View
38
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
UNIV MUHAMMADIYAH
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut telah diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara
menyeluruh, berjenjang, dan terpadu dengan menempatkan Puskesmas sebagai
penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat pertama.
Pada saat ini hampir diseluruh pelosok tanah air telah didirikan Puskesmas.
Dimana untuk lebih menjangkau seluruh wilayah kerjanya ,Puskesmas telah diperkuat
dengan adanya Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Disamping itu untuk
daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, Puskesmas telah dilengkapi dengan
fasilitas rawat inap.
Puskesmas harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit,serta memulihkan kesehatan baik kesehatan
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah
kerjanya tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan tehnologi kesehatan yang
sesuai.
Mengingat pentingnya peran Puskesmas,maka Keperawatan yang merupakan
pelayanan profesional dan merupakan bagian internal dari pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada klien secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat
maupun sakit seorang perawat dituntut untuk mengetahui konsep dan sistem pelayanan di
puskesmas.
B. Tujuan
1
Tujuan dari praktek keperawatan komunitas di Puskesmas adalah agar mahasiswa
mampu melakukan perawatan pada individu, keluarga dan masyarakat,baik sehat maupun
sakit. Untuk itu mahasiswa perlu mengetahui tentang pelayanan kesehatan di masyarakat,
salah satunya adalah kegiatan praktek di puskesmas yang meliputi upaya pokok dan
upaya pengembangan peleyanan Puskesmas.
BAB II
2
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI PUSKESMAS
1. Puskesmas adalah ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan pertama di masyarakat
yang diperkenalkan mulai tahun 1968. Sejak berdirinya puskesmas banyak bentuk
pemberdayaan masyarakat yang telah diselenggarakan antara lain karang balita (gizi),
Pos KB Desa (KB), Pos Imunisasi (Imunisasi), Daerah Kerja Intensif Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat (Penyuluhan) (Fallen, 2010)
2. Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada
di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah
ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak
mencakup aspek pembiayaan (www.kebijakankesehatan.com.).
3. Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2007)
B. SEJARAH PUSKESMAS
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan RAPAT KERJA NASIONAL ( RAKERNAS ) di Jakarta. Waktu itu
dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena
pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan,
dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan
sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui RAKERNAS tersebut timbul
3
gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam suatu
organisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4 macam :
1. Puskesmas tingkat Desa
2. Puskesmas tingkat Kecamatan
3. Puskesmas tingkat Kawedanan
4. Puskesmas tingkat Kabupaten
Pada rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori
1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh
2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh
3. Puskesmas tipe C dipimpin oles paramedik
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan RAKERNAS dirasakan pembagian
puskesmas didasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai karena puskasmas tipe B dan tipe
C tidak dipimpin dokter secara penuh atau sama sekali tidsk ada tenaga dokternya,
sehingga Dirasakan sulit untuk mengembangkannya . Sehingga mulai tahun 1970
ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan dengan
jumlah penduduk 30 000 sampai 50 000 jiwa orang penduduk. Konsep wilayah kerja
puskasmas ini dipertahankan sampai akhir Pelita tahap II tahun 1979. dan ini lebih
dikenal dengan nama konsep wilayah
Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan dikeluarkannya
INPRES kesehatan No 5 Th 1974, Nomor 7 tahun 1975 dan nomor 4 tahun 1976 dan
berhasil mendirikan dan menenpatkan tenaga dokter diseluruh pelososk tanah air maka
sejak Pelita III maka konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wuilayah yang
mempunyai jumlah penduduk 30 000 jiwa saja.
4
Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas di daerah-daerah
tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumalah penduduk 30 000 jiwa. Dan untuk
mengkoordinasi kegiatan –kegiatan yang berada di suatu kecanatan maka salah satu
puskesmas tersebut di tunjuk sebagai penanggungjawab dan disebut dengan nama
puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut juga puskesmas pembina. Dan
puskesmas – puskesmas yang ada di tingkat kelurahan atau desa disebut puskesmas
kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu. Dan sejak saat itu
puskesmas dibagi dalam dua kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu :
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan / desa (puskesmas pembantu)
C. FUNGSI PUSKESMAS
Ada 3 fungsi pokok Puskesmas , yaitu:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah
kerjanya
4. Pelayanan Kesehatan Perorangan
5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Proses dalam melaksanakan fungsinya , dilakukan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
5
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor – sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas.
D. KEGIATAN POKOK PUSKESMAS
Kegiatan – kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas
sejak berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7 uasaha pokok kesehatan, 12 usaha
pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha
pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan
yang ada dari tiao – tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau
anggaran yang tersedia.
Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itupun sangat tergantung kepada faktor
tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan managemen
dari tiap – tiap puskesmas.
20 pokok kegiatan puskesmas itu adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
2. Upaya keluarga berencana
3. Upaya peningkatan gizi
4. Upaya kesehatan lingkungan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
6
7. Upaya penyuluhan kesehatan
8. Upaya kesehatan sekolah
9. Upaya kesehatan olah raga
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
11. Upaya kesehatan kerja
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
13. Upaya kesehatan jiwa
14. Upaya kesehatan mata
15. Upaya laboratorium sederhana
16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
17. Upaya kesehatan usia lanjut
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat
Pelaksanaan kegiatan pokokdiarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat
terkecil. Oleh karena itu kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk kepentingan
keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Kegiatan – kegiatan
yang dilaksanakan oleh petugas dari kegiatan pokok di atas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui , serta bayi,
anak balita dan anak prasekolah
7
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori dan lain – lain kekurangan, serta bila ada
pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya
d. Immunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3X, polio
3X, dan campak 1X pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian
khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak
berkali – kali dan golongan ibu beresiko tinggi
g. Pengobatan bagi ibu, bayi , anak balita anak prasekolah untuk macam –
macam penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan, dan
untuk mengadakan pemntauan pada mereka yang lalai mengunjungi
puskesmas dan meminta agar mereka datang ke puskesmas lagi
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak – kanak dan para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan – pembicaraan tentang keluarga berencana kapan
saja ada kesempatan, baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan
kunjungan rumah
8
d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil. Kondom dan cara – cara lain
dengan memberi sarannya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana penceahan
kehamilan.
3. Upaya perbaikan gizi
a. Mengenali penderita – penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat dan secara perseorangan
kepada mereka yang membutuhkan , terutama dalam rangka program KIA
d. Melaksanakan program – program :
1) Program perbaikan gizi keluarga (suatu program menyeluruh yang
mencakup perkembngan masyrakat) melalui kelompok – kelompok
penimbangan pos pelayanan terpadu
2) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
yang cukup kepada anak – anak bawah 5 tahun dan kepada ibu yang
menyusui
3) Memberikan vitamin A kepada anak – anak dibawah umur 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Keiatan – kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas
adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
9
d. Penyehatan air buangan atau limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang
masuk, untuk menemukan kasus – kasus baru dan untuk mengetahui sumber
penularan
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui :
1) Mendapatkan riwayat penyakit
2) Mengadakan pemeriksaan fisik
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium
4) Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
10
c. Malakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
1) Rujukan diagnostik
2) Rujukan pengobatan atau rehabilitasi
3) Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari tiap – tiap program puskesmas
b. Ditingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri , tetapi ditingkat
kabupaten diadakan tenaga – tenaga koordinator penyuluhan kesehatan
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi
berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan
b. Membina kebersihan perseorangan pserta didik
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Jaringan kesehatan peserta didik
e. Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun
f. Imunisasi peserta didik
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
11
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Riwayat kesehatan olahraga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cedera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan
berbagai tingkat umur kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis dan jenis
kelamin
b. Asuhan perawtan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil, anak
balita, usia lanjut dan sebagainya.
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifkasi masalah, meliputi :
1) Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja
2) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas
3) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
12
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi
pekerja, lingkungan kerja dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan penceahan kecelakaan akibat kerja, meliputi :
1) Penyuluhan kesehatan
2) Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara
alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
3) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
4) Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi :
1) Anak sekolah
2) Kelompok ibu hamil, menyusui dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi :
1) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang lebih
mampu
3) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
13
4) Memelihara kebersihan (higiene klinik)
5) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan
peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan jiwa
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan
keiatan pokok lainnya
b. Upaya kesehatan mata :
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata,
tes saluran air mata, tes lapanan pandang, fundoskopi dan pemeriksaan
laboratorium
3) Pengobatan dan pemberian kacamata
4) Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan rumah
sakit
5) Perawatan post operasi katarak dan glukoma akut
6) Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
14
7) Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan serta
menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata
mereka
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
15. Laboratorium kesehatan
a. Di ruangan laboratorium :
1) Penerimaan pasien
2) Pengambilan spesimen
3) Penanganan spesimen
4) Pelaksanaan pemeriksaan
5) Penanganan sisa spesimen
6) Pencatatan hasil pemeriksaan
7) Pengecekan hasil pemeriksaan
8) Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk :
1) Pengambilan spesimen
2) Penanganan spesimen
3) Pengemasan spesimen
4) Pengiriman spesimen
5) Pengambilan hasil pemeriksaan
15
6) Pencatatan hasil pemeriksaan
7) Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi :
1) Persiapan pasien
2) Pengambilan spesimen
3) Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi :
1) Melakukan tes skrening Hb
2) Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke laboratorium
puskesmas
3) Memberikan penyuluhan
4) Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup :
1) Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
2) Data ketenangan di puskesmas
3) Data sarana yang dimiliki puskesmas
4) Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan tahunan
16
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui :
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas
sektoral dan berbagai organisasi kesehatan yang dilaksanakan melalui dialog,
seminar dan lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi
dengan memanfaatkan media massa dan sistem informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi atau sarasehan
kepemimpinan di bidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang
dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan :
1) Pendekatan kepada tokoh masyarakat
2) Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
3) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader
yang telah dilatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan
tradisional
b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional
E. WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan diwilayah
kerjanya walaupun wilayah kerjanya itu mempunyai lokasi yang berkilo-kilo meter dari
17
puskesmas. Dengan azas inilah puskesmas dituntut untuk mengutamakan pencegahan
penyakit . Dengan demikian puskesmas dituntut secara aktif terjun kemasyarakat dan
bukan puskesmas menunggu kunjungan masyarakat saja. Wilayah kerja puskesmas bisa
didasarkan area kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan goegrafi
dan keadaan infra struktur lainnya yang bisa untuk pertimbangan untuk pembagian
wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga
pembagiaan wilayah puskesmas ditetapkan oleh BUPATI KEPALA DAERAH,
mendengar saran teknis dari Kantor Wilayah Deprtemen Kesehatan Profinsi.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa hanya satu kelurahan, sedangkan
puskesmas di ibu kota kecamatan bisa sebagai tempat pelayanan rujukan dari puskesmas
kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi Sasaran penduduk setiap wilayah
puskesmas rata-rata 30 000 jiwa. Luas wilayah yang masih dianggap efektif mempunyai
ratio 5km sedangkan luas wilayah yang dipandang optomal mempunyai ratio / jari
wilayah 3 km.
F. KEDUDUKAN PUSKESMAS
Kedudukan dalam bidang administrasi
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung
jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem kesehatan
Nasional (SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama.
Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
18
Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah
kerjanya.
Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter,
praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan
berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan
pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis
dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.
G. SATUAN PENUNJANG
Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan serta
kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas , tidak semua penduduk dapat
dengan mudah mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan
puskesmas lebih merata dan meluas , perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu,
penempatan bidan di desa – desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada dan
puskesmas keliling. Disamping itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola
posyandu dan dasa wisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan. Demi
pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayana kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling.
19
Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melksanakan keiatan – kegiatan yang dilakukan
puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
Dalam Repelita V wilayah kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2
sampai 3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa dan Bali).
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan lain perkataan
satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu yang ada di dalam wilayah
kerjanya.
Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi serta jumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas
keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan keiatan – kegiatan puskesmas
dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan –
kegiatan puskesmas keliling adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak
terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4 hari dalam 1
minggu
2. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa
3. Dapat diperunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka rujukan bagi
kasus gawat darurat
4. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual
Bidan yang bertugas di desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan ditempatkan
seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung
20
kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah suatu desa dengan jumlah
penduduk rata – rata 3000 orang. Dengan tugas utamanya adalah membina peran serta
masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan posyandu dan pembinaan
pimpinan kelompok persepuluhan, selain memberikan pelayanan langsung di posyandu
dan pertolongan persalinan di rumah – rumah. Disamping itu juga menerima rujukan
masalah kesehatan anggota keluarga persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya
atau ditunjuk lebih lanjut ke puskesmas atau ke fsilitas yang lebih mampu dan terjangkau
secara rasional.
H. STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
Susunan organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Urusan tata usaha
3. Unsur pelaksana
1. Kepala puskesmas
Mempunyai tugas memimpin , mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Mempunyai tugas dibidang kepegawaian , keuangan, perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesjahteraan ibu dan anak , keluarga
berencana dan perbaikan gizi.
21
4. Unit II
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit, khususnya imunisasi , kesehatan lingkungan dan laboratorium
sederhana.
5. Unit III
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut , kesehatan
tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan
khusus lainnya.
7. Unit V
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja
dan dana sehat.
8. Unit VI
Mempunyai tugas dalam melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan
rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan tugas kefarmasian
Tata kerja
Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronasi baik dalam lingkungan puskesmas maupun dalam satuan
organisasi diluar puskesmas sesuai dengan tugasnya masing – masing antara lain:
22
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor
kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan.
Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya
masyarakat oleh puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula
kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas bertanggungjawab kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan
rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis,
pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanan
kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah
sakit (kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (balai pengobatan
penyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat,
balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan
indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai
23
Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil yang optimal, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas
sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor
terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain di
tingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan
subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti
tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha.
BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan.
Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
Pengertian:
Suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli kesehatan yang
berperan sebagai mitra kerja puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Fungsi:
1. Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan oleh puskesmas (to serve)
2. Memperjuangkan kepentingan kesehatan dan keberhasilan pembangunan
kesehatan oleh puskesmas (to advocate)
24
3. Melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang kinerja
puskesmas (to watch)
I. LOKAKARYA MINI PUSKESMAS
1) Definisi
Adalah upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan
upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap – tiap
upaya kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih
dalam pelaksanaan kegiatannya.
2) Tujuan
Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuean tenaga puskesmas bekerja sama dalam tim dan
membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Tujuan khusus
1. Terlaksananya penggelangan kerjasama tim lintas program dalam rangka
pengembangan menejemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan
pembuatan rencana kerja harian
2. Terlaksananya penggalangan kerjasama kerjasama lintas sektoral dalam
pembinanaan peran serta masyarakat
3. Terlaksananya rapat kerja bulanan puskesmas sebagai tindak lanjut penggalangan
kerjasama tim puskesmas
4. Terlaksananya rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebagai tindak lanjut
penggalangan kerjasama lintas sektoral
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan lokakarya mini puskesmas adalah:
1. Menggalang kerjasama tim dari masing – masing anggota
2. Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela keberhasilan tim
25
4) Komponen
1. Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas
2. Penggalangan kerjasama lintas sektoral
3. Rapat kerja bulanan puskesmas
4. Rapat kerja triwulan lintas sektoral
J. SUPERVISI
1) Definisi
Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan tentang
masalah dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta sara –saran dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna
dan hasil guna serta kemampuan pelaksanaan dalam melaksanakan upaya kesehatan
puskesmas.
2) Tujuan
Tujuan umum
Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna.
Tujuan khusus
1. Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman
pelaksanaan
2. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat diluruskan kembali
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
4. Meningkatnya hasil pencapaian pelayanan kesehatan
Ruang Lingkup
26
1. Mencakup bimbingan di tingkat puskesmas oleh Kepala Puskesmas kepada para
pelaksana kegiatan di wilayah kerjanya. Bimbimngan mencakup:
a. Masukan (input)
Sarana dan prasarana
Anggaran
Ketenangan
Perlengakapan administrasi
b. Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman kerja
c. Keluaran (output)
Hasil kegiatan yang berupa cakupan pelayanan.
2. Supervisi dilaksanakan terhasap tenaga teknis dan tenaga masyarakat, dalam bentuk:
a. Pertemuan di dalam puskesmas.
Pembimbingan yang dilakukan menyangkut kegiatan teknis maupun administrasi
dan penambahan pengetahuan.
b. Kunjungan lapangan yang dilakukan terhadap:
Petugas kesehatan termasuk bidan desa
Kader kesehatan
Sarana pelayanan (puskesmas pembantu, posyandu)
c. Pelaksanaan pembimbingan
Dokter puskesmas
Staf puskesmas
27
d. Sasaran pembinaan
Staf puskesmas sebagai pelaksana kegiatan lapangan
Tenaga sukarela (kader, dasa wisma)
e. Waktu pelaksanaan
Terhadap staf pelaksana puskesmas dilaksanakan minimal satu bulan sekali,
atau sewktu – waktu bila ada masalah
Tenaga desa (kader kesehatan, dasa wisma) minimal sebulan sekali, atau
sesuai dengan kesepakatan bersama
Bimbingan terhadap posyandu minimal 3 bulan sekali
Melalui laporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan dari pelaksana. Paling
lambat 1 minggu setelah kegiatan
Format bimbingan yang digunakan sesuai dengan pedoman yang ada yang
telah diterbitkan Departemen Kesehatan
Pengolahan, Analisa, dan pemanfaatan
1. Dilaksanakan pada setiap jenjang administrasi
2. Pemanfaatan disesuaikan dengan tugas dan fungsi dalam pengambilan keputusan
3. Di puskesmas digunakan untuk pemantauan pelaksanaan program operasionalisasi dan
early warning system
4. Pada Dati TK II digunakan untuk pemantauan, pengendalian, dan pengambilan tindak
koreksi yang diperlukan
5. Dati TK I digunakan untuk perencanaan program dan pemberian bantuan yang
diperlukan
6. Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan pada tingkat nasional
28
Kegiatan – Kegiatan yang Dilakukan
1. Mengkompilasi data dari puskesmas
2. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan
3. Menyusun kartu indek penyakit
4. Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan
5. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai kebutuhan
6. Melakukan berbagai perhitungan – perhitungan data
7. Melakukan analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi, serta perncanaan di masa
mendatang
8. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan.
K. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
1) Definisi
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,
meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang
dicapai oleh puskesmas.
2) Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik dan
teratur untuk pengelolaan kesehatan masyarakat melalui puskesmas diberbagai tingkat
administrasi.
29
Tujuan khusus
1. Tersedianya data yang meliputi keadaan keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan
pokok puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan
program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diberbagai tingkat administrasi.
3) Ruang Lingkup
1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas
keliling
2. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenangan di puskesmas
c. Data sarana yang memiliki puskesmas
d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok ) baik di dalam gedung maupun di
luar gedung
3. Pelaoran dilakukan secara periodik ( bulanan, tribulanan, semester dan tahunan )
4) Pelaksanaan
1. Pencatatan dengan menggunakan format
a. Family folder
b. Buku register
Rawat jalan dan rawat inap
30
Penimbangan
Kohort ibu
Kohort anak
Persalinan
Laboratorium
Pengamatan penyakit menular
Iminisasi
c. Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
d. Kartu perusahaan
e. Kartu murid
f. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah pembuatan
laporan
2. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
a. Bulanan
Data kesakitan
Data kematian
Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB,dsb.)
Data managemen obat
b. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
31
c. Tahunan
Umum dan fasilitas
Sarana
Tenaga
Alur Pengiriman
1. Aluran pengiriman sampai saat ini:
a. Dikirim ke DinasKesehatan TK II, diteruskan ke Dinas Kesehatan TK I, kemudian
diteruskan ke Departemen Kesehatan (c.q. Bagian Informasi Dirjen Pembinaan Kesehatan
Masyarakat)
b. Umpan balik di kirim ke kanwil depkes provinsi
2. Alur pengiriman jangka panjang
Mengikuti alur jenjang administrasi organisasi. Departemen Kesehatan menerima laporan dari
Kanwil Depkes Provinsi.
Pengolahan, Analisa, dan pemanfaatan
1. Dilaksanakan pada setiap jenjang administrasi
2. Pemanfaatan disesuaikan dengan tugas dan fungsi dalam pengambilan keputusan
3. Di puskesmas digunakan untuk pemantauan pelaksanaan program operasionalisasi dan
early warning system
4. Pada Dati TK II digunakan untuk pemantauan, pengendalian, dan pengambilan tindak
koreksi yang diperlukan
5. Dati TK I digunakan untuk perencanaan program dan pemberian bantuan yang
diperlukan
32
6. Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan pada tingkat nasional
Kegiatan – Kegiatan yang Dilakukan
1. Mengkompilasi data dari puskesmas
2. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan
3. Menyusun kartu indek penyakit
4. Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan
5. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai kebutuhan
6. Melakuakn berbagai perhitungan – perhitungan dengan menggunakan data denominator
7. Melakuakn analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi, serta perncanaan di masa
mendatang
8. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan
Pemanfaatan Data SP2TP
1. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam rangka
pembinaan, perencanaan, dan penetapan kebijaksanaan.
2. Dimanfaatkan puskesmas untuk peningkatan upaya kesehatan puskesmas, melalui:
a. Perencanaan (perencanaan mikro)
b. Penggerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas)
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi)
33
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Data umum
1. Profil Puskesmas
1.1 Visi Puskesmas
“Puskesmas dengan pelayanan prima dan professional untuk mencapai wilayah
Dupak Sehat”
1.2 Misi Puskesmas
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas berdasarkan harapan dan
kebutuhan masyarakat
2. Melaksanakan upaya kesehatan dan program kesehatan secara professional dan
integrated
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas
4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan
1.3 Moto Puskesmas
“Pelayananku Sepenuh Hati”
1.4 Budaya Kerja
1. Pelayanan manusiawi dan sepenuh hati
a. Pelayanan dengan tidak membedakan ras, suku, agama dan golongan
b. Melayani dengan ikhlas
2. Profesional
Melayani sesuai peran dan fungsi serta kompetensi
34
3. Kebersamaan
Bekerjasama, rasa memiliki, saling menghargai dan menghormati
4. Komunikatif
a. Selalu memberikan penjelasan kepada pasien tentang maksud tindakan
b. Memberikan penyuluhan kesehatan
5. Terampil
Melayani dengan cekatan
6. Efektif dan efisien
Pelayanan dengan tepat dan cepat
7. Ramah
a. Melayani dengan senyum, salam, sapa dan empati
b. Tutur kata sopan dan santun
8. Sabar
Memberikan pelayanan yang tidak berubah disegala kondisi
9. Disiplin
a. Mentaati segala peraturan / tata tertib yang berlaku
b. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan waktu yang ditentukan
10. Bersih dan Sehat
a. Penampilan diri harus selalu bersih dan rapi
b. Penataan lingkungan kerja selalu bersih, rapi, nyaman dan sehat
2. Identitas Puskesmas
a. Nama : Dupak
b. Nomer Kode Puskesmas : 0502
c. Alamat : Jl. Dupak Bangunrejo Gg Poliklinik no.6
Kelurahan Dupak Kecamatan Krembangan
Surabaya
d. Kode Pos : 60179
e. Nomer Telepon : ( 031 ) 3531009
35
f. Faximili : ( 031 ) 3531009
g. Pimpinan : dr. Nurul Lailah
h. Tahun Berdiri : 1959 gedung lama, rehab total tahun 2008
i. Tipe Puskesmas : Rawat Inap
j. Jenis Puskesmas : Puskesmas Perkotaan
k. Luas Puskesmas : 1.072.50 m²
l. Luas Bangunan : 1.150 m²
3. Data Geografis
a. Batas wilayah kerja Puskesmas Dupak
Sebelah Utara : Kelurahan Perak Barat
Sebelah Selatan : Kelurahan Tembok Dukuh
Sebelah Timur : Kelurahan Jepara
Sebelah Barat : Kelurahan Genting
b. Posisi geografis Puskesmas Dupak
Dekat dengan pasar ± 2 meter, berada di tengah-tengah pemukiman yang padat
penduduk dengan status ekonomi menengah ke bawah. Akses transportasi ke
Puskesmas mudah. Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Dupak berupa
daratan
c. Luas wilayah kerja Puskesmas Dupak
Luas : ± 365,1 Ha
Terdiri dari 2 kelurahan dan 14 RW yaitu :
a. Kelurahan Dupak dengan 5 RW dan 75 RT
b. Kelurahan Morokrembangan dengan 9 RW dan 96 RT
4. Jenis pelayanan
a. Poli umum
b. Poli gigi
c. Poli KIA/KB
36
d. Laboratorium
e. Apotek
f. Poli gizi
g. Rawat inap
h. UGD
i. Pustu (puskemas pembantu)
j. Pusling (puskesmas keliling)
k. Pelayanan dokter spesial
l. Pelayanan dokter obgyn
m. Penyuluhan kenakalan remaja, NAPZA, dan HIV/AIDS
B. Hasil Kegiatan
1. Tempat pendaftaran ( loket)
Pasien datang ke Puskesmas Dupak ingin periksa kesehatannya maupun control
penyakit yang di derita seperti DM, Hipertensi, Asam Urat, periksa kandungn dan lain
lain pertama yang dituju adalah bagian loket atau pendaftaran. Di loket pendaftaran
pasien mengambil nomor urut antrian kemudian dipanggil satu persatu oleh petugas loket
setelah pasien di panggil pasien mengutarakan tujuan datang di Puskesmas Dupak agar
mendapat pelayanan yang diinginkan oleh pasien. Sedangkan kegiatan yang dilakukan
oleh Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya di Bagian loket
adalah sebagi berikut :
Penerimaan pasien baru
memasukkan data pasien ke computer
mencari status pasien sesuai nomer register
Mengembalikan status pasien sesuai nomer register
Memprioritaskan masalah yang pertama ditangani
37
2. Rawat Jalan
Rawat Jalan adalah salah satu layanan yang ada di Puskesmas Dupak, Rawat
Jalan di Puskesmas Dupak melayani pasien yang sudah daftar pada loket pendaftaran.
Pasien yang datang di layanan Rawat Jalan pertama akan di periksa tanda-tanda vital dan
dianamnesa dan dilanjutkan ke Dokter jaga kemudian diberikan terapi obat maupun
tindakan keppada pasien. Sedangkan yang dilakukan Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan
Kampus Sutopo Surabaya di Bagian Rawat Jalan adalah sebagi berikut :
Anamnesa pasien
Pengukuran tanda – tanda vital
Menyerahkan resep ke pasien Membuat surat rujukan
Rawat luka
Injeksi IM pada pasien TB paru
Memberikan penyuluhan tentang “DIABETES MELITUS” dan “DIARE”
Rawat luka colostomy
Memberi obat sublingual pada pasien hipertensi (obat ISDN dan Acetosol)
Memberikan oralit pada anak
Angkat jahitan tangan
Pemeriksaan pasien DHF
3. Apotik
Apotik merupakan tempat penyimpanan dan temat pengambilan obat, setelah
pasien mendapat resep dari dokter rawat jalan maupun rawat inap pasien dapat menebus
obat yang dimaksud oleh Dokter, disana pasien mengumulkan resep sesuai urutan dan
menunggu obat. Sedangkan yang dilakukan Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Kampus
Sutopo Surabaya di Bagian Apotik adalah sebagi berikut :
38
Membantu meracik obat
Membungkus obat
Memberi etiket pada obat
Memberikan penjelasan aturan minum obat sesuai dengan prinsip pemberian obat
5T
4. Pustu
Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melksanakan keiatan – kegiatan yang dilakukan
puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Puskesmas Pembantu terletak
Di wilayah kali anak tepatnya di jalan Tambak Asri Gang 13. Puskesmas pembantu
mempunyai jadwal tersendiri di setiap harinya adaapun jadwal yang mampu mahasiswa
ikuti adalah :
a) Hari senin : Jadwal pelayanan KB
Sedangkan yang dilakukan Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Kampus Sutopo
Surabaya adalah sebagi berikut :
Menjelaskan pengertian tentang KB yang akan dipilih pasien
Memberikan pelayanan KB seperti : KB suntik, KB Pil, dll
Di Ruang Periksa, melakukan anamnesa, observasi TTV melakukan
tindakan Operasi Kecil.
b) Hari selasa : Jadwal pelayanan imunisasi
Yang dilakukan Mahasiswa Prodi DIII keperawatan Kampus Sutopo Surabaya
adalah :
Memberikan penjelasan tentang pengertian imunisasi yang akan dituju
pasien.
39
Membantu memberikan imunisasi seperti : imunsasi BCG, hepatitis,
campak, polio, DPT
c) Hari rabu : Jadwal pelayanan umum
yang dilakukan Mahasiswa Prodi Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya adalah:
Di KIA melakukan TB, BB, Observasi TTV, Leopold pada Ibu Hamil.
Di Ruang Periksa, melakukan anamnesa, observasi TTV melakukan
tindakan Operasi minor.
d) Hari kamis : Jadwal pelayanan hamil
Di KIA, melakukan anamnesa pada ibu hamil, mengukur Leopold,
Observasi TTV, Mengukur LILA bumil
Di Ruang Periksa,melakukan anamnesa, observasi TTV melakukan tindakan
Operasi minor.
Melakukan pemeriksaan swab pada PSK
5. Pusling (Puskesmas Keliling)
a) Hari Senin : Pelayanan Umum
Anamnesa Pasien
Pengukuran tanda – tanda vital
Memberikan obat sesuai dengan keluhan pasien
b) Hari Selasa : Posyandu Balita di Jl. Sedayu
Mengukur BB, TB Balita
Menganamnesa Keluhan Ibu dan Anak
Memberikan Makanan Pendamping pada balita
Memberikan obat sesuai dengan keluhan pasien
40
c) Hari Rabu : Posyandu Balita di Asrama Brimob
Mengukur BB, TB Balita
Menganamnesa Keluhan Ibu dan Anak
Memberikan Makanan Pendamping pada balita
Memberikan obat sesuai dengan keluhan pasien
d) Hari Kamis : Posyandu Lansia
Mengukur BB, TB lansia
Menganamnesa dan obsevasi TTV
Memberikan Penyuluhan tentang Asam Urat (Gout Arthritis, Diabetes
Melitus ).
Memberikan obat sesuai dengan keluhan pasien
6. UGD
Pasien yang datang ke UGD adalah pasien baru yang mengalami gangguan
kesehatan atau pun kecelakaan yang perlu mendapat penanganan yang darurat, bila
pasien yang datang mengalami luka ringan atau sakit ringan hanya disarankan untuk
rawat jalan, apabila pasien yang datang memerlukan penanganan yang lebih lama maka
disarankan kepada pasien untuk rawat inap sedangkan pasien yang mengalami penyakit
atau kecelakaan yang lebih serius (gawat) pasien akan diarahkan atau dirujuk ke rumah
sakit yang mempunyai fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Sedangkan yang dilakukan
Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya di Bagian UGD adalah
sebagi berikut :
Menerima pasien baru
Melakukan pertolongan pertama pada pasien baru datang
41
Merujuk Pasien bila keadaan pasien tidak dapat di tangani oleh pihak
puskesmas.
Pasang infuse
Heating
Injeksi obat streptomicyn pada penderita TB( IM)
Melakukan rawat luka pasien Kecelakaan
Melakukan Angkat jahitan
Melakukan cross insisi
Mengoplos obat
7. KIA/ KB
Memeriksa ibu hamil meliputi :
Pemeriksaan leopold
Pemerksaan DJJ
Menentukan HPHT dan perkiraan bayi lahir
Menimbang BB balita dan BB ibu hamil
Pemberian imunisasi
Pemasangan KB susuk ( implan )
Melepas KB susuk
Melakukan papsmear
Melakukan VT
Membantu menolong persalinan
42
8. LABORATORIUM
Pengambilan darah
Melihat bakteri di mikroskop
Pemeriksaan urine untuk mengetahui hasil tes kehamilan.
Pemeriksaan GDA
Pemeriksaan kolesterol
43
DAFTAR PUSTAKA
Msen Yermia. 2003. Faktor- Faktor Kepuasan Kerja Dokter Puskesmas di Kota Jayapura.
Semarang
Fallen. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Effendy, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2008/09/definisi-puskesmas.html
Pedoman Pendataan Puskesmas: datapuskesmas@depkes.go.id
44
Recommended