tiga sektor:
pasar, masyarakat dan negara. Masing-masing punya kewajban untuk
mencapai falah.
Kepemilikan Dalam Islam
STIE DARMA ANDALAS
Konsep dan pemahaman terkait dengan kepemilikan membawa implikasi
pada motivasi dan insentif setiap individu.
Harta dianggap milik sendiri mutlak sewenang-wenang.
Kapitalisme konsumen memaksimalkan kepuasan diri dan mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya.
Sosialisem kegiatan ekonomi didorong insentif keamanan dan
kenyamanan sosial.
Keduanya melihat insentif material saja.
Dalam Islam Insentif bisa material dan non material Isalm memberi
peluan untuk memenuhi kebutuhan individu, sosial dan ibadah (keb.
suci).
Insentifnya dunia dan akhirat baik untuk produksi, konsumsi maupun
distribusi.
Contoh :
Konsumsi barang yang halal dan thayib kepuasan duniawi dan pahala
akhirat.
Derma insentif akhirat
Kesemua insentif maslahah
Sentralisasi planned economy
Desentralisasi pasar bebas
Secara umum mekanisme pasarberbasis nilai-nilai.
Musyawarah (shuratic process) kesepakatan berdasar maslahat
kombinasi sentralisasi dan desentralisasi
Musyawarah sebagai Prinsip Pengambilan Keputusan
STIE DARMA ANDALAS
Dalam Islam insentif individualistik diakomodasi sepanjang tidak
bertentangan denan kepentingan sosial dan kepentingan ibadah.
Sehingga prlu mekanime pasar yang mengedepankan aspek moralitas dan
kerjasama
Ibnu Taimiya menyebutnya pasar yang adil gabungan antara kompetisi
dan kerjasama (coopetition)
Pasar juga dikendalikan oleh pemerintah dan masy dalam upaya
mencapai maslaha maksimum
Pasar yang Adil Sebagai Media Komunikasi
STIE DARMA ANDALAS
Pelaku Ekonomi Dalam Islam
P3EI UII-BI, Ekonomi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007.
Ali Sakti, Ekonomi Islam, Jakarta: Aqsha Publishing, 2007
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam,
Robbani Press, Jakarta, 2001.
Sayid Tahir, Aidit Ghazali, Syed Omar Syed Agil, Readings in
Microeconomics: an Islamic Perspective, Malaysia: Longman,
1992.
Nurul Huda, dkk. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, Jakarta:
Grasindo, 2007
Umar Chapra, The Future of Islamic Economics, Jakarta: SEBI,
2001
Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro,
Jakarta: FEUI, 2007
Referensi Utama