View
15
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
RESUME KULWAP BANK SAMPAH
Grup :IP Bekasi.Green Lifestyle
Moderator : Ratna, Inggrid
Pemateri : Retno Dwi Yulianti
Profil Narasumber
Retno Dewi Yulianti atau biasa dipanggil Retno
Lulusan dari Universitas Airlangga jurusan Komunikasi tahun 2009.
Saat ini mengemban amanah sebagai *Humas di Bank Sampah Induk Surabaya* Jl. Ngagel Timur
No.26
Saat SMA pernah Aktif di Yayasan yang fokus pada pengembangan anak-anak jalanan di Sidoarjo
Belajar menjadi Reporter di Pemerintahan kota Surabaya
Mengikuti program Indonesia Mengajar selama 1 tahun
Bergabung di Komunitas Pendidikan seperti :
Kumpul Dongeng Surabaya
Bina Anak Istimewa
Dyslexia Parents Support Group
Pendidikan di Yayasan Cita Bina Insani.
Narsum bisa dihubungi di :
Facebook : retno dewi yulianti
Instagram : retnodewiyulianti
Materi
SAMPAH
Ya, Sampah..
Apa yang ada di benak Anda mengenai sampah?
Selama ini sampah diidentikkan dengan kotoran, barang sisa, hal yang menjijikkan, dan hal negatif
lainnya. Tanpa kita sadari sebenarnya sampah itu muncul dari hasil aktivitas kita sendiri lho. Namun
bahan/barang ini belum memiliki manfaat dan nilai ekonomis. Barangkali tanpa kita sadari, dalam 1 hari
kita bisa menghasilkan 1 kresek sampah. Bungkus permen sisa saja, akan kita buang langsung, tanpa
berpikir ulang apa akibatnya jika kita membuangnya. Belum lagi air mineral botol, kertas, kaleng soda,
dan berbagai sampah lainnya.
Akibat yang ditimbulkan sampah
Semakin tahun manusia di manjakan dengan penggunaan produk sekali pakai. Barang semakin
mudah didapatkan dan dibuang begitu saja. Masa pakai barang menjadi sebentar dan akhirnya sampah
kian menumpuk. Tentu rentetan permasalahan ada dibelakangnya… banjir, bibit penyakit, bau, kotor
dan lingkungan yang menjadi kumuh.
Di kota Surabaya saja sampah yang dihasilkan mencapai 1500 ton per hari. Pemerintah Kota bahkan
mengeluarkan uang sebanyak 225 Juta Rupiah sehari hanya untuk mengelola sampah. Bukankan uang
sebanyak ini lebih baik di alokasikan untuk bidang lainnya?
Saya yakin, sampah di Bekasi lebih banyak, lantaran sampah yang terbuang juga kiriman dari Jakarta.
Bahkan wilayah Bantar Gebang dikenal sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk sampah. Berikut
kutipan dari http://gobekasi.pojoksatu.id/2018/01/18/2-terobosan-untuk-1-100-ton-sampah-yang-
belum-terangkut-di-bekasi/
Sebanyak 1.700 ton sampah tiap hari dihasilkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Kelurahan
Sumur Batu, Bantargebang. Dari 1.700 ton sampah setiap hari, 50 persen itu adalah sampah plastik.
Namun, yang terangkut hanya sebanyak 600 ton sampah per hari di TPA untuk melayani 12 kecamatan
yang ada di Kota Bekasi. Masih 1.100 ton sampah yang belum dapat diangkut dari rumah-rumah warga.
Jenis Sampah
Ada dua jenis sampah yang selama ini kita kenal. Sampah kering atau anorganik seperti kaleng,
kertas, botol mineral, plastik kemasan, botol kaca dan sebagainya. Ada juga sampah basah atau organik
seperti daun kering dan sisa makanan.
Dari dua jenis sampah ini yang bermasalah adalah sampah kering atau anorganik. Kalau saya
istilahkan sampah awet muda. Bagaimana tidak... sampah yang kita hasilkan saat ini, akan dapat kita
temukan ratusan tahun kemudian. Ya, bumi membutuhkan waktu ratusan tahun untuk
menghancurkannya. Sedangkan manusia setiap hari dan di seluruh dunia menghasilkan sampah terus
menerus.
Ada 4 perilaku manusia yang kurang tepat dalam pengelolaan sampah:
1. Penimbunan Sampah
Penimbunan sampah ini masih banyak ditemukan di wilayah yang masih luas. Di Surabaya saja
sampah bekas TPA yang sudah ditutup masih banyak tersisa. Beberapa kali diuruk, pasti menemukan
sampah.
2. Membakar Sampah.
Ketika ada api unggun di tengah hutan kita melemparkan kertas dan plastik kedalamnya atau di
sebagian rumah masih ada orang-orang yang membakar sampah rumah tangga dan asapnya menyebar
ke sekitar wilayah rumah. Oooo, tunggu dulu, selain membuat jemuran tetangga jadi bau asap...
tahukah Anda bahwa efek membakar sampah menyebabkan penyakit kanker dan menjadi pembunuh
utama dibanding penyakit lainnya?
Hasil pembakaran menimbulkan gas dioxin yang beracun bila terhirup oleh manusia. Sayangnya kita
tidak bisa menolak/mengindar untuk menghirup. Karena gas tersebut sudah menyatu dengan gas lain di
udara.
3. Membuang Sampah Sembarangan
Tentu membuang sampah sembarangan banyak menimbulkan masalah. Bisa dipastikan daerah yang
kesadaran warganya rendah terhadap kebersihan lingkungan akan merasakan dampaknya. Tidak hanya
membuang sampah di sungai, bahkan di jalan sering kita jumpai orang-orang tidak bertanggung jawab
yang membuang sampah sembarangan.
4. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Dahulu, membuang sampah pada tempatnya sempat menjadi slogan kebersihan, tentu hal tersebut
tidak berlaku lagi saat ini. Membuang sampah pada tempatnya Hanya memindahkan masalah bukan
menyelesaikan masalah.
Untuk itulah, Pemerintah pusat mencanangkan budaya 3R:
1. REDUCE
Mengurangi Sampah, yaitu dengan menggunakan botol minum dan kotak makan, menggunakan
atau menyediakan tas belanja sendiri, makan secukupnya dan menggunakan barang seperlunya.
2. REUSE
Menggunakan ulang. Cara ini biasa dilakukan dengan cara menggunakan sampah menjadi bahan-
bahan kerajinan tangan skala rumahan atau barang yang dapat dipergunakan kembali. Seperti tas, pot
bunga, tempat pensil dan sebagainya. Bahkan seringkali cara ini dijadikan ajang untuk mengekplorasi
kreatifitas. Seperti festival baju dari bahan daur ulang, dan kegiatan lainnya.
3. RECYCLE
Mendaur ulang sampah. Cara ini biasanya dilakukan dengan mengumpulkan sampah dan
dihancurkan dengan mesin pencacah atau penghancur sampah. Mesin ini dapat ditemukan di pabrik
atau industri pengolah sampah. Cara ini juga yang dilakukan oleh Bank Sampah.
Bank Sampah adalah tempat untuk menabung sampah kering. Jadi sampah-sampah kering yang
telah dikumpulkan akan di beli oleh Bank Sampah sesuai dengan kategorinya. Tujuannya selain
membantu menjaga lingkungan, adanya bank sampah juga dapat meningkatkan perekonomian warga.
Pasalnya setiap jenis sampah yang terpilah dapat dikumpulkan dan dijual ke Bank Sampah.
Kegiatan ini diharapkan dapat membuat siklus sampah tetap pada lingkarannya. Karena seperti yang
kita tahu industri besar menghasilkan barang sekali pakai yang di ambil dari lingkungan. Kemudian ketika
manusia itu membuang barang yang telah diambil manfaatnya, maka akan banyak sekali sampah yang
dihasilkan. Berbeda ketika sampah yang dihasilkan di masukkan ke bank sampah, sampah tersebut akan
di daur ulang menjadi produk semula atau jenis produk lain yang masih dapat digunakan lagi.
Untuk itulah yuk kita belajar memilah dan bergabung di Bank Sampah terdekat di daerah kita. Mari
selamatkan lingkungan dalam alam raya kita.
Diskusi dan tanya jawab :
1. Pengelolaan Sampah dan Pemulung
Annisa Nurul Jannah :
Di lingkungan saya baru beberapa bulan ini ada bank sampah yang berasal dari Tanggerang. Setiap 2
minggu sekali bank sampah datang di fasum tempat kami. Di bank sampah bisa menabung sampah dg
total yang akan di bayarkan setiap beberapa bulan sekali.
Biasanya sampah yang kami sortir langsung kami berikan pada pemulung, secara gratis. Tetapi sejak
ada bank sampah, dimana bank sampah membeli sampah yang sudah kami sortir dalam bentuk
tabungan, maka penduduk jadi memilih bank sampah ketimbang memberikan secara gratis pada
pemulung.
Yang jadi masalah, pemulung di lingkungan kami tinggal jadi tidak kebagian sampah yang bisa
mereka jual untuk kehidupan mereka. Beberapa di antara kami termasuk saya yang melihat fenomena
tersebut jadi kasian, dan tetap memberikan sampah sortiran kami pada pemulung secara gratis.
Bagaimana menyikapinya ya, memang sejak ada bank sampah warga jadi rajin menyortir sampah
karna ada maunya. Tetapi ada yang di rugikan, yaitu pemulung yang tidak dapat bagian.
Jawaban :
Terima kasih ibu Anisa, memang betul bahwa ada perubahan perilaku yang sangat terasa ketika ada
bank sampah, yaitu warga jadi rajin memilah dan menabung di bank sampah. Sedangkan pemulung
yang sebelumnya mengambil sampah jadi tidak dapat bagian. Namun kalau boleh berpendapat, justru
budaya baru ini begitu mahal, maksud saya pastinya butuh proses lama untuk merubah mindset si
pemilik sampah ini.
Dalam hal ini kita tidak hendak mengambil jatah pemulung, tapi kita bersama-dama menjadi
pahlawan lingkungan di tempat masing-masing. Hanya saja, apabila ibu Anisa hendak memberikan
sampah yang terpilah pada pemulung, sah-sah saja. Tidak ada yang salah. Tapi perlu diperhatikan
bahwa baiknya kita mengetahui dengan betul kemana muara sampah-sampah yang telah kita pilah.
Tentu kita tidak ingin menambah masalah dalam perusakan lingkungan atau sumber daya manusianya.
Contohnya saja, botol plastik, ada baiknya kita bisa tahu botol plastik ini benar-benar di cacah.
Bukan di gunakan kembali. Karena botol plastik PET merupakan botol sekali pakai. Nah kalau digunakan
berulang nanti akan menimbulkan masalah lainnya.
2. Pengelolaan Sampah Organik di Rumah
Putri Primasari :
Assalamu'alaikum... Selama ini saya sudah memilah sampah anorganik untuk saya berikan kepada
pemulung, namun disisi lain saya terkadang menghasilkan sampah sisa makanan yg cukup banyak
(kadang lupa memasukkan ke kulkas). Sebaiknya untuk sampah sisa makanan, dibuang di tempat
pembuangan sampah atau dipendam?
Selama ini saya bungkus plastik kecil dan saya gabung dengan sampah lain untuk dibuang ke tempat
pembuangan sampah. Oh iya, minta alamat atau contant person bank sampah di daerah pondok ungu
kalau memang sudah ada.
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaannya bu Putri.
Untuk sampah organik bisa dikelola melalui teknik takakura :
https://www.kompasiana.com/mita/membuat-kompos-dan-keranjang-takakura-
sendiri_550d42c2a33311261e2e39f6 atau komposter :
https://www.kompasiana.com/yusticiaarif/membuat-komposter-rumahan-
sederhana_552e26606ea834770e8b4589.
Sampah organik lebih mudah dihancurkan oleh bumi kita dan jika diolah dengan baik, akan sangat
bermanfaat. Bisa dijadikan kompos, pupuk cair, dsb.
Selamat mencoba.
Wa Ode :
Assalamu'alaikum
Mba saya mau bertanya bagaimana mengelola sampah makanan d rumah, biasanya kan kt bungkus
Jawaban :
Terima kasih bu Wa Ode.
Untuk sampah makanan ada baiknya dikelola juga bu, entah itu untuk takakura atau komposter.
Mengingat sampah basah yang tercampur dengan sampah kering akan menimbulkan bau menyengat
dan juga sudah tidak bisa terpilah lagi. Tentu kita agak jijik untuk memilahnya. Beberapa produk hasil
dari sampah basah bahkan bisa dijual, seperti kompos, pupuk cair.
3. Seputar Bank Sampah
Yana :
Bagaimanakah caranya membuat bank sampah di tingkat RT?
Jawaban :
Salam kenal bu Yana, untuk pembuatan Bank Sampah di tingkat RT, dimulai dari :
1) Pengumpulan beberapa orang yang peduli terhadap lingkungan, memiliki jiwa sosial, dan mau
berkomitmen.
2) Menghubungi Bank Sampah terdekat atau pemerintah daerah untuk memberikan sosialisasi
kepada warga akan pentingnya membuka bank sampah.
3) Membuat kerjasama dengan bank sampah terdekat
4) Aktivitas atau kegiatan bank sampah sudah bisa dimulai
Inggrid :
Utk membuka bank sampah, tahap pertama apa saja yg harus disiapkan?
Harga beli sampah kita bisa lihat/update dimana, dan bisa jual kemana?
Jawaban :
Pada intinya tahap pertama kita mencari tim dulu untuk membuka banl sampah, 3-5 orang rasanya
cukup. Baru nanti bisa diberi wawasan dengan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya membuka bank
sampah.
Kemudian untuk harga beli sampah bisa langsung ditanyakan pada bank sampah induk yang diikuti.
Atau barangkali dalam hal ini kerjasamanya dengan pengepul, berarti bisa ditanyakan langsung ke
pengepulnya.
Rahma :
Bagaimana memulai bank sampah jika dilingkungan rumah tidak ada yang aware tentang hal tersebut
Jawaban :
Malam ibu Rahma,
Memulai kegiatan bank sampah bisa dilakukan dari diri sendiri terlebih dahulu. Biasanya seiring
berjalannya waktu, warga akan merasakan manfaat yang didapat dan bisa melihat hasilnya. Secara tidak
langsung mereka pun mau bergabung untuk menyelamatkan lingkungan.
Tentu Ini semua tidak mudah, semuanya butuh proses yang panjang. karena memahami isu sampah
dan mau bergerak untuk menyelamatkan lingkungan itu ada dalam pikiran dan hati kita masing-masing.
Sedangkan kita sudah terbiasa dan dimanjakan oleh industri besar yang menciptakan barang kebutuhan
kita.
Aisyah Chairunisa :
1) Mba Retno, jika di wilayah saya baru akan mulai mengadakan Bank Sampah, persiapan atau kiat-kiat
apa saja yang harus kami lakukan agar dapat berjalan lancar ?
2) Adakah hambatan-hambatan yang ditemukan sepanjang mengelola Bank Sampah di wilayah Mba?
3) Minta kiat-kiatnya Mba Retno untuk membangkitkan semangat warga sekitar dalan pelaksanaan
Bank Sampah.
Terima Kasih.
Jawaban :
Terima kasih bu Aisyah,
Saya coba jawab satu-satu ya.
1) Kiat-kiat pengelolaan bank sampah
Ada komitmen dari para anggotanya. Perlu Ibu Aisyah dan ibu-ibu disini ketahui bahwa,
pengelolaan sampah ini adalah kegiatan sosial sehingga dibutuhkan keteguhan hati. Kegiatan ini
menguras banyak tenaga, pikiran, waktu. Biasanya saya istilahkan orang-orang yang mau
bergerak untuk kegiatan ini biasanya mendapatkan SK dari langit. Karena kegiatan ini sudah
panggilan hati.
Transparansi
Ada baiknya selama proses kegiatan bank sampah berlangsung, para pengurus mencatat dengan
rapi. Hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan keungan Bank Sampah.
Kepercayaan terhadap sesama anggota.
Saling menyemangati satu sama lain.
2) Dalam prosesnya pun pasti berliku-liku bu, kadang warganya mogok, pengurusnya diminta
menyelesaikan tugas oleh suami terlwbih dahulu, dan sebagainya. Namun, Insya Allah apabila
dinikmati, prosesnya sangat menyenangkan.
Nah sebenarnya bu, pemerintah menetapkan uu pengelolaan sampah, dimana pengurus dapat
memperoleh berapa persen dari penjualan sampah, biasanya 10%, diperuntukkan biaya operasional
Bank Sampah tersebut. sehingga dalam hal ini tenaga pengurus tetap diberi apresiasi.
3) Saya selalu menekankan pada warga, bahwa Kota Surabaya yang saat ini mendapat penghargaan
adipura berkali-kali, dan diakui menjadi kota yang baik dalam tata kelola lingkungannya. Tidak akan
menjadi kota Surabaya seperti saat ini jika tidak ada kemauan, keterlibatan, dan kerjasama dari setiap
warganya. Jika kita menunggu pemerintah untuk bergerakpun akan lama. Sehingga memang kita yang
harus berinisiatif. Lagipula manfaat yang di dapat itu tidak hanya untuk kita pribadi, dan saat ini. Tetapi
untuk lingkungan dan anak cucu kita nanti
Sartika A.S (Tika) :
Saya tertarik untuk memiliki bank sampah sendiri di rumah, kebetulan sekali di daerah rumah saya
belum ada bank sampah. Untuk itu saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan:
1) Bagaimana cara sosialisasi dengan lingkungan sekitar?
2) Apakah ada syarat khusus untuk pendirian bank sampah ini, misalnya: luas penampung sampah; izin
pendirian bank sampah; dan lain-lain?
3) Apakah ada lembaga khusus untuk menampung hasil sampah yang sudah dikumpulkan?
Jawaban :
Salam bu Tika,
1) Untuk sosialisasi bisa dilakukan dengan cara bekerja sama dengan dinas lingkungan hidup atau LSM
terkait bu. Teknisnya Ibu bisa mengirim surat untuk pengajuan narasumber sesuai dengan
kebutuhan.
2) Bentuk bank sampah sendiri ada tiga : Yayasan, koperasi, dan PT (Perseroan Terbatas). Untuk
syaratnya nanti menyesuaikan dengan bentuk serta peraturan yang berlaku di daerah tersebut.
3) Untuk lembaga khusus penampung sampah, Setahu saya bisa ke bank sampah atau LSM lain yang
mengumpulkan sampah, atau ke pengepul bu
Ai julaeha :
Mba saya mau tanya d kampung saya blm ada bank sampah. Bagai mana caranya jika kita ingin
mendirikan bank sampah d kampung kita, bagaimana cara mengilah sampah anorganik mulai dari kertas,
plastik bekas saus atau minyak, roiko, botol kaca bekas saos atau minuman, botol plastik yang di lakukan
di bank sampah induk surabaya dan bolehkah melihat gambar dari hasil pengolahanya berbagai kategori
sampah an organik. Kemudian apakah ada teknik pembakaran sampah anorganik yg tidak merusak
lingkungan co membakar sambah d dalam drum yang ada tutupnya?
Sebelumnya saya ucapkan Terimakasih atas jawabanya
Jawaban :
Malam ibu Ai,
Jika ibu hendak membuka bank sampah di kampung, bisa dimulai dengan bekerja sama dengan bank
sampah terdekat dan meminta mereka untuk berbagi cara memilahnya. Sedangkan untuk cara memilah
bisa di klasifikasikan sesuai jenisnya kemudian dimasukkan dalam kantung yang berbeda.
Dwina :
1) Brp jumlah nasabah BSIS saat ini?
2) Mau Tanya apa secara bisnis bank sampah ini keuntjngannya brp yaa?
Penasaran..Karna ada rencana mau bikin bank sampah di daerah rumah
Jawaban :
Terima kasih bu Dwina,
1) Saat ini Bank Sampah Induk Surabaya memiliki 227 Bank Sampah unit yang terdaftar, tersebar di
seluruh kota Surabaya.
2) Laba bersih dalam satu bulan bisa mencapai 1-2 juta.
Hal ini tentu bergantung oleh sampah yang masuk dari tiap bank sampah unit. Kalau bulan puasa bisa
menurun, mengingat kegiatan Bank Sampah banyak yang off.
Azay :
Pilihan ikut dalam mengelola sampah kering selain ikut bank sampah terdekat/membuat bank
sampah sendiri ada yang lain tidak mba? Karena bank sampah sekitar rumah sy memang agak jauh, dan
jika membuat bank sampah sendiri terkendala lahan yg sempit.
Jawaban :
Ibu bisa melakukan pengelolaan sampah dengan konsep *REUSE* menggunakan ulang sampah
kembali, biasanya untuk bahan kerajinan seperti tas, tempat pensil, vas bunga, bahkan baju daur ulang.
Memang tidak semua sampah yang bisa di gunakan tetapi Minimal kita bisa meminimalisir jumlah
sampah yang masuk TPA.
Ardi :
Sungguh sadap banget.. keren juga nich... kegiatannya. Dan sangat di sayangkan jika hanya
berhenti dan awal2 aja seperti ini. Saya hanya ingin bertanya... Apakah lanjutan dari kegiatan ini?
Karena menurut saya sangat di sayangkan jika hanya awal saja. Baik itu di kalangan bank Sampah atau
warga lainnya?
Jawaban :
Malam bapak Ardi,
Menarik sekali pertanyaannya seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya bahwa kita bisa
memulai pemilahan sampah dari diri sendiri dan mengajak orang-orang disekitar kita untuk ikut peduli
lingkungan tidak usah lama-lama menunggu pemerintah yang bergerak dulu.
Saya yakin di tiap daerah sudah memulai kegiatan Bank Sampah. Hanya mungkin belum merata di
tiap daerah. Mengingat tidak semua memiliki pengepul, dan jarak menjadi salah satu permasalahannya.
Untuk sampai B3, bahan berbahaya dan beracun. Jenis sampah ini dikelola sendiri oleh suatu
lembaga yang memiliki ijin dari pemerintah pusat. Jenis sampan ini seperti baterai, jarum suntik, botol
bekas obat dan sebagainya. Dan jenis sampah ini menjadi tanggung jawab pemerintah. Ada baiknya
bisa ditanyakan ke Dinas lingkungan hidup terkait pengelola sampan tersebut
4. Sampah Pampers
Halimah :
Mengenai sampah ada salah satu sampah yg menjadi momok buat saya, yaitu sampah pampers.
Mohon masukannya untuk sampah yg satu ini bagaimana penanganannya supaya tdk mengganggu
lingkungan. Secara pemakaian trhadap anak sdh saya kurangi jika mau keluar jauh saja, kalau untuk
keseharian dirumah tdk saya pakaikan krn supaya tdk menumpuk sampah pampers tsb.
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaannya Ibu Halimah.
Jujur saja sampah Pampers masih menjadi permasalahan yang cukup mengkhawatirkan. Pasalnya
masyarakat cenderung memilih untuk membuang Pampers ke sungai akibatnya sungai menjadi
tercemar.
Pun kalau dibakar akan menimbulkan pencemaran udara.
Ketika berdiskusi dengan dinas lingkungan terkait, belum ada jawaban memuaskan yang didapat.
Bahkan kami sempat berdiskusi dengan melibatkan beberapa lsm dan tokoh masyarakat terkait hal ini.
Dan ada beberapa hal yang menarik, diantaranya :
1) Pampers yang dibuang diharapkan sudah dalam keadaan bersih. Sama seperti ketika menggunakan
pembalut. Jadi kotoran dari pampers dibuang ke toilet terlebih dahulu.
2) Meminimalisir penggunaan pampers dengan memberikan toilet training pada anak.
Nah, saat ini langkah yang dilakukan ibu Halimah untuk membatasi penggunaan pampers sudah betul.
Solusi untuk pampers ini menjadi PR bersama, monggo barangkali nanti diantara kita yang menemukan
cara kreatif untuk mengatasi sampah ini, bisa dibagikan.
5. Sampah Kering
Dhian :
IP Bekasi
Selama ini sy masih membakar sampah kering, memang dampaknya tetap tidak baik dan tidak
bersahabat dg alam, tapi bgi saya masih "sedikit lebih baik" dibanding dengan tetangga yg hampir rata2
membuang sampah di sungai atau ditimbun begitu saja di kebun2 pinggir sungai �
Entah tidak terjamah DPU atau bagaimana, krn sy warga baru, pun belum menemukan adanya bank
sampah di wilayah kami. Adakah solusi yang lebih efektif dan efisien yang bisa saya lakukan untuk
smpah2 kering ini?
Jawaban :
Salam kenal bu Dhian,
Sebenarnya baik membuang sampah sembarangan maupun membakar punya efek yang sama.
Barangkali kalau membuang sampah sembaranga n efeknya langsung kelihatan, nah kalau membakar
tidak kelihatan.
Yang saya pahami ketika sampah itu dibakar akan ada zat dioxin yang keluar bersama asap.
Kemudian bercampur dengan udara, dan tidak terasa kita hirup udara tersebut. Kita tak bisa
menghindar atau menolaknya. Partikel itu sangatlah kecil dan kasat mata, akhirnya masuk dalam paru-
paru. Kemudian mencemarinya. Akhirnya timbullah penyakit kanker, sesak nafas dan sebagainya.
Ada baiknya jika belum ada bank sampah yang terdekat bisa bekerjasama dengan pengepul kecil
untuk beberapa jenis sampah bu. Sembari berjalan, mengingat tidak semua pengepul menerima semua
jenis sampah.
6. Truk Sampah
Evy Kusumawati :
Tips mengolah sampah rumah tangga sendiri bgmn ya? Kalau dari rumah sudah saya pilah2 antara basah
dan kering ketika diambil truck sampah komplek 4 hari sekali, didalam truck nya tidak ada pemilahan
lagi,jd pasti tercampur kembali.
Jawaban :
Malam ibu Evy.
Iya bu memang setau saya truck sampah yang di TPAnya tidak ada sistem bank sampah, hanya berfungsi
mengangkut sampah. Sedangkan pemilahan sampah, dilakukan untuk mendaur ulang atau
menggunakan ulang sampah tersebut.
7. Sampah Elektronik
Iis istianah :
Bagaimana cara menangani sampah elektronik seperti DVD Bekas, printer yg telah rusak dan alat
elektronik yg sudah rusak?
Lalu bagaimana dengan sampah kardus susu maupun plastik makanan? Karena beberapa penimbun
sampah tidak menerima ini.
Jawaban :
Salam kenal bu Iis,
Setahu saya sampah elektronik seperti DVD bekas printer yang telah rusak atau alat elektronik masih
bisa di masukan ke bank sampah dengan kategori tertentu.
Termasuk kardus susu itu bisa dimasukkan dalam kategori kertas khususnya duplek. Sedang plastik
makanan dimasukkan kategori plastik lembaran.
Apabila penimbun sampah belum menerima, ibu Iis bisa mencoba menjual di rombeng, apa ya
istilahnya kalau di Bekasi? Penjual barang elektronik belas yang sudah di modifikasi atau diperbaiki.
Barangkali itu akan lebih bermanfaat
8. Zero Waste
Dewi :
Bagaimana step by step memulai zero waste dari rumah? Apa saja yang perlu dipersiapkan dan
dipelajari?
Adakah LSM yang mengadakan pelatihan untuk membentuk bank sampah area perumahan di bekasi?
Jawaban :
Terima kasih ibu Dewi, pertanyaannya menarik sekali.
Untuk memulai Zero waste dari rumah bisa dilakukan dengan reduce, atau mengurangi sampah. Jadi Ibu
Dewi bisa mulai menggunakan barang-barang yang bisa digunakan secara berulang-ulang, bukan sekali
pakai langsung buang. Barangkali Ibu mau membeli makanan di luar Ibu bisa menggunakan atau
membawa tempat makan sendiri begitu juga untuk minuman. Termasuk membawa kantong belanja
sendiri.
Kemudian untuk barang yang memang harus dibuang, ada baiknya dipilah terlebih dahulu. Jika sudah
ada bank sampah bisa dimasukkan di bank sampah. Jika belum, bisa di jual ke pengepul bu.
Epilog
Baik ibu-ibu sekalian, perlu kita ketahui bersama, bahwa pengelolaan sampah akan lebih efektif jika
dimulai dari diri sendiri. Sembari mengajak orang-orang di sekitar kita.
Saat ini memang kita dimanjakan oleh beberapa produk sekali pakai yang akhirnya menumpuk
menjadi sampah. Namun kita masih bisa mengelola sampah itu dengan konsep 3R reduce, reuse, recycle.
Selain itu Perilaku kita terhadap Sampah juga harus mulai dijaga, tidak membakar atau menimbun
sampah, tidak membuang sampah sembarangan dan juga meminimalisir pembuangan sampah pada
tempatnya. Gunakan barang-barang seperlunya dan makan makanan secukupnya. Insya Allah dengan
pola seperti ini kita dapat mengurangi sampah yang terbuang. Jumlahnya pun akan sangat bergantung
dengan berapa banyak orang yang ikut andil mengurangi sampah.
Jadi yuk kita menjafi pahlawan lingkungan, bersama, berbagi ceria, menyelamatkan alam raya kita.
Recommended