View
799
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERFORMASI KOIL PENDINGIN
Kelas : 2AKelompok : 2Anggota : Arnovia Christine SIrpan MaulanaNanda AulianaRosdiana HanifaSyeni Indriati
TUJUAN PERCOBAAN
Dapat menjelaskan kinerja dari koil pendingin tipe 39ED08
Dapat membandingkannya dengan teori yang ada
GAMBAR SISTEM
SA
RA
Return air = RA
Ret
urn
air
= R
A
Exhaust air
SF
CCFLT
RSHGRLHG
LA
EAOA
RA = room air/return air, udara ruangan/udara balikSA = supply air, udara suplai/catuLA = leaving air, udara keluar koilEA = entering air, udara masuk koilOA = outdoor air, udara luarADP = apparatus dew pointFLT = filter udaraCC = cooling coil, koil pendinginSF = supply fan, kipas suplaiRSHG = room sensible heat gainRLHG = room latent heat gain
ADP
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Termometer Digital
Tipe : APPA 55II Thermometer
Range : -40oC s/d 245oC Skala Pengukuran : 0,1 oC Serial Number : 46900288
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
ThermocoupleTipe : Thermocouple tipe JRange : -210oC s/d 1200oC
atau -340o F s/d 2192oF
Iron Constantan
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Thermometer Gelas
Range : -1oC s/d 10oC dan -10oC s/d 100oC
Skala Pengukuran : 1oC dan 0,1oC
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Tabung Pitot
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
ManometerRange : 0 Kpa-2,5 KpaType : 5Skala Pengukuran : 0,01
Kpa
CARA KERJA MANOMETER DAN TABUNG PITOT
1. Lakukan kalibrasi pada tabung udara dengan cara memutar pengkalibrasi udara (berada di samping kiri dan kanan manometer) sampai posisi udara ang ada di dalam tabung berada di posisi center.
2. Lakukan kalibrasi untuk fluida dengan cara memutar pengkalibrasi fluida (berada di bagian tengah bawah manometer) sampai posisi fluida ada di angka 0 (nol).
3. Untuk mengukur kecepatan udara kita menggunakan mistar yang terdapat pada manometer. Dan untuk mengukur tekanan, kita dapat membaca skala pada tabung manometer, namun kita harus melihat tipe manometer tersebut dan posisi manometer (top, middle atau bottom), hasih pembacaan tekanan pada manometer harus dikali faktor pengali yang terdapat pada tabel di manometer yang tergantung pada tipe manometer dan posisi tabung.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tentukan titik-titik pengukuran untuk kecepatan udara supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil.
2. Nyalakan AHU dan DX system (bukaan damper 0%), heater dimatikan.3. Tunggu sampai keadaan sistem stabil.4. Catat besar Vtot udara Supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb
udara mixing serta Tcoil pada saat bukaan damper 0%, lakukan setiap 5 menit selama 3 kali.
5. Ubah bukaan damper menjadi 50% dan catat besar Vtot udara Supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil pada saat bukaan damper 50%, lakukan setiap 5 menit selama 3 kali.
6. Ubah bukaan damper menjadi 100% dan catat besar Vtot udara Supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil pada saat bukaan damper 100%, lakukan setiap 5 menit selama 3 kali.
7. Bila pengukuran telah selesai dilakukan matikan AHU dan DX sstem.
TABEL DATA PERCOBAAN
Bukaan Damper
Percobaan ke-
Usupply U Mixing
TcoilVtot Tdb Twb Tdb Twb
0%
1 11,8 7 4,6 26,1 23 0,5
2 11,4 10,8 9,1 25,7 23,7 -11
3 11,6 10,9 9,2 25,5 23,6 -12
50%
1 10 16,6 11,7 25,3 23,6 13,6
2 10,1 13,5 10,6 25,1 23 13,9
3 10,4 12,5 9,6 25 23,7 13,4
100%1 10,2 12,2 10,4 2 23,3 14,8
2 10,3 10,5 10,2 26,4 25,5 14,93 11,1 11,1 10,5 25,9 25,5 14,5
GRAFIK KECEPATAN TOTAL
5 10 159
9.5
10
10.5
11
11.5
12
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
GRAFIK TDB SUPPLY
5 10 150
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
GRAFIK TWB SUPPLY
5 10 150
2
4
6
8
10
12
14
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
TDB MIXING AIR
5 10 150
5
10
15
20
25
30
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
TWB MIXING AIR
5 10 1521.5
22
22.5
23
23.5
24
24.5
25
25.5
26
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
T ADP COIL
5 10 15
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
Diketahui :Twb in= 23oC Tdb out=7oC Dari data hasil pengukuran:Tdb in= 26,1oc Twb out=4,6oC Tinggi ducting: 33cm = 0,33m
h ea= 68 kJ/kg h la= 17 kJ/kg Panjang ducting: 73cm = 0,73m Vs= 0,872 m3/kg Vum= 11,8 m/s A ducting= 0,33 x 0,73 = 0,24m2 Jawab:
Qudara= A x Vum q udara = m x (hea – hla)
= 0,24 m2 x 11,8 m/s =3,24 kg/s x (68 – 17) = 2,83 m3/s = 165,24 kJ/sm udara= = =3,24 kg/s
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
Bukaan Damper
Percobaan ke-
A (m2)
Vum (m/s)
Qudara
(m3/s)
m udara (kg/s)
q udara (kJ/s)
0%1 0,24 11,8 2,83 3,24 165,24 2 0,24 11,4 2,73 3,13 134 3 0,24 11,6 2,78 3,19 137,17
50%1 0,24 10 2,4 2,74 84,942 0,24 10,1 2,424 2,79 100,693 0,24 10,4 2,49 2,85 119,7
100%1 0,24 10,2 2,448 2,80 109,22 0,24 10,3 2,472 2,83 131,593 0,24 10 2,4 2,74 112,34
KECEPATAN UDARA MASUK
5 10 150
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
DEBIT UDARA
5 10 150
2
4
6
8
10
12
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
M UDARA
5 10 150
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
PELEPASAN KALOR UDARA
5 10 150
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Damper 0 %Damper 50 %Damper 100 %
OA
EA
RA
LA, SAADP
tdb
w
wb SA
RA
Return air = RA
Ret
urn
air
= R
A
Exhaust air
SF
CCFLT
RSHGRLHG
LA
EAOA
RA = room air/return air, udara ruangan/udara balikSA = supply air, udara suplai/catuLA = leaving air, udara keluar koilEA = entering air, udara masuk koilOA = outdoor air, udara luarADP = apparatus dew pointFLT = filter udaraCC = cooling coil, koil pendinginSF = supply fan, kipas suplaiRSHG = room sensible heat gainRLHG = room latent heat gain
ADP
PROSES YANG TERJADI
Dari seluruh data percobaan, ketika di plot kedalam karta psikometri akan menunjukkan proses pendinginan dan proses dehumidifikasi karena terjadi penurunan jumlah uap air per satuan massa udara kering.
KESETIMBANGAN ENERGI
Dari nilai perhitungan laju aliran kalor udara dan laju aliran kalor yang diserap koil pendingin tidak terjadi kesetimbangan energi, hal ini disebabkan karena tidak semua udara yang masuk kedalam AHU memiliki kontak dengan coil, udara yang tidak memiliki kontak dengan koil di sebut bypass factor. Selain itu di dekat koil terdapat motor yang memungkinkan terjadinya penyerapan kalor dari motor oleh koil pendingin, sehingga proses pendenginan udara saat melewati koil tidak terjadi secara maksimal.
KAPASITAS KOIL PENDINGIN
W = m x Δh kompresi W=15 Pk
11,19= m x 29,1 = 15 x 0,764
m= 0,384536 kJ/kg = 11,19 Kw
q koil = m x Δh evaporasi = 0,384536 x 119,366
= 45,9 kJ/s
EFEKTIFITAS KOIL
Damper 0%, data ke-1BF= = = 0,25
CF (ɛ)= 1- BF = 1 – 0,25 = 0,75
EFEKTIFITAS KOIL
Bukaan Damper Percobaan ke- BF CF1 0,25 0,752 0,59 0,413 0,61 0,391 0,25 0,752 -0,03 1,033 -0,07 1,071 -0,27 1,272 -0,38 1,383 -0,29 1,29
0%
50%
100%
ANALISA
Dari hasil percobaan dapat terlihat bahwa kinerja dari koil pendingin tergantung dari beberapa aspek, yaitu:
1. Jenis udara yang didinginkan, apakan return air 100%, fresh air 100% atau mixing air.
2. Semakin banyak kandungan fresh air (bukaan damper semakin banyak) maka efektivitas koil akan semakin meningkat.
3. Beban lain yang terdapat pada AHU seperti motor dan heater akan mempengaruhi kinerja koil.
4. Jenis pendingin yang digunakan pada AHU ini ada lah DX system atau Chiller system
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam proses pendinginan udara AHU dipengaruhi oleh komposisi percampuran udara antara fresh air dan return air, sehingga meyebabkan terjadinya perbedaan pada efektifitas koil.
Recommended