View
320
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
PENYIAPAN LARUTAN OBAT DAN INFUS
I. TUJUAN PRAKTIKUM
− Untuk mengetahui fungsi obat
− Untuk mengetahui perbedaan infus dan infusa
− Untuk mengetahui cara pembuatan infusa
II. TINJAUAN PUSTAKA1. Pengertian obat
Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnose,pengobatan,melunakkan,penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan. Obat dapat bersifat sebagai obat dapat pula bersifat sebagai racun. Obat itu akan dikatakan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi bila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan kelewatan dosis akan menimbulka keacunan. Oleh karena itu, dalam menggunakan obat perlu diketahui efek obat tersebut, penyakit apa yang diderita,berapa dosisnya serta kapan dan dimana obat itu digunakan.
( Anief , 2007 )Obat dapat memicu suatu sistem dan menghasilkan efek,dapat menekan suatu siistem, atau tidak berinteraksi secara langsuung dengan suatu sistem tetapi dapat memodulasi efek dari obat lain.
( Anief , 2009 )
2. Fungsi obat
− Untuk memodulasi efek dari obat lain
− Untuk memicu suatu sistem dan menghasilkan efek
− Untuk memprediksi suatu reaksi alergi atau idiosinkrasi
− Untuk kepentingan terapi
( Anief , 2009 )
3. Macam macam sediaan, cara pemberian dan contoh (Cara/ jalur pemberian disesuaikan dengan masing- masing macam sediaan dan dilengkapi dengan gambar) Rute pemberian obat dapat melalui beberapa cara yaitu :
− Melalui oral : masuk mulut, tenggorokan terus ke perut
− Melalui Suntikan : dengan mencoblos beberapa jaringan badan
− Secara inhalasi : berupa gas di hisap melalui hidung
− Melalui selaput lendir : seperti vagina,mata,telinga,dubur, dan sebagainya.
( Anief , 2007 )
a. Penggunaan obat melalui oralPenggunaan obat melalui peroral bertujuan untuk mendapatkan efek sistemik, yaitu obat beredar melalui pembuuluh darahh ke seluruh tubuh. Penggunaan obat melalui oral adalah yang paling mnyanangkan,murah,da paling aman. Kerugiannya beberapa obat akan mengalami pengrusakan oleh cairan lambung atau usus. Bentuk obat padat untuk pemakaian oral adalah sebagai berikut :
− Tablet : Sediaan padat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan .
− Kapsul : Sediaan obat yang terbungkus cangkang kapsul yang umumnya
terbuat dari gelatin .
− Pil : Sediaan obat yang berbentuk bulat seperti kelereng yang
mengandung satu atau lebih bahan obat .
− Serbuk : Bahan atau campuran obat yang homoogen dari bahan-bahan yang
diserbukkan dan relatif kering
( serbuk ) ( Kapsul ) ( Pil ) ( Tablet )
( Anief , 2007 )
b. Penggunaan obat melalui parenteralSuatu rute yang tidak melalui usus. Istilah umum ang lain ialah injeksi atau obat suntik. Injeksi adalah sediaan berupa laruta,emulsi, atau suspensi dalam air atau airan pembawa lain yang cocok,steril dan digunakan secara parenteral yaitu dengan merobek lapisan kulit atau lapisan mukosa. Macam-macam rute penggunaan obat secara parenteral ialah :
− Injeksi intrakutan / intradermal, disuntikkan sedikit kedalam kulit tujuannya
untuk menentukan penyakit.
− Injeksi subcutan / hipodermik, disuntikkan dibawah kulit ke dalam alveola
dan obatnya lambat diabsorbsi jadi intenitas efek sistemik dapat diatur.
− Injeksi intravena, disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah. Larutan
injeksinya harus benar-benarr jernih.
− Injeksi intrarektal,disuntikkan kedalam sumsum tulang belakang ( antara 3-
4 atau 5-6 lembar vertebra) yang ada cairan cerebrospinal.
− Injeksi intraperitoneal, disuntikka langsung kedalam rongga perut. Jarang
dipakai sebab infeksi besar.
− Injeksi peridural ekstra dural, epidural disuntikkan kedalam pidura,diatas
durameter,lapisan penutup otak terluar dan sumum tlang belakang.
− Intrasisternal ,disuntikkan ke dalam saluran sumsum tulang belakang dasar
otak
− Intrakarial, langsung ke dalam jantung
( Anief . 2007 )
c. Penggunaan obat melalui inhalasi
Obat dalam keadaan gas atau uap diabsorbsi sangat cepat melalui hidung, trachea,paru-paru dan selaput lendir pada perjalanan pernafasan. Cara lama cairan anestesi dituang pada kain kasa sebagai tutup hidung,uap yang timbul dihisap (inhalasi). Cara modernmenggunakan tutup hidung dan dpassang pada mesin ( alat)
d. Penggunaan obat melalui selaput lendir
− Penggunaan pada selaput lendir di mulut digunakan : Permen obat, tablet
bukal,tablet bawah lidah,tablet hipodermik,tablet vagina
− Penggunaan pada selaput lendir di mata digunakan : Okulenta ( salep
mata), larutan mata, suspensi mata
− Penggunaan pada selaput lendir di hidung digunakan: larutan atau suspensi
hidung dapat berupa tetesan (guttae nasales) atau semprotan.
− Penggunaan pada selaput lendir di telinga digunakan: larutan tetes telinga
− Penggunaan pada selaput lendir di dubur digunakan: menggunakan
supositiria
e. Penggunaan obat melalui kulit ( topikal )
Penggunaan obat pada kulit dimaksdkan untuk memperoleh efek pada atau didalam klit. Bentuk obat untuk topikal dapat berupa padat,cair, dan semi padat.
− Bentuk obat padat untuk penggunaan topikal adalah serbuk yang tujuannya
menyerap lembab,mengurangi geseran antar dua lipatan kulit dan sebagai pembawa obat
− Bentuk obat cair untuk penggunaan topikal adalah sediaan basah seperti
kompres,losion, linimen (suatu larutan dalam alkohol atau minyak,terbentuk suspensi atau emulsi. Tujuannya untuk pengobatan otot yang sakit lemah , melancarkan jalan darah, menimbulkan kemerahan
− Bentuk obat semi padat untuk penggunaan topikal adalah salep (sediaan ½
padat untuk dipakai pada kulit ),krim( sediaan /2 padat yang mengandung bayak air),pasta ( suatu alep yang menganung serbuk yang banyak seperti amilum dan ZnO,bersifat pengering),jeli (suatu sediaan semi padat,kental,lekat,dan dibuat dari gom yang hidrasi.
( Anief , 2007 )
4. Pengertian/ perbedaan infus dan infusaInfusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit. Pembuatan infusa pada praktikum ini menggnakan tanaman brotowali. Brotowali mempunyairasa yang sangat pahit, berkhasiat ,mengobati beberapa penyakit seperti kudis,infeksi cacing kremi,radang usus buntu,cacar air,kholera,diabetes ,dll.
( Rasan , 2000 )Sedangkan infus adalah suatu piranti kesehatan yang dalam kondisi tertentu digunakan untk mnggantikan cairan yag hilang dan menyeimbangkan elektrolit tubuh.Pada kondisi emergency misalnya pada pasie dehidrasi,stres metabolik berat ang menyebabkan syok hipovolemik,asidosis,demam berdarah,luka bakar, syok hemorragi. Infus juga digunakan sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus dehidrasi karna asupan oral tidak memadai,demam, dll.
( Zainuri , 2012 )
5. Cara pembuatan infusa
Ambil serbuk tanaman obat 10 gram, lalu masukkan kedalam panci, tambahkan aquades 100ml, tambahkan aquades sebanyak 2 kali berat serbuk (20 gram=20 ml), kemudian letakkan diatas kompor, aduk, tunggu sampai thermo 90°c, tunggu 15 menit,turunkan dari kompor , diamkan beberapa menit ,setelah itu saring menggunakan corong, lalu tuang di gelas ukur 100 ml,terakhir tambahkan aquades panas sampai 100 ml.
( Anief , 2009 )
III. Materi dan metode
A. Materi
• Gelas ukur
• Tabung sentrifuse
• Kain penyaring
• Corong
• Mortir dan alu
• Serbuk glukosa 1 gram
• Paracetamol 0.5 gram
• Brotowali 10 gram
B. Metode
− membuat larutan glukosa
Serbuk dtimbang sebanyak 1 gram
Serbuk dimasukkan dlm tabung sentrifuse
ditambahkan aquades sampai 10 ml
Dikocok supaya tercampur
− membuat suspensi
0.5 obat paracetamol dihaluskan dengan mortir
Masukkan aquades terlebih dahulu dalam tabung sentrifuse sebanyak 5 ml
Obat paracetamol yg sudah halus dmasukkan dalam tabung tsb
Setelah itu dihomogenkan
− membuat infusa
Ambil serbuk tanaman obat 10 gram
Masukkan kedalam panci
Tambahkan aquades 100ml
Tambahkan aquades sebanyak 2 kali berat serbuk(20 gram=20 ml)
Letakkan diatas kompor, aduk, tunggu sampai thermo 90°cTunggu 15 menit,turunkan dari kompor
Diamkan beberapa menit
Saring menggunakan corong
Tuang di gelas ukur,ukuran 100 ml
Jika air simplisia kurang dari 100 ml maka, tambahkan aquades panas sampai 100 ml
IV. HASIL PRAKTIKUM
− Pembuatan Infusa
Ambil serbuk tanaman obat 10 gram
Masukkan kedalam panci
Tambahkan aquades 100ml
Tambahkan aquades sebanyak 2 kali berat serbuk(20 gram=20 ml)
Letakkan diatas kompor, aduk, tunggu sampai thermo 90°cTunggu 15 menit,turunkan dari kompor
Diamkan beberapa menit
Saring menggunakan corong
Tuang di gelas ukur ,ukuran100 ml
Air simplisia jika kurang dari 100 ml maka ,tambahkan aquades panas sampai 100 ml
− Pembuatan Larutan
Serbuk dtimbang sebanyak 1 gram
Serbuk dimasukkan dlm tabung sentrifuse
ditambahkan aquades sampai 10 ml
Dikocok supaya tercampur
Contoh soal :Berapa volume aquaest yang ditambahkan untuk membuat larutan glukosa dengan dosis 1 gram ,konsentrasi 10 % ??Jawab :10 gram = 1gram100 ml X
X = 100 ml x 1gram 10 gram
= 10 mlJadi, volume aquadest yang ditambahkan adalah sampai 10 ml
− Pembuatan Suspensi
0.5 obat paracetamol dihaluskan dengan mortir
Masukkan aquades terlebih dahulu dalam tabung sentrifuse sebanyak 5 ml
Obat paracetamol yg sudah halus dmasukkan dalam tabung tsb
Setelah itu dihomogenkanContoh soal.Paracetamol dibuat suspensi dengan berat 0.5 gram dengan konsentrasi 10 %. Berapa volume aquades yang ditambahkan ???Jawab :0.5 gram = 10 gram
X 100 ml X = 0.5 gram x 100 ml
10 gram X = 5 ml
Jadi, jumlah volume yang ditambah kan adalah hingga 5 ml
V. PEMBAHASAN
− Pembuatan Infusa
Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit. Pembuatan infusa pada praktikum ini menggunakan tanaman brotowali. Brotowali mempunyai rasa yang sangat pahit, berkhasiat ,mengobati beberapa penyakit seperti kudis,infeksi cacing kremi,radang usus buntu,cacar air,kholera,diabetes ,dll. Cara pembuatannya yakni dengan mengambil serbuk tanaman obat yakni brotowali yang telah disiapkan sebanyak 10 gram, lalu masukkan kedalam panci, tambahkan aquades 100ml, kemudian tambahkan lagi aquades sebanyak 2 kali berat serbuk brotowali (20 gram=20 ml), setelah itu letakkan diatas kompor, aduk, tunggu sampai thermo 90°c, Bila sudah 90°c, tunggu 15 menit, kemudian turunkan dari kompor , diamkan beberapa menit ,setelah itu saring menggunakan corong, lalu tuang di gelas ukur,ukuran 100 ml, terakhir jika air simplisia belumsampai 100ml maka tambahkan aquades panas sampai 100 ml. Pada praktikum yang kami lakukan air simplisia melebihi 100 ml, dikarenakan kami tidak benar-benar melakukan pengukuran suhu sampai thermo 90°c, dan pendiaman tidak dilakukan seperti seharusnya yakni ditunggu sampai 15 menit .
− Pembuatan larutan
Larutan merupakan sediaan dari satu atau lebih obat yang dilarutkan didalam pelarut, biasanya air. Larutan yang kami buat pada praktikum kali ini adalah larutan glukosa dengan dosis 1 gram dan dengan konsentrasi 10 % ,maka dibutuhkan penambahan jumlah volume aquades hingga 10 ml. Caranya dengan Serbuk dtimbang sebanyak 1 gram ,kemudian serbuk dimasukkan dlm tabung sentrifuse, lalu ditambahkan aquades sampai 10 ml, terakhir dikocok supaya tercampur atau homogen.
− Pembuatan suspensi
Suspensi merupakan preparat serbuk halus yang disuspensikan didalam air dan biasanya memerlukan pengocokan terlebih dahulu sebelum penggunaan. Pada praktikum pembuatan suspensi yang kami lakukan adalah pembuatan suspensi dari paracetamol . Jadi paracetamol 0.5 gram akan dibuat suspensi dengan konsentrasi 10% maka volume aquades yang ditambahkan adalah hingga 5 ml. Cara nya dengan
0.5 obat paracetamol dihaluskan dengan mortir, lalu masukkan aquades terlebih dahulu dalam tabung sentrifuse sebanyak 5 ml, kemudian obat paracetamol yg sudah halus dmasukkan dalam tabung tsb, setelah itu dihomogenkan.
− Fungsi alat dan bahan
• Gelas ukur : Untuk mengukur volume laurtan
• Tabung sentrifuse : Memisahkan larutan dengan prinsip gaya sentrifugal
• Kain penyaring : Menyaring larutan
• Corong : Memasukan atau memindah larutan dari satu tempat ke
tempat lain
• Mortir dan alu : Mengerus dan menghaluskan suatu zat
• Serbuk glukosa 1 gram :
• Paracetamol 0.5 gram :
• Brotowali 10 gram :
− Perhitungan
Dik: Paracetamol 500mg
Dit: V aq? Bila dibuat K 10%
Jawab: : =
=
=
= 5 ml
Jadi: Volume aquades yang harus ditambahkan sampai dengan 5 ml
Dik: Glukosa 1 gram
Dit: V aq? Bila dibuat konsentrasi 10%
Jawab: =
=
=
= 10 ml
Jadi : Volume aquades yang harus ditambahkan sampai dengan 10 ml
VI. .KESIMPULAN
− Obat adalah suatu zat yang dignakan untuk
diagnose,pengobatan,melunakkan,penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan.
− Fungsi obat : untuk memodulasi efek dari obat lain, untuk memicu suatu sistem dan
menghasilkan efek, untuk memprediksi suatu reaksi alergi atau idiosinkrasi, untuk kepentingan terapi.
− Rute pemberian obat dapat melalui beberapa cara yaitu :
− Melalui oral : masuk mulut, tenggorokan terus ke perut
− Melalui Suntikan : dengan mencoblos beberapa jaringan badan
− Secara inhalasi : berupa gas di hisap melalui hidung
− Melalui selaput lendir : seperti vagina,mata,telinga,dubur, dan sebagainya.
− Penggunaan obat melalui peroral bertujuan untuk mendapatkan efek sistemik, yaitu
obat beredar melalui pembuuluh darahh ke seluruh tubuh.
− Injeksi adalah sediaan berupa laruta,emulsi, atau suspensi dalam air atau airan
pembawa lain yang cocok,steril dan digunakan secara parenteral yaitu dengan merobek lapisan kulit atau lapisan mukosa.
− Penggunaan obat dalam keadaan gas atau uap ( inhalasi ) diabsorbsi sangat cepat
melalui hidung, trachea,paru-paru dan selaput lendir pada perjalanan pernafasan.
− Penggunaan obat pada kulit dimaksdkan untuk memperoleh efek pada atau didalam
kulit. Bentuk obat untuk topikal dapat berupa padat,cair, dan semi padat.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2009. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Anief, Moh.2007. Penggolongan Obat Berdasarkan Khassiat dan Penggunaan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.
Anief , Moh. 2007.Farmasetika. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.Zainuri, Akhmad; Didik R. Satoso; M.Aziz Muslim.2012. Monitoring dan Identifikasi Gangguan Infus Menggunakan Mikrokontroler AVR. Jurnal EECCIS .Vol 6,No.1,hal 49.
Rasan,Mastarie S. 2000. Pengaruh Brotowali ( Tinospora Crispa (L.)Miers ) Terhadap Metabolisme Glukosa Pada Kelinci. Vol 4,No.2,hal 17.
Zainuri, Akhmad.dkk. 2012. Monitoring dan Identifikasi Gangguan Infus Menggunakan Mikrokontroler AVR . Jurnal EECCIS Vol. 6 No. 1
Recommended