View
1.395
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
leadership
Citation preview
KEPEMIMPINAN HAMBA: Mengubah dan Menggerakkan
dengan Melayani Lebih Dulu
Pemimpin
Sepintas lalu, pemimpin-pemimpin sejati adalah orang yang
menggerakkan kita. Mereka memberi inspirasi, mencipta
keadaan, menjalin suasana dan struktur sehingga kita
bergerak. Kita merasakan suasana yang ia ciptakan membuat
impian kita berkembang dan dipertajam. Menurut seorang
ahli ilmu kepemimpinan, para pemimpin memang
menyebabkan potensi atau hal-hal yang baik dari diri kita jadi
kentara. Contoh yang jelas terlihat dalam diri Pendeta Martin
Luther King, Junior. Dari sebuah kota kecil di Alabama, ia
mengubah persepsi orang tentang tatanan sosial. Persepsi ini
menjadi persepsi yang mendunia. Kebencian dan prasangka
digantikan dengan apresiasi dan eksplorasi antar etnis.
Dalam bahasa yang lebih ilmiah, disebutkan bahwa,
pemimpin memang bertugas merumuskan visi bersama,
menggerakkan orang bersamanya dan menghasilkan
transformasi, baik pada dirinya dan orang lain atau
organisasinya. Ketiga hal itulah yang membedakan seorang
pemimpin sejati dari pemimpin kebetulan atau seorang
pengelola alias manager dan birokrat saja.
Dari para pemimpin sejati yang kini bekerja keras didapatkan
bahwa mereka berhasil menggerakkan orang bersamanya dan
menghasilkan transformasi karena mereka menerima
kepercayaan dari banyak pihak, terutama dari mereka yang
mengikutinya. Hal inilah yang dapat kita garis bawahi.
Pekerjaan besar utama seorang pemimpin sejati adalah
mendapatkan kepercayaan dari mereka yang ada
disekitarnya.
Bagaimana cara terbaik melakukan hal itu? Bagi lingkungan
Kristiani, jawab terhadap pertanyaan itu adalah dengan
menjadi pemimpin hamba. Hamba di dalam dunia kuno
adalah jabatan yang sangat rendah statusnya, bahkan
tepatnya, tanpa status. Hamba dapat diperjual-belikan,
hamba juga tidak memiliki masa depan. Hamba juga
mendahulukan mereka yang ia layani. Hamba juga
menekankan kesetiaan tanpa pamrih. Tentunya terasa
paradox, bagaimana mungkin seorang tanpa status dan
menjadi orang yang tidak dihargai dapat menimbulkan
dampak yang menginspirasikan?
Marilah kita teliti konsep ini. Apakah ini konsep yang berasal
dari dunia Kristen semata-mata?
Kurang lebih 2500 tahun yang lalu, Lao-Tse berujar:
Alasan mengapa sungai-sungai dan laut menerima
ratusan aliran air gunung adalah karena mereka
meletakkan diri di bawah gunung tadi. Jadi seorang bijak
meletakkan diri dibawah pengikut bila ia ingin memimpin
mereka, dan berjalan dibelakang mereka agar ia berada
dimuka. Jadi walaupun ia berada di atas mereka,
pengikut tidak merasa berat, dan mereka tidak terhina
dengan ia berada di depan
Sementara itu didunia modern, Albert Einstein
mengatakan dalam Ideas and Opinions, “’not mastery
but service’ will lead people on the right way.”
Di kalangan gereja Katolik, bunda Theresa mengatakan,
“unless life is lived for others, it is not worth while.”
(kecuali bila hidup adalah dijalani untuk orang lain, hal
tadi tidak bernilai)
Di dalam lingkungan kristiani, konsep tadi menjadi
sangat sentral karena beberapa alasan. Pertama, Kristus
sendiri menekankan, sikap mendahulukan orang lain,
“aku datang bukan untuk dilayani namun untuk
melayani.”
Kedua, di dalam sejarah, banyak orang yang
menekankan hidup sebagai pemimpin hamba. Pendeta
Dietrich Bonhoeffer, sang martyr modern di jaman Hitler,
mengatakan juga, “Sebuah gereja is gereja sejati bila ia
hadir untuk orang lain.””
Ketiga, perlu diingat juga bahwa, memang konsep ini sangat
mendasar bagi kepemimpinan Kristiani karena sifatnya
selaras dengan sifat dasar dari persekutuan Kristiani dan
Kerajaan Allah yang diciptakan Tuhan. Persekutuan Kristiani
adalah persekutuan spiritual. Jadi bila pemimpin diikuti orang
karena kepandaiannya, gelarnya, atau pesonanya serta bukan
karena kualitas spiritualitasnya khususnya sebagai mana
tercermin dalam keseharian dan pengabdiannya sebagai
hamba maka ada sesuatu hal yang sudah keliru.
Bagaimana sosok kepemimpinan hamba
Secara teologis seorang yang dipilih melayani Tuhan adalah
seorang hamba. Inilah esensinya, namun di dalam fungsinya,
sang hamba ini bisa diminta oleh tuannya untuk menjadi
pelukis, pematung, pemasak, atau pemimpin.
A. Pemimpin Yang Melayani
Di dunia Timur orang sering beranggapan bahwa seorang
pemimpin haruslah menjadi orang dihormati dan dilayani oleh
para pengikutnya. Tanpa hak-hak serupa itu, maka seorang
pemimpin dirasakan tidak akan dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Semakin otoriter dan berwibawa, atau
semakin misterius seorang pemimpin, semakin orang
merasakan kepemimpinnya. Ia dapat menjadi pemimpin yang
melayani bila, memiliki hati yang melayani. Berbeda dari
pemahaman tentang seorang pemimpin serupa itu adalah
paradigma kepemimpinan yang melayani. Bila seorang
pemimpin adalah seorang yang menggerakkan dan
mentransformasi, maka pemimpin yang melayani adalah
seorang yang menggerakkan dan mentransformasi orang
secara khas.
Seorang pemimpin hamba hanya dapat melakukan hal itu bila
ia menghayati makna peran sebagai orang yang melayani.
Seorang yang melayani tidak melakukan hal itu karena ia
ingin menebus dosa atau kesalahannya di masa lalu. Ia juga
bukan melakukan hal itu agar orang merasa iba padanya.
Pemimpin yang melayani melakukan hal itu karena ia ingin
dengan melayani orang-orang, ia terdorong untuk membuka
kesempatan agar orang-orang di sekitarnya memiliki
kebebasan lebih luas untuk berkembang atau mengalami
transformasi. Dengan bahasa sederhana ia dapat menjadi
pemimpin yang melayani bila, memiliki hati yang melayani.
Seringkali ia melakukan hal ini karena ia pernah merasakan
dilayani seseorang, mengalami pemulihan karena ditolong
seorang pemimpin, atau mampu mengembangkan visi yang
tajam karena dialog dengan seorang pemimpin dan
sebagainya. Seorang dapat menjadi pemimpin yang melayani
karena menghayati rasa berhutang atas kasih-kebaikan Tuhan
pada dirinya.
Seorang pemimpin hamba adalah seorang pemimpin yang
sangat perduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan
pengikut, dirinya dan komunitasnya dan karenanya ia
mendahulukan hal-hal tadi daripada pencapaian ambisi
pribadi atau pola dan kesukaannya saja. Ukuran kesuksesan
sang pemimpin adalah jumlah dan kualitas pemimpin baru
yang ia hasilkan dengan sengaja.
B. Tampilan pemimpin yang melayani
1. Pemimpin yang melayani memberikan teladan-teladan untuk
perilaku dan sikap yang ia ingin hadir dan menjadi bagian
utama dari hidup pengikutnya. Jadi ia tidak memaksa orang
untuk mengambil alih suatu perilaku atau memaksa dengan
berbagai aturan hal-hal yang ia inginkan. Ia memberikan
ilham melalui demonstrasi model, pemberian teladan dan
penentuan batas-batas perilaku dengan melaksanakannya
sendiri.
2. Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka
pikir waktu yang panjang. Ia tidak mengharapkan hasil
spektakuler terlalu cepat karena ia menyadari bahwa untuk
menggerakkan dan mentransformasi orang diperlukan waktu
yang panjang dan proses yang sinambung.
3. Pemimpin yang melayani melakukan komunikasi yang
bersifat dua arah
4. Pemimpin yang melayani juga dapat hidup di tengah
kepelbagaian pendapat, bahkan ia merasa tidak nyaman bila
pendapat, paradigma, dan gaya kerja hanyalah sejenis
5. Pemimpin yang melayani memberikan kepercayaan dan
wewenang pada pengikutnya. Ia memiliki gambaran positif
dan optimis tentang mereka. Ia memberdayakan mereka
melalui sharing pengetahuan, skil dan perspektif.
6. Pemimpin yang melayani menggunakan persuasi dan logika
untuk mempengaruhi orang selain peneladanan.
7. Pemimpin yang melayani tidak berupaya menjadi pahlawan,
namun menciptakan dan melahirkan pahlawan-pahlawan.
8. Pemimpin yang melayani mengerjakan banyak hal dan juga
menghindar dari berbagai hal yang orang lain dapat lakukan.
Hal yang perlu dicatat disini adalah bahwa pemimpin yang
melayani tidak berarti akan menghindar dari masalah atau
konflik. Ia tidak juga menjadi sosok yang dikendalikan oleh
berbagai kelompok yang kuat. Tidak juga ia harus tampil
manis dan ramah.
Dalam pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin yang
melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang
jadi terinspirasi, terdorong, belajar, dan mengambil alih
teladannya. Pendekatannya bukanlah pendekatan kuasa tapi
pendekatan hubungan atau relasional.
Prasyarat
Hanya dengan bermodal rasa syukur dan terpesona serta
merasa berhutang pada Tuhan, sang Tuannya, seorang
pemimpin hamba menmfokuskan diri pada mendahulukan
kebutuhan orang lain, pertumbuhan orang lain, dan
kesejahteraan orang lain daripada dirinya sendiri.
Hal ini hanya dapat terjadi bila secara esensial ia tidak lagi
terkungkung atau terobsesi dengan urusan dirinya sendiri.
Karena itu seorang yang ingin hidup sebagai pemimpin
hamba adalah seorang yang berani menghadapi masalah
pemulihan hubungan antara dirimnya dengan masa lalunya,
dengan orang-orang di sekitarnya (termasuk tokoh ayah dan
ibu), dengan masyarakat dimana ia berada dan lebih dalam
lagi ialah dengan Tuhannya. Seorang pemimpin hamba
mencolok dalam kedamaian yang muncul dari dirinya, bahkan
dalam keadaan yang paling suram. Untuk mencapai titik ini ia
perlu rela terus menerus memeriksa diri untuk menemukan
luka-luka yang mungkin masih diidapnya, seperti, luka yang
diakibatkan oleh kemarahan terpendam, kepahitan, ketakutan
yang mendalam, rasa tak berdaya, kebencian, atau kesepian.
Luka-luka yang tidak pernah diselesaikannya dengan Tuhan
membuat dirinya sulit memiliki percaya diri, dan sulit juga
mempercayakan diri pada orang lain, karena pada dasarnya
kepercayaan atau kebergantungannya pada Tuhan sangat
rendah. Luka-luka tadi menghalangi dirinya untuk memeluk
Tuhan lebih erat. Bahkan tidak mustahil luka tadi
menampakkan diri kelak pada saat yang tidak tepat dalam
wujud kemarukan kuasa, kemarukan uang, penggunaan
pengaruh seksualitas secara keliru, atau tindakan self-
destruktif dalam hubungan antar manusia.
Pemulihan tercermin dalam kisah antara seorang anak wanita
Vietnam dengan seorang pilot Amerika di masa perang. Anak
itu terbakar karena bom napalm yang dijatuhkan dari kapal
terbang sang pilot. Photonya sebagai anak berusia 9 tahun
yang berlari dan terbakar memenangkan hadiah terkenal.
Bertahun-tahun sang pilot terus terganggu photo tadi dan
berupaya melacak sang anak yang kini tinggal di Amerika.
Ketika dijumpai, anak yang kini telah menjadi jururawat
kepala, hanya memeluknya dan mengatakan “sudah lama aku
menantikan saat ini dan ingin mengatakan bahwa aku sudah
mengampuni Anda.” Sang pilot hanya dapat menangis …
Dengan paham demikian maka ia akan juga memiliki
beberapa ciri lain:
1. ia harus terus belajar di dalam hidupnya, baik mengenai
Tuhan yang memanggilnya, orang lain, dan dirinya
2. ia selalu siap bekerja sebagai bagian dari kepemimpinan yang
lebih besar, dan bukan berjalan sendirian, karena ia telah
menyadari batas daya dan ketidakberdayaan nya.
3. ia selalu menyediakan waktu untuk merenungkan makna atau
kehendakNya dan sementara itu ia mempercayakan diri dan
komunitasnya ke dalam pemeliharaan Tuhan..
Penutup
Ketika profil pemimpin hamba dipaparkan, mungkin Anda
tertawa dan mengatakan “apa mungkin hal itu muncul disini?
Pendeta saja belum tentu bisa, apalagi kami di komisi atau
majelis jemaat dan di lembaga Kristen.” Apalagi bila melihat
masyarakat. Tidakkah mereka yang dinamakan para
pemimpin seringkali adalah komplotan koruptor yang besar
dan canggih. Jawabnya begini: Hal yang terindah dalam inti
kepemimpinan hamba adalah bahwa hal itu merupakan
masalah hati. Selama Anda memiliki hati tadi, mustinya profil
dan kualitas tersebut Tuhan mungkinkan hadir dalam hidup
Anda.
Robby I Chandra
Bacaan lebih lanjut
A. Buku
Autry, J.A. (2001). The Servant Leader. Roseville, CA: Prima
Avolio, B.J. & Bass, B.M. (1998). “Transformational Leadership:
Charisma and beyond”. In J.G. Hunt, B.R. Baliga, H.P. Dachler
& C.A. Schriesheim (Eds.), Emerging Leadership Vistas: 29-49.
Lexington, MA: D.C. Health and Company.
Badaracco, J.L. & Ellasworth, R.R (1989). Leadership and The Quest
for Integrity. Boston, MA: Harvard Business School Press
Banks, R. & Powell, K. (Eds.) (2000). Faith in Leadership. San
Francisco: Jossey Bass.
Barna, George. (1997). Leaders on Leadership. Venture, CA: Regal.
_________(2001) The Power of Team Leadership. Colorado:
Watterbrook.
Bass, B.M. (1981). Stogdill’s Handbook of Leadership. New York:
Free Press.
. (1985). Leadership and Performance Beyond
Expectations. New York: Free Press.
Bennis, Warren et all, eds. (2001) The Future of Leadership:
Today’s Top Leadership Thinkers Speak To Tomorrow’s
Leaders. San Francisco: Jossey-Bass.
Bennis, W.G. & Nanus, B. (1985). Leaders: The Strategies for Taking
Charge. New York: Harper & Row.
Blackaby, Henry dan Richard Blackbay. (2001) Spiritual
Leadership. Nashville: Broadman and Holman.
Blanchard, K. (1997). “Servant Leadership Revisited”. In L.C. Spears
(ed.), Insight on Servant Leadership: Service, stewardship,
spirit and servant leadership: 21-28. New York: Wiley.
Bollier, D. (1996). Aiming Higher: 25 stories of how companies
prosper by combining sound management and social vision.
New York: Amacom.
Bowman, M.A. (1997). “Popular Approaches to Leadership”. In P.G.
Northouse (Ed.), Leadership: Theory and Practice. Thousand
Oaks, CA: Sage Publications.
Burns, J.M. (1978). Leadership. New York: Harper & Row.
Ciulla, J.B. (2003). Ethics of Leadership. Belmont, CA: Thomson.
Clinton, R.J. (1988). Making of a Leader. Colorado Springs, CO:
Navpress.
Conger, J.A. (1994). Spirit at Work: Discovering the spirituality in
leadership (1st ed.). San Francisco: Jossey-Bass.
D’Souza, Anthony. (2001) Empowering Leadership, Lead with
Vision and Strategy. Hagai Institute for Advanced
Leadership Training, Atlanta, GA.
Daft, R.L. & Lengel, R.H. (2000). Fusion Leadership: Unlocking the
subtle forces that change people and organizations. San
Francisco: Berrett-Koehler.
De Pree, M. (1989). Leadership is An Art. New York: Dell Publishing.
. (1992). Leadership Jazz. New York: Dell Publishing.
Fairholm, G.W. (1997). Capturing The Heart of Leadership:
Spirituality and community in the new American work place.
Westport, CT: Praeger.
. (1998). Perspective on Leadership: From the
science of management to its spiritual heart. Westport, Conn:
Quorum.
Ford, L. (1991). Transforming Leadership: Jesus way creating vision,
shaping values and empowering change. Downers Grove, IL:
Inter Varsity Press.
Frakas, Charles M. dan De backer Philippe. (1996) Maximum
Leadership: The World’s Leading CEO’ s Share Their Five
Strategies for Success. New York: Henry Holt and
Company.
Graham, J.W. (1997). “Servant Leadership and Enterprise Strategy”.
In L.C. Spears (Ed.), Insight on Servant Leadership: Service,
stewardship, spirit, and servant leadership: 145-156. New
York: Wiley.
Greenleaf, R.K. (1973). The Servant as a Leader ([Rev.] Ed).
[Cambridge, Mass.] Peterborough, N.H.: Center for Applied
Studies; distributed by Windy Row Press.
. (1975). Trustees as Servant ([Rev.] Ed).
[Cambridge, Mass.] Peterborough, N.H.: Center for Applied
Studies; distributed by Windy Row Press.
. (1976). The Institutions as Servant [Cambridge,
Mass.] Peterborough, N.H.: Center for Applied Studies;
distributed by Windy Row Press.
. (1977). Servant Leadership. Mahwah, NJ: Paulist
Press.
. (1980). Servant, Retrospect, & Prospect.
[Cambridge, Mass.] Peterborough, N.H.: Center for Applied
Studies; distributed by Windy Row Press.
Greenleaf, R.K., Fraker, A.T., & Spears, L.C. (1996). Seeker and
Servant: reflections on religious leadership (1st ed.). San
Francisco: Jossey-Bass.
Greenleaf, R.K. & Spears, L.C. (1998). The Power of Servant
Leadership: Essays. San Francisco, CA: Berrett-Koehler
Publishers.
Grint, K. (Ed.) (1997). Leadership: Classical, contemporary, and
critical approaches. New York: Oxford University Press.
Hawkins, John. (2001) Leadership as a Lifestyle. Utah:
Executive Excellence.
Herrington, Jim dan Mike Bonem. (2000) Leading
Congregational Change. San Franscisco: Jossey-Bass.
Higginson, Richard. (1996) Transforming Leadership. London: SPCK.
Jaworski, J. (1997). “Destiny and the Leader”. In L.C. Spears (Ed.),
Insight on Servant Leadership: Service, stewardship, spirit,
and servant leadership: 258-268. New York: Wiley.
Koestenbaum, Peter.(2002) Leadership: The Inner Side of
Greatness, A Philosophy for Leaders. San Francisco:
Yossey-Bass.
Kouzes, James. M dan Posner. Barry Z. (2002) Leadership
Challenge. San Francisco: Jossey-Bass.
Kouzes, J.M. & Posner, B.Z. (1995). The Leadership Challenge: How
to keep getting extraordinary things done in organizations.
San Francisco: Jossey-Bass.
Lowe, J. (1998). Trust: The invaluable asset. In L.C. Spears (Ed.),
Insight on Servant Leadership: Service, stewardship, spirit,
and servant leadership: 258-268. New York: Wiley.
Marshall, T. (1991). Understanding Leadership: Fresh perspective on
the essentials of New Testament Leadership. England:
Sovereign World.
Maxwell, J.C. (1998). The 21 Irrefutable Laws of Leadership.
Nashville. TN: Thomas Nelson.
McAlpine, A., Sun, T., & Machiavelli, N. (2000). The Ruthless Leader:
Three classics of strategy and power. New York: Wiley.
McGee-Cooper, A. & Looper, G. (2001). The Essentials of Servant
Leadership: Principles in practice, innovations in
management. Waltham, MA:
Miller, C.M. (1995). The Empowered Leader. Nashville, TN:
Broadman and Holman.
Moxley, R.S. (2000). Leadership and Spirit: Breathing new vitality
and energy into individuals and organizations. San Francisco:
Jossey-Bass.
Nair, K. (1994). A Higher Standard of Leadership: Lessons from the
life of Gandhi. San Francisco: Berrett-Koehler.
Nouwen, H.J.M. (1989). In The Name of Jesus: Reflections on
Christian leadership. New York: Crossroads.
Palmer, P.J. (1998). “Leading from Within”. In L.C. Spears (Ed.),
Insight on Servant Leadership: Service, stewardship, spirit,
and servant leadership: 197-208. New York: Wiley.
Quinn, Robert. E dan Sue R. Faerman et al. (1990) Becoming
A Master Manager. New York: John Willey and Sons.
Quinn, Robert E. (1996) Deep Change; Discovering the Leader
Within. San Francisco: Jossey-Bass.
Roebuck, Chris. (1999) Effective Leadership. New York:
Amakom.
Schuster, J.P. (1997). “Servant, Ego, and Shoeshines: A world of
sacramental possibility”. In L.C. Spears (Ed.), Insight on
Servant Leadership: Service, stewardship, spirit, and servant
leadership: 271-278. New York: Wiley.
Senge, Peter M (1999). Dance of Change. New York: Doubble Day
------------ (1995). “Robert Greenleaf’s Legacy: A new foundation for
21st century institutions”. In L.C. Spears (Ed.), Reflections on
Leadership. New York: Wiley.
Sergiovanni, T.J. (1992). Moral Leadership: Getting to the heart of
school improvement. San Francisco: Jossey-Bass.
Sernett, G.L. (1990). The Relationship between Trends in
Educational Administration and Exemplary Lutheran
Secondary School Practice.
Spears, L.C. (1995). Servant Leadership and Greenleaf Legacy. In
Spears, L.C. (Ed.), Reflections on Leadership. New York: Wiley.
Spears, L.C. (Ed.) (1998). Insight on Servant Leadership: Service,
stewardship, spirit, and servant leadership: 197-208. New
York: Wiley.
Spears, L.C. & Lawrence, M. (2002). Focus on Leadership: Servant-
leadership for 21st century. New York: John Wiley & Sons.
Stogdill, Ralph M. Handbook of Leadership: A Survey of
Theory and Research. New York: The Free Press, 1974.
Tichy, Noel. M dan Cardwell, Nancy. The Cycle of Leadership.
New York: Harper Business, 2002.
Vroom, Victor H. dan Jago, Arthur G. The New Leadership:
Managing Participation in Organizations. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice Halls, 1988.
Wilkes, C.Gene. (1998). Jesus on Leadership: Discovering the secrets
of servant leadership from the life of Christ. Wheaton, IL:
Tyndale House.
Wright, W.C. (2000). Relational Leadership: A biblical model for
influence and service. Cumbria: Paternoster.
Young, D.S. & NetLibrary Inc. (1999). Servant Leadership for Church
Renewal Shepherds by the Living Springs. Scottsdale, PA:
Herald Press.
B. Artikel-artikel
Arnold, K.A., Barling, J., & Kelloway, E.K. (2001). “Transformational
Leadership or The Iron Cage: Which predict trust, commitment
and team efficacy?” Leadership & Organization Development
Journal, 22(7): 315-320.
Avolio, B.J. & Locke, E.E. (2002). “Contrasting Different Philosophies
of Leader Motivation: Altruism versus Egoism”. Leadership
Quarterly, 13: 169-191.
Avolio, B.J. & Kahai, S.S. (2003). “Adding E to E-Leadership: How It
May Impact Your Leadership”. Organizational Dynamics,
31(4): 325-338.
Bain, A. & Loader, D. (1998). “Leadership and Vulnerability”.
Incorporated Association of Registered Teachers of Victoria
(IARTV) Occasional Papers, 54: 17.
Bass, B.M. (1999). “On The Taming of Charisma: A Reply to Janice
Beyer”. Leadership Quarterly, 10(4): 541-553.
. (2000). “The Future of Leadership in Learning
Organizations”. Journal of Leadership Studies, 7(3): 18-40.
Bass, B.M. & Steidlmeier, P. (1999). “Ethics, Character, and
Authentic Transformational Leadership Behavior”. Leadership
Quarterly, 10(2): 181-217.
Buchen, I.H. (1998). “Servant Leadership: A model for future faculty
and future institutions”. Journal of Leadership Studies, 5(1):
125-134.
Cardona, P. (2000). “Transcendental Leadership”. Leadership &
Organization Development Journal, 21(4): 201-206.
Chappel, D. (2000). Fortune’s “Best Companies to Work For”
Embrace Servant Leadership., The Servant Leader. Vol. Spring
Choi, Y. & Mai-Dalton, R.R. (1998). “On The Leadership Function of
Self-sacrifice”. Leadership Quarterly, 9(4): 475-501.
. (1999). “The Model Followers’
responses to Self-sacrificial Leadership: An empirical test”.
Leadership Quarterly, 10(3): 397-421.
Ciulla, J.B. (1995). “Leadership Ethics: Mapping territory”. Business
Ethics Quarterly, 5(1): 5-25.
Collins, J. (2001). “Level 5 Leadership: The triumph of humility and
fierce resolve”. Harvard Business Review, January: 67-76.
Conger, J.A. (1993). “Max Weber’s Conceptualization of Charismatic
Authority: Its influence on organizational research”.
Leadership Quarterly, 4(3/4): 277-288.
Craig, S.B. & Gustafson, S.B. (1998). “Perceived Leader Integrity
Scale: An instrument for assessing employee perceptions of
leader integrity”. Leadership Quarterly, 9(2): 127-145.
Deluga, R.J. (1994). “Supervisor Trust Building, Leader-Member
Exchange and Organizational Citizenship Behavior”. Journal of
Occupational and Organizational Psychology, 67: 315-326.
Duignan, P.A. & Bhindi, N. (1997). “Authenticity in Leadership: An
emerging perspective”. Journal of Educational Administration,
35(3): 195-209.
Farling, M.L., Stone, A.G., & Winston, B.E. (1999). “Servant
Leadership: Setting the stage for empirical research”. Journal
of Leadership Studies, 6(1/2): 49-72.
Goleman, D., Boyatzis, R., & McKee, A. (2001). “Primal Leadership:
The hidden driver of great performance”. Harvard Business
Review, 79(11): 42-51.
Graham, J. (1991). “Servant Leadership in Organizations:
Inspirational and moral”. Leadership Quarterly, 2(2): 105-119.
Graham, J.W. (1995). “Leadership, Moral Development, and
Citizenship Behavior”. Business Ethics Quarterly, 5(1): 43-54.
Gronn, P. (1995). “Greatness Re-visited: The current obsession with
transformational leadership”. Leading & Managing, 1(1):14-
27.
Hicks, D.A. (2002). “Spiritual and Religious Diversity in the
Workplace: Implications for leadership”. Leadership Quarterly,
13(2): 379-396.
Hollander, E.P. (1992). “Leadership, Followership, Self and Others”.
Leadership Quarterly, 3(1):43-54.
. (1995). “Ethical Challenges in The Leader-Follower
Relationship”. Business Ethics Quarterly, 5(1): 55-65.
Howell, J.M. & Avolio, B.J. (1992). “The Ethics of Charismatic
Leadership: Submission or liberation”? Academy of
Management Executive, 6(2): 43-54.
Korac-Kakabadse, N., Kouzmin, A., & Kakabadse, A. (2002). “
Spirituality and Leadership Praxis”. Journal of Managerial
Psychology, 17(3): 165-182.
Petrick, J.A. & Quinn, J.F. (2001). “The Challenge of Leadership
Accountability for Integrity Capacity as A Strategic Asset”.
Journal of Business Ethics, 34(3/4): 331-343.
Pillai, R., Schriesheim, C.A., & William, E.S. (1999). “Fairness
Perceptions and Study”. Journal of Management, 25(6): 897-
933.
Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Moorman, R.H., & Fetter, R. (1990).
“Transformational Leaders Behaviors and Their Effects on
Followers’ Trust in Leader, Satisfaction, and Organizational
Citizenship Behaviors”. Leadership Quarterly, 1(2): 107-142.
Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Ahearne, M., & Bommer, W.H.
(1995). “Searching for A Needle in A Haystack: Trying to
identify the illusive moderators of leadership behaviors”.
Journal of Management, 21(3):423-470.
Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., & Bommer, W.H. (1996).
“Transformational Leader Behaviors and Substitutes for
Leadership as Determinants of Employee Satisfaction,
Commitment, Trust, and Organizational Citizenship
Behaviors”. Journal of Management, 22(2): 259-298.
Pollard, C.W. (1997). “The Leaders Who Serves”. Strategy and
Leadership. 25(5): 49-51.
Price, T.L. (2003). “The Ethics of Authentic Transformational
Leadership”. Leadership Quarterly, 14(1): 67-81.
Russell, R.F. (2001). “The Role of Values in Servant Leadership”.
Leadership & Organization Development Journal, 22(2): 76-83.
Sendjaya, S. & Sarros, J.C. (2002). “Servant Leadership: Its origin,
development, and applications in organizations”. Journal of
Leadership and Organizational Studies, 9(2):57-64.
Sendjaya, S. (2002). Toward a Morally Attractive Leadership Theory:
The ethical side of transformational leaders. Paper presented
at the 16th Australia and New Zealand Academy of
Management (ANZAM) Conference, Beechworth, Vic, 4-7 Dec.
2002.
Senge, P.M. (1990). “The Leaders New Work: Building learning
organizations”. Sloan Management Review, 32(1):7-24.
Sosik, J.J. & Dworakicsky, A.C. (1998). “Self-concept Based Aspect on
The Charismatic Leader: More than meets the eye”.
Leadership Quarterly, 9(4): 503-526.
Turner, N., Baling, J., Epitropaki, O., Butcher, V., & Milner, C. (2002).
“Transformational Leadership and Moral Reasoning”. Journal
of Applied Psychology, 87(2), 304-311.
Yukl, G. (1989). “Managerial Leadership: A review of theory and
research”. Journal of Management, 15(2): 251-289.
. (1999). “An Evaluation of Conceptual Weaknesses in
Transformational and Charismatic Leadership Theories”.
Leadership Quarterly, 10(2): 285-305.
Recommended