View
72
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
Geologi Struktur
Citation preview
TEKNIK-TEKNIK PEMETAAN
TUGAS GEOSTRUKTUR
Oleh :
Dedy Rizki Ludiarna 1107045058
Irsayadnur J. Margianto 1107045062
FISIKA KONSENTRASI GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015
2 Teknik-teknik Pemetaan Dalam bagian ini cara-cara yang digunakan di lapangan untuk mencatat
struktur-struktur geologi akan dijadikan sebuah diskusi. Barnes (1981)
memberikan sebuah resume yang sangat baik tentang dasar teknik-teknik
pemetaan : buku panduan ini memfokuskan pada pemetaan struktur
2.1 Peralatan
Terdapat tambahan beberapa peralatan yang biasa digunakan dilapangan –
sebuah palu, kacamata, acid bottle, pulpen, pisau dan P3K, pemetaan struktur
membutuhkan beberapa bawaan :
Untuk Di Lapangan
Buku catatan : cukup keras dan tahan air, cukup besar untuk menggambar bagian-
bagian dan seketsa peta tapi jangan terlalu besar (20cm x 10 cm adalah ukuran
optimum).
Papan peta : untuk dasar peta dan/atau poto survei, tidak mengandung magnet
(ukurannya kira-kira 30cm x 25cm).
Kompas-klinometer : Silva Ranges 15T atau tipe kompas penutup gantung dengan
penunjuk gelembung misalnya. Kompas Freiberg atau Chaix Universal. (See p.
18.)
Separate clinometer : pilihan
Alsimeter : Gunung Thommen memiliki macam-macama area dengan topograpi
yang lumayan.
Peta Dasar : rincian peta topograpi dengan sekala yang tepat. Dalam pemetaan
struktur hal-hal yang perlu ada seperti ketepatan lokasi diri dan peta dasr harus
memiliki cukup data contur topograpi yang dimaksud dalam bentuk nyata
memperluas peta yang biasanya tidak cocok. Perbanyak peta dasar agar dapat
digunakan di lapangan.
Poto survei : akan sangat berguna apabila peta dasar yang tersedia dalam kondisi
baik : untuk menunjukan keterangan-keterangan dan batasan pemetaan
Lapisan Mylar : untuk photo survei
Kantung stereoskop.
Camera 35 mm dan film.
Untuk Di Kemah
Terdapat tambahan untuk alat-alat kebutuhan wajib, proyeksi stereograpik dan
kertas penyelidikan, yang perlu dibawa untuk diperlukan :
Kertas Graph : untuk pembuatan belahan.
Roda peta : untuk pembuatan belahan.
Buku panduan kumpulan gelogi yang tepat. Buku ini digunakan untuk penjelasan
statigrapi (melihat keterangan)
Kompas-clinometers
Untuk pemetaan struktur anda memerlukan sebuah kompas Clinometer untuk
tambahan yang pantas dibawa : (1) Akurasi, (2) dapat dipercaya, (3) mengurangi
kesulitan dan jika ada kemungkinan, (4) memiliki satu petununjuk gelembung.
Walau banyak kompas yang tersedia (ditinjau Barnes, 1981) bawalah yang
memiliki banyak fungsi dan memuaskan.
(a) Silva Ranger 15T (Gambar. 2.1a)
(b) Kompas Freiberg (Gambar. 2.1b), dan
(c) Kompas Chaix (Gambar. 2.1c).
Gambar. 2.1a Silva Ranges 15TD-CL kompas/klinometer penyelidikan
Pelajar biasanya mengunakan kompas silva karena harganya yang relatif murah,
sedangkan para ahli geologi lebih suka menggunakan kompas Freiberg atau
Chaix. Untuk geologi struktur kompas Freiberg dapat memberikan keuntungan,
didalamnya terdapat lid yang besar (Gambar. 2.1b)
Gambar. 2.1b Kompas Freiberg dengan lid klinometer yang besar
Gambar. 2.1c Kompas Chaix dengan klinometer berada didalam lid (kompas
buatan Topochaix Ltd., Paris).
yang dapat digunakan untuk mengukur struktur, menunjukan titik azimut dan
sebagai loncatan ukuran dalam sebuah operasi. (ditinjau Section 2.3 untuk lebih
detail).
2.2 Projeksi Stereograpik
Projeksi Stereograpik adalah pokok dasar yang ada dalam geologi struktur
dan digunakan untuk mewakili orienasi 3D dalam bentuk data grapik 2D. Ini
sangat normal digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang menyertakan
kekakuan pendekatan sebuah jalur dan rencana dalam bentuk 3D. Ini tidak dapat
digunakan untuk memudahkan masalah-masalah yang menyertakan posisi-posisi
relatif geograpi dalam sebuah jalur dan rencana.
Hal ini akan sulit dicari dalam sebuah buku panduan untuk
menggambarkan pembentukan dan merencanakan sebuah projeksi stereograpik
dan menunjukan pembacaan tulisan-tulisan yang sangat baik dalam sebuah
perencanaan dan manipulasi sebuah projeksi stereograpik menurut Phillips
(1971) atau Ragan (1985). Ini adalah hal-hal yang perlu ada sebelum banyak
berpendapat tentang pembacaan struktur dilapangan kerja akan sangat familiar
dengan perencanaan dan manipulasi-manipulasi sederhana dari sebuah projeksi
stereograpik.
2.2.1 Tipe-tipe Dari Projeksi Stereograpik
Terdapat dua tipe projeksi stereograpik yang biasa digunakan – jaring Wulff atau
jaring kesamaan sudut (Gambar. 2.2a) dan Schmidt atau jaring kesamaan daerah
(Gambar. 2.2b). Jaring Wulff digunakan untuk memudahkan pendekaatan yang
kaku, terutama dimana pembentukan geometri deibentuk seperti jaring, sedangkan
Schamidt net digunakan untuk memudahkan pendekatan yang kaku dan secara
statistik evaluasi dari orientasi data digunakan untuk membentuk kontur prijeksi
stereograpi. Di dalam buku petunjuk rendahnya kesamaan daerah digunakan
projeksi hemisphere.
Dimana data struktur dijadikan data angka, secara ststistik sini sangat tepat untuk
mengevaluasi untuk menjadikan bentuk kontur. Dilapangan terdaoat cara yang
lebih mudah diterapkan seperti menghitung jaring, jaring Kalsbeek (Gambar. 2.2c,
p. 20) (ditinjau Ragen (1985) untuk lebih detai tentang perhitungan dan teknik
pembentukan kontur)
Gambar. 2.2a Wulff kesamaan sudut projeksi stereograpik (menyamakan dengan
izin dari Ragan, 1985)
Gambar. 2.2b Schmidt kesamaan daerah projeksi stereograpik (menyamakan
dengan izin dari Ragan, 1985)
Gambar. 2.2c Kalsbeek jaring penghitung (menyamakan dengan izin dari Ragan,
1985). Kapling kesamaan area terletak dibagian atas jaring, titik-titik lain
berjatuahan dengan bentuk hexagonal (1% dari area total jaring) perhitungan
dengan total menmpatkan titik tengah pada tiap bagian segi hexagonal. Total dari
titik tengah menyusun bentuk kontur dengan nilai % per 1% daerah
Dalam Projeksi Stereograpik
1. Struktur rancangan kaplingan membentuk lingkaran besar tapi akan
menjadi normal mewakili dari sebuah pola (atau Normal) untuk rencana
tandai titik dalam projeksi (Gambar. 2.3)
2. Kesejajaran struktur yang ditandai dalam setiap titik
2.3 Bagaimana Cara Mengukur Struktur
Sebagian besar kompas dapat menjadi pembenaran untuk kekakuan perbedaan
(diklinasi) diantaranya utara magnesis dan utara geograpi. ini dapat menjadi
pembetulan dengan menjadikan peta topograpi menjadi peta area anada sebelum
memulai pemetaan, dan sebelum mencata ke dalam buku catatan lapangan anda.
Aturlah kompas pastikan ceklah setiap saat selama menjalankan program
pemetaan.
2.3.1 Kebiasaan
Sebagian besar geologis cenderung mencatat letak sebuah struktur
planar sebagai strike dan dip, misalnya Strike 220°, Dip 45° SE.
Pengukuran ini dapat menjadikan tiap lokasi : strike, dip dan biasa
dijadikan petunjuk, dan memiliki arti lain dalam pencatatan, dengan
mudahnya dibuat menjadi petunjuk dip yang sering dilupakan. Sudah
banyak ketidak jelasan dalam pencatatan petunjuk dip untuk sturktur
planar : e,g. Bedding 45°-130° , i,e. Sebuah bedding dip 45° menjadi
menunjukan 130° dari utara (Gambar. 2.4), dan dari jalur struktur yang
dicatat menjadi spekulasi, misalnya. spekulasi dari garis tengah lipatan
20°-120°, i,e. Perbedaan 20° dari garis tengah lipatan menjadi petunjuk
120° dari utara (Gambar. 2.4).
Gambar. 2.3 (a) Pola rencana. (b) projeksi stereograpik dari rencana
dan pola lower hemisphere dari rencana.
Data struktur secara konsisten menjadi catatan yang mengikuti format :
Angles (pengukuran secara horisontal) 2 digit e,g. 20°. Azimut
(menentukan utara dengan garis horisontal) in 3 digit e,g. 120° atau
petunjuk dip yaitu bedding 45°-130°. Ini tanda kerapatan yang jelas
dan pasti.
2.3.2 Metode Pengukuran – Permukaan Planar
Struktur planar terlihat seperti bedding (lapisan tipis), cleavage
(pecahan), schistositi, garis tengah lipatan, patahan, rekahan dan
berbentuk seperti urat halus, semua itu selalu diukur dengan cara yang
sama. Metode pengukuran digunakan sebagai penggambaran kedua
menurut kompas, seperti Silva Ranger 15T dan kompas Freiberg .
Gambar. 2.4 (a) Bidang bedding kemiringan 45° ke arah 130°
(kemenerusan batuan 040°, kemiringan 45° SE) dan projeksi
stereographicnya terlihat membentuk bidang, dan pola sebuah bidang.
(b) Garis tengah lipatan melewati 20° kearah 120° dan menunjukan
projeksi stereograpik garis tengah lipatan.
Metode 1 : Pengukuran konvisional dengan kompas e,g. Silva Ranger
15T. (Gambar. 2.1a, 2.5a-b)
Metode 1a : Metode Pola Jurus dan Kemiringan
1. Temukan garis pola jurus (garis horisontal pada struktur planar)
gunakan kompas Silva dengan sebuah klinometer, dan lokasi
menunjukan kemiringan bidang nol (Gambar. 2.5a). Tandai dengan
garis (garis pola jurus) di permukaan dengan pencil lunak (B atau
HB)
2. Tentukan azimut dari garis tersebut (i,e. Sebagai penunjuk arah
utara)(Gambar. 2.5b) inilah pola jurus dari bidang tersebut. Catat
sudutnya, e,g. 220°
3. Gunakan kompasmu dengan sebuah klinometer, letakan mirng 90°
dari garis pola jurus, dan ukur jumlah maksimum dari kemiringan
(Gambar. 2.5c). Catat sudutnya 45° dan catat dengan petunjuk
kemiringan –SE.
Pola jurus dan kemiringan dari bidang adalah : pola jurus (strike)
220°, kemiringan 45° SE.
Catatan : jika permukaan tertutup atau tidak rata, ratakan dengan papan
petamu agar dapat memperoleh tempat yang dipermukaan untuk
mengambil, mengukur dan mencatat di tempat tersebut (Gambar.
2.5d).
Metode 1b: Metode Petunjuk Kemiringan
1. Gunakan kompas dengan sebuah klinometer seperti petunjuk
maksimal kemiringan dalam sebuah bidang (Gambar.2.6a). Tandai
kemiringan tersebut dengan garis petunjuk di permukaan dan ukur
sudut maksimum kemiringan. Catat pembacaan tersebut –e,g. 45°
2. Tempatkan buku catatanmu atau papan petamu kira-kira searah
petunjuk garis kemiringan dan peganglah secara vertikal mengukur
azimut (petunjuk) dari kemiringan (Gambar. 2.6b). Catat
pembacaan tersebut, e,g. 130°
Gambar. 2.6a Petunjuk penggunaan metode kemiringan kompas
Silva. Mengenali posisi kemiringan maksimum dari bidang
dipermukan menggunaka klinometer yang ada dikompas. Beri
tanda petunjuk pada permukaan bedding dan catat nilai maksimum
kemiringan
Gambar. 2.6b Menentukan azimut dari arah kemiringgan pada
tempat anda menaruh buku catatan kira-kira maksimum garis
kemiringan dan jaga buku catatan tetap vertikal, untuk mengukur
arah
Arah kemiringan dari bidang ini adalah 45°-130°.
Catatan : selalu ukur arah azimut yang kemiringannya terlihat turun ( looking
down dip), dengan kata lain. kedalam bumi. Wajib diperhatikan saat mencoba
untuk mengukur arah sebenarnya.
Metode 2 : Mengukur dengan kompas Freiberg
Kompas Freiberg (Gambara. 2.1b) memungkinkan dengan cepat menentukan arah
kemiringan (dip directions) dari bidang struktur dalam satu kali penggunaan.
Tempat gagang penutup dari kompas ditempelkan dengan permukaan agar bisa
dilakukan pengukuran dan, jagalah dasar kompas tetap horisontal, pengukuran
azimut dari arah kemiringan 3.g 130° (Gambar. 2.7). Kemiringan juga dapat
dibaca secara langsung dari tanda ukur yang tersedia dibagian pinggiran engsel
kompas misalnya 45°. Pembacaan Penulisan. Arah kemiringan dari bidang adalah
45°-130°
Gambar 2.7 Jumlah pengukuran dan arah dari kemiringan lapisan dilakukan
dengan meletakan pinggiran tutup kompas Freiberg datar dengan lapisan bidang.
Metode 3 : pengukuran dengan jangka biasa atau kompas Freiberg
Masalah-masalah mungkin muncul ketika didapatkan permukan tidak sesuai yang
mana kompas tidak bisa ditempatkan, atau permukaan terlalu kasar. Dalam situasi
ini buku catatan atau papan peta sebaiknya digunakan untuk membuat garis
sejajar bidang yang dapat terukur untuk bidang geologi struktur. Penggambaran
teknik ini terdapat pada Gambar. 2.8 dimana belahab bidang (Gambar. 2.8a dan b)
atau sumbu bidang lipatan (Gamabar. 2.8c) adala tepat pemgukuran papan peta
sebagai garis sejajar dan kemudian orientasi pengukuran papan peta menggunakan
metode 1a, 1b atau 2 ( poros bidang dari lipatan yang biasanya tidak nampak
seperti permukaan, jadi metode ini mungkin hanya sering digunakan pada
pengukuran ini).
Gambar. 2.8a Pengukuran pola jurus bidang belahan dengan meluruskan papan
peta selurus bidang belahan dan ukurlah azimut (arah) dari pola jurus dengan
kompas Silva.
Gambar. 2.8b Pengukuran kemiringan pada sebuah bidang belahan menggunakan
sebuah kompas Silva dan luruskan papan peta selurus bidang belahan
Gambar. 2.8c Pengukuran orientasi dari poros bidang dari lipatan kecil. Luruskan
peta seerah garis lurus poros bidang lipatan dan ukur arah kemiringan dengan
kompas Frelberg.
Catatan : banyak pelajar tidak dapat membaca akibat dalam beberapa area
kenampakannya sangat buruk kerena permukaan bidang yang baik tidak nampak.
Gunakan papan peta untuk mengukur bidang struktur yang perlu dalam situasi ini.
Metode 4 : Metode Pengamatan
Untuk sedang menuju bidang kemiringan struktur yang susah ini barangkali
menjadi mungkin untuk diukur pola jurus dan kemiringgannya dengan
pengamatan lurus mengunakan kompas (Barnes, 1981). Metode ini bermanfaat
terutama bila dasar atau singkapan tidak dari kenampak bidang yang dekat untuk
diukur. Ini juga bermanfaat untuk menentukan rata-rata kemiringan (atau
kemiringan berlapis) sebuah singkapan besar atau penting buat anda meluruskan
garis peglihatan anda searah garis lurus pola jurus dari dasar atau bidang
permukaan untuk dapat diukur.
1. Luruskan diri segaris penglihatan anda yang searah garis lurus pola jurus
bidang permukaan, (Gambar. 2.9a).
2. Luruskan bidikan kompas anda dan ukur azimut atau bantalan dari pola
jurus lapisan (Gambar. 2.9a). Catat azimutnya misalnya. 150º
3. Gunakan kompas sebagai sebuah klinometer, luruskanlah pinggir tepi
kompas dengan kemiringan lapisan permukaan (Gambar. 2.9b) dan ukur
sudut kemiringan dan arah kemiringannya, dengan kata lain. 60° SE. Catat
pembacaannya.
Bidang permukaan pola jurus 150° dan kemiringan 60º SE.
Gambar. 2.9a Metode pengamatan. Ukur pola jurus dari lapisan dengan
meluruskan kompas Silva searah garis lurus pola jurus
Gambar 2.9b Metode pengamatan. Ukurla sudut kemiringan dari lapisan
menggunakan klinometer dari kompas Silva luruskan searah garis lurus dari
kemiringan.
Ingat penguraian trknik diatas diterapkan untuk mengukur apapun dari
bidang permukaan misalnya, lapisan, belahan, schistosity, poros bidang lipatan,
rekahan, bidang patahan dan urat lapisan.
2.3.3 Metode-metode untuk mengukur kelurusan struktur
Kelurusan struktur (dengan kata lain garis) meliputi lapisan/belahan
gambaran persimpangana, gambaran jalur mineral, sumbu lipatan kecil
atau garis gantung, slikenside dan struktur kristal fiber. Semua stuktur
garis lurus diukur dengan cara yang sama, baik sebagai loncatan (Gambar.
2.1oa) atau baik sebagai sebuah batas dalam lapisan (Gambar. 2.10b).
Lihat Gambar. 2.10c dari pengukuran projeksi stereograpi.
Gambar. 2.10 (a) Pengukuran sebuah gambaran loncatan 20°-60º dalam
lapisan bidang. Terukur sudut vertikal bidang 20° (azimut 60º) berisi
gambaran . (b) gambaran batas terukur sebagai 23°E dari gari pola
jurus 40º timur dalam bidang lapisan. (c) Projeksi stereograpi belahan
bumi randah dari gambaran sebuah loncatan dan batasan
Metode 1 : Pengukuran dengan kompas biasa, misalnya Silva Range 15T
Metode 1a : Gambaran lompatan atau poros lipatan
1. Tempatkan pinggiran papan peta atau buku catatan anda kira-kira segaris
surus struktur untuk dapat diukur (gambar. 2.11a dan b). Jagalah papan
peta atau buku catatan secara vertikal, ukur azimut dari arah lumpatan
(Gambar. 2.11b dan d). Catat arahnya, misalkan 60°.
2. Gunakan kompas sebagai sebuah klinometer, ukur lompatan dari garis
lurus struktur dengan meletakkan pinggiran kompas kira-kira searah
struktur (Gambar. 2.11c dan e). Catat loncatannya, misalkan 20º.
Gambaran loncatan 20°-60º (lihat Gambar. 2.10a)
Metode 1b : Gambaran batasan
1. Temukan pola jurus pada bidang seperti yang diuraikan dalam (bagian
2.3.2) dan Gambar 2.5a dan b. Dengan pencil anda tuliskan garis pola
jurus pada bidang permukaan sebagai potongan gambran (Gambar.
2.12a) ukur pola jurus dan kemiringan dari lapisan (seperti uraian diatas
dalam bagian 2.3.2, metode 1a). Catat datanya, misalkan pola jurus 220°
kemirinngan 45ºSE.
2. Letakkan kompas anda pada bidang yang akan anda ukur, dan gunakan itu
sebagai sebuah bususr derajat dengan meluruskan sudut lurus kompas
pada garis pola jurus dan putar cincin luar kalibrasi hingga garis pola
jurus. Catat pembacaan pada cincin luar.
Gambar. 2.11a Penggambaran pengukuran lapisan/belahan
persimpangan dalam bidang lapisan. Tempat pinggiran dari buku catatan
anda kira-kira seperti penggambaran
Gambar. 2.11b Bawa buku catatan secara vertikal dan jagalah tetap
vertikal, ukur azimud dari penggambaran lompatan gunakan kompas Silva
Gambar. 2.11c Ukur jumlah penggambaran lompatan gunakan
klinometer pada kompas Silva
Gambar. 2.11d Pengukuran lompatan sebuah sumbu lipatan kecil.
Tempatkan papan peta kira-kira seperti sumbu lipatan dan jagalah tetap
vertikal, ukur azimut (arah) dari lompatan.
Gambar. 2.11e Ukur penuh lompatan sumbu lipatan dengan menempatkan
pinggiran kompas Silva pada sumbu lipatan dan gunakan klinometer
Gambar. 2.12a Pengukuran batas persimpangan lapisan/belahan pada
bidang lapisan gunakan kompas Silva. Tandai garis pola jurus pada bidang
lapisan dan menentukan pola jurus dan kemiringan lapisan seperti dalam
Gambar. 2.5
Gambar. 2.12b Gunakan kompas Silva sebagai pelindung, tempatkan
diatas bidang lapisan dan ukur sudut diantaranya pola jurus lapisan dan
gambaran pada bidang lapisan (lihat detailnya pada tulusan).
Sekarang putar cincin kalibrasi sebelah luar sampai tanda panah yang ditunjukan
dengan sejajar garis yang tergambarkan (Gambar. 2. 12b) dan catat pembacaan
baru dan arah garis batas. Terdapat perbedaan diantaranya dua cara pembacaan
dari sebuah batasan dalam sebuah bidang. Catat datanya, misalkan sebuah
batasan garis 28° Utara dalam bidang yang mana terdapat pola jurus sebesar 220º
dan kemiringan sebesar 45°SE (lihat Gambar. 2.10b).
Catatan : Metode pengukuran batasan sebagian besar bermanfaat pada bidang
kemiringan yang susah dimana ketepatan akurasi batas dapat menjadi sulit, dan
bila penggambaran bentuk lompatan susah, dapatkan akurasi lompatan dengan
ketetapan yang sulit dan menghasilkan error azimut yang besar. Rerensi pada
Gambar. 2.10c harus mengingatkan anda menggunakan stereonet lompatan yang
dapat memperoleh ukuran batasan, dan sifat buruk.
Metode 2 : pengukuran dengan kompas Freiberg
Tempatkan pinggir tepi tutup kompas secara melayang kira-kira segaris lurus
struktur untuk menjadi ukuran dan kemudian, jaga dasar kompas tetap horisontal,
baca azimut dari arah lompatan. Ukur keseluruhan lompatan pada pin engsel
kalibrasi. Catat datanya,misalkan 20º-60°. Metode ini tergambarkan dalam
Gambar. 2.13 untuk pengukuran sumbu lipatan kecil.
Catatan : dalam beberapa kejadian barangkali tidak mungkin untuk meluruskan
secara langsung seperti yang digambarkan. Dalam kejadian ini garis lurus struktur
mungkin menjadi meluas dengan pencil gambarkan garis sejajar pada tempat ini
(dengan kata lain bafian lipatan yang terlapukan) dan ukur lompatan dengan
pencil (Gambar. 2.14).
2.4 Peta Lapangan dan Foto Sempel
Peta lapangan, foto sempel dan buku catatan lapangan adalah sebagian hal
penting yang harus anda cata saat obserevasi lapangan. Perlu perhatian yang
banyak untuk itu. Yang harus dilakukan :
1. Beri tanada dnegan nama dan alamat
2. Rapikan dan dengan hati-hati membuat garis besar dan dapat dibaca
3. Penuhi catatan dengan legenda, simbol dan sekala, dan perbanyak
kandungan sesuai kebutuhan informasi lokasi.
4. Lengkapi selagi anda berada dilapangan.
Pentingnya melengkapi diri dengan peta selagi berada dilapangan tidak dapat
menjadi bawaan, dengan itu anda dapat dengan mudah mengambarkannya,
konsep penampang lapisan dan kunci mengenali dn masalah area menjadi
tuntutan lebih lanjut pada saat bekerja
Gambar. 2.13 pengukuran lompatan dari sumbu kecil lipatan letakan pinggiran
kompas Freiberg pada garis bagian atas
Gamabar. 2.14 pengukuran lompatan dari sumbu kecil lipatan menggunakan
pensil sampai porosnya.
2.4.1 Cara-cara pemetaan
Cara pemetaan digunakan pengaturan besar dengan sekala peta, keruetan kadar
struktur dan kadar pembongkaran, jika detail tpograpi baik peta-peta yang tersedia
mungkin tersedia perencanaan data lapangan secara langsung. Dimana tidak
cukup detail menunjukan topograpi peta, poto sempel, seharusnya dapat
digunakan dilapangan untuk penentuan lokasi singkapan, dan untuk peta litologi
batasan-batasan dan kecenderungan struktur. Setelah itu data diubah menjadi
dasra peta (Barnes, 1981). Barnes (1981) menunjukan variasi cara pemetaan,
dandiringkas seperti dibawah.
1. Lintasan sebagian besar digunakan untuk pemetaan regional dengan sekala
1 : 250.000 sampai 1 : 50.000.
2. Kontak pemetaan digunakan untuk mendetailkan pemetaan pada sekala
dari 1 : 50.000 sampai 1 : 15.000.
3. Pajanan pemetaan pendetailan pemetaan lokasi dan ukuran tiap-tiap
singkapan yang tercatat, pada umumnya pada sekala 1 : 15.000 sampai 1 :
1000
4. Garis dasar pemetaan kerumitan pendetailan pemetaan digunakan
pengukuran garis dasar (atau kompas dan langkah) pada sekala 1 : 10.000
sampai 1 : 500
5. Penggarisan peta atau papan bidang peta digunakan sebagai teknik utuk
penrincian yang terdapat pada cekala pemetaan 1 : 1000 sampai 1 : 1
Lintasan : dalam daera struktur yang kompleks itu, metode yang paling
baik, cepat menyusun dasar statigrapi dan hubungan struktur. Itu akan
dapat mencapai lintasan yang tegak lurus dengan arah pola jurus
cenderung mendominasi struktur dan buatlah seketsa penampang lintasan
di lapangan. Gambar. 2.15 menunjukan bagian seketsa dari sempel
struktur yang tidak formal (catatan hubungan lapisan/belahan dari lokasi
setempat yang tidak mengalami perubahan).
Kontak pemetaan : kerumitan teknik untuk mengikuti litologi dan kontak
struktur terdapat dalam urutan pembuatan 3D hubungan struktur. Untuk
contoh, barangkali itu kebutuhan untuk memutuskan apakah sebuah
patahan terpotong naik atau turun, statigrapi atau menentukan pola
singkapan .
Pajanan pemetaan : Metode ini sangat penting untuk pebelajaran
pendetailan struktur pada area deformasi yang kompleks. Fakta-fakta itu
digunakan untuk menetapkan kesamaan struktur area-area kecil dan fakta-
fakta dari campur tangan yang berhubungan pada daerah lipatan yang
kompleks. Contoh dari pajanan pemetaan dapat dilihat pada gambar. 2.16
Garis dasar, grid dan papan bidang peta : Pemetaan rinci menggunakan
teknik ini sangat penting untuk membangun hubungan rinci dalam satu
benjolan atau dalam kelompok singkapan. Menggambarkan hubungan
struktural utama bahwa metode ini. Menunjukkan contoh pemetaan dasar
di Gambar. 2. 17.
2.4.2 Sekala Peta
Pendetilan peta struktural dapat diproduksi pada setiap kisaran 1 :
250.000 sampai 1 : 1. Kesamaan data struktur saat pengumpulan data
disetiap lokasi, selain sekala pemetaan anda. Kegagalan dalam
pengukuran semua unsur-unsur struktur yang tersedia mungkin sngguh
menghalangi ada dalam menginterpretasi. Menghindari penggunaan peta
dasar yang mana dapat menjadi kebiasaan untuk memperbesar sebuah
ukuran sekala peta topograpi : hal ini tidak akan menjadikan peta sebagai
peta yang akurat kedepannya.
Gambar. 2. 15 Lewatkan Seketsa lapangan sebagai antiform,
gunakan hubungan pengilustrasian lapisan/belahan sebagai dasar untuk
menentukan posisi lipatan yang menggantung. Merencanakan data struktur
sebagai dasar dari bagian ke bagian yang dapat berhubungan ke peta yang
lebih bisa dibaca. Simbol terdapat pada Tabel. 2.1
Gambar. 2.16 sebuah contoh penjelasan pemetaan pada area yang
menggambarkan memiliki dua belahan
Gambar. 2.17 Sebuah contoh pemetaan rinci garis dasar dengan lokasi
pengukuran yang tidak tersambung dengan garis dasar (misalnya Barnes, 1981).
2.4.3 Foto Udara
Dalam banyak keadaan , anda ingin peta secara langsung diatasnya tertera
poto udara (Gambar. 2.18). mnyajikan pusat daerah dengan menggunakan poto
udara, masalah keterbatasan penglihatan akan terminimalisilr. Data struktur,
singkapan, batasan-batasan, batasan formasi, sumbu lipatan besar dan bekas
patahan, dan nomor lokasi perencanaan dengan dilapisi foto (Gambar. 2.18).
setelah itu ubah teknik peta dasar anda seperti penguraian Barnes (1981). Foto
udara terutama sekali digunakan untuk penentuan lokasi singkapan, pemetaan
batasan litologi, dan identifikasi dan pemetaan keutamaan struktur. Dalam banyak
tempat butiran struktur akan menjadi pembacaan yang dilihat dari foto udara tapi
sukar untuk memilih. Gunakan foto udara sebagai keahlian yang diperoleh
sebagai latihan akhir kesabaran. Butu sangat peduli untuk memilih ketepatan
lokasi dirisendiri dan dijadikan perubahan sekala fotografi.
Gambar. 2.18 Pelapisan foto udara, melihatkan penunjukan peta, dan bekas
batasan-batasan litologi dengan penandaan yang dilapis.
2.5 Buku Catatan Lapangan
Dengan peta lapangan anda, buku catatan lapangan anda penting mencatat
pengamatan lapangan anda. Itu akan menjadi keharusan pekerjaan rapi, dapat
dibaca, penulisan dengan jelas dan interpretasi baik. Peduli untuk itu.
Buku lapangan digunakan untuk mencatat atifitas dan mengandung
keharusan ketepatan lokasi dan referensi data. Jadi bersamaan dengan peta
lapangan anda dapat menjadi interpretasi buat seseorang. Jangan mengambil
kebiasaan dari perlakuan dari catatan seseorang. Bila anda mengerjakan buku
catatan jadikan sebagai pekerjaan. Jangan gunakan penulisan cepat dan
heirograpik. Anda dapat mencatan terdapat banyak ketelitian yang memungkinkan
dan penuh penggambaran dengan buku seketsa pada buku catatan (3D jika
memungkinkan), interpretasi bagian dan pemetaan. Jangan sampai frustrasi dan
ulangi pada laboratorium untuk melengkapi catatan lapangan.
Kunci dari pembuatan buku catatan lapangan yang baik, pengamatan
penelitian dan sistemasi pencatatan. Mengikuti prosedur pencatatan yang diambil
pada tiap-tiap tempat :
1. Tanggal, waktu dan lokasi dari tempat pengamatan anda. Gunakan
acuan garis dan acuan foto udara dengan penomoran yang tepat
2. Mulai dengan metode pemetaan anda misalnya perjalanan kapal mlalui
sungai dari jembatan sekitar 14Km.
3. Penomoran lokasi singkapan bisa juga menjadi penanda pada peta
lapangan anda. Memasukan ringkasan arah singkapan karakteristrik
ukuran dan sifat umum yang teramati.
4. Pencatatan karakteristik litologi (untuk rincian lihat Barnes, 1981,
Tucker, 1982, Fry, 1984, dan Thrope dan Brown, 1984).
5. Pencatatan karakteristik struktur – diskripsi dan pengukuran (untuk
rincian lihat bab).
6. Seketsa singkapan dan hubungan struktur.
7. Catat kumpulan sempel dan foto yang didapat.
8. Interpretasi singkapan cukup pada letak regional dan seketsa gambar
hubungan struktur.
2.5.1 Contoh Buku Catat Lapangan
Contoh buku catat lapangan ditunjukan pada Gambar. 2.19 and 2.20
Gambar. 2.19 menunjukan kumpulan informasi pada satu singkapan kecil dalam
pembelajaran program pemetaan regional, dimana Gambar. 2.20 menunjukan
informasi terkumpul pada sebuah analisi yang rinci dari sebuah singkapan yang
memamerkan fase perpindahan. Pada tempat terdahulu, sebagian besar sejumlah
diskripsi dan orientasi data hanya menjadi koleksi. Dalam contoh yang baik,
terdapat satu lagi pembacaan untuk tiap-tiap bagian struktur yang terdapat. Satu
kebalikan atau reprensetatif pembacaan tiap-tiap bagian struktur yang telah
direncanakan pada peta lapangan. Catatan pada buku catatan anda akan selalu
berisi lebih banyak data struktur yang dapat dijadikan perencanaan dalam peta
lapangan.
Gambar. 2.19 Contoh dari sebuah buku catatan lapangan menunukan
pengumpulan data dari sebuah singkapan kecil selama rangkaian program
pemetaan regional
Gambar. 2.20 (pp. 37- 40)Lembaran dari sebuah buku catatan lapangan
menunjukan pengumpulan data selama observasi perincian struktur dalam fase
yang lengkap. Kunci singkapan harus bisa diperiksa secara detail dalam
pengarahan untuk menentukan sebuah cerita struktur. Dalam tempat ini waktu
menguji bahan pada singkapan yang besar, seketsa hubungan struktur dan
mengambil pengukuran saveral tiap-tiap keistimewaan struktur. Ikuti lembaran
penggunaan metodologi : 1. Identifikasi dan diskripsi litologi. 2. Identifikasi dan
diskripsi struktur. 3. Pengukuran bidang struktur , , , . 4. Pengukuran
liniasi , , etc. 5. Pengukuran sumbu dan poros lipatan kecil permukaan. 6.
Perincian seketsa hubungan struktur.
1. Lokasi singkapan dan diskripsi dan identifikasi litologi, pada singkapan
ini terdapat dua litologi yang terlihat jelas terjadi – masiv kuarsit dan
perubahan yang tinggi pada unit pelastis. Catatan observasi keistimewaan
struktur dan kemiringan pada lapisan (Gambar. 3.1)
Gambar. 2.20a (Lanjutan) 2. Diskripsi dan pencatatan oreantasi data
untuk foliasi dan lineasi dalam kesatuan kuarsit. Diskripsi dan catat
orientasi dari poliasi dari pelitik horisontal.
Gambar. 2.20a (lanjutan) 3. Diskripsi dan catat orientasi data dari
foliasi dalam unit pelitik. Seketsa dan diskripsi ikatan-ikatan kaku dan
foliasi permukaan. Seketsa singkapan keduanya menunjukan orientasi
geografi dan kesamaan. (catatan ruang ini tidak menjelaskan secara jelas
tentang pengukuran lineasi yang dimasukan dalam gambar.).
Gambar. 2.20a (lanjutan) rincian seketsa lapangan menunjukan hubungan
struktur dalam singkapan seperti yang diuraikan pada lembaran sebelumnya.
Gambar. 2.20b masukan singkapan pada pela lapangan . catat hanya
representativ data struktur dan secara keseluruhan kemiringan yang didapat.
2.6 Simbol-Simbol Peta
Simbol-simbol peta harus jelas dan tidak memiliki banyak arti. Khusus
untuk peta area, representatif data dari semua bagian struktur harrus menjadi
penandaan tiap-tiap lokasi pad peta, dengan kemungkinan pengecualian dari join
dan vine. Kecuali jika memerlukan penandaan join barangkali tidak boleh
menyajikan maksud yang bermanfaat dan hanya kemauan kekacauan peta.
Bermacam-macam pewarnaan mungkin bisa digunakan menjadi sebuah indikasi
perbedaan ciri-ciri geoligi misalkan ciri-ciri litologi atau lapisan hitam : ciri-ciri
struktur merah: batasan-batasan singkapan biru atau hijau : ciri-ciri geomorfologi
(memasukan dataran banjir dan arus) coklat. Jangan buat pewarnaan dengan tidak
baik dan warna hitam dijadikan unutk semua simbol.
Ingat, data geologi dari singkapan selalu menjadi penanda dalam
pemilihan ciri-ciri geomorfologi.
Penandaan Simbol
Ikuti penekanan ini :
1. Jadikan simbol peta sebagai penanda langsung lokasi peta untuk
mendapatkan singkapan yang ingin dilakukan pengukuran, dan jangan
mengambang habnya disatu sisi area saja untuk meneliti dan mencatan.
2. Orientasikan semua data azimut sebagai penanda pada peta lapangan,
bersama dengan data kemiringan dan penyimpanggan (Gambar. 2.16).
dapat dilihat ketepatan dari sebuah data yang telah diteliti dan data yang
memungkinkan dijadikan info baru untuk peta analisis yang lebih
lanjut.
3. Jadikan data sebagai penada pada peta yang salah satunya akan
digunakan sebagai perpanjangan untuk penggunaan kompas Silva
(Barnes, 1981, p.60).
4. Selalu selesaikan penandaan ketika sedang berada di lapangan.
Tabel 2.1 memberikan daftar yang telah diusulkan sebagai simbol-
simbol peta yang dapat digunakan di lapangan.
2.7 Orientasi Sempel
Ini mungkin menjadi kebutuhan mengorientasi kumpulan sempel untuk (a)
dianalisis bagi yang lebih suka mengorientasi, (b) emeriksaan dair foliasi
superposisi atau (c) pemeriksaan hubungan dianataranyaterbentuknya
mineral metamorf dan struktur tektonik atau (d) tegangan determinasi
(Tambahan III).
2.7.1 Pengumpulan Sempel
1. pilihlah sempel yang untuk dikumpulkan (batasi ukurannya masih
berhubungan denga permukaan, paling mudah dikumpulkan dan kurangi
sedikit kehancuran)
2. Ukur dan catat bagian-bagian struktur yang berasosiasi dengan sempel
atau singkapan.
3. Pilihlah dengan tepat bidang permukaan sebagai acuan sempel –
umumnya lerlerak pada bidang ( ), sebuah permukaan foliasi, ( ), dapat
dilihat pada Gambar. 2.21 atau pada permukaan join.
4. mengukur orientasi permukaan, dan beri tanda dengan pena anti air pada
pola jurus dan kemiringan yang dapat dijadikan acuan pada permukaan
(Gambar. 2.21). Tandai bagian atas contoh dan nomor contoh. Catat data
dalam buku catatan dan gambar seketsa contoh dan hubungan strukturnya.
5. Kumpulkan contoh dan kantongi itu, beri lebel secara penuh pad
akantong sempel.
Gambar. 2.21 pengumpulan sebuah contoh orientasi, acuan yang memiliki
tanda menjadi contoh indikasi jalan naik dan pola jurus dan kemiringan
acuan permukaan
2.8 Fotografi
Fotogtafi adalah metode penting dalam pencatatan informasi geologi.
Bagaimanapun, tidak ada pengganti yang lebih baik, dari perincian seketsa
lapangan. Seringkali sangat sukar membedakan atau menginterpretasi
struktur melalui sebuah foto tanpa memiliki seketsa lapangan yang baik.
Tekankan dan ikuti point-point berikut.
1. Kamera baik 35mm (terutama lensa tunggal otomatis) sengat perlu.
Filem berwarna (proyeksi mudah dengan ukuran besar) atau filem
hitam dan putih (mudah diperbesar) lebih disukai. Lensa close-up
atau lengkapi dengan hal lain yang diperlukan.
2. Selalu menggambar seketsa pada area striktur yang dijadikan foto
(misalkan Gambar. 2.22)
3. Pencatatan informasi tentang foto yang berada pada buku catatan
lapangan anda dalam ketiadaan fakta-fakta sebagai arah yang
dilihat
4. Dimana selalu ada kemungkinan measukan dengan mudah
mengenali sekala dalam foto.
5. Terdapat struktur yang dijadikan foto. Banyak pelajar tidak
mendapatkan pokok dan rincian yang banyak hilang pada foto.
6. Untuk sementara contoh lensa stereoskopis fotografi mungkin
dapat membantu untuk menginterpretasi nantinya. Dalam kasus ini
dua fotograpi mendapatkan kira-kira 1.5m bagian dalam garis yang
berlanjut dan tetlihat dalam doto. Enampiluh per sen perlu
melengkapi dan akibat sepasang fotograpi dapat menjadi
penglihatan stereoscopis dan analisis. Teknik ini terutama sekali
berguna untuk mempelajari patahan.
Gambar. 2.22 Foto dari sebuah antiklin batupasir dan seketsa
lapangan yang dibuat pada waktu yang sama dengan pengambilan
foto.
Recommended