(Studi Kasus Proses Produksi Berita pada TV Megaswara Bogor)

Preview:

Citation preview

PROSES GATEKEEPING DI RUANG REDAKSI"DINAMIKA BOGOR"

(Studi Kasus Proses Produksi Beritapada TV Megaswara Bogor)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi pemberitaan "DinamikaBogor" di ruang redaksi TV Megaswara Bogor. Penelitian menggunakanpendekatan kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivisme lewatstudi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berita di program DinamikaBogor merupakan suatu kesepakatan para awak redaksi pemberitaan gangbertindak sebagai gatekeeper. Itu merupakan bagian dari mekanisme gatekeepingdi ruang redaksi, dimulai dengan rapat mingguan hari Jumat, lalun pelaksanaanpencarian berita hari Senin-Jumat, penyetoran berita setiap hari paling lambatpukul 14 30 WIB, disusul dengan proses editing, pengisian suara sampaipenayangan berita Dinamika Bogor pukul 21.00 WIB.

Kata Kunci: konstruktivisme, gatekeeper, gatekeeping

PENDAH ULUAN

Kesadaran pelaku politik terhadap peranstrategis media massa dalam kehidupandemokrasi di Indonesia pasca reformasimenunjukan peningkatan. Fejabatpemerintah, anggota parlemen, elit politik,liingga kandidat kepala daerah menyadariperan penting media massa dalampencitraan.

Salah satu fungsi media massa adalahmenyebarluaskan informasi. Bagi pelakupolitik itu dapat berupa pendapat ataskebijakan pemerintah, pandanganterhadap pembahasan rancangan undang-undang di DPR atau kegiatan parpolsehingga popularitas mereka meningkat.Dalam pemilihan kepala daerah parakandidat perlu dikenal oleh masyarakat,dan ini merupakan modal avval dalampertarungan.

Penelitian ini bertujuan untukmendalami peran para gatekeeper diDinamika Bogor'IV MGS di ruang redaksidalam peliputan peristiwa dan pena-yangannya sebagai berita, serta motif-motifpribadi vang mempengaruhi berita.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif, dengan paradigma kons-truktivisme dengan studi kasus. Teknikpengumpulkan data adalah wawancaramendalam, observasi, dan studi kepus-takaan. Menurut Bogdan dan Taylor (1974)penelitian kalitatif bertujuan mengum-pulkan dan menganalisis data deskriptifyang berupa tulisan, ungkapan lisan danperilaku yang dapat diamati. MenurutMulyana, penelitian kualitatif bertujuanuntuk menggunakan sebuah fenomenasosial yang terjadi di masyarakat, tidakmendasarkan bukti berdasar logikamatematis, prinsip angka, atau analisadata statistik. (Mulyana, 2001).

Lexi Moleong menyebut fungsipenelitian kualitatif adalah (1) menelitihal-hal yang berkaitan dengan latarbelakang subyek penelitian, (2)menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui, (3)mendapatkan hasil yang lebih mendalam.

(Moleong, 1990).Penelitian kualitatif bersifat deskriptif,

vakni data yang didapat berupa kata-kata,gambar dan bukan angka-angka. Dengandemikian laporan penelitian akan berisikutipan-kutipan data untuk memberigambaran penyajian laporan yangmungkin berasal dari naskah wawancara,catatan lapangan, foto, videotape, do-kumen pribadi, catatan atau memo dandokumen resmi lainnva.

Paradigma konstruktivisme dalamilmu sosial merupakan kritik terhadapparadigma positivis. Menurut konstruk-tivisme, realitas sosial yang diamati olehseseorang tidak dapat digeneralisasikanpada semua orang yang biasa dilakukanoleh kaum positivis. Konstruktivisme yangditelusuri dari pemikiran Weber, menilaiperilaku manusia secara fundamentalberbeda dengan perilaku alam, karenamanusia bertindak sebagai agen yangmengkonstruksi realitas social melaluipemberian makna atau pemahamanperilaku di kalangan mereka sendiri.

Kajian pokok dalam konstruktivisme,menurut Weber, menerangkan bahwasubstansi bentuk kehidupan di masyarakattidak hanya dilihat dari penilaian objektifsaja, melainkan dilihat dari tindakanperorangan yang timbul dari alasan-alasansubjektif. Weber juga mclihat bahwa tiapindividu akan memberikan pengaruh padamasyarakatnya tetapi dengan beberapacatatan, di mana tindakan sosial individuharus berhubungan dengan rasionalitasdan dipelajari melalui penafsiran sertapemahaman (interpretive understanding).

Menurut Robert K. Yin, dalam studikasus pokok pertanyaan penelitian adalahhow dan why, bila peneliti hanya memilikisedikit peluang untuk mengontrol

Holistik

(Unit anal is is tunggal)Terjalin

(Unit A fulti-analisis)

Budi Santoso

Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Gunadarma

budi_

santoso@staff.gunadarma.ac.id

peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,dan fokus penelitiannya adalah fenomenakehidupan nyata. Studi kasus adalah

bentuk penelitian yang mendalam tentangsuatu aspek lingkungan sosial termasukmanusia.

Penelitian ini mengacu pada desainyangdibuat Robert K.Yin. Yin mengajukanempat desain studi kasus yaitu (1) desainkasus tunggal holistik; (2) desain kasustunggal terjalin; (3) desain multikasusholistik; dan (4) desain multikasus teijalinseperti terlihat pada Tabel.

Desain penelitian ini adalah multikasusholistik dengan pertimbangan unit analisisyang dipilih para individu gatekeeper.Semua level tersebut hanya diambil daridi\isi produksi.

Denzin & Lincoln dalam Handbook

of Qualitative Research (2000) menulis:"

it seems that everyone, not just socialresearchers, relies on the interview as asource of information, with the assum-ption that interviewing results in true andaccurate pictures of respondents selveslives". Jadi wawancara menghadirkankebenaran dan keakuratan gambarantentang kehidupan para responden.

Hal senada dikatakan Lincoln danGuba (1985), bahwa wawancaramengkonstruksi mengenai orang, kejadian,organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,kepedulian, dan lain-lain kebutuhan;memverifikasi, mengubah danmemperluas informasi yang diperolehdari orang lain; dan memverifikasimengubah dan memperluas konstruksiyang dikenibangkan oleh peneliti.

Menurut Thomas R. Lindolf, untukwawancara dibutuhkan informan yangtepat, yaitu mereka yang memenuhi satuatau lebih karakteristik sebagai berikut (1)

Tabel Desain Studi Kasus

Desain Kasus tnnggal Desain multikasus

Tipe 1 Tipe 3

Tipe 2 Tipe 4

UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun 2013 31

Recommended