View
218
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
i Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI KOREA
SELATAN DILIHAT DARI PARADGIMA REALISME,
LIBERALISME DAN KONSTRUKTIVISME
TUGAS KARYA AKHIR
PETTISA RUSTADI
0906524280
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM SARJANA REGULER
DEPOK
JUNI 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
ii Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI KOREA
SELATAN DILIHAT DARI PARADGIMA REALISME,
LIBERALISME DAN KONSTRUKTIVISME
TUGAS KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial
PETTISA RUSTADI
0906524280
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM SARJANA REGULER
DEPOK
JUNI 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
iii Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama: Pettisa Rustadi
NPM: 0906524280
22 Juni 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
iv Universitas Indonesia
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
v Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan tugas karya akhir ini.
Penulisan tugas karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Tugas karya akhir yang membahas mengenai fenomena Korean Wave dari
Korea Selatan ini mencoba untuk mengupas fenomena ini dalam jalur ilmu
Hubungan Internasional. Pembahasan tersebut dilakukan dengan membaginya
berdasarkan tiga paradigma besar dalam ilmu Hubungan Internasional. Penulis
berharap karya akhir ini akan mampu memberikan kontribusi bagi dunia
Hubungan Internasional dan masyarakat luas.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kelemahan dan
kekurangan dalam penulisan tugas karya akhir ini sehingga penulis mengharapkan
kritik serta saran yang membangun untuk memperkaya hasil karya akhir ini. Akhir
kata, penulis berharap bahwa tugas karya akhir ini dapat membawa manfaat bagi
pihak yang bersangkutan.
Depok, 22 Juni 2012
Pettisa Rustadi
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
vi Universitas Indonesia
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan puji dan syukur atas
kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan rezeki dan kemudahan
dalam melaksanakan tugas penulis sebagai mahasiswa di masa perkuliahan ini
serta memberikan kekuatan di kala penulis lemah. Lahirnya tugas karya akhir ini
tidak lepas dari bantuan segenap pihak yang telah membantu untuk mewujudkan
karya ini dengan segala keikhlasannya, yaitu:
1. Haryadi Wirawan M.Soc. Sc, Ph.D, selaku dosen pembimbing tugas
karya akhir. Terima kasih atas segala perhatian, bantuan, waktu,
pengalaman, nasihat serta keceriaan yang diberikan kepada penulis
selama masa bimbingan.
2. Andi Widjajanto, M.Sos, M.A dan Aninda R. Tirtawinata, M.Litt,
selaku pengajar mata kuliah Colloquium.
3. Bantarto Bandoro S.H., M.A. selaku penguji tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen serta staf di program studi Ilmu Hubungan Internasional
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
5. Kedua orangtua dan kakak penulis yang cintanya tidak akan pernah
bisa penulis balas sampai akhir hayatnya. Terima kasih untuk segala
bentuk kasih sayang dan dukungan yang tidak pernah lelah diberikan.
Semoga kita sekeluarga selalu dalam lindungan Allah SWT. I Love
you, Pa, Ma, Mon..
6. Untuk sahabat penulis yang selalu ada di saat susah dan senang, Anisa
Purnama, Zumaidah dan Tika Oktaviana. Terima kasih sudah menjadi
bagian hidup penulis selama satu dekade ini, kalian sudah jadi bagian
dari keluarga yang penulis jaga dengan segenap jiwa. I love you..
7. Keluarga HIUI 2009 yang tak pernah habis membuat penulis bangga,
kagum dan bahagia. Kita keluarga, sampai nanti pun tetap keluarga.
Terutama Zein, Alin, Hindun, Lala, Lya, Garry, Richard, Darang,
Candini, Gesa, Diku, Natalia dan yang lain yang tidak bisa ditulis di
atas kertas satu persatu tapi terpahat abadi di dalam hati. Jangan
lupakan daku ya! I love you.. I always do..
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
vii Universitas Indonesia
8. Sastra Belanda UI 2008 yang pernah hadir dalam hidup penulis,
walaupun sebentar tapi penuh makna. Vivi, Nayas dan Indah terima
kasih untuk satu tahun yang berharga. Te Gek!
9. Keluarga Bapak Rahadi Soemartono, rumah kedua penulis yang selalu
ada kapan pun penulis membutuhkan, selalu hangat dan terbuka.
10. Keluarga besar Atmadiredja dan Tony Sonjaya yang walaupun jarak
memisahkan tapi tetap mencinta.
11. Ajou Summer School 2011, Afra, Kanti, Shendy, Titi, Bakti, Cora,
Kafu, Suryeon, Mihong, Yi Fei, miss you..
12. Terima kasih untuk HIUI 2007, 2008, 2010, 2011. Terutama yang
sering bercengkrama bersama penulis di ruang asisten dosen tercinta.
13. Kalian yang bersinar, yang tak pernah redup dalam gelap, yang
memberi tanpa lelah. Thank you, I’m sorry and I love you..
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas
karya akhir dan masa studinya di jurusan ilmu Hubungan Internasional
Universitas Indonesia yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Depok, 22 Juni 2012
Pettisa Rustadi
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
viii Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Pettisa Rustadi
NPM : 0906524280
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
Departemen : Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Tugas Karya Akhir/ Skripsi/ Tesis/ Disertasi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI KOREA
SELATAN DILIHAT DARI PARADIGMA REALISME, LIBERALISME
DAN KONSTRUKTIVISME
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Depok
Pada Tanggal: 22 Juni 2012
Yang menyatakan
(Pettisa Rustadi)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
ix Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Pettisa Rustadi
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
Judul : KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI
KOREA SELATAN DILIHAT DARI PARADIGMA
REALISME, LIBERALISME DAN KONSTRUKTIVISME
Tugas karya akhir ini akan membahas mengenai fenomena Korean Wave dalam
tiga paradigma besar ilmu Hubungan Internasional. Pembahasan tersebut
bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana fenomena tersebut layak
dijadikan kajian ilmiah dengan menggunakan konsep soft power, globalisasi serta
identitas sebagai perwakilan dari paradigma yang ada. Hasil yang didapat
memperlihatkan bahwa Korean Wave atau yang juga dikenal sebagai Hallyu
sebagai instrumen diplomasi memberikan dampak yang beragam terhadap negara
asalnya yaitu Korea Selatan. Efek tersebut dapat bersifat positif seperti pada
pencitraan negara serta peningkatan ekonomi atau bahkan negatif dengan lahirnya
gerakan anti Korean Wave. Di lain pihak fenomena ini juga mampu
mengkonstruksi identitas baru sebagai seorang penggemar atau yang biasa disebut
dengan fans.
Kata kunci:
Korean Wave, hallyu, fans, diplomasi, globalisasi, soft power, identitas
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
x Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Pettisa Rustadi
Study Program: International Relations
Title : KOREAN WAVE AS A DIPLOMATIC INSTRUMENT OF
SOUTH KOREA AS SEEN FROM REALISM,
LIBERALISM AND CONSTRUCTIVISM PARADIGM
This final assignment will discuss about the phenomenon of Korean Wave from
three major paradigms in International Relations. The aim of the discussion is to
give an idea of how the phenomenon worth to be studied using the concept of soft
power, globalization and identity as a representative of the three paradigms. The
result showed that the Korean Wave or Hallyu as diplomatic instrumen of South
Korea gave diverse impact to the country. These effects could be positive like
nation branding and economic improvement or negative like the birth of Anti-
Korean Wave. On the other hand, the phenomenon was also capable of
constructing a new identity as a fan.
Keyword:
Korean wave, hallyu, fans, diplomacy, globalization, soft power, identity
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
xi Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..........................vii
ABSTRAK............................................................................................................viii
ABSTRACT............................................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK...................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
I. PENDAHULUAN.................................................................................1
I.1 Latar Belakang.................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah............................................................................3
I.3 Kerangka Konsep ............................................................................4
I.3.1 Soft Power ...........................................................................4
I.3.2 Globalisasi............................................................................5
I.3.3 Identitas ...............................................................................6
I.4 Tujuan Penulisan.............................................................................7
II. KOREAN WAVE SEBAGAI SOFT POWER KOREA SELATAN
DALAM PARADIGMA REALISME................................................8
III. ANALISIS GLOBALISASI KOREAN WAVE DALAM
LIBERALISME .................................................................................15
IV. KONSTRUKSI IDENTITAS DALAM KOREAN WAVE............24
V. KESIMPULAN...................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................39
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
xii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Grafik 2.1 Grafik Kedatangan Turis di Korea Selatan.....................................16
Grafik 2.2 Grafik Penerimaan dari Sektor Turisme Internasional...................16
Gambar 2.3 Ekspor dan Impor Program Televisi Korea..................................21
Gambar 4.1 Jumlah Penonton Korean Wave di Youtube Tahun 2010.............25
Gambar 4.2 Jumlah Penonton Musik Video “Gee” – Girls’ Generation.........31
Gambar 4.3 Persebaran Penonton Musik Video “Gee” – Girls’ Generation...31
Gambar 4.4 Bagan Penonton Drama Korea.....................................................32
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
xiii Universitas Indonesia
Lampiran 1. Daftar Nama Sebagian Fanclub Resmi dan Warna dari Idola Korea Selatan
Nomor Nama Artis Fanclub Warna Rumah Produksi
1. Dong Bang Shin (DBSK) / TVXQ
Cassiopeia (Cassie)
S.M. Entertainment
2. Super Junior Everlasting Friend (E.L.F)
S.M. Entertainment
3. SHINee SHINee World (Shawol)
S.M. Entertainment
4. BoA Jumping BoA
S.M. Entertainment
5. Girls Generation (SNSD)
SONE
S.M. Entertainment
6. Wonder Girls Wonderful
J.Y.P Entertainment
7. 2PM Hottest
J.Y.P Entertainment
8. 2AM I AM
J.Y.P Entertainment
9. Se7en Lucky SE7EN
Y. G. Entertainment
10. Big Bang V. I. P
Y. G. Entertainment
11. 2NE1 Black Jack
Y. G. Entertainment
12. B2ST B2UTY
Cube Entertainment
13. 4Minute 4NIA
Cube Entertainment
14. Rain The Cloud
J. Tune Entertainment
15. MBLAQ A+
J. Tune Camp
16. SS501 TripleS
Key East, B2M Entertainment, CNR Media dan S-Plus Entertainment
17. KARA Kamilia
DSP Media
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
xiv Universitas Indonesia
18. FT Island Primadonna
FNC Music
19. CN BLUE Boice
FNC Music
20. Brown Eyed Girls Everlasting/ 4Everlasting
Nega Network LOEN Entertainment
21. Shinhwa Shinhwa Changjo
Shinwa Company
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia kini telah melahirkan berbagai fenomena yang
dirasakan oleh banyak pihak. Fenomena tersebut merambah melewati batas
wilayah negara, jenis kelamin bahkan usia. Salah satu fenomena yang kini sedang
menjadi perhatian dunia adalah fenomena yang dilahirkan oleh Korea Selatan
melalui Korean Wave atau yang biasa disebut dengan Hallyu. Korean Wave atau
yang biasa disebut dengan Hallyu merupakan nama yang diberikan oleh media
Cina untuk menandakan kepopuleran budaya Korea di Cina pada akhir tahun
1990an.1 Pada awalnya kepopuleran tersebut diakibatkan dari penayangan salah
satu drama Korea di Cina yang ternyata mendapatkan sambutan yang sangat baik
oleh masyarakat Cina yaitu What is Love. Kepopuleran drama tersebut juga
membuka jalan bagi drama-drama Korea Selatan selanjutnya yang juga ternyata
mendapatkan respon yang baik dari penikmat drama tersebut. Tidak hanya di
Cina, demam kebudayaan Korea ini juga merambah ke negara-negara lain bahkan
di luar region Asia Timur. Perkembangan dari fenomena ini menjadi perhatian
banyak pihak karena kemampuannya untuk menyebar ke berbagai tempat dan
mewabah terutama di kalangan remaja.
Salah satu negara yang mengalami demam Korean Wave terbesar saat ini
adalah Jepang. Fenomena Hallyu di Jepang ditandai dengan kepopuleran dari
drama Winter Sonata yang ditayangkan pada tahun 2003. Drama ini mendapatkan
respon yang sangat baik dari para penikmatnya. Pada tahun 2005 drama ini telah
ditayangkan sebanyak empat kali dengan menggunakan bahasa asli yaitu Korea
dan menggunakan tulisan terjemahan dalam bahasa Jepang. Pada masa itu hal ini
merupakan hal yang tidak biasa dalam dunia penyiaran Jepang. Kepopuleran
1 Korean Culture and Information Service, The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon,
(Korean Cultural and Information Service Ministry of Culture Sport and Tourism: South Korea, 2011)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
2
Universitas Indonesia
drama tersebut juga membawa pemain utama dari Winter Sonata yaitu Bae Yong
Joon menjadi pujaan bagi para wanita di Jepang. Hal ini bahkan berkembang lebih
jauh dengan pemberian nama Yon-Sama -Sama merupakan panggilan yang
digunakan untuk memanggil keturunan kerajaan- bagi Bae Yong Joon oleh para
penggemarnya di Jepang.
Korean Wave kini juga dapat dikatakan mengalami peningkatan yang
signifikan dengan dikenalnya berbagai artis yang berkecimpung dalam musik
populer Korea atau yang biasa disebut dengan K-Pop. Nama-nama seperti Super
Junior dan Girls’ Generation kini bukanlah nama yang asing bagi para penikmat
K-Pop. Keberadaan mereka dielu-elukan oleh penggemarnya di berbagai tempat.
Tidak hanya di Asia namun juga menyebar ke beberapa kawasan lain seperti
Eropa, Amerika dan juga Timur Tengah. Masuknya konten musik populer atau K-
Pop dikatakan oleh beberapa pihak sebagai generasi baru dari Korean Wave.
Berkembangnya popularitas musik Korea Selatan serta keberadaan para
penyanyi yang tidak hanya menjual kemampuan bernyanyi namun juga didukung
dengan kemampuan menari dan juga wajah yang menawan telah membawa
gelombang ini semakin merajalela. Punggawa dari musik Korea ini lazim disebut
masyarakat dengan sebutan Idol. Dengan bersatunya dua kekuatan inilah yang
mengakibatkan adanya penyebaran kebudayaan Korea yang lebih optimal.
Penyebaran budaya ini akhirnya membawa nama Korea Selatan sebagai rumah
bagi Hallyu menjadi perhatian banyak pihak dan juga mulai dikenal lebih lanjut
oleh banyak negara. Dahulu mungkin Korea Selatan hanya dikenal sebagai negara
ginseng yang memiliki saudara yang bertikai yaitu Korea Utara. Namun sekarang
Korea Selatan juga dikenal sebagai negara penghasil kebudayaan yang mulai
mendunia yang dikenal dengan Korean Wave atau Hallyu.
Kemunculan fenomena Korean Wave mulai dapat dirasakan secara nyata
terutama bagi negara-negara yang terkena dampaknya. Keberadaan drama-drama
yang ditayangkan di saluran lokal, menjamurnya barang-barang buatan Korea atau
sering diputarnya musik dari artis Korea kini terjadi di banyak tempat. Dalam
skala lebih besarnya adalah mulai menjamurnya konser-konser artis asal Korea
Selatan di berbagai negara bahkan di negara yang mungkin dulu meragukan akan
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
3
Universitas Indonesia
adanya artis Asia yang mampu tampil di tempat tersebut. Dominasi akan budaya
Barat kini mulai sedikit bergeser dan mendapatkan tantangan baru dimana budaya
dari Asia khususnya Korea Selatan mulai menunjukkan kepopulerannya.
Dengan melihat dari fenomena ini maka penulis mencoba untuk
membahas fenomena Korean Wave ini dalam ilmu Hubungan Internasional.
Dalam tugas karya akhir ini akan dibagi menjadi tiga bagian dimana bagian
pertama akan membahas Korean Wave dari sudut pandang konsep soft power.
Dengan menggunakan teori tersebut penulis akan berusaha untuk menganalisis
bahwa Korean Wave layak disebut sebagai salah satu soft power yang mulai
berkembang dari Korea Selatan. Di bagian kedua makalah ini akan membahas
bagaimana Korean Wave dibahas dari segi globalisasi dalam liberalisme dimana
fenomena ini memberikan pengaruh bagi perekonomian Korea Selatan terutama
membentuk komoditas ekspor baru yaitu budaya. Sementara itu di bagian ketiga
akan membahas mengenai efek dari Korean Wave di beberapa negara yang
mampu membentuk identitas baru dalam hubungan masyarakat transnasional.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari Tugas Karya Akhir ini adalah “Bagaimana Korean
Wave sebagai Instrumen Diplomasi Korea Selatan dibahas dari Paradigma
Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme?”
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
4
Universitas Indonesia
1.3 Kerangka Teori dan Konsep
1.3.1 Soft power2
Dunia Hubungan Internasional yang umumnya terkait dengan power kini
tidak lagi hanya bergantung pada kekuatan militer semata atau yang biasa
dikategorikan sebagai hard power. Power kini memiliki bentuk lain sebagaimana
yang dikatakan oleh Joseph Nye, bentuk lain dari power ini adalah soft power.
Soft power merupakan penjabaran yang bertentang dengan hard power dimana
bentuk kekuatan ini tidak memiliki bentuk yang konkret. Soft power merupakan
kemampuan untuk membentuk pendapat orang lain, hampir sama dengan metode
merayu dalam hubungan personal manusia. Dalam bentuk sederhana soft power
merupakan aset yang memproduksi daya tarik bagi lawannya. Hard power dan
soft power merupakan hal yang berkaitan satu sama lain karena inti dari kekuatan
tersebut adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku pihak lain.
Sumber utama dari soft power dari suatu negara terletak dari tiga hal.
Pertama adalah budaya, nilai politik dan juga kebijakan luar negeri mereka. Dari
sisi budaya sendiri yang paling berperan adalah kebudayaan populer dari negara
tersebut. Dalam hal ini jelas bahwa konsep ini sangat sesuai untuk menganalisis
fenomena Korean Wave sebagai instrumen diplomasi Korea Selatan. Penjabaran
akan berkisar kepada bagaimana pemanfaatan Korea Wave oleh Korea Selatan
untuk mendapat keuntungan bagi negaranya. Penggunaan instrumen ini juga
berarti pemerintah memang sengaja menggunakan Korean Wave sebagai
instrumen diplomasi dan menempatkannya secara legal sebagai bagian dari
kebijakan luar negeri negaranya. Hal ini perlu ditekankan karena inti dari soft
power terletak dari bagaimana negara sebagai aktor dalam Hubungan
Internasional memang secara sengaja dan sadar menggunakan instrumen tersebut.
Apabila pemerintah tidak mengakuinya sebagai bagian dari kebijakannya maka
instrumen tersebut tidak valid untuk dikatakan sebagai soft power sebuah negara
dan hanya masuk ke dalam kategori soft resources. Soft resources merupakan hal
yang berpotensi untuk menghasilkan soft power bagi suatu negara.
2 Joseph S. Nye, Soft power: The Means To Success In World Politics, (PublicAffairs: United States,
2004), hlm 5-12
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
5
Universitas Indonesia
1.3.2 Globalisasi3
Globalisasi merupakan hal yang tak terhindarkan dari perkembangan
dunia. Dengan berbagai kemajuan yang terjadi telah membawa dunia ke dalam
tahap baru begitu pula dengan perkembangan ilmu Hubungan Internasional.
Keberadaan globalisasi tidak bisa dilepas kan dari keterkaitannya dengan ekonomi
dan politik suatu negara. Globalisasi memiliki pengertian yang berbeda bagi
masing-masing paradigma dalam ilmu Hubungan Internasional. Dalam paradigma
liberal menurut Hurrel dan Woods, globalisasi dapat dikatakan sebagai pandangan
dimana negara dan pemerintahan adalah pengamat dalam globalisasi, sementara
alat pengendali utama dari globalisasi tersebut adalah pasar. Dengan melihat hal
itu maka tugas karya akhir ini mencoba melihat bagaimana Korean Wave mampu
mempengaruhi pasar yang menjadi tolak ukur pertama dalam globalisasi di mata
kaum liberal. Keberadaan Korean Wave dijadikan instrumen untuk mengambil
keuntungan lebih yang akan membawa peningkatan terhadap perekonomian
negara. Permintaan dari pasar dibentuk dengan menggunakan konten dari Korean
Wave tersebut. Pemahaman mengenai bagaimana pasar bereaksi terhadap
fenomena Korean Wave ini dimanfaatkan oleh produsen berbagai komoditas di
Korea Selatan untuk mendulang keuntungan yang lebih banyak lagi.
Kepercayaan kaum liberal yang menganggap negara bukanlah satu-
satunnya aktor penting dalam Hubungan Internasional juga akan membuka
kesempatan untuk penulis dapat membahas aktor lain yang berperan dalam
keberadaan Korean Wave sebagai alat untuk meningkatkan perekonomian negara,
baik secara perorangan ataupun perusahaan yang telah melakukan ekspansi
ekonomi dengan menggunakan Korean Wave sebagai alat untuk mendapatkan
keuntungan. Dengan menggunakan konsep ini pula dapat dilihat bagaimana
Korean Wave selain menjadi alat bantu dalam perekonomian juga digunakan
sebagai komoditas ekspor baru Korea Selatan yang menjanjikan yaitu ekspor
kebudayaan.
3 Ian Clark, Globalization and International Relations Theory, (Oxford University Press: New York,
1999), hlm. 44
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
6
Universitas Indonesia
1.3.3 Identitas4
Dalam teori identitas ini dikatkan bahwa identitas merupakan hal yang
dikonstruksi dari apa yang ada di sekitarnya. Dalam konteks ilmu sosial maka
identitas harus dibatasi oleh batas historis. Dengan berangkat dari hal tersebut
penulis membatasinya pada peningkatan akan network society. Dinamika identitas
dalam konteks ini dapat mudah dimengerti dengan penggambaran Giddens akan
identitas dalam late modernity. Dikatakan oleh Giddens bahwa modernitas
membawa keterhubungan antara ekstensionalitas dan intesionalitas atau pengaruh
globalisasi si satu sisi dan ketentuan pribadi di sisi lain. Tradisi mulai kehilangan
cengkramannya semetara kehidupan sehari-hari lebih dilarutkan dalam interaksi
dari lokal dan global. Banyak orang dipaksa untuk menegosiasikan pilihan gaya
hidupnya di antara beragam pilihan yang ada.
Dengan melihat hal tersebut makalah ini berusaha untuk memperlihatkan
bagaimana Korean Wave juga memiliki pengaruh terhadap pembentukan identitas
terutama dikalangan masyarakat transnasional dimana akibat dari globalisasi
mereka kini lebih banyak bersentuhan dengan fenomena ini. Interaksi tersebut
telah membuat terjadi beberapa perubahan yang mampu mempengaruhi
kehidupan sesorang dan bagaimana dia mengkonstruksi identitas dirinya dalam
late modernity ini. Dalam bagian ini juga akan beruaha dibahas bagaimana
interaksi yang terjadi antara penikmat budaya Korea ini dengan sesamanya yang
kini telah melewati batas teritorial negara.
Dalam bukunya yang lain Castells5 juga menggambarkan bagaimana
internet mampu ikut ambil andil dalam mengkonstruksi identitas pada masyarakat
modern. Jarak yang kini dapat diminimalisir telah membuat individu di dunia bisa
saling berkomunikasi tanpa harus berada pada tempat yang sama. Hal ini sesuai
dengan apa yang menjadi fokus penulis dalam melihat pembentukan identitas
dalam fenomena Korean Wave yang memang berkaitan erat dengan penggunaan
internet oleh para penggemar dari Korean Wave tersebut.
4 Manuel Castells, The Power of Identity 2nd ed. With a new preface, (West Sussex: Blackwell Publishing Ltd., 2010), hlm. 10-11 5 Manuel Castells, The Internet Galaxy: Reflections on the Internet , Business and Society, (New
York: Oxford University Press Inc., 2001)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
7
Universitas Indonesia
1.4 Tujuan Penulisan
Tugas karya akhir ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena
Korean Wave dipandang dari tiga paradigma besar ilmu Hubungan Internasional
yaitu Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme. Pembahasan tersebut akan
memberikan gambaran mengenai bagaimana fenomena ini layak untuk diangkat
sebagai topik ilmiah dalam ilmu Hubungan Internasional sehingga dapat
memperkaya pandangan akan ilmu Hubungan Internasional itu sendiri.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
8
Universitas Indonesia
BAB II
KOREAN WAVE SEBAGAI SOFT POWER KOREA SELATAN DALAM
PARADIGMA REALISME
Dalam pandangan realisme fenomena yang terjadi dalam kemunculan
Korean Wave sebagai instrumen diplomasi Korea Selatan dapat ditelusuri melalui
konsep soft power. Penggunaan soft power sebagai salah satu kekuatan negara
merupakan hal yang menguntungkan apabila bisa dilakukan dengan optimal. Inti
dari penggunaan soft power adalah bagaimana negara mampu mendapatkan apa
yang diinginkannya dengan menggunakan daya tariknya, bukan melalui paksaan
ataupun bayaran. Salah satu hal yang menjadi daya tarik dari soft power ini adalah
kemampuannya yang apabila dapat diolah dengan baik oleh pemerintah maka
akan memberikan efek dalam kurun waktu yang panjang.
Dalam ranah ilmu Hubungan Internasional konsep hard power sudah
dikenal lebih luas atau biasa juga dikenal sebagai power bentuk pertama.6 Namun
hal tersebut tidak membuat para pemikir ilmu Hubungan Internasional
melemahkan fungsi dari soft power dalam sebuah negara. Sebuah negara dalam
menentukan kebijakannya harus mempertimbangkan formasi pembentukan
lingkungan untuk menjadikannya tempat yang lebih baik untuk penggunaan
bentuk power lainnya.7 Penting bagi negara seperti Korea Selatan yang tidak
memiliki kekuatan militer yang besar untuk memiliki power dalam bentuk lain
untuk membantu keberlangsungan negaranya. Soft power merupakan alat untuk
membentuk lingkungan yang lebih baik dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri
suatu negara. Terdapat perpanjangan soft power dari sebuah negara. Perpanjangan
tersebut dapat dibagi menjadi lima bagian.8
6 Joseph S. Nye, Jr.,The Future of Power, (New York: PublicAffairs, 2011), hlm. 16. 7 Ibid, hlm. 18. 8 Jeong Nam Kim dan Lan Ni, “The Nexus between Hallyu and Soft power: Cultural Public
Diplomacy in the Era of Sociological Globalism” dalam Hallyu Influence of Korean Popular Culture in Asia and Beyond, (SNU Press: Seoul, 2011), hlm. 132
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
9
Universitas Indonesia
Menarik opini publik asing
Ketertarikkan terhadap budaya negara asal, misalnya dengan
peningkatan jumlah ekspor budaya seperti film, musik, konten TV dll.
Ketertarikan secara politik, menandakan terhadap pengukuran terhadap
kepuasan masyarakat akan sistem politik yang ada dll.
Ketertarikan akan dunia edukasi, terlihat dari jumlah kedatangan
pelajar asing.
Umum, terlihat dari respon terhadap segala hal yang terjadi di negara
asal misalnya mengenai kemiskinan, perdamaian dll.
Masuknya Korean Wave dalam ranah soft power Korea Selatan juga
memperlihatkan kultur diplomasi menggunakan budaya di dunia internasional.
Penggunaan momentum dari keberadaan Korean Wave bukanlah semata hal yang
lepas dari pengaruh pemerintah Korea Selatan sendiri. Korean Wave merupakan
hasil dari kerjasama berbagai pihak dengan dukungan penuh dari pemerintah
Korea Selatan. Dukungan tersebut dilakukan dalam beberapa cara diantaranya
adalah dengan memberikan bantuan dana dan juga melakukan penyederhanaan
birokrasi terhadap industri kreatif hiburan. Tidak hanya itu kerjasama tersebut
juga bahkan sampai kepada hal-hal kecil seperti pemilihan lokasi pengambilan
gambar dari drama-drama yang dibuat untuk meningkatkan nilai jual tempat
wisata. Tidak hanya itu pemerintah Korea juga mengerti betul tentang pentingnya
hukum akan hak cipta bagi para produsen dunia hiburan. Untuk itu dibawah
naungan KOCCA (Korean Culture and Content Agency) yang dibentuk tahun
2001 dibawah Kementrian Budaya dan Turisme, pemerintah Korea menjamin
akan hak cipta dari produsen dunia hiburan.9 Pemerintah Korea Selatan menyadari
pentingnya kebijakan domestik yang mendukung produsen demi terjadinya
ekspansi ke pasar global.10
Mengetahui potensi yang dimiliki oleh Korean Wave ini untuk kebaikan
negaranya, pemerintah melakukan berbagai dukungan dan memasukan
9 Sue Jin Lee, “The Korean Wave: The Seoul of Asia” dalam the Elon journal of Undergraduate Research in Communications vol. 2 No. 1 Spring 2011, hlm. 89 10
Kim Milim, “The Role of the Government in Cultural Industry: Some Observations From Korea’s Experience” dalam Keio Communication Review No. 33, 2011
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
10
Universitas Indonesia
pengembangan Korean Wave sebagai agenda nasional untuk ikut dalam
globalisasi bukan melawannya.11
Selain itu Korean Wave sendiri dijadikan
sebagai salah satu komponen kunci dari diplomasi publik yang dilakukan oleh
Korea Selatan untuk menciptakan citra yang baik dalam rangka mensukseskan
berbagai kepentingan yang dimilikinya serta menguatkan keberadaan soft power
Korea Selatan.12
Pembangunan soft power oleh Korea Selatan tidaklah memakan waktu
yang sedikit. Namun hal ini membawa makna yang sangat mendalam karena
panjangnya waktu untuk membangkitkan soft power tersebut juga menjadi
keuntungan tersendiri bagi pencitraan nasional Korea Selatan. Korea Selatan pada
awalnya bukanlah negara yang memiliki pencitraan yang baik di dunia
internasional. Pencitraan negatif akan Korean Selatan timbul salah satunya akibat
dari terjadinya Perang Korea pada tahun 1950. Dengan berkembangnya budaya
ini telah menimbulkan efek positif terhadap pencitraan negara yang lebih baik.
Bahkan terdapat pencitraan baru terhadap laki-laki Korea yang dianggap sebagai
pribadi yang romantis akibat dari meledaknya fenomena Korean Wave ini.
Selain itu ternyata dengan terjadinya fenomena Korean Wave ini juga
memiliki efek terhadap perbaikan hubungan antara negara-negara yang dulunya
tidak memiliki hubungan terlalu baik dengan Korea seperti Cina dan Jepang.
Hubungan Jepang dan Korea berada pada wilayah yang tidak dapat dikatakan
dalam hubungan yang baik. Masa lalu yang kelam akibat kependudukan Jepang di
Korea yang kala itu memakan banyak korban telah meninggalkan bekas luka yang
mendalam di masyarakat Korea. Begitu pula dengan sentimen negatif masyarakat
Jepang terhadap warga Korea terutama Korea Selatan. Berbagai cara dilakukan
untuk menormalisasi hubungan antara kedua negara. Namun hal tersebut tidaklah
selalu berjalan mulus. Namun tidak demikian dengan metode yang dibawa oleh
Korean Wave ini, salah satu diplomat Korea Selatan bahkan mengatakan bahwa
efek baik dari Korean Wave ini memberikan hasil yang bahkan selama berdekade
11 Kim Youna, “Globalization of Korean Media” dalam Kim Do Kyun dan Kim Min Sun, op cit, hlm. 56 12
Ministry of Foreign Affairs and Trade, “Key Diplomatic Tasks” dalam http://www.mofat.go.kr/ENG/ministry/tasks/index.jsp?menu=m_50_40 diakses pada 21 Juni 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
11
Universitas Indonesia
tidak dapat dicapai oleh para diplomat dalam menghangatkan hubungan antara
kedua negara dalam kasus Korea Selatan dan Cina.13
Penggunaan Korean Wave sebagai alat pencitraan dan juga sarana untuk
melakukan perbaikan hubungan dengan negara sekitarnya merupakan salah satu
kekuatan Korean Wave sebagai soft power dari Korea Selatan. Dengan
mengoptimalkan instrumen ini Korea Selatan berharap mampu menjalin
hubungan yang lebih baik dan menghapus citra negatif dirinya. Namun hal ini
tentu saja dilakukan untuk mendapat keuntungan lebih yang menjadi sasaran
utama yaitu pengingkatan ekonomi bagi Korea Selatan. Berbagai hal yang telah
disebutkan diatas merupakan bonus dari apa yang telah dilakukan dalam rangka
membangun soft power Korea Selatan.
Salah satu yang paling menonjol dari meledaknya Korean Wave di Cina
adalah perubahan pandangan masyarakat Cina terhadap Korea Selatan. Dari salah
satu survei yang dilakukan oleh Chicago Council dalam Global Affairs pada tahun
2008, dari skala 0 sampai 100 koresponden Cina memberikan angka yang bagus
kepada Korea Selatan yaitu 65. Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
yang diberikan kepada Amerika (61) dan Jepang (46). Selain itu secara
keseluruhan mereka menyetujui sebanyak 79% bahwa penyebaran Korean Wave
merupakan hal yang positif.14
Efek positif dari penyebaran Korean Wave juga ditunjukan oleh survei
yang sama yang ditujukan kepada masyarakat Jepang. Dari survei yang dilakukan
dikatakan bahwa terdapat 51.9% koresponden tidak memiliki ketertarikan
terhadap masyarakat Korea sebelum meledaknya Korean Wave dan sebayak 62%.
Ketika survei kembali dilakukan didapat hasil yang mengatakan bahwa
masyarakat Jepang memiliki citra positif terhadap Korea Selatan setelah
meledaknya Korean Wave.15
Selain itu dari survei yang dilakukan oleh
Kementerian Dalam negeri dan Komunikasi Jepang dikatakan bahwa 57.1%
13 Korean Culture and Information Service, op cit, hlm. 22 14
Ji Eun Kim, Korean Wave in China: Its Impact on the South Korean-Chinese Relation, (Vancouver :The University of British Columbia, 2011), hlm. 13 15
Ibid
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
12
Universitas Indonesia
responden memiliki kesan yang baik terhadap Korean Selatan, angka ini
merupakan angka tertinggi semenjak 1975.16
Efek dari kekuatan Korean Wave ini juga menjadi salah satu cara untuk
pemerintah melakukan pembukaan keran diplomatik lebih besar lagi. Terutama
dalam hal pertukaran dan juga berbagai perjanjian kebudayaan dengan negara-
negara sekitar. Misalnya dengan kerjasama dalam ekspor impor budaya yang
terjadi antara Korea Selatan dengan Thailand dimana Thailand yang menjadi salah
satu sasaran ekspor budaya Korea Selatan mengajukan kerjasama untuk juga
menyediakan kesempatan yang sama bagi eskpor budaya dari Thailand.17
Korean Wave yang merupakan bagian dari soft power Korea Selatan
ternyata juga menjadi salah satu alat bagi Korea untuk menciptakan atmosfer yang
ramah bagi kawannya bahkan pada saat sedang melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan hard power Korea Selatan. Hal tersebut dapat terlihat ketika
salah satu aktor Korea Selatan yang sedang dalam masa wajib militernya datang
ke Indonesia pada tahun 2011. Keberadaan Hyun Bin di Indonesia adalah
permintaan dari pihak Indonesia. Saat itu pihak pertahanan Korea Selatan datang
ke Indonesia dalam rangka melakukan perjanjian ekspor alat-alat militer.
Keberadaan Hyun Bin yang saat itu masih pada tahap awal masa wajib militernya
mengundang banyak perhatian warga Indonesia.18
Walaupun saat itu Hyun Bin
datang sebagai prajurit biasa namun sambutan yang diberikan kepadanya sungguh
luar biasa. Kepopuleran Hyun Bin digunakan dengan baik oleh Militer Korea
Selatan untuk menaikkan citra militer Korea seperti yang dikatakan salah satu
pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.19
Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Nye dalam paragraf sebelumnya mengenai bagaimana fungsi dari
16 Ibid 17
Kim Do Kyun dan Kim Se Jin, “Hallyu from Its Origin to Present” dalam Kim Do Kyun dan Kim Min Sun, op cit, hlm. 31-32 18 ---, “Hyun Bin Pays a Visit to Indonesia Due to Popular Request”, http://www.allkpop.com/2011/10/hyun-bin-makes-an-official-visit-to-indonesia-due-to-popular-request diakses pada 9 Juli 2012 21.25 WIB 19
Kistyarini, “Hyun Bin Promosikan Senjata Korea di Indonesia”, http://internasional.kompas.com/read/2011/10/05/11201035/Hyun.Bin.Promosikan.Senjata.Korea.di.Indonesia diakses pada 12 Mei 2012 16.45 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
13
Universitas Indonesia
soft power sebuah negara sebagai pembentuk atmosfer yang baik untuk bentuk
power yang lain.
Soft power dalam penyebarannya menurut Nye lebih diutamakan untuk
menyebar secara luas dibandingkan dengan mendalam.20
Hal ini berguna untuk
membuat semakin banyak perubahan terhadap cara pandang banyak pihak
terhadap Korea Selatan. Dalam dunia modern dimana opini publik merupakan hal
yang penting untuk suatu negara maka kepemilikan akan soft power tersebut akan
memberikan keuntungan bagi negara yang memilkinya. Korean Wave dapat
menjadi salah satu cara bagi Korea Selatan yang dikenal dengan daya tarik
budayanya untuk menghindari kebijakan negara lain yang bersifat agresif ataupun
ofensif di masa mendatang. Selain itu dalam hal human security, Korean Wave
juga mampu menghadirkan citra positif bagi masyarakatnya yang dapat membawa
masyarakat Korea Selatan mendapatkan lebih sedikit perlakuan dismkriminatif di
negara yang terkena pengaruh Korean Wave.
Perasaan telah mengenal Korea akan membuat masyarakat Korea
mendapat tempat yang istimewa bagi negara-negara yang menjadi tempat
berkembangnya Korean Wave tersebut. Berbagai kemudahan juga dapat diperoleh
dikarenakan efek dari Korean Wave. Pendekatan yang bersifat sukarela seperti ini
akan membawa dampak hubungan yang panjang bahkan bisa melampaui generasi
ke generasi dibandingkan dengan pendekatan yang bersifat kekerasan. Apabila
pemerintah Korea Selatan mampu mengelaborasikan kekuatan yang ditimbulkan
oleh efek dari Korean Wave ini maka hal ini akan membawa keuntungan lebih
bagi negaranya. Pencitraan yang baik dari suatu negara akan memudahkan negara
tersebut untuk menjalankan kepentingannya di tempat lain karena sudah tercipta
semacam nilai yang positif di mata masyarakat lain.
Pengalokasiaan soft power ini harus selalu dipantau agar mampu bertahan
lebih lama dan selalu berkembang. Persaingan di sektor soft power merupakan hal
yang tidak mudah untuk dideteksi. Kecerdasan produsen soft power dalam suatu
negara harus didukung penuh oleh kebijakan negara agar mampu terelaborasi
dengan baik dengan kepentingan negara. Entah keuntungan yang didapat dari segi
20
Joseph S. Nye, op cit, hlm. 16
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
14
Universitas Indonesia
politik ataupun ekonomi atau bahkan militer adalah bukti bahwa soft power
memang memiliki pengaruh tersendiri bagi suatu negara.
Walaupun demikian keberadaan soft power sendiri memiliki beberapa
keterbatasan. Salah satu keterbatasan penggunaan soft power dalam diplomasi
publik adalah kemungkinan adamya efek balik yang tidak baik karena adanya
hubungan yang asimetris. Negara pemilik soft power biasanya hanya akan
melakukan kegiatan ekspor terhadap budayanya yang sedang dalam kondisi
mapan seperti dalam kasus Korea Selatan. Hal ini dapat memicu perselisihan
karena kesempatan yang sama tidak dimiliki oleh negara yang menjadi sasaran
soft power tersebut. Apabila masalah ini tidak dapat dipecahkan maka bukan
merupakan hal yang aneh apabila di masa mendatang banyak pihak yang antipati
terhadap konten soft power negara bersangkutan. Sebagai contoh terlihat dari
bagaimana pemerintah Cina dan Taiwan melakukan kebijakan pembatasan
terhadap konten budaya Korea Selatan yang masuk ke negara mereka.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
15
Universitas Indonesia
BAB III
ANALISIS GLOBALISASI KOREAN WAVE DALAM LIBERALISME
Keberadaan fenomena Korean Wave sebenarnya tidak dapat dilepaskan
dari globalisasi yang terjadi di dunia internasional dengan adanya perkembangan
teknologi. Bagi kaum liberalis, globalisasi digerakan atas pasar dimana
pemerintah dan negara hanya merupakan pengawas saja. Keberadaan Korean
Wave ini telah mempengaruhi permintaan pasar terhadap produk-produk buatan
Korea. Menggunakan kepopuleran dari Korean Wave yang didalamnya terdapat
berbagai artis untuk dijadikan alat promosi telah membawa perubahan terhadap
sikap pasar yang ternyata merespon dengan sangat baik. Hal ini dirasakan oleh
para produsen berbagai komoditas.
Peningkatan penjualan akibat dari mewabahnya Korean Wave ini terjadi di
berbagai sektor produksi. Mulai dari peminat akan barang elektronik seperti
telepon genggam, mobil bahkan produk kosmetik buatan Korea mengalami
peningkatan penjualan. Tidak hanya itu, produk awal dari konten Korean Wave
seperti film dan CD musik juga mengalami peningkatan penjualan. Perusahaan
besar seperti Samsung, LG, KIA, Hyundai juga mengalami berbagai peningkatan
penjualan akibat dari mulai familiarnya orang-orang dengan produk Korea.
Korean Wave juga meningkatkan keingintahuan masyarakat internasional
terhadap kebudayaan Korea lebih lanjut. Hal ini dilakukan mereka dengan
berbagai cara diantaranya dengan mencoba makanan bahkan sampai mengunjungi
Korea Selatan. Hal tersebut telah memicu peningkatan terhadap kedatangan turis
asing ke Korea Selatan
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
16
Universitas Indonesia
Grafik 2. 1 Grafik Kedatangan Turis di Korea Selatan21
Grafik 2. 2 Grafik Penerimaan dari Sektor Turisme Internaisonal22
Dilihat dari kedua grafik di atas dapat dijelaskan bahwa semenjak
beberapa tahun terakhir Korea Selatan mengalami peningkatan kedatangan dan
juga penerimaan dari sektor turisme. Hal ini juga disokong dengan keberadaan
fenomena Korean Wave yang meningkatkan minat masyarakat internasional untuk
datang ke Korea Selatan. Kedatangan mereka ke Korean Selatan terjadi dengan
21 http://www.tradingeconomics.com/south-korea/international-tourism-number-of-arrivals-wb-data.html diakses pada 11 Mei 2012 pukul 21.30 22
http://www.tradingeconomics.com/south-korea/international-tourism-receipts-us-dollar-wb-data.html diakses pada 11 Mei 2012 pukul 21.33
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
17
Universitas Indonesia
berbagai alasan, diantaranya dapat karena ingin mengunjungi tempat-tempat yang
menjadi lokasi syuting drama yang mereka tonton, menonton konser penyanyi
idola mereka atau hanya untuk merasakan bagaimana menjadi bagian dari
masyarakat Korea Selatan yang selama ini mereka saksikan di layar kaca.
Kedatangan para turis tersebut bahkan tidak hanya dalam hal ingin menikmati
kebudayaan atau merasakan tinggal di Korea Selatan. Daya tarik yang
ditimbulkan oleh efek penyebaran Korean Wave ini juga ternyata telah menarik
berbagai pasien dalam hal operasi plastik. Rupa yang menawan dari para
selebritas Korea Selatan ternyata telah menimbulkan peningkatan permintaan
terhadap prosedur operasi plastik di Korea selatan karena keinginan mereka untuk
tampil lebih baik ataupun bahkan ingin memiliki wajah yang sama dengan artis
pujaannya. Fenomena ini pun muncul dengan nama Medical Tourism yang
didefinisikan oleh Profesor John Connell dari Universitas Sidney sebagai keadaan
ketika pasien berkunjung ke luar negeri untuk keperluan operasi dan berbagai
terapi lainnya.23
Menurut data yang dikeluarkan oleh pemerintah Korea Selatan dikatakan
bahwa pemasukan yang diterima dari tindakan medis yang diambil oleh para turis
asing mencapai 116 juta dollar pada 2011, 14% dari hasil tersebut datang dari
operasi plastik dan perawatan kulit. Efek dari Korean Wave ini telah
meningkatkan permintaan tersebut karena banyak orang mengetahui bahwa
kecantikan yang dimiliki oleh banyak artis Korea tersebut tidak lepas dari pisau
operasi, ataupun apabila mereka memang terlahir cantik atau pun tampan maka
cara para penggemar untuk menjadi menawan seperti mereka adalah dengan
melewati prosedur operasi. Dengan penilaian seperti inilah hampir setengah dari
para turis asing tersebut datang untuk mendapatkan operasi pada bagian hidung,
facelift, pengurangan tulang rahang atau sedot lemak pada bagian perut. Jumlah
23
Dana, “ Making Over Asia: Hallyu and Medical Tourism”, http://seoulbeats.com/2012/05/making-over-asia-hallyu-and-medical-tourism/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 15.12 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
18
Universitas Indonesia
mereka bertambah dari tahun ke tahun, 1,657 pada tahun 2009 menjadi 4,400
pada tahun 2010.24
Tidak hanya prosedur operasi plastik saja yang diminati oleh turis asing.
Penjualan kosmetik buatan Korea yang dibantu dengan pemasaran menggunakan
wajah para selebritas Korea juga mendapat sambutan hangat dari pasar. Kualitas
yang mumpuni serta cermatnya strategi pemasaran dan pemilihan terhadap duta
produk kecantikan kini telah membawa produsen produk kecantikan mendapatkan
keuntungan lebih. Dulu turis dan fans asing hanya bisa mendapatkan kosmetik
tersebut di jalan Myeongdong di Korea, namun sekarang akibat permintaan pasar
yang meningkat , produk tersebut dapat dijumpai di pusat perbelanjaan dan toko
di seluruh dunia.25
Peningkatan sebesar 38.7 % ekspor kosmetik ke berbagai negara telah
menumbuhkan industri kosmetik Korea. Menurut badan bea cukai Korea ekspor
kosmetik Korea pada petengahan awal 2010 mencapai 241 juta dollar di 119
negara dengan Cina, Taiwan dan Jepang mendominasi sebanyak 87%.26
Bahkan
merk kosmetik The History of Woo sangat populer di Cina dan Taiwan, bahkan di
Vietnam, merek ini mampu mengalahkan merek dunia seperti Lancome dan Estee
Lauder dengan menguasai 16% pasar kosmetik yang ada.27
Meningkatnya
popularitas Korea akibat dari penyebaran Korean Wave ini juga membantu
perusahaan-perusahaan Korea untuk melakukan ekspansi ke berbagai negara.
Penggemar dari Korean Wave ini juga menjadi pasar yang menjanjikan
bagi perusahaan-perusahaan multinasional Korea Selatan. Sebagaimana yang
24 AFP RELAXNEWS, “Cosmetic Surgery on the Rise Due to Hallyu Wave?: Tpurist Flock to S. Korea Surgeons Seeking Celebrity Looks”, http://www.herworldplus.com/beauty/updates/beauty-updates-cosmetic-surgery-rise-due-hallyu-wave diakses pada 12 Mei 2012 pukul 15.23 WIB 25 Alois, “Industri Kecantikan korea Dapat Untung dari Hallyu wave”, http://www.hallyucafe.com/2012/02/industri-kecantikan-korea-dapat-untung-dari-hallyu-wave/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 16.23 WIB 26
---, “Korean Export Increase, Thanks to Korean Wave”, http://www.hancinema.net/korean-exports-increase-thanks-to-korean-wave-31154.html diakses pada 12 Mei 2012 pukul 17.00 WIB 27
Ibid
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
19
Universitas Indonesia
terdapat dalam klasifikasi yang dilakukan oleh Samsung Economic Research yang
membagi klasifikasi impor budaya dari Korea Selatan dalam empat tahap:28
Tahap pertama, hanya sebatas menonton drama atau film dan
mendengarkan musik seperti di Mesir, Meksiko dan Rusia
Tahap kedua, membeli barang-barang yang berkaitan dengan budaya pop
Korea seperti poster, DVD dan CD seperti di Hong Kong dan Taiwan atau
aktif dalam kegiatan dalam klub penggemar seperti yang dilakukan oleh
penggemar dari aktor Bae Yoong Joon.
Tahap ketiga, membeli produk-produk buatan Korea
Tahap keempat, membangun keberpihakkan terhadap kebudayaan Korea.
Adanya keterkaitan antara fenomena Korean Wave dengan perekonomian dan
selera beli masyarakat internasional juga diperjelas oleh survei yang dilakukan
oleh Dewan Perdagangan dan industri Korea Selatan. Dalam survei yang diberi
nama “Efek eknomi dari Korean Wave dan utilisasinya oleh Perusahaan Korea”
yang dilakukan kepada 300 penyedian jasa dan manufaktur besar di Korea Selatan
mengatakan bahwa 82.8% responden mengatakan bahwa penyebaran Korean
Wave telah membawa pencitraan baik bagi Korea dan produk buatan Korea.
Selain itu sebanyak 51.9% menyatakan bahwa Korean Wave telah meningkatkan
penjualan mereka. Efek terbesar dirasakan oleh sektor budaya (86.%), tourisme
(85.7%), distribusi (75.0%), makanan (45.2%), elektronik (43.4%), kosmetik
(35.5%), automobil (28.1%), pakaian (23.3%).29
Para pelaku ekonomi tersebut juga mengatakan bahwa mereka merasakan efek
dari penyebaran Korean Wave ketika melakukan pencarian terhadap pasar baru
sebanyak 43.5%. Selain itu juga setelah menyadari bahwa penyebaran dari
Korean Wave ini juga dapat menyediakan pasar baru maka terdapat peningkatan
terhadap 74.0% responden yang menggunakan selebriti Korea untuk melakukan
28 Pavinee Potipan dan Nantaphorn Worrawutteerakul, A Study of the Korean Wave in order to be a Lesson to Thailand for Establishing a Thai Wave, (Malardalen UniversitySweden,--), hlm. 16 29 The Korea Chamber of Commerce and Industry, “Survey on Economic Effect of Korean Wave and Its Utilization of Korean Enterpreises”, http://english.korcham.net/sub02/report_view.asp?nKey=1340 diakses pada 12 Mei 2012, pukul 12.30 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
20
Universitas Indonesia
pemasaran terhadap produknya. Dari sebelumnya yang hanya sebanyak 5.0% saja
yang telah menggunakan selebriti Korea dalam pemasaran produknya. Selain itu
sebanyak 89.1% responden mengatakan bahwa pasar yang berbasiskan Korean
Wave sangatlah efektif dan hanya 10.9% yang mengatakan bahwa hal tersebut
tidaklah efektif.30
Pemerintah Korea Selatan juga menyatakan bahwa terjadi
peningkatan sebanyak 2000% ekspor minuman ke Timur Tengah, 303% pada
produk smart phone, 127% pada automobil, 190% VTR, 90% pakaian, dan 30%
lemari pendingin ke Amerika Selatan.31
Korean Wave dan ekonomi merupakan hal yang saling mengikat satu sama
lain. Hal ini terlihat dari berbagai keuntungan yang dihasilkan dari penyebaran
kebudayaan Korea ini. Apabila dalam paragraf sebelumnya terlihat bagaimana
Korean Wave mempengaruhi dari sudut pandang pelaku ekonomi maka
berikutnya dapat terkihat bahwa secara keseluruhan Korean Wave memang
memberikan efek yang besar pula pada pemasukan bagi negara. Salah satu
institusi mengatakan bahwa pada tahun 2010 efek ekonomi dari fenomena Korean
Wave menyumbang sebanyak 4.42 milyar dollar. Dalam hal ekspor dari konten
budaya Korea dikatakan bahwa ekspor dari acara TV mencapai 252 juta dollar,
musik mencapai angka 177 juta dollar dan ekspor film mencapai 26 juta dollar.
Selain peningkatan tersebut dikatakan pula oleh Asosiasi Perdagangan
Internasional Korea Selatan bahwa tiga dari empat turis yang mengunjungi Korea
Selatan membeli barang-barang yang berbau Korean Wave.32
Semakin mewabahnya fenomena Korean Wave ini juga menimbulkan
peningkatan terhadap ekspor dari konten hiburan seperti program televisi buatan
Korea Selatan. Dari tahun ke tahun, peningkatan signifikan terjadi dalam hal
ekspor program televisi buatan Korea Selatan. Berbanding terbalik dengan impor
yang dilakukan Korea Selatan terhadap acara televisi asing. Apabila mengacu
pada grafik yang disajikan pada gambar 2.3 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan 30
Ibid 31 ---, “Growth Korea K-Pop Stars Big Impact on Korea’s Economy”, www.kpopstarz.com/articles/5535/20120226/growth-korea-k-pop-stars-big-impact-korea-economy.htm diakses pada 12 Mei 2012 16.00 WIB 32
---, “Growth Potensial of Korean Pop Music”, http://world.kbs.co.kr/english/program/program_economyplus_detail.htm?No=3238 diakses pada 12 Mei 2012 pukul 14.00 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
21
Universitas Indonesia
walaupun kecil terhadap impor televisi ke Korea Selatan. Selain itu terlihat pula
bahwa selisih dari ekspor dan impor program televisi di Korea Selatan cukuplah
besar.
Gambar 2.3 Ekspor dan Impor Program Televisi Korea33
Salah satu bukti bagaimana Korean Wave mampu mempengaruhi
perekonomian Korea terlihat dalam bagaimana hubungan bisnis yang terjadi
antara Export-Import Bank of Korea dengan Daiwa Securities Group Inc.
Pertemuan antara Direktur Export-Import Bank of Korea, Lee Jin Kyun, dengan
ketua dari Daiwa Securities Group, Shin Yoshidame untuk menjalin kerjasama
ternyata tidak lepas dari peran salah satu artis Korea Selatan yang populer di
Jepang yaitu KARA.34
Peran supervisor dari Korea yang memberikan CD lengkap
dengan tanda tangan lima personel KARA telah membuat para investor Jepang
yang terkenal kaku menjadi lebih terbuka dan ramah. Kenyataan bahwa istri dan
anak dari ketua Daiwa Securities Group yang ternyata merupakan penggemar
KARA dimanfaatkan dengan baik oleh supervisor dari Korea. Kepopuleran
33
Korean Culture and Information Service, The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, (Korean Cultural and Information Service Ministry of Culture Sport and Tourism: South Korea, 2011) 34 KARA merupakan girlband yang beranggotakan lima orang yang dibawahi oleh DSP Media. Debutnya di Jepang pada tahun 2010 telah membawa mereka ke puncak kesuksesan. Saat ini KARA merupakan salah satu artis Korea Selatan yang paling laris di pasar Jepang. Informasi lebih lanjut mengenai girlband ini dapat diakses melalui http://www.karaholic.com/
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
22
Universitas Indonesia
KARA di Jepang bahkan terbukti dengan bertanyanya Shin kepada Kim terhadap
kabar kebenaran mengenai KARA yang saat itu diterpa isu bubar. Dengan
menyebarkan sekitar 50 keping CD KARA tersebut ternyata telah membangun
atmosfer yang baik dalam berbisnis. Keberhasilan tersebut terbukti dengan
meningkatnya nilai investasi yang pada awalnya hanya 630 milyar USD menjadi
1,3 triliun USD.35
Konten yang berhubungan langsung dengan artis yang terlibat di dalam
Korean Wave juga menghasilkan berbagai peningkatan penjualan terhadap album
dan juga tiket konser artis asal Korea Selatan. Dahulu merupakan hal yang sulit
dibayangkan untuk melihat artis Asia khususnya Korea menyelenggarakan konser
di kawasan Eropa ataupun Amerika. Namun berkat fenomena Korean Wave sold
out-nya tiket konser artis Korea Selatan kini bukanlah hal yang aneh. Sebagai
contoh adalah dengan diselenggarakannya konser “SM Town” di Paris, L.A.,
Taiwan, Nanjing, dll.36
SM Entertainment sendiri mengalami kenaikan
penerimaan semenjak adanya fenomena Korean Wave ini. Laporan terakhir
pendapatan kotor pada kuartal pertama tahun 2012 memperlihatkan peningkatan
sebesar 198.71% dibandingkan tahun 2011.37
Selain itu karena keadaan pasar
yang menjanjikan banyak managemnen hiburan Korea Selatan yang juga
memasarkan artisnya secara resmi di beberapa negara seperti Jepang dan Cina.
Salah satu contoh keseriusan managemen hiburan Korea Selatan dalam
memanfaatkan pasar di luar Korea Selatan bisa dilihat dari strategi SM
Entertainment yang membentuk boyband yang beranggotakan 12 orang bernama
EXO. Konsep dari boyband ini adalah aktivitas yang sama di dua negara, Korea
dan Cina. Untuk itu EXO dipecah menjadi EXO-K dan EXO-M, dimana EXO-K
aktif di pasar Korea sementara EXO-M aktif di pasar Cina pada waktu yang
35
---, “KARA Plays a Big Role in Establishing EX-IM Bank’s $1.3 Billion Samurai Bond in Japan”, http://www.allkpop.com/2012/06/kara-plays-a-big-role-in-establishing-ex-im-banks-1-3-billion-samurai-bond-in-japan diakses pada 12 Juni 2012 36
SM Town adalah nama yang memayungi artis-artis yang berada dalam naungan managemen S.M Entertainment, salah satu managemen artis terbesar di Korea Selatan. Membawahi nama-nama besar seperti DBSK, Super Junior dan Girl’s Generation yang merupakan artis papan atas di negaranya. Info lebih lanjut mengenai SM Town dapat diakses dari http://www.smtown.com/ 37
---, “SM, YG, JYP Entertainment Reveals Sales Revenues”, http://www.allkpop.com/2012/06/sm-yg-and-jyp-entertainment-reveal-sales-revenues diakses pada 10 Juli 2012, 02.23 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
23
Universitas Indonesia
bersamaan. Kedua grup tersebut diberikan lagu dan konsep yang sama namun
berbeda dari segi bahasa.
Keberhasilan Korean Wave sebagai salah satu pencetus ekonomi Korea
Selatan juga tidak dapat dilepaskan dari mutu berbagai barang yang diproduksi.
Beberapa perusahaan besar milik Korea Selatan yang menjadi ujung tombak dari
perekonomian negaranya menggunakan jasa kerjasama dengan komponen Korean
Wave sehingga menghasilkan kekuatan yang menjanjikan. Dengan semakin
berkembangnya Korean Wave ini diharapkan akan semakin membuka pasar bagi
barang-barang buatan Korea di dunia internasional serta menjadikan Korea
Selatan sebagai negara dengan ekspor budaya yang besar di dunia internasional.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
24
Universitas Indonesia
BAB IV
KONSTRUKSI IDENTITAS DALAM KOREAN WAVE
Dalam memandang Korean Wave dari sudut pandang Konstruktivisme
penulis memnggunakan konsep identitas untuk membahasnya. Hal ini bertujuan
untuk memperlihatkan bahwa telah terjadi pembentukan identitas bagi para
penikmat musik dan film akibat munculnya fenomena Korean Wave ini. Identitas
mereka sebagai penggemar atau fans yang bergabung dalam fandom serta adanya
efek dari globalisasi terhadap pembentukan identias mereka sebagai bagian dari
network society yang terjalin akibat adanya perkembangan informasi terutama
internet telah menyebabkan adanya keterkaitan antara satu individu dengan
individu lainnya, keterkaitan tersebut semakin erat dengan bergabungnya mereka
dalam aktivitas dalam fandom yang mereka geluti.
Kelompok penggemar kini beranjak ke level yang lebih maju dengan
adanya berbagai kemudahan untuk mengakses informasi di era digital ini. Jarak
kini bukan menjadi masalah dalam melakukan kegiatan fangirling ataupun ikut
terlibat dalam aktivitas fandom lainnya. Fans dari penjuru dunia dapat mengakses
informasi mengenai artis idolanya dalam forum yang didedikasikan secara khusus
untuk sang idola. Apalagi saat ini beberapa perusahaan rekaman tempat bernaung
para artis tersebut telah memiliki akun resmi di berbagai portal internet. Bahkan
saat ini sebelum video terbaru artis tersebut ada di layar kaca maka kemunculan
perdana dilakukan di layar komputer.
Kini perkembangan aktivitas tersebut memiliki bentuk yang beragam.
Mulai dari fenomena melakukan cover dance atau bahkan dalam skala yang lebih
besar yaitu flashmob –menari secara massal- atau hanya dengan mengikuti cara
berpakaian dan juga mengidentifikasi dirinya sebagai seorang fans. Identitas ini
akan dikaitkan dengan bagaimana Korean Wave juga telah membentuk
masyarakat transnasional dalam perjalanan berkembangnya di era saat ini. Semua
nilai-nilai berbau Korea ini menyebar dengan sangat baik karena adanya
pemanfaatan jaringan informasi dan internet oleh para pelaku industri hiburan
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Korea Selatan. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini yang
menggambarkan bagaimana persebaran jumlah penonton video di salah satu
website tempat mengunggah video terbesar di dunia, Youtube. Selain jumlah
penonton yang besar, persebaran dari penonton tersebut ternyata juga terjadi
secara luas.
Gambar 4.1 Jumlah Penonton Korean Wave di Youtube Tahun 201038
Munculnya fenomena Korean Wave ini juga merupakan sebuah bentuk
bagaimana Korea Selatan mencitrakan identitas dirinya sebagai seorang Korea
dalam setiap produk budaya yang dibuatnya. Pada awalnya masa modernisasi
Korea Selatan memanglah merujuk kepada Amerika dan juga Jepang. Namun hal
yang membuatnya spesial adalah bagaimana masyarakat Korea Selatan mampu
mengkolaborasikan apa yang mereka dapat dan ditiru menjadi sebuah produk baru
yang menjual nilai-nilai nasionalisme dari warga Korea itu sendiri.
38
Korean Culture and Information Service, The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, (Korean Cultural and Information Service Ministry of Culture Sport and Tourism: South Korea, 2011)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Kebanggaan masyarakat Korea dapat dilihat dari bagaimana dalam
drama-drama yang mereka buat masih terasa kental berbagai nilai dan norma
konfusianisme yang berlaku di kalangan masyarakat Korea. Kisah yang diangkat
pun biasanya merupakan kisah ringan yang berkisar pada kisah percintaan masa
kini. Namun ternyata daya tarik film dan drama buatan Korea Selatan tidak hanya
terletak pada sisi modern dari negara tersebut. Hal ini terlihat dari betapa baiknya
sambutan terhadap drama atau pun film yang mengambil latar belakang budaya
yang jauh dari modernitas dan mengangkat kisah sejarah masa lalu Korea Selatan.
Pengemasan yang baik akan semua kisah sejarah ataupun kisah yang mengambil
latar masa lalu ini ternyata mampu menarik perhatian penikmat televisi dan layar
lebar.
Salah satu penyebaran nilai yang paling menarik perhatian adalah dengan
kasus Korea Utara. Korea Utara yang merupakan negara yang tertutup ternyata
memiliki ketertarikan terhadap bagaimana saudaranya dibagian selatan kini
berkembang. Beredarnya berbagai kepingan video bajakan drama Korea Selatan
yang masuk ke Korea Utara ternyata juga turut mempengaruhi bagaimana negara
tersebut memandang saudaranya. Bagian yang menyenangkan bagi masyarakat
Korea Utara adalah dalam drama yang dibuat oleh Korea Selatan mereka tidak
menyinggung mengenai politik kedua negara. Cerita ringan mengenai kisah cinta
dan hubungan antar manusia menjadi daya tarik tersendiri dari drama-drama
tersebut.39
Media di Korea Utara memiliki kebiasaan melebih-lebihkan keadaan
mereka di dalam negeri sementara mengatakan kepada masyarakatnya bahwa
Korea Selatan adalah negara yang miskin.40
Namun ternyata hal tersebut berbeda
dari apa yang mereka liat dalam drama dan film yang mereka tonton. Ya, drama
dan film Korea Selatan beredar secara tertutup di kalangan masyarakat Korea
39 Youna Kim, “Globalization of Korean Media: Meaning and Significance” dalam dalam Kim Do Kyun dan Kim Min Sun, op cit, hlm. 48-49 40
---, “Korean Wave making North Koreans Rebellious Againts the Regime”, http://www.defence.pk/forums/world-affairs/179758-korean-wave-making-north-koreans-rebellious-against-regime.html diakses pada 12 Mei 2012 pukul 18.00 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Utara.41
Propaganda media yang dilakukan oleh pemerintah dan pembatasan
internet ternyata tidak menutup kesempatan bagi masyarakat Korea Utara untuk
menyaksikan hiburan dari luar negaranya. Korean Wave juga ternyata memiliki
penggemar sendiri di kalangan masyarakat Korea Utara, bahkan pihak keamanan
dari Korea Utara pun ikut menyaksikan berbagai drama dari Korea Selatan.42
Penyebaran Korean Wave yang semakin meluas kini telah membuat
terjadinya pembentukan identitas sebagai seorang penggemar dibanyak kalangan.
Misalnya bagi penggemar Korean Wave di Jepang. Tradisi fandom merupakan
tradisi yang diperkenalkan oleh Amerika, merupakan gabungan dari kata fan dan
kingdom. Kini menjadi salah satu bagian dari fandom merupakan hal yang biasa di
seluruh dunia. Jepang merupakan negara yang memiliki tradisi fandom yang
cukup kuat dan terkenal fanatik. Keberadaan fenomena Korean Wave ini ternyata
tidak selamanya dipandang baik bagi masyarakat Jepang. Dengan menyebarnya
Korean Wave di Jepang ternyata telah melahirkan gerakan anti Korean Wave.
Gerakan ini menentang penetrasi berlebihan yang dilakukan budaya Korea di
Jepang.
Beberapa pihak yang merasa nasionalisme mereka terganggu menggalang
gerakan ini untuk berusaha menghentikan penyebaran budaya Korea di Jepang
karena telah dirasa meresahkan. Beberapa stasiun televisi Jepang yang
menayangkan lebih banyak porsi bagi drama Korea dianggap musuh oleh gerakan
anti Korean Wave ini. Salah satu stasiun televisi tersebut adalah Fuji TV.
Penayang terhadap acara dari Korea yang lebih banyak porsinya dibandingkan
dengan acara buatan Jepang telah memicu protes di depan gedung statsiun televisi
tersebut.43
Tidak hanya datang dari masyarakat biasa, walaupun tidak pernah
secara langsung mengatakan bahwa dia merupakan bagian dari gerakan anti
Korean Wave, salah satu artis Jepang pun pernah mengutarakan ketidaksukaannya
41 http://www.dailynk.com/english/read.php?cataId=nk00100&num=2862 diakses pada 12 Juni 2012 42
Ibid 43
http://www.mb.com.ph/articles/330080/japanese-hold-antikorean-wave-protest diaskses pada 12 Juni 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
28
Universitas Indonesia
terhadap keadaan yang ada.44
Salah satu artis Korea yang sedang melakukan
penggarapan film di Jepang pun menjadi korban dari gerakan ini dengan terus
disudutkan oleh mereka.45
Namun dibandingkan dengan efek negatif yang ditimbulkan oleh segelintir
orang di Jepang ternyata tidak bisa menutup kenyataan bahwa Korean Wave
memberikan efek positif yang lebih besar. Dengan masa lalu yang buruk antara
kedua negara, sarana Korean Wave ini merupakan hal yang baik dalam perbaikan
hubungan kedua negara. Besarnya minat masyarakat di Jepang terhadap artis
Korea telah membuat banyak perusahaan Korea meluncurkan dan memasarkan
artis-artis mereka di Jepang.
Identitas sebagai penggemar ternyata juga mempengaruhi perilaku dari
penggemar di berbagai negara. Penempatan diri mereka sebagai penggemar
membuat mereka berusaha untuk mengikuti gaya hidup artis favorit mereka.
Secara tidak sadar mereka telah terbawa menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat Korea. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana mereka berusaha mengenal
makanan, gaya berpakaian atau bahkan berusaha belajar bahasa korea.
Terbentuknya berbagai fandom di dunia maya juga memudahkan mereka untuk
berinteraksi dengan fans di belahan dunia lain.
Fansite internasional kini bermunculan di dunia maya. Soompi, komunitas
dunia maya berbahasa Inggris terbesar yang membicarakan mengenai budaya pop
Korea merupakan satu diantara banyak komunitas dunia maya yang bermunculan
akibat adanya fenomena Korean Wave.46
Bermunculannya berbagai portal yang
membicarakan mengenai budaya populer Korea dengan menggunakan bahasa
Inggris telah membantu fans internasional untuk terus memperbaharui diri dengan
berita seputar idola mereka. Tidak hanya berhenti sampai disana, dedikasi fans
dalam mempopulerkan idola mereka juga dilakukan dengan menerjemahkan
44
http://www.cnngo.com/seoul/life/anti-korean-wave-japan-turns-political-141304 diakses pada 12 Juni 2012 45 Dana, “When Hallyu and Politics Collide: Korea, Japan and political Backlash”, http://seoulbeats.com/2012/02/when-hallyu-and-politics-collide-korea-japan-and-political-backlash/ diakses pada 10 Juli 2012, 03.21WIB 46
Stephanie Parker, “Soompi and the “Honorary Asian”: Shifting Identities in the Digital Age” dalam Stanford Journal of Asian American Studies, Vol. II, Oktober 2009.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
29
Universitas Indonesia
berbagai video ke dalam berbagai bahasa. Hal ini mayoritas dilakukan oleh para
penggemar tersebut dengan sukarela. Bermunculannya berbagai kemudahan
dalam mengakses informasi tersebut telah membantu penyebaran fenomena
Korean Wave lebih luas lagi. Kemudahan ini pulalah yang membantu proses
konstruksi identitas di kalangan penggemar menjadi lebih mudah.
Namun ternyata hubungan yang terjalin di dunia maya ini tidak hanya
berhenti sampai disana saja. Berbagai kegiatan juga dilakukan secara bersama-
sama untuk mendukung artis idola mereka. Keberadaan fans ini semakin lama
semakin beragam. Apabila dulu selebriti melakukan berbagai kegiatan sosial
untuk membantu sesama namun sekarang terdapat tren baru dimana para fans
inilah yang melakukannya atas nama artis pujaannya. Seperti yang terjadi pada
beberapa fandom yang melakukan kegiatan sosial dengan mengatasnamakan artis:
Fans dari grup wanita Korea di Jepang, KARA, mendonasikan
beras kepada mereka yang membutuhkan sebagai perayaan atas
konser mereka.47
Fans dari grup B2ST yang terkumpul dari berbagai penjuru seperti
Korea, Jepang, Cina, Singapura dll mendonasikan 13.000 pound
beras yang cukup untuk 60.000 porsi dan 8.036 keping briket batu
bara yang cukup untuk digunakan oleh 80 kepala keluarga selama
satu bulan.48
Fans dari boyband Infinite mendonasikan 5.445 ton beras kepada
Green Umberella Childern Foundation untuk disalurkan kepada
anak-anak yang berhak menerima.49
Fans dari pasangan Nichkhun dan Victoria mendonasikan uang
sebesar 6.000.000 Won (sekitar 5.400 USD) kepada UNICEF
47 http://www.allkpop.com/2012/04/karas-japanese-fans-the-first-to-donate-rice-for-a-concert-in-japan diakses pada 12 Mei 2012 pukul 18.34 WIB 48 http://www.allkpop.com/2012/02/b2st-fans-donate-5-tons-of-rice-to-celebrate-the-beautiful-show-tour-launch diakses pada 12 Mei 2012 pukul 18.00 WIB 49
http://koreanupdates.com/2012/04/03/infinite-fans-donate-over-5-tons-of-rice-on-their-encore-concert/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 18.23 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
30
Universitas Indonesia
Korea untuk digunakan sebagai bantuan bagi anak-anak di seluruh
dunia.50
Fans dari anggota JYJ Yoochun menyumbang 11,5 ton beras
dalam peluncuran drama terbarunya.51
Kemunculan fenomena ini juga tidak lepas dari peran situs fans
internasional yang ada. Melewati batas teritorial inilah yang membuat fans saling
terkait satu sama lain. Penggemar dari kebudayaan Korea kini tidak lagi hanya
berkisar kepada warga negarannya saja namun juga meluas keberbagai pihak
tanpa memandang jenis kelamin, usia, ras ataupun tempat tinggal. Pengguna
sarana internet oleh para produsen dari komoditas Korean Wave ini juga menjadi
faktor penting dari keberhasilan fenomena ini.
Di youtube sendiri video musik artis Korea yang paling banyak dilihat
adalah milik girlband Girls’ Generation atau SeoNyuh ShiDae (소녀시대) yang
telah melampaui angka 75 juta penonton.52
Girlband yang beranggotakan
sembilan personel ini mampu memikat puluhan juta pasang mata lewat salah satu
hits mereka yang diproduksi pada tahun 2009 berjudul “Gee”. Salah satu hal yang
dapat diambil dari kepopuleran video musik ini adalah kita dapat melihat
bagaimana persebaran serta rentang usia dari penonton video musik tersebut.
50 http://www.fanpop.com/spots/we-got-married/articles/101734/title/fans-donate-unicef-commemorate-300th-day diakses pada 12 Mei 2012 pukul 18.00 WIB 51 http://www.kpopin.com/2012/03/05/news-jyj-park-yoochuns-fans-donate-11-5-tons-of-rice/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 17.56 WIB 52
http://www.allkpop.com/2012/03/girls-generations-gee-music-video-surpasses-70-million-view-mark-on-youtube diakses pada 12 Juni 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
31
Universitas Indonesia
Gambar 4.2 Jumlah Penonton Musik Video “Gee” – Girls’ Generation53
Gambar 4.3 Persebaran Penonton Musik Video “Gee” – Girls Generation54
Melihat dari persebaran yang diperlihatkan pada Gambar 4.3 dapat dilihat
bahwa video musik dari salah satu artis Korea yang paling banyak ditonton ini
memiliki penikmat tidak hanya dari negaranya sendiri namun juga dari belahan
dunia yang lain. Kawasan Amerika, Australia, Asia, dan Eropa ternyata
53
http://www.youtube.com/watch?v=U7mPqycQ0tQ diakses pada 12 Juni 2012 54
Ibid
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
32
Universitas Indonesia
menyumbang penonton yang cukup besar dengan ditandai dengan warna hijau tua
di beberapa daerah yang disebutkan. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa
produk Korea Selatan ini juga telah memikat mata internasional.
Beberapa tahun yang lalu hal seperti ini merupakan hal yang tidak pernah
terjadi di mana video musik milik artis Korea Selatan memiliki jumlah penonton
yang besar serta penyebarannya yang sampai ke kawasan Amerika, Eropa dan
Australia. Tidak hanya itu pada Gambar 4.3 juga terlihat mengenai persebaran
usia dari penonton musik video tersebut. Video tersebut mayoritas dinikmati oleh
penonton perempuan dengan kisaran usia 13-17 tahun serta perempuan usia 18-24
tahun. Di lain pihak video ini juga dilihat oleh laki-laki dengan kisaran usia 35-44
tahun.
Gambar 4.4 Bagan Penonton Drama Korea55
Sementara itu apabila mellihat dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa
penonton dari drama Korea tidak hanya terbatas pada perempuan saja ataupun
pada yang usianya cenderung muda. Drama Korea mampu memikat berbagai
55
Korean Culture and Information Service, The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, (Korean Cultural and Information Service Ministry of Culture Sport and Tourism: South Korea, 2011)
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
33
Universitas Indonesia
kalangan untuk menikmati cerita-cerita di dalamnya. Tingginya nilai kekeluargaan
di dalam drama yang ditayangkan telah membuat banyak pihak tersentuh dengan
kenyataan bahwa masih adanya bentuk hubungan seperti yang digambarkan oleh
drama tersebut. Hal inilah yang tidak didapatkan oleh pemirsa dari drama yang
dibuat oleh barat. Hangatnya nilai-nilai keluarga yang bahkan sangat sederhana
telah menarik minat penonton untuk lebih menikmati interaksi yang ada. Seakan-
akan bosan dengan alur cerita barat kini cerita-cerita ringan dari drama Asia
terutama Korea Selatan menjadi primadona.
Perkembangan dari efek Korean Wave ini diramalkan masih akan terus
berlangsung beberapa tahun ke depan. Perngaruh luar biasa dari Korean Wave
yang bahkan mampu mengkonstruksi identitas baru dalam masyarakat merupakan
nilai plus dari fenomena ini. Selain itu efek dari konstrusksi identitas baru ini
membawa para penggemar dan penderita demam Korean Wave haus akan
informasi dan gaya hidup dari Korea Selatan.
Proses pembentukan identitas sebagai penggemar atau yang biasa disebut
dengan fans merupakan kontribusi dari penggunaan internet oleh pelaku Korean
Wave. Apabila melihat dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa penikmat utama dari
Korean Wave merupakan kaum remaja. Remaja yang masih dalam tahap mencari
jati diri merupakan sasaran yang mudah terkostruksi identitasnya denagn
fenomena Korean Wave ini. Penggunaan internet sebagai sarana pembentukan
identitas ini disadari ketika penggunaan internet kini tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari. Internet yang telah menghapus hambatan jarak kini telah
menyediakan kesempatan untuk orang-orang dari berbagai tempat untuk saling
terhubung satu sama lain. Keterhubungan ini dapat membentuk apa yang
dinamakan Castell sebagai komunitas virtual.56
Dalam konteks Korean Wave sendiri komunitas virtual ini terlihat dari
bagaimana terbentuknya fandom yang didedikasikan kepada artis tertentu. Korea
Selatan merupakan satu dari sedikit negara yang memiliki komunitas penggemar
resmi bagi artisnya, tidak terkecuali para artis yang menjadi bagian dari Korean
56
Manuel Castells, The Internet Galaxy: Reflections on the Internet , Business and Society, (New York: Oxford University Press Inc., 2001), hlm. 117-118
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Wave. Beberapa diantara bahkan memiliki warna tersendiri yang
merepresentasikan artis tertentu seperti yang ada dalam lampiran 1. Salah satu
boyband Korea Selatan yaitu TVXQ dengan fanclub yang bernama Cassiopeia
memegang rekor sebagai boyband dengan fans yang terdaftar secara resmi
terbanyak di dunia yang terdaftar dalam Guinnes Book Worls of Record tahun
2008 dan 2009.57
Rekor ini hanya terbatas pada fans yang terdaftar dalam situs
fansite semata dan belum termasuk di dalamnya fans yang tidak terdaftar secara
resmi dalam fansite tersebut jadi dapat dipastikan bahwa jumlah fans yang ada
dapat melebihi angka tersebut.
Fans internasional kini juga dapat menjadi bagian dari komunitas
penggemat bagi idola mereka. Dengan semakin meningkatnya penggunaan
internet di kalangan masyarakat dunia telah membantu berbagai informasi
menyebar dengan mudah. Selain itu dukungan kapasitas kecepatan internet yang
dimiliki oleh negara sumber budaya yaitu Korea Selatan juga membantu
penyebaran informasi dengan lebih cepat lagi. Korea Selatan saat ini tercatat
sebagai negara dengan koneksi internet tercepat di dunia.58
Dengan menyandang
predikat sebagai pemiliki koneksi internet tercepat di dunia ini akan membantu
terjadinya arus informasi yang lebih baik lagi di kalangan penggila Korean Wave.
Bermunculannya berbagai situs yang menyediakan aplikasi untuk mengunduh
berbagai film, drama dan musik dari Korea Selatan memudahkan untuk terjadinya
transfer nilai-nilai di dunia maya. Meledaknya fenomena Korean Wave ini juga
dapat dilihat dengan kehadiran kategori khusus yaitu “K-Pop” dalam situs video
terbesar di dunia, Youtube59
Sebagaimana yang telah dilansir oleh Samsung Economic Research yang
membagi klasifikasi impor budaya dari Korea Selatan dalam empat tahap:60
57
http://www.allkpop.com/2009/03/tvxq_has_done_it_again diakses pada 12 Juni 2012 58 http://royal.pingdom.com/2012/01/31/south-korea-is-still-number-one-has-fastest-internet-speed-worldwide/ diakses pada 12 Juni 2012 59 http://www.allkpop.com/2011/12/youtube-reports-the-10-highest-viewed-k-pop-music-videos-in-korea-for-2011 diakses pada 12 Juni 2012 60
Pavinee Potipan dan Nantaphorn Worrawutteerakul, A Study of the Korean Wave in order to be a Lesson to Thailand for Establishing a Thai Wave, (Malardalen UniversitySweden,--), hlm. 16
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Tahap pertama, hanya sebatas menonton drama atau film dan
mendengarkan musik seperti di Mesir, Meksiko dan Rusia
Tahap kedua, membeli barang-barang yang berkaitan dengan budaya pop
Korea seperti poster, DVD dan CD seperti di Hong Kong dan Taiwan atau
aktif dalam kegiatan dalam klub penggemar seperti yang dilakukan oleh
penggemar dari aktor Bae Yoong Joon.
Tahap ketiga, membeli produk-produk buatan Korea
Tahap keempat, membangun keberpihakkan terhadap kebudayaan Korea.
Dapat dilihat bagaimana terdapat peningkatan akan peran seorang
penggemar. Pada awalnya mungkin saja seseorang hanya menyaksikan semata
acara atau konten dari Korean Wave. Namun seiring dengan meningkatnya
ketertarikan yang ada telah mengkonstruksi identitas mereka sebagai seorang
penggemar. Adanya nilai bahwa seorang penggemar akan memiliki produk yang
berkaitan dengan idola mereka telah membawa mereka untuk membeli berbagai
barang-barang yang berkaitan dengan idolanya tersebut. Konstruksi nilai tersebut
bahkan beranjak sampai taraf dimana mereka memiliki keberpihakan secara tidak
sadar atau sadar terhadap kebudayaan Korea.
Identitas mereka sebagai seorang penggemar juga akan membawa mereka
untuk melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan status mereka sebagai
penggemar. Misalnya mengatasnamakan diri mereka dalam melakukan berbagai
aktifitas kemanusiaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu
persaingan dalam industri musik Korea juga mendorong fans untuk bergabung
secara sengaja membeli album idolanya untuk medongkrak posisi artis pujaan
mereka di tangga lagu. Peran fans internasional juga dapat dilihat jelas dengan
berbagai pencapaian yang di dapat oleh artis Korea dalam tangga lagu
internasional.
Mengetahui besarnya peran fans bagi artis idolanya, pihak rumah
produksi yang menaungi artis tersebut membentuk fanclub resmi bagi para fans.
Berbeda dengan negara lain, identitas sebagai fans di Korea Selatan memiliki
keunikan tersendiri dibandingkan dengan fans di negara lain. Selain mereka
bersifat resmi, fans untuk artis Korea hanya bernaung di dalam satu bendera dan
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
36
Universitas Indonesia
nama. Dengan demikian ada penandaan yang jelas tentang pembagian fandom.
Hal ini rupanya menjalar kepada penggemar internasional di belahan bumi yang
lain. Walaupun bukan merupakan warga negara Korea Selatan, kini mereka bisa
menjadi bagian dari fandom yang ada lewat dunia maya.
Kebanggaan sebagai fans ini membawa mereka menjalani aktivitas
dengan membawa nama artis idolanya. Selain itu usaha mereka untuk lebih dekat
dengan artis idolanya tersebut akan membawa mereka untuk mengenal lebih jauh
bagaimana cara mereka hidup. Hal seperti ini telah meningkatkan banyaknya
orang asing yang mulai mempelajari berbagai budaya tradisional Korea. Untuk
orang Korea sendiri, Korean Wave merupakan bentuk nasionalisme dan
kebanggan mereka sebagai seorang Korea yang mereka tunjukan di mata dunia.
Salah satu keuntungan yang dimiliki Korea Selatan dalam pembentukan identitas
akibat dari Korean Wave ini terletak pada kenyataan bahwa apabila seseorang
mengenal kebudayaan Korea maka sebenarnya mereka telah mengenal Korea
secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena Korea merupakan negara dengan
budaya yang homogen.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
37
Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN
Berbagai usahan yang dilakukan oleh Korea Selatan dalam rangka untuk
meningkatkan kuatan tidak hanya dilakukan dari sisi hard power saja.
pengoptimalan dari penggunaan soft power juga dilakukan dalam rangka
kepentingan dalam kemajuan negara. Budaya yang dulu dianggap berbagai pihak
hanya merupakan kekayaan domestik semata bisa dimanfaatkan oleh Korea
menjadi hal yang menguntungkan negaraya. Tidak hanya melibatkan peran serta
negara namun juga sektor swasta. Berbagai pihak bahu membahu untuk
menciptakan Korea yang baru. Efek dari Korean Wave ini luar biasa diantara
dominasi barat yang ada. Kini pandangan mengenai Korea Selatan banyak
mengalami perubahan dimana perubahan tersebut mayoritas mengarah ke arah
yang lebih baik. Identitas baru terbentuk tidak hanya dikalangan masyarakat
Korea namun juga masyarakat lain yang bersentuhan dengan intens dengan
budaya Korea dan menjadi korban dari demam kebudayaan Korea yang terjadi.
Kekuatan baru Korea Selatan ini pun merupakan hal yang menjanjikan bagi
kemajuan secara menyeluruh dari negara penghasil fenomena tersebut. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan fenomena ini berkonntribusi di berbagai sektor
bernegara Korea Selatan.
Dalam ranah realisme, fenomena Korean Wave dapat dijelaskan dengan
konsep soft power. Namun perlu digaris bawahi bahwa apabila realisme
konvensional digunakan untuk menganalisa fenomena Korean Wave maka
realime tidak dapat menjelaskan fenomena Korean Wave tersebut. Investasi Korea
Selatan dalam sektor soft power ini diharapkan akan membawa dapak baik bagi
image Korea Selatan di mata dunia internasional. Dengan demikian diharapkan
hal tersebut mampu mendukung berbagai kebijakan yang diambil oleh Korea
Selatan. Untuk itulah pemerintah Korea Selatan sendiri menggunakan Korean
Wave sebagai salah satu alat untuk membantu kemajuan dari berbagai kebijakan
lain yang dimiliki oleh negaranya.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Dari ranah liberalisme sendiri Korean Wave merupakan salah satu alat
untuk meningkatkan perekonomian Korea Selatan. Berbagai efek yang
ditimbulkan oleh Korean Wave terutama konsumerisme dari para penggila
Korean Wave merupakan celah bagi para pelaku bisnis di Korea untuk
meningkatkan angka penjualan mereka. Tidak hanya di level nasional namun juga
level internasional. Dengan menggunakan sifat konsumerisme dari para penggila
Korean Wave ini maka pelaku bisnis bisa memanfaatkan kepopuleran Korean
Wave sebagai alat untuk meningkatkan perekonomian secara luas.
Selain itu dari ranah kontruktivisme terlihat bahwa penyebaran Korean
Wave ini juga turut menyebarkan nilai-nilai yang telah mengkonstruksi identitas
banyak individu dunia. Dengan menumpang pada peningkatan teknologi terutama
internet, Korean Wave mampu menyebar ke berbagai belahan dunia. Dengan
target yang paling mudah yaitu remaja, identitas sebagai seorang fans pun menjadi
salah satu identitas yang terkonstruksi akibat dari adanya Korean Wave ini.
Walaupun tidak selamanya memberikan efek positif namun secara keseluruhan
fenomena ini telah membawa berbagai hal positif bagi Korea Selatan.
Namun perlu ditekankan bahwa pemerintah Korea Selatan harus terus
mendukung pengembangan soft power ini. Karena apabila tidak dijaga dan
diperbaharui, kemungkinan akan terjadinya kejenuhan terhadap konten budaya
yang ada akan mengakibatkan melemahnya soft power yang ada. Perkembangan
kepopuleran sebuah budaya tidak dapat doprediksi secara pasti. Nampaknya
pemerintah Korea Selatan sendiri menyadari keadaan tersebut, karena itu mereka
memanfaatkan secara optimal fenomena ini selagi masih berada dalam posisi yang
menguntungkan. Selama pemerintah Korea Selatan bisa melakukan kontrol dan
sponsor yang cukup terhadap bentuk power negaranya ini maka keberadaannya
dapat diharapkan bertahan lebih lama.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
39
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Castells, Manuel. (2001). The Internet Galaxy: Reflections on the Internet ,
Business and Society, New York: Oxford University Press Inc.
Castells, Manuel. (2010). The Power of Identity, 2nd ed. With a New Preface.
West Sussex: Blackwell Publishing Ltd.
Clark, Ian. (1999). Globalization and International Relations Theory. Oxford
New York: University Press.
Kim, Do Kyun dan Min-Sun Kim. (2011). Hallyu Influence of Korean Popular
Culture in Asia and Beyond. Seoul: SNU Press.
Kim, Ji Eun. (2011). Korean Wave in China: Its Impact on the South Korean-
Chinese Relation. Vancouver: The University of British Columbia.
Korean Culture and Information Service. (2011). The Korean Wave: A New Pop
Culture Phenomenon, Korean Cultural and Information Service Ministry of
Culture Sport and Tourism: South Korea
Nye, Joseph S. (2004). Soft power: The Means To Success In World Politics,
United States: PublicAffairs.
Nye, Joseph S. (2011). The Future of Power, New York: PublicAffairs
Potipan, Pavinee, dan Nantaphorn Worrawutteerakul. A Study of the Korean Wave
in order to be a Lesson to Thailand for Establishing a Thai Wave. Sweden:
Malardalen University.
Sumber Jurnal:
Kim, Milim. (2011). “The Role of the Government in Cultural Industry: Some
Observations From Korea’s Experience” dalam Keio Communication
Review No. 33
Lee, Sue Jin. (2011). “The Korean Wave: The Seoul of Asia” dalam the Elon
journal of Undergraduate Research in Communications vol. 2 No. 1 Spring.
Parker, Stephanie. (2009). “Soompi and the “Honorary Asian”: Shifting Identities
in the Digital Age” dalam Stanford Journal of Asian American Studies, Vol.
II, Oktober.
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Sumber Internet:
___. http://www.allkpop.com/2009/03/tvxq_has_done_it_again diakses pada 12
Juni 2012
___. http://www.allkpop.com/2012/02/b2st-fans-donate-5-tons-of-rice-to-
celebrate-the-beautiful-show-tour-launch diakses pada 12 Mei 2012 pukul
18.00 WIB
____. “Growth Korea K-Pop Stars Big Impact on Korea’s Economy”,
www.kpopstarz.com/articles/5535/20120226/growth-korea-k-pop-stars-big-
impact-korea-economy.htm diakses pada 12 Mei 2012 16.00 WIB
____. “Growth Potensial of Korean Pop Music”,
http://world.kbs.co.kr/english/program/program_economyplus_detail.htm?N
o=3238 diakses pada 12 Mei 2012 pukul 14.00 WIB
____. “Korean Export Increase, Thanks to Korean Wave”,
http://www.hancinema.net/korean-exports-increase-thanks-to-korean-wave-
31154.html diakses pada 12 Mei 2012 pukul 17.00 WIB
____. “Korean Wave making North Koreans Rebellious Againts the Regime”,
http://www.defence.pk/forums/world-affairs/179758-korean-wave-making-
north-koreans-rebellious-against-regime.html diakses pada 12 Mei 2012
pukul 18.00 WIB
____. http://koreanupdates.com/2012/04/03/infinite-fans-donate-over-5-tons-of-
rice-on-their-encore-concert/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 18.23 WIB
____. http://royal.pingdom.com/2012/01/31/south-korea-is-still-number-one-has-
fastest-internet-speed-worldwide/ diakses pada 12 Juni 2012
____. http://www.allkpop.com/2011/12/youtube-reports-the-10-highest-viewed-k-
pop-music-videos-in-korea-for-2011 diakses pada 12 Juni 2012
____. http://www.allkpop.com/2012/03/girls-generations-gee-music-video-
surpasses-70-million-view-mark-on-youtube diakses pada 12 Juni 2012
____. http://www.allkpop.com/2012/04/karas-japanese-fans-the-first-to-donate-
rice-for-a-concert-in-japan diakses pada 12 Mei 2012 pukul 18.34 WIB
____. http://www.allkpop.com/2012/06/kara-plays-a-big-role-in-establishing-ex-
im-banks-1-3-billion-samurai-bond-in-japan diakses pada 12 Juni 2012
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
41
Universitas Indonesia
____. http://www.cnngo.com/seoul/life/anti-korean-wave-japan-turns-political-
141304 diakses pada 12 Juni 2012
____. http://www.dailynk.com/english/read.php?cataId=nk00100&num=2862
diakses pada 12 Juni 2012
____. http://www.kpopin.com/2012/03/05/news-jyj-park-yoochuns-fans-donate-
11-5-tons-of-rice/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 17.56 WIB
____. http://www.mb.com.ph/articles/330080/japanese-hold-antikorean-wave-
protest diaskses pada 12 Juni 2012
____. http://www.tradingeconomics.com/south-korea/international-tourism-
number-of-arrivals-wb-data.html diakses pada 11 Mei 2012 pukul 21.30
____. http://www.tradingeconomics.com/south-korea/international-tourism-
receipts-us-dollar-wb-data.html diakses pada 11 Mei 2012 pukul 21.33
____. http://www.fanpop.com/spots/we-got-married/articles/101734/title/fans-
donate-unicef-commemorate-300th-day diakses pada 12 Mei 2012 pukul
18.00 WIB
AFP RELAXNEWS, “Cosmetic Surgery on the Rise Due to Hallyu Wave?:
Tpurist Flock to S. Korea Surgeons Seeking Celebrity Looks”,
http://www.herworldplus.com/beauty/updates/beauty-updates-cosmetic-
surgery-rise-due-hallyu-wave diakses pada 12 Mei 2012 pukul 15.23 WIB
Alois, “Industri Kecantikan korea Dapat Untung dari Hallyu wave”,
http://www.hallyucafe.com/2012/02/industri-kecantikan-korea-dapat-
untung-dari-hallyu-wave/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 16.23 WIB
Dana, “Making Over Asia: Hallyu and Medical Tourism”,
http://seoulbeats.com/2012/05/making-over-asia-hallyu-and-medical-
tourism/ diakses pada 12 Mei 2012 pukul 15.12 WIB
Dana, “When Hallyu and Politics Collide: Korea, Japan and political Backlash”,
http://seoulbeats.com/2012/02/when-hallyu-and-politics-collide-korea-
japan-and-political-backlash/ diakses pada 10 Juli 2012, 03.21WIB
http://www.youtube.com/watch?v=U7mPqycQ0tQ diakses pada 12 Juni 2012
Kistyarini, “Hyun Bin Promosikan Senjata Korea di Indonesia”,
http://internasional.kompas.com/read/2011/10/05/11201035/Hyun.Bin.Prom
osikan.Senjata.Korea.di.Indonesia diakses pada 12 Mei 2012 16.45 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Ministry of Foreign Affairs and Trade, “Key Diplomatic Tasks” dalam
http://www.mofat.go.kr/ENG/ministry/tasks/index.jsp?menu=m_50_40
diakses pada 21 Juni 2012
The Korea Chamber of Commerce and Industry, “Survey on Economic Effect of
Korean Wave and Its Utilization of Korean Enterpreises”,
http://english.korcham.net/sub02/report_view.asp?nKey=1340 diakses pada
12 Mei 2012, pukul 12.30 WIB
Korean wave.., Pettisa Rustadi, FISIP UI, 2012
Recommended