View
57
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
Teori Perkembangan Ekonomi Regional, mata kuliah : Tata Guna Wilayah dan Kota, Universitas Hasanuddin 2015.Terdiri dari materi: Growth pole, growth center, growth foci, development from above, development from below, backwash & spread effect, teori schumpetarian, teori Local Economics Development, dan lain-lain.Memuat pengertian, contoh, serta kelebihan dan kekurangan dari masing masing teori agar dapat memudahkan dalam pengaplikasiaannya dalam perencanaan wilayah.teori yang ada masih kurang, dan pembahasannya tidak mendetail. disarankan mecari literatur lain agar lebih paham atas materi2 yang telah dijelaskan. kritik dan saran sangat dibutuhkan. nandandjani@gmail.com :)
Citation preview
Teori Perkembangan WilayahTata Guna Wilayah dan Kota
Universitas Hasanuddin2015
TEORI EKONOMI REGIONAL
1 2 3
4 5 6
Growth Pole &Growth Centre
Backwash &Spread Effect
Development FromAbove dan Below
Teori PerkembanganLokal
Teori Schumpetarian
Teori Lokasi
GROWTH POLEGROWTH CENTRE
“pertumbuhan ekonomi di tiap daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di
lokasi tertentu yang disebut growth pole, yang perlu dibangun untuk mencapai tingkat
pendapatan tinggi” – Perroux, 1950
“Growth poles regional (sektor industri) yang berlokasi di perkotaan diharapkan mampu membantu perkembangan & mengangkat pertumbuhan daerah sekitarnya yang mempunyai keterbatasan dalam sumbernya.” - Boudeville, 1966
WHAT IS GROWTH POLE?
suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik
Geografis
FungsionalLokasi aglomerasi usaha/industri yang dinamis dan mampu mendorong kehidupan ekonomi ke dalam maupun ke luar.
Jakarta sebagai kutub pertumbuhan bagi perkembangan daerah sekitarnya (Jabodetabek)
KELEBIHAN
KELEMAHAN
KELEBIHAN Pemusatan industri pada suatu daerah akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi.☺ Timbul localization economies, karena adanya
keterkaitan antar bahan baku dan pasar dapat dipenuhi dengan ongkos angkut yang minimum.
☺ Fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi dapat digunakan secara bersama sehingga pembebanan ongkos dapat ditekan serendah mungkin.
KELEMAHAN
KELEBIHAN☹ Pada kenyataannya sektor/wilayah yang
diharapkan dapat membantu sektor/wilayah lainnya, tidak dapat berbuat banyak.
☹Sektor yang difokuskan malah menjadi semakin maju meninggalkan sektor-sektor penunjangnya.
☹Akibatnya sektor penunjang tidak berkembang, dan selamanya hanya bisa menjadi penunjang, serta tidak dapat mandiri.
KELEMAHAN
GROWTH FOCIGrowth Foci adalah teori pembangunan yang
paling utama. Growth Foci terjadi secara bertahap dan membagi atas 5 jenjang
pertumbuhan, yaitu…Neighborhood, Lokal, Sub-regional,
Regional, Nasional
“Growth Poles dan Growth Centre dalam pengaplikasiannya akan
menyebabkan terjadinya 2 kondisi, yaitu Backwash & Spread Effect.”
SPREAD EFECTBACKWASH EFFECT
output dari growth centre dapat memencar dan memasuki wilayah hinterland,
sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ruang disekitarnya.
Output dari growth centre hanya berputar di pusat saja dan menyebabkan hinterland makin jauh tertinggal
Pada umumnya, spread effect lebih lemah pengaruhnya daripada backwash effect-
nya, sehingga secara keseluruhan pembangunan daerah yang lebih kaya (pusat) akan memperlambat jalannya
pembangunan di daerah miskin (hinterland).
Terbukanya kesempatan kerja
Banyaknya investasi yang masuk
Upah buruh semakin tinggi
Penduduk dapat memasarkan bahan
mentah
Keseragaman di daerah pusat dan hinterland dalam
fasilitas & infrastruktur
SPREAD EFECT
BACKWASH EFFECTMenurunnya tingkat kesejaterahan petani
Ketergantungan masyarakat desa terhadap pusat
Ketimpangan pembangunan
Berkurangnya tenaga usia produktif di
wilayah pinggiran
Hinterland tidak dapat mengembangankan potensinya =
menjadi wilayah terbelakang.
Perbedaan yang mencolok antara daerah urban dan
rural
DEVELOPMENT FROM ABOVE, DEVELOPMENT FROM BELOW
Pendekatan dalam pembangunan wilayah terbagi menjadi 2 yaitu,
DEVELOPMENT FROM ABOVE
DEVELOPMENT FROM BELOW
Pengembangan dari atas memandang pengembangan wilayah berasal dari pusat
pertumbuhan dan mengucur ke daerah belakang (hinterland)
Pengembangan suatu wilayah dapat dilakukan dengan melindunginya dari pengaruh polarisasi wilayah (Hirschman, 1957) serta melepaskan ketergantungan terhadap wilayah pusat.
Mekanisme penjalaran tersebut adalah keterkaitan (linkages) ekonomi
baik yang bersifat kebelakang (backward) maupun kemuka
(forward).
Konsep teori pendukungnya yaitu growth pole, growth centers, dan central place theory
DEVELOPMENT FROM ABOVE
DEVELOPMENT FROM ABOVE
(Paradigma Top Down)
Development from above dalam kenyataannya lebih menguntungkan wilayah yang lebih besar dengan potensi sumber daya yang lebih kaya dan cenderung menghisap sumber daya wilayah hinterlandnya.
Pertumbuhan di kota menjadi pesat karena mengambil sumber daya baik
manusia, maupun alam dari hinterland dan memanfaatkannya dengan
maksimal.KELEBIHAN DFA
KELEMAHAN DFA
Bertujuan u/ pengembangan penuh sumber daya alam suatu daerah berikut
keterampilan manusianya sebesar-besarnya untuk masyarakat setempat.
mempertahankan sedikit surplus komoditas ekonomi daerah untuk mempromosikan komoditas yang kurang berkembang lainnya.
DEVELOPMENT FROM BELOW
Pengembangan Pedesaan
Pengembangan Teritorial
Pengembangan Fungsional
Pengembangan Agropolitan
Pengembangan dari bawah pada dasarnya terdiri dari 4
bagian.
Development from below secara konsep sangat kuat karena wilayah kecil
mengelolah sumber dayanya sendiri secara mandiri dan disintegrasi dengan
wilayah lainnya sehingga memungkinkan pembangunan lokal bisa membangun
dirinya sendiri.
KELEBIHAN DFB
KELEMAHAN DFB
Tetapi untuk wilayah dengan SDA yang sedikit, ataupun SDM yang kurang berkualitas, akan
sulit untuk berkembang tanpa adanya bantuan investor maupun swasta untuk mengolah
daerahnya.
Konsep pengembangan wilayah yang memadukan antara pengembangan dari
atas dan pengembangan dari bawah adalah pengembangan ekonomi lokal
(local economic development)
2 pendekatan tadi ternyata belum mampu menghapus terjadinya dispartial
wilayah.
Kelompok Masyraka
tPemerintah Lokal Swasta Lapangan
Kerja
merangsang kegiatan-kegiatan ekonomi yang dirumuskan dengan baik
dalam zona ekonomi
KONSEP DARI LED1. Peningkatan kualitas pekerja melalui pelatihan dan pengembangan
sumberdaya pekerja
2. Perhatian lebih banyak pada upaya pengembangan kelembagaan sebagai dasar pijakannya dan hubungan antarlembaga tersebut
3. Pemilihan lokasi perusahaan-perusahaan ditentukan oleh keunggulan kompetitif dengan memperhatikan kualitas fisik dan sosial lingkungan, fasilitas rekreasi bagi masyarakat, perumahan dan lembaga-lembaga sosial dalam hubungannya dengan kelayakan ekonom
4. Pengembangan pengetahuan melalui penelitian sebagai faktor pendorong bagi kegiatan perekonomian sangat diperhatikan.
KEISTIMEWAAN LEDAdanya area untuk mengaplikasikan suatu program aksi/tindakan
Menciptakan institusi di tingkat lokal yang
berguna untuk pembangunan
Mengarahkan pada upaya-upaya pada
kepemilikan lokal
Mengembangkan jenis pekerjaan yang berkualitas
bagi peningkatan mutu kehidupan lokal
Memungkinkan adanya komplementaris atau kerjasama
permodalan dan manajemen usaha antara sektor publik dan privat
Teori ini tidak melihat penyebaran sumberdaya yang dimiliki oleh setiap daerah, untuk dikembangkan sebagai
basis kegiatan pengusaha-pengusaha lokal secara alamiah berbeda.
Perbedaan itu juga terlihat dari penyebaran sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan perusahaan-
perusahaan lokal, kondisi seperti ini menyebabkan industri-industri tidak bisa tumbuh semua tempat
KELEMAHAN LED
Konsep ini nampaknya sangat ideal, namun dalam pelaksanaannya diperlukan investasi yang sangat besar baik yang dilaksanakan oleh pemerintah dan sektor swasta untuk menunjang tumbuh dan berkembangnya perekonomian lokal,
hal ini menjadi kendala bagi tersendiri bagi pembiayaan pengembangan regiona
KELEMAHAN LED
TEORI SCHUMPETER
Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya
dalam buku Theory of Economic Development yang terbit di Jerman 1911
TEORI SCHUMPETARIAN
“Faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses
inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau entrepreneur.”
Inovasi menyangkut perbaikan kualitatif dari sistem ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreativitasi para enterpreneur
TEORI SCHUMPETARIAN
Menurut schumpter, sistem kapitalis dan bebas berusaha serta didukung oleh lembaga sosial-politik yang sesuai
merupakan lingkungan yang paling subur bagi timbulnya inovator dan inovasi.
TEORI SCHUMPETARIAN
Sistem perkreditan juga merupakan faktor penunjang terwujudnya inovasi. Karena tanpa sistem, masyarakat miskin tidak
dapat menjadi inovator. Maka, perlu kerjasama antara penyedia dana dan calon
inovator.
Lingkungan sosial, politik, dan teknologi yang menunjang terjadinya
inovasi
Wiraswasta Inovasi
ProfitAkumulasi
kapital
Perbaikan Teknologi
Imitasi
KELEBIHAN TEORISCHUMPETARIAN
Bertambahnya lapangan pekerjaan
Peningkatan pendapatan oleh sektor industri
Peningkatan kreatifitas
masyarakat
Wilayah menjadi mandiri
Fokus kepada industri kreatif
KELEMAHAN TEORISCHUMPETARIAN
Penerapan TeoriKapitalis
Masyarakat yg kurang kreatif tidak dapat
berkembang
Menimbulkan persaingan tidak
sehat antar perusahaan
Yang kaya makin kaya
Yang miskin semakin miskin
Recommended