View
263
Download
11
Category
Preview:
Citation preview
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
1/37
Di Buat Oleh:
APRILLIA S. ANGGRAENI
6513040114
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAPOLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2015
LAPORAN TUGAS BESAR SPPKAPAR (Alat Pemadam Api Ringan)
PT. SURYA INDOALGAS, SIDOARJO
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
2/37
1 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu industri, faktor keselamatan telah menjadi persyaratan
penting yang harus dipenuhi oleh setiap elemen-elemen yang ada pada
industri tersebut, baik itu mesin dan bangunan gedungnya. Salah satu
aspek keselamatan adalah keselamatan dari bahaya kebakaran dan
ledakan yang setiap saat bisa terjadi jika tidak ada kontrol terhadap
resikonya. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
02/KPTS/1985 tentang ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran Pada Bangunan Gedung adalah bertujuan untuk menciptakan
sebuah jaminan tentang keselamatan gedung dari bahaya kebakaran
sehingga gedung dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Kebakaran pada bangunan gedung menimbulkan kerugian berupa
korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan
jasa, kerusakan lingkungan, dan terganggunya ketenangan masyarakat
sekitar. Seiring meningkatnya ukuran dan kompleksitas bangunan
gedung, sudah seharusnya pula diiringi dengan peningkatan
perlindungan terhadap pekerja atau semua individu yang berada di
dalam dan sekitar gedung. Penanganan kebakaran di gedung-gedung
masih mengandalkan kesigapan dan perlatan dari pemadam kebakaran
gedung pun terkadang masih kurang memadai.
Contoh kasus yang terjadi adalah, “Pabrik pengolahan makanan
ringan di Desa Astapada, Kecamatan Tengah Tani, Rabu malam (12/11)
terbakar. Tiga unit kendaraan pemadam kebakaran dari Pos Damkar
Weru langsung terjun untuk memadamkan si jago merah. Berdasarkan
informasi yang dihimpun Radar di lokasi kejadian, peristiwa tersebut
terjadi sekitar pukul 22.30 WIB. Sebelum api membesar, sempat
terdengar ledakan. Khawatir berbahaya, para buruh shift sore yang
hendak pulang secara spontan langsung berlari menuju tempat aman.
“Kami lari keluar pabrik, api berasal dari salah satu mesin produksi yang
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
3/37
2 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
menimbulkan panas kemudian meledak dan kena oli sehingga muncul
api,” ujar salah seorang pekerja pabrik, Asep, kepada Radar. Untuk
mencegah merembetnya api, instalasi listrik pabrik yang mengolah jelly
powder ini diputus sementara. Tiga mobil pemadam kebakaran datang
ke lokasi untuk memadamkan lokasi kebakaran yang terletak di blok
bagian belakang pabrik. Sebelumnya, aparat kepolisian dari Mapolsek
Kedawung tiba terlebih dahulu untuk mengamankan lokasi. “Tiga mobil
pemadam sudah ada di dalam,” imbuhnya. Kebakaran ini tentu saja
membuat panik sebagian besar para pekerja dan penghuni di sekitar
pabrik. Walaupun demikian, terlihat ada beberapa pekerja yang ikut
membantu memadamkan api. “Kami lari semua, takut ada apa-apa,”
imbuhnya. Sampai dengan sekarang, proses penyelidikan dari aparat
kepolisian terkait peristiwa tersebut masih berlangsung. Warga yang
penasaran, tampak duduk-duduk di depan pintu gerbang pabrik yang
dijaga ketat oleh pihak sekuriti.” dikutip dari
www.radarcirebon.com/pabrik-jelly-powder-di-astapada-tebakar.html
PT. SURYA INDOALGAS yang di dalamnya terdapat bahan-bahan
yang digunakan untuk proses produksi dan juga dokumen-dokumen
penting milik perusahaan. Gedung berlantai 2 ini memiliki luas 5520 m2
masih belum tersedia alat proteksi kebakaran aktif seperti APAR yang
memadai, padahal salah satu cara pemadaman awal yang tepat adalah
dengan menggunakan APAR. Alat Pemadam Api Ringan atau APAR
adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran. Namun jumlah
APAR yang tersedia belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Olehkarena itu, dilakukan perancangan mengenai jumlah, jenis, dan
peletakkan APAR di Gedung Produksi PT. SURYA INDOALGAS agar
dapat mencegah terjadinya kebakaran yang semakin melebar.
1.2 Perumusan Masalah
Perencanaan merupakan upaya pencegahan dan penanggulangan
awal kebakaran untuk itu perlu dilakukan perancangan, penganalisaaan,
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
4/37
3 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
dan penentuan sarana evakuasi. Adapun perumusan masalah yang akan
dibahas pada tugas besar SPPK ini adalah sebagai berikut :
1.
Berapa jumlah dan jenis APAR yang diperlukan pada Gedung
Produksi PT. SURYA INDOALGAS yang sesuai dengan luasan
yang ada sesuai PERMENAKERTRANS RI No. 04 Tahun 1980 dan
NFPA 10 Tahun 2013?
2. Bagaimana perencanaan peletakan APAR pada Gedung Produksi
PT. SURYA INDOALGAS?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui jumlah dan jenis APAR yang diperlukan pada
Gedung Produksi PT. SURYA INDOALGAS sesuai dengan
perhitungan dalam PERMENAKERTRANS RI No. 04 Tahun 1980
dan NFPA 10 Tahun 2013.
2. Dapat menentukan peletakkan APAR sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tambahan referensi mengenai evaluasi dan konsekuensi dari
alat pemadam api ringan.
2. Memberikan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada
Gedung Produksi PT. SURYA INDOALGAS sebagai kesigapan jika
terjadi bencana kebakaran.3.
Sebagai masukan untuk PT. SURYA INDOALGAS untuk
menerapkan peletakkan APAR pada gedung produksi yang ada
disana.
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
5/37
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
6/37
5 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
2.1.2 Teori Piramida bidang Empat (Tetrahedron of F ir e )
Teori segitiga api mengalami perkembangan yaitu dengan
ditemukannya unsur keempat yaitu terjadinya api yaitu rantai reaksi
kimia. Konsep ini dikenal dengan teori tetrahedron of fire. Teori ini
dtemukan berdasarkan penelitian dan pengembangan bahan
pemadam tepung kimia (dry chemical ) dab halon (halogenated
hydrocarbon). Ternyata jenis bahan pemadam ini mempunyai
kemampuan memutus rantai reaksi kontinuitas proses api
(Fatmawati, 2009).
Gambar 2.2 Fire Tetrahedron
(Sumber : http://www.enggcyclopedia.com/2011/10/combustion-
basics-fire-triangle-tetrahedron/, 2015)
Teori tetrahedron of fire ini didasarkan bahwa dalam panas
pembakaran yang normal akan timbul nyala, reaksi kimia yang
terjadi menghasilkan beberapa zat hasil pembakaran seperti CO,
CO2, SO2, asap dan gas. Hasil lain dari hasil ini adalah adanya
radikal bebas dari atom oksigen dan hydrogen dalam bentuk
hidroksil (OH). Bila 2 (dua) gugus OH pecah menjadi H2O dan
radikal bebas O. O radikal ini selanjutnya akan berfungsi lain
sebagai umpan pada proses pembakaran sehingga disebut reaksi
pembakaran berantai (Fatmawati, 2009).
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
7/37
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
8/37
7 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
serentak yang disebut Flashover , yang biasanya ditandai
pecahnya kaca
e.
Setelah flashover , nyala api akan membara yang disebut periode
kebakaran mantap (Steady/full development fire). Temperatur
pada saat kebakaran penuh dapat mencapai 600-1000ºC.
Bangunan dengan struktur konstruksi baja akan runtuh pada
temperatur 700ºC. Bangunan dengan konstruksi beton bertulang
setelah terbakar lebih dari 7 jam dianggap tidak layak lagi untuk
digunakan
f. Setelah melampaui puncak pembakaran, intensitas nyala akan
berkurang/surut berangsur-angsur akan padam yang disebut
periode surut. (Fatmawati, 2009)
2.3 Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran yang dimiliki di Indonesia mengacu
pada standard National Fire Protection Association (NFPA Standard
No. 10, for the installation of portable fire extinguishers) yang telah
dipakai oleh PERMENAKERTRANS RI No. Per. 04/MEN/1980
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam
Api Ringan (APAR).
Klasifikasi dari kebakaran adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Klasifikasi Kebakaran NFPA 10 Tahun 2013
Kelas Klasifikasi Kebakaran
Kelas A
Kebakaran pada benda mudah terbakar yang menimbulkan
arang/karbon (contoh: kayu, kertas, karton/kardus, kain, kulit,
plastik)
Kelas BKebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar (contoh:
bahan bakar, besin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner)
Kelas CKebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang
mengandung unsur listrik
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
9/37
8 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
Kelas DKebakaran pada logam mudah terbakar (contoh: sodium, lithium,
radium)
Kelas KKebakaran pada bahan masakan (contoh: nabati, lemak hewani,
lemak)
(Sumber : NFPA 10 Tahun 2013)
Tabel 2.2 Klasifikasi Kebakaran Menurut PERMENAKERTRANS RI
No. Per. 04/MEN/1980
Kelas Klasifikasi Kebakaran
Kelas AKebakaran pada material yang mudah terbakar seperti kayu, kain,
ketas, karet dan lain-lain
Kelas B
Kebakaran bahan cair yang mudah menimbulkan nyala api
(flammable) dan cairan yang mudah terbakar (combustible)
misalnya minyak gemuk, cat, alkohol dan gas yang mudah
terbakar.
Kelas C Kebakaran listrik yang bertegangan
Kelas DKebakaran logam yang mudah terbakar misalnya magnesium,
titanium, sodium, lithium, zirconium, potassium, dll.
(Sumber : PERMENAKERTRANS RI No. Per. 04/MEN/1980)
2.4 Klasifikasi Bahaya Hunian
Klasifikasi bahaya hunian ini dimaksudkan untuk dapat
disesuaikan dengan sarana dan prasarana emergency, klasifikasitersebut, terdiri dari:
1. Bahaya kebakaran ringan ialah hunian yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas rendah, serta menjalarnya api lambat. Yang
termasuk hunian bahaya kebakaran ringan antara lain:
- Ibadah
- Perkantoran
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
10/37
9 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
- Klub
- Perumahan
- Tempat pendidikan
- Rumah Makan
- Tempat Perawatan
- Hotel
- Lembaga
- Rumah Sakit
- Perpustakaan
- Penjara
- Museum
2. Bahaya kebakaran sedang kelompok I, yakni hunian yang
mempunyai kemudahan terbakar rendah penimbunan bahan yang
mudah terbakar sedang dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 10
meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang.
Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok I
antara lain:
- Parkir Mobil
- Pabrik Susu
- Pabrik Roti
- Pabrik Elektronika
- Pabrik Minuman
- Binatu
- Pengalengan
- Pabrik Permata- Pabrik Barang Gelas
3. Bahaya kebakaran sedang kelompok II, yakni hunian yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan
bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4
meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,
sehingga menjalarnya api sedang. Yang termasuk hunian bahaya
kebakaran sedang kelompok II antara lain:
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
11/37
10 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
- Penggilingan Gandum atau Beras
- Pabrik Bahan Makanan
- Pabrik Kimia
- Pertokoan Dengan Pramuniaga Kurang Dari 50 Orang
4. Bahaya kebakaran sedang kelompok III, yakni hunian yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi
kebakaran, melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api
cepat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang
kelompok III antara lain:
- Pameran
- Gudang (Cat, Minuman keras)
- Pabrik Ban
- Pabrik Permadani
- Bengkel Mobil
- Studio Pemancar
- Penggergajian Kayu
- Pabrik Pengolahan Tepung
- Pertokoan Yang Pramuniaga lebih dari 50 orang
5. Bahaya kebakaran berat, yakni hunian yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas tinggi dan penjalaran api cepat. Yang
termasuk hunian bahaya kebakaran berat:
- Pabrik Kimia, Bahan Peledak dan Cat
- Pabrik Korek Api, Kembang Api
- Pemintalan Benang- Studio Film dan Televisi
- Penyulingan Minyak
- Pabrik Karet Busa, Plastik Busa
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
12/37
11 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
2.5 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Alat pemadam api ringan (APAR) ialah alat yang ringan
serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada
mula terjadi kebakaran.
Gambar 2.4 Alat Pemadam Api Ringan
(Sumber : https://rescue113.files.wordpress.com/2011/08/bagian2-
apar.png, 2015)
2.5.1
Jenis –
jenis media pemadam kebakaran
Mengenal berbagai jenis media pemadam api dimaksudkan
agar dapat menentukan jenis media yang tepat, sehingga dapat
dicapai pemadaman yang efektif, efisien dan aman. Media
pemadaman api yang umum dipakai untuk alat pemadam api ringan
adalah :
1.
Air
Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik
mengambil panas (cooling ) dan sangat tepat untuk memadamkan
bahan padat (kelas A) karena dapat menembus sampai bagian
dalam. Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah air dengan pompa
tangan, air bertekanan dan asam soda/soda acid.
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
13/37
12 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
Gambar 2.5 Water Extinguisher
(Sumber: http://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-
protected-water-extinguisher, 2015)
2. Busa
Ada 2 (dua) macam busa, busa kimia dan busa mekanik.
Busa kimia dibuat dari gelembung yang berisi antara lain zat
arang dan karbondioksida , sedangkan busa mekanik dibuat dari
campuran zat arang udara. Dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas A dan B. Busa memadamkan api melalui
kombinasi tiga aksi 28 pemadaman yaitu menutupi, melemahkan
danmendinginkan.
a. Menutupi yaitu membuat selimut busa di atasbahan yang
terbakar, sehingga kontak dengan oksigen(udara) terputus
b. Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairanyang mudah
terbakar
c. Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah
terbakar sehingga suhunya turun
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
14/37
13 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
Gambar 2.6 Foam Extinguisher
(Sumber: http://www.roopfire.com/product.php?pid=624751, 2015)
3. Serbuk Kimia Kering
Sifat serbuk kimia ini tidak beracun tetapi dapat
menyebabkan untuk sementara sesak nafas dan pandangan mata
agak terhalang. Dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran
kelas A, B dan C. Daya pemadaman dari serbuk kimia kering
tergantung pada jumlah serbuk yang dapat menutupi permukaan
yang terbakar. Cara kerja dari pemadam ini adalah dengan merusak
reaksi kimia pembakaran dengan membentuk lapisan tipis pada
permukaan bahan yang terbakar. Makin halus butiran serbuk kimia
kering maka makin luas permukaan yang ditutupi. Karena
kemampuannya untuk mematikan jenis api di tiga kelas, jenis tabung
ini paling banyak digunakan diberbagai kantor dan perumahan.
Gambar 2.7 Dry Chemical Estinguisher
(Sumber: http://www.firesafetyinfo.co.uk/dry-powder-fire-
extinguisher/, 2015)
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
15/37
14 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
4. Carbon Dioksida ( CO2 )
Media pemadam api CO didalam tabung harus dalam
keadaan fase cair bertekanan tinggi. Prinsip kerjanya dalam
memadamkan api adalah reaksi dengan oksigen sehingga
konsentrasinya di dalam udara berkurang dari 21 % menjadi
sama dengan atau lebih kecil dari 14 % sehingga api akan
padam. Hal ini disebut pemadaman dengan cara tertutup.
Efektif dalam memadamkan kebakaran kelas B (minyak dsb)
dan C (listrik).
Gambar 2.8 Carbon dioxide extinguisher
(Sumber: http://www.fireprotectiononline.co.uk/co2-fire-
extinguishers/, 2015)
5. Halon
Gas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu
sekitar 485 ºC akan mengalami proses penguraian.Zat-zat
yang dihasilkan dari proses penguraian tersebut akan
mengikat unsur hidrogen dan oksigen dari udara sehingga
menghasilkan beberapa unsur baru yaitu HF, HBr, COF 30
dan COBr, karena sifat zat baru tersebut beracun maka cukup
membahayakan terhadap manusia.
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
16/37
15 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
Gambar 2.9 Halon extinguisher
(Sumber: http://fire-extinguisher-information.co.uk/halon-
fire%20extingusiher.html, 2015)
2.5.2 Tipe Konstruksi APAR
Tipe konstruksi adalah :
1. Tipe tabung gas ( gas container type) adalah suatu pemadam
yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas bertekanan
yang dilepas dari tabung gas.
2. Tipe tabung bertekanan tetap ( stored preasure type) adalah suatu
pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar oleh gas
tanpa bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan
bersama dengan tepung pemadamnya dalam keadaan bertekanan
2.5.3 Penandaaan dan Pengenalan
a. Penandaan APAR
Penandaan yang disyaratkan Kalimat yang bermakna
umum tidak menjurus seperti “mutu”, “umum”, atau “universal”
tidak boleh dituliskan pada pelat nama yang dipasang pada badan
APAR. Setiap APAR harus memiliki keterangan sebagai
berikut:
Kata jenis tepung K imia Kering “ yang disusul tipe APAR sesuai
dengan ketentuan “Tipe Tabung Gas” atau “Tipe Tabung
Bertekanan Tetap”
- Cara pemakaian
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
17/37
16 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
- Nama dan alamat pabrik pembuat atau penjualnya yang
bertanggung jawab.
b.
Cara Penandaan
Penandaan APAR dapat dialkukan dengan cara:
- Huruf timbul/sketsa pada plat logam yang disolder atau pada
tabung APAR
- Dicat langsung pada tabung APAR 31
- Dengan label yang tahan lama
- Tahun harus ditandakan secara permanen pada badan APAR
c. Warna Pengenal
Badan APAR harus berwarna merah(DEPNAKER, 1999)
2.5.4 Klasifikasi Bahaya
Berdasarkan NFPA 10 tahun 2013 dijelaskan mengenai
klasifikasi bahaya kebakaran diantaranya:
a. Bahaya Rendah , light (low) hazard
Bahaya ini merupakan bahan-bahan yang mudah terbakar
dimana bahaya ini meliputi area kantor, hotel, motel, aula dan
kelas. Pengelempokkan bahaya ini untuk mengantisipasi agar
bahan-bahan ini tidak mudah menyebarkan bahaya kebakaran.
b. Bahaya Sedang, Ordinary (Moderate) Hazard
Bahaya ini merupakan bahan-bahan yang mudah terbakar
dengan cepat dimana bahaya ini meliputi area gudang,
pertokoan, bengkel, laboratorium, showroom, garasi.
c.
Bahaya Tinggi, Extra (High) HazardLokasi ini merupakan bahaya kebakaran kelas A yang
mudah terbakar dan kelas B yang mudah menyala. Dimana area
ini meliputi ruang reparasi pesawat dan kapal, dapur, pekerjaan
yang berhubungan dengan kayu dan ruang pameran.
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
18/37
17 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
2.5.5 Perhitungan APAR
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per. 04/ MEN/ 1980, perhitungan jumlah APAR adalah sebagai
berikut :
APARunganluasperhit
luasarea APAR Jumlah
1.
Dimana : Luas Bangunan yang dilindungi =
D2 ;
D = Luas Jangkauan APAR = 15 meter
Maka, luas perhitungan 1 APAR = 3,14 x 7,52
Menurut NFPA 10, perhitungan jumlah APAR adalah
sebagai berikut :
Penentuan luas jangkauan maksimum APAR adalah
11.250 ft, didapatkan dari gambar di bawah ini:
Gambar 2.10 Jangkauan Maksimal APAR(Sumber : NFPA 10 tahun 2013)
Penentuan jumlah APAR Rating A ada dengan dua
cara, yang akan dijelaskan pada tabel berikut:
a. Cara pertama yaitu menentukan jumlah APAR
dengan asumsi jangkauan maksimum APAR
(11.250 ft). Jadi jumlah APAR yang akan
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
19/37
18 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
digunakan lebih sedikit dengan ketentuan rating
APAR yang besar. misalnya seperti perhitungan
dibawah ini:
2.5.6 Penempatan APAR
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per. 04/ MEN/ 1980, ketentuan-ketentuan pemasangan APAR
adalah sebagai berikut :
1. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari
dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam api
ringan yang bersangkutan.
2. Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
Berdasarkan NFPA 10 tahun 2013 dijelaskan mengenai
penempatan APAR dimana penempatan ini tergantung dari kelas
kebakaran dan luas area bangunan. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai penempatan APAR berdasarkan kelas kebakaran.
Tabel 2.3 Luas area yang dilindungi (ft2)
Rating
APAR
Bahaya
rendah
(ft2)
Bahaya sedang
(ft2)
Bahaya
tinggi
(ft2)
1A - - -
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
20/37
19 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
(Sumber : NFPA 10 Tahun 2013)
Keterangan :
- 1 ft2 = 0,0929 m2
- Travel distance untuk kelas A,C dan D = 22,7 m
a. Kelas A
Jarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut :
Tabel 2.4 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran
Klasifikasi
APAR
Rating
APAR
Jarak Max.
Jangkauan
APAR (ft2)
Luas
Bangunan
Rendah 2A 75 11250
Sedang 2A 75 11250
Tinggi 4A 75 11250
(Sumber : NFPA 10 tahun 2013)
b. Kelas B
Jarak minimal penempatan APAR dilihat pada tabel berikut :
2A 6000 3000 -
3A 9000 4500 -
4A 11250 6000 4000
6A 11250 9000 6000
10A 11250 11250 10000
20A 11250 11250 11250
30A 11250 11250 11250
40A 11250 11250 11250
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
21/37
20 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
Tabel 2.5 Penempatan APAR (bahaya kebakaran kelas B)
Klasifikasi
Bahaya
Rating
APAR
Jarak Max. Jangkauan
APAR
(ft) (m)
Rendah
5 B 30 9.15
10 B 50 15.25
Sedang
10 B 30 9.15
20 B 50 15.25
Tinggi
40 B 30 9.15
80 B 50 15.25
(Sumber : NFPA 10 Tahun 2013)
c. Kelas C dan Kelas D
Jarak penempatan APAR untuk kelas C dan kelas D
sama dengan jarak penempatan kelas A dan kelas B
2.5.7 Jenis Media Pemadam Kebakaran dan Aplikasinya
Pemasangan dan penempatan APAR harus sesuai dengan
jenis dan penggolongan kebakaran berdasarkan
PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980 dalam Bab 2 pasal 4
point 4, seperti pada tabel berikut ini.
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
22/37
21 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
Tabel 2.6 Kebakaran dan Jenis APAR
Gol
Bahan yang
Terbakar
Air 9 liter Busa 9
liter
Tetrachoorkol
ostop
chloorbrom
methan 1 liter
Karbon
dioksida
Tepung
BCF
9HA L C
P + PK PG P M
Kelas
A
Kebakaran pada permukaan bahan
seperti : kayu, teksil VV V V/XXX V V VVV X V
Kebakaran sampai bagian
dalam dari bahan seper ti kayu, majun,
arang batu
VV V XXX X X VVV X X
Kebakaran dari barang –
barang yang jar ang terdapat dan
berharga
VV/XX XX XX/XXX X X VVV X V
Kebakaran dari bahan – bahan yang
pada pemanasan mudah mengur ai V X XXX X X VVV X X
Kelas
B
Kebakaran dari bensin, bensol, cat ( yg
tdk ber cam pur dgn air ) XXX V V/XXX VV VVV VV X VV
Kebakaran dr Alcohol &
sebangsanya (bercampur air) X X V/XXX V VVV VV X V
Gas yang Mengalir X X V/XXX V VVV VV X V
Kelas
C
Panel penghubung, Peti penghubung,
Sentral tele pon, Transformator XXX XXX VV/XXX VVV V VV X VVV
Kelas
D
Magnesium, Natr ium, Aluminium XXX XXX XXX X XXX VV VVV XXX
(Sumber: PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980)
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
23/37
22 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagaram alir metode penelitian
START
Survey Lapangan
Wawancara
Perumusan Masalah
Perancangan APAR
Analisa
Studi Literatur :- Layout Gedung Produksi PT. INDOALGAS- PERMENAKERTRANS RI. 04/MEN/1980 tentang APAR
- NFPA 10 Tahun 2013
Kesimpulan dan Saran
END
Pengumpulan data :
Layout Gedung Produksi PT.
INDOALGAS
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
24/37
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
25/37
24 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
bahan untuk penelitian yang telah ditetapkan, data yang
dibutuhkan adalah layout gedung untuk mengetahui
spesifikasi gedung.
5.
Penempatan APAR
Perencanaan penempatan APAR PERMENAKERTRANS RI
NO.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR, NFPA 10 tahun 2013 tentang standart
for portable fire extinguisher .
6. Analisa
Setelah data terkumpul maka pada tahap ini menganalisa
hasil perencanaan apakah sudah memenuhi standar yang
berlaku (PER 04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 2013).
7. Kesimpulan dan saran
Setelah dilakukan analisa secara menyeluruh maka dapat
menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
dan dapat memberikan saran – saran untuk pihak PT.
IINDOALGAS.
3.3. Langkah-Langkah Perencanaan Penempatan Alat Pemadam
Api Ringan (APAR)
Dalam perencanaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
diperlukan langkah-langkah yang harus dipenuhi, langkah-langkah
tersebut antara lain
1. Pemahaman Layout gedung produksi PT. INDOALGAS
Pemahaman layout gedung sebagai langkah awal dalam perencanaan penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Layout ini diperoleh dari data kontraktor.
2. Menentukan Jumlah APAR Sesuai Luas Gedung
Dari luas gedung dapat dijadikan penentuan jumlah APAR yang
sesuai dengan PER 04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 2013
serta jenis APAR yang dibutuhkan sesuai klasifikasi kebakaran
gedung.
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
26/37
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
27/37
26 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA
4.1. Gambaran Umum
Gedung pada PT. SURYA INDOALGAS merupakan gedung
dengan 2 (dua) lantai yang memiliki karakteristik berbeda, yaitu
pabrik pada lantai 1 dan kantor pada gedung lantai 2. Gedung ini
memiliki tingkat bahaya yang berbeda di setiap lantainya. PT.
SURYA INDOALGAS yang memiliki luas area 5520 m2 adalah
perusahaan yang bergerak dalam usaha pembuatan bubuk agar-agar
dan bubuk karagenan. Kondisi tempat kerja di PT. SURYA
INDOALGAS ini yaitu antara kantor dilantai dua dan unit produksi
dilantai satu. Proses produksi yang dihasilkan dari industri ini tiap
harinya 10.000 pak, maka perusahaan ini memiliki bahan baku yang
berupa rumput laut kering dalam jumlah yang cukup besar dan
beberapa bahan tambahan untuk pembuatan produk sehingga
perusahaan ini dapat dikategorikan sebagai bangunan yang memiliki
tingkat Bahaya kebakaran sedang II. Menurut Kepmenaker No.
KEP. 186/ MEN/ 1999 klasifikasi tingkat potensi bahaya.
Pada PT. SURYA INDOALGAS lantai 1 ini merupakan
pabrik atau bagian produktif dari gedung ini yang mana di lantai 1
ini memiliki beberapa ruangan proses dan beberapa mesin produksi
seperti :
1. Ruang pembuatan agar-agar bubuk
2.
Ruang pembuatan bubuk karagenan
3. Ruang finishing
4. Laboratorium
5.
Ruang penyimpanan bahan mentah dan gudang
T1. Tangki air
T2. Tangki pencucian rumput laut
T3. Tangki NaOH
M1. Bak perendaman
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
28/37
27 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
M2. Mesin pelembutan
M3. Mesin pemasakan
M4. Mesin pengering
Gambar 4.1 Layout Lantai 1 PT. Surya Indoalgas
Pada lantai 2 merupakan gedung perkantoran yang memiliki
aktifitas yang berbeda dengan lantai satu sehingga tingkat bahaya
yang berpeluang terjadi juga berbeda. Pada gedung lantai 2 ini
memiliki tingkat bahaya ringan seperti kebakaran kertas, arus
pendek dan lain-lain. Pada gedung lantai 2 ini memiliki beberapa
ruangan yaitu :
6.
Ruang server
7. Ruang monitoring
8. Ruang control
9.
Ruang arsip operasi
10.
Ruang kantor
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
29/37
28 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
11. Musholla
12. Toilet pria
13.
Toilet wanita
Gambar 4.2 Layout Lantai 1 PT. Surya Indoalgas
4.2. Perhitungan APAR
4.2.1. Perhitungan Menurut PERMENAKERTRANS RI No.
Per. 04/MEN/1980
Sebelum memberikan APAR pada ruangan-ruangan dalam
gedung ini, langkah yang paling utama adalah menghitung
kebutuhan APAR-nya terlebih dahulu sehingga dapat diketahui
standart jumlah apar yang diberikan sampai berapa buah. Berikut
adalah contoh cara bagaimana menghitung kebutuhan apar sesuai
PERMENAKERTRANS RI No. Per. 04/MEN/1980 :
Diketahui :
- Panjang ruang pembuatan agar-agar bubuk = 66 m
- Lebar ruang pembuatan agar-agar bubuk = 23 m
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
30/37
29 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
- Luas Bangunan yang dilindungi =
D2 ;
- D = Luas Jangkauan APAR = 15 meter
Ditanya : Jumlah APAR ?
Jawab :
Jumlah APAR yang dibutuhkan =
=
() =
= 8,6 ≈ 9 buah APAR
Keterangan:
Luas Bangunan yang dilindungi =
D2 ;
Dimana D = Luas Jangkauan APAR = 15 meter
Jumlah APAR yang dibutuhkan =
No. Nama Ruang Panjang
(m)
Lebar
(m)
Jangkauan
APAR
Jumlah
APAR
∑ APAR
(Pembulatan)
Klasifikasi Kelas
Kebakaran Jenis APAR
1 Ruang Pembuatan Agar-agar Bubuk 66 23 176.625 8.59447983 9 B
Foam dan
DCP
2 Ruang Pembuatan Karagenan Bubuk 62 23 176.625 8.073602265 8 B Foam dan DCP
3 Ruang Finishing 23 6 176.625 0.781316348 1 A DCP
4 Laboratorium 23 10 176.625 1.302193914 2 B Foam
5 Penyimpanan Bahan Mentah dan
Gudang 48 46 176.625 12.50106157 13 A DCP
No. Nama Ruang Panjang
(m)
Lebar
(m)
Jangkauan
APAR
Jumlah
APAR
∑ APAR
(Pembulatan)
Klasifikasi Kelas
Kebakaran Jenis APAR
6 Ruang Server 46 16 176.625 4.167020524 5 C DCP
7 Ruang Monitoring 35 10 176.625 1.981599434 2 C DCP
Ruang Kontrol 1 25 19 176.625 2.689313517
Ruang Kontrol 2 21 14 176.625 1.664543524
Ruang Kontrol 3 11 10 176.625 0.622788393
9 Ruang Arsip Operasi 21 5 176.625 0.59447983 1 A DCP
10 Ruang Kantor 31 21 176.625 3.685774947 4 A DCP
11 Musholla 10 8 176.625 0.452937013 1 A DCP
12 Toilet Pria 8 5
13 Toilet Wanita 8 5
C
Lantai 1
Lantai 2
68 DCP dan CO2
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
31/37
30 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
(*) Jenis APAR dan klasifikasi kelas kebakaran ditentukan berdasarkan
PERMENAKER No. 04/MEN/1980.
4.2.2.
Perhitungan Menurut NFPA 10 Tahun 2013Selain perhitungan jumlah APAR pada ruangan-ruangan
menurut PERMENAKERTRANS RI No. Per. 04/MEN/1980,
selanjutnya akan melakukan memperhitungan jumlah APAR
menurut NFPA 10 Tahun 2013. Berikut adalah contoh cara
bagaimana menghitung kebutuhan APAR :
Diketahui :
- Panjang ruang pembuatan agar-agar bubuk = 66 m
- Lebar ruang pembuatan agar-agar bubuk = 23 m
Ditanya : Jumlah APAR ?
Jawab :
=
= 2.097 ≈ 3 APAR
No. Nama RuangPanjang
(m)
Lebar
(m)
Klasifikasi
Bahaya
Kebakaran
Rating
Jarak
Maksimum
Jangkauan
APAR (m)
Luas Bangunan
(m²)
Luas Bangunan
yang Dilindungi
(m²)
Jumlah
APAR
∑ APAR
(Pembulatan)Jenis APAR
1 Ruang Pembuatan Agar-agar Bubuk 66 23Ordinary
(Moderate)
Hazard
20 B 15.25 1518 730.25 2.079 3 Foam dan DCP
2 Ruang Pembuatan Karagenan Bubuk 62 23Ordinary
(Moderate)
Hazard
20 B 15.25 1426 730.25 1.953 2 Foam dan DCP
3 Ruang Finishing 23 6Ordinary
(Moderate)
Hazard
2A 22.7 138 278.7 0.495 1 DCP
4 Laboratorium 23 10Ordinary
(Moderate)
Hazard
20 B 15.25 230 730.25 0.315 1 Foam
5 Penyimpanan Bahan Mentah dan Gudang 48 46Ordinary
(Moderate)
Hazard
2A 22.7 2208 278.7 7.922 8 DCP
Lantai 1
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
32/37
31 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
Keterangan :
(*) Jarak maksimum jangkauan APAR menurut rating APAR NFPA 10
Tahun 2013.
(*) Jenis APAR dan klasifikasi kelas kebakaran ditentukan berdasarkan
PERMENAKER No. 04/MEN/1980.
4.3. Peletakan APAR
Menurut perhitungan jumlah APAR sesuai PERMENAKER
No. 04/MEN/1980 dan NFPA 10 Tahun 2013 dapat diketahui bahwa
hasil perhitungan jumlah APAR yang paling banyak dan dapat
memenuhi luasan jangkauan APAR adalah jumlah APAR dari
perhitungan PERMENAKER No. 04/MEN/1980 (4.2.1) yaitu
dengan jumlah APAR sebanyak 52. Maka dari sini dapat merancang
peletakkan APAR pada PT. SURYA INDOALGAS menurut
perhitungan 4.2.1 dan persyaratan peletakkan APAR menurut sesuai
PERMENAKER No. 04/MEN/1980.
Berikut ketentuan-ketentuan pemasangan APAR sesuai
adalah PERMENAKER No. 04/MEN/1980 sebagai berikut :
Nama RuangPanjang
(m)
Lebar
(m)
Klasifikasi
Bahaya
Kebakaran
Rating
Jarak
Maksimum
Jangkauan
APAR (m)
Luas Bangunan
(m²)
Luas Bangunan
yang Dilindungi
(m²)
Jumlah
APAR
∑ APAR
(Pembulatan)Jenis APAR
Ruang Server 46 16
Light (Low)
Hazard2A 22.7 736 557.4 1.320 2 DCP
Ruang Monitoring35 10
Light (Low)
Hazard2A 22.7 350 557.4 0.628 1 DCP
Ruang Kontrol 125 19
Light (Low)
Hazard475 557.4 0.852
Ruang Kontrol 221 14
Light (Low)
Hazard294 557.4 0.527
Ruang Kontrol 3 11 10
Light (Low)
Hazard 110 557.4
0.197
Ruang Arsip Operasi21 5
Light (Low)
Hazard2A 22.7 105 557.4 0.188 1 DCP
Ruang Kantor 31 21
Light (Low)
Hazard2A 22.7 651 557.4 1.168 2 DCP
Musholla10 8
Light (Low)
Hazard2A 22.7 80 557.4 0.144 1 DCP
Toilet Pria 8 5
Toilet Wanita 8 5
Lantai 2
2A 22.7 3 DCP dan CO2
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
33/37
32 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
1. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm
dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok alat
pemadam api ringan yang bersangkutan.
2.
Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh
melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
4.4. Denah Pelatakkan APAR
Keterangan:= Alat Pemadam Api Ringan
Asumsi =
- APAR yang berada di tepi diletakkan dengan
menempelkan pada dinding
-
APAR di bagian tengah ruangan diletakkan dengan
menggunakan pipa tegak
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
34/37
33 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian perhitungan, penentuan jenis, dan
perencanaan peletakkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada
PT. SURYA INDOALGAS dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Gedung pada PT. SURYA INDOALGAS merupakan gedung
dengan 2 (dua) lantai yang memiliki karakteristik berbeda, yaitu
pabrik pada lantai 1 dan kantor pada gedung lantai 2.
2.
Pada area gedung PT. SURYA INDOALGAS terdapat banyak potensi bahaya kebakaran, sehingga pada lantai 1
diklasifikasikan sebagai kelas kebakaran sedang II (menurut
PERMENAKER No. 04/MEN/1980) dan klasifikasi bahaya
sedang atau ordinary (moderate) hazard (menurut NFPA 10
Tahun 2013). Sedangkan pada lantai 2 diklasifikasikan sebagai
kelas kebakaran ringan (menurut PERMENAKER No.
04/MEN/1980) dan klasifikasi bahaya rendah atau light (low)
hazard (menurut NFPA 10 Tahun 2013).
3. Jumlah APAR yang dibutuhkan pada area gedung PT. SURYA
INDOALGAS :
a. Berdasarkan perhitungan PERMENAKER No.
04/MEN/1980 sebanyak 52 APAR. Pada lantai 1 sebanyak
33 APAR dengan jenis busa ( foam) dan/atau dry chemical
powder (DCP). Sedangkan pada lantai 2 sebanyak 19 APAR
dengan jenis dry chemical powder (DCP) dan/atau CO2.
b. Berdasarkan perhitungan NFPA 10 Tahun 2013 sebanyak 25
APAR. Pada lantai 1 sebanyak 16 APAR berjenis busa
( foam) dan/atau dry chemical powder (DCP). Sedangkan
pada lantai 2 sebanyak 10 APAR berjenis jenis dry chemical
powder (DCP) dan/atau CO2.
4. Penempatan APAR pada area gedung PT. SURYA
INDOALGAS berdasarkan PERMENAKER No. 04/MEN/1980
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
35/37
34 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
adalah jarak antara satu APAR dengan APAR yang lainnya atau
satu kelompok APAR dengan kelompok APAR yang lainnya
tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh
Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja.
5.2. Saran
Setelah dilakukan perancangan APAR pada PT. SURYA
INDOALGAS dan didapatkan beberapa kesimpulan, maka terdapat
beberapa saran untuk perancangan APAR selanjutnya sehingga
dapat berjalan dengan lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1.
Pada perancangan ini seharusnya juga menghitung estimasi
biaya, supaya perancangan dapat berlangsung maksimal dan
dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
2. Mengingat banyaknya kasus peristiwa kebakaran yang terjadi di
Indonesia, perlu adanya peningkatan kewaspadaan terhadap
penggunaan bahan-bahan pemicu timbulnya api, melakukan
pengelolaan lingkungan yang baik, serta menyediakan tenaga
khusus pemadam kebakaran yang terampil dan professional
sehingga jika terjadi kebakaran dapat ditangani secara cepat dan
tepat.
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
36/37
35 | T U G A S B E S A R S P P K - A P A R
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Pengawasan K3
Penanggulangan Kebakaran. Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahli K3,
Jakarta
Fatmawati, Rina. 2009. Jurnal Audit Keselamatan. Universitas Indonesia:
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
Ketentuan Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Pada
Bangunan Gedung.
NFPA 10. 2013. Standart Portable For Fire Extinguisher . National Fire
Protection Association.
PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR. Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Jakarta.
www.radarcirebon.com/pabrik-jelly-powder-di-astapada-tebakar.html,
diakses pada tanggal 15 Oktober 2015
http://pesantrensafety.blogspot.co.id/2012/05/segitiga-api-fire-
triangle.html), diakses pada tanggal 16 Oktober 2015
http://fire-extinguisher-information.co.uk/halon-fire%20extingusiher.html,
diakses pada tanggal 16 Oktober 2015
http://www.enggcyclopedia.com/2011/10/combustion-basics-fire-triangle-
tetrahedron/ , diakses pada tanggal 16 Oktober 2015
http://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-protected-
water-extinguisher , diakses pada tanggal 16 Oktober 2015
http://www.fireprotectiononline.co.uk/co2-fire-extinguishers/, diakses
pada tanggal 17 Oktober 2015
http://www.firesafetyinfo.co.uk/dry-powder-fire-extinguisher/, diakses pada
tanggal 17 Oktober 2015
http://www.roopfire.com/product.php?pid=624751, diakses pada tanggal 17
Oktober 2015
www.indonetwork.co.id, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015
http://www.radarcirebon.com/pabrik-jelly-powder-di-astapada-tebakar.htmlhttp://www.radarcirebon.com/pabrik-jelly-powder-di-astapada-tebakar.htmlhttp://pesantrensafety.blogspot.co.id/2012/05/segitiga-api-fire-triangle.htmlhttp://pesantrensafety.blogspot.co.id/2012/05/segitiga-api-fire-triangle.htmlhttp://pesantrensafety.blogspot.co.id/2012/05/segitiga-api-fire-triangle.htmlhttp://fire-extinguisher-information.co.uk/halon-fire%20extingusiher.htmlhttp://fire-extinguisher-information.co.uk/halon-fire%20extingusiher.htmlhttp://www.enggcyclopedia.com/2011/10/combustion-basics-fire-triangle-tetrahedron/http://www.enggcyclopedia.com/2011/10/combustion-basics-fire-triangle-tetrahedron/http://www.enggcyclopedia.com/2011/10/combustion-basics-fire-triangle-tetrahedron/http://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-protected-water-extinguisherhttp://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-protected-water-extinguisherhttp://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-protected-water-extinguisherhttp://www.fireprotectiononline.co.uk/co2-fire-extinguishers/http://www.fireprotectiononline.co.uk/co2-fire-extinguishers/http://www.firesafetyinfo.co.uk/dry-powder-fire-extinguisher/http://www.firesafetyinfo.co.uk/dry-powder-fire-extinguisher/http://www.roopfire.com/product.php?pid=624751http://www.roopfire.com/product.php?pid=624751http://www.indonetwork.co.id/http://www.indonetwork.co.id/http://www.indonetwork.co.id/http://www.roopfire.com/product.php?pid=624751http://www.firesafetyinfo.co.uk/dry-powder-fire-extinguisher/http://www.fireprotectiononline.co.uk/co2-fire-extinguishers/http://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-protected-water-extinguisherhttp://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-protected-water-extinguisherhttp://www.enggcyclopedia.com/2011/10/combustion-basics-fire-triangle-tetrahedron/http://www.enggcyclopedia.com/2011/10/combustion-basics-fire-triangle-tetrahedron/http://fire-extinguisher-information.co.uk/halon-fire%20extingusiher.htmlhttp://pesantrensafety.blogspot.co.id/2012/05/segitiga-api-fire-triangle.htmlhttp://pesantrensafety.blogspot.co.id/2012/05/segitiga-api-fire-triangle.htmlhttp://www.radarcirebon.com/pabrik-jelly-powder-di-astapada-tebakar.html
8/15/2019 TUGAS BESAR - PERANCANGAN APAR
37/37
https://reader015.{domain}/reader015/html5/0712/5b4650473f4c9/5b46505d35eee.png, diakses
pada tanggal 23 Oktober 2015
https://rescue113.files.wordpress.com/2011/08/bagian2-apar.pnghttps://rescue113.files.wordpress.com/2011/08/bagian2-apar.pnghttps://rescue113.files.wordpress.com/2011/08/bagian2-apar.pngRecommended