Upload
unhas
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Indeks: Judul | Anggota | Penulis | Label
• Beranda • Berita • Karya Sastra
• Drama • Prosa • Puisi • Sastra Lama
• Wawasan • Artikel • Pokok dan Tokoh • Essay • Kritik • Resensi
• Bookmark • Berita • Karya Sastra
• Drama • Prosa • Puisi • Sastra Lama
• Wawasan • Artikel • Pokok dan Tokoh • Essay • Kritik • Resensi
• Situs Web/Blog Sastra • Situs Web Sastra • Situs Web/Blog Cerpen • Situs Web/Blog Drama • Situs Web/Blog Puisi • Situs Web/Blog Wawasan Sastra • Situs Web/Blog Pribadi/Tokoh Sastra • Situs Web Berita/Majalah Sastra
• Dapur Sastra • Belajar Menulis • Obrolan Santai
• Dapur Jendela Sastra • Pengumuman • Panduan Menulis di Jendela Sastra • Lain-lain
Beranda » Wawasan » Essay » Pengantar Kajian Sastra
Pengantar Kajian SastraKamis, 20/09/2012 - 12:36 — Uman Rejo SS
• Essay
PENGANTAR PENGKAJIAN SASTRA
(Program Matrikulasi S-2 Ilmu Susastra UNDIP)
Pokok Bahasan
1. Konsep Dasar dan Istilah-istilah Sastra 2. Hakikat dan Fungsi Karya Sastra 3. Bidang Ilmu Sastra 4. Genre Sastra 5. Pendekatan Sastra 6. Ilmu Bantu Sastra 7. Penelitian Sastra 8. Teori Sastra Modern 9. Tugas Akhir Matrikulasi
Tugas Akhir Matrikulasi
Petunjuk Kerja
1. Tugas membuat makalah kajian karya sastra 2. Tugas wajib dikerjakan oleh setiap mahasiswa 3. Tugas dikerjakan di rumah dalam waktu 3 minggu 4. Panjang makalah 4—6 halaman, tidak termasuk daftar pustaka 5. Pekerjaan diketik di atas kertas HVS Kuarto, spasi rangkap (dua spasi), huruf Times New
Roman 12 6. Cover makalah memuat judul dan identitas lengkap, makalah tidak dijilid 7. Pekerjaan dikumpulkan serentak pada tanggal 1 Oktober 2012, dikumpulkan di Pak Dwi di
Ruang TU Prodi Magister Ilmu Susastra UNDIP. 8. Tugasnya:
1. Menelaah sebuah novel asli/terjemahan (judul novel menentukan sendiri), dengan memilih salah satu perspektif telaah berikut:
- Struktural
- Sosiologis
- Psikologis
- Filsafat
- Sejarah
1. Menelaah sebuah puisi asli/terjemahan (judul puisi menentukan sendiri), dengan memilih salah satu perspektif telaah berikut:
- Stilistika (bahasa)
- Semiotik
Konsep Dasar dan Istilah-istilah Sastra
1. Dua istilah penting berkaitan dengan sastra, yaitu “seni sastra” dan “ilmu sastra” 1. Seni sastra, sebagai karya seni bersifat kreatif. Artinya sebagai hasil ciptaan manusia
yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya berupa karya sastra, misalnya novel, puisi, cerita pendek, drama, dll.
2. Ilmu sastra, mempunyai ciri-ciri keilmuan, yaitu objek, teori, dan metode. Artinya sastra dapat berlaku sebagai objek atau subjek penelitian, dapat dipakai sebagai perangkat teori yang dijadikan alat penelitian, misalnya teori sastra dan kritik sastra.
Objek karya sastra à Karya sastra, pengarang, pembaca, penerbit, dan lain-lain yang berhubungan dengan sastra.
Bedanya teori dengan metode:
- Teori à sifatnya konseptual dan prinsip-prinsipnya jelas
- Metode à langkah-langkah atau cara melakukan penelitian, tetapi tidak mengabaikan teori
1. Pengetahuan sastra 1. Pengetahuan sastra bersifat informatif. Artinya sebagai informasi seputar teks-teks
karya sastra yang berupa keterangan, penjelasan, serta fakta-fakta dan data-data tentang suatu teks karya sastra atau hal-hal lain berhubungan dengan sastra
2. Dalam teori sastra, (3) pengertian tersebut tidak dapat saling dilepaskan, karena ketiganya merupakan pengertian dasar sastra. Apabila yang digeluti bidang keilmuan, maka banyak berbicara tentang ilmu sastra. Karya sastra sebagai seni. Sastra dapat dimanfaatkan sebagai objek, sedang pengetahuan sastra dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan atau pendukung.
Hakikat dan Fungsi Sastra
Hakikat sastra
1. Bersifat imajinatif/fiktif (rekaan) dan creatio (ciptaan) 2. Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan. Realitas dalam karya sastra adalah realitas
rekaan yang berbeda dengan realitas dunia nyata. Bahannya diambil dari dunia nyata, tetapi diolah oleh imajinasi atau rekaan pengarang
3. Kebenaran dalam karya sastra adalah kebenaran menurut idealisme pengarang 4. Sebagai refleksi kehidupan, karya sastra bukan gambaran tentang kehidupan, tetapi pendapat
pengarang tentang kehidupan 5. Meskipun bersifat rekaan, tetapi tetap mengacu pada realitas dunia nyata
Hakikat sastra à estetik
1. Seni dalam arti luas 2. Semula estetik artinya indah
3. Bersifat subjektif dari pengarangnya 4. Indah, baik tulisan, bahasa, dan isinya 5. Dalam arti luas, estetik artinya seni 6. Seni mencakup sifat-sifat asli, khas, jujur, gentar, indah, haru, takjub, aneh, nyeleneh, dan
nikmat
Jarak estetik à esthetics distances
1. Jarak antara realitas dalam karya sastra dan realitas sehari-hari 2. Semakin jauh jarak estetik suatu karya sastra, ia dianggap semakin bernilai (seni) 3. Ditolaknya oleh sebagian ahli dan seniman, karena praktiknya dimanfaatkan untuk
kepentingan-kepentingan tertentu (aliran seni tertentu, politik)
Fungsi karya sastra, secara garis besar
1. Dulce et utile (menyenangkan dan berguna) 1. Berguna à karena pengalaman jiwa yang dibeberkan dalam konkretisasi cerita 2. Menyenangkan à karena cara pembeberannya 3. Katharsis (pencucian emosi) à membebaskan pembaca sekaligus pengarang dari
tekanan emosi, batin, dan perasaan.
Fungsi sastra
1. Fungsi sosial 1. Sastra dianggap sama dengan karya nabi 2. Sastra dianggap sebagai karya seni 3. Sastra dianggap komoditi à sekarang banyak orang beranggapan banyak karya sastra
sebagai barang dagangan 4. Fungsi kultural
1. Sastra memajukan kebudayaan 2. Sastra mengembangkan peradaban à mengembalikan manusia pada hakikat
kemanusiaan
Bidang Ilmu Sastra
Tiga bidang ilmu sastra
1. Teori sastra à prinsip-prinsip dasar sastra 2. Sejarah sastra à asal-usul dan perkembangan sastra 3. Kritik sastra à penilaian sastra
Dalam bekerja tiga bidang ilmu sastra tersebut saling memerlukan
è Awal mulanya muncul sejarah sastra, dimulai dari karya sastra. Kemudian karya sastra itu dikritik, muncul kritik sastra. Dari kritik sastra memunculkan teori, yang dinamakan teori sastra. Dan dari sini menghasilkan sejarah, yang dikenal dengan sejarah sastra.
Genre Sastra
1. Prosa 1. Secara konvensional, puisi biasa diartikan sebagai tuturan yang terikat (terikat oleh
baris, bait, rima, dan sebagainya); sedangkan prosa adalah karangan atau tuturan bebas
2. Sampai sekarang orang tidak pernah dapat merumuskan definisi yang setepat-
tepatnya tentang puisi, dan sampai sekarang pun orang belum dapat membedakan antara prosa dan puisi jika hanya mencermati bentuk visualnya saja
3. Prosa juga dikatakan bersifat naratif (bercerita). Bentuk prosa dalam sastra modern lebih dikenal dengan istilah cerita rekaan (cerkan). Disebut cerita rekaan karena memang direka oleh pengarang berdasarkan kenyataan yang diimajinasikan
4. Istilah cerita rekaan dipakai untuk terjemahan prose-fiction (prosa fiksi) 5. Jika ada pertanyaan apakah tidak ada yang sungguh-sungguh terjadi dalam cerita
rekaan? 6. Pertanyaaan itu dapat dijawab oleh rumus karya sastra bahwa X + Y = Z. Unsur X
adalah pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain; Y adalah renungan, imajinasi, dan teknik; dan Z adalah hasiil rekaan
7. Macam-macam cerita rekaan dalam sastra modern, antaralain:
- Novel à cerkan yang panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan menampakkan serangkaian peristia dan latar secara terstruktur
- Cerita Pendek (cerpen) à cerita yang pendek, yang memusatkan diri pada satu situasi dan seketika, intinya adalah konflik (biasanya kurang dari 10.000 kata)
- Novela (cerita pendek yang panjang) à bentuk cerkan yang lebih panjang dan rumit dibanding cerpen, tetapi tidak lebih panjang dari novel, isinya terbatas pada satu peristiwa, satu situasi, dan satu konflik.
1. Puisi 1. Berberapa ahli sastra berbeda pendapat mengenai pengertian puisi, tetapi intinya
hampir sama bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam puisi itu berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca, indera, susunan kata-kata kiasan, kepadatan, dan sebagainya. Dari sekian banyak unsur itu terkandung tiga unsur pokok, yaitu emosi, pemikiran (ide), dan struktur (bentuk).
2. Perbedaan penting antara prosa dan puisi
- Kesatuan korespondensi prosa adalah kesatuan sintaksis, sedang kesatuan korespondensi puisi adalah kesatuan akustis
- Korespondensi puisi berupa baris sajak, sedang prosa tidak memilki korespondensi
- Di dalam baris sajak ada periodisitas dari awal sampai akhir (sistem susunan bagian baris sajak), sedang dalam prosa tidak ada perodisitas
- Intinya: perbedaan prosa dan puisi sebenarnya terdapat pada kadar kepadatannya, sifat prosa yang utama adalah menguraikan (dispersi) dan puisi itu memadatkan (kondensasi)
1. Drama 1. Istilah drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berati berbuat. Pengertian
drama adalah pertunjukkan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan. Drama sebagai karya sastra berupa naskah drama
2. Visualisasi naskah drama (teater, film, opera, sinetron) tidak termasuk objek studi ilmu sastra
3. Catatan: perkembangan terakhir perubahan objek studi sastra meluas melampaui batas kebahasaan
4. Drama selain sebagai karya sastra juga sebagai karya seni. Hal ini berkaitan dengan proses terjadinya drama yang biasa dirumuskan dalam formula 4M.
M—1 : Mengkhayalkan
M—2 : Menuliskan
M—3 : Memainkan/mementaskan
M—4 : Menyaksikan/menonton
1. Drama sebagai karya sastra hanya sampai tahap M—2, yaitu mengkhayalkan dan menuliskan
Sirkuit Sastra
1. M.H. Abrams à sejatinya sebuah karya sastra adalah apabila ia berada dalam sirkuit (jalur perputaran) antara universe, author (sastrawan), dan audience (pembaca)
2. Robert Escarpit à jadi, ia telah mengalami proses lengkap alam konteks produksi, distribusi, dan resepsi.
- Konteks produksi à proses kreatif pengarang, latar belakang sosial pengarang, status sosial
- Resepsi à sambutan para pembaca
Pendekatan Sastra
Teori à Rene Wellek dan Austin Warren
1. Intrinsik à unsur yang membangun karya sastra dari dalam
- Bedakan antara alur dengan pengaluran!
Alur à alur ganda, alur tunggal
Pengaluran à alur flash back, alur sorot balik
- Bedakan antara tokoh dengan penokohan!
Tokoh à orangnya
Penokohan à perwatakannya, karakterisasinya
1. Ekstrinsik à unsur dari luar karya sastra yang mengisi, misalnya: agama, filsafat, dll
Karya sastra dapat diketahui jenisnya, karena adanya unsur ekstrinsik.
Kritik à M.H. Abrams
1. Mimetik 2. Pragmatik 3. Ekspresif 4. Objektif
Sebenarnya ini semua yang dikemukakan M.H. Abrams bukan digunakan untuk teori, tetapi digunakan untuk kritik sastra.
Karya sastra yang baik seharusnya mempunyai jarak estetik yang jauh, kalau realistik itu bukan karya sastra yang baik karena tidak ada bedanya dengan biografi, dll.
Perkembangan teori sastra muttakir, tidak bisa mengabaikan lingkungan pengarang, karena itu berpengaruh sekali dalam karyanya.
Ada 3 sistem kode yang dipahami oleh pengkaji karya sastra
1. Sistem kode bahasa 2. Sistem kode budaya 3. Sistem kode sastra
Sumbangan Ilmu-ilmu bantu terhadap studi sastra
1. Bahasa à bahasa sastra itu bahasa sekunder (secondary leanguage system) 2. Budaya 3. Sosiologi 4. Psikologi 5. Filsafat 6. Sejarah 7. Politik 8. Mitologi 9. Etnologi
10. Etika/moral
11. Humaniora
12. Religi/agama
13. Estetika
14. Cabang seni lain
Unsur bahasa dalam karya sastra
1. Konotatif à selain bermakna denotatif, sengaja ditautkan dengan pengertian lain, arti tambahan (makna sampingan)
2. Ekspresif à mempunyai kemampuan mengungkapkan gagasan, perasaan, pikkiran, jiwa pengarang
3. Sugestif à bahasa secara sadar/tidak sadar, langsung/tidak langsung mampu menyarankan, mempengaruhi perasaan/jiwa/asosiasi pembaca/pendengar
4. Asosiatif à 5. Polyinterpretable à kemungkinan banyak tafsir
Contoh bahasa dalam sastra
aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata-kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak tersampaikan
awan kepada angin yang menjadikannya tiada
contoh lagi
kita tidak pernah kenal
tapi sering berpapasan di jalan
aku hanya ingin mengatakan
kau manis sekali ....
contoh lagi
tadi pagi kau hampir menabrakku
kau terkejut dan senyum tersipu
kau semakin manis
ah ..., aku jadi tak bisa lupa kau!
Simpulan:
1. Pembaca dan pengarang mempunyai kemampuan/penguasaan bahasa sebaik-baiknya agar dapat memahami dan mencipta karya sastra
2. Pembaca dan pengarang perlu bersikap kreatif dalam menghadapi bahasa sastra, dan perlu bersikap kritis terhadap penggunaan bahasa sehari-hari
3. Bahasa karya sastra adalah bahasa tersendiri yang tidak terlepas dari sesnsi bahasa pada umumnya
Psikologi dan Sastra
1. Penelitian jiwa pengarang sebagai tipe/individu 2. Penelitian proses penciptaan 3. Penelitian tipe-tipe jiwa dan norma-norma dalam karya sastra 4. Pengaruh sastra terhadap masyarakat
Filsafat dan Sastra
1. Sastra adalah wadah filsafat tertentu atau perwujudan dari suatu aliran filsafat 2. Batas antara sastra dengan filsafat kadang-kadang sangat kabur 3. Pemisahan antara sastra dengan filsafat tidak dapat dipertanggung jawabkan 4. Filsafat dalam sastra dapat ditemui pada waktu seorang pujangga berperan sebagai filsuf,
atau sebaliknya bila seorang filsuf berperan sebagai pujangga
Sejarah dan Sastra
1. Sejarah sebagai setting à supaya lebih realistis dan lebih dramatis 2. Sejarah sebagai esensi 3. Sastra dalam sejarah (kebudayaan) 4. Sejarah dalam sastra (roman) 5. Sastra dan perubahan sosial
Hubungan Sastra dengan Sosiologi
1. Unsur-unsur dalam sastra bersifat sosial 2. Sastra representasi kehidupan 3. Kehidupan adalah kenyataan sosial yang dapat menjadi objek penciptaan sastra
Hubungan Sastra dengan Etnologi
1. Tema à inspirasinya 2. Mitos 3. Resepsi à tanggapan terhadap cerita rakyat, cerita lain
4. Sumber inspirasi
Teori-Teori Sastra Modern
1. Formalisme 2. Strukturalisme 3. Post-strukturalisme (dekonstruksi) 4. Post-modernisme 5. Semiotik 6. Hermeneutik 7. Sosiologi sastra 8. Feminisme 9. Psikoanalisis
10. Sastra komparatif
11. Resepsi
12. Intertekstual
13. Estetika
14. Stilistika
15. Naratologi
16. Strukturalisme genetik
17. Teori-teori sastra marxis
Pada hakikatnya teori itu :
1. Sangat terbuka 2. Kontekstual
Penggunaan teori dengan objek harus disesuaikan.
Formalisme
Konsep Dasar à cara pendekatan dalam ilmu dan kritik sastra yang mengesampingkan data biografis, psikologis, ideologis, dan sosiologis, yang memusatkan perhatian pada bentuk karya sastra itu sendiri
Formalisme Rusia
1. Aliran teori dan kritik sastra di Rusia (1915—1930) yang mencari unsur-unsur khas bahasa dalam teks sastra
2. Unsur khas itu adalah bentuk baru yang menyimpang dari bentuk bahasa biasa. Otomatisasi didobrak (deotomatisasi)
3. Pembaca merasa asing terhadap bentuk-bentuk menyimpang itu, sehingga melihat kenyataan dengan cara baru
4. Bahasa sehari-hari dimanipulasi dengan berbagai cara dalam metrum, irama, sintaksis, dan gramatikal.
Strukturalisme
Konsep dasar:
1. Struktur adalah keseluruhan relasi antara berbagai unsur sebuah teks 2. Strukturalisme adalah aliran ilmu dan kritik yang memusatkan perhatian pada relasi-relasi
antarunsur 3. Unsur-unsur itu sendiri tidak penting, tetapi memperoleh arti dalam relasi-relasi itu 4. Relasi yang ditelaah dapat berkaitan dengan unsur-unsur dalam mikroteks, makroteks, dan
intertekstual. 5. Kaitan dapat ditelaah berdasarkan periodisitas, korespondensi, repetisi, kontras, dan gradasi.
Penelitian dengan teori struktur bukan menjadi pijakan untuk menganalisis aspek-aspek ekstrinsik dari karya sastra.
Mikroteks à satu teks karya sastra
Makroteks à unsur karya sastra yang sudah ada dari karya sastra yang ada
Repetisi à diulang-ulang
Tema à motif-motif yang diulang-ulang (peristiwa yang berhubungan)
Postrukturalisme/Dekonstruksi
Konsep Dasar:
1. Dekonstruksi adalah cara membaca sebuah teks, dari perspektif sastra maupun filsafat berdasarkan metode fenomenologi (Heidegger) dan skeptisisme (Nietzshe)
2. Bahasa bukan jendela transparan dari realitas yang belum dibahasakan seperti ditafsirkan oleh tradisi intelektual Barat
Dekonstruksi
1. Secara linguistik, literer, dan kultural sebuah teks selalu berkaitan dan mengacu pada teks-teks lain yang diolah, diubah, dan disinambungkan
2. Yang dilacak ialah paradoks dan aporia dalam teks 3. Dekonstrusi adalah koreksi terhadap strukturalisme 4. Beberapa konsep strukturalisme dilacak sampai ke akar-akarnya 5. Konsep arti versi Saussure ditafsirkan sedemikian rupa sehingga pengertian tentang teks
dibongkar 6. Makna sebuah teks sastra tidak bulat dan statis, sebagaimana diyakini kaum strukturalisme,
tetapi selalu bergerak dinamis tanpa ujung akhir 7. Tokoh-tokoh pemikir deonstruksi adalah Jacques Derrida
Semiotik
1. Ilmu yang meneliti tanda, sistem tanda, dan proses suatu tanda diartikan 2. Tanda adalah sesutau yang merujuk kepada sesuatu yang lain, atau yang mewakili sesuatu
yang lain tersebut 3. Tanda selalu bersifat representatif 4. Tanda selalu mempunyai hubungan dengan tanda-tanda lain, dengan sesuatu yang
dilambangkan, dan dengan sesuatu yang memakai tanda itu (pengirim dan penerima tanda) 5. Apabila diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat tidak mempunyai arti
pada dirinya sendiri 6. Selalu sebagai relasi antara pengemban arti (signifiant), apa yang diartikan (signifie) 7. Dalam penelitian sastra harus diperhatikan hubungan sintaktik (tanda dengan tanda),
semantik (tanda dengan simbol), dan pragmatik (tanda dengan pemakai tanda) 8. Semiotik tidak hanya diterapkan pada bahasa, melainkan pada semua bentuk ungkapan
Pendekatan dalam Semiotik
1. Semiotik sintaktik à menafsirkan bunyi dan kalimatnya 2. Semiotik semantik à menafsirkan maknanya 3. Semiotik pragmatik à menafsirkan berdasarkan siapa yang mengirim tanda tersebut
Pemikiran Tokoh Semiotik
1. Ferdinand de Saussure 1. Bahasa pada dasarnya adalah sebuah sistem tanda 2. Sebagai sistem tanda bahasa (makna) bersifat konvensional 3. Tanda mempunyai sifat representatif (denotatum), sifat interpretatif (interpretant),
dan dasar yang menopang tanda itu (ground) 4. Hubungan antara tanda dan acuannya (denotatum) dapat dibedakan atas ikon
(kemiripan tekstur), indeks (kedekatan eksistensi), dan simbol (konvensi) 5. Charles Sanders Peirce
1. Teori peirce dikembangkan atas adasar pemikiran bahwa tanda-tanda memungkinkan manusia berpikir, berinteraksi, dan memberi makna pada apa yang ditampilkan alam semesta
2. Ia memusatkan perhatian pada berfungsinya tanda secara umum
Penelitian Sastra
Istilah dasar:
1. Ranah penelitian à sangat luas 2. Objek material 3. Objek formal 4. Perspektif kajian atau analisis
Objek penelitian sastra
1. Konteks produksi 2. Konteks karya sastra 3. Konteks resepsi
Konteks Produksi
1. Pengarang 1. Latar belakang sosial 2. Proses kreatif 3. Penerbit
1. Rekruitmen naskah 2. Editing 3. Printing 4. Promosi 5. Distribusi 6. Toko Buku à penjualan
Penelitian Pengarang
1. Penelitian terhadap pengarang dilakukan dengan anggapan ada hubungan erat antara kehidupan pengarang dengan teks yang diciptakannya
2. Penelitian pengarang dapat dilakukan terhadap pengarang yang masih hidup (dengan wawancara, surat-menyurat, sumber tertulis), atau yang sudah meninggal (sumber tertulis, informasi, dokumen)
3. Aspek-aspek yang dapat diteliti meliputi latar belakang pendidikan, pengalaman hidup, pandangan hidup, ideologi, motivasi kepengarangan, proses penciptaan, konsep sastra, hubungan dengan teks ciptaannya, dan lain-lain.
Konteks karya sastra
1. Struktur karya sastra 2. Aspek sosial karya sastra
1. Bahasa 2. Agama 3. Filsafat 4. Sejarah 5. Psikologi 6. Moral 7. Budaya 8. Kemanusiaan 9. Dan lain-lain
Penelitian teks sastra
1. Penelitian sastra lebih banyak dilakukan terhadap teks sastra 2. Terbukti oleh banyaknya hasil penelitian teks-teks sastra, baik dalam bentuk buku, laporan
penelitian, skripsi, tesis, maupun disertasi 3. Banyak aspek yang dapat diteliti, misalnya aspek bahasa, struktur, nilai-nilai sosial,
hubungan antarunsur struktur, dsb. 4. Buku karya sastra setiap akt selalu bertambah, sering dengan munculnya pengarang baru,
meningkatnya produktivitas pengarang, lahirnya konvensi baru 5. Teks sastra menjadi objek penelitian yang tidak pernah habis 6. Dalam penelitian teks sastra yang dianalisis adalah teks, sedang kalau dikaitkan dengan
pengarang atau pembaca, artinya hanya sebagai pendukung saja.
Konteks Resepsi
Mencakup:
1. Distribusi, meliputi: 1. Bahasa 2. Wilayah distribusi 3. Publikasi 4. Konsumen 5. Resensi 6. Konsumsi, meliputi:
1. Latar belakang konsumen 2. Motif
3. Tujuan 4. Manfaat 5. Pengaruh
Penelitian Pembaca
1. Penelitian terhadap pembaca penting artinya dalam rangka memberi makna atau kedudukan sebuah teks
2. Penelitian terhadap pembaca dianggap lebih rumit/kompleks dibanding penelitian terhadap pengarang. Sebab, jumlah pembaca relatif lebih banyak, kurun waktu pembacanya tidak terlalu bersamaan (beberapa generasi), tempatnya tersebar, usia, profesi, tingkat pendidikan, dan lain-lainnya sangat heterogen.
• 1Object 1
http://www.jendelasastra.com/wawasan/essay/pengantar-kajian-sastra
Object 4 • Home • About • privacy policy • sitemaps • contact us • Cuci Otak
Home » sastra » Pengertian Teori Sastra Kritik Sastra dan Sejarah Sastra
Object 2Object 3
Pengertian Teori Sastra Kritik Sastra dan Sejarah Sastra http://pemberianalam.blogspot.com/2012/03/pengertian-teori-sastra-kritik-sastra.html
Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip, hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan yang bukan sastra. Secara umum yang dimaksud dengan teori adalah suatu sistem ilmiah atau pengetahuan sistematik yang menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati. Teori berisi konsep/ uraian tentang hukum-hukum umum suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu titik pandang tertentu.Suatu teori dapat dideduksi secara logis dan dicek kebenarannya(diverifikasi) atau dibantah kesahihannya pada objek atau gejala-gejala yang diamati tersebut.Kritik sastra juga bagian dari ilmu sastra. Istilah lain yang digunakan para pengkaji sastra ialah telaah sastra, kajian sastra, analisis sastra, dan penelitian sastra. Untuk membuat suatu kritik yang baik, diperlukan kemampuan mengapresiasi sastra, pengalaman yang banyak dalam menelaah, menganalisis, mengulas karya sastra, penguasaan dan pengalaman yang cukup dalam kehidupan yang bersifat nonliterer, serta tentunya penguasaan tentang teori sastra.
Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya sastra pada masa tertentu, para sastrawan yang mengisi arena sastra, puncak-puncak karya sastra yang menghiasi dunia sastra, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar masalah sastra. Sebagai suatu kegiatan keilmuan sastra, seorang sejarawan sastra harus mendokumentasikan karya sastra berdasarkan ciri, klasifikasi, gaya, gejala-gejala yang ada, pengaruh yang melatarbelakanginya, karakteristik isi dan tematik.Hubungan Teori Sastra dengan Kritik Sastra dan Sejarah Sastra Pada hakikatnya, teori sastra membahas secara rinci aspek-aspek yang terdapat di dalam karya sastra baik konvensi bahasa yang meliputi makna, gaya,struktur, pilihan kata, maupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar, dan lainnya yang membangun keutuhan sebuah karya sastra. Di sisi lain, kritik sastra merupakan ilmu sastra yang mengkaji, menelaah, mengulas, memberi pertimbangan, serta memberikan penilaian tentang keunggulan dan kelemahan atau kekurangan karya sastra. Sasaran kerja kritikus sastra adalah penulis karya sastra dan sekaligus pembaca karya sastra. Untuk memberikan pertimbangan atas karya sastra kritikus sastra bekerja sesuai dengan konvensi bahasa dan konvensi sastra yang melingkupi karya sastra. Demikian juga terjadi hubungan antara teori sastra dengan sejarah sastra. Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu, periode ke periode sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa. Perkembangan sejarah sastra suatu bangsa, suatu daerah, suatu kebudayaan, diperoleh dari penelitian karya sastra yang dihasilkan para peneliti sastra yang menunjukkan terjadinya perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan karya sastra pada periode-periode tertentu. Secara keseluruhan dalam pengkajian karya sastra, antara teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra terjalin keterkaitan.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori sastra dengan judul Pengertian Teori Sastra Kritik Sastra dan Sejarah Sastra. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
http://pemberianalam.blogspot.com/2012/03/pengertian-teori-sastra-kritik-sastra.html. Terima kasih! 10 0 1 0 1052
Object 5
Ditulis oleh: adul saja - Wednesday, March 21, 2012
Belum ada komentar untuk "Pengertian Teori Sastra Kritik Sastra dan Sejarah Sastra"
Post a Comment
Object 6
Newer Post
Older Post
HomeSubscribe to: Post Comments (Atom)
Object 7
paling rame
•Cara Mematikan (Seting Shutdown) Komputer Secara OtomatisCara Mematikan (Seting Shutdown) Komputer Secara Otomatis - Awalnya saya hanya ingin tiduran sambil mendengarkan musik, tapi selalu saj...
• Pengertian Teori Sastra Kritik Sastra dan Sejarah Sastra Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip, hukum, kategori, kriteri...
•Makam Soeharto Punya Cerita MistisMakam Soeharto Punya Cerita Mistis - masih ingat dengan Presiden RI ke dua kita, yaitu Presiden Soeharto . ane punya cerita menarik nih t...
•Berita unik - Inilah Ibu Termuda Di Dunia Yang Masih Berumur 5 TahunBerita unik - Inilah Ibu Termuda Di Dunia Yang Masih Berumur 5 Tahun - kali ini ada berita unik nih dari Bocah Gembel , ini kisah nyata lo...
•Cara Perbaiki Printer Macet Untuk PemulaCara Perbaiki Printer Macet Untuk Pemula - hadduh sampek lupa nih udah gak pernah update blog lebih dari 3 bulan, bukan gara2 kbanyakan...
Object 8
Label2013 (18) aneh tapi nyata (13) bahasa indonesia (1) baru (30) berita (18) Berita aneh (18) bisnis online (24) cerita (5) Cerita/SMS humor (50) CPM (4) cuci otak (35) Do'a (1) gadged (2) hp (1) ilmuan (2) Informatika (11) karya caknun (7) kesehatan (9) Komputer (16) lucu (4) makalah (2) menulis artikel (10) news (29) payment (14) Religi (10) sastra (20) sejarah (12) Trik/Cara (28) Tugas (1) tulisan caknun (MH Ainun najib) (8) tulisanku (2) tutorial Blog (10) ucapan/kata2 (2) unik (12)
Daftar Isi
• 2013 (16)
• 2012 (206) • December (7) • November (4) • October (11) • September (19) • August (14) • July (5) • May (13) • April (101) • March (32)
• KB (kluarga berencana) • TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA • Perkembangan Anak Balita • Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak • Gangguan pertumbuhan pada anak • Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak • Kebutuhan dasar anak • faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak... • Perkembangan anak • SEJARAH YUNANI KUNO • SEJARAH INTERNET DI INDONESIA • SEJARAH ISLAM NUSANTARA
• Eksistensialisme dalam Karya Sastra • Realisme dan Aliran Lainnya dalam Karya Sastra • Idealisme dan Aliran Lainnya dalam Karya Sastra • Teori - teori Sastra • Jenis Drama dan pementasan drama • Pengertian Drama Laku dalam Simulasi Realitas Dan... • Unsur Intrinsik Prosa • Jenis-jenis Prosa • Pengertian dan Ciri Prosa Fiksi • Analisis Unsur-unsur Intrinsik Puisi • Jenis-jenis Puisi • Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama • Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Prosa • Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi • Sastra Non-imajinatif • Sastra Imajinatif • Hakikat Sastra • Pengertian Teori Sastra Kritik Sastra dan Sejarah ... • Ruang Lingkup Ilmu Sastra • Teori Sastra
• 2007 (1)
Follow my blog with Bloglovin Follow me on Google+
blog doel gembel lainnya• Tulisan Doel Gembel • bursa lowongan kerja surabaya • ngawean
Copyright © 2012 Doel Gembel | Design by Mas Sugeng | Powered by Blogger Object 9
ShareThis Copy and P
Object 10
SASTRA
Rabu, 06 Juni 2012http://andiastiika.blogspot.com/2012/06/ruang-lingkup-sastra.html
RUANG LINGKUP SASTRA
A. Pengertian Teori Sastra
Secara umum, yang dimaksudkan dengan teori adalah suatu sistem
ilmiahatau pengetahuan sistematik yang menetapkan pola pengaturan
hubungan antaragejala-gejala yang diamati. Teori berisi konsep atau uraian
tentang hukum-hukumumum suatu objek ilmu pengetahuan dari sudut
pandang tertentu. Suatu teoridapat dideduksi secara logis dan dicek
kebenarannya atau dibantah kesahihannyapada objek atau gejala yang diamati
tersebut.
Menurut Rene Wellek dan Austin (1993: 37-46) dalam wilayah sastraperlu
terlebih dahulu ditarik perbedaan antara sastra di satu pihak dengan
teorisastra, kritik sastra, dan sejarah sastra di pihak lain. Sastra adalah suatu
kegiatankreatif. Sedangkan teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra
merupakan cabangilmu sastra. Teori sastra adalah studi prinsip, kategori,
kriteria yang dapat diacudan dijadikan titik tolak dalam telaah di bidang sastra.
Sedangkan studi terhadapkarya konkret disebut kritik sastra dan sejarah sastra.
Ketiganya berkaitan eratsekali. Tidak mungkin kita menyusun teori sastra tanpa
kritik sastra dan teorisastra, kritik sastra tanpa teori sastra dan sejarah sastra
(Wellek & Warren, 1993:39).
Jan van Luxemburg dkk. (1986) menggunakan istilah ilmu sastra
denganpengertian yang mirip dengan pandangan Wellek & Warren mengenai
teori sastra.Menurut mereka, ilmu sastra adalah ilmu yang mempelajari teks-
teks sastra secarasistematis sesuai dengan fungsinya di dalam masyarakat.
Tugas ilmu sastra adalahmeneliti dan merumuskan sastra secara umum dan
sistematis. Teori sastramerumuskan kaidah-kaidah dan konvensi-konvensi
kesusastraan umum.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup sastra (literature) adalah kreativitas penciptaan,
sedangkanruang lingkup studi sastra (literary studies) adalah ilmu dengan
sastra sebagaiobjeknya. Sastra, dengan demikian berfokus pada kreativitas,
sedangkan studisastra berfokus pada ilmu. Pertanggungjawaban studi sastra
adalah logika ilmiah.
Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan, maka karya
sastra(puisi, drama, novel, cerpen) adalah sastra. Namun, karena kritik sastra
jugamerupakan kreativitas dalam menanggapi karya sastra dan masalah
kreativitaspenciptaan lain dalam sastra, maka kritik sastra dalam bentuk esai
tidak lainadalah sastra juga. Kritik sastra yang benar bukanlah kritik sastra
yang asalasalan,tetapi berlandaskan pada logika yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Apakah dasar kritik sastra hanya akal sehat semata atau teori
sastratertentu bukan masalah, selama logika dalam kritik sastra itu memenuhi
criterialogika dalam arti yang sebenarnya. Logika sebagai sebuah ilmu,
sementara ituadalah metode dan prinsip untuk membedakan antara pemikiran
yang baik (benar)dan pemikiran yang jelek (tidak benar). Makna sastra dan
studi sastra dengandemikian dapat bertumpang-tindih.
C. Cabang Studi Sastra
Dalam studi sastra ada tiga cabang, yaitu teori sastra, kritik sastra,
dansejarah sastra. Teori sastra adalah kaidah-kaidah untuk diterapkan dalam
analisiskarya sastra. Kritik sastra adalah penerapan kaidah-kaidah tertentu
dalam analisiskarya sastra. Sejarah sastra adalah sejarah perkembangan
sastra. Tiga cabangtersebut saling terkait dan semuanya bersumber pada
sastra, khususnya karyasastra sendiri.
Karya sastra adalah (karya) seni. Karena itu, tiga cabang studi sastra
itubersifat seni pula. Teori sastra adalah teori yang mengenai karya sastra
yangbersifat seni sastra. Kritik sastra adalah kritik terhadap karya sastra yang
bersifatseni sastra. Sejarah sastra adalah sejarah sastra yang bersifat seni
sastra pula.Sementara itu, teori sastra kadang-kadang pula dinamakan critical
theory karenauntuk melakukan kritik sastra dengan menerapkan teori sastra,
seseorang dituntutuntuk mempunyai kemampuan untuk berpikir kritis.
Kecuali tiga genre yang sudah disebutkan tadi, studi sastra juga
memilikilima cabang sastra, yaitu :
1. Sastra umum
2. Sastra nasional
3. Sastra regional
4. Sastra dunia
5. Sastra bandingan
Lima pembagian studi sastra di atas mencakupi tiga cabang studi
sastra,yakni teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Setiap macam studi
sastra yanglima tersebut dengan demikian dapat dikaji dengan teori sastra,
kritik sastra, dansejarah sastra. Atau dengan kata lain, teori sastra, kritik sastra,
dan sejarah sastra dapat diterapkan pada sastra umum, sastra nasional, sastra
regional, sastra dunia,dan sastra bandingan.
a. Sastra Umum
Sastra pada umumnya tidak dikaitkan dengan bangsa, negara, atau
wilayahgeografi tertentu. Karena tidak terkait dengan bagsa, negara, atau
wilayahgeografi tertentu, sastra umum berkaitan dengan gerakan-
gerakaninternasional, sebagai mana misalnya poetics dan teori sastra.
Poeetics Aristoteles dan teori sastra strukturalisme, misalnya, menyebar ke
seluruh dunia dan diaplikasikan juga di seluruh dunia. Sastra umum, dengan
demikian, kadang-kadang juga dinamakan sastra universal, yaitu sastra
yang nilai-nilainya ada dan dapat diterapkan di seluruh dunia. Sastra umum,
sekali lagi, juga dapat bermakna poetics dan teori sastra.
Makna teori sastra sudah jelas, yaitu kaidah-kaidah untuk diterapkan
dalam karya sastra. Poetics atau puitika adalah ilmu mengenai:
1) Keberhasilan sastrawan dalammenciptakan karya sastra. Sastrawan
yang mampu menulis karya sastra yang baik memiliki kemampuanpuitik
yang tinggi, sedangkan yang tidak mampu menulis karya sastrayang
baik, kemampuan puitikanya rendah.
2) Keberhasilan pembaca dalam menghayati karya sastra. Pembaca
yangmampu menghayati karya sastra dengan baik adalah pembaca
yangkemampuan puitikanya tinggi , sebaliknya, yang tidak
mampumenghayati karya sastra yang baik adalah pembaca yang
kemampuanpuitikanya rendah.
b. Sastra Nasional
Yaitu sastra bangsa atau negara tertentu, misalnya sastra Indonesia,
sastraArab, sastra Inggris, sastra Cina, sastra Perancis, dan lain-lain.
Tempatseorang sastrawan dalam konteks sastra nasional pada umumnya
tidakditentukan oleh bahasa karya sastra sang sastrawan, tetapi
olehkewarganegaraannya. Sastrawan Singapura yang menulis dalam
bahasaInggris adalah sastrawan nasional Singapura, dan sastrawan Indoa
yangmenulis dalam bahasa Inggris adalah juga sastrawan sastra India.
Sementara itu, sastrawan berkebangsaan Amerika yang menulis
dalambahasa Yiddish, seperti Isaac Bashevis Singer, juga dianggap
sastrawansastra Amerika.
c. Sastra Regional
Sastra dari kawasan geofrafi tertentu yang mencakup beberapa
negara,baik yang mempergunakan bahasa yang sama maupun yang
mempergunakan bahasa yang berbeda, seperti sastra ASEAN (sastra
negara-negara anggota ASEAN), sastra nusantara (sastra berbahasa melayu,
Indonesia, Malaysia, Singapura), sastra Arab (yang mencakupi negara-
negara di kawasan teluk dan timur tengah).
d. Sastra Dunia
Sastra yang reputasi pada sastrawannya dan karya-karyanya diakui
secara internasional. Sebuah karya sastra dapat dianggap sebagai karya
sastra besar dan diakui secara internasional manakala karya sastra itu
ditulis dengan bahasa yang baik, dan dengan matlamat untuk menaikkan
harkat dan derajat manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Pemikiran
mengenai sastra dunia sangat mempengaruhi konsep sastra bandingan,
khususnya pada tahap-tahap awal.
Istilah sastra dunia awalnya dipakai oleh Johann Wolgang von Goethe
(1749-1832), seorang sastrawan dan pemikir Jerman. Dia sangat menguasai
karya-karya besar sastra dalam bahasa aslinya, khususnya bahasa Inggris,
Perancis, dan Itali. Perhatiannya kepada dunia Timur juga sangat besar,
antara lain pada dunia Islam dan Cina.
e. Sastra Bandingan
Sastra bandingan pada awalnya datang dari studi bandingan
ilmupengetahuan, kemudian diikuti oleh lahirnya studi bandingan
agama.Setelah studi bandingan agama lahir, lahir pulalah sastra bandingan.
Karena itu, sastra bandingan relatif masih muda, sebelum abad
kesembilanbelas, tam tampak adanya sastra bandingan.Istilah sastra
bandingan pertama kali muncul di Eropa ketika batas berbagai negara di
Eropa mengalami perubahan, dan karena itu menimbulkan pemikiran
mengenai kebudayaan nasional dan sastra nasional. Apalagi, pada waktu itu
perhatian orang-orang Eropa terhadap Amerika mencapai tahap-tahap yang
penting. Masalah kebudayaan nasional, jati diri bangsa, dan sastra nasional
juga muncul di negara-negara bekas jajahan. Sementara itu, untuk
memahami diri sendiri seseorang perlu menengok ke luar dan
membandingkan dirinya dengan keadaan di luar dirinya. Karena itu,
tumbuhlag sastra bandingan yang membandingkan karya-karya bekas
jajahan dengan bekas penjajah dan juga antara sesame negara yang pernah
dijajah.
Diposkan oleh andi asti di 07.33 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Object 11
1 komentar:
1.
Sausan Dienillah 16 Februari 2013 03.18 thanks ya sangat membantu saya.. :) di tunggu tulisan yang lainnya... TKS
Balas
Object 12
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
• 2012 (2) • Juni (2)
• PUISI KONTENPORER • RUANG LINGKUP SASTRA
andiastiputriarungandi asti
Object 13
Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger. Object 14
http://alfianjaelani.blogspot.com/p/kebudayaan.html
Hubungan Teori Sastra dengan Kritik Sastra dan Sejarah SastrA
Pada hakikatnya, teori sastra membahas secara rinci aspek-aspek yang terdapat di dalam karya sastra, baik konvensi bahasa yang meliputi makna, gaya, struktur, pilihan kata, maupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar, dan lainnya yang membangun keutuhan sebuah karya sastra. Di sisi lain, kritik sastra merupakan ilmu sastra yang mengkaji, menelaah, mengulas, memberi pertimbangan, serta memberikan penilaian tentang keunggulan dan kelemahan atau kekurangan karya sastra. Sasaran kerja kritikus sastra adalah penulis karya sastra dan sekaligus pembaca karya sastra. Untuk memberikan pertimbangan atas karya sastra kritikus sastra bekerja sesuai dengan konvensi bahasa dan konvensi sastra yang melingkupi karya sastra. Demikian juga terjadi hubungan antara teori sastra dengan sejarah sastra. Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu, periode ke periode sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa.Perkembangan sejarah sastra suatu bangsa, suatu daerah, suatu kebudayaan, diperoleh dari penelitian karya sastra yang dihasilkan para peneliti sastra yang menunjukkan terjadinya perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan karya sastra pada periode-periode tertentu. Secara keseluruhan dalam pengkajian karya sastra, antara teori sastra, sejarah sastra dan kritik Sastra terjalin keterkaitan.
Object 15
http://remajasampit.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-teori-sastra-sejarah.html
Hubungan Antara Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sasatra
4:29 AM Fidian Armstrong 1 comment
Hubungan Antara Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sasatra
1. Teori sastra . teori sastra adalah satu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang hakikat,unsur-unsur, dan penilaian terhadap karya sastra.
2. Sejarah Sastra. Sejarah sastra yaitu satu cabang ilmu sastra yang mempelajari tenang perkembangan sastra sejak awal sampai sekarang.
3. Kritik Sastra. Kritik sastra adalah satu cabang ilmu sastra yang menilai tentang baik buruknya, indah tidaknya suatu karya sastra.
Hubungan Antara Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik SasatraDalam konsep sastra ketiga aspek tersebut sangat erat kaitannya, khususnya dalam pembelajaran sastra. Dalam mempelajari sastra kita dituntut mempelajari teori sastra terlebih dahulu, yang mencakup hakikat sastra, unsur sastra, dan penilaian terhadap karya sastra agar kita dapat mempelajari sastra sesuai dengan fakta yang ada dan dapat dituntut secara rasional.
Selanjutnya sejarah sastra yang merupakan kebenaran dari suatu karya sastra, karena jika suatu sastra memiliki sejarah yang jelas dan bukti yang kuat, maka karya sastra tersebut dapat diakui kebenarannya.
Hubungan kritik sastra dengan pembelajaran karya sastra yaitu, dimana kita menilai tentang bobot yang dimiliki suatu karya sastra, baik itu penilaian mengenai keindahan, kelebihan, kekurangan dll,
Anda sedang membaca Artikrl tentang Hubungan Antara Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sasatra
Kamis, 21 Juni 2012
HUBUNGAN ANTARA TEORI SASTRA, SEJARAH SASTRA, DAN KRITIK SASTRA
Studi sastra adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan sastra. Sedangkan sastra adalah suatu kegiatan kreatif karya seni. Yang termasuk studi sastra di antaranya ialah teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra.Dalam makalah ini akan dibahas hubungan antara teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Namun sebelum membahas hubungan ketiganya, perlu dipahami dulu pengertian masing-masing studi tersebut secara terpisah.Menurut Rene Welek dan Austin Warren ( 1993: 38 ) :
Dalam wilayah studi sastra, perlu ditarik perbedaan antara teori sastra, kritik sastra,dan sejarah sastra. Pertama-tama yang perlu dipilah adalah perbedaan sudut pandang yang mendasar : kesusastraan dapat dilihat sebagai deretan karya yang sejajar, atauyang ter susun secara kronologis dan merupakan bagian dari suatu proses sejarah. Selain itu, ke susastraan dapat dipelajari secara umum ( melalui studi prinsip, kategori, dan criteria ) atau secara khusus melalui telaah langsung karya sastra. Teori sastra adalah studi prin- sip, kategori, dan criteria, sedangkan studi karya-karya kongkret disebut kritik sastra (pendekatan statis) dan sejarah sastra.Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teori sastra adalah studi sastra yang mempelajari seluk beluk ( prisip-prinsip ), kategori ( jenis ), dan critertia karya sastra.Pengertian sejarah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Jadi sejarah sastra dapat diartikan sebuah cabang sastra yang berusaha mempelajari perkembangan sastra sejak awal pertumbuhannya ( asal usulnya ) sampai pada perkembangan sastra saat ini. Sedangkan kritik sastra merupakan salah satu studi sastra yang membahas tentang bagaimana menganalisis dan menilai karya sastra. Atau dapat dikatakan bahwa kritik sastra merupakan telaah langsung karya-karya kongkret.Setelah memahami pengertian teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra, muncullah pertanyaan adakah hubungan antara ketiganya ?
Berikut ini akan dibahas hubungan antara teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Rene Welek dalam bukunya “Teori Kesusastraan” menjelaskan bahwa,Ketiga bidang tadi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tak mungkin kita menyusun : teori sastra tanpa kritik sastra atau sejarah sastra, sejarah sastra tanpa kritik sastra dan teori sastra,dan kritik sastra tanpa teori sastra dan sejarah sastra. Teori sastra jelas hanya dapat disusun berdasarkan studi langsung terhadap karya sastra. Kriteria, katego ri, dan skema tidak mungkin diciptakan secara in vacuo alias tanpa pijakan. Sebaliknya, tidak mungkin ada kritik sastra atau sejarah sastra tanpa satu set pertanyaan, suatu sis tem pemikiran, acuan dan generalisasi. (1993:39)Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan timbale balik antara teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Hubungan timbal balik antara teori sastra dengan sejarah sastra :
Ø Teori sastra muncul karena telah diadakan penyelidikan terhadap sastra (sejarah sastra) artinya sejarah sastra sebagai pijakan.Ø Teori sastra diperlukan untuk mengonfirmasi tentang sejarah sastra.Ø Sejarah sastra memerlukan teori sastra dalam perjalanannya.Ø Teori sastra dapat berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan sejarah sastra/perjalanan sejarah sastra
Hubungan timbal balik antara kritik sastra dengan sejarah sastra:Ø Adanya kritikan terhadap sastra (karya sastra) mempengaruhi perjalanan sejarah sastra.Ø Kritik sastra memerlukan bahan dari sejarah sastra.Ø Perkembangan sejarah sastra tidak terlepas dari kritik sastra.
Hubungan antara teori sastra dengan kritik sastra:Ø Dengan bermodalkan teori sastra, kita dapat mengritik suatu karya sastra.Ø Adanya kritik terhadap sastra, dapat memengaruhi teori sastra. Mungkin berupa penambahan/pengurangan terhadap teori sastra tertentu, atau dapat juga berupa konfirmasi terhadap teori sastra tertentu.
Contoh :Ø Karya : Chairil Anwar “Aku”
Menurut teori sastra : karya ini berjenis puisi, bahasanya mengandung rimaMenurut sejarah sastra: karya ini digolongkan kedalam sastra angkatan ‘45Menurut kritik sastra : Kata-kata dalam puisi ini padat makna, merupakan pendobrak dari aturan-aturan yang membelenggu
Ø Karya : Sutan Takdir Alisyahbana “Layar Terkembang”Teori sastra : karya ini termasuk prosaSejarah sastra : karya ini termasuk angkatan Pujangga BaruKritik sastr : temanya tidak lagi masalah kawin paksa atau adat istiadat tetapi masalah emansipasi wanita , merupakan pelopor angkatan Pujangga Baru.
http://aprihartono.blogspot.com/2012/06/hubungan-antara-teori-sastra-sejarah.html
pengertian PostModernisme
http://proilmu.blogspot.com/2011/11/pengertian-postmodernisme.html
Pengertian PostModernisme
Postmodernisme Menurut Lyotard mendefinisikan postmodern sebagai ketidakpercayaan pada narasi besar modernisme.Terdapat dua narasi besar yang cukup berpengaruh dan dipakai untuk melegitimasi ilmu pengetahuan.
Menurut Antoni Giddens. Postmodernisme adalah sebuah estetika, sastra, politik atau filsafat sosial, yang merupakan dasar dari upaya untuk menggambarkan suatu kondisi, atau suatu keadaan, atau sesuatu yang berkaitan dengan perubahan pada lembaga-lembaga dan kondisi-kondisi sebagai postmodernita. postmodernisme adalah "fenomena budaya dan intelektual".
Menurut Josh McDowell & Bob Hostetler menawarkan definisi berikut postmodernisme: "Suatu pandangan dunia yang ditandai dengan keyakinan bahwa tidak ada kebenaran dalam pengertian objektif tetapi diciptakan bukan ditemukan.". Kebenaran adalah "yang diciptakan oleh budaya spesifik dan hanya ada di budaya"
Menurut Tony Cliff. Postmodernisme The theory of rejecting theories atau teori menolak/membantah teori Lin.
Menurut Al Gore It's the combination of narcissism and nihilism that really definespostmodernism," (Kombinasi dari narsisme dan nihilismelah yang memberikan arti pada postmodernisme)
Menurut Marvin Harris postmodernisme meru pakan gerakan intelektual yang (sedikit) bertentangan dengan modernisme. Istilah ini lebih menitikberatkan pemahaman budaya dalam konteks khusus. Postmodernisme juga tidak memiliki paradigma penelitian yang lebih istimewa.
Menurut Michael Foucault, postmodernisme akan menghubungkan antara ilmu dan alasan. IImu akan mencari “best answer”. Namun, jawaban yang hadir dalam pandangan post modernisme akan menolak generalisasi. Kebenaran, lebih mengandal kan pada kemampuan fiksi persuasif, relativitas, lokal, plural, tak menentu, dan penafsiran.
Menurut Habermas postmodernisme itu sebagai langkah “counter culture”, artinya kebudayaan elit atau kebudayaan massa pada masa modernisme justru dihancurkan.
Menurut Pauline Rosenau mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas
Pemikiran Eagleton bahwa postmodernisme memang mengambil ide dari modernisme dan avant-garde, dan kemudian diramu yang lebih masak dengan disiplin lain. Dari modernisme, postmodernisme mencoba mewarisi tentang kritik yang mengambil jarak, sedangkan dari avant-garde, postmoder nisme ingin mencoba memecahkan masalah kehidupan sosial budaya, menolak tradisi, dan sebagai oposisi “high” culture
Daftar Resensi :1. Sarup, Madan. 2003. Post-Structualisme and Post-modernisme.Jogyakarta :Jendela.2. Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika. Jogyakarta : Jalasutra.3. Callinocos, Alex.2008. Menolak Postmodernisme.Jogyakarta : Resis book.4. Horgan, John. 2005. The End of Science. Jakarta :Mizan. Diposkan oleh Untuk Indonesia di 11.57 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Label: Postmodernisme
Modernisme dan Postmodernisme : Pengaruhnya Terhadap Dunia DesainPosted on May 5, 2011 by Gema WahyudiStandard
Modernisme Dalam Perspektif Desain
Pada abad XI muncul sebuah istilah baru dalam bahasa latin yaitu opus modernum. Istilah ini dimunculkan oleh seorang kepala biarawan, Suger, yang merekonstruksi Basillika St. Denis di Paris. Gagasan arsitekturalnya ini menghasilkan sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Sesuatu yang bukan Yunani, bukan Romawi, dan bukan Romanesque. Sehingga Suger kemudian menyebutnya opus modernum. Sebuah karya modern. (Richard Appignanesi, 1997, hal. 6)
Ketika ada yang menanyakan sejak kapan kita modern, maka sejak itulah kita modern. Secara harfiah, modern berasal dari kata latin modo, yang berarti “barusan”. Modern akan menghasilkan suatu paham modernisme. Lahirnya paham modernisme dipengaruhi oleh faktor :
• Ilmu Pengetahuan Sosial • Teknologi • Organisasi Kerja
Pada perspektif desain, modernisme memiliki tanda – tanda antara lain :
1. Bersifat Emansipatoris
Modernisme mewadahi semua art movement dalam prinsip kesetaraan
1. Rasional
Modernisme didasrkan pada fakta – fakta dan prinsip yang rasional. Mengesampingkan pengalaman subjektif yang variatif
1. Absolut dalam Ide
Penggunaan material yang tidak lazim ( baru )
1. Bersifat Linear
Berkembang mencari bentuk dan karakter baru
1. Reaktif terhadap sains dan teknologi
Mengikuti perkembangan sains dan teknologi dan merupakan bagian dari produksi dan industralisasi. Modern juga sangat mendewakan sains
1. Sangat kaku, tidak ada ekspresi diri
Bagan 1. Kedudukan Desain Modern
Jika kita lihat dari segi produktif infrastruktural, modernisme dimulai pada tahun 1890-an dan 1900-an. Ketika itulah terjadi inovasi teknologi massal, gelombang pasang kedua dari revolusi industri yang dimulai hampir seabad yang (Richard Appignanesi, 1997, hal. 11). Pada masa itu muncul teknologi baru, salah satunya adalah pembakaran integral dan mesin diesel, generator serta turbin uap elektrik. Selain itu periklan juga semakin mencuat ke permukaan dan adanya sirkulasi massal surat kabar serta penemuan gramofon (1877).
Paham modern sangat besar pengaruhnya pada perkembangan dan style desain di dunia. Sebagai contoh, kita melihat modernisme dari sudut pandang desain interior. Dalam buku Modern Interior
Design (Jie, 2006), ia mendeskripsikan modernisme melalui karya – karyanya, yaitu :
• Modern Urban
Konsep moden yang mengutamakan fungsi dan kepraktisan. Kesederhanaan diaplikasikan untuk memaksimalkan kualitas dari ruangan.
• Modern Oriental
Konsep ini merupakan perubahan nilai – nilai oriental yang kental menjadi tradisional. Pada saat sekarang ini justru element tradisional menjadi sentuhan modern.
• Modern Pop
Konsep ini menciptakan berbagai produk dari bentuk – bentuk dasar seperti lingkaran, persegi, dan segitiga yang ringan namun tetap mencerminkan kesan sensual serta didominasi oleh warna – warna cerah.
• Modern Minimalist
Banyak bentuk filosofi yang berkiblat pada gaya hidup yang serba murni. Berakar jauh ke gerakan Bauhauss yang berprinsip pada geometris, presisi, dan fungsi. Minimalis secara tidak sadar telah mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Konsep ini berfokus essence dan kualitas dari ruangan.
• Modern Natural
Konsep ini ditekankan pada penggunaan material seperti kayu, kulit, rotan, batu dan bahan – bahan lain yang bersifat alami
• Modern Kontemporer
Mengutamakan clean design dan minim furnishing.
Modern sangat berhubungan dengan segala hal yang berbau massal. Melalui proses mekanisasi, modern akan menghasilkan berbagai produk yang akan diproduksi secara massal. Dengan adanya penemuan mesin cetak, maka buku – buku dan kitab suci dicetak secara massal dan didistribusikan secara cepat. Dalam era modern, media juga sangat sangat berkembang pesat akibat dari penemuan mesin cetak. Penyampaian informasi juga lebih cepat dan informatif karena memiliki output yaitu hasil cetakan.
Modern sangat erat kaitannya dengan revolusi industri. Pada masa itu muncul penemuan – penemuan baru seperti mesin cetak dan sebagainya. Hal ini mendorong orang untuk membuka pabrik dan menciptakan industrialisasi. Sehingga akan muncul golongan – golongan di masyarakat seperti golongan pekerja, golongan pemilik pabrik dan sebagainya. Impilikasi lainnya adalah akan timbul golongan kaya dan miskin. Hal ini kemudian berdampak pada produk yang dipakai masyarakat. Contohnya, perbedaan antara piring bangsawan / orang kaya dengan piring rakyat bisasa / golongan pekerja. Pring orang – rang kaya didesain sedemikian rupa dengan tambahan bordir atau ukiran di pinggirnya. Dan ini sangat jauh berbeda dengan apa yang digunakan oleh para pekerja. Ini menimbulkan stereotype bahwa seni dan desain itu hanya milik orang – orang berkelas. Hal ini memunculkan suatu statement bahwa modernism menampilkan suatu desain sebagai suatu industri. Desain merupakan suatu kreasi dari sebuah benda fungsional yang diproduksi secara massal.
Fotografi dan lukisan juga bukan menjadi barang yang eksklusif lagi namun menjadi barang yang populer di masyarakat. Hal ini terjadi karena semuanya kini telah dicetak menggunakan mesin dan dapat diproduksi secara massal. Para pelukis hanya perlu melukis satu kali dan ia dapat memperbanyaknya dengan cara dicetak. Reproduksi massal ini dapat menghapuskan aura dari seni orisinal. Kemungkinan mereproduksi seni orisinal secara mekanis tentunya mempunyai efek yang menghancurkan orisinalitas itu sendiri (Richard Appignanesi, 1997, hal. 18).
Modern juga melahirkan budaya dan seni pop. Pop merupakan kependekan dari populer yang
artinya semua orang tahu dan menggemarinya. Menurut sejarah, seni pop dunia berakar dari gerakan dadaisme di Eropa pada tahun 1916. Gerakan ini merupakan gerakan anti seni yang melakukan pemberontakan terhadap kaidah – kaidah seni yang telah mapan dengan jalan menciptakan lecehan dan gebrakan baru yang tidak terikat lagi oleh unsur formal yang dragmatis.
Lukisan tidak lagi terikat dengan bingkai dan cat namun dapat menggunakan apa saja. Sebuah patung tidak hanya menampilkan figur – figur tetapi juga barang – barang yang disusun menjadi sebuah patung (Sachari, 1986, hal. 128). Hal ini merupakan titik baru munculnya sebuah paham baru yaitu postmodernisme.
Postmodern, Kritik terhadap Modernisme
Akhir – akhir ini, kita acap kali mendengar kata baru yaitu Postmodernisme. Kebingungan muncul pada kata ini karena adanya kata “pos” yang mendahului kata “modern”. Posmodernisme menyiratkan suatu pengikaran. Ini merupakan tanda bahwa ia bukan modern lagi. Kebingungan lain muncul apakah postmodernisme itu merupakan hasil dari modernitas atau akibat dari modernisme atau bahkan penolakan akan modernisme.
Menurut sejarahnya, Postmodernisme lahir di St. Louis, Missouri, 15 Juli 1972, pukul 3:32 sore. Ketika pertama kali didirikan, proyek rumah Pruitt-Igoe di St. Louis di anggap sebagai lambang arsitektur modern. Yang lebih penting, ia berdiri sebagai gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk menciptakan masyarakat utopia demi kesejahteraan manusia. Tetapi para penghuninya menghancurkan bangunan itu dengan sengaja. Pemerintah mencurahkan banyak dana untuk merenovasi bangunan tsb. Akhirnya, setelah menghabiskan jutaan dollar, pemerintah menyerah. Pada sore hari di bulan Juli 1972, bangunan itu diledakkan dengan dinamit. Menurut Charles Jencks, yang dianggap sebagai arsitek postmodern yang paling berpengaruh, peristiwa peledakan ini menandai kematian modernisme dan menandakan kelahiran postmodernisme.
Postmodernisme merupakan pemutusan hubungan total dari segala pola kemodernan. Postmodernism merupakan suatu sikap dimana citra – citra manusia akan kembali kepada dirinya sendiri dan ia bebas bersikap namun harus mempertanggungjawabkan segala yang ia lakukan. Modernisme membentuk masyarakat yang sangat tergantun pada segala hal yang berbau otomatis yang merupakan hasil dari teknologi. Akibatnya modernisme akan menghasilkan masyarakat yang mekanis. Namun seorang postmodernist sangat mandiri.
Salah satu ciri utama postmodern adalah pluralisme. Dalam paham postmodernisme, perbedaan sangat dijunjung tinggi dan persamarataan sangat diharamkan. Karena bagi mereka, postmodernist, bahwa keseragaman justru akan menghasilkan suatu yang monoton sedangkan hidup dalam perbedaan akan menghasilkan variasi –variasi tersendiri. Selanjutnya postmodern juga melepas estetika, dari persepsi tentang keindahan menuju pada pluralisme makna (Widagdo, 2006, hal. 3 ).
Dalam buku What is Post – Modernism ? (Jencks, 1989) ,Charles mengatakan :
“ Post-modernisme adalah campuran antara macam-macam tradisi dan masa lalu. Post – Modernisme adalah kelanjutan dari modernisme, sekaligus melampaui modernisme. Ciri khas karya-karyanya adalah makna ganda,ironi, banyaknya pilihan, konflik, dan terpecahnya berbagai tradisi, karena heterogenitas sangat memadai bagi pluralisme. “
Postmodernisme timbul karena kritik keras, perlawanan kultural serta dampak dari pemikiran – pemikiran modern. Postmodern sangat menentang keras industrialisasi. Karena dalam industrialisasi, segala alat – alat produksi dikuasai dan digunakan hanya untuk memperoleh untung rugi. Selain itu industrialisasi juga menciptakan beberapa golongan yang sangat tidak menguntungkan. Pada akhirnya postmodern akan menghasilkan masyarakat yang kritis pada semua hal.
Postmodern hadir sebagai suatu sikap dimana semua hal tidak memiliki batasan. Tidak adanya pembatas antara hal yang satu dengan yang lain. Dalam konteks seni dan desain, bahwa seni dan desain itu adalah miliki semua orang. Ketika kita keluar dari aturan yang ada dan sedikit
‘memberontak’ maka sikap postmodern sudah ada didalam diri kita. Sebuah perusahaan Shampoo, Dove, berani keluar dari aturan bahwa untuk sebuah iklan shampoo tidak hanya dibintangi oleh perempuan – perempuan berambut panjang saja namun juga yang berambut pendek, tidak harus perempuan muda namun juga ibu – ibu. Mereka meyakini bahwa shampoo adalah milik semua orang dan dapat dipakai oleh siapapun.
Iklan lain yang telah mengadopsi sikap postmodern adalah iklan rokok. Salah satu produsen rokok, A Mild, sering kali memproduksi iklan rokoknya dengan tema – tema yang tidak berhubungan dengan produknya. Malah lebih sarat dengan tema politik dan sosial yang sedang berkembang. Banyak hal yang ada disekitar kita yang tanpa kita sadari merupakan sikap postmo.
Jika kita lihat dari segi arsitektur, Postmodern muncul karena kejenuhan terhadap gerakan arsitektur modern yang terlalu mendewakan fungsi dan efisiensi dalam membangun. Arsitektur postmo bersifat pluralis dan banyak bentuk – bentuk baru sebagai pelopor pembaharuan untuk mengolah bentuk – bentuk imajinatif ke dalam arsitektur.
Arsitektur postmodern menolak tuntutan modern dimana sebuah bangunan harus mencerminkan suatu kesatuan atau unity dan simetris. Justru sebuah karya postmodern berusaha menunjukkan gaya, bentuk, dan corak yang saling bertentangan. Para arsitek postmodern menganggap jika terlalu fokus pada fungsi (utility), maka karya seni modern itu hanya sebuah bangunan yang hadir tanpa nuansa artistik dan aksentuasi (Gropius, 1970). Postmodern menampilkan desain sebagai sebuah seni yang merupakan apresiasi dari sebuah konsep yang artistik. Arsitektur postmodern akan menghasilkan suatu karya arsitektur yang menciptakan bentuk keragaman dan kekakyaan makna.
Postmodern juga memiliki beberapa ciri – ciri seiring dengan berkembangnya paham postmodernisme yaitu :
• Ekletisme, adalah pemikiran atau upaya untuk menggabungkan nilai dan unsur lama dengan unsur baru, tradisional dengan lokal
• Deskontruksi, modernisme percaya pada keteraturan, formalitas yang rasional, maka postmodern menolak semua itu dengan memunculkan konsep deskontruksi. Namun sebagian pemikir postmodern percaya bahwa modernisme dapat diperbaiki sebagian demi sebagian tanpa harus menolak dan menciptakan deskontruksi
• Modernisme berati bersifat rasional, funsional, sistematis. Postmodern menolaknya karena dianggap menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan yang penuh dengan perasaan
• Hiperealitas, hilangnya batas seni dan kehidupan. Banyak karya seni yang ditampilakan di ruang publik, trotoar, tembok jalan, eksperimental seni, konsepsi, instalasi, dll
Postmodern sangat mempengaruhi perkembangan desain grafis. Desain grafis postmodern cenderung berkarakter: menggabungkan nilai dan unsur lama dengan unsur baru, tradisional dengan lokal; memunculkan konsep deskontruksi; menolak rasionalitas, funsionalitas, sistematisasi; menghilangkan batas seni dan kehidupan, contohnya banyak karya yang ditampil akan di ruang publik, trotoar, tembok jalan, dll; lahirnya karya desain yang tidak berpedoman pasa arus utama kesenian dan mengangkat budaya pop dan budaya massa; dan karya desain yang tidak lagi memiliki makna tunggal namun bermakna ganda, parodi dan juga ironi.
Simpulan
Modernisme hadir sebagai sesuatu yang baru dan fresh dalam dunia desain dengan ide – ide, bentuk dan karakter baru. Revolusi industri menjadi salah satu penanda bagi modernisme untuk tumbuh dan berkembang. Namun dengan segala aturan dan rasionalitas pada modernisme, membuat modern itu sendiri kehilangan jiwa dan sedikit agak kaku.
Maka dari itulah postmodern hasil sebagai sebuah kritik terhadap postmodern yang dianggap terlalu mendewakan fungsi, teknologi serta rasionalitas. Postmodern menjadi sebuah bagi dimana tidak adanya satu pembatas antara satu hal dan sangat menjunjung tinggi pluralism dan serta mengharamkam kesetaraan.
Pada dasarnya postmodern dan modern hidup berdampingan. Kita juga tidak dapat memisahkan antara modern dan postmodern, karena postmodern hadir sebagai akibat dari adanya modern. Setiap hal memiliki sisi positif dan negatif begitu juga dengan modern dan postmodern. Semua ini kembali kepada diri kita bagaimana harus bersikap dan menyikapi semua pergerakan ini., baik itu design movement, art movement hingga culture movement.
http://gemawahyudi.wordpress.com/2011/05/05/modernisme-dan-postmodernisme-pengaruhnya-terhadap-dunia-desain/