View
80
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan bersifat sentral baik
bahasa tulis maupun bahasa lisan dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mata pelajaran
lain. Pentingnya pengajaran menulis bagi siswa ditingkat Sekolah Dasar yang
diberikan yaitu mengacu pada salah satu aspek pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara tertulis
maupun lisan, serta dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesusastraan
masyarakat Indonesia (Depdiknas, 2006:231).
Dengan adanya pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, salah satu materi
yang diajarkan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis bagi siswa
tingkat Sekolah Dasar (SD). Adapun manfaat menulis bagi siswa adalah (a) untuk
melatih kecerdasan sesorang dalam menuangkan ide yang ada di dalam
pikirannya, (b) tulisan yang rapi dan jelas akan memberikan kesan tersendiri bagi
penulis dan pembaca, (c) dengan menulis akan mengurangi beban yang ada dan
pikiran yang ada di dalam otak kita, (d) penemuan diri, hal ini terutama sekali
dapat dibenarkan dalam tulisan yang bernada akrab yang membuahkan tulisan
pribadi (Tarigan,1982:26). Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu
siswa mengenal dirinya, budaya orang lain, dan mengemukakan gagasan, ide,
1
perasaan, serta berpartisipasi dalam masyarakat serta menggunakan kemampuan
menulis secara imajinatif yang ada dalam dirinya (Depdiknas, 2006:23).
Nurgiantoro (1998:271) mengemukakan bahwa kemampuan dalam
menulis lebih sulit untuk dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki
penguasaan kebahasaan dan juga unsur di luar bahasa itu sendiri untuk menjadi
sebuah tulisan. Menulis sebuah karangan sebuah cerita merupakan kegiatan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan melalui imajinasi dengan menggunakan medium
bahasa sebagai ekspresi yang didasarkan pada pengalaman, pengetahuan serta hal-
hal dan peristiwa atau kejadian yang pernah dialami oleh penulis.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Menulis juga suatu kegiatan yang produktif untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa, produktif yang dimaksud adalah hasil dari kegiatan
menulis siswa mampu mendatangkan hasil yang lebih baik dengan harapan lebih
mudah dipahami bagi pembacanya. Selain itu melalui kegiatan menulis tentunya
melatih siswa untuk mengungkapkan pengalaman pribadinya, menuangkan ide
dan melatih daya imajinasi siswa untuk merangkai dan mengurutkan rangkaian
peristiwa atau kejadian yang pernah dialaminya ke dalam tulisan.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa kemampuan menulis cerita
tentang pengalaman pribadi siswa kelas III di SD Negeri 56 Lubuklinggau masih
rendah dengan persentase hasil belajar siswa dalam ulangan harian yang mendapat
nilai 65 berjumlah 65% dan seharusnya siswa dapat dikatakan berhasil dalam
2
belajar apabila 85 % atau lebih siswa mendapat nilai 65 ke atas atau memenuhi
Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dengan nilai 65 ke atas dan 85 % dari
jumlah siswa mendapat nilai di atas 65.
Permasalahan ini tentunya memerlukan pemecahan, sehingga keberhasilan
siswa dapat ditingkatkan. Hal ini menuntut peranan guru khususnya yang
mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia dapat mengukur dan mengidentifikasi
serta mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi penyebab dengan adanya
kondisi tersebut di atas. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat
keberhasilan belajar siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis
cerita pengalaman pribadi yaitu :
1. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri 56
Lubuklinggau.
2. Penggunaaan metode pengajaran yang kurang relevan dengan materi pelajaran
yang disampaikan.
Untuk mengatasi kondisi tersebut guru perlu memperbaiki kegiatan
pembelajaran yaitu meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dalam kegiatan
perbaikan pembelajaran ini peneliti mencoba menerapkan metode latihan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau. Melalui
kegiatan latihan, siswa terlatih dalam menulis cerita pengalaman pribadi.
Dengan demikian, kemampuan menulis cerita berdasarkan pengalaman
pribadi siswa dapat ditingkatkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan yaitu siswa mampu dan dapat menuangkan ide, gagasan, pikiran dan
pengalaman dirinya melalui bahasa tulis.
3
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita berdasarkan
pengalaman pribadinya tentunya diperlukan perbaikan pembelajaran dengan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berkenaan dengan metode mengajar, guru perlu melakukan Penelitian
Tindakan Kelas untuk materi yang disajikan, sehingga hasil belajar dapat
ditingkatkan, sebagaimana diungkapkan oleh Kasbollah (1998:13) bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya guru untuk
berpraktisi dalam berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
perbaikan pembelajaran melalui pendekatan yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode
latihan. Selanjutnya yang menjadi subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini adalah Siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau tahun ajaran 2010/2011.
Metode adalah salah satu cara yang digunakan untuk pencapaian suatu
tujuan yang telah ditetapkan melalui tahapan latihan dengan memberi kontribusi
positif terhadap perkembangan diri peserta didik. (Djamarah,1995:55). Metode
latihan adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberi contoh
secara langsung dan siswa sebagai objek yang melakukan tindakan dan
keterampilannya dalam mengerjakan latihan yang diberikan.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
”Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pengalaman Pribadi Siswa
kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dengan Metode Latihan.”
4
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah Umum
Dari uraian sebelumnya secara umum dapat ditarik sebuah rumusan
masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu : ”Apakah penggunaan
metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56
Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi?”
2. Rumusan masalah Khusus
Adapun rumusan masalah khusus dalam penelitian ini yaitu :
a. Bagaimana kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau menulis
cerita tentang pengalaman pribadi setelah pembelajaran melalui metode
latihan?
b. Berapa besarkah peningkatan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56
Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode
latihan?
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode latihan siswa kelas III SD
Negeri 56 Lubuklinggau.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu :
5
a. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa menulis cerita pengalaman
pribadi melalui metode latihan.
b. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan siswa kelas III SD
Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi
menggunakan metode latihan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini, diharapkan agar dapat bermanfaat
untuk siswa, peneliti, guru dan Lembaga STKIP PGRI Lubuklinggau.
1. Bagi Siswa, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat membantu siswa
dalam meningkatkan kreativitasnya untuk menulis cerita pengalaman
pribadinya.
2. Bagi Peneliti, hasil penelitian tindakan kelas ini berguna untuk
mengetahui keefektifan metode pengajaran dan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadinya.
3. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam
kompetensi menulis siswa.
4. Bagi Lembaga STKIP-PGRI Lubuklinggau, penelitian ini salah satu bentuk
persyaratan untuk mendapat gelar sarjana sekaligus sumbangan pemikiran
mahasiswa terhadap perbaikan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
6
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian
perbaikan pembelajaran ini adalah beberapa pendapat para ahli yang mendukung
penelitian tindakan kelas ini.
1. Pengertian Peningkatan Kemampuan
Dalam Depdikbud (1997:623) bahwa kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, dan kekuatan. Selanjutnya Kridalaksana (1993:95) mengatakan bahwa
kemampuan adalah kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan
dengan jalan mempelajari secara sadar dan terencana.
Dari pengertian di atas dapat diuraikan peningkatan kemampuan adalah
kesanggupan atau upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa
kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita tentang pengalaman
pribadinya melalui metode Latihan. Peningkatan tersebut adalah upaya guru
menetapkan metode yang tepat dan sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya untuk kemampuan menulis.
2. Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat dan mengkomunikasikan
dalam tatanan ganda, bersifat interaktif, dan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dibaca
(Muksin, 1990:24). Menurut Tarigan (1994:21) menulis adalah menurunkan atau
7
menuliskan lambang-lambang grafik suatu bahasa sehingga seseorang dapat
memahami dan membaca lambang-lambang garfik tersebut.
Menulis adalah penyampaian informasi kepada orang lain melalui media
tulis, dalam hal ini tujuan menulis adalah agar informasi yang disampaikan
tersebut dipahami orang lain. Tujuan menulis ditingkat sekolah dasar (SD)
menurut Depdikbud (1994:2) yaitu sebagai berikut :
a. Siswa dapat mengungkapkan perasaanya secara lisan maupun tertulis.
b. Siswa memiliki kegemaran menulis dalam meningkatkan kemampuan
kebahasaannya.
c. Siswa mampu mengungkapkan fikiran dalam karangan baik dalam bentuk
prosa mapun puisi.
d. Siswa mampu menyampaikan informasi melalui tulisan berdasarkan keadaan.
e. Siswa mampu mengungkapkan ide, pengalaman, dan pesan secara tertulis.
Tarigan (1994:24) mengemukakan ada beberapa tujuan dari kegiatan
menulis di antaranya yaitu sebagai berikut :
a. Tujuan penugasan, yaitu penulisan sesuatu karena ditugaskan, bukan karena
kemauan sendiri.
b. Tujuan menyenangkan, yaitu menyenangkan pembaca dengan hasil tulisan
atau karyanya.
c. Tujuan persuasif, yaitu menulis untuk meyakinkan pembaca terhadap
kebenaran dan gagasan yang diutamakan.
d. Tujuan informasional, yaitu tujuannya memberi keterangan atau informasi.
8
e. Tujuan menyatakan diri, yaitu memperkenalkan dan menyatakan diri sang
pengarang.
f. Tujuan kreatif, yaitu tujuan pernyataan diri untuk mencapai nilai-nilai artistic.
g. Tujuan pemecahan masalah, yaitu penulisan ini bertujuan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, kegiatan menulis bertujuan untuk melatih keterampilan,
kreativitas dan daya imajinatif siswa yang didasarkan pada pengalaman, ide,
gagasan dan pengalaman serta peristiwa yang pernah dilihat, dirasakan maupun
dialaminya sehingga kegiatan menulis dalam perbaikan pembelajaran ini yaitu
meningkatkan kemampuan siswa mengungkapakan pengalaman pribadinya
melalui kegiatan menulis.
3. Pengertian Cerita Pengalaman Pribadi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:186) disebutkan bahwa
cerita adalah kisah pendek yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan
memusatkan diri pada suatu tokoh dalam suatu situasi. Selanjutnya menurut Semi
(1988:34) cerita adalah karakter yang dijabarkan lewat rentetan kejadian dan pada
kejadian-kejadian itu sendiri, dan yang terjadi di dalam cerita tersebut merupakan
suatu pengalaman, penjelajahan, mengamati dan menelusuri.
Dari pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa cerita pengalaman
pribadi adalah cerita yang benar-benar terjadi atau terjadi dimana saja dan kapan
saja yang dialami penulis atau pengarang selanjutnya dapat memberikan kesan
tunggal dalam hati penikmat atau pembacanya.
9
Berikut langkah-langkah menulis cerita pengalaman pribadi menurut
Kasmadi (2001: 99) adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tema cerita.
b. Menetukan Sinopsis.
c. Mengembangkan sinopsis menjadi cerita dengan cara :
1) Menguraikan latar dan setting
2) Menyajikan peristiwa-peristiwa pendahuluan.
3) Menampakan karakter.
4. Metode Latihan
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara dan Wina Sanjaya (2008:39)
dalam Sutrisno berpendapat bahwa metode pembelajaran berarti sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan yang nyata dan praktis untuk mencapai kegiatanan pembelajaran.
Metode Latihan adalah satu cara yang digunakan untuk pencapaian suatu tujuan
yang telah ditetapkan melalui tahapan latihan dengan memberi kontribusi positif
terhadap perkembangan diri peserta didik (Djamarah,1995:55). Menurut pendapat
Prayitno (1973:35) Metode Latihan adalah suatu kegiatan yang diperoleh,
dikuasai atau merupakan hasil dari adanya latihan proses belajar atau pencapaian
tujuan pembelajaran yang berupa hasil latihan, merupakan hasil dari kegiatan
belajar mengajar semata”. Dengan demikian, dapat disimpulkan metode latihan
adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberi contoh secara
langsung dan siswa sebagai objek yang melakukan tindakan dalam mengerjakan
latihan yang diberikan.
10
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan
1) Kelebihan Metode Latihan
a) Menanamkan kebiasaan kepada anak untuk belajar secara rutin dan
disiplin serta dalam waktu yang singkat pemahaman keterampilannya dapat
ditingkatkan.
b) Peserta didik memiliki kesiapan belajar yang lebih baik
c) Peserta didik berkembang lebih baik dan lebih matang.
d) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
e) Siswa terbiasa dengan latihan-latihan yang diberikan.
2) Kelamahan Metode Latihan
a) Kurangnya perhatian peserta didik pada lingkungan sekitarnya.
b) Membentuk kebiasaan-kebiasaan diri peserta didik yang kaku dan otomatis.
c) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik bersifat verbal dan mekanis.
d) Menghambat daya imajinatif dan inisiatif peserta didik.
e) Terpaku pada materi latihan yang diberikan (Djamarah, 2007:198)
b. Langkah-langkah penerapan metode latihan dalam pembelajaran
1) Guru memperlihatkan cara menulis cerita tentang pengalaman pribadi dengan
memberikan latihan secara langsung.
2) Guru memandu siswa dalam latihan menulis cerita tentang pengalaman
pribadi yaitu dalam menggunakan ejaan, tanda baca, isi cerita dan kohesi
serta koherensi antar paragraf.
3) Guru mengawasi kegiatan siswa dalam menulis cerita tentang pengalaman
pribadinya.
11
4) Siswa mencermati kembali hasil tulisan dengan berulang-ulang.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dalam Penelitan Tindakan Kelas (PTK) Sulastri
(2009:42) dengan judul penerapan model pembelajaran latihan pada pelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 61 Cimahi, yang menyimpulkan
bahwa hasil belajar siswa setelah penerapan latihan diperoleh nilai rata-rata pada
siklus pertama (59,71), siklus kedua (63,16), siklus ketiga (75,51). Ketuntasan
klasikal pada siklus pertama 46,61 %, pada siklus kedua 72,91 % dan pada siklus
ketiga 87,00 % yang berarti hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Sedangkan hasil penelitian Harpah yang berjudul penerapan model pembelajaran
latihan dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada pokok bahasan
menulis pada siswa kelas V SD Negeri 235 Palembang, menyimpulkan bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode diskusi
berpengaruh secara signifikan a = 0,05 thitung (4,15)> ttabel (1,684) dan rata-rata
skor sebesar 75,32. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
setelah penerapan pembelajaran dengan metode latihan signifikan sudah baik.
C. Kerangka Berpikir
Untuk merencanakan pembelajaran menulis, yang menekankan menulis
sebagai media pengajaran sebagai alat belajar bagi siswa kelas III SD Negeri 56
Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi dapat ditingkatkan
dengan membangun latar belakang pengetahuan, pengalaman siswa, menyusun
12
ide, dan mengembangkan daya imajinatif siswa mengungkapkan peristiwa yang
pernah dialaminya melalui kegiatan menulis dalam bentuk cerita.
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran pada siswa kelas III SD Negeri
56 Lubuklinggau tindakan awal yang dilakukan yaitu memberikan latihan menulis
cerita tentang pengalaman pribadi dengan memperhatikan pilihan kata dan ejaan
yang tepat. Kemudian guru menyimpulkan hasil data pratindakan untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa, mengetahui kelemahan-kelemahan dalam
kegiatan pembelajaran sebelum menerapkan metode yang relevan dengan materi
pelajaran.
Untuk merencanakan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran
yaitu pada materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi, yang menekankan
menulis sebagai alat belajar yaitu mengungkapkan pengalaman, ide dan cita-cita
siswa dapat ditingkatkan dengan metode latihan. Secara umum bertujuan melatih
pengetahuan, menyusun tujuan menulis, dan mengembangkan pemahaman
melalui kegiatan menulis. Apabila dalam implementasinya kemudian hasil tes
siswa setelah dievaluasi dan dianalisis masih terdapat kesalahan dan kekurangan,
maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan instrument
tes yang berbeda, sehingga hasil peningkatan pembelajaran dapat dilihat dari
tahapan tindakan yang telah ditentukan yaitu siklus I dan siklus II sampai hasil
belajar atau ketuntasan siswa baik secara individu maupun klasikal mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Pemilihan dengan
menerapkan metode latihan adalah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
minat dan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis
13
cerita tentang pengalaman pribadi. Strategi yang diterapkan yaitu dengan
memberikan latihan menulis cerita pengalaman pribadi secara berulang kepada
siswa sehingga siswa mendapat pengalaman belajar.
D. Hipotesis Tindakan dan Kriteria pengujian Hipotesis
1. Hipotesis tindakan
Tindakan dalam penelitian adalah melalui metode latihan kemampuan
menulis cerita tentang pengalaman pribadi siswa kelas III SD Negeri 56
Lubuklinggau dapat meningkat.
2. Kriteria Pengujian Hipotesis
a. Daya serap siswa perorangan tuntas jika hasil belajar siswa kelas III SD
Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi mencapai
nilai 65 ke atas.
b. Daya serap siswa secara klasikal tuntas jika 85 % dari jumlah siswa mencapai
nilai 65 ke atas.
14
BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SD Negeri 56
Lubuklinggau pada siswa kelas III. Sekolah ini beralamat di Jalan Yos Sudarso
Kelurahan Taba Pingin Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau.
Penelitian ini direncanakan melalui dua siklus yang diobservasi oleh Dosen
Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Pembantu, Guru SD Negeri 56
Lubuklinggau dan Rekan Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau. Penelitian ini
melalui beberapa tindakan dalam perbaikan pembelajaran yaitu 1) Tahap
Pratindakan, 2) Siklus I, dan 3) Siklus II. Selanjutnya dalam setiap tindakan pada
setiap siklus ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanankan.
Tabel 1Jadwal pelaksanaan penelitian menulis cerita pengalaman pribadi.
No Siklus Materi Tanggal Waktu1 Pertama Menulis cerita pengalaman pribadi. 27 -01- 2010 07.30-09.00
2 Kedua Menulis cerita pengalaman pribadi. 28 -01-2010 07.30-09.00
B. Subjek Penelitian
Siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau tahun ajaran 2010/2011
berjumlah 40 Siswa yang terdiri dari 23 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.
Karakteristik siswa ditempat dilakukannya penelitian yaitu :
1. Jumlah siswa 40 orang terdiri 24 laki-laki dan 16 Perempuan.
15
2. Usia 8-9 tahun.
3. Sebagian dari siswa belum mampu menulis cerita tentang pengalaman
pribadi dengan baik dan benar.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data pra tindakan sebelum
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Data siklus I dan siklus II, Data
hasil observasi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dan hasil
pengamatan terhadap siswa kelas III SD Negeri 56 Kota Lubuklinggau.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
data hasil pengamatan terhadap hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsun, penerapan teknik tes dan
teknik non tes. Teknik tes yaitu instrument soal (perbuatan) dan non tes berupa
lembar observasi untuk guru dan siswa.
E. Validasi Data
Mengkonsultasikan data yang diperoleh kepada teman sejawat tentang
masalah ketuntasan anak yang disesuaikan dengan indikator penilaian dan
instrument tes apakah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa atau
untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Bentuk tes
16
berupa tes tertulis menguji per individu siswa untuk mempraktikan kemampuan
menulis cerita pengalaman pribadi menggunakan metode latihan. Lembar
observasi dijadikan sebagai sumber untuk melihat aktivitas dan peningkatan
kegiatan yang dilakukan guru dan siswa.
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian yaitu
menulis cerita tentang pengalaman pribadi dengan metode latihan. Aspek-spek
yang dinilai dalam menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :
1. Organisasi isi diberi bobot maksimum 25.
2. Tata kalimat diberi bobot maksimum 25.
3. Penggunaan EYD diberi bobot maksimum 25.
4. Kohesi dan Koherensi antar paragraf diberi bobot maksimum 25.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel penilaian berikut :
Tabel 2:Indikator penilaian kemampuan menulis cerita tentang pengalaman pribadi
NO INDIKATOR PENILAIAN SKOR NILAI1 Organisasi Isi 252 Tata Kalimat 253 Penggunaan EYD 254 Kohesi dan koherensi antar paragraph 25
Jumlah Skor nilai 100 (Trimannsyah,2003)
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan observasi, tes awal dan tes akhir
pada siklus pertama dan kedua akan dianalisis dengan cara yaitu sebagai berikut :
1. Menghitung selisih nilai tes pada siklus I dan siklus II, selanjutnya nilai-nilai
tersebut dihitung dengan persentase dan nilai rata-rata, kemudian dibuat dalam
17
bentuk tabel, berdasarkan uji hipotesis dalam penelitian ini adalah siswa
dikatakan tuntas belajar apabila :
a. Secara individual siswa mencapai nilai 65 atau lebih.
b. Secara klasikal siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih minimal harus
mencapai 100 %.
Persentase siswa yang telah tuntas belajar dapat dihitung dengan rumus :
RP= ———— x 100 % T
Keterangan : P= Persentase keberhasilan siswa
R = Jumlah siswa yang tuntas
T= Jumlah siswa dikelas
(Sudjana,2002:137)
2. Menetukan besarnya peningkatan hasil belajar siswa dari tes pratindakan
hingga siklus I dan siklus II pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan
rumus sebagai berikut :
R2 – R1
X= —————— x 100 % R1
Keterangan :
X = Persentase peningkatan hasil tindakan
R1 = Nilai rata-rata pratindakan
R2 = Nilai rata tindakan 1 dan 2 (Sudjana, 2002:137)
18
G. Indikator Keberhasilan
Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56
Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi dengan metode latihan.
Indikator yang dicapai dalam penelitian ini yaitu : a) Organisasi isi diberi bobot
maksimum 25, b) Tata kalimat diberi bobot maksimum 25, c) Penggunaan EYD
diberi bobot maksimum 25, d) Kohesi dan Koherensi antar paragraf diberi bobot
maksimum 25. Selanjutnya siswa dinyatakan tuntas belajar secara individu jika
siswa mendapat nilai 65 ke atas dan ketuntasan belajar secara klasikal apabila
85% dari jumlah siswa mendapat nilai 65 ke atas.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan melalui dua siklus yang
terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Berikut rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada
perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada silkus I dan II yaitu :
1. Perencanaan
a. Menentukan tujuan pembelajaran (yaitu meningkatkan kemampuan menulis
cerita tentang pengalaman pribadi).
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
d. Menyiapkan soal evaluasi.
19
2. Pelaksanaan Tindakan
1. Deskripsi Siklus I
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :
1) Kegiatan Awal
a) Apersepsi
b) Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman pribadi.
c) Motivasi dan menjelaskan tujuan menulis cerita tentang pengalaman pribadi.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan cara menulis cerita tentang pengalaman pribadi.
b) Guru Guru memberi latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman
pribadi.
c) Siswa menetukan judul cerita sendiri melalui kegiatan tanya jawab dan
latihan.
d) Siswa menulis cerita pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan ejaan
yang tepat atau sesuai dengan EYD.
e) Guru mengamati dan membimbing kegiatan belajar siswa.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru mengharapkan kepada siswa untuk berlatih menyusun dan
mengembangkan cerita karangan lain sebagai tindak lanjut pada siklus
selanjutnya.
b) Guru menanggapi dan menyimpulkan hasil pertanyaan
20
b. Pertemuan Kedua
Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :
1) Kegiatan Awal
a) Mengadakan apersepsi.
b) Memberi penjelasan tentang cara menulis cerita berdasarkan pengalaman
pribadi.
2) Kegiatan Inti
a) Memberi tugas latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman
pribadi.
b) Guru menyiapkan instrument tes siklus I.
c) Guru menugaskan siswa menulis cerita tentang pengalaman pribadi dengan
pilhan kata yang tepat dan sesuai dengan EYD.
d) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis.
e) Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan.
f) Melaksanakan evaluasi terhadap materi dan latihan yang diberikan.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberi penguatan konsep dari hasil kegiatan pembelajaran siklus I.
b) Guru mengakhiri pelajaran pada siklus I
2. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan Tindakan pada pertemuan kedua (siklusII) sama dengan
pertemuan pertama hanya saja materi yang diberikan adalah kelanjutan dari
pertemuan Siklus I. Perencanaan Tindakan Kelas pada siklus II yaitu:
21
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :
1) Kegiatan Awal
a) Mengadakan apersepsi pada pertemuan siklus II.
b) Memberi penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis
cerita tentang pengalaman pribadi.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberi tugas latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman
pribadi pada siklus II dengan memperhatikan pilhan kata yang tepat dan
sesuai dengan EYD.
b) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi
pada siklus II.
c) Melaksanakan evaluasi terhadap materi dan latihan yang diberikan.
d) Guru menanggapai dan menyimpulkan hasil pembelajaran.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberi penguatan konsep dari hasil kegiatan pembelajaran siklus II.
b) Guru mengakhiri pelajaran pada siklus II.
b. Pertemuan Kedua
Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :
1) Kegiatan Awal
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siklus II.
22
b) Menjelaskan ketentuan menulis cerita dengan menggunakan bahasa yang baik
dan ejaan yang tepat.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberi latihan menulis cerita tentang pengalaman pribadi pada siklus
II dengan memperhatikan pilhan kata yang tepat dan sesuai dengan EYD.
b) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi
pada siklus II.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru menanggapai dan menyimpulkan hasil pembelajaran.
b) Guru menutup pelajaran.
3. Observasi
Kegiatan siklus pertama akan dipandu dengan menggunakan lembar
observasi dan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang
dilakukan oleh peneliti. Pelaksanaan Observasi pada siklus pertama diobservasi
oleh Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Pembantu, Guru SD Negeri
56 Lubuklinggau dan Rekan Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Adapun hal-hal yang akan diobservasi terhadap kegiatan peneliti, oleh
para observer adalah proses kegiatan belajar yang dilakukan guru (peneliti) dan
siswa sebagai bahan pertimbangan pada siklus yang selanjutnya. Kritik, saran,
pendapat, dan tanggapan dari para observer akan dianalisis peneliti untuk
dijadikan dasar perencanaan tindakan pada siklus yang kedua.
Kegiatan siklus kedua diobservasi oleh beberapa Guru SD Negeri 56
Lubuklinggau. Hal-hal yang akan diobservasi pada siklus kedua yaitu kegiatan
23
guru (Peneliti) dan siswa dalam proses perbaikan pembelajaran, termasuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama. Dalam
mengobservasi para observer juga dipandu oleh lembar observasi yang telah
disediakan untuk memberi tanggapan, saran, kritik dan pendapat.
4. Evaluasi
Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk menilai kemampuan dan daya
serap siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau tuntas dengan nilai yaitu 65
keatas. Selanjutnya daya serap secara klasikal tuntas apabila 85 % siswa mendapat
nilai minimal 65. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan instrumen tes. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa
atau untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Bentuk tes
berupa tes tertulis menguji per individu siswa untuk mempraktikan kemampuan
menulis cerita pengalaman pribadi. Adapun indikator yang dicapai dalam
penelitian tindakan kelas ini yaitu 1) organisasi isi, 2) tata kalimat, 3) penggunaan
EYD, dan 4) kohesi dan koherensi antar paragraf.
5. Refleksi
Yaitu perenungan untuk mengevaluasi rencana dan kegiatan yang telah
dilakukan berupa urutan terhadap prosedur dan analisis hasil kinerja. Hal ini
digunakan untuk merencanakan kegiatan selanjutnya. Refleksi dilakukan untuk
menganalisis dan mengetahui apakah telah tercapai atau belum ketuntasan
pembelajaran perorangan atau secara klasikal dan hasil refleksi digunakan untuk
setiap siklus. Selanjutnya frekuensi nilai yang harus dicapai siswa per individu
24
harus mencapai 65 ke atas dengan kategori kemampuan siswa meningkat dan
persentase klasikal mencapai 85 %.
Untuk mencapai keputusan yang tepat dalam menentukan ketuntasan hasil
belajar siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita tentang
pengalaman pribadi menggunakan metode latihan yaitu dengan membandingkan
perbaikan pembelajaran pada tahap pra tindakan, siklus I dan siklus II apakah ada
peningkatan dan terbukti kebenarannya.
25
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Pengambilan data pada tahap pra tindakan pada siswa kelas III SD Negeri
56 Lubuklinggau yang berjumlah 40 orang siswa yang terdiri dari 21 laki-laki
dan 17 perempuan. Hasil tes awal sebelum pelaksanaan perbaikan kegiatan
pembelajaran menunjukan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerita
pengalaman pribadi dengan pesrsentase ketuntasan secara klasikal yang dicapai
sebesar (37,50 %) dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh secara individu 61,88.
Dengan demikian, ketuntasan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 56
Lubuklinggau secara individu belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu siswa dikatakan tuntas apabila mendapat
nilai ≥ 65. Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan
rumus yang telah ditetapkan pada bab tiga, sehingga dapat diketahui ketuntasan
hasil belajar siswa sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada
siklus I dan siklus II dalam menulis cerita pengalaman pribadi menggunakan
metode latihan. Hasil analisis data pada tahap pratindakan, dapat diuraikan
sebagai berikut :
Kegiatan tahap pratindakan dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2011 di
kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau. Pengambilan data pratindakan terhadap
kemampuan siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode
latihan dengan menggunakan tes uraian yang terdiri dari yaitu : a) Organisasi Isi
diberi bobot maksimum 25, b) Tata kalimat diberi bobot maksimum 25,
26
c) Penggunaan EYD diberi bobot maksimum 25, d) Kohesi dan Koherensi antar
paragraf diberi bobot maksimum 25. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari
tahap pratindakan dapat diketahui bahwa dari 40 orang jumlah siswa kelas III SD
Negeri 56 Lubuklinggau, siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau dinyatakan tuntas
belajar sebanyak 15 orang (37,50 %), sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤
65 atau dinyatakan belum tuntas sebanyak 25 orang (63,50 %). Nilai rata-rata
kelas tahap pratindakan yaitu (61,88). Agar lebih jelas, persentase ketuntasan
belajar siswa pada tahap pratindakan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3Hasil Tes Akhir Pratindakan
No PelaksanaanTindakan
Jumlah SiswaTes
Tuntas Belum TuntasPersentase Jumlah
SiswaPersentase Jumlah
Siswa1. Tes Tahap
Pratindakan40 37,50 % 15 orang 62,50 % 25
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas III SD
Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi belum
mencapai tingkat ketuntasan secara klasikal yaitu sebesar 85%. Peneliti
menemukan beberapa faktor kesulitan yang dialami siswa dalam menulis cerita
pengalaman pribadi anatara lain :
1. Kelemahan tersebut terletak pada metode mengajar yang dipilih oleh guru
kurang relevan dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai.
2. Kondisi pembelajaran yang kurang efektif, kurangnya keaktifan siswa dalam
memahami materi pelajaran khususnya dalam menulis cerita pengalaman
pribadi.
3. Siswa kurang berminat serta tidak termotivasi dalam belajar.
27
4. Kurangnya kegiatan latihan dalam pembelajaran menulis cerita pengalaman
pribadi.
Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa
kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi
dengan menerapkan metode latihan yang akan dilaksanakan dalam dua siklus
yaitu dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri dari kegiatan siklus I dan
kegiatan siklus II.
B. Kondisi Hasil Siklus I
1. Tahap Persiapan Tindakan
Persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus pertama adalah
sebagai berikut :
a. Menganalisis materi pembelajaran.
b. Menetukan silabus materi pembelajaran
c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
d. Menyiapkan peralatan, media, instrument, dan lembar observasi dalam
pelaksanaan tindakan pada materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi
melalui metode latihan.
2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus pertama dilaksanakan pada tanggal
27 Januari 2010 di kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau Lubuklinggau. Langkah-
langkah pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut :
28
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :
1) Kegiatan Awal
a) Apersepsi
b) Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman pribadi.
c) Motivasi dan menjelaskan tujuan menulis cerita tentang pengalaman pribadi.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan cara menulis cerita tentang pengalaman pribadi.
b) Guru memberi latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman
pribadi.
c) Siswa menetukan judul cerita sendiri melalui kegiatan tanya jawab dan
latihan.
d) Siswa menulis cerita pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan ejaan
yang tepat atau sesuai dengan EYD.
e) Guru mengamati dan membimbing kegiatan belajar siswa.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru mengharapkan kepada siswa untuk berlatih menyusun dan
mengembangkan cerita karangan lain sebagai tindak lanjut pada siklus
selanjutnya.
b) Guru menanggapi dan menyimpulkan hasil pertanyaan
b. Pertemuan Kedua
Kegiatan pelaksanaan tindakan mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia materi menulis cerita tentang pengalaman pribadi yaitu :
1) Kegiatan Awal
a) Mengadakan apersepsi.
29
b) Memberi penjelasan tentang cara menulis cerita berdasarkan pengalaman
pribadi.
2) Kegiatan Inti
a) Memberi tugas latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman
pribadi.
b) Guru menyiapkan instrument tes siklus I.
c) Guru menugaskan siswa menulis cerita tentang pengalaman pribadi dengan
pilhan kata yang tepat dan sesuai dengan EYD.
d) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis.
e) Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan.
f) Melaksanakan evaluasi terhadap materi dan latihan yang diberikan.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberi penguatan konsep dari hasil kegiatan pembelajaran siklus I.
b) Guru mengakhiri pelajaran pada siklus I
Pada kegiatan akhir siklus pertama peneliti melakukan refleksi dari hasil
pembelajaran, melakukan evaluasi untuk melihat peningkatan kemampuan siswa
dalam menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode latihan dengan kreteria
penilaian yang telah ditetapkan. Peneliti memberi penguatan dan motivasi belajar
kepada siswa untuk mempersiapkan perbaikan pembelajaran pada siklus
selanjutnya (siklus II).
Dari 40 orang siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau yang hadir pada
tanggal 25 Januari 2011, siswa yang memperoleh nilai di atas 65 atau sudah
dinyatakan tuntas belajar sebanyak 27 orang (67,50 %) sedangkan yang mendapat
30
nilai di bawah atau kurang dari 65 atau dinyatakan belum tuntas berjumlah 13
orang (32,50%). Dari hasil tersebut diketahui hasil rata-rata kelas yaitu (69,63).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
Tabel 4Hasil Tes Akhir Siklus I.
No PelaksanaanTindakan
Jumlah SiswaTes
Tuntas Belum TuntasPersentase Jumlah
SiswaPersentase Jumlah
Siswa
1. Tes Siklus I 40 67,50 % 27 32,50 % 13
3. Hasil Pengamatan
Observasi pada pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan oleh 4 observer
yaitu Ibu Hj. Samsuarni, M.Pd. (Dosen Pembimbing Utama), Bapak A. Budi
Mulyanto, M.Pd. (Dosen Pembimbing Pembantu), Ibu Nasaha, S.Pd.SD (Guru
SD Negri 56 Lubuklinggau), Ibu Nanik Haryati (Guru SD Negeri 56
Lubuklinggau). Para observer melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mengisi lembar observasi
dengan memberikan jawaban ” Ya” atau ”Tidak” pada setiap butir pertanyaan.
Selanjutnya pada kegiatan akhir pembelajaran para observer memberikan
tanggapan, kritik, dan saran terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan
oleh peneliti. Saran dan kritik dari para observer adalah sebagai berikut :
a. Ibu Dra. Hj. Samsuarni, M.Pd. (Dosen Pembimbing Utama)
1) Dalam menyampaikan materi hendaknya cerita dibacakan,
2) Jelaskan cara menetukan judul cerita,
3) Jelaskan bagaimana membuat paragraph dalam cerita,
31
4) Apabila anak tidak ada yang bertanya hendaknya guru memotivasi anak untuk
bertanya,
5) Materi hendaknya ditulis dipapan tulis,
b. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. (Dosen Pembimbing Kedua)
1) Guru hendaknya menceritakan contoh beberapa pengalaman pribadi.
2) Memberikan penguatan untuk memotivasi minat belajar kepada siswa.
3) Penguasaan kelas agar dapat ditingkatkan.
c. Ibu Zaleha, S.Pd.SD (Guru SD Negeri 56 Lubuklinggau)
1) Pendahuluan siswa tidak di absen
2) Sebelum menulis cerita pengalaman pribadi siswa diharuskan memahami hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis cerita.
3) Seharusnya guru memberikan contoh menulis cerita yang bervariasi untuk
memotivasi daya pikir anak.
d. Ibu Intan, S.Pd. (Guru SD Negeri 56 Lubuklinggau)
1) Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dengan penguasaan kelas yang
baik.
2) Guru harus memberikan motivasi dan benar-benar mampu memotivasi siswa
dalam menulis cerita pengalaman pribadi.
4. Refleksi
Setelah dilaksanakan siklus I peneliti memperoleh masukan-masukan atau
saran dari para observer. Saran tersebut ditindaklanjuti pada perbaikan
pembelajaran pada siklus II. Berikut beberapa hal yang perlu diperbaiki pada
siklus II yaitu sebagai berikut:
32
a. Menjelaskan contoh pada alat peraga.
b. Penyampaian materi harus lebih baik.
c. Memberikan motivasi kepada anak agar lebih aktif dalam proses kegiatan
pembelajaran.
C. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Tahap Persiapan Tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan peneliti pada siklus
kedua yaitu sebagai berikut :
a. Menganalisis materi pembelajaran.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Menyiapakan peralatan dan perlengkapan pembelajaran, media, instrument
tes, dan lembar observasi pada kegiatan menulis cerita pengalaman pribadi
menggunakan metode latihan.
2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada tahap siklus kedua dilaksanakan
pada tanggal 28 Januari 2011 di kelas III SD Negeri 56 Kota Lubuklinggau.
Sesuai dengan hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus pertama, maka ada
beberapa kegiatan yang mesti dilakukan pada siklus II, antara lain yaitu :
a. Pertemuan Pertama
1) Kegiatan Awal
a) Mengadakan apersepsi pada pertemuan siklus II.
33
b) Memberi penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis
cerita tentang pengalaman pribadi.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberi tugas latihan kepada siswa menulis cerita tentang pengalaman
pribadi pada siklus II dengan memperhatikan pilhan kata yang tepat dan
sesuai dengan EYD.
b) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi
pada siklus II.
c) Melaksanakan evaluasi terhadap materi dan latihan yang diberikan.
d) Guru menanggapai dan menyimpulkan hasil pembelajaran.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberi penguatan konsep dari hasil kegiatan pembelajaran siklus II.
b) Guru mengakhiri pelajaran pada siklus II.
b. Pertemuan Kedua
1) Kegiatan Awal
a) Menyampaikan tujan pembelajaran pada siklus II.
b) Menjelaskan ketentuan menulis cerita dengan menggunakan bahasa yang baik
dan ejaan yang tepat.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberi latihan menulis cerita tentang pengalaman pribadi pada siklus
II dengan memperhatikan pilhan kata yang tepat dan sesuai dengan EYD.
b) Guru mengawasi aktivitas siswa dalam menulis cerita pengalaman pribadi
pada siklus II.
34
c) Guru menanggapai dan menyimpulkan hasil pembelajaran.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru menutup pelajaran.
b) Salam
Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua masih sama dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus pertama, hanya saja pada siklus instrumens tes yang
diberikan berbeda agar siswa lebih termotivasi dalam kegiatan belajar menulis
cerita pengalaman pribadi sesuai dengan masukan-masukan yang telah diberikan
para observer pada siklus pertama.
Hasil tes Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus II yang diperoleh
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 5Hasil Tes Akhir Siklus II
No PelaksanaanTindakan
Jumlah SiswaTes
Tuntas Belum TuntasPersentase Jumlah
SiswaPersentase Jumlah
Siswa
1. Tes Siklus I 40 92,50 % 37 7,50 % 3
Dari 40 orang siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau yang hadir pada
tanggal 28 Januari 2011, siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau sudah dinyatakan
tuntas belajar sebanyak 37 orang (92,5 %) sedangkan yang mendapat nilai < 65
atau dinyatakan belum tuntas berjumlah 3 orang (7,5 %). Dari hasil tersebut
diketahui hasil nilai rata-rata kelas yaitu (76,63).
Dari hasil analisis data pada pelaksanaan tindakan siklus II tersebut
dinyatakan bahwa dari 40 siswa yang hadir, 37 siswa dinyatakan tuntas
35
sedangkan 3 siswa dinyatakan tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas (76,63). Secara
klasikal ketuntasan siswa adalah 92,50 %. Dengan demikian, nilai siswa kelas III
SD Negeri 56 Lubuklinggau baik secara individu maupun klasikal dinyatakan
tuntas. Hal ini karena hasil belajar siswa sudah mencapai nilai di atas 65 dan
secara klasikal sudah mencapai 85 %.
Terjadinya peningkatan ini membuktikan bahwa kemampuan siswa kelas
III SD Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita pengalaman pribadi
menggunakan metode latihan telah mencapai atau mengalami kemajuan yang
signifikan. Siswa sudah dinyatakan mampu memahami konsep, teknik dan cara
menulis cerita pengalaman pribadi menggunakan metode latihan. Kegiatan ini
dimulai dengan penguasaan terhadap materi kemampuan menulis cerita
pengalaman pribadi yang mencakup beberapa aspek yaitu: a) Organisasi isi diberi
bobot maksimum 25, b) Tata kalimat diberi bobot maksimum 25, c) Penggunaan
EYD diberi bobot maksimum 25, d) Kohesi dan Koherensi antar paragraf diberi
bobot maksimum 25.
3. Hasil Pengamatan
Pada kegiatan pembelajaran siklus kedua, peneliti diamati oleh 2 (dua)
observer yaitu Ibu Zaleha, S.Pd.SD (Guru SD Negeri 56 Lubuklinggau), Ibu
Intan, S.Pd. (Guru SD Negeri 56 Lubuklinggau). Berdasarkan analisis data yang
diperoleh dari lembar observasi yang diberikan kepada observer (Guru SD Negeri
56 Lubuklinggau) secara umum proses kegiatan belajar mengajar sudah
menunjukan peningkatan. Diantaranya, siswa lebih baik dalam menulis cerita
pengalaman pribadi pada pelaksanaan tindakan siklus II, dan kondisi
36
pelakasanaan kegiatan belajar mengajar pada saat pengambilan tindakan suasana
belajar lebih kondusif, dan siswa lebih aktif.
4. Refleksi
Pelaksanaan siklus kedua pada kegiatan belajar mengajar dalam materi
menulis cerita pengalaman pribadi di kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau
mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan hasil pembelajaran
pada kegiatan siklus I. Hal-hal yang perlu diperbaiki pada pembelajaran siklus II
yaitu a) guru memberikan penguatan konsep terhadap hasil kegiatan pembelajaran
untuk lebih ditingkatkan, b) memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa
kelas III SD Negeri 56 Lubklinggau khususnya dalam menulis cerita pengalaman
pribadi, c) guru memahami kendala yang dihadapi siswa selama proses kegiatan
pembelajaran.
D. Pembahasan Tiap Siklus dan Analisis Antar Siklus
1. Pembahasan Siklus I
Hasil penelitian pada siklus pertama mengalami peningkatan ketuntasan
belajar siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau. Dari 40 orang siswa yang
memperoleh nilai di atas 65 berjumlah 27 siswa atau 27 : 40 x 100 % = 67,50 %,
sedangkan 13 orang atau 13 : 40 x 100 % = 32,50 % . Nilai rata-rata pada siklus
pertama meningkat menjadi (69,63). Akan tetapi dari hasil akhir tes kegiatan
siklus pertama belum mencapai ketuntasan secara klasikal karena siswa yang
mendapat nilai di atas 65 hanya mencapai 67,50 % atau kurang dari KKM secara
klasikal yaitu siswa dapat dikatakan tuntas apabila persentase yang dicapai
37
≥ 85 %. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan kegiatan siklus kedua guna
meningkatkan hasil pembelajaran siswa secara klasikal dengan menerapkan saran
dan kritik dari para observer pada pembelajaran siklus kedua.
2. Pembahasan Siklus II
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus II dilaksanakan pada tanggal 28
Januari 2011 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Hasil belajar tes akhir siswa
yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus kedua sangat baik. Peningkatan
terlihat sangat signifikan. Dari 40 orang jumlah siswa yang memperoleh nilai di
atas 65 berjumlah 37 orang atau 37 : 40 x 100% = 92,50 %, sedangkan 3 orang
atau 3 : 40 x 100 % = 7,50 % belum tuntas belajar. Nilai rata-rata pada siklus
kedua meningkat menjadi (76,63).
Dari analisis data tes akhir siklus II di atas dapat disimpulkan bahwa siswa
kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggua dapat dikatakan tuntas dalam kegiatan
pembelajaran yaitu dalam menulis cerita pengalaman pribadi melalui metode
latihan. Akan tetapi, masih terdapat 3 orang siswa yang belum tuntas hal ini
disebabkan oleh keaktifan siswa dalam KBM dan rendahnya yang minat belajar
siswa dalam beberapa bidang studi pelajaran yang lain .
3. Analisis Antar Siklus
Hasil data tes akhir setiap tahapan tindakan (pratindakan, siklus I dan
siklus II ) dapat dilihat pada table berikut :
38
Tabel.6 :Perbandingan hasil tes akhir pada setiap tahap penelitian
Nilai Hasil Tes
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase65
Ke atas 15 orang 37,50 % 27 orang 67,50 % 37 orang 92,50 %
Di bawah
6525 orang 62,50 %
13 orang 32,50 % 3 orang 7,50 %
Jumlah 40 orang 100 % 40 orang 100% 40 orang 100 %
Nilai Rata-Rata
61,88 69,33 76,63
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil tes akhir
pra tindakan sebesar (61,88) dengan persentase ketuntasan secara klasikal
(37,50%). Dibanding dengan hasil tes tahap pratindakan, nilai rata-rata tes akhir
pada siklus I mengalami peningkatan sebesar (7,45) menjadi (69,33) dengan
persentase klasikal mencapai (67,50%).
Hasil tes akhir siklus II nilai rata-rata siswa secara klasikal mengalami
peningkatan sebesar (7,30) dibanding hasil akhir tes siklus I (69,33) meningkat
menjadi (76,63). Persentase peningkatan hasil tes akhir siklus II (92,50%).
Persentase hasil tes akhir siklus II sebesar (92,50%) telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 85 % dari jumlah telah mencapai nilai ≥ 65.
Analisis peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap tahapan dapat diuraikan
sebagai berikut :
39
a. Peningkatan dari pratindakan ke Siklus I : 69,33 - 61,88 = 7,45 : 61,88 x
100% = 12,04 % (peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan ke siklus I
mencapai 12,04 %).
b. Peningkatan dari siklus I ke Siklus II : 76,63 - 69,33 = 7,30 : 69,33 x 100%
= 10,53 % (peningkatan hasil belajar siswa dari tahap siklus I ke siklus II
mencapai 10,53 %).
c. Peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan sampai ke siklus II
69,33 + 76,63 = 145,96 : 2 = 72,98
72,98 – 61,88 = 11,10 : 61,88 = 0,1794 x 100 % = 17,94 % (peningkatan
hasil belajar siswa dari tes pratindakan sampai siklus II yaitu 17,94 %).
Berdasarkan kriteria uji hipotesis di atas, hasil tes pada tahap pra tindakan
menunjukan bahwa siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau yang tuntas
belajar berjumlah 15 orang (37,50 %). Setelah dilakukan tindakan siklus pertama
hasilnya 25 orang siswa tuntas belajar (74,19 %). Karena ketuntasan belajar siswa
secara klasikal belum mencapai 85 %, maka peneliti melakukan tindakan siklus
kedua. Setelah dilakukan tindakan siklus kedua, siswa yang tuntas belajar
meningkat menjadi 37 orang. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa secara
klasikal mencapai (92,50 %) sehingga tindakan siklus ketiga tidak perlu
dilakukan. Berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan, siklus I
dan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latihan terbukti
dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56 Lubuklinggau
dalam menulis cerita pengalaman pribadi.
40
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil tes akhir tahap pratindakan, siklus I, dan
siklus II serta analisis data lembar observasi, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Simpulan Umum
Simpulan umum dalam penelitian ini adalah metode latihan dapat
meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 56 lubuklinggau dalam
menulis cerita pengalaman pribadi. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai
rata-rata kelas dan ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal.
2. Simpulan Khusus
a. Simpulan khusus dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas III SD
Negeri 56 Lubuklinggau dalam menulis cerita tentang pengalaman pribadi
setelah diberi pembelajaran melalui metode latihan maka nilai rata-rata hasil
tes meningkat dari pratindakan sebesar (61,88), pada siklus I sebesar (69,63),
dan pada siklus II sebesar (76,63). Ketuntasan hasil belajar siswa dengan
persentase secara klasikal dari pratindakan (37,50 %) siswa yang tuntas, pada
siklus I (67,50 %) siswa yang tuntas dan pada siklus II (92,50 %) siswa
yang tuntas.
b. Besarnya peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan sampai siklus II
sebesar 17,94 % .
41
B. Saran
Berdasarkan analisis data dan kesimpulan di atas, maka peneliti
mengemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut:
1. Metode latihan dapat dipergunakan guru dalam pembelajaran materi menulis
cerita pengalaman pribadi, karena terbukti dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam kegiatan menulis.
2. Hendaknya guru mampu menerapkan metode yang paling efektif dan relevan
dengan materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran menulis cerita
pengalaman pribadi.
3. Motivasi dan penguatan konsep pembelajaran hendaknya diberikan guru
kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam proses
kegiatan pembelajaran.
42
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud,1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
-------------.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
-------------.1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Depdiknas.2003. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP-SD. Jakarta
-------------.2006. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP-SD. Jakarta.
Djamarah, SB.1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito
-------------, SB.2007. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Bandung : Rosada karya.
Kasmadi,dkk. 2001. Bahasa dan Sastra Indonesia.Yogyakarta : LP2IP Gajah Mada
Kasbollah.1998. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Putra Persada.
Krisdalaksana, Harimurti. 1983. Linguistik Umum. Jakarta : B3B Depdikbud
Muksin.1990. Media Pengajaran Bahasa.Yogyakarta. IKIP Yogyakarta
Nurgiantoro.1998. Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.Mafan.
Semi.1998. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Putra Persada
Sutrisno,2008. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta. IKIP Yogyakarta
Tarigan,Henry Guntur,1982. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung : Angkasa.
Tim Penyusun Pedoman Skripsi. 2010. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas Dalam Rangka Penyusunan Skripsi.STKIP-PGRI Lubuklinggau
43
Trimansyah,Bambang,dkk. 2003. Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.Mafan
Wina Sanjaya,2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. : Universitas Terbuka
44
Recommended