Upload
nur-hasanah
View
83
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN PENGETAHUAN TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS
DI PUSKESMAS DTP PETIR FEBRUARI 2015
OlehNURHASANAH
Kematian ibu pasca salin atau masa nifas merupakan salah satu penyumbang angka kematian ibu, penyebabnya adalah perdarahan yang tidak tertangani, infeksi, komplikasi masa nifas dan lain-lain
Pengetahuan merupakan faktor penting bagi ibu nifas dalam mengenali tanda-tanda bahaya nifas
LATAR BELAKANG
Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Petir pada Bulan Desember tahun 2014 terhadap 10 orang ibu nifas, diketahui hanya 5 orang (50%) yang mengetahui tanda-tanda bahaya nifas dengan baik, sisanya sebanyak 5 0rang (50%) memiliki pengetahuan yang kurang. Diketahui jumlah ibu nifas di wilayah Kecamatan Petir pada bulan november 2014 sampai dengan januari 2015 sebanyak 215 orang dimana data laporan menunjukkan bahwa payudara bengkak dan kemerahan pada ibu nifas sebanyak 43 orang, ibu nifas mengalami demam sebanyak 14 orang dan keluhan yang lain tidak diketahui dengan pasti.
Lanjutan
TUJUAN UMUM PENELITIAN
Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu nifas dengan pengetahuan tentang tanda-
tanda bahaya nifas di Puskesmas DTP Petir Bulan
Februari 2015
Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan pendidikan, pekerjaan, paritas, sumber informasi berkaitan dengan tanda
bahaya nifas di Pukesmas DTP Petir Kabupaten Serang Bulan Februari 2015.
Diketahuinya hubungan antara pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi dengan pengetahuan tentang tanda-tanda
bahaya nifas di Puskesmas DTP Petir Bulan februari 2015
TUJUAN KHUSUS
MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan ibu nifas terhadap
tanda-tanda bahaya pada masa nifas, sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu nifas
Disamping sebagai bahan pustaka, hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi mahasiswa untuk penelitian
selanjutnya
Untuk menambah pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan untuk
penerapan ilmu yang di dapat selama kuliah khususnya ilmu kebidanan
TINJAUAN TENTANG PENGETAHUAN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN TANDA BAHAYA PADA MASA
NIFAS
TINJAUAN TENTANG MASA NIFAS
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendidikan2. Pekerjaan3. Paritas4. Sumber
informasi
Pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya nifas
KERANGKA KONSEP
Variabel DefinisiOperasional Alat Ukur Hasil Ukur
Pengetahuan tanda bahaya nifas
Kemampuan ibu menjawab dengan benar pertanyaan tentang tanda-tanda bahaya nifas
Wawancara 1. Kurang2. Baik
Pendidikan Pendidikan terakhir yang pernah dialami oleh responden sampai mendapat ijazah.
Wawancara 1. Rendah2. Tinggi
Pekerjaan Segala usaha dikerjakan untuk mendapatkan hasil/upah yang dapat dinilai berupa uang .
Wawancara 1. Tidak bekerja2. Bekerja
Paritas Jumlah anak yang dilahirkan oleh responden sampai saat pendataan dilakukan
Wawancara 1. Primipara2. Multipara &
GrandemultiSumber informasi
Informasi tentang kehamilan resiko tinggi yang diperoleh dari media maupun dari teman/ keluarga
Wawancara 1. Media2. Petugas Kes
DEFINISI OPERASIONAL
METODE PENELITIAN• Survei Analitik• Pendekatan Crossectional
POPULASI & SAMPEL• Populasi: 215 ibu nifas• Sampel: 140 responden• Teknik pengambilan sampel: accidental sampling
ANALISIS DATA• Univariat• Bivariat
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Nifas
• Lebih dari separuhnya (58,6%) responden memiliki pengetahuan kurang tentang tanda-tanda bahaya nifas.
• Menurut Notoatmodjo (2009) bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku atau kecenderungan untuk bertindak atau berbuat..
Pengetahuan Frekuensi %Kurang 82 58,6Baik 58 41,4Total 140 100.0
Gambaran Pendidikan Responden
• Diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan rendah (60,7%).
• Menurut Notoatmodjo (2009) bahwa pendidikan yang rendah sangat mempengaruhi perilaku kesehatan.
Pendidikan Frekuensi %Rendah 85 60,7Tinggi 55 39,3Total 109 100.0
Gambaran Pekerjaan Responden
• Diketahui bahwa sebagian besar responden tidak bekerja (60,0%).
• seseorang yang tidak bekerja akan cenderung terbatas dalam arus komunikasi dan interaksi dengan lingkungan sehingga transfer informasi dan pengetahuan akan kurang Nursalam ( 2010 ).
Pekerjaan Frekuensi %Tidak bekerja 84 60,0
Bekerja 56 40,0
Total 140 100.0
Gambaran Paritas Responden
• Diketahui sebagian besar paritas responden adalah primipara (60,7%).
• Frekuensi atau jumlah anak yang dilahirkan dapat memberikan pengalaman ibu tentang tanda bahaya nifas (Manuaba, 2010).
Paritas Frekuensi %Primipara 85 60,7Multipara & Grandemulti
55 39,3
Total 140 100.0
Gambaran Sumber Informasi
• Sebagian besar responden memperoleh informasi tentang tanda-tanda bahaya nifas dari petugas kesehatan yakni sebesar 62,1%.
Sumber Informasi Frekuensi %Media 53 37,9Petugas Kesehatan 87 62,1
Total 140 100.0
HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS
• Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya nifas.
• Hal ini sesuai dengan pernyataan Kuncoroningrat (2009) dalam Nursalam (2010) yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.
PendidikanPengetahuan
Total Nilai pKurang Baik
Rendah79
(92,9%)6
(7,1%)85
(100%)0,000
Tinggi3
(5,5%)52
(94,5%)55
(100%)
Total82
(58,5%)58
(41,5%)140
(100%)
HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGETAHUAN TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS
• Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya nifas.
• Hal ini sesuai Nursalam (2009), ibu nifas yang bekerja mempunyai pengetahuan lebih baik tentang tanda bahaya nifas karena ibu yang bekerja mendapatkan informasi dari lingkungan kerja sekitarnya.
PekerjaanPengetahuan
Total Nilai pKurang BaikTidak bekerja
57(67,8%)
27(32,2%)
84(100%)
0,006
Bekerja25
(44,6%)31
(55,4%)56
(100%)
Total82
(58,6%)58
(41,4%)140
(100%)
HUBUNGAN PARITAS DENGAN PENGETAHUAN TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS
• Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya nifas.
• Hal ini sesuai pendapat Muchtar (2009) bahwa ibu yang pernah melahirkan bayi hidup lebih dari satu atau beberapa kali cenderung memiliki pengalaman lebih dibandingkan dengan ibu yang baru pertama kali memiliki anak atau baru melahirkan..
Paritas Pengetahuan Total Nilai pKurang Baik
Primipara75
(88,2%)10
(11,3%)85
(100%)0,000
Multipara & Grandemulti
7(12,7%)
48(87,3%)
55(100%)
Total82
(58,5%)58
(41,4%)140
(100%)
HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS
Menurut Adikusuma (2009) pengetahuan tanda-tanda bahaya nifas yang diperoleh ibu dari lingkungan sosial seperti: dari orang tua, petugas kesehatan dan dari teman, dapat mempengaruhi sikap dan pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas.
secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi dengan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya nifas.
Sumber InformasiPengetahuan
Total Nilai pKurang Baik
Media 42
(79,2%)11
(20,8%)53
(100%)0,000
Petugas Kesehatan40
(45,9%)47
(54,1%)87
(100%)
Total82
(58,6%)58
(41,4%)140
(100%)
KESIMPULAN
• Hasil penelitian diketahui dari 140 ibu hamil sebagian besar memiliki pengetahuan kurang (58,6%), berpendidikan rendah (60,7%), tidak bekerja (60,0%), primipara (60,7%) dan memperoleh informasi dari petugas kesehatan (62,1%).
• Hasil analisis bivariat diperoleh hubungan yang bermakna antara pendidikan, pekerjaan, paritas, dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
SARAN
• Perlu ditingkatkan pemanfaatan sumber informasi media seperti buku KIA agar masyarakat lebih cerdas dalam pendidikan kesehatan
• Penyuluhan terencana dan intensif oleh tenaga kesehatan di puskesmas, posyandu atau pun kelas ibu merupakan strategi untuk penyampaian informasi yang efektif dan efisien.
TERIMA KASIH