View
50
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
1/35
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inkontinensia urin, inkontinensia alvi, dan konstipasi merupakan salah satu
masalah besar di bidang geriatri yang sering kali membuat frustasi pasien yang
mengalaminya dan atau keluarga serta pengasuh yang merawatnya. Bagi orang muda
masalah ini barangkali jarang dijumpai sehingga tidak atau belum mendapat
perhatian yang cukup di kalangan petugas kesehatan maupun masyarakat awam di
Indonesia. (Brunner & Studdard, !!"
Inkontinensia sering merupakan masalah yang tersembunyi dan sulit untuk
mendapatkan gambaran yang akurat mengenai perkembangan penyakit ini di dalam
populasi, beberapa studi epidemologi telah dilakukan dan menunjukkan bahwa
biasanya wanita lebih sering menderita penyakit ini tanpa meminta bantuan ahli.
Sebagian besar hampir #!$ lansia mengalami inkontinensia urin. %i luar negeri
inkontinensia urin diperkirakan terdapat pada #'#$ orang usia lanjut di atas )!
tahun yang tinggal di masyarakat, prevalensi pada wanita dua kali lebih banyak
dibandingkan pria. *revalensi inkontinensia urin meningkat hingga #$ pada orang
usia lanjut yang dirawat, dan terdapat pada !$ orang usia lanjut di perawatan akutrumah sakit serta pada +!')!$ orang usia lanjut di panti. %an sekitar !'#!$ pasien
geriatri yang mengalami inkontinensia urin urin juga mengalami inkontinensia alvi
(Soejono,dkk, !!!".
*ada umumnya, gaya hidup yang cepat, stres yang tinggi, kebiasaan makan
tidak teratur, masukan serat dan air tidak cukup, dan kurangnya olah raga sangat
berperan dalam masalah ini. %i bidang geriatrik, masalah inkontinensia urin sebagian
besar disebabkan oleh infeksi, kelemahan otot panggul, sembelit, imobilisasi dankepikunan, serta pembesaran prostat. *ada orang usia lanjut di masyarakat,
inkontinensia urin dikaitkan dengan terdapatnya depresi, transientischaemic attacks
dan strok, gagal jantung kongestif, konstipasi dan inkontinensia feses, obesitas,
penyakit paru obstruksi kronik, batuk kronik, dan gangguan mobilitas. *ada orang
usia lanjut di panti, inkontinensia urin dikaitkan dengan terdapatnya gangguan
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
2/35
mobilitas, demensia, depresi, strok, diabetes, dan parkinson.
*enatalaksanaan untuk inkontinensia urin dan konstipasi tergantung
tipenya dan masalah ini dapat dikelola dengan baik dan benar. Sedangkan
inkontinensia alvi yang disebabkan oleh gangguan syaraf, terapi latihan otot dasar
panggul terkadang dapat dilakukan, meskipun sebagian besar paien geriatri dengan
dimensia tidak dapat menjalani terapi tersebut. *asien dengan dimensia tahap akhir
dilakukan program penjadwalan ke toilet dan penggunaan obat pencahar secara
teratur untuk mengontrol defekasi. saha terakhir yang dapat dilakukan dengan
menggunakan pampers yang dapt mencegah dari komplikasi.
. -umusan asalah
. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi sistem eliminasi/
. Bagaimanakah sistem eliminasi pada lansia/
. 0pa sajakah masalah'masalah eliminasi pada lansia/
+. Bagaimanakah asuhan keperawatan gerontik pada lansia dengan gangguan
eliminasi/
. 1ujuan
.. 1ujuan mum
ahasiswa dapat menjelaskan dan melakukan asuhan keperawatan
gerontik pada lansia dengan gangguan eliminasi
.. 1ujuan 2husus
. ahasiswa dapat menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem eliminasi.
. ahasiswa dapat menjelaskan sistem eliminasi pada lansia.
. ahasiswa dapat menyebutkan masalah'masalah eliminasi pada lansia.
+. ahasiswa dapat menjelaskan asuhan keperawatan gerontik pada lansia dengan
gangguan eliminasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
3/35
2.1 Proses Pembentukan Urn !an "eses
2.1.1 Proses Pembentukan Urn
3injal berperan dalam proses pembentukan urin, yaitu dengan menyaring darah.
Bahan'bahan yang bermanfaat kembali ke dalam darah, sedangkan yang tidak bermanfaat
akan dikeluarkan dari nefron dalam bentuk suatu larutan yang disebut urin. Sebelum
menjadi urin, terjadi serangkaian proses, yaitu4 filtrasi, reabsorbsi, augmentasi.
. *roses 5iltrasi
*roses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel'sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit", tekanan
dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses
penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel'sel
darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan'bahan kecil
yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium,
kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi
bagian dari endapan.
6asil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer,
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam'garam
lainnya.. *roses -eabsorbsi
Bahan'bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi
penambahan 7at'7at sisa dan urea.
eresapnya 7at pada tubulus ini melalui dua cara. 3ula dan asam amino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. *enyerapan air
terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder. rin
sekunder akan masuk ke lengkung 6enle menuju tubulus kontortus distal. *ada
saat melewati lengkung 6enle desenden, air berosmosis keluar sehingga volum
urin sekunder menurun dan menjadi pekat. Saat melewati lengkung 6enle
asenden, garam (8a9" dipompa keluar, sehingga kepekatan urin berkurang tetapi
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
4/35
volum urin tetap, sehingga konsentrasi garam di luar tubulus meningkat.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan
ke darah. :at amonia, obat'obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan
lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
%engan demikian, urin sekunder adalah hasil saringan dari urin primer yang
mengandung limbah nitrogen dan urea.
. *roses 0ugmentasi
%ari lengkung 6enle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus distal. %i
dalam tubulus distal, urin sekunder mengalami augmentasi yaitu proses
penambahan 7at'7at yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus
distal.
%ari tubulus'tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju
kantong kemih melalui saluran ginjal. ;ika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil.
rin akan keluar melalui uretra.
2omposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa
substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urin.
*-
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
5/35
Bakteri !
Bahan organik (sebagian besar kalsium dan fosfat" #
?emak dan turunan lemak #
;uga sel'sel mukosa yang mengalami deskuamaci, mukus dan sejumlah kecil en7im
pencernaan
5?01S
3as'gas dapat masuk ke saluran pencernaan dari sumber4
. dara yang tertelan
. 3as'gas yang di bentuk sebagai akibat kerja bakteri
. 3as'gas yang berdifusi dari darah masuk saluran pencernaan
Sebagian besar gas dalam lambung adalah nitrogen dan
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
6/35
usus besar yang tidak terangsang menonjol ke luar seperti kantung yang disebut4
haustrasi
. 2ontraksinya lamban sehingga feses dalam usus besar diaduk dan diputar dengan
lamban, pergerakanya mirip orang menyekop tanah
*=-3=-0208 2
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
7/35
spingter dan otot levator ani. Baik persyarafan simpatis maupun parasimpatis terlibat
dalam proses B0B (6arari, JJJ".
.. Sistem =liminasi pada lansia
... Sistem rinal
*enuaan mempengaruhi sistem renal dan urinaria dalam berbagai cara. *ada
lansia yang sehat, perubahan terkait usia tidak terlihat jelas karena ginjal tetap mampu
untuk memenuhi kebutuhan normal. 8amun, pada saat stress, seperi saat kebutuhan
fisiologi secara tidak normal sangat tinggi atau ketika terserang penyakit, penuaan pada
sistem renal sangat rentan.
*erubahan yang terkait usia pada sistem renal antara lain4
8o. *erubahan struktur *erubahan fungsi
. embran basalis glomerulus menebal 35- sering menurun
. 1otal permukaan glomerulus
berkurang
2emampuan konsentrasi menurun
. *anjang dan volume tubulus
proksimal menurun
8okturia sering terjadi
+. *ada tubulus distal berkembang
divertikula
Serum kreatinin tetap sama
#. Sirkulasi renal berubah atau
berkurang
2ecenderungan kehilangan garam
telah diketahui
). 2apasitas kandung kemih menurun etabolisme kalsiumdan votamin %
mungkin terpengaruhi
@. Aolume residual meningkat etabolisme hemostasis berubah
dan menjadi lebih sulit
>. 1erjadi kontraksi kandung kemih
secara involunter (destrusor"
5rekwensi meningkat, interval antara
keinginan dan berkemih menurun
*erubahan 8ormal *ada Sistem -enal dan rinaria 0kibat penuaan4
8o. *erubahan normal terkait usia Implikasi 2linis
. *enebalan dasar membran
*enurunan area permukaan
glomerulus
*enurunan panjang dan volume
5iltrasi darah kurang efisien
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
8/35
tubulus proksimal
*enurunan aliran darah vaskuler
. *enurunan massa otot yang tidak
berlemak tubuh
*enurunan cairan intrasel
*enurunan sensasi haus
*enurunan kemampuan untuk
memekatkan urin
*enurunan total cairan tubuh dan
resiko dehidrasi
. *enurunan hormon yang penting
untuk absropsi kalsium dan saluran
gastrointestinal *eningkatan osteoporosis
+.
#.
).
*enurunan kapasitas kandung kemih
*enurunan volume residu
*eningkatan kontraksi kandung
kemih yang tidak disadari
0tropi pada otot kandung kemih
secara umum
*enurunan aliaran darah ke
ginjal (menurun sampai #!$"
5ungsi tubulus berkurang
akibat kurang nya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis
menurun, protein uri.
elemahnya otot kandung kemih
*enurunan kapasitas kandung
kemih sampai !!ml
*eningkatan resiko inkontinensia
*eningkatan resiko asam urat
*eningkatan resiko retensi uri
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
9/35
@.
*enurunan pengosongan kandung
kemih
*embesaran prostat kurang lebih
@#$ pada lansi pria diatas )# tahun
0trovi vulva pada lansi wanita 2esulitan berkemih
... Sistem 5ekal
*erubahan terkait usia pada sistem fekal antar lain4
8o. *erubahan struktur *erubahan fungsi
. 2ehilangan gigi, penyebab
utamanya adalah periordental
disease ynag bisa terjadi setelah
umur ! tahun
2esehatan gigi yang buruk dan gi7i
yang buruk.
2esulitan dalam mengunyah
makanan yang padat keras
. *enurunan indra pengecap4
0danya iritasi yang kronis dari
selaput lendir 0tropi indera pengecap (>!$"
6ilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap di lidah terutama rasa
tentang rasa asin, asam, dan pahit.
*enurunan kenyamanan pada saat
makan dan penurunan kemampuandalam merasakan makanan
minuman
.=sofagus membesar
+. ?ambung
enurunnya produksi getah
lambung. 3etah lambung
merupakan cairan yang tersusun
oleh asam lambung (6I", beberapa
en7im dan garam. 3etah ini akan
menyebabkan penurunan p6
;arang merasa lapar dan asupan
makanan menjadi lebih sedikit
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
10/35
Haktu pengosongan lambung
menurun.
-asa lapar menurun (sensitifitas
lapar menurun".
#.*eristaltik lemah menurun
0danya konstipasi
).5ungsi absobsi melemah (daya
absobsi terganggu"
-esiko nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
@.?iver (hati" makin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
>.*ada ?ansia ada kecenderungan
menurunnya tegangan jaringan otot
lingkar dubur dan kekuatan otot polos
berkaitan dengan usia sehingga proses
pengeluaran feses terganggu dan
penyerapan air pada feses menjadi
lebih lama
enyebabkan konstipasi
J.enurunnya kekuatan kontraksi dari
spinchter anienyebabkan terjadinya
inkontinensia alvi
2.# $ASALAH ELI$INASI PADA LANSIA
2.#.1 $ASALAH PADA SISTE$ U%INAL
asalah eliminasi yang terjadi pada lansia seringkali disebabkan karena
penurunan fungsi organ K organ perkemihan. *ermasalahan yang biasanya terjadi yaitu,
8okturia, penyakit glomerular, hipertrofi prostat, penyakit turbointerstitial, peny vascular
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
11/35
renal, penyakit obstruktif, 330,Inkontinensia urin. %ari masalah' masalah yang
disebutkan yang paling sering terjadi adalah Inkontinensia rin.
. %efinisi Inkontinensia rin
Inkontinensia didefinisikan sebagai berkemih (defekasi" diluar kesadaran pada waktu
dan tempat yang tidak tepat dan menyebabkan masalah kebersihan atau sosial (Hatson,
JJ". Inkontinensia akan menimbulkan masalah aspek sosial yaitu adanya konsekuensi
yang ditimbulkan terhadap individu yang mengalaminya, antara lain klien akan
kehilangan harga diri, juga merasa terisolasi dan depresi.
Inkontinensia urin didefinisikan sebagai pengeluaran urin involunter yang cukup
menjadi masalah (0nnette 3 ?ueckenotte, JJ@"
Inkontinensia urin juga dapat didefinisikan sebagai berkemih (defekasi" di luar
kesadaran, pada waktu dan tempat yang tidak tepat, dan menyebabkan masalah
kebersihan atau sosial (Hatson&-oger, !!".
;adi inkontinensia urin adalah pengeluaran urin di luar kesadaran pada waktu dan
tempat yang tidak tepat dan menyebabkan masalah kebersihan atau sosial.
. =pidemologi
Inkontinensia sering merupakan masalah yang tersembunyi dan sulit untuk
mendapatkan gambaran yang akurat mengenai perkembangan penyakit ini di dalam
populasi, beberapa studi epidemologi telah dilakukan dan menunjukkan bahwa biasanya
wanita lebih sering menderita penyakit ini tanpa meminta bantuan ahli. Sebagian besar
hampir #!$ lansia mengalami inkontinensia urin.
0ngka kejadian inkontinensia urin bervariasi karena menggunakan populasi subyek
yang berbeda, metoda pertanyaan (kuesioner" yang berbeda, dan definisi inkontinesia uriyang berbeda pula. The International Continence Societymendefinisikan inkontinensia
urin sebagai suatu kondisi keluarnya urin tak terkendali yang dapat didemontrasikan
secara obyektif dan menimbulkan gangguan higiene dan sosial. %i luar negeri
inkontinensia urin diperkirakan terdapat pada #'#$ orang usia lanjut di atas )! tahun
yang tinggal di masyarakat, prevalensi pada wanita dua kali lebih banyak dibandingkan
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
12/35
pria. *revalensi inkontinensia urin meningkat hingga #$ pada orang usia lanjut yang
dirawat, dan terdapat pada !$ orang usia lanjut di perawatan akut rumah sakit serta
pada +!')!$ orang usia lanjut di panti.
Survei inkontinensia urin yang dilakukan oleh %ivisi 3eriatri Bagian ilmu *enyakit
%alam -S*8 %r. ipto angunkusumo pada !> orang usia lanjut di lingkungan *usat
Santunan 2eluarga (*S020" di ;akarta (!!" mendapatkan angka kejadian
inkontinensia urin tipe stress sebesar ,$ dan kandung kemih hiperaktif (over active
bladder)sebesar ,)$. Sedangkan survei yang dilakukan di poliklinik 3eriatri -S*8
-S (!!" terhadap #! pasien geriatri didapatkan angka kejadian inkontinensia urn
sebanyak >,!$. %i ruang rawat akut geriatri penyakit dalam -S*8 -S ditemui
kejadian inkontinensia urin sebesar $ pada tahun !!!, meningkat menjadi $ dan
pada tahun !! dan kemudian menurun menjadi J,!$ pada tahun !!.
. 5aktor -isiko Inkontinensia rin
*revalensi inkontinensia urin meningkat seiring meningkatnya usia. Inkontinensia
urin lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan rasio dua berbanding
tiga. sia lanjut seringkali memiliki kondisi medik yang dapat mengganggu proses
berkemih yang secara langsung mempengaruhi fungsi saluran berkemih, perubahan status
volume dan ekskresi urin, atau gangguan kemampuan untuk ke kamar mandi. *ada orang
usia lanjut di masyarakat, inkontinensia urin dikaitkan dengan terdapatnya depresi,
transient ischaemic attacks dan strok, gagal jantung kongestif, konstipasi dan
inkontinensia feses, obesitas, penyakit paru obstruksi kronik, batuk kronik, dan gangguan
mobilitas. *ada orang usia lanjut di panti, inkontinensia urin dikaitkan dengan
terdapatnya gangguan mobilitas, demensia, depresi, strok, diabetes, dan parkinson.
*enelitian terhadap #+> usia lanjut di luar negeri mendapatkan tiga faktor risiko
yang dapat dimodifikasikan dan berhubungan secara bermakna dengan inkontinensia urin
yaitu infeksi saluran kemih, keterbatasan aktivitas, dan faktor gangguan lingkungan.
+. *enyebab Inkontinensia rin
Inkontinensia urin dapat disebabkan oleh penyebab akut dan kronik. *enyebab akut
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
13/35
biasanya dapat diatasi sehingga inkontinensia urin dapat dihilangkan. *enyebab akut
inkontinensia urin antara lain delirium (kesadaran menurun", gangguan bergerak akibat
penyakit, retensi urin akibat obat atau obstruksi anatomis, infeksi saluran kemih, dan
obat'obatan (calcium channel blocker, beta blocker, diuretik psikotropik, dan
antikolinergik".
*enyebab kronik inkontinensia urin tidak dapat dihilanggkan seratus persen, akan
tetapi dapat dikurangi dan di kendalikan dengan beberapa modalitas nonfarmakologis dan
terapi farmakologis. *enyebab inkontinensia urin yang kronik antara lain kelemahan oto
dasar panggul atau instabilitas otot kandung kemih yang sudah berat. 3angguan
neurologis seperti stroke, penyakit parkinson, dan demensia juga dapat menyebabakan
kesulitan dalam menanggulangi inontinensia urin sehingga dapat dikategorikan sebagai
penyebab yang kronik.
*enyebab Inkontinensia (Siti Setiati, !!! 4#@"
. Infeksi
Seorang dengan infeksi akan terangsang kuat untuk berkemih, anyang'anyangan,
rasa nyeri dan panas saat mengeluarkan urin.
. 2elemahan otot dasar panggul
0kibat proses melahirkan berkali'kali, batuk kronik, sering mengedan, otot yang
mengontrol keluarnya urin atau tinja melemah sehingga urin keluar tanpa dikehendaki
ketika batuk, latihan jasmani atau bersin.
. Sembelit
1inja mengeras dan memenuhi usus besar bagian bawah (akhir". 0kibatnya terjadi
penekanan pada kandung kemih dan merangsang seseorang untuk mengompol.
+. Imobilisasi dan 2epikunan
*asien tidak bisa mencapai toilet tepat waktu dan butuh bantuan untuk mencapainya.
*asien pikun juga tidak bisa melaporkan dirinya ingin berkemih.
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
14/35
#. *rostat membesar
*rostat yang membesar menghambat aliran urin yang keluar. 2andung kemih
membesar tak terkendali tetapi tidak bisa terkontraksi dengan baik. rin keluar tidak
sempurna
#. 1ipe Inkontinensia rin
Berdasarkan penyebabnya, maka inkontinensia uri juga dibedakan menjadi
inkontinensia urin akut dan inkontinensia urin kronik. Inkontinensia urin bersifat akut
bila terjadi mendadak, sementara dan dapat disembuhkan. Inkontinensia urin kronik
bersifat menetap, tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikurangi gejalanya, dan dapat
diklasifikasikan menjadi inkontinensia fungsional, urgensi, stress, overflow, dan
campuran.
a. Inkontinensia fungsional
erupakan inkontinensia tanpa gangguan pada sistem saluran kemih. %itandai
dengan keluarnya urin secara dini akibat ketidakmampuan mencapai toilet
sehingga tidak dapat berkemih secara normal. *enyebab yang sering dijumpai
adalah demensia berat, gangguan musculoskeletal, imobilisasi, lingkungan tidak
mendukung sehingga sulit untuk mencapai kamar mandi, gangguan kognitif, dan
adanya factor K factor psikologis seperti marah depresi juga menyebabkaninkontinensia tipe ini.
b. Inkontinensia rgensi
erupakan inkontinensia akibat ketidakmampuan untuk menunda berkemih
begitu sensasi berkemih muncul, jumlah urin sedikit, frekwensi sangat sering.
1erdapat keinginan yang kuat dan tiba'tiba yang diikuti keluarnya urin tanpa
dapat ditahan. 1ipe ini paling sering dijumpai pada pasien lanjut usia dan dibagi
atas urgensi sensorik dan urgensi motorik. *ada wanita usia lajut urgensi sensorik
dapat timbul sebagai sindrom penuaan urogenital. Studi urodinamik jangka
panjang telah menunjukkan adanya kontraksi detrusor involunter yang dikaitkan
dnegan urgensi sensorik. Inkontinensia urgensi biasanya (tapi tidak selalu"
dikaitkan dengan aktivitas detrusor kandung kemih hiperaktif (overactive
bladder". Inkontinensia urgensi berhubungan dengan kondisi seperti diabetes,
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
15/35
strok, *arkinson, sistitits interstitial, dan sclerosis multiple. 2ondisi tersebut dapat
mengganggu sistem saraf yang mempengaruhi pesan antara kandung kemih dan
otak. Infeksi kandung kemih dan iritasi uretra dapat menyebabkan masalah
kontrol kandung kemih kronik atau sementara tetapi berat.
c. Inkontinensia Stress
Inkontinensia stress adalah kondisi keluarnya urin karena tekanan intra abdomen
meniingkat seperti pada saat batuk, bersin, tertawa, atau latihan yang disebabkan
oleh melemahnya otot dasar panggul. Beberapa factor yang berhubungan dengan
inkontinensia stress adalah melemahnya otot dasar panggul yang juga disebabkan
terlalu banyak latihan atau aktifitas, batuk yang terus menerus, konstipasi, luka
pada dasar panggul, kecelakaan, komplikasi karena operasi yang melibatkan otot
dasar panggul atau uretra, penggaruh melahirkan, atau masalah K masalah dengan
lapisan tulang belakang bawah (lumbal disc syndrome". Inkontinensia stress lebih
sering terjadi pada wanita usia lanjut walaupun pada pria juga dapat terjadi
inkontinensia stress pada pria umumnya timbul setelah prostatektomi trans uretra,
dengan angka prevalensi # $. 3ejala inkontinensia tipe ini mirip dengan
inkontinensia akibat kandung kemih yang overactif.
d. Inkontinensia
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
16/35
e. Inkontinensia refleks
1erjadi akibat kondisi sistem saraf pusat yang terganggu seperti dimensia.
%alam hal ini pengoongan kandung kemih dipengaruhi reflek yang
dirangsang oleh pengisian. 2emampuan rasa ingin berkemih dan berhenti
berkemih tidak ada.
f. Inkontinensia ampuran
erupakan tipe inkontinensia yang sering dijumpai pada pasien geriatric,
umumnya merupakan kombinasi tipe urgensi dan stress. *ada pasien geriatric
yang lebih muda. 1ipe stress lebih banyak dijumpai, tetapi makin tua seseorang
biasanya kombinasi kedua tipe tersebut yang banyak ditemukan.
*=8010?02S08008
0. Inkontinensia rin 1ipe Stres
. 8onfarmakologis
a. ?atihan
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
17/35
1erapi ini untk meningkatkan efektifitas latihan otot dasar panggul. *asien
menggunakan alat dalam vagina dengan bagan dasar di dalam dan ujung pada
introitus.kemudian pasien mempertahankan alat tersebut di dalam vagina
dalam # menit dengan menggunakan kontraksi dasar panggul.
d. *enggunaan modalitas lain
Beberapa modalitas non farmakologik seperti *essari dan alat'alat oklusif
telah digunakan untuk menangani inkontinensia tipe stres. pessari adalah
bahan yang terbuat dari karet, plastik atau silikon, dan tersedia dalam berbagai
bentuk.cara penggunaannya, dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi yang
menyebabkan organ pelvis terangkat dari vagina, tapi dapat menyebabkan
timbulnya infeksi dan impaksi apabila tidak dikeluarkan dan diperiksa lebih
dari minggu.
e. Inervasi magnetic ekstrakorporeal
1eknik ini menggunakan kursi magnetic, caranya, pasien duduk di atas kursi
yang menghasilkan daerah magnetic untuk menggerakkan otot dasar panggul,
terapi ini dilaksanakan kali dalam seminggu selama > minggu.
f. Stimulasi elektrik
%asar terapi ini adalah kejutan kontraksi otot pelvic denga menggunakan alat'
alat vagina atau rektum. Stimulasi ini mempunyai model, yaitu, stimulasilangsung otot dasar panggul yang menimulkan kontraksi dan hambatan tidak
langsung reflek berkemih.
. 1erapi 5armakologis
1erapi farmakologis diberikan apabila upaya nonfarmakologis telah dilakukan
tetapi tetap tidak berhasil.
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
18/35
meningkatkan respon jaringan uretra terhadap stimulasi adrenergik alfa dan
meningkatkan tekanan otot uretra.
. 1erapi *embedahan
Beberapa cara untk melemahkan destusor dilakukan dengan menggunakan
pendekatan postsakral atau paravaginal. 1eknik pembedahan bertujuan untuk
merusak struktur dan kekuatan destrusor seperti transeksi terbuka kandung kemih,
transeksi endoskopi, injeksi penol periureter dan sistolisis telah banyak
digunakan.
B. Inkontinensia rin 1ipe rgensi
. 1erapi non farmakologi
a. Bladder training
1erapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan
teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih hanya )'@
kali per hari atau '+ jam sekali. *asien diinstruksikan untuk berkemih pada
interval waktu tertentu , mula'mula setiap jam, selanjutnya interval berkemih
diperpanjang secara bertahap sampai pasien ingin berkemih setiap ' jam.
b. 8euromodulasi
8euromodulasi masih tergolong teknik yang baru denganmenggunakan
stimulasi syaraf sakral. ekanisme ini diduga karena adanya aktivitasinterneuron tulang belakang atau neuron adrenergik beta yang menghambat
aktivitas kandung kemih. *asien akan mengalami stimulasi syaraf foramen
sakral yang tidak permanan melalui elektrode perkutan ada tinkat vertebra S.
;ika elektroda ini memberikan hasil yang memuaskan , maka alat permanan
dapat dipasang pada pasien.
. 1erapi farmakologi
1erapi farmakologi diberikan apabila upaya nonfarmakologi telah dilakukan
tetapi tetap tidak berhasil.
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
19/35
mengurangi frekuensi berkemih, mengurangi gejala urgensi serta meningkatkan
kapasitas kandungan kemih. *emberian obat'obat tersebut dapat menimbulkan
efek samping pada organ yang mengandung reseptor '+, yaitu 4 mata,
kelenjar lur (mulut menjadi kering", jantung, dan saluran pencernaan (konstipasi".
. Inkontinensia
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
20/35
Schudeled toileting adalah membiasakan pasien untuk berkemih secara teratur
sesuai interval tertentu, biasanya setiap jam pada siang hari dan setiap + jam
pada sore hari dan malam tanpa mempedulikn apakah pasien ingin berkemih
atau tidak.
d. *enggunaan modalitas lain
0lat Bantu yang digunakan antara lain pampers, urinal, komod, dan bedpan.
e. anipuasi lingkungan
anipulasi lingkungan seperti menyediakan komod di dekat tepat tidur dan
memberikan keamanan dan kenyamanan di jamban dapat dilakukan sambil
melakukan terapi lain. ?okasi jamban dekat atau di dalam kamar tidur atau
menyediakan alat Bantu yang memudahkan pasien untuk ke jamban juga
dapat dilakukan.
Konst&as &a!a lansa
1. Pengertan
2onstipasi mengandung pengertian frekuensi defekasi kurang dari tiga kali
seminggu yang di sertai perubahan pola defekasi normal, yaitu menjadi
sulitkerasdisertai nyeri.( Soejono 7eresna, .."
2onstipasi merupakan defekasi tidak teratur yang abnormal, dan juga pengerasanfeses yang tidak normal yang membuat pasasenya sulit dan kadang menimbulkan nyeri
(Smelt7er Su7anne, !!"
2onstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya
kurang dari kali per minggu dengan feses yang kecil'kecil dan keras, dan kadang'
kadang disertai kesulitan sampai rasa saklit saat B0B (8I%%2, !!!"
2. Pato'solog
*atofisiologi konstipasi masih belum dipahami. 2onstipasi diyakini, berhubungan
dengan pengaruh dari sepertiga fungsi utama kolon4 (" transpor mukosa (sekresi mukosa
memudahkan gerakan isi kolon", (" aktivitas mioelektrik (percampuran masa rektal dan
kerja propulsif", atau (" proses defekasi. %orongan untuk defekasi secara normal
dirangsang oleh distensi rektal, melalui empat tahap kerjaF rangsangan refleks penyekat
rektoanal, relaksaasi otot spingter internal, relaksasi spingter eksternal dan otot dalam
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
21/35
region pelvik, dan peningkatan tekanan intra'abdomen. 3angguan salah satu dari proses
ini dapat menimbulkan konstipasi.
0pabila dorongan untuk defekasi diabaikan, membran mukosa rektal dan
muskulatur menjadi tidak peka terhadap adanya massa fekal, dan akibatnya rangsangan
yang lebih kuat diperlukan untuk menghasilkan dorongan peristaltik tertentu agar terjadi
defekasi. =fek awal retensi fekal ini adalah untuk menimbulkan kepekaan kolon, dimana
tahap ini sering mengalami spesme, khususnya setelah makan, sehingga menimbulkan
nyeri kolik midabdominal atau abdominal bawah. Setelah proses ini berlangsung sampai
beberapa tahun, kolon kehilangan tonus dan menjadi sangat tidak responsif terhadap
rangsang normal, akhirnya terjadi konstipasi. atoni usus juga terjadi pada proses penuaan,
dan hal ini dapat diakibatkan oleh penggunaan laksatif yang berlebihan.
#. "aktor resko konst&as
engenali faktor'faktor resiko yang berkaitan dengan konstipasi pada usia lanjut
dibutuhkan untuk memahami masalah konstipasi tersebut ( 2ane dkk,JJ#", 5aktor'
faktor resiko konstipasi pada usia lanjut yaitu warga usia lanjut yang kurang aktivitas,
kurang masukan air ( kurang dari delapan gelas )!! cc per hari" serta diet kurang
serat( kurang dari ! gram serat per hari " cenderung mengalami konstipasi, Beberapa
obat juga sangat mudah mencetuskan konstipasi, antara lain kodein, aluminiumhidroksida, kalsium karbonat, antidepresan trisiklik, verapamil dan antikolinergik
Secara singkat sebagian faktor'faktor resiko tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini4 ( -ensnick, !!"
1abel. 5aktor'faktor resiko konstipasi pada usia lanjut
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
22/35
*enyakit parkinson 8europati diabetik
3angguan metabolic
6iperkalsemia
6ipokalemia
6ipotiroidisme
2ausa psikologik
*sikosis
%epresi
%emensia
2urang prifasi untuk B0B
enagabaikan dorongan B0B
2onstipasi imajiner
*enyakit'penyakit saluran cerna
2anker kolon
%ivertikel
Ileus
6ernia
Aolvulus
Iritable bowel syndrome
-ektokel
Hasir
5istulafisura ani
Inersia kolon
?ain'lain
%iit rendah serat
2urang cairan
Imobilitaskurang olah raga
Berpergian jauh
*asca tindakan bedah perut
(. )e*ala klns
Beberapa keluhan yang mungkin berhubungan dengan konstipasi adalah 4 (0S-S,
!!"
2esulitan memulai dan menyeleseikan B0B
engejan keras saat B0B
assa feses yang keras dan sulit keluar
*erasaan tidak tuntas saat B0B
Sakit pada daerah rektum saat B0B
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
23/35
-sa sakit pada perut saat B0B
0danya perembesan feses cair pada pakaian dalam
enggunakan bantuan jari'jari untuk mengeluarkan feses
enggunakan obat'obat pencahar untuk bisa B0B
+. Penatalaksanaan
a. 8on farmakologi
enganjurkan memasukan serat dalam diet dengan peningkatan asupan cairan
endorong ambulasi sering dan mengajarkan latihan pengerutan otot
abdomen untuk meningkatkan defekasi. *engerutan otot abdomen terdiri dari
mengkontraksikan otot abdomen( empat akli sehari " dan melakukan
mengangkat lutut ke dada saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur( !'! kali sehari". *asien yang harus berbaring di sorong untuk melakukan
latihan rentang gerak ( )'! kali sehari", membalik dengan sering dari satu
sisi ke sisi yang lain , adan telungkup ( bila tidak di kontraindikasikan" selam
! menit setiap + jam. ?atian ini meningkatkan tonus otot abdomen dan, yang
membantu mendorong isi kolon.
Selain itu dapat dicoba dengan colok dubur, klisma rendah atau klisma tinggi
jika tidak ada kontra indikasi.
b. 5armakologi
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
24/35
sakit dan mempunyai potensi untuk komplikasi yang fatal.
b. *ada pemeriksaan fisik kadang'kadang di dapatkan demam sampai J,#M,
delirium, perut yang tegang, bunyi usus melemah, aritmia serta takipneu karena
peregangan diafragma
c. *ada pemeriksaan laboratorium di temukan leukositosis , peristiwa ini bisa
diakibatkan oleh ulserasi sterkoraseus dari suatu fakaloma keras yang menyebabkan
ulkus dengan tepi yang nekrotik dan meradang, %pat terjadi perforasi dan penderita
datang dengan sakit perut yang berat yang mendadak.
d. -etensio urin, hidronefrosis bilateral dan kadang'kadang gagal ginjal hal ini
di akibatkan karena impaksi feses yang berat pada daerah rektosigmoid.
e. engejan berlebihan dalam jangka waktu lama pada penderita konstipasi
dapat berakibat prolaps rektum.
f. ke dada saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur ( !'! kali
sehari". *asien yang harus berbaring di sorong untuk melakukan latihan rentang gerak
( )'! kali sehari", membalik dengan sering dari satu sisi ke sisi yang lain , suatu
fakaloma keras yang menyebabkan ulkus dengan tepi yang nekrotik dan meradang, %pat
terjadi perforasi dan penderita datang dengan sakit perut yang berat yang mendadak.
g. -etensio urin, hidronefrosis bilateral dan kadang'kadang gagal ginjal hal inidi akibatkan karena impaksi feses yang berat pada daerah rektosigmoid.
Konst&as &a!a lansa
1. Pengertan
2onstipasi mengandung pengertian frekuensi defekasi kurang dari tiga kali
seminggu yang di sertai perubahan pola defekasi normal, yaitu menjadi
sulitkerasdisertai nyeri.( Soejono 7eresna, .."
2onstipasi merupakan defekasi tidak teratur yang abnormal, dan juga pengerasan
feses yang tidak normal yang membuat pasasenya sulit dan kadang menimbulkan nyeri
(Smelt7er Su7anne, !!"
2onstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya
kurang dari kali per minggu dengan feses yang kecil'kecil dan keras, dan kadang'
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
25/35
kadang disertai kesulitan sampai rasa saklit saat B0B (8I%%2, !!!"
2. Pato'solog
#. "aktor resko konst&as
engenali faktor'faktor resiko yang berkaitan dengan konstipasi pada usia lanjut
dibutuhkan untuk memahami masalah konstipasi tersebut ( 2ane dkk,JJ#", 5aktor'
faktor resiko konstipasi pada usia lanjut yaitu warga usia lanjut yang kurang aktivitas,
kurang masukan air ( kurang dari delapan gelas )!! cc per hari" serta diet kurang
serat( kurang dari ! gram serat per hari " cenderung mengalami konstipasi, Beberapa
obat juga sangat mudah mencetuskan konstipasi, antara lain kodein, aluminium
hidroksida, kalsium karbonat, antidepresan trisiklik, verapamil dan antikolinergik
Secara singkat sebagian faktor'faktor resiko tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
ini4 ( -ensnick, !!"
1abel. 5aktor'faktor resiko konstipasi pada usia lanjut
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
26/35
*enyakit'penyakit saluran cerna
2anker kolon
%ivertikel
Ileus
6ernia
Aolvulus
Iritable bowel syndrome
-ektokel
Hasir
5istulafisura ani
Inersia kolon
?ain'lain
%iit rendah serat
2urang cairan
Imobilitaskurang olah raga
Berpergian jauh
*asca tindakan bedah perut
(. )e*ala klns
Beberapa keluhan yang mungkin berhubungan dengan konstipasi adalah 4 (0S-S,
!!"
2esulitan memulai dan menyeleseikan B0B
engejan keras saat B0B
assa feses yang keras dan sulit keluar
*erasaan tidak tuntas saat B0B
Sakit pada daerah rektum saat B0B
-sa sakit pada perut saat B0B
0danya perembesan feses cair pada pakaian dalam
enggunakan bantuan jari'jari untuk mengeluarkan feses
enggunakan obat'obat pencahar untuk bisa B0B
+. Penatalaksanaan
c. 8on farmakologi
enganjurkan memasukan serat dalam diet dengan peningkatan asupan cairan
endorong ambulasi sering dan mengajarkan latihan pengerutan otot
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
27/35
abdomen untuk meningkatkan defekasi. *engerutan otot abdomen terdiri dari
mengkontraksikan otot abdomen( empat akli sehari " dan melakukan
mengangkat lutut ke dada saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur
( !'! kali sehari". *asien yang harus berbaring di sorong untuk melakukan
latihan rentang gerak ( )'! kali sehari", membalik dengan sering dari satu
sisi ke sisi yang lain , adan telungkup ( bila tidak di kontraindikasikan" selam
! menit setiap + jam. ?atian ini meningkatkan tonus otot abdomen dan, yang
membantu mendorong isi kolon.
Selain itu dapat dicoba dengan colok dubur, klisma rendah atau klisma tinggi
jika tidak ada kontra indikasi.
d. 5armakologi
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
28/35
di akibatkan karena impaksi feses yang berat pada daerah rektosigmoid.
l. engejan berlebihan dalam jangka waktu lama pada penderita konstipasi
dapat berakibat prolaps rektum
m. ke dada saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur ( !'! kali
sehari". *asien yang harus berbaring di sorong untuk melakukan latihan rentang gerak
( )'! kali sehari", membalik dengan sering dari satu sisi ke sisi yang lain , suatu
fakaloma keras yang menyebabkan ulkus dengan tepi yang nekrotik dan meradang, %pat
terjadi perforasi dan penderita datang dengan sakit perut yang berat yang mendadak.
n. -etensio urin, hidronefrosis bilateral dan kadang'kadang gagal ginjal hal ini
di akibatkan karena impaksi feses yang berat pada daerah rektosigmoid.
. Inkontinensia 0lvi
De'ns
2etidakmampuan seseorang dalam menahan dan mengeluarkan tinja pada waktu
dan tempat yang tepat (Soejono, !!!".
Klas'kas
. Soil (kehilangan mukus".
. Insufficiency (tidak ada kontrol gas dan diare".. Inkontinensia (tidak ada kontrol untuk membentuk feses padat".
Klas'kas lan membag nkontnensa al- men*a!
. Inkontinensia mayor adalah keadaan tidak dapt mengontrol untuk membentuk
konsistensi tinja yang normal.
. Inkontinensia minor adalah soilling sebagian atau keadaan dimana sewaktu'
waktu dapat mengeluarkan tinja secara normal dan tepat atau dapat diartikan
sebagai bentuk tinja yang encer atau cair.
Pen/ebab
. asalah sembelit.
. *enggunaan pencahar yang berlebihan.
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
29/35
. 3angguan saraf seperti dimensia dan stroke.
+. 3angguan kolorektum seperti diare, neuropati diabetik, kerusakan spingter
rektum.
"aktor resko
Berikut ini adalah pasien'pasien geriatri yang beresiko tinggi terhadap kejadian
inkontinensia alvi4
. *asien yang memiliki riwayat gangguan atau kerusakan spingter yang dapat
menimbulkan gangguan kontrol saraf spingter.
. *asien yang mendapatkan obat yang bisa menimbulkan sembelit atu efek
laksatif.
. *asien dengan gangguan syaraf, seperti stoke, demensia, parkinson, sklerosis
multipel, dan neuropati diabetik.
+. *asien yang sedang dalam keadaan imobilisasi akibat penyakit akut atau
gangguan muskuloskeletal.
#. *asien dengan kebinggungan akut.
). *asien dengan gangguan saluran cerna yang dapat menyebebkan sembelit atu
diare.
Dagnosa !an e-aluas
-iwayat penyakit perlu dicari informasi seperti
. Saat kejadian inkontinensia alvi, hubungannya dengan kejadian pecentus
tertentu.
. 2arakteristik inkontinensia alvi4 konsistensi tinja, adakah diare, timbulnya
kejadian (frekuensi, waktu", gejala yang berhubugan seperti kram perut, dan
jumlah buang air besar sensasi ketika tinja keluar apakah pasien dapt
membedakan antara bentuk tinja yang padat, cair dan gas. 0pakah pasien
dapat merasakan keinginan untuk defekasi, adakah muncul tenesmus atau
tidak ditanyakan pula apakah ada kemempuan menunda defekasi.
. 5aktor lain yang berperan seperti obat pencahar, antikolinergik yang mungkin
mengubah kontrol defekasi normal -iwayat makanan (diet" meliputi asupan
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
30/35
lemak, asupan serat, dan kejadien intoleransi laktosa perlu dievaluasi. -iwayat
kebidanan, seperti persalinan pervagina, episiotomi, penggunaan forsep juga
ditanyakan. %itanyakan pula riwayat pembedahan, radiasi atau truma
anorektal, trauma tulang belakang, serta penyakit seperti stoke, diabetes
melitus, dan irritable bowel syndrome.
Penatalaksanaan
ntuk inkntinensia alvi yang disebabkan oleh gangguan syaraf, terapi latihan otot
dasar panggul terkadang dapat dilakukan, meskipun sebagian besar paien geriatri dengan
dimensia tidak dapat menjalani terapi tersebut. *asien dengan dimensia tahap akhir
dilakukan program penjadwalan ke toilet dan penggunaan obat pencahar secara teratur
untuk mengontrol defekasi. saha terkakhir yang dapat dilakukan dengan menggunakan
pampers yang dapt mencegah dari komplikasi.
B0B
0S608 2=*=-0H0108
2asus
0. *=8320;I08
. %ata umum
. -iwayat Inkontinensia
a. 2ebiasaan B02 4 pada siang hari masih dapat menahan kencing,
inkontinensia lebih terjadi pada malam hari.
b. 2ejadian dan gejala klinik inkontinensia
c. 5rekuensi dan jumlah kejadian
d. 0lur yang menyebabkan kehilangan urine 4 khususnya pada saat malam hari
e. 2ebiasaan kencing termasuk frekuensi dan jumlah urine dan waktu pagi dan
malam
f. Intake cairan 4 !!! ml
g. 2ebiasaan B0B misalnya konstipasi, obat laksatif
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
31/35
h. asalah penyakit saat ini 4 %, hipertensi
i. -iwayat operasitindakan bedah 4 operasi tumor di leher
j.
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
32/35
hilang (pasien pernah operasi tumor di leher".
%ada K abdomen 4 gerakan dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu nafas
tidak ada pembesaran pada abdomen.
=kstremitas atas dan bawah 4 turgor kulit berkurang, terdapat pitting odema
pada kaki.
c. *alpasi abdominal 4 tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri
suprapubik,
d. 0uskultasi 4 suara nafas vesikuler, peristaltic usus 4 ) Lmenit
B. %I038
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
33/35
%S 4 klien mengatakan tidak
nyaman karena sering
terbangun untuk buang air
kecil
%< 4
*erubahan dalam
penampilan sekunder
terhadap inkontinensia urin
2etidaknyaman
. %iagnosa keperawatan
. 3angguan citra tubuh berhubungan dengan *erubahan dalam penampilan
sekunder terhadap inkontinensia urin
. -esiko terhadap kerusakan integritas kulit beruhubungan dengan 2etidak
adekuatan personal hygine
. 2etidaknyaman berhubungan dengan *erubahan dalam penampilan sekunderterhadap inkontinensia urin
%. I81=-A=8SI 2=*=-0H0108
%iagnosa 4 3angguan citra tubuh berhubungan dengan *erubahan dalam penampilan
sekunder terhadap inkontinensia urin
1ujuan 4 Individu tidak mengalami gangguan dalam cara pencerapan citra diri seseorang
Intervensi 4
. otivasi klien untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pikiran,
perasaan, pandangan dirinya.
. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasiyang telah
diberikan
. *erjelas bebagai kesalahan konsep individu terhadap perawatan diri atau pemberi
perawatan.
+. Siapkan orang terdekat terhadap perubahan fisik dan emosional.
%iagnosa 4 -esiko terhadap kerusakan integritas kulit beruhubungan dengan 2etidak
adekuatan personal hygine
1ujuan 4 klien tidak mengalami atau berisiko terhadap kerusakan integritas kulit.
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
34/35
Intervensi 4
. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna turgor vascular, perhatikan kemerahan
dan keluhan gatal
. Berikan perawatan kulit
. 0njurkan klien untuk meningkatkan personal hygine
+. *ertahankan linen kering, bebas keriput
#. 0njutkan pakaian katun longgar
%iagnosa 4 2etidaknyaman berhubungan dengan *erubahan dalam penampilan sekunder
terhadap inkontinensia urin
1ujuan 4 klien merasa nyaman
Intervensi 4
. Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien
. 0njurkan klien untuk sering mengganti sprei dan menjemur kasur
. 0jarkan latihan otot'otot dasar panggul (kegel eLercise"
+. 0jarkan klien untuk mengenal sensasi berkemih dan penyesuaiannya
(menyediakan ember terutama pada malam hari, mengalasi tempat tidur dengan
perlak".
BAB #PENUTUP
Sm&ulan
. Saluran gastrointestinal (3I" adalah jalur (panjang totalnya
sampai ) kaki" yang berjalan dari mulut melalui esophagus sampai usus. 5ungsi
utama dari sistem ini adalah memecah bahan makanan, mangabsorbsinya, dan
meneliminasi sisa'sisa yang tidak diperlukan. 3injal berperan dalam proses
pembentukan urin, yaitu dengan menyaring darah. Bahan'bahan yang bermanfaat
kembali ke dalam darah, sedangkan yang tidak bermanfaat akan dikeluarkan dari
nefron dalam bentuk suatu larutan yang disebut urin.
. Sistem eliminasi pada lansia akan mengalami penurunan
fungsional dari kelemahan otot'otot samapi sekresi kelenjar. 6al ini mengakibatkan
beberapa masalah yang akan timbul, diantaranya konstipasi dan inkontinensia'
5/25/2018 Tugas Lansia Dengan Eliminasi
35/35
inkontinensia.
. asalah'masalah eliminasi yang sering dialami lansia
adalah inkontinensia uri terutama inkontnensia urgensi dan campuran. Selain itu,
masalah lain yang timbul diantaranya inkontinensia alvi, konstipasi, nokturia dan lain
sebagainya.
+. 0suhan keperawatan yang dapat diberikan perawat sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang muncul. Intervensi yang diberikan harus
mempertimbangkan kemampuan sumber daya lansia dan faktor yang mendukung
terlaksananya tindakan yang diberikan, seperti sistem keluarga.
Saran
ntuk pelaksanaan asuhan keperawatan gangguan eliminasi pada geriatri
diharapkan perawat dapat melakukan perannya secara optimal.
DA"TA% PUSTAKA
Smelt7er, Su7anne . !!. Buku Ajar Keperawatan edikal Bedah Brunner !
Suddarth" #ol $" %&'"=34 ;akarta.Smelt7er, Su7anne . !!. Buku Ajar Keperawatan edikal Bedah Brunner !
Suddarth" #ol ( %&'"=34 ;akarta.
Soejono.dkk. !!!.edoman en*elolaan Kesehatan asien +eriatri ntuk -okter dan
erawat. *usat informasi dan *enerbitan Bagian Ilmu *enyakit %alam 52I4
;akarta.
Recommended