View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Money&IVOL. 114 AGS-SEP ’19
EMPOWERING ENTREPRENEUR
ISSN: 2087-5975
Rp. 32.500WWW.MONEYINSIGHT.ID
MONTHLY MAGAZINE
Rp. 32.500WWW.MONEYINSIGHT.ID
MONTHLY MAGAZINE
WORD PRENEUR
ZARRY HENDRIK
Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa,
kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa
yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang.
Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan
menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini
SPEcIAl FEAtURE
SOcIAl MEDIA StARSLayaknya pesohor dunia hiburan, para
bintang ini lahir dari platform bernama
media sosial, terkenal dan mampu
mengonversi semua itu sebagai aset
yang menghasilkan profit
JONAtHAN END
“Jadi influencer itu punya tanggung jawab moral.”
KOMEDI AlA PUJA AStAWA
“Dari semua akun, YouTube, Facebook dan Instagram,
menghasilkan Income”
AgOENg SOEDARtANtO
POEtRAMulai Dari Koreografer
Tari Sekolah, KiniKe Kancah Nasional
JONAtHAN END
“Jadi influencer itu punya tanggung jawab moral.”
KOMEDI AlA PUJA AStAWA
“Dari semua akun, YouTube, Facebook dan Instagram,
menghasilkan Income”
AgOENg SOEDARtANtO
POEtRAMulai Dari Koreografer
Tari Sekolah, KiniKe Kancah Nasional
Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa,
kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa
yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang.
Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan
menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini
Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa,
kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa
yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang.
Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan
menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini
SPEcIAl FEAtURE
SOcIAl MEDIA StARSLayaknya pesohor dunia hiburan, para
bintang ini lahir dari platform bernama
media sosial, terkenal dan mampu
mengonversi semua itu sebagai aset
yang menghasilkan profit
2 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
3Vol. 114 | Ags - Sep 2019
4 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
5Vol. 114 | Ags - Sep 2019
6 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
FROM THE EDITORArif RahmanIG @arifrahman.journal
Semua diawali dari revolusi
industri yang terjadi pada
tahun 1784 (Industri 1.0)
dengan ditemukannya mesin
uap, berlanjut dengan ditemukannya
listrik di tahun 1870 (Industri 2.0) yang
berakumulasi dengan munculnya berbagai
mesin, termasuk mesin cetak untuk surat
kabar, majalah atau buku-buku.
Maka muncullah istilah press pada tahun
1920, yang berarti ‘tekan’ sebagaimana
mesin cetak bekerja. Di periode ini pula
muncul radio dan televisi, saluran baru
penyampaian berita yang lebih cepat
dan real time. Kotomi istilah media cetak
(seperti koran) dan elektronik (TV dan
radio) pun terjadi.
Pekerjaan pers kemudian jadi lebih
mudah di industri 3.0 (tahun 1969) ketika
penggunaan komputer dan otomasi
berjalan. Cikal bakal dari munculnya
generasi pers digital. Dan saat ini,
industri 4.0 berlangsung. Istilah yang
populer di Hannover Fair tahun 2011
ini memperkenalkan prinsip rancangan
Internet of Things (IoT), di mana terjadi
interoperabilitas (kesesuaian) antara
kemampuan mesin, perangkat, sensor
dan manusia untuk berhubungan dan
berkomunikasi dengan satu sama lain
lewat internet. Terjadinya transparansi
informasi dan kemampuan visualisasi
informasi secara menyeluruh.
Inilah yang kemudian melahirkan jurnalis
era baru, di mana melalui internet, semua
orang bisa jadi pewarta, mengabarkan
berita semudah makan bakpao, dengan
beberapa touch pada layar gadget,
maka jadilah sebuah informasi yang
bisa dikonsumsi oleh publik, bahkan
dalam gilirannya, menjadikan pewartanya
sebagai bintang layaknya selebriti. Mereka
dikenal, memiliki status sosial dan jumlah
fans yang juga tak sedikit. Merekalah para
pembuat konten atau kerap kita dengar
dengan istilah Kreator Konten.
Jurnalis Zaman Now!
Sumber : Freepik.com
7Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Makin ke sini, makin banyak anak-anak muda yang menekuni
profesi ini, hebatnya, tidak sedikit yang sukses secara financial.
Sebut saja Zarry Hendrik, anak muda yang satu ini sanggup
mengantongi antara Rp. 30-80 juta per bulan dari kemampuannya
membuat konten teks, alias kata-kata.
Ada pula Jonathan End, yang punya kemampuan bisnis nyaris
serupa dengan kemampuannya merangkai konten. Bahkan
menariknya, ini bukan hanya menjadi area kekuasaan bagi yang
muda-muda saja, namun bagi siapa saja yang mau belajar. Ini
dibuktikan oleh Puja Astawa, melalui video-video komedinya, ia
pun mendulang pendapatan yang tidak sedikit dari konten-konten
karyanya.
Ketiga profil inilah yang kami angkat kisahnya dalam edisi kali
ini, yang mengupas soal kiprah para pekarya kreatif yang sukses
menjadi selebriti melalui sosial media. Kiprah dan sepak terjang
mereka, kami sajikan dalam rubrik utama Special Feature,
Interview. Selamat membaca.
Jabat Erat,
Arif Rahman
Money & I Magazine is published monthly by PT. Literatur Negeri, Jalan Dewi Madri III, Bali, Indonesia. Tel: +62 821 4402 1868. No part of
this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any
information storage or retrieval system without permission in writing from PT. Literatur Negeri. While the editors do their utmost to verify information
published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: mni.magazine@yahoo.com. Tel: +62 821
4402 1868.
PuBLISHER
PT Literatur Negeri
EDITORIAL BOARD
Alex P. Chandra
EDITOR IN CHIEF
Arif Rahman
MANAGING EDITOR
Indah Kencana Putri
COMMuNICATION
OFFICER
Kadek Pebriyanti
DESIGN & ART WORKING
Ida Bagus Baruna Luhur
Sahal Putra
KORESPONDEN
Rheza Alfian I Jakarta
Cucuk Espe I Jatim
Yeti Kartika Sari I Jatim
Angga Wijaya I Bali
MONEY&I MAGAZINE
AKUBANK Business School
Jl. Dewi Madri III
Denpasar - Bali
T. +62 821-4799-5505literaturnegeri@gmail.com
www.moneyinsight.id
For advertising enquiries please
send an email to :
Indah Kencana Putri
indahkencanaputri@gmail.com
M. 0812 2212 2931
Desak Putu Widyawati
desak.widyawati@yahoo.co.id
M. 0823 4112 7767
DISTRIBuTION SuPPORT
Adi Setiawan
adi60setiawan@gmail.com
M. 081 337 666 430
For transfers and payments :
PT Literatur Negeri
BCA KCP Teuku umar Denpasar
7680391216
Confirm / Info about transfer &
payment to :
Eka Putri Widyasari
ekaputriwidyasari@yahoo.com
M. 0878 6151 1609
@MNImagz
Money&I Magazine
@moneyandimagz
COVERFoto oleh Dok. Zarry Hendrik
Desain oleh Sahal Putra
8 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
CONTENTS
Puja Astawa - Komedi Ala Puja
Karirnya sebagai pembuat konten, termasuk
di dalamnya sebagai Youtuber, melesat
dalam waktu singkat. Dia lah Puja Astawa,
komedian kepepet yang menjadi lakon
utama dari konten-kontennya yang kocak.
Agoeng Soedartanto Poetra
Seperti kebanyakan pengusaha sukses,
Agoeng merintis sekolah modelnya dari
garasi. Karena ia berprinsip, pekerjaan yang
dilakukan dengan hati, akan membawa
kebahagiaan, sekalipun dimulai dari garasi.
34Interview Zarry Hendrik
Awalnya lewat sajak dan puisi yang kerap di unggahnya melalui Twitter, belakangan
tanpa ia sadari, semua itu menjadi aset digital yang melambungkan namanya. Dengan
cerdik, ia pun mengonversinya menjadi bisnis yang menggiurkan.
6616Special Feature Interview Entrepreneur
Social Media Stars
Media sosial adalah wadah untuk berbagi
sesuatu, seperti halnya cerita, berita dan hal-
hal up to date lainnya. Namun di saat yang
sama, ia menjadi platform yang juga berpotensi
hebat menjadi bisnis.
38
9Vol. 114 | Ags - Sep 2019
10 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
CONTRIBUTORSAlso In thIs edItIon
06 From the Editor :
Jurnalis Zaman Now!
14 Notes From A Friend
Do Not Give up oleh Alex P
Chandra
52 Smart Family
Bersyukur Itu Penangkal
Kegalauan oleh Suzana Chandra
56 Coaching Clinic
Kenapa Pebisnis Membutuhkan
Coach oleh Ben Abadi
60 Leadership
Rencana Tidak Mengubah Apa-
Apa oleh Pribadi Budiono
ALEX P CHANDRA
Entrepreneur
Memulai karir sebagai profesional
banker di BCA selama 8 tahun sebelum
akhirnya memutuskan untuk mendirikan
bisnisnya sendiri BPR Lestari,
perusahaan yang dibawanya menjadi
BPR terbesar di Bali dalam waktu 5
tahun.
BEN ABADI
Coach
Menciptakan seseorang untuk menjadi
miliuner & pebisnis. Penulis buku laris
yang sudah melatih lebih dari 200
pengusaha dan pemimpin dari ribuan
sales. Misinya menciptakan miliader me-
lalui training yang inovatif
PRIBADI BUDIONO
CEO BPR Lestari
ulasannya erat terkait dengan
kepemimpinan yang banyak di adopsi
dari sejumlah pemikir besar. Memberikan
alternatif solusi pada permasalahan yang
kerap dihadapi bangsa ini khususnya
yang ada di Bali.
SUZANA CHANDRA
Managing Director Kampoeng Villa
Smart Family adalah rubrik yang
diasuh. Wanita yang pernah menimba
pengalaman hidup di Australia ini
dengan lugas memaparkan bagaimana
kiat cerdik untuk mengelola investasi
khususnya di bidang properti.
Redaksi Money&I membuka kesempatan untuk Anda berpartisipasi lewat media
ini, baik online maupun cetak. Kirimkan kolom ataupun opini mengenai isu
ekonomi, profil pebisnis atau wirausahawan, cerita traveling atau tulisan non-berita,
semacam esai atau tips. Tulisan tidak lebih dari 6000 karakter, orisinal, belum
pernah dimuat di media lain, disertai dengan identitas atau biodata diri singkat.
Kirimkan tulisan ke literaturnegeri@gmail.com. Setiap tulisan akan melalui proses
kurasi, dan redaksi berhak menyunting serta melakukan penyesuaian seperlunya
tanpa mengubah esensi isi dan pesan yang hendak disampaikan. Tersedia
honorarium untuk tulisan yang dimuat. Kami tunggu karya Anda.
Travellers NoteKe Museum Yuk!76
11Vol. 114 | Ags - Sep 2019
12 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Indonesia HR Summit (IHRS) adalah konferensi tahunan bergengsi mengenai Sumber Daya Manusia (SDM).
IHRS mulai diselenggarakan sejak tahun 2009 oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di Indonesia.
Sebagai ajang bertemu para profesional SDM dari berbagai industri di Indonesia dan regional, IHRS
menghadirkan tema-tema terkini dan para pembicara yang mumpuni di bidangnya. IHRS juga menjadi tempat
untuk bertukar pengalaman dan jejaring di antara para pegiat bidang SDM.
Tahun 2019 menandai pelaksanaan IHRS ke-11. Kali ini, penyelenggara SKK Migas, Holding Industri
Pertambangan, ConocoPhillips (Grissik) Ltd., PetroChina International Jabung Ltd., PETRONAS Carigali
Indonesia, membawa tema “HR Transformation to Win Employee Experience”.
Rasakan “Employee Experience” di Indonesia HR Summit 2019
13Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Corporate News
Tema tersebut terinspirasi dari buku
yang ditulis Jacob Morgan berjudul
“The Employee Experience Advantage:
How to Win the War for Talent by Giving
Employees the Workspace They Want, the
Tools They Need, and a Culture They Can
Celebrate”. Jacob Morgan hadir sebagai
pembicara utama IHRS 2019 dan akan
berbincang tentang apa itu employee
experience atau pengalaman pekerja,
bagaimana mewujudkannya dan apa
manfaatnya bagi perusahaan.
Ada 3 (tiga) lingkungan yang membentuk
employee experience yaitu culture (budaya
perusahaan), physical space (ruang kerja),
dan technology (teknologi).
Pertama adalah budaya yang dapat
memotivasi atau menginspirasi karyawan.
Kedua adalah ruang physical space yang
memberikan rasa nyaman dan penting
untuk menciptakan kreativitas dan
keterikatan dengan perusahaan.
Ketiga adalah technology yang mengacu
kepada penggunaan berbagai perangkat
untuk mempermudah pekerjaan karyawan.
Menggunakan teknologi yang ketinggalan
zaman akan mempersulit karyawan
untuk berkomunikasi dan menciptakan
lingkungan yang tidak produktif.
IHRS 2019 akan membagi pengalaman
yang lebih luas tentang bagaimana suatu
organisasi mengoptimalkan tiga konsep
di atas. Hal baru yang akan ditemukan
di IHRS 2019 adalah experience zone,
dimana peserta akan dapat mendapatkan
pengalaman menarik dan berbeda dengan
berada di dalam suatu zona kreatif yang
mengintegrasikan budaya, teknologi,
dan ruang kerja inovatif yang dapat
menginspirasi peserta dalam membangun
employee experience yang lebih baik.
IHRS 2019 berlangsung di Bali Nusa Dua
Convention Center, Bali – Indonesia pada
tanggal 18-19 September 2019.
Selain Jacob Morgan, Menteri ESDM
Ignasius Jonan, pengusaha dan Founder
Ancora Group Gita Wirjawan, Gubernur
Jawa Barat Ridwan Kamil, Chairman
Netmediatama Televisi dan Direktur Kreatif
OCC Asian Games 2018 Wishnutama
juga akan hadir sebagai pembicara dalam
acara ini.
IHRS 2019 akan diikuti lebih dari 700
praktisi SDM dari berbagai industri
termasuk BuMN, penerbangan, edukasi,
rumah sakit dan medis, TI, aplikasi HR
dan management training, minyak dan
gas, asuransi, manufaktur, pertambangan,
dan masih banyak lagi.
Biaya keikutsertaan IHRS 2019 sebesar
Rp 7.000.000/orang. Pendaftaran dan
informasi penting lain dapat diakses
melalui www.hrsummitindonesia.com.
Instagram (@hrsummit_indonesia) I Twitter (@IHRS2019)
Facebook Fanpage (Indonesia HR Summit) I LinkedIn (HR Summit Indonesia)
14 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
NOTES FROM A FRIEND
L ebih dari 15 tahun yang lalu,
saya sedang galau-galaunya.
Saat itu belum lama saya
meninggalkan karir sebagai
eksekutif dan membeli BPR Lestari.
Namun setelah mencoba selama 3 tahun,
nothing happened.
Semangat yang tadinya membara untuk
menjadi pengusaha perlahan mulai
padam. Keyakinan pelan beralih menjadi
keputusasaan.
Saya berpikir untuk menjual kembali bank-
nya. Saya sudah berkata kepada istri
saya. “Saya jual saja bank-nya ya, saya
kembali bekerja. Mumpung masih muda,
pasti masih bisa memulai karir lagi,”
demikian kata saya.
Namun apa mau dikata, bank-nya tidak
laku-laku dijual. I’m stuck.
Suatu ketika, orang tua saya datang
berkunjung ke Bali. Mereka ke rumah
kontrakan saya di Jalan Sandat.
Ibu saya kelihatan cukup prihatin dengan
keadaan saya, dan bertanya-tanya.
“Bagaimana perkembangan bank-nya,
ada untung enggak?” Saya jawab, “sudah
untung sih, 100 juta.”
Do Not Give Up
“..dan ibu saya juga tahu
berapa hutang-hutang
saya. Air matanya
menetes, dan berkata,
“Lex, kamu tidak punya
apa-apa.”
Alex P. Chandra@alex_lestari
Founder of Lestari Group
www.alexpchandra.com
Sumber : Freepik.com
15Vol. 114 | Ags - Sep 2019
NOTES FROM A FRIEND
berkata, “Wahh, elo sih sudah di kuadran
3, Gw nih masih di kuadran 1”.
Saya tidak mengerti apa yang teman saya
maksudkan itu. Dia menjelaskan masalah
kuadran-nya Kiyosaki. Dan menceritakan
buku Rich Dad Poor Dad-nya Kiyosaki itu.
Saya penasaran dan kemudian membeli
bukunya.
The book changed my life.
Saya menjadi confirm terhadap pilihan
hidup saya. Saya sudah mengambil jalan
yang jarang diambil oleh orang lain. “The
road less traveled,” demikian katanya. And
that, makes all the different.
I keep on moving, sampai suatu ketika I
see the light at the end of the tunnel.
Tentu saja perjalanannya lumayan panjang
dan berliku. Dalam perjalanannya, saya
bertemu dengan Tung Desem Waringin,
kawan lama saya yang kemudian menjadi
guru saya. Tung yang mengenalkan
saya dengan hidup itu ada caranya,
ada teknologinya. Dia mengajak saya
menghadiri seminarnya Tony Robbins.
Saya juga bertemu dengan Pak
Hermawan Kartajaya yang inspiratif. Saya
jadi mengerti bahwa selama ini saya play
the games without knowing the rules of
the games.
Saya belajar the rules of the games of
life kepada Tony Robbins, the rules of
the games of business kepada guru-guru
imajiner saya seperti Jack Welch, Peter
Drucker, Kiyosaki, Trump, sir Richard
Branson, yang buku-bukunya banyak
bisa kita beli.
Saya beruntung tidak menyerah ketika
itu. Saya beruntung istri yang tidak
melemahkan semangat saya. Saya
beruntung bank-nya tidak laku dijual.
Saya beruntung ketika teman saya
menyarankan saya membaca buku Rich
Dad Poor Dad-nya. Saya beruntung
bertemu kembali dengan kawan lama saya
di BCA Tung Desem itu.
Kini saya menyadari bahwa kesuksesan
hanya bisa didapatkan ketika kita tidak
menyerah. When the going gets tough, the
tough gets going, demikian katanya.
Waktu itu saya bukannya punya strong
will, namun opsi saya waktu itu sudah
terbatas. Saya sudah tidak punya pilihan
lain, wong bank-nya mau dijual tidak laku-
laku. Sebenarnya saya ini produk kepepet.
Tapi saya tahu sekarang, sepanjang
kita tidak menyerah, namun fleksibel
mengubah strategi dan belajar terus
memperbaiki diri, suatu saat kita akan
melihat the light at the end of the tunnel.
Setelah itu tinggal menciptakan
momentum. Sambil terus belajar dan
praktek dan memperbaiki diri.
“Seratus juta setahun?” kata orang tua
saya. Kemudian beliau mulai berhitung
sendiri, berapa persen saham saya, dan
mengalkulasi berapa real income saya.
Dan ibu saya juga tahu berapa hutang-
hutang saya.
Air matanya menetes, dan berkata, “Lex,
kamu tidak punya apa-apa.”
Agak kecewa dan prihatin ibu saya melihat
anaknya yang dibanggakan, yang tadinya
punya karir gemilang, ternyata tidak punya
apa-apa di usianya yang hampir 35.
That is the darkest point of my life. I’m
about to give up.
Cuma istri saya yang tidak pernah
mengeluh. Walaupun sebenarnya ia
khawatir juga terhadap masa depan
kita, namun tidak pernah sekalipun
ia mengeluh dan mempertanyakan
‘kemampuan’ saya untuk menjadi
pengusaha.
Kalau saja waktu itu, istri saya share
kekhawatirannya kepada saya, kalau
saja dia mengeluh, “Ini masa depan
kita bagaimana ya? Nanti anak-anak
sekolahnya bagaimana?” Kalau saja kata-
kata itu yang diucapkannya, I’m finished.
But instead, istri saya berkata, “sudah,
jalannya sudah benar, terusin saja”.
Seorang kawan saya semasa SMA yang
mengetahui kegalauan saya, kemudian
16 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
StarS
Social Media
Zarry HENDrIK
“Di media sosial, kita punya maksud untuk
membagi sesuatu. Tidak mempedulikan apa
timbal baliknya dulu. Kalau fokus pertamanya di sini, saya rasa tidak akan ada pemikiran untuk meninggalkan, karena maksud awalnya jelas, untuk membagi sesuatu.”
Di awal tahun 2000-an, istilah
Kreator Konten relatif belum
populer, sekalipun profesi
ini sebenarnya sudah ada.
Karena pada dasarnya, profesi pembuat
konten ini adalah pekerjaan para jurnalis,
yang menurut Hikmat dan Purnama
Kusumaningrat dalam bukunya Jurnalistik,
Teori dan Praktek, journalisme berasal dari
kata journal, yang artinya catatan harian,
atau mengenai kejadian sehari-hari.
Journal sendiri asal katanya dari bahasa
latin “diurnalis”, yang artinya harian atau
tiap hari. Jadi yang namanya jurnalis,
adalah orang yang melakukan pekerjaan
jurnalistik, kegiatan menghimpun berita,
mencari fakta dan melaporkan peristiwa.
Kerjaan ini sudah ada sejak 3000 tahun
lalu, ketika Firaun di Mesir, Amenhotep
III mengirimkan ratusan pesan kepada
perwiranya yang berada di provinsi-
provinsi akan apa yang terjadi di ibukota.
Dan terus berkembang seiring waktu dan
kebutuhan, termasuk menjadi peraturan
pemerintah, berita kelahiran atau kematian
maupun bentuk berita lainnya.
Kemudian ketika revolusi industri terjadi,
maka informasi dikabarkan melalui
tulisan di kertas cetak. Dicetuskan oleh
Johann Gutenberg pada abad 15, yang
mencetak kata-kata pada selembar kertas,
dan jadilah sebuah komunikasi massa
yang bisa disebarkan, menariknya orang
bersedia membayar untuk mendapatkan
berita ini. Maka jadilah sebuah unit bisnis
baru muncul di Eropa waktu itu. Prosesnya
terus bergulir hingga munculnya
perusahaan-perusahaan media cetak,
dari surat kabar, tabloid, buletin sampai
dengan majalah.
“Di media sosial, kita punya maksud untuk
membagi sesuatu. Tidak mempedulikan apa
timbal baliknya dulu. Kalau fokus pertamanya di sini, saya rasa tidak akan ada pemikiran untuk meninggalkan, karena maksud awalnya jelas, untuk membagi sesuatu.”
17Vol. 114 | Ags - Sep 2019
SPECIAL FEATURE
Belakangan muncul istilah baru untuk
industri ini, yakni Pers yang berasal dari
bahasa Belanda yang artinya menekan,
atau press dalam bahasa Inggris yang
juga punya arti sama. Yang mengacu pada
barang cetakan. Dalam arti luas, pers juga
mengacu pada kegiatan jurnalistik.
Kemajuan teknologi tak berhenti pada
mesin-mesin cetak, namun juga elektronik
yang memunculkan perangkat bernama
radio dan televisi, yang bisa mengabarkan
dengan lebih cepat bahkan real time lewat
gelombang suara dan visual. Sampai
disini, kita punya dua friksi yang kerap kali
dijadikan klasifikasi, yakni media cetak
dan elektronik. Yang cetak bisa berformat
majalah, buletin, koran, selebaran atau
tabloid, sementara elektronik meliputi
radio dan TV.
Profesi dan bidang kerjanya pun
mengalami perluasan. Dulu cuma ada
reporter (cari berita), penulis (menulis
berita) dan lay outer (penata letak), ketika
teknologi kian maju, maka gambar pun
bisa masuk dalam kertas cetak, entah foto
atau ilustrasi. Maka ada peran baru di sini,
yakni fotografer dan ilustrator. Belakangan
ada kameramen ketika medianya sudah
ke elektronik.
Hampir semua posisi kerja di perusahaan
media, diemban oleh para jurnalis
yang bekerja pada sebuah perusahaan
atau brand media tertentu, yang
secara struktural merupakan bagian
dari manajemen perusahaan, yang
mendapatkan gaji bulanan layaknya
karyawan pada umumnya.
Tapi perusahaan punya keterbatasan,
terutama untuk memberikan ruang pada
rubrikasi tertentu, maka muncullah
narasumber yang diminta pendapat atau
tulisannya, dan dibayar oleh perusahaan
tersebut. Mereka bisa penulis kolom, puisi,
cerpen, peresensi buku, penulis cerita
komik, ilustrator atau pembuat resep
masakan. Mereka bukanlah orang-orang
dari perusahaan media, tapi masyarakat
yang mengirimkan pemikiran dan ide-
idenya, baik berupa tulisan maupun
gambar, yang kemudian dibayar oleh
perusahaan. umumnya, mereka adalah
orang-orang yang kompeten dibidangnya.
Demikian pula dengan warga yang
berhasil mendokumentasikan sebuah
kejadian, kebakaran sebuah pabrik
misalnya, mereka bisa mengirimkan
gambar monumental tersebut ke media
cetak, dan memperoleh imbalan dari
apa yang dilakukannya. Ini yang disebut
jurnalisme warga, dimana warga bisa ikut
terlibat sebagai jurnalis ketika berada
pada satu kejadian yang memiliki nilai
berita.
Jadi ada perusahaan yang memproduksi
media berita, baik cetak ataupun
elektronik, ada pekerja termasuk jurnalis
dalam perusahaan tersebut, serta warga
yang bisa berperan sebagai jurnalis,
ataupun sebagai ahli yang memberikan
opini. Maka di sini muncul istilah jurnalis
independen, seperti fotografer yang
tidak terikat oleh perusahaan media
manapun, dan mereka bisa menjual hasil
karya fotonya untuk perusahaan media
manapun.
Di Amerika dan Eropa, ada yang dikenal
dengan profesi sebagai Paparazzi, para
pencari berita baik foto maupun tulisan
yang memiliki nilai berita, khususnya dari
kalangan selebriti, yang kemudian dijual
kepada perusahaan-perusahaan media
pada umumnya.
Demikian pula yang pandai membuat
ilustrasi atau cerita komik, juga bisa
menjual karya mereka untuk perusahaan
media. Inilah model bisnis dari perusahaan
penghasil berita sampai dengan akhir
abad 20.
Di abad 21, perkembangan teknologi
semakin masif, terutama sejak
ditemukannya Web 2.0, munculnya
Yahoo dan Google serta media sosial
sebagai saluran baru penyampai ide dan
pemikiran, yang merupakan berita bagi
orang lain yang membacanya.
Web 2.0 juga memudahkan pengguna
untuk mengoperasikan aplikasi dengan
Perilaku dalam memperlakukan konten juga berubah, berita menarik di
media sosial, dengan cepat menjadi viral, bahkan bisa dibagikan melalui
saluran komunikasi seperti WhatApps atau Line. Inilah yang jadi alasan
kenapa media digital jadi sangat seksi, jurnalistik menemukan saluran
baru yang berada pada dimensi berbeda, yang jika dikapitalisasi
dengan benar, bisa menghasilkan cash flow yang menggiurkan.”
“
18 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE
cara yang sederhana dan mudah,
dari membuat blog sampai dengan
berakselerasi di media sosial. Inilah yang
kemudian disebut dengan saluran digital.
Semua orang, menjadi storyteller,
berbagi cerita dan berita melalui
saluran ini, dan sejumlah orang mampu
mengkapitalisasinya menjadi sebuah
bisnis.
Perubahan radikal pun terjadi, setiap
orang, bisa menyampaikan materinya
sendiri. Kebutuhan bergeser, publik lebih
suka membaca dan mencari informasi
melalui internet. Dan berbagai perusahaan
maupun perorangan, berlomba-lomba
membuat materi yang bisa dibaca
atau dinikmati oleh publik sebanyak-
banyaknya, maka di sinilah muncul satu
lini usaha baru, namanya pembuat konten,
orang-orang yang membuat karya, baik
untuk dijual, ataupun untuk materi promosi
produknya sendiri.
Dalam wikipedia, definisi content creation
adalah kontribusi informasi untuk media
apa saja, namun terutama digital media
untuk pembaca secara langsung.
Kontennya bisa berupa teks pidato,
tulisan, karya seni, perangkat promosi dan
pemasaran atau publikasi lainnya. Bentuk
media penyampaiannya, bisa dalam
laman website, blog, foto atau videografi
dan sosial media ataupun konvensional
non digital, yang umumnya dibuat dalam
bentuk cetak atau print.
Belakangan, peran konten kreator
semakin vital, ketika portal berita tak
lagi dijadikan sebagai sumber utama
informasi, tapi justru media sosial. Studi
Reuters Institute menunjukkan ada 51%
responden mengaku memanfaatkan
media sosial sebagai sumber berita.
Perilaku dalam memperlakukan konten
juga berubah, berita menarik di media
sosial, dengan cepat menjadi viral, bahkan
bisa dibagikan melalui saluran komunikasi
seperti WhatApps atau Line. Inilah yang
jadi alasan kenapa media digital jadi
sangat seksi, jurnalistik menemukan
saluran baru yang berada pada dimensi
berbeda, yang jika dikapitalisasi dengan
benar, bisa menghasilkan cash flow yang
menggiurkan.
Perusahaan pembuat konten pun tak
hanya dikuasai oleh perusahaan media
besar, namun oleh pemain-pemain baru
yang bahkan ada banyak diantaranya dari
komunitas kecil bahkan perseorangan.
Perusahaan dan sejumlah bisnis, juga
menjadikan digital sebagai saluran
pemasaran mereka, maka media korporasi
pun melebarkan sayapnya dijejaring
online.
Satu-satunya persamaan bagi Konten
Kreator dengan jurnalis, adalah membuat
informasi yang memiliki nilai berita,
sehingga bisa menaruh perhatian
bagi orang ramai untuk melihatnya,
membacanya, menikmatinya.
Nah.. membuat informasi yang memiliki
nilai berita inilah yang akan menentukan
nilai jual dari materi yang dibuat. Sejumlah
orang, mampu melakukannya dengan
baik, sehingga mendapatkan banyak
penikmat dari apa yang dikerjakannya,
mereka menjadi selebgram dengan
ratusan ribu follower (yang dalam hal ini
adalah pembacanya), dan memperoleh
pendapatan dari iklan (endorsment)
yang menggunakan jasanya. Merekalah
yang kini, menjadi pekarya yang populer
layaknya artis. Pada beberapa istilah,
disebut sebagai Social Media Stars.
Satu-satunya persamaan bagi
Konten Kreator dengan jurnalis,
adalah membuat informasi yang
memiliki nilai berita, sehingga
bisa menaruh perhatian bagi
orang ramai untuk melihatnya,
membacanya, menikmatinya.
“
Sumber : Freepik.com
19Vol. 114 | Ags - Sep 2019
20 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Salah, jangan berpikir bahwa dengan memindahkan semua hal yang offline menjadi online itu artinya
sudah go digital ya. Misalnya di media, dulu sistemnya cetak, terus begitu masuk ke online, mereka
berpikir tinggal memindahkan kontennya di media cetak ke online, padahal nggak kayak gitu. Konten
media online dan cetak itu karakternya beda. Salah satu media online besar yang ada di Indonesia, itu
bisa posting berita sampai 120 judul perharinya, dan punya karyawan itu hingga 4 shift. Dan ini biayanya
juga nggak murah, padahal di luar sana orang berpikir portal berita digital itu murah, padahal kalau mau
jadi bisnisnya, nggak seperti itu.
- Wawancara dengan Yansen Kamto, Mengejar 1000 Start Up! Money&I Vol 89, 2017
AtuRAn MAIn Konten DIGItAl
SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE
Sumber : Freepik.com
21Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Yup… inilah salah satu
penggalan wawancara kami
dengan Yansen Kamto, pria
berkepala plontos dan kerap
bercelana pendek ini, dikenal sebagai
pendiri KIBAR Kreasi Indonesia yang
merupakan perusahaan inkubasi startup
digital, yang tergabung dalam Google
Developer Groups (GDG) di Indonesia.
Kami mewawancarainya ketika ia
menggagas Gerakan 1000 Startup Digital
beberapa tahun silam.
Satu hal yang mencerahkan kami waktu
itu, saat Yansen cerita kalau perusahaan
media digital, tak berarti lebih murah
daripada perusahaan media cetak
konvensional. Dulunya, orang kerap
berpikir bahwa media digital tak butuh
biaya cetak yang mahal. Tapi bukan berarti
perusahaan digital punya biaya produksi
lebih murah.
Salah satu kelebihan dari media berita
digital, adalah kecepatannya, real time
beritanya. Karena itulah media berita
digital dituntut selalu siap siaga setiap
saat. Kedodoran sedikit, pesaing akan
meninggalkan jauh di depan. Mau nggak
mau, mereka harus terus menerus
memproduksi berita, jumlah yang
diproduksi per hari, bisa jauh lebih banyak
daripada tulisan di media koran harian.
Belum lagi dengan materi infografis atau
video. Itu sebabnya, jumlah karyawan
mereka lebih banyak, bahkan harus 4 shift
agar konsisten menghasilkan berita yang
tak putus.
Itu baru yang di platform website atau
blog, belum di media sosial, yang juga
tak kalah ramainya, jumlah unggahan-an
perhari tak boleh sedikit, agar pembaca
tak mudah lepas.
Jadi sebenarnya, membuat media di
konten digital, butuh pendekatan dan
biaya yang sama sulit dan besarnya
dengan media konvensional.
Fatalnya, banyak yang berpikir bahwa
cara kerja media digital sama dengan
konvensional, memindahkan mentah-
mentah materi konvensional ke platform
digital, yang pada akhirnya membuat
mereka terjebak pada proses produksi
yang tidak relevan, dan pada gilirannya
tak mampu menciptakan nilai tambah atau
keuntungan baik langsung maupun tidak
pada perusahaan.
Itulah sebabnya,ada sejumlah aturan yang
harus kita ketahui, ketika hendak mencari
pembaca para netizen.
Aturan #1: Relevan
Pernah dengar ‘Rahasia Gadis’, salah
satu akun Instagram yang populer
dengan 2 juta pengikut? Kontennya
kerap membahas isu soal perempuan,
dan materi ini sangat bermanfaat sebagai
informasi bagi para perempuan remaja.
Namun menariknya, justru follower
terbesar dari akun ini bukanlah dari
kaum hawa, tapi justru laki-laki remaja
sebagaimana disampaikan oleh pendiri
akun ini dalam salah satu seminarnya.
Rupanya, bagi laki-laki remaja, rahasia
gadis adalah hal penting yang perlu
mereka ketahui, dan inilah alasan
mengapa mereka mengikuti akun ini.
Poinnya adalah, ketika kita hendak
menggunakan konten digital sebagai
saluran publikasi, maka kita wajib untuk
menyampaikan materi yang relevan
dengan target pasar.
Bayangkan saja, data dari Kompas.
com menyebutkan, populasi penduduk
Indonesia saat ini mencapai 262 juta
orang. Lebih dari 50 persen atau sekitar
143 juta orang telah terhubung jaringan
internet sepanjang 2017, menurut laporan
teranyar Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia ( APJII). Mayoritas
pengguna internet sebanyak 72,41 persen
masih dari kalangan masyarakat urban.
“..ketika kita hendak
menggunakan
konten digital
sebagai saluran
publikasi, maka
kita wajib untuk
menyampaikan
materi yang
relevan dengan
target pasar.”
22 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Sebanyak 49,52 persen pengguna internet
di Tanah Air adalah mereka yang berusia
19 hingga 34 tahun.
Inilah gambaran dari pembaca konten
digital, para netizen yang menjadi sasaran
target pasar produk atau karya kita jika
dipasarkan untuk geografi tanah air.
Jumlah yang sangat besar dan rasanya
sulit untuk mencapai semuanya.
Karena itu penting untuk menyelaraskan
materi yang kita buat, agar memiliki
frekuensi yang sama dengan target pasar
yang kita bidik. untuk para penggemar
sepak bola, maka akan mengikuti akun
yang terkait dengan informasi sepak bola,
atau atlet idolanya. Yang suka motor
custom, cenderung mencari informasi
terkait hal ini.
AirBnB, perusahaan jasa yang
menawarkan kerjasama penginapan
dari warga, kerap mengunggah gambar
dan informasi yang keren terkait dengan
tempat wisata, mengajak orang untuk
bertualang, yang pada gilirannya,
mereka mau menyampaikan pesan untuk
menggunakan jasa AirBnB sebagai
saluran akomodasinya.
Tugas sebagai kreator, adalah membuat
konten yang relevan dengan target
pasar dan tujuan (obyektif) dari
proses penyampaian konten tersebut.
Mengetahui Kebutuhan (Needs), Hasrat
(Desires) dan Masalah (Problems)
dari pasar kita. Tentukan siapa target
pembacanya, klasifikasinya bisa dari
usia, jenis kelamin, status pernikahan,
demografi, pendidikan, pekerjaan, jabatan,
Tugas kita sebagai Kreator, adalah membuat konten yang relevan dengan
target pasar dan tujuan (obyektif) dari proses penyampaian konten tersebut.
Mengetahui Kebutuhan (Needs), Hasrat (Desires) dan Masalah (Problems)
dari pasar kita. Tentukan siapa target pembacanya, klasifikasinya bisa dari usia, jenis kelamin, status pernikahan, demografi, pendidikan, pekerjaan, jabatan, pendidikan, tempat tinggal, karakter, fans dari asosiasi apa,
hobi, ideologi, pandangan politik hingga karakternya. Kemudian kita
membangun konten yang ‘atmosfernya’ sesuai dengan karakter mereka. “
“
SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE
pendidikan, tempat tinggal, karakter,
fans dari asosiasi apa, hobi, ideologi,
pandangan politik hingga karakternya.
Kemudian kita membangun konten yang
‘atmosfernya’ sesuai dengan karakter
mereka. Dengan cara ini, maka target
pembaca kita, dapat terpengaruh
dengan pesan yang kita sampaikan, dan
menjadikan konten yang kita gunakan
sebagai mediatornya menjadi komoditas
bernilai jual.
Aturan #2: Topik ala Kita
Ini aturan penting lainnya yang enggak
boleh sama sekali dinafikan. Buatlah
akun atau saluran digital yang sesuai
dengan topik atau genre tertentu, yang
kita ahli dalam bidang tersebut, kemudian
dibahas secara fokus. Jika saluran digital
yang dibuat adalah media pemasaran
perusahaan yang produknya anak-anak
muda perkotaan, maka tentu konten yang
diproduksi terkait dengan isu-isu anak
muda, tren make up atau fashion terkait
dengan gaya ala urban misalnya.
Jika target pembacanya pada pengusaha
di bidang tekstil, maka channel yang
dibangun terkait dengan entreprenerial,
tip atau isu seputar tekstil, fokuslah pada
hal-hal yang sifatnya memberdayakan
mereka.
Jangan terbawa arus, atau ikut-ikutan
ketika ada sebuah tema baru yang
tengah trending, apalagi jika isu tersebut
diliput oleh semua media termasuk yang
komersial kelas kakap, maka konten kita
bisa tenggelam tak terlihat. Konten yang
baik, membahas apa-apa yang kita piawai
di satu bidang, dan membahasnya secara
berulang dari sisi yang berbeda selama
tidak keluar dari jalur yang terlampau jauh.
Aturan #3: Unik
Ini rumus baku di bidang pemasaran
sejak zaman bahuela. Memang klise
untuk diulang-ulang lagi, tapi ini rumus
23Vol. 114 | Ags - Sep 2019
sakti untuk menang dalam persaingan.
Suka enggak suka, kreatifitaslah yang
membedakan satu produk dengan produk
lainnya. Makanya ada yang bilang, sedikit
lebih beda, itu lebih baik dari sedikit lebih
baik. Keunikanlah yang akan membuat
sebuah konten itu terlihat. Keunikan ini
pula yang bisa membuat konten kita
bersaing dengan media-media dari
perusahaan lain, terutama yang punya
dana besar.
Aturan #4:
Saluran yang tepat
Yang berikutnya adalah channel
publikasinya, karena setiap saluran dan
media sosial, memiliki karakter dan
pengguna yang berbeda-beda. Ada 2
saluran yang umum untuk kita ketahui,
yakni blog platform di mana kita bisa
mempublikasikan karya melalui platform
tersebut, seperti Kompasiana misalnya.
Namun setiap platform tersebut memiliki
aturan dan kebijakannya masing-masing
yang harus kita taati, agar karya kita dapat
dipublikasikan dan bahkan mendapatkan
highlight jika berkualitas, hal ini akan
mengundang lebih banyak orang untuk
melihat apa yang kita publikasikan.
Yang kedua adalah channel sendiri, yakni
saluran yang kita buat untuk kepentingan
publikasi materi konten sendiri, baik itu
blog, akun media sosial seperti Instagram,
Facebook atau YouTube. Namun
perhatikan masing-masing karakter dari
platform media sosial yang kita buat.
Jika target pasarnya para remaja, mereka
umumnya tidak memiliki akun Facebook,
tapi Instagram, maka publikasikan karya
kita di Instagram agar lebih efektif.
Aturan #5:
Akun yang sesuai
Kenalilah beberapa karakter akun untuk
media sosial, agar aset digital yang
kita bangun beroperasi efektif. Karena
bagaimanapun, salah satu tujuan kita aktif
melalui media sosial, untuk membangun
trafik. Membawa banyak pengunjung
datang ke akun kita. Berikut adalah
beberapa klasifikasi akun untuk media
sosial:
• Brand Account. Merupakan
akun korporasi yang berisi identitas
perusahaan (corporate identity).
Konsepnya harus profesional agar
membangun kepercayaan, dan mampu
merepresentasikan reputasi dari
perusahaan tersebut.
• Shopping Account. Yup, ini
merupakan akun untuk jual beli. Yang
perlu diperhatikan adalah nama akunnya,
agar sesuai dengan produk yang
dipasarkan. Sebisa mungkin dengan
menjadikan nama produk yang kita jual,
misal yang dijual kain batik, maka pilihan
nama akunnya adalah Batik Indonesia,
atau Batik Nusantara.
• Community / Hobby Account.
Kontennya tak jauh-jauh dari aktifitas
suka-suka, misal komunitas pecinta
game Angry Bird atau komunitas kolektor
Hotwheel.
• Media Account. Perannya tentu
sebagai pembawa berita seperti Instagram
misalkan. Karena banyak keterbatasan,
maka konten yang dibuat harus semenarik
mungkin.
• Blogger / Influencer.
Akun dengan tujuan ini, harus punya
topik yang jelas, akan membahas soal
film, traveling, makanan atau tema-tema
lainnya yang disampaikan secara fokus
dan detil.
Sum
ber
: w
ww
.jo
urn
alis
m.o
rg
24 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
• Portofolio Account. Akun ini bisa
digunakan untuk mengumpulkan hasil
karya atau track record pekerjaan kita.
Cara ini juga bisa menjadi sarana promosi
yang mendukung profesi kita.
Aturan #6:
Periodisasi
untuk media berformat cetak, umumnya
terbit bulanan atau triwulan. Namun yang
digital, tentu saja tidak boleh bulanan.
untuk video misalnya, setidaknya
seminggu sekali sudah ada konten baru,
sementara foto atau artikel, updatelah
sesering mungkin. Namun untuk media
yang sifatnya bukan berita, setidaknya
ada update minimal 3-5 kali sehari.
Sejumlah riset menunjukkan, bahwa akun
atau channel yang konsisten diupdate,
dan hal ini mampu dilakukan dengan
stabil selama setahun, maka akan
menciptakan trafik yang signifikan.
Jadi rumus pertama ketika kita membuka
saluran dari digital, apapun itu, baik media
sosial maupun website, baik konten
tulisan, foto atau video, adalah dengan
membuat materi yang konsisten sesering
mungkin. Jika follower kita kecewa
karena informasi yang tertera itu-itu saja,
maka bukan tidak mungkin mereka akan
meninggalkan akun kita.
untuk blog atau konten YouTube,
minimal sekali seminggu diperbaharui,
jika memugkinkan agar memiliki jadwal
tetap, misal setiap hari Rabu. Namun
jika bisa lebih banyak lagi materi yang
diisi, tentu semakin baik. Seminggu 2-3
kali misalnya. Sementara di Instagram,
Facebook atau Twitter, posting-lah konten
minimal 3-5 kali per hari. untuk sejumlah
platform berita online, maka bisa mem-
posting ratusan konten perhari, di Kompas
misalkan, dalam sehari mem-posting 150
konten, baik berupa teks, foto, infografis
atau video. Sementara Tempo.co, mereka
berupaya meng-update berita minimal
300 konten perhari. Semakin tinggi tingkat
update-nya, maka peluang trafiknya
semakin tinggi.
Pastikan pula tema konten dengan
periodisasinya, misalkan periode
publikasinya seperti majalah bulanan,
maka buatlah konten yang ketika
majalah tersebut terbit, informasi yang
disampaikan belum basi, alias masih layak
baca.
Aturan #7: Kanal komunikasi 2 arah
Salah satu karakter dari platform digital,
adalah bentuk komunikasinya yang 2 arah,
kanal 2 way conversation, apa yang kita
publikasikan, bisa langsung mendapatkan
respon, berbeda dengan iklan di TV, koran
atau baliho, yang sifatnya hanya satu arah.
Netizen bisa langsung merespon apakah
mereka suka, ataupun sebaliknya, atas
apa yang kita publikasikan.
Namun kala 2 arah ini juga menjadi
keuntungan bagi kita untuk meminta saran
dan perbaikan, juga sesekali bertanyalah
pada mereka apa konten yang ingin kita
bahas. Memberikan bonus atau ‘reward’
untuk para pengunjung setia akan jadi
nilai plus, nggak perlu yang mahal, e-book
atau produk digital lainnya bisa menjadi
hadiah yang tak kalah menarik. Satu
lagi, jangan malas membalas komen
mereka ya, responlah dengan cepat untuk
menunjukkan bahwa kita peduli.
SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE
Sumber : Food photo created by tirachardz - www.freepik.com
25Vol. 114 | Ags - Sep 2019
26 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
AnAtoMIKontenpembaca dengan jumlah follower
mencapai lebih dari 200 ribu orang di
Instagram. Slogan yang mereka usung
juga kece, restoring optimism, rebuilding
confidence.
Namun semua kembali pada tujuan dan
format konten yang dibuat, jika berkonsep
sebagai media berita umum, maka semua
materi berita yang layak dikabarkan, harus
disampaikan, baik itu berita buruk ataupun
sebaliknya. Namun konsep lainnya, kita
bisa membuat konten yang fokus pada
hal-hal positif saja, karena berpotensi
untuk mendapatkan atensi lebih besar
daripada berita negatif. Sifat informasinya
bisa bermacam-macam, baik yang
mengedukasi, menghibur atau berbagi
inspirasi.
Bentuk penyampaiannya bisa lewat
tulisan, foto, desain, video atau audio
land
era
pp
.co
m
SPECIAL FEATURE
Pepatah lama yang kerap
jadi falsafah para kuli tinta,
bad news is a good news.
Ini seperti jadi motor
perusahaan berita agar cash flow
terus berputar. Berita-berita heboh
yang sensasional, korupsi dari para
orang-orang besar, atau kisah artis yang
terlibat narkoba dan sejenisnya, adalah
bad news yang memiliki daya tarik yang
dicari pembaca. Semakin sensasional
sebuah berita, maka semakin tinggi oplah
sebuah media.
Tapi itu tidak berlaku sebagai falsafah
konten digital, sebagaimana disampaikan
Jonah Berger dalam bukunya Contagious.
Analisa statistiknya justru menyebutkan,
bahwa konten yang membangkitkan ‘rasa
takjub’, bisa mendongkrak keinginan
seseorang untuk berbagi.
Video yang bercerita soal wanita paruh
baya bernama Susan Boyle misalnya,
seorang yang tampak seperti ibu-ibu
kebanyakan dalam acara Britains Got
Talent, ternyata tampil mengejutkan,
membangkitkan rasa takjub, hanya dalam
9 hari video ini dilihat lebih dari 100 juta
kali. Atau kisah seekor Gorila yang sedih
karena kehilangan sesama yang sangat
disayanginya.
Jadi kata Jonah, artikel positif 13% lebih
mungkin dibagikan ke banyak orang
daripada artikel negatif. Artinya, orang
justru lebih suka mem-viral-kan berita
positif daripada berita negatif. Bahkan di
Indonesia, ada platform media berita yang
namanya Good News From Indonesia,
salah satu portal yang hanya membagikan
berita positif saja, dan memiliki banyak
Sumber : landerapp.com
27Vol. 114 | Ags - Sep 2019
(podcast). Salurannya bisa melalui blog,
media sosial, email atau game dan digital
paper. Inilah yang kita sebut sebagai
anatomi konten, yang formatnya bisa
disampaikan dalam berbagai bentuk.
Berikut adalah beberapa tipe dari sebuah
konten :
• News, Feature, Interview & Stories
Konten bisa berupa berita atau tulisan
bersifat feature, dapat pula berupa
interview seseorang baik figur publik
ataupun orang yang punya daya pikat.
Penyampaiannya bisa lewat berbagai
bentuk, apakah tulisan, video ataupun
foto. Bahkan dengan adanya kamera di
handphone, -yang kualitasnya pun terus
membaik dan banyak orang memilikinya,
maka foto atau video kini telah menjadi
salah satu format konten yang disukai.
Seperti @infodenpasar, salah satu
akun Instagram yang isinya membahas
hal-hal yang terjadi diseputar kota
Denpasar, mulai dari info kemacetan
atau pencopetan. Tidak jarang, akun ini
mendapatkan materi dari publik, yang
kemudian disiarkan kembali.
• Top List & Review
Top List atau review, saat ini cukup
banyak mendapatkan atensi dari
pembaca. Top List 10 tempat wisata
terbaik atau 10 Film India Terbaik
misalnya. Demikian pula dengan review,
baik film, buku ataupun sebuah produk
baru yang bisa dikemas dalam materi
unboxing.
• Tutorial / Free Guides / Demo Produk
Konten ini bisa disampaikan lewat semua
bentuk, baik tulisan, foto, video atau
kombinasi ketiganya. Isinya tutorial, yakni
panduan untuk berkarya, misalkan tutorial
make up yang cukup banyak peminatnya,
atau tutorial memasang Hijab, serta
fashion meliputi pakaian dan pernak-
perniknya.
Bisa juga dari dapur, mendemonstrasikan
cara membuat masakan, atau berbagi
soal teknik merawat barang-barang di
dapur misalkan. Menjahit baju juga bisa,
termasuk membuat merchandise atau
hiasan menarik dari barang sisa.
• Film Panjang / Film Pendek / Video
Viral
Format konten yang ini relatif lebih sulit
daripada materi konten lainnya, terutama
jika disampaikan dalam bentuk film
panjang. Namun saat ini, sudah banyak
film-film bagus yang diproduksi bahkan
hanya dengan kamera HP.
Film yang banyak disukai umumnya Film
Pendek (umumnya berdurasi kurang dari
20 menit), atau film dokumenter dan video
soal perjalanan dan obyek wisata. Namun
banyak pula para vloger yang membuat
video jenaka, dengan materi yang kocak
dan diproduksi untuk hiburan semata.
• Webinar
Buat ikut seminar, kita mesti beli tiketnya,
datang ke lokasi seminar dan duduk
manis mengikuti acara berlangsung.
Tapi itu dulu. Sekarang, teknologi
memungkinkan peserta untuk ikut seminar
bahkan diskusi dan talkshow secara
online, atau menggunakan internet tanpa
harus bertatap muka secara langsung
sama sekali.
• eBook / eMagazine / eSlide (materi
presentasi online)
Awalnya ketika digital menjadi satu
kebiasaan baru, maka sejumlah buku atau
majalah cetak mulai dikonversi dalam
bentuk digital, yang bisa diakses (baca)
melalui digital pula. Namun kini, sudah
Sumber : People photo created by freestockcenter - www.freepik.com
28 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
banyak produk eBook / eMagazine yang
memang dibuat untuk versi digitalnya
saja, tanpa harus dicetak yang umumnya
membutuhkan biaya sangat besar.
Hal yang sama juga berlaku dengan
eSlide, materi presentasi yang biasanya
dibuat dalam format power point, kini bisa
menjadi material konten, yang dibagikan
melalui saluran digital.
• Infografis / Ilustrasi / Komik dan
grafis lainnya
Ada banyak teknik penyampaian materi
dengan format gambar, baik komik
atau infografis. Si Juki bisa jadi contoh
pas buat menggambarkan soal konten
ini, cerita komik pendek yang bisa
disampaikan dengan cara jenaka.
Selain Juki, ada begitu banyak para
kartunis yang kerap menyampaikan
karyanya sebagai konten di saluran digital.
Salah satu narasumber kami, adalah
Gus Mang yang mempopulerkan karya
muralnya lewat brand bernama Monez,
tokoh unik berupa monster lucu. Monez
tak hanya juara di media sosial, namun
jasanya juga diminta sebagai pembuat
mural di sejumlah perusahaan.
Namun memang, ini bukan karya
kebanyakan, karena membuat materi
ini membutuhkan keterampilan khusus
yang umumnya dimiliki oleh mereka yang
memang senang bervisualisasi.
Sedikit lebih mudah dengan konten
infografis, saat ini sudah tersedia
sejumlah template pembuatan infografis
yang sederhana, kita tinggal melakukan
perubahan agar sesuai dengan materi
infografis yang hendak kita sampaikan.
Freepik.com salah satunya.
Infografis umumnya merupakan
penyampaian materi riset melalui ilustrasi
yang menarik.
• Kuis / Kontes
Membuat kuis atau kontes punya
pasarnya sendiri, cara ini bisa memberikan
banyak keuntungan khususnya bagi
sebuah brand perusahaan, karena
mengajak komunikasi kepada publik,
yang sangat mungkin akan menjadi calon
konsumen.
Kuis atau kontes yang dibuat tidak harus
sulit, misalkan perusahaan deterjen
mengajak pembaca untuk berfoto dengan
mereka, cara ini memberikan semua
keuntungan, baik untuk brand produk
deterjennya, maupun bagi konsumen
dalam hal ini pembacanya.
SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE
Sumber : Freepik.com
29Vol. 114 | Ags - Sep 2019
30 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE
Dari perkembangan yang
ada, tersedia begitu banyak
pilihan bagi kita untuk
mengembangkan profesi ini
dengan sejumlah pendekatan. Setidaknya,
ada 6 model bisnis bagi Kreator Konten
secara umum, yang bisa dipilih sebagai
model bisnis.
MoDel BIsnIs PRoDuK Konten
Model #1 Jasa memproduksi konten
Peran ini dengan menjadi pihak ketiga
antara perusahaan (klien) dengan
konsumennya. Pemasukannya dari order
yang diberikan oleh klien, dan sistem kerja
ini bisa dijalankan dengan modal awal
yang kecil, namun butuh reputasi dan
rekam jejak yang baik sebelum membuka
jasa seperti ini, karena kebanyakan klien
akan melihat track record perusahaan
sebelum mempercayakan materi
pemasarannya. Apalagi jika kita hendak
membidik pangsa pasar perusahaan-
perusahaan besar.
Kendala terbesar dari model bisnis ini,
adalah mengintrepretasikan dengan baik
apa keinginan klien, dan kemampuan
kreator agar klien mencapai tujuannya
melalui konten yang diproduksi.
Produk yang umumnya dibuat juga
beragam, beberapa agency ada yang
hanya spesialis di beberapa bidang saja,
namun secara umum konten yaang dibuat
meliputi foto, tulisan, desain marketing
tools seperti flyer atau katalog, membuat
buku biografi, profil perusahaan (company
profile) atau laporan tahunan (annual
report) perusahaan, termasuk membuat
majalah korporasi (corporate magazine),
corporate identity (logo) dan konten-
konten lain yang disampaikan lewat
saluran digital seperti media sosial atau
website.
Bahkan lebih jauh, jasa seperti ini juga
memberikan layanan pembuatan iklan,
baik elektronik berformat video (TV, IGTV,
YouTube) ataupun audio (radio).
Kunci dari model bisnis ini memiliki follower yang
banyak, atau trafik yang tinggi, semakin banyak
jumlahnya, semakin besar peluang kita dilirik pihak
lain yang hendak mempromosikan produk mereka
melalui channel atau akun yang kita miliki.”
“
Sumber : Freepik.com
31Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Model #2 Memproduksi dan menjual konten secara independen
Konsep yang ini, membuat konten bukan
berdasarkan permintaan klien, tapi
diproduksi agar bisa dipasarkan oleh
kreatornya. Beberapa pekerjaan Kreator
Konten dengan model bisnis seperti ini
diantaranya :
• PenuLIS LePaS
Bentuk produknya bisa bermacam-
macam, bisa artikel, buku atau sebagai
editor. untuk penulis artikel misalnya,
dengan menjual gagasan atau ide (opini)
ke media cetak (koran, tabloid, majalah)
atau platform digital. Besaran bayarannya
tergantung dari perusahaan atau media
apa yang mempublikasikan tulisan kita.
Media cetak besar dan skala nasional,
memberikan honor yang jumlahnya
lumayan besar per artikel atau tulisan.
Tulisan fiksi seperti cerpen, kadang
dibayar lebih tinggi daripada tulisan opini.
• DeSaIn & FoTo
Selain format tulisan, produk yang bisa
kita jual adalah desain dan foto. Konsep
kerjasamanya juga beragam, hampir mirip
dengan tulisan. Kita bisa membuat materi
desain seperti animasi, komik, ilustrasi,
foto atau materi sejenis lainnya, yang
bisa kita jual untuk korporasi, pesanan
klien ataupun kita kemas dalam bentuk
produk kreatif yang dijual secara retail,
seperti bentuk komik atau poster inspiratif
misalnya.
Model #3
Memproduksi konten untuk mendapatkan iklan
Dalam pemasaran yang umum, kita
mengenal istilah brand ambasaddor,
umumnya artis atau tokoh publik yang
dikenal massa secara luas dan memiliki
pengaruh dan pengikut, sehingga ketika
mereka menggunakan satu produk,
maka hal yang dilakukannya menjadi
pengaruh bagi pengikut atau fans mereka
untuk menggunakan produk yang sama.
Alasan kenapa banyak perusahaan yang
menggunakan figur publik sebagai model
dalam sebuah produk.
Sekarang, terutama di platform digital,
istilah ini kerap disebut influencer, dan
memunculkan profesi bernama media
sosial artis. Ada sebutan selebtweet untuk
mereka yang menjadi artis di Twitter,
atau selebgram untuk platfom Instagram.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki
pengikut (follower) dalam jumlah besar,
inilah pangsa pasarnya. Channel ataupun
akun yang dimiliki para influencer ini,
adalah medium pemasaran yang ampuh
untuk membangun brand.
Menariknya soal ini, tidak harus tokoh
publik yang dikenal melalui saluran televisi
atau media umum saja yang kini populer,
tidak sedikit yang justru bermunculan
menjadi penarik pasar karena konten
yang mereka buat. Kunci dari model
bisnis ini, adalah memiliki follower yang
banyak, atau trafik yang tinggi, semakin
banyak jumlahnya, semakin besar
peluang kita dilirik pihak lain yang hendak
mempromosikan produk mereka melalui
channel atau akun yang kreator miliki.
Platform-nya bisa bermacam-macam,
mulai dari blog sampai media sosial.
Bahkan pada level tertentu, sejumlah
orang bisa mendiversifikasikan konten ke
platform yang lebih luas.
Bloger Raditya Dika misalkan yang
menulis kisah kehidupannya sebagai
mahasiswa lewat laman berjudul Kambing
Jantan, atau Trinity yang menceritakan
kisah-kisah perjalanannya keliling dunia
lewat blog Naked Travellers. Tulisan-
tulisan mereka dalam blog, yang memiliki
trafik tinggi, kemudian menjadi buku yang
bahkan belakangan, diangkat ke layar
lebar.
Model #4 Memproduksi Konten untuk riset pasar & membangun merek
Angka statistik menyebutkan, bahwa
70% produk baru gagal saat dipasarkan
di tahap awal, dan ini bermuara karena 3
alasan, pertama karena produknya tidak
cocok dengan keinginan pasar. Kedua,
gagal secara teknis karena produk cacat
ataupun tidak layak. Ketiga, karena
pemilihan waktu peluncuran produk yang
tidak tepat.
Dengan alasan inilah, konten yang dibuat
bisa berperan untuk mereduksi 3 hal
diatas. Platform digital sifat komunikasinya
2 arah, dan bisa mendapatkan respon
secara cepat dari pembaca. Sehingga
riset kecil atau peluncuran “sample” bisa
dilakukan uji coba melalui digital, untuk
melihat respon pasar dan mendapatkan
32 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE
kritik atau masukan.
Cara ini juga mengajak konsumen turut
berperan terhadap produk kita, dan
menimbulkan efek psikologis sebagai
‘ikatan’ antara produsen dan konsumen,
yang pada gilirannya, ini menjadi cikal
bakal terciptanya loyalitas konsumen.
Model #5
Mendistribusikan Konten
Yang ini tidak memproduksi konten,
namun publiklah yang memproduksi,
namun platform bisnisnya mendapatkan
pemasukan dari iklan atau kerjasama
program dengan pihak ketiga.
Contoh konsep seperti ini dilakukan oleh
Kompasiana atau uCNews, mereka tidak
memproduksi berita atau tulisan, namun
masyarakat umumlah yang mem-posting
pemikiran dan ide mereka melalui platform
ini, dan mereka mendapatkan trafik dan
memiliki nilai jual, sehingga perusahaan
bersedia memasang iklan melalui saluran
ini, atau mengajak kerjasama.
Model #6
“Makelar” Konten
Sebuah platfom yang mempertemukan
antara pembuat konten dengan mereka
yang membutuhkan jasa pembuatan
konten. Portal seperti ini, misalnya Sribu.
com, Shutterstock.com atau Freepik.com.
Di Seribu.com misalnya, perusahaan
atau pihak yang membutuhkan jasa
desain logo atau flyer, bisa mengajukan
permohonannya ke Sribu.com, nanti Sribu.
com akan menyampaikan permohonan
dari klien tersebut kepada para desainer
yang bergabung dengan mereka,
konsepnya dilelang. Para desainer ini
nantinya akan berlomba membuat logo
atau flyer yang sesuai dengan permintaan
klien. Desain yang dipilih oleh klienlah
yang nantinya akan dibayar, di mana
desainernya akan menerima upah dari
hasil karyanya.
Sementara di Shutterstock, konsepnya
menjajakan foto atau desain, siapapun
para pembuat konten, bisa mendaftar
di platform ini, tentu dengan syarat-
syarat tertentu, jika lolos kurasi, maka
karya seorang pembuat konten, baik
foto ataupun ilustrasi akan dipajang oleh
Shutterstock, nantinya jika ada yang
membeli foto atau ilustrasi tersebut, maka
yang punya karya akan mendapatkan
bayaran.
“Angka statistik menyebutkan,
bahwa 70% produk baru gagal
saat dipasarkan di tahap
awal, dan ini bermuara karena
3 alasan, pertama karena
produknya tidak cocok dengan
keinginan pasar. Kedua, gagal
secara teknis karena produk
cacat ataupun tidak layak.
Ketiga, karena pemilihan waktu
peluncuran produk yang tidak
tepat.”
Sumber : Freepik.com
33Vol. 114 | Ags - Sep 2019
IKlAn lestARI
34 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Rindu bercampur dengan impian. Aku
melihat sesuatu yang belum terjadi, dan itu
kita di pelaminan. (zh)
Kontan, lebih dari 8600 like
menghujani teks di atas,
ditambah 155 komen yang
berseliweran merespon.
‘Perangkai kata’ nya, bernama Zarry
Hendrik, pria kelahiran Jakarta 32 tahun
silam. Seorang selebtweet, label yang ia
sanggah karena menurutnya, profesinya
lebih tepat disebut sebagai kreator konten
atau wordpreneur.
Ia mulai populer di tahun 2012, melalui
sajak dan puisi yang kerap diunggahnya
melalui Twitter, topiknya, apalagi kalau
bukan soal remaja masa kini dan
WoRDPReneuRPELAPAK KAtA-KAtA
IntErvIEw wIth
ZARRy henDRIK
INTERVIEWSPECIAL FEATURE
35Vol. 114 | Ags - Sep 2019
dilematikanya, namun semua disampaikan
lewat barisan kata-kata yang tak biasa.
Zarry juga sudah menerbitkan sejumlah
buku, di antaranya Dear Zarry’s dan Cerita
Sahabat 2 di awal kepopulerannya. Ia juga
disebut sebagai komedian lantaran pernah
tampil di Stand up Comedy Indonesia dan
berhasil lolos sebagai salah satu finalis.
Ia juga aktif menulis cerita bersambung
di akun Tumblr, dan belakangan, ia
mendirikan Kapitulis, sebuah perusahaan
jasa yang menjual kata-kata sebagai
produk kulaannya. Bagaimana kisah
lengkap karir dan perjalanannya, berikut
hasil interview kami dengannya.
Mengawali karir yang dulunya belum
pernah ada tentu tidak mudah,
bagaimana memulai semua ini?
Sejujurnya, waktu itu saya tidak sadar
kalau sudah memulai sebuah usaha yang
akan berkembang seperti sekarang,
menjadi perusahaan. Awalnya hanya
sebatas bercanda (menawarkan jasa
bikin caption), dan ada yang menanggapi
canda ini dengan “serius” (mau membayar
jasanya), sesederhana itu awal mulanya.
Jadi ini tidak direncanakan ya?
Mengalir begitu saja, saya tidak
merencanakan ini akan menjadi besar.
Bahkan, tidak merencanakan akan
memiliki usaha ini. Semua mengalir
begitu saja, sampai kemudian permintaan
semakin menumpuk, baru saya
memikirkan untuk mengelolanya.
Dari mana belajar keterampilan
menulis?
Saya pada dasarnya suka menulis,
awalnya hobi. Sejak SMP menyukai
pelajaran bahasa Indonesia. Pada
dasarnya saya punya cerita, yang tidak
mudah diceritakan. Problem keluarga, dan
lain-lain. Saya menyukai menulis, karena
saya butuh bercerita dengan baik, tanpa
menelanjangi diri sendiri. Awalnya, saya
jatuh cinta pada puisi.
Jika selebriti sosial media adalah
profesi, apa yang harus dipersiapkan
untuk menggeluti profesi ini?
Persiapan pertama menurut saya
adalah persona, ingin dikenal sebagai
apa. Biasanya kita memilih 3 hal yang
berhubungan dengan kita, identik
dengan diri kita. Itu dinamakan persona.
Ketiga hal tersebut yang menjadi modal
selanjutnya untuk menciptakan konten
demi kontennya. Maka selanjutnya adalah
konsistensi, dan juga adaptasi.
Saat ini ada kecenderungan anak-anak
muda menjadi selebriti sosial media,
sementara prosesnya tak mudah dan
kadang tak menghasilkan. Apa yang
harus mereka lakukan?
Biasanya, semua berawal dari maksud
hati ingin berbagi. Di media sosial, kita
punya maksud untuk membagi sesuatu.
Tidak mempedulikan apa timbal baliknya
dulu. Kalau fokus pertamanya di sini,
saya rasa tidak akan ada pemikiran untuk
meninggalkan, karena maksud awalnya
jelas, untuk membagi sesuatu.
Bagaimana potensi profesi ini untuk
kedepannya?
Profesi sebagai apa dulu nih, selebriti
media sosial atau apa? Kalau konteksnya
aku, sebenarnya agak sungkan disebut
selebriti media sosial. Lebih suka disebut
content creator, atau wordpreneur. Maka
36 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
potensi ini menurutku akan semakin
menjanjikan. Karena menjadi content
creator, bicara soal kreativitas, sesuatu
yang semakin dibutuhkan seiring
berkembangnya zaman.
Bagaimana konsep bisnisnya, terutama
soal pendapatannya?
Dari penayangan iklan atau promosi atau
product placement di akun kita. Dari
kerjasama dengan brand, juga dari Google
Adsense. Membangun usaha sendiri
dengan memanfaatkan akun kita, sampai
menjadi pembicara di talkshow atau
seminar. Dan lain-lain.
Keterampilan dasar apa yang harus
dikuasai untuk menjalankan profesi ini?
Semua keterampilan sebenarnya bisa,
asal punya niat dasar untuk berbagi.
Keterampilan public speaking juga mau
tidak mau perlu dikuasai. Karena bermedia
sosial, kita berkomunikasi dengan orang
banyak.
Apa yang harus dilakukan agar profesi
seperti ini tetap sustain, apalagi yang
namanya selebriti atau publik figur
adalah icon yang cepat naik dan cepat
Adakah bisnis ini tercetus dari tokoh
selebriti media sosial di luar negeri?
Kalau tercetus, tidak. Tapi saya banyak
mengambil contoh baik dari luar negeri
juga.
Siapa idolamu?
Saya mengidolakan Raditya Dika, terlepas
dari karyanya, tetapi perjalanan karirnya
juga yang inspiratif.
Buku terbaik apa yang pernah kamu
baca?
Buku-buku saya sendiri. Karena tidak
mudah untuk jatuh cinta dan punya
kesenangan yang cukup atas apa yang
sudah kita buat.
Jika diidentikkan dengan seorang
tokoh atau publik figur, Zarry Hendrik
adalah…?
ummm... bingung, haahahaha...
Apa rencanamu kedepan, proyek apa
yang mau dikerjakan?
Melebarkan sayap bisnis saya sekarang
tentunya, yaitu jasa rangkai kata
dan management influencers, dll.
Saya kepikiran untuk bangun tempat
nongkrong, kedai kopi atau kafe gitu,
tetapi nanti. Setelah sudah punya cukup
konsep dan modal tentunya hehehe...
Adakah harapan yang belum
terlaksana?
Tiap tahun kita punya goal. Saya rasa,
selalu ada harapan baru yang lahir dalam
hidup ini. Maka.., banyak. hehehe.. .
pula hilang?
Mengedepankan kualitas daripada
sensasi. Memastikan apa yang dibagi
memang bisa menjadi manfaat bagi orang
banyak.
Berapa potensi penghasilan yang
diperoleh dari bisnis ini?
Rp. 30-80 juta per bulan.
Bagaimana dengan apa yang kamu
capai sejauh ini, apakah bertumbuh
secara finansial setiap tahunnya?
Seharusnya ya. Selama ada niat untuk
terus mengembangkan diri (kualitas
konten, usaha sendiri, dll). Dan ini bisa
menjadi bisnis passive income yang terus
dijalani hingga hari tua.
Kalau dilahirkan kembali, adakah jalan
hidup yang ingin di rubah?
Tidak. Memang pada dasarnya, passion
saya adalah menulis. Media sosial adalah
wadah berkarya yang kebetulan cocok.
Jika saya terlahir di zaman yang berbeda,
saya juga akan tetap ingin menulis
sepertinya.
INTERVIEWSPECIAL FEATURE
“Biasanya kita memilih 3 hal yang berhubungan
dengan kita, identik dengan diri kita. Itu
dinamakan persona. Ketiga hal tersebut yang
menjadi modal selanjutnya untuk menciptakan
konten demi kontennya. Maka selanjutnya adalah
konsistensi, dan juga adaptasi.”
37Vol. 114 | Ags - Sep 2019
38 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Mungkin ini pohon mangga
paling rindang yang
pernah kami lihat, tapi toh
tak cukup menarik untuk
diperbincangkan, karena di bawah pohon
yang rimbun itu, ada yang lebih istimewa,
proses pengambilan gambar foto
dengan tukang jepretnya yang bernama
Kadek Puja Astawa. Bukan semata
karena profesinya sebagai fotografer
sebagaimana yang banyak ada, namun
karena pemilik akun instagram @HaiPuja
ini, selama setahun terakhir, menjadi pusat
perhatian para netizen di Bali.
Melalui berbagai video drama komedinya,
ia menjadi pesohor yang dikenal
dimana-mana. Ketika kami datang,
ia meninggalkan pekerjaannya dan
menyambut kami dengan sapa renyah
beserta sejumlah kudapan.
Perawakan pria kelahiran Singaraja ini
layaknya kebanyakan orang melayu,
berkulit gelap dengan tinggi sedang, pun
dengan paras penampilan yang biasa.
Ketika berbincang dengannya, atmosfer
ramah dan gigih langsung terasa, bahkan
ketika ia bertutur soal perjalanan hidupnya
yang miris, memengaruhi obyektifitas kami
selaku jurnalis.
Bahkan misi edukasi akan budaya yang
menjadi perhatian serius di matanya, juga
ia kisahkan dalam pertemuan ini. Ia juga
berbicara panjang soal karya-karyanya
yang mendapatkan respon luar biasa, dan
meroketkan karirnya sebagai pesohor
layar digital dalam waktu singkat. Bersama
kami, ia tumpahkan kisahnya disini.
Bagaimana awalnya memulai karir
sebagai influencer?
Saya seorang fotografer profesional, saya
memfoto human interest dan landscape,
saya memamerkan karya-karya saya
di ranah orang asing. Kenapa mereka?
Karena orang asing lebih tertarik melihat
budaya kita dibanding orang kita sendiri.
Contohnya kalau orang kita, lihat ngaben
ya biasa aja, tapi kalau bule kesannya
wow, mereka lebih terpesona. Jadi
mungkin pasar orang asing yang mau
membeli karya saya.
SPECIAL FEATURE
KoMeDI AlA PuJA
IntErvIEw wIth
PuJA AstAWA
39Vol. 114 | Ags - Sep 2019
40 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Seiring dengan berjalannya waktu, kamera
yang saya miliki itu sudah dilengkapi
dengan kemampuan recording, dan
ternyata dari informasi yang saya dapat,
hasil record-nya sudah bagus. Lalu saya
pikir, kenapa nggak sekalian dipakai
untuk video juga, akhirnya saya belajar
video dengan teman yang waktu itu mau
mengajari saya.
Berangkat dari situ, saya berpikir,
bagaimana kalau seandainya saya
memberikan informasi tentang Bali
dengan cara yang lebih asik, lebih lunak,
mungkin orang mau mendengarkan.
Mungkin bisa disampaikan lewat nyanyi
atau komedi, tapi nyanyi saya enggak
bisa, akhirnya saya pilih komedi.
Lalu saya mulai membuat video, tahun
2017 waktu itu, ternyata banyak yang
nonton. Tapi pada saat itu saya tidak
ikut berperan, karena saya sebagai
videografer-nya aja. Nah pada satu waktu,
saya susah mencari pemain (pemeran
tokoh dalam video), karena begitu saya
tawarkan, nggak banyak yang tertarik,
mereka bilangnya, kalau cuma buat di
facebook, malas, karena asumsinya cuma
berapa uang yang akan didapat? Tapi
saya maklum itu.
Delapan bulan saya vakum karena susah
cari talent, akhirnya saya memutuskan,
daripada saya pusing-pusing, akhirnya
saya belajar talent. Lalu saya pakai tripod,
saya akhirnya jadi pemerannya juga di
depan kamera. Dan ternyata banyak yang
suka, akhirnya saya banyak belajar lagi
di internet soal akting, menyusun kata-
kata, soal bagaimana video itu agar bisa
diterima orang lain, dengan sistem apa.
Juga tanya-tanya dengan orang yang lebih
mengerti, yah…melengkapi diri lah.
Kenapa menggunakan bahasa daerah,
bahkan dialek Singaraja yang kental?
Itulah yang saya bisa, bisa aja sih pakai
bahasa Indonesia, tapi kan kita tinggalnya
di Bali. Nah, bahasa Bali dengan karakter
Singaraja itu bisa saya lakukan dengan
sempurna. Ketika karya itu dikerjakan
dengan sempurna, orang akan lebih
menerima dibandingkan memaksakan
untuk menggunakan bahasa Indonesia asli
justru jadi kaku.
Awalnya itu susah diterima, banyak yang
komentar negatif, itu kurang mendidik,
bahasanya terlalu kasar. Tapi jangan
sampai lupa, bahwa ada yang memakai
bahasa seperti ini di daerah utara sana.
Bahasa saya ini, diterima baik di sana,
sebaliknya kalau saya berbicara dengan
bahasa halus, malah tidak diterima.
Bagaimana dengan konsep ceritanya?
Konten-konten yang saya tonjolkan
itu berbau hal-hal yang biasa terjadi
di masyarakat. Sebagai contoh, soal
menantu yang berantem dengan mertua,
itu kan hal-hal yang umum terjadi pada
kita. Sehingga yang menonton pasti akan
berpikir, loh ne kan cara raga (baca: sama
seperti saya), hanya saja ketika mereka
menonton video itu dengan tertawa, maka
dia bisa berpikir, “oh, ternyata saya begitu
ya dengan mertua”. Karena sebenarnya
kalau kita sadari, tidak ada yang salah
INTERVIEWSPECIAL FEATURE
41Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Delapan bulan saya vakum karena susah cari talent,
akhirnya saya memutuskan, daripada saya pusing-
pusing, akhirnya saya belajar talent. Lalu saya pakai
tripod, saya akhirnya jadi pemerannya juga didepan
kamera. Dan ternyata banyak yang suka,..”
“
antara menantu atau mertua, karena
hidup mereka berbeda, sudah pasti
menghasilkan pola pikir yang berbeda.
Harapannya dengan video itu, mereka bisa
sama-sama memperbaiki diri. Ini sama
halnya ketika meminta anak kita tidak
merokok, sementara kita sendiri merokok,
kan itu sebenarnya lucu. Yang seperti itu
harus diluruskan, caranya dengan apa,
dengan komedi itulah.
Anda juga mengangkat isu soal budaya
di Bali?
Selama ini kebanyakan orang
menceritakan Bali itu hanya dari sisi
depannya aja, covernya aja. Sementara
saya ingin menceritakan isi dalamnya.
Misalnya tentang perkawinan beda kasta,
atau soal pengadaan biaya pernikahan
di Bali yang sangat besar, padahal biaya
nikah itu nggak besar, tapi menjadi besar
karena ada penggabungan budaya
dengan agama.
Untuk menjadi komedian kan nggak
gampang, pada sebagian orang,
mereka mendapatkan itu selayaknya
bakat?
Menurut orang-orang, saya memang
dikenal suka ngelucu. Membawa nuansa
kelucuan di setiap kesempatan, saya tidak
pernah jaim. Sama halnya ketika saya
berakting, saya selalu tampil apa adanya,
tidak harus tampak cakep atau ganteng.
Begitu juga yang saya tekankan dengan
lawan main saya. Sehingga filmnya jadi
tampak natural, itu yang saya suka. Dan
orang yang melihat juga akan seperti itu,
bukan suatu yang tampak settingan.
Ada sejumlah pemeran dalam video-
video Anda, dan mereka tampak
responsif dengan skenarionya?
Jadi begini, seni peran itu sebenarnya
tidak jauh-jauh dari, menghapalkan dialog
di luar kepala, ekspresi wajah dan bahasa
tubuh. Nah kalau itu dikuasai, orang
akan mampu membawakan suatu peran
dengan baik, itu menurut saya. Misalnya
adegan mau nampar saya, ya tidak apa
nampar beneran, saya enggak mau kalau
pura-pura. Makanya kadang, kalau habis
mengambil gambar gitu, yang bisa sampai
sepuluh kali take, itu bikin saya memar-
memar ha..ha.. Tapi saya menikmati itu,
karena memang begitulah seni peran.
Apakah ide ceritanya muncul dari
keresahan?
Kalau saya mau bilang diri ini sebagai
pemerhati sosial gitu kok rasanya sok
pinter banget ya ha..ha.. Saya hanya
melihat kenyataan di lapangan saja.
Contohnya, saya melihat ada keluarga
yang tidak mau ngaben masal, tapi
tidak punya uang, kenapa, karena malu
dianggap orang tidak mampu, terus
memaksakan diri dengan cara minjem
uang? Padahal kan nggak apa-apa juga
kalau ikut ngaben masal? Nah, pemikiran
seperti itu masih ada di sekitar kita,
padahal esensi ngaben itu sama saja di
hadapan Tuhan, tapi budayanya yang
membentuk seolah jadi berbeda antara
yang masal dan yang sendiri.
Bukannya saya sok baik, atau bagaimana,
tapi saya ingin menyadarkan orang-
orang yang pura-pura kaya dan gengsi di
depan manusia lain. Dan itu bukan cuma
penilaian dari saya sendiri, saya juga
bertanya kepada orang-orang yang lebih
mengerti dan kompeten soal itu.
Pernah mendapat resistensi karena
mengangkat isu-isu semacam itu?
Tidak, karena itu juga diamini oleh
mereka. Dan saya jalan terus, tidak
masalah walaupun dari sekian banyak
orang ada beberapa orang yang tidak
sependapat. Coba perhatikan, di Canggu
itu banyak sekali bule-bule yang naik
sepeda motor tanpa helm, kenapa mereka
melakukannya, karena mereka meniru
hal ini dari masyarakat lokalnya. Jadi
kita menularkan budaya yang kurang
bagus kepada bule-bule yang datang ke
sini. Jadi saya mencoba menyampaikan
budaya yang layak diangkat dan
diceritakan.
Bagaimana dengan karir sebelum terjun
sebagai influencer?
42 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Waktu masih muda, saya dan istri
berdagang, berdagang itu adalah
sesuatu yang sangat mengasyikkan,
saya senang berdagang karena tiap
hari saya bisa pegang uang, saya tahu
rotasinya, dan dari berdagang saya jadi
bisa punya banyak properti. Saya juga
ingin anak saya menjadi pedagang,
pedagang apa saja. Apalagi saya dari
keluarga pedagang, saya tidak akan
meninggalkan berdagang. Juga ada jasa
foto prewedding, pembuatan video dan
company profile.
Masa kecil Anda saya dengar sulit
secara ekonomi, benarkah?
Iya, saya miskin banget, dulu hidup tinggal
di pinggir kali Banyuasri, numpang di
tanah orang. Kalau di sebelah selatan
tempat tinggal saya mendung hitam, maka
air di dekat rumah saya akan banjir. Jadi
kalau sudah begitu harus siap-siap buat
pindah. Jadi tas dan buku sudah masuk
kampil (karung). Begitu banjir, rumah
hanyut, jadi bikin lagi yang baru dari
bambu, selalu begitu.
Saya juga bikin jajan, saya dan adik jam
3 sudah bangun, sorenya cari kayu bakar.
Kami 3 bersaudara, kakak pertama saya
putus sekolah waktu SMP, mungkin
karena biaya. Saya pagi jualan bantu ibu,
kalau sudah jam sekolah, kakak saya yang
melanjutkan. Dulu sebelum putus sekolah,
kami bertiga sama-sama bawa dagangan
ke sekolah.
Saya dulu jarang sekali bawa bekal,
kalaupun bawa paling Rp. 25,-. Pulang
sekolah saya jualan Es Kaput, punya
tetangga, setelah sore saya cari kayu,
itu saya lakukan sampai SMA tanpa rasa
malu, karena saya sadar, kalau saya tidak
bantu, saya tidak bisa bertahan hidup.
Padahal usia segitu gengsinya sedang
tinggi. Makanya saya enggak pernah
merasakan pacaran, tahu diri.
Dan karena terbiasa hidup seperti itu,
sekarang pun saya tidak terlalu merasa
yang bagaimana, meskipun istilahnya,
kalau tiap bulan mau beli mobil, saya bisa,
tapi saya kemana-mana tetap pakai motor.
Saya enjoy, meskipun sejak usia 24 tahun
saya sudah punya semua, rumah, mobil,
dan sejumlah toko.
Bagaimana dengan karir sekarang
sebagai pembuat konten?
Sekarang kalau lagi bikin konten, sampai
lupa makan, lupa tidur. Video yang saya
buat bikin ketawa, kadang ada yang
tiba-tiba kirim pesan, bilang terima kasih
karena orang tuanya sembuh menonton
video saya. Saya malah bingung, mungkin
karena masalah beliau psikologis ya,
jadi setelah lihat video saya dan tertawa
akhirnya sembuh.
Saat ini saya sedang melebarkan diameter
penikmat video dengan menggarap
yang berbahasa Indonesia, karena kalau
di YouTube itu, semakin banyak yang
nonton, akan meningkatkan penghasilan
kita juga.
Dari semua platform, YouTube,
Instagram dan Facebook, mana yang
memberikan pemasukan paling besar?
Sama besar semuanya.
INTERVIEWSPECIAL FEATURE
43Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Kalau dibanding proporsinya lebih
banyak penghasilan dari Adsense atau
endorse?
Sama besarnya juga, kan sebenarnya itu
satu pekerjaan yang saya kerjakan sekali
tapi dapat bayaran dua kali, on air dapet,
off air dapet. Misalnya saya buat iklan
untuk satu brand A, dari brand A itu saya
dibayar, sementara dari YouTube juga
dibayar.
Katanya, jumlah penghasilan di
YouTube itu kira-kira 3 kali dari jumlah
viewer-nya, betul kah?
Enggak tuh, punya saya banyak kali.
Video saya itu ditonton 200 sampai 1 juta
viewer, tapi yang copy video saya, dan di-
upload lagi juga banyak. Malah biasanya,
kalau saya telat masukkan di salah satu
channel, pasti tahu-tahu sudah lebih dulu
ada di channel lain. Saya baru posting di
IG misalnya, dan belum di YouTube, tapi di
YouTube sudah ada tapi bukan saya yang
upload, tapi orang lain.
Sejak kapan bisnis ini mulai
memberikan pemasukan?
Saya mulai bikin konten itu November
2017, dan bulan Juli 2018 mulai
menghasilkan. Dan bukan hanya uang,
tapi dari membuat konten ini saya jadi
tahu banyak hal, dan punya banyak
teman. Karena dari orderan itu, untuk
membuat video kan saya harus belajar
dulu, cari materi biar sesuai dengan
pesanan, dari sana saya mendapatkan
pengetahuan tambahan. Misalnya video
tentang stunting, pada saat mengerjakan
video inilah saya tahu hal-hal terkait
dengan stunting ini. Jadi secara financial
dapat, non financial juga dapat.
Seberapa besar peningkatan secara
ekonomi dari profesi sebelumnya?
Kalau di luar berdagang, misal
dibandingkan waktu jadi fotografer, itu
jauh banget, mungkin 50 kali lipatnya
dalam hitungan setahun. Orang banyak
yang mengiklan ke saya, karena dia butuh
influencer.
Kenapa orang tertarik menjadikan Anda
sebagai influencer?
Saya membuat iklan dengan pendekatan
soft selling, mengajak penonton tertawa
dulu, daripada bikin yang hard selling,
tapi tidak ada yang nonton. Tapi ada
juga perusahaan yang minta dibuatkan
iklan hard selling, cuma ya mereka harus
tanggung sendiri konsekuensinya.
Kemarin saya dapat orderan semacam itu,
sebenernya saya sudah tidak mau, karena
permintaanya harus seperti iklan model
lama, yang menampilkan tempat bagus
ada ini dan ada itu. Kan nanti orang bakal
males nonton. Wong kalau kita sendiri
nonton YouTube aja, begitu ada iklan kita
langsung skip, enggak perlu nunggu 1-2
menit. Tapi kalau disampaikan dengan
cara lucu, pasti akan bertahan ditonton,
bisa sampai 3 menit.
Siapa saja tim kerjanya?
Timnya keluarga saya. Ketika saya
punya ide, saya akan menghubungi
teman-teman, saya tidak mau hanya
menggunakan satu orang agar yang
nonton tidak bosan. Biar orang tidak bisa
baca alur ceritanya, dan lebih berwarna.
Berapa jumlah rata-rata klien perbulan?
Sekitar 10, karena memang dibatasi,
supaya saya maksimal mengerjakan
proyeknya. Daripada kebanyakan order
tapi hasilnya nggak bagus.
44 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
“Saya membuat iklan
dengan pendekatan
soft selling, mengajak
penonton tertawa dulu,
daripada bikin yang
hard selling, tapi tidak
ada yang nonton.”
Berapa lama proses pengerjaan per
satu pembuatan video?
Kalau sudah ada scene-nya, paling 3-4
jam sudah selesai. Yang bikin lama itu
kalau belum ada. Total paling lama kalau
dari nol bisa sampai 2-3 minggu. Juga
kalau sudah dapat idenya, bisa cepat
prosesnya.
Lebih mudah mana, bekerja dengan
skrip dari klien atau sendiri?
Lebih mudah kalau saya kerjakan sendiri.
Misalnya sekarang lagi mengerjakan
orderan dari sebuah lembaga soal
pewarna makanan, ternyata banyak
jajanan Bali yang pakai pewarna yang
bukan untuk makanan. Jadi saya kerjakan
sendiri dengan ide sendiri.
Semua pekerjaan dilakukan sendiri?
Sendiri, saya biasa melakukan semua
sendiri.
Berkisar berapa biayanya untuk satu
video?
Kisaran Rp 10-15 juta, dan videonya
langsung menjadi milik klien
Sudah berapa banyak video yang
dibuat?
Sekitar 300-400-an video, itu total
termasuk yang dari pesanan klien juga
Bagaimana tentang film yang terbaru?
Ini film panjang berjudul Bali 1000 hari,
film yang mengangkat sebuah keluarga
berkasta yang sayang anaknya, dan tidak
mau melepas anaknya kepada lelaki
dengan kasta di bawahnya. Sampai saat
ini belum banyak orang tua yang berani
ngomong, sementara anak sekarang
beranggapan saat ini hal itu sudah tidak
relevan.
Bukankah beda antara film panjang
dan film pendek, dari segi bisnis
bagaimana?
Film ini untuk sementara akan diputar
lokal saja dulu, targetnya bukan uang,
saya ingin orang paham kalau Bali itu
punya keunikan tersendiri.
Apa harapan yang belum tercapai?
Sebenarnya, semua ini mengalir apa
adanya, tapi saya ingin memajukan
orang Bali. Saya juga ingin berinvestasi
di banyak hal, termasuk dunia usaha,
karena itu mengasyikan buat saya. Masih
banyaklah pokoknya.
INTERVIEWSPECIAL FEATURE
45Vol. 114 | Ags - Sep 2019
46 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Perkembangan media sosial yang begitu pesat, membuat banyak orang
seakan berlomba menjadi terkenal dengan memiliki banyak pengikut. Ya,
sebutannya bisa Selebgram, Youtubers, Vloggers, atau Influencer. Bagaimana
tidak, bisnis di dunia digital, khususnya media sosial begitu menggiurkan.
Namun dari sekian banyak bentuk layanannya, ada pula yang konsepnya berbeda,
dan bahkan menghebohkan, diantaranya adalah curhat berbayar di media sosial.
Sosok di balik itu adalah Jonathan End. Pria kelahiran 18 November 1984 ini pernah
mempublikasikan di laman twitternya soal membuka jasa ngobrol berbayar. Ia kemudian
diserbu protes warganet. Meski demikian, hingga kini ia masih menerima layanan
‘curhat’ tersebut. Topiknya beragam, mulai dari kehidupan asmara, keluarga, dan yang
paling sering adalah soal pekerjaan dan bisnis.
Tentu tidak salah jika ia dipercaya untuk memberi solusi, mengingat pengalaman
Jonathan yang bisa dibilang tidak sedikit. Ia adalah mahasiswa arsitektur ITB yang lulus
pada tahun 2007. Ia kemudian bekerja di Singapore selama 2 tahun. Namun setelah
itu, Jonathan memilih balik ke Indonesia untuk berkarir dibidang advertising. Ia pernah
bekerja di multinational digital marketing agency hingga menduduki jabatan social
media director, serta pernah bekerja sebagai Head of Social Media Go-Jek, salah satu
perusahaan Unicorn di Indonesia.
Nah, bagaimana perjalanan seorang Jonathan End sebagai Influencer dan pendapatnya
tentang influencer itu sendiri, simak dalam perbincangan berikut ya.
Kapan sih tepatnya Jonathan berkarir
sebagai Influencer?
Jadi kalau ngomongin karir sebagai
influencer, itu sebenernya enggak
kepikiran dan tidak direncanakan juga.
Saya ini lulus arsitek ITB tahun 2007,
2008-2009 saya kerja di Singapore
sebagai arsitek. Tetapi memang kurang
sreg aja, ya passion-nya tidak disitu. Dan
saya pulang ke Indonesia, and I always
wanna try advertising, karena menurut
saya its kinda like romantic, how to affect
a million of life.
Misalnya ni, melihat dari apa yang
dilakukan Nike. Misalnya kamu mau
olaharga, tapi males, Nike mengeluarkan
Just Do It. Dan dia bisa membuat semua
orang jadi latihan maraton dan segala
macam. Jadi bagaimana kita bisa
mengubah hidup orang menjadi lebih
baik. Karena saya sendiri value yang saya
punya itu, ‘Saya hari esok, harus lebih baik
dari Saya hari ini’. Jadi there’re always an
improvement.
Saya adalah pengguna media sosial, dan
ketika pulang ke Indonesia, saya sering
ngumpul dengan teman-teman pengguna
media sosial dan membuat akun di Twitter,
namanya ‘Anjing Gombal’. Kita waktu
itu niatnya hanya pengen have fun. Tapi
lama-lama banyak yang retweet, followers
bertambah dan brand mulai masuk. Nah
dari sana saya tahu kalau ini bisa jadi
bisnis dan menghasilkan. Itu di tahun
2010, lama banget.
Long the way, sekarang saya pakai
akun instagram, saya suka sharing soal
traveling, itu aktif di tahun 2014. Kemudian
di tahun 2017, saya rebranding. Karena
saya merasa traveling ini terlalu serius,
waktu itu saya juga suka share lelucon di
instagram story, yaudah deh di IG feed
saya bikin jadi lebih santai dan tujuannya
menghibur. Dan orang terhibur, dengan
sendirinya, mereka sharing ke orang lain,
jadi pada follow dan jadi gede kayak
sekarang.
SPECIAL FEATURE
“JADI InfluenceR Itu tAnGGunG JAWAB MoRAl”
IntErvIEw wIth JonAthAn enD
47Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Anda sendiri melihat influencer itu
bagaimana?
Saya kurang setuju sebenarnya influencer
sebagai profesi. Karena gini, banyak juga
yang nanya ke saya, karena kesannya
kalau jadi Influencer atau Youtubers dapat
pemasukan dari endorsement, tapi kan
enggak kayak gitu sebenarnya.
Seperti tadi saya ceritakan, pertama saya
tidak merencanakan, kedua menurut saya
Influencer itu asal katanya dari influence,
jadi bagaimana caranya kita untuk meng-
influence orang melakukan sesuatu.
Motivasi sebenarnya itu, influencing
people to do something. Jadi jangan
sampai kita meng-influence orang untuk
melakukan hal yang tidak berfaedah.
Influencer itu, punya tanggung jawab
lebih, karena mereka mempengaruhi
seseorang melakukan sesuatu, baik itu
kebaikan dan keburukan.
Dan kata influencer itu tidak mengacu ke
jumlah followers sebenarnya. Kalau cuma
punya 10,100,1000 tapi mampu meng-
influence orang, maka itulah influencer.
Misal mampu mengajak orang olahraga
lari.
Mungkin term nya agak lebih ke micro
seleb kali ya. Seleb kan celebrity di media
sosial, followers-nya banyak. Apakah
mereka bisa meng-influence orang belum
tentu. Dan influencer harus ber-followers
banyak belum tentu juga. Jadi semangat
influencer itu harus dikembalikan ke
kodratnya.
Konsep bisnis yang dikembangkan
bagaimana?
Sebenernya saya melihat media sosial ini
sebagai channel buat branding. Branding
untuk dikenal sebagai apa. Dari branding
ini, ujung-ujung larinya banyak. Misalnya
branding sebagai travel influencer.
Review-nya bagus, orang kalau nanya soal
travel ke dia. Dari situ kemudian, hotel-
hotel, brand di industri travel juga akan
mencoba reaching the audience lewat
orang ini. Jadi bisa dari itu, satu. Atau
kedua dengan dia branding sebagai travel
influencer yang bagus, kan bisa kemana-
mana, mau jadi host acara travel, speaker
dan lain-lain.
Skill yang dibutuhkan untuk menekuni
profesi ini?
Menurut saya story telling. Karena social
media is a basic storytelling. Sebenernya
orang Indonesia itu kepo, mereka ingin
tahu cerita hidup orang lain. Selanjutnya
adalah unsur visual, apalagi dengan
48 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
adanya Instagram, jadi kita jadi belajar
bagaimana bikin visual yang bagus.
Bagaimana Jonathan melihat
‘influencer’ ini kedepannya?
Ini sih akan terus jalan sih, karena
kita makan aja nanya ke temen. Kita
butuh rekomendasi. Jadi influencer ini
dipandang mereka yang punya expertis di
suatu hal, misalnya ada gadget influencer,
traveling atau food influencer.
Tapi tetap, yang harus diperhatikan itu
adalah apa yang kita berikan bermanfaat
untuk audiens. Saya bertanggung jawab
dengan tindakan saya. Ada beban moral.
Ketika saya sendiri enggak percaya sama
produknya, mana mungkin saya bisa jual.
Karena balik lagi, its not just about the
money, tapi apa yang bisa kita share ke
audiens kita agar jadi win-win buat semua.
Kemaren sempet heboh karena ada
curhat berbayar, itu gimana sih?
Sebenernya itu iseng sih. Jadi
awalnya banyak yang bilang suaranya
menenangkan, terus banyak yang nanya
di Instagram kan, jujur saya mau jawab
semua tapi saya enggak ada waktu.
Followers yang bertanya banyak banget.
Enggak mungkin bisa dijawab, maka
waktu itu ya udalah kalau memang mau,
telpon saja, tapi bayar ya. Karena enggak
mungkin saya menerima telpon yang
masuk.
Karena di sini yang dibayar adalah waktu
saya. Waktu saya kan terbatas sehari 24
jam. Jika harus menelpon seseorang,
waktu saya berkurang. Jadi menurut saya,
saya akan menjual waktu dan isi pikiran
untuk mendengarkan seseorang. Dan dari
itu awalnya kayak iseng, eh ternyata benar
minta nomer rekening dan ditransfer.
Dan sampe sekarang masih
berjalankah?
Masih. Cuma dulu kan sehari saya bisa
sampe 8 gitu, lama-lama saya kayak
stres juga. Capek juga, saya dengerin
masalah orang. Saya kan okay, benar
dengerin ya. Saya sudah profesional,
siap mencurahkan waktu dan tenaga
untuk mikirin masalah kamu. Sekarang
paling sehari 2-3 orang. Kalau misalnya
ada, saya alihkan ke hari lain. Saya kan
semangatnya memang ingin bantu.
Apakah curhat berbayar ini nantinya
bisa menjadi passive income?
Bisa sih, karena mereka kan mencari
rekomendasi. Saya juga udah 35 kan,
So, I have wisdom lah in life. Dan
mungkin juga secara mindset saya lebih
terbuka. Kadang saya bisa menawarkan
perspektif lain untuk cara pandang mereka
memandang suatu masalah. Sehingga ya
ujung-ujungnya mereka bisa mengambil
keputusan yang lebih baik, karena lebih
banyak pertimbangannya. Apakah bisa
dijadikan passive income ya bisa-bisa aja
sih. Selama belum bosan, ha..ha..
Rencana kedepan Jonathan seperti
apa?
Jadi sekarang saya memutuskan untuk
mencoba resign dari pekerjaan kantor,
ingin coba jadi content creator, dengan
semangat tadi.
Jadi saya ingin bikin vlog dengan tema
adult-ing, dalam artian, ya cara kita
berpikir lebih dewasa tapi dengan santai
aja. Sesimple misalnya perlu beli rumah
ga sih? Investasi perlu enggak sih?
Relationship yang baik seperti apa? Jadi
lebih ke menyadarkan soal kedewasaan,
dan secara enggak langsung ingin
mengedukasi mindset lebih dewasa.
Di Indonesia pendidikan ke arah menjadi
pintar IQ tapi tidak secara emosional
EQ. Makanya banyak jadi bullying segala
macam. Banyak juga stres gegara media
sosial. Melihat orang lain lebih sukses.
Padahal enggak gitu, karena kan enggak
mungkin orang nangis ngepost di IG.
Media sosial kan branding mereka, ya kita
juga harus tahu di balik brand itu ada hal
lain juga. Tapi banyak orang yang belum
mengerti itu.
INTERVIEWSPECIAL FEATURE
49Vol. 114 | Ags - Sep 2019
50 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Book Review
Rahmadi Deal Diliawan
Khawatir Anak Anda terjerumus
dalam internet negatif? Anak
Anda susah belajar dan
kecanduan internet?
Sarjana YouTube berisi tentang
cara mudah namun ampuh dalam
memanfaatkan internet khususnya
YouTube sebagai sarana menimba ilmu.
Dalam buku ini, para pembaca akan
belajar tentang keuntungan dan kerugian
YouTube, cara mendapatkan ilmu melalui
YouTube, cara memilih tutor online yang
baik, hingga biaya belajar di YouTube.
Penulis buku ini mengistilahkan YouTube
sebagai uY alias universitas YouTube,
tempat khalayak untuk belajar, mengabdi,
dan meneliti. Dengan paradigma tersebut,
tentu pembaca buku ini akan tersadar
bahwa YouTube dapat sangat bermanfaat
untuk kehidupan.
Sarjana YouTube
Ibaratnya nie, daripada menonton Banana
Kick by Roberto Carlos, tentu lebih
bermanfaat jika menonton How to Kick
like Roberto Carlos. Dibanding menonton
Will Smith berakting, tentunya lebih
bermanfaat jika kita menonton How to Act
like Will Smith. Dibanding menonton Farah
Quin memasak, tentu lebih bermanfaat
jika kita menonton How to Cook like Farah
Quin.
Dalam buku ini, penulis menginginkan
suasana perubahan mengglobal yang
terjadi pada pengguna internet di
kalangan remaja. Karena sebenarnya
para remaja ini penuh rasa ingin tahu,
tetapi belum tahu jalan yang baik untuk
memuaskan rasa ingin tahu mereka.
Penulis bercita-cita bahwa buku Sarjana
YouTube ini lah jawabannya.
51Vol. 114 | Ags - Sep 2019
52 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Suzana ChandraManaging Director, Lestari Living
“when you give… scarcity left
your body, when you are
grateful, fears disappears and
abundance appears..”
Bersyukur Itu Penangkal Kegalauan
Pada saat saya menengok Facebook, ada postingan dari seorang kawan,
Coach Nyoman Sukadana, dari kampus Elizabeth International, saya petik di
sini, “An arrow can only be shot by pulling it backward. When life is dragging
you back with difficulties, it means it’s going to launch you into something
great. So just focus and keep aiming”.
Terjemahan bebasnya kira-kira begini, “anak panah sebelum ditembakkan, harus ditarik
dulu ke belakang. Jadi kalau hidup kita lagi susah dan mundur, artinya hidup sedang
mempersiapkan kita untuk sesuatu yang lebih baik”.
SMART FAMILY
Sumber : vvcm.org
53Vol. 114 | Ags - Sep 2019
SMART FAMILY
“Suatu pembelajaran yang
luar biasa untuk saya.
Sedemikian terperangkapnya
saya di dalam kegalauan,
sehingga melupakan ritual
bersyukur yang notabene
adalah “antidote” dari
ketidakbahagiaan, kesedihan
bahkan depresi. Dalam
kegalauan, sedemikian
mudahnya kita memfokuskan
energi dan perhatian kita
kepada ketidakbahagiaan.
Sehingga lupa bersyukur
dan lupa bahwa, where focus
goes, energy flows.
Quotes tersebut membuat saya terhenyak,
karena terasa sangat pas dengan apa
yang terjadi pada saya saat itu. Suatu
komitmen membuat saya harus melepas
beberapa investment dengan nilai yang
jauh di bawah ekspektasi. Masih ada
untung sih tetapi, kurang untung.
Sebagai seorang pembelajar, saya sadar
sesadar-sadarnya dan mengerti bahwa
hal ini adalah “normal” terjadi, tetapi
karena satu dan lain hal, pada saat itu
nalar dan emosi saya tidaklah sejalan.
Subconsciously (alam bawah sadar),
level emosi yang saya rasakan adalah
kegagalan. Kecewa, sebal, mangkel dan
lain sebagainya. Komplit.
Berbagai training dan pembelajaran yang
saya lakukan, memberikan kata-kata
bijak bahwa kejengkelan, kemangkelan
dan penyesalan bukanlah “good feeling”.
Secara sadar saya tahu bahwa saya harus
cepat keluar dari perasaan negatif ini.
Sayangnya, perasaan saya susah diajak
berkompromi. Bagaimana dong?
Karena capek dengan pemikiran sendiri
yang tidak cukup kuat untuk membawa
saya keluar dari perasaan negatif, akhirnya
saya mengajak beberapa orang yang saya
anggap sebagai mentor untuk bertukar
pikiran. Kemudian di waktu senggang
(yang biasanya saya pakai untuk nonton
serial drama di Netflix), saya pakai
untuk browsing Facebook, Instagram
dan YouTube for any “good feeling”
posting atau stories. Saya mendengarkan
berbagai podcast, nonton berbagai
motivational channels, mendengarkan
interview berbagai cerita susah dan
sukses berbagai orang, dan saya share
cerita-cerita itu kepada keluarga. Suami
dan anak-anak saya mungkin sampai
kewalahan dengan begitu banyaknya
video yang saya forward.
Selama proses pembelajaran tersebut,
saya melihat dua kata yang bolak-balik
disebut dan didengungkan oleh mereka-
mereka yang gagal dan kemudian menjadi
sukses. Dua buah kata yang sangat
powerfull, seringkali kita ucapkan tetapi
tidak dimaknai dan dipraktekan dengan
benar. Kata-kata tersebut adalah “be
grateful (bersyukur) dan giving (memberi)”
yang katanya merupakan satu-satunya
“antidote” atau penangkal dari segala
kegalauan.
Hang on a minute, saya mengenal sekali
kata-kata tersebut dan kayaknya selalu
berusaha untuk bersyukur dan memberi.
Tapi belakangan ini memang harus saya
akui, karena kegalauan yang sedang
saya alami, secara tidak sadar saya suka
lupa bersyukur. Malahan lebih sibuk
memberikan perhatian dan energi kepada
kegalauan tersebut. lah kan lagi galau, apa
yang harus disyukuri? Pasti demikian yang
dipikirkan alam bawah sadar. untungnya
saya masih ingat untuk memberi.
Nah, saya sampai pada video dari salah
satu mentor saya, Anthony Robbins
(AR) yang menceritakan bahwa ada satu
saat di mana dia sedang bangkrut dan
hanya memiliki uang 20 dolar untuk hidup
seminggu, tetapi karena hatinya tersentuh
melihat ketulusan seorang anak usia 11
tahun yang ingin mentraktir ibunya tetapi
tidak cukup uang, maka seluruh uangnya
diberikan kepada anak itu. Tanpa berpikir
panjang dan tanpa ketakutan akan
kelaparan, AR tanpa sadar melakukan “act
of giving”.
Dan yang magical adalah, setelah itu AR
merasa ketakutan atas kebangkrutan,
kelaparan dan kesusahannya, hilang.
Ceritanya, sesampai di rumah, AR malah
menerima cheque senilai 1,000 dolar
yang merupakan pembayaran hutang dari
seorang teman.
54 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
SMART FAMILY
Puji Tuhan, AR enggak jadi puasa
seminggu.
“when you give.., scarcity left your body,
when you are grateful, fears disappears
and abundance appears,” kata Anthony
Robbin.
Dengan cerita-cerita di atas, saya seperti
diingatkan untuk kembali fokus dengan
semua berkat yang diberikan, semua
kemudahan dan prestasi, atas bisnis yang
saya miliki, atas keluarga yang sehat,
rukun dan berbahagia, atas teman-teman
yang baik.
Bersyukur atas segala berkatnya. Being
grateful.
Saya duduk menyendiri, memandang
lingkungan dan sekeliling, melihat
Maya (anak saya) di dapur yang sedang
mempersiapkan breakfast, melihat
anjing-anjing saya yang menguik-nguik
kesenangan karena saya duduk di dekat
mereka, memperhatikan burung-burung
berkicau, melihat pak tani yang sedang
membajak. Memperhatikan bahwa begitu
banyaknya berkat yang harus saya
syukuri. Dan begitu tidak relevannya
kegalauan yang saya alami.
Bapak atau Ibu sekalian, magic happened.
Hampir secara instan, kegalauan saya
seperti beranjak pergi meninggalkan
saya. I feel abundance, I feel blessed,
I am grateful. Sepertinya bawah sadar
saya sudah mau berkompromi dengan
logika saya. Sudah sinkron, wow.., this is
working!!
Suatu pembelajaran yang luar biasa
untuk saya. Sedemikian terperangkapnya
saya di dalam kegalauan, sehingga
melupakan ritual bersyukur yang notabene
adalah “antidote” dari ketidakbahagiaan,
kesedihan bahkan depresi.
Dalam kegalauan, sedemikian mudahnya
kita memfokuskan energi dan perhatian
kepada ketidakbahagiaan kita. Sehingga
lupa bersyukur dan lupa bahwa, where
focus goes, energy flows. Semakin saya
fokus kepada kegalauan itu, maka saya
memberikan energi kepada si galau
tersebut. Maka semakin tidak happy.
Teori sih tahu, tapi pas kejadian, lupa dah.
Saya bersyukur ada banyak teman
tempat berdiskusi, bahkan ada YouTube,
Facebook dan Instagram yang bisa
dijadikan sumber pembelajaran dan
motivasi. Saya bersyukur atas segala
tantangan, sehingga saya bisa lebih kuat.
Sekarang waktunya tarik nafas bersyukur
dan mundur sedikit sebagai persiapan
untuk lebih maju.
“I am grateful for my struggle, without
it I wouldn’t have found my strength.”
(Unknown) Sumber : vvcm.org
55Vol. 114 | Ags - Sep 2019
56 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
“
Ben AbadiFounder of Ben Abadi Rapid Profit
Peran coach itulah yang dapat
membuat karyawan semakin
menguasai keterampilan atau
keahliannya agar menjadi
lebih baik.”
Istilah coaching masih belum sering
terdengar di Indonesia. Coaching
sepertinya kalah tenar dibandingkan
training atau pelatihan. Dalam
bahasa Indonesia, coaching lebih tepat
disebut pembinaan. Manfaat coaching
untuk karyawan untuk memberikan
kemampuan leadership yang kuat,
meningkatkan kinerja dan produktivitas,
mendapatkan keterampilan dan wawasan
baru seputar dunia kerja, sebagai
sarana pendampingan untuk mencapai
target, serta membantu karyawan untuk
mengatasi masalah-masalah perilaku yang
dihadapinya.
Salah satu contohnya ketika Eric
Schimdth yang pada tahun 2001 terpilih
menjadi CEO Google, yang ditahun 2017
Kenapa Pebisnis Membutuhkan Coach
COACHING CLINIC
berada pada posisi 119 sebagai orang
terkaya di dunia versi Majalah Forbes.
Dalam interview-nya, Eric mengemukakan
alasan bagaimana ia menjadikan Google
seperti sekarang ini. Ia berkata, bahwa
yang membantunya adalah seorang
coach, dan melalui coaching, ia bisa
membesarkan Google.
Coaching bukan hanya menggali
potensi diri dari orang yang di-coaching.
Namun hasil dari coaching juga mampu
mengubah sebuah perusahaan yang
semula kecil menjadi perusahaan raksasa.
Coaching menyimpan kemampuan
tersembunyi yang mampu mengubah
apapun. Dalam proses coaching, ada
seorang pelatih yang biasa disebut coach,
dan juga ada orang dilatih yang biasa
disebut coachee. Seorang coach akan
membantu coachee dalam menggali
potensi yang ada pada dirinya sendiri.
Bagi perusahaan, coaching tentu saja
sangat bermanfaat. Jika kemampuan
karyawannya meningkat, maka kinerjanya
untuk perusahaan juga akan semakin
meningkat.
Dengan demikian, produktivitas
perusahaan juga ikut meningkat melalui
coaching, hasil yang diperoleh lebih
terlihat nyata dan si coachee menjadi
individu yang lebih kompeten dan mandiri.
Meskipun memang prosesnya memakan
waktu yang tidak singkat.
“Dengan coaching, maka coach
dapat memberikan bimbingan
mengenai masalah prioritas,
menentukan mana pekerjaan
yang harus diprioritaskan
terlebih dahulu, sesuai dengan
rencana bisnis yang ada.”
Dengan coaching, maka coach dapat
memberikan bimbingan mengenai
masalah prioritas. Jadi, mereka dapat
menentukan mana pekerjaan yang harus
diprioritaskan terlebih dahulu, sesuai
dengan rencana bisnis yang ada.
Dengan coaching, perusahaan juga
dapat melakukan proses memperbaiki
kinerja karyawannya, yang nantinya
akan berpengaruh pada kinerja
perusahaan. Dalam dunia bisnis dan
industri, khususnya departemen sumber
daya manusia, coaching adalah salah
satu teknik untuk mengembangkan
potensi karyawan. Kelebihan coaching
dibandingkan model pelatihan yang lain,
karena dalam coaching ada coach yang
berperan intensif untuk memberikan
pelatihan, juga memantau kehidupan dan
kinerja peserta coaching. Peran coach
itulah yang membuat karyawan menguasai
keahliannya agar jadi lebih baik.
57Vol. 114 | Ags - Sep 2019
58 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Its Not Festival
Sekitar 6.000 penonton
memadati Rooftop ITC Depok
untuk menyaksikan Its Not
Festival pada hari Sabtu, 29
Juni lalu.
Its Not Festival dimeriahkan oleh musisi-
musisi yang sedang digandrungi anak-
anak milenial, seperti Fiersa Besari, The
Adams, Float, Maliq & D’Essentials serta
Tulus.
Pecinta Musik Indie tentu saja sudah
tidak asing lagi dengan The Adams,
Fiersa Besari dan Float. Fiersa berhasil
mengajak seluruh penonton bersendu ria
dengan single-nya ‘Waktu Yang Salah’,
sedangkan Float dengan lagu andalannya
‘Sementara’ dan ‘Pulang’.
Penonton semakin padat saat Maliq &
D’Essentials tampil. Selama kurang lebih
satu jam, Maliq menghibur penonton
dengan lagu-lagu hits miliknya, dan satu
lagu baru berjudul ‘Senja Teduh Pelita’.
Tulus berhasil menutup acara dengan
manis. Semua lagu yang ia nyanyikan,
diikuti penonton. Termasuk lagu baru
berjudul ‘Adu Rayu’.
“Acaranya seru, sangat terorganisir” ujar
Angga, vokalis Maliq & D’Essentials. Salah
satu penonton, Sonya, juga rela jauh-jauh
datang dari Jakarta untuk menonton band
favoritnya Maliq. “Kalo Maliq manggung di
seputaran Jabodetabek gue usahain buat
nonton. Soalnya udah suka Maliq dari
jaman SMP”.
Selain festival musik, di dalam venue
juga terdapat booth food and beverages
serta games corner yang memanjakan
pengunjung.
Its Not Festival sendiri adalah pra event
SoundFest, sebuah festival musik tahunan
terbesar di Kota Bekasi yang diusung
oleh Mapspro. Festival ini dijadwalkan
akan digelar pada 24-25 Agustus
mendatang bertempat di Sumarecon
Mall Bekasi. Mengusung tema “Dukung
Industri Kreatif”, akan ada banyak musisi-
musisi ternama Indonesia yang tampil di
SoundFest 2019 nanti. Jadi jangan sampai
ketinggalan!
59Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Festival
17 tahun
Maliq & D’Essentials
Dalam rangka merayakan 17 tahun
berkarya, Maliq & D’Essentials rilis single
terbaru mereka yang berjudul ‘Senja
Teduh Pelita. Lagu yang diciptakan oleh
Widi Puradiredja ini terinspirasi dari kisah
sehari-hari, yaitu bercerita tentang restu
alam semesta. MALIQ & D’Essentials
Yang menarik adalah rekaman lagu ini
direkam di Organic Records Studio
Jakarta pada Januari 2019. Setelah
dilakukan proses mixing, MALIQ &
D’Essentials lalu melakukan proses
mastering di Abbey Road Studio, London,
Inggris. Di lagu ‘Senja Teduh Pelita’
sengaja diselipkan nada upbeat yang fun,
sehingga pendengar bisa lebih mudah
berdansa saat mendengarkan lagu ini.
lewat lagu ini ingin mengungkapkan
terkadang ada semacam tanda-tanda
yang muncul saat kita menginginkan suatu
keadaan.
Dari musiknya sendiri, ‘Senja Teduh Pelita’
mengusung nuansa 70 atau 80an, namun
dikemas dengan kekinian sehingga kaum
milenial juga bisa menikmati. ‘Senja Teduh
Pelita’ bisa mempertemukan era Maliq &
D’Essentials pada album-album awal dan
era yang sekarang.
Diakui Angga, sang vokalis, dalam
waktu dekat Maliq & D’Essentials
akan mengeluarkan album baru dalam
bentuk DVD dengan proses rekaman
juga dilakukan di Abbey Road Studio,
salah satu studio legendaris di London.
Selain itu, Maliq & D’Essentials juga akan
mengeluarkan video klip ‘Senja Teduh
Pelita’.
60 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
“
Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari
Rencana tidak akan
mengubah apa-apa.
Eksekusilah yang
bisa mengubah dan
menghasilkan nilai
bagi perusahaan dan
organisasi.”
Rencana Tidak Mengubah Apa-Apa
LEADERSHIP
Sumber : Business vector created by katemangostar - www.freepik.com
Setiap menyambut tahun
baru, sebagian orang
selalu merefleksi terhadap
pencapaian selama setahun.
Mengevaluasi, apa yang telah dicapai
dan apa yang belum tercapai. Kata
resolusi kemudian menjadi hangat
diperbincangkan banyak orang. Banyak
hal yang akan dilakukan di tahun ini.
Tujuan hidup yang lebih baik menjadi
daftar yang ingin dicapai di tahun yang
akan datang. Satu per satu rencana
dituangkan dalam tulisan. Mulai
menabung 10 persen dari penghasilan,
ikut keanggotaan di sebuah gym untuk
menguruskan badan, memulai bisnis,
membaca buku setiap pekannya, jalan-
jalan keliling dunia, membuka cabang
baru, hingga penjualan naik 50 persen.
Banyak rencana yang disusun dan akan
dilakukan. Namun, seringkali resolusi atau
rencana dari tahun ke tahun tidak tercapai.
61Vol. 114 | Ags - Sep 2019
LEADERSHIP
“Sebuah ide dan
rencana itu tidak ada
apa-apanya. lebih
penting lagi adalah
bagaimana kita bisa
mengeksekusi ide dan
rencana tersebut. tidak
heran jika sebuah ide
itu dikatakan “murah”,
sedangkan yang “mahal”
adalah kemampuan
eksekusi dari sebuah
ide.”
Demikian juga dengan sebuah korporasi,
banyak hal yang akan dilakukan setiap
tahunnya.
Pertanyaannya adalah, apakah menyusun
rencana hanya sebatas tradisi dan
kewajiban ketika awal tahun menjelang?
Rencana itu penting. Tetapi rencana
saja tidak akan mengubah apapun.
Eksekusilah yang mengubah sesuatu.
Seringkali kita menghabiskan waktu dan
energi pada tahap perencanaan, tapi tidak
untuk eksekusi. Perencanaan itu penting,
merupakan bagian dari proses untuk
mencapai suatu tujuan.
Proses perencanaan tidak dapat berdiri
sendiri, untuk mencapai tujuan dibutuhkan
eksekusi yang baik dari rencana yang
telah disusun dan ditetapkan. Sebagian
besar rencana gagal dijalankan, karena
adanya gap eksekusi. Rentang waktu
antara rencana dibuat dan eksekusi
dilakukan. Semakin lama rentang waktu,
semakin buruk eksekusi yang dilakukan.
Jika Anda ingin bugar, sekarang juga
pergi ke lapangan untuk jogging keliling
lapangan. Tidak pakai nanti.
Anda dapat membuat rencana yang
matang. Tapi tidak akan ada artinya
jika rencana tersebut minim eksekusi.
Rencana dan eksekusi merupakan
dua faktor yang sangat memengaruhi
keberhasilan. Seringkali banyak pemimpin
yang terlalu fokus menyusun rencana
dan strategi, tapi mengesampingkan
eksekusinya. Banyak pemimpin gagal
menjalankan kepemimpinannya karena
terlalu mengandalkan strategi yang
canggih tapi lemah pada eksekusi.
Strategi tak ubahnya sebuah harapan
yang ditulis di secarik kertas tanpa pernah
direalisasikan, jika pemimpin tak memiliki
kemampuan eksekusi.
Sebuah ide dan rencana itu tidak ada
apa-apanya. Lebih penting lagi adalah
bagaimana kita bisa mengeksekusi
ide dan rencana tersebut. Tidak heran
jika sebuah ide itu dikatakan “murah”,
sedangkan yang “mahal” adalah
kemampuan eksekusi dari sebuah ide.
Banyak orang yang terjebak dan terlena
dalam penyajian wacana, pemikiran atau
rencana yang sangat bagus tapi tanpa
realisasi yang nyata.
Yang terpenting adalah realisasi yang
memerlukan keberanian untuk melakukan
eksekusi. Memang ada risiko. Membuka
warung nasi, ada risiko pembeli yang
datang sedikit, merugi, modal tidak
kembali dan ada risiko gagal. Ini yang
membuat orang takut untuk memulai
bisnis.
Seorang pemimpin akan selalu terpapar
risiko gagal. Jika dia bertindak dan gagal,
maka dia gagal sekali. Jika dia bertindak
lagi dan gagal, itu berarti dia gagal dua
kali. Tetapi, jika dia tidak berani bertindak,
dia gagal seumur hidup.
Eksekusi! Eksekusi! Eksekusi! Eksekusi
dan Eksekusi. Inilah lima kelemahan
utama yang membuat banyak rencana
istimewa tidak jadi kenyataan.
Rencana tidak akan mengubah apa-apa.
Eksekusilah yang bisa mengubah dan
menghasilkan nilai bagi perusahaan dan
organisasi.
62 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Entertainment
HI-D adalah grup duo
pendatang baru di dunia
musik Indonesia yang berada
dibawah naungan label musik
INDO SEMAR SAKTI. Beranggotakan
2 musisi keren yaitu Ilham dan Hany,
yang sebelumnya sudah cukup lama
berkecimpung di dunia musik dan telah
memiliki karya sendiri.
Ilham Baso sudah dikenal masyarakat
Indonesia sejak mengikuti ajang pencarian
bakat “Indonesia Idol” season 3 dan
berhasil mencapai 6 besar. Selain itu, ia
juga dikenal sebagai seorang produser
dan pencipta lagu untuk beberapa artis
ternama seperti Sammy Simorangkir
“Tulang Rusuk”, Bastian Steel “Lelah”,
Delon “Kamu Cukup” dll. Salah satunya
lagu yang paling hits yang diciptakan
Ilham adalah lagu “Bukan Dia Tapi Aku”
yang dipopulerkan oleh Judika.
Hany Pattikawa adalah penyanyi jebolan
acara ajang pencarian bakat di Televisi
‘Rising Star 2016’. Sebelumnya, Hany
“TIBA-TIBA SAYANG”
HI-D
pernah merilis beberapa single seperti
“Don’t Worry Baby”, “When I Fall In Love”
dan beberapa lagu berbahasa daerah
Maluku.
Kini HI-D hadir dengan single perdana
yang berjudulnya “Tiba-Tiba Sayang”.
Lagu yang diciptakan oleh Ilham sendiri
ini, bercerita tentang pertemuan pertama
yang tidak disengaja menumbuhkan rasa
suka dan sayang. “Ide lagu ini saya dapat
dari curhatan teman. Dari omongan teman
itu terucap kata ‘Tiba-tiba Sayang’. Saya
langsung kepikiran, sepertinya menarik
juga untuk dijadikan tema lagu”, ucap
Ilham soal ide awal lagu ini.
Nama HI-D sebenarnya adalah singkatan
dari HI-Definition, yang diambil dari inisial
nama mereka masing-masing. “Kenapa
HI-Definition karena sebenarnya kita
berdua itu mau mencoba untuk melakukan
segala sesuatunya berdasarkan
definisi kita. Setiap orang kan definisi
bermusiknya berbeda-beda. Nah kita mau
HI-D ini lebih cenderung pada apa yang
kita mau buat. Jadi kita coba bikin yang
enak aja sesuai keinginan kita. Bahwa
karya ini kami buat dari hati. Suka atau
tidaknya, kita kembalikan ke pendengar.
Layaknya di musik kan banyak genre. Ada
yang suka musik RnB, tapi ada juga yang
suka musik Pop, kami menyuguh musik
kami yang seperti ini untuk meramaikan
dunia musik Indonesia”, jelas Hany.
Dengan kemampuan vokal yang luar biasa
dan musikalitas yang baik, HI-D rasanya
bisa menjadi angin segar di dunia musik
Indonesia. Seperti harapan Ilham dan
Hany, bahwa musik adalah jalur terbaik
yang mereka pilih untuk berkarya. “Kami
berharap kehadiran dan karya kami ini,
bukan cuma bisa diterima dengan baik
oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Namun juga, semoga dapat menjadi
berkat bagi banyak orang. Yang pasti
karena kami berkarya lewat musik, kami
selalu ingin memberikan yang terbaik bagi
dunia musik Indonesia,” tutup Ilham.
63Vol. 114 | Ags - Sep 2019
64 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
MAu MencARI PRoPeRtI yAnG sePeRtI APA?
Property&I
Seorang kawan lama mengirimkan pesan :
Kawan : Bu, punya vila dijual, budget
maximum Rp. 10 M.
Saya : Ada.., bisa kasih tahu spesifikasi
yang dicari seperti apa?
Kawan : Buat Bule
Saya : Heh! okay.., lokasi yang
diinginkan dimana, berapa kamar, luasan
tanah dan bangunan, tujuan buat apa (dan
beberapa pertanyaan lainnya).
Kawan : Waduh.., profesional sekali
pertanyaannya, sebentar saya tanyakan
dulu.
Saya : OK
ww
w.c
onsta
nta
-pro
pert
ies.c
om
Sejak percakapan itu, seminggu
kemudian berlalu, dan sampai
sekarang belum ada klarifikasi
lagi dari kawan tersebut.
Bingung kali beliau.
Sepertinya di pulau Bali, semua orang
merupakan agen properti. Mulai dari kelas
teri sampai kelas ikan paus, semua ada.
Mulai dari yang sangat tradisional seperti
petani atau penduduk sekitar yang lewat
pada saat “investor ingak-inguk”, sampai
ke level profesional baik tingkat nasional,
maupun internasional.
Pada dasarnya, mencari properti itu bisa
dibikin gampang dan juga bisa dibikin
pusing.
Saya punya customer yang selama 5
tahun terakhir belum juga menemukan
apa yang dicari. Sepertinya, beliau masih
tidak tahu apa yang dicari. Berikut adalah
beberapa hal yang dapat “dipertajam”
dalam mencari properti :
1. KeGunaan DaRI PRoPeRTy
Apakah untuk rumah tinggal, disewakan,
multi fungsi atau komersial.
2. TUJUAN MEMILIKI PROPERTY
Apakah untuk mendapatkan cash flow
dari rental? Apakah lebih menitikberatkan
capital gain? Apakah kombinasi cash flow
dan capital gain?
65Vol. 114 | Ags - Sep 2019
TOP PICK OF THE MONTH3. LOKASI DARI PROPERTI
Apakah daerah sepi, atau dekat
keramaian, atau dekat pantai, atau
pegunungan dan lain sebagainya
4. SPESIFIKASI DARI PROPERTI
Apakah tanah/ruko/rumah/villa, berapa
kamar tidur, berapa luasan bangunan,
luasan tanah.
5. PERTANYAAN LAINNNYA
Berapa budget yang disediakan, kapasitas
pinjaman, apakah cari distress asset,
premium asset, akses jalan, daerah macet
atau potensi macet, dekat dengan gym,
tempat yoga, ada view sungai, view
sawah, gunung dan lainnya.
Semakin detail pertanyaan tersebut dapat
dijawab, dan dikomunikasikan kepada
agent atau buyer agent, semakin cepat
dapat ditemukan properti yang diinginkan.
Goodluck! (adv)
JOIN OUR DREAM TEAM
(rahayu@gaiabaliproperty.com)
GAIA Property Bali for All your property
NEED. Rental, Sale, Management and
Building of property, hubungi kami!
Oleh : Suzana Chandra
IG : @suzanachandra
Tanah Los PantaiPANTAI SANUR7.5 Ha ; IDR 750 juta/are
1. BEACH FRONT LAND - Saba
Beach, Beach Frontage 240m - land
6 ha - asking price IDR 580 juta/are
(ref:GAIA-LS-SB0078)
2. NEW APARTMENT - Canggu, Land
91 m2 - asking price IDR 3.486 M (ref:
GAIA-AS-CG0090)
3. QUALITY VILLA CLASSIC, design 3
bedroom - fully furnished - Canggu
- Land 295 m2 building 200 m2,
asking price IDR 7.9M (ref: GAIA-VS-
CG0032)
4. HOT DEAL. Residential House di
Jimbaran area 3 bedroom - land 110
m2 building 90 m2 asking price IDR
1M (ref: GAIA-RS-JB0091)
5. FOR RENT ! Commercial building -
premium location - Canggu - Land 70
m2 building 135 m2 asking price IDR
830 juta per 3 tahun (ref: GAIA-RR-
CG0092)
66 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Entrepreneur
AgoEng SoEdARtAnto PoEtRA
Mulai Dari Koreografer Tari Sekolah, KiniKe Kancah Nasional
Dari pintu ke pintu mendatangi
teman dan keluarga untuk
mengenalkan sekolah
modelling yang dirintisnya,
merupakan strateginya menggaet murid.
Di garasi pinjaman dari tantenya, Agoeng
menularkan ilmunya. Ia berprinsip,
pekerjaan yang dilakukan dengan hati,
akan membawa pada kebahagiaan.
Agoeng Soedartanto Poetra, begitu nama
yang disematkan kedua orangtuanya.
Kelahiran Jember, 27 Oktober 1966
dari pasangan Mas Agoes Soedir dan
Hj. Siti Maryam. Sejak kecil, pengagum
Guruh Soekarno Putra ini sudah ditempa
untuk hidup mandiri dan sederhana.
Ketika Agoeng lahir, sang Ayah menjabat
Kapolsek Rambipuji, Jember, sedangkan
ibunya seorang guru. Kelak, tempaan
kedua orangtuanya ini dirasakan Agoeng
sangat berguna bagi karir profesionalnya
di dunia fashion dan modelling.
Ditemui di studio sekaligus kediamannya
di kawasan Soekarno Hatta, Malang,
belum lama ini, laki-laki yang akrab disapa
Panda oleh orang-orang terdekatnya ini
dengan senang membagi kisah hidupnya.
Tanggal 18 September 1990, sejarah
hidupnya di dunia fashion dan modelling di
Kota Malang ia mulai. Impiannya terwujud,
sekolah modelling resmi ia dirikan. Dengan
keyakinan, siapa saja yang ingin serius
67Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Entrepreneur
menerjuni dunia model profesional, harus
punya ilmu dan wawasan.
Ellite Model, nama yang ia sematkan
untuk sekolahnya. Nama itu, kenang
Agoeng adalah ide dari temannya. Meski
bernama Ellite Model, bukan berarti
lokasinya di kawasan elit atau di gedung
mewah. Agoeng yang juga pembina
Kakang Mbakyu Malang ini justru
meminjam garasi tantenya di kawasan
Monginsidi, Malang untuk disulap sebagai
studio tempat belajar mengajar.
Ketika menamai sekolahnya dengan Ellite
Model, dirinya belum tahu jika ada model
agency besar Elite Model yang didirikan
John Casblancas di Paris. Pertimbangan
itulah, kelak akhirnya ia memutuskan
untuk mengubah nama sekolahnya
menjadi Color Indonesia Models di tahun
1994.
Agoeng tak ingin bermasalah di kemudian
hari, meski tulisan Ellite dan Elite Model
Paris pada dasarnya berbeda. ”Saya
juga tidak ingin dicap mengekor Elite
Model Paris. Saya ingin jadi diri sendiri,
tidak ingin meniru orang lain apalagi yang
sudah punya nama besar untuk mendapat
ketenaran,” terang laki-laki yang menjalani
masa kecil dan remaja di Banyuwangi ini.
Nama Color Indonesia Models bertahan
hingga 2002. Lalu, ia menggantinya
dengan nama Color Models Inc yang
bertahan hingga saat ini. Ada alasan
mengapa nama itu dipilihnya. Kata
Agoeng, siswa yang belajar di sekolahnya
berasal dari berbagai kalangan, suku, ras,
dan agama.
Ada Jawa, Kalimantan, Arab, keturunan
Jerman dan lainnya. ”Berwarna-
warni. Nama Color merepresentasikan
keberagaman itu,” terangnya.
Agoeng mengingat, ketika merintis
sekolah, ia hanya berpromosi secara
sederhana. Ia datangi rumah kawan dan
saudara untuk menyampaikan keberadaan
sekolah dan visi misinya. Bertemu
langsung dengan banyak orang, bisa
membuatnya berkomunikasi lebih leluasa.
Dan cara itu terbukti sangat efektif.
Empat orang murid berhasil digaetnya
untuk belajar. Meski di kelas perdana
hanya mengajar segelintir murid saja, tapi
sudah membahagiakan dirinya.
Ia mengajar dengan semangat dan
profesional, tanpa asisten. Penggemar
karakter Panda ini mengajar seluk-beluk
dunia model, cara berjalan di atas catwalk
dan banyak hal yang dibutuhkan di dunia
model profesional.
Tak hanya mengajar di Malang saja. Laki-
laki berkacamata ini juga mendapatkan
murid di sejumlah kota di Jawa Timur,
seperti Tulungagung, Banyuwangi, Jember
dan lainnya. untuk mengajar, Agoeng
mendatangi mereka untuk mengajar privat
fashion dan modelling. ”Ada juga ibu-ibu
pejabat yang minta dilatih etiket, fashion,
table manner dan sebagainya,” ujarnya
berbinar.
Dalam perjalanannya, siswa Color
Indonesia Models Inc terus bertambah
jumlahnya. Ia membuka kelas mulai anak-
anak, remaja dan dewasa. Peminatnya di
setiap kelas pun luber. Ia pernah mengajar
siswa yang baru berusia dua tahun.
Agoeng juga menerima banyak murid
dari luar daerah yang ingin belajar untuk
kemudian jadi instruktur di tempatnya.
Dalam mengajar, Agoeng tak pernah
segan membagikan semua ilmu kepada
siswanya. Ia berprinsip, buah yang
memiliki biji untuk ditanam kembali
akan melahirkan banyak pohon baru.
”Kebanggaan saya akan berlipat saat
mendengar kabar sebagian besar siswa
saya sukses mendirikan sekolah modelling
dan agency sendiri,” tandasnya.
Sejumlah nama seperti Fitri Fiza, Kadek,
Tangting, dan Asmadi adalah murid-
muridnya yang sudah sukses mendirikan
sekolah modelling sendiri.
“Agoeng tak pernah segan
membagikan semua
ilmunya kepada siswanya.
Ia berprinsip, buah yang
memiliki biji untuk ditanam
kembali akan melahirkan
banyak pohon baru.
”Kebanggaan saya akan
berlipat saat mendengar
kabar sebagian besar siswa
saya sukses mendirikan
sekolah modelling dan
agency sendiri,..”
68 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Entrepreneur
Kemudian, Marcellino, Rizal Djibran,
Faris Djibran, Della Puspita, Cindy Fatika
Sari, Eza Gionino dan Taufik Zein, adalah
alumnus Color yang diperhitungkan di
dunia enternain ibukota.
Dari tangannya, Agoeng juga mencetak
siswa yang kemudian lolos menjadi finalis
Putri Indonesia, seperti Felicia, Nadia, Peni
dan Tiffany. untuk Miss Indonesia, ada
Jesica dan Ovia Dian, lalu di pemilihan
Wajah Femina, ada Magda, Elvira, Nindy,
Bondan, Inge, Rani dan Lia Chandra.
”Kebahagiaan seorang guru tak lain ketika
anak-anak didiknya bisa berprestasi dan
sukses melebihi gurunya,” ujar Agoeng
melanjutkan.
Agoeng mengembangkan usahanya
dengan membuka agency. Itu dilakukan
untuk melatih dan meningkatkan skill
para model, membuatkan portofolio dan
tentunya mencarikan job untuk para
model yang bernaung, seperti ; fashion
show, pemotretan maupun iklan.
untuk merekrut para model, ia
tak serampangan. Ia juga tidak
mengistimewakan alumnus sekolahnya
untuk bisa masuk agency-nya setelah
lulus. ”Saya harus tetap profesional,
mempertimbangkan potensinya dalam
dunia industri model dan hiburan,”
paparnya.
Seiring waktu, ia juga merintis Color
Personality Development, yang bergerak
dalam memberikan pelatihan seputar
pengembangan kepribadian dan Sumber
Daya Manusia (SDM). Kliennya sebagian
besar adalah perusahaan-perusahaan
yang butuh jasa untuk mendidik staf dan
pegawai untuk memberikan pelayanan
bagus pada customer, serta perubahan
sikap dan perilaku lebih baik pada
anggotanya.
Bidang lainnya yang ia kembangkan
yakni event organizer. Selama ini, tender
datang justru dari klien yang pernah di
handle Agoeng. Beberapa proyek yang
ditangani seperti pembukaan departement
store, butik dan kini merambah wedding
organizer. untuk mendukung kelancaran
divisi usahanya, Agoeng dibantu sejumlah
staf dan kru. ”Saya bersyukur memiliki
tim yang bekerja dengan profesional,”
katanya.
Berjuang dari nol
Kesibukan wara-wiri ke luar kota,
membuat Agoeng akrab dengan bus.
Masa awal-awal membangun sekolah
modelling itu, tuturnya, ia belum memiliki
kendaraan pribadi. Meski begitu, ia tak
gengsi. Walau di luaran sana, dunia
fashion dan modelling identik dengan
kehidupan glamour. Agoeng justru apa
adanya. ”Saya juga biasa bertemu klien
atau ke tempat show dengan sepeda
motor kalau di dalam kota,” ujarnya sambil
tertawa kecil.
Baginya, bergaul di dunia modelling cukup
menjadi diri sendiri. Tak perlu gengsi
dan ingin dilihat ”wah” di mata orang
lain. Menurutnya, jujur dan hidup sesuai
kemampuan jauh lebih membahagiakan.
Agoeng mengaku, beli barang sesuai
kebutuhan dan tidak gila merek. ”Yang
penting saya nyaman memakainya, tak
perlu mahal,” ujarnya.
Memulai debut karirnya sebagai
koreografer tari sejak di bangku SMu,
Agoeng menampilkan karya pertamanya
di panggung Pentas Seni Sekolah setiap
semester. Ia menamai karya pertama yang
diciptakannya dengan nama ”Karyaku
untukmu.”
Dengan kaset Guruh Soekarno Putra,
laki-laki yang menjalani masa kecil
hingga remaja di Banyuwangi ini juga
melatih para penari untuk benar-benar
bisa menari dengan gemulai. Tak hanya
itu, bungsu dari empat bersaudara ini
juga menyelaraskan gerakan para penari
hingga menyajikan satu pertunjukan yang
indah dan megah. Dia juga menyiapkan
seluruh kostum yang dikenakan para
penari untuk mendukung pementasan.
69Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Entrepreneur
Pertunjukan tari ”Karyaku untukmu”,
menjadi semacam kontemplasi bagi
Agoeng, bahwa menjadi koreografer
itu tidaklah mudah. Ia harus berkali-kali
melatih penari untuk menguasai tarian.
Pertimbangan itulah yang akhirnya
membuat Agoeng mengubah cita-citanya.
Tetap menjadi koreografer tapi di bidang
peragaan busana. Kebetulan, dirinya
pernah menyiapkan fashion show di
sekolahnya, dan prosesnya lebih mudah
dan tidak butuh waktu lama.
Menempuh pendidikan S1 di Fisip
universitas Merdeka (unmer) Malang,
Agoeng terus mengasah bakatnya
di bidang koreografi. Ia mengerjakan
koreografi untuk almamaternya atas
permintaan adik-adik kelasnya. Tercatat
ada tujuh seri tarian yang diciptakan
sejak ia duduk di bangku SMu hingga
mahasiswa. ”Setelah itu, saya tidak mau
lagi bikin koreografi. Harus ada regenerasi
dari setiap angkatan. Saya yakin mereka
bisa dan harus diberi kesempatan,”
kenangnya sembari tersenyum.
Lulus kuliah, Agoeng semakin
memantapkan pilihan hidupnya dengan
sekolah di OQ Modelling School di
Jakarta milik peragawati senior Okky
Asokawati. Ia merasa bersyukur mendapat
dukungan keluarga. Ayahnya mendorong
dirinya untuk belajar koreografi secara
profesional. Sedangkan biaya studi
ditanggung oleh kakak keduanya.
Dengan penuh semangat, Agoeng
berangkat ke Jakarta untuk sungguh-
sungguh belajar fashion dan modelling.
Sempat, katanya ia merasa tidak percaya
diri ketika akan memulai belajar. Di depan
Okky Asokawati, ia meyakinkan sang guru
bahwa ia ingin menjadi koreografer, bukan
jadi model. Dirinya sadar, posturnya tidak
memenuhi standar menjadi peragawan.
Agoeng berusaha menyerap semua ilmu
yang diberikan Okky dengan sebaik-
baiknya. Apalagi, lanjutnya, sosok
gurunya tidak pelit berbagi ilmu. Di setiap
kesempatan, sang guru, kata Agoeng
kerap berbagi cerita tentang pengalaman
di dunia model. ”Saya merasa beruntung
bisa berguru pada Okky Asokawati. Saya
banyak menimba ilmu dan wawasan.
Pikiran saya jadi terbuka untuk melihat
dunia,” lanjutnya.
Penyuka bacaan kesehatan ini tak dapat
melupakan pengalamannya ketika diajak
Okky dan suaminya menonton show Iwan
Tirta di tempat Pieter Saerang. Bertemu
para duta besar hingga keluarga keraton
Solo dan Yogyakarta yang menonton
pagelaran membuat dirinya bangga dan
beruntung. Mengingat tak semua murid
di sekolah modelling Okky bisa dapat
kesempatan seperti itu.
usai menyaksikan fashion show
tersebut, Agoeng langsung berangkat
ke Palembang untuk pagelaran dan
dilanjut liburan ke Eropa bersama
Okky Asokawati. Program jalan-jalan
gratis dari sebuah biro perjalanan
itu menginspirasinya untuk menjadi
koreografer yang bisa berkarya keliling
Indonesia. ”Waktu itu, saya juga bercita-
cita jika sudah sukses, akan liburan ke luar
negeri mengajak kawan-kawan dengan
gratis,” imbuhnya mengenang.
Sempat dilema
Meski mendapat restu keluarga untuk
menekuni passion-nya, bukan berarti
perjalanan Agoeng memerjuangkan
impiannya tanpa hambatan. Ia ternyata
sempat mengalami situasi dilematis. Tak
lain ketika Ayahnya meminta ia untuk
daftar PNS. Masa itu, pekerjaan menjadi
abdi negara adalah dambaan banyak
orang.
Waktu itu, kenangnya, dirinya sudah
lulus dari OQ Modelling School. Agoeng “Pertunjukan tari ”Karyaku
Untukmu”, menjadi semacam
kontemplasi bagi Agoeng,
bahwa menjadi koreografer
itu tidaklah mudah. Ia harus
berkali-kali melatih penari
untuk menguasai tarian.
Pertimbangan itulah yang
akhirnya membuat Agoeng
mengubah cita-citanya. Tetap
menjadi koreografer tapi di
bidang peragaan busana.”
70 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
memilih untuk kembali ke Malang. Ia
menolak tawaran Okky Asokawati untuk
mengajar di lembaganya. Meski ia tahu,
dengan bekerjasama dengan top model
wahid tanah air, bisa membuka jalannya
untuk membangun karir dan jaringan luas
dengan orang-orang yang berkecimpung
di dunia model nasional. ”Saya sudah
berkomitmen untuk mendedikasikan
ilmu dan pengalaman di Malang
yang belum banyak disentuh tangan-
tangan koreografer dan mereka yang
paham dunia fashion,” terang Agoeng
mengenang.
Dia menuturkan, meski dalam hati
kecilnya menolak pilihan Ayahnya, tapi
bukan lantas membuatnya melawan
orangtua. Dengan jujur, kolektor keramik
lawasan ini menghadap orangtuanya
untuk mengemukakan keresahan hatinya.
Berikut meyakinkan Ayahandanya bahwa
pekerjaan yang menghasilkan uang
tak hanya jadi abdi negara saja. ”Saya
katakan pada beliau, bahwa saya bisa
sukses menjadi koreografer. Saya bisa
survive melalui passion yang saya cintai,”
terangnya.
Bagi Agoeng, jujur sejak awal lebih baik
daripada memaksakan diri untuk sekedar
menyenangkan Ayahnya.
Singkat cerita, Ayahnya luluh dengan
pilihan Agoeng. Sejak itu, laki-laki
yang suka travelling ini mulai menjalani
pekerjaan koreografer. Bekal pendidikan
di sekolah modelling ternyata tidak
cukup untuk meyakinkan orang
lain bahwa dirinya bisa menangani
koreografer fashion. Bahkan tak sedikit
yang memandangnya sebelah mata
ketika mendengar rencana dirinya akan
Entrepreneur
membuka sekolah modelling.
Apakah Agoeng patah semangat? Tidak.
Ia berpikiran positif bahwa orang-orang
yang meragukan kemampuannya semata
karena belum mengenal dirinya. Dia
bergeming. Baginya, satu-satunya cara
untuk menunjukkan bahwa dia mampu
adalah dengan karya nyata.
Meski gigih dengan cita-citanya, Agoeng
tetap realistis. untuk mewujudkan sekolah
impiannya tetap membutuhkan biaya.
Dia tidak mungkin minta modal kepada
keluarga. Ia ingin berdiri dengan kakinya
sendiri.
Maka, ketika diterima kerja di sebuah
pabrik sisa-sisa benang untuk membuat
kain pel di Gresik, ia melakukannya
dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan
kasar yang dilakoninya memang berat. Ia
harus menimbang, mengisinya dengan
benang lantas menimbang ulang untuk
tahu berapa kilo sisa-sisa benang. Ia
berusaha tidak mengeluh.
”Saya memahami bahwa untuk
mewujudkan cita-cita, harus bekerja
keras dan mau berusaha dari nol,” terang
Agoeng yang selalu menonton MNC
Fashion ini.
Gaji yang diperolehnya dari pekerjaan
itu ia atur sedemikian rupa. Dengan Rp
120 ribu per bulan, Agoeng tidak lupa
menyisihkan penghasilannya untuk
ditabung. Hidup ”prihatin” bagi dirinya
tak masalah. Ia sudah terbiasa sederhana
sejak kanak.
Enam bulan bekerja di pabrik sudah
cukup baginya. Dia sudah mencicip
bagaimana ”ikut” orang lain dan betapa
kerasnya pekerjaan. Pengalaman ini
memberi makna bagi hidupnya. ”Kelak,
jika saya memiliki usaha sendiri, harus
bisa menghargai tim yang bekerja. Siapa
pun dalam kapasitasnya masing-masing,
karena mereka punya andil keberhasilan
sebuah pekerjaan,” terangnya.
BerkolaBoraSi dengan
deSainer papan ataS
Agoeng bersyukur menjadi koreografer
fashion, karena dunia itu sudah menjadi
passion sejak kanak. Ratusan karya sudah
ia telurkan. Pekerjaan yang dilakoninya
itu juga membuatnya berelasi dan
bekerjasama dengan banyak model dan
desainer. Tercatat lebih dari 200 desainer
pernah bekerjasama dengannya.
Ia menuturkan, faktor penting yang
mendukung keberhasilan fashion show
yaitu pemilihan musik yang tepat untuk
mengiringi jalan para model. Musik,
lanjutnya berperan penting karena harus
disesuaikan dengan tema busana serta
pagelaran fashion. ”Musik memberi
pengaruh dalam fashion show selain
busana yang diperagakan para model.
Jadi satu kesatuan utuh,” terangnya.
Agoeng yang pernah mengkoreografi
fashion show Anne Avantie, Ali Charisma,
Musa Widyamojo, Deden Siswanto
dan lainnya ini, memaparkan bahwa
pekerjaannya tidak bisa dilakukan sendiri.
Laki-laki yang pernah menjadi Ketua
Asosiasi Modelling Malang (2012) ini
menyebut, ia harus bisa bersinergi baik
dengan desainer, music director dan para
71Vol. 114 | Ags - Sep 2019
“..faktor penting yang
mendukung keberhasilan
fashion show yaitu pemilihan
musik yang tepat untuk
mengiringi jalan para
model. Musik, lanjutnya,
berperan penting karena
harus disesuaikan dengan
tema busana serta pagelaran
fashion. ”Musik memberi
pengaruh dalam fashion
show selain busana yang
diperagakan para model.
Jadi satu kesatuan utuh.”
Entrepreneur
model.
”Saya menciptakan koreografi sesuai
dengan musik yang dibuat dan
konsep yang diinginkan perancang
busana, setelah itu giliran para model
yang fitting baju dan desainer membuat
urutan model yang keluar di catwalk,” ujar
Agoeng yang pernah dipercaya menjadi
trainer BPR se-Jatim ini.
Dari sekian banyak pengalamannya, ia
terkesan ketika dipercaya menangani
fashion show Gregorious Vicy, Hary
Ibrahim, Deden Siswanto, Anne Avantie
dan Sebastian Gunawan.
”Saya harus mendiskusikan konsep dan
memaparkan koreografi untuk busana-
busana mereka secara detil. Mereka
menginginkan pagelaran peragaan
busananya sempurna,” urai Agoeng yang
sejak awal berkarya selalu terlibat dalam
berbagai event beauty pageant di berbagai
daerah Jawa Timur.
Berkolaborasi dengan desainer papan
atas, kata Agoeng tidaklah mudah.
Karena semuanya harus tepat dan
sempurna. Sehingga tak heran jika
tekanan pekerjaannya tinggi. Namun hal
itu justru membuat Agoeng yang pernah
menjadi koreografer Surabaya Fashion
Week itu merasa tertantang dan menjadi
pengalaman tersendiri baginya. Dengan
begitu, lanjutnya, ia bisa termotivasi untuk
terus menciptakan ide-ide kreatif. ”Saya
juga melatih diri untuk mengontrol emosi
ketika sedang proses menciptakan karya,
latihan dengan model hingga pelaksanaan
72 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
fashion show,” jelasnya.
Agoeng juga dipercaya menangani
koreografi Surabaya Fashion Parade
yang menampilkan karya para desainer
seperti; Deden Siswanto, Barly Asmara,
Musa Widyatmodjo dan lainnya. Selain
itu ada pula 18 desainer dari Asosiasi
Perancang Pengusaha Mode Indonesia
(APPMI) BPD Jawa Timur, seperti; Djoko
Sasongko, Kharis Kirani, Yunita Kosasih,
Melia Wijaya, Lia Afif dan lainnya.
Sejumlah brand dunia juga dia pegang
koreografinya dalam Surabaya Fashion
Parade, seperti ; Guess, Banana
Republik, Mango, Gosh, Lee Cooper, Et
Cetera, Lee dan Wrangler.
Agoeng yang saban pagi tak pernah
absen baca koran ini menyebut,
kesuksesannya ini tak lain karena
dukungan orangtua dan keluarganya.
Ia merasa, doa ibunya mengantarkan
dirinya pada kehidupan saat ini.
“Bertemu banyak orang juga
bisa mengisi batin untuk terbuka
dengan banyak hal baru.”
Kesibukannya yang padat baik mengajar
mau pun menciptakan koreografi
pagelaran show membuatnya butuh
refreshing. Travelling ke luar negeri ala
backpacker jadi pilihannya. Laki-laki
yang sedang menyiapkan roadshow
di lima kota besar di Indonesia
bekerjasama dengan salah satu
perusahaan kosmetika ini melakukan
Entrepreneur
hobinya tak sendiri. ”Saya backpacker-an
dengan sahabat dan tim,” terangnya.
Backpacker-an dipilihnya, karena lebih
leluasa untuk mengeksplorasi banyak
tempat dan mengenal budaya serta
keseharian negara yang dikunjungi.
”Travelling seperti itu bisa memberi
inspirasi dan ide dalam berkarya. Bertemu
banyak orang juga bisa mengisi batin
untuk terbuka dengan banyak hal baru,”
tuturnya sambil menunjukkan sejumlah
koleksi suvenir dari perjalanannya ke
sejumlah negara.
Saat travelling, dirinyalah yang membayari
seluruh biaya perjalanan orang-orang yang
diajaknya. Ia melakukan itu, lanjutnya,
karena dulu, sering diajak desainer untuk
pergi jalan-jalan baik dalam maupun
luar negeri. ”Saya terinspirasi untuk bisa
melakukan hal yang sama, mengajak
kawan, sahabat, saudara dan tim untuk
melihat dunia yang luas,” katanya.
untuk keperluan jalan-jalan itu,
Agoeng punya kebiasaan menyisihkan
penghasilannya ke dalam tabungan piknik.
Dengan begitu, ia tak merasa berat untuk
mengajak orang lain plesiran, karena ia
sudah menyiapkan anggarannya.
Bermunculannya sekolah modelling dan
agency di Kota Malang membuatnya
senang. Karena artinya, dunia fashion dan
modelling semakin hidup. Ia tak merasa
tersaingi. Justru, dirinya bisa bermitra
dengan lembaga lain dan bekerjasama
dengan lebih banyak model.
Ditanya apa arti bahagia? Agoeng
mengungkapkan bahwa bagi dirinya,
kebahagiaan adalah ketika bisa
bermanfaat dan membahagiakan orang
lain. Secara pribadi, ia merasa sukses.
Karena mimpinya sudah terwujud. “Tapi
kesuksesan yang sesungguhnya, hanya
orang lain yang menilainya,” pungkas
Agoeng mengakhiri wawancara. (Yeti
Kartikasari)
“Agoeng mengungkapkan
bahwa bagi dirinya,
kebahagiaan adalah
ketika bisa bermanfaat
dan membahagiakan
orang lain. Secara pribadi,
ia merasa sukses. Karena
mimpinya sudah terwujud.
“Tapi kesuksesan
yang sesungguhnya,
hanya orang lain yang
menilainya,..”
73Vol. 114 | Ags - Sep 2019
74 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemkominfo),
telah membuka pendaftaran
program pembinaan Gerakan
Nasional 1000 Startup Digital hingga akhir
tahun ini. “Selama 3 tahun perjalanan
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital,
telah memberikan kesempatan bagi
puluhan ribu anak Indonesia untuk
mendapat wadah merealisasikan mimpi
besar mereka melalui solusi digital, di
tahun ini Gerakan Nasional 1000 Startup
Digital hadir dengan strategi, tahapan dan
fitur-fitur yang berbeda dari sebelumnya.
Dengan penampilan baru kita akan rilis
Ignite the Nation, Kobarkan Bangsa!
Membangun Bangsa Dengan Mimpi!
Mimpi Besar yang merupakan solusi
bangsa dan dunia!” jelas Direktur Jenderal
Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel
Abrijani Pangerapan.
Gerakan penampilan baru ini membawa
konsep untuk perluasan skala dan
peningkatan kualitas pengembangan
startup digital, termasuk mengajak
kementerian dan lembaga lain serta mitra
lokal. Tak hanya itu, kurikulum program
pun telah direvisi dengan fokus pada
inkubasi. Selain itu, portofolio dan kualitas
mentor akan ditingkatkan dan terjadwal
PENDAFTARAN GERAKAN NASIONAL 1000 STARTUP
DIGITAL 2019 DIBUKA SEPANJANG TAHUN
Community
dengan baik, menurut Staf Khusus
Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital,
Lis Sutjiati. “Gerakan ini bukan sekolah,
tapi merupakan upaya untuk menciptakan
ekosistem ekonomi digital. Apalagi di
Indonesia masih banyak peluang untuk
membuat solusi dari permasalahan
sehari-hari sampai masalah kota dan
bangsa; mulai dari pertanian, pendidikan,
kesehatan dll,” ungkap Staf Khusus
Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital.
Faye Alund, CEO Kumpul, menjelaskan,
“Kami sangat mengapresiasi Kemkominfo
untuk kepercayaannya kepada Kumpul
sebagai koordinator nasional program
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Kumpul sebagai platform pembelajaran
bersama yang memberdayakan
coworking space, bertujuan untuk
membangun ekosistem yang fokus pada
pertumbuhan wirausaha. Melalui Gerakan
Nasional 1000 Startup Digital, kami
berharap dapat menghadirkan jaringan
kewirausahaan yang lebih inklusif dan
berkelanjutan.” Ayo, semua milenials
daftar dan bergabung melalui www.
participant.1000startupdigital.id
yo
ung
ste
r.id
75Vol. 114 | Ags - Sep 2019
76 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Ke Museum, M
engisi waktu luang di weekend atau libur panjang,
kalau cuma ke mal aja pasti sudah bosan. Nah, bagi
yang tinggal di Jakarta atau sekitarnya, Museum
Macan bisa jadi alternatif. Serunya main ke Museum
tentu saja bisa me-refresh pikiran, dengan melihat karya-karya seni
yang menakjubkan.
Nah bagi yang belum tau, Museum Seni Modern dan Kontemporer
di Nusantara (Museum Macan) bisa dibilang menjadi pionir
museum seni kontemporer di Indonesia. Di sini banyak dipamerkan
karya-karya dari seniman Indonesia dan berbagai belahan dunia.
Travellers Notes
yuk!
77Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Travellers Notes
Saat saya berkunjung ke Museum
Macan, sedang berlangsung pameran
dengan tema ‘Dunia dalam Berita’. Dalam
pameran ini diceritakan pergolakan politik
Indonesia melalui seni kontemporer di
masa menjelang reformasi dan setelah
reformasi tahun 1998. Pameran ini
menampilkan karya dari sepuluh perupa
kontemporer Indonesia Agus Suwag, FX
Harsono, Heri Dono, I GAK Murniasih,
I Nyoman Masriadi, Krisna Murti, Mella
Jaarsma, S. Teddy D, Taring Padi, dan
Tisna Sanjaya.
Kurasi pameran berpusat pada dua
peristiwa penting dalam perkembangan
seni kontemporer di Indonesia: dampak
transisi dari era Orde Baru ke Reformasi
pada sekelompok perupa antara tahun
1990-an hingga awal 2000-an, juga
pengaruh kultur pop global di Indonesia,
yang muncul dari demokratisasi media
dan visual.
Salah satu karya instalasi yang unik
datang dari seniman Krisna Murti. Karya
ini sebenarnya dibuat pertama kali pada
tahun 1999, kemudian direkonstruksi
ulang dalam Pameran Dunia dalam Berita
di Museum Macan. Karya ini adalah
instalasi video, yang melihat politik
identitas di Indonesia sebagai salah
satu implikasi dari keragaman budaya.
Instalasi terdiri dari 12 jenis makanan yang
dihadirkan bersama proyeksi video dalam
closet duduk berwarna merah muda.
78 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Travellers Notes
Namun sayang, pameran ini telah berakhir
pada 21 Juli lalu. Tapi jangan khawatir,
Museum Macan akan menghadirkan
program tiap 3-6 bulan. Nah, yang
terdekat adalah Perupa asal Tingkok, Xu
Bing yang akan memamerkan karyanya
di sini.
Yang lagi di Museum Macan terdapat
Children Space, yakni ruang khusus anak.
Jadi jika Anda ke sini, tentu saja sangat
ramah dengan anak-anak. Asal, peraturan
sebelum masuk museum harus diingat,
seperti tidak membawa makanan dan
minuman ke dalam museum ya...
Nah, salah satu spot yang hits banget
disini adalah Infinity Room yang di
dalamnya terdapat karya seniman Yayoi
Kusama. Sebelumnya karya Yayoi sempat
dipamerkan selama kurang lebih 5 bulan.
Karena banyak peminatnya, maka infinity
room ini menjadi koleksi tetap Museum
Macan.
“Kurasi pameran berpusat
pada dua peristiwa penting
dalam perkembangan seni
kontemporer di Indonesia:
dampak transisi dari era
Orde Baru ke Reformasi
pada sekelompok perupa
antara tahun 1990-an
hingga awal 2000-an, juga
pengaruh kultur pop global
di Indonesia, yang muncul
dari demokratisasi media
dan visual.”
79Vol. 114 | Ags - Sep 2019
80 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Marketing
Sepuluh Iklan Ramadhan Paling Dicintai Pemirsa Indonesia
Lembaga riset Kantar Indonesia, merilis hasil studi “Most Loved Indonesian
Ramadhan Ad 2019”, studi terhadap 1.000 konsumen di seluruh Indonesia
yang digelar secara online pada periode 17-27 Mei dan 4-19 Juni 2019.
Hasilnya, jumlah perusahaan yang menggunakan momen Ramadhan 2019
untuk membangun koneksi dengan orang Indonesia semakin meningkat. Sementara
itu, berdasarkan Kantar Facial Coding, pemirsa menjadi 50% lebih ekspresif ketika
menonton pemenang iklan “Most Loved” Indonesian Ramadhan Ad.
Suresh Subramanian, CEO Kantar Indonesia, Divisi Insight Kantar Indonesia,
mengungkapkan, “Iklan Ramadhan paling sukses tahun ini telah mendobrak norma
iklan tradisional Ramadhan. Penerimaan pemirsa Indonesia akan terobosan tersebut
mencerminkan perubahan Indonesia yang mencari dan menghargai ketulusan dari
tujuan yang otentik”.
Inilah lima iklan Ramadhan yang dipilih oleh pemirsa Indonesia terkait studi “Most Loved
Indonesian Ramadhan Ad 2019”.
#1. GO-JEK
Go-Jek berhasil memenangkan
penghargaan iklan Ramadhan “Most
Loved”. Tema ‘‘Cari Kebaikan” rupanya
menarik hati orang Indonesia melalui
humornya, yang menunjukkan bagaimana
GO-JEK dapat membantu mereka
melakukan perbuatan baik dengan lebih
mudah. Penampilan masalah konsumen
yang berlebihan selama Ramadhan tanpa
menggurui, membawa nuansa unik yang
lucu. Berdasarkan Kantar facial coding,
pemirsa menjadi 50% lebih ekspresif
ketika menonton iklan ini dibandingkan
dengan iklan Ramadhan lainnya.
#2. Matahari
Tema “Maknai Kebersamaan” dari
iklan Matahari mampu memenangkan
penghargaan iklan Ramadhan ‘Most
Enjoyable’. Iklan ini berkisah tentang
kerinduan seorang anak laki-laki kepada
Ayahnya. Menariknya, anak tersebut
berpenampilan dan berperilaku seperti
Ayahnya. Cerita menjadi lengkap ketika
sang Ayah akhirnya pulang ke rumah.
81Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Marketing
#3. Djarum
Tema ‘Syukuri Hari’ oleh Djarum mendapatkan penghargaan iklan Ramadhan ‘Most
Buzzworthy’’. Cerita dan pesan mengenai intropeksi diri mampu mendorong para
pemirsa untuk merasa bersyukur dan menjadi lebih positif selama bulan Ramadhan.
“The Top Ten Most Loved Ads 2019”
1. GO-JEK, Cari Kebaikan
2. Djarum, Syukuri Hari
3. Pepsodent, Sahur Amal
4. Marjan, Timun Mas dan Buto Ijo
5. Sprite, ujian Puasa
6. Matahari, Maknai Kebersamaan
7. Nippon Paint, Mas Kulin Pulang
8. Zilingo, Belanja Versi Gue
9. Blibli, Bahagia itu kita yang buat
10. Ramayana, Lebaran di Planet udique
#4, Sprite’s
Iklan Sprite’s ‘ujian Puasa’ terpilih sebagai
iklan Ramadhan “Most Noticed” untuk
humor yang ringan. Adegan iklan juga
berkesan dan menyegarkan. Momen
puasa digunakan untuk menciptakan
godaan terhadap merek, tanpa
menunjukkan momen konsumsi apa pun.
#5. P&G
P&G ‘Aku Pilih Maaf Ibu’ terpilih sebagai
iklan Ramadhan “Most Popular”. Cerita
tampil mengharukan dan membahas
bagaimana ibu dan anak mengatasi
ketegangan mereka karena perbedaan.
Iklan tersebut memperoleh buzz tingkat
tinggi dengan 25 juta views di YouTube.
Berikut ini 10 iklan yang paling dicintai
pemirsa Indonesia,
82 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
News
CEO TALK
‘Pointers for Event Organizer’
Bisnis event organizer
berkembang pesat dalam
dekade terakhir. Bahkan untuk
tahun ini, diproyesikan tumbuh
hingga 20% dengan nilai industri lebih
dari Rp 500 triliun. Salah satu pemainnya
adalah Bali VIP Wedding Organizer, yang
menggejot pemasarannya lewat digital,
bahkan rencananya, tak lama lagi akan
meluncurkan sebuah platform aplikasi
khusus di Playstore untuk mempermudah
solusi perencanaan sebuah pernikahan.
“Bahkan saat ini jika orang mengklik
kata ‘pernikahan di Bali’ pada pencarian
search engine di dunia maya (Google)
maka tampilan portal balivipwedding.com
akan muncul paling atas, dan hal tersebut
sangatlah efektif dari segi pemasaran,
terutama banyak ‘inquiry’ datang dari
seluruh dunia,” kata Veronika Prawasti,
CEO Bali VIP Wedding Organizer saat
‘CEO TALK : Pointers for Event Organizer’
yang digelar Majalah Money&I di kampus
AKuBANK awal Juli lalu.
Menurut Veronika yang juga sebagai
Head of Wedding Organizer Division di
Bali Wedding Association, hal tersebut
menunjukan bahwa akselerasi peran
media sosial baik Portal, Instagram
dan Facebook Fanpage sangatlah
mutlak dalam meningkatkan performa
pemasaran.
“Bali memiliki daya tarik luar biasa di mata
wisatawan, terbukti banyak dari wisman
yang berencana melaksanakan pernikahan
di Bali, untuk itu kita harus menangkap
peluangnya dengan mengetengahkan
‘konsep dan tampilan’ yang berbeda dari
yang biasa pada umumnya, Nilai bisnisnya
juga sangat fantastis,” terang Veronika.
“Pernah dalam satu acara wedding bisa
sampai Rp. 1 miliar, dan hal tersebut
sudah biasa dan kerap dilakukan oleh
selebritis dan miliuner,” jelas Veronika
seraya mengatakan, dalam setahun
pihaknya rata-rata bisa menangani sekitar
80 klien yang kebanyakan dari Australia.
Ia bukan saja menangani klien saat
wedding, juga dari prawedding hingga
pascawedding.
Sementara itu, Kanoraituha Wiwin dari
Wisurya Event Business Management
memaparkan bahwa Bali merupakan
tempat yang kerap digunakan dalam
berbagai perhelatan yang salah satunya
penyelenggara bisinis (business event)
yang mengarah ke MICE (Meetings,
Incentives, Conferences and Exhibitions)
dan special event yang mengetengahkan
pagelaran musik, festival, outdoor event,
sport event, termasuk pula wedding.
“Industri ini sangat menjanjikan terutama
untuk mendongkrak kunjungan pariwisata,
Namun tantangan di bisnis ini juga cukup
banyak. EO menurut Wiwin harus memiliki
passion, people skill, communication skill,
entrepreneurship style yang mumpuni
serta mampu mengatasi masalah serta
mengolah jadwal dengan tepat,’’ pungkas
Wiwin.
Jadi, bisnis event organizer adalah bisnis
yang menggiurkan dan menjajakan banyak
peluang. Persoalannya, menjalankan
bisnis event organizer ternyata susah-
susah gampang, tak banyak yang bisa
bertahan apalagi bertumbuh.
83Vol. 114 | Ags - Sep 2019
BAtch 9Mei - September 2019
ACCOUNTING & TAX FOR SMALL BUSINESS#Mudah MeMahaMi PajaK
WAKTU PELATIHAN SETIAP KAMIS-JUMAT JAM 18.00 s/d 22.00 WITA
TEMPAT : KAMPUS AKUBANK JL. DEWI MADRI III RENON DENPASAR
MODUL
MATERI
COFFEE
BREAK
SERTIFIKASI
PROFESI /
KEAHLIAN*
FASILITAS
Desak (082 144 021 868)
www.akubank.co.id
literaturnegeri@gmail.com
Brevet A Rp. 1.850.000
Brevet B Rp. 1.850.000
• Pertemuan 1 : Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
& Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh OP)
• Pertemuan 2&3 : PPh Potong dan Pungut (PPh Pasal 21/26)
• Pertemuan 4 : SPT PPh Orang Pribadi 1770 / 1770 S
• Pertemuan 5 : PPN & PPn BM + SPT PPN & PPnBM
• Pertemuan 6 : Bea Materai & Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa (PPSP)
• Pertemuan 7&8 : e-(elektronik) SPT 21 dan Orang Pribadi
• Pertemuan9 :Tes/UjianSertifikasi
BREVET A (04 Juli-16 Aug 2019)
• Pertemuan 1 : Pajak Bumi Bangunan & Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan
• Pertemuan 2&3 : PPh Potong dan Pungut (PPh Pasal 22/23/4(2)
dan Pasal 24,25
• Pertemuan 4,5,6 : Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) &SPT
PPh Badan 1771
• Pertemuan 7 : e-(elektronik) SPT & e-Filing PPH Badan
• Pertemuan 8 : Akuntansi Pajak
• Pertemuan9 :Tes/UjianSertifikasi
BREVET B (22 Aug-20 Sept 2019)
84 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Movie
Film Bali: Beats of Paradise, Segera Tayang di Indonesia
Setelah sukses di bioskop-
bioskop Amerika dan Korea
Selatan, film garapan sineas
Indonesia Livi Zheng yang
mengambil latar di Pulau Dewata berjudul
Bali: Beats of Paradise segera tayang di
jaringan bioskop di Tanah Air mulai 22
Agustus 2019.
Film yang berdasarkan pada kisah nyata
ini menampilkan keindahan pariwisata Bali
dan mengangkat kisah inspiratif pemain
dan komposer gamelan Nyoman Wenten,
yang mengejar mimpi sebagai seniman
Bali di Amerika Serikat lewat musik
gamelan Bali.
Tema gamelan dalam film Bali : Beats
of Paradise menurut Livi cukup menarik
bagi dirinya. Pasalnya, musik gamelan
yang dikenal sebagai seni tradisional
Indonesia, sekarang ini sudah mendunia
dengan dijadikan sebagai ilustrasi musik
dalam film Avatar, TV seri Star Trek, game
Nintendo, hingga NASA pada 1977 dalam
program komunikasinya.
Beberapa prestasi juga sudah ditorehkan
oleh film yang telah diputar di teater
dengan layar terbesar di dunia di Korsel.
Kabar terbaru Bali: Beats of Paradise
akan didistribusikan oleh iQiyi, salah satu
perusahaan online streaming terbesar di
dunia, yang berbasis di Beijing, China.
Perusahaan milik taipan China, Baidu,
yang memiliki 96,8 juta pelanggan di
dunia, juga akan menayangkan Bali: Beats
of Paradise yang sempat masuk seleksi
nominasi Oscar untuk kategori the Best
Picture.
Tidak hanya itu, film karya sutradara asal
Blitar, Jawa Timur, yang bermukim di Los
Angeles, Amerika Serikat (AS) ini
juga sempat di lirik dan akhirnya tayang
di Walt Disney Animation Studios. Hingga
akhirnya Livi mendapat kesempatan
bekerja di sana.
“Saya berharap film ini bisa berperan
mempopulerkan budaya Indonesia pada
dunia dan menginspirasi remaja Indonesia
untuk mencintai budaya bangsa. Jangan
lupa nonton film Bali: Beats of Paradise
serentak di Bioskop kota-kota besar di
Indonesia mulai 22 Agustus 2019,” kata
Livi Zheng di Gedung Sapta Pesona,
Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta,
17/7.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya
mengapresiasi film karya Livi Zheng
yang sudah mendapat sambutan hangat
dari masyarakat internasional yang akan
segera tayang di Indonesia.
“Film Bali: Beats of Paradise ini sukses
besar mengangkat budaya Indonesia
di AS secara menyeluruh. Apa yang
dilakukan Livi dengan idealismenya sangat
menginspirasi. Film memang media yang
ideal untuk mempromosikan budaya dan
alam Indonesia,” kata Arief.
Arief Yahya mendukung mempromosikan
film ini, agar Indonesia semakin dikenal di
seluruh dunia, melalui keindahan alamnya,
keunikan budayanya, dan keramahan
masyarakatnya.
85Vol. 114 | Ags - Sep 2019
86 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Corporate News
hIDEAwAY rESIDEnCE | UnGASAn, BALI
“GRAnD oPenInG hIDeAWAy ResIDence”
Satu dari ratusan pengembang
properti yang terpercaya di
Bali, yang dikenal dengan
nama Hideaway Development
dengan jargon “Building with Heart”,
saat ini dengan bangga mengumumkan
peresmian salah satu properti barunya
dengan hunian yang eksklusif dan elegan
dengan nama Hideaway Residence
ungasan Bali dengan Jargon tersendiri
yaitu “Your Home Away From Home”.
Perayaan Grand Opening ini diadakan di
Hideaway Residence ungasan Bali pada
tanggal 20 Juli 2019.
Konsep Natural
Hideaway Residence adalah hunian
istimewa yang terletak di ungasan Bali.
Dengan fasilitas yang sudah menjadi
idaman dari setiap masyarakat yang ingin
ber-investasi mulai dari kelas menengah
keatas. Hideaway Residence memiliki
26 unit dengan desain yang elegant dan
mewah serta pemandangan landscape
yang mengagumkan dari Laut Selatan
Bali. Situasi yang tenang dan nyaman
serta jauh dari tengah kota, menjadi
suasana yang paling dinantikan oleh
setiap orang yang ingin tinggal atau
berlibur di seputaran area Kuta Selatan ini.
Fasilitas
Hideaway Residence memiliki 2 bedroom
dan 3 bedroom villa yang terdiri dari 6
unit untuk villa tipe 2 bedroom dan 3 unit
untuk villa dengan tipe 3 bedroom villa.
Setiap unitnya memiliki fasilitas kamar
tidur, kamar mandi di setiap kamar, kolam
renang, ruang tamu, garase dan dapur
beserta peralatan dapurnya. Villa ini juga
menyediakan sarapan pagi berdasarkan
permintaan tamu.
Lokasi
Lokasinya hanya berjarak 30 menit
berkendara dari Bandara International
Ngurah Rai, 11 menit berkendara menuju
GWK dan 14 menit berkendara menuju
87Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Corporate News
Pantai Pandawa. Tidak hanya Pantai
Pandawa saja, Anda juga akan disuguhi
berbagai pemandangan pantai dengan
keistimewaan yang berbeda-beda. Hanya
dengan jarak berkendara beberapa
menit saja Anda sudah dapat menjelajahi
berbagai pantai seperti Pantai Melasti,
Pantai Dreamland, Pantai Nyang-Nyang,
Pantai Labuan Sait, juga Pantai Nusa Dua
dengan Waterblow nya yang terkenal.
Bagi Anda yang sangat senang berwisata
untuk menikmati pemandangan pura
cantik sembari mengagumi terbenamnya
matahari yang indah dari atas tebing,
Anda hanya akan menghabiskan waktu
19 menit berkendara dari Hideaway
Residence menuju Pura uluwatu yang
melegenda. Semua ini merupakan alasan
yang tepat bagi setiap investor untuk
semakin yakin dalam menginvestasikan
Hideaway Residence.
Peresmian Hideaway Residence
diselenggarakan dengan berbagai acara
penyambutan, live acoustic saxophone
band, Fire dance, berbagai doorprize dan
berbagai hidangan khas Indonesia.
Lounge & Spa
South Gravity Lounge merupakan nama
lounge dari Hideaway Residence yang
konsepnya diambil dari posisi Hideaway
Residence yang terletak di ungasan
tepatnya Bali bagian selatan dan akan
menjadi daya tarik (gravitasi) bagi Anda
yang sedang menikmati liburan di Bali
selatan.
Saat ini South Gravity Lounge atau
yang dikenal dengan sebutan G Lounge
sedang dalam proses pengerjaan tentunya
akan sangat membuat Anda penasaran
bukan hanya karena menunya, namun
pemandangan perbukitan yang luas akan
Anda rasakan ketika Anda duduk dan
menikmati secangkir kopi yang hangat.
Bagi Anda yang ingin merelaksasikan
tubuh dengan pijatan khas bali, tentu
Hidden Spa menjadi tempat yang tepat
bagi Anda yang lelah sehari penuh berlibur
di Bali Selatan. Hidden Spa yang disebut
H Spa memiliki arti Spa yang letaknya
jauh dari hiruk pikuk kota. Fasilitas yang
mewah, pijatan yang memanjakan dari
terapis yang profesional dan suasana
yang nyaman dengan suara air mancur
juga suguhan pemandangan luas dari
perbukitan dapat Anda nikmati saat
memilih H Spa untuk merawat tubuh
Anda. (adv)
uNTuK MEDIA INFORMASI,
SILAHKAN KONTAK :
YUNIK ASTARI
(Marketing Communication Executive)
HIDEAWAY DEVELOPMENT
Jl. By Pass Ngurah Rai, No. 33,
Denpasar.Telp. (+62-361) 449 3338
EMAIL :
marcomm@hideawaydevelopment.com
88 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Logo Baru, Simbol Evolusi Gojek Platform Teknologi On-Demand
Terdepan di Asia Tenggara
Untuk memperkokoh posisi
sebagai platform teknologi
terdepan di Asia Tenggara,
Gojek melakukan pergantian
logo (rebranding) yang diumumkan di
Jakarta, Senin (22/7). Perubahan logo ini
merupakan tonggak sejarah baru yang
menandai evolusi Gojek dari layanan
ride-hailing, menjadi sebuah ekosistem
terintegrasi yang menggerakkan orang,
barang, dan uang.
“Pencapaian Gojek sejak diluncurkan lima
tahun lalu merupakan bukti kepercayaan
mitra, konsumen, partner bisnis, dan
investor terhadap visi dan model bisnis
yang kami kembangkan. Kami tidak
mungkin ada di sini tanpa dukungan
jutaan mitra kami beserta keluarga
mereka, sekaligus ratusan juta konsumen
kami yang telah mempercayakan berbagai
kebutuhan (transaksi) sehari-hari kepada
layanan di platform Gojek,” ujar Kevin
Aluwi, Co-Founder Gojek.
Dari Juni 2016 hingga Juni 2019, jumlah
transaksi yang diproses dalam platform
melesat hingga 1.100%, atau 12 kali lipat.
“Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh
peningkatan permintaan konsumen akan
layanan terintegrasi dari Gojek,” kata
Kevin.
Gojek yang dimulai dengan 20 mitra
pengemudi, kini telah bermitra dengan
lebih dari 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu
mitra merchant dan 60 ribu penyedia jasa
di Asia Tenggara.
ww
w.inew
s.id
id.t
echin
asia
.co
m
89Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Apps
Gojek, tambah Kevin, telah berevolusi
dari sebuah call center menjadi sebuah
ekosistem teknologi yang menawarkan
cara pintar untuk mengurangi tantangan
yang masyarakat hadapi dalam kehidupan
sehari-hari. “Kami memanfaatkan
teknologi, data dan pemahaman kami
mengenai pasar tempat kami beroperasi
untuk menghadirkan inovasi dan
kesempatan bagi semua pihak di dalam
ekosistem kami supaya bisa hidup lebih
baik. Kami mengoptimalisasi produk dan
layanan, serta mempersonalisasi produk
sesuai dengan preferensi tiap konsumen.
Saat ini di ekosistem kami sudah terdapat
tiga aplikasi super yang saling berkaitan
untuk membantu konsumen, mitra dan
merchant,” ungkap Kevin.
Di sisi aplikasi konsumen, yang awalnya
hanya menyediakan 3 layanan, kini telah
berevolusi menjadi 22 layanan on-demand
untuk berbagai kebutuhan. Bahkan,
aplikasi Gojek juga menjadi platform
sosial saat memperkenalkan fitur chat
antar pengguna bulan April lalu. Selain
itu, konsumen Gojek dapat dengan
mudah memberikan tip secara cashless
melalui fitur tipping. Tercatat total tip yang
diberikan melalui aplikasi Gojek hingga
saat ini mencapai Rp 285 miliar.
Di sisi aplikasi mitra, teknologi Gojek
juga berevolusi dari aplikasi mencari
order menjadi aplikasi yang tidak
hanya mempermudah mitra mendapat
dan menjalankan order, tetapi juga
membukakan akses pada berbagai
produk finansial serta fitur keselamatan
dan keamanan.
Sementara itu di sisi mitra merchant,
platform Gojek telah berevolusi menjadi
sebuah aset digital untuk ekspansi bisnis
dan naik kelas. “Teknologi yang kami
tawarkan kepada merchant dari hulu
ke hilir. Kami menawarkan kemudahan
perluasan pasar melalui GoFood,
kemudahan pembayaran, inventori, point
of sale hingga kemudahan membuat
promo sendiri,” tambah Kevin.
Sebagai sebuah platform dengan lebih
dari dua puluh layanan on-demand,
jutaan mitra driver dan merchant, serta
puluhan juta konsumen, banyak sekali
faktor yang harus dipertimbangkan untuk
menyeimbangkan kebutuhan para mitra
maupun konsumen. Guna memastikan
tetap memberikan pengalaman yang
terbaik, Gojek terus memanfaatkan
teknologi terkini termasuk teknologi
machine learning dan artificial intelligence
untuk membangun sistem alokasi pintar.
Dengan sistem alokasi yang canggih
dan pintar ini, terjadi peningkatan
signifikan di sisi pengalaman driver dan
juga konsumen, mulai dari penurunan
tingkat pembatalan hingga utilisasi, serta
peningkatan dispatch time.
Andre Soelistyo, Presiden Gojek
Grup dalam kesempatan yang sama
menyatakan kehandalan teknologi
dan model bisnis ekosistem yang
dikembangkan Gojek membuat aplikasi
ini terus memimpin di Indonesia – pasar
terbesar di Asia Tenggara.
“Kami memulai layanan dengan ride-
hailing tapi hanya dalam waktu singkat
kami telah berevolusi menjadi yang
terdepan di layanan transportasi, pesan-
antar makanan, pembayaran digital,
logistik, serta layanan merchant,” kata
Andre.
“Kami memanfaatkan teknologi,
data dan pemahaman kami
mengenai pasar tempat kami
beroperasi untuk menghadirkan
inovasi dan kesempatan bagi
semua pihak di dalam ekosistem
kami supaya bisa hidup lebih
baik. Kami mengoptimalisasi
produk dan layanan, serta
mempersonalisasi produk
sesuai dengan preferensi tiap
konsumen.”
90 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Data yang dilansir Nikkei, menyebutkan
jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di
Indonesia paling banyak dibandingkan
dengan aplikasi on-demand lainnya. Data
yang sama juga menyebutkan bahwa
jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di
Indonesia setara dengan jumlah pengguna
aktif bulanan aplikasi ride-sharing terbesar
dunia di Amerika. Data ini juga diperkuat
dengan hasil survei terbaru dari Alvara
Research Center yang mengatakan bahwa
tiga layanan Gojek yaitu transportasi,
pesan-antar makanan, dan pembayaran
digital menjadi pilihan milenial nusantara.
“Tidak hanya di Indonesia, di negara-
negara lain tempat kami berekspansi,
Gojek mendapatkan sambutan hangat.
Keputusan kami menggabungkan
teknologi Gojek dan pengetahuan
mendalam tim lokal terbukti sukses.
Di Vietnam, Thailand, dan Singapura
kehadiran kami ditunggu-tunggu oleh
konsumen dan mitra driver karena bisa
memberikan pilihan,” kata Andre.
Nadiem Makarim, Founder dan CEO Gojek
Grup menambahkan, kehadiran logo baru
ini diilhami oleh perjalanan Gojek yang
telah berhasil menjadi platform teknologi
terdepan di Asia Tenggara. Logo baru ini
melambangkan alasan utama hadirnya
Gojek, yaitu memecahkan masalah melalui
teknologi.
“Logo ini melambangkan satu tombol
untuk semua. Di lain pihak, lingkaran di
logo baru ini mewakili ekosistem Gojek
yang semakin solid memberikan manfaat
untuk semua. Logo ini mewakili semangat
kami untuk selalu menawarkan cara
pintar dalam mengatasi tantangan yang
dihadapi para pengguna untuk hidup yang
lebih mudah bagi konsumen, untuk akses
Apps
pendapatan tambahan yang lebih luas
bagi mitra, untuk peluang pertumbuhan
bisnis yang pesat bagi para merchant,
dan masih banyak lagi. Dengan Gojek
#PastiAdaJalan, itu intinya,” kata Nadiem.
Logo baru ini tetap menempatkan mitra
di posisi istimewa. Sebagai contoh,
logo ini menyerupai ikon driver yang
terdapat di fitur layanan GoRide di aplikasi
Gojek. “Kami bangga dengan para
mitra Gojek yang mampu berkembang
bersama kemajuan teknologi, sehingga
mereka bisa diandalkan oleh semua
lapisan masyarakat kapan pun, di mana
pun. Mereka berperan aktif dalam
menggerakan pertumbuhan ekonomi
digital dengan membantu mempermudah
hidup jutaan masyarakat setiap hari,”
lanjut Nadiem.
Dengan logo baru, Gojek akan terus
berinovasi menghadirkan berbagai cara
pintar mengatasi tantangan yang dihadapi
dan terus memberikan dampak sosial dan
ekonomi nyata bagi masyarakat sekaligus
membangun posisi Indonesia sebagai hub
teknologi di Asia Tenggara.
Sum
ber
: w
ww
.dre
am
.co
.id
91Vol. 114 | Ags - Sep 2019
92 Vol. 114 | Ags - Sep 2019
Recommended