View
436
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
2014
Citation preview
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun
demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan
(solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair.
Pada bahan pangan uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna,
rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH,
total asam, dan kadar gula. Diantara sifat fisik tersebut berat dan volume biasanya
dipakai untuk pemutuan buah berdasarkan kuantitas. Dalam kegiatan pascapanen
lainnya seperti pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik sangat diperhatikan.
Berat jenis dari produk pertanian dapat digunakan untuk menduga
kematangan dari buah. Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak
digunakan dalam perhitungan awal menduga sifat fisik yang lain seperti massa
jenis. Volume bahan pangan dapat dihitung dengan menggunakan pengukuran
berdasarkan pendekatan aproksimasi (pendekatan geometris) dan dengan
menggunakan metode platform scale.
Dalam beberapa hal bentuk dapat diaproksimasikan dengan salah satu dari
bentuk geometri berikut ini:
1. Spheroid prolat
2. Spheroid oblat
3. Right circular cone atau silinder
Analisa karakter fisik bahan pangan yakni analisa sifat maupun bentuk
dari suatu bahan untuk mengetahui kualitas demi kepentingan produksi. Karakter
fisk bahan dapat mencakup aspek luas antara lain bentuk, struktur, sifat-sifat
optik, warna, dan penampakan, serta sifat-sifat yang berhubungan dengan panas.
Adapun beberapa nalisa yang dilakukan pada saat analisa karakter fisik bahna
yakni densitas kamba, bobot jenis, tekstur, viskositas, dan total padatan terlarut.
Karakter fisik bahan dari hasil pertanian menjadi salah satu patokan untuk
menentukan kualitas dari bahan tersebut. Jika karakter fisik dari bahan tersebut
baik dan sesuai standar maka bahan tersebut dapat di produksiatau diproses lanjut
menjadi prosuk yang mempunyai harga jual yang tinggi. Begitu pula sebaliknya,
jika karakter fisik bahna tidak baik makan kita dapat mensiasatinya atau mengolah
lanjut sehingga tidak menurunkan nilai jual.
B. Tujuan
1. Menentukan bentuk dan ukuran suatu bahan hasil pertanian berdasarkan
perhitungan kebundaran dan kebulatan
2. Mengukur kekerasan bahan hasil pertanian dengan menggunakan Fruits Hardness
Tester
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair. Bahan pangan pada umumnya bersifat encer. Kedua sifat bahan pangan inilah yang diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan pangan yang memililki sifat alir yang sangat mudah mengalir disebut fluiditas (Kanoni, 1999).
Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia bahan tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total asam, dan kadar gula (Solube Solida) (Khatir, 2006).
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara penanganannya. Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).
Pada pemasakan buah, kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu berat jenis bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan kemungkinan menggunakan berat jenis sebagai metode pengujian kemasakan secara cepat. Buah-buah yang mengapung di atas air mempunyai berat jenis lebih kecil, jadi masih belum masak. Buah-buah yang tenggelam mempunyai berat jenis lebih besar dari 1, total zat terlarut lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah matang (Pantastico, 1989).
Pembahasan
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungna dengna merancang suatu alat
khusus untuk suatu prosuk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara
penanganannya. Karakter fisik pertanian meliputi bentuk, ukuran luas permukaan,
warna, penampakan, berat, porositas, densitas, dan kadar air. Bentuk dan ukuran
sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan,
rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan seperti
elektrostatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembngan
alat grading dan sortasi.
Kebundaran Salak 1= ApAc
= 100103
= 0,971 mm
Salak 2= ApAc
= 12740
= 3,175 mm
Salak 3= ApAc
= 10675
= 1,413 mm
Kebulatan
Menggunakan jangka sorong
Salak 1= (7,3 × 4,6 × 4,2)13
7,3= 0,713 cm
Salak 2= (6,36 × 5,56× 5)13
6,36= 0,882 cm
Salak 3= (6,77 × 5,3× 5,03)13
6,77= 0,835 cm
Menggunakan milimeter blok
Salak 1= didc
= 1013
= 0,77 mm
Salak 2= didc
= 911
= 0,82 mm
Salak 3= didc
= 1114
= 0,79 mm
Kekerasan
Salak 1 P1 = FA
= 2,650,19
= 13,95 kg/cm2
P2 = FA
= 4,650,19
= 24,47 kg/cm2
P3 = FA
= 4,4
0,19= 23,16 kg/cm2
Prata-rata = P 1+P 2+P 3
3=
13,95+24,47+23,163
= 20,53
kg/cm2
Salak 2 P1 = FA
= 3,450,19
= 18,16 kg/cm2
P2 = FA
= 4,2
0,19= 22,11 kg/cm2
P3 = FA
= 4,5
0,19= 23,68 kg/cm2
Prata-rata = P 1+P 2+P 3
3=
18,16+22,11+23,683
= 21,32
kg/cm2
Salak 3 P1 = FA
= 2,40,19
= 12,63 kg/cm2
P2 = FA
= 4,250,19
= 22,37 kg/cm2
P3 = FA
= 4,450,19
= 23,42 kg/cm2
Prata-rata = P 1+P 2+P 3
3=
12,63+22,37+23,423
= 19,47
kg/cm2
BuahKebundar
an
Kebulatan Kekerasan
Jangka
sorong
mm
blok
1 2 3 x
Salak 1
2
3
Apel 1
2
3
Mangga 1
2
3
Pear 1
2
3
Jeruk 1
2
3
Jambu 1
0,971
3,175
1,413
10,44
4,83
2,99
0,734
0,5
0,472
3,56
6,83
1,63
1,046
1,371
1,487
0,58
0,713
0,882
0,835
0,79
0,79
0,87
0,8
0,91
0,99
0,899
0,95
0,85
0,776
0,890
0,892
0,74
0,77
0,82
0,79
0,92
0,88
0,84
1,5
1,7
1,73
0,835
0,809
0,724
0,957
0,845
0,875
1,148
18,16
17,63
13,95
16,84
13,53
26,31
12,89
16,84
23,15
15,26
13,947
12,895
12,368
14,747
16,210
25,26
22,11
22,37
24,47
25
25,79
25
16,57
14,73
21,31
12,63
15,789
12,105
10,526
14,210
14,684
23,68
23,42
23,16
25,79
25,53
11,58
15,47
15,73
20,26
13,68
15
15,789
11,842
12,368
14,737
20,53
21,32
19,47
22,543
21,62
20,96
14,97
15,76
21,57
13,857
14,912
13,596
11,578
13,684
15,210
2
3
0,6
0,64
0,82
0,79
1,22
1,308
20,26
25,79
x =
23,77
ACARA 2
Acara 2
A. Hasil
Tabel 1. Pengukuran VolumeBahan 1 Bahan 2 Bahan 3690 ml 680 ml 670 ml90 ml 80 ml 70 ml
Pengukuran:
Vbahan 1 = Vakhir – Vawal = 690 ml – 600 ml = 90 ml
Vbahan 2 = Vakhir – Vawal = 680 ml – 600 ml = 80 ml
Vbahan 3 = Vakhr – Vawal = 670 ml – 600 ml = 70 ml
Berat bahan 1 = 0.07 kg = 70 gr
Berat bahan 2 = 0.08 kg= 80 gr
Berat bahan 3 = 0.075 kg= 75 gr
Luas permukaan = panjang isolasi x lebar isolasi (1,5 cm)
Luas permukaan 1 = 87 cm x 1.5 cm = 130.5 cm2
Luas permukaan 2 = 102.7 cm x 1.5 cm = 154.06 cm2
Luas permukaan 3 = 105.5 cm x 1.5 cm = 158.25 cm2
Densitas = ρ = m/v, dimana v adalah volume pengukuran
ρ1 = m/v = 70 gr / 90 ml = 0.777 gr/ml
ρ2 = m/v = 80 gr / 80 ml = 1 gr/ml
ρ3 = m/v = 75 gr / 70 ml = 1.071 gr/ml
Perhitungan:
Volume = (π/3) h (r12 + r1.r2 + r2
2)
V1 = (3,14/3) (7.3)[(1.34)2 + (1.34) (0.645) + (0.645)2] = 7.641 (3.075925) = 23.5
cm
V2 = (3,14/3) (6.36)[(1.695)2 + (1.695) (0.675) + (0.675)2] = 6.6568 (4.472775) =
29.77 cm
V3 = (3,14/3) (6.77)[(1.69)2 + (1.69) (0.35) + (0.35)2] = 7.086 (3.57) = 25.29702
cm
Luas permukaan = (r1 + r2) [(h2 + ( r1 – r22)]1/2
Luas permukaan 1 = (1.695 + 0.675) [(6.36)2 + (1.695 – (0.675)2)1/2 = 2.37 (6.44)
= 15.2658
Luas permukaan 2 = (1.34 + 0.645) [(7.3)2 + (1.34 – (0.645)2)1/2 = 1.985 (7.33) =
14.556
Luas permukaan 3 = (1.69 + 0.35) [(6.77)2 + (1.69 – (0.35)2)1/2 = 2.04 (6.9014) =
14.0789
Densitas = ρ = m/v, dimana v adalah volume perhitungan
ρ1 = m/v = 0.07 kg / 23.5 cm = 2.97 x 10-3 kg/cm
ρ2 = m/v = 0.08 kg / 29.77 cm = 2.68 x 10-3 kg/cm
ρ3 = m/v = 0.075 kg / 25.29702 = 2.96 x 10-3 kg/cm
Tabel 2. Regresi Linear No X Y XY X^2 Y^21 125 3,495 436813.4024 15625 12,211,580.70364312 125 2,599 324925.5 15625 6,756,901.15521603 140 2,648 370768.3102 19600 7,013,731.62568344 135 3918.8 529038 18225 15,356,993.44000005 165 6190.85 1021490.25 27225 38,326,623.72250006 195 7770.71 1515288.45 38025 60,383,933.90410007 60 1121.7 67302 3600 1,258,210.89000008 75 1630.9 122317.5 5625 2,659,834.81000009 85 2142.5 182112.5 7225 4,590,306.2500000
10 375 11747.8 4405425 140625 138,010,804.840000011 295 10486.08 3,093,393.6 87025 109,957,873.812 340 10,954.47851 3,724,522.693 115600 120,000,599.413 145 45.06 6533.7 21025 2,030.403600014 165 48 7918.02 27225 2,302.848144015 125 38 4765.125 15625 1,453.210641016 70 1456.5 101955 4900 2,121,392.250000017 80 1526.58 122126.4 6400 2,330,446.496400018 75 1407.89 105591.75 5625 1,982,154.2521000
Jumlah
2775 69,228.25551 16,142,287.19 574825 522,967,473.2
Rata-rata
154.1667 3,846.014195
bi=n∑i=1
n
XY−¿¿¿ = 37.20
bo=Y−bi X = 3846.014195–37.20 (154.1667) = -1888,9
r2=bi∑ XY
∑ Y 2 = 37.20(16142287.19)
522967473.2 = 1,15
∑ XY=∑i=1
n
XY −¿¿¿¿
∑xy = 16142287.19 - (2775 ) 69228.25551
18
= 5469597.8
∑Y 2=∑i=1
n
Y 2−¿¿¿
∑y2 = 522967473.2 - 4792551361
18 = 256714619.8
0 50 100 150 200 250 300 350 4000
2,0004,0006,0008,000
10,00012,00014,000
f(x) = 37.205068943854 x − 1889.7898782886R² = 0.792691003920229
regresi linear
regresi linear
Linear (regresi linear)
Linear (regresi linear)
x
y
ACARA 3
Tabel 1.Pengukuran densitas dan porositas kelompok 6
BahanMassa (gram
)
Volume Awal (ml)
Volume Akhir (ml)
curah
(gram/ml)
tunggal
(gram/ml)Porositas
(%)
Kacang Tanah
49,04 90 115 0,54 1,96 72,45
Kacang Kedelai
34,4 50 85 0,69 0,98 25,59
Perhitungan
1. Kacang Tanah
a. curah =M kacang tanah
V awalkacang tanah=49,04 g
90 ml = 0,54 g/ml
b. tunggal = M kacang tanah
(V akhir−Vawal)= 49,04 g
(115−90 ) ml = 0,69g/ml
c. Porositas = 1−curah
tunggal×100 %=1−0,54
1,96=72,45 %
2. Kacang Kedelai
a. curah =M kacang kedelai
V awal kedelai=34,4 g
50 ml = 1,96 g/ml
b. tunggal = M kacang kedelai(V akhir−Vawal)
= 34,4 g(85−50 ) ml
=¿ 0,98g/ml
c. Porositas = 1−curah
tunggal×100 %=1−1,96
0,98=25,69 %
Tabel 2. Pengukuran densitas dan porositas kelompok 7-12
Bahan Kelompok Massa Vawal Vakhir ρcurah ρtunggalPorositas
(ε)
Kacang Tanah
7 52,09 70 120 0,691 0,968 28,6168 51,39 70 110 0,73 1,28 42,979 49,04 90 115 0,54 1,96 72,4410 51,62 90 120 0,57 1,72 66,8611 51,08 85 115 0,6009 1,703 64,72
Kacang Kedelai
12 47,749 70 100 0,682 1,591 57,27 39,93 55 90 0,658 1,034 36,3648 35,73 50 90 0,71 0,89 20,229 34,4 50 85 0,69 0,98 29,5910 36,54 60 105 0,609 0,812 2511 35,11 50 90 0,7022 0,878 20,0212 33,99 40 80 0,849 0,849 0
Kebulatan (sphericity) Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah suatu ketajaman ukuran sudut-sudut dari suatu benda padat.
Nilai kebundaran suatu benda berkisar dari 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasi pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut bundar. Ada
beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya
adalah :
Roundness (Rd) =
Dimana :
Ap = luas permukaan pronyeksi terbesar dalam posisi bebas
Ac = luas permukaan pronyeksi terkecil yang membatasinya
Roundness (Rd) =
Dimana :
r = jari-jari kelengkungan
N = Jumlah sudut yang ada
R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum
Roundness (Rd) =
Dimana :
r = jari –jari kelengkungan tertajam
R = jari-jari rata-rata dari objek
Apabila di asumsikan bahwa volume objek setara dengan triaksial ellipsoid, dan
diameter dari lingkaran yang melingkupi setara dengan sumbu terpanjang dari
elips, maka diperoleh persamaan:
dimana a, b, c adalah panjang sumbu-sumbu ellipsoid. Berdasar persamaan
tersebut, kebundaran adalah rasio dari rata-rata diameter geometris obyek dengan
diameter terpanjangnya. Berdasar persamaan lainnya,
kebundaran=di/dc
dimana di adalah diameter terbesar lingkaran dalam, dan dc adalah diameter
terkecil dari lingkaran yang melingkupi bundaran (Gb. 4).
Diameter padanan dari suatu obyek yang berbentuk tidak beraturan dinyatakan
dengan diameter suatu bundaran yang mempunyai volume sama
dimana G adalah massa (berat) dan γ berat volume dari obyek. Dalam
perancangan mesin-mesin penyekala (sizing), adalah penting untuk menyatakan
rata-rata proyeksi luasan melintang dari produk yang diukur dari berbagai posisi,
seperti pada Gb. 4. Rata-rata luasan proyeksi yang diperoleh dengan cara ini
dikaitkan dengan volume obyek dengan persamaan
dimana K=1.21 untuk bundaran dan lebih besar untuk benda benda cembung
lainnya. Apabila nilaiK mendekati nilai 1.21 maka benda tersebut semakin
mendekati bundar. Gambar 5 memperlihatkan hubungan antara Fm dan V untuk
wortel, kentang dan lemon.
Gb.4. Penentuan rerata luasan proyeksi melintang produk-produk pertanian
Gb.5. Hubungan antara rerata luas proyeksi dan volume
Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan meskipun
demikian bukan berarti bahan-bahan cair tidak mengandung bahan-bahan
padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat
pula bahan cair. Bahan pangan pada umumnya bersifat encer, kedua sifat
bahan pangan inilah yang diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan
pangan yang mempunyai sifat alir yang mudah mengalir disebut Fluiditas.
(Kanoni, 1999)
Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia
bahan tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan untuk
mengtahui tingkat kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut.
Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap pH, total asam dan kadar gula
(solube solida). (Khatir,2006)
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungna dengna merancang suatu
alat khusus untuk suatu prosuk hasil pertanian atau analisa perilaku produk
dan cara penanganannya. Karakter fisik pertanian meliputi bentuk, ukuran
luas permukaan, warna, penampakan, berat, porositas, densitas, dan kadar
air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk
pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah
distribusi dan penyimpanan bahan seperti elektrostatistik, pantulan cahaya
dalam evaluasi warna, dan dalam pengembngan alat grading dan sortasi.
(Suharto,1991)
2.2 Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume
zat pada suhu tertentu. Bobot jenis juga didefinisikan sebagai perbandingan
ketentuan suhu zat terhadap kerapatan air. Bobot juga merupakan bilangan
murni atau tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi kerpatan dengan
menggunakan rumus yang cocok. (Respati,2002)
Pada pemasakan buah kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu berat
jenis semakin bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan
kemungkinan menggunakan berta jenis sebagai metode pengujian
pemasakan secara tepat. Buah-buah ynag mengapung diatas air,mempenyai
berat jenis lebih kecil jadi belum masak. Buah-buah yang memiliki berat jenis
lebih dari 1, total zat terlarut lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah
matang. (Pantastico.1989)
Menurut Bird (2001), terdapat 3 macam dari bobot jenis, yakni :
1. Bobot jenis sejati : Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk
rongga yang terbuka dan tertutup.
2. Bobot jenis nyata Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori
atau lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.
3. Bobot jenis efektif : Massa partikel dibagi volume partikel termasuk rongga
yang tertutup
2.3 Densitas
Menurut Respati (2000), metode-metode yang digunakan dalam penentuan
densitas pada cairan, yaitu:
a. Metode Piknometer
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
ruang yang ditempati cairan ini. Sehingga dibuthkan wadah untuk menimbang
yang dinamakan Piknometer. Ketelitian metode ini akan bertmbah hingga
mencapai keoptimuman tertentudengan bertambahnya volume
piknometer.keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30ml.
b. Metode Neraca Mohr-westphal
Benda dari kaca yang dibenamkan tergantung pada balok timbnagn yang
ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disetimbangkan dengan bobot lawan,
keuntungan metode ini adalah penggunaan waktu yang singkat dan mudah
dilakukan.
c. Metode Neraca Hidrostatik
Metode ini berdasarkan hukum archimedes sutu benda yang dicelupkan
kedalam cairan akan kehilangan massa sebesar berta volume cairan yang
terdesak.
d. Metode Aerometer
Penentuan kerapatan dengan metode aerometer berskala (timbnagan
benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung
gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung yang ditutup
pelelehan.
2.4 Tekstur
Analisa tekstur (kekerasan) bahan pangan menggunakan alat yakni
Pnetometer. Alat ini merupakan alat yang digunkan untuk mengukur tingkat
kekerasan atau tekstur suatu bahan dengan prinsip mengukur kedalaman
jarum penusuk. Oleh karena itu, pnetometer dilengkapi jarum penusuk dan
penyangga beban maka kedalaman tusukan semakin keras demikian
sebaliknya semakin dalam jarum masuk kedalam bahan semakkin lunak
bahannya. (Bird,2001)
Tekstur merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan sifta-sifat
mekanis, geometris dan bentuk permukaan yang tampak pada bahan pangan
tersebut sifat-sifat mekanis yang mempengaruhi tekstur suatu bhan pangan
yaitu meliputi hardness, fractobility, chewiness, dan springiness. Sedangkan
sifat-sifat geometris yang mempengaruhi tekstur meliputi segala hal yang
berhubungan dengan size, shape, dan susunan partikel dalam produk.
(Schroder, 2003)
2.5 Viskositas
Viskositas(kekentalan) dapat dianggap suatu gesekandibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu
lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya karena
pengaruh gaya F, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan V, yang
harganya semakin kecil untuk lapisan dasar sehingga timbul
gradien kecepatan.baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya
saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas tidak kental (mobile).
(Martoharsono, 2006)
Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antara bagian-bagian atau
lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau
gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair.sedangkan
viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara
molekul-molekul gas. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir lambat jadi,
viskositasnya tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan.
(Yazid, 2005)
Recommended