Trauma Eksremitas

Preview:

DESCRIPTION

trauma ekstremitas

Citation preview

TRAUMA EKSTREMITAS

H.Soelarto Reksoprodjo Prof FICSKusmedi Priharto FICS. FAPOA. Mkes

Orthopaedic and Traumatologi Surgery DepartementMedical Faculty - University of Indonesia

Kedaruratan Trauma Muskulo skletal

Fraktur Terbuka Fraktur tertutup dgn ggn neurovascular Dislokasi

Orthopaedic surgeon

Goal Treatment :

“ Maximum rehabilitation of patients as a whole ”

Orthopaedic surgeon

“ Recognition ”“ Reduction ”“ Retaining ”“ Rehabilitation ”

4R 4R

Orthopaedic surgeon

Trauma Ekstremitas :Trauma Ekstremitas :

Cedera jaringan lunak Cedera tulang

Orthopaedic surgeon

Dengan mengenali tanda -tanda dari gangguanfungsi jaringan yang cedera kita akan dapat bertindakdengan baik

Orthopaedic surgeon

Fraktur :Hasil dari kekerasan yang menimbulkan kerusakan tulang dan jaringan lunak sekitarnya

Orthopaedic surgeon

Trauma tumpul :Akan memberikan kememaranyang diffuse dari jaringan lunaktermasuk gangguan vascularyang menentukan vitalitasektremitas

Orthopaedic surgeon

Gejala klasik fraktur :

Trauma Nyeri Bengkak Deformitas Nyeri tekan setempat dan sumbu Gangguan fungsi

Orthopaedic surgeon

Gangguan Fungsidiakibatkan karena :

Nyeri Putusnya kontinuitas tulang Gangguan neurovascular

Orthopaedic surgeon

Pemeriksaan Radiologi :

Menentukan jenis Menentukan kedudukan Menentukan tindakan

Orthopaedic surgeon

Klinis : Fraktur tertutup Fraktur terbuka

Orthopaedic surgeon

( Gustilo )

Fraktur Terbuka :

Derajat I Derajat II Derajat III

Orthopaedic surgeon

Derajat I Luka kurang dari 1 cm Relatif bersih Kerusakan jaringan tak berarti

Orthopaedic surgeon

Derajat II Luka lebih dari 1 cm Kerusakan jaringan tak luas flap atau avulsi Memar sederhana Fraktur simple ,transvers,obligue

komunitif minimal

Orthopaedic surgeon

Derajat III Fraktur yang berat Kerusakan jaringan yang luas Tidak selalu gangguan neurovascular Trauma tumpul yang hebat High velocity

Orthopaedic surgeon

Masalah Fraktur terbuka derajat III

1. Fr. segmental akibat KLL2. Fr. yang terjadi didaerah kotor 3. Luka tembak4. Gangguan neurovascular5. Traumatik amputasi6. Fraktur lebih 8 jam7. Keadaan Masa disaster atau perang

Orthopaedic surgeon

Fraktur terbuka derajat III dengan masalah

memerlukan perencanaan tindakan

Prognosis

Orthopaedic surgeon

REDUCTION

Orthopaedic surgeon

Reduction / Reposisi :

Tindakan mengembalikan ke posisi semula agar dapatberfungsi kembali sebaik semula

Orthopaedic surgeon

RETAINING

Orthopaedic surgeon

Retaining :

Tindakan imobilisasi untuk mengistirahatkan anggota /alat yang sakit sampai mendapat kesembuhan

Orthopaedic surgeon

Imobilisasi yang tidak adequatImobilisasi yang tidak adequat akan memberikan dampakpada penyembuhan dan rehabilitasi

Orthopaedic surgeon

REHABILITATIONREHABILITATION

Orthopaedic surgeon

Rehabilitation :Rehabilitation :

Tindakan mengembalikankemampuan dari anggota / alat yang sakit / cedera agar dapatberfungsi kembali

Orthopaedic surgeon

Falsafah Rehabilitasi dulu :Falsafah Rehabilitasi dulu :

Suatu tindakan setelahtindakan kuratif dan hanya mengatasi kendala akibat sequaele atau kecacatan

Orthopaedic surgeon

Falsafah Rehabilitasi sekarang :Falsafah Rehabilitasi sekarang :

Untuk mencapai hasil maksimal rehabilitasi dini mencegah kecacatan( merupakan dari tindakan kuratif )

Orthopaedic surgeon

Fraktur Fraktur Terbuka Terbuka

Orthopaedic surgeon

Prinsip pengobatan :

1. Tindakan emergency2. Evaluasi kegawatan kelangsungan hidup ( Life threating injury )3. Antibiotika yang tepat dan adekuat4. Debridemen dan irigasi cukup5. Stabilisasi fraktur6. Penutupan luka yang baik7. Cancellous bone grafting8. Rehabilitasi anggota yang terkena9. Rehabilitasi pasien seutuhnya

Orthopaedic surgeon

Fraktur terbuka :Sebagian besar akibatkecelakaan lalu lintaswaspada cedera penyerta

Orthopaedic surgeon

5B 5B

BreathingBlood circulation , BleedingBrainBowel, bledder , babyBone

Orthopaedic surgeon

TINDAKAN / TERAPITINDAKAN / TERAPI

Orthopaedic surgeon

Fraktur terbuka derajat I dan II :

Dapat diberlakukan tindakan Open Reduction Internal Fixation seperti pada fraktur tertutupsetelah dilakukan Debridemen

Orthopaedic surgeon

Derajat III A :

Setelah debridemen dapat dilakukan penutupan luka pada tulang yang patah secara adequat

Patah yang terjadi segmentaldan komunitif tanpa melihat derajat ukuran luka

Orthopaedic surgeon

Derajat III B :

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas dan atau kehilangan jaringan lunak disertai kontaminasi yang berat dan stripping periostsehingga tulang terpapar dan perlu penutupan kulit Skin Graft atau Biodressing

Orthopaedic surgeon

Derajat III C :

Disertai cedera arteri yang harusdiperbaiki tanpa melihat luas kerusakan jaringan lunak

Hampir selalu disertai tindakan amputasi akibat kegagalan sirkulasi terutama bila tidak diperbaiki segeradan tidak dilakukan fasiotomi

Orthopaedic surgeon

Fraktur terbuka derajat III

Potensial Infeksi

Useless limb

AMPUTASI

Orthopaedic surgeon

Fraktur tertutupdengan gangguan neurovascular

Orthopaedic surgeon

Peningkatan tekanan pada compartment otot

COMPARTMENT SYNDROME

Orthopaedic surgeon

Fraktur pada tulang panjang dapat mengakibatkanperdarahan yang cukup banyak

Pada patah tulang tertutupdarah tak dapat keluar

Sering menimbulkan peningkatantekanan compartmen otot

Orthopaedic surgeon

Fraktur tungkai bawah Sering terjadi Compartment Syndrome

Periksa Neurovasculer distal terutama bila bengkak nyata dan kulit tegang

Orthopaedic surgeon

Pengenalan yang terlambatterhadap compartment syndromedapat berakhir dengan kematian jaringan distal dari fraktur sehingga harus dilakukan amputasi

Orthopaedic surgeon

Tindakan sederhana pada Tindakan sederhana pada Compartment SyndromeCompartment Syndrome

Fasciotomi yang luas sedini mungkin Membiarkan luka tanpa dijahit Luka ditutup dengan penutup luka biasa Anggota gerak ditinggikan Delayed suture dapat dilakukan setelah 1 minggu

Orthopaedic surgeon

Volkkman Ischemic Contracture :

gangguan neurovaskuler pada frakturtertutup ekstremitas atas sekitar sikuterutama pada fraktur supra condyler anak, hal mana sering terjadi akibat tindakan manipulasi untuk reposisi

Orthopaedic surgeon

GejalaVolkmans Ischemic Contracture

Pain Pallor Pulslessness Parastesia Palsy

Orthopaedic surgeon

Bila gejala tsb timbullakukan tindakan :

Luruskan ekstremitas Tinggikan bagian distal Awasi dengan ketat kemungkinan tindakan bedah eksplorasi pembuluh darah arteri Fasiotomi Bila perlu spasmolitik

Orthopaedic surgeon

Fraktur distal radius intraarticular non displacment

Volkman ischemic contracture

Fasitomy Volkman ischemic contracture

DISLOKASI

Orthopaedic surgeon

Dislokasi sendi

Reposisi segera

EMERGENCY EMERGENCY

Orthopaedic surgeon

Penundaan :

Avascular nekrosis bonggol tulang

Kekakuan sendi

Orthopaedic surgeon

Reposisi :

Fase shock : tidak perlu narkosa, karena terjadi relaksasi dari otot sekitar sendi ( hypestesia )

Lewat fase shock : dengan narkosa untuk mendapatkan relaksasi otot

Orthopaedic surgeon

Reposisi gagal :

Button hole rupture dari sendiMencekik sirkulasi daerah bonggol

Reposisi terbuka

Orthopaedic surgeon

Tidak stabil sesudah reposisi

X ray

Fraktur dislokasiInter posisi fragmen tulang

Orthopaedic surgeon

Mobilisasi

2 - 3 minggu setelah cedera untuk memberi waktu jaringan lunak sembuh

Orthopaedic surgeon

Selama imobilisasi diberikan latihan isometrik kontraksi otot

guna mencegah disuse atrophy

Orthopaedic surgeon

Maximum rehabilitation of a patient as a whole

Orthopaedic surgeon

Perlu diperhatikan :Perlu diperhatikan :

Keadaan penderita Fasilitas yang ada Kemampuan diri jangan malu minta 2 nd opinion

Orthopaedic surgeon

Etiologi :

Fraktur dapat terjadi akibat :

1. Trauma tunggal 2. Tekanan yang berulang-ulang 3. Kelemahan abnormal pada tulang ( fraktur patologik )

Klasifikasi 1. Antebrachii Proksimal

a. Fraktur Kaput Radius b. Fraktur Kollum Radius c. Fraktur Olekranon d. Fraktur Monteggia e. Dislokasi pada siku f. Dislokasi Kaput Radius

2. Antebrachii Medial a. Fraktur Radius dan Ulna b. Fraktur Satu Tulang Lengan Bawah

3. Antebrachii Distal a. Fraktur Radius Distal b. Fraktur Galeazzi c. Fraktur Colles d. Fraktur Smith e. Fraktur Radiokarpal

1. Fraktur Styloid Radius ( fraktur Supir ) 2. Fraktur – subluksasi volar ( fraktur Barton ) 3. Fraktur – subluksasi dorsal

Fraktur Kaput Radius :Fraktur caput radius sering ditemukan pada orang dewasa, tetapi hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak ( mungkin karena radius proksimal terutama tulang rawan ).

Biomekanik Jatuh pada tangan yang terentang dapat memaksa siku ke dalam valgus dan menekan kaput radius pada kapitulum. Kaput radius dapat retak atau pecah. Selain itu rawan sendi pada kapitulum mungkin memar atau putus, yang merupakan komplikasi yang penting. Terdapat tiga jenis fraktur kaput radius menurut Mason’s, yaitu:

• Type I : fragmen patahannya tidak terdislokasi

• Type II : fragmen patahannya terdislokasi ke distal

• Type III : kaput radius remuk menjadi patah tulang kominutif

Gamb. Fraktur Kaput Radius berdasarkan Mason’s type I,II,III

Gambaran klinik :

Fraktur ini kadang-kadang terlewatkan, tetapi rotasi lengan bawah dengan pembengkakan yang sering terbatas di lateral siku, nyeri tekan, nyeri sumbu dan nyeri pada pergerakan memberi petunjuk diagnosisnya.

Gambaran Radiologi

1. Pecah vertikal pada caput radius 2. Satu fragmen di lateral kaput terpecah, dan bergeser ke distal 3. Kaput radius pecah menjadi beberapa fragmen ( kominutif )

Pergelangan tangan juga harus difoto dengan sinar X, untuk menyingkirkan cedera yang bersamaan pada sendi radioulnaris distal.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan fraktur tergantung dari jenis fraktur dan usia pasien.

1.Pada retakan yang tak bergeser Lengan dipertahankan dalam collar dan manset selama 3 minggu, fleksi dan ekstensi aktif dapat dilakukan, tetapi rotasi harus dibiarkan pulih sendiri.

2. Fragmen tunggal yang besar Direkatkan kembali dengan kawat Kirschner.

3. Fraktur kominutif Eksisi kaput radius. Bila disertai cedera lengan bawah atau gangguan pada sendi radioulnaris distal, Sering terjadi migrasi radius ke proksimal, pada kasus ini bila dieksisi kaput perlu diganti dengan prostesis Setelah operasi dianjurkan melakukan gerakan lebih awal.

Komplikasi

• Kekakuan sendi, dapat melibatkan siku dan sendi-sendi radioulnaris. • Miositis osifikans.

Fraktur Leher RadiusFraktur leher radius lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa

Biomekanik Jatuh pada tangan yang terentang, memaksa siku ke dalam valgus dan mendorong kaput radius pada kapitulum.

Gambaran Klinik • Nyeri pada siku • Nyeri tekan pada kaput radius • Nyeri bila tangan berotasi

Fraktur Leher Radius

Gambaran Radiologi Garis fraktur tampak melintang. Garis ini terletak tepat di bagian distal diskus pertumbuhan atau pada pemisahan epifisis dengan fragmen batang yang berbentuk segitiga. Fragmen proksimal miring ke distal, ke depan, dan ke luar. Kadang-kadang ujung ulna mengalami fraktur.

Fraktur Leher Radius

Penatalaksanaan 1. Pada kemiringan kaput radius sampai 20 0

Lengan diistirahatkan dengan collar dan manset 2. Kemiringan kaput radius > 20 0

- Reduksi tertutup dengan lengan ditarik ke dalam ekstensi dan sedikit varus. - Reduksi terbuka, kemiringan kaput radius dikoreksi tetapi fiksasi internal akan mengganggu.

Pada anak-anak caput radius jangan dieksisi, karena akan mengganggu keselarasan pertumbuhan radius dan ulna.

Setelah operasi siku dibebat dalam fleksi 90 0 selama 1-2 minggu, kemudian dilanjutkan dengan latihan gerak.

Fraktur Olekranon :

Biomekanik dua jenis cedera yang ditemukan, menurut Colton : 1. Fraktur kominutif akibat pukulan langsung atau jatuh pada siku 2. Fraktur oblik, akibat traksi ketika pasien jatuh pada tangan saat otot triseps

berkontraksi.

• Lempeng fraktur masuki sendi siku, akan merusak kartilago artikular. • Pada fraktur melintang, aponeurosis triseps dapat tetap utuh, dalam hal ini fragmen-fragmen fraktur tetap bersama-sama.

Fraktur Olekranon :Klasifikasi menurut Horne and Tenzer :

1.Type I : fraktur intraartikular yang transversal, atau ekstraartikular yang oblik. 2.Type II : fraktur oblik atau transversal yang meliputi sepertiga atau lebih celah sigmoid. 3.Type III : fraktur terutama pada seertiga distal dari celah sigmoid, yang mungkin melibatkan prosesus coronoid.

Fraktur Olekranon :

Gambaran klinik Memar atau lecet pada siku , triseps utuh dan siku dapat diekstensikan melawan gaya gravitasi. Pada fraktur melintang , mungkin terdapat celah antara dua fragmen proksimal dan distal olekranon yang dapat diraba dan siku tidak dapat diekstensikan.

Gambaran Radiologi Foto lateral yang diarahkan sebagaimana mestinya penting untuk memperlihatkan fraktur secara terinci, disamping kerusakan sendi yang berkaitan. Posisi kaput radius harus diperiksa, mungkin terdapat dislokasi kaput radius.

Fraktur Olekranon :Penatalaksanaan

1. Fraktur kominutif dengan triseps utuh dapat dilakukan terapi konservatif.

Banyak dari penderita berusia tua dan mengalami osteoporosis, dan imobilisasi siku akan mengakibatkan kekakuan. Lengan diistirahatkan dalam kain gendongan selama 1 minggu.

2. Fraktur melintang tidak bergeser Siku diimobilisasi dengan gips pada posisi fleksi sekitar 60 0

selama 2 – 3 minggu.

3. Fraktur melintang dengan pergeseran Mekanisme ekstensor harus diperbaiki dengan operasi. Fraktur direduksi dan ditahan dengan skrew , pemasangan tension band wiring (kawat) atau plate scew.Bila fragmen sangat kecil, fragmen dapat dieksisi dan triseps ditempelkan kembali pada ulna. Collar dapat dipakai selama 3 minggu.

Fraktur Olekranon :

Komplikasi

• Kekakuan sendi • Non union • Osteoartritis post traumatika

Fraktur sepertiga bagian proksimal ulna dan dislokasi sendi radius ulna proksimal.

Fraktur Monteggia

Biomekanik

1. Jatuh pada tangan, tubuh memuntir sehingga daya gerak mempronasi lengan bawah 2. Kaput radius dislokasi ke depan, 1/3 proksimal ulna patah dan melengkung ke depan 3. Hiperekstensi

Fraktur Monteggia Klasifikasi menurut Bado : 1.Type I : Angulasi ke anterior dari fraktur ulna dan dislokasi ke anterior dari kaput radial 2.Type II : Angulasi ke posterior dari fraktur ulna dan dislokasi ke posterior dari kaput radial 3. Type III : Fraktur metafisis proksimal ulna dan dislokasi ke lateral dari kaput radial 4. Type IV : Dislokasi ke anterior dari kaput radial dan fraktur kedua radius dan ulna

Fraktur Monteggia

Gambaran Klinik2 tipe : 1. Ekstensi Gaya yang terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi.

2. Fleksi Gaya yang mendorong dari depan ke arah fleksi sehingga fragmen ulna angulasi ke posterior .

1. Deformitas ulna jelas, tetapi dislokasi kaput radius kadang tertutup akibat pembengkakan.

2. Petunjuk yang berguna adalah nyeri dan nyeri tekan pada sisi lateral siku.

3. Pergelangan tangan dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda cedera pada N. Radialis.

Fraktur Monteggia Gambaran Radiologi

• Fraktur 1/3 proksimal ulna dengan angulasi ke anterior, disertai dislokasi anterior sendi radius ulna proksimal

• Fraktur 1/3 proksimal ulna dengan angulasi ke posterior, disertai dislokasi posterior sendi radius ulna proksimal

• Dislokasi kaput radius bias disertai fraktur olekranon

Fraktur Monteggia

Penatalaksanaan Petunjuk untuk keberhasilan terapi adalah memulihkan panjang ulna yang mengalami fraktur, hanya setelah itu sendi yang berdislokasi dapat sepenuhnya direduksi.

1. Reposisi tertutup Tarikan lengan bawah ke distal, putar ke arah supinasi penuh, reduksi kaput radius

2. Imobilisasi Gips sirkuler di atas siku dengan posisi siku fleksi 900 dan posisi lengan bawah supinasi penuh selama 6 minggu

3. Reposisi terbuka Pemasangan fiksasi interna ( plate-screw )

Fraktur Monteggia

Komplikasi

• Malunion • Non union • Sinostosis atau jembatan kalus, yaitu kalus antara radius dan ulna sehingga kemungkinan supinasi dan pronasi. • Cedera N. Radialis

Dislokasi Pada Elbow

• Dislokasi pada siku agak lebih sering ditemukan pada orang dewasa daripada anak-anak. • Cedera biasanya digolongkan berdasarkan arah pergeserannya. • 90 % dislokasi siku, kompleks radioulna bergeser ke posterior atau ke posterolateral, • Sering bersama-sama dengan fraktur pada prosessus olecranon.

Biomekanik • Dislokasi sendi siku merupakan dislokasi sendi humeroulnar dan humeroradial. • Biasanya terjadi dislokasi fragmen distal ke posterior dan lateral terhadap fragmen proksimal. • Dislokasi ini terjadi oleh karena trauma tidak langsung, benturan pada tangan dan lengan bawah dengan siku dalam posisi ekstensi disertai sedikit fleksi dan lengan atas terdorong ke arah volar dan medial.

Gambaran Klinik • Pasien menyangga lengan bawahnya dengan siku yang sedikit berfleksi, nyeri spontan, nyeri sumbu. • Kalau pembengkakan tidak hebat, deformitas jelas terlihat. • Penanda tulang ( olekranon dan epikondilus ) bersifat abnormal pada posisi ± 30 0.

Dislokasi Elbow

Gambaran Radiologi 1. Dislokasi jelas terlihat 2. Mengetahui setiap fraktur yang menyertai 3. Memastikan bahwa sendi telah tereduksi pada koreksi dislokasi

Penatalaksanaan 1. Koreksi dislokasi :

Siku difleksikan, traksi sementara itu prosesus olekranon didorong ke depan dengan jempol. Kalau elbow belum dapat fleksi maksimal, berarti reposisi belum berhasil.

2. Lengan dipertahankan dalam collar dan manset dengan posisi siku fleksi > 90 0 selama 1-2 minggu. Kemudian dilanjutkan dengan latihan gerak.

Dislokasi Pada elbow Komplikasi

1. Dini a. Cedera A. Brachialis b. Cedera N. Medianus atau N. Ulnaris c. Fraktur yang berkaitan dengan dislokasi

1. Serpihan kecil koronoid. 2. Epikondilus medial yang mengalami avulsi dapat terjepit pada sendi. 3. Kaput radius. 4. Prosesus olekranon.

2. Lanjut a. Miositis osifikans b. Perkapuran pada kapsul atau ligament c. Dislokasi yang tidak direduksi d. Dislokasi berulang

Dislokasi Kaput Radius :Dislokasi kaput radius yang terisolasi jarang terjadi pada orang dewasa. Bila ditemukan, harus curiga adanya fraktur ulna.

Gambaran Radiologi Kalau memperlihatkan radius proksimal berbentuk kubah, bukan datar, dislokasinya telah berlangsung lama. Dislokasi ini dapat bersifat bawaan atau berkaitan dengan ulna yang pendek.

Penatalaksanaan

1. Kalau keadaan ini ditemukan pasca trauma dan ulna normal, dislokasi dapat direduksi dengan tekanan langsung pada kaput radius

sementara lengan bawah disupinasikan. Lengan dipertahankan dalam posisi supinasi dalam gips selama 6 minggu.

2. Kalau bersamaan dengan perpendekan ulna, reduksi tidak dapat dilakukan

Antebrachii MedialFraktur Radius dan Ulna Biomekanik

• Sering terjadi dalam kecelakaan lalu lintas. • Daya pemuntir ( biasanya jatuh pada tangan ) menimbulkan fraktur spiral dengan pada level patah yang berbeda. • Trauma langsung menyebabkan fraktur melintang kedua tulang pada tingkat yang sama. • Gerakan rotasi dapat ditimbulkan oleh tarikan otot yang melekat pada radius. • Perdarahan dan pembengkakan kompartemen otot pada lengan bawah dapat menyebabkan gangguan peredaran darah.

Gambaran Klinik • Nyeri pada lengan bawah disertai fungsiolaesa dan deformitas (angulasi, discrepensi dan rotasi)• Kripitasii pada perabaan.• Periksa nadi dan motorik sensoris untukmemastikan tidak ada gangguan neurovascular distal

Gambaran Radiologi Kedua tulang patah, baik secara melintang pada tingkat yang sama atau secara oblik dengan fraktur radius biasanya pada tingkat yang lebih tinggi.

Antebrachii MedialFraktur Radius dan Ulna Gambaran Radiologi Kedua tulang patah, baik secara melintang pada tingkat yang sama atau secara oblik dengan fraktur radius biasanya pada tingkat yang lebih tinggi.

Antebrachii Media Penatalaksanaan 1. Pada anak – anak

Reduksi tertutup, fragmen dapat dipertahankan dalam gips dari aksila sampai batang metacarpal, dengan posisi siku 90 0 dan lengan bawah pada posisi netral selama 6 – 8 minggu.

2. Pada orang dewasa Reduksi terbuka dan fiksasi internal, fragmen dipertahankn dengan plat dan screw atau pen intramedula dilanjutkan dengan pemasangan gips dari siku sampai batang metacarpal dengan siku fleksi 90 0 selama 6 - 8 minggu.

Komplikasi 1. Dini

a. Cedera saraf b. Cedera A. Radialis atau A. Ulnaris c. Sindroma kompartemen

2. Lanjut a. Delayed union dan non union b. Malunion c. Iatrogenik

Fraktur Satu Tulang Lengan Bawah

Fraktur pada radius saja atau ulna saja tidak biasa terjadi dan biasanya disebabkan oleh pukulan langsung.

Hal ini penting karena dua alasan :

1. Dislokasi yang menyertai mungkin tidak terdiagnosis, karena kalau satu tulang lengan bawah yang patah pasti ada pergeseran sendi radio ulna atau ruptur dari ligamentum pengikat sendi.

2. Non union cenderung terjadi karena tertahan oleh tulang yang tidak patah.

Gambaran klinik Rasa nyeri pada penekanan atau pergerakan, Deformitas yang tampak hanya memar atau bengkak sedikit karena trauma langsung.

Gambaran Radiologi Fraktur di satu sisi pada radius atau ulna. Garis fraktur melintang dan pergeseran sedikit. Pada anak-anak, tulang yang utuh kadang – kadang bengkok tanpa benar-benar patah ( Borden, 1975 ).

Penatalaksanaan 1. Fraktur radius dengan pergeseran dan rotasi

Untuk mencapai reduksi lengan bawah biasanya perlu : - Supinasi untuk fraktur 1/3 bagian atas - Netral untuk fraktur 1/3 bagian tengah - Pronasi untuk fraktur 1/3 bagian bawah

2. Fraktur radius non displacment Gips lengkap, mencakup siku dan sendi pergelangan tangan selama 8 – 12 minggu.

3. Fraktur ulna non displacment Imobilisasi lengan bawah yang memungkinkan siku bebas dengan mengunci sendi radioulnar biasanya mencukupi ( Pollock, 1983 ).

Karena komplikasi non union pada fraktur satu tulang banyak surgeon memilih melakukan open reduksi internal fiksasi ( ORIF )

Fraktur Satu Tulang Lengan Bawah

Antebrachii Distal

Fraktur Radius Distal Biomekanik Jatuh secara kompresi dengan posisi pergelangan tangan dorsofleksi. Derajat kominutif proporsional dengan energi yang diteruskan pada tulang, energi tinggi akan menyebabkan konfigurasi yang lebih kominutif dan fraktur yang kompleks.

Klasifikasi • Umum

1. Fraktur Colles 2. Fraktur Smith 3. Fraktur Barton

• Modern ( terbaru ) 1.Klasifikasi Frykman2.Klasifikasi Melone 3.Klasifikasi AO /ASIF

1. Klasifikasi Frykman

Type I Tidak memiliki asosiasi dengan fraktur styloid ulna Type II Fraktur distal radius dengan disertai fraktur styloid ulna Type III Intrartikular fraktur, meliputi sendi radiokarpal, tidak memiliki asosiasi dengan fraktur styloid ulna Type IV Intraartikular fraktur, meliputi sendi radiokarpal, disertai fraktur styloid ulna Type V Fraktur distal radius , meliputi sendi radioulnar, tidak memiliki asosiasi dengan fraktur styloid ulna Type VI Fraktur distal radius, meliputi sendi radioulnar, disertai fraktur styloid ulna Type VII Frraktur distal radius, meliputi kedua sendi radiokarpal dan radioulnar, tidak memiliki asosiasi dengan fraktur styloid ulna Type VIII Fraktur distal radius, meliputi kedua sendi radiokarpal dan radioulnar, disertai dengan fraktur styloid ulna

2. Klasifikasi Melone

Terdiri dari subtype 4 bagian intraartikular fraktur

3. Klasifikasi AO /ASIF

Berdasarkan system ABC

Type A Ekstraartikular metafisis fraktur A1 Isolated fraktur dari distal ulna A2 Fraktur radius distal sederhana A3 fraktur radius dengan impaksi metafisis

Type B Intraartikular rim fraktur B1 Fraktur styloid radius B2 Fraktur Barton dorsal B3 Fraktur Barton Volar ( mirip dengan fraktur Smith type II )

Type C Intraartikular fraktur kompleks C1 Fraktur metafisis dengan sendi radiokarpal C2 Fraktur metafisis dengan artikular displacemen C3 Fraktur metafisis dengan pergeseran diafisis – metafisis

Fraktur Galeazzi Fraktur sepertiga bagian distal radius yang disertai dengan dislokasi sendi radius ulna distal.

Biomekanik • Jatuh dengan tangan terbuka, menahan badan

• Rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan barat badan yang memberi gaya supinasi.

Gambaran Klinik • Tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal • Pergelangan tangan teraba tonjolan ujung distal ulna • Pemeriksaan lesi N.ulnaris ( sering terjadi ) • Bila derajat dislokasi fragmen fraktur ringan, nyeri dan tegang pada daerah fraktur bila berat biasanya terjadi pemendekan lengan bawah.

Gambaran Radiologi Fraktur 1/3 distal radius, melintang atau oblik , dengan angulasi atau tumpang tindih, dan disertai dengan dislokasi sendi radius ulna distal.

Penatalaksanaan Petunjuk penting adalah memulihkan panjang tulang yang mengalami fraktur.

1. Reposisi dan imobilisasi Gips di atas siku selama 6 minggu 2. Posisi netral untuk dislokasi sendi radius ulna distal, deviasi ulnar, fleksi 3. Reposisi terbuka Pemasangan fiksasi interna ( plate-screw )

Komplikasi • Sinostosis atau jembatan kalus, yaitu kalus antara radius dan ulna sehingga kemungkinan supinasi dan pronasi hilang. • Delayed union dan non union • Malunion

Fraktur Colles dinner fork deformity Fraktur tranversal pada radius tepat di atas pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal.

A. Patah tulang ekstensi ( Colles ) B. Fraktur radius distal umumnya juga menunjukkan disloksai ke radial dan patah tulang prosessus stiloideus ulna C. Reposisi fraktur Colles

Biomekanik • Jatuh dengan tangan terbuka dan pronasi, sedangkan tubuh dan lengan endorotasi • Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah eksorotasi atau supinasi • Jatuh pada permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal.

Fraktur Colles sering digolongkan berdasarkan apakah prosessus stiloideus ulna juga mengalami fraktur, apakah sendi radioulnar terlibat dan apakah sendi radiokarpal terlibat ( Frykmann, 1967 ).

Gambaran Klinik • Fraktur metafisis distal radius dengan jarak ± 2,5 cm dari permukaan sendi distal radius • Dislokasi fragmen distalnya ke arah posterior atau dorsal • Subluksasi sendi radioulnar distal • Avulsi prossesus stiloideus ulna • Penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi ke depan • Nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan tangan digerakkan

Gambaran Radiologi • Fraktur transvers pada sambungan kortikocanselosa dan prosessus stiloideus ulnar sering putus. • Fragmen radius :

1. Bergeser dan miring ke belakang 2. Bergeser dan miring ke radial 3. Terimpaksi

• Fragmen distal kadang remuk dan kominutif

Penatalaksanaan 1. Tanpa dislokasi

- Imobilisasi : gips sirkular di bawah siku ± 4 minggu 2. Dengan dislokasi

-Reposisi tertutup, pada dorsofleksi fragmen distal, traksi, posisi tangan:

• Volar fleksi, deviasi ulna ( mengkoreksi deviasi radial )• Diputar ke arah pronasio ( mengkoreksi supinasi ) • Imobilisasi ± 4-6 minggu

3. Fraktur kominutif berat dan tidak stabil Fiksasi internal dengan pen proksimal yang menfiksasi radius dan pen distal, sebaiknya menfiksasi dasar-dasar metacarpal kedua dan sepertiga.

Komplikasi 1. Dini

a. Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa b. Cedera saraf c. Distrofi refleks simpatetik

2. Lanjut a. malunion b. Delayed union dan non union c. Kekakuan pada bahu d. Atrofi Sudeck e. Ruptur tendon ( pada ekstensor polisis longus )

Fraktur Smith Reverse fraktur Colles - Garden spade deformity Fraktur dislokasi ke arah anterior atau volar

Gamb. Atas : Fraktur Smith Gamb. A : Fraktur Smith Gamb. Bawah : Fraktur Colles Gamb. B : Fraktur Barton

Biomekanik • Jatuh dengan tangan menahan badan, posisi tangan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi ( jatuh pada punggung tangan ) • Jatuh pada permukaan tangan sebelah dorsal menyebabkan dislokasi fragmen distal ke arah volar • Garis patah transversal, kadang-kadang intraartikular

Klasifikasi Thomas 1. Type I Ekstraartikular fraktur dengan sudut volar dan displacement dari fragmen distal 2. Type II Intraartikular fraktur dengan volar dan displacement ke proksimal dari fragmen distal bersamaan dengan karpal ( mirip fraktur Barton ) 3. Type III Ekstraartikular fraktur dengan volar displacement dari fragmen distal dan karpal ( garis fraktur lebih oblik daripada type I )

Gambaran Klinik • Penonjolan dorsal fragmen proksimal • Fragmen distal di sisi volar pergelangan • Deviasi tangan ke radial

Gambaran Radiologi • Fraktur metafisis radius distal • Rö Lat : fragmen distal bergeser dan miring ke anterior

Penatalaksanaan 1. Reposisi dengan posisi tangan dorsofleksi ringan, deviasi ulnar, supinasi maksimal (kebalikan posisi Colles) 2. Imobilisasi : gips di atas siku selama ± 4-6 minggu

Fraktur Subluksasi Volar ( Fraktur Barton )

Biomekanik Cedera ini yang kadang-kadang dikira fraktur Smith, berbeda dari fraktur Smith dalam hal garis frakturnya. Karena fragmen kecil dan tidak berpenyangga, fraktur bersifat tidak stabil.

Gambaran Radiologi Garis fraktur bersifat oblik dari bibir volar radius sampai ke dalam sendi pergelangan tangan, fragmen distal bergeser ke anterior, membawa serta karpal ke anterior.

Penatalaksanaan • Reduksi dengan fiksasi internal, dengan plat dinding penopang anterior yang kecil.

Fraktur Subluksasi Dorsal / Fraktur Barton dorsal

Gambaran Radiologi Garis fraktur bersifat oblik pada bibir dorsal radius dan karpal terbawa ke posterior.

Penatalaksanaan 1. Reduksi tertutup dan imobilisasi lengan bawah dengan gips selama 6 minggu.

2. Reduksi terbuka dan pemasangan plat bila fraktur bergeser lagi.

Komplikasi 1. Dini

a. Cedera yang berkaitan pada karpal b. Pergeseran tulang 2. Lanjut a. Osteoartritis sekunder

Recommended