View
264
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
1/25
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Appendiks disebut juga umbai cacing, istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam
adalah kurang tepat karena usus buntu sebenarnya adalah sekum. Organ yang tidak diketahui
fungsinya ini sering menimbulkan masalah kesehatan. Peradangan akut apendiks memerlukan
tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. (1)
Appendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang
dilaporkan. nsidensi tertinggi pada kelompok umur !"#$" tahun, setelah itu menurun. nsidens pada laki#
laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur !"#$" tahun, insidens lelaki lebih tinggi.(1)
II. ANATOMI
Appendiks merupakan suatu organ limfoid seperti tonsil, payer patch (analog dengan %ursa
&abricus) membentuk produk immunoglobulin.(1) Appendiks adalah suatu struktur kecil,
berbentuk seperti tabung yang berkait menempel pada bagian awal dari sekum. Pangkalnya
terletak pada posteromedial caecum. Pada leocaecal junction terdapat 'alula leocecalis
(%auhini) dan pada pangkal appendiks terdapat alula appendicularis (erlachi). Panjang antara
*#1" cm, diameter ",* cm. +umennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal.(!)
Appendiks terletak di kuadran kanan bawah abdomen. epatnya di ileosecum dan merupakan
pertemuan ketiga taenia coli (taenia libera, taenia colica, dan taenia omentum). -ari topografi
anatomi, letak pangkal appendiks berada pada titik c %urney, yaitu titik pada garis antara
umbilicus dan /A/ kanan yang berjarak 10$ dari /A/ kanan.($)
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
2/25
Pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya. eadaan
ini mungkin menjadi sebab rendahnya insiden apendisitis pada usia itu. Pada 23 4 kasus, apendiks
terletak intraperitoneal. edudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung
pada panjang mesoapendiks penggantungnya. Pada kasus selebihnya, apediks terletak retroperitoneal,
yaitu di belakang sekum, di belakang kolon asendens, atau ditepi lateral kolon asendens. ejala klinis
apendisitis ditentukan oleh letak apendiks.(1)
Appendiks dipersarafi oleh parasimpatis dan simpatis. Persarafan parasimpatis berasal dari
cabang nerus agus yang mengikuti arteri mesenterika superior dan arteri appendikularis,
sedangkan persarafan simpatis berasal dari nerus thorakalis 5. Oleh karena itu, nyeri iseral
pada appendisitis bermula di sekitar umbilikus.(1)
Pendarahan appendiks berasal dari arteri Appendikularis , cabang dari a.leocecalis, cabang dari a.
esenterica superior. A. Appendikularis merupakan arteri tanpa kolateral. 6ika arteri ini tersumbat,
misalnya karena trombosis pada infeksi, appendiks akan mengalami gangren.(1)
III. FISIOLOGI
Appendiks menghasilkan lendir 1#! ml perhari. +endir itu normalnya dicurahkan ke dalam
lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. 7ambatan aliran lendir di muara appendiks
tampaknya berperan pada patogenesis appendisitis.(1)
-inding appendiks terdiri dari jaringan lymphe yang merupakan bagian dari sistem imun dalam
pembuatan antibodi. mmunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh A+ (gut associated
lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk appendiks, ialah gA.
munoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. 8amun demikian,
pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi system imun tubuh karena jumlah jaringan
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
3/25
limfonodi di sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh
tubuh.(1)
IV. DEFINISI
Apendisitis merupakan peradangan pada appendi9 ermiformis. Peradangan akut apendiks
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. (1)
V. ETIOLOGI
Obstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. &ekalit merupakan penyebab tersering
dari obstruksi apendiks. Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi
mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histolytica. Penelitian epidemiologi menunjukkan
peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya
apendisitis. onstipasi akan meningkatkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya
sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa.
/emuanya akan mempermudah terjadinya apendisits akut.(1)
VI. PATOFISIOLOGI
Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel
limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau
neoplasma.
(:)
Obstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian proksimalnya dan
berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks yang distensi. Obstruksi
tersebut mneyebabkan mucus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. akin lama
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
4/25
mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan intralumen. apasitas lumen apendiks normal hanya sekitar
",1 ml. 6ika sekresi sekitar ",3 dapat meningkatkan tekanan intalumen sekitar 2" cm7!".
anusia merupakan salah satu dari sedikit makhluk hidup yang dapat mengkompensasi
peningkatan sekresi yang cukup tinggi sehingga menjadi gangrene atau terjadi perforasi.(3)
ekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia,
menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan inasi bakteri. nfeksi menyebabkan
pembengkakan apendiks bertambah (edema) dan semakin iskemik karena terjadi trombosis
pembuluh darah intramural (dinding apendiks). Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal
yang ditandai oleh nyeri epigastrium. angren dan perforasi khas dapat terjadi dalam !;#$2 jam,
tapi waktu tersebut dapat berbeda#beda setiap pasien karena ditentukan banyak faktor. (:,1")
%ila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. 7al tersebut akan
menyebabkan obstruksi ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.
Peradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri
didaerah kanan bawah. eadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut.(:)
%ila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan
gangrene. /tadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. %ila dinding yang telah rapuh itu
pecah, akan terjadi apendisitis perforasi. (:)
%ila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak
kearah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate apendikularis.
Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.(:)
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
5/25
Infiltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai dimukosa dan
melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu !;#;< jam pertama, ini merupakan
usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan
omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periapendikular. -idalamnya dapat
terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. 6ika tidak terbentuk
abses, apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk
selanjutnya akan mengurai diri secara lambat. (1)
Pada anak#anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks
lebih tipis. eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang
memudahkan terjadinya perforasi. /edangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena
telah ada gangguan pembuluh darah.(:)
ecepatan rentetan peristiwa tersebut tergantung pada irulensi mikroorganisme, daya tahan
tubuh, fibrosis pada dinding apendiks, omentum, usus yang lain, peritoneum parietale dan juga
organ lain seperti esika urinaria, uterus tuba, mencoba membatasi dan melokalisir proses
peradangan ini. %ila proses melokalisir ini belum selesai dan sudah terjadi perforasi maka akan
timbul peritonitis. =alaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum cukup kuat
menahan tahanan atau tegangan dalam caum abdominalis, oleh karena itu pendeita harus benar#
benar istirahat (bedrest). (;)
Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk jaringan
parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat
menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat
meradang akut lagi dan dinyatakan mengalami eksaserbasi akut. (1)
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
6/25
VII. GEJALA KLINIS
ambaran klinis yang sering dikeluhkan oleh penderita, antara lain
1. 8yeri abdominal
8yeri ini merupakan gejala klasik appendisitis. ula#mula nyeri dirasakan samar#
samar dan tumpul yang merupakan nyeri iseral di daerah epigastrium atau
sekitar umbilicus. /etelah beberapa jam nyeri berpindah dan menetap di abdomen
kanan bawah (titik c %urney). 8yeri akan bersifat tajam dan lebih jelas letaknya
sehingga berupa nyeri somatik setempat. %ila terjadi perangsangan peritonium
biasanya penderita akan mengeluh nyeri di perut pada saat berjalan atau batuk.(1)
!. ual#muntah biasanya pada fase awal.
$. 8afsu makan menurun.
;. Obstipasi dan diare pada anak#anak.
3. -emam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada komplikasi biasanya tubuh
belum panas. /uhu biasanya berkisar $*,3>#$ ?
%ila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, karena letaknya terlindungi oleh sekum, tanda nyeri perut
kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada tanda ransangan retroperitoneal. @asa nyeri lebih kea rah
perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan karna kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari
dorsal.(1)
Apendiks yang terletak di rongga pelis, bila ada meradang dapat menimbulkan gejala dan tanda
ransangan sigmoid atau rectum sehingga peristaltic meningkat, pengosongan rectum akan lebih cepat dan
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
7/25
berulang ulang. 6ika apendiks tadi menempel ke kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi
kencing, karna ransangan dindingnya. (1)
ejala appendisitis akut pada anak#anak tidak spesifik. ejala awalnya sering hanya rewel dan tidak mau
makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya. arena gejala yang tidak spesifik ini sering
diagnosis appendisitis diketahui setelah terjadi perforasi. (1)
Pada orang berusia lanjut gejalanya juga sering samar#samar saja, tidak jarang terlambat
diagnosis. Akibatnya lebih dari separo penderita baru dapat didiagnosis setelah perforasi.(!)
Pada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, dan muntah. ang perlu
diperhatikan ialah, pada kehamilan trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah. Pada
kehamilan lanjut sekum dengan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak
dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal kanan.(1)
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
-emam biasanya ringan, dengan suhu sekitar $*,3#$
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
8/25
-engan palpasi di daerah titik c. %urney didapatkan tanda#tanda peritonitis
lokal yaituB
8yeri tekan di c. %urney
8yeri lepas
-efans muscular lokal. -efans muscular menunjukkan adanya rangsangan
peritoneum parietal.
Pada appendiks letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak ada, yang
ada nyeri pinggang.
8yeri rangsangan peritoneum tidak langsung
nyeri tekan bawah pada tekanan kiri (@osing)
nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (%lumberg)
nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan,
batuk, mengedan.
Appendisitis infiltratatau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan di
perut kanan bawah.(1)
$. Auskultasi
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
9/25
Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada
peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata.
Pemeriksaan colok dubur akan didapatkan nyeri kuadran kanan pada jam :#1!. Pada
appendisitis pelika akan didapatkan nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur. (1)
Pada apendisitis pelika tanda perut sering meragukan, maka kunci diagnosis adalah nyeri
terbatas sewaktu dilakukan colok dubur. ?olok dubur pada anak tidak dianjurkan. Pemeriksaan
uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak
apendiks. Cji psoas dilakukan dengan rangsangan m. psoas lewat hiperekstensi atau fleksi aktif.
%ila apendiks yang meradang menempel di m.psoas, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.
Cji obturator digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan
m.obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. -engan gerakan fleksi dan
endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang, pada apendisitis pelika akan menimbulkan
nyeri.(1)
Psoas sign. 8yeri pada saat paha kanan pasien diekstensikan. Pasien dimiringkan kekiri.
Pemeriksa meluruskan paha kanan pasien, pada saat itu ada hambatan pada pinggul 0 pangkal
paha kanan.(11)
-asar anatomi dari tes psoas. Apendiks yang mengalami peradangan kontak dengan otot psoas
yang meregang saat dilakukan manuer (pemeriksaan). (11)
es Obturator. 8yeri pada rotasi kedalam secara pasif saat paha pasien difleksikan. Pemeriksa
menggerakkan tungkai bawah kelateral, pada saat itu ada tahanan pada sisi samping dari lutut
(tanda bintang), menghasilkan rotasi femur kedalam. (11)
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
10/25
-asar Anatomi dari tes obturator B Peradangan apendiks dipelis yang kontak denhgan otot obturator
internus yang meregang saat dilakukan manuer.(11)
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan +aboratorium
a. Pemeriksaan darah B akan didapatkan leukositosis pada kebanyakan kasus
appendicitis akut terutama pada kasus dengan komplikasi, ?#reaktif protein
meningkat. Pada appendicular infiltrat, +D- akan meningkat.
b. Pemeriksaan urin B untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di
dalam urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan
diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang
mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan appendisitis.
!. Abdominal 5#@ay
-igunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendisitis. Pemeriksaan ini
dilakukan terutama pada anak#anak.
$. C/
%ila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan C/, terutama
pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. -engan C/ dapat dipakai untuk
menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya.
;. %arium enema
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
11/25
/uatu pemeriksaan 9#ray dengan memasukkan barium ke colon melalui anus.
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi#komplikasi dari appendisitis pada
jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan diagnosis banding. Appendicogram
memiliki sensitiitas dan tingkat akurasi yang tinggi sebagai metode diagnostik untuk
menegakkan diagnosis appendisitis khronis. -imana akan tampak pelebaran0penebalan
dinding mukosa appendiks, disertai penyempitan lumen hingga sumbatan usus oleh
fekalit.
3. ?#scan
-apat menunjukkan tanda#tanda dari appendisitis. /elain itu juga dapat menunjukkan
komplikasi dari appendisitis seperti bila terjadi abses.
2. +aparoscopi
/uatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukan dalam abdomen,
appendiks dapat diisualisasikan secara langsung. ehnik ini dilakukan di bawah
pengaruh anestesi umum. %ila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan
pada appendiks maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan
appendiks.
*. 7istopatologi
Pemeriksaan histopatologi adalah standar emas (gold standard) untuk diagnosis appendisitis
akut. Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai gambaran histopatologi appendisitis akut.
Perbedaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum adanya kriteria gambaran histopatologi
appendisitis akut secara uniersal dan tidak ada gambaran histopatologi apendisitis akut pada
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
12/25
orang yang tidak dilakukan operasi. @iber et al, pernah meneliti ariasi diagnosis histopatologi
appendisitis akut. 7asilnya adlah perlu adanya komunikasi antara ahli patologi dan antara ahli
patologi dengan ahli bedahnya.
/istem skor Alarado
-iagnosis appendisitis akut pada anak tidak mudah ditegakkan hanya berdasarkan gambaran
klinis, hal ini disebabkan sulitnya komunikasi antara anak, orang tua dan dokter. Anak belum
mampu untuk mendiskripsikan keluhan yang dialami, suatu hal yang relatif lebih mudah pada
umur dewasa. eadaan ini menghasilkan angka appendiktomi negatif sebesar !"4 dan angka
perforasi sebesar !"#$"4 (@amachandran, 1::2). /alah satu upaya meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan medis ialah membuat diagnosis yang tepat. elah banyak dikemukakan cara
untuk menurunkan insidensi apendiktomi negatif, salah satunya adalah dengan instrumen skor
Alarado. /kor Alarado adalah sistem skoring sederhana yang bisa dilakukan dengan mudah,
cepat dan kurang inasif (/eleemE Amri dan %ermansyah, 1::*). Alfredo Alarado tahun 1:
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
13/25
ejala dan tandaB /kor
8yeri berpindah 1
Anoreksia 1
ual#muntah 1
8yeri fossa iliaka kanan !
8yeri lepas 1
Peningkatan suhu F $*,$"? 1
6umlah leukosit F 1"91"$0+ !
6umlah neutrofil F *34 1
GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG
otal skorB 1"
eterangan Alaarado score B
-inyatakan appendicitis akut bila F * point
odified Alarado score (alan et al) tanpa obserasi of 7ematogramB
1 H ; dipertimbangkan appendicitis akut
3 H 2 possible appendicitis tidak perlu operasi
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
14/25
* H : appendicitis akut perlu pembedahan
Penanganan berdasarkan skor Alarado B
1 H ; B obserasi
3 H 2 B antibiotic
* H 1" B operasi dini
X. DIAGNOSIS BANDING
1. astroenteritis
Pada gastroenteritis, mual#muntah dan diare mendahului rasa sakit. /akit perut lebih
ringan dan tidak berbatas tegas. 7iperperistaltik sering ditemukan. Panas dan leukositosis
kurang menonjol dibandingkan dengan appendisitis.
!. +imfadenitis mesenterica
%iasanya didahului oleh enteritis atau gastroenteritis. -itandai dengan nyeri perut yang
samar#samar terutama disebelah kanan, dan disertai dengan perasaan mual#muntah.
$. leitis akut
%erkaitan dengan diare dan sering kali riwayat kronis, tetapi tidak jarang anore9ia, mual,
muntah. 6ika ditemukan pada laparotomi, appendiktomi insidental diindikasikan utntuk
menghilangkan gejala yang membingungkan.
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
15/25
;. -7&
Pada penyakit ini pemeriksaan darah terdapat trombositopeni, leukopeni, rumple leed (I),
hematokrit meningkat.
3. Peradangan pelis
uba fallopi kanan dan oarium terletak dekat appendiks. @adang kedua organ ini sering
bersamaan sehingga disebut salpingo#ooforitis atau adnecitis. Cntuk menegakkan
diagnosis penyakit ini didapatkan riwayat kontak se9ual. /uhu biasanya lebih tinggi
daripada appendisitis dan nyeri perut bagian bawah lebih difus. %iasanya disertai dengan
keputihan. Pada colok aginal jika uterus diayunkan maka akan terasa nyeri.
2. ehamilan ektopik
Ada riwayat terhambat menstruasi dengan keluhan yang tidak menentu. 6ika terjadi
ruptur tuba atau abortus di luar rahim dengan perdarahan akan timbul nyeri yang
mendadak difus di daerah pelis dan mungkin akan terjadi syok hipoolemik. Pada
pemeriksaan colok agina didapatkan nyeri dan penonjolan di caum -ouglas, dan pada
kuldosentesis akan didapatkan darah.
*. -ierticulitis
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
16/25
eskipun dierculitis biasanya terletak di perut bagian kiri, tetapi kadang#kadang dapat
juga terjadi di sebelah kanan. 6ika terjadi peradangan dan ruptur pada dierticulum gejala
klinis akan sukar dibedakan dengan gejala#gejala appendisitis.
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
17/25
omplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi, baik berupa perforasi bebas maupun perforasi
pada apendiks yang telah mengalami pendindingan berupa massa yang terdiri atas kumpulan apendiks,
sekum, dan lekuk usus halus.(!)
Masa Periapendi!"er
masa apendiks terjadi bila apendiks gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibugkus oleh
omentum dan atau lekuk halus. Pada massa periapendikuler yang pendindingannya belum
sempurna, dapat terjadi penyebaran pus ke seluruh rongga peritoneum jika perforasi diikuti
peritonitis purulenta generalisata. Oleh karna itu, massa periapendikuler yang masih bebas
disarankan segera di operasi untuk mencegah penyulit tersebut. /elain itu, operasi masih mudah.
Pada anak selamanya dipersiapkan untuk operasi dalam waktu ! H $ hari saja. Pasien dewasa
dengan massa periapendikuler yang terpancang dengan pendindingan sempurna, disarankan
untuk dirawat dahulu dan diberi antibiotic sambil diawasi suhu tubuh, ukuran massa, serta
luasnya peritonitis. %ila sudah tidak demam, massa periapendikuler hilang, dan leukosit normal,
penderita boleh pulang dan apendektomi elektif dapat dikerjakan ! H $ bulan kemudian agar
perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil mungkin. %ila tejadi perforasi, akan
membentuk abses apendiks. 7al ini ditandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi,
bertambahnya nyeri, dan teraba pembengkakan massa, serta bertambahnya angka leukosit. (!)
Apendisi#is Per$%ra#a
Adanya fekalit di dalam lumen, umur ( orang tua atau anak kecil), dan keterlambatan diagnosis,
merupakan factor yang berperan dalam terjadinya perforasi 2"4 pada penderita di atas usia 2"
tahun. &actor yang mempengaruhi tingginya insiden perforasi pada orang tua adalah gejalanya
yang samar, keterlambatan berobat, adanya perubahan anatomis apendiks berupa penyempitan
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
18/25
lumen, dan arteriosklerosis. nsiden tinggi pada anak disebabkan oleh dinding apendiks yang
masih tipis, anak kurang komunikatif sehingga memperpanjang waktu diagnosis, dan proses
pendindingan kuang sempurna akibat perforasi yang berlangsung cepat dan omentum anak
belum berkembang. (!)
XIII. PROGNOSIS
-engan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat
kecil. eterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila terjadi komplikasi.
/erangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat. (!)
Prognosis baik bila dilakukan diagnosis dini sebelum rupture, dan diberi antibiotic yang lebih baik.
Apendisitis akut tanpa perforasi memiliki mortalitas sekitar ",14 dan mencapai 134 pada orang tua
dengan perforata. Cmumnya, mortalitas berhubungan dengan sepsis, emboli paru, ataupun aspirasi.
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
19/25
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
8ama B
6enis kelamin B Perempuan
Csia B
Alamat B
ANAMNESA
eluhan utama B nyeri perut kanan bawah sejak 1" jam sebelum masuk @/
@iwayat Penyakit /ekarangB
Pasien datang dengan nyeri perut sebelah kanan bawah sejak 1" jam sebelum masuk @/
8yeri awalnya dirasakan di daerah ulu hati, kemudian menjalar ke perut kanan bawah
8yeri semakin berat saat dibawa berjalan
ual (I)
untah (I) I 2 9 0 hari, muntah berisi apa yang dimakan
8afsu makan menurun
-emam (I)
@iwayat Penyakit -ahulu B
Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
20/25
@iwayat Penyakit eluarga B
eluarga tidak ada mengalami penyakit yang sama
PEMERIKSAAN FISIK
eadaan umum B tampak kesakitan
esadaran B compos mentis sooperatif
ekanan -arah B 1!" 0
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
21/25
nspeksi B iktus kordis tidak tampak
Palpasi B iktus kordis teraba di @? ' linea midclaicularis sinistra
Perkusi B batas jantung dalam batas normal
Auskultasi B suara jantung regular
Abdomen
nspeksi B bentuk dinding perut datar
Palpasi B nyeri tekan (I), nyeri lepas(I), rosign (I), psoas sign (I), obturato sign (I)
Auskultasi B bising usus (I) normal
S#a#!s L%&a"is
@egion abdomen
nspeksi B distensi abdomen (#)
Palpasi B
8yeri tekan c%urney(I), nyeri lepas(I)
@osign (I)
Psoas sign(I)
Obturato sign (I)
Perkusi B timpani
Auskultasi B bising usus (I)
LABORATORIUM
7emoglobin B 1",2 g0dl
7ematokrit B $",1 4
+eukosit B 11.11"
DIAGNOSA KERJA
Appendicitis akut
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
22/25
DIAGNOSA BANDING
astroenteritis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
C/
PENATALAKSANAAN
Apendektomi
KESIMPULAN
1. Apendisitis merupakan peradangan pada appendi9 ermiformis. Peradangan akut apendiks
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
23/25
!. Dtiologi apendisitis adalah obstruksi usus, fekalit danE. Histolytica.
$. ambaran klinis yang sering dikeluhkan oleh penderita, antara lain nyeri abdominal, mual#
muntah biasanya pada fase awal, nafsu makan menurun, obstipasi dan diare pada anak#anak
dan demam.
;. Pada pemeriksaan fisik, dengan palpasi di daerah titik c. %urney didapatkan tanda#tanda
peritonitis lokal yaitu nyeri tekan di c. %urney, nyeri lepas, defans muscular lokal. -efans
muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal
3. Pemeriksaan fisik yang spesifik lainnya yaitu rusign, blumberg, psoas sign, dan obturator
sign. Pada apendisitis akut dapat di nilai dengan alarado scor.
2. Pemeriksaan penunjang apendisitis yaitu pemeriksaan laboratorium darah, ct scan, usg,
barium enema dll.
*. -iagnosa banding adalah gastroenteritis, limfadenitis mesenterika, ileitis akut, dan batu
ginjal
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
24/25
DAFTAR PUSTAKA
1. -e 6ong,.=., /jamsuhidajat, @., !"";.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi . D?. 6akarta.
!. httpB00www.bedahugm.net0%edah#-igesti0Apendik0Dpidemiologi.html
$. httpB00www.medicinenet.com0appendicitis0
;. Anonim, . Ilmu Bedah dan !eknik "perasi. %ratajaya &akultas edokteran C8A@.
/urabaya.
3. /chwartM, /pencer, /., &isher, -.., 1:::.#rinciples of $urgery se%ent edition. c#raw
7ill a -iision of he craw#7ill ?ompanies. Dnigma an Dnigma Dlectronic
Publication.
2. artika, -ina, !""3. &hirurgica. osca Dnterprise. ogyakarta.
*. Anonim, !""3.Appendi'. PathologyOutlines. httpB00www.patholoyoutlines.com
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Case Apendisitis
25/25
1!. 7ardin, ., 1:::. Acute Appendisitis -e%ie and /pdate. he American Academy of
&amily Physicians. e9as AK Cniersity 7ealth /cience ?enter, emple,
e9as .httpB00www.aafg.org
1$. 7ugh, A.&.-udley. 1::!. Ilmu Bedah 0aat arurat edisi kesebelas. adjah ada
Cniersity Press. ogyakarta.
1;. @eksoprodjo, /., dkk.1::3. +umpulan +uliah Ilmu Bedah. %agian %edah /taf Pengajar
&akultas edokteran Cniersitas ndonesia. %ina @upa Aksara. 6akarta.
13. Anonim, !"";. Appendicitis.C./. -epartment Of 7ealth and 7uman /erices. 8ational
nstitute of 7ealth. 87 Publication 8o. ";H;3;*.6une !"";.
www.digestie.niddk.nih.go
http://www.aafg.org/http://www.digestive.niddk.nih.gov/http://www.aafg.org/http://www.digestive.niddk.nih.gov/Recommended