View
245
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
UCAPAN TERIMA KASIH
“Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh”
Pertama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan
Allah SWT/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya, tugas
penyusunan tesis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD, KEMD, Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes, Direktur
Utama RSUP Sanglah dr. I Wayan Sudana, M.Kes, Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K),
Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas
Udayana Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp. GK dan Ketua TKP
PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dr. I Nyoman Semadi, Sp.B,
Sp.BTKV, karena telah diberikan kesempatan untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan spesialis dan program magister pada program studi
ilmu biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Kepada dr. I Wayan Sukra, Sp.An, KIC, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya atas kemurahan hatinya dengan tidak mengenal
lelah memberikan bimbingan dan landasan berpikir tentang ilmu dasar anestesi.
Kepada Prof. Dr. dr. Made Wiryana, Sp.An, KIC, KAO, selaku Ketua
Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif dan pembimbing I, penulis
mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya atas
keteladanan dan bimbingan yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan
2
tesis dan menempuh program pendidikan dokter spesialis ini, serta sebagai
contoh pribadi yang arif dan bijaksana. Profesor terbaik yang selalu melindungi
peserta didik.
Kepada dr. I Ketut Sinardja, Sp.An, KIC selaku Kepala Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
pada penulisan tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat
setinggi-tingginya atas bimbingan, semangat dan motivasi yang diberikan.
Kepada dr. Ida Bagus Gde Sujana, Sp.An, M.Si, selaku Sekretaris Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan ilmu dan spiritual yang
diberikan selama penulis mengikuti program pendidikan dokter spesialis.
Terima kasih kepada dr. I Made Gede Widnyana, Sp.An, M.Kes, KAR,
selaku Sekretaris Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif,
pembimbing II dan penasehat akadenik atas bimbingan yang diberikan
terutama bimbingan soft skill serta dengan senantiasa membuka wawasan
berpikir kritis yang sangat berguna untuk kami ke depannya.
Kepada dr. I Gede Budiarta, Sp.An, KMN, penulis mengucapkan terima
kasih dan hormat yang setinggi-tingginya atas cinta kasih, perhatian,
kemurahan hati seorang ayah yang tidak pernah mengenal lelah dalam
memberikan bimbingan, pembelajaran disiplin agar menjadi pribadi yang lebih
baik, disiplin, menjadi manusia terdepan, pantang menyerah dan selalu peduli
terhadap pasien. Tiada kata yang mampu diucapkan lagi oleh penulis untuk
mewakili rasa terima kasih.
Kepada Kepada Dr. dr. I Putu Pramana Suarjaya, SpAn, M.Kes, KMN,
KNA selaku Ketua Litbang Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif , Dr. dr.
3
Tjokorda GA Senapathi, Sp.An, KAR, dr. I Wayan Aryabiantara, Sp.An, KIC,
dr. I Gusti Ngurah Mahaalit Aribawa, Sp.An, KAR penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga atas semua ajaran, pesan, dan nasehat yang
diberikan sebagai persiapan untuk penulis menghadapi masa depan.
Kepada semua guru : dr.Sukrana Sidemen Sp.An,KAR; dr. I Made
Subagiartha, Sp.An, KAKV, SH, Dr. dr. I Wayan Suranadi, Sp.An, KIC;
dr.Putu Agus Surya Panji Sp.An,KIC; dr. I Ketut Wibawa Nada,
Sp.An,KAKV; dr. Dewa Ayu Mas Shintya Dewi, Sp.An; dr.I G.A.G. Utara
Hartawan, Sp.An, MARS; dr. Pontisomaya Parami, Sp.An, MARS; dr I Putu
Kurniyanta, Sp.An; dr. Kadek Agus Heryana Putra, Sp.An; dr.Cynthia Dewi
Sinardja, Sp.An, MARS; dr. Made Agus Kresna Sucandra, Sp.An; dr. Ida
Bagus Krisna Jaya Sutawan, Sp.An, M.Kes; dr. Tjahya Aryasa EM, Sp.An,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan yang
telah diberikan selama menjalani program pendidikan dokter spesialis ini.
Kepada dr. I Wayan Gede Artawan Eka Putra, M.Epid selaku pembimbing
penulis dalam menyusun tesis ini, khususnya yang bersangkuan dengan ilmu
statistik, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan
penelitian ini.
Kepada Ni Ketut Santi Diliani, SH, semua senior, rekan- rekan residen
anestesi dan seluruh staf karyawan di Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif,
penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuannya selama menjalani
program pendidikan dokter spesialias ini.
Kepada segenap tim anestesi, kamar operasi dan ICU Rumah Sakit di
RSUP Sanglah Denpasar, RS TC Hiller’s Maumere, RSUD Karang Asem, PJT
4
RSCM, RS Persahabatan dan semua rekan-rekan sejawat medis paramedis
selama saya menjalani stase luar, terima kasih yang sebesar-besarnya atas
kebersamaan yang hangat dan kerjasama yang baik.
Kepada Bapak Hendra dan Ibu Ariani selaku orang tua, terima kasih bapak
ibu atas segala doa yang selalu dipanjatkan untuk kebaikan semua kesabaran
dan arahan dalam menjalani kehidupan dan kelancaran selama proses
pendidikan ini.
Terima kasih kepada istriku tercinta drg. Ivory Nonci yang telah menjalani
semua proses ini dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan rasa cinta serta
menjadi semangat dan tujuan dalam setiap langkah hidup penulis. Terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada para pasien yang menjadi “sumber ilmu”
selama penulis menjalani proses pendidikan spesialisasi ini. Semoga Allah
SWT/Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat dan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang tertulis di atas maupun yang tidak tertulis, yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis selama proses
pendidikan dan penyusunan tesis ini.
“Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh”
Denpasar, 1 November
2016
Andi Kusuma Wijaya
5
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN INFUS WARMER UNTUK MENCEGAH
KEJADIAN HIPOTERMIA DAN MENGGIGIL SETELAH TINDAKAN
ANASTESI UMUM DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
DENPASAR
Pendahuluan : Menggigil dan hipotermia setelah tindakan anestesi umum
merupakan komplikasi yang sering terjadi di ruang pemulihan. Metode
pemanasan dan obat – obat banyak digunakan, tetapi belum efektif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas penggunaan infus warmer
dalam mempertahankan suhu inti normal dan mencegah menggigil.
Bahan dan Metode : Jenis penelitian ini adalah non blindnes randomized
control trial study. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas
penggunaan infus warmer dalam mencegah kejadian hipotermia dan menggigil
setelah tindakan anestesi umum. Penelitian dilakukan di RSUP Sanglah pada
bulan Oktober 2016 dengan perhitungan sampel 58 orang yang memenuhi
criteria inklusi dan eksklusi. Keduanya dibagi menjadi 2 kelompok, 29 orang
kelompok infus warmer dan 29 orang tanpa infus warmer Pencatatan hasil
menilai beberapa parameter tanda vital, hemodinamik, aldrette score, suhu
tubuh, dan menggigil mulai dari awal, setelah induksi, dan menit ke 5, 15, 30,
60 di ruang pemulihan. Data yang didapat dianalisa dengan sofware SPSS
dengan tingkat signifikasi p<0,005 dinyatakan bermakna, dengan relative risk
< 1 sebagai preventif.
Hasil : Dari gambaran perbandingan kejadian menggigil dan hipotermia pada
menit ke 5, 15, 30, 60 di ruang pemulihan terlihat bahwa berdasarkan
kelompok perlakuan pada kelompok warmer lebih rendah dibandingkan pada
kelompok non warmer. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan warmer
dapat mencegah kejadian menggigil dan hipotermia pada pasien setelah
tindakan anestesi umum. Secara uji statistik bermakna dengan nilai p <0,05.
Simpulan : Penggunaan infus warmer dapat membantu menurunkan angka
kejadian hipotermi dan menggigil setelah tindakan anastesi umum.
KataKunci: Hypothermia, shivering, infus warmer, Menggigil, anestesi umum.
6
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF INFUSION WARMER USE TO PREVENT THE
OCCURRENCE OF HYPOTHERMIA AND SHIVERING AFTER
GENERAL ANESTHESIA ACTION IN GENERAL HOSPITAL
CENTER SANGLAH DENPASAR
Introduction: Shivering and hypothermia after general anesthesia is a
common complication in the recovery room. Heating methods and drugs
widely used, but not yet effective. The purpose of this study was to evaluate the
effectiveness of using the infusion warmer in maintaining normal core
temperature and prevent chills.
Materials and Methods: The study was a non blindnes randomized control
trial study. This study aimed to compare the effectiveness of the use of infusion
warmer in preventing the incidence of hypothermia and shivering after general
anesthesia. Research conducted at the Sanglah Hospital in October 2016, with
sample calculations 58 people who meet the inclusion and exclusion criteria.
Both were divided into 2 groups, 29 groups of infusion warmer and 29 people
without the infusion warmer Recording the results of assessing multiple
parameters vital signs, hemodynamic, aldrette score, body temperature, and
shivering from the beginning, after induction, and minutes to 5, 15, 30 , 60 in
the recovery room. The data obtained were analyzed with SPSS software with
a significance level of p <0.005 expressed significantly, with a relative risk <1
as a preventive.
Results: From a comparative picture of events chills and hypothermia in
minutes to 5, 15, 30, 60 in the recovery room seen that the treatment group
based on the group lower warmer than in the non warmer. This shows that the
use of warmer can prevent the incidence of chills and hypothermia in patients
after general anesthesia. In test statistically significant with p <0.05.
Conclusions: The use of infusion warmer can help reduce the incidence of
hypothermia and shivering after general anesthesia action.
KeyWord: Hypothermia, shivering, infusion warmer.Menggigil, general
anesthesia.
7
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR .................................................................................................. i
SAMPUL DALAM ............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vi
ABSTRAK .......................................................................................................... x
ABSTRACT ......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3.Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat ilmiah ............................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 6
2.1 Anastesi umum ........................................................................................ 6
8
2.2 Regulasi suhu tubuh ................................................................................ 6
2.2.1 Termosensor dan jalur Aferen ..................................................... 7
2.2.2 Hipotalamus pusat integrasi ........................................................ 8
2.2.3 Respon Efektor .......................................................................... 11
2.3 Hipotermi .............................................................................................. 14
2.3.1 Perubahan suhu perioperatif ...................................................... 22
2.3.2 Tahapan perubahan suhu selama anastesi ................................. 23
2.3.3 Konsekuensi Lain Akibat Perioperatif Hipotermia ................... 25
2.3.4 Keuntungan akibat efek hipotermia ........................................... 27
2.3.5 Pengukuran suhu tubuh ............................................................. 28
2.3.6 Mencegah hipotermia perioperative .......................................... 29
2.4 Menggigil .............................................................................................. 30
2.4.1 Menggigil setelah tindakan anastesi .......................................... 34
2.4.2 Pencegahan menggigil ............................................................... 35
2.4.3 Penatalaksanaan menggigil pasca anastesi ................................ 36
2.4.3.1 Penatalaksanaan non farmakalogi ...................................... 36
2.4.3.2 Penatalaksanaan farmakalogi ............................................. 36
1. Opioid............................................................................... 37
2. Alfa 2 agonis .................................................................... 37
3. 5-HT uptake inhibitor....................................................... 38
4. Agonis atau antagonis 5 HT ............................................. 38
5. Antagonis NMDA ............................................................ 38
2.5 Petidin .................................................................................................... 39
2.5.1 Farmakokinetik .......................................................................... 39
2.5.2 Farmakodinamik ........................................................................ 40
9
2.5.3 Efek samping obat ..................................................................... 41
2.5.4 Interaksi obat ............................................................................. 41
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ................... 43
3.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 43
3.2 Kerangka Konsep .................................................................................. 45
3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 46
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 47
4.1 Rancangan Penelitian ............................................................................ 47
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 48
4.3 Penentuan Sumber Data ........................................................................ 48
4.3.1 Populasi Sampel ........................................................................ 48
4.3.2 Sampel Penelitian ...................................................................... 48
4.3.3 Kriteria Eligibilitas .................................................................... 48
4.3.4 Teknik pengambilan sampel ...................................................... 50
4.3.5 Perhitungan besar sampel .......................................................... 50
4.3.6 Cara pengambilan sampel .......................................................... 52
4.4 Variabel Penelitian ................................................................................ 52
4.5 Defenisi Operasional Variabel .............................................................. 52
4.6 Bahan dan alat penelitian ...................................................................... 56
4.7 Prosedur Penelitian ................................................................................ 57
4.7.1 Persiapan penelitian ................................................................... 57
4.7.2 Penapisan pasien ........................................................................ 57
4.7.3 Pelaksanaan penelitian ............................................................... 57
4.8 Cara kerja .............................................................................................. 57
4.9 Alur penelitian ....................................................................................... 60
10
4.10 Analisis data ........................................................................................ 61
4.11 Etika penelitian ................................................................................... 63
BAB V. HASIL PENELITIAN......................................................................... 64
5.1 Karakteristik Sampel Penelitian ............................................................ 64
5.2 Perbandingan Kejadian Menggigil Berdasarkan Kelompok Perlakuan 69
5.2.1 Perbandingan Kejadian Menggigil Menit Ke 5 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan .......................... 69
5.2.2 Perbandingan Kejadian Menggigil Menit Ke 15 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan .......................... 70
5.2.3 Perbandingan Kejadian Menggigil Menit Ke 30 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan .......................... 71
5.2.4 Perbandingan Kejadian Menggigil Menit Ke 60 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan .......................... 73
5.3.Perbandingan Kejadian Hipotermia Berdasarkan Kelompok Perlakuan74
5.3.1. Perbandingan Kejadian Hipotermia Setelah Induksi
Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................................ 74
5.3.2. Perbandingan Kejadian Hipotermia Pada Menit ke 5 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan .......................... 75
5.3.3. Perbandingan Kejadian Hipotermia Pada Menit ke 15 Di
Ruang Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan .............. 76
5.3.4. Perbandingan Kejadian Hipotermia Pada Suhu ke 30 menit
Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................................ 77
5.3.5. Perbandingan Kejadian Hipotermia Pada Suhu ke 60 menit
Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................................ 79
5.4 Perbandingan Aldrette Score dengan Kejadian Menggigil Pada
11
Kelompok Perlakuan ............................................................................. 80
5.5 Perbandingan Kelompok Suhu dengan Kejadian Menggigil Pada
Kelompok Perlakuan ............................................................................. 82
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................. 84
6.1 Gambaran Umum .................................................................................. 84
BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 87
7.1 Simpulan ................................................................................................ 87
7.1.1 Simpulan Umum ........................................................................ 87
7.1.2 Simpulan Khusus ....................................................................... 87
7.2 Saran ...................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 91
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Efek Fisiologis Akibat Hipotermia .................................................. 19
Tabel 2.2 Gejala klinis hipotermi ...................................................................... 20
Tabel 2.3 Perubahan EKG pada Hipotermi....................................................... 21
Tabel 2.4. Kondisi yang memberikan kontribusi penurunan suhu selama
pembedahan...................................................................................... 25
Tabel 2.5. Konsekuensi segera akibat perioperatif hipotermia ......................... 27
Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Kelompok
12
Perlakuan ......................................................................................... 68
Tabel 5.2.1. Perbandingan Kejadian Menggigil Menit Ke 5 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................. 70
Tabel 5.2.2. Perbandingan Kejadian Menggigil Menit Ke 15 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................. 71
Tabel 5.2.3. Perbandingan Kejadian Menggigil Menit Ke 30 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................. 72
Tabel 5.2.4. Perbandingan Kejadian Menggigil Menit Ke 30 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan .............................. 73
Tabel 5.3.1 Perbandingan Kejadian Hipotermia Setelah Induksi Berdasarkan
Kelompok Perlakuan ...................................................................... 74
Tabel 5.3.2 Perbandingan Kejadian Hipotermia Pada Menit ke 5 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................... 75
Tabel 5.3.3 Perbandingan Kejadian Hipotermia Pada Menit ke 15 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................... 77
Tabel 5.3.4 Perbandingan Kejadian Hipotermia Pada Menit ke 30 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................... 78
Tabel 5.3.5 Perbandingan Kejadian Hipotermia Pada Menit ke 60 Di Ruang
Pemulihan Berdasarkan Kelompok Perlakuan ............................... 79
Tabel 5.4. Perbandingan Aldrette Score dengan Kejadian Menggigil Pada
Kelompok Perlakuan ...................................................................... 80
Tabel 5.5. Perbandingan Kelompok Suhu dengan Kejadian Menggigil Pada
Kelompok Perlakuan ..................................................................... 82
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur kontrol termoregulasi .............................................................. 8
Gambar 2.2 Hipotalamus pusat integrasi .......................................................... 10
Gambar 2.3 Hubungan hipotermia dan hipotalamus......................................... 11
Gambar 2.4 Mekanisme kontrol termoregulasi ................................................. 13
Gambar 2.5 Ambang termoregulasi pada pasien normal .................................. 13
Gambar 2.6 Ambang termoregulasi pada pasien yang di anestesi umum......... 14
Gambar 2.7 Rumus kimia petidin ..................................................................... 39
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep ............................................................... 45
Gambar 4.1 Bagan Rancangan Penelitian ......................................................... 47
Gambar 4.2 Infus warmer Animec AM – 2S model ELLT001 ........................ 55
Gambar 4.3 Bagan Alur Penelitian ................................................................... 60
14
Gambar 5.4 Perbandingan Aldrette Score dengan kejadian menggigil pada
kelompok perlakuan ...................................................................... 81
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
ASA : American Society of Anesthesiologists
cm : sentimeter
kg : kilogram
IMT : Index masa tubuh
O2 : Oksigen
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
µ : Miu
% : Persen
α : Alfa
⁰C : Derajat celcius
15
β : Beta
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Keterangan Kelaikan Etik .......................................................86
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian .................................................................87
Lampiran 3. Lembar Penelitian ...................................................................88
Lampiran 4. Pencatatan Hasil Penelitian .....................................................91
Lampiran 5. Informasi Penelitian ................................................................93
Lampiran 6. Surat Pernyataan Persetujuan Uji Klinik ..................................96
Lampiran 7. Data Hasil Penelitian ...............................................................97
Lampiran 8. Penjabaran Hasil Analisa Data .................................................99
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyulit yang terjadi setelah tindakan anestesi dapat ditimbulkan oleh
berbagai faktor, yaitu tindakan anastesi sendiri, tindakan pembedahan dan dari
pasien sendiri. Salah satu diantara penyulit yang cukup sering dijumpai selama
pemulihan setelah tindakan anastesi umum adalah hipotermia dan menggigil.
Menggigil merupakan keadaan yang tidak nyaman dan salah satu komplikasi
yang sering terjadi setelah tindakan pemberian anestesi umum maupun regional
pada pasien yang menjalani operasi elektif ataupun darurat (Talakoub, 2006).
Penyebab terjadinya menggigil sampai saat ini belum diketahui secara pasti,
tetapi kemungkinan penyebab terjadinya oleh karena redistribusi panas internal
dari sentral ke perifer, hilangnya termoregulasi vasokonstriksi, dan berubahnya
nilai ambang vasokonstriksi, ambang menggigil, pengaruh suhu lingkungan
kamar operasi yang dingin, efek dari gas anaestesi, cairan intravena yang
17
dingin, lama operasi atau efek dari insisi operasi yang luas sehingga kulit tidak
dapat mempertahankan keluarnya panas tubuh sehingga mempengaruhi suhu
inti tubuh (core temperature) membuat menjadi hipotermia dan menggigil
(Roy, 2004; Buckwick, 2007; Hasankhani, 2007; Jie Yi, 2015). Menggigil
merupakan respon tubuh involunter untuk tetap menjaga keseimbangan suhu
inti (core temperature). Menggigil setelah tindakan operasi dan anastesi umum
dapat dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang tidak diinginkan seperti
menimbulkan stress fisiologis, konsumsi oksigen meningkat 2-3 kali,
meningkatkan produksi karbondioksida, meningkatkan kebutuhan
metabolisme, meningkatkan tekanan intrakranial dan intraocular,
meningkatkan kadar katekolamin, gangguan jantung, dan nyeri luka operasi
(Stoelting, 2006; Dong You, 2010; Zhi-Jian, 2011; Misiran, 2013). Terjadinya
menggigil bisa sebelum tindakan anestesi, di pertengahan jalannya operasi
maupun di ruang pemulihan. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk
mencegah atau mengatasi menggigil setelah tindakan anastesi umum antara
lain adalah perioperatif hipotermia, menjaga suhu tubuh tetap normal selama
tindakan pembedahan atau memberikan obat – obatan. Beberapa intervensi
untuk menurunkan keadaan menggigil setelah tindakan anestesi umum melalui
dengan pemanasan internal aktif atau eksternal aktif. Pengaturan suhu ruangan
dalam ruang pemulihan, menggunakan selimut yang kering dapat mengurangi
kehilangan panas, dan cairan intravena dan irigasi yang dihangatkan.
Pemberian cairan infus yang dihangatkan dapat diberikan pada sebelum,
sedang, sampai setelah operasi dengan metode yang mudah, murah, aman dan
dapat mempertahankan temperatur suhu inti tubuh, mencegah hipotermi dan
kejadian menggigil (Oysteen, 2000; Smith, 2006).Penghangatan tubuh
18
dimaksudkan untuk menyingkirkan hipotermia dan mengurangi input afferent
yaitu dengan menghangatkan reseptor kulit terutama di daerah dengan densitas
reseptor terbesar seperti wajah, dada dan tangan. Penghangatan permukaan
kulit dapat dilakukan karena sistem pengaturan suhu lebih toleran terhadap
hipotermia. Penggunaan obat– obatan adalah cara yang sering dilakukan untuk
mengatasi menggigil. Berbagai agen opioid dan non opioid digunakan untuk
mencegah dan mengobati menggigil, tetapi dapat menimbulkan efek samping
seperti ketidakstabilan hemodinamik, depresi pernafasan, mual dan muntah.
Petidin dianjurkan untuk mengatasi kejadian menggigil setelah anestesi, karena
mempunyai efek anti menggigil melalui reseptor κ (kappa). Petidin dosis 0,5
mg/kgBB sering digunakan sebagai terapi menggigil setelah anestesi. Petidin
mempunyai efek spesifik yaitu sedasi, euphoria, pruritus dan rasa mual muntah
setelah anestesi, serta kejadian depresi pernafasan juga cukup tinggi.
Dari beberapa studi, dilaporkan insiden terjadinya menggigil antara 4-
72% bahkan bisa mencapai 90% (Yi Ji, 2015). Himawan Sasongko, 2005;
menyebutkan bahwa angka kejadian menggigil selama pemulihan anastesi
antara 5% - 60%. Bhattacharya, 2005; menggigil terjadi 40% yang mengalami
pemulihan anastesi umum, 50% pada pasien dengan suhu inti tubuh 35,5°C dan
90% pada pasien dengan suhu inti tubuh 34,5°C. Kelsaka mendapatkan 36%,
Roy mendapatkan 56,7%, Sagir dan Honarmand mendapatkan 60°C.
Honarmand, 2008; melakukan penelitian dengan menggunakan placebo,
midazolam 75 mcg/kgBB, ketamin 0,5 mg/kgBB, kombinasi ketamin 0,25
mg/kgBB dengan midazolam 37,5 mcg/kgBB pada 120 sampel didapatkan
hasil kejadian menggigil secara berurutan yaitu 60%, 50%, 23,3% dan 3,3%.
Reda S, 2012; melakukan penelitian yang menggunakan normal salin sebagai
19
kontrol, midazolam 75 mcg/kgBB dan kombinasi midazolam 37,5 mcg
ditambah ketamin 0,25 mg/kgBB didapatkan kejadian menggigil untuk
masing-masing kelompok sebesar 55%, 45%, 5%. Abbas Tariq, 2014;
melakukan penelitian yang membandingkan penggunaan ketamin 0,5 mg/kgBB
dibandingkan dengan ketamin 0,25 mg/kgBB ditambah midazolam 37,5
mcg/kgBB selama spinal anestesi didapatkan hasil bahwa ketamin ditambah
midazolam lebih efektif dibadingkan dengan ketamin saja. Ginting Musa,
2007; Eydi M dkk, 2014; A Seifi dkk, 2007; Leila Morovati, 2012; karena
petidin dianggap sebagai obat standar untuk mencegah dan mengatasi
menggigil baik untuk anestesi umum maupun anestesi regional. S N Piper, K D
Rohm, W Suttner dkk, 2004; membandingkan nefopam, clonidin dan placebo
dalam pencegahan menggigil setelah anastesi umum mendapatkan kejaadian
menggigil pada placebo 37,8%. Penilaian berdasarkan jenis kelamin, umur,
ASA, berat badan, tinggi badan, lama operasi dan anastesi, waktu ekstubasi,
tanda vital, suhu, derajat menggigil dan Aldrete score. Jie Yi, Ziyong Xiang,
Xiaoming Deng, Ting Fan, Runqiao Fu, Wanming Geng dkk, 2013; melakukan
penelitian di 24 rumah sakit yang menjalani operasi dengan anaestesi umum
didapatkan keseluruhan insiden kejadian hipotermia intraoperatif sekitar 39%.
You Zhi-jian, Xu Hong-xia, CAO Song-mei, 2011; dari Bagian Anestesiologi
Rumah Sakit Universitas Shantou, Propinsi Guangdong, Cina dan Bagian
Anestesiologi Rumah Sakit Universitas Jiangsu, Zhenjiang, Propinsi Jiangsu,
Cina melakukan penelitian pada kelompok kontrol (n=15) tidak menggunakan
cairan infus yang dihangatkan dalam operasi abdominal, kejadian menggigil
mencapai 53% (P<0,01). Sedangkan pada kelompok uji (n=15) dengan
menggunakan infus warmer, kejadian menggigil tidak ada. Ini membuktikan
20
pemanasan cairan infus selama operasi bisa mencegah menggigil post anastesi
umum.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah : Apakah penggunaan infus warmer dapat mencegah hipotermi dan
menggigil setelah tindakan anestesi umum di ruang pemulihan RSUP Sanglah
Denpasar ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui proses dan mekanisme hipotermi dan menggigil
setelah tindakan operasi dan anastesi umum di ruang pemulihan RSUP Sanglah
Denpasar.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk menilai efektifitas penggunaan infus warmer untuk mencegah
hipotermi dan menggigil pada pasien yang telah dilakukan tindakan operasi
dan anestesi umum di ruang pemulihan RSUP Sanglah Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
dunia kedokteran khususnya di bidang anestesia mengenai penggunaan infus
warmer sebagai cara untuk mencegah hipotermia dan menggigil pada tindakan
anestesi umum dan pembedahan baik sebelum, sedang dan setelahnya.
21
1.4.2 Manfaat praktis
1. Untuk mencari alternatif lain yang dapat digunakan untuk mencegah
hipotermia dan menggigil setelah tindakan anestesi umum.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat bukti infus warmer dapat
digunakan untuk mencegah hipotermia dan menggigil setelah tindakan anestesi
umum dengan efek samping yang minimal.
i
i
Recommended