View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERAWATAN DIRI (SELF CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI
PANTI WERDHA DI SURABAYA
PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
Oleh :
Sagita Wulan sari
131511133021
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
i
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI
(SELF CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA SURABAYA
PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan UNAIR
Oleh :
Sagita Wulan Sari
131511133021
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
ii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun
Surabaya,
Yang Menyatakan
Sagita Wulan Sari
NIM.131511133021
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
iii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
HALAMAN PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga, saya yang bertanda tangan di bawah
ini :
Nama : Sagita Wulan Sari
NIM : 131511133021
Program Studi : Pendidikan Keperawatan
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclisive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Analisis Faktor yang Berhubungan
dengan Perawatan Diri (Self Care) Lansia yang Tinggal di Panti Werdha di
Surabaya” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Airlangga berhak menyimpan, alihmedia/formatif,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan
tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Surabaya, 19 Juli 2019
Yang Menyatakan
Sagita Wulan Sari
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
vi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
MOTTO
“If you dream it, you can do it and Allah always be there”
Ketika beban dan masalah membuat hidup Kita susah. Hingga merasa ingin
menyerah dan berhenti melangkah, ingat untuk berdoa dan berserah diri kepada
Allah. Bersamanya, semuanya pasti bisa, dan penuh berkah.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
vii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
dorongan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Studi Keperawatan.
2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program
Studi Keperawatan.
3. Elida Ulfiana, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing I yang telah
mengajak saya dalam penelitian ibu, memberikan bimbingan, arahan,
dukungan, dan motivasi selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Rista Fauziningtyas, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II dan
mengajak dalam penelitian ibu serta yang telah memberikan bimbingan, arahan,
bantuan ilmu, informasi dan motivasi dalam penulisan pnelitian, pengarahan
penelitian, dan pembahasan penelitian.
5. Dr. Retno Indarwati, S.Kep.Ns., M.Kep dan Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns.,
M.Ns(CommHlth) selaku dosen penguji sidang proposal yang telah
memberikan masukan, saran, dan nasehat dalam perbaikan untuk penelitian.
6. Seluruh Dosen serta Staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
yang telah mendidik dan membimbing serta memberikan ilmu selama
perkuliahan.
7. Kepala Panti Werdha Hargo Dedali, wakil kepala Panti, seluruh petugas Panti,
dan perawat yang telah memfasilitasi, serta tak lupa seluruh lansia yang tinggal
di Panti Werdha Hargo Dedali yang sangat membantu dalam penelitian ini.
8. Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan, wakil kepala Panti, seluruh petugas
Panti, dan perawat yang telah memfasilitasi, serta tak lupa seluruh lansia yang
tinggal di UPTD Griya Werdha Jambangan yang sangat membantu dalam
penelitian ini.
9. Kepala Panti Werdha Usia, wakil kepala Panti, seluruh petugas Panti, dan
perawat yang telah memfasilitasi, serta tak lupa seluruh lansia yang tinggal di
Panti Werdha Usia yang sangat membantu dalam penelitian ini.
10. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa, biaya, kasih sayang dan
semangat kepada saya yang menjadikan saya semangat segera menyelesaikan
skripsi.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
viii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
11. Sahabat seperjuangan Rosyidah dan Tiara terimakasih yang telah memberikan
doa, semangat, yang selalu mengingatkan dan mendukung saya untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman kos saya Dyah terimakasih untuk dukungan, doa, motivasi, semangat
dan sering menemani dalam mengerjakan skripsi.
13. Teman – teman terbaik saya Niswa, Bunga, Lia, Fatatin, Warda yang telah
membantu dalam mengambil data.
14. Sahabat saya CCC yang selama ini berjuang bersama untuk mendapat gelar
S.Kep (Fara, Elma, Dina, Risma, Lili dan Erlinna) terimakasih atas segala
dukungan, semangat, dan motivasi dalam kondisi suka maupun duka disetiap
proses penyelesaian skripsi ini.
15. Seluruh teman – teman satu bimbingan yang saling menyemangati untuk
mendapat gelar S.Kep (Damai, Imamatul, Bunga, Mitha, Anil dan Rian)
terimakasih atas segala dukungan, semangat, dan motivasi disetiap proses
penyelesaian skripsi ini.
16. Teman – teman halaqoh (Ade, Nurul, Mbak Lila dan dan Mbak Ainun)
terimakasih yang telah mendengarkan keluh kesah dan memberikan solusi
ketika patah arang dan selalu menyemangati dan mendoakan.
17. Dayang dan Enok yang membantu menjelaskan cara mengelola dan
menganalisa data.
18. Seluruh teman – teman dari KSR PMI Unair yang mendukung dan mendoakan
saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
19. Seluruh teman-teman A15 yang menemani dalam perjalanan kuliah di FKp
Unair.
20. Seluruh keluarga, teman-teman yang selalu memberikan doa, dorongan dan
semangat.
21. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, yang telah memberi motivasi dan bantuan hingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan dan juga bagi penulis
sendiri.
Surabaya, 19 Juli 2019
Penulis
Sagita Wulan Sari
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
ix
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI
(SELF CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DI
SURABAYA
Penelitian Cross Sectional
Oleh: Sagita Wulan Sari
Pendahuluan: Lansia cenderung mengalami penurunan perawatan diri (Self care)
karena terdapat penurunan kesehatan fisik dan psikis berpengaruh terhadap perawatan
dirinya. Beberapa faktor perlu dikaji yaitu usia, jenis kelamin, status kesehatan dan
kemampuan perawatan diri (self care agency). Tujuan penelitian ini untuk
menjelaskan hubungan usia, jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan
perawatan diri (self care agency) dengan perawatan diri (self care) lansia di Panti
Werdha Surabaya. Metode: Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif
deskripsi korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah
lansia di Panti Werdha Surabaya sebanyak 103 responden didapat dengan cara cluster
ramdom sampling. Kriteria inklusi adalah tidak memiliki masalah kognitif berat. Data
diperoleh dengan cara membacakan kuesioner self care dan exercise self care agency
scale yang telah diuji validitas dan reabilitas. Uji statistik menggunakan Spearman’s
rho test dan regression. Hasil: Hasil penelitian yang didapatkan adanya hubungan
signifikan antara jenis kelamin (p=0,041, r=-0,202), status kesehatan (p=0,000,
r=0,837), dan kemampuan perawatan diri (self agency) (p=0,000, r=0,682) dengan
perawatan diri (self care) dan tidak ada hubungan dengan usia (p=0,468, r=-0,072).
Diskusi: Terdapat tiga faktor yang behubungan dengan perawatan diri (self care)
yaitu jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self care
agency). Status kesehatan memiliki hubungan yang mendominasi dengan perawatan
diri (self care).
Kata kunci: self care, self care agency, faktor, status kesehatan, lansia.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
x
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO SELF CARE ELDERLY LIVED
AT NURSING HOME IN SURABAYA
Cross-Sectional Study
By: Sagita Wulan Sari
Introduction: Elderly tend to decresed their self-care because decline of physical
health and psychic influential affect the self-care itself. Some factors that need to be
studied are age, gender, health status and self-care agency. The purpose of this study
was to explain the relationship of age, gender, health status and self-care agency with
the self-care elderly lived at Nursing Home in Surabaya. Method: This study used
quantitative research with a correlative description and a cross-sectional approach.
The population in this study were older people at Nursing Home in surabaya. The
number of samples were 103 respondent samples by cluster ramdom sampling. The
inclusion criteria are the elderly do not have heavy cognitive trouble. Data collected
using reading to elderly method with self-care and exercise self-care agency scales
questionnaires that had been tested for validity and reliability. Test statistics using the
Spearmans rho test analysis and regression. Results: The results of the study found a
significant correlation between gender (p = 0041, r =-0202), health status (p = 0000, r
= 0837), and self-care agency (p = 0000, r = 0682) with self-care and no relationship
with age (P = 0468, r =-0072). Discussion: Three factors are a correlation between
self-care namely gender, health status, and self-care agency. Health status is one of
the dominating factors correlated with self-care. Keywords: self-care, self-care agency, factor, health status, elderly
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
xi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................. i
Surat Pernyataan ........................................................................................... ii
Halaman Pernyataan ..................................................................................... iii
Lembar Persutujuan ...................................................................................... iv
Motto ............................................................................................................ vi
Ucapan Terimakasih ..................................................................................... vii
Abstrak ......................................................................................................... ix
Abstract ....................................................................................................... x
Daftar Isi ....................................................................................................... xi
Daftar Tabel .................................................................................................. xiii
Daftar Gambar .............................................................................................. xiv
Daftar Lampiran............................................................................................ xv
Daftar Arti Singkatan .................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Tujuan ......................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan umum ..................................................................... 5
1.3.2 Tujuan khusus .................................................................... 6
1.4 Manfaat ....................................................................................... 6
1.4.2 Manfaat teoritis .................................................................. 6
1.4.3 Manfaat praktis .................................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8
2.1 Konsep Self Care ......................................................................... 8
2.1.1 Definisi self care ................................................................ 8
2.1.2 Teori perawatan diri (self care theory) ................................ 8
2.2 Konsep Lansia ............................................................................. 16
2.2.1 Definisi lansia .................................................................... 16
2.2.2 Klasifikasi lansia ................................................................ 19
2.2.3 Permasalahan kesehatan lansia ........................................... 20
2.3 Konsep Panti Werdha .................................................................. 22
2.3.1 Definisi panti werdha ......................................................... 22
2.3.2 Definisi UPTD Griya Werdha ............................................ 22
2.4 Keaslian Penelitian ...................................................................... 23
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ........................ 28
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................. 28
3.2 Uraian Konseptual Penelitian ....................................................... 29
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
xii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
3.3 Hipotesis...................................................................................... 30
BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................... 31
4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 31
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel, Teknik Pengambilan Sampel .... 31
4.2.1 Populasi ............................................................................. 31
4.2.2 Sampel ............................................................................... 32
4.2.3 Sampling ............................................................................ 33
4.2.4 Penentuan besar sampel ..................................................... 33
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 35
4.3.1 Variabel independen dan dependen .................................... 35
4.3.2 Definisi operasional ........................................................... 36
4.4 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 37
4.5 Instrumen Penelitian .................................................................... 37
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ 40
4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ............................ 40
4.8 Cara Analisis Data ....................................................................... 42
4.9 Uji Validiatas dan Reliabilitas ...................................................... 46
4.9.1 Uji validitas........................................................................ 46
4.9.2 Uji reliabilitas .................................................................... 48
4.10 Kerangka Operasional ................................................................ 50
4.11 Masalah Etik .............................................................................. 51
4.12 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 53
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 54
5.1 Hasil penelitian ............................................................................ 54
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian ..................................... 54
5.1.2 Karakteristik responden ...................................................... 57
5.1.3 Data khusus........................................................................ 59
5.1.4 Analisis multivariat ............................................................ 62
5.2 Pembahasan ................................................................................. 63
5.2.1 Usia dengan perawatan diri (self care) ................................ 63
5.2.2 Jenis kelamin dengan perawatan diri (self care) .................. 64
5.2.3 Status kesehatan dengan perawatan diri (self care) ............. 65
5.2.4 Self care agency dengan perawatan diri (self care) ............. 67
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 69
6.1 Simpulan .................................................................................... 69
6.2 Saran ........................................................................................... 70
Daftar Pustaka ............................................................................................ 72
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
xiii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keyword Development ................................................................... 23
Tabel 2.2 Keaslian penelitian ........................................................................ 23
Tabel 4.1 Definisi Operasional ...................................................................... 36
Tabel 4.2 Tabel kategori skor kemampuan perawatan diri (self care agency). 39
Tabel 4.3 Tabel Blueprint skala perawatan diri (self care) ............................. 39
Tabel 4.4 Tabel kategori skor kemampuan perawatan diri (self care agency). 39
Tabel 4.5 Koefisien Korelasi ......................................................................... 45
Tabel 4.6 Hasil uji validitas perawatan diri (self care) ................................... 47
Tabel 4.7 Hasil uji validitas kemampuan perawatan diri(self care agency) .... 47
Tabel 4.8 Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ....................................... 49
Tabel 5.1 Karakteristik responden penelitian ................................................. 57
Tabel 5.2 Perawatan diri (self care) responden di Panti Werdha .................... 58
Tabel 5.3 Hubungan antara usia, jenis kelamin .............................................. 59
Tabel 5.4 Hasil analisis multivariat determinan faktor ................................... 62
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
xiv
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual perawatan diri (self care) ......................... 12
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 28
Gambar 4.3 Kerangka Operasional ................................................................ 50
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
xv
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian Bagi Responden ....................................... 77
Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................. 79
Lampiran 3 Lembar Persetujuan / Informed Consent ..................................... 80
Lampiran 4 Kuesioner MMSE (Mini Mental State Examination) .................. 81
Lampiran 5 Kuesioner Data Demografi Responden ....................................... 84
Lampiran 6 Kuesioner Exercise self care agency Scale ................................. 85
Lampiran 7 Kuesioner self care..................................................................... 86
Lampiran 8 Lembar Izin Penggunaan Instrumen .......................................... 89
Lampiran 9 Perizinan BangKesBanPol.......................................................... 90
Lampiran 10 Surat Perizinan Etik.................................................................. 91
Lampiran 11 Surat Perizinan Dinsos ............................................................. 92
Lampiran 12 Surat Persetujuan Proposal ....................................................... 93
Lampiran 13 Surat Izin Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 94
Lampiran 14 Surat Izin Pengambilan Data .................................................... 95
Lampiran 15 Surat Izin Pengambilan Data di Panti Werdha Usia .................. 96
Lampiran 16 Surat Perizinan Pengambilan Data Di Panti Werdha ................ 97
Lampiran 17 Data Responden ....................................................................... 98
Lampiran 18 Data Distribusi Penelitian ......................................................... 101
Lampiran 19 Frekuensi dan Presentase nilai Self Care Agency ...................... 105
Lampiran 20 Frekuensi dan Presentase nilai Self Care .................................. 112
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
xvi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
DAFTAR ARTI SINGKATAN
Lansia : Lanjut Usia
WOC : World Health Organization
BAK : Buang air kecil
BAB : Buang air besar
SCDNT : Self-Care Deficit Nursing Theory
RAN : Reaksi Aksi Nasional
BPS : Badan Pusat Statistik
DSCAI : Denyes Self Care Agency Instrument
ESCA : Exercise of Self Care Agency Scale
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
1
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lansia cenderung mengalami penurunan perawatan diri (Self care) karena
terdapat penurunan kesehatan fisik dan psikis. Selain itu, sistem biologis lansia
mengalami perubahan struktur dan fungsi ditandai dengan empat tahap diantaranya
kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan, dan keterhambatan. Lanjut
usia tidak lepas dari proses menua umumnya mencerminkan umur kronologis
seseorang yang bersifat individual, perubahan yang dapat berlangsung secara baik
tidak menimbulkan ketidakmampuan total terkait pemenuhan kebutuhan perawatan
dirinya (Aswin, 2003).
Pemenuhan akan perawatan diri lansia ada hubungannya dengan tempat
tinggal. Lansia yang tinggal bersama dengan keluarga cenderung bebas dan mandiri.
Berbeda dengan lansia yang tinggal di Panti Werdha kebutuhan akan perawatan diri
lebih terpenuhi terkait dengan faktor eksternalnya. Namun, pemenuhan tersebut
terkadang memunculkan kondisi ketergantungan pada orang lain. Setiap individu
dapat memaksimalkan faktor internalnya secara mandiri apabila mampu, perlu
adanya penggalian faktor internal terutama pada lansia yang tinggal di Panti Werdha
yang mempengaruhi perawatan dirinya.
Berdasarkan BPS, Susenas (2015) menyatakan rasio ketergantungan
penduduk lansia Indonesia pada tahun 2015 sebesar 13,28 artinya bahwa 14 lansia
2
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
ditanggung oleh 100 orang usia muda (15-44 tahun) (Kemenkes, 2017). Hal ini
berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya, menggambarkan tingkat kemandirian
lansia (60-69 tahun) dalam memenuhi activities daily living menunjukan bahwa
sebagian besar lansia sebanyak 15 orang (72%) termasuk dalam ketergantungan
sebagian, 3 orang (14 %) termasuk mandiri dan 3 orang (14%) termasuk
ketergantungan total (Rohedi. S. et. al. 2016).
Ketergantungan dapat terjadi akibat penurunan fungsi pada usia lanjut yang
mempengaruhi pemenuhan perawatan diri. Hal ini di dukung oleh penelitian pada
lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi dari 55 lansia
sebanyak 29 (52,7%) responden perawatan diri lansia kurang baik. Dilihat dari daya
ingat sebagian besar (58,2%) tergolong rendah/menurun, motivasi sebagian besar
(61,8%) rendah/kurang baik dan kemampuan fisik sebagian besar (56,4%) tergolong
mampu. Sehingga, pemahaman tentang praktik perawatan diri dan efikasi diri
diperlukan untuk meningkatkan perawatan kesehatan di negara berkembang (Irwan,
Andi Masyitha, Kitaoka et al., 2016).
Berdasarkan survey pendahuluan 26 Maret 2019 di panti Werdha Hargo
Dedali dengan perawat dan petugas panti menyatakan total lansia sejumlah 44 lansia
dan 40 lansia diantaranya memiliki penyakit dimensia. Penyakit dimensia tersebut
mempengaruhi pemenuhan aktivitas lansia berupa perawatan diri. Hingga ditemukan
lansia yang berjalan tanpa menggunakan baju dan beberapa lainnya ditemui yang
BAB dan BAK di kasur. Sedangkan, survey data awal pada 29 Maret 2019 di UPTD
Griya Werdha. Perawatan diri lansia dibagi menjadi 3 terkait kemandirian lansia
3
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
diantaranya yaitu total care, parcial care dan mandiri. Lansia total care sebanyak 18
orang, hampir semua kebutuhan perawatan diri dipenuhi oleh perawat. Perawat
menyatakan lansia yang dimensia saat di ingatkan mandi sore menolak dengan alasan
waktu sudah malam hari. Beberapa lansia juga menolak untuk mandi namun perawat
segera membawa lansia ke kamar mandi dan memandikannya.
Sekitar 58% lansia yang berusia di atas 65 tahun lebih membutuhkan bantuan
sehari – hari (Fassino, 2002). Hal ini karena pada lansia ditemukan berbagai masalah
degeneratif akibat dari proses penuaan, daya tahan tubuh menurun ditandai dengan
kerusakan jaringan dan sel didalam tubuh sehingga lansia mudah mengalami penyakit
menular maupun tidak menular (Kemenkes, 2013). Penurunan fungsi kerja beberapa
organ tubuh pada lansia munculkan rasa takut terjatuh akibat beraktivitas dan
berjalan. Akibat hal tersebut lansia ragu melakukan aktivitas perawatan diri secara
maksimal. Padahal penting, memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan lansia
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kemampuan individu agar dapat hidup
produktif sesuai dengan kemampuannya (Wulandari, 2017).
Perawatan diri (self care) lansia erat kaitanya dengan teori self care Orem
dimana menitikberatkan pada setiap individu memiliki tanggungjawab dalam
pemenuhan self care dirinya sendiri dan memiliki andil dalam membuat suatu
keputusan untuk kesehatannya (Alligood & Tomey, 2006). Orem merupakan
pengemuka gagasan teori keperawatan self care yang dikenal dengan self-care deficit
nursing Theory (SCDNT) (DeLaune & Ladner, 2002). Teori ini menjadi model
keperawatan dengan 3 perpektif teoritis yaitu teori perawatan diri, teori deficit
4
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
perawatan dan teori system keperawatan. Ketiga teori tersebut memiliki keterkaitan
satu sama lain yang berhubungan dengan perawatan diri seseorang dengan adanya
faktor lain didalamnya yang mempengaruhi yaitu basic conditioning factor (Alligood
& Tomey, 2006).
Pemerintah telah mengupayakan dalam mengatasi persoalan-persoalan lansia
terutama perawatan diri dengan membangun Panti Pelayanan Sosial atau disebut
Panti Werdha sebagai suatu wadah atau sarana dalam menampung lansia. Panti
Werdha memberikan pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan dasar berupa kebutuhan
makan, minum, dan juga diberikan pelayanan sosial dengan program-program yang
dapat memberikan kesibukan lansia, salah satunya yaitu senam untuk
mempertahankan kesehatan fisik (Sipayung, E. et al, 2015).
Berdasarkan penelitian oleh (Kharisna, 2018) didapatkan faktor – faktor yang
mempengaruhi kemampuan perawatan diri pasien hipertensi secara signifikan
diantaranya usia, edukasi, jenis kelamin, asuransi kesehatan dan gaya hidup.
Penelitian tersebut diteliti pada orang yang menderita hipertensi, hal ini dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan sesuatu hal yang baru dimana
faktor usia, jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self care
agency) apakah berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia yang bertempat
tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian agar dapat menganalisa faktor
– faktor apa saja yang mempengaruhi lansia untuk melakukan perawatan diri. Hal
tersebut penting diketahui oleh petugas panti, keluarga dan lansia itu sendiri untuk
5
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
mempertahankan kemampuan lansia dalam beraktivitas memenuhi kebutuhan sehari–
hari. Setalah adanya penelitian ini dampak positif bagi masyarakat umum yaitu
mendapatkan pengetahuan/informasi terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan
perawatan diri terutama pada lansia. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis faktor yang berhubungan
dengan perawatan diri lansia di Panti Werdha Kota Surabaya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diambil rumusan masalah yaitu :
1. Apakah faktor usia ada hubungannya dengan perawatan diri (self care) lansia
yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?
2. Apakah faktor jenis kelamin ada hubungannya dengan perawatan diri (self care)
lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?
3. Apakah status kesehatan ada hubungannya dengan perawatan diri (self care)
lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?
4. Apakah kemampuan perawatan diri (self care agency) ada hubungannya dengan
perawatan diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?
5. Apakah faktor dominan yang ada hubungannya dengan perawatan diri (self care)
lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?
6
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Analisa faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia
yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi hubungan antara usia dengan perawatan diri (self care) lansia di
yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.
2. Mengidentifikasi hubungan antara jenis kelamin dengan perawatan diri (self care)
lansia di yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.
3. Mengidentifikasi hubungan antara kesehatan dengan perawatan diri (self care)
lansia di yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.
4. Mengidentifikasi hubungan antara kemampuan perawatan diri (self care agency)
dengan perawatan diri (self care) lansia di yang tinggal Panti Werdha di
Surabaya.
5. Mengidentifikasi faktor hubungan yang dominan dengan perawatan diri (self
care) lansia di yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan referensi terutama pada
keilmuan di bidang keperawatan komunitas gerontik untuk mengetahui faktor –
faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) di Panti Werdha.
7
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat bagi Peneliti
Peneliti pada penelitian ini akan mendapatkan manfaat dengan
diharapkannya mampu mengidentifikasi terkait faktor – faktor yang berhubungan
dengan perawatan diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya
sebagai bahan referensi profesi keperawatan terutama keperawatan komunitas
gerontik.
2. Manfaat bagi Responden
Responden pada penelitian ini akan mendapatkan manfaat berupa
pengetahuan tambahan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan
dengan Perawatan diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di
Surabaya.
3. Manfaat bagi Pihak Panti
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak panti untuk
memaksimalkan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi lansia dalam
melakukan perawatan diri (self care) di Panti Werdha.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
8
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Self Care
2.1.1 Definisi Self Care
Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dalam memenuhi
perawatan dirinya dan berhak melakukan perawatan diri secara mandiri, apabila
mampu melakukannya sendiri. Self care menurut Orem (2001) adalah aktivitas
individu yang bertujuan memenuhi kebutuhan keberlangsungan hidupnya,
mempertahankan kesehatan serta menyejahterahkan individu sendiri baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Dorothea E. Orem merupakan pengemuka gagasan teori
keperawatan self-care pada tahun 1971 dan dikenal dengan self-care deficit nursing
theory (SCDNT) (DeLaune & Ladner, 2002). Teori ini menjadi model keperawatan
pertama yang dikembangkan. Berdasarkan teori model Orem terdiri dari 3 perpektif
teoritis berikut ini: Teori perawatan diri (self care theory), Teori defisit perawatan diri
(deficit self care theory) dan Teori sistem keperawatan (nursing system theory)
(Tomey and Alligood, 2006).
1. Teori perawatan diri (self care theory) : menggambarkan aktivitas individu yang
melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dalam merawat diri dengan
tujuan mempertahankan hidup, menjaga kesehatan dan menyejahterahkan diri.
Secara singkat perawatan diri menjadikan diri sebagai perilaku konkret.
9
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Perawatan diri secara umum dilakukan oleh orang dewasa, sedangkan apabila
sakit/tidak mampu dapat dibantu oleh orang lain (Alligood and Tomey, 2006).
2. Teori defisit perawatan diri (deficit self care theory) : Defisit perawatan diri
muncul saat hubungan antara efek perawatan diri dan persyaratan/kebutuhan
teraupetik tidak memadai, tidak seimbang dan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
Menggambarkan keadaan individu dalam membutuhkan bantuan orang lain dalam
melakukan perawatan diri (Alligood and Tomey, 2006).
3. Teori sistem keperawatan (nursing system theory): menggambarkan dan
menjelaskan hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan dipertahankan
oleh seorang perawat agar dapat melakukan sesuatu secara produktif (Alligood
and Tomey, 2006).
Ketiga teori SCDNT Orem dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self
care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing
agency, dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor
(faktor kondisi dasar).
Adapun penjelasan terhadap ketiga teori tersebut diantaranya :
2.1.2 Teori perawatan diri (self care theory)
Teori perawatan diri (self care theory) berdasarkan Orem terdiri dari :
1. Perawatan diri adalah aktivitas yang dilakukan setiap hari oleh individu
dalam memenuhi kebutuhannya untuk mempertahankan hidup, menjaga
kesehatan dan menyejahterahkan diri. Pada seseorang yang mengalami
10
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
kesulitan memenuhi kebutuhan perawatan diri, maka memerlukan
bantuan orang lain untuk membantu memenuhinya (Aini N, 2018).
2. Kemampuan perawatan diri (self care agency) adalah kemampuan
kompleks dimiliki oleh individu atau orang-orang dewasa (matur) untuk
terlibat melakukan tindakan memenuhi kebutuhan hidupnya dalam
mencapai suatu tujuan. Kemampuan perawatan diri mengacu pada
kekuatan atau kemampuan untuk terlibat dalam tindakan pemenuhan
kebutuhan perawatan diri (self care). Kemampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
usia, tingkat perkembangan, sosiokultural, kesehatan.
Menurut Damasio (2013) kemampuan perawatan diri (self care
agency) merupakan kemampuan individu untuk terus mengevaluasi
kebutuhan berhubungan dengan kesehatan dan melakukan kegiatan
perawatan diri yang bertujuan untuk mempromosikan, menjaga kesehatan
dan kesejahteraan. Beberapa Penelitian menyebutkan bahwa kemampuan
perawatan diri (self care agency) sebagai konstruksi penting dalam
pengembangan dan pemeliharaan perilaku promosi serta kemampuan
manajemen diri dari penyakit spesifik dalam memberikan perawatan dan
minum obat dengan benar.
Berbagai penelitian tentang kemampuan perawatan diri (self-care
agency) dilakukan oleh para ahli keperawatan dengan menggunakan
berbagai instrumen. Beberapa diantaranya adalah Appraisal of Self-Care
11
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Agency (ASA) Scale, Self-as-Carer Inventory (SCI), Denyes self-care
agency instrument (DSCAI) (Alligood & Tomey, 2006), The Exercise of
Self-Care Agency (ESCA), The Perception of Self-Care Agency
Questionnaire, The Appraisal of Self-Care Agency Scale (ASA-S), dan
The Mental Health Self-Care Agency Scale (MH-SCA) (Sousa,
Zauszniewski, Zeller, & Neese, 2008; Taylor & Renpenning, 2011).
Denyes self-care agency instrument (DSCAI) dirancang untuk
individu agar dapat mengukur kekuatan (ego, penilaian kesehatan,
pengetahuan kesehatan, perasaan dan perhatian) serta keterbatasan yang
dimiliki sehingga mampu mengambil keputusan tentang hal yang harus
dilakukan untuk memenuhi self care-nya (Waltz, Strickland, & Lenz,
2010).
3. Kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care demands) adalah
tindakan perawatan diri secara total yang dilakukan dalam jangka waktu
tertentu untuk memenuhi seluruh kebutuhan perawatan diri individu melalui
cara-cara tertentu seperti, pengaturan nilai-nilai terkait dengan keadekuatan
pemenuhan udara, cairan serta pemenuhan elemen-elemen aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (upaya promosi, pencegahan,
pemeliharaan dan penyediaan kebutuhan).
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite.
Orem mengidentifikasikan tiga kategori self care requisite (Muhlisin, 2010):
12
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
1) Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat,
solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup, kesejahteraan dan
peningkatan fungsi manusia (Muhlisin, 2010).
2) Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi yang
meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti; pekerjaan baru,
perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut (Muhlisin, 2010).
3) Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat terjadinya
perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan
self care akibat suatu penyakit atau injuri (Muhlisin, 2010).
2. Teori Self Care Deficit Merupakan hal utama dari teori general keperawatan
menurut Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau
pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care
secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau
tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan. Adapun kerangka konseptual
Orem sebagai berikut :
13
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Gambar 2.1 Kerangka konseptual self care deficit menurut Orem’s untuk
keperawatan. H = hubungan, < = hubungan dengan gangguan, saat ini atau yang
akan datang. (Orem, 2001)
Penjelasan gambar tersebut sebagai berikut :
Perawatan diri adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan
diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan apabila seseorang
jatuh pada kondisi sakit, kondisi yang melelahkan (stres fisik dan psikologik) atau
mengalami kecacatan. Defisit perawatan diri terjadi bila agen keperawatan atau
orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri atau orang lain tidak
dapat memenuhi kebutuhan perawatan dirinya. Seorang perawat dalam
melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan
keperawatan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi klien.
Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self
care:
1) Tindakan atau lakukan untuk orang lain.
2) Memberikan petunjuk dan pengarahan.
3) Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
4) Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan
personal.
5) Pendidikan.
Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:
1) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu,
keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan
keperawatan.
14
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
2) Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
3) Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan
untuk kontak dan dibantu perawat.
4) Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam
bentuk keperawatan.
5) Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-
hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan
sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.
Faktor – faktor yang berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan perawatan
diri (self care) basic conditioning factor berdasarkan Orem (2001) yaitu :
1) Usia
Usia merupakan faktor penting dalam mempengaruhi self care. Usia
yang terus bertambah cenderung memiliki hubungan keterbatasan maupun
kerusakan fungsi tubuh lansia. Sehingga memunculkan bertambahnya
kebutuhan pemenuhan perawatan diri (self care) secara efektif pada usia yang
bertambah (Orem, 2001).
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memiliki andil dalam mempengaruhi kemampuan
perawatan diri. Pada laki – laki cenderung melakukan penyimpangan
kesehatan terutama dalam pengontrolan diri terkait dengan berat badan dan
gaya hidup kurang sehat seperti merokok. Wanita lebih terjaga kesehatannya
karena jarang ditemui merokok (Orem, 2001).
15
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
3) Status Perkembangan
Menurut Orem (2001) status perkembangan meliputi tingkat fisik,
seseorang, fugsional, perkembangan kognitif dan tingkat psikososial. Individu
dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri (self care) juga di pengaruhi oleh
tahap perkembangan. Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan klien, karena di sepanjang kehidupan akan berubah
kognitif dan perilaku seseorang (Potter & Perry, 2010).
4) Status Kesehatan
Status kesehatan sangat penting mempengaruhi lansia dalam memenuhi
kebutuhan perawatan diri yang berhubungan dengan diagnosis medis,
gambaran kondisi klien serta kompliksi. Status kesehatan menurut orem
antara lain status kesehatan saat ini, status kesehatan dahulu serta presepsi
individu terkait kesehatannya (Orem, 2001).
5) Sosiokultural
System yang bsalin berkaitan antara lingkungan social. Keyakinan
spiritual dan fungsi keluarga (Orem, 2001).
6) Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan memiliki andil peran dalam mempertahankan
kesehatan, megobati keluhan yang dialami lansia serta mediagnostik suatu
penyakit (Orem, 2001).
7) Sistem Keluarga
Sistem keluarga memiliki peran dan hubungan terkait memenuhi
kebutuhan lansia sesuai dengan peraturan, tipe dan budaya keluarga masing –
masing (Orem, 2001).
16
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
8) Pola Hidup
Pola hidup merupakan aktivitas yang sering silakukan individu secara
berulang – ulang setiap hari (Orem, 2001).
9) Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat individu dalam melakukan aktivitas
pemenuhan kebutuhan dirinya baik lingkungan rumah maupun yang
bertempat di panti werdha (Orem, 2001).
10) Ketersediaan Sumber
Ketersediaan sumber terkait dengan ekonomi, personal, kemampuan dan
waktu dalam memdukung perawatan atau proses penyembuhan klien (Orem,
2001).
2.2 Konsep Lansia
2.2.1 Definisi Lansia
Definisi lansia merupakan seseorang dengan usia 60 tahun ke atas baik wanita
maupun laki – laki (Kushariyadi, 2011). Lansia bukan sebuah penyakit, namun tahap
lanjutan dari suatu proses kehidupan terakhir dengan adanya penurunan kemampuan
dalam beradaptasi dengan stress di lingkungannya (Effendi, 2013). Kelompok usia
yang di kategorikan memasuki masa lansia terjadi suatu proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan.
Menua merupakan bagian dari proses kehidupan dialami individu yang tidak
dapat dihindari (Fitrie, 2016). Menua atau proses tua berasal dari sang pencipta yaitu
17
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Allah SWT, dimana setiap orang akan mengalami proses menjadi tua diikuti dengan
kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).
Menurut Fatmah, (2010) terdapat beberapa teori penuaan yang di jelaskan di
antaranya yaitu :
1. Teori Berdasarkan Sistem Organ
Teori sistem organ pada lansia terdapat beberapa bagian organ yang
mengalami hambatan sehingga memunculkan proses penuaan. Hal ini dpengaruhi
oleh sistem - sistem organ penting dalam proses penuaan diantaranya adalah
sistem endokrin dan sistem imun. Penurunan siatem imun terjadi akibat timus
yang mengecil mengakibatkan meningkatnya penyakit infeksi pada lansia.
Peningkatan usia lanjut memicu munculnya peningkatan insidensi penyakit
(Fatmah, 2010).
2. Teori Kekebalan Tubuh
Teori kekebalan tubuh (break down theory) berkaitan dengan proses
penuaan akibat penurunan kekebalan tubuh secara bertahap, sehingga tubuh sulit
dalam mempertahankan diri terhadap luka, penyakit, dan sel asing. Bertambahnya
usia menyebabkan hormon-hormon yang di keluarkan sel timus yang mengontrol
sistem kekebalan tubuh menghilang (Fatmah, 2010).
3. Teori kekebalan
Teori kekebalan berhubungan dengan autoimun, pada usia lanjut tubuh
sulit mengidentifikasi dalam membedakan antara sel normal dan tidak normal.
Muncul antibodi yang menyerang karena kekurangan kemampuan sistem tubuh
mengenali dirinya sendiri, menganggap sel yang mengalami perubahan adalah sel
18
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
asing sehingga dihancurkan. Perubahan ini di kenal peristiwa autoimun yang
menyebabkan masalah penyakit degeneratif pada lansia (Fatmah, 2010).
4. Teori Fisiologik
Proses penuaan sebagai akibat adaptasi stres yang berasal dari dalam atau
luar yang bersifat fisik, psikologik, maupun sosial (Fatmah, 2010).
5. Teori Psikososial
Usia lanjut lebih memfokuskan diri terkait dengan dirinya dan arti
kehidupan serta kurang peduli dengan peristiwa atau isu-isu yang terjadi (Fatmah,
2010).
6. Teori Kontinuitas
Gabungan dari teori pelepasan dan teori aktivitas. Lansia dapat berubah di
pengaruhi oleh kepribadiannya. Seorang yang sebelumnya sukses, lebih mudah
pada usia lanjut tetap aktif beraktivitas berinteraksi dengan lingkungannya dan
tetap berusaha mempertahankan identitas dirinya (Fatmah, 2010).
7. Teori Sosiologik
Pada lansia cenderung mengalami penurunan dalam berpatisipasi di dalam
pekerjaam ataupun kegiatan. Salah satu contoh pensiunan, usia lanjut mengalami
penurunan/ tidak ada tanggung jawab lagi dalam hal pekerjaan. Sedangkan di
masyarakat lansia mengalami penurunan partisipasi karena terjadi proses
pelepasan ikatan / penarikan diri pada lingkungan (Fatmah, 2010).
8. Teori Aktivitas
Lansia tetap aktif beraktivitas dalam kegiatan sosial, berlawanan dari teori
pelepasan ikatan kebiasaan sebelum usia lanjut aktif mempengaruhi peran di
19
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
keluarga, masyarakat karena tetap merasa puas dengan dirinya (Fatmah,
2010).
9. Teori Penuaan Ditinjau dari Sudut Biologis
Proses penuaan biologis tubuh dulu berkaitan dengan organ tubuh, namun
saat ini terjadi karena perubahan dalam sel - sel tubuh (Fatmah, 2010).
10. Ketersediaan Sumber
Ketersediaan sumber ini termasuk ekonomi, personal, kemampuan dan
waktu. Ketersediaan sumber – sumber yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan dalam perawatan diri (Fatmah, 2010).
2.2.2 Klasifikasi Lansia
Menurut World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan pembagian
lansia berdasarkan umur mengenai usia lanjut :
1. Usia Pertengahan (middle age) : 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) : 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) : 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun
Menurut (Depkes dalam Sutikno, 2011) terdapat pengelompokan Batasan lansia
sebagai berikut :
1. Usia pertengahan : 45-54 tahun
2. Lanjut usia dini : 55-64 tahun
3. Usia lanjut : 65 tahun ke atas
4. Usia lanjut resiko tinggi : 70 tahun ke atas
20
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
2.2.3 Permasalahan Kesehatan Lansia
Perubahan fisik lansia merupakan hal yang normal dipengaruhi oleh faktor
kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Selain itu, usia lansia selalu mengalami
pertambahan yang memunculkan beberapa masalah kesehatan menurut Vilda (2018)
yang sering diderita diantaranya yaitu :
1) Kurang bergerak, lansia identik dengan perubahan fisik terkait aktivitasnya
terutama dalam bergerak. Gangguan keterbatasan bergerak banyak ditemukan
pada tulang, sendi dan otot yang mulai mengalami pengroposan dan kelemahan.
Disisi lain terdapat faktor lain penyebab lansia kurang bergerak yaitu karena
adanya masalah kesehatan yang membutuhkan intoleransi aktivitas pada
penyakit jantung dan pembuluh darah (Vilda, 2018).
2) Instabilitas, jatuhnya lansia disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik yang melekat bekaitan dengan fisik individu berupa penyakit dan
proses menua. Sedangkan pada faktor ekstrinsik berasal dari luar tubuh seperti
pengaruh obat – obatan dan lingkungan. Akibat dari lansia jatuh terjadi
kerusakan di bagian tertentu tubuh yang memunculkan rasa sakit, patah tulang,
cedera kepala, luka bakar karena air panas. Meskipun, sebagian besar jatuh tidak
mengancam nyawa menyebabkan kematian, namum memberikan efek negative
kepada lansia terhadap psikologik berupa rasa takut terjatuh lagi sehingga lansia
membatasi bergerak sampai tidak mau untuk berjalan (Vilda, 2018).
3) Beser, dimaknai dengan buang air kecil (bak) berupa air seni yang keluar tanpa
disadari yang menyebabkan masalah kesehatan maupun sosial bagi lansia.
Peristiwa beser (bak) tidak terkendali merupakan masalah yang wajar dialami
21
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
oleh lansia yang dapat memperburuk kualitas lansia (Vilda, 2018). Nama lain
dari beser disebut juga Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin
yang tidak dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga
menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan (Kane et al., 2008; Cigolle et
al., 2007).
4) Gangguan intelektual, yaitu gangguan di tandai dengan penurunan daya ingat
yang cukup berat dan adanya gangguan intelektual yang menggagu aktivitasnya
sehari – hari. Peristiwa ini meningkat secara drastis pada usia 60 – 85 tahun
sekitar 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami dimensia (kepikunan
berat) sedangkan pada usia 85 tahun ke atas mendekati 50% kejadian ini
meningkat. Salah satu penyebab dari gangguan intelektual ini adalah depresi
(Vilda, 2018).
5) Infeksi, pada usia lanjut (usila) infeksi merupakan penyebab kesakitan dan
kematian nomer 2 setelah penyakit kardiovaskular di dunia. Hal ini terjadi akibat
beberapa hal antara lain: adanya penyakit komorbid kronik yang cukup banyak,
menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya komunikasi
usila sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara
dini. Tanda infeksi pada lansia untuk temperature tubuhnya cenderung menurun
(Kane et al., 2008).
22
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
2.3 Konsep Panti Werdha
2.3.1 Definisi Panti Werdha
Panti Werdha merupakan unit pelaksanaan teknis di bidang pembinaan
kesejahteraan Sosial Lanjut Usia / Jompo, yang memberikan pelayanan
kesehatan sosial bagi para lansia / jompo berupa pemberian penampungan
jaminan hidup seperti makan, minum, pakaian, tempat tidur, dan pemeliharaan
kesehatan. Upaya panti Werdha untuk mencapai kondisi maksimum atau
optimal yaitu melalui pelayanan yang diberikan dengan pengelolaan aktivitas
lansia agar tetap mandiri dan sehat dengan menyiapkan waktu luang untuk
olah raga senam, rekreasi, bimbingan sosial, mental dan ibadah. Kegiatan dan
program yang ada senantiasa untuk mempertahankan pemenuhan kehidupan
lansia, tetap sehat, dan sejahtera.
2.3.2 UPTD Griya Werdha
UPTD Griya Werdha merupakan unit pelayanan yang bertugas untuk
menampung dan memberikan hunian bagi para lansia (lanjut usia) yang
terlantar (Damayanti, 2017). Salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Griya Werdha berada di Jambangan Kota Surabaya yang merupakan naungan
dari dinas sosial secara langsung. UPTD Griya Werdha memiliki tugas dalam
pemberian pelayanan khusus terhadap lansia perempuan dan laki-laki yang
tidak mampu/miskin, terlantar dan tidak memiliki keluarga (Rahayu, 2018).
23
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
2.4 Keaslian Penelitian
Tabel 2.1 Keywoard Development
Self care
OR
Personal Hygiene
Elderly
OR
Older adult
Nursing Home
OR
Home care
Alternatif kata kunci seperti di atas (Tabel 2.1 ) digunakan untuk
mencari literature artikel jurnal, Database Science Direct, Scopus Link,
Repository Universitas Indonesia, Jurnal Keperawatan, dan Jurnal nasional
digunakan untuk mendapatkan artikel dan mengerucutkan pencarian
berdasarkan judul, abstrak, dan hasil penelitian.
Judul Artikel:
Penulis: Tahun
Metode (Desain,
Sampel,
Variabel,Instrumen,
Analisis)
Hasil Penelitian
The factors that are
related to self-care
agency in patients
with hypertension.
(Kharisna, Ropi and
Rahayu, 2018)
D: cross sectional
S: 100 responden
V: Faktor, Agen
Perawatan diri,
hipertensi
I: exercise of self-
Hasil penelitian ini
didapatkan faktor – faktor
yang mempengaruhi
kemampuan perawatan diri
pasien secara signifikan
diantaranya usia, edukasi,
jenis kelamin, asuransi
Tabel 2.2 Keaslian penelitian berupa analisis faktor berhubungan dengan
perawatan diri (self care) pada lansia yang tinggal di Panti Werdha
di Surabaya.
24
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Judul Artikel:
Penulis: Tahun
Self-care practices
and health-seeking
behavior among older
persons in a
developing country:
Theories-based
research
(Irwan, Andi
Masyitha, Kitaoka et
al., 2016)
The effects of elderly
diabetic patients self-
care agency on their
self-care bahaviour
(Kim, 2016)
Metode
(Desain,Sampel,
Variabel,Instrumen,
Analisis)
care agency (ESCA)
questionnaire
A: Uji tes spearman
dan uji Chi Square
D: Cross-Sectional
S : 124 Responden
V: self care practices,
older person,
health seeking
behaviour
I : The Health
Promoting Lifestyle
Profile II (HPLP)
questionnaire
A: korelasi antara
variable
menggunakan tes
statistik korelasi
Spearman
D: Cross-sectional
S : 222 Responden
V: Diabetes, self
care, Lansia
I : Self-as-care
inventory (SCI) and
Self-care behavior
scale
Hasil Penelitian
= 0,82, p < 001). Artinya
perilaku self care lebih
tinggi saat self care agency
tinggi. Menurut hasil
analisis regresi, kejelasan
Penelitian ini menemukan
hubungan antara gaya
kesehatan dan gaya hidup.
Berdasarkan analisis
multivariat
mengungkapkan bahwa
faktor yang paling
mempengaruhi
kemampuan perawatan diri
adalah gaya hidup.
Penelitian ini menyarankan
para perawat untuk
meningkatkan kemampuan
perawatan diri pasien
hipertensi dimana harus
peduli tentang gaya hidup
pasien dan membantu
pasien untuk memodifikasi
gaya hidup mereka.
Hasil penelitian ini
didapatkan pemahaman
tentang praktik perawatan
diri dan efikasi diri
diperlukan untuk
meningkatkan perawatan
kesehatan di Negara
berkembang. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan
25
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Judul Artikel:
Penulis: Tahun
Factors associated
with the self-care of
home-dwelling older
people (Räsänen et
al., 2014)
Metode
(Desain,Sampel,
Variabel,Instrumen
, Analisis)
A: t-test, one-way
ANOVA, scheffe’s test,
and pearson’s
correlation
D : Deskriptif,
korelasional dan
cross-sectional
S : 180 Responden
V: self care, older
people
I : wawancara dengan
self care of
homedwelling
elderly instrument
(77 Question)
A: eksplorasi dan
koefisien korelasi
Hasil Penelitian
self care agency pada
pasien lansia dengan
diabetes mellitus
menunjukkan korelasi
positif yang signifikan
dengan perilaku self care (r
perilaku perawatan diri
kekuatan self care agency
adalah 77% (p<001),
menunjukkan bahwa self
care agency adalah
variable yang berpengaruh
kuat untuk perilaku self
care.
Penelitian ini menemukan
hubungan antara gaya
perilaku perawatan diri
dengan kepuasan hidup,
harga diri dan kapasitas
fungsional responden.
Gaya perilaku perawatan
diri yang bertanggung
jawab memiliki hubungan
positif yang kuat dengan
kepuasan hidup, harga diri
dan kapasitas fungsional.
Gaya perilaku perawatan
diri yang dipandu secara
formal memiliki hubungan
yang signifikan secara
statistik dengan kepuasan
hidup dan harga diri yang
tinggi. Gaya perilaku
perawatan diri independen
terkait dengan kapasitas
fungsional yang
baik (pribadi ADL dan
IADL) dan harga diri yang
kuat.
26
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Judul Artikel:
Penulis: Tahun
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
perilaku personal
hygiene pada lansia di
kelurahan bangetayu
wetan semarang.
(Tabara, 2015)
Faktor - faktor yang
mempengaruhi
kemampuan
perawatan diri pada
lansia di desa
windujaya kecamatan
kedungbanteng
kabupaten banyumas
(Setiawati. D, 2016)
Metode
(Desain,Sampel,
Variabel,Instrumen,
Analisis)
D: Cross Sectional
S : 235 Responden
V: faktor perilaku
personal hygiene,
lansia
I: Kuesioner
A: Uji chi square dan
kendall
D: deskriptif analitik
S: 77 responden
V: faktor, lansia,
perawatan diri
I: Kuesioner
A: analisa univariat
Hasil Penelitian
Hasil analisa diperoleh dari
234 responden penelitian,
citra tubuh Pvalue 0,000,
kebiasaan lansia Pvalue
0,000, kondisi fisik Pvalue
0,000. Simpulan : faktor –
faktor yang mempengaruhi
perilaku personal hygiene pada lansia di kelurahan
Bangetayu Wetan
Semarang adalah citra
tubuh, sosioekonomi,
pengetahuan, kebiasaan
lansia dan kondisi fisik
memiliki hubungan dengan
perilaku personal hygiene.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi
kemampuan perawatan diri
lansia di Desa Windujaya
Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian
berdasarkan analisa
univariat 77 responden
didapati sebagian besar
memiliki citra tubuh positif
(84,4%), praktik sosial
baik (83,1%), sosial
ekonomi cukup (49,4%),
pengetahuan tinggi
(55,8%), tidak ada
pengaruh kebudayaan
(83,1%), kebiasaan baik
(80,5%) dan
kondisi fisik mandiri
(90%). Kesimpulannya
yaitu faktor-faktor lansia di
27
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Judul Artikel:
Penulis: Tahun
Faktor - faktor yang
berhubungan
denganperawatan diri
pada lansia di
posdaya sumanik
sehat nagari
Sumanik Kec.
Salimpaung
Kabupaten Tanah
Datar 2018
(Yeni et al., 2018)
Analisis faktor yang
berhubungan dengan
perawatan diri lansia
di panti sosial tresna
werdha budi luhur
jambi
(Ramli, 2015)
Hubungan konsep diri
dengan perawatan diri
pada lansia di Bplu
Senja Cerah Propinsi
Sulawesi Utara
(Tani,V.A,Siwu,2017)
Metode
(Desain,Sampel,
Variabel,Instrumen
, Analisis)
D: korelasi dengan
Cross Sectional
S: 69 responden
V: Lansia, Perawatan
Diri, Status
Perkawinan, Status
Sosio Ekonomi,
Tingkat
Pendidikan,
Umur.
I: Kuesioner
A: Uji Chi Square
D: cross sectional
S: 55 responden
V: Perawatan diri,
daya ingat,
motivasi,
kemampuan fisik
I: Observasi dan
Kuesioner
A: Uji Chi Square
D: cross sectional
S: 40 responden
V: Konsep Diri,
Perawatan Diri,
Lansia
I: Kuesioner
A: Uji Chi Square
Hasil Penelitian
Desa Windujaya sebagian
besar baik/positif sehingga
memberikan pengaruh baik
terkait kemampuan
perawatan diri lansia.
Hasil penelitian ini yaitu
perawatan diri yang baik
dan perawatan diri yang
buruk terdapat hubungan
yang bermakna antara
umur dengan perawatan
diri lansia, terdapat
hubungan yang bermakna
antara status sosio
ekonomi dan pendidikan
dengan perawatan diri
lansia, dan terdapat
hubungan yang bermakna
antara status perkawinan
dengan perawatan diri
lansia.
Ada hubungan yang
bermakna antara daya
ingat, motivasi, dan
kemampuan fisik dengan
perawatan diri lansia.
Terdapat hubungan konsep
diri lansia dengan
perawatan diri lansia di
BPLU Senja Cerah
Provinsi Sulawesi Utara.
28
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Faktor Kondisi
(Basic Conditioning
Factor)
4. Status Perkembangan
5. Sosiokultural
6. Sistem pelayanan
Kesehatan
7. Sistem keluarga
8. Pola Hidup
9. Lingkungan
10. Ketersediaan sumber
KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
BAB 3
Perawatan Diri (Self Care)
Lansia
1. Pemenuhan Makanan
2. Proses Eliminasi
3. Berpakaian, Berhias
4. Mandi (menjaga tubuh agar
bersih dan rapi)
Kemampuan
Perawatan Diri
(Self Care Agency)
: Di teliti
: Tidak diteliti
2. Jenis Kelamin
3. Status Kesehatan
1. Usia
Kebutuhan
Perawatan Diri Terapeutik
(Therapeutic Self Care
Demands)
1. Upaya Promosi
2. Pencegahan
3. Pemeliharaan
4. Penyediaan Kebutuhan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perawatan Diri (Self Care)
Lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya (Orem, 2001).
Agen Keperawatan
28
29
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
3.2 Uraian Kerangka Konseptual
Berdasarkan gambar 3.1 menurut teori self care oleh Orem, tahun 2001
dijelaskan bahwa terdapat faktor kondisi dasar individu yang terdiri dari 10 faktor
diantaranya usia, jenis kelamin, status kesehatan, status perkembangan, sosiokulturul,
sistem pelayanan kesehatan, sistem keluarga, pola hidup, lingkungan dan
ketersediaan sumber yang memiliki pengaruh besar terkait pemenuhan perawatan
diri. Perawatan diri pada individu terpenuhi apabila melakukan tindakan yang mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya, menjaga kesehatan dan menyejahterahkannya, baik
secara mandiri ataupun dibantu orang lain apabila tidak mampu.
Pemenuhan perawatan diri lansia seperti makan, eliminasi, berhias dan mandi
dipengaruhi oleh aspek lain yaitu kemampuan perawatan diri (self care agency) dan
kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care demands) dan agen
keperawatan yang tidak lepas adanya hubungannya keterkaitan dengan faktor kondisi
dasar. Berdasarkan penjelasan diatas, fokus yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah faktor dasar kondisi (usia, jenis kelamin dan status kesehatan) dengan
perawatan diri (self care) serta hubungan dari kemampuan perawatan diri (self care
agency) dengan perawatan diri (self care) berupa makan, eliminasi, berhias dan
mandi.
Kemampuan perawatan diri (self care agency) mengacu pada kekuatan atau
kemampuan individu untuk terlibat lansung dalam tindakan pemenuhan kebutuhan
perawatan diri (self care). Kemampuan perawatan diri (self care agency) yang baik
memberikan pengaruh peningkatan pada perawatan diri lansia dan sebaliknya.
30
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Kondisi aspek lain yaitu kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care
demands) adalah tindakan perawatan diri secara total dalam jangka waktu tertentu
dengan cara upaya promosi, pencegahan, pemeliharaan dan penyediaan kebutuhan
untuk memenuhi seluruh kebutuhan perawatan diri individu. Sedangkan agen
keperawatan merupakan orang yang memberikan perawatan pada seseorang.
Munculnya defisit perawatan dapat terjadi apabila agen perawat tidak memiliki
pengetahuan dalam asuhan keperawatan sehingga pemenuhan perawatan diri tidak
terpenuhi dengan baik yang menimbulkan ketidakseimbangan antara kebutuhan
perawatan diri dengan agen perawatan.
3.3. Hipotesis Penelitian
H1:1 Ada hubungan usia yang berkaitan dengan perawatan diri (self care) lansia.
H1:2 Ada hubungan jenis kelamin yang berkaitan dengan perawatan diri (self care)
lansia.
H1:3 Ada hubungan status kesehatan yang berkaitan dengan perawatan diri (self care)
lansia.
H1:4 Ada hubungan kemampuan perawatan diri (self care agency) yang berkaitan
dengan perawatan diri (self care) lansia.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
31
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan ataupun desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan
untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi kesulitan yang dapat
terjadi selama proses penelitian (Notoatmojo, 2010). Menurut Arikunto (2010)
rancangan penelitian adalah sebuah arah jalannya sebuah penelitian untuk menuntun
arah berjalannya proses penelitian yang benar dan baik sehingga sesuai dengan tujuan
yang dicapai dan tepat.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi korelatif, dengan
menggunakan metode cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Penelitian hanya satu kali
dan satu saat, tidak ada follow up (Nursalam, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui determinan faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care)
yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi terdiri dari subjek/objek semua
karakteristik atau sifat – sifat yang dimilikinya (Siyoto, 2015). Populasi terbagi
menjadi 2 yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target merupakan
populasi yang menjadi sasaran akhir penelitian dengan target umum biasanya dibatasi
32
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
oleh kharakteristik, sedangkan populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi
kriteria penelitian dan dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya dengan
mengambil sampel populasi target sebagai mewakili kelompok populasi. Populasi
yang diambil oleh peneliti yaitu pada lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargo
Dedali, UPTD Griya Werdha dan Panti Werdha Usia. (Nursalam, 2016).
1. Panti Werdha Hargo Dedali
1) Populasi target : 44 lansia
2) Populasi terjangkau : 44 – 8 = 36 lansia
Keterangan : 8 adalah jumlah lansia yang usianya di bawah 60 tahun serta
mengalami kelainan kognitif berat.
2. UPTD Griya Werdha
1) Populasi target : 148 lansia
2) Populasi terjangkau : 148 – 63 = 85 lansia
Keterangan : 63 adalah jumlah lansia yang usianya di bawah 60 tahun serta
mengalami kelainan kognitif berat.
3. Panti Werdha Usia
1) Populasi target : 21 lansia
2) Populasi terjangkau : 21 – 4 = 17 lansia
Keterangan : 4 adalah jumlah lansia yang usianya di bawah 60 tahun serta
mengalami kelainan kognitif berat.
Total nilai populasi terjangkau adalah 213 – (63+8+4) = 213 – 75 = 138 lansia
33
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
berdasarkan prosedur yang mempu mewakili seluruh populasi (Siyoto, 2015). Sampel
dalam penelitian ini adalah lansia tinggal di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya
Werdha, dan Panti Werdha Usia.
4.2.3 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Nursalam, 2016). Penelitian ini dalam pengambilan sampel
dilakukan dengan cara probability sampling jenis cluster random sampling.
Probability sampling merupakan bahwa setiap subjek dalam populasi mempunyai
kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Sedangkan cluster
merupakan pengelompokan sampel berdasarkan wilayah atau lokasi populasi. Jenis
sampling ini dapat dipergunakan dalam dua situasi (Nursalam, 2016).
Metode ini dipilih karena sampel target dalam penelitian memiliki perbedaan
terkait penentuan pembagian wilayah atau lokasi diantaranya wilayah Surabaya
Timur, Selatan dan Utara. Kemudian responden dipilih secara acak yaitu dengan
memperhatikan unsur-unsur yang dikehendaki dari data yang sudah ada. Kemudian
seluruh sampel dari masing-masing strata akan digabung menjadi satu sampel.
4.2.4 Penentuan besar sampel
Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut:
34
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Jumlah responden sebesar 102,60 responden, hasil tersebut dibulatkan
menjadi 103. Jadi responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak
103 responden. untuk menentukan besar sampel setiap strata adalah :
Total = I+II+III= 27 lansia + 63 lansia + 13 lansia = 103 lansia
Sampel penelitian ini adalah lansia di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD
Griya Werdha, dan Panti Werdha Usia di Surabaya. Adapun Kriteria menentukan
layak tidaknya responden agar sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut :
Keterangan :
Panti I = Panti Werdha Hargo Dedali
Panti II = UPTD Griya Werdha
Panti III = Panti Werdha Usia
Keterangan (untuk prediksi):
n=Besar sampel
N=Besar populasi
d = Tingkat signifikansi (p) (0,05)
35
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
1. Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum dari subjek penelitian dari suatu
populasi yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria sebagai
berikut :
1) Lansia tidak memiliki masalah kognitif berat setelah dilakukan skrining
dengan MMSE.
2) Lansia bersedia menjadi responden.
2. Kriteria ekslusi menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dengan berbagai sebab (Nursalam, 2016).
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.3.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2016). Variabel dalam
penelitian ini adalah meliputi variabel independen (bebas) dan variabel dependen
(terikat).
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah usia, jenis kelamin, dan status kesehatan serta kemampuan perawatan diri
(self care agency) yang mempengaruhi perawatan diri lansia.
36
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
2. Variabel dependen (Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi, nilainya ditentukan
oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
perawatan diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
4.3.2 Definisi Operasional
Menjelaskan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian
secara operasional sehingga mempermudah pembaca dalam mengartikan makna
penelitian. Perumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Variabel Definisi
Operasional Parameter
Alat
ukur Skala Skor
Variabel
Independen
Usia
Lamanya
hidup
responden
mulai dari
lahir hingga
sekarang
Dalam batasan
diatas 60 tahun
Instru-men
demografi
Rasio
-
Jenis Kelamin Perbedaan
individu
terkait biologis dan
fisiologis
yang tampak
dari luar
Laki – Laki
Perempuan
Instrum-
en
demografi
Nominal 1) Laki – Laki
2) Perempuan
Status Kesehatan Keterangan
tentang
kondisi
individu saat
ini
Kondisi
kesehatan
saat ini
Data
sekun-
der
Ordinal 1) Sakit
2) Sehat
Kemampuan
perawatan diri
(self care agency)
Kemampuan
individu dalam
melakukan
perawatan diri
Adanya 35
pertanyaan
yang
menunjukkan kesesuaian
Kuesioner
Exercise Self
Care Agency
Scale
Ordinal
Kategori Berdasarkan
Skor :
1) Kurang = 1-43,75
2) Cukup = 43,76-87,5 3) Baik = 87,6-131,25
Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan analisis faktor usia, jenis kelamin, status
kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self care agency) dengan perawatan
diri (self care) Lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
37
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
4.4. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah informed consent,
lembar kuesioner, alat tulis dan responden
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
atau informasi untuk menjawab permasalahan dalam suatu penelitian. Alat ukur yang
dipakai untuk mengetahui suatu penelitian. Instrumen ini digunakan untuk
mengetahui faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia yang
tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
1. Kuesioner A : Data Demografi
1) Usia
Pada data demografi usia, penulis tidak menuliskan dalam beberapa
kategori, namun responden sendiri yang menuliskan pada tempat yang
dengan
kemampuan
perawatan diri
individu
4) Sangat Baik =131,26
-175
Variabel
dependen
Perawatan diri
(self care) lansia
di Panti Surabaya.
Kondisi dimana
lansia bertindak
atau beraktivitas
dalam memenuhi
activity daily living
dasar secara
mandiri
1) Makan
2) Eliminasi
3) Berhias
4) Mandi
Kuesioner
self care
Ordinal
Kategori Berdasarkan
Skor :
1) Kurang = 1-15
2) Cukup = 16-30 3) Baik = 31-45
4) Sangat Baik = 46-60
38
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
telah disediakan oleh peneliti. Usia dikategorikan saat tabulasi untuk
analisa data.
2) Jenis Kelamin
Pada data demografi jenis kelamin, penulis membagi membagi
menjadi 2 yaitu Perempuan dan laki – laki.
3) Pendidikan
Pada pernyataan pendidikan, peneliti membagi menjadi 5 kategori
jawaban SD, SMP, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan Tidak Sekolah.
4) Status Kesehatan
Pada data status kesehatan responden didapat melalui data sekunder
dengan pengkategorian sehat atau sakit.
2. Pernyataan status kesehatan dibagi menjadi 2 yaitu sehat dan sakit, Kuesioner B :
Kuesioner Exercise Self Care Agency Scale
Kuesioner B menggunakan Kuesioner exercise self care agency scale oleh
kuesioner Kearney & Fleischer’s (Kearney & Fleischer’s, 1979; Julie A. Nelson-
McEvers,1995) dengan total pertanyaan 35. Cara pengisiannya menjawab dengan
cara melingkari nomor yang paling menunjukkan seberapa banyak pernyataan
masing-masing yang sesuai dengan diri responden.
Hasil pengukuran kemampuan perawatan diri dikategorikan menjadi 4 yaitu :
1. Semua Tidak Menggambarkan Saya = 1
2. Sedikit Menggambarkan Saya = 2
3. Cukup Menggambarkan Saya = 3
39
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
4. Menggambarkan Saya = 4
5. Sangat Menggambarkan Saya = 5
Tabel 4.2 kategori skor kemampuan perawatan diri (self care agency)
3. Kuesioner C : Pemenuhan perawatan diri (self care)
Kuesioner perawatan diri disusun oleh peneliti sebelumnya Widiyanti, E (2017)
yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Instrumen yang terdiri dari 20
pertanyaan positif telah dimodifikasi.
Tabel 4.3 Blueprint skala perawatan diri (self care) No. Parameter No Soal Jumlah
1. Makan 1, 2, 3, 4, 5 5
2. Eliminasi 6, 7, 8, 9, 10 5
3. Berhias 11, 12, 13, 14, 15 5
4. Mandi 16, 17, 18, 19, 20 5
Total 20
Hasil pengukuran perawatan diri (self care) dikategorikan menjadi 4 yaitu :
1. Tidak pernah = 0
2. Kadang – kadang = 1
Tabel 4.4 kategori skor perawatan diri (self care)
No Parameter Skoring
1. Kurang 1-43,75
2. Cukup 43,76-87,5
3. Baik 87,6-131,25
4. Sangat Baik 131,26-175
No Parameter Skoring
1. Kurang 1-15
2. Cukup 16-30
3. Baik 31-45
4. Sangat Baik 46-60
3. Sering = 2
4. Selalu = 3
40
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang menganalisa faktor – faktor yang berhubungan perawatan
diri (self care) lansia di Panti Surabaya ini dilakukan di Panti Werdha Usia, UPTD
Griya Werdha dan Panti Werdha Hargo Dedali di Surabaya pada bulan Juni 2019.
4.7 Prosedur pengambilan dan pengumpulan data
Pengambilan data berdasarkan dari sumber penelitian dibagi menjadi 2
macam yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer merupakan
data yang didapatkan dari pengukuran dan survei oleh peneliti secara langsung.
Sedangkan data sekunder didapatkan dari pihak lain, seperti pihak pelayanan
kesehatan/perawat di Panti Werdha. Sumber data primer yang diperoleh dari
penelitian ini berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Sementara untuk data
sekunder penelitian ini adalah data yang diambil melalui pihak lain yang
berhubungan dengan responden seperti pihak panti untuk menanyakan terkait jumlah,
status kesehatan dan kharakteristik keseluruhan lansia di Panti.
Waktu pengambilan dan pengumpulan data, peneliti sebelumnya telah
membuat surat pengantar dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
yang ditujukan kepada Bakesbangpol. Kemudian setelah surat turun dari
Bakesbangpol surat dibawa ke dinas sosial, dari dinas sosial surat dapat ditunjukkan
pada kepala UPTD Griya Werdha, Panti Tresna Werdha Hargo Dedali, dan Panti
Werdha Usia yang dituju untuk melakukan pengambilan data awal. Setelah
mendapatkan persetujuan dari pihak Panti Werdha langkah awal yang dilakukan
41
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
peneliti yaitu melakukan survey dengan cara mewawancarai perawat dan petugas di
UPTD Griya Werdha, Panti Werdha Hargo Dedali dan Panti Werdha Usia untuk
mendapatkan data lansia.
Hasil survey didapatkan jumlah lansia di Panti Werdha Hargo Dedali
sebanyak 44 orang dan 40 orang diantaranya mengalami penyakit dimensia. Banyak
ditemui lansia yang mengalami masalah pemenuhan perawatan diri terkait BAK dan
BAB di tempat tidur, bahkan ada lansia yang tidak menggunakan baju dan berjalan –
jalan di dalam Panti. Sedangkan survey data awal di UPTD Griya werdha menurut
perawat dan petugasnya terdapat lansia yang dimensia saat di ingatkan mandi sore
menolak dengan alasan waktu sudah malam hari. Beberapa lansia juga menolak untuk
mandi namun perawat segera membawa lansia ke kamar mandi dan memandikannya.
Setelah data awal didapatkan peneliti melakukan penyusuan jadwal penelitian,
penyusunan proposal, rancangan penelitian dan menyiapkan instrumen penelitian
berupa kuesioner. Selanjutnya peneliti melaksanakan penelitian dengan mengambil
sampel penelitian sebanyak 103 lansia yang terdiri dari 3 panti di Surabaya. Teknik
penelitian yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan dengan faktor – faktor
yang mempengaruhi pemenuhan perawatan diri (self care) pada lansia dengan teknik
kuesioner terstruktur kepada 3 Panti Werdha di Surabaya. Pengumpulan data
terstruktur kepada lansia dilakukan pada saat jadwal pengunjungan lansia dibuka.
Selain itu, Peneliti dibantu oleh teman-teman dari Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga. Persiapan pengambilan data dengan tim dengan adanya briefing terlebih
dahulu dari beberapa orang dilakukan pelatihan dengan minimal 1 kali tatap muka.
42
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan 3 kuesioner yang terdiri dari
kuesioner demografi, kuesioner exercise self care agency scale dengan menggunakan
kuesioner Kearney & Fleischer’s (Kearney & Fleischer’s, 1979; Julie A. Nelson-
McEvers,1995) dan Kuesioner self care yang didapat dari penelitian Damayanti E
(2017) yang telah di uji validitasnya dan telah dimodifikasi oleh peneliti.
Pengambilan data 3 kuesioner tersebut dilakukan selama 1 kali tatap muka dengan
responden. Pengambilan data ini diperoleh dari Panti Werdha Surabaya berdasarkan
pembagian wilayah Surabaya Timur, Selatan dan Utara. Saat proses pengisian
kuesioner lansia yang tidak mampu membaca dan menulis, peneliti membantu lansia
dengan membacakan kuesioner dan mendampinginya.
4.8 Cara analisa data
Analisa data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna
sehingga dapat dipahami (Situmorang, 2010). Proses pengolahan dan analisa data :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian alat ukur yang digunakan berupa kuesioner.
2. Pengolahan data (Editing)
Data lapangan yang ada dalam kuesioner perlu diedit, tujuan dilakukan editing ini
untuk melihat lengkap tidaknya pengisian kuesioner. Melihat logis atau tidaknya
jawaban, dan melihat konsistensi setiap pertanyaan.
43
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
3. Tabulating, merupakan penyusunan data atau pengelompokkan data dengan
tujuan supaya mudah dalam dilakukan penjumlahan, disusun dan ditata agar dapat
disajikan dan dilakukan analisis.
4. Pengkodean data (Coding)
Pengkodean data dilakukan untuk memberikan kode terhadap jawaban yang ada
pada kuesioner. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan analisa
data dan dapat mempercepat proses pemasukan data.
1) Jenis Kelamin
Laki – laki = 1
Perempuan = 2
2) Status Kesehatan
Sakit = 1
Sehat = 2
4) Kuesioner perawatan diri (Self Care)
Kurang = 1
Cukup = 2
Baik = 3
5. Entry, merupakan proses memasukkan data yaitu berupa jawaban dari masing-
masing responden dalam bentuk kode ke dalam program atau software komputer
(Notoatmodjo, 2010). Setelah dilakukan editing, data tersebut dimasukkan ke
dalam program yang digunakan untuk mengolah data menggunakan komputer
3) Kuesioner Self Care Agency
Kurang = 1
Cukup = 2
Baik = 3
Sangat Baik = 4
Sangat Baik = 4
44
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
dan perangkat lunak yang sesuai, data yang sudah dimasukkan kemudian di cek
kebenarannya.
Pengolahan data penelitian ini juga menggunakan analisis spearman rho
univariat, bivariat dan multivariat regresi ordinal dengan penjelasan diantaranya :
1) Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan dalam menjabarkan deskriptif mengenai
distribusi frekuensi dan proporsi masing – masing variabel yang diteliti, baik
variabel bebas maupun variable terikat. Bentuk analisis univariat tergantung dari
jenis datanya. Data numerik digunakan nilai mean atau rata – rata, median dan
standar deviasi. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari
tiap variable. Pada penelitian ini distribusi frekuensi responden berdasarkan :
usia, jenis kelamin, status kesehatan, kemampuan perawatan diri (self care
agency) dan perawatan diri (self care) (Sumantri, 2015).
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat dapat dilajutkan setelah analisis univariat dilakukan
sebelumnya. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan
menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat (Sumantri, 2015). Analisis
data yang digunakan adalah uji statistik Spearman Rank Corelation dengan tingkat
kemaknaan dirancang α < 0,05. Bila hasil uji α ≤ 0,05 maka H1 diterima, artinya ada
hubungan yang bermakna yaitu antara kemampuan perawatan diri (self care agency)
dengan perawatan diri (self care) pada lansia di Panti Werdha Surabaya. Bila α ≥ 0,05
45
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
maka H0 diterima artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel yang
diukur. Seluruh pengukuran data statistik dilakukan dengan software komputer yaitu
SPSS.
Tabel 4.5 Koefisien Korelasi
3) Analisis Multivariat
Analisis multivariat berasal dari kata multi (banyak) dan variate (variable) yang
berarti analisis terhadap banyak variable yang merupakan perkembangan dari analisis
univariat dan bivariat. Analisis multivariate menggunakan regresi ordinal yaitu salah
satu dari berbagai jenis analisis yang khusus digunakan jika variabel dependen adalah
data berskala kategorik bertingkat. Regresi ordinal mensyaratkan skala data variabel
terikat adalah ordinal dan skala data variabel bebas boleh kategorik ataupun
kuantitatif (numerik). Variabel bebas kategorik dalam regresi ordinal disebut dengan
istilah faktor. Sedangkan variabel bebas numerik disebut dengan istilah covariate.
Kriteria regresi ordinal:
1. Menggunakan prinsip general least square,
2. membentuk prediksi probabilitas kumulatif,
3. Jumlah probabilitas kumulatif adalah 1 (satu) atau seratus persen (100%),
Interpretasi Koefisien
Hubungan sangat lemah 0.00-0.25
Hubungan cukup 0.26-0.50
Hubungan kuat 0.51-0.75
Hubungan sangat kuat 0.76-0.99
Hubungan sempurna 1.00
46
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
4. Skala data variabel terikat harus ordinal,
5. Skala data variabel bebas boleh kategorik ataupun numerik.
4.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum kuesioner digunakan di lapangan maka diadakan uji coba kuesioner.
Uji coba kuesioner ini untuk mencegah terjadinya kesalan sistemik. Kesalahan ini
harus dihindari, karena akan merusak validitas dan kualitas penelitian. Uji validitas
dan reabilitas dilakukan pada Lansia yang tinggal di Panti Werdha Anugerah di jalan
Dukuh Kupang Barat XXIV/11-13 Surabaya, tanggal 27 Mei 2019 yang berjumlah 15
responden.
4.9.1 Uji validitas
Validitas merupakan pengukuran dan pengamatan yang berarti keandalan dan
kesahihan pada alat ukur yang digunakan dalam penelitian (instrumen). Instrumen
harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Pentingnya uji
validitas yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pertanyaan dalam kuesioner yang
harus diganti karena dianggap kurang relevan. Teknik rumus dalam validitas
penelitian ini menggunakan rumus product moment oleh Karl Pearson yang nantinya
dibantu dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS). Item
instrumen dianggap valid jika hasil uji validitas dapat dinyatakan dengan r hitung
maupun e tabel, jika r hitung > r tabel maka item instrumen dianggap valid. Besar r
tabel ditentukan berdasarkan jumlah (15) lansia dengan tingkat signifikasi 5% yaitu
diperoleh dari r tabel 0, 514. Berikut hasil uji validitas masing-masing variabel :
47
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
1. Uji validitas item pertanyaan mengenai perawatan diri (self care)
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Perawatan Diri (Self Care)
No.
Soal
Corrected Item-Total
Correlation Sebagai
rhitung
r tabel Keterangan
α 0,05; n = 15
1 1 0, 514 Valid
2 0,879 0, 514 Valid
3 0,744 0, 514 Valid
4 0,767 0, 514 Valid
5 0,816 0, 514 Valid
6 0,881 0, 514 Valid
7 0,915 0, 514 Valid
8 0,923 0, 514 Valid
9 0,923 0, 514 Valid
10 0,935 0, 514 Valid
11 0,822 0, 514 Valid
12 0,914 0, 514 Valid
13 0,890 0, 514 Valid
14 0,902 0, 514 Valid
15 0,849 0, 514 Valid
16 0,875 0, 514 Valid
17 0,735 0, 514 Valid
18 0,849 0, 514 Valid
19 0,915 0, 514 Valid
20 0,586 0, 514 Valid
2. Uji validitas item pertanyaan mengenai kemampuan perawatan diri (Self Care
Agency)
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas kemampuan perawatan diri (Self Care Agency)
No.
Soal
Corrected Item-Total
Correlation Sebagai
rhitung
r tabel Keterangan
α 0,05; n = 15
1 1 0, 514 Valid
2 0,709 0, 514 Valid
3 0,872 0, 514 Valid
4 0,830 0, 514 Valid
48
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
5 0,948 0, 514 Valid
6 0,859 0, 514 Valid
7 0,803 0, 514 Valid
8 0,931 0, 514 Valid
9 0,846 0, 514 Valid
10 0,843 0, 514 Valid
11 0,893 0, 514 Valid
12 0,879 0, 514 Valid
13 0,733 0, 514 Valid
14 0,859 0, 514 Valid
15 0,798 0, 514 Valid
16 0,994 0, 514 Valid
17 0,855 0, 514 Valid
18 0,827 0, 514 Valid
19 0,808 0, 514 Valid
20 0,659 0, 514 Valid
21 0,901 0, 514 Valid
22 0,782 0, 514 Valid
23 0,896 0, 514 Valid
24 0,789 0, 514 Valid
25 0,950 0, 514 Valid
26 0,936 0, 514 Valid
27 0,827 0, 514 Valid
28 0,936 0, 514 Valid
29 0,921 0, 514 Valid
30 0,910 0, 514 Valid
31 0,856 0, 514 Valid
32 0,684 0, 514 Valid
33 0,832 0, 514 Valid
34 0,937 0, 514 Valid
35 0,934 0, 514 Valid
4.9.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen (kuesioner) dapat
digunakan lebih dari satu kali, paling tidak responden yang sama akan menghasilkan
data yang konsisten. Reliabilitas intrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai
dengan tujuan pengukuran, utuk dapat mencapai hal tersebut maka dilakukan uji
49
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
reliabilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach diukur berdasarkan skala
cronbach 0 sampai 1. Ukuran kemantapan alpha cronbach dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
1. Nilai alpha cronbach 0, 00 sampai dengan 0, 20, berarti kurang reliabel
2. Nilai alpha cronbach 0, 21 sampai dengan 0, 40, berarti agak reliabel
3. Nilai alpha cronbach 0, 41 sampai dengan 0, 60, berarti cukup reliabel
4. Nilai alpha cronbach 0, 61 sampai dengan 0, 80, berarti reliabel
5. Nilai alpha cronbach 0, 81 sampai dengan 1, 00, berarti sangat reliabel
Berikut hasil uji reliabilitas instrumen penelitian:
Tabel 4.8 Hasil uji realiabilitas instrumen penelitian
Variabel Alpha Croncbach Keterangan
Self Care 0,989 sangat reliabel Self Care Agency 0,992 sangat reliabel
Penjelasan terkait tabel 4.5 dapat dilihat semua pernyataan atau pertanyaan dalam
semua variabel hasilnya reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
50
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
4.10 Kerangka Operasional
Variabel Independen
Usia, jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self
care agency) yang mempengaruhi
perawatan diri lansia
Variabel Dependen
Perawatan diri (self care) lansia yang tinggal
di Panti Werdha di Surabaya
Analisis data
Analisa data dengan uji Spearman
dan regression
Penyajian hasil
Sampel
Panti I
27 Lansia
Panti II
63 Lansia
Pengumpulan data
Populasi
Lansia di Panti Werdha Surabaya
Cluster random sampling
Panti III
13 Lansia
Gambar 4.3 Kerangka penelitian analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan
diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya
51
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
4.11 Etika Penelitian (Ethical Clearance)
Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subyek sehingga tidak boleh
bertentangan dengan prinsip etik. Peneliti memegang teguh sifat ilmiah dan
memperhatikan terkait bahaya risiko yang ada pada subyek, prinsip etik penelitian
keperawatan dan diharuskan melalui uji etik. Uji etik dilaksanakan oleh Komisi Etik
Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dan
disetujui pada tanggal 11 Juni 2019 dengan nomor sertifikat etik 1464-KEPK.
Proses etik dimulai dengan pengisian protokol, kemudian mengirimkan berkas
protokol untuk ditelaah oleh uji etik penelitian kesehatan kepada KEPK. Setelah
mendapatkan balasan dari reviewer, kemudian protokol etik diperbaiki. Protokol uji
etik direview oleh tiga reviewer. Setelah tiga reviewer menyetujui protokol etik yang
diajukan maka diterbitkan sertifikat lolos uji etik.
Adapun aspek etik untuk melindungi kepentingan dan hak-hak responden
dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Consent)
Lembar persetujuan sebagai peserta diberikan sebelum penelitian
dilaksanakan pada saat pengumpulan data dengan tujuan agar responden
mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika lansia yang tinggal di Panti
Surabaya bersedia menjadi responden penelitian maka responden menandatangani
lembar persetujuan sebagai tanda bersedia. Apabila responden tidak bersedia
menjadi responden maka peneliti tetap menghormati hak-hak responden.
2. Tanpa nama (Anonimity)
52
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Semua data dan informasi yang diperoleh selama penelitian akan dijaga
kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek penelitian
secara jelas dan pada laporan hasil penelitian, nama subjek penelitian dibuat kode.
Data nantinya akan disajikan sebagai hasil dari penelitian dengan tetap menjaga
kerahasiaan identitas responden untuk keperluan pengembangan ilmu
keperawatan serta tidak digunakan untuk maksud lain. Setelah penelitian selesai
data respoden dapat dimusnahkan dan tidak disebarkan.
3. Resiko keselamatan
Penelitian ini tidak memiliki risiko tinggi terjadinya suatu bahaya ataupun
luka fisik, karena metode yang digunakan yaitu tanya jawab dan kuesioner.
Namun, perlu adanya persiapan P3K ketika berlangsungnya proses pengambilan
data untuk siaga apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada responden
dan peneliti. Sehingga apabila cedera atau luka muncul secara tiba-tiba pada
responden atau peneliti dapat dilakukan penanganan/pertolongan sedini mungkin.
4. Kerahasiaan (Confidentiality)
Semua data dan informasi yang diperoleh selama penelitian akan dijaga
kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek penelitian
secara jelas dan pada laporan hasil penelitian, nama subjek penelitian dibuat kode.
Data nantinya akan disajikan sebagai hasil dari penelitian dengan tetap menjaga
kerahasiaan identitas responden untuk keperluan pengembangan ilmu
keperawatan serta tidak digunakan untuk maksud lain.
5. Keadilan (Justice)
53
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Responden diperlakukan secara adil dan baik sebelum, selama, dan sesudah
keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata
mereka tidak bersedia mengikuti penelitian. Peneliti juga akan menjelaskan
bahwa dalam penelitian ini seluruh responden yang telah berpartisipasi tidak akan
mendapatkan insentif berupa uang/biaya transport melainkan souvenir atau
barang berupa waslap dan kipas sebagai ucapan terima kasih atas partisipasinya.
4.12 Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian, ada hal yang menjadi keterbatasan penelitian
yaitu:
1. Beberapa lansia yang mengalami kesulitan dalam mengisi kuesioner dibantu
oleh peneliti dengan membacakan kuesioner tersebut, data yang diperoleh dapat
memunculkan perbedaan interpretasi dengan lansia yang dapat mengisi
kuesioner sendiri. Ada juga pertanyaan kuesioner yang harus diulang. Namun
data penelitian yang didapat telah dilakukan crosscheck kembali oleh perawat
maupun petugas panti.
2. Pengambilan data dilakukan satu kali tatap muka, sehingga data yang didapat
berdasarkan kondisi responden saat itu dan kondisi sebelumnya tidak diperiksa.
3. Perbedaan perbandingan jenis kelamin lansia laki - laki dan perempuan terpaut
jauh. Keterbatasan jumlah lansia laki – laki dapat memunculkan perbedaan hasil
penelitian, apabila adanya penelitian dengan jumlah responden laki – laki dan
perempuan yang seimbang.
54
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian meliputi 1) gambaran umum
lokasi penelitian, 2) karakteristik demografi responden terkait usia, jenis kelamin,
pendidikan dan status kessehatan, 3) variabel yang diukur yaitu variabel independen
terdiri dari usia, jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self
care agency), serta variabel dependen yaitu perawatan diri (self care). Hubungan
beberapa variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji statistik
Spearman Rho dan diinterpretasikan dengan memperhatikan nilai koefesien korelasi
dan tingkat signifikan p ≤ 0,05.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada 14-24 Juni 2019 di Panti Werdha Hargo
Dedali, UPTD Griya Werdha dan Panti Werdha Usia Surabaya. Data didapatkan
dengan cara membacakan kuesioner yang telah dipersiapkan oleh peneliti dengan
adanya pendampingan kepada 103 responden yaitu lansia yang tidak memiliki
gangguan kognitif berat setelah dilakukan Skrining MMSE (Mini Mental State
Examination) yang tinggal di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya Werdha
Jambangan dan Panti Werdha Usia Surabaya.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
1) UPTD Griya Werdha
54
55
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
UPTD Griya Werdha merupakan unit pelayanan yang bertugas
untuk menampung dan memberikan hunian bagi para lansia (lanjut usia)
yang terlantar di Surabaya. Sebelumnya Griya Werdha ini bernama Panti
Jompo Werdha Surabaya, Panti ini mengalami perpindahan karena kapasitas
penghuninya semakin banyak. Lokasi yang awalnya terletak di jalan
Medokan Asri Barat X Blok N-19 Surabaya menjadi di jalan Ketintang
Madya VI / 15 A Jambangan Surabaya. Pada bulan januari tahun 2017 panti
milik Dinas sosial Surabaya ini pindah ke Jambangan beserta perubahan
nama menjadi UPTD Griya Werdha.
UPTD Griya Werdha di huni oleh 148 lansia terdiri dari perempuan
dan laki – laki yang ruangan tempat tidurnya dipisah. Setiap kamar terdapat
beberapa bed, masing – masing lansia bed sendiri dan terdapat kamar mandi
dalam. Di tengah – tengah Panti terdapat taman dengan berbagai jenis bunga
yang tampak indah dan hijau. UPTD Panti Werdha tempatnya bersih dan
nyaman. Tersedia Musholla yang masih aktif dan sering digunakan shalat 5
waktu secara jamaah oleh lansia, pemuka agama dan petugas lainnya dan
ada tausiah. Selain itu terdapat beberapa ruangan yang ada di UPTD Panti
diantaranya ruang perawat, ruang sekertaris, tempat makan dan acara
kumpul bersama lansia serta ruang keamanan. Lansia disana dibagi menjadi
3 kategori berdasarkan tingkat kemandiriannya yaitu lansia mandiri, lansia
parsial (lansia yang mengalami keterbatasan berjalan dan pelupa) dan lansia
yang care total.
56
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
2) Panti Werdha Hargo Dedali
Panti Werdha Hargodedali Surabaya didirikan pada tanggal 30
Januari 1987 oleh sosok pejuang wanita 45 Jawa Timur dan diprakarsai
oleh almarhumah ibu R. Soedarijah Soerodikoesoemo (Dar Mortir). Latar
belakang berdirinya panti ini bermula dari rasa keprihatinan ibu Dar Mortir
yang melihat sekumpulan perempuan veteran yang menjanda yang
keadaannya perlu dibantu dan tidak memiliki tempat tinggal (tuna wisma).
Serta sebagai wujud penghargaan atas jasa perjuangan membela NKRI.
Sehingga ibu Dar memperjuangkan dengan mengajak teman – temannya
mendirikan sebuah Yayasan Panti Werdha Hargo Dedali.
Panti yang berdiri di atas sebidang tanah berukuran 2000 m persegi
tersebut merupakan tanah pemberian Walikota Surabaya yang saat itu
dijabat oleh bapak Muhaji Wijaya, yang kemudian diikuti oleh para
dermawan yang suka rela menyumbangkan berupa material – material
bangunan hingga fasilitas – fasilitas panti berupa tempat tidur, lemari, meja,
kursi, dan fasilitas lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu populasi dari
para pejuang wanita makin berkurang. Sampai saat ini penghuni dan
petugas di dalam panti berjumlah 45 lansia, perawat kesehatan 5 orang,
care giver 5 orang dan 3 orang petugas keamanan. Donasi yang diterima
saat ini berupa sembako, uang transport dan pelayanan kesehatan.
57
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
3) Panti Werdha Usia
Panti Werdha Usia yang bertepat di jalan Undaan Kulon no 7,
Peneleh, Genteng Surabaya. Telah berdiri sejak tahun 1947 sebagai tempat
tinggal lansia. Sebagian besar lansia di Panti Werdha Usia beretnis cina.
Terutama yang beragama Kristen protestan dan kristen khatolik. Petugas
disana sangat baik dan ramah ungkap lansia. Tempat Panti Werdha Usia
bersih dan rapi, tepat ditengah – tengah pemisah kamar terdapat taman.
Selain itu, ada ruangan makan, menonton tv dan tempat ibadah untuk
ngumpul bersama para lansia, serta adanya kegiatan – kegiatan untuk
meningkatkan aktivitas Oma dan Opa setiap harinya. Saat ini total jumlah
lansia yang tinggal di Panti Werdha Usia sebanyak 21 orang, total laki-laki
ada 4 orang dan perempuannya 17 orang. Sebagian besar kebutuhan lansia
terkait materi dan perlengkapan pemenuhan kebutuhannya didapat dari
yayasan dan para donatur Panti.
5.1.2 Karakteristik responden
No Karakteristik Demografi Responden
1 Usia
80 + SD 11,091
N %
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 23 22,3
Perempuan 80 77,7
Total 103 100
3 Status Kesehatan
Sakit 17 16,5
Sehat 86 83,5
Tabel 5.1 Karakteristik responden penelitian analisis faktor yang berhubungan
dengan perawatan diri (self care) pada lansia yang tinggal di Panti
Werdha di Surabaya.
Mean :
58
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui tentang distribusi responden terkait
karakteristik demografi pada 103 lansia di Panti werdha Surabaya rata - rata lansia
berusia 80 tahun. Mayoritas jenis kelamin lansia di Panti Werdha Surabaya yaitu
perempuan sebanyak 80 responden sebesar (77,7%). Lansia di Panti Werdha
Surabaya dalam status kesehatanya mayoritas dalam kategori sehat sebanyak 86
orang sebesar (83,5%). Kemampuan perawatan diri (self care agency) lansia
sebagian besar dalam kategori sangat baik sebanyak 64 responden (62,1%).
Tabel 5.2 Perawatan diri (self care) responden di Panti Werdha di Surabaya
Variabel Kategori Frekuensi Presentase
Perawatan diri
(self care)
Kurang 9 8.7
Cukup 8 7.8
Baik 8 7.8
Sangat Baik 78 75.7
Jumlah 103 100.0
Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia terkait
perawatan diri (self care) tergolong sangat baik, yaitu sebanyak 78 responden
(75,7%).
5.1.3 Data khusus
Pada bagian ini akan diuraikan distribusi determinan faktor yang
berhubungan dengan perawatan diri (self care) di Panti Werdha Surabaya, yaitu usia,
Total 103 100
4 Self Care Agency
Kurang 0 00,0
Cukup 8 7,8
Baik 31 30,1
Sangat Baik 64 62,1
Total 103 100
59
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self care agency).
Berikut ini adalah uraian masing-masing variabel dalam bentuk tabel:
Tabel 5.3 Hubungan antara usia, jenis kelamin, status kesehatan, kemampuan
perawatan diri (self care agency) dengan perawatan diri (self Care)
Lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
Keterangan :
* p value <0,05
1. Hubungan antara usia dengan perawatan diri (self care) pada lansia.
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui usia lansia maupun lansia tua tidak ada
hubunganya dengan perawatan diri. Lansia rata-rata berusia 80 tahun berdasarkan
Variable Independen
Kategori Perawatan Diri (Self care)
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
Total P
Value
f % f % f % f % ∑ %
Usia 80 tahun +
SD 11,091
9 8,7 8 7,8 8 7,8 78 75,5 103 100 0,468
*Jenis Kelamin
Laki-laki 0 0,0 1 1,0 1 1,0 21 20,4 23 22,3 0,041
Perempuan 9 8,7 7 7,4 8 7,4 57 55,3 80 78,9
Total 9 8,7 8 8,4 7 8,4 78 75,7 103 100
*Status
Kesehatan
Sakit 9 8,7 6 5,8 2 1,9 0 0,0 17 16,5 0,000
Sehat 0 0,0 2 1,9 6 5,8 78 75,7 86 83,5
Total 9 8,7 8 7,7 8 7,7 78 75,7 103 100
*Kemampuan
Perawatan Diri
(Self Care
Agency)
Kurang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,000
Cukup 6 5,8 1 1,0 1 1,0 1 1,0 8 7,8
Baik 3 2,9 7 6,8 6 5,8 15 14,6 31 30,1
Sangat Baik 0 0,0 0 0,0 2 1,9 62 60,2 64 62,1
Total 9 8,7 8 7,8 9 8,7 78 75,8 103 100
60
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
penelitian didapati sebagian besar lansia masuk dalam kategori perawatan diri sangat
baik sebanyak 78 orang sebesar 74,7%.
Hasil uji statistik menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan tidak terdapat
hubungan (r=-0,072) antara usia dengan perawatan diri (self care) pada lansia. Selain
itu juga menunjukkan tidak ada tingkat korelasi (p=0,468), dapat diartikan bahwa
usia lansia yang muda maupun tua tidak ada hubungannya dalam pemenuhan
perawatan diri (self care).
2. Hubungan antara jenis kelamin dengan perawatan diri (self care).
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa mayoritas responden memiliki jenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 80 lansia (77,7%). Serta 23 lansia laki-laki
(22,3%) sebagian besar terkait perawatan dirinya sangat baik.
Hasil uji statistik menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan terdapat
hubungan (r=-0,202*) antara jenis kelamin dengan perawatan diri (self care) lansia.
Hasil uji statistik menunjukkan (p=-0,041) yaitu ada hubungan signifikan (berarti)
antara jenis kelamin dengan perawatn diri. serta koefisien korelasi negatif yang
menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut tidak searah, dapat diartikan bahwa
perbedaan jenis kelamin seseorang berhubungan dengan perawatan dirinya.
3. Hubungan antara status kesehatan dengan perawatan diri (self care) pada
lansia.
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa 86 responden (83,5%) banyak memiliki
status kesehatan yang sehat. Sedangkan sisanya yaitu 18 responden (17,5%) status
kesehatan tergolong dalam sakit.
61
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Hasil uji statistik menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan terdapat
hubungan yang sangat kuat yaitu (r=0,837**) antara status kesehatan dengan
perawatan diri (self care). Hasil uji statistik menunjukkan (p=0,000) yaitu ada
hubungan signifikan (berarti) sangat kuat antara status kesehatan dengan perawatan
diri. Serta koefisien korelasi positif yang menunjukkan hubungan kedua variabel
tersebut searah, dapat diartikan bahwa status kesehatan seseorang sehat maka dapat
meningkatkan perawatan dirinya. Sebaliknya, seseorang dengan status kesehatan
sakit maka perawatan dirinya dapat berkurang.
4. Hubungan antara kemampuan perawatan diri (self care agency) dengan
perawatan diri (self care) pada lansia
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui mayoritas responden yang tinggal di Panti
Werdha Surabaya memiliki kemampuan perawatan diri (self care agency) yang
sangat baik sebanyak 64 responden (62,1%). Tidak ada responden (0,0%) yang
memiliki kemampuan perawatan diri (self care agency) yang tergolong kurang.
Hasil uji statistik menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan terdapat
hubungan sangat kuat (r=0,682**) kemampuan perawatan diri (self care agency)
dengan perawatan diri (self care). Selain itu juga menunjukkan tingkat korelasi yang
sangat kuat (p=0,000) serta koefisien korelasi positif yang menunjukkan hubungan
antara kedua variabel searah dengan nilai yang sama tinggi, dapat diartikan bahwa
semakin baik kemampuan perawatan diri (self care agency) lansia, maka akan
semakin baik pula perawatan diri (self care).
62
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
5.1.4 Analisis multivariat
Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi ordinal adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
* p value <0,05 yang berarti Berhubungan
** p value <0,05 yang merupakan faktor paling dominan
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa variabel usia sebesar 0,693
dengan p = 0,405 (>0,05), variabel jenis kelamin sebesar 0,948 dengan p = 0,330
(>0,05), variabel status kesehatan sebesar 17,278 dengan p = 0,000 (<0,05), variabel
kemampuan perawatan diri (self care agency) sebesar 11,160 dengan p = 0,001
(<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel status kesehatan memiliki hubungan
yang paling kuat dengan self care lansia di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya
Werdha, dan Panti Werdha Usia Surabaya.
Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Std. Error Wald p-value
Self Care Usia 0,037 0,693 0,405
Jenis Kelamin 0,954 0,948 0,330
**Status Kesehatan 1,117 17,278 0,000
*Self Care Agency 1,264 11,160 0,001
Tabel 5.4 Hasil analisis multivariat determinan faktor yang berhubungan dengan self
care lansia di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya Werdha, dan Panti
Werdha Usia Surabaya pada 14-24 Juni 2019.
63
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
5.2 Pembahasan
5.2.1 Usia dengan perawatan diri (self care)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan usia responden
dengan perawatan diri (self care). Usia yang semakin bertambah tidak dijadikan
patokan ketidakmampuan dalam beraktivitas seseorang.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar,
2018 terkait faktor - faktor yang berhubungan dengan perawatan diri pada lansia di
Posdaya Sumanik sehat Nagari Sumanik Kec. Salimpaung Kabupaten Tanah Datar
2018 didapati adanya hubungan bermakna antara usia dengan perawatan diri lansia.
Setiap usia seseorang semakin bertambah, maka semakin besar pula kemungkinan
orang tersebut mengalami penurunan segala aspek, termasuk dalam melakukan
aktivitas sehari-hari dalam pemenuhan perawatan diri. Hal ini sesuai dengan teori
Hardiwinoto (2007) yang menyatakan bahwa usia dan status perkembangan
seseorang ditandai dengan menunjukkan kemauan dan kemampuan, ataupun
bagaimana individu bereaksi terhadap ketidakmampuan melaksanakan aktivitas
sehari-hari.
Usia lansia maupun lansia tua tidak menjadikan adanya hubungan dengan
pemenuhan perawatan diri lansia. Karena dalam penelitian didapati banyak karakter
lansia yang usia >90 tahun namun dalam pemenuhan perawatan dirinya masuk dalam
kategori sangat baik dan mandiri. Sedangkan pada usia <90 tahun beberapa lansia
ditemukan total care dengan perawatan dirinya kurang. Kemampuan individu dalam
64
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
memenuhi kebutuhan perawatan diri berbeda – beda tidak bergantung berdasarkan
usia, lebih pada kekuatan daya fisik, kemampuan,dan kemauan yang dimiliki.
Usia lansia bukan menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan
perawatan diri, karena usia lansia maupun lansia tua dengan menjaga pola hidup
sehat, mempertahankan kesehatan tubuh dan beraktivitas dalam pemenuhan
kebutuhannya dapat dilakukan secara mandiri dengan baik. Namun, lansia maupun
lansia tua tidak lepas hubungannya dengan status kesehatan dimana kondisi sakit
akan mudah mengalami masalah terkait pemenuhan perawatan dirinya.
5.2.2 Jenis kelamin dengan perawatan diri (self care)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan jenis kelamin dengan
perawatan diri (self care) lansia. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas lansia
di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya Werdha dan Panti Werdha Usia
Surabaya berjenis kelamin perempuan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kharisna et
al.,2018 didapati hasil responden perempuan memiliki kemampuan keperawatan diri
yang lebih baik sebesar 52.2% dibandingkan responden laki-laki hanya 25.8%. Hasil
ini juga terdapat kesamaan dengan penelitiaannya Hu, Li, and Arao (2013) didapati
responden perempuan memiliki perawatan diri yang lebih baik daripada responden
laki-laki.
Menurut Coyle (2000) bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor
dasar yang mempengaruhi kemampuan dan kebutuhan perawatan diri (self care)
serta berkaitan dengan perawatan dependen dan kebutuhan dependen seseorang.
65
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Kecenderungan responden perempuan memiliki perilaku dan kemampuan lebih baik
dalam melakukan perawatan diri dibandingkan responden laki-laki dipengaruhi oleh
faktor sosial dan budaya. Penghuni Panti Werdha Surabaya mayoritas perempuan,
perbandingan jumlah penghuni menunjukkan bahwa angka harapan hidup yang
paling tinggi adalah perempuan.
Lansia berjenis kelamin baik laki – laki maupun perempuan memiliki
kesempatan mempertahankan fungsi fisik dalam beraktivitas. Lansia yang mandiri
perempuan dan laki - laki yang tinggal di Panti Werdha dituntut aktif dalam kegiatan
individu maupun bersama – sama. Lansia memiliki tanggungjawab dalam memenuhi
kebutuhannya, karena banyaknya penghuni lansia di Panti Werdha dengan
perbandingan jumlah perawat yang minimum.
5.2.3 Status kesehatan dengan perawatan diri (self care)
Data yang telah diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
lansia di Panti Werdha status kesehatannya termasuk dalam kondisi sehat, dari data
tersebut diperoleh hasil bahwa antara status kesehatan dengan perawatan diri (self
care) terdapat hubungan dominan yang sangat signifikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sumartyawati,2016 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perawatan
mandiri pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Puspakarma Mataram.
Karakteristik responden pada penelitian tersebut memiliki beberapa kesamaan
diantaranya yaitu, mayoritas responden adalah lansia yang semua bertempat tinggal
di Panti Sosial dan diperoleh hasil penelitian bahwa status kesehatan salah satunya
66
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
yaitu kesehatan fisik memiliki hubungan yang bermakna dengan perawatan mandiri
lansia. Hal ini didukung dengan penelitian Suhartini, 2006 didapatkan hasil lansia
yang mandiri sebagian besar mempunyai kondisi kesehatan baik 87,7%. Responden
yang memiliki kesehatan baik akan dapat melakukan aktivitas apapun tanpa minta
bantuan orang lain.
Status Kesehatan lansia dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis
mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak
menular banyak muncul pada usia lanjut (Riskesdas, 2013). Status kesehatan lansia
yang menurun mempengaruhi kualitas hidup diantaranya muncul berbagai macam
penyakit, penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh.
Menurunnya status kesehatan lansia menyebabkan kesulitan memenuhi kebutuhan
perawatan diri (self care) seperti mandi, berpakaian, berpindah secara mandiri
(Brett,dkk. 2012).
Data distribusi menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki status
kesehatan dalam kategori sehat. Hal ini dapat terjadi karena persyaratan awal lansia
dapat tinggal di Panti Werdha adalah sehat berdasarkan surat keterangan
pemeriksaan dari dokter dan dituntut mandiri dalam memenuhi kebutuhan perawatan
dirinya. Kategori sehat pada lansia ditunjukkan dengan tidak adanya kondisi yang
mengganggu aktivitasnya sehari – hari dan dapat secara mandiri melakukan
perawatan diri (self care) berupa mandi, eliminasi, berpakaian dan makan.
Sedangkan lansia yang dalam kategori sakit awal masuk panti sehat, namun dengan
67
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
bertambahnya usia mengalami masalah kesehatan seperti fraktur, stroke dan penyakit
lain yang berpengaruh dengan aktivitas pemenuhan perawatan dirinya.
Panti Werdha telah menyelenggarakan program dengan memberikan
responden berbagai penyuluhan dari petugas kesehatan maupun mahasiswa yang
berkunjung. Sehingga penyuluhan kesehatan memberikan peran penting dalam
meningkatkan status kesehatan lansia yang berhubungan dengan pemenuhan
perawatan diri (self care).
5.2.4 Kemampuan Perawatan Diri (Self Care Agency) dengan Perawatan Diri
(Self Care).
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
kemampuan perawatan diri (self care agency) sangat baik, dari data tersebut
didapatkan kemampuan perawatan diri (self care agency) dengan perawatan diri (self
care) memiliki hubungan yang signifikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramli,
2015 tentang analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan diri lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. Penelitian tersebut mendapatkan hasil dari
observasi dan uraian kuesioner yaitu sebesar (56,4%) responden kemampuan
fisiknya menurun, sehingga kurang mampu dalam melakukan perawatan diri (self
care) dengan baik, dan uji statistik manunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara kemampuan fisik dengan perawatan diri lansia. Sejalan dengan teori Orem,
2001 menjelaskan bahwa seorang individu dalam melakukan perawatan diri (self
care) harus mempunyai kemampuan dalam perawatan diri yang disebut sebagai
68
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
kemampuan perawatan diri (self care agency). Individu yang terlibat dalam self care
memiliki tuntutan kemampuan bertindak, yaitu kekuatan untuk bertindak secara
mandiri untuk mengendalikan faktor yang memengaruhi fungsi diri dan
perkembangan mereka.
Hasil data menunjukkan kemampuan perawatan diri (self care agency) yang
dimiliki lansia di Panti Werdha didapati presentase terendah yang perlu ditingkatkan
adalah kontribusi atau interaksi dengan lansia lainnya. Hal ini sesuai dengan data
presentase tertinggi bahwa lansia menganggap teman terbaiknya adalah diri sendiri.
Sedangkan hasil presentase terkait perawatan diri (self care) lansia yang paling baik
terkait mandinya, rata-rata lansia di Panti Werdha masih dapat ke kamar mandi
secara mandiri. Namun, perawatan diri lansia yang memiliki presentase terendah
yaitu pada aspek makan. Karena sebagian besar lansia untuk makannya diambilkan
oleh petugas/perawat panti dan tidak selalu habis. Sehingga perlu adanya pelatihan
kepada lansia yang masih dapat mandiri untuk mengambil makanannya sendiri agar
tetap aktif. Harapan yang ada terwujudnya kekuatan dan kemampuan perawatan diri
yang dimiliki lansia tetap baik dan dapat memenuhi perawatan dirinya (self care).
69
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
69
BAB 6
KESIMPULAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran hasil penelitian
terkait analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) di Panti
Werdha Surabaya.
6.1 Kesimpulan
Simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Usia tidak ada hubungannya dengan perawatan diri (self care). Rata - rata lansia
dalam penelitian ini termasuk dalam kategori lansia tua berusia 80 tahun
sebanyak 10 orang. Pada usia tersebut kemampuan perawatan diri seseorang
cenderung mengalami penurunan dan kelemahan. Namun, hasil penelitian usia
lansia yang semakin tua tidak selalu mengalami masalah perawatan diri.
2. Jenis kelamin dengan perawatan diri terdapat hubungan. Data distribusi
menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan
sejumlah 80 lansia.
3. Status kesehatan responden didapatkan adanya hubungan dengan perawatan diri
(self care). Data distribusi menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam
kategori sehat berdasarkan status kesehatan, sehingga untuk perawatan diri (self
care) masih baik/sangat baik.
4. Kemampuan perawatan diri (self care agency) responden ada hubungan dengan
perawatan diri (self care). Data distribusi menunjukkan bahwa mayoritas
70
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
responden masuk dalam ketegori kemampuan perawatan diri (self care agency)
sangat baik.
5. Faktor dominan yang paling berhubungan dengan perawatan diri (self care)
lansia yaitu status kesehatan. Lansia yang status kesehatannya dalam kategori
sehat maka sebagian besar terkait perawatan dirinya baik maupun sangat baik.
Sedangkan yang kategori status kesehatannya sakit maka sebagian besar
perawatan dirinya tergolong dalam kategori kurang atau cukup.
6.2 Saran
1. Bagi Responden
Bagi responden setelah adanya pengetahuan terkait faktor - faktor yang
berhubungan dengan perawatan diri dapat memaksimalkan dan
mempertahankan terutama dalam status kesehatan dan self care agency. Usia
yang semakin bertambah tidak dijadikan patokan ketidakmampuan dalam
beraktivitas.
2. Bagi perawat
Bagi perawat di Panti Werdha dapat memberikan arahan dan penyuluhan
kepada lansia untuk mandiri dalam beraktivitas apabila mampu memenuhi
kebutuhannya. Serta memperhatikan dan mengatur program/aktivitas yang
dapat memaksimalkan dan mempertahankan status kesehatan serta kemampuan
perawatan diri (self care agency) yang dimiliki. Sehingga perawatan diri (self
care) lansia tetap dapat mandiri.
71
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi tentang faktor –
faktor lain yang mempengaruhi perawatan diri (self care) lansia serta dengan
jumlah responden yang lebih banyak.
4. Bagi Panti Werdha Surabaya
Bagi Panti Werdha Surabaya dapat mengadakan atau mengikutsertakan lansia
dalam berbagai aktivitas yang mampu diikuti, seperti cek kesehatan, senam dan
mengambil makan sendiri. Harapannya agar status kesehatan lansia tetap baik
dan perawatan diri dapat terpenuhi.
72
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R. and Tomey, A. M. (2006). Nursing Theorists and Their Work. 6th ed.
Missouri : Mosby
Aini N. 2018. Teori Model Keperawatan Beserta Aplikasinya dalam Keperawatan.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. ISBN: 978-979-796-324-8. 226
hlm.
Anwar, Uci Ramadhani. 2018. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan
Perawatan Diri Lansia di Posdaya Sumanik Sehat Nagari Sumanik Kec.
Salimpaung Kabupaten Tanah Datar 2018. Skripsi. Keperawatan Gerontik.
Universitas Andalas. Ariyani, A.M. 2013. Lansia di Panti Werdha (Study Deskriptif Mengenai Proses
Adaptasi Lansia Di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya). Skripsi.
Antropologi FISIP. Universitas Airlangga: Surabaya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Aswin, Laurentius. 2003. Permasalahan Lanjut Usia di Daerah Perdesaan Terpencil.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(5), 201-211.
Azizah, L. M. (2011) Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta. Graha Ilmu
BPS (2013) Statistik Indonesia 2013, Katalog BPS. Doi: 10.1007/s13398-014-0173-
7.2. Brett, C.E., Gow, A.J, Corley, J., Pattie, A., Starr, J.M & Deary, I.J. (2012).
Psychosocial factors and health as determinats of quality of life in
community-dwelling older adults. Qual Life Res, 21, 505-516. doi:
10.1007/s11136-011-9951-2 Cigolle CT, Langa KM, Kabeto MU, Tian Z, Blaum CS. 2007. Geriatric conditions
and disability: the health and retirement study. American College of
Physicians.147(3):156-164.
Coyle, R. L. (2000). Information retrieval of self-care and dependent care agents
using net wellness [dissertation]. Ohio: The College of Nursing of Cincinnati
University. Damasio, B. F. and Koller, S.H. 2013. The Appraisal of Self-Care Agency Scale -
Revised (ASAS-R): adaptation and construct validity in the Brazilian context /
72
73
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Escala de Avaliação de Agenciamento de Autocuidados - Revisada (ASAS-R).
Cad. Saude Publica. Brasil: Universidade Federal do Rio Grande do Sul, Porto
Alegre. ISSN : 0102-311X Vol.29 no. 10
Damayanti, E. 2017. Analisis Faktor Berhubungan dengan Pemenuhan Kebutuhan
Perawatan Diri (self care) Lansia di UPTD Griya Werdha dan Rumah
Usiawan Panti Surya. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga:
Surabaya
DeLaune, S. C., & Ladner, P. K. (2002). Fundamentals of nursing: Standards and
practice. 2nd Ed. New York: Thomson Delmar Learning
Eddings, M. 2012. Self Care Agency and Self Care Practice of Adult African
Americans with Type 2 Diabetes. A Thesis. North Carolina: The Faculty of
Gardner-Webb University School of Nursing. Paper 124
Efendi, Ferry & Makhfud. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Fassino S, LeombruniP, Abbate Daga G, Brustolin A, Rovera G G, Fabris F. Quality
of life indepen dentolder adults living at home. Arch Gerontol Geriatr.
2002;35 (1):9–20.[PubMed: 14764339].
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga
Fatmah. 2010. Pengertian lanjut usia. Jakarta: Erlangga
Fitrie Uraningsari, M As’ad Djalali, 2016. Penerimaan Diri, Dukungan Sosial dan
Kabahagiaan pada Lanjut Usia. Persona, jurnal Psikologi Indonesia.
Universitas 17 Agustus 1945: Surabaya Januari 2016, No. 01, hal 15-27
Folstein MF, Folstein SE, McHugh PR (1975). "Mini-mental state". A practical
method for grading the cognitive state of patients for the clinician". Journal of
Psychiatric Research 12 (3): 189–98.
Hardiwinoto, Setiabudhi, 2007. Panduan Gerontologi. Jakarta : Pustaka Utama.
Hu, H., Li, G., & Arao, T. (2013). Prevalence rates of self-care behaviours and
related factors in a rural hypertension population: A questionnaire survey.
International Journal of Hypertension, 2013, 1–8.
Irwan, Andi Masyitha, Kitaoka, K. et al. 2016. Self-care practices and health-seeking
behavior among older persons in a developing country: Theories-based
research’, International Journal of Nursing Sciences. Elsevier Ltd, 3(1), pp.
74
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
11–23. doi: 10.1016/j.ijnss.2016.02.010.
Julie A. Nelson-McEvers.1995.Measurement of Self-Care Agency in a
Noninstitutionalized Elderly Population. Master Thesis. Grand Valley State
University
Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB, Resnick B. 2008. Essentials of clinical geriatris.
6thed. New York, NY: McGraw-Hill.
Kharisna, D., Ropi, H. and Rahayu, U. 2018. The Factors that are Related to Self-
Care Agency in Patients with Hypertension, Jurnal Keperawatan
Padjadjaran. doi: 10.24198/jkp.v6i1.301.
Kearney, B.Y. & Fleischer, B.J. (1979). Development of an instrument to measure
self-care agency. Research in Nursing and Health. 2(1). 25-34.
Kemenkes RI. 2013 Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela
Data dan Informasi Kesehatan. ISSN 2088 – 270X
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Kemenkes RI. 2016. Situasi Lanjut Usia (Lansia)di Indonesia. Infodatin Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. ISSN 2442-7659. Kemenkes RI. 2017 Analisis Lansia di Indonesia. Jakarta Selatan : Pusat Bahasa dan
Informasi.
Kim H.S. 2016. The Effects Of Elderly Diabetic Patients Self-Care Agency On Their
Self-Care Bahaviour . Indian Journal of Science and Technology
Kushariyadi, 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika.
Jakarta
Muhlisin Abi dan Irdawati. 2010. Teori Self Care dari Orem dan Pendekatan dalam
Praktek Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2. No.
2. Juni 2010, 97-100
Ni Made, Sumartyawati. et al. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Perawatan Mandiri Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW)
Puspakarma Mataram. Stikes Mataram. Prima: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan.Vol.2 No.2
75
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.
Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis Edisi
4. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Orem, DE (2001). Nursing Concept of Practice. The C.V. Mosby Company. St Louis
Potter, P. A & Perry, A. G. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi
ketujuh, buku ketiga. Jakarta: EGC Rahayu, Vita Putri. 2018. Peran Dinas Sosial Kota Surabaya dalam Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lansia (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya. Skripsi. S1 Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri
Surabaya
Ramawati, D. (2012). Kemampuan perawatan diri anak tuna grahita berdasarkan
faktor eksternal dan internal anak, Jurnal Keperawatan Indonsia, 15(2), pp.
89–96.
Ramli, R. (2015). Analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan diri lansia di
panti sosial tresna werdha budi luhur jambi, 1(1), pp. 1–11.
Räsänen, P. M. et al. (2014). Factors associated with the self-care of home-dwelling
older people, Journal of Nursing Education and Practice, 4(8). doi:
10.5430/jnep.v4n8p90.
Rohedi. S. et. al. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia dalam Activities Daily Living Di
Panti Sosial Tresna Werdha Senja Rawi. Prodi D3 Keperawatan FPOK
Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia
Vol.2 No. 1 Juli 2016
Setiawati. D. 2016. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Perawatan
Diri pada Lansia di Desa Windujaya Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Banyumas. Bachelor Thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Situmorang. 2010. Data Penelitian; Menggunakan Program SPSS. Medan: USU
Press
76
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Sipayung, E. et al, 2015. Pelaksanaan Program Pendampingan Lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Karitas Cimahi. Jurnal Family Edu. Departemen PKK
FPTK UPI. Vol 1 No. 1 April 2015
Siyoto Sandu dan Sodik Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Literasi
Media Publishing
Sousa V. D., Zauszniewski J. A., Zeller R. A., & Neese J. B. (2008). Factor Analysis
of The Appraisal of Self Care Agency Scale in American Adults with Diabetes
Mellitus. The Diabetes Educators, 34, 98-108. Suhartini, R. Tesis, 2007. Faktor-faktor Kondisi Kesehatan, Kondisi ekonomi, dan
kondisi sosial terhadap Kemandirian Orang Lanjut Usia. Surabaya : Program
Pasca Sarjana Unesa.
Sumantri. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana Prenada Media
Grup Sutikno, E. (2011). Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di
Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tabara, S. A. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Personal Hygiene
Pada Lansia Di Kelurahan Bangetayu Wetan Semarang, Biomass Chem Eng,
p. 97 halaman.
Tani, V.A, Siwu, J. R. S. (2017). Hubungan Konsep Diri dengan Perawatan Diri
pada Lansia di Bplu Senja Cerah Propinsi Sulawesi Utara, 5(2).
Taylor, S., & Renpenning, K. (2011). Self Care Science, Nursing Theory and
Evidence Based Practice. New York: Springer Publishing Company, LLC.
Vilda Ana, Eko Hartini. 2018. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.
Deepublish ISBN : 6024758111, 9786024758110
Waltz, C. F., Strickland, O. L., and Lenz, E. R. (2010). Measurement in Nursing and
Health Research, 4th ed. New York: Springer Publishing Company
Wulandari, R. (2017). Description Of Independence Level Elders to Fulfill
ADL(Activity Daily Living, Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and
Midwifery), 1(2), pp. 155–159. doi: 10.26699/jnk.v1i2.art.p155-159.
Yeni, F. et al. (2018) Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perawatan
Sumanik Kec . Salimpaung Kabupaten Tanah Datar 2018.
77
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENJELASAN PENELITIAN BAGI RESPONDEN PENELITIAN
1. Judul Penelitian
Analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia yang
tinggal di Panti Werdha di Surabaya
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Analisa faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia yang
tinggal di panti Werdha di Surabaya.
b. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi hubungan antara usia dengan perawatan diri (self care)
lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
2) Mengidentifikasi hubungan antara jenis kelamin dengan perawatan diri (self
care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
3) Mengidentifikasi hubungan antara kesehatan dengan perawatan diri (self
care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
4) Mengidentifikasi hubungan antara kemampuan perawatan diri (self care
agency) dengan perawatan diri (self care) lansia di Panti Werdha Surabaya.
5) Mengidentifikasi hubungan faktor yang berhubungan dengan perawatan diri
(self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
3. Menganalisis hubungan antara usia, jenis kelamin, status kesehatan, serta
kemampaun perawatan diri (self care agency) dengan pemenuhan kebutuhan
perawatan diri (self care) lansia di yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, sehingga subjek yang menjadi
responden akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan oleh peneliti
dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi dan apa yang dialami oleh subjek.
Identitas dari responden akan disamarkan dengan tidak menuliskan nama pada saat
mengisi kuesioner. Pengambilan data melalui pengisian kuesioner dilakukan dalam
waktu kurang lebih 15-20 menit.
4. Manfaat Penelitian Bagi Subjek Penelitian
Responden pada penelitian ini akan mendapatkan manfaat berupa pengetahuan
tambahan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan Perawatan
diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.
78
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
5. Hak untuk Undur Diri
Keikutsertaan subjek dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela dan tidak
memaksa. Responden berhak memutuskan untuk mengundurkan diri dan/atau
menghentikan proses pengisian kuesioner kapanpun, tanpa ada konsekuensi
apapun yang merugikan responden apabila penelitian ini dirasa memberatkan.
6. Kerahasiaan Data
Semua data dan informasi yang diperoleh selama penelitian akan dijaga
kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek penelitian
secara jelas dan pada laporan hasil penelitian, nama subjek penelitian dibuat kode.
Data nantinya akan disajikan sebagai hasil dari penelitian dengan tetap menjaga
kerahasiaan identitas responden untuk keperluan pengembangan ilmu keperawatan
serta tidak digunakan untuk maksud lain.
7. Bahaya Potensial
Tidak ada bahaya yang ditimbulkan dalam penelitian baik selama penelitian
maupun setelah penelitian yang diakibatkan oleh keterlibatan responden dalam
penelitian ini. Penelitian ini tidak memiliki risiko tinggi terjadinya suatu bahaya
ataupun luka fisik, karena metode yang digunakan yaitu tanya jawab dan
kuesioner. Perlu adanya persiapan P3K ketika berlangsungnya proses pengambilan
data untuk siaga apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada responden.
Sehingga apabila cedera atau luka muncul secara tiba-tiba pada responden dapat
dilakukan penanganan/pertolongan sedini mungkin.
8. Adanya Insentif untuk Subjek
Sebagai tanda terimakasih karena subjek bersedia untuk menjadi responden dan
ikut serta dalam penelitian ini maka responden yang telah mengisi kuesioner akan
mendapatkan souvenir berupa waslap atau kipas dari peneliti.
9. Informasi Tambahan
Apabila ada hal yang kurang jelas dari penjelasan peneliti atau ada sesuatu yang
ingin ditanyakan berkaitan dengan penelitian ini, subjek dapat menghubungi
peneliti:
Nama : Sagita Wulan Sari
Mahasiswai : S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan UNAIR Surabaya
No. Telp/WA : 085707776396
Email :sagita.sari7@gmail.com
79
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 2
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Sagita Wulan Sari
NIM : 131511133021
Adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang sedang melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI (SELF
CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DI SURABAYA”.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden.
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya dipergunakan
untuk kepentingan dalam penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia menjadi
responden dan terjadi hal-hal yang memungkinkan mengundurkan diri maka
diperbolehkan untuk mengundurkan diri dari penenlitian ini. Apabila Bapak/Ibu
bersedia menjadi responden, maka saya mohon kesediannya Bapak/Ibu untuk
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dan menjawab semua
pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Atas bantuan dan kerjasamanya yang baik saya ucapkan terima kasih.
Surabaya, 06 Juni 2019
Peneliti Peneliti
Sagita Wulan Sari
80
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 3
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
No Kode (diisi peneliti) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai:
1. Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perawatan
Diri (self care) Lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya”
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada responden
3. Manfaat ikut sebagai responden penelitian
4. Bahaya yang akan timbul
5. Prosedur Penelitian
6. Kerahasiaan data penelitian
dan prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya
bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi responden penelitian dengan
penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Surabaya, ……………………. 2019
Peneliti, Responden,
(Sagita Wulan Sari) (…………………………………….)
Saksi,
(……………………………..……)
81
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
INSTRUMEN MMSE (MINI MENTAL STATE EXAMINATION)
No Responden :
Nama
Pewawancara :
Umur Responden :
Tanggal
Wawancara :
Pendidikan : Jam mulai :
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nilai
Maksimum
Nilai
Responden
ORIENTASI
5 Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?
5
Sekarang kita berada di mana?
(Nama rumah sakit atau instansi)
(Instansi, jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)
REGISTRASI
3
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, misalnya:
(bola, kursi, sepatu). Satu detik untuk tiap benda. Kemudian
mintalah responden mengulang ketiga nama benda tersebut.
Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih
salah ulangi penyebutan ketiga nama tersebut sampai
responden dapat mengatakannya dengan benar:
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah : ______ kali
ATENSI DAN KALKULASI
5
Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari 100 ke
bawah. Berhenti setelah 5 kali hitungan (93-86-79-72-65).
Kemungkinan lain ejaan kata dengan lima huruf, misalnya
82
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
'DUNIA' dari akhir ke awal/ dari kanan ke kiri :'AINUD'
Satu (1) nilai untuk setiap jawaban benar.
MENGINGAT
3
Tanyakan kembali nama ketiga benda yang telah disebut di
atas.
Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA
9
a. Apakah nama benda ini? Perlihatkan pensil dan
arloji (2 nilai)
b. Ulangi kalimat berikut :"JIKA TIDAK, DAN
ATAU TAPI" (1 nilai)
c. Laksanakan 3 perintah ini :
Peganglah selembar kertas dengan tangan
kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkan di lantai (3 nilai)
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut
"PEJAMKAN MATA ANDA" (1 nilai)
e. Tulislah sebuah kalimat ! (1 nilai)
f. Tirulah gambar ini ! (1 nilai)
Jam Selesai : Tempat Wawancara:
Gambar 1. Mini Mental State Examination (MMSE) (Setiati,2007).
83
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Tabel 1. Interpretasi MMSE (Folstein, 1975).
Metode Skor Interpretasi
Single Cutoff <24 Abnormal
Range <21
>25
Kemungkinan demesia lebih besar
Kemungkinan demesia lebih kecil
Pendidikan 21
<23
<24
Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP
Abnormal pada tingkat pendidikan SMA
Abnormal pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi
Keparahan 24-30
18-23
0-17
Tidak ada kelainan kognitif
Kelainan kognitif ringan
Kelainan kognitif berat
84
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
*) Coret salah satu
Lampiran 5
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah pernyataan ini dengan baik dan benar.
2. Pilihlah hanya satu jawaban dan usahakan semua tidak ada yang terlewat.
3. Isilah kuesioner ini dengan JUJUR sesuai dengan keadaan masing – masing.
4. Anda diperbolehkan bertanya kepada peneliti, apabila kesulitan atau kurang
jelas.
5. Seluruh pertanyaan dalam kuesioner dianjurkan untuk di isi seluruhnya, agar
dapat diolah dan dianalisis hasilnya.
Kuesioner Identitas Responden :
No
Keterangan :
1. No Responden
2. Usia
3. Jenis Kelamin Laki – laki
Perempuan
4. Pendidikan SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Tidak Sekolah
85
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 6
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
EXERCISE OF SELF CARE AGENCY SCALE
Petunjuk umum
1. Setiap orang berbeda keyakinan dalam kesehatannya.
2. Tidak ada jawaban yang benar atau salah terhadap kuesioner ini.
3. Harap melingkari nomor yang paling menunjukkan seberapa banyak pernyataan
masing-masing yang sesuai dengan diri Anda.
No. Pertanyaan Semua
Tidak
Mengg
am-
barkan
Saya
Sediki
t
Meng
gam-
barka
n
Saya
Cukup
Mengga
m-
barkan
Saya
Mengg
ambar-
kan
Saya
Sangat
Mengg
am-
barka
n Saya
1. Saya dengan senang hati biasa melakukan
hal yang dapat meningkatkan kesehatan saya.
1 2 3 4 5
2. Saya mencintai diri saya sendiri 1 2 3 4 5
3. Saya sering merasa kekurangan energi untuk
merawat kesehatan saya.
1 2 3 4 5
4. Saya mengerti bagaimana mendapatkan
informasi yang saya butuhkan ketika
kesehatan saya melemah.
1 2 3 4 5
5. Saya bangga dapat melakukan hal yang
membuat saya tetap sehat
1 2 3 4 5
6. Saya cenderung mengabaikan kebutuhan
pribadi saya.
1 2 3 4 5
7. Saya mengetahui kelemahan dan kekuatan
saya.
1 2 3 4 5
8. Saya sering menunda melakukan hal apabila
baik bagi saya.
1 2 3 4 5
9. Saya membuat keputusan sendiri. 1 2 3 4 5
10. Saya melakukan kegiatan tertentu agar tidak
sakit.
1 2 3 4 5
86
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
11. Saya berusaha untuk lebih baik. 1 2 3 4 5
12. Saya makan dengan seimbang 1 2 3 4 5
13. Saya mengeluh banyak hal yang
mengganggu, tanpa melakukan sesuatu.
1 2 3 4 5
14. Saya melakukan hal terbaik untuk menjaga
kesehatan.
1 2 3 4 5
15. Saya berharap untuk mencapai puncak
kesehatan saya.
1 2 3 4 5
16. Saya memperoleh waktu dan perawatan yang
diperlukan untuk menjaga kesehatan saya.
1 2 3 4 5
17. Saya menindaklanjuti keputusan saya. 1 2 3 4 5
18. Saya tidak tertarik untuk belajar tentang
tubuh saya dan bagaimana fungsinya.
1 2 3 4 5
19. Saya percaya hidup adalah kebahagiaan. 1 2 3 4 5
20. Saya percaya saya tidak bisa baik bagi orang
lain, jika saya tidak baik untuk diri saya
sendiri.
1 2 3 4 5
21. Saya tidak membuat rencana khusus untuk
mempromosikan kesehatan saya.
1 2 3 4 5
22. Saya memahami tubuh saya dan fungsinya 1 2 3 4 5
23. Saya jarang melakukan perubahan untuk
kesehatan saya.
1 2 3 4 5
24. Saya adalah teman terbaik bagi diri saya. 1 2 3 4 5
25. Saya mengambil perawatan terbaik untuk
saya.
1 2 3 4 5
26. Saya memiliki jadwal tidur dan olahraga. 1 2 3 4 5
27. Saya tertarik belajar tentang berbagai proses
penyakit dan bagaimana pengaruhnya bagi
saya.
1 2 3 4 5
28. Saya memiliki sedikit kontribusi untuk orang
lain.
1 2 3 4 5
29. Saya mengetahui makanan yang baik untuk
kesehatan.
1 2 3 4 5
30. Saya tertarik mempelajari tentang tubuh saya
dan fungsinya.
1 2 3 4 5
31. Saya mencari informasi untuk merawat diri
saya sendiri.
1 2 3 4 5
32. Saya merasa menjadi lansia yang berharga. 1 2 3 4 5
33. Saya ingat hasil cek kesehatan yang terakhir. 1 2 3 4 5
34. Saya mengetahui diri saya dan kebutuhan
saya.
1 2 3 4 5
35. Saya bertanggung jawab atas tindakan saya
sendiri.
1 2 3 4 5
87
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 7
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KUESIONER PEMENUHAN PERAWARATAN DIRI (SELF CARE)
Beri tanda check list (√) pada tempat yang sesuai dengan jawaban anda.
No Pernyataan Tidak
pernah
Kadang
-kadang
Sering Selalu
Makan
1. Saya mengambil makanan dan minuman sendiri tanpa
bantuan orang lain
2. Saya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
3. Saya dapat mengunyah dan menelan semua jenis
makanan baik sayur maupun lauknya
4. Saya makan dengan bersih dan tidak berceceran
5. Saya menghabiskan semua makanan yang telah
disediakan
Eliminasi
6. Saya BAB di WC
7. Saya BAK di kamar mandi
8. Saya membersihkan dubur setelah BAB
9. Saya membersihkan alat kelamin setelah BAK
10. Saya tidak menggunakan diapers untuk BAK dan
BAB
Berhias
11. Saya mengganti pakaian bersih dan kering setelah
mandi
12. Saya dapat mengancingkan dan memakai baju sendiri
13. Saya menyisir rambut ketika rambut saya sudah
berantakan
88
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
14. Saya memotong kuku, ketika kuku saya sudah panjang
15. Saya masih senang berhias (berdandan bagi
perempuan, mencukur bagi laki – laki)
Mandi
16. Saya mandi 2x sehari
17. Saya keramas 2x perminggu
18. Saya dapat mandi sendiri di kamar mandi
19. Saya mandi sendiri atas kemauan tanpa menunggu
diperintah mandi
20. Saya menggunakan handuk setelah mandi untuk
mengeringkan badan
89
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 8
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LEMBAR IZIN PENGGUNAAN INSTRUMEN
Izin Menggunakan Kuesioner Self care untuk Lansia
yang tinggal di Panti
98
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Kode Usia Jenis
Kelamin
Status
Kesehatan
Self Care
Agency
Self Care
1 74 2 2 4 4
2 75 2 2 4 4
3 61 2 2 3 4
4 64 2 2 4 4
5 80 2 2 2 4
6 75 2 2 3 4
7 70 2 2 4 3
8 60 2 2 4 4
9 70 2 2 4 4
10 72 2 2 4 4
11 90 2 2 3 4
12 69 2 2 3 4
13 66 2 2 4 4
14 85 2 2 4 4
15 65 2 2 4 4
16 68 2 2 3 4
17 70 2 2 3 4
18 74 2 2 4 4
19 94 2 2 3 4
20 76 2 2 4 4
21 66 2 2 3 4
22 76 1 2 4 4
23 74 1 2 3 4
24 72 1 2 4 4
25 97 1 2 4 4
26 80 1 2 4 4
27 76 1 2 4 4
28 65 1 2 3 4
29 72 1 2 4 4
30 64 1 2 3 4
31 80 1 2 3 4
32 75 1 2 4 4
33 64 1 2 4 4
34 73 1 2 4 4
35 63 1 2 3 3
36 68 1 2 4 4
37 150 1 2 4 4
Lampiran 17
99
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
38 67 1 2 4 4
39 73 1 2 4 4
40 89 1 2 4 4
41 74 1 2 3 4
42 76 2 1 3 1
43 65 2 1 2 1
44 63 2 1 2 1
45 73 2 1 2 1
46 85 2 1 2 1
47 78 2 1 2 1
48 90 2 1 2 1
49 67 2 2 4 4
50 62 2 2 4 4
51 75 2 1 3 1
52 95 2 2 4 4
53 72 2 2 4 3
54 76 2 2 3 2
55 76 2 2 3 2
56 68 2 1 3 2
57 80 2 2 3 4
58 80 2 2 3 3
59 79 2 2 4 4
60 75 2 2 4 4
61 83 2 2 4 4
62 72 2 2 4 4
63 75 2 2 4 4
64 72 2 2 4 4
65 61 2 2 4 4
66 80 2 2 4 4
67 66 2 2 4 4
68 87 2 2 4 4
69 85 2 2 4 4
70 66 2 2 3 4
71 84 2 2 4 4
72 77 2 2 3 3
73 75 2 2 4 4
74 80 2 2 4 4
75 72 2 2 4 4
76 80 2 2 4 4
77 74 2 1 3 1
78 86 2 1 3 2
79 76 2 2 4 4
100
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Keterangan :
1) Jenis Kelamin :
a) Laki-laki = 1
b) Perempuan = 2
2) Status Kesehatan :
a) Sakit = 1
b) Sehat = 2
3) Self Care Agency :
a) Kurang = 1
80 70 2 1 3 2
81 100 2 1 2 2
82 78 2 1 3 3
83 82 2 2 3 3
84 75 2 2 4 4
85 75 2 1 3 3
86 74 2 2 4 4
87 88 2 2 4 4
88 73 2 2 4 4
89 80 2 2 4 4
90 79 2 1 3 2
91 80 2 2 4 4
92 73 2 2 4 4
93 86 2 2 4 4
94 77 2 2 4 4
95 76 2 2 4 4
96 79 2 2 4 4
97 70 2 2 4 4
98 74 1 2 4 4
99 88 1 2 4 4
100 95 1 1 3 2
101 81 2 2 4 4
102 81 2 2 4 4
103 74 2 2 4 4
a) Cukup = 2
b) Baik = 3
c) Sangat Baik = 4
4) Self Care :
a) Kurang = 1
b) Cukup = 2
c) Baik = 3
d) Sangat Baik = 4
101
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 18
Data Distribusi Penelitian
Npar Tests
Analisa Univariat
1. Usia
Usia
Usia Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 1 1.0 1.0 1.0
61 2 1.9 1.9 2.9
62 1 1.0 1.0 3.9
63 2 1.9 1.9 5.8
64 3 2.9 2.9 8.7
65 3 2.9 2.9 11.7
66 4 3.9 3.9 15.5
67 2 1.9 1.9 17.5
68 3 2.9 2.9 20.4
69 1 1.0 1.0 21.4
70 5 4.9 4.9 26.2
72 7 6.8 6.8 33.0
73 5 4.9 4.9 37.9
Statistics
Umur Jenis
Kelamin
Status
Kesehatan
Self Care
Agency
Self Care
N Valid 103 103 103 103 103
Missing 0 0 0 0 0
Mean 76,41 1,78 1,83 3,49 3,50
Median 75,00 2,00 2,00 4,00 4,00
Mode 80 2 2 4 4
Std. Deviation 11,091 ,418 ,373 ,803 ,969
Minimum 60 1 1 1 1
Maximum 150 2 2 4 4
102
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
74 8 7.8 7.8 45.6
75 9 8.7 8.7 54.4
76 8 7.8 7.8 62.1
77 2 1.9 1.9 64.1
78 2 1.9 1.9 66.0
79 3 2.9 2.9 68.9
80 10 9.7 9.7 78.6
81 2 1.9 1.9 80.6
82 1 1.0 1.0 81.6
83 1 1.0 1.0 82.5
84 1 1.0 1.0 83.5
85 3 2.9 2.9 86.4
86 2 1.9 1.9 88.3
87 1 1.0 1.0 89.3
88 2 1.9 1.9 91.3
89 1 1.0 1.0 92.2
90 2 1.9 1.9 94.2
94 1 1.0 1.0 95.1
95 2 1.9 1.9 97.1
97 1 1.0 1.0 98.1
100 1 1.0 1.0 99.0
150 1 1.0 1.0 100.0
Total 103 100.0 100.0
2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 23 22.3 22.3 22.3
perempuan 80 77.7 77.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
3. Status Kesehatan
Status Kesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid sakit 17 16.5 16.5 16.5
sehat 86 83.5 83.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
4. Kemampuan Perawatan Diri (Self Care Agency)
Self Care Agency
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
103
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Valid kurang 0 0.0 0.0 0.0
cukup 8 7.8 7.8 7.8
baik 31 30.1 30.1 37.9
sangat baik 64 62.1 62.1 100.0
Total 103 100.0 100.0
5. Perawatan Diri (Self Care)
Self care
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid kurang 9 8.7 8.7 8.7
cukup 8 7.8 7.8 16.5
baik 8 7.8 7.8 24.3
sangat baik 78 75.7 75.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
Analisa Bivariat
Nonparametric Correlations
Correlations
Self Care Usia
Spearman's
rho
Self
Care
Correlation Coefficient 1.000 -.072
Sig. (2-tailed) . .468
N 103 103
usia Correlation Coefficient -.072 1.000
Sig. (2-tailed) .468 .
N 103 103
Correlations
Self Care Jenis Kelamin
Spearman's rho
Self Care Correlation Coefficient
1.000 -.202*
Sig. (2-tailed) . .041
N 103 103
Jenis
kelamin
Correlation
Coefficient
-.202* 1.000
Sig. (2-tailed) .041 .
N 103 103
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Self Care Status
Kesehatan
104
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Spearman's
rho
Self Care Correlation
Coefficient
1.000 .837**
Sig. (2-tailed) . .000
N 103 103
Status
Kesehatan
Correlation
Coefficient
.837** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 103 103
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Self Care Self Care
Agency
Spearman's
rho
Self Care Correlation
Coefficient
1.000 .682**
Sig. (2-tailed) . .000
N 103 103
Self Care
Agency
Correlation
Coefficient
.682** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 103 103
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Analisis Multivariat
Case Processing Summary
N Marginal
Percentage
Self Care kurang 9 8.7%
cukup 8 7.8%
baik 8 7.8%
sangat baik 78 75.7%
SCA cukup 8 7.8%
baik 31 30.1%
sangat baik 64 62.1%
Jenis kelamin laki-laki 23 22.3%
perempuan 80 77.7%
Status kesehatan sakit 17 16.5%
sehat 86 83.5%
Valid 103 100.0%
Missing 0
Total 103
105
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Frekuensi dan presentase nilai kuesioner self care agency
No. Pernyataan Kriteria F %
1. Saya dengan senang hati biasa melakukan hal yang dapat
meningkatkan kesehatan saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 23 22.3
Cukup menggambarkan saya 10 9.7
Menggambarkan saya 27 26.2
Sangat menggambarkan saya 41 39.8
2. Saya mencintai diri saya sendiri Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0
Sedikit menggambarkan saya 1 1.0
Cukup menggambarkan saya 9 8.7
Menggambarkan saya 38 36.9
Sangat menggambarkan saya 55 53.4
Lampiran 19
106
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
3.
Saya tidak merasa kekurangan energi
untuk merawat kesehatan saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 14 13.6
Cukup menggambarkan saya 22 21.4
Menggambarkan saya 41 39.8
Sangat menggambarkan saya 24 23.3
4. Saya mengerti cara mendapatkan informasi yang saya butuhkan ketika
kesehatan saya melemah.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 13 12.6
Cukup menggambarkan saya 23 22.3
Menggambarkan saya 41 39.8
Sangat menggambarkan saya 24 23.3
5. Saya bangga dapat melakukan hal
yang membuat saya tetap sehat
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 22 21.4
Cukup menggambarkan saya 11 10.7
Menggambarkan saya 24 23.3
Sangat menggambarkan saya 44 42.7
6. Saya tidak mengabaikan kebutuhan
pribadi saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 21 20.4
Cukup menggambarkan saya 14 13.6
Menggambarkan saya 26 25.2
Sangat menggambarkan saya 40 38.8
7. Saya mengetahui kelemahan dan
kekuatan saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 14 13.6
Cukup menggambarkan saya 22 21.4
Menggambarkan saya 40 38.8
Sangat menggambarkan saya 25 24.3
8. Saya tidak menunda melakukan hal
yang baik bagi saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 22 21.4
Cukup menggambarkan saya 12 11.7
Menggambarkan saya 25 24.3
Sangat menggambarkan saya 42 40.8
107
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
9. Saya membuat keputusan sendiri. Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0
Sedikit menggambarkan saya 7 6.8
Cukup menggambarkan saya 17 16.5
Menggambarkan saya 39 37.9
Sangat menggambarkan saya 39 37.9
10. Saya melakukan kegiatan tertentu
agar tidak sakit.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 21 20.4
Cukup menggambarkan saya 12 11.7
Menggambarkan saya 24 23.3
Sangat menggambarkan saya 44 42.7
11. Saya berusaha untuk lebih baik. Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 22 21.4
Cukup menggambarkan saya 10 9.7
Menggambarkan saya 28 27.2
Sangat menggambarkan saya 41 39.8
12. Saya makan dengan seimbang Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 22 21.4
Cukup menggambarkan saya 12 11.7
Menggambarkan saya 24 23.3
Sangat menggambarkan saya 43 41.7
13. Saya tidak mengeluh ketika banyak hal yang mengganggu, dengan
melakukan sesuatu.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 9 8.7
Cukup menggambarkan saya 24 23.3
Menggambarkan saya 51 49.5
Sangat menggambarkan saya 17 16.5
14. Saya melakukan hal terbaik untuk
menjaga kesehatan.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 21 20.4
Cukup menggambarkan saya 13 12.6
Menggambarkan saya 24 23.3
Sangat menggambarkan saya 43 41.7
108
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
15. Saya berharap untuk mencapai
puncak kesehatan saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 12 11.7
Cukup menggambarkan saya 23 22.3
Menggambarkan saya 43 41.7
Sangat menggambarkan saya 23 22.3
16. Saya memperoleh waktu dan perawatan yang diperlukan untuk
menjaga kesehatan saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 21 20.4
Cukup menggambarkan saya 11 10.7
Menggambarkan saya 27 26.2
Sangat menggambarkan saya 42 40.8
17. Saya menindaklanjuti keputusan
saya.
Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0
Sedikit menggambarkan saya 7 6.8
Cukup menggambarkan saya 17 16.5
Menggambarkan saya 37 35.9
Sangat menggambarkan saya 41 39.8
18.
Saya tertarik untuk belajar tentang
tubuh saya dan bagaimana
fungsinya.
Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0
Sedikit menggambarkan saya 3 2.9
Cukup menggambarkan saya 23 22.3
Menggambarkan saya 44 42.7
Sangat menggambarkan saya 33 32.0
19. Saya percaya hidup adalah
kebahagiaan.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 13 12.6
Cukup menggambarkan saya 26 25.2
Menggambarkan saya 25 24.3
Sangat menggambarkan saya 37 35.9
20. Saya percaya saya tidak bisa baik
bagi orang lain, jika saya tidak baik
untuk diri saya sendiri.
Semua tidak menggambarkan saya 14 13.6
Sedikit menggambarkan saya 8 7.8
Cukup menggambarkan saya 23 22.3
Menggambarkan saya 24 23.3
Sangat menggambarkan saya 34 33.0
109
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
21. Saya tidak membuat rencana khusus
untuk mempromosikan kesehatan
saya.
Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0
Sedikit menggambarkan saya 7 6.8
Cukup menggambarkan saya 77 74.8
Menggambarkan saya 13 12.6
Sangat menggambarkan saya 6 5.8
22. Saya memahami tubuh saya dan
fungsinya
Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0
Sedikit menggambarkan saya 2 1.9
Cukup menggambarkan saya 17 16.5
Menggambarkan saya 45 43.7
Sangat menggambarkan saya 38 36.9
23. Saya melakukan perubahan untuk
kesehatan saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 21 20.4
Cukup menggambarkan saya 13 12.6
Menggambarkan saya 24 23.3
Sangat menggambarkan saya 43 41.7
24. Saya adalah teman terbaik bagi diri
saya.
Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0
Sedikit menggambarkan saya 0 0.0
Cukup menggambarkan saya 1 1.0
Menggambarkan saya 20 19.4
Sangat menggambarkan saya 82 79.6
25. Saya mengambil perawatan terbaik
untuk saya.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 21 20.4
Cukup menggambarkan saya 11 10.7
Menggambarkan saya 27 26.2
Sangat menggambarkan saya 42 40.8
26. Saya memiliki jadwal tidur dan
olahraga.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 21 20.4
Cukup menggambarkan saya 11 10.7
Menggambarkan saya 27 26.2
Sangat menggambarkan saya 42 40.8
110
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
27. Saya tertarik belajar tentang berbagai
proses penyakit dan bagaimana
pengaruhnya bagi saya.
Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0
Sedikit menggambarkan saya 5 4.9
Cukup menggambarkan saya 20 19.4
Menggambarkan saya 45 43.7
Sangat menggambarkan saya 33 32.0
28. Saya jarang berkontribusi untuk
orang lain.
Semua tidak menggambarkan saya 14 13.6
Sedikit menggambarkan saya 15 14.6
Cukup menggambarkan saya 23 22.3
Menggambarkan saya 33 32.0
Sangat menggambarkan saya 18 17.5
29. Saya mengetahui makanan yang baik
untuk kesehatan.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 21 20.4
Cukup menggambarkan saya 13 12.6
Menggambarkan saya 24 23.3
Sangat menggambarkan saya 43 41.7
30. Saya tertarik mempelajari tentang
tubuh saya dan fungsinya.
Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0
Sedikit menggambarkan saya 3 2.9
Cukup menggambarkan saya 22 21.4
Menggambarkan saya 46 44.7
Sangat menggambarkan saya 32 31.1
31. Saya mencari informasi untuk
merawat diri saya sendiri.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 15 14.6
Cukup menggambarkan saya 21 20.4
Menggambarkan saya 41 39.8
Sangat menggambarkan saya 24 23.3
32. Saya merasa menjadi lansia yang
berharga.
Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9
Sedikit menggambarkan saya 13 12.6
Cukup menggambarkan saya 24 23.3
Menggambarkan saya 31 30.1
Sangat menggambarkan saya 33 32.0
111
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
33. Saya ingat hasil cek kesehatan yang
terakhir.
Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0
Sedikit menggambarkan saya 9 8.7
Cukup menggambarkan saya 60 58.3
Menggambarkan saya 22 21.4
Sangat menggambarkan saya 11 10.7
34. Saya mengetahui diri saya dan
kebutuhan saya.
Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0
Sedikit menggambarkan saya 1 1.0
Cukup menggambarkan saya 8 7.8
Menggambarkan saya 65 63.1
Sangat menggambarkan saya 28 27.2
35. Saya bertanggung jawab atas
tindakan saya sendiri.
Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0
Sedikit menggambarkan saya 7 6.8
Cukup menggambarkan saya 10 9.7
Menggambarkan saya 66 64.1
Sangat menggambarkan saya 20 19.4
112
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Lampiran 20
Frekuensi dan presentase nilai kuesioner perawatan diri (self care) No. Pernyataan Kriteria F %
1. Saya mengambil makanan dan
minuman sendiri tanpa bantuan orang
lain.
Tidak pernah 32 31.1
Kadang-kadang 8 7.8
Sering 2 1.9
Selalu 61 59.2
2. Saya mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan
Tidak pernah 18 17.5
Kadang-kadang 13 12.6
Sering 15 14.6
Selalu 57 55.3
3. Saya dapat mengunyah dan menelan
semua jenis makanan baik sayur
maupun lauknya
Tidak pernah 2 1.9
Kadang-kadang 6 5.8
Sering 16 15.5
Selalu 79 76.7
4. Saya makan dengan bersih dan tidak
berceceran
Tidak pernah 2 1.9
Kadang-kadang 9 8.7
Sering 13 12.6
Selalu 79 76.7
5. Saya menghabiskan semua makanan
yang telah disediakan
Tidak pernah 1 1.0
Kadang-kadang 34 33.0
Sering 8 7.8
Selalu 60 58.3
6. Saya BAB di WC Tidak pernah 19 18.4
Kadang-kadang 2 1.9
Sering 2 1.9
Selalu 80 77.7
7. Saya BAK di kamar mandi Tidak pernah 19 18.4
113
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Kadang-kadang 2 1.9
Sering 2 1.9
Selalu 80 77.7
8. Saya membersihkan dubur setelah
BAB
Tidak pernah 20 19.4
Kadang-kadang 1 1.0
Sering 3 2.9
Selalu 79 76.7
9. Saya membersihkan alat kelamin
setelah BAK
Tidak pernah 20 19.4
Kadang-kadang 1 1.0
Sering 2 1.9
Selalu 80 77.7
10. Saya tidak menggunakan diapers
untuk BAK dan BAB
Tidak pernah 22 21.4
Kadang-kadang 3 2.9
Sering 2 1.9
Selalu 76 73.8
11. Saya mengganti pakaian bersih dan
kering setelah mandi
Tidak pernah 10 9.7
Kadang-kadang 4 3.9
Sering 8 7.8
Selalu 81 78.6
12. Saya dapat mengancingkan dan
memakai baju sendiri
Tidak pernah 16 15.5
Kadang-kadang 3 2.9
Sering 4 3.9
Selalu 80 77.7
13. Saya menyisir rambut ketika rambut
saya sudah berantakan
Tidak pernah 13 12.6
Kadang-kadang 11 10.7
Sering 9 8.7
Selalu 70 68.0
14. Saya memotong kuku, ketika kuku
saya sudah panjang
Tidak pernah 28 27.2
Kadang-kadang 10 9.7
114
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S
Sering 7 6.8
Selalu 58 56.3
15. Saya masih senang berhias
(berdandan bagi perempuan,
mencukur bagi laki – laki)
Tidak pernah 17 16.5
Kadang-kadang 11 10.7
Sering 8 7.8
Selalu 67 65.0
16. Saya mandi 2x sehari Tidak pernah 0 0.0
Kadang-kadang 1 1.0
Sering 20 19.4
Selalu 82 79.6
17. Saya keramas 2x perminggu Tidak pernah 0 0.0
Kadang-kadang 6 5.8
Sering 10 9.7
Selalu 87 84.5
18. Saya dapat mandi sendiri di kamar
mandi
Tidak pernah 15 14.6
Kadang-kadang 4 3.9
Sering 1 1.0
Selalu 83 80.6
19. Saya mandi sendiri atas kemauan
tanpa menunggu diperintah mandi
Tidak pernah 11 10.7
Kadang-kadang 8 7.8
Sering 3 2.9
Selalu 81 78.6
20. Saya menggunakan handuk setelah
mandi untuk mengeringkan badan
Tidak pernah 4 3.9
Kadang-kadang 7 6.8
Sering 4 3.9
Selalu 88 85.4
Recommended