View
23
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
SKRIPSI
ANALISIS AKUNTANSI HUTANG USAHA PADA PERUSAHAAN REAL
ESTATE (STUDI KASUS PADA PT ANGSAMA PRATAMA MAKASSAR)
K A E N I
10573 02413 11
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
2
ANALISIS AKUNTANSI HUTANG USAHA PADA PERUSAHAAN REAL
ESTATE (STUDI KASUS PADA PT. ANGSAMA PRATAMA MAKASSAR)
K A E N I
10573 02413 11
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
iv
iv
ABSTRAK
KAENI. 2015. Analisis Akuntansi Hutang Usaha Pada Perusahaan Real Estate (Studi
Kasus pada PT Angsama Pratama Makassar), dibimbing oleh (Bapak H. Mahmud
Nuhung, selaku pembimbing I dan Bapak Ismail Badollahi, selaku pembimbing II.)
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis rasio leverage/hutang.
Metode ini dilakukan untuk dapat mengetahui perkembangan akuntansi hutang usaha
perusahaan real estate pada PT Angsama Pratama Makassar.
Data berupa laporan neraca, laporan laba rugi, dan gambaran umum perusahaan,
yaitu pengumpulan data-data melalui observasi dan wawancara langsung di bagian akuntansi
dan SDM, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti pada PT Angsama Pratama Makassar.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa, perkembangan akuntansi hutang usaha
perusahaan real estate pada PT Angsama Pratama Makassar mengalami peningkatan pada
tahun 2013 sampai 2014.
Kata kunci : Akuntansi Hutang Usaha, Perusahaan Real Estate
v
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya jualah sehinggah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
berjudul Analisis Akuntansi Hutang Usaha pada Perusahaan Real Estate (Studi Kasus
pada PT Angsama Pratama Makassar).
Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
penghargaan tidak terhinggah kepada Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA dan Bapak
Ismail Badollahi, SE, Msi,Ak.CA selaku pembimbing I dan II atas bimbingan dan arahan
serta petunjuknya dimulai dari penyusunan rencana penelitian sampai pada selesainya
penulisan skripsi ini.
Kepada ibunda Nurhayati dan ayahanda Sangkala yang telah melahirkan,
memelihara dan mendidik serta senantiasa mendo’akan, sehinggah akhirnya ananda dapat
menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.pd. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, ketua jurusan dan para staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
telah membantu dalam proses kelengkapan administrasi akademik;
vi
vi
2. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Dosen jurusan
Akuntansi yang dengan ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis melalui
proses belajar mengajar dalam berbagai mata kuliah;
3. Bapak Pimpinan dan Staf PT Angsama Pratama Makassar;
4. Kakak-kakakku : Rahmawati, Alex, Zenal dan Satmawati yang senangtiasa
dengan tabah membantu dan menasehati penulis, begitupula kepada adikku
Ahmad Yusuf yang senangtiasa dan ikhlas membantu penulis, tak lupa
kepada keponakanku tercinta : Sitti Meysia, Muh Fadhil, Aqila Afifa, Muh
Daffa dan Afif Naqib yang senangtiasa tersenyum indah sehinggah penulis
bersemangat menjalani kegiatan sehari-hari;
5. Mas Bimo Agung Nugroho yang senantiasa dengan sabar memberikan
nasehat, semangat dan dukungannyakepada penulis;
6. Sahabat-sahabatku Dyjha, Dian, Nur, Anti dan Akbar yang senantiasa
memberikan bantuannya kepada penulis;
7. Buat seluruh teman-teman kuliah AK-1 Resor 11 yang dengan setia
memberikan dorongan dan berbagai suka duka kepada penulis selama
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar pengalaman
yang penulis dapatkan dari kalian tidak akan pernah terlupakan.
Atas bantuan dan pertolongan dari semua pihak penulis tidaklah sanggup
membalasnya, hanya doa yang ikhlas yang dapat penulis mohonkan kepada-Nya, kiranya
uluran tangan yang tulus dari Bapak/Ibu dan saudara-saudari mendapat balasan yang berlipat
ganda dari Allah Yang Maha Kuasa, Aamiin Yaa Robbal Alamin.
vii
vii
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semuanya.
Meski demikian penulis tetap menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Olehnya itu, saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak
senantiasa penulis nantikan demi kesempurnaan karya ini.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb
Makassar, oktober 2015
Penulis
viii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ....... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 6
A. Pengertian Akuntansi ............................................................................. 6
B. PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate ................... 9
C. Pengertian dan Klasifikasi Hutang ......................................................... 10
D. Rasio Leverage/Hutang ......................................................................... 20
E. Kerangka pikir ....................................................................................... 26
F. Hipotesis ................................................................................................ 27
ix
ix
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 28
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 28
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 28
C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 29
D. Metode Analisis .................................................................................... 30
BAB IV GAMBARAN UMUM ........................................................................... 32
A. Sejarah Singkat PT Angsama Pratama Makassar .................................. 32
B. Aspek Usaha .......................................................................................... 33
C. Struktur Organisasi ................................................................................ 35
D. Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang ............................ 36
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 43
A. Kebijakan Akuntansi PT Angsama Pratama Makassar ......................... 43
B. Laporan Keuangan PT Angsama Pratama Makassar ............................ 45
C. Analisis Leverage/Hutang ..................................................................... 52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
A. Kesimpulan ............................................................................................ 61
B. Saran ...................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 63
x
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. PT Angsama Pratama Makassar Neraca Tahun 2013-2014 ……………….... 47
2. PT Angsama Pratama Makassar Laporan Laba Rugi Tahun 2013-2014 ……. 48
3. PT Angsama Pratama Makassar Perkembangan Rasio Leverage/Hutang
Tahun 2013-2014 …………………………………………………………….. 57
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk bertambah dari tahun ketahun, begitu pula dengan
kebutuhan akan rumah hunian. Minat masyarakat untuk memiliki rumah begitu besar
sekali. Entah itu untuk kebutuhan tempat tinggal ataupun untuk sarana investasi bagi
mereka. Tingkat populasi Indonesia 250 jiwa, tingkat pertumbuhan yg sangat stabil di
level 6–6,5 persen, dan Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang merupakan
sector primadona, dianggap sebagai factor yang membuat property Indonesia pada
tahun 2013 paling prospektif. (Sumber: Lawin Rusmin 2013). Fenomena ini di
manfaatkan oleh para pengusaha real estate untuk mengembangkan pembangunan di
sektor perumahan. Dalam pengembangan usaha dibutuhkan dana yang cukup besar
untuk mendanai aktivitas perusahaan. Peminjaman dana atau hutang termasuk salah
satu pilihan pendanaan yang biasa ditempuh oleh banyak perusahaan. Jika ada proses
peminjaman tentulah ada proses pengembalian pinjaman atau sering disebut
pembayaran hutang. Perusahaan dituntut mampu mengembangkan usahanya dan
mengatur perputaran hutangnya agar bisa mengembalikan pinjaman usahanya.
Dalam akuntansi, hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi
dimasa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha
pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha
lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.
1
13
2
Utang-utang yang menjadi kewajiban suatu perusahaan dikelompokkan dalam 2
kelompok yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Pada prinsipnya
utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-utang tersebut, tetapi pada
umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan dengan jumlah sebesar nilai
nominalnya. Penyimpangan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa selisih
antara nilai nominal dengan nilai tunainya relative kecil. Batasan yang biasa
digunakan untuk mengelompokkan utang adalah jangka waktu jangka waktu
pembayaran utang-utang tersebut. Apabila utang-utang itu akan dibayar dalam dalam
jangka waktu siklus operasi perusahaan atau dalam waktu satu tahun maka
dikelompokkan sebagai utang jangka pendek, utang-utang yang pelunasannya akan
dilakukan lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan
dari kelompok aktiva lancar dikelompokkan sebagai hutang jangka panjang.
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya
perusahaan dilikuidasi. Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan
tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya begitupula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan
yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.
Digunakan analisis rasio untuk menghitung dan melihat keberhasilan perusahaan
membayar hutangnya.
Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, pengertian Real Estate
tercantum dalam PDMN No.5 Tahun 1974 yang mengatur tentang ndustri real estate.
14
Dalam peraturan ini pengertian industry Real Estate adalah perusahaan property yang
bergerak dalam bidang penyediaan, pengadaan, serta pematangan tanah bagi
keperluan usaha-usaha industry, termasuk industri pariwisata. Bardasarkan
pemendagri No.3 Tahun 1987 disebutkan bahwa real estate yang selanjutnya disebut
perusahaan pembangunan perumahan dan pemukiman yang dilengkapi dengan
fasilitas social, fasilitas umum, dan prasarana lingkungan yang diperlukan oleh
masyarakat penghuni lingkungan permukiman dan sekitarnya. Dalam kegiatannya
sebagai salah satu unsur atau elemen penyelenggaraan pembangunan perumahan,
suatu Real Estate memiliki beberapa fungsi yakni sebagai perencana (designer),
sebagai pengawasan (supervisor), sebagai pembangun, dan sebagai penjualan
(produsen). Berdasarkan kemurnian usahanya, real estate terbagi dua yakni real estate
murni dan real estate campuran. Berdasarkan harga rumah yang dijual, perusahaan
real estate dibagi menjadi perusahaan real estate BTN, perusahaan real estate
menengah dan perusahaan real estate mewah. Berdasarkan asal modalnya real estate
dibagi menjadi dua, yaitu modal swasta dan modal dari pemerintah pusat / daerah.
Dalam kegiatan pembangunannya, suatu real estate sangat memerlikan adanya
persetujuan pemerintah kota karena Persetujuan Perijinan Planning berupa rancangan
kapling jalan dan jaringan utilitasnya harus ada.
PT. Angsama Pratama merupakan perusahaan swasta yang bergerak dan
berkonsentrasi di bidang real estate. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 11 April
2005 oleh bapak Hasanuddin Achmad sebagai pendiri sekaligus Direktur Utama yang
telah berpengalaman di bidang pembangunan perumahan. PT. Angsama Pratama
3
15
didirikan berdasarkan akta No.31 oleh Notaris.Muhammad Hasan Subu di Gowa.
Perseroan ini berkantor pusat di Jl. Sultan Alauddin Lr. 8/No.4. Bidang usaha yang
ditekuni oleh PT. Angsama Pratama berkonsentrasi pada bidang usaha
Pengembangan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
dan mengambil judul: ‘’Analisis Akuntansi Hutang Usaha Pada Perusahaan Real
Estate (Studi Kasus pada PT. Angsama Pratama)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas. Maka dapat diketahui bahwa
permasalahan pokok dalam penulisan ini adalah: “bagaimana perkembangan
akuntansi hutang usaha (rasio leverage) di perusahaan real estate pada PT. Angsama
Pratama ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui perkembangan akuntansi hutang usaha (rasio leverage) di perusahaan real
estate pada PT. Angsama Pratama.
4
16
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam memperkaya wawasan tentang akuntansi hutang usaha terutama pada
perusahaan real estate.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan
pemikiran dan memberikan informasi sehubungan dengan akuntansi hutang
usaha yang mungkin dapat diterapkan pada perusahaan real estate. Juga dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta
referensi terhadap penelitian yang sejenis bagi peneliti berikutnya.
3. Kebijakan
Bagi penulis diharapkan dapat diperoleh pemahaman lebih mendalam
mengenai perlakuan akuntansi hutang usaha pada perusahaan real estate. Bagi
perusahaan yang diteliti diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dalam melakukan perbaikan-perbaikan, merumuskan kebijakan serta tindakan-
tindakan selanjutnya sehubungan dengan perlakuan akuntansi hutang usaha.
Dan bagi rekan mahasiswa diharapakan dapat dijadikan sebahagai sumbangan
bagi dunia ilmu pengetahuan agar dapat berguna bagi mereka yang
memerlukannya.
5
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi
Apakah yang dimaksud dengan akuntansi ? pertanyaan ini dapat dijawab
dengan berbagai jawaban tergantung dari sudut pandangan seseorang. Untuk
menjawab pertanyaan ini penulis mengutip definisi akuntansi dari berbagai sudut
pandang sebagai berikut:
Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of thr American
Institut of Certifed Public Accountants) mendefenisikan akuntansi sebagai berikut:
“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk
satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut”.
Yang terbaru, akuntansi telah didefinisi dengan mengacu pada konsep
informasi kuantitatif:
“Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantitatif , terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang
diperkirakan bermanfaat dalam pembuat keputusan ekonomik, dalam membuat
pilihan diantara alternative tindakan yang ada”.
Proses kegiatan akuntansi selama satu periode meliputi, pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan dari suatu
organisasi. Hasil dari proses akuntansi adalah laporan keuangan.
6
18
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi.
Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan
ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak
manajer/manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba,
laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi
lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama
laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk
memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga
yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
Secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan
untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi
meliputi kegiatan mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan, mengomunikasikan
peristiwa ekonomi dari sebuah organisasi kepada pemakai informasinya. Proses
akuntansi menghasilkan informasi keuangan. Semua proses tersebut diselenggarakan
secara tertulis dan berdasarkan bukti transaksi yang juga harus tertulis
(Samryin:2011). Defenisi akuntansi pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu
dari segi prosesnya dan dari segi fungsinya. Dari segi prosesnya, akuntansi adalah
proses identifikasi, pengukuran, pencatatan, penggolongan, pelaporan dan
penganalisisan transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi secara sistematis. S.
Munawir (2002:7) mendefenisikan “akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur
7
19
aktifitas bisnis, memproses informasi-informasi menjadi suatu laporan, dan
mengkomunikasikan temuan-temuan tersebut kepada pengambil keputusan”.
Pengambil keputusan atau pengguna informasi akuntansi dapat berasal dari dalam
organisasi yang bersangkutan (manajemen) maupun dari pihak luar organisasi
tersebut (pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, organisasi buruh dan
masyarakat umum). Baik manajemen maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan
diluar organisasi, keduanya menggunakan infrmasi akuntansi dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan organisasi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi
ditinjau dari fungsinya dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi antara informasi
akuntansi suatu organisasi degan pihak manajemen dan pihak-pihak yang
berkepentingan di luar organisasi atau perusahaan. Dalam aktivitas akuntansi
terdapat dua grup pelaksana, yaitu (1) Bookkeeper yaitu personalia yang mecatat data
dan memelihara catatan operasional secara rinci, (2) Professional Accountant yang
menentukan hal-hal yang harus dilaporkan, mempersiapkan laporan,
menginterprestasikan laporan, mempersiapkan analisis khusus, merancang dan
mengoperasikan arus system informasi, dan menjamin bahwa informasinya akurat.
8
20
B. PSAK No. 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate
Standar akuntansi mendominasi tugas-tugas akuntan. Standar tersebut terus
menerus berubah, dihapus, atu ditambahkan. Standar juga menyajikan petunjuk yang
praktis dan mudah yang terkait dengan tugas-tugas akuntan. Standar juga berguna
untuk membandingkan apakah yang telah dilakukan memberikan hasil yang
memuaskan. Dengan adanya standar, maka penyimpangan- penyimpangan yang
terjadi dalam pola pencatatan dapat diperbaiki dengan berpedoman pada standar, atau
dengan kata lain, standar dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memperlakukan
suatu transaksi.
Di Indonesia, berbagai hal yang memerlukan perlakuan khusus diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan selanjutnya biasa disebut PSAK yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dan dalam pengembangan
usahanya, real estate, mendapat perlakuan tersendiri pada PSAK berkaitan dengan
pengaturan akuntansinya untuk transaksi-transaksi khusus yang berhubungan degan
aktivitas pengembangan real estate. Ini ditegaskan oleh IAI (2008:44) “Pernyataan
ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi yang secara
khusus, berkaitan dengan aktivitas pengembangan real estate (real estate
development activities). Hak-hak umum atau hal- hal yang tidak diatur dalam
Pernyataan ini, harus diperlakukan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang
berlaku umum”. Ruang lingkup dalam pernyataan ini harus diterapkan untuk
perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estate, walaupun aktivitas
pengembangan real estate tersebut bukan aktivitas utama perusahaan.
9
21
Aktivitas pengembangan real estate adalah pengembangan kegiatan perolehan
tanah untuk kemudian dibangun perumahan dan/atau bangunan komersial dan/atau
bangunan industry. Bangunan tersebut dimaksudkan untuk dijual atau disewakan,
sebagai satu kesatuan atau secara eceran (retail). Aktivitas pengembangan real estate
juga mencakup perolehan keveling tanah untuk dijual tanpa bangunan. Dalam
penyajian neraca perusahaan yang aktivitas utamanya adalah aktivitas pengembangan
real estate, asset dan kewajiban tidak dikelompokkan (unclassified) menurut lancar
atau tidak lancar. Untuk jenis asset real estate yang diungkapkan secara terpisah
dalam catatan atas laporan keuangan: a) Tanah dan Bangunan; b) Bangunan yang
Sedang Dikonstruksi; c) Tanah yang Sedang Dikembangkan; dan d) Tanah yang
Belum Dikembangkan. Asset real estate yang dikembangkan disajikan terpisah dari
asset real estate yang digunakan oleh perusahaan itu sendiri, yang dilaporkan sebagai
asset tetap.
C. Pengertian dan Klasifikasi Hutang
1. Pengertian Hutang
Hutang adalah kewajiban, yang dinyatakan dalam jumlah uang, untuk
menyerahkan uang, barang atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang
akan dating, yang timbul sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang telah terjadi
sebelumnya (Munawir,2002:181). Menurut Mamduh M. Hanafi (2010:29) “Hutang
didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa
mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer asset atau
10
22
memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat transaksi atau
kejadian di masa lalu. Hutang muncul terutama karena penundaan pembayaran untuk
barang atau jasa yang telah diterima oleh organisasi dan dari dana yang dipinjam”.
Dan menurut Haryanto, (2009:292) menyatakan bahwa “Utang adalah kewajiban
perusahaan untuk membayar sejumlah uang, jasa atau barang di masa mendatang
kepada pihak lain akibat transaksi yang dilakukan. Untuk dapat dikelompokkan
sebagai utang suatu kewajiban harus memiiki kriteria yakni berdasarkan jumlah
nominalnya, pihak penerimanya jelas, dan berdasarkan transaksi yang terjadi di masa
lalu”.
Dengan kata lain, utang mempunyai karakteristik bahwa kewajiban itu saat
kini benar-benar ada yang timbul akibat dari transaksi-transaksi yang telah terjadi
dimasa lalu ; utang tersebut tidak dapat dihindarkan atau dibatalkan dalam arti ada
kewajiban untuk menyerahkan uang, barang, atau jasa yang dapat diterima oleh
kreditor ; Jumlah utang tersebut dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan uang
dengan jumlah yang pasti atau dapat ditaksir jumlahnya, dan tanggal jatuh temponya
maupun kreditornya dapat diketahui. Utang yang jumlahnya ditaksir, antara lain
utang pajak, utang garansi, utang bersyarat (contingent liabilities).
Karena utang menyangkut pengeluaran kas, barang atau jasa di masa yang
akan dating maka suatu hal yang penting adalah tanggal jatuh temponya atau kapan
utang tersebut harus dibayar. Utang ada yang harus dilunasi dalam jangka waktu
maksimal satu tahun, dengan menggunakan aktiva lancer atau timbulnya jenis utang
yang lain, atau dalam siklus operasi perusahaan yang normal. Namun adapula utang
11
23
yang jangka waktu pembayarannya dalam jangka panjang. Dengan demikian utang
dapat diklasifikasikan sebagai utang lancar (current liability) dan utang jangka
panjang (long term lialibilty).
Dari defenisi-definisi diatas dapat disimpulkan hutang adalah kewajiban
perusahaan yang timbul karena tindakan-tindakan atau transaksi-transaksi di masa
lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya baru akan dilakukan
di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uang tunai,, aktiva-aktiva tertentu
lainnya , jasa maupun dengan menciptakan hutang baru.
2. Klasifikasi Hutang
untuk tujuan pelaporan,hutang diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan
hutang jangka panjang. Suatu hutang yang berasal dari kegiatan operasional akan
diklasifikasikan sebagai hutang lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan
menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau dalam satu siklus operasi
normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang yang berasal dari pinjaman bank,
dan pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang
jatuh temponya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan
sebagai hutang jangka panjang. Penjelasan tentang hutang lancar dan hutang jangka
panjang adalah sebagai berikut:
12
24
1. Hutang Lancar
Hutang lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan diselesaikan atau
dilunasi pembayarannya dalam jangka pendek dengan menggunakan sumber-sumber
ekonomi yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau dengan menimbulkan utang
yang lain. Aktiva lancar meliputi kas dan aktiva-aktiva lain yang diperkirakan akan
dapat dikonversikan menjadi kas, dijual atau dikonsumsi dalam jangka pendek (tidak
lebih dari satu tahun) atau dalam siklus operasi yang normal. Siklus operasi yang
normal adalah jangka waktu yang tercakup sejak uang digunakan untuk membeli
barang atau jasa-jasa yang diperlukan di dalam proses produksi hingga diterima
kembali dalam bentuk uang yang diperoleh dari aktivitas penjualan dan pengumpulan
piutang. Menurut S. Munawir (2007:18) “hutang lancar atau hutang jangka pendek
adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasan atau pembayaran akan
dilakukan dalam jangka waktu pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan”. Senada dengan Kasmir
(2008:40) bahwa “hutang lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan pada
pihak lain harus segera dibayar, jangka waktu utang lancar adalah satu tahun. Oleh
karena itu utang lancar disebut juga utang jangka pendek”.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan hutang lancar adalah hutang
jangka pendek perusahaan pada pihak lain yang harus segera dibayar dalam jangka
waktu maksimal satu tahun.
13
25
Banyak hutang yang termasuk dalam jenis atau kelompok hutang lancar,
antara lain sebagai berikut:
a. Hutang Usaha
Hutang usaha atau Trade Account Payable atau Account Payable adalah
saldo kewajiban kepada pihak lain atau hutang yang timbul karena adanya
transaksi pembelian barang dagangan, bahan baku atau bahan penolong atau
bahan habis pakai dan jasa-jasa yang diperlukan dalam kegiatan normal
perusahaan, secara kredit. Hutang usaha terjadi secara berulang-ulang dalam
satu periode akuntansi sehinggah pada umumnya tidak diperlukan surat janji
untuk membayar, sehinggah lebih banyak tergantung pada unsur saling
kepercayaan diantara kedua pihak (debitor dan kreditor).
b. Hutang Wesel
Hutang Wesel atau Notes Payable adalah hutang disertai kesanggupan
tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa
mendatang, yang timbul mungkin sebagai akibat adanya penjualan,
peminjaman, atau transaksi yang lain. Hutang wesel dapat diklasifikasikan
sebagai utang jangka pendek atau hutang jangka panjang, dan dibedakan pula
antara utang wesel berbunga (Interest-bearing-note) dan hutang wesel yang
tingkat bunganya tidak dinyatakan (zero-interest-bearing-note), serta wesel
tidak berbunga (noninterest bearing note).
14
26
c. Hutang Jangka Panjang Segera Jatuh Tempo
Hutang jangka panjang, misalnya hutang obligasi, hutang hipotek,
hutang wesel jangka panjang, yang akan jatuh tempo tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca, harus disajikan sebagai hutang lancar. Jika hanya
sebagian dari hutang jangka panjang yang akan dibayar dalam jangka waktu
12 bulan (serial bonds) maka obligasi tersebut disajikan sebagian hutang
lancer dan sisanya tetap disajikan sebagai hutang jangka panjang.
d. Hutang Dividen
Hutang dividen tunai adalah suatu jumlah kewajiban perusahaan kepada
pemegang saham sebagai akibat diumumkannya keputusan rapat pemegang
saham atau otorisasi direksi tentang adanya pembayaran dividen (laba).
Hutang dividen diakui sebagai hutang yang sah pada saat adanya deklarasi
atau pengumuman pembagian dividen karena pada saat itu perusahaan
dianggap mempunyai hutang kepada para pemegang saham atas sejumlah
dividen. Karena dividen umumnya dibayar dalam satu tahun (pada umumnya
3 bulan) maka harus diklasifikan sebagai hutang lancar.
e. Pendapatan Diterima Di Muka
Pendapatan yang diterima di muka merupakan hutang lancar karena
pada umumnya pengerahan barang atau jasa akan diselesaikan dalam batas
waktu kurang dari satu tahun atau kegiatan normal. Oleh karena itu, jika
diantara penerimaan dimuka tersebut penyerahan barang atau jasanya tidak
dapat direalisasi atau diselesaikan dalam batas waktu satu tahun atau dalam
15
27
siklus kegiatan normal, maka penerimaan di muka tersebut harus digolongkan
sebagai hutang jangka panjang.
f. Hutang Pajak
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah perusahaan yang diwajibkan untuk
melaksanakan kewajiban perpajakan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sesuai dengan undang-
undang Nomor 8/1983 Tentang PPN dan PPn BM sebagaimana telah di ubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 tahu 1994 dan Undang-Undang Nomor 18
tahun 2000. Selain itu ada pula pajak bumi dan bangunan, pajak
penghasilan,dan pajak karyawan belum disetor yang harus dibayar oleh
perusahaan.
g. Kontinjensi
Hutang kontinjensi adalah kewajiban yang kepastiannya (tentang
jumlah, tanggal jatuh tempo dan kepada siapa kewajiban itu harus dibayar)
tergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian atau
peristiwa di masa yang akan datang, yang merupakan unsur ketidakpastian.
h. Hutang Bunga
Hutang bunga adalah hak pemberi kredit (debitor, bank) yang harus
diberikan oleh peminjam (kreditor). Bunga ini timbul karena adanya resiko
yang ditanggung debitor atas asset yang dipinjam kreditor. Bunga merupakan
kompensasi karena menggunakan kesempatan investasi yang seharusnya
dimiliki oleh debitor atas asset yang dipinjamkan. Bunga pinjaman biasanya
16
28
dinyatakan dalam persen dari jumlah pokok. Nilai persentase bunga biasa
disebut suku bunga.
i. Beban-Beban Yang Masih Harus Dibayar
Beban-beban yang masih harus dibayar adalah kewajiban terhadap
beban-beban yang terjadi, tapi belum dibayar karena belum jatuh tempo pada
akhir periode yang bersangkutan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
hutang gaji dan upah, hutang komisi, dan hutang bunga.
2. Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang menurut Baridwan (2000:365) “hutang jangka
panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya akan
dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber
yang bukan dari kelompok aktiva lancar”. Senada dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Gunadi (2005:83) bahwa “kewajiban jangka panjang merupakan
hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang
pengeluarannya tidak menggunakan sumber aktiva lancar”. Berdasarkan defenisi dan
penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpilkan bahwa hutang jangka panjang
merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang
jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan
dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi
jumlah modal sendiri. Dapat disimpulkan hutang jangka panjang adalah hutang yang
diharapakan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari
17
29
satu siklus operasi normal perusahaan (mana yang lebih panjang), dan dengan
menggunakan aktiva tidak lancar yang ada atau dengan menimbulkan kewajiban
jangka panjang lainnya atau dengan mengalihkan menjadi modal saham. Terdapat
berbagai macam utang jangka panjang antara lain sebagai berikut:
a. Hutang Obligasi
Hutang jangka panjang yang disertai dengan janji tertulis untuk
membayar bunga secara periodik dan pokok pinjamannya pada tanggal jatuh
temponya disebut hutang obligasi (bond payable) dengan demikian obligasi
merupakan bukti bahwa pemegang obligasi tersebut telah memberikan
pinjaman kepada perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Obligasi
biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada umumnya
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen
pemerintah sehinggah banyak menarik investor seperti halnya saham biasa
yang dijual dengan jumlah kecil (biasa dalam ribuan dollar). Obligasi dalam
perusahaan bisa mendatangkan keuntungan atau kerugian. Keuntungan
obligasi antara lain adalah tidak adanya pengaruh dari control pemegang
saham, penyimpanan pajak, dan pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan
lebih besar. Sedangkan kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai
periode yang dipakai dan prinsip nilai akan dibayar ulang waktu jatuh tempo.
Tipe obligasi ada 6 yaitu obligasi terjamin, obligasi tidak terjamin, obligasi
berjangka, obligasi berseri, obligasi terdaftar, dank upon obligasi. Jika dilihat
dari sudut pandang lain, obligasi ada dua yaitu obligasi yang dapat ditukar,
18
30
yakni dia bisa ditukar dengan saham biasa tergantung pilihan pemilik saham
dan obligasi tebus. Nilai pasar obligasi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya adalah jumlah dollar yang diterima, jangka waktu sampai
kesemuanya diterima, dan suku bunga pasar.
b. Hutang Wesel Jangka Panjang
Perbedaan hutang wesel jangka pendek dengan jangka panjang adalah
tanggal jatuh temponya. Hutang wesel jangka pendek diperkirakan akan
dibayar dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal, mana yang lebih
lama, sedangkan hutang wesel jangka panjang secara substansi sama dengan
hutang obligasi, keduanya mempunyai tanggal jatuh tempo tertentu dan
tingkat bunga yang dinyatakan secara eksplisit maupun implisit.
c. Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak
bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang
dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak
melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual
jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan. Pnjaman
hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu
sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu.
Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik
yang banyak dijumpai dalam praktik.
19
31
D. Rasio Leverage / Hutang
Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data
keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk
menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari
perusahaan (Samryin:2011). Seperti dalam penulisan ini membutuhkan jenis rasio
yaitu rasio Leverage. Rasio leverage (rasio hutang ), rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh
pihak luar. Data yang dipergunakan untuk analisis leverage adalah Neraca dan
Laporan Laba Rugi. Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus
struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan
permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal
pemegang saham (wahyono, 2002:12). Rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi
ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki rasio hutang
yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan
peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan membayar
semua kewajibannya. Menurut Darsono (2005), dari pihak pemegang saham, rasio
yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya
akan mengurangi pembayaran dividen. Menurut Brigham (2006:101) seberapa jauh
perusahaan menggunakan utang (financial leverage) akan memiliki 3 (tiga) implikasi
penting yaitu :
20
32
a. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat
mempertahankan kendali mereka ats perusahaan tersebut dengan sekaligus
membatasi investasi yang mereka berikan,
b. Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri,
sebagai suatu batasan keamanan, sehinggah semakin tinggi proporsi dari
jumlah modal yang diberikan pemegang saham, maka semakin kecil
resiko yang dihadapi kreditor,
c. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang dindanai dengan
dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan maka
pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau diungkit
(leverage).
Dari beberapa defenisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio
laverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang
dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehinggah dengan rasio ini dapat
diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain
serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Rasio Leverage
diantaranya adalah:
1. Debt to Equity Rasio (DER)
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hinggah
sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Debt to equity ratio (DER) merupakan
indikator dari proporsi hutang perusahaan terhadap investasi pemegang saham. Rasio
21
33
ini mencerminkan resiko keuangan perusahaan yang ditempakan pada pemegang
saham. DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan
untuk membayar hutang. Oleh karena semakin rendah DER akan semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar
proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan
semakin besar pula kewajibannya.
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah
modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari
mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta lain-lain)
(Riyanto, 2008:22).
Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio
merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka
panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan
modal yang ada. Peningkatan utang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih
yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan,
akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan membayar dividen (Sudarsi,
2002:80).
22
34
Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
DER = Total Hutang x 100%
Jumlah Modal
Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin
baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari
jumlah hutang atau minimal sama.
2. Debt to Total Assets Ratio (DAR)
Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang
dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin utang. Kredit lebih menyukai rasio hutang yang rendah karena semakin
rendah rasio ini, maka semakin rendah perlindungan terhadap kreditur dalam
peristiwa likuidasi. Disisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang
lebih besar karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Menurut Sawir
(2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban
yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Menurut Syamsudin (2006:30)
Debt to Total Assets Ratio (DAR) digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah
aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi ratio ini bearti
semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva
guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Debt to Total Assets (DAR) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Tingkat solvabilitas perusahaan adalah
23
35
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang perusahaan
tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvabel berarti perusahaan tersebut memiliki
aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya. Rasio ini
menunjukkan besarnya total hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Rasio ini merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor
bagi perusahaan.
Rumus untuk menghitung DAR adalah sebagai berikut:
DAR = Total Hutang x 100%
Total Asset
Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak
berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin
besar berarti ratio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan
pinjaman semakin tinggi.
Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki
akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan
pinjaman juga semakin kecil.
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang
degan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara
membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yan disediakan
oleh perusahaan.
24
36
Rumusnya adalah sebagai berikut:
LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang x 100%
Modal Sendiri
4. Tangible Assets Debt Coverage
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang
digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang. Rasio ini membandingkan antara
aktiva tidak berwujud (setelah dikurangi utang lancar) dan utang jangka panjang dan
rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka
panjang setelah melunasi utang jangka pendek.
Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
TAD Coverage = (Jumlah Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)
Hutang Jangka Panjang
25
37
E. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas dapat digambarkan
dalam bentuk skema, sebagai berikut:
Gambar 1.
PT. Angsama Pratama
Makassar
Laporan Keuangan
Teknik Analisis
Rasio Leverage/Hutang
Debt to Equity
Ratio (DER)
Debt to Total
Assets Ratio
(DAR)
Long Term Debt
to Equity Ratio
Tangible Assets
Debt Coverage
26
38
F. Hipotesis
Diduga bahwa perkembangan akuntansi hutang usaha perusahaan real estate
pada PT Angsama Pratama di Makassar mengalami peningkatan pada tahun 2013
sampai 2014.
27
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data-data yang tepat dan akurat, maka penelitian ini
dilakukan pada PT. Angsama Pratama di Makassar Sulawesi Selatan yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang real estate. Sedangkan waktu penelitian untuk
memperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan dilakukan selama dua bulan.
B. Metode Pengumpulan data
Dalam proses pengumpulan data, penulis mengadakan studi kasus dan
pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan, sebagai berikut:
1. Penelitian lapangan, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan penelitian dilapangan yaitu terhadap obyek yang diteliti, hal ini
dilakukan dengan cara:
a. Observasi langsung, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap
obyek yang berkaitan dengan penulisan ini;
b. Interview, yaitu mengadakan wawancara dengan karyawan perusahaan
untuk mendapatkan data yang diperlukan; dan
c. Dokumentasi.
2. Penelitian Kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
pengumpulan data dari literature yang terkait dengan penulisan ini.
28
40
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang
diteliti dalam bentuk angka-angka masih memerlukan pengelolaan
kembali dan dapat digunakan untuk pembahasan.
b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik
dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tulisan.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer, yaitu informasi yang dikumpulkan berupa data hasil
observasi dan penelitian langsung pada perusahaan, serta catatan-
catatan hasil wawancara dengan staf perusahaan.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh berupa informasi tertulis
serta dokumentasi dan laporan tentang keadaan perusahaan serta
dokumen-dokumen lainnya yang ada kaitannya dengan pembahasan
masalah.
29
41
D. Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian analisis akuntansi hutang
usaha pada perusahaan real estate adalah rasio leverage/hutang yang terdiri
dari:
1. Debt to Equity Rasio (DER)
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang
mengukur hinggah sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang.
Dengan rumus sebagai berikut:
Total Hutang
DER = x 100%
Jumlah modal
2. Debt to Total Assets Ratio (DAR)
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang jangka panjang dapat
ditutupi oleh aktiva. Juga merupakan rasio yang memperlihatkan proporsi
antara kewjiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.
Denagan rumus sebagai berikut:
Total Hutang
DAR = x 100%
Total Asset
30
42
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk jangka panjang. Dengan rumus sebagai berikut:
Hutang Jangka Panjang
LTD Equity Ratio =
Modal Sendiri
4. Tangibel Assets Debt Coverage
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang
digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
Dengan rumus sebagai berikut:
(Jumlah Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)
TAD Coverage =
Hutang Jangka Panjang
31
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat PT. Angsama Pratama Makassar
PT. Angsama Pratama merupakan perusahaan swasta yang bergerak dan
berkonsentrasi di bidang real estate. Perusahaan ini terbentuk pada tahun 1995
dan telah sukses membangun beberapa perumahan dengan para pengelolanya
yang telah berpengalaman di bidang pembangunan perumahan dan pemukiman.
PT. Angsama Pratama beralamat di Jalan Andi Mappakainga Ruko No. 2
Makassar, yang didirikan oleh Drs. H. Hasanuddin Achmad. Beliau juga
menjabat sebagai Direktur Utama pada perusahaan perseroan ini. Dengan Akta
Pendirian No. 31 oleh Notaris yang bernama Muhammad Hasan Subuh, S.H.
Dengan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 202315109814 tanggal 13
Februari 2009, Surat Izin Usaha Perdagangan Besar No. 503/404/SIUPK-
B/03/KPAP tanggal 13 Februari 2009, Surat Izin Gangguan Nomor
503/00317/IG-B/03/KPAP tanggal 13 Februari 2009, serta Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) No: 1.665.166.3-801.
32
44
Visi dan Misi dari PT. Angsama Pratama adalah sebagai berikut:
a. Visi : Dapat menjadi perusahaan terkemuka di Daerah Sulawesi Selatan
khususnya di Kota Makassar dan sekitarnya.
b. Misi :
1). Menjadi mitra kerja yang dipercaya dan menjamin kepastian mutu
dan waktu;
2). Memberi kesempatan kepada karyawan untuk ikut berperan dan
aktif serta inovatif dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya;
3). Membina hubungan yang baik dengan mitra kerja.
B. Aspek Usaha
Organisasi
PT. Angsama Pratama didirikan berdasarkan akta No.31 oleh Notaris
Muhammad Hasan subuh di Gowa. Perseroan ini berkantor Pusat di Jl. Poros
barombong, Andi Mappakainga Ruko No. 2, Kelurahan Barombong, Kecamatan
Tamalate, Kota Makassar, bidang usaha yang ditekuni oleh PT. Angsama
Pratama akan berkonsentrasi dalam bidang usaha Pengembangan Perumahan dan
Pemukiman.
33
45
Rencana Kerja ( Business Plan )
PT. Angsama Pratama berencana akan membangun rumah type sederhana.
Adapun rumah type sederhana yang akan dibangun yaitu :
Type 36/91 : 100 Unit
Type 45/112 : 100 Unit
Aspek Pemasaran
1. Tenaga pemasaraan yang dimiliki perusahaan sudah cukup berpengalaman
dengan beberapa proyek yang telah diselesaikan.
2. Sekmen pasar yang dituju adalah kalangan menengah ke bawah khususnya
Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) Swasta, ABRI, POLRI dan kalangan
masyarakat yang berpenghasilan tetap.
3. Harga yang relatif murah masih sangat terjangkau untuk seluruh
kalangan/masyarakat menengah ke bawah.
Aspek Keuangan
Dalam rangka pembiayaan pembangunan perumahan Hasri Barombong
Residence II maka PT. Angsama Pratama sangat membutuhkan fasilitas KMK
( Kredit Modal Kerja ) Konstruksi dari Bank Tabungan Negara ( Persero ) dari
cabang Makassar.
34
46
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Angsama Pratama digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 : Struktur Organisasi PT. Angsama Pratama
35
47
D. Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
Uraian Tugas dan Wewenang dari setiap jabatan dan bagian yang terdapat
pada struktur organisasi adalah sebagai berikut:
a. Komisaris
Tugas Komisaris adalah:
1). Sebagai pihak pengawas atas kebijakan-kebijakan yang diambil
oleh Direktur Utama;
2). Berwenang mengangkat dan atau memberhentikan para karyawan;
3). Berwenang dalam menetapkan gaji karyawan.
b. Direktur Utama
Tugas Direktur Utama adalah:
1). Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran
dan pelaksanaan kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta
membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari;
2). Mempertanggungjawabkan semua kewajiban yang menyangkut rugi
laba perusahaan, produksi keuangan dan pemasaran;
3). Mengikat perusahaan sebagai penjamin;
4). Mengangkat seorang kuasa atau lebih atau mencabut kembali
kekuasaan itu.
36
48
c. Direktur Teknik
Tugas Direktur Teknik adalah:
1). Mengarahkan pelaksana kegiatan serta mengendalikan proyek
sejak awal kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan;
2). Mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan sehingga
sesuai dengan yang direncanakan;
3). Memberikan saran-saran teknis kepada pelaksanaan kegiatan;
4). Mengambil keputusan yang berhubungan dengan proyek atas
persetujuan pelaksana kegiatan;
5). Mengumpulkan, meneliti dan mengelola data yang berhubungan
dengan pelaksanaan proyek.
Direktur Teknik membawahi beberapa bagian, antara lain:
1). Bagian Perencanaan/Perancangan
Tugas bagian Perencanaan/Perancangan adalah:
a). Melakukan pengukuran dan pemetaan tanah pada kawasan
yang akan dikembangkan, sehingga dihasilkan berbagai data
yang diperlukan dalam proses perencanaan baik berupa peta
kontur tanah maupun bentuk kawasan yang akan
dikembangkan;
b). Melakukan perancangan pengembangan kawasan sesuai
dengan spesifikasi dan batasan-batasan yang telah ditentukan
diatas tanah yang dikembangkan dengan menggunakan data-
37
49
data yang dihasilkan. Bagian ini juga mempunyai tugas untuk
membuat perancangan design rumah sesuai konsep yang
diinginkan oleh developer.
2). Bagian Pembangunan
Tugas bagian Pembangunan adalah:
a). Melaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dari segi kualitas bahan
bangunan serta pelaksanaaannya;
b). Melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatan waktu dan biaya
pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik;
c). Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kepada Owner/pemilik
proyek;
d). Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, bulanan
serta laporan pekerjaan tambahan maupun pekerjaan kurang
dan penyelesaian keuangan yang diakibatkannya.
3). Bagian Logistik
Tugas bagian Logistik adalah:
a). Mempelajari spesifikasi material dan jadwal penggunaan
material;
b). Membuat jadwal pengadaan material, berdasarkan jadwal
penggunaannya dan melalukan pengadaan material yang akan
masuk sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;
38
50
c). Bertanggung jawab dalam pengadaan/pembelian bahan
material.
d. Direktur Keuangan
Tugas Direktur Keuangan adalah:
1). Menangani semua masalah yang menyangkut segi dana, dengan
cara merencanakan, mengatur dan mengawasi penerimaan dan
pengeluaran dana sehubungan dengan transaksi-transaksi yang
terjadi;
2). Menyediakan informasi kepada bagian-bagian yang lain mengenai
kedudukan keuangan perusahaan;
3). Mengevaluasi laporan tahunan.
Direktur Keuangan membawahi beberapa bagian, antara lain:
1). Bagian Pembukuan
Tugas bagian Pembukuan adalah:
a). Bertanggung jawab untuk mencatat/membukukan setiap
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan baik tunai maupun
kredit baik yang berkaitan dengan penerimaan dari user serta
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan;
b). Membukukan opname tukang.
39
51
2). Bendahara
Tugas Bendahara adalah:
a). Membuat buku kas umum;
b). Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran yang
terjadi;
c). Bertanggung jawab atas uang kas proyek;
d). Melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.
e. Direktur Pemasaran
Tugas Direktur Pemasaran adalah:
1). Mengarahkan kepada bagian umum dan marketing untuk membuat
perencanaan tentang target penjualan tahunan/bulanan;
2). Memberikan pengarahan tentang strategi-strategi pemasaran yang
handal dan yang dapat menarik minat konsumen (misalnya dengan
pemberian diskon pada harga jual perumahan).
Direktur Pemasaran membawahi beberapa bagian, antara lain:
1). Bagian Umum
Tugas bagian Umum adalah:
a). Membuat perencanaan dan mempersiapkan proyek yang
meliputi perijinan (legalitas proyek) dan rencana penjualan;
b). Membuat target penjualan bulanan/tahunan seluruh proyek
yang dikerjakan perusahaan;
40
52
c). Membuat rencana dan target cash in pada masing-masing
proyek, mengawasi dan mengevaluasi kerja divisi marketing;
d). Melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk
mendukung penjualan;
e). Atas persetujuan Direktur menetapkan harga jual dan diskon
penjualan;
f). Bertanggung jawab penuh pada keberhasilan penjualan
proyek beserta target-targetnya dan pencairan dana dari
perbankan;
g). Mencari dan melakukan kerjasama dengan pihak perbankan;
h). Bertanggung jawab dalam penerimaan kas dari user;
i). Bertanggung jawab untuk memesan bahan material kepada
supplier.
2). Bagian Pemasaran/Marketing
Tugas bagian Pemasaran/Marketing adalah:
a). Menyusun program dan strategi pemasaran, baik jangka pendek
maupun jangka panjang sesuai dengan kebijaksanaan yang
telah ditentukan oleh perusahaan;
b). Menawarkan produk perumahan melalui media elektronik,
media cetak, maupun presentasi ke instansi-instansi baik
pemerintah maupun swasta serta pameran;
41
53
c). Bertanggung jawab terhadap kelengkapan administrasi user
(pembeli);
d). Bertanggung jawab atas penarikan uang muka user.
42
54
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kebijakan Akuntansi PT. Angsama Pratama Makassar
Kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan dan Beban
Semua Pendapatan dan Beban dibukukan atas semua pendapatan dan
beban yang menjadi hak dan kewajiban perusahaan selama periode akuntansi
yang bersangkutan (accrual bassis). Sampai tanggal 31 Desember 2011
perusahaan telah melaksanakan operasional sehinggah pendapatan dan beban
merupakan pendapatan operasional dan beban operasional.
b. Piutang
Atas perkiraan piutang dagang tersebut, perusahaan tidak mengadakan
pencadangan atas kemungkinan piutang yang tak tertagih. Penghapusan
piutang dilakukan bilamana pihak debitur benar-benar tidak dapat melunasi
hutangnya atau jatuh pailid dan dibebankan sebagai biaya pada periode yang
bersangkutan .
c. Persediaan
Penilaian persediaan sesuai dengan harga perolehan, menggunakan
metode biaya standar dengan memperhitungkan tingkat normal penggunaan
bahan dan perlengkapan, upah, efisiensi, dan pemanfaatan kapasitas. Biaya
43
55
standar dievaluasi secara vberkala dan bila perlu, direvisi sesuai dengan
kondisi terakhir, sesuai dengan PSAK No.14, paragrap15-16.
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap kecuali tanah dibukukan berdasarkan harga pembelian
ditambah dengan biaya-biaya persiapan yang diperlukan, sampai aktiva siap
di operasikan, dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil di bebankan ke laba rugi sebagai
biaya, sedangkan pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya cukup material,
dibukukan sebagai penambahan nilai aktiva tetap yang bersangkutan
(dikapitalisir). Jika aktiva tetap dijual atau ditarik dari pemakaian, nilai
perolehan beserta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari perusahaan.
Laba atau rugi dari penjualan tersebut dibukukan ke laba rugi sebagai
pendapatan (biaya) lain-lain, sesuai dengan PSAK No.16. Aktiva tetap
tersebut disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus dengan tarif
penyusutan aktiva yang bersangkutan sebagai berikut :
Jenis Aktiva
Tarif Penyusutan (%)
- Bangunan : 5
- Kendaraan : 12,5 dan 25
- Inventaris Kantor : 12,5 dan 25
e. Imbalan Kerja
Berdasarkan penerapan PSAK No.24 tentang imbalan kerja yang
berlaku efektif sejak 1 juli 2004, manajemen perusahaan belum
44
56
mencadangkan kewajiban pesangon, penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak sesuai dengan ketentuan UU.No. 13 tentang ketenagakerjaan.
f. Perpajakan
Manajemen perusahaan belum menerapkan PSAK No. 46 mengenai
akuntansi pajak penghasilan yang mensyaratkan pengakuan aktiva dan
kewajiban pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa yang akan datang
yang berasal dari perbedaan temporer antara dasar pajak dan dasar pelaporan
komersial dari aktiva dan kewajiban. Atas kewajiban perpajakan, kami tidak
melakukan perhitungan sampai kepada tingkat jumlah nilai yang seharusnya
menjadi tanggung jawab perusahaan, tetapi dalam hal ini kami menyajikan
sesuai dengan informasi yang kami peroleh dari manajemen perusahaan.
B. Laporan Keuangan PT Angsama Pratama Makassar
Pada dasarnya dapat dipahami bahwa keadaan keuangan perusahaan dapat
dilihat melalui laporan keuangan yang terdiri dari neraca (balance sheet) dan laporan
laba rugi (income statement).
Untuk menyusun laporan keuangan, suatu perusahaan harus menyiapkan data
pada setiap akhir periode disutu pihak dan dipihak laporan laba rugi yang dicapai
mengenai kondisi perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai dalam periode yang
bersangkutan.
45
57
Dalam hubungan ini, maka diperlihatkan laporan keuangan PT. Angsama
Pratama pada periode dua tahun terakhir, yang terdiri dari :
1) Neraca perusahaan PT Angsama Pratama tahun 2013 dan 2014.
2) Lporan rugi laba perusahaan PT Angsama Pratama tahun 2013 dan 2014.
Laporan keuangan PT Angsama Pratama selama dua tahun terakhir tersebut
akan dianalisa untuk dapat diketahui tingkat kinerjanya.
Untuk lebih jelasnya, maka selanjutnya laporan keuangan PT Angsama pada
tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
46
58
Tabel 1. PT. Angsama Pratama Neraca Tahun 2013 – 2014
PT. ANGSAMA PRATAMA
Neraca
Per 31 Desember 2014 dan 2013
Tahun 2014 Tahun 2013
AKTIVA
Kas dan setara kas Rp 535.023.786,00 Rp 145.515.268,00
Biaya bayar dimuka Rp 85.715.000,00 Rp 82.500.000,00
Estate dalam pelaksanaan Rp 40.000.000,00 Rp 35.750.000,00
Persediaan Rp 490.693.500,00 Rp 487.103.405,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp 1.151.432.286,00 Rp 750.868.673,00
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva Tetap
Harga perolehan Rp 583.745.000,00 Rp 583.745.000,00
Akumulasi penyusutan Rp (64.236.250,00) Rp (35.668.125,00)
Nilai buku Rp 519.508.750,00 Rp 548.076.875,00
Jumlah Aktiva Tidak Lancar Rp 519.508.750,00 Rp 548.076.875,00
Jumlah Aktiva Rp 1.670.941.036,00 Rp 1.298.945.548,00
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Hutang usaha Rp 407.006.859,00 Rp 262.663.065,00
Hutang pajak - Rp 14.000.000,00
Hutang lain-lain - Rp 19.765.076,00
Jumlah Kewajiban Lancar Rp 407.006.859,00 Rp 296.428.141,00
Hutang pada pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa Rp 125.000.000,00 Rp 125.000.000,00
Jumlah Kewajiban Rp 532.006.859,00 Rp 421.428.141,00
EKUITAS
Modal dasar Rp 70.000.000,00 Rp 70.000.000,00
Tambahan modal disetor Rp 600.000.000,00 Rp 600.000.000,00
Saldo laba ( rugi ) ditahan Rp 207.517.408,00 -
Saldo laba ( rugi ) tahun berjalan Rp 261.416.769,00 Rp 207.517.407,00
Jumlah Ekuitas Rp 1.138.934.177,00 Rp 877.517.407,00
JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS Rp 1.670.941.036,00 Rp 1.298.945.548,00
Sumber : PT Angsama Pratama Makassar, 2015
47
7
59
Tabel 2. PT. Angsama Pratama Laporan Rugi Laba Tahun 2012 – 2013
PT.ANGSAMA PRATAMA
Laporan Rugi Laba
Untuk Tahun Yang Berakhir
31 Desember 2013 dan 2012
Tahun 2014 Tahun 2013
PENJUALAN Rp 655,307,200.00
Rp
564,920,000.00
HARGA POKOK PENJUALAN
Rp
(111,581,608.00)
Rp
(98,744,786.00)
LABA KOTOR Rp 543,725,592.00 Rp 466,175,214.00
BEBAN USAHA
Beban pemasaran - -
Beban administrasi dan umum Rp 195,169,899.00 Rp 189,485,339.00
Jumlah beban usaha Rp (195,169,899.00) Rp (189,485,339.00)
LABA USAHA Rp 348,555,693.00 Rp 276,689,875.00
PENDAPATAN ( BEBAN ) LAIN-LAIN
Pendapatan lain-lain - -
Beban lain-lain - -
Pendapatan ( beban ) lain-lain - -
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Rp 348,555,693.00 Rp 276,689,875.00
Taksiran pajak penghasilan Rp (87,138,923.00) Rp (69,172,469.00)
LABA BERSIH SETELAH PAJAK Rp 261,416,769.00 Rp 207,517,407.00
Sumber : PT Angsama Pratama Makassar, 2015
48
60
Catatan atas Laporan Keuangan
PENJELASAN POS-POS NERACA 31 Des. 2014 31Des. 2013
3. KAS DAN SETARA KAS ……………………………………. Rp 535.023.786 Rp 145.515268
Jumlah saldo kas per 31 Desember 2012 dan 2013 menurut catatan
perusahaan pada tanggal tersebut.
Kas Rp 474.523.786 Rp 85.015.268
Bank Rp 60.500.000 Rp 60.500.000
Rp 535.023.786 Rp 145.515.268
4. PIUTANG USAHA …………………………………………… Rp - Rp -
Jumlah saldo piutang pada user per 31 Desember 2013 dan 2012
sesuai catatan perusahaan pada tanggal tersebut ;
5. BIAYA BAYAR DIMUKA …………………………………… Rp 85.715.000 Rp 82.500.000
Jumlah biaya dibayar dimuka 31 Desember 2013 dan 2012.
6. ESTATE DALAM PENYELESAIAN ……………………….. Rp 40.000.000 Rp 35.750.000
Jumlah nilai estate dalam penyelesaian per 31 Desember 2013 dan
2012 sesuai catatan perusahaan pada tanggal tersebut.
7. PERSEDIAAN ………………………………………………… Rp 490.693.500 Rp 487.103.405
Adalah merupakan nilai persediaan per 31 Desember 2013 dan 2012,
sesuai catatan perusahaan pada tanggal tersebut yang terdiri dari :
- Persediaan tanah siap bangun Rp 280.500.000 Rp 280.500.000
- Material Rp 210.193.500 Rp 206.603.405
Rp 490.693.500 Rp 487.103.405
8. ASET TETAP ………………………………………………… Rp 519.508.750 Rp 548.076.875
jumlah tersebut saldo nilai buku per 31 Desember 2013 dan 2012
dengan perincian sebagai berikut :
Tahun 2014
31-Des-2013 Penambahan 31Des-14
pengurangan
Harga Perolehan
Tanah Rp 340.000.000 Rp - Rp 340.000.000
Bangunan Rp 142.000.000 Rp - Rp 142.000.000
Mesin dan Peralatan Rp 31.745.000 Rp - Rp 31.745.000
Kendaraan Rp 35.000.000 Rp - Rp 35.000.000
Inventaris kantor Rp 35.000.000 Rp - Rp 35.000.000
Jumlah Rp 583.745.000 Rp - Rp 583.745.000
Akumulasi Penyusutan
Bangunan Rp 14.200.000 Rp 7.100.000 Rp 21.300.000
Mesin dan Peralatan Rp 3.968.125 Rp 3.968125 Rp 7.936.250
Kendaraan Rp 8.750.000 Rp 8.750.000 Rp 17.500.000
Inventaris kantor Rp 8.750.000 Rp 8.750.000 Rp 17.500.000
Jumlah Rp 35.668.125 Rp 28.568.125 Rp 64.236.250
Nilai Buku Rp 576.645000 Rp 519.508.750
49
61
Catatan atas Laporan Keuangan
PENJELASAN POS-POS NERACA - Lanjutan 31-Des-2014 31-Des-2013
31 Des. 201
Tahun2013
31-Des-2013 Penambahan 31-Des-14
pengurangan
Harga Perolehan
Tanah Rp 340.000.000 Rp - Rp 340.000.000
Bangunan Rp 142.000.000 Rp - Rp 142.000.000
Mesin dan Peralatan Rp 31.745.000 Rp - Rp 31.745.000
Kendaraan Rp 35.000.000 Rp - Rp 35.000.000
Inventaris kantor Rp 35.000.000 Rp - Rp 35.000.000
Jumlah Rp 583.745.000 Rp - Rp 583.745.000
Akumulasi Penyusutan
Bangunan Rp 7.100.000 Rp 7.100.000 Rp 14.200.000
Mesin dan Peralatan Rp - Rp 3.968125 Rp 3.968.125
Kendaraan Rp - Rp 8.750.000 Rp 8.750.000
Inventaris kantor Rp - Rp 8.750.000 Rp 8.750.000
Jumlah Rp 7.100.000 Rp 28.568.125 Rp 35.668.125
Nilai Buku Rp 236.645.000 Rp 548.076.875
9. HUTANG USAHA …………………………………………………… Rp 407.006.859 Rp 262.663.065
Adalah merupakan saldo hutang usaha per 31 Desember 2012 dan 2011
menurut catatan perseroan pada tanggal tersebut.
10. HUTANG PAJAK …………………………………………………… Rp - Rp 14.000.000
a. Hutang Pajak
PPh Pasal 21 Rp - Rp -
PPh Pasal 29 Rp - Rp 14.000.000
PPN
b. Pajak Penghasilan
( + ) Penyesuaian Positif Rp - Rp -
Jumlah penyesuaian positif
( - ) Penyesuaian Negatif Rp - Rp -
Jumlah penyesuaian negative
Pajak Penghasilan kena pajak
Tarif Pajak Penghasilan
PPh Terhutang (PPh. Pasal 29) Rp - Rp 14.000.000
c. Hutang Pajak Penghasilan
Saldo awal Rp - Rp -
(+) PPh tahun berjalan Rp - Rp 14.000.000
Saldo akhir tahun Rp - Rp 14.000.000
50
62
11. HUTANG KEPADA DIREKSI …………………………………….. Rp 125.000.000 Rp 125.000.000
Adalah saldo hutang kepada grup perusahaan per 31 Desember 2013
dan 2012 menurut catatan perseroan pada tanggal tersebut yaitu
- Tuan Drs. Hasanuddin Achmad
12. SALDO LABA DITAHAN …………………………………………… Rp 207.517.408 Rp -
Adalah saldo laba ditahan per 31 Desember 2013 dan 2012 menurut
catatan perseroan pada tanggal tersebut.
13. SALDO LABA (RUGI ) TAHUN BERJALAN …………………….. Rp 261.416.769 Rp 207.517.407
Adalah merupakan laba (rugi) yang diperoleh perseroan pada periode
01 Januari sampai dengan 31 Desember 2013 dan 2012.
14. PENDAPATAN ……………………………………………………….. Rp 655.307.200 Rp 564.920.000
Adalah hasil penjualan bersih periode 01 Januari sampai dengan
31 Desember 2013 dan 2012.
15. BEBAN POKOK PENJUALAN ……………………………………. Rp (111.581.608) Rp (98.744.786)
Adalah harga pokok penjualan rumah siap huni selama periode 01
Januari sampai dengan 31 Desember 2013 dan 2012.
16. BEBAN USAHA ……………………………………………………... Rp (195.169.899) Rp (189.485.339)
Adalah jumlah beban usaha periode 01 Januari sampai dengan 31
Desember 2013 dan 2012 dengan rincian sebagai berikut :
- Beban gaji pegawai Rp 25.750.000 Rp 25.000.000
- Beban pemeliharaan kendaraan Rp 20.616.069 Rp 20.015.600
- Beban transportasi Rp 30.420.535 Rp 29.534.500
- Beban administrasi dan umum Rp 31.101.293 Rp 30.195.430
- Beban penyusutan Rp 29.425.169 Rp 28.568.125
- Beban lain-lain Rp 57.856.835 Rp. 56.171.684
- Rp 195.169.899 Rp 189.485.33
51
63
C. Analisis Leverage/ Hutang
Dalam menganalisis hutang suatu perusahaan, dibutuhkan laporan finansial
dari perusahaan yang bersangkutan yang terdiri atas Neraca (Balance Sheet) dan
Laporan Laba Rugi (Income Statement).
Dari laporan finansial tersebut, maka dapat diketahui perkembangan
perusahaan, dan hasil analisis dari laporan ini dapat memberikan manfaat untuk
menetapkan kebijaksanaan yang akan diambil oleh pimpinan PT Angsama Pratama
Makassar agar lebih terarah.
Untuk mengetahui lebih lanjut, maka berdasarkan laporan keuangan PT
Angsama Pratama Makassar selama 2 (dua) periode, yaitu tahun 2013 dan 2014,
maka dapatlah dihitung rasio hutang PT Angsam Pratama Makassar sebagai berikut:
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Total Hutang
Debt to Equity Ratio (DER) = x 100%
Jumlah modal
Tahun 2013
421.428.141
Debt to Equity Ratio (DER)2013 = x 100%
877.517.407
= 48,02 %
Pada tahun 2013, Debt to Equity Ratio PT Angsama Pratama Makassar sebesar
48,02 %. Ini menunjukkan bahwa dalam Rp. 1 hutang , PT Angsama Pratama
Makassar harus dibiayai oleh modal pemilik sebesar Rp. 0,480.
52
64
Tahun 2014
532.006.859
Debt to Equity Ratio (DER)2014 = x 100%
1.138.943.178
= 46,71%
Pada tahun 2014, Debt to Equity Ratio PT Angsama Pratama Makassar
sebesar 46,71 %. Ini menunjukkan bahwa dalam Rp. 1 hutang, PT Angsama
Pratama Makassar harus dibiayai oleh modal pemilik sebesar Rp. 0,467.
2. Debt to Total Assets Ratio (DAR)
Total Hutang
Debt to Total Assets Ratio (DAR) = x 100%
Total Asset
Tahun 2013
421.428.141
Debt to Total Assets Ratio (DAR)2013 = x 100%
1.298.945.548
= 32,44 %
Pada tahun 2013, Debt to Total Asset Ratio (DAR) PT Angsama
Pratama Makassar sebesar 32,44 %. Ini menunjukkan bahwa keseluruhan
aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan keseluruhan hutang sebesar
32,44% atau setiap Rp. 1 aktiva keseluruhan digunakan menjamin keseluruhan
hutang PT Angsama Pratama Makassar sebesar Rp. 0,324.
53
65
Tahun 2014
532.006.859
Debt to Total Assets Ratio (DAR)2014 = x 100%
1.670.941037
= 31,83%
Pada tahun 2014, Debt to Total Assets Ratio (DAR) PT Angsama
Pratama Makassar sebesar 31,83 %. Ini menunjukkan bahwa keseluruhan aktiva
yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan keseluruhan hutang sebesar 31,83%
atau setiap Rp. 1 aktiva keseluruhan digunakan menjamin keseluruhan hutang
PT Angsama Pratama Makassar sebesar Rp. 0,318.
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Hutang Jangka Panjang
Long Term Debt to Equity Ratio = x 100%
Modal Sendiri
Tahun 2013
125.000.000
Long Term Debt to Equity Ratio = x 100%
670.000.000
=18,6 %
Tahun 2014
125.000.000
Long Term Debt to Equity Ratio = x 100%
670.000.000
=18,6 %
54
66
Pada tahun 2013 dan 2014, Long Term Debt to Equity Ratio PT
Angsama Pratama Makassar menunjukkan hasil yang sama sebesar 18,6 %.
Ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1keseluruhan modal sendiri digunakan
menjamin hutang jangka panjang PT Angsama Pratama Makssar sebesar
Rp. 0,186.
4. Tangible Assets Debt Coverage
(Jumlah Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)
TAD Coverage = x 100%
Hutang Jangka Panjang
Tahun 2013
(1.298.945.548 + 548.076.875 + 296.428.141)
TAD Coverage = x 100%
125.000.000
2.143.450.564
= x 100%
125.000.000
= 17,147 %
Pada tahun 2013, Tangible Assets Debt Coverage PT Angsama
Pratama Makassar sebesar 17,14 %. Ini menunjukka bahwa dalam setiap Rp. 1
hutang jangka panjang PT Angsama Pratama Makassar harus dijamin oleh
aktiva berwujud sebesar Rp. 17,14.
55
67
Tahun 2014
(1.670.941.037 + 519.508.750 + 407.006.859)
TAD Coverage = x 100%
125.000.000
2.597.456.646
= x 100%
125.000.000
= 20,779 %
Pada tahun 2014, Tangible Assets Debt Coverage PT Angsama
Pratama Makassar sebesar 20,77 %. Ini menunjukkan bahwa dalam setiap Rp.
1 hutang jangka panjang PT Angsama Pratama Makassar harus dijamin oleh
aktiva berwujud sebesar Rp. 20,77.
Untuk lebih jelasnya, maka berikut ini disajikan tabel yang memperlihatkan
perkembangan Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Total Assets Ratio (DAR),
Long Term Debt to Equity Ratio, Tangible Assets Debt Coverage PT Angsama
Pratama Makassar selama 2 tahun terakhir :
56
68
Tabel 3. PT Angsama Pratama Makassar Tahun Perkembangan Debt to Equity Ratio
(DER), Debt to Total Assets Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio,
Tangible Assets Debt Coverage 2013-2014
Keterangan 2013 2014
Debt to Equity Ratio (DER) 48,02 % 46,71 %
Debt to Total Assets Ratio (DAR) 32,44 % 31,84 %
Long Term Debt to Equty Ratio 18,6 % 18,6 %
Tangible Assets Debt Coverage 17,14 % 20,77 %
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel tersebut di atas, perkembangan
Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Total Assets Ratio (DAR), Long Term Debt to
Equity Ratio dan Tangible Assets Debt Coverage PT Angsama Pratama Makassar
memperlihatkan bahwa perusahaan ini dalam menjalankan operasinya dalam 2 tahun
terakhir menunjukkan perkembangan sebagai berikut :
1. Debt to Equity Ratio menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dibiayai
dari hutang semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada,
sehinggah hasil yang rasio ini menunjukkan hasil yang kurang baik jika
rasionya tinggi.
Pada tahun 2013, Debt to Equity Ratio PT Angsama Pratama Makassar sebesar
48,02 %. Ini menunjukkan bahwa dalam Rp. 1 hutang , PT Angsama Pratama
Makassar harus dibiayai oleh modal pemilik sebesar Rp. 0,480.
Pada tahun 2014, Debt to Equity Ratio PT Angsama Pratama Makassar sebesar
46,71 %. Ini menunjukkan bahwa dalam Rp. 1 hutang, PT Angsama Pratama
Makassar harus dibiayai oleh modal pemilik sebesar Rp. 0,467.
57
69
Penurunan ini diakibatkan oleh saldo laba ditahan pada tahun 2014 PT
Angsama Pratama yang bertambah sebesar Rp. 207.517.408.
2. Debt to Total Assets Ratio (DAR) menunjukkan besarnya keseluruhan aktiva
yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan keseluruhan hutang atau besarnya
aktiva yang dijadikan jaminan.
Pada tahun 2013, Debt to Total Assets Ratio (DAR) PT Angsama Pratama
Makassar sebesar 32,44 %. Ini menunjukkan bahwa keseluruhan aktiva yang
dimiliki perusahaan dibiayai dengan keseluruhan hutang sebesar 32,44% atau
setiap Rp. 1 aktiva keseluruhan digunakan menjamin keseluruhan hutang PT
Angsama Pratama Makassar sebesar Rp. 0,324.
Pada tahun 2014, Debt to Total Assets Ratio (DAR) PT Angsama Pratama
Makassar sebesar 31,83 %. Ini menunjukkan bahwa keseluruhan aktiva yang
dimiliki perusahaan dibiayai dengan keseluruhan hutang sebesar 31,83% atau
setiap Rp. 1 aktiva keseluruhan digunakan menjamin keseluruhan hutang PT
Angsama Pratama Makassar sebesar Rp. 0,318.
Penurunan ini diakibatkan oleh bertambahnya hutang usaha perusahaan hinggah
50% dari tahun 2013 sebesar Rp. 262.663.065 menjadi Rp. 407.006.859 pada
tahun 2014.
3. Long Term Debt to Equity Ratio menunjukkan besarnya modal sendiri
keseluruhan yang dimiliki perusahaan dijadikan jaminan hutang jangka panjang.
Pada tahun 2013 dan 2014, Long Term Debt to Equity Ratio PT Angsama
Pratama Makassar menunjukkan hasil yang sama sebesar 18,6 %. Ini
58
70
menunjukkan bahwa setiap Rp. 1keseluruhan modal sendiri digunakan
menjamin hutang jangka panjang PT Angsama Pratama Makssar sebesar Rp.
0,186.
4. Tangible Assets Debt Coverage menunjukkan besarnya aktiva berwujud
(tangible assets) yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
Pada tahun 2013, Tangible Assets Debt Coverage PT Angsama Pratama
Makassar sebesar 17,14 %. Ini menunjukkan bahwa dalam setiap Rp. 1 hutang
jangka panjang PT Angsama Pratama Makassar harus dijamin oleh aktiva
berwujud sebesar Rp. 17,14.
Pada tahun 2014, Tangible Assets Debt Coverage PT Angsama Pratama
Makassar sebesar 20,77 %. Ini menunjukkan bahwa dalam setiap Rp. 1 hutang
jangka panjang PT Angsama Pratama Makassar harus dijamin oleh aktiva
berwujud sebesar Rp. 20,77.
Peningkatan ini diakibatkan oleh bertambahnya aktiva berwujud perusahaan
pada tahun 2014.
Berdasarkan data yang telah dianalisis tersebut, Debt to Total Assets
Ratio pada tahun 2013 sampai tahun 2014 pada PT Angsama Pratama Makssar
mengalami penurunan namun masih cukup tinggi sehinggah perusahaan masih
harus menggunakan lebih banyak modal sendiri untuk menjamin keseluruhan
hutang.
59
71
Sedangkan Debt to Total Assets Ratio pada tahun 2013 sampai tahun 2014
mengalami penurunan persentase, hal ini menunjukkan bahwa aktiva PT Angsama
Pratama Makassar mampu menjamin keseluruhan hutang perusahaan.
Sedangkan Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2013 sampai
tahun 2014 menunjukkan hasil persentase yang sama atau tetap pada PT Angsama
Pratama Makssar, hal ini menunjukkan perusahaan belum mampu meningkatkan
kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang jangka panjang.
Sedangkan Tangible Assets Debt Ratio pada tahun 2013 sampai tahun
2014 mengalami peningkatan persentase, hal ini menunjukkan bahwa pada PT
Angsama Pratama Makassar mengalami peningkatan hutang jangka panjang yang
harus dijamin oleh aktiva berwujud.
Dari hasil tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang
penulis ajukan terbukti.
60
72
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat kemampuan modal sendiri keseluruhan PT Angsama Pratama
Makassar selama tahun 2013-2014 mengalami penurunan untuk
menjamin keseluruhan hutang perusahaan. Pada tahun 2013 sebesar
48,02% sedangkan pada tahun 2014 menurun menjadi sebesar 46,71 %.
Ini menandakan bahwa hutang perusahaan bertambah dari tahun 2013-
2014.
2. Tingkat kemampuan aktiva PT Angsama Pratama Makassar selama
tahun 2013-2014 juga mengalami penurunan untuk menjamin keseluruhan
hutang perusahaan. Pada tahun 2013 sebesar 32,44% sedangkan pada
tahun 2014 sebesar 31,83%. Ini menandakan keseluruhan hutang lebih
besar dari keseluruhan aktiva perusahaan.
3. Tingkat kemampuan modal sendiri keseluruhan PT Angsama Pratama
Makassar untuk menjamin hutang jangka panjang pada tahun 2013-2014
menunjukkan hasil sama.
4. Tingkat kemampuan aktiva berwujud PT Angsama Pratama Makassar
untuk menjamin hutang jangka panjang perusahaan pada tahun 2013-2014
61
73
mengalami peningkatan . pada tahun 2013 sebesar 17,14% sedangkan
pada tahun 2014 sebesar 20,77%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan menjamin hutang jangka panjang dengan aktiva berwujud
meningkat.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang penulis ajukan, maka saran yang dapat
diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan persentase Debt to Equity Ratio jika perusahaan ingin
meningkatkan profit dengan hutang sebagai modalnya.
2. Mengurangi penambahan hutang untuk tahun berikutnya dikarenakan
kekayaan perusahaan mulai berkurang untuk digunakan sebagai
jaminan.
3. Untuk menghindari risiko kegagalan perusahaan mengembalikan
pinjaman maka sebaiknya perusahaan meningkatkan presentase Debt
to Equity Rationya.
4. Mempertahankan kemampuan aktiva berwujud dalam menjamin
hutang jangka panjang.
62
74
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, zaki.2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Danuarta, Adad. Hutang Lancar. Adadanuarta.blogspot.com. Diposkan pada hari
Jum’at tanggal 07 November 2014.
IAI.PSAK44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.www.iaiglobal.or.id.
Diposkan pada hari Senin tanggal 10 November 2008.
L M Samryin. 2011. Pengantar Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Nurhuda, Arif. Akuntansi Hutang. dasar-akuntansi.blogspot.com. Diposkan pada hari
Senin tanggal 14 September 2009.
Prandita, Chandra. Real Estate. Aconx.blogspot.com. Diposkan pada hari Jum’at
tanggal 4 Maret 2011.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Sawir,Agnes.2009.Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Syafri Harahap, Sofyan. 2008.Analisa Kritis atas Laporan Keuangan.Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Tiwi. Hutang Jangka Panjang. destypratiwi.blogspot.com. Diposkan pada hari Kamis
tanggal 14 April 2011.
Yuwan. Rumus Rasio Keuangan. u1blackholes.blogspot.com. Diposkan pada hari
Jum’at tanggal 19 Oktober 2012.
63
Recommended