View
198
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 1/12
Ringkasan Mata Kuliah
LEVEL TIGA : KONSEP PENGAKUAN,
PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN
Kelompok 4:
Muhammad Ahkbar A31107082
Elvina Oktavia Bukit A31107702
Ratih Nur Indahsari A31108267
Anne Faradillah A31108313
A. Fadhilah Munaqiswati A31108844
Dian Pratiwi P Naslia A31108849
Nurjannah A31108889
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2011
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 2/12
LEVEL TIGA : KONSEP PENGAKUAN,
PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN
Pada level ke-3 pembahasan kerangka konseptual dalam pelaporan keuangan ini
mengimplementasikan tujuan dasar yang ada pada level pertama. Konsep-konsep ini
menjelaskan bagaimana perusahaan harus mengakui, mengukur, dan melaporkan unsur-
unsur keuangan dan kejadian akuntansi, seperti yang ditunjukkan pada skema di bawah ini:
A. Asumsi-Asumsi Dasar Akuntansi
Asumsi dasar sangat penting untuk memahami bagaimana suatu data tertentu
disajikan dalam laporan keuangan. Asumsi dasar menjadi struktur akuntansi keuangan. Ada
5 (lima) asumsi dasar yang menjadi struktur akuntansi keuangan, antara lain:
1. Entitas Ekonomi
Suatu entitas ekonomi dapat berupa organisasi atau unit dalam masyarakat.
Asumsi Entitas Ekonomi (economic entity assumption) menyatakan bahwa aktivitas
suatu entitas harus dipisahkan dan dibedakan dari aktivitas pemilik dan semua
entitas ekonomi lainnya. Contohnya: Pemilik sebuah pabrik kertas, hendaknya
mencatat biaya pribadinya secara terpisah dengan pengeluaran pabriknya, maupun
entitas bisnis lain yang dimilikinya.
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 3/12
2. Kelangsungan Usaha
“That the company will have a long live”. Suatu pelaporan keuangan harus
disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha dimana perusahaan yang
menyajikan laporan keuangan dianggap akan tetap berjalan dalam jangka waktu
yang lama. Asumsi ini memiliki implikasi yang signifikan. Prinsip biaya akan
kegunaan terbatas jika kita asumsikan likuidasi akhirnya. Penyusutan dan amortisasi
kebijakan dibenarkan dan tepat hanya jika kita asumsikan permanen beberapa
perusahaan. Asumsi kelangsungan berlaku dalam situasi bisnis yang paling. Hanya di
mana likuidasi segera muncul adalah asumsi tidak berlaku.
3. Satuan Moneter
Asumsi satuan uang berarti bahwa uang adalah denominator umum dari kegiatan
ekonomi dan menyediakan dasar yang tepat untuk pengukuran akuntansi dan
analisis. Artinya, unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk mengekspresikan
perubahan pihak yang berkepentingan dalam modal dan pertukaran barang dan jasa
unit moneter yang relevan, sederhana, tersedia secara universal, dimengerti, dan
berguna..
4. Periodisasi
Periodisasi/periodisitas (atau periode waktu) menyiratkan asumsi bahwa
perusahaan dapat membagi kegiatan ekonomi ke dalam periode waktu
artifisial. Periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum adalah bulanan,
triwulanan, dan tahunan.
5. Basis Akrual
Akuntansi dasar akrual berarti bahwa transaksi yang mengubah laporan keuangan
perusahaan apapun dicatat dalam periode di mana peristiwa terjadi.Misalnya, dengan
menggunakan dasar akrual berarti bahwa perusahaan mengakui pendapatan ketika
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan
pengukuran handal adalah mungkin (prinsip pengakuan pendapatan).
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 4/12
B. Prinsip-Prinsip Akuntansi
Prinsip dasar merupakan pedoman yang diikuti dalam pengakuan transaksi entitas
bisnis. Prinsip berkaitan secara mendasar dengan bagaimana aktiva, kewajiban, pendapatan,
dan biaya diidentifikasi ,diukur , dan dilaporkan.
Secara umum telah dikenal empat prinsip dasar akuntansi untuk mencatat dan
melaporkan transaksi:
1. Pengukuran
Prinsip pengukuran saat ini memiliki "mixed-attribute" sistem di mana salah satu
dari dua prinsip pengukuran yang digunakan. Kedua prinsip tersebut yaitu prinsip
biaya dan prinsip nilai wajar. Pemilihan prinsip yang mana yang akan diikuti
umumnya mencerminkan trade-off antara relevansi dan representasi informasi.
Prinsip Biaya.
IFRS mensyaratkan bahwa perusahaan untuk melaporkan semua aset dan kewajiban
atas dasar harga perolehan. Hal ini sering disebut sebagai prinsip biaya historis. Biaya
memiliki keuntungan penting atas penilaian akun lainnya: sehingga biaya dianggap
sebagai representasi yang tepat dari jumlah yang dibayarkan untuk item
tertentu. Perusahaan menciptakan kewajiban, seperti obligasi, catatan, dan hutang
dagang, dengan memperoleh aset (atau jasa) dengan harga yang telah disepakati.
Harga ini, ditetapkan melalui transaksi pertukaran, yaitu "biaya" dari kewajiban.
Perusahaan menggunakan jumlah ini untuk mencatat kewajiban dalam rekening
perusahaan dan melaporkannya dalam laporan keuangan. Dengan demikian, banyak
pengguna lebih memilih biaya historis karena menyediakan mereka dengan patokan
diverifikasi untuk mengukur tren historis.
Prinsip Nilai Wajar.
Nilai wajar adalah "jumlah yang diterima ketika suatu aset dapat dipertukarkan,
kewajiban dapat diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat
dipertukarkan. Oleh karena itu, nilai wajar ukurannya berbasis pasar . IFRS telah
semakin menyerukan penggunaan pengukuran nilai wajar dalam laporan keuangan.
Hal ini sering disebut sebagai prinsip nilai wajar. Informasi nilai wajar mungkin lebih
berguna daripada biaya historis untuk beberapa jenis aset dan kewajiban dan dalam
industri tertentu.
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 5/12
2. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan akan diakui pada saat ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa
depan akan mengalir ke perusahaan dan dapat dilakukan pengukuran yang andal dari
jumlah pendapatan. Pendapatan diakui apabila telah dapat direalisasikan atau telah
menjadi hak (earned). Pendapatan dikatakan telah direalisasikan apabila barang dan
jasa atau asset yang dipertukarkan telah diterima secara tunai atau telah timbul
tuntutan atas kas (piutang). Sedangkan pendapatan telah menjadi hak apabila suatu
entitas dusah melaksanakan pekerjaan secara substansial guna mengakui manfaat
masa depan (penyerahan jasa).
3. Pengakuan Beban
Pengakuan Beban - arus keluar atau penggunaan aset yang menimbulkan kewajiban
(atau kombinasi keduanya) selama periode sebagai akibat dari pengiriman atau
produksi barang dan / atau jasa.
4. Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh - memberikan informasi cukup penting untuk mempengaruhi
penilaian dan keputusan pengguna informasi. Pengungkapan disediakan melalui:
• Laporan Keuangan
• Catatan atas Laporan Keuangan
• tambahan informasi
C. Batasan-Batasan (Constraints)
Agar dapat memberikan informasi yang memiliki karakteristik kualitatif sehingga
informasi tersebut dapat bermanfaat, maka perlu mempertimbangkan batasan-batasan atau
kendala berupa:
• Biaya
Biaya menyediakan informasi yang harus dipertimbangkan terhadap manfaat
yang diperoleh dari pengorbanan biaya. Batasan ini berkaitan dengan gagasan bahwa
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 6/12
manfaat menyediakan informasi akuntansi harus lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan. Kesulitan dalam analisis biaya-manfaat adalah bahwa biaya dan terutama
keuntungan yang belum jelas atau terukur. Biaya adalah dari beberapa jenis: biaya
pengumpulan dan pengolahan, dari dissemeneting, audit, litigasi potensial,
pengungkapan terhadap pesaing, dan analisis dan interpretasi. Manfaat untuk
mempersiapkan mungkin termasuk kontrol manajemen lebih besar dan akses ke
modal dengan biaya lebih rendah.
• Materialitas
Suatu item dikatakan material, apabila item tersebut dicantumkan atau
dihilangkan akan mempengaruhi atau mengubah pertimbangan seseorang secara
wajar/signifikan. Kendala materialitas mempengaruhi dampak dari unsur operasi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Item material jika pencantuman atau
kelalaian akan mempengaruhi atau mengubah keputusan orang yang wajar. Seperti
disebutkan dalam konteks IASB: "Informasi adalah material jika kelalaian atau
kesalahan pernyataan dapat mempengaruhi keputusan yang pengguna membuat
berdasarkan informasi keuangan ... ketika suatu entitas mempertimbangkan apakah
informasi keuangan adalah representasi yang akurat dari apa klaim untuk mewakili,penting untuk memperhitungkan kepentingan relatif karena kelalaian material dan
keliru akan mengakibatkan tidak lengkap, bias, atau tidak bebas dari kesalahan Itu.
tidak masalah dan karena itu tidak relevan, jika tidak akan mempengaruhi pembuat
keputusan. Dalam singkat perusahaan harus membuat perbedaan atau tidak memiliki
untuk menutupnya.
PSAK No. 1 (Revisi 1998) : Penyajian Laporan Keuangan dalam paragraf 07 mengaturbahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-kompenen berikut ini :
(a) neraca,
(b) laporan laba rugi,
(c) laporan perubahan ekuitas,
(d) laporan arus kas, dan
(e) catatan atas laporan keuangan.
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 7/12
Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang efektif mulai berlaku untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang
lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini :
(a) laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode
(d) laporan arus kas selama periode
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi
penjelasan lain; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali
pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
Jika kita bandingkan persyaratan menurut PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No. 1
(revisi 2009), kita dapat melihat adanya perbedaan untuk persyaratan laporan laba rugi
dimana menurut PSAK No. 1 (revisi 2009), entitas harus menyajikan laporan laba rugi
komprehensif .
Adapun format laporan laba rugi komprehensif yang dimaksud adalah laporan laba rugi
seperti yang disajikan dalam praktek penyajian laporan keuangan selama ini yang sesuaidengan PSAK No.1 (revisi 1998) ditambah dengan pendapatan komprehensif lain yang
berisikan pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang
tidak diakui dalam laporan laba rugi.
Yang termasuk ke dalam komponen pendapatan komprehensif lain menurut PSAK No.1
(revisi 2009) adalah mencakup :
(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (revisi 2007) : Aset Tetap dan PSAK
19 (revisi 2009) : Aset Tidak Berwujud )
(b) keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai denganPAK 24 : Imbalan Kerja
(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing
(lihat PSAK 10 (revisi 2009) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)
(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikansebagai „tersedia untuk dijual‟ (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran)
(e) bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung
nilai arus kas (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan danPengukuran)
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 8/12
Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi periode
berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan
atau periode sebelumnya.
Misalnya adalah penyesuaian reklasifikasi atas pelepasan kegiatan usaha luar negeri sesuai
dengan PSAK 10 : Transaksi Dalam Mata Uang Asing ataupun penghentian pengakuan asetkeuangan yang dikategorikan sebagai „tersedia untuk dijual‟ sesuai dengan PSAK 55 (revisi
2006) : Instrumen Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran.
Perbedaan lain untuk kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998)
dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk
menyajikan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
Jika, misalnya pada tahun 2009 sebuah perusahaan melakukan restatement laporan keuanganataupun mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya, maka perusahaan tersebut harus
menyajikan 3 (tiga) laporan posisi keuangan atau neraca yaitu masing-masing neraca per 31
Desember 2009 dengan perbandingan neraca per 31 Desember 2008 serta neraca per 1
Januari 2008 (Hrd).
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI pada tanggal 21 April 2009 kemarin telah
menyetujui Exposure Draft (ED) PSAK 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan
untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh kalangan anggota IAI, Dewan Konsultatif SAK,
Dewan Pengurus Nasional IAI, perguruan tinggi dan individu/organisasi/lembaga lain yang
berminat.
ED PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan ini yang merupakan adopsi dari
IAS 1 : Presentation of Financial Statements merevisi PSAK 1 (1998) : Penyajian Laporan
Keuangan.
Secara umum perbedaan ED PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998)
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. ED PSAK 1 (Revisi 2009) mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009)
sedangkan PSAK 1 (Revisi 1998) mengadopsi IAS 1 Disclosure of Accounting Policies
(1997).
2. Penggantian istilah “Kewajiban” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “Liabilitas” pada
ED PSAK 1 (Revisi 2009).
3. Pada ED PSAK 1 (revisi 2009) terdapat definisi istilah yang digunakan, yaitu laporan
keuangan untuk tujuan umum, tidak praktis, standar akuntansi keuangan, material, catatan
atas laporan keuangan, penghasilan komprehensif lain, pemilik, laba atau rugi sedangkan
pada PSAK 1 (1998) tidak terdapat definisi istilah yang digunakan.
4. Menurut ED PSAK 1 (revisi 2009), informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
meliputi : Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dankerugian, Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 9/12
serta Arus kas sedangkan menurut PSAK 1 (1998), informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan meliputi : Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan beban serta Arus Kas.
5. Mengenai tanggung jawab atas laporan keuangan, ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak
mengatur mengenai pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan, sedangkan PSAK
1 (1998) mengatur bahwa manajemen bertanggung jawab atas laporan keuangan.
6. ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur mengenai komponen laporan keuangan yang lengkap
yaitu : (a) Laporan posisi keuangan (neraca), (b) Laporan laba rugi komprehensif, (c)
Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas, (e) Catatan atas laporan keuangan, (f)
Laporan posisi keuangan awal periode komparatif sajian akibat penerapan retrospektif,
penyajian kembali, atau reklasifikasi pos-pos laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998)
mengatur mengenai komponen laporan keuangan yang lengkap meliputi : (a) Neraca, (b)
Laporan laba rugi, (c) Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas serta (e) Catatan atas
laporan keuangan.
7. Mengenai Kepatuhan terhadap SAK, ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa entitasmembuat pernyataan kepatuhan atas SAK dalam laporan keuangan, sedangkan PSAK 1
(1998) tidak mengatur mengenai laporan keuangan yang harus memuat pernyataan kepatuhan
entitas atas SAK.
8. ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa penyimpangan dari suatu PSAK diijinkan jika
kepatuhan atas PSAK tersebut bertentangan dengan tujuan laporan keuangan dalam
KDPPLK, sedangkan PSAK 1 (1998) tidak mengatur mengenai penyimpangan dari suatu
PSAK.
9. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur mengenai bagaiman memilih dan menerapkankebijakan akuntansi ketika tidak diatur dalam suatu PSAK. Hal tersebut akan diatur dalam
PSAK 25, jika PSAK 25 sudah mengadopsi IAS 8 terkini. Sedangkan PSAK 1 (1998)
mencantumkan pengaturan bagaimana memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika
tidak diatur dalam suatu PSAK.
10. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan laporan
keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa entitas sebaiknya mengeluarkan
laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca.
11. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak lagi memperkenankan penggunaan istilah “Pos Luar
Biasa”, sedangkan PSAK 1 (1998) masih memperkenankan penggunaan istilah tersebut.
Misalnya perusahaan memiliki saldo piutang ataupun persediaan yang belum direalisasikan
setelah 12 bulan dari periode pelaporan, apakah harus diklasifikasikan sebagai Aset Lancar
atau Tidak Lancar ?
Klasifikasi suatu aset apakah sebagai Aset Lancar atau Aset Tidak Lancar diatur dalam
PSAK No. 1. Adapun PSAK No.1 yang masih berlaku sampai dengan saat ini adalah PSAK
No. 1 (Revisi 1998), dan setelah tanggal 31 Desember 2010 nanti PSAK ini akan digantikan
oleh PSAK No.1 (Revisi 2009) yang sudah mengadopsi IAS 1 : Presentation of Financial
Statements per 1 Januari 2009.
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 10/12
PSAK No.1 (Revisi 2009) telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
IAI pada tanggal 15 Desember 2009 dan akan mulai berlaku efektif untuk periode tahun buku
yang dimulai pada atau setalah tanggal 1 Januari 2011.
Pengklasifikasikan suatu aset sebagai aset lancar atau tidak lancar dalam PSAK 1 (Revisi
2009) diatur dalam paragraf 63 yang menjelaskan bahwa entitas mengklasifikasikan asetsebagai aset lancar, jika :
(a) entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya dalam siklus operasi normal;
(b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
(c) entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan; atau
(d) kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2 (revisi 2009) : Laporan Arus
Kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan
liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak
lancar.
Sedangkan PSAK 1 (Revisi 1998) yang masih berlaku sampai dengan 31 Desember 2010
nanti mengatur mengenai klasifikasi aset sebagai aset lancar, jika aset tersebut :
(a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangkawaktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(b) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan
direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
(c) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Jika kita memperhatikan persyaratan pada butir (a) di atas baik pengaturan menurut PSAK 1
revisi 2009 ataupun PSAK 1 revisi 1998, maka atas saldo piutang ataupun persediaan yang
biarpun belum direalisasikan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan tetap harus
diklasifikasikan sebagai Aset Lancar karena termasuk dalam aset yang akan dijual,dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian dari siklus operasi normal perusahaan
meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan (Hrd).
mungkin maksud agan, beda statement of comprehensive income di PSAK 1 (2009) =setelah konvergensi dengan IAS 1 (2009) dengan PSAK sebelumnya yaitu PSAK 1(1998), berikut bedanya :
1. Laporan Laba rugi comprehensive (statement of comprehensive income) adalah satulaporan laba rugi dan satu laporan yang menunjukan other comprehensive income.2. di PSAK 1 (2008) diatur mengenai pos luar biasa (extraordinary item) sedangkan di
PSAK 1 (2009) tidak diperkenankan lagi adanya pos tersebut di statement of comprehensive income. karena pos luar biasa dianggap sebagai pos "keranjang
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 11/12
sampah"..hehehehe
3. hanya penjelasan aja yang point satu, Adanya pemisahan other comprehensiveincome (OCI) di luar laporan laba rugi (tepatnya di bagian bawah statement of comprehensive income).
Begitu gann..kalo pengen jelasnya ntar tunggu laporan keuangan tahun 2011, soalnyePSAK 1 ini berlaku efektif Per 1 Jan 2011...ntar keliatan bedanya, statement of comprehensive income ada dua bagian, bagian yang atas, laporan laba rugi spt yangbiasa, bagian bawah ada laporan OCI nya...gitu gannn...
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS
dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1. Full Adoption
Suatu negara mengadopsi seluruh produk IFRS dan menerjemahkan IFRS word by
word ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
2. Adopted
Mengadopsi seluruh IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
3. Piecemeal
Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar
tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4. Referenced
Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu
dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5. Not adopted at all
Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Pada tahun 2009, Indonesia belum mewajibkan perusahaan - perusahaan listed di
BEI menggunakan IFRS, melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan
nasional atau PSAK. Namun pada tahun 2010 bagi perusahaan yang memenuhi syarat, adopsiIFRS sangat dianjurkan. Sedangkan pada tahun 2012, Dewan Pengurus Nasional IAI
bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan DSAK merencanakan akan menerapkan
standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.
Indonesia harus mengadopsi IFRS untuk memudahkan perusahaan asing yang akan
menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar
internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi
yang mahal (Immanuela, 2009).
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-mata-kuliah-seminar 12/12
Membahas tentang IFRS saat ini lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha
harmonisasi standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International Accounting Standar
Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya
harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional,
organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities
Commissions).
Recommended